pelayanan kesehatan
DESCRIPTION
pelkTRANSCRIPT
LAPORAN REPORTING KASUS II : PRIMARY HEALTH CARE
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Pengganti Absen Reporting Kasus II Mata Kuliah CNP IV
Disusun oleh :
Nama : Rouly Rosdiani
NPM : 220110120085
Tutor : 4
Dosen Tutor :
Dessy Indra Yani, S.Kep. Ners. MNS
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2015
I. Pelayanan Kesehatan
A. Defenisi Pelayanan Kesehatan
Pelayanan merupakan suatu aktivitas atau serangkaian alat yang bersifat
tidak kasat mata (tidak dapat diraba), yang terjadi akibat interaksi antara
konsumen dengan karyawan atau hal-hal lain yang disediakan oleh perusahaan
pemberi pelayanan yang dimaksudkan untuk memecahkan persoalan konsumen
(Gronroos, 1990 dalam Ratminto dan Winarsih, 2005).
Pemanfaatan pelayanan kesehatan adalah pengunaan fasilitas pelayanan
yang disediakan baik dalam bentuk rawat jalan, rawat inap, kunjungan rumah oleh
petugas kesehatan ataupun bentuk kegiatan lain dari pemanfaatan pelayanan tersebut
yang didasarkan pada ketersediaan dan kesinambungan pelayanan, penerimaan
masyarakat dan kewajaran, mudah dicapai oleh masyarakat, terjangkau serta
bermutu (Azwar, 1999).
B. Faktor yang Mempengaruhi Pelayanan Kesehatan
WHO (1984) menyebutkan bahwa faktor prilaku yang mempengaruhi
penggunaan pelayanan kesehatan adalah:
1. Pemikiran dan Perasaan (Thoughts and Feeling)
Berupa pengetahuan, persepsi, sikap, kepercayaan dan penilaian- penilaian
seseorang terhadap obyek, dalam hal ini obyek kesehatan.
2. Orang Penting sebagai Referensi (Personal Referensi)
Seseorang lebih banyak dipengaruhi oleh seseorang yang dianggap penting atau
berpengaruh besar terhadap dorongan penggunaan pelayanan kesehatan.
3. Sumber-Sumber Daya (Resources)
Mencakup fasilitas, uang, waktu, tenaga, dan sebagainya. Sumber- sumber daya
juga berpengaruh terhadap prilaku seseorang atau kelompok masyarakat dalam
memanfaatkan pelayanan kesehatan. Pengaruh tersebut dapat bersifat positif dan
negatif.
4. Kebudayaan (Culture)
Berupa norma-norma yang ada di masyarakat dalam kaitannya dengan
konsep sehat sakit.
C. Syarat Pokok Pelayanan Kesehatan
1
Azwar (1999) menjelaskan suatu pelayanan kesehatan harus memiliki
berbagai persyaratan pokok, yaitu: persyaratan pokok yang memberi pengaruh
kepada masyarakat dalam menentukan pilihannya terhadap penggunaan jasa
pelayanan kesehatan dalam hal ini puskesmas, yakni :
1. Ketersediaan dan Kesinambungan Pelayanan
Pelayanan yang baik adalah pelayanan kesehatan yang tersedia di masyarakat
(acceptable) serta berkesinambungan (sustainable). Artinya semua jenis
pelayanan kesehatan yang dibutuhkan masyarakat ditemukan serta
keberadaannya dalam masyarakat adalah ada pada tiap saat dibutuhkan.
2. Kewajaran dan Penerimaan Masyarakat
Pelayanan kesehatan yang baik adalah bersifat wajar (appropriate) dan dapat
diterima (acceptable) oleh masyarakat. Artinya pelayanan kesehatan tersebut
dapat mengatasi masalah kesehatan yang dihadapi, tidak bertentangan dengan
adat istiadat, kebudayaan, keyakinan dan kepercayaan masyarakat, serta bersifat
tidak wajar, bukanlah suatu keadaan pelayanan kesehatan yang baik.
3. Mudah Dicapai oleh Masyarakat
Pengertian dicapai yang dimaksud disini terutama dari letak sudut lokasi mudah
dijangkau oleh masyarakat, sehingga distribusi sarana kesehatan menjadi sangat
penting. Jangkauan fasilitas pembantu untuk menentukan permintaan yang
efektif. Bila fasilitas mudah dijangkau dengan menggunakan alat transportasi
yang tersedia maka fasilitas ini akan banyak dipergunakan. Tingkat pengguna di
masa lalu dan kecenderungan merupakan indikator terbaik untuk perubahan
jangka panjang dan pendek dari permintaan pada masa akan datang.
4. Terjangkau
Pelayanan kesehatan yang baik adalah pelayanan yang terjangkau (affordable)
oleh masyarakat, dimana diupayakan biaya pelayanan tersebut sesuai dengan
kemampuan ekonomi masyarakat. Pelayanan kesehatan yang mahal hanya
mungkin dinikmati oleh sebagian masyarakat saja.
5. Mutu
Mutu (kualitas) yaitu menunjukkan tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan
yang diselenggarakan dan menunjukkan kesembuhan penyakit serta keamanan
tindakan yang dapat memuaskan para pemakai jasa pelayanan yang sesuai
dengan standar yang telah ditetapkan.
