pembekalan profesional dan spiritual bagi alumni diklat mineral dan

18
21 Pembekalan Profesional dan Spiritual Bagi Alumni Diklat Mineral dan Batubara [Ukar Wijaya Soelistijo] PEMBEKALAN PROFESIONAL DAN SPIRITUAL BAGI ALUMNI DIKLAT MINERAL DAN BATUBARA (Professional and Spiritual Provisioning for the Alumni of Education and Training for Mineral and Coal) Ukar Wijaya Soelistijo Universitas Islam Bandung Institut Teknologi Bandung Pusdiklat Mineral dan Batubara, Bandung Email: [email protected];[email protected] Abstrak Artikel ini merupakan hasil pemikiran atau ide yang didasarkan atas pengalaman penulis, baik sebagai PNS, peneliti maupun dosen. Alumni peserta Diklat Mineral dan Batubara memerlukan bekal profesionalisme dan spiritual agar memiliki rasa percaya diri di dalam menghadapi berbagai tugasnya pada berbagai skala terutama pada skala perusahaan besar yang telah banyak beroperasi di Indonesia. Bekal tersebut berupa konsep “MANYALA” (keselamatan dan kesehatan kerja (MA), kenyamanan lingkungan hidup (NYA), dan pembangunan berkelanjutan (LA). Konsep ini bersumber dari interaksi antara dimensi Manajemen Modern, Unggulan Manajemen dan Filosofi Ilmu Keteknikan. Konsep ini akan menjawab tren abad 21 antara lain dalam hal investasi dan perdagangan bebas, lingkungan hidup, demokratisasi dan hak kekayaan intelektual (HAKI), dalam kancah bisnis transnasional dengan dasar-dasar manajemen modern dengan budaya dan strategi yang serba teknologi maju. Dengan bekal tersebut, para alumni diklat Mineral dan Batubara diharapkan mempunyai karakter yang mampu memikul tugasnya dalam menjawab berbagai permasalahan nasional dan dunia di bidang pertambangan dengan berbagai skala dimensi bisnis, baik skala besar maupun skala mikro, kecil dan menengah secara sinergis bagi kemajuan pembangunan bangsa, khususnya di bidang pertambangan secara berkelanjutan. Metodologi yang digunakan di dalam studi ini berdasarkan analisis deskriptif di dalam praktik kediklatan, baik di perguruan tinggi maupun di tingkat kursus pelatihan yang diselenggarakan oleh lembaga-lembaga pemerintah maupun perusahaan. Kata kunci: diklat mineral dan batubara, konsep MANYALA Abstract This article is the result of the ideas based on the writer’s experiences as government officer, researcher and lecturer within the last 45 years. The alumni of the participant of the education and training for mineral and coal require competency (self reliance) and spirit in facing their various jobs and scales especially in the scale of big companies which have been operating in Indonesia. The related provision is called “MANYALA” in Indonesian terminology ( meaning safety and health (MA), environmental freshness (pleasure) (NYA), and sustainable development (LA). This concept is based on the interaction among the dimensions of Modern Management, Management Excellence, and the Philosophy of Engineering Science. This concept would respond to the trend of 21st century challenges, among others, free investment and trade, environment, democratization and intellectual property right (IPR) in the transnational business world based on the modern management accompanied by the completely advanced technological culture and strategy. Tansnational business world through the provision, the alumni of mineral and coal technology education and training are expected to have characters and be able to do their job to respond the various level of national problems as well as international problems in the field of mining business and at the various level of business dimensions of large, medium and small scale synergically and mutually in the purpose of the national development progress especially in the field of sustainable mining development. The related methodology applied in this study is based on analytical description based on the writer experiences in the field of education and training at the universities and various courses held by the government as well as by private institutions. Keywords: mineral and coal, training and education, “MANYALA” concept.

Upload: phamquynh

Post on 19-Jan-2017

231 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

21Pembekalan Profesional dan Spiritual Bagi Alumni Diklat Mineral dan Batubara [Ukar Wijaya Soelistijo]

PEMBEKALAN PROFESIONAL DAN SPIRITUAL BAGI ALUMNI DIKLAT MINERAL DAN BATUBARA

(Professional and Spiritual Provisioning for the Alumni of Education and Training for Mineral and Coal)

Ukar Wijaya SoelistijoUniversitas Islam BandungInstitut Teknologi BandungPusdiklat Mineral dan Batubara, BandungEmail: [email protected];[email protected]

Abstrak

Artikel ini merupakan hasil pemikiran atau ide yang didasarkan atas pengalaman penulis, baik sebagai PNS, peneliti maupun dosen. Alumni peserta Diklat Mineral dan Batubara memerlukan bekal profesionalisme dan spiritual agar memiliki rasa percaya diri di dalam menghadapi berbagai tugasnya pada berbagai skala terutama pada skala perusahaan besar yang telah banyak beroperasi di Indonesia. Bekal tersebut berupa konsep “MANYALA” (keselamatan dan kesehatan kerja (MA), kenyamanan lingkungan hidup (NYA), dan pembangunan berkelanjutan (LA). Konsep ini bersumber dari interaksi antara dimensi Manajemen Modern, Unggulan Manajemen dan Filosofi Ilmu Keteknikan. Konsep ini akan menjawab tren abad 21 antara lain dalam hal investasi dan perdagangan bebas, lingkungan hidup, demokratisasi dan hak kekayaan intelektual (HAKI), dalam kancah bisnis transnasional dengan dasar-dasar manajemen modern dengan budaya dan strategi yang serba teknologi maju. Dengan bekal tersebut, para alumni diklat Mineral dan Batubara diharapkan mempunyai karakter yang mampu memikul tugasnya dalam menjawab berbagai permasalahan nasional dan dunia di bidang pertambangan dengan berbagai skala dimensi bisnis, baik skala besar maupun skala mikro, kecil dan menengah secara sinergis bagi kemajuan pembangunan bangsa, khususnya di bidang pertambangan secara berkelanjutan. Metodologi yang digunakan di dalam studi ini berdasarkan analisis deskriptif di dalam praktik kediklatan, baik di perguruan tinggi maupun di tingkat kursus pelatihan yang diselenggarakan oleh lembaga-lembaga pemerintah maupun perusahaan.

Kata kunci: diklat mineral dan batubara, konsep MANYALA

Abstract

Thisarticleistheresultoftheideasbasedonthewriter’sexperiencesasgovernmentofficer,researcherand lecturer within the last 45 years. The alumni of the participant of the education and training for mineral and coal require competency (self reliance) and spirit in facing their various jobs and scales especially in the scale of big companies which have been operating in Indonesia. The related provision is called “MANYALA” inIndonesianterminology(meaningsafetyandhealth(MA),environmentalfreshness(pleasure)(NYA),andsustainable development (LA). This concept is based on the interaction among the dimensions of Modern Management,ManagementExcellence,andthePhilosophyofEngineeringScience.Thisconceptwouldrespondtothetrendof21stcenturychallenges,amongothers,freeinvestmentandtrade,environment,democratizationandintellectualpropertyright(IPR)inthetransnationalbusinessworldbasedonthemodernmanagementaccompanied by the completely advanced technological culture and strategy. Tansnational business world throughtheprovision,thealumniofmineralandcoaltechnologyeducationandtrainingareexpectedtohavecharacters and be able to do their job to respond the various level of national problems as well as international problemsinthefieldofminingbusinessandatthevariouslevelofbusinessdimensionsoflarge,mediumandsmall scale synergically and mutually in the purpose of the national development progress especially in the fieldofsustainableminingdevelopment.Therelatedmethodologyappliedinthisstudyisbasedonanalyticaldescriptionbasedonthewriterexperiencesinthefieldofeducationandtrainingattheuniversitiesandvariouscourses held by the government as well as by private institutions.

Keywords:mineralandcoal,trainingandeducation,“MANYALA”concept.

22 TMB Vol. 9 No. 1 - Juni 2015: 21-38

PENDAHULUAN

Indonesia terletak di dalam cincin api Pasifik, sehingga memiliki potensi mineralisasi yang amat tinggi (Soelistijo, 2015). Berbagai sumberdaya baik mineral, energi, mineral logam dan nonlogam dan batuan serta air tanah dikelola oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. Pengelolaan dan program pembangunan sektor pertambangan dan energi dijalankan oleh Kementerian ESDM yang terorganisasi dalam kewenangan eksekutif (sekretariat jenderal dan direktorat jenderal serta badan-badan yang mendukungnya). Unsur eksekutif melakukan fungsi pelaksanaan kebijakan dan unsur badan melakukan fungsi sebagai pemikir dan pembaharu. Kedua unsur utama tersebut adalah sebagai pejuang, sedangkan di masa lalu unsur badan disebutkan sebagai unsur penunjang. Perlu dilakukan perubahan paradigma bahwa badan sebagai unsur penunjang dikembangkan menjadi unsur pemikir dan pembaharu. Dalam arti, bahwa badan berperan mengadakan inovasi dalam berbagai kebijakan, nasional maupun daerah, karena permasalahan yang makin kompleks dan rumit, baik skala nasional, regional maupun global, seperti masalah tekno-ekonomi, sosial-budaya, manajerial, politik, maupun lingkungan hidup (Kementerian Koordinator Perekonomian, 2011).

