pemanfaatan energi surya melalui teknologi non-photo voltaic

21
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Energi mempunyai peranan yang penting terhadap kehidupan manusia. Ditinjau dari sudut penyediaannya, sumber energi dari bumi dapat dikelompokkan dalam 2 jenis yaitu energi terbarukan atau energi non fosil dan energi tak terbarukan atau energi fosil seperti minyak bumi, batu bara dan gas alam. Energi terbarukan adalah sumber energi yang dihasilkan dari sumber daya energi yang secara alammiah tidak akan habis dan dapat berkelanjutan jika dikelola dengan baik, antara lain: energi panas bumi, energi matahari, biofuel, aliran air sungai, panas surya, angin, biomassa, biogas, ombak laut dan suhu kedalaman laut. Energi fosil khususnya minyak bumi, merupakan sumber energi utama Negara . Penggunaan energi di Indonesia meningkat pesat sejalan dengan pertumbuhan ekonomi dan pertambahan penduduk. Terbatasnya sumber energi fosil menyebabkan perlunya pengembangan energi terbarukan. Yang dimaksud dengan energi terbarukan di sini adalah energi non-fosil yang berasal dari alam dan dapat diperbaharui. Bila dikelola dengan baik, sumber daya itu tidak akan habis. Pemanfaatan energi terbarukan di Indonesia dapat digolongkan dalam tiga kategori. Yang pertama adalah energi yang sudah dikembangkan secara komersial, seperti biomassa, 1

Upload: fani-diamanti

Post on 16-May-2015

4.558 views

Category:

Education


1 download

DESCRIPTION

Makalah Open Ended saya sewaktu mengikuti OSN Pertamina 2012 tingkat nasional di Jakarta.

TRANSCRIPT

Page 1: Pemanfaatan Energi Surya Melalui Teknologi Non-Photo Voltaic

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Energi mempunyai peranan yang penting terhadap kehidupan manusia. Ditinjau

dari sudut penyediaannya, sumber energi dari bumi dapat dikelompokkan dalam 2

jenis yaitu energi terbarukan atau energi non fosil dan energi tak terbarukan atau energi

fosil seperti minyak bumi, batu bara dan gas alam. Energi terbarukan adalah sumber

energi yang dihasilkan dari sumber daya energi yang secara alammiah tidak akan habis

dan dapat berkelanjutan jika dikelola dengan baik, antara lain: energi panas bumi, energi

matahari, biofuel, aliran air sungai, panas surya, angin, biomassa, biogas, ombak laut dan

suhu kedalaman laut.

Energi fosil khususnya minyak bumi, merupakan sumber energi utama Negara .

Penggunaan energi di Indonesia meningkat pesat sejalan dengan pertumbuhan ekonomi

dan pertambahan penduduk. Terbatasnya sumber energi fosil menyebabkan perlunya

pengembangan energi terbarukan. Yang dimaksud dengan energi terbarukan di sini

adalah energi non-fosil yang berasal dari alam dan dapat diperbaharui. Bila dikelola

dengan baik, sumber daya itu tidak akan habis.

Pemanfaatan energi terbarukan di Indonesia dapat digolongkan dalam tiga

kategori. Yang pertama adalah energi yang sudah dikembangkan secara komersial,

seperti biomassa, panas bumi dan tenaga air. Yang kedua adalah energi yang sudah

dikembangkan tetapi masih secara terbatas, yaitu energi surya dan energi angin. Dan

yang terakhir adalah energi yang sudah dikembangkan, tetapi baru sampai pada tahap

penelitian, misalnya energi pasang surut.

Energi panas matahari merupakan salah satu energi yang potensial untuk dikelola

dan dikembangkan lebih lanjut sebagai sumber cadangan energi terutama bagi negara-

negara yang terletak di khatulistiwa termasuk Indonesia, dimana matahari bersinar

sepanjang tahun. Untuk memanfaatkan potensi energi surya ada dua macam teknologi

yang sudah diterapkan, yaitu energi surya fotovoltaik dan energi surya fototermik.

Memasak menjadi suatu kegiatan rutin dalam kehidupan manusia. Kompor tenaga

surya dapat menjadi alat memasak alternatif yang dapat digunakan oleh penduduk yang

mengalami kesulitan akses terhadap kompor gas, listrik, minyak tanah dan kayu bakar.

