pelayanan terhadap nasabah bmt al-amal bengkulu …repository.iainbengkulu.ac.id/860/1/zeky...

102
PELAYANAN TERHADAP NASABAH BMT AL-AMAL BENGKULU PERSPEKTIF ETIKA BISNIS ISLAM SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam (S.E) Disusun Oleh : ZEKY PURNANDO NIM 212 313 8481 PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH JURUSAN EKONOMI ISLAM FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BENGKULU TAHUN 2017

Upload: others

Post on 22-Oct-2020

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • i

    PELAYANAN TERHADAP NASABAH BMT AL-AMAL

    BENGKULU PERSPEKTIF ETIKA BISNIS ISLAM

    SKRIPSI

    Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh

    Gelar Sarjana Ekonomi Islam (S.E)

    Disusun Oleh :

    ZEKY PURNANDO

    NIM 212 313 8481

    PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH

    JURUSAN EKONOMI ISLAM

    FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

    INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BENGKULU

    TAHUN 2017

  • ii

    PERSETUJUAN PEMBIMBING

    Skripsi yang ditulis oleh Zeky Purnando, NIM 2123138481 dengan judul

    “Pelayanan terhadap Nasabah BMT Al-amal Bengkulu Perspektif Etika Bisnis

    Islam”, Program Studi Ekonomi Syari’ah Jurusan Ekonomi Islam telah diperiksa

    dan diperbaiki sesuai dengan saran Pembimbing I dan Pembimbing II. Oleh

    karena itu, skripsi ini disetujui untuk diajukan dalam sidang munaqasyah skripsi

    Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Insitut Agama Islam Negeri (IAIN) Bengkulu.

    Bengkulu, 28 Desember 2016

    Pembimbing I

    Dr. Toha Andiko.M.Ag

    NIP.197508972200031001

    Pembimbing II

    Khairiah Elwardah.M.Ag

    NIP.197808072005012008

  • iii

    KEMENTERIAN AGAMA RI

    INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI BENGKULU

    FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM Alamat. Jl. Raden Fatah Pagar Dewa Telp. (0736) 51276,51771 Fax (0736) 51771 Bengkulu

    PENGESAHAN

    Skripsi oleh: Zeky Purnando NIM: 2123138481 yang berjudul Pelayanan

    terhadap Nasabah BMT Al-Amal Bengkulu Perspektif Etika Bisnis Islam,

    Program Studi Ekonomi Syari’ah Jurusan Ekonomi Islam, telah diuji dan

    dipertahankan di depan Tim Sidang Munaqasyah Fakultas Ekonomi Dan Bisnis

    Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bengkulu pada:

    Hari : Rabu

    Tanggal : 25 Januari 2017

    Dan dinyatakan LULUS, dapat diterima dan disahkan sebagai syarat guna

    memperoleh gelar Serjana Ekonomi (S.E) dalam Ilmu Ekonomi Islam.

    Bengkulu, 31 Januari 2017

    Dekan

    Dr. Asnaini, MA

    NIP.197304121998032003

    TIM SIDANG MUNAQASYAH

    Ketua

    Drs. Nurul Hak, MA

    NIP 196606161995031002

    Sekretaris

    Yunida Een Fryanti, M. SI

    NIP.198106122015032003

    Penguji I

    Drs. M. Syakroni, M.Ag

    NIP.195707061987031003

    Penguji II

    Idwal B, MA

    NIP. 198307092009121005

  • iv

    SURAT PERNYATAAN

    Dengan ini saya menyatakan :

    1. Skripsi dengan judul “Pelayanan Terhadap Nasabah BMT Al-amal

    Bengkulu Perspektif Etika Bisnis Islam” adalah asli dan belum pernah

    diajukan untuk mendapatkan gelar akademik, baik di IAIN Bengkulu di

    Perguruan Tinggi lainnya.

    2. Skripsi ini murni gagasan, pemikiran dan rumusan saya sendiri tanpa

    bantuan yang tidak sah dari pihak lain kecuali arahan dari tim

    pembimbing.

    3. Di dalam skripsi ini tidak terdapat hasil karya atau pendapat yang telah

    ditulis atau dipublikasikan orang lain, kecuali kutipan secara tertulis

    dengan jelas dan dicantumkan sebagai acuan di dalam naskah saya

    dengan disebutkan nama pengarangnya dan dicantumkan pada daftar

    pustaka.

    4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya, dan apa bila dikemudian

    hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran pernyataan ini, saya

    bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar sarjana,

    serta sanksi lainnya sesuai dengan norma dan ketentuan yang berlaku.

    Bengkulu, Januari 2017

    Saya Yang Menyatakan

    Zeky Purnando

    NIM 212 313 8481

  • v

    MOTO

    “Berdo’a, berusaha, dan restu kedua orang tua kita, akan

    mengatarkan kita pada titik temu yang bahagia”.

    “Berangkat dengan penuh keyakinan

    Berjalan dengan penuh keikhlasan

    Istiqomah dalam menghadapi cobaan”

    “Dan Allah tidak menjadikan pemberian bala bantuan itu

    melainkan sebagai khabar gembira bagi (kemenangan)mu,

    dan agar tenteram hatimu karenanya. dan kemenanganmu itu

    hanyalah dari Allah yang Maha Perkasa lagi Maha

    Bijaksana” (Al-Imran: 126)

  • vi

    PERSEMBAHAN

    Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala karunia yang telah

    diberikan kepada saya sehingga saya dapat berdiri tegar dan menyelesaikan

    skripsi saya yang berjudul “Pelayanan terhadap Nasabah BMT Al-Amal

    Bengkulu Perspektif Etika Bisnis Islam”. Sholawat beriring salam selalu saya

    lantunkan untuk baginda Rasul Muhammad SAW.

    Karya ini ku persembahkan untuk mereka yang kusayangi, yang telah

    membuat hidupku memiliki arti :

    1. Kedua orang tua saya yang sangat saya cintai. Bapak Buyung Saparudin

    dan Ibu Nasilah Berjuta rasa terima kasih saya sampaikan untuk dua

    orang terhebat dalam hidup saya yang tak pernah lelah mencurahkan

    kasih sayangnya dan selalu memberikan dukungannya kepada saya

    hingga detik ini. Tanpa kalian aku hanyalah sebuah benang yang tak

    berarti yang tidak bisa dirajut menjadi kain yang indah. “My parents you

    are source of my power”

    2. kakak saya Een Suparmanto S.Pd.I dan Eni Satria S.Pd.I terima kasih

    telah menjadi tempat curhatan disaat saya butuh nasehat dan juga adik

    saya tecinta Eka Putri terima kasih telah menjadi penyemangat agar dang

    bisa jadi contoh yang baik buat kamu dik.

    3. Dosen pembimbing saya, Ibu Khairiah Elwardah, M.Ag, dan Dr. Toha

    Andiko. M.Ag yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk

    membimbing saya selama penyusunan skripsi ini.

  • vii

    4. Teman-teman ku terkhusus anak Newbie Fc (Asep Muharam, Ari

    Fernando, Perjuangan Prima SR, Melky Goeslow, Iwan Setiadi, Muzaiyyn

    Azhar, Ilham (Ngana), Masyuni (Dimas Wilson), ardiansya, lobian

    anggrianto, ayif yang menjadi berwarna dan penuh canda tawa.

    5. Terkhusus untuk teman dekat saya yang selalu memberi semanggat dan

    motivasi Rina Hayati

    6. Sahabat dan teman-temanku seperjuangan khususnya kelas C dan

    Almamater yang telah menempahku

  • viii

    ABSTRAK

    ZEKY PURNANDO dengan judul Skripsi Pelayanan terhadap Nasabah

    BMT Al-Amal Bengkulu Perspektif Etika Bisnis Islam, Fakultas Ekonomi dan

    Bisnis Islam IAIN Bengkulu, 2017.

    Pelayanan terhadap nasabah BMT Al-Amal Bengkulu, tampaknya belum

    terlaksana dengan baik, karena para pihak nasabah mengungkapkan bahwa

    mereka tidak bisa melakukan penarikan tabungan dan melakukan pembiayaan di

    lapangan sehingga nasabah BMT Al-Amal Bengkulu banyak yang mengeluh.

    Kemudian dari pegawainya juga masih ada kekurangan yang perlu diperbaiki lagi

    oleh pihak BMT Al-Amal Bengkulu karena pegawainya tidak melayani nasabah

    dengan baik. Ada dua persoalan yang dikaji dalam skripsi ini, yaitu (1)

    Bagaimana pelayanan nasabah di BMT Al-Amal Bengkulu, (2) Bagaimana

    perspektif etika bisnis Islam terhadap pelayanan yang diberikan oleh BMT Al-

    Amal Bengkulu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pelayanan

    terhadap nasabah BMT AL-Amal Bengkulu dan perspektif etika Bisnis Islam

    terhadap pelayanan yang diberikan oleh BMT AL-Amal Bengkulu. Informan

    dalam penelitian ini adalah nasabah BMT Al-Amal Bengkulu. Penentuan sampel

    menggunakan tehnik sampel Insidental sampling atau berdasarkan kebetulan,

    yaitu siapa saja yang secara kebetulan/insidental bertemu dengan peneliti dapat

    digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu

    cocok sebagai subjek/informan. Berdasarkan pembahasan hasil penelitian dapat

    disimpulkan bahwa (1) Pelayanan terhadap nasabah di BMT Al-Amal Bengkulu

    kurang baik karena nasabah tidak bisa menarik tabungan maupun melakukan

    pembiayaan di lapangan, sehingga nasabah harus datang ke kantor BMT Al-Amal

    Bengkulu, padahal untuk datang ke kantor BMT Al-Amal Bengkulu

    membutuhkan waktu tidak sebentar dan meninggalkan pekerjaan mereka.

    Kemudian dari segi keramahtamahan pegawainya, masih kurang baik, karena

    nasabah merasa tidak dilayani dengan sepenuh hati. (2) Perspektif etika bisnis

    Islam terhadap pelayanan yang diberikan oleh pihak BMT Al-Amal Bengkulu

    belum melaksanakan pelayanan dengan baik karena pelayanan yang diberikan

    oleh pihak BMT Al-Amal Bengkulu ada yang bertentangan dengan prinsip

    keadilan, dan prinsip integritas moral.

    Kata Kunci : Pelayanan, Nasabah, Perspektif, Etika Bisnis Islam

  • ix

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena

    atas Rahmat dan hidayah-Nya skripsi ini akhirnya dapat diselesaikan. Skripsi

    yang berjudul "Pelayanan terhadap Nasabah BMT Al-Amal Bengkulu

    Perspektif Etika Bisnis Islam"

    Shalawat dan salam untuk nabi besar Muhammad SAW, yang telah

    berjuang untuk menyampaikan ajaran Islam sehingga umat Islam mendapatkan

    petunjuk ke jalan yang lurus baik dunia maupun akhirat.

    Penyusunan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat guna

    untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (S.E) pada program studi Ekonomi

    Syari’ah Jurusan Ekonomi Islam Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut

    Agama Islam Negeri (IAIN) Bengkulu. Dalam proses penyusunan ini, penulis

    mendapat bantuan dari berbagai pihak. Dengan demikian penulis ingin

    mengucapkan terima kasih kepada:

    1. Prof. Dr. H. Sirajuddin, M, M.Ag. M.H. Rektor Institut Agama Islam

    Negeri (IAIN) Bengkulu.

    2. Dr.Asnaini,MA. Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN

    Bengkulu.

    3. Desi Isnaini, MA. Ketua Program Studi Ekonomi Islam JurusanSyariah

    dan Ekonomi Islam IAIN Bengkulu.

    4. Dr. Toha Andiko, M.Ag Pembimbing I yang telah memberikan

    bimbingan, motivasi, semangat, dan arahan dengan penuh kesabaran.

  • x

    5. Khairiah Elwardah, M.Ag. pembimbing II yang telah memberikan

    bimbingan, motivasi, semangat, dan arahan dengan penuh kesabaran.

