pelestarian naskah di perpustakaan nasional...

103
PELESTARIAN NASKAH DI PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan (S.IP) Oleh: Hikmah Nasution NIM. 108025000045 PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437 H / 2015 M

Upload: nguyenque

Post on 27-Apr-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PELESTARIAN NASKAH DI PERPUSTAKAAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29094/3/HIKMAH... · METODE PENELITIAN. A. Jenis dan Pendekatan Penelitian..... 4

PELESTARIAN NASKAH DI PERPUSTAKAAN

NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan (S.IP)

Oleh:

Hikmah Nasution

NIM. 108025000045

PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 1437 H / 2015 M

Page 2: PELESTARIAN NASKAH DI PERPUSTAKAAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29094/3/HIKMAH... · METODE PENELITIAN. A. Jenis dan Pendekatan Penelitian..... 4
Page 3: PELESTARIAN NASKAH DI PERPUSTAKAAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29094/3/HIKMAH... · METODE PENELITIAN. A. Jenis dan Pendekatan Penelitian..... 4
Page 4: PELESTARIAN NASKAH DI PERPUSTAKAAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29094/3/HIKMAH... · METODE PENELITIAN. A. Jenis dan Pendekatan Penelitian..... 4
Page 5: PELESTARIAN NASKAH DI PERPUSTAKAAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29094/3/HIKMAH... · METODE PENELITIAN. A. Jenis dan Pendekatan Penelitian..... 4

v

ABSTRAK

Hikmah Nasution (108025000045) Pelestarian Naskah di Perpustakaan

Nasional Republik Indonesia. Di bawah bimbingan Alfida, MLIS. Jurusan

Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora Jakarta Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2015

Tujuan penelitian ini adalah: untuk mengetahui kebijakan pelestarian naskah,

proses pelaksanaan kegiatan pelestarian naskah dan kegiatan penyebaran

informasi setelah proses pelestarian naskah dilakukan di Perpustakaan Nasional

Republik Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan

menggunakan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan

adalah melalui wawancara dan observasi. Data yang diperoleh dikaji dan dianalisa

secara komprehensif kemudian disajikan dalam bentuk narasi untuk mendapatkan

kesimpulan yang sesuai dengan rumusan masalah. Hasil penelitian yang diperoleh

adalah bahwa kebijakan pelestarian naskah di Perpustakaan Nasional Republik

Indonesia tercantum di dalam buku Pokok-pokok Kebijakan dan Strategi

Pelestarian Bahan Perpustakaan (BP) dan Naskah Kuno 2015-2019. Kebijakan

yang tercantum menyangkut kewajiban dan tanggung jawab Perpustakaan

Nasional Republik Indonesia dalam rangka pelestarian naskah melalui kegiatan

pengecekan, penyediaan dana untuk pencegahan dan perbaikan, perawatan serta

pemeliharaan. Selanjutnya, usaha pencegahan dan perbaikan yang dilakukan oleh

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia adalah dengan cara fumigasi,

penggunaan alat dehumidifier, dan penggunaan Air Conditioner 24 jam. Perbaikan

kerusakan naskah di Perpustakaan Nasional Republik Indonesia dilakukan melalui

metode deasidifikasi, enkapsulasi, laminasi, penambalan dan penyambungan serta

alih media bentuk dan penjilidan. Hasil penelitian lainnya adalah terkait dengan

kegiatan penyebaran informasi yang dilakukan melalui penggunaan catalog buku,

catalog website di Perpustakaan Nasional Republik Indonesia dan memamerkan

naskah.

Kata Kunci : Pelestarian, Naskah, Perpustakaan Nasional Republik Indonesia,

Penyebaran Informasi

Page 6: PELESTARIAN NASKAH DI PERPUSTAKAAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29094/3/HIKMAH... · METODE PENELITIAN. A. Jenis dan Pendekatan Penelitian..... 4

vi

KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah

memberikan kekuatan lahir batin kepada penulis, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini, dengan judul‘’Pelestarian Naskah di Perpustakaan

Nasional Republik Indonesia”. Dalam proses penyusunan skripsi ini, Saya

mendapatkan bantuan, petunjuk, bimbingan dan motivasi dari berbagai pihak.

Oleh sebab itu pada kesempatan kali ini penulis menyampaikan ucapan

terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu terwujudnya penulisan

skripsi ini, diantaranya yaitu kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Syukron Kamil, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Adab dan

Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Pungki Purnomo, MLIS, selaku Ketua Jurusan Ilmu Perpustakaan dan

pembimbing akademik. Terimakasih atas perhatian yang telah bapak berikan.

3. Bapak Mukmin Suprayogi, M.Si, selaku Sekretaris Jurusan Ilmu

Perpustakaan. Terimakasih atas perhatian yang telah bapak berikan.

4. Ibu Alfida, MLIS, selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah banyak

membantu penulis dengan sabar memberikan arahan dan bimbingan kepada

penulis selama proses penulisan skripsi ini.

5. Ibu Dra. Mulatsih Susilorini, M.Si, selaku Kepala Bidang Konservasi Bahan

Pustaka Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (PNRI) Jakarta yang

telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian dan

wawancara yang berhubungan dengan skripsi penulis.

6. Ibu Made Ayu Wirayati, Bapak Agus Suyono, Bapak Teguh. Bapak

Muhammad Kodir, staff Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (PNRI).

Terimakasih telah banyak memberikan bimbingan dan membantu penulis

dalam menyelesaikan penulisan ini.

7. Seluruh Dosen Fakultas Adab dan Humaniora Khususnya Dosen Jurusan Ilmu

Perpustakaan yang telah memberikan ilmunya kepada mahasiswa mahasiswa

Jurusan Ilmu Perpustakaan, semoga ilmu yang telah diberikan bermanfaat.

8. Kedua Orang tuaku Ayahanda Kamaluddin Nasution dan ibunda tercinta

Arniyati Lubis, serta abangku Muhammad Gusti Nasution, Achmad Efendi

Page 7: PELESTARIAN NASKAH DI PERPUSTAKAAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29094/3/HIKMAH... · METODE PENELITIAN. A. Jenis dan Pendekatan Penelitian..... 4

vii

Nasution, terima kasih untuk setiap untaian doa, kasih sayang, perhatian,

dukungan, semangat, dan motivasi yang besar serta bantuan materil sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

9. Teman-teman seperjuanganku pada Jurusan Ilmu Perpustakaan angkatan

2008, Ekbud, Lanna, Zihan, El, Doni, Idub, Masud, Bombom, Hakim, Radit,

Danang, Mila, Rika, Yayu, Utiq, Rima, Etika, Desi. Terimakasih untuk

supportnya!

10. Sahabat-sahabatku Titania Nurrahim, Tita Miftahul Jannah, Melly Kartika

Adelia, Neneng Afriyanti, Indah Mustika, Rani Prayudha Bahkti, Eva Bai

Syarifah yang selalu menghibur dan memberikan dukungan kepada penulis.

Kalian yang terbaik, Sukses terus ya!

11. Keluarga Mama Yati, Ayah, Ovah, terrimakasih atas supportnya yang tulus.

Maaf sudah banyak merepotkan selama penulis menyelesaikan skripsi ini.

12. Keluarga Kosan Griya Aini teruntuk Erna, Dian, Nita, Tanti, Dinda, Upi,

Desi, Findri, Icha, Eka, Desty, Gina, Jamet, Reza, Nabyla, Nadia, Rida.

Terimakasih untuk celotehan dan gelak tawa kalian semua.

Dan semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan

skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, hanya do’a dan

ucapan terimakasih yang dapat penulis sampaikan, semoga Allah SWT

membalas segala amal kebaikan kepada semua pihak yang telah membantu

menyelesaikan skripsi ini. Aamiin

Jakarta, Juli 2015

Penulis

Page 8: PELESTARIAN NASKAH DI PERPUSTAKAAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29094/3/HIKMAH... · METODE PENELITIAN. A. Jenis dan Pendekatan Penelitian..... 4

viii

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. ii

LEMBAR PERNYATAAN ............................................................................. iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ................................................. iv

ABSTRAK ....................................................................................................... v

KATA PENGANTAR. .................................................................................... vi

DAFTAR ISI .................................................................................................... viii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.......................................................................... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ....................................... 4

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................. 5

D. Definisi Istilah. ......................................................................... 5

E. Sistematika Penulisan. .............................................................. 8

BAB II TINJAUAN LITERATUR

A. Perpustakaan Nasional

1. Definisi Perpustakaan Nasional ........................................... 10

2. Fungsi Perpustakaan Nasional ............................................. 10

3. Tugas Perpustakaan Nasional .............................................. 10

B. Pelestarian Bahan Pustaka

1. Kebijakan Pelestarian Naskah ............................................. 11

2. Definisi Pelestarian Bahan Pustaka ..................................... 12

3. Fungsi Pelestarian Bahan Pustaka ....................................... 14

4. Unsur-unsur Pelestarian Bahan Pustaka .............................. 15

C. Pengertian Naskah .................................................................... 16

D. Faktor Penyebab Kerusakan Naskah ........................................ 18

1. Faktor Biologi ...................................................................... 18

2. Faktor Fisika ........................................................................ 21

3. Faktor Kimia ........................................................................ 23

4. Faktor Manusia dan Faktor Lain. ......................................... 24

E. Pencegahan Kerusakan Naskah ................................................ 26

1. Cara Pencegahan yang Disebabkan oleh Faktor Biologi ..... 27

Page 9: PELESTARIAN NASKAH DI PERPUSTAKAAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29094/3/HIKMAH... · METODE PENELITIAN. A. Jenis dan Pendekatan Penelitian..... 4

ix

2. Cara Pencegahan yang Disebabkan oleh Faktor Fisika ....... 28

3. Cara Pencegahan yang Disebabkan oleh Faktor Kimia ....... 29

4. Cara Pencegahan yang Disebabkan oleh Faktor Manusia dan

Faktor Lain. .......................................................................... 30

F. Usaha Perbaikan Naskah .......................................................... 31

1. Menambal dan Menyambung Kertas ................................... 32

2. Laminasi. ............................................................................. 33

3. Enkapsulasi .......................................................................... 33

4. Deasidifikasi ........................................................................ 34

5. Alih Media / Bentuk ............................................................ 35

6. Penjilidan ............................................................................ 36

G. Penyebaran Informasi ............................................................... 36

H. Penelitian Terdahulu ................................................................. 39

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian ................................................ 41

B. Sumber Data .............................................................................. 41

C. Pemilihan Informan ................................................................... 42

D. Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 43

E. Teknik Analisis Data ................................................................. . 44

F. Jadwal Penelitian ....................................................................... 45

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Profil Objek Penelitian .............................................................. 46

1. Sejarah Berdirinya Perpustakaan Nasional.......................... 46

2. Visi dan Misi Perpustakaan Nasional .................................. 48

3. Struktur Organisasi Perpustakaan Nasional ........................ 49

4. Koleksi Perpustakaan Nasional ........................................... 50

5. Layanan Perpustakaan Nasional .......................................... 53

6. Fasilitas Perpustakaan Nasional .......................................... 56

B. Hasil Penelitian .......................................................................... 57

1. Kebijakan Pelestarian Naskah…. ......................................... 57

Page 10: PELESTARIAN NASKAH DI PERPUSTAKAAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29094/3/HIKMAH... · METODE PENELITIAN. A. Jenis dan Pendekatan Penelitian..... 4

x

2. Pelaksanaan Kegiatan Pelestarian Naskah ............................ 60

a. Usaha Pencegahan Kerusakan Naskah ......................... 60

b. Usaha Perbaikan Kerusakan Naskah ............................. 61

3. Penyebaran Informasi Naskah. ............................................. 64

C. Pembahasan ............................................................................... 65

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................. . 74

B. Saran. .......................................................................................... 75

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 77

LAMPIRAN-LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Page 11: PELESTARIAN NASKAH DI PERPUSTAKAAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29094/3/HIKMAH... · METODE PENELITIAN. A. Jenis dan Pendekatan Penelitian..... 4

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perpustakaan lembaga informasi, berfungsi mengumpulkan, mengolah

dan menyajikan bahan pustaka untuk dapat dimanfaatkan oleh pemustaka

secara efektif dan efisien. Agar bahan pustaka yang dimiliki perpustakaan

dapat digunakan dalam jangka waktu yang relatif lama, diperlukan suatu

penanganan agar bahan pustaka terhindar dari kerusakan, atau setidaknya

diperlambat proses kerusakannya. Demikianlah, memelihara kandungan

informasi itu membutuhkan kesungguhan di mana upaya pelestarian

(preservasi) merupakan sebuah keniscayaan mengingat hakikatnya

perpustakaan dipandang sebagai wahana pelestarian bahan pustaka.

Koleksi bahan pustaka merupakan komponen penting dalam sebuah

sistem perpustakaan, selain faktor ruangan atau gedung, peralatan atau

perabot, tenaga dan anggaran. Bahan pustaka tersebut perlu dilestarikan,

mengingat nilainya yang mahal dan penting untuk itulah mengapa bahan

pustaka perlu dirawat dan dilestarikan agar ilmu pengetahuan dan teknologi

yang terkandung didalamnya dapat diwariskan ke generasi yang akan datang.

Dua hal penting dalam pelestarian yaitu pelestarian bentuk fisik dokumen dan

pelestarian nilai informasi dokumen dengan alih bentuk. Pada umumnya

perpustakaan memiliki koleksi yang terbuat dari kertas baik dalam bentuk

buku, surat kabar, serial, naskah, peta gambar, dokumen dan bahan cetak

lainnya. Menyimpan dan memelihara bahan pustaka harus dilakukan dalam

Page 12: PELESTARIAN NASKAH DI PERPUSTAKAAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29094/3/HIKMAH... · METODE PENELITIAN. A. Jenis dan Pendekatan Penelitian..... 4

2

kondisi yang baik, yang merupakan syarat terpenting untuk mencegah

kerusakannya.1

Kelestarian bahan pustaka tergantung pada beberapa faktor yang

menyebabkan kerusakannya, diantarannya mutu bahan dasar, lingkungan

penyimpanan, serta faktor-faktor lain seperti hewan, insekta, jamur serta

manusia. Jadi, kerusakan bahan pustaka dapat terjadi dalam skala besar bila

ada bencana alam (misalnya banjir, kebakaran dan lain-lain).2

Usaha-usaha untuk menyelamatkan bahan pustaka dari kerusakan dan

bahkan dari kehancuran meliputi tiga kegiatan yaitu pelestarian, pengawetan

dan perbaikan.3 Adapun pencegahan kerusakan bahan pustaka terutama

bertujuan agar kerusakan yang lebih parah lagi dapat dihindarkan sehingga

bahan pustaka dapat diselamatkan. Artinya, kelestarian fisik buku dan

informasi yang terkandung di dalam bahan pustaka dapat terjaga. Tujuan

utama dari pelestarian bahan pustaka adalah untuk melestarikan, baik

pelestarian dalam bentuk fisik dengan mempertahankan bentuk asli maupun

pelestarian informasi dengan alih media dalam bentuk mikro dan digital yang

merupakan hasil budaya cipta manusia.

Uraian diatas menunjukan bahwa bahan pustaka seperti koleksi

naskah perlu dilestarikan, mengingat banyak penyebab kerusakan secara

langsung yang dilakukan oleh beberapa hal seperti hewan, insekta, jamur dan

suhu kelembaban udara. Sejauh yang penulis ketahui salah satu perpustakaan

1 Muhammadin Razak,Pelestarian Bahan Pustaka dan Arsip(Yayasan Ford oleh Program

Pelestarian Bahan Pustaka dan Arsip, 1992), h. 1 2 MartoadmodjoKarmidi, Pelestarian Bahan Pustaka (Jakarta: Universitas Terbuka,

1999),h.2 3 Darmono, Perpustakaan Sekolah: Pendekatan Aspek Manajemen dan Tata Kerjanya

(Jakarta: Grasindo, 2007), h. 71

Page 13: PELESTARIAN NASKAH DI PERPUSTAKAAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29094/3/HIKMAH... · METODE PENELITIAN. A. Jenis dan Pendekatan Penelitian..... 4

3

yang melaksanakan pelestarian (preservasi) adalah Perpustakaan Nasional

Republik Indonesia yang menurut undang-undang Nomor 43 Tahun 2007

tentang perpustakaan, bahwa Perpustakaan Nasional adalah lembaga

pemerintahan non-departemen yang melaksanakan tugas pemerintahan dalam

bidang perpustakaan yang berfungsi sebagai perpustakaan pembina, rujukan,

deposit, penelitian, pelestarian dan pusat jejaring perpustakaan, serta

berkedudukan di ibukota negara.

Untuk memenuhi kebutuhan informasinya, maka Perpustakaan

Nasional Republik Indonesia harus mampu memilih, mengolah, mengoleksi,

merawat, melayankan koleksi atau bahan pustaka yang dimilikinya kepada

para pemustaka yang membutuhkannya. Selain mengumpulkan dan

mengorganisir segala informasi yang tersimpan dalam buku dan bahan

pustaka lainnya yang merupakan pelestarian ilmu pengetahuan, dapat pula

dilakukan dengan merawat fisik maupun mengalih mediakan ke dalam bentuk

digital bahan pustaka tersebut.

Mengingat banyaknya bahan pustaka yang dilestarikan oleh

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia baik yang berupa tercetak maupun

terekam (elektro). Salah satu bahan pustaka yang dilestarikan oleh

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia adalah koleksi naskah, pada

perpustakaan banyak terdapat naskah yang rusak. Koleksi naskah merupakan

koleksi yang unik, karena koleksi ini dianggap merupakan suatu benda

budaya yang tak ternilai bagi bangsa yang memilikinya. Merupakan

peninggalan tertulis yang dapat memberikan penjelasan mengenai sejarah dan

kebudayaan bangsa indonesia. Sehingga pelestarian bahan pustaka khususnya

Page 14: PELESTARIAN NASKAH DI PERPUSTAKAAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29094/3/HIKMAH... · METODE PENELITIAN. A. Jenis dan Pendekatan Penelitian..... 4

4

koleksi naskah menjadi sangat penting mengingat tujuan dilakukannya

pelestarian bahan pustaka adalah untuk menjaga keaslian bentuk fisiknya

maupun dari segi informasinya digunakan dalam jangka waktu yang cukup

lama dan kebutuhan informasi untuk generasi berikutnya. Berdasarkan latar

belakang diatas penulis tertarik untuk mendalami pengetahuan dengan

menulis skripsi yang berjudul ‘’Pelestarian Naskah di Perpustakaan

Nasional Republik Indonesia’’

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Agar penulisan penelitian ini dapat dilaksanakan dengan terarah dan

sesuai koridor pembahasan serta mendapatkan hasil yang tepat, maka

penelitian ini dibatasi pada masalah pelestarian naskah yang dilihat dari

aspek:

1. Kebijakan pelestarian naskah di Perpustakaan Nasional.

2. Pelaksanaan kegiatan pelestarian naskah di Perpustakaan Nasional.

3. Penyebaran informasi naskah setelah proses pelestarian di Perpustakaan

Nasional.

Sedangkan masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut

antara lain:

1. Bagaimana kebijakan pelestarian naskah di Perpustakaan Nasional?

2. Bagaimana pelaksanaan kegiatan pelestarian naskah di Perpustakaan

Nasional?

3. Bagaimana penyebaran informasi naskah setelah proses pelestarian di

Perpustakaan Nasional?

Page 15: PELESTARIAN NASKAH DI PERPUSTAKAAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29094/3/HIKMAH... · METODE PENELITIAN. A. Jenis dan Pendekatan Penelitian..... 4

5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Untuk memperjelas sasaran yang akan dicapai melalui penelitian

ini sesuai dengan permasalahan yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui kebijakan pelestarian naskah di Perpustakaan Nasional.

2. Untuk mengetahui pelaksanaan kegiatan pelestarian naskah di

Perpustakaan Nasional.

3. Untuk mengetahui penyebaran informasi naskah setelah proses pelestarian

di Perpustakaan Nasional.

Selain itu, adapun manfaat dari penelitian ini terbagi menjadi dua,

antara lain:

1. Bagi penulis, dapat memperluas dan memperdalam pengetahuan tentang

pelestarian naskah di Perpustakaan Nasional.

2. Memberikan kontribusi pemikiran kepada Perpustakaan Nasional dalam

melestarikan koleksi-koleksinya agar tidak cepat mengalami kerusakan

baik dari segi bentuk fisik dokumen maupun dari segi informasi yang

terkandung agar dapat dimanfaatkan oleh para pemustaka dan usaha-usaha

yang dilakukan dalam menanggulangi berbagai kerusakan pada naskah.

3. Dapat memperkarya khasanah pengetahuan ilmu perpustakaan dan

informasi dalam kaitannya dengan kajian pelestarian bahan pustaka.

Page 16: PELESTARIAN NASKAH DI PERPUSTAKAAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29094/3/HIKMAH... · METODE PENELITIAN. A. Jenis dan Pendekatan Penelitian..... 4

6

D. Definisi Istilah

1. Perpustakaan Nasional

Dalam UU No. 43 tahun 2007 Bab VII Pasal 21 ayat 1 menyatakan

bahwa Perpustakaan Nasional adalah lembaga pemerintahan non

departemen (LPND) yang melaksanakan tugas pemerintahan dalam

bidang peprustakaan yang berfungsi sebagai perpustakaan Pembina,

perpustakaan rujukan, perpustakaan deposit, perpustakaan penelitian,

perpustakaan pelestarian, dan pusat jejaring peprustakaan, serta

berkedudukan di ibukota negara.