Demikian juga dalam bidang pertanian. Salah satu keberhasilan hasil panen adalah

pada proses pengeringan. Pengeringan yang tidak maksimal akan mempengaruhi hasil

1

Page 2: Pemanfaatan Energi Surya Melalui Teknologi Non-Photo Voltaic

panen tersebut. Selama ini, pemanfaatan energi surya termal di Indonesia masih

dilakukan secara tradisional. Para petani dan nelayan di Indonesia memanfaatkan energi

surya untuk mengeringkan hasil pertanian dan perikanan secara langsung. Karena jika

memakai mesin pengering maka akan memakan biaya yang mahal.

B. Tujuan dan Manfaat Penulisan

1. Tujuan

a) Mengetahui manfaat energi surya melalui teknologi energi surya termal

(Phototermic) bagi kehidupan khususnya pada kegiatan memasak dan

mengeringkan hasil pertanian.

b) Mengetahui cara kerja dari alat pemasak dan pengering hasil pertanian yang

memanfaatkan energi surya.

2. Manfaat

a) Mendapatkan salah satu solusi mengurangi pemakaian energi fosil dalam

kehidupan sehari-hari.

b) Mengenal beberapa aplikasi teknologi energi surya termal dan cara kerja masing-

masing alat.

.

2

Page 3: Pemanfaatan Energi Surya Melalui Teknologi Non-Photo Voltaic

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Energi Surya

Energi surya adalah energi yang didapat dengan mengubah energi panas surya

(matahari) melalui peralatan tertentu menjadi sumber daya dalam bentuk lain. Untuk

memanfaatkan potensi energi surya tersebut, ada dua macam teknologi yang sudah

diterapkan, yaitu teknologi energi fototermik dan energi surya fotovoltaik. Energi surya

fototermik atau energi surya termal pada umumnya digunakan untuk memasak (kompor

surya), mengeringkan hasil pertanian (perkebunan, perikanan, kehutanan, tanaman

pangan) dan memanaskan air. Energi surya fotovoltaik digunakan untuk memenuhi

kebutuhan listrik, pompa air, televisi, telekomunikasi, dan lemari pendingin1.

B. Energi Surya non-photovoltaic (Energi surya termal)

Surya termal adalah teknologi yang mengubah radiasi matahari menjadi energi

panas dengan menggunakan alat pengumpul panas atau yang biasa disebut Kolektor

surya.

1. Kolektor Surya

Kolektor surya merupakan piranti utama dalam system surya termal yang

berfungsi mengumpulkan dan menyerap radiasi sinar matahari dan mengkonversinya

menjadi energi panas. Ketika cahaya matahari menimpa absorber pada kolektor

surya, sebagian cahaya akan dipantulkan kembali ke lingkungan, sedangkan

sebagian besarnya akan diserap dan dikonversi menjadi energi panas, lalu panas

tersebut dipindahkan kepada fluida yang bersirkulasi di dalam kolektor surya untuk

kemudian dimanfaatkan pada berbagai aplikasi yang membutuhkan panas. Kolektor

surya yang pada umumnya memiliki komponen-komponen utama2, yaitu

a) Cover, berfungsi untuk mengurangi rugi panas secara konveksi menuju

lingkungan

b) Absorber, berfungsi untuk menyerap panas dari radiasi cahaya matahari.

c) Kanal, berfungsi sebagai saluran transmisi fluida kerja.

1 Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). 2010. Pemanfaatan Energi Surya di Indonesia. Ditjen

LPE-ESDM.2 Duffie, John A. dan Beckman, William A, 1991, Solar Engineering of Thermal Processes, John

Willey dan Sons, Inc New York.