    6. Lukman, SP selaku pimpinan BMT Al-amal Bengkulu yang telah

    memberikan izin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian.

    7. Kedua orang tuaku yang selalu mendo’akan kesuksesan penulis.

    8. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Bengkulu

    yang telah mengajar dan membimbing serta memberikan berbagai ilmunya

    dengan penuh keikhlasan.

    9. Staf dan karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama

    Islam Negeri (IAIN) Bengkulu yang telah memberikan pelayanan dengan

    baik dalam hal administrasi.

    10. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini.

    Dalam penyusunan skripsi ini penulis menyadari akan banyak

    kelemahan dan kekurangan dari berbagai sisi. Oleh karena itu, penulis

    mengharapakan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan

    skripsi ini ke depan.

    Bengkulu, Januari 2017

    Zeky Purnando

    NIM 212 313 8481

  • xi

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i

    PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................................................... ii

    PENGESAHAN ........................................................................................................ iii

    SURAT PERNYATAAN ......................................................................................... iv

    MOTO ....................................................................................................................... v

    PERSEMBAHAN .................................................................................................... vi

    ABSTRAK ................................................................................................................ viii

    KATA PENGANTAR ............................................................................................. ix

    DAFTAR ISI ............................................................................................................. xi

    DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ xiii

    DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................ xiv

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang ............................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 8 C. Tujuan Penelitian ........................................................................................... 8 D. Kegunaan Penelitian....................................................................................... 8 E. Penelitian Terdahulu ...................................................................................... 9 F. Metode Penelitian........................................................................................... 12 G. Sistematika Penulisan .................................................................................... 15

    BAB II KAJIAN TEORI

    A. Kajian Teori Tentang Pelayanan .................................................................... 17 B. Kajian Teori Tentang Nasabah....................................................................... 24 C. Kajian Teori tentang Etika bisnis Islam ......................................................... 29

    BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

    A. Sejarah BMT Al-Amal Bengkulu .................................................................. 39 B. Visi, Misi dan Tujuan BMT Al-Amal Bengkulu ........................................... 40 C. Produk dan Jasa BMT Al-Amal Bengkulu .................................................... 41 D. Struktur Organisasi Koperasi BMT Al-Amal Bengkulu ................................ 44

    BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

  • xii

    A. Pelayanan terhadap Nasabah di BMT AL-Amal Bengkulu ........................... 49 B. Perspektif etika bisnis Islam terhadap pelayanan yang diberikan oleh BMT

    Al-Amal Bengkulu ......................................................................................... 60 C. Analisis Pelayanan terhadap Nasabah BMT Al-amal Bengkulu Perspektif D. etika bisnis Islam ............................................................................................ 62

    BAB V PENUTUP

    A. Kesimpulan .................................................................................................... 64 B. Saran ............................................................................................................... 65

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN

  • xiii

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 1.1. Struktur Organisasi Koperasi BMT Al-Amal Bengkulu ......... 43

  • xiv

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1 Dokumtasi hasil wawancara

    Lampiran 2 Pengajuan Judul Proposal

    Lampiran 3 Bukti Menghadiri Seminar Proposal

    Lampiran 4 Catatan Perbaikan Proposal Skripsi

    Lampiran 5 Surat Penunjuk Pembimbing

    Lampiran 6 Lembar Disposisidan Syarat-syarat Pengajuan

    Lampiran 7 Pedoman Wawancara

    Lampiran 8 Surat Izin Penelitian

    Lampiran 9 Surat balasan penelitian

    Lampiran 10 Surat Keterangan Selesai Penelitian

    Lampiran 11 Rekomendasi dari Kantor Pelaynan Perizinan terpadu Kota

    Bengkulu

    Lampiran 12 Rekomendasi dari badan pelayanan perizinan terpadu dan

    penanaman modal

    Lampiran 13 Catatan Perbaikan Bimbingan Skripsi

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Baitul Maal Wattamwil (BMT) merupakan suatu lembaga yang terdiri

    dari dua istilah, yaitu baitul maal dan baitul tamwil. Baitul Maal lebih

    mengarah pada usaha-usaha pengumpulan dan penyaluran dana yang non

    profit, seperti; zakat, infaq, dan sedekah. Adapun Baitul Tamwil sebagai usaha

    pengumpulan dan penyaluran dana komersial. Usaha-usaha tersebut menjadi

    bagian yang tidak terpisahkan dari BMT sebagai lembaga pendukung kegiatan

    ekonomi masyarakat kecil dengan berlandasan Islam. 1

    Lembaga keuangan non depositori atau disebut juga Lembaga

    Keuangan Non bank (LKNB) adalah lembaga keuangan yang lebih berfokus

    kepada bidang penyaluran dana dan masing-masing lembaga keuangan

    mempunyai usahanya sendiri. Adapun jenis lembaga keuangan non depositori

    yang ada di Indonesia saat ini antara lain lembaga keuangan yang bersifat

    kontraktual, lembaga keuangan investasi dan perubahan modal ventura serta

    perusahaan yang menawarkan jasa pembiayaan sewa guna usaha, piutang,

    pembiayaan konsumen.2

    Sejarah perekonomian umat Islam, menunjukan bahwa pembiayaan

    yang dilakukan dengan akad yang sesuai syariah telah menjadi bagian dari

    1 Nurul Huda dan Mohamad Heykal, Lembaga Keuangan Islam, ( Jakarta : Kencana

    Prenada Media Group,2010), h. 363. 2 Andri Soemira, Bank Lembaga Keuangan Syariah, (Jakarta: Kencana Prenada

    MediaGroup, 2009), h. 46.

  • 2

    tradisi umat Islam sejak zaman Rasulullah saw, seperti menerima titipan,

    meminjam, dan memberikan jasa pengiriman uang. Dengan demikian jelas

    bahwa pada zaman Rasulullah saw, praktek keuangan seperti Bank telah sering

    dilakukan tentunya dengan prinsip ekonomi Islam3.

    Zaman Rasulullah saw, Baitul Maal atau rumah harta, sangat berperan

    penting sebagai kas negara. Dari Baitul Maal inilah pembagian zakat dan

    pembangunan dilakukan. Pada masa khalifah Umar bin Abdul Aziz Baitul

    Maal digunakan untuk berbagai bidang seperti pembangunan sarana kesehatan

    dan kesejahteraan masyarakat.

    Di Indonesia sendiri Baitul Maal lebih dikenal dengan sebutan BMT

    yakni Baitul Maal Wat Tamwil. Jika di masa Rasulullah Saw dan para sahabat,

    Baitul Maal Wat Tamwil dikelola oleh negara, sedangkan di masa sekarang ini

    BMT atau Baitul Maal Wat Tamwil tidak lagi dikelolah oleh negara melainkan

    oleh suatu lembaga yang bergerak dalam bidang jasa keuangan. BMT didirikan

    atas dasar ta’awun atau tolong menolong antar sesama anggota, karena tujuan

    BMT adalah memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan

    masyarakat pada umumnya.4

    Banyaknya pengusaha kecil yang tersebar di pelosok tanah air yang

    tidak terjangkau dengan bank-bank besar. Maka peranan BMT sangat

    diperlukan guna membantu pembiayaan usaha kecil dan pelayanan terhadap

    jasa tabungan masyarakat sekitar.

    3Adiwarman Karim, (Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan, Jakarta : PT

    Grafindo Persada, 2011), h. 18. 4 Buhanudin, Koperasi Syariah dan Pengaturannya di Indonesia (Malang : UIN

    Maliki, 2013), h. 4.

  • 3

    Asas yang terdapat pada BMT ini sesuai dengan firman Allah SWT

    Q.S Al-Maidah : 2

    Artinya : Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan

    takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan

    bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.

    Islam sebagai agama mayoritas penduduk Indonesia menginginkan

    adanya pelayanan keuangan yang berdasarkan syari’ah Islam maka peranan

    BMT diperlukan bagi masyarakat Islam terutama lapisan golongan menengah

    ke bawah. BMT bukanlah bank tetapi adalah LKMS yang beroperasi seperti

    bank dan koperasi yang tidak mempunyai akses ke pasar uang. Ia langsung

    berhubungan dengan pengusaha kecil yang tidak terlayani oleh perbankan.

    Sistem yang dijalankan di BMT Al-Amal adalah dengan konsep bagi hasil.

    Konsep tersebut sesuai syariah sebab kegiatan seluruh BMT Syariah diawasi

    dan diatur berdasarkan fatwa dewan pengawas syariah nasional majlis umum

    nasional Indonesia yang mengatur seluruh jenis kegiatan dan sistem BMT

    Syariah.5Kegiatan yang dilakukan oleh BMT Al-Amal hanya yang halal dan

    bukan untuk usaha yang haram.

    Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) merupakan salah satu badan usaha

    yang bergerak di bidang perkoperasian yang melayani produk-produk jasa

    seperti halnya perbankan yang berprinsip syariah, dimana keberadaan BMT

    5Ahmad Rodoni, Asuransi dan Pegadaian Syariah, (Jakarta: Mitra Wacana Media,

    2015), h.153.

  • 4

    juga berusaha memberikan pelayanan yang memuaskan untuk pada pengguna

    jasa yang ingin menginvestasikan sebagian dananya melalui produk-produk

    yang ditawarkan. Untuk dapat menciptakan kepuasan nasabah atau pengguna

    jasa maka BMT juga perlu memperhatikan kelima dimensi kualitas jasa yang

    dijadikan indikator oleh nasabah atau pengguna jasa.

    Pada dasarnya kepuasan nasabah mencakup antara tingkat

    kepentingan dan kinerja atau hasil yang dirasakan. Hakikatnya kepuasan

    nasabah merupakan evaluasi dimana alternatif yang dipilih sekurang-

    kurangnya dapat memberikan hasil (outcome) sama atau melampaui harapan

    nasabah. Sedangkan ketidakpuasan nasabah dapat terjadi apabila hasil yang di

    peroleh tidak memenuhi harapan yang diinginkan.6

    Nasabah secara langsung atau tidak langsung akan memberikan

    penilaian terhadap jasa yang akan dibeli atau yang pernah dikonsumsinya.

    Penilaian kerja ini ternyata sangat erat hubungannya dengan penilaian kualitas

    produk. Konsumen membandingkan perspektif mereka atas kualitas produk

    telah menggunakan produk tersebut sesuai dengan ekspektasi kinerja produk

    sebelum mereka membelinya. Tergantung pada bagaimana kinerja aktual

    dibandingkan dengan kinerja yang diharapkan, mereka akan mengalami emosi

    yang positif, negatif atau netral. Tanggapan emosional ini bertindak sebagai

    masukan atau input dalam perspektif kepuasan/ketidakpuasan menurut

    mereka. Tingkat kepuasan/ketidakpuasan ini juga akan dipengaruhi oleh

    6 Freddy Rangkuti, Pengukuran Kepuasan konsumen, (Jakarta : Gramedia Pustaka,

    2000), h. 23.

  • 5

    evaluasi konsumen atas ekuitas pertukaran, serta oleh atribusi mereka terhadap

    kinerja produk.7Evaluasi dilakukan berdasarkan penilaian keseluruan antara

    apa yang di terima dan dialami dibandingkan dengan yang diharapkan.8

    Kualitas pelayanan memiliki hubungan erat dengan kepuasan nasabah.

