pemanfaatan batch programming untuk pembuatan aplikasi pendeteksi dan...
TRANSCRIPT
PEMANFAATAN BATCH PROGRAMMING UNTUK PEMBUATAN APLIKASI PENDETEKSI DAN PERBAIKAN ERROR SISTEM PADA
SISTEM OPERASI WINDOWS
NASKAH PUBLIKASI
diajukan oleh
Sofyan Ibnu Aziz
09.12.3761
kepada SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER
AMIKOM YOGYAKARTA YOGYAKARTA
2013
BATCH PROGRAMMING UTILIZATION FOR MAKING DETECTION AND REPAIR
ERROR SYSTEM APLICATION ON WINDOWS OPERATING SYSTEM
PEMANFAATAN BATCH PROGRAMMING UNTUK PEMBUATAN APLIKASI
PENDETEKSI DAN PERBAIKAN ERROR SISTEM PADA SISTEM OPERASI
WINDOWS
Sofyan Ibnu Aziz
Andi Sunyoto
STMIK AMIKOM YOGYAKARTA
ABSTRACT
Batch Programing is a scripting features that exist on the Windows operating
system. If optimized functionality and usefulness Batch Programing can actually be used
for making windows applications easily and quickly, but in fact the language is rarely
used. Then the Windows XP operating system itself is currently the most widely used.So
it has always been the main target of the virus is often accompanied by the spread of
damage and modify the function of the Windows virus in the interests of defense. While
many existing antivirus only serves to clean the virus files regardless of effect
damage. Therefore by using Batch Programing made an application to repair damage
caused by viruses.
Most of the virus to maintain itself by modifying the registry on Windows, so it is
necessary to address the research by gathering as many types of damage and the
possibility of registry modifications made by a virus which then made application to the
registry program to return to normal. The application is also accompanied by a menu
option so that users can determine repair options as desired.
Then with the help of Visual Basic 6.0 as additional software for building the
registry cleaner, and AutoPlay Menu Builder applications as making menu-based GUI
(Graphical User Interfaces) then on Batch Programming problem which does not support
the menu GUI (Graphical User Interfaces) can be resolved. And with the help of NirCmd
as an addition to the basic functions and Batch Programming Quick Batch File Compiler
as the programming language compiler Batch Programing can be more useful and
reliable.
Keywords: Batch Programing, virus, windows, Registry, Autoplay Menu Builder, Visual
Basic 6.0, NirCmd, Quick Batch File Compiler
1
1. Pendahuluan
Saat ini sebagian besar komputer yang ada di dunia ini menggunakan sistem
operasi Windows dari Microsoft. Hal ini disebabkan karena Windows adalah sistem
operasi yang lebih cepat berkembang dan mudah digunakan dibandingkan sistem
operasi lainnya. Hal tersebut juga bisa disebabkan karena sebagian besar orang sudah
terbiasa menggunakan sistem operasi ini sejak awal diperkenalkannya sistem komputer
modern.
Kemudian dikarenakan sistem operasi windows adalah sistem operasi yang banyak
dipakai oleh sebagian besar pengguna komputer di dunia maka muncul suatu
permasalahan umum pada sistem operasi ini, yaitu seringnya sistem operasi ini menjadi
sasaran empuk bagi para pembuat Virus komputer.
Virus biasanya akan merusak atau menon-aktifkan fungsi-fungsi yang telah
disediakan pada sistem operasi windows yang kemungkinan bisa dimanfaatkan oleh
pengguna komputer untuk mematikan atau menghalangi maksud dan tujuan dari virus
tersebut. Untuk itu dalam penyusunan tugas akhir ini, penulis mengambil judul
“Pemanfaatan Batch Programming Untuk Pembuatan Aplikasi Pendeteksi Dan Perbaikan
Error Sistem Pada Sistem Operasi Windows”.
2. Landasan Teori
2.1. Definisi Virus Komputer
Istilah computer virus pertama kali digunakan oleh (Cohen F, 1984) dalam
papernya yang berjudul ‘Computer Viruses – Theory and Experiments’. Berikut kutipan
definisi yang diberikan oleh Fred Cohen dalam paper tersebut:
“We define a computer ‘viruses’ as a program that can ‘infect’ other programs by
modifying them to include a possibly evolved copy of itself. With the infection property, a
virus can spread throughout a computer system or network using the authorizations of
every user using it to infect their programs. Every program that gets infected may also act
as a virus and thus the infection grows.”
