pemberdayaan masyarakat melalui program integrated ...lib.unnes.ac.id/31987/1/3401413054.pdfberjudul...

50
Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Integrated Ecofarming (Studi kasus di Desa Asinan Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang) SKRIPSI Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Sosiologi dan Antropologi Oleh: Siti Farikhah 3401413054 JURUSAN SOSIOLOGI DAN ANTROPOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2017

Upload: others

Post on 08-Nov-2020

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Integrated ...lib.unnes.ac.id/31987/1/3401413054.pdfberjudul “Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Integrated Ecofarming (Studi kasus di

Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Integrated

Ecofarming (Studi kasus di Desa Asinan Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang)

SKRIPSI

Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Sosiologi dan Antropologi

Oleh:

Siti Farikhah

3401413054

JURUSAN SOSIOLOGI DAN ANTROPOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2017

Page 2: Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Integrated ...lib.unnes.ac.id/31987/1/3401413054.pdfberjudul “Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Integrated Ecofarming (Studi kasus di

ii

ii

Page 3: Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Integrated ...lib.unnes.ac.id/31987/1/3401413054.pdfberjudul “Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Integrated Ecofarming (Studi kasus di

iii

iii

Page 4: Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Integrated ...lib.unnes.ac.id/31987/1/3401413054.pdfberjudul “Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Integrated Ecofarming (Studi kasus di

iv

iv

Page 5: Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Integrated ...lib.unnes.ac.id/31987/1/3401413054.pdfberjudul “Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Integrated Ecofarming (Studi kasus di

v

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

“Keberhasilan adalah milik mereka yang berusaha” (B. J. Habibie).

“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan”(Q.S Al-Insyirah:5).

“This life is an educator and we are always in a state must learn” (Bruce Lee).

Skripsi ini saya persembahkan kepada:

� Kedua Orangtua saya, Ibu Saini dan

Bapak Akhmad Fauzi yang tanpa henti

memberikan support, doa dan

semangat dalam hidup saya.

� Adikku Muhammad Lutfi yang selalu

menghibur disaat penat melanda.

� Muhammad Zainal Arifin yang selalu

menyemangati dan mengajarkan hidup

harus kerja keras & pantang menyerah.

� Mbak Cici, Itak, Vikit, Yossi, Uut, Ina

sosok sahabat yang selalu ada

dihidupku.

� Teman-teman SosAnt’13 yang telah

berjuang bersama-sama.

� Almamater UNNES tercinta.

Page 6: Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Integrated ...lib.unnes.ac.id/31987/1/3401413054.pdfberjudul “Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Integrated Ecofarming (Studi kasus di

vi

vi

PRAKATA

Puji Syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah

dan kemudahan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul “Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Integrated Ecofarming

(Studi kasus di Desa Asinan Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang)”. Selama

penulisan skripsi ini penulis banyak menerima bantuan dan bimbingan dari

berbagai pihak, sehingga dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan

terimakasih kepada:

1. Prof. Dr. Fatur Rokhman M.Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang atas

kesempatan yang telah diberikan kepada penulis untuk menyelesaikan studi di

Universitas Negeri Semarang.

2. Drs. Moh. Solehatul Mustofa, M.A., Dekan Fakultas Ilmu Sosial UNNES, yang

telah memberikan kemudahan administrasi dalam perijinan pelaksanaan

penelitian.

3. Kuncoro Bayu Prasetyo S.Ant, M.A., Ketua Jurusan Pendidikan Sosiologi dan

Antropologi yang yang telah memberikan arahan dan kemudahan administrasi

dalam penyusunan skripsi.

4. Nurul Fatimah, S.Pd, M.Si., sebagai Pembimbing Skripsi I yang telah

memberikan ilmu, motivasi, pengarahan dan bimbingan selama proses

penyusunan skripsi.

Page 7: Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Integrated ...lib.unnes.ac.id/31987/1/3401413054.pdfberjudul “Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Integrated Ecofarming (Studi kasus di

vii

vii

5. Asma Luthfi, S.Th.I., M.Hum., sebagai dosen pembimbing II yang telah

banyak memberikan ilmu, motivasi, pengarahan dan bimbingan dalam proses

penyusunan skripsi.

6. Dr. Gunawan, M. Hum., sebagai dosen penguji yang telah memberikan

pengarahan dan bimbingan dalam penulisan skripsi.

7. Seluruh Bapak/Ibu Dosen pengajar Jurusan Sosiologi dan Antropologi yang

telah memberikan banyak ilmu selama penulis mengikuti proses perkuliahan.

8. Bu Juneri sebagai petugas Tata Usaha Jurusan Sosiologi dan Antropologi yang

telah membantu segala urusan administrasi dalam pembuatan skripsi.

9. Bapak Lilik Argo Lukito sebagai Kepala Desa Asinan yang telah memberikan

ijin penelitian dan membantu dalam pelaksanaan penelitian.

10. Pak Fakhrudin, Ibu Henny, Pak Mamik, Pak Maryadi, Pak Wardi, Pak

Suwandi, Pak Bowo, Pak Samidi, Pak Rusdi, Pak Taryono dan Bu Tugiarti

sebagai informan yang telah memberikan banyak informasi selama proses

penelitian.

11. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini

yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Semarang, 5 Oktober 2017

Penyusun

Page 8: Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Integrated ...lib.unnes.ac.id/31987/1/3401413054.pdfberjudul “Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Integrated Ecofarming (Studi kasus di

viii

viii

SARI

Farikhah, Siti. 2017. Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Integrated Ecofarming (Studi kasus di Desa Asinan Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang). Skripsi. Jurusan Sosiologi dan Antropologi. Fakultas Ilmu Sosial.

Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I Nurul Fatimah, S. Pd , M. Si.

Pembimbing II Asma Luthfi, S.Th.I., M.Hum. 111 Halaman.

Kata Kunci: Pemberdayaan Masyarakat, Partisipasi, Integrated Ecofarming.

Desa Asinan Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang mempunyai potensi

lahan pertanian yang cukup luas. Lahan sawah sebagian besar milik Pemerintah

Desa Asinan, sehingga para petani bekerja sebagai penggarap. Kemudian Bank

Indonesia wilayah Jawa Tengah menjadikan Desa Asinan sebagai Desa Binaan

dengan memberikan program pertanian yang diintegrasikan dengan peternakan.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui (1) pelaksanaan kegiatan

program integrated ecofarming di Desa Asinan, (2) hambatan pelaksanaan kegiatan

program integrated ecofarming, (3) partisipasi masyarakat Desa Asinan dalam

kegiatan program integrated ecofarming.

Penelitian ini menggunakan penelitian metode kualitatif dengan model

deskriptif. Lokasi penelitian berada di Desa Asinan, Kecamatan Bawen, Kabupaten

Semarang. Informan utama dalam penelitian ini adalah masyarakat Desa Asinan

yang masih menerapkan dan yang pernah menerapkan program integrated ecofarming. Informan pendukung yaitu stakeholder yang terkait seperti Kepala

Desa Asinan, ketua GAPOKTAN, kepala PKBM Anugrah Bangsa, dan konsultan

dari Bank Indonesia Jawa Tengah. Teknik pengumpulan data menggunakan metode

observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis data meliputi pengumpulan data,

reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Penelitian ini menggunakan

teori pilihan rasional dari James S. Coleman, konsep partisipasi dan teknik analisis

Longwe.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Pelaksanaan program integrated ecofarming di Desa Asinan dapat dikatakan bahwa program tersebut gagal karena

tidak berkelanjutan. (2) Hambatan dalam program integrated ecofarming antara

lain pola pemanfaatan dan penguasaan lahan menggunakan sistem maro dan sistem

sewa, pada musim kemarau kekurangan air sedangkan pada musim hujan sawah di

dekat Rawa Pening yang terendam air tidak dapat ditanami padi, kurangnya

pasokan pupuk organik, kebiasaan petani dan maindset petani yang tidak mudah

dirubah karena terbiasa menggunakan pupuk anorganik, sarana dan prasarana yang

kurang dimaksimalkan, pemasaran produk yang susah karena beras belum

tersertifikasi organik. (3) Partisipasi masyarakat dilihat dari partisipasi

pengambilan keputusan, partisipasi dalam pelaksanaan, pengambilan manfaat,

partisipasi dalam evaluasi serta dalam analisis Longwe partisipasi masyarakat Desa

Asinan termasuk kedalam kriteria kesejahteraan.

Saran perlunya kesadaran kritis dari masyarakat, pemerintah Desa Asinan

melakukan kerjasama dengan berbagai dinas terkait seperti Dinas Pertanian

Kabupaten Semarang, Dinas Kesehatan Jawa Tengah, Dinas Perindustrian dan

Perdagangan Jawa Tengah dan Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM)

Jawa Tengah.

Page 9: Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Integrated ...lib.unnes.ac.id/31987/1/3401413054.pdfberjudul “Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Integrated Ecofarming (Studi kasus di

ix

ix

ABSTRACT

Farikhah, Siti. 2017. Community empowerment through Integrated Ecofarming Program (Case study in Asinan Village, Bawen Sub-district, Semarang District). Final Project. Sociology and Anthropology Department. Social Science Faculty.

Semarang State University. 1st Supervisor Nurul Fatimah, S. Pd, M. Si. 2nd

Advisor Asma Luthfi, S.Th.I., M.Hum. 111 Pages.

Keywords: Community empowerment, Participation Integrated Ecofarming.

Asinan Village Bawen Sub-district of Semarang Regency has a large

agricultural potential. Most of rice fields belong to the Government of Asinan

Village, so farmers only need to work on them. Indonesia Bank of Central Java has

made Asinan Village as an Assisted Village by providing agricultural programs

integrated with livestock. The purpose of this research is to know (1) the

implementation of integrated ecofarming program in Asinan Village. (2) the

obstacles to the implementation of integrated ecofarming program activities. (3)

Asinan Village community participation integrated to ecofarming program. This research uses qualitative research method with descriptive model. The

research is located in Asinan Village, Bawen District, Semarang Regency. The

main informants in this study are the people of Asinan Village who are still

implementing and have ever implemented the integrated ecofarming program.