    Kualitas pelayanan memberikan suatu dorongan kepada nasabah untuk

    menjalin ikatan hubungan yang kuat dengan pihak perusahaan. Apabila sudah

    terjalin ikatan, maka nasabah akan memilih perusahaan tersebut dan ketika

    mereka datang di perusahaan itu mereka sudah mempunyai harapan tentang

    layanan macam apa yang akan diperoleh (diterima) berdasarkan

    pengalamannya, komunikasi dari mulut ke mulut yang pernah didengar,

    informasi yang lainnya serta dipengaruhi oleh kebutuhannya. Sehingga layanan

    yang pernah dialami ini akan menjadi standar perbandingan layanan yang di

    terima sekarang.9

    Sistem pelayanan perlu didukung oleh kualitas pelayanan, fasilitas

    yang memadai, dan etika atau tatakrama. Sedangkan tujuan memberikan

    pelayanan adalah untuk memberikan kepuasan kepada nasabah/pelanggan,

    sehingga berakibat dapat dihasilkannya nilai tambah bagi perusahaan. Kualitas

    pelayanan dapat diukur dengan mengetahui hal-hal apakah yang melengkapi

    pelayanan yang biasa disebut dengan dimensi kualitas pelayanan. Terdapat

    lima dimensi dalam kualitas pelayanan yang dirumuskan Parasuraman, dkk,

    7 Michael Minor, Prilaku Konsumen Jilid 2, (Jakarta : Erlangga, 2004), h. 89.

    8Tatik Suryani, Perilaku Konsumen Implikasi pada Strategi Pemasaran,

    (Yogyakarta Graha Ilmu, 2008), 118. 9 Freddy Rangkuti, Pengukuran Kepuasan Konsumen...,h. 24.

  • 6

    dalam Rambat Lupiyoadi dan A. Hamdani, yaitu: bukti fisik, keandalan, daya

    tanggap, jaminan, dan empati.10

    Semakin ketatnya persaingan usaha dalam melayani kebutuhan

    konsumen menyebabkan setiap perusahaan ekstra lebih giat lagi me mberikan

    pelayanan yang baik kepada nasabah dan menempatkan orientasi pada

    kepuasan pelanggan sebagai tujuan yang paling diutamakan. Hal ini dapat

    dilihat dengan semakin banyaknya perusahaan yang menyertakan

    komitmennya terhadap kepuasan nasabah atau anggota dalam perusahaan

    misinya. Sekarang ini semakin diyakini bahwa memberikan nilai dan kepuasan

    kepada nasabah melalui penyampaian atau perkenalan produk dan jasa yang

    berkualitas sangat baik dengan harga bersaing merupahkan kunci utama untuk

    memenangkan suatu persaingan dengan baik.11

    Schnaars juga berpendapat bahwa pada dasarnya tujuan suatu bisnis

    adalah untuk menciptakan kepuasaan pelanggan. Terdapat beberapa manfaat

    yang bisa diambil dari terciptanya kepuasaan pelanggan, diantarannya

    membentuk hubungan yang harmonis antara perusahaan dengan pelanggan

    serta membentuk suatu rekomendasi dari mulut ke mulut yang akan

    mendatangkan keuntungan bagi perusahaan. 12

    Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan nasabah, ternyata

    terdapat satu fenomena bahwa berapa orang kurang mendapati kelebihan dari

    10

    Rambat Lupiyoadi dan A Hamdani, Manajemen Pemasaran Jasa, (Jakarta :

    Salemba Empat, 2009), h. 82. 11

    Fandi Tjiptono, Strategi Pemasaran Edisi III ( Yokyakarta : CV. Andi Offset,

    2008), h 24 12

    K Bertens, Pengantar Etika Bisnis ( Jakarta : Kanisius, 2000), h. 227

  • 7

    BMT AL-amal. Ada nasabah yang menganggap bahwa BMT Al-Amal

    tersebut masih minimnya modal dan orang kaya pun masih gengsi untuk

    menabung di BMT Al-Amal. Padahal BMT Al-Amal tersebut memiliki

    beberapa keunggulan. Tingkat pengetahuan masyarakat tersebut hendaknya

    ditindaklanjuti oleh BMT Al-Amal.

    Pernyataan yang dijelaskan oleh Ibu wilda (28 tahun) selaku nasabah

    Bmt Al-Amal Bengkulu yang menyatakan bahwa :

    Saya sudah menjadi nasabah BMT Al-Amal selama 1 Tahun akan tetapi

    menurut saya pelayanan yang diberikan oleh BMT Al-Amal kurang baik,

    karena dalam proses mengambil uang tabungan dan melakukan pembiayaan

    tidak bisa dilakukan di lapangan tetapi harus datang ke kantor, padahal untuk

    datang ke kantor membutuhkan waktu dan meninggalkan pekerjaan saya.

    Kemudian di BMT lainya bisa mengambil uang tabungan, baik di lapangan

    maupun di kantor. Selanjutnya dari segi keramahtamahan pegawainya juga

    masih jauh dari harapan masih banyak kekurangan karena pegawainya tidak

    melayani dengan baik.

    Observasi awal yang penulis lakukan, ditemukan bahwa BMT Al-

    Amal tersebut kurang baik dalam sistem pelayanannya, karena di BMT Al-

    Amal para pihak nasabah tidak puas terhadap pelayanan yang diberikan oleh

    BMT Al-Amal, dengan alasan tidak bisa menarik tabungan dan melakukan

    pembiayaan di lapangan sehingga nasabah BMT Al-Amal banyak yang

    mengeluh. Kemudian dari keramahantamahan juga nasabah masih kurang puas

    karena tidak dilayani dengan sepenuh hati.

    Persaingan dari semua Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS)

    juga ketat karena cukup ulet dan aktif dalam pelayanan BMT Al-Amal masih

    kalah dalam bersaing dengan BMT yang lainya oleh karena itu BMT Al-Amal

  • 8

    Bengkulu harus lebih mengutamakan nasabah dalam melakukan pelayanan

    dengan baik agar nasabah loyal menabung di BMT Al-Amal Bengkulu

    tersebut.

    Berdasarkan dari permasalahan di atas maka peneliti sangat tertarik

    untuk meneliti tentang “Pelayanan Terhadap Nasabah BMT Al-Amal

    Bengkulu Perspektif Etika Bisnis Islam”.

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan deskripsi di atas, maka masalah yang hendak diangkat

    dalam penelitian ini adalah:

    1. Bagaimana pelayanan terhadap nasabah di BMT Al-Amal Bengkulu?

    2. Bagaimana perspektif etika bisnis Islam terhadap pelayanan yang diberikan

    oleh BMT Al-Amal Bengkulu?

    C. Tujuan Penelitian

    1. Untuk mengetahui pelayanan terhadap nasabah di BMT Al-Amal Bengkulu

    2. Untuk mengetahui perspektif etika bisnis Islam terhadap pelayanan yang

    diberikan oleh BMT Al-Amal Bengkulu

    D. Kegunaan Penelitian

    Penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat berbagai pihak.

    Manfaat yang diharapkan adalah :

    1. Teoritis

    Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai penambah

    khasanah ilmu, informasi, referensi, dan bahan perbandingan untuk

  • 9

    penelitian selanjutnya tentang pelayanan terhadap nasabah BMT Al-Amal

    Bengkulu perspektif etika bisnis Islam.

    2. Praktis

    Selanjutnya penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi

    instansi terkait, terutama bagi BMT Al-Amal Bengkulu. Penelitian ini

    diharapkan mampu memberikan sumbangsih pemikiran dan solusi terhadap

    permasalahan yang sedang dihadapi, sebagai bahan informasi untuk

    mengetahui sejauhmana implikasi yang berdampak dari pelayanan

    terhadapa nasabah.

    E. Penelitian Terdahulu

    Penelitian yang dilakukan oleh Ifa Khairul Janah, Fakultas Syariah

    IAIN Walisongo Semarang pada tahun 2011 yang berjudul, “Pengaruh

    Kualitas Pelayanan terhadap Loyalitas Nasabah Pada BMT “Amanah” Weleri

    yang menggunakan penelitian kuantitatif menyimpulkan bahwa Metode

    analisis datanya menggunakan regresi linier sederhana, analisis deskriptif

    variabel penelitian dan uji hipotesa (uji t), sedangkan pengolahan datanya

    menggunakan SPSS 18.00 for Windows. Dari hasil pengolahan data penelitian

    diperoleh regresi linier sederhana Y = -1,213 + 0,279X dan besarnya pengaruh

    langsung kualitas pelayanan terhadap loyalitas nasabah adalah 73,7%.

    Berdasarkan uji t menunjukkan bahwa p value (sig) sebesar 0.000 yang di

    bawah alpha 5% yang berarti kualitas pelayanan berpengaruh signifikan

    terhadap loyalitas nasabah BMT Amanah Weleri. Berdasarkan koefisien

    determinasi dapat diketahui bahwa variabel independen menjelaskan variabel

  • 10

    dependen sebesar 73,7%, sedang yang 26,30% dijelaskan oleh variabel lain

    yang dalam hal ini tidak menjadi bahan penelitian penulis.

    Penelitian yang dilakukan oleh Musadad Jurusan Ekonomi Islam

    Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Bengkulu pada tahun 2016 yang

    berjudul, “Persepsi Nasabah Terhadap Pelayanan Pegawai di Pegadaian

    Syariah Cabang Bengkulu”, yang menggunakan kualitatif menyimpulkan

    bahwa metode field research (penelitian lapangan). Kemudian data dianalisis

    dengan data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari lapangan, data ini

    didapat dari sumber pertama dari individu atau perorangan seperti hasil

    wawancara. Data skunder jenis data yang menunjang keberhasilan penelitian

    yang berhubungan masalah penelitian. Dari hasil penelitian ini ditemukan

    bahwa persepsi nasabah terhadap pelayanan pegawai di Pegadaian Syari’ah

    jauh dari kata baik karena pelayanan yang diberikan pegawai belum ramah

    kepada nasabah. Sehingga hal ini akan berdampak buruk bagi perusahaan di

    mata masyarakat, adapun anggapan lain dari nasabah terhadap pelayanan

    pegawai Pegadaian Syari’ah belum cukup baik karena dari sisi penampilan,

    semangat yang diberikan pegawai dalam melayani nasabah dan penyampaian

    kepada nasabah masih banyak menggunakan istilah asing seperti menjelaskan

    surat bukti kredit, sehingga nasabah belum terlalu paham dengan maksud dan

    tujuan pegawai.

    Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Sry Wahyuni Jurusan

    Manajemen Dakwah Fakultas Dakwah UIN Sunan Kalijaga Jokyakarta pada

    tahun 2008 yang berjudul,”Pengaruh Sistem Pelayanan dan Kepuasaan

  • 11

    terhadap Loyalitas Nasabah BMT Mitra Usaha Tempel Sulaiman” yang

    menggunakan penelitian kuantitatif menyimpulkan bahwa tidak terdapat

    pengaruh yang positif dan signifikan antara sistem pelayanan terhadap loyalitas

    nasabah. Dengan konfisien regresi (b1) sebesar 0,107 dengan nilai t hitung

    =1,460 dan p=0,148. Adanya pengaruh yang positif dan signifikan antara

    kepuasan terhadap loyalitas nasabah. Dengan koefesien regresi (b2) sebesar

    0,646 dengan nilai t hitung sebesar 9,182 dan p=0,000. Artinya dari kedua

    variabel tersebut tidak memiliki persamaan, variabel kepuasan memiliki

    pengaruh yang positif terhadap loyalitas nasabah dengan kepuasan sebagai

    variabel moderating. Dengan besar koefisen regresi 0,017. Artinya kepuasaan

    sebagai variabel moderating (variabel penguat) antara hubungan sistem

    pelayanan dengan loyalitas nasabah. Nasabah memiliki rasa loyal jika mereka

    telah merasakan kepuasaan yang diberikan oleh BMT Mitra usaha mulia

    tempel Sleman.

    Namun dari penelitian yang dipaparkan di atas berbeda dengan

    penelitian yang peneliti lakukan yaitu peneliti menggunakan penelitian

    kualitatif yang membahas tentang Pelayanan terhadap Nasabah BMT AL-Amal

    Bengkulu Perspektif Etika Bisnis Islam.

    F. Metode Penelitian

    1. Jenis dan Pendekatan Penelitian

    Pada penelitian ini peneliti menggunakan jenis penelitian deskriptif

    kualitatif. Penelitian ini bertujuan memperoleh pemaparan dan penjelasan

  • 12

    yang objektif khususnya mengenai bagaimana pelayanan terhadap nasabah

    di BMT Al-Amal Bengkulu perspektif etika bisnis Islam.

