pemaknaan ragam gerak tarian tambourine dalam buku magrate yap di gbi diaspora dan gsja maranatha

31
ABSTRAK Ayu Melani. 2012. PEMAKNAAN RAGAM GERAK TARIAN TAMBOURINE DALAM BUKU MAGRATE YAP DI GBI DIASPORA DAN GSJA MARANATHA. Dosen pembimbing 1: Dyan Rahmiati, S.Sos, M.Si, dan Dosen pembimbing 2: Desi Dwi Prianti S.Sos, M.Comn. Penelitian ini mengupas mengenai makna ragam gerak tarian tambourine dalam buku Margareth Yap yang berlokasi di GBI Diaspora dan GSJA Maranatha yang bertujuan untuk mengetahui makna yang terkandung dalam ragam gerak tarian tersebut. Dalam penelitian ini metode semiotika yang digunakan ialah milik Charles Sanders Pierce. Peneliti menggunakan pendekatan kualitatif yang berakar dari paradigma interpretatif dan berfokus pada ragam gerakan Tarian Tambourine pada kedua gereja yang mengandung kunci diagram memuji dalam buku Magrate Yap. Unit analisis dari penelitian ini adalah ayat Kitab Suci, gerakan tangan, gerakan kaki, posisi badan dalam ragam gerak tersebut. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa dalam ragam gerak tarian tambourine memiliki makna kiasan lebih dari hanya sekedar gerakan. Makna-makna tersebut berusaha disampaikan oleh penari kepada para jemaat. Peneliti menemukan 5 ragam gerak dalam buku Magrate Yap yang menggunakan kunci diagram memuji. Kelima ragam gerak tersebut adalah Cellebration, Hosanna, Panji, Lamp, Awesome God. Makna yang peneliti temukan dalam kelima ragam gerak tersebut menjelaskan mengenai; yang pertama tentang keberadaan Tuhan yang berada di atas kita dan jauh lebih berkuasa dari kita dan berhak memberikan perintah kepada kita yang harus kita patuhi. Yang kedua, menggambarkan keberadaan Allah Tritunggal (Allah Bapa, Putra, dan Roh Kudus). Yang ketiga, keagresifan dan semangat yang harus kita miliki seperti bangsa

Upload: memememememe4

Post on 04-Jan-2016

2.444 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

Jurnal skripsi FISIP

TRANSCRIPT

Page 1: Pemaknaan Ragam Gerak Tarian Tambourine Dalam Buku Magrate Yap di GBI Diaspora dan GSJA Maranatha

ABSTRAK

Ayu Melani. 2012. PEMAKNAAN RAGAM GERAK TARIAN TAMBOURINE DALAM BUKU MAGRATE YAP DI GBI DIASPORA DAN GSJA MARANATHA. Dosen pembimbing 1: Dyan Rahmiati, S.Sos, M.Si, dan Dosen pembimbing 2: Desi Dwi Prianti S.Sos, M.Comn.

Penelitian ini mengupas mengenai makna ragam gerak tarian tambourine dalam buku Margareth Yap yang berlokasi di GBI Diaspora dan GSJA Maranatha yang bertujuan untuk mengetahui makna yang terkandung dalam ragam gerak tarian tersebut. Dalam penelitian ini metode semiotika yang digunakan ialah milik Charles Sanders Pierce. Peneliti menggunakan pendekatan kualitatif yang berakar dari paradigma interpretatif dan berfokus pada ragam gerakan Tarian Tambourine pada kedua gereja yang mengandung kunci diagram memuji dalam buku Magrate Yap. Unit analisis dari penelitian ini adalah ayat Kitab Suci, gerakan tangan, gerakan kaki, posisi badan dalam ragam gerak tersebut.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa dalam ragam gerak tarian tambourine memiliki makna kiasan lebih dari hanya sekedar gerakan. Makna-makna tersebut berusaha disampaikan oleh penari kepada para jemaat. Peneliti menemukan 5 ragam gerak dalam buku Magrate Yap yang menggunakan kunci diagram memuji. Kelima ragam gerak tersebut adalah Cellebration, Hosanna, Panji, Lamp, Awesome God. Makna yang peneliti temukan dalam kelima ragam gerak tersebut menjelaskan mengenai; yang pertama tentang keberadaan Tuhan yang berada di atas kita dan jauh lebih berkuasa dari kita dan berhak memberikan perintah kepada kita yang harus kita patuhi. Yang kedua, menggambarkan keberadaan Allah Tritunggal (Allah Bapa, Putra, dan Roh Kudus). Yang ketiga, keagresifan dan semangat yang harus kita miliki seperti bangsa Israel yang berada dalam sebuah peperangan. Yang keempat, menunjukkan siklus waktu yang berkelanjutan atau terus menerus. Dan yang terakhir adalah cara-cara kita dalam memuji atau menghormati Tuhan. Tarian tersebut berfungsi untuk memuji Tuhan namun tarian ini ditunjukkan kepada jemaat agar tarian ini juga dapat membantu jemaat dalam beribadah. Dengan kata lain tarian tambourine merupakan salah satu cara bentuk memuji Tuhan dan berdakwah dalam sebuah ibadah.

Kata kunci: tarian tambourine, semiotik, makna tarian

Page 2: Pemaknaan Ragam Gerak Tarian Tambourine Dalam Buku Magrate Yap di GBI Diaspora dan GSJA Maranatha

1.1. Latar belakang

Manusia mempunyai

kebutuhan laten untuk bergerak.

Menurut Danesi (2004:63)manusia

menyampaikan lebih dari dua pertiga

pesan-pesan mereka melalui tubuh;

700.000 tanda fisik yang diantaranya

1.000 postur tubuh yang berbeda-

beda, 5.000 isyarat tangan, dan

250.000 ekspresi wajah. Pesan-pesan

nonverbal tersebut yaitu tanda-tanda

yang dihasilkan dengan, melalui,

atau pada tubuh dipelajari dalam

bidang ilmu semiotika.

