pembelajaran menyimak cerpen dengan...

24
PEMBELAJARAN MENYIMAK CERPEN DENGAN MENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING Oleh : Cece Gosul NIM.08.21.0838 Email :[email protected] PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA DAN DAERAH JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) SILIWANGI BANDUNG 2012 ABSTRAK Judul penelitian ini adalah “ Pembelajaran Menyimak Cerpen Dengan Menggunakan Metode Cooperative Learning “. Judul tersebut diambil atas permasalahan dalam menyimak yang penulis temukan baik dalam lingkungan sekolah ataupun pada kehidupan sehari hari. Tujuan dari penelitian ini adalah 1) untuk mengetahui kemampuan menyimak pada siswa kelas VII A SMP AL-RUSTALA Kecamatan Tanjungsari Kabupaten Bogor tahun pelajaran 2011 / 2012 masih rendah.2) untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh yang signifikan dari penggunaan metode Cooperative Learning terhadap kemampuan menyimak cerita pendek pada siswa kelas VII A SMP AL-RUSTALA Kecamatan Tanjungsari Kabupaten Bogor tahun pelajaran 2011 / 2012.Atas dasar itu, peneliti menetapkan hipotesis sebagai berikut :1)Kemampuan menyimak pada siswa kelas VII A SMP AL-RUSTALA Kecamatan Tanjungsari Kabupaten Bogor tahun pelajaran 2011 / 2012 masih rendah.2) Terdapat pengaruh yang signifikan dari penggunaan metode Cooperative Learning terhadap kemampuan menyimak cerita pendek pada siswa kelas VII A SMP AL-RUSTALA Kecamatan Tanjungsari Kabupaten Bogor tahun pelajaran 2011 / 2012. Untuk menguji hipotesis dari penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian eksperimen. Metode penelitian eksperimen pada prinsifnya dapat didefinisikan sebagai metode sistematis guna membangun hubungan yang mengandung fenomena sebab-akibat. Berdasarkan penelitian yang telah peneliti lakukan, dapat disimpulkan sebagai berikut :1)Kemampuan menyimak pada siswa kelas VII A SMP AL-RUSTALA Kecamatan Tanjungsari Kabupaten Bogor tahun pelajaran 2011 / 2012 masih rendah. Ini terbukti dengan diperolehnya nilai rata rata pretes sebesar 54,82 karena masih di bawah nilai rata rata yang penulis tetapkan, yaitu 60. 2)Rata rata postes adalah 75,29Nilai postes didapat setelah sampel diberi treatment ( metode cooperative learning ). Artinya terdapat peningkatan hasil belajar siswa dari sebelumnya (pretes) sebesar 20,46. 3)Terdapat pengaruh yang signifikan dari penggunaan metode Cooperative Learning terhadap kemampuan menyimak cerita pendek pada siswa kelas VII A SMP AL-RUSTALA Kecamatan Tanjungsari Kabupaten Bogor tahun pelajaran 2011 / 2012. Ini terbukti dengan diperolehnya harga t hitung sebesar 6,912 dan t tabel dengan taraf signifikansi 5% atau tingkat kepercayaan 95% adalah 2,052 dengan derajat keabsahan db= 27. Hal ini berarti t hitung > t tabel atau 6,912 > 2,052. Dengan demikian dapat diambil kesimpulan secara umum, bahwa Pembelajaran Menyimak Cerpen Dengan Menggunakan Metode Cooperative Learning baik dan efektif , sehingga mudah dipahami dan mendorong keefektifan siswa Kata Kunci : Menyimak, Cerpen , Cooperative Learning PENDAHULUAN Sekolah menengah pertama merupakan lembaga pendidikan lanjutan dan sangat menentukan untuk jenjang pendidikan berikutnya. Oleh sebab itu siswa harus memiliki modal untuk mencapai keberhasilan tersebut. Pembelajaran bahasa Indonesia pada sekolah menengah pertama meliputi empat aspek keterampilan, yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Peranan keterampilan menyimak dalam proses pembelajaran sangat penting. Bahkan merupakan salah satu faktor penentu bagi keberhasilan belajar seseorang. Tarigan ( 1986 : 61 )

Upload: phungnhi

Post on 24-Apr-2018

234 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: PEMBELAJARAN MENYIMAK CERPEN DENGAN …publikasi.stkipsiliwangi.ac.id/files/2012/09/Cece-Gosul-08210838.pdf · Dalam bahasa Inggris mendengarkan ... atau dalam bentuk gerund-nya masing-masing

PEMBELAJARAN MENYIMAK CERPEN DENGAN MENGGUNAKAN METODE

COOPERATIVE LEARNING

Oleh :

Cece Gosul

NIM.08.21.0838

Email :[email protected]

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA DAN DAERAH

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP)

SILIWANGI BANDUNG

2012

ABSTRAK

Judul penelitian ini adalah “ Pembelajaran Menyimak Cerpen Dengan Menggunakan Metode Cooperative Learning “.

