pembinaan kompetensi pedagogik guru oleh...
TRANSCRIPT
PEMBINAAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU OLEH KEPALA
SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR NEGERI KECAMATAN SASAK
RANAH PASISIE KABUPATEN PASAMAN BARAT
SKRIPSI
Diajukan sebagai Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Strata Satu (S1)
Oleh :
PUTRI WAHYU ADE
03806/2008
JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2013
BAB I
Dra. Ermita, M.Pd
Sujud syukurQ padamu YA ALLAH..
Begitu banyak rahmat, nikmat, dan karunia yang engkau berikan
padaQ
Kau hadirkan cahaya dalam gelap
Kau hadirkan bahagia didalam duka
Kau berikan keramaian dikala sepi
Kau buat hidup lebih bermakna
YA ALLAH…
Jangan kau biarkan aku menjadi orang yang kufur nikmat
Jangan kau biarkan aQ lupa akan asalQ
Air mata bahagia menyelimutiQ atas semua yang tlah Q raih
saat ini
Semua ini atas izinmu YA ALLAH..
Q takkan bisa sukses
tanpa adanya motivasi dan doa yang tulus
dari orang-orang yang menyayangi, mengasihi,dan
mencintaiQ,,keberhasilan ini Q persembahkan tuk
semuanya…Makasih banyak
Teristimewa buat Papa tercinta (Yanuardi SH) dan mama Q
tersayang (Harti S.Pd), Papa,,,Alhamdulillah ce dah bisa
wisuda,semua ini berkat dukungan, motivasi, doa, dan juga
kesabaran Papa. Makasih tuk semuanya Pa, pengorbanan Papa
yang begitu besar, perjuangan Papa yang begitu keras agar
kami bisa sukses n bisa meraih cita-cita kami..
Mamaaa,, wanita yang paling hebat didunia
Kesabaran, perjuangan, dan doa Mama lah
yang buat cece jadi seperti sekarang
Mama slalu tau apa yang terbaik buat ce2
Mama yang slalu buat ce tenang
yang buat cece slalu betah dirumah
Cece bangga dilahirkan sebagai anak Papa dan Mama,,
Cece hadiahkan kesuksesan ini buat Papa n Mama
apapun yang cece lakukan gakkan bisa membayar semua
pengorbanan Papa dan Mama,,doakan cece agar kelak ce
berhasil dan mencapai semua mimpi-mimpi ce,,agar cece bisa
berhasil seperti Mama n Papa
Kesempurnaan karya kecil ini belum terasa sempurna tampa dosen
pembimbing yang telah memberikan arahan dan bimbingan demi
kesempurnaan karya Q ini. Terima kasih banyak Q ucapkan kepada
Dosen-dosenku di jurusan
terutama buat dosen pembimbing Q Bapak Drs. Yuskal Kusman,
M.Pd dan Ibu Dr. H. Rifma, M.Pd
Buat adik Geni Nurfa Winta Ade terima kasih yaa udah
doa’ain cece bantuin cece ngitung2 angka dan semoga winta
juga bisa wisuda tepat waktu, buat adik bungsu Q yang
paling aQ sayangi rajin belajar yaa,, biar bisa naik kelas
moga kalian bisa meraih impian & bisa lebih sukses dari cece
special thanks to my best friend
(Rita Yalfirda S.Pd), makasih dah bantuin ayu ngolah data yang
akhir nya valid setelah 2 hari begadang makasihh ya say :*. Terus
makasih juga buat Ami dan Iyit (Rita) udah bantuin ayu ngurus
semuanya waktu ayu lagi sakit,,, makasih banyak2 deh,,, ga tau
kalo ga ada kalian. Buat Nessa,,, skripsinya tolong diselesaikan
secepatnya biar nessa juga bisa dapat gelar S. Pd (Amiieeeen),
Yaya semoga cepat
wisuda menyusul kita-kita Ganbatte yaya jangan lupa minum Mirai
Ocha ya heheehehe (“,)
Dan juga buat bg Opaaaannn,,,, semoga bulan September bisa
nyusul ayu meraih gelar Sarjana Ekonomi.. (Amieeenn)
Langkah ini terasa ringan dikala teman-temanku angkatan 2008,..
Sara, Nico, Yanti, Hendra, Yohana, Hesti, Faizah, Frengki, Lia,
Boy, Rosi, Dede, Ririn, Isil dan semua teman yang akan wisuda
akhirnya kita wisuda juga ya freeennnnn….
Terakhir salam manis tuk yang tak tersebut namanya
tapi memberikan kenangan yang begitu indah, pernah
menemani dan pernah menjadi bagian dalam
hidupQ,,Memberikan pengalaman yang sangat berharga
Makasih tuk semuaya, semoga ALLAH membalas setiap pengorbanan
dan kebaikan dengan pahala yang berlipat ganda..amiinnn..
BY : PUTRI WAHYU ADE
ABSTRAK
Judul : Pembinaan Kompetensi Pedagogik Guru oleh Kepala
Sekolah di Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Sasak Ranah
Pasisie Kabupaten Pasaman Barat
Penulis : Putri Wahyu Ade
Pembimbing : 1. Drs. Yuskal Kusman, M.Pd
2. Dr. Rifma, M.Pd
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kurangnya upaya pembinaan terhadap
kompetensi pedagogik guru oleh kepala sekolah. Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui pembinaan kompetensi pedagogik guru SD Negeri Kecamatan
Sasak Ranah Pasisie Kabupaten Pasaman Barat dilihat dari bimbingan, arahan dan
motivasi. Permasalahan yang diajukan adalah: masih ada sebagian guru yang
belum melaksanakan tugasnya secara maksimal, kurangnya pembinaan berupa
motivasi dari kepala sekolah kepada guru dalam melaksanakan kegiatan belajar
mengajar dan siswa sering mengeluh terhadap cara mengajar guru yang kurang
menarik, kaku dan membosankan. Pertanyaan penelitian adalah bagaimanakah
pembinaan yang dilakukan oleh kepala sekolah SD Negeri Kecamatan Sasak
Ranah Pasisie Kabupaten Pasaman Barat terhadap kompetensi pedagogik guru
dalam memahami peserta didik, merancang pembelajaran, melaksanakan
pembelajaran, mengevaluasi hasil belajar dan mengembangkan peserta didik?
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang
tertuju kepada pengungkapan masalah yang terjadi pada masa sekarang dan
sebagaimana adanya. Populasi dalam penelitian ini adalah semua guru Sekolah
Dasar (SD) Negeri Kecamatan Sasak Ranah Pasisie Kabupaten Pasaman Barat
berjumlah 48 orang. Alat pengumpul data yang digunakan adalah angket.
Sebelum angket digunakan terlebih dahulu dilakukan uji coba, hasilnya
menunjukan angket yang akan digunakan valid (0,93) dan reliabel (0,969). Data
diolah dan dianalisis dengan menggunakan skor rata-rata (mean)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) Pembinaan kompetensi
pedagogik guru oleh kepala sekolah dalam memahami peserta didik dalam
kategori cukup, dengan skor rata-rata sebesar 2,84; (2) pembinaan kompetensi
pedagogik guru oleh kepala sekolah dalam merancang pembelajaran dalam
kategori cukup, dengan skor rata-rata sebesar 2,60; (3) pembinaan kompetensi
pedagogik guru oleh kepala sekolah dalam melasanakan pembelajaran dalam
kategori cukup, dengan skor rata-rata sebesar 3,39; (4) pembinaan kompetensi
pedagogik guru oleh kepala sekolah dalam mengevaluasi hasil belajar dalam
kategori cukup, dengan skor rata-rata sebesar 3,20; (5) pembinaan kompetensi
pedagogik guru oleh kepala sekolah dalam pengembangan peserta didik dalam
kategori cukup, dengan skor rata-rata sebesar 3,40. Dengan demikian secara
umum dapat disimpulkan bahwa pembinaan kompetensi pedagogik guru oleh
kepala sekolah di Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Sasak Ranah Pasisie
Kabupaten Pasaman Barat dalam kategori cukup, dengan skor rata-rata sebesar
3,09
i
KATA PENGANTAR
Syukur alhamdulilah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karuniaNya kepada penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pembinaan Kompetensi Pedagogik Guru
oleh Kepala Sekolah di Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Sasak Ranah Pasisie
Kabupaten Pasaman Barat” Selanjutnya penulis tidak lupa menyampaikan salawat
dan salam kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW yang telah membawa
umat manusia dari zaman kebodohan sampai kepada zaman berilmu pengetahuan
seperti yang kita rasakan saat ini.
Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana pendidikan Strata Satu (S1) pada Jurusan Administrasi
Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Padang.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari tidak sedikit bantuan yang
penulis terima dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin
menyampaikan terima kasih kepada :
1. Rektor Universitas Negeri Padang
2. Dekan dan Pembantu Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri
Padang yang telah memberikan izin penelitian kepada penulis
3. Ketua Jurusan Administrasi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas
Negeri Padang (UNP) yang telah menyetujui penulisan skripsi ini
4. Bapak Drs. Yuskal Kusman, M.Pd selaku dosen pembimbing I dan Ibu Dr.
Rifma, M.Pd selaku dosen pembimbing II yang penuh perhatian dan
kesabaran telah memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis untuk
menyelesaikan skripsi ini
5. Dosen/staff pengajar Jurusan Administrasi Pendidikan Fakultas Ilmu
Pendidikan Universitas Negeri Padang yang telah memberikan pelayanan
dan ilmu kepada penulis selama mengikuti kuliah
6. Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Pasaman Barat yang
telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian
ii
7. Kepala Sekolah Dasar Kecamatan Sasak Ranah Pasisie Kabupaten Pasaman
Barat yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian di sekolah
yang dipimpinnya, beserta semua guru yang telah berkenan memberikan data
yang diperlukan dalam penelitian ini
8. Kedua orang tua tercinta yang selalu mendo’akan, memberikan nasehat,
dorongan, motivasi dan dukungan kepada penulis dalam penyelesaian skripsi
ini
9. Adik-adik yang begitu tulus dan ikhlas mendukung serta selalu memberikan
motivasi dan doa
10. Teman-teman seperjuangan yang telah memberikan masukan dalam penulisan
skripsi ini
11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu yang secara
tidak langsung memberikan masukan dalam penyelesaian skripsi ini
Penulis menyadari bahwa skripsi yang penulis susun ini masih terdapat
berbagai kelemahan dan kekurangan, karena itu penulis mengharapakan sumbang
saran dan kritikan yang bersifat membangun dari semua pihak atau pembaca yang
budiman untuk kesempurnaan tulisan ini dimasa yang akan datang.
Terakhir penulis menyampaikan harapan semoga skripsi ini dapat
bermanfaat dan berguna untuk kepentingan kemajuan pendidikan dimasa yang
akan datang.
Padang, April 2013
Penulis
Putri Wahyu Ade
03806/2008
iii
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK………………………………………………………………. i
KATA PENGANTAR………………………………………………….. ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………. iv
DAFTAR TABEL………………………………………………............ vi
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………… vii
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………... viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah……………………………………... 1
B. Identifikasi Masalah………………………………………….. 5
C. Pembatasan Masalah…………………………………………. 6
D. Perumusan Masalah………………………………………….. 6
E. Tujuan Penelitian…………………………………………….. 7
F. Pertanyaan Penelitian………………………………………… 8
G. Kegunaan Penelitian………………………………………….. 9
BAB II KAJIAN TEORI
A. Pengertian Pembinaan…………………………………………. 10
B. Tujuan Pembinaan……………………………………………… 11
C. Bentuk Pembinaan oleh Kepala Sekolah………………………. 12
D. Pengertian Kompetensi………………………………………… 17
E. Kompetensi Pedagogik………………………………………… 19
F. Kerangka Konseptual………………………………………….. 37
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian………………………………………………. 38
B. Populasi dan Sampel…………………………………………. 38
C. Variabel Penelitian…………………………………………… 39
D. Jenis Data dan Sumber Data…………………………………. 40
E. Instrumen Penelitian………………………………………….. 40
F. Ujicoba Penelitian…………………………………………….. 41 iv
G. Pengumpulan Data…………………………………………… 42
H. Teknik Analisis Data…………………………………………. 43
BAB IV HASIL ANALISIS PENELITIAN DAN PEMBAHASA N
A. Hasil Penelitian……………………………………………….. 45
B. Pembahasan…………………………………………………… 55
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan……………………………………………………. 69
B. Saran…………………………………………………………... 71
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………. 72
LAMPIRAN
v
DAFTAR TABEL
Tabel: Halaman
1. Jumlah Guru SD Negeri Kecamatan Sasak Ranah Pasisie
Kabupaten Pasaman Barat………………………………………….. 39
2. Pembinaan Kompetensi Pedagogik Guru dalam Memahami
Peserta Didik……………………………………………………….. 46
3. Pembinaan Kompetensi Pedagogik Guru dalam Merancang
Pembelajaran……………………………………………………….. 47
4. Pembinaan Kompetensi Pedagogik Guru dalam Melaksanakan
Pembelajaran……………………………………………………….. 49
5. Pembinaan Kompetensi Pedagogik Guru dalam Mengevaluasi
Hasil Belajar………………………………………………………… 51
6. Pembinaan Kompetensi pedagogik Guru dalam Mengembangkan
Peserta Didik……………………………………………………….. 52
7. Rekapitulasi Data Pembinaan Kompetensi Pedagogik Guru
Oleh Kepala Sekolah di SD Negeri Kecamatan Sasak Ranah
Pasisie Kabupaten Pasaman Barat…………………………………. 54
vi
DAFTAR GAMBAR
Tabel: Halaman
1. Kerangka Konseptual Pembinaan Kompetensi Pedagogik Guru
Oleh Kepala Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Sasak Ranah
Pasisie Kabupaten Pasaman Barat ……………………………… 37
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Kisi-kisi Angket………………………………………………… 75
2. Angket Penelitian………………………………………………. 77
3. Tabel Analisis Uji Coba Angket……………………………….. 82
4. Hasil Analisis Uji Coba Angket………………………………... 81
5. Uji Validitas Angket……………………………………………. 82
6. Uji Reabilitas Angket…………………………………………… 83
7. Rekapitulasi Data Hasil Penelitian……………………………….. 86
8. Surat Izin Penelitian FIP UNP…………………………………. 87
9. Surat Rekomendasi Penelitian Kesbangpol
Kabupaten Pasaman Barat……………………………………… 88
10. Daftar Bukti Penyebaran Angket………………………………. 89
viii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam rangka usaha untuk mewujudkan cita-cita bangsa, yaitu
masyarakat yang cerdas dan kualitas sumber daya manusia yang baik,
diperlukan peningkatan kualitas pendidikan yang baik pula. Usaha ini sesuai
dengan upaya peningkatan kualitas pendidikan nasional yang mengacu
kepada undang-undang sistem pendidikan nasional nomor 20 tahun 2003,
Bab II pasal 3 disebutkan bahwa tujuan pendidikan nasional adalah
“Berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman
dan bertaqwa kepada tuhan yang maha esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab”
Berdasarkan hal diatas, maka pendidikan memegang peranan penting
dalam menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas, karena sumber
daya manusia yang berkualitas, akan dihasilkan dengan terlaksananya proses
pendidikan secara efektif dan efesien dari semua tingkat dan jenjang
pendidikan. Dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan nasional,
pemerintah khususnya melalui Depdiknas terus menerus berupaya melakukan
berbagai perubahan sistem pendidikan kita. Salah satu yang sudah dan sedang
dilakukan, yaitu berkaitan dengan faktor guru. Lahirnya undang-undang No.
14 tahun 2005 tentang guru dan dosen dan peraturan pemerintah No. 19
1
Tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan, pada dasarnya merupakan
kebijakan pemerintah untuk menata dan memperbaiki mutu guru di indonesia.
Dalam usaha peningkatan mutu pendidikan, faktor guru memegang peranan
yang amat penting. Keberhasilan penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran
disekolah, tidak terlepas dari peranan dan dedikasi guru. Karena itu
kompetensi guru harus digalang secara sistematis, melalui wadah pembinaan
kompetensi guru.
Guru dituntut memiliki semua kompetensi yang memadai. Salah satu
kompetensi yang perlu diketahui adalah kompetensi pedagogik. Kompetensi
pedagogik merupakan unsur pokok dalam mendidik anak. Dalam UU Sistem
Pendidikan nasional Nomor 20 tahun 2003, Bab V pasal 12 tentang peserta
didik lebih jauh dijelaskan lagi bahwa “ setiap peserta didik pada setiap
jenjang pendidikan berhak mendapatkan pelayanan sesuai bakat, minat dan
kemampuannya” kepala sekolah memiliki peranan yang strategis dalam
rangka meningkatkan kompetensi guru. Akan tetapi hal yang terlihat
dilapangan kepala sekolah belum mengoptimalkan segenap peran yang
diembannya dalam upaya peningkatan kompetensi guru. Sedangkan tanpa
adanya pembinaan dari kepala sekolah mustahil pelaksanaan tugas pendidik
dapat begitu kompleks.
