pemanfaatan whatsapp messenger info dalam...
TRANSCRIPT
i
PEMANFAATAN WHATSAPP MESSENGER INFO DALAM PEMBERIAN INFORMASI DAN PENINGKATAN KINERJA PADA
SUB BAGIAN PROGRAM PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN
THE UTILIZATION OF WHATSAPP MESSENGER INFO IN GIVING INFORMATION AND INCREASING PERFORMANCE ON PROGRAM
SUB-DIVISION GROUP OF SOUTH SULAWESI PROVINCE GOVERMENT
ANDI MILADIYAH
P1400215316
PROGRAM PASCASARJANA ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR 2017
ii
PEMANFAATAN WHATSAPP MESSENGER INFO DALAM PEMBERIAN INFORMASI DAN PENINGKATAN KINERJA PADA
SUB BAGIAN PROGRAM PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN
Tesis
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar magister
Program Studi
Ilmu Komunikasi
Disusun dan diajukan oleh
ANDI MILADIYAH
Kepada
PROGRAM PASCASARJANA ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR
2017
v
ABSTRAK
ANDI MILADIYAH, Pemanfaatan WhatsApp Messenger Info Dalam Pemberian Informasi dan Peningkatan Kinerja Pada Sub Bagian Program Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan (dibimbing oleh Alimuddin Unde dan Iqbal Sultan)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemanfaatan WhatsApp sebgai media alternatif dalam pemberian informasi dan peningkatan kinerja pada kelompok Sub Bagian Program Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan dan mengkaji isi pesan yang diperoleh dengan penerapan WhatsApp Messenger Info serta mengkaji pemanfaatan penerapan WhatsApp dalam pemberian informasi dan peningkatan kinerja pada Sub Bagian Program Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan.
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Data diperoleh melalui observasi, studi pustaka, dan hasil wawancara terhadap tujuh orang informan yang ditentukan dengan teknik penyampelan acak purposive.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemanfaatan program WhatsApp Messenger Info sangat efektif dengan dukungan fitur-fiturnya dibanding dengan aplikasi pesan instan lainnya. Kecepatan pesan tanpa waktu lama hingga tertunda, mampu beroperasi dalam kondisi sinyal lemah, kapasitas pengiriman data teks, suara, foto dan video yang besar, tanpa gangguan iklan berikut sifat penyebarannya membuat WhatsApp Messenger Info sebagai salah satu media alternatif bagi kelompok Sub Bagian program dalam memberikan informasi dan meningkatkan kinerja Aparatur Sipil Negara terutama ASN yang tergabung dalam Group WhatsApp Sub Bagian Program. Pengaturan atau penerapan isi pesan WhatsApp messenger info dalam pemberian informasi dan peningkatan kinerja dalam kelompok Sub Bagian program berupa kontrol diri masing masing anggota dan lebih arif dan bijak serta bertanggung jawab menggunakan media WhatsApp. Berbagai informasi yang di share dalam grup WhatsApp Sub Bagian Program Pemerintah Provinsi Sulawesi begitu mudah didapatkan karena di grup WhatsApp Messenger Info banyak sekali informasi yang dishare dan uptodate berupa informasi yang sifatnya formal yang relevan dan terkait dengan tugas, pokok dan fungsi pekerjaan Sub Bagian Program seperti data, laporan, agenda rapat, aturan regulasi, program kegiatan dan anggaran yang digunakan.
Kata Kunci : Media WhatsApp, Sub Bagian Program, Informasi, Kinerja
vi
vii
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur senantiasa kita panjatkan atas kehadirat Allah Subhana Wata’ala
dengan rahmat dan hidayah-Nya telah menuntun penulis dalam menelusuri perjalanan hidup
mencari sumber sumber pengetahuan yang tidak akan pernah lepas dari suka dan duka.
Seperti dua sisi mata uang satu sama lain tidak dapat dipisahkan, maka begitu pula suka
duka senantiasa ada dalam proses pembelajaran sampai akhir selesai pembuatan tesis ini
yang berjudul “Pemanfaatan WhatsApp Messenger Info dalam Pemberian Informasi dan
Peningkatan Kinerja Pada Sub Bagian Program Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan”
Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar besarnya kepada Bapak
Prof. Dr. H. Andi Alimuddin Unde, M.Si selaku pembimbing I dan Bapak Dr. H.M.
Iqbal Sultan, M.Si selaku pembimbing II yang telah meluangkan waktunya untuk
memberikan arahan, bimbingan, dukungan dan bantuan kepada penulis selama
proses bimbingan berlangsung hingga tesis dapat selesai.
Penghargaan, rasa hormat dan terima kasih penulis sampaikan kepada
Bapak Dr. H. Muh. Nadjib, M.Ed. M. Lib, Bapak Dr. H. Das’ad Latif, S.Sos, S.Ag,
M.Si dan Bapak Dr. H. Muammad Farid, M.Si selaku tim penguji, yang senantiasa
memberikan arahan, koreksi dan saran dalam penyempurnaan tesis ini.
Selain itu penulis juga ingin mengucapkan terima kasih dan penghargaan
yang setinggi tingginya atas bantuan dan doanya kepada :
1. Gubernur Sulawesi Selatan Bapak Dr. H. Syahrul Yasin Limpo, SH, M.Si, MH,
yang telah berkenan memberi tugas belajar hingga penulis dapat menempuh
pendidikan magister
viii
2. Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah provinsi Sulawesi Selatan
Bapak Drs.Muhammad Firda, M.Si yang telah mendorong dan memotivasi
penulis untuk mengikuti pendidikan magister di Universitas Hasanuddin.
3. Kepala Sub Bagian program BKD Pemprov Sulsel Bapak Sumarlin ST.SE.,
Kepala Sub Bagian Program BPKD Pemprov Sulsel Ibu Octria Ramdahayana,
SE. M.Si., Kepala Sub Bagian Program BAPPEDA Pemprov Sulsel Bapak Muh.
Makbul Anshari A, Kepala Sub Bagian Program Biro Pembangunan ibu Ir. Andi
Hapsa, MT. Kepala Sub Bidang Perencanaan Anggaran Daerah I Bapak Drs.
Muchammad Agus, Kepala Seksi Tata Usaha Bro Asset Bapak Bima Wira
Wobowo S.STP., Kepala Evaluasi Pembangunan Daerah BAPPEDA Bapak Andi
Irham Sakti, S.STP, M.P,. yang telah meluangkan waktunya selaku nara sumber
membantu penulis dalam merampungkan tulisan ini.
4. Secara khusus penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih dan curahan doa
teruntuk orangtuaku tersayang Almarhum Drs. Andi Nasaruddin AR. dan
Almarhumah Hj. Andi Nurmi. M. Yang semasa hidup mereka tak henti hentinya
memberikan kasih sayang dan memanjatkan doa terbaik kepada penulis dan
menjadi inspirasi dan motivasi penulis untuk terus menimba ilmu pengetahuan.
Rasa rindu selalu ada di hati penulis unruk mereke berdua.
5. Ucapan terima kasih secara khusus dan dari hati yang paling dalam buat Andi
Indra Wahyudi ayah dari anak anakku. Dan anak anakku tersayang Andi
Muhammada Fauzan, Andi Nurul Mazidah, Andi Nurul Mazaya, Andi Aisyah
Khaeriah dan Andi Zahra Humairah atas segala dukungan, doa serta kesabaran
ix
dan pengertian mereka hingga selesainya tesis ini. Pencapaian ini penulis
dedikasikan untuk kalian dan orang tuaku penulis.
6. Ucapan terima kasih kepada ibu mertua Hj. Andi Intang atas bantuan dan doanya
serta keluaraga besar Hj. A. Irma Kusuma, S. Sos, keluarga A. Isma S.Sos. M.Si
dan keluarga Hj. A. Arsawati Arsyad atas bantuan dan doanya hingga penulis
memperoleh gelar magister.
7. Seluruh dosen komunikasi Pasca sarjana Universitas Hasanuddin atas segala
ilmu yang telah diberikan kepada penulis
8. Kepada segenap staf akademik Pasca sarjana Fisip yang telah banyak
membantu dari proses kuliahan hingga rampungnya proses penelitian.
9. Keluarga Besar Korps Pencinta Alam Universitas Hasanuddin tempat dimana
saya belajar survive menghadapi segala hambatan dan rintangan.
10. Teman- teman Kelas Kominfo dan Kelas Reguler mahasiswa komunikasi
pascasarjana Universitas Hasanuddin angkatan 2015 atas dukungan dan
kebersamaannya
Penulis sepenuhnya menyadari bahwa apa yang dibahas dalam tesis ini
masih jauh dari kesempurnaan dan dalam penulisan ini tidak luput dari berbagai
kesulitan dan hambatan mulai dari persiapan hingga selesainya dalam bentuk
laporan penelitian.
Oleh karena itu saran dan kritik dari semua p[ihak yang sifatnya kondtruktif
diharapkan demi penyempurnaan selanjutnya. Akhirnya hanya kepada Allah
Subhana Wata’ala kita kembalikan semua urusan dan semoga tesis ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak. Khususnya bagi penulis dan para pembaca pada
x
umumnya. Semoga Allah Subhana Watya’ala senantiasa meridhoi setiap langkah
dan iktiar kita, amin.
Makassar , November 2017
ANDI MILADIYAH
xi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL ....................................................................... i
HALAMAN PENGAJUAN ................................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................. iii
PERNYATAAN KEASLIAN TESIS ................................................. iv
ABSTRAK ....................................................................................... v
ABSTRACT........................................................................................ vi
KATA PENGANTAR ....................................................................... vii
DAFTAR ISI .................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ......................................................................... xiii
DAFTAR TABEL ............................................................................ xiv
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................... 9
C. Tujuan Penelitian ....................................................... 10
D. Kegunaan Penelitian ................................................. 10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Konsep .......................................................... 11
1. Tindakan Komunikasi .......................................... 11
2. Komunikasi Organisasi ....................................... 17
3. Informasi ............................................................ 22
4. Kinerja ................................................................ 27
7. WhatsApp Messenger ......................................... 32
xii
B. Landasan Teori ......................................................... 42
1. Teori New Media ................................................. 42
2. Teori Informasi Organisasi .................................... 52
3. Teori Jaringan ..................................................... 60
5. Teori Kinerja ....................................................... 66
C. Hasil Penelitian yang Relevan .................................. 70
D. Kerangka Pikir .......................................................... 75
E. Definisi Konseptual ................................................... 76
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tipe Penelitian ........................................................... 90
B. Waktu dan Lokasi Penelitian ...................................... 91
C. Informan Penelitian ..................................................... 92
D. Teknik Pengumpulan Data ....................................... 94
E. Metode Pengumpulan Data.......................................... 94
F. Teknik Analisis Data ................................................. 96
F. Jadwal Penelitian ...................................................... 99
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A . Hasil Penelitian......................................................... 100
1. Gambaran Umum Provinsi Sulawesi Selatan
Sebagai Lokasi Penelitian ................................. 100
2. Hasil penelitian ..................................................... 106
B. Pembahasan ............................................................ 143
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................. 153
B. Saran .......................................................................... 154
xiii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1 Pengguna Internet Di Indonesia ................................. 3
Gambar 2 Prinsip Komunikasi Dalam Model .............................. 12
Gambar 3 Ikon Emoji .................................................................. 39
Gambar 4 Kerangka Berpikir ..................................................... 75
Gambar 5 Candaan Yang Bukan Menjadi Informasi Informal...... 129
xiv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1 Definisi Komunikasi Organisas Menurut Goldhaber ... 19
Tabel 2 . Perbedaan Media Lama Dan Media Baru .................... 43
Tabel 3 Informan Penelitian ..................................................... .. 93
Tabel 4 Jadwal Penelitian .......................................................... 99
Tabel 5 Luas Daerah Serta Pembagian Daerah Administrasi
Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Selatan ...... 101
Tabel 6 Jumlah Penduduk Provinsi Sulawesi Selatan Tahun
2015 ............................................................................... 102
Tabel 7 Alasan Menggunakan Whats App......................... ......... 111
Tabel 8 Media Sosial yang Lain Digunakan .............................. ... 112
Tabel 9 Alasan Bergabung Di Grup Info Sub Bagian Pemprov
Sulsel .............................................................................. 128
Tabel 10 Efek Positif Media What App Pada Grup Info Sub
Bagian Pemprov SulSel................................. .................. 132
Tabel 11 Kategorisasi Hasil Wawancara Manfaat Penggunaan
Whats App Messenger Grup Sub Bagian Pemprov
Sulsel..................................................... .......................... 136
Tabel 12 Kategorisasi Hasil Wawancara Kelebihan
Penggunaan Whats App Messenger Grup Info Sub
Bagian Program Pemprov Sulsel ................. ................. 136
Tabel 13 Kategorisasi Hasil Wawancara Kelemahan
Penggunaan Whats App Messenger Grup Info Sub
Bagian Program Pemprov ulsel................................. ...... 136
Tabel 14 Efek Negatif Whats App Grup Info Sub Bagian
Program .......................................................................... 137
Tabel 15 Kinerja Aparatur Sipil Negara Dalam Grup Info Sub
Bagian Program Pemprov Sulsel .................................... 141
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Pedoman Wawancara ................................................ 161
Lampiran 2 Dokumentasi Penelitian................................................ 164
Lampiran 3 Hasil Wawan cara........................................................ 169
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi berkembang dengan
sangat pesat. Kemajuan tersebut memiliki pengaruh yang luar biasa pada
berbagai bidang kehidupan manusia. Tanpa disadari, teknologi informasi
dan komunikasi ternyata telah berperan dalam masyarakat, membantu
kelancaran kegiatan manusia di berbagai bidang. Pencarian kebutuhan
informasi melalui keterlibatan dalam mekanisme proses komunikasi,
dilakukan manusia sebagai usaha untuk semakin meningkatkan,
memperbaiki dan memperbarui taraf hidupnya seiring perkembangan
peradaban semakin maju. Kebutuhan dan keinginan selalu beriringan
dengan informasi tersebut, berevolusi menimbulkan suatu pemikiran yang
terintegrasi pada konvergensi teknologi komunikas global.
Perkembangan teknologi informasi komunikasi ikut memengaruhi
cara manusia berkomunikasi. Komunikasi tradisional tatap muka langsung
secara fisik lambat laun tergantikan lewat perantara peralatan komunikasi.
Pesawat telepon yang dulunya statis mengandalkan jaringan kabel kini
mampu dibawa kemana-mana memanfaatkan sistem sinyal telepon
selular. Bahkan, komunikasi lewat telepon selular berupa pesan suara dan
pesan tulisan singkat atau short message service, kini bisa bertukar pesan
tidak hanya teks, tetapi berupa gambar hingga video. Pemasangan basis
komputer serta internet dalam telepon selular makin memudahkan
2
penggunanya untuk mengumpulkan informasi dengan berselancar di
dunia maya atau mengakses social media dan memudahkan
penggunanya untuk berkomunikasi. Telepon selular ini dikenal dengan
telepon pintar atau smartphone.
Indonesia sebagai negara berkembang juga mengalami
pertumbuhan di bidang teknologi informasi komunikasi. Hal ini ditunjukkan
hasil survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia bekerjasama
Pusat Kajian Komunikasi Universitas Indonesia selama 10 tahun. Survei
diawali tahun 2005, pengguna internet hanya 16 juta jiwa atau 7,8 % dari
206,3 juta jiwa penduduk, menjadi 42 juta pengguna dari 232,1 juta
penduduk di tahun 2010. Angka ini makin melonjak di tahun 2014,
penetrasi pengguna internet hingga 34,9 % atau 88,1 juta jiwa dari 252,4
juta jiwa penduduk di Indonesia. Dan pada tahun 2016 pengguna internet
di indonesia mencapai setengah dari pendudduk Indonesia yaitu 132, 7
juta jiwa. Adapun total penduduk Indonesia pada tahun 2016 sebanyak
256,2 juta jiwa.
Perkembangan teknologi informasi komunikasi memicu
bermunculannya jejaring sosial yang membuat manusia terus terhubung
satu sama lain dimanapun dan kapanpun. Sehingga pesan yang dulunya
harus lewat komputer, kini menjadi mobile messaging atau bisa dilakukan
hanya menggunakan telepon pintar dengan kemampuan akses
dimanapun kita berada. Hal ini dikemukakan Rogers (1998) bahwa
teknologi informasi merupakan perangkat keras bersifat organisatoris dan
3
meneruskan nilai-nilai sosial dengan siapa individu atau khalayak
mengumpulkan, memproses dan saling mempertukarkan informasi
dengan individu atau khalayak lain. Kemudian oleh William dan Sawyer
dalam Kadir dan Triwahyuni (2014) bahwa teknologi informasi adalah
hasil dari pemanfaatan teknologi yang membantu manusia dalam
membuat, menyimpan atau menyebarkan satu informasi.
Peralihan cara komunikasi ini dijelaskan dari hasil penelitian
Asosiasi Jasa Penyelenggaraan Internet Indonesia bersama Pusat Kajian
Komunikasi Indonesia di katalog dalam terbitan Profil Pengguna Internet
Indonesia 2014. Pengguna internet mencapai 88,1 juta jiwa dari 252,4 juta
jiwa penduduk Indonesia. Namun menurut hasil survey yang dilakukan
oleh APJII pada tahun 2016 mengungkap bahwa lebih dari setengah
penduduk Indonesia kini telah terhubung ke internet hal ini
mengindikasikan kenaikan 51,8 % dibandingkan jumlah pengguna internet
pada tahun 2014 lalu.
Gambar 1. Pengguna Internet di Indonesia. APJII-PUSKAKOM UI 2016
4
Pengguna internet di Indonesia berdasarkan pekerjaan dari hasil
penelitian APJII-PUSKAKOM UI 2016, bahwa yang terbanyak adalah
yang berprofesi sebagai pekerja atau wiraswasta sebesar 82,2 juta jiwa
atau sekitar 62 %, kemudian urutan kedua pengguna internet adalah yang
berprofesi sebagai ibu rumah tangga (IRT) sekitar 22 Juta jiwa atau 16,6
%. Selanjutnya mahasiswa sekitar 10,3 juta jiwa atau 7,8%, pelajar 8, 3
juta jiwa atau sekitar 6,3 % dan lain-lain sekitar 0,6 % atau 796 ribu juta
jiwa.
Untuk akses internet berdasarkan jenis perangkat yang digunakan
paling banyak menggunakan perangkat mobile (smartphone) sebesar 63,1
juta jiwa atau sekitar 47,6 % dan komputer dan mobile sebesar 50, 7 %
atau 67,2 juta jiwa dan komputer sebesar 2,2 juta jiwa atau 1,7 %. Survei
ini juga menemukan pemanfaatan internet yang tinggi untuk jejaring sosial
yakni 87,4 % disusul mencari info atau browsing 68,7 % lalu pesan singkat
atau instan messaging 59,9 %, dan mencari berita terkini 59,7 %.
Selanjutnya pemanfaatan internet untuk video streaming yang diunduh
dan diunggah 27,3 %, berkomunikasi menggunakan E-mail atau surat
elektronik 25,4 %, jual beli online 11,0 %, game online dan video call 10,1
%, forum online/komunitas online 4,3 %.
Bagian dari media sosial adalah perangkat lunak aplikasi pesan
instan. Aplikasi ini yang paling dekat dengan manusia dan sering
digunakan, karena menekankan pada interaksi dua arah dengan
hubungan pribadi lebih aman dan isi aktivitas tidak dapat diakses banyak
5
orang. Aplikasi pesan instan juga dapat menggantikan fungsi pesan
singkat dengan tarif lebih murah dan fasilitas yang lebih lengkap. Hunter
dalam Nasrullah (2015) bahwa kehadiran media baru (new media/cyber
media) menjadikan informasi sebagai sesuatu yang mudah dicari dan
terbuka.
Perubahan pola komunikasi akibat berkembangnya new media
memang tak begitu disadari langsung masyarakat. Namun dari esensi dan
nilai komunikasi amat terasa, sebab terkadang seseorang lebih sering
berkomunikasi di dunia maya ketimbang berkomunikasi di dunia nyata.
Salah satu aplikasi pesan instan yang populer digunakan di dunia yakni
WhatsApp Messenger. WhatsApp Messenger didirikan tahun 2009 oleh
Jan Koum dan Brian Acton, jebolan industri teknologi informasi komunikasi
Yahoo. Bahkan Jan Koum mengumumkan pengguna aktif WhatsApp
Messenger sudah mencapai 1 milyar di dunia melalui Google Play Store di
Android pada Maret tahun 2015 seperti yang dilansir Kompas.com.
Sementara faktor tingginya angka pengguna WhatsApp Messenger di
Indonesia karena masyarakatnya suka berbincang-bincang atau chatting
dibanding negara-negara lain. Faktor lainnya sebab untuk bertukar pesan
menggunakan WhatsApp Messenger tidak perlu membayar biaya short
message service eatau pesan singkat.
Hasil survei Global Web Index pada tahun 2016 menjelaskan
bahwa setengah dari pengguna YouTobe menggunakan WhatsApp
messenger. Survey ini juga menyebutkan bahwa frekuensi pengguna
6
media sosial tertinggi pada tahun 2016 adalah Whats App sebesar 60 %
kemudian diikuti oleh facebook sekitar 54 % . Berdasarkan hasil survei ini
juga menjelaskan bahwa para pengguna Facebook dalam berbagi foto
pun lebih banyak menggunakan WhatsApp messenger dibanding
Facebook itu sendiri. Sekitar 75 % facebooker berbagi foto lewat Whats
App sementara lewat Facebook sekitar 49 % saja.
Pengguna pesan instan ini adalah semua usia, jenis kelamin,
individu maupun kelompok. Media komunikasi dalam jaringan pada
kelompok menjadi fenomena di berbagai komunitas seiring perkembangan
teknologi komunikasi yang semakin canggih. Media komunikasi dalam
jaringan menjadi bentuk media baru sejak kemunculan internet dan
berpotensi mengubah pola komunikasi dalam kelompok. Interaksi
termediasi media baru secara otomatis tidak mengharuskan pertemuan
secara fisik untuk menyebarkan sebuah informasi atau sekadar berbagi
pengalaman dan menjalin hubungan silaturahim.
Teknologi informasi komunikasi dalam hal ini teknologi media
merupakan salah satu yang sangat efektif untuk digunakan dalam
meyampaikan informasi antar instansi pemerintah dan juga menghemat
biaya operasional karena dilakukan secara on line dibandingkan secara
tertulis atau melalui pertemuan tatap muka. Tugas para pegawai untuk
memenuhi kebutuhan informasi dan meningkatkan kinerja makin lebih
mudah. Koordinasi kegiatan dalam sebuah instansi pemerintah biasanya
melalui rapat koordinasi akan dirasa lebih mudah dan cepat jika
7
menggunakan media sebagai perantara untuk saling berhubungan atau
berkomunikasi. Sebagaimana yang dikemukakan oleh McQuail (2011)
bahwa teori new media memiliki ciri utama yaitu adanya saling
keterhubungan, aksesnya terhadap khalayak individu sebagai penerima
maupun pengirim pesan, interaktivitasnya, kegunaannya yang beragam
sebagai karakter yang terbuka, dan sifatnya yang ada dimana-mana.
SKPD sebagai lembaga pemerintahan yang dibentuk dan diatur
oleh undang-undang dan peraturan pemerintah, lembaga tersebut harus
bekerja lebih cepat, akurat, transparan dan akuntabel. Untuk itu lembaga
ini membutuhkan informasi yang cepat, akurat, transparan dan akuntabel
baik formal maupun non formal. Oleh karena itu perkembangan teknologi
informasi komunikasi berupa media sosial harus dimanfaatkan sebaik
mungkin dengan penuh tanggungjawab
Penelitian mengenai pemanfaatan media WhatsApp sebagai media
komunikasi dan penyeberan informasi sudah ada beberapa yang meneliti
sebelumnnya diantaranya adalah Alwy Fauzy (2016), berjudul
“Pemanfaatan Program WhatsApp messenger info dalam peliputan berita di
kalangan kelompok wartawan kota makassar yang menyatakan Program
WhatsApp Messenger ternyata memberi dampak positif dan negatif
terhadap tugas-tugas liputan yang dilakukan wartawan di lapangan. Selain
itu perilaku komunikasi antar wartawan dalam melaksanakan liputan tidak
lagi satu arah, tapi juga berlangsung dua arah sehingga makin interaktif.
8
Adapun yang membedakan penelitian yang penulis lakukan dengan
penelitian sebelumnya adalah dari pemilihan lokasi penelitian, subjek
penelitian dan fokus permasalahan yang penulis teliti. Fokus penelitian
menitikberatkan pada pemanfaatan WhatsApp messenger info sebagai
media alternatif dalam memberikan informasi dan meningkatjan kinerja
kelompok Sub Bagian Program Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan serta
mengkaji pengaturan atau penerapan isi pesan WhatsApp Provinsi
Sulawesi Selatan dalam pemberian informasi dan peningkatan kinerja
dalam kelompok Sub Bagian program Pemerintah Provinsi Sulawesi
Selatan.
Salah satu kelompok pengguna pesan instan yang tergabung
dalam kelompok Aparatur Sipil Negara Sub Bagian Program dari
berbagai SKPD yang ada di Provinsi Sulawesi Selatan beberapa tahun
terakhir telah memanfaatkan fasilitas media WhatsApp sebagai sarana
untuk komunikasi dan memberikan informasi serta meningkatkan
hubungan dan silaturrahim antara sesama lembaga pemerintahan di
propinsi Sulawesi Selatan terutama saat terhalang secara fisik untuk
bertemu mereka menggunakan media Whats App karena dirasa
sedrehana, mudah dan murah serta pesan yang disampaikan cepat dan
juga mampu mengirim gambar, voice, video serta fasilitas file sharing
lainnya sehingga kegiatan surat menyurat yang dulunya dilakukan para
ASN secara konvensional kini dapat dilakukan melalui media WhatsApp.
Pembentukan kelompok pengguna media WhatsApp ini juga
9
dilatarbelakangi untuk mencapai tujuan bersama yakni saling bertukar
informasi untuk merperkaya informasi dan wawasan dan meningkatkan
kinerja mereka melalui media komunikasi WhatsApp.
Berdasarkan fenomena tersebut , maka penulis ingin mengkaji lebih
dalam tentang “Pemanfaatan WhatsApp Messenger Info Dalam
Pemberian Informasi dan Peningkatan Kinerja Pada Sub Bagian
Program Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dibahas maka disimpulkan
bahwa rumusan masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah WhatsApp Messenger info menjadi pilihan media alternatif dalam
pemberian informasi dan peningkatan kinerja pada kelompok Sub Bagian
Program Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan
2. Bagaimana pengaturan atau penerapan isi pesan WhatsApp Messenger
Info dalam pemberian informasi dan peningkatan kinerja pada kelompok
Sub Bagian Program Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan
3. Bagaimana pemanfaatan WhatsApp Messenger info dalam pemberian
informsi dan peningkatan kinerja pada kelompok Sub Bagian Program
Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan.
10
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini
adalah :
1. Untuk mengetahuai pemanfaatan WhatsApp sebagai media alternatif
dalam pemberian informasi dan peningkatan kinerja pada kelompok
Sub Bagian Program Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan
2. Untuk mengkaji isi pesan yang diperoleh dengan penerapan WhatsApp
Messenger info dalam pemberian informasi dan peningkatan kinerja
Aparatur Sipil Negara pada kelompok Sub Bagian Program Pemerintah
Provinsi Sulawesi Selatan.
3. Untuk mengkaji proses pemanfaatan WhatsApp Messenger info dalam
pemberian informasi dan peningkatan kinerja dalam kelompok Sub
Bagian Program Pemerintah Povinsi Sulawesi Selatan
D. Kegunaan Penelitian
Kegunaan penelitian ini memiliki beberapa kegunaan yang dapat
dijabarkan sebagai berikut:
1. Kegunaan teoritis, penelitian ini diharapkan sebagai satu bahan kajian
atau referensi bagi peneliti-peneliti selanjutnya yang berminat untuk
mengembangkan ilmu pengetahuan dalam bidang ilmu komunikasi
khususnya dan new media .
2. Kegunaan praktis penelitian ini diharapkan akan menjadi bahan
masukan dan referensi bagi pengguna aplikasi instan media sosial.
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Konsep
1. Tindakan Komunikasi
Komunikasi (dari bahasa Latin “communis”, yang berarti untuk
berbagi) adalah kegiatan menyampaikan informasi melalui pertukaran
pikiran, pesan, atau informasi yang dapat dinyatakan dalam percakapan
secara verbal, visual, sinyal, tulisan, bahkan tindakan tertentu. De
Valenzuela dalam Liliweri (2015) mengatakan, “Komunikasi merupakan
setiap tindakan dalam seseorang mengalami memberikan (kepada) atau
menerima (dari) orang lain informasi tentang keinginan. Kebutuhan,
persepsi, pengetahuan, atau perasaan tertentu. Tindakan itu mungkin
disengaja atau tidak disengaja, mungkin melibatkan sinyal konvensional
atau tidak konvensional, dalam bentuk linguistik atau non linguistik,
tindakan itu dapat terjadi melalui mode pengucapan atau cara-cara
lainnya”.
Dalam kehidupan sehari-hari, manusia selalu melakukan tindakan
komunikasi dengan manusia lainnya. Komunikasi tersebut dilakukan
secara langsung dengan cara tatap muka maupun tidak langsung yaitu
melalui perantaraan alat atau media. Tindak komunikasi itu sendiri
merupakan kegiatan pertukaran informasi antara komunikan dan
komunikator, dimana komunikasi bertujuan untuk mencapai kesamaan
pengertian, pikiran dan makna akan pesan yang disampaikan. Sehingga
12
dapat dikatakan komunikan memiliki tujuan agar audiensnya mengerti apa
yang isi makna pada pesan dan memiliki perspektif pemikiran yang sama
sehingga dapat terjadi komunikasi yang efektif.
Menurut Harold D. Lasswell dalam Cangara (2014) bahwa cara
yang tepat untuk menerangkan suatu tindakan komunikasi ialah
menjawab pertanyaan “Siapa yang menyampaikan, apa yang
disampaikan, melalui saluran apa, kepada siapa, dan apa pengaruhnya”.
Kesamaan dalam berkomunikasi dapat diibaratkan dua buah lingkaran
yang bertindihan satu sama lain. Daerah yang bertindihan itu disebut
kerangka pengalaman (filed of experience) yang menunjukan adanya
persamaan antara A dan B dalam hal tertentu, misalnya bahasa atau
simbol.
A B
Gambar 2. Prinsip Komunikasi Dalam Model Sumber : Cangara (2014)
13
Dari gambar di atas, dapat ditarik tiga prinsip dasar komunikasi,
yakni:
a. Komunikasi hanya bisa terjadi apabila terdapat pertukaran pengalaman
yang sama antara pihak-pihak yang terlibat dalam proses komunikasi
(sharing similar experiences).
b. Jika daerah tumpang tindih (the field experience) menyebar menutupi
lingkaran A atau B, menuju terbentuknya satu lingkaran yang sama,
makin besar kemungkinannya tercipta suatu proses komunikasi yang
mengena (efektif). Tetapi kalau daerah tumpang tindih ini makin
mengecil dan menjauhi sentuhan kedua lingkaran, atau cenderung
mengisolasi lingkaran masing-masing, komunikasi yang terjadi sangat
terbatas, bahkan besar kemungkinannya gagal dalam menciptakan
suatu proses komunikasi yang efektif.
c. Kedua lingkaran ini tidak akan saling menutup secara penuh (100%)
karena dalam konteks komunikasi antar manusia tidak pernah ada
manusia di atas dunia ini yang memiliki perilaku, karakter dan sifat-sifat
yang persis sama (100%), sekalipun kedua manusia itu dilahirkan
secara kembar.
Sedangkan menurut Theodorson and Theodorson dalam Harun
dan Ardianto (2012) mengemukakan bahwa komunikasi adalah
penyebaran informasi, ide-ide, sikap-sikap, atau emosi dari seseorang
atau kelompok kepada yang lain terutama melalui simbol-simbol.
Selanjutnya Everest M. Rogers dalam Cangara (2014) menyatakan
bahwa komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber
14
kepada satu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah
tingkah laku mereka.
Definisi ini kemudian dikembangkan oleh Rogers bersama D.
Lawrence Kincaid dalam Cangara (2014) sehingga melahirkan definisi
baru bahwa komunikasi adalah suatu proses dimana dua orang atau lebih
membentuk atau melakukan pertukaran informasi dengan satu sama
lainnya, yang pada gilirannya akan tiba pada saling pengertian yang
mendalam.
Sebuah definisi komunikasi yang dibuat oleh kelompok sarjana
komunikasi dalam Cangara (2014) yang mengkhususkan diri pada studi
komunikasi antar manusia menyatakan bahwa komunikasi adalah suatu
transakasi, proses simbolik yang menghendaki orang-orang mengatur
lingkungannya dengan (1) membangun hubungan antar sesama manusia;
(2) melalui pertukaran informasi; (3) untuk menguatkan konsep dan
tingkah laku orang lain; serta (4) berusaha mengubah sikap dan tingkah
laku itu.
Dari definisi tadi dapat diurai unsur-unsur komunikasi. Mulai dari
pandangan proses komunikasi elektronika Shannon dan Weaver yang
kemudian diformulasikan David K. Berlo menjadi “SMCR” yakni Source
(pengirim), Message (pesan), Chanel (saluran-media) dan Receiver
(penerima). Kemudian Charles Osgood, Gerald Miler dan Melvin L. De
Fleur menambahkan unsur efek dan umpan balik (feedback) sebagai
pelengkap dalam membangun komunikasi sempurna. Kaitan satu unsur
dengan unsur lainnya dijelaskan dalam Cangara (2014) sebagai berikut:
15
a. Sumber
Semua peristiwa komunikasi akan melibatkan sumber sebagai
pembuat atau pengirim informasi. Dalam komunikasi antar manusia,
sumber bisa terdiri dari satu orang, tetapi bisa juga dalam bentuk
kelompok.
b. Pesan
Sesuatu yang disampaikan pengirim kepada penerima. Pesan
dapat disampaikan dengan tata cara tatap muka atau melalui media
komunikasi. Isinya bisa berupa ilmu pengetahuan, hiburan, informasi,
nasihat atau propaganda.
c. Media
Alat yang digunakan untuk memindahkan pesan dari sumber
kepada penerima. Saluran atau media bentuknya bisa dalam komunikasi
antarpribadi dimana panca indra dianggap sebagai media komunikasi.
Selain indra manusia juga menggunakan saluran komunikasi seperti
telepon, surat, telegram yang digolongkan sebagai media komunikasi
antarpribadi.
d. Penerima
Pihak yang menjadi sasaran pesan yang dikirim oleh sumber.
Penerima bisa terdiri dari satu orang atau lebih, bisa dalam bentuk
kelompok, partai atau negara.
e. Pengaruh
16
Perbedaan antara apa yang dipikirkan,dirasakan dan dilakukan
oleh penerima sebelum dan sesudah menerima pesan. Pengaruh bisa
terjadi pada pengetahuan,sikap dan tingkah laku seseorang.
f. Tanggapan balik
Satu bentuk daripada pengaruh yang berasal dari penerima.
Umpan balik juga bisa berasal dari unsur lain seperti pesan dan
media,meski pesan belum sampai pada penerima.
g. Lingkungan
Faktor-faktor tertentu yang dapat memengaruhi jalannya
komunikasi. Faktor ini dapat digolongkan atas empat macam, yakni
lingkungan fiisik, lingkungan sosial budaya, lingkungan psikologis, dan
dimensi waktu.
Lingkungan fisik menunjukkan bahwa suatu proses komunikasi
hanya bisa terjadi kalau tidak terdapat rintangan fisik, misalnya
geografis.Lingkungan sosial menunjukkan faktor sosial budaya,ekonomi
dan politik yang bisa menjadi kendala terjadinya komunikasi, misalnya
kesamaan bahasa, kepercayaan, adat istiadat dan status sosial.
Dimensi psikologis adalah pertimbangan kejiwaan yang digunakan
dalam berkomunikasi. Misalnya menghindari kritik yang menyinggung
perasaan orang lain, menyajikan materi yang sesuai dengan usia
khalayak. Dimensi psikologis ini biasa disebut dimensi internal.