3

Page 4: Pemanfaatan Energi Surya Melalui Teknologi Non-Photo Voltaic

d) Isolator, berfungsi meminimalisasi kehilangan panas secara konduksi dari

absorber menuju lingkungan

e) Frame, berfungsi sebagai struktur pembentuk dan penahan beban kolektor

2. Tipe Kolektor Surya

Kolektor surya dapat dibuat dalam berbagai bentuk dan ukuran tergantung pada

aplikasi yang dibutuhkan.

a) Kolektor Surya Plat Datar

Kolektor surya plat datar merupakan jenis kolektor yang saat ini sudah banyak

dipasaran. Kolektor ini umumnya digunakan untuk memanaskan air atau udara

dengan suhu operasi yang cukup rendah yaitu dibawah 80oC. Ciri khas kolektor

pelat datar adalah berupa kotak logam/baja terisolasi yang memiliki pelat

penyerap (absorber) berwarna hitam dan ditutupi oleh laisan kaca/plastic

transparan dan kemudian mentransfernya ke fluida cair atau udara. Keuntungan

kolektor surya jenis ini adalah tidak membutuhkan biaya yang tinggi dan dapat

menerima radiasi surya langsung maupun radiasi sebaran.

Gambar 1 – Bentuk umum pemanas air dengan kolektor plat datar

Cara kerjanya Kolektor plat datar untuk pemas air adalah ketika pagi hari air

dipompa dari sumur ke tangki penyimpan hingga penuh. Kemudian saat

matahari bersinar, pompa dibawah kolektor dihidupkan untuk menggerakkan

fluida kerja. Fluida kerja yang bersirkulasi tersebut akan mentransfer kalor dari

4

Page 5: Pemanfaatan Energi Surya Melalui Teknologi Non-Photo Voltaic

kolektor ke tangki penyimpan air. Setelah sore hari maka air hangat dari tangki

penyimpan dapat digunakan untuk mandi atau keperluan yang lain3.

Gambar 2 – Kolektor Surya Plat Datar untuk Pemanas Udara

Dari gambar 1, prinsip kerja kolektor surya pemanas udara tenaga matahari

dapat dijelaskan sebagai berikut. Berkas radiasi matahari yang menimpa

kolektor pertama akan menembus penutup transparan kemudian menimpa pelat.

Sebaguian radiasi akan dipantulkan kembali menuju penutup transparan dan

sebagian lagi akan diserap oleh pelat penyerap. Radiasi yang dipantulkan ke

penutup beberapa akan dipantulkan kembali ke pelat penyerap, sehingga terjadi

pemantulan berulang. Radiasi yang diserap olep pelat penyerap, akan dirubah

menjadi energi panas dan ditransmisikan ke fluida kerja yang mengalir di bawah

pelat penyerap4.

b) Kolektor Tabung Hampa5Penemuan yang paling kontemporer di abad 21 adalah pemanas air dengan

kolektor penyerap panas Sistem Tabung Vacuum yang sangat sensitif (cepat)

menyerap panas dan sangat efisien menyimpan panas. Tabung vacuum terdiri

dari dua tabung kaca yang membentuk lapisan. Tabung lapisan dalam dilapisi

dengan lapisan penyerap terbaik yang menyerap energi surya dengan sempurna

dan menahan pembuangan panas. Antara dua lapisan tersebut terbentuk suatu

ruang vacuum (hampa udara), yang dapat meminimalisasi pembuangan panas.

Tabung-tabung ini bekerja sangat baik dalam segala kondisi cuaca bahkan pada 3 Matilda M. Gati dkk. 2006. Desain Kolektor Plat Datar untuk Pemanas Air. Makalah Energi Surya.4 Made Sucipta, I Made Suardamana, Ketut Astawa. 2010. Analisis Performa Kolektor Surya Pelat

Bersirip dengan Variasi Luasan Permukaan Sirip. Jurnal Ilmiah Teknik Mesin5 Intisolar.com. 2010. Tipe Kolektor Pemanas Air.

http://www.intisolar.com/pemanas_air/tipe_kolektor_pemanas_air_tenaga_matahari.html (Diakses 07102012 pukul 12.33 PM)

5

Page 6: Pemanfaatan Energi Surya Melalui Teknologi Non-Photo Voltaic

saat mendung dan temperatur rendah (bersalju). Tabung ini terbuat dari 100%

kaca borosilicate (pyrex). Penyerapan panas pada sistem tabung vacuum

diterima secara radiasi. Sehingga, persentase kehilangan panas sangat kecil.