Judul tersebut diambil atas permasalahan dalam menyimak yang penulis temukan baik dalam lingkungan sekolah ataupun pada

kehidupan sehari – hari. Tujuan dari penelitian ini adalah 1) untuk mengetahui kemampuan menyimak pada siswa kelas VII A

SMP AL-RUSTALA Kecamatan Tanjungsari Kabupaten Bogor tahun pelajaran 2011 / 2012 masih rendah.2) untuk

mengetahui apakah terdapat pengaruh yang signifikan dari penggunaan metode Cooperative Learning terhadap kemampuan

menyimak cerita pendek pada siswa kelas VII A SMP AL-RUSTALA Kecamatan Tanjungsari Kabupaten Bogor tahun

pelajaran 2011 / 2012.Atas dasar itu, peneliti menetapkan hipotesis sebagai berikut :1)Kemampuan menyimak pada siswa kelas

VII A SMP AL-RUSTALA Kecamatan Tanjungsari Kabupaten Bogor tahun pelajaran 2011 / 2012 masih rendah.2) Terdapat

pengaruh yang signifikan dari penggunaan metode Cooperative Learning terhadap kemampuan menyimak cerita pendek pada

siswa kelas VII A SMP AL-RUSTALA Kecamatan Tanjungsari Kabupaten Bogor tahun pelajaran 2011 / 2012.

Untuk menguji hipotesis dari penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian eksperimen. Metode penelitian

eksperimen pada prinsifnya dapat didefinisikan sebagai metode sistematis guna membangun hubungan yang mengandung

fenomena sebab-akibat.

Berdasarkan penelitian yang telah peneliti lakukan, dapat disimpulkan sebagai berikut :1)Kemampuan menyimak

pada siswa kelas VII A SMP AL-RUSTALA Kecamatan Tanjungsari Kabupaten Bogor tahun pelajaran 2011 / 2012 masih

rendah. Ini terbukti dengan diperolehnya nilai rata – rata pretes sebesar 54,82 karena masih di bawah nilai rata – rata yang

penulis tetapkan, yaitu 60. 2)Rata – rata postes adalah 75,29Nilai postes didapat setelah sampel diberi treatment ( metode

cooperative learning ). Artinya terdapat peningkatan hasil belajar siswa dari sebelumnya (pretes) sebesar 20,46. 3)Terdapat

pengaruh yang signifikan dari penggunaan metode Cooperative Learning terhadap kemampuan menyimak cerita pendek pada

siswa kelas VII A SMP AL-RUSTALA Kecamatan Tanjungsari Kabupaten Bogor tahun pelajaran 2011 / 2012. Ini terbukti

dengan diperolehnya harga thitung sebesar 6,912 dan ttabel dengan taraf signifikansi 5% atau tingkat kepercayaan 95% adalah

2,052 dengan derajat keabsahan db= 27. Hal ini berarti thitung > ttabel atau 6,912 > 2,052.

Dengan demikian dapat diambil kesimpulan secara umum, bahwa Pembelajaran Menyimak Cerpen Dengan

Menggunakan Metode Cooperative Learning baik dan efektif , sehingga mudah dipahami dan mendorong keefektifan siswa

Kata Kunci : Menyimak, Cerpen , Cooperative Learning

PENDAHULUAN

Sekolah menengah pertama merupakan lembaga

pendidikan lanjutan dan sangat menentukan untuk

jenjang pendidikan berikutnya. Oleh sebab itu siswa

harus memiliki modal untuk mencapai keberhasilan

tersebut. Pembelajaran bahasa Indonesia pada

sekolah menengah pertama meliputi empat aspek

keterampilan, yaitu menyimak, berbicara, membaca,

dan menulis. Peranan keterampilan menyimak dalam

proses pembelajaran sangat penting. Bahkan

merupakan salah satu faktor penentu bagi

keberhasilan belajar seseorang. Tarigan ( 1986 : 61 )

Page 2: PEMBELAJARAN MENYIMAK CERPEN DENGAN …publikasi.stkipsiliwangi.ac.id/files/2012/09/Cece-Gosul-08210838.pdf · Dalam bahasa Inggris mendengarkan ... atau dalam bentuk gerund-nya masing-masing

mengemukakan bahwa Sebagian besar pengetahuan

yang diperoleh siswa didapat dengan menyimak.