Sedangkan dimensi waktu menunjukkan siatuasi yang tepat untuk
melakukan kegiatan komunikasi. Banyak proses komunikasi tertunda
17
karena pertimbangan waktu, misalnya musim. Namun perlu diketahui
karena dimensi waktu maka informasi memiliki nilai.
2. Komunikasi Organisasi
Persepsi mengenai komunikasi organisasi dari beberapa ahli
bermacam-macam (Muhammad, 2014) diantaranya:
Persepsi Redding dan Sanborn, mengatakan bahwa komunikasi
olrganisasi adalah pengiriman dan penerimaan informasi dalam organisasi
yang kompleks. Yang termasuk dalam bidang ini adalah komunikasi
internal, hubungan manusia, hubungan persatuan pengelola, komunikasi
downward (komunikasi dari atasan ke pada bawahan), komunikasi
upword atau komunikasi dari bawahan kepada atasan), komunikasi
horisontal atau komunikasi dari orang-orang yang sama level/tingkatnya
dalam organisasi, keterampilan berkomunikasi dan berbicara,
mendengarkan, menulis dan komunikasi evaluasi program.
Persepsi Katz dan Kahn, mengatakan bahwa komunikasi
organisasi merupakan arus informasi, pertukaran informasi dan
pemindahan artidi dalam suatu organisasi. Menurut Katz dan Kahn
organisasi adalah sebagai suatu sistem terbuka yang menerima energi
dari lingkungannya dan mengubah energi ini menjadi produk atau servis
dari sistem dan mengeluarkan produk atau servis ini kepada lingkungan.
Persepsi Zelko dan Dance mengatakan bahwa komunikasi
organisasi adalah suatu sistem yang saling tergantung yang mencakup
komunikasi internal dan komunikasi eksternal. Kemudian bersama Lesiker
18
mereka menambahkan satu dimensi lagi dari komunikasi organisasi yaitu
dimensi komunikasi pribadi diantara sesama anggota organisasi yang
berupa pertukaran secara informal mengenai informasi dan perasaan di
antara sesama anggota organisasi.
Persepsi Greenbaunm, mengatakan bahwa bidang komunikasi
organisasi termasuk arus komunikasi formal dan informal dalam
organisasi. Greenbaunm membedakan komunikasi internal dan
komunikasi eklsternal dan memandang peranan komunikasi terutama
sekali sebagai koordinasi pribadi dan tujuan organisasi dan masalah
menggiatkan aktivitas.
Perbedaan mendasar konseptual mengenai komunikasi organisasi
ini terlihat dalam fenomena. Down dan Larimer mengemukakan 21 bidang
yang diajarkan dalam mata kuliah komunikasi organisasi yaitu komunikasi
dari atasan kepada bawahan, komunikasi dari bawahan kepada atasan,
teori organisasi, komunikasi horisontal, pembuatan keputusan, komunikasi
kelompok kecil, kepemimpinan, teknik penelitian, motivasi, intervieu,
perubahan dan inovasi, pengelolaan konflik, pengembangan organisasi,
teknik konferensi, teori manajemen, latihan konsultasi, mendengar,
kepuasan kerja, berbicara di muka umum, menulis dan latihan yang
sensitif (Muhammad, 2014).
R. Wayne dan F. Faules yang dialihbahasakan oleh Mulyana
(2005) mengemukakan definisi fungsional komunikasi sebagai
pertunjukan dan penafsiran pesan di antara unit-unit komunikasi yang
19
merupakan bagian dari suatu organisasi tertentu. Suatu organisasi
dengan demikian, terdiri dari unit-unit komunikasi dalam hubungan
hierarkis antara yang satu dengan yang lainnya dan berfungsi dalam
suatu lingkungan (Ruliana, 2014).
Lanjut menurut Ruliana (2014) menyatakan bahwa unit komunikasi
organisasi adalah hubungan antara orang-orang dalam jabatan-jabatan
(posisi-posisi) yang berbeda dalam organisasi tersebut. Unit dasar dalam
komunikasi organisasi adalah seseorang dalam suatu jabatan. Posisi
dalam jabatan menentukan komunikasi dalam jabatan-jabatan.
Komunikasi timbul apabila satu orang menciptakan pesan, lalu yang lain
menafsirkan, menjadi sebuah “pertunjukkan” dan menciptakan pesan
baru.
Goldhaber dalam Ruliana (2014) juga mengemukakan bahwa
komunikasi organisasi dapat didefinisikan dan dipersepsikan dari pelbagai
persepektif seperti yang dikemukakan berikut ini :
Tabel 1. Defenisi Komunikasi Orgaisasi menurut Goldhaber
1 Organitation communication occurs within a complex open system which is influenced by and environment, both internal (called culture) and externa.
Komunikasi organisasi terjadi dalam suatu sistem terbuka yang kompleks yang dipengaruhi oleh dan lingkungannya baik internal (disebut budaya) dan eksternal
2 Organizational communication involves message and their flow, purpose, direction, and media
Komunikasi organisasi melibatkan pesan dan saluran, tujuan, arah dan media
3 Organizational communication involves people and their attitudes, feelings, relationship, and skill
Komunikasi organisasi melibatkan orang-orang dan sikap mereka, perasaan , hubungan dan keterampilan
4 Organizational communication is the processof creating and exchanging messages within a network of interdependent relationship to cope with environmntaluncertainty
Komunikasi organisasi adalah proses menciptakan dan saling menukar pesan dalam satu jaringan hubungan yang saling tergantung satu sama lain untuk mengatasi lingkungan yang tidak pasti atau selalu berubah-ubah.
20
Dari definisi yang dikemukakan oleh Goldhaber terdapat tujuh
konsep kunci yang terkandung di dalamnya yaitu proses (process), pesan
(Message), jaringan (Network), keadaan saling tergantung
(Interdependence), hubungan (Relationship), lingkungan (Environment),
Ketidakpastian (Uncertainty).
Dalam proses Komponenen organisasi, ada beberapa komponen
yang penting untuk diperhatikan, yaitu jalur komunikasi internal, eksternal,
atas- bawah, bawah-atas, horisontal serta jaringan; induksi antara lain
orientasi tersembunyi dari para karyawan, kebijakan dan prosedur, serta
keuntungan para karyawan; saluran, antara lain orientasi media elektronik
(email, internet), media cetak (memo, surat menyurat, bulletin) dan tatap
muka; rapat, antara lain briefing, rapat staf, rapat proyek, dan dengar
pendapat umum; wawancara, antara lain seleksi, tampilan kerja dan
promosi karier (Ruliana, 2014).
Adapun tujuan komunikasi organisasi menurut Liliweri dalam
Ruliana (2014) adalah menyatakan pikiran, pandangan, dan pendapat;
membagi informasi; menyatakan perasaan dan emosi dan melakukan
koordinasi. Sedang fungsi komunikasi organisasi ada fungsi umum dan
fungsi khusus.
Fungsi umum komunikasi organisasi antara lain
1. Berfungsi untuk menyampaikan atau memberikan informasikepada
indifidu atau kelompok tentang bagaimana melaksanakan suatu
pekerjaan sesuai kompetensinya
21
2. Berfungsi untuk menjual gagasan dan ide, pendapat, dan fakta
3. Berfungsi untuk meningkatkan kemampuan para karyawan, agar
mereka bisa belajar dari orang lain (internal), belajar tentang apa yang
dipikirkan, dirasakan, dan dikerjakan orang lain tentang apa yang
dijual atau yang diceritakan orang lain tentang organisasi
4. Berfungsi untuk menentukan apa dan bagaimana organisasi membagi
pekerjaan atau siapa yang menjadi atasan dan siapa yang menjadi
bawahan, dan besaran kekuasaaan dan kewenangan serta
menentukan bagaimana menangani sejumlah orang, bagaimana
memanfaatkan sumber daya manusia, dan mengalokasikan manusia.
Mesin, metode dan teknik dalam organisasi (Ruliana, 2014)
Fungsi khusus antara lain
1. Membuat para karyawan melibatkan diri ke dalam isu-isu organisasi
lalu menterjemahkannya ke dalam tindakan tertentu di bawah sebuah
komando atau perintah.
2. Membuat para karyawan menciptakan dan menangani relasi antar
sesama bagi peningkatan produk organisasi
3. Membuat para karyawan memeiliki kemampua untuk menangani dan
mengambil keputusan-keputusan dalam suasana yang ambigu dan
tidak pasti. (Ruliana, 2014)
Adapun saluran komunikasi organisasi adalah alat yang digunakan
oleh komunikator untuk menyebarluaskan atau mendistribusi suatu pesan
atau informasi dengan tujuan memperoleh respons atau timbal balik.
22
Saluran komunikasi ini terdiri dari saluran interpersonal dan saluran
massa. Saluran interpersonal dapat bersifat langsung seperti komunikasi
tatap muka dan saluran tidak langsung seperti telepon, sms, BBM, Line,
WhatsApp, dan sebagainya.
3. Informasi
Istilah informasi sudah sangat dikenal sejak dua dasawarsa yang
lalu. Kata dasar inform bahkan sudah ada sejak abad ke-14 Masehi. Kata
atau istilah informasi saat ini sudah sangat dikenal sebagai bagian dari
konsepsi yang mewarnainya. Terkait dengan konteks ini, maka informasi
pun menjadi berbeda-beda, sebab akan selalu diwarnai oleh sudut
pandang penggagasnya,
Informasi adalah apa yang menjadi maksud untuk disampaikan
oleh seorang pengirim kepada penerima. Informasi merupakan salah satu
kebutuhan mendasar bagi manusia untuk beradaptasi dengan lingkungan
kehidupannya. Karena itu, harus ada sejumlah informasi tentang apa yang
terjadi di dalam lingkungan atau informasi dari luar yang memengaruhi
masyarakat setempat (Liliweri, 2015)
Dalam konteks perundang-undangan, seperti yang dinyatakan
dalam pasal 1 Ayat (2) Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 Tahun
2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik, informasi didefinisikan
sebagai “keterangan, pernyataan, gagasan, dan tanda-tanda yang
mengandung nilai, makna, dan pesan, baik data, fakta maupun
penjelasannya yang dapat dilihat, didengar, dan dibaca yang disajikan
23
dalam berbagai kemasan dan format sesuai dengan perkembangan
teknologi informasi dan komunikasi secara elektronik ataupun
nonelektronik. (Yusup, 2016)
Istilah informasi berasal dari kata benda Latin purba “informatio”,
yang dalam kamus Latin Indonesia (Prent dkk, 1969) berarti tanggapan,
gagasan pengertian, pikiran, juga berarti pendidikan, pengajaran,
penggemblengan. Secara etismologis, informasi berasal kata kerja
“informare” yang tersususn dari kata “in” dan “forma” , artinya : 1.
Membentuk, merupakan, menjadikan, menyempurnakan; 2. a. Membentuk
pengertian, atau gagasan tentang, mengangan-angankan, membagankan,
melukiskan; b. Mendidik dengan pengajaran; c. Memberi pengetahuan
atau memberikan. Dalam komunikasi antar manusia (human
Communication) makna informasi yang kita gunakan adalah menurut
pengertian sehari-hari yakni sesuatu yang orang (pihak penerima) peroleh
sebagai pengetahuan baginya. Jadi sesuatu yang merupakan
pengetahuan yang sebelumnya tidak atau belum diketahui oleh penerima.
(Achmad,1999)
Sementara itu, KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia)
mencantumkan makna informasi sebaga : 1) penerangan; 2)
pemberitahuan; kabar atau berita tentang sesuatu; 3) keseluruhan makna
yang menunjang amanat yang terlihat dalam bagian-bagian amanat itu.
Contohnya, informasi jabatan artinya informasi tentang pekerjaan,
jabatan, atau karier yang meliputi posisi pekerjaan, fungsi pekerjaan, atau
24
uraian tugas, persyaratan untuk memasuki pekerjaan, kondisi pekerjaan
dan imbalan yang ditawarkan. Informasi karier artinya pengetahuan
tentang karier yang perlu dipertimbangkan, seperti tuntutan karier dan
kesempatan yang tersedia atau yang ditawarkan dalam karier. Informasi
pekerjaan artinya keterangan yang mengacu kepada jenis pekerjaan,
persyaratan pendididkan, dan sifat-sifat pribadi yang dipentingkan pada
pekerjaan, prospek masa depan, tempat pekerjaan, dan hal-hal yang
berupa keuntungan yang akan diperoleh. Masih dalam sumber yang
sama, kata menginformasikan sama dengan memberikan informasi,
menerangkan, atau memberitahukan. (Yusup, 2016)
Pengertian Informasi Menurut McLeod dikutip oleh Yakub (2012)
bahwa Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk lebih berguna
dan lebih berarti bagi yang menerimanya. Sedangkan Menurut Sutabri
(2012) Informasi adalah data yang telah diklasifikasikan atau diolah atau
diinterpretasikan untuk digunakan dalam proses pengambilan keputusan.
Lanjut menurut Sutabri (2012) Kualitas suatu Informas tergantung dari 3
hal yaitu ; informasi harus akurat (accurate), tepat waktu (timeliness), dan
relevan (relevance). a. Akurat (accuracy) Informasi harus bebas dari
kesalahan – kesalahan dan tidak menyesatkan. Akurat juga berarti bahwa
informasi harus jelas mencerminkan maksudnya. b. Tepat waktu (Time
Lines) Informasi yang datang kepada penerima tidak boleh terlambat.
Informasi yang sudah usang tidak mempunyai nilai lagi, karena informasi
merupakan suatu landasan dalam mengambil sebuah keputusan dimana
25
bila pengambilan keputusan terlambat maka akan berakibat fatal untuk
organisasi. c. Relevan (relevance) Informasi tersebut mempunyai manfaat
untuk pemakainya. Relevansi informasi untuk setiap orang berbeda.
Menyampaikan informasi tentang penyebab kerusakan mesin produksi
kepada akuntan perusahaan tentunya kurang relevan. Akan lebih relevan
bila ditujukan kepada ahli teknik perusahaan.
Sebaliknya informasi mengenai harga pokok produksi disampaikan
untuk ahli teknik merupakan informasi yang kurang relevan, tetapi akan
sangat relevan untuk seorang akuntan perusahaan. Karakteristik Informasi
Menurut Yakub (2012) ; Untuk tiap tiap tingkatan manajemen dengan
kegiatan yang berbeda, dibutuhkan informasi dengan karakteristik yang
berbeda pula. Karakteristik dari informasi yaitu : 1. Kepadatan Informasi,
untuk manajemen tingkat bawah karakteristik informasinya adalah
terperinci dan kurang padat, karena digunakan untuk pengendalian
operasi. Sedangkan untuk manajemen yang lebih tinggi ntingkatannya,
mempunyai karakteristik informasi yang semakin tersaring, lebih ringkas
dan padat. 2. Luas Informasi, manajemen tingkat bawah karakteristik
informasinya adalah terfokus pada suatu masalah tertentu, karena
digunakan oleh manajer bawah yang mempunyai tugas khusus.
Sedangkan untuk manajemen yang lebih tinggi tingkatannya, mempunyai
karakteristik informasi yang semakin luas, karena manajemen atas
berhubungan dengan masalah yang luas. 3. Frekuensi Informasi,
manajemen tingkat bawah refkuensi informasi yang diterimanya adalah
26
rutin, karena digunakan oleh manager bawah yang mempunyai tugas
terstruktur dengan pola yang berulang-ulang dari waktu ke waktu.
manajemen yang lebih tinggi tingkatannya frekuensi informasinya adalah
tidak rutin, karena manajemen tingkat atas berhubungan dengan
pengambilan keputusan tidak terstruktur yang pola dan waktunya tidak
jelas. 4. Akses Informasi, level bawah membutuhkan informasi yang
periodenya berulang-ulang sehingga dapat disediakan oleh bagian sistem
informasi yang memberikan dalam bentuk laporan periodik dengan
demikian akses informasi tidak dapat secara online tetapi dapat secara off
line.
Sebaliknya untuk level tinggi, periode informasi yang dibutuhkan
tidak jelas sehingga manajer-manajer tingkat atas perlu disediakan akses
online untuk mengambil informasi kapan pun mereka membutuhkan. 5.
Waktu Informasi, manajemen tingkat bawah, informasi yang dibutuhkan
adalah informasi historis, karena digunakan dalam pengendalian operasi
yang memeriksa tugas rutin yang sudah terjadi. Untuk manajemen tingkat
tinggi waktu informasi lebih ke masa depan berupa informasi prediksi
karena digunakan untuk pengambilan keputusan strategik yang
menyangkut nilai masa depan. 6. Sumber Informasi, karena manajemen
tingkat bawah lebih berfokus pada pengendalian internal perusahaan.
Maka manajer tingkat bawah lebih memerlukan informasi dengan data
yang bersumber dari internal perusahaan sendirii. Manajer tingkat atas
lebih berorientasi pada masalah perencanaan strategik yang berhubungan
27
dengan lingkungan luar perusahaan. Karena itu membutuhkan informasi
dengan data yang bersumber pada eksternal perusahaan. Nilai Informasi
Menurut Jogiyanto (1999) yang dikutip oleh Yakub (2012) nilai dari
informasi (value of information) ditentukan oleh dua hal yaitu, manfaat dan
biaya mendapatkannya. Suatu informasi dikatakan bernilai bila
manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan biaya mendapatkannya.
4. Kinerja
Pengertian perfomance sering diartikan sebagai kinerja, hasil kerja
atau prestasi kerja. Kinerja mempunyai makna lebih luas, bukan hanya
menyatakan sebagai hasil kerja, tetapi juga bagaimana proses kerja
berlangsung. Kinerja adalah tentang melakukan pekerjaan dan hasil yang
dicapai dari pekerjaan tersebut. Kinerja adalah tentang apa yang
dikerjakan dan bagaimana cara mengerjakannya (Wibowo, 2010).
Adapun Kinerja menurut Amstrong dan Baron yang dikutib Wibowo
(2010) dalam buku manajemen kinerja merupakan hasil pekerjaan yang
mempunyai hubungan kuat dengan tujuan strategis organisasi, kepuasan
konsumen dan memberikan kontribusi ekonomi. Pengertian kinerja
menurut kamus Besar bahasa Indonesia , adalah (1) sesuatu yang
dicapai, (2) prestasi yang diperlihatkan dan (3) kemampuan kerja.
Dalam melaksanakan sebuah pekerjaan, seorang karyawan akan
berusaha untuk melaksanakan pekerjaannya tersebut dengan sungguh-
sungguh agar dapat memberikan hasil yang baik sesuai dengan
kemampuan, pengalaman, kesungguhan serta waktu pengerjaan tugas
28
yang dibebankan kepadanya. Hal tersebut sejalan dengan pernyataan
Hasibuan yang dikutip Ruliana (2014) yang menyatakan bahwa kinerja
merupakan suatu hasil kinerja yang dicapai oleh seseorang dalam
melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan
atas kecakapan, pengalaman, kesungguhan serta waktu. Selanjutnya
Lester menjelaskan bahwa kinerja karyawan adalah hasil yang dicapai
oleh seseorang dalam melakukan tugasnya dan peranannya dalam
organisasi.
Dalam kerangka organisasi terdapat hubungan antara kinerja
perorangan (individual Performance) dengan kinerja organisasi
(Organization Performance). Suatu organisasi pemerintah maupun swasta
besar maupun kecil dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan harus
melalui kegiatan-kegiatan yang digerakkan oleh orang atau sekelompok
orang yang aktif berperan sebagai pelaku, dengan kata lain tercapainya
tujuan organisasi hanya dimungkinkan karena adanya upaya yang
dilakukan oleh orang dalam organisasi tersebut.
Kinerja organisasi akan sangat ditentukan oleh unsur pegawainya
karena itu dalam mengukur kinerja suatu organisasi sebaiknya diukur
dalam tampilan kerja dari pegawainya. terdapat beberapa pengertian dari
kinerja yang diungkapkan oleh beberapa pakar berikut ini.
Pengertian kinerja, yang dikemukakan oleh Dharma (1991) yaitu
“Kinerja pegawai adalah sesuatu yang dicapai oleh pegawai, prestasi
29
kerja yang diperhatikan oleh pegawai, kemampuan kerja berkaitan dengan
penggunaan peralatan kantor”.
Sejalan dengan pengertian tersebut, Mangkunegara (2003)
mengatakan bahwa: “Kinerja Karyawan (Prestasi Kerja) adalah hasil kerja
secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan dalam
melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan
kepadanya”. Sedangkan pengertian Kinerja pegawai menurut Bambang
Kusriyanto yang dikutip oleh Pasolong yaitu “Kinerja pegawai adalah hasil
kerja perseorangan dalam suatu organisasi”. Adapun pengertian kinerja
menurut Stephen Robbins yang diterjemahkan oleh Pasolong: “Kinerja
adalah hasil evaluasi terhadap pekerjaan yang dilakukan oleh pegawai
dibandingkan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya”. (Pasolong,2007)
Berdasarkan pengertian kinerja dari beberapa pendapat ahli diatas,
dapat ditafsirkan bahwa kinerja pegawai erat kaitannya dengan hasil
pekerjaan seseorang dalam suatu organisasi, hasil pekerjaan tersebut
dapat menyangkut kualitas, kuantitas, dan ketepatan waktu. Kinerja
pegawai tidak hanya dipengaruhi oleh kemampuan dan keahlian dalam
bekerja, tetapi juga sangat dipengaruhi oleh semangat kerjanya.
Dalam suatu organisasi, antara karyawan yang satu dengan
karyawan yang lainnya mempunyai kinerja yang berbeda menurut Devis
dalam Ruliana (2014) perbedaan ini disebabkan oleh dua faktor yaitu
faktor kemampuan (ability) terdiri dari kemampuan potensi (IQ) dan
kemampuan reality (knowledge + skill ) dan faktor Motivasi, motivasi ini
30
terbentuk dari sikap (attitude) seorang karyawan dalam menghadapi
situasi (situation) kerja.
Pengukuran kinerja menurut Gomes ada tiga kualifikasi penting
bagi pengembangan kriteria kinerja yang dapat diukur secara objektif,
yaitu : relevancy, menunjukkan tingkat kesesuaian antara kriteria dengan
tujuan-tujuan kinerja; reliability menunjukkan tingkat mana kriteria
menghasilkan hasil yang konsisten; discrimination yang mengukur tingkat
dimana kriteria kinerja dapat memperlihatkan perbedaan-perbedaan
dalam tingkat kerja. Sedangkan dilihat dari titik tujuannya acuan
penilaiannya, terdapat tiga tipe kriteria pengukuran prestasi yang saling
berbeda, yakni : pengukuran kinerja berdasarkan hasil, pengukuran
kinerja berdasarkan prilaku dan pengukuran kinerja berdasarkan
judgement (Ruliana, 2014)
Bernadin dan Russel dalam Ruliana (2014) menyebutkan enam
kriteria primer yang digunakan untuk mengukur kinerja yaitu :
1. Quality , yakni tingkat sejauh mana proses atau hasil pelaksanaan
kegiatan mendekati kesempurnaan atau mendekati tujuan yang
diharapkan
2. Quality, yakni jumlah yang dihasilkan, misalkan jumlah rupiah, jumlah
unit, jumlah siklus, kegiatan yang diselesaikan
3. Timeliness, yakni tingkat sejauh mana suatu kegiatan diselesaikan
pada waktu yang dikehendaki dengan memerhatikan koordinasi output
lain serta waktu yang tersedia untuk kegiatan lain
31
4. Cost effectiviness, yakni tingkat sejauh mana penggunaan daya
organisasi (manusia, keuangan teknologi, material) dimaksimalkan
untuk mencapai hasil tertinggi atau pengurangan kerugian dari setiap
unit penggunaan sumber daya.
5. Need for supersivor, yakni tingkat sejauh mana seorang pejabat dapat
melaksanakan suatu fungsi pekerjaan tanpa memrlukan pengawasan
seorang untuk mencegahtindakan yang kurang dinginkan
6. Interpersenil inpact, yakni tingkat sejauh mana karyawan/pekerja
memelihara harga diri, nama baik dan kerja sama diantara rekan kerja
dan bawahan.
Menurut Mitchel dalam Sedamaryanti (2013) mengatakan bahwa
kinerja memiliki lima aspek yang dapat dijadikan dasar untuk menilai
kinerja seseorang di setiap organisasi, yaitu :
1. Kualitas pekerjaan (quality of work), Kualitas pekerjaan seorang
pekerjaan sorang karyawan akan menggambarkan kinerja yang
dimilikinya. Bila kualitas kerja yang dihasilkan baik, maka hal itu
menunjukkan bahwa karyawan tersebut memiliki kinerja yang baik
pula.
2. Ketetapan waktu (promptness) menunjukkan bahwa seorang karyawan
yang mampu bekerja dengan tepat sesuai dengan Standard Operating
Procedurs (SOP) yang telah ada, didukung dengan kecepatannya
dalam menyelesaikan pekerjaan yang diberikan kepadanya,
menandakan bahwa tersebut memiliki kinerja yang baik
32
3. Inisiatif (initiative), karyawan yang memiliki inisiatif yang tinggi akan
melaksanakan setiap tugas dan tanggung jawab yang diberikan
kepadanya. Ia juga senantiasa aktif dalam menemukan pengetahuan,
kreativitas, maupun informasi baru yang dapat menunjang
pekerjaannya. Hal ini tentu saja menghasilkan kinerja yang baik dari
karyawan yang memiliki inisiatif tinggi tersebut.
4. Kemampuan (capability). Kinerja yang baik dapat diamati dari
kemampuan yang dimiliki seorang karyawan. Karyawan dengan
kemampuan yang baik akan mampu menyelesaikan pekerjaan yang
diberikan termasuk segala permasalahan yang ada dalam pekerjaan
tersebut
5. Komunikasi (communication), komunikasi dapat memengaruhi kinerja
yang dihasilkan seorang karyawan. Komunikasi yang baik dari seorang
karyawan membuatnya mampu berinteraksi dan berkomunikasi baik
secara horizontal yaitu dengan rekan sekerja maupunsecara vertikal
yaitu dengan atasannya. Ini dapat dijadikan sebagai alat bagi
karyawan tersebut untuk meningkatkan kualitas pekerjaan yang dimiliki
karyawan tersebut. Segala sesuatu yang dikomunikasikan dengan baik
akan menghasilkan kondisi yang baik.
5. WhatsApp Messenger
a. Pengertian dan Sejarah WhatsApp Messenger
WhatsApp Messenger adalah aplikasi pesan telepon pintar lintas
platform atau perangkat lunak yang dapat digunakan di beberapa sistem
33
operasi berbeda, sehingga memungkinkan untuk bertukar pesan lebih
murah dengan paket data internet dibanding menggunakan sistem tarif
dari pulsa short message service atau pesan singkat telepon selular biasa.
WhatsApp Messenger memungkinkan penggunanya melakukan
percakapan telepon maupun teks secara interaktif hingga berbagi file data
teks, foto maupun video.
Sosial media jenis WhatsApp menggunakan paket data internet
yang sama digunakan untuk surat elektronik dan berselancar di dunia
maya. Aplikasi pesan WhatsApp tersedia untuk telepon pintar iPhone,
BlackBerry, Windows Phone, Android, dan Nokia.
WhatsApp Inc didirikan 24 Februari 2009 oleh Brian Acton asal
Michigan, Amerika Serikat dan Jan Koum asal Kiev, Ukraina di Santa
Clara, Amerika Serikat. Mereka adalah mantan pekerja senior di
perusahaan raksasa online Yahoo. Pengalaman bekerja 20 tahun di
perusahaan tersebut menginspirasi keduanya menciptakan sebuah
aplikasi dengan fungsi pesan sekaligus. Dan pada November 2009
WhatsApp resmi memulai kiprahnya di App Store. Setelah mengunjungi
App Store pada Januari 2010, WhatsApp menjalin kerjasama dengan
BlackBerry Store dan disusul Android pada bulan Agustus.
Sebagai bagian dari promosi produknya, aplikasi ini diberikan gratis
bagi pengguna awalnya secara gratis selama setahun. Periode berikutnya
dikenai biaya berlangganan 1 dolar Amerika Serikat setahun untuk
menopang operasional dan mendapatkan untung, Caranya melalui kartu
kredit. Tetapi pada 1 Februari 2016 saat penggunanya menjelang 1
34
milyar, WhatsApp mengumumkan bahwa aplikasinya kini dapat diperoleh
secara cuma-cuma alias gratis. Fenomena seiring antusias masyarakat
dunia yang tinggi akan aplikasi WhatsApp menyebabkan perusahaan
jejaring sosial raksasa Facebook di bawah kepemimpinan Mark
Zuckerberg, berani membeli perusahaan ini pada 6 Oktober 2014 dengan
nilai 22 milyar dolar Amerika Serikat.
Selanjutnya untuk meraih untung WhatsApp tidak akan
menampilkan iklan dari pihak ketiga, melainkan akan menempuh cara-
cara yang memungkinkan individu pengguna WhatsApp untuk
berkomunikasi bisnis maupun organisasi yang diinginkan. Contoh
berkomunikasi dengan pihak bank untuk mengetahui tentang keabsahan
sebuah transaksi terakhir adalah penipuan atau tidak. Ataukah dengan
pihak maskapai penerbangan terkait penundaan jadwal penerbangan.
Sebab selama ini individu mendapatkan pesan-pesan ini dari media lain
seperti pesan singkat atau short message service dan panggilan telepon.
Atas dasar ini sehingga WhatsApp menguji cara baru untuk
menjadikannya lebih mudah dilakukan lewat aplikasinya.
b. Menggunakan Aplikasi dan Fitur WhatsApp Messenger
Sebelum menggunakan WhatsApp anda harus memasang
perangkat atau menginstall WhatsApp dengan cara sebagai berikut:
1. Unduh atau download aplikasi tersebut dari layanan konten digital
yang menyediakan aplikasi android.
2. Install aplikasi tersebut ke smartphone
35
3. Daftarkan nomor telepon Anda tanpa menggunakan 0 atau format
internasional. Karena WhatsApp akan menggunakan nomor
telepon Anda untuk mendaftar Anda dalam database-nya.
4. Aplikasi kemudian akan mengirimkan kode konfirmasi lewat pesan
singkat atau short message service yang mengharuskan Anda
untuk mengisikan kode konfirmasi tersebut ke langkah selanjutnya.
Setelah Anda mengkonfirmasi nomor telepon Anda, Anda siap
untuk menggunakannya.
5. Aplikasi WhatsApp akan secara otomatis mendata buku telepon
atau phonebook untuk menunjukkan siapa-siapa saja yang sudah
menggunakan WhatsApp. Untuk mengetahui siapa saja yang
sudah masuk ke daftar, tekan pada tab contact. Mereka yang
menggunakan WhatsApp akan memiliki status disamping nama
mereka.
6. Mulailah perbincangan dengan teman-teman Anda yang
menggunakan WhatsApp dengan mengklik nama tersebut.
7. Anda dapat juga mengundang teman Anda untuk menggunakan
WhatsApp aplikasi dengan menggunakan “Invite Friends”
WhatsApp dapat digunakan untuk pengguna Apple iOS,BlackBerry,
Android, Symbian, Nokia Series 40 dan Windows Phone. Aplikasi
WhatsApp hanya dapat bekerja untuk sesama pengguna yang
memiliki aplikasi WhatsApp. Aplikasi WhatsApp ini dapat diunduh secara
gratis melalui layanan konten digital aplikasi android.
36
Namun pada 26 Februari 2016, WhatsApp merilis bahwa pihaknya
sebelum akhir tahun 2016 tidak akan lagi menggunakan sistem operasi
atau platform pendukungnya antara lain Nokia S40, Nokia Symbian S60,
Windows Phone 7.1, Android 2.1 -2.2 dan BlackBerry termasuk
BlackBerry 10. Platform-platform ini diyakini tidak menawarkan
kemampuan yang WhatsApp perlukan untuk mengembangkan fitur-fitur
aplikasinya di masa mendatang. Jika menggunakan salah satu perangkat
seluler ini, WhatsApp merekomendasikan untuk meningkatkan ke Android
OS 2.3 atau versi lebih baru, iPhone 3GS atau iOS 6.1.6 atau versi lebih
baru, atau Windows Phone 8 atau versi lebih baru untuk terus
menggunakan WhatsApp.
Setelah memiliki salah satu perangkat ini, cukup pasang WhatsApp
dan verifikasikan nomor telepon pada perangkat baru tersebut untuk terus
menggunakan WhatsApp. Perlu diperhatikan bahwa WhatsApp hanya
dapat diaktifkan dengan satu nomor telepon pada satu perangkat dalam
satu waktu. Dan saat ini tidak ada opsi untuk mengirim riwayat chatting
pengguna antar platform. Akan tetapi WhatsApp menyediakan opsi untuk
mengirim riwayat chatting pengguna yang dilampirkan ke dalam email.
WhatsApp sangat memanjakan penggunanya dengan meluncurkan
aplikasi WhatsApp Web pada 22 Januari 2015. Aplikasi ini memfasilitasi
WhatsApp untuk pengguna berbasis komputer atau personal computer.
Layaknya WhatsApp berbasis telepon selular, fitur ini membutuhkan
koneksi internet sebagai jalur penyampaikan informasi. WhatsApp bekerja
37
melalui portal online yang disediakan oleh pengembang yang beralamat di
www.web.whatsapp.com. WhatsApp web pada prinsipnya berfungsi untuk
membuka akun WhatsApp melalui perangkat komputer. Fitur ini pada
periode awal lebih mudah digunakan melalui aplikasi Chrome yang
dikembangkan oleh Google. Sinkronisasi dibutuhkan untuk membuka
akun WhatsApp melalui web ini. Pengembang menyediakan barcode atau
kumpulan data optik yang dibaca mesin pemindai melalui aplikasi
WhatsApp mobile. Pemindaian akan secara langsung membuka aplikasi
Whatsapp sesuai dengan akun yang berfungsi pada telepon genggam
yang digunakan untuk pemindaian.
Percakapan yang terdapat pada aplikasi WhatsApp di telepon
seluler akan turut disajikan pada versi web ini. Sinkronisasi akan dilakukan
secara otomatis apabila terjadi perubahan pada salah satu aplikasi yang
aktif. WhatsApp mengandalkan koneksi internet melalui
jaringan GPRS/EDGE/3G/4G atau wifi untuk menjalankannya.
WhatsApp dapat mengirim file-file seperti :
1. Foto. Berupa pesan gambar tidak bergerak yang direkam dapat
diperoleh langsung dari dari kamera, file manager dan media galeri.
2. Video. Berupa pesan gambar bergerakyang direkam dapat langsung
dari video kamera, file manager dan media galeri.
3. Audio. Berupa pesan suara yang direkam dapat langsung dari
audio,file manager atau musik galeri.
38
4. Location. Berupa pesan keberadaan pengguna di suatu tempat
dengan bantuan fasilitas Google Maps. Pesan ini memungkinkan
penggunanya menjelaskan tempat ia berada dengan pengguna lain.
5. Contact. Dapat mengirim detail nomor kontak dari buku telpon atau
phonebook.
Fitur lain yang terdapat di WhatsApp adalah:
1. View Contact: dapat melihat daftar nama kontak dibuku telepon.
2. Avatar : dapat mengganti avatar atau tampilan profil secara manual.
WhatsApp akan mengambil data avatar dari profile phonebook.
Apabila menggunakan sinkronisasi Facebook dengan phonebook,
maka avatar yang muncul adalah avatar Facebook.
3. Add conversation shortcut : dapat juga menambahkan shortcut
conversation ke homescreen.
4. Email Conversation : menu ini bisa menyimpan percakapan
pengguna dan mengirimkannya lewat email.
5. Grup Chat : penggunanya bisa membuat kelompok atau grup
percakapan. Kemampuannya kini ditingkatkan hingga tiap grup kini
mencapai 256 anggota.
6. Copy/Paste : Setiap kalimat perbincangan juga dapat digandakan
ataucopy, disebarkan atau forward dan dihapus atau delete dengan
menekan dan menahan kalimat tersebut dilayar.
39
7. Emoji: Untuk menambahkan serunya perbincangan, tidak hanya
menggunakan bahasa teks tapi juga dengan bahasa gambar sesuai
ikon-ikon yang pengguna tampilkan sebagai pesan.
Gambar 3. Ikon Emoji
8. Search : fitur dasar setiap Instan Messaging, Anda dapat mencari
daftar contact melalui fitur ini.
9. WhatsApp Call : karena verifikasi WhatsApp sama dengan nomor
telepon selular pengguna lainnya. Penggunanya dapat melakukan
panggilan langsung dari aplikasi WhatsApp ini dengan koneksi
internet atau data.
10. Block: digunakan untuk memblok kontak tertentu.
11. Status : seperti kebanyakan fitur Instan Messaging, status juga hadir
di WhatsApp. Namun tidak seperti BlackBerry Messenger yang
menampilkan kondisi terbaru atau update setiap ada perubahan
status dari teman, WhatsApp hanya menampilkan status dibawah
nama teman, mirip dengan di Yahoo Messenger. Anda pun dapat
mengganti status yang sudah tersedia di WhatsApp seperti available,
busy, at school dan lain-lain.
40
Keuntungan menggunakan WhatsApp :
1. Tidak hanya teks : WhatsApp memiliki fitur untuk mengirim gambar,
video, suara, dan lokasi GPS via hardware GPS atau Gmaps. Media
tersebut langsung dapat ditampilkan dan bukan berupa link.
2. Terintegrasi ke dalam sistem : WhatsApp layaknya sms, tidak perlu
membuka aplikasi untuk menerima sebuah pesan. Notifikasi pesan
masuk ketika telepon selular sedang tidak aktif atau off akan tetap
disampaikan jika telepon selular sudah aktif atau on.
3. Status Pesan : Jam merah untuk proses loading di telepon selular
kita. Tanda centang jika pesan terkirim ke jaringan. Tanda centang
ganda jika pesan sudah terkirim ke teman chat. Silang merah jika
pesan gagal
4. Broadcats dan Group chat : Broadcast untuk kirim pesan ke banyak
pengguna. Grup chat untuk mengirim pesan ke anggota sesama
komunitas.
5. Hemat Bandwidth : Karena terintegrasi dengan sistem maka tidak
perlu login atau masuk dan loading contact/avatar, sehingga transaksi
data makin irit. Aplikasi dapat dimatikan dan hanya aktif jika ada pesan
masuk, sehingga bisa menghemat tenaga baterai telepon selular.
Untuk memberikan kenyamanan penggunanya, WhatsApp
Messenger sebagai aplikasi pesan telepon pintar tidak ingin
menghadirkan iklan dalam programnya, termasuk menarik keuntungan
dengan cara berbayar. Sebab bagi WhatsApp Messenger, iklan tidak
41
hanya mengganggu estetika, tetapi menghina kecerdasan dan
memutuskan rangkaian pemikiran penggunanya. WhatsApp Messenger
menilai setiap perusahaan yang menjual iklan, maka penggunanya adalah
bagian dari produknya. Selanjutnya para insinyur WhatsApp Messenger
menambahkan berbagai fitur baru, dan menyempurnakan semua pernak-
pernik rumit sebagai tugas dalam menyajikan sebuah aplikasi pesan yang
kaya fungsi, terjangkau, dan dapat diandalkan bagi setiap telepon pintar di
seluruh dunia.
42
B. Landasan Teori
1. Teori New Media
Media massa berkembang begitu cepat. Seiring dengan
perkembangan teknologi komunikasi, komunikasi massa pun semakin
canggih dan kompleks, serta memiliki kekuatan yang lebih dari masa-
masa sebelumnya. Hal ini ditandai dengan munculnya media baru. Istilah
‘media baru’ telah digunakan sejak tahun 1960-an dan telah mencakup
seperangkap teknologi komunikasi terapan yang semakin berkembang
dan beragam.
“Media baru” adalah berbagai perangkat teknologi komunikasi yang
berbagai cara yang sama yang mana selain baru dimungkinkan dengan
digitalisasi dengan fokus perhatian terutama pada aktivitas kolektif
bersama yang berjudul ‘internet’ terutama pada pengguna publik, seperti
berita daring, iklan, aplikasi penyiaran (termasuk mengunduh musik, dan
lain-lain) forum dan aktivitas diskusi, World Wide Web, pencarian
informasi, dan potensi pembentukan komunitas tertentu.
(McQuail, 2011)
Lanjut Menurut McQuail (2011) ciri utama media baru adalah
adanya saling keterhubungan, aksesnya terhadap khalayak individu
sebagai penerima maupun pengirim pesan, interaktivitasnya,
kegunaannya yang beragam sebagai karakter yang terbuka, dan sifatnya
yang ada dimana-mana.
43
Selanjutnya Vera (2016) memberikan persamaan dan perbedaan
media massa (lama) dan media baru sebagai berikut :
Tabel 2. Perbedaan Media Lama dan Media Baru
No Perbedan Media lama Media baru
1. Produksi memproduksi dan
mendstribusikan pesan
selain memproduksi dan
mendstribusikan pesan, juga
melakukan pertukaran dan
penyimpangan atas pesan-
pesan tersebut.
2. Ruang Publik Bergerak dalam ruang
publik, karenanya
terikat oleh aturan-
aturan tertentu
Selain bergerak dalam ruang
publik juga ke ruang privat
individu yang menggunakannya
3. Organisasi Media massa berada
dalam sebuah
organisasi yang
kompleks
Organisasinya tidak komplek
bahkan satu atau dua orangpun
dapat menjalankannya
4. Biaya Biaya sangat mahal Biaya relatif murah
5. Ruang lingkup
Meliputi media cetak,
radio, dan televisi
Meliputi media online, seperti
media cetak yang diubah dalam
kredibilitas informasi tidak dapat
dipertanggungjawabkan
6. Jadwal
informasi
Harus menunggu
informasi pada jam
yang dijadwalkan
Mudah dalam pencarian
informasi yang ingin didapatkan
dan tidak terbatas pada jadwal
tertentu
7. Khalayak
Khalayak tidak
terhubung pada media
dan sesama pengguna
Media Baru : Para pengguna
dapat terhubung secara
langsung
8. Umpan balik
Umpan balik bersifat
tertunda dan tidak
langsung
Umpan balik dapat
disampaikan secara
langsung, seperti “komentar”
44
Media baru memungkinkan orang untuk membuat, memodifikasi,
dan berbagi dengan orang lain, menggunakan alat yang relatif sederhana
yang sering gratis atau murah. Ini sejalan dengan pengertian media baru
(new media) menurut Vera bahwa media baru (new media) merupakan
alat atau sarana dalam menyampaikan pesan pada khalayak luas dengan
menggunakan teknologi digital atau disebut juga sebagai jaringan
teknologi komunikasi dan informasi (Vera, 2016)
Liliweri (2015) menyatakan bahwa “Media Baru” adalah konsep
yang menjelaskan kemampuan media yang dengan dukungan perangkat
digital dapat mengakses konten kapan saja, di mana saja sehingga
memberikan kesempatan bagi siapa saja baik sebagai
penerima/pengguna untuk berpartisipasi aktif, interaktif, dan kreatif
terhadap umpan balik pesan yang pada gilirannya membentuk komunitas
atau masyarakat ‘baru’ melalui isi media.
Andrew L. Shapiro yang dikutip Liliweri (2015) berpendapat bahwa
munculnya media baru yang memanfaatkan sinyal teknologi digital
berpotensi secara radikal menggeser peran media lama sehingga
memunculkan media baru tampil untuk mengendalikan informasi sekaligus
mengubah kerja manusia.
Croteau dan Hoynes menyatakan “Media baru” memiliki
kemampuan teknis lantaran berhasil membalikkan semua arah kekuatan
ekonomi dan sosial secara berlawanan. Media baru berhasil mengubah
makna jarak geografis, memungkinkan peningkatan volume informasi
45
secara besar-besaran, memungkinkan peningkatan kecepatan
komunikasi, memberikan kesempatan bagi terjadinya komunikasi interaktif
dan memungkinkan bentuk komunikasi yang sebelumnya terpisah dan
tumpang tindih, kini dapat melakukan interkoneksi. (Liliweri, 2015)
McQuail dalam Vera (2016) mengatakan aspek mendasar dari
perkembangan media baru ini adalah digitalisasi, yaitu pesan yang
konstruksi dalam bentuk teks, kemudian diubah menjadi serangkaian
kode-kode digital dan dapat diproduksi, dikirimkan pada penerima maupun
disimpan. Dan konvergensi , yaitu penyatuan semua bentuk dan fungsi
media yang selama ini berdiri sendiri-sendiri baik dalam proses
organisasinya, distribusi, penerimaan, regulasi, maupun fungsi sevagai
sumber informasi dan hiburan.
Perubahan utama yang berkaitan dengan munculnya media baru
menurut McQuail (2011) yakni :Digitalisasi dan konvergensi atas segala
aspek media ,Interaktivitas dan konektivitas jaringan yang makin
meningkat, Mobilitas dan delokasi untuk mengirim dan menerima,
Adaptasi terhadap peranan publikasi dan khalayak, Munculnya beragam
bentuk baru ‘pintu’ (gateway) media dan Pemisahan dan pengaburan dari
‘lembaga media’. Lanjut McQuail (2011) memberikan beberapa ciri
mengenai internet, yaitu : Teknologi berbasis komputer, Karakternya
hibrida, tidak berdedikasi, fleksibel, Fungsi publik, Peraturan yang tidak
ketat, Kesalingterhubungan, Ada dimana-mana/tidak tergantung lokasi,
46
Dapat diakses individu sebagai komunikator, Media komunikasi massa
dan pribadi
Adapun karakteristik kunci untuk membedakan media lama dengan
media baru dari perspektif penggunanya menurut MacQuail (2011) adalah
a. Interaktifvitas (interactivity), sebagaimana ditunjukkan oleh rasio
respons atau inisiatif dari sudut pandang pengguna terhadap
‘penawaran’ sumber atau pengirim.
b. Kehadiran sosial (atau sociabilitas) (social presence or sociability) :
dialami oleh pengguna, berarti kontak personal dengan orang lain
dapat dimunculkan oleh pengguna media.
c. Kekayaan media (media richness), jangkauan di mana media dapat
menjembatani kerangka referensi yang berbeda, mengurangi
ambiguitas, memberikan lebih banyak petunjuk, melibatkan lebih
banyak indra, dan lebih personal.
d. Otonomi (autonomy), derajat di mana seorang pengguna merasakan
kendali atas konten dan penggunaan, mandiri dari sumber
e. Unsue bermain-main (playpulness), kegunaan untuk hiburan dan
kesenangan, sebagai lawan dari sifat fungsi dan alat.
f. Privasi (privacy), berhubungan dengan kegunaan media dan/atau
konten tertentu
g. Personalisasi (personalization) derajat dimana konten dan
penggunaan menjadi personal dan unik.
47
Kemunculan media baru turut memberikan andil akan perubahan
pola komunikasi masyarakat. Media baru, dalam hal ini internet sedikit
banyak mempengaruhi cara individu berkomunikasi dengan invidu lainnya.
Internet di kehidupan sekarang hadir untuk memenuhi kebutuhan manusia
dalam berkomunikasi dan memperoleh informasi. Internet berfungsi
sebagai jaringan global untuk komunikasi dari satu lokasi ke lokasi lainnya
di belahan dunia. Internet juga berfungsi sebagai aspek penyedia
informasi yang tidak ada batasan. Mengakses internet saat ini sudah
menjadi rutinitas kebanyakan masyarakat. Tidak hanya dengan
menggunakan komputer atau laptop saja tetapi kini dapat mengaksesnya
melalui hanphone dengan berbagai kemudahan yang ditawarkan oleh
sejumlah provider telepon seluler.
Perkembangan teknologi informasi komunikasi yang pesat
memengaruhi manusia berkomunikasi menggunakan ruang obrol di
komputer dan dunia maya yang memberi dimensi pengalaman serta
kepuasan baru bagi penggunanya. Beberapa ciri lingkungan media baru
Mc Manus dalam Severin dan Tankard Jr (2005) sebagai berikut :
a. Teknologi yang dahulu berbeda dan terpisah seperti percetakan dan
penyiaran sekarang bergabung.
b. Kita sedang bergeser dari kelangkaan media menuju media yang
melimpah.
c. Kita sedang mengalami pergeseran dari mengarah kepuasan massa
audiens kolektif menuju kepuasan grup atau individu.
48
d. Kita sedang mengalami pergeseran dari media satu arah kepada
media interaktif.
Media hibrida ini didasarkan pada teknologi komputer sehingga
sering disebut sebagai teknologi informasi dan komunikasi (ICT) atau
media baru. Internet dapat dibagi ke dalam lima modalitas dasar yang
secara fleksibel dapat digunakan dan dikombinasikan dalam aplikasi
konsep internet untuk tujuan intervensi komunikasi:
a. Jaringan di seluruh dunia
b. Surat elektronik
c. Newsgroup
d. Ruang untuk chatting (percakapan)
e. Mengirim file atau data
Menurut Nasrullah (2015) New media memiliki karakteristik media
sosial yaitu :
1. Jaringan (network)
Secara terminologi teknologi merupakan infrastruktur yang
menghubungkan antara computer maupun perangkat keras
(hardware) lainnya. Koneksi ini diperlukan karena komunikasi bisa
terjadi antar komputer terhubung termasuk didalamnya perpindahan
data . Jaringan yang terbentuk antar pengguna merupakan jaringan
yang secara teknologi dimediasi oleh perangkat teknologi seperti
computer, telepon genggam atau tablet .Akan tetapi dalam
perkembangannya, konsep jaringan bukan lagi terminologi teknologi
49
informasi melainkan ke bidang antropologi,sosiologi , budaya dan
ilmu sosial lainnya. WhatsApp memiliki fitur grup yang mampu
menampung dan menghubungkan 256 anggota dalam sebuah
jaringan.
2. Informasi (information)
Informasi menjadi entitas utama pengguna media social untuk
mengkreasikan keberadaan dirinya, memproduksi konte dan
melakukan interaksi berdasarkan informasi. Castells dalam Nasrullah
(2015) bahkan membuat lima karakteristik dasar informasi dan
kehadiran teknologi informasi yang semakin merambah dalam segi-
segi kehidupan masyarakat:
1. Informasi merupakan bahan baku ekonomi
2. Teknologi informasi memberikan pengaruh terhadap masyarakat
maupun individu.
3. Teknologi informasi memberikan kemudahan dalam pengelolaan
informasi yang memungkinkan logika jaringan diterapkan dalam
institusi maupun proses ekonomi.
4. Ketika teknologi informasi dan logika jaringan diterapkan, akan
memunculkan fleksibilitas yang lebih besar dengan konsekuensi
bahwa proses,organisasi, dan lembaga ekonomi dengan mudah
dibentuk dan terus-menerus diciptakan
5. Teknologi individu telah mengerucut menjadi suatu sistem
terpadu.
50
3. Arsip
“Teknologi online telah membuka kemungkinan-kemungkinan baru
dari penyimpanan gambar (bergerak atau diam). Suara juga teks
yang secara meningkat dapat diakses secara missal dan dari mana
pun,kondisi ini terjadi karena pengguna hanya memerlukan sedikit
pengetahuan teknis untuk menggunakannya” . Munculnya teknologi
komunikasi, ada dua perubahan terhadap arsip, yakni (1)
kemampuan dari setiap pengguna internet untuk mengakses arsip
dan melakukan perubahan terhadapnya (2) arsip menjadi lebih
berkembang dikarenakan apa yang disebut Appadurai sebagai ‘the
nature and distributions of its users’. Arsip di dunia maya tidak hanya
dipandang sebagai dokumen resmi semata yang tersimpan. Arsip di
internet tidak pernah bernar-benar tersimpan,ia selalu berada dalam
jaringan,terdistribusi sebagai sebuah informasi dan menjadi mediasi
antar manusia-mesin dan sebaliknya.
4. Interaksi (Interactivity)
Karakter dasar dari media social adalah terbentuknya jaringan antar
pengguna. Jaringan tidak sekadar memperluas hubungan
pertemanan atau pengikut di internet semata, tetapi juga harus
dibangun dengan interaksi antarpengguna tersebut. Seperti status di
WhatsApp dan pesan yang disebar.
5. Simulasi sosial
Media social memiliki karakter sebagai medium berlangsungnya di
dunia virtual. Di media social interkasi yang ada menggambarkan
51
bahkan mirip realitas, akan tetapi realitas yang terjadi adalah simulasi
dan terkadang berbeda sama sekali. Perangkat media social
memungkinkan siapa pun menjadi siapa saja,bahkan bisa menjadi
pengguna yang berbeda realitasnya. Seperti pertukaran identitas dan
foto profil.
6. Konten oleh pengguna
Karakteristik ini menunjukkan bahwa di media social konten
sepenuhnya milik dan berdasarkan kontribusi pengguna atau pemilik
akun. Konten oleh pengguna merupakan relasi simbiosis dalam
budaya media baru yang memberikan kesempatan dan keleluasaan
pengguna berpartisipasi
7. Penyebaran
Karakter lainnya yakni penyebaran sebab medium ini tidak hanya
menghasilkan konten yang dibangun dari dan dikonsumsi oleh
penggunanya,tetapi didistribusikan sekaligus dikembangkan oleh
penggunanya
Lev Manovich dalam “The New media” yang dikutip oleh Alo liliweri
(2015) mendefinisikan media baru dalam beberapa proposisi :
a. Media baru adalah media yang berbasis teknologi komputer sebagai
“platform” distribusi melalui situs Web, komputer multimedia, Blu-ray
disk dan lain-lain. Makna “ Media Baru” bahkan kemudian harus
direvisi siring dengan kecepatan perubahan teknologi (sebagai objek
budaya) pendukung media baru. Istilah “media baru” tidak akan “baru”
jika lagi jika kebanyakan bentuk budaya akan didistribusikan melalui
komputer
52
b. Media baru merupakan media pertukaran data digital yang
dikendalikan oleh software. Bahasa media baru didasarkan pada
asumsi bahwa, semua benda budaya yang mengandalkan
representasi digital mengirimkan informasi berbasis komputer demi
peningkatan kualitas informasi itu sendiri.
c. Media baru merupakan campuran antar konvensi budaya yang sudah
ada dengan konvensi software dalam pengelolaan dan akses data.
d. Media baru media yang menghasilkan estetika baru, karena media
baru menyediakan strategi untuk meningkatkan kualitas estetika
konten dengan memanipulasi foto ke dalam banyak versi dengan
perangkat lunak Adobe photoshop, artinya media baru sangat
bermanfaat untuk merekam momen penampilan realitas, dan sekaligus
mengubah kualitas data dari rekaman tersebut.
2. Teori Informasi Organisasi
Organisasi merupakan tempat atau wadah bagi orang-orang untuk
berkumpul, bekerjasama secara rasional dan sistematis, terencana,
terpimpin dan terkendali, dalam memanfaatkan sumber daya
(uang,material,mesin,metode,lingkungan), sarana-parasarana, data, dan
lain sebagainya yang digunakan secara efisien dan efektif untuk mencapai
tujuan organisasi.
Dalam menjalankan suatu organisasi tentu saja dibutuhkan
komunikasi yang baik guna mentransferkan informasi secara tepat tujuan.
Namun dalam pelaksanaanya tentu saja terdapat banyak sekali kendala.
53
Untuk meminimalisir kendala tersebut dibutuhkan pengetahuan mengenai
teori-teori mengenai informasi organisasi.
Teori informasi organisasi memiliki kedudukan penting dalam ilmu
komunikasi karena menggunakan komunikasi sebagai dasar atau basis
bagaimana mengatur atau mengorganisasikan manusia dan memberikan
pemikiran rasional dalam memahami bagaimana manusia berorganisasi.
Seorang expert dibidangnya, Karl Weick mengembangkan suatu
pendekatan untuk menjelaskan proses organisasi dalam mengumpulkan,
mengelola dan menggunakan informasi yang diterimanya. Weick melihat
organisasi sebagai suatu sistem yang menerima berbagai informasi yang
membingungkan dan multitafsir dari lingkungannya dan berusaha untuk
memahaminya. Dengan demikian, menurut teori ini organisasi dalam
perkembangannya akan mengalami evolusi seiring dengan upaya
organisasi untuk memahami diri sendiri dan lingkungannya
(Morisson, 2013).
Fokus dari teori informasi organisasi adalah komunikasi informasi,
hal yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan suatu
organisasi. Sangatlah jarang satu orang atau satu bagian pada
perusahaan memiliki seluruh informasi yang diperlukan untuk dapat
menyelesaikan tugasnya. Informasi yang dibutuhkan berasal dari berbagai
sumber. Namun demikian,tugas mengelola atau memproses informasi
tidaklah sekedar bagaimana memperoleh informasi, bagian tersulit adalah
54
bagaiman memahami informasi dan mendistribusikan informasi yang
diterima itu didalam organisasi (Morisson, 2013).
Teori organisasi informasi adalah satu cara untuk menjelaskan
bagaimana organisasi membuat informasi yang membingungkan atau
ambigu menjadi masuk akal. Teori ini memfokuskan perhatiannya pada
proses mengorganisasian anggota suatu organisasi untuk mengelola
informasi daripada struktur organisasi.Terdapat beberapa asumsi yang
mendasari teori ini, yaitu bahwa suatu organisasi berada dalam suatu
lingkungan informasi, informasi yang diterima suatu organisasi berbeda
dalam hal ketidakjelasannya dan organisasi terlibat di dalam pemrosesan
untuk mengurangi ketidakjelasan (equivocality) informasi (West dan
Turner, 2014).
1. Organisasi berada dalam suatu lingkungan informasi. Suatu organisasi
berada dalam suatu lingkungan informasi berarti bahwa organisasi
bergantung pada informasi untuk dapat berfungsi secara efektif dan
untuk dapat mencapai tujuannya. Weick (1979) memandang konsep
lingkungan informasi sebagai suatu yang berbeda dari lingkungan fisik
di mana organisasi berada. Ia menyatakan bahwa lingkungan informasi
ini diciptakan oleh anggota organisasi. Mereka menentukan tujuan
yang mengharuskan mereka untuk memperoleh informasi baik dari
sumber internal maupun eksternal. Teori informasi tak akan lengkap
tanpa melihat adanya media baru. Secara luas dapat diartikan bahwa,
55
lingkungan informasi mencakup lingkungan yang dipengaruhi teknologi
baru.
2. Informasi yang diterima suatu organisasi berbeda dalam hal tingkat
kejelasannya. Weick berfokus pada ambiguitas yang ada dalam
informasi. Pesan-pesan yang disampaikan sering dipahami berbeda
oleh penerimanya. Untuk itu organisasi perlu memutuskan siapa
anggota yang paling mengetahui atau yang paling berpengalaman
dalam menangani inormasi tertentu yang diterima organisasi. Siapa
atau departemen apa yang paling mampu untuk menangani informasi.
3. Organisasi terlibat dalam pemrosesan informasi untuk mengurangi
ketidakjelasan informasi. Menurut Weick aktifitasbersama di antara
anggota organisasi berfungsi mengurangi ketidakjelasan informasi
sehingga informasi yang diterima lebih dipahami. dan proses untuk
mengurangi ketidakjelasan merupakan kegiatan bersama di antara
para anggota organisasi. Weick mengajukan dua strategi komunikasi
dalam upaya organisasi untuk mengurangi ketidakjelasan , yaitu:
a. Aturan
Dalam Teori Informasi Organisasi aturan (rule) merujuk pada
panduan yang disusun oleh perusahaan untuk menganalisis
ketidakjelasan sebuah pesan
sekaligus untuk menuntun respons terhadap informasi. Aturan
adalah seperangkat kriteria yang digunakan untuk memutuskan
56
apa yang akan dilakukan untuk mengurangi ketidakjelasan
(Littlejohn dan Foss, 2011).
Beberapa aturan dalam sebuah organisasi yang dapat mengurangi
ketidakjelasan informasi menurut weick mencakup durasi yaitu
aturan organisasi yang menyatakan bahwa keputusan sehubungan
dengan ketidakjelasan harus dibuat dalam waktu yang paling
singkat; personel yaitu aturan organisasi yang menyatakan bahwa
pekerja yang paling paham akan permasalahan harus mengatasi
ketidakjelasan; keberhasilan yaitu aturan organisasi yang
menyatakan bahwa rencana yang sukses di masa lalu akan
digunakan untuk mengurangi ketidakjelasan yang ada saat ini;
usaha aturan organisasi yang menyatakan bahwa keputusan
sehubungan dengan ketidakjelasan harus dibuat dengan usaha
sekecil mungkin (West dan Tunner, 2014).
b. Siklus prilaku
Jika informasi diterima sangat tidak jelas, organisasi mungkin akan
terlibat di dalam serangkaian perilaku komunikasi dalam usaha
untuk mengurangi tingkat ambiugitas. Ketika anggota organisasi
berkomunikasi untuk mengurangi ketidakjelasan maka mereka
akan melalui serangkaian “siklus perilaku komunikasi”. Yang terdiri
atas tiga tahap yaitu aksi (act) adalah perilaku komunikasi yang
mengindikasikan ambiguitas seseorang dalam menerima pesan;
respon (response) didefinisikan sebagai reaksi terhadap tindakan
57
yang bertujuan untuk memberikan klarifikasi terhadap informasi
yang tidak jelas muncul sebagai hasil dari tindakan; penyesuaian
(adjusment) tanggapan terhadapa respons yang merupakan
penyesuaian terhadap informasi (aksi) yang diterima sebelumnya.
Jika respon terhadap tindakan itu telah mengurangi ketidakjelasan
informasi, sebuah penyesuaian dilakukan untuk menunjukkan
bahwa informasi itu telah dipahami. Jika informasi itu masih tidak
jelas, penyesuaiannya mungkin muncul dalam bentuk pertanyaan
tambahan yang didesain untuk mengklarifikasi informasi lebih jauh;
rangkaian interaksi ganda (double interact loops) untuk
mendiskripsikan siklus dari aksi, respons dan penyesuaian dalam
pertukaran informasi. Interraksi ganda mengacu pada siklus-siklus
komunikasi yang digunakan untuk membantu anggota organisasi
dalam mengurangi ketidakjelasan informasi sehingga anggota
organisasi dapat memahami dan menerapkan informasi untuk
mencapai tujuan mereka (Morisson, 2013).
Dalam Teori Informasi Organisasi terdapat tiga prinsip-prinsip
ketidakjelasan yang dikemukakan oleh Weick. Pertama, sebuah
organisasi harus menganalisis hubungan antara ketidakjelasan informasi,
aturan yang dimiliki organisasi untuk menghilangkan ketidakjelasan
tersebut, dan siklus komunikasi yang digunakan. Kedua yang berkaitan
dengan asosiasi antara jumlah aturan yang dibutuhkan dan jumlah siklus
yang dapat digunakan untuk mengurangi ketidakjelasan.prinsip ketiga
58
yang berkaitan dengan hubungan langsung antara jumlah siklus yang
digunakan dan jumlah ketidakjelasan yang tersisa. Semakin banyak siklus
yang digunakan untuk mendapatkan informasi tambahan dan membuat
penyesuaian, semakin banyhak ketidakjelasan yang dihapuskan
(West dan Tunner, 2014).
Proses pengurangan ketidakjelasan merupakan proses
interpersonel dan berevolusi melalui tiga tahapan dalam usaha untuk
mengintegrasikan aturan dan siklus sehingga informasi dapat dipahami
dengan lebih mudah dan menjadi lebih bermakna, yaitu
1. Penerimaan informasi (Enactment), mengacu pada proses bagaimana
situasi informasi diterima dan diinterpretasikan oleh organisasi. Pada
tahap ini organisasi harus menganalisis input-input atau masukan
informasi yang mereka terima untuk menentukan jumlah ketidakjelasan
yang ada dan memberikan makna pada informasi.
Organisasi akan menggunakan berbagai aturan yang dimilikinya dalam
mengambil keputusan mengenai bagaimana organisasi mengambil
keputusan terhadap ketidakjelasan yang muncul. Jia organisasi tidak
memiliki peraturan yang cukup untuk mengurangi ketidakjelasan maka
berbagai siklus perilaku komunikasi haruslah dianalisis untuk
menentukan apakah siklus perilaku komunikasi yang ada dapat
membantu organisasi dalam memahami organisasi yang tidak pasti.
2. Seleksi, yaitu proses dimana anggota organisasi menerima sejumlah
informasi yang dianggap relevan dengan persoalan dan menolak
59
informasi lain. Seleksi berfungsi untuk menyempitkan atau
mengerucutkan luasnya persoalan dengan cara menolak alternatif
yang tidak ingin ditangani pada saat itu. (Morisson, 2013).
West dan Tunner (2014) menyatakan seleksi adalah memilih metode
terbaik untuk mendapatkan informasi. Ketika organisasi menggunakan
berbagai aturan dan siklus untuk menginterpretasikan suatu input baru
ke dalam lingkungannya maka organisasi harus menganalisis apa
yang diketahuinya dan memilih metode terbaik untuk memperoleh
informasi tambahan untuk mengurangi ketidakjelasan.
3. Retensi , yaitu proses menyimpan beberapa informasi yang akan
digunakan pada waktu yang akan datang. Retensi adalah informasi
yang disimpan atau diingat oleh organisasi dan setiap individu yang
menjadi anggotanya. Informasi yang disimpat nantinya akan
digabungkan dengan informasi lainnya yang sudah ada yang akan
digunakan organisasi dalam melaksanakan kegiatannya di masa yang
akan datang.
Setiap anggota organisasi akan selalu mengenang setiap
keberhasilan yang telah dicapai di masa lalu dan menjadikan cara - cara
dalam mencapai keberhasilan itu sebagai model yang perlu ditiru di masa
depan. Jika suatu aturan atau siklus tertentu dinilai bermanfaat dalam
membantu organisasi dalam mengurangi ketidakjelasan informasi maka
aturan atau siklus bersangkutan kemungkinan akan digunakan kembali
60
dalam memandu organisasi mengambil keputusan di masa depan jika
kasus serupa muncul kembali (Morisson, 2013)
3. Teori Jaringan
Manusia tidak mungkin tidak berkomunikasi. Pada dasarnya, selain
tidak mungkin tidak berkomunikasi, manusia juga tidak mungkin tidak
berinteraksi dengan orang lain. Sebagai makhluk sosial, manusia pasti
membutuhkan kehadiran pihak lain. Kontak atau relasi yang dilakukan,
bisa untuk tujuan tertentu bisa juga tidak mempunyai kepentingan tertentu.
Tanpa disadari setiap hari manusia selalu menjalin kontak dan relasi
dengan banyak orang, baik yang dikenal secara dekat, sekedar kenal,
maupun orang yang baru dikenal dengan berbagai bentuk, kebutuhan dan
kepentingan.
Dalam menjalin kontak dan relasi dengan orang dengan berbagai
keperluan itu merupakan suatu jaringan (network). Baik jaringan kecil yang
anggotanya saling kenal, dekat, dan berinteraksi satu sama lain, maupun
jaringan yang luas yang anggotanya banyak yang tidak saling kenal,
contoh keluarga, pertemanan masa kecil, lingkungan kerja dan
sebagainya.
Menjalin kontak dan relasi dengan keluarga dan teman kantor tentu
berbeda dari segi jumlah anggotanya maupun intensitas hubungan yang
terjadi. Untuk keluarga pasti kita sudah mengenal anggotanya dan
intensitas kontak yang terjadi tentu lebih tinggi. Dalam lingkungan kerja
yang mempunyai anggota yang banyak tentu tidak semua saling kenal.
61
Kontak yang terjadi bisa saja hanya dengan teman yang dikenal seperti
teman yang satu ruangan atau satu divisi atau menjalin hubungan dengan
teman lain ketika ada keperluan dengan pekerjaan. Dan ketika kontak
(Eriyanto, 2014).
Jaringan (network) secara sederhana dapat didefinisikan sebagai
seperangkat hubungan/relationship diantara aktor-aktor sosial. Dari
definisi ini ada dua bagian penting dari analisis jaringan, yakni aktor dan
hubungan diantara aktor. Aktor (node) tidak selalu berupa individu (orang).
Aktor juga bisa organisasi, negara, institusi, perusahaan dan sebagainya.
Sementara link (edge) adalah relasi di antara aktor. Link dikembangkan
dalam satu garis yang menghubungkan antara aktor yang satu dan aktor
lain (Eriyanto, 2014).
Jaringan atau network didefinisikan sebagai, “social structures
created by communication among individuals and groups” (struktur sosial
yang diciptakan melalui komunikasi diantara sejumlah individu dan
kelompok). Ketika orang berkomunikasi dengan orang lain maka
terciptalah hubungan (link) yang merupakan gari-garis komunikasi dalam
organisasi. Sebagian dari hubungan itu merupakan “jaringan formal
(formal network) yang dibentuk oleh aturan-aturan organisasi dan
sebagian lagi adalah jaringan informal (emergent network) yang
merupakan saluran komunikasi nonformal yang terbentuk melalui kontak
atau interaksi yang terjadi diantara anggota organisasi setiap harinya
(Morisson, 2013).
62
Menurut Littlejohn dan Foss (2011) jaringan (network) merupakan
susunan sosial yang diciptakan oleh komunikasi antarindividu dan
kelompok. Saat manusia saling berkomunikasi, tercipta mata rantai. Mata
rantai tersebut merupakan jalur komunikasi dalam sebuah organisasi.
Seseorang biasanya turut serta membuat jaringan informal melalui
tegur sapa yang dilakukan terhadap rekan atau sejawat dikantor,
menjawab telepon yang berdering , atau menulis pesan melalui memo
kantor dan sebagainya. Dewasa ini, kemampuan untuk membangun
hubungan atau link semakin meningkat dengan kehadiran teknologi pesan
singkat (SMS) melalui telepon genggam atau e-mail melalui internet.
Seseorang ketika bermain dengan internet dan menggunakan facebook,
Twitter, WhatsApp Messenger dan sebagainya maka orang tersebut
masuk ke dalam jaringan yang lebih besar. Dengan kata lain, hubungan
tidak terbentuk hanya melalui tatap muka secara fisik tetapi juga melalui
sarana nonfisik. Dengan demikian hubungan atau relationship terbentuk
melalui komunikasi antar anggota organisasi secara terus menerus, dan
tentu saja tidaklah mudah mencatat setiap hubungan yang terjadi.
(Morisson, 2013)
Jaringan dalam kelompok (group network) terbentuk karena
individu cenderung berkomunikasi lebih sering dengan anggota organisasi
tertentu lainnya. Organisasi pada dasarnya terbentuk dari kelompok-
kelompok yang lebih kecil yang terhubung bersama-sama dalam
63
kelompok yang lebih besar dalam “jaringan organisasi” (organizatiobal
network).
Dalam melakukan analisis jaringan seorang peneliti dapat
menganalisis suatu jaringan ke dalam bagian-bagian yang
membentuknya, namun selain mengidentifikasi bagian-bagian kita juga
dapat melihat pada kualitas atau sifat bagian-bagian itu atau menjelaskan
fungsi-fungsi lain yang terdapat pada suatu hubungan dalam jaringan
seperti persahabatan yang terbentuk, bagaimana individu saling menukar
informasi atau pengaruh-pengaruh dalam kelompok. Aspek jaringan
semacam ini disebut multiplexity (Morisson, 2013).
Lanjut menurut Morisson (2013), unit organisasi paling dasar,
menurut teori jaringan adalah hubungan diantara dua orang. Suatu
hubungan dapat ditentukan melalui jumlah tujuan yang igin dicapai
apakah memiliki satu atau beberapa tujuan, berapa banyak orang yang
terlibat, dan fungsi suatu hubungan. Hubungan juga dapat menetukan
suatu “peran jaringan” (network role) tertentu yang berarti, bahwa anggota
menghubungkan beberapa kelompok dalam cara-cara tertentu.
Ketika anggota organisasi berkomunikasi satu sama lain, mereka
melaksanakan atau memenuhi berbagai peran dalam hubungannya
dengan jaringan yang terdiri atas peran sebagai “jembatan: (bridge)
dimana anggota suatu kelompok merangkap atau menjadi anggota
kelompok lainnya; penghubung (liasion) jika seorang individu
menghubungkan dua kelompok tetapi ia sendiri bukan anggota dari dua
64
kelompok tersebut; pemisah (isolate) adalah individu yang tidak terhubung
atau terkait pada anggota lain atau kelompok manapun.
(Littlejohn dan Foss, 2011)
Hubungan seseorang dapat dilihat juga berdasarkan tingkatan atau
derajat (degree) yang menghubungkan sesorang dengan orang lain.
Tingkatan dalam (in degree) menunjukkan jumlah hubungan yang
dilakukan orang lain terhadap anda, dengan kata lain hubungan antara
anda dan orang lain yang terjadi karena inisiatif orang lain tersebut.
Sementara tingkatan luar (out degree) jumlah hubungan yang anda
lakukan terhadap orang lain. Inisiatif hubungan dimulai dari diri sendiri.
Kualitas hubungan dapat diteliti juga melaui hubungan langsung
(direct) yaitu hubungan secara langsung di antara dua orang tanpa
melalui perantara dan hubungan tidak langsung (indirect) yaitu hubungan
antara dua orang yang diperantarai atau dimediasi oleh orang ketiga.
(Morisson, 2013)
Untuk meneliti jaringan komunikasi harus melihat beberapa variabel
yang terkait dengan keterhubungan berbagai invidu dalam jaringan, yaitu:
1. Fungsi Jaringan
Bahwa suatu organisasi tidak pernah terdiri dari hanya satu jaringan
tetapi memiliki banyak jaringan yang saling tumpang tindih. Namun
walaupun sebagian besar jaringan bersifat multifungsi (multiplex) tetapi
jaringan pada umumnya lebih berkonsentrasi atau lebih terfokus pada
suatu fungsi tertentu dibandingkan fungsi-fungsi lainnya.
65
2. Tingkat Keterhubungan
Kualitas lain adalah keterhubungan (connectdness), yaitu rasio antara
hubungan yang senbenarnya dengan kemungkinan hubungan.
Jaringan yang memiliki keterhubungan tinggi adalah jaringan yang kuat
dan dekat. Seseorang akan mersa lebih dekat dan lebih terpengaruh
dengan reka-rekanya di kantor dibandingkan dengan tetangga mereka.
3. Sentralitas dan Desentralitas
Sentralitas (centrality) atau tingkatan tempat individu dan kelompok
saling terhubung. Sebuah organisasi yang sangat terpusat memeiliki
garis hubungan dimulai dari kelompok hingga ke sejumlah pusat
hubungan. Sistem desentralitas memiliki keterhubungan lebih besar
lebih besar diantara para anggota secara keseluruhan, dan tidak ada
kelompok yang mengontrol hubungan tersebut.
4. Derajat Pemisahan
Jumlah hubungan yang terdapat anara individu dengan orang lain
dinamakan “derajat pemisahan” (degrees of separation).
Hubungan dan jaringan juga dapat dicirikan melalui sejumlah kualitas
lain yang dimiliki, yaitu bahwa suatu hubungan adakalanya bersifat
eksklusif tetapi umumnya hubungan bersifat terbuka (inklusif);
sentalitas (centrality) menunjukkan seberapa luas seseorang
terhubung dengan orang lain; dalam hal frekuensi dan stabilitasnya
yaitu seberapa sering hubungan itu terjadi dan seberapa besar
66
hubungan itu dapat dapat diperkirakan atau diprediksi; dan ditinjau dari
ukurannya yaitu banyak sedikitnya jumlah anggota. (Morisson, 2013)
Lanjut menurut Morisson (2013) terdapat cukup banyak pemikiran
yang membahas cara-cara jaringan berfungsi dalam organisasi. Misalnya
jaringan dapat :
1. Mengontrol arus informasi
2. Menyatukan orang-orang dengan kepentingan yang sama
3. Membangun interpretasi yang sama
4. Mendorong pengaruh sosial
5. Memungkinkan terjadinya tukar menukar sumber daya.
4. Teori Kinerja
Menurut kamus umum, kinerja adalah hasil yang dicapai yang telah
dilakukan, dikerjakan seseorng dalam melaksanakan kerja atau tugas.
Kinerja merupakan prestasi kerja atau perfomance, yaitu hasil kerja
selama periode tertentu dibanding dengan berbagai kemungkinan.
Performance atau kinerja merupakan hasil atau keluaran dari suatu
proses (Nurlaila, 2010). Menurut pendekatan perilaku dalam manajemen,
kinerja adalah kuantitas atau kualitas sesuatu yang dihasilkan atau jasa
yang diberikan oleh seseorang yang melakukan pekerjaan (Luthans,
2005).
Menurut Soeprihanto, kinerja pegawai adalah hasil kerja seorang
pegawai selama periode tertentu dibandingkan dengan berbagai
kemungkinan, misalnya standar, target/sasaran atau kriteria yang telah
67
ditentukan terlebih dahulu dan disepakati bersama (Soeprihanto, 2001).
Menurut Soeprihanto, aspek-aspek kinerja meliputi: kualitas pekerjaan,
kuantitas pekerjaan, kemampuab bekerja sendiri, pemahaman dan
pengenalan pekerjaan serta kemampuan memecahkan persoalan.
Berkaitan dengan masalah kinerja, dalam rangka terlaksananya
pemerintahan yang lebih berdaya guna dan berhasil guna, bersih, serta
bertanggung jawab, telah diterbitkan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun
1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dalam mencapai
misi organisasi dan tujuan-tujuan serta sasaran organisasi. Berdasarkan
uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa kinerja pegawai adalah
hasil yang telah dicapai, atau yang dikerjakan pegawai dalam
melaksanakan kerja atau tugas tertentu dalam mencapai tujuan
organisasi.
Kinerja dapat dipandang sebagai proses maupun hasil pekerjaan.
Kinerja merupakan suatu proses tentang bagaimana pekerjaan
berlangsung untuk mencapai hasil kerja. Namun, hasil pekerjaan itu
sendiri juga menunjukkan kinerja.
Pengertian kinerja merujuk pada tingkat keberhasilan
melaksanakan tugas serta kemampuan mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Kinerja dinyatakan baik dan sukses jika tujuan yang diinginkan
dapat tercapai dengan baik (Donelly, Gibson and Ivancevich, 1994).
Kinerja adalah hasil atau tingkat keberhasilan seseorang secara
keseluruhan selama periode tertentu dalam melaksanakan tugas
68
dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, seperti standar hasil kerja,
target atau sasaran atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu
telah disepakati bersama (Rivai dan Basri, 2005).
Sedangkan Mathis dan Jackson (2006) menyatakan bahwa kinerja
pada dasarnya adalah apa yang dilakukan atau tidak dilakukan pegawai.
Manajemen kinerja adalah keseluruhan kegiatan yang dilakukan untuk
meningkatkan kinerja perusahaan atau organisasi, termasuk kinerja
masing-masing individu dan kelompok kerja di perusahaan tersebut.
Menurut Bangun (2012), yang dimaksud dengan kinerja adalah
hasil pekerjaan yang dicapai seseorang berdasarkan persayaratan
pekerjaan. Adapun menurut Bernardian & Joyce E A Russel, 1993 yang
dikutip oleh Sedarmayanti (2013) kinerja didefinisikan sebagai cacatan
mengenai outcome yang dihasilkan dari suatu aktivitas tertentu, selama
kurun waktu tertentu pula.
Dari dua pengertian di atas maka kinerja dapat diartikan sebagai
hasil pekerjaan yang dicapai oleh seseorang selama kurun waktu tertentu.
Adapun Bastian dalam Nogi (2005) menyatakan kinerja organisasi
adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan tugas dalam
suatu organisasi dalam mewujudkan sasaran, tujuan, visi dan misi
organisasi tersebut.
Sedangkan menurut Widodo (2006) mengatakan bahwa kinerja
adalah melakukan suatu kegiatan dan menyempurnakannya sesuai
dengan tanggung jawabnya dengan hasil seperti yang diharapkan.Dari
69
definisi diatas kinerja lebih ditekankan pada tanggung jawabdengan hasil
yang diharapkan. Kemudian Menurut Mahsun (2006) kinerja
(performance) adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian
pelaksanaan suatu kegiatan/program/kebijakan dalam mewujudkan
sasaran,tujuan,misi dan visi organisasi yang tertuang dalam strategic
planning suatu organisasi.
Pendapat lainnya mengenai kinerja yang dikemukakan oleh Hugh
J. Arnold dan Daniel C Feldman dalam Lamatenggo dan Hamzah, 2012)
mengatakan bahwa kinerja adalah serangkaian perilaku dan kegiatan
secara individual sesuai dengan harapan atau tujuan organisasi.
Kemudian Keban (1995) menyatakan kinerja merupakan tingkat
pencapaian tujuan.Yang berarti bahwa kinerja dijabarkan sebagai
stratifikasi atau penilaian suatu pekerjaan dipandang seberapa tinggi
tingkat pencapaian hasil atas tujuan yang ditetapkan.
Menurut Prawirosentono (1999) mengatakan bahwa kinerja adalah
hasil kerja yang dapat dicapai oleh pegawai atau sekelompok pegawai
dalam suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab
masing-masing dalam upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan
secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral dan etika.
Dengan demikian dari konsep yang ditawarkan dari berbagai
pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah sebuah bagian
yang tidak dapat terpisahkan dari dalam suatu organisasi, yang
merupakan prestasi kerja yang dapat diukur, berkaitan dengan
70
kemampuan dan keahlian pribadi yang mempengaruhi tim atau organisasi
secara keseluruhan. Dalam konteks penelitian ini, maka pengertian kinerja
merupakan tingkat kemampuan Aparatur Sipil Negara pada Sub Bagian
Program yang ada di setiap SKPD propinsi Sulawesi Selatan dalam
melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sesuai dengan visi dan misinya.
C. Hasil Penelitian Yang Relevan
Penulis mengambil tema dalam penelitian tersebut didasari oleh
beberapa penelitian yang relevan.
1. Budhi Punama Siddhi; Pengaruh Ketertarikan Pada Tampilan Iklan
Layanan Jejaring Sosial (LINE) di Televisi Terhadap Pemanfaatan Line
dI Ponsel Pintar Pada Mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP Universitas
Atma Jaya Yogyakarta Angkatan 2010.
Pada penelitian skripsi ini menjelaskan tentang pengaruh
ketertarikan tampilan Iklan LINE di Televisi (Penyedia Jasa Aplikasi
Chatting) terhadap pemanfaatan aplikasi LINE. Metode dalam penelitian
kuantitatif dengan pendekatan survei dan menggunakan data primer yang
diperoleh secara langsung dari responden melalui kuesioner.Penelitian ini
diadakan di Gedung FISIP Universitas Atma Jaya Yogyakarta yang
berlokasi di Kampus IV Gedung Theresa, Jalan Babarsari 6 Yogyakarta.
Teknik pengumpulan data yang akan digunakan adalah melalui
angket atau kuisioner. Populasi penelitian adalah mahasiswa angkatan
FISIP UAJY2010.Sampel diambil sampel acak (random) dari sejumlah
mahasiswa FISIP UAJY angkatan 2010. Sampel yang akan digunakan
71
adalah sejumlah 73 dari total 260 jumlah mahasiswa ilmu komunikasi
FISIP UAJY(berdasarkan data dari bagian tata usaha FISIP UAJY). Teknik
analis data yang digunakan yakni analisis regresi.
Hasil analisis data memperoleh hasil bahwa ketertarikan pada
tampilan iklan line berpengaruh terhadap pemanfaatan line. Hal ini
menunjukkan bahwa kebiasaan orang-orang menggunakan LINE untuk
saling pertukar pesan instan (chating), untuk saling menelepon secara
gratis, bermain game dan untuk mengirimkan gambar, video, voicemail
(pesan suara) lebih berpengaruh terhadap penggunaan LINE dipengaruhi
ketertarikan pada tampilan iklan Line.
Kondisi ini menggambarkan bahwa semakin baik penampilan iklan
Line yang ditayangkan maka pemanfaatan aplikasi Line semakin tinggi.
Sebaliknya, Semakin kurang menarik penampilan iklan Line yang
ditayangkan maka pemanfaatan aplikasi Line semakin rendah.
2. Aloysius Bagas Pradipta Irianto; Pemanfaatan Sosial Media Untuk
Meningkatkan Market Share UKM tahun 2015 di Indonesia
Jurnal informatika dan komputer volume 8 nomor 1 Juli 2015,
ISSN:1979-7656 ini menjelaskan tentang globalisasi pasar telah
memengaruhi perilaku perdagangan yang selalu berusaha untuk
memenuhi kebutuhan konsumen. Hal itu mempengaruhi Usaha Kecil
Menengah (UKM) yang juga dituntut untuk dapat mengikuti
perkembangan pasar agar dapat bertahan dan meningkatkan
marketshare. Usaha Kecil Menengah (UKM) adalah kelompok usaha
72
terbesar di Indonesia bahkan mungkin di Dunia. Pada tahun 2001, UKM
memberikan andil 99% dalam jumlah badan usaha dan 99,6% dalam
penyerapan tenaga kerja.
Banyaknya UKM ini tentu disebabkan karena produk-produk dari
UKM sangat diminati bahkan dibutuhkan oleh masyarakat. Namun
demikian tidak semua produk-produk dari UKM dikenal luas oleh
masyarakat. Hal ini disebabkan karena promosi yang dilakukan oleh UKM
kalah gencar dengan promosi dari Industri yang lebih besar.Penyebab
utama dari hal ini adalah minimnya anggaran promosi dari UKM. Untuk
itulah mengapa social media (WeChat) menjadi penting sebagai salah
satu media promosi praktis, yang murah, handal dan dapat menjangkau
seluruh pengguna.
Usaha Kecil Menengah (UKM) adalah kelompok usaha terbesar di
Indonesia bahkan mungkin di dunia. Pada tahun 2001, UKM memberikan
andil 99% dalam jumlah badan usaha dan 99,6% dalam penyerapan
tenaga kerja. Banyaknya UKM ini tentu disebabkan karena produk-produk
dari UKM sangat diminati bahkan dibutuhkan oleh masyarakat. Namun
demikian tidak semua produk-produk dari UKM dikenal luas oleh
masyarakat.Hal ini disebabkan karena promosi yang dilakukan oleh UKM
kalah gencar dengan promosi dari industri yang lebih besar.Penyebab
utama dari hal ini adalah minimnya anggaran promosi dari UKM.
73
3. Sutrisman Basir; Efek Blackberry sebagai Media Komunikasi Baru
dalam Membangun Konsep Diri Pelajar SMP Islam Athira Bukit Baruga
Makassar, tahun 2010 di Kota Makassar
Tesis ini diajukan untuk memenuhi syarat mencapai gelar magister
pada Program Pascasarjana Universitas Satria Makassar tahun 2010.
Penelitian ini membahas tentang gaya hidup remaja yang cenderung ikut-
ikutan, karena ada perasaan terasing saat remaja tidak mengikuti jaman
yang ada. Pola persaingan yang timbul tidak lagi dalam hal prestasi atau
akademis tetapi berkembang kearah prestise dengan lebih menonjolkan
materi dan penampilan. Dan ini brpengaruh secara psikis pada remaja
karena merasa terasing dan minder dari lingkungannya dan merasa bukan
remaja saat ini sehingga mereka ingin mengikuti tren yang ada.
Remaja yang seharusnya berinteraksi dengan lingkungan sosial
secara wajar, namun terserangnya suatu wabah Blackberry membuat
remaja cenderung ikut ketergantungan dengan fenomena ini.Pengamatan
sehari-hari dapat dijumpai di sekitar kita misalnya lihatlah remaja yang ada
di pusat-pusat perbelanjaan, kita pasti dapat menemukan remaja yang ke
mana-mana selalu melekat dengan blackberry-nya.Terkadang dapat kita
lihat sikap mereka yang seenaknya dan tidak menghiraukan sekelilingnya.
Seperti contohnya adalah saat mereka menaiki lift, mereka sangat sibuk
dengan dirinya sendiri sehingga lupa menekan tombol lift. Kondisi lain,
kerap dijumpai seseorang dalam sebuah kelompok, lebih memperhatikan
blackberry nya ketimbang berinteraksi dengan teman di sekelompoknya.
Adanya perilaku multitasking yang ditimbulkan oleh remaja misalnya
menyetir sambil mengutak-atik BB dan lainnya.
74
Blackberry juga memberikan peluang untuk orang-orang yang tidak
mengenal kita untuk menambahkan nama kita ke dalam daftar kontaknya.
Pergaulan remaja pun menjadi semakin luas dan tanpa pengawasan
pergaulan pun bisa tidak terkendali dan beretika karena remaja tidak lagi
mengenal dengan siapa mereka berbicara. Komunikasi dalam dunia maya
pun menjadi lebih dominan dibanding komunikasi di dunia nyata. Dampak
lain dari pergaulan yang tak terkendali etika berbicara mereka karena
sudah terlalu biasa berbicara kata-kata kasar yang di dapat melalui
pergaulan tersebut. Dampak lain juga terjadi pada hubungan komunikasi
diantara remaja dan orangtua mereka menjadi jarang.
75
D. Kerangka Pikir
Untuk mendapatkan hasil yang berkualitas, diperlukan suatu proses
dan prosedur penelitian yang efektif dan sedapat mungkin efisien. Untuk
itu perlu disusun kerangka pikir penelitian yang dapat memberikan
gambaran dan arahan agar penelitian berjalan lancar dan mendapatkan
hasil yang berkualitas. Dalam hal ini penelitian bertujuan untuk
mengetahui WhatsApp sebagai media alternatif, mengkaji isi pesan dan
proses pemanfaatan WhatsApp Messenger dalam pemberian informasi
dan peningkatan kinerja pada kelompok Sub Bagian Program Pemerintah
Provinsi Sulawesi Selatan
Gambar 4. Kerangka Pikir
WHATS APP
MASSENGER
INFORMASI
PENINGKATAN KINERJA
Media Alternatif
Aturan Penulisan
Proses Pemanfaatan Media
PEGAWAI ASN
76
E. Definisi Konseptual
WhatsApp Messenger didirikan Brian Acton dan Jan Koum pada
tahun 2009, WhatsApp Messenger adalah aplikasi untuk smartphone
dengan fungsi dasar mirip BlackBerry Messenger. WhatsApp Messenger
merupakan aplikasi pesan lintas platform yang memungkinkan kita
bertukar pesan tanpa biaya pulsa seperti Short Message Servis karena
WhatsApp Messenger menggunakan paket data internet yang sama
untuk email, browsing web, dan lain-lain. Aplikasi WhatsApp Messenger
menggunakan koneksi 3G atau WiFi untuk komunikasi data.
Menggunakan WhatsApp Messenger, kita dapat melakukan obrolan
secara online, berbagi file, bertukar foto dan lain-lain.
Kemunculan smartphone dengan aplikasi pesan instan
memunculkan platform baru bagi komunitas untuk berkomunikasi
termediasi internet dalam bentuk grup chat. Seperti fenomena yang
memang terjadi di masyarakat Indonesia bahwa penggunaan internet dan
mobile phone meningkat seiring kemunculan smartphone beserta aplikasi
pesan di dalamnya. Oleh karena itu tidak heran apabila grup chat
whatsapp messengerdigunakan oleh beberapa komunitas untuk
melakukan komunikasi internal kelompok.
Berikut data empat komunitas pengguna WhatsApp Massenger
yakni :
77
1. Aparatur Sipil Negara
Dalam pengertian tentang aparatur sipil negara tidak terlepas dari
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 tentang
Aparatur Sipil Negar. Dimana pada Undang-undang tersebut masyarakat
baik pegawai Negeri Sipil maupun pejabat pemerintahan dengan
perjanjian kerja diberikan kesempatan untuk menduduki suatu jabatan
dalam suatu instansi pemerintahan, dimana pada Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 5 tahun 2014 yang dimaksud dengan ASN
adalah sebagai berikut :
1. Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disingkat (ASN) adalah profesi
bagi pegawai negeri sipil negara dan pegawai pemerintah dengan
perjanjian kerja yang bekerja pasda instansi pemerintah.
2. Pegawai Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disebut pegawai ASN
adalah pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian
kerja yang diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian dan diserahi
tugas dalam suatu jabatan pemerintahan atau diserahi tugas negara
lainnya dan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan.
3. Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PNS adalah warga
negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai
Pegawai ASN secara tetap oleh pejabat pembina kepegawaian untuk
menduduki jabatan pemerintahan.
4. Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang selanjutnya
disingkat PPPK adalah warga negara Indonesia yang memenuhi
78
syarat tertentu yang diangkat berdasarkan perjanjian kerja untuk
jangka waktu tertentu dalam rangka melaksanakan tugas
pemerintahan.
5. Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan
Pegawai ASN yang profesional memiliki nilai dasar, etika profesi bebas
dari intervensi politik bersih dari praktik korupsi, kolusi dan nepotisme.
6. Sistem informasi ASN adalah rangkaian informasi dan data mengenai
Pegawai ASN yang disusun secara sistematis, menyeluruh, dan
terintegrasi dengan berbasis teknologi.
7. Jabatan Pimpinan Tinggi adalah adalah sekelompok jabatan tinggi
pada instansi pemerintah.
8. Pejabat Pimpinan Tinggi adalah Pegawai ASN yang menduduki
Jabatan Pimpinan Tinggi.
9. Jabatan Administrasi adalah sekelompok jabatan yang berisi fungsi
dan tugas berkaitan dengan pelayanan publik serta administrasi
pemerintahan dan pengembangan.
10. Pejabat Administrasi adalah Pegawai ASN yang menduduki Jabatan
Administrasi pada instansi pemerintah.
11. Jabatan Fungsional adalah sekelompok jabatan yang berisi fungsi dan
tugas berkaitan dengan pelayanan fungsional yang berdasarkan pada
keahlian dan keterampilan tertentu.
12. Pejabat fungsional adalah Pegawai ASN yang menduduki Jabatan
Fungsional pada instansi pemerintah.
79
13. Pejabat yang Berwenang adalah pejabat yang mempunyai kewengan
melaksanakan proses pengangkatan, pemindahan, dan
pemberhentian Pegawai ASN sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
14. Pejabat Pembina Kepegawaian adalah pejabat yang mempunyai
kewenangan menetapkan pengangkatan, pemindahan, dan
pemberhentian Pegawai ASN dan pembinaan Manajemen ASN di
instansi pemerintah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
15. Instansi Pemerintah adalah instansi pusat dan instansi daerah.
16. Instansi Pusat adalah kementrian, lembaga pemerintah non
kementrian, kesekretariatan lembaga negara, dan kesekretariatan
lembaga nonstruktural.
17. Instansi daerah adalah perangkat daerah propinsi dan perangkat
daerah kabupaten/kota yang meliputi sekretariat daerah, sekretariat
dewan perwakilan rakyat daerah, dinas daerah, dan lembaga teknis
daerah.
18. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan
di bidang pendayagunaan aparatur negara.
19. Komisi ASN yang selanjutnya disingkat KASN lembaga nonstruktural
yang mandiri dan bebas dari intervensi politik.
20. Lembaga Administrasi Negara yang selanjutnya disingkat LAN adalah
lembaga pemerintah non kementrian yang diberi kewenangan
80
melakukan pengkajian dan pendidikan dan pelatihan ASN
sebagaimana diatur dalam undang-undang.
21. Badan Kepegawaian Negara yang selanjutnya disingkat BKN adalah
lembaga pemerintah non kementrian yang diberi kewenangan
melakukan pembinaan dan menyelenggarakan Manajemen ASN
secara nasional sebagaimana diatur dalam undang-undang ini.
22. Sistem Merit adalah kebijakan dan Manajemen ASN yang berdasarkan
pada kualifikasi, kompetensi dan kinerja secara adil dan wajar dengan
tanpa membedakan latar belakang, ras, warna kulit, agama, asal usul,
jenis kelamin, status pernikahan, umur, atau kondisi kecacatan.
2. Kelompok Sub Bagian Program Pemerintah Provinsi Sulawesi
Selatan
Pengertian kelompok dilihat dari segi persepsi menurut Smith,1945
dalam Walgito (2008) adalah:“We may define a social group as a
unitconsisting of a plural of separate organisms (agent) who have
acollective perception of theirunity and have ability to act or are acting
inaunitary manner toward their environment. Dari definisi tersebut
mempersepsikan bahwa yang disebut kelompok itu ada tiga hal menjadi
indikator disebutnya sebagai kelompok, yaitu sebagai unit yang terdiri dari
beragam individu, dengan persepsi kolektifs erta memiliki kemampuan
bertindak secara kesatuan/kolektif.
Sementara Deddy Mulyana (2005) kelompok adalah sekumpulan
orang yang mempunyai tujuan bersama yang berinteraksi satu sama lain
81
untuk mencapai tujuan bersama, mengenal satu sama lainnya, dan
memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut. Kelompok ini
misalnya adalah keluarga, kelompok diskusi, kelompok pemecahan
masalah, atau suatu komite yang tengah merapat untuk mengambil suatu
keputusan. Dalam komunikasi kelompok, juga melibatkan komunikasi
antarpribadi. Karena itu kebanyakan teori komunikasi antarpribadi berlaku
juga bagi komunikasi kelompok.
Komunikasi kelompok (group communication) berarti komunikasi
yang berlangsung antara seorang komunikator dengan sekelompok orang
yang jumlahnya lebih dari dua orang. Seperti telah di terangkan, apabila
komunikasi seorang atau dua orang itu termasuk komunikasi antarpribadi.
Sekelompok orang yang menjadi komunikan itu bisa sedikit, bisa banyak.
Apabila jumlah orang dalam kelompok itu sedikit yang berarti kelompok itu
kecil, komunikasi yang berlangsung disebut komunikasi kelompok kecil
(small group communication); jika jumlahnya banyak yang berarti
kelompoknya besar dinamakan komunikasi kelompok besar (large group
communication). Pengertian kelompok di sini tidak berdasarkan pengertian
psikologi melainkan pengertian komunikologis. Misalnya sejumlah kecil
orang-orang yang sedang mendengarkan pidato tukang obat di pasar.
Secara psikologis bukan merupakan kelompok. Melainkan kerumunan
orang yang berkumpul bersama-sama untuk sesaat. Bagi ilmu komunikasi,
kelompok itu yakni sejumlah orang yang sedang menjadi komunikan
(Effendy, 2003).
82
Komunikasi kelompok kecil dalam Cangara (2014) sebagai tipe
komunikasi antarpribadi karena:
a. Anggota-anggotanya terlibat dalam suatu proses komunikasi yang
berlangsung secara tatap muka.
b. Pembicaraan berlangsung secara terpotong-potong dimana semua
peserta bisa berbicara dalam kedudukan yang sama, dengan kata lain
tidak ada kata pembicara tunggal yang mendominasi situasi.
c. Sumber dan penerima sulit teridentifikasi. Dalam situasi seperti ini,
semua anggota berperan sebagai sumber dan juga sebagai penerima.
Sebuah kelompok dibuat dan dipertahankan oleh orang yang
terlibat di dalamnya baik itu dalam pemrosesan pesan maupun umpan
balik. Kelompok diciptakan untuk melayani sejumlah tujuan dan
kepentingan. Beberapa kelompok terutama melayani fungsi-fungsi yang
berorientasi pada tugas dan menekankan kinerja. Kelompok lainnya
mementingkan orientasi fungsi pribadi maupun sosial dan membangun
semangat (moralitas). Kebanyakan kelompok berorientasi kepada kedua
tipe tujuan tersebut. Ada kelompok yang dibentuk, ada pula yang muncul
dengan sendirinya. Pada unit sosial yang kecil, jaringan komunikasi
kelompok berkembang secara alami. Pada kelompok yang lebih besar dan
lebih formal, jaringan-jaringan sering kali dilanggengkan berdasar
kepentingan, untuk mengatur arus informasi.
Pada perkembangannya, kelompok bergerak melintasi sebuah
serial tahapan. Dinamika yang terlibat di dalamnya tergantung kepada
83
sejumlah faktor, termasuk tingkat kesulitan tugas mereka, jumlah solusi
alternatif, dan kepentingan yang diciptakan oleh tugas-tugas. Kelompok
mengembangkan budaya, simbol, aturan dan hikum mereka sendiri.
Aktivitas utama dari beberapa kelompok adalah membuat
keputusan, dan tersedia sejumlah metode untuk melaksanakannya. Peran
dan tanggungjawab berperan penting juga bagi keberfungsian kelompok.
Dalam kelompok yang lebih kecil, peran dan batasan tanggung jawab
berkembang secara alami. Beberapa peran adalah terkait dengan
penyelesaian tugas, peran lainnya terkait dengan pembangunan tim dan
dukungan, sementara peran lainnya lagi tetap lagi tetap invidualistik. Pada
kelompok yang lebih besar, atau kelompok yang lebih terstruktur, peran
dan tanggung jawab sering kali lebih formal daripada informal, seringkali
dibuat dari pada alamiah, serta seringkali lebih eksplisit daripada implisist.
Komunikasi yang dimediasikan memungkinkan kita berpartisipa dalam
kelompok meskipun jika anggota-anggota tidak berada pada satu lokasi.
Teknologi semisal internet memudahkan anggota kelompok untuk
mengatasi hambatan – hambatan ruang dan waktu.
(Ruben dan Stewart 2014)
Perangkat daerah Provinsi Sulawesi Selatan berdasarkan
Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 10 tahun 2016
Tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah, bahwa
Pemerintah Propinsi Sulawesi Selatan memeliki empat puluh enam
organisasi atau Satuan Kerja Perangkat Daerah yang biasa di singkat
84
SKPD. Dimana di setiap SKPD terdapat Sub Bagian Program yang tugas
dan fungsinya telah diatur berdasarkan Peraturan Gubernur.
Menurut PERGUB No 67 Tahun 2016 Tentang Kedudukan,
Sususnan, organisasi, serta Tata kerja Sekretariat Daerah propinsi
Sulawesi Selatan menyatakan bahwa Tugas adalah ikhtisar dari fungsi
dan uraian tugas sedangkan Fungsi adalah pekerjaan yang merupakan
penjabaran dari uraian tugas adapun Uraian Tugas adalah paparan atau
bentangan atas semua tugas jabatan yang merupakan upaya pokok yang
dilakukan pemegang jabatan.
Tugas dan fungsi Sub Bagian Program yang ada di setiap SKPD
Pemerintah Propinsi Sulawesi Selatan hampir sama di setiap SKPD.
Salah satu SKPD yang ada di Pemerintah Propinsi Sulawesi Selatan dan
dapat mewakili tugas dan fungsi Sub Bagian Program adalah Badan
Penelitian dan Pengembangan Propinsi Sulawesi Selatan dimana tugas
dan fungsi dari Sub Bagian Program Badan Penelitian dan
Penegembangan Daerah Propinsi Sulawesi Selatan berdasarkan
Peraturan Gubernur Sulawesi Selatan Nomor 102 Pasal 6 Tahun 2016
Tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, serta Tata
Kerja Badan Penelitian dan Pengembangan Propinsi Sulawesi Selatan
(1) Sub Bagian Program dipimpin oleh Kepala Subbagian yang
mempunyai tugas membantu Sekretaris dalam mengumpulkan
bahan dan melakukan penyusunan program, penyajian data dan
informasi, serta penyusunan laporan.
85
(2) Uraian tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi:
a. menyusun rencana kegiatan Sub Bagian Program sebagai
pedoman dalam pelaksanaan tugas;
b. mendistribusikan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas;
c. memantau, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan tugas
dalam lingkungan Sub Bagian Program untuk mengetahui
perkembangan pelaksanaan tugas;
d. menyusun rancangan, mengoreksi, memaraf dan/atau
menandatangani naskah dinas;
e. mengikuti rapat-rapat sesuai dengan bidang tugasnya;
f. mengoordinasikan, menyiapkan bahan dan melakukan
penyusunan perencanaan program, kegiatan, dan anggaran;
g. menghimpun dan menyajikan data dan informasi program dan
kegiatan Badan;
h. menyiapkan bahan dan melakukan pemantauan dan evaluasi
kinerja;
i. mengoordinasikan dan mengumpulkan bahan penyusunan
laporan kinerja Badan;
j. melaksanakan koordinasi dan konsultasi dengan lembaga
pemerintah atau non pemerintah dalam rangka mendukung
pelaksanaan tugas dan fungsi;
k. menilai kinerja pegawai Aparatur Sipil Negara sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan;
86
l. menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas Kepala Sub Bagian
Program dan memberikan saran pertimbangan kepada atasan
sebagai bahan perumusan kebijakan; dan
m. melakukan tugas kedinasan lain yang diperintahkan atasan
sesuai dengan bidang tugasnya.
3. Informasi
Informasi memeiliki makna yang berbeda-beda, bergantung kepada
konteks dan aspek yang digunakannya. Batasan atau definisi informasi
pun berbeda-beda sesuai dengan bidang ilmu yang menyusunnya.
Hampir semua bidang ilmu memandang informasi sebagai bagian dari
aspek yang ada relevensinya. Namun pada prinsipnya, informasi itu
berasal dari data atau fakta atau kejadian yang direkam sehingga
berpotensi bermanfaat bagi seseorang, baik rekaman elektronik maupun
cetak, juga rekaman memori seseorang.
Pengertian informasi bisa dilihat dari segi makna denotatif dan
konotatif, atau makna kontekstualnya. Kamus Encarta (2009) dalam
Yusup (2016) mengartikan informasi sebagai berikut :
a. Informasi adalah penegetahuan, yakni pengetahuan tertentu
yang diperoleh atau dipasok melalui sesuatu
b. Fakta-fakta, kumpulan fakta dan data mengenai subjek spesifik
c. Membuat fakta terketahui, komunikasi tentang fakta dan
pengetahuan, pemberitahuan, pemberitaan
d. Data yang diorganisasikan dalam komputer dengan cara
tertentu sehingga memiliki makna bagi seseorang.
87
e. Dalam konteks hukum, bisa jadi maknanya adalah hasil
penetapan bersalah atau tidak terhadap kasus kriminal.
Kata “informasi selalu bermakna to inform, sekaligus sebagai salah
satu dari fungsi utama komunikasi manusia. Seorang pengirim pesan
mengirimkan “informasi kepada penerima, tujuannya satu, agar penerima
mengetahui apa yang disampaikan pengirim pesan itu. (Liliweri, 2015)
Adapun pesan yang dikirim dalam suatu organisasi mempunyai
alasan tertentu mengapa dikirimkan dan diterima oleh orang tertentu. Ini
berarti bahwa pesan dikirim mempunyai fungsi yang berbeda-beda. Ada
empat fungsi pesan dalam organisasi yaitu
1. Pesan Tugas, maksudnya adalah pesan-pesan yang berkenaan
dengan pelaksanaan tugas-tugas organisasi oleh anggota organisasi.
Pesan ini mencakup pemberian informasi kepada karyawan untuk
melakukan tugas mereka secara efisien, seperti aktivitas pemberian
latihan kepada karyawan, memberikan orientasi bagi karyawan baru,
penentuan tujuan dan aktivitas lain yang berkenaan dengan produksi,
pelayanan pemasaran dan sebagainya. Atau dengan kata lain pesan
tugas dapat dikatan pesan yang berhubungan dengan output sistem
yang diinginkan oleh organisasi.
2. Pesan Pemeliharaan, pesan-pesan yang berkenaan dengan
kebijaksanaan dan pengaturan organisasi. Pesan ini membantu
organisasi untuk tetap hidup kekal. Pesan ini mencakup perintah,
ketentuan, prosedur, aturan dan kontrol yang diperlukan untuk
mempermudah gerakan organisasi untuk mencapai output sistem.
88
3. Pesan kemanusiaan langsung diarahkan kepada orang-orang dalam
organisasi dengan mempertimbangkan sikap mereka, kepuasan
mereka dan pemenuhan kebutuhan mereka. Pesan ini berkenaan
dengan hubungan interpersonal, konsep diri, perasaan dan moral.
Yang termasuk dalam kategori pesan ini adalah penghargaan terhadap
hasil yang dicapai oleh karyawan, penyelesaian konflik antara individu
atau kelompok, aktivitas informal dan bimbingan.
4. Pesan Pembaruan menjadikan organisasi dapat menyesuaikan
diridengan perubahan-perubahan yang terjadi dalam lingkungannya.
Untuk itu suatu organisasi membuat rencana-rencana baru, aktivitas-
aktivitas baru, program-program baru, pengarahan yang baru, proyek
baru dan saran-saran mengenai produksi baru.
4. Kinerja
Istilah kinerja berasal dari kata job perfomance atau actual
perfomance (prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh
seseorang), sedangkan yang dimaksud dengan kinerja adalah hasil kerja
secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan dalam
melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan
kepadanya. (Ruliana, 2014)
Menurut Simamora (2003) kinerja adalah ukuran keberhasilan
organisasi dalam mencapai misinya. Sedangkan Shadily (1991),
mengatakan kinerja atau performance adalah berdaya guna prestasi atau
hasil. Wahyudi Kumorotomo (1996) memberikan batasan pada konsep
89
kinerja organisasi publik setidaknya berkaitan erat dengan efisiensi,
efektifitas, keadilan dan daya tanggap.
Hal ini berarti bahwa performance adalah sebuah tindakan yang
dapat dilihat, diamati serta dimungkinkan untuk mencapai hal-hal yang
diharapkan (tujuan). Kinerja juga dapat dikatakan kombinasi dari
kemampuan, usaha dan kesempatan yang dapat dinilai dari hasil kerjanya
yang diperoleh selama periode waktu tertentu.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tipe Penelitian
Untuk mengetahui dan melukiskan keadaan yang sebenarnya
secara aktual dengan melihat masalah dan tujuan penelitian seperti yang
telah disampaikan sebelumnya, maka metode penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini mengarah pada penggunaan metode deskriptif
kualitatif.
Metode yang digunakan adalah metode deskriptif, yang dapat
diartikan sebagai proses pemecahan masalah yang diselidiki dengan
melukiskan keadaan subyek dan obyek penelitian pada saat sekarang
berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau bagaimana adanya
(Nawawi, 1998).
Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang non hipotesis
sehingga dalam rangka penelitiannya tidak memerlukan perumuskan
hipotesisnya (Arikunto, 1996). Metode penelitian deskriptif adalah metode
yang digunakan untuk mendapatkan gambaran keseluruhan obyek
penelitian secara akurat.
Pelaksanaan metode penelitian deskriptif tidak terbatas hanya
sampai pada pengumpulan dan penyusunan data, tetapi meliputi analisis
dan interpretasi tentang arti data tersebut, selain itu semua yang
dikumpulkan berpotensi menjadi kunci terhadap apa yang diteliti
(Moleong, 2004).
91
Dalam Sugiyono (2005)), mengatakan bahwa metode penelitian
deskriptif bertujuan untuk mendapatkan dan menyampaikan fakta-fakta
dengan jelas dan teliti. Studi deskriptif harus lengkap, tanpa banyak detail
yang tidak penting dengan menunjukkan apa yang penting atau tidak.
Riset ini tidak mengutamakan besarnya populasi atau sampling
bahkan populasi dan samplingnya sangat terbatas. Jika data yang
terkumpul sudah mendalam dan bisa menjelaskan fenomena yang diteliti,
maka tidak perlu mencari sampling lainnya. Disini yang lebih ditekankan
adalah persoalan kedalaman (kualitas) data bukan banyaknya (kuantitas)
data. Hal ini sesuai dengan tujuan penelitian yang ingin mengetahui
pemanfaatan WhasApp sebagai media alternatif dalam pemberian
informasi dan peningkatan kinerja pada kelompok Sub Bagian Program
Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan.
B. Waktu dan Lokasi Penelitian
Waktu penelitian dilakukan selama 3 bulan dimulai pada bulan April
2017 sampai bulan Juni 2017. Lokasi penelitian dilaksanakan pada
Pemerintahan Propinsi Sulawesi Selatan di Kota Makassar Sulawesi
Selatan. Kelompok pengguna WhatsApp yang dipilih kelompok Aparatur
Sipil Negara Sub Bagian Program Pemprov SulSel. Alasan memilih
kelompok pengguna WhatsApp ini karena beranggotakan pegawai dari
berbagai SKPD yang ada di Propinsi Sulawesi selatan dan menggunakan
aplikasi WhatsApp sebagai penghubung informasi.
92
C. Informan Penelitian
Dalam penentuan informan penelitian ini, peneliti menggunakan
teknik sampling purposive (purposive sampling). Teknik ini mencakup
orang-orang yang diseleksi atas dasar kriteria kriteria yang dibuat peneliti
berdasarkan tujuan peneliti.
Dalam riset kualitatif, besarnya sampel bukan menjadi tolak ukur
baik tidaknya riset. Karena tujuan riset kualitatif bukan untuk
menggeneralisasikan temuan penelitian tetapi lebih bersifat kontekstual
dan kasuistik. (Suharto dalam Kriyantono : 2014)
Berdasarkan uraian di atas dapat dijelaskan karakteristik informan
yang dipilih untuk menjelaskan permasalahan yang diangkat. Jumlah
populasi dalam penelitian ini sebanyak 131 anggota. Namun pengambilan
sampel hanya pada 7 informan yang terbagi dalam 5 ASN pria dan 2 ASN
wanita. Mereka dari berbagai SKPD dan latar belakang pendidikan dan
jabatan yang berbeda.
Dengan karakteristik sebagai berikut :
1. Informan adalah Aparatur Sipil Negara yang bekerja pada lembaga
pemerintahan Provinsi Sulawesi Selatan dengan bidang kerja pada
Sub Bagian Program dan merupakan anggota gruop atau kelompok
WhatsApp Sub Bagian Program Pemprov Sulsel dengan jenis kelamin
yang berbeda yaitu 5 laki laki dan 2 perempuan
2. Subjek yang terpilih sebagai Informan adalah mereka yang telah
mengakses media sosial selama kurang lebih 5 tahun dan memiliki
93
minimal 3 sampai 10 jenis media tertentu dan mempunyai group
WhatsApp lebih darii 1.
3. Informan yang terpilih adalah mereka yang masuk dalam kategori
sebagai penggagas didirikannya gruop atau kelompok WhatsApp Sub
Bagian Program Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan yaitu
Muchammad Agus dan Sumarlin
4. Informan yang terpilih adalah operator sistem laporan Simonev
perencanaan dan kegiatan Andi Irham Sakti dan mereka yang baru
bergabung dalam group WhatsApp Sub Bagian Program Pemerintah
Provinsi Sulawesi Selatan yaitu Bima Wira Wibowo
Tabel 3. Data Informan Penelitian
NO NAMA JENIS
KELAMIN USIA PENDIDIKAN JABATAN
1. Sumarlin Laki – laki 40 Thn S1 Kasubag Pogram Badan Kepegawaian Daerah
2. Octria Ramadhayana Perempuan 42 Thn S2 Kasubag Program Pengelolaan Keuangan Daerah
3 Muh. Makbul Anshari. A Laki – laki 40 Thn S2 Kasubag program BAPPEDA
4. Andi Hapsa Perempuan 55 Thn S2 Kasubag program Biro Pembangunan
5. Muchamad Agus Laki – laki 49 Thn S2 Kasubid perencanaan Anggaran Daerah 1 BPKD
6. Bima Wira Wibowo Laki – laki 34 Thn S1 Kasie Tata Usaha Biro Aset
7. A. Irham Sakti Irawan Laki – laki 30 Thn S2 Kasie Evaluasi Pembangunan Daerah BAPPEDA
Sumber : Data Primer, 2107
94
D. Teknik Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan
data sekunder. Data Primer diperoleh melalui wawancara dan data
sekunder diperoleh dari studi kepustakaan dan studi dokumentasi.
1. Jenis Data
Jenis data yang dikumpulkan yaitu berupa data primer dan
sekunder. Data primer diperoleh melalui observasi dan wawancara
sedangkan data sekunder diperoleh melalui dokumentasi.
2. Sumber Data
Sumber data terdiri dari dua bagian, yaitu sumber data primer dan
sekunder.
a. Sumber data primer adalah sumber data yang langsung memberikan
data kepada pengumpul data.
b. Sumber data sekunder adalah sumber yang tidak langsung
memberikan data kepada pengumpul data. Berbagai sumber data
tertulis, seperti buku yang data-data yang dibutuhkan dalam proses
penelitian.
E. Metode Pengumpulan Data
Menurut Racman dalam Meleong (2004), bahwa penelitian
dismping menggunkaan metode yang tepat, juga perlu memilih teknik dan
alat pengumpulan data yang relevan. Metode yang digunakan untuk
proses pengumpulan data dalam penelitian ini adalah
95
1. Wawancara
Wawancara adalah percakapan antara perisetm – seseorang yang
berharap mendapatkan informasi – dan – seseorang yang diasumsikan
mempunyai informasi penting tentang suatu objek (Berger dalam Kriyantono,
2006)
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan tanya jawab langsung kepada
informan yang sudah dipilih berdasarkan kriteria dari penulis untuk memperoleh
informasi dan data yang dibutuhkan.
2. Observasi
Observasi merupakan metode pengumpulan data yang digunakan
pada riset kualitatif. Seperti penelitian kualitatif lainnya, observasi
difokuskan untuk mendidkripsikan dan menjelaskan fenomena riset.
Fenomena mencakup interaksi (perilaku) dan percakapan yang terjadi di
antara subjek yang diteliti. Sehingga keunggulan metode ini adalah data
yang dikumpulkan dalam dua bentuk : interkasi dan percakapan.
3. Dokumentasi
Dokumentasi berasal dari kata dokumen, yang berarti barang
tertulis, metode dokumentasi berarti cara pengumpulan data dengan
mencatat data-data yang sudah ada (Yatim, 1996)
Teknik ini digunakan untuk mendapatkan data sekunder yang
mendukung penelitian berupa buku –buku tentang pendapat, teori, dalil
dalil dan juga website yang berhubungan dengan masalah penelitian.
96
F. Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan upaya mencari dan menata data secara
sistematis untuk meningkatkan pemahaman peneliti tentang kasus yang
diteliti dan menyajikannya sebagai temuan bagi orang lain. Proses analisis
data dalam penelitian kualitatif dimulai dengan menelaah seluruh data
yang terkumpul dari berbagai sumber yaitu dari wawancara, pengamatan
yang sudah dituliskan dalam catatan lapangan, dokumen pribadi,
dokumen resmi, gambar, foto dsan sebagainya. (Moleong, 2004). Dalam
pelaksanaan penelitian, analisis data dapat dilakukan bersamaan dengan
proses pengamatan. Jadi selama proses penelitian berlangsung data yang
diperoleh dapat langsung dianalisis. Sesuai dengan metode penelitian dan
teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, maka
untuk menganalisis data yang telah dikumpulkan dari lapangan, teknik
analisis yang digunakan adalah riset deskriptif kualitatif.
Melalui teknik ini akan digambarkan seluruh data dan fakta yang
diperoleh dengan mengembangkan kategori-kategori yang relevan
dengan tujuan penelitian dan penafsiran terhadap hasil analisis deskriptif
dengan berpedoman pada teori-teori yang sesuai. Selanjutnya analisis
data ini akan dilakukan secara induktif, yakni penganalisaan dengan cara
menarik kesimpulan atas data yang berhasil dikumpulkan dari yang
berbentuk khusus ke bentuk umum, atau penalaran untuk mencapai suatu
kesimpulan mengenai semua unsur-unsur penelitian yang tidak diperiksa
atau diteliti dalam penelitian mengenai Pemanfaatan WhatsApp
97
Messenger info dalam pemberian informasi dan peningkatan kinerja pada
kelompok Sub Bagian Program Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan dari
unsur-unsur tersebut sesuai dengan sampel penelitian yang ditetapkan
sebelumnya.an kualitatif
Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan secara
bersamaan dengan cara proses pengumpulan data menurut Miles dan
Huberman dengan tahapan analisis data sebagai berikut :
1. Pengumpulan Data
Peneliti mencatat dan mengumpulkan semua data secara obyektif
dan apa adanya sesuai dengan hasil observasi dan wawancara di
lapangan.
2. Reduksi data
Reduksi data yaitu memilih hal-hal pokok yang sesuai dengan fokus
penelitian. Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang
menggolongkoan , mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan
mengorganisasikan data-data yang telah direduksi memberikan gambaran
yang lebih tajam tentang hasil pengamatan dan mempermudah peneliti
untuk mencarinya sewaktu-waktu diperlukan.
3. Penyajian data
Penyajian data adalah sekumpulan informasi yang tersusun yang
memungkinkan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.
Penyajian data merupakan analisis dalam bentuk matriks, network, charts
atau grafis, sehingga data dapat dikuasai
98
4. Penarikan keputusan/verifikasi
Sebagai tahap akhir dari proses analisis data menurut Miles dan
Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Verifikasi dapat
dilakukan dengan keputusan, didasarkan pada reduksi data, dan
penyajian data yang merupakan jawaban atas masalah yang diangkat
dalam penelitian. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat
menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin
juga tidak, karena seperti telah dikemukakan bahwa masalah dan
rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan
berkembang setelah peneliti berada di lapangan.
99
G. Jadwal Penelitian/Time Schedule
Waktu penyelesaian tesis, membutuhkan waktu kurang lebih 7
bulan yang dimulai dari proses pengusulan judul sampai pada ujian tutup,
seperti terlihat dalam tabel berikutini :
Tabel 4. Jadwal Penelitian
NO KEGIATAN BULAN/ TAHUN 2017 KET
01 02 03 04 05 06 07
1 Pengusulan judul
2 Penyusunan proposal
3 Seminar proposal
4 Penelitian
5 Pengolahan data
6 Seminar hasil
7 Ujian tutup
100
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Gambaran Umum Provinsi Sulawesi Selatan Sebagai Lokasi
Penelitian
Geografis
Provinsi Sulawsi Selatan adalah salah satu Provinsi yang terletak di
pulau Sulawesi yaitu Sulawesi bagian Selatan. Provinsi yang sering
disebut dengan singkatan SulSel ini didirikan pada tanggal 13 Desember
1960 berdasarkan Dasar Hukum UU No. 47 Tahun 1960. Oleh karena Itu,
tanggal 13 Desember ini diperingati sebagai Hari jadi Provinsi Sulawsi
Selatan.
Sulawesi Selatan yang terletak di bagian selatan semenanjung
Pulau Sulawesi, merupakan salah satu wilayah strategis di tengah-tengah
kepulauan Indonesia dan sekaligus menjadi jembatan penghubung antara
kawasan barat dan timur Indonesia, sehingga wilayah ini ditetapkan
sebagai pintu gerbang Kawasan Timur Indonesia (KTI). Terkenal sebagai
kota pelabuhan dan berada dalam jalur strategis yang secara geografis
terletak antara 0°12’ - 8° Lintang Selatan dan 116°48’ - 122°36’ Bujur
Timur serta berbatasan dengan Provinsi Sulawesi Barat disebelah Utara,
Teluk Bone dan Provinsi Sulawesi Tenggara di sebelah Timur, Laut Flores
disebelah Selatan dan Selat Makassar di sebelah Barat, secara tidak
101
langsung mengantarkan Sulawesi Selatan sebagai wilayah perdagangan
dan jasa dan secara ekonomis memiliki keunggulan komparatif dan
kompetitif, dimana Selat Makassar telah menjadi salah satu jalur
pelayaran internasional, di samping sebagai titik simpul transportasi laut
dan udara yang menghubungkan Asia Timur dan Benua Australia.
Provinsi Sulawesi Selatan terletak pada bagian selatan Pulau
Sulawesi yang terdiri dari 21 Kabupaten dan 3 Kota, 306 Kecamatan dan
3.033 desa/kelurahan memiliki luas wilayah kurang lebih 46.083,94 km2
sebagaimana yang terdapat pada Tabel 5 berikut
Tabel 5. Luas Daerah serta Pembagian Daerah Administrasi Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Selatan
Sumber : BPS Sulsel
102
Penduduk
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulawesi
Selatan, pertumbuhan penduduk pada Tahun 2015 mencapai 1,13
persen. Jumlah Penduduk Sulawesi Provinsi Sulawesi Selatan Tahun
2015 mencapai 8.432.163 jiwa. Sebagaimana yang ditunjukkan pada
Tabel I-2, nampak bahwa hingga Tahun 2015 penduduk Sulawesi Selatan
terkonsentasi di Kota Makassar yakni sebesar 1.429.242 jiwa, sementara
itu Kabupaten Kepulauan Selayar merupakan daerah yang memiliki
jumlah penduduk terkecil yakni hanya 128.744 jiwa. Namun pada tahun
2016 terjadi pertambahan jumlah penduduk di kota Makassar sebesar
1.652.305 jiwa.
TabeL 6. Jumlah Penduduk Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2015
Sumber : BPS Sulsel
103
Organisasi Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi Selatan
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007, hingga
Tahun 2014 telah ditetapkan 1.444 jabatan struktural dalam lingkup
Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan. Jumlah jabatan struktural tersebut
tersebar pada berbagai Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dalam
lingkup Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan, hingga Tahun 2014
Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan memiliki 47 SKPD dan 105 Unit
Pelaksana Teknis Dinas maupun Badan. Di samping Dinas Daerah dan
Lembaga Teknis Daerah, dalam struktur organisasi Pemerintah Provinsi
Sulawesi Selatan terdapat pula kelompok jabatan struktural Staf Ahli
dimana sesuai Peraturan Daerah tentang Organisasi Pemerintah Provinsi
terdapat 5 (lima) jabatan staf ahli yakni, 1) Staf Ahli Bidang Hukum dan
Politik, 2) Staf Ahli Bidang Pemerintahan, 3) Staf Ahli Bidang
Pembangunan, 4) Staf Ahli Bidang Kemasyarakatan dan SDM, 5) Staf Ahli
Bidang Ekonomi dan Keuangan.
Kepegawaian
Jumlah Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Pemerintah Provinsi
Sulawesi Selatan pada Tahun 2015 sebanyak 10.238 orang. Dari jumlah
tersebut 5.282 adalah pegawai laki-laki dan 4.956 pegawai perempuan.
Jika diamati menurut golongan kepangkatan, jumlah pegawai golongan III
paling banyak, yaitu 5.664 orang, menyusul golongan II sebesar 2.645
orang dan golongan IV sebanyak 1.693 orang, sedangkan sisanya 236
orang adalah pegawai golongan I.
104
Visi dan Misi
Kebijakan Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan dituangkan dalam
Visi yaitu
“ Sulawesi Selatan sebagai Pilar Utama Pembangunan Nasional dan
Simpul Jejaring Akselerasi Kesejahteraan pada Tahun 2018 ”
Pilar Utama Pembangunan Nasional yaitu gambaran tentang kondisi
Sulawesi Selatan pada Tahun 2018 yang menjadi acuan dan berkontribusi
nyata terhadap solusi persoalan mendasar bangsa Indonesia khususnya
dalam perwujudan ketahanan dan kemandirian pangan pada komoditas
strategis. Ini ditandai dengan posisi Sulawesi Selatan yang semakin
menempatkan dirinya sebagai pusat pertumbuhan ekonomi luar pulau
Jawa. Ini juga terkait dengan perwujudan pola ideal kehidupan beragama
dan kerukunan antar umat beragama, ketertiban dan keamanan serta
akselerasi perbaikan kehidupan demokrasi.
Simpul Jejaring yaitu gambaran tentang kondisi Sulawesi Selatan pada
Tahun 2018 yang menjadi simpu distribusi barang dan jasa, simpul
layanan pendidikan dan kesehatan, serta simpul distribusi perhubungan
darat, laut dan udara di luar Jawa dan kawasan timur Indonesia
khususnya.
Akselerasi Kesejahteraan yaitu gambaran tentang kondisi Sulawesi
Selatan pada Tahun 2018 yang sudah mencapai fase akhir tinggal landas
dan memasuki awal kematangan ekonomi. Pada saat ini Indeks
Pembangunan Manusia berada pada kategori menengah-tinggi.
Pembangunan Ekonomi berada di atas rata-rata Nasional, pendapatan
105
per kapita sekitar Rp. 30 Juta. Angka Kemiskinan dan pengangguran di
bawah rata-rata Nasional, agroindustri berkembang pesat serta industri
dan jasa berkontribusi signifikan dalam perekonomian. Ini ditandai oleh
kondisi dinamis Sulawesi Selatan semakin kuat mensinergikan kemajuan
Kabupatn dan Kota serta semakin bersinergi dengan perkembangan
regional, nasional dan internasional.
Untuk mewujudkan Visi Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan
tersebut didukung oleh misi sebagai upaya-upaya umum dalam
pencapaian visi yaitu :
1. Mendorong semakin meningkatnya masyarakat yang religius dan
kerukunan intra dan antar ummat beraga
2. Meningkatkan kualitas kemakmuran ekonomi, kesejahteraan sosial
dan kelestarian lingkungan
3. Meningkatkan akses dan kualitas pelayanan pendidikan, ksehatan
dan infrastruktur.
4. Meningkatkan daya saing daerah dan sinergitas regional, nasional
dan global.
5. Meningkatkan kualitas demokrasi dan kepastian hukum.
6. Meningkatkan kualitas ketertiban, keamanan dan kesatuan bangsa.
7. Meningkatkan perwujudan kepemerintahan yang baik dan bersih.
106
2. Hasil penelitian
a. WhatsApp Messenger Info sebagai media Alternatif dalam
Pemberian Informasi dan peningkatan kinerja
Disini peneliti akan menguraikan mengenai pemanfaatan program
WhatsApp Messenger sebagai media alternatif dalam memberikan
informasi dan meningkatkan kinerja para ASN berdasarkan hasil
wawancara dari tujuh informan dan pengamatan langsung serta observasi
di lapangan. Program WhatsApp Messenger ternyata memberikan
dampak positif dan negatif terhadap tugas – tugas ASN dalam pemberian
informasi dan peningkatan kinerja para ASN. Selain itu perilaku ASN
dalam melaksanakan tugasnya tidak lagi satu arah, tapi juga berlangsung
dua arah sehingga makin interaktif.
Berdasarkan hasil wawancara terhadap para informan sebanyak
tujuh orang yang terbagi dalam lima ASN pria dan dua ASN perempuan
dengan menggunakan teknik random sampling terungkap alasan
menggunakan aplikasi WhatsApp messenger. Sebagian besar informan
baik informan pria maupun perempuan yang menggunakan WhatsApp
Messenger mengaku pada awalnya untuk mengikuti tren dan menjadikan
program ini sebagai obrolan dengan kerabat, keluarga, rekan sejawat dan
teman lama semasa kuliah bahkan teman pada masa sekolah. Namun
selanjutnya program ini menjadi ajang untuk bertukar informasi terkini
antar ASN dari berbagai SKPD terkait dengan kondisi Pemerintahan
Sulawesi Selatan secara umum dan Sub Bagian Program Pemerintah
Provinsi Sulawesi Selatan secara khusus. Apalagi fasilitas utama yang
107
dimiliki informan sebelumnya untuk berkomunikasi selama proses
penyelesaian laporan dan penginputan data hanya telepon genggam
biasa. Peran telepon genggam biasa tergantikan dengan pemanfaatan
telepon pintar berbasis komputer yang fungsinya tidak hanya untuk
telepon, tetapi dapat dilengkapi aplikasi pesan instan media sosial yang
memiliki fitur merekam hingga membagikan data berupa dokumen, suara,
foto maupun video. Agar jaringan komunikasi bisa lebih luas dan
menjangkau berbagai hal terkait dengan informasi terkini pemprov Sulsel,
maka para ASN Pemprov Sulsel memanfaatkan telepon pintar kemudian
menggunakan aplikasi instan media sosial program WhatsApp
Messenger membentuk grup yang disebut grup Sub Bagian Program
Pemerintah Propinsi Sulawesi Selatan.
Setelah mereka menggunakan program WhatsApp Messenger
ternyata manfaatnya jauh lebih efektif daripada hanya sekedar
menggunakan telepon genggam biasa. Apalagi WhatsApp Messenger
tidak hanya sekedar mengirim pesan seperti layaknya telepon genggam
berupa short message service (SMS) dengan jumlah teks pesan yang
sangat terbatas tapi juga bisa digunakan mengirim teks berita atau
dokumen dalam jumlah besar, foto dan video dengan kapasitas yang jauh
lebih besar. Kemampuan aplikasi WhatsApp menempatkannya sebagai
salah satu bagian dari new media dengan sifat yang cepat, massif dan
terus terhubung.
Berikut petikan hasil wawancara para informan :
108
Menjabat sebagai PNS sudah saya geluti selama 12 tahun sebagai
staf dan saya baru dilantik sebagai kasubag program. Untuk
mendukung tugas saya tentunya ada banyak alat informasi dan
komunikasi yang membantu saya salah satunya adalah HP, selain
bisa menelpon kita juga bisa sms dengan teman kantor. Kita juga
bisa menggunakan media sosial. Ada beberapa media sosial yang
sering saya gunakan seperti FB untuk bersosialisasi dan email
untuk mengirim dokumen. Sekarang ada namanya WA, saya
menggunakannya sejak tahun 2014. Tapi awalnya sebagai trand.
Kemudian karena aplikasinya, fitur, kecepatannya dan kapsitasnya
yang bagus dibanding media sosial lain akhirnya saya banyak
menggunakan WA terutama mencari informasi atau hanya
mengirim pesan ke teman. (Wawancara dengan Sumarlin Kasubag
Program BKD Pemprov Sulsel, Juli 2017)
Menjabat sebagai PNS selam 12 tahun terhitung dari tahun 2005,
telah banyak alat bantu informasi dan komunikasi yang digunakan oleh
Sumarlin, salah satunya adalah HP. Fungsi HP bagi Sumarlin dapat
menelpon mengirim pesan dan juga menggunakan media sosial. Selama
ini Sumarlin menggunakan media sosial facebook untuk brsosialisasi
dengan kerabat, keluarga atau teman kantor, dan untuk mengirim
dokumen beliau menggunakan email, namun setelah adanya tren media
sosial yang baru yaitu WhatsApp, Sumarlin ikut juga menggunakannya
meskipun awalnya sebagi tren namun karena aplikasi, fitur, kecepatan
dan kapasitasnya yang bagus sehingga beliau lebih banyak
menggunakannya untuk saat ini.
Senada yang diungkapkan oleh Sumarlin, Octa Ramadhayana
Kasubag Program BPKD Pemprov Sulsel juga menyatakan hal yang sama
Ada banyak media sosial yang saya gunakan seperti BBM, Line,
FB, dan Email. Kemudian beberapa tahun terakhir saya
menggunakan WA. Awalnya saya menggunakan WA ini sebagai
trend tapi karena fasilitas yang disediakan oleh Whats App ini
109
sangat bagus dimana fitur, kecepatan dan kapasitasnya sangat
luas dibanding sms dalam menyampaikan pesan juga lebih cepat.
Apalagi kalo tersedia jaringan Wifi di kantor penggunaan WA ini
semakin lancar tanpa harus kita punya kuota, cukup Wifi kantor
saja. (Wawancara di kantor BPKD Pemprov Sulsel, Juli 2017)
Pemanfaatan WhatsApp Messenger untuk pemberian informasi
dinilai cukup efektif baik dari aspek jarak tempuh, waktu dan biaya.
Apalagi Whats App Messenger merupakan aplikasi instan yang
menyediakan chatting atau percakapan antar platform yang biasa
digunakan oleh pengguna telepon pintar untuk berkirim pesan teks, foto,
video dan audio.
Penggunaan WhatsApp messenger dengan fitur dan kapasitas
serta kecepatannnya yang lebih bagus dibanding media sosial lain juga
dirasakan sama oleh Muchammad Agus Kepala Sub Bidang Perencanaan
Anggaran Daerah I
Saya mempunyai beberapa akun media sosial antara lain Path,
whats App, Instagram dan email dan ini sangat banyak membantu
saya jika ada informasi yang saya butuhkan. Dalam bermedia
sosial saya tidak punya waktu yang banyak, betul betul hanya saya
gunakan untuk pekerjaan saya. Menggunakan WA tidak
membutuhkan waktu tinggal buka aplikasinya apalagi mengirim
pesan atau informasi lain sangat cepat. Saya termasuk lambat
dalam menggunakan WA mulai tahun 2015 tapi karena
apklikasinya lebih bagus dibanding yang lain kita bisa kirim foto
atau gambar bahkan video dan ini dipake untuk kerja maka saya
sekarang lebih sering menggunakan WA, kalo FB agak menyita
waktu saya. (Wawancara di kantor BPKD Pemprov Sulsel, Juli
2017)
Dari penuturan Muchammad Agus bahwa media sosial yang
banyak membantu pekerjaannya adalah WhatsApp karena aplikasinya
yang bagus dan dapat memudahkannya untuk berkomunikasi. Dan
110
memperoleh informasi, selain WhatsApp beliau juga menggunakan Path,
Instagram dan email.
Hal yang sama dikemukakan oleh informan lain yaitu Bapak Muh.
Makbul Anshari, Ibu Andi Hapsa dan Bima Wira serta Andi Irham Sakti
Irawan bahwa mereka sebelumnya menggunakan beberapa media sosial
untuk bersosialisasi dengan kerabat, teman bahkan keluarga diantaranya
Facebook, BBM, LINE, PATH dan Twitter dan mereka biasanya
menggunakan email untuk mengirim data atau dokumen mereka. Namun
Setelah adanya tren media sosial yang baru dan sangat praktis yaitu
WhatsApp yang mempunyai fitur lebih canggih serta kecepatan mengirim
pesan atau informasi dan kapasitas yang besar dalam menyimpan atau
mengolah data maka mereka banyak menggunakan WhatsApp, meski
menurut Pak Irham yang sebelumnya lebih suka menggunakan BBM
untuk mengirim foto karena tidak ada verivikasi lebih privasi sedikit
dibanding WhatsApp yang langsung terkoneksi dengan kontak nomor
sehingga mudah seseorang untuk mengetahui orang lain. Namun Karena
Whats App memliki kapasitas yang lebih besar dalam mengolah dan
menyimpan data maka beliau sering menggunakan WA terutama untuk
mengirim dokumen.
Berdasarkan hasil wawancara dengan ke tujuh informan yang
semuanya merupakan staf dari pemerintahan provinsi Sulawesi Selatan
dan menempati posisi jabatan di berbagai SKPD terdapat beberapa media
sosial yang mereka gunakan baik itu untuk bersosialisasi maupun untuk
mendukung pekerjaan mereka. Media sosial yang mereka gunakan antara
111
lain Facebook, LINE, WA, BBM, Path, Instagram, Email dan Messenger.
Namun dalam mendukung dan membantu tugas tugas dan pekerjaan
mereka saat ini lebih banyak menggunakan WhatsApp. Awalnya mereka
menggunakan WhatsApp sebagai Trand namun akhirnya mereka
menyadari bahwa Media Sosial WhatsApp banyak digunakan karena
memeiliki kapasitas, fitur dan kecepatan yang baik dibanding media sosial
lainnya. Dan ini juga merupakan alasan menggunakan Grup Info untuk
berkomunikasi dengan teman kantor lain. Dan kemudian membentuk grup
yang disebut Grup Info Sub Bagian Program. Untuk lebih jelasnya alasan
mengapa mereka lebih banyak menggunakan WhatsApp dapat dilihat
pada tabel berikut ;
Tabel 7. Alasan Menggunakan WhatsApp
NO NAMA TREN APLIKASI FITUR CEPAT KAPASITAS 1 Sumarlin * * * * *
2 Octria Ramadhayana * * * * *
3 Muchamad Agus * * * *
4 Muh. Akbul Anshari A * * * * *
5 Andi Hapsa * * * * *
6 Bima Wira Wibowo * * * * *
7 A. Irham Sakti Irawan * * * *
Sumber : Data sekunder 2017
Dari data tabel di atas dapat dilihat bahwa dengan menggunakan
WhatsApp ternyata manfaatnya jauh lebih efektif. Para Informan
menggunakan WhatsApp berdasarkan tren atau popularitas. Dan
popularitas dari media sosial ini didukung aplikasi yang mudah. Caranya
hanya dengan mengunduh lewat layanan konten yang selanjutnya secara
otomatis akan terhubung sebagai teman jika nomor orang orang tersebut
sudah ada di kontak telepon pintar kita. Fitur, kecepatan dan kapasitas
112
yang dimiliki oleh media sosial WhatsApp ini juga menjadi alasan utama
para informan menggunakan aplikasi ini.
Dari hasil wawancara diatas juga dapat diungkapkan bahwa selain
media WhatsApp para informan juga menggunakan media sosial lain
dalam bersosialisasi dan juga sebagai pendukung dalam membantu
pekerjaan para informan rata rata para informan memiliki lebih dari satu
media sosial yang digunakan untuk bersosialisasi namun dalam
membantu pekerjaan informan mereka lebih banyak menggunakan Whats
App sebagai penghubung. Untuk Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel
berikut :
Tabel 8. Media Sosial Yang Lain Digunakan
NO NAMA MULAI PAKAI
WA
JUMLAH GRUP
WA MEDIA SOSIAL LAIN
1 Sumarlin SE, ST. 2014 6 FACEBOOK/FB,EMAIL
2 Octria Ramadhayana 2013 6 BBM, LINE, FB,EMAIL
3 Muchamad Agus 2015 10 PATH,INSTAGRAM,EMAIL
4 Muh. Akbul Anshari. A 2012 12 FB,PATH,TELEGRAM,INSTAGRAM, LINE, ENAIL
5 Andi Hapsa 2015 20 LINE,FB,INSTAGRAM,EMAIL
6 Bima Wira Wibowo 2014 12 FB,PATH,TWITTER,INSTAGRAM,LINE,MESSENGER,EMAIL
7 A. Irham Sakti Irawan 2012 14 FB, LINE, PATH, INSTAGRAM, BBM, EMAIL, MESSENGER
Sumber : Data Sekunder 2017
Dari tabel di atas dapat di lihat sangat jelas jika aplikasi instan
WhatsApp sangat berpengaruh terhadap kinerja para ASN dibanding
aplikasi lainnya. Terlihat pada tabel bahwa para informan tidak hanya
mempunyai satu grup WhatsApp saja melainkan lebih dari satu bahkan
ada yang sampai 20 grup. Para informan juga tidak terbatas
menggunakan satu media sosial saja untuk memudahkan pekerjaannya
113
melainkan mereka memanfaatkan beberapa akun media sosial untuk
mendukung kinerja mereka seperti Facebook, Line, Path, Telegram,
instagram, BBm, Email dan Messenger.
Lebih jauh lagi peneliti mewawancarai para informan terungkap
bahwa pemanfaatan WhatsApp messenger info sangat dirasakan
manfaatnya bagi para informan. WhatsApp ini menjadi pilihan media
alternatif dalam pemberian informasi dan peningkatan kinerja pada sub
bagian program. Hanya saja selama proses penelitian ditemukan ada
perbedaan efek yang dirasakan antara informan yang satu dengan yang
lain. Berikut petikan hasil wawancara para informan :
WhatsApp messenger sangat membantu dan mempelancar
komunikasi baik itu dalam hal kerja maupun kegiatan yang sifatnya
non formal seperti terjalinnya hubungan silaturrahim menjadi media
diskusi bagi para staf dan pimpinan dan hubungan ini tetap terjaga
tanpa harus menelepon dan sms yang menggunakan pulsa
banyak. Karena menggunakan WhatsApp messenger info kita bisa
mendapatkan banyak informasi, (Wawancara dengan Sumarlin SE.
ST di kantor BKD Pemprov Sulsel, Juli 2017)
Dari penuturan di atas dapat dilihat bahwa whatsApp merupakan
salah satu media sosial yang dapat membantu dalam menyelesaikan
pekerjaan terutama dalam menerima dan memberi informasi yang
dibutuhkan oleh Sumarlin. Di mana komunikasi lebih terasa mudah.
WhatsApp Messenger info seakan menjadi sebuah kebutuhan yang begitu
besar manfaatnya. Dan dengan adanya aplikasi ini justru mampu merubah
gaya hidup dan terlihat lebih segar karena untuk mengakses informasi
terbaru tidak mesti harus menunggu surat yang sifatnya konvensional atau
membuka online, dan surat kabar tapi cukup menggunakan WhatsApp
114
Messenger info yang diupload oleh sebagian teman, kerabat atau
keluarga.
Pemanfaatan WhatsApp messenger sangat terasa bagi saya Informasi banyak diperoleh dan lebih cepat dari pada menggunakan sms atau layanan pesan instan lainnya. WhatsApp Messenger info banyak memberikan manfaat, paling utama memperlancar komunikasi. Apalagi di WhatsApp messenger kan ada namanya grup. Jika ada info terbaru atau undangan dan lainnya langsung ditulis di grup.Sehingga tidak perlu lagi kirim info satu per satu ke teman-teman melalui HP atau SMS. (Wawancara dengan Octria RamaDhayana Kasubag Program BPKD Pemprov SulSel di kantor BPKD, Juli 2017)
Sebagaimana yang diungkapkan oleh Sumarlin sebelumnya, Octria
Ramadhayana Kasubag Program BPKD Pemprov Sulsel juga
mengatakan hal yang sama terkait dengan manfaat WhatsApp
messenger info dalam pemberian informasi yang dapat mempermudah
akses informasi. Komunikasi menjadi lebih mudah bahkan penyampaian
informasi meluas dan cepat, tidak harus lagi menelpon atau SMS
melainkan via WhatsApp messenger info saja yang sudah cukup mewakili
apalagi dengan adanya jaringan wifi di kantor sangat mempermudah
sekali. Sama halnya dengan informan sebelumnya, Octria juga merasakan
sangat membutuhkan WhatsApp Messenger info. Dari paparan yang
dikemukakan oleh Octria Ramadhayana sangat jelas menyatakan bahwa
media WhatsApp messenger info merupakan salah satu media alternatif
bahkan menjadi media utama dalam pemberian informasi.
Kasubid Perencanaan Anggaran Daerah I yang menggunakan
WhatsApp messenger info juga merasakan manfaatnya.
WhatsApp messenger info banyak manfaatnya buat saya karena mampu memberikan kemudahan dalam berkomunikasi meskipun
115
saya termasuk lambat dalam penggunaan aplikasi WhatsApp ini yaitu baru sekitar tiga tahunan namun manfaatnya sangat terasa. Dengan menggunakan program tersebut sudah pasti banyak fasilitas yang disediakan seperti telepon, video call kemudian kita bisa mengirim teks dalam jumlah besar seperti data dan gambar melalui pdf atau kita berkomunikasi lewat video call jadi bisa dengan cepat mengirim dan menerima pesan dibanding dengan menggunakan telpon. Dan semua fasilitas yang terdapat di WhatsApp bisa digunakan tanpa harus membayar mahal cukup mengisi kuota kita bisa terhubung dengan yang lainnya dan juga terkoneksi dengan jaringan wifi di kantor. Kontak telepon juga otomatis tersinkron dengan WhatsApp sehingga memudahkan menghubungi teman yang lain. (Wawancara dengan Mochammad Agus Kasubid Perencanaan Anggaran Daerah I di kantor BPKD, Juli 2017) Dari wawancara di atas dapat di lihat bahwa Muchammad Agus
merasakan betul bagaimana manfaat program WhatsApp Messenger info
begitu besar dalam dirinya karena dengan WhatsApp Messenger info
menjadikan hidupnya merasa lebih mudah khususnya dalam komunikasi
dan memperoleh informasi. Efek lainnya adalah menjadikan dirinya
seolah-olah sudah merupakan suatu kebutuhan utama. Tanpa WhatsApp
messenger info komunikasi dengan yang kerabat lain seperti terputus.
Melalui WhatsApp seseorang bisa memberikan informsi dan mendapatkan
informasi. Media WhatsApp messenger Info ini merupakan salah satu
media yang dapat memberikan informasi.
Menurutnya program ini benar-benar mempermudah komunikasi
dengan teman dan keluarga. Hal lain yang menjadi kelebihan dari aplikasi
WhatsApp Messenger Info yakni kontak telepon otomatis tersinkron. Ini
memudahkan para pengguna untuk berhubungan dengan pengguna yang
lain yang ada pada kontak, karena kontak yang sudah ada di buku telepon
otomatis terhubung di WhatsApp. Begitu pula dengan kontak nomor kita
116
yang sudah terdaftar di WhatsApp, akan otomatis terhubung dengan akun
teman yang menggunakan aplikasi WhatsApp.
Hal yang sama diungkapkan oleh Muh. Makbul Anshari Kasubag
Program BAPPEDA Pemprov Sulse juga menuturkan:
WhatsApp messenger info ternyata sangat memudahkan saya
dalam berkomunikasi karena cepat dan tepat terutama dalam hal
pekerjaan. manfaatnya untuk saya itu membantu memperlancar
komunikasi dan memperoleh informasi. Apalagi kalau dibantu
dengan aplikasi lain seperti email, line FB dengan fasilitas
komunikasinya canggih dan menarik. Aplikasi Whats App ini
ternyata sangat memudahkan kalau kita mau lihat atau tahu
informasi yang lagi update dalam hal pekerjaan tidak lagi pake
laptop atau menunggu surat yang beredar seperti informasi
deadline penginputan, dalam pengaplikasian, tahapan langkah
kerja, jadwal rapat, undangan dan sebagainya. (Wawancara di
Kantor BAPPEDA, Juli 2017).
b. Pengaturan atau penerapan isi pesan Whats App Messenger Info
dalam pemberian Informasi pada kelompok Sub Bagian Program
Pemerintah Provinsi Sulawei Selatan
Penggunaan aplikasi chatting seperti WhatsApp Messenger dalam
dunia pemerintahan tentu bukanlah hal yang asing lagi. Rasanya, hampir
semua ASN kini memanfaatkan berbagai aplikasi tersebut untuk
berkomunikasi dan menjalankan tugas dan pekerjaannya. Dengan
memanfaatkan berbagai fitur yang ada, para ASN disetiap SKPD dapat
melakukan berbagai kegiatan yang terkait dengan tupoksinya mulai dari
berkirim pesan teks, gambar, dokumen, audio, sampai dengan video.
Setelah melakukan wawancara, ternyata dampak pemanfaatan
WhatsApp Messenger juga membawa perbedaan komunikasi bagi para
117
ASN dalam menjalankan tugas-tugas terutama dalam hal penginputan
data secara on line. Beberapa informan mengaku mengalami kemajuan
ketika melakukan komunikasi melalui WhatsApp Messenger dibandingkan
dengan berkomunikasi secara langsung atau tatap muka. Menurut
sejumlah informan sebagai pengguna aplikasi chatting yang sudah ada
sejak tahun 2009, kelebihan dan kekurangan WhatsApp sudah banyak
dirasakan terutama ASN yang tergabung dalam grup WhatsApp Sub
Bagian Program. WhatsApp dapat digunakan pada berbagai platform
seperti Android, Symbian, Blackberry dan iOS.Tidak heran jika aplikasi ini
sangat populer dan diunduh jutaan kali.
Beberapa kelebihan dan kekurangan disampaikan para informan
selama proses wawancara dengan peneliti dan ini terkait dengan
pengaturan dan penerapan isi pesan WhatsApp Messenger Info Grup Sub
Bagian Program dalam pemberian informasi pada kelompok Sub bagian
Program
Grup Whats App Messenger Sub Bagian Program digagas oleh pak Anwar , waktu itu kita berenam saling mengajak dan saya salah satu admin di grup tersebut. Ini dibentuk untuk mempermudah komunikasi dan koordinasi kegiatan di pemprov. Juga untuk mempermudah undangan rapat yang selama ini lewat surat dengan WA kita bisa cepat menyampaikan undangan rapat, sebagai media silaturrahim dan diskusi tentang kegiatan pemprov contoh mutasi pegawai, pelaksanaan program strategi, indikator indikator pencapaian program kegiatan dan banyak lagi. Lanjut Sumarlin mengatakan bahwa Dalam grup whats App Sub Bagian Program ada banyak informasi yang kita butuhkan seperti undangan rapat, atau jadwal rapat, jadwal perubahan APBD, perkembangan regulasi terutama masalah perencanaan begitu juga informasi non formal seperti keadaan teman atau anggota dalam grup seperti keadaan kesehatan berita ualng tahun atau berita duka. Biasanya undangan
118
rapat atau pertemuan lain lebih awal diketahui lewat grup Whats App messenger info Sub Bagian Program dari pada surat yang sifatnya konvensional. Selain informasi seperti yang saya katakan tadi terkadang ada juga teman yang mengirim berita seperti siraman rohani gambar atau video lucu atau ada juga yang hoax yang tidak jelas sumbernya biasanya saya abaikan saja. Dalam grup kita tidak ada pembatasan, kita sendiri yang kontrol. Kita sendiri yang mengerti mana yang boleh ato tidak untuk dishare ke grup. Tidak ada aturan normatif dan yang mengikat.
Sebagai anggota dan juga admin dalam grup WhatsApp Sub
Bagian Program Sumarlin merasakan betul manfaat ketika grup Whats
App ini dibentuk, karena informasi yang dibutuhkan yang terkait dengan
pekerjaannya dapat dengan mudah dan cepat di peroleh meskipun dalam
grup WhatsApp Sub Bagian Program tersebut terdapat informasi yang
sifatnya non formal diabaikan saja. Banyaknya informasi yang dishare di
grup merupakan hak bagi setiap anggota untuk mennyampaikan ke dalam
grup namun menurut Sumarlin kembali ke diri masing masing anggota
untuk mengontrolnya karena tidak ada aturan normatif dan yang mengikat
dalam grup sub bagian program.
Sementara itu, melalui wawancara dengan Octria Ramadhayana
terungkap bahwa informasi yang dibutuhkan oleh anggota dalam grup sub
bagian progam sangat banyak yang terkait dengan pekerjaannya sebagai
Kasubag Program BPKD Pemprov Sulsel. Terutama informasi terkini
tentang data dan laporan yang telah deadline dan harus dikerjakan secara
cepat karena informasi yang dishare di grup sangat uptudate sehingga
tidak bisa melewatkan informasi tersebut. Adapun informasi yang sifatnya
informal menurut Octria hampir sama yang diungkapkan oleh Sumarlin
119
bahwa setiap anggota punya hak yang sama dalam mengirim informasi
dalam grup sub bagian program
Masuk digrup Whats App Sub bagian Program Pemprov Sulsel saya diajak bergabung...alasannya untuk mengetahui informasi yang berkembang, menjalin hubungan silaturrahim dan lebih mempermudah pekerjaan saya. Informasi informasi yang bisa saya dapatkan dalam grup seperti informasi ata data RPJMD, RKPD, RKA, Pagu dan info info lainnya yang terkait dengan pekerjaan saya. Informasi yang dishare dalam grup ya... sudah sesuai dengan harapan saya meskipun ada beberapa informasi yang mungkin sifatnya informal namun saya menganggap sebagai hiburan karena setiap orang punya hak mengirim informasi seperti doa doa yang dishare biasanya saya baca jadi... lebih ke phisikis kalo gambar ato berita lain yang mengganggu saya abaikan saja.. Dalam grup kita juga sering melakukan diskusi seperti diskusi tentang Pergub baru dan aturan aturan yang baru, biasanya teman yang lebih dulu mengetahui langsung mengirimnya ke grup dan kita diskusikan dan otomatis kalo ada aturan baru yang diberlakukan biasanya kita sebagai staf langsung mengikuti.
Pernyataan yang hampir sama diungkapkan oleh Bima Wira
Wibowo Kasubag Tata Usaha Biro Asset Pemprov Sulsel mengenai grup
Sub Bagian Program dan pengaturan atau penerapan isi pesan dalam
grup WhatsApp Messenger Sub Bagian Program
Jadi di kelompok sub bagian program kita mempunyai sebuah grup WA awalnya saya diajak atau tepatnya diminta untuk bergabung di grup ini. Karena saya baru terangkat dijabatan ini yang pekerjaannya berhubung dengan bagian program SKPD saya. Dalam grup Terjadi sharing media. Whatsapp Messenger Info Grup Sub Bagian Program buat saya mempermudah komunikasi sama tidak jadi gaptek. Komunikasi sangat lancar apalagi kalau didukung dengan fasilitas canggih dan murah karena menggunakan kuota bukan pulsa. Informasi yang disampaikan baik secara informasi atau berita yang sifatnya formal seperti deadline penginputan, jadwal rapat undangan rapat yang biasanya terlalu lama tiba dimeja saya karena melewati beberapa disposisi tapi karena melalui WA dan kita memang tahu bahwa bagian kita yang diundang otomatis kita dengan segera menyiapkan bahan untuk rapat, tidak hanya berita formal yang ada dalam grup Sub Bagian Program namun berita berita seperti berita rohani atau berita berita hoax atau gambar atau video yang tidak sesuai dengan tupoksi pekerjaan
120
biasanya saya langsung skip, tiap pengguna beda dalam menyikapi berita berita seperti berita hoax atau informasi yang tidak jelas sumbernya ini dibutuhkan kontrol diri tetapi kalau informasi yang berhubungan dengan pekerjaan tinggal saya cocokkan. Artinya disini di dalam grup ini saya lihat tidak ada aturan yang diterapkan dalam memberikan informasi termasuk informasi yang sifatnya non formal semua kembali ke masing masing pribadi yang jelasnya media Whats App messenger info ini efek positifnya sangat bagus terutama di grup ini karena kita satu komando kalau ada yang lain atau berbeda kita cepat lakukan diskusi sehingga pemahaman dan informasi terpusat. (Wawancara di Kantor Biro ASSET, Juli 2017)
Dari penuturan di atas dapat dilihat bahwa alasan Bima
menggunakan WhatsApp karena rekan rekan ASN khusunya yang ada di
Sub Bagian Program dimana tugas pokok dan fungsi yang terkait dengan
bidang pekerjaan Bima banyak menggunakannya untuk memudahkan
komunikasi dan koordinasi serta mendapat informasi lebih cepat
dibanding bluetooth, menurutnya terjadi sharing media yang
mempermudah komunikasi sama tidak jadi gaptek dan ini didukung
dengan fasilitas canggih dan murah karena menggunakan kuota bukan
pulsa. Menurut Bima Informasi yang disampaikan dalam grup WhatsApp
Sub Bagian Program baik secara informasi atau berita yang sifatnya
formal seperti deadline penginputan, jadwal rapat undangan rapat dan
juga informasi yang sifatnya non formal seperti berita rohani atau berita
berita hoax atau gambar atau video yang tidak sesuai dengan tupoksi
pekerjaan dan biasanya Bima langsung skip berita yang sifatnya non
formal tersebut, Artinya disini di dalam grup ini saya lihat tidak ada aturan
yang diterapkan dalam memberikan informasi termasuk informasi yang
sifatnya non formal namun begitu menurutnya tiap pengguna beda dalam
menyikapi berita berita seperti berita hoax atau informasi yang tidak jelas
121
sumbernya ini dibutuhkan kontrol diri tetapi kalau informasi yang
berhubungan dengan pekerjaan tinggal dicocokkan. Meski Bima baru
bergabung sekitar kurang lebih tujuh bulan sejak terangkatnya sebagai
Kepala Bagian Tata Usaha melalui ajakan seorang teman tapi telah
banyak hal yang didapatkan dalam grup tersebut dan ini suatu keharusan
karena informasi yang diberikan sangat terkait dengan pekerjaan
khususnya pada bagian pekerjaannya.
Hal yang sama diungkapkan oleh Bapak Muchammad Agus bahwa
media WhatsAPP selain bernilai positif tentu mempunyai efek negatif.
Positifnya karena simpel dan banyak fiturnya kita bisa kirim file berupa
foto, suara, hingga dokumen jenis office dan PDF kepada terman teman
lebih cepat dibanding FB dan email dan lebih memudahkan
menyampaikan informasi atau bertukar informasi atau bisa menjalin
silaturrahim dengan teman.
Sedang negatifnya menurut Muchammad Agus bahwa postingan
gambar atau video yang sifatnya non formal terkadang memenuhi memori
HP beliau. Lanjut menurut beliau bahwa berita berita hoax yang tidak jelas
kebenaran dan sumbernya kadang menyita waktunya kecuali berita duka
ulang tahun anggota grup masih dianggap perlu. Menurut Agus mungkin
alasan banyaknya informasi yang tidak jelas bisa saja dari banyaknya
anggota yang ada di grup dan tidak adanya aturan yang diberlakukan
dalam grup tersebut sehingga anggota semaunya saja mengirm gambar
atau foto atau video yang tidak jelas.
122
Untuk itu memang dibutuhkan kontrol dalam menggunakan media
sosial. Kalau menurut Agus sebaiknya anggota grup ini jangan terlalu
banyak cukup yang berhubungan saja dengan Sub Bagian program
supaya jelas informasi yang disampaikan dan yang menerima juga
mengerti apa yang disampaikan dan ada aturan yang diberlakukan dalam
grup.
Sejak berdirinya grup sub Bagian program tanggal 12 Februari 2016 oleh Pak Anwar dari dinas kehutanan dan dia juga langsung sebagai Adminnya. Waktu itu kalau tidak salah kita ada berenam. Alasan dibuatnya grup ini untuk memudahkan bertukar informasi dan data sebab anggota grupnya rata-rata ASN yang kurang mengetahui informasi dan data yang akan dikelola untuk kemudian dilaporkan baik melalui sitem on line maupun laporan langsung yang sifatnya konvensional seperti pelaporan dan persuratan. Tetapi informasi bukan semata yang dibutuhkan para informan tetapi hubungan antar ASN itu sendiri. Melalui Grup tersebut membuat hubungan sesama para ASN semakin terasa dekat dan mampu menciptakan intensitas komunikasi yang lebih baik. Lebih jauh lagi didalam wawancaranya, Kasubid Perencanaan
Anggaran Daerah I Bappeda Pemprov Sulsel ini mengatakan
Bertukar informasi merupakan salah satu efek positif dari grup ini namun tidak dupungkiri bahwa terdapat pula efek negatif dari penggunaan grup Whats App messenger ini menurut saya memang ada seperti kapasitas memori masih kurang kalau kita ingin mengirimkan file yang lebih besar di dalam grup terdapat postingan postingan seperti postingan gambar atau video yang sifatnya informal yang tidak ada hubungannya dengan pekerjaan yang akan memenuhi memori hp saya atau terkadang ada pembicaraan atau komentar komentar yang bagi saya tidak penting terkadang akan menyita waktu kerja saya. berita duka, info ulang tahun, lebih bermanfaat dari pada berita berita hoax yang tidak jelas kebenarannya atau sumbernya. untuk itu memang dibutuhkan kontrol dalam menggunakan media sosial. Ini juga mungkin disebabkan terlalu banyaknya anggota dalam grup sehingga menyebabkan banyaknya informasi informasi yang dishare ke grup malah terkadang ada informasi atau berita yang dishare berulang ulang dari anggota yang berbeda coba bayangkan kalo semua menshare gambar atau foto atau berita yang sama bikin penuh
123
memori. Jadi grup ini memang tidak ada aturan yang berlaku karena didalam ada beberapa eselon jadi bisa sebagi pengontrol teman teman jika berlebihan dalam bercanda atau memberi informasi yang sifatnya nonformal. Kalau menurut saya sebaiknya anggota grup ini janganmi terlalu banyak cukup yang berhubungan saja dengan Sub Bagian program supaya jelas informasi yang disampaikan dan yang menerima juga mengerti apa yang disampaikan. (Wawancara di kantor BPKD Pemprov Sulsel, Juli 2017) Tidak jauh berbeda dengan apa yang dikatakan oleh Mochammad
Agus, Andi Irham Sakti Irawan Kepala Seksi Evaluasi Pembangunan
Daerah BAPPEDA Pemprov Sulsel
Awal saya masuk di grup Sub Bagian Program ini diminta oleh salah satu admin pada saat itu yaitu bu una. Masuk dalam grup Whats App Messenger info Sub Bagian Program ini lebih memudahkan koordinasi pekerjaan ta seperti bisa kirim surat, undangan rapat informasi terkait perkembangan sistem on line di setiap SKPD jika bermasalah karena saya sebagai operator untuk sistem evaluasi dan monitoring (MONEV) jadi ketika ada kesalahan saya selalu yang dicari padahal seyogyanya semua yang ada di bagian perencanaan ini harus bisa menjawab pertanyaan atau persoalan yang dihadapi oleh setiap SKPD tapi kenyataannya saya yang selalu dicari, apa ini juga termasuk efek negatif saya juga tidak tahu. Di dalam grup ini selain info formal ada juga yang non formal, tidak full tentang pekerjaan dan saya mengganggap berita berita informal tersebut sebagai bacaan saja dan hiburan serta tambahan pengetahuan. Terkadang terlalu banyak informasi yang disampaikan biasa bikin sibukki membacanya sementara pekerjaan saya menumpuk juga harus diselesaikan mungkin ini juga disebabkan karena banyaknya anggota di dalamnya memang belum semua SKPD masuk dalam grup ini ada juga yang sudah di mutasi jadi kita sampaikan informasi berulang ulang terkadang tidak ditanggapi karena rekan tersebut sudah tidak di bidang program. Jadi kalo bisa memang sedikitmi saja anggotanya khusus saja yang ada di sub bagian program dengan satu stafnya sesuai tujuan grup dibentuk. Sehingga informasi yang disampaikan dapat langsung direspon. (Wawancara di kantor BAPPEDA, Juli 2017) Dari pernyataan di atas, Andi Irham menjelaskan bagaimana
dirinya dalam menggunakan media WhatsApp terutama grup info Sub
Bagian Program. Andi Irham mengatakan bahwa manfaat media
124
WhatsApp messenger info sub bagian program sangat banyak, di mana
pada awalnya beliau menggunakan BBM namun pada saat WhatsApp
sudah bisa kirim foto dan dokumen baru Andi Irham lebih banyak
menggunakan WhatsApp. Terutama sekarang karena digunakan untuk
pekerjaan.
Penggunaan WhatsApp ini lebih memudahkan koordinasi
pekerjaan beliau karena bisa kirim surat, undangan rapat informasi terkait
perkembangan sistem on line di setiap SKPD jika bermasalah karena
beliau sebagai operator untuk sistem evaluasi dan monitoring (MONEV)
jadi ketika ada kesalahan maka Andi irham selalu yang dicari padahal
seyogyanya semua yang ada di bagian perencanaan ini harus bisa
menjawab pertanyaan atau persoalan yang dihadapi oleh setiap SKPD. Di
dalam grup ini selain info formal ada juga yang non formal, tidak full
tentang pekerjaan dan Irham mengganggap berita berita informal tersebut
sebagai bacaan saja dan hiburan serta tambahan pengetahuan.
Terkadang terlalu banyak informasi yang disampaikan biasa membuatnya
sibuk membacanya sementara pekerjaan Andi Irham sendiri menumpuk
dan harus diselesaikan. Menurut Andi Irham mungkin ini disebabkan
karena banyaknya anggota di dalamnya dan memang belum semua
SKPD masuk dalam grup ini ada juga yang sudah dimutasi jadi meski
sudah disampaikan informasi berulang ulang terkadang tidak ditanggapi
karena rekan tersebut sudah tidak di bidang program. Jadi menurut beliau
dibuatkan aturan kalo bisa memang sedikit saja anggotanya khusus saja
yang ada di sub bagian program dengan satu stafnya sesuai tujuan grup
125
dibentuk. Sehingga informasi yang disampaikan dapat langsung direspon.
Sedikit berbeda dengan apa yang diungkapkan oleh Makbul
Anshari A Kasubag Program BAPPEDA Pemprov Sulsel
Bahwa informasi yang dishare dalam grup biasa saja ada yang positif dan ada yang negatif. Informasi bisa dianggap positif kalau kita berilmu bisa kita jadikan pembanding. Bagi saya gambar atau foto merupakan resiko yang harus diterima ketika kita masuk dalam sebuah grup, jadi bagaimana kita menggunakan informasi secara bijak, tidak ada aturan yang diberlakukan. Kalau ada informasi yang mengganggu...harus kita beri pengertian, kembali dari kita harus bijak dalam menyikapi. Menurut Makbul banyaknya informasi yang dishare dalam grup
merupakan resiko yang harus diterima para anggota dan informasi yang
ada dalam grup tersebut dapat menambah referensi untuk hasil laporan
yang lebih bagus. Semakin banyak informasi yang diberikan oleh anggota
maka penyebaran informasi juga semakin banyak. Dan ini bisa menjadi
pembanding dalam hal penginputan data atau pun dalam menyelesaikan
laporan. Terkait dengan ragam informasi yang dibutuhkan di grup Whats
App Sub Bagian Program menurut Makbul sudah sesuai harapan karena
informasi yang diberikan terkait dengan tupoksinya. Tapi tidak bertumpu
pada grup ini saja. Kadang ada grup info yang lain yang juga merupakan
tempat memperoleh informasi seperti grup khusus yang ada di kantor di
setiap SKPD.
Kasubag Program Biro Pembanguanan Pemprov Sulsel Andi
Hapsa juga menuturkan hal yang sama
Media Whats App Messenger Info grup Sub Bagian Program ini
sangat bermanfaat karena kita dapat memperoleh informasi dan
dapat berkomunikasi dengan teman lain di setiap SKPD terutama
yang tergabung dalam grup. Dengan adanya WA hampir semua On
126
Line satu sama lainnya, jadi jika ada yang tahu atau lebih dulu tahu
informasi harus cepat menyebarkannya, harus cepat update terus.
Meski saya tidak berhubungan langsung dan memperoleh informasi
terutama yang terkait dengan pekerjaan seperti undangan dan
jadwal rapat jadi ada keseragaman yang dapat dilihat dalam hal
pemanfaatan WhatsApp.
Lanjut menurut Andi Hapsa
Dalam grup banyak informasi yang dishare oleh teman teman dan
ini tergantung dari kita menyikapi, dengan membuka WA ini
membah kesibukan saya yang tadinya cuek namun karena
dibagian kita memang sangat sibuk dan informasi yang diberi
dalam grup udate terus membuat kita harus aktif membukanya.
Dan ini kadang menyita waktu kita sehingga kita harus pintar pintar
mengatur waktu dan pembagian kerja dengan baik dengan tim.
Banyak info tidak penting mengaburkan informasi seperti berita
hoax saya tidak tanggapi, kalo candaan teman atau games lucu
lucu yang mengasah otak biasaji saya balas. Berita duka, ulang
tahun teman, menanyakan keadaan kesehatan teman atau ajakan
ngopi bareng saya menganggapnya sebagai hiburan saja. Kalo
sudah terlalu jauh bercandanya cukup kita saling mengingatkan
saja. Kita menggunakan WA grup sebagai lat bantu dalam
menyelesaikan tugas kita. (Wawancara di Kantor Biro Pembangunan,
Juli 2017)
Menurut Andi Hapsa, efek grup WhatsApp Messenger Info Sub
Bagian Program sangat berdampak baik buat dirinya. Wawasannya
menjadi lebih luas dan terbuka dengan menggunakan sosial media Whats
App Messenger info Sub Bagian Program karena dengan mudah
mendapatkan informasi dan akses media online. Dengan grup WhatsApp
Messenger Sub Bagian Program membuatnya harus selalu mengecek
WhatsApp karena informasi yang diberikan selalu informasi yang
uptodate. Jadi ketika kita ketinggalan informasi maka akan mempengaruhi
pekerjaan kita.
127
Dari apa yang dipaparkan oleh Andi Hapsa bahwa komunikasi yang
dibangun antara ASN terutama dalam grup Sub Bagian Program sudah
bagus meskipun hanya lewat media WhatsApp tapi sangat terasa
manfaatnya. Banyak komunikasi yang sifatnya formal dan informal terjalin
dalam grup tersebut. Kembali ke pribadi masing masing untuk
menanggapinya kalau terkait dengan pekerjaan tentunya dengan cepat
langsung direspon tetapi kalau hanya berita biasa atau informasi yang
sifatnya informal ditanggapinya dengan biasa saja. Karena menurut beliau
masing masing anggota mempunyai hak yang sama dalam mensharing
berita atau informasi, tidak ada aturan yang berlaku dalam grup tersebut.
Masing masing anggota dapat mengelola dan memproses informasi
tersebut sehingga tidak terjadi kesalahpahaman atau membingungkan.
Untuk itu informasi yang terkait dengan pekerjaan itu hanya terpusat pada
satu SKPD saja yang paling mengetahui informasi tersebut dan paling
berpengalaman dalam menangani informasi tertentu seperti penginputan
sistem on line dalam hal Ini Bappeda yang terkait dengan perencanaan
dan merupakan pusat penginputan data.
Berdasarkan petikan wawancara para informan dapat disimpulkan
ada beberapa alasan para informan bergabung dalam grup WhatsApp
Sub Bagian Program Pemprov Sulsel, ini dapat dilihat pada tabel berikut :
\
128
Tabel 9. Alasan Bergabung di Grup WatsApp Sub Bagian Program
NO NAMA SKPD INFORMASI DISKUSI HUBUNGAN DATA
1 SUMARLIN BKD * * * *
2 OCTRIA RAMADHAYANA
BPKD * * * *
3 MUCHAMAD AGUS BPKD * * * *
4 MUH. AKBUL ANSHARI. A
BAPPEDA * * * *
5 ANDI HAPSA BIRO PEMBANGUNAN
* * * *
6 BIMA WIRA WIBOWO
BIRO ASSET * * * *
7 AM. IRHAM SAKTI IRAWAN
BAPPEDA * * * *
Sumber : Data Sekunder 2017
Data ini menjelaskan jika alasan para informan bergabung di Grup
Sub Bagian Program Pemprov Sulsel lebih mengutamakan dalam
meperoleh informasi, diskusi, menjalin hubungan hingga data yang akurat.
Informasi yang masuk beraneka ragam sehingga menambah wawasan
para informan. Grup ini memungkinkan anggotanya saling bertukar
informasi sampai terlibat diskusi. Diskusi yang diharapkan mampu
menambah wawasan dan daya nalar dan keterampilan para informan
serta menciptakan ide ide baru untuk kepentingan pemerintah Provinsi
Sulawesi Selatan dalam hal penyebaran informasi dan meningkatkan
kinerja. Menjalin hubungan antar pegawai Aparatur Sipil Negara salah
satu faktor penting saling memudahkan dalam menyelesaikan pekerjaan
mereka. Kemudian kesempatan besar memperoleh data, teks, gambar,
suara, maupun video yang jelas dan akurat kebenarannya. Informasi
selanjutnya dihimpun lalu diseleksi oleh informan hingga di olah sesuai
kebutuhan SKPD masing-masing.
129
Ide pembentukan grup Sub Bagian Program di gagas oleh Bapak
Anwar dari Dinas Kehutanan dan diwujudkan langsung dengan beberapa
teman dari beberapa dinas/SKPD di Pemerintah provinsi Sulsel yang
kemudian mereka menjadi admin dari grup tersebut pada tanggal 12
Februari 2016. Semangatnya untuk memudahkan bertukar informasi dan
data sebab anggota grupnya rata-rata ASN yang kurang mengetahui
informasi dan data yang akan dikelola untuk kemudian dilaporkan baik
melalui sitem on line maupun laporan langsung yang sifatnya
konvensional seperti pelaporan dan persuratan. Tetapi informasi bukan
semata yang dibutuhkan para informan tetapi hubungan antar ASN itu
sendiri. Melalui Grup tersebut membuat hubungan sesama para ASN
semakin terasa dekat dan mampu menciptakan intensitas komunikasi
yang lebih baik.
Gambar 5. Candaan yang bukan menjadi informasi informal
130
c. Pemanfaatan WhatsApp Messenger Info dalam Pemberian
Informasi dan Peningkatan Kinerja pada Kelompok Sub Bagian
Program Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan
Alasan utama memilih bergabung di grup WhatsApp Sub Bagian
Program karena anggota grupnya yang cukup banyak dan berasal dari
berbagai SKPD yang ada di pemerintahan Provinsi Sulawesi Selatan
sehingga banyak mendapatkan informasi terkait kondisi kekinian terhadap
Pemerintahan Provinsi Sulsel terutama informasi perencanaan, kegiatan
dan anggaran yang paling dibutuhkan dari grup WhatsApp Sub Bagian
program Pemerintahan provinsi SulSel. Dan informasi ini dirasa cukup dan
sesuai dengan harapan untuk memenuhi kebutuhan akan informasi yang
terkait dengan pekerjaan.
Efek positif pemanfaatan Whats App terhadap sinergitas informasi di grup Sub bagian program melalui diskusi diskusi yang dilakukan dalam grup dapat memberikan dan meperluas wawasan, memunculkan ide ide baru untuk dikembangkan dan sangat menarik seperti pengembangan sistem di perencanaan bagaimana caranya mengatur time schedule perencanaan dan pengaanggaran agar tidak berbenturan. Kemudian adanya peraturan perundangan undangan atau kebijakan yang baru yang dapat memperluas wawasan. Komunikasi dengan teman-teman tetap terjalin. Meskipun informasi yang ada dalam di grup sub bagian program terdapat tidak hanya informasi yang terkait pdengan pekerjaan namun informasi yang sifatnya non formal juga ada seperti berita berita rohani, info info atau gambar atau video yang lucu atau komentar komentar dari teman teman yang lucu lucu atau ajakan ngopi bareng di cafe. Jadi tidak full kaku tentang pekerjaan saya menganggap sebagai bacaan hiburan dan tambahan pengetahuan jadi tidak ada aturan dalam grup terkait dengan pemberian informasi masing masing anggota mempunyai hak yang sama. Dengan Mereka berkomentar ini bagi saya dapat menilai karakter seseorang terutama anggota grup apalagi di dalam grup ada eselon 3 yang dapat mengontrol tanggapan tanggapan negatif. Dan terkait dengan banyaknya informasi yang dishare di dalam grup kadang membuat bingung dan tidak jelas apalagi kalo kita sudah
131
dikejar deadline jadi butuh waktu untuk memperhatikan dan menyeleksi mana informasi yang relevan dengan pekerjaan. Ini bisa saja terjadi mungkin karena di dalam grup ada banyak anggotanya. Jadi banyak juga yang menshare informasi. (Wawancara dengan andi Irham Sakti Kepala seksi Evaluasi Pembangunan Daerah BAPPEDA Pemprov Sulsel di kantor BAPPEDA, Juli 2017)
Menurut Andi Irham bahwa semua informasi yang didapatkan di
grup Info Sub Bagian Program belum tentu semuanya informasi yang
sifatnya formal, berita berita non formal pun sering di aploud oleh
angggota grup. Dalam grup Sub Bagian program semua anggota
mempunyai hak yang sama dalam mengakses informasi baik itu informasi
formal maupun informal ini menandakan bahwa dalam grup tersebut tidak
ada aturan yang diterapkan dalam memberikan informasi semua bebas
dan menyikapinya kembali ke masing masing anggota yang
mengontrolnya dan menyeleksi informasi yang dianggap tidak jelas
dengan menggunakan media tersebut dengan arif dan bijaksana. Dan
terkait dengan banyaknya informasi yang dishare di dalam grup
menimbulkan ambigu dan ketidakjelasan untuk itu dibutuhkan sebuah
proses seleksi yaitu proses dimana anggota organisasi menerima
sejumlah informasi yang dianggap relevan dengan persoalan dan menolak
informasi lain. Seleksi berfungsi untuk menyempitkan atau mengerucutkan
luasnya persoalan dengan cara menolak alternatif lain yang tidak ingin
ditangani pada saat itu. Selain seleksi mungkin dibutuhkan aturan baik
terhadap informasi maupun jumlah anggota yang ada didalam grup
terutama grup sub bagian program diharap keanggotaan sub bagian
program ini adalah orang orang yang memang menangani bagian
132
program dan satu orang stafnya namun kenyataannya di dalam grup sub
bagian program ini terdapat anggota yang sebelumnya mereka adalah
orang orang yang berada atau bekerja sebagai staf dalam sub bagian
program namun karena mutasi oleh pimpinan dalam hal ini Gubernur
mereka ditempatkan di bagian lain tapi mereka tetap menjadi anggota
pada grup sub bagian program. Banyaknya anggota dalam sebuah grup
info ini menyebabkan banyak informasi yang bisa disahre dan
menyebakan ambigu dan ketidakjelasan sehingga dibutuhkan aturan yang
merujuk pada panduan yang disusun oleh organisasi untuk menganalisis
ketidakjelasan sebuah pesan.
Berdsarkan hasil wawancara dari ke tujuh informan tersebut dapat
disimpulkan beberapa efek positif dari grup WatsApp Sub Bagian Program
Pemprov Sulsel yang dapat dilihat pada tabel berikut ini
Tabel 10. Efek Positif Grup WhatsApp Subag Program Pemprov Sulsel
NO NAMA KECEPATAN SEBARAN SELEKTIF 1. Sumarlin * * * 2. Octria Ramadhayana * * * 3. Muchamad Agus * * * 4. Muh. Akbul Anshari. A * * * 5. Andi Hapsa * * * 6. Bima Wira Wibowo * * * 7. A. Irham Sakti Irawan * * *
Sumber : Data Sekunder 2017
WhatsApp dengan fitur-fiturnya didukung kemampuan sistem
beroperasi di sinyal rendah membuat hubungan komunikasi melalui chat
hingga voice call lebih cepat dengan minim gangguan. Akibatnya terjadi
sebaran informasi yang banyak. Kondisi ini membuat para ASN atau
133
informan makin selektif memilih informasi yang layak untuk diterima dan
relevan dengan persoalan yang dialami yang terkait dengan pekerjaan.
Dibalik kelebihan dimiliki WhatsApp juga memiliki kekurangan.
Kurang secara kemampuan teknis seperti fasilitas voice call tidak bisa
berlangsung secara tertutup lantaran layaknya menggunakan pembesar
suara. WhatsApp juga tidak memiliki fitur video call yang memungkinkan
penggunanya berkomunikasi lebih nyata dengan tampilan lawan bicara
atau komunikasi.
Internet mobile begitu menarik untuk digunakan karena begitu
praktis dalam penggunaannya. Seseorang tidak lagi harus terpaku
menggunakan komputer atau laptop dan duduk diam pada tempat
tertentu. Namun internet mobile menjadikan seseorang dapat menikmati
fasilitas Internet dalam berkegiatan apapun, kapanpun, dan dimanapun.
Para ASN terutama yang tergabung dalam grup WhatsApp Info
Sub bagian Program Pemprov Sulsel juga aktif dalam mengakses media
sosial yakni Facebook, Twitter, BBM dan Path dan Instagram. Disinilah
kegiatan tertinggi yang dilakukan selama menjalankan tugas terutama
dalam menginput data atau mengirim dokumen. Mereka menganggap
media sosial begitu menarik dan menghibur serta dapat menjadi alat
penghilang kebosanan. Dengan media sosial mereka mampu
berkomunikasi dan tukar menukar pikiran serta berdiskusi pada orang lain
walaupun orang tersebut berada pada jarak yang jauh dan bahkan orang
yang tidak pernah bertemu sekalipun. Teman yang didapatkan pun
semakin banyak dan beragam, diantara mereka bahkan mendapatkan
134
teman dari luar negeri Ini menjadikan kegiatan komunikasi pun semakin
global.
Para informan juga mengalami perbedaan berkomunikasi dalam
memanfaatkan WhatsApp Messenger dengan melakukan komunikasi
secara langsung atau face to face. Hal ini diungkapkan oleh seluruh
informan bahwa dengan melakukan komunikasi melalui WhatsApp
Messenger mereka lebih terkesan santai, akrab dan apa adanya. Namun
apabila melakukan komunikasi secara face to face mereka merasakan
seperti masih ada pembatas yang tidak membuat komunikasi mengalir
apa adanya.
Pembatas tersebut yakni berupa perasaan sungkan, tidak enak dan
canggung. Perasaan seperti ini didasari dari berbagai macam kondisi
sosial yang terjadi misalnya status sosial yang membedakan kedudukan
narasumber yakni perbedaan jabatan, perbedaan umur, status, perbedaan
jenis kelamin pun ikut mempengaruhi sehingga ada kecenderungan
ungkapan komunikasi sulit untuk diutarakan. Kondisi seperti inilah yang
menjadikan para ASN yang tergabung dalam Grup Sub Bagian Program
Pemprov Sulsel lebih senang mengekspresikan diri dengan komunikasi
melalui WhatsApp daripada komunikasi langsung (face to face).
Berdasarkan hasil penelitian juga menyebutkan bahwa ASN
ternyata lebih senang melakukan komunikasi menggunakan WhatsApp
Messenger dibanding dengan komunikasi langsung dengan ASN lain
dalam mendapatkan informasi terbaru. Ini juga disebabkan karena
informan lebih merasa nyaman melakukan komunikasi melalui WhatsApp
135
Messenger dan mereka lebih mampu bersikap terbuka terhadap orang
lain. Apalagi informasi terkini yang terkait dengan pekerjaan biasanya
telah diunggah di grup WhatsApp Info grup Sub Bagian Program Pemprov
SulSel.
Sebagian informan juga mengaku bahwa pemanfaatan Whatsapp
Messenger tidak terlalu besar berpengaruh hanya sebatas alat komunikasi
yang membantu dalam berkomunikasi dan mencari informasi dari rekan-
rekan kerja lain yang sedang menjalankan tugas di lapangan. Mereka
lebih melihat WhatsApp Messenger dari segi penggunaan teknologinya.
Tapi khusus grup Sub Bagian Program ini sangat dimanfaatkan sebagia
media untuk memberikan informasi dan menyampaiakan pesan dan
menerima informasi karena berhubungan dengan pekerjaan.
Peneliti juga menemukan adanya variasi psikologis yang
menjadikan penerimaan efek dari pemanfaatan WhatsApp Messenger.
Muncul sifat psikologis yang cenderung cuek, acuh, cepat bosan dan lebih
praktis dapat menjadi alasan kecilnya efek yang bisa diterima. Sedangkan
sifat psikologis lainnya membuat ASN yang cenderung lebih perhatian,
detail, dan tingkat penasaran yang tinggi menjadikan mereka dapat
menerima efek WhatsApp Messenger dengan lebih besar.
Berikut kategorisasi hasil wawancara dari para informan
berdasarkan pemanfaatan, kelebihan dan kekurangan penggunaan
WhatsApp Messenger.
136
Tabel 11. Kategorisasi Hasil Wawancara Manfaat Penggunaan WhatsApp Messenger Grup WhatsApp Sub Bagian program
Pemerintah Provinsi Sulawresi Selatan
Nama Jabatan/Nama Kantor
Hasil Wawancara
Sumarlin Kasubag Program BKD
Akses cepat, biaya lebih murah dan massif
Muh. Makbul Anshari
Kasubag Program BAPPEDA
Fiturnya variatif dan bermanfaat dengan kapasitas besar
Octria Ramadhayana Kasubag Program BPKD
Aplikasi mudah
Sumber :Data Sekunder 2017
Tabel 12. Kategorisasi Hasil Wawancara Kelebihan Penggunaan
WhatsApp Messenger Grup WhatsApp Sub Bagian Program Pemprov Sulsel
Nama Jabatan/Kantor Hasil Wawancara
Andi Hapsa Kasubag Program Biro Pembangunan
Aplikasi trend
Muchamad Agus Kasubid perencanaan Anggaran I BAPPEDA
Memudahkan koordinasi dengan ASN disetiap SKPD
Sumber :Data Sekunder 2017
Tabel 13. Kategorisasi Hasil Wawancara Kelemahan Penggunaan WhatsApp Messenger Grup WhatsApp Sub Bagian Program
Pemprov Sulsel
NO NAMA Nama kantor Hasil wawancara 1 Sumarlin BKD Butuh ruang penyimpanan yang besar 2 Octria
Ramadhayana BPKD Butuh ruang penyimpanan yang besar
3 Muchamad Agus BAPPEDA Butuh ruang penyimpanan yang besar 4 Andi Hapsa Biro
Pembangunan Memory cepat penuh
6 Bima Wira Wibowo
Biro Asset Meori penuh
7 A. Irham Sakti Irawan
BAPPEDA Nomor tersinkronisasi dengan WA jadi tidak ada privacy, kontak langsung diketahui.
Sumber :Data Sekunder 2017
137
Tabel 14. Efek Negatif Grup WhatsApp Sub Bagian Program Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan
Nama Nama Kantor Hasil Wawancara
Bima Wira Wibowo BIRO ASSET Informasi informal yang dishare kadang mempengaruhi mood kerja
A. Irham Sakti Irawan
BAPPEDA Banyak anggotanya yang sudah bukan staf di bagian program masih jadi anggota sedang anggota sub bagian program sendiri tidak tercover.
Muchamad Agus BAPPEDA Mengganggu waktu kerja dan istirahat jika banayak informasi non formal
Sumarlin SE, ST BKD Informasi tidak penting hingga perdebatan tidak bermanfaat
Sumber :Data Sekunder 2017
Penggunaan aplikasi WhatsApp Messenger oleh ASN yang
tergabung dalam Grup Sub Bagian Program menimbulkan efek terhadap
kinerja ASN. Dalam proses komponen organisasi, ada beberapa
komponen yang penting untuk diperhatikan, yaitu jalur komunikasi
internal, eksternal, atas-bawah, bawah-atas, horisontal serta jaringan,
induksi antara lain orientasi tersembunyi dari para karyawan, kebijakan
dan prosedur, serta keuntungan para karyawa, saluran, antara lain
orientasi media elektronik (email, internet), media cetak (memo, surat
menyurat, bulletin) dan tatap muka, rapat antara lain briefing, rapat staf,
rapat proyek, dan dengar pendapat umum, wawancara, antara lain seleksi
tampilan kerja dan promosi karier.
Aktifitas informan diaplikasi instan WhatsApp grup Sub Bagian
program Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan adalah tidak lain
merupakan sharing informasi, mereka mengumpulkan, mengelola, dan
menggunakan informasi yang diterimanya. Dalam grup sub bagian
138
program sangatlah jarang satu orang informan atau satu bagian dari
SKPD memiliki informasi yang diperlukan untuk menyelesaikan tugasnya.
Informasi yang dibutuhkan berasal dari berbagai sumber sehingga tugas
mengelola atau memproses informasi tidaklah sekedar bagaimana
memperoleh informasi tersebut namun bagian tersulit adalah bagaimana
memahami informasi dan mendistribusikan informasi yang diterima itu ke
staf dan dalam organisasi. Yang kemudian informasi yang disampaikan ini
dapat memotivasi dan memicu kerja seorang ASN dalam menyelesaikan
pekerjaan mereka terutama dalam penginputan data dan pembuatan
laporan apalagi ketika mereka dikejar deadline penyelasaian tugas
mereka maka suatu keharusan dan tanggung jawab untuk para ASN ini
menyelesaikan tugas mereka tepat pada waktu yang sudah ditentukan
oleh pimpinan.
Dalam melaksanakkan pekerjaan seorang karyawan akan
berusaha untuk melaksanakan pekerjaannya tersebut dengan sungguh
sungguh agar dapat memberikan hasil yang baik sesuai dengan
kemampuan, pengalaman, kesungguhan serta waktu pengerjaan tugas
yang dibebankan kepadanya. Para ASN yang tergabung dalam Grup Info
Sub bagian Program mendapatkan atau menerima informasi kapan saja
dan dimana saja dari atasan melalui media whatsApp berupa perintah
untuk menyelesaikan laporannya maka mereka dengan segera merespon
informasi tersebut dan dengan segera menyiapkan bahan untuk laporan
yang akan diserahkan dan kemudian mereka menginput data mereka
lewat sistem online yang ada di sub bagian program di setiap SKPD. Para
139
ASN menyatakan bahwa dengan adanya grup WA ini sangat bermanfaat
karena kita mendapatkan informasi yang terkait dengan pekerjaan, dan ini
akan memacu kerja dan kinerja para ASN dalam menjalankan tugas
mereka.
Informasi yang di share dalam grup sudah sesuai harapan saya walaupun ada juga intermezonya. Tidak semua informasi yang dishare dapat meningkatkan kinerja. Bagi saya informasi yang terkait dengan pekerjaan dapat meningkatkan kinerja saya. Misalnya ada perintah dari atasan untuk menyelesaikan Laporan RKA atau laporan lain yang waktunya harus segera mungkin diselesaikan maka akan saya usahakan untuk menyelesaikannya. Terlebih lagi kalo di grup sudah ada SKPD yang lain sudah selesai menyelesaikan laporannya ini menambah motivasi dan memicu kami untuk menyelesaikan laporan kami sesua dengan waktu yang ditentukan. Artinya bahwa ada peningkatan kinerja kami ketika kami melihat informasi sudah ada SKPD lain yang sudah selesai laporannya. (Wawancara dengan Sumarlin Kasubag Program BKD Pemprof Sulsel di Kantor BKD, Juli 2017) Senada yang diungkapkan Sumarlin, bahwa informasi yang dishare
di grup Sub Bagian program dapat meningkatkan kinerja, Muchammad
Agus Kasubid Perencanaan Anggaran Daerah I pun mengutarakan hal
yang sama.
Informasi yang disampaikan di grup beragam namun yang sifatnya formal dan terkait dengan pekerjaan dapat meningkatkan kinerja saya. Dalam bidang saya pekerjaan sangat banyak dan saya memacu diri saya untuk cepat kerja karena teman teman juga membutuhkan informasi dari saya. Terkadang saya sebagai penengah diantara banyaknya informasi yang disampaikan di grup. Diskusi diskusi yang ada di grup juga dapat meningkatkan kinerja seperti regulasi, sistem RKA online yang baru dan banyak lagi. Jadi semua upaya yang baik melalui proses dan bisa disampaikan ke dalam grup. Jadi kita tidak boleh egois. (Wawancara di kantor BKD Pemprov Sulsel, Juli 2017) Tidak jauh berbeda dengan apa yang dirasakan Sumarlin dan
Mochammad Agus, Bima Wira semenjak menjabat debagai Kasubag Tata
140
Usaha Biro Asset Pemprov Sulsel merasakan ada peningkatan kinerja
pada dirinya
Kalo dilihat dari kinerja...saya merasakan ada sedikit peningkatan artinya bahwa ketika informasi yang disebarkan di grup tentunya informasi yang formal yang sifatnya perintah untuk menyelesaikan suatu laporan berarti itu menurut saya urgen dan harus segera diselesaikan sesua dengan waktu yang ditentukan. (wawancara di kantor Biro Asset Pemprof Sulsel, Juli 2017) Dari apa yang diungkapkan oleh informan di atas peneliti dapat
menyimpulkan bahwa informasi yang dishare dalam grup sub bagian
program dapat meningkatkan kinerja bagi anggotanya. Tentunya informasi
tersebut adalah informasi yang sifatnya formal dan terkait dengan tupoksi
para anggota grup sub bagian program meski tidak bisa dipungkiri juga
bahwa informasi yang non formal pun terkadang mampu meningkatkan
kinerja para anggota karena setelah mereka mersa dihibur dengan berita
rohani atau lucu atau games yang mengasah otak mereka biasanya
mereka akan semangat lagi untuk bekerja dan menyelesaikan pekerjaan
mereka sesua dengan waktu yang telah ditentukan.
Kinerja para Aparatur Sipil Negara ini terkait dengan infornasi yang
disampaikan dalam grup sub bagian program dapat di lihat pada tabel
berikut ini.
141
Tabel 15. Kinerja Aparatur Sipil Negara dalam Grup WhatsApp Sub Bagian Program Pemprov Sulsel.
NO NAMA FORMAL INFORMAL ETIKA/ATURAN KINERJA LAIN-LAIN
1 Sumarlin Ya Bisa ya dan tidak
informasi meningkatkan kinerja antar ASN
meningkat
2 Octria Ramadhayana
Ya Tidak Percakapan dan lelucon tidak bermutu
Meningkat Energi baterai cepat
3 Muchamad Agus
Ya Tidak Percakapan tanpa informasi yang dibutuhkan anggota grup harus ada aturan
meningkat
4 Muh. Makbul Anshari
Ya Tidak Informasi informal sebagai hiburan
meningkat Foto yang tidak jelas
5 Andi Hapsa Ya Bisa ya bisa Tidak
Informasi tidak penting jadi hiburan
Diskusi emosional hingga konflik tapi bisa diatasi
meningkat Kurang istirahat
6 Bima Wira Wibowo
Ya Tidak Deadline waktu yang mendesak
meningkat
7 A. Irham Sakti Irawan
Ya Bisa ya bisa tidak
Terlalu banyak anggota di luar sub bagian program
meningkat
Sumber : Data Sekunder 2017
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa informasi yang sifatnya
formal lebih banyak dirasakan oleh informan dapat meningkatkan kinerja,
karena informasi formal merupakan informasi yang dibutuhkan oleh
anggota dalam grup messenger info Sub Bagian Program. Informasi
tersebut berupa pesan yang disampaikan oleh pengirim untuk diterima
dan diolah oleh penerimanya dalam hal ini anggota yang ada dalam grup
WhatsApp Subag program baik itu berupa data, teks, gambar atau video
142
atau persuratan atau dokumen lain dalam bentuk pdf yang nantinya
informasi ini dapat mamacu dan meningkatkan kinerja para anggota
setelah mereka mendapatkan informasi atau pesan tersebut. Adapun
informasi non formal terlihat dari tabel bahwa ada beberapa informan yang
menyatakan bahwa informasi ini tidak bisa dikatan sebagai suatu hal yang
bisa meningkatkan kinerja anggota tapi mereka menggap sebagai
selingan atau hiburan dan ini untuk sebagian informan bisa juga
meningkatkan kerja karena mereka merasa sudah terhibur dengan
membaca informasi tersebut dan membangkitkan kembali semangat untuk
bekerja.
Berdasarkan tabel kinerja ini pula terlihat bahwa dalam sebuah
grup hendaknya dibuat suatu aturan atau etika yang diberlakukan oleh
anggota bahwa sebaiknya anggota yang ada dalam grup dibatasi untuk
ASN yang berkecimpung dalam sub bagian program saja dan informasi
yang sifatnya non formal jangan selalu di upload karena menyita waktu
dan akan memenuhi memori para anggota serta mengganggu kerja
anggota.
143
B. Pembahasan
Sejak diluncurkan aplikasi dan fitur WhatsApp termasuk sederhana.
Tapi dengan kesederhanaan inilah membuat aplikasinya familiar di
masyarakat, termasuk kalangan Aparatur Sipil Negara atau yang disingkat
ASN. WhatsApp mudah diunduh lalu dioperasikan cukup dengan
memasukkan nomor telepon seseorang yang juga menggunakan aplikasi
serupa, maka akan segera terhubung. Sebagai bagian dari new media,
aplikasi WhatsApp bekerja dengan infrastruktur komputer dengan
perangkat keras lainnya.
WhatsApp sudah marak dipakai untuk berkomunikasi dan Whats
App menjadi salah satu alternatif alat atau media komunikasi yang banyak
digunakan oleh masyarakat terutama Aparatur Sipil Negara saat ini. Hal
itu dikarenakan dengan kegunaannya yang memang menarik,
memudahkan para ASN untuk berkomunikasi walaupun tidak langsung.
WhatsApp disertai dengan suara, emotion, video, dan tulisan berupa teks
sehingga menarik untuk menggunakannya melalui handphone/HP atau
Smartphone yang sudah lebih canggih dijaman sekarang ini. Ditambah
keunggulan yang lain yaitu media WhatsApp dapat melakukan pengiriman
atau messengger pesan, teks, gambar dan audionya. Yang ditandai
dengan tanda centang satu kali yang artinya terkirim ke server dan belum
dibaca oleh pengguna, centang dua kali artinya sudah terkirim ke
handphone lawan bicara. Apabila tidak terkoneksi dengan internet, akan
muncul tanda jam yang mengartikan pengiriman pesan tertunda.
144
Keunggulan lain yang dimiliki oleh WhatsApp adanya fasilitas GPS
via hardware GPS atau Gmaps yang terintegrasi dengan sistem, selain itu
WhatsApp ini memeiliki hemat bandwidth sehingga dalam proses
pengoperasiannya tidak perlu login dan loading contact/avatar sehingga
transaksi data semakin hemat. Dan keunngulan inilah yang digunakan
oleh Grup Sub Bagian Program dalam mentransfer data mereka melalui
WhatsApp. WhatsApp juga dapat digunakan untuk melihat contact person
di phonebook karena tersinkron secara otomatis dengan phonebook tidak
seperti aplikasi pesan instan lainnya yang menggunakan PIN di WhatsApp
nomor telepon merupakan PIN sehingga dapat melakukan call secara
langsung dari aplikasi ini, fasilitas lainnya seperti blokir, copy paste, dan
search. Keunggulan lainnya yaitu pengiriman data berupa foto, video,
voice note lebih cepat, mudah dan simpel dibandingkan media sosial lain.
Beberapa kelebihan yang dimiliki oleh WhatsApp ini menjadi pendukung
setiap kegiatan komunikasi yang dilakukan oleh Grup Subag Program
Pemprov Sulsel.
Subyek penelitian ini adalah Grup Info Sub Bagian Program
Pemprov Sulsel dengan pertimbangan Grup Info ini merupakan komunitas
yang aktif dalam memberikan informasi terkait pekerjaan yang
berhubungan dengan bagian program di SKPD masing masing sehingga
membutuhkan New Media beserta aplikasi yang digunakan khusunya
aplikasi WhatsApp dimana jaringan komunikasi yang dilakukan khusunya
oleh sebuah komunitas melalui media baru tersebut menjadi pandangan
atau cara baru bagi grup tersebut untuk mengefektifkan sebuah kegiatan
145
atau pekerjaan mereka. Ini sejalan dengan apa yan g dikemukakan oleh
McQuail tentang teori new media yang mengatakan bahwa ciri utama
media baru adalah adanya saling ketergantungan, aksesnya terhadap
khalayak individu sebagai penerima maupun pengirim pesan,
interaktivitasnya, kegunaannya yang beragam sebagai karakter yang
terbuka, dan sifatnya yang ada dimana mana. Sehingga dapat dikatakan
bahwa media sosial WhatsApp bisa dijadikan sebagai salah satu media
alternatif untuk memberikan informasi pada para ASN yang tergabung
dalam Grup Sub Bagian program pemprov Sulsel yang paling banyak
diminati dan digunakan karena simpel ,cepat dan mudah.
Teknologi berbasis komputer di telepon pintar ini merupakan
jaringan. Terhubung dengan cara obrolan atau chat, telpon, saling
mengirim data berupa teks, suara, gambar dan video sesuai pendapat
Castells dan Gane Berr dalam Nasrullah 2014 ,bahwa jaringan yang
terbentuk antar pengguna dimediasi oleh perangkat teknologi komputer
yang memungkinkan terjadi perpindahan data. Jaringan lain yang
terbentuk oleh teknologi informasi komunikasi ini berupa jaringan secara
antropologi, sosiologi dan budaya. Sebab antar individu yang terhubung
maupun kelompok memiliki latarbelakang perbedaan sosial maupun
budaya.
Karakteristik new media lainnya yakni arsip. Teknologi online di
WhatsApp berupa teks, suara, gambar dan video tersimpan secara
otomatis jika disebarkan ke grup dan bisa disimpan sendiri. Karakteristik
media sosial adalah terbentuknya jaringan. Jaringan antar pengguna tidak
146
hanya terlibat dalam pertemanan tetapi harus dikuatkan dengan saling
berinteraksi antara satu individu maupun kelompok. Interaksi inilah yang
membedakan antara media lama dengan media baru. Dimana media lama
pengguna atau khalayaknya pasif dan cenderung tidak mengetahui satu
dengan lainnya ; sementara di media baru pengguna bisa berinteraksi,
dengan pengguna lainnya. Anggota Grup Sub Bagian Program senantiasa
berinteraksi dengan anggota grup lainnya atas fenomena atau peristiwa
yang terjadi lewat obrolan atau chat.
Kebutuhan informasi dan hubungan dengan invidu lain,
melatarbelakangi para ASN Grup Sub bagian Program Pemprov SulSel
memanfaatkan WhatsApp. Sebagai media dalam berkomunikasi. Dalam
komunikasi antar manusia (human communication) makna informasi yang
kita gunakan adalah menurut pengertian sehari-hari yakni sesuatu yang
orang (pihak penerima) peroleh sebagai pengetahuan baginya. Jadi
sesuatu yang merupakan pengetahuan yang sebelumnya tidak atau
belum diketahui oleh penerima (Achmad, 1999). Sejalan dengan yang
dikemukakan oleh Liliweri (2015) bahwa informasi adalah apa yang
menjadi maksud untuk disampaikan oleh seorang pengirim kepada
penerima. Informasi merupakan salah satu kebutuhan mendasar bagi
manusia untuk beradaptasi dengan lingkungan kehidupannya. Karena itu,
harus ada sejumlah informasi tentang apa yang terjadi di dalam
lingkungan atau informasi dari luar yang mempengaruhi masyarakat
setempat. Informasi juga merupakan data yang telah diklasifikasikan atau
147
diolah atau diinterpretasikan untuk digunakan dalam proses pengambilan
keputusan (Sutabri, 2012).
Sub Bagian Program merupakan sebuah organisasi atau badan
dalam hal ini adalah lembaga yang bergerak dalam pemerintahan dan
pelayanan pada masyarakat yang bekerja secara akuntabilitas dan
transparan serta dapat dipertanggungjawabkan.Sub Bagian Program ini
membentuk grup info sub bagian program pemprov Sulsel yang
memanfaatkan media baru berupa aplikasi Whats App sebagai media
untuk memberikan informasi terkait dengan tupoksi mereka. Dalam
menjalankan suatu organisasi tentu saja dibutuhkan komunikasi yang baik
guna mentransfer informasi secara tepat tujuan. Namun dalam
pelaksanaannya tentu saja terdapat banyak sekali kendala. Untuk
meminimalisir kendala tersebut dibutuhkan pengetahuan mengenai teori
yang berkaitan dengan informasi organisasi
Teori Informasi organisasi memiliki kedudukan penting dalam ilmu
komunikasi karena menggunakan komunikasi sebagai dasar atau basis
bagaimana mengatur atau mengorganisasikan manusia dan memberikan
pemikiran rasional dalam memahami bagaimana manusia berorganisasi.
Fokus dari teori informasi organisasi ini adalah komunikasi informasi, hal
yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan suatu organisasi.
Sangatlah jarang satu orang atau satu bagian pada organisasi atau
perusahaan memeiliki seluruh informasi yang diperlukan untuk
menyelesaikan tugasnya. Informasi yang diperlukan berasal dari berbagai
sumber. Namun demikian tugas mengelola atau memproses informasi
148
tidaklah sekedar bagaimana memperoleh informasi dan mendistribusikan
informasi yang diterima itu di dalam organisasi (Morisson, 2013). Dalam
Grup WhatsApp Sub Bagian Program Pemprov Sulsel ada banyak
informasi yang dishare ke dalam grup tersebut baik itu informasi yang
sifatnya formal ataupun informasi yang informal yang mungkin
membingungkan dan tidak jelas bagi yang menerimanya apalagi informasi
itu digunakan untuk mengambil keputusan yang penting dalam sebuah
organisasi untuk itu dibutuhkan ilmu dan pengetahuan untuk mengelola
informasi tersebut menjadi jelas, masuk akal dan bermanfaat dan demi
tercapainya tujuan organisasi. Selain terkait dengan pekerjaan informasi
yang sifatnya informal dalam grub WhatsApp sub bagian program
sebagian dari anggotanya menganggap biasa saja dan sebagai hiburan
semata yang dapat menjalin hiubungan kekerabatan atau silaturahim,
persahabatan dan kegunaan sosial yang dapat melepaskan mereka dari
rutinitas pekerjaan atau masalah yang dihadapi. Sesuai tipologi Mc. Quail
(2011) individu menggunakan media untuk melepaskan diri dari rutinitas
masalah, menjalin persahabatn dan kegunaan sosial.
Komunikasi yang dibangun oleh Grup Sub Bagian Program melalui
media Whats App terjadi diantara anggota Grup yang merupakan
kumpulan atau gabungan dari beberapa SKPD yang ada di Pemerintahan
provinsi Sulsel Aplikasi WhatsApp khusunya yang ada dibagian program.
Mereka menjalin komunikasi dan membentuk grup untuk memperoleh
informasi yang terkait dengan tupoksi mereka. Dalam menjalin kontak
dan relasi dengan orang lain dengan berbagai keperluan itu merupakan
149
suatu jaringan (network). Baik jaringan kecil yang anggotanya saling
kenal, dekat dan berinteraksi satu sama lain, maupun jaringan yang luas
yang anggotanya banyak yang tidak saling kenal, seperti keluarga,
pertemanan masa kecil dan lingkungan kerja. Sejalan dengan apa yang
dimaksud dengan teori jaringan menurut Morisson, 2013 Grup Sub Bagian
program ini adalah salah satu contoh terciptanya sebuah hubungan (link)
yang membentuk sebuah garis garis komunikasi yang disebut jaringan
atau network dan sebagian dari hubungan itu merupakan jaringan formal
yang dibentuk oleh aturan aturan organisasi dan sebagian lagi adalah
jaringan informal yang merupakan saluran informasi nonformal yang
terbentuk melalui kontak atau interaksi yang terjadi diantara anggota
organisasi yang tergabung dalam grup setiap harinya.
Dewasa ini kemampuan untuk membangun hubungan atau link
semakin meningkat dengan kehadiran teknologi pesan singkat (SMS)
melalui telepon genggam atau e-mail melaui internet. Seseorang ketika
bermain dengan internet dan menggunakan Facebook. Twitter, Whats
App Messenger dan sebagainya maka orang tersebut masuk ke dalam
jaringan yang lebih besar. Dengan kata lain, hubungan tidak terbentuk
hanya melalui tatap muka secara fisik tetapi juga melalui sarana nonfisik.
Dengan kata lain hubungan atau relationship terbentuk melalui komunikasi
antar anggota organisasi secara terus menerus, dan tentu saja tidaklah
mudah mencatat setiap hubungan yang terjadi (Morisson, 2013). Grup
Sub Bagian program menjalin komunikasi melalui media WhatsApp untuk
memperoleh informasi dan ini terjadi terus menerus karena informasi
150
yang dishare dalam grup tersebut merupakan informasi yang terkait
dengan pekerjaan dan di update terus sehingga anggota didalamnya
harus sering mengecek Grup WhatsAppnya, jika tidak maka anggota
didalamnya akan ketinggalan informasi yang diberikan oleh pimpinan.
Kegiatan yang dilakukan oleh Sub bagian Program adalah kegiatan
yang berhubungan dengan perencanaan, program dan penganggaran.
Setiap SKPD merencanakan program atau kegiatan yang akan dilakukan
dalam satu tahun berjalan dan disesuaikan dengan anggaran yang
diberikan baik oleh pusat maupun daerah sesuai dengan aturan dan
undang undang yang telah ditetapkan. Perencanaan, program dan
penganggaran ini akan diinput oleh Badan perencanaan Daerah atau
BAPPEDA dimana anggarannya dicocokkan oleh BPKD selaku badan
pengelolah keuangan daerah dan hasilnya kemudian dilaporkan ke bapak
Gubernur selaku pimpinan dan kepala Daerah Propinsi Sulsel yang akan
diteruskan ke pusat. Untuk itu diperlukan informasi dan koordinasi yang
cepat dari setiap SKPD dalam menginput data dari program mereka.
Untuk mendapatkan informasi yang cepat dibutuhkan sebuah sarana atau
alat yang dapat menghubungkan setiap SKPD yang ada di pemerintahan
provinsi Sulsel. Sub Bagian Program dalam hal ini memanfaatkan
teknologi komunikasi melalui aplikasi pesan percakapan yang merupakan
aplikasi pesan singkat yang simpel, mudah dan cepat yaitu WhatsApp
Dengan adanya komunikasi dan koordinasi yang efektif maka akan
menghasilkan proses mengumpulkan, mengelola, dan menggunakan
informasi semakin baik sehingga informasi yang tidak jelas,
151
membingungkan dan multitafsir dapat menjadi masuk akal. Koordinasi
seperti ini akan membuat berbagai kebijakan yang diambil lebih efisien
dan akan membuat kinerja antara lembaga atau SKPD akan lebih baik
dan semakin meningkat. Informasi yang di Share dalam Grup WhatsApp
Sub Bagian Program adalah informasi yang sifatnya formal dan informal
dimana informasi formal yang terkait dengan pekerjaan seperti informasi
atau pesan yang disampaikan dalam rangka percepatan dan pencapaian
target pembangunan daerah sesuai arahan Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Daerah (RPJMD) Provinsi Sulawesi Selatan dapat
memacu motivasi kerja pegawai dan dapat meningkatkan kinerja pegawai
terlebih ketika penginputan data atau laporan mengenai pencapaian target
terkait penginputan RKA dan pagu anggaran yang biasanaya diberikan
waktu deadline yang singkat.
Berkaitan dengan masalah kinerja, dalam rangka terlaksananya
pemerintahan yang lebih berdaya guna dan berhasil guna, bersih, serta
bertanggung jawab, telah diterbitkan Instruksi Presiden No 7 Tahun 1999
Tentang akuntabilitas, kinerja instansi pemerintah dalam mencapai misi
organisasi dan tujuan tujuan serta sasaran organisasi. Berdasarkan uraian
di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kinerja pegawai adalah hasil yang
telah dicapai, atau yang dikerjakan pegawai dalam melaksanakan kerja
atau tugas tertentu dalam mencapai tujuan organisasi. Kinerja pegawai
dalam hal ini Aparatur Sipil Negara (ASN) dalam grup Sub Bagian
Program menyangkut kualitas, kuantitas, dan ketepatan waktu dan tidak
152
hanya dipengaruhi oleh kemampuan dan keahlian dalam bekerja tetapi
juga sangat dipengaruhi oleh semangat kerjanya.
153
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam bab V penelitian ini merupakan bagian terakhir dan penutup
dari penulisan. Di dalamnya telah diuraikan beberapa kesimpulan dari
hasil penelitian yang dilakukan selama tiga bulan. Akan diungkapkan
saran-saran yang dapat dijadikan rujukan bersama untuk memahami
persoalan dalam penelitian.
Dari hasil penelitian, peneliti menemukan beberapa hal yang bisa
menjawab rumusan masalah yakni:
1. Pemanfaatan program WhatsApp Messenger Info sangat efektif
dengan dukungan fitur-fiturnya dibanding dengan aplikasi pesan instan
lainnya. Kecepatan pesan tanpa waktu lama hingga tertunda, mampu
beroperasi dalam kondisi sinyal lemah, kapasitas pengiriman data
teks, suara, foto dan video yang besar, tanpa gangguan iklan berikut
sifat penyebarannya membuat WhatsApp Messenger Info sebagai
salah satu media alternatif bagi kelompok Sub Bagian program dalam
memberikan informasi dan meningkatkan kinerja Aparatur Sipil Negara
terutama Aparaur Sipil Negara yang tergabung dalam Group
WhatsApp Sub Bagian Program..
2. Pengaturan atau penerapan isi pesan WhatsApp messenger info
dalam pemberian informasi dan peningkatan kinerja dalam kelompok
Sub Bagian program berupa kontrol diri masing masing anggota dan
154
lebih arif dan bijak serta bertanggung jawab menggunakan media
WhatsApp.
3. Berbagai informasi yang di share dalam grup WhatsApp Sub Bagian
Program Pemerintah Provinsi Sulawesi begitu mudah didapatkan
karena di grup WhatsApp Messenger Info banyak sekali informasi
yang dishare dan uptodate berupa informasi yang sifatnya formal yang
relevan dan terkait dengan tugas, pokok dan fungsi pekerjaan Sub
Bagian Program seperti data, laporan, agenda rapat, aturan regulasi,
program kegiatan dan anggaran yang digunakan.
B. Saran
1. Peneliti menemukan penyalahgunaan aplikasi oleh individu
terutama dalam hal mengirim gambar atau video yang berbau
porno ini menimbulkan efek negatif bagi penggunanya apalagi grup
sub bagian program merupakan grup yang beranggotakan para
Aparatur Sipil Negara yang sifatnya formal, Sehingga harus lebih
arif, bijak dan bertanggungjawab memanfaatkan aplikasi ini sebagai
media alternatif dalam memberikan informasi.
2. Secara teknis peneliti menemukan fitur Voice Call di WhatsApp
yang tidak bisa dimanfaatkan lebih pribadi karena menghasilkan
suara besar layaknya speaker dan ada keterlambatan penerimaan
suara atau delay. WhatsApp juga tidak memiliki fitur Video Call
yang akan memaksimalkan dan memanjakan cara komunikasi
antar penggunanya. Selain itu pengguna aplikasi ini mengeluhkan
kesulitan untuk mengirim file dikarenakan keterbatasan ukuran dan
155
jenis file yang diizinkan oleh Whats App untuk itu dibutuhkan fitur
yang lebih besar agar bisa digunakan oleh penggunanya dan
mengurangi persaiangan dengan aplikasi lainnya.
3. WhatsApp menjadi layanan messaging terpopuler karena simpel
dan banyak fitur yang memudahkan. Sehingga memunculkan
banyaknya grup WhatsApp termasuk Grup Sub bagian Program
Pemprov Sulsel, dimana dalam grup tersebut merupakan kumpulan
atau gabungan dari setiap SKPD yang masing masing mempunyai
hak yang sama dalam memberikan informasi baik informasi formal
dan informal yang bisa saja dapat membuat ambigu atau
ketidakjelasan bagi pengguna anggota lainnya untuk itu diperlukan
beberapa etika dalam penggunaan grup WhatsApp.
156
DAFTAR PUSTAKA
Achmad, A.S. 1999. Manusia dan Informasi. Hasanuddin University Press.
Makassar
Arifin, Anwar. 1998. Ilmu Komunikasi : Sebuah Pengantar Ringkas. CV. Rajawali:Jakarta.
Arikuntono Suhartini, 1996 Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, PT. Rineka Cipta, Jakarta.
Bangun, Wilson, 2012, Manajemen Sumber Daya Manusia Erlangga Jakarta.
Brent D. Ruben dan Lea P. Stewart, 2014. Komunikasi Dan Perilaku Manusia. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Basrowi dan Sukidin. 2002. Metode Penelitian Kualitatif Perspektif Mikro. Insan Cendikia: Surabaya
Berger Charles. R, Rollof Michael E.,Roskos-Ewoldsen David R. 2012. The Handbook of Communication Science. Wadwosth, USA.
Cangara Hafied . 2014. Pengantar Ilmu Komunikasi. Edisi Revisi. PT Raja Grafindo Persada: Jakarta
Cangara Hafied. 2011. Komunikasi Politik Konsep, Teori dan Strategi. Edisi Revisi. PT. Raja Grafindo Persada; Jakarta.
Darma, Agus. 1991. Manajemen Prestasi Kerja. Rajawali, Jakarta
Effendy uchjana Onong, 2003. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi PT. Citra Aditya Bakti, Bandung
Eriyanto, 2014. Analisis Jaringan Komunikasi. PT. Kencana Prenada Media Group. Jakarta.
Gibson & Ivancevich & Donnely. 1994. Organisasi dan manajemen. Perilaku, struktur, proses. Edisi keempat. Erlangga, Jakarta.
Haris, Herdiansyah. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-Ilmu Sosial. Salemba Humanika: Jakarta.
Harun, Rochajat. Ardianto, Elvianto. 2012. Komunikasi Pembangunan dan Perubahan Sosial : Perspektif Dominan, Kaji Ulang dan Teori Kritis. Edisi Pertama, Ce Ke-2. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Kadir, Abdul dan Triwahyuni Ch. Terra, 2014. Pengantar Teknologi Informasi edisi Revisi. Andi: Yogyakarta.
157
Keban, Yaremis T. 1995. Indikator Kinerja Pemda: Pendekatan Manajemen Dan Kebijakan. Fisip UGM. Yogyakarta
Kriyantono, Rachmat. 2014. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Kencana. Jakarta.
Kumorotomo, Wahyudi, Purwanto, Erwan Agus.2005. Aggaran Berbasis Kinerja, Konsep & Aplikasinya. MAP UGM.Yogyakarta
Lamatenggo,Nina. 2012. Teori Kinerja dan Pengkurannya. PT Bumi Aksara. Jakarta
Liliweri Alo. 2015. Komunikasi Antar personal. PT. Kencana Prenada Media Group. Jakarta.
Littlejohn, Stephen W. dan Foss, Karen A.. 2011. Teori Komunikasi, Theories of Human Communication. PT. Salemba Humanika. Jakarta.
Luthans, F. 2005. Organizational Behavior. McGraw-hill New York
Mahsun, Mohammad. 2006. Pengukuran Kinerja Sektor Publik. BPFE Yogyakarta.
Mangkunegara, Anwar Prabu, 2003. Perencanaan Dan Pengembangan Sumber Daya Manusia. Refika Aditama, Jakarta.
Mathis, R.L. & J.H. Jackson. 2006. Human Resource Management: Manajemen Sumber Daya Manusia. Terjemahan Dian Angelia. Salemba Empat. Jakarta.
McQuail, Denis, 2011. Teori Komunikasi Massa. PT. Salemba Humanika. Jakarta.
Moleong. J. Lexy , 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif, PT. Rosda, Jakarta.
Muhammad Arni, 2014. Komunikasi Organisasi. PT. Bumi Aksara. Jakarta.
Mulyana Dedy & Solatun, 2007. Metode Penelitian Komunikasi, PT. Remaja Rosdakarya: Bandung
Mulyana, Dedy, 2005. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, PT. Remaja Rosdakarya: Bandung
_________, 2008. Metode Penelitian Kualitatif, PT. Remaja Rosdakarya: Bandung
158
Morisson, 2013. Terori Komunikasi Individu Hingga Massa. PT. Kencana Prenada Media Group. Jakarta.
Nasrullah, Rulli. 2015. Media Sosial. Simbiosa Rekatama Media. Bandung.
Nawawi Hadari, 1998, Metode Penelitian Bidang Sosial, Gajah Mada University Press, Yogyakarta.
Nurlaila, 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia I. Penerbit LepKhair.
Nogi S Hessel, Tangkilisan. 2005. Manajemen Publik. PT. Gramedia Widiasarana. Jakarta.
Pasolong Harbani. 2007. Teori Administrasi Publik. Alfabeta , Bandung.
Pawito. 2007. Penelitian Komunikasi Kualitatif. Lkis: Yogyakarta
Peraturan Daerah Propinsi Sulawesi Selatan Nomor 10 tahun 2016 Tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah
Peraturan Gubernur Nomor. 67. Tahun 2016, Tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Serta Tata Kerja Sekretariat Daerah Propinsi Sulawesi Selatan.Makassar.
Prawirosentono, Suyadi 1999. Manajemen Sumber Daya Manusia, Kebijakan Kinerja Karyawan, Kiat Membangun Organisasi Kompetitif Menjelang Perdagangan Bebas Dunia. BPFE, Yogyakarta
Rakhmat, Jalaluddin, 2002. Metode Penelitian Komunikasi.PT Rosdakarya: Bandung.
Richard West dan Lynn H. Turner. 2014. Pengantar Teori Komunikasi Analisis dan Aplikasi. Jakarta.
Rivai, Vethzal & Basri. 2005. Peformance Appraisal: Sistem yang tepat untuk Menilai Kinerja Karyawan dan Meningkatkan Daya Saing Perusahan. PT. RajaGrafindo Persada. Jakarta.
Rogers M. Everett. 1989. Communication Technology. Prentice Hall Company. New York
Ruben D. Brent dan Stewart P. Lea, 2014. Komunikasi dan Perilaku Manusia, PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta
Ruliana, Poppy, 2014. Komunikasi Organisasi. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta
159
Shadily, Hasan.1991.Sosiologiuntuk Masyarakat Indonesia. Rineka Cipta. Jakarta
Sedarmayanti, 2013, Manajemen Sumber Daya Manusia : Reformasi Birokrasi dan Manajemen Pegawai Negeri Sipil. PT Refika Aditama. Bandung.
Severin. Werner J & Tankard Jr James. 2005. Teori Komunikasi Massa. Prenada Media: Jakarta.
Simamora, Bilson.2003.Penilaian Kinerja dalam Manajemen Perusahaan. Gramedia Pustaka. Jakarta
Sugiyono, 2005. Metode Penelitian Kualitatif, Alfabetas. Bandung
Soeprihantono, Jhon, 2001, Penilaian Kinerja dan Pengembangan Karyawan, BPPE, Yogyakarta.
Sutabri, Tata. 2012. Analisis Sistem Informasi. Andi. Yogyakarta
Undang-Undang Aparatur Sipil Negara, Undang-Undang RI No. 5 Tahun 2014. PT. Sinar Grafika.Jakarta.
Vera, Nawiroh, 2016. Komunikasi Massa, Galia Indonesia. Bogor
Walgito, Bimo. 2008. Psikologi Kelompok. Penerbit Andi, Yogyakarta
Wibowo, 2010. Manajemen Kinerja, PT. Rajawali Persada. Jakarta.
Widodo, Joko. 2006. Membangun Birokrasi Berbasis Kinerja. Bayumedai Publishing. Jakarta
Yatim, Riyanto. 1996. Metodologi Penelitian Pendidikan Tujuan Dasar. SIC. Surabaya
Yakub, 2012. Pengertian Sistem Informasi, Graha Ilmu. Yogyakarta
Yusup, Pawit M,, 2016. Ilmu komunikasi dan kepustakaan. PT. Bumi Aksara. Jakarta.
160
WEBSITE :
Sumber http://apjii.co.id/content/read.39/264/survei internet-Apjii-2016,
diakses 19 Maret 2017)
Sumber http ://kominfo.go.id/pengguna-internet-indonesia, diakses 19 Maret 2017)
Sumber http : // www.cnnindonesia.com/teknologi/20150904153-183-76690/whatsapp-capai-900 juta-pengguna, diakses 19 Maret 2017
http://tekno.kompas.com/read/2016/02/019182787pengguna.whatsApp.tembus.1.miliar, diakses 19 maret 2017
www.bbc.com/indonesia/majalah/2016/02/160202.majalah-bisnis-whatsapp.pengguna whatsapp mencapai 1 miliar setiap bulan, diakses 19 Maret 2017.
http://www.globalweindex.net.topic, diakses 5 April 2017
www.globalwebindex.net.blog.whatsapp, diakses 5 April 2017
www.indotelko.com, diakses 5 April 2017
www.pemprov.sulsel,go.id. Diakses juli 2107
161
LAMPIRAN LAMPIRAN
A. PEDOMAN WAWANCARA
B. DOKUMENTASI PENELITIAN
C. HASIL WAWANCARA
162
A. PEDOMAN WAWANCARA
Pemanfaatan Program WhatsApp Messenger Info Dalam Pemberian
Informasi dan Peningkatan Kinerja pada Sub Bagian Program
Pemerintah Propinsi Sulawesi Selatan
Nama Responden :
Jenis Kelamin:laki-laki/perempuan (coret yang tidak perlu) :
Umur :
Pekerjaan :
Alamat :
Nomor Telepon :
Daftar Pertanyaan :
a. WhatsApp Messenger Info sebagai media Alternatif dalam Pemberian Informasi dan peningkatan kinerja pada kelompok Sub bagian Program Pemprov Sulsel
1. Sudah berapa lama Anda menekuni profesi sebagai PNS ?
2. Jenis media apa yang Anda tekuni?
3. Apa jabatan Anda di SKPD anda ?
4. Alat komunikasi apa yang digunakan untuk mendukung tugas-tugas
Anda?
5. Apakah Anda juga menggunakan media sosial?
6. Media sosial apa saja?
7. Khusus aplikasi media social Whatsapp, sudah berapa lama Anda
menggunakannya?
8. Alasan Anda menggunakan aplikasi media sosial Whatsapp?
9. Fasilitas apa saja dari Whatsapp yang Anda gunakan?
10. Khusus fasilitas grup Whatsapp, Anda bergabung di berapa grup?
163
b. Pengaturan atau penerapan isi pesan Whats App Messenger Info dalam pemberian Informasi dan peningkatan kinerja pada kelompok Sub Bagian Program Pemprov Sulsel
1. Anda mengenal grup Info Sub Bagian Program?
2. Apakah Anda diajak bergabung atau meminta untuk bergabung di
grup Info Sub Bagian Program?
3. Apa alasan Anda bergabung di grup Info Sub bagian Program?
4. Apakah di grup Sub Bagian Program banyak informasi yang Anda
terima?
5. Informasi apa saja yang Anda butuhkan dari grup Sub Bagian
Program ?
6. Apakah informasi yang Anda butuhkan di grup Sub Bagian Program
sesuai harapan?
7. Jelaskan bila tidak sesuai harapan?
c. Pemanfaatan Whats App Messenger dalam pemberian informasi dan peningkatan kinerja pada kelompok Sub Bagian Program Pemprov Sulsel
1. Apakah semua informasi di grup Info Sub Bagian Program akan dapat
meningkatkan kinerja Anda?
2. Saling berbagi informasi di grup Info Sub Bagian Program apakah
mempengaruhi kinerja Anda?
3. Selain informasi, apakah grup Sub Bagian Program juga digunakan
untuk melakukan diskusi?
4. Diskusi apa saja?
5. Apakah diskusi itu memberi wawasan atau ide-ide baru?
6. Apa efek negatif maupun positif yang Anda rasakan terhadap
sinergitas informasi di grup Sub Bagian Program ?
164
B. DOKUMENTASI PENELITIAN
FOTO WAWANCARA BERSAMA IBU OCTRIA RAMADHAYANA (KASUBAG PROGRAM BPKD)
FOTO WAWANCARA BERSAMA BAPAK SUMARLIN SE, ST (KASUBAG PROGRAM BKD)
165
FOTO WAWANCARA BERSAMA BAPAK MUCHAMMAD AGUS (KASUBID PERENCANAAN ANGGARAN I BPKD)
FOTO WAWANCARA BERSAMA BAPAK MUHAMMAD MAKBUL ANSHARI. A (KASUBAG PROGRAM BAPPEDA)
166
FOTO WAWANCARA BERSAMA IBU ANDI HAPSA, MT (KASUBAG PROGRAM BIRO PEMBANGUNAN)
FOTO WAWANCARA BERSAMA BAPAK BIMA WIRA WIBOWO (KASUBAG TATA USAHA BIRO ASSET)
167
FOTO WAWANCARA BERSAMA BAPAK ANDI IRHAM SAKTI IRAWAN (KASIE EVALUASI PEMBANGUNAN DAERAH)
DOKUMNTASI WHATS APP MASSENGER INFO GRUB SUB BAGIAN PROGRAM PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN
Tampilan Grup Info Sub Bagian Program Pemprov Sulsel
168
Gambar isi atau info dari Grup Sub Program
Gambar : Tampilan info Penginputan Fisik & Keuangan
Pada aplikasi SIMONEV Tahun 2017
169
C. LAMPIRAN HASIL WAWANCARA
Informan1: Bapak Sumantri SE, ST (Kasubag Program BKD Pemprov
Sulsel)
Saya sudah menjabat PNS selama 12 tahun. Beberapa media sosial yang
saya gunakan Whats App, SMS, FB, saya juga menggunaka media
televisi dan surat kabat dalam mencari informasi. dalam kerja media sosial
yang saya gunakan adalh Whats App dan FB. Tapi lebih banyak WA.
Saya menggunakan WA sejak tahun 2014 dan mempunyai 6 grup WA.
Kenapa saya menggunakan Whats App karena lebih muda dan bisa kirim
data dan foto adapun manfaat yang lain bahwa WhatsApp messenger info
sangat membantu dan mempelancar komunikasi baik itu dalam hal kerja
maupun kegiatan yang sifatnya non formal sperti terjalinnya hubungan
silaturrahim menjadi media diskusi bagi para staf dan pimpinan dan
hubungan ini tetap terjaga tanpa harus menelepon dan sms yang
menggunakan pulsa banyak. Karena menggunakan whatsAPP messenger
info kita bisa mendapatkan banyak informasi, seperti undangan rapat atau
jadwal rapat, jadwal pembahasan APBD perekembangan regulasi
terutama masalah perencanaan begitu juga informasi non formal seperti
keadaan teman atau anggota dalam grup seperti kesehatan. Biasanya
undangan rapat atau pertemuan lain lebih awal diketahui lewat Whats App
messenger dari pada surat yang sifatnya konvensional. Jadi dapat dikatan
bahwa media whats App ini salah satu media sosial yang dapat
membantu pekerjaan saya terutama dalam memberi dan menerima
informasi yang belum saya ketahui. Informasi seperti jadwal rapat,
perkembangan realisasi anggaran dan pencapaian kinerja ini merupakan
yang urgen. Pekerjaan di bagian program ini membutuhkan waktu dan
kerja jika kita ketinggalan pekerjaan karena deadline waktu maka akan
memicu kerja untuk kita kerja, seperti jika kita mendengar atau membaca
informasi tentang SKPD lain yang sudah selesai laporannya atau
penginputannya maka akan memicu kinerja kita di SKPD temoat kita
bekerja kalau sudah begini kita harus terjun langsungmenyelesaikan
pekerjaan kita kalau masih ada waktu kita memberdayakan staf kita.
(Wawancara di kantor BKD Pemprov Sulsel, Juli 2017)
Informan 2. Octria RamaDhayana (Kasubag Program Badan Pengelola
keuangan Daerah, BPKD)
Saya menjabat PNS sejak tahun 2000 jadi sudah kurang lebih 17 tahun. Dalam bekerja atau bersosialisasi ada banyak media yang saya gunakan seperti WA, BBM, Line, FB, tetapi tidak begitu menekuninya. Saya lebih
170
ke Wa dan Fb untuk urusan pekerjaan karena lebih muda dan bisa kirim foto. Saya menggunakan WA sejak tahun 2014 awalnya karena trand jadi ikut ikutan tapi karena teman teman di subag program memakai WA untuk berkomunikasi dan saya diajak masuk ke dalam grup tersebut otomatis saya sering menggunakan WA sebagai alat komunikasi dan memperoleh informasi. Pemanfaatan WhatsApp messenger info sangat terasa bagi saya Informasi banyak diperoleh dari grup ini dan lebih cepat. WhatsApp Messenger info banyak memberikan manfaat, paling utama memperlancar komunikasi dan sebagai media silaturrahim dan media diskusi. Apalagi di whatsAPP messenger info kan ada namanya grup. Jika ada info terbaru atau undangan dan lainnya langsung ditulis di grup.Sehingga tidak perlu lagi kirim info satu per satu ke teman-teman ASN seperti info RPJMD, RKPD RKA, Pagu dan info info lain yang terkait dengan pekerjaan. Lewat Whats App ASN juga dapat melakukan diskusi seperti diskusi tentang Pergub Baru dan aturan aturan yang baru yang disampaikan oleh ASN yang lebih dulu mendapat info tersebut kemudian di share ke grup Subag Program dan kita biasanya mendapat masukan atau ide ide baru dari hasil diskusi tersebut. Dalam menggunakan Wa saya mempunyai 6 grup. Kekurangannya yah sekedar informasi yang masuk terkait dengan informasi data yang tidak valid atau terkadang muncul informasi yang sifatnya non formal seperti berita berita rohani atau berita yang lucu itu dianggap sebagai hiburan saja karena grup ini tidak ada aturan yang berlaku didalamnya sehingga butuh kecermatan dalam menindaklanjutiberita yang ada dalam grup ini. Namun grup Subag Program ini betul betul dipakai untuk pekerjaan. (Wawancara di kantor BPKD, Juli 2017) Informan 3. Drs. Muchammad Agus, MM (Kasubid Perencanan Anggaran
I, BPKD)
Saya menjadi PNS sejak 2008. Beberapa media sosial yang saya miliki seperti Whats App, Path, dan instagram. HP, email, dan media sosial sangat membantu kalo ada informasi yang dibutuhkan, pengiriman data, gambar atau apa saja dapat menggunakan media sosial. Saya termasuk yang lambat dalam menggunakakan Whats App itu mulai tahun 2015. Wa dapat mengirim foto, gambarmemeudahkan penyampaian informasi dan surat atau undangan. Hampir semua fasilitas yang ada di WA saya gunakan. Paparan, gambar, foto, video saya gunakan karena biatyanya yang murah dan memorinya juga besar. Beda dengan Fb dan Fb menyita waktu saya untuk menggunakannya. WhatsApp messenger info banyak manfaatnya buat saya karena mampu memberikan kemudahan dalam berkomunikasi meskipun saya termasuk lambat dalam penggunaan aplikasi WhatsApp ini yaitu baru sekitar tiga tahunan namun manfaatnya sangat terasa. Dengan menggunakan program tersebut sudah pasti banyak fasilitas yang disediakan seperti telepon, video call kemudian kita bisa mengirim teks dalam jumlah besar seperti data dan gambar melalui pdf atau kita berkomunikasi lewat video call jadi bisa dengan cepat
171
mengirim dan menerima pesan dibanding dengan menggunakan telpon. Dan semua fasilitas yang terdapat di WhatsApp bisa digunakan tanpa harus membayar mahal cukup mengisi kuota kita bisa terhubung dengan yang lainnya dan juga terkoneksi dengan jaringan wifi di kantor. Kalau di bilang WhatsApp messenger info ada negatifnya menurut saya memang ada seperti postingan gambar atau video yang sifatnya informal yang tidak ada hubungannya dengan pekerjaan yang akan memenuhi memori hp saya atau terkadang ada pembicaraan atau komentar komentar yang bagi saya tidak penting terkadang akan menyita waktu kerja saya untuk itu memang dibutuhkan kontrol dalam menggunakan media sosial. Menanggapi berita berita hoax yang dikirim oleh rekan ASN dalam grup ini bagi saya biasa saja, tapi hendaknya sebelum kita mengirim berita berita yang belum jelas kebenarannya di cek dulu sumbernya atau keakuratan berita tersebut jangan sampai kita menyebar kebohongan karena iya kalo beritanya benar kemudian kita forward dan kita bisa mengajak ke arah yang positif berararti kita sudah melakukan amalan yang baik dalam bentuk sedekah info nah kalo berita bohong maka kita sudah rugi dua kali sudah rugi biaya karena postingan tersebut, ke dua kita juga mendapat dosa. Dan menyikapi share postingan teman teman seperti itu saya tidak langsung percaya atau termakan kita butuh kemampuan untuk mendeteksi kebenaran informasi atau berita tersebut hendaknya cari data atau pembanding tentang berita tersebut untuk itu dibutuhkan ilmu dan kita tahu bahwa anggota grup subag program ini kebanyakan para pejabat tentu mereka sudah dewasa dan berpendidikan dalam menyikapi. Kemudian jika terjadi diskusi yang panjang sampai berdebat biasanya saya jadi penengah saya jarang komentar sih. Soalnya waktu terbuang peekerjaan saya banyak. Tentang positifnya pastilah mendapatkan informasi yang terkadang belum diketahui seperti informasi agenda rapat, informasi regulasi dari pusat yang belum diketahui tetapi sudah di share oleh anggota, informasi tentang sistem RKA on line yang baru, informasi realisasi belanja di RPJM, Pagu dan ini biasanya ditindaklanjuti dengan diskusi. Informasi seperti ini bisa memacu untuk cepat kerja kalau ada yang salah cepat kita informasikan sehingga kirta cepat memperbaikinya dan menyelesaikan sesuai waktu yang ditentukan. Anggota dalam grup ini tidak boleh ada yang egois tidak ada istilah atasan dan bawahan semuanya bisa berpendapat dan grup ini tidak ada aturan yang mengikat.Grup Whats App Sub Bagian program ini memang betul betul saya gunakan untuk pekerjaan. (Wawancara di kantor BPKD, Juli 2017) Media Whats APP selain bernilai positif tentu mempunyai efek negatif. Positifnya karena simpel dan banyak fiturnya kita bisa kirim file berupa foto, suara, hingga dokumen jenis office dan PDF kepada terman teman.lebih cepat dibanding FB dan email dan lebih memudahkan menyampaikan informasi. Kalau di bilang WhatsApp messenger info ada negatifnya menurut saya memang ada seperti kapasitas memori masih kurang kalau kita ingin mengirimkan file yang lebih besar di dalam grup terdapat postingan postingan seperti postingan gambar atau video yang sifatnya informal yang tidak ada hubungannya dengan pekerjaan yang
172
akan memenuhi memori hp saya atau terkadang ada pembicaraan atau komentar komentar yang bagi saya tidak penting terkadang akan menyita waktu kerja saya kayak berita duka, info ulang tahun, acara lebih bermanfaat dari pada berita berita hoax yang tidak jelas kebenarannya atau sumbernya. untuk itu memang dibutuhkan kontrol dalam menggunakan media sosial. Ini juga mungkin disebabkan terlalu banyaknya anggota dalam grup sehingga menyebabkan banyaknya informasi informasi yang dishare ke grup malah terkadang ada informasi atau berita yang dishare berulang ulang dari anggota yang berbeda coba bayangkan kalo semua menshare gambar atau foto atau berita yang sama bikin penuh memori. Kalau menurut saya sebaiknya anggota grup ini janganmi terlalu banyak cukup yang berhubungan saja dengan Sub Bagian program supaya jelas informasi yang disampaikan dan yang menerima juga mengerti apa yang disampaikan.
Informan 4. Muh. Makbul Anshari (Kasubag Program BAPPEDA) juga
menuturkan:
Sebagai PNS saya sudah kurang lebih 19 tahun. Media sosial yang biasa
saya gunakan adalah WA, Line, FB, Path, Instagram, namun untuk kerja
adalah WA dan Email. Sejak Android muncul saya menggunakan WA
awalnya hanya trand, ternyata memudahkan dalam berkomunikasi, cepat
dan tepat . WhatsApp messenger info ternyata sangat memudahkan saya
dalam berkomunikasi karena cepat dan tepat terutama dalam hal
pekerjaan. manfaatnya untuk saya itu membantu memperlancar
komunikasi. Apalagi kalau dibantu dengan aplikasi lain seperti email, line
FB dengan fasilitas komunikasinya canggih dan menarik. Aplikasi Whats
App ini ternyata sangat memudahkan kalau kita mau lihat atau tahu
informasi yang lagi update dalam hal pekerjaan tidak lagi pake laptop atau
menunggu surat yang beredar seperti informasi deadline penginputan,
dalam pengaplikasian,tahapan langkah kerja, jadwal rapat, undangan dan
sebagainya. Jadi dalam grup ini perkembangan informasinya sangat
uptodate. Informasi yang diberikan dalam grup ini sudah sesuai dengan
harapan saya karena dalam grup ini perkembangan informasinya sangat
uptodate. Dengan informasi yang disampaikan kita banyak terbantukan
dalam hal pekerjaan sehingga ketika ada kekurangan yang dibutuhkan
kita cepat menindaklanjuti. Dan ini sangat mempengaruhi kinerja saya
artinya ketika ada informasi untuk penginputan dan pelaporan seperti RKA
yang telah ditentukan batas waktunya otomatis ini sangat memicu saya
untuk segera menyelesaikan laporan tersebut apalagi ketika melihat
teman dari SKPD yang lain yang sudah rampung penginputannya mau
tidak mau kami harus segera menyelasaikan dan ini boleh dikatan juga
dapat meningkatan kinerja baik saya maupun staf saya. Karena dalam hal
173
pekerjaan untuk bagian sub program ini memang sangat membutuhkan
kecepatan dan ketepatan kerja karena terkait dengan hal perencanaan
dan anggaran kegiatan pemerintah profinsi Sulawesi Selatan. Kecuali jika
terjadi masalah dalam hal jaringan ini biasanya menjadi penghambat
penginputan kami. Dalam grup ini juga kami sering melakukan diskusi
seperti Peraturan Gubernur yang baru atau undang-undang baru yang
tentunya menambah wawasan dan ide ide baru. Atau diskusi diskusi
informal seperti ajakan ngopi di cafe. Jadi Whats App ini memang sangat
Positif karena memberi semangat kerja dengan adanya informasi dan ide
ide dari anggota dan tentunya dapat meningkjatkan kinerja saya.
Negatifnya terkadang dalam menshare berita ada banyak berita berita
hoax atau gambar atau video yang mengganggu namun bagi saya ini hal
biasa tergantung person menilainya kalo mereka menilai positif maka
positif pula hasilnya, kalo penilaian mereka negatif maka negatif pula
hasilnyha. Jadi bagaimana kita mengontrol diri dalam menyikapi informasi
informasi terkait dengan pekerjaan dan bagaimana menggunakan
informasi ini secara bijak karena dalam grup ini tidak ada aturan yang
berlaku sehingga bagi saya kadang memberikan pengertian dan kembali
ke diri saya bagaimana menyikapi informasi tersebut. (Wawancara di
Kantor BAPPEDA 7,Juli 2017).
Informan 5. Ir. Andi Hapsah, MT (Kasubag Program Biro Pembangunan)
mengatakan:
Saya sebagai PNS sejak tahun 1993 atau 1994 jadi sekitar 24 tahun.
Banyak media yang dapat membantu memberikan informasi seperti media
konvensional televisi dan surat kabar. HP, telepon kantor dasn faximile.
Adapun media sosial yang saya gunakan adalah Line, WA, FB, Instagram
tapi tidak terlalu saya pake. Hanya WA karena praktis dan sementara WA
yang lagi trand sekarang, saya dapat kirim foto, gambar dan video call
denga teman. Media Whats App Messenger Info ini sangat bermanfaat
karena kita dapat memperoleh informasi dan dapat berkomunikasi dengan
teman lain di setiap SKPD terutama yang tergabung dalam grup Sub
Bagian Program. Dimana kita tahu bahwa bagian program dalam setiap
SKPD harus selalu berkomunikasi dengan bagian BAPPEDA dan BPKD
terkait dengan perencanaan, kegiatan dan anggaran dan informasi yang
diberikan ataupun diterima cepat dan tidak boleh ditunda, sehingga setiap
SKPD harus setiap saat mengecek WA nya. Dengan adanya WA hampir
semua On Line satu sama lainnya, jadi jika ada yang tahu atau lebih dulu
tahu informasi harus cepat menyebarkannya, harus cepat update terus.
Karena alasan mudah, cepat, praktis dan trend sehingga saya sekarang
174
lebih banyak memakai WA namun sebelumnya saya juga menggunakan
aplikasi lain dalam membantu pekerjaan saya yaitu LINE tapi saya
tinggalkan karena teman teman lebih banyak menggunakan WhatsApp
sebagai media untuk berkomunikasi meski saya tidak berhubungan
langsung dan memperoleh informasi terutama yang terkait dengan
pekerjaan seperti undangan dan jadwal rapat jadi ada keseragaman yang
dapat dilihat dalam hal pemanfaatan WhatsApp. Mengenai fasilitas yang
tersedia dalam Whats App, semua fasilitas yang disediakan oleh Whats
App saya gunakan karena bagusnya tidak pakai pulsa lagi, bisa on line
dengan jaringan WiFi kantor dan dengan menggunakan WA langsung
terkoneksi dengan nomor jadi memudahkan orang mengenal seseorang
apalagi didalam grup sudah saling kenal. (Wawancara di Kantor Biro
Pembangunan, Juli 2017)
Informan 6. Bima Wira Wicaksono (Kasubag Tata Usaha Biro Asset )
Saya PNS sudah kurang lebih 15 tahun. Dibanding media konvensional saya lebih condong menggunakan media sosial. Karena bisa dapat informasi cepat lewat Hp dan media sosial. Media sosial yang saya gunakan adalah FB, Path, Twitter, Instagram, WA, Line, Messenger, Email dan BBM. Alasan utama menggunakan aplikasi media sosial Whats App bisa sharing media, informasi lebih cepat, memakai kuota bukan pulsa, bisa kirim foto, gambar dan video call. Saya mempunyai 12 grup WA. Selain itu Karena rekan-rekan ASN terutama yang ada di Sub Bagian Program dimana tugas poko dan fungsi yang terkait dengan bidang pekerjaan saya banyak menggunakannya untuk memudahkan komunikasi dan koordinasi serta mendapat informasi lebih cepat dibanding blotooth. Terjadi sharing media. Whatsapp Messenger Info buat saya mempermudah komunikasi sama tidak jadi gaptek. Komunikasi sangat lancar apalagi kalau didukung dengan fasilitas canggih dan murah karena menggunakan kuota bukan pulsa. Kita bisa sekaligus chat dan kirim pesan teks gambar dan video, kemudian saling diskusi dan tempat silaturrahim antara ASN. Informasi yang disampaikan baik secara informasi atau berita yang sifatnya formal seperti deadline penginputan, jadwal rapat undangan rapat yang biasanya terlalu lama tiba dimeja saya karena melewati beberapa disposisi tapi karena melalui WA dan kita memang tahu bahwa bagian kita yang diundang otomatis kita dengan segera menyiapkan bahan untuk rapat, tidak hanya berita formal yang ada dalam grup Sub Bagian Program namun berita berita seperti berita rohani atau berita berita hoax atau gambar atau video yang tidak sesuai dengan tupoksi pekerjaan biasanya saya langsung skip, tiap pengguna beda dalam menyikapi berita berita seperti berita hoax atau informasi yang tidak jelas sumbernya ini dibutuhkan kontrol diri tetapi kalau informasi yang berhubungan dengan pekerjaan tinggal saya cocokkan. Artinya disini di dalam grup ini saya lihat tidak ada aturan yang diterapkan dalam
175
memberikan informasi termasuk informasi yang sifatnya non formal semua kembali ke masing masing pribadi yang jelasnya media Whats App messenger info ini efek positifnya sangat bagus terutama di grup ini karena kita satu komando kalau ada yang lain atau berbeda kita cepat lakukan diskusi sehingga pemahaman dan informasi terpusat. Dan saya merasakan semenjak di grup Sub Bagian program ini ada peningkatan kinerja dalam diri saya karena setiap berita atau informasi yang disampaiakn tentunya yang sesuai dengan pekerjaan atau yang sifatnya formal berarti itu urgen bagi saya dan harus diselesaikan dengan cepat dan tepat. (Wawancara di Kantor Biro ASSET, Juli 2017) Informan 7. Andi Irham Sakti Irawan (Kepala Seksi Evaluasi
Pembangunan Daerah, BAPPEDA)
Saya menggeletu dunia PNS sejak tahun 2006 setelah pengangkatan 2009 karena saya lulusan STPDN. Saya suka baca berita lewat HP lebih update. Tentunya dengan mengunduh aplikasi media sosial. Adapun media sosial yang saya gunakan adalah FB, WA, Line, Path, Instagram, BBM, email, messenger, Efek positif pemanfaatan Whats App terhadap sinergitas informasi di grup Sub bagian program melalui diskusi diskusi yang dilakukan dalam grup dapat memberikan dan meperluas wawasan, memunculkan ide ide baru untuk dikembangkan dan sangat menarik seperti pengembangan sistem di perencanaan bagaimana caranya mengatur time schedule perencanaan dan pengaanggaran agar tidak berbenturan. Kemudian adanya peraturan perundangan undangan atau kebijakan yang baru yang dapat memperluas wawasan. Komunikasi dengan teman-teman tetap terjalin. Meskipun informasi yang ada dalam di grup sub bagian program terdapat tidak hanya informasi yang terkait pdengan pekerjaan namun informasi yang sifatnya non formal juga ada seperti berita berita rohani, info info atau gambar atau video yang lucu atau komentar komentar dari teman teman yang lucu lucu atau ajakan ngopi bareng di cafe. Jadi tidak full kaku tentang pekerjaan saya menganggap sebagai bacaan hiburan dan tambahan pengetahuan jadi tidak ada aturan dalam grup terkait dengan pemberian informasi masing masing anggota mempunyai hak yang sama. Dengan Mereka berkomentar ini bagi saya dapat menilai karakter seseorang terutama anggota grup apalagi di dalam grup ada eselon 3 yang dapat mengontrol tanggapan tanggapan negatif. Banyaknya informasi yang dishare dalam grup biasanya buat bingungki dan tidak jelas apalagi kalau sudah menumpukmi juga pekerjaan jadi butuh untuk kita seleksi informasi tersebut dan butuhki waktu untuk itu ini juga mungkin disebabkan karena terlalu banyak anggota di dalam grup. Informasi di di grup juga dapat meningkatkan kinerja karena setiap ada pesan atau perintah atasan untuk menyelesaikan laporan langsung dikerjakan. Jadi ketika ada informasi tentang deadline laporan langsung dikerjakan. Ada keluhan cepat ditanggapi atau ada pertanyaan dari anggota cepat ditanggapi atau dijawab dan dicarikan solusinya. Jadi pekerjaan tidak menumpuk.
176
Persoalan yang dihadapi juga tidak menggantung jadi kinerja membuytuhkan informasi dan pengetahuan. (Wawancara di kantor Bappeda, Juli 2017)
BIODATA PENULIS
Nama : Andi Miladiyah
Jenis Kelamin : Wanita
Alamat : Tidung IV STP. 5 BLOK 16
No. 42 Makassar
E Mail : [email protected]
Riwayat Pendidikan :
1. SD Negeri Tidung Makassar : 1985 - 1991
2. SMP Negeri 3 Ujung Pandang : 1991 - 1993
3. SMA Negeri 2 Makassar : 1993 - 1996
4. Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian
Universitas Hasanuddin Makassar : 1996 - 2001
5. Ilmu Komunikasi, Pasca Sarjana : 2015 - 2017
Universitas Hasanuddin Makassar
Riwayat Pekerjaan :
1. Dinas Pertanian dan Hortikultura Kabupaten Bone : 2010 - 2011
2. Staf Kelurahan Macanang Kabupaten Bone : 2011 - 2012
3. Kasie Trantib Kelurahan Walennae Kabupaten Bone : 2012 - 2014
4. Staf Balitbangda Pemprov. Sulsel : 2014 - 2017
Tempat/Tanggal Lahir : Ujung Pandang, 01 Januari 1978