pelayanan terhadap nasabah bmt al-amal bengkulu …repository.iainbengkulu.ac.id/860/1/zeky...
TRANSCRIPT
-
i
PELAYANAN TERHADAP NASABAH BMT AL-AMAL
BENGKULU PERSPEKTIF ETIKA BISNIS ISLAM
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi Islam (S.E)
Disusun Oleh :
ZEKY PURNANDO
NIM 212 313 8481
PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH
JURUSAN EKONOMI ISLAM
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BENGKULU
TAHUN 2017
-
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi yang ditulis oleh Zeky Purnando, NIM 2123138481 dengan judul
“Pelayanan terhadap Nasabah BMT Al-amal Bengkulu Perspektif Etika Bisnis
Islam”, Program Studi Ekonomi Syari’ah Jurusan Ekonomi Islam telah diperiksa
dan diperbaiki sesuai dengan saran Pembimbing I dan Pembimbing II. Oleh
karena itu, skripsi ini disetujui untuk diajukan dalam sidang munaqasyah skripsi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Insitut Agama Islam Negeri (IAIN) Bengkulu.
Bengkulu, 28 Desember 2016
Pembimbing I
Dr. Toha Andiko.M.Ag
NIP.197508972200031001
Pembimbing II
Khairiah Elwardah.M.Ag
NIP.197808072005012008
-
iii
KEMENTERIAN AGAMA RI
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI BENGKULU
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM Alamat. Jl. Raden Fatah Pagar Dewa Telp. (0736) 51276,51771 Fax (0736) 51771 Bengkulu
PENGESAHAN
Skripsi oleh: Zeky Purnando NIM: 2123138481 yang berjudul Pelayanan
terhadap Nasabah BMT Al-Amal Bengkulu Perspektif Etika Bisnis Islam,
Program Studi Ekonomi Syari’ah Jurusan Ekonomi Islam, telah diuji dan
dipertahankan di depan Tim Sidang Munaqasyah Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bengkulu pada:
Hari : Rabu
Tanggal : 25 Januari 2017
Dan dinyatakan LULUS, dapat diterima dan disahkan sebagai syarat guna
memperoleh gelar Serjana Ekonomi (S.E) dalam Ilmu Ekonomi Islam.
Bengkulu, 31 Januari 2017
Dekan
Dr. Asnaini, MA
NIP.197304121998032003
TIM SIDANG MUNAQASYAH
Ketua
Drs. Nurul Hak, MA
NIP 196606161995031002
Sekretaris
Yunida Een Fryanti, M. SI
NIP.198106122015032003
Penguji I
Drs. M. Syakroni, M.Ag
NIP.195707061987031003
Penguji II
Idwal B, MA
NIP. 198307092009121005
-
iv
SURAT PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan :
1. Skripsi dengan judul “Pelayanan Terhadap Nasabah BMT Al-amal
Bengkulu Perspektif Etika Bisnis Islam” adalah asli dan belum pernah
diajukan untuk mendapatkan gelar akademik, baik di IAIN Bengkulu di
Perguruan Tinggi lainnya.
2. Skripsi ini murni gagasan, pemikiran dan rumusan saya sendiri tanpa
bantuan yang tidak sah dari pihak lain kecuali arahan dari tim
pembimbing.
3. Di dalam skripsi ini tidak terdapat hasil karya atau pendapat yang telah
ditulis atau dipublikasikan orang lain, kecuali kutipan secara tertulis
dengan jelas dan dicantumkan sebagai acuan di dalam naskah saya
dengan disebutkan nama pengarangnya dan dicantumkan pada daftar
pustaka.
4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya, dan apa bila dikemudian
hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran pernyataan ini, saya
bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar sarjana,
serta sanksi lainnya sesuai dengan norma dan ketentuan yang berlaku.
Bengkulu, Januari 2017
Saya Yang Menyatakan
Zeky Purnando
NIM 212 313 8481
-
v
MOTO
“Berdo’a, berusaha, dan restu kedua orang tua kita, akan
mengatarkan kita pada titik temu yang bahagia”.
“Berangkat dengan penuh keyakinan
Berjalan dengan penuh keikhlasan
Istiqomah dalam menghadapi cobaan”
“Dan Allah tidak menjadikan pemberian bala bantuan itu
melainkan sebagai khabar gembira bagi (kemenangan)mu,
dan agar tenteram hatimu karenanya. dan kemenanganmu itu
hanyalah dari Allah yang Maha Perkasa lagi Maha
Bijaksana” (Al-Imran: 126)
-
vi
PERSEMBAHAN
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala karunia yang telah
diberikan kepada saya sehingga saya dapat berdiri tegar dan menyelesaikan
skripsi saya yang berjudul “Pelayanan terhadap Nasabah BMT Al-Amal
Bengkulu Perspektif Etika Bisnis Islam”. Sholawat beriring salam selalu saya
lantunkan untuk baginda Rasul Muhammad SAW.
Karya ini ku persembahkan untuk mereka yang kusayangi, yang telah
membuat hidupku memiliki arti :
1. Kedua orang tua saya yang sangat saya cintai. Bapak Buyung Saparudin
dan Ibu Nasilah Berjuta rasa terima kasih saya sampaikan untuk dua
orang terhebat dalam hidup saya yang tak pernah lelah mencurahkan
kasih sayangnya dan selalu memberikan dukungannya kepada saya
hingga detik ini. Tanpa kalian aku hanyalah sebuah benang yang tak
berarti yang tidak bisa dirajut menjadi kain yang indah. “My parents you
are source of my power”
2. kakak saya Een Suparmanto S.Pd.I dan Eni Satria S.Pd.I terima kasih
telah menjadi tempat curhatan disaat saya butuh nasehat dan juga adik
saya tecinta Eka Putri terima kasih telah menjadi penyemangat agar dang
bisa jadi contoh yang baik buat kamu dik.
3. Dosen pembimbing saya, Ibu Khairiah Elwardah, M.Ag, dan Dr. Toha
Andiko. M.Ag yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk
membimbing saya selama penyusunan skripsi ini.
-
vii
4. Teman-teman ku terkhusus anak Newbie Fc (Asep Muharam, Ari
Fernando, Perjuangan Prima SR, Melky Goeslow, Iwan Setiadi, Muzaiyyn
Azhar, Ilham (Ngana), Masyuni (Dimas Wilson), ardiansya, lobian
anggrianto, ayif yang menjadi berwarna dan penuh canda tawa.
5. Terkhusus untuk teman dekat saya yang selalu memberi semanggat dan
motivasi Rina Hayati
6. Sahabat dan teman-temanku seperjuangan khususnya kelas C dan
Almamater yang telah menempahku
-
viii
ABSTRAK
ZEKY PURNANDO dengan judul Skripsi Pelayanan terhadap Nasabah
BMT Al-Amal Bengkulu Perspektif Etika Bisnis Islam, Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam IAIN Bengkulu, 2017.
Pelayanan terhadap nasabah BMT Al-Amal Bengkulu, tampaknya belum
terlaksana dengan baik, karena para pihak nasabah mengungkapkan bahwa
mereka tidak bisa melakukan penarikan tabungan dan melakukan pembiayaan di
lapangan sehingga nasabah BMT Al-Amal Bengkulu banyak yang mengeluh.
Kemudian dari pegawainya juga masih ada kekurangan yang perlu diperbaiki lagi
oleh pihak BMT Al-Amal Bengkulu karena pegawainya tidak melayani nasabah
dengan baik. Ada dua persoalan yang dikaji dalam skripsi ini, yaitu (1)
Bagaimana pelayanan nasabah di BMT Al-Amal Bengkulu, (2) Bagaimana
perspektif etika bisnis Islam terhadap pelayanan yang diberikan oleh BMT Al-
Amal Bengkulu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pelayanan
terhadap nasabah BMT AL-Amal Bengkulu dan perspektif etika Bisnis Islam
terhadap pelayanan yang diberikan oleh BMT AL-Amal Bengkulu. Informan
dalam penelitian ini adalah nasabah BMT Al-Amal Bengkulu. Penentuan sampel
menggunakan tehnik sampel Insidental sampling atau berdasarkan kebetulan,
yaitu siapa saja yang secara kebetulan/insidental bertemu dengan peneliti dapat
digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu
cocok sebagai subjek/informan. Berdasarkan pembahasan hasil penelitian dapat
disimpulkan bahwa (1) Pelayanan terhadap nasabah di BMT Al-Amal Bengkulu
kurang baik karena nasabah tidak bisa menarik tabungan maupun melakukan
pembiayaan di lapangan, sehingga nasabah harus datang ke kantor BMT Al-Amal
Bengkulu, padahal untuk datang ke kantor BMT Al-Amal Bengkulu
membutuhkan waktu tidak sebentar dan meninggalkan pekerjaan mereka.
Kemudian dari segi keramahtamahan pegawainya, masih kurang baik, karena
nasabah merasa tidak dilayani dengan sepenuh hati. (2) Perspektif etika bisnis
Islam terhadap pelayanan yang diberikan oleh pihak BMT Al-Amal Bengkulu
belum melaksanakan pelayanan dengan baik karena pelayanan yang diberikan
oleh pihak BMT Al-Amal Bengkulu ada yang bertentangan dengan prinsip
keadilan, dan prinsip integritas moral.
Kata Kunci : Pelayanan, Nasabah, Perspektif, Etika Bisnis Islam
-
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas Rahmat dan hidayah-Nya skripsi ini akhirnya dapat diselesaikan. Skripsi
yang berjudul "Pelayanan terhadap Nasabah BMT Al-Amal Bengkulu
Perspektif Etika Bisnis Islam"
Shalawat dan salam untuk nabi besar Muhammad SAW, yang telah
berjuang untuk menyampaikan ajaran Islam sehingga umat Islam mendapatkan
petunjuk ke jalan yang lurus baik dunia maupun akhirat.
Penyusunan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat guna
untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (S.E) pada program studi Ekonomi
Syari’ah Jurusan Ekonomi Islam Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut
Agama Islam Negeri (IAIN) Bengkulu. Dalam proses penyusunan ini, penulis
mendapat bantuan dari berbagai pihak. Dengan demikian penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. H. Sirajuddin, M, M.Ag. M.H. Rektor Institut Agama Islam
Negeri (IAIN) Bengkulu.
2. Dr.Asnaini,MA. Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN
Bengkulu.
3. Desi Isnaini, MA. Ketua Program Studi Ekonomi Islam JurusanSyariah
dan Ekonomi Islam IAIN Bengkulu.
4. Dr. Toha Andiko, M.Ag Pembimbing I yang telah memberikan
bimbingan, motivasi, semangat, dan arahan dengan penuh kesabaran.
-
x
5. Khairiah Elwardah, M.Ag. pembimbing II yang telah memberikan
bimbingan, motivasi, semangat, dan arahan dengan penuh kesabaran.
6. Lukman, SP selaku pimpinan BMT Al-amal Bengkulu yang telah
memberikan izin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian.
7. Kedua orang tuaku yang selalu mendo’akan kesuksesan penulis.
8. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Bengkulu
yang telah mengajar dan membimbing serta memberikan berbagai ilmunya
dengan penuh keikhlasan.
9. Staf dan karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama
Islam Negeri (IAIN) Bengkulu yang telah memberikan pelayanan dengan
baik dalam hal administrasi.
10. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis menyadari akan banyak
kelemahan dan kekurangan dari berbagai sisi. Oleh karena itu, penulis
mengharapakan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan
skripsi ini ke depan.
Bengkulu, Januari 2017
Zeky Purnando
NIM 212 313 8481
-
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................................................... ii
PENGESAHAN ........................................................................................................ iii
SURAT PERNYATAAN ......................................................................................... iv
MOTO ....................................................................................................................... v
PERSEMBAHAN .................................................................................................... vi
ABSTRAK ................................................................................................................ viii
KATA PENGANTAR ............................................................................................. ix
DAFTAR ISI ............................................................................................................. xi
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ xiii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................ xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 8 C. Tujuan Penelitian ........................................................................................... 8 D. Kegunaan Penelitian....................................................................................... 8 E. Penelitian Terdahulu ...................................................................................... 9 F. Metode Penelitian........................................................................................... 12 G. Sistematika Penulisan .................................................................................... 15
BAB II KAJIAN TEORI
A. Kajian Teori Tentang Pelayanan .................................................................... 17 B. Kajian Teori Tentang Nasabah....................................................................... 24 C. Kajian Teori tentang Etika bisnis Islam ......................................................... 29
BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN
A. Sejarah BMT Al-Amal Bengkulu .................................................................. 39 B. Visi, Misi dan Tujuan BMT Al-Amal Bengkulu ........................................... 40 C. Produk dan Jasa BMT Al-Amal Bengkulu .................................................... 41 D. Struktur Organisasi Koperasi BMT Al-Amal Bengkulu ................................ 44
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
-
xii
A. Pelayanan terhadap Nasabah di BMT AL-Amal Bengkulu ........................... 49 B. Perspektif etika bisnis Islam terhadap pelayanan yang diberikan oleh BMT
Al-Amal Bengkulu ......................................................................................... 60 C. Analisis Pelayanan terhadap Nasabah BMT Al-amal Bengkulu Perspektif D. etika bisnis Islam ............................................................................................ 62
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................................... 64 B. Saran ............................................................................................................... 65
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
-
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1. Struktur Organisasi Koperasi BMT Al-Amal Bengkulu ......... 43
-
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Dokumtasi hasil wawancara
Lampiran 2 Pengajuan Judul Proposal
Lampiran 3 Bukti Menghadiri Seminar Proposal
Lampiran 4 Catatan Perbaikan Proposal Skripsi
Lampiran 5 Surat Penunjuk Pembimbing
Lampiran 6 Lembar Disposisidan Syarat-syarat Pengajuan
Lampiran 7 Pedoman Wawancara
Lampiran 8 Surat Izin Penelitian
Lampiran 9 Surat balasan penelitian
Lampiran 10 Surat Keterangan Selesai Penelitian
Lampiran 11 Rekomendasi dari Kantor Pelaynan Perizinan terpadu Kota
Bengkulu
Lampiran 12 Rekomendasi dari badan pelayanan perizinan terpadu dan
penanaman modal
Lampiran 13 Catatan Perbaikan Bimbingan Skripsi
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Baitul Maal Wattamwil (BMT) merupakan suatu lembaga yang terdiri
dari dua istilah, yaitu baitul maal dan baitul tamwil. Baitul Maal lebih
mengarah pada usaha-usaha pengumpulan dan penyaluran dana yang non
profit, seperti; zakat, infaq, dan sedekah. Adapun Baitul Tamwil sebagai usaha
pengumpulan dan penyaluran dana komersial. Usaha-usaha tersebut menjadi
bagian yang tidak terpisahkan dari BMT sebagai lembaga pendukung kegiatan
ekonomi masyarakat kecil dengan berlandasan Islam. 1
Lembaga keuangan non depositori atau disebut juga Lembaga
Keuangan Non bank (LKNB) adalah lembaga keuangan yang lebih berfokus
kepada bidang penyaluran dana dan masing-masing lembaga keuangan
mempunyai usahanya sendiri. Adapun jenis lembaga keuangan non depositori
yang ada di Indonesia saat ini antara lain lembaga keuangan yang bersifat
kontraktual, lembaga keuangan investasi dan perubahan modal ventura serta
perusahaan yang menawarkan jasa pembiayaan sewa guna usaha, piutang,
pembiayaan konsumen.2
Sejarah perekonomian umat Islam, menunjukan bahwa pembiayaan
yang dilakukan dengan akad yang sesuai syariah telah menjadi bagian dari
1 Nurul Huda dan Mohamad Heykal, Lembaga Keuangan Islam, ( Jakarta : Kencana
Prenada Media Group,2010), h. 363. 2 Andri Soemira, Bank Lembaga Keuangan Syariah, (Jakarta: Kencana Prenada
MediaGroup, 2009), h. 46.
-
2
tradisi umat Islam sejak zaman Rasulullah saw, seperti menerima titipan,
meminjam, dan memberikan jasa pengiriman uang. Dengan demikian jelas
bahwa pada zaman Rasulullah saw, praktek keuangan seperti Bank telah sering
dilakukan tentunya dengan prinsip ekonomi Islam3.
Zaman Rasulullah saw, Baitul Maal atau rumah harta, sangat berperan
penting sebagai kas negara. Dari Baitul Maal inilah pembagian zakat dan
pembangunan dilakukan. Pada masa khalifah Umar bin Abdul Aziz Baitul
Maal digunakan untuk berbagai bidang seperti pembangunan sarana kesehatan
dan kesejahteraan masyarakat.
Di Indonesia sendiri Baitul Maal lebih dikenal dengan sebutan BMT
yakni Baitul Maal Wat Tamwil. Jika di masa Rasulullah Saw dan para sahabat,
Baitul Maal Wat Tamwil dikelola oleh negara, sedangkan di masa sekarang ini
BMT atau Baitul Maal Wat Tamwil tidak lagi dikelolah oleh negara melainkan
oleh suatu lembaga yang bergerak dalam bidang jasa keuangan. BMT didirikan
atas dasar ta’awun atau tolong menolong antar sesama anggota, karena tujuan
BMT adalah memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan
masyarakat pada umumnya.4
Banyaknya pengusaha kecil yang tersebar di pelosok tanah air yang
tidak terjangkau dengan bank-bank besar. Maka peranan BMT sangat
diperlukan guna membantu pembiayaan usaha kecil dan pelayanan terhadap
jasa tabungan masyarakat sekitar.
3Adiwarman Karim, (Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan, Jakarta : PT
Grafindo Persada, 2011), h. 18. 4 Buhanudin, Koperasi Syariah dan Pengaturannya di Indonesia (Malang : UIN
Maliki, 2013), h. 4.
-
3
Asas yang terdapat pada BMT ini sesuai dengan firman Allah SWT
Q.S Al-Maidah : 2
Artinya : Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan
takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan
bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.
Islam sebagai agama mayoritas penduduk Indonesia menginginkan
adanya pelayanan keuangan yang berdasarkan syari’ah Islam maka peranan
BMT diperlukan bagi masyarakat Islam terutama lapisan golongan menengah
ke bawah. BMT bukanlah bank tetapi adalah LKMS yang beroperasi seperti
bank dan koperasi yang tidak mempunyai akses ke pasar uang. Ia langsung
berhubungan dengan pengusaha kecil yang tidak terlayani oleh perbankan.
Sistem yang dijalankan di BMT Al-Amal adalah dengan konsep bagi hasil.
Konsep tersebut sesuai syariah sebab kegiatan seluruh BMT Syariah diawasi
dan diatur berdasarkan fatwa dewan pengawas syariah nasional majlis umum
nasional Indonesia yang mengatur seluruh jenis kegiatan dan sistem BMT
Syariah.5Kegiatan yang dilakukan oleh BMT Al-Amal hanya yang halal dan
bukan untuk usaha yang haram.
Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) merupakan salah satu badan usaha
yang bergerak di bidang perkoperasian yang melayani produk-produk jasa
seperti halnya perbankan yang berprinsip syariah, dimana keberadaan BMT
5Ahmad Rodoni, Asuransi dan Pegadaian Syariah, (Jakarta: Mitra Wacana Media,
2015), h.153.
-
4
juga berusaha memberikan pelayanan yang memuaskan untuk pada pengguna
jasa yang ingin menginvestasikan sebagian dananya melalui produk-produk
yang ditawarkan. Untuk dapat menciptakan kepuasan nasabah atau pengguna
jasa maka BMT juga perlu memperhatikan kelima dimensi kualitas jasa yang
dijadikan indikator oleh nasabah atau pengguna jasa.
Pada dasarnya kepuasan nasabah mencakup antara tingkat
kepentingan dan kinerja atau hasil yang dirasakan. Hakikatnya kepuasan
nasabah merupakan evaluasi dimana alternatif yang dipilih sekurang-
kurangnya dapat memberikan hasil (outcome) sama atau melampaui harapan
nasabah. Sedangkan ketidakpuasan nasabah dapat terjadi apabila hasil yang di
peroleh tidak memenuhi harapan yang diinginkan.6
Nasabah secara langsung atau tidak langsung akan memberikan
penilaian terhadap jasa yang akan dibeli atau yang pernah dikonsumsinya.
Penilaian kerja ini ternyata sangat erat hubungannya dengan penilaian kualitas
produk. Konsumen membandingkan perspektif mereka atas kualitas produk
telah menggunakan produk tersebut sesuai dengan ekspektasi kinerja produk
sebelum mereka membelinya. Tergantung pada bagaimana kinerja aktual
dibandingkan dengan kinerja yang diharapkan, mereka akan mengalami emosi
yang positif, negatif atau netral. Tanggapan emosional ini bertindak sebagai
masukan atau input dalam perspektif kepuasan/ketidakpuasan menurut
mereka. Tingkat kepuasan/ketidakpuasan ini juga akan dipengaruhi oleh
6 Freddy Rangkuti, Pengukuran Kepuasan konsumen, (Jakarta : Gramedia Pustaka,
2000), h. 23.
-
5
evaluasi konsumen atas ekuitas pertukaran, serta oleh atribusi mereka terhadap
kinerja produk.7Evaluasi dilakukan berdasarkan penilaian keseluruan antara
apa yang di terima dan dialami dibandingkan dengan yang diharapkan.8
Kualitas pelayanan memiliki hubungan erat dengan kepuasan nasabah.
Kualitas pelayanan memberikan suatu dorongan kepada nasabah untuk
menjalin ikatan hubungan yang kuat dengan pihak perusahaan. Apabila sudah
terjalin ikatan, maka nasabah akan memilih perusahaan tersebut dan ketika
mereka datang di perusahaan itu mereka sudah mempunyai harapan tentang
layanan macam apa yang akan diperoleh (diterima) berdasarkan
pengalamannya, komunikasi dari mulut ke mulut yang pernah didengar,
informasi yang lainnya serta dipengaruhi oleh kebutuhannya. Sehingga layanan
yang pernah dialami ini akan menjadi standar perbandingan layanan yang di
terima sekarang.9
Sistem pelayanan perlu didukung oleh kualitas pelayanan, fasilitas
yang memadai, dan etika atau tatakrama. Sedangkan tujuan memberikan
pelayanan adalah untuk memberikan kepuasan kepada nasabah/pelanggan,
sehingga berakibat dapat dihasilkannya nilai tambah bagi perusahaan. Kualitas
pelayanan dapat diukur dengan mengetahui hal-hal apakah yang melengkapi
pelayanan yang biasa disebut dengan dimensi kualitas pelayanan. Terdapat
lima dimensi dalam kualitas pelayanan yang dirumuskan Parasuraman, dkk,
7 Michael Minor, Prilaku Konsumen Jilid 2, (Jakarta : Erlangga, 2004), h. 89.
8Tatik Suryani, Perilaku Konsumen Implikasi pada Strategi Pemasaran,
(Yogyakarta Graha Ilmu, 2008), 118. 9 Freddy Rangkuti, Pengukuran Kepuasan Konsumen...,h. 24.