Salah satu bentuk seni gerak

tubuh yang sering kita dengar adalah

tarian. Tarian merupakan seni tubuh

berdasarkan irama, gerakan, dan

isyarat yang saling terhubung melalui

pola dan gagasan musik. Lebih lanjut

Danesi (2004:72) menjelaskan, tarian

dapat menjadi sebuah komunikasi

karena tarian adalah sebuah gerak

tubuh yang tertuang dalam simbol-

simbol yang memiliki makna dan

dapat berupa suatu gagasan, emosi,

atau kegiatan spiritual untuk mencari

makna hidup.

Salah satu contoh tarian yang

memiliki gagasan dan makna pada

setiap gerakannya adalah tarian

tambourine. Tarian tambourine ini

adalah sebuah jenis tarian puji-pujian

yang biasanya memakai alat musik

tambourine untuk menarikannya.

Tambourine/rebana adalah

alat tabuh-tabuhan yang termasuk

dalam klasifikasi selaput bergetar,

sebagaimana juga drum. Tambourine

bukanlah merupakan alat musik yang

dapat berdiri sendiri, karena rebana

sendiri tidak dapat menghasilkan

bunyi yang berarti (Yap1 1992:2)

Tambourine dapat dimainkan

secara menepuk secara biasa namun

seringkali dimainkan bersama

dengan tarian. Tarian tambourine

dipakai oleh umat kristen untuk

mengiringi puji-pujian pada saat

berlangsungnya ibadah raya yang

berlangsung setiap minggu. Ibadah

ini merupakan sebuah sarana atau

perkumpulan untuk memuji dan

memuliakan Tuhan. Pada ibadah ini

tarian tambourine merupakan salah

satu bentuk sarana penyampaian

1Seorang penulis buku tambourine “Pujilah Tuhan dengan tari-tarian”, pendiri sekolah “Shachah Creative Music & Dance Centre.”

Page 3: Pemaknaan Ragam Gerak Tarian Tambourine Dalam Buku Magrate Yap di GBI Diaspora dan GSJA Maranatha

pujian dan penyembahan mereka

terhadap Tuhan. Para jemaat yang

mengerti dan menangkap makna

dalam tarian tambourine akan lebih

mudah merasakan dan

membayangkan puji-pujian yang

sedang dinaikan. Dalam tulisan ini

peneliti akan meneliti konsep dan

makna tarian tambourine tersebut

dalam konteks ibadah raya.

Jika dilihat dari tujuannya

maka tarian tambourine merupakan

sebuah proses komunikasi yaitu

penyampaian makna dari sebuah ayat

yang kemudian diaplikasikan dalam

sebuah bentuk tarian. Dalam sebuah

tarian terdapat simbol-simbol yang

setiap simbol atau gerakan dan

bahasa tubuh memiliki arti tersendiri.

Simbol-simbol tersebut dirangkai

sehingga menjadi sebuah tarian yang

memiliki makna. Makna-makna yang

terbentuk dari simbol-simbol

tersebutlah yang ingin dikaji oleh

peneliti.

Pada awal mulanya,

tambourine sudah ada sebelum dunia

diciptakan. Allah menyatakan

bagaimana Dia memberkati Lucifer2

ketika Dia menciptakan Lucifer dan

tempat tatahannya(rebana)

disediakan pada hari penciptaannya

(kitab Yehezkiel pasal 28 ayat 13).

Tambourine juga pernah tercatat

digunakan bangsa Israel untuk

memuji Tuhan setelah selamat dari

kejaran bangsa Mesir (kitab Keluaran

pasal 15 ayat 20).

Pada penelitian ini penulis

akan memfokuskan pada ragam

gerak tarian tambourine yang

memakai alat musik tambourine pada

buku Magrate Yap. Penulis

memfokuskan pada bagian tersebut

karena adanya pengertian awal

bahwa tarian tambourine adalah

tarian yang menggunakan alat musik

tambourine.

Tarian tambourine terdiri dari

beberapa ragam gerakan, dan setiap

ragam gerakan biasanya terdiri dari 8

ketukan/gerakan dan kelipatannya.

Setiap ragam gerak memiliki makna

tersendiri yang tidak dapat

disamakan artinya dengan ragam

gerak lainnya. Hal ini dikarenakan

setiap ragam gerak memiliki ciri

khas yaitu selalu dilandasi dengan

Page 4: Pemaknaan Ragam Gerak Tarian Tambourine Dalam Buku Magrate Yap di GBI Diaspora dan GSJA Maranatha

ayat-ayat Kitab Suci tersendiri yang

berbeda antara satu ragam gerak

dengan lainnya. Dalam buku

Magrate Yap, ada beberapa ragam

gerak yang memiliki 1 atau lebih

kunci diagram namun ada pula

beberapa ragam gerakan yang tidak

mengandung kunci diagram. Peneliti

memfokuskan pada ragam gerak

tambourine yang mengandung kunci

diagram karena penulis ingin melihat

kesinambungan makna antara ayat-

ayat Kitab Suci yang melandasi

ragam gerak dengan kunci diagram

yang terkandung didalam ragam

gerakan tersebut.

Pada penelitian ini peneliti

akan meneliti tarian tambourine yang

dibukukan oleh Magrate Yap. Buku

ini pertama kali terbit pada tahun

1992 dan telah beredar ke berbagai

negara, Indonesia adalah salah

satunya (Yap 1992: i).

Pemaknaan ragam gerak

tarian tambourine yang terdapat

dalam buku Magrate Yap pada GBI

diaspora dan GSJA Maranatha

membuat penulis tertarik untuk

mengangkat hal ini menjadi sebuah

skripsi. Hal tersebut menjadi

inspirasi bagi penulis untuk meneliti

dan mengkaji lebih dalam mengenai

makna yang terkandung dalam ragam

gerak tarian tambourine pada buku

Magrate Yap.

1.2. Rumusan masalah

“Bagaimana pemaknaan ragam

gerak tarian tambourine dalam buku

Magrate Yap di GBI Diaspora dan

GSJA Maranatha?”