    2. Waktu dan Lokasi Penelitian

    Lokasi penelitian ini dilakukan pada BMT Al-Amal Bengkulu.

    waktu penelitian dari 4 Juli 2016 sampai selesai. Alasan mengambil judul

    ini dikarenakan ingin mengetahui sistem pelayanan yang diberikan oleh

    BMT Al-Amal.

    3. Informan Penelitian

    Dalam penelitian ini informan yang akan dimintai informasi

    adalah pihak BMT AL-Amal bengkulu selaku ketua , staf pembiayaan, dan

    teller. Selanjutnya responden atau informan yang akan dimintai keterangan

    adalah nasabah BMT Al-Amal Bengkulu. Adapun jumlah nasabah yang

    menjadi responden dalam penelitian ini terdiri dari 20 nasabah.

    4. Sumber Data

    Sumber data dalam penelitan in terbagi ke dalam dua jenis sumber

    data dengan penjelasan sebagai berikut:

    a. Sumber Data Primer

    Pengambilan data primer bertujuan untuk mendapatkan

    informasi langsung dari sumbernya (pihak BMT Al-Amal Bengkulu)

    terkait hal-hal yang dibutuhkan peneliti. Pengambilan data primer

    dilakukan dengan wawancara dengan mengajukan pertanyaan

    pertanyaan lisan terstruktur secara langsung.

  • 13

    b. Sumber Data Sekunder

    Pengambilan data sekunder bertujuan utuk mendapatkan

    informasi lebih lanjut tentang masalah penelitian. Data tersebut berupa

    data dokumetasi, seperti data-data nasabah BMT Al-Amal Bengkulu.

    Dokumen yaitu arsip BMT Al-Amal Bengkulu yang berhubungan

    dengan pelayanan dan buku-buku yang berkaitan dengan masalah yang

    diteliti.

    5. Metode Pengumpulan Data

    Proses pengumpulan data dalam penelitian tersebut menggunakan

    metode-metode sebagai berikut:

    a. Observasi

    Sebelum penelitian ini dilakukan, peneliti melakukan observasi

    terlebih dahulu. Observasi ini peneliti lakukan pada 4 pegawai BMT Al-

    Amal Bengkulu.

    b. Wawancara

    Wawancara dilakukan untuk menggali informasi tentang

    pelayanan terhadap nasabah BMT Al-Amal Bengkulu. Peneliti meminta

    kepada pihak Al-Amal Bengkulu dan nasabah untuk bersedia menjawab

    dan memaparkan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan wawancara yang

    diajukan oleh peneliti. Wawancara ini peneliti lakukan kepada nasabah ,

    ketua, staf pembiayaan, dan teller.

  • 14

    c. Dokumentasi

    Dokumentasi dalam penelitian ini, peneliti mengumpulkan data

    peniggalan tertulis, terutama berupa arsip-arsip dan termasuk juga buku-

    buku tetang pendapat, teori, dalil atau hukum-hukum dan lain-lain yang

    berhubungan dengn masalah penyelidikan seperti syarat-syarat

    pengajuan pinjaman, Surat Keputusan dan Struktur Organisasi BMT Al-

    Amal Bengkulu.

    6. Teknik Analisis Data

    Sesuai dengan pendekatan yang digunakan, maka analisis data

    dilakukan dengan teknik sebagai berikut :

    1. Reduksi data (data reduction). Reduksi data adalah proses berupa

    membuat singkatan, coding, memusatkan tema, dan membuat batas-batas

    permasalahan. Reduksi data merupakan bagian dari analisis yang

    mempertegas, memperpendek dan membuat fokus sehingga kesimpulan

    akhir dapat dilakukan.

    2. Penyajian data (data display). Penyajian data (data display) adalah suatu

    rakitan organisasi informasi yang memungkinkan kesimpulan riset dapat

    dilakukan. Dengan melihat Penyajian data (data display), peneliti akan

    mengerti apa yang terjadi dalam bentuk yang utuh.

    3. Penarikan kesimpulan (conclusi data). Dari awal pengumpulan data,

    peneliti harus sudah mengerti apa arti dari hal-hal yang ia temui dengan

    melakukan pencatatan-pencatatan data. Data yang telah terkumpul

    dianalisis secara kualitatif untuk ditarik suatu kesimpulan.

  • 15

    G. Sistematika Penulisan

    Sistematika pembahasan penelitian ini terdiri dari lima bab :

    BAB I PENDAHULUAN

    Bab ini berisi penegasan judul, latar belakang, rumus masalah, tujuan

    dan kegunaan penelitian, reset terdahulu, metode penelitian, sistematika

    penulisan.

    BAB II KAJIAN TEORI

    Bab ini menguraikan landasan teori yang nantinya akan sangat

    membantu dalam analisis hasil-hasil penelitian, kerangka pemikiran dan

    hipotesis. Dalam bab ini berisikan tentang tinjauan umum tentang Pelayanan

    Terhadap Nasabah BMT AL-Amal Bengkulu Perspektif Etika Bisnis Islam

    BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

    Bab ini menguraikan secara gambaran umum tentang profil tempat

    penelitian yang akan dilakukan sehingga memberikan informasi yang jelas dan

    berhubungan dengan penelitian.

    BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    Bab ini menguraikan mengenai proses analisis penulisan mengenai

    cara Pelayanan Terhadap Nasabah BMT AL-Amal Bengkulu Perspektif Etika

    Bisnis Islam.

    BAB V PENUTUP

    Bab ini berisi tentang kesimpulan dari hasil penelitian dan saran-saran

    hasil penelitian yang ditujukan kepada berbagai pihak.

  • 16

    BAB II

    KAJIAN TEORI

    A. Pelayanan

    1. Pengertian Pelayanan

    Pelayanan merupakan setiap tindakan atau kegiatan yang dapat di

    tawarkan oleh satu pihak lain, pada dasarnya tidak berwujud tidak

    mengakibatkan kepemilikan apapun.1 Pelayanan secara umum adalah rasa

    menyenangkan yang diberiakan kepada orang lain disertai kemudahan-

    kemudahan dan memenuhi segala kebutuhan mereka.2 Pelayanan adalah

    srasa menyenangkan atau tidak menyenangkan yang di terima oleh

    penerima pelayanan pada saat memperoleh pelayanan.

    Pelayanan pelanggan/nasabah mengandung pengertian yaitu,

    sebagai berikut:3

    a. Segala kegiatan yang dibutuhkan untuk menerima, memproses,

    menyampaikan dan memenuhi pesanan pelanggan untuk menindak

    lanjuti setiap kegiatan yang mengandung kekeliruan.

    b. Ketepatan waktu dan rehabilitas penyampaian jasa kepada pelanggan

    sesuai dengan harapan mereka.

    1 Philip Kotler, Manajemen Pemasaran di Indonesia : Analisis, Perencanaan,

    Implementasi dan Pengendalia, (Jakarta: Salemba Empat, 2000), h. 53. 2 Husein Umar, Riset Pemasaran dan Prilaku Konsumen, (Jakarta: PT. Gramedia,

    2003), h. 209. 3 Adrian Payne, Pemasaran Jasa (The Essence of Service Marketing), (Yoyakarta:

    Andi Offsct, 2010), h. 187.

    16

  • 17

    c. Serangkaian kegiatan yang meliputi semua bidang bisnis yang terpadu

    untuk menyampaikan produk-produk dan jasa tersebut sedemikian rupa

    sehingga dipersepsikan memuaskan oleh pelanggan dan merealisasikan

    pencapaian tujuan-tujuan perusahaan.

    d. Total pesan yang masuk dan seluruh komunikasi dengan pelanggan .

    e. Penyampaian produk kepada pelanggan tepat waktu dan akurat dengan

    segala tindak lanjuti serta tanggapan keterangan yang akurat

    Pelayanan merupakan suatu aktivitas atau serangkaian aktivitas

    yang bersifat tidak kasat mata (tidak dapat diraba) yang terjadi sebagai

    akibat adanya interaksi antara konsumen atau nasabah dengan karyawan

    yang dimaksud untuk memecahkan permasalahan konsumen/nasabah.4

    Pelayanan juga dapat diartikan setiap tindakan membantu, menolong,

    memudahkan, menyenangkan dan manfaat bagi orang lain. Pelayanan

    nasabah adalah rangkaian kegiatan sikap dan perilaku petugas bank dan

    menerima kehadiran atau berkomunikasi secara langsung maupun tidak

    langsung.5

    Kualitas pelayanan menurut Islam yaitu melayani dengan cinta,

    bukan karena tugas atau pengaruh dari luar, melainkan benar-benar sebuah

    obsesi yang sangat mendalam bahwa saya bahagia kerena melayani.

    Melayani atau menolong seseorang merupakan bentuk kesadaran dan

    kepedulian terhadap nilai kemanusiaan. Memberikan pelayanan dan

    4Ratminto, Atik Septi Winarsih, Manajemen Pelayanan Pengembangan Model

    Konseptual Penerapan Citizen’s dan Standart Pelayanan Minimal, (Yogyakarta: Pustaka

    Pelajar, 2010), h. 2. 5 Nur Rianto Al Arif, Dasar dasar Pemasaran Bank Syariah, (Bandung: Alfabeta,

    2010), h. 212.

  • 18

    pertolongan merupakan investasi yang kelak akan dipetik keuntungannya,

    tidak hanya di akhirat, tetapi di dunia pun mereka merasakannya. Lihatlah

    teladan Rasulullah saw, betapa besarnya perhatiannya terhadap manusia

    bahkan bersama makhluk lainya. Dimuliakanya tamu yang datang

    kepadanya. Bila berjalan dengan orang yang lemah, ia mengiringkannya, di

    belakang seraya mendoakannya.

    Menurut Siagian, pelayanan merupakan rasa menyenangkan yang

    diberikan kepada orang lain disertai kemudahan-kemudahan dan memenuhi

    segala kebutuhan mereka.6 Konsep Islam mengajarkan bahwa memberikan

    layanan dari usaha yang dijalankan baik itu berupa barang atau jasa jangan

    memberikan pelayanan yang tidak baik atau tidak berkualitas kepada

    sesama manusia. Hal ini dijelaskan dalam Alquran surat Al-Baqarah ayat

    267 :

    Artinya : Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah)

    sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang

    Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. Dan janganlah kamu memilih yang

    buruk-buruk lalu kamu menafkahkan daripadanya, Padahal kamu sendiri

    tidak mau mengambilnya melainkan dengan memincingkan mata

    terhadapnya. Dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.

    (QS. Al-Baqarah [2] : 267)

    6 Ridwan “kualitas-pelayanan-dalam-Islam”. http:// wordpress. Com/ 11 Januari

    /2013. Diakses tanggal 24 Mei 2016 pukul 22.00.

  • 19

    2. Prinsip-Prinsip Pelayanan

    Adapun prinsip-prinsip pelayanan yang baik dan bagus, antara lain

    sebagai berikut :

    a. Melayani itu ibadah dan karenanya harus ada rasa cinta dan semangat

    yang membara di dalam hati pada setiap tindakan yang dilakukan

    terhadap pelayanan anda.

    b. Memberi dahulu dan anda akan menerima ROSE ( Return on Service

    Excellen).

    c. Mengerti orang lain terlebih dahulu sebelum ingin dimengerti.

    d. Bahagiakanlah orang terlebih dahulu kelak anda akan menerima

    kebahagian melebihi dari apa yang anda harapkan.

    e. Menghargai orang lain sebagaimana diri anda ingin dihargai.7

    3. Jenis-Jenis Pelayanan

    Dalam pelayanan tersebut anda yang memerlukan penjelasan baik

    sekedarnya atau secara rinci. Dalam prakteknya pelanggan/nasabah yang

    membutuhkan sesuatu yang perlu pelayanan sesuai dengan keinginannya,

    jenis-jenis pelayanan terbagi menjadi empat macam yaitu sebagai berikut :8

    a. Pelanggan/nasabah sangat perlu bantuan seseorang (customer service,

    pramuniaga atau kasir, marketing) untuk memperoleh informasi tentang

    segala sesuatu yang berhubungan dengan produk. Mulai dari mencari

    7 Toto Tasmara, Membudayakan Etos Kerja Islam, (Jakarta: Gema Insani Press,

    Cet.Kel, 2010), h. 97. 8 Philip Kotler, Manajemen Pemasaran : Analisis, Perencanaan dan Implementasi

    dan Kontrol, (Jakarta: Erlangga, 2001), h. 83.