-
6
dalam Rambat Lupiyoadi dan A. Hamdani, yaitu: bukti fisik, keandalan, daya
tanggap, jaminan, dan empati.10
Semakin ketatnya persaingan usaha dalam melayani kebutuhan
konsumen menyebabkan setiap perusahaan ekstra lebih giat lagi me mberikan
pelayanan yang baik kepada nasabah dan menempatkan orientasi pada
kepuasan pelanggan sebagai tujuan yang paling diutamakan. Hal ini dapat
dilihat dengan semakin banyaknya perusahaan yang menyertakan
komitmennya terhadap kepuasan nasabah atau anggota dalam perusahaan
misinya. Sekarang ini semakin diyakini bahwa memberikan nilai dan kepuasan
kepada nasabah melalui penyampaian atau perkenalan produk dan jasa yang
berkualitas sangat baik dengan harga bersaing merupahkan kunci utama untuk
memenangkan suatu persaingan dengan baik.11
Schnaars juga berpendapat bahwa pada dasarnya tujuan suatu bisnis
adalah untuk menciptakan kepuasaan pelanggan. Terdapat beberapa manfaat
yang bisa diambil dari terciptanya kepuasaan pelanggan, diantarannya
membentuk hubungan yang harmonis antara perusahaan dengan pelanggan
serta membentuk suatu rekomendasi dari mulut ke mulut yang akan
mendatangkan keuntungan bagi perusahaan. 12
Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan nasabah, ternyata
terdapat satu fenomena bahwa berapa orang kurang mendapati kelebihan dari
10
Rambat Lupiyoadi dan A Hamdani, Manajemen Pemasaran Jasa, (Jakarta :
Salemba Empat, 2009), h. 82. 11
Fandi Tjiptono, Strategi Pemasaran Edisi III ( Yokyakarta : CV. Andi Offset,
2008), h 24 12
K Bertens, Pengantar Etika Bisnis ( Jakarta : Kanisius, 2000), h. 227
-
7
BMT AL-amal. Ada nasabah yang menganggap bahwa BMT Al-Amal
tersebut masih minimnya modal dan orang kaya pun masih gengsi untuk
menabung di BMT Al-Amal. Padahal BMT Al-Amal tersebut memiliki
beberapa keunggulan. Tingkat pengetahuan masyarakat tersebut hendaknya
ditindaklanjuti oleh BMT Al-Amal.
Pernyataan yang dijelaskan oleh Ibu wilda (28 tahun) selaku nasabah
Bmt Al-Amal Bengkulu yang menyatakan bahwa :
Saya sudah menjadi nasabah BMT Al-Amal selama 1 Tahun akan tetapi
menurut saya pelayanan yang diberikan oleh BMT Al-Amal kurang baik,
karena dalam proses mengambil uang tabungan dan melakukan pembiayaan
tidak bisa dilakukan di lapangan tetapi harus datang ke kantor, padahal untuk
datang ke kantor membutuhkan waktu dan meninggalkan pekerjaan saya.
Kemudian di BMT lainya bisa mengambil uang tabungan, baik di lapangan
maupun di kantor. Selanjutnya dari segi keramahtamahan pegawainya juga
masih jauh dari harapan masih banyak kekurangan karena pegawainya tidak
melayani dengan baik.
Observasi awal yang penulis lakukan, ditemukan bahwa BMT Al-
Amal tersebut kurang baik dalam sistem pelayanannya, karena di BMT Al-
Amal para pihak nasabah tidak puas terhadap pelayanan yang diberikan oleh
BMT Al-Amal, dengan alasan tidak bisa menarik tabungan dan melakukan
pembiayaan di lapangan sehingga nasabah BMT Al-Amal banyak yang
mengeluh. Kemudian dari keramahantamahan juga nasabah masih kurang puas
karena tidak dilayani dengan sepenuh hati.
Persaingan dari semua Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS)
juga ketat karena cukup ulet dan aktif dalam pelayanan BMT Al-Amal masih
kalah dalam bersaing dengan BMT yang lainya oleh karena itu BMT Al-Amal
-
8
Bengkulu harus lebih mengutamakan nasabah dalam melakukan pelayanan
dengan baik agar nasabah loyal menabung di BMT Al-Amal Bengkulu
tersebut.
Berdasarkan dari permasalahan di atas maka peneliti sangat tertarik
untuk meneliti tentang “Pelayanan Terhadap Nasabah BMT Al-Amal
Bengkulu Perspektif Etika Bisnis Islam”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan deskripsi di atas, maka masalah yang hendak diangkat
dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana pelayanan terhadap nasabah di BMT Al-Amal Bengkulu?
2. Bagaimana perspektif etika bisnis Islam terhadap pelayanan yang diberikan
oleh BMT Al-Amal Bengkulu?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pelayanan terhadap nasabah di BMT Al-Amal Bengkulu
2. Untuk mengetahui perspektif etika bisnis Islam terhadap pelayanan yang
diberikan oleh BMT Al-Amal Bengkulu
D. Kegunaan Penelitian
Penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat berbagai pihak.
Manfaat yang diharapkan adalah :
1. Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai penambah
khasanah ilmu, informasi, referensi, dan bahan perbandingan untuk
-
9
penelitian selanjutnya tentang pelayanan terhadap nasabah BMT Al-Amal
Bengkulu perspektif etika bisnis Islam.
2. Praktis
Selanjutnya penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi
instansi terkait, terutama bagi BMT Al-Amal Bengkulu. Penelitian ini
diharapkan mampu memberikan sumbangsih pemikiran dan solusi terhadap
permasalahan yang sedang dihadapi, sebagai bahan informasi untuk
mengetahui sejauhmana implikasi yang berdampak dari pelayanan
terhadapa nasabah.
E. Penelitian Terdahulu
Penelitian yang dilakukan oleh Ifa Khairul Janah, Fakultas Syariah
IAIN Walisongo Semarang pada tahun 2011 yang berjudul, “Pengaruh
Kualitas Pelayanan terhadap Loyalitas Nasabah Pada BMT “Amanah” Weleri
yang menggunakan penelitian kuantitatif menyimpulkan bahwa Metode
analisis datanya menggunakan regresi linier sederhana, analisis deskriptif
variabel penelitian dan uji hipotesa (uji t), sedangkan pengolahan datanya
menggunakan SPSS 18.00 for Windows. Dari hasil pengolahan data penelitian
diperoleh regresi linier sederhana Y = -1,213 + 0,279X dan besarnya pengaruh
langsung kualitas pelayanan terhadap loyalitas nasabah adalah 73,7%.
Berdasarkan uji t menunjukkan bahwa p value (sig) sebesar 0.000 yang di
bawah alpha 5% yang berarti kualitas pelayanan berpengaruh signifikan
terhadap loyalitas nasabah BMT Amanah Weleri. Berdasarkan koefisien
determinasi dapat diketahui bahwa variabel independen menjelaskan variabel
-
10
dependen sebesar 73,7%, sedang yang 26,30% dijelaskan oleh variabel lain
yang dalam hal ini tidak menjadi bahan penelitian penulis.
Penelitian yang dilakukan oleh Musadad Jurusan Ekonomi Islam
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Bengkulu pada tahun 2016 yang
berjudul, “Persepsi Nasabah Terhadap Pelayanan Pegawai di Pegadaian
Syariah Cabang Bengkulu”, yang menggunakan kualitatif menyimpulkan
bahwa metode field research (penelitian lapangan). Kemudian data dianalisis
dengan data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari lapangan, data ini
didapat dari sumber pertama dari individu atau perorangan seperti hasil
wawancara. Data skunder jenis data yang menunjang keberhasilan penelitian
yang berhubungan masalah penelitian. Dari hasil penelitian ini ditemukan
bahwa persepsi nasabah terhadap pelayanan pegawai di Pegadaian Syari’ah
jauh dari kata baik karena pelayanan yang diberikan pegawai belum ramah
kepada nasabah. Sehingga hal ini akan berdampak buruk bagi perusahaan di
mata masyarakat, adapun anggapan lain dari nasabah terhadap pelayanan
pegawai Pegadaian Syari’ah belum cukup baik karena dari sisi penampilan,
semangat yang diberikan pegawai dalam melayani nasabah dan penyampaian
kepada nasabah masih banyak menggunakan istilah asing seperti menjelaskan
surat bukti kredit, sehingga nasabah belum terlalu paham dengan maksud dan
tujuan pegawai.
Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Sry Wahyuni Jurusan
Manajemen Dakwah Fakultas Dakwah UIN Sunan Kalijaga Jokyakarta pada
tahun 2008 yang berjudul,”Pengaruh Sistem Pelayanan dan Kepuasaan
-
11
terhadap Loyalitas Nasabah BMT Mitra Usaha Tempel Sulaiman” yang
menggunakan penelitian kuantitatif menyimpulkan bahwa tidak terdapat
pengaruh yang positif dan signifikan antara sistem pelayanan terhadap loyalitas
nasabah. Dengan konfisien regresi (b1) sebesar 0,107 dengan nilai t hitung
=1,460 dan p=0,148. Adanya pengaruh yang positif dan signifikan antara
kepuasan terhadap loyalitas nasabah. Dengan koefesien regresi (b2) sebesar
0,646 dengan nilai t hitung sebesar 9,182 dan p=0,000. Artinya dari kedua
variabel tersebut tidak memiliki persamaan, variabel kepuasan memiliki
pengaruh yang positif terhadap loyalitas nasabah dengan kepuasan sebagai
variabel moderating. Dengan besar koefisen regresi 0,017. Artinya kepuasaan
sebagai variabel moderating (variabel penguat) antara hubungan sistem
pelayanan dengan loyalitas nasabah. Nasabah memiliki rasa loyal jika mereka
telah merasakan kepuasaan yang diberikan oleh BMT Mitra usaha mulia
tempel Sleman.
Namun dari penelitian yang dipaparkan di atas berbeda dengan
penelitian yang peneliti lakukan yaitu peneliti menggunakan penelitian
kualitatif yang membahas tentang Pelayanan terhadap Nasabah BMT AL-Amal
Bengkulu Perspektif Etika Bisnis Islam.
F. Metode Penelitian
1. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Pada penelitian ini peneliti menggunakan jenis penelitian deskriptif
kualitatif. Penelitian ini bertujuan memperoleh pemaparan dan penjelasan
-
12
yang objektif khususnya mengenai bagaimana pelayanan terhadap nasabah
di BMT Al-Amal Bengkulu perspektif etika bisnis Islam.
2. Waktu dan Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan pada BMT Al-Amal Bengkulu.
waktu penelitian dari 4 Juli 2016 sampai selesai. Alasan mengambil judul
ini dikarenakan ingin mengetahui sistem pelayanan yang diberikan oleh
BMT Al-Amal.