Maka, menurut definisi yang diberikan di atas kita dapat menggaris-bawahi
beberapa sifat dasar virus komputer yaitu: mempunyai kemampuan untuk menjangkiti
(menginfeksi) program lain dan menyebar. Pada dasarnya penggunaan istilah virus
dikarenakan adanya kesamaan dalam hal sifat antara virus komputer dengan virus yang
kita kenal dalam dunia fisik. Di mana keduanya memiliki dua tujuan yaitu: untuk bertahan
hidup dan bereproduksi.
2.2. Sistem Operasi Windows
2
Sistem operasi Windows telah berevolusi dari MS-DOS, sebuah sistem operasi
yang berbasis modus teks dan command-line. Windows versi pertama, Windows Graphic
Environment 1.0 pertama kali diperkenalkan pada 10 November 1983, tetapi baru keluar
pasar pada bulan November tahun 1985 yang dibuat untuk memenuhi kebutuhan
komputer dengan tampilan bergambar. Windows 1.0 merupakan perangkat lunak 16-bit
tambahan (bukan merupakan sistem operasi) yang berjalan di atas MS-DOS (dan
beberapa varian dari MS-DOS), sehingga ia tidak akan dapat berjalan tanpa adanya
sistem operasi DOS. Versi 2.x, versi 3.x juga sama. Beberapa versi terakhir dari Windows
(dimulai dari versi 4.0 dan Windows NT 3.1) merupakan sistem operasi mandiri yang
tidak lagi bergantung kepada sistem operasi MS-DOS. Microsoft Windows kemudian bisa
berkembang dan dapat menguasai penggunaan sistem operasi hingga mencapai 90%.
2.3. Windows Registry
Registry dalam Windows NT, Windows 2000, Windows XP dan Windows Server
2003 terbagi secara logis ke dalam lima buah anak pohon (subtree), yang setiap pohon
tersebut mengandung kumpulan kunci (key) dan anak kunci (subkey) yang disusun
secara hierarkis. Susunan ini sama dengan susunan direktori dalam sistem berkas.
Sementara itu, secara fisik, registry terdiri atas beberapa berkas yang disebut sebagai
hive dan berkas catatan transaksi (transaction log) untuk setiap hive-hive tersebut yang
disimpan di dalam direktori %systemroot%\system32\config.
Struktur registry agak mirip dengan struktur direktori dalam sistem berkas. Selain
itu, registry juga dapat diakses dengan menggunakan sintaksis yang sama dengan cara
mengakses berkas, dengan menggunakan karakter garis miring terbalik (backslash)
untuk menandakan tingkatan hierarkis.
2.4. Batch Programming (Windows CMD Shell Scripting)
Batch Programing atau yang biasa disebut Windows CMD Shell scripting adalah
suatu bahasa pemrograman yang dibuat dan disusun dari kumpulan baris perintah
secara berurutan yang ditulis dan disimpan pada plain teks untuk kemudian dikirimkan ke
interpreter internal pada windows sebagai penterjemah agar perintah-perintah tersebut
bisa dimengerti oleh sistem operasi. Awal mula perkembangan bahasa ini dimulai pada
era pemrograman di sistem operasi DOS (Disk Operating System) yg berbentuk sistem
command-line atau baris perintah, jadi fungsi-fungsi perintah utama pada DOS juga
hampir sama dengan Batch programing saat ini. bahasa ini terus berkembang seiring
diciptakannya Sistem Operasi Windows yang lebih baru.
2.5. Batch File
3
Batch File adalah file teks sederhana yang berisi beberapa baris perintah yang
dijalankan secara berurutan, satu demi satu. File-file ini memiliki ekstensi khusus BAT
atau CMD. File jenis ini diakui dan dilaksanakan melalui sebuah antarmuka (kadang-
kadang disebut shell) yang disediakan oleh sistem penerjemah. Pada Windows XP /
Vista perintah juru bahasa tersebut adalah file cmd.exe.
3. Analisis Dan Perancangan Sistem
3.1. Analisis Sistem
Analisis sistem dapat didefinisikan sebagai penguraian dari suatu sistem yang utuh
ke dalam bagian-bagian komponen dengan maksud untuk mengidentifikasi dan
mengevaluasi permasalahan, kesempatan dan hambatan yang terjadi serta kebutuhan-
kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikan-perbaikan.
