pemanfaatan limbah cair industri tempe sebagai pupuk...
TRANSCRIPT
i
PEMANFAATAN LIMBAH CAIR INDUSTRI TEMPE
SEBAGAI PUPUK CAIR PRODUKTIF (PCP)
DITINJAU DARI PENAMBAHAN PUPUK NPK
UTILIZATION OF LIQUID WASTE FROM TEMPE INDUSTRY
AS PRODUCTIVE LIQUID FERTILIZER
AS REVEALED BY VARIOUS NPK FERTILIZER ADDITIONS
Oleh,
Bary Fratama
NIM : 652007016
TUGAS AKHIR
Diajukan kepada Program Studi : Kimia, Fakultas : Sains dan Matematika
guna memenuhi sebagian dari prasyarat untuk mencapai gelar Sarjana Sains
Program Studi kimia
Fakultas Sains dan Matematika
Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga
2013
ii
iii
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
“Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada
pengertianmu sendiri. Akuilah Ia dalam setiap lakumu, maka Ia akan meluruskan
jalanmu. Janganlah menganggap dirimu sendiri bijak, takutlah akan TUHAN dan
jauhilah kejahatan”
(Amsal 3:5-7)
“Life must go on!!.”
v
KATA PENGANTAR
Ucapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan kasih-Nya
yang telah diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan tugas akhir
(Skripsi) sebagai persyaratan menyelesaikan Studi S1 pada Program Studi Kimia,
Fakultas Sains dan Matematika Universitas Kristen Satya Wacana.
Skripsi ini merupakan makalah yang telah dipublikasikan pada Seminar
Nasional Sains dan Pendidikan VIII di Universitas Kristen Satya Wacana. Makalah
yang berjudul “PEMANFAATAN LIMBAH CAIR INDUSTRI TEMPE SEBAGAI
PUPUK CAIR PRODUKTIF (PCP) DITINJAU DARI PENAMBAHAN PUPUK
NPK“ dipublikasikan dalam Seminar Nasional Sains dan Pendidikan Sains VIII
Pembelajaran Sains yang Menarik dan Menantang dengan tema “Memajukan Dukungan
Sains dan Matematika pada Dunia Bisnis, Industri dan Pendidikan” yang
diselenggarakan oleh FSM UKSW pada tanggal 15 Juni 2013.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak dapat terselesaikan dengan baik tanpa
adanya bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih atas segala doa, nasihat, bimbingan dan dorongan baik
materi maupun non-materi kepada:
1. Dra. Susanti Pudji Hastuti, M.Sc selaku Pembimbing Utama, yang dengan
sabar membimbing, mengarahkan dan memberikan motivasi selama proses
penulisan skripsi sehingga laporan skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik,
2. Drs. Santoso Sastrodiharjo, M.Sc selaku Pembimbing Pendamping, yang juga
mendukung sehingga laporan skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik,
3. Dosen pengajar lainnya di program studi kimia FSM serta para staff, yang
telah mengajarkan ilmu, pengalaman, kritik dan sarannya selama studi,
4. Mama dan Adik tercinta, yang telah mendukung doa serta semangat sehingga
penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan baik.
5. Pak Timotius Siswo Adi selaku Gembala GKB Jubilee Salatiga beserta
keluarga, yang telah memimpin dan mengajarkan tentang visi, komitmen,
serta arti takut akan Tuhan.
vi
6. Pak Wahono, Putut, kak Andhi, kak Hebrew, mbak Lina, Yesia, Ciung,
Sandi, Samudra, Afung, Mey Lan, dan Rini serta semua brosist Salatiga yang
selama ini telah mengispirasi, mendukung, mendorong, menasihati, menegur,
menghajar, mendidik, serta mengajarkan tentang realitas kehidupan dan arti
sesungguhnya dari komitmen, penundukan diri, pengharapan, kesabaran,
kerelaan, belas kasihan, pengampunan, dan kepercayaan yang sebelumnya
hanya berupa pengetahuan dan teori saja untuk menjadi dasar dalam
menjalani kehidupan ke depan.
