pembahasan jurnal terapi musik terhadap pasien kemo

23
LAPORAN ANALISIS JURNAL A RANDOMISED CONTROLLED TRIAL OF THE EFFECT OF MUSIC THERAPY AND VERBAL RELAXATION ON CHEMOTHERAPY-INDUCED ANXIETY Oleh : KELOMPOK 3 Novita Jenny Br.Aritonang Ika Ayu Lestari Orizaelia Oktriani Ratih Indri Fajar Sidik KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN 1

Upload: ika-ayu-lestari

Post on 10-Aug-2015

335 views

Category:

Documents


26 download

DESCRIPTION

pendahuluan-kesimpulan

TRANSCRIPT

Page 1: Pembahasan Jurnal terapi musik terhadap pasien kemo

LAPORAN ANALISIS JURNAL

A RANDOMISED CONTROLLED TRIAL OF THE EFFECT OF MUSIC

THERAPY AND VERBAL RELAXATION ON CHEMOTHERAPY-INDUCED

ANXIETY

Oleh :

KELOMPOK 3

Novita Jenny Br.Aritonang

Ika Ayu Lestari

Orizaelia

Oktriani

Ratih Indri

Fajar Sidik

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN

PROGRAM PROFESI NERS

PURWOKERTO

2012

1

Page 2: Pembahasan Jurnal terapi musik terhadap pasien kemo

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kanker kini menjadi penyebab kematian utama di seluruh dunia.

Penderita kanker terbanyak di dunia adalah kanker paru-paru (12,7%), kanker

payudara (10,9%), dan kanker usus besar (9,7%). Sebanyak 58% kasus kanker

terjadi di negara miskin dan berkembang serta kematian mencapai 63%

(Kompas, 2011).

Menurut Menteri Kesehatan Republik Indonesia pada kabinet

indonesia bersatu, Siti Fadilah Supari, kanker telah menjadi ancaman serius

bagi masyarakat Indonesia, jumlah pasien kanker di indonesia mencapai 6%

dari 200 juta lebih penduduk indonesia. Di RSUD Prof.dr Margono Soekarjo,

angka kejadian kanker masih menempati urutan 10 besar. Di Ruang

Bougenville, jumlah pasien kanker sebanyak 40 pasien (untuk periode 5

November 2012).

Kadangkala proses penanganan kanker sangat membebani penderita

dibandingkan penyakitnya sendiri, misalnya proses radiasi dan obat-obatan

yang digunakan untuk membunuh sel kanker ternyata dapat mengakibatkan

kerusakan tubuh bahkan berpotensi untuk menyebabkan hilangnya fungsi

tubuh yang tidak dapat diperbaiki (Burish, 1987 dalam Brown&Boatman,

2011). Proses penanganan kanker juga disertai dengan rasa sakit, kecemasan,

disfungsi seksual, dan kemungkinan perawatan di rumah sakit dalam jangka

waktu yang lama (Redd & Jacobsen, 1988 dalam Brown&Boatman, 2011).

Dari wawancara yang telah kami lakukan terhadap pasien kanker di

ruang Bougenville RSUD Prof.dr Margono Soekarjo Purwokerto, ditemukan

sebanyak 75% pasien kanker mengatakan takut menjalani pengobatan seperti

kemoterapy, radiotherapy serta tindakan operasi. Sebagian takut ketika

mendengar efek samping yang mungkin muncul dari kemoterapi/radioterapy

2

Page 3: Pembahasan Jurnal terapi musik terhadap pasien kemo

seperti rambut rontok, kulit menjadi hitam (karna efek samping obat), mual

dan sebagainya.

Di ruang bougenville sendiri, penanganan kecemasan pada pasien

berupa relaksasi nafas dalam, sedangkan pada pasien sendiri ditemukan

berbagai cara yang digunakan pasien untuk mengurangi rasa cemas atau takut

seperti pengalihan perhatian : mengobrol dengan sesama pasien atau

keluarga/teman yang datang, jalan-jalan di depan ruangan, berdoa, dan

sebagainya.

Banyaknya cara yang dapat digunakan untuk menghilangkan perasaan

cemas, membuat kami tertarik untuk memilih salah satu terapi alternatif yang

belum pernah dicoba di ruangan Bougenville, yakni terapi musik. Terapi

musik sendiri sebenarnya sudah ada sejak zaman Yunani kuno dan digunakan

sebagai sarana untuk meringankan penyakit dan membantu pasien dalam

mengatasi emosi yang menyakitkan seperti kecemasan, kesedihan, dan

kemarahan. Secara teori pada saat musik diperdengarkan, musik mampu

merangsang pengeluaran gamma amino butric acid (GABA), enkephalin, beta,

endorphin yang dapat menimbulkan efek analgesia sehingga dapat

mengurangi tingkat kecemasan pasien.

