pemberian pupuk hayati fungi mikoriza arbuskular terhadap padi gogo pada … (d1a013006... ·...

12
Pemberian Pupuk Hayati Fungi Mikoriza Arbuskular Terhadap Padi Gogo Pada Ultisol ARTIKEL ILMIAH MUSLIKAH D1A013006 PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS JAMBI 2018

Upload: others

Post on 05-Mar-2020

35 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pemberian Pupuk Hayati Fungi Mikoriza Arbuskular Terhadap Padi Gogo Pada … (D1A013006... · 2018-07-10 · Pengamatan yang dilakukan yaitu kolonisasi FMA, tinggi tanaman, jumlah

Pemberian Pupuk Hayati Fungi Mikoriza Arbuskular Terhadap

Padi Gogo Pada Ultisol

ARTIKEL ILMIAH

MUSLIKAH

D1A013006

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS JAMBI

2018

Page 2: Pemberian Pupuk Hayati Fungi Mikoriza Arbuskular Terhadap Padi Gogo Pada … (D1A013006... · 2018-07-10 · Pengamatan yang dilakukan yaitu kolonisasi FMA, tinggi tanaman, jumlah

Pemberian Pupuk Hayati Fungi Mikoriza Arbuskular Terhadap

Padi Gogo Pada Ultisol

MUSLIKAH

D1A013006

ARTIKEL ILMIAH

Diajukan untuk memenuhi syarat guna memperoleh Gelar

Sarjana Pertanian Program Studi Agroekoteknologi

Fakultas Pertanian Universitas Jambi

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS JAMBI

2018

Page 3: Pemberian Pupuk Hayati Fungi Mikoriza Arbuskular Terhadap Padi Gogo Pada … (D1A013006... · 2018-07-10 · Pengamatan yang dilakukan yaitu kolonisasi FMA, tinggi tanaman, jumlah

HALAMAN PENGESAHAN

Artikel ilmiah dengan judul “Pemberian Pupuk Hayati Fungi Mikoriza Arbuskular

Terhadap Padi Gogo Pada Ultisol” oleh Muslikah, NIM D1A013006.

Menyetujui,

Dosen Pembimbing 1, Dosen Pembimbing 2

Ir. Hj. Margarettha, MP Ir. Zurhalena, MP

NIP.19650611 199003 2 002 NIP.19610518 198803 2 001

Mengetahui

Ketua Jurusan Agroekoteknologi

Dr. Sunarti, SP., M.P.

NIP. 19731337 199903 2 003

Page 4: Pemberian Pupuk Hayati Fungi Mikoriza Arbuskular Terhadap Padi Gogo Pada … (D1A013006... · 2018-07-10 · Pengamatan yang dilakukan yaitu kolonisasi FMA, tinggi tanaman, jumlah

1

Pemberian Pupuk Hayati Fungi Mikoriza Arbuskular Terhadap

Padi Gogo Pada Ultisol

Muslikah1, Margarettha2, Zurhalena2

Fakultas Pertanian Universitas Jambi, Mendalo Darat, Jambi

e-mail: [email protected]

ABSTRAK

Ultisol merupakan lahan kering marjinal yang paling luas penyebarannya

di Indonesia dan umumnya memiliki kandungan unsur hara yang rendah. Untuk

memperbaiki kesuburan tanah dan meningkatkan produktivitas tanaman padi gogo

perlu dilakukan pemupukan, namun pemberian pupuk an – organik kurang efisien

karena jika diberikan secara terus menerus dapat memiliki dampak negatif antara

lain dapat menyebabkan perubahan struktur tanah. Salah satu alternatif dalam

meningkatkan kandungan unsur hara yang rendah pada Ultisol yaitu dengan

pemberian pupuk hayati Mikoriza.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pupuk hayati mikoriza terhadap

produksi padi gogo. Percobaan ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok

(RAK) dengan 6 perlakuan dan 4 kelompok yaitu m0 = tanpa pemberian FMA,

m1 = pemberian FMA 15 g/tanaman, m2 = pemberian FMA 30 g/tanaman, m3 =

pemberian FMA 45 g/tanaman, m4 = pemberian FMA 60 g/tanaman, m5 =

pemberian FMA 75 g/tanaman. Petak percobaan ukuran 1 m x 2 m dengan jarak

tanam 25 m x 25 m. Bibit padi gogo ditanam sebanyak 3 bibit perlubang tanam.