Di dalam pembangunan bidang pertambangan dan energi, faktor kunci adalah kapital, sumberdaya manusia dan teknologi untuk menghasilkan barang (komoditas) dan jasa yang diperlukan bagi pertumbuhan ekonomi nasional dan regional (daerah). Bila diperas lagi, kunci utama adalah sumberdaya manusia yang harus selalu ditingkatkan secara konsisten, baik kualitas maupun kuantitas,

secara konsisten melalui berbagai jenjang kediklatan sesuai dengan kebutuhan (Anonim, 1999; 1977; 2014, Daryanto, 2014). Bidang pertambangan dan energi khususnya di Indonesia menerapkan berbagai tingkatan teknologi, mulai dari teknologi sederhana (padat karya) sampai dengan teknologi maju (tinggi). Di satu sisi, teknologi padat karya menjawab berbagai masalah pengangguran tenaga kerja dengan pendidikan minimal bahkan kurang, terutama untuk tambang-tambang bahan galian industri di dataran rendah, sungai dan lain semacamnya. Di sisi lain, teknologi maju menjawab berbagai kegiatan pertambangan yang padat (sarat) teknologi, misalnya tambang-tambang di dalam laut (pasir laut, minyak dan gas bumi), di pegunungan dengan ketinggian di atas 2000 meter dan kecuraman di atas 70 derajat (tembaga dan emas di Papua) yang tidak mungkin dilakukan dengan teknologi sederhana (Soelistijo, 2003, 2013, 2012, 2011, 2014, 2015, 2008, 2002).

Dalam proses transformasi dari sumberdaya mineral menjadi barang dan jasa sebagai modal ekonomi yang selanjutnya menjadi modal sosial, diperlukan proses tekno ekonomi sekaligus manajemen untuk mengatasi berbagai tantangan gobal dan paradoks yang dihadapi bidang ini (Gambar 1). Tantangan global meliputi antara lain perdagangan dan investasi bebas, demokratisasi (desentralisasi), lingkungan hidup dan hak kekayaan intelektual (HAKI) (Salim, 1995; Swosono, 1995). Beberapa paradoks mencakup antara lain kepentingan sentralisasi dan desentralisasi, kebutuhan teknologi tinggi dan teknologi padat karya, pajak tinggi dan rendah, komiditas hulu dan hilir, highriskdanlowrisk,slowyieldingdan quick yielding, dan lain sebagainya (Soelistijo, 2003, 2013, 2012, 2011, 2014, 2015, 2008, 2002).

Sumber Daya Alam

Modal Sosial

Modal RielEkonomi

Insan Bangsa Mandiri Menghadapi Hari Depan ( Berkarakter)

Pendekatan:- Keamanan (Security)- Kesejahteraan (Prosperity)- Lingkungan global

SDA Terbarukan a.i.Pertanian, Kehutanan, Air

SDA Tak Terbarukan Mineral, Batubara, Batuan, Migas

Tren GlobalFungsi produksi

Y = f ( K, L, R, I, E ...)T

ParadoxManajemen

M = f (POACE)T

Gambar 1. Proses transformasi SDA menjadi modal ekonomi dan modal sosial.

23Pembekalan Profesional dan Spiritual Bagi Alumni Diklat Mineral dan Batubara [Ukar Wijaya Soelistijo]

Dalam prinsip praktik pertambangan yang baik dan benar (good mining practices) harus selalu dijaga interaksi antara SDA (mineral) ekonomi, dan lingkungan hidup secara masif yang tidak bisa ditawar lagi (Gambar 2).

Tujuan Pembangunan

Interkasi SDA - Ekonomi - Lingkungan dan Tujuan Pembangunan

Ekonomi

S D A

Terbaru

Tak Terbaru

Lingkugan

Fisik

Non Fisik

Nasional

Kewilayahan

Sektoral

Gambar 2. Interaksi antara SDA (Mineral) – Ekonomi – Lingkungan Hidup.

Hal ini berarti dalam praktik pertambangan yang selalu didasari perhitungan tekno-ekono-mi yang cermat dengan berbagai risikonya, juga masalah kelestarian lingkungan hidup perlu juga selalu dipegang teguh (the poluter pay principle). Dalam arti sederhana, pelaku (operator) dari kegiatan pertambangan me-merlukan insan yang komplit piawai dalam karakter, profesionalitas, dan mental serta moralnya. Hal ini memerlukan program dan proses pembinaan yang matang dan konsis-ten dalam kediklatan secara menyeluruh. Selanjutnya, hal tersebut dapat dianalisis melalui interaksi antara manajemen (mod-ern dan unggulan) dan ilmu keteknikan, baik secara spiritual maupun filosofis (Gambar 3).

Tujuan dari studi ini adalah untuk menyusun suatu konsep dasar dalam mempersiapkan kepiawaian insan pertambangan secara terus-menerus, agar diperoleh suatu output dan kondisi pertambangan yang didasarkan atas good mining practices menuju green mining practices seutuhnya.

Berbagai permasalahan yang dihadapi dalam pembentukan insan pertambangan seperti yang diharapkan itu antara lain ketersediaan prasarana dan sarana yang diperlukan berikut political will dari pemerintah dengan berbagai kelengkapan regulasi yang diperlukan. Namun, kondisi dan output kegiatan pertambangan tetap harus standar

sesuai dengan peraturan internasional yang selalu menuntut maksimal antara lain oleh adanya Agenda 21 dalam Kyoto Protocol, asas-asas ICMM dan MMSD (Gambar 3a) dan lain-lain serta berbagai tuntutan segi global warming di bawah UN FCCC CP dan badan-badan international yang terkait (Soelistijo, 2003).

Konsep MANYALA

Filosofi IlmuKeteknikan

KeunggulanManejemen

Manejemen Moderen

Manyala- Aman dan sehat

- Nyaman lingkungan- Pembangunanberkelanjutan

Gambar 3. Interaksi antara manajamen modern – unggulan manajemen – filosofi keteknikan.

Azas-azas ICMM (International Council on Mining and Metals) danMMSD (Mining, Mineral and Sustanible Develoment Project)

Praktik-praktik bisnis yang etis dan sistem-

sistem tatakelola korporasi yang baik

PembangunanBerkelanjutan

Hak-hak asasi funda-mental dan menghar-

gai kebudayaan

Strategi-strategi manajemen resiko

Kinerja kesehatan dan keselamatan

Kinerja lingkun-gan hidup

Azas-azas ICMM dan MMSD

Pelestarian keragaman hayati

Rancangan produk bertangung jawab

Sosial, ekonomi dan kelembagaan para komunitas

Hubungan trans-paran dan efektif, komunikasi dan

upaya-upaya pelaporan

Gambar 3a. Asas-asas ICMM (International Concil on Mining and Metals) dan MMSD (Mining, Mineral, and Sustainable

Development Project).

Dasar dan fungsi Pendidikan Nasional sebagai acuan program kediklatan dapat didasari oleh UU Sisdiknas No. 20/2003 yang meliputi:> DIKNAS berdasarkan Pancasila dan Undang–

Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

> DIKNAS ber fungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa .

> TUJUAN PENDIDIKAN NASIONAL adalah berkembangnya potensi peserta didik agar

24 TMB Vol. 9 No. 1 - Juni 2015: 21-38

menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Secara lebih sederhana, tujuan tersebut dapat diungkapkan dalam teknik belajar-mengajar sebagai hal-hal berikut : D (disiplin) dalam sumberdaya, waktu, mental/agamis, J (jujur) menyangkut kekuatan, kelemahan, kesempatan, ancaman (SWOT), K(omunikatif), T(ekun) dan tertib agar mengerjakan tugas pada waktunya, U(let) atau pantang mundur atau disingkat DJKTU, agar dapat menghasilkan predikat intelektual dengan jiwa, karakter, serta jati diri (Abdulrachman, 1970; Assen, 2009;Soelistijo, 2003).

METODOLOGI

Informasi yang digunakan sebagai masukan dalam studi konsep ini berdasarkan pengalaman penulis sebagai PNS, peneliti dan dosen serta sebagai alumni Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas) sejak awal kegiatan pertambangan tahun 1970-an sampai sekarang.

Metodologi yang digunakan adalah model-model teknoekonomi dan manajemen (Gambar 1) di samping filosofi ilmu keteknikan (Gambar 3).