Seorang guru harus memiliki kemampuan pemahaman akan sifat, ciri
anak didik dan berkembangnnya, menguasai beberapa metodologi mengajar
yang sesuai dengan bahan dan perkembangan siswa, perencanaan
pembelajaran, pelaksanaan serta menguasai sistem evaluasi yang tepat. Oleh
2
karena itu untuk meningkatkan upaya pembinaan pihak yang bertanggung
jawab atas pembinaan guru antara lain kepala sekolah yang secara terus
menerus harus membina kompetensi guru agar dapat membawa efek terhadap
peningkatan mutu pendidikan disekolah. Dari pengamatan penulis pada
Sekolah Dasar (SD) Negeri Kecamatan Sasak Ranah Pasisie Kabupaten
Pasaman Barat, kompetensi pedagogik guru belum mendapat pembinaan
secara optimal oleh kepala sekolah. Hal itu Terlihat dari fenomena-fenomena
berikut:
1. Kepala Sekolah jarang memberikan bimbingan kepada guru dalam
pengelolaan pembelajaran peserta didik. Kurangnya perhatian kepala
sekolah terhadap kesulitan dan permasalahan guru. Misalnya, pertemuan
untuk membicarakan masalah guru dalam pembelajaran hanya diadakan
satu kali dalam sebulan. Kepala sekolah jarang berkomunikasi dengan
guru dalam melaksanakan pembelajaran sehingga masih adanya sebagian
yang belum berani melaksanakan tugas dan fungsinya dengan maksimal.
Guru mengajar tanpa menyesuaikan dengan situasi anak didiknya, seperti
perbedaan peserta didik dan tingkat intelegensi peserta didik
2. Kepala sekolah kurang memberikan pembinaan berupa motivasi terhadap
kinerja guru seperti jarang memeriksa perencanaan yang dibuat guru, alat
evaluasi yang digunakan guru, daftar kehadiran guru, hal ini
mengakibatkan masih ada sebagian guru yang kurang melaksanakan
tugasnya dengan optimal dalam kegiatan belajar mengajar, guru yang
monoton dalam memberikan pengajaran kepada peserta didik.
3
3. Kepala sekolah kurang memberikan arahan dalam proses pembelajaran
yang di laksanakan guru. Terlihat dari tidak adanya supervisi secara
berkala dari kepala sekolah untuk mengamati proses pembelajaran secara
langsung yang dapat dilakukan melalui kunjungan kelas untuk mengamati
proses pembelajaran secara langsung. Seperti melihat kelemahan sekaligus
keunggulan guru dalam melaksanakan pembelajaran tingkat penguasaan
kompetensi guru yang bersangkutan. Serta kemampuan guru dalam
mengembangkan kreativitas anak, sehingga hal ini menimbulkan akibat
seringnya siswa mengeluhkan cara mengajar guru yang kurang menarik,
kaku dan membosankan, guru ketika berdiri didepan kelas memberikan
pelajaran sangat terfokus kepada buku, baik buku paket maupun buku
penunjang.
Hal ini menandakan bahwa sebagian guru belum sepenuhnya
memperoleh pembinaan dari kepala sekolah dalam mengelola pembelajaran
peserta didik, sehingga menyebabkan masih ada sebagian guru yang belum
berhasil melaksanakan tugas dan fungsinya dengan baik. Berdasarkan
fenomena diatas, penulis tertarik untuk membahas dan meneliti lebih jauh
mengenai pembinaan yang dilakukan oleh kepala sekolah sehubungan dengan
kompetensi pedagogik guru adapun penelitian ini diberi judul “ Pembinaan
Kompetensi Pedagogik Guru Oleh Kepala Sekolah Di Sekolah Dasar
Negeri Kecamatan Sasak Ranah Pasisie Kabupaten Pasaman Barat”
4
B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang di atas, dapat di identifikasi masalah sebagai
berikut, salah satu yang perlu diketahui adalah kompetensi pedagogik. Dalam
UU Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003, Bab V pasal 12
tentang peserta didik lebih jauh dijelesakan bahwa “ setiap jenjang
pendidikan berhak mendapatkan pelayanan sesuai bakat, minat dan
kemampuannya” kepala sekolah memiliki peranan yang strategis dalam
rangka meningkatkan kompetensi guru. Akan tetapi hal yang terlihat
dilapangan kepala sekolah belum mengoptimalkan segenap peran yang
diembannya dalam upaya peningkatan kompetensi guru. Sedangkan tanpa
adanya pembinaan dari kepala sekolah mustahil pelaksanaan tugas dan tugas
pendidik dapat begitu kompleks. Masalah yang ditemui dilapangan adalah
1. Masih ada sebagian guru yang belum melaksanakan tugasnya secara
maksimal, guru terkadang tidak menyesuaikan dengan situasi anak
didiknya seperti perbedaan peserta didik, tingkat pemikiran intelegensi
2. Karena kurang pembinaan berupa motivasi dari kepala sekolah guru
kurang melasanakan tugasnya dalam kegiatan belajar mengajar
3. Siswa sering mengeluh terhadap cara mengajar guru yang kurang menarik,
kaku dan membosankan, ketika memberikan pelajaran guru terlalu fokus
pada buku paket maupun buku penunjang
5
C. Pembatasan Masalah
Karena keterbatasan penulis dan untuk lebih terarahnya penelitian
ini, maka penelitian ini penulis batasi pada pembinaan kompetensi
pedagogik guru yang dilakukan oleh kepala sekolah pada Sekolah Dasar
Negeri (SD) Negeri di Kecamatan Sasak Ranah Pasisie Kabupaten
Pasaman Barat terhadap: 1). Kemampuan dalam memehami peserta didik,
2). Merancang pembelajaran. 3). Melaksanakan pembelajaran, 4). Evaluasi
hasil belajar dan 5). Mengembangkan peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Sedangkan
pembinaan dilihat dari brntuknya yaitu meliputi bimbingan, arahan dan
motivasi/dorongan.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, dapat dirumuskan
permasalahan penelitian adalah:
1. Bagaimanakah pembinaan yang dilakukan oleh kepala Sekolah terhadap
kompetensi pedagogik guru dalam memahami peserta didik?
2. Bagaimanakah pembinaan yang dilakukan oleh kepala sekolah terhadap
kompetensi pedagogik guru dalam merancang pembelajaran?
3. Bagaimanakah pembinaan yang dilakukan oleh kepala terhadap
kompetensi pedagogik guru dalam melaksanakan pembelajaran?
4. Bagaimanakah pembinaan yang dilakukan Kepala sekolah terhadap
kompetensi pedagogik guru dalam mengevaluasi hasil belajar?
6
5. Bagaimanakah pembinaan yang dilakukan oleh kepala terhadap
kompetensi pedagogik guru dalam mengembangkan peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi tentang :
1. Pembinaan yang dilakukan oleh kepala Sekolah Dasar Negeri di
Kecamatan Sasak Ranah Pasisie Kabupaten Pasaman Barat terhadap
kompetensi pedagogik guru dalam Memahami peserta didik
2. Pembinaan yang dilakukan oleh kepala Sekolah Dasar (SD) Negeri di
Kecamatan Sasak Ranah Pasisie Kabupaten Pasaman Barat terhadap
kompetensi pedagogik guru dalam Merencanakan pembelajaran
3. Pembinaan yang dilakukan oleh kepala Sekolah Dasar (SD) Negeri di
Kecamatan Sasak Ranah Pasisie Kabupaten Pasaman Barat terhadap
kompetensi pedagogik guru dalam melaksanakan pembelajaran
4. Pembinaan yang dilakukan oleh kepala Sekolah Dasar (SD) Negeri di
Kecamatan Sasak Ranah Pasisie Kabupaten Pasaman Barat terhadap
kompetensi pedagogik guru dalam mengevaluasi hasil pembelajaran
5. Pembinaan yang dilakukan oleh kepala Sekolah Dasar (SD) Negeri di
Kecamatan Sasak Ranah Pasisie Kabupaten Pasaman Barat terhadap
kompetensi pedagogik guru dalam mengembangkan peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya
7
F. Pertanyaan Penelitian
1. Bagaimanakah pembinaan yang dilakukan oleh kepala SD Negeri di
Kecamatan Sasak Ranah Pasisie Kabupatan Pasaman Barat terhadap
kompetensi pedagogik guru dalam memahami peserta didik?
2. Bagaimanakah pembinaan yang dilakukan oleh kepala SD Negeri di
Kecamatan Sasak Ranah Pasisie Kabupatan Pasaman Barat terhadap
kompetensi pedagogik guru dalam merancang pembelajaran?
3. Bagaimanakah pembinaan yang dilakukan oleh kepala SD Negeri di
Kecamatan Sasak Ranah Pasisie Kabupatan Pasaman Barat terhadap
kompetensi pedagogik guru dalam melaksanakan pembelajaran?
4. Bagaimanakah pembinaan yang dilakukan oleh kepala SD Negeri di
Kecamatan Sasak Ranah Pasisie Kabupatan Pasaman Barat terhadap
kompetensi pedagogik guru dalam mengevaluasi hasil belajar?
5. Bagaimanakah pembinaan yang dilakukan oleh kepala SD Negeri di
Kecamatan Sasak Ranah Pasisie Kabupatan Pasaman Barat terhadap
kompetensi pedagogik guru dalam mengembangkan peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya?
8
G. Kegunaan Penelitiaan
Hasil penelitian ini diharapkan berguna bagi semua pihak yang terkait,
terutama sebagai:
1. Sebagai masukan bagi guru untuk meningkatkan kompetensi
pedagogiknya
2. Sebagai masukan bagi kepala sekolah agar dapat melaksanakan
pembinaan kompetensi guru dalam upaya peningkatan kemampuan guru
3. Masukan bagi kepala dinas pendidikan Kabupaten Pasaman Barat dalam
menentukan kebijaksanaan untuk membina kompetensi guru oleh kepala
sekolah
9
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Pembinaan
1. Pengertian Pembinaan
Pembinaan dilakukan dalam rangka meningkatkan hasil pekerjaan
seseorang agar lebih baik. Pembinaan merupakan aspek yang sangat
penting untuk menigkatkan kualitas sumber daya manusia dalam
meningkatkan mutu pendidikan, sebab pembinaan pada hakekatnya
marupakan upaya yang dilakukan untuk mengarahkan para pengikut
memiliki pengetahuan, sikap dan keterampilan untuk mencapai tujuan
pendidikan. Dalam membantu, mendukung, serta mengkoordinasikan
sesuatu hal terhadap orang lain agar dapat terlaksana secara optimal
diperlukan suatu pembinaan yang efektif.
Imron (1995:9) mengemukakan bahwa pembinaan guru sering
diartikan sebagai serangkaian usaha bantuan kepada guru, terutama
bantuan yang berwujud layanan profesional yang dilakukan oleh kepala
sekolah, pemilik sekolah dan pengawas serta pembina untuk
meningkatkan proses hasil belajar. Nazari (1993:27) menjelaskan “
Pembinaan adalah suatu kegiatan yang mempertahankan, memperbaiki,
dan menyempurnakan yang telah ada sehingga sesuai dengan yang
diharapkan”. Berdasarkan pendapat tersebut, jelas bahwa tujuan dari
pembinaan adalah adanya perubahan tersebut menuju kearah yang positif
yang dapat dilihat dari peningkatan yang terjadi
10
Pembinaan kompetensi guru adalah usaha memberi bantuan pada
guru untuk memperluas pengetahuan, meningkatkan keterampilan
mangajar dan menumbuhkan sikap kompetensi guru menjadi lebih ahli
mengelola kegiatan belajar mengajar. Berdasarkan pendapat diatas, maka
dapat disimpulkan disini bahwa pembinaan adalah penyempurnan.
Perbaikan oleh pembina secara berdaya guna dan hasil guna, sehingga apa
yang diinginkan dapat tercapai dengan baik untuk meningkatkan kualitas
guru dalam melaksanakan tugas yaitu proses belajar mengajar.
2. Tujuan Pembinaan
Pembinaan merupakan kegiatan yang perlu ada dalam suatu
organisasi sekolah agar tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai. Imron
(1995:12) mengemukakan dapat tercapai. Imron (1995:12)
mengemukakan tujuan pembinaan guru adalah untuk meningkatkan
kemampuan profesional guru dalam meningkatkan proses dan hasil
belajar melalui bantuan yang terutama bercorak layanan profesional
kepada guru. Jika proses belajar meningkat. Maka hasil belajar
diharapkan juga meningkat. Dengan demikian, rangkaian usaha
pembinaan profesional guru akan memperlancar tujuan kegiatan belajar
mengajar
Imron (1995:12) mengemukakan bahwa tujuan pembinaan guru
atau supervisi adalah sebagai berikut: 1) memperbaiki tujuan khusus
mengajar guru dan belajar siswa, 2) memperbaiki materi dan kegiatan
11
belajar mengajar, 3) memperbaiki metode, yaitu cara mengorganisasikan
kegiatan belajar, 4) memperbaiki penilaian proses atas media, 5)
memperbaiki penilaian proses mengajar dan hasilnya, 6) membimbing
siswa atas kesulitan belajarnya, 7) memperbaiki sikap guru atas tugasnya
Dari pendapat diatas disimpulkan tujuan pembinaan adalah
memberikan kesempatan pada guru untuk mengembangkan kemampuan
guru mengelola kegiatan belajar mengajar, supaya mengembangkan sikap
dan kemampuan anak lebih optimal. Keberhasilan kepala sekolah dalam
memberikan bantuan tergantung kepada cara kepala sekolah
memberikannya, sehingga guru tidak merasa dipaksa dalam menjalankan
tugas yang diberikan kepadanya demi tercapainya tujuan pembinaan yang
akhirnya dapat meningkatkan kualitas guru.
3. Bentuk Pembinaan Kepala Sekolah
Pelaksanaan pembinaan memberikan pengaruh yang positif
terhadap peningkatan kemampuan guru, oleh sebab itu pembinaan perlu
dilaksanakan dengan baik. Untuk melaksanakan pembinaan butuh suatu
pengetahuan dan keterampilan serta dukungan dari semua pihak. Tanpa
adanya itu, kepala sekolah akan mengalami hambatan dalam pelaksanaan
pembinaan
Pembinaan kepala sekolah terhadap guru dapat dilakukan dengan
berbagai cara atau teknik, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Pembinaan yang diberikan kepada guru oleh kepala sekolah dapat
dilakukan melalui, 1) bimbingan, 2) pengarahan, 3) motivasi/dorongan
12
berdasarkan pengertian diatas penulis menyimpulkan bahwa bentuk-
bentuk pembinaan meliputi bimbingan, pengarahan, dan motivasi,
selajutnya bentuk-bentuk pembinaan kompetensi guru tersebut diuraikan
sebagai berikut:
a. Bimbingan
Hadiyanto (2000:49) mengemukakan “ Bimbingan adalah
suatu bentuk bantuan yang sistematis untuk membantu seseorang
memperoleh pengetahuan dan wawasan, bebas dari paksaan atau
susunan, dan dimaksudkan untuk membawa kearah diri yang lebih
baik”. Bafadal (2003:44) Bimbingan terbagi 2 yaitu: a) bimbingan
individual, b) bimbingan Kelompok, dimana :
1) Bimbingan Individual, yaitu digunakan untuk individu yang
menghadapi permasalahan yang bersifat pribadi yang memerlukan
kesadaran pemahaman, dapat dilakukan dengan cara kunjungan
kelas, observasi kelas, pertemuan individual, dan lain-lain apabila
sejumlah guru memiliki kebutuhan, permasalahan yang serupa,
bimbingan dapat dilakukan melalui instrument kemampuan guru,
kerja kelompok, demonstrasi pengajaran
2) Bimbingan kelompok, yaitu dilaksanakan apabila sejumlah guru
memiliki kebutuhan, permasalahan yang serupa, bimbingan dapat
dilakukan melalui instrument kemampuan guru, kerja kelompok,
demonstrasi pengajaran.
13
Untuk meningkatkan kemampuan guru dalam pembelajaran
dibutuhkan adanya pembinaan berupa bimbingan dari kepala sekolah
agar guru dapat melaksanakan tugasnya dengan baik. Memberikan
bimbingan merupakan tugas utama kepala sekolah. Dengan adanya
bimbingan dari kepala sekolah maka cara kerja dan pola kerja
pendidik akan menjadi lebih baik. Bimbingan juga merupakan suatu
proses untuk membantu individu, bimbingan diberikan oleh kepala
sekolah tidak bersifat memaksa melainkan mengarahkan individu ke
suatu tujuan yang telah ditetapkan secara maksimal.