  • 20

    dari produk yang diinginkan, memilih produk, memintak penjelasan

    tentang produk sampai sampai dengan pembayaran di kasir maupun

    kepada marketing.

    b. Pelanggan/nasabah memberikan bantuan hanya seperlunya saja, artinya

    nasabah datang kemudian mencari sendiri, memilih sendiri baru terakhir

    berhubungan dengan petugas saat membayar. Kalaupun memerlukan

    bantuan hanya sekedar bertanya singkat seperti tempat barang dijual.

    c. Pelanggan membutuhkan bantuan tetapi melalui telepon. Jadi dalam hal

    ini pelanggan tidak berhadapan langsung secara fisik. Dengan kita akan

    tetapi melalui dengan suara saja.

    d. Pelanggan/nasabah tidak perlu memintak bantuan petugas jika tidak

    dalam keadaan darurat. Artinya yang dihadapi nasabah dalam hal ini

    adalah seperti kendala-kendala, misalnya mesin anjungan tunai rusak

    (ATM)

    4. Ciri-ciri pelayanan yang baik

    Setiap bank dan lembaga keuangan syariah, selalu ingin dianggap

    yang terbaik dimata nasabanya. Nasabah pada intinya ingin diberi pelayanan

    yang terbaik :9

    a. Tersedia sarana dan prasarana yang baik

    Nasabah ingin dilayani dengan prima. Untuk melayani nasabah

    salah satu hal yang paling penting diperhatikan adalah sarana dan

    prasarana yang dimiliki oleh bank/perusahaan.

    9 Kasmir, Pemasaran Bank, (Jakarta: Kencana, 2008), h. 208.

  • 21

    b. Tersedia karyawan yang baik

    Kenyamanan nasabah juga sangat tergantung dari petugas

    customer service dan marketing yang melayaninya. Petugas customer

    service dan marketing pun harus mampu memikat dan mengambil hati

    nasabah sehingga nasabah semakin tertarik.

    c. Bertanggung jawab terhadap setiap nasabah dari awal sampai selesai

    Dalam menjalankan kegiatan pelayanan petugas customer

    service atau marketing harus mampu melayani dari awal hingga tuntas.

    Nasabah akan merasa puas jika nasabah bertanggung jawab terhadap

    pelayanan yang diingikannya.

    d. Mampu melayani cepat dan tepat

    Dalam melayani nasabah diharapkan petugas customer service

    atau marketing harus melakukan dengan prosedur. Layanan yang

    diberikan sesuai dengan jadwal untuk pekerjaan tertentu dan jangan

    membuat kesalahan dalam arti pelayanan yang diberikan sesuai dengan

    keinginan nasabah.

    e. Mampu memberikan kepercayaan terhadap nasabah10

    Kepercayaan nasabah atau calon nasabah mutlak diperlukan

    sehingga calon nasabah mau menjadi nasabah bmt yang bersangkutan.

    Demikian juga untuk menjga nasabah lama agar tidak lari perlu dijaga

    kepercayaannya.

    10

    Kasmir, Pemasaran...,h. 209

  • 22

    5. Larangan dalam Etika Pelayanan

    Secara umum, larangan dalam etika pelayanan adalah sebagai

    berikut :11

    a. Dilarang berpakaian sembarangan, terutama pada saat jam kerja, dan pada

    saat melayani nasabah.

    b. Dilarang melayani nasabah atau tamu sambil makan, minum, merokok

    atau mengunyah sesuatu seperti permen karet.

    c. Dilarang melayani nasabah atau tamu sambil ngobrol atau bercanda

    dengan karyawan yang lain dalam kondisi apapun.

    d. Dilarang menampakkan wajah cemberut, memelas, atau sedih didepan

    nasabah atau tamu.

    e. Dilarang untuk berdebat atau berusaha menyanggah nasabah secara kasar

    atau tidak sopan.

    d. Dilarang meninggalkan nasabah pada saat banyak nasabah yang harus

    dilayani.

    e. Dilarang berbicara terlalu keras baik volume suara maupun kata-kata.

    f. Dilarang berbicara terlalu pelan dan tidak jelas pada saat melayani

    nasabah.

    g. Dilarang keras meminta imbalan atau janji-janji tertentu kepada nasabah

    11

    Kasmir, Pemasaran..., h. 197.

  • 23

    6. Etika pelayanan nasabah

    Secara umum, etika pelayanan yang harus diberikan oleh pihak

    BMT dalam melayani nasabahnya adalah sebagai berikut :12

    1) Mengucapkan salam pada saat bertemu dengan nasabah, selamat pagi,

    selamat siang, atau selamat sore. Jika kita sudah tahu agama nasabah,

    misalnya muslim maka ucapkan assalamualaikum.

    2) Setelah mengucapkan salam, segera mempersilahkan tamu untuk masuk

    atau duduk dengan sopan atau suruh menunggu sebentar.

    3) Baik dalam mengucapkan salam maupun mempersilahkan tamu

    masukatau duduk selalu dengan ramah dan murah senyum.

    4) Bertanya tentang keperluan nasabah, secara ramah, sopan, dan lemah

    lembut.

    5) Biasakan dan mulaikan mengucapkan tolong atau maaf untuk menyuruh

    nasabah megisi formulir atau menunggu sesaat.

    6) Ucapkan kata terima kasih apabila nsabah memberikan saran atau hendak

    pamit setelah menyelesaikan masalahnya.

    B. Nasabah

    1. Pengertian Nasabah

    Nasabah adalah orang atau badan yang mempunyai rekening

    simpanan atau pinjaman pada bank.13

    Sedangkan pengertian nasabah

    menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah orang yang bisa

    12

    Kasmir, Pemasaran ..., h. 196. 13

    Djaslin Saladin, Dasar-dasar Manajemen Pemasaran Bank Mandiri Maju,

    (Jakarta: CV Rajawali, 2001), h. 7.

  • 24

    berhubungan dengan atau menjadi pelanggan bank (dalam hal

    keuangan).14

    Menurut undang-undang No.10 tahun 1998 pasal 1 ayat (16)

    nasabah adalah pihak yang menggunakan jasa bank. Berdasarkan pengertian

    tersebut, menurut UU No. 10 tahun 1998 pasal 1 nasabah terdiri dari 2 (dua)

    jenis, yaitu :

    a. Pasal 1 ayat (17) menyatakan bahwa nasabah penyimpangan adalah

    nasabah yang menepatkan dananya di bank dalam bentuk simpanan

    berdasarkan perjanjian bank dengan nasabah yang bersangkutan.

    b. Pasal 1 ayat (18) menyatakan bahwa nasabah debitur adalah nasabah yang

    memperoleh fasilitas kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip-prinsip

    syariah atau dipersamakan dengan itu berdasarkan perjanjian bank

    dengan nasabah yang bersangkutan.

    Berdasarkan pengertian di atas, maka untuk penelitian ini yang

    dimaksud dengan nasabah adalah seseorang ataupun badan usaha (koperasi)

    yang mempunyai rekening simpanan dan pinjaman yang melakukan

    transaksi simpanan dan pinjaman tersebut pada sebuah bank atau lembaga

    keuangan syariah seperti BMT Kota Mandiri Bengkulu. sedangkan dalam

    lembaga keuangan syariah nasabah adalah berbentuk sebagai pemegang

    polis, ataupun bekas pemegang polis atau keluarga perwakilan.

    2. Sifat- Sifat Nasabah

    a. Nasabah dianggap sebagai raja.

    14

    Dep P dan K, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2000), h.

    683.

  • 25

    Artinya seorang harus dipenuhi semua kegiatan dan

    kebutuhannya pelayanan yang diberikan haruslah seperti melayani

    seorang raja dalam arti masih batas-batas etika dan moral dengan tidak

    merendahkan derajat lembaga keuangan itu sendiri dalam hal ini yaitu

    BMT.

    b. Nasabah mau dipenuhi keinginan dan kebutuhannya.

    c. Kedatangan nasabah adalah agar keinginannya terpenuhi, baik berupa

    informasi, penghasilan aplikasi, ataupun keluhan-keluhan.

    d. Nasabah tidak mau didebat dan tidak mau di singgung.

    e. Usaha setiap pelayanan dilakukan melalui diskusi yang santai dan rileks.

    Pandai-pandailah mengemukakan pendapat sehingga nasabah tidak

    mudah tersinggung.

    f. Nasabah mau diperhatikan.

    g. Nasabah yang datang pada hakekatnya hanya memperoleh perhatian,

    jangan sekali-sekali menyepelekan nasabah.

    h. Nasabah sumber pendapatan BMT

    Pendapatan utama dari BMT adalah transaksi yang dilakukan

    oleh nasabahnya. Oleh karna itu jika membiarkan nasabah berarti

    menghilangkan pendapat. Nasabah merupakan sumber pendapatan yang

    harus dijaga.

  • 26

    3. Sikap Melayani Nasabah

    Agar pelanggan/nasabah merasa puas, sikap karyawan dalam

    melayani nasabah harus diatur dengan sedemikian rupa. Ada beberapa sikap

    yang harus di perhatikan dalam melayani nasabah yaitu sebagai berikut :15

    a. Beri kesempatan nasabah untuik berbicara

    Maksudnya adalah petugas atau keryawan memberikan

    kesempatan kepada nasabah untuk menyampaikan atau mengemukakan

    keinginanya. Dalam hal ini petugas harus dapat menyimak dan berusaha

    memahami keinginan dan kebutuhan nasabah.

    b. Jangan menyela pembicaraan

    Sebelum nasabah selesai berbicara karyawan dilarang untuk

    memotong atau menyela pembicaraan. Usahkan nasabah sudah benar-

    benar selesai berbicara baru petugas CS menanggapinya.

    c. Ajukan pertanyaan setelah nasabah selesai berbicara

    Pengajuan pertanyaan kepada nasabah baru dilakukan apabila

    nasabah sudah selesai berbicara. Pengajuan pertanyaan hendaknya

    dengan bahasa yang baik, singkat, dan jelas.

    d. Jangan mendebat nasabah

    Jika ada hal-hal yang kurang setuju usahakan beri penjelasan

    dengan sopan dan jangan sekali-kali berdebat atau memberikan argument

    yang tidak diterima oleh nasabah.

    15

    Kasmir, Pemasaran Bank ..., h. 210.

  • 27

    e. Jaga sikap sopan, ramah, dan selalu berlaku tenang

    Dalam melayani nasabah sikap sopan santun, ramah tamah harus

    selalu dijaga. Begitu pula dengan emosi harus tetap terkendali dan selalu

    berlaku tenang dalam menghadapi nasabah yang kurang menyenangkan.

    f. Tunjukan sikap perhatian dan sikap ingin membantu

    Nasabah yang datang ke bank pada prinsipnya ingin dibantu.

    Oleh karna itu beriakan sepenuhnya dan tunjukan bahwa memang kita

    ingin membantu nasabah.

    4. Dasar Pelayanan Nasabah

    Dalam melayani nasabah ada beberapa hal yang harus di

    perhatiakan terhadap karyawan atau petugas CS diantaranya adalah : 16

    a. Berpakaian dan berpenampilan rapi dan bersih

    Karyawan harus mengenakan baju dan celana yang sepadan

    dengan kombinasi yang menarik.

    b. Percaya diri, bersikap akrab, dan penuh dengan senyuman

    Dalam melayani nasabah petugas jangan sampai ragu-ragu,

    yakin dan percaya diri yang tinggi. Petugas CS harus bersikap akrab

    seolah-olah sudah kenal lama. Dan dalam melayani nasabah petugas CS

    haruslah murah senyum dengan raut muka yang menarik hati.

    16

    Kasmir, Bank dan Keuangan Lainnya, (Jakarta: kencana, 2005), h.140.

  • 28

    c. Berbicara degan bahasa yang baik dan benar

    Dalam berkomunikasi dengan nasabah harus menggunakan

    bahasa Indonesia yang benar, suara yang digunakan juga harus jelas

    dalam artian mudah dipahami oleh nasabah.

    d. Mampu meyakinkan nasabah serta memberikan kepuasan

    Sikap pelayanan yang diberikan kepada nasabah harus mampu

    meyakinkan nasabah dengan argument-argument yang masuk akal.

    Petugas CS harus mampu memberikan kepuasan atas pelayanan yang

    diberikan.

    C. Etika Bisnis Islam

    a. Pengertian Etika Bisnis Islam

    Sebelum membahas tentang pengertian etika bisnis, terlebih dahulu

    akan dijelaskan tentang pengertian etika dan bisnis secara terpisah. Kata

    etika berasal dari bahasa yunani yaitu ethos yang dalam bentuk tunggal

    memiliki banyak arti yaitu adat, kebiasaan, akhlaq, watak, sikap, dan cara

    berfikir, dalam bentuk jama’ taetha artinya adat kebiasaan.17

    Etika dalam

    bahasa Arab al-khuluq. Khuluq dari kata khaluqa-khuluqan yang berarti

    tabiat, budi pekerti, kebiasaan, kesatria, keprawiraan.18

    Di ketahui bahwa semakin maju peradaban dan kebudayaan

    manusia maka semakin banyak pula kreasi dan hasil daya cipta manusia

    17

    K. Bertens, Etika Bisnis (Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama, Cet ke-3, 1997), h.

    14.

    18Muhammad dan R. Lukman Fauroni, Visi Al-Quran: Tentang Etika dan

    Bisnis(Jakarta: Salemba Diniyah, 2002), h. 3.

  • 29

    dalam berbagai bentuk kreasi. Daya cipta itu dikembangkan untuk

    memenuhi kebutuhan manusia baik lahir maupun batin. Maka diciptakannya

    beberapa faktor produksi seperti mesin, bahan baku, dan sebagainya. Di sisi

    lain ada pihak yang menikmati hasil karya cipta barang tersebut yang

    disebut konsumen, pengguna, atau pemakai. Selanjutnya terjadilah proses

    saling memenuhi kebutuhan disebut perdagangan, perniagaan, atau bisnis.19

    Kata bisnis dalam Alquran yang digunakan al-ijarah, al-bay‘

    tadayantum, dan ishtara. Tetapi sering kali kata yang digunakan adalah

    dalam bahasa arab al-tijarah, berasal dari kata dasar tajara, tajran wa

    tijaratan yang bermakna berdagang. Menurut Ar-Raghin Al-Asfahani dalam

    al-mufradat fi gharib al-qura’at-tijarahbermakna pengelolaan harta benda

    untuk mencari keuntungan.20

    Etika bisnis Islam dapat diartikan sebagai serangkaian aktivitas

    bisnis dalam berbagai bentuknya (yang tidak dibatasi) namun dibatasi dalam

    perolehan dan pendayaan hartanya (ada aturan halal dan haramnya) dalam

    arti pelaksanaan bisnis harus tetap berpegang pada ketentuan syariat Islam

    aturan-aturan dari Alquran dan Hadis). Dengan kata lain syariat merupakan

    nilai utama yang menjadi payung strategis maupun taktis bagi pelaku

    kegiatan ekonomi bisnis.21

    Etika bisnis Islam juga bisa diartikan sebagai

    aturan-aturan menegenai prilaku-prilaku baik dan buruk benar, wajar dan

    19

    Pamoentj ak, K.ST dan Ichsan, Seluk-Beluk dan Teknik Perniagangan (Jakarta:

    PT. Bumi Aksara, 2002), h. 2.

    20 Muhammad dan R luman Fauroni, Visi Al-quran...,h.130

    21Veizal Rival At Al, Islamic Business and Economi Ethis (Jakarta: Bumi aksara,

    2012), h. 13.

  • 30

    tidak wajar pantas atau tidak pantas dari prilaku manusia dalam dunia bisnis

    dan ditambah dengan halal dan haram, karena itu aturan-aturan tersebut

    tidak boleh dilanggar 22

    .

    b. Prinsip-Prinsip Etika Bisnis Islam

    Etika bisnis secara umum menurut Suharni Amran, harus

    berdasarkan prinsip-prinsip sebgai berikut :23

    1. Prinsip otonomi yaitu kemampuan untuk mengambil keputsan dan

    bertindak berdasarkan keselarasan tentang apa yang baik untuk dilakukan

    dan bertanggung jawab secara moral atas keputusan yang akan diambil.

    2. Prinsip kejujuran dalam hal ini kejujuran adalah merupakan kunci

    keberhasilan suatu bisnis. Kejujuran dalam pelaksanaan kontrol terhadap

    konsumen dalam hubungan kerja sama dan sebagainya.

    3. Prinsip keadilan bahwa setiap orang dalam berbisnis diperlukan sesuai

    dengan haknya masing-masing dan tidak ada yang boleh dirugikan.

    4. Prinsip saling menguntungkan juga dalam bisnis yang kompetitif

    5. Prinsip integritas moral ini merupakan dasar dalam berbisnis harus

    menjaga nama baik perusahaan tetap dipercaya merupakan perusahaan

    terbaik.

    Demikian pula dalam Islam, etika bisnis Islam harus berdasarkan

    pada prinsip-prinsip dasar yang berlandasan pada Alquran dan Al-Hadis

    sehingga dapat diukur dengan aspek dasarnya yang meliputi :

    22

    Muhammad Arif Mufraini, Etika Bisnis Islam (Depok: Gramata Pucilising, 2011)

    h. 3. 23

    Abdul Aziz, Etika Bisnis Perspektif Islam (Bandung: Alfabeta, 2013), h. 36.

  • 31

    a) Alquran surat Al-Baqarah ayat: 83) yang berbunyi :

    Artinya : Dan (ingatlah), ketika kami mengambil janji dari Bani Israil

    (yaitu): janganlah kamu menyembah selain Allah, dan berbuat

    kebaikanlah kepada ibu bapak, kaum kerabat, anak-anak yatim, dan

    orang-orang miskin, serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada

    manusia, dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. kemudian kamu tidak

    memenuhi janji itu, kecuali sebahagian kecil daripada kamu, dan kamu

    selalu berpaling. (QS. Al-baqarah [2] : 83).

    b) Alquran surat Ali Imran ayat 159, menjelaskan sebagai berikut :

    Artinya : Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah

    lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati

    kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. karena itu

    ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan

    bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. kemudian apabila

    kamu telah membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada Allah.

    Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-

    Nya. (QS. Ali Imran [3] : 159).

    Ayat ini menunjukan bahwa salah satu ciri mendasar orang yang

    bertaqwa adalah senantiasa bermuamalah dengan muamalah Islami

    (berbisnis secara Islami).

  • 32

    c) Mendatangkan keberkahan. Allah swt berfirman (QS. Al-A’raf, 7 : 96)

    Artinya : Jikalau Sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan

    bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari

    langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, Maka

    Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya. (QS. Al-A’raf [7] : 96)

    d) Harta yang diperoleh dengan cara yang halal dan baik akan

    mendatangkan keberkahan pada harta tersebut, sehingga pemanfaatan

    harta dapat lebih maksimal bagi dirinya maupun bagi orang lain.

    Sebaliknya, harta yang diproleh dengan cara tidak halal atau tidak baik,

    meskipun berjumlah banyak namun tidak mendatangkan manfaat bahkan

    senantiasa menimbulkan kegelisahan dan selalu merasa kurang.

    e) Mendapatkan derajat seperti para Nabi, sidiqin dan shuhada.

    f) Islam memberikan penghargaan yang besar terhadap pebisnis yang

    shaleh, karena baik secara makro maupun mikro pebisnis yang shaleh

    akan memberika kontribusi positif terhadap perekonomian suatu negara,

    yang langsung maupun yang tidak langsung akan membawa

    kemaslahatan bagi umat Islam

    g) Berbisnis merupakan sarana ibadah kepada Allah SWT. Banyak ayat

    yang mengambarkan bahwa aktivitas bisnis merupakan sarana ibadah,

    bahkan perintah dari Allah SWT. Diantaranya adalah :

  • 33

    Artinya : Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, Maka Allah dan Rasul-Nya

    serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan

    dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui akan yang ghaib dan yang

    nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.

    (QS. At-Taubah [9] : 105)

    Terdapat fungsi khusus yang diemban oleh etika bisnis Islam, yaitu :

    1) Etika bisnis beberapa mencari cara untuk menyelaraskan berbagai

    kepentingan dalam dunia bisnis.

    2) Etika bisnis juga mempunyai peran untuk senantiasa melakukan

    perubahan kesadaran bagi masyarakat tentang bisnis. Dan caranya

    biasanya memberika suatu pemahaman serta dengan pandang baru

    tentang pentingnya bisnis dengan menggunakan landasan nilai-nikai

    moralitas dan spiritualitas, yang kemudian terangkum dalam suatu bentuk

    yang bernama etika bisnis.

    3) Etika bisnis terutama etika bisnis Islami juga bisa berperan memberikan

    satu solusi terhadap berbagai persoalan bisnis modern ini yang kian jauh

    dari nilai-nilai etika. Dalam arti bahawa bisnis yang beretika harus benar-

    benar merujuk pada sumber utamanaya yaitu A-Quran dan sunnah.

    c. Karakteristik Etika Bisnis Islam

    Islam merupakan sumber nilai dan etika dalam Islam segala aspek

    kehidupan manusia secara menyeluruh, termasuk wacana bisnis. Mulai

  • 34

    prinsip dasa, pokok-pokok kerusakan dalam perdagangan, faktor-faktor

    produksi, tenaga kerja, model organisasi, distribusi kekayaan, masalah upah,

    barang dan jasa, kualifikasi dalam bisnis, samapi kepada etika soslo

    ekonomik menyangkut hak milik dan hubungan sosial.24

    Aktivitas bisnis merupakan bagian integral dari wacan ekonomi.

    Adapun bisnis syariah merupakan implementasi atau perwujudan dari aturan

    syariat Allah. Sebenarnya bentuk bisnis syariah tidak jau beda dengan bisnis

    pada umumnya, yaitu upaya memproduksi dan mengusahkan barang dan

    jasa, guna memenuhi kebutuhan konsumen. Namun aspek syartiah inilah

    yang membedakan dengan bisnis pada umumnya.

    Sehingga bisnis syariah selain mengusahkan bisnis pada umumnya,

    juga menjalankan syariat dan perintah Allah dalam hal bermuamalah.

    25Untuk membedakan anatara bisnis syariah dan yang bukan, maka kita

    dapat mengetahuinya ciri dan karakter dari bisnis syariah yang memiliki

    keunikan dan karakteristik tersendiri.

    Beberapa karakteristik etika bisnis Islam yaitu antara lain sebagai

    berikut :26

    1) Bahwa prinsip esensial dalam bisnis adalah kejujuran. Dalam doktrin

    Islam, kejujuran merupakan syarat fundamental dalam kegiatan bisnis.

    Rasulullah sangat intens menganjurkan kejujuran dalam aktivitas bisnis.

    24

    Faisal Badroen, Etika Bisnis Islam (Jakarta: Kencana, 2009), h. 3. 25

    Ismail Nawawi, Etika Bisnis Islam (Sidoarjo: CV Dwiputra Pustaka Jasa, 2014),

    h. 9 26

    Ismail Nawawi, Etika Bisnis..., h.12.