Menurut Tarigan ( 1986 : 1 ), kegiatan belajar

mengajar tentang bahasa di sekolah formal diarahkan

untuk meningkatkan empat keterampilan berbahasa,

yaitu keterampilan menyimak, keterampilan

berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan

menulis.

Latihan-latihan menyimak itu sangat perlu diberikan

kepada anak-anak sejak mereka duduk di sekolah

dasar, karena mempunyai nilai formal, yaitu melatih

fungsi pendengaran dan pemusatan perhatian.

Latihan-latihan itu besar sekali artinya untuk

menambah perbendaharaan kosakata dan

bahasa.Latihan-latihan menyimak itu dapat dikatakan

sebagai dasar bagi pengajaran bahasa terutama

bahasa Indonesia. Oleh karena itu latihan-latihan

menyimak harus diajarkan. Inovasi dalam metode

pembelajaran merupakan bagian dari desain

pembelajaran dan dihasilkan dari adanya daya

kreatifitas guru dalam melakukan penelitian terhadap

metode dan teknik yang baik ketika pembelajaran

berlangsung. Penggunaan pendekatan, metode atau

teknik yang baik sangat mempengaruhi hasil akhir

dari kegiatan tersebut. Untuk itu, kegiatan pengajaran

menyimak pun haruslah dilakukan dengan

menggunakan salah satu pendekatan, metode atau

teknik yang cocok.

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah

sebagai berikut :

a. sejauh mana kemampuan menyimak pada siswa

kelas VII A SMP AL-RUSTALA Kecamatan

Tanjungsari Kabupaten Bogor tahun pelajaran

2011 / 2012 ?

b. Apakah ada pengaruh dari penggunaan metode

Cooperative Learning dalam pembelajaran

menyimak cerita pendek pada siswa kelas VII A

SMP AL-RUSTALA Kecamatan Tanjungsari

Kabupaten Bogor tahun pelajaran 2011 / 2012 ?

tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

a. Untuk mengetahui kemempuan menyimak pada

siswa kelas VII A SMP AL-RUSTALA

Kecamatan Tanjungsari Kabupaten Bogor tahun

pelajaran 2011 / 2012.

b. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh dari

penggunaan metode Cooperative Learning dalam

pembelajaran menyimak cerita pendek pada siswa

kelas VII A SMP AL-RUSTALA Kecamatan

Tanjungsari Kabupaten Bogor tahun pelajaran

2011 / 2012.

Hipotesis pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Kemampuan menyimak pada siswa kelas VII A

SMP AL-RUSTALA Kecamatan Tanjungsari

Kabupaten Bogor tahun pelajaran 2011 / 2012

masih rendah.

b. Terdapat pengaruh yang signifikan dari

penggunaan metode Cooperative Learning

terhadap kemampuan menyimak cerita pendek

pada siswa kelas VII A SMP AL-RUSTALA

Kecamatan Tanjungsari Kabupaten Bogor tahun

pelajaran 2011 / 2012.

KAJIAN TEORI DAN METODE

Menurut Susilana (2006 :98), pembelajaran adalah

suatu interaksi antara guru dan siswa dalam mencapai

tujuan yang telah ditentukan. Beliau juga mengatakan

bahwa pembelajaran merupakan usaha untuk

menjadikan seseorangmelakukan kegiatan belajar. Di

antara dua pandangan di atas, yang terpenting adalah

interaksi yang terjadi antara guru dan siswa, itu harus

seimbang , yakni adanya komunikasi timbale balik

antara siswa dan guru, serta siswa dengan siswa

sehingga lingkungan belajar menjadi tempat yang

paling nyaman untuk belajar bagi setiap siswa.

Belajar pada hakikatnya adalah proses interaksi

terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu.

Belajar juga merupakan proses melihat, mengamati

dan memahami sesuatu. (Sudjana, 1989 : 28).

Sedangkan menurut Witherungton (1952), belajar

merupakan suatu pola-pola respon yang berupa

keterampilan, sikap, kebiasaan, kecakapan atau

kepandaian. Rudi Susilana (2006 : 93) berpendapat

bahwa proses belajar terjadi apabila individu

dihadapkan pada situasi dimana ia tidak dapat

menyesuaikan diri dengan cara biasa, atau apabila ia

harus mengatasi rintangan-rintangan yang

mengganggu kegiatan yang diinginkan.belajar adalah

memfasilitasi individu untuk menjadi sebagai peserta

belaiar, kebutuhan akan sumber pendorong, situasi

belajar, yang memungkinkan terjadinya kegiatan

belajar

Secara sekilas antara kata mendengar dan kata

mendengarkan dan kata menyimak tidak ada

perbedaan, tetapi bila ditelaah lebih lanjut ternyata

mempunyai makna yang berbeda. Hal ini juga

diungkapkan oleh Tarigan ( 1994 : 27 ) bahwa “

Terdapat perbedaan antara kata mendengar dan

menyimak. Dalam bahasa Inggris mendengarkan

berarti to hear, sedangkan menyimak berarti to listen

atau dalam bentuk gerund-nya masing-masing yaitu

hearing dan listening”.