II. Primary Helath Care
A. Definisi PHC
Primary Health Care (PHC) adalah pelayanan kesehatan pokok yang
berdasarkan kepada metode dan teknologi praktis, ilmiah dan sosial yang dapat
2
diterima secara umum baik oleh individu maupun keluarga dalam masyarakat
melalui partisipasi mereka sepenuhnya, serta dengan biaya yang dapat
terjangkau oleh masyarakat dan negara untuk memelihara setiap tingkat
perkembangan mereka dalam semangat untuk hidup mandiri (self reliance) dan
menentukan nasib sendiri (self determination).
B. Prinsip PHC
Pada tahun 1978, dalam konferensi Alma Ata ditetapkan prinsip-prinsip
PHC sebagai pendekatan atau strategi global guna mencapai kesehatan bagi
semua. Lima prinsip PHC sebagai berikut :
1. Pemerataan upaya kesehatan
Distribusi perawatan kesehatan menurut prinsip ini yaitu perawatan
primer dan layanan lainnya untuk memenuhi masalah kesehatan utama
dalam masyarakat harus diberikan sama bagi semua individu tanpa
memandang jenis kelamin, usia, kasta, warna, lokasi perkotaan atau
pedesaan dan kelas sosial.
2. Penekanan pada upaya preventif
Upaya preventif adalah upaya kesehatan yang meliputi segala usaha,
pekerjaan dan kegiatan memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan
dengan peran serta individu agar berprilaku sehat serta mencegah
berjangkitnya penyakit.
3. Penggunaan teknologi tepat guna dalam upaya kesehatan
Teknologi medis harus disediakan yang dapat diakses, terjangkau,
layak dan diterima budaya masyarakat (misalnya penggunaan kulkas untuk
vaksin cold storage).
4. Peran serta masyarakat dalam semangat kemandirian
Peran serta atau partisipasi masyarakat untuk membuat penggunaan
maksimal dari lokal, nasional dan sumber daya yang tersedia lainnya.
Partisipasi masyarakat adalah proses di mana individu dan keluarga
bertanggung jawab atas kesehatan mereka sendiri dan orang-orang di sekitar
mereka dan mengembangkan kapasitas untuk berkontribusi dalam
pembangunan masyarakat. Partisipasi bisa dalam bidang identifikasi
kebutuhan atau selama pelaksanaan. Masyarakat perlu berpartisipasi di desa,
lingkungan, kabupaten atau tingkat pemerintah daerah. Partisipasi lebih
mudah di tingkat lingkungan atau desa karena masalah heterogenitas yang
minim.
5. Kerjasama lintas sektoral dalam membangun kesehatan
3
Pengakuan bahwa kesehatan tidak dapat diperbaiki oleh intervensi
hanya dalam sektor kesehatan formal; sektor lain yang sama pentingnya
dalam mempromosikan kesehatan dan kemandirian masyarakat. Sektor-
sektor ini mencakup, sekurang-kurangnya: pertanian (misalnya keamanan
makanan), pendidikan, komunikasi (misalnya menyangkut masalah
kesehatan yang berlaku dan metode pencegahan dan pengontrolan mereka);
perumahan; pekerjaan umum (misalnya menjamin pasokan yang cukup dari
air bersih dan sanitasi dasar) ; pembangunan perdesaan; industri; organisasi
masyarakat (termasuk Panchayats atau pemerintah daerah , organisasi-
organisasi sukarela , dll).
C. Unsur Utama PHC
Tiga unsur utama yang terkandung dalam PHC adalah sebagai berikut :
1. Mencakup upaya-upaya dasar kesehatan
2. Melibatkan peran serta masyarakat
3. Melibatkan kerjasama lintas sektoral
D. Tujuan PHC
1. Tujuan Umum
Mencoba menemukan kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan
yang diselenggarakan, sehingga akan dicapai tingkat epuasan pada
masyarakat yang menerima pelayanan.
2. Tujuan Khusus :
a. Pelayanan harus mencapai keseluruhan penduduk yang dilayanai
b. Pelayanan harus dapat diterima oleh penduduk yang dilayani
c. Pelayanan harus berdasarkan kebutuhan medis dari populasi yang
dilayani
d. Pelayanan harus secara maksimum menggunkan tenaga dan sumber –
sumber daya lain dalam memenuhi kebutuhan masyarakat.
E. Fungsi PHC
PHC hendaknya memenuhi fungsi-fungsi sebagai berikut :
1. Pemeliharaan Kesehatan
2. Pencegahan Penyakit
3. Diagnosis dan Pengobatan
4. Pelayanan Tindak lanjutPemberian Sertifikat
F. Elemen-Elemen PHC
4
Dalam pelaksanaan PHC harus memiliki 8 elemen essensial yaitu :
1. Pendidikan mengenai masalah kesehatan dan cara pencegahan penyakit serta
pengendaliannya
2. Peningkatan penyedediaan makanan dan perbaikan gizi
3. Penyediaan air bersih dan sanitasi dasar
4. Kesehatan Ibu dan Anak termasuk KB
5. Imunisasi terhadap penyakit-penyakit infeksi utama
6. Pencegahan dan pengendalian penyakit endemic setempat
7. Pengobatan penyakit umum dan ruda paksa
8. Penyediaan obat-obat essensial
G. Ciri-Ciri PHC
Adapun cirri-ciri PHC adalah sebagai berikut :
a. Pelayanan yang utama dan intim dengan masyarakat
b. Pelayanan yang menyeluruh
c. Pelayanan yang terorganisasi
d. Pelayanan yang mementingkan kesehatan individu maupun masyarakat
e. Pelayanan yang berkesinambungan
f. Pelayanan yang progresif
g. Pelayanan yang berorientasi kepada keluarga
h. Pelayanan yang tidak berpandangan kepada salah satu aspek saja
H. Tanggung Jawab Tenaga Kesehatan Dalam PHC
Tanggung jawab tenaga kesehatan dalam PHC lebih dititik beratkan kepada
hal-hal sebagai berikut :
a. Mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam pengembangan dan
implementasi pelayanan kesehatan dan program pendidikan kesehatan
b. Kerjasama dengan masyarakat, keluarga, dan individu
c. Mengajarkan konsep kesehatan dasar dan teknik asuhan diri sendiri pada
masyarakat
d. Memberikan bimbingan dan dukungan kepada petugas pelayanan kesehatan
dan kepada masyarakat
e. Koordinasi kegiatan pengembangan kesehatan masyarakat.
