pelayanan rujukan
DESCRIPTION
PELAYANAN RUJUKANTRANSCRIPT
PELAYANAN RUJUKAN
Siti Romlah, SKM, MKM
Subdit Bina Pelayanan Kebidanan
Kementerian Kesehatan RI
SISTEM RUJUKAN
suatu sistem penyelenggaraan yankes yang memungkinkan terjadinya pelimpahan wewenang & tanggung jawab atas pengelolaan suatu kasus penyakit ataupun masalah kesehatan secara timbal balik, yang dapat dilakukan secara vertikal, atau secara horisontal
(SK Menkes RI No. 032/Birhup/72 tahun 1972)
Tujuan Pembangunan MDG’s
• Tantangan target pencapaian MDG’s di bidang kesehatan sampai dengan tahun 2015 mencakup penurunan angka kematian ibu dan bayi, serta penurunan angka penyakit menular seperti HIV&AIDS.
• Diharapkan AKI dari 228/100.000 kelahiran hidup
menjadi 102/100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015, sementara AKB dari 34/1000 kelahiran hidup menjadi menjadi 23/1.000 kelahiran hidup pada tahun 2015.
• Keberhasilan pencapaian target tersebut sangat
dipengaruhi oleh kesiapan puskesmas dalam pelayanan kesehatan dasar dan rumah sakit dalam pelayanan kesehatan rujukan
Kondisi saat ini
• Sebagian besar layanan dipusatkan di rumah sakit
• Kualitas layanan kurang baik • Banyak yang tumpang tindih antara perawatan
kesehatan pertama dan perawatan rujukan • Pelayanan kesehatan masih terfokus pada
pelayanan kuratif • Sebagian pembiayaan kesehatan masih out of
pocket • Tinggi biaya perawatan (teknologi oriented) • Ketidak adilan akses pelayanan kesehatan
Apa yang diperlukan:
• Pelayanan Kesehatan yang Terjangkau dan Menjangkau (adil dan efektif)
• Pelayanan yang efisien dan efektif (terstandar, terstruktur dan terakreditasi)
• Perbaikan sarana-prasarana dan pengendalian teknologi
• Sistem rujukan yang terintegrasi dan terstruktur
• Efisiensi yang tinggi (package benefit, solidaritas, menghilangkan kelebihan)
• Pengembangan jaminan pembiayaan kesehatan
• Menjamin terlaksananya pelayanan yang berkelanjutan (continuum of care)
• Menjamin agar peserta SJSN memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam pemenuhan kebutuhan dasar kesehatannya
• Meningkatkan efektifitas dan efisiensi sistem kesehatan
• Memperkuat fasilitas kesehatan perifer • Meningkatkan kemampuan membuat keputusan di
level bawah • Meningkatkan kerjasama antara 3 level fasilitas
pelayanan kesehatan
PERLUNYA SISTEM RUJUKAN YANG TERSTRUKTUR
7
Output : Peraturan Gubernur (Dasar Regionalisasi Sistem Rujukan)
METODE SISTEM RUJUKAN
STRATEGI SISTEM RUJUKAN
Strategi Sistem
Rujukan
Monitoring dan
evaluasi
Perbaikan manajemen Dinkes
Prov, Kab,Kota
Perbaikan manajemen RS Kab, Kota, Prov
Perbaikan manajeme
n PKM
Perbaikan koordinasi
lintas sektor
Perbaikan sistem
jaringan informasi manajemen rujukan
Pelatihan
Jenis Rujukan
9
Sistem Rujukan Upaya Kesehatan
Masyarakat
Yankes Tk.1
Yankes Tk.2
Yankes Tk. 3
UK Masyarakat UK Perorangan
Perawatan mandiri
Puskesmas Pustu, Poskesdes
Praktik swasta Dokter, Bidan
RS Kab/ Kota BKPM, BKMM, BKOM
Praktik Spesialis Klinik
RSUP/ RS Propinsi
Praktik Spesialis Konsultan
UK Bersumberdaya Masyarakat
Puskesmas Pustu, Poskesdes
Dinkes Kab/ Kota BKPM, BKMM, BKOM, Labkesda
Kemkes/ Dinkes Propinsi
Posyandu, Dasawisma
PONED
PONEK
PONEK
STRATA UPAYA KESEHATAN DAN LINGKUP PELAYANAN KEBIDANAN
11
STRATA PERTAMA (PRIMER)
PELAYANAN KEBIDANAN PRIMER: Polindes/ Poskesdes, Bidan Praktik Mandiri,
Puskesmas Pembantu, Puskesmas
STRATA KEDUA (SEKUNDER)
YAN KEBIDANAN SEKUNDER
STRATA KETIGA
(TERTIER) YANKEB TERTIER
Meliputi : Puskesmas dan jaringannya termasuk Polindes / Poskesdes, Bidan Praktik Mandiri, Klinik Bersalin serta fasilitas kesehatan lainnya milik pemerintah maupun swasta.