Bimbingan pada prinsipnya merupakan suatu proses yang
berkelanjutan hal ini mengandung arti bahwa kegiatan bimbingan
bukan merupakan suatu kegiatan secara kebetulan, sewaktu-waktu.
Tidak disengaja, asal saja melainkan kegiatan yang dilakukan secara
sistematis, sengaja, berencana, berkelanjutan, terarah kepada
pencapaian tujuan, artinya senantiasa diikuti secara terus menerus
sampai sejauh mana individu telah mencapai tujuan dan penyesuaian
dirinya. Bimbingan yang diberikan oleh kepala sekolah adalah
memang tidak memaksa pendidik ke suatu tujuan yang ditetapkan.
Melainkan membantu dan menolang serta mengarahkan guru kesuatu
tujuan yang sesuai dengan potensi secara maksimal.
b. Mengarahkan
Mengarahkan adalah usaha untuk menjaga agar yang telah
direncanakan dapat berjalan seperti yang dikehendaki sebagai
14
pemimpin, kepala sekolah adalah orang yang bertanggung jawab
dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolahnya kepala sekolah harus
berupaya memberikan arahan yang baik yang dapat membawa para
pendidik mecapai mutu yang diharapkan.
Membicarakan mengenai pengarahan, maka kita akan selalu
berhubungan dengan manajemen, karena pengarahan adalah
merupakan salah satu fungsi dari manajemen. Nitisesmito (1982:76)
mengemukakan istilah pengarahan (actuating) berasal dari bahasa
inggris, dari suatu kata benda yaitu: actuation yang artinya adalah
petunjuk, arah dan bimbingan, sedangkan kata sifatnya adalah actual
yang berarti langsung. Pengarahan dilakukan agar kegiatan agar
kegiatan yang dilakukan tetap melalui jalur yang telah ditetapkan. Jadi
secara tegas dapat dipahami bahwa diperlukan pengarahan yang jelas
oleh pengarah atau pimpinan yaitu kepala sekolah yang mempunyai
kemampuan kepemimpinan yaitu kemampuan untuk mempengaruhi
orang lain yaitu guru dan karyawan sekolah agar mereka mau bekerja
dengan sebaik-baiknya dalam mencapai tujuan.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa
pengarahan adalah suatu upaya yang dilakukan oleh seorang pimpinan
yang dalam hal ini adalah kepala sekolah didalam memberikan
petunjuk-petunjuk dan anjuran kepada guru dalam melakukan
tugasnya secara optimal memperoleh hasil yang baik
15
c. Memotivasi
Motivasi berarti dorongan yang merupakan hasrat atau
keinginan seseorang untuk berbuat sesuatu. Pada dasarnya, guru adalah
manusia biasa yang terkadang memiliki kejenuhan dalam melakukan
ritinitas sehari-hari. Untuk itu kepala sekolah sebagai pimpinan perlu
mendorong atau memotivasi guru agar mau dan memiliki kesadaran
melaksanakan tugasnya dengan baik.
Purwanto (1996:73) mengatakan “motivasi adalah suatu usaha
yang disadari untuk menggerakkan, mengusahakan dan menjaga
tingkah laku seseotang agar ia terdorong untuk bertindak melakukan
sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu “. Ada beberapa
teknik motivasi-motivasi yang dapat digunakan oleh kepala sekolah
antara lain: 1). Pemberian pujian dan penghargaan, 2). Pemberian
kepercayaan untuk melaksanakan sesuatu pekerjaan, tugas atau
kegiatan, 3). Pemberian peluang atau kesempatan untuk melakukan
tindakan yang kreatif , 4). Pemberian insentif atau imbalan, 5).
Menciptakan iklim kerja yang harmonis, 6). Memberikan teladan yang
baik, 7). Memberikan petunjuk / nasehat, 8) memberikan teguran atau
sanksi. 9). Memberikan layanan yang layak untuk keperluan naik
pangkat atau promosi,. 10). Memberitahukan hasil pekerjaan kepada
guru yang bersangkutan. 11). Memberikan kesempatan untuk
meningkatkan pengetahuan atau keterampilan guru.
16
Noviardi (2003;271), bentuk motivasi itu terbagi menjadi, 1)
menyebabkan kepuasan (motivator), yang terdiri dari: prestasi,
pengakuan, penghargaan, pekerjaan itu sendiri, tanggung jawab,
promosi, dan kenaikan pangkat, 2) menyebabkan ketidak puasan kerja
(higienis), yang terdiri dari ; upah, bentuk insentif, hubungan antar
pribadi, pengawasan, kebijakan dan kondisi kerja. Bentuk motivasi
menurut teori Maslow, dalam Noviardi (2003:264) terdiri dari: a)
kebutuhan fisiologis, b) kebutuhan rasa aman, c) kebutuhan sosial, d)
kebutuhan aktualisasi diri.
Jadi motivasi merupakan suatu upaya kepala sekolah untuk
menggerakkan guru yang berguna menumbuhkan semangat kerja dan
prestasi kerja dan prestasi kerja sehingga guru dapat melakukan
tugasnya dengan baik berdasarkan uraian-uraian diatas dapat
disimpulkan bahwa pembinaan terhadap kompetensi guru dapat
dilakukan kepala sekolah dalam bentuk bimbingan pengarahan dan
motivasi terhadap kompetensi yang dibina.
B. Kompetensi Guru
1. Pengertian Kompetensi
Kompetensi berasal dari bahasa inggris, yakni competence, yang
berarti kecakapan, kemampuan. Kompetensi menurut Usman (2007:4)
adalah “suatu hal yang menggambarkabn kualifikasi atau kemampuan
seseorang, baik yang kualitatif atau kemampuan seseorang, baik yang
17
kualitatif atau kuantitatif”. Pertama, sebagai Pengertian ini mengandung
dua konteks, yakni: pertama, sebagai indikator kemampuan yang
menunjukkan kepada perbuatan yang diamati, kedua sebagai konsep yang
mencakup aspek-aspek kognitif, afektif dan perbuatan serta tahap-tahap
pelaksanaannya secara utuh.
Istilah kompetensi sebenarnya memiliki banyak makna, Usman
(2007:14) “kompetensi merupakan gambaran hakikat kualitatif dari
perilaku guru yang tampak sangat berarti”. Kompetensi dalam undang-
undang republik indinesia no. 14 tahun 2005 adalah “seperangkat
pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan
dikuasai guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan”
Kompetensi merupakan perilaku yang rasional untuk mencapai tujuan
yang dipersyaratkan sesuai dengan kondisi yang diharapkan. Kempetensi
guru merupakan kemampuan seseorang guru dalam melaksanakan
kewajiban secara bertanggung jawab dan layak. Dengan gambaran
pengertian tersebut dapatlah disimpulkan bahwa kompetensi merupakan
kemampuan dan kewenangan guru dalam melaksanakan profesi
keguruannya.
Kunandar (2007:52) “kompetensi juga dapat diartikan sebagai
pengetahuan keterampilan dan kemampuan yang dikuasai oleh seseorang
yang telah menjadi bagian dari dirinya sehingga ia dapat melakukan
perilaku “kognitif, afektif dan psikomotor dengan sabaik-baiknya’.
18
Berdasarkan uraian diatas, dapat dikatakan bahwa kompetensi guru
adalah kualitas guru dalam melaksanakan tugasnya seperti kemampuan,
kecakapan atau keterampilan dalam mengelola kegiatan pendidikan.
2. Kompetensi pedagogik
Pedagogik terdiri dari dua istilah yaitu paedas yang berarti anak, dan
agogos yang artinya pendidik atau memelihara objek kajian pedagogik
disebut sebagai dasar-dasar ilmu mendidik, Aliasar dkk (2006:5)
Kompetensi pedagogik sangat penting dimiliki oleh guru. Pedagogik
adalah teknik-teknik yang digunakan dalam mendidik anak. Guru yang
baik harus mampu mengenal anak didiknya, kemudian memberikan
bantuan agar dapat belajar dan mengembangkan diri secara maksimal.
Mulyasa (2007:75), kompetensi pedagogik merupakan kemampuan
guru dalam pengelolaan pembelajaran peserta didik yang meliputi hal-hal
sebagai berikut: a) pemahaman wawasan atau landasan pendidikan, b)
pemahaman terhadap peserta didik, c) pengembangan kurikulum/silabus d)
perancangan pembelajaran, e) pelaksanaan pembelajaran yang mendidik
dan dialogis, f) pemanfaatan teknologi pembelajaran, g) evaluasi hasil
belajar, h) pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai
potensi yang dimilikinya.
Pembinaan kompetensi pedagogik guru yang dilakukan oleh kepala
sekolah penulis batasi, yaitu meliputi: 1). Kemampuan dalam memahami
peserta didik, 2) kemampuan dalam merancang pembelajaran, 3).
Kemampuan dalam melaksanakan pembelajaran, 4). Evaluasi hasil belajar,
19
dan 5) mengembangkan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai
potensi yang dimilikinya.
a. Kemampuan dalam memahami peserta didik
Pemahaman terhadap peserta didik merupakan salah satu
kompetensi pedagogik yang harus dimliki guru. Terdapat 4 hal yang
harus dipahami guru dari peserta didik yaitu: 1) tingkat kecerdasan, 2)
kreativitas 3) kondisi fisik dan 4) perkembangan kognitif, Mulyasa
(2007:79)
1) Tingkat kecerdasan
Guru harus mampu memberikan materi pelajaran yang sesuai
dengan tingkat kecerdasan anak. Karena tingkat kecerdasan dari
anak itu sendiri yang berbeda-beda. Dengan demikian proses
belajar mengajar akan lebih mudah dan menyenangkan. Mulyasa
(2007:84) menyatakan bahwa intelegensi adalah kemampuan untuk
mempertimbangkan dengan baik dan sebagai suatu kemampuan
untuk berpikir tentang gagasan-gagasan yang abstrak anak cerdas
memiliki usia mental lebih tinggi dari usianya dan mampu
mengerjakan tugas-tugas untuk anak yang usianya lebih tinggi.
Mulyasa (2007:81) memberi penjelasan ringkas tentang klasifikasi
tingkat kecerdasan sebagai berikut: golongan yang terendah adalah
mereka yang IQ nya antara 0-50. Diantara mereka (0-25) tergolong
tak dapat dididik atau dilatih. IQ antara (25-50) bisa dididik
golongan yang lebih tinggi dari mereka yang ber IQ antara (50-70)
20
dikenal dengan keterbatasan atau keterlambatan mental. Mereka
dapat didik, dapat belajar membaca, menulis, berhitung sederhana
dan dapat mengembangkan kecakapan bekerja secara terbatas.
Untuk melayani mereka diperlukan latihan khusus. Mereka yang
ber IQ (70-90) disebut sebagai “anak lambat atau bodoh” golongan
yang ber IQ (90-110) merupakan bagian yang paling besar
jumlahnya, mereka bisa belajar normal. Di atas mereka adalah
golongan diatas rata-rata (110-130) yang ber IQ 140 ke atas disebut
“genius”
2) Kreativitas
Kreativitas peserta didik dalam belajar sangat bergantung pada
kreativitas guru dalam mengembangkan standar kompetensi. Guru
dapat menggunakan berbagai pendekatan dalam meningkatkan
kreativitas peserta didik. Psoses pembelajaran pada hakikatnya
untuk mengembangkan aktivitas dan kreativitas peserta didik,
malalui berbagai interaksi dan pengalaman belajar guru diharapkan
dapat menciptakan kondisi yang baik, yang memungkinkan peserta
didik mengembangkan kreativitasnya. Mulyasa (2007:88) dalam
proses pembelajaran, peserta didik kan lebih kreatif jika:
a) Dikembangkan rasa percaya dan tidak ada perasaan takut
b) Diberi kesempatan untuk berkomunikasi ilmiah secara bebas
dan terarah
c) Dilibatkan dalam menentukan tujuan dan evaluasi belajar
21
d) Diberikan pengawasan yang tidak terlalu ketat dan tidak
otoriter
e) Dilibatkan secara aktif dan kreatif dalam proses pembelajaran
secara keseluruhan
3) Kondisi fisik
Kondisi fisik antara lain berkaitan dengan penglihatan,
pendengaran, kemampuan bicara, pincang, lumpuh karena
kerusakan otak. Mulyasa (2007:94). Terhadap peserta didik yang
memiliki kelainan fisik diperlukan sikap dan layanan yang berbeda
dalam rangka membantu perkembangan pribadi mereka. Misalnya
guru harus bersikap lebih sabar, telaten, tetapi dilakukan secara
wajar sehingga tidak menimbulkan kesan negatif. Perbedaan
layanan (jika mereka bercampur dengan anak-anak yang normal)
antara lain dalam bentuk jenis media pendidikan yang digunakan
serta membantu dan mengatur posisi duduk sehubungan dengan
peserta didik yang mengalami hambatan ini, Mulyasa (2007:95)
membuat pernyataan sebagai berikut:
a) Orang-orang yang mengalami hambatan, bagaimanapun
hebatnya ketidakmampuan mereka, harus diberi kebebasan dan
pendidikan yang cocok
b) Penilaian terhadap mereka harus adil, dan menyeluruh
c) Orang tua atau wali mereka harus adil dan boleh memprotes
keputusan yang dibuat oleh kepala sekolah
22
d) Rencana pendidikan individual yang meliputi pendidikan
jangka panjang dan jangka pendek harus diberikan
e) Layanan pendidikan diberikan dalam lingkungan yang agak
terbatas
4) Pertumbuhan dan perkembangan kognitif
Mulyasa (2007:95) pertumbuhan dan perkembangan kognitif,
psikologis dan fisik pertumbuhan dan perkembangan yang
berhubungan dengan perubahan struktur dan fungsi karakteristik
manusia. Perubahan-perubahan tersebut terjadi dalam kemajuan
yang mantap, dan merupakan suatu proses kematangan.
Perubahan-perubahan itu tidak bersifat umum, melainkan
merupakan hasil interaksi antara potensi bawaan dan pengaruh
lingkungan. Baik peserta didik yang cepat maupun lambat,
memiliki kepribadian yang menyenangkan tau menggelisahkan,
tinggi ataupun rendah, sebagian besar tergantung pada interaksi
antara kecenderungan bawaan dan pengaruh lingkungan. Mulyasa
(2007:97), proses kematangan merupakan kontiunitas berdasarkan
pertumbuhan sebelumnya. Empat tahap pokok pertumbuhan dan
perkembangan kognitif adalah sebagai berikut:
1) Tahap sensorimotorik (Sejak lahir hingga usia dua tahun), anak
mengalami kemajuan dalam operasi-operasi reflek dan belum
mempu membedakan apa yang ada di sekitarnya hingga ke
23
aktifitas sensorimotorik yang kompleks, sehingga terjadi
formulasi baru terhadap organisasi pola-pola lingkungan.
2) Tahap praoperasional (2-7 tahun). Pada tahap ini objek-objek
dan peristiwa mulai menerima arti secara simbolis.
3) Tahap operasi nyata (7-11 tahun). Anak mulai mengatur data
kedalam hubungan-hubungan logis dan mendapatkan
kemudahan dalam memanipulasi dalam situasi pemecahan
masalah.
4) Tahap operasional formal (usia 11 dan seterusnya). Tahap ini
ditandai oleh perkembangan kegiatan-kegiatan (operasi
berpikir formal dan abstrak). Individu mampu menganalisi ide-
ide, memahami tentang ruang dan hubungan-hubungan.
Perbedaan inidividu sebagaimana diuraikan di atas perlu di
pahami oleh para pengembang kurikulum, guru, calon guru dan
kepala sekolah agar dapat melaknakan secara efektif.
b. Kemampuan dalam merancang pembelajaran
Mulyasa (2007:100), menyatakan Perancangan pembelajaran
merupakan salah satu kompetensi pedagogis yang harus dimiliki guru,
yang akan bermuara pada pelaksanaan pembelajaran. Perancangan
pembelajaran mencakup tiga kegiatan, yaitu a) Identifikasi kebutuhan,
b) Perumusan kompetensi dasar, dan c) Penyusunan program
pembelajaran
1) Identifikasi Kebutuhan
24
Kebutuhan merupakan kesenjangan antara apa yang
seharusnya dengan kondisi yang sebenarnya, atau sesuatu yang
harus dipenuhi untuk mencapai tujuan. Guru hendaknya
melibatkan peserta didik untuk mengenali, menyatakan dan
merumuskan kebutuhan belajar, sumber-sumber yang tersedia dan
hambatan yang mungkin dihadapi dalam kegiatan pembelajaran
untuk memenuhi kebutuhan belajar, Mulyasa (2007:100)
Identifikasi kebutuhan bertujuan antara lain untuk
melibatkan dan memotivasi peserta didik agar kegiatan belajar
dirasakan sebagai bagian dari kehidupan dan mereka merasa
memilikinya, hal ini dapat dilakukan dengan prosedur sebagai
berikut :
a) Peserta didik dodorong untuk menyatakan kebutuhan belajar
berupa kompetensi tertentu yang ingin mereka miliki dan
diperoleh melalui kegiatan pembelajaran
b) Peserta didik didorong untuk mengenali dan
mendayagunakan lingkungan sebagai sumber belajar untuk
memenuhi kebutuhan belajar
c) Peserta didik dibantu untuk mengenal dan menyatakan
kemungkinan adanya hambatan atau masalah dalam upaya
memenuhi kebutuhan belajar, baik yang datang dari dalam
(internal) maupun dari luar (eksternal)
2) Identifikasi kompetensi
25
Mulyasa (2007:101), Kompetensi merupakan sesuatu yang
ingin dimiliki peserta didik, dan merupakan komponen utama yang
harus dirumuskan dalam pembelajaran, Kompetensi yang jelas
akan memberi petunjuk yang jelas pula terhadap materi yang harus
dipelajari, penetapan metode dan media pembelajaran, serta
memberi petunjuk terhadap penilaian. Kompetensi yang harus
dipelajari dan dimiliki peserta didik perlu dinyatakan sedemikian
rupa agar dapat dinilai, sebagai wujud hasil belajar yang mangacu
pada pengalaman langsung. Penilaian pencapaian kompetensi perlu
dilakukan secara objektif, berdasarkan kinerja peserta didik,
dengan bukti penguasaan mereka terhadap suatu kompetensi
sebagai hasil belajar.