Supporting informants are related stakeholders such as Village Head of Asinan,

head of GAPOKTAN, head of PKBM Anugrah Bangsa, and consultant from Bank

Indonesia Central Java. Data collection techniques used observation, interview and

documentation. Data analysis includes data collection, data reduction, data

presentation and conclusion. This study uses the rational choice theory of James S.

Coleman and the concept of participation and analysis techniques of Longwe.

The results show that (1)Implementation program integrated ecofarming

Asinan village can be said that the program failed because it is not sustainable . (2)

Obstacles in integrated ecofarming program such as land use pattern and land

domination using maro system and rental system, in dry season less of water while

in rainy season, rice field near Rawa Pening, is drowned by the water and can not

be cultivated with rice, lack of organic fertilizer supply, farmers’ habit and mindset

that are not easily changed because of depending on using inorganic, facilities and

infrastructure which are not maximalized, marketing of products that are difficult

because rice has not been certified as organic. (3) Community participation is seen

from the participation of decision-making, participation in implementation,

beneficiation, participation in evaluation and in Longwe analysis of Asinan Village

community participation included into welfare criteria

The critical awareness of the need for advice from the community,Asinan

Village government cooperates with many kind of related offices such as

Agriculture Office of Semarang Regency, Central Java Health Service, Central Java

Industry and Trade Office and Cooperative and Small Medium Enterprises (UKM)

Central Java.

Page 10: Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Integrated ...lib.unnes.ac.id/31987/1/3401413054.pdfberjudul “Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Integrated Ecofarming (Studi kasus di

x

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................... i PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................. ii PENGESAHAN KELULUSAN ................................................................. iii PERNYATAAN ........................................................................................... iv MOTTO DAN PERSEMBAHAN .............................................................. v PRAKATA ................................................................................................... vi SARI ............................................................................................................. viii ABSTRACT ................................................................................................. ix DAFTAR ISI ................................................................................................ x DAFTAR TABEL ....................................................................................... xii DAFTAR BAGAN ....................................................................................... xiii DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xiv DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah......................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .................................................................................. 6

C. Tujuan Penelitian ................................................................................... 6

D. Manfaat Penelitian ................................................................................. 7

E. Batasan Istilah ........................................................................................ 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR .......... 10

A. Kajian Hasil-Hasil Penelitian yang Relevan ........................................... 10

B. Landasan Teoritik.................................................................................... 22

C. Kerangka Berpikir ................................................................................... 25

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................ 30

A. Dasar Penelitian ..................................................................................... 30

B. Lokasi Penelitian .................................................................................... 31

C. Fokus Penelitian ..................................................................................... 31

D. Sumber Data Penelitian.......................................................................... 31

E. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 38

F. Validitas Data......................................................................................... 45

G. Teknik Analisis Data.............................................................................. 46

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................... 52

A. Gambaran Umum ................................................................................... 52

1. Kondisi Geografi Desa Asinan ......................................................... 52

2. Kondisi Demografis Desa Asinan .................................................... 54

3. Kondisi Sosial Budaya Masyarakat Desa Asinan ............................ 58

Page 11: Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Integrated ...lib.unnes.ac.id/31987/1/3401413054.pdfberjudul “Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Integrated Ecofarming (Studi kasus di

xi

xi

4. Karakteristik Pertanian Desa Asinan ............................................... 60

5. Profil Program Integrated Ecofarming Desa Asinan ....................... 65

B. Pelaksanaan Program Integrated Ecofarming di Desa Asinan ............... 69

1. Focus Group Discussion (FGD) ........................................................ 69

2. Sosialisasi Pelatihan Pembuatan Pupuk Organik dan Pertanian Padi

Organik .............................................................................................. 71

3. Pemberian Bantuan dari Bank Indonesia Wilayah Jawa Tengah...... 74

4. Implementasi Program Integrated Ecofarming ................................ 77

C. Hambatan dalam Melaksanakan Kegiatan Integrated Ecofarming di Desa

Asinan ..................................................................................................... 91

1. Pola Pemanfaatan dan Penguasaan Lahan ....................................... 92

2. Kondisi Musim ................................................................................. 93

3. Kurangnya Pasokan Pupuk Organik ................................................ 93

4. Kebiasaan Petani .............................................................................. 94

5. Pemanfaatan Sarana dan Prasarana Pertanian .................................. 95

6. Pemasaran Produk ............................................................................ 98

D. Partisipasi Masyarakat Desa Asinan dalam Kegiatan Program Integrated Ecofarming .............................................................................................. 100

1. Partisipasi Masyarakat dalam Pengambilan Keputusan .................... 100

2. Partisipasi Masyarakat dalam Pelaksanaan Kegiatan Integrated Ecofarming ....................................................................................... 101

3. Partisipasi Masyarakat dalam Pengambilan Manfaat ....................... 102

4. Partisipasi Masyarakat dalam Evaluasi ............................................. 103

BAB V PENUTUP ....................................................................................... 106

A. Simpulan ................................................................................................ 106

B. Saran ..................................................................................................... 107

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 109

LAMPIRAN ................................................................................................. 112

Page 12: Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Integrated ...lib.unnes.ac.id/31987/1/3401413054.pdfberjudul “Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Integrated Ecofarming (Studi kasus di

xii

xii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Tahap Pelaksanaan Program Partisipasi ......................................... 24

Tabel 2. Daftar Informan Utama ................................................................... 33

Tabel 3. Daftar Informan Pendukung............................................................ 36

Tabel 4. Jumlah Penduduk Menurut Umur ................................................... 54

Tabel 5. Tingkat Pendidikan Desa Asinan .................................................... 55

Tabel 6. Mata Pencaharian Desa Asinan....................................................... 57

Page 13: Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Integrated ...lib.unnes.ac.id/31987/1/3401413054.pdfberjudul “Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Integrated Ecofarming (Studi kasus di

xiii

xiii

DAFTAR BAGAN

Halaman

Bagan 1. Kerangka Berpikir ......................................................................... 26

Bagan 2. Komponen dalam Analisis Data ................................................... 49

Bagan 3. Piramida Teknik Analisis Longwe ............................................... 51

Bagan 4. Siklus Keterkaitan Pertanian dan Peternakan ................................ 65

Bagan 5. Bagan Stakeholder kemitraan integrated ecofarming.................... 67

Page 14: Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Integrated ...lib.unnes.ac.id/31987/1/3401413054.pdfberjudul “Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Integrated Ecofarming (Studi kasus di

xiv

xiv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Gapura Masuk ke Desa Asinan .................................................. 53

Gambar 2. Interaksi Sosial Masyarakat Desa Asinan .................................. 58

Gambar 3. Pupuk Kimia .............................................................................. 60

Gambar 4. Pupuk Organik ........................................................................... 61

Gambar 5 Saluran Irigasi ............................................................................. 62 Gambar 6. Sawah dekat Rawa Pening ......................................................... 63

Gambar 7. Tanah Milik Pemerintah Asinan ............................................... 66

Gambar 8. FGD Kepala Desa Asinan dan Perwakilan dari BI ................... 70

Gambar 9. Sosialisasi Pertanian Organik dan Pupuk Organik ..................... 72

Gambar 10. Pelatihan Pembuatan Pupuk Organik ....................................... 73

Gambar 11.Ricemill Mesin Untuk Menggiling Padi .................................... 75

Gambar 12.Gudang Untuk Menyimpan Padi................................................ 76

Gambar 13. Studi Banding ke Perusahaan Ricemill..................................... 76

Gambar 14. Pupuk Organik Untuk Memupuk Padi Organik ....................... 78

Gambar 15. Produk Beras Organik Lesung Pulen ....................................... 79

Gambar 16. Perubahan Produk dari Beras Organik ke Beras Sehat ............ 81

Gambar 17. Tanah Diluku ............................................................................ 83

Gambar 18. Tanah Digaru ........................................................................... 84

Gambar 19. Lahan Sawah digaris Sebelum Tanam ..................................... 84

Gambar 20. Persemaian Padi Umur 14 Hari ................................................ 86 Gambar 21. Penanaman Padi ....................................................................... 87

Gambar 22. Pemanenan Padi ....................................................................... 89

Gambar 23. Kandang Sapi Milik Kelompok Rukun Santosa ...................... 90

Gambar 24. Pupuk Microbacter Alfafa (MA-11) ........................................ 94

Gambar 25. Saung di Sekitar Sawah yang Roboh ....................................... 96

Gambar 26. Gudang Penyimpanan Padi Terlihat Jarang dibersihkan ......... 96

Gambar 27. Embung Untuk Filter Air yang Terlihat Keruh........................ 97

Gambar 28. Evaluasi Program Integrated Ecofarming di Saung .................. 103

Page 15: Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Integrated ...lib.unnes.ac.id/31987/1/3401413054.pdfberjudul “Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Integrated Ecofarming (Studi kasus di

DAFTAR LAMPIRAN Halaman

Lampiran 1. Instrumen Penelitian ................................................................ 113

Lampiran 2. Pedoman Observasi ................................................................. 114

Lampiran 3. Pedoman Wawancara .............................................................. 115

Lampiran 4. Surat Ijin Penelitian .................................................................. 121

Lampiran 5. Surat Selesai Penelitian ............................................................ 122

Lampiran 6. Dokumentasi Penelitian ............................................................ 123

xv

Page 16: Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Integrated ...lib.unnes.ac.id/31987/1/3401413054.pdfberjudul “Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Integrated Ecofarming (Studi kasus di

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Masyarakat desa merupakan kesatuan masyarakat yang tinggal bersama

bersifat homogen, sistem kekeluargaannya sangat kuat, dan hidupnya

menggantungkan pada alam. Sebagian besar masyarakat desa hidup dari hasil

pertanian dan bermata pencaharian sebagai petani. Tingkat kesejahteraan

masyarakat desa tergolong masih rendah. Hal tersebut dilatarbelakangi dengan

masih banyaknya potensi desa yang belum dikembangkan secara optimal,

sumber daya alam tidak dijaga kelestariannya dan rusaknya lingkungan sekitar,

rendahnya kualitas sumber daya manusia dan tingkat pendidikan, terbatasnya

infrastruktur yang mendukung pengembangan desa dan belum optimalnya

fungsi kelembagaan masyarakat yang ada di desa.