III. Puskesmas
A. Defenisi
Puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang
merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina
5
peran serta masyarakat disamping memberikan pelayanan kesehatan secara
menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk
kegiatan pokok (Depkes RI,1991).
B. Tujuan Puskesmas
Puskesmas bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, dan kemampuan hidup
sehat bagi setiap orang yang tinggal di wilayah kerja puskesmas
(Hatmoko,2006). Tujuan pembangunan kesehatan yang diselengggarakan
puskemas adalah mendukung tercapainya tujuan pembangunan nasional yaitu
meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap
orang yang bertempat tinggal di wilayah kerja puskesmas agar terwujud derajat
kesehatan yang setingg-tingginya dalam rangka mewujudkan Indonesia sehat
2010 (Depkes RI. 1999).
Selain itu puskesmas menyelenggarakan pembangunan kesehatan yang
merupakan pusat pelayanan tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu dan
berkesinambungan. Hal ini meliput i pelayanan kesehatan perorangan yang
bersifat pribadi dengan tujuan untuk menyembuhkan penyakit dan pemulihan
kesehatan perorangan, pelayanan kesehatan publik dengan tujuan utamanya
memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit tanpa
mengabaikan penyembuhan penyakit (Effendi, 1998).
C. Fungsi Puskesmas
Puskesmas memiliki tiga fungsi, yaitu sebagai pusat penggerak
pembangunan yang berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan masyarakat dan
keluarga dalam pembangunan kesehatan serta pusat pelayanan kesehatan
masyarakat tingkat pertama. Sebagai langkah awal dari program keperawatan
kesehatan masyarakat, fungsi dan peran puskesmas bukan saja persoalan teknis
medis tetapi juga berbagai keterampilan sumber daya manusia yang mampu
mengorganisir model sosial yang ada di masyarakat, juga sebagai lembaga
kesehatan yang menjangkau masyarakat di wilayah terkecil dan membutuhkan
strategi dalam hal pengorganisasian masyarakat untuk terlibat dalam
penyelenggaraan kesehatan secara mandiri (Mubarak dan Chayatin, 2009).
Dalam melaksanakan fungsinya, puskesmas melakukan beberapa cara,
yaitu merangsang masyarakat untuk melaksanakan kegiatan dalam rangka
menolong dirinya sendiri, memberikan petunjuk kepada masyarakat tentang
bagaimana menggali dan menggunakan sumber daya secara efektif dan efisien,
memberikan bantuan yang bersifat bimbingan dan rujukan medis kesehatan
kepada masyarakat dengan ketentuan tidak menimbulkan ketergantungan,
6
memberikan pelayanan kesehatan langsung kepada msyarakat, bekerjasama
dengan sektor-sektor yang bersangkut an dalam melaksanakan program
kesehatan.
D. Asas Pokok Puskesmas
Sebagai sarana pelayanan kesehatan tingkat pertama di Indonesia,
pengelolaan program kerja puskesmas berpedoman pada 4 asas pokok yaitu, asas
pertanggungjawaban wilayah, asas peran serta masyarakat, asas keterpaduan dan
azas rujukan.
1. Azas Pertanggungjawaban Wilayah
Dalam azas pertanggungjawaban wilayah, puskesmas bertanggung
jawab untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang tinggal di
wilayah kerjanya. Merupakan upaya peningkatan kesehatan masyarakat
dapat dilihat dari berjalannya program Posyandu dan kunjungan petugas-
petugas kesehatan ke pemukiman penduduk. Petugas kesehatan aktif dalam
memberikan pelayanan kesehatan sedekat mungkin kepada masyarakat dan
melakukan berbagai program pemeliharaan kesehatan dan pencegahan
penyakit yang merupakan bagian dari pelayanan keperawatan kesehatan
masyarakat.
2. Asas Peran Serta Masyarakat
Asas peran serta masyarakat merupakan upaya-upaya yang
dilakukan petugas kesehatan di puskesmas untuk sebisa mungkin
memberdayakan masyarakat agar berperan aktif dalam menyelenggarakan
program kerja puskesmas. Contohnya yaitu pelatihan kader-kader posyandu.
3. Asas Keterpaduan
Asas keterpaduan bertujuan untuk mengatasi keterbatasan sumber
daya serta diperolehnya hasil yang optimal, penyelenggaraan setiap upaya
puskesmas harus diselenggarakan secara terpadu. Upaya ini memadukan
kegiatan-kegiatan masyarakat dengan program kesehatan lain (lintas
program dan lintas sektoral).