  • 35

    Rasulullah sendiri selalu bersikap jujur dalam berbisnis beliau

    melarang para pedagang meletakan barang busuk di sebelah bawah dan

    barang baru bagian atas.

    2) Selalu berpijak dalam nilai-nilai ruhiyah adalah kesadaran setiap

    manusia akan eksitensinya sebagai ciptaan (mahkluk) Allah yang harus

    selalu kontak dengan-Nya dalam wujud ketaatan disetiap tarikan nafsu

    hidupnya.

    3) Memiliki pemahaman terhadap bisnis yang halal dan haram. Seorang

    pelaku bisnis syariah dituntut mengetahui benar fakta-fakta terhadap

    praktik bisnis yang shahih dan yang salah. Di sampingnya juga harus

    paham dasar-dasar nash yang dijadikan hukumnya.

    4) Benar secara syar’i dalam implementasinya. Intinya dalam pada

    masalah ini adalah ada kesesuaian antara apa yang telah dipahami dan

    yang diterapkan. Sehingga pertimbangannya tidak semata-mata untung

    dan rugi secara material.

    5) Berorientasi pada hasil dunia dak akhirat. Bisnis tentu dilakukan untuk

    mendapatkan keuntungan yang sebanyak-banyaknya dan ini dibenarkan

    dalam Islam karena dilakukannya bisnis memang untuk mendapatkan

    keuntungan materi dalam konteks ini hasil yang diperoleh, dimiliki dan

    dirasakan memang berupa harta.

    6) Namun, seorang muslim yang sholeh tentu bukan hanya itu yang

    menjadi orientasi hidupnya. Namun lebih dari itu yaitu kebahagiaan

    abadi di yaumil akhir. Oleh karna itu untuk mendapatkannya dia harus

  • 36

    menjadi bisnis yang dikerjakannya itu sebagai ladang ibadah dan

    menjadi pahala dihadapan Allah. Hal itu terwujud jika bisnis atau

    apapun yang kita lakukan selalu berlansan pada aturan-Nya yaitu

    syariat Islam. 27

    d. Aplikasi Etika Bisnis Islam

    Kehidupan berbisnis yang semakin marak di kalangan masyarakat

    sering menjumpai hal-hal yang mungkin telah terjadi penyimpangan dan

    pelanggaran-pelanggaran yang masih saja dilakukan oleh para pelaku bisnis.

    Penyimpangan tersebut karena faktor-faktor cara pandang dan ruang lingkup

    ukuran atau tolak ukur yang dipergunakan untuk menilai benar tidaknya

    pelaku bisnis, atau karen landasan atau pijakan normatif dan paradigma

    yang dipergunakan memiliki keterbatsan bobot nilai filsafat dan sistem yang

    dipergunakan atau yang dianut28

    .

    Gejala umum pada perilaku seperti diapikasikan sebagai berikut :

    1) Tujuan bisnis sangat kuat pada orientasi maksimisasi profit

    2) Kinerja diukur dominan dengan ukur ekonomi dan finansial

    3) Kurang pada kualitas cara meraih sukses bisnis

    4) Kepentingan masyarakat lain kurang atau agak terabaikan

    Perbedaan Islam dengan materialisme ialah bahwa tidak perna

    memisahkan ekonomi dan etika, kemudian diorganisasikan dan

    diinterpretasikan melalui bentuk-bentuk rangsangan suatu obyek atau

    27

    Ismail Nawawi, Etika Bisnis..., h. 13 28

    Musclich, Etika Bisnis Perspektif Islam, 2004 (Yogyakarta: Ekonisia), h. 21.

  • 37

    peristiwa berdasarkan latar belakang masing-masing individu sehingga akan

    muncul tanggapan atau reaksi yang diwujudkan dalam bentuk kemampuan

    memebeda-bedakan, menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan.

  • 38

    BAB III

    GAMBARAN UMUM

    A. Sejarah dan Perkembangan Koperasi BMT Al-Amal Bengkulu

    BMT Al-Amal Bengkulu didirikan pada tanggal 27 Juli 1996 dimana,

    pada awalnya didirikan oleh 13 pemegang saham. Dengan modal awal

    masing-masing Rp. 200.000,00 dan total modal keseluruhannya Rp.

    2.600.000,-. BMT Al-Amal merupakan BMT pertama sekali yang didirikan di

    Bengkulu. Hal ini berawal dari belum adanya bank yang berbasis syariah di

    kota Bengkulu. Baitul Maal Wattamwil (BMT) Al-amal pada awalnya

    merupakan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) yang berada di bawah

    naungan Lembaga Pengembangan Swadaya Masyarakat (LPSM) yang secara

    otomatis ada dibawah Yayasan Al-Afida dengan akta notaris: Martonoes BK,

    Sn:814/1991. Dan untuk pertama kalinya Kelompok Swadaya Masyarakat ini

    telah mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) pada tanggal 10

    November 1996 di Kampus Ma’had Rabbani Tanah Patah Bengkulu,

    sedangkan RUPS AL-Amal kedua dilaksanakan pada tanggal 14 dan 15

    Februari 1998.1

    Pada awalnya pendirian Baitul Maal wattanwil (BMT) Al-Amal juga

    mengalami beberapa hambatan, karena masyarakat masih banyak yang belum

    tau dan belum mengenal tentang konsep ekonomi syariah dan banyak

    masyarakat awam menanggap bahwa BMT Al-amal sama dengan Koperasi

    1Niki Sugianto dan M. Saddam Sattari, Laporan Hasil Praktek Kerja Lapangan

    (PKL) Mahasiswa IAIN Bengkulu di Koperasi Syariah BMT Al-Amal, h.01

    38

  • 39

    konvensional. Namun, setelah melihat perkembangan asset BMT pada media

    tahun 1998 yang secara signifikan naik, maka pada 4 Oktober 1998 dengan

    memiliki Unit Usaha Layanan Takaful dan Usaha Simpan Pinjam para

    pemegang saham sepakat merubah status BMT Al-Amal dari KSM menjadi

    Baitul maal wattamwil yang berbadan hukum Koperasi sesuai dengan Surat

    Keputusan (SK) Menteri Koperasi dan PKM Kota Bengkulu. Pertimbangan

    lain dari status tersebut selain ditunjukan untuk legalitass berbadan hukum

    Koperasi, kemungkinan akses untuk memperoleh bantuan dana lebih terbuka

    dengan jumlah yang relatif besar.2

    Pada saat ini asset yang dimiliki oleh Baitul Maal Wattamwil (BMT)

    Al-Amal Bengkulu telah mencapai 2.5 M dan jumlah nasabah lebih kurang

    lebih 2000 orang yang terdiri dari beberapa kalangan. BMT Al-Amal sampai

    sekarang sudah beberapa kali berganti kepengurusan.

    B. Visi, Misi dan Tujuan BMT Al-Amal Bengkulu3

    1. Visi

    Menjadi lembaga keuangan syariah yang mandiri, amanah, profesional serta

    unggul di bidangnya dalam upaya memperdayakan ekonomi umat syariah.

    2. Misi

    a. Menetapkan prinsip syariah

    b. Membina kepedulian aghniya’, kepada dhuafa secara terpola

    c. Berkesinambungan menuju peningkatan kualitas kehidupan umat.

    2Niki Sugianto dan M. Saddam Sattari, Laporan... h. 01

    3Niki Sugianto dan M. Saddam Sattari, Laporan... h.5-6

  • 40

    3. Tujuan BMT Al-Amal Bengkulu

    Tujuan dibentuknya Baitul maal wattamwil (BMT) Al-Amal

    Bengkulu didasari sebagai manifestasi ibadah semata-mata hanya mendapat

    Ridho Allah SWT. Lebih luasnya BMT Al-Amal mempunyai tujuan sebagai

    berikut:

    a. Meningkatkan dan mengembangkan ekonomi umat, khusunya

    pengusaha-pengusaha kecil.

    b. Meningkatkan produktivitas usaha dengan memberikan pembiayaan-

    pembiayaan kepada pengusaha-pengusaha muslim yang membutuhkan

    dana.

    c. Membebaskan umat/pedagang/pengusaha kecil dari cakraman bunga dan

    rentenir.

    d. Meningkatkan kualitas dan kuantitas kegiatan usaha, di samping

    meningkatkan kesempatan kerja dan meningkat penghasilan umat Islam.

    e. Menghimpun dana umat Islam yang selama ini enggan untuk menyimpan

    dananya di bank-bank atau Lembaga Keuangan yang masih

    menggunakan bunga.

    C. Produk dan Jasa BMT Al-Amal Bengkulu

    1. Produk Penghimpunan Dana

    a. Tabungan Mudharabah

    Tabungan mudharabah yaitu simpanan yang penyetoran dan

    penarikannya dapat dilakukan kapan saja setiap jam, serta bagi hasil yang

    diperhitungkan berdasarkan data-data harian bulanan.

  • 41

    b. Penyetoran Modal

    BMT Al-Amal bengkulu menerima penyetoran modal berupa saham dari

    masyarakat. Saham yang disertakan tersebut terdiri dari saham pendiri

    dan saham biasa penyertaan modal dari masyarakat dengan syarat

    menjadi mitra BMT Al-Amal Bengkulu.

    2. Produk Pembiayaan BMT Al-Amal Bengkulu

    a. Pembiayaan Mudharabah

    Pembiayaan Mudharabah adalah pembiayaan yang diberikan BMT

    sebagai pemilik dana kepada nasabah sebagai pengelola. Keuntungan dan

    keuntungan ditanggung bersama berdasarkan kesepakatan.

    b. Pembiayaan Musyarakah

    Pembiayaan Musyarakah adalah pembiayaan BMT kepada nasabah

    terlibat dalam pengelolanya keuntungan dan kerugian bersama-sama

    bertanggung jawab sesuai dengan besar pernyataan dan masing-masing

    telah disepakati.

    c. Pembiayaan Murabahah (Bai’u Bitsaman Ajil)

    Pembiayaan murabahah adalah pembiayaan yang diberikan BMT kepada

    mitra untuk pembelian barang yang akan dijadikan modal kerja, jangka

    waktunya pendek sedangkan keuntungan yang diperoleh dari margin

    harga barang tersebut berdasarkan kesepakatan.

  • 42

    d. Pembiayaan Al-Ijarah

    Pembiayaan ini adalah pembiayaan yang diberikan BMT kepada mitra

    untuk keperluan sewa-menyewa seperti sewa tempat usaha dan tempat

    tinggal bagi mitra, keuntungan bagi sewa tersebut.

    e. Pembiayaan Qardul Hasan

    Merupakan pinjaman yang diberikan BMT kepada nasabah sebagai

    pinjaman murnu tanpa mengambil keuntungan yang bersifat darurat atau

    mendesak. Dana qardhul hasan bersumber dari dana zakat, infaq,

    sedekah, dan wakaf (ZISWAF).