1.3. Tujuan penelitian

Untuk mengetahui pemaknaan ragam

gerak tarian tambourine dalam buku

Magrate Yap di GBI Diaspora dan

GSJA Maranatha

1.4. Manfaat penelitian

1.4.1. Manfaat teoritis

Diharapkan untuk dapat

mengembangkan ilmu pengetahuan

di bidang komunikasi khususnya

tentang penerapan studi semiotik

terhadap simbol-simbol dalam

sebuah tarian

2Malaikat pemuji yang akhirnya dibuang ke dunia akibat kesombongannya yang ingin menyamai Tuhan

Page 5: Pemaknaan Ragam Gerak Tarian Tambourine Dalam Buku Magrate Yap di GBI Diaspora dan GSJA Maranatha

1.4.2. Manfaat praktis

Sebagai tambahan referensi bagi para

peneliti semiotik dalam sebuah

tarian. Penelitian ini juga dapat

bermanfaat untuk menambah

wawasan masyarakat mengenai

makna tarian tambourine dalam

rangkaian ibadah umat kristen.

2.1 Istilah-Istilah Tambourine

Istilah

Tambourine

Pengertian

Perikope Konteks dari sebuah pokok bahasan

Dalam satu perikope bisa terdapat beberapa ayat

Gerakan Bagian dari sebuah ragam gerak.

Ditandai dengan hitungan / ketukan

Ragam Gerak Dalam 1 ragam gerak biasanya terdiri dari 8

ketukan/gerakan dan kelipatannya.

Setiap ragam gerak memiliki nama dan ayat masing-masing

yang tidak sama antara satu dengan lainnya.

Kunci Diagram Gerakan kunci dari sebuah ragam gerak.

Ibadah raya Ibadah raya adalah serangkaian kegiatan ritual Kristiani

menurut liturgi tertentu. Kegiatan Ibadah biasanya ditandai

dengan beberapa aktivitas rohani seperti doa, penyembahan

dan puji-pujian, pemaparan firman tuhan, persembahan syukur,

doa syafaat, dan doa pemberkatan. Kenoly&Bernal (1997:25)

Dalam sebuah ibadah biasanya terdapat 4-6 lagu.

Lagu Dalam sebuah lagu biasanya terdapat 4-7 ragam gerak.

Page 6: Pemaknaan Ragam Gerak Tarian Tambourine Dalam Buku Magrate Yap di GBI Diaspora dan GSJA Maranatha

3.1. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan

jenis penelitian kualitatif dan obyek

yang diteliti adalah suatu medium

penyampaian pesan sehingga

memerlukan penggalian data secara

deskriptif untuk memaparkan makna

yang terdapat pada ragam gerak

tarian tambourine dalam puji-pujian

umat kristen.

Penelitian ini menggunakan

metode semiotika. Semiotika adalah

suatu metode analisis untuk mengkaji

tanda. Tanda-tanda adalah perangkat

yang kita pakai dalam upaya

berusaha mencari jalan di dunia ini

(Sobur, 2006 : 15). Semiotika pada

dasarnya hendak mempelajari

bagaimana kemanusiaan (humanity)

memaknai hal-hal (things).

Memaknai berarti bahwa obek-obyek

tidak hanya membawa informasi,

tetapi juga mengkonstitusi sistem

terstruktur dari tanda (Barthes,

1993:179; Sobur, 2006:15).

Pada penelitian ini peneliti

menggunakan metode semiotika

milik Charles Sanders Pierce, yang

menggunakan model segitiga untuk

menganalisis makna, yaitu tanda,

obyek, interpretant. Metode ini

mengupas persoalan bagaimana

makna muncul dari sebuah tanda

ketika tanda itu digunakan orang

pada waktu berkomunikasi. (Noth,

1990:42).

3.2. Lokasi dan Waktu

Penelitian

Peneliti melakukan penelitian

di GBI Diaspora Sejahtera yang

beralamatkan di jl. Gajahmada 18

malang dan GSJA Maranatha yang

beralamatkan di jl. A.R. Hakim 16

Malang.Penelitian ini dilakukan di

gereja ini karena pada gereja ini para

penari tambourine menggunakan

buku panduan Magrate Yap.

Penelitian ini akan dilaksanakan

selama satu bulan yaitu pada bulan

Maret tanggal 1 -31 Maret.

3.3. Fokus Penelitian

Fokus penelitian ini adalah

ragam gerakan Tarian Tambourine

pada kedua gereja yang mengandung

kunci diagram memuji baik di buku 1

dan buku 2 Magrate Yap.

Page 7: Pemaknaan Ragam Gerak Tarian Tambourine Dalam Buku Magrate Yap di GBI Diaspora dan GSJA Maranatha

3.4. Unit Analisis

Unit analisis dalam

penelitian ini adalah:

ayat Kitab Suci yang melandasi

ragam gerak, kunci diagram yang

terkandung dalam ragam gerak,

gerakan tangan, gerakan kaki, posisi

badan dalam tarian tersebut

3.5. Sumber Data

Penelitian ini menggunakan

dua sumber data, yaitu:

Data primer yang digunakan

adalah observasi secara langsung

oleh peneliti, namun untuk

memudahkan penganalisisan, peneliti

mendokumentasikan ragam gerak

tarian tambourine tersebut dalam

bentuk foto sebagai bukti untuk

mempermudah dokumentasi cetak.

Data sekuder diambil dari

pemakaian pustaka-pustaka acuan

guna melengkapi data yang

berhubungan dengan penelitian.

3.6. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data ini akan

diperoleh melalui observasi peneliti

secara langsung di kedua gereja

tersebut dan mendokumentasikannya

dalam bentuk foto menurut potongan

hitungan dalam ragam gerak tarian

tambourine. Tanda-tanda yang

penulis lihat disini antara lain ayat-

ayat yang melandasi ragam gerak,

kunci diagram yang terkandung,

gerak tangan, gerak kaki, dan posisi

badan. Disini penulis adalah

instrumen utama penelitian.