Berdasarkan uraian tersebut, mendengar dapat

dibatasi dengan suatu proses menerima bunyi bahasa

dari suatu alat dengar tanpa disertai perhatian dan

Page 3: PEMBELAJARAN MENYIMAK CERPEN DENGAN …publikasi.stkipsiliwangi.ac.id/files/2012/09/Cece-Gosul-08210838.pdf · Dalam bahasa Inggris mendengarkan ... atau dalam bentuk gerund-nya masing-masing

pemahaman serta diterima tanpa ada unsur

kesengajaan, sedangkan menyimak dapat dibatasi

sebagai suatu proses mendengar, kemudian mampu

menginterpretasikan lambang-lambang yang

disampaikan secara lisan, sebagaimana yang

diungkapkan oleh Tarigan (1994 : 28 ) bahwa “

menyimak adalah suatu proses kegiatan

mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh

perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi

untuk memperoleh informasi, menangkap isi, serta

memahami makna komunikasi yang disampaikan

oleh si pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan.

Tarigan ( 1994 : 57 ) dalam bukunya “ Menyimak

Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa”

menyipulkan tujuan menyimak ada delapan, yaitu :

1. Menyimak untuk belajar, yaitu untuk

memperoleh pengetahuan dari bahan ujaran

sang pembicara.

2. Menyimak untuk menikmati, yaitu untuk

mendapatkan kenikmatan terhadap suatu dari

materi yang diujarkan atau didengarkan atau

dipagelarkan.

3. Menyimak untuk mengkomunikasikan ide-

ide, gagasan-gagasan, maupun perasaan-

perasaannya kepada orang lain dengan lancar

dan tepat.

4. Menyimak untuk mengevaluasi, yaitu untuk

menilai apa –apa yang dia simak itu ( baik-

buruk, indah-jelek, dan lain-lain ).

5. Menyimak untuk mengapresiasi, yaitu untuk

menikmati serta menghargai apa-apa yang

disimaknya.

6. Menyimak untuk membedakan bunyi-bunyi,

mana bunyi yang membedakan arti dan bunyi

yang tidak membedakan arti.

7. Menyimak untuk memecahkan masalah,

sebab dari sang pembicara dia mungkin

memperoleh banyak masukan berharga.

8. Menyimak untuk meyakinkan dirinya teradap

suatu masalah atau pendapat yang selama ini

dia ragukan.

Sumardjo dan Saini (1997 : 37) mengatakan bahwa

cerita pendek adalah cerita atau parasi (bukan analisis

argumentatif) yang fiktif (tidak benar-benar terjadi

tetapi dapat terjadi dimana saja dan kapan saja, serta

relatif pendek). cerpen mempunyai ciri – ciri,

ceritanya pendek, bersifat rekaan ( fiction ), bersifat

naratif, dan memiliki kesan tunggal.

Cerpen sebagai karya fiksi dibangun dari dua

unsur yaitu intrinsik dan ekstrinsik. Unsur intrinsik

adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra itu

sendiri. Unsur-unsur inilah yang menyebabkan karya

sastra hadir sebagai karya sastra, unsur-unsur yang

secara faktual akan dijumpai jika orang membaca

karya sastra. Unsur inrtinsik pada cerpen adalah

unsur-unsur yang secara langsung turut serta

membangun cerita. Unsur-unsur tersebut adalah

tema, plot. Penokohan, pelataran, sudut pandang,

bahasa dan moral (amanat). Unsur ekstrinsik adalah

unsur-unsur yang berada di luar karya sastra itu,

tetapi secara tidak langsung mempengaruhi bangunan

atau sistem organisme karya sastra. Unsur ekstrinsik

juga terdiri dari beberapa unsur, yaitu : Keadaan

subyektif individu pengarang yang memiliki sikap,

keyakinan dan pandangan hidup yang kesemuanya

itu akan mempengaruhi karya yang ditulisnya.

Psikologi, baik pengarang maupun pembaca.