Pupuk dasar yang diberikan adalah 250 kg/ha Urea, 87,5 kg/ha SP-36 (diberikan

½ dosis anjuran), 125 kg/ha KCl. Pengamatan yang dilakukan yaitu kolonisasi

FMA, tinggi tanaman, jumlah anakan, jumlah anakan produktif, berat gabah

kering, bobot 1000 butir, bobot kering tanaman. Data dianalisis secara sidik ragam

dan selanjutnya untuk mengetahui perbedaan antar perlakuan dilakukan Uji

Duncan (DMRT) taraf 5%.

Hasil penelitian diperoleh pemberian FMA belum berpengaruh terhadap P-

tersedia. Pemberian FMA dengan dosis 75 g/tanaman memberikan nilai terbaik

untuk pH tanah dan kolonisasi FMA, akan tetapi pemberian FMA dosis 45

g/tanaman memberikan hasil terbaik terhadap berat gabah kering dan bobot 1000

butir.

Kata kunci : Mikoriza, Padi gogo, Ultisol.

PENDAHULUAN

Sektor pertanian berperan

dalam memenuhi dan menunjang

kebutuhan hidup manusia terutama

bahan pangan, salah satu bahan

pangan utama manusia adalah beras

(padi). Beras merupakan salah satu

bahan pangan utama bagi sebagian

besar penduduk Indonesia yang

penduduknya terus meningkat.

Seiring dengan meningkatnya jumlah

penduduk akan mempengaruhi

jumlah konsumsi beras (Yudha et al.,

2015). Menurut data statistik yang

dikeluarkan oleh Badan Pusat

Statistik (BPS, 2017) peningkatan

produksi padi rata- rata di Indonesia

pada tahun 2013-2016 sebesar

7.57%. Produksi padi pada tahun

2015 sebanyak 75,398 juta ton/ha

gabah kering giling (GKG)

Page 5: Pemberian Pupuk Hayati Fungi Mikoriza Arbuskular Terhadap Padi Gogo Pada … (D1A013006... · 2018-07-10 · Pengamatan yang dilakukan yaitu kolonisasi FMA, tinggi tanaman, jumlah

2

sedangkan pada tahun 2016 produksi

padi meningkat menjadi 79,355 juta

ton/ha atau mengalami peningkatan

sebesar 3,957 juta ton (5,25 %)

dibandingkan pada tahun 2015.

Hingga saat ini peningkatan

produksi tanaman pangan di

Indonesia khususnya tanaman padi

masih dititik beratkan pada

pelaksanaan intensifikasi padi sawah,

sedangkan peningkatan produksi

padi gogo belum sepenuhnya

dilakukan. Hal ini mengakibatkan

produksi padi gogo baik kualitas

maupun kuantitasnya masih

tergolong rendah (Kastanja, 2011).

Produksi padi sawah nasional pada

tahun 2015 lebih besar dibandingkan

produksi padi gogo. Hal ini dapat

dilihat pada jumlah produksi padi

sawah yaitu 71.766 juta ton/ha

sedangkan produksi padi gogo

3.631juta ton/ha (BPS, 2015).

Padi gogo umumnya di tanam

pada lahan kering (Ultisol).

Pemanfaatan Ultisol sebagai lahan

pertanian yang mempunyai kendala

dalam kesuburan tanah seperti tanah

masam, kurangnya kandungan bahan

organik serta kemampuan menahan

air yang rendah. Semakin lama lahan

digunakan maka produktivitas dan

produksi tanamanakan menurun

(Simanihuruk et al., 2007)

Untuk memperbaiki

kesuburan tanah dan meningkatkan

produktivitas tanaman padi gogo

perlu dilakukan pemupukan, namun

pemberian pupuk an – organik

kurang efisien karena jika diberikan

secara terus menerus dapat memiliki

dampak negatif antara lain dapat

menyebabkan perubahan struktur

tanah, pemadatan, kandungan unsur

hara dalam tanah menurun, dan

pencemaran lingkungan. Pemberian

pupuk an-organik secara terus-

menerus dalam jangka panjang akan

menaikkan kemasaman tanah yang

berdampak buruk terhadap

mikroorganisme yang ada di dalam

tanah dan apabila dibiarkan berlarut-

larut maka kesuburan alami tanah

akan menurun (Triyono et al., 2013).

Salah satu upaya yang dapat

dilakukan adalah mengembangkan

pertanian berbasis ekologi yang

berkelanjutan agar dapat

mengembalikan kualitas atau

kesehatan tanah secara ramah

lingkungan serta tidak merusak tanah

salah satunya dengan pemanfaatan

pupuk hayati (biofertilizer) antara

lain dengan pemberian pupuk hayati

Fungi Mikoriza Arbuskular (FMA)

(Simarmata, 2007).