Gambar 3 – Kolektor Surya Tabung Hampa

c) Kolektor Parabola / Konsentrator

Jenis ini dirancang untuk aplikasi yang membutuhkan energi panas pada

temperatur tinggi > 100oC. Kolektor surya jenis ini mampu memfokuskan energi

radiasi cahaya matahari pada suatu receiver sehingga dapat meningkatkan

kuantitas energi panas yang diserap oleh absorber. Komponen konsentrator

harus terbuat dari material dengan transmisivitas tinggi.

Gambar 4 – Kolektor Parabola/Konsentrator

C. Pentingnya Manfaat Energi Surya Termal untuk Pemasak dan Pengering Hasil

Pertanian

1. Untuk Pemasak

Kompor surya sangat menguntungkan bagi keluarga yang setiap hari memasak

dengan menggunakan kompor. Dengan menggunakan kompor surya ini maka

kebutuhan akan energi fosil dan energi listrik untuk memasak dapat dikurangi.

2. Untuk Pengering Hasil Penelitian

6

Page 7: Pemanfaatan Energi Surya Melalui Teknologi Non-Photo Voltaic

Hal ini biasanya dilakukan petani di desa-desa daerah tropis dengan menjemur hasil

panennya dibawah terik sinar matahari. Cara ini sangat menguntungkan bagi para

petani karena mereka tidak perlu mengeluarkan biaya untuk mengeringkan hasil

panennya. Berbeda dengan petani di negara-negara empat musim yang harus

mengeluarkan biaya untuk mengeringkan hasil panennya dengan menggunakan oven

yang menggunakan bahan bakar fosil maupun menggunakan listrik6.

D. Mekanisme Kerja Alat Pemasak dan Pengering Hasil Pertanian dengan Energi

Surya Termal

1. Kompor Surya

Ketergantungan masyarakat pedesaan terhadap kebutuhan bahan bakar seperti

minyak tanah, gas dan dan kayu bakar untuk memasak dapat diatasi dengan

memanfaatkan kompor/oven surya. Kompor surya adalah salah satu bentuk kolektor

surya yang digunakan sebagai perangkat memasak.

Secara umum kompor surya dibedakan atas beberapa tipe, yaitu

a) Kompor Surya Tipe Kotak

Kompor surya tipe ini berbentuk kotak kedap udara dengan interior berwarna

gelap dan penutup bagian atas yang terbuat dari kaca/cermin untuk menjebak

panas matahari didalam kotak. Prinsip kerjanya sama dengan kolektor surya

pelat datar. Kompor tipe ini disebut juga oven surya karena bentuknya

menyerupai oven.

Gambar 5 – Kompor Surya Tipe Kotak

Pengoperasian oven surya sangat simple dan mudah, tetapi waktu yang

diperlukan untuk memasak nasi sekitar 3-5 jam. Meskipun suhu didalam oven

surya tidak sepanas oven konvensional, hanya bisa mencapai 150°C tetapi

6 Mhharismansur. 2012. Berbagai Aplikasi Energi Matahari. http://tanjungsyam.blogspot.com/2012/07/berbagai-aplikasi-energi-matahari.html (Diakses 07102012 pukul 01.33 PM)

7

Page 8: Pemanfaatan Energi Surya Melalui Teknologi Non-Photo Voltaic

masih dapat mematangkan makanan dalam waktu yang lebih lama. Makanan

yang mengandung air tidak akan dapat mencapai panas lebih dari 100°C.

Kompor juga dapat digunakan untuk menghangatkan makanan dan minuman

serta untuk mempasturisasi air dan susu. Karena tidak dapat mencapai

temperatur yang tinggi, makanan dapat dimasak sepanjang hari tanpa khawatir

menjadi hangus. Kelebihan oven surya7 : tidak menghasilkan asap sehingga

pemakaian kompornya sama sekali tidak membahayakan kesehatan orang yang

sedang memasak, apalagi kecelakaan seperti kebakaran atau ledakan gas dan

sebagainya, bisa memasak beberapa makanan sekaligus, ringan dan portable,

mudah pengoperasian dan perawatannya, bisa menyimpan makanan hangat

hingga malam, mudah dibuat dan bahan untuk membuatnya terjangkau.