Dalam analisis pengidentifikasi masalah merupakan tahap awal yang harus
dilakukan. Masalah yang didefiniskan sebagai suatu hal yang menghambat proses untuk
mencapai tujuan. Permasalahan yang ada harus ditindak lanjuti untuk ditemukan
pemecahannya sebagai suatu alternatif agar suatu sistem dapat berjalan sesuai yang
diinginkan dan tujuan sistem dapat tercapai. Hal-hal yang akan dianalisis pada tahap
analisis sistem ini adalah analisis masalah, analisis kebutuhan data, analisis prosedur,
analisis basis data, dan analisis kebutuhan nonfungsional.
3.2. Analisis Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang ada maka dapat diketahui masalah-
masalah yang terdapat dalam pembangunan aplikasi ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana membangun aplikasi dengan memanfaatkan Batch
Programming/Windows Shell Scripting yang mudah dimengerti dan
digunakan user.
2. Bagaimana agar pemanfaatan Batch Programming/Windows Shell
Scripting mendapatkan hasil akhir yang optimal.
3.3. Analisis Kebutuhan Sistem
Analisis kebutuhan perangkat keras berikut tidaklah mutlak dan bukan merupakan
spesifikasi minimal yang harus digunakan pada penelitian ini.
3.3.1. Kebutuhan Perangkat Keras
Perangkat keras yang digunakan dalam penelitian ini adalah 1 unit komputer
dengan spesifikasi :
1. Proccessor : Intel® Celeron® 1.60 GHz
2. Memory : 512 MB
4
3. Vga : Intel® 945 Express Chipset Family
4. Harddisk : 80 GB
5. Monitor : Plug and Play Monitor
6. Keyboard, Mouse, dan Speaker Standard
3.3.2. Kebutuhan Perangkat Lunak
Perangkat lunak yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Windows XP Pro SP2
2. Notepad++ v4.6
3. Nircmd v2.5
4. Autoplay Menu Builder v5.6
5. Quick Batch file Compiler v2.1.7
6. Micorosoft Visual Basic 6.0
3.4. Perancangan Sistem
Bertujuan untuk mengatur data sehingga diperoleh kemudahan dan memberikan
kerangka kerja bagi para pengembang sistem untuk proses kinerja sistem.
3.4.1. Perancangan Flowchart
5
Gambar 3.0 Flowchart Program Utama
3.4.2. Perancangan Data Flow Diagram (DFD)
3.4.2.1. DFD Level 0
6
Gambar 3.1 DFD Level 0
3.4.2.2. DFD Level 1
User
1
Scan/Intro
2
Repair 1
3
Repair 2
4
More Tools
Data registry user
1. Data System Repair
2. Data Internet Explorer
Repair
3. Data System Hidden
Resetter
4. Data Drive Customize
Data System OS Windows
Hasil Laporan
Data laporan registry user
1. Data Laporan System
Repair
2. Data Laporan Internet
Explorer Repair
3. Data Laporan System
Hidden Resetter
4. Data Laporan Drive
Customize
Data Lporan System OS
Windows
Data More Tools Laporan Data More Tools
Gambar 3.2 DFD Level 1
3.4.2.3. DFD Level 2 Proses 1
7
Gambar 3.3 DFD Level 2 Proses 1
3.4.2.4. DFD Level 2 Proses 2
Gambar 3.4 DFD Level 2 Proses 2
3.4.2.5 DFD Level 2 Proses 3
8
Gambar 3.5 DFD Level 2 Proses 3
4. Pembahasan
4.1 Implementasi
4.2 ScreenShot Desain Tampilan Dan Pembahasan
4.2.1. Tampilan Splash Screen Dan Halaman Pembuka (Intro)
Tampilan Splash ini akan muncul pertama kali saat aplikasi ini dieksekusi, layar ini
berfungsi sebagai peringatan bahwa kemungkinan akan terjadi kesalahan apabila
program dijalankan pada lingkup OS selain Windows XP. Splash ini akan masuk ke
dalam program aplikasi dalam waktu 15 detik apabila tidak segera menekan tombol Esc
pada keyboard
Gambar 4.2 Tampilan Splash
Sesuai dengan namanya halaman ini berfungsi sebagai pembuka pada aplikasi
yang berisi tentang pengenalan dan fungsi dari aplikasi. Sebagai halaman pembuka
tentunya harus mempunyai suatu menu pilihan yang berfungsi untuk mengarahkan user
9
agar dapat menuju ke menu yang lain. Dibawah ini adalah hasil screenshot tampilan
Halaman Pengenalan yang terlihat pada gambar 4.3 yang disertai keterangan dari semua
fungsi tombol pada menu utamanya.