Jurnal yang berjudul A randomized controlled trial of the effect of

music therapy and verbal relaxation on chemotherapy-induced anxiety ini

juga membahas mengenai efek positif dari terapi musik terhadap kecemasan

pasien, sehingga kami mengambil jurnal ini sebagai bahan acuan sebelum

menerapkan terapi musik di ruang Bougenville.

B. Tujuan

Mengetahui prosedur terapi musik dan relaksasi verbal yang tepat dalam

mengatasi kecemasan pasien kanker.

3

Page 4: Pembahasan Jurnal terapi musik terhadap pasien kemo

BAB II

RESUME JURNAL

A. Judul penelitian

Jurnal yang berjudul A randomized controlled trial of the effect of music

therapy and verbal relaxation on chemotherapy-induced anxiety diteliti oleh Mei-

Feng Lin, Ya-Ju Hsieh, Yu-Yun Hsu, Susan Fetzer and Mei-Chi Hsu.

B. Desain penelitian

Penelitian ini menggunakan desain uji a randomised controlled trial and

permuted block design (RCT), dilakukan untuk mengetahui pengaruh terapi musik

dan komunikasi verbal terhadap kecemasan yang dilihat pada indicator suhu tubuh,

denyut jantung (HR) serta tingkat kesadaran pasien kanker yang menerima

kemoterapi. Data dikumpulkan dari Januari-Desember tahun 2007.

C. Metode penelitian

Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 98 responden yang merupakan

pasien rawat jalan kemoterapi di klinik University medical centre Taiwan Selatan.

Responden diacak menjadi 3 kelompok yaitu kelompok terapi musik, kelompok

relaksasi verbal, dan kelompok kontrol. Kelompok terapi musik mendapatkan terapi

musik selama 1 jam dengan satu sesi musik, kelompok relaksasi verbal dipandu untuk

relaksasi verbal selama 30 menit, dan kelompok kontrol tidak dilakukan intervensi

apapun. Instrumen yang digunakan dalam penelitian adalah The Chinese State Trait

Anxiety-Inventory (CSTA-I), emotional visual analog scale (EVAS), dan 3 indikator

biobehavioural yaitu suhu tubuh, denyut jantung (HR), dan tingkat kesadaran yang

diukur selama dan setelah kemoterapi.

Responden dalam penelitian ini adalah pasien kemoterapi yang berumur

lebih dari 18 tahun, menjalani kemoterapi yang pertama atau kedua, memiliki

kemampuan mendengarkan melalui headphones, dan mampu mengisi kuisioner dan

ditulis.

4

Page 5: Pembahasan Jurnal terapi musik terhadap pasien kemo

D. Pengumpulan data

Data dikumpulkan dengan interval 5 menit. Behaviour state diukur dengan

Resting Behavioral State Scoring System (RBSS) yang dimodifikasi dari Behavioral

State Scoring System. RBSS melihat skala 3 dimensi yaitu ekspresi wajah, aktivitas

motorik, dan status bangun tidur yang dilihat setiap 10 menit oleh observer. Setiap

item dinilai dengan skala likert dari 1-3. Kecemasan diukur dengan menggunakan dua

instrumen yaitu The Chinese State Trait Anxiety-Inventory (CSTA-I) dan The

Emotional Visual Analog Scale (EVAS). CSTA-I terdiri dari 40 item kuisioner self-

report yang dinilai dengan 4 skala, EVAS terdiri dari 6 item untuk mengukur

kecemasan berdasarkan Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders

Fourth Edition, Text Revision (DSM-IV-TR) kriteria EVAS digunakan sebelum, saat

dan setelah kemoterapi.