4. Asas Rujukan
Asas rujukan menjelaskan bahwa puskesmas sebagai sarana
kesehatan tingkat pertama memiliki kemampuan yang terbatas. Dalam
membantu puskesmas menyelesaikan berbagai masalah kesehatan dan untuk
meningkatkan efisiensi, maka penyelenggaraan setiap upaya puskesmas
harus ditopang oleh asas rujukan. Untuk pelayanan kedokteran, jalur
rujukannya adalah rumah sakit, dan untuk pelayanan kesehatan masyarakat
jalurnya adalah kantor kesehatan/bagian kesehatan masyarakat.
7
E. Kegiatan Puskesmas
1. Kegiatan Pokok Puskesmas
Berdasarkan diagnosa komunitas yang dilakukan puskesmas, maka
dapat dirumuskann kegiatan pokok puskesmas yang merupakan upaya wajib
puskesmas yang dilakukan sesuai kebutuhan masyarakat dan juga
disesuaikan dengan fungsi puskesmas dan kemampuan sumber daya yang
tersedia (Depkes RI,2004). Kegiatan pokok tersebut antara lain:
a. Promosi Kesehatan
Upaya promosi kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran
masyarakat akan nilai kesehatan sehingga dengan sadar mau mengubah
perilakunya menjadi perilaku sehat. Sasarannya yaitu masyarakat yang
beresiko tertular penyakit maupun masyarakat umum. Upaya ini
dilakuka n melalui penyuluhan, baik di klinik, rumah penduduk, balai
pertemuan melalui ceramah maupun dengan menggunakan alat peraga.
b. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dan Keluarga Berncana (KB)
Upaya KIA bertujuan untuk menurunkan kematian dan kejadian
sakit pada ibu dan meningkatkan derajat kesehatan anak. Sasarannya
adalah ibu hamil, ibu menyusui dan balita, dukun bersalin, dan kader
kesehatan. Kegiatannya antara lain:
1) Pemeliharaan kesehatan ibu hamil dan menyusui.
2) Memberikan pendidikan kesehatan tentang makanan yang sehat.
3) Mengamati perkembangan balita terkait dengan program gizi.
4) Memberikan pelayanan KB dan PUS.
5) Memberikan pertolonagan persalinan dan bimbingan selama masa
nifas serta mengadakan pelatihan bagi dukun bersalin dan kader
kesehatan posyandu.
Menurut Muninjaya (2004), upaya KB bertujuan untuk
menekan angka kelahiran dan meningkatkan kesehatan ibu sehingga
di dalam keluarga akan berkembang norma keluarga kecil bahagia
dan sejahtera (NKKBS). Sasarannya yaitu pasangan usia subur
(PUS) dan dukun bersalin. Kegiatannya anatara lain:
1) Mengadakan penyuluhan tantang KB.
2) Menyediakan dan pemasangan alat-alat kontrasepsi serta
pelayanan pengobatan efek samping KB.
3) Mengadakan kursus keluarga berencana untuk dukun bersalin
c. Perbaikan Gizi
8
Menurut Muninjaya (2004), upaya perbaikan gizi bertujuan
meningkatkan status gizi masyarakat melalui usaha pemantauan status
gizi kelompok masyarakat beresiko tinggi, terutama ibu hamil dan balita.
Sasarannya yaitu ibu hamil, ibu menyusui, balita, dan penduduk yang
tinggal di daerah rawan pangan. Kegiatannya antara lain:
1) Memberikan penyuluhan tentang gizi.
2) Menimbang serta badan dan tinggi badan balita untuk
memantau pertumbuhannya.
3) Memberikan makanan tambahan (PMT) untuk balita yang
kurang gizi.
4) Pemberian vitamin A untuk balita.
d. Kesehatan Lingkungan
Muninjaya (2004), menyebutkan upaya kesehatan lingkungan
bertujuan menanggulangi dan menghilangkan unsur-unsur fisik
berbahaya pada lingkungan sehingga faktor lingkungan yang kurang
sehat tidak menjadi faktor resiko timbulnya penyakit di masyarakat.
Sasarannya yaitu tempat-tempat umum seperti rumah makan, pasar,
sumber air minum, dan tempat pembuangan limbah. Kegiatannya antara
lain:
1) Memperbaiki sistem pembuangan kotoran.
2) Menyediakan air bersih
3) Memperbaiki pembuangan sampah.
4) Pengawasan sanitasi tempat umum.
e. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular (P2M)
Muninjaya (2004) menyebutkan, upaya P2M bertujuan menemukan
kasus penyakit menular sedini mungkin dan memberikan proteksi bagi
masyarakat agar terhindar dari penularan penyakit. Sasarannya yaitu
ibu hamil, balita, anak-anak dan lingkungan pemukiman masyarakat.
Untuk pemberantasan penyakit menular tertentu, misalnya penyakit
kelamin, kelompok- kelompok tertentu masyarakat yang berperilaku
resiko tinggi juga perlu dijadikan sasaran kegiatan P2M. Kegiatannya
antara lain:
1) Menemukan kasus sedini mungkin.
2) Mengumpulkan dan menganalisa penyakit.
3) Melaporkan kasus penyakit menular yang sedang berjangkit di
masyarakat.
4) Pemberantasan vektor yang dilakukan dengan penyemprotan
menggunakan insektisida.
9
5) Kegiatan imunisasi pada kelompok masyarakat tertentu.
f. Pengobatan
Muninjaya (2004) menyebutkan, pengobatan bertujuan memberikan
pengobatan dan perawatan kepada masyarakat. Program ini merupakan
bentuk pelayanan kesehatan dasar yang bersifat kuratif. Sasarannya yaitu
seluruh masyarakat di wilayah kerja puskesmas yang mengunjungi
puskesmas untuk mendapatkan pengobatan. Kegiatannya antara lain:
1) Menegakkan diagnosa.