3. Informan Penelitian
Dalam penelitian ini informan yang akan dimintai informasi
adalah pihak BMT AL-Amal bengkulu selaku ketua , staf pembiayaan, dan
teller. Selanjutnya responden atau informan yang akan dimintai keterangan
adalah nasabah BMT Al-Amal Bengkulu. Adapun jumlah nasabah yang
menjadi responden dalam penelitian ini terdiri dari 20 nasabah.
4. Sumber Data
Sumber data dalam penelitan in terbagi ke dalam dua jenis sumber
data dengan penjelasan sebagai berikut:
a. Sumber Data Primer
Pengambilan data primer bertujuan untuk mendapatkan
informasi langsung dari sumbernya (pihak BMT Al-Amal Bengkulu)
terkait hal-hal yang dibutuhkan peneliti. Pengambilan data primer
dilakukan dengan wawancara dengan mengajukan pertanyaan
pertanyaan lisan terstruktur secara langsung.
-
13
b. Sumber Data Sekunder
Pengambilan data sekunder bertujuan utuk mendapatkan
informasi lebih lanjut tentang masalah penelitian. Data tersebut berupa
data dokumetasi, seperti data-data nasabah BMT Al-Amal Bengkulu.
Dokumen yaitu arsip BMT Al-Amal Bengkulu yang berhubungan
dengan pelayanan dan buku-buku yang berkaitan dengan masalah yang
diteliti.
5. Metode Pengumpulan Data
Proses pengumpulan data dalam penelitian tersebut menggunakan
metode-metode sebagai berikut:
a. Observasi
Sebelum penelitian ini dilakukan, peneliti melakukan observasi
terlebih dahulu. Observasi ini peneliti lakukan pada 4 pegawai BMT Al-
Amal Bengkulu.
b. Wawancara
Wawancara dilakukan untuk menggali informasi tentang
pelayanan terhadap nasabah BMT Al-Amal Bengkulu. Peneliti meminta
kepada pihak Al-Amal Bengkulu dan nasabah untuk bersedia menjawab
dan memaparkan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan wawancara yang
diajukan oleh peneliti. Wawancara ini peneliti lakukan kepada nasabah ,
ketua, staf pembiayaan, dan teller.
-
14
c. Dokumentasi
Dokumentasi dalam penelitian ini, peneliti mengumpulkan data
peniggalan tertulis, terutama berupa arsip-arsip dan termasuk juga buku-
buku tetang pendapat, teori, dalil atau hukum-hukum dan lain-lain yang
berhubungan dengn masalah penyelidikan seperti syarat-syarat
pengajuan pinjaman, Surat Keputusan dan Struktur Organisasi BMT Al-
Amal Bengkulu.
6. Teknik Analisis Data
Sesuai dengan pendekatan yang digunakan, maka analisis data
dilakukan dengan teknik sebagai berikut :
1. Reduksi data (data reduction). Reduksi data adalah proses berupa
membuat singkatan, coding, memusatkan tema, dan membuat batas-batas
permasalahan. Reduksi data merupakan bagian dari analisis yang
mempertegas, memperpendek dan membuat fokus sehingga kesimpulan
akhir dapat dilakukan.
2. Penyajian data (data display). Penyajian data (data display) adalah suatu
rakitan organisasi informasi yang memungkinkan kesimpulan riset dapat
dilakukan. Dengan melihat Penyajian data (data display), peneliti akan
mengerti apa yang terjadi dalam bentuk yang utuh.
3. Penarikan kesimpulan (conclusi data). Dari awal pengumpulan data,
peneliti harus sudah mengerti apa arti dari hal-hal yang ia temui dengan
melakukan pencatatan-pencatatan data. Data yang telah terkumpul
dianalisis secara kualitatif untuk ditarik suatu kesimpulan.
-
15
G. Sistematika Penulisan
Sistematika pembahasan penelitian ini terdiri dari lima bab :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi penegasan judul, latar belakang, rumus masalah, tujuan
dan kegunaan penelitian, reset terdahulu, metode penelitian, sistematika
penulisan.
BAB II KAJIAN TEORI
Bab ini menguraikan landasan teori yang nantinya akan sangat
membantu dalam analisis hasil-hasil penelitian, kerangka pemikiran dan
hipotesis. Dalam bab ini berisikan tentang tinjauan umum tentang Pelayanan
Terhadap Nasabah BMT AL-Amal Bengkulu Perspektif Etika Bisnis Islam
BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN
Bab ini menguraikan secara gambaran umum tentang profil tempat
penelitian yang akan dilakukan sehingga memberikan informasi yang jelas dan
berhubungan dengan penelitian.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini menguraikan mengenai proses analisis penulisan mengenai
cara Pelayanan Terhadap Nasabah BMT AL-Amal Bengkulu Perspektif Etika
Bisnis Islam.
BAB V PENUTUP
Bab ini berisi tentang kesimpulan dari hasil penelitian dan saran-saran
hasil penelitian yang ditujukan kepada berbagai pihak.
-
16
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Pelayanan
1. Pengertian Pelayanan
Pelayanan merupakan setiap tindakan atau kegiatan yang dapat di
tawarkan oleh satu pihak lain, pada dasarnya tidak berwujud tidak
mengakibatkan kepemilikan apapun.1 Pelayanan secara umum adalah rasa
menyenangkan yang diberiakan kepada orang lain disertai kemudahan-
kemudahan dan memenuhi segala kebutuhan mereka.2 Pelayanan adalah
srasa menyenangkan atau tidak menyenangkan yang di terima oleh
penerima pelayanan pada saat memperoleh pelayanan.
Pelayanan pelanggan/nasabah mengandung pengertian yaitu,
sebagai berikut:3
a. Segala kegiatan yang dibutuhkan untuk menerima, memproses,
menyampaikan dan memenuhi pesanan pelanggan untuk menindak
lanjuti setiap kegiatan yang mengandung kekeliruan.
b. Ketepatan waktu dan rehabilitas penyampaian jasa kepada pelanggan
sesuai dengan harapan mereka.
1 Philip Kotler, Manajemen Pemasaran di Indonesia : Analisis, Perencanaan,
Implementasi dan Pengendalia, (Jakarta: Salemba Empat, 2000), h. 53. 2 Husein Umar, Riset Pemasaran dan Prilaku Konsumen, (Jakarta: PT. Gramedia,
2003), h. 209. 3 Adrian Payne, Pemasaran Jasa (The Essence of Service Marketing), (Yoyakarta:
Andi Offsct, 2010), h. 187.
16
-
17
c. Serangkaian kegiatan yang meliputi semua bidang bisnis yang terpadu
untuk menyampaikan produk-produk dan jasa tersebut sedemikian rupa
sehingga dipersepsikan memuaskan oleh pelanggan dan merealisasikan
pencapaian tujuan-tujuan perusahaan.
d. Total pesan yang masuk dan seluruh komunikasi dengan pelanggan .
e. Penyampaian produk kepada pelanggan tepat waktu dan akurat dengan
segala tindak lanjuti serta tanggapan keterangan yang akurat
Pelayanan merupakan suatu aktivitas atau serangkaian aktivitas
yang bersifat tidak kasat mata (tidak dapat diraba) yang terjadi sebagai
akibat adanya interaksi antara konsumen atau nasabah dengan karyawan
yang dimaksud untuk memecahkan permasalahan konsumen/nasabah.4
Pelayanan juga dapat diartikan setiap tindakan membantu, menolong,
memudahkan, menyenangkan dan manfaat bagi orang lain. Pelayanan
nasabah adalah rangkaian kegiatan sikap dan perilaku petugas bank dan
menerima kehadiran atau berkomunikasi secara langsung maupun tidak
langsung.5
Kualitas pelayanan menurut Islam yaitu melayani dengan cinta,
bukan karena tugas atau pengaruh dari luar, melainkan benar-benar sebuah
obsesi yang sangat mendalam bahwa saya bahagia kerena melayani.
Melayani atau menolong seseorang merupakan bentuk kesadaran dan
kepedulian terhadap nilai kemanusiaan. Memberikan pelayanan dan
4Ratminto, Atik Septi Winarsih, Manajemen Pelayanan Pengembangan Model
Konseptual Penerapan Citizen’s dan Standart Pelayanan Minimal, (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2010), h. 2. 5 Nur Rianto Al Arif, Dasar dasar Pemasaran Bank Syariah, (Bandung: Alfabeta,
2010), h. 212.
-
18
pertolongan merupakan investasi yang kelak akan dipetik keuntungannya,
tidak hanya di akhirat, tetapi di dunia pun mereka merasakannya. Lihatlah
teladan Rasulullah saw, betapa besarnya perhatiannya terhadap manusia
bahkan bersama makhluk lainya. Dimuliakanya tamu yang datang
kepadanya. Bila berjalan dengan orang yang lemah, ia mengiringkannya, di
belakang seraya mendoakannya.
Menurut Siagian, pelayanan merupakan rasa menyenangkan yang
diberikan kepada orang lain disertai kemudahan-kemudahan dan memenuhi
segala kebutuhan mereka.6 Konsep Islam mengajarkan bahwa memberikan
layanan dari usaha yang dijalankan baik itu berupa barang atau jasa jangan
memberikan pelayanan yang tidak baik atau tidak berkualitas kepada
sesama manusia. Hal ini dijelaskan dalam Alquran surat Al-Baqarah ayat
267 :
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah)
sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang
Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. Dan janganlah kamu memilih yang
buruk-buruk lalu kamu menafkahkan daripadanya, Padahal kamu sendiri
tidak mau mengambilnya melainkan dengan memincingkan mata
terhadapnya. Dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.
(QS. Al-Baqarah [2] : 267)
6 Ridwan “kualitas-pelayanan-dalam-Islam”. http:// wordpress. Com/ 11 Januari
/2013. Diakses tanggal 24 Mei 2016 pukul 22.00.
-
19
2. Prinsip-Prinsip Pelayanan
Adapun prinsip-prinsip pelayanan yang baik dan bagus, antara lain
sebagai berikut :
a. Melayani itu ibadah dan karenanya harus ada rasa cinta dan semangat
yang membara di dalam hati pada setiap tindakan yang dilakukan
terhadap pelayanan anda.
b. Memberi dahulu dan anda akan menerima ROSE ( Return on Service
Excellen).
c. Mengerti orang lain terlebih dahulu sebelum ingin dimengerti.
d. Bahagiakanlah orang terlebih dahulu kelak anda akan menerima
kebahagian melebihi dari apa yang anda harapkan.
e. Menghargai orang lain sebagaimana diri anda ingin dihargai.7
3. Jenis-Jenis Pelayanan
Dalam pelayanan tersebut anda yang memerlukan penjelasan baik
sekedarnya atau secara rinci. Dalam prakteknya pelanggan/nasabah yang
membutuhkan sesuatu yang perlu pelayanan sesuai dengan keinginannya,
jenis-jenis pelayanan terbagi menjadi empat macam yaitu sebagai berikut :8
a. Pelanggan/nasabah sangat perlu bantuan seseorang (customer service,
pramuniaga atau kasir, marketing) untuk memperoleh informasi tentang
segala sesuatu yang berhubungan dengan produk. Mulai dari mencari
7 Toto Tasmara, Membudayakan Etos Kerja Islam, (Jakarta: Gema Insani Press,
Cet.Kel, 2010), h. 97. 8 Philip Kotler, Manajemen Pemasaran : Analisis, Perencanaan dan Implementasi
dan Kontrol, (Jakarta: Erlangga, 2001), h. 83.