Memberikan pelayanan kebidanan essensial,
melakukan promotif, preventif, deteksi dini dan memberikan pertolongan pertama pada kegawat-daruratan obstetri neonatal (PPGDON) untuk tindakan pra rujukan dan PONED di Puskesmas serta pembinaan UKBM termasuk Posyandu.
12
13
Pelayanan Kebidanan di tingkat Pelayanan Sekunder
• Meliputi : Rumah Sakit Umum dan Khusus baik milik Pemerintah maupun Swasta yang setara dengan RSU Kelas D, C dan B Non Pendidikan, termasuk Rumah Sakit Bersalin (RSB), serta Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA).
• Memberikan pelayanan kebidanan essensial, melakukan
promotif, preventif, deteksi dini, melakukan penapisan (skrining) awal kasus komplikasi mencegah terjadinya keterlambatan penanganan dan kolaborasi dengan nakes lain dalam penanganan kasus (PONEK).
14
Pelayanan Kebidanan di tingkat Pelayanan Tersier
• Meliputi : Rumah Sakit yang setara dengan Rumah Sakit Umum dan Rumah Sakit Khusus Kelas A, kelas B pendidikan, milik Pemerintah maupun swasta.
• Memberikan pelayanan kebidanan essensial, melakukan
promotif, preventif, deteksi dini, melakukan penapisan (skrining) awal kasus komplikasi mencegah terjadinya keterlambatan penanganan, kolaborasi dg nakes lain dalam penanganan kasus PONEK dan asuhan kebidanan/penatalaksaaan kegawat-daruratan pada kasus-kasus kompleks sebelum mendapat penanganan lanjut.
Pendekatan Sistem Kesehatan
Sistem Kesehatan mencakup: • (1) subsistem kesehatan : upaya kesehatan, (GIKIA, P2PL
& BUK), SDM (PPSDM), obat dan alat (BINFAR), pembiayaan (SESJEN), sistem informasi/manajemen/regulasi, (SESJEN), pemberdayaan masyarakat, (SESJEN) penelitian & pengembangan (LITBANG)
• (2) elemen pembentuk system yang berupa aktor-aktor pelaku; dan
• (2) interconnection berupa fungsi dalam sistem yang saling terkait dan dimiliki oleh elemen-elemen sistem.
Sistem ini perlu dijalankan dengan tata kelola yang baik (good governance).