E. Prosedur

Setelah mendapat persetujuan penelitian dari human subjects review board,

peneliti mengidentifikasi pasien yang mendapat kemoterapi sesuai kriteria inklusi

yang ditentukan. Pasien yang sesuai kriteria akan diberi inform concent. Kemudian

pasien mengisi pernyataan kesediaan menjadi responden. Setelah itu sampel sebanyak

98 responden diacak menjadi 3 kelompok dan dilakukan wawancara sebelum

kemoterapi yang terdiri dari tanda stress, riwayat penyakit keluarga, stressor terakhir

dalam hidup, dan jenis musik yang disukai. Saat pertama kali sampai di tempat

kemoterapi, seluruh responden mengisi C-STAI. Kemudian responden menuju

ruangan tertutup untuk dilakukan pengukuran EKG dan suhu tubuh. Pemberian obat-

obat seperti tropisetron hydrochloride, dexamethasone, diphenhydramine

hydrochloride dan metoclopramide hydrochloride dilakukan sebagai prosedur untuk

megurangi efek samping dari kemoterapi. Setelah melengkapi prosedur sebelum

kemoterapi, kecemasan pasien diukur dengan EVAS. Kemudian responden dilakukan

intervensi sesuai kelompok. Saat menjalani kemoterapi dan setelah kemoterapi

dilakukan pengukuran kecemasan dengan EVAS dan CSTA-I. Kemoterapi dilakukan

dalam ruang tertutup yang dilengkapi dengan CD player dan headphones, terapi

5

Page 6: Pembahasan Jurnal terapi musik terhadap pasien kemo

musik diberikan antara 55-70 db. Musik yang digunakan adalah songs of the pacific

(ambient moods-whale song) seperti suara gelombang laut, burung laut dan ikan paus.

Selama terapi diberikan, pasien tidak boleh ke luar dari ruangan (ke toilet / jalan-

jalan). Pasien yang pergi ke toilet, secara tidak langsung dianggap gugur.

F. Analisis Data

Denyut jantung (Hearth Rate) dan suhu disinkronisasi dengan waktu

pengamatan RBSS. Analisis varians (ANOVA) dibandingkan perbedaan kelompok

pada variabel kontinyu (misalnya, umur). Uji chi-kuadrat (x2) digunakan untuk data

kategorik (misalnya, pendidikan dan status perkawinan). Hasil dibandingkan antara

kelompok dengan menggunakan analisis kovarians (ANCOVA). Baseline C-STAI,

Evas, rst ve-menit rata-rata skor suhu dan HR yang dimasukkan sebagai kovariat

dalam analisis post chemotherapy C-STAI, Evas dan perubahan fisiologis masing-

masing.

G. Hasil

Selama menjalani terapi music dan relaksasi verbal, tidak terjadi perbedaan

yang signifikan pada kelompok terapi music dan kelompok relaksasi verbal untuk

indicator denyut jantung (HR) dan suhu tubuh terjadi peningkatan walau hanya

berbeda 1°C antara kelompok terapi music dan relaksasi verbal. Untuk indicator

tingkat kesadaran, terjadi sedikit perbedaan. Pada kelompok terapi music, ditemukan

27 pasien tertidur selama proses terapi, untuk kelompok terapi relaksasi verbal

sebanyak 22 pasien tertidur selama terapi, sedang untuk kelompok control sebanyak

25 pasien tertidur, dan hanya 24 pasien yang terjaga selama proses terapi. Pada

tingkat kecemasan terjadi penurunan yang besar pada kelompok terapi music

daripada kelompok relaksasi verbal.

Dari hasil tersebut didapatkan kesimpulan bahwa terapi musik memiliki

efek positif lebih besar pada kecemasan setelah kemoterapi dibandingkan dengan

relaksasi verbal dan kelompok kontrol.

6

Page 7: Pembahasan Jurnal terapi musik terhadap pasien kemo

BAB III

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Pencarian jurnal

Penelusuran jurnal dengan keyword: “music therapy” AND “anxiety

chemotherapy” dengan menggunakan Journal of Clinical Nursing. Dengan keyword

tersebut di dapatkan 22 jurnal, kemudian dipilih judul yang sesuai dengan yang

diharapkan.

B. Isi jurnal

Jurnal yang berjudul “A randomised controlled trial of the effect of music

therapy and verbal relaxation on chemotherapy-induced anxiety” dengan penulis

Mei-Feng Lin, Ya-Ju Hsieh, Yu-Yun Hsu, Susan Fetzer and Mei-Chi Hsu dan

dipublikasikan oleh Journal of Clinical Nursing, 20, 988–999, berisi tentang teknik

relaksasi untuk mengatasi kecemasan pada pasien yang akan dan sedang menjalani

program kemoterapi. Teknik relaksasi yang digunakan adalah music therapy dan

verbal relaxation. Dari hasil penelitian, didapatkan music therapy lebih efektif

menurunkan tingkat kecemasan pasien dibandingkan verbal relaxation.