Kelemahan oven surya : proses memasak dibutuhkan 2 sampai 3 kali lebih lama

daripada kompor minyak, lamanya tergantung pada awan dan penyinaran

matahari, tidak bisa digunakan untuk menggoreng dan memanggang.

b) Kompor Surya Tipe Parabola

Gambar 6 – Kompor Surya Tipe Parabola

Prinsip kerja kompor parabola ini mirip dengan kolektor parabola/konsentrator.

Kompor parabola terdiri atas sekumpulan cermin pemantul yang disusun

berbentuk para bola dan dilengkapi dengan tempat panci di titik focus parabola

yang berfungsi sebagai receiver. Cermin parabola akan memfokuskan sinar

radiasi surya ke arah panic untuk memasak makanan yang ada di dalam panic.

Kompor jenis ini biasanya digunakan untuk memasak dalam skala besar.

7 Petra Widmer. 2006. Pangan, Papan dan Kebun berguna. Yogyakarta : Kanisius

8

Page 9: Pemanfaatan Energi Surya Melalui Teknologi Non-Photo Voltaic

Kolektor parabola berukuran 1.25 m2 dapat memasak 1 liter air selama lebih

kurang 15 menit. Energi yang dihasilkan setara dengan daya 350 W pada hari

cerah. Kelebihan kompor surya parabola antara lain proses memasak cepat, bisa

memasak hampir semua jenis makanan dan bisa untuk memanggang.

c) Efisiensi Kompor Surya

Energi panas yang digunakan untuk menaikkan temperature dapat dihitung

dengan menggunakan persamaan berikut8 :

Qu = m x Cp x t

Dengan Qu adalah besar energi panas yang dimanfaatkan oleh kolektor surya

(J), m adalah massa zat yang masuk ke kolektor (kg/s), Cp merupakan kalor

jenis zat (J.Kg/oC) dan t adalah perubahan temperatur (oC).

Energi radiasi matahari yang diterima kolektor dapat ditentukan dengan

persamaan berikut :

Qradiasi = I x Akolektor

Dengan I adalah intensitas radiasi matahari (W/m2) dan A merupakan luas

permukaan kolektor (m2).

Dari kedua persamaan di atas maka efisiensi kompor surya tipe kotak dapat di

hitung dengan menggunakan persamaan berikut :

Dengan adalah efisiensi kompor surya (%)

2. Pengering Tenaga Surya

Energi surya dapat dimanfaatkan untuk mengeringkan hasil-hasil pertanian. Pada

dasarnya, prinsip kerja pengering tenaga surya terbagi menjadi dua yaitu;

1) Pengeringan secara langsung

Pengeringan dengan cara langsung dimana produk yang akan dikeringkan

langsung menerima paparan sinar matahari. Contoh teknologi ini antara lain :

a. Rak terbuka (penjemuran tradisional)

b. Rak tertutup (efek rumah kaca)

8 Marwani. 2011. Potensi Penggunaan Kompor Energi Surya untuk Kebutuhan Rumah Tangga. Palembang : Prosiding Seminar Nasional ke 3

9

Page 10: Pemanfaatan Energi Surya Melalui Teknologi Non-Photo Voltaic

c. Boks yang diisolasi dan dilengkapi dengan bahan penyerap (menggunakan

prinsip kolektor surya plat datar)

Gambar 7 – Sistem Pengering Surya secara Langsung

2) Pengeringan secara tidak langsung

Pada pengeringan secara tidak langsung, udara dipanaskan terpisah kemudian

baru dialirkan ke produk yang akan dikeringkan. Jadi produk tidak langsung

terpapar sinar matahari. Rancangan konstruksi untuk sistem pengering ini dapat

bervariasi, diantaranya dengan menambahkan komponen kipas/ blower dan

cerobong guna meningkatkan sirkulasi udara dan efisiensi.