Kondisi di pedesaan masih banyak terdapat sawah-sawah yang

terhampar luas. Namun sawah-sawah tersebut dikerjakan oleh petani yang

sudah berusia tua, dan sedikit usia muda yang mengerjakan sawah dan bekerja

sebagai petani. Berkurangnya minat para pemuda dalam bidang pertanian,

dapat disebabkan adanya anggapan bahwa pekerjaan dibidang pertanian

bukanlah suatu pekerjaan yang bergengsi. Sehingga dalam pikiran para

pemuda muncul anggapan kalau tetap di bidang pertanian akan selalu

ketinggalan zaman (Fatimah, 2009).

Dalam rangka mewujudkan masyarakat yang berdaya, dibutuhkan

adanya program pemberdayaan masyarakat yang nantinya didukung dengan

1

Page 17: Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Integrated ...lib.unnes.ac.id/31987/1/3401413054.pdfberjudul “Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Integrated Ecofarming (Studi kasus di

2

2

kesadaran kritis dan masyarakat yang partisipatif. Model pendekatan

masyarakat dapat dilakukan dengan pola pola top down digeser menjadi pola

bottom up yang menempatkan masyarakat sebagai pelaku aktif dalam

pembangunan. Pendekatan ini dikenal dengan pembangunan manusia yang

dilaksanakan secara sinergis dari berbagai stakeholder yakni pemerintah,

swasta dan masyarakat. Gagasan ini sesungguhnya merupakan gagasan

pembangunan alternatif yang mencoba menjembatani antara kepentingan

pemerintah dan kebutuhan masyarakat. Di samping itu, dari pihak swasta juga

diharapkan memiliki kepedulian sosial lewat program-program yang mereka

tawarkan (Luthfi, 2013).

Pembinaan dan pengembangan desa juga dibutuhkan agar masyarakat

menjadi mandiri dan sejahtera yang nantinya akan membantu menyelesaikan

permasalahan yang ada di desa. Model pengembangan desa dapat disesuaikan

dengan potensi, masalah, dan kebutuhan pada desa tersebut. Model

pengembangan desa yang inovatif mensyaratkan pentingnya komunikasi dan

peran tidak hanya penyelenggara pemerintahan di tingkat desa (Kades dan

Badan Permusyawaratan Desa), tetapi juga elemen masyarakat lain khususnya

pemuda dan kelompok UKM yang mendominasi kegiatan perekonomian.

Peran stakeholder lain yang sama pentingnya adalah sinergitas antar Satuan

Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di lingkungan Pemkab, dan peran perguruan

tinggi dalam bentuk penelitian dan pengabdian kepada masyarakat (Jati, 2013).

Model pembangunan desa inovatif merupakan proses yang

mengutamakan sinkronisasi antar sektor dan antar pelaku serta

Page 18: Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Integrated ...lib.unnes.ac.id/31987/1/3401413054.pdfberjudul “Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Integrated Ecofarming (Studi kasus di

3

3

mengedepankan inovasi dalam berbagai bidang sebagai tekniknya. Prasyarat

pembangunan desa inovatif adalah teridentifikasinya potensi sumberdaya dan

arah pembangunan serta menumbuhkan inovasi sebagai teknik pembangunan

dan peranan yang perlu dilakukan oleh masing-masing pihak terkait dalam

pembangunan desa seperti: a). Pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten

harus konsisten dan terarah dalam merumuskan arah kebijakan, b). Pemerintah

desa melakukan identifikasi potensi dan menentukan arah kebijakan, c).

Masyarakat desa dan lembaga kemasyarakatan desa berpartisipasi dan

melakukan pengawasan, d). Akademisi memberikan masukan iptek dan

pendampingan, e). Pelaku usaha melakukan investasi dan kerjasama

(Suharyanto & Arif Sofianto, 2012).

Salah satu model pengembangan desa dapat melalui program pertanian

terpadu (integrated farming) yaitu sistem pengelolaan (usaha) yang

memadukan komponen pertanian, seperti tanaman, hewan dan ikan dalam

suatu kesatuan yang utuh. Definisi lain menyatakan, suatu sistem pengelolaan

tanaman, hewan ternak dan ikan dengan lingkungannya untuk menghasilkan

suatu produk yang optimal dan sifatnya cenderung tertutup terhadap masukan

luar (Preston, 2000).

Desa yang menerapkan program integrated farming salah satu

diantaranya Desa Soronalan tepatnya di Dusun Pending Kecamatan Sawangan

Kabupaten Magelang. Pada daerah tersebut memiliki potensi pertanian dan

peternakan yang unggul dan mayoritas masyarakatnya bekerja sebagai petani

dan peternak. Program integrated farming yang diterapkan di Dusun Pending

Page 19: Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Integrated ...lib.unnes.ac.id/31987/1/3401413054.pdfberjudul “Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Integrated Ecofarming (Studi kasus di

4

4

dikembangkan oleh empat mahasiswa program program studi ilmu dan industri

peternakan UGM yang tergabung dalam tim PKM E-Live. Masyarakat Dusun

Punding diberikan sosialisasi pembuatan pupuk organik, pestisida organik, dan

kebun sayur. Untuk mempertahankan keberlanjutan program integrated

farming dibentuk kelompok tani dan ternak yang diberi nama“Pendekar”.

Selain Dusun Pending yang menerapkan integrated farming,

Kecamatan Mowewe juga memiliki program pembentukan kawasan

agrowisata dibidang pengelolaan pertanian berbasis integrated farming system.

Metode yang digunakan agar program tersebut berkelanjutan yaitu dengan

pembentukan kelompok tani dan kelompok ternak, rekonstruksi dan

optimalisasi karang taruna. Upaya pembangunan masyarakat yang pokok dan

menjadi perhatian dalam pemberdayaan masyarakat desa adalah pengelolaan

potensi sumber daya alam untuk meningkatkan perekonomian masyarakat dan

menciptakan kawasan agrowisata yang berintegrasi dengan program pertanian

terpadu yang ramah lingkungan. Hal ini dilakukan agar masyarakat mengetahui

besarnya sumber daya alam yang dimiliki sehingga mereka mampu

mengelolanya dengan baik dan meningkatkan perekonomian masyarakat

(Zakariah, 2016).

Desa Asinan Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang mempunyai

potensi alam berupa lahan pertanian yang luas dan dekat dengan Rawa Pening.

Sebagian besar lahan sawah adalah pemerintah Desa Asinan, sehingga para

petani bekerja sebagai penggarap. Mata pencaharian masyarakat Asinan rata-

rata adalah sebagai buruh tani dan petani penggarap. Di Desa Asinan petani

Page 20: Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Integrated ...lib.unnes.ac.id/31987/1/3401413054.pdfberjudul “Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Integrated Ecofarming (Studi kasus di

5

5

penggarap tidak memiliki kedaulatan pangan, karena mereka tidak menikmati

padi yang ditanam dan hasil panennya sendiri. Petani menjual langsung kepada

penebas dalam bentuk gabah basah yang masih ada disawah.

Dalam rangka mengembangkan pertanian di Desa Asinan dan ingin

mengembalikan kondisi lahan sawah yang tercemar oleh bahan-bahan kimia,

Bank Indonesia Jawa Tengah sebagai community development mempunyai

program integrated ecofarming untuk diterapkan di Desa Asinan. Tujuan dari

program integrated ecofarming yaitu menggabungkan pertanian dengan

peternakan dan untuk memperbaiki tanah pada lahan sawah yang terkena

residu kimia, perbaikan pada lingkungan dan dapat meningkatkan kualitas hasil

panen yang sehat terbebas dari kimia. Kemudian dibentuklah sebuah kelompok

tani yang diberi nama “Konco Tani Organik”.

Program integrated ecofarming sebuah program pertanian baru yang

belum semua desa menerapkannya. Kemunculan program ini membuat

masyarakat Desa Asinan tidak begitu bersemangat menjalankannya

dikarenakan masyarakat yang belum terbiasa menggunakan pupuk organik dan

belum secara nyata melihat hasil panen dari pupuk organik. Melainkan

sebagian besar masyarakat Desa Asinan sudah terbiasa menggunakan pupuk

anorganik.

Setelah melalui pendekatan dengan para petani dan peternak kemudian

diberikan fasilitas untuk menunjang pertanian dari Bank Indonesia baik dari

segi pelatihan padi organik dan pelatihan pupuk organik serta bantuan alat-alat

pertanian, namun setelah selesai pemberian bantuan dan pendampingan dari

Page 21: Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Integrated ...lib.unnes.ac.id/31987/1/3401413054.pdfberjudul “Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Integrated Ecofarming (Studi kasus di

6

6

Bank Indonesia petani beralih menggunakan pupuk anorganik lagi karena

berbagai faktor. Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk

mengkaji mengenai “Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Integrated

Ecofarming (Studi kasus di Desa Asinan Kecamatan Bawen Kabupaten

Semarang)”.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana pelaksanaan kegiatan program integrated ecofarming di Desa

Asinan?

2. Apa saja yang menjadi hambatan dalam melaksanakan kegiatan integrated

ecofarming di Desa Asinan?

3. Bagaimana partisipasi masyarakat Desa Asinan dalam kegiatan program

integrated ecofarming?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pelaksanaan kegiatan program integrated ecofarming

di Desa Asinan.

2. Untuk mengetahui hambatan dalam melaksanakan kegiatan integrated

ecofarming di Desa Asinan.

3. Untuk mengetahui partisipasi masyarakat Desa Asinan dalam kegiatan

program integrated ecofarming.

