pelatihan kader pin polio 2016
TRANSCRIPT
KEBIJAKAN IMUNISASIDAN
STRATEGI ERADIKASI POLIO
PROGRAM IMUNISASIP U S K E S M A S S U R A D E
DINAS KESEHATAN KABUPATEN SUKABUMI
KOORDINATOR IMUNISASIA N G G A, AM.Kep.
MENJADI SEHAT ADALAH “HAK ANAK”“ANAK SEHAT” ADALAH INVESTASI
UU Perlindungan Anak No.23 tahun 2002
“Setiap anak berhak memperoleh pelayanan kesehatan dan jaminan sosial sesuai dengan kebutuhan fisik, mental, spiritual dan sosial.”
UUD 1945
Pasal 28B ayat 2 : Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh & berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan & diskriminasi.
Pasal 28 H ayat 1 :Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir & batin, bertempat tinggal & mendapatkan lingkungan hidup yang baik, sehat serta berhak memperoleh
pelayanan kesehatan
LANDASAN HUKUM
UU Kesehatan No. 36 Tahun 2009
•Setiap anak berhak memperoleh imunisasi dasar sesuai dg ketentuan utk mencegahterjadinya penyakit yg dapat dihindari melalui imunisasi
•Pemerintah wajib memberikan imunisasi lengkap kepada setiap bayi dan anak
Tujuan Program
Imunisasi
Menurunkankesakitan &
kematian akibatPenyakit-penyakit
yang Dapat DicegahDengan Imunisasi
(PD3I)
MENGAPA
IMUNISASI?
Upaya Pencegahan
Paling Cost Effective
Menggunakan vaksin
produksi dlm negeri sesuai
standar keamanan WHO
Penyelenggaraan dilaksanakan oleh pemerintah, swasta dan masyarakat, dengan prinsip keterpaduan
Mengupayakan kesinambungan penyelenggaraan melalui perencanaan program dan anggaran terpadu (APBN, APBD, LSM dan masyarakat
Perhatian khusus diberikan untuk wilayah rawan sosial, rawan penyakit (KLB) dan daerah-daerah sulit secara geografis
Melaksanakan kesepakatan global: Eradikasi Polio, Eliminasi Tetanus Maternal dan Neonatal, Eliminasi Campak dan Pengendalian Rubella serta Mutu Pelayanan Sesuai Standar
1. Peningkatan cakupan imunisasi yang tinggi dan
merata serta terjangkau melalui :
– Tersedianya pelayanan imunisasi stasioner yang
terjangkau masyarakat
– Tersedianya pelayanan imunisasi yang menjangkau
masyarakat di daerah sulit
2. Peningkatan kualitas pelayanan imunisasi melalui;
- Petugas yang terampil
- Coldchain dan vaksin yang berkualitas
- Pemberian imunisasi yang benar
3. Penggerakan Masyarakat untuk Mau dan Mampu
menjangkau pelayanan imunisasi
ANTIGEN TARGET CAKUPAN
HB0 95%
BCG 98%
POLIO1 98%
DPT-HB-Hib1 98%
POLIO2 95%
DPT-HB-Hib2 95%
POLIO3 93%
DPT-HB-Hib3 93%
CAMPAK 93%
IMUNISASI DASAR LENGKAP
0-7 hr
9 Bulan
Hep B /
(HB) O -BCG
-Polio 1
-DPT/HB/Hib1
-Polio 2 -DPT/HB/Hib 2
-Polio 3 -DPT/HB/Hib 3
-Polio 4CAMPAK
1 Bulan
2 Bulan
3 Bulan
4 Bulan
Booster DPT/HB/Hib
(18 – 36 Bln)
Booster CAMPAK
(24 – 36 Bln)
Imunisasi DasarLengkap
& booster
pertama
1 SD 2 SD 3 SD
-DT
-Campak- Td
BULAN IMUNISASI ANAK SEKOLAH
25 TAHUN
Status TT1 s.d TT5 :
Dihitung Sejak Imunisasi
Dasar Pada Bayi
4 MINGGU
6 BULAN
1 TAHUN
1 TAHUN XTT WUS
PENYAKIT YG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI
Tuberculosis
Polio Tetanus
Pertusis
Campak
Difteri
Hepatitis B
P D 3 I
Penyebab Corynebacterium diphtheriae
Gejala dapat tidak ada atau ringan sekali berupa membran dalamrongga hidung sampai sangat berat dan menyebabkan kematian,yang sering dijumpai adalah dengan pembengkakan kelenjar sekitarleher
Golongan umur penderita biasanya dibawah 15 tahun.
Untuk perlindungan kelompok umur tersebut dengan memberikanImunisasi DPT terhadap Bayi dan DT pada murid SD Kls I .
Cara penularan melalui partikel percikan ludah yang tercemar.
19
Penyebabnya bakteri Bordetella pertussis
Gejala awal berupa pilek dan batuk, mulai hari ke 10 batukbertambah , batuk keras berturut-turut dan penderita barudapat melakukan inspirasi dalam yang terdengar sebagaiwhoop kadang-kadang sampai muntah.Komplikasiumumnya adalah Pneumonia yang paling banyakmenimbulkan kematian, Kematian lebih sering dijumpaipada usia kurang 1 tahun.
Cara penularan melalui droplet biasanya dari saudaraserumah.
Pencegahan dengan Imunisasi DPT
20
Penyebabnya kuman Clostridium tetani
Spora tetanus yang masuk ke dalam luka berkembang biakdalam suasana anaerobik dan membentuk toxin.Padaneonatus (penyakit ini dikenal dgn Tetanus Neonatorum)kuman masuk melalui tali pusat. Gejala khas berupa kejangrangsang atau kejang spontan, muka tampak menyeringai,pada bayi mulut terkancing. Keluhan awal TetanusNeonatorum adalah bayi tidak mau menetek dan mulutmencucut seperti ikan bila tidak diobati bayi akanmenderita kejang sehingga bayi tampak biru hal ini dapatmenyebabkan kematian.
Reservoir adalah usus manusia dan hewan serta tanahyang terkontaminasi kotoran hewan ataumanusia.Pertolongan persalinan dan perawatan tali pusatyang kurang steril masih merupakan masalah
Pencegahan dengan Imunisasi TT Ibu Hamil & WUS
Penyebabnya Virus Polio
Gejala awal tidak spesifik,
seperti infeksi saluran nafas bagian atas dan demamringan. Paralisis yang bersifat flaksid . Dan harusdibedakan dengan penyakit lumpuh layu akut dan dikenaldengan AFP
Penularan virus Polio secara droplet dan sangat cepat.
Reservoir hanya manusia
Pencegahan dengan Imunisasi Polio .
Penyebabnya Mycobacterium Tuberculosis
Penyakit ini masih merupakan masalah dikelompok masyarakat dengan sosialekonomi rendah, menyerang berbagaigolongan umur dan merupakan penyakitdalam keluarga.
Pencegahan dengan Imunisasi BCGterhadap Bayi
Penyebabnya Virus Morbilli / Virus Rubeola, ditularkan
melalui batuk , bersin dan tangan yang kotor oleh cairan
hidung.
Gejala awal menyerupai selesma disertai kunjungtivitis ,
sedang tanda khas berupa bintik koplik, timbul dimulai
dari dahi dan belakang telinga kemudian menyebar ke
muka, badan dan anggota badan, pada kulit gelap sulit
dilihat. Komplikasi terjadi pada 30 % penderita berupa
kunjungtivitis berat dan Pneumonia.
Pencegahan dengan Imunisasi Campak
Penyebabnya Virus Hepatitis type B
Gejalanya tidak khas
Kelompok Resiko tinggi adalah secara vertikal bayi dari
ibu pengidap , secara horisontal pecandu narkotika ,
tenaga medis , pekerja laboratorium atau petugas
akupungtur.
Untuk memutuskan rantai penularan secara vertikal ,
maka diperlukan pemberian imunisasi Hepatitis B
secara dini (0–7 hari) . Untuk memudahkan
operasional dilapangan dibutuhkan teknologi tepat
guna yang saat ini telah digunakan Uniject HB yang
merupakan alat suntik dan vaksin siap pakai.
P O L I O
Koordinator P2PL Imunisasi
Puskesmas Surade
A N G G A, AM.Kep.
APA ITU PILIOMYLITIS (POLIO) ?
Polio merupakan penyakit yang
disebabkan virus polio yang tergolong
dalam Picornavirus
(Suatu mikro organisme berukuran kecil,
namun menyebabkan kelumpuhan).
ETIOLOGI
Penyakit polio disebabkan oleh
infeksi virus yang berasal dari
genus enterovirus dan famili
picorna viridae.
Virus ini menular melalui kotoran
atau sekret tenggorokan orang
yang terinfeksi serta melalui
benda benda yang
terkontaminasi.
KLASIFIKASI PENYAKIT POLIO
Polio Non-Paralisis
Polio Paralisis
Polio Bulbar
POLIO NON-PARALISIS
Pada kasus poliomyelitis nonparalitik, yang berarti
poliovirus telah mencapai selaput otak (meningitis
aseptik), penderita mengalami kejang otot, sakit
punggung dan lehera
Polio Paralisis
Polio Bulbar POLIO JENIS INI DISEBABKAN OLEH TIDAK ADANYA
KEKEBALAN ALAMI SEHINGGA BATANG OTAK IKUT TERSERANG
SPINALSTRAIN POLIOVIRUS INI MENYERANG SARAF TULANG BELAKANG,
MENGHANCURKAN SEL TANDUK ANTERIOR YANG MENGONTROL
PERGERAKAN PADA BATANG TUBUH DAN OTOT TUNGKAI
TANDA DAN GEJALA KLINIS
Poliomielitis asimtomatis
(Setelah masa inkubasi 7-10 hari), tidak terdapat gejala karena daya
tahan tubuh cukup baik, maka tidak terdapat gejala klinik sama sekali.
Poliomielitis abortif :
Timbul mendadak langsung beberapa jam sampai beberapa hari.Gejala berupa infeksi virus seperti malaise, anoreksia, nausea,muntah, nyeri kepala, nyeri tenggorokan, konstipasi dan nyeriabdomen.
Poliomielitis non paralitik :
Gejala klinik hampIr sama dengan poliomyelitis abortif , hanya nyeri
kepala, nausea dan muntah lebih hebat. Gejala ini timbul 1-2 hari
kadang-kadang diikuti penyembuhan sementara untuk kemudian
remisi demam atau masuk kedalam fase ke2 dengan nyeri otot.
Poliomielitis paralitik :
Gejala sama pada poliomyelitis non paralitik disertai kelemahan satuatau lebih kumpulan otot skelet atau cranial. Timbul paralysis akut padabayi ditemukan paralysis fesika urinaria dan antonia usus.
PATOFISIOLOGI
Mulut (makan/minuman yang terkontaminasi virus) DAN melalui percikan ludah
Berkembang biak di saluran cerna (tenggorokan dan usus)
Menyebar ke getah bening ,darah dan seluruh tubuh
Menyerang otak, sumsum t.belakang, dan simpul saraf
Biasanya menyerang saraf penggerak otot tungkai/kaki dan kadang-kadang tangan
menyebabkan kelumpuhan dengan mengecilnya tungkai,
P O L I O
RESIKO TERJADINYA POLIO:
Belum mendapatkan imunisasi polio
Bepergian ke daerah yang masih sering
ditemukan polio
Kehamilan
Usia sangat lanjut atau sangat muda
Luka di mulut/hidung/tenggorokan (misalnya
baru menjalani pengangkatan amandel atau
pencabutan gigi)
Stres atau kelelahan fisik yang luar biasa
(karena stres emosi dan fisik dapat
melemahkan sistem kekebalan tubuh).
Poliovirus lebih sering menyerang bayi dan anak
balita, daripada orang dewasa, karena
kekebalannya masih lemah.
APA UPAYA YANG HARUS DILAKUKAN UNTUK MEMBERANTAS POLIO ?
Pertama, memberi imunisasi polio pada semua anaksebanyak empat kali sebelum usia satu tahun sebagaibagian imunisasi rutin untuk mencegah tujuh penyakitutama anak (tuberkulosis/meningitis, polio, dipteri,pertusis, tetanus, campak, hepatitis B).
Kedua, lewat Pekan Imunisasi Nasional semua anak dibawah usia lima tahun diberi dua dosis vaksin poliodengan tenggang waktu satu bulan.
Ketiga, sistem pengamatan dibuat sedemikian rupa sehingga tak ada kasus polio yang tak teridentifikasi.
Keempat, mengirim tim untuk melakukan imunisasidari rumah ke rumah di wilayah virus polio dicurigaimasih beredar.
PIN Polio
ValidasiIntroduksi IPV
• Minimal I dosisIPV ke dalamimunisasi rutin
Penggantian
• tOPV kebOPV
Penarikan danPemusnahan
tOPV
Penguatan imunisasi rutin tetap dilakukan
PEKAN IMUNISASI NASIONAL (PIN)
P O L I O
LATAR BELAKANG
Sidang World Health Assembly (2012) pencapaian
eradikasi polio merupakan kedaruratan kesehatan
masyarakat global
Dokumen Rencana Strategis 2013-2018 dan Inisiatif
Pencapaian Eradikasi Polio Global dibutuhkan komitmen
global dimana setiap negara perlu melaksanakan tahapan-
tahapan :
Pemberian imunisasi tambahan polio (tOPV)
nasional
Penggantian dari trivalent oral polio vaccine (tOPV)
ke bivalent oral polio vaccine (bOPV)
Introduksi Inactivated Polio Vaccine (IPV) Penarikan seluruh vaksin polio oral (OPV)
•Tercapainya eradikasi polio di dunia pada akhir tahun2020
UMUM
•Memastikan tingkat imunitasterhadap polio di populasi (herd immunity) cukup tinggi dengancakupan > 95 %.
•Memberikan perlindungan secaraoptimal dan merata pada kelompokumur 0 – 59 bulan terhadapkemungkinan munculnya kasus polio yang disebabkan oleh virus polio Sabin.
KHUSUS
T U J U A N
1 Persiapan
Pelaksanaan
Pemantauan dan
Evaluasi
2
3
LANGKAH KEGIATAN
Menetapkan dan menghitung Jumlah
sasaran
Menetapkan kebutuhan
logistik
Menyusun rencana
anggaran
Tenaga
Pelaksana
Tempat dan waktu
pelayanan
Tempat dan mekanisme
Rujukan KIPI
1
2
3
4
5
6
MENETAPKAN DAN MENGHITUNG JUMLAH
SASARAN1
DATA Puskesmas Surade
Jml Posyandu/Pos PIN
Jml Sasaran 0-59 Bln
Laki-laki
Perempuan
63
3311
1701
1610
Menginventarisi Cold chain yang
tersedia, jml yang masih
berfungsi/dapat digunakan :
- Refrigerator : 2
- Vaccine carrier : 11
- Thermos : 63
Vaksin Polio :
MENETAPKAN KEBUTUHAN LOGISTIK2
Kebutuhan Tenaga Kesehatan (Supervisor)
= Jumlah Pos PIN / 3
= 63 / 3
= 21 (23) org
TENAGA KESEHATAN (MONITORING) = 3 org
Kebutuhan Tenaga Kader
= Jumlah Pos PIN x 3 orang
= 63 x 3 = 189 (315) org
TENAGA PELAKSANA4
Puskesmas menghitung tenaga pelaksana berdasarkan jumlah sasaran,
pos pelayanan dan hari pelayanan
Setiap pos pelayanan dibantu oleh 3 orang kader dgn tugas :
a. Menggerakan masyarakat untuk datang ke Pos PIN
b. Mengatur alur pelayanan imunisasi di Pos PIN
c. Mencatat hasil Imunisasi
d. Memberikan tanda/marker pada kuku jari kelingking kiri anak
Setiap 3-5 Pos PIN dikoordinir oleh 1 (satu) orang supervisor, tugas :
a. Memastikan pelaksanaan PIN berjalan dgn baik
b. Memantau kecukupan logistik dan KIPI
TENAGA PELAKSANA4
Lanjutan
TENAGA PELAKSANA
Lanjutan
Perlu diinventarisasi tenaga yang dapat membantu
pelaksanaan di pos PIN :
a. Tenaga kesehatan (Dokter, Perawat dan Bidan)serta tenaga terlatih lainnya.
b. Dalam hal tenaga kesehatan tidak mencukupi,maka kader terlatih dapat membantumemberikan pelayanan saat PIN ini.
(juknis PIN Polio Tahun 2016)
Tempat Pelayanan Posyandu, Polindes, Poskesdes
Puskesmas, Puskesmas Pembantu
Klinik Swasta
Rumah Sakit
Serta Pos pelayanan imunisasi lainnya di bawah
koordinasi Dinas Kesehatan Setempat.
Bila Tidak Hadir pada hari H” dianjurkan
ke Puskesmas
Waktu Pelayanan
Pelayanan dimulai Jam 8 s/d selesai
Pelaksanaan pelayanan PIN 8 – 15 Maret 2016
TEMPAT DAN WAKTU
PELAYANAN5
Bila terjadi KIPI berat /
sedang berdasarkan
ketersediaan sarana dan
Prasarana rujukan yang
tersedia yang di tentukan
oleh Dinkes Kab/Kota atau
Puskesmas terdekat
TEMPAT DAN MEKANISME RUJUKAN
KIPI6
Tahap
Persiapan
Tahap
Pelaksanaan
Tahap
Pemantauan
A
B
C
Advokasi dan diseminasi informasi
Sebelum pelaksanaan PIN, perlu dilakukan advokasikepada Pemerintah daerah, DPRD, Lintas sektor seperti : Tokoh agama/masyarakat, LSM, PKK, Koramil, Polsek, BKKBN, Organisasi Profesi, Keagamaan, Masyarakat, Dunia Usaha, Media Massa, Media sosial.
Mempersiapkan Jadwal Pelaksanaan
Mendata sasaran 0 – 59 bulan
Mempersiapkan obat-obatan Penanganan Syok anapilaksis dan mempersiapkan tempat dan mekanisme rujukan bila terjadi KIPI
Memastikan Jumlah Vaksin dan Logistik yang diterima cukup
TAHAP PERSIAPANA
Penggerakan MasyarakatEvaluasi persiapan H – 14 sampai H – I menggunakanchecklist meliputi :
a. Sasaran proyeksi dan atau sasaran hasil pendataan harussudah tersedia.
b. Logistik : kecukupan vaksin, Vaccine Carrier, Cool Pack, Kit Anafilaktik, gentian violet 5%, Format KIPI, Format RR.
c. Ketersediaan Anggaran
d. Tenaga : mengecek jml tenaga pelaksana dan supervisor serta tenaga kader yg dilatih.
e. Mengecek pemetaan dan jadwal pelaksanaan di seluruhPuskesmas.
f. Mengecek rencana dan jadwal penggerakan masyarakat.
TAHAP PERSIAPANLanjutan
Distribusi Vaksin & Logistik
Pelaksanaan Penetesan
Pengelolaan Limbah Imunisasi
Pengelolaan sisa Vaksin dan
Logistik
Pencatatan dan Pelaporan
TAHAP PELAKSANAANB
Mematau Pemberian Imunisasi pada
semua sasaran adalah aman dan Efektif
Verifikasi antara Kualitas pelayanan dan
keberhasilan dalam memberikan
imunisasi pada anak umur 0 – 59 Bulan
Dapat memberikan masukan untuk
perbaikan segera dan untuk kegiatan
dimasa mendatang
TAHAP PEMANTAUANC
Tahapan ini akan menilai performance / kinerja
yang terlibat pada kegiatan tersebut :
o Kepala Puskesmas
o Petugas Kesehatan
o Kader
oLP/LS
Dilakukan oleh Petugas Tk.Kota Ke
Puskesmas
Hanya beberapa Puskesmas yang dipilih
secara Acak
Menggunakan Daftar Tilik yg telah tersedia
Pelaporan hasil pelaksanaan PIN dilaporkan
tiap hari
CAKUPAN
SETINGGI
MUNGKIN
TARGET: ≥ 95%
JANUARI-JULI
2015
PERENCAN
AAN TK.
NASIONAL
AGUST-SEPT
2015
PERENCA
NAAN TK.
DAERAH
OKT 2015-
MARET 2016
PERSIAP
AN
4 APRIL
2016
HARI
PENG
GANTIAN
NASIONA
L
5-30 APRIL
2016
PENARIKAN
DAN
PEMUSNAHA
N tOPV
VALIDASI
MEI 2016
• Introduksi IPV dilaksanakan pada bulan
Juli 2016
• Jadwal pemberian : 1 dosis, diberikan pada
usia 4 bulan bersamaan dengan DPT-HB-
Hib dan OPV
• Vaksin IPV kemasan 5 dosis per vial
• Vaksin IPV tidak menggantikan vaksin
OPV, namun menambah
PELAYANAN DALAM GEDUNG
PELAYANAN LUAR GEDUNG
UMUR (BULAN)
ANTIGENUMUR
(BULAN)ANTIGEN
0 Hep B 0, BCG, OPV1 0 Hep B 0
1 BCG, OPV1
2 DPT/HepB/Hib1, OPV2
2 DPT/HepB/Hib1, OPV2
3 DPT/HepB/Hib2, OPV3
3 DPT/HepB/Hib2, OPV3
4 DPT/HepB/Hib3, OPV4, IPV
4 DPT/HepB/Hib3, OPV4, IPV
9 Campak 9 Campak
Suntikan, intramuskular
(IM), 0.5 ml
Bersamaan dengan
pemberian DPT-HB-Hib
dan OPV
IPV : paha kiri
Pentavalent (DPT-HB-Hib)
: paha kanan
Vaksin Oral Polio hidup adalah vaksin Polio Trivalent yang terdiri darisuspensi virus poliomyelitis tipe1,2 dan 3 (strain sabin) yang sudahdilemahkan, dibuat dalam biakan jaringan ginjal kera dan distabilkandengan sukrosa.
Tujuan/Indikasi :
Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap poliomyelitis
Kemasan :
1 box vaksin terdiri dari 10 Vial 10 Vial berisi 10 dosis Vaksin Polio adalah vaksin berbentuk cairan Setiap vial Vaksin Polio disertai 1 buah penates (dropper) terbuat dari
bahan plastik
Alat/Sarana :
Penetes (dropper) plastik
VAKSIN POLIO ORAL
Prosedur/Tatalaksana :
Diberikan secara oral (melalui mulut), 1 dosis adalah 2 (dua) tetessebanyak 4 kali (dosis) pemberian dengan interval setiap dosisminimal 4 minggu
Setiap membuka Vial baru harus menggunakan penetes (dropper)yang baru
Di Unit pelayanan statis, vaksin Polio yang telah dibuka hanya bolehdigunakan selama 2 minggu, dengan ketentuan :1. Vaksin belum kadaluarsa,2. Vaksin disimpan dala suhu +20C s/d +80C3. Tidak pernah terendam air4. Sterilitasnya terjaga5. VVM masih dalam kondisi A atau B
6. Sedangkan di Posyandu vaksin yang sudah terbuka tidak bolehdigunakan lagi untuk hari berikutnya
Kontaindikasi :
Pada individu yang menderita “immune deficiency”tidak ada efek yang berbahaya yang timbul akibatpemberian polio pada anak yang sedang sakit. Namunjika ada keraguan, misalnya sedang menderita diare,makadosis ulangan dapat diberikan setelah sembuh.