3) Penyusunan Program Pembelajaran
Penyusunan program pembelajaran akan bermuara pada
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), sebagai produk program
pembelajaran jangka pendek, yang mencakup komponen program
kegiatan belajar dan proses pelaksanaan program. Komponen
program mencakup kompetensi dasar, materi standar, metode dan
teknik, media dan sumber belajar, waktu belajar dan daya dukung
lainnya. Dengan demikian rencana pelaksanaan pembelajaran pada
hakikatnya merupakan suatu sistem, yang terdiri atas komponen-
komponen yang saling berhubungan serta berinteraksi satu sama
26
lain, dan memuat langkah-langkah pelaksanaannya, untuk
mencapai tujuan atau membentuk kompetensi, Mulyasa (2007:102)
Imron (1995:155), keterampilan merencanakan pengajaran
meliputi hal-hal sebagai berikut; 1) menetapkan tujuan pengajaran,
2) menetapkan alat evaluasi pengajaran yang akan dipergunakan, 3)
menetapkan kegiatan belajar mengajar, 4) menetapkan metode
yang dipergunakan.
Usman (2007;18), penyusunan program perencanaan
pengajaran meliputi: 1) Menetapkan tujuan pembelajaran, 2)
memilih dan mengembangkan bahan pembelajaran, 3) Memilih dan
mengembangkan strategi belajar mengajar, 4) Memilih dan
mengembangkan media pengajaran yang sesuai, 5) memilih dan
memanfaatkan sumber belajar.
Kepala sekolah harus mengarahkan dan membimbing guru
dalam menyusun program pembelajaran, hendaknya kepala sekolah
juga senantiasa mendorong guru agar mau melaksanakan
perencanaan program pembelajaran. Hal ini harus dilakukan kepala
sekolah, mengingat kinerja guru yang senantiasa naik turun. Tidak
selamanya guru mau melaksanakan rutinitas yang harus dilakukan
serta dijalani selama bertahun-tahun. Adakalanya sebagai makhluk
individual guru merasa bosan melakukan suatu kegiatan yang terus-
menerus dilakukan. Oleh sebab itu kepala sekolah harus senantiasa
27
mendorong guru agar mau merencanakan program pembelajaran
dengan baik.
c. Kemampuan dalam melaksanakan pembelajaran
Dalam tahap pelaksanaan, guru melaksanakan aktivitas interaksi
belajar mengajar dengan berpedoman pada persiapan pengajaran yang
telah dibuat. Pemberian bahan pelajaran disesuaikan dengan urutan
yang telah diprogramkan secara sistematis dalam tahap persiapan.
Imron (1995:173), kemampuan melaksanakan pemebelajaran,
terdiri dari 7 bagian sebagai berikut; 1) kemampuan menggunakan
metode, media dan bahan latihan sesuai dengan tujuan pengajaran, 2)
kemampuan berkomunikasi dengan siswa, 3) kemampuan
mendemonstrasikan metode mangajar, 4) Kemampuan mendorong
dan menggalakkan keterlibatan siswa dalam pengajaran, 5)
Kemampuan Mendemonstrasikan penguasaan mata pelajaran, 6)
Kemampuan mengorganisasikan waktu, ruang, dan bahan dan
perlengkapan pengajaran, 7) Kemampuan melaksanakan evaluasi
pencapaian siswa dalam proses belajar mengajar.
Mulyasa (2007:103) dalam pembelajaran, tugas guru yang paling
utama adalah mengkondisikan lingkungan agar menunjang terjadinya
perubahan perilaku dan pembentukan kompetensi peserta didik.
Pelaksanaan pembelajaran mencakup tiga hal yaitu: 1) Pre tes, 2)
proses 3) Post tes, sebagai berikut:
28
1) Pre Tes (tes awal)
Pelaksanaan pembelajaran biasanya dimulai dengan pre tes,
untuk mengawali proses pembelajaran yang akan dilaksanakan.
Oleh karena itu, pre tes memegang peranan yang cukup penting
dalam proses pembelajaran, yang berfungsi antara lain sebagai
berikut:
a) Untuk menyiapkan peserta didik dalam proses belajar,
karena dengan pre tes maka pikiran mereka akan terfokus
pada soal-soal yang harus mereka jawab/kerjakan
b) Untuk mengetahui tingkat kemajuan peserta didik
sehubungan dengan proses pembelajaran yang dilakukan
c) Untuk mengetahui kemampuan awal yang telah dimiliki
peserta didik mengenai kompetensi dasar yang akan
dijadikan topik dalam proses pembelajaran
d) Untuk mengetahui darimana seharusnya proses
pembelajaran dimulai, kompetensi dasar mana yang telah
dimiliki peserta didik, dan tujuan-tujuan mana yang perlu
mendapat penekanan dan perhatian khusus
2) Proses
Proses dimaksudkan sebagai kegiatan inti dari pelaksanaan
pembelajaran dan pembentukan kompetensi peserta didik. Proses
pembelajaran dan dan pembentukan kompetensi perlu dilakukan
dengan tenang dan menyenangkan, hal aktifitas dan tersebut tentu
29
saja menuntut aktivitas dan kreatifitas guru dalam menciptakan
lingkungan yang kondusif. Kualitas pembelajaran dan
pembentukan kompetensi peserta didik dilihat dari proses dan hasil.
Dari segi proses, pembelajaran dan pembentukan kompetensi
dikatakan berhasil dan berkualitas apabila seluruhnya atau setidak-
tidaknya sebagian besar (75%) peserta didik terlibat secara aktif,
baik fisik, mental, maupun sosial dalam proses pembelajaran.
Sedangkan dari segi hasil, proses pembelajaran dan pembentukan
kompetensi dikatakan berhasil apabila terjadi perubahan
kompetensi dan perilaku yang positif pada diri peserta didik
seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagian besar (75%). Lebih
lanjut proses pembelajaran dan pembentukan kompetensi dikatakan
berhasil dan berkualitas apabila masukan merata, menghasilkan
output yang banyak dan bermutu tinggi, serta sesuai dengan
kebutuhan, perkembangan masyarakat dan pembangunan.
3) Post Tes
Pada umumnya pelaksanaan pembelajaran diakhiri dengan post
tes. Seperti halnya pre tes, post tes memiliki banyak kegunaan,
terutama dalam melihat keberhasilan pembelajaran. Fungsi post tes
antara lain dapat dikemukakan sebagai berikut:
a) Untuk mengetahui tingkat penguasaan peserta didik terhadap
kompetensi yang telah ditentukan, baik secara individu
maupun kelompok
30
b) Untuk mengetahui kompetensi dasar dan tujuan-tujuan yang
dapat dikuasai oleh peserta didik, serta kompetensi dasar dan
tujuan-tujuan yang belum dikuasainya
c) Untuk mengetahui peserta didik yang perlu mengikuti kegiatan
remedial, dan yang perlu mengikuti kegiatan pengayaan, serta
untuk mengetahui tingkat kesulitan belajar.
d) Sebagai bahan acuan untuk melakukan perbaikan terhadap
proses pembelajaran dan pembentukan kompetensi peserta
didik yang telah dilaksanakan, baik terhadap perencanaan,
pelaksanaan maupun evaluasi.
Usman (2007:19), kemampuan melaksanakan pengajaran
dapat diuraikan sebagai berikut:
a) Menciptakan iklim belajar mengajar yang tepat, meliputi: a)
Menciptakan suasana belajar mengajar yang baik, b)
Menangani masalah pengajaran dan pengelolaan, c) mangkaji
faktor-faktor yang mempengaruhi suasana belajar mengajar.
b) Mangatur ruangan belajar, meliputi: a) Mengatur ruang belajar
yang tepat, b) mangkaji kegunaan sarana dan prasarana kelas
c) Mengelola interaksi belajar mengajar, meliputi : a) Menguasai
berbagai keterampilan dasar mengajar, b) dapat mengatur
murid dalam kegiatan belajar mengajar, c) Dapat mengamati
kegiatan belajar mengajar
31
Karena begitu banyaknya kemampuan yang harus dimiliki
oleh seorang guru dalam melaksanakan pembelajaran, maka
diperlukan pembinaan oleh kepala sekolah. Kepala sekolah sebagai
pimpinan perlu membimbing dan memotivasi guru agar mau dan
memiliki kesadaran melaksanakan tugasnya dengan baik.
d. Kemampuan dalam mengevaluasi hasil belajar
Mulyasa (2007:108) Evaluasi hasil belajar adalah untuk
mengetahui perubahan perilaku dan pembentukan kompetensi peserta
didik, yang dapat dilakukan dengan penilaian kelas, tes kemampuan
dasar, penilaian akhir pendidikan dan sertifikasi, Benchmarking, serta
penilaian program. Proses belajar mengajar yang telah disusun dan
dilaksanakan.
Wijono (1989:295) menilai hasil belajar siswa untuk mengukur,
menetapkan atau memonitor tingkat atau tahap keberhasilan siswa
mencapai tujuan belajar mengajar. Tahap penilaian berguna untuk
mengetahui sejauh mana penguasaan bahan pelajaran oleh siswa
setelah diberikan dan mengetahui efektifitas dan efisiensi proses
interaksi belajar mengajar yang telah dilakukan.
Kunandar (2007:357), penilaian merupakan upaya sistematis
yang dikembangkan oleh suatu institusi pendidikan yang ditujukan
untuk menjamin tercapainya kualitas proses pendidikan serta kualitas
kemampuan peserta didik sesuai dengan tujuan yang ditetapkan.
Dalam penilaian ada empat unsur pokok yang diperhatikan, yaitu; 1)
32
Objek yang dinilai, 2) Membuat dan menentukan kriteria sebagai tolak
ukur, 3) mengumpulkan data tentang objek yang dinilai, baik melalui
tes maupun nontes, 4) Pertimbangan keputusan/membuat keputusan.
Untuk mengetahui perkembangan dan kemajuan belajar siswa,
perlu dilakukan suatu evaluasi terhadap hasil belajar. Suryosubroto
(1997:270) kemampuan mengevaluasi pengajaran, meliputi:
1) Melakukan tes
Ada 2 tugas guru dalam melaksanakan tes yaitu :
a) Evaluasi formatif, adalah penilaian yang dilakukan guru
setelah satu pokok bahasan selesai dipelajari oleh siswa.
b) Evaluasi sumatif, adalah penilaian yang diselenggarakan
oleh guru setelah satu jangka waktu tertentu.
2) Mengolah hasil penilaian
Tugas guru pengolaan hasil penilaian biasanya mencari nilai
rata-rata, menghitung simpangan baku (standar deviasi) dan
menetapkan batas lulus.
3) Melaporkan hasil penilaian
Setelah guru memberi evaluasi formatif maupun sumatif,
setelah itu mengelola nilai akhir semester tugas guru selanjutnya
membuat laporan hasil kerja sekolah kepada orang tua yang
diberikan yang diberikan dalam bentuk rapor.
33
4) Melaksanakan program remedial atau perbaikan pengajaran bagi
siswa yang belum tuntas.
Agar guru mampu dan terarah dalam melaksanakan
evaluasi terhadap pembelajaran sehingga proses belajar mengajar
menjadi lancar, dibutuhkan upaya pembinaan dari kepala sekolah
agar guru dapat menguasai metode dan teknik penilaian dengan
baik sehingga dalam pelaksanaan tugasnya dapat berjalan
sebagaimana mestinya.
e. Kemampuan dalam mengembangkan peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya
Guru yang efektif adalah guru yang mampu membawa siswanya
dengan berhasil mencapai tujuan pengajaran. Mengajar di depan kelas
merupakan perwujudan interaksi dalam proses komunikasi. Guru yang
baik harus mampu mengenal anak didiknya, kemudian memberikan
bantuan agar dapat belajar dan mengembangkan diri secara maksimal.
Pengembangan peserta didik merupakan bagian dari kompetensi
pedagogik yng harus dimiliki guru, untuk mengaktualisasikan
berbagai potensi yang dimiliki oleh setiap peserta didik.
Pengembangan peserta didik dapat dilakukan oleh guru melalui
berbagai cara, antara lain melalui kegiatan ekstra kurikuler, pengayaan
dan remedial, serta bimbingan dan konseling. Mulyasa (2007:111),
menjelaskan lebih lanjut:
1) Kegiatan Ekstra Kurikuler
34
Kegiatan ekstra kurikuler yang sering juga disebut ekskul
merupakan kegiatan tambahan di suatu lembaga pendidikan, yang
dilaksanakan di luar kegiatan kurikuler. Kegiatan ekskul ini banyak
ragam dan kegiatannya antara lain paduan suara, paskibraka,
pramuka, olah raga, kesenian dan masih banyak kegiatan yang
dikembangkan oleh setiap lembaga pendidikan sesuai dengan
kondisi sekolah dan lingkungan masing-masing
Di samping mengambangkan bakat dan keterampilan, ekskul
juga dapat membentuk watak dan kepribadian peserta didik, karena
dalam kegiatan ini biasanya ditanamkan disiplin, kebersihan, dan
lain-lain yang sangat erat kaitannya dengan pembentukan pribadi
peserta didik. Kegiatan ini juga dapat mengurangi kenakalan
remaja, dan perkelahian pelajar, karena peserta didik dapat
mengenal satu sama lain tidak saja dalam suatu sekolah, tetapi juga
lintas sekolah, lintas daerah bahkan lintas negara. Oleh karena itu,
kegiatan ekskul ini perlu ditangani secara serius, agar
menghasilkan sesuatu sesuai visi, misi dan tujuannya
2) Pengayaan dan Remedial
Program ini merupakan pelengkap dan penjabaran dari
program mingguan dan harian. Berdasarkan hasil analisis terhadap
kegiatan belajar, dan terhadap tugas-tugas, hasil tes, dan ulangan
dapat diperoleh tingkat kemampuan belajar setiap peserta didik.
Hasil analisis ini dipadukan dengan catatan-catatan yang ada pada
35
program mingguan dan harian, untuk digunakan sebagai bahan
tindak lanjut proses pembelajaran yang telah dilaksanakan.
Program ini juga mengidentifikasi materi yang perlu diulang,
peserta didik yaang wajib mengikuti remedial, dan yang mengikuti
pengayaan.
Sekolah perlu memberikan perlakuan khusus terhadap peserta
didik yang mendapat kesulitan belajar melalui kegiatan remedial.
Peserta didik yang cemerlang diberikan kesempatan untuk tetap
mempertahankan kecepatan belajarnya melalui kegiatan
pengayaan.
3) Bimbingan dan Konseling Pendidikan
Sekolah berkewajiban memberikan bimbingan dan konseling
kepada peserta didik yang menyangkut pribadi, sosial, belajar, dan
karier. Selain guru pembimbing, guru mata pelajaran yang
memenuhi kriteria pelayanan bimbingan dan karier diperkenankan
memfungsikan diri sebagai guru pembimbing. Oleh karena itu,
guru mata pelajaran dan wali kelas harus senantiasa berdiskusi dan
berkoordinasi dengan guru bimbingan dan konseling secara rutin
dan berkesinambungan.
Guru harus mampu untuk berkomunikasi dan berinteraksi
secara efektif dan efisien dengan peserta didik, sesama guru, orang
tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar. Guru yang
profesional mempunyai tanggung jawab pribadi yang mandiri yang
36
mampu memahami dirinya, mengelola dirinya, mengendalikan
dirinya, dan menghargai serta mengembangkan dirinya
C. Kerangka Konseptual
Untuk meningkatkan kompetensi pedagogik guru dibutuhkan upaya
pembinaan dari kepala sekolah. Pembinaan kompetensi pedagogik guru oleh
kepala sekolah dapat dilakukan berupa bimbingan, pengarahan, dan motivasi
dari kepala sekolah. Aspek yang dibina meliputi memahami peserta didik,
merancang pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, mengevaluasi hasil
belajar, dan mengembangkan peserta didik untuk mengaktualisasikan
berbagai potensi yang dimilikinya. Hal ini dilakukan oleh kepala sekolah
untuk pencapaian tujuan peningkatan kompetensi pedagogik guru.