2. Pelestarian Bahan Pustaka

Pelestarian (preservation) mencakup semua aspek usaha melestarikan

bahan pustaka dan arsip, termasuk didalamnya kebijakan pengelolaan,

keuangan, sumber daya manusia, metode, dan teknik penyimpanannya.

Tujuan pelestarian bahan pustaka dan arsip adalah melestarikan

kandungan informasi bahan pustaka dengan menggunakan media lain

atau melestarikan bentuk aslinya selengkap mungkin untuk dapat

digunakan secara optimal.4

3. Koleksi Naskah

Manuskrip merupakan bahan tulisan tangan yang menyimpan berbagai

ungkapan rasa dan pikiran hasil budaya masa lampau, tetapi juga

memuat unsur historis.5Semua dokumen tertulis yang tidak dicetakatau

tidak diperbanyak dengan cara lain, baik yang berada di dalam negeri

4Sulistyo-Basuki.Pengantar Ilmu Perpustakaan (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,

1993), h. 271 5Pudjiastuti Titik, Analisa Unsur Sejarah Dalam Sumber Tertulis Cirebon (Depok: FSUI,

1996), h. 9

Page 17: PELESTARIAN NASKAH DI PERPUSTAKAAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29094/3/HIKMAH... · METODE PENELITIAN. A. Jenis dan Pendekatan Penelitian..... 4

7

maupun di luar negeri yang berumur sekurang-kurangnya 50 (lima

puluh) tahun, dan mempunyai nilai penting bagi kebudayaan nasional,

sejarah dan ilmu pengetahuan.

E. Sistematika Penulisan

Bab I Pendahuluan

Pada bab ini menguraikan latar belakang, pembatasan dan

perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, definisi

istilah, dan sistematika penulisan

Bab II Tinjauan literatur

Dalam bab ini peneliti menguraikan definisi perpustakaan

nasional, fungsi dan tugas perpustakaan nasional. Mengenai

pengertian pelestarian bahan pustaka, kebijakan pelestarian

naskah, fungsi pelestarian bahan pustaka, unsur-unsur

pelestarian bahan pustaka. Mengenai pengertian naskah,

factor penyebab kerusakan naskah, cara pencegahan

kerusakan naskah serta perbaikan naskah dan penyebaran

informasi.

Bab III Metode Penelitian

Pada bab ini penulis menguraikan tentang jenis dan

pendekatan penelitian, sumber data, pemilihan informan,

teknik pengumpulan data, teknik analisis data dan jadwal

penelitian.

Page 18: PELESTARIAN NASKAH DI PERPUSTAKAAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29094/3/HIKMAH... · METODE PENELITIAN. A. Jenis dan Pendekatan Penelitian..... 4

8

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

Dalam bab ini penulis menguraikan tentang sejarah singkat

perpustakaan, visi dan misinya, struktur organisasi, koleksi,

layanan serta fasilitas. Dalam bab ini juga menerangkan

tentang hasil penelitian dan pembahasan.

Bab V Penutup

Dalam bab ini Dalam bab ini penulis menyimpulkan isi

untuk menjawab rumusan masalah dari keseluruhan

pembahasan dan memberikan saran-saran yang merupakan

masukan dan sumbangan pemikiran penulis berdasarkan

hasil penelitian di Perpustakaan Nasional Republik

Indonesia.

Page 19: PELESTARIAN NASKAH DI PERPUSTAKAAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29094/3/HIKMAH... · METODE PENELITIAN. A. Jenis dan Pendekatan Penelitian..... 4

9

BAB II

TINJAUAN LITERATUR

A. Perpustakaan Nasional

1. Definisi Perpustakaan Nasional

Di dalam UU No. 43 Tahun 2007 Bab VII Pasal 21 ayat 1

menjelaskan bahwa Perpustakaan Nasional adalah lembaga pemerintah

non departemen (LPND) yang melaksanakan tugas pemerintahan dalam

bidang perpustakaan yang berfungsi sebagai perpustakaan pembina,

perpustakaan rujukan, perpustakaan deposit, perpustakaan penelitian,

perpustakaan pelestarian dan pusat jejaring perpustakaan, serta

berkedudukan di ibukota negara. 6

Pada tahun 1970, dalam konferensi umumnya yang ke 16,

UNESCO mengeluarkan Recomendations Concerning the International

Standarizations of Library Statistics yang memuat definisi Perpustakaan

Nasional adalah sebagai berikut:

“Perpustakaan Nasional adalah perpustakaan yang bertanggung

jawab atas akuisisi dan pelestarian kopi semua terbitan yang

signifikan yang diterbitkan di sebuah negara dan berfungsi

sebagai „‟deposit‟‟, baik berdasarkan undang-undang maupun

kesepakatan lain, dengan tidak memandang nama perpustakaan.

Perpustakaan Nasional juga umumnya menjalankan fungsi

sebagai berikut: menyusun bibliografi nasional, menyimpan dan

memuktakhirkan koleksi asing yang bernilai tinggi dan

representatif termasuk buku mengenai negara yang bersangkutan,

bertindak sebagai pusat bibliografi nasional, menyusun katalog

induk, menerbitkan bibliografi nsaional retrospektif. Perpustakaan

yang menyebut dirinya sebagai perpustakaan “nasional” namun

fungsinya tidak sesuai dengan definisi di atas tidak dapat

dimasukkan ke kategori “Perpustakaan Nasional.”

6 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 tahun 2007 Tentang Perpustakaan.

Page 20: PELESTARIAN NASKAH DI PERPUSTAKAAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29094/3/HIKMAH... · METODE PENELITIAN. A. Jenis dan Pendekatan Penelitian..... 4

10

2. Fungsi Perpustakaan Nasional

Fungsi utama perpustakaan nasional adalah menyimpan semua

bahan pustaka yang tercetak dan terekam yang diterbitkan di suatu negara.

Adapun fungsi Perpustakaan Nasional ialah:

a. Menyimpan setiap bahan pustaka yang diterbitkan di sebuah negara.

b. Mengumpulkan atau memilih bahan pustaka terbitan negara lain

mengenai negara yang bersangkutan.

c. Menyusun bibliografi nasional artinya daftar buku yang diterbitkan di

sebuah negara.

d. Menjadi pusat informasi negara yang bersangkutan. Biasanya jasa ini

diberikan atas jasa permintaan.

e. Berfungsi sebagai pusat antar pinjam perpustakaan di negara yang

bersangkutan serta antara negara yang bersangkutan dengan negara

lain. Umumnya perpustakaan nasional tidak meminjamkan buku

langsung ke pembaca melainkan harus melalui perpustakaan.

f. Sebagai tugas tambahan biasanya perpustakaan nasional memberikan

jasa penerjemahan, latihan kerja bagi pustakawan, menacatat hak cipta

atas buku, dan sebagainya.7

3. Tugas Perpustakaan Nasional

Menurut ketentuan perundang-undang, tugas Perpustakaan

Nasional adalah sebagai berikut.

a. Melaksanakan pengumpulan, pengolahan dan pendayagunaan bahan

pustaka yang diterbitkan di Indonesia sebagai koleksi deposit nasional.

7Sulistyo-Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,

1993) , h. 44-46

Page 21: PELESTARIAN NASKAH DI PERPUSTAKAAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29094/3/HIKMAH... · METODE PENELITIAN. A. Jenis dan Pendekatan Penelitian..... 4

11

b. Melaksanakan pengumpulan, pengolahan, pengembangan, serta

pendayagunaan bahan pustaka dengan mengutamakan terbitan asing.

c. Melaksanakan penyusunan dan penerbitan bibliografi nasional.

d. Melaksanakan tugas sebagai pusat kerjasama antar perpustakaan di

dalam negeri maupun luar negeri.

e. Memberikan jasa referensi studi, jasa bibliografi, dan informasi ilmiah.

f. Melaksanakan urutan tata usaha Perpustakaan Nasional.8

B. Pelestarian Bahan Pustaka

1. Kebijakan Pelestarian Naskah

Perpustakaan sebagai sebuah organisasi dalam mengelola koleksi,

agar kegiatan tersebut dapat berjalan efektif dan efisien sangat berkaitan

dengan adanya kebijakan. Kebijakan berasal dari kata dasar bijak yang

berarti selalu menggunakan akal budi-nya; pandai; mahir, sedangkan

kebijakan diartikan sebagai pernyataan cita-cita, tujuan, prinsip, atau

maksud sebagai garis pedoman untuk mencapai sasaran; garis haluan.9

Dalam hal perpustakaan Sutarno berpendapat bahwa kebijakan

perpustkaan adalah pembentukan sejumlah dasar, pedoman aturan dan

tata tertib dalam rangka penyelenggaraan perpustakaan agar segala

sesuatunya berjalan dengan baik.10

Kebijakan perpustakaan melandasi semua aspek kegiatan yang

berada di perpustakaan. Dalam kegiatan pelestarian naskah perpustakaan

8Ibid., h. 45-46

9Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta:

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, 2008), h. 198 10

Sutarno NS, Tanggung Jawab Perpustakaan Dalam Mengembangkan Masyarakat

Informasi (Jakarta: Panta Rei, 2005), h. 118

Page 22: PELESTARIAN NASKAH DI PERPUSTAKAAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29094/3/HIKMAH... · METODE PENELITIAN. A. Jenis dan Pendekatan Penelitian..... 4

12

mempunyai mekanisme, prosedur, dan tata aturan tertentu agar dapat

berjalan dengan baik. Menurutnya “... untuk dapat mewujudkan suatu

sistem kerja yang baik, maka perlu disusun sistem kerja yang mudah,

sederhana dan dapat dijalankan...”11

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kebijakan

pelestarian naskah merupakan pembentukan sejumlah dasar, pedoman

aturan dan tata tertib kegiatan pelestarian naskah dengan suatu sistem

kerja yang mudah, sederhana dapat dijalankan dengan baik.

2. Definisi Pelestarian Bahan Pustaka

Pengertian pelestarian menurut definisi dari Sutarno NS dalam

bukunya yaitu Tanggung Jawab Perpustakaan menyatakan bahwa:

“Lestari dapat diartikan selamat, panjang umur, tetap-permanen

dan abadi dan terus berguna bagi kehidupan manusia. Sebuah

perpustakaan merupakan salah satu lembaga yang mempunyai

kewajiban untuk melakukan pelestarian atas sumber informasi

yang dikelolanya, disamping memberdayakan kepada masyarakat

luas. Hal itu berkaitan dengan penyediaan sumber penelitian,

rujukan, dan dasar pengembangan ilmu pengetahuan menurut

metode ilmiah yang sudah diakui kalangan ilmuwan.”12

Pelestarian menurut International Federation of Library

Association (IFLA), adalah mencakup semua aspek usaha melestarikan

bahan pustaka dan arsip. Termasuk didalamnya kebijakan pengelolaan,

keuangan, ketenagaan, metode dan teknik serta penyimpanannya.13

Sedangkan menurut M.J.S. Poerwardaminta dalam Kamus Umum Bahasa

Indonesia, member penjelasan bahawa pelestarian adalah menjadikan

11

Ibid., h. 121 12

Sutarno NS, Tanggung jawab Perpustakaan Dalam Mengembangkan Masyarakat

Informasi (Jakarta: Panta Rei, 2005), h. 109 13

Sudarsono Blasius, Antologi Kepustakawanan Indonesia (Jakarta: Sagung Seto, 2006),

h. 314

Page 23: PELESTARIAN NASKAH DI PERPUSTAKAAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29094/3/HIKMAH... · METODE PENELITIAN. A. Jenis dan Pendekatan Penelitian..... 4

13

(membiarkan) tetap tak berubah.Pelestarian bahan pustaka artinya

melindungi bahan pustaka dari kemusnahan dan kerusakan.14

Perpustakaan berkewajiban untuk menjaga dan melestarikan

koleksi bukunya agar bisa digunakan dalam jangka waktu yang lama,

dapat dijaga kondisinya minimal mampu memperlambat terjadinya

kerusakan bahan pustaka serta menjaga kandungan informasi yang

terdapat didalamnya, kesemuanya itu terangkum dalam kegiatan

pelestarian bahan pustaka. Kegiatan pelestarian bahan pustaka pada

hakikatnya mencakup dua segi,yaitu melestarikan kandungan informasi,

dan melestarikan fisik dokumen atau bahan pustaka yang bersangkutan.15

Pelestarian bahan pustaka menjadi salah satu tujuan

penyelenggaraan perpustakaan, karena tugas pokok perpustakaan adalah

mengumpulkan dokumentasi tertulis dari masa lalu hingga masa

sekarang, serta menyimpannya untuk keperluan pemustaka kini dan masa

datang. Sangat sukar untuk memperkirakan kebutuhan pemustaka pada

masa yang akan datang, sehingga akan sukar pula menyusun kebijakan

yang diperlukan untuk melestarikan bahan-bahan tersebut. Memang setiap

perpustakaan dengan sifat kekhususan masing-masing akan berbeda

tanggapan dan kebutuhannya dalam masalah ini. Namun bagi

perpustakaan deposit, pelestarian merupakan salah satu tugas utama.

14

M.J.S. Poerwardaminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka,

2006),h. 698 15

Hernandono, Perpustakaan dan Kepustakawanan (Jakarta: Universitas Terbuka, 1999),

h. 11

Page 24: PELESTARIAN NASKAH DI PERPUSTAKAAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29094/3/HIKMAH... · METODE PENELITIAN. A. Jenis dan Pendekatan Penelitian..... 4

14

3. Fungsi Pelestarian Bahan Pustaka

Fungsi pelestarian adalah untuk menjaga agar koleksi perpustakaan

tidak diganggu oleh tangan jahil, serangga , atau jamur yang merajalela

pada buku-buku yang ditempatkan di ruang yang lembab. Maka

pelestarian memiliki beberapa fungsi antara lain:

a. Fungsi Melindungi.

Bahan pustaka dilindungi dari serangan manusia, serangga-serangga,

jamur, panas matahari, air dan sebagainya. Dengan pelestarian yang

baik serangga dan binatang kecil tidak akan dapat menyentuh

dokumen. Manusia tidak akan salah dalam menangani dan memakai

bahan pustaka. Jamur tidak akan sempat tumbuh, dan sinar matahari

serta kelembaban udara di perpustakaan akan mudah dikontrol.

b. Fungsi Pengawetan.

Dengan dirawat secara baik, bahan pustaka menjadi awet, lebih lama

dipakai, dan diharapkan lebih banyak pembaca dapat mempergunakan

bahan pustaka tersebut.

c. Fungsi Kesehatan.

Dengan pelestarian yang baik, bahan pustaka menjadi bersih, bebas

dari debu, jamur, binatang perusak, sumber dan sarang dari berbagai

penyakit, sehingga pemakai maupun pustakawan menjadi tetap sehat.

Pembaca lebih bergairah membaca dan mengunjungi perpustakaan.

d. Fungsi Pendidikan.

Pemakai dan pustakawan sendiri harus belajar bagaimana cara

memakai dan merawat dokumen. Mereka juga harus menjaga disiplin,

Page 25: PELESTARIAN NASKAH DI PERPUSTAKAAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29094/3/HIKMAH... · METODE PENELITIAN. A. Jenis dan Pendekatan Penelitian..... 4

15

tidak membawa makanan dan minuman ke dalam perpustakaan, tidak

mengotori bahan pustaka maupun ruang perpustakaan. Mendidik

pemakai dan pustakawan sendiri untuk berdisiplin tinggi dan

menghargai kebersihan.

e. Fungsi Kesabaran.

Fungsi ini menguji pustakawan untuk bersikap lebih sabar dengan

cara menambal buku berlubang, membersihkan kotoran binatang kecil

dengan baik. Semua itu ibarat merawat bahan pustaka seperti merawat

bayi.

f. Fungsi Sosial.

Pelestarian ini tidak hanya dikerjakan oleh seorang diri. Pustakawan

harus mengikut sertakan pembaca perpustakaan untuk merawat bahan

pustaka dan perpustakaan.

g. Fungsi Ekonomi.

Dengan pelestarian yang baik, bahna pustaka menjadi lebih awet.

Keuangan dapat dihemat.

h. Fungsi Keindahan.

Dengan pelestarian yang baik, penataan bahan pustaka yang rapih,

perpustakaan tampak menjadi semakin indah, sehingga menambah

daya tarik pembacanya.16

4. Unsur-unsur Pelestarian Bahan Pustaka

Berbagai unsur penting yang perlu diperhatikan dalam pelestarian

bahan pustaka adalah sebagai berikut:

16

Martoatmodjo Karmidi, Pelestarian Bahan Pustaka (Jakarta: Universitas Terbuka,

1999), h. 6-7

Page 26: PELESTARIAN NASKAH DI PERPUSTAKAAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29094/3/HIKMAH... · METODE PENELITIAN. A. Jenis dan Pendekatan Penelitian..... 4

16

a. Manajemennya, perlu diperhatikan siapa yang bertanggungjawab

dalam pekerjaan ini. Bagaimana prosedur pelestarian yang harus

diikuti. Bahan pustaka yang akan diperbaiki harus dicatat dengan baik,

apa saja kerusakannya, apa saja alat perlu disiapkan dan bahan kimia

yang diperlukan dan sebagainya.

b. Tenaga yang merawat bahan pustaka dengan keahlian yang mereka

miliki. Mereka yang mengajarkan pelestarian ini hendaknya mereka

yang telah memiliki ilmu atau keahlian/keterampilan dalam bidang

ini. Paling tidak mereka sudah pernah mengikuti penataran dalam

bidang pelestarian dokumen.

c. Laboratorium, suatu ruang pelestarian dengan berbagai peralatan yang

diperlukan, misalnya alat penjilidan, lem, alat laminasi, alat untuk

fumigasi, berbagai sikat untuk membersihkan debu “vacuum cleaner”

dan sebagainya. Sebaiknya setiap perpustakaan memiliki ruang

laboratorium sebagai „bengkel‟‟ atau gudang buat bahan pustaka yang

perlu dirawat atau diperbaiki.

d. Dana untuk keperluan ini harus diusahakan dan dimonitor dengan

baik, sehingga pekerjaan pelestarian tidak akan mengalami gangguan.

Pendanaan ini tergantung dari lembaga tempat perpustakaan

bernaung.17

17

Ibid, h.7

Page 27: PELESTARIAN NASKAH DI PERPUSTAKAAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29094/3/HIKMAH... · METODE PENELITIAN. A. Jenis dan Pendekatan Penelitian..... 4

17

C. Pengertian Naskah

Naskah kuno atau naskah lama mengandung dua pengertian yaitu

“naskah” dan “kuno atau lama” naskah dalam bahasa inggris manuscripts,

dalam bahasa latin manuscriptum dan dalam bahasa belanda Handschrift.

Manuskrip merupakan bahan tulisan tangan yang menyimpan berbagai

ungkapan rasa dan pikiran hasil budaya masa lampau, tetapi juga memuat

unsur historis.18

Manuskrip adalah semua bahan tulisan tangan peninggalan

nenek moyang yang tertulis pada kertas, kulit kayu, dan rotan. Berita tentang

hasil budaya yang diungkapkan oleh teks klasik dapat dibaca dalam

peninggalan-peninggalan berupa tulisan yang disebut manuskrip.19

Naskah merupakan semua bentuk tulisan tangan berupa ungkapan

pikiran dan perasaan sebagai hasil budaya bangsa pada masa lampau.20

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2007 Tentang

Perpustakaan pada Pasal 1 Ayat 4 menyatakan bahwa naskah kuno adalah

semua dokumen tertulis yang tidak dicetak atau tidak diperbanyak dengan

cara lain, baik yang berada di dalam negeri maupun di luar negeri yang

berumur sekurang-kurangnya 50 (lima puluh) tahun, dan mempunyai nilai

penting bagi kebudayaan nasional, sejarah dan ilmu pengetahuan.21

Berdasarkan pengertian tersebut, maka yang dimaksud dengan naskah

kuno atau manuskrip adalah dokumen dalam bentuk apapun yang ditulis

18

Pudjiastuti, Titik Analisa Unsur Sejarah Dalam Sumber Tertulis Cirebon (Depok:

FSUI, 1996), h. 9 19

Ibid, h. 4 20

Baried Siti Baroroh, Pengantar Teori Filologi (Jakarta: Pusat Pembinaan dan

Pengembangan Bahasa, 1994), h. 12 21

Perpustakaan Nasional RI, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2007

Tentang Perpustakaan, (Jakarta: Perpustakaan Nasional RI, 2008), h. 3

Page 28: PELESTARIAN NASKAH DI PERPUSTAKAAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29094/3/HIKMAH... · METODE PENELITIAN. A. Jenis dan Pendekatan Penelitian..... 4

18

dengan tangan atau diketik yang belum dicetak atau dijadikan buku tercetak

yang berumur 50 tahun lebih.

D. Faktor Penyebab Kerusakan Naskah

Pemeliharaan dan pelestarian bahan pustaka adalah bukanlah tugas

yang mudah bagi para pustakawan. Apalagi di negara tropis seperti Indonesia,

maka dihadapkan pada berbagai musuh dalam menjaga kelestarian bahan

pustaka seperti manusia, tikus, serangga, mikroorganisme serta berbagai

bencan alam. Bahan-bahan pustaka pada umumnya merupakan bahan yang

terbuat dari kertas merupakan bahan yang mudah terbakar, mudah sobek,

mudah terkena noda dan sebagainya. Penyebab kerusakan naskah tidak jauh

beda dengan kerusakan bahan pustaka lainnya.

1. Faktor Biologi

a. Fungi (Jamur)

Jamur atau fungi merupakan mikroorganisme yang tidak

berklorophyl. Jamur mengambil makanan dari makhluk lain

sebagai parasit atau mengambil bahan makanan dari bahan organik

mati sebagai saphrophit. Sebagai saphrophit, mereka merupakan

penyebab kerusakan yang berperan besar pada obyek yang

mengandung selulosa seperti kertas. Bahan pustaka yang sudah

menderita penyakit jamuran biasanya warna kertasnya berubah

menjadi kuning karena memang jamur bisa menyebabkan

berubahnya warna kertas, di samping itu jamur bisa menyebabkan

kertas lengket satu dengan yang lain sehingga halaman buku

Page 29: PELESTARIAN NASKAH DI PERPUSTAKAAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29094/3/HIKMAH... · METODE PENELITIAN. A. Jenis dan Pendekatan Penelitian..... 4

19

tersebut tidak bisa dibuka, bilamana hal ini dipaksa besar

kemungkinan kertas tersebut akan robek sehingga bahan pustaka

tersebut menjadi rusak. Jamur juga memproduksi beberapa macam

asam organik seperti: asam oksalat, asam fumorik dan asam sitrat

yang menyebabkan kertas menjadi rapuh.22

b. Serangga dan binatang pengerat

1. Rayap

Rayap merupakan jenis serangga yang tidak asing lagi,

yang selalu dikaitkan dengan ”si perusak”. Keberadaannya sangat

menyeramkan dan dengan gerakan komunitasnya dapat

meruntuhkan sebuah bangunan atau gedung. Serangga ini

berukuran kecil struktur tubuhnya lunak serta berwarna pucat

(tidak berwarna putih), tampak seperti semut, dan hidupnya

berkelompok dengan sistem kasta yang berkembang sempurna.23

2. Kecoa

Kecoa merupakan binatang yang sering terdapat di luar

atau didalam rumah atau perpustakaan. Tempat-tempat ini bagi

mereka merupakan tempat yang memiliki banyak makanan

menurut mereka, dan bisa juga dijadikan sarang oleh mereka.

Struktur tubuh kecoa adalah merupakan hal yang paling

membedakan kecoa dengan makhluk serangga lainnya. Kecoa

yang menyebabkan kerusakan diperpustakaan ini dibagi dalam

22

Muhammadin Razak, Pedoman Teknis Fumigasi (Jakarta: Perpustakaan Nasional RI,

1998), h.13 23

Ibid h. 6

Page 30: PELESTARIAN NASKAH DI PERPUSTAKAAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29094/3/HIKMAH... · METODE PENELITIAN. A. Jenis dan Pendekatan Penelitian..... 4

20

empat jenis, semuanya mempunyaibentuk mulut besar dan sangat

suka memakan kanji dan perekatsampul buku.

3. Ikan perak (silver fish)

Hewan yang ini mempunyai banyak nama dari beberapa

spiesies, tetapi yang umum dan sering dijumpai di bahan pustaka

adalah Lapisma Saccharina dan Thermobia Aegyptiaca.24

Serangga ini memiliki sifat nokturnal yaitu aktif pada malam hari.

Habitatnya cenderung di tempat yang lembab dan gelap, sehingga

perkembangbiakannya sangat cepat. Hewan ini dapat berlari

dengan cepat dan bentuknya sangat kecil serta tidak memiliki

sayap, biasanya ikan perak terdapat di belakang buku, arsip, rak,

laci, lemari, dan di celah-celah jilidan. Makanan yang disukainya

adalah perekat, pati kertas dan jilidan buku.

4. Kutu Buku

Kutu buku disebut juga psocids, panjangnya sekitar 1 - 2

mm dan tidak berwarna sehingga tidak kelihatan. Hama ini sangat

kecil sehingga disebut juga kutu debu (dust lice), kebanyakan

tidak bersayap. Kepalanya cukup besar dan memiliki rahang

bawah yang cukup kuat. Kutu buku betina dapat bertelur sekitar

20 sampai 100 butir terletak secara tersebar atau berkelompok.

Serangga ini sering menyerang buku terutama bagian punggung

buku dan pinggirnya, serta mengikis permukaan kertas sehingga

huruf-hurufnya dapat hilang.25 Makanan utama yang paling

disukai oleh kutu buku adalah perekat, glue, dan kertas-kertas

24

Ibid., h. 5 25

Martoatmodjo Karmidi, Pelestarian Bahan Pustaka (Jakarta: Balai Pustaka, 2006), h.

38-39

Page 31: PELESTARIAN NASKAH DI PERPUSTAKAAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29094/3/HIKMAH... · METODE PENELITIAN. A. Jenis dan Pendekatan Penelitian..... 4

21

yang ditumbuhi jamur. Biasanya kehadiran kutu buku dapat

diketahui dari telur yang ditinggalkan atau sisa bangkai yang

menempel di dekat jilidan atau bagian pada kertas.

5. Tikus

Hewan yang terkenal sangat rakus ini tidak hanya

berbahaya bagi para petani pemilik ladang dan sawah, tetapi juga

bagi rumah dan perpustakaan. Ada berbagai jenis tikus, tapi tidak

semua jenis tikus dikenal sebagai perusak buku. Binatang ini

biasanya memakan buku-buku yang disimpan dalam gudang dan

kadang-kadang kertas disobek-sobek dan dikumpulkan untuk

dijadikan sarang 26

2. Faktor Fisika

Selain faktor biologi seperti: jamur, serangga dan binatang

pengerat dan sebagainya, masih ada perusak bahan pustaka yang hebat

yaitu faktor fisika di antaranya, yaitu:

a. Debu

Debu dapat masuk secara mudah ke dalam ruang perpustakaan

melalui pintu, jendela, atau lubang-lubang angin perpustakaan. Apabila

debu melekat pada kertas, maka akan terjadi reaksi kimia yang

meninggikan tingkat keasaman pada kertas. Akibatnya kertas menjadi

rapuh dan cepat rusak. Disamping itu, keadaan ruangan perpustakaan

yang lembab, debu yang bercampur dengan air yang lembab akan

26

Muhammadin Razak, Pelestarian Bahan Pustaka dan Arsip (Jakarta: Program

Pelestarian Bahan Pustaka dan Arsip, 1992), h. 24

Page 32: PELESTARIAN NASKAH DI PERPUSTAKAAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29094/3/HIKMAH... · METODE PENELITIAN. A. Jenis dan Pendekatan Penelitian..... 4

22

menimbulkan jamur pada buku.27

Debu dari jalan yang mengandung

belerang atau debu dari knalpot kendaraan mempunyai daya rusak

yang paling tinggi.

b. Cahaya

Cahaya yang digunakan untuk menerangi ruangan

perpustakaan dan arsip adalah bentuk energi elektromagnetik yang

berasal dari radiasi cahaya matahari dan lampu listrik. Sinar-sinar yang

terdapat dalam cahaya dapat dibagi menjadi tiga kelompok menurut

panjang gelombangnya, yaitu sinar ultraviolet dengan panjang

gelombang antara 300-400 milimikron, sinar-sinar dalam cahaya

tampak (merah, hijau, kuning) dengan panjang gelombang antara 400-

760 miliikron dan sinar inframerah dengan panjang gelombang lebih

besar dari 760 milimikron.

Makin kecil gelombang suatu sinar, makin besar energi yang

dihasilkan. Sinar yang panjang gelombangnya kecil seperti ultraviolet

inilah yang berperan dalam merusak kertas. Kerusakan yang terjadi

karena pengaruh sinar ultraviolet adalah memudarnya tulisan, sampul

buku, warna bahan cetakan, dan peta, juga mengakibatkan kertas

menjadi rapuh dan kehilangan kekuatan. Kerusakan ini disebabkan

karena aksi dari energi, adanya bahan tambahan dan residu bahan

pemutih pada saat proses pembuatan kertas, adanya partikel-partikel

logam dalam kertas serta adanya uap air dan oksigen di sekitar kertas.

27

Martoatmodjo Karmidi, Pelestarian Bahan Pustaka (Jakarta: Universitas Terbuka,

1993),h. 44

Page 33: PELESTARIAN NASKAH DI PERPUSTAKAAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29094/3/HIKMAH... · METODE PENELITIAN. A. Jenis dan Pendekatan Penelitian..... 4

23

c. Suhu dan Kelembaban Udara

Suhu dan kelembaban udara merupakan faktor perusak yang

sangat berpengaruh bagi bahan pustaka. Kombinasi antara kelembaban

yang tinggi dengan suhu (temperatur) yang tinggi akan menyuburkan

pertumbuhan jamur dan serangga. Semakin rendah suhu penyimpanan

dan kelembaban udara, makin lama bahan kertas dapat

mempertahankan kekuatan fisiknya. Sebaliknya apabila suhu udara

tinggi dapat mengakibatkan kertas menjadi rapuh dan warna kertas

menjadi kuning. Udara yang lembab dibarengi dengan suhu udara yang

cukup tinggi menyebabkan asam yang ada pada kertas terhidrolisa,

bereaksi dengan partikel logam dan memutuskan rantai ikatan kimia

pada polimer selulosa. Perubahan suhu pada saat kertas mengandung

banyak air iniyang menyebabkan struktur kertas menjadi lemah.28

Jika

suhu udara naik, kelembaban udara akan turun dan air yang ada dalam

kertas dilepas, sehingga kertas menjadi kering dan volumenya

menyusut.29

3. Faktor Kimia

Kertas tersusun dari senyawa-senyawa kimia, yang lambat laun

akan terurai, dan akhirnya kertas menjadi rusak. Peruraian tersebut

disebabkan oleh reaksi-reaksi oksidasi dan hidrolisis, yang dipengaruhi

pula oleh suhu cahaya.30

Oksidasi pada kertas yang terjadi karena adanya

28

Darmono, Perpustakaan Sekolah: Pendekatan Aspek Manajemen dan Tata Kerja

(Jakarta: Grasindo, 2007), h. 92 29

Kris Adri Styarto, “Kerusakan Pada Bahan Pustaka dan Cara Pencegahannya”, Media

Pustakawan, no.1 (2001), h. 24 30

Muhammadin Razak, Pelestarian Bahan Pustaka dan Arsip (Jakarta: Program

Pelestarian Bahan Pustaka dan Arsip, 1992), h. 17

Page 34: PELESTARIAN NASKAH DI PERPUSTAKAAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29094/3/HIKMAH... · METODE PENELITIAN. A. Jenis dan Pendekatan Penelitian..... 4

24

oksigen dari udara menyebabkan jumlah gugusan karbonat dan korboksil

bertambah dan diikuti dengan memudarnya warna kertas. Hidrolisis

adalah reaksi yang terjadi karena adanya air (H20). Reaksi hidrolisis pada

kertas mengakibatkan putusnya rantai polimer serat selulosa sehingga

mengurangi kekuatan serat. Akibatnya, kekuatan kertas berkurang dan

kertas menjadi rapuh. Kandungan asam dalam kertas akan mempercepat

kerusakan kertas karena asam akan mempercepat reaksi hidrolisis. Tinta

merupakan salah satu sumber terbentuknya asam pada kertas, karena tinta

dibuat dengan mencampurkan asam tanat dan garam besi serta ditambah

dengan asam sulfat atau asam hidroklorida agar tetesan dapat melekat

dengan baik. Oleh karena itu asam merupakan zat berbahaya bagi kertas

yang harus dihilangkan.

4. Faktor Manusia dan Faktor Lain

a. Manusia

Manusia memegang peranan penting dalam penggunaan

dan penanganan bahan pustaka. Apabila manusia melakukan

kesalahan dalam melakukan peran, maka manusia dapat tergolong

sebagai perusak bahan pustaka. Bahan pustaka dapat rusak karena

pemakaian yang berlebihan dalam memegangnya. Menurut Dureau

and Clements, bahan pustaka di ruang baca dapat rusak karena

kecerobohan pembaca.

b. Bencana Alam

Banyak yang tidak menduga bahwa bencana alam adalah

salah satu faktor penyebab rusaknya bahan pustaka. Bencana alam

Page 35: PELESTARIAN NASKAH DI PERPUSTAKAAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29094/3/HIKMAH... · METODE PENELITIAN. A. Jenis dan Pendekatan Penelitian..... 4

25

seperti banjir, gempa bumi, atau kebakaran dapat mengakibatkan

kerusakan koleksi bahan pustaka dalam jumlah yang sangat banyak

dan terjadi secara seketika. Meskipun bencana alam tidak terjadi

secara periodik, namun hal ini perlu diantisipasi sehingga tidak terjadi

hal-hal yang tidak diinginkan. Kerusakan yang terjadi akibat

kebanjiran akan menimbulkan noda dan kotoran sehingga jamur dapat

berkembang biak dan berakar di sela-sela serat kertas 31 Demikian

pula bahaya api (kebakaran) sangat berbahaya, api dapat merusak

bahan pustaka, bahkan memusnahkannya. Untuk mencegah

kerusakan-kerusakan yang lebih parah lagi perlu adanya suatu

tindakan preventif, seperti :

1. Kabel listrik harus diperiksa secara berkala

2. Bahan yang mudah terbakar seperti varnish dan bahan –bahan

kimia yang mudah menguap harus diletakkan di luar bangunan

utama.

3. Larangan keras merokok di dalam atau di luar bangunangedung.

4. Alarm seperti smoke detector harus dipasang di tempat

yangstrategis untuk mengetahui dengan cepat adanya kebakaran.

Fungsi alat ini harus diperiksa secara berkala.

5. Pemakaian peralatan listrik harus hati-hati

c. Air

Walaupun kemungkinan kecil bahan pustaka akan terkena

air,ada baiknya mewaspadai bahaya bila kertas terkena air. Selain

dapat menimbulkan kerusakan langsung pada buku, air juga dapat

31

Darmono, Perpustakaan Sekolah: Pendekatan Aspek Manajemen dan Tata Kerja

(Jakarta: Grasindo, 2007), h. 95

Page 36: PELESTARIAN NASKAH DI PERPUSTAKAAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29094/3/HIKMAH... · METODE PENELITIAN. A. Jenis dan Pendekatan Penelitian..... 4

26

meningkatkan prosentase kelembaban didalam ruangan perpustakaan,

sehingga buku dan bahan pustaka lainnya dapatmenjadi lembab dan

mudah terserang jamur atau hama lainnya.Faktor ini dapat

ditimbulkan berbagai sebab, misal: atap genting perpustakaan yang

bocor, ataupun terkena musibah banjir, air buangan pipa pemanasan

sentral, alat pendingin udara, rembesan dinding, jendela terbuka dan

sebagainya.

d. Api

Api bagi manusia mempunyai dua sifat yaitu menguntungkan

dan merugikan. Misalnya dalam kehidupan sehari-hariibu rumah

tangga, api sangat berguna untuk aktifitas memasak. Api dianggap

merugikan apabila adanya kelalaian dalam penggunaannya, salah satu

akibatnya yaitu menimbulkan kebakaran. Dalam dunia perpustakaan,

api juga merupakan bahaya utama.32 Banyak koleksi bahan pustaka

berharga dan fasilitas perpustakaan yang tidak murah harganya

mengalami kerusakan berat atau bahkan kepunahan dikarenakan

kebakaran. Perlindungan terhadap bahaya ini bisa dicegah dengan

dimulai dari desain arsitek dan perbaikan bahan bangunan. Ruangan

yang terbuka lebar, tangga hias yang diperkirakan akan menjadi

cerobong penyebaran api harus dihindari.33 Hal ini dimaksudkan agar

api tidak menyebar.

32

Durea J.M dan D.W.G Clement, Dasar-dasar Pelestarian dan Pengawetan Bahan

Pustaka (Jakarta: Perpustakaan Nasional, 1990), h. 14 33

Agnes Karya Wijayanti, “Pemeliharaan Pustaka Untuk Menjaga Kelestariannya.” Warta

Perpustakaan Universitas Atma Jaya Yogyakarta, vol. 3 no.3, (Desember 1995): h. 4

Page 37: PELESTARIAN NASKAH DI PERPUSTAKAAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29094/3/HIKMAH... · METODE PENELITIAN. A. Jenis dan Pendekatan Penelitian..... 4

27

E. Pencegahan Kerusakan Naskah

Usaha melakukan pencegahan kerusakan naskah yang dilakukan sejak

dini merupakan tindakan yang lebih baik dan lebih tepat daripada melakukan

perbaikan bahan pustaka yang telah parah keadaannya. Koleksi naskah yang

belum rusak supaya tidak terkontamiasi dengan perusak koleksi tersebut

dapat dicegah dengan melakukan kegitan pencegahan. Sedangkan untuk

bahan pustaka yang sudah mengalami kerusakan perlu dilakukan perbaikan

agar kerusakan tidak menjadi parah, sehingga proses kerusakan terhenti.

Usaha-usaha untuk melakukan pencegahan kerusakan bahan pustaka yang

disebabkan oleh beberapa faktor dapat dilakukan dengan cara-cara berikut:

1. Cara Pencegahan yang Disebabkan oleh Faktor Biologi

Kerusakan yang disebabkan oleh faktor biologi biasanya

disebabkan oleh jamur, serangga dan binatang pengerat. Mencegah

kerusakan yang disebabkan pada jamur, ada beberapa hal utama yang

perlu diperhatikan dalam usaha pencegahan kehadiran jamur, yaitu

melakukan pemeriksaan dalam kelembaban ruangan atau tempat

penyimpanan bahan pustaka, pemberian obat anti jamur pada sampul

buku, menjaga kebersihan buku dari kotoran, menjaga bahan pustaka

dari kehadiran debu, tidak menggunakan perekat yang mengandung

omlyum untuk menjilid, sebaiknya untuk menjilid digunakan bahan

sistesis seperti polyvinyl acetat dan suhu ruangan diatur sedemikian

rupa sehingga jamur tidak berkembang biak di dalam buku.34

34

Lasa, HS, Manajemen Perpustakaan Sekolah (Yogyakarta: Pinus Book Publisher,

2007), h. 161

Page 38: PELESTARIAN NASKAH DI PERPUSTAKAAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29094/3/HIKMAH... · METODE PENELITIAN. A. Jenis dan Pendekatan Penelitian..... 4

28

Mencegah kerusakan yang disebabkan oleh serangga ada

beberapa hal utama yang perlu diperhatikan dalam usaha pencegahan

kehadiran serangga yaitu melalui penyemprotan dengan menggunakan

bahan insektisidan (bahan pembasmi serangga), penggunaan sistem

pengumpanan, penuangan larutan racun ke dalam lubang, dan

penaburan kapur barus pada rak-rak buku secara berkala.35

2. Cara Pencegahan yang Disebabkan oleh Faktor Fisika

Temperatur dan kelembaban yang ideal bagi bahan pustaka dan

arsip adalah 20-24ºC. Satu-satunya cara untuk mendapatkan kondisi

yang ideal adalah memasang suhu pengatur udara Air Conditioner

(AC). Oleh karena iu, diperlukan usaha-usaha pencegahan agar bahan-

bahan pustaka tidak terlalu mengalami kerusakan dengan cara

penggunaan AC harus dilakukan dalam 24 jam yang ruangannya harus

selalu tertutup.36

Jika AC dipasang hanya setengah hari saja, maka

kelembaban akan berubah-ubah. Untuk mencegah kerusakan bahan

pustaka dari pengaruh temperatur dan kelembaban udara adalah

dengan membuat ventilasi yang sempurna. Jika terjadi kelembaban

udara yang tinggi, dapat diturunkan dengan dehumidifier atau silicagel.

Dehumidifier digunakan untuk menurunkan kelembaban udara dalam

ruangan tertutup sedangkan silicagel untuk menurunkan kelembaban

udara dalam lemari atau filing cabinet.37

35

Suwija Nyoman, Laporan Penelitian: Upaya Pelestarian Bahan Pustaka Pada

Perpustakaan Universitas Udayana (Denpasar: Universitas Udayana, 1995), h. 95 36

Perpustakaan Nasional, Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan Khusus

(Jakarta: Proyek Pembinaan dan Pengembangan Perpustakaan Nasional, 2002), h. 28-29 37

Muhammadin Razak, Petunjuk Teknis Pelestarian Bahan Pustaka (Jakarta:

Perpustakaan Nasional RI, 1995), h. 30

Page 39: PELESTARIAN NASKAH DI PERPUSTAKAAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29094/3/HIKMAH... · METODE PENELITIAN. A. Jenis dan Pendekatan Penelitian..... 4

29

Cara lain yang perlu dilakukan untuk mencegah kerusakan

lebih bagi bahan pustaka yang sudah terkena debu bisa diadakan

dengan membersihkan buku dari debu. Cara pembersihannya bisa

dengan kuas, vacuum cleaner, karet busa (spon), atau bulu ayam. Serta

merawat gedung dan seluruh ruangannya dengan baik untuk mencegah

uap air selama musim hujan. Dan untuk bangunan gedung

perpustakaan seharusnya dirancang sedemikian rupa sehingga

memenuhi persyaratan pengawetan. 38

Ada dua macam cahaya yang digunakan untuk penerangan

perpustakaan, yaitu cahaya matahari dan cahaya lampu listrik. Dalam

cahaya ini mengandung sinar ultra violet yang dapat merusak bahan

pustaka. Cahaya matahari yang masuk ke dalam ruangan, baik yang

langsung atau pantulan harus dihalangi dengan kain gorden atau

disaring dengan filter untuk mengurangi radiasi ultraviolet.39

3. Cara Pencegahan yang Disebabkan oleh Faktor Kimia

Sumber keasaman yang berasal dari dalam kertas antara lain

residu dari bahan-bahan kimia yang digunakan pada waktu pembuatan

kertas serta tinta sebagai alat tulis ternyata juga mengandung asam, hal

ini dapat menyebabkan kerusakan pada kertas.40

Oleh karena itu

diperlukan upaya pencegahan dan perbaikan yang telah mengalami

kerusakan, seperti menetralkan asam yang terkandung dalam kertas

38

Halim Sobri dan M.Syafe‟i,”Peranan Pelestarian Koleksi Bahan Pustaka Berbasis

Kertas. Tinjauan Penyimpanan Sebagai Bahan dari Pelestarian”, Jurnal Kepustakawanan dan

Masyarakat Membaca, vol. 22, no. 2 (Juli-Desember 2006): 39 39

Martoatmodjo Karmidi, Pelestarian Bahan Pustaka (Jakarta: Universitas Terbuka,

1993), h. 45 40

Muhammadin Razak,Pelestarian Bahan Pustaka dan Arsip (Jakarta: Program

Pelestarian Bahan Pustaka dan Arsip, 1992), h. 17

Page 40: PELESTARIAN NASKAH DI PERPUSTAKAAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29094/3/HIKMAH... · METODE PENELITIAN. A. Jenis dan Pendekatan Penelitian..... 4

30

dengan deasidifikasi atau memberi bahan penahan (buffer).Cara

lainnya yaitu menyimpan dan menata kertas dan buku dalam lemari

kaca atau untuk kertas lembaran disimpan dalam kotak-kotak karton

bebas asam, dan dengan memilih bahan pustaka yang baik dengan

teliti perlu dilihat jelas jenis kertas dan tulisan.41

4. Cara Pencegahan yang Disebabkan oleh Faktor Manusia dan

Faktor Lainnya.

a. Manusia

Banyak yang tidak menduga bahwa kerusakan bahan pustaka

tidak hanya dirusak oleh faktor biota, fisika dan faktor lainnya.

Manusia merupakan perusak utama yang sangat berbahaya dan hal ini

tidak disadari oleh pemustaka maupun pustakawan. Kerusakan

memberi informasi mengenai cara-cara memperlakukan bahan

pustaka, tidak membawa makanan dan minuman ke dalam

perpustakaan, dilarang mencoret-coret atau melipat buku secara

sembarangan serta dipasang peraturan penggunaan bahan

pustaka.42Selain itu banyaknya pemustaka yang berkunjung

menyebabkan adanya kemungkinan yang lebih besar dari kerusakan

naskah asli. Hal ini cenderung menyebabkan kerusakan naskah secara

fisik karena naskah di akses oleh pemustaka dari tangan ke tangan.

Upaya pencegahannya perpustakaan sebaiknya menyediakan copy

41

Daryono, “Pemeliharaan Bahan Pustaka di Perpustakaan”.

http://daryono.staff.uns.ac.id/2009/03/23/pemeliharaan-bahan-pustaka-di-perpustakaan. (Diakses

pada tanggal 10 November 2014 jam 11.00 WIB) 42

Martoatmodjo Karmidi, Pelestarian Bahan Pustaka (Jakarta: Universitas Terbuka,

1992), h. 46

Page 41: PELESTARIAN NASKAH DI PERPUSTAKAAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29094/3/HIKMAH... · METODE PENELITIAN. A. Jenis dan Pendekatan Penelitian..... 4

31

naskah asli untuk dibaca oleh pemustaka.43 Selanjutnya jalan keluar

untuk mencegah kerusakan yang disebabkan oleh faktor manusia,

misalnya: memberi saran tentang perbaikan mutu kertas kepada

pabrik kertas, memberi penyuluhan kepada staf perpustakaan,

penyempurnaan teknik penjilidian dan membatasi penggunaan bahan

pustaka yang langka dan bernilai tinggi.44

b. Faktor lain

Pada hakikatnya faktor lain seperti bencana alam bukanlah

faktor yang utama yang dapat menyebabkan rusaknya bahan pustaka,

namun perlu diantisipasi terjadinya hal tersebut. Berikut beberapa cara

yang dapat dilakukan: kesiapan menghadapi bencana alam bermula

dari perencanaan yang matang terhadap lokasi perpustakaan, artinya

bahwa gedung perpustakaan tidak didirikan pada tempat yang selalu

banjir, lingkungan perumahan yang padat, terhindar dari jangkauan

letusan gunung berapi disamping itu pula hindari mendirikan

perpustakaan yang letaknya dekat dari bibir pantai. Untuk mencegah

terjadinya kebakaran dapat diambil tindakan, seperti: periksa jaringan

kabel listrik terhadap gedung secara berkala, siapkan alat pemadam

kebakaran, dilarang merokok di ruang perpustakaan serta siapkan

sirene dan smoke detector di setiap ruang perpustakaan.45

43

M. Ali Nurhasan Islamy, “Preservation of Ancient Manuscripts Radya Pustaka

Museum”, Congress of Southeast Asian Librarians (CONSAL XVI, 2015): h. 7 44

MuhammadinRazak, “Penentuan Skala Prioritas Dalam Pelestarian Bahan Pustaka”

Kongres VII Ikatan Pustakawan Indonesia dan Seminar Ilmiah Nasional Tanggal 20-23 November

1995, h. 6 45

Martoatmodjo Karmidi, Pelestarian Bahan Pustaka (Jakarta: Universitas Terbuka,

1999), h. 78-79

Page 42: PELESTARIAN NASKAH DI PERPUSTAKAAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29094/3/HIKMAH... · METODE PENELITIAN. A. Jenis dan Pendekatan Penelitian..... 4

32

F. Usaha Perbaikan Naskah

Untuk memperbaiki koleksi bahan pustaka yang rusak diperlukan

suatu usaha atau tindakan perbaikan, usaha tersebut diantaranya sebagai

berikut :

1. Menambal dan Menyambung Kertas

Salah satu usaha untuk memperbaiki bahan pustaka yang rusak yaitu

menambal dan menyambung kertas. Kegiatan ini bermanfaat untuk mengisi

lubang-lubang, dan bagian-bagian yang dihilangkan pada kertas atau

menyatukan kembali kertas yang robek akibat bermacam-macam faktor

perusak.46 Kerusakan tersebut dapat diperbaiki denganmenambalnya. Ada dua

jenis penambalan bahan pustaka diantaranya, yaitu: penambalan kertas karena

berlubang dan penambalan kertas karena robek memanjang.

Kertas berlubang yang disebabkan oleh larva kutu buku, jika terlalu

parah dapat dilakukan dengan menutup lubang-lubang tersebut dengan bubur

kertas. Sedangkan penambalan kertas yang robek memanjang dapat dilakukan

dengan cara penambalan menggunakan kertas Jepang (sejenis kertas untuk

laminasi), dan penambalan dengan kertas tisu (heat tissuepaper). Menambal

dengan kertas Jepang dilakukan jika ada halaman bukuyang robek, baik

robeknya lurus maupun tidak lurus. Sedangkanpenambalan dengan kertas tisu

(heat tissue paper), apabila kertas yang diperbaiki mengkilap. Kertas tisu ini

tampilannya sudah “nerawang” ada lemnya yang hanya dapat menempel jika

dipanasi.47 Kertas tisu (heat tissue paper) ini sudah tidak digunakan lagi,

karena mengandung keasaman yang sangat tinggi. Kertas yang umumnya

46

MuhammadinRazak, Pelestarian Bahan Pustaka dan Arsip (Jakarta: Program

Pelestarian Bahan Pustaka dan Arsip, 1992), h. 50 47

Martoatmodjo Karmidi, Pelestarian Bahan Pustaka ( Jakarta: Universitas Terbuka,

1999), h.53

Page 43: PELESTARIAN NASKAH DI PERPUSTAKAAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29094/3/HIKMAH... · METODE PENELITIAN. A. Jenis dan Pendekatan Penelitian..... 4

33

sekarang digunakan adalah kertas tisu washi (dari Jepang) atau kertas buatan

tangan (handmade paper), dari Indonesia daluang yang kini sudah dapat

diproduksi dalam negri.

2. Laminasi

Laminasi adalah suatu kegiatan melapisi bahan pustaka dengan

kertas khusus, agar bahan pustaka menjadi lebih awet.48

Proses keasaman

terjadi pada kertas dapat dihentikan oleh pelapis kertas yang terdiri dari

film oplas kertas cromton atau kertas pelapis lainnya. Pelapis kertas ini

menahan polusi debu yang menempel di bahan pustaka, sehingga tidak

beroksidasi dengan pollutan.

Biasanya kertas atau dokumen yang dilaminasi adalah kertas yang

sudah tua, berwarna kuning, berwarna cokelat, berbau apek, kotor,

berdebu.49

Oleh karena itu laminasi sangatlah penting guna melindungi

kertas dari kerusakan yang lebih parah. Beberapa jenis laminasi, yaitu

teknik laminasi dengan tangan biasa disebut kath palia process, laminasi

dengan mesin dengan cara panas, laminasi dengan manual.50

Dalam

melaminasi kertas perlu ketelitian dan kehati-hatian yang sangat extra dan

tidak boleh sembarangan, harus dipikirkan bagaimana caranya agar kertas

tidak menjadi rusak oleh bahan pelapis.

48

Ibid., h. 111 49

Muhammadin Razak, Pelestarian Bahan Pustaka dan Arsip (Jakarta: Program

Pelestarian Bahan Pustaka dan Arsip, 1992), h.54 50

Martoatmodjo Karmidi, Pelestarian Bahan Pustaka (Jakarta: Universitas Terbuka,

1999), h. 112

Page 44: PELESTARIAN NASKAH DI PERPUSTAKAAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29094/3/HIKMAH... · METODE PENELITIAN. A. Jenis dan Pendekatan Penelitian..... 4

34

3. Enkapsulasi

Salah satu usaha perbaikan bahan pustaka selain laminasi ialah

enkapsulasi.51

Enkapsulasi adalah cara melindungi kertas dari kerusakan

yang bersifat fisik. Pada enkapsulasi setiap lembar kertas diapit dengan

cara menempatkannya di antara dua lembar plastik yang transparan,

sehingga tulisannya tetap dapat dibaca dari luar.52

Jenis-jenis kertas yang

akan dienkapsulasi ini adalah kertas lembaran seperti naskah kuno, peta,

bahan cetakan atau poster. Peralatan dan bahan yang dibutuhkan dalam

proses ini adalah guntung kecil atau besar, alas dari plastic tebal yang

dilengkapi dengan garis-garis yang berpotongan tegak lurus untuk

mempermudah pekerjaan, sikat halus film plastik polyester, pisau,

pemotong (cutter), double sided tape 3M, pemberat, kertas, penyerap

bebas asam dan lembaran kaca.53

4. Deasidifikasi

Deasidifikasi adalah kegiatan pelestarian bahan pustaka dengan

cara menghentikan proses keasaman yang terdapat pada kertas. Dalam

proses pembuatan kertas, ada campuran zat kimia yang apabila zat tersebut

terkena udara luar, membuat kertas menjadi asam.54

Proses deasidifikasi ini merupakan cara yang hanya dapat

menghilangkan asam yang sudah ada dan melindungi kertas dari

kontaminasi asam dari berbagai sumber, deasidifikasi tidak dapat

51

Martoatmodjo Karmidi, Pelestarian Bahan Pustaka (Jakarta: Universitas Terbuka,

1993), h.113 52

Muhammadin Razak, Pelestarian Bahan Pustaka dan Arsip (Jakarta: Program

Pelestarian Bahan Pustaka dan Arsip, 1999), h. 56 53

Ibid., h. 58 54

Martoatmodjo Karmidi, Pelestarian Bahan Pustaka (Jakarta: Universitas Terbuka,

1999), h. 104

Page 45: PELESTARIAN NASKAH DI PERPUSTAKAAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29094/3/HIKMAH... · METODE PENELITIAN. A. Jenis dan Pendekatan Penelitian..... 4

35

memperkuat kertas yang sudah rapuh.Alat-alat yang disebutkan di atas

diperlukan untuk menentukan sifat asam atau basa suatu bahan, dengan

memakai ukuran derajat keasaman yang disingkat pH. Asam mempunyai

pH antara 0-7 dan basa antara 7-14, pH7 adalah normal atau netral. Kalau

pHkertas lebih dari 7, berarti kertas tersebut sudah bersifat asam, jika pH

kertas berada antara 4-5, ini menunjukkan kondisi kertas itu sudah parah.

Untuk mengetahui derajat keasaman pada suatu kertas, satu titik pada

permukaan kertas dibasahi dengan air suling, kemudian pHnya diukur

dengan pH meter atau kertas pH. Dalam melakukan deasidifikasi, kita

harus hati-hati karena deasidifikasi terlalu besar akan menyebabkan kertas

menjadi rusak.55

5. Alih Media/Bentuk

Dalam mengatasi kekurangan tempat atau ruangan di perpustakaan

dan juga melestarikan informasi dari buku-buku yang sudah lapuk, maka

diperlukan alih bentuk dokumen. Cara perawatan dengan alih bentuk

yaitu pada buku-buku yang telah rapuh. Dan buku itu amat berharga,

buku itu hanya ada satu kopi, sedangkan dipasaran sudah tidak mungkin

didapat seperti Undang-Undang Dasar Naskah asli, buku-buku langka,

dan lain-lain yang bernilai sejarah. Maka dengan menyelamatkannya

dengan cara alih bentuk.56

Pelestarian koleksi perpustakaan melalui pengalihan ke dalam

bentuk mikrofilm ataupun CD bertujuan selain untuk penyelamatan,

55

Muhammadin Razak, Pelestarian Bahan Pustaka dan Arsip (Jakarta: Program

Pelestarian Bahan Pustaka dan Arsip, 1992), h. 43 56

Muhamad Djuhro, Pelestarian Bahan Pustaka (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, 2002), h. 16

Page 46: PELESTARIAN NASKAH DI PERPUSTAKAAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29094/3/HIKMAH... · METODE PENELITIAN. A. Jenis dan Pendekatan Penelitian..... 4

36

pengamatan, juga ternyata dapat menghemat tempat, waktu dan tenaga,

menghemat biaya pemeliharaan dan penyebaran, serta mempermudah

pencarian kembali.57

Alih bentuk yang terkenal adalah bentuk mikro atau

lazim disebut dengan mikrofilm. Mikrofilm ini merupakan bentuk lain

dari bahan tercetak seperti buku, majalah atau surat kabar. Bentuk mikro

dapat berupa gulungan mikrofilm, mikrofis, aperture card, ultrafis, dan

mikroopaque.

6. Penjilidan

Untuk buku-buku yang telah mengalami kerusakan, perlu segera

dilakukan penjilidan ulang, agar nilai informasi yang ada didalamnya tidak

hilang, sehingga buku yang telah diperbaiki dengan penjilidan ulang

tersebut dapat dimanfaatkan kembali oleh pengguna perpustakaan. Pada

dasarnya penjilidan merupakan pekerjaan menghimpun menggabungkan

lembaran-lembaran yang lepas menjadi satu, yang dilindungi ban atau

sampul.58

Agar penjilidan dapat awet terhadap penggunaan yang tinggi di

perpustakaan, diperlukan struktur penjilidan yang kokoh dan kuat agar

bahan pustaka tidak mudah cepat rusak. Oleh karena itu untuk kepentingan

bahan pustaka selain struktur jilidan yang kuat juga diperlukan bahan-

bahan jilidan yang berkualitas baik atau permanen.

57

Tjetjep S. Surilaga, dkk, “Pelestarian Koleksi Perpustakaan”, Jurnal Perpustakaan

Pertanian, Vol II no. 2 (2002): 56 58

Martoadmodjo Karmidi, Pelestarian Bahan Pustaka (Jakarta: Universitas Terbuka,

1993), h. 123

Page 47: PELESTARIAN NASKAH DI PERPUSTAKAAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29094/3/HIKMAH... · METODE PENELITIAN. A. Jenis dan Pendekatan Penelitian..... 4

37

G. Penyebaran Informasi

Setelah naskah diadakan dan diolah, kegiatan teknis pelestarian

selanjutnya adalah pendistribusian atau penyebaran isi kandungan informasi

yang terdapat dalam naskah. Pendistribusian berasal dari kata distribusi yang

berarti penyaluran (pembagian, pengiriman) kepada beberapa orang atau ke

beberapa tempat.59

Melengkapi itu Martono menyebutkan kegiatan dalam

pendistribusian naskah yaitu menyebarluaskan indeks informasi, abstrak,

indeks abstrak atau informasi adanya dokumen baru dan lain-lain.60

Dari

pernyataan tersebut berarti hasil dari pelestarian naskah dapat didistribusikan

untuk menyebarkan kandungan informasi isi naskah kepada para pemustaka.

Disamping itu, Sulistyo-Basuki menyebutkan beberapa kegiatan

penyebaran dokumentasi, diantaranya:

a. Majalah paling mutakhir dipamerkan;

b. Mengedarkan majalah;

c. Mengedarkan daftar sarikarangan, seperti:

1) Menyebarkan fotokopi daftar isi majalah,

2) Menyebarkan daftar isi majalah yang dibuat sendiri, dan

3) Menyebarkan daftar indeks majalah;

d. Mengedarkan majalah sarikarangan, baik keluaran penerbit

swasta ataupun buatan sendiri;

e. Mengedarkan daftar tambahan dokumen (accession list);

f. Mengedarkan bulletin berita;

59

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta:

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, 2008), h.360 60

E. Martono, Pengetahuan Dokumentasi dan Perpustakaan: Sebagai Pusat Informasi

(Jakarta: Karya Utama, 1990), h.21

Page 48: PELESTARIAN NASKAH DI PERPUSTAKAAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29094/3/HIKMAH... · METODE PENELITIAN. A. Jenis dan Pendekatan Penelitian..... 4

38

g. Penyebaran informasi terpilih (current awareness).61

Selain itu, Sulistyo-Basuki juga menjelaskan metode untuk

kegiatan rutin yang dapat dilakukan dalam penyebaran isi kandungan

informasi, yaitu:

a. Memamerkan majalah paling mutakhir;

b. Mengedarkan daftar isi majalah atau fotokopi isi majalah

kepada pemustaka;

c. Mengedarkan majalah abstrak, baik majalah abstrak terbitan

pemerintah swasta maupun majalah terbitan sendiri;

d. Mengedarkan daftar tambahan majalah (accession list) kepada

pemustaka;

e. Mengedarkan buletin kepada pemustaka;

f. Pemencaran informasi terpilih, seperti memberitahukan artikel

majalah yang sesuai dengan profil pemustaka.62

Disamping kegiatan-kegiatan tersebut,Sulistyo-Basuki pun

menyatakan penyebaran informasi dapat dilakukan secara lisan yaitu dari

satu pemakai ke pemakai lain (misalnya mulut, telepon, wawancara) atau

melalui kelompok tertentu (kuliah, pertemuan, kursus, lokakarya).63

Berdasarkan beberapa pernyataan tersebut dapat disimpulkan

bahwa kegiatan pendistribusian atau penyebaran informasi naskah dapat

dilakukan dengan cara:

a. Memamerkan naskah paling mutakhir;

61

Sulistyo-Basuki, Pengantar Dokumentasi Ilmiah (Jakarta: Kesaint Blanc, 1989), h. 122-

133 62

Sulistyo-Basuki, Pengantar Dokumentasi (Jakarta: Rekayasa Sains, 2004), h. 383-385 63

Sulistyo-Basuki, Teknik dan Jasa Dokumentasi(Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,

1992), h. 164

Page 49: PELESTARIAN NASKAH DI PERPUSTAKAAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29094/3/HIKMAH... · METODE PENELITIAN. A. Jenis dan Pendekatan Penelitian..... 4

39

b. Mengedarkan daftar sarikarangan, seperti:

1) Menyebarkan fotokopi daftar isi naskah,

2) Menyebarkan daftar isi naskah yang dibuat sendiri,

3) Menyebarkan daftar indeks naskah;

c. Mengedarkan majalah abstrak, baik majalah abstrak terbitan

pemerintah swasta maupun majalah terbitan sendiri;

d. Mengedarkan daftar tambahan naskah (accession list) kepada

pemustaka;

e. Mengedarkan buletin kepada pemustaka;

f. Pemencaran informasi terpilih, seperti memberitahukan artikel

naskah yang sesuai dengan profil pemustaka; dan

g. Menyebarkan secara lisan seperti meyampaikan informasi dari

mulut ke mulut baik bertatapan langsung maupun melalui

media (telpon).

H. Penelitian Terdahulu

Dalam sub-bab ini, peneliti memberikan penjabaran beberapa

penelitian terdahulu mengenai pelestarian bahan pustaka. pencantuman

penelitian di bawah ini bertujuan untuk mengetahui persamaan dan

perbedaan penelitian terhadap penelitian-penelitian sebelumnya dengan

topik yang sama. Adapun penelitian terdahulu yang berkaitan adalah

sebagai berikut:

1. Pelestarian Bahan Pustaka pada Perpustakaan Utama UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta. Skripsi ini diajukan oleh Desi Sofyani mahasiswa

Page 50: PELESTARIAN NASKAH DI PERPUSTAKAAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29094/3/HIKMAH... · METODE PENELITIAN. A. Jenis dan Pendekatan Penelitian..... 4

40

Jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi di UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta pada tahun 2009. Skripsi ini memiliki perbedaan jenis

perpustakaan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah Perpustakaan

Universitas UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Sedangkan penulis

melakukan penelitian di Perpustakaan Nasional Republik Indonesia.

Pembatasan Masalah. Pada skripsi ini, masalah yang diangkat adalah

pelestarian bahan pustaka. Sedangkan penulis akan melakukan

penelitian tentang pelestarian naskah.

2. Pelestarian Koleksi Buku Langka di Perpustakaan Kementrian Pekerjaan

Umum. Skripsi ini diajukan oleh Achmad Nawawi mahasiswa Jurusan

Ilmu Perpustakaan dan Informasi di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

pada tahun 2010. Skripsi ini memiliki perbedaaan jenis perpustakaan

yang dilakukan dalam penelitian ini adalah Perpustakaan Kementrian

Pekerjaan Umum. Sedangkan penulis melakukan penelitian di

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia.

3. Tinjauan Kebijakan Konservasi Bahan Pustaka di Perpustakaan

Nasional Republik Indonesia. Skripsi ini diajukan oleh Sudiro Sudjoko,

mahasiswa Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas

Indonesia pada tahun 2007. Skripsi ini memiliki kesamaan tempat

penelitian yakni bertempat di Perpustakaan Nasional Republik Indonesia

dan metode penelitian. Namun memiliki perbedaan tema yaitu tentang

Kebijakan Konservasi Bahan Pustaka sedangkan peneliti memfokuskan

kepada Pelestarian Naskah

Page 51: PELESTARIAN NASKAH DI PERPUSTAKAAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29094/3/HIKMAH... · METODE PENELITIAN. A. Jenis dan Pendekatan Penelitian..... 4

41

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode deskriptif dengan

pendekatan kualitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan

untuk menjelaskan sesuatu hal seperti apa adanya.64

Pendekatan kualitatif adalah suatu pendekatan dalam melakukan

penelitian yang berorientasi pada gejala-gejala yang bersifat alamiah karena

orientasinya demikian, maka sifatnya naturalistic dan mendasar atau bersifat

kealamiahan serta tidak bisa dilakukan di laboratorium melainkan harus

terjun di lapangan.65

B. Sumber Data

a. Data Primer

Data primer adalah data yang diambil langsung, tanpa perantara

atau langsung dari sumbernya.66

Data ini diperoleh langsung dari lokasi

penelitian yaitu wawancara dengan para pustakawan yang bekerja

menangani pelestarian dan melakukan observasi dengan melakukan

penelitian langsung di lapangan untuk memperoleh data-data yang

diperlukan.

64

Prasetya Irawan, Logika dan Prosedur Penelitian: Pengantar Teori dan Panduan

Praktis Penelitian Sosial bagi Mahasiswa dan Peneliti Pemula (Jakarta: STIA-LAN Press, 2004),

h.60 65

Muhammad Nazir, Metode Penelitian (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1986), h. 159. 66

Prasetya Irawan, Logika dan Prosedur Penelitian, h. 86

Page 52: PELESTARIAN NASKAH DI PERPUSTAKAAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29094/3/HIKMAH... · METODE PENELITIAN. A. Jenis dan Pendekatan Penelitian..... 4

42

b. Data Sekunder

Data Sekunder adalah data yang diambil secara tidak langsung dari

sumbenya.67

Data ini bersumber dari kepustakaan, yang terdiri dari

literatur-literatur dan artikel-artikel yang berkaitan dengan masalah yang

diteliti.

C. Pemilihan Informan

Penentuan informan ditentukan dengan mencari pihak yang

memahami objek penelitian. Informan adalah orang yang dapat memberikan

informasi tentang keadaan latar penelitian.68

Informan dalam penelitian kualitatif menggunakan teknik purposive

sampling, yaitu teknik pengambilan sampel sumber data dengan

pertimbangan tertentu yakni sumber data dianggap paling tahu tentang apa

yang diharapkan sehingga mempermudah peneliti menjelajahi objek atau

situasi social yang akan diteliti.69

Dalam penelitian ini, pemelihan informan

didasarkan kriteria dengan urutan sebagai berikut:

1. Dra. Mulatsih Susilorini sebagai Kepala Konservasi Bahan

Pustaka

2. Kepala Sub Bidang Perawatan dan Perbaikan Bahan Pustaka

3. Staf Pada Sub Bidang Penjilidan

4. Kepala Bidang Transformasi Digital

5. Kepala Bidang Layanan Koleksi Khusus

67

Prasetya Irawan, Logika dan Prosedur Penelitian,h. 87 68

Lexy J. Moeleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya,

2007), h. 132 69

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta,

2008), h. 219

Page 53: PELESTARIAN NASKAH DI PERPUSTAKAAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29094/3/HIKMAH... · METODE PENELITIAN. A. Jenis dan Pendekatan Penelitian..... 4

43

Informan yang dipilih adalah orang-orang yang berhubungan langsung

dengan topik yang diteliti dan yang paling memahami objek penelitian.

Dalam penelitian ini peneliti melakukan pengumpulan data dengan teknik

wawancara satu persatu terhadap informan, dan wawancara terhadap

informan akan dihentikan apabila jawaban peneliti telah dianggap sangat

puas.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian adalah

dengan observasi di Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, wawancara

serta studi pustaka.

a. Observasi

Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang

spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain, yaitu wawancara dan

kuesioner (selalu berkomunikasi dengan orang). Teknik pengumpulan

data dengan observasi digunakan bila penelitian berkenaan denga perilaku

manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati

tidak terlalu besar. Dari segi proses pelaksanaan pengumpulan dta,

observasi dapat dibedakan menjadi participant observation (observasi

berperan serta) dan non participant observation, selanjutnya dari segi

instrumentasi yang digunakan, maka observasi dapat dibedakan menjadi

observasi terstruktur dan tidak terstruktur. Observasi yang digunakan

pada penelitian ini adalah observasi non partisipan.Dengan cara

melakukan pengamatan langsung terhadap kegiatan pelestarian naskah.

Page 54: PELESTARIAN NASKAH DI PERPUSTAKAAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29094/3/HIKMAH... · METODE PENELITIAN. A. Jenis dan Pendekatan Penelitian..... 4

44

b. Wawancara

Kegiatan ini merupakan percakapan dan tanya jawab untuk

memperoleh pemahaman yang sama atau tujuan tertentu.70

Wawancara ini

dilakukan dengan pihak Perpustakaan Nasional Republik Indonesia untuk

memperoleh data yang relevan dengan persoalan yang akan diteliti.

c. Kajian kepustakaan

Peneliti akan mengambil data utama atau seluruhnya dari

kepustakaan.

E. Teknik Analisis Data

Analisis data kualitatif adalah analisis yang dilakukan terhadap data-

data non-angka seperti, hasil wawancara atau catatan laporan bacaan dari

buku-buku, artikel dan juga termasuk non-tulisan seperti foto, gambar, atau

film.

Data akan diolah dengan tiga tahapan yaitu:

a. Reduksi data, data yang diperoleh melalui observasi, wawancara dan

kajian kepustakaan dicatat dengan rinci, mengelompokkan/memilah dan

memfokuskan pada hal yang penting.

b. Penyajian data, setelah data direduksi penulis akan melakukan penyajian

dalam bentuk teks bersifat naratif, tabel dan skema.

70

Putu Laxman Pendit, Merajut Makna Penelitian Kualitatif Bidang Perpustakaan dan

Informasi (Jakarta: Citra Karya Mandiri, 2009), h. 73

Page 55: PELESTARIAN NASKAH DI PERPUSTAKAAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29094/3/HIKMAH... · METODE PENELITIAN. A. Jenis dan Pendekatan Penelitian..... 4

45

c. Penarikan kesimpulan, data yang terangkum kemudian dijabarkan dalam

bentuk naratif yang mana penulis buatkan sebagai kesimpulan.

Kesimpulan digunakan untuk menjawab rumusan masalah.

F. Jadwal Penelitian

Mengawali penelitian ini, penulis meninjau langsung terlebih dahulu

ke lapangan untuk mengamati kegiatan pelaksanaan pelestarian naskah di

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia pada tanggal 9 Maret – 27 Maret

2015.

Kemudian untuk menjawab permasalahan yang terjadi dalam

pelestarian naskah, penulis melakukan wawancara sebanyak 4 kali kepada

pihak terkait yaitu Kepala Konservasi Bahan Pustaka, Kepala Sub Bidang

Perawatan dan Perbaikan Bahan Pustaka, Staf Pada Sub Bidang Penjilidan,

Kepala Bidang Transformasi Digital, Kepala Bidang Layanan Koleksi

Khusus.

Page 56: PELESTARIAN NASKAH DI PERPUSTAKAAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29094/3/HIKMAH... · METODE PENELITIAN. A. Jenis dan Pendekatan Penelitian..... 4

46

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Profil Objek Penelitian

1. Sejarah Berdirinya Perpustakaan Nasional

Perpustakaan Nasional adalah perpustakaan yang dikelola oleh

pemerintah pada tingkat nasional yang berfungsi sebagai perpustakaan

nasional. Penambah penjelasan „‟yang berfungsi sebagai perpustakaan

yang tidak dinyatakan secara resmi sebagai perpustakaan nasional,

namum berfungsi sebagai perpustakaan nasional. Contohnya, Library of

Congres di Amerika Serikat dan Koninklijk Bibliotheek di Belanda.

Perpustakaan Nasional baru didirikan pada tanggal 17 Mei 1980,

melalui Keputusan Menteri P dan K No. 0164/1980, dengan status

sebagai salah satu UPT dari Ditjen Kebudayaan, Departemen Pendidikan

dan Kebudayaan. Pendirian Perpustakaan Nasional merupakan gabungan

dari empat perpustakaan yang telah ada sebelumnya,. Yaitu

PerpustakaanMuseum Nasional (semula Bataviaasch Genosstschap van

Kunsten Wetenschapen) pada tanggal 24 April 1778, Perpustakaan

Sejarah Politik dan Sosial, (semula perpustakaan Situsa), Kantor

Bibliografi Nasional; dan Perpustakaan Wilayah (Negara) Jakarta.

Pada tahun 1989, status Perpustakaan Nasional berubah menjadi

Lembaga Pemerintah non-Departemen (LPND), melalui Keputusan

Presiden RI No. 11 Tahun 1989. Dengan Keputusan Presiden ini,

Perpustakaan Nasional menjadi lembaga yang berdiri sendiri dan

bertanggung jawab langsung kepada Presiden. Implikasi dari perubahan

Page 57: PELESTARIAN NASKAH DI PERPUSTAKAAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29094/3/HIKMAH... · METODE PENELITIAN. A. Jenis dan Pendekatan Penelitian..... 4

47

status ini, antara lain adalah Perpustakaan Wilayah yang semula di bawah

Pusat Pembinaan Perpustakaan, berubah menjadi bagaian dari

Perpustakaan Nasional. Sejak saat itu, pembinaan dan pengembangan

kegiatan perpustakaan di daerah-daerah di seluruh Indonesia merupakan

bagian dari tugas dan kewenangannya di bidang perpustakaan.

Selanjutnya, pada tahun 2007 Undang-Undang (UU) No. 43 Tahun

2007 tentang Perpustakaan ditetapkan, yang lebih memperkuat status dan

kedudukan Perpustakaan Nasional secara hukum. Keberadaan Kepres

nomor 11 Tahun 1989 dinilai kurang efektif lagi, terutama bila dilakukan

dengan telah diberlakukannya UU No. 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah. Kebijakan otonomi daerah dianggap telah

mengakibatkan ketidak jelasan kewenangan pusat dan daerah dalam

bidang perpustakaan.

UU No. 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan memberi definisi

perpustakaan sebagai institusi penelola koleksi karya tulis, karya cetak,

dan atau karya rekam secara profesional dengan sistem yang baku guna

memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi dan

rekreasi para pemustaka (pengguna perpustakaan). Sementara itu, masih

menurut UU Perpustakaan menyebut Perpustakaan Nasional sebagai

Lembaga Pemerintahan Non Departemen (LPND) yang melaksanakan

tugas pemerintahan dalam bidang perpustakaan yang berfungsi sebagai

perpustakaan rujukan, perpustakaan deposit, perpustakaan penelitian,

perpustakaan pelestarian, dan pusat jejaring perpustakaan, serta

berkedudukan di ibukota negara.

Page 58: PELESTARIAN NASKAH DI PERPUSTAKAAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29094/3/HIKMAH... · METODE PENELITIAN. A. Jenis dan Pendekatan Penelitian..... 4

48

Dalam UU No. 43 Tahun 2007 Pasal 3, fungsi perpustakaan

termasuk di dalamnya Perpustakaan Nasional adalah sebagai wahana

pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi dan rekreasi. Sebagai

konsekuensi dari tugas khusus yang diembannya, maka Perpustakaan

Nasional mempunyai fungsi khusus sebagai perpustakaan pembina dari

berbagai jenis perpustakan lainnya di seluruh Indonesia, seperti

perpustakan daerah, perpustakaan sekolah, perpustakaan perguruan

tinggi, perpustakaan khusus, dan perpustakaan masyarakat.

2. Visi dan Misi Perpustakaan Nasional

Dalam menjalankan tugas dan fungsinya Perpustakaan Nasional

menetapkan visi dan misi.71

Visi Perpustakaan Nasional yaitu:

Pemberdayaan potensi perpustakaan dalam meningkatkan kualitas

kehidupan bangsa.

Sedangkan Misi Perpustakaan Nasional yaitu:

a. Membina, mengembangkan dan mendayagunakan semua jenis

perpustakaan.

b. Membina, mengembangkan dan meningkatkan kebiasaan membaca

masyarakat.

c. Melestarikan bahan pustaka (karya cetak dan karya rekam) sebagai

hasil budaya bangsa.

d. Menyelenggarakan layanan perpustakaan.

71

Sulistyo Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan ( Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,

1993), h. 42-43

Page 59: PELESTARIAN NASKAH DI PERPUSTAKAAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29094/3/HIKMAH... · METODE PENELITIAN. A. Jenis dan Pendekatan Penelitian..... 4

49

3. Strukrur Organisasi Perpustakaan Nasional

Dalam melaksanakan tugasnya sebagai Pusat Preservasi maka

diperlukan suatu susunan atau struktur organisasi, agar setiap tugas yang

ada di pusat preservasi dapat berjalan dengan baik.

Stuktur Organisasi di Pusat Preservasi

Dari Staf organisasi Pusat Preservasi di Perpustakaan Nasional,

maka ada pula staf yang menaungi kegiatan preservasi di Perpustakaan

Nasional. Berikut nama-nama staf yang ada di Pusat Preservasi”

a. Elis Sekar Ayu, S.Pd

b. Cecep Nurjanjah, S.Sos

c. Toto Sugiwanto

KEPALA PRESERVASI

Dra. Sri Sumekar, M.Ikom

BID. REPROGRAFI

Dra. Sarwidiati, M. Si

SUB. BID.

MIKRO FILM

M. Kodir, S.Sos.

M.Si

SUB. BID

PENJILIDAN

Agus Suyono,

S.Sos

BID. TRANSFORMASI

DIGITAL

Teguh Purwanto, M.Si

BID. KONSERVASI

Ir. Mulatsih Sosilorin,

M.Si

SUB. BID

REPRODUKSI

Pristiawati, S.E

SUB. BID.

PERAWATAN

DAN PERBAIKAN

BAHAN PUSTAKA

Dra. M. Ayu

wirayati, M. Ikom

Page 60: PELESTARIAN NASKAH DI PERPUSTAKAAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29094/3/HIKMAH... · METODE PENELITIAN. A. Jenis dan Pendekatan Penelitian..... 4

50

d. Hamida Ernawati, Ad

e. Leni Sudiarti, S.Si

f. Wahyu Cahyo, S

g. Edi Suryono

h. M. Yusuf

i. Mulya

4. Koleksi Perpustakaan Nasional

Terdapat jenis koleksi bahan pustaka yang dilayankan oleh

Perpustakaan Nasional yaitu antara lain:

a. Koleksi Buku

Koleksi buku mempunyai pelayanan bahan pustaka dan

referensi (rujukan) kepada pemustaka, baik untuk anggota maupun

pengunjung perpsutakaan biasa (non anggota). Koleksi buku atau

monograf mencakup terbitan tahun 1556 sampai yang paling mutakhir,

yang terdiri atas buku-buku teks, laporan penelitian, skripsi, tesis dan

buku rujukan.

b. Koleksi Surat Kabar

Koleksi surat kabar terjilid Perpustakaan Nasional terdiri atas

terbitan masa kolonial Belanda, zaman pendukung Jepang, masa awal

kemerdekaan, periode 1950an sampai dengan terbitan tiga tahun lalu.

Tersedia lebih dari 1.000 judul koleksi surat kabar terjilid,

terbitan dalam dan luar negeri dalam bahasa Indonesia, bahasa daerah,

bahasa asing seperti Bahasa Be;anda, Inggris, Perancis, Arab, Cina,

Page 61: PELESTARIAN NASKAH DI PERPUSTAKAAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29094/3/HIKMAH... · METODE PENELITIAN. A. Jenis dan Pendekatan Penelitian..... 4

51

san Jepang. Selain terbitan LKBN antara, Perpustakaan Nasional

memiliki surat kabar tua terbitan tahun 1812 yang merupakan koleksi

unggulan Perpustakaan Nasional.

c. Koleksi Majalah

Meliputi terbitan sebelum perang Dunia II, zaman pendudukan

Jepang, periode kemerdekaan sampai yang diterbitkan tiga tahun

terakhir. Majalah tertua Perpustakaan Nasional terbit tahun 1731,

majalah luar negeri tahun 1779, dan majalah dalam negeri berbahasa

Indonesia tahun 1903.

d. Koleksi Kliping

Koleksi kliping ini mencakup kumpulan gunting berita dan

artikel berbagai surat kabar khususnya terbiatan tiga tahun terakhir

tentang berbagai subyek.

e. Koleksi Peta

Koleksi peta yang tersedia terbitan dari tahun 1609 sampai

dengan sekarang. Peta Batavia merupakan koleksi tertua yang

diterbitkan tahun 1669. Jenis koleksi peta yang tersedia meliputi peta

topografi, geologi, kemampuan tanah, pertambangan, pertanian, dan

sejarah. Media yang digunakan berupa kain, kertas, dan plastik.

Page 62: PELESTARIAN NASKAH DI PERPUSTAKAAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29094/3/HIKMAH... · METODE PENELITIAN. A. Jenis dan Pendekatan Penelitian..... 4

52

f. Koleksi Lukisan

Untuk koleksi ini sebagian besar merupakan reproduksi lukisan

arkeologi Indonesia sperti candi, petung, keris, dan sebagainya.

Reproduksi lukisan tersebut merupakan hadiah dari The British

Library kepada Perpustakaan Nasional pada tahun 1995 yang aslinya

masih disimpan disana. Koleksi lukisan unggulan lainnya adalah karya

pelukis berkebangsaan Belanda di masa colonial yang bernama

Johannes Rach.

g. Koleksi Audio Visual

Koleksi audio visual disebut juga koleksi pandang dengar.

Terdiri atas mikrofilm, mikrofis, foto, video, dan kaset yang berisi

tentang film dokumenter seni dan berbagai koleksi Perpustakaan

Nasional dalam format mikrofilm, mikrofis, maupun digital.

h. Koleksi Manuskrip/ Naskah Nusantara

Koleksi-koleksi yang tersedia sebagian besar diantaranya hasil

pengumpulan kolektor seperti Pigeaud, Brandes, Coben Stuart, Von de

Wall, Van der Tuuk dan Artati Soedirjo, serta Gusdur. Jumlah koleksi

naskah sekitar ±10.000 judul dan koleksi ini berusia ±100 tahun, dan

yang sudah dialih media ke bentuk mikrofilm sekitar ±80% dari

jumlah koleksi. Dan yang dialih media dalam bentuk layanan digital

baru sekitar 300-an judul naskah.

Page 63: PELESTARIAN NASKAH DI PERPUSTAKAAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29094/3/HIKMAH... · METODE PENELITIAN. A. Jenis dan Pendekatan Penelitian..... 4

53

i. Koleksi Buku Langka

Koleksi buku langka berjumlah 80.000 judul atau 120.000

eksemplar. Pada awalnya merupakan koleksi perpustakaan Museum

Nasional. Buku-buku ini mencakup terbitan zaman kolonial sejak

tahun 1556-1985. Koleksi varia (lembaran) berjumlah 2.854 entri

berupa ilustrasi yang terdapat pada lembaran-lembaran lepas yang

terkumpul dalam portopel dan kotak karton, terdiri dari surat kabar,

gambar, peta, piagam, lukisan asli dan naskah. Koleksi ster berjumlah

1.000 entri koleksi ini berupa majalah yang memuat tentang sejarah

indonesia. Koleksi braile berjumlah 300 entri. Koleksi deposit tahun

1924-1989 berjumlah 68.940 eksemplar terdiri atas tebitan Indonesia

pada masa itu.

5. Layanan Perpustakaan Nasional

Layanan yang diberikan kepada pemustaka antara lain adalah

sebagai berikut:

a. Sistem Layanan

Perpustakaan Nasional menerapkan sistem layanan tertutup,

artinya pemustaka tidak dapat mencari dan mengambil sendiri bahan

pustaka langsung ke rak, melainkan harus meminta bahan pustaka

yang diinginkan melalui petugas, selain itu bahan pustaka tidak

dipinjamkan untuk dibawa pulang, tapi hanya untuk dibaca diruang

baca yang tersedia.

Page 64: PELESTARIAN NASKAH DI PERPUSTAKAAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29094/3/HIKMAH... · METODE PENELITIAN. A. Jenis dan Pendekatan Penelitian..... 4

54

b. Jam Layanan

Layanan perpustakaan dibuka pada setiap hari, kecuali pada hari

libur dan minggu, dengan jadwal sebagai berikut:

HARI JAM LAYANAN ISTIRAHAT

Senin- Kamis 09.00 – 18.00 12.00 – 13.00

Jum’at 09.00 – 18.00 11.00 – 13.30

Sabtu 09.00 – 16.00 ------------------

Minggu&LiburResmi Tutup ------------------

c. Jenis Layanan

Jenis layanan yang disediakan Perpustakaan Nasional antara

lain:

1) Layanan Keanggotaan

Dibuka untuk masyarakat umum baik berada di Ibu kota

maupun di seluruh wilayah indonesia berhak menjadi anggota dan

menggunakan fasilitas Perpustakaan Nasional apabila telah

memenuhi persyaratan yang ditentukan.

2) Layanan Penelusuran Informasi Ilmiah

Layanan ini menelusur literatur melalui berbagai sumber

koleksi nasional dan asing serta internet, secara langsung maupun

lewat surat, fax, telepon atau e-mail.

Page 65: PELESTARIAN NASKAH DI PERPUSTAKAAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29094/3/HIKMAH... · METODE PENELITIAN. A. Jenis dan Pendekatan Penelitian..... 4

55

3) Layanan Konsultasi

Memberikan konsultasi perorangan maupun instansi yang

berkaitan dengan penyelenggaraan layanan perpustakaan, secara

langsung maupun melalui surat, fax, telepon atau e-mail.

4) Layanan Pembuatan Kliping

Melayani permintaan pembuatan kliping artikel surat kabar

atau majalah terbaru koleksi Perpustakaan Nasional dengan topik

khusus.

5) Layanan Reproduksi dan Alih Media

Melayani reproduksi dan alih media bahan pustaka langka,

baik berupa buku, majalah, surat kabar, dan peta ke dalam bentuk

mikrofilm atau mikrofis maupun ke format digital melalui media

fotografi, foto copy dan mikro pinter.

6) Layanan Indeks Beranotasi

Melayani indek beranotasi dari artikel surat kabar dan

majalah terbitan sebelum perang dunia II sampai dengan terbitan

terbaru dengan topik-topik khusus.

7) Layanan Transliterasi

Oleh karena sebagian besar koleksi naskah ditulis dalam

berbagai jenis bahasa dan aksara yang tidak selalui dipahami oleh

semua pembaca, perpustakaan nasional melayani penterjemahan

dalam transliterasi daerah ke aksara latin

Page 66: PELESTARIAN NASKAH DI PERPUSTAKAAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29094/3/HIKMAH... · METODE PENELITIAN. A. Jenis dan Pendekatan Penelitian..... 4

56

8) Layanan Internet

Dengan kecepatan 256kbps, Perpustakaan Nasional

melayani penelususran informasi melalui internet ke berbagai

sumber di berbagai bahan dunia, berhubungan via e-mail dan

pencetakan hasil penelusuran.

9) Layanan Fotocopy

Karena bahan pustaka tidak dipinjamkan untuk dibawa

pulang, pemakai yang memerlukannya disediakan layanan

fotocopy.

d. Fasilitas Perpustakaan Nasional

Perpustakaan Nasional menyediakan fasilitas untuk para

pemustaka yaitu antara lain:

1. Layanan internet gratis dengan WIFI dan hotspot.

2. Perpustakaan Nasional menerima hibah bahan pustaka.

3. Layanan Perpustakaan Elektronik keliling (PUSTELING), mobil

PUSTELING mengunjungi SMP dan SMA di wilayah jabodetabek.

4. Bantuan bahan pustaka: bantuan bahan pustaka ini diberikan

kepada perpustakaan-perpustakaan yang membutuhkan.

5. Membina dan mengembangkan berbagai jenis perpustakaan.

Page 67: PELESTARIAN NASKAH DI PERPUSTAKAAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29094/3/HIKMAH... · METODE PENELITIAN. A. Jenis dan Pendekatan Penelitian..... 4

57

B. Hasil Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan 3 metode, yaitu observasi, wawancara

serta kajian pustaka. Metode observasi dilakukan dengan teknik check list,

metode wawancara dilakukan dengan semi-terstruktur yaitu menggunakan

pedoman wawancara dimana pertanyaan yang diajukan secara lepas kepada

informan sehingga dapat dilakukan penyempitan atau perluasan topik,

metode kajian pustaka penulis meninjau literatur-literatur yang terkait dengan

objek penelitian. Maka pada bab ini akan dijabarkan hasil dari penelitian

yang dilakukan beserta pembahasannya.

1. Kebijakan Pelestarian Naskah

Naskah merupakan satu dari berbagai macam jenis bahan pustaka

yang biasa terdapat di perpustakaan termasuk Perpustakaan

Nasional.Bahan pustaka itu sendiri merupakan elemen yang krusial dalam

sistem perpustakaan.Secara praktis, naskah juga menjadi salah satu unsur

pembangun keanekaragaman bahan pustaka di perpustakaan.

Tingginya frekuensi penggunaan bahan pustaka yang disertai

dengan minimnya fasilitas pemeliharaan dapat menyebabkan kerusakan,

terlebih lagi apabila tidak ada upaya pencegahan yang dilakukan.Upaya

pemeliharaan dan pencegahan dirasakan perlu dilakukan sedini mungkin

mengingat bahwa biaya yang diperlukan untuk kegiatan tersebut tidaklah

sedikit. Pemeliharaan dan pelestarian bahan pustaka oleh Perpustakaan

Nasional ini tidak hanya ditujukan bagi bahan pustaka yang sudah usang

atau tua, tetapi juga di prioritaskan untuk bahan pustaka baru agar

terhindar dari kerusakan.

Page 68: PELESTARIAN NASKAH DI PERPUSTAKAAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29094/3/HIKMAH... · METODE PENELITIAN. A. Jenis dan Pendekatan Penelitian..... 4

58

Proses pencegahan dan perbaikan bahan pustaka menjadi kajian

substantif penelitian ini. Diperlukan adanya aturan tertulis yang menjadi

pedoman berlangsungnya kegiatan pemeliharaan serta pelestarian bahan

pustaka.Hal ini juga menjadi perhatian pemerintah sehingga terbentuklah

peraturan tertulis yang biasa disebut sebagai kebijakan pelestarian naskah.

Hal tersebut juga sejalan dengan hasil wawancara dengan narasumber 1

yaitu tentang kebijakan pelestarian naskah yang dilakukan pada 27 Maret

2015, mengatakan bahwa :

“Kebijakan pelestarian naskah ada dalam buku “Pokok-Pokok Kebijakan

dan Strategi Pelestarian Bahan Perpustakaan (BP) dan Naskah

Kuno”.Kebijakan pelestarian naskah ini melibatkan pejabat pusat

preservasi dalam membuat surat keputusan (SK) tentang kegiatan

pembuatan kebijakan ini kemudian mengajukan nomor SK kepada Kepala

Perpustakaan. Implementasi kebijakan ini harus berlaku untuk semua

perpustakaan di Indonesia, kekurangan kita itu, kan kadang tidak

mengetahui kondisi perpustakaan di masing-masing daerah. Tetapi tentu

saja penerapan ini jelas penting karena setiap kebijakan itu kan buat

acuan dan pedoman kita”.72

Berdasarkan hasil tersebut, peraturan serta pedoman kegiatan

pelestarian naskah sudah dibukukan sebagai bentuk kebijakan yang

aplikatif bagi seluruh perpustakaan di Indonesia.Kebijakan ini berkenaan

dengan perpurstakaan dan lembaga yang memliki naskah kuno baik daerah

maupun pusat memiliki kewajiban melestarikan naskah.

Untuk melakukan pelestarian ini diperlukan perhitungan yang

matang berkaitan dengan anggaran yang harus dialokasikan sesuai

kebutuhan, pembekalan sumber daya manusia, dan penggunaan standar

yang baku dalam pelaksanannya pelestariannya. Kebijakan ini meliputi

tindakan pencegahan kerusakan (preventif) dan perbaikan kerusakan

72

Wawancara Pribadi dengan Kepala Bidang Konservasi, Jakarta, 27 Maret 2015

Page 69: PELESTARIAN NASKAH DI PERPUSTAKAAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29094/3/HIKMAH... · METODE PENELITIAN. A. Jenis dan Pendekatan Penelitian..... 4

59

(kuratif) yang dalam pelaksanannya dilakukan berdasarkan naskah yang

prioritas terlebih dahulu.Bahan pustaka dan naskah kuno yang rusak

menjadi prioritas utama dibanding dengan BP dan naskah kuno yang

murah dan mengalami kerusakan karena masih dapat dilakukan pengadaan

baru.

Kebijakan pelestarian naskah diformulasikan oleh bagian yang

berwenang dan memiliki otoritas dalam hal pelestarian naskah tersebut.

Pejabat pusat preservasi tentunya sudah sedemikian rupa melakukan

adaptasi dan pengamatan terhadap kerusakan bahan pustaka sehingga

mampu membuat kebijakan pelestarian meskipun bersifat pengajuan

kepada Kepala Perpustakaan.Langkah yang dilakukan oleh pejabat pusat

preservasi ini merupakan titik tolak adanya upaya untuk melestarikan

bahan pustaka berupa naskah di Perpustakaan Nasional. Namun demikian,

proses implementasi kebijakan pelestarian naskah ini tetap mengalami

hambatan karena pihak Perpustakaan Nasional tidak secara akurat

mengetahui kondisi masing-masing perpustakaan di setiap daerah

sehingga proses implementasi kebijakan ini dirasakan sulit untuk di serap

oleh perpustakaan daerah.

Implementasi kebijakan ini tidak hanya fokus dilakukan oleh

Perpustakaan Nasional saja, tetapi secara umum juga diberlakukan bagi

seluruh perpustakaan di Indonesia. Mengingat bahwa kebijakan ini bersifat

sebagai pedoman bagi kegiatan pelestarian naskah yang menjadi satu

standar umum bagi seluruh perpustakaan di Indonesia.

Page 70: PELESTARIAN NASKAH DI PERPUSTAKAAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29094/3/HIKMAH... · METODE PENELITIAN. A. Jenis dan Pendekatan Penelitian..... 4

60

Kebijakan pelestarian naskah ini juga diperkuat oleh adanya

Undang-undang No. 4 Tahun 1990 tentang Serah Simpan Karya Rekam

menyebutkan bahwa Perpustakaan Nasional mempunyai tugas untuk

menghimpun, menyimpan, melestarikan dan mendayagunakan semua

karya cetak dan karya rekam termasuk naskah kuno yang dihasilkan di

wilayah Republik Indonesia. Undang-Undang ini secara jelas

menyerahkan tanggung jawab kepada Perpustakaan Nasional untuk

memelihara, mendayagunakan dan melestarikan naskah termasuk

membuat kebijakan agar kegiatan tersebut berlangsung secara sistematis.

2. Pelaksanaan Kegiatan Pelestarian Naskah

Koleksi naskah yang belum rusak supaya tidak terkontaminasi

dengan perusak koleksi tersebut dapat dicegah dengan melakukan kegiatan

pencegahan. Sedangkan untuk naskah yang sudah mengalami kerusakan

perlu dilakukan perbaikan agar kerusakan tidak menjadi parah, sehingga

proses kerusakan terhenti.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan narasumber

2, didapatkan hasil bahwa kegiatan pelestarian naskah terbagi menjadi dua

yaitu usaha pencegahan kerusakan naskah dan usaha perbaikan kerusakan

naskah.

a. Usaha Pencegahan Kerusakan Naskah

Narasumber 2 menjelaskan mengenai kegiatan pencegahan

kerusakan naskah yaitu sebagai berikut:

“Fumigasi, dilakukan setahun sekali, lalu kalau enam bulan ada

serangga lakukan fumigasi lagi. Fumigasi dilakukan 2x24 jam minimal.

Kalau debu kan otomatis di cek minimal setiap tahun sekali, jika kita

Page 71: PELESTARIAN NASKAH DI PERPUSTAKAAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29094/3/HIKMAH... · METODE PENELITIAN. A. Jenis dan Pendekatan Penelitian..... 4

61

menemukan debu maka kita akan sedot debu tersebut dengan vacuum

cleaner. Pakai gorden, untuk ruangan naskah menggunakan saringan

ultraviolet berupa kaca film. Kalau untuk cahaya di dalam ruangan

menggunakan lampu neon. Naskah wajib 24 jam dengan temperatur

21-24C, karena agar naskah tetap berada pada suhu dan kelembaban

untuk menghindari naskah dari kerusakan. Boleh memakai AC

setengah hari dengan temperature harus stabil antara 26-28C dengan

syarat memakai bantuan kipas angin.Alat pengukurnya ada

dehumidifier.untuk itu ada bimbingan pemakai setiap tahun di meja nya

ada tulisan kecil “tidak boleh melipat, menekan”.Untuk antisipasi

kebakaran kita pasang alat hidran sprinkledan smoke detector. Untuk

memadamkan api kita mnggunakan hidran dengan busa lebih baik

untuk kertas dan naskah. Naskah sudah di sumpan dalam “Cold

Storage” dari baja jika terjadi bencana akan terselamatkan, selain

itupun kami memasang dilarang merokok di setiap ruangan.”73

Kegiatan pencegahan kerusakan naskah ini dipaparkan oleh

narasumber 2. Langkah konkrit pencegahan kerusakan yang dilakukan

di Perpustakaan Nasional ini dilakukan secara teratur. Perlu adanya

komitmen yang kuat agar kegiatan ini berlangsung secara stabil

sehingga kegiatan pelestarian ini akan menjadi budaya bagi kalanagan

pemustaka. Kegiatan pencegahan kerusakan naskah ini dilakukan secara

optimal dengan menggunakan peralatan-peralatan yang berkualitas.

Kegiatan pencegahan keruskaan naskah ini bukan hanya sebagai

tindakan pencegahan yang pada umumnya bersifat opsional, tetapi

menjadi tanggung jawab bagi seluruh pustakawan juga pihak

Perpustakaan Nasional.

b. Usaha Perbaikan Kerusakan Naskah

Perpustakaan Nasional melakukan beberapa usaha perbaikan

naskah diantaranya menambal dan menyambung kertas, laminasi,

73

Wawancara Pribadi dengan Staff Perawatan dan Perbaikan Bahan Pustaka, Jakarta, 09

Maret 2015

Page 72: PELESTARIAN NASKAH DI PERPUSTAKAAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29094/3/HIKMAH... · METODE PENELITIAN. A. Jenis dan Pendekatan Penelitian..... 4

62

enkapsulasi, deasidifikasi, penjilidan, alih media bentuk. Usaha

perbaikan kerusakan naskah ini menjadi bagian dalam proses

pelestarian naskah karena kegiatan ini ditujukan bagi naskah-naskah

yang sudah terlampau mengalami kerusakan, usang dan tua. Naskah-

naskah yang telah mengalami kerusakan tidak serta merta dibiarkan

dan tidak didayagunakan kembali. Perlu ada tindakan perbaikan agar

naskah atau bahan pustaka lainnya masih tetap memberikan manfaat

meskipun telah mengalami kerusakan.

Narasumber 2 menjelaskan dalam wawancara yang dilakukan

mengenai usaha perbaikan kerusakan naskah ini, sebagai berikut :

“Kita melakukan kegiatan laminasi ini dengan melapisi dua sisi

dokumen dengan memakai tisu jepang. Selain itu,proses menambal

juga dilakukan untuk merekatkan bagian yang robek atau patah karena

lipatan pada kertas, sedangkan untuk kegiatan menyambung ada dua

cara yaitu secara manual dan mesin. Untuk proses manual ini dengan

menggunakan tisu jepang tetapi caradengan mesin tidak dilakukan,

misalkan ada naskah yang robek, ambil tisu jepang secukupnya sebesar

area yang robek, di lem dan ditempel di naskah yang robek. Kemudian

perbaikan selanjutnya enkapsulasi untuk melindungi naskah dari

kerusakan fisik.Usaha perbaikan lainnya deasidifikasi kertas untuk

mengurangi kandungan asam pada naskah.”74

Untuk tahapan perbaikan kerusakan naskah melalui enkapsulasi,

narasumber tidak menjabarkan satu persatu, tetapi narasumber

memberikan rujukan bahan pustaka yang di dalamnya menjelaskan

tahapan enkapsulasi tersebut, tahap-tahap itu adalah sebagai berikut:

Pertama, meletakkan plastik mylar di atas meja untuk dilakukan

pengeleman pada naskah dengan menggunakan double side tape bebas

asam. Tahapan ini dilakukan secara berulang sebanyak dua kali

74

Ibid

Page 73: PELESTARIAN NASKAH DI PERPUSTAKAAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29094/3/HIKMAH... · METODE PENELITIAN. A. Jenis dan Pendekatan Penelitian..... 4

63

pengulangan. Kedua, melepaskan double side tape yang bebas asam

secara perlahan, dan melakukan perekatan naskah yang sudah ditempeli

oleh double side tape. Ketiga, menggosok permukaan naskah yang

direkatkan oleh double side tape agar penempelan lebih kokoh.

Keempat, merapikan plastik mylar yang tersisa dari bagian naskah yang

direkatkan.

Perbaikan kerusakan naskah yang dilakukan selanjutnya adalah

Deasidifikasi adalah proses menetralkan asam pada kertas. Sebelum

dilakukan tahap deasidifikasi maka langkah yang dilakukan yaitu

proses bleaching. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

Pertama, memberikan penomoran pada naskah yang akan di perbaiki

dan melepaskan penjilidan naskah dengan hati-hati. Kedua, merendam

naskah dalam air kran, kemudian merendam naskah kembali dengan

larutan PK 25 gram. Ketiga, mengangkat rendaman naskah dan

membersihkan kandungan larutan PK 25 yang tersisa pada naskah

untuk kemudian naskah kembali direndam dengan larutan asam oksalat

dan kemudian dibersihkan dengan melakukan pembilasan. Keempat,

memulai proses deasidifikasi dengan larutan campuran Magnesium

Hidro Karbonat dengan CO2. Proses ini bertujuan untuk melakukan

penteralan pH pada kertas.75

Setelah 4 kegiatan perbaikan kerusakan naskah tersebut,

terdapat usaha perbaikan kerusakan naskah yang dijelaskan narasumber

5 yaitu sebagai berikut:

75

Ibid., h. 51-66

Page 74: PELESTARIAN NASKAH DI PERPUSTAKAAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29094/3/HIKMAH... · METODE PENELITIAN. A. Jenis dan Pendekatan Penelitian..... 4

64

“Naskah dipisah yang masih bisa dijilid apa engga, kalau naskah

engga bisa dijilid dibuat portopel. Naskah yang masih bisa dijilid

dibersihin debunya sebelum masuk ke tahap berikutnya. Kalau

pinggiran naskah yang rusak ditambal atau disambung menggunakan

tissue jepang. Cutter dan sampul dilepas terlebih dahulu, baru

jilidannya dibongkar. Sampulnya dibikin ulang dengan menggunakan

bahan buckram itu board bebas asam. Kalo misalnya ada sisa judul,

judul yang masih melekat di board itu direndam di air lalu dijemur.

Setelah itu judulnya dilekatkan kembali ke sampul yang baru. Lalu di

pres serta alat yang digunakan untuk penjilidan itu lem, kuas dan

gunting.”

Usaha perbaikan kerusakan naskah yang terakhir adalah alih

media. Seperti yang dikatakan narasumber 4:

“iya, naskah juga dialihmediakan salah satunya dalam bentuk digital

guna menjaga informasinya agar dapat digunakan oleh para

pengguna”.76

Alih media bentuk yang dilakukan pada Perpustakaan Nasional

yaitu proses digitalisasi naskah. Transformasi digital melakukan

kegiatan alih media digital sebagai upaya menyelamatkan kandungan

isi informasi yang terdapat didalam naskah agar isinya dapat

dimanfaatkan untuk selama-lamanya.

Dalam melaksanakan kegiatan transformasi digital menetapkan

prosedur atau alur kerja alih media digital. Hal ini bertujuan supaya

kegiatan alih media digital bekerja secara sistematik dan terkontrol.

Alur kerja bidang transformasi digital terdapat dalam Lampiran 1.

3. Penyebaran Informasi Naskah.

Kegiatan penyebaran informasi naskah merupakan upaya

menyebarluaskan isi naskah kepada para pemustaka. Upaya penyebaran

76

Wawancara Pribadi dengan Kepala Transformasi Digital, Jakarta, 16 Maret 2015

Page 75: PELESTARIAN NASKAH DI PERPUSTAKAAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29094/3/HIKMAH... · METODE PENELITIAN. A. Jenis dan Pendekatan Penelitian..... 4

65

informasi naskah pada Perpustakaan Nasional meliputi pembuatan katalog

naskah. Hal ini diutarakan oleh narasumber 5 sebagai berikut:

“Memamerkan naskah ke daerah-daerah dan juga seluruh naskah telah

dibuatkan katalog kemudian katalog tersebut telah kami bukukan. katalog

naskah biasanya digunakan para peneliti. peneliti menelusur naskah

melalui katalog tersebut. Katalog naskah belum online seluruhnya, baru

30% dari keseluruhan yang sudah dipublikasikan di website Perpustakaan

Nasional”.77

Penyebaran informasi ini dapat dikatakan sebagai upaya sosialisasi

atau promosi informasi yang ada pada naskah agar diketahui khalayak

umum. Proses penyebaran informasi biasanya melalui forum festival

nusantara ini dilakukan dengan tujuan untuk memperkenalkan informasi

yang ada dalam naskah sebagai pengetahuan umum khususnya untuk

masyarakat yang mengakses perpustakaan di daerah. Selain itu, kegiatan

penyebaran informasi ini memberikan kemudahan untuk pemustaka

mengakses bahan pustaka yang berjenis naskah.

C. Pembahasan

1. Kebijakan Pelestarian Naskah

Perpustakaan Nasional sudah memiliki kebijakan tertulis tentang

pelestarian naskah yang tertuang dalam buku “Pokok-Pokok Kebijakan

dan Strategi Pelestarian Bahan Pustaka (BP) dan Naskah Kuno”.

Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara yang penulis

lakukan, Perpustakaan Nasional memperinci kebijakan tersebut dalam

bentuk buku yaitu buku “Pokok-Pokok Kebijakan dan Strategi

Pelestarian Bahan Pustaka (BP) dan Naskah Kuno”. Acuan kebijakan

77

Wawancara Pribadi dengan Kepala Layanan Naskah dan Transliterasi, Jakarta, 23

Maret 2015

Page 76: PELESTARIAN NASKAH DI PERPUSTAKAAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29094/3/HIKMAH... · METODE PENELITIAN. A. Jenis dan Pendekatan Penelitian..... 4

66

buku tersebut diantaranya Undang-Undang Republik Indonesia No. 4

Tahun 1990, Undang-Undang Republik Indonesia No. 43 Tahun 2007,

Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007, Peraturan Pemerintah No. 24

Tahun 2014 dan Standar Nasional Perpustakaan.

Dalam hal ini Perpustakaan Nasional merumuskan kebijakan

pelestarian naskah seperti yang dikatakan Sutarno bahwa kebijakan

perpustakaan adalah pembentukan sejumlah dasar, pedoman aturan dan

tata tertib dalam rangka penyelenggaraan perpustakaan agar segala

sesuatunya berjalan dengan baik.78

Berdasarkan pengamatan penulis terhadap buku “Pokok-Pokok

Kebijakan dan Strategi Pelestarian Bahan Perpustakaan (BP) dan

Naskah Kuno”. Buku tersebut sudah dirancang secara sedemikian rupa

oleh Perpustakaan Nasional sehingga pembacanya dapat memahami

dengan mudah kebijakan yang dibuat.

Kebijakan pelestarian naskah mempunyai mekanisme, prosedur,

dan tata aturan tertentu agar dapat berjalan dengan baik. Dalam hal ini

perpustakaan telah mewujudkan kebijakan pelestarian naskah secara

sederhana, sistematis dan mudah dipahami, seperti yang dikatakan

Sutarno “... untuk dapat mewujudkan suatu sistem kerja yang baik, maka

perlu disusun sistem kerja yang mudah, sederhana dan dapat

dijalankan...”79

78

Sutarno NS, Tanggung Jawab Perpustakaan Dalam Mengembangkan Masyarakat

Informasi (Jakarta: Panta Rei, 2005), h. 118 79

Ibid., h. 121

Page 77: PELESTARIAN NASKAH DI PERPUSTAKAAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29094/3/HIKMAH... · METODE PENELITIAN. A. Jenis dan Pendekatan Penelitian..... 4

67

2. Pelaksanaan Kegiatan Pelestarian Naskah

a. Usaha Pencegahan Kerusakan Naskah

Salah satu tugas Perpustakaan Nasional yang tertuang dalam

UU No. 43 Tahun 2007 tentang perpustakaan yaitu Perpustakaan

Nasional bertugas sebagai pelestarian bahan pustaka. Dalam hal ini

pelestarian mencakup semua aspek usaha melestarikan bahan pustaka

dan arsip.80

Pelestarian bahan pustaka di Perpustakaan Nasional

dihadapkan pada berbagai faktor kerusakan diantaranya:

1) Faktor Biota

Berdasarkan pengamatan penulis salah satu faktor

kerusakan yang dihadapi Perpustakaan Nasional adalah faktor

biota yang disebabkan oleh serangga. Upaya Perpustakaan

Nasional dalam mengantisipasi hal ini yaitu dengan melakukan

fumigasi selama enam (6) bulan sampai satu (1) tahun sekali

dengan waktu pengasapan 2x24 jam.

Dalam hal ini Perpustakaan Nasional telah melakukan salah

satu upaya untuk menghilangkan serangga dari beberapa upaya

yang sering kali digunakan diantaranya penyemprotan dengan

menggunakan bahan insektisidan (bahan pembasmi serangga),

penggunaan sistem pengumpanan, penuangan larutan racun ke

dalam lubang, dan penaburan kapur barus pada rak-rak buku secara

berkala.81

80

Sudarsono Blasius, Antologi Kepustakawanan Indonesia (Jakarta: Sagung Seto, 2006),

h. 314 81

Suwija Nyoman, Laporan Penelitian: Upaya Pelestarian Bahan Pustaka Pada

Perpustakaan Universitas Udayana (Denpasar: Universitas Udayana, 1995), h. 95

Page 78: PELESTARIAN NASKAH DI PERPUSTAKAAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29094/3/HIKMAH... · METODE PENELITIAN. A. Jenis dan Pendekatan Penelitian..... 4

68

2) Faktor Fisika

Berdasarkan hasil pengamatan penulis penyebab kerusakan

yang diakibatkan oleh faktor fisika pada Perpustakaan Nasional

yaitu disebabkan oleh debu, cahaya serta kelembaban udara.

Perpustakaan Nasional memeriksa debu secara berkala

minimal satu tahun sekali, dan kemudian membersihkannya

dengan vacuum cleaner. Perpustakaan Nasional sudah modern

dengan menggunakan vacuum cleaner dalam membersihkan debu.

Sebenarnya banyak cara yang bisa dilakukan untuk membersihkan

debu tersebut diantaranya dengan menggunakan kuas, vacuum

cleaner, karet busa (spon), atau bulu ayam.82

Perpustakaan Nasional memasang gorden atau saringan

ultraviolet berupa kaca film (jika diperlukan) untuk menghalangi

sinar matahari masuk ke ruangan naskah.Cahaya matahari yang

masuk ke dalam ruangan, baik yang langsung atau

pantulandihalangi dengan kain gorden atau disaring dengan filter

untuk mengurangi radiasi ultra violet.83

Perpustakaan Nasional memasang Air Conditioner (AC) di

ruangan naskah selama 24 jam tanpa henti. Seperti yang

dinyatakan oleh Halim Sobri dan M.Syafe‟i, usaha pencegahan

agar naskah tidak terlalu mengalami kerusakan dengan cara

82

Halim Sobri dan M.Syafe‟i, “Peranan Pelestarian Koleksi Bahan Pustaka Berbasis

Kertas. Tinjauan Penyimpanan Sebagai Bahan dari Pelestarian “, Jurnal Kepustakawanan dan

Masyarakat Membaca, vol. 22, no. 2 (Juli-Desember 2006): 39 83

Martoatmodjo Karmidi, Pelestarian Bahan Pustaka (Jakarta: Universitas Terbuka,

1993), h. 45

Page 79: PELESTARIAN NASKAH DI PERPUSTAKAAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29094/3/HIKMAH... · METODE PENELITIAN. A. Jenis dan Pendekatan Penelitian..... 4

69

penggunaan AC harus dilakukan dalam 24 jam yang ruangannya

harus selalu tertutup.84

Perpustakaan Nasional menggunakan dehumdifier untuk

menurunkan kelembaban udara pada ruangan koleksi

perpustakaan. Dehumidifier digunakan untuk menurunkan

kelembaban udara dalam ruangan tertutup sedangkan silicagel

untuk menurunkan kelembaban udara dalam lemari atau filing

cabinet.85

3) Faktor Eksternal

Berdasarkan hasil pengamatan penulis, manusia dan api

menjadi faktor eksternal yang diantisipasi dapat menyebabkan

kerusakan naskah di Perpustakaan Nasional.

Perpustakaan Nasional mengantisipasi kerusakan yang

disebabkan oleh manusia dengan cara membuat tata tertib yang

diletakkan di meja pembaca. Hal ini seperti dinyatakan oleh

Martoatmodjo Karmidi yang menjelaskan bahwa manusia menjadi

sumber kerusakan, cara mencegah kerusakan ini dengan memberi

informasi mengenai cara-cara memperlakukan bahan pustaka, tidak

membawa makanan dan minuman ke dalam perpustakaan, dilarang

mencoret-coret atau melipat buku secara sembarangan serta dipasang

peraturan penggunaan bahan pustaka.86Selain itu pun, selama satu

84

Perpustakaan Nasional, Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan Khusus

(Jakarta: Proyek Pembinaan dan Pengembangan Perpustakaan Nasional, 2002), h. 28-29 85

Muhammadin Razak, Petunjuk Teknis Pelestarian Bahan Pustaka (Jakarta:

Perpustakaan Nasional RI, 1995), h.30 86

Martoatmodjo Karmidi, Pelestarian Bahan Pustaka (Jakarta: Universitas Terbuka,

1992), h. 46

Page 80: PELESTARIAN NASKAH DI PERPUSTAKAAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29094/3/HIKMAH... · METODE PENELITIAN. A. Jenis dan Pendekatan Penelitian..... 4

70

tahun sekali Perpustakaan Nasional membuat kegiatan bimbingan

pemakai kepada para pemustaka.

Perpustakaan Nasional mengantisipasi kerusakan yang

disebabkan oleh api yaitu dengan memasang peraturan larangan

merokok, alat hydrant, springkal dan smoke detector. Hal ini sama

seperti yang dinyatakan Martoatmodjo Karmidi:

“Mencegah terjadinya kebakaran dapat diambil tindakan,

seperti: periksa jaringan kabel listrik terhadap gedung secara

berkala, siapkan alat pemadam kebakaran, dilarang merokok

di ruang perpustakaan serta siapkan sirene dan smoke

detector di setiap ruang perpustakaan.”87

b. Usaha Perbaikan Kerusakan Naskah

1) Menambal dan Menyambung Kertas

Berdasarkan hasil pengamatan penulis, Perpustakaan

Nasional melakukan usaha perbaikan dengan cara menambal dan

menyambung. Perpustakaan Nasional melakukan kegiatan

menambal dan menyambung menggunakan tissue jepang, tujuan

kegiatan ini yaitu untuk menutupi bagian naskah yang bolong

atau merekatkan naskah yang patah. Seperti yang dinyatakan oleh

Muhammadin Razak, kegiatan ini bermanfaat untuk mengisilubang-

lubang, dan bagian-bagian yang dihilangkan pada kertas

ataumenyatukan kembali kertas yang robek akibat bermacam-macam

faktorperusak.88

87

MartoatmodjoKarmidi, Pelestarian Bahan Pustaka (Jakarta: Universitas Terbuka,

1999), h. 78-79 88

MuhammadinRazak, Pelestarian Bahan Pustaka dan Arsip(Jakarta: ProgramPelestarian

Bahan Pustaka dan Arsip, 1992), h. 50

Page 81: PELESTARIAN NASKAH DI PERPUSTAKAAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29094/3/HIKMAH... · METODE PENELITIAN. A. Jenis dan Pendekatan Penelitian..... 4

71

2) Laminasi

Berdasarkan hasil pengamatan penulis, laminasi menjadi

salah satu usaha perbaikan naskah yang dilakukan oleh

Perpustakaan Nasional. Perpustakaan Nasional melakukan

kegiatan laminasi dengan cara melapisi dua sisi naskah yang

mulai rapuh dengan menggunakan tissue jepang. Menurut

Martoatmodjo Karmidi laminasi merupakan suatu kegiatan

melapisi bahan pustaka dengan kertas khusus, agar bahan pustaka

menjadi lebih awet.89

Dalam hal ini kertas khusus yang dipakai

Perpustakaan Nasional adalah tissue jepang.

3) Enkapsulasi

Berdasarkan hasil pengamatan penulis, selain laminasi

Perpustakaan Nasional melakukan kegiatan enkapsulasi.

Perpustakaan Nasional menggunakan mylar, pemberat, double

side tape dan cutter. Semua perlengkapan ini disebutkan oleh

Muhammadin Razak:

“Peralatan dan bahan yang diperlukan dalam

pelaksanaan enkapsulasi ialah gunting, alas dari pelastik

tebal yang dilengkapi dengan garis-garis yang

berpotongan tegak lurus untuk mempermudah pekerjaan,

sikat halus, film plastik polyester, pisau, pemotong (cutter),

double sided tape 3M, pemberat, kertas, penyerap bebas

asam dan lembaran kaca.”90

89

Martoatmodjo Karmidi, Pelestarian Bahan Pustaka ( Jakarta: Universitas Terbuka,

1999), h.53 90

Muhammadin Razak, Pelestarian Bahan Pustaka dan Arsip (Jakarta: Program

Pelestarian Bahan Pustaka dan Arsip, 1999), h. 58

Page 82: PELESTARIAN NASKAH DI PERPUSTAKAAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29094/3/HIKMAH... · METODE PENELITIAN. A. Jenis dan Pendekatan Penelitian..... 4

72

4) Deasidifikasi

Berdasarkan hasil pengamatan penulis Perpustakaan

Nasional melakukan deasidifikasi untuk menghilangkan asam

pada naskah. Sebelum melakukan proses deasidifikasi,

Perpustakaan Nasional melakukan bleaching atau proses

pembersihan kertas dari noda-noda terlebih dahulu. Dalam

kegiatan deasidifikasi Perpustakaan Nasional menggunakan

beberapa bahan zat kimia diantaranya asam oksalat, magnesium

hidro karbonat dan CO2.

5) Penjilidan

Berdasarkan hasil pengamatan penulis Perpustakaan

Nasional melakukan kegiatan penjilidan, yang bertujuan untuk

mengembalikan kondisi naskah seperti aslinya dengan membuat

ulang sampul naskah dari bahan buckram board bebas asam.

Tidak semua naskah pada Perpustakaan Nasional bisa dijilid,

portopel akan dibuatkan untuk naskah-naskah yang tidak bisa

dijilid. Penjelasan ini sesuai dengan definisi Martoatmodjo

Karmidi bahwa penjilidan merupakan pekerjaan menghimpun

menggabungkan lembaran-lembaran yang lepas menjadi satu,

yang dilindungi ban atau sampul.91

6) Alih media

Berdasarkan hasil pengamatan penulis, Proses digitalisasi

atau alih media yang dilakukan oleh Perpustakaan Nasional sudah

91

Martoadmodjo Karmidi, Pelestarian Bahan Pustaka (Jakarta: Universitas Terbuka,

1993), h. 123

Page 83: PELESTARIAN NASKAH DI PERPUSTAKAAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29094/3/HIKMAH... · METODE PENELITIAN. A. Jenis dan Pendekatan Penelitian..... 4

73

dilakukan dengan baik. Tujuan kegiatan digitalisasi ini

merupakan upaya menyelamatkan kandungan isi informasi yang

terdapat didalam naskah agar isinya dapat dimanfaatkan untuk

selama-lamanya. Tujuan ini pun dinayatakan oleh Tjetjep S.

Surilaga bahwaPelestarian koleksi perpustakaan melalui

pengalihan ke dalam bentuk mikrofilmataupun CD bertujuan

selain untuk penyelamatan, pengamatan, juga ternyata dapat

menghemat tempat, waktu dan tenaga, menghemat biaya

pemeliharaan dan penyebaran, serta mempermudah pencarian

kembali.92

3. Penyebaran Informasi Naskah

Berdasarkan hasil pengamatan penulis, Perpustakaan Nasional

melakukan kegiatan penyebaran informasi naskah sudah cukup.

Perpustakaan Nasional baru melakukan dua kegiatan penyebaran

informasi yaitu melalui pameran naskah dan pembuatan katalog.Kegiatan

memamerkan naskah yang dilakukan oleh Perpustakaan Nasional ini

dilakukan ke daerah-daerah guna menunjang kelengkapan informasi di

perpustakaan daerah itu sendiri.Selanjutnya, penyebaran informasi lainnya

adalah pembuatan katalog naskah yang dapat diakses melalui website

Perpustakaan Nasional. Sampai saat ini, semua naskah yang terdapat pada

Perpustakaan Nasional telah dikatalogkan dan dibuatkan buku, sekitar

30% diantaranya sudah dapat diakses secara online untuk pemustaka dan

umum melalui website Perpustakaan Nasional.

92

Tjetjep S. Surialaga, dkk, Pelestarian Koleksi Perpustakaan, Jurnal Perpustakaan

Pertanian, Vol. II no. 2 (2002): h. 56

Page 84: PELESTARIAN NASKAH DI PERPUSTAKAAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29094/3/HIKMAH... · METODE PENELITIAN. A. Jenis dan Pendekatan Penelitian..... 4

74

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan diatas, maka

peneliti mengambil beberapa kesimpulan tentang Pelestarian Naskah di

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia diantaranya:

1. Perpustakaan Nasional sudah memiliki kebijakan tertulis tentang

kegiatan pelestarian naskah yang tertuang dalam buku Pokok-Pokok

Kebijakan Pelestarian Bahan Pustaka (BP) Dan Naskah Kuno 2015-

2019.Kebijakan meliputi tindakan pencegahan kerusakan (preventif)

dan perbaikan kerusakan (kuratif) yang dalam pelaksanaannya

dilakukan berdasarkan naskah yang prioritas terlebih dahulu. Bahan

pustaka dan naskah kuno dalam kondisi rusak menjadi prioritas utama

dibanding dengan BP dan naskah kuno yang murah dan mengalami

kerusakan karena masih dapat dilakukan pengadaan baru.

2. Kegiatan pencegahan kerusakan dilakukan melalui fumigasi satu

tahun sekali, menggunakan vacuum cleanner , Air Conditioner (AC),

alat dehumdifier serta memasang gorden, pengadaan kegiatan

bimbingan pemakai, membuat tata tertib, serta memasang alat smoke

detector,springkal dan hydrant.Selain kegiatan pencegahan,

Perpustakaan Nasional melakukan kegiatan perbaikan naskah

diantaranya menambal dan menyambung, laminasi, enkapsulasi,

deasidifikasi, penjilidan serta alih media bentuk.

Page 85: PELESTARIAN NASKAH DI PERPUSTAKAAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29094/3/HIKMAH... · METODE PENELITIAN. A. Jenis dan Pendekatan Penelitian..... 4

75

3. Perpustakaan Nasional sudah melakukan penyebaran informasi naskah

melalui katalog web Perpustakaan Nasionaldan membuat katalog

buku terakhir dilakukan pada tahun 2004. Selain itu memamerkan

naskah ke daerah-daerah dalam forum festival naskah nusantara.

B. Saran

Saran yang dapat diberikan oleh penulis untuk Perpustakaan

Nasional di bagian Preservasi Bahan Pustaka dalam usahanya melestarikan

baik fisik maupun kandungan informasi dari suatu bahan pustaka terutama

naskah adalah sebagai berikut:

1. Perlu adanya ketegasan mengenai kebijakan, seperti yang ditulis di

dalam Pokok-Pokok Kebijakan Pelestarian Bahan Pustaka (BP) dan

Naskah Kuno, belum jelas untuk perpustakaan apa saja hal itu

diberlakukan. Meskipun kadang Perpustakaan Nasional mengeluarkan

kebijakan untuk semua jenis perpustakaan namun tetap perlu

disebutkan kebijakan ini berlaku untuk perpustakaan apa.

2. Pelaksanaan kegiatan di Perpustakaan Nasional sudah sesuai dengan

kebijakan-kebijakan yang ada. Hanya perlu ditekankan mengenai

waktu rutin dalam melakukan tahap demi tahap pelaksanaan tersebut.

Agar tidak ada kelalaian waktu yang mengakibatkan naskah menjadi

cepat rusak, karena waktu untuk melakukan tahapan pelestarian sangat

berpengaruh terhadap kualitas naskah kaitannya dengan

penggunaannya oleh pemustaka. Keterangan waktu tersebut juga perlu

di masukkan dalam kebijakan yang ada.

Page 86: PELESTARIAN NASKAH DI PERPUSTAKAAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29094/3/HIKMAH... · METODE PENELITIAN. A. Jenis dan Pendekatan Penelitian..... 4

76

3. Perpustakaan Nasional perlu mengadakan optimalisasi upaya

penyebaran informasi. Hal ini sebaiknya dilakukan tidak hanya melalui

katalog web Perpustakaan Nasional, katalog buku dan pameran naskah

tetapi bisa juga dilakukan melalui penyebaran fotocopy naskah atau

bulletin.

4. Perlu adanya peningkatan kuantitas dan kualitas sumber daya manusia

baik di bagian layanan koleksi naskah maupun di bagian preservasi

bahan pustaka, supaya penanganan kerusakan dapat lebih terkendali.

Page 87: PELESTARIAN NASKAH DI PERPUSTAKAAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29094/3/HIKMAH... · METODE PENELITIAN. A. Jenis dan Pendekatan Penelitian..... 4

77

DAFTAR PUSTAKA

Agnes Karya Wijayanti, “Pemeliharaan Pustaka Untuk Menjaga Kelestariannya.”

Warta Perpustakaan Universitas Atma Jaya Yogyakarta, vol. 3 no.3,

(Desember 1995): h. 4.

Baried Siti Baroroh, Pengantar Teori Filologi. Jakarta: Pusat Pembinaan dan

Pengembangan Bahasa, 1994.

Darmono. Perpustakaan Sekolah: Pendekatan Aspek Manajemen dan Tata Kerja.

Jakarta: Grasindo, 2007.

Daryono. “Pemeliharaan Bahan Pustaka di PPerpustakaan”.

http://daryono.staff.uns.ac.id/2009/03/23/pemeliharaan-bahan-pustaka-di-

perpustakaan. (Diakses pada tanggal 10 November 2014 jam 11.00 WIB)

Durea J.M dan D.W.G Clement. Dasar-dasar Pelestarian dan Pengawetan Bahan

Pustaka. Jakarta: Perpustakaan Nasional, 1990.

E. Martono. Pengetahuan Dokumentasi dan Perpustakaan: Sebagai Pusat

Informasi. Jakarta: Karya Utama, 1990.

Halim Sobri dan M. Syafe‟i,“Peranan Pelestarian Koleksi Bahan Pustaka Berbasis

Kertas. Tinjauan Penyimpanan Sebagai Bahan dari Pelestarian”,Jurnal

Kepustakawanan dan Masyarakat Membaca, vol. 22, no. 2 (Juli-Desember

2006): h. 39

Harvey Ross. Preservation in Libraries: Principles, Strategies, and Practices for

Librarians. London: Bowker Saur, 1993.

Hernandono. Perpustakaan dan Kepustakawanan. Jakarta: Universitas Terbuka,

1999.

Irawan, Prasetya. Logika dan Prosedur Penelitian: Pengantar Teori dan Panduan

Praktis Penelitian Sosial bagi Mahasiswa dan Peneliti Pemula. Jakarta:

STIA-LAN, 2004.

Lasa, HS. Manajemen Perpustakaan Sekolah. Yogyakarta: Pinus Book Publisher,

2007.

Lexy J. Moeleong. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2007.

M. Ali Nurhasan Islamy, “Preservation of Ancient Manuscripts Radya Pustaka

Museum”, Congress of Southeast Asian Librarians (CONSAL XVI, 2015): h.

7.

Page 88: PELESTARIAN NASKAH DI PERPUSTAKAAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29094/3/HIKMAH... · METODE PENELITIAN. A. Jenis dan Pendekatan Penelitian..... 4

78

Martoatmodjo, Karmidi. Pelestarian Bahan Pustaka. Jakarta: Universitas

Terbuka, 1999.

Muhamad Djuhro. Pelestarian Bahan Pustaka. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, 2002.

Perpustakaan Nasional RI. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun

2007 Tentang Perpustakaan. Jakarta: Perpustakaan Nasional RI, 2008.

Pudjiastuti, Titik. Analisa Unsur Sejarah Dalam Sumber Tertulis Cirebon. Depok:

FSUI, 1996.

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Bahasa Indonesia.

Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, 2008.

Putu Laxman Pendit. Merajut Makna Penelitian Kualitatif Bidang Perpustakaan

dan Informasi. Jakarta: Citra Karya Mandiri, 2009.

Razak, Muhammadin. Pelestarian Bahan Pustaka dan Arsip. Yayasan Ford oleh

Program Pelestarian Bahan Pustaka dan Arsip, 1992.

. . . Pelestarian Bahan Pustaka dan Arsip. Jakarta:Program

Pelestarian Bahan Pustaka dan Arsip, 1999.

. . Petunjuk Teknis Pelestarian Bahan Pustaka. Jakarta:

Perpustakaan Nasional RI, 1995.

Soeratno dan Arsyad, Lincolin.Metodologi Penelitian: untuk Ekonomi dan Bisnis.

Yogyakarta: UPP AMP YKPN, 1998

Styarto, Kris Adri. “Kerusakan Pada Bahan Pustaka dan Cara Pencegahannya”,

Media Pustakawan, No. 1 (2001): h. 24

Sudarsono, Blasius. Antologi Kepustakawanan Indonesia. Jakarta: Sagung Seto,

2006.

Sulistyo-Basuki. Pengantar Dokumentasi Ilmiah. Jakarta: Kesaint Blanc, 1989.

. . Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,

1993.

. . Teknik dan Jasa Dokumentasi. Jakarta: Gramedia Pustaka

Utama, 1992.

. Pengantar Dokumentasi. Jakarta: Rekayasa Sains, 2004.

Sutarno NS. Tanggung Jawab Perpustakaan Dalam Mengembangkan Masyarakat

Informasi. Jakarta: Panta Rei, 2005.

Page 89: PELESTARIAN NASKAH DI PERPUSTAKAAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29094/3/HIKMAH... · METODE PENELITIAN. A. Jenis dan Pendekatan Penelitian..... 4

79

Suwija Nyoman. Laporan Penelitian: Upaya Pelestarian Bahan Pustaka Pada

Perpustakaan Universitas Udayana. Denpasar: Universitas Udayana, 1995.

Tjetjep S. Surialaga, dkk. Pelestarian Koleksi Perpustakaan, Jurnal Perpustakaan

Pertanian, Vol. II no. 2 (2002): h. 55-57.

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.Pedoman Akademik Universitas Islam Negeri

(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta 2010/2011. Jakarta: Biro Administrasi dan

Kemahasiswaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010.

Page 90: PELESTARIAN NASKAH DI PERPUSTAKAAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29094/3/HIKMAH... · METODE PENELITIAN. A. Jenis dan Pendekatan Penelitian..... 4
Page 91: PELESTARIAN NASKAH DI PERPUSTAKAAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29094/3/HIKMAH... · METODE PENELITIAN. A. Jenis dan Pendekatan Penelitian..... 4

LAMPIRAN

PANDUAN OBSERVASI

NO KEGIATAN OBSERVASI YA TIDAK

1. Mengunjungi website Perpustakaan Nasional Republik

Indonesia

2. Mengunjungi OPAC Perpustakaan Nasional Republik

Indonesia

3. Mengamati koleksi naskah

4. Melihat kegiatan pembersihan koleksi naskah yang

terkena debu

5. Melihat kegiatan menambal dan menyambung pada

naskah

6. Melihat kegiatan penjilidan pada naskah

7. Melihat kegiatan enkapsulasi pada naskah

8. Melihat katalog naskah

9. Megamati lingkungan Perpustakaan Nasional Republik

Indonesia yang berkenaan dengan pelestarian naskah

10. Melakukan wawancara dengan staf perpustakaan

Page 92: PELESTARIAN NASKAH DI PERPUSTAKAAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29094/3/HIKMAH... · METODE PENELITIAN. A. Jenis dan Pendekatan Penelitian..... 4

Hasil Wawancara Kepala Bidang Preservasi Perpustakaan Nasional

Republik Indonesia

1. Adakah kebijakan pelestarian naskah secara tertulis?

a. Jika ya, seperti apa dan bagaimana isinya?

b. Jika tidak, mengapa?

Jawab: “Kebijakan pelestarian naskah ada dalam buku Pokok-Pokok

Kebijakan dan Strategi Pelestarian Bahan Perpustakaan (BP) dan Naskah

Kuno.”

2. Siapa sajakah yang terlibat dalam menentukan kebijakan tersebut?

Jawab: “Pejabat pusat preservasi membuat surat keputusan (SK) tentang

kegiatan pembuatan peraturan ini kemudian mengajukan nomor SK

kepada Kepala Perpustakaan.”

3. Adakah kendala dalam merumuskan kebijakan tersebut?

Jawab: “Kebijakan ini harus berlaku untuk semua perpustakaan di

indonesia, kekurangan kita itu, kan kita kadang-kadang tidak mengetahui

kondisi perpustakaan masing-masing daerah.”

4. Menurut Bapak/ibu, seberapa penting kebijakan dalam kegiatan

pelestarian naskah?

Jawab: “Jelas, Penting! Setiap kebijakan itu kan buat acuan dan

pedoman kita.”

5. Apakah kebijakan pelestarian naskah sudah berjalan? Apakah sudah

berjalan dengan baik?

Jawab: “Eeehm.. secara interen sudah. Tapi untuk sosialisasinya harus

ada pengesahan dulu, jadi kita belum sosialisasi ke daerah-daerah, kita

hanya perkenalan aja. Ada di daerah Jakarta Pusat sudah menggunakan

yaitu di Perpustakaan Museum Nasional daerah Monas.”

Page 93: PELESTARIAN NASKAH DI PERPUSTAKAAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29094/3/HIKMAH... · METODE PENELITIAN. A. Jenis dan Pendekatan Penelitian..... 4

Hasil Wawancara Staff Bidang Perawatan dan Perbaikan Bahan Pustaka

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia

1. Faktor-faktor apa yang menyebabkan kerusakan pada naskah?

Jawab:“Ehmmm..... ada faktor manusia, bencana, faktor biota, cahaya.”

2. Jenis-jenis kerusakan apa saja yang disebabkan oleh faktor-faktor

tersebut?

Jawab:“Banyak, ehmmm berlubang, serangga, naskah ya? Korosi tinta,

perubahan warna kertas.”

3. Bagaimana usaha pencegahan kerusakan naskah yang dilakukan oleh

faktor biologi?

Jawab:“Fumigasi, lakukan fumigasi satu tahun sekali, lalu kalu 6 bulan

ada serangga lakukan fumigasi lagi. Fum igasi 2x24 jam minimal.”

4. Bagaimana usaha pencegahan kerusakan naskah yang dilakukan oleh

faktor fisika?

Jawab:“kalau debu kan otomatis dicek minimal setiap tahun sekali jika

kita menemukan debu maka akan kita sedot debu tersebut dengan vacuum

cleaner. Kalau cahaya pakai gorden, masukkan dalam box lemarinya ada

tutupnya, ehmm untuk ruangan naskah meemakai saringan ultraviolet

berupa kaca film. Kalau untuk cahaya didalam ruangan menggunakan

lampu neon.Nah kalau suhu naskah wajib 24 jam dengan temperatur 21-

24ºC karena agar naskah tetap berada pada suhu dan kelembaban untuk

menghindari naskah dari kerusakan. Boleh memakai ac setengah hari

dengan temperatur harus stabil antara 26 -28 dengan syarat memakai

bantuan kipas angin, untuk menyerap kelembaban udara kita

menggunakan alat dehumidifier.”

5. Bagaimana usaha pencegahan kerusakan naskah yang dilakukan oleh

faktor manusia dan faktor lain?

Jawab: “Faktor manusia ya? Untuk itu ada bimbingan pemakai setiap

tahun, dimejanya ada tulisan kecil tidak boleh melipat menekan. “ehhm

untuk antisipasi kebakaran kita pasang alat hydrant, springkal dan smoke

Page 94: PELESTARIAN NASKAH DI PERPUSTAKAAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29094/3/HIKMAH... · METODE PENELITIAN. A. Jenis dan Pendekatan Penelitian..... 4

detector. Untuk memadamkan api kita memakai hydrant dengan busa

bukan air karena busa lebih baik untuk kertas dan naskah. Manuskrip

sudah disimpan didalam kusturis dari baja jika terjadi bencana akan

terselamatkan. Selain itu pun kami memasang larangan merokok di setiap

ruangan”.1

6. Apa saja cara yang dilakukan untuk memperbaiki naskah-naskah yang

rusak? Jelaskan!

Jawab:“Langkah yang pertama itu survei kondisi kerusakan pada

naskah, langkah yang kedua mendokumentasikan naskah yang mengalami

kerusakan, selanjutnya yang ketiga yaitu memperbaiki naskah-naskah

yang rusak dengan cara menghilangkan noda, menetralkan asam,

laminasi, penjilidan.”

7. Bagaimana cara menambal atau menyambung naskah-naskah yang sudah

mengalami kerusakan?

Jawab:“Menambal dilakukan untuk merekatkan bagian yang robek atau

patah karena lipatan pada kertas sedangkan untuk kegiatan menyambung

ada dua cara yaitu dengan cara manual dan mesin. kalo dengan cara

manual menggunakan tissue jepang, tapi cara dengan mesin ga

dilakukan. misalkan ada naskah yang robek, ambil tissue jepang

secukupnya sebesar area yang robek, dilem lalu ditempel dinaskah yang

robek.”

8. Alat-alat apa saja yang diperlukan untuk melakukan kegiatan ini?

Jawab:“Mesin potong manual, gunting, pisau potong.”

9. Apakah pihak perpustakaan pernah melakukan kegiatan laminasi dan

enkapsulasi?

1 Ibid

Page 95: PELESTARIAN NASKAH DI PERPUSTAKAAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29094/3/HIKMAH... · METODE PENELITIAN. A. Jenis dan Pendekatan Penelitian..... 4

Jawab:“Iya pernah kita melakukan kegiatan laminasi dan enkapsulasi.”

10. Bagaimana cara melakukan kegiatan laminasi pada naskah?

Jawab: “iya kita melakukan kegiatan laminasi, kami melakukan kegiatan

laminasi ini dengan melapisi dua sisi dokumen dengan memakai tissue

jepang.”

11. Bagaimana cara melakukan kegiatan laminasi pada naskah?

Jawab: “Biar lengkap kamu bisa langsung liat di buku Perpustakaan

Nasional aja.”

12. Apakah pernah dilakukan kegiatan deasidifikasi kertas guna mengurangi

kandungan asam kertas terhadap naskah?

Jawab: “iya pernah melakukan kegiatan deasidifikasi kertas untuk

mengurangi kandungan asam pada naskah.”

Page 96: PELESTARIAN NASKAH DI PERPUSTAKAAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29094/3/HIKMAH... · METODE PENELITIAN. A. Jenis dan Pendekatan Penelitian..... 4

Hasil Wawancara Staff Bidang Penjilidan Perpustakaan Nasional Republik

Indonesia

1. Bagaimana tahapan-tahapan dalam penjilidan?

Jawab:“Kalo naskah itu biasanya yang masih bisa kita jilid, hanya

jilidannya yang rusak kita jilid ulang tanpa keperawatan, itu biasanya

masih ada koleksi yang bagus jadi ga usah ke lantai 3. Langkah-

langkahnya: Naskah dipisah yang masih bisa dijilid apa engga, kalau

naskah engga bisa dijilid dibuat portopel. Naskah yang masih bisa dijilid

dibersihin debunya sebelum masuk ke tahap berikutnya. Kalau pinggiran

naskah yang rusak ditambal atau disambung menggunakan tissue jepang.

Cutter dan sampul dilepas terlebih dahulu, baru jilidannya dibongkar.

Sampulnya dibikin ulang dengan menggunakan bahan buckram itu board

bebas asam. Kalo misalnya ada sisa judul, judul yang masih melekat di

board itu direndam di air lalu dijemur. Setelah itu judulnya dilekatkan

kembali ke sampul yang baru. Lalu di pres.”

2. Alat-alat apa saja yang dibutuhkan untuk melakukan kegiatan ini?

Jawab:“Alat yang digunakan untuk penjilidan itu lem, kuas, gunting,

cutter, jarum, benang dan alat pres.

Page 97: PELESTARIAN NASKAH DI PERPUSTAKAAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29094/3/HIKMAH... · METODE PENELITIAN. A. Jenis dan Pendekatan Penelitian..... 4

Hasil Wawancara Kepala Bidang Transformasi Digital Perpustakaan

Nasional Republik Indonesia

1. Dalam usaha pelestarian naskah, apakah naskah juga di alih mediakan?

“Iya, naskah juga dialihmediakan salah satunya dalam bentuk digital

guna menjaga informasinya agar dapat digunakan oleh para pengguna.

Page 98: PELESTARIAN NASKAH DI PERPUSTAKAAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29094/3/HIKMAH... · METODE PENELITIAN. A. Jenis dan Pendekatan Penelitian..... 4

Hasil Wawancara Kepala Layanan Naskah dan Transliterasi Perpustakaan

Nasional Republik Indonesia

1. Adakah kegiatan penyebaran informasi (isi kandungan) naskah yang

dilakukan?

a. Jika ada, jelaskan?

b. Jika tidak, mengapa?

Jawab:“ Iya ada, dikemas dalam bentuk cd, lalu kita olah dalam bentuk

cd kita buat katalognya, kita upload ke wibesitenya.

2. Adakah proses penyebaran informasi (isi kandungan) naskah yang

berbentuk katalog?

a. Jika ada, jelaskan?

b. Jika tidak, mengapa?

Jawab:“Seluruh naskah telah dibuatkan katalog kemudian katalog

tersebut telah kami bukukan. katalog naskah biasanya diguanakan para

peneliti. peneliti menelusur naskah melalui katalog tersebut. Katalog

naskah belum online seluruhnya, baru 30% dari keseluruhan yang sudah

dipublikasikan di website Perpustakaan Nasional.”

3. Adakah proses penyebaran informasi lain yang dilakukan selain

pembuatan katalog?

Jawab: “iya ada, perpustakaan memamerkan naskah ke daerah-daerah.

Page 99: PELESTARIAN NASKAH DI PERPUSTAKAAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29094/3/HIKMAH... · METODE PENELITIAN. A. Jenis dan Pendekatan Penelitian..... 4

MESIN POTONG/ SISIR

Page 100: PELESTARIAN NASKAH DI PERPUSTAKAAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29094/3/HIKMAH... · METODE PENELITIAN. A. Jenis dan Pendekatan Penelitian..... 4

ALAT PRES/ PENEKAN

Page 101: PELESTARIAN NASKAH DI PERPUSTAKAAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29094/3/HIKMAH... · METODE PENELITIAN. A. Jenis dan Pendekatan Penelitian..... 4

MESIN POTONG MANUAL

Page 102: PELESTARIAN NASKAH DI PERPUSTAKAAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29094/3/HIKMAH... · METODE PENELITIAN. A. Jenis dan Pendekatan Penelitian..... 4

ALAT PEMINDAH JAITAN

Page 103: PELESTARIAN NASKAH DI PERPUSTAKAAN NASIONAL …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29094/3/HIKMAH... · METODE PENELITIAN. A. Jenis dan Pendekatan Penelitian..... 4

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Hikmah Nasution lahir di Jakarta, 16 Juli 1990 merupakan anak

ke-4 dari 4 bersaudara dari pasangan Bapak Kamaluddin

Nasution dan Ibu Arniyati Lubis. Penulis berkebangsaan

Indonesia dan beragama Islam. Kini penulis beralamat di Jl.

Tipar Cakung Gg. Swadaya RT 004 RW 002, Kecamatan:

Cilincing, Kelurahan: Sukapura, Provinsi: DKI Jakarta

Adapun riwayat pendidikan penulis, yaitu pada tahun 1997-

2002 lulus dari SDI Manbaul Hikmah. Pada tahun 2003-2005 lulus dari SMP Negeri

231 Jakarta dan melanjutkan ke SMA Negeri 83 Jakarta Utara, lulus tahun 2006-2008.

Setelah itu kuliah mengambil Jurusan Ilmu Perpustakaan di Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta pada tahun 2008-2015 dan menyelesaikan pendidikannya

dengan menulis skripsi yang berjudul “Pelestarian Naskah di Perpustakaan Nasional

Republik Indonesia”. Selama masa kuliah, penulis aktif di organisasi Himpunan

Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ilmu Perpustakaan sebagai Litbang periode 2009-2010.

Melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Sukamaju, Sukabumi pada tahun

(2010-2011) dan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Perpustakaan Kejaksaan Agung

Republik Indonesia pada tahun (2011-2012).