-
20
dari produk yang diinginkan, memilih produk, memintak penjelasan
tentang produk sampai sampai dengan pembayaran di kasir maupun
kepada marketing.
b. Pelanggan/nasabah memberikan bantuan hanya seperlunya saja, artinya
nasabah datang kemudian mencari sendiri, memilih sendiri baru terakhir
berhubungan dengan petugas saat membayar. Kalaupun memerlukan
bantuan hanya sekedar bertanya singkat seperti tempat barang dijual.
c. Pelanggan membutuhkan bantuan tetapi melalui telepon. Jadi dalam hal
ini pelanggan tidak berhadapan langsung secara fisik. Dengan kita akan
tetapi melalui dengan suara saja.
d. Pelanggan/nasabah tidak perlu memintak bantuan petugas jika tidak
dalam keadaan darurat. Artinya yang dihadapi nasabah dalam hal ini
adalah seperti kendala-kendala, misalnya mesin anjungan tunai rusak
(ATM)
4. Ciri-ciri pelayanan yang baik
Setiap bank dan lembaga keuangan syariah, selalu ingin dianggap
yang terbaik dimata nasabanya. Nasabah pada intinya ingin diberi pelayanan
yang terbaik :9
a. Tersedia sarana dan prasarana yang baik
Nasabah ingin dilayani dengan prima. Untuk melayani nasabah
salah satu hal yang paling penting diperhatikan adalah sarana dan
prasarana yang dimiliki oleh bank/perusahaan.
9 Kasmir, Pemasaran Bank, (Jakarta: Kencana, 2008), h. 208.
-
21
b. Tersedia karyawan yang baik
Kenyamanan nasabah juga sangat tergantung dari petugas
customer service dan marketing yang melayaninya. Petugas customer
service dan marketing pun harus mampu memikat dan mengambil hati
nasabah sehingga nasabah semakin tertarik.
c. Bertanggung jawab terhadap setiap nasabah dari awal sampai selesai
Dalam menjalankan kegiatan pelayanan petugas customer
service atau marketing harus mampu melayani dari awal hingga tuntas.
Nasabah akan merasa puas jika nasabah bertanggung jawab terhadap
pelayanan yang diingikannya.
d. Mampu melayani cepat dan tepat
Dalam melayani nasabah diharapkan petugas customer service
atau marketing harus melakukan dengan prosedur. Layanan yang
diberikan sesuai dengan jadwal untuk pekerjaan tertentu dan jangan
membuat kesalahan dalam arti pelayanan yang diberikan sesuai dengan
keinginan nasabah.
e. Mampu memberikan kepercayaan terhadap nasabah10
Kepercayaan nasabah atau calon nasabah mutlak diperlukan
sehingga calon nasabah mau menjadi nasabah bmt yang bersangkutan.
Demikian juga untuk menjga nasabah lama agar tidak lari perlu dijaga
kepercayaannya.
10
Kasmir, Pemasaran...,h. 209
-
22
5. Larangan dalam Etika Pelayanan
Secara umum, larangan dalam etika pelayanan adalah sebagai
berikut :11
a. Dilarang berpakaian sembarangan, terutama pada saat jam kerja, dan pada
saat melayani nasabah.
b. Dilarang melayani nasabah atau tamu sambil makan, minum, merokok
atau mengunyah sesuatu seperti permen karet.
c. Dilarang melayani nasabah atau tamu sambil ngobrol atau bercanda
dengan karyawan yang lain dalam kondisi apapun.
d. Dilarang menampakkan wajah cemberut, memelas, atau sedih didepan
nasabah atau tamu.
e. Dilarang untuk berdebat atau berusaha menyanggah nasabah secara kasar
atau tidak sopan.
d. Dilarang meninggalkan nasabah pada saat banyak nasabah yang harus
dilayani.
e. Dilarang berbicara terlalu keras baik volume suara maupun kata-kata.
f. Dilarang berbicara terlalu pelan dan tidak jelas pada saat melayani
nasabah.
g. Dilarang keras meminta imbalan atau janji-janji tertentu kepada nasabah
11
Kasmir, Pemasaran..., h. 197.
-
23
6. Etika pelayanan nasabah
Secara umum, etika pelayanan yang harus diberikan oleh pihak
BMT dalam melayani nasabahnya adalah sebagai berikut :12
1) Mengucapkan salam pada saat bertemu dengan nasabah, selamat pagi,
selamat siang, atau selamat sore. Jika kita sudah tahu agama nasabah,
misalnya muslim maka ucapkan assalamualaikum.
2) Setelah mengucapkan salam, segera mempersilahkan tamu untuk masuk
atau duduk dengan sopan atau suruh menunggu sebentar.
3) Baik dalam mengucapkan salam maupun mempersilahkan tamu
masukatau duduk selalu dengan ramah dan murah senyum.
4) Bertanya tentang keperluan nasabah, secara ramah, sopan, dan lemah
lembut.
5) Biasakan dan mulaikan mengucapkan tolong atau maaf untuk menyuruh
nasabah megisi formulir atau menunggu sesaat.
6) Ucapkan kata terima kasih apabila nsabah memberikan saran atau hendak
pamit setelah menyelesaikan masalahnya.
B. Nasabah
1. Pengertian Nasabah
Nasabah adalah orang atau badan yang mempunyai rekening
simpanan atau pinjaman pada bank.13
Sedangkan pengertian nasabah
menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah orang yang bisa
12
Kasmir, Pemasaran ..., h. 196. 13
Djaslin Saladin, Dasar-dasar Manajemen Pemasaran Bank Mandiri Maju,
(Jakarta: CV Rajawali, 2001), h. 7.
-
24
berhubungan dengan atau menjadi pelanggan bank (dalam hal
keuangan).14
Menurut undang-undang No.10 tahun 1998 pasal 1 ayat (16)
nasabah adalah pihak yang menggunakan jasa bank. Berdasarkan pengertian
tersebut, menurut UU No. 10 tahun 1998 pasal 1 nasabah terdiri dari 2 (dua)
jenis, yaitu :
a. Pasal 1 ayat (17) menyatakan bahwa nasabah penyimpangan adalah
nasabah yang menepatkan dananya di bank dalam bentuk simpanan
berdasarkan perjanjian bank dengan nasabah yang bersangkutan.
b. Pasal 1 ayat (18) menyatakan bahwa nasabah debitur adalah nasabah yang
memperoleh fasilitas kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip-prinsip
syariah atau dipersamakan dengan itu berdasarkan perjanjian bank
dengan nasabah yang bersangkutan.
Berdasarkan pengertian di atas, maka untuk penelitian ini yang
dimaksud dengan nasabah adalah seseorang ataupun badan usaha (koperasi)
yang mempunyai rekening simpanan dan pinjaman yang melakukan
transaksi simpanan dan pinjaman tersebut pada sebuah bank atau lembaga
keuangan syariah seperti BMT Kota Mandiri Bengkulu. sedangkan dalam
lembaga keuangan syariah nasabah adalah berbentuk sebagai pemegang
polis, ataupun bekas pemegang polis atau keluarga perwakilan.
2. Sifat- Sifat Nasabah
a. Nasabah dianggap sebagai raja.
14
Dep P dan K, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2000), h.
683.
-
25
Artinya seorang harus dipenuhi semua kegiatan dan
kebutuhannya pelayanan yang diberikan haruslah seperti melayani
seorang raja dalam arti masih batas-batas etika dan moral dengan tidak
merendahkan derajat lembaga keuangan itu sendiri dalam hal ini yaitu
BMT.
b. Nasabah mau dipenuhi keinginan dan kebutuhannya.
c. Kedatangan nasabah adalah agar keinginannya terpenuhi, baik berupa
informasi, penghasilan aplikasi, ataupun keluhan-keluhan.
d. Nasabah tidak mau didebat dan tidak mau di singgung.
e. Usaha setiap pelayanan dilakukan melalui diskusi yang santai dan rileks.
Pandai-pandailah mengemukakan pendapat sehingga nasabah tidak
mudah tersinggung.
f. Nasabah mau diperhatikan.
g. Nasabah yang datang pada hakekatnya hanya memperoleh perhatian,
jangan sekali-sekali menyepelekan nasabah.
h. Nasabah sumber pendapatan BMT
Pendapatan utama dari BMT adalah transaksi yang dilakukan
oleh nasabahnya. Oleh karna itu jika membiarkan nasabah berarti
menghilangkan pendapat. Nasabah merupakan sumber pendapatan yang
harus dijaga.
-
26
3. Sikap Melayani Nasabah
Agar pelanggan/nasabah merasa puas, sikap karyawan dalam
melayani nasabah harus diatur dengan sedemikian rupa. Ada beberapa sikap
yang harus di perhatikan dalam melayani nasabah yaitu sebagai berikut :15
a. Beri kesempatan nasabah untuik berbicara
Maksudnya adalah petugas atau keryawan memberikan
kesempatan kepada nasabah untuk menyampaikan atau mengemukakan
keinginanya. Dalam hal ini petugas harus dapat menyimak dan berusaha
memahami keinginan dan kebutuhan nasabah.
b. Jangan menyela pembicaraan
Sebelum nasabah selesai berbicara karyawan dilarang untuk
memotong atau menyela pembicaraan. Usahkan nasabah sudah benar-
benar selesai berbicara baru petugas CS menanggapinya.
c. Ajukan pertanyaan setelah nasabah selesai berbicara
Pengajuan pertanyaan kepada nasabah baru dilakukan apabila
nasabah sudah selesai berbicara. Pengajuan pertanyaan hendaknya
dengan bahasa yang baik, singkat, dan jelas.
d. Jangan mendebat nasabah
Jika ada hal-hal yang kurang setuju usahakan beri penjelasan
dengan sopan dan jangan sekali-kali berdebat atau memberikan argument
yang tidak diterima oleh nasabah.
15
Kasmir, Pemasaran Bank ..., h. 210.
-
27
e. Jaga sikap sopan, ramah, dan selalu berlaku tenang
Dalam melayani nasabah sikap sopan santun, ramah tamah harus
selalu dijaga. Begitu pula dengan emosi harus tetap terkendali dan selalu
berlaku tenang dalam menghadapi nasabah yang kurang menyenangkan.
f. Tunjukan sikap perhatian dan sikap ingin membantu
Nasabah yang datang ke bank pada prinsipnya ingin dibantu.
Oleh karna itu beriakan sepenuhnya dan tunjukan bahwa memang kita
ingin membantu nasabah.
4. Dasar Pelayanan Nasabah
Dalam melayani nasabah ada beberapa hal yang harus di
perhatiakan terhadap karyawan atau petugas CS diantaranya adalah : 16
a. Berpakaian dan berpenampilan rapi dan bersih
Karyawan harus mengenakan baju dan celana yang sepadan
dengan kombinasi yang menarik.
b. Percaya diri, bersikap akrab, dan penuh dengan senyuman
Dalam melayani nasabah petugas jangan sampai ragu-ragu,
yakin dan percaya diri yang tinggi. Petugas CS harus bersikap akrab
seolah-olah sudah kenal lama. Dan dalam melayani nasabah petugas CS
haruslah murah senyum dengan raut muka yang menarik hati.