Hal inilah yang akan diteliti, dan untuk jelasnya penelitian ini dapat
dilihat dari kerangka konseptual sebagai berikut :
Gambar : Kerangka Konseptual Pembinaan Kompetensi Pedagogik Guru
oleh Kepala Sekolah Dasar (SD) Negeri Sasak Ranah Pasisie
Pembinaan
Kompetensi
Pedagogik
Guru
Bentuk
Pembinaan
1. Bimbingan
2. Pengarahan
3. Motivasi
Peningkatan
Kompetensi
Pedagogik Guru
Aspek yang dibina :
1. Pembinaan dalam Memahami
peserta didik
2. Pembinaan dalam Merancang
pembelajaran
3. Pembinaan dalam Melaksanakan
pembelajaran
4. Pembinaan dalam Mengevaluasi
hasil belajar
5. Pembinaan dalam
Mengembangkan peserta didik
untuk mengaktualisasikan
berbagai potensi yang dimilikinya
37
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian deksriptif, hal ini dikarenakan
penelitian tertuju kepada pengungkapan masalah yang terjadi pada masa
sekarang dan mengungkapkan masalah tersebut apa adanya, menurut Sudjana
(2007:64), penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha
mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi pada saat
sekarang. Penelitian ini tidak menguji hipotesa atau tidak menggunakan
hipotesa, melainkan hanya mendiskripsikan informasi apa adanya sesuai
dengan yang diteliti
B. Populasi Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru SD Negeri Sasak
Ranah Pasisie Kabupaten Pasaman Barat, yang berstatus sebagai pegawai
negeri sipil (PNS), keseluruhan berjumlah 48 orang. Sesuai dengan pendapat
Arikunto (2007:115) mengemukakan bahwa “populasi yang kurang dari 100,
lebih baik diambil keseluruhan populasi untuk dijadikan sampel. Sebaliknya
jika populasi lebih dari 100, maka bisa diambil 10-15%, 20-25%, 30-35%
atau lebih”. Oleh karena itu tidak menggunakan sampel, atau penelitian
populasi
38
Tabel 1
Jumlah Guru SD Negeri Sasak Ranah Pasisie
Kabupaten Pasaman Barat
No Sekolah Populasi
1 SDN 01 Sasak Ranah Pasisie 6
2 SDN 02 Sasak Ranah Pasisie 3
3 SDN 03 Sasak Ranah Pasisie 8
4 SDN 04 Sasak Ranah Pasisie 6
5 SDN 05 Sasak Ranah Pasisie 7
6 SDN 06 Sasak Ranah Pasisie 3
7 SDN 07 Sasak Ranah Pasisie 6
8 SDN 08 Sasak Ranah Pasisie 5
9 SDN 09 Sasak Ranah Pasisie 4
Jumlah 48
Sumber Data : UPTD Kecamatan Sasak Ranah Pasisie Kabupaten
Pasaman Barat Tahun 2012
C. Variabel Penelitian
Penelitian ini terdiri dari satu variabel, yaitu pembinaan kompetensi
pedagogik guru oleh kepala sekolah dasar negeri Sasak Ranah Pasisie
Kabupaten Pasaman Barat dengan sub variabelnya meliputi (1) pembinaan
dalam memahami peserta didik, (2) pembinaan dalam merancang
pembelajaran (3) pembinaan dalam melaksanakan pembelajaran, (4)
pembinaan dalam mengevaluasi hasil belajar, (5) pembinaan dalam
mengembangkan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi
yang dimilikinya. Dengan indikator meliputi (a) bimbingan, (b) arahan, (c)
motivasi.
39
D. Jenis Data dan Sumber Data
1. Jenis data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer /
data yang langsung penulis peroleh / ambil dari sampel penelitian.
Diperoleh melalui penggunaan instrumen angket yang didapatkan
langsung dari responden yaitu guru di SD Negeri Sasak Ranah Pasisie
Kabupaten Pasaman Barat
2. Sumber Data
Sumber data penelitian ini adalah seluruh guru SD Negeri Sasak
Ranah Pasisie Kabupaten Pasaman Barat yang menjadi responden
penelitian
E. Instrumen Penelitian
Instrumen yang dilakukan untuk mengumpulkan data dalam
penelitian ini adalah angket. Angket disusun berdasarkan kajian teori dan
menggunakan mode skala likert dengan menggunakan lima alternatif jawaban
yaitu: Selalu (SL), Sering (SR), Kadang-kadang (KD), Jarang (SR) dan
Tidak Pernah (TP). Responden memilih jawaban dengan memberikan tanda
check (√) untuk masing-masing pilihan jawabannya.
Penyusunan angket dilakukan dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
1. Membuat kisi-kisi angket dengan cara menentukan variabel penelitian dan
menentukan indikator masing-masing
40
2. Menyusun item berdasarkan masing-masing indikator yang telah
ditentukan
3. Melakukan uji coba angket untuk mengetahui validitas dan reliabilitas
angket tersebut. Uji coba dilakukan kepada 16 orang guru SD Kecamatan
Luhak Nan Duo Kabupaten Pasaman Barat
F. Ujicoba Instrumen
1. Uji Validitas
Uji validitas angket digunakan rumus korelasi tata jenjang yang
dikemukan oleh Arikunto (1989:211), yaitu :
µRhoxy = 1 - 1
62
2
NN
D
Keterangan :
∑D2 = jumlah beda (Rank total-Rank maksimal)
N = Jumlah Sampel
Dari hasil uji coba didapat rhitung = 0,93 dan rtabel = pada
kepercayaan 95 % dengan N = 16 adalah 0,506. Jadi rhitung > rtabel (0,93
> 0,506). Sehingga instrument Penelitian dikatakan Valid.
2. Uji Reliabilitas
instrumen digunakan rumus Alpha, Arikunto (1997:106) yaitu :
2
2
11 11 ot
ot
n
nr
41
Keterangan :
r11 = Tingkat reliabilitas instrumen
= Jumlah varian total
= Varian total
N = Jumlah item
Dari hasil perhitungan reabilitas diperoleh rhitung = 0,969,
sedangkan rtabel pada taraf kepercayaan 95% dengan N = 16 adalah 0,497.
Jadi rhitung > rtabel (0,969 > 0,497). Sehingga instrument penelitian
dikatakan Reliabel.
G. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan selama 2 minggu yaitu dari tanggal 4
maret sampai dengan 18 maret 2013, adapun prosedur pengumpulan data
dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1. Sebelum pelaksanaan penelitian, terlebih dahulu peneliti mengurus izin
penelitian mulai dari tingkat Jurusan, Fakultas sampai kepada Badan
Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Pasaman Barat
2. Melaksanakan kunjungan ke SD Negeri yang terdapat di Kecamatan Sasak
Ranah Pasisie Kabupaten Pasaman Barat untuk mrminta kesediaan dan
rekomendasi kepala sekolah untuk pelaksanaan pengumpulan data
3. Menyebarkan angket kepada guru yang berstatus pegawai negeri sipil
42
H. Teknik Analisis Data
Data penelitian ini dianalisis dengan gambaran secara kuantitatif
secara rata-rata, Sudjana (2007:69). Adapun langkah-langkah dalam
analisis ini adalah sebagai berikut:
1. Memeriksa kembali kelengkapan data yang telah dikumpulkan dari
responden
2. Pemberian skor.
Setiap angket disebarkan, disediakan lima alternatif jawaban selalu (SL)
diberi skor 5 (lima), sering (SR) diberi skor 4 (empat), kadang-kadang
diberi skor 3 (tiga), jarang (JR) diberi skor 2 (dua), dan tidak pernah
(TP) diberi skor 1 (satu)
3. Mencari skor rata-rata (mean)
4. Menentukan gambaran secara kualitatif hasil penelitian untuk masing-
masing sub variabel penelitian
Untuk menganalisis hasil pengolahan data dengan membandingkan
dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Verifikasi data yaitu memeriksa semua angket yang telah
dikembalikan, dicek kebenaran dan kelengkapannya.
b. Klasifikasi dan tabulasi data, yaitu angket yang telah dikembalikan
dikelompokkan dalam tabel.
43
c. Menghitung rata-rata dengan menggunakan rumus mean yang
dikemukakan Hadi (1989:237) sebagai berikut:
M= Keterangan :
M = Skor rata-rata
∑fx = Jumlah perkalian frekuensi jawaban dengan skor
N = Jumlah responden
d. Memaknai hasil pengolahan data dengan membandingkan dengan
kategori sebagai berikut:
Mean Kategori
Sangat Baik 4,6 – 5
Baik 3,6 – 4,5
Cukup 2,6 – 3,5
Rendah 1,6-2,5
Sangat Kurang 1-1,5
(Depdiknas 2002:34)
44
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Pada bab ini akan dikemukakan hasil penelitian dan pembahasan
tentang pembinaan kompetensi pedagogik guru oleh kepala sekolah pada
Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Sasak Ranah Pasisie Kabupaten Pasaman
Barat , yang meliputi: 1) Pembinaan kompetensi pedagogik guru dalam
memahami peserta didik, 2) pembinaan kompetensi pedagogik guru dalam
merancang pembelajaran, 3) Pembinaan kompetensi pedagogik guru dalam
melaksanakan pembelajaran, 4) Pembinaan kompetensi pedagogik guru
dalam mengevaluasi hasil belajar dan 5) pembinaan kompetensi pedagogik
guru dalam mengembangkan peserta didik.
1. Pembinaan Kompetensi Pedagogik Guru dalam Memahami Peserta
Didik
Hasil pengolahan data tentang kompetensi pedagogik guru dalam
memahami peserta didik oleh kepala sekolah pada Sekolah Dasar Negeri
Kecamatan Sasak Ranah Pasisie Kabupaten Pasaman Barat dapat dilihat pada
Tabel 2.
45
Tabel 2
Pembinaan Kompetensi Pedagogik Guru dalam Memahami Peserta Didik
No Pembinaan SL SR KD JR TP Jumlah Skor Rata-
rata f fx F fx f Fx F fx f fx f fx
1. Membantu guru dalam memahami tingkat
kecerdasan anak 7 35 22 88 10 30 1 2 8 8 48 181 3,40
2. Memberikan contoh kepada guru bagaimana cara memberikan layanan
kepada peserta didik berdasarkan
kecerdasan anak
6 30 15 60 5 15 13 26 9 9 48 140 2,92
3. Membimbing guru agar memberi
kesempatan pada peserta didik berbicara
menyampaikan pendapat dalam belajar 6 30 10 40 20 60 6 12 6 6 48 148 3,08
4. Memberikan penjelasan kepada guru bagaimana mengaktifkan peserta didik
dalam belajar 0 0 5 20 18 54 5 10 20 20 48 104 2,17
5. Memberi penjelasan kepada guru agar peserta didik tidak merasa takut dalam
belajar 5 25 9 36 15 45 10 20 9 9 48 135 2,81
6. Membantu guru agar dapat mengembangkan kemampuan berfikir
siswa 8 40 9 36 11 33 15 30 5 5 48 144 3,00
7. Memberikan petunjuk kepada guru dalam
penyesuaian sikap dan layanan terhadap perbedaan peserta didik
5 25 4 16 10 30 22 44 7 7 48 122 2,54
8. Memberikan petunjuk kepada guru
bagaimana cara mengembangkan aktivitas
dan kreativitas peserta didik 5 25 7 28 14 42 9 18 13 13 48 126 2,63
9. Menerangkan kepada guru cara pemberian
materi pelajaran terhadap anak didik sesuai
dengan tingkat kecerdasan anak 9 45 4 16 18 54 11 22 6 6 48 143 2,98
10. Menjelaskan kepada guru agar
pengawasan yang diberikan dalam proses
pembelajaran tidak terlalu ketat dam otoriter
1 5 10 40 22 66 12 24 3 3 48 138 2,88
Rata-rata 2,84
Dari Tabel 2, dapat dilihat skor rata-rata tentang pembinaan kompetensi
pedagogik guru dalam memahami peserta didik oleh kepala SD Negeri
Kecamatan Sasak Ranah Pasisie Kabupaten Pasaman Barat adalah 2,84. Ini berarti
kepala SD Negeri Kecamatan Sasak Ranah Pasisie cukup memberikan pembinaan
kepada guru.
Apabila dilihat lebih jauh dari item-item diatas ada satu item yang skor
rata-ratanya jauh lebih rendah, skor rata-rata item ini berada pada kategori rendah.
Item tersebut adalah kepala sekolah memberikan penjelasan kepada guru
46
bagaimana mengaktifkan peserta didik dalam belajar, skor rata-ratanya adalah
2,17, kemudian ada satu item yang skor rata-ratanya lebih tinggi tetapi masih
berada pada kategori cukup item tersebut adalah kepala sekolah membantu guru
dalam memahami tingkat kecerdasan anak, skor rata-ratanya adalah 3,40.
2. Pembinaan Kompetensi Pedagogik Guru dalam Merancang Pembelajaran
Hasil pengolahan data tentang pembinaan kompetensi pedagogik guru
dalam merancang pembelajaran oleh kepala SD Negeri Kecamatan Sasak Ranah
Pasisie Kabupaten Pasaman Barat dapat dilihat pada Tabel 3 dibawah ini.
Tabel 3
Pembinaan Kompetensi Pedagogik Guru dalam Merancang Pembelajaran
NO Pembinaan SL SR KD JR TP Jumlah Skor Rata-
rata f fx F fx F Fx F fx F fx F fx
1. Membantu guru agar dapat merumuskan
kebutuhan belajar siswa 5 25 7 28 19 57 10 20 7 7 48 137 2,85
2. Memberikan penjelasan kepada guru bagaimana mendayagunakan lingkungan
sebagai sumber belajar
4 20 6 24 22 66 11 22 5 5 48 137 2,85
3. Membantu guru dalam penetapan kompetensi yang harus dikuasai peserta
didik
0 0 9 36 16 48 12 24 11 11 48 119 2,48
4. Memberikan penjelasan kepada guru
bagaimana cara penyusunan rencana pelasanaan pembelajaran
8 40 14 56 10 30 8 16 8 8 48 150 3,13
5. Memberikan arahan kepada guru agar
dapat mengembangkan bahan latihan
sesuai dengan tujuan pengajaran
2 10 5 20 21 63 12 24 8 8 48 125 2,60
6. Memberikan arahan kepada guru agar
menggunakan media sesuai dengan tujuan
pembelajaran
0 0 0 0 10 30 33 66 5 5 48 101 2,10
7. Memberikan arahan kepada guru dalam
menetapkan metode pengajaran yang akan
digunakan
1 5 7 28 15 45 7 14 18 18 48 110 2,29
8. Memberikan arahan kepada guru dalam menetapkan kegiatan belajar mengajar
yang akan dilaksanakan
6 30 6 24 10 30 16 32 10 10 48 126 2,63
9. Memberikan motivasi kepada guru agar melibatkan peserta didik dalam
merumuskan kebutuhan belajar
7 35 2 8 20 60 11 22 8 8 48 133 2,77
10.
Memberikan motivasi kepada guru dalam memilih dan memanfaatkan sumber
belajar
2 10 1 4 17 51 14 28 14 14 48 107 2,23
Rata-rata 2,60
48
Dari Tabel 3, dapat dilihat, skor rata-rata tentang pembinaan kompetensi
pedagogik guru dalam merancang pembelajaran oleh kepala SD Negeri
Kecamatan Sasak Ranah Pasisie Kabupaten Pasaman Barat adalah 2,60. Ini berarti
kepala SD Negeri Kecamatan Sasak Ranah Pasisie Kabupaten Pasaman Barat
cukup memberikan pembinaan kepada guru.
Jika dilihat lebih jauh dari tabel di atas tentang pembinaan kompetensi
pedagogik guru dalam merancang pembelajaran di SD Negeri Kecamatan Sasak
Ranah Pasisie Kabupaten Pasaman Barat, ada 4 item yang skor rata-ratanya
berada pada kategori kurang. Item tersebut adalah yang pertama kepala sekolah
membantu guru dalam penetapan kompetensi yang harus dikuasai peserta didik,
kedua kepala sekolah memberikan arahan kepada guru agar menggunakan media
sesuai dengan tujuan pembelajaran, ke tiga kepala sekolah memberikan arahan
kepada guru dalam menetapkan metode pengajaran yang akan digunakan dan
yang ke empat kepala sekolah memberikan motivasi kepada guru dalam memilih
dan memanfaatkan sumber belajar, kemudian ada satu item yang skor rata-ratanya
lebih tinggi dari skor lainnya tetapi masih dalam kategori cukup yaitu kepala
sekolah memberikan penjelasan kepada guru bagaimana cara penyusunan rencana
pelaksanaan pembelajaran, dengan skor rata-rata 3,13.