C. Pembahasan

Masalah umum yang sering ditemukan pada pasien dengan penyakit terminal

dalam hal ini kanker adalah masalah kecemasan. Sebagian besar pasien yang di

diagnosis menderita penyakit kanker tingkat kecemasannya meningkat. Hal ini

dipengaruhi oleh berbagai factor, mulai dari perubahan penampilan sampai tanggapan

keluarga/tetangga terhadap dirinya. Oleh karena itu, saat ini banyak bermunculan

terapi-terapi non-farmakologis yang dikhususkan untuk menangani kecemasan pada

pasien kanker, diantaranya terapi music, akupuntur, guide imaginary, yoga, dan

sebagainya.

Pada penelitian ini terapi yang diambil adalah terapi music. Hal ini dikarenakan

music dapat menciptakan suasana yang menyenangkan juga mempengaruhi proses

kognitif. Musik yang terdiri dari kombinasi ritme, irama, harmonik dan melodi sejak

7

Page 8: Pembahasan Jurnal terapi musik terhadap pasien kemo

dahulu diyakini mempunyai pengaruh terhadap pengobatan orang sakit. Seiring

dengan perkembangan zaman ketertarikan para peneliti terhadap musik dan

bagaimana pengaruhnya terhadap kesehatan juga mengalami perkembangan (Hatem,

dkk., 2006 dalam Eka & Erwin, 2011). Menurut Campbell, proses mendengarkan

musik merupakan suatu bentuk komunikasi afektif dan memberikan pengalaman

emosional.

Music menghasilkan vibrasi dan harmoni. Vibrasi yang dihasilkan musik

mempengaruhi secara fisik, sedangkan harmoni yang dihasilkan mempengaruhi

secara psikis. Padahal fisik dan psikis memiliki hubungan yang timbal balik. Dengan

menggunakan musik keadaan fisik dan psikis seseorang dapat dipengaruhi. Jika

vibrasi dan harmoni musik yang digunakan tepat, pendengar akan merasa nyaman.

Jika pendengar merasa nyaman ia akan merasa tenang. Jika ia merasa tenang

metabolisme tubuhnya akan berfungsi maksimal. Jika metabolisme tubuhnya

berfungsi maksimal ia akan merasa lebih bugar, sistem pertahanan tubuhnya akan

bekerja lebih sempurna, dan kemampuan kreatifnya akan berkembang lebih baik

(Green & Hertin, 2004; Salampessy, 2004).

Pada jurnal “A Randomised Controlled Trial Of The Effect Of Music Therapy

And Verbal Relaxation On Chemotherapy-Induced Anxiety” terapi musik yang

digunakan adalah Songs of the Pacific seperti suara gelombang laut, burung laut dan

ikan paus. Pelaksanaan terapi ini dimulai saat pasien sampai di tempat kemoterapi,

seluruh pasien mengisi C-STAI. Kemudian pasien menuju ruangan tertutup untuk

dilakukan pengukuran EKG dan skin temperature tranducers. Pemberian Tropisetron

hydrochloride, dexamethasone, diphenhydramine hydrochloride and metoclopramide

hydrochloride dilakukan sebagai prosedure untuk megurangi efek samping dari

kemoterapi. Setelah melengkapi prosedur sebelum kemoterapi, kecemasan diukur

dengan EVAS. Kemudian pasien dilakukan intervensi sesuai kelompok. Saat

menjalani kemoterapi dan setelah kemoterapi dilakukan pengukuran kecemasan

dengan EVAS dan CSTA-I. Kemoterapi dilakukan dalam ruang tertutup yang

8

Page 9: Pembahasan Jurnal terapi musik terhadap pasien kemo

dilengkapi dengan CD player dan headphones, terapi musik diberikan antara 55-70

db.

Pada penelitian ini, jenis music tidak disesuaikan dengan music kesukaan pasien

melainkan music yang ditetapkan oleh peneliti yang memungkinkan terjadiya

peningkatan kecemasan dan sebagainya. Oleh sebab itu, untuk meminimalisir

kejadian yang tidak diharapkan peneliti memilih jenis music yang lembut. Music

yang lembut dapat melambatkan pernafasan sehingga terjadi relaksasi, control

emosional dan metabolism (Halim,2002 dalam Hariati,2010).

Penelitian yang dilakukan oleh Suhartini (2008) yang berjudul “Effectiveness Of

Music Therapy Toward Reducing Patient’s Anxiety In Intensive Care Unit”,

menyediakan beberapa jenis music yang familiar di telinga responden untuk

digunakan dalam terapinya. Musik yang dipilih dan disukai oleh responden memiliki

dampak besar dalam membantu pasien untuk bersantai. Untuk alasan itu,

menghormati pilihan dan rasa setiap orang sangat penting untuk mengoptimalkan

efek terapi. Karena bagaimanapun harus diingat bahwa tidak setiap pasien

menganggap mendengarkan musik merupakan aktivitas yang bisa membuat

santai. Beberapa pasien bahkan tidak menyukai musik sama sekali. Menurut teori jika

harmoni musik setara dengan irama internal tubuh, maka musik akan memberikan

kesan yang menyenangkan, sebaliknya jika harmoni musik tidak setara dengan irama

internal tubuh, maka musik akan memberikan kesan yang kurang menyenangkan

(Mok&Wong,2003).

Peningkatan komunikasi perawat dengan pasien selama waktu perawatan untuk

mendapatkan informasi yang akurat mengenai preferensi music mereka sangat

penting jika perawat berpusat pada kualitas perawatan pasien.

D. Kelebihan dan Kekurangan jurnal

1. Kelebihan jurnal

Dalam jurnal ini, teknik relaksasi yang diterapkan tidak hanya satu tetapi

dua terapi yakni terapi music dan terapi relaksasi verbal. Sehingga

9

Page 10: Pembahasan Jurnal terapi musik terhadap pasien kemo

pembaca dapat mengetahui dan membandingkan sendiri terapi yang pas

diterapkan ketika mereka mengalami kecemasan.

Teknis pelaksanaan terapi yakni responden di masukkan ke dalam 1 ruang

kemudian di perdengarkan lagu/music melalui headphone. Mendengarkan

musik dengan headphone dapat menutupi suara di sekitarnya, dan

membantu responden untuk bersantai dan dapat mengalihkan perhatian

mereka jauh dari peristiwa yang membuat stres. 

2. Kekurangan jurnal

Responden dalam penelitian tidak diberikan pilihan music/lagu yang

sesuai dengan kesukaan mereka. Padahal musik kesukaan dapat membantu

responden memperoleh tingkat kenyamanan serta rasa tenang dan bernostalgia

ke situasi yang menyenangkan yang selanjutnya membantu mereka untuk

menghibur diri mereka sendiri. Selain itu, prosedur/penatalaksaan dari terapi

relaksasi verbal tidak dicantumkan secara lebih rinci.

10

Page 11: Pembahasan Jurnal terapi musik terhadap pasien kemo

BAB IV

IMPLIKASI KEPERAWATAN

Penerapan terapi relaksasi music dan relaksasi verbal di ruang perawatan

onkologi merupakan sebuah inovasi dalam hal pemberian intevensi terhadap

kecemasan pasien terutama kecemasan pre kemoterapi. Ruang kemoterapy di

Bougenville yang sudah di pisah dengan ruang perawatan pasien, memudahkan

perawat dalam menerapkan teknik relaksasi ini. Selain penerapan, alat yang

dibutuhkanpun tidak banyak. Sehingga terapi ini bisa menjadi pilihan perawat ketika

menghadapi pasien dengan masalah kecemasan. Dalam penerapannya nanti, perawat

juga akan terlatih dalam pemberian komunikasi terapeutik kepada pasien.

11

Page 12: Pembahasan Jurnal terapi musik terhadap pasien kemo

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Terapi music dan relaksasi verbal sama-sama memberikan efek positif

terhadap penurunan kecemasan pasien dengan program kemoterapy dan tidak

memberikan efek negative kepada pasien sehingga dapat menjadi pilihan

alternative dalam mengatasi kecemasan.

B. Saran

Bagi perawat, terapi ini dapat diterapkan dalam pelaksanaan asuhan

keperawatan mandiri sehingga dapat menambah ketrampilan perawat dalam

menangani kecemasan pasien.

12

Page 13: Pembahasan Jurnal terapi musik terhadap pasien kemo

DAFTAR PUSTAKA

Brown,Z.K & Karl,K. B. 2011. 100 Questions & Answers About Breast Cancer, Third Edition. Terjemahan : Shantyana. Jakarta : PT.Indeks.

Eka, Erwin. 2011. Mengenal terapi musik. Terdapat dalam: http://terapimusik.com /terapi_musik.htm. Diakses: 8 November 2012.

Green, C.W. & Hertin, S. 2004. Terapi alternatif. Jakarta: Spirita.