Model tekno-ekonomi. Model tekno-ekonomi diformulasikan

sebagai:

Y = f (K,L,R,I,E,O)T;

dalam hal ini: Y = output ekonomi (PDB sebagai akumulasi

barang dan jasa); f = fungsi; K = sumberdaya kapital, L = sumberdaya manusia, R = sumberdaya alam (bahan/energi), E = sumberdaya lingkungan,O = sumberdaya lain-lain, T = sumberdaya teknologi (Gallagher, 1985;

Hadi, 2014; Jauch & Gluck, 1988; Jelen, 1970; Soelistijo, 2003; USAIP, 1979).

Model Manajemen. Model manajemen diformulasikan sebagai:

M = f (P,O,A,C,E)T;

dalam hal ini: M = manajemen dengan berbagai fungsinya, P = perencanaan, O = pengorganosasian, A = penggerakan, C = pengawasan, E = pengevaluasian, dan T = teknologi yang berperan sebagai upaya

agar diperoleh capaian secara efisien, efektif, ekonomis dan optimal. Kaitan organisasi dan manajemen sangat erat, organisasi adalah wadah manajemen untuk beraktualisasi. Organisasi adalah sekelompok manusia yang dipersatukan dalam suatu kerjasama yang efisien untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Manajemen adalah suatu proses kegiatan dalam pencapaian tujuan organisasi melalui usaha orang-orang lain serta berbagai sumberdaya lain dengan cara yang setepat-tepatnya (Kast, 1989; Kimball, […]; Rusdiana, 2014; Schoore, 1984; Sedarmayanti, 2013, Saputra, 2014; Simon, 1976; Siregar, 1987; Soedjadi, 1989; Soelistijo, 2015,2003).

Sedangkan manajemen modern mempunyai makna “To do the right things” atau mengerjakan dengan benar berdasarkan standar, norma, prosedur “and do the things right” mengerjakan secara benar dalam arti clean management yang mengandung arti good governance, akuntabel, transparan, partisipatif, dan mengingat HAM.

Sasaran manajemen modern secara global adalah untuk menciptakan keterkaitan yang solid dan komprehensif antara fungsi-fungsi manajemen dalam segi publik, baik di tingkat pusat maupun daerah, dengan fungsi-fungsi manajemen segi korporat, sehingga keduanya saling mendukung bagi optimasi efisiensi, efektivitas dan ekonomis sistem manajemen nasional dalam rangka optimasi pemberdayaan sumberdaya dan peningkatan kreativitas “masyarakat” dengan keluaran dan capaian nasional dalam bentuk prestasi pertumbuhan produktivitas nasional secara kumulatif bagi sebesar-besar kesejahteraan masyarakat dan kemajuan bangsa dan negara (Assauri, 2013; Etzioni, 1964; Stoner, 1986; Taylor, 2013; Winardi, 2005).

25Pembekalan Profesional dan Spiritual Bagi Alumni Diklat Mineral dan Batubara [Ukar Wijaya Soelistijo]

Gambar 4. Konfigurasi dalam manajemen industri pertambanga

Manajemen Industri Perdagangan

Ekonomi nasional-SP (26)-SS (25)-ST (16)

- ADM. (proses)

- Mnjm. (ke-mampuan)

- Leadership (Inti Mnjm)

Tugas Adm: - Adm. Negara- Adm. Niaga

MIP

Industri Pertam-bangan

(skt primer)

Mnjm sbdy: K, L, R, Infor,

Psr, T

Fs. Mnjm:POACET

Organisasi:- Perilaku Mnsia

- Budaya- Lingkungan

Koordinasi:kesatuan

langkah dan arah

Keunggulan Manajemen:

- Budaya- Strategi

Bdya orgn yg andal dukung

penerapan str. orgns

Sumber daya

Unsur pe-rilaku orgns: (Mns, T, Str, Org, Lingk)

Perilaku organisasi

- Mns, orgns, Tek, Kerjasa-ma, Tujuan

Metode/ Instrumen Manajemen

- Eswot- Lin. program

- Networkanalysis

- Lap. S. K.- PDE- Mine

Planning

Pegem-bangan Produk

Mar-ket-ing

- Ong-kos

Mini-mum

- Profit maksi-mum

Taste kon-

sumen

Dalam arti sederhana, manajemen modern adalah bahwa bila dapat dipermudah, tidak perlu dipersulit, menerapkan budaya melayani, bermanfaat bagi orang lain, serta memiliki semangat kebersamaan. Dengan demikian, manajemen modern lebih berorientasi pada pelayanan (services oriented management) daripada orientasi pada kekuasaan (power oriented management).

Perwujudan konfigurasi dalam manajemen industri pertambangan ditunjukkan pada Gambar 4. Pada gambar tersebut dapat dilihat bahwa sasaran berbagai kegiatan manajemen dalam mengendalikan industri pertambangan adalah menghasilkan produk komoditas tambang dan jasa yang terkait untuk memenuhi pasar yang akan disumbangkan kepada ekonomi nasional dan

daerah. Di dalamnya terdapat apa yang disebut unggulan manajemen (budaya dan strategi) yang menentukan warna dari industri pertambangan di tanah air (Humble, 1972; Soelistijo, 2013, 2012, 2011, 2014, 2015, 2002; Stoner, 1986; Sumarsan, 2013; Sumidhia, 1988; Sutojo, 1989; Suwendra, 2014; Swasono, 1995; Taylor, 2013; Terry, 1954; Tjiptono, 2012; Tjokrohamidjojo, 1988; Torang, 2014; Urwick, 1970).

Unggulan Manajemen

Unggulan manajemen mengandung faktor-faktor budaya dan strategi organisasi.a. Budaya/Kebudayaan (Soekanto dalam

Indrawidjaja, 1989): mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat-

26 TMB Vol. 9 No. 1 - Juni 2015: 21-38

istiadat dan kemampuan-kemampuan lain serta kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat. Culture (Hickman & Silva: “is the total pattern of human behavior … embodied in thought, speech, action, and artifacts and dependent upon men’s capacity for learning and transmitting knowledge to succeeding generation…” Budaya suatu organisasi

ditentukan oleh budaya anggota organisasinya yaitu manusia pelakunya, bagaimana warna manusia menentukan warna organisasi dan manajemennya (Freanch, 1978; Soelistijo, 2013).

b. StrategiPada prinsipnya, strategi adalah suatu metoda,

rencana atau cara untuk mencapai tujuan(Anonim, 1977) (Gambar 5).

Strategy (The Lexicon Webster Directory): a method, plan, strategy to archieve some goal.

- Bermanfaat bagi negara- Pelayanan terbaik bagi pelanggan- Saling menghargai dan bina ker-

jasama- Mencapai yang terbaik

- Pernyataan singkat bagi bisnis (Siapa pelanggan, apa yang dibeli,

nilai guna bagi pelanggan.

- Apa yang harus dicapai dalam areal.

- Ukuran kuantitif yang harus dica-pai.

- Cara/metode pencapaian.

- “Kerja lapangan”

BUDAYA

STRATEGI

- Phylosophy (Way of life)

- Mission (What Bus-sines)

- Goal (What to

achieve?)

- Objektive

- Strategy (How to

achieve)

Implemen-tation of strategy

STRAT.

MGMNT

OPERT.MNGM

Gambar 5. Hubungan antara budaya dan strategi.

Hubungan budaya dan strategi adalah bahwa budaya dan strategi (management excellence) memberikan nilai guna yang seutuhnya bagi kepuasan dan selera pelanggan (masyarakat). Selain itu juga sebagai gestahl psychology yang menyatakan bahwa “the whole is greater than the sum” atau seutuhnya merupakan suatu jumlah (fisik) ditambah dengan nilai lebih. Di dalamnya terdapat kaitan erat secara hirarkhis dari filosofi, misi, tujuan, strategi, serta pelaksanaan strategi

sejak dari kemanfaatannya bagi Negara, tujuan, cara pencapaiannya sampai tingkat kerja lapangan (Gambar 5).

Di dalam praktik manajemen selalu diperlukan kendali mutu total (TQC=total quality control). TQC merupakan perpaduan dari kerja tim, partisipasi total dan adanya syarat (keserasian, kepercayaan, keterbukaan, keterkaitan, keyakinan, kebanggaan, dan komunikasi) sebagaimana diilustrasikan pada Gambar 6 (Soelistijo, 2015; Suwendra, 2014).

27Pembekalan Profesional dan Spiritual Bagi Alumni Diklat Mineral dan Batubara [Ukar Wijaya Soelistijo]

Filosofi Ilmu Keteknikan

Penulis berpendapat bahwa sumber dari segala sumber adalah Tuhan Yang Maha Esa. Tuhan Yang Maha Esa menciptakan manusia dan agama. Manusia menggunakan akal fikirannya melahirkan filosofi.Dengan kata lain, filosofi juga bersumber dari Tuhan Yang Maha Esa, karena manusia adalah ciptaan-Nya. Interaksi antara ilmu agama dan filosofi menghasilkan IPTEKSIS (AFILIPTEKSIS = agama, filosofi, ilmu pengetahuan, teknologi, seni, iman, taqwa, dan soft skill) (Gambar 7 dan 9).