49
3. Pembinaan Kompetensi Pedagogik Guru dalam Melaksanakan
Pembelajaran
Hasil pengolahan data tentang pembinaan kompetensi pedagogic guru
dalam melaksanakan pembelajaan oleh kepala SD Negeri Kecamatan Sasak
Ranah Pasisie Kabupaten Pasaman Barat dapat dilihat pada Tabel 4 dibawah
ini.
Tabel 4
Pembinaan Kompetensi Pedagogik Guru dalam
Melaksanakan Pembelajaran
NO Pembinaan SL SR KD JR TP Jumlah Skor Rata-
rata f fx F fx F fx F fx f fx F fx
1. Membimbing guru agar dapat menilai kemampuan awal peserta didik dalam
proses pembelajaran
9 45 11 44 17 51 10 20 1 1 48 161 3,35
2. Membimbing guru agar menciptakan lingkungan yang kondusif dalam proses
pembelajaran
12 60 20 80 10 30 5 10 1 1 48 181 3,77
3. Membimbing guru agar pelaksanaan
pembelajaran diakhiri dengan post test 5 25 15 60 17 51 0 0 11 11 48 147 3,06
4. Memberikan arahan kepada guru agar
mampu menggunakan metode mengajar
sesuai dengan tujuan pengajaran
10 50 20 80 10 30 8 16 0 0 48 176 3,67
5. Memberikan arahan kepada guru agar
mampu berkomunikasi dengan baik pada
peserta didik
15 75 10 40 15 45 8 16 0 0 48 176 3,67
6. Mengarahkan guru agar mampu mendemonstrasikan metode mengajar
dengan baik
5 25 8 32 20 60 7 14 8 8 48 139 2,90
7. Memberikan arahan kepada kepada guru agar meningkatkan keterlibatan siswa
dalam pengajaran
10 50 9 36 22 66 3 6 4 4 48 162 3,38
8. Memberikan motivasi kepada guru agar
menguasai berbagai keterampilan dasar mengajar
9 45 7 28 17 51 9 18 6 6 48 148 3,08
9. Memberikan motivasi kepada guru agar
menciptakan iklim belajar mengajar yang kondusif/menyenangkan
10 50 21 84 8 24 7 14 2 2 48 174 3,63
Rata-rata 3,39
Dari Tabel 4, dapat dilihat, skor rata-rata tentang pembinaan kompetensi
pedagogik guru dalam melaksanakan pembelajaran oleh kepala SD Negeri
Kecamatan Sasak Ranah Pasisie Kabupaten Pasaman Barat adalah 3,39. Ini berarti
50
kepala SD Negeri Kecamatan Sasak Ranah Pasisie Kabupaten Pasaman Barat
cukup memberikan pembinaan kepada guru.
Jika dilihat lebih rinci dari item-item pembinaan kompetensi pedagogik
guru dalam melaksanakan pembelajaran di atas, ada satu item yang skor rata-rata
terendah, skor rata-rata item ini juga berada pada kategori cukup. Item tersebut
adalah kepala sekolah mengarahkan guru agar mampu mendemonstrasikan
metode mengajar dengan baik, dengan skor rata-rata 2,90, kemudian ada satu item
berada dalam kategori baik. Item tersebut adalah kepala sekolah membimbing
guru agar menciptakan lingkungan yang kondusif dalam proses pembelajaran
dimana skor rata-ratanya adalah 3,77.
4. Pembinaan Kompetensi Pedagogik Guru dalam Mengevaluasi Hasil
Belajar
Hasil pengolahan data tentang pembinaan kompetensi pedagogik guru
dalam mengevaluasi hasil belajar oleh kepala SD Negeri Kecamatan Sasak Ranah
Pasisie Kabupaten Pasaman Barat dapat dilihat pada Tabel 5
51
Tabel 5
Pembinaan Kompetensi Pedagogik Guru dalam mengevaluasi Hasil Belajar
NO Pembinaan SL SR KD JR TP Jumlah Skor Rata-
rata f Fx F fx F Fx F fx F fx F fx
1. Kepala sekolah memberikan penjelasan kepada Bapak/Ibu dalam pelaksanaan
penilaian terhadap hasil belajar peserta
didik
6 30 12 48 9 27 13 26 8 8 48 139 2,90
2. Kepala sekolah memberikan contoh kepada Bapak/Ibu dalam mengolah hasil
penilaian peserta didik
10 50 9 36 14 42 15 30 0 0 48 158 3,29
3. Kepala sekolah membimbing Bapak/Ibu membuat laporan hasil penilaian belajar
peserta didik
11 55 11 44 19 57 6 12 1 1 48 169 3,52
4. Kepala sekolah memberikan arahan
kepada Bapak/Ibu agar menguasai metode dan teknik penilaian dengan baik
7 35 5 20 11 33 24 48 1 1 48 137 2,85
5. Kepala sekolah memberikan arahan
kepada Bapak/Ibu dalam menentukan kriteria sebagai tolak ukur penilaian
6 30 7 28 13 39 19 38 3 3 48 138 2,88
6. Kepala sekolah memberikan motivasi
kepada Bapak/Ibu untuk mengolah hasil
penilaian dan membuat laporan hasil kerja
15 75 8 32 7 21 15 30 3 3 48 161 3,35
7. Kepala sekolah memberikan motivasi
kepada Bapak/Ibu untuk melaksanakan
penilaian hasil belajar peserta didik
9 45 18 72 16 48 2 4 3 3 48 172 3,58
Rata-rata 3,20
Dari Tabel 5, dapat dilihat. Skor rata-rata tentang pembinaan kompetensi
pedagogik guru dalam mengevaluasi hasil belajar oleh kepala SD Negeri
Kecamatan Sasak Ranah Pasisie adalah 3,20. Ini berarti kepala SD Negeri di
Kecamatan Sasak Ranah Pasisie Kabupaten Pasaman Barat cukup memberikan
pembinaan kepada guru.
Jika dirinci dari item-item tentang pembinaan kompetensi pedagogik guru
dalam mengevaluasi hasil belajar pada SD Negeri di Kecamatan Sasak Ranah
Pasisie Kabupaten Pasaman Barat, ada satu item yang skor rata-ratanya yang
rendah tetapi masih berada pada kategori cukup. Item tersebut adalah kepala
sekolah memberikan arahan kepada guru agar menguasai metode dan teknik
penilaian dengan baik , dengan skor rata-ratanya adalah 2,85, kemudian ada satu
52
item yang rata-ratanya lebih tinggi. Item tersebut adalah kepala sekolah guru
memberikan motivasi kepada guru untuk melaksanakan penilaian hasil belajar
peserta didik tetapi masih berada pada kategori cukup dimana skor rata-ratanya
adalah 3,58.
5. Pembinaan Kompetensi Pedagogik Guru dalam mengembangkan Peserta
Didik
Hasil pengolahan data tentang pembinaan kompetensi pedagogik guru
dalam mengembangkan peserta didik oleh kepala SD Negeri Kecamatan Sasak
Ranah Pasisie Kabupaten Pasaman Barat dapat dilihat pada Tabel 6 dibawah ini.
Tabel 6
Pembinaan Kompetensi Pedagogik Guru dalam
Mengembangkan Peserta Didik
NO Pembinaan SL SR KD JR TP Jumlah Skor Rata-
rata f Fx F fx F fx F fx f fx F fx
1. Membantu guru bagaimana
mengembangkan bakat peserta didik melalui kegiatan ekstrakurikuler
10 50 17 68 16 48 5 10 0 0 48 176 3,67
2. Memberikan penjelasan kepada guru
bagaimana memfungsikan diri sebagai guru pembimbing bagi anak didik
10 50 8 32 18 54 12 24 0 0 48 160 3,33
3. Membimbing guru agar mampu
melaksanakan program remedial bagi
siswa yang belum tuntas
10 50 7 28 20 60 11 22 0 0 48 160 3,33
4. Membimbing guru agar melaksanakan
program remedial dan pengayaan sebagai
tindak lanjut proses pembelajaran
8 40 7 28 19 57 14 28 0 0 48 153 3,19
5. Memberikan arahan kepada guru agar mengembangkan bakat dan keterampilan
peserta didik
6 30 20 80 19 57 2 4 1 1 48 172 3,58
6. Memberikan petunjuk kepada guru agar membantu perkembangan pribadi peserta
didik
9 45 11 44 20 60 7 14 1 1 48 164 3,42
7. Memberikan motivasi kepada guru mengembangkan potensi yang dimiliki
peserta didik melalui ekstra kurikuler
12 60 21 84 11 33 2 4 2 2 48 183 3,81
8. Memberikan motivasi kepada guru agar
memberikan bimbingan secara rutin dan berkesinambungan pada peserta didik
8 40 7 28 21 63 9 18 3 3 48 152 3,17
9. Memberikan motivasi kepada guru dalam
melaksanakan program remedial bagi siswa yang belum tuntas
8 40 11 44 10 30 17 34 2 2 48 150 3,13
Rata-rata 3,40
53
Dari Tabel 6, dapat di lihat, skor rata-rata tentang pembinaan kompetensi
pedagogik guru dalam mengembangkan peserta didik oleh kepala SD Negeri di
Kecamatan Sasak Ranah Pasisie adalah 3.40. ini berarti kepala SD Negeri di
Kecamatan Sasak Ranah Pasisie Kabupaten Pasaman Barat cukup memberikan
pembinaan kepada guru
Jika dilihat lebih rinci dari item-item tentang pembinaan kompetensi
pedagogik guru dalam mengembangkan peserta didik di SD Negeri Kecamatan
Sasak Ranah Pasisie Kabupaten Pasaman Barat, ada satu item yang skor rata-
ratanya lebih rendah, skor rata-rata ini berada pada kategori cukup. Item tersebut
adalah kepala sekolah memberikan motivasi kepada guru untuk melaksanakan
penilaian hasil belajar peserta didik dengan skor rata-ratanya adalah 3,81,
kemudian ada satu item yang skor rata-ratanya tinggi, item tersebut adalah kepala
sekolah memberikan motivasi kepada guru mengembangkan potensi yang dimiliki
peserta didik melalui ekstra kurikuler dimana skor rata-ratanya adalah 3,83.
6. Rekapitulasi Data Pembinaan Kompetensi Pedagogik Guru oleh Kepala
Sekolah
Hasil Pengolahan data secara keseluruhan tentang pembinaan Kompetensi
Pegagogik Guru oleh Kepala Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Sasak Ranah
Pasisie Kabupaten Pasaman Barat dapat dilihat dari Tabel 7
54
Tabel 7
Rekapitulasi Data Tentang Pembinaan Kompetensi Pedagogik Guru oleh
Kepala Sekolah pada Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Sasak Ranah Pasisie
Kabupaten Pasaman Barat
No Pembinaan Kompetensi Pedagogik guru Skor Rata-rata
1 Pembinaan Kompetensi Pedagogik Guru
dalam Memahami Peserta Didik
2,84
2 Pembinaan Kompetensi Pedagogik Guru
dalam Merancang Pembelajaran
2,60
3 Pembinaan Kompetensi Pedagogik Guru
dalam Melaksanakan Pembelajaran
3,39
4 Pembinaan Kompetensi Pedagogik Guru
dalam Mengevaluasi Hasil Belajar
3,20
5 Pembinaan Kompetensi Pedagogik Guru
dalam Mengembangkan Peserta Didik
3,40
Rata-rata 3,09
Dari Tabel 7 di atas, dapat dilihat skor rata-rata Pembinaan Kompetensi
Pedagogik Guru oleh Kepala Sekolah di Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Sasak
Ranah Pasisie Kabupaten Pasaman Barat adalah dengan skor rata-rata 3,09. Skor
rata-rata ini berada dalam kategori cukup, artinya kepala SD Negeri di Kecamatan
Sasak Ranah Pasisie Kabupaten Pasaman Barat cukup memberikan pembinaan
kompetensi pedagogik kepada guru.
55
B. Pembahasan
Dari hasil penelitian pada uraian sebelumnya, maka pembinaan
kompetensi pedagogik guru oleh kepala SD Negeri Kecamatan Sasak Ranah
Pasisie Kabupaten Pasaman Barat, yang diteliti meliputi: 1) memahami peserta
didik, 2) merancang pembelajaran 3) melaksanakan pembelajaran, 4)
mengeveluasi hasil belajar dan 5) mengembangkan peserta didik. Akan dibahas
lebih lanjut berikut ini
1. Pembinaan Kompetensi Pedagogik Guru dalam Memahami Peserta
Didik oleh Kepala Sekolah pada SD Negeri Kecamatan Sasak Ranah
Pasisie Kabupaten Pasaman Barat
Hasil penelitian menunjukan bahwa pembinaan kompetensi
pedagogik guru dalam memahami peserta didik oleh kepala sekolah pada
SD Negeri Kecamatan Sasak Ranah Pasisie Kabupaten Pasaman Barat
dengan skor rata-rata secara keseluruhan adalah 2,84. Ini berarti kepala
sekolah cukup memberikan pembinaan kompetensi pedagogik dalam
memahami peserta didik kepada guru.
Sesuai dengan keterangan di atas dapat diketahui bahwa menurut
guru, kepala SD Negeri Kecamatan Sasak Ranah Pasisie Kabupaten
Pasaman Barat cukup memberikan pembinaan berupa bimbingan, arahan
dan motivasi dalam pemahaman tentang peserta didik kepada guru.
56
Peserta didik adalah salah satu komponen dalam pengajaran, di
samping faktor guru, tujuan, dan metode pengajaran. Sebagai salah satu
komponen maka dapat dikatakan bahwa murid adalah komponen
terpenting di antara komponen lainnya. Karena pada dasarnya peserta
didik adalah unsur penentu dalam proses belajar mengajar. Tanpa adanya
murid, sesungguhnya tidak akan terjadi proses pengajaran. Karena itu
maka itu maka kepala sekolah sudah seharusnya membina guru dalam
memahami peserta didik agar pembelajaran berkualitas dapat tercapai. Hal
ini senada dengan pendapat dari Hamalik (2007:101) bahwa
Penting sekali mengenal dan memahami murid dengan seksama,
agar guru dapat menentukan dengan seksama bahan-bahan yang
akan diberikan, menggunakan prosedur mengajar yang serasi,
membantu murid-murid mengatasi masalah-masalah pribadi dan
sosial, melayani perbedaan-perbedaan individual, menilai
kemajuan belajar murid dan kegiatan-kegiatan guru lainnya
dengan individu murid.
Pemahaman terhadap peserta didik ini akan memudahkan guru
untuk menilai kebutuhan murid dan merencanakan tujuan, bahan dan
prosedur belajar mengajar dengan tepat. Hamalik (2007:93) menyatakan
bahwa “Guru yang efektif perlu memahami pertumbuhan dan
perkembangan siswa secara komprehensif “
Hasil penelitian menggambarkan pembinaan kompetensi
pedagogik guru dalam memahami peserta didik. Dari data hasil penelitian
57
di atas mengungkapkan bahwa kepala sekolah cukup memberikan
pembinaan kompetensi pedagogik guru dalam memahami peserta didik,
memberikan layanan peserta didik berdasarkan tingkat kecerdasan anak,
membuat peserta didik tidak takut dalam belajar, membantu
mengembangkan kemampuan berfikir siswa, serta pengawasan yang tidak
terlalu ketat dan otoriter, kepala sekolah juga cukup memberikan
pembinaan kepada guru.