Foto yang peneliti ambil

diperagakan oleh model demi

kepentingan untuk membantu

penulisan hasil penelitian dan bukan

termasuk ke dalam unit analisis data.

Peneliti menjabarkan teknik

pengumpulan data yang akan peneliti

gunakan dalam bentuk tabel:

Raga

m

Gerak

Ayat Deskrip

si

gerakan

tangan

Deskrip

si

gerakan

kaki

Posi

si

bada

n

3.7. Teknik Analisis Data

Penelitian ini menggunakan

teknik analisis data semiotika milik

Charles Sanders Pierce. Pemilihan

metode ini dimaksudkan untuk

mengetahui makna yang terkandung

Page 8: Pemaknaan Ragam Gerak Tarian Tambourine Dalam Buku Magrate Yap di GBI Diaspora dan GSJA Maranatha

dalam tari-tarian tambourine pada

konteks puji-pujian umat kristen.

Alat analisis yang

digunakan dalam penelitian ini

adalah triangle of meaning yang

dikemukakan oleh C. S. Pierce.

Langkah-langkah yang diambil

dalam melakukan analisis adalah

sebagai berikut:

1) Menerjemahkan data teks

(gambar) ke dalam suatu

deskripsi untuk membangun

kesamaan persepsi mengenai

data tersebut.

2) Selanjutnya peneliti

melakukan analisis terhadap

data

3) Hasil analisis kemudian

didialogkan dengan data hasil

wawancara, dan data-data

lainnya untuk mendapatkan

hasil interpretasi yang lebih

mendalam (intersubjectivity

analysis). Untuk

menganalisis makna yang

terdapat pada tarian

tambourine dalam puji-pujian

umat Kristen, maka

penerapan Triangle of

Meaning Theory milik Pierce.

4. Hasil Penelitian

Pada penelitian ini penulis

akan meneliti 5 ragam gerakan dalam

buku Magrate Yap yang

mengandung kunci diagram memuji

di GBI Diaspora dan GSJA

Maranatha. 5 ragam gerak tersebut

adalah :

1. Celebration

2. Hossana

3. Banner

4. Lamp

5. Awesome God

4.1. ragam gerak tarian

tambourine Celebration:

Ayat dalam ragam gerak ini

berada dalam perikope atau konteks

dimana Tuhan sedang berfirman

kepada Musa mengenai peraturan-

peraturan hari-hari raya yang harus

dipelihara oleh bangsa Israel.

Menurut Pfeiffer & Harrison

(2004:298), kitab Imamat berada

dalam konteks aturan-aturan bagi

bangsa Israel saat berada di padang

gurun. Pada saat itu Nabi Musa

menuntun bangsa Israel untuk keluar

dari Mesir dan hidup di Tanah

Kanaan.

Pada hitungan 1-4, gerakan

tangan swifel tambourine dari atas ke

Page 9: Pemaknaan Ragam Gerak Tarian Tambourine Dalam Buku Magrate Yap di GBI Diaspora dan GSJA Maranatha

bawah dan diakhiri dengan double

tab 3x. Gerakan swifel rebana dari

atas ke bawah ini seperti sebuah

aliran air dari atas ke bawah. Jika

kita lihat pada konteks ayat nya, awal

dari konteks ayat ragam gerakan ini

adalah saat dimana Tuhan

menurunkan Firman kepada Nabi

Musa. Gerakan hitungan 1-4 ini juga

merupakan gerakan awal dari ragam

gerak ini yang dapat peneliti

korelasikan dengan awal dari konteks

ayat tersebut yaitu saat dari

penurunan Firman kepada Nabi

Musa. Gerakan swifel dari atas

kebawah ini menunjukan saat dimana

Tuhan menurunkan firman-Nya

kepada Musa dan dari gerakan swifel

dari atas ke bawah tersebut dapat kita

lihat sebagai peletakan posisi atau

kedudukan. Sehingga pada saat

gerakan 1-4 ini memperlihatkan

bagaimana Tuhan berada dalam

posisi penguasa dan bangsa Israel

berada dalam posisi yang dikuasai.

Pada hitungan 1-4 tersebut

posisi badan yang tegak lurus

menghadap diagonal kanan dengan

posisi kaki yang tegak dan kaku

mengikuti arah badan. Pada budaya

Indonesia, posisi kanan selalu

dianggap sebagai posisi yang baik,

contoh: memberi dengan tangan

kanan, jika memberi dengan tangan

kiri akan dianggap tidak sopan.

Demikian pula dengan posisi badan

yang menghadap kanan dianggap

sebagai sesuatu yang baik. Pada

hitungan 5-8, gerakan tangan zip

(tangan kiri menepuk rebana dengan

jempol) di kiri atas dan kiri bawah.

Gerakan zip merupakan sebuah

gerakan kaku dan tegas yang dalam

perikope ayat ini dapat diartikan

sebagai suatu keharusan bagi bangsa

Israel untuk menaati peraturan-

peraturan tersebut. Gerakan zip

terkesan keras dan tegas karena ibu

jari memiliki tekanan paling besar

sehingga terlihat seperti sebuah

paksaan. Gerakan zip ini dapat

diartikan sebagai proses dimana

Tuhan sedang menekan bangsa Israel

untuk menaati perintah Tuhan.

Pada hitungan 9-12, gerakan

ini kembali mengulang gerakan

hitungan 1-4 dengan pola dan

maksud yang sama yaitu penurunan

Firman Tuhan kepada Musa.

Menurut Deddy Mulyana (2005:343)

pengulangan dalam berkomunikasi

merupakan bagian dari parabahasa.

Page 10: Pemaknaan Ragam Gerak Tarian Tambourine Dalam Buku Magrate Yap di GBI Diaspora dan GSJA Maranatha

Parabahasa berkaitan erat dengan

komunikasi nonverbal, yang

menunjukkan kepada kita bagaimana

perasaan pembicara terhadap

pesannya (percaya diri, gugup, atau

menunjukkan aspek-aspek emosional

lainnya). Dalam parabahasa

pengulangan biasanya terjadi ketika

seseorang ingin menekankan suatu

hal yang penting. Demikian pula

dengan pengulangan hitungan 9-12

dalam ragam gerak ini, dapat kita

asumsikan bahwa proses penurunan

pesan Tuhan ke Musa merupakan

suatu hal yang penting.