Page 22: Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Integrated ...lib.unnes.ac.id/31987/1/3401413054.pdfberjudul “Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Integrated Ecofarming (Studi kasus di

7

7

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoretis

a. Dapat menambah pengetahuan dan wawasan dalam bidang Sosiologi dan

Antropologi khususnya pada bidang sosiologi pedesaan kajian mengenai

partisipasi masyarakat dalam program kegiatan integrated ecofarming.

b. Dapat digunakan sebagai bahan acuan bagi penelitian yang sejenis atau

sebagai bahan pengembangan yang akan dilakukan penelitian

selanjutnya.

c. Dapat menjadi bahan referensi bagi mata pelajaran sosiologi SMA kelas

XII materi pokok kearifan lokal dan pemberdayaan komunitas.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Peneliti, diharapkan dapat dijadikan sarana aktualisasi diri untuk

mentransformasikan ilmu pengetahuan selama diperkuliahan.

b. Bagi Akademisi, penelitian ini dapat digunakan sebagai literatur

tambahan untuk akademisi dalam upaya mengembangkan masyarakat

dengan program kegiatan integrated ecofarming.

c. Bagi Masyarakat, penelitian ini dapat memberikan informasi dan

gambaran dalam pelaksanaan program kegiatan integrated ecofarming.

E. Batasan Istilah

Batasan istilah bertujuan untuk membatasi istilah-istilah dalam judul

penelitian, agar tidak terjadi kekaburan dan kesalahpahaman dalam

mengartikan permasalahan yang diangkat, sehingga membantu pembaca dalam

memahami isi dari penelitian. Adapun batasan istilah adalah sebagai berikut:

Page 23: Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Integrated ...lib.unnes.ac.id/31987/1/3401413054.pdfberjudul “Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Integrated Ecofarming (Studi kasus di

8

8

1. Pemberdayaan Masyarakat

Menurut Ife (dalam Alfitri,2011:22) Pemberdayaan berasal dari

bahasa inggris empowerment, yang secara harfiah bisa diartikan sebagai

“pemberkuasaan”, dalam arti pemberian atau peningkatan kekuasaan

kepada masyarakat yang lemah atau tidak beruntung. Empowerment aims

to increase the power of dis-advantaged.

Pemberdayaan yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu

pemberdayaan masyarakat yang ditujukan masyarakat Asinan agar

berkembang dan mandiri melalui program kegiatan integrated

ecofarming.

2. Partisipasi Masyarakat

Menurut Khadiyanto (2007:67), partisipasi masyarakat yaitu

keikutsertaan/pelibatan masyarakat dalam kegiatan pelaksanaan

pembangunan dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengendalikan

serta mampu untuk meningkatkan kemauan untuk menanggapi, baik

secara langsung maupun tidak langsung sejak dari gagasan, perumusan,

kebijaksanaan hingga pelaksanaan program.

Menurut Pidarta (1990:53), partisipasi adalah pelibatan seseorang

atau beberapa orang dalam suatu kegiatan. Keterlibatan mental dan emosi

dari seseorang di dalam situasi kelompok yang mendorong mereka untuk

menyokong kepada pencapaian tujuan pada kelompok tersebut dan ikut

bertanggung jawab.

Page 24: Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Integrated ...lib.unnes.ac.id/31987/1/3401413054.pdfberjudul “Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Integrated Ecofarming (Studi kasus di

9

9

Partisipasi masyarakat yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

partisipasi masyarakat Desa Asinan yang ikut berperan serta dan terlibat

didalam mengembangkan Desa Asinan sebagai desa binaan melalui

program kegiatan integrated ecofarming.

3. Integrated Ecofarming

Menurut Nurcholis dan Supangkat ( 2011), pertanian terpadu adalah

sistem pengelolaan (usaha) yang memadukan komponen pertanian, seperti

tanaman, hewan dan ikan dalam suatu kesatuan yang utuh. Definisi lain

menyatakan, adalah suatu sistem pengelolaan tanaman, hewan ternak dan

ikan dengan lingkungannya untuk menghasilkan suatu produk yang

optimal dan sifatnya cenderung tertutup terhadap masukan luar (Preston,

2000).

Integrated ecofarming pada penelitian ini yaitu integrated

ecofarming yang berbasis pada bahan organik baik dari pupuk organik

yaitu pupuk kandang dan MA-11 yang dipacu oleh bakteri dari akar

tanaman alfaafa yang dapat diterapkan ke dalam semua sektor kegiatan

pertanian yang dikembangkan oleh PKBM Anugrah Bangsa. Menurut

Nugroho Widiasmadi (Ketua yayasan PKBM Anugrah Bangsa) kegiatan

integrated ecofarming akan menjadi murah dan cepat jika dilakukan

dengan cara terpadu/terintegrasi. Dalam kegiatan ini menggambarkan

suatu usaha yang terpadu dimulai dari seorang peternak yang

menghasilkan pupuk, pakan, energi dan usaha perbaikan lingkungan.

Page 25: Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Integrated ...lib.unnes.ac.id/31987/1/3401413054.pdfberjudul “Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Integrated Ecofarming (Studi kasus di

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERFIKIR

A. Kajian Pustaka (Kajian hasil-hasil penelitian yang relevan)

Penulis memilih beberapa hasil penelitian sebagai tinjauan pustaka yang

dapat menjadi referensi penulis. Berikut ini penelitian terdahulu:

1) Kajian Pustaka Partisipasi Masyarakat

Hasil penelitian oleh Nurpeni (2015) dengan judul “Partisipasi

Masyarakat dalam Pelaksanaan Pengembangan Kawasan Ekowisata”.

Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Sei Mempura, Kabupaten Siak.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

penelitian deskriptif kualitatif kemudian mengkajinya secara kuantitatif dalam

bentuk persentase, populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Kepala

Keluarga yang ada di Kelurahan Mempura dengan menggunakan teknik

sample random sampling.

Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa partisipasi masyarakat Sei

Mempura berupa partisipasi pemikiran, partisipasi tenaga, partisipasi harta

benda, dan partisipasi ketrampilan. Diketahui sebanyak 15 responden atau

41,67 % memberikan tanggapan kurang baik yang menunjukkan indikator

paling dominan adalah buah pikiran, sebanyak tanggapan 19 responden atau

52,77%. Selanjutnya 12 responden atau 33,33% menyatakan cukup baik

dengan indikator yang paling dominan yaitu tenaga sebanyak 14 responden

atau 38,89%. Sebanyak 9 responden atau 25,00% menyatakan baik dengan

10

Page 26: Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Integrated ...lib.unnes.ac.id/31987/1/3401413054.pdfberjudul “Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Integrated Ecofarming (Studi kasus di

11

indikator yang dominan yaitu tenaga sebanyak 12 responden atau 33,33%.

Partisipasi masyarakat pengembangan kawasan ekowisata di Sei Mempura

masih kurang baik, sehingga semua pihak terkait harus saling mendukung dan

memberikan pengertian agar program pengembangan ekowisata dapat berjalan

sesuai harapan.

Hasil penelitian oleh Rizal dan Rahayu (2015) dengan judul “Tingkat

partisipasi petani dalam kelompok tani padi sawah untuk mendukung Program

M-P3MI di Kabupaten Paser, Kalimantan Timur”. Penelitian ini dilaksanakan

pada empat kelompok tani padi sawah di Kabupaten Paser, provinsi

Kalimantan Timur. Metode penelitian menggunakan kualitatif, untuk

mengetahui tingkat partisipasi petani diakukan kepada responden dengan

memberikan skor/nilai pada responden berkisar 1-3. Nilai tersebut dijumlahkan

kemudian dihitung rata-rata untuk menentukan tingkat partisipasi responden

dalam kelompok tani. Responden dengan nilai diatas rata-rata menunjukkan

tingkat partisipasi tinggi dan sebaliknya jika nilai dibawah rata-rata

menunjukkan tingkat partisipasi rendah. Jenis data penelitian ini terdiri dari

data primer dan sekunder serta pengumpulan data dilakukan melalui observasi,

wawancara, dan pencatatan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat partisipasi petani dalam

kelompok tani padi sawah pada komponen kesadaran tergolong tinggi, karena

dari 40 orang petani sebanyak 85% menyatakan masuk sebagai anggota

kelompok tani padi sawah berdasarkan kesadaran sendiri, pada komponen

keterlibatan sebanyak 62,50%, dan pada komponen manfaat sebanyak 100%.

Page 27: Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Integrated ...lib.unnes.ac.id/31987/1/3401413054.pdfberjudul “Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Integrated Ecofarming (Studi kasus di

12

Sehingga dengan partisipasi petani dalam program Model Pengembangan

Pertanian Pedesaan Melalui Inovasi Pertanian (M-P3MI) dapat meningkatkan

kemampuan petani dalam sistem usahatani, meningkatkan kesejahteraan petani

serta nilai tambah dan daya saing produksi usahataninya secara berkelanjutan

di Provinsi Kalimantan Timur.

Hasil Penelitian oleh Sidu (2015) dengan judul “Analysis Development

of Society Participation in Fores Area of Papantiri Sub-Province of Muna”.

Penelitian ini mengenai analisis perkembangan partisipasi masyarakat

dikawasan hutan Papantri Kecamatan Muna. Penelitian menggunakan metode

analisis deskriptif dengan menggunakan teknik persepsi, wawancara,

dokumentasi dan Focus Group Discussion (FGD).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa partisipasi masyarakat yang

tinggal di hutan Papantiri tinggi, hal ini terbukti dengan tingkat peran dan

masyarakat yang melakukan kegiatan secara kolektif untuk kebaikan koreksi

dan penyelesaian pada lokasi pemukiman dan juga kegiatan sosial. Partisipasi

masyarakat Gunung Papantri dalam mengatur daerah dapat dikembangkan

sebagai partisipasi modal dalam pengelolaan hutan berbasis masyarakat. Model

pengelolaan hutan yang dirumuskan oleh masyarakat mewakili hasil dilakukan

perencanaan tanpa ikatan pemerintah. Manajemen dilakukan saat ini hanya

terbatas untuk menanam tanaman musim seperti jagung, sayuran dan umbi-

umbian dan beberapa diantaranya adalah penanaman tanaman perkebunan

seperti pisang, kakao, tanaman, buah-buahan dan kelapa, berbeda dengan

perencanaan yang dilakukan didalamnya mencakup pengemukaan beberapa

Page 28: Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Integrated ...lib.unnes.ac.id/31987/1/3401413054.pdfberjudul “Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Integrated Ecofarming (Studi kasus di

13

daerah menggunakan pola agro kehutanan tanaman kayu. Alasan masyarakat

dalam pengembangan tanaman musim di hutan kawasan Papantiri tidak ada

perjanjian legitimasi yang menangani masalah hutan Papantiri tidak ada status

daerah. Sehingga ketika pemerintah memberikan program yang terkait untuk

mengembalikan fungsi hutan seperti program reboisasi, masyarakat malu

untuk melakukan penanaman.