Tugas kepala sekolah dalam membina kompetensi pedagogik
dalam dalam memahami peserta didik merupakan kegiatan yang sangat
penting dalam menyelenggarakan pendidikan di sekolah, untuk itu dituntut
kemampuan dan keseriusan kepada kepala sekolah untuk
melaksanakannya. Kepala sekolah harus senantiasa meningkatkan
kemampuan serta berusaha menambah ilmu pengetahuan dan keterampilan
dengan berbagai cara
2. Pembinaan Kompetensi Pedagogik Guru dalam Merancang
Pembelajaran oleh Kepala Sekolah pada SD Negeri Kecamatan Sasak
Ranah Pasisie Kabupaten Pasaman Barat
Hasil penelitian menunjukan bahwa pembinaan kompentensi
pedagogik guru dalam merancang pembelajaran oleh kepala SD Negeri
Kecamatan Sasak Ranah Pasisie Kabupaten Pasaman Barat dengan skor
rata-rata secara keseluruhan adalah 2,60 ini berarti kepala sekolah cukup
58
memberikan pembinaan kompetensi pedagogik dalam merancang
pembelajaran
Sesuai dengan keterangan di atas terlihat bahwa menurut guru SD
Negeri Kecamatan Sasak Ranah Pasisie Kabupaten Pasaman Barat, kepala
sekolah cukup memberikan pembinaan kompetensi pedagogik dalam
merancang pembelajaran kepada guru
Pembinaan kompetensi pedagogik dalam merancang pembelajaran,
sama halnya dengan memahami peserta didik juga merupakan tugas kepala
sekolah yang harus dilaksanakan secara optimal untuk meningkatkan
kemampuan guru dan pada akhirnya penyelenggaraan kegiatan belajar
mengajar di sekolah menjadi berkualitas
Tugas kepala sekolah dalam pembinaan kompetensi pedagogik
guru dalam merancang pembelajaran sangat penting. Oleh karena itu
kepala sekolah tidak boleh mangababaikannya begitu saja agar tujuan
pendidikan di sekolah dapat tercapai sesuai dengan yang di rencanakan
sebelumnya
Muhammad (2010:4), menyatakan bahwasanya “Perancanaan
merupakan antisipasi dan perkiraan tentang apa yang akan dilakukan
dalam pembelajaran, sehingga mewujudkan proses belajar yang
mengantarkan siswa mencapai tujuan yang diharapkan”. Perancangan
59
pembelajaran merupakan aspek utama dalam pelaksanaan pembelajaran.
Tanpa adanya perancangan yang merupakan langkah awal dari kegiatan,
mustahil kegiatan pelaksanaan belajar mengajar tersebut akan berjalan
dengan baik. Sebagaimana pendapat Usman (2007:24) menyatakan bahwa
“pelaksanaan pengajaran yang baik tidak terlepas dari rencana atau
persiapan yang baik pula”.
Salah satu kemampuan dasar yang harus dimiliki adalah
kemampuan guru adalah kemampuan dalam merencanakan dan
pelaksanaan tanggung jawabnya sebagai pengajar. Sebagai proses,
pembelajaran memerlukan perencanaan yang seksama, yakni
mengkoordinasikan tujuan, bahan pengajaran, kegiatan belajar, metode
dan alat bantu mengajar serta penilaian/evaluasi. Untuk itu kemampuan
perancangan pembelajaran sangat dibutuhakan agar proses belajar
mengajar dapat berlangsung dengan baik. Oleh karena itu, kepala sekolah
hendaknya mampu melaksanakan kegiatan pembinaan dalam merancang
pembelajaran sehingga tujuan pengajaran yang telah ditetapkan
sebelumnya dapat tercapai sesuai dengan yang direncanakan
Dari data hasil penelitian di atas diketahui bahwa dalam
melaksanakan tugasnya cukup memberikan pembinaan kompetensi
pedagogik dalam merancang pembelajaran kepada guru, belum mencapai
60
kategori tinggi. Hal ini disebabkan oleh kepala sekolah masih kurang
efektif dan efesien dalam membagi waktu, kepala sekolah disibukkan
dengan tugas lainnya dan dalam menyelesaikan permasalahan di sekolah.
Untuk kedepan di harapkan kepala sekolah harus senantiasa meningkatkan
kemampuannya di segala bidang dalam hal pembinaan guru, termasuk
pembinaan kompetensi pedagogik guru dalam merancang pembelajaran
ini. Hendaknya kepala sekolah meluangkan waktu khusus untuk membina
guru-gurunya serta kepada para pendidik/guru juga diharapkan agar
berusaha mengingkatkan kemampuan atau kompetensi pribadi agar
mampu menjadi guru yang benar-benar professional.
3. Pembinaan Kompetensi Pedagogik Guru dalam Melaksanakan
Pembelajaran oleh Kepala Sekolah pada SD Negeri Kecamatan Sasak
Ranah Pasisie
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kompetensi pedagogik guru
dalam melaksanakan pembelajaran oleh kepala SD Negeri Kecamatan
Sasak Ranah Pasisie Kabupaten Pasaman Barat dengan skor rata-rata
secara keseluruhan adalah 3,39. Hasil ini berarti kepala sekolah cukup
dalam memberikan pembinaan kompetensi pedagogik dalam
melaksanakan pembelajaran kepada guru di SD Negeri Kecamatan Sasak
Ranah Pasisie Kabupaten Pasaman Barat
61
Kepala sekolah perlu memberikan pembinaan terhadap kompetensi
pedagogik guru dalam melaksanakan pembelajaran baik berupa
bimbingan, arahan dan motivasi. Pembinan yang dilakukan kepala sekolah
ini diharapkan dapat membawa perbaikan pengajaran dan peningkatan
kompetensi guru
Pelaksanaan pembelajaran hendaknya berpegang pada apa yang
tertuang dalam perencanaan. Pembinaan oleh kepala sekolah dalam
melaksanakan pembelajaran tidak kalah pentingnya dari aspek lainnya,
pelaksanaan pembelajaran mempunyai pengaruh besar bagi keberhasilan
pengajaran itu sendiri, untuk itu kepala sekolah tidak boleh
mengabaikannya begitu saja, kepala sekolah harus terus berupaya
meningkatkan kemampuannya berupa pembinaan kepada guru
Sudjana (2004:21) mengemukakan melaksanakan atau mengelola
program belajar mengajar merupakan tahap pelaksanan program yang
telah dibuat. Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar kemampuan yang
dituntut adalah keaktifan guru dalam menciptakan dan menumbuhkan
kegaiatan siswa belajar sesuai dengan rencana yang telah disusun dalam
perencanaan. Kepala sekolah harus mampu membina guru-gurunya dalam
upaya peningkatan kemampuan dalam pelaksanaan pembelajaran
61
Kepala sekolah cukup memberikan pembinaan berupa arahan,
bimbingan dan motivasi terhadap kompetensi pedagogik guru dalam
melaksanakan pembelajaran meliputi menciptakan lingkungan yang
kondusif, berkomunikasi dengan baik pada peserta didik, dan menguasai
berbagai keterampilan dasar mengajar, menilai kemampuan awal peserta
didik, pelasanaan diakhiri dengan post test, menggunakan metode
mengajar sesuai dengan tujuan pengajaran, mendemonstrasikan metode
mengajar dengan baik, meningkatkan keterlibatan siswa dalam pengajaran,
dan menciptakan iklim belajar mengajar
Dari data di atas diketahui bahwa kepala sekolah cukup
memberikan pembinaan kompetensi pedagogik dalam melaksanakan
pembelajaran kepada guru, belum mencapai kategori tinggi. Hal ini
dikarenakan kepala sekolah terlalu sibuk dengan tugas-tugas lainnya dan
menyelesaikan permasalahan di sekolah sehingga terkadang pembinaan
dalam pelaksanaan pembelajaran ini terabaikan. Kepala sekolah harus
lebih meluangkan waktu dan ilmu yang dimilikinya untuk melaksanakan
pembinaan dalam pelaksanaan pembelajaran ini dengan baik sehingga
tujuan peningkatan kompetensi pedagogik guru di sekolah dapat dengan
baik
62
4. Pembinaan Kompetensi Pedagogik Guru dalam Mengevaluasi Hasil
Belajar oleh Kepala Sekolah pada SD Negeri kecamatan Sasak Ranah
Pasisie Kabupaten Pasaman Barat
Hasil penelitian bahwa pembinaan kompetensi pedagogik guru
dalam mengevaluasi hasil belajar oleh kepala SD Negeri Kecamatan Sasak
Ranah Pasisie Kabupaten Pasaman Barat dengan skor rata-rata secara
keseluruhan adalah 3,20. Ini berarti kepala SD Negeri Kecamatan Sasak
Ranah Pasisie Kabupaten Pasaman Barat cukup memberikan pembinaan
kompetensi pedagogik dalam mengevaluasi hasil belajar kepada guru
Evaluasi dalam sistem pengajaran menduduki peranan yang sangat
penting, karena dengan evaluasi hasil belajar yang dicapai para siswa akan
dapat diketahui ketepatan metode mengajar yang digunakan dalam
menyajikan pelajaran, serta dapat diketahui atau tidaknya tujuan
instruksional yang dirumuskan sebelumnya
Evaluasi hasil belajar berfungsi sebagai umpan balik dalam rangka
memperbaiki proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan guru. Hal
ini senada dengan pendapat Usman (2003:135), menyatakan bahwa
“dengan evaluasi hasil belajar mengajar, kita dapat mengetahui kemajuan
prestasi siswa, dapat mengetahui sampai sejauh mana efesiensi metode,
teknik dan alat bantu yang digunakan, mengetahui siswa yang mana saja
63
yang belum menguasai materi pelajaran yang mengalami kesulitan dalam
belajar”
Kepala sekolah harus terus berupaya meningkatkan
kemampuannya dalam membina para guru dalam mengevaluasi hasil
belajar ini. Sebagaimana pendapat Muhammad (2010:113), menyatakan
bahwa “evaluasi sebagai alat penilai hasil pencapaian tujuan dalam
pengajaran, evaluasi harus dilakukan secara terus menerus. Evaluasi itu
lebih dari hanya sekedar untuk menentukan angka keberhasilan belajar
tetapi sebagai dasar untuk umpan balik dari proses belajar mengajar yang
dilaksanakan”.
Hasil penelitian menunjukan bahwa kepala sekolah cukup
memberikan pembinaan kompetensi pedagogik dalam mengevaluasi hasil
belajar kepada guru. Terlihat pembinaan yang diberikan kepala sekolah
belum mencapai arah yang lebih tinggi, hal ini dikarenakan kepala sekolah
memanfaatkan sedikit waktu saja dalam upaya pembinaan terhadap guru-
gurunya, hal ini terlihat dari pertemuan yang di adakan hanya satu kali di
minggu pertama setiap bulannya untuk membicarakan permasalahan yang
ditemui guru dalam pembelajaran beserta penyelesaiannya. Hal ini
mengakibatkan masih adanya kekurangan atau masalah disebagian guru
seperti guru yang tidak menetapkan alat evaluasi dalam penilaian hasil
64
belajar siswa. Kepala sekolah harus lebih meluangkan waktu dan ilmu
yang dimilikinya untuk melaksanakan pembinaan dalam perancangan
pembelajaran ini dengan baik sehingga tujuan peningkatan kompetensi
pedagogik guru di sekolah dapat tercapai dengan optimal.
5. Pembinaan Kompetensi Pedagogik Guru dalam mengembangkan
Peserta Didik Oleh Kepala Sekolah pada SD Negeri Kecamatan Sasak
Ranah Pasisie Kabupaten Pasaman Barat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembinaan kompetensi
pedagogik guru dalam mengembangkan peserta didik oleh kepala pada SD
Negeri Kecamatan Sasak Ranah Pasisie Kabupaten Pasaman Barat dengan
skor rata-rata secara keseluruhan adalah 3,40. Ini berarti kepala SD Negeri
Kecamatan sasak Ranah Pasisie Kabupaten Pasaman Barat cukup
memberikan pembinaan kompetensi pedagogik dalam mengembangkan
peserta didik kepada guru.
Pembelajaran dapat ditingkatkan kualitasnya dengan
mengembangkan kecerdasan emosi, mengembangkan kreatifitas dalam
pembelajaran, mendisiplinkan peserta didik dengan kasih sayang,
memecahkan masalah, membangkitkan nafsu belajar dan sebagainya. Hal
ini senada dengan pendapat dari Mulyasa (2007:87), mengemukakan
bahwa “proses pembelajaran pada hakekatnya untuk mengembangkan
65
aktivitas dan kreativitas peserta didik melalui berbagai interaksi dan
pengalaman belajar”.
Kepala sekolah cukup memberikan pembinaan kompetensi
pedagogik dalam mengembangkan peserta didik meliputi, mengembangkan
peserta didik melalui ekstrakurikuler, pengayaan sebagai tindak lanjut
proses pembelajaran, memfungsikan diri sebagai pembimbing membantu
perkembangan peserta didik, serta memebrikan bimbingan secara rutin dan
berkesinambungan
Usman (2007:27), mengemukakan bahwa “Keterlibatan siswa
dalam belajar erat kaitannya dengan sifat-sifat murid, baik yang bersifat
kognitif seperti kecerdasan dan bakat maupun yang bersifat efektif seperti
motivasi, rasa percaya diri dan minatnya”. Jadi penting sekali kepala
sekolah membina para pendidik untuk senantiasa berupaya meningkatkan
kemampuan dalam pemahaman terhadap peserta didik ini. Karena minat
siswa merupakan faktor utama yang menentukan derajat keaktifan belajar
siswa, jadi guru memiliki peran penting untuk mendorong keterlibatan
siswa secara aktif dalam belajar serta mengembangkan potensi atau bakat
yang ada pada diri peserta didik agar dapat berkembang dengan maksimal
Dari data di atas mengungkapkan bahwa kepala sekolah cukup
memberikan pembinaan, berupa bimbingan, arahan dan motivasi dalam
66
mengembangkan peserta didik, belum mencapai kategori tinggi. Hal ini
disebabkan kepala sekolah sibuk dengan tugas-tugas rutin dan kurang
memperhatikan kebutuhan dan kesukan guru,kepala sekolah terlihat lebih
berperan administrator dan kurang melaksanakan tugasnya sebagai
supervisor dalam hal pengelolaan pembelajaran dan peserta didik pada
guru-gurunya. Hal ini perlu menjadi perhatian oleh semua pihak terutama
kepala sekolah itu sendiri agar mampu meningkatkan pembinaan
kompetensi pedagogik dalam pengembangan peserta didik pada guru-
gurunya
Dari hasil penelitian secara menyeluruh di atas menunjukan bahwa
kepala sekolah SD Negeri Kabupaten Pasaman Barat cukup memberikan
pembinaan kompetensi pedagogik dalam memahami peserta didik,
merancang pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, mengevaluasi hasil
belajar dan mengembangkan peserta didik kepada guru. Hal ini perlu
perhatian dari segala pihak terutama dari kepala sekolah itu sendiri sebagai
pelaksana dari pemimpin di sekolahnya. Hendaknya dimasa yang akan
datang kategori yang sekarang masi cukup ini dapat meningkat menuju kea
rah yang baik lagi. Pembinaan yang tinggi nantinya memungkinkan
tercapainya peningkatan kompetensi pedagogik guru secara optimal, hal ini
67
akan memberikan dampak positif terhadap siswa dalam meningkatkan
prestasi belajarnya serta peningkatan mutu pendidikan di sekolah
68
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis uraian pada bab-bab
sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pembinaan kompetensi
pedagogik guru oleh kepala sekolah pada Sekolah Dasar Negeri Kecamatan
Sasak Ranah Pasisie Kabupaten Pasaman Barat sebagai berikut :
1. Kepala sekolah pada SD Negeri Kecamatan Sasak Ranah Pasisie
Kabupaten Pasaman Barat cukup memberikan pembinaan kompetensi
pedagogik dalam memahami peserta didik, dengan skor rata-rata 2,84
2. Kepala sekolah pada SD Negeri Kecamatan Sasak Ranah Pasisie
Kabupaten Pasaman Barat cukup memberikan pembinaan kompetensi
pedagogik dalam merancang, dengan skor rata-rata 2,60
3. Kepala sekolah pasa SD Negeri Kecamatan Sasak Ranah Pasisie
Kabupaten Pasaman Barat cukup memberikan pembinaan kompetensi
pedagogik dalam melaksanakan pembelajaran, dengan skor rata-rata
3,39
4. Kepala sekolah pada SD Negeri Kecamatan Sasak Ranah Pasisie
Kabupaten Pasaman Barat cukup memberikan pembinaan kompetensi
69
pedagogik dalam mengevaluasi hasil belajar peserta didik, dengan skor
rata-rata 3,20
5. Kepala sekolah pada SD Negeri Kecamatan Sasak Ranah Pasisie
Kabupaten Pasaman Barat cukup memberikan pembinaan kompetensi
pedagogik berupa pembinaan kompetensi pedagogik dalam
mengembangkan peserta didik, dengan skor rata-rata 3,40
6. Hasil penelitian mengenai pembinaan kompetensi pedagogik guru oleh
kepala sekolah pada SD Negeri Kecamatan Sasak Ranah Pasisie
Kabupaten Pasaman Barat secara umum berada pada kategori cukup,
dengan skor rata-rata 3,09
B. Saran
Dari kesimpulan data tentang pembinaan kompetensi pedagogik guru oleh
kepala sekolah pada SD Negeri Kecamatan Sasak Ranah Pasisie Kabupaten
Pasaman Barat, maka penulis menyampaikan beberapa saran untuk dapat
menjadi pertimbangan, sebagai berikut :
1. Kepala sekolah hendaknya lebih meningkatkan pembinaan kompetensi
pedagogik guru dan mendorong agar para guru dapat terus menerus
meningkatkan kompetensinya, sehingga kegiatan belajar mengajar dapat
berjalan dengan optimal.
