pemaknaan perokok pasif terhadap gambar …

115
PEMAKNAAN PEROKOK PASIF TERHADAP GAMBAR PERINGATAN BAHAYA MEROKOK (Kajian Budaya Visual Terhadap Gambar Peringatan Bahaya Merokok Pada Kemasan Produk Rokok Di Indonesia) SKRIPSI Diajukan Kepada Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi “Almamater Wartawan Surabaya” Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Menyelesaikan Program Sarjana Ilmu Komunikasi Disusun Oleh : ENNY SURYANI NPM : 10.31.3633 KEKHUSUSAN : BROADCASTING SEKOLAH TINGGI ILMU KOMUNIKASI ALMAMATER WARTAWAN SURABAYA 2017

Upload: others

Post on 11-Nov-2021

15 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PEMAKNAAN PEROKOK PASIF TERHADAP GAMBAR …

PEMAKNAAN PEROKOK PASIF TERHADAP GAMBAR

PERINGATAN BAHAYA MEROKOK

(Kajian Budaya Visual Terhadap Gambar Peringatan Bahaya

Merokok Pada Kemasan Produk Rokok Di Indonesia)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi

“Almamater Wartawan Surabaya” Untuk Memenuhi Salah Satu

Persyaratan Dalam Menyelesaikan Program Sarjana Ilmu Komunikasi

Disusun Oleh :

ENNY SURYANI

NPM : 10.31.3633

KEKHUSUSAN : BROADCASTING

SEKOLAH TINGGI ILMU KOMUNIKASI

ALMAMATER WARTAWAN SURABAYA

2017

Page 2: PEMAKNAAN PEROKOK PASIF TERHADAP GAMBAR …

v

MOTTO

“Berangkat dengan keyakinan, berjalan dengan keikhlasan”

PERSEMBAHAN

Peneliti ingin menyampaikan terimakasih tulus dari hati yang terdalam kepada:

1. Allah SWT yang telah memberikan limpahan berkah dan nikmat-Nya tanpa

henti.

2. Bapak Islahkudin dan Ibu Hartini, orang tua saya yang begitu sabar menanti

selesainya pendidikan tingkat Strata saya. Bapak dan Ibu adalah alasan

terbesar saya untuk bisa menyelesaikan skripsi ini.

3. Ibu Suprihatin, S. Pd, M. Med, Kom, selaku dosen pembimbing yang sangat

amat sabar dalam membimbing dan memberikan banyak saran yang berguna

untuk penyelesaian skripsi ini.

4. Adik saya Erni Ismiani. Terimakasih atas fasilitas yang telah dipinjamkan

kepada saya selama proses penyelesaian skripsi ini.

5. Muhammad Ikhsan Dermawan, pria yang mempunyai impian dan tujuan

hidup bersama dengan saya. Dan darinya juga ada semangat untuk

menyelesaikan pendidikan tingkat Strata ini.

6. Sahabat saya Julia Ekawati, S. I. Kom, Diah Ayu Ekasari, Wahib

Muhayatullah, S. I. Kom, Vincentius Kevin K, Candra Bagus Ardiansyah, S.

I. Kom, Syska Liana, S. I. Kom, Hendriansyah S. I. Kom, yang tidak pernah

bosan memberikan semangat dan dukungan moral kepada saya.

Page 3: PEMAKNAAN PEROKOK PASIF TERHADAP GAMBAR …

vi

7. Keluarga besar Teater Lingkar dan Kumpulan Orang Penggemar Film Indie

(KOPI Production), yang sudah saya anggap sebagai keluarga kedua.

Terimakasih telah berbagi suka dan duka bersama saya, serta ilmu dan

pengalaman yang tak mungkin saya dapatkan di tempat lain.

8. Angkata 2010 Stikosa – AWS, terimakasih untuk kesetiakawanannya,

meskipun lulusnya tidak bersama namun komunikasi kita tetap terjaga dengan

baik.

9. Keluarga besar Stikosa – AWS, terutama para dosen pengajar yang telah

memberikan banyak ilmu kepada saya, kakak-kakak senior yang bersedia

berbagi pengalaman tentang banyak hal kepada saya, hingga para penjual di

kantin yang memenuhi kebutuhan logistik saya.

10. Dan semua pihak yang terlibat dalam pengerjaan penelitian ini, saya ucapkan

terimakasih tulus dari hati yang terdalam atas bantuan dan dukungannya.

Page 4: PEMAKNAAN PEROKOK PASIF TERHADAP GAMBAR …
Page 5: PEMAKNAAN PEROKOK PASIF TERHADAP GAMBAR …
Page 6: PEMAKNAAN PEROKOK PASIF TERHADAP GAMBAR …
Page 7: PEMAKNAAN PEROKOK PASIF TERHADAP GAMBAR …
Page 8: PEMAKNAAN PEROKOK PASIF TERHADAP GAMBAR …
Page 9: PEMAKNAAN PEROKOK PASIF TERHADAP GAMBAR …

viii

ABSTRAKSI

Interpretasi perokok pasif terhadap gambar visual bahaya merokok dalam

kemasan rokok di Indonesia. Interpretasi perokok pasif tidak lepas dari persepsi

khalayak. persepsi yang dihasilkan adalah mengenai persepsi masyarakat terhadap

gambar visual bahaya merokok dalam kemasan rokok. Permasalahan dalam

penelitian ini adalah bagaimana pemaknaan perokok pasif terhadap gambar

peringatan bahaya merokok?. Tujuan dari penelitian ini adalah memperkaya ilmu

kepada pembaca dan memberikan informasi kepada masyarakat luas tentang

bahaya merokok. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, yang dilakukan

dengan metode wawancara secara mendalam. Proses wawancara mendalam

dilakukan peneliti dengan beberapa informan atau khalayak disesuaikan dengan

kategori yang ditentukan yaitu khalayak yang termasuk perokok pasif. Kemudian

menganalisis hasil wawancara dengan menerapkan analisis persepsi dalam

pemaknaan pesan. Dan yang terakhir menglarifikasi posisi pemaknaan pesan.

Penelitian ini menggunakan tiga area penelitian yaitu, site of self, site of

production, site of audience. Kesimpulan dari penelitian ini meliputi, site of self

peneliti menemukan bahwa komunikasi visual pada gambar peringatan bahaya

merokok bertujuan untuk mengurangi jumlah perokok aktif. Site of production,

pembuatan gambar visual tergolong menyeramkan sebagai bentuk promosi

kesehatan dan edukasi bahaya merokok, sedangkan site of audience, secara

wawancara mendalam terhadap beberapa informan untuk menemukan pemaknaan

pesan dari gambar kemasan rokok. Posisi pemaknaan adalah negosiasi. Saran

secara akademik, dikembangkan lagi teori analisa persepsi dalam konsep

komunikasi visual, sedangkan secara paktis, persepsi yang dihasilkan informan

sebaiknya memberikan solusi dari permasalahan pada penelitian ini.

Keyword ; persepsi, khalayak, rokok, analisis persepsi, visual, posisi,

pemaknaan

Page 10: PEMAKNAAN PEROKOK PASIF TERHADAP GAMBAR …

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI ............................................... ii

PENGESAHAN TIM PENGUJI .................................................................. iii

PERNYATAAN ORISINALITAS ................................................................ iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................. v

KATAPENGANTAR ..................................................................................... vii

ABSTRAKSI ................................................................................................... viii

DAFTAR ISI ................................................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ....................................................................... 7

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................... 7

1.3.1 Tujuan Penelitian ............................................................... 7

1.3.2 Manfaat Penelitian ............................................................. 7

1.3.2.1 Manfaat Teoritis .................................................. 7

1.3.2.2 Manfaat Praktis ................................................... 8

1.4 Kajian Pustaka ............................................................................ 8

1.4.1 Komunikasi ....................................................................... 8

1.4.1.1 Komunikasi Visual .............................................. 10

1.4.2 Perokok ............................................................................. 13

1.4.3 Kajian Budaya Visual ........................................................ 15

Page 11: PEMAKNAAN PEROKOK PASIF TERHADAP GAMBAR …

x

1.4.3.1 Tiga Area Penelitian Visual ................................ 16

1.4.4 Analisis Resepsi Khalayak ................................................ 18

1.4.5 Khalayak ............................................................................ 20

1.4.6 Proses Encoding dan Decoding ......................................... 22

1.4.7 Gambar Bahaya Merokok dalam Kemasan Rokok ........... 23

1.4.7.1 Gambar ............................................................... 23

1.4.7.2 Bahaya Merokok dalam Kemasan Rokok ........... 26

1.4.8 Teori Perseptual ................................................................. 28

1.4.8.1 Persepsi................................................................ 28

1.4.8.2 Persepsi Selektif .................................................. 28

1.4.8.3 Persepsi Visual .................................................... 29

1.4.8.4 Dinamika Persepsi ............................................... 30

1.4.8.5 Tahap-tahap Persepsi........................................... 30

1.5 Kerangka Berpikir ....................................................................... 32

1.6 Metodologi Penelitian ................................................................. 33

1.6.1 Jenis Penelitian .................................................................. 33

1.6.2 Obyek Penelitian ............................................................... 34

1.6.3 Jenis dan Sumber Data ...................................................... 34

1.7 Unit Analisis ............................................................................. 35

1.8 Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 36

1.9 Teknik Analisis Data .................................................................. 36

Page 12: PEMAKNAAN PEROKOK PASIF TERHADAP GAMBAR …

xi

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN

2.1 Profil Perokok Pasif .................................................................... 38

2.1.1 Profil Informan Pertama .................................................... 38

2.1.2 Profil Informan Kedua ....................................................... 38

2.1.3 Profil Informan Ketiga ...................................................... 39

2.1.4 Profil Informan Keempat ................................................... 39

2.2 Gambar Peringatan Bahaya Merokok ......................................... 40

BAB III PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS DATA

3.1 Encoding – Decoding Peneliti (Site of Self) ............................... 46

3.2 Wilayah Produksi Rokok (Site of Production) ........................... 48

3.3 Area Penelitian Khalayak Visual (Site of Audience) ................. 50

3.4 Data Hasil Encoding Para Informan ........................................... 51

3.4.1 Data Hasil Encoding Informan Pertama ............................ 51

3.4.2 Data Hasil Encoding Informan Kedua .............................. 52

3.4.3 Data Hasil Encoding Informan Ketiga .............................. 54

3.4.4 Data Hasil Encoding Informan Keempat .......................... 55

3.5 Proses Decoding ......................................................................... 57

3.5.1 Data Decoding Informan Pertama ..................................... 57

3.5.2 Data Decoding Informan Kedua ........................................ 60

3.5.3 Data Decoding Informan Ketiga ....................................... 64

3.5.4 Data Decoding Informan Keempat .................................... 65

3.6 Pembahasan ............................................................................. 66

Page 13: PEMAKNAAN PEROKOK PASIF TERHADAP GAMBAR …

xii

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan ............................................................................. 71

4.2 Saran ............................................................................. 73

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 14: PEMAKNAAN PEROKOK PASIF TERHADAP GAMBAR …

vii

KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur peneliti ucapkan kepada Allah SWT, berkat limpahan

rahmat dan hidayah-Nya, peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini. Sholawat serta

salam tercurahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW, keluarga dan para

sahabatnya.

Dalam penulisan skripsi ini, peneliti banyak mendapat masukan atau

bantuan pemikiran dari berbagai kalangan. Oleh sebab itu, peneliti menyampaikan

rasa terimakasih yang tak terhingga kepada semua pihak yang membantu

kelancaran penulisan skripsi ini, baik berupa dorongan moril maupun materil.

Peneliti yakin tanpa bantuan dan dukungan tersebut, sulit rasanya bagi penulis

untuk menyelesaikan penulisan skripsi ini.

Skripsi yang berjudul “Pemaknaan Perokok Pasif Terhadap Gambar

Peringatan Bahaya Merokok” ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan

dalam menyelesaikan program sarjana ilmu komunikasi Sekolah Tinggi Ilmu

Komunikasi – Almamater Wartawan Surabaya. Penulis menyadari bahwa skripsi

ini belum sempurna baik dari segi materi maupun penyajiannya. Sehingga kritik

dan saran yang membangun sangat diharapkan dalam penyempurnaan skripsi ini.

Peneliti berharap, semoga skripsi ini dapat memberikan hal yang

bermanfaat dan menambah pengetahuan bagi para pembaca, dan khususnya bagi

penulis.

Surabaya, 6 Januari 2017

Peneliti

Page 15: PEMAKNAAN PEROKOK PASIF TERHADAP GAMBAR …

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Informasi seputar bahaya merokok bukan lagi merupakan sesuatu yang

baru di Indonesia. Mulai dari kampanye hingga berbagai penyuluhan

kesehatan yang mengulas tentang bahaya merokok sudah sering dilaksanakan.

Fakta di lapangan menunjukkan sebagian besar perokok tak menyadari

bahaya sesungguhnya dari racun nikotin. Bahkan di negara-negara maju yang

memublikasikan bahaya rokok begitu luas dan begitu gencarnya, akan tetapi

perokoknya tak peduli terhadap bahaya yang mengancam mereka dan orang

di sekelilingnya.

Munculnya peringatan bahaya merokok pada kemasan rokok berupa

gambar mengerikan atau dampak nyata dari nikotin, antara lain, timbul

karena fakta yang disimpulkan dari berbagai survei dan penelitian tersebut.

Sebelumnya publikasi bahaya merokok itu hanya berupa teks sehingga

kurang efektif menyadarkan para pecandu maupun perokok baru. Dengan

gambar, yang tak membutuhkan kerja otak lebih keras seperti pada

pembacaan teks, diharapkan kampanye pengetahuan tersebut bisa lebih

efektif.

Sebelum menerbitkan bentuk visual dari bahaya merokok, kemasan

produk rokok dahulu, hanya berupa peringatan tertulis pada kemasanya. Akan

tetapi pada saat sekarang perusahaan pembuatan produk rokok sudah

Page 16: PEMAKNAAN PEROKOK PASIF TERHADAP GAMBAR …

menggunakan bentuk promosi visual berupa gambar mengenai akibat dari

merokok. Bentuk gambar saja belum tentu efisien sesuai dengan tujuannya.

Hal ini menunjukkan bahwa ada beberapa kriteria agar peringatan bergambar

dapat dipahami dengan mudah oleh publik. Kriteria tersebut antara lain:

- Luas gambar 50 persen dari permukaan depan dan belakang bungkus

rokok di bagian atas.

- Berwarna dan tidak tertutup selubung sehingga mudah dilihat.

- Pesan menunjukkan besarnya risiko merokok.

Pesan bergambar akan lebih efektif mencapai sasaran terutama di

negara-negara yang tingkat sumber daya manusianya rendah, karena jumlah

perokok terbanyak ada pada kalangan ini. Maka wajar jika kampanye

mengonsumsi rokok paling efektif adalah di kalangan miskin dan

pendidikannya rendah. Pesan bergambar ini harus diganti secara periodik agar

dampaknya panjang dan terus diingat.

Universitas Indonesia meneliti tentang efektivitas peringatan bahaya

merokok pada bungkus rokok yang berupa teks: Peringatan Pemerintah:

Merokok dapat menyebabkan kanker, serangan jantung, impotensi, dan

gangguan kehamilan dan janin. Hasilnya adalah 90 persen responden, 97

persen di antaranya adalah perokok, pernah membaca peringatan itu. Dari

jumlah itu 43 persen tidak percaya akan peringatan tersebut dikarenakan tidak

merasakan dampak seperti yang diperingatkan tersebut, 26 persen tak

termotivasi berhenti merokok, dan 76 persen menginginkan peringatan

Page 17: PEMAKNAAN PEROKOK PASIF TERHADAP GAMBAR …

kesehatan berupa gambar dan tulisan. Sepertiga jumlah perokok bahkan

menginginkan pesan yang lebih spesifik dan menakutkan.

Ide menerapkan peringatan kesehatan pun muncul. Pasal 17 Undang-

Undang Kesehatan menyebutkan pemerintah bertanggung jawab atas

ketersediaan akses terhadap informasi, edukasi, dan fasilitas pelayanan yang

setingi-tingginya. Salah satu pemberian informasi itu melalui gambar

peringatan kesehatan di bungkus rokok.

Pemerintah Indonesia memberikan hak kepada masyarakat terhadap

informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang

dan/atau jasa. Hal ini tertulis dalam pasal 4c UU Nomor 8 tahun 1999. Sarana

informasi yang memiliki akses luas menjangkau seluruh lapisan masyarakat

adalah peringatan kesehatan pada bungkus rokok yang dipersyaratkan bagi

produsen produk tembakau untuk mencantumkannya.

Sejak 24 Juni 2014, pemerintah mewajibkan peringatan bergambar

seram atau disebut Pictorial Health Warning (PHW) di bungkus rokok.

Adapun ketentuan gambar peringatan ini tertuang dalam Peraturan Menteri

Kesehatan (Permenkes) No. 28 Tahun 2013 tentang pencantuman peringatan

kesehatan dan informasi kesehatan pada kemasan produk tembakau. Hal ini

merupakan sebuah langkah implementasi dari Peraturan Pemerintah (PP)

Nomor 109 Tahun 2012 tentang Pengendalian Tembakau yang merupakan

turunan dari Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.

Maksud dikeluarkan atau diberlakukan ketentuan tersebut salah satunya

untuk memberikan efek kejut. Dicantumkannya pesan dalam bentuk gambar

Page 18: PEMAKNAAN PEROKOK PASIF TERHADAP GAMBAR …

(visual) diharapkan bisa dipahami oleh khalayak terutama para pengonsumsi

rokok di seluruh penjuru tanah air. Diharapkan pula dengan dicantumkannya

gambar seram tersebut akan terjadi pengurangan konsumsi rokok karena efek

negatif akibat racun yang ada dalam rokok sangat berbahaya bagi kesehatan

manusia dan lingkungan sekitarnya.

Perlu diketahui bahwa sebelum diberlakukan ketentuan pencantuman

gambar seram ini sesungguhnya di dalam setiap bungkus rokok maupun

iklan-iklan rokok yang disampaikan melalui media massa telah disertakan

kalimat bernada peringatan. Seperti dapat dicuplik kalimat sebagai berikut:

“Merokok dapat menyebabkan kanker, serangan jantung, impotensi, dan

gangguan kehamilan dan janin.”

Meski pesan peringatan bahaya merokok tersebut telah dicantumkan

pada kemasan rokok, namun ternyata jumlah perokok relatif tidak berkurang.

Bahkan menurut peneliti sekaligus dosen Fakultas Kedokteran Universitas

Gajah Mada, RA Yayi Suryo Prabandari, mengungkapkan jumlah perokok di

Indonesia cenderung meningkat dari tahun ke tahun.

Dari penjelasan di atas terlihat bahwa peringatan bahaya merokok

selama ini cenderung kurang berpengaruh atau kurang efektif terhadap jumlah

pengonsumsi rokok di tanah air. Sebaliknya pesan-pesan berupa peringatan

maupun himbauan bahkan kampanye anti rokok yang banyak dipublikasikan

melalui beragam media komunikasi selama ini belum bisa dikatakan

mencapai tujuan optimal.

Page 19: PEMAKNAAN PEROKOK PASIF TERHADAP GAMBAR …

Boleh jadi, pesan-pesan yang ada atau telah disampaikan selama ini

hanya berpengaruh secara kognitif, sebatas menambah wawasan atau

pengetahuan yang tentunya tak mampu mengubah perilaku khalayak yang

menjadi sasaran. Efek kognitif meminjam istilah Rakhmat (2007: 219) terjadi

bila ada perubahan pada apa yang diketahui, dipahami atau dipersepsi

khalayak. Efek ini berkaitan dengan transmisi pengetahuan, keterampilan,

kepercayaan atau informasi. Dengan demikian, pesan-pesan berupa

peringatan maupun himbauan tentang bahaya merokok cenderung kurang

berpengaruh secara signifikan sehingga perubahan sikap/perilaku untuk tidak

merokok belum seperti yang diharapkan.

Secara normatif, solusi terhadap bahaya merokok dan segala hal yang

diakibatkannya telah banyak dilakukan. Dikeluarkannya Pictorial Health

Warning (PHW) di bungkus rokok atas dasar Permenkes No. 28 Tahun 2013

sebagai implementasi dari PP No. 109 Tahun 2012 tentang Pengendalian

Tembakau, turunan dari UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, memang

sudah lazimnya dilakukan, ini merupakan salah satu bentuk kepedulian

penyelenggara negara kepada rakyatnya. Langkah ini perlu diapresiasi dan

layak didukung. Hanya saja menyangkut efektif atau tidaknya, masih perlu

dipikirkan bahkan dilakukan pencermatan lebih lanjut.

Mengingat upaya penyadaran tentang bahaya merokok bagi kesehatan

dan kesejahteraan ini menyangkut banyak aspek, terutama jika dikaitkan

dengan karakter manusia yang serba unik. Dalam perspektif peran

komunikator, maka pendekatan secara personal atau individual menjadi salah

Page 20: PEMAKNAAN PEROKOK PASIF TERHADAP GAMBAR …

satu pilihan yang dapat dilakukan. Komunikasi secara tatap muka langsung

atau komunikasi interpersonal yang dilakukan oleh komunikator yang punya

kompetensi antara lain dokter, tenaga kesehatan, tokoh/pemuka masyarakat,

orang tua, dan lain-lain secara berkelanjutan sebagai pendekatan yang lebih

meyakinkan. Walaupun upaya ini tidak menjangkau khalayak luas para

pecandu rokok, namun komunikasi bertatap muka secara langsung

interpersonal memiliki tingkat keefektifan lumayan tinggi, bahkan mampu

menumbuhkan serta membangkitkan motivasi diri dan mendorong terhadap

perubahan perilaku untuk tidak merokok, atau setidaknya mengurangi

kebiasaan merokok.

Peneliti menyadari asap rokok juga berbahaya bagi perokok pasif, orang

yang digratiskan atau tidak mempunyai pilihan agar tidak menghirup sisa

asap rokok dari perokok aktif jika disekelilingnya adalah perokok aktif. Pada

penelitian ini, peneliti berfokus pada interpretasi perokok pasif oleh gambar

peringatan bahaya merokok sebagai kajian budaya visual.

Budaya visual merujuk pada kondisi dimana visual menjadi bagian dari

kehidupan sosial. Bahkan menurut Rose (2001), modernitas saat ini berpusat

pada aspek visual. Visual menjadi hal utama pada postmodernitas. Budaya

visual memerhatikan pada upaya gambar yang menampakkan perbedaan

sosial. Rose (2001) menjelaskan bahwa penggambaran tidak pernah hanya

sebuah ilustrasi. Penggambaran adalah tempat untuk mengonstruksi dan

menampakkan perbedaan sosial. Budaya visual tidak hanya memberi

perhatian dengan bagaimana gambar itu nampak, tetapi bagaimana gambar-

Page 21: PEMAKNAAN PEROKOK PASIF TERHADAP GAMBAR …

gambar dilihat. Apa yang menjadi penting tentang gambar-gambar tersebut

bukan gambar itu sendiri, melainkan bagaimana gambar itu dilihat oleh

penonton tertentu yang melihat dengan cara tertentu pula (Rose dalam Ida,

2014: 128). Penekanan budaya visual adalah pada keterikatan gambar-gambar

visual dalam budaya yang lebih luas.

Dari uraian di atas mengenai bahaya rokok, ada kemungkinan

mempengaruhi persepsi perokok aktif dan juga perokok pasif. Oleh karena

itu, peneliti tertarik mengungkap tentang interpretasi perokok pasif yang telah

dipengaruhi oleh gambar peringatan bahaya merokok sebagai kajian budaya

visual. Di mana gambar peringatan tersebut telah banyak ditampilkan dalam

iklan produk dan juga kemasan rokok.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan pada latar belakang masalah

di atas, maka dapat ditarik sebuah rumusan masalah yaitu:

“Bagaimana pemaknaaan perokok pasif terhadap gambar peringatan

bahaya merokok dalam kemasan rokok”

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang interpretasi

perokok pasif terhadap gambar peringatan bahaya merokok sebagai

kajian budaya visual

Page 22: PEMAKNAAN PEROKOK PASIF TERHADAP GAMBAR …

1.3.2 Manfaat penelitian

1.3.2.1 Manfaat Teoretis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan

informasi kepada para pembaca dan memperkaya kajian Ilmu

Komunikasi, khususnya dapat dijadikan dasar pengembangan

penelitian serupa dan sebagai informasi terhadap pihak lain di

masa mendatang. Serta dapat menunjang teori yang

bersangkutan dengan penelitian ini.

1.3.2.2 Manfaat Praktis

Diharapkan hasil penelitian ini bisa menambah

pengetahuan masyarakat pada umumnya khususnya perokok

aktif mengenai interpretasi perokok pasif yang telah dipengaruhi

oleh gambar peringatan bahaya merokok, terhadap citra perokok

aktif. Serta dapat dijadikan panduan bagi peneliti lain yang akan

melakukan penelitian serupa.

1.4 Kajian Pustaka

1.4.1 Komunikasi

Komunikasi secara terminologis merujuk pada adanya proses

penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain. Jadi

dalam pengertian ini yang terlibat dalam komunikasi adalah manusia.

Bahwa komunikasi manusia adalah proses yang melibatkan individu-

Page 23: PEMAKNAAN PEROKOK PASIF TERHADAP GAMBAR …

individu dalam suatu hubungan, kelompok, organisasi dan masyarakat

yang merespon dan menciptakan pesan untuk beradaptasi dengan

lingkungan satu sama lain1.

Untuk memahami pengertian komunikasi tersebut, sehingga dapat

dilancarkan secara efektif dalam Effendy bahwa para peminat komunikasi

sering kali mengutip paradigma yang dikemukakan oleh Harold Lasswell

dalam karyanya, The Structure and Function of Communication in

Society. Lasswell mengatakan bahwa cara yang baik untuk untuk

menjelaskan komunikasi ialah dengan menjawab pertanyaan sebagai

berikut “Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect?”

(siapa? mengatakan apa? dengan saluran apa? kepada siapa? dengan akibat

atau hasil apa?).

Paradigma Lasswell di atas menunjukkan bahwa komunikasi

meliputi lima unsur sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan itu,

yaitu2 :

1. Komunikator (siapa yang mengatakan?) yaitu pembuat informasi atau

pengirim informasi. Pada komunikasi antar manusia, sumber

komunikasi bisa dari satu orang atau dari beberapa orang (kelompok)

misalnya sebuah organisasi atau lembaga. Sumber komunikasi disebut

juga komunikator.

1 Brent D Ruben, Komunikasi dan perilaku manusia edisi kelima, Raja Grafindo

Persada, Jakarta, 2013, hlm 19.

2 Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi, Rosda, Bandung, 2005, hlm 61-65.

Page 24: PEMAKNAAN PEROKOK PASIF TERHADAP GAMBAR …

2. Pesan (mengatakanapa?) adalah informasi yang disampaikan oleh

pengirim pesan kepada penerima (komunikan). Pesan tersebut bisa

disampaikan dengan bertatap muka (langsung) atau melalui media

komunikasi (tidak langsung).

3. Media (melalui saluran/ channel/ media apa?) alat yang digunakan

dalam berkomunikasi untuk memindahkan pesan (informasi) dari

sumber kepada penerima.

4. Komunikan (kepada siapa?) pihak yang menjadi tujuan untuk dikirimi

pesan oleh sumber (komunikator). Penerima bisa terdiri dari satu orang

atau lebih. Penerima disebut juga komunikan.

5. Efek (dengan dampak/ efek apa?) pengaruh yang dipikirkan dan

dirasakan oleh penerima sebelum dan sesudah menerima pesan, yang

kemudian akan memengaruhi sikap seseorang dalam menelaah pesan.

Jadi berdasarkan paradigma Lasswell tersebut, secara sederhana

proses komunikasi adalah pihak komunikator membentuk (encode) pesan

dan menyampaikannya melalui suatu saluran tertentu kepada pihak

penerima yang menimbulkan efek tertentu.

1.4.1.1 Komunikasi Visual

Komunikasi visual, sesuai namanya adalah komunikasi

melalui penglihatan. Komunikasi visual merupakan sebuah

rangkaian proses penyampaian kehendak atau maksud tertentu

kepada pihak lain dengan penggunaan media penggambaran yang

Page 25: PEMAKNAAN PEROKOK PASIF TERHADAP GAMBAR …

hanya terbaca oleh indera penglihatan. Komunikasi visual

mengombinasikan seni, lambang, tipografi, gambar, desain grafis,

ilustrasi, dan warna dalam penyampaiannya3 .

Komunikasi visual memiliki beberapa teori dasar yang dapat

digunakan sebagai patokan dalam menjalankan fungsinya, yaitu

teori sensual dan perseptual.Psikolog, filsuf, dan praktisi telah

merancang beberapa pendekatan yang dapat membantu kita

menjelaskan cara melihat dan memroses gambar. Keempat teori

yang dibahas dapat dibagi menjadi dua kelompok dasar: sensual

(gestalt dan konstruksitivisme) dan perseptual (semiotika dan

kognitif).

a. Sensual (gestalt dan konstruksitivisme)

- Gestalt adalah sebuah teori yang menjelaskan

proses persepsi melalui pengorganisasian komponen-

komponen sensasi yang memiliki hubungan, pola, ataupun

kemiripan menjadi kesatuan. Teori gestalt beroposisi

terhadap teori strukturalisme. Teori gestalt cenderung

berupaya mengurangi pembagian sensasi menjadi bagian-

bagian kecil. Teori ini dibangun oleh tiga orang, Kurt

Koffka, Max Wertheimer, dan Wolfgang Köhler. Mereka

menyimpulkan bahwa seseorang cenderung mempersepsikan

3 Sumbo Tinarbuko, Semiotika Komunikasi Visual (edisi revisi), Jalasutra,

Jogjakarta, hlm 29-30

Page 26: PEMAKNAAN PEROKOK PASIF TERHADAP GAMBAR …

apa yang terlihat dari lingkungannya sebagai kesatuan yang

utuh.

- Konstruktivisme menyatakan suatu ide atau konsep lahir

dari ide-ide lain yang telah ada sebelumnya. Jadi suatu

konsep tidak secara langsung terbentuk pada satu waktu,

melainkan secara bertahap berdasarkan pengalaman yang

telah ada sebelumnya.

b. Perseptual (semiotika dan kognitif)

- Semiotika (disebut semiology di Eropa) adalah studi atau

ilmu tanda. Dengan demikian, gambar akan jauh lebih

menarik dan berkesan jika tanda-tanda yang dimengerti oleh

banyak orang digunakan dalam gambar. Studi semiotika

adalah penting karena tanda-tanda meresap ke setiap pesan.

Studi akademik semiotik berupaya untuk mengidentifikasi

dan menjelaskan tanda-tanda yang digunakan oleh setiap

masyarakat di dunia. Meskipun telah mendapatkan

popularitas, semiotika ini adalah konsep lama. Tahun 397

M, Agustinus, filsuf Romawi dan linguist, pertama

mengusulkan studi tentang tanda-tanda. Dia mengakui

bahwa pemahaman universal ada di banyak level verbal.

Kata semiotika berasal dari bahasa negaranya: Semeion

adalah kata Yunani untuk tanda.

Page 27: PEMAKNAAN PEROKOK PASIF TERHADAP GAMBAR …

- Kognitif menurut pendekatan kognitif, audiens tidak hanya

menyaksikan keterangan objek yang terstruktur, seperti

dalam teori gestalt, tetapi juga secara aktif tiba pada suatu

kesimpulan tentang persepsi melalui operasi mental. Carolyn

Bloomer mengidentifikasi beberapa aktifitas mental yang

bisa memengaruhi persepsi visual: ingatan, proyeksi,

harapan, selektifitas, habituasi (hal membiasakan diri),

saliance, disonansi (ketidaksesuaian), budaya dan kata-kata.

1.4.2 Perokok

Definisi perokok sekarang menurut WHO dalam departemen

kesehatan tahun 2004 adalah mereka yang merokok setiap hari

untuk jangka waktu minimal 6 bulan selama hidupnya masih

merokok saat survey dilakukan.

Menurut Dariyo, dapat dikatakan bahwa tipe perokok itu ada

dua jenis, yaitu perokok aktif (Active Smooker) dan perokok

passive (Pasive Smooker)4.

Perokok Aktif

Ialah individu yang benar-benar memiliki kebiasaan

merokok.Merokok sudah menjadi kebiasaan hidupnya

4 Istiqomah, U. Upaya Menuju Generasi Tanpa Rokok. Surakarta: Seti Aji, 2000,

hlm 19-30.

Page 28: PEMAKNAAN PEROKOK PASIF TERHADAP GAMBAR …

sehingga rasanya tidak enak kalau tidak merokok. Oleh karena

itu, ia akan berupaya untuk mendapatkannya.

Perokok Pasif

Ialah individu yang tidak memiliki kebiasaan merokok, namun

terpaksa harus menghisap asap rokok yang dihembuskan

orang lain yang kebetulan di dekatnya. Orang yang dulunya

mengonsumsi rokok dan kemudian memutuskan untuk

berhenti tidak melakukan kegiatan merokok lagi juga disebut

sebagai perokok pasif. Dalam keseharian, mereka tak berniat

untuk mengonsumsi rokok. Kalau tidak merokok pun mereka

tidak apa-apa, dan tidak terganggu aktivitasnya. Jadi, perokok

pasif dianggap sebagai korban dari perokok aktif.

Pada hakekatnya merokok adalah menghisap rokok,

sedangkan rokok adalah gulungan tembakau yang dibungkus oleh

daun nipah atau kertas. merokok adalah perilaku yang komplek,

karena merupakan hasil interaksi dari aspek kognitif, kondisi

psikologis, dan keadaan fisiologis.

Tipe-tipe perokok menurut Mu’tadin5, yaitu :

a. Perokok sangat berat adalah bila mengkonsumsi rokok lebih

dari 31 batang perhari dan selang merokoknya lima menit

setelah bangun pagi.

5 Istiqomah, U. Upaya Menuju Generasi Tanpa Rokok. Surakarta: Seti Aji, 2000,

hlm 35-40

Page 29: PEMAKNAAN PEROKOK PASIF TERHADAP GAMBAR …

b. Perokok berat merokok sekitar 21-30 batang sehari dengan

selang waktu sejak bangun pagi berkisar antara 6 - 30 menit.

c. Perokok sedang menghabiskan rokok 11 – 21 batang dengan

selang waktu 31-60 menit setelah bangun pagi.

d. Perokok ringan menghabiskan rokok sekitar 10 batang

dengan selang waktu 60 menit dari bangun pagi.

1.4.3 Kajian Budaya Visual

Kajian budaya atau dikenal dengan cultural studies, adalah

sebuah formasi diskursif, demikian Stuart Hall menyebutnya6. Hall

(1997) menyatakan bahwa kajian budaya adalah sebuah kluster

atau formasi ide-ide, gambaran-gambaran, dan praktik-praktik

yang menyediakan cara-cara menyatakan, bentuk-bentuk

pengetahuan, dan tindakan yang terkait dengan topik tertentu,

aktivitas social atau tindakan institusi dalam masyarakat (Hall,

1997: 6).

Stuart Hall (1972) menjelaskan bahwa kajian media dan

budaya, atau yang lebih dikenal dengan Media and Cultural

Studies, pada dasarnya mencoba untuk menggoyangkan

kemapanan berpikir kita tentang realitas dan apa yang dimaksud

dengan real (yang sebenarnya) dalam kehidupan budaya kita

6 Stuart Hall, Cultural Studies, Routledge, English, 2012.

Page 30: PEMAKNAAN PEROKOK PASIF TERHADAP GAMBAR …

sehari-hari. Di era yang disebutnya sebagai media saturated worl,

saat kehidupan manusia telah dimediasi oleh media massa, dan

cara kita melihat, memandang, memahami dan berperilaku

terhadap realitas sosial telah diantarai oleh media massa. Apa yang

ada di sekitar, menentukan cara bertindak dan berperilaku, karena

apa yang dilihat, tonton, baca, dengarkan, dan nikmati dari media

massa seolah mengajarkan untuk melakukan seperti itu. Pada

kenyataannya, budaya kita sebenarnya juga dibentuk oelh media

massa yang kita nikmati tiap harinya.

Sementara itu, budaya visual (visual culture) merujuk pada

kondisi dimana visual menjadi bagian dari kehidupan sosial.

Menurut Rose (2001), modernitas saat ini berpusat pada aspek

visual. Rose (2001) menjelaskan bahwa penggambaran tidak

pernah hanya sebuah ilustrasi. Penggambaran adalah tempat untuk

mengonstruksi dan menampakkan perbedaan sosial. Penulis

budaya visual tidak hanya perhatian dengan bagaimana gambar itu

tampak, tetapi bagaimana gambar-gambar dilihat. Apa yang

menjadi penting tentang gambar-gambar tersebut bukan gambar itu

sendiri, melainkan bagaimana gambar itu dilihat oleh penonton

tertentu pula (Rose, 2001). Penekanan budaya visual adalah pada

keterikatan gambar-gambar visual (visual image) dalam budaya

yang lebih luas (Rachmah Ida, 2014).

Page 31: PEMAKNAAN PEROKOK PASIF TERHADAP GAMBAR …

1.4.3.1 Tiga Area Penelitian Visual

Menurut Gillian Rose (2001) ada tiga area yang bisa

dilakukan dalam penelitian visual7. Tiga area ini

menggambarkan dari sudut pandang atau posisi mana yang

diambil ketika melakukan penelitian visual atau

memperlakukan objek visual yang sedang diamatinya. Posisi

tersebut antara lain :

1. Site of Self, atau wilayah penelitian sendiri, di sini

peneliti bertindak sendiri untuk melakukan interpretasi,

pemaknaan, dan pemahaman terhadap objek visual yang

diamati. Dengan kemampuan analisis kritisnya peneliti

membaca dan mendecode atau mengurai makna satu

persatu dari komposisi-komposisi yang membentuk dan

diletakkan kepada objek gambar visual yang ada.

2. Site of Production, atau wilayah produksi (visual), lebih

cenderung untuk mengurai area produksi atau pembuatan

gambar visual. Seperti melihat genre atau bentuk-bentuk

gambar berdasarkan kategori tertentu.

3. Site of Audience, atau wilayah khalayak/konsumen

visual, area penelitian ini mencari tahu bagaimana

khalayak membaca atau memaknai gambar-gambar

7 Rahmah Ida, Metode Penelitian Studi Media dan Kajian Budaya,Prenada Media Group,

Jakarta,2014, hlm 133.

Page 32: PEMAKNAAN PEROKOK PASIF TERHADAP GAMBAR …

visual yang didisplay, disirkulasikan, dan dipamerkan

kepada khalayak. Penelitian ini melihat bagaimana

khalayak mengambil posisi atau pijakan melihat visual

tersebut dan bagaimana khalayak mengaitkan gambar

visual tadi dengan teks-teks lain yang ada disekitarnya

atau intertextuality.

1.4.4 Analisis Resepsi Khalayak

Analisis resepsi khalayak adalah audiens memahami proses

pembuatan makna (making meaning process) yang dilakukan oleh

audiens ketika mengonsumsi gambar atau visual. Analisis resepsi

digunakan untuk melihat dan memahami respon, penerimaan,

sikap, dan makna yang diproduksi atau dibentuk oleh penonton

atau pembaca.

Asumsi dasarnya adalah konsep khalayak aktif. Khalayak

aktif adalah khalayak yang mempunyai otonomi untuk memroduksi

dan mereproduksi makna yang ada di dalam gambar. Stuart Hall

(1972), menuliskan tentang teori encoding dan decoding sebagai

proses khalayak mengonsumsi dan memroduksi makna dalam

proses penerimaan atas konten media massa yang dikonsumsinya

(Rachmah Ida, 2014: 161).

Definisi dari analisis resepsi adalah pemaknaan dan

pemahaman dari suatu peristiwa dalam suatu media yang kemudian

Page 33: PEMAKNAAN PEROKOK PASIF TERHADAP GAMBAR …

diinterpretasikan oleh para individu. Analisis resepsi juga berarti

bahwa teks media mendapatkan makna pada saat peristiwa

penerimaan, dan bahwa khalayak secara aktif memproduksi makna

dari media dengan menerima dan menginterpretasikan teks-teks

sesuai posisi-posisi sosial dan budaya mereka (Tuchman 1994; van

Zoonen 1994; Kellner 1995; MacBeth 1996 dalam CCMS: 2002).

Menurut McRobbie (1991 di dalam CCMS: 2002) analisis

resepsi merupakan sebuah “pendekatan kulturalis” di mana makna

media dinegosiasikan oleh individual berdasarkan pengalaman hidup

mereka. Dengan kata lain pesan-pesan media secara subjektif

dikonstruksikan khalayak secara individual. Analisis Resepsi dapat

berarti sebagai analisis perbandingan tekstual dari sudut pandang

media dengan sudut pandang audiens yang menghasilkan suatu

pengertian tegas pada suatu konteks. Pembaca atau pemirsa belum

tentu melakukan pembacaan sesuai apa yang diinginkan oleh pembuat

teks atau dengan kata lain khalayak melakukan interpretasi makna

yang terdapat di dalam teks secara aktif.

Analisis resepsi khalayak atau audiens digunakan untuk

memahami proses pembuatan makna (making meaning process), yang

dilakukan oleh audiens ketika mengonsumsi tayangan sinema atau

program film. Analisis resepsi yang digunakan untuk melihat dan

memahami penerimaan makna yang diproduksi dan dibentuk oleh

penonton terhadap karya literatur dan tulisan dalam majalah.

Page 34: PEMAKNAAN PEROKOK PASIF TERHADAP GAMBAR …

Asumsi dasar dari analisis resepsi adalah konsep khalayak

aktif.Khalayak aktif adalah khalayak yang mempunyai otonomi

untuk memroduksi atau mereproduksi makna yang ada di dalam

tayangan sebuah film yang ditonton. Proses mengonsumsi dan

memproduksi makna dalam proses penerimaan konten media massa

menggunakan teori “Encoding dan Decoding” hal ini ditulis oleh

Stuart Hall (1972).

1.4.5 Khalayak

Salah satu unsur yang ada dalam komunikasi massa adalah

khalayak yang merupakan penerima dari pesan yang disampaikan

oleh media. Khalayak juga bisa dikatakan sebagai pihak yang

mengkonsumsi apa yang diproduksi oleh media. Konsep khalayak

menunjukkan adanya sekelompok pendengar atau penonton yang

memiliki perhatian, reseptif, tetapi relatif pasif yang terkumpul dalam

latar belakang yang kurang lebih bersifat publik. Penerimaan dari

media massa sangat beragam dan berasal dari pengalaman yang

beragam pula, karena itu menimbulkan sedikit konsistensi dalam

konsep media massa.

Hal ini berlaku pada saat mobilitas,individualisasi, dan

berlipatgandanya penggunaan media.Kedua, munculnya media baru

telah memperkenalkan sejumlah bentuk baru perilaku, melibatkan

interaktivitas dan pencarian, bukan hanya menonton atau

Page 35: PEMAKNAAN PEROKOK PASIF TERHADAP GAMBAR …

mendengarkan saja. Ketiga, batasan antara produsen dan khalayak

telah menjadi kabur karena alasan-alasan yang telah diberikan

sebelumnya.

Khalayak merupakan produk konteks sosial (yang mengarah

pada kepentingan budaya, pemahaman, dan kebutuhan informasi yang

sama) serta respon kepada pola pasokan media media tertentu. Sering

kali keduanya berada pada saat yang bersamaan, ketika sebuah media

dirancang untuk menarik anggota kategori sosial tertentu atau

penduduk di wilayah tertentu. Penggunaan media juga mencerminkan

pola yang lebih luas dari penggunaan waktu, ketersediaan, gaya

hidup, dan rutinitas sehari-hari (McQuail, 2011: 144).

Terdapat cara lain untuk mencirikan jenis-jenis khalayak yang

berbeda yang muncul seiring dengan perubahan media dan waktu.

Nightingale (2003) mengajukan tipologi baru yang menangkap fitur

utama dari keragaman yang baru, menyatakan empat jenis berikut:

a. Khalayak sebagai "kumpulan orang-orang". Utamanya, kumpulan

ini diukur ketika menaruh perhatian pada tampilan media atau

produk tertentu pada waktu yang ditentukan. Inilah yang dikenal

sebagai penonton.

b. Khalayak sebagai "orang-orang yang ditujukan". Merujuk pada

kelompok orang yang dibayangkan oleh komunikator serta kepada

siapa konten dibuat. Hal ini juga diketahui sebagai khalayak yang

terlibat atau terinterpelasi.

Page 36: PEMAKNAAN PEROKOK PASIF TERHADAP GAMBAR …

c. Khalayak sebagai "yang berlangsung". Pengalaman penerimaan

sendirian atau dengan orang lain sebagai peristiwa interaktif dalam

kehidupan sehari-hari, berlangsung dalam konteks tempat atau fitur

lain.

d. Khalayak sebagai "pendengar" atau "audiens". Utamanya merujuk

pada pengalaman khalayak yang berpartisipasi, ketika khalayak

ditempelkan di dalam sebuah pertunjukkan atau diperbolehkan

untuk berpartisipasi melalui alat yang jauh atau memberikan

respons di saat yang bersamaan (Nightingale dalam McQuail,

2011: 145).

1.4.6 Proses Encoding dan Decoding

Proses pengemasan pesan dalam media komunikasi disebut

encoding (Hardjana, 2003: 13). Dengan encoding, pengirim atau

penyampai pesan memasukkan atau mengungkapkan pesannya ke

dalam kode atau lambang baik secara verbal atau non verbal.Setelah

pesan sampai pada penerima, selanjutnya terjadi proses decoding,

yaitu menafsirkan pesan tersebut. Setelah itu terjadilah respon pada

penerima pesan.

Menurut Stuart Hall, khalayak melakukan encoding/decoding

terhadap interpretasi-interpretasi beragam selama proses produksi dan

penerimaan (resepsi) pesan media melalui tiga kemungkinan posisi,

yaitu:

Page 37: PEMAKNAAN PEROKOK PASIF TERHADAP GAMBAR …

1. Posisi Hegemoni Dominan (dominant hegemonic position), yaitu

dimana penonton yang menerima program tayangan televisi

secara penuh, menerima begitu saja ideologi dominan dari

program tanpa adanya penolakan. Penonton juga menjelaskan

kehidupan mereka sendiri, perilaku, dan pengalaman sosial

dalam ideologi ini.

2. Posisi Negosiasi (negotiated code), yaitu posisi dimana penonton

mencampurkan interpretasinya dengan pengalaman sosial

tertentu mereka.

3. Posisi Oposisi (oppositional code), yaitu ketika penonton

melawan atau berlawanan dengan representasi yang ditawarkan

dalam tayangan televisi dengan cara yang berbeda dengan

pembacaan yang telah ditawarkan (Hall : 138).

Model Stuart Hall ini menjadi kerangka teori bagi studi-studi

empiris tentang penerimaan (reception) program televisi oleh

penonton yang berbeda.

1.4.7 Gambar Bahaya Merokok dalam Kemasan Rokok

1.4.7.1 Gambar

Adalah suatu media visual yang hanya dapat dilihat

saja, akan tetapi tidak mengandung unsur suara atau audio.

Atau definisi Media gambar yang lainnya adalah segala

sesuau yang dapat diwujudkan secara visual kedalam

Page 38: PEMAKNAAN PEROKOK PASIF TERHADAP GAMBAR …

bentuk dua dimensi (2D) sebagai curahan ataupun

pemikiran yang bermacam-macam misalnya seperti: potret,

slide, lukisan, film, strip, opaque proyektor dan sebagainya.

Jenis-jenis media gambar:

Realitas yaitu benda-benda yang nyata, digunakan

sebagai bahan belajar. Misal contohnya: Pemandangan

dari alam, dan lain-lain.

Model yaitu benda 3D atau tiga dimensi yang

merupakan representasi dari benda yang sebenarnya.

Seperti contohnya: rumah-rumahan, mobil-mobilan, dan

lain sebagainya.

Benda Grafis yaitu suatu gambar atau visual yang

penampilannya tidak diproyeksikan.

Display yaitu bahan dari pameran ataupun display yang

dipasang di tempat tertentu.

Manfaat Media Gambar :

Menurut Subana (1998: 322) menjelaskan manfaat dari

gambar sebagai media pembelajaran diantaranya:

1. Menimbulkan daya tarik pada diri siswa.

2. Mempermudah pengertian atau pemahaman siswa.

3. Mempermudah pemahaman yang sifatnya abstrak.

4. Memperjelas dan memperbesar bagian yang penting /

yang kecil sehingga dapat diamati.

Page 39: PEMAKNAAN PEROKOK PASIF TERHADAP GAMBAR …

5. Menyingkat suatu uraian. Informasi yang diperjelas

dengan kata-kata mungkin membutukan uraian

panjang.

Mungkin dapat disimpulkan manfaatnya secara

umum adalah dapat mempermudah dan memperjelas

pemahaman sesuatu yang penting atau yang ingin

disampaikan kepada si penerima.

Jenis-jenis atau contoh media gambar dalam pembelajaran:

Poster adalah suatu media gambar yang berbentuk

ilustrasi gambar yang disederhanakan, yang dibuat

dengan ukuran besar agar dapat dilihat dengan jelas,

tujuannya yaitu menarik perhatian, dan juga

kandungannya berupa bujukan, memotivasi, dan lain

sebagainya.

Kartun adalah suatu media gambar, merupakan media

yang unik untuk mengemukakan suatu gagasan.

Komik adalah suatu media gambar selain kartun yang

bersifat unik. Perbedaannya yaitu pada komik terdapat

karakter atau yang memerankan suatu cerita dalam

urutan-urutan.

Gambar Fotografi adalah suatu media gambar yang

dihasilkan dengan cara diambil gambarnya (benda atau

Page 40: PEMAKNAAN PEROKOK PASIF TERHADAP GAMBAR …

yang lainnya) dengan suatu alat digital seperti kamera

foto dan lain-lain.

Grafik adalah media gambar bertujuan untuk penyajian

data berupa angka-angka. Grafik memberikan berbagai

informasi inti dari suatu data, berupa hubungan antar

bagian-bagian data tersebut.

Bagan adalah kombinasi dari media grafis dan foto,

dirancang untuk memvisualisasikan suatu fakta pokok

ataupun gagasan dengan cara yang logis dan juga

teratur. Fungsi dari bagan sebagai media gambar yaitu

untuk memperlihatkan perbandingan, perbandingan,

jumlah relatif, proses, perkembangan, klasifikasi, dan

juga organisasi.

Diagram adalah suatu gambaran yang berguna untuk

memperlihatkan ataupun menerangkan suatu data yang

akan disajikan.

1.4.7.2 Bahaya Merokok dalam Kemasan Rokok

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No 109/ 2012.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sudah

menyosialisasikan lima gambar peringatan bergambar baru.

Lima gambar itu adalah kanker mulut, kanker paru-paru

dan bronkitis akut, kanker tenggorokan, merokok

Page 41: PEMAKNAAN PEROKOK PASIF TERHADAP GAMBAR …

membahayakan anak (ilustrasi bapak menggendong anak

sambil merokok). Kementerian Kesehatan memutuskan

lima gambar itu sebagai visualisasi bahaya merokok yang

telah melalui survei Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM)

Universitas Indonesia (UI). Di Indonesia, ukuran gambar

peringatan itu ditetapkan 40 persen dari total luas bungkus

rokok. Jika ada perusahaan rokok yang tidak

mencantumkan gambar itu, sanksinya berupa hukuman

pidana 5 tahun dan denda Rp 500 juta.

Page 42: PEMAKNAAN PEROKOK PASIF TERHADAP GAMBAR …

Gambar bahaya merokok pada bungkus rokok8

Gambar 1, 3, dan 5 merupakan gambar peringatan

penyakit akibat merokok dan gambar 2, 4 merupakan

gambar peringatan bahaya asap rokok. Tulisan peringatan

bahaya rokok juga dibuat lebih singkat. Kalimat peringatan

lama bertuliskan “MEROKOK DAPAT MENYEBABKAN

KANKER, SERANGAN JANTUNG, IMPOTENSI DAN

GANGGUAN KEHAMILAN DAN JANIN”. Kalimat lama

yang panjang kini diganti dengan kalimat terbaru yang

terdapat pada setiap iklan dan bungkus rokok saat ini adalah

kalimat yang lebih singkat dan to the point, yaitu

“MEROKOK MEMBUNUHMU”. Oleh karena itu, dalam

penelitian ini variabel yang akan diteliti adalah pengaruh

variabel independen terhadap variabel dependen. (Hatta,

2013: 57) Dalam penelitian ini variabel independen adalah

pemberian gambar peringatan bahaya rokok bergambar

dengan variabel dependen penelitian yaitu bagaimana

8 Sumber, www.Kemenkes.go.id, diakses 10 november 2016

Page 43: PEMAKNAAN PEROKOK PASIF TERHADAP GAMBAR …

interpretasi perokok pasif terhadap gambar bahaya merokok

di bungkus rokok.

1.4.8 Teori Perseptual

1.4.8.1 Persepsi

Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa,

atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan

menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Jadi

persepsi adalah memberikan makna pada stimuli inderawi.

(Rakhmat Jalaluddin, 2005).

Secara harfiah Persepi merupakan gagasan atau

pendapat yang timbul karena suatu rangsangan yang didapat

melalui pengalaman atau pengetahuan yang telah diperoleh

sebelumnya oleh reseptor.

1.4.8.2 Persepsi Selektif

Persepsi selektif merupakan istilah yang diaplikasikan

pada kecenderungan persepsi manusia yang dipengaruhi

oleh keinginan-keinginan, kebutuhan-kebutuhan, sikap-

sikap, dan faktor-faktor psikologi lainnya. Persepsi selektif

mempunyai peranan penting di dalam komunikasi

seseorang. Persepsi selektif berarti bahwa orang yang

berbeda dapat menanggapi pesan yang sama dengan cara

Page 44: PEMAKNAAN PEROKOK PASIF TERHADAP GAMBAR …

yang berbeda. Tidak ada seorang komunikator yang dapat

mengasumsikan bahwa sebuah pesan akan mempunyai

ketepatan makna untuk semua penerima pesan atau

terkadang pesan tersebut mempunyai makna yang sama pada

semua penerima pesan.

1.4.8.3 Persepsi Visual

Persepsi visual merupakan sebuah proses yang sangat

kompleks. Segala sesuatu yang kita lihat dibentuk oleh daya

inteligensia visual berdasarkan asas-asas tertentu. (Hoffman,

1998). Dalam psikologi, persepsi visual dimengerti sebagai

kemampuan untuk menterjemahkan apa yang dilihat oleh

mata, yaitu jatuhnya cahaya masuk ke retina mata. Hasil dari

persepsi tersebut dikenal dengan istilah: penglihatan

(eyesight/ sight/ vision). Beragam komponen psikologis

yang melibatkan penglihatan itulah yang secara keseluruhan

disebut sebagai sistem visual.

Sistem visual pada manusia memungkinkan seseorang

menyerap informasi dari lingkungannya. Saat seseorang

melihat adalah ketika lensa mata terfokus pada suatu objek

yang tertangkap oleh bagian belakang mata yang disebut

sebagai retina. Retina ini sebenarnya adalah bagian dari otak

yang terpisah dan berfungsi meneruskan sinyal-sinyal

Page 45: PEMAKNAAN PEROKOK PASIF TERHADAP GAMBAR …

cahaya menjadi sinyal-sinyal syaraf. Sinyal-sinyal ini

diproses secara berurutan oleh otak, mulai dari retina

menuju syaraf-syaraf primer dan sekunder dari otak.

1.4.8.4 Dinamika Persepsi

Persepsi (perception) merupakan konsep yang sangat penting

dalam psikologi, kalau bukan dikatakan yang paling penting.

Melalui persepsilah manusia memandang dunianya. Apakah dunia

terlihat “berwarna” cerah, pucat, atau hitam, semuanya adalah

persepsi manusia yang bersangkutan. Persepsi harus dibedakan

dengan sensasi (sensation). Jadi dapat dikatakan bahwa sensasi

adalah proses manusia dalam dalam menerima informasi sensoris

(energi fisik dari lingkungan) melalui penginderaan dan

menerjemahkan informasi tersebut menjadi sinyal-sinyal “neural”

yang bermakna. Misalnya, ketika seseorang melihat (menggunakan

indera visual, yaitu mata) sebuah benda berwarna merah, maka ada

gelombang cahaya dari benda itu yang ditangkap oleh organ mata,

lalu diproses dan ditransformasikan menjadi sinyal-sinyal di otak,

yang kemudian diinterpretasikan sebagai “warna merah”.

Page 46: PEMAKNAAN PEROKOK PASIF TERHADAP GAMBAR …

1.4.8.5 Tahap-Tahap Persepsi

Dalam kajian psikologis didefinisikan sebagai proses di mana

individu menjadi lebih sadar tentang objek dan peristiwa yang

terjadi dalam dunia sekeliling (Liliweri, 2011:157).

Proses persepsi ini dapat terjadi dalam tiga tahapan utama yaitu:

1) Individu memperhatikan dan membuat seleksi

2) Individu mengorganisasikan objek yang ditangkap indra

3) Individu membuat interpretasi

Persepsi manusia selalu mengikuti tahapan proses, yakni:

1) Pada tahap 1, individu menerima stimulus (rangsangan dari

luar), di saat ini sense organs atau indra akan menangkap makna

terhadap stimulus (meaningfull stimuli), selanjutnya;

2) Pada tahap 2, stimuli tadi diorganisasikan berdasarkan tatanan

tertentu misalnya berdasarkan schemata (membuat semacam

diafragma tentang stimulus) atau dengan scrip (refleks perilaku),

kemudian;

3) Pada tahap 3, individu membuat interpretasi dan evaluasi

terhadap stimuli berdasarkan pengalaman masa lalu atau

pengetahuan tentang apa yang dia terima itu;

4) Pada tahap 4, stimulus yang sudah diperhatikan itu terekam oleh

memori;

5) Pada tahap 5, semua rekaman itu dikeluarkan, itulah persepsi.

Page 47: PEMAKNAAN PEROKOK PASIF TERHADAP GAMBAR …

Interpretasi perokok pasif terhadap gambar bahaya merokok pada

kemasan produk rokok

1.5 Kerangka Berpikir

Persepsi masyarakat terhadap gambar peringatan bahaya merokok

yang ada pada kemasan bungkus rokok di Indonesia

Metodologi visual

Analisis Resepsi

3 area penelitian visual

- Site of self

- Site of production

- Site of audiensce

Bagaimana interpretasi perokok pasif terhadap pesan dalam gambar

peringatan bahaya merokok yang ada pada kemasan bungkus rokok di

Indonesia sebagai kajian budaya visual

Kesimpulan

Gambar peringatan bahaya merokok pada kemasan produk rokok di

Indonesia

Page 48: PEMAKNAAN PEROKOK PASIF TERHADAP GAMBAR …

1.6 Metodelogi Penelitian

1.6.1 Jenis penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang

menggunakan metode Analisis Resepsi Khalayak. Dalam penelitian

ini, peneliti akan menggali lebih dalam mengenai interpretasi

perokok pasif yang telah dipengaruhi oleh gambar peringatan bahaya

merokok sebagai kajian budaya visual.

Analisisi resepsi khalayak adalah audiens memahami proses

pembuatan makna (making meaning process) yang dilakukan oleh

audiens ketika mengonsumsi gambar atau visual. Analisis resepsi

digunakan untuk melihat dan memahami pemaknaan pesan yang

dibentuk oleh penonton atau pembaca.

Asumsi dasarnya adalah konsep khalayak aktif. Khalayak aktif

adalah khalayak yang mempunyai otonomi untuk memroduksi dan

mereproduksi makna yang ada di dalam gambar. Stuart Hall (1972),

menuliskan tentang teori encoding dan decoding sebagai proses

khalayak mengonsumsi dan memroduksi makna dalam proses

penerimaan atas konten media massa yang dikonsumsinya.

Penelitian dengan menggunakan analisis resepsi dapat melihat

bagaimana khalayak memberikan kesan, pendapat, atau pandangan

teoretis terhadap gambar peringatan bahaya merokok sebagai kajian

budaya visual, dengan latar belakang mereka yang berbeda-beda.

Page 49: PEMAKNAAN PEROKOK PASIF TERHADAP GAMBAR …

1.6.2 Obyek Penelitian

Obyek penelitian analisis resepsi ini adalah khalayak, dimana

mereka merupakan perokok pasif. Perokok pasif dikategorikan

sebagai khalayak sebagai “yang berlangsung”. Artinya Para khalayak

dipilih berdasarkan pengalaman atau peristiwa yang terjadi atas diri

mereka sendiri. Para khalayak dipilih memenuhi kriteria sesuai

dengan ketentuan peneliti (Patton, 2002: 243).

Kriteria yang ditentukan antara lain :

Jenis kelamin: laki-laki dan perempuan

Sudah cukup umur atau sudah berusia 18 tahun ke atas

Perokok pasif, sudah pernah merokok sebelumnya

1.6.3 Jenis dan Sumber Data

a. Data Premier

Data yang berkaitan langsung dengan obyek penelitian.

Data diperoleh dari wawancara kepada informan yakni perokok

pasif dalam bentuk percakapan yang lebih luas. Namun demikian

wawancara mendalam mempunyai tujuan yang berbeda dari

percakapan yang dilakukan biasanya. Sementara wawancara

mendalam percakapannya lebih fokus9. Peneliti melakukan

wawancara kepada perokok pasif dengan latar belakang yang

berbeda-beda mengenai gambar peringatan bahaya merokok

9 Rahma Ida, Studi media dan kajian budaya, Kencana, Jakarta, 2014, hal 55

Page 50: PEMAKNAAN PEROKOK PASIF TERHADAP GAMBAR …

sebagai kajian budaya visual, untuk mengetahui interpretasinya

terhadap hal tersebut.

Penggunaan metode wawancara mendalam atau depthi

interview untuk mencari tahu atau melakuka investigasi yang

lebih mendalam agar mendapatkan data tentang respons, opini,

dan perasaan informan terhadap topik atau isu tertentu dari konten

media.10

a. Data Sekunder

Pengumulan data juga diperoleh dari sumber kedua, yaitu

studi kepustakaan, buku, artikel, jurnal, gambar, internet, dan

informasi dari khalayak. Studi kepustakaan digunakan untuk

pengumpulan data dan teori yang relevan dengan penelitian serta

penambahan atau pendukung penelitian ini.

1.7 Unit Analisis

Unit analisis dalam penelitian ini yaitu gambar peringatan bahaya

merokok yang diinterpretasikan perokok pasif sebagai kajian budaya

visual.

10

Ibid 169

Page 51: PEMAKNAAN PEROKOK PASIF TERHADAP GAMBAR …

1.8 Teknik Pengumpulan Data

1. Wawancara Mendalam (Depth Interview)

Wawancara mendalam adalah suatu cara mengumpulkan data atau

informasi dengan cara langsung bertatap muka dengan informan agar

mendapatkan data lengkap dan mendalam. Wawancara ini dilakukan

dengan frekuensi tinggi atau berulang-ulang secara intensif.

Selanjutnya dibedakan antara responden (orang yang akan

diwawancarai sekali) dengan informan (orang yang ingin peneliti

ketahui/pahami dan yang akan diwawancarai beberapa kali). Hal ini

disebut juga wawancara intensif (Intensive-interviews), (Kriyantono,

2010: 102).

2. Analisis Pengkodingan Hasil Wawancara

Setelah melakukan wawancara, maka langkah selanjutnya yang

dilakukan peneliti adalah secepatnya mengkoding hasil wawancara.

Dalam kegiatan pengkodigan (pencatatan) ini, peneliti membaca ulang

seluruh material wawancara dan mencoba mendapatkan garis besar

atau gambaran umum hasil wawancara. Setelah itu peneliti membuat

transkrip wawancara.

1.9 Teknik Analisis Data

Menurut Bogdan dan Biklen, analisis data kualitatif adalah upaya

yang dilakukan dengan jalan bekerjanya data, mengorganisasikan data,

memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola,

Page 52: PEMAKNAAN PEROKOK PASIF TERHADAP GAMBAR …

menyintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang

penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat

diceritakan kepada orang lain (Moleong, 2008: 248). Teknik analisis data

yang akan peneliti lakukan ialah sebagai berikut :

a. Menyeleksi

Peneliti memilih dan melakukan wawancara kepada informan yang

sesuai dengan kriteria dari peneliti.

b. Menganalisis

Peneliti akan menganalisis hasil wawancara yang kemudian ditulis

dalam bentuk laporan tertulis. Dari hasil analisis akan didapatkan

interpretasi para informan tersebut terhadap gambar peringatan

bahaya merokok pada kemasan rokok di Indonesia.

c. Mengklasifikasi

Peneliti menetapkan posisi penerimaan pesan informan antara lain accepting

(menerima pesan), negotiated (menolak dan menerima pesan yang diterima),

oppositional (tidak menerima pesan).

Page 53: PEMAKNAAN PEROKOK PASIF TERHADAP GAMBAR …

BAB II

DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

2.1 Profil Perokok Pasif

2.1.1 Profil Informan Pertama

Pria lajang berinisial WM, berusia 28 tahun dengan tingkat

pendidikan lulusan strata satu ini adalah perokok pasif. Awal mencoba

rokok saat usia 8 tahun atau ketika ia duduk di bangku kelas 3 Sekolah

Dasar. Ia termasuk perokok aktif dimulai sejak ia duduk di bangku

Sekolah Menengah Atas, jadi selama kurang lebih 12 tahun hingga ia

memutuskan berhenti merokok. Pada tahun 2015 tepatnya di usia 26 tahun,

WM difonis dokter menderita bronkitis. Jadi statusnya sekarang dia adalah

perokok pasif. WM dulunya termasuk tipe perokok sedang dan terkadang

ia juga menjadi perokok berat. Satu hari ia mampu menghabiskan 12

hingga 24 batang rokok. WM dibesarkan di antara keluarga yang kurang

harmonis, meskipun tidak ada perpisahan antara orang tuanya

2.1.2 Profil Informan Kedua

SL ialah nama inisial dari seorang wanita single parent atau janda

yang telah memiliki satu anak, seorang perokok pasif yang Saat ini usianya 27

tahun. Ia masih menempuh pendidikan strata satu. Ia memulai merokok saat

duduk di bangku Sekolah Menengah Atas dan termasuk tipe perokok ringan

Page 54: PEMAKNAAN PEROKOK PASIF TERHADAP GAMBAR …

dan sedang. Dalam satu hari SL mampu menghabiskan 10 hingga 20 batang

rokok.

2.1.3 Profil Informan Ketiga

AF, seorang pria remaja berusia 18 tahun dengan tingkat pendidikan lulus

SMA yang sebagai perokok pasif, namun ia pernah mencoba merokok saat

SMP. Kesan pertama merokok membuat AF tidak mau lagi mencoba rokok

karena ia tidak menemukan kenikmatan dari rokok. AF juga orang yang peduli

akan kesehatan, ia mempunyai keinginan menjadi pemain sepak bola nasional.

2.1.4 Profil Informan Keempat

Seorang kepala keluarga berinisial JM, berusia 53 tahun, yang sekarang sudah

termasuk seorang perokok pasif, memiliki satu istri dan dua putri. JM

dibesarkan di keluarga yang kurang mampu sehingga memaksanya hanya bisa

sekolah hingga tingkat SD saja. Setelah selesai bersekolah di bangku SD, JM

memutuskan merantau untuk mendapatkan pekerjaan demi membantu

perekonomian keluarganya. JM pernah sebagai perokok aktif selama 16 tahun

dan termasuk tipe perokok berat, dalam satu hari mampu menghabiskan 21 –

25 batang rokok.

Page 55: PEMAKNAAN PEROKOK PASIF TERHADAP GAMBAR …

2.2 Gambar Peringatan Bahaya Merokok

Gambar bahaya merokok pada bungkus rokok

Gambar 1, 3, dan 5 merupakan gambar peringatan penyakit akibat

merokok, serta diperjelas dengan tulisan :

- Gambar 1 : MEROKOK SEBABKAN KANKER MULUT

- Gambar 3 : MEROKOK SEBABKAN KANKER TENGGOROKAN

- Gambar 5 : MEROKOK SEBABKAN KANKER PARU-PARU

Sedangkan gambar 2 dan 4 merupakan gambar peringatan bahaya asap

rokok dengan tulisan :

- Gambar 2 : MEROKOK MEMBUNUHMU

- Gambar 4 : MEROKOK DEKAT ANAK BERBAHAYA BAGI

MEREKA

Tulisan peringatan bahaya rokok juga dibuat lebih singkat. Kalimat

peringatan lama bertuliskan “MEROKOK DAPAT MENYEBABKAN

KANKER, SERANGAN JANTUNG, IMPOTENSI DAN GANGGUAN

Page 56: PEMAKNAAN PEROKOK PASIF TERHADAP GAMBAR …

KEHAMILAN DAN JANIN”. Kalimat lama yang panjang kini diganti dengan

kalimat terbaru yang terdapat pada setiap iklan dan bungkus rokok saat ini

adalah kalimat yang lebih singkat dan to the point, yaitu “MEROKOK

MEMBUNUHMU”.

Pemerintah telah menegaskan bahwa pencantuman gambar peringatan

bahaya merokok bagi kesehatan pada bungkus rokok wajibnya dilaksanakan

oleh produsen rokok mulai hari Selasa, 24 Juni 2014. Menurut Menteri

Kesehatan (Menkes), dr Nafsiah Mboi, Sp.A, MPH, dalam acara Puncak

Peringatan Hari Tanpa Tembakau Sedunia di Gedung Kemenkes, Kuningan,

Jakarta, Jumat, 31 Mei 2014 hal itu sesuai dengan PP Tembakau.“Mulai

2014, perusahaan rokok wajib mencantumkan peringatan bahaya merokok,

baik bergambar dan tulisan, sesuai dengan PP No 109 Tahun 2012 tentang

Pengamanan Bahan yang Mengandung Zat Adiktif Berupa Produk Tembakau

Bagi Kesehatan,” tegasnya.

Bahkan, Menko Kesra Agung Laksono mengancam akan menindak tegas

para produsen rokok yang tidak mentaati aturan tersebut. Berikut 5 peringatan

bergambar yang ada di bungkus rokok Indonesia, yang sudah dipersiapkan

Kementerian Kesehatan (Kemenkes):

Page 57: PEMAKNAAN PEROKOK PASIF TERHADAP GAMBAR …

1. Gambar kanker mulut

Pada gambar pertama (diatas), terdapat tulisan „PERINGATAN‟ yang

ditulis dengan jenis huruf arial bold kapital, ukuran 10, berwarna putih dan

diberi blok latar belakang hitam pekat. Gambar menunjukkan mulut seorang

perokok yang tampak mengenaskan karena diserang kanker mulut. Di bawah

gambar terdapat tulisan „MEROKOK SEBABKAN KANKER MULUT‟.

2. Gambar orang merokok dengan asap yang membentuk tengkorak

Page 58: PEMAKNAAN PEROKOK PASIF TERHADAP GAMBAR …

Sama dengan gambar pertama, setiap peringatan bergambar di bungkus

rokok harus menyertakan tulisan „PERINGATAN‟ di bagian atas gambar.

Untuk gambar kedua, tampak seorang perokok yang memegang sebatang rokok

sambil menghembuskan asap rokok yang membentuk tengkorak. Di bawah

gambar terdapat tulisan „MEROKOK MEMBUNUHMU‟.

3. Gambar kanker tenggorokan

Gambar ketiga tidak kalah mengerikan. Tampak seorang pecandu rokok

yang menderita kanker tenggorokan dengan leher bolong dan terdapat benjolan

kanker yang menjijikkan. Di bawah gambar terdapat tulisan besar

„MEROKOK SEBABKAN KANKER TENGGOROKAN‟.

Page 59: PEMAKNAAN PEROKOK PASIF TERHADAP GAMBAR …

4. Gambar orang merokok dengan anak di dekatnya

Gambar keempat lebih menekankan bahaya merokok bagi orang lain,

terutama anak-anak. Pada gambar tersebut, tampak seorang perokok yang

menghisap rokoknya sambil menggendong anak kecil. Di bawah gambar

terdapat tulisan „MEROKOK DEKAT ANAK BERBAHAYA BAGI

MEREKA‟.

5. Gambar paru-paru yang menghitam karena kanker

Merokok sangat berbahaya bagi paru-paru. Tapi banyak perokok yang tidak takut karena

belum melihatnya sendiri. Nah, pada gambar kelima, peringatan bergambar

menunjukkan dengan jelas bagaimana paru-paru si perokok menghitam karena kanker.

Di bawah gambar tersebut terdapat tulisan ‘MEROKOK SEBABKAN KANKER PARU-PARU

DAN BRONKITIS KRONIS’.

Page 60: PEMAKNAAN PEROKOK PASIF TERHADAP GAMBAR …

BAB III

PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

3.1. Encoding – Decoding Peneliti (Site of Self )

Pada tahap ini proses encoding dan decoding adalah menurut

peneliti sendiri. Area penelitian visual ini disebut juga site of self.

Beberapa gambar visual dalam area penelitian ini adalah gambar tentang

penyakit akibat merokok, gambar balita dan perokok, serta gambar

perokok dan tanda asap berbentuk tengkorak.

Menurut peneliti gambar penyakit dalam kemasan rokok adalah

penyakit akibat merokok. Hal ini merupakan sebab dan akibat dalam

melakukan atau mengonsumsikan sesuatu. Contohnya merokok dapat

mengakibatkan penyakit seperti bronkhitis, kanker paru-paru, kanker

tenggorokan, kanker mulut dan lain sebagainya, akan tetapi kenapa masih

dilegalkan penjualannya di Indonesia?. Padahal merokok itu dapat

membunuh perokok itu sendiri.

Gambar mengenai perokok sambil menggendong balita, jelas

menggambarkan bahwa merokok tidak sepatutnya berdekatan dengan

balita karena pengaruhnya tidak baik bagi kesehatan bayi. Gambar

berikutnya mengenai pria merokok beserta asap yang membentuk

tengkorak, peneliti berpendapat bahwa jika merokok di dekat perokok

pasif atau orang yang tidak mengonsumsi rokok maka mereka

Page 61: PEMAKNAAN PEROKOK PASIF TERHADAP GAMBAR …

kemungkinan juga akan terkena dampak penyakit seperti perokok aktif

lainnya.

Dari ketiga gambar di atas peneliti mengambil posisi pemaknaan

pesan pada posisi negosiasi, karena merokok adalah hal yang legal jika

dilakukan pada situasi dan kondisi tertentu. Maksudnya adalah hendaknya

merokok pada tempat yang disediakan misalnya tempat bagi perokok

bukan pada tempat berAC atau di tempat-tempat umum lainnya seperti

mall dan tempat transportasi umum karena rentan dekat dengan semua

orang termasuk balita dan perokok pasif.

Pemerintah seakan-akan bersikap oportunis dan tidak mau tahu

akan sebab dan akibat dari produksi rokok ini. Dukungan pemerintah

terhadap pendirian pabrik-pabrik rokok menjadi lebih luas dan promosi

yang besar-besaran memberikan kesempatan bisnis yang cukup

menguntungkan di negeri ini. Sehingga membuka lapangan kerja yang

semakin luas bagi masyarakat.

Faktor-faktor lain yang ikut mendukung pertumbuhan perokok

aktif di Indonesia adalah promosi iklan pada media massa dan elektronik.

Rokok dianggap sebagai simbol kejantanan dan kewibawaan bagi

seseorang di mata orang lain, khususnya peneliti. Hal ini menjadi masalah

bagi kajian budaya visual. Karena dengan adanya budaya visual, pada

dasarnya akan menggoyangkan kemapanan berpikir seseorang tentang

realitas dan apa yang dimaksud dengan yang sebenarnya dalam kehidupan

Page 62: PEMAKNAAN PEROKOK PASIF TERHADAP GAMBAR …

budaya sehari-hari, misalnya pengaruh rokok melalui gambar visual dalam

kemasan rokok.

Analisa terhadap site of self pada gambar visual kemasan dalam

rokok adalah gambar visual yang ditampilkan dalam kemasan rokok

merupakan gambar yang dikategorikan menyeramkan. Tujuan dari gambar

tersebut untuk mengurangi para perokok aktif yang semakin hari semakin

banyak jumlahnya. Akan tetapi dengan dipublikasikan gambar penyakit

dalam kemasan tidak membuat efek jera bagi para perokok aktif. Sehingga

menurut peneliti gambar visual tersebut tidak efektif bagi masyarakat akan

bahaya dari merokok.

3.2 Wilayah Produksi Rokok (Site of Production)

Gambar visual merupakan aspek penting dalam menarik minat

seseorang. Dengan melihat gambar maka orang yang melihat akan

menimbulkan pendapat yang berbeda-beda bagi tiap individu. Sehingga

pada saat sekarang promo-promo akan barang dan jasa terasa lebih

menyentuh konsumen dengan hanya menampilkan gambar visual saja.

Gambar visual bahaya merokok dalam kemasan produk rokok salah

satunya yang menarik. Beberapa gambar dalam kemasan rokok terbilang

menarik karena ada gambar yang menyajikan gambar yang seram, seperti

gambar penyakit yang disebabkan mengonsumsi rokok. Kemasan rokok

telah dibuat sedemikian rupa menariknya untuk dapat menjadi iklan

berjalan bagi rokok tersebut. Peringatan hanya dalam bentuk tulisan saja

Page 63: PEMAKNAAN PEROKOK PASIF TERHADAP GAMBAR …

ternyata tidak dapat memberikan efek jera bagi para perokok sehingga

dibentuklah kebijakan bersama pemerintah untuk meletakan gambar yang

bersifat jera pada bungkus rokok tersebut. Gambar penyakit akibat

merokok yang menyeramkan diletakkan dengan komposisi 50% atau lebih

di bagian atas bungkus rokok secara bolak balik. Diharapkan dengan

adanya komunikasi visual yang menyeramkan, dapat menjadi shock

therapi bagi para perokok sehingga bungkus rokok bukan lagi kebanggaan

bagi mereka.

Tujuan lainnya adalah sebagai promosi kesehatan dan edukasi

bahaya merokok dengan dukungan media cetak, elektronik dan edukasi,

sebenarnya promosi kesehatan telah mengambil langkah-langkah dengan

membentuk pedoman Kawasan Tanpa Rokok, Iklan Layanan Masyarakat

tentang bahaya merokok dan beberapa media cetak dengan informasi yang

sepadan tentang bahaya merokok pada masyarakat.

Analisa peneliti terhadap site of production adalah proses

pembuatan gambar visual pada kemasan rokok didasari oleh peraturan dari

pemerintah, yaitu PP No.109/2012. Peraturan Pemerintah (PP)

No.109/2012 tentang Pengamanan Bahan yang Mengandung Zat Adiktif

Berupa Produk Tembakau Bagi Kesehatan, melarang produsen rokok

mencantumkan kata "Light", "Ultra Light", "Mild", dan "Extra Mild" pada

produk dan bungkusnya. Peraturan ini memberikan batasan yang sangat

ketat bagi peredaran, penjualan dan iklan dari produk tembakau, yang

biasanya adalah sering disebut sebagai rokok. Sehingga para perusahaan

Page 64: PEMAKNAAN PEROKOK PASIF TERHADAP GAMBAR …

rokok di negeri ini dalam memroduksi rokok harus mengikuti instruksi

undang-undang tersebut.

Selain berisi peringatan tentang kesehatan, setiap kemasan produk

tembakau harus mencantumkan informasi kandungan kadar Nikotin dan

Tar pada sisi samping setiap kemasan bungkusnya. Sementara pada sisi

samping lainnya wajib dicantumkan:

a. Pernyataan "dilarang menjual atau memberi kepada anak berusia 18

tahun dan perempuan hamil"; dan

b. Kode produksi, tanggal, bulan, dan tahun produksi, serta nama dan

alamat produsen.

c. Perlindungan khusus ibu hamil atau perempuan hamil, anak-anak dan

rehabilitasi.

d. Pengendalian iklan rokok atau iklan produk tembakau.

e. Kawasan merokok atau kawasan tanpa rokok.

Dari beberapa hal di atas adalah hal yang mendasari site of

production atau wilayah penelitian visual pada produksi rokok di

Indonesia.

3.3 Area Penelitian Khalayak Visual (Site of Audience)

Pada sub bab ini peneliti menyajikan data primer berupa hasil

wawancara dengan para informan, yang difokuskan pada topik penelitian

yaitu objek visual peringatan bahaya merokok. Penyajian data primer ini

disesuaikan dengan area penelitian visual site of audience, atau wilayah

Page 65: PEMAKNAAN PEROKOK PASIF TERHADAP GAMBAR …

khalayak/konsumen visual. Area penelitian ini mencari tahu bagaimana

khalayak membaca dan memaknai serta menginterpretasikan gambar-

gambar visual pada produk rokok. Metode penelitian visual site of

audience dilakukan secara pengkodingan dengan memilah hasil

wawancara yang sesuai dengan topik penelitian.

3.4 Data Hasil Encoding Para Informan

3.4.1. Data Hasil Encoding Informan Pertama

P : Pada saat SD itu, apakah kamu sudah tahu bahaya dari

merokok?

WM : Iya aku sudah tahu. Saat SD aku sudah menerima edukasi

itu, kalau merokok nanti bisa menderita sakit paru-paru dan

lainnya yang disebabkan merokok. Toh di bungkus rokok juga

sudah tertuliskan bahaya merokoknya.

P : Bronchitis, salah satu penyakit akibat merokok yang telah

dipublikasikan, baik di tulisan maupun gambar pada kemasan

rokok. Apakah perokok aktif itu berpotensi akan menderita

penyakit seperti apa yang telah diedukasikan?

WM : Emm bisa iya, bisa tidak. Tergantung individu

perokoknya. Dia merokok sesering mungkin atau tidak.

P : Apa persepsimu terhadap gambar peringatan bahaya

merokok?

Page 66: PEMAKNAAN PEROKOK PASIF TERHADAP GAMBAR …

WM : Jijik. Singkat, jelas, dan padat. Untuk gambar yang

penyakit, jijik. Aku bilang jijik, tapi tetap saja merokok, ya

awalnya dulu aku berusaha mencari cara agar tidak melihat

gambar penyakit itu dengan cara mencorat coret hingga tidak

terlihat gambarnya atau mengganti tempat rokok, namun

lambat laun aku udah mulai terbiasa dengan gambarnya.

Sedangkan untuk gambar seorang pria menggendong balita,

aku merasa kasihan terhadap balitanya. Apalagi diusia balita,

kekebalan tubuhnya belum seberapa kebal. Ya ada rasa

khawatir untuk aku sendiri ketika aku merokok tapi yang ada

di dekat ku balita, jadi aku merasa harus mengalah, tidak

merokok jika aku tidak bisa menghindari balitanya. Kalau

yang gambar pria, asap rokok, dan dua tengkorak manusia, aku

rasa gambar itu hanya menjadi lelucon saja, meskipun

diperkuat dengan kalimat merokok membunuhmu.

3.4.2 Data Hasil Encoding Informan Kedua

P : Terus apa pendapat kamu tentang pemerintah yang

memublikasikan bahaya merokok dengan gambar-gambar

peringatan bahaya merokok di bungkus rokok saat ini?

SL : Gambar itu muncul sebenarnyakan dengan tujuan menekan

jumlah perokok. Bagi saya sendiri, gambar tersebut kurang

bisa memengaruhi individu, termasuk saya sendiri. Karena di

Page 67: PEMAKNAAN PEROKOK PASIF TERHADAP GAMBAR …

luar negeri, bungkus rokok dari dulu sudah seperti itu. Saya

rasa juga konsumennya masih banyak. Saya rasa apa yang

dilakukan Indonesia hanya meniru apa yang sudah ada di luar

negeri. Dan saya rasa itu tidak terlalu efektif, biasa saja.

P : Apakah kamu mempunyai pandangan, kalau perokok itu

berpotensi menderita penyakit seperti apa yang telah

digambarkan pada peringatan bahaya merokok atau bungkus

rokok?

SL : Ya pasti. Karenakan sudah ada buktinya dan saya juga

melihat sendiri bahwa hal itu memang dari merokok. Perokok

aktif itu orang yang bisa menghabiskan banyak rokok, dia akan

lebih rentan menderita penyakit tersebut, dan bahkan ujungnya

adalah kematian.

P : Bagaimana interpretasimu mengenai gambar penyakit yang

ada di bungkus rokok?

SL : Pada umumnya jelas gambar-gambar tersebut seperti ingin

menakut-nakuti masyarakat khususnya para perokok tentang

bahaya merokok. Saya menginterpretasikan bahwa merokok

dapat menyebabkan penyakit-penyakit seperti yang ada pada

gambar tersebut, karena gambar-gambar penyakit tersebut

terlihat mengerikan.

P : Kalau gambar seorang pria yang sedang merokok dengan

menggendong balita?

Page 68: PEMAKNAAN PEROKOK PASIF TERHADAP GAMBAR …

SL : Gambar itu masih ambigu jika tidak membaca tulisan kecil

yang berada di bawah gambar. Ketika melihat gambarnya saja,

menimbulkan tafsir, pertama, seorang ayah saat menggendong

anak bisa sambil menikmati rokok. Kedua, seorang ayah saat

merokok tidak boleh menggendong anak. Jadi gambar tersebut

kurang efektif sebagai peringatan berbahaya merokok.

P : Lalu gambar muka seorang pria dengan asap rokok dan dua

tengkorak, interpretasimu seperti apa?

SL : Gambar ini juga tidak efektif. Mungkin ikon tengkorak

memang sebagai simbol kematian, namun gambarnya terkesan

tidak jelas. Sedangkan seharusnya sebuah gambar peringatan

itu harus jelas dan gamblang agar seketika mudah diingat dan

dipahami oleh orang.

3.4.3 Data Hasil Encoding Informan Ketiga

P : Lalu bagaimana pendapatmu tentang perigatan bahaya merokok

seperti yang ada di bungkus rokok saat ini?

AF : Kalau melihat gambarnya itu yang penyakit, pasti saya ngeri,

takut dan jijik karena dipertontonkan dengan jelas bentuk

penyakitnya. Namun meskipun ada gambar penyakit itu, menurut

saya tidak bisa mempengaruhi juga buat orang lain, karena gambar

itu bisa dihilangkan dengan caranya mereka mbak, misalnya saja

Page 69: PEMAKNAAN PEROKOK PASIF TERHADAP GAMBAR …

dirobek atau diapakanlah agar konsumennya bisa menghindari

gambarnya itu saja dan tetap bisa menikmati produknya.

P : Bagaimana dengan gambar peringatan bahaya merokok yang

tidak menggambarkan penyakit?

AF : Nah kalau itu, setahu saya, bukannya kalau untuk iklan atau

mengenai rokok sendiri dilarang menampakkan atau

menggambarkan orang yang sedang merokok, sekarang di bungkus

rokoknya malah menggambarkan orang yang sedang merokok baik

yang menggendong anak dan ada dua tengkoraknya. Dan ini jadi

timbul pertanyaan buat saya kenapa kok yang berkewajiban

membuat seperti itu. Kalau gambar pria dengan asap rokok dan dua

tengkorak, menunjukkan asap rokok bisa membunuh bagi

perokoknya dan juga orang lain yang tidak merokok tapi

menghirup sisa asap rokoknya perokok.

P : Gambar peringatan mana yang paling membuatmu tidak akan

mengonsumsi rokok?

AF : Gambar penyakit, terutama yang kanker tenggorokan, karena saya

kerap sekali melihatnya.

3.4.4 Data Hasil Encoding Informan Keempat

P : Lalu pak gimana dengan peringatan bahaya merokok seperti ada

di bungkus rokok?

Page 70: PEMAKNAAN PEROKOK PASIF TERHADAP GAMBAR …

J : Yang ini ya rokok menyebabkan kanker dan lain-lainnya itu ya..

Dulu sih saya merokok kan masih di usia muda, ya bisa dibilang

saya nggak ngurus (tidak menghiraukan) nduk, wong merokok itu

enak, apalagi dulu peringatannya cuman tulisan. Tapi kalo

sekarang, aku disuruh merokok lagi, aku tidak bakal mau, wong

gambar di bungkus rokok sekarang itu mengerikan. Aku kan juga

ndag mau kalo sampek kenak penyakit itu. Na’udubillahimindalik.

P : Loh pak, menurut sampean, orang yang merokok itu bakal terkena

penyakit itu ta?

J : Ya wallahualam sih nduk. Kan penyakit, rejeki, dan lain-lainnya

sudah ada yang mengatur. Aku cuman berusaha menghindarinya

dengan tidak merokok lagi. Aku kan juga ingin berumur panjang,

biar bisa menikmati masa-masa punya cucu nantinya.

P : Terus pak, apa pendapat bapak tentang bahaya merokok yang

telah disebar luaskan seperti di bungkus rokok?

J : Iya rokok itu memang berbahaya, aku percaya bahayanya

merokok seperti akibat rokok itu bakal mengganggu kesehatan.

Aku suka dengan cara mereka memberitahukan bahaya merokok

itu. Jadi cuman produk rokok saja yang tidak menipu

konsumennya, produk yang jujur. Mereka sudah terang-terangan

memberitahu akibat merokok itu akan seperti apa.

Page 71: PEMAKNAAN PEROKOK PASIF TERHADAP GAMBAR …

P : Itu kan mengenai gambar yang menunjukkan penyakit pak. Lalu

bagaimana dengan gambar seorang pria yang merokok sambil

menggendong anak?

J : Itu gambar ada di bungkus rokok, jadi gambarnya itu adalah

gambar peringatan bahaya merokok juga toh nduk? Ya berarti tidak

boleh merokok dekat anak-anak.

P : Kalau yang gambar pria dengan asap dan dua tengkorak?

J : Aku tidak seberapa paham ya nduk, tapi aku tahunya merokok

membunuhmu.

1.5 Proses Decoding

Pada sub bab ini peneliti menyajikan data decoding dari para

khalayak. Tujuan proses ini adalah untuk memperoleh pemaknaan pesan dari

gambar visual bahaya merokok pada produk rokok. Kemudian selanjutnya

akan memperoleh posisi pemaknaan pesan sesuai Teori Stuart Hall.

1.5.1 Data Decoding Informan Pertama

Informan pertama dalam hal ini berinisial WM adalah seorang

pria perokok aktif yang sudah tidak merokok lagi. Pada hasil

pengkodingan data WM memberikan pernyataan bahwa dia sadar

akan akibat dari merokok memberikan pengaruh yang buruk terhadap

kesehatan yaitu dapat menderita penyakit bronkhitis. WM menyadari

bahwa dalam kemasan rokok juga menggambarkan peringatan

Page 72: PEMAKNAAN PEROKOK PASIF TERHADAP GAMBAR …

terhadap bahaya merokok seperti gambar yang dirasa jijik akan tetapi

dia tetap merokok karena tanpa rokok dia merasa menjadi orang

bodoh, WM tetap beranggapan bahwa merokok merupakan salah satu

kebiasaan yang dipandang sebagai pemersatu antar invidu dalam hal

ini pergaulan antar sesama individu dan mengisi kekosongan jika

sedang tidak bekerja. Sehingga akhirnya WM menyadari bahwa dia

berhenti merokok karena sakit tifus dan bronkhitis.

Peringatan tentang bahaya merokok dalam kemasan rokok

sebelumnya hanya bersifat tekstual atau tertulis dan kemudian

dikemas secara bergambar. Hal ini menciptakan budaya visual (visual

culture) pada kemasan rokok. Budaya visual tentang peringatan

bahaya merokok merujuk pada kondisi visual yang menjadi bagian

dari kehidupan sosial. Bahkan menurut Rose (2001)1, modernitas saat

ini berpusat pada aspek visual. Visual menjadi hal utama pada

modernitas. “postmodern is a visual culture”. Persepsi WM sebagai

penikmat rokok, bahwa bentuk visual dari peringatan bahaya merokok

dalam kemasan rokok kurang memberikan dampak yang signifikan

terhadap keadaan sosial dan kesadaran masyarakat akibat dari

merokok. Hal ini terlihat dari prilaku WM sendiri, yang mengacuhkan

gambar visual kemasan rokok untuk tetap merokok.

1 Rahma Ida, Studi Media dan Kajian Budaya,Kencana,Jakarta,2014,hlm 127.

Page 73: PEMAKNAAN PEROKOK PASIF TERHADAP GAMBAR …

WN juga memersepsikan tentang gambar peringatan bahaya

merokok yang menampakkan gambar seorang pria perokok yang

menggendong seorang balita.

Persepsi dari WM terhadap gambar di atas adalah ;

“Aku merasa kasihan terhadap balitanya. Apalagi diusia balita,

kekebalan tubuhnya belum seberapa kebal. Ya ada rasa khawatir

untuk aku sendiri ketika aku merokok tapi yang ada di dekat ku balita,

jadi aku merasa harus mengalah, tidak merokok jika aku tidak bisa

menghindari balitanya”.

Dari pernyataan di atas mengidentifikasikan bahwa konsep

persepsi dari gambar tersebut menurut WM adalah termasuk sensual

konstruksitivisme, artinya pernyataan WM terhadap gambar

melahirkan konsep atau ide-ide dari pengalaman sebelumnya. Artinya

WM mengartikan bahwa rokok tidak baik bagi kesehatan balita,

karena berdasarkan kondisi sebelumnya balita yang terkena asap

Page 74: PEMAKNAAN PEROKOK PASIF TERHADAP GAMBAR …

rokok dapat menderita penyakit tertentu atau menggangu

perkembangan kekebalan tubuh balita.

Proses pengkodingan selanjutnya adalah mengenai gambar di

bawah ini, menurut WM bahwa ;

“Kalau yang gambar pria, asap rokok, dan dua tengkorak

manusia, aku rasa gambar itu hanya menjadi lelucon saja, meskipun

diperkuat dengan kalimat merokok membunuhmu”.

Peneliti mengategorikan bahwa persepsi dari WM terhadap

gambar di atas adalah termasuk konsep perseptual semiotika. Karena

dua tengkorak di atas merupakan sebuah semiotik atau tanda yang

mengidentifikasikan pesan bahwa merokok akan membunuhmu, dapat

diartikan juga rokok perlahan-lahan akan membunuhmu. Akan tetapi

menurut WM itu merupakan lelucon saja.

Page 75: PEMAKNAAN PEROKOK PASIF TERHADAP GAMBAR …

1.5.2 Data Decoding Informan Kedua

Analisis resepsi terhadap pengkodingan data wawancara dari

informan wanita berinisial SL. Menurut SL Gambar itu muncul

sebenarnya bertujuan menekan jumlah perokok. Bagi SL sendiri,

gambar tersebut kurang bisa memengaruhi individu, termasuk SL

sendiri. Karena di luar negeri, bungkus rokok dari dulu sudah seperti

itu. SL merasa juga konsumennya masih banyak. Apa yang dilakukan

Indonesia hanya meniru apa yang sudah ada di luar negeri, itu tidak

terlalu efektif, biasa saja.

Persepsi terhadap gambar visual tentang bahaya merokok oleh

SL dalam konsep komunikasi visual termasuk perseptual kognitif.

Menurut pendekatan kognitif, audience tidak hanya menyaksikan

keterangan objek yang terstruktur, seperti dalam teori gestalt, tetapi

juga secara aktif tiba pada suatu kesimpulan tentang persepsi melalui

operasi mental. Operasi mental yang dimaksud seperti halnya ingatan,

proyeksi, harapan, selektifitas, habituasi (hal membiasakan diri),

saliance, disonansi (ketidaksesuaian), budaya dan kata-kata serta

psikologi.

Menurut peneliti sendiri, gambar visual bahaya merokok

dimaksudkan hanya untuk mengurangi kesenjangan merokok atau

memengaruhi psikologis dari masyarakat, akan penyakit yang timbul

dari merokok. Sehingga faktor ini akan membentuk persepsi

Page 76: PEMAKNAAN PEROKOK PASIF TERHADAP GAMBAR …

masyarakat dan juga memengaruhi mental masyarakat untuk

mengurangi daya beli rokok.

SL menyakini bahwa apa yang dipublikasikan di kemasan

rokok baik itu kontekstual maupun visual mengenai bahaya merokok

adalah kenyataan karena SL memiliki bukti nyata dan melihat sendiri

penyakit yang ditimbulkan akibat merokok. Persepsi SL berikutnya

adalah bahwa gambar visual bahaya merokok dibuat mengerikan

hanya untuk menakut-nakuti orang terhadap penyakit yang

ditimbulkan dari merokok.

Menurut SL, “Gambar di atas ini masih ambigu jika tidak

membaca tulisan kecil yang berada di bawah gambar. Ketika melihat

gambarnya saja, menimbulkan tafsir, pertama, seorang ayah saat

menggendong anak bisa sambil menikmati rokok. Kedua, seorang

ayah saat merokok tidak boleh menggendong anak. Jadi gambar

tersebut kurang efektif sebagai peringatan berbahaya merokok”.

Page 77: PEMAKNAAN PEROKOK PASIF TERHADAP GAMBAR …

Secara konsep metodologi visual, pernyataan oleh SL terhadap

gambar dikategorikan termasuk dalam konsepsi ways of seeing,2 atau

cara-cara melihat, yaitu perbedaan cara melihat dan perspektif yang

dimiliki oleh seorang dengan yang lainnya terhadap gambar atau

image visual yang dilihat. Cara pandang tersebut dapat menimbulkan

multi tafsir yang berbeda dari beberapa orang yang melihatnya.

Apakah menikmati rokok saat menggendong anak ataukah merokok

tidak boleh sambil menggendong anak. Cara pandang demikian

biasanya terjadi pada beberapa orang yang dalam hal ini tingkat

pemahaman terhadap peringatan bahaya merokok berkurang, atau

orang yang sudah paham tetapi mengacuhkan peringatan gambar

tersebut. Sehingga menurut SL bentuk komunikasi visual tersebut

belum sepenuhnya efektif.

Persepsi berikutnya adalah mengenai gambar di halaman sebelumnya:

2 Rahma Ida, Studi Media dan Kajian Budaya, Prenada Media Grup, Jakarta,2014,hlm.132

Page 78: PEMAKNAAN PEROKOK PASIF TERHADAP GAMBAR …

Menurt SL, “Gambar ini juga tidak efektif. Mungkin ikon

tengkorak memang sebagai simbol kematian, namun gambarnya

terkesan tidak jelas. Sedangkan seharusnya sebuah gambar peringatan

itu harus jelas dan gamblang agar seketika mudah diingat dan

dipahami oleh orang”.

Konteks dari pernyataan SL di atas termasuk dalam konsep

perseptual semiotika. Konsep ini menjelaskan bentuk visual yang

digambarkan dengan simbol atau tanda tengkorak pada kemasan

rokok. Menurut SL bentuk visual dari kemasan rokok tersebut belum

sepenuhnya dipahami karena terkesan tidak jelas dan tidak dimengerti.

Sehingga terlihat jelas bahwa konsep perseptual semiotika yang

ditonjolkan dalam kemasan ini belum sepenuhnya efektif bagi SL.

1.5.3 Data Decoding Informan Ketiga

Informan berikutnya adalah seorang remaja pria berinisial AF,

seorang perokok pasif. Setelah melakukan pengkodingan hasil

wawancara dengan AF, yaitu mengenai gambar visual peringatan

bahaya merokok. AF berpendapat bahwa gambar visual tersebut

membuat dia ngeri, takut dan jijik karena dalam gambar kemasan

menunjukan bentuk penyakit yang diderita akibat merokok. Namun

demikian AF sendiri tidak terpengaruh dengan gambar tersebut karena

untuk menghilangkan rasa takutnya dia merobek gambar tersebut dan

kemudian mengonsumsinya seperti biasa.

Page 79: PEMAKNAAN PEROKOK PASIF TERHADAP GAMBAR …

Pendapat berikutnya adalah mengenai gambar visual kemasan

rokok lainnya. Af berpendapat bahwa gambar visual lainnya seperti

seorang yang menggendong balita sambil merokok bermakna bahwa,

jika merokok tidak boleh berjarak dekat dengan balita karena asap

rokok dapat membahayakan mereka. Sedangkan gambar mengenai

simbol tengkorak menurut AF bermakna menunjukkan asap rokok

bisa membunuh bagi perokoknya dan juga orang lain yang tidak

merokok tapi menghirup sisa asap rokoknya perokok.

Menurut peneliti, bentuk komunikasi perseptual semiotika

yang dilakukan oleh AF, terhadap gambar visual dalam kemasan

rokok telah efektif, karena menurutnya tanda-tanda atau simbol di

kemasan dapat dimengerti olehnya, sehingga makna-makna yang ada

pada kemasan rokok telah tersampaikan pesannya kepada informan

yaitu AF sendiri.

1.5.4 Data Decoding Informan Keempat

Informan keempat berinisial J seorang pria perokok pasif,

berpendapat bahwa merokok merupakan kenikmatan tersendiri.

Mengenai gambar visual bahaya merokok pada kemasan rokok, dia

membandingkan dengan keadaan kemasan rokok dulu yang masih

berbentuk tekstual. J tidak terpengaruh dengan peringatan tekstual

tersebut karena baginya itu hanya kebohongan belaka sedangkan

Page 80: PEMAKNAAN PEROKOK PASIF TERHADAP GAMBAR …

sekarang setelah dibuat gambar visual maka J merasa ngeri dan tidak

merokok lagi.

Pendapat mengenai gambar bahaya rokok dalam kemasan, J

berpendapat bahwa, “Rokok itu memang berbahaya, J percaya

bahayanya merokok seperti akibat rokok itu bakal mengganggu

kesehatan. Jadi cuman produk rokok saja yang tidak menipu

konsumennya, produk yang jujur. Mereka sudah terang-terangan

memberitahu akibat merokok itu akan seperti apa”.

Berdasarkan persepsinya komunikasi visual yang dilakukan

pada kemasan rokok terhadap J memengaruhi faktor psikologi dari J

sendiri. Hal ini terlihat dari pernyataan J yang mulai berhenti merokok

ketika melihat gambar dari kemasan rokok tersebut. Pendekatan

komunikasi yang dilakukan adalah secara perseptual kognitif. J

sebagai individu menyaksikan keterangan objek yang terstruktur yaitu

gambar visual kemasan rokok, setelah itu memberikan pada suatu

kesimpulan tentang persepsi melalui operasi mental yaitu

memengaruhi psikologi J untuk berhenti merokok.

Pendapat berikutnya adalah mengenai gambar seorang pria

merokok sambil menggendong balita. J berpendapat bahwa merokok

tidak boleh dekat anak-anak. Sedangkan gambar manusia dan

tengkorak, J berpendapat bahwa merokok dapat membunuh. Dari

pendapat J di atas dapat dipersepsikan bahwa, pendekatan komunikasi

visual yang dilakukan adalah secara perseptual semiotik. Artinya J

Page 81: PEMAKNAAN PEROKOK PASIF TERHADAP GAMBAR …

dapat memahami dan menjelaskan arti dari tanda atau simbol

(semiotik) pada kemasan bahaya merokok. Sehingga pendekatan

komunikasi visual tersebut telah efektif dalam memberikan pesan

terhadap individu.

1.6 Pembahasan

Setelah melakukan proses encoding – decoding terhadap para

khalayak atau informan, maka selanjutnya peneliti akan membahas posisi

pemaknaan pesan dalam sub bab ini. Pemaknaan pesan atau persepsi yang

dihasilkan adalah sesuai dengan keterangan dari para khalayak. Para

khalayak yang dipilih berdasarkan kategori khalayak sebagai “yang

berlangsung”. Di sini khalayak atau informan melakukan wawancara

berdasarkan pengalaman dari khalayak sendiri.

Khalayak yang dipilih sesuai kategori kemudian akan dilakukan

wawancara mendalam bersama peneliti. Wawancara mendalam yang

dilakukan adalah pada isu mengenai persepsi dari khalayak yang dalam hal

ini adalah perokok pasif, tentang gambar visual bahaya merokok pada

produk rokok. Depth interview atau wawancara mendalam dilakukan

untuk menggali persepsi dari individu khalayak mengenai isu tersebut.

Posisi persepsi dari informan pertama berinisial WM mengenai

gambar visual bahaya merokok adalah sebagai berikut ;

Dari ketiga gambar mengenai bahaya merokok pada kemasan rokok, WM

berpendapat bahwa, gambar mengenai bahaya merokok terlihat menjijikan

Page 82: PEMAKNAAN PEROKOK PASIF TERHADAP GAMBAR …

terutama gambar penyakit, gambar balita bersama perokok dapat

diantisipasi dengan menghindarinya dari balita, sedangkan gambar

tengkorak hanya sebuah lelucon. Posisi pemaknaan menurut WM adalah

posisi negotiated position atau posisi negosiasi karena gambar tersebut

dapat diterima oleh para perokok dan gambar tersebut hanya berusaha

menjelaskan bahaya merokok dan menjaga jarak dari para perokok pasif

atau balita.

Posisi persepsi dari informan berinisial SL mengenai gambar

adalah gambar yang menakutkan para perokok khususnya gambar

penyakit, gambar bayi dan perokok menimbulkan multitafsir pada

masyarakat, sedangkan tengkorak adalah simbol kematian yang tidak jelas

dan tidak dimengerti. Posisi pemaknaan menurut SL adalah pada posisi

oposition position atau posisi oposisi. Gambar tersebut tidak diterima oleh

SL karena gambar tersebut tidak jelas dan tidak dimengerti oleh

masyarakat.

Posisi persepsi dari informan berinisial AF mengenai gambar

adalah gambar yang menakutkan yaitu pada penyakit, tapi biasanya dapat

disiasati dengan merobek gambar tersebut, sedangkan gambar lain lebih

dimaknai sebagai merokok tidak boleh dekat dengan bayi dan perokok

pasif. Posisi pemaknaan menurut AF adalah pada negotiated position atau

posisi negosiasi karena AF menerima pesan dalam gambar bahaya

merokok pada kemasan tetapi hal itu tidak berdampak pada orang untuk

tetap mengonsumsinya.

Page 83: PEMAKNAAN PEROKOK PASIF TERHADAP GAMBAR …

Posisi persepsi yang terakhir adalah menurut J, gambar visual

bahaya merokok sudah tepat karena dapat menggangu kesehatan dan

gambar tersebut memberikan kesan bahwa rokok tersebut tidak

membohongi publik. Sedangkan gambar balita dan simbol tengkorak

menurutnya hanya peringatan kalau rokok dapat membunuh. Posisi

pemaknaan pesan menurut J adalah accepting position karena J menerima

dengan baik pesan yang disampaikan dari produk rokok.

Proses penerimaan pesan dari beberapa khalayak lebih didominasi

oleh posisi negosiasi. Proses negosiasi dihasilkan setelah menganalisis

proses wawancara secara terdalam dari tiap khalayak. Sehingga jelas

bahwa gambar visual bahaya merokok pada kemasan rokok tidak dapat

memberikan efek jera kepada perokok karena gambar yang menunjukkan

ketakutan yaitu pada penyakit dapat disiasati dengan merobek kemasan.

Akan tetapi merokok juga diharapkan sebaiknya memberikan jarak yang

cukup jauh jika merokok di dekat balita atau perokok pasif.

Gambar peringatan pada kemasan rokok terdiri dari tiga (3) bagian gambar

yang ditampakkan yaitu :

1. Gambar pertama, gambar yang ditampilkan dalam produk rokok

adalah gambar penyakit, dari penyakit mulut sampai pada paru-paru.

Tujuan dari gambar ini adalah menyampaikan kepada masyarakat

konsumen rokok akibat dari proses merokok. Secara teori komunikasi

visual bentuk iklan rokok pada kemasan termasuk bentuk komunikasi

perseptual semiotika. Perseptual semiotika merupakan konsep ilmu

Page 84: PEMAKNAAN PEROKOK PASIF TERHADAP GAMBAR …

tanda atau simbol berupa gambar yang diproduksi jauh lebih menarik

dan berkesan sehingga dimengerti oleh orang banyak. Konsep teori ini

berupaya untuk mengidentifikasikan dan menjelaskan tanda-tanda

kepada masyarakat dunia.

Pada gambar penyakit di kemasan rokok merupakan bentuk perseptual

semiotika karena menonjolkan gambar tanda berupa jenis penyakit.

tujuan dari gambar iklan pada kemasan rokok agar masyarakat

konsumen rokok, dapat dengan mudah mengerti arti dari akibat

merokok bagi tubuh. Sehingga mereka selain menikmati rokok, dapat

juga mempersepsikan pesan gambar peringatan pada kemasan rokok

yang dikonsumsi.

2. Gambar kedua adalah gambar seorang perokok yang sedang merokok

sambil menggendong balita. Konsep gambar peringatan ini termasuk

komunikasi perseptual kognitif. Konsep ini menjelaskan kepada

khalayak tidak hanya menyaksikan objek gambar secara terstruktur

tapi juga pada suatu kesimpulan yang mempengaruhi aktifitas mental

khalayak. Pada gambar kedua menjelaskan bahwa ketika sedang

merokok sebaiknya tidak berdekatan dengan balita karena

pengaruhnya buruk kepada balita itu sendiri baik pertumbuhan dan

kesehatan fisik balita tersebut. Konsep teori perseptual kognitif pada

gambar akan memberikan perubahan terhadap aktifitas mental seorang

perokok misalnya, proteksi bahwa tidak boleh merokok dekat balita,

selektifitas agar memilah-milah jarak jika merokok dekat ataupun jauh

Page 85: PEMAKNAAN PEROKOK PASIF TERHADAP GAMBAR …

dari seorang perokok aktif, ingatan bahwa merokok dapat

menyebabkan penyakit yang berbahaya.

3. Gambar ketiga, gambar tentang perokok dan gambar asap berbentuk

tengkorak. Gambar ini termasuk dalam konsep teori perseptual

semiotika dan kognitif, secara semiotika gambar ketiga ini

menampilkan tanda gambar asap yang berbentuk tengkorak manusia

akibat hembusan asap rokok dari perokok. Gambar ini menjelaskan

bahwa merokok tidak boleh dekat dengan perokok pasif. Sedangkan

secara kognitif memberikan persepsi terhadap aktifitas mental bahwa

kebiasaan terus menerus merokok dapat membunuh si perokok itu

sendiri dan asap akibat merokok dapat membunuh orang disekitar si

perokok.

Page 86: PEMAKNAAN PEROKOK PASIF TERHADAP GAMBAR …

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Peneliti mengambil kesimpulan dari hasil penelitian ini mengenai,

gambar tentang peringatan bahaya merokok pada kemasan produk rokok.

Gambar peringatan yang ditampilkan pada kemasan rokok adalah, gambar

penyakit akibat merokok seperti kanker mulut, kanker tenggorokan, kanker

paru-paru dan bronkitis, gambar seorang pria merokok sambil menggendong

balita, dan gambar seorang pria merokok digambarkan bersama simbol asap

rokok berbentuk tengkorak.

a. Dari aspek site of self, peneliti berkesimpulan bahwa gambar peringatan

bahaya merokok dalam kemasan rokok merupakan pendekatan secara

komunikasi visual, menggunakan gambar visual yang menyeramkan.

hal ini bertujuan untuk mengurangi jumlah perokok aktif di masyarakat.

b. Dari Aspek site of production, wilayah komunikasi visual dengan

pembuatan gambar peringatan bahaya merokok, bertujuan sebagai

promosi kesehatan dan edukasi bahaya merokok dengan dukungan

media cetak, elektronik dan edukasi.

Page 87: PEMAKNAAN PEROKOK PASIF TERHADAP GAMBAR …

c. Dari aspek site of audience, area penelitian ini menggunakan para

audience sebagai informan yang dikumpulkan sesuai kategori yang

ditentukan, kemudian melakukan wawancara mendalam untuk

menemukan pemaknaan pesan dari para informan.

d. Posisi pemaknaan pesan lebih didominasi oleh posisi negosiasi.

Artinya para perokok baik aktif maupun pasif memberikan pemaknaan

bahwa gambar peringatan pada kemasan rokok sebenarnya sudah cukup

efektif untuk menekan jumlah perokok, akan tetapi pada penerapannya

jumlah perokok semakin bertambah tanpa mempedulikan bentuk pesan

dalam kemasan rokok.

Page 88: PEMAKNAAN PEROKOK PASIF TERHADAP GAMBAR …

4.2 Saran

1. Akademik

Penelitian ini terkait dengan interpretasi perokok pasif

terhadap gambar visual pada kemasan produk rokok. Analisis persepsi

yang dilakukan secara decoding menghasilkan data-data dari

informan, yang kemudian dikaitkan dengan teori komunikasi visual

dan pendekatan secara perseptual semiotik, sehingga memberikan

pemaknaan terhadap gambar visual pada kemasan produk rokok.

2. Praktis

Metode penelitian yang digunakan, dapat menjawab

permasalahan dalam penelitian ini yaitu menggunakan metode

penelitian kualitatif, yang menerapkan pengumpulan data primer. Data

ini yang berkaitan langsung dengan obyek penelitian. Data decoding

diperoleh secara wawancara mendalam adalah suatu cara

mengumpulkan data atau informasi dengan cara langsung bertatap

muka dengan informan agar mendapatkan data lengkap dan

mendalam. Wawancara ini dilakukan dengan frekuensi tinggi atau

berulang-ulang secara intensif. Selanjutnya dibedakan antara

responden (orang yang akan diwawancarai sekali) dengan informan

(orang yang ingin peneliti ketahui/pahami dan yang akan

diwawancarai beberapa kali).

Page 89: PEMAKNAAN PEROKOK PASIF TERHADAP GAMBAR …

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman Al Mukaffi, 1001 cara mudah berhenti merokok, Darul Falah,

Jogjakarta, 2013

Baran, Stanley Jdan Davis, Dennis K.. Teori Komunikasi Massa: Dasar

Pergolakan dan Masa Depan, Jakarta : Salemba Humanika. 2010

Brent D Ruben, Komunikasi dan perilaku manusia edisi kelima, Raja Grafindo

Persada, Jakarta, 2013.

Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi (studi Pengantar), Rosda, Jakarta, 2011

Ernes Caldwell, Berhenti Merokok, Lkis, Jakarta 2009.

Istiqomah, U. Upaya Menuju Generasi Tanpa Rokok. Surakarta: Seti Aji, 2000,

McQuail, Denis. Teori Komunikasi Massa, Jakarta : Salemba Humanika, 2011.

Moleong Lexi,J, Metode Penelitian Kualitatif, PT Remaja Rosdakarya, Bandung,

2010

Rachmat krisyantono, Riset komunikasi. Jakarta, kencana, 2006.

Rahmah Ida, Studi Media dan Kajian Budaya, Jakarta, Kencana. 2014

Sumbo Tinarbuko, Semiotika Komunikasi Visual (edisi revisi), Jalasutra,

Jogjakarta, 2010

Sobur Alex, Analisis Teks Media: suatu pengamtar untuk analisis wacana,

analisis semiotik,dan analisis framin, Bandung, PT.Remaja Rosdakarya,

2001

Page 90: PEMAKNAAN PEROKOK PASIF TERHADAP GAMBAR …

WEBSITE-WEBSITE INTERNET

http://digilib.uin-

suka.ac.id/5691/1/BAB%20I,%20IV,%20DAFTAR%20PUSTAKA.pdf

https://berandasosial.wordpress.com/sosial/

https://ranidwi68.wordpress.com/2013/01/09/pengertian-merokok-dan-akibatnya/

http://kesehatan.kompasiana.com/medis/2014/10/13/8-manfaat-rokok-yang-

mengagumkan-680227.html (coba dibuka yang ini. Manfaat merokok)

http://www.kaskus.co.id/thread/53bf01ce0d8b4622288b4606/gila--10-manfaat-

rokok-bagi-kesehatan-manusia/ (coba dibuka yang ini. Manfaat merokok)

Ottawa: Canadian Cancer Society; 7 July 2009. Available from: [accesed on 13

July 2009].

Cunningham R. Cigarette package warning size and use of pictures: international

summary. LDUI-WHO. Dampak Tembakau dan Pengendaliannya di Indonesia:

Lembar Fakta untuk Masukan Kebijakan. 2009

Peraturan pemerintah nomor 19 tahun 2003 tentang Pengamanan Rokok bagi

Kesehatan

FKM UI, SITT Pengembangan Peringatan Kesehatan di Bungkus ROkok, 2011

(sumber: http://www.tempo.co/read/news/2013/10/10/090520749/Perokok-

Indonesia-Terbanyak-seAsia-Tenggara-).

Page 91: PEMAKNAAN PEROKOK PASIF TERHADAP GAMBAR …

Data Wawancara Informan Pertama

P : Kamu adalah mantan perokok aktif. Jadi, sekarang kamu termasuk

perokok pasif. Mungkin bisa dijelasankan dulu pengalamanmu dari

perokok aktif mulai kapan hingga prosesmu sebagai perokok pasif?

WM : Awalnya aku mulai mencoba merokok itu dari kelas 3 SD (Sekolah

Dasar). Di saat itu aku masih belum terlalu sering merokok karena masih

sekedar mencoba rasanya rokok, ya sebatas kenalakalan anak-anak.

Merokok hanya sekedar iseng saja hingga SMP (Sekolah Menengah

Pertama) karena masih sembunyi-sembunyi untuk merokoknya, kalau

ketahuan keluarga ataupun guru jelas dimarahi, jadi merokoknya hanya

saat bersama teman-teman dan itu pun rokoknya satu batang dihisap

beberapa anak secara bergantian. Lalu mulai sering merokok saat masa

SMA (Sekolah Menengah Atas). Bagiku perokok aktif itu sehari bisa

menghabiskan rokok sebanyak satu bungkus.

P : Sebelum lanjut, awal merokok itu karena apa? Di saat kelas 3 SD.

WM : Ya bisa dibilang karena pergaulan. Pergaulanku dulu temen-temen ku

lebih tua dari pada aku dan mereka adalah perokok. Jadi aku punya rasa

keinginan untuk mencobanya juga. Aku masih ingat dulu yang paling

membuatku tertarik itu ketika temenku, ya usianya lebih tua dari aku, bisa

membuat asapnya berbentuk O. Aku jadi ingin mencobanya dan ingin bisa

tentunya.

P : Wouw, ternyata asap yang membuatmu tertarik minghisap rokok.

Gimana sih awal rasanya merokok?

Page 92: PEMAKNAAN PEROKOK PASIF TERHADAP GAMBAR …

WM : Kalo rasa pertama kali mencoba, ya nggak enak, bikin pusing, batuk,

tapi akhirnya aku bisa merokok. Tapi bagiku tidak butuh waktu lama untuk

bisa merokok atau menikmati enaknya merokok. Sampai aku bisa

membentuk O juga dari asap rokok itu.

P : Pada saat SD itu, apakah kamu sudah tau bahaya dari merokok?

WM : Iya aku sudah tau. Saat SD aku sudah menerima edukasi itu, kalau

merokok nanti bisa menderita sakit paru-paru dan lainnya yang disebabkan

merokok. Toh di bungkus rokok juga sudah tertuliskan bahaya

merokoknya.

P : Lah terus kenapa tetap merokok? Secara psikologi pada saat usia anak-

anak, biasanya kan ketika ditakut-takutin dia tidak akan melakukannya?

WM : Gimana ya, ya bisa dibilang aku ini bandel di usia anak-anak. Jadi tidak

terlalu aku pedulikan karena aku juga belum paham akan penyakit paru-

paru itu seperti apa.

P : Oh gitu ya. Lanjut deh gimana sampai bisa memutuskan untuk berhenti

merokok!

WM : Oke. SMA aku sudah mulai sering merokok. Bahkan saat SMA, aku

sudah diperbolehkan merokok di rumah. Eh bukan diperbolehkan sih, tapi

aku memaksa agar diijinin merokok di rumah. Awalnya memang dimarahi

untuk disarankan agar tidak merokok, berhubung yang ngomong adalah

ayahku dan beliau perokok juga, jadi aku balik omongannya. Aku pun juga

tetep bandel kalo di rumah ya tetap saja merokok. Masa SMA lewat,

setelah itu aku kuliah. Saat kuliah uang saku ku sebenarnya tidak banyak,

Page 93: PEMAKNAAN PEROKOK PASIF TERHADAP GAMBAR …

jadi cara memenuhi kebutuhan rokoknya saat itu patungan sama temen

untuk beli sebungkus rokok. Terus sempat putus kuliah, karena aku lebih

memilih untuk bekerja. Nah di saat kerja itu aku kan sudah punya

penghasilan sendiri, disini kegiatan merokokku bisa dibilang lebih sering,

bahkan bisa lebih dari satu bungkus.

P : Apakah bisa dibilang selepas masa SMA merokok adalah kebutuhanmu?

WM : Iya benar. Bisa dibilang seperti itu. Merokok mulai menjadi

kebutuhanku. Jadi kalo aku tidak merokok, aku merasa jadi orang bodoh

atau linglung atau bingung, aku merasa seperti ini bukan berarti aku adalah

korban dari iklan rokok yang dahulu, yang menggambarkan merokok itu

cowok yang tangguh, maco, pinter, dan lain sebagainya. Bagiku kalo tidak

merokok itu sangat tidak enak, mulai dari rasa di mulut, kebiasaan

memegangnya, tidak enak lah pokoknya. Sempet bingung juga kalo tidak

ada rokok. Misalnya saja kalo aku lagi mainan hp tanpa memegang rokok,

asli bener-bener tidak enak banget, ada yang kurang lah pokoknya. Tapi

aku juga sempet pernah punya keinginan untuk tidak merokok lagi.

Awalnya dengan cara mengurangi porsi merokoknya. Alasan pertama

bukan karena kesehatan tapi karena aku sadar kalo uang ku banyak untuk

membeli rokok, di sini aku pengen menghemat uang dengan cara beli

rokoknya tidak bungkusan tapi eceran, ya itu akhirnya aku ngecer rokok.

Tapi ketika aku nongkrong dengan temen-temen yang perokok, sempet

bingung juga ngapain ini aku kalo nggak merokok. Jadi kebiasaan yang

Page 94: PEMAKNAAN PEROKOK PASIF TERHADAP GAMBAR …

kita lakukan di setiap harinya tiba-tiba tidak kita lakukan akhirnya tidak

enak, pasti merasa ada yang kurang.

P : Sesuai pernyataanmu tadi, ketika kamu tidak merokok kamu merasa jadi

orang yang bodoh. Hal itu bisakah dibilang tujuan merokok mu adalah

salah satu pencitraan dirimu ?

WM : Tidak. Hanya karena kebiasaanku saja. Gini, aku pernah punya

pengalaman, waktu itu aku bilang sama temenku yang tidak merokok juga,

saat itu posisinya aku merokok dan dia tidak merokok, kamu kayak gini

enak ta? satu meja sama aku, nyantai gini, aku ngerokok sedangkan kamu

tidak. Jawabannya ya enak-enak saja, aku kan emang nggak merokok. Aku

kembali bertanya, kamu nggak terganggu sama aku? Jawabannya, ya

enggak, biasa aja kan temen-temen ku yang lain juga perokok. Terus aku

balikin, kalo aku kayak kamu gini, aku loh merasa jadi orang yang bodoh

dengan tidak ngapa-ngapain. Jadi aku mendeskripsikan untuk mejadi

orang bodoh itu yang menurutku tidak ngapai-ngapain. Aku merokok itu

untuk mengisi waktuku yang kosong.

P : Jadi bukan untuk pencitraan diri, melainkan tujuannya untuk mengisi

waktu kosongmu.

WM : Iya bener.

P : Bisa nggak saat berkegiatan tidak menyentuh rokok?

WM : Emm, bisa, kalau keadaannya memang tidak memungkinkanku untuk

merokok. Biasanya tuntutan kalau di pekerjaan. Dulu aku sempet bekerja

yang memang mewajibkan agar pegawainya tidak merokok saat bekerja.

Page 95: PEMAKNAAN PEROKOK PASIF TERHADAP GAMBAR …

Jadi aku merokok hanya saat istirahat saja ketika jam kerja. Ya namanya

juga tuntutan bos. Sempet juga kerja yang tidak mempermasalahkan

merokok, ya aku sempatkan untuk merokok, seperti biasa.

P : Bisa dilanjut hingga kamu menjadi perokok pasif?

WM : Setelah kerja, kuliah lagi, pernah juga sakit tipes selama satu bulan, aku

bener-bener berhenti merokok. Terus pernah sakit tipes dua kali, selama

hampir tiga bulan gak merokok.

P : Balik lagi, salah satu tujuan merokok adalah mengisi waktu yang kosong,

nah ketika sakit bukannya justru banyak waktumu yang kosong, gimana

caramu meninggalkan rokok itu tadi?

WM : Jadi gini kenapa akhirnya memutuskan untuk tidak merokok, karena

pertama adalah aku sadarar, ketika sakit harus mengonsumsi obat, kalo aku

merokok itu tidak baik. Waktu terus berjalan, hingga aku merasa benar-

benar tidak bisa menahan keinginan untuk tidak merokok, akhirnya aku

memutuskan untuk menghisap rokok kembali, saat itu rasa rokok sudah

sangat berubah bagiku, rasanya itu benar-benar tidak enak banget.

Ditambah lagi mulutnya orang sakit itu kan serba tidak enak, tidak bisa

merasakan rasa sesungguhnya. Kutinggalkan lagi rokoknya. Setelah

sembuh eh, aku merokok lagi, jadi sebagai perokok aktif lagi seperti

sebelumnya. Terus aku memutuskan untuk stop merokok, pertama

tujuannya karena memanajemen uang atau penghematan uang, kedua hal

yang cukup membuatku terkejut, aku difonis menderita bronchitis, di usia

26 tahun dan statusku masih lajang. Fonis ini yang menurut ku salah satu

Page 96: PEMAKNAAN PEROKOK PASIF TERHADAP GAMBAR …

faktor terkuat yang membuatku mengambil keputusan untuk tidak

merokok lagi. Akhirnya aku sadar, mengingat-ingat yang dulu ketika aku

merokok, aku jadi mengevaluasi diriku, kesalahan ada di cara merokokku

yang tidak aturan. Oh iya salah satu aku merokok juga untuk

menghilangkan grogiku ketika menghadapi kegiatan atau jika mau

bertemu dengan orang. Sebenernya selama ini aku sudah sering ditegor

sama temen-temen ku, mereka bilang aku bau rokok, dari sini aku

menyadari juga kalo ini adalah kesalahan ku merokok yang sangat tidak

beraturan, maksudnya dikit-dikit merokok. Dari sini aku merasa perokok

itu tidak bersih. Akhirnya aku memutuskan untuk mengurangi, aku tidak

bisa berhenti merokok dengan cara tidak menyentuh rokok sama sekali,

karena aku akan merasa jadi orang yang bingung. Entah itu karena

kecanduan atau bagaiamana, tapi menurutku kebiasaan. Kembali lagi,

ketika dokter bilang aku sakit bronchitis, keputusan bulat yang kupegang

hingga sekarang, aku tidak akan menyentuh rokok kembali.

P : Sayang sekali ya kamu mengambil keputusan itu ketika kamu merasakan

sakitnya itu. Lalu kamu sekarang memandang perokok aktif itu bagimana?

WM : orang merokok itu tidak bersih, ini berlaku utnuk saya saja. Tapi untuk

perokok aktif lain, ya biasa-biasa aja, karena aku perah jadi seperti itu.

Menurutku merokok itu sebaiknya punya aturan, istilahnya dy harus bisa

memanajemen untuk merokok. Tapi ya alangkah lebih baiknya lagi,

sebaiknya yang masih merokok segera berhenti saja untuk tidak merokok,

Page 97: PEMAKNAAN PEROKOK PASIF TERHADAP GAMBAR …

sebelum perokok menderita atau merasakan sakit seperti bronchitis salah

satunya.

P : Bronchitis, salah satu penyakit akibat merokok yang telah dipublikasikan,

baik ditulisan maupun gambar pada kemasan rokok. Apakah perokok aktif

itu berpotensi akan menderita penyakit seperti apa yang telah

diedukasikan?

WM : Emm bisa iya, bisa tidak. Tergantung individu perokoknya. Dia merokok

sesering mungkin atau tidak.

P : Apa persepsimu terhadap gambar peringatan bahaya merokok?

WM : Jijik. Singkat, jelas, dan padat. Untuk gambar yang penyakit, jijik. Aku

bilang jijik, tapi tetap saja merokok ya dulu. Awalnya aku berusaha

mencari cara agar tidak melihat gambar penyakit itu dengan cara mencorat

coret hingga tidak terlihat gambarnya atau mengganti tempat rokok,

namun lambat laun aku udah mulai terbiasa dengan gambarnya.

Sedangkan untuk gambar seorang pria menggendong balita, aku merasa

kasihan terhadap balitanya. Apalagi diusia balita, kekebalan tubuhnya

belum seberapa kebal. Ya ada rasa khawatir untuk aku sendiri ketika aku

merokok tapi yang ada di dekat ku balita, jadi aku merasa harus mengalah,

tidak merokok jika aku tidak bisa menghindari balitanya. Kalau yang

gambar pria, asap rokok, dan dua tengkorak manusia, aku rasa gambar itu

hanya menjadi lelucon saja, meskipun diperkuat dengan kalimat merokok

membunuhmu.

P : Adakah saran untuk pemerintah yang ingin kamu sampaikan?

Page 98: PEMAKNAAN PEROKOK PASIF TERHADAP GAMBAR …

WM : Ini kan cara pemerintah untuk menekan angka perokok. Menurutku

pemerintah perlu mengganti gambar secara berkala, karena meskipun

kurang efektif, paling tidak pasti ada dampak bagi perokok aktif dan pasif,

ya meskipun mampu menekan jumlah perokok hanya sementara waktu

saja.

P : Jadi apakah kamu sepakat, merokok itu berbahaya?

WM : Iya sepakat, karena aku sendiri sudah merasakan dampaknya. Dokter

sempet bilang juga kalo bronchitis itu penyakitnya orang merokok. Orang

merokok pasti sudah punya penyakit ini. Karena itu adalah peyakit

pernafasan. Ini bisa dihilangkan dengan banyak olah raga dan konsumsi

vitamin C. Alhamdulillah aku sudah melewati masa sakit itu.

Page 99: PEMAKNAAN PEROKOK PASIF TERHADAP GAMBAR …

Data Wawancara Informan Kedua

P : Kapan kamu memulai untuk menjadi perokok aktif hingga memutuskan

sebagai perokok pasif?

SL : Sebenarnya, jadi perokok pasif ke perokok aktif atau sebaliknya

(perokok aktif ke perokok pasif) itu susah. Awalnya saya tidak konsisten,

pada akhirnya saya hamil dan punya anak. Mau tidak mau saya

memutuskan untuk berhenti merokok demi kesehatan janin.

P : Jadi atas dasar sadar akan kesehatan untuk janin?

SL : Iya saya sangat sadar akan hal tersebut. Karena dengan sangat terpaksa

harus tiba-tiba berhenti dari kegiatan merokok, akhirnya saya

mengonsumsi permen terus, ini cara untuk mengalihkan rasa ingin

merokoknya itu. Entah itu di saat setelah makan, sedang nganggur atau

yang lainnya dan ujungnya sempat membuat gigi saya sakit. Sedangkan

kalo hamil itu tidak boleh gigi sakit karena ditakutkan kuman masuk ke

janin dan obat sakit gigi juga keras. Saya berhenti merokok sampai sekitar

dua tahun untuk menyusui, jadi hampir tiga tahunan saya tidak merokok

dari masa hamil hingga menyusui dua tahun. Kemudian saya kembali

merokok lagi.

P : Kembali merokok lagi karena apa?

SL : Lingkungan, dengan banyaknya orang-orang di sekitar saya sebagai

perokok, aktivitas padat, dan tidak ada lagi tanggung jawab atau

keterpaksaan karena sudah tidak lagi hamil dan menyusui. Jadi saya

merokok lagi. Setelah itu saya kenak sakit, sakitnya itu saya tidak tahu

Page 100: PEMAKNAAN PEROKOK PASIF TERHADAP GAMBAR …

awalnya apakah itu benar karena merokok atau tidak. Tapi ketika saya

bertanya ke dokter dan saya cari informasinya melalui internet salah

satunya kemungkinan dari rokok, karena saya ragu-ragu entah itu dari

rokok atau tidak maka saya harus berhenti merokok.

P : Sakit apa yang kamu derita?

SL : Sakit kelamin, ada jamur yang tumbuh dari virus. Nama penyakitnya

saya lupa namanya karena itu nama ilmiah, penyebutannya susah.

Penyakitnya disebabkan virus kemudian tumbuh menjadi jamur di

kemaluan saya. Penyebab lainnya dari pola hidup, bisa dari kebiasaan

merokok, minum, dan lain-lainnya. Saya juga peminum. Jadi beda dengan

bakteri, kalo bakteri kan karena tidak menjaga kebersihan, pembalut,

celana dalam, dan lain-lainnya. Ini bukan karena bakteri tapi virus yang

dari dalam. Akhirnya saya berinisiatif untuk berpola hidup sehat, salah

satunya tidak merokok. Namun saya menggantinya dengan vapor selama

dua tahun. Saya tidak lagi menggunakan rokok tembakau, tapi dengan

vapor yang menggunakan liquid atau cairan rasa-rasa untuk vapor. Setelah

itu tidak konsisten lagi karena malas untuk mencharger batrai dari vapor,

dan saya rasa tidak terlalu simpel untuk penggunaan vapor. Akhirnya saya

memutuskan tidak merokok sama sekali. Saya rasa lebih baik berhenti

total saja. Dan yang sempat saya tahu, sepertinya vapor lebih berbahaya

dari pada tembakau.

P : Awal merokok di usia berapa?

Page 101: PEMAKNAAN PEROKOK PASIF TERHADAP GAMBAR …

SL : Di usia berapa ya. Waktu awal mencoba rokok itu di bangku SMP.

Sekitar usia 13 tahun.

P : Awal merokok karena apa?

SL : Karena ingin tau rasa rokok, coba-coba.

P : Hal apa yang membuatmu tertarik mencoba rokok waktu itu?

SL : Seperti para remaja pada umumnya yang selalu tertarik dan coba-coba

hal baru. Awalnya terpengaruh dengan teman-teman, gaya hidup, akhirnya

menjadi sebuah kebiasaan.

P : SMP, SMA merokok, berhenti ketika hamil, terus merokok lagi,

kemudian difonis penyakit yang lupa namanya, sehingga membuatmu

mengganti rokok dengan vapor, dan akhirnya berhenti kembali hingga saat

ini. Dari perokok pasif sebelum mencoba rokok, perokok aktif, menjadi

perokok pasif, merokok lagi sebagai perokok aktif, kemudian kembali lagi

sebagai perokok pasif. Itu seeperti apa perbedaannya?

SL : Mungkin hanya perasaan aja entah itu hal yang benar atau tidak. Tapi

rasanya itu kayak mudah capek, mengantuk, ini ketika saya tidak lagi

merokok. Memang rasanya tidak enak, di mulut itu kaya tidak ada

pengecapan itu perbeda. Ketika setelah makan tidak merokok rasanya di

mulut itu masam. Dari dulu saya mengakalinya dengan permen, tapi

sekarang tidak lagi karena jika tetap banyak mengonsumsi permen saya

akan mudah sakit gigi, karena gigi saya juga mulai keropos. Akhirnya

dengan kesadaran akan kesehatan saja, saya mampu jadi perokok pasif.

P : Lalu bagaimana dengan rasa ketika merokok?

Page 102: PEMAKNAAN PEROKOK PASIF TERHADAP GAMBAR …

SL : Sugesti saya lebih fresh, bisa lebih konsentrasi, bisa mengurangi ngantuk,

dan mulut saya lebih enak, karena rokok menthol, jadi enak.

P : Sekarang dengan kamu sebagai perokok pasif, gimana cara mengatasi

ngantuk, kurang konsentrasi atau hal-hal lain yang kurang bisa

membuatmu nyaman tanpa merokok seperti yang kamu sebutkan tadi?

SL : Kalo ngantuk ya tidur, kalo tidak memunginkan untuk tidur ya ngopi.

Saya selalu ngopi dan tanpa permen juga. Saya juga mengonsumsi

vitamin.

P : Kamu sepakat atau tidak dengan pemerintah yang memberikan informasi

bahwa tembakau atau merokok itu bisa merusak organ kita atau bisa

membuat perokok menderita penyakit seperti yang telah dipublikasikan?

SL : Saya setuju. Karena realitasnya, saya melihat kenyataannya banyak

teman saya perokok yang menderita penyakit itu akibat dampak merokok.

Ada pula ayah teman saya yang meninggal akibat merokok dengan jantung

bocor, teman saya menderita bronchitis, paru-paru. Bahaya untuk janin

karena ketika hamil masih saja tetap merokok, akibatnya bayi terlahir

dengan paru-paru bolong. Jadi memang realitas yang saya lihat, banyak

teman saya yang menderita penyakit akibat merokok itu tadi.

P : Terus apa pendapat kamu tentang pemerintah yang memublikasikan

bahaya merokok dengan gambar-gambar peringatan bahaya merokok di

bungkus rokok saat ini?

SL : Gambar itu muncul sebenarnyakan dengan tujuan menekan jumlah

perokok. Bagi saya sendiri, gambar tersebut kurang bisa memengaruhi

Page 103: PEMAKNAAN PEROKOK PASIF TERHADAP GAMBAR …

individu, termasuk saya sendiri. Karena di luar negeri, bungkus rokok dari

dulu sudah seperti itu. Saya rasa juga konsumennya masih banyak. Saya

rasa apa yang dilakukan Indonesia hanya meniru apa yang sudah ada di

luar negeri. Dan saya rasa itu tidak terlalu efektif, biasa saja.

P : Lalu adakah masukkan dari kamu untuk pemerintah mestinya bagaimana

untuk menekan perokok?

SL : Menurut saya adanya isu kenaikan harga merokok itu akan lebih efektif

untuk menekan jumlah perokok jika hal itu direalisasikan. Sebenarnya

saya tidak punya kapasitas untuk memberikan saran bagaimana pemerintah

baiknya. Tapi menurut saya hal seperti itu tidak bisa dilawan. Karena

bagaimana pun pemerintah dan perekonomian kita ini mendapat

keuntungan dari pajak rokok, dari bea cukai. Mungkin lebih edukatif untuk

anak mulai dari sejak dini, bahkan anak-anak pun ada yang merokok di

usia balita contohnya di Malang, itu karena faktor lingkungan yang dia

lihat. Jadi kalo bisa lebih ditekankan ke edukasi sejak dini agar

mendapatkan pendidikan yang lebih baik dengan lingkungan yang lebih

baik juga sehingga tidak meniru untuk merokok. Perhatian dari orang tua

juga sangat penting untuk membimbing anak.

P : Bagaimana pandanganmu terhadap perokok aktif?

SL : Perokok aktif, mungkin mereka punya alasan sendiri kenapa mereka

merokok, mungkin karena sudah terlanjur merokok sehingga susah lagi

untuk tidak merokok karena saya juga mengalaminya, hal itu tidaklah

mudah. Tetapi menurut saya itu sebuah sugesti yang bisa dilawan dengan

Page 104: PEMAKNAAN PEROKOK PASIF TERHADAP GAMBAR …

pemikiran, toh setelah tidak merokok pun tidak mati, tidak jatuh sakit, bisa

jadi malah semakin sehat. Itu hanya sugesti saja agar tetap merokok.

Merokok bukanlah suatu kewajiban. Beda ketika dengan kewajiban

makan, kalau tidak makan akan mati, sedangkan merokok itu tidak, itu

hanya sugesti perokok aktif saja. Dia tidak bisa melawan alam bawah

sadarnya bahwa dia tidak bisa berhenti merokok.

P : Apakah kamu mempunyai pandangan, kalau perokok itu berpotensi

menderita penyakit seperti apa yang telah digambarkan pada peringatan

bahaya merokok atau bungkus rokok?

SL : Ya pasti. Karenakan sudah ada buktinya dan saya juga melihat sendiri

bahwa hal itu memang dari merokok. Perokok aktif itu orang yang bisa

menghabiskan banyak rokok, dia akan lebih rentan menderita penyakit

tersebut, dan bahkan ujungnya adalah kematian.

P : Kamu sekarang ada di posisi perokok pasif, sedangkan di lingkungan mu

banyak juga perokok aktif, kamu merasa terganggu nggak dengan

keberadaan mereka yang merokok pula ketika bersamamu?

SL : Tergantung ruangannya, kalau misalkan ruangannya itu padat, kecil, lalu

banyak yang merokok di situ, ya saya terganggu, terganggunya di sisi

tidak nyaman pada saya karena asap atau baunya juga pada akhirnya

menimbulkan rasa bagi saya ingin merokok kembali.

P : Banyak pernyataan yang mengatakan, perokok pasif itu lebih berbahaya

dari pada perokok aktif, pendapat kamu?

Page 105: PEMAKNAAN PEROKOK PASIF TERHADAP GAMBAR …

SL : Diimbangi saja dengan pola hidup yang sehat. Karena kita tidak bisa

menghindari tempat yang sangat bersih dari perokok aktif, kebanyakan

lingkungan ini dimana-mana banyak perokok aktif. Jangankan asap rokok,

asap kendaraan sebetulnya juga berbahaya. Jadi kita tidak bisa melawan

realitas yang ada. Jadi kita kembalikan ke diri personal perokok pasif itu

dengan mengimbangi pola hidup yang sehat, memerhatikan makanan-

makanan yang dikonsumsi, berolah raga untuk menangkal radikal-radikal

bebas dari asap rokok dan kendaraan. Jadi kalau dilawan mana mungkin,

karena kita berada di lingkungan dan kita tidak mungkin menggunakan

masker setiap saat. Realitas ini tidak dapat kita hindari.

P : Bagaimana interpretasimu mengenai gambar penyakit yang ada di

bungkus rokok?

SL : Pada umumnya jelas gambar-gambar tersebut seperti ingin menakut-

nakuti masyarakat khususnya para perokok tentang bahaya merokok. Saya

menginterpretasikan bahwa merokok dapat menyebabkan penyakit-

penyakit seperti yang ada pada gambar tersebut, karena gambar-gambar

penyakit tersebut terlihat mengerikan.

P : Kalau gambar seorang pria yang sedang merokok dengan menggendong

balita?

SL : Gambar itu masih ambigu jika tidak membaca tulisan kecil yang berada

di bawah gambar. Ketika melihat gambarnya saja, menimbulkan tafsir,

pertama, seorang ayah saat menggendong anak bisa sambil menikmati

rokok. Kedua, seorang ayah saat merokok tidak boleh menggendong anak.

Page 106: PEMAKNAAN PEROKOK PASIF TERHADAP GAMBAR …

Jadi gambar tersebut kurang efektif sebagai peringatan berbahaya

merokok.

P : Lalu gambar muka seorang pria dengan asap rokok dan dua tengkorak,

interpretasimu seperti apa?

SL : Gambar ini juga tidak efektif. Mungkin ikon tengkorak memang sebagai

simbol kematian, namun gambarnya terkesan tidak jelas. Sedangkan

seharusnya sebuah gambar peringatan itu harus jelas dan gamblang agar

seketika mudah diingat dan dipahami oleh orang.

Page 107: PEMAKNAAN PEROKOK PASIF TERHADAP GAMBAR …

Data Wawancara Informan Ketiga

P : Kamu adalah perokok pasif. Apakah kamu tidak pernah mencoba

merokok sama sekali?

AF : Kalau mencoba ya pernah mbak. Waktu itu saya hanya coba-coba. Ingin

mencoba karena melihat teman-teman merokok. Itu saat SMP. Tetapi saya

tidak menemukan kenyamanan atau kenikmatan dalam menghisap rokok.

Itu pun karena didukung oleh teman-teman, mereka bilang “nyobao”

(cobalah). Rasanya merokok itu tidak enak ternyata, tidak sesuai dengan

apa yang saya bayangkan. Saya kira ketika menghisap rokok akan

membuat nafas plong, tapi kok malah sebaliknya.

P : Lalu setelah mencoba kali pertama itu kamu tidak mencobanya lagi?

AF : Iya tidak. Saya tidak mau. Saya juga takut pernapasan saya terganggu.

P : Bisakah kamu menjelaskan dirimu sebagai perokok pasif itu bagaimana?

AF : Ya karena atas dasar keinginan diri saya sendiri mbak. Sebelumnya saya

memang tidak ingin merokok. Selain saya tahu akibat merokok itu seperti

apa, saya ini suka banget main sepak bola, ya saya tidak mau kalau

pernapasan saya terganggu. Waktu mencoba itu aja ya karena digoda sama

temen-temen, yang katanya kalau tidak ngerokok bukan laki-laki. Dan

dulu kan di saat usia segitu (SMP), pemikiran saya ya masih labil,

akhirnya ya saya mencoba merokok saja dari pada dibilang atau diejek

sama temen-temen. Tapi akhirnya sepertinya teman-teman saya yang

bosan sendiri menggoda saya karena saya juga sering sekali menolak atau

membantah mereka.

Page 108: PEMAKNAAN PEROKOK PASIF TERHADAP GAMBAR …

P : Berarti kamu setuju kalau rokok itu berbahaya?

AF : Buat saya sendiri, ya saya sepakat mbak merokok itu berbahaya. Artikel-

artikel, berita di internet juga banyak yang menjelaskan merokok itu

berbahaya, banyak dampak negatif lah mbak dari merokok itu.

P : Lalu bagaimana pendapatmu tentang perigatan bahaya merokok seperti

yang ada di bungkus rokok saat ini?

AF : Kalau melihat gambarnya itu yang penyakit, pasti saya ngeri, takut dan

jijik karena dipertontonkan dengan jelas bentuk penyakitnya. Namun

meskipun ada gambar penyakit itu, menurut saya tidak bisa mempengaruhi

juga buat orang lain, karena gambar itu bisa dihilangkan dengan caranya

mereka mbak, misalnya saja dirobek atau diapakanlah agar konsumennya

bisa menghindari gambarnya itu saja dan tetap bisa menikmati produknya.

P : Bagaimana dengan gambar peringatan bahaya merokok yang tidak

menggambarkan penyakit?

AF : Nah kalau itu, setahu saya, bukannya kalau untuk iklan atau mengenai

rokok sendiri dilarang menampakkan atau menggambarkan orang yang

sedang merokok, sekarang di bungkus rokoknya malah menggambarkan

orang yang sedang merokok baik yang menggendong anak dan ada dua

tengkoraknya. Dan ini jadi timbul pertanyaan buat saya kenapa kok yang

berkewajiban membuat seperti itu. Kalau gambar pria dengan asap rokok

dan dua tengkorak, menunjukkan asap rokok bisa membunuh bagi

perokoknya dan juga orang lain yang tidak merokok tapi menghirup sisa

asap rokoknya perokok.

Page 109: PEMAKNAAN PEROKOK PASIF TERHADAP GAMBAR …

P : Gambar peringatan mana yang paling membuatmu tidak akan

mengonsumsi rokok?

AF : Gambar penyakit, terutama yang kanker tenggorokan, karena saya kerap

sekali melihatnya.

P : Kamu sebagai seorang perokok pasif, sedangkan yang saya tahu di

lingkunganmu kebanyakan perokok aktif. Lalu bagaimana kamu

menanggapinya?

AF : Jujur ya mbak, sebenernya saya terganggu, cuman saya tidak langsung

menegur perokoknya, karena saya tidak ingin punya musuh. Biasanya dari

saya sendiri langsung mengenakan masker atau menghindar dengan cara

menyesuaikan arah anginnya. Jadi saya ya harus punya cara sendiri biar

nggak menyakiti atau menyinggung perokok, itu juga untuk melindungi

diri saya sendiri agar tidak dikira sok-sok’an dengan asap rokok, ya paling

enggak saya tetap ingin menjaga hubungan baik dengan teman saya.

P : Kalau pandanganmu terhadap perokok aktif sendiri itu seperti apa?

Apakah perokok aktif itu sangat berpotensi untuk menderita penyakit

seperti apa yang telah digambarkan pada bungkusnya?

AF : Untuk berpotensinya sih mungkin dari saya sendiri, sampai saat ini saya

belum melihat kejadian secara langsung dengan apa yang bakal terjadi

pada perokok seperti yang telah dipublikasikan, akibat merokok itu bakal

menderita kanker dan lain-lain itu tadi. Mungkin sampai sekarang ya

belum ada masalah. yang ada biasanya orang-orang itu merokok biar bisa

buat mikir, jadi kalo tidak merokok kurang bisa mikir, ada juga ketika

Page 110: PEMAKNAAN PEROKOK PASIF TERHADAP GAMBAR …

banyak pikiran orang itu melampiaskannya dengan rokok. Gitu sih

biasanya pernyataan dari teman-teman perokok aktif. Ada juga yang bilang

bikin kepala pusing, entah itu yang bilang demikian itu emang gejala dari

merokok atau emang gara-gara kecanduan. Ya meskipun telah banyak

diinfokan peringatan bahaya merokok itu seperti apa, saya tidak pernah

menilai perokok aktif berpotensi menderita penyakit itu. Di dekat rumah

saya, ada kakek-kakek usia sekitar 80 tahunan masih merokok loh mbak

dan kakek itu jarang sakit. Jadi saya tidak merokok karena memang saya

tidak ingin merokok. Bahkan menurut saya buat orang lain juga tidak ada

pengaruhnya deh meskipun pemerintah telah berusaha menunjukkan apa

yang akan terjadi ketika seseorang tetap merokok.

P : Lalu bagaimana dengan pernyataan, perokok pasif itu lebih berbahaya

dari pada perokok aktif?

AF : Oh iya saya pernah dengar. Sempat membuat saya berfikir, waduh kok

gitu statemennya, bahkan itu saya dengar dari yang ahli kesehatan, dokter

lah. Saya jadi mikir dua kali untuk deket-deket dengan orang yang sedang

merokok. Lah kok malah lebih bahaya perokok pasif dari pada perokok

aktif. Selain saya tidak menginginkan rokok, saya juga peduli terhadap

kesehatan saya, jadi saya juga selalu cari cara untuk menghindari asap

rokok dari orang lain. Terkadang merasa tidak adil dengan pernyataan itu

mbak.

Page 111: PEMAKNAAN PEROKOK PASIF TERHADAP GAMBAR …

P : Kamu tahu bahayanya merokok dari SMP? Ketika kamu tau hal itu, apa

kamu khawatir akan kesehatanmu kalau km merokok? Sehingga

membuatmu berkomitmen tidak akan merokok.

AF : Iya. Bisa dibilang demikian, karena saya peduli dengan kesehatan saya,

saya tidak ingin menderita penyakitnya itu. Orang tua saya dan kakak saya

tidak ada yang merokok juga sih mbak. Oh iya, peran orang tua itu sangat

penting menurut saya mbak, karena orang tua saya juga berusaha dengan

baik agar saya terhindar dari rokok. Jadi saya itu sering dikasih omongan

“Sebaiknya kamu tidak usah merokok, soalnya nanti kalo merokok bisa

sakit-sakitan, selain itu juga bakal membuatmu boros. Lihat bapak, lihat

kakamu, tidak ada yang merokok loh ya,” saya sering dikasih omongan

semacam ini oleh orang tua saya.

Page 112: PEMAKNAAN PEROKOK PASIF TERHADAP GAMBAR …

Data Wawancara Informan Keempat

P : Bapak dulu sebagai perokok aktif, dari kapan sampai kapan pak?

J : Aku mulai merokok itu ketika tidak lagi bersekolah. Aku sekolah itu

hanya sampai tingkat Sekolah Dasar saja. Jadi awal merokok itu sekitar

umur 13 tahunan. SMP itu saya tidak meneruskan sekolah karena tidak ada

biaya untuk sekolah. Akhirnya saya memutuskan untuk merantau agar

dapat pekerjaan. Aku merokok itu kalo nggak salah sampai aku umur 29

tahunan.

P : Kenapa bapak dulu merokok sedangkan kondisi keuangan bapak pas-

pasan?

J : Aku kan juga butuh kesenangan. Masa’ aku kerja terus-terusan. Kerjaku

dulu waktu masih bujang sampai aku sudah punya istri dan satu anak ikut

orang Cina, kebetulan orangnya baik.

P : Hal apa yang bikin bapak memutuskan untuk berhenti merokok?

J : Faktor keuangan. Kalau kerja ikut orang saja, aku rasa tidak akan cukup

untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga apalagi anakku semakin besar

dan mau nambah juga. Aku nikah itu usia 24 tahun penghasilan juga tidak

cukup banyak. Aku dikaruniai 2 anak. Ketika anakku masih satu, aku

masih merokok, lambat laun aku berfikir, dari pada uangnya kupakai untuk

beli rokok mending uangnya kupakai buat jajan atau kebutuhan anak-

anakku. Aku punya pemikiran itu ketika istriku mengandung anak ke dua

kami.

Page 113: PEMAKNAAN PEROKOK PASIF TERHADAP GAMBAR …

P : Apa hanya karena faktor keuangan saja pak yang berhasil membuat

bapak untuk tidak merokok lagi?

J : iya, sama pemikiranku tadi. Aku berhenti tidak merokok lagi karena aku

memikirkan tentang keuangan dan ada keinginan, istilahnya apa ya,

membahagiakan keluarga lah dengan keadaan ekonomi yang baik.

Penghasilan belum seberapa, anak sudah mau dua. Hitung-hitung, rokok

sehari bisa habis dua bungkus. Kan itu lumayan kalo uangnya buat

kebutuhan yang lain, meskipun harga rokok dulu tidak semahal sekarang,

kan gaji dulu juga tidak banyak sekarang. Ya intinya aku tidak ingin

membuat keluargaku hidup susah, cukup aku saja yang pernah hidup

susah.

P : Bagaimana cara bapak bisa meninggalkan rokok?

J : Sebelum aku berhenti merokok, sehari sebelumnya aku puas-puasin

menikmati rokok dengan punya niatan besok aku berhenti merokok.

Kemudian keesokan harinya aku lakukan, aku benar-benar meninggalkan

rokok hingga sekarang aku tidak pernah menyentuh rokok. Waktu itu

rasanya membuat kepalaku pusing sempat ada perubahan kondisi badan

juga, rasanya loyo. Tapi aku benar-benar berusaha untuk meninggalkan

rokok secepatnya demi keinginanku tadi. Jadi aku tidak menggunakan cara

mengurangi rokok, tapi memutuskan untuk langsung berhenti.

P : Lalu pak gimana dengan peringatan bahaya merokok seperti ada di

bungkus rokok?

Page 114: PEMAKNAAN PEROKOK PASIF TERHADAP GAMBAR …

J : Yang ini ya rokok menyebabkan kanker dan lain-lainnya itu ya.. Dulu sih

saya merokok kan masih di usia muda, ya bisa dibilang saya nggak ngurus

(tidak menghiraukan) nduk, wong merokok itu enak, apalagi dulu

peringatannya cuman tulisan. Tapi kalo sekarang, aku disuruh merokok

lagi, aku tidak bakal mau, wong gambar di bungkus rokok sekarang itu

mengerikan. Aku kan juga ndag mau kalo sampek kenak penyakit itu.

Na’udubillahimindalik.

P : Loh pak, menurut sampean, orang yang merokok itu bakal terkena

penyakit itu ta?

J : Ya wallahualam sih nduk. Kan penyakit, rejeki, dan lain-lainnya sudah

ada yang mengatur. Aku cuman berusaha menghindarinya dengan tidak

merokok lagi. Aku kan juga ingin berumur panjang, biar bisa menikmati

masa-masa punya cucu nantinya.

P : Lalu pak gimana dengan orang yang merokok di dekat bapak?

J : Ya tidak apa-apa, mau bagaimana lagi, paling aku cuma menjaga jarak

saja. Tapi kebanyakan yang merokok di dekatku ya asapnya itu tidak

mungkin lah di arahkan ke aku.

P : Terus pak, apa pendapat bapak tentang bahaya merokok yang telah

disebar luaskan seperti di bungkus rokok?

J : Iya rokok itu memang berbahaya, aku percaya bahayanya merokok

seperti akibat rokok itu bakal mengganggu kesehatan. Aku suka dengan

cara mereka memberitahukan bahaya merokok itu. Jadi cuman produk

Page 115: PEMAKNAAN PEROKOK PASIF TERHADAP GAMBAR …

rokok saja yang tidak menipu konsumennya, produk yang jujur. Mereka

sudah terang-terangan memberitahu akibat merokok itu akan seperti apa.

P : Itu kan mengenai gambar yang menunjukkan penyakit pak. Lalu

bagaimana dengan gambar seorang pria yang merokok sambil

menggendong anak?

J : Itu gambar ada di bungkus rokok, jadi gambarnya itu adalah gambar

peringatan bahaya merokok juga toh nduk? Ya berarti tidak boleh merokok

dekat anak-anak.

P : Kalau yang gambar pria dengan asap dan dua tengkorak?

J : Aku tidak seberapa paham ya nduk, tapi aku tahunya merokok

membunuhmu.