2) Memberikan pengobatan untuk penderita yang berobat jalan atau
pelayanan rawat inap khusus untuk puskesmas perawatan,
3) Merujuk penderita ke pusat-pusat rujukan medis sesuai dengan
jenis penyakit yang tidak mampu ditangani oleh puskesmas.
4) Menyelenggarakan puskesmas keliling untuk menjangkau wilayah
kerja puskesmas yang belum mempunyai puskesmas pembantu atau
wilayah pemukiman penduduk yang masih sulit sarana
transportasi.
2. Kegiatan Pengembangan Puskesmas
Selain kegiatan pokok, puskesmas juga melakukan upaya kesehatan
pengembangan antara lain:
a. Upaya Kesehatan Sekolah (UKS)
UKS bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan anak dan
lingkungan sekolah. Sasaran dari UKS adalah murid SD, SLTP, SLTA,
dan lingkungan sekolah. Kegiatannya antara lain:
1) Melakukan pemeriksaan kesehatan anak secara berkala.
2) Mengupayakan lingkungan sekolah yang sehat dengan
penyediaan air bersih dan tempat sampah.
3) Pendidikan kesehatan tentang kebersihan perorangan,
kesehatan gigi, kesehatan lingkungan.
4) Mengembangkan pelayanan kesehatan primer (P3K) di seko
lah.
b. Upaya Kesehatan Olahraga
Upaya kesehatan olahraga meliput i: melakukan pemeriksaan
kesehatan berkala, penentuan takaran latihan, pengobatan dengan
latihan dan rehabilitasi, pengobatan akibat cedera latihan dan
pengawasan selama pemusatan latihan.
c. Upaya Keperawatan Kesehatan Masyarakat
Upaya kesehatan masyarakat bertujuan memberikan pelayanan
secara menyeluruh kepada pasien dan keluarganya, memberikan
10
konseling kepada anggota keluarga untuk mengenali kebutuhan
kesehatannya sendiri dan cara-cara penanggulangannya disesuaikan
dengan batas-batas kemampuan mereka, menunjang program kesehatan
lainnya dalam usaha pencegahan penyakit, peningkatan dan pemulihan
kesehatan individu dan keluarganya. Sasarannya yaitu kelompok
masyarakat dengan resiko tinggi. Kegiatannya yaitu melaksanakan
perawatan kesehatan perorangan, keluarga dan kelompok masyarakat
lainnya, memberi asuhan keperawatan kepada individu di puskesmas
ataupun di luar puskesmas dengan berbagai tingkat umur, kondisi
kesehatan, tumbuh kembang dan jenis kelamin, dan diarahkan kepada
keluarga sebagai unit terkecil dari masyarakat.
d. Upaya Peningkatan Kesehatan Kerja
Upaya peningkatan usaha kerja bertujuan untuk meningkatkan
derajat kesehatan para pekerja di berbagai sektor. Kegiatannya antara
lain:
1) Identifikasi masalah meliput i pemeriksaan awal dan berkala untuk
para pekerja.
2) Pemeriksaan kasus terhadap pekerja yang datang berobat ke
puskesmas
3) Peninjauan tempat kerja untuk menentukan bahaya akibat kerja.
4) Peningkatan kesehatan kerja melalui peningkatan gizi,
lingkungan kerja dan kegiatan peningkatan kesejahteraan.
5) Kegiatan pencegahan kecelakaan akibat kerja.
6) Pengobatan kasus akibat kerja.
7) Pemulihan kesehatan dan rujukan medik terhadap pekerja yang
sakit.
e. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut
Upaya kesehatan gigi dan mulut bertujuan menghilangkan atau
mengurangi gangguan kesehatan gigi dan mulut dan mempertinggi
kesadaran kelompok-kelompok masyarakat tentang pentingnya
pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut. Sasarannya adalah ibu hamil,
murid SD dan masyarakat yang datang ke puskesmas dengan keluhan
gangguan gigi dan mulut. Kegiatannya anatara lain:
1) Melakukan pemeriksaan kesehatan, perawatan gigi dan mulut
secara rutin untuk anak-anak sekolah serta ibu hamil.
2) Memberikan penyuluhan kesehatan gigi dan mulut secara
individu atau kelompok.
11
3) Pengobatan pada klien yang mengalami gangguan kesehatan gigi
dan mulut yang berobat maupun yang dirujuk.
f. Upaya Kesehatan Jiwa
Upaya kesehatan jiwa bertujuan untuk mencapai tingkat
kesehatan jiwa masyarakat secara optimal. Sasarannya yaitu penderita
gangguan jiwa dan keluarganya yang datang ke puskesmas termasuk
pasien yang dirujuk oleh RSJ untuk rehabilitasi sosial. Kegiatannya
antara lain:
1) Mengenali penderita yang memerlukan pelayanan kesehatan
psikiatri.
2) Memberikan pertolongan pertama psikiatri, pengobatan atau
merujuk pasien ke rumah sakit jiwa.