Pada halaman pengenalan ini terdapat registry cleaner yang berfungsi mendeteksi
dan memperbaiki segala kemnugkinan kerusakan atau kesalahan pada registry windows.
Registry cleaner tersebut merupakan program sederhana yang dibuat
menggunakan Visual Basic 6.0. penggunaannya cukup mudah hanya dengan tiga button
start, fix, dan close. Setelah tombol start di klik akan berubah menjadi stop seperti terlihat
pada gambar 4.4 di atas, lalu registry yang terdeteksi error akan ditampilkan pada
ListView dibawahnya. Klik-kanan untuk memilih “Select All” (centang semua), atau
“Unselect All” (Hapus semua centang).
Gambar 4.4 Screenshot Tampilan Registry Cleaner
4.2.2. Tampilan Halaman Sub-Menu Repair 1
Halaman ini lebih mengarah pada fungsi reparasi windows. Jadi halaman ini akan
berisi kumpulan tombol pilihan atau panel yang berfungsi untuk mengembalikan fitur
windows yang dirusak atau di disable oleh virus atau program aplikasi lain. disini
pengguna juga diberikan pilihan untuk dapat menyembunyikan fungsi-fungsi tersebut.
Hal ini dimaksudkan agar dapat dimanfaatkan oleh administrator komputer untuk
memberi batasan-batasan yang diijinkan dalam penggunaan suatu komputer.
10
Gambar 4.7 Screenshot Tampilan Halaman Repair 1
4.2.3 Tampilan Halaman Sub-Menu Repair 2
Pada tampilan Sub menu ini juga terdapat kumpulan panel pilihan yang berfungsi
untuk mengaktifkan (enable) atau menonaktifkan (disable) 16 fungsi pada windows. Ke
16 fungsi diatas adalah merupakan beberapa fungsi cukup rentan perubahan yang bisa
diakibatkan oleh virus atau perubahan oleh aplikasi lain.
Berikut adalah hasil screenshot tampilan halaman sub-menu Repair 2 dapat dilihat
pada gambar 4.8 dibawah ini.
11
Gambar 4.10 Screenshot Tampilan Halaman Repair 2
4.2.4. Tampilan Halaman Sub-Menu More Tools
Halaman ini berisi kumpulan aplikasi yang berlisensi gratis atau freeware yang
diantaranya berfungsi untuk management windows, maintenance windows, serta sistem
informasi pada sistem windows. Tampilan menu pada halaman ini cukup sederhana
yaitu hanya terdapat 12 tombol shortcut ke aplikasi-aplikasi yang telah dipilih dan
disediakan dalam paket aplikasi ini. Berikut adalah hasil screenshot tampilan halaman
sub-menu More Tools akan terlihat pada Gambar 4.13 dibawah ini.
12
Gambar 4.13 Screenshot Tampilan Halaman More Tools
4.2.5. Tampilan Halaman Shortcut
Halaman ini mempunyai kriteria yang hampir sama dengan halaman More Tools.
Di halaman ini juga terdiri dari kumpulan 12 tombol shortcut yang disertai dengan tooltip
dan comment shower.
Perbedaannya terletak pada fungsi-fungsi tombol tersebut ditujukan untuk
mempermudah akses ke aplikasi perlengkapan yang sudah ada pada windows. Aplikasi-
aplikasi tersebut adalah aplikasi yang bisa dimanfaatkan untuk memaintenance dan bisa
juga untuk perlengkapan memantau sekaligus membasmi virus komputer.
Dibawah ini adalah screenshot tampilan Halaman Shortcut yang terlihat pada
gambar 4.14.
13
Gambar 4.14 Screenshot Tampilan Halaman Shortcut
4.2.6. Tampilan Halaman About Me
Di halaman ini akan tampak sebuah tampilan yang didalamnya terdapat informasi
biodata tentang pembuat aplikasi Windows Maintenance pada penelitian ini. Tampilan
screenshot halaman “About Me” dapat dilihat pada Gambar 4.15.