Hitungan ke 13, gerakan

tangan memukul rebana dengan

gerakan seperti dihentakkan lalu

dilanjutkan dalam hitungan ke 14-15

menarik tangan membuka Mudan

menutup kembali hingga pada

hitungan ke 16 tangan dibuka

kembali dalam posisi memuji sambil

shake rebana. Pada hitungan ke 13

saat rebana dipukul sambil

dihentakkan sambil menghadap ke

arah jemaat. Menurut Mulyana dan

Rahmat (2001:236), pada beberapa

kebudayaan ketika kita

berkomunikasi dengan seseorang

maka kita harus menghadap dan

memandangnya sebagai tanda kita

memberi perhatian kepada

pembicaraan tersebut. Demikian pula

dengan gerakan hitungan ke 13 ini

yang menghadap ke arah jemaat

dengan maksud bahwa penyampaian

pesan tersebut diperuntukkan bagi

para jemaat.

Hitungan ke 14-16 yang

membentuk lingkaran tak terputus

dan diakhiri dengan membuka tangan

keatas dengan posisi memuji.

Lingkaran yang dibentuk dalam

hitungan ini dapat diartikan sebagai

sebuah siklus waktu. Peneliti

menginterpretasikan hal tersebut

sebagai siklus waktu karena peneliti

melihat kemiripan bentuk lingkaran

tersebut seperti bentuk sebuah roda.

Dalam beberapa kebudayaan

menganggap roda seperti sebuah

siklus waktu yang terus berputar,

sehingga dalam hal ini roda dapat

kita artikan sebagai penunjuk waktu

dalam melaksanakan perintah Tuhan.

Dengan demikian gerakan tersebut

dapat kita maknai bahwa pada saat

kita memelihara hari-hari raya yang

diperintahkan dalam Firman Tuhan,

kita harus melakukannya dalam

sebuah siklus waktu yang continue

Page 11: Pemaknaan Ragam Gerak Tarian Tambourine Dalam Buku Magrate Yap di GBI Diaspora dan GSJA Maranatha

atau berkelanjutan. Pada akhir

hitungan ke 16 diakhiri dengan shake

rebana panjang sehingga terdengar

seperti sebuah keramaian. Gerakan

tersebut juga disertai dengan posisi

kunci diagram memuji sehingga

dapat peneliti asumsikan keramaian

dalam memuji tersebut sebagai

sebuah bentuk cara Bangsa Israel

memuji Tuhan dalam melaksanakan

perintah Tuhan.

4.2. ragam gerak tarian

tambourine Hosanna:

Ayat dalam ragam gerak ini

berada dalam sebuah perikope atau

konteks dimana Yesus dan murid-

muridNya sedang datang ke kota

Yerusalem dengan menunggangi

keledai dan Yesus dielu-elukan oleh

penduduk Yerusalem dari berbagai

arah.

Menurut Pfeiffer & Harrison

(2001:183), masuknya Tuhan Yesus

ke Yerusalem ini jangan dilihat

sebagai kedatangan seorang raja

dalam kemuliaan, tetapi sebagai

gambaran seorang Juruselamat yang

sebentar lagi akan menderita.

Pada hitungan 1-4, gerakan

tangan melambai-lambai seperti

membentuk angka 8 dan menghadap

ke sebelah kiri dengan posisi kaki

sedikit tertekuk. Pelambaian tangan

tersebut menggambarkan gerakan

memuja karena pada ayat tersebut

digambarkan bahwa orang-orang di

kota Yerusalem membawa palem dan

memuji-muji TuhanYesus. Mulyana

(2005:316) menyatakan bahwa posisi

membungkuk dapat dikatakan

sebagai bahasa nonverbal yang

menyatakan rasa hormat dan

tatakrama saat bertemu dengan

atasan mereka. Posisi kaki yang

sedikit menekuk serta posisi badan

yang agak membungkuk

menunjukkan rasa hormat dalam

pemujaan terhadap Tuhan Yesus

yang dianggap sebagai atasan

mereka.

Pada hitungan 5-8, gerakan

tangan dan kaki sama dan persis

dengan gerakan hitungan 1-4.

Perbedaannya hanyalah pada posisi

badan, pada hitungan 1-4 gerakan

menghadap kearah kiri sedangkan

pada hitungan 5-8 badan menghadap

kearah kanan. Perbedaan posisi

badan yang disertai dengan

pengulangan gerakan tangan dan

kaki pada gerakan ini dapat kita

artikan sebagai posisi orang-orang

Page 12: Pemaknaan Ragam Gerak Tarian Tambourine Dalam Buku Magrate Yap di GBI Diaspora dan GSJA Maranatha

Yerusalem yang memuji-muji Tuhan

Yesus dari arah kiri dan kanan.

Pada hitungan 9-12, terjadi

pengulangan gerakan yang sama

seperti pada hitungan 1-4 dan 5-8.

Pengulangan tersebut terjadi namun

dengan posisi badan yang berbeda.

Pada hitungan 9-12, posisi badan

menghadap arah depan sehingga

pada hitungan ini dapat diartikan

bahwa orang-orang Yerusalem yang

memuji-muji Tuhan juga ada di sisi

depan.

Jika kita lihat, pada hitungan

1-12 merupakan gerakan serupa yang

diulangi 3 kali. Hal ini juga dapat

kita kaitkan dengan keberadaan

Tuhan yang Tritunggal yaitu, Allah

Bapa, Putra, dan Roh Kudus (Matius

28:19: "Karena itu pergilah,

jadikanlah semua bangsa murid-Ku

dan baptislah mereka dalam nama

Bapa dan Anak dan Roh Kudus") .

Dengan demikian pemujaan tersebut

juga dapat kita artikan sebagai

gambaran Allah Tritunggal. Dalam

konteks ini keberadaan Allah

Tritunggal menunjukkan keberadaan

Yesus yang sekalipun yang tampak

hanya satu orang namun Ia adalah

Allah Tritunggal.