3) Memberikan penyuluhan kesehatan jiwa kepada kelompok
penduduk di wilayah kerja puskesmas.
g. Upaya Kesehatan Mata
Berupa anamnesa, pemeriksaan visus, tes buta warna, pengobatan
dan pemeriksaan kacamata, operasi katarak dan glaukoma akut yang
dilakukan oleh tim rujrukan rumah sakit, dan pengembangan kesehatan
masyarakat.
h. Upaya Kesehatan Lanjut Usia
Upaya kesehatan lanjut usia bertujuan untuk meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat yang berusia lanjut. Kegiatannya antara
lain pemeriksaan kesehatan warga lanjut usia, pemberian pengobatan
bagi lansia yang mengalami gangguan kesehatan, menyelenggarakan
posyandu lansia setiap bulan di wilayah kerja puskesmas.
i. Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional
Kegiatannya adalah melestarikan bahan-bahan tanaman yang
dapat digunakan untuk pengobatan tradisional, melakukan pembinaan
terhadap cara-cara pengobatan tradisional.
F. Jenis pelayanan puskesmas
1. Pelayanan di Dalam Gedung Puskesmas (Rawat Jalan)
a. Ruang Kartu/Loket
b. Poli Umum
c. Poli Gigi
d. Poli KIA-KB
e. Pojok Gizi
f. Ruang Tindakan/IGD
12
g. Apotik
h. Gudang Obat
i. Gudang Inventaris
j. Ruangan Tata Usaha
k. Ruangan Imunisasi
l. Ruangan Laboratorium Sederhana
m. Ruangan Kepala Puskesmas
2. Pelayanan Puskesmas diluar gedung
a. Posyandu Balita
b. Posyandu Lansia
c. Penyuluhan Kesehatan
d. Pelacakan Kasus
e. Survey PHBS
f. Rapat Koordinasi
IV. Keperawatan Komunitas
A. Definisi
Komunitas (community) adalah sekelompok masyarakat yang mempunyai
persamaan nilai (values), perhatian (interest) yang merupakan kelompok khusus
dengan batas-batas geografi yang jelas, dengan norma dan nilai yang telah
melembaga (Sumijatun dkk, 2006). Misalnya di dalam kesehatan di kenal
kelompok ibu hamil, kelompok ibu menyusui, kelompok anak balita, kelompok
lansia, kelompok masyarakat dalam suatu wilayah desa binaan dan lain
sebagainya. Sedangkan dalam kelompok masyarakat ada masyarakat petani,
masyarakat pedagang, masyarakat pekerja, masyarakat terasing dan sebagainya
(Mubarak, 2006).
Keperawatan komunitas sebagai suatu bidang keperawatan yang merupakan
perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat (public health) dengan
dukungan peran serta masyarakat secara aktif serta mengutamakan pelayanan
promotif dan preventif secara berkesinambungan tanpa mengabaikan perawatan
kuratif dan rehabilitatif secara menyeluruh dan terpadu yang ditujukan kepada
individu, keluarga, kelompok serta masyarakat sebagai kesatuan utuh melalui
proses keperawatan (nursing process) untuk meningkatkan fungsi kehidupan
manusia secara optimal, sehingga mampu mandiri dalam upaya kesehatan
(Mubarak, 2006).
Proses keperawatan komunitas merupakan metode asuhan keperawatan yang
bersifat alamiah, sistematis, dinamis, kontiniu, dan berkesinambungan dalam
rangka memecahkan masalah kesehatan klien, keluarga, kelompok serta
13
masyarakat melalui langkah-langkah seperti pengkajian, perencanaan,
implementasi, dan evaluasi keperawatan (Wahyudi, 2010).
B. Tujuan dan Fungsi Keperawatan Komunitas
1. Tujuan keperawatan komunitas
Tujuan proses keperawatan dalam komunitas adalah untuk pencegahan dan
peningkatan kesehatan masyarakat melalui upaya-upaya sebagai berikut.
a. Pelayanan keperawatan secara langsung (direct care) terhadap individu,
keluarga, dan keluarga dan kelompok dalam konteks komunitas.
b. Perhatian langsung terhadap kesehatan seluruh masyarakat (health
general community) dengan mempertimbangkan permasalahan atau isu
kesehatan masyarakat yang dapat memengaruhi keluarga, individu, dan
kelompok. Selanjutnya, secara spesifik diharapkan individu, keluarga,
kelompok, dan masyarakat mempunyai kemampuan untuk:
1) Mengidentifikasi masalah kesehatan yang dialami;
2) Menetapkan masalah kesehatan dan memprioritaskan masalah
tersebut;
3) Merumuskan serta memecahkan masalah kesehatan;
4) Menanggulangi masalah kesehatan yang mereka hadapi;
5) Mengevaluasi sejauh mana pemecahan masalah yang mereka hadapi,
yang akhirnya dapat meningkatkan kemampuan dalam memelihara
kesehatan secara mandiri (self care).
2. Fungsi keperawatan komunitas
a. Memberikan pedoman dan bimbingan yang sistematis dan ilmiah bagi
kesehatan masyarakat dan keperawatan dalam memecahkan masalah
klien melalui asuhan keperawatan.
b. Agar masyarakat mendapatkan pelayanan yang optimal sesuai dengan
kebutuhannya dibidang kesehatan.
c. Memberikan asuhan keperawatan melalui pendekatan pemecahan
masalah, komunikasi yang efektif dan efisien serta melibatkan peran
serta masyarakat.
d. Agar masyarakat bebas mengemukakan pendapat berkaitan dengan
permasalahan atau kebutuhannya sehingga mendapatkan penanganan
dan pelayanan yang cepat dan pada akhirnya dapat mempercepat proses
penyembuhan (Mubarak, 2006).