Program untuk menurunkan kematian
ibu dan bayi
Konsep Continuum of Care • Hulu • Hilir
BOK JAMKESMAS
JAMPERSAL
Rumah Sakit
Ibu Hamil normal
Ibu Hamil terdeteksi dalam ANC
akan bermasalah di persalinan
Masyarakat
DINKES Bidang Kesga dan Bidang Pelayanan
Data Based SIKDA
Kebijakan memperkuat tata kelola di tingkat Kab/Kota
Ibu Hamil bermasalah di persalinan
Tapi tidak terdeteksi di ANC
PROV BANTEN
Peta Regionalisasi Pelayanan Kesehatan Jawa Barat
Kawasan
Purwasuka
Kawasan Bogor
Sukabumi Cianjur
Kawasan
Bandung Cimahi
Kawasan
Priangan Timur
Kawasan Kota Bogor,
Bekasi Depok
PROV JAWA TENGAH
Kawasan
Ciayumajakuning
4,3 juta jiwa
6,6 juta jiwa
7,8 juta jiwa
9,1 juta jiwa
7,5 juta jiwa
6,5 juta jiwa
Penguatan regionalisasi pelayanan dan sistem rujukan
RSHS
RUJUKAN BALIK
Proses
Diagnosa
Definitif
Terapi
Outcome
Radiologi
Patologi Klinik
Patologi Anatomi
Nuklir
Unit Pelayanan Fungsional (UPF)
Rehabilitasi Medik
Perawatan
Pe
Sembuh
Meninggal
Tidak Tertangani
Direktorat
Medik dan
Keperawatan
Komite Medik
ALUR PASIEN DI UNIT PENERIMA PELAYANAN RUJUKAN RSHS
RS Regional
Masa
kehamilan (kunjungan
bumil 4x7T)
Persalinan nakes
di fasilitas kesehatan
Masa bayi
Masa
anak balita
• Fe (90 tablet) • asam folat • PMT ibu hamil • TT ibu hamil
•IMD •Kunjungan nifas (KF3) •Kunjungan neonatus •Vit K 1 inj •Imunisasi Hep B •KB pasca salin
• ASI eksklusif • Imunisasi dasar lengkap • Vitamin A • Pemantauan tumbuh &
kembang (SDIDTK)
•Pemantauan tumbuh & kembang (SDIDTK) •Vitamin A •MTBS
KEBIJAKAN PROGRAM DALAM
PELAYANAN KESEHATAN
IBU dan ANAK USIA DINI
•Penggunaan partograf
•Manajemen Aktif Kala (MAK) III
•Pencegahan infeksi •Tata laksana pre-eklampsia/eklampsi
Masa nifas
& neonatus
03/05/2013
Continuum of care pathways
Rawat Inap di RS Rujukan & Puskesmas
Rawat Jalan di RS & Puskesmas & Pelayanan
Outreach
Perawatan oleh Keluarga & Masyarakat
TEMPAT PELAYANAN
T I NGKA T
P ENCEGAHAN
Primer
Tersier Sekunder
Integrasi Pelayanan Kesehatan Gizi & KIA
PERCEPATAN PENCAPAIAN MDGs Bermitra Dengan Semua Komponen
Lintas Sektor
DPR/D
LSM
Donor
Organisasi Profesi
Sarkes Logistik KIA/KB
PPJK Jamlesmas
SDM Bidan, Dokter SpOG, SpA
Litbang Studi Data
Promkes KIP/K MPR
BUKD PONED
UTD
BUKR PONEK P- P Mix
Binfar Fe, Vit A
Obat KIA/KB
P2M Imunisasi, IMS/HIV Tb, Mal
PL Air Bersih Rmh Sht
Pencapaian Indikator
MDGs
Gizi PMT ASI
Swasta
Pemda
ANC terpadu:P4K, KB pasca salin, AMP,
PWS-KIA, DTPS, Gender, MTBM, MTBS, SDIDTK
24
Upaya penurunan AKI dan AKB
• Pelayanan obstetri dan neonatal esensial sesuai standar
• Pelayanan persalinan yang berkualitas
• Deteksi dini kasus risiko tinggi • Penanganan kegawatdaruratan &
komplikasi
“ Kebijakan” Pengelolaan pelayanan rujukan
Obstetri & Neonatal Dasar dan Komprehensif ( PONED & PONEK )
Lembaga dimana rujukan kasus diharapkan dapat diatasi dengan baik, artinya tidak boleh ada kematian
karena keterlambatan dan kesalahan penanganan.