Persamaan dari beberapa penelitian yaitu ada yang meneliti tentang

partisipasi masyarakat. Sedangkan perbedaannya pada penelitian oleh Nurpeni

(2015) yaitu partisipasi masyarakat dalam mengembangkan kawasan

ekowisata yang berupa partisipasi pemikiran, partisipasi tenaga, partisipasi

masyarakat harta benda, dan partisipasi ketrampilan. Penelitian yang dilakukan

oleh Rizal dan Rahayu (2015) yaitu mengenai partisipasi petani dalam

kelompok tani padi sawah untuk mendukung program Model Pengembangan

Pertanian Pedesaan Melalui Inovasi Pertanian (M-P3MI). Penelitian oleh Sidu

(2015) tentang pengembangan partisipasi masyarakat yang tinggal di hutan

papantri dengan pengelolaan hutan berbasis masyarakat tanpa ikatan

pemerintah.

Dalam penelitan ini penulis memfokuskan pada pelaksanaan kegiatan

integrated ecofarming yang dilakukan di Desa Asinan, hambatan apa yang

masyarakat hadapi dan partisipasi masyarakat dalam program integrated

ecofarming.

Page 29: Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Integrated ...lib.unnes.ac.id/31987/1/3401413054.pdfberjudul “Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Integrated Ecofarming (Studi kasus di

14

2) Kajian Pustaka Pemberdayaan Masyarakat

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Imam (2016) dengan judul “Studi

Tentang Pemberdayaan Masyarakat Petani Rumput Laut di Kelurahan Pantai

Amal Kecamatan Tarakan Timur Kota Tarakan”. Penelitian ini bertujuan

untuk mendeskripsikan pemberdayaan yang dilakukan oleh Pemerintah

terhadap masyarakat petani rumput laut serta melihat sejauh mana

pemberdayaan terhadap masyarakat petani rumput laut yang sudah dilakukan

Pemerintah. Metode penelitian menggunakan deskriptif kualitatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberdayaan masyrakat petani

rumput laut yang dilakukan oleh Pemerintah Kota melalui Dinas Kelautan dan

Perikanan sudah diupayakan, melalui pelatihan, pendanaan, dan pemasaran.

Dinas Kelautan dan Perikanan sudah melakukan upaya di ketiga sisi tersebut.,

namun dalam pelaksanaannya masih terdapat beberapa kendala dan hambatan.

Dimana pelatihan yang dilakukan tidak secara kontinu dan belum dapat

dirasakan oleh seluruh petani rumput laut, pendanaan sudah cukup baik. Di

segi pemasaran, kurangnya pengawasan dari Dinas Kelautan dan Perikanan

membuat rumput laut yang di pasarkan kurang berkualitas. Belum adanya

KUD dan perusahaan lokal membuat para petani bergantung pada pengumpul.

Hasil penelitian dilakukan oleh Andriyani,dkk (2017) dengan judul

“Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pengembangan Desa Wisata Dan

Implikasinya Terhadap Ketahanan Sosial Budaya Wilayah (Studi Di Desa

Wisata Penglipuran Bali)”. Penelitian ini bertujuan memahami

berlangsungnya proses pemberdayaan masyarakat melalui pengembangan desa

Page 30: Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Integrated ...lib.unnes.ac.id/31987/1/3401413054.pdfberjudul “Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Integrated Ecofarming (Studi kasus di

15

wisata Panglipuran Bali serta implikasinya terhadap ketahanan sosial budaya

wilayah. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

penelitian deskriptif kualitatif

Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa proses pemberdayaan

masyarakat di Desa Wisata Penglipuran Bali berlangsung dalam tiga tahap

yaitu tahap penyadaran, pengkapasitasan dan pemberian daya. Bentuk-bentuk

pemberdayaan masyarakat melibatkan partisipasi masyarakat dari mulai

perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Adapun kendala –kendala dalam

pemberdayaan masyarakat berkaitan dengan usaha mempertahankan budaya

dan adat istiadat dari arus modernisasi, sikap masyarakat, terbatasnya sumber

daya manusia dan ketersediaan akomodasi wisata serta kurangnya kegiatan

promosi.

Persamaan dari kedua penelitian yaitu ada yang meneliti tentang

pemberdayaan masyarakat. Sedangkan perbedaannya pada penelitian oleh

Imam (2016) yaitu pemberdayaan yang dilakukan oleh Pemerintah terhadap

masyarakat petani rumput laut. Penelitian yang dilakukan olehAndriyani

(2017) yaitu mengenai pemberdayaan masyarakat melalui pengembangan desa

wisata Panglipuran Bali serta implikasinya terhadap ketahanan sosial budaya.

3) Kajian Pustaka Pertanian Organik/Integrated Ecofarming

Hasil penelitian oleh Rusiyah, dkk (2012) dengan judul “Studi

Pengembangan Pertanian Padi Sawah Organik Berdasarkan Kesesuaian

Lahan dan Potensi Pupuk Organik Dari Limbah Pertanian Di Kecamatan

Temon Kabupaten Kulon Progo”. Dalam penelitiannya bertujuan untuk

Page 31: Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Integrated ...lib.unnes.ac.id/31987/1/3401413054.pdfberjudul “Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Integrated Ecofarming (Studi kasus di

16

mengkaji tingkat kesesuaian lahan, potensi pupuk organik dari limbah

pertanian, karakteristik sosial ekonomi petani, dan strategi pengembangan

pertanian padi sawah organik. Metode penelitian ini menggunakan metode

survei. Teknik pengambilan sampel dengan purposive area sampling dan aspek

fisik lahan purposive sampling untuk sampel petani.

Hasil penelitianya menunjukkan bahwa potensi pupuk organik dari

limbah pertanian pada musim tanam 1 adalah 5.070,05 ton dan pada tanam

musim II adalah 3.595,04 ton, karakteristik sosial ekonomi internal petani

memiliki kekuatan lebih baik dibandingkan karakteristik sosial ekonomi

eksternal petani bagi pengembangan pertanian padi sawah organik di daerah

penelitian. Strategi pengembangan pertanian padi sawah organik di Kecamatan

Temon dapat dilakukan dengan pemberian apresiasi kepada petani yang telah

berhasil mengembangkan pertanian organik, pemerintah perlu membantu

petani dalam mendapatkan sertifikat pertanian organik. Kegiatan sosialisasi

kepada petani, konsumen pedagang, pemerintah daerah, penyuluh, dan institusi

terkait lainnya. Mengintegrasi pembangunan bidang pertanian dan peternakan.

Meningkatkan produksi pertanian organik. Mengusahakan padi varietas lokal.

Petani organik harus menjaga kepercayaan konsumen. Pengembangan melalui

pendidikan dan pelatihan.

Hasil penelitian sejenis dilakukan oleh Fadlina, dkk (2013) dengan

judul“Perencanaan Pembangunan Pertanian Berkelanjutan (Kajian tentang

Pembangunan Pertanian Organik di Kota Batu)”. Dalam penelitiannya

dijelaskan bahwa pengembangan pertanian organik merupakan perwujudan

Page 32: Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Integrated ...lib.unnes.ac.id/31987/1/3401413054.pdfberjudul “Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Integrated Ecofarming (Studi kasus di

17

nyata dari upaya pemerintah Kota Batu, Provinsi Jawa Timur untuk

menerapkan pembangunan pertanian berkelanjutan. Upaya pembangunan tidak

lepas dari perencanaan sebagai proses awal dari pelaksanaan pembangunan.

Metode penelitian dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Data yang

digunakan berupa data primer melalui wawancara dan observasi lapangan serta

di dukung denga data sekunder yang diperoleh melalui penelaahan dokumen-

dokumen yang terkait dengan fokus penelitian.

Hasil penelitian ini menunjukkan perencanaan pengembangan

pertanian organik di Kota Batu dengan pendekatan politis,teknokratis,

partisipatif, serta top down dan bottom up planning yang penerapannya

disesuaikan dengan konteks perencanaan. Teknis perencanaan dan pelaksanaan

dilakukan melalui koordinasi antar bidang dan antar anggota panitia pelaksana

teknis. Belum adanya keterpaduan antar sektor yang terkait pada kawasan

pertanian organik di Kota Batu. Stakeholder yang terlibat meliputi unsur

pemerintah, perguruan tinggi, praktisi dan petani. Masih ada stakeholder yang

belum dilibatkan dalam perencanaan. Faktor pendukung diantaranya potensi

SDA, dukungan sosial kemasyarakatan, pendukung lainnya seperti media

massa. Fakktor penghambat meliputi kendala teknis di lapangan dan kendala

administrasi.

Hasil penelitian oleh Nazeerudin (2013) dengan judul “Participatory

model approach for organic agriculture in Karnataka India” Dalam

penelitiannya mendeskripsikan bahwa pertanian organik telah memainkan

peran penting dalam mengubah pola pengembangan pertanian dan terbukti cara

Page 33: Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Integrated ...lib.unnes.ac.id/31987/1/3401413054.pdfberjudul “Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Integrated Ecofarming (Studi kasus di

18

yang layak untuk mengurangi degradasi sumber daya alam dan untuk

meningkatkan produksi pertanian yang berkelanjutan. Ini adalah solusi yang

mungkin untuk memenuhi berbagai tujuan keberlanjutan dan pembangunan

berkelanjutan. Metode penelitian dengan purposive sampling dengan petani

diidentifikasi kemudian diundang untuk mengambil bagian dalam diskusi

kelompok terfokus (FGD) dan pendekatan partisipatif. Petani ini dianggap

sebagai pelopor dan berkembang inovatif model di distrik. Oleh karena itu

diputuskan untuk mengambil analisis mendalam survei pertanian.