Pandangan hidup suatu bangsa.

Cooperative Learning adalah suatu strategi

belajar mengajar yang menekankan pada sikap atau

perilaku bersama dalam bekerja atau membantu di

antara sesama dalam struktur kerjasama yang teratur

dalam kelompok, yang terdiri dari dua orang atau

lebih.

Menurut Anita Lie dalam bukunya “

Cooperative learning “, bahwa metode Cooperative

Learning tidak sama dengan sekedar belajar

kelompok, tetapi ada unsur – unsur dasar yang

membedakannya dengan pembagian kelompok yang

dilakukan asal – asalan. Roger dan Dafid Johnson

mengatakan bahwa tidak semua kerja kelompok bias

dianggap Cooperative learning, untuk itu harus

diterapkan lima unsur model pembelajaran gotong

royong, yaitu :Saling Ketergantungan Positif

;Keberhasilan suatu sangat bergantung pada usaha

setiap anggotanya. Untuk menciptakan kelompok

kerja yang efektif, pengajar perlu menyusun tugas

sedemikian rupa sehingga setiap anggota kelompok

harus menyelesaikan tugasnya sendiri agar yang lain

dapat mencapai tujuan mereka.Tanggung Jawab

Perseorangan ; Jika tugas dan pola penilaian dibuat

prosedur metode Cooperative Learning, setiap siswa

akan merasa bertanggung jawab untuk melakukan

yang terbaik. Pengajar yang efektif dalam metode

Cooperative Learning membuat persiapan dan

menyususn tugas sedemikian rupa sehingga masing –

masing anggota kelompok harus melaksanakan

tanggung jawabnya sendiri agar tugas selanjutnya

dalam kelompok bisa dilaksanakan.Tatap

Muka.;Dalam Cooperative Learning setiap kelompok

harus diberikan kesempatan untuk bertatap muka dan

berdiskusi. Kegiatan interaksi ini akan memberikan

para pembelajar untuk membentuk sinergi yang

menguntungkan semua anggota. Inti dari sinergi ini

adalah menghargai perbedaan, memanfaatkan

kelebihan, dan mengisi kekuranganKomunikasi Antar

Anggota.;Unsur ini menghendaki agar para siswa

dibekali dengan berbagai keterampilan

berkomunikasi, karena keberhasilan suatu kelompok

juga bergantung pada kesediaan para anggotanya

Page 4: PEMBELAJARAN MENYIMAK CERPEN DENGAN …publikasi.stkipsiliwangi.ac.id/files/2012/09/Cece-Gosul-08210838.pdf · Dalam bahasa Inggris mendengarkan ... atau dalam bentuk gerund-nya masing-masing

untuk saling mendengarkan dan kemampuan mereka

untuk mengutarakan pendapat mereka. Keterampilan

berkomunikasi dalam kelompok juga merupakan

proses panjang. Namun, proses ini merupakan proses

yang sangat bermanfaat dan perlu ditempuh untuk

memperkaya pengalaman belajar dan pembinaan

perkembangan mental dan emosional para siswa.

Evaluasi Proses Belajar ;Pengajar perlu

menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok untuk

mengevaluasi proses kelompok dan hasil kerjasama

dengan lebih efektif Menurut Winarno Surakhmad (

1989 : 131 ), Metode Penelitian merupakan cara yang

digunakan untuk mencpai suatu tujuan. Misalnya

untuk menguji serangkaian hipotesis dengan teknik-

teknik serta alat-alat tertentu. Untuk menguji

hipotesis dari penelitian ini, peneliti menggunakan

metode penelitian eksperimen. Menurut Sukardi (

2003 : 179 ), metode penelitian eksperimen pada

prinsifnya dapat didefinisikan sebagai metode

sistematis guna membangun hubungan yang

mengandung fenomena sebab-akibat. Agar peneliti

mempunyai gambaran tentang bagaimana keterkaitan

antara variabel yang ada dalam konteks penelitian

dan apa yang hendak dilakukan oleh seorang peneliti,

oleh karena itu peneliti membuat desain penelitian.

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan desain

penelitian model praeksperimen ( Sukardi, 2003 :

184 ).

Untuk memperoleh data penelitian yang lengkap,

penulis menggunakan beberapa teknik penelitian

sebagai berikut :

a. Telaah Pustaka, dengan teknik ini penulis

menggunakan buku-buku yang berkenaan

dengan teknik pembelajaran menyimak. Selain

itu juga menggunakan buku-buku yang

berkaitan dengan keterampilan berbahasa.