Interaksi Antara FILIPTEK dan ILMU AGAMA

ALLAH SWT

Agama

IPTEKSIS

Manusia

FilsafatSosial

Humaniora

MIPA dan Teknik

Gambar 7. Interaksi antara agama dan filosofi.

Selanjutnya kalau disebutkan ilmu atau teknologi yang dimaksudkan secara tersirat adalah IPTEKSIS dalam arti yang sebenarnya dan selengkapnya.

Kata filosofi berasal dari sejak Zaman Keemasan Yunani, yang menandai munculnya awal peradaban barat, dan juga menandai masa awal pendidikan akademik. Galileo Galilei (1564-1642) adalah ilmiawan dan filsuf Italia pencetus observasi fundamental dan analisis matematik dalam

Gambar 6. Total Quality Control (TQC).

Team workParticipation

Participation

Participation

Total football team work

Syarat:- Keserasian (konvergency of objektives)- Kepercayaan (trust)- Keterbukaan (transparancy)- Keterikatan (commitment/interindependence)

- Keyakinan & kebanggaan (confidence&pride)- Komunikasi (feed back)

Total Perticipation

Team work

Team work

astronomi dan fisika. I lmu adalah “The

observation,identification,description,experimentali n v e s t i g a t i o n , a n dtheoretical explanation of natural phenomena.” (Anonim, 1977). Secara lebih sederhana, ilmu merupakan sarana untuk mengenal alam, juga sebagai sarana untuk menjelaskan fenomena (event), yang mengandung k e b e n a r a n n o r m a t i f (tatanan yang mengikat). Secara dimensional, maka filosofi didasarkan atas

logika, etika, dan estetika (Gambar 8).

LOGIKA, ETIKA, dan ESTETIKA

Dicarikan formulasi prinsip-prinsip kritisi

dan penghargaan berupa karakter kebai-

kan/kebijakan

Terkait principle of correct inference

(simpulan)

Ketiganya memiliki karakter

normatif yang sangat berbeda dengan

ilmu-ilmu alamiah yang deskriptif.

1. Kebenaran (right-ness) dan sebetulnya (correctness) untuk

logika.

2. Seharusnya atau sebaliknya (ought-

ness) untuk etika dan estetika.

Gambar 8. Keterkaitanantaralogika,etika,danestetika.

Teknik rekayasa (engineering) ilmu keras atau sebagai terapan ilmu dan teknologi dalam memanfaatkan alam bagi capaian kesejahteraan manusia.

Filosofi ilmu keteknikan adalah mencari kebenaran/kebijakan tentang fenomena alam (mengenal alam) di bidang keteknikan (memanfaatkan alam) bagi umat secara logika (rasional), etika (kesantunan), dan estetika (keindahan)

Manfaat Filosofi Ilmu

Problem

AFILIPTEK --> IPTEKSIS(valid)

Metode Ilmiah (Valid)

Solusi(Valid)

Gambar 9. Manfaat filososofi ilmu.

28 TMB Vol. 9 No. 1 - Juni 2015: 21-38

Pada dasarnya insan pertambangan setelah melewati proses pembinaan dalam program kediklatan perlu mempunyai konten karakter yang berdimensi manajerial modern, berbudaya dan berstrategi dengan kecintaan tinggi terhadap segala sesuatu yang bernuansa kebijakbestarian (kebenaran) dalam mengemban tugas agar diperoleh capaian maksimal sesuai visi dan misi bidang kerjanya (De Phillips, 1960; Sumidhia, 1988; Zainun, 1989). Di dalam ilmu terdapat ungkapan bahwa ilmu boleh salah tetapi tidak boleh bohong.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Peran Manajemen di dalam Proses/Fungsi Produksi

Proses produksi di sektor pertambangan dan sektor ekonomi lain pada prinsipnya merupakan proses transformasi dari fakor-faktor input ekonomi menjadi output berupa barang dan jasa. Barang adalah komoditas mineral dan bahan energi, dan jasa adalah antara lain listrik, transportasi, konsultasi dan lain sebagainya. Di dalam proses transformasi tersebut diperlukan peran manajemen agar fungsi produksi berjalan efisien, efektif, ekonomis, dan optimal dalam kemanfaatan produknya bagi masyarakat dan kepentingan nasional. Optimal dalam arti maksimal dalam output dan minimal dalam biaya atau input (Gambar 1). Pada dasarnya, manajemen menurut pandangan baru adalah “to get things done through and with other people” atau mencapi tujuan melalui dan bersama orang lain (Daft, 2014; Dhewanto, 2014; Fahmi, 2014; Ranjabar, 2015; Sumarsan, 2013; Taylor, 2013).

Manajemen Modern Landasan sasarannya adalah untuk melayani

masyarakat sehingga sebanyak mungkin bermanfaat bagi sebanyak mungkin orang lain. Dengan demikian, manajemen modern amat berkepentingan terhadap unggulan manajemen dengan budaya DJKTU dan strategi sesuai dengan rumusan bidang kediklatan di dalam forum WISE(World InternationalSymposiumonEducation,Qatar, 2010) untuk capaian atas dasar 3E dan 1O. Hal tersebut perlu didasari oleh spirit dan filosofi cinta kebijakan dan kebajikan bagi sesama secara bijak bestari. Untuk itu diperlukan manusia modern sebagai completed staff work (manusia purna) dan berjiwa kepemimpinan (leadership) yang selalu berpikir dan bertindak sistemis, integratif dan sinergis (Atmosudirdjo, 1976; Bogurdas, 1959; Boumer, 1959; Churchman, 1968; Churde, 1959; Daft, 2014; Dhewanto, 2014; Etzioni, 1964; Walsh, 2006). Selain itu, juga perlu adanya kesadaran untuk selalu mengkaji dengan mawas ke dalam (strength dan weaknesses) dan mawas ke luar (opportunities dan threats), sehingga dapat dilakukan tindakan yang serasi, selaras dan seimbang secara konsisten sesuai dengan kebutuhan.

Sasaran Manajemen Modern Seperti telah diungkapkan sebelumnya bahwa

pada dasarnya, sasaran manajemen modern secara global adalah untuk menciptakan keterkaitan yang solid dan komprehensif dalam segi publik maupun korporat secara terpadu, sehingga keduanya saling mendukung bagi sistem manajemen nasional (sismenas) dalam suatu Indonesia Incorporated stakeholders, yaitu publik/pemerintah – korporat – masyarakat.

Bupati Sragen (Wiyono)

- Pelayanan satu atap da-lam investasi.

- Kab. terbela-kang menjadi maju.

- komunikasi sebagai dalang

Bupati Jombang (Suyanto)

- Dr. spesialis di puskesmas.

- Kesehatan gratis atau hanya bayar Rp 20 rb utk. ber-bagai pelayanan kesehatan.

NTT. (1 dokter di Labuhan Rajo)

Bupati Goron-talo(David)

- Gov. mobile

- Bongkar pagar dan pos satpam rumah dinas

Bupati Wakatobi(Hugua)

- Gov. Mobile- Segitiga terumbu

karang (int. tourism). - Go international.

Bupati Lamongan(Masfuk)

- Anak sekolah wa-jib belajar bhs. Mandarin (Hadis Nabi)

Bupati Gianyar

- Anak sekolah gratis

- Biaya BOS ban-gun taman di tiap sekolah (belajar keindahan)

Gubernur DKI Jakarta (Joko Wi): “Budaya Manajemen Blusukan” untuk memperoleh masukan tentang keinginan rakyat banyak.

Tabel 1. Contoh Profil Leadership 2009-2015

29Pembekalan Profesional dan Spiritual Bagi Alumni Diklat Mineral dan Batubara [Ukar Wijaya Soelistijo]

Dengan demikian, kondisi manajemen modern dapat berjalan, apabila ada leadership yang prima bagi pelaku sebagai pengemban visi dan misi organisasi sekaligus sebagai pelayan masyarakat atau abdi negara. Beberapa contoh profil leadership dapat dilihat pada Tabel 1.

Dalam manajemen modern diperlukan suatu intelijen persaingan (competitive intelligence), Intelijen persaingan ini diharapkan selalu mengetahui makna gerak-gerik sesama pemain manajemen antarorganisasi secara seksama, sehingga tidak ketinggalan dalam capaiannya atau kalau perlu melampauinya. Selalu diperlukan updating informasi dalam rangka outward looking untuk updating reposisi diri dan decision making dalam era persaingan.

Organisasi dan manajemen dengan warna budaya dan strateginya merupakan sarana untuk mencapai tujuan dengan memerhatikan berbagai kondisi lingkungannya apalagi dalam kompetisi global yang makin komplek. Untuk itu, diperlukan kerangka dalam implementasi strategi, yaitu PDCA (plan, do, check and action) (Soelistijo, 2015). Plan (rencana) merupakan susunan rencana kerja, do (kerjakan) merupakan pelaksanaa kerja sesuai rencana, Check (periksa hasil versus rencana), dan Action (tindakan koreksi penyimpangan dengan rencana baru). Arti dewasa ini adalah perlu adanya check dan re-check dalam setiap siklus kegiatan rangkaian kerja.