Pada hitungan 13-16, gerakan

tangan membentuk posisi kunci

diagram memuji dan berputar kearah

kanan. Gerakan ini dapat kita artikan

sebagai gerakan memuji Tuhan

dalam segala arah atau dimanapun

kita berada. Arti ini sesuai dengan

ayat ragam gerak ini di kitab Markus

dimana penduduk Yerusalem yang

datang mengelilingi Yesus dan

memuji-mujiNYA dari berbagai

arah. Dengan kata lain ragam gerak

ini menjelaskan bahwa ketika kita

memuji Tuhan yang sekalipun

tampak seperti satu namun kita

sebenarnya sedang memuji tiga

pribadi yaitu Allah Tritunggal.

Ragam gerak ini juga menjelaskan

bahwa dalam memuji Tuhan, arah

bukan merupakan sesuatu yang

penting dan kita dapat memuji Tuhan

di arah manapun kita sedang berada.

4.3. ragam gerak tarian

tambourine Panji:

Ayat dalam ragam gerak ini

berada dalam perikope dimana

bangsa Israel berdoa memohon

kemenangan bagi Raja Daud yang

akan berangkat berperang melawan

bangsa lain.

Page 13: Pemaknaan Ragam Gerak Tarian Tambourine Dalam Buku Magrate Yap di GBI Diaspora dan GSJA Maranatha

Gerakan hitungan 1-4,

gerakan tangan double tab

meruncing kearah depan seperti

membentuk sudut/menusuk ke

depan. Gerakan yang menyudut dan

menusuk ke depan dalam tarian panji

ini dapat diartikan sebagai sesuatu

yang tajam atau runcing seperti

ujung dari senjata. Dalam Kitab Suci

tercatat bahwa peperangan ini terjadi

jauh sebelum Masehi dan tentunya

pada saat itu senjata yang ada masih

berupa tombak. Jika kita kaitkan

dengan ayat pada ragam gerak ini,

maka gerakan tersebut dapat kita

kaitkan pada ujung senjata yang

runcing yang akan dipakai untuk

berperang oleh Raja Daud. Sebuah

gerak yang maju kedepan seperti

menusuk juga dapat kita asumsikan

sebagai gerak agresif seseorang. Hal

ini didukung dengan contoh dari

Mulyana & Rahmat (2001:236),

ketika seseorang maju depan dengan

gerakan seperti menusuk akan

dianggap sebagai suatu gerak

pendekatan yang ganjil dan agresif.

Gerakan hitungan 5-8,

gerakan tangan melambai-lambai di

depan hingga pada akhirnya

membentuk posisi memuji. Gerakan

kaki step walk change dengan

ketukan cepat sehingga terlihat

seperti melompat-lompat ke kanan

dan ke kiri . gerakan tersebut dapat

diartikan sebagai sorak-sorai

pelambaian panji sambil melompat-

lompat atau dapat kita artikan secara

bersemangat oleh bangsa Israel yang

akan berangkat berperang sambil

memuji (pada hitungan ke-8 tangan

membentuk kunci diagram memuji)

nama Tuhan.

Gerakan hitungan 9-12,

double tab pada ujung kiri atas dan

pada ujung kanan bawah seperti

posisi garis lurus yang diagonal.

Gerakan ini dapat diibaratkan

sebagai posisi senjata panjang yang

dibawa para pahlawan dengan posisi

diagonal yaitu tangan kiri memegang

ujung senjata di atas dan tangan

kanan memegang ujung lainnya di

bawah. Seperti tombak yang dibawa

berbaris oleh para pejuang yang akan

siap berperang melawan musuh-

musuhnya. Posisi membawa senjata

dengan posisi siap seperti ini dapat

kita gambarkan sebagai keadaan dan

kesiapan dari prajurit Bangsa Israel

yang sedang berbaris dalam medan

perang. Dengan demikian dari

Page 14: Pemaknaan Ragam Gerak Tarian Tambourine Dalam Buku Magrate Yap di GBI Diaspora dan GSJA Maranatha

gerakan diagonal diatas

menunjukkan bagaimana bentuk

kesiapan dari Bangsa Israel dalam

menghadapi sebuah peperangan.

Gerakan hitungan 13-16, zip

memutar kearah kiri dengan

perhentian 4 arah kiri, belakang,

kanan, dan depan. Gerakan zip

seperti dalam ragam gerak

Cellebration dapat kita artikan

sebagai kekuatan atau kekuasaan

yang memaksa atau menekan. Dalam

konteks ini dapat kita artikan sebagai

kekuatan atau kekuasaan yang

memaksa atau menekan bangsa-

bangsa lain di empat arah untuk

takluk kepada Israel dalam

peperangan ini.

Gerakan kaki yang step walk

change mulai dari awal gerakan

hingga akhir dapat diartikan sebagai

loncatan-loncatan semangat bangsa

Israel yang bersemangat dalam

peperangan ini. Peneliti

menginterpretasikan sebagai bentuk

semangat dari Bangsa Israel karena

gerakan kaki ini melompat ke kanan

dan ke kiri dengan tempo yang cepat

dan terus berulang. Lompatan

dengan tempo cepat dan berulang

sering kali kita lihat pada para

suporter dalam sebuah pertandingan

untuk memberikan semangat. Dan

dalam konteks sebuah peperangan

lompatan-lompatan tersebut dapat

peneliti asumsikan sebagai gambaran

semangat dari prajurit Bangsa Israel.

Ragam gerak Panji ini mengisahkan

mengenai peperangan bangsa Israel,

namun dalam kehidupan saat ini

peperangan yang dimaksud bukanlah

peperangan melawan manusia namun

peperangan melawan roh jahat. Hal

tersebut dijelaskan dalam kitab

Efesus 6: 12, “Karena perjuangan

kita bukanlah melawan darah dan

daging, tetapi melawan pemerintah-

pemerintah, melawan penguasa-

penguasa, melawan penghulu-

penghulu dunia yang gelap ini,

melawan roh-roh jahat di udara.”