Khususnya menyimak dan buku pendukung

lainnya.

b. Penugasan, penulis memberikan tugas kepada

siswa dalam proses belajar mengajar. Tugas

yang dikerjakan siswa yaitu menyimak cerita

pendek yang disajikan oleh penulis dan

kemudian siswa mengerjakan soal latihan yang

penulis berikan.

c. Teknik Tes, teknik tes dilakukan untuk

mengetahui dan mengukur kemampuan

menyimak siswa. Tes dilakukan sebanyak dua

kali. Tes pertama dilakukan sebelum

pembelajaran ( pretes ), dan tes kedua dilakukan

setelah kegiatan pembelajaran ( postes ).

Data yang diperoleh melalui pengumpulan data ini,

selanjutnya penulis olah untuk menghasilkan suatu

hasil penelitian. Teknik yang penulis gunakan dalam

mengolah data penelitian adalah sebagai berikut :

a. Teknik Analisis, teknik analisis digunakan

uintuk mengolah serta menganalisis data

penelitian mulai dari penyusunan silabus, model

pembelajaran, praktek pelaksanaan sampai pada

hasil proses belajar mengajar.

b. Teknik Uji t, teknik ini digunakan untuk

mengukur keberhasilan proses belajar mengajar

yang telah dilakukan. Kegiatan tersebut

dilakukan dengan cara menghitung hasil tes (

pretes dan postes ) secara statistik. Rumus

statistika digunakan untuk mengetahui

perbedaan nilai antara pretes dan postes, atau

untuk mengetahui taraf signifikan antara pretes

dan postes. Dalam menganalisis data, penulis

menggunakan rumus Distribusi t yang

dikembangkan oleb W.S Gosset pada tahun

1908 ( Usman, 2006:112 ).

Untuk mengetahui nilai thitung penulis

menggunakan rumus penghitung yang dikembangkan

oleh Gosset (Suharsimi, 2006: 306) yaitu

sebagaimana terlihat di bawah ini

a. Menghitung mean deviasi (Md) dengan rumus:

Md = d

𝑛

b. Mengitung nilai kuadrat deviasi dengan rumus:

∑𝑋2𝑑 = ∑𝑑2 −(∑𝑑)2

𝑛

c. Mencari nilai koefisien t atau thitung dengan

rumus: t = 𝑀𝑑

∑𝑥2𝑑

𝑛 (𝑛−1)

Yang menjadi populasi dalam penelitian ini

adalah seluruh nilai hasil perhitungan maupun

pengukuran pada siswa kelas VII SMP AL-

RUSTALA Kecamatan Tanjungsari Kabupaten

Bogor Tahun Pelajaran 2011 / 2012 yang berjumlah

54 siswa. Dalam penelitian yang akan dilakukan

peneliti, peneliti mengambil sampel semua anggota

populasi, yaitu siswa kelas VII A SMP AL-

RUSTALA Kecamatan Tanjungsari Kabupaten

Bogor Tahun Pelajaran 2011 / 2012 sebanyak 28

orang. Hal ini berdasarkan pendapat Suharsimi

Arikunto ( 1989 : 100 ). Jika populasi lebih dari 100

siswa, maka sampel dapat diambil 10%, 15%, 25%

atau lebih dan jika kurang dari 100 maka lebih baik

diambil semuanya.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan

bahwa

a. Rata – rata nilai pretes adalah 54,82

Rata – rata nilai pretes dapat digunakan

sebagai gambaran awal dari sampel sebelum ada

treatment yaitu berupa variabel terikat ( metode

cooperative learning ).

Page 5: PEMBELAJARAN MENYIMAK CERPEN DENGAN …publikasi.stkipsiliwangi.ac.id/files/2012/09/Cece-Gosul-08210838.pdf · Dalam bahasa Inggris mendengarkan ... atau dalam bentuk gerund-nya masing-masing

Tujuan yang pertama dari penelitan ini adalah

untuk mengetahui kemampuan menyimak pada

siswa kelas VII A SMP Al-Rustala kecamatan

Tanjungsari kabupaten Bogor tahun pelajaran

2011 / 2012. Dengan diperolehnya nilai rata –

rata pretes sebesar 54,82, ini membuktikan

bahwa kemampuan menyimak pada siswa kelas

VII A SMP Al-Rustala masih rendah karena

dibawah nilai rata – rata yang penulis tetapkan,

yaitu 60.

b. Rata – rata postes adalah 75,29

Nilai postes didapat setelah sampel diberi

treatment ( metode cooperative learning ).