Hambatan

Beberapa hambatan yang dihadapi dalam penerapan manajemen modern antara lain adanya nilai-nilai budaya manusia Indonesia paska revolusi (Kuntjaraningrat, dalam Soejadi, 1989) seperti: sifat tidak berdisiplin murni (kurang tepat waktu, kurang tertib lalu lintas), sifat kurang bertanggungjawab (kredit macet, korupsi), mentalitas suka menerobos (a.l. short cut), sifat kurang percaya diri (kasus bersandar pada IMF), mentalitas meremehkan mutu (nasi gaplek, jagung, bulgur, VUTW, IR-36, motor impor).

Dewasa ini, profil manajer Indonesia, adalah berorientasi pada keberhasilan (lupa resiko), loyalitas terbatas, kurang menghargai bawahan, dan kurang peka terhadap keadaan sosial (kurang komitmen sosial) (Fahmi, 2014; Handoko, 1991; Mukarom, 2015; Salim, 1995; Sedarmayanti, 2012). Ke depan hal itu perlu perubahan dan pembaharuan mental dengan social oriented solution.

Kasus dalam Manajemen

Beberapa kasus yang terjadi dalam manajemen yang menandai kelemahan bangsa Indonesia, antara lain:o Terjadi semacam “pembekuan” fungsi dinas-

dinas yang berhubungan dengan pengelolaan sumberdaya alam di tingkat kabupaten/kota dan dikonsentrasikan ke tingkat provinsi menandakan adanya ketidakharmonisan dalam budaya dan strategi manajemen antara kabupaten/kota dan provinsi;

o Dana APBD dimasukkan ke bank, bukan untuk pembangunan sarana/prasarana umum, tetapi bunganya dimanfaatkan untuk pribadi/kelompok;

o Rezim singgasana kerajaan/dinasti: (regulator campur aduk dengan bisnis);

o Pesan PM Inggris David Cameron pada ceramahnya di Universitas Indonesia (2013): “Indonesia dapat menjadi negara besar di dunia kalau dapat menghilangkan kepincangan dasar: budaya korupsi (kasus pajak dan lain-lain), anti beda, budaya kekerasan, kepincangan sosial (social unrest) atau kurang peduli sosial”. Dapat ditambahkan pula bahwa bangsa kita terlalu boros sumberdaya - inefisiensi.Di dalam berbagai event internasional, para

senior Jepang selalu diikuti oleh para junior bangsanya sebagai pertanda pembinaan ke depan. Sedangkan gaya AS menunjukkan gaya ”super star”.

Proses Penguasaan Ilmu. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam proses penguasaan ilmu pengetahuan di antaranya adalah:o Selalu inspiratifo DJKTU (tohave, todo, tobe, to create, to

communicate).o Jauhi musuhnya ilmu (malas, lupa, lengah).o Positivethinkingandpositivedoing/action.o Gunakan indera ke-6 (naluri = intuitif).o Jauhi marginalisasi (serba mepet) dan 5-D

(datang, duduk, dengar, diam, duit), yang perlu diganti dengan 5-D yang baru (datang, duduk, dengar, diskusi, decision making).

o 5 jenis insan dalam proses belajar-mengajar untuk penguasaan ilmu: (i) dia tahu bahwa dia tahu maka belajar padanya, (ii) dia tahu bahwa dia tidak tahu maka ajari dia, (iii) dia tidak tahu bahwa dia tahu maka sadarkan dia untuk berbagi ilmu, (iv) dia tidak tahu bahwa dia tidak tahu maka bangunkan dia untuk bebenah diri, selanjutnya (v) dia tidak tahu tetapi sok tahu maka tinggalkan dia.

30 TMB Vol. 9 No. 1 - Juni 2015: 21-38

Mindset Penguasaan FILIPTEK.

Pola pikir (mindset) dalam proses penguasaan Filipteksis dapat dilihat pada Gambar 11. Di mana aktualisasi dalam penguasaan IPTEKSIS dapat

diwujudkan dalam melahirkan karya tulis ilmiah atau karya yang lain dengan pengejawantahan ide secara harfiah agar dimengerti oleh khalayak pembacanya atau pengguna karya tersebut dengan mudah dan sederhana.

Event

Emosional/spirit

‘Value’- Engineering/

SocialScience/OtherDiscipline Skill

-+ Soft Skill

ROH“Judul

Permasalahan

Batang Tubuh Tu-

lisan/Visual-isasi Ilmu:

- Singkat- Jelas- Teori

- Metod-ologi

- Solusi

(Concide, Clarified Sound,

Accurate, Sharp/Ck-

ear)

Ilmu(Boleh salah, tidak boleh

bohong)

- Tahu rasa-rasa tahu- Banyak tahu-tahu banyak

- Permudah - persulit- Senang - susah

Pikir

Idea

Hati

Gambar 11. Mindset dalam penguasaan Filipteksis

Kaitan Manajemen Teknologi dan Manajemen Sumber Daya Manusia

Pada dasarnya, kaitan manajemen teknologi dan manajemen sumber daya manusia mempunyai sasaran penciptaan teknologi yang mengabdi kepada manusia, dan penciptaan manusia yang kaya (sarat) teknologi. Sekali lagi pengertian teknologi adalah sebagai IPTEKSIS seutuhnya (Gambar 12). Manajemen (dan organisasi) dalam pengertian matrik dari POACE yaitu keterkaitan antara manajemen sejak perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, pengawasan dan pengevaluasian di dalam teknologi memberikan makna bagaimana manusia akan dapat menguasai teknologi seutuhnya, dan setelah menguasainya harus mengabdikanya bagi kemajuan dan kesejahteraan bersama. Sebagai contoh, Ir.Imam Samudra, dirinya menguasai suatu ilmu dalam pembuatan bom tetapi bukan digunakan untuk kesejahteraan umat, tetapi untuk membunuh orang lain. Dengan demikian pengendalian antara ilmu (pikir) dan iman (hati) harus serasi, selaras dan seimbang agar dicapai kehidupan

yang harmonis lahir dan bathin baik secara habluminallah maupun habluminanas.

Manajemen teknologi.P O A C

P PPT POT PCT

O OPT OOT OAT ACT

A APT AOT AAT ACT

C CPT COT CAT CCT

Sumber daya Mnusia

Gambar 12. Kaitan dalam manajemen teknologi dan manajemen sumber daya manusia.

Rumus kunci keberhasilan. Kajian ini menunjukkan bahwa wilayah peluang keberhasilan dalam upaya penguasaan ilmu pengetahuan adalah gabungan dari interaksi 3 faktor yaitu IQ seseorang, tekun, dan tidak mudah putus asa (Nasution, 1997). Gabungan dari ketiga faktor tersebut disebut sebagai Rumus Tiga Lingkaran (Gambar 13).

31Pembekalan Profesional dan Spiritual Bagi Alumni Diklat Mineral dan Batubara [Ukar Wijaya Soelistijo]

IQ (1)

Tekun (2) Tidak Mudah Putus Asa

Wilayah Peluang Keberhasilan

Rumus tiga lingkaran melingkup (Andi Hakim Nasution) → kunci keberhasilan

Gambar 13. Rumus tiga lingkaran kunci keberhasilan (Andi Hakim Nasution, 1997).

Tenaga kerja profesional yang kompeten

Agar mampu memikul predikat tenaga kerja profesional yang kompeten dengan jiwa, karakter serta jati diri.

Untuk mengelola SDME (sumberdaya mineral dan energi) yang jumlahnya terbatas tersebut, diperlukan insan-insan yang piawai dalam penguasaan IPTEKSIS (lmu Pengetahuan Teknologi Seni dan Imtaq) serta SOFT SKILL(piawai dalam beretika, berbahasa, berorganisasi) dan mengamalkannya dengan jujur, benar, tulus/ikhlas dan di jalan Allah bagi sebesar-besar kecerdasan, kesejahteraan dan kedamaian bangsa IndonesiaProses pengalihan SDME menjadi modal sosial untuk kemudian dikembalikan ke dalam diri umat bangsa bertujuan agar bisa mandiri menghadapi masa depan, menghadapi berbagai masalah antara lain berbagai paradoks dan tren dunia yang amat muskil.> Dalam memikul tugas apapun perlu dihadapi

dengan modalitas yang dimiliki disertai sabar, disiplin, jujur, komunikatif, tekun/tertib dan ulet, hati yang bersih, indah, sehat dan etis serta selalu rendah hati, agar insan berjiwa pemimpin yang panutan.