Gambar 8 – Sistem Pengering Surya secara Tidak Langsung

3) Efisiensi Pengering Surya

Efisiensi pengeringan pada hasil pertanian (diambil dari hasil penelitian oleh

Ismail Thamrin dan Anton Kharisandi) dinyatakan sebagai perbandingan kalor

yang digunakan untuk pengupan kandungan air dari ubi kayu terhadap energi

radiasi surya yang tiba di alat pengering9. Kalor yang digunakan untuk

pengeringan kandungan air dari ubi kayu dinyatakan :

Qe = (mb – mk) hfg

9 Ismail Thamrin, Anton Kharisandi. 2011. Rancang bangun alat pengering ubi kayu tipe rak dengan memanfaatkan energi surya. Palembang : Prosiding Seminar Nasional

10

Page 11: Pemanfaatan Energi Surya Melalui Teknologi Non-Photo Voltaic

Dimana :

mb = massa ubi kayu yang akan dikeringkan (kg)

mk = massa ubi kayu yang sudah dikeringkan (kg)

hfg = entalpi penguapan pada temperatur rata-rata (KJ/Kg)

Energi radiasi yang tiba di alat pengering dinyatakan dalam persamaan :

Qrs = A . Ir . t

Dimana :

A = luas pelat kolektor (m2)

Ir = Intensitas radiasi matahari (W/m2)

t = selisih antara waktu akhir pengeringan dengan waktu awal pengeringan (s)

sehingga persamaan efisiensi pengeringan dapat ditulis sebagai berikut :

p = (Qe/Qrs) x 100%

Hasil dari penelitian yang telah dilakukan oleh Ismail Thamrin dan Anton

Kharisandi adalah sebagai berikut :

a) Alat pengering ini dalam segi penangkapan sinar matahari dapat dikatakan

cukup baik.

b) Efisiensi pengeringan tertinggi terjadi pada rak I yaitu sebesar 17,33 % dan

yang terendah sebesar 9,46 % yang terjadi pada rak V, dengan efisiensi

keseluruhan alat pengering ini yaitu sebesar 61,47 %

c) laju pengeringan akan lebih cepat pada terjadi pada rak I yaitu sebesar 1,89

gram/menit dibandingkan dengan rak lainnya dan yang terendah pada rak V

sebesar 0,73 gram/menit

E. Kelebihan dan Kekurangan Energi Surya Termal dibandingkan dengan Energi Sel

Surya (Photovoltaic)

1. Keunggulan

a) Aplikasi teknologi energi surya termal mudah ditemukan di pasaran

dibandingkan energi sel surya yang masih impor.

b) Harganya lebih ekonomis dibandingkan dengan energi sel surya

c) Bisa dibuat sederhana oleh masyarakat (cth : Kompor surya)

d) Bahan dan material yang dibutuhkan cukup murah dan mudah ditemukan

2. Kekurangan

a) Teknologi energi surya termal untuk memasak dan mengeringkan hasil

pertanian masih sangat terbatas. Akan tetapi, sebagai pemanas air, energi surya

11

Page 12: Pemanfaatan Energi Surya Melalui Teknologi Non-Photo Voltaic

termal sudah mencapai tahap komersial. Teknologi surya termal masih belum

berkembang karena sosialisasi ke masyarakat luas masih sangat rendah

b) Belum terdapat teknologi yang pernah digunakan untuk menyimpan panas pada

alat kompor surya dan pengering hasil pertanian sehingga tidak bisa digunakan

pada malam hari.

12

Page 13: Pemanfaatan Energi Surya Melalui Teknologi Non-Photo Voltaic

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Ditinjau dari sudut penyediaannya, energi dapat dikelompokkan menjadi energi

terbarukan dan energi tak terbarukan (fosil) seperti minyak, gas dan batu bara. Energi

terbarukan adalah sumber energi yang secara alamiah tidak akan habis dan berkelanjutan

jika dikelola dengan baik seperti energi surya, energi angin, aliran air sungai, ombak laut,

panas bumi dan suhu kedalaman laut. Untuk memanfaatkan potensi energi surya ada dua

macam teknologi yang sudah diterapkan, yaitu energi surya fotovoltaik (PV) dan energi

surya fototermik (surya termal).

Energi surya termal merupakan salah satu energi terbarukan yang diperlukan bagi

masyarakat karena memiliki keunggulan-keunggulan dan dapat mengurangi pemakaian

energi fosil yang saat ini semakin berkurang. Energi surya termal berfungsi menyerap

panas dari radiasi matahari melalui kolektor surya. Energi surya termal sangat berguna

bagi kebutuhan rumah tangga seperti memasak dan juga bagi pertanian yang salah satu

teknologinya dapat membantu mengeringkan hasil-hasil pertanian. Energi surya termal

dapat dijangkau daripada energi sel surya karna harganya yang ekonomis dan juga salah

satu teknologinya bisa dibuat sendiri di rumah yaitu kompor surya tipe kotak.