C. Strategi Intervensi Keperawatan Komunitas
Strategi intervensi keperawatan komunitas adalah sebagai berikut:
14
1. Proses kelompok (group process)
Seseorang dapat mengenal dan mencegah penyakit, tentunya setelah belajar
dari pengalaman sebelumnya, selain faktor pendidikan/pengetahuan individu,
media masa, Televisi, penyuluhan yang dilakukan petugas kesehatan dan
sebagainya. Begitu juga dengan masalah kesehatan di lingkungan sekitar
masyarakat, tentunya gambaran penyakit yang paling sering mereka temukan
sebelumnya sangat mempengaruhi upaya penangan atau pencegahan penyakit
yang mereka lakukan. Jika masyarakat sadar bahwa penangan yang bersifat
individual tidak akan mampu mencegah, apalagi memberantas penyakit tertentu,
maka mereka telah melakukan pemecahan-pemecahan masalah kesehatan
melalui proses kelompok.
2. Pendidikan Kesehatan (Health Promotion)
Pendidikan kesehatan adalah proses perubahan perilaku yang dinamis,
dimana perubahan tersebut bukan hanya sekedar proses transfer materi/teori dari
seseorang ke orang lain dan bukan pula seperangkat prosedur. Akan tetapi,
perubahan tersebut terjadi adanya kesadaran dari dalam diri individu, kelompok
atau masyarakat sendiri. Sedangkan tujuan dari pendidikan kesehatan menurut
Undang-Undang Kesehatan No. 23 Tahun 1992 maupun WHO yaitu
”meningkatkan kemampuan masyarakat untuk memelihara dan meningkatkan
derajat kesehatan; baik fisik, mental dan sosialnya; sehingga produktif secara
ekonomi maupun secara sosial.
3. Kerjasama (Partnership)
Berbagai persoalan kesehatan yang terjadi dalam lingkungan masyarakat
jika tidak ditangani dengan baik akan menjadi ancaman bagi lingkungan
masyarakat luas. Oleh karena itu, kerja sama sangat dibutuhkan dalam upaya
mencapai tujuan asuhan keperawatan komunitas melalui upaya ini berbagai
persoalan di dalam lingkungan masyarakat akan dapat diatasi dengan lebih
cepat.
D. Pusat Kesehatan Komunitas
Penyelenggaraan pelayanan kesehatan komunitas dapat dilakukan di:
1. Sekolah atau Kampus
Pelayanan keperawatan yang diselenggarakan meliputi pendidikan
pencegahan penyakit, peningkatan derajat kesehatan dan pendidikan seks.
Selain itu perawata yang bekerja di sekolah dapat memberikan perawatan
untuk peserta didik pada kasus penyakit akut yang bukan kasus kedaruratan
misalnya penyakit influensa, batu dll. Perawat juga dapat memberikan
15
rujukan pada peserta didik dan keluarganya bila dibutuhkan perawatan
kesehatan yang lebih spesifik.
2. Lingkungan kesehatan kerja
Beberapa perusahaan besar memberikan pelayanan kesehatan bagi
pekerjanya yang berlokasi di gedung perusahaan tersebut. Asuhan
keperawatan di tempat ini meliputi lima bidang. Perawata menjalankan
program yang bertujuan untuk:
a. Meningkatkan kesehatan dan keselamatan kerja dengan mengurangi
jumlah kejadian kecelakaan kerja
b. Menurunkan resiko penyakit akibat kerja
c. Mengurangi transmisi penyakit menular anatar pekerja
d. Memberikan program peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, dan
pendidikan kesehatan.
e. Mengintervensi kasus-kasus lanjutan non kedaruratan dan memberikan
pertolongan pertama pada kecelakaan (Mubarak, 2006).
3. Lembaga perawatan kesehatan di rumah
Klien sering kali membutuhkan asuhan keperawatan khusus yang
dapat diberikan secara efisien di rumah. Perawat di bidang komunitas juga
dapat memberikan perawatan kesehatan di rumah misalnya: perawata
melakukan kunjungan rumah, hospice care, home care dll. Perawat yang
bekerja di rumah harus memiliki kemampuan mendidik, fleksibel,
berkemampuan, kreatif dan percaya diri, sekaligus memiliki kemampuan
klinik yang kompeten.
4. Lingkungan kesehatan kerja lain
Terdapat sejumlah tempat lain dimana perawat juga dapat bekerja
dan memiliki peran serta tanggungjawab yang bervariasi. Seorang perawat
dapat mendirikan praktek sendiri, bekerja sama dengan perawata lain,
bekerja di bidang pendididkan , penelitian, di wilayah binaan, puskesmas
dan lain sebagainya. Selain itu, dimanapun lingkungan tempat kerjanya,
perawat ditantang untuk memberikan perawatan yang berkualitas (Mubarak,
2006).
V. Keperawatan Kesehatan Masyarakat
Perawatan kesehatan masyarakat adalah pelayanan keperawatan profesional
yang ditujukan kepada masyarakat dengan penekanan pada kelompok beresiko
tinggi, dalam pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan
penyakit dan peningkatan kesehatan, dengan menjamin keterjangkauan pelayanan
16
kesehatan yang dibutuhkan, dan melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan
pelaksanaan dan evaluasi pelayanan keperawatan. (Allender & Spradley, 2001)
Sementara itu, menurut Stanhope & Lancaster (1997), bahwa keperawatan
kesehatan masyarakat adalah suatu sintesa dari praktek keperawatan dan praktek
kesehatan komunitas yang diterapkan untuk meningkatkan dan memelihara
kesehatan penduduk. Menurut peneliti pengertian keperawatan kesehatan masyarakat
yang lebih sesuai dengan kondisi Indonesia adalah yang disampaikan oleh kelompok
kerja keperawatan CHS (1997) yaitu, suatu bentuk pelayanan profesional yang
didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan yang ditujukan terutama pada kelompok
resiko tinggi dalam upaya meningkatkan status kesehatan masyarakat dengan
penekanan pada peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit serta tidak
mengabaikan kuratif dan rehabilitatif.