16
Kasmir, Bank dan Keuangan Lainnya, (Jakarta: kencana, 2005), h.140.
-
28
c. Berbicara degan bahasa yang baik dan benar
Dalam berkomunikasi dengan nasabah harus menggunakan
bahasa Indonesia yang benar, suara yang digunakan juga harus jelas
dalam artian mudah dipahami oleh nasabah.
d. Mampu meyakinkan nasabah serta memberikan kepuasan
Sikap pelayanan yang diberikan kepada nasabah harus mampu
meyakinkan nasabah dengan argument-argument yang masuk akal.
Petugas CS harus mampu memberikan kepuasan atas pelayanan yang
diberikan.
C. Etika Bisnis Islam
a. Pengertian Etika Bisnis Islam
Sebelum membahas tentang pengertian etika bisnis, terlebih dahulu
akan dijelaskan tentang pengertian etika dan bisnis secara terpisah. Kata
etika berasal dari bahasa yunani yaitu ethos yang dalam bentuk tunggal
memiliki banyak arti yaitu adat, kebiasaan, akhlaq, watak, sikap, dan cara
berfikir, dalam bentuk jama’ taetha artinya adat kebiasaan.17
Etika dalam
bahasa Arab al-khuluq. Khuluq dari kata khaluqa-khuluqan yang berarti
tabiat, budi pekerti, kebiasaan, kesatria, keprawiraan.18
Di ketahui bahwa semakin maju peradaban dan kebudayaan
manusia maka semakin banyak pula kreasi dan hasil daya cipta manusia
17
K. Bertens, Etika Bisnis (Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama, Cet ke-3, 1997), h.
14.
18Muhammad dan R. Lukman Fauroni, Visi Al-Quran: Tentang Etika dan
Bisnis(Jakarta: Salemba Diniyah, 2002), h. 3.
-
29
dalam berbagai bentuk kreasi. Daya cipta itu dikembangkan untuk
memenuhi kebutuhan manusia baik lahir maupun batin. Maka diciptakannya
beberapa faktor produksi seperti mesin, bahan baku, dan sebagainya. Di sisi
lain ada pihak yang menikmati hasil karya cipta barang tersebut yang
disebut konsumen, pengguna, atau pemakai. Selanjutnya terjadilah proses
saling memenuhi kebutuhan disebut perdagangan, perniagaan, atau bisnis.19
Kata bisnis dalam Alquran yang digunakan al-ijarah, al-bay‘
tadayantum, dan ishtara. Tetapi sering kali kata yang digunakan adalah
dalam bahasa arab al-tijarah, berasal dari kata dasar tajara, tajran wa
tijaratan yang bermakna berdagang. Menurut Ar-Raghin Al-Asfahani dalam
al-mufradat fi gharib al-qura’at-tijarahbermakna pengelolaan harta benda
untuk mencari keuntungan.20
Etika bisnis Islam dapat diartikan sebagai serangkaian aktivitas
bisnis dalam berbagai bentuknya (yang tidak dibatasi) namun dibatasi dalam
perolehan dan pendayaan hartanya (ada aturan halal dan haramnya) dalam
arti pelaksanaan bisnis harus tetap berpegang pada ketentuan syariat Islam
aturan-aturan dari Alquran dan Hadis). Dengan kata lain syariat merupakan
nilai utama yang menjadi payung strategis maupun taktis bagi pelaku
kegiatan ekonomi bisnis.21
Etika bisnis Islam juga bisa diartikan sebagai
aturan-aturan menegenai prilaku-prilaku baik dan buruk benar, wajar dan
19
Pamoentj ak, K.ST dan Ichsan, Seluk-Beluk dan Teknik Perniagangan (Jakarta:
PT. Bumi Aksara, 2002), h. 2.
20 Muhammad dan R luman Fauroni, Visi Al-quran...,h.130
21Veizal Rival At Al, Islamic Business and Economi Ethis (Jakarta: Bumi aksara,
2012), h. 13.
-
30
tidak wajar pantas atau tidak pantas dari prilaku manusia dalam dunia bisnis
dan ditambah dengan halal dan haram, karena itu aturan-aturan tersebut
tidak boleh dilanggar 22
.
b. Prinsip-Prinsip Etika Bisnis Islam
Etika bisnis secara umum menurut Suharni Amran, harus
berdasarkan prinsip-prinsip sebgai berikut :23
1. Prinsip otonomi yaitu kemampuan untuk mengambil keputsan dan
bertindak berdasarkan keselarasan tentang apa yang baik untuk dilakukan
dan bertanggung jawab secara moral atas keputusan yang akan diambil.
2. Prinsip kejujuran dalam hal ini kejujuran adalah merupakan kunci
keberhasilan suatu bisnis. Kejujuran dalam pelaksanaan kontrol terhadap
konsumen dalam hubungan kerja sama dan sebagainya.
3. Prinsip keadilan bahwa setiap orang dalam berbisnis diperlukan sesuai
dengan haknya masing-masing dan tidak ada yang boleh dirugikan.
4. Prinsip saling menguntungkan juga dalam bisnis yang kompetitif
5. Prinsip integritas moral ini merupakan dasar dalam berbisnis harus
menjaga nama baik perusahaan tetap dipercaya merupakan perusahaan
terbaik.
Demikian pula dalam Islam, etika bisnis Islam harus berdasarkan
pada prinsip-prinsip dasar yang berlandasan pada Alquran dan Al-Hadis
sehingga dapat diukur dengan aspek dasarnya yang meliputi :
22
Muhammad Arif Mufraini, Etika Bisnis Islam (Depok: Gramata Pucilising, 2011)
h. 3. 23
Abdul Aziz, Etika Bisnis Perspektif Islam (Bandung: Alfabeta, 2013), h. 36.
-
31
a) Alquran surat Al-Baqarah ayat: 83) yang berbunyi :
Artinya : Dan (ingatlah), ketika kami mengambil janji dari Bani Israil
(yaitu): janganlah kamu menyembah selain Allah, dan berbuat
kebaikanlah kepada ibu bapak, kaum kerabat, anak-anak yatim, dan
orang-orang miskin, serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada
manusia, dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. kemudian kamu tidak
memenuhi janji itu, kecuali sebahagian kecil daripada kamu, dan kamu
selalu berpaling. (QS. Al-baqarah [2] : 83).
b) Alquran surat Ali Imran ayat 159, menjelaskan sebagai berikut :
Artinya : Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah
lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati
kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. karena itu
ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan
bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. kemudian apabila
kamu telah membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada Allah.
Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-
Nya. (QS. Ali Imran [3] : 159).
Ayat ini menunjukan bahwa salah satu ciri mendasar orang yang
bertaqwa adalah senantiasa bermuamalah dengan muamalah Islami
(berbisnis secara Islami).
-
32
c) Mendatangkan keberkahan. Allah swt berfirman (QS. Al-A’raf, 7 : 96)
Artinya : Jikalau Sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan
bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari
langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, Maka
Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya. (QS. Al-A’raf [7] : 96)
d) Harta yang diperoleh dengan cara yang halal dan baik akan
mendatangkan keberkahan pada harta tersebut, sehingga pemanfaatan
harta dapat lebih maksimal bagi dirinya maupun bagi orang lain.
Sebaliknya, harta yang diproleh dengan cara tidak halal atau tidak baik,
meskipun berjumlah banyak namun tidak mendatangkan manfaat bahkan
senantiasa menimbulkan kegelisahan dan selalu merasa kurang.
e) Mendapatkan derajat seperti para Nabi, sidiqin dan shuhada.
f) Islam memberikan penghargaan yang besar terhadap pebisnis yang
shaleh, karena baik secara makro maupun mikro pebisnis yang shaleh
akan memberika kontribusi positif terhadap perekonomian suatu negara,
yang langsung maupun yang tidak langsung akan membawa
kemaslahatan bagi umat Islam
g) Berbisnis merupakan sarana ibadah kepada Allah SWT. Banyak ayat
yang mengambarkan bahwa aktivitas bisnis merupakan sarana ibadah,
bahkan perintah dari Allah SWT. Diantaranya adalah :
-
33
Artinya : Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, Maka Allah dan Rasul-Nya
serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan
dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui akan yang ghaib dan yang
nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.
(QS. At-Taubah [9] : 105)
Terdapat fungsi khusus yang diemban oleh etika bisnis Islam, yaitu :
1) Etika bisnis beberapa mencari cara untuk menyelaraskan berbagai
kepentingan dalam dunia bisnis.
2) Etika bisnis juga mempunyai peran untuk senantiasa melakukan
perubahan kesadaran bagi masyarakat tentang bisnis. Dan caranya
biasanya memberika suatu pemahaman serta dengan pandang baru
tentang pentingnya bisnis dengan menggunakan landasan nilai-nikai
moralitas dan spiritualitas, yang kemudian terangkum dalam suatu bentuk
yang bernama etika bisnis.
3) Etika bisnis terutama etika bisnis Islami juga bisa berperan memberikan
satu solusi terhadap berbagai persoalan bisnis modern ini yang kian jauh
dari nilai-nilai etika. Dalam arti bahawa bisnis yang beretika harus benar-
benar merujuk pada sumber utamanaya yaitu A-Quran dan sunnah.
c. Karakteristik Etika Bisnis Islam
Islam merupakan sumber nilai dan etika dalam Islam segala aspek
kehidupan manusia secara menyeluruh, termasuk wacana bisnis. Mulai
-
34
prinsip dasa, pokok-pokok kerusakan dalam perdagangan, faktor-faktor
produksi, tenaga kerja, model organisasi, distribusi kekayaan, masalah upah,
barang dan jasa, kualifikasi dalam bisnis, samapi kepada etika soslo
ekonomik menyangkut hak milik dan hubungan sosial.24
Aktivitas bisnis merupakan bagian integral dari wacan ekonomi.
Adapun bisnis syariah merupakan implementasi atau perwujudan dari aturan
syariat Allah. Sebenarnya bentuk bisnis syariah tidak jau beda dengan bisnis
pada umumnya, yaitu upaya memproduksi dan mengusahkan barang dan
jasa, guna memenuhi kebutuhan konsumen. Namun aspek syartiah inilah
yang membedakan dengan bisnis pada umumnya.
Sehingga bisnis syariah selain mengusahkan bisnis pada umumnya,
juga menjalankan syariat dan perintah Allah dalam hal bermuamalah.
25Untuk membedakan anatara bisnis syariah dan yang bukan, maka kita
dapat mengetahuinya ciri dan karakter dari bisnis syariah yang memiliki
keunikan dan karakteristik tersendiri.
Beberapa karakteristik etika bisnis Islam yaitu antara lain sebagai
berikut :26
1) Bahwa prinsip esensial dalam bisnis adalah kejujuran. Dalam doktrin
Islam, kejujuran merupakan syarat fundamental dalam kegiatan bisnis.
Rasulullah sangat intens menganjurkan kejujuran dalam aktivitas bisnis.
24
Faisal Badroen, Etika Bisnis Islam (Jakarta: Kencana, 2009), h. 3. 25
Ismail Nawawi, Etika Bisnis Islam (Sidoarjo: CV Dwiputra Pustaka Jasa, 2014),
h. 9 26
Ismail Nawawi, Etika Bisnis..., h.12.
-
35
Rasulullah sendiri selalu bersikap jujur dalam berbisnis beliau
melarang para pedagang meletakan barang busuk di sebelah bawah dan
barang baru bagian atas.