7. Serta kepada semua pihak yang terlibat terlibat selama penulisan skripsi ini
yang tidak dapat penulis disebutkan satu per satu.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan skripsi ini masih terdapat
banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis sangat
mengharapkan segala saran dan nasihat dari pembaca. Harapan penulis, semoga skripsi
ini bermanfaat bagi semua pihak.
Salatiga, 17 Juni 2013
Penulis
vii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................................. ii
LEMBAR PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT DAN PERSETUJUAN AKSES ............... iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ........................................................................................ vi
KATA PENGANTAR .......................................................................................................... v
DAFTAR ISI ......................................................................................................................... vii
ABSTRAK ........................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ................................................................................................................ 2
METODE ............................................................................................................................... 3
Tempat dan waktu Penelitian ................................................................................................. 3
Bahan dan Piranti penelitian ................................................................................................... 3
Pengukuran pH dan Suhu ....................................................................................................... 4
Analisa C/N ratio ................................................................................................................... 4
Analisa P ................................................................................................................................ 5
Analisa K ................................................................................................................................ 6
Pembuatan Pupuk Cair Produktif (PCP) ................................................................................ 6
Analisa Data ....................................................................................................................... .. 6
viii
HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................................ 7
pH dan Suhu ....................................................................................................... .................. 7
Nilai C/N ratio Antar Perlakuan ........................................................................................... 7
Kadar Fosfat Antar Perlakuan ................................................................................................ 9
Kadar Potasium Antar Perlakuan ....... .................................................................................. 10
KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................................. 12
Kesimpulan .......................................................................................................................... 12
Saran .................................................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................... 13
1
PEMANFAATAN LIMBAH CAIR INDUSTRI TEMPE
SEBAGAI PUPUK CAIR PRODUKTIF (PCP)
DITINJAU DARI PENAMBAHAN PUPUK NPK
UTILIZATION OF LIQUID WASTE FROM TEMPE INDUSTRY
AS PRODUCTIVE LIQUID FERTILIZER
AS REVEALED BY VARIOUS NPK FERTILIZER ADDITIONS
Bary Fratama*, Susanti Pudji Hastuti**, dan Santoso Sastrodiharjo**
*Mahasiswa Program Studi Kimia, Fakultas Sains dan Matematika, Universitas Kristen Satya
Wacana, Salatiga
**Dosen Program Studi Kimia, Fakultas Sains dan Matematika, Universitas Kristen Satya
Wacana, Salatiga
*E-mail: [email protected]
ABSTRACT
The research about the utilization of liquid waste from tempe industry as
productive liquid fertilizer as revealed by various NPK fertilizer additions was done
from June 2012 – April 2013 in the Basic Chemistry Laboratory and Environmental
Chemistry Laboratory, Faculty of Science and Mathematics, Satya Wacana Christian
University, Salatiga. The purpose of this research is to determine the proper additional
formulation of NPK fertilizer in the process of making the productive liquid fertilizer
based on the C/N ratio parameter. The liquid waste of tempe industry was collected
from several home industries producing tempe in Sidorejo Kidul Village, Tingkir
Subdistrict, Salatiga. The measurements of pH, temperature, C/N ratio, degree of PO43-
and degree of K+ were done during the process of making liquid waste by giving
additional NPK fertilizer. The data was analyzed using the Randomize Completely
Block Design (RCBD) with 6 treatments and 4 times of repetitions. The Honestly
Significance Deference (HSD) with the level of significance 5%. The results of addition
of NPK fertilizer replications with the concentration level of 0%; 0,05%; 0,10%; 0,20%;
0,40%; and 0,80% respectively show that there is a relatively significant progress.
Moreover, the most effective formula to increase the quality of liquid waste from tempe
industry was found in the addition of NPK fertilizer of 0,80%, with the gained analysis
value for the C/N ratio, degree of PO43-
and degree of K+
as follows : ;
ppm; dan ppm respectively.
