pelaksanaan teknik evaluasi hasil belajar pada mata ...repository.iainbengkulu.ac.id/3179/1/skripsi...
TRANSCRIPT
PELAKSANAAN TEKNIK EVALUASI HASIL BELAJAR
PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI KELAS
IV DI SEKOLAH DASAR NEGERI 8 SELUMA
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Tarbiyah dan Tadris Institut Agama Islam Negeri
Bengkulu Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Dalam Bidang Pendidikan Agama Islam
Oleh :
ATIKA MAYA SARI
NIM : 1316210562
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN TADRIS
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI BENGKULU
TAHUN 2018
PERSEMBAHAN
Segenap ketulusan dan do‟a, skripsi ini ku persembahkan kepada orang-
orang yang sangat aku sayangi dan aku cintai:
1. Kedua orang tua tercinta, ayahanda Ali Sadikin dan Ibunda Nina Harni yang
telah membesarkan, mendidik, mengajarkan ku arti sebuah kesabaran, serta
mendo‟akan dan memberikan kasih sayang sepanjang hayat ku.
2. Kakakku Meizawan putra dan adekku Ade Niken Apryani, Andre Vitolio,
Angelia Suci yang telah mendo‟akan dan memberikan semangat disetiap hari-
hari ku.
3. Bapak/ibu guru dari SD sampai SMA dan Bapak/Ibu Dosen yang selalu
mengajariku hingga aku bisa menyelesaikan skripsi.
4. Sahabat-sahabatku tersayang lokal H PAI FFT IAIN Bengkulu angkatan 2013
5. Negara, Agama serta Almamaterku yang telah menempaku.
MOTTO
Hari ini harus lebih baik dari hari kemarin dan hari esok adalah harapan
(Atika Maya Sari)
KATA PENGANTAR
Assalammu’alaikum, wr.wb
Alhamdulillah, segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah
SWT karena atas limpahan rahmat dan bimbingan-Nya penulis dapat
menyelesaikan skripsi dengan judul “Pelaksanaan Teknik Evaluasi Hasil Belajar
Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agam Islam Di Kelas IV Di Sekolah Dasar
Negeri 8 Seluma”.
Shalawat dan salam semoga tetap senantiasa dilimpahkan kepada
junjungan dan uswatun hasanah kita, Rasulullah Muhammad SAW. Penulis
menyadari bahwa skripsi ini tidak lepas dari adanya bimbingan, motovasi, dan
bantuan dari berbagai pihak, untuk itu kami menghaturkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. H. Sirajuddin M, M.Ag, M.H, selaku Rektor Institut Agama Islam
Negeri (IAIN) Bengkulu yang telah memberikan fasilitas dalam pembuatan
skripsi ini.
2. Dr. Zubaedi, M.Ag, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah Dan Tadris IAIN
Bengkulu.
3. Nurlaili, M.Pd.I selaku Ketua Jurusan Fakultas Tarbiyah IAIN Bengkulu
4. Dra.Nurniswah, M.Pd Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan
arahan dengan penuh kesabaran.
5. Masrifa Hidayani,S.Ag M.Pd, selaku Pembimbing II yang telah banyak
membimbing, memberikan masukan, saran dan nasehat kepada penulis
sehingga penulisan skripsi ini dapat diselesaikan.
6. Adi Saputra, M.Ag, selaku Ketua Prodi Pendidikan Agama Islam (PAI)
7. Drs.Ahmad Djazuli, M.Pd, selaku Pembimbing Akademik, yang telah
memberikan bimbingan dan motivasi.
8. Pemimpin dan Staf Perpustakaan yang telah membantu penulis untuk
meminjamkan buku penunjang dalam menyusun skripsi ini.
9. Bapak Kepala Sekolah, Dewan Guru, dan Staf Tata Usaha Serta Siswa-Siswi
SDN 8 Seluma. Desa Suka Bulan Kec.Talo Kecil Kab.Seluma yang berkenan
membantu penulis bagi kepentingan skripsi ini.
10. Rekan-rekan seperjuangan.
Penulis juga menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih banyak
kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran sangat penulis harapkan. Semoga
skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada
umumnya.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................. i
NOTA PEMBIMBING ............................................................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN ...................................................................... iii
PERSEMBAHAN ...................................................................................... iv
MOTTO ..................................................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN ................................................................... vi
KATA PENGANTAR ............................................................................... vii
DAFTAR ISI .............................................................................................. ix
ABSRAK .................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL...................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xiv
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................................... 1