Dalam tren abad 21 diperlukan perluasan wawasan yang berhubungan dengan ilmu kebumian. Pertambangan berkaitan erat dengan ilmu geologi atau ilmu kebumian. Kelengkapan dalam manajemen bidang pertambangan secara sismenas dalam Indonesia Incorporated dengan manajemen modern (MM) yang bersifat jemput bola, sumberdaya alam mineral serta

pengetahuan geo-ekonomipolitik bertujuan untuk menjamin kelangsungan hidup bangsa dan kesejahteraan masyarakat (Soelistijo, 2013, 2013) (Gambar 14).

Interaksi MM - SD - Geoekonomi Politik

MM(Jemput Bola)

SD(Langka)

GEOEKOL(Kelangsungan hidup

bangsa dan Kesejahteraan Masyarakat)

Indonesia Incoporated(SISMENAS)

Gambar 14. Indonesia Incorporated dalam kaitannya dengan Manajemen Modern – Sumberdaya Langka – Geoekpol.

Contoh Parameter Creativity Di dalam Tiga pilar HRDP Bisnis

MANAGERIAL STRENGTH

LEADERSHIPSTYLE

VALUECREATONSPIRIT

Gambar 15. Skema proses pembentukan manusia kreatif.

Korea Selatan yang merupakan negara dengan densitas Ph.D tertinggi di dunia ada ungkapan “Resources are limited, creativity isunlimited”. Manusia kreatif dapat dihasilkan oleh sistem manajemen nasional yang kuatDari sini dihasilkan insan bangsa dengan jiwa kepemimpinan yang tinggi selanjutnya akan dihasilkan insan dengan nilai semangat (spirit) yang mumpuni (Gambar 15). Dengan kondisi bangsa seperti ini, maka insannya yang serba intelek merupakan bagian dari solusi dunia dan bukan merupakan penyebab timbulnya permasalahan dalam mewujudkan kemakmuran yang merata serta berkeadilan (Gambar 16).

32 TMB Vol. 9 No. 1 - Juni 2015: 21-38

INTI Sebagai TIP

> Pendidikan Intelektual

> Ekonomi Kemakmuran Yang Merata

> Hukum Keadilan

> Kehidupan Umat IBADAH(Jadilah uat sebagai bagian dari solusi bukan sebagai bagian dari masalah)

Gambar 16. Beberapa tip hasil dari penciptaan insan bangsa kreatif.

Keterkaitan Lintas SektoralZaman selanjutnya bukan zamannya lagi

ekosektoral, sehingga setiap insan pertambangan perlu memiliki integritas tinggi di dalam pelaksaan pembangunan bangsa secara keseluruhan. Secara legalistik, terdapat banyak sektor yang terkait dengan ESDM, antara lain: Kementerian Keuangan (perpajakan), Kementerian Dalam Negeri (otonomi daerah) (Anonim, 1999, 1977, 2014), Kementerian LH dan Kehutanan (Lahan), Kementerian Perindustrian (Konsumen bahan tambang), Kementerian PU (prasarana, juga konsumen bahan bangunan), Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (SDM), Kementerian Perhubungan (Transportasi/konektivitas), Kementerian Perdagangan (pasar dan perdagangan komoditas dan jasa).

Badan-badan Litbang, Diklat dan Geologi diharapkan mampu berperan sebagai lembaga inovati f , pemikir dan pembaharu untuk menghasilkan insan pertambangan profesional, mandiri, kompeten, percaya diri, dan bermental baja sebagai leader sekaligus completed staff work baik sebagai pelaksana kebijakan, peneliti, Inspektur Tambang (IT), Penyidik PNS dan semacamnya. Tidak perlu merasa ‘minder’ kalau mendapat tugas yang bertalian dengan perusahaan-perusahaan raksasa yang serba modern, karena insan telah dibekali dengan pengetahuan dan karakter yang modern pula. Tetapi juga tidak merasa ‘tinggi diri’ kalau berurusan dengan perusahaan skala kecil, mikro, dan menengah karena sifat insan adalah untuk melayani masyarakat yang memang terdiri atas berbagai skala.

Pada akhirnya setiap unit/pusat diklat diharapkan mempunyai tradisi atau warna

berupa unggulan lokal, misalnya Pusdiklat Mineral dan Batubara mempunyai unggulan di bidang pembinaan IT, K3 dan lingkungan hidup pertambangan, Pusdiklat Geologi unggulan di bidang mineral resource economic evaluation, Pusdiklat Kelistrikan dan Energi unggulan di bidang konservasi, Pusdiklat Migas unggulan di bidang geologi seismik, sehingga akumulasi berbagai unggulan tersebut. Dengan demikian, Badan Diklat ESDM mempunyai unggulan dalam pembinaan/pembangunan sektor ESDM berkelanjutan yang mempunyai arti sangat mendalam. Dengan modernisasi (perubahan, peningkatan dan pembaharuan) sistem dan mekanisme kediklatan diharapkan akan dapat menciptakan semangat baru untuk mewujudkan adanya semacam konserto budaya dan strategi manajemen harmonis dan dinamis antara pusat dan daerah (provinsi dan kabupaten/kota) dalam pemerintahan dan pembangunan secara sektoral dan kewilayahan secara terpadu.

KESIMPULAN

Pa ra kader insan per tambangan profesional dengan jati diri mumpuni sebagai alumni diklat tenaga kerja pertambangan diharapkan mampu memikul tugasnya dalam pelaksanaan proses transformasi produksi dari berbagai input sumberdaya ekonomi menjadi produk barang (komoditas) dan jasa pertambangan . Keberhasilan dalam pelaksanaan tugas ini akan pertumbuhan dan pembangunan ekonomi nasional berkelanjutan dan berwawasan lingkungan dengan disertai prestasi pertumbuhan produktivitas nasional yang tinggi. Bekal penguasaan pengetahuan tekno-ekonomi produksi-konsumsi-pasar, manajerial, serta spirit penguasaan IPTEKSIS diyakini mampu memberikan pelayanan maksimal bagi masyarakat, bangsa dan negara secara efisien, efektif, ekonomis dan optimal.

Dalam upaya pemberdayaan manusia Indonesia seutuhnya, perlu dilakukan suatu aktualisasi manajemen modern dengan budaya dan strategi yang berorientasi pada pelayanan (services oriented management) dan tidak

33Pembekalan Profesional dan Spiritual Bagi Alumni Diklat Mineral dan Batubara [Ukar Wijaya Soelistijo]

mengedepankan kekuasaan belaka (power oriented management) dengan pribadi cinta kebenaran dan kebajikan. Untuk itu, diperlukan manusia modern sebagai pelakunya. Manusia modern tidak lain berkemampuan untuk beraktualisasi sederhana, disiplin, lugas/jujur, tegas, risk taker, dan cerdas (ilmu dan rasa). Hal ini dapat dilakukan melalui berbagai program kegiatan dan upaya kediklatan secara konsisten seumur hidup agar mereka mempunyai karakter leadership yang mumpuni. Leadership mempunyai sifat-sifat visioner (tahu tujuan), penantang resiko (risk taker), bertanggungjawab, serta memiliki rekam jejak (track record) terpuji.

Paradigma pembinaan SDM abdi negara adalah agar dapat memberikan program pendidikan dan pelatihan untuk menghasilkan insan bangsa sebagai completed staff work serta berjiwa sebagai pemimpin mandiri penuh karya, berbudaya/budi luhur sekaligus sebagai pelayan masyarakat bagi kejayaan bangsa dan negara.

Pembinaan SDM ESDM dapat meliput dan memerlukan beberapa hal penting berikut:

Guna menginisiasi dan mendukung adanya perubahan dan pembaharuan birokrasi pembinaan sumberdaya manusia ESDM ,diperlukan kajian untuk memperoleh output spektakuler sumberdaya manusia ESDM kompeten dan berbudiluhur mandiri dan berdaya saing yang mampu.> Diperlukan unit penjamin mutu untuk

menjalankan pedoman kendali mutu Penilaian mutu output (sumberdaya manusia, sarana/prasarana, kurikulum, kerjasama internal dan eksternal) secara terukur memerlukan kerjasama dengan stakeholder pembinaan sumberdaya manusia secara terpadu, konsisten dan berkelanjutan.

> Perlu mewujudkan Manajemen Unit Diklat yang mempunyai unggulan manajemen (management excellence) dalam warna kualitas budaya dan strategi kediklatan beserta unggulan lokal.

Dari berbagai upaya dan langkah modernisasi tersebut, diharapkan dapat mewujudkan kiprah

DAFTAR PUSTAKA

Abdulrachman, H.A. (1970). Leadership:Teori,PengembangandanFilosofiKepemimpinanKerja. Jakarta: Tanpa penerbit.

Anonim (a). (1999). Undang-undangOtonomiDaerah1999. Jakarta: Sinar Grafika.

Anonim (b). (1977). The Lexicon Webster Dictionary.

Anonim (c). (2014). Undang-undangOtonomiDaerah No. 23.