BAHAN DAN METODE

Penelitian ini dilakukan di

Kebun Percobaan Fakultas Pertanian

Universitas Jambi, Desa Mendalo

Darat Kecamatan Jambi Luar Kota

Kabupaten Muaro Jambi serta

pengamatan mikoriza dan analisis

kimia tanah dilakukan di

Laboratorium Kimia dan Kesuburan

Tanah Fakultas Pertanian Universitas

Jambi. Penelitian ini dilaksanakan

dari bulan Juni sampai dengan

November 2017.

Bahan yang digunakan dalam

penelitian ini adalah Inokulan FMA

Indigenous (Konsorsium FMA genus

Glomus dan Acaulospora), benih

padi gogo varietas Inpago 10, pupuk

kandang ayam, pupuk dasar (Urea,

SP-36, KCl), Bio-pestisida serta

bahan-bahan untuk analisis kimia

tanah dan pewarnaan akar. Alat yang

digunakan dalam penelitian ini

adalah cangkul, kantong plastik,

kertas label, jaring/paranet,

timbangan, seperangkat alat-alat

Page 6: Pemberian Pupuk Hayati Fungi Mikoriza Arbuskular Terhadap Padi Gogo Pada … (D1A013006... · 2018-07-10 · Pengamatan yang dilakukan yaitu kolonisasi FMA, tinggi tanaman, jumlah

3

untuk analisis kimia dan pewarnaan

akar, kamera, dan alat-alat tulis.

Penelitian ini menggunakan

Rancangan Acak Kelompok (RAK)

dengan 6 perlakuan dan 4 kelompok.

Sehingga terdapat 24 petak

percobaan. Dengan dosis perlakuan

m0 = Tanpa pemberian mikoriza, m1

= pemberian mikoriza 15 g/tanaman,

m2 = pemberian mikoriza 30

g/tanaman, m3 = pemberian mikoriza

45 g/tanaman, m4 = pemberian

mikoriza 60 g/tanaman, m5 =

pemberian mikoriza 75 g/tanaman.

Petak percobaan berukuran

1 m x 2 m dengan tinggi petakan 0,3

m dan jarak antar petakan perlakuan

0,5 m kemudian jarak antar

kelompok 1 m.

Pengamatan meliputi

kolonisasi FMA, analisis sifat kimia

tanah, tinggi tanaman, jumlah

anakan, jumlah anakan produktif,

berat gabah kering, bobot 1000 butir

dan berat kering tanaman. Semua

data dianalisis secara sidik ragam

dan untuk mengetahui perbedaan

pengaruh antar perlakuan analisis

data dilanjutkan dengan Uji Duncan

(DMRT) pada taraf 5%.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kondisi Sifat Kimia Tanah

Sebelum Penelitian.

Hasil analisis pH pada lahan

penelitian memiliki tingkat

kemasaman (pH) agak masam

dengan nilai 6,37, P-potensial sedang

dengan nilai 29,82 ppm, P-tersedia

sedang dengan nilai 10,20 ppm, Al-

dd sangat rendah dengan nilai 0,05

me/100 g, nilai Kapasitas Tukar

Kation (KTK) rendah dengan nilai

9.93 me/100 g dan nilai C-organik

tergolong sedang dengan nilai 2,33

%.

Tabel 1. Hasil Analisis Sifat Kimia Tanah Sebelum Penelitian

Parameter Nilai Satuan Kriteria (Balai Penelitian

Tanah, 2005)

pH 6,37 - Agak Masam

P-Potensial 29,82 Ppm Sedang

P- Tersedia 10,20 ppm Sedang

Al-dd 0,05 me/100g -

KTK 9,93 me/100g Rendah

C-organik 2,33 % Sedang

Sumber : Balai Penelitian Tanah, 2005

Secara umum tingkat

kesuburan tanah pada lokasi

penelitian tergolong sedang.

Kemasaman tanah (pH) sejalan

dengan kandungan P dalam tanah

yang juga berhubungan dengan nilai

Al-dd, bahwa semakin meningkat pH

tanah maka kandungan P dalam

tanah juga meningkat sedangkan

nilai Al-dd didalam tanah akan

semakin menurun. Pada penelitian

ini kandungan P-potensial sedang

dan kandungan P-tersedia yang

tergolong sedang dan kandungan Al-

dd yang sangat rendah.