2) Selalu berpijak dalam nilai-nilai ruhiyah adalah kesadaran setiap
manusia akan eksitensinya sebagai ciptaan (mahkluk) Allah yang harus
selalu kontak dengan-Nya dalam wujud ketaatan disetiap tarikan nafsu
hidupnya.
3) Memiliki pemahaman terhadap bisnis yang halal dan haram. Seorang
pelaku bisnis syariah dituntut mengetahui benar fakta-fakta terhadap
praktik bisnis yang shahih dan yang salah. Di sampingnya juga harus
paham dasar-dasar nash yang dijadikan hukumnya.
4) Benar secara syar’i dalam implementasinya. Intinya dalam pada
masalah ini adalah ada kesesuaian antara apa yang telah dipahami dan
yang diterapkan. Sehingga pertimbangannya tidak semata-mata untung
dan rugi secara material.
5) Berorientasi pada hasil dunia dak akhirat. Bisnis tentu dilakukan untuk
mendapatkan keuntungan yang sebanyak-banyaknya dan ini dibenarkan
dalam Islam karena dilakukannya bisnis memang untuk mendapatkan
keuntungan materi dalam konteks ini hasil yang diperoleh, dimiliki dan
dirasakan memang berupa harta.
6) Namun, seorang muslim yang sholeh tentu bukan hanya itu yang
menjadi orientasi hidupnya. Namun lebih dari itu yaitu kebahagiaan
abadi di yaumil akhir. Oleh karna itu untuk mendapatkannya dia harus
-
36
menjadi bisnis yang dikerjakannya itu sebagai ladang ibadah dan
menjadi pahala dihadapan Allah. Hal itu terwujud jika bisnis atau
apapun yang kita lakukan selalu berlansan pada aturan-Nya yaitu
syariat Islam. 27
d. Aplikasi Etika Bisnis Islam
Kehidupan berbisnis yang semakin marak di kalangan masyarakat
sering menjumpai hal-hal yang mungkin telah terjadi penyimpangan dan
pelanggaran-pelanggaran yang masih saja dilakukan oleh para pelaku bisnis.
Penyimpangan tersebut karena faktor-faktor cara pandang dan ruang lingkup
ukuran atau tolak ukur yang dipergunakan untuk menilai benar tidaknya
pelaku bisnis, atau karen landasan atau pijakan normatif dan paradigma
yang dipergunakan memiliki keterbatsan bobot nilai filsafat dan sistem yang
dipergunakan atau yang dianut28
.
Gejala umum pada perilaku seperti diapikasikan sebagai berikut :
1) Tujuan bisnis sangat kuat pada orientasi maksimisasi profit
2) Kinerja diukur dominan dengan ukur ekonomi dan finansial
3) Kurang pada kualitas cara meraih sukses bisnis
4) Kepentingan masyarakat lain kurang atau agak terabaikan
Perbedaan Islam dengan materialisme ialah bahwa tidak perna
memisahkan ekonomi dan etika, kemudian diorganisasikan dan
diinterpretasikan melalui bentuk-bentuk rangsangan suatu obyek atau
27
Ismail Nawawi, Etika Bisnis..., h. 13 28
Musclich, Etika Bisnis Perspektif Islam, 2004 (Yogyakarta: Ekonisia), h. 21.
-
37
peristiwa berdasarkan latar belakang masing-masing individu sehingga akan
muncul tanggapan atau reaksi yang diwujudkan dalam bentuk kemampuan
memebeda-bedakan, menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan.
-
38
BAB III
GAMBARAN UMUM
A. Sejarah dan Perkembangan Koperasi BMT Al-Amal Bengkulu
BMT Al-Amal Bengkulu didirikan pada tanggal 27 Juli 1996 dimana,
pada awalnya didirikan oleh 13 pemegang saham. Dengan modal awal
masing-masing Rp. 200.000,00 dan total modal keseluruhannya Rp.
2.600.000,-. BMT Al-Amal merupakan BMT pertama sekali yang didirikan di
Bengkulu. Hal ini berawal dari belum adanya bank yang berbasis syariah di
kota Bengkulu. Baitul Maal Wattamwil (BMT) Al-amal pada awalnya
merupakan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) yang berada di bawah
naungan Lembaga Pengembangan Swadaya Masyarakat (LPSM) yang secara
otomatis ada dibawah Yayasan Al-Afida dengan akta notaris: Martonoes BK,
Sn:814/1991. Dan untuk pertama kalinya Kelompok Swadaya Masyarakat ini
telah mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) pada tanggal 10
November 1996 di Kampus Ma’had Rabbani Tanah Patah Bengkulu,
sedangkan RUPS AL-Amal kedua dilaksanakan pada tanggal 14 dan 15
Februari 1998.1
Pada awalnya pendirian Baitul Maal wattanwil (BMT) Al-Amal juga
mengalami beberapa hambatan, karena masyarakat masih banyak yang belum
tau dan belum mengenal tentang konsep ekonomi syariah dan banyak
masyarakat awam menanggap bahwa BMT Al-amal sama dengan Koperasi
1Niki Sugianto dan M. Saddam Sattari, Laporan Hasil Praktek Kerja Lapangan
(PKL) Mahasiswa IAIN Bengkulu di Koperasi Syariah BMT Al-Amal, h.01
38
-
39
konvensional. Namun, setelah melihat perkembangan asset BMT pada media
tahun 1998 yang secara signifikan naik, maka pada 4 Oktober 1998 dengan
memiliki Unit Usaha Layanan Takaful dan Usaha Simpan Pinjam para
pemegang saham sepakat merubah status BMT Al-Amal dari KSM menjadi
Baitul maal wattamwil yang berbadan hukum Koperasi sesuai dengan Surat
Keputusan (SK) Menteri Koperasi dan PKM Kota Bengkulu. Pertimbangan
lain dari status tersebut selain ditunjukan untuk legalitass berbadan hukum
Koperasi, kemungkinan akses untuk memperoleh bantuan dana lebih terbuka
dengan jumlah yang relatif besar.2
Pada saat ini asset yang dimiliki oleh Baitul Maal Wattamwil (BMT)
Al-Amal Bengkulu telah mencapai 2.5 M dan jumlah nasabah lebih kurang
lebih 2000 orang yang terdiri dari beberapa kalangan. BMT Al-Amal sampai
sekarang sudah beberapa kali berganti kepengurusan.
B. Visi, Misi dan Tujuan BMT Al-Amal Bengkulu3
1. Visi
Menjadi lembaga keuangan syariah yang mandiri, amanah, profesional serta
unggul di bidangnya dalam upaya memperdayakan ekonomi umat syariah.
2. Misi
a. Menetapkan prinsip syariah
b. Membina kepedulian aghniya’, kepada dhuafa secara terpola
c. Berkesinambungan menuju peningkatan kualitas kehidupan umat.
2Niki Sugianto dan M. Saddam Sattari, Laporan... h. 01
3Niki Sugianto dan M. Saddam Sattari, Laporan... h.5-6
-
40
3. Tujuan BMT Al-Amal Bengkulu
Tujuan dibentuknya Baitul maal wattamwil (BMT) Al-Amal
Bengkulu didasari sebagai manifestasi ibadah semata-mata hanya mendapat
Ridho Allah SWT. Lebih luasnya BMT Al-Amal mempunyai tujuan sebagai
berikut:
a. Meningkatkan dan mengembangkan ekonomi umat, khusunya
pengusaha-pengusaha kecil.
b. Meningkatkan produktivitas usaha dengan memberikan pembiayaan-
pembiayaan kepada pengusaha-pengusaha muslim yang membutuhkan
dana.
c. Membebaskan umat/pedagang/pengusaha kecil dari cakraman bunga dan
rentenir.
d. Meningkatkan kualitas dan kuantitas kegiatan usaha, di samping
meningkatkan kesempatan kerja dan meningkat penghasilan umat Islam.
e. Menghimpun dana umat Islam yang selama ini enggan untuk menyimpan
dananya di bank-bank atau Lembaga Keuangan yang masih
menggunakan bunga.
C. Produk dan Jasa BMT Al-Amal Bengkulu
1. Produk Penghimpunan Dana
a. Tabungan Mudharabah
Tabungan mudharabah yaitu simpanan yang penyetoran dan
penarikannya dapat dilakukan kapan saja setiap jam, serta bagi hasil yang
diperhitungkan berdasarkan data-data harian bulanan.
-
41
b. Penyetoran Modal
BMT Al-Amal bengkulu menerima penyetoran modal berupa saham dari
masyarakat. Saham yang disertakan tersebut terdiri dari saham pendiri
dan saham biasa penyertaan modal dari masyarakat dengan syarat
menjadi mitra BMT Al-Amal Bengkulu.
2. Produk Pembiayaan BMT Al-Amal Bengkulu
a. Pembiayaan Mudharabah
Pembiayaan Mudharabah adalah pembiayaan yang diberikan BMT
sebagai pemilik dana kepada nasabah sebagai pengelola. Keuntungan dan
keuntungan ditanggung bersama berdasarkan kesepakatan.
b. Pembiayaan Musyarakah
Pembiayaan Musyarakah adalah pembiayaan BMT kepada nasabah
terlibat dalam pengelolanya keuntungan dan kerugian bersama-sama
bertanggung jawab sesuai dengan besar pernyataan dan masing-masing
telah disepakati.
c. Pembiayaan Murabahah (Bai’u Bitsaman Ajil)
Pembiayaan murabahah adalah pembiayaan yang diberikan BMT kepada
mitra untuk pembelian barang yang akan dijadikan modal kerja, jangka
waktunya pendek sedangkan keuntungan yang diperoleh dari margin
harga barang tersebut berdasarkan kesepakatan.
-
42
d. Pembiayaan Al-Ijarah
Pembiayaan ini adalah pembiayaan yang diberikan BMT kepada mitra
untuk keperluan sewa-menyewa seperti sewa tempat usaha dan tempat
tinggal bagi mitra, keuntungan bagi sewa tersebut.
e. Pembiayaan Qardul Hasan
Merupakan pinjaman yang diberikan BMT kepada nasabah sebagai
pinjaman murnu tanpa mengambil keuntungan yang bersifat darurat atau
mendesak. Dana qardhul hasan bersumber dari dana zakat, infaq,
sedekah, dan wakaf (ZISWAF).