Assauri S. (2013). StrategiManajemen.Edisi2. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Assen, M.V. Berg Gvd. Pieterma. (2009). Key Management Models. Jakarta: Esensi Erlangga Group.

Atmosudirdjo, P. (1976). BeberapaPandanganUmum Tentang Pengambilan Keputusan(Decision Making). Cetakan Keempat. Jakarta: Ditjennak Pertanian go.id.

Bogardus, Emory S. (1959). Leaders and Leadership. EnglewoodCliffs, New Jersey: Prentice-Hall.

Boumer, Herbert. (1959). Group Dynamics: Principles and Applications. New York: Ronald Press.

Churchman, C.W. (1968). TheSystemApproach.New York: Dell Publishing.

Churden, Herbert J. And Arthur W.W. Shermann Jr. (1959). PersonalManagement.Cincinati,Ohio: Southwestern Publishing House.

Daft, R.L. (2014). EraBaruManajemen. Jakarta: Saleha Empat.

sektor ESDM dengan kelembagaannya secara vertikal, horizontal dan diagonal, bekerja secara harmonis, solid dan sinergis mutualistis, baik secara budaya, strategi, rasional, etika maupun estetika yang serasi, selaras, dan seimbang.

34 TMB Vol. 9 No. 1 - Juni 2015: 21-38

Indrawiwijaya, Adam I. (1989). PerilakuOrganisasi.Bandung: Sinar Baru.

Indrawiwijaya, Adam I. (1983). PerubahandanPengembanganOrganisasi. Bandung: Sinar Baru.

Jauch, L.R. & Gluck, W.F. (1988). BusinessPolicyandStrategicManagement. New York: Mc Graw Hill Book Company.

Jelen, F.C. (1970). Cost and OptimizationEngineering. New York: New York: Mc Graw Hill Book Company.

Kast, Fremont E. (1989). Organization andManagement: A System and ContigencyApproach. New York: New York: Mc Graw Hill Book Company.

Kementrian Koordinator Perekonomian. (2011). Master Plan Perluasan dan PembangunanEkonomi Indonesia. Jakarta: Kementrian Koordinator Perekonomian.

Kimball-Cook, R.B. (n.d.). TheOrganizationGap;DesigningPracticalOrganization.

Maier, Norman F. (1959). PrinciplesofHumanRelations. New York: John Wiley and Sons.

Makower, M.S. dan Williamson, E. (1970). OperationalResearch.E.C.4.London: Teach Yourself Books.

Metcalfe, L. and Richards, S. (1987). Improving Publ ic Management . London: SagePublications.Muhardi. (2011).ManajemenOperasi. Bandung: Rafika Aditama.

Mukarom Z. dan M.W., Laksana (2015). Manajemen Pelayanan Publik. Bandung: Pustaka Setia.

Naisbitt J. and Aburdene, P. (1990). Megatrends 2000.SepuluhArahBaruuntukTahun1990-an. Jakarta: Binarupa Aksara.

Newman, W.H., E. Kirby Warren, & A.R. Mc. Gill, A.R. (1987). The Process ofManagement:

Daryanto, Bintoro. (2014). Manajemen Diklat. Yogyakarta: Gava Media.

Davis, Ralph C. (1951). The Fundamentals ofTop Management. New York: Harper and Brothers.

De Phillips, Frank A. (1960). Management of Training Programs. Homewood, Illinois: Richard D. Irwin, Inc.

Dhewanto, M., Mulyaningsih H.D., Permatasari A., Anggadwita G. dan Ameka I. (2014). Manajemen Inovasi. Yogyakarta: Andi Offset.

Dimock, Marshall E.A. (1958). Philosophy ofAdministration. New York: Harper and Brothers.

Etzioni, Amitai. (1964). ModernOrganizations.Englewood, New Jersey: Prentice Hall.

Fahmi I. (2014). ManajemenRisiko. Bandung: Alfabeta.

French, Wendell L. (1978). OrganizationDevelopment,Theory,PracticeandResearch. Dallas, Texas: Business Publication.

Gallagher, C.A. and Watson, H.J. (1985). Quantitative Methods for Business Decisions. International Student Edition. Singapore: McGraw-Hill International Book Company.

Hadi, P. Sudharto. (2014). Bunga RampaiM a n a j e m e n L i n g k u n g a n . J a k a r t a : Gramedia.

Handoko, T.H. (1991). ManajemenPersonaliadan Sumber DayaManusia. Edisi Ke-2.Yogyakarta: BPFE.

Hickman, R. & Silva, M.A. (1984). Creating Excellence,Managing Corporate Culture,StrategyandChangeintheNewAge. USA: New American Library.

Humble, J.W. (1972). ManagementbyObjectives. London: Winsley.

35Pembekalan Profesional dan Spiritual Bagi Alumni Diklat Mineral dan Batubara [Ukar Wijaya Soelistijo]

Strategy, Action andResults. New Jersey: prentice Hall International Editions.

Osborne, D., Gaebler, T. (1992). ReinventingGovernment:HowTheEnterpreneurialSpiritisTransformingThePublicSector. Reading, M.A. A Plume Book.

Ranjabar J. (2015). Analisa Manajemen. Bandung: Alfabeta.

Rusdiana, H.A., H.A. Ghaeni A. (2014). Asas-asas ManajemenBerwawasanGlobal. Bandung: Pustaka Setia.

Salim, Emil. (1995). Menanggapi Tantangan Global. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sastrodiningrat, S. (1990). Management Excellence: Managing OrganizationalCulture and Strategy. Jakarta: Yureka, Lembaga Pendidikan dan Keterampilan.

Schein, E. (1970). Organization Psychology.EnglewoodCliff,New Jersey: Prentice Hall Inc.

Schoorl, J.W. (1984). Modernisasi: PengertianPembangunan Negara-negara SedangBerkembang. Diindonesiakan oleh R.G. Soekadijo. Jakarta: Gramedia.

Schoorl, J.W. (1984). Modernisasi. Jakarta: Gramedia.

Sedarmayanti. (2012). Manajemen dan Komponen Terkait Lainnya. Bandung: Rafika Aditama.

Seputra, Y.E.A. (2014). ManajemendanPerilakuOrganisasi. Sleman: Graha Ilmu.

Simon, Herbert A. (1976). Administrative Behavior. New York: The Free Press.

Siregar, A.B., Samadhi, A., T.M.A. (1987). Manajemen. Bandung: Institut Teknologi Bandung.

Soedjadi, F.X. (1989). OrgazationandManagement(O &M): Penunjang Berhasilnya ProsesManajemen. Jakarta: Haji Masagung.

Soelistijo, U.W., Anjani, P.L., Pratama, H.I., Pili H.L., Heryanti, M.K. (2015). Trend of MineralCommodityPriceanditsImpactonthe Indonesia Economy 1990-2025. EarthSciences 2015; 4(4): 129-145 Published online June 26, 2015. Dari .http:// www. sciencepublishinggroup. com/j/earth) doi: 10.11648/j.earth.20150404.11.

Soelistijo, Ukar W., dkk. (2003). EkonomiRegional dan Model Penerapannya:PengembanganSumberDayaMineraldanEnergi dalamRangka EkonomiDaerah diIndonesia. Bandung: Puslitbang tekMIRA, Balitbang Energi dan Sumber Daya Mineral, Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral.

Soelistijo, Ukar W. (2015). Manajemen Industri Pertambangan. Bahan Kuliah. Bandung: Jurusan Teknik Pertambangan, Fakultas Teknik ,UNISBA.

Soelistijo, Ukar W. (June, 2013). The Impactof CSRinIndonesia:OftheCaseoftheGeneralMining Industries. Indonesia Mining Journal. Vol.16, number 2.

Soelistijo, Ukar W. (January, 2013). Beberapa IndikatorNilaiTambahEkonomiIndonesia:Sektor Energi dan SumberDayaMineral(SeveralIndicatorsofTheIndonesiaEconomyAddedValue:EnergyandMineralResourceSector). Jurnal Teknologi Mineral danBatubara. Bandung: Puslitbang Teknologi Mineral dan Batubara.

Soelistijo, Ukar W. Dan Suganal. (2012, Oktober). The Economic Evaluation ofResearch-BasedIndonesianCoalUtilization.IndonesianMiningJournal.Vol.15,Number3. Bandung: R & D Centre for Mineral and Coal Technology, tekMIRA.

Soelistijo, Ukar W. (2012, June). SeveralEvaluation and Analytical Indicators ofRegionalAutonomyImplementationImpactsinIndonesia:EnergyandMineralResourceSector Development. IndonesianMiningJournal.Vol.15,Number2. Bandung: R & D Centre for Mineral and Coal Technology, tekMIRA.

36 TMB Vol. 9 No. 1 - Juni 2015: 21-38

Soelistijo, Ukar W. (2011, February). Control of IllegalMining(PETI)inIndonesia:PolicyandProgram. IndonesianMining Journal. Vol.14,Number1. Bandung: R & D Centre for Mineral and Coal Technology, tekMIRA.