B. Idenfikasi masalah ..................................................................... 4
C. Rumusan Masalah ..................................................................... 4
D. Batasan Masalah........................................................................ 5
E. Tujuan penelitian ....................................................................... 5
F. Manfaat penelitian ..................................................................... 5
G. Sistematika penulisan ................................................................ 6
BAB II LANDASAN TEORI
A. Teknik Evaluasi Hasil Belajar ...................................................... 9
1. Pengertian Evaluasi Hasil Belajar .......................................... 9
2. Fungsi dan Tujuan Evaluasi Hasil Belajar ............................. 10
3. Prinsip-prinsip Dasar Evaluasi Hasil Belajar ........................ 23
4. Ciri-Ciri Evaluasi Hasil Belajar .............................................
5. Teknik-Teknik Evaluasi Hasil Belajar ................................... 25
6. Langkah-Langkah Pokok Dalam Evaluasi Hasil Belajar ......
7. Obyek evaluasi hasil belajar .................................................. 34
B. Pendidikan Agama Islam .............................................................. 35
1. Pengertian Pendidikan Agama Islam ..................................... 35
2. Tujuan Pendidikan Agama Islam ........................................... 39
C. Penelitian Relavan ........................................................................ 38
D. Kerangka Berpikir ......................................................................... 45
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian .......................................................................... 47
B. Sumber Data .............................................................................. 47
C. Teknik dan Alat Pengumpulan Data ......................................... 48
D. Teknik Analis Data ................................................................... 49
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Wilayah .................................................................... 51
B. Hasil penelitian ......................................................................... 56
C. Pembahasan hasil penelitian..................................................... 61
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................... 65
B. Saran-saran ................................................................................ 66
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
ABSTRAK
Atika Maya Sari, Febuari 2018, Pelaksanaan Teknik Evaluasi Hasil
Belajar Pada Mata Pelajaran Agama Islam Di Kelas IV Di Sekolah
Dasar Negeri 8 Seluma. Program Studi Pendidikan Agama Islam, Fakultas
Tarbiyah Dan Tadris, IAIN Bengkulu Pembimbing : 1. Dra.Nurniswah, M.Pd
2. Masrifa Hidayani, S.Ag M.Pd
Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui Pelaksanaan Teknik
Evaluasi Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di kelas
IV di SDN 8 Seluma. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan
instrumen penelitian wawancara. Populasi dalam penelitian ini siswa kelas IV
dan guru PAI SDN 8 Seluma. Teknik pengumpulan data menggunakan
Observasi, Wawancara, Dokumetasi. Teknik analisis data menggunakan
metode deskriptif. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan Evaluasi formatif
dilaksanakan setiap selesai proses pembelajaran dengan tujuan untuk
mengetahui pemahaman dan daya ingat siswa serta untuk mengetahui tercapai
atau tidaknya tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Dari hasil penelitian
yaitu hasil dari evaluasi formatif ini masih kurang baik sedangkan Evaluasi
sumatif dilaksanakan setiap akhir semester dengan tujuan untuk mengetahui
pengetahuan, daya ingat, dan nilai siswa selama satu semester serta untuk
mengetahui apakah siswa dapat mencapai standar ketuntasan yang telah
ditetapkan atau tidak. Akan tetapi hasil dari evaluasi sumatif ini masih kurang
baik yaitu di bawah standar ketuntasan.
Kata kunci : Teknik Evaluasi hasil belajar
DAFTAR TABEL
1. 4.1 Keadaan Guru Sd Negeri 8 Seluma
2. 4.2 Sturktur Organisasi Sekolahsd Negeri 8 Seluma
3. 4.3 Keadaan Siswa Sd Negeri 8 Seluma
4. 4.4 Sarana Fisik Sd Negeri 8 Seluma
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Lembaga pendidikan merupakan wadah proses dari belajar. Belajar
dapat berjalan dengan baik kalau adanya pendidikan. Karena pendidikan
merupakan usaha yang sadar untuk mencerdaskan kehidupan dari manusia itu
sendiri. Kelebihan manusia yang dimilikinya perlu untuk diasah agar lebih
berkualitas dalam hidupnya sehingga hidup bisa lebih baik dari sebelumnya
bahkan lebih maju dari yang manusia bayangkan itulah yang dinamakan akal.
Akal akan dapat berkembang melalui pendidikan bagi manusia.
Pendidikan ialah menyiapkan seseorang supaya dapat membahagiakan
dirinya khususnya dan orang lain umumnya.1 Hal ini tersirat dalam AL-Quran
dalam surat Al-Mujadalah ayat 11 Allah Berfirman:
الس ج م ىا في ال ح فس م ت ك يل ل ا ق ذ ىا إ ى يه آم ذ ل ها ا ي ا أ ي
زوا ش او وا ف ز ش يل او ا ق ذ إ و الل م ك ح ل س ف ىا ي ح س اف ف
م ل ع ال جات ر ىا د وت يه أ ذ ل ا م و ك ى ىا م ى يه آم ذ ال ع الل ف ز ي
ىن ل م ع ت يز ب ا خ م ب والل
Artinya : Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu:
"Berlapang-lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan
memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: “Berdirilah kamu,maka
berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di
antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan
Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan‟‟(QS. Al-mujadalah ayat 11).2
1Ramalius, Dasar-dasar Kependidikan (Jakarta: Radar Jaya Offset, 2015) h. 6
2 Dapertemen Agama RI, Quran Tajwid dan Terjemah (Ponegoro: CV Penerbit, 2011), h. 543
1
Dari ayat di atas memberikan kepada manusia bahwasanya orang
yang berilmu akan dijamin oleh Allah ditinggikan derajatnya sehingga
akan meraih kebahagiaan.
Kebahagiaan bisa dicapai tentunya harus dengan ilmu karena ilmu
itu mempermudah pekerjaan yang dilakukan, juga dapat menciptakan alat
sesuai dengan yang dikehendaki oleh manusia itu sendiri. Seperti
penemuan komputer mempermudah menulis, meyimpan data bahkan lebih
canggