pelatihan manajemen usaha serta perancangan sistem pengendalian intern...

53
i LAPORAN AKHIR PENERAPAN IPTEKS PELATIHAN MANAJEMEN USAHA SERTA PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN YANG HANDAL DALAM MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA) BAGI KOPERASI DI KABUPATEN BULELENG Oleh : DESAK NYM. SRI WERASTUTI, SE.,M.Si.,Ak/0006127903 NI KADEK SINARWATI,SE.,M.Si.,Ak/0020107205 NI WAYAN YULIANITA DEWI, S.E.,Ak.,MSA/0026078001 Dibiayai dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Universitas Pendidikan Ganesha dengan SPK Nomor : 234/UN48.15/LPM/2014 Tanggal 5 Maret 2015 JURUSAN AKUNTANSI PROGRAM D3 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA SINGARAJA 2015

Upload: dangnga

Post on 21-May-2018

232 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: PELATIHAN MANAJEMEN USAHA SERTA PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... ·  · 2017-12-01Pemerintah untuk meingkatkan peran strategis

i

LAPORAN AKHIR

PENERAPAN IPTEKS

PELATIHAN MANAJEMEN USAHA SERTA PERANCANGAN SISTEM

PENGENDALIAN INTERN YANG HANDAL DALAM MENGHADAPI

MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA) BAGI KOPERASI DI

KABUPATEN BULELENG

Oleh :

DESAK NYM. SRI WERASTUTI, SE.,M.Si.,Ak/0006127903

NI KADEK SINARWATI,SE.,M.Si.,Ak/0020107205

NI WAYAN YULIANITA DEWI, S.E.,Ak.,MSA/0026078001

Dibiayai dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA)

Universitas Pendidikan Ganesha dengan SPK Nomor : 234/UN48.15/LPM/2014

Tanggal 5 Maret 2015

JURUSAN AKUNTANSI PROGRAM D3

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

SINGARAJA

2015

Page 2: PELATIHAN MANAJEMEN USAHA SERTA PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... ·  · 2017-12-01Pemerintah untuk meingkatkan peran strategis

i

HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN

PROGRAM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

1. Judul Proposal :Pelatihan Manajemen Usaha Serta Perancangan Sistem

Pengendalian Intern Yang Handal Dalam Menghadapi

Masyarakat Ekonomi Asean (mea) Bagi Koperasi Di Kabupaten

Buleleng

2. Ketua Tim Pengusul

a. Nama Ketua :Desak Nyoman Sri Werastuti, S.E., Ak., M.Si.

b. NIP/NIDN :197912062008122001

c. Bidang Keahlian :Akuntansi

d. Jabatan/Pangkat/Gol. :Lektor/Penata Muda Tk. I/IIIb

e. Jurusan/Fakultas :Akuntansi (D3)/Ekonomi dan Bisnis

f. Alamat Rumah/Telp. :Jl. Jalak Putih V No. 18 Singaraja. Telp/HP. 081337430370

3. Jumlah Anggota Tim :2 Orang

a. Identititas Anggota 1

- Nama Lengkap :Ni Kadek Sinarwati, S.E., M.Si., Ak.

- NIP :197210202010122002

- Jabatan/Pangkat/Gol. :Lektor/Penata Muda Tingkat I/IIIb

b. Identititas Anggota 2

- Nama Lengkap :Ni Wayan Yulianita Dewi, S.E.,Ak,MSA

- NIP :198007262005012002

- Jabatan/Pangkat/Gol. :Lektor/Penata Muda Tingkat I/IIIb

4. Lokasi Kegiatan :Desa Banjar Tegal, Kec. Buleleng, Kab. Buleleng - Bali

5. Jumlah Biaya kegiatan :Rp. 10,200,000,-

Singaraja, 3 September 2015

Ketua Pengusul,

Desak Nyoman Sri Werastuti, S.E., Ak., M.Si.

NIP. 197912062008122001

Page 3: PELATIHAN MANAJEMEN USAHA SERTA PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... ·  · 2017-12-01Pemerintah untuk meingkatkan peran strategis

i

PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat-

Nya, maka kegiatan pengabdian pada masyarakat ini dapat terlaksana dan dapat

diselesaikan tepat pada waktunya.

Pelaksananan kegiatan Pelatihan Manajemen Usaha Serta Perancangan Sistem

Pengendalian Intern yang Handal dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)

Bagi Koperasi di Kabupaten Buleleng mendapat dukungan baik dari Lembaga Pengabdian

Masyarakat Undiksha, Dinas Koperasi, para pengurus atau pegawai koperasi yang tersebar

di seluruh Kabupaten Buleleng, teman-teman dosen di jurusan Akuntansi program Diploma

III, serta pihak lainnya yang berkontribusi terhadap kegiatan pengabdian pada masyarakat

ini.

Kami menyadari bahwa kegiatan ini masih belum sempurna. Oleh karena itu, kritik

dan saran yang positif untuk menyempurnakan kegiatan ini kami nantikan dengan ucapan

terima kasih.

Singaraja, September 2015

Penulis

Page 4: PELATIHAN MANAJEMEN USAHA SERTA PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... ·  · 2017-12-01Pemerintah untuk meingkatkan peran strategis

ii

DAFTAR ISI Halaman

PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I Pendahuluan …………………………………………………. ……….. 1

1.1 Analisis Situasi ………………………. ……………………………….

1

1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah …………………………. ……… 3

1.3. Tujuan Kegiatan………………………………………………………… 3

1.4. Manfaat Kegiatan……………………………………………………….. 3

BAB II Tinjauan Pustaka …………………………………………………….. 4

2.1 Pengertian Koperasi ……………..……………………………………… 4

2.2. Laporan Keuangan Berdasarkan SAK ETAP .…….……………………. 5

2.2.1. Neraca …………………………...…………………………………… 7

2.2.2. Laporan Laba Rugi/ Sisa Hasil Usaha ……………………………….. 7

2.2.3. Laporan Arus Kas ………. ……………….. ….……………………… .8

BAB III Metode Kegiatan ………… …………………………………………. 15

3.1 Khalayak Sasaran Strategis .………………………………………….. 15

3.2 Keterkaitan …………………….. ……………………………………… 15

3.3 Metode Kegiatan………… ………………………….…………………. 15

BAB IV Hasil Dan Pembahasan ………………………………………………. 17

4.1 Hasil ……………………….……………………………………………. 17

4.1.1. Peserta Pelatihan……………….. …………………….……………… 17

4.1.2. Penyiapan Materi………………………………….…………………. 17

4.1.3. Kegiatan Pelatihan……………………………………. …………….. 18

4.1.4.Indikator Keberhasilan……………………………………………….. 22

4.2.Pembahasan…………………………………………………………….. 24

BAB V Simpulan dan Saran……………….………………………………….. 26

5.1 Simpulan ………………………………………………………………. 26

5.2 Saran ……………………………………………………………………. 26

DAFTAR REFERENSI

Lampiran

Page 5: PELATIHAN MANAJEMEN USAHA SERTA PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... ·  · 2017-12-01Pemerintah untuk meingkatkan peran strategis

ii

Bab I

PENDAHULUAN

1.1. Pendahuluan

Koperasi merupakan salah satu organisasi ekonomi yang memiliki ruang gerak dan

kesempatan usaha yang menyangkut kepentingan kehidupan ekonomi rakyat. Dengan

demikian kemajuan dan pembangunan koperasi semakin berperan dalam perekonomian

nasional. Peran dan fungsi koperasi tidak hanya sebatas aktivitas ekonomi saja tetapi juga

sebagai manifestasi semangat kolektif, kebersamaan dan prinsip keadilan yang berakar pada

masyarakat kita yaitu gotong royong. Selain itu, model bisnis koperasi merupakan manifestasi

dari konstitusi dasar kita yaitu UUD 1945 ayat 1 menyatakan bahwa Perekonomian disusun

sebagai usaha bersama atas azas kekeluargaan. Menjadi tugas kita bersama dan segenap

elemen bangsa untuk terus memajukan sektor perkoperasiaan di Indonesia.

Saat ini koperasi di Indonesia dihadapkan pada dua tantangan utama. Pertama, yaitu

peningkatan kualitas kelembagaan dan manajemen unit koperasi. Kedua, unit koperasi juga

perlu terus kita tingkatkan daya saing dan tidak hanya berperan di tingkat nasional tetapi juga

berkelas dunia. Melalui penguatan kedua hal ini akan menambah jumlah unit koperasi yang

mampu berkiprah di kawasan ASEAN serta di dalam negeri akan semakin menguatkan modal

sosial (social capital). Di sejumlah negara Skandinavia jaringan keanggotaan koperasi terbukti

mampu meredam munculnya resiko konflik sosial karena semangat kebersamaan,

kekeluargaan serta keadilan yang mengikat individu maupun anggota badan usaha.

Dari sisi kelembagaan, hadirnya UU No. 17 Tahun 2012 telah memberikan dasar

penguatan manajemen dan kemajuan koperasi di Indonesia. Didalamnya di atur prinsip-prinsip

dari pendirian, pengelolaan, pengawasan sampai peran Dewan Koperasi Indonesia dan

Pemerintah untuk meingkatkan peran strategis koperasi. Sebagai unit usaha, koperasi

memerlukan dukungan agar mampu lebih berdaya saing dan dikelola secara modern

berdasarkan prinsip kebersamaan dan kekeluargaan. Sehingga koperasi akan mampu berperan

penting sepertihalnya bentuk usaha lain seperti BUMN maupun Perseroan.

Melalui penguatan kelembagaan dan pembaharuan ketentuan perundang-undangan

yang mengatur Koperasi di Indonesia, diharapkan kedepannya Koperasi akan memainkan

peran yang jauh lebih strategis dalam sistem perekonomian nasional. Sejumlah negara maju

seperti Amerika Serikat, Jepang, perancis, Inggris dan Spanyol dapat menjadi benchmark kita

untuk memajukan sektor perkoperasian. Bahkan menurut International Co-Operative alliance

Page 6: PELATIHAN MANAJEMEN USAHA SERTA PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... ·  · 2017-12-01Pemerintah untuk meingkatkan peran strategis

ii

(ICA) terdapat sejumlah negara dimana kontribusi koperasi dalam PDB cukup besar bahkan

dapat di atas 10 persen seperti Finlandia, Swiss, Selandia Baru, Norwegia dan Belanda. Sektor

perkoperasian di Eropa juga berhasil menempatkan koperasi sebagai entitas usaha bersama

yang memegang peranan penting dalam perekonomian negara. Misalnya, dua bank terbesar di

Eropa saat ini milik koperasi yakni “Credit Agricole” di Perancis dan Rabo-Bank di Belanda.

Bahkan Rabobank Group telah menjadi penyedia layanan keuangan global saat ini dan

tersebar di berbagai negara-negara lainnya bersanding dengan Bank-bank global seperti ANZ,

Citibank, HSBC, dll.

Koperasi-koperasi seperti Credit Agricole, Rabo-Bank, S-Group (Finlandia), MD

Foods dan Danish Crown (Denmark), The Irish Dairy Board (Irlandia), Kerry Group

(Irlandia), Friesland Dairy Foods (Belanda) dan NH Group (Korea Selatan) telah memainkan

peran yang sangat strategsi khususnya di sektor-sektor yang menguasai hajat hidup orang

banyak seperti perkebunan, pertanian, perikanan, dan kehutanan. Sekitar 70-90 persen mata

rantai terkait dengan kebutuhan pangan dan sektor jasa yang dibutuhkan masyarakat banyak di

sediakan oleh koperasi-koperasi ini. Sebagian bahkan diantaranya telah menjelma menjadi

raksasa ekonomi yang memiliki pengaruh besar dalam struktur ekonomi politik tidak hanya di

negara asalnya tetapi juga dunia.

Penguatan koperasi dalam sistem perekonomian nasional juga dilakukan melalui

pembangunan kesadaran masyarakat. Melalui Gerakan Masyarakat Sadar Koperasi telah

dicanangkan sejak tahun 2010 dan sampai saat ini telah berkontribusi pada peningkatan jumlah

koperasi di tanah air. Menurut data dari Kementrian UKM dan Koperasi, terdapat kenaikan

sebesar 17,4 persen jumlah unit koperasi dari tahun 2009 yang tercatat sebanyak 170.411 unit

menjadi 200.808 unit pada Juli 2013. Sementara dari sisi jumlah keanggotaan, terdapat

kenaikan sebesar 18,8 persen dari 2009 tercatat anggota sebesar 29,2 juta orang bertambah

menjadi 34,7 juta orang. Dengan jumlah anggota sebesar itu, volume usaha koperasi di

pertengahan-2013 telah mencapai Rp 115,2 triliun atau tumbuh double digit sebesar 12,09

persen dari tahun 2012. Meningkatnya jumlah baik dari sisi unit koperasi, jumlah keanggotaan

dan volume usaha menunjukkan bahwa koperasi telah memainkan peranan yang strategis

dalam sistem perekonomian nasional.

Pemerintah terus mendorong revitalisasi peran dan kebangkitan koperasi nasional

untuk mewujudkan pembangunan ekonomi yang berkualitas dan berkeadilan. Melalui

sejumlah program (termasuk menyediakan akses permodalan melalaui KUR dan LPDB),

Pemerintah memfasilitasi tumbuh kembang koperasi agar dapat menjadi entitas usaha yang

Page 7: PELATIHAN MANAJEMEN USAHA SERTA PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... ·  · 2017-12-01Pemerintah untuk meingkatkan peran strategis

ii

kuat dan berkontribusi besar bagi proses pembangunan yang sedang berjalan. Selain itu juga,

intensifikasi serta ekstensifikasi penyuluhan serta pelatihan manajemen dan sistem

pengendalian koperasi juga perlu terus ditingkatkan. Hal ini mengingat masih banyaknya

koperasi di Indonesia dalam situasi non-aktif namun memiliki potensi usaha yang sangat baik.

Oleh karena itu dasar kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah sebagai

upaya memberikan penyuluhan, pelatihan dan pendampingan mengenai manajemen usaha dan

perancangan sistem pengendalian intern yang baik bagi koperasi di Kabupaten Buleleng untuk

mendorong terciptanya pertumbuhan (keberhasilan) usaha yang bisa diukur dari peningkatan

dalam kuantitas asset usaha, jasa, pendapatan,SHU, simpan pinjam, kekayaan, modal sendiri

agar bisa lebih memainkan peranan yang strategis dalam sistem perekonomian nasional. Hal

ini juga dilatarbelakangi dengan pada tahun 2015 mendatang, UMKM di negara-negara

ASEAN akan menghadapi era baru yang dicanangkan sebagai salah satu tujuan dalam ASEAN

Economic Community (AEC) atau Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang merupakan

bentuk integrasi ekonomi ASEAN. Dengan demikian, perlu adanya persiapan baik dalam hal

softskill maupun infrastruktur melalui peningkatan kemampuan dalam hal manajemen usaha

serta perancangan sistem pengendalian intern yang baik agar bisa memenangkan persaingan di

pasar global.

1.2. Analisis Situasi

Pada akhir tahun 2013, koperasi yang masuk kategori bangkrut di Buleleng belum juga dapat

diselamatkan. Saat ini tercatat 42 koperasi bangkrut. Jumlah ini berpeluang bertambah karena

tercatat ada 10 koperasi yang dikategorikan kurang sehat. Jika tak ditangani serius, koperasi

dengan kategori kurang sehat ini akan menjadi koperasi dengan predikat bangkrut.

Atas kondisi ini, Pemkab Buleleng sebenarnya sudah melakukan upaya penyelamatan. Hanya,

upaya itu belum berjalan optimal dan koperasi yang bangkrut itu gagal diselamatkan. Dua

koperasi bangkrut itu tahun 2014 dipastikan akan dibubarkan dengan pencabutan badan hukum

(BH).

Data yang dikumpulkan di Dinas Koperasi Perdagangan, dan Perindustrian (Diakopdagprin)

Buleleng, menyebutkan, jumlah koperasi yang telah mengantongi BH tercatat 381 unit. Dari

jumlah itu, 42 koperasi masuk kategori koperasi baku alias bangkrut. Koperasi yang bangkrut

ini terjadi sejak beberapa tahun sebelumnya. Pengurus dan anggotanya sudah bubar dan

Page 8: PELATIHAN MANAJEMEN USAHA SERTA PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... ·  · 2017-12-01Pemerintah untuk meingkatkan peran strategis

ii

kantornya pun sulit dilacak. Tak heran 42 koperasi tersebut hanya meninggalkan BH yang

masih tercatat rapi di kantor Diskopdagprin Buleleng.

Sementara koperasi yang masuk kategori masih mempunyai kendala dalam memanajemen

usaha dan kualitas sumber daya manusia tercatat 51 unit. Koperasi yang dikategorikan cukup

sehat tercatat 225 unit. Koperasi yang masuk dalam kategori ini sangat berpotensi untuk

menambah koperasi yang dikategorikan bangkrut.

Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah adalah memfasilitasi pengurus koperasi untuk

mengakses permodalan dengan bank umum maupun bank swasta. Fasilitasi ini diharapkan bisa

mengatasi kesulitan modal bagi koperasi yang dikategorikan kurang sehat sehingga bisa

tumbuh seperti koperasi lainnya.

Ketua Dewan Koperasi Daerah (Dekopinda) Kabupaten Buleleng, Gede Sukayatna

mengatakan, dari hasil penelusuran ke lapangan, beberapa faktor yang menjadi penyebab

belum baiknya kondisi koperasi di Kabupaten Buleleng diantaranya adalah

1. Kualitas SDM baik anggota, pengurus, pengelola, maupun pengawas masih diragukan

ditandai dengan banyaknya SDM yang belum mempunya skill yang baik, dan manajemen

koperasi yang lemah. Keberadaan koperasi yang banyak terdapat di pelosok desa memiliki

anggota yang tidak ditunjang oleh pendidikan yang cukup sehingga pengurus maupun

pengelola yang ada tidak mampu menghimpun dan memobilisasikan berbagai sumber

daya yang diperlukan untuk mengembangkan koperasi. Kurangnya pendidikan ini juga

akhirnya menyebabkan banyak KUD (Koperasi Unit Desa) bangkrut karena kurang

profesionalnya manajemen koperasi baik dalam sistem mengelola usaha, dari segi sumber

daya manusianya maupun finansialnya. Manajemen koperasi harus diarahkan pada

orientasi strategik dan gerakan koperasi harus memiliki manusia-manusia yang mampu

menghimpun dan memobilisasikan berbagai sumber daya yang diperlukan untuk

memanfaatkan peluang usaha. Oleh karena itu koperasi harus teliti dalam memilih

pengurus maupun pengelola agar badan usaha yang didirikan akan berkembang dengan

baik.

2. Kurangnya pengawasan terhadap koperasi. Ruang lingkup dan luas koperasi sebagai suatu

kesatuan ekonomi sebagai suatu kesatuan ekonomi akan semakin komplek sehingga

rentang kendali antara manajemen dan pelaksanaannya semakin jauh. Untuk dapat

mengendalikan aktivitas operasi koperasi, manajemen memerlukan suatu alat yang dapat

Page 9: PELATIHAN MANAJEMEN USAHA SERTA PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... ·  · 2017-12-01Pemerintah untuk meingkatkan peran strategis

ii

mengendalikan aktivitas koperasi. Untuk mengetahui apakah pengendalian intern berjalan

dengan baik maka manajemen perlu melakukan pemeriksaan intern secara terus menerus

terhadap struktur pengendalian intern. Pemeriksaan intern dalam organisasi koperasi

dikenal dengan Badan Pengawas. Pembentukan Badan Pengawas sebagai pengawas intern

ini diatur dalam Pasal 38, 39, dan 40 Undang-undang Perkoperasian, sedangkan

pengawasan eksternal dapat dilakukan oleh masyarakat dan pemerintah, khususnya

pemerintah daerah. Namun dewasa ini pengawasan terhadap koperasi sangat kurang baik

secara intern maupun ekstern. Hal ini ditandai dengan banyaknya koperasi yang tidak aktif

dan banyaknya koperasi yang berjalan hanya sebagai kedok untuk penipuan.

3. Sistem pengendalian intern pada koperasi di Kabupaten Buleleng yang masih lemah

sehingga menyebabkan timbulnya berbagai resiko kecurangan yang terjadi karena

dinamika personil dalam menjalankan proses manajemen dan media akuntansi sewaktu-

waktu dapat disalahgunakan oleh siapapun yang terlibat dalam kegiatan dimaksud.

Dengan demikian, harta kekayaan koperasi belum dapat dilindungi, serta data akuntasi,

informasi keuangan serta laporan-laporan yang dihasilkan belum begitu cermat dan teliti.

Banyaknya jumlah koperasi di Kabupaten Buleleng yang ada menunjukkan minat

masyarakat menjadi anggota koperasi cukup besar. Namun, pengelolaan koperasi dari sisi

manajemen dan keuangan masih mengalami kendala. Salah satu faktor pencetus terjadinya

masalah tersebut adalah pengelolaan koperasi belum dilakukan secara professional seperti

perusahaan privat. Kepengurusan koperasi dipilih berdasarkan kepercayaan anggota koperasi

terhadap pengurus yang dipilih, dan masih banyak pengurus koperasi belum mempunyai

pengetahuan tentang manajemen bisnis yang memadai karena tidak punya latar belakang ilmu

ekonomi. Ketika kondisi tersebut dihadapkan pada bisnis yang sesungguhnya, apa yang

dilakukan untuk mengelola koperasi menjadi tidak maksimal, hal ini mempengaruhi

kemampuan koperasi agar dapat bertahan di lingkungan bisnisnya.

Pada dasarnya, potensi yang ada pada koperasi sebenarnya sangat besar, yang bisa

dibuktikan dari kesuksesan koperasi dari berbagai negara di dunia. Di Eropa, terdapat Coop

Nordic, koperasi konsumen hasil merger 3 koperasi konsumen di 3 negara Skandinavia.

Padahal, ketiga koperasi tersebut sudah mencapai skala ekonomi raksasa di negaranya masing-

masing, yaitu Nerges Kooperative Landsforening (NKL) di Norwegia, Kooperativa Förbundet

(KF) di Swedia dan Fællesforeningen for Danmarks Brugsforeninger (FDB) di Denmark.

Secara keseluruhan, Coop Nordic menghimpun sekitar 7 juta anggota perorangan. Coop

Nordic mempekerjakan 28.290 karyawan yang tersebar di tiga Negara dan mengoperasikan

Page 10: PELATIHAN MANAJEMEN USAHA SERTA PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... ·  · 2017-12-01Pemerintah untuk meingkatkan peran strategis

ii

3.000 outlet. Dari seluruh outlet yang dioperasikan, koperasi mencetak volume usaha sekitar

SEK 90 miliar per tahun (SEK 1 sekitar Rp 1.521,4)

Di belahan dunia lain, berdiri Fonterra pada tahun 2001, perusahaan gabungan dari

koperasi-koperasi susu terbesar di Selandia Baru. Kemudian, Fonterra ini menjadi salah satu

perusahaan susu terbesar did unia yang berbentuk koperasi. Dengan pabrik pengolahan susu

sebanyak 60 buah yang tersebar di berbagai Negara, sebagian besar di Selandia Baru dan

Australia. Koperasi yang dimiliki oleh lebih dari 11.000 orang peternak sapi perah Selandia

Baru serta memperkerjakan karyawan sebanyak 18.000 orang yang tersebar di berbagai

Negara itu, mampu menjual produknya senilai AS $ 8.792 juta.

Keberhasilan lainnya yaitu di negara sosialis seperti China, koperasi menjadi mitra atau

counterpart sector negara, karena itu koperasi disebut juga sebagai sektor sosial yang

merupakan wadah dari usaha individu dan usaha rumah tangga. Di Amerika Serikat, 40 persen

penduduknya adalah anggota koperasi dan 13 persen jasa layanan listrik di negara itu

disediakan oleh koperasi. Fakta lain, di Kenya koperasi menyumbang PDB (Produk Domestik

Bruto) sebesar 45 persen dan di Selandia Baru menyumbang 22 persen dari PDB. Selain itu ,

di Prancis beberapa bank koperasi mampu memperluas usahanya seperti Credit Mutuel,

Banque Populaire, Credit Agricole menjadi bank-bank besar tingkat dunia. Bahkan di Swiss,

koperasi konsumen Migros dan Suisse menguasai 90 persen perdagangan ritel disana.

Pentingnya posisi koperasi di banyak negara tidak perlu diragukan lagi. ICA

(International Cooperative Alliance) sendiri telah melaporkan bahwa menurut Perserikatan

Bangsa-Bangsa (PBB) kurang lebih tiga miliar orang atau separuh dari penduduk dunia

mendapatkan mata pencaharian dari perluasan usaha-usaha koperasi. Rilis Bank Dunia pada

2006 juga menyebutkan koperasi melalui bisnis secara mutual mampu menghasilkan

perputaran bisnis lebih dari 1.000 miliar dolar AS.

Ada suatu fenomena yang menarik bahwa 10 negara yang disebut sebagai pemilik

Competitiveness Ranking Index 2006-2007 terbaik oleh World Economic Forum (WEF)

adalah negara-negara di mana koperasinya mampu menunjukkan dirinya sebagai pemberi

manfaat-manfaat besar bagi kehidupan yang lebih baik bagi masyarakat.

Seperti layaknya yang terjadi di Swiss, Finlandia, Swedia, Denmark, Singapura, Amerika

Serikat, Jepang, Jerman, Belanda, dan Inggris. Ini fakta bahwa koperasi telah mampu

membuktikan dirinya sebagai solusi untuk menyejahterakan rakyat. Selain itu, perjalanan

panjang koperasi di berbagai belahan dunia juga telah menunjukkan bahwa koperasi sebagai

Page 11: PELATIHAN MANAJEMEN USAHA SERTA PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... ·  · 2017-12-01Pemerintah untuk meingkatkan peran strategis

ii

sistem ternyata cukup efektif untuk meningkatkan kesejahteraan dan mewujudkan keadilan

sosial ekonomi bagi masyarakat.

Cerita hebat dari berbagai negara tersebut mengindikasikan potensi koperasi yang bisa

diupayakan. Hebatnya, perkembangan dari koperasi-koperasi tersebut berlangsung di negara

dengan ekonomi kapitalis. Koperasi-koperasi tersebut tidak hanya mampu bersaing dengan

perusahaan-perusahaan besar non-koperasi, tetapi juga menyumbang terhadap kemajuan

ekonomi dari negara-negara kapitalis tersebut. Seluruh kesuksesan ini berakar pada keseriusan

dalam mengusahakan. Ini datang dari berbagai pihak baik pelaku maupun pihak otoritas.

Menurut Ace Partadiredja, dosen Fakultas Ekonomi Universitas Gajah Mada, untuk

meningkatkan kualitas koperasi, diperlukan keterkaitan timbal balik antara manajemen

profesional dan dukungan kepercayaan dari anggota. Mengingat tantangan yang harus

dihadapi koperasi pada waktu yang akan datang semakin besar, maka koperasi perlu dikelola

dengan menerapkan manajemen yang profesional serta menetapkan kaidah efektivitas dan

efisiensi dengan merancang sistem pengendalian yang baik di dalam koperasi.

Berdasarkan pemaparan di atas, tergambar bahwa masih minimnya pengetahuan

pengurus koperasi dalam hal pengelolaan manajemen usaha dan penerapan sistem

pengendalian intern yang buruk sehingga menyebabkan banyak koperasi di Kabupaten

Buleleng terancam bangkrut maupun dalam kondisi yang tidak sehat. Padahal sebenarnya

potensi yang dimiliki koperasi tersebut cukup besar jika mau dikembangkan. Menuju

terwujudnya Masyarakat Ekonomi ASEAN (ASEAN Economic Community/AEC) tahun

2015, koperasi di Kabupaten Buleleng diharapkan memanfaatkan peluang yang sudah

terbentuk agar tidak tertinggal, karena proses ini juga diikuti gerak negara lain dan hal itu terus

bergulir. Koperasi harus segera berbenah diri untuk menyiapkan manajemen usaha yang

kompetitif dan berkulitas global serta ditunjang dengan penciptaan sistem pengendalian intern

yang handal.

1.3. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Permasalahan yang dihadapi Koperasi di Kabupaten Buleleng terkait dengan kegiatan P2M ini

adalah :

1. Kualitas SDM baik anggota, pengurus, pengelola, maupun pengawas masih diragukan

ditandai dengan banyaknya SDM yang belum mempunya skill yang baik, dan

manajemen koperasi yang lemah.

Page 12: PELATIHAN MANAJEMEN USAHA SERTA PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... ·  · 2017-12-01Pemerintah untuk meingkatkan peran strategis

ii

2. Sistem pengendalian intern yang belum memadai sehingga belum bisa

mengidentifikasi potensi terjadinya tindak penyimpangan sebagai akibat dari

kelemahan dan sifat manusia yang : kurang teliti, lalai, curang, tidak jujur dan lain-lain.

Berdasarkan uraian pada bagian pendahuluan dan analisis situasi di atas dapat

diketahui bahwa penerapan manajemen usaha dan sistem pengendalian intern yang baik

sangatlah penting untuk diterapkan. Berhasil atau tidaknya suatu koperasi sangat tergantung

pada mutu dan kerja dalam bidang manajemen dan sistem pengendalian internnya. Sebagai

organisasi bisnis atau perusahaan yang dikelola atas dasar asas kekeluargaan, koperasi harus

taat pada prinsip pengelolaan yang sehat, transparan dan terpertanggung jawab dan bersikap

adil dalam pencapaian tujuan bersama.Menurut Putu Ngurah Evantri Pinatih, selaku sekretaris

Dekopinda Kabupaten Buleleng, pengalaman menunjukkan, bahwa pengamanan atas

kekayaan koperasi masih rentan, dan penggunaan kekayaan juga banyak yang tidak tepat,

sehingga menjadikan koperasi kurang mendapatkan kepercayaan dari berbagai pihak. Untuk

dapat mengatasi hal itu, pengurus memerlukan alat manajemen sebagai media pengendali,

yaitu pengendalian intern. Pengendalian intern merupakan suatu sistem yang dibangun melalui

organisasi dan mekanisme operasi dalam koperasi, sehingga melekat pada setiap aktivitas yang

dijalankan oleh setiap personel di dalam koperasi, mulai dari pengawas, manajer, asisten

manajer atau kepala bagian dan karyawan. Membangun kepercayaan diri sendiri dan

penanaman kompetensi, serta tanggung jawab atas pekerjaan untuk menghasilkan yang

terbaik, merupakan salah satu kunci keberhasilan implementasi pengendalian intern. Dengan

implementasi pengendalian intern yang memadai diharapkan keamanan atas kekayaan

koperasi dan pengelolaan yang efisien serta efektivitas pencapaian tujuan menjadi lebih

terjamin, sehingga kepercayaan para pihak terhadap koperasi dapat ditumbuh kembangkan.

1.4. TUJUAN KEGIATAN

Tujuan kegiatan P2M ini adalah untuk meningkatkan kemampuan para pengurus atau

pegawai koperasi dalam menerapkan manajemen usaha serta merancang sistem

pengendalian intern yang handal.

1.5. MANFAAT KEGIATAN

Bagi para pengurus atau pegawai koperasi di Kabupaten Buleleng. Melalui pelatihan

ini para pegawai koperasi di Kabupaten Buleleng diharapkan akan dapat meningkatkan

kemampuan dalam memanajemen usaha koperasi dan mengimplementasikan pengendalian

Page 13: PELATIHAN MANAJEMEN USAHA SERTA PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... ·  · 2017-12-01Pemerintah untuk meingkatkan peran strategis

ii

intern yang memadai sehingga diharapkan keamanan atas kekayaan koperasi dan

pengelolaan usahanya bisa efisien serta efektif.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Manajemen Koperasi

Manajemen merupakan salah satu bagian penting dari organisasi koperasi. Berhasil tidaknya

suatu koperasi sangat tergantung pada mutu dan kerja dalam bidang manajemennya. Apabila

orang-orang dalam manajemen ini memiliki kejujuran, kecakapan dan giat dalam bekerja

maka besarlah kemungkinannya koperasi akan maju pesat atau setidak-tidaknya tendensi

untuk terjadinya kebangkrutan dapat ditanggulangi. Tetapi sebaliknya, apabila orang-orang ini

tidak cakap, curang atau tidak berwibawa tentulah koperasi pun akan mundur atau tidak

semaju seperti yang diharapkan.

Kita sering melihat, terjadinya kesulitan-kesulitan dalam soal keuangan, soal menarik

perhatian anggota pada koperasi, pemasaran barang-barang, organisasi yang kacau dan

sebagainya. Kesulitan-kesulitan semacam itu pangkal persoalannya karena ketidakberesan

pada manajemen.

Manajemen memang bukanlah satu-satunya unsur yang menentukan gagal tidaknya suatu

usaha, tetapi bagaimanapun orang-orang yang duduk dalam manajemen ini mempunyai

peranan penting. Lebih-lebih dalam organisasi koperasi yang bukan kumpulan modal uang

melainkan kumpulan orang-orang. Sehingga dari sekian banyak koperasi yang gagal banyak

diantaranya yang disebabkan oleh kekacauan dalam bidang manajemen.

Dengan mendasarkan pada gambaran tersebut diatas, maka manajemen koperasi dapat

didefinisikan sebagai cara pemanfaatan segala sumber daya koperasi sebagai suatu ekonomi,

secara efektif dan efisien dengan memperhatikan lingkungan organisasi dalam rangka usaha

mencapai tujuan organisasi dengan mendasarkan pada asas-asas koperasi.

Memang manajemen koperasi mempunyai sifat-sifat yang khusus, yang tidak ditemukan pada

Perseroan Terbatas, yang semuanya ini bersumber pada sifat-sifat khusus dari tujuan dan

sasaran yang ingin dicapai oleh koperasi. Sifat-sifat khusus yang tidak ditemukan pada

Perseroan Terbatas tersebut diantaranya adalah :

1. Tidak semata-mata mencari keuntungan, tetapi mengutamakan pemberian pelayanan

kepada anggota-anggotanya.

Page 14: PELATIHAN MANAJEMEN USAHA SERTA PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... ·  · 2017-12-01Pemerintah untuk meingkatkan peran strategis

ii

2. Agar pengendalian koperasi tetap berada di tangan anggota sebagai perwujudan dari

sifat emokrasi dari koperasi dan menghindari terjadinya konsentrasi kekuasaan berada

di beberapa tangan.

Dalam manajemen koperasi terdapat aspek-aspek manajemen koperasi yaitu :

1. Manajemen Operasi

2. Manajemen Keuangan

3. Manajemen Pemasaran

2.2 Sistem Pengendalian Intern

Sistem pengendalian intern itu meliputi : struktur organisasi dan semua cara-cara serta alat-alat

yang digunakan dengan tujuan untuk melindungi harta milik koperasi, pemeliharaan, ketelitian

dan kecermatan data akuntansi, informasi keuangan serta laporan-laporan, menanamkan dan

meningkatkan efisiensi di dalam operasional dan membantu menjaga dipatuhinya kebijakan

manajemen yang telah ditetapkan oleh pengurus koperasi.

Tujuan Sistem Pengendalian Intern adalah untuk memastikan bahwa koperasi menerima

seluruh pendapatannya tanpa ada yang hilang akibat pemborosan, penipuan, karyawan yang

tidak jujur, atau hanya karena kesembronoan. Bahkan sebuah koperasi yang sehat dalam

segala aspek dapat sangat rentan terhadap kegagalan dari dalam karena kurangnya

pengendalian intern.

Mengapa di koperasi perlu SPI ?

Sistem Pengendalian Intern merupakan alat yang dapat digunakan untuk mengendalikan

manajemen dari penyalahgunaan wewenang dan prosedur sehingga tingkat resiko yang

mungkin terjadi dapat diminimalisir seefisien mungkin, hal ini bisa terjadi karena dinamika

personil dalam menjalankan proses manajemen dan media akuntansi sewaktu-waktu dapat

disalahgunakan oleh siapapun yang terlibat dalam kegiatan dimaksud, oleh karenanya

penerapan kebijakan manajemen koperasi harus didukung dengan sistem akuntansi yang

accountable dan responsible.

Sistem pengendalian intern yang baik mempunyai manfaat untuk :

1. Melindungi harta kekayaan perusahaan.

2. Pemeliharaan kecermatan dan ketelitian data akuntasi, informasi keuangan serta laporan-

laporan.

3. Menanamkan dan meningkatkan efisiensi dalam operasi.

Page 15: PELATIHAN MANAJEMEN USAHA SERTA PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... ·  · 2017-12-01Pemerintah untuk meingkatkan peran strategis

ii

4. Mendorong dipatuhinya peraturan kebijakan manajemen yang telah ditetapkan untuk

memenuhi tujuan di atas terdapat beberapa elemen yang merupakan ciri-ciri pokok dari

suatu sistem pengendalian intern

Kegiatan usaha apapun jenisnya pasti mempunyai titik kerawanan. Titik kerawanan tersebut

dapat bersumber dari unsur intern maupun ekstern.

Unsur–unsur Intern

1. Adanya sifat manusia yang curang, ambisi, malas, ceroboh, mau menang sendiri,

sekongkol (kolusi)

2. Organisasi melibatkan banyak orang yang mempunyai karakter berbeda; otoriter,

demokratis, independen, laizes faire.

3. Harta kekayaan/ KOPERASI relatif besar kecilnya nilai, tetap harus diamankan.

4. Kegiatan Usaha yang semakin kompleks, perlu diatur prosedur, pelaksanaan dan

otoritasnya.

Unsur-Unsur Ekstern

1. Adanya oknum yang selalu mencari keuntungan dengan memanfaatkan kelemahan

manajemen atau faktor-faktor lain.

2. Adanya kecenderungan dari oknum yang ingin mendahulukan kepentingannya, antara

lain : memperoleh haknya, menolak tanggung jawab dan mengabaikan kewajibannya,

prosedurnya mudah / cepat, harga murah, menolak dikenai sanksi, dan lain sebagainya.

Ruang Lingkup SPI dapat dibagi menjadi dua bidang yakni SPI Manajemen dan SPI

Akuntansi :

1. Bidang SPI Manajemen : Tujuannya untuk memastikan apakah pelaksana mentaati

semua prosedur yang ada dengan benar?, apakah prosedur yang ada telah menjamin

efisiensi?. Sasarannya adalah “Tiga Tepat”, yakni :

1) Tepat Prosedur, dan juga dinilai dari kecepatan menyelesaikan pekerjaan dan biaya

lebih murah.

2) Tepat Pelaksana, berpengetahuan dan trampil, dapat dinilai dari tingkat kerajinan,

ketelitian/kesalahan, kejujuran, jumlah pekerjaan yang diselesaikan.

3) Tepat Otoritas, pemisahan wewenang, delegasi, tanggung jawab, dapat dinilai dari

tingkat kepemimpinan, tanggung jawab terhadap pekerjaannya (dirinya) maupun

pekerjaan bawahannya

Page 16: PELATIHAN MANAJEMEN USAHA SERTA PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... ·  · 2017-12-01Pemerintah untuk meingkatkan peran strategis

ii

2. Bidang SPI Akuntansi : Tujuannya untuk memastikan apakah semua transaksi telah

dicatat dengan benar sesuai PAI?, apakah Laporan Keuangan telah disusun sesuai PAI?

Sasarannya adalah “Lima Tepat” yakni :

1) Tepat Prosedur,

2) Tepat Jumlah/Nilai,

3) Tepat Waktu,

4) Tepat Pencatatannya, dan

5) Tepat Otoritasnya.

2.3. Tujuan Kegiatan

Terkait dengan permasalahan yang dihadapi koperasi yakni belum bisa memanajemen usaha

dan merancang sistem pengendalian intern yang handal, maka yang menjadi tujuan dari

program pengabdian masyarakat dalam bentuk kegiatan penyuluhan dan pelatihan ini adalah

untuk

1. Meningkatkat Pengetahuan Pengurus/ Pengelola Koperasi dalam mengelola Koperasi

sesuai dengan praktek Bisnis yang sehat.

2. Meningkatkan Pengetahuan Pengurus/ Pengelola Koperasi agar dapat menjalankan

usaha kopersi dengan baik.

3. Meningkatkan Kemampuan Pengurus/ Pengelola Koperasi dalam mengerjakan

Administrasi dengan tertib.

4. Meningkatkan Ketrampilan Pengurus/ Pengelola Koperasi di Bidang Akuntansi

Kopearsi sehingga dapat mengerjakan adm keuangan sesuai dengan sistim akuntansi

koperasi.

5. Meningkatkan Kemampuan Pengurus/ Pengelola Koperasi dalam mengerjakan

pembukuan Koperasi secara benar

Page 17: PELATIHAN MANAJEMEN USAHA SERTA PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... ·  · 2017-12-01Pemerintah untuk meingkatkan peran strategis

ii

6. Pengurus dapat membuat laporan pertanggung jawaban setiap tahunnya sehingga RAT

dapat dilaksanakan tepat waktu

7. Meningkatkan pemahaman dan kemampuan Pengurus/Pengelola koperasi dalam

merancang dan menerapkan Sistem Pengendalian Intern yang baik, sehingga

mendatangkan manfaat yaitu : menjaga kekayaan organisasi, menciptakan ketelitian

dan kebenaran data akuntansi, mendorong efisiensi, dan mendorong dipatuhinya

kebijakan manajemen

2.4 Manfaat Kegiatan

Program pengabdian kepada masyarakat ini dapat memberikan manfaat antara lain :

a) Pengurus koperasi akan memperkuat fungsi-fungsi organisasi sehingga para pengurus

koperasi akan memiliki perspektif dan gagasan mengenai cara menjalankan lembaga

mereka dengan tepat berdasarkan prinsip-prinsip kerja yang ada. Prinsip dasar

kelembagaan koperasi yaitu keanggotaan bersifat terbuka dan sukarela. Selain itu

pembagian sisa hasil usaha (SHU) dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya

jasa dari masing-masing anggota. Dan yang sangat penting juga adalah adanya

transparansi

b) Pengurus koperasi mengetahui standarisasi SOP dan SOM, memahami, mengerti

landasan asas dan prinsip kelembagaan koperasi. Sasaran lain dari pelatihan ini

diharapkan pserta memahami aspek-aspek permodalan, lapangan usaha dan aturan

aturan serta SHU koperasi (administrasi).

c) Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan pengelola koperasi dalam

mengembangkan usahanya agar mampu mandiri dan tangguh serta berkiprah sebagai

wirausahawan dalam perekonomian masyarakat; yang diharapkan mampu

mengaplikasikan pengetahuan yang diperoleh dan berjiwa kewirausahaan dan

manejerial yang baik dalam mengenal lingkungan, memanfaatkan peluang usaha dan

bekerja secara efisien dan efektif.

d) Pengurus koperasi bisa mengetahui dan memahami arti pentingnya Sistem

Pengendalian Intern dan bisa merancang serta menerapkan Sistem Pengendalian Intern

yang handal dengan baik.

Page 18: PELATIHAN MANAJEMEN USAHA SERTA PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... ·  · 2017-12-01Pemerintah untuk meingkatkan peran strategis

ii

2.5. KERANGKA PEMECAHAN MASALAH

Sebelum merujuk pada kerangka pemecahan masalah, berikut dipaparkan alur pemikiran dari

pelaksanaan program pengabdian kepada masyarakat. Melalui alur ini pelaksanaan pengabdian

kepada masyarakat akan berpijak pada masalah yang dihadapi oleh koperasi dalam

memanajemen usaha dan menciptakan Sistem Pengendalian Intern yang handal. Pelaksanaan

pengabdian kepada masyarakat ini akan melibatkan pihak Dewan Koperasi Indonesia Daerah

(Dekopinda) Kabupaten Buleleng dalam memberikan penyuluhan dan pelatihan dalam

memanajemen usaha koperasi. Dilibatkannya Dekopinda dalam pelaksanaan P2M ini karena

fungsi dan peranan yaitu:

memperjuangkan dan menyalurkan aspirasi Koperasi

meningkatkan kesadaran berkoperasi di kalangan masyarakat, antara lain dengan

melakukan kegiatan penerangan , penyampaian informasi, penerbitan dan pembinaan

kelompok usaha dalam masyarakat untuk diarahkan menjadi koperasi.

Melakukan pendidikan perkoperasian bagi anggota dan masyarakat.

Mengembangkan kerjasama antar koperasi dan antara koperasi dengan badan usaha

lain, baik pada tingkat nasional maupun internasional.

Sedangkan Tim P2M akan memberikan pelatihan untuk merancang dan menerapkan

Sistem Pengendalian Intern yang handal pada koperasi. Untuk aspek ini, akan diberikan

informasi dan pelatihan merancang dan menerapkan Sistem Pengendalian Intern yang handal

berdasarkan permasalahan pada koperasi sehingga mereka dapat mulai bertanggungjawab

untuk ikut serta dalam menjaga kekayaan koperasi, pemeliharaan kecermatan dan ketelitian

data akuntasi, informasi keuangan serta laporan-laporan, menanamkan dan meningkatkan

efisiensi dalam operasi, serta mematuhi peraturan kebijakan manajemen yang telah ditetapkan.

Page 19: PELATIHAN MANAJEMEN USAHA SERTA PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... ·  · 2017-12-01Pemerintah untuk meingkatkan peran strategis

ii

Alur pemikiran kerangka pemecahan masalah tampak pada Gambar 1 berikut ini :

Gambar 1. Alur Pemikiran P2M

Masyarakat Ekonomi

ASEAN (MEA) +

Banyak Koperasi yang

Bangkrut

Tata kelola dan

penerapan SPI

yang belum

memadai

Koperasi di

Kabupaten

Buleleng

Pemahaman mengenai

manfaat perancangan dan

penerapan SPI yang

handal bagi koperasi

Pemahaman mengenai

manfaat dan cara

memanajemen usaha

yang baik pada koperasi

Pelaksana P2M

Dewan Koperasi

Indonesia Daerah

(Dekopinda) Kabupaten

Buleleng

1. Manajemen usaha yang baik pada koperasi

2. Merancang SPI yang handal

3. Menerapkan SPI yang telah dirancang

Pelatihan Manajemen Usaha Serta Perancangan Sistem Pengendalian Intern yang Handal

dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) Bagi Koperasi

DI KABUPATEN BULELENG

Page 20: PELATIHAN MANAJEMEN USAHA SERTA PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... ·  · 2017-12-01Pemerintah untuk meingkatkan peran strategis

ii

BAB III

METODE KEGIATAN

3.1. KHALAYAK SASARAN

Sasaran program pengabdian kepada masyarakat ini adalah para pengurus koperasi di

Kabupaten Buleleng. Sasaran ini ditentukan dengan dasar:

1) Banyaknya jumlah koperasi yang memiliki Badan Hukum di Kabupaten Buleleng.

2) Minimnya pembinaan terhadap koperasi dalam manajemen usaha dan SPI

menyebabkan banyak koperasi yang masih belum sehat dan bahkan ada yang bangkrut.

3) Pengurus koperasi bisa meningkatkan pemahaman dan keahlian dalam memanajemen

usaha dan merancang serta menerapkan SPI yang handal sehingga koperasi bisa

bangkit dan berkembang dengan pesat. Dengan demikian koperasi mampu lebih

berdaya saing dan dikelola secara modern berdasarkan prinsip kebersamaan dan

kekeluargaan sehingga koperasi akan mampu berperan penting seperti halnya bentuk

usaha lain seperti BUMN maupun Perseroan dan bisa bersaing secara global dalam

Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) nanti.

4) Diambil 93 koperasi berdasarkan informasi Bapak Putu Ngurah Evantri Pinatih, SE

selaku Sekretaris Dekopinda Kabupaten Buleleng tanggal 25 Agustus 2014, bahwa

koperasi yang bangkrut berjumlah 42 koperasi dan yang tidak sehat berjumlah 51

koperasi.

3.2. KETERKAITAN

Pihak-pihak terkait yang ikut serta terlibat dalam pelaksanaan pelatihan manajemen usaha

serta perancangan sistem pengendalian intern yang handal bagi koperasi di Kabupaten

Buleleng adalah :

a. Universitas Pendidikan Ganesha/Fakultas Ekonomi/Jurusan Akuntansi

Bentuk keterkaitan Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi Undiksha adalah sebagai

nara sumber yang akan memberikan pelatihan dalam merancang SPI yang handal

dalam koperasi.

b. Dewan Koperasi Indonesia Daerah (Dekopinda).

Dekopinda sesuai tugas pokok dan fungsi turut membantu Dinas Perindustrian,

Perdagangan dan Koperasi (Disperindag) Kabupaten Buleleng dalam hal pendidikan

pengurus koperasi. Dalam pelaksanaan kegiatan P2M ini, Dekopinda memberikan

Page 21: PELATIHAN MANAJEMEN USAHA SERTA PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... ·  · 2017-12-01Pemerintah untuk meingkatkan peran strategis

ii

pendidikan dan pelatihan kepada pengurus maupun anggota dalam memahami cara

mengelola koperasi yang baik. Upaya ini sekaligus untuk meningkatkan kualitas

sumber daya menusia (SDM), sehingga koperasi yang mereka kelola itu bisa

berkembang dengan pesat dan terhindar dari permasalahaan yang bisa saja memicu

koperasi bermasalah.

c. Pengurus koperasi di Kabupaten Buleleng

Pengurus koperasi merupakan pihak yang mendapat pelatihan manajemen usaha serta

perancangan sistem pengendalian intern yang handal agar koperasi di Kabupaten

Buleleng bisa bersaing pada pasar global setelah MEA diberlakukan pada tahun 2015.

3.3. METODE KEGIATAN

Metode kegiatan dalam program pengabdian kepada masyarakat ini adalah

penyuluhan, pelatihan dan pendampingan koperasi dalam memanajemen usaha serta

perancangan sistem pengendalian intern. Dalam hal ini ketua program dan anggotanya

berperan sebagai mediasi.

1) Metode Pelaksanaan P2M

Pelaksanaan program pengabdian kepada masyarakat dilakukan dengan tahapan

yakni:

a. Melakukan inventarisasi keberadaan koperasi yang masih bermasalah di Kabupaten

Buleleng pada Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kabupaten Buleleng

b. Menelusuri penyebab timbulnya koperasi yang bermasalah di Kabupaten Buleleng

melalui Dekopinda Kabupaten Buleleng.

c. Menginformasikan kegiatan kepada pengurus koperasi dan Dekopinda.

d. Melakukan komunikasi intensif dengan para pelaku pengurus koperasi dan

Dekopinda.

e. Mencari tempat untuk dijadikan sebagai tempat pelatihan bagi pengurus koperasi

dalam kegiatan P2M.

f. Mendata ulang peserta

g. Membuat dan memberikan surat undangan kepada peserta sebelum kegiatan

pengabdian masyarakat dilaksanakan.

2) Melaksanakan kegiatan.

Sesuai dengan dana yang tersedia, kegiatan ini direncanakan dilakukan dua kali

dengan rencana kegiatan yang dilakukan adalah a) memberikan penyuluhan dan

Page 22: PELATIHAN MANAJEMEN USAHA SERTA PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... ·  · 2017-12-01Pemerintah untuk meingkatkan peran strategis

ii

pelatihan mengenai manfaat dan cara memanajemen usaha yang baik bagi koperasi b)

memberikan penyuluhan dan pelatihan mengenai manfaat dan cara merancang SPI

yang handal bagi koperasi.

3) Evaluasi Keberhasilan

Hasil yang diterima dari kegiatan ini, dianalisis kembali oleh pelaksana kegiatan P2M

guna mengetahui tingkat keberhasilan kegiatan dan kekurangan dan hal-hal yang harus

dilakukan lagi agar tujuan kegiatan dapat terlaksana dengan baik dan memberi manfaat

praktis kepada semua pihak yang terlibat dalam pelatihan manajemen usaha serta

perancangan sistem pengendalian intern yang handal bagi koperasi di Kabupaten

Buleleng.

3.4. RANCANGAN EVALUASI

Agar pelaksanaan program pengabdian kepada masyarakat dapat terlaksana dengan

baik, maka perlu adanya evaluasi di setiap kegiatan. Ini memiliki tujuan agar pelaksanaan

kegiatan disesuaikan dengan perencanaan yang telah disiapkan pada tahap awal kegiatan.

Disamping itu akan diketahui juga orang yang memiliki tanggungjawab pada setiap

kegiatan yang dirancang.

Tabel 4. Rancangan Evaluasi P2M

No Jenis kegiatan Indikator Capaian Pihak yang terlibat

1 Mencari data di

lapangan

1) Mengkaji permasalahan yang

dialami koperasi di Kabupaten

Buleleng

2) Mengkaji penyebab timbulnya

permasalahan yang dialami koperasi

di Kabupaten Buleleng

3) Menemukan masalah yang harus

diselesaikan dalam kegiatan

pengabdian kepada masyarakat

Ketua, anggota P2M,

Disperindagkop

Kabupaten Buleleng,

Dekopinda

Kabupaten Buleleng

2 Menyusun proposal Proposal yang siap untuk diajukan di

LPM Undiksha

Ketua P2M, dan

LPM

3 Menyusun rencana

kerja P2M

1) Mendata peserta pelatihan

2) Penyiapan materi

3) Pembuatan surat dan pengiriman

surat kepada peserta

4) Menentukan tempat kegiatan

Ketua dan anggota

P2M

Page 23: PELATIHAN MANAJEMEN USAHA SERTA PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... ·  · 2017-12-01Pemerintah untuk meingkatkan peran strategis

ii

4 Melaksanakan kegiatan P2M

1) Menerima peserta pada hari pelaksanaan

2) Memberikan penyuluhan dan

pelatihan mengenai manfaat dan

cara memanajemen usaha yang baik

bagi koperasi

3) Melakukan diskusi

4) Memberikan penyuluhan dan

pelatihan mengenai manfaat dan

cara merancang serta menerapkan

SPI yang handal bagi koperasi

5) Terjadinya pemahaman

memanajemen usaha, merancang

serta menerapkan SPI yang handal

bagi koperasi

Ketua pelaksana P2M, Anggota

pelaksana P2M,

Dekopinda

Kabupaten Buleleng,

Pengurus Koperasi

5 Menyusun laporan

kegiatan P2M

1) Laporan P2M

2) Sertfikat P2M

Ketua pelaksana

P2M, Anggota

pelaksana P2M,

LPM

Page 24: PELATIHAN MANAJEMEN USAHA SERTA PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... ·  · 2017-12-01Pemerintah untuk meingkatkan peran strategis

ii

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1.Hasil

Sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelum kegiatan pelatihan

dilaksanakan, kegiatan ini diawali dengan penyiapan berbagai adiministrasi diperlukan antara

lain permohonan ijin melaksanakan kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat di Gedung

Dekopinda, undangan peserta pelatihan, undangan kepada Ketua Dewan Koperasi Indonesia

Daerah (Dekopinda) Kabupaten Buleleng, undangan kepada Ketua LPM Undiksha,

koordinasi dengan Dekopinda untuk waktu dan tempat pelatihan, penetapan dan undangan

kepada narasumber yang kompeten untuk menyampaikan materi pelatihan tentang

manajemen usaha dan perancangan Sistem Pengendalian Intern serta penyiapan jadwal

pelatihan. Berikut ini akan diuraikan hasil yang dicapai terkait dengan pelatihan

manajemen usaha serta perancangan sistem pengendalian intern yang handal bagi koperasi di

Kabupaten Buleleng.

4.1.1. Peserta Pelatihan

Peserta yang hadir dalam pelatihan ini adalah sejumlah 30 orang peserta pegawai dan

pengurus koperasi yang meliputi 30 unit usaha kopeasi yang tersebar di seluruh Kabupaten

Buleleng. Adapun ke tiga puluh koperasi yang berkesempatan hadir dalam kegiatan pelatihan

tersebut antara lain : Koperasi Angkasa/RRI, Koperasi Primkopad Kodim, KPN “Sada”

Sukasada, KPN Harta Nadi, KSU Anyar Sari, Koperasi Prumkopabri, KPN Setia Budhi,

KUD Seririt, KUD Kubutambahan, Kopwan Srikandhi, Koperasi SPN Singaraja, Koperasi

Polres Buleleng, KUD Sari Pertiwi, KSU Dana Asti, KSU Tunas Arta Mandiri, KPN Bhakti

Husada, Koptan Swakarsa, Koperasi Dana Marga, KSU Dana Marga, KSU Satya Karya,

KPN Ikhlas, KPN Dana Mukti, KPN Susila Bhakti, Koperasi CDS, KSU Arjana, KPN

Werdhi Yasa, KSP Pada Payu, KPN Rupekel, KPN Wiyata, KUD Karma Bumi Amertha,

KSP Cipta Mulia.

Kegiatan ini diawali dengan sambutan Ketua LPM Undiksha, dilanjutkan dengan

sambutan dari Kepala Dekopinda Kabupaten Buleleng sekaligus membuka acara,

selalnjutnya penyampaian materi tentang manajemen usaha dan perancangan Sistem

Pengendalian Intern yang dilanjutkan dengan diskusi.

Page 25: PELATIHAN MANAJEMEN USAHA SERTA PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... ·  · 2017-12-01Pemerintah untuk meingkatkan peran strategis

ii

4.1.2. Penyiapan Materi

Materi yang disiapkan pada pelatihan ini meliputi materi manajemen usaha dan

perancangan sistem pengendalian intern yang handal pada koperasi. Materi tersebut disiapkan

dalam bentuk Powerpoint dan dalam bentuk Microsoft Office. Materi yang disiapkan juga

disertai dengan kasus-kasus yang pernah dialami oleh beberapa koperasi dalam

memanajemen usaha dan merancang SPI serta dampak yang ditimbulkannya sehingga hal itu

bisa dijadikan pelajaran dan menambah wawasan bagi para pengurus koperasi yang bisa

hadir pada hari itu.

4.1.3. Kegiatan Pelatihan

Kegiatan pelatihan ini dilaksanakan tgl 26 dan 27 Maret 2015 bertempat di Kantor

Dewan Koperasi Indonesia Daerah, di Jalan Udayana, Singaraja Bali. Kegiatan pelatihan

ini terdiri dari dua tahapan yang meliputi pemberian materi dan diskusi.

4.1.3.1. Pemberian Materi

Pemberian materi pelatihan manajemen usaha dan perancangan sistem pengendalian

intern yang handal pada koperasi berlangsung selama 2 hari dengan alokasi waktu 3 jam

perhari. Materi yang disampaikan antara lain

Hari pertama, 26 Maret 2015

MANAJEMEN KOPERASI (MANAJEMEN USAHA SIMPAN PINJAM)

PENGERTIAN MANAJEMEN

Ilmu manajemen ialah ilmu yang mempelajari bagaimana cara mencapai tujuan dengan

efektif dan efisien dengan menggunakan bantuan / melalui orang lain.

Menurut G. Terry mendifinisikan bahwa Manajemen adalah “Suatu proses tertentu yang terdiri

dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan penggunaan suatu ilmu dan

seni yang bersama-sama menyelesaikan tugas untuk mencapai tujuan”.

Pengertian Koperasi UU No. 25 Tahun 1992

Page 26: PELATIHAN MANAJEMEN USAHA SERTA PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... ·  · 2017-12-01Pemerintah untuk meingkatkan peran strategis

ii

Koperasi adalah Badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau Badan Hukum

koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip-prinsip koperasi sekaligus

sebagai gerakan ekonomi rakyat berdasarkan azas kekeluargaan. Mohamad Hatta

mendifinisikan bahwa: Koperasi adalah usaha bersama untuk memperbaiki nasib penghidupan

ekonomi berdasarkan tolong menolong.

Dengan demikian Manajemen Koperasi dapat diartikan sebagai suatu proses untuk

mencapai tujuan melalui usaha bersama berdasarkan azas kekeluargaan.

Untuk mencapai tujuan Koperasi perlu diperhatikan adanya sistem manajemen yang

baik, agar tujuannya berhasil yaitu dengan menerapkan fungsi-fungsi manajemen. Fungsi-

fungsi Manajemen menurut G. Terry :

1. Planning ( Perencanaan)

2. Organizing ( Pengorganisasian)

3. Actuating ( Penggerakan untuk bekerja)

4. Controling ( Pengawasan / Pengendalian )

1. Perencanaan ( Planning )

Perencanaan adalah menetapkan suatu cara untuk bertindak sebelum tindakan itu

dilaksanakan. Dengan kata lain bahwa dalam perencanaan hendaknya orang harus berpikir

dahulu tentang apa yang akan dilakukan, bagaimana cara melakukannya, serta

tanggungjawab terhadap kegiatan tersebut. Oleh karena itu Perencanaan sangat penting

bagi organisasi dalam rangka untuk mencapai tujuan.

2. Pengorganisasian ( Organizing )

Organisasi adalah sekelompok manusia yang bekerjasama dimana kerjasama tersebut

dicanangkan dalam bentuk stuktur organisasi atau gambar skematis tentang hubungan

kerja dalam rangka mencapai tujuan.

3. Penggerakan untuk bekerja ( Actuating )

Koperasi hendaknya dibangun untuk memberdayakan masyarakat dari kesulitan,

kelemahan dan kemiskinan. Misi ini sangat erat kaitanya dengan pola pengaturan

kelembagaan dari masyarakat itu ( komunitas anggota koperasi ) sendiri membangun

kesejahteraan secara bersama-sama untuk mencapai tujuan koperasi tersebut maka

koperasi harus menunjukan jati dirinya yang mandiri.

4. Pengawasan ( Controling )

Page 27: PELATIHAN MANAJEMEN USAHA SERTA PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... ·  · 2017-12-01Pemerintah untuk meingkatkan peran strategis

ii

Pengawasan adalah merupakan tindakan atas proses kegiatan untuk mengetahui hasil

pelaksanaan, kesalahan, kegagaglan, kemudian dilakukan perbaikan dan pencegahan

terulangnya kmebali kesalahan tersebut.

PENGELOLAAN USAHA SIMPAN PINJAM KOPERASI

( PENANGANAN KREDIT BERMASALAH )

Undang-undang Koperasi No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian disusun untuk

mempertegas jati diri, kedudukan, permodalan dan pembinaan koperasi sehingga dapat lebih

menjamin kehidupan koperasi sebagaimana diamanatkan oleh pasal 33 undang-undag dasar

1945.

Dengan dikeluarkannya peraturan pemerintah Nomor : 9 Tahun 1995 tentang pelaksanaan

kegiatan usaha Simpan Pinjam oleh koperasi, maka semakin jelas bahwa untuk meningkatkan

pendaatan dan kesejahteraan koperasi kegiatan usaha simpan pinjam perlu ditumbuh

kembangkan agar koperasi simpan injam atau simpan pinjam pada koperasi dapat

melaksanakan fungsinya untuk menghimpun Tabungan koperasi dan simpanan berjangka

koperasi serta memberikan pinjaman kepada anggota, calon anggotanya serta koperasi lain dan

atau anggotanya.

Usaha simpan pinjam koperasi ( KSP / USP koperasi ) adalah lembaga keuangan yang

menghimpun dan mengelola dana masyarakat walaupun dalam lingkup yang terbatas, sehingga

usahanya mempunyai karakter khas yang merupakan usaha yang didasarkan pada kepercayaan

dan banyak menanggung resiko, oleh karena itu pengelolaan harus dilakukan secara

professional dan ditangani oleh pengelola yang memiliki keahlian dan kemampuan khusus

dengan dibantu oleh sistem pengawasan internal yang ketat.

Usaha simpan pinjam koperasi ( KSP / USP koperasi ) harus mampu bersaing dengan

lembaga keuangan lainnya dimana telah diatur dalam Keputusan Menteri Negara Usaha Kecil

dan Menengah Republik Indonesia No. 96/Kep/M.KUKM/2004 tentang pedoman Standar

Operasional Manajemen Koperasi ( KSP / USP koperasi ).

Standar operasional Manajemen Koperasi secara garis besar dibagi menjadi 3 (tiga)

bagian yang terdiri dari :

1. Standar Operasional Manajemen Kelembagaan KSP / USP koperasi

2. Standar Operasional Manajemen Usaha KSP / USP koperasi

Page 28: PELATIHAN MANAJEMEN USAHA SERTA PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... ·  · 2017-12-01Pemerintah untuk meingkatkan peran strategis

ii

3. Standar Operasional Manajemen Keuangan KSP / USP koperasi

Standar Operasional Manajemen Kelembagaan KSP / USP koperasi

1. Visi dan Misi

Dalam rangka mendorong usaha Simpan Pinjam Koperasi ( KSP dan USP Koperasi)

tumbuh kembang sebagai lembaga keuangan secara profesionan mandiri dan melayani

anggota berdasarkan prinsip-prinsip Koperasi maka usaha Simpan Pinjam Koperasi harus

memiliki Visi, Misi dan tujuan jelas dan tertulis.

2. Tujuan Pendirian

Tujuan Pendirian Usaha Simpan Pinjam ( KSP / USP Koperasi) adalah untuk

meningkatkan kesejahteraan anggota Koperasi, yang akhir periode kerja mencapai tujuan

tersebut dapat ditampilkan dalam laporan promosi ekonomi anggota, oleh karena itu

tujuan yag sudah dirumuskan harus dapat diterjemahkan kedalam ukuran kualitatif dan

dapat diukur dengan satuan keuangan.

3. Standar Keanggotaan

Anggota adalah pemilik sekaligus pengguna jasa Koperasi sesuai dengan Undang-undang

No. 25 Tahun 1992 tentang perkoperasian dan Keputusan Menteri Koperasi Usaha Kecil

dan Menengah No. 351/Kep/M/XII/1998 tentang Petunjuk pelaksanaan kegiatan Usaha

Simpan Pinjam Koperasi.

4. Standar Status Kenggotaan

- Untuk memperjelas status keanggotaan seseorang, koperasi yang memiliki Unit Simpan

Pinjam wajib memiliki prosedur standar pendataan anggota.

- Calon anggota koperasi yang memiliki KSP/USP Koperasi paling lambat dalam kurun

waktu 3 bulan harus menjadi anggota atau ditolak keanggotaanya.

5. Standar Kelengkapan Organisasi

Organisasi Koperasi ( KSP / USP Koperasi) mempunyai kelengkapan perangkat

perangkat organisasi minimal sbb: Memiliki stuktur organisasi yang jelas

menggambarkan fungsi, tugas, wewenang dan tanggungjawab setiap elemen organisasi

secara tertulis dan sesuai dengan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga koperasi

6. Struktur organisasi KSP dan USP

Page 29: PELATIHAN MANAJEMEN USAHA SERTA PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... ·  · 2017-12-01Pemerintah untuk meingkatkan peran strategis

ii

- KSP dan USP harus mempunyai struktur organisasi yang jelas dan tertulis, lengkap

dengan uraian tugas wewenang dan tanggungjawab dari masing-masing unsure pada

struktur organisasi.

- Unit usaha simpan pinjam harus merupakan bagian dari struktur organisasi koperasi

yang pengelolaanya bersifat terpisah dan professional.

7. Standar Pengambilan Keputusan

Manajer KSP /USP Koperasi tidak dapat mengambil keputusan diluar wewenangnya, jika

terjadi permasalahan dan harus memutuskan sesuatu diluar kewenangannya maka

permasalahan tersebut disampaikan kepada pengurus untuk dibicarakan dan diutuskan

oleh Rapat anggota.

MENANGGULANGI KREDIT BERMASALAH

Penanganan kredit bermasalah pada KSP/ USP koperasi haris berbeda dengan kredit

bermasalah pada perbankan. Prinsip-prinsip yang harus diperhatikan dalam penanganan kredit

bermasalah pada KSP / USP koperasi adalah :

Keterbukaan

Tanggungjawab bersama dan solidaritas anggota

Pembinaan yang berkelanjutan kepada anggota

Efisiensi dengan memperhatikan prinsip bahwa manfaat yang diperoleh harus lebih

besar dari biaya yang dikeluarkan.

Manajemen Kredit Bermasalah :

1. Langkah-langkah mengelola kredit bermasalah

- Menggolongkan pinjaman bermasalah sesuai dengan tingkat kolektibilitasnya yaitu

pinjaman kurang lancar, diragukan dan macet

- Menentukan langkah-langkah penyelamatan pinjaman bermasalah

- Tindakan penyelamatan Kredit bermasalah

- Memonitor proses penyehatan kredit bermasalah

2. Hal-hal yang mendukung berhasilnya pengelolaan kredit bermasalah

- Melakukan identifikasi masalah yang benar dan tepat

- Cara penyehatan yang tepat

- Dilaksanakan pada waktu yang tepat

Page 30: PELATIHAN MANAJEMEN USAHA SERTA PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... ·  · 2017-12-01Pemerintah untuk meingkatkan peran strategis

ii

- Adanya kerjasama dan keterbukaan dari pengelola

3. Langkah-langkah identifiksi pinjaman kredit bermasalah

- Mendapatkan data debitur

- Aspek keuangan debitur

- dan sebagainya

Dalam pengelolaan Usaha Simpan Pinjam yang perlu diperhatikan adalah berpijak pada

prinsip kehati hatian dalam pengeluaran kredit karena kredit merupakan aktiva paling

beresiko, KSP / USP Koperasi perl mengidentifikasi setiap resiko, termasuk factor

kemampuan dan kemauan dari peminjam setiap tahap dalam siklus manajemen kredit perlu

pengelolaan yang bail untuk dapat meminimalkan resiko sehingga secara dini dapat

menanggulangi kredit bermasalah.

Siklus Manajemen Kredit.

1. Permohonan Kredit

2. Analisa Kredit

3. Keputusan Kredit

4. Administrasi Kredit

5. Pemantauan Kredit

6. Penanganan Kredit Bermasalah

Permohonan Kredit

1. Merupakan salah satu media untuk mendapatkan informsi awal tentang calon

peminjam

2. Merupakan salah sary media seleksi awal terhadap calon peminjam

Diskusikan

1. Kepada siapa anda akan memberikan kredit

2. Seperti apakah nasabah anda

3. Bagaimana cara menemukan mereka

Catatan

Page 31: PELATIHAN MANAJEMEN USAHA SERTA PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... ·  · 2017-12-01Pemerintah untuk meingkatkan peran strategis

ii

1. Susunlah skema kredit sedemikian rupa, sehingga merupakan salah satu strategi dalam

manajemen kredit anda

2. Jadikanlah permohonan kredit sebagai salah satu strategi dalam penjaringan peminjam

Analisa Kredit

Analisa kredit berdasarkan pedoman standar operasional manajemen koperasi, Analisa

Pinjaman harus dilakukan agar pengelola KSP / USP koperasi memperoleh keyakinan bahwa

pinjaman yang diberikan dapat dikembalikan peminjam.

Terdapat 2 (dua) aspek obyek yang dianalisa yaitu :

- Analisa terhadap kemauan membayar ( Analisa Kualitatif) mencangkup karakter /

watak dan komitmen terhadap kewajiban sebagai peminjam pada KSP / USP koperasi

- Analisa terhadap kemauan membayar ( Analisa Kualitatif) mencangkup sumber dana

yang diharapkan dapat memenuhi kewajiban pada KSP / USP koperasi, sisa pinjaman

pada pihak lain (jika ada) dan pengeluaran untuk biaya hidup.

Analisa berdasarkan 6 C (Analisa Perbankan) :

1. Character (Watak)

2. Capasity (Kemampuan)

3. Collateral ( Agunan )

4. Cash Flow ( Arus Kas )

5. Capital ( Modal )

6. Conditions ( Kondisi )

Aspek Watak (Character)

1. Apakah pemohon seorang jujur

2. apakah ia seorang bisa pegang janji dan dapat diercaya

3. Apakah ia merasa terikat dengan kehidupan yang utuh

4. Apakah ia seorang pelaku usaha yang berkerja keras

5. Apakah ia seorang religius

6. Apakah ia terlibat dengan kegiatan luar seperti perjudian, usaha illegal, dll

Aspek Pribadi ( Capasity )

1. Apakah pemohon sukses mengelola usahanya dalam waktu krisis

2. Tingkat keterampilan professional / teknis

Page 32: PELATIHAN MANAJEMEN USAHA SERTA PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... ·  · 2017-12-01Pemerintah untuk meingkatkan peran strategis

ii

3. Pengalaman berusaha (berapa tahun)

4. Kecendrungan perkembangan usaha ( aktiva, jumlah karyawan )

5. Semangat dan komitmen berusaha.

Aspek Agunan ( Collateral )

1. Sertifikat Tanah

2. Cek yang ditandatangani

3. Aktiva bergerak

4. Jaminan Pribadi

Aspek Arus Kas (Cashflow)

Mengapa Arus Kas penting dalam analisa membayar kembali kredit mereka dari kas

bukan dari modal atau laba. Mengapa Arus Kas dibutuhkan :

1. Menetapkan kemampuan membayar kembali

2. Merencanakan jumlah angsuran maksimum

3. Merancang jadwal kredit yang sesuai dengan usaha peminjam.

Hal penting dalam Analisa Arus Kas :

1. Masukan pendapatan dari rumah tangga dan usaha

2. Untuk usaha mikro, susunlah arus kas sebelum terjadinya dampak dari kredit yang

diberikan (konservatif)

3. Jangan berikan kredit maksimum kepada peminjam, selalu usahakan jaminan

keamanan (Security Cushion)

Prinsip dasar pemberian kredit :

1. Watak debitur harus menjdi pertimbangan utama

2. Kwalitas lebih penting dari pada kuantitas

3. Jangan memberikan kredit kepada bidang yang anda tidak pahami ( analisa akan

menjdi bias )

4. Agunan bukanlah pengganti watak atau pembayaran

5. Resiko meningkat seiring dengan penyimpangan / pelanggaran prinsip-prinsip

pemberan kredit.

Page 33: PELATIHAN MANAJEMEN USAHA SERTA PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... ·  · 2017-12-01Pemerintah untuk meingkatkan peran strategis

ii

Persetujuan dan Administrasi Kredit

Fungsi Komite Kredit

Untuk menjamin persetujuan atas kredit berkualitas tinggi dan juga untuk :

1. Pelatihan dan pengembangan staf kredit

2. Sebagai alat pengendali internal

3. Batas maksimum pemberian kredit

Komite kredit yang baik adalah :

1. Berbati-hati

2. Efisien

3. Mengendalikan resiko kredit

4. Memungkunkan proses yang cepat

Batas maksimum pemberian kredit

Mengapa pemenuhan terhadap batas maksimum pemberian kredit (BMPK) penting bagi

koperasi :

1. Membatasi keterbukaan terhadap resiko

2. Mencegah pemberian kredit dalam jumlah besar dan kepada kelompok peminjam

tertentu

3. Penyebaran terhadap resiko

Administrasi kredit

1. Bagian integral dari manajemen resiko kredit

2. Mengatur dan menyimpan semua tahapan dalam proses suaut kredit

3. Merupakan sumber keterangan atas kinerja atau rekaman debitur

4. Menyediakan perlindungan hukum dalam bentuk perjanjian, persetujuan dan laporan

tertulis

Permasalahan Administrasi kredit :

1. Pembuatan berkas

2. Penyimpanan arsip

3. Keamanan fisik

Page 34: PELATIHAN MANAJEMEN USAHA SERTA PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... ·  · 2017-12-01Pemerintah untuk meingkatkan peran strategis

ii

4. Kemudahan akses

Catatan :

1. Komite kredit mempunyai peran yang sangat strategis didalam manajemen kredit

2. Koperasi (KSP / USP Koperasi ) perlu mengupayakan administrasi kredit yang baik

bagian dari pengamanan aspek hukum teruadap aktiva prodktif

Pemantauan Kredit

Mengapa koperasi (KSP / USP koperasi ) perlu melakukan pemantauan kredit :

1. Mencegah terjadinya kredit bermsalah

2. Memeriksa penggunaan dana kredit yang diberikan

3. Membantu nasabah dalam menangani masalah

4. Memahami perubahan-perubahan yang terjadi dipasar

5. Melakukan penjualan silang produk lain ( cross selling )

6. Memahami profil resiko dan pemusatan resiko

Kredit yang diklasifikasikan ( Penggolongan Kredit)

1. Lancar

2. Kurang Lancar

3. Diragukan

4. Macet

LANCAR KURANG

LANCAR

DIRAGUKAN MACET

Angsuran

Bulanan

< = 2 Angsuran 2 – 4 Angsuran 4 – 8 Angsuran > 8 Angsuran

Angsuran

Bulanan atau

Tiga Bulanan

< = 1 Angsuran 1 – 3 Angsuran 3 – 6 Angsuran > 6 Angsuran

Catatan :

Page 35: PELATIHAN MANAJEMEN USAHA SERTA PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... ·  · 2017-12-01Pemerintah untuk meingkatkan peran strategis

ii

1. Pemantauan bukan hanya berusaha untuk mengukur dan mengawasi, tetapi pemantauan

harusnya mengarah kepada anailsa dan langkah tindak lanjut yang tepat.

2 Pemantauan tidak saja untuk mencegah secara dini terjadinya resiko, tetapi juga dapat

dimanfaatkan untuk meningkatkan pelayanan KSP / USP koperasi kepda nasabah

Penanganan Kredit bermasalah

Penyebab Kredit bermasalah :

1. Keadaan Eksternal

2. Debitur

3. Internal KSP / USP Koperasi

Tanda-tanda Nasabah bermasalah ;

1. Susah untuk dicari

2. Selalu mengingkari janji

3. Berusaha untuk menipu KSP / USP koperasi

4. Memberikan data dan atau keterangan palsu

5. Selalu menantang dan membuat masalah dengan koperasi

6. Penyalahgunaan Kredit

Berapa alasan peminjam tdiak mau membayar :

1. Alasan Poltis (bantuan, hibah, proyek dan lainnya)

2. Pandangan tentang Equalty (Peminjam yang besar lolos, yang kecil tagih saja )

3. Solidairtas dengan teman-teman yang tidak membayar

4. Kreditur tidak akan menagih

5. Kreditur tidak akan mengambil tindakan hukum

6. Kreditur tudak mempunyai jaminan yang dikuasai secara hukum

7. Tidak mampu membayar

Tindak lanjut kredit bermasalah :

1. Dilakukan penanganan segera

2. Penanganan awal dapat dilakkan oleh petugas kredit akan tetapi keterlibatan atasan

mungkin diperulkan dikemudian hari

Page 36: PELATIHAN MANAJEMEN USAHA SERTA PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... ·  · 2017-12-01Pemerintah untuk meingkatkan peran strategis

ii

3. Sebanyak ada petunjuk tertulis mengenai kapan melakukan apa ( kunjungan, mengrim

surat dan sebagainya)

4. Surat perlakuan berbeda sebaiknya dilakukan oleh KSP / USP koperasi terhadap

debitur kooperatif dan debitur non kooperatif.

Tahapan Penyelesaian Kredit bermasalah :

1. Penilaian Kualitas

2. Penetapan Prioritas

3. Analisa terhadap KEY SUCCESS FAKTOR

4. Penetapan model penyelesaIan kredit Bermasalah

Penetapan Prioritas

1. Pilih dan tetapkanlah kredit bermasalah yang lebih mudah diselamatkan dan

diselesaikan lalu dikelompokkan

2. Kredit yang masih bisa diselamatkan segera dilakukan langkah penyelamatan

(pembinaan, Reschedulling, recoonditioning, dan restructuring)

3. Kredit yang tidak dapat diselamatkan tetapi dapat diselesaikan segera diselesakan

secara damai atau melalui jalur hukum.

4. Kredit yang tidak dapat diselamatkan dan diselesaikan lakukan hapus buku sesuai

dengan kebijakan yang ada.

Tiga (3) Faktor Kunci Sukses

Tiga (3) Faktor Kunci Sukses dalam tindakan penyelamatan dan penyelesaian kredit yaitu :

1. Kemauan / Itikad Baik

2. Kemampuan Nasabah

3. Kesempatan Nasabah

Penanganan Kredit Bermasalah

1. Pembinaan Kredit

Pembinaan kredit adalah upaya yang dilakukan dalam penanganan kredit bermasalah

maupun lancar sehingga diperoleh hasil optimal sesuai tujuan pemberian kredit. Pembinaa

harus dilakukan secara berkesinambungan dan dengan niat yang tulus terhadap nasabah.

Page 37: PELATIHAN MANAJEMEN USAHA SERTA PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... ·  · 2017-12-01Pemerintah untuk meingkatkan peran strategis

ii

Yang dapat dimasukkan dalam kelompok ini adalah : nasabah yang mempunyai kemauan

dan kesempatan namun kurang kemampuannya.

2. Penyelamatan Kredit

Penyelamatan kredit adalah upaya yang dilakukan didalam penanganan kredit

bermasalah yang masih mempunyai prospek, dengan tujuan meminimalkan timbulnya

kerugian KSP / USP Koperasi. Penyelamat kredit berarti menyelamatkan usaha nasabah

agar dapat kembali menunaikan kewajibanya kepada KSP / USP koperasi sekaligus

memerbaiki Kualitas kreditnya.

Penyelamatan kredit dapat dilakuka dengan cara :

a. Reschedulling

Penyelamatan kredit dengan cara cara perubahan syarat syarat perjanjian kredit

berkenaan dengan jadwal pembayaran kembali atau jangka waktu, perubahan yang

dilakukan misalnya :

- Perpanjangan jangka waktu pelunasan hutang pokok

- Perpanjangan jangka waktu pelunasan tunggakan bunga

- Perpanjangan jangka waktu kredit serta perubahan jumlah angsuran

- Pergeseran atau peranjangan Gracee period

- Kombinasi dari bentuk bentuk diatas

b. Reconditioning

Penyelamatan kredit dengan cara melakukan perubahan syarat-syarat perjanjian kredit

yang tidak terbatas dengan penjadwalan ulang, tetapi dapat diperluas pada persyarata lain

tanpa mempberkan tambahan kredit. perubahan yang dilakukan misalnya :

- Perubahan tingkat suku bunga

- Perubahan cara perhitungan bunga

- Pemberian keringanan tungggakan bunga

- Pemberian keringanan / penghapusan denda

- Penambahan jaminan

- Perubahan syarat-syarat lain

- Kombinasi dari bentuk bentuk diatas

c. Restructuring

Page 38: PELATIHAN MANAJEMEN USAHA SERTA PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... ·  · 2017-12-01Pemerintah untuk meingkatkan peran strategis

ii

Penyelamatan Kredit dengan cara melakukan struktur pembiayaan, perubahan yang

dilakukan misalnya :

- Penambahan Kredit

- Perubahan komposisi kredit investasi dan kredit modal kerja

- Perubahan lainya.

3. Penyelesaian Kredit

Penyelesaian kredit adalah upaya penyelesaian kredit bermasalah yang tidak

mempunyai prospek lagi, tindakan penyelesaian dilakukan apabila pembinaan dan

penyelamatan tidak mungkin dilakukan lagi.

Upaya proses penyelesaian kredit secara hukum dapat dilakukan melalui proses perdata

atau pidana (jika ada unsur tindak pidana)

Hari kedua, 27 Maret 2015

PENGENDALIAN INTERNAL KOPERASI

1. Latar Belakang

Pengurus (manajemen puncak) koperasi sangat berkepentingan memastikan bahwa aktivitas

yang dilaksanakan oleh para manajer dan para personel (karyawan) berjalan sebagaimana

mestinya, sehingga tujuan yang ditetapkan dapat dicapai dengan efektif dan efisien. Oleh

karena itu, pengurus sangat perlu melakukan pengawasan atau pengendalian atas aktivitas

bawahannya. Pengendalian sangat penting agar kesalahan dan penyimpangan yang terjadi

tidak berlangsung lama, segera dapat diatasi, agar tujuan dapat dicapai. Karena itu pula,

fungsi pengendalian merupakan salah satu fungsi manajemen, tidak dapat dispisahkan dari

fungsi manajemen yang lain (perencanaan,pengorganisasian, dan pengerahan).

Luasnya kegiatan usaha koperasi mengakibatkan pengurus (manajemen puncak) tidak dapat

menguasai atau mengendalikan secara langsung seluruh kegiatan atau aktivitas koperasi.

Untuk itu, pengurus harus mendisain dan membangun suatu sistem pengendalian yang

memadai. Salah satu pengendalian yang perlu dibangun adalah pengendalian intern.

Pengendalian intern berkaitan dengan upaya meningkatkan keadalan informasi akuntansi

yang disajikan dan laporan keuangan, dan kepatuhan para manajer dan personel terhadap

ketentuan-ketentuan tang berlaku, serta mendorong peningkatan efesiensi dan efektivitas.

Page 39: PELATIHAN MANAJEMEN USAHA SERTA PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... ·  · 2017-12-01Pemerintah untuk meingkatkan peran strategis

ii

Peningkatan kehandalan informasi akuntansi yang terjadi dalam laporan keuangan sangat

penting artinya bagi pengurus, karena semua aktivitas operasi koperasi akan berdampak pada

keuangan, dan karena itu akan bercermin dalam laporan keuangan. Laporan keuangan

mempunyai dua funsi pokok. Pertama sebagai media pertanggung jawaban pengurus kepada

anggota dan kreditur, yang menanamkan atau menginvestasikan modalnya di koperasi.

Kedua, laporan keuangan merupkan informasi penting bagi pengurus dalan perencanaan dan

penganmbilan keputusan manajerial. Bilamana informasi akuntansi dalam laporan keuangan

tidak handal, dapat dipastikan bahwa penilaian kinerja pengurus oleh anggota dan kreditur

juga tidak akan handal, dan keputusan manajerial yang didasarkan atas laporan keuangan juga

menjadi tidak handal. Oleh karena itu, adalaj sangat penting bagi pengurus untuk mendesain

dan membangun pengendalian intern yang memadai, serta mengimplementasikannya dengan

baik dan sungguh-sungguh.

2. Pengertian pengendalian internal

Memasuki abad 21, sebutan sistem dan struktur dihilangkan, hanya tinggal sebutan

pengendalian intern, yang didifinisikan sebagai sebagai suatu proses yang dijalankan oleh

dewan komisaris (pengawas pada koperasi), manajemen (pengurus dan manajer/direksi),

personel organisasi (koperasi/perusahaan), didesain untuk memberikan keyakinan memadai

tentang pencapaian tiga golongan tujuan organisasi: (a) keandalan pelaporan keuangan, (b)

efektivitas dan efesiensi operasi, dan (c) kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang

berlaku. Dari pengertian pengendalian intern tersebut di atas, terdapat beberapa konsep dasar

sebagai berikut:

1) Pengndalain merupakan suatu proses untuk memcapai tujuan tertentu. Sebagai suatu

proses, pengendalian intern bukanlah suatu tujuan, tetapi merupakan rangkaian tindakan yang

perpasiv, dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari infrastruktur organisasi, bukan

sekedar pelengkap organisasi.

2) Pengendalian intern dijalankan oleh orang. Pengendalian intern bukan hanya sekedar

kebijakan, dan formulir-formulir, tetapi dijalankan, mulai dri pengawas, manajemen puncak

sampai pada personel pelaksana pada setiap jenjang organisasi.

3) Pengendalian intern diharapkan hanya dapat memberikan keyakinan yang memadai, bukan

keyakinan mutlak. Pengendalian intern mengandung keterbatasan yang dapat menimbulkan

risiko bawaan, yang melekat pada setiap unsurnya serta selalu mempertimbangkan azas biaya

Page 40: PELATIHAN MANAJEMEN USAHA SERTA PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... ·  · 2017-12-01Pemerintah untuk meingkatkan peran strategis

ii

dan manfaat (cost and benefit) dalam pencapaian tujuan pengendalian intern sehingga tidak

dapat memberikan keyakinan mutlak.

4) Pengendalian intern ditujukan untuk mencapai tiga golongan tujuan yang saling terkait,

yakni keandalan pelaporan keuangan, kepatuhan terhdap hukum dan peraturan yang berlaku,

serta efektivitas dan efesiensi operasi.

3. Tujuan Pengendalian Intern

Dalam pengertian pengendalian intern telah telah dinyatakan tujuan pengendalian intern,

yakni:

1) Keandalan informasi dalam laporan keuangan;

2) Kepatuhan terhdap hukum dan peraturan yang berlaku;

3) Peningkatan efektivitas dan efesiensi operasi.

Keadalan informasi akuntansi, adalah keakuratan data akuntansi yang disajikan dalam laporan

keuangan. Pengendalian intern dapat meningkatkan keandalan data akuntansi, karena setiap

transaksi diproses melalui sistem dan prosedur yang melibatkan paling tidak tiga personel,

antara lain adalah pemegang otorisasi, pelaksana transaksi, dan yang melaksanakan

pencatatan dan pelaporan (akuntansi). Dengan demikian, semua transaksi akan dipertanggung

jawabkan, karena ada personel yang untuk mengotorisasi, dan semua transaksi akan tercatat

kareana ada personel yang berwenang untuk mencatat, dan melaporkannya dalam laporan

keuangan.

Koperasi atau organisasi berada dalam lingkungan suatu negara, yang operasinya diatur oleh

hukum (undang-undang) dan peraturan-peraturan lain. Peraturan dan hukum tersebut

mencakup aspek operasi dan administrasi. Semua peraturan, dan hukum harus menjadi acuan

oleh pengawas, pengurus, manajer, dan personel, agar koperasi tidak menanggung risiko.

Pengendalian intern akan menegaskan kebijakan manajemen yang mesti dipatuhi, kebijakan

mana selalu memperhatikan aspek peraturan dan hukum yang berlaku.

Pengendalian intern mengatur aktivitas operasi sedemikian rupa, yang dimulai dengan

perencanaan kegiatan dan penyusunan budget, penetapan dan prosedur oprasi. Setiap kegiatan

operasi diarahkan untuk mematuhi rencana, budget, sistem dan prosedur yang ditetapkan.

Kepatuhan terhadap sistem pengendalian intern, berarti mematuhi rencana, budget, sistem dan

prosedur, sehingga mendorong tercapai efektivitaas dan efesiensi.

4. Sasaran Pengendalian Intern

Page 41: PELATIHAN MANAJEMEN USAHA SERTA PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... ·  · 2017-12-01Pemerintah untuk meingkatkan peran strategis

ii

1) Mendukung operasi perusahaan yang efektif dan efesien

2) Laporan keuangan yang handal

3) Perlindungan asset

4) Mengecek keakuratan dan kehandalan data akuntansi

5) Kesediaan dengan hukum dan peraturan-peraturan yang berlaku

6) Membantu menentukan kebijakan manajerial

5. Komponen Pengandalian Intern

1) Lingkungan Pengendalian [Control Environment)

Lingkungan pengendalian koperasi mencakup sikap para manajemen dan karyawan terhdap

pentingnya pengendalian yang ad di organisasi tersebut. Ada beberapa komponen dalam

pengendalian lingkungan antara lain:

(1) Fiiosofi manajemen dan gaya operasi

(2) Integritas dan nilai-nilai etis

(3) Komitmen terhadap kopetensi

(4) Dewan direksi dan panitia audit

(5) Struktur organisasi

(6) Tugas tanggung jawab dan otorisasi

(7) Kebijakan SDM dan Praktek

(8) Pengaruh eksternal

2) Penilaian Resiko (Risk Assesment)

Semua organisasi memiliki resiko, dalam kondisi apapun yang namanya resiko pasti ada

dalam suatu aktivitas, baik aktivitas yang berkaitan dengan bisnis {profit dan non profit)

maupun non bisnis. Suatu resiko yang telah di identifikasi dapat di analisis dan evaluasi

sehingga dapat di perkiraan intensitas dan tindakan yang dapat meminimakannya. Sebuah

pengendalian internal yang baik memungkinkan penaksiran resiko yang dihadapi oleh

organisasi baik yang berasal dari dalam maupun dari luar organisasi. Langkah-langkah dalam

penaksiran resiko adalah sebagai berikut:

(1) Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi resiko

(2) Menaksirkan resiko yang berpengaruh cukup signifikan

(3) Menentukan tindakan yang dilakukan untuk me-manage resiko.

3) Aktivitas Pengendalian(Conrro/ Activities)

Menurut Wilkinson, Ceullo, Raval, and Wong-On Win. Disebutkan bahwa aktifitas

pengendalian dapat digolongkan dalam dua katagori, yaitu:

Page 42: PELATIHAN MANAJEMEN USAHA SERTA PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... ·  · 2017-12-01Pemerintah untuk meingkatkan peran strategis

ii

(1) Aktifitas pengendalian yang berhubungan dengan Laporan Keuangan digolongkan

menurut penggunaannya dalam sebuah sistem, antara lain:

a. Preventive Control, meerupakan pengendalian pencegahan terhadap peristiwa yang kurang

baik sepeerti kerugian atau kesalahan yang terjadi.

b. Detective Control, merupakan aktivitas yang dirancang untuk menemukan

kejadian/peristiwa yang kurang baik seperti pemborosan operasional.

c. Correktive Control, merupakan aktivitas yang dirancang untuk memperbaiki

masalah=masalah yang ditemukan melalui Detective Control.

d. Security measures, merupakan ukuran keamanan yang dimaksud untuk menyediakan

perlindungan yang memadai terhadap akses dan penggunaan aset dan data arsip.

(2) Aktivitas Pengendalian yang berkenaan dengan pengolahan informasi yang digolongkan

menurut aplikasi /penerapannya dalam sebuah sistem, antara lain:

a. General Control, merupakan aktivitas pengendalian terhadapsemua aktivitas yang

berhubungan dengan Sistem Informasi Akuntansi dan Aset

b. Application Control, merupakan aktivitas pengendalian yang berhubungan dengan

transaksi atau tugas akuntansi secara spesifik.

Dari kedua kategori tersebut semua terlihat atau cendrung bersifat pengendalian secara

umum.

Pemeriksaan prestasi/Capaian kerja:

a) Membandingkan nialai anggaran ke nilai-nilai nyata

b) Menetapkan perbedaan hubungan pada data operasi atau keuangan satu dengan yang lain,

menganalisa dan menginvestigasi dan melakukan tindakan korektif

c) Meninjau ulang capain fungsional seperti manajer kredit memberikan persetujuan pinjaman

ke anak cabang/daerah.

Aktivitas pengendalian merupakan kebijakan, prosedur, teknik, dan mekanisme yang

digunakan untuk menjamin arahan manajemen telah dilaksanakan. Aktivitas pengendalian

seharusnnya efesian dan efektive untuk mencapai tujuan pengendalian itu sendiri. Aktivitas

pengendalian meliputi:

(a) Pemisahan fungsi.tugas.wewenang yang cukup

(b) Otorisasi transaksi dan aktivitas lainnya yang sesuai

(c) Pendokumentasian dan pencatatan yang cukup

(d) Pengendalian secara fisik terhadap aset dan catatan

(e) Evaluasi secara independen atas kinerja

Page 43: PELATIHAN MANAJEMEN USAHA SERTA PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... ·  · 2017-12-01Pemerintah untuk meingkatkan peran strategis

ii

(f) Pengendalian terhadap pemrosesan informasi

(g) Pembatasan akses terhadap sumberdaya dan catatan.

4) Informasi dan Komunikasi(/n/ormar/on and Communication)

Informasi dan komunikasi merupakan elemen-elemen yang pentinfg dari pengendalian intern

koperasi. Informasi tentang lingkungan, penilaian resiko, prosedur pengendalian dan

monitoring diperlukan oleh manajemen dan menjamin ketaatan dengan pelaporan hukum dan

peraturan-peraturan yang berlaku pada perusahaan. Informasi juga diperlukan dari pihak luar

perusahaan. Manajemen dapat menggunakan informasi jenis ini untuk menilai standar

eksternal. Hukum, peristiwa kondisi yang berpengaruh pada pengembilan keputusan dan

pelaporan eksternal.

5)Pemantauan (Monitoring)

Pemantauan terhadap sistem pengendalian intern akan menemukan kekurangan serta

meningkatkan efektivitas pengendalian. Pengendalian intern dapat di monitor dengan baik

dengan cara penilaian khusus atau sejalan dengan usaha manajemen. Usaha pemantauan yang

terakhir dapat dilakukan dengan cara mengamati prilaku karyawan atau tanda-tanda

peringatan yang diberikan oleh sistem akuntansi. Penilaian secara khusus biasanya dilakukan

secara berkala saat terjadi perubahan pokok dalam strategi manajemen senior, struktur

korporasi atau kegiatan usaha. Pada perusahaan besar, auditor internal adalah pihak yang

bertanggung jawab atas pemantauan sistem pengendalian intern. Auditor independen juga

sering melakukan penilaian atas pengendalian intern sebagai bagian dari auditor atas laporan

keuangan. Pemantauan seharusnya menilai kualitas kinerja sepanjang waktu dan meyakinkan

bahwa temuan-temuan audit dan review lainnya diselesaikan dengan tepat. Hal ini meliputi:

1) Mengevaluasi temuan-temuan, review, rekomendasi audit secara tepat

2) Menentukan tindakan yang tepat untuk menanggapi temuan dan rekomendasi dari audit

dan review.

3) Menyelesaian dalam waktu yang telah ditentukan tindakan yang digunakan untuk

menindaklanjuti rekomendasi yang menjadi perhatian manajemen.

6. Penanggung Jawab Pengendalian Intern

Seluruh Stakeholder koperasi sangat berkepentingan dengan pencapaian tujuan koperasi, oleh

karana itu pada dasarnya semua stakehpder bertanggung jawab atas implementasi

pengendalian intern yang memadai di koperasi.Namun yang paling bertanggung jawab pihak

internal koperasi, yakni pengawas, manajemen (pengurus dan manajer), dan personel

(karyawan), dan internal auditor, jika ada.

Page 44: PELATIHAN MANAJEMEN USAHA SERTA PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... ·  · 2017-12-01Pemerintah untuk meingkatkan peran strategis

ii

1) Pengawas, Pengawas bertanggung jawab untuk menganalisis dan memastikan apakah

pengurus termasuk manajer memenuhi tanggung jawab mereka dalam mengembangkan dan

mengemplementasikan pengendalian intern yang memadai pada koperasi. Bila pengurus tidak

memenuhi tanggungjawabnya, maka pengawas berkewajiban memberikan rekomendasi, agar

tanggungjawab tersebut dipenuhi sebagai mana mestinya.

2) Pengurus, Manajer. Pengurus dan Manajer yang merupkan manajemen puncak koperasi

bertanggungjawab mengembangkan dan mengemplementasikan pengendalian intern

koperasinya secara aktif. Ketua bertanggungjawab menciptakan atmosfir pengendalian di

tingkat manajemen puncak, agar kesadaran pentingnya pengendalian tumbuh diseluruh

jajaran organisasi. Bendahara bertanggung jawab agar semua komponen pengendalian

terimplementasi dalam pengelolan keuangan koperasi, sehingga tumbuh kepercayaan bahwa

keuangan koperasi dikelola secara aman, teratur dan terencana dengan baik sehingga koperasi

terhindar dari resiko keuangan yang tidak diinginkan. Di samping itu Bendaha juga

bertanggungjawab dalam pemantauan pelaksanaan sisten akuntansi, sehingga menjamin ke

akuratan data akuntansi, mencegah kemungkinan terjadinya penyimpangan. Sekretaris

bertanggungjawab dalam mengimplementasikan pengendalian intern yang berkaitan dengan

fungsi kesekretariatan, administras, kepegawaian, pengelolaan aktiva tetap dan

kerumahtangga koperasi. Manajer bertanggungjawab dalm mengeplementasikan

pengendalian intern dalam setiap pengambilan keputusan operasi, pemberian otorisasi

transaksi, dan membantu pengurus menciptakan atmospiryang mendoorong setiap personel

mematuhi pengendalian intern.

3) Auditor Internal. Bilamana koperasi memilih fungsi auditor intern, maka personel auditor

intern bertanggungjawab mengevaluasi efektivitas atau memadai tidaknya pengendalian

intern yang ada, dan memberikan rekomendasi kepada pengurus dan manajer bilamana tidak

lagi memadai. Namun tanggungjawab untuk melakukan perubahan terletak ditangan

pengurus, bukan pada auditor intern.

Personel Koperasi. Setiap personel koperasi bertanggungjawab dalam mengeplementasikan

pengendalian intern dengan semestinya, dengan menjalankan praktik yang sehat, serta saling

mengimpormasikan atau mengkomunikasikan informasi yang dihasilkan pengendalian secara

baik. Misalnya, bilamana terdapat ketidak patuhan atas kebijakan tertentu, maka setiap

personel yang mengetahui

berkewajiban untuk mengkomunikasikan pada manajemen yang bertanggungjawab untuk

melakukan tindakan perbaikan.

Page 45: PELATIHAN MANAJEMEN USAHA SERTA PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... ·  · 2017-12-01Pemerintah untuk meingkatkan peran strategis

ii

4) Anggota(Rapat Anggota) merupakan bagian dari stakeholder yang terkait langsung dengan

fungsi pengendalian intern. Anggota bertanggungjawab dalam mematuhi ketentuan, sistem,

prosedur bilamana berhubungan dengan koperasi. Kepatuhan ini telah mengemplementasikan

pengendalian intern dengan baik.Pandangan untuk mengabaikan kebijakan, peraturan,sistem

dan prosedur karena alasan anggota sebagai pemilik koperasi harus dihindari, jika tidak akan

mendorong tidak berfungsinya pengendalian intern, yang pada akhirnya tujuan pengendalian

intern tidak tercapai. Tanggung jawab lain anggota, adalah memberikan rekomendasi kepada

pengurus bilamana menemukan praktik-pratik tidak sehat dalam pengelolaan aktivitas

koperasi.

7. Keterbatasan Pengendalian Intern

Dimuka telah diungkapkan bahwa pengendalian intern hanya dapat memberikan keyakinan

memadai, bukan keyakinan mutlak kepada manajemen tentang pencapaian tujuan

pengendalian intern itu sendiri, karena pengendalian mengandung keterbatsan bawaan.

Keterbatsan yang dimiliki oleh pengendalian intern dijelaskan berikut ini:

1) Kesalahan dalam pertimbangan. Seringkali manajemen dan personel koperasi dapat salah

dalam mempertimbangkan keputusan bisnis yang diambilnya, karena keterbatasan informasi,

waktu dan tekanan lain.

2) Gangguan. Gangguan dalam pengendalian intern yang telah ditetapkan mungkin terjadi

karena personel salah dalam memahami dan menafsirkan kebijakan, perintah atau membuat

kesalahan karena kelalaian, kurangnya perhatian atau karena kelelahan. Perubahan yang

bersifat sementara atau permanen dalam personel atau dalam sistem dan prosedur dapat pula

mengakibatkan gangguan dalam implementasi pengendalian intern untuk mencapai tujuan.

3) Kolusi. Kolusi merupakan kerjasama yang dibangun oleh beberapa personel untuk tidak

mematuhi pengendalian intern, untuk tujuan mengambil keuntungan atau membobol

kekayaan (kecurangan) koperasi untuk kepentingan pribadi. Kolusi mengakibatkan

kecurangan yang dilakukan sulit terlihat dan diungkapkan, jika tidak dilakukan pemeriksaan

yang saksama.

4) Pengabean oleh pengurus(manajemen).

Manajemen atau pengurus dengan wewenag pengambilan keputusan yang ada meraka dapat

mengabaikan kebijakan atau prosedur yang telah ditetapkan untuk mengambil keuntungan

pribadi, penyajian laporan keuangan yang berlebihan, dan kepatuhan semu. Misalnya, dalam

penjualan aktiva tetap koperasi, pengurus tidak mematuhi pelelangan terbuka, tetapi

Page 46: PELATIHAN MANAJEMEN USAHA SERTA PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... ·  · 2017-12-01Pemerintah untuk meingkatkan peran strategis

ii

melakukan lelang tertutup dengan tujuan agar aktiva tetap yang dileleang tersebut jatuh

kepada mereka. Ini berarti koperasi kehilangan kesempatan untuk mendapat penawaran harga

yang lebih tinggi. Contoh lain adalah, pengurus mengabaikan penyisihan piutang tak tertagih

dan pengakuan penurunan nilai persediaan yang rusak agar SHU tetap tinggi, dengan tujuan

agar bagian SHU untuk pengurus tinggi.

5) Biaya dan manfaat. Adalah hal yang wajar dalam membangun dan mengimplementasikan

pengendalian intern pengurus mempertimbangkan biaya yang dikeluarkan dengan manfaat

yang diperoleh. Namun manfaat yang diperoleh dari pengendalian

Intern sulit diukur, karena umumnya bersifat kualitatif. Bilamana pengurus sangat

mempertimbangkan biaya, tanpa memahami manfaat yang mungkin baru dapat diukur secara

kualitatif, dapat mendorong pengurus untuk tidak mengembangkan pengendalian intern

dengan baik.

4.1.3.2. Diskusi

Setelah penyampain materi diakhiri kemudian dilanjutkan dengan diskusi,

diskusi ini berlangsung dengan tertib dan terarah. Pada saat diskusi peserta berperan aktif

bertanya terkait dengan permasalahan yang mereka hadapi di usaha mereka masing-

masing. Adapun pertanyaan tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1

DAFTAR PERTANYAAN PESERTA PELATIHAN

No Nama Nama

Koperasi

Pertanyaan

1. Nyoman Aryawan KUD Sari

Pertiwi

Bagaimana cara mengatasi kredit macet?

Apakah bisa dengan terlebih dahulu

melunasi pokoknya saja?

Jika ya, saat pembuatan laporan diharuskan

ada sisa pokok, sedangkan diadministrasi

pokoknya sudah lunas. Bagaimana cara

yang tepat untuk mengatasinya?

Page 47: PELATIHAN MANAJEMEN USAHA SERTA PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... ·  · 2017-12-01Pemerintah untuk meingkatkan peran strategis

ii

2. I Ketut Suka KPN Susila

Bhakti

Bagaimana cara menentukan nilai dari

agunan yang diberikan oleh nasabah?

3. Nyoman Mendra KUD Seririt Langkah-langkah apa yang harus dilakukan

untuk mengelola koperasi agar terhindar

dari koperasi yang kurang sehat?

4 I Ketut Suartika KSP Dana

Mukti

Apa yang menyebabkan koperasi sulit

berkembang dengan pesat ?

5. Kadek Semadyasa KPN Werdhi

Yasa

Apa saja yang perlu diperhatikan dalam

penyaluran kredit di koperasi ?

6. I G N Indrayana KPN Wiyata Apa yang harus diperhatikan dalam

merancang SPI yang handal agar bisa

memajukan koperasi secara cepat?

7 Putu Ariani KPN Sada

Sukasada

Apakah usaha koperasi jika mencari profit

untuk operasional itu termasuk dikatakan

capital ?

8 Sukarno Al Farizi KPN Ikhlas Bagaimana caranya agar politik anggaran

koperasi itu tidak tergantung pada reputasi

koperasi?

9 Gede Santiasa KSP Pada

Payu

Resiko apa saja yang melekat pada

pengembangan usaha koperasi dan

bagaimana cara mengatasi resiko tersebut?

10 Aryawan KUD Sari

Pertiwi

Bagaimana cara mendeteksi dan

mengevaluasi SPI yang masih lemah

penerapannya di koperasi?

11 Ngakan Ketut Alit KPN Setia

Budhi

Apa saja tips dan trik jitu yang bisa

meningkatkan daya saing koperasi sehingga

siap menghadapi MEA di tahun 2015?

Page 48: PELATIHAN MANAJEMEN USAHA SERTA PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... ·  · 2017-12-01Pemerintah untuk meingkatkan peran strategis

ii

Pelatihan ini merupakan kegiatan yang dimaksudkan untuk memperbaiki dan

mengembangkan sikap, perilaku, keterampilan, dan pengetahuan sesuai dengan keinginan

perusahaan. Keefektifan pelatihan manajemen koperasi dan sistem pengendalian intern

dilihat dari outcome-nya yang ditunjukkan dengan kinerja dan pengetahuannya setelah

mereka mengikuti pelatihan dan sudah memasuki dunia kerja yang sesungguhnya.

Pelatihan manajemen usaha serta perancangan sistem pengendalian intern yang

handal, berjalan dengan baik. Para peserta memperoleh gambaran, pemahaman, serta

pengetahuan yang luas mengenai kiat-kiat dalam mengelola dan menjalankan koperasi, serta

dalam merancang sistem pengendalian intern sehingga diharapkan koperasi bisa berkembang

dengan pesat, dan bisa lebih siap dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)

pada tahun 2015.

Kegiatan ini dapat dikatakan cukup berhasil, ini dapat dilihat dari 30 undangan yang

disebar ke berbagai koperasi, tingkat kehadiran mereka mencapai 100%. Antusiasme mereka

dalam mengikuti kegiatan pelatihan cukup tinggi yang bisa dilihat dari banyaknya pertanyaan

yang mereka ajukan ke narasumber. Berdasarkan hasil kuesioner yang telah disebarkan setelah

acara seminar 90% peserta menyatakan bahwa kegiatan ini cukup bermanfaat dalam upaya

memberikan pengetahuan mengenai manajemen usaha serta perancangan sistem pengendalian

intern yang handal. Keterbatasan waktu seminar membuat masih ada beberapa hal atau topik

yang tertunda pembahasannya. Namun pemateri memberikan waktu diluar acara seminar

untuk berdiskusi lebih lanjut.

Page 49: PELATIHAN MANAJEMEN USAHA SERTA PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... ·  · 2017-12-01Pemerintah untuk meingkatkan peran strategis

ii

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

1. Simpulan

Berdasarkan pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa:

a. Kegiatan pelatihan ini dapat terlaksana dengan baik dan lancar.

b. Terjadinya peningkatan pemahaman antara sebelum diberikan pelatihan dengan

sesudah pelatihan.

c. Manajemen usaha dan sistem pengendalian intern yang handal merupakan salah satu

strategi yang bisa digunakan bagi pengurus koperasi dalam menghadapi Masyarakat

Ekonomi ASEAN (MEA) tahun 2015

d. Kegiatan ini sangat bermanfaat bagi pengurus koperasi.

2. Saran

a. Disarankan agar para pengurus koperasi mempersiapkan diri dalam menghadapi MEA

dengan mengikuti berbagai pelatihan sejenis yang diselenggarakan oleh berbagai

pihak.

b. Pendanaan yang terbatas mengakibatkan kegiatan ini tidak bisa mencakup lebih luas

dan mendalam, sehingga disarankan agar pendanaan kegiatan P2M untuk ditingkatkan

Page 50: PELATIHAN MANAJEMEN USAHA SERTA PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... ·  · 2017-12-01Pemerintah untuk meingkatkan peran strategis

ii

DAFTAR PUSTAKA

http://lensa.diskopjatim.go.id/warta-koperasi/manajemen-koperasi/213-manajemen-

keuangan-dan-permodalan-koperasi-2.html

http://ekosupriyantosemm.wordpress.com/2012/03/21/makalah-koperasi-3/

http://anggailina.blogspot.com/2011/01/struktur-organisasi-koperasi.html

http://airdanruanggelap.blogspot.com/2010/11/organisasi-dan-pengelolaan-koperasi.html

Page 51: PELATIHAN MANAJEMEN USAHA SERTA PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... ·  · 2017-12-01Pemerintah untuk meingkatkan peran strategis

ii

LAMPIRAN 1

Dokumentasi Kegiatan

Page 52: PELATIHAN MANAJEMEN USAHA SERTA PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... ·  · 2017-12-01Pemerintah untuk meingkatkan peran strategis

ii

Page 53: PELATIHAN MANAJEMEN USAHA SERTA PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Laporan_Akhir... ·  · 2017-12-01Pemerintah untuk meingkatkan peran strategis

ii