D. Struktur Organisasi Koperasi BMT Al-Amal Bengkulu
Baitul Maal Wattamwil (BMT) Al-Amal Bengkulu memiliki struktur
organisasi dengan susunan yang terdiri dari Rapat Anggota Tahunan (RAT),
Dewan Pengawas Syariah (DPS), Dewan Pengurus, Staf Pembiayaan, Kasir,
dan Staf IT. Untuk mengetahui lebih jelas struktur organisasi Baitul Maal
Wattamwil (BMT) Al-Amal Bengkulu digambarkan sebagai berikut:
-
43
SRTUKTUR ORGANISASI KOPERASI BMT AL-AMAL
Badan Hukum No:09/BH/KDK.8.4/Kep/1999. Tanggal 16 Januari 1999
Jalan Dempo Raya No. 42 Bengkulu Telp/Fax: (0736) 349289
RAPAT ANGGOTA TAHUNAN
BADAN
PENGAWAS
H. Heru Susanto,
SE., MM
Ketua
Sulistyowati
Wakil Ketua
Rinsa Irawan
Sekretaris
Muslim, SE
Wakil Sekretaris
H. Suherman
Anggota
DEWAN
PENGURUS
Lukman, SP
Ketua
Drs. H. Salamun
Haris, M.Si
Wakil ketua
Tharmizi, S.Sos
Sekretaris
Hermasyah, SE
Bendahara
Iip Arifin, SP., MPPd
Wakil Bendahara
Pengurus
Khusnul Arifin
Staff IT/ Adum
Inesia Virdha Noor
Staff Kasir
Eni Yuniarti
Staff Pembiayaan
Anggota
-
44
Berdasarkan struktur tersebut tugas dalam pengelolaan organisasi
yaitu:
a. Rapat Anggota Tahunan
Berfungsi sebagai pemegang kekuasaan tertinggi untuk memutuskan
kebijakan-kebijakan dalam usaha koperasi Baitul Maal Wattamwil (BMT)
Al-Amal Bengkulu.
b. Dewan Pengawas Syariah
Mengawasi dan menilai operasionalisasi koperasi Baitul Maal Wattamwil
(BMT) Al-Amal Bengkulu sebagai lembaga keuangan yang sesuai dengan
prinsip-prinsip syariah.
c. Pengurus
1. Membuat anggaran tahunan
2. Membuat pertanggungjawaban akhir tahun
3. Merealisasikan anggaran tahunan
4. Mendelegasikan tugas-tugas kepada bawahan
5. Melakukan pengawasan kepada bawahan
6. Membuat perencanaan dan strategi-strategi pencapaian anggaran
7. Menyampaikan dan melaporkan evaluasi tahunan
8 Mensosialisasikan koperasi Baitul Maal Wattamwil (BMT) dalam
hubungan dengan pihak eksternal
9. Melakuakan persetujuan pengeluaran uang
10. Menyetujui persetujuan pembiayaan
d. Pengelolaan Baitul Maal Wattamwil (BMT) Al-Amal Bengkulu terdiri dari:
-
45
1. Manajer Operasional
2. Bertanggungjawab atas pengelolaan unit dan berusaha memajukan usaha-
usaha yang dibawahinya.
3. Membuat strategi peningkatan penjualan dan peningkatn biaya.
4. Mengorganisir bawahan.
5. Membuat keputusan-keputusan harga jual.
6. Melakukan tugas-tugas yang di delegasikan atasan.
7. Mengkonsultasikan strategi-strategi yang akan diambil dan meminta
pendapat serta persetujuan pengrus.
8. Bertanggungjawab atas penyelenggaraan pembukuan dan akutansi unit
usaha.
1. Kasir Staff Keuangan
a. Melakukan penerimaan-penerimaan dan pengeluaran kas.
b. Mengamankan surat jaminan dan surat berharga lainnya.
c. Mencatan penerimaan dan pengeluaran kas.
d. Memberi konsultasi dan pelayanan calon nasabah atau yang berhubungan
dengan tabungan.
e. Melakukan perhitungan kas setiap jam kerja, mencatat, dan meminta
paraf kepada pengurus atau yang ditunjuk.
f. Bertanggungjawab atas seluruh keuangan yang ada pada lembaga dan
juga bertanggungjawab kepada seluruh kas.
g. Menginput tabungan nasabah.
h. Menginput penarikan nasabah.
-
46
i. Membuat laporan kas harian baik di komputer maupun manual.
j. Bertanggungjawab terhadap kuantitas kas, serta jumlah uang tersebut.
k. Bertanggung terhadap uang palsu atau posisi uang yang ada di lembaga
ini.
2. Staff Pembiayaan
a. Memberikan konsultasi kepada calon nasabah atau nasabah yang
berkaitan dengan pembiayaan dan prosedur peminjaman.
b. Memproses permohonan proposal (pembiayaan).
c. Melakuakn analisis kredit
d. Melakukan verifikasi lapangan (on the spot)
e. Membuat konsep surat perjanjian
f. Mengajukan surat usulan pembiayaan dengan syarat.
g. Melakukan tugas-tugas lain yang terkait dengan pembiayaan.
h. Melakukan tugas-tugas yang didelegasikan oleh atasan.
i. Membuat laporan keadaan pembiayaan.
3. Administrasi Umum/IT
a. Menyiapkan laporan keuangan.
b. Membantu bidang pembiayaan.
c. Melakukan tugas dibidang sistem IT
d. Memberiakan dukungan dan bantuan kepada staff dan karyawan, ketika
terjadi situasi yang tidak biasa, selama penyelesaian tugas yang
diembankannya.
-
47
e. Bertanggung jawab untuk menciptakan dan memelihara data informasi
lembaga.
f. Menyediakan data-data lembaga sebagai pelaporan bulanan dan tahunan
yang diperlukan.
-
48
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Pelayanan terhadap Nasabah di BMT Al-Amal Bengkulu.
Berdasarkan hasil wawancara yang peneliti lakukan kepada informan
yaitu ketua dan teller dan staff pembiayaan, mereka mengakui bahwa BMT Al-
Amal Bengkulu sudah melaksanakan pelayanan dengan baik dan merekapun
mengungkapkan bahwa sudah memenuhi aturan-aturan yang sudah ditetapkan
oleh dewan pengawasan syariah . Adapun jumlah pegawai BMT Al-Amal
Bengkulu sekarang bejumlah 8 orang. Disamping itu, bahwa pelayanan yang
mereka berikan kepada setiap nasabah sudah memenuhi standar operasional
yang telah ditetapkan, mereka juga mengakui pelayanan yang mereka
laksanakan terhadap nasabah tidak ada kendala yang berarti yang mungkin
merusak citra BMT Al-Amal Bengkulu itu sendiri. 1
Untuk melihat bagaimana pelayanan terhadap nasabah BMT Al-Amal
Bengkulu, peneliti telah melakukan wawancara kepada 20 nasabah BMT Al-
Amal Bengkulu. Berikut hasil wawancara kepada 20 nasabah tentang
pelayanan terhadap nasabah BMT Al-Amal kota Bengkulu:
Menurut Bapak Suprapto2, sebagai pedagang manis-manisan
menyatakan sudah mengetahui tentang BMT Al-amal Bengkulu dari karyawan.
Ia juga mengatakan bahwa telah mengetahui produk-produk serta keuntungan
1 Tharmidzi, S. Sos, selaku Sekretaris BMT Al-Amal Bengkulu, Wawancara pada
tanggal 10 Agustus 2016 2Suprapto, Wawancara, 12 Agustus 2016, Pukul 10 :15
48
-
49
yang didapat setelah menjadi nasabah di BMT Al-Amal Bengkulu. Kemudian
Ia menambakan bahwa sebenarnya dengan adanya BMT Al-Amal Bengkulu
nasabah akan menjadi mudah dan terbantu untuk menggunakan usaha kecil
maupun menenga. Ia menjelaskan bahwa pelayanan yang diberikan oleh pihak
BMT Al-Amal Bengkulu masih kurang puas karena tidak bisa melakukan
penarikan tabungan dan melakukan pembiayaan di lapangan padahal untuk
datang ke kantor membutukan waktu yanng tidak sebentar dan meninggalkan
pekerjaannya.
Kemudian menurut Ibu wilda3 merupakan pedagang ayam potong,
mengetahui tentang BMT Al-Amal Bengkulu, informasinya dari teman sekerja.
Ia menyatakan sudah mengetahui produk-produk yang ada di BMT Al-Amal
Bengkulu dan sangat memberi banyak keuntungan. Ia menambahkan
pelayanan yang ada di BMT Al-Amal Bengkulu kurang puas karena tidak bisa
melakukan pinjam-meminjam di lapangan. Ia juga menjelaskan pelayanan
yang harus diberikan oleh pihak BMT Al-Amal Bengkulu yaitu mendengarkan
keluhan-keluhan yang terjadi kepada nasabah. selanjutnya Ia sedikit
mengungkapkan bahwa pelayanan kurang baik itu seperti membuang muka,
sombong dan lain-lain.
Selanjutnya menurut Bapak Mahmudin4 seorang pedagang mie ayam.
Ia sudah mengetahui BMT Al-Amal Bengkulu dari temannya, dimana
temannya yang telah menjadi nasabah BMT Al-Amal Bengkulu dan juga sudah
3Wilda, Wawancara, 12 Agustus 2016, Pukul 11 :00 WIB
4 Mahmudin, Wawancara, 14 Agustus 2016, Pukul 09: 45 WIB
-
50
mengetahui produk-produk yang ada di BMT Al-Amal Bengkulu. Ia
menyatakan dengan adanya BMT Al-Amal Bengkulu ini sangat membantu
sekali dalam menjalankan usaha yang sempat bangkrut akibat kekurangan
modal. Ia juga menambahkan pelayanan yang kurang baik itu seperti
menjemput tabungan telat. Ia menjelaskan bahwa pelayanan yang baik yang
harus diberikan pegawai terhadap nasabah yaitu melayani nasabah dengan
sebaik mungkin tanpa ada paksaan dari pihak manapun
Kemudian Ibu Teti Sumiati5 seorang penjahit baju, sudah mengetahui
BMT Al-Amal Bengkulu dari brosur yang disebarkan dari pihak BMT Al-
Amal Bengkulu, kemudian dengan adanya BMT Al-Amal Bengkulu ini sangat
memberikan solusi apa bila sangat membutukan dana yang mendesak, seperti
biaya anak sekolah dan prosesnya tidak begitu lambat. Beliau juga
menambahkan pelayanan pegawainya agak kurang puas karena mereka
dilayani tidak dengan sepenuh hati. Ia juga menambahkan Pelayanan yang
kurang puas itu seperti berbicara kurang menyenangkan, mencarut dan
berpakaian yang kurang sopan.
Kemudian menurut Bapak Ahsan Yohandi6 sebagai pedagang manis-
manisan, Ia sudah mengetahui BMT Al-Amal Bengkulu dari sosialisasi BMT
Al-Amal Bengkulu yang menjelaskan tentang produk-produk BMT Al-Amal
Bengkulu, serta manfaat dan keuntungan yang didapat setelah menggunakan
produk yang ada di BMT Al-Amal Bengkulu, ia juga menjelaskan dengan
5 Teti Sumiati, Wawancara, 14 Agustus 2016, Pukul 13 :15 WIB
6 Ahsan Yohandi, Wawancara, 15 Agust,l.;’us 2016, Pukul 08 : 30 WIB
-
51
adanya BMT Al-Amal Bengkulu sangat membantu sekali untuk modal usaha
berjualan atau modal usaha lainnya. Kemudian Ia sedikit mengomentari dengan
pelayanan pegawainya beliau kurang puas karena tidak dilayani dengan sebaik
mungkin dan membuat beliau sangat jengkel dan risih. Ia menambahkan
Pelayanan yang baik yang harus diberikan pegawai terhadap nasabah yaitu
melayani nasabah dengan sebaik mungkin dan melaksanakan tugas mereka
dengan baik selaku pegawai BMT Al-Amal Bengkulu tersebut.
Selanjutnya Menurut Ibu Suryani7 merupahkan seorang pedagang
manisan, Ia sudah mengetahui BMT Al-Amal Bengklu dari pedagang ayam
potong yang juga menjadi nasabah di BMT Al-Amal Bengkulu serta
keuntungan-keuntungan yang didapat setelah menggunak