Key Words : liquid waste of tempe, productive liquid fertilizer, NPK, C/N ratio
2
PENDAHULUAN
Industri tempe skala rumah tangga merupakan salah satu industri mikro yang
banyak dijumpai di masyarakat. Produksi tempe ini banyak dilakukan di daerah
perumahan serta lingkungan pemukiman penduduk. Namun, saat ini masih banyak dari
industri tersebut belum memiliki sistem pengolahan limbah yang baik. Limbah cair
yang diperoleh sebagai hasil sampingan pembuatan tempe jika tidak dikelola dengan
baik dan hanya langsung dibuang ke perairan akan sangat mengganggu lingkungan
disekitarnya karena dapat merusak kualitas air tanah, mengakibatkan timbulnya bau
yang tidak sedap, serta memicu tumbuhnya berbagai bakteri patogen (Wiryani, 2009).
Proses produksi pada industri tempe sebagian besar menghasilkan limbah cair
yang berasal dari lokasi pemasakan kedelai, pencucian kedelai, peralatan proses, serta
lantai. Karakter limbah cair yang dihasilkan berupa bahan organik padatan tersuspensi
(kulit, selaput lendir dan bahan organik lain) (Darmono, 2001, dalam Rosalina, 2008).
Salah satu cara pengolahan limbah cair rebusan kedelai adalah dengan menjadikannya
sebagai pupuk cair yang biasa dikenal sebagai Pupuk Cair Produktif (PCP). Pupuk Cair
Produktif (PCP) merupakan cara pemanfaatan limbah cair dengan kandungan bahan
organik tinggi untuk memperbaiki sifat kimia tanah agar kualitas tanah menjadi lebih
baik sehingga produktivitas tanaman mengalami peningkatan.
Berdasarkan bahan bakunya, limbah cair rebusan kedelai memiliki kandungan
zat-zat organik yang tinggi. Studi kasus yang dilakukan oleh Hardianto (2005),
menyatakan bahwa dengan adanya penambahan bahan organik ke dalam tanah dapat
mempengaruhi sifat biologi tanah, yaitu meningkatkan jumlah mikroorganisme (fungi
dan bakteri), sehingga aktivitas mikroorganisme dalam menguraikan bahan organik juga
meningkat. Hal tersebut bila ditangani secara tepat akan menguntungkan, karena
mikroorganisme tersebut dapat mengikat unsur hara yang diperlukan oleh tanaman
dalam pertumbuhannya.
Menurut Loveless (Loveless, 1991, dalam Rosalina, 2008), unsur hara sangat
diperlukan oleh tanaman dalam menstranspor mineral. Mineral terlebih dahulu akan
diserap ke dalam tumbuhan bersama air melalui daerah perpanjangan sel tepat di
belakang ujung akar dan selanjutnya akan diserap oleh akar, setelah terserap oleh akar,
mineral akan dibagikan ke bagian lain dari tumbuhan tersebut. Unsur hara di tanah
3
tersedia melalui proses pelapukan dan pembusukan bahan organik atau melalui
perombakan (Dwidjoseputro, 1994, dalam Rosalina, 2008). Berdasarkan bahan-bahan
organik yang terkandung dalam limbah cair industri tempe, maka air rebusan kedelai
dapat dimanfaatkan sebagai pupuk untuk meningkatkan kualitas kesuburan tanah.
Untuk itu maka penelitian ini bertujuan untuk menentukan formulasi yang tepat
berdasarkan parameter pH, suhu, C/N ratio, kadar PO43-
dan kadar K+.untuk
diaplikasikan pada Pupuk Cair Produktif (PCP) ditinjau dari penambahan pupuk NPK.
METODA
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan terhadap 4 industri tempe skala rumah tangga di Wilayah
Kelurahan Sidorejo Kidul, Kecamatan Tingkir, Salatiga. Penelitian dilakukan sejak
bulan Juni 2012 – April 2013.