Hasil penelitiannya yaitu bahwa sebagian besar petani ini berada di atas

lima puluh tahun usia. Sebagian besar para petani yang dimiliki di bawah tanah

seluas 5 hektar. Proporsi yang tinggi petani organik orang tua dalam kelompok

usia 45-55 dan ini umumnya dianggap sebagai yang paling banyak akal dan

mayoritas dari mereka adalah petani kecil. Lebih lanjut ditemukan bahwa

tanaman yang dihasilkan melalui organik pertanian Kabupaten Tumkur

termasuk padi, kelapa, diikuti oleh jagung, kacang polong sapi, sayur-sayuran,

dan kacang tanah. Sebagian besar petani telah dirancang dan dikembangkan

teknik-teknik yang inovatif pengelolaan tanah, air dan hama. Strategi

pengendalian hama yang bervariasi mulai dari tumpangsari dengan tanaman

penolak untuk penyemprotan jus tanaman yang diekstrak dari tanaman obat

nyamuk.

Hasil penelitian oleh Budiasa dan Ambarawati (2014) dengan judul

“Community Based Agro-Tourism As An Innovative Integrated Farming

System Development Model Towards Sustainable Agriculture And Tourism In

Page 34: Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Integrated ...lib.unnes.ac.id/31987/1/3401413054.pdfberjudul “Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Integrated Ecofarming (Studi kasus di

19

Bali”. Penelitian mengenai agrowisata sebuah inovasi sistem pertanian

terintegrasi dengan model berkelanjutan pertanian dan pariwisata di Bali,

menggunakan metode penelitian kualitatif yang digunakan untuk menganalisis

data deskriptif. Lokasi penelitian di perkebunan agrowisata salak pelaga di

Desa Pelaga, Kecamatan Bebandem, Kabupaten Karangasem. Data primer dan

sekunder yang dikumpulkan dengan melakukan wawancara mendalam dengan

11 informan kunci.

Hasil dari penelitiannya yaitu Agrowisata perkebunan salak pelaga

dikelola oleh kelompok petani Dukuh Lestari Desa Pelaga Kabupaten

Karangasem adalah contoh dari agrowisata yang berbasis pengembangan

masyarakat. Agrowisata memberikan banyak kontribusi untuk peningkatan

kehidupan ekonomi masyarakat setempat. Kontribusi antara lain adalah dalam

bentuk penjualan produk-produk pertanian, berbagai souvenir buatan tangan

atau kerajinan tangan yang dijual kepada wisatawan. Agrowista merupakan

kegiatan pertanian inovatif yang berkaitan dengan pariwisata dan pertanian.

Kelompok usaha tani Dukuh Lestari dikembangkan pertama kali oleh LSM

Asta Dewata. Dalam wilayah 123 ha perkebunan salak dikelola oleh 39 petani

yang dirancang sebagai komunitas berbasis agrowisata oeh pemerintah

Kabupaten Karangasem. Peran pemerintah sebagai pemangku kepentingan

untuk membuat kebijakan dan situs rencana dan sebagai regulator. Pemerintah

Provinsi Bali melalui Dinas Pertanian tanaman pangan memberikan kontribusi

dalam mengembangkan sistem pertanian organik di Pelaga.

Page 35: Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Integrated ...lib.unnes.ac.id/31987/1/3401413054.pdfberjudul “Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Integrated Ecofarming (Studi kasus di

20

Hasil penelitian selanjutnya oleh Ijun (2015) dengan judul “Sustainable

Organic Farming For Environmental Health: A Social Development Model”.

Dalam penelitiannya memahami fitur dasar pertanian organik di Cianjur The

Paguyuban Pasundan, memahami bagaimana itu pemangku kepentingan

mampu menginternalisasi tantangan pertanian organik pengalaman dalam

masyarakat, menggambarkan dan mengerti bagaimana pemangku kepentingan

dapat menginternalisasi dan diterapkan nilai-nilai manfaat pertanian organik

untuk mendukung kesehatan lingkungan pada pengalaman mereka hidup

dalam masyarakat. Metode penelitian menggunakan kualitatif, mengunakan

teknik triangulasi.

Umumnya, temuan-temuan dari studi mengungkapkan berikut: 1)

PPOFC mulai melihat realitas sebagai dampak dari pertanian modern yang

menunjukkan masalah kesuburan karena tanah yang terkontaminasi oleh residu

bahan kimia pertanian seperti pupuk kimia dan pestisida kimia. Jadi ingin

mengembalikan kesuburan tanah melalui praktek pertanian ramah lingkungan,

2) tantangan pertanian organik pada pengalaman mereka hidup dalam

masyarakat: petani tidak mempertimbangkan kerugian yang mungkin dialami

oleh orang lain sebagai prinsip-prinsip untuk keuntungan telah menjadi sangat

menonjol. Sebagai akibatnya, pembangunan pertanian organik hanya terjebak

ke dalam kegiatan komersial yang akan kritik pendiri, salah satu faktor yang

menyebabkan keterlibatan pemerintah pertanian organik yang diatur adalah

karena bertengkar tentang apa yang disebut produk pertanian organik dan

karena banyak produk nonorganik dijual sebagai produk organik, organik

Page 36: Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Integrated ...lib.unnes.ac.id/31987/1/3401413054.pdfberjudul “Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Integrated Ecofarming (Studi kasus di

21

petani mengalami kesulitan dalam menemukan berbasis lokal bibit untuk

pertanian organik, sertifikasi organik pertanian telah berubah, tidak hanya

proses jaminan menjadi komoditas diperdagangkan, 3) manfaat pertanian

organik di dukungan untuk kesehatan lingkungan, pertanian organik

memberikan dampak positif pada kesehatan umum, karena itu tidak

menyebabkan pencemaran lingkungan (air, udara, tanah) dengan residu pupuk

kimia dan pestisida kimia sintetis. Selain pertanian organik juga sehat

masyarakat melalui penyediaan produk-produk pertanian bebas dari pestisida

dan pupuk residu kimia.

Persamaan dari beberapa penelitian yaitu sama-sama meneliti mengenai

pertanian dengan bahan organik. Perbedaannya pada penelitian Rusiyah (2012)

mengkaji tingkat kesesuaian lahan, potensi pupuk organik dari limbah

pertanian, karakteristik sosial ekonomi petani, dan strategi pengembangan

pertanian padi sawah organik. Penelitian Fadlina (2013) yaitu perencanaan

pembangunan pertanian berkelanjutan yang mengembangkan pertanian

organik melalui berbagai pendekatan yaitu pendekatan politis, teknokratis,

partisipatif, top down dan bottom up planning. Penelitian Nazeerudin (2013)

yaitu mengkaji tentang pendekatan model partisipatif untuk pertanian organik

di India. Penelitian oleh Budiasa dan Ambarawati (2014) yaitu masyarakat

yang mengembangkan agrowisata yang inovatif dengan model pengembangan

sistem pertanian terintegrasi dengan pariwisata secara berkelanjutan. Penelitian

Ijun (2015) mengenai model pertanian organik yang berkelanjutan untuk

kesehatan lingkungan. Dalam penelitian ini, penulis memfokuskan pada

Page 37: Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Integrated ...lib.unnes.ac.id/31987/1/3401413054.pdfberjudul “Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Integrated Ecofarming (Studi kasus di

22

pelaksanaan kegiatan integrated ecofarming, hambatan dalam menerapkannya

dan partispasi masyarakat dalam program integrated ecofarming.

B. Landasan/ Kerangka Teoritik

Landasan teori yang digunakan untuk mengalisis permasalahan dalam

penelitian ini yaitu teori pilihan rasional James S. Coleman dan konsep

partisipasi masyarakat.

1) Teori Pilihan Rasional James S.Coleman

Teori ini menjadi populer ketika Coleman mendirikan jurnal Rationality

dan Society pada tahun 1989 yang dimaksudkan untuk menyebarkan pemikiran

yang berasal dari perspektif pilihan rasional. Teori pilihan rasional merupakan

tindakan rasional dari individu atau aktor untuk melakukan suatu tindakan

berdasarkan tujuan tertentu dan tujuan itu ditentukan oleh nilai atau pilihan

(prefensi). Teori Pilihan Rasional James S.Coleman Teori pilihan rasional

memusatkan pada aktor. Aktor dipandang sebagai manusia yang mempunyai

tujuan dan mempunyai maksud. Artinya aktor mempunyai tujuan dan

tindakannya tertuju pada upaya untuk mencapai tujuan itu. Aktor juga

dipandang mempunyai pilihan nilai, atau keperluan.

Ada dua unsur utama dalam teori Coleman, yaitu aktor dan sumber daya.

Sumber daya adalah sesuatu yang menarik perhatian dan yang dapat dikontrol

oleh aktor. Keberadaan sumber daya menjadi pengikat yang mengakibatkan

sifat saling membutuhkan diantara keduanya. Sumber daya ialah setiap potensi

yang ada atau bahkan yang dimiliki. Sumber daya tersebut dapat berupa

Page 38: Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Integrated ...lib.unnes.ac.id/31987/1/3401413054.pdfberjudul “Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Integrated Ecofarming (Studi kasus di

23

sumber daya alam, yaitu sumber daya yang telah disediakan atau potensi alam

yaitu sumber daya alam yang dan juga sumber daya lainnya.

Aktor ialah seseorang yang melakukan sebuah tindakan. Dalam hal ini

adalah individu yang mampu memanfaatkan sumber daya dengan baik yaitu

aktor. Aktor dianggap sebagai individu yang memiiki tujuan, aktor juga

memiliki suatu pilihan yang bernilai dasar yang digunakan aktor untuk

menentukan pilihan yaitu menggunakan pertimbangan secara mendalam

berdasarkan kesadarannya, selain itu aktor juga mempunyai kekuatan sebagai

upaya untuk menentukan pilihan dan tindakan yang menjadi keinginannya.

Teori pilihan rasional digunakan untuk menganalisa terkait masyarakat

Desa Asinan melaksanaan kegiatan integrated ecofarming serta dalam

hambatannya. Teori pilihan rasional ini menekankan pada dua hal yaitu aktor

dan sumber daya. Aktor disini ialah petani yang memiliki suatu tujuan tertentu

untuk terus menjalankan aktivitasnya sesuai dengan keinginan mereka.