Gambar 4.15 Screenshot Tampilan Halaman About Me
14
4.3 Pengujian Sistem
4.3.1. Black Box Testing
Pengetesan Black box testing ini dapat dilakukan untuk Interface perangkat lunak.
Test-case ini bertujuan untuk menjalankan fungsi perangkat lunak tentang cara
operasional. Pada Black box testing, cara pengujian hanya dilakukan dengan
menjalankan atau mengeksekusi program aplikasi. Kemudian diamati apakah hasil dari
unit itu sesuai dengan proses yang diinginkan. Salah satu bentuk uji coba Black box
testing adalah validasi uji coba ini dinyatakan berhasil apabila fungsi-fungsi perangkat
lunak dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
Jika ada output yang tidak sesuai maka untuk menyelesaikannya, diteruskan
dengan pengujian yang kedua yaitu white box testing.
Gambar 4.16 Black box Testing
4.3.2. White Box Testing
White box testing adalah cara pengujian dengan melihat ke dalam modul untuk
meneliti kode-kode program yang ada, dan menganalisi apakah ada kesalahan apa tidak.
Jika ada modul yang menghasilkan output yang tidak sesuai dengan proses, maka baris-
baris program akan dicek satu persatu dan diperbaiki, kemudian di-compile ulang.
Merujuk pada tujuan utama dibuatnya aplikasi ini yaitu untuk perbaikan Sistem
Operasi Windows dari kerusakan Virus, seharusnya pengujian dilakukan dengan sample
virus yang sebenarnya, akan tetapi dikarenakan setiap virus pasti mempunyai fungsi dan
15
tujuan berbahaya yang bervariasi dengan memanipulasi segala sesuatu diluar manipulasi
sistem windows maka demi kelancaran pengujian akan dilakukan dengan cara simulasi.
Gambar 4.17 White box testing
5. Kesimpulan
Dalam proses penelitian dan pembuatan aplikasi perbaikan kerusakan windows
yang diakibatkan oleh infeksi virus dengan memanfaatkan bahasa pemrograman Batch
Programming dapat ditarik kesimpulan secara garis besar adalah:
1. Pemanfaatan bahasa pemrograman Batch Programming untuk pembuatan
aplikasi sederhana pada sistem operasi Windows dapat menjadi lebih cepat
dan lebih mudah. Hal ini dikarenakan struktur bahasanya yang ringkas,
sederhana dan mudah dipelajari.
2. Bahasa Batch Programing sangat mudah dan tepat untuk tujuan maintenance
pada sistem operasi Windows, sehingga bahasa ini sangat cocok bila
digunakan untuk menanggulangi permasalahan yang diakibatkan oleh infeksi
virus.
3. Aplikasi AutoPlay Menu Builder bisa dimanfaatkan untuk membuat tampilan
menu berbasis GUI (Graphical User Interfaces) pada pembuatan aplikasi Batch
Programming, sehingga masalah tentang Batch Programming yang tidak
mendukung menu GUI (Graphical User Interfaces) bisa teratasi.
4. Dengan bantuan NirCMD sebagai penambah fungsi dasar pada Batch
Programming serta Quick Batch File Compiler sebagai kompiler maka bahasa
16
pemrograman Batch Programing bisa menjadi lebih bermanfaat dan dapat
diandalkan.
17
DAFTAR PUSTAKA
Alfattah, Hanif. 2007, Analisis Dan Perancangan Sistem Informasi Untuk
Keunggulan Bersaing Perusahaan Dan Organisasi Modern. Yogyakarta:
Andi Publisher.
Ashley J.S Mills. 2005. “Win32 Shell Scripting Tutorial”. The University Of
Birmingham.
http://www.csie.ntu.edu.tw/~r92092/ref/win32/win32scripting.html. Di akses
pada tanggal 15 Januari 2013.
Cohen, F. 1984. Computer Viruses – Theory and Experiments.
http://web.eecs.umich.edu/~aprakash/eecs588/handouts/cohen-
viruses.html. Di akses pada tanggal 23 Januari 2013.
Hendrawan, Leo. 2004. Virus Komputer: Sejarah Dan Perkembangannya. Skripsi.
Keamanan Sistem Informasi. Institut Teknologi Bandung, Bandung.
Mulyono, A. 2007. Analisis Dan Perancangan Program Pengatur Konfigurasi
Registry Windows Menggunakan Visual basic 6.0. Skripsi. STMIK
AMIKOM YOGYAKARTA. Yogyakarta.