Artinya terdapat peningkatan hasil belajar siswa

dari sebelumnya (pretes) sebesar 20,46.

c. Mean deviasi ( Md ) adalah 20,46.

d. Jumlah kuadrat deviasi ( x2d ) adalah 6638,96

e. Mencari koefisien t hitung

t hitung = 𝑀𝑑

∑𝑥2𝑑

𝑛 (𝑛−1)

t hitung = 6,912

Ha : Terdapat pengaruh yang signifikan dari

penggunaan metode cooperative learning terhadap

kemampuan menyimak cerita pendek pada siswa

kelas VII A SMP Al-Rustala kecamatan Tanjungsari

kabupaten Bogor tahun pelajaran 2011 / 2012.

Ho :Tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari

penggunaan metode cooperative learning terhadap

kemampuan menyimak cerita pendek pada siswa

kelas VII A SMP Al-Rustala kecamatan Tanjungsari

kabupaten Bogor tahun pelajaran 2011 / 2012.

Hipotesis nol ( Ho ) kemudian di uji dengan

menggunakan uji t. Berdasarkan perhitungan didapat

nilai thitung sebesar 6,912. Dari hasil uji tes didapat

ttabel sebesar 2,052 dengan taraf signifikansi 5% atau

taraf kepercayaan 95% dengan derajat keabsahan ( db

) sebesar 27. Dengan demikian thitung > ttabel , maka

hipotesis nol ( Ho ) ditolak dan hipotesis altenatif

diterima dengan tingkat kepercayaan 95%.

hasil pengujian hipotesis tersebut dapat disimpulkan

bahwa Terdapat pengaruh yang signifikan dari

penggunaan metode cooperative learning terhadap

kemampuan menyimak cerita pendek pada siswa

kelas VII A SMP Al-Rustala kecamatan Tanjungsari

kabupaten Bogor tahun pelajaran 2011 / 2012

SIMPULAN

Simpulan ini merupakan jawaban dari permasalahan

yang dikemukakan pada bagian sebelumnya, yaitu :

Apakah ada pengaruh yang signifikan dari

penggunaan metode cooperative learning terhadap

kemampuan menyimak cerita pendek pada siswa

kelas VII A SMP Al-Rustala kecamatan Tanjungsari

kabupaten Bogor tahun pelajaran 2011 / 2012 ?.

Hal ini dapat dilihat dari hasil pretes dan postes yang

dilakukan pada sampel penelitian. Dengan rata – rata

pretes sebesar 54,82 dan rata – rata postes sebesar

75,29 , ini artinya terdapat peningkatan nilai rata –

rata sebesar 20,46.

Berdasarkan statistik diperoleh harga thitung sebesar

6,896 dan ttabel dengan taraf signifikansi 5% atau

tingkat kepercayaan 95% adalah 2,052 dengan

derajat keabsahan ( db ) 27. Hal ini berarti thitung > t

tabel. Dengan demikian terdapat pengaruh yang

signifikan dari penggunaan metode cooperative

learning terhadap kemampuan menyimak cerita

pendek pada siswa kelas VII A SMP Al-Rustala

kecamatan Tanjungsari kabupaten Bogor tahun

pelajaran 2011 / 2012.

DAFTAR PUSTAKA

Anita Lee. 2004. Cooperative Learning. Jakarta :

Grasindo. [1-30]

Surakhmad, Winarno. 1990. Pengantar Penelitian

Ilmiah. Bandung : Tarsito.

Sukardi. 2003. Metodologi penelitian Pendidikan :

Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta : PT. Bumi

Aksara. P [179-185]

Tarigan, HG. 1994. Menyimak Sebagai Suatu

Keterampilan Berbahasa, Bandung: Angkasa. P

[1-61]