Teknologinya bertahan lama sampai 25 tahun dan cara merawat teknologi tersebut juga

mudah.

B. Saran dari Penulis

Pemanfaatan energi surya melalui teknologi surya termal untuk pemasak dan

pengering hasil-hasil pertanian masih belum optimal karna masih belum bisa digunakan

pada malam hari yaitu pada saat matahari tenggelam ataupun saat cuaca berawan. Saat

ini telah ditemukan teknologi untuk menyimpan panas yang disebut Solar Pond. Solar

Pond merupakan tempat berkumpulnya air garam yang berfungsi untuk “menangkap”

dan “menyimpan” energi panas sinar matahari. Namun teknologi ini belum diterapkan

pada alat kompor surya dan pengering hasil pertanian. Selanjutnya peneliti ingin

mengembangkan penelitian lebih lanjut lagi agar bisa ditambahkan teknologi untuk

menyimpan panas pada kompor surya dan juga alat pengering hasil pertanian supaya

aplikasi teknologi tersebut tidak hanya digunakan pada siang hari tetapi juga dapat

digunakan pada saat cuaca berawan atau pada malam hari.

13

Page 14: Pemanfaatan Energi Surya Melalui Teknologi Non-Photo Voltaic

Kebutuhan akan energi dalam tahun kedepan akan semakin meningkat untuk itu

energi alternatif diperlukan sebagai cadangan energi mengingat energi fosil misalnya

minyak bumi yang semakin berkurang, bisa jadi energi fosil dalam tahun-tahun kedepan

tidak dapat memenuhi kebutuhan energi dunia. Sebaiknya, teknologi energi terbarukan

ini disosialisasikan secara global agar masyarakat mengetahui bahwa masih ada energi

lain yang dapat menggantikan energi fosil.

C. Saran dari Juri tingkat propinsi

1. Meneliti tentang efisiensi pengering surya hasil pertanian atau mengambil hasil

penelitian yang telah diteliti sebelumnya tentang efisiensi pengering surya hasil

pertanian.

2. Mencari teknologi untuk menyimpan panas agar kompor surya dan pengering surya

dapat digunakan pada malam hari atau cuaca berawan.

14

Page 15: Pemanfaatan Energi Surya Melalui Teknologi Non-Photo Voltaic

DAFTAR PUSTAKA

Duffie, John A. dan Beckman, William A, 1991, Solar Engineering of Thermal Processes, John Willey dan Sons, Inc New York

Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). 2010. Pemanfaatan Energi Surya di Indonesia. Ditjen LPE-ESDM.

Ismail Thamrin, Anton Kharisandi. 2011. Rancang bangun alat pengering ubi kayu tipe rak dengan memanfaatkan energi surya. Palembang : Prosiding Seminar Nasional

Made Sucipta, I Made Suardamana, Ketut Astawa. 2010. Analisis Performa Kolektor Surya Pelat Bersirip dengan Variasi Luasan Permukaan Sirip. Jurnal Ilmiah Teknik Mesin

Matilda M. Gati dkk. 2006. Desain Kolektor Plat Datar untuk Pemanas Air. Makalah Energi Surya

Marwani. 2011. Potensi Penggunaan Kompor Energi Surya untuk Kebutuhan Rumah Tangga. Palembang : Prosiding Seminar Nasional ke 3

Petra Widmer. 2006. Pangan, Papan dan Kebun berguna. Yogyakarta : Kanisius

Dari Internet :

Intisolar.com. 2010. Tipe Kolektor Pemanas Air. http://www.intisolar.com/pemanas_air/tipe_kolektor_pemanas_air_tenaga_matahari.html (Diakses 07102012 pukul 12.33 PM)

Mhharismansur. 2012. Berbagai Aplikasi Energi Matahari. http://tanjungsyam.blogspot.com/2012/07/berbagai-aplikasi-energi-matahari.html (Diakses 07102012 pukul 01.33 PM)

15