Pelayanan yang diberikan dapat terjangkau oleh komunitas dan melibatkan
komunitas sebagi mitra dalam pemberian pelayanan keperawatan. klien dalam
keperawatan kesehatan masyarakat adalah individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat. (Allender & Spradley, 2001)
VI. Kesehatan Masyarakat
A. Defenisi Kesehatan Masyarakat
Kesehatan masyarakat ditujukan untuk mempertahankan dan
meningkatkan kesehatan, serta memberikan bantuan melalui intervensi
keperawatan sebagai dasar keahliannya dalam membantu individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat dalam mengatasi berbagai masalah keperawatan
kesehatan yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari (Effendy, 1998).
Keperawatan kesehatan masyarakat adalah perpaduan antara keperawatan
kesehatan masyarakat dengan dukungan peran serta aktif dari masyarakat,
pelayanan promotif dan preventif secara berkesinambungan tanpa mengabaikan
pelayanan kuratif dan rehabilitatif secara menyeluruh dan terpadu, ditujukan
kepada individu, keluaraga, kelompok dan masyarakat untuk meningkatkan
derajat kesehatan secara optimal. (Depkes RI 2007).
B. Tujuan Kesehatan Masyarakat
Menurut Depkes RI (2007), tujuan dari kesehatan masyarakat adalah:
1. Tujuan Umum
Tujuan umum kesehatan masyarakat adalah meningkatkan
kemandirian individu, keluarga, dan kelompok/masyarakat untuk mengatasi
masalah keperawatan kesehatan agar tercapai derajat kesehatan optimal.
2. Tujuan Khusus
17
Tujuan khusus kesehatan masyarakat adalah:
a. Meningkatnya pengetahuan individu, sikap, perilaku individu, keluarga,
kelompok masyarakat kesehatan lainnya.
b. Meningkatnya penemuan dini kasus baru prioritas.
c. Meningkatnya penanganan keperawatan kasus di Puskesmas.
d. Meningkatnya penanganan kasus prioritas mendapat tidak lanjut
perawatan.
3. Sasaran Kegiatan Kesehatan Masyarakat
Sasaran dari kegiatan kesehatan masyarakat, khususnya keperawatan
masyarakat mencakup seluruh masyarakat berdasarkan Depkes RI (2007),
diantaranya:
a. Individu, yaitu individu beresiko tinggi, seperti individu dengan
penyakit, balita, lansia, masalah mental atau kejiwaan.
b. Keluarga, yaitu ibu hamil, balita, lanjut usia, menderita penyakit,
masalah mental/kejiwaan.
c. Kelompok masyarakat, yaitu daerah kumuh, terisolasi, konflik, dan
daerah yang tidak terjangkau dengan pelayanan masyarakat.
Sedangkan fokus dari sasaran keperawatan kesehatan masyarakat
adalah keluarga rawan kesehatan dengan prioritas keluarga yang rentan
terhadap masalah kesehatan (gakin) dan keluarga dengan resiko tinggi:
anggota keluarga ibu hamil, balita. Lansia, dan menderita penyakit.
Sebagai pejabat fungsional perawat, perawat kesehatan masyarakat
di puskesmas bertanggung jawab melaksanakan pelayanan terhadap
individu, keluarga, kelompok/masyarakat yang mengalami masalah
kesehatan akibat ketidaktahuan dan ketidakmampuan. Idealnya perawat
puskesmas yang profesional adalah perawat komunitas yang memiliki latar
belakang pendidikan serta kompetensi dibidang keperawatan komunitas
dalam menjalankan peran dan fungsinya (Depkes RI, 2004).
DAFTAR PUSTAKA
18
Allender,J.A. & Spradley, B. W. (2001). Community Health Nursing: Concept and Practice,
Fifth Edition. Lippincot : Philadelphia.
Azwar (2006). Administrasi kesehatan. Jakarta : PT.Bina Putra.
Hatmoko (2006). Pedoman Kerja Puskesmas, Staf Pengajar IKM Universitas Mulawarman
Makassar.
Mubarak, W.I., Chayatin, N., 2009. Ilmu Kesehatan Masyarakat Teori dan Aplikasi. Jakarta :
Salemba Medika.
Muninjaya,A.A.G. (2004). Manajemen Kesehatan. Jakarta: EGC.
Nasrul Effendy. (1998). Dasar-Dasar Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Ratminto dan Winarsih Atik Septi.(2005). Manajemen Pelayanan. Yogyakarta : Penerbit
Pustaka Pelajar
Stanhope, and Lancaster. (1996). Community Heaalth Nursing : Process and Practice for
Promoting Health. St. Louis. Mosby Company
Sumijatun, dkk. (2006). Konsep Dasar Keperawatan Komunitas. Jakarta: EGC.
UU No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan jo. UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
Permenkes No. 75 Tahun 2014 tentang Puskesmas
www.depkes.go.id/ diakses pada Minggu, 8 November 2015.
19