    D. Struktur Organisasi Koperasi BMT Al-Amal Bengkulu

    Baitul Maal Wattamwil (BMT) Al-Amal Bengkulu memiliki struktur

    organisasi dengan susunan yang terdiri dari Rapat Anggota Tahunan (RAT),

    Dewan Pengawas Syariah (DPS), Dewan Pengurus, Staf Pembiayaan, Kasir,

    dan Staf IT. Untuk mengetahui lebih jelas struktur organisasi Baitul Maal

    Wattamwil (BMT) Al-Amal Bengkulu digambarkan sebagai berikut:

  • 43

    SRTUKTUR ORGANISASI KOPERASI BMT AL-AMAL

    Badan Hukum No:09/BH/KDK.8.4/Kep/1999. Tanggal 16 Januari 1999

    Jalan Dempo Raya No. 42 Bengkulu Telp/Fax: (0736) 349289

    RAPAT ANGGOTA TAHUNAN

    BADAN

    PENGAWAS

    H. Heru Susanto,

    SE., MM

    Ketua

    Sulistyowati

    Wakil Ketua

    Rinsa Irawan

    Sekretaris

    Muslim, SE

    Wakil Sekretaris

    H. Suherman

    Anggota

    DEWAN

    PENGURUS

    Lukman, SP

    Ketua

    Drs. H. Salamun

    Haris, M.Si

    Wakil ketua

    Tharmizi, S.Sos

    Sekretaris

    Hermasyah, SE

    Bendahara

    Iip Arifin, SP., MPPd

    Wakil Bendahara

    Pengurus

    Khusnul Arifin

    Staff IT/ Adum

    Inesia Virdha Noor

    Staff Kasir

    Eni Yuniarti

    Staff Pembiayaan

    Anggota

  • 44

    Berdasarkan struktur tersebut tugas dalam pengelolaan organisasi

    yaitu:

    a. Rapat Anggota Tahunan

    Berfungsi sebagai pemegang kekuasaan tertinggi untuk memutuskan

    kebijakan-kebijakan dalam usaha koperasi Baitul Maal Wattamwil (BMT)

    Al-Amal Bengkulu.

    b. Dewan Pengawas Syariah

    Mengawasi dan menilai operasionalisasi koperasi Baitul Maal Wattamwil

    (BMT) Al-Amal Bengkulu sebagai lembaga keuangan yang sesuai dengan

    prinsip-prinsip syariah.

    c. Pengurus

    1. Membuat anggaran tahunan

    2. Membuat pertanggungjawaban akhir tahun

    3. Merealisasikan anggaran tahunan

    4. Mendelegasikan tugas-tugas kepada bawahan

    5. Melakukan pengawasan kepada bawahan

    6. Membuat perencanaan dan strategi-strategi pencapaian anggaran

    7. Menyampaikan dan melaporkan evaluasi tahunan

    8 Mensosialisasikan koperasi Baitul Maal Wattamwil (BMT) dalam

    hubungan dengan pihak eksternal

    9. Melakuakan persetujuan pengeluaran uang

    10. Menyetujui persetujuan pembiayaan

    d. Pengelolaan Baitul Maal Wattamwil (BMT) Al-Amal Bengkulu terdiri dari:

  • 45

    1. Manajer Operasional

    2. Bertanggungjawab atas pengelolaan unit dan berusaha memajukan usaha-

    usaha yang dibawahinya.

    3. Membuat strategi peningkatan penjualan dan peningkatn biaya.

    4. Mengorganisir bawahan.

    5. Membuat keputusan-keputusan harga jual.

    6. Melakukan tugas-tugas yang di delegasikan atasan.

    7. Mengkonsultasikan strategi-strategi yang akan diambil dan meminta

    pendapat serta persetujuan pengrus.

    8. Bertanggungjawab atas penyelenggaraan pembukuan dan akutansi unit

    usaha.

    1. Kasir Staff Keuangan

    a. Melakukan penerimaan-penerimaan dan pengeluaran kas.

    b. Mengamankan surat jaminan dan surat berharga lainnya.

    c. Mencatan penerimaan dan pengeluaran kas.

    d. Memberi konsultasi dan pelayanan calon nasabah atau yang berhubungan

    dengan tabungan.

    e. Melakukan perhitungan kas setiap jam kerja, mencatat, dan meminta

    paraf kepada pengurus atau yang ditunjuk.

    f. Bertanggungjawab atas seluruh keuangan yang ada pada lembaga dan

    juga bertanggungjawab kepada seluruh kas.

    g. Menginput tabungan nasabah.

    h. Menginput penarikan nasabah.

  • 46

    i. Membuat laporan kas harian baik di komputer maupun manual.

    j. Bertanggungjawab terhadap kuantitas kas, serta jumlah uang tersebut.

    k. Bertanggung terhadap uang palsu atau posisi uang yang ada di lembaga

    ini.

    2. Staff Pembiayaan

    a. Memberikan konsultasi kepada calon nasabah atau nasabah yang

    berkaitan dengan pembiayaan dan prosedur peminjaman.

    b. Memproses permohonan proposal (pembiayaan).

    c. Melakuakn analisis kredit

    d. Melakukan verifikasi lapangan (on the spot)

    e. Membuat konsep surat perjanjian

    f. Mengajukan surat usulan pembiayaan dengan syarat.

    g. Melakukan tugas-tugas lain yang terkait dengan pembiayaan.

    h. Melakukan tugas-tugas yang didelegasikan oleh atasan.

    i. Membuat laporan keadaan pembiayaan.

    3. Administrasi Umum/IT

    a. Menyiapkan laporan keuangan.

    b. Membantu bidang pembiayaan.

    c. Melakukan tugas dibidang sistem IT

    d. Memberiakan dukungan dan bantuan kepada staff dan karyawan, ketika

    terjadi situasi yang tidak biasa, selama penyelesaian tugas yang

    diembankannya.

  • 47

    e. Bertanggung jawab untuk menciptakan dan memelihara data informasi

    lembaga.

    f. Menyediakan data-data lembaga sebagai pelaporan bulanan dan tahunan

    yang diperlukan.

  • 48

    BAB IV

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    A. Pelayanan terhadap Nasabah di BMT Al-Amal Bengkulu.

    Berdasarkan hasil wawancara yang peneliti lakukan kepada informan

    yaitu ketua dan teller dan staff pembiayaan, mereka mengakui bahwa BMT Al-

    Amal Bengkulu sudah melaksanakan pelayanan dengan baik dan merekapun

    mengungkapkan bahwa sudah memenuhi aturan-aturan yang sudah ditetapkan

    oleh dewan pengawasan syariah . Adapun jumlah pegawai BMT Al-Amal

    Bengkulu sekarang bejumlah 8 orang. Disamping itu, bahwa pelayanan yang

    mereka berikan kepada setiap nasabah sudah memenuhi standar operasional

    yang telah ditetapkan, mereka juga mengakui pelayanan yang mereka

    laksanakan terhadap nasabah tidak ada kendala yang berarti yang mungkin

    merusak citra BMT Al-Amal Bengkulu itu sendiri. 1

    Untuk melihat bagaimana pelayanan terhadap nasabah BMT Al-Amal

    Bengkulu, peneliti telah melakukan wawancara kepada 20 nasabah BMT Al-

    Amal Bengkulu. Berikut hasil wawancara kepada 20 nasabah tentang

    pelayanan terhadap nasabah BMT Al-Amal kota Bengkulu:

    Menurut Bapak Suprapto2, sebagai pedagang manis-manisan

    menyatakan sudah mengetahui tentang BMT Al-amal Bengkulu dari karyawan.

    Ia juga mengatakan bahwa telah mengetahui produk-produk serta keuntungan

    1 Tharmidzi, S. Sos, selaku Sekretaris BMT Al-Amal Bengkulu, Wawancara pada

    tanggal 10 Agustus 2016 2Suprapto, Wawancara, 12 Agustus 2016, Pukul 10 :15

    48

  • 49

    yang didapat setelah menjadi nasabah di BMT Al-Amal Bengkulu. Kemudian

    Ia menambakan bahwa sebenarnya dengan adanya BMT Al-Amal Bengkulu

    nasabah akan menjadi mudah dan terbantu untuk menggunakan usaha kecil

    maupun menenga. Ia menjelaskan bahwa pelayanan yang diberikan oleh pihak

    BMT Al-Amal Bengkulu masih kurang puas karena tidak bisa melakukan

    penarikan tabungan dan melakukan pembiayaan di lapangan padahal untuk

    datang ke kantor membutukan waktu yanng tidak sebentar dan meninggalkan

    pekerjaannya.

    Kemudian menurut Ibu wilda3 merupakan pedagang ayam potong,

    mengetahui tentang BMT Al-Amal Bengkulu, informasinya dari teman sekerja.

    Ia menyatakan sudah mengetahui produk-produk yang ada di BMT Al-Amal

    Bengkulu dan sangat memberi banyak keuntungan. Ia menambahkan

    pelayanan yang ada di BMT Al-Amal Bengkulu kurang puas karena tidak bisa

    melakukan pinjam-meminjam di lapangan. Ia juga menjelaskan pelayanan

    yang harus diberikan oleh pihak BMT Al-Amal Bengkulu yaitu mendengarkan

    keluhan-keluhan yang terjadi kepada nasabah. selanjutnya Ia sedikit

    mengungkapkan bahwa pelayanan kurang baik itu seperti membuang muka,

    sombong dan lain-lain.

    Selanjutnya menurut Bapak Mahmudin4 seorang pedagang mie ayam.

    Ia sudah mengetahui BMT Al-Amal Bengkulu dari temannya, dimana

    temannya yang telah menjadi nasabah BMT Al-Amal Bengkulu dan juga sudah

    3Wilda, Wawancara, 12 Agustus 2016, Pukul 11 :00 WIB

    4 Mahmudin, Wawancara, 14 Agustus 2016, Pukul 09: 45 WIB

  • 50

    mengetahui produk-produk yang ada di BMT Al-Amal Bengkulu. Ia

    menyatakan dengan adanya BMT Al-Amal Bengkulu ini sangat membantu

    sekali dalam menjalankan usaha yang sempat bangkrut akibat kekurangan

    modal. Ia juga menambahkan pelayanan yang kurang baik itu seperti

    menjemput tabungan telat. Ia menjelaskan bahwa pelayanan yang baik yang

    harus diberikan pegawai terhadap nasabah yaitu melayani nasabah dengan

    sebaik mungkin tanpa ada paksaan dari pihak manapun

    Kemudian Ibu Teti Sumiati5 seorang penjahit baju, sudah mengetahui

    BMT Al-Amal Bengkulu dari brosur yang disebarkan dari pihak BMT Al-

    Amal Bengkulu, kemudian dengan adanya BMT Al-Amal Bengkulu ini sangat

    memberikan solusi apa bila sangat membutukan dana yang mendesak, seperti

    biaya anak sekolah dan prosesnya tidak begitu lambat. Beliau juga

    menambahkan pelayanan pegawainya agak kurang puas karena mereka

    dilayani tidak dengan sepenuh hati. Ia juga menambahkan Pelayanan yang

    kurang puas itu seperti berbicara kurang menyenangkan, mencarut dan

    berpakaian yang kurang sopan.

    Kemudian menurut Bapak Ahsan Yohandi6 sebagai pedagang manis-

    manisan, Ia sudah mengetahui BMT Al-Amal Bengkulu dari sosialisasi BMT

    Al-Amal Bengkulu yang menjelaskan tentang produk-produk BMT Al-Amal

    Bengkulu, serta manfaat dan keuntungan yang didapat setelah menggunakan

    produk yang ada di BMT Al-Amal Bengkulu, ia juga menjelaskan dengan

    5 Teti Sumiati, Wawancara, 14 Agustus 2016, Pukul 13 :15 WIB

    6 Ahsan Yohandi, Wawancara, 15 Agust,l.;’us 2016, Pukul 08 : 30 WIB

  • 51

    adanya BMT Al-Amal Bengkulu sangat membantu sekali untuk modal usaha

    berjualan atau modal usaha lainnya. Kemudian Ia sedikit mengomentari dengan

    pelayanan pegawainya beliau kurang puas karena tidak dilayani dengan sebaik

    mungkin dan membuat beliau sangat jengkel dan risih. Ia menambahkan

    Pelayanan yang baik yang harus diberikan pegawai terhadap nasabah yaitu

    melayani nasabah dengan sebaik mungkin dan melaksanakan tugas mereka

    dengan baik selaku pegawai BMT Al-Amal Bengkulu tersebut.

    Selanjutnya Menurut Ibu Suryani7 merupahkan seorang pedagang

    manisan, Ia sudah mengetahui BMT Al-Amal Bengklu dari pedagang ayam

    potong yang juga menjadi nasabah di BMT Al-Amal Bengkulu serta

    keuntungan-keuntungan yang didapat setelah menggunak