4.4. ragam gerak tarian

tambourine Lamp:

Ayat dalam ragam gerak ini

berada dalam perikope dimana Raja

Daud bersyukur karena Tuhan telah

menjadi pelitanya dan

melepaskannya dari cengkraman

musuh-musuhnya. Menurut Pfeiffer

& Harrison (2004:739), kitab Samuel

Page 15: Pemaknaan Ragam Gerak Tarian Tambourine Dalam Buku Magrate Yap di GBI Diaspora dan GSJA Maranatha

menjelaskan tentang kehidupan Nabi

Samuel yang diutus Tuhan untuk

membantu dan mendampingi Raja

Daud dalam memerintah bangsa

Israel.

Menurut Pdt. Sem Suyitno

(dalam wawancara dengan penulis

tanggal 10 Juli 2012), pelita dalam

hal ini tidak hanya berarti lampu,

namun dapat berarti cahaya yang

menerangi hati manusia. Pelita juga

dapat berarti penerangan untuk

menemukan jalan keluar dari

masalah-masalah yang ada. Di Israel

seorang raja harus didampingi oleh

seorang nabi Tuhan hal ini

dikarenakan hanya seorang nabi yang

dapat berbicara dan mendengarkan

suara Tuhan. Jadi Tuhan selalu

memberikan firman-Nya melalui

nabi. Pada jaman Raja Daud, Samuel

diutus untuk menjadi seorang nabi

yang menyampaikan firman Tuhan

kepada Raja Daud. Firman Tuhan

dapat berupa perintah, jalan keluar

(pelita), atau kejadian-kejadian yang

akan terjadi.

Hitungan 1, tangan kiri maju

kearah diagonal kiri depan. Posisi

tangan yang seperti ini digambarkan

sebagai posisi meminta kepada

Tuhan. Yang jika dilihat korelasinya

dengan ayat yang ada dapat

digambarkan sebagai meminta jalan

keluar atau jalan keselamatan dari

musuh-musuh yang mengancam.

Posisi tangan yang maju kedepan

juga dapat berarti menunjuk atau

mengarahkan. Contohnya: jika kita

ingin menunjukkan sesuatu kita akan

mengarahkan tangan kita pada benda

atau arah yang ingin kita tunjukkan.

Posisi tangan yang menghadap ke

atas membantu kita untuk melihat

bahwa pengarahan tersebut

mengarah menghadap Tuhan.

Dengan kata lain gerakan ini ingin

menunjukkan posisi Tuhan yang

berada di atas atau sebagai atasan

kita. Sama seperti pada ragam gerak

Celebration yang menunjukan

kekuasaan yang berada di atas kita.

Hitungan 2-4, tangan kanan

mengayun melewati tangan kiri

kemudian kedua tangan itu dibawa

kearah diagonal kanan dan kedua

tangan tersebut diayunkan ke depan

badan seperti gerakan menutupi

badan. Gerakan hitungan 2-3 dapat

diartikan telah memperoleh suatu

Page 16: Pemaknaan Ragam Gerak Tarian Tambourine Dalam Buku Magrate Yap di GBI Diaspora dan GSJA Maranatha

pengertian atau yang dalam ragam

gerak ini diibaratkan sebagai pelita

yang kemudian dibawa mendekat

pada diri sendiri. Pada hitungan 4,

gerakan menutupi diri tersebut dapat

diartikan bahwa pelita atau

pengertian yang dibawa tadi di

selimutkan menutupi diri sendiri agar

memperoleh jalan keluar dan

dilepaskan dari musuh-musuh.

Hitungan 5-8 dan 9-12,

mengulang gerakan hitungan 1-4.

Pengulangan biasanya terjadi ketika

sesorang sedang menekankan sesuatu

yang penting atau kejadian yang

berulang. Menurut Deddy Mulyana

(2005:343) pengulangan dalam

berkomunikasi merupakan bagian

dari parabahasa. Dengan demikian

pengulangan gerakan dalam ragam

gerak ini dapat kita artikan sebagai

permintaan atau pertolongan Tuhan

yang sangat penting dan tidak hanya

sekali namun berkali-kali.

Pengulangan gerakan hingga 3 kali

juga dapat kita gambarkan seperti

ragam gerak Hossana yang

menunjukkan keberadaan Allah

Tritunggal. Dengan demikian

pengulangan 3 kali dari ragam gerak

ini dapat digambarkan sebagai Raja

daud yang meminta pelita kepada

Allah Tritunggal.

Hitungan 13-16, gerakan melambai-

lambai membentuk 2 lingkaran

seperti angka 8 dan diakhiri dengan

posisi memuji. Gerakan ini mirip

dengan gerakan Hossana karena

gerakan ini membentuk lingkaran-

lingkaran. Dalam ragam gerak

Hossana gerakan ini diartikan

sebagai penghormatan kepada Tuhan

Yesus yang saat itu datang ke kota

Yerusalem. Dalam ragam gerak

Lamp ini gerakan tersebut juga dapat

diartikan sebagai bentuk

penghormatan dan memuji kepada

Tuhan yang telah memberi pelita

atau jalan keluar bagi Raja Daud

yang disampaikan melalui Nabi

Samuel. Pada masa itu seorang

bangsa Israel akan meminta

pertolongan Tuhan lewat nabi. Pada

masa ini nabi dapat kita gambarkan

sebagai pendeta.

4.5. ragam gerak tarian

tambourine Awesome God:

Ayat dalam ragam gerak ini

berada dalam perikope atau konteks

Page 17: Pemaknaan Ragam Gerak Tarian Tambourine Dalam Buku Magrate Yap di GBI Diaspora dan GSJA Maranatha

puji-pujian kepada Tuhan dalam

kitab Mazmur. Ayat ini berusaha

menunjukkan kebesaran dan

kekuasaan dari Tuhan. Menurut

Magrate Yap (1994:26), ragam gerak

Awesome God dimaksudkan untuk

mengekspresikan penghormatan dan

pemujaan terhadap Tuhan atas segala

ciptaan-Nya.