Umumnya kandungan P-total

tanah tinggi akan tetapi kandungan

P-tersedia rendah. P-tersedia Ultisol

rendah dikarenakan unsur P yang

terfiksasi oleh Al dan Fe dalam

Page 7: Pemberian Pupuk Hayati Fungi Mikoriza Arbuskular Terhadap Padi Gogo Pada … (D1A013006... · 2018-07-10 · Pengamatan yang dilakukan yaitu kolonisasi FMA, tinggi tanaman, jumlah

4

bentuk hidroksi fosfat sehingga akan

membentuk senyawa tidak larut yang

menyebabkan P tidak tersedia bagi

tanaman. Pada penelitian ini

kandungan P-Potensial tanah sedang

dan kandungan P-tersedia sedang.

Adanya asam humat yang dapat

mengurangi penyematan fosfat

sehingga Al dalam larutan tanah

menjadi tidak aktif setelah

berinteraksi dengan bahan humat

(Susila et al., 2016)

Kandungan KTK yang

rendah pada lahan penelitian salah

satunya dapat disebabkan rendahnya

kandungan bahan organik tanah

karena kandungan bahan organik

yang rendah akan menyebabkan

rendahnya kandungan KTK tanah.

Dijelaskan oleh Syahputra et al.,

(2015) jika tanah mempunyai

kandungan bahan organik yang

banyak maka KTK tanah juga akan

meningkat, selanjutnya dikemukakan

oleh Mukhlis et al., (2011) bahwa

besarnya KTK suatu tanah

ditentukan oleh salah satu faktor

yaitu kadar bahan organik tanah,

oleh karena sebagian bahan organik

merupakan humus yang berperan

sebagai koloid tanah, maka semakin

banyak bahan organik akan semakin

besar KTK tanah.Kandungan C-

organik sedang juga dapat

mempengaruhi kandungan pH tanah.

Kandungan C-organik pada

lahan penelitian tergolong sedang.

Kandungan C-organik dipengaruhi

oleh ketersediaan bahan organik

tanah. Kandungan C-organik sedang

juga dapat mempengaruhi kandungan

pH tanah. Dijelaskan oleh

Nurmasyitah et al., (2013) senyawa-

senyawa organik mampu mengikat

kation-kation di dalam kompleks

jerapan, sehingga konsentrasi

kejenuhan basa menjadi tinggi,

sehingga nilai pH tanah akan

meningkat.

Kondisi Sifat Kimia Tanah Setelah

Penelitian

Hasil analisis pengaruh FMA

terhadap pH dan kandungan P-

tersedia pada Tabel 3 berdasarkan

kriteria (Balai Penelitian Tanah,

2005) menunjukkan kondisi pH

tanah pada lahan percobaan dalam

keadaan agak masam sampai netral

dan kandungan hara P-tersedia yang

tergolong sangat tinggi.

Tabel 2. Analisis Sifat Kimia Tanah Setelah Penelitian.

Perlakuan pH P-tersedia (ppm)

m0 6.27 a 37.65 a

m1 6.16 ab 36,61 a

m2 6.41 ab 48,72 a

m3 6.33 ab 37.14 a

m4 6.41 ab 44.42 a

m5 6.49 b 50.02 a Keterangan: angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda

nyata menurut Uji Duncan pada taraf α= 5%.

Pada Tabel 3 nilai pH pada

pemberian perlakuan FMA dengan

taraf m5 (75 g/tanaman)

menunjukkan nilai pH tanah tertinggi

yaitu 6,49 dibandingkan dengan m0

(tanpa pemberian FMA). Hal ini

terbukti bahwa pemberian FMA

mampu meningkatkan nilai pH,

seperti pada penelitian Khairuna et

al., (2015) bahwa pemberian FMA

60 g/tan mampu meningkatkan nilai

pH sebesar 5,68 ini membuktikan

Page 8: Pemberian Pupuk Hayati Fungi Mikoriza Arbuskular Terhadap Padi Gogo Pada … (D1A013006... · 2018-07-10 · Pengamatan yang dilakukan yaitu kolonisasi FMA, tinggi tanaman, jumlah

5

bahwa FMA memberikan peran

positif dalam meningkatkan nilai pH

dibandingkan tanpa pemberian FMA.

Terjadinya peningkatan pH

akibat adanya aktivitas dan

metabolisme FMA serta perlepasan

senyawa organik berupa asam-asam

amino yang dapat mengikat kation-

kation Al sehingga membentuk

senyawa organik Al yang tidak larut.