Bahan dan Piranti Penelitian
Terdapat 8 industri tempe skala rumah tangga di Wilayah Kelurahan Sidorejo
Kidul, Kecamatan Tingkir, Salatiga. Dari 8 industri tempe di wilayah tersebut, diambil
4 tempat sebagai sampel penelitian. Keempat sampel limbah cair dari empat tempat
tersebut lalu dicampur menjadi satu dan ditambahkan dengan pupuk NPK dengan
berbagai konsentrasi, kemudian ditutup dan dibiarkan terfermentasi selama 1 minggu.
Hasil fermentasi campuran tersebut disebut sebagai Pupuk Cair Produktif (PCP).
Adapun bahan-bahan kimia yang dipergunakan dalam pelaksanaan penelitian ini
adalah: Aquades, kalium dikromat 1 N, larutan barium klorida 0,5%, asam sulfat pekat,
klorida 0,05 N, sakarosa baku, reagen PhosVer 3 Phosphate, serta reagen Potasium 1, 2,
dan 3. Sedangkan piranti yang digunakan adalah berbagai piranti kaca, pH-meter,
termometer, serta piranti analisa karakteristik menggunakan HACH DR/2000
Spectrophotometer.
4
Pengukuran pH dan Suhu
Pengukuran nilai pH dilakukan dengan cara sampel limbah cair serta produk
PCP berbagai konsentrasi yang telah dibuat diukur menggunakan pH-meter, sedangkan
untuk suhunya diukur dengan menggunakan thermometer.
Analisa C/N Ratio
Analisa C/N ratio dilakukan di Fakultas Pertanian Universitas Kristen Satya
Wacana dengan menggunakan metode Walkley dan Black untuk menentukan nilai C
total dari dalam sampel, serta metode Kjeldahl untuk menentukan nilai N totalnya.
Analisa C menggunakan metode Walkley dan Black dilakukan dengan cara
sakarosa baku sebanyak 29,68 gram dilarutkan menggunakan aquades dalam labu ukur
250 ml. Kemudian larutan dipipet berturut-turut sebanyak 5, 10, 15, 20 dan 25 ml,
selanjutnya dimasukkan ke dalam 5 buah labu ukur 100 ml dan diencerkan dengan
aquades. Larutan yang telah diencerkan tersebut dipipet masing-masing sebanyak 2 ml
ke dalam 5 buah erlenmeyer. Erlenmeyer itu berturut-turut mengandung 5, 10, 15, 20
dan 25 mg C. Selanjutnya dimasukkan kedalam erlenmeyer sebanyak 25 ml sample
PCP, lalu ditambahkan 10 ml kalium dikromat (K2Cr2O7) 1 N dan 20 ml asam sulfat
pekat (H2SO4), digoyang hingga tercampur dan diamkan selama 30 menit. Setelah 30
menit tambahkan 100 ml Barium klorida (BaCl2) 5% sehingga asam sulfat mengendap
menjadi Barium sulfat (BaSO4), diamkan selama satu malam hingga jernih. Hal ini juga
dilakukan tehadap larutan sukrosa baku, dan diamkan selama satu malam. Setelah itu
larutan dipindahkan ke dalam tabung reaksi lalu dimasukkan ke dalam kuvet dan diukur
dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 660 µm, kemudian dicatat transmitan
dan konversikan kembali ke absorban. Dibuat kurva baku berdasarkan kepekatan C
sakarosa baku dari 0 – 25 mg dan tentukan kadar C-total melalui kurva.
Perhitungan nilai C diperoleh dengan rumus :
5
Keterangan : f = 1,33 > C yang teroksidasi 77% = 100/77 = 1,30
me = N x V (Normalitas x Volume)
BKM = Bobot kering mutlak 105 oC
0,003 = Valensi Cr yang teroksidasi = 3 x 0,001
Analisa N menggunakan metode Kjeldahl dilakukan dengan melalui tiga tahap,
yaitu destruksi, destilasi, dan titrasi. Tahap destruksi dilakukan dengan cara pemanasan
sampel dengan penambahan asam sulfat pekat sehingga sampel akan terurai dan
menghasilkan ammonium sulfat. Dalam langkah ini kalium sulfat ditambahkan sebagai
katalisator untuk meningkatkan titik didih asam sulfat sehingga proses destruksi dapat
berjalan lebih cepat. Sampel yang telah didestruksi kemudian didestilasi dengan
penambahan asam borat 4%. hingga diperoleh destilat yang diinginkan. Setelah destilat
diperoleh, sampel tersebut segera dititrasi menggunakan asam klorida 0,05 N dan
dicatat berapa HCl yang dibutuhkan hingga larutan sampel berubah warna.