Efek Samping :
Pada umumnya tidak terdapat efek samping. Efek samping berupa paralisis yang disebabkan oleh vaksin sangat jarang terjadi (kurang dari 0,17 : 1.000.000; Bull WHO 66 : 1988)
Pemeliharaan cold chain selama pelaksanaan
pelayanan imunisasi
Vaksin Polio adalah vaksin sensitif panas. Oleh karena itu
di Pos pelayanan vaksin harus tetap disimpan pada suhu 2-
80C, dengan menggunakan vaccine carrier yang berisi
minimal 2-4 buah cool pack (tergantung pada jenis vaccine
carrier yang digunakan)
Vaccine carrier jangan terpapar sinar matahari langsung.
Vaksin yang sudah dipakai ditempatkan pada spons atau
busa penutup vaccine carrier, sedangkan vaksin yang belum
dipakai tetap disimpan di dalam vaccine carrier.
Selalu perhatikan kondisi VVM setiap akan menggunakan
vaksin. Vaksin yang bisa digunakan adalah kondisi VVM A
atau B.
1. BUKA TUTUP VAKSIN DGN
MENGGUNAKAN PINSET,
GUNTING, GUNTING KUKU
2. PASANGKAN DROPPER PD
VAKSIN YANG TELAH DIBUKA
INGAT!!!JANGAN MENYIMPAN BARANG LAIN SELAIN VAKSIN DI DALAM
VACCINE CARRIER
Gambar Cara meletakkan vaksin polio yang sudah dipakai
1. Buatlah 2 spons
2. Masukkan 1
spons pada dasar
termos
3. Simpan Vaksin
dan cool pack
4. Tutup dengan
spons yang tersisa
5. Tutup dengan
penutup termos
PENCATATAN HASIL PELAKSANAAN PIN POLIO
TAHUN 2016
POS PIN: ……………………………………………………………………………
DESA/KELURAHAN: ……………………………………………………………………………
PUSKESMAS: ……………………………………………………………………………
KECAMATAN: ……………………………………………………………………………
KABUPATEN/KOTA: ……………………………………………………………………………
NO.
H A S I L P E N D A T A A N
HASIL IMUNISASI
(TGL)KETERANGAN
NAMA BALITA
UMUR
NAMA ORANG TUA ALAMAT0 - 11 Bln 12 - 59 Bln
L P L P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
T O T A L
Ket. * Beri umur pada kolom umur sasaran imunisasi
* Beri tangggal pada kolom hasil imunisasi anak yang telah di imunisasi
* Beri keterangan/alasan kenapa belum di imunisasi
Surade, Maret 2016
Penanggung Jawab POS Imunisasi
………………………………………………………………….
KESIMPULAN
Pelaksanaan PIN adalah salah satu kedaruratan
kesehatan masyarakat dalam rangka mencapai
Eradikasi Polio
Hasil cakupan PIN harus mencapai minimal 95 %
PIN adalah kegiatan yang sangat efektif dan
efisien untuk meningkatkan imunitas terhadap
virus polio liar.
Dosis Penetesan Imunisasi Polio adalah 2 TETES
(tidak boleh KURANG atau LEBIH)
PIN Polio 2016 hanya diberikan kepada ANAK
yang SEHAT