Selain itu adanya saling tindak

positif FMA yang mampu

meningkatkan nilai pH karena

pelepasan asam-asam organik dari

FMA (Widyasunu et al., 2010)

Tabel 3 terlihat bahwa P-

tersedia tanpa pemberian FMA juga

meningkat dibandingkan dengan data

tanah awal sedangkan pada setiap

taraf perlakuan, semakin banyak

dosis yang diberikan semakin

meningkat pula kandungan P-

tersedia tanah. Hal ini menunjukkan

bahwa peningkatan dosis FMA

mampu meningkatkan P-tersedia

tanah.

Meningkatnya kandungan P

tersedia pada tanah juga disebabkan

Aktivitas FMA yang mampu

melarutkan P yang terfiksasi melalui

aktivitas enzim fosfatase sehingga

dapat meningkatkan P tersedia bagi

tanaman. Asam fosfatase yang

terdapat pada hifa FMA yang aktif

dapat mengubah P-organik menjadi

P-anorganik pada daerah dekat

permukaan sel sehingga tersedia bagi

tanaman. Enzim fosfatase yang

dikeluarkan akibat aktivitas mikoriza

mampu melepaskan P yang terfiksasi

oleh ion Al dan Fe sehingga P tanah

meningkat. Kondisi ketersediaan

hara yang rendah akar tanaman

masih dapat menyerap hara dari

tanah dengan bantuan hifa FMA

sehingga pengaruh FMA terhadap

serapan hara tinggi (Widiastuti et al,.

2002).

Pengaruh FMA terhadap

Kolonisasi FMA Pada Akar

Tanaman Padi.

Berdasarkan hasil analisis

ragam menunjukkan bahwa

pemberian FMA berpengaruh nyata

terhadap kolonisasi FMA pada akar

tanaman padi gogo.

Hasil uji lanjut pengaruh

FMA terhadap kolonisasi FMA pada

Tabel 3 menunjukkan bahwa antara

m0 (tanpa pemberian FMA) dan

pemberian perlakuan taraf m1 (15

g/tanaman) berpengaruh tidak nyata,

sedangkan perlakuan dengan taraf

m2 (30 g/tanaman), m3 (45

g/tanaman), m4 (60 g/tanaman) dan

m5 (75 g/tanaman) berpengaruh

nyata dibandingkan dengan m0

(tanpa pemberian FMA) dan taraf

m1 (15 g/tanaman). Perlakuan

dengan taraf m2 (30 g/tanaman), m3

(45 g/tanaman), m4 (60 g/tanaman)

dan m5 (75 g/tanaman) berpengaruh

tidak nyata sesama perlakuan.

Tabel 3. Pengaruh FMA Kolonisasi FMA terhadap Akar Tanaman Padi

Perlakuan Kolonisasi FMA (%) Kategori*

m0 (tanpa pemberian FMA) 50.63 a Sedang

m1 (15 g/tanaman) 80.63 ab Sangat Tinggi

m2 (30 g/tanaman) 86.25 b Sangat Tinggi

m3 (45 g/tanaman) 82.50 b Sangat Tinggi

m4 (60 g/tanaman) 85 b Sangat Tinggi

m5 (75 g/tanaman) 92.5 b Sangat Tinggi *sumber : Nusantara et al 2012 ; kelas 1 SR (0-5), kelas 2 R (6-25), kelas 3 Sedang (26-50), kelas

4 T (51-75), kelas 5 ST (76-100)

Page 9: Pemberian Pupuk Hayati Fungi Mikoriza Arbuskular Terhadap Padi Gogo Pada … (D1A013006... · 2018-07-10 · Pengamatan yang dilakukan yaitu kolonisasi FMA, tinggi tanaman, jumlah

6

Keterangan: angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda

nyata menurut Uji Duncan pada taraf α= 5%.

Pemberian FMA dengan taraf

m5 (75 g/tanaman) menunjukkan

tingkat kolonisasi tertinggi pada akar

tanaman padi gogo yaitu 92,5 %.

Kolonisasi tertinggi adalah perlakuan

taraf m5 (75 g/tanaman). Pada taraf

(m0) tanpa pemberian pupuk hayati

FMA ternyata proses kolonisasi

FMA juga terjadi pada akar tanaman

padi gogo, hal ini karena didalam

tanah terdapat FMA indigenous.