Gerakan pada hitungan 1-4,

kedua tangan swivel mengayun ke

diagonal kanan menuju ke diagonal

kiri kemudian ke diagonal kanan

lagi. Gerakan yang mengayun dari

arah kanan ke kiri kemudian ke

kanan lagi ini dapat kita analogikan

dengan matahari yang terbit dari

timur(kanan) menuju ke barat(kiri)

dan keesokan harinya terbit di timur

lagi. Peneliti menganalogikan dengan

terbitnya matahari karena pada ayat

sebelumnya yaitu Markus 33: 6,

dijelaskan bahwa pada saat itu Daud

sedang mengagumi keadaan langit

serta benda-benda yang ada di langit.

Arah berputarnya matahari

ini juga dapat kita artikan sebagai

suatu siklus waktu yang

berkelanjutan. Kesan ramai yang di

dapat dari swivel dapat kita artikan

sebagai keramaian dalam perayaan-

perayaan. Demikian juga dalam

hitungan ini keramaian ini dapat kita

artikan sebagai sorak-sorai pujian

jemaat atas kebesaran Tuhan.

Memuji Tuhan memang tidak harus

dengan sorak-sorai namun peneliti

menganalogikan sorak-sorai sebagai

bentuk pujian karena pada Mazmur

33: 1, dituliskan Bersorak-sorailah

dalam sebuah konteks puji-pujian

kepada Tuhan.

Gerakan pada hitungan 5-6,

berlutut dengan posisi badan sedikit

menunduk. Menurut Samsoeri

Effendi (1982:42), posisi dalam

hitungan 5-6 ini merupakan posisi

menjongkok dalam tata karma etika

pergaulan. Posisi jongkok dengan

sedikit menunduk ini juga

menunjukkan arti posisi kita yang

sebagai bawahan tunduk pada saat

akan menghadap Tuhan sebagai

atasan kita. Gerakan hitungan 7-8,

mengangkat kedua tangan hingga

posisi memuji dengan posisi kepala

terangkat perlahan dapat diartikan

sebagai pemujaan dan kekaguman

terhadap Tuhan. Gerakan

mengangkat tangan hingga posisi

Page 18: Pemaknaan Ragam Gerak Tarian Tambourine Dalam Buku Magrate Yap di GBI Diaspora dan GSJA Maranatha

memuji ini juga dapat kita lihat

sebagai penunjukkan posisi Tuhan

ada di “atas” atau lebih berkuasa dari

kita.

Gerakan hitungan 9-12,

kedua tangan pada posisi memuji dan

badan berputar kearah kanan sambil

di shake panjang. Gerakan shake dan

berputar ini menunjukkan keadaan

sedang memuji kebesaran dan

keagungan Tuhan ke seluruh bumi.

Gerakan shake ini juga

menggambarkan bentuk keramaian

perayaan dalam memuji Tuhan.

Gerakan hitungan 13-16, mengulangi

gerakan 1-4. Menurut Deddy

Mulyana (2005:343) pengulangan

dalam berkomunikasi merupakan

bagian dari parabahasa. Dalam

parabahasa pengulangan biasanya

terjadi ketika seseorang ingin

menekankan suatu hal yang penting.

Demikian pula dengan pengulangan

hitungan dalam ragam gerak ini,

dapat kita asumsikan bahwa siklus

waktu dalam memuji Tuhan

merupakan sesuatu esensi yang

sangat penting. Dari

penginterpretasian peneliti diatas,

maka dapat disimpulkan bahwa

ragam gerak Awesome God ini

memiliki arti pemujaan kepada

Tuhan yang berkuasa sebagai

“Atasan” kita secara terus menerus

dan tidak berhenti seperti matahari

terbit hingga terbenamnya.

5. Kesimpulan

Dari hasil penelitian diatas

peneliti dapat menyimpulkan bahwa

ragam gerak tambourine dalam buku

Margareth Yap di GBI Diaspora dan

GSJA Maranatha berusaha

menggambarkan situasi dan konteks

ayat yang terkandung dalam ragam

gerak tersebut. Hal-hal yang

berusaha digambarkan adalah:

1. Pada Ragam gerak

Celebration didapatkan makna

bahwa Tuhan adalah atasan/penguasa

kita yang berhak untuk memerintah

kita. Sebagai umat Tuhan kita wajib

untuk mematuhi segala perintahNya

yaitu untuk memelihara hari-hari

raya yang ada sampai selamanya.

Cara memelihara hari raya tersebut

adalah dengan memuji Tuhan dengan

bersorak-sorai. Ragam gerak ini juga

memberikan pesan bahwa proses

penurunan Firman atau perintah

Page 19: Pemaknaan Ragam Gerak Tarian Tambourine Dalam Buku Magrate Yap di GBI Diaspora dan GSJA Maranatha

kepada Nabi Musa adalah suatu

peristiwa yang penting.

2. Dalam Ragam gerak Hossana

Tuhan adalah Allah Tritunggal yaitu

Allah Bapa, Allah Putra, dan Allah

Roh Kudus yang harus kita sambut

kedatanganNya dengan pujian dan

penghormatan.

3. Ragam gerak Panji memiliki

makna mengenai sikap kita dalam

menghadapi peperangan. Dalam

menghadapi peperangan kita harus

memiliki sifat yang agresif dan

bersemangat. Peperangan yang

dimaksud dalam ragam gerak ini

adalah peperangan melawan roh

jahat.

4. Ragam gerak Lamp memiliki

makna bahwa kita dapat meminta

pertolongan kepada Tuhan saat kita

berada dalam kesulitan. Tuhan

sebagai Allah Tritunggal yang jauh

lebih berkuasa dan lebih hebat dari

kita.

5. Ragam gerak Awesome God

memiliki pesan bahwa kita harus

memuji kebesaran Tuhan yang telah

menciptakan benda-benda langit

secara terus menerus. Kita dapat

memuji Tuhan dengan cara bersorak-

sorai.