70
2. Kepala sekolah sebaiknya menjadikan dirinya contoh tauladan yang baik
bagi segenap guru dan anak didik, serta masyarakat lingkungan dimana ia
berada dengan terus berupaya meningkatkan kompetensi pribadi.
3. Diharapkan kepada Pengawas SD Negeri Kecamatan Sasak Ranah Pasisie
Kabupaten Pasaman Barat agar lebih intensif lagi dalam melaksanakan
pembinaan kepada kepala sekolah, agar dapat menjalankan tugas dan
tanggung jawabnya dengan lebih baik, terutama dalam pelaksanaan
pembinaan guru.
4. Bagi guru-guru untuk dapat terus berupaya meningkatkan kompetensi
sebagai guru yang mandiri, kreatif, penuh minat dan mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan walaupun kepala sekolah kurang
melakukan pembinaan. Karena berhasil tidaknya suatu proses
pembelajaran yang dilaksanakan sangat tergantung kepada guru sebagai
ujung tombak terdepan dalam pendidikan.
5. Penulis menyarankan kepada penelitian lanjutan untuk menelaah dan
meneliti lebih lanjut tentang pembinaan terhadap kompetensi guru di
sekolah dengan mengambil objek yang berbeda dan bentuk pembinaan
yang berbeda pula
71
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Djauzak. 1996. Petunjuk Peningkatan Mutu Pendidikan di Sekolah
Dasar. Jakarta : Depdikbud
Aliasar, dkk. 2006. Pedagogik. Padang : UNP Press
Ali, Muhammad. 2010. Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar
Baru Algesindo
Arikunto, Suharsimi. 2007. Prosedur Penelitian. Jakarta : Bumi Aksara
----------.2003. Undang-undang republik Indonesia No. 20 tahun 2003 Tentang
Sistem Pendidikan Guru dan Dosen. Jakarta : Sinar Garfika
---------.2006. Undng-undang Republik Indonesia No. 14 tahun 2005 Tentang
Guru dan Dosen. Jakarta : Sinar Grafika
---------.2005. Peraturan Pemerintah Republik ndonesia No. 19 tahun 2005
Tentang Standar Nasional Pendidikan. Jakarta : Sinar Grafika
Hadi, Sutrisno. 1989. Statistik. Yogyakarta : Yayasan Penerbit Fakultas Psikologi
UGM
Hadiyanto. 2000. Manajemen Peserta Didik. Padang : UNP Press
Hamalik, Oemar. 2007. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara
Ibrahim, Bafadal. 2003. Supervisi Pengajaran. Jakarta : Bumi Aksara
Imron, Ali. 1995. Pembinaan Guru di Indonesia. Jakarta : Pustaka Jaya
Mulyasa. 2007. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung : PT Remaja
Rosdakarya
72
Nitisesmito, Alex. 1982. Manajemen Personalia. Jakarta : Ghalia Indonesia
Noviardi, Edi. 2003. Psikologi Manajemen. Padang : UNP Press
Kunandar. 2007. Guru Profesional. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada
Purwanto, Ngalim. 1996. Psikologi Pendidikan. Jakarta : PT Remaja Rosdakarya
Sudjana, Nana. 2007. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung : Sinar
Baru Algesindo
Sudjana, Nana. 2004. Dasar-dasar Proses belajar Mengajar. Bandung : Sinar
Baru Algesindo
Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Administrasi. Bandung : Alpabeta
Suryosubroto. 1997. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta : PT. Raja
Rineka Cipta
Usman, Moh. Uzer. 2003. Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar.
Bandung : Remaja Rosdakarya
Usman. Moh. Uzer. 2007. Menjadi Guru Profesional. Bandung : Remaja
Rosdakarya
73
KISI-KISI ANGKET PENELITIAN
NO VARIABEL SUB VARIABEL INDIKATOR ITEM
1.
Pembinaan
Kompetensi
Pedagogik
Guru oleh
Kepala
Sekolakh
1. Pembinaan dalam Memahami Peserta didik 1. Bimbingan
2. Arahan
3. Motivasi
1-6
7-8
9-10
2. Pembinaan dalam Merancang Pembelajaran 1. Bimbingan
2. Arahan
3. Motivasi
11-14
15-18
19-20
3. Pembinaan dalam Melaksanakan Pembelajaran 1. Bimbingan
2. Arahan
3. Motivasi
21-23
24-27
28-29
4. Pembinaan dalam Mengevaluasi Hasil Belajar 1. Bimbingan
2. Arahan
3. Motivasi
30-32
33-34
35-36
5. Pembinaan dalam Mengembangkan Peserta Didik 1. Bimbingan
2. Arahan
3. Motivasi
37-40
41-42
43-45
74
ANGKET PENELITIAN
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Dengan hormat, terlebih dahulu saya mendo’akan semoga Bapak/Ibu
selalu dalam keadaan sehat wal’afiat dan sukses dalam melaksanakan tugas
sehari-hari,amin…
Kiranya dalam kesibukan Bapak/Ibu melaksanakan tugas sehari-hari
sudilah meluangkan waktu untuk dapat mengisi angket ini. Angket yang saya
berikan kepada Bapak/Ibu bertujuan untuk memperoleh data dan informasi
tentang “Pembinaan Kompetensi Pedagogik Guru Oleh Kepala Sekolah Di
Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Sasak Ranah Pasisie Kabupaten
Pasaman Barat” yang nantinya akan digunakan untuk penyusunan skripsi.
Data dan informasi yang diperoleh hanya untuk kepentingan
akademik dan tidak ada maksud lain yang dapat merugikan Bapak/Ibu. Oleh
sebab itu, sudilah kiranya bapak-ibuk memberikan informasi sesuai dengan
apa yang terjadi sesungguhnya. Selanjutnya data dan informasi yang
bapak/Ibu berikan akan dijaga kerahasiannya.
Demikianlah harapan saya atas kesediaan dan bantuan yang Bapak/
Ibu berikan terlebih dahulu saya ucapkan terima kasih.
Hormat saya,
PUTRI WAHYU ADE
03815/2008
75
PETUNJUK PENGISIAN ANGKET
Angket ini dibuat dalam bentuk pernyataan, masing-masing pernyataan
disediakan lima alternatif jawaban. Pilihan jawaban tersebut dalam bentuk :
Selalu (SL)
Sering (SR)
Kadang-kadang (KD)
Jarang (JR)
Tidak Pernah (TP)
Kepada Bapak atau Ibu diminta untuk memilih salah satu jawaban yang
dianggap cocok dengan memberikan tanda cwk (V) pada tempat/ kolom yang
sudah disediakan. Untuk memudahkan Bapak/ Ibu dalam menentukan pilihan,
diberikan pedoman sebagai berikut:
Contoh Pengisisan Angket
No PERNYATAAN JAWABAN
SL SR KD JR TP
1. Kepala sekolah membantu
Bapak/Ibu dalam memahami tingkat
kecerdasan anak
Atas partisipasi dan kesedian Bapak / Ibu mengisi angket penelitian ini
terlebih dahulu saya ucapkan terima kasih
76
ANGKET PENELITIAN
No PERNYATAAN JAWABAN
SL SR KD JR TP
Pembinaan dalam Memahami Peserta Didik
1. Kepala sekolah membantu Bapak/Ibu dalam
memahami tingkat kecerdasan anak
2. Kepala sekolah memberikan contoh kepada
Bapak/Ibu bagaimana cara memberikan layanan
kepada peserta didik berdasarkan kecerdasan
anak
3. Kepala sekolah membimbing Bapak/Ibu agar
memberi kesempatan pada peserta didik
berbicara menyampaikan pendapat dalam belajar
4. Kepala sekolah memberikan penjelasan kepada
Bapak/Ibu bagaimana mengaktifkan peserta
didik dalam belajar
5. Kepala sekolah memberi penjelasan kepada
Bapak/Ibu agar peserta didik tidak merasa takut
dalam belajar
6. Kepala sekolah membantu Bapak/Ibu agar dapat
mengembangkan kemampuan berfikir siswa
7. Kepala sekolah memberikan petunjuk kepada
Bapak/Ibu dalam penyesuaian sikap dan layanan
terhadap perbedaan peserta didik
8. Kepala sekolah memberikan petunjuk kepada
Bapak/Ibu bagaimana cara mengembangkan
aktivitas dan kreativitas peserta didik
9. Kepala sekolah menerangkan kepada Bapak/Ibu
cara pemberian materi pelajaran terhadap anak
didik sesuai dengan tingkat kecerdasan anak
10. Kepala sekolah menjelaskan kepada Bapak/Ibu
agar pengawasan yang diberikan dalam proses
pembelajaran tidak terlalu ketat dam otoriter
Pembinaan dalam merancang pembelajaran
11. Kepala sekolah membantu Bapak/Ibu agar dapat
merumuskan kebutuhan belajar siswa
12. Kepala sekolah memberikan penjelasan kepada
Bapak/Ibu bagaimana mendayagunakan
lingkungan sebagai sumber belajar
13. Kepala sekolah membantu Bapak/Ibu dalam
penetapan kompetensi yang harus dikuasai
peserta didik
14. Kepala sekolah memberikan penjelasan
kepada Bapak/Ibu bagaimana cara penyusunan
rencana pelasanaan pembelajaran
77
15. Kepala sekolah memberikan arahan kepada
Bapak/Ibu agar dapat mengembangkan bahan
latihan sesuai dengan tujuan pengajaran
16. Kepala sekolah memberikan arahan kepada
Bapak/Ibu agar menggunakan media sesuai
dengan tujuan pembelajaran
17. Kepala sekolah memberikan arahan kepada
Bapak/Ibu dalam menetapkan metode pengajaran
yang akan digunakan
18. Kepala sekolah memberikan arahan kepada
Bapak/Ibu dalam menetapkan kegiatan belajar
mengajar yang akan dilaksanakan
19. Kepala sekolah memberikan motivasi kepada
Bapak/Ibu agar melibatkan peserta didik dalam
merumuskan kebutuhan belajar
20. Kepala sekolah memberikan motivasi kepada
Bapak/Ibu dalam memilih dan memanfaatkan
sumber belajar
Pembinaan dalam melaksanakan Pembelajaran
21. Kepala sekolah membimbing Bapak/Ibu agar
dapat menilai kemampuan awal peserta didik
dalam proses pembelajaran
22. Kepala sekolah membimbing Bapak/Ibu agar
menciptakan lingkungan yang kondusif dalam
proses pembelajaran
23. Kepala sekolah membimbing Bapak/Ibu agar
pelaksanaan pembelajaran diakhiri dengan post
test
24. Kepala sekolah memberikan arahan kepada
Bapak/Ibu agar mampu menggunakan metode
mengajar sesuai dengan tujuan pengajaran
25. Kepala sekolah memberikan arahan kepada
Bapak/Ibu agar mampu berkomunikasi dengan
baik pada peserta didik
26. Kepala sekolah mengarahkan Bapak/Ibu agar
mampu mendemonstrasikan metode mengajar
dengan baik
27. Kepala sekolah memberikan arahan kepada
kepada Bapak/Ibu agar meningkatkan
keterlibatan siswa dalam pengajaran
28. Kepala sekolah memberikan motivasi kepada
Bapak/Ibu agar menguasai berbagai keterampilan
dasar mengajar
29. Kepala sekolah memberikan motivasi kepada
Bapak/Ibu agar menciptakan iklim belajar
mengajar yang kondusif/menyenangkan
78
Pembinaan dalam Mengevaluasi Hasil Belajar
30. Kepala sekolah memberikan penjelasan kepada
Bapak/Ibu dalam pelaksanaan penilaian terhadap
hasil belajar peserta didik
31. Kepala sekolah memberikan contoh kepada
Bapak/Ibu dalam mengolah hasil penilaian
peserta didik
32. Kepala sekolah membimbing Bapak/Ibu
membuat laporan hasil penilaian belajar peserta
didik
33 Kepala sekolah memberikan arahan kepada
Bapak/Ibu agar menguasai metode dan teknik
penilaian dengan baik
34 Kepala sekolah memberikan arahan kepada
Bapak/Ibu dalam menentukan kriteria sebagai
tolak ukur penilaian
35. Kepala sekolah memberikan motivasi kepada
Bapak/Ibu untuk mengolah hasil penilaian dan
membuat laporan hasil kerja
36. Kepala sekolah memberikan motivasi kepada
Bapak/Ibu untuk melaksanakan penilaian hasil
belajar peserta didik
Pembinaan dalam Mengembangkan Peserta Didik
37. Kepala sekolah membantu Bapak/Ibu bagaimana
mengembangkan bakat peserta didik melalui
kegiatan ekstrakurikuler
38. Kepala sekolah memberikan penjelasan kepada
Bapak/Ibu bagaimana memfungsikan diri sebagai
guru pembimbing bagi anak didik
39. Kepala sekolah membimbing Bapak/Ibu agar
mampu melaksanakan program remedial bagi
siswa yang belum tuntas
40. Kepala sekolah membimbing Bapak/Ibu agar
melaksanakan program remedial dan pengayaan
sebagai tindak lanjut proses pembelajaran
41. Kepala sekolah memberikan arahan kepada
Bapak/Ibu agar mengembangkan bakat dan
keterampilan peserta didik
42. Kepala sekolah memberikan petunjuk kepada
Bapak/Ibu agar membantu perkembangan pribadi
peserta didik
43. Kepala sekolah memberikan motivasi kepada
Bapak/Ibu mengembangkan potensi yang
dimiliki peserta didik melalui ekstra kurikuler
79
44. Kepala sekolah memberikan motivasi kepada
Bapak/Ibu agar memberikan bimbingan secara
rutin dan berkesinambungan pada peserta didik
45. Kepala sekolah memberikan motivasi kepada
Bapak/Ibu dalam melaksanakan program
remedial bagi siswa yang belum tuntas
80
UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS
UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS
A. Uji Validitas dengan Rumus Tata Jenjang
Uji validitas angket dengan rumus korelasi tata jenjang Spearman
oleh Arikunto (2006:278) sebagai berikut :
Keterangan :
Rho = Koefesien Korelasi Tata Jenjang.
D = Difference. Beda antara jenjang setiap subjek.
N = Banyaknya subjek.
Tabel Bantu Penggunaan Rumus untuk Validitas Angket
Responden
Skor
Max Total
Rank Skor
Max
Rank
Total D D²
A 30 204 12 11 1 1
B 35 203 10,5 12 -1,5 2,25
C 85 276 3 2 1 1
D 75 261 4,5 4 0,5 0,25
E 45 218 8,5 7 1,5 2,25
F 5 150 15 14 1 1
G 12 134 14 15 -1 1
H 75 265 4,5 3 1,5 2,25
I 60 221 7 6 1 1
J 72 225 6 5 1 1
K 90 207 2 9 -6 36
L 24 158 13 13 0 0
M 45 213 8,5 8 0,5 0,25
N 4 104 16 16 0 0
O 132 300 1 1 0 0
P 35 206 10,5 10 0,5 0,25
Total 136 136 0,5 49,5
82
Dari hasil di atas didapatkan Rho = 0,93 dan Rho Tabel taraf
kepercayaan 95% dengan N = 16 adalah 0,506. Jadi r hitung > r tabel (0,93 >
0,506). Ini menandakan bahwa angket penelitian adalah valid.
B. Uji Reliabilitas Angket dengan Rumus Alpha
Uji reliabilitas angket dengan rumus Alpha, Arikunto (2006:196),
yaitu :
tk
kr b
2
2
11 11
Keterangan :
r11 = Reliabilitas instrument
k = banyaknya butir pertanyaan atau banyak soal.
83
b= Jumlah varians butir
= Varians total
Langkah pertama mencari varians masing-masing item, Arikunto
(2006:184), yaitu :
N
N
XX
22
2
)(
Keterangan :
2
= Varians yang dicari
X = Skor jawaban masing-masing item
N = Jumlah responden
Contoh mencari item :
2
t16
16
)59(231
2
16
56,217231
16
44,31
0,84
a. Langkah kedua, menjumlahkan hasil varians semua item ( i2 )
Rumus : i2 = 1 + 2 + 3 . . . +
i2 = 0,84+0,37+0,56+0,37+0,48+0,48+0,44+0,86+0,50+0,59+
0,50+0,63+1,06+0,96+1,09+1,36+ ........ = 31,69
84
b. Langkah ketiga, menggunakan rumus Varians Total ( t2 )
N
N
XX
t
t
t
22
2
)(
16
16
)2521(408179
2
16
06,397215408179
16
94,10963
b. Langkah keempat, menggunakan rumus Alpha
tk
kr b
2
2
11 11
11r685,25
69,311
145
45
0,05-1 02,1
0,95 02,1
969,0
Jadi dari hasil perhitungan reliabilitas di atas dapat diperoleh r
hitung = 0,969, sedangkan r tabel dengan N = 16 pada taraf kepercayaan
95% adalah 0,497. Jadi r hitung > r tabel (0,969 > 0,497). Ini menandakan
angket penelitian ini reliabel.
685,25
85