Dijelaskan oleh Margarettha

et al., (2017) bahwa evektifitas FMA

pada tanaman inang ditandai oleh

kemampuan FMA tersebut dalam

mengkolonisasi akar tanaman inang.

Hal ini terbukti bahwa pemberian

FMA indigen asal rizosfir padi gogo

lebih efektif mengkolonisasi akar

tanaman padi gogo. Inokulasi FMA

indigen dalam bentuk spora tunggal

(Glomus sp atau Acaulospora sp)

pada akar tanaman padi gogo

memberikan persentasi infeksi

(membentuk kolonisasi) dalam

kategori sedang. Jika diaplikasikan

secara konsorsium maka kemampuan

kolonisasi FMA pada akar tanaman

padi gogo semakin besar sehingga

terjadi peningkatan persentase

kolonisasi akar dari sedang menjadi

tinggi.

Salah satu pengaruh

kolonisasi FMA adalah peningkatan

serapan unsur P yang disebabkan

kemampuan mikoriza menyerap P

dari tanah untuk ditranslokasikan ke

akar tanaman (Susila et al., 2016).

Menurut hasil penelitian Jamilah et

al., 2016 bahwa pemberian FMA

pada tanah masam dengan dosis 15

g/tanaman efektif meningkatkan

kolonisasi FMA yaitu 46,24%

sedangkan pada penelitian ini

pemberian FMA 15 g/tanaman

efektif meningkatkan kolonisasi

FMA sebesar 80,63% dengan

kategori sangat tinggi.

Pengaruh Pemberian FMA

terhadap Pertumbuhan dan

Produksi Tanaman Padi

Gogo.Tanaman padi gogo dapat

tumbuh pada tanah dengan ordo

Utisol yang memiliki tingkat

kemasaman cukup tinggi serta

kekahatan unsur P. Akan tetapi

meskipun tanaman padi dapat

tumbuh tetap memerlukan unsur hara

yang cukup untuk pertumbuhan dan

produktifitas terutama tanaman padi

gogo memerlukan air yang cukup

banyak (Setiadi, 2003).

Tabel 4. Pengaruh FMA terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Padi

Perlakuan

Tinggi

Tanaman

(cm)

Jumlah

Anakan

(per rumpun)

Jumlah

Anakan

Produktif

(per rumpun)

Berat

Gabah

Kering

(ton /ha)

Bobot

1000

Butir

( g/tan)

Berat

Kering

Tanaman

( g/tan)

m0 75.63 a 13.81 a 7.6 a 2.93 ab 21.48 ab 33.35 a

m1 72.68 a 13.38 a 9.85 a 1.91 a 22.28 ab 36.12 a

m2 71.96 a 13.94 a 10.7 a 3.69 b 20.78 ab 45.79 a

m3 65.73 a 13.38 a 8.45 a 4.03 b 23.90 a 37.29 a

m4 70.57 a 14.94 a 7.73 a 3.51 b 22.18 ab 44.32 a

m5 73.33 a 16.44 a 9.85 a 3.19 b 19.70 b 46.91 a Keterangan: angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda

nyata menurut Uji Duncan pada taraf α= 5%.

Page 10: Pemberian Pupuk Hayati Fungi Mikoriza Arbuskular Terhadap Padi Gogo Pada … (D1A013006... · 2018-07-10 · Pengamatan yang dilakukan yaitu kolonisasi FMA, tinggi tanaman, jumlah

7

Pengaruh permberian FMA

belum memberikan pengaruh yang

nyata terhadap pertumbuhan tinggi

tanaman, jumlah anakan, jumlah

anakan produktif dan berat kering

tanaman padi gogo, akan tetapi dapat

dilihat perbedaan pada setiap taraf

perlakuan sangat beragam.

Sedangkan untuk produksi dan hasil

padi setelah analisis ragam

menunjukkan bahwa pemberian

FMA terhadap tanaman padi

berpengaruh nyata terhadap berat

gabah kering dan bobot 1000 butir.

Pertumbuhan Tanaman Padi

Gogo.

Menurut Herlina et al.,

(2017) FMA mampu mengikat P dari

dalam tanah dalam jumlah yang lebih

besar, sehingga jumlah P yang diikat

oleh FMA mampu menambah

kebutuhan P yang dibutuhkan oleh

tanaman terutama dalam proses

pertumbuhan tanaman serta hasil

tanaman padi. Peran penting FMA

yang diberikan ke dalam tanah yaitu

mampu berfungsi secara optimal

dalam membantu akar dalam

penyerapan unsur P yang diberikan.