2) Partisipasi Masyarakat

Partisipasi menurut Ife dan Tesoriero (2006:285) merupakan suatu bagian

penting dari pemberdayaan dan penumbuhan kesadaran. Semakin banyak

orang yang menjadi peserta aktif dan semakin lengkap partisipasinya, semakin

ideal kepemilikan dan proses masyarakat serta proses inklusif yang akan

diwujudkan. Partisipasi, sebagai suatu konsep dalam pengembangan

masyarakat digunakan secara umum dan luas. Partisipasi adalah sebuah konsep

sentral, dan prinsip dasar dari pengembangan masyarakat karena diantara

banyak hal, partisipasi terkait erat dengan gagasan HAM.

Page 39: Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Integrated ...lib.unnes.ac.id/31987/1/3401413054.pdfberjudul “Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Integrated Ecofarming (Studi kasus di

24

Cohen dan Uphoff dalam Dwiningrum (2011:61) membedakan

partisipasi menjadi empat jenis, yaitu pertama, partisipasi dalam pengambilan

keputusan. Kedua, partisipasi dalam pelaksanaan. Ketiga, partisipasi dalam

pengambilan pemanfaatan. Keempat, partisipasi dalam evaluasi.

Tabel 1. Tahap Pelaksanaan Program Partisipasi

Tahap Deskripsi 1. Pengambilan

keputusan

Penentuan alternatif dengan masyarakat

untuk menuju sepakat dari berbagai gagasan

yang menyangkut kepentingan bersama.

2. Pelaksanaan Penggerakkan sumber daya dan dana. Dalam

pelaksanaan merupakan penentu

keberhasilan program yang dilaksanan

3. Pengambilan

manfaat

Partisipasi berkaitan dari kualitas dan

kuantitas hasil pelaksanaan program yang

bisa dicapai.

4. Evaluasi Berkaitan dengan pelaksanaan program

secara menyeluruh. Partisipasi ini bertujuan

mengetahui bagaimana pelaksanaan program

berjalan.

Sumber: Merujuk dari Buku Desentralisasi dan Partisipasi Masyarakat dalam Pendidikan oleh Dwiningrum, 2011, hal 63.

Cohen dan Uphoff dalam Dwiningrum (2011:63) menyatakan bahwa

ilmuan dan politikus lebih memberikan perhatian pada jenis partisipasi dalam

pengambilan keputusan dan partisipasi dalam evaluasi. Sementara para

administrator cenderung memberikan perhatian pada jenis partisipasi dalam

pengambilan manfaat. Hal tersebut memperhatikan adanya latar belakang

disiplin ilmu yang berbeda-beda akan menimbulkan konsep partisipasi yang

berbeda.

Konsep partisipasi ini digunakan untuk menganalisis mengenai

partisipasi masyarakat Desa Asinan dalam kegiatan program integrated

Page 40: Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Integrated ...lib.unnes.ac.id/31987/1/3401413054.pdfberjudul “Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Integrated Ecofarming (Studi kasus di

25

ecofarming. Dalam penelitian ini, partisipasi masyarakat yang dimaksud

adalah masyarakat Desa Asinan Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang yang

ikut berpartisipasi dalam program kegiatan integrated ecofarming.

C. Kerangka Berfikir

Menurut Uma Sekaran (dalam Sugiyono, 2015:91) Kerangka berfikir

merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan

berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting. Jadi

kerangka berfikir adalah sebuah pemahaman yang paling mendasar dan

menjadi pondasi bagi setiap pemikiran atau suatu bentuk proses dari

keseluruhan dari penelitian yang dilakukan. Skema kerangka berfikir pada

penelitian ini adalah sebagai berikut:

Page 41: Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Integrated ...lib.unnes.ac.id/31987/1/3401413054.pdfberjudul “Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Integrated Ecofarming (Studi kasus di

26

Bagan 1. Kerangka Berfikir

Kerangka berfikir dalam penelitian ini dimulai dari Desa Asinan

Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang yang memiliki potensi alam yang

melimpah khususnya pada bidang pertanian. Terdapat sawah-sawah

terhampar luas yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat Asinan. Sebagian

besar masyarakat Desa Asinan adalah sebagai buruh tani dan petani

penggarap. Kemudian Bank Indonesia Jawa Tengah menjadikan Desa Asinan

sebagai salah satu klaster desa binaan dan diberikan dana hibah berupa alat-

Desa Asinan

Bank Indonesia

Jawa Tengah

Integrated Ecofarming

Pelaksanaan

kegiatan program

integrated ecofarming

Hambatan dalam

melaksanakan

kegiatan integrated ecofarming

Partisipasi

masyarakat Desa

Asinan dalam

kegiatan program

PKBM Anugrah

Bangsa, Dinas

Pertanian, tanaman

pangan dan holtikultura

Provinsi Jawa Tengah

dan PT BRI ungaran

sebagai mitra.

1. Teori Piihan

Rasional James

S.Coleman

2. Konsep Partisipasi

Masyarakat

Page 42: Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Integrated ...lib.unnes.ac.id/31987/1/3401413054.pdfberjudul “Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Integrated Ecofarming (Studi kasus di

27

alat pertanian seperti traktor, ricemill,blower,sprayer dan juga dibangunkan

saung untuk balai pertemuan di sekitar sawah

Dalam rangka pendampingan Desa Asinan sebagai desa binaan, Bank

Indonesia Jawa Tengah bekerja sama dengan PKBM Anugrah Bangsa yang

mempunyai ketrampilan fungsional yaitu integrated ecofarming, Dinas

Pertanian, tanaman pangan dan holtikultura Provinsi Jawa Tengah yang

berperan dalam rangka kebijakan pembangunan pertanian pada pembangunan

sistem dan usaha agribisnis, mengarahkan pada upaya peningkatan produksi

padi organik. PT BRI mendukung program ketahanan pangan dan Energi

(KPPE) pada sektor peternakan dan pertanian organik dan menyalurkan

kredit yang mendukung program sesuai standar kelayakan perbankan.

Program integrated ecofarming yang diterapkan oleh masyarakat Desa

Asinan adalah kegiatan pertanian yang digabungkan dengan peternakan.

Kedua kegiatan yaitu pertanian dan peternakan jika diterapkan dapat saling

menguntungkan seperti halnya dari segi pertanian membutuhkan kotoran

ternak yang dapat dimanfaatkan sebagai pupuk pada penanaman padi dan

urine dari ternak yang bisa digunakan untuk menyemprot padi. Dari segi

peternakan juga membutuhkan jerami sebagai pakan ternak.

Pelaksanaan program integrated ecofarming dimulai pertama kali

dengan melaksanakan FGD terlebih dahulu bersama Kepala Desa Asinan

untuk menggali informasi terkait peluang hambatan mengenai pertanian di

Desa Asinan, dilakukan pelatihan dan sosialisasi. Kemudian mulai

melaksanakan pertanian padi organik yang terintegrasi dengan peternakan.

Page 43: Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Integrated ...lib.unnes.ac.id/31987/1/3401413054.pdfberjudul “Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Integrated Ecofarming (Studi kasus di

28

Pelaksanaan dalam integrated ecofarming dengan bahan organik hanya

berlangsung dari tahun 2014 sampai 2016. Mulai awal 2017 sudah kembali

lagi menggunakan campuran kimia.

Kendala/hambatan dalam program integrated ecofarming yaitu pola

pemanfaatan dan penguasaan lahan di Desa Asinan yaitu dengan sistem maro

antara petani penggarap dengan pemilik sawah asli dan sistem sewa, sehingga

waktu untuk pengerjaan sawahnya tidak terus menerus, waktu sewa rata-rata

kurang lebih selama satu tahun dan akan berpindah ke penggarap sawah

lainnya. Kondisi musim ketika kemarau susah mendapatkan air dan ketika

hujan sawah yang dekat Rawa Pening terendam air sehingga tidak dapat

dilakukan penanaman padi. Kurangnya pasokan pupuk organik, dan pupuk

MA-11 tidak dipasarkan secara umum akhirnya petani beralih ke pupuk kimia

yang lebih praktis dan terjangkau di pasaran. Kebiasaan petani yang

menggunakan bahan kimia susah untuk dirubah maindsetnya. Pemanfaatan

sarana dan prasarana dari Bank Indonesia yang kurang dimanfaatkan.

Pemasaran beras organik lesung pulen rawa pening juga agak sulit karena

terkendala belum bersertifikat.

Para petani mempunyai pilihan dalam pelaksanaan pertaniannya

sekarang mulai kembali ke pertanian konvensial(kimia) yang dianalisis

menggunakan teori pilihan rasional James S. Coleman. Peran serta

masyarakat sangat dibutuhkan dalam program kegiatan integrated

ecofarming ini. Karena dengan partisipasi masyarakat akan menentukan

berjalan atau tidaknya program tersebut. Pada awalnya masyarakat Desa

Page 44: Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Integrated ...lib.unnes.ac.id/31987/1/3401413054.pdfberjudul “Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Integrated Ecofarming (Studi kasus di

29

Asinan kurang begitu antusias dengan adanya pertanian dengan berbahan

organik karena petani di Desa Asinan yang sudah terbiasa memakai kimia,

dan mereka tidak terlalu yakin ketika belum lihat secara langsung hasilnya

dari pertanian yang menggunakan bahan organik. Dengan berbagai

pertimbangan dan pendekatan dengan para petani akhirnya sebagian dari

petani di Desa Asinan mencobanya. Untuk menganalisis partisipasi

masyarakat penulis menggunakan konsep partisipasi masyarakat dari mulai

berpartisipasi dalam pengambilan keputusan, pelaksanaan, pengambilan

manfaat dan evaluasi program integrated ecofarming.

Page 45: Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Integrated ...lib.unnes.ac.id/31987/1/3401413054.pdfberjudul “Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Integrated Ecofarming (Studi kasus di

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dari penelitian ini dapat

disimpulkan sebagai berikut.