Soelistijo, Ukar W. (2013). DinamikaPenanamanModalAsing (PMA)BidangPertambanganUmum di Indonesia . Jurnal Mimbar Universitas Islam Bandung.

Soelistijo, Ukar W. (2013). PengaruhEkonomiMakroRegionalTambangEmasPongkor–PTAntamJawaBaratdanPotensiTransformasiPasca Tambang. Seminar Nasional Jawa Barat.

Soelistijo, Ukar W. (2013). Kronologis Kontrak KaryadiIndonesiadanUsahaPertambanganPT Freeport Indonesia (PT FI). SNAPP Seminar Nasional Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Islam Bandung.

Soelistijo, Ukar W., Sembodo, H. (2014, Oktober 18). Analisis Program PengembanganMasyarakatdariPLTPDarajatPTChevrondiKabupatenGarut-JawaBarat. Disajikan pada Seminar SNIRT Fakultas Teknik Universitas 17 Agustus 1945 (UNTAG) Cirebon.

Soelistijo, Ukar W., Adhahari, H. (2015, January). Study on The Benefits of PT AgincourtResources GoldMine to the EconomicDevelopment of South Tapanuli RegencyNorth Sumatera Indonesia. The Journal of Technology. vol. 7. p. 18-35.

Soelistijo, Ukar W., Mili, M.Z. (2015, February 12). Controlling and Curb of Development: The Case of National Management of Indonesia Mineral Resources. SocialSciences2015;4(1):5-22. Dari http://www.sciencepublishinggroup.com/j/ss. doi: 10.11648/j.ss.20150401.12.

Soelistijo, Ukar W., Mili, M.Z. (2014). Current Condition of Envonmental Law and ItsImplementation Regulations in Indonesia:FutureandChallengingMattersintheCaseof GeneralMiningDevelopment. Journal

of Biological Pharmaceutical and Chemical Research. 1(1): 60-95. dari http://www.jobpcr.com/arhcive.php.

Soelistijo, Ukar W., Aswandi, L.O. (2014, May). Future Trend ofMineral IndustriesDeve l opmen t i n I ndone s i a E a r t hSciences. 14. 3(2): 58-67. dari http://www.sciencepublishinggroup.com/j/earth) doi:10.11648/j.earth.20140302.14 doi: 10.11648/j.earth.20140302.1

Soelistijo, Ukar W., Alisastromijoyo, Wibowo, A.P. (2014). StudyonPostProductionArunLNGRefineryUtilizationasLNGRecevingTerminal and RegasificationUpon LocalEconomy. Scientia Research Library. USA CODEN: JASRHB Journal of Applied Science and Research. 2 (1): 11-29. dari http:// www. scientiaresearchlibrary.com/ arhcive.php

Soelistijo, Ukar W., Santoso, B., Suseno, T. (2014).AnEye-BirdViewofFacingScarcityof Gold Mining in Indonesia ScientiaResearch Library. USA CODEN: JASRHB Journal of Applied Science And Research, 2 (1):11-29 http://www.scientiaresearchlibrary.com/arhcive.php

Soelistijo, Ukar W., Aswandi, L.O., Mili. M.Z. (2014, July 20). Dynamic Conditions of Global and Indonesia Climate Change:Efforts and Policies. International Journalo f Env i ronmen ta l Mon i to r ing andProtection. 1(2): 35-46. dari http://www.openscienceonline.com/journal/ijemp.

Soelistijo, Ukar W. (2013, December 30). PoliticalEconomyofResourcesandItsDevelopment:TheCaseofIndonesia.AmericanJournalofBusiness,EconomicsandManagement.1(1).p16-24. dari http://www.openscienceonline.com/journal/ajbem.

Soelistijo, Ukar W. (2013, November 10). The Influence of Geopolitics and StrategicalFactorsUponTheDevelopmentofNaturalandHumanResourcesinIndonesia.SocialSciences2013.2(6).p200-211. dari http://www.sciencepublishinggroup.com/j/ss. doi: 10.11648/j.ss.20130206.15.

37Pembekalan Profesional dan Spiritual Bagi Alumni Diklat Mineral dan Batubara [Ukar Wijaya Soelistijo]

Soelistijo, Ukar W., Aswandi, L.O., Mili, M.Z. (2014, July 20). TheRole ofMineral andCoal Mining on Interregional Convergence-divergence Economic Trend in Indonesia.Economics2014.3(2).p.27-42. dari http://www.sciencepublishinggroup.com/j/eco. doi: 10.11648/j.eco.20140302.12.

Soelistijo, Ukar W., Wibowo, A.P., Abdulah, M. (2013, November, 30). The PotentialShareofCoalLiquefactionintheIndonesianEconomy in 2025. Earth Science 2013.2 (6) . p . 149-157. dar i h t tp : / /www. sciencepublishinggroup.com/j/earth) doi: 10.11648/j.earth.20130206.16.

Soelistijo, Ukar W. (2013, November, 10). Prospect of PotentialNickel AddedValueDevelopment in Indonesia. Earth Science2013. 2(6) p. 129-138. dari http://www.sciencepublishinggroup.com/j/earth. doi: 10.11648/j.earth.20130206.1.

Soelistijo, Ukar W., Suganal. (2013, November 10). EconomicEvaluationofTheExistingandPotentialIndonesianCoalUtilization.EarthScience2013.2(6).p.120-128. dari http://www.sciencepublishinggroup.com/j/earth) doi: 10.11648/j.earth.20130206.12.

Soelistijo U.W., Daulay B., Suganal, Soeprapto S. (2008, June 1-5). Coal Gasification inIndonesia. This paper is submitted to the Coal Technology Association. The 33th International Technical Conference on Coal Utilization&FuelSystems2008. Sheraton Sand Key Hotel, Clearwater, Florida, USA.

Soelistijo U.W., Damayanti R. (2011, October 24-27). Waste Gases and ParticulatesResulted from Briquette ombustion. ThisPaper is presented in Air Quality VIII, 2011. The Energy and Environmental Conferenc., Arlington, USA.

Soelistijo U.W., Saepudin R., Suseno T., Palamba S., (2002, March 10-13). EconomicEvaluationof theNEDO (Japan) – BPPT (Indonesia)Feasibility Study on the Indonesia BankoCoalLiquefaction.ThisPaperissubmittedto

theCoalTechnologyAssociation.The28thInternational Technical Conference on Coal Utilization&FuelSystems. Sheraton Sand Key Hotel, Clearwater, Florida, USA.

Stoner, J.A.F., Wankel, C. (1986). Management. Third Edition. New Jersey: Prentice-Hall International. Inc.

Sumarsan, T. (2013). Management Controlling. Edisi2. Jakarta: Indeks.

Sumidhia, Y.W., Widiyanti, N. (1988). PenerapanManajemen dan Kepemimpinan dalam Pembangunan. Jakarta: Bina Aksara.

Supranto, J. (2013). Riset Organisasi untukPengambilan Keputusan. Edisi 3. Depok: Raja Grafika Persada.

Sutojo, S. (1989). Studi Kelayakan Proyek.PPM. Seri Manajemen. No. 66. Jakarta: Gramedia.

Suwendra, I.W. (2014). Manajemen Kualitas Total. Sleman: Graha Ilmu.

Swasono, S.E. (1995). Mewaspadai PasarBebas dalamGlobalisasi. Jakarta: Media Indonesia.

Taylor, B.W. (2013). SainsManajemen. Jakarta Selatan: Saleha Empat.

Terry, G.R. (1954). PrinciplesofManagement. Homewood, Illionis: Richard D. Irwin, Inc.

Tjiptono, F. (2012). ServiceManagement.Edisi2. Yogyakarta: Andi Offset.

Tjokrohamidjojo, B., Mustopaadidjojo, A R. (1988). Kebijaksanaan dan Administrasi Pembangunan: Perkembangan Teori danPenerapan. Jakarta: LP3ES.

Torang, S. (2014). OrganisasidanManajemen. Sleman: Graha Ilmu.

Urwick, L. F. (1970). Papers on the Scienceof Administration. Journal of Academy of Management. No. 13.

38 TMB Vol. 9 No. 1 - Juni 2015: 21-38

USAID. (1979). UraianSingkattentangSeminardan Latihan tentang Perencanaan danEvaluasi Proyek (Proyect Design andEvaluation). Jakarta: USAID.

Walsh, C. (2006). KeyManagementRatios.Edisi4. Jakarta: Esensi Erlangga Group.

Wibowo. (2013). PerilakuDalamOrganisasi.Depok: Raja Grafika Persada.

Wibowo. (2013). BudayaOrganisasi. Jakarta: Rajawali Press.

Winardi, J. (2005). Management of Change. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Zainun, H.B. (1989). PembinaandanPengendalianSumberDayaManusiadalamMemantapkanDisiplin Pembangunan. Jakarta: Sespanas, LAN.