Menurut Syamsiah (2014)

bahwa inokulasi FMA dapat

meningkatkan jumlah anakan 38%

dibandingkan tanpa pemberian FMA.

Pemberian FMA dapat meningkatkan

serapan P pada tanah dimana P

berperan dalam pertumbuhan

tanaman dan memperkuat batang

sehingga jumlah anakan dan jumlah

anakan produktif yang dihasilkan

semakin banyak.

Produksi dan Hasil Tanaman Padi

Gogo

Berat gabah dapat

mempengaruhi bobot 1000 butir, ini

dijelaskan pada penelitian

Mulyaningsih et al., (2015) bahwa

kandungan unsur hara yang cukup

juga akan mempengaruhi hasil padi

gogo. Jika translokasi asimilat tidak

terbagi dan tanaman menerima unsur

hara zink yang cukup maka

pengisisan gabah akan maksimal dan

akan mempengaruhi bobot 1000

butir. Hasil penelitian Margarettha et

al., (2017) menjelaskan bahwa

pemberian FMA nyata meningkatkan

hasil padi gogo. Dijelaskan juga pada

penelitian Syamsiah et al., (2014)

bahwa FMA mampu berinteraksi

terhadap tanah dan menyuplai hara

yang cukup dan meningkatkan dalam

proses fotosintesis, memberikan

kontribusi pada hasil tanaman padi

gogo.

KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian yang telah

dilakukan dapat ditarik kesimpulan

bahwa pemberian FMA belum

berpengaruh terhadap P-tersedia.

Pemberian FMA dengan dosis 75

g/tanaman memberikan nilai terbaik

untuk pH tanah dan kolonisasi FMA,

akan tetapi pemberian FMA dosis 45

g/tanaman memberikan hasil terbaik

terhadap berat gabah kering dan

bobot 1000 butir.

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik. 2005.

Produksi Padi, Jagung, dan

Kedelai.

.2017. Produksi

Padi, Jagung, dan Kedelai.

Balai Penelitian Tanah. 2005.

Petunjuk Teknis Analisis

Kimia Tanah, Tanaman, Air

dan Pupuk. Badan Penelitian

dan Pengembangan

Page 11: Pemberian Pupuk Hayati Fungi Mikoriza Arbuskular Terhadap Padi Gogo Pada … (D1A013006... · 2018-07-10 · Pengamatan yang dilakukan yaitu kolonisasi FMA, tinggi tanaman, jumlah

8

Pertanian. Departemen

Pertanian.

Herlina, B., Sutejo dan J. Laksono.

2017. Peranan Inokulasi

Fungi Mikoriza Arbuskular

(FMA) dan Pupuk Fosfat

Terhadap Pupuk Fosfat dan

Kandungan Nutrisi

Indigofera zollingeriana. 12

(2) : 184-190.

Jamilah M., Purnomowati, dan U.

Dwiputrananto. 2016.

Pertumbuhan Cabai Merah

(Capsicum annum L.) pada

Tanah Masam yang di

Inokulasi Mikoriza Vesikular

Arbuskular (MVA)

Campuran dan Pupuk Fosfat.

Jurnal Biosfera. 33 (1) : 37-

45.

Kastanja, A.Y. 2011. Kajian

Penerapan Teknik Budidaya

Padi Gogo Varietas

Lokal(Studi Kasus pada 4

kecamatan di Kabupaten

Halmahera Utara). Jurnal

Agroforestri. 4 (2) : 121 -

128.

Khairuna, Syafrudin, dan Marlina.

2015. Pengaruh Fungi

Mikoriza Arbuskular dan

Kompos pada Tanaman

Kedelai Terhadap Sifat Kimia

Tanah.Jurnal Floratek. 10 :

1-9

Margarettha, M. Syarif, dan H.

Nasution. 2017. Efektifitas

Fungi Mikoriza Arbuskular

Indigen untuk Padi Gogo

dilahan Kering Marginal.

Jurnal Ilmiah Ilmu Terapan

Universitas Jambi. 1(2) :

185-191.

Mukhlis., Sarifuddin., dan H.

Hanum. 2011. Kimia Tanah.

Teori dan Aplikasi. USU

Press. Medan.

Mulyaningsih, E. S, H. Sukiman, T.

M. Ermayanti, S.

Lekatompessy, S. Indrayani,

A. R. Seri, dan E. B. M. Adi.

2015. Respon Padi Gogo

Terhadap Pupuk Hayati di

Lahan Kering Kabupaten

Konawe Selatan, Sulawesi

Tenggara. Jurnal Pengkajian

dan Pengembangan

Teknologi Pertanian. 18 (3) :

251-261.