1. Dalam pelaksanaan program integrated ecofarming di Desa Asinan dapat

dikatakan bahwa program tersebut gagal karena tidak berkelanjutan. Kegiatan

integrated ecofarming berjalan selama dua tahun dan para petani pada saat ini

kembali menggunakan pupuk anorganik. Program integrated ecofarming di Desa

Asinan pada tahap pemasaran belum dimaksimalkan dan belum adanya kesadaran

kritis dari masyarakat.

2. Terdapat beberapa hambatan dalam pelaksanaan program integrated ecofarming

antara lain pola pemanfaatan dan pengusaan lahan para petani di Desa Asinan

menggunakan sistem maro dan sistem sewa. Pada musim kemarau kekurangan air

sedangkan pada musim hujan sawah di dekat Rawa Pening terendam air sehingga

tidak dapat ditanami padi. Kurangnya pasokan pupuk organik, kebiasaan petani

dan maindset petani yang tidak mudah dirubah karena terbiasa menggunakan

pupuk anorganik. Sarana dan prasarana yang kurang dimaksimalkan. Pemasaran

produk yang susah karena beras belum tersertifikasi organik. Terkait dengan teori

pilihan rasional James S. Coleman, petani mempunyai pilihan untuk

melaksanakan pertanian, karena dalam pelaksanaan integrated ecofarming

terdapat beberapa hambatan yang membuat petani pada saat ini memilih pilihan

untuk kembali dengan pertanian kimia kembali.

106

Page 46: Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Integrated ...lib.unnes.ac.id/31987/1/3401413054.pdfberjudul “Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Integrated Ecofarming (Studi kasus di

107

3. Partisipasi masyarakat dalam program integrated ecofarming dilihat dari

partisipasi pengambilan keputusan, partisipasi dalam pelaksanaan, pengambilan

manfaat, partisipasi dalam evaluasi serta dalam analisis Longwe partisipasi

masyarakat Desa Asinan termasuk ke dalam kriteria kesejahteraan .

B. Saran

Saran yang dapat penulis ajukan dalam penelitian adalah sebagai berikut.

1. Pemberdayaan pada program integrated ecofarming yang menggunakan model

top down perlu adanya sikap kesadaran kritis dari masyarakat dan juga dibutuhkan

sinergi antar stakeholder agar program tersebut dapat berkelanjutan.

2. Untuk Pemerintah Desa Asinan bekerjasama dengan Dinas Pertanian Kabupaten

Semarang untuk memberikan edukasi pertanian kepada generasi muda melalui

karang taruna yang ada di Desa Asinan secara intensif dan memberikan

pendampingan kelompok tani organik yang dilakukan secara konsisten dan

berkelanjutan agar kelompok tani tersebut bisa digerakkan lagi dan aktif kembali.

3. Pemerintah Desa Asinan bekerjasama dengan Dinas Kesehatan Jawa Tengah

untuk membuat Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT) pada produk beras yang

ada di Asinan agar dapat dipasarkan pada masyarakat umum.

4. Pemerintah Desa Asinan bekerjasama dengan Dinas Perindustrian dan

Perdagangan Provinsi Jawa Tengah untuk memberikan ijin dan membantu

mendistribusikan produk beras dari Desa Asinan yang sudah mempunyai merk

lesung pulen rawa pening.

Page 47: Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Integrated ...lib.unnes.ac.id/31987/1/3401413054.pdfberjudul “Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Integrated Ecofarming (Studi kasus di

108

5. Pemerintah Desa Asinan bekerjasama dengan Dinas Koperasi dan Usaha Kecil

Menengah untuk melakukan pendampingan dan pelatihan dalam berkoperasi

dengan baik dan dapat mengembangkan usaha dari produk beras Desa Asinan.

Page 48: Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Integrated ...lib.unnes.ac.id/31987/1/3401413054.pdfberjudul “Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Integrated Ecofarming (Studi kasus di

109

DAFTAR PUSTAKA

Alfitri. 2011. Community Development Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

Andriyani, dkk. 2017. Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pengembangan Desa

Wisata Dan Implikasinya Terhadap Ketahanan Sosial Budaya Wilayah

(Studi Di Desa Wisata Penglipuran Bali). Journal Ketahanan Nasional. Vol

23, No.1.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Semarang. 2016. Kecamatan Bawen dalam Angka 2016. Semarang: Badan Pusat Statistik.

Budiasa, I Wayan dan Ambarawati. 2014. Community Based Agro-Tourism As An

Innovative Integrated Farming System Development Model Towards

Sustainable Agriculture And Tourism In Bali. Journal International Society for Southcast Asian Agricultural Sciences (ISSAAS). Vol.20, No.1, hal 29-

40.

Dwiningrum, Siti Irene Astuti. 2011. Desentralisasi dan Partisipasi Masyarakat dalam Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Fadlina, dkk. 2013. Perencanaan Pembangunan Pembangunan Pertanian

Berkelanjutan (Kajian Tentang Pengembangan Pertanian Organik Di Kota

Batu). Jurnal pembangunan dan alam lestari. Vol.4, No.1.

Fatimah, Nurul dan Eli Kismini. 2009. KOPSERINDO (Koperasi Serat Rami

Indonesia) Sebuah Industri Pemberdayaan Masyarakat Desa (Studi Kasus

di Desa Pecekelan Kecamatan Sapuran Kabupaten Wonosobo). Jurnal Forum Ilmu Sosial. Vol 36, No 1.

Handayani, Trisakti dan Sugiarti. 2008. Konsep Dan Teknik Penelitian Gender. Malang: UMM Press.

Ife, Jim dan Frank Tesoriero. 2006. Community Development. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

Ijun. 2015. Sustainable Organic Farming For Environmental Health: A social

Development Model. International Journal Of Scientific and Technology Reach. Vol. 4, No.05.

Imam. 2016. Studi Tentang Pemberdayaan Masyarakat Petani Rumput Laut di

Kelurahan Pantai Amal Kecamatan Tarakan Timur Kota Tarakan. Jurnal Ilmu Pemerintahan. Vol 4, No.1.

Jati, Dian Purnomo, dkk. 2013. Model Pengembangan Desa Inovatif Desa Kalisari

Kabupaten Banyumas. Journal&Proceeding Feb UNSOED. Vol.3, No.1.

Page 49: Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Integrated ...lib.unnes.ac.id/31987/1/3401413054.pdfberjudul “Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Integrated Ecofarming (Studi kasus di

110

Khadiyanto, Parfi. 2007.Partisipasi Mayarakat dalam Pembangunan Unit Sekolah Baru. Semarang: Universitas Diponegoro.

Luthfi, Asma. 2013. Problematika Pembentukan Kesadaran Kritis pada PNPM-

Mandiri Perkotaan (Studi Kasus di Kelurahan Sekaran, Kecamatan

Gunungpati, Kota Semarang). Jurnal Forum Ilmu Sosial. Vol 40, No 1.

Moleong, Lexy J. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif (Edisi Revisi). Bandung:

Remaja Rosdakarya.

Nazeerudin. 2013. Participatory Model Approach or Organic Agriculture in

Karnataka India. International Journal of Development And Sustainability. Vol.2, No.3.

Nurcholis, M dan Supangkat. 2011.'Pengembangan Integrated Farming System

Untuk Pengendalian Alih Fungsi Lahan Pertanian'. Makalah disajikan

dalam Seminar Nasional Budidaya Pertanian, Bengkulu, 7 Juli.

Nurpeni. 2015. Partisipasi Masyarakat dalam Pelaksanaan Pengembangan

Kawasan Ekowisata. Jurnal Politik. Vol. 11, No. 01.

Patton, Michael Quinn. 1987. Qualitative Evaluation Methods. Beverly Hills: Sage

Publications.

Peraturan Menteri Peraturan No.64/Permentan/OT-140/05/2013 tentang Sistem

Pertanian Organik.

Pidarta, Made. 1990.Perencanaan Pendidikan Partipatoris dengan Pendekatan Sistem. Jakarta: Jakarta Cipta.

Preston, T.R. 2000. Livestock Production from Local Resources in an Integrated

Farming System; a Sustainable Alternative for the Benefit of Small Scale

Farmers and the Environment. Workshop-seminar "Making better use of

local feed resources" SAREC-UAF, January.

Ritzer, George. 2007. Teori Sosiologi Modern (Edisi Keenam). Jakarta: Kencana.

Rizal, Muhammad dan Rahayu. 2015. Tingkat partisipasi petani dalam kelompok

tani padi sawah untuk mendukung program M-P3MI di Kabupaten Paser,

Kalimantan Timur. Seminar Nasional Masyarakat Biodiv Indonesia. Vol 1,

No 2, hal 352-357.

Rusiyah,dkk. 2012. Studi Pengembangan Pertanian Padi Sawah Organik

Berdasarkan Kesesuaian Lahan dan Potensi Pupuk Organik dari Limbah

Pertanian di Kecamatan Temon Kabupaten Kulon Progo. Jurnal Geografi Indonesia. Vol.26, No.2.

Sidu, Dasmin. 2015. Analysis Development of Society Participation in Forest Area

of Papantiri Sub-Province of Muna. International Jurnal of Science and Research (IJSR). Vol. 5.

Page 50: Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Integrated ...lib.unnes.ac.id/31987/1/3401413054.pdfberjudul “Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Integrated Ecofarming (Studi kasus di

111

Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suharyanto, Arif Sofianto. Model Pembangunan Desa Terpadu Inovatif di Jawa

Tengah. Jurnal Bina Praja. Vol.4, No.4, hal 251-260.

Suwarno, Jonathan. 2006. Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Zakariah, Muhamad askari. 2016. Optimalisasi Pemberdayaan Masyarakat Desa

Melalui Pengembangan Ekonomi dan Agrowisata Berbasis Integratred Farming System di Kecamatan Mowewe Kabupaten Kolaka Timur. Jurnal Ilmiah Al Mawaddah. Vol 11,No.1,hal 31-43.

https://ugm.ac.id/id/berita/12229mahasiswa.ugm.mengembangkan.integrated.farm

ing.di.dusun.pending (diakses pada tanggal 22 Mei 2017 pukul 17:44 WIB)