UPAYA PENANGANAN TERPADU KEGAWATDARURATAN
1. Dimasyarakat Peningkatan kemampuan bidan terutama di desa dlm
memberikan pelayanan esensial, deteksi dini dan penanganan kegawatdaruratan (PPGDON)
2. Di Puskemas Peningkatan kemampuan dan kesiapan puskesmas dlm
memberikan Penanganan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar ( PONED )
3. Di Rumah Sakit Peningkatan kemampuan dan kesiapan RS kab / kota
dlm PONEK 4. Pemantapan jarigan pelayanan rujukan obstetri &
neonatal Koordinasi lintas program, AMP kab / kota dll
Kegiatan MPS untuk Meningkatkan Kesehatan Ibu dan Bayi
• Pelayanan Obstetri dasar di tingkat Polindes dan Puskesmas
• Menyediakan minimal 4 Puskesmas PONED di setiap Kabupaten/Kota
• Menyediakan 1 Pelayanan PONEK 24 jam di Rumah Sakit Kabupaten/Kota
Membangun Kemitraan dalam sistem rujukan
Identifikasi Potensi Mitra pelayanan
Membina hubungan dan mendaya-gunakan
potensi Mitra Pelayanan
SISTEM PELAYANAN DAN RUJUKAN KEBIDANAN
Puskesmas PONED
Rumah Sakit PONEK
Puskesmas Pembantu
Bidan di Desa Polindes/Poskesdes
Posyandu (ANC)
Pelayanan Kebidanan
dasar
Keluarga Masyarakat 30
Puskesmas PONED
Puskesmas yang memiliki kemampuan untuk memberikan pelayanan obstetri neonatal emergensi dasar langsung terhadap ibu hamil, bersalin, nifas dan neonatal dengan komplikasi yang mengancam jiwa ibu dan neonatus
Pelayanan Obstetri Emergensi Dasar
Pemberian oksitosin parenteral Pemberian antibiotik parenteral Pemberian sedatif parenteral pada
tindakan kuretase digital dan plasenta manual
Melakukan kuretase, plasenta manual, dan kompresi bimanual
Partus dengan tindakan ekstraksi vacum,ekstraksi forcep
Pelayanan Neonatal Emergensi Dasar
Resusitasi bayi asfiksia Pemberian antibiotik parenteral Pemberian anti konvulsan parenteral Pemberian Phenobarbital Kontrol suhu Penanggulangan gizi
RUMAH SAKIT PONEK 24 JAM
Rumah sakit yang memiliki tenaga dengan kemampuan serta sarana dan prasarana penunjang yang memadai untuk memberikan pertolongan kegawatdaruratan obstetri dan neonatal dasar dan komprehensif dan terintergrasi selama 24 jam secara langsung terhadap ibu hamil, nifas dan neonatus, baik yang datang sendiri atau atas rujukan kader, bidan, Puskesmas PONED, dll
Upaya Pelayanan PONEK
• Stabilisasi di UGD & persiapan pengobatan definitif
• Penanganan kasus gawatdarurat oleh tim di ruang tindakan
• Penanganan operatif cepat • Perawatan intesif ibu dan bayi • Pelayanan ANC risti
Kemampuan PONEK meliputi : 1. Pelayanan obstetri komprehensif • Pelayanan obstetri emergensi dasar
(PONED) • Transfusi darah • Bedah Caesar 2. Pelayanan Neonatal Komprehensif • Pelayanan neonatal emergensi
dasar • Pelayanan neonatal intensif
Kriteria RS PONEK 24 jam
1. Memberikan pelayanan PONEK 24 jam secara efektif (cepat, tepat-cermat dan purnawaktu) bagi bumil/bulin, bufas, BBL – ada SOP
2. Memiliki kelengkapan sarana dan tenaga terampil untuk melaksanakan PONED/PONEK (sesuai dengan standar yang dikembangkan) – tim PONEK terlatih
3. Kemantapan institusi dan organisasi, termasuk kejelasan mekanisme kerja dan kewenangan unit pelaksana/tim PONEK- ada kebijakan
4. Dukungan penuh dari Bank Darah / UTD – RS, Kamar Operasi, HCU/ICU/NICU, IGD dan unit terkait lainnya
5. Tersedianya sarana/peralatan rawat intensif dan diagnostik pelengkap (laboratorium klinik, radiologi, RR 24 jam, obat dan penunjang lain. )
Strategi Pengembangan RS PONEK
1. Pembentukan tim PONEK RS yg terdiri dari dr Obsgyn, dr Anak, dr umum, bidan & perawat terlatih
2. Pengembangan jaringan pelayanan rujukan (Polindes Puskesmas PONED RS PONEK)
3. Pemantapan koordinasi RS dgn Lintas Program & Lintas Sektor terkait
4. Pemantapan kemampuan Pengelola Program tingkat Kabupaten / Kota
5. Peningkatan kamampuan teknis pelatihan tim PONEK (DSOG, DSA, dokter umum, bidan & perawat)
6. Peningkatan sarana & prasarana jaringan pelayanan PONED & PONEK
Terima Kasih