Nurmasyitah, Syafruddin, dan M.

Sayuthi. 2013.Pengaruh Jenis

Tanah dan Dosis Fungi

Mikoriza Arbuskular Pada

Tanaman Kedelai Terhadap

Sifat Kimia Tanah.Jurnal

Agrista. 17(320) :103-110.

Setiadi. 2003. Arbuscular

Mycorrhizal Inokulum

Production. Program Abstrak

Seminar dan Pameran:

Teknologi Produksi dan

PemanfaatanInokulan

Simanihuruk, B. W., Kasli., E. F.

Husin danA. Syarif., 2007.

Tanggap Tanaman Padi Gogo

terhadap Pengurangan

Nitrogen Anorganik yang

disubstitusi dengan Tithonia

diversifolia. Jurnal Akta

Agrosia. Fakultas

PertanianUniversitas

Andalas. 10 (2) : 100-107.

Simarmata, T.2007. Revitalisasi

Kesehatan Ekosistem Lahan

Kritis dengan Memanfaatkan

Pupuk Biologis Mikoriza

dalam Percepatan

Pengembangan Pertanian

Ekologis di Indonesia.

Seminar Nasional dan

Workshop Cendawan

Mikoriza. Universitas Jambi.

Jambi. 18 Hal.

Susila E., N. Elita, dan Yefriwati.

2016. Uji Isolat FMA

Page 12: Pemberian Pupuk Hayati Fungi Mikoriza Arbuskular Terhadap Padi Gogo Pada … (D1A013006... · 2018-07-10 · Pengamatan yang dilakukan yaitu kolonisasi FMA, tinggi tanaman, jumlah

9

Indigenous Terhadap

Pertumbuhan dan Infeksi

Akar Tanaman Padi Metode

SRI. 2 (1) : 71-75.

Syahputra E., Fauzi, dan Razali.

2015. Karakteristik Sifat

Kimia Sub Grup Tanah

Ultisol di Beberapa Wilayah

Sumatera Utara. Jurnal

Agroekoteknologi. 4 (1) :

1796 – 1803.

Syamsiah J., B. H. Sunarminto, E.

Hanudin dan J. Widada.

2014. Pengaruh Inokulasi

Jamur Mikoriza

ArbuskularTerhadap

Glomalin, Pertumbuhan dan

Hasil Padi. Jurnal Ilmu

Tanah dan Agroklimatologi.

11 (1) : 39:46.

Triyono, A., Purwanto. dan

Budiyono. 2013. Efisiensi

Penggunaan Pupuk N

untukMengurangi Kehilangan

Nitrat pada Lahan Pertanian.

Prosiding Seminar Nasional

Pengelolaan Sumber Daya

Alam dan Lingkungan.

Program MagisterIlmu

Lingkungan, Universitas

Diponegoro, Semarang.

Hal.526-531.

Widiastuti, H. E. Guehardja, N.

Soekarno, L. K Darusman, D.

H. Goenadi dan Smith. 2002.

Optimasi Simbiosis

Cendawan Mikoriza

Arbuskular Acaulospora

tuberculata dan Gigaspora

margarita pada Bitit Kelapa

Sawit di Tanah Masam.

Menara Perkebunan. 70 (2) :

50-57.

Widyasunu P., S. Atmojo dan M.

Ardiansyah. 2010. Kajian

Reklamasi Lahan Bekas

Penambangan Batu dengan

Aplikasi Pupuk Organik dan

Mikoriza Terhadap

Pertumbuhan dan Produksi

Tanaman Jagung (Zea mays

L.). Jurnal Agronomika.10

(1) : 56-68. Yudha, B. P. K., B. Hermiyanto, dan

R. Soedradjad. 2015.

Pengaruh Inokulasi Jamur

Mikoriza Arbuskular dan

Aplikasi Fosfat Terhadap

Pertumbuhan Padi Gogo.

Berkala Ilmiah Pertanian.

1(1) : 1-5.

Zulya F., Z. A Nolydan T Maydeliza.

2016. Respon Bibit Surian

(Toona Sinensis (Juss,) M.

Roem.) Terhadap Inokulasi

Beberapa Dosis Fungi

Mikoriza Arbuskula pada

Media Tanah Ultisol yang

dicampur Pupuk Kompos.

Jurnal Biologi. 9(1) : 10-18.