Hariati, S. 2010. Efektivitas Terapi Music Terhadap Peningkatan Berat Badan Dan Suhu Tubuh Bayi Premature Di Makasar. Tesis. Jakarta : FK Universitas Indonesia.

Kompas. 2011. Kanker kini menjadi penyebab kematian utama di seluruh dunia. Didapat dari URL: http://koranbaru.com/kanker-kini-menjadi-penyebab-kematian-utama-di-seluruh-dunia/

Lin M. F, dkk. 2010. A randomised controlled trial of the effect of music therapy and verbal relaxation on chemotherapy-induced anxiety. Journal of Clinical Nursing, 20, 988–999.

Mok E & Wong KY (2003) Effects of music on patient anxiety. Association of perioperative Registered Nurses Journal 77, 396–397, 401–406, 409–410.

Salampessy, Wim. 2004. Terapi dengan Musik. Batam: Interaksara.

Suhartini. 2008. Effectiveness Of Music Therapy Toward Reducing Patient’s Anxiety In Intensive Care Unit. Media Ners. Volume 2, Nomor 1, Mei 2008, hlm 1-44

13

Page 14: Pembahasan Jurnal terapi musik terhadap pasien kemo

Penelitian yang dilakukan oleh Hadjam (2000) terhadap pasien kanker

menemukan bahwa pasien yang mengalami kanker menunjukkan stres dan

depresi yang ditunjukkan dengan perasaan sedih, putus asa, pesimis, merasa

14

Page 15: Pembahasan Jurnal terapi musik terhadap pasien kemo

diri gagal, tidak puas dalam hidup, merasa lebih buruk dibandingkan dengan

orang lain, penilaian rendah terhadap tubuhnya, dan merasa tidak berdaya.

Respon kecemasan merupakan pengalaman dari lahir sampai mati oleh setiap orang

yang meliputi ancaman tubuh, persepsi diri dan hubungan sosial (Stuart dan Sundeen,

1998). Reaksi kecemasan pada seorang penderita kanker payudara sering muncul

tidak saja sewaktu penderita diberitahu mengenai penyakitnya, tetapi juga sebelum

dan setelah menjalani operasi. Kegiatan operasi bagi kebanyakan pasien merupakan

suatu beban yang menakutkan untuk dijalani. Hal ini disebabkan karena pasien telah

membayangkan risiko sakit yang akan dialami yang dapat mengganggu ketenangan

dirinya serta risiko setelah operasi nanti. Sehingga membuat mereka cemas dan

enggan menjalani proses operasi serta lebih memilih tindakan lain selain operasi.

Kita semua memiliki musik favorit dan terpukau akan efek yang ditimbulkannya.

Beberapa jenis musik dan efek yang ditimbulkannya antara lain: lagu-lagu

Gregorian, menggunakan ritme pernapasan alamiah untuk menciptakan perasaan

lapang dan santai; Jazz, blues, Dixieland, soul, calypso, reggae dan jenis musik

dansa lain memberi ilham yang membawa pada kecerdasan sekaligus melepaskan

rasa gembira maupun sedih yang mendalam; musik rock dari Elvis Presley, Rolling

Stone, dan Michael Jakcson dapat menggugah nafsu, merangsang gerakan aktif,

melepas ketegangan dan menutupi rasa sakit; musik klasik memiliki kejernihan

keanggunan dan kebeningan, musik ini mampu memperbaiki konsentrasi, ingatan,

dan persepsi; musik romantik menekankan ekspresi dan perasaan, seringkali

memunculkan tema–tema individualisme, nasionalisme, atau mistisme, musik

semacam ini paling baik digunakan untuk meningkatkan simpati, rasa sependeritaan,

dan kasih saying; musik heavy, metal, punk, rap, hip hop, dan grunge dapat

menggugah system saraf, menjurus pada prilaku dinamis maupun pengungkapan

diri.14

Pada dasarnya semua jenis musik sebenarnya dapat digunakan dalam usaha

menurunkan kecemasan anak. Seringkali dianjurkan memilih musik relaksasi dengan

15

Page 16: Pembahasan Jurnal terapi musik terhadap pasien kemo

tempo sekitar 60 ketukan/menit, sehingga didapatkan keadaan istirahat yang optimal.

Musik klasik sering menjadi acuan karena berirama tenang dan mengalun lembut.

Pemilihan musik klasik lebih didasarkan pada keyakinan banyak ahli bahwa irama

dan tempo kebanyakan musik klasik mengikuti kecepatan detak jantung manusia

yaitu sekitar 60 detak/menit.12,16

16