Page 6: PEMBELAJARAN MENYIMAK CERPEN DENGAN …publikasi.stkipsiliwangi.ac.id/files/2012/09/Cece-Gosul-08210838.pdf · Dalam bahasa Inggris mendengarkan ... atau dalam bentuk gerund-nya masing-masing
Page 7: PEMBELAJARAN MENYIMAK CERPEN DENGAN …publikasi.stkipsiliwangi.ac.id/files/2012/09/Cece-Gosul-08210838.pdf · Dalam bahasa Inggris mendengarkan ... atau dalam bentuk gerund-nya masing-masing
Page 8: PEMBELAJARAN MENYIMAK CERPEN DENGAN …publikasi.stkipsiliwangi.ac.id/files/2012/09/Cece-Gosul-08210838.pdf · Dalam bahasa Inggris mendengarkan ... atau dalam bentuk gerund-nya masing-masing
Page 9: PEMBELAJARAN MENYIMAK CERPEN DENGAN …publikasi.stkipsiliwangi.ac.id/files/2012/09/Cece-Gosul-08210838.pdf · Dalam bahasa Inggris mendengarkan ... atau dalam bentuk gerund-nya masing-masing
Page 10: PEMBELAJARAN MENYIMAK CERPEN DENGAN …publikasi.stkipsiliwangi.ac.id/files/2012/09/Cece-Gosul-08210838.pdf · Dalam bahasa Inggris mendengarkan ... atau dalam bentuk gerund-nya masing-masing
Page 11: PEMBELAJARAN MENYIMAK CERPEN DENGAN …publikasi.stkipsiliwangi.ac.id/files/2012/09/Cece-Gosul-08210838.pdf · Dalam bahasa Inggris mendengarkan ... atau dalam bentuk gerund-nya masing-masing
Page 12: PEMBELAJARAN MENYIMAK CERPEN DENGAN …publikasi.stkipsiliwangi.ac.id/files/2012/09/Cece-Gosul-08210838.pdf · Dalam bahasa Inggris mendengarkan ... atau dalam bentuk gerund-nya masing-masing
Page 13: PEMBELAJARAN MENYIMAK CERPEN DENGAN …publikasi.stkipsiliwangi.ac.id/files/2012/09/Cece-Gosul-08210838.pdf · Dalam bahasa Inggris mendengarkan ... atau dalam bentuk gerund-nya masing-masing
Page 14: PEMBELAJARAN MENYIMAK CERPEN DENGAN …publikasi.stkipsiliwangi.ac.id/files/2012/09/Cece-Gosul-08210838.pdf · Dalam bahasa Inggris mendengarkan ... atau dalam bentuk gerund-nya masing-masing
Page 15: PEMBELAJARAN MENYIMAK CERPEN DENGAN …publikasi.stkipsiliwangi.ac.id/files/2012/09/Cece-Gosul-08210838.pdf · Dalam bahasa Inggris mendengarkan ... atau dalam bentuk gerund-nya masing-masing
Page 16: PEMBELAJARAN MENYIMAK CERPEN DENGAN …publikasi.stkipsiliwangi.ac.id/files/2012/09/Cece-Gosul-08210838.pdf · Dalam bahasa Inggris mendengarkan ... atau dalam bentuk gerund-nya masing-masing
Page 17: PEMBELAJARAN MENYIMAK CERPEN DENGAN …publikasi.stkipsiliwangi.ac.id/files/2012/09/Cece-Gosul-08210838.pdf · Dalam bahasa Inggris mendengarkan ... atau dalam bentuk gerund-nya masing-masing

.

Page 18: PEMBELAJARAN MENYIMAK CERPEN DENGAN …publikasi.stkipsiliwangi.ac.id/files/2012/09/Cece-Gosul-08210838.pdf · Dalam bahasa Inggris mendengarkan ... atau dalam bentuk gerund-nya masing-masing
Page 19: PEMBELAJARAN MENYIMAK CERPEN DENGAN …publikasi.stkipsiliwangi.ac.id/files/2012/09/Cece-Gosul-08210838.pdf · Dalam bahasa Inggris mendengarkan ... atau dalam bentuk gerund-nya masing-masing
Page 20: PEMBELAJARAN MENYIMAK CERPEN DENGAN …publikasi.stkipsiliwangi.ac.id/files/2012/09/Cece-Gosul-08210838.pdf · Dalam bahasa Inggris mendengarkan ... atau dalam bentuk gerund-nya masing-masing
Page 21: PEMBELAJARAN MENYIMAK CERPEN DENGAN …publikasi.stkipsiliwangi.ac.id/files/2012/09/Cece-Gosul-08210838.pdf · Dalam bahasa Inggris mendengarkan ... atau dalam bentuk gerund-nya masing-masing
Page 22: PEMBELAJARAN MENYIMAK CERPEN DENGAN …publikasi.stkipsiliwangi.ac.id/files/2012/09/Cece-Gosul-08210838.pdf · Dalam bahasa Inggris mendengarkan ... atau dalam bentuk gerund-nya masing-masing
Page 23: PEMBELAJARAN MENYIMAK CERPEN DENGAN …publikasi.stkipsiliwangi.ac.id/files/2012/09/Cece-Gosul-08210838.pdf · Dalam bahasa Inggris mendengarkan ... atau dalam bentuk gerund-nya masing-masing
Page 24: PEMBELAJARAN MENYIMAK CERPEN DENGAN …publikasi.stkipsiliwangi.ac.id/files/2012/09/Cece-Gosul-08210838.pdf · Dalam bahasa Inggris mendengarkan ... atau dalam bentuk gerund-nya masing-masing