Perhitungan nilai N diperoleh dengan rumus:
Analisa P
Analisa orthophosphat (PO43-
) dilakukan dengan memasukan 25 ml sampel ke
dalam 2 buah kuvet, kuvet pertama digunakan sebagai blanko sedangkan kuvet kedua
merupakan sampel yang akan dianalisa. Spektrofotometer kemudian diatur pada
program 490 dengan panjang gelombang 890 nm. Kuvet kedua ditambahkan dengan
1 buah reagen PhosVer 3 Phosphate. Setelah reagen ditambahkan ke dalam sampel,
timer pada spektrofotometer kemudian diaktifkan (spektrofotometer secara otomatis
akan menghitung mundur selama 2 menit). Setelah waktu pada timer habis, kuvet berisi
sampel blanko dimasukan dalam spektrofotometer untuk zero nilai yang tercantum pada
layar LCD spektrofotometer, lalu sampel diukur kandungan fosfat-nya menggunakan
spektrofotometer.
6
Analisa K
Analisa potasium/kalium (K+) dilakukan dengan cara memasukan 25 ml sampel
ke dalam 2 buah kuvet, kuvet pertama digunakan sebagai blanko sedangkan kuvet
kedua merupakan sampel yang akan dianalisa. Spektrofotometer kemudian diatur pada
program 9?? dengan panjang gelombang 650 nm. Kuvet kedua ditambahkan dengan
1 buah reagen Potasium 1, 1 buah reagen Potasium 2, dan 1 buah reagen Potasium 3,
lalu diaduk selama 30 detik sampai tercampur seluruhnya. Setelah reagen ditambahkan
ke dalam sampel, timer pada spektrofotometer kemudian diaktifkan (spektrofotometer
secara otomatis akan menghitung mundur selama 3 menit). Setelah waktu pada timer
habis, kuvet berisi sampel blanko dimasukan dalam spektrofotometer untuk zero nilai
pada layar LCD spektrofotometer kemudian sampel dimasukan ke dalam
spektrofotometer untuk diukur kandungan kalium-nya.
Pembuatan Pupuk Cair Produktif (PCP) (Amilia, 2011)
Pembuatan Pupuk Cair Produktif (PCP) menggunakan limbah cair rebusan
tempe dilakukan dengan mengabungkan keempat sampel dengan volume masing-
masing 750 ml, dikocok dan direbus kembali selama 10 menit agar tercampur secara
merata lalu didinginkan. Sampel kemudian dibagi dalam 6 buah beaker glass dengan
volume masing-masing 500 ml. Pada masing-masing sampel ditambahkan pupuk NPK
dengan konsentrasi: 0%, 0,05%, 0,1%, 0,2%, 0,4%, dan 0,8%. Sampel dikocok hingga
merata, ditutup menggunakan plastik dan diikat karet lalu disimpan selama 7 hari.
Karakteristik dilakukan untuk parameter pH, suhu, C/N Ratio, P, dan K baik pada awal
(sebelum treatment) dan setelah menjadi PCP.
Analisa Data (Steel dan Torie, 1989)
Data hasil dari penelitian dianalisis menggunakan Rancangan Acak Kelompok
(RAK) dengan 6 perlakuan dan 4 kali ulangan. Sebagai perlakuan adalah variasi
penambahan konsentrasi pupuk cair organik NPK ke dalam PCP, dan sebagai kelompok
adalah waktu analisa. Untuk menguji beda antar perlakuan dilakukan uji Beda Nyata
Jujur (BNJ) dengan tingkat kebermaknaan 5%.
7
HASIL DAN PEMBAHASAN
pH dan Suhu
Penelitian terhadap pH dan suhu dilakukan untuk melihat bagaimana pengaruh
penambahan pupuk NPK terhadap perubahan pH dan suhu dari produk PCP yang dibuat
dengan berbagai konsentrasi apabila dibandingkan dengan sampel limbah cair tempe
yang diperoleh langsung dari pengrajin.
Tabel 1 di bawah menunjukkan bahwa nilai pH yang diperoleh dari hasil
pengukuran menunjukkan nilai diantara 4,0-4,2 dengan purata 4,1, sedangkan suhu
menunjukan nilai purata 26 oC.
Tabel 1. Perbandingan pH dan Suhu Antara Limbah Cair Tempe Dengan PCP Pada Berbagai Konsentrasi
Dari Tabel 1 diatas menunjukkan bahwa penambahan pupuk NPK dalam limbah
cair tempe untuk pembuatan PCP tidak memberikan dampak terhadap perubahan nilai
pH dan suhu. Nilai pH optium untuk pembuatan pupuk cair adalah antara 4-8, sehingga
nilai pH dari limbah cair tempe serta PCP yang dibuat tersebut memenuhi syarat dalam
pembuatan pupuk cair sesuai dengan standar SNI untuk pupuk cair organik.
Nilai C/N Ratio Antar Perlakuan
Purata nilai C/N ratio antar berbagai konsentrasi penambahan pupuk NPK
berkisar antara sampai . Hasil uji BNJ 5% menunjukan bahwa
nilai C/N ratio antar PCP dengan berbagai konsentrasi penambahan pupuk NPK tidak
berbeda nyata seperti tampak pada Tabel 2.
8
Tabel 2. Purata C/N Ratio (X±SE) Antara Limbah Cair Tempe Dengan PCP Pada Berbagai Konsentrasi
Penambahan Pupuk NPK
Keterangan : *W = BNJ 5%
* Angka-angka yang diikuti huruf yang sama menunjukan antar perlakuan tidak berbeda nyata, sedangkan
angka-angka yang diikuti huruf yang tidak sama menunjukan antar perlakuan berbeda nyata. Keterangan
ini juga berlaku untuk Tabel 3 dan 4.
Dari Tabel 2 tampak bahwa C/N ratio tertinggi diperoleh pada konsentrasi
penambahan pupuk NPK sebesar 0% (PCP tanpa penambahan pupuk NPK) yaitu
%. Peningkatan konsentrasi penambahan pupuk NPK secara bertahap
menjadi 0,05%, 0,10%, 0,20%, 0,40%, dan 0,80% mengakibatkan terjadinya penurunan
C/N ratio secara bertahap menjadi ; ; ;
; dan (Gambar 1).
Gambar 1. Diagram Batang C/N Ratio Antar PCP Dengan Berbagai Konsentrasi Penambahan Pupuk NPK
Penurunan nilai C/N ratio antara PCP tanpa adanya tambahan pupuk NPK
dengan PCP yang ditambahkan dengan NPK berbagai konsentrasi tidak ada perbedaan
yang signifikan. C/N ratio dengan nilai yang terlalu tinggi atau terlalu rendah akan
9
menghambat proses perombakan yang dilakukan oleh mikroorganisme sehingga tidak
efektif untuk diaplikasikan pada tanah yang ingin ditingkatkan efektivitasnya.
Berdasarkan data hasil penelitian, diperoleh bahwa nilai C/N ratio dari PCP limbah cair
tempe tersebut masih belum cukup ideal untuk langsung digunakan sebagai pupuk cair
karena nilainya masih cenderung sangat rendah di bawah nilai standar SNI. Nilai SNI
untuk C/N ratio pupuk cair organik adalah berkisar antara 15-20, sehingga dapat
dikatakan bahwa pupuk cair yang dihasilkan tersebut masih memiliki kualitas yang
rendah. Karenanya, untuk meningkatkan kualitas PCP limbah cair tempe tersebut perlu
dilakukan optimalisasi agar nilai C/N ratio dari produk PCP tersebut semakin meningkat
dan memenuhi syarat baku mutu SNI pupuk cair organik.
Kadar Fosfat Antar Perlakuan
Purata nilai PO43-
dari berbagai konsentrasi penambahan pupuk NPK berkisar
antara ppm sampai ppm. Hasil uji BNJ 5% menunjukan
bahwa nilai PO43-
antar berbagai konsentrasi penambahan pupuk NPK berbeda nyata.
(Tabel 3)
Tabel 3. Purata Kadar Fosfat (X±SE ppm) Antara Limbah Cair Tempe Dengan PCP Pada Berbagai
Konsentrasi Penambahan Pupuk NPK
Dari Tabel 3 tampak bahwa kadar PO43-
tertinggi diperoleh pada konsentrasi
penambahan pupuk NPK sebesar 0,80% yaitu ppm. Peningkatan
konsentrasi penambahan pupuk NPK secara bertahap mengakibatkan terjadinya
peningkatan kadar PO43-
secara bertahap pula seperti dapat dilihat pada Gambar 2.
10
Gambar 2. Diagram Batang Kadar Fosfat Antar PCP Dengan Berbagai Konsentrasi Penambahan Pupuk NPK
Kandungan PO43-
tersebut sudah cukup tinggi sehingga baik untuk diaplikasikan
langsung pada tanah. Penambahan fosfat pada media tanam sangat dibutuhkan oleh
tanaman karena zat ini digunakan oleh tanaman dalam proses pembentukan bunga,
buah, dan biji, serta untuk mempercepat pematangan buah. Kandungan fosfat pada PCP
tersebut sudah cukup tinggi, namun kandungan fosfor tersebut masih belum cukup
untuk memenuhi syarat SNI untuk kadar PO43-
dalam pembuatan pupuk cair organik
yaitu >1000 ppm, sehingga masih perlu untuk dilakukan optimalisasi terhadap produk
PCP tersebut.
Kadar Potasium Antar Perlakuan
Purata nilai K+ antar perlakuan berkisar antara sampai
ppm. Hasil uji BNJ 5% menunjukan bahwa kadar K+ antar berbagai
konsentrasi penambahan pupuk NPK berbeda nyata (Tabel 4).
Tabel 4. Purata Kadar Potasium (X±SE ppm) Antara Limbah Cair Tempe Dengan PCP Berbagai Konsentrasi
Penambahan Pupuk NPK
11
Dari Tabel 4 tampak bahwa kadar K+ tertinggi diperoleh pada konsentrasi
penambahan pupuk NPK sebesar 0,80% yaitu ppm. Peningkatan
konsentrasi penambahan pupuk NPK tersebut secara bertahap mengakibatkan terjadinya
peningkatan kadar K+ secara bertahap pula, seperti terlihat pada Gambar 3.
Gambar 3. Diagram Batang Kadar Potasium Antar PCP Dengan Berbagai Konsentrasi Penambahan Pupuk NPK
Penambahan K+ pada media tanam sangat berperan penting dalam pertumbuhan
tanaman, dikarenakan K+ sangat dibutuhkan oleh tanaman dalam proses perkembangan
akar agar dapat memungkinkan terjadinya penyerapan unsur hara yang lebih banyak
serta untuk memperkuat daya tahan tanaman terhadap penyakit dan kekeringan.
Berdasarkn data hasil penelitian, kandungan K+ dalam PCP tersebut, pada penambahan
konsentrasi pupuk NPK 0,20%, telah memenuhi syarat SNI untuk K+ dari pupuk cair
organik, yaitu sebesar > 2000 ppm sehingga baik untuk langsung diaplikasikan pada
tanah.
Apabila data dari hasil penelitian di atas dilihat secara keseluruhan, maka
terlihat bahwa data hasil penelitian yang dilakukan terhadap produk PCP berbagai
konsentrasi yang dibuat tersebut telah menunjukan kemajuan yang cukup signifikan
dalam hal kualitas kandungannya dibandingkan dengan sampel awal yang hanya berupa
limbah cair industri tempe. Namun, apabila produk PCP tersebut benar-benar ingin
diaplikasikan pada bidang pertanian dan perkebunan, maka perlu untuk dilakukan
optimalisasi produk terhadap kualitas kandungan PCP tersebut agar sesuai dengan nilai
12
Standar Nasional Indonesia (SNI) untuk pupuk cair organik, yang merupakan standar
baku mutu produk yang beredar dan digunakan di Indonesia.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:
1. Penambahan pupuk NPK terhadap limbah cair tempe untuk pembuatan PCP tidak
memberikan dampak terhadap perubahan nilai pH dan suhu dari produk PCP yang
dihasilkan.
2. C/N ratio tertinggi diperoleh pada konsentrasi penambahan pupuk NPK sebesar 0% (PCP
tanpa penambahan pupuk NPK) yaitu , sedangkan kadar PO43-
dan K+
tertinggi diperoleh pada konsentrasi penambahan pupuk NPK sebesar 0,80% dengan kadar
berturut-turut ppm dan ppm.
3. Penambahan pupuk NPK yang paling efektif untuk meningkatkan kualitas PCP dari limbah
cair tempe, berdasarkan hasil penelitian ini, adalah 0,80%. Namun, masih perlu dilakukan
optimalisasi terhadap produk PCP limbah cair tempe tersebut agar dapat memenuhi syarat
kualitas SNI.
Saran
Untuk penelitian selanjutnya disarankan:
1. Perlu dilakukan percobaan untuk optimalisasi produk PCP dari limbah cair tempe
dengan menggunakan variasi konsentrasi penambahan pupuk NPK di atas 0,80 %,
agar dapat diperoleh konsentrasi penambahan pupuk NPK yang paling optimal.
2. Perlu dilakukan aplikasi produk PCP terhadap tanah media tanam untuk
mengetahui efektivitas produk yang dibuat terhadap kualitas pertumbuhan tanaman.
13
DAFTAR PUSTAKA
Alaerts, G. dan S. S.Santika, 1987. Metoda Penelitian Air. Surabaya : Usaha Nasional.
Amilia, Y. 2011. Penggunaan Pupuk Organik Cair Untuk Mengurangi Dosis
Penggunaan Pupuk Anorganik Pada Padi Sawah (Oryza sativa L.)
http://dosen.narotama.ac.id/wp-content/uploads/2012/03/Penggunaan-Pupuk-Organik-
Cair-Untuk-Mengurangi-Dosis-Penggunaan-Pupuk-Anorganik-Pada-Padi-Sawah-
Oryza-sativa-L..pdf
Diakses pada tanggal 30 November 2012.
Badan Standarisasi Nasional. 2004. Standar Kualitas Pupuk Cair Organik. SNI 19-
7030-2004
Hardianto, R. 2005. Dukungan Tekhnologi Organik dalam Pengembangan Tanaman
Pangan dan Holtikultura Di kawasan selatan Jawa timur.
http://www.bptpjatimdeptan.go.id/templates/dukungan%20teknologi%20organik%20da
lam%20pengembangan%20tanaman%20pangan%20dan%20Holtikultura.htm.
Diakses pada tanggal 29 Agustus 2012.
Rosalina, R. 2008. Pengaruh Konsentrasi dan Frekuensi Penyiraman Air Limbah
Tempe Sebagai Pupuk Organik Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tomat
(Lycopersicum esculentum Mill.)
http://lib.uin-malang.ac.id/thesis/fullchapter/04520043-ruhil-rosalia.ps
Diakses pada tanggal 11 Oktober 2012.
Steel, R.G.D. dan J.H. Torie. 1989. Prinsip dan Prosedur Statistika. Jakarta : PT
Gramedia.
Wiryani, E. 2009. Analisis Kandungan Limbah Cair Pabrik Tempe.
http://eprints.undip.ac.id/2121/1/ANALISIS_KANDUNGAN_LIMBAH_CAIR_PABR
IK_TEMPE.pdf
Diakses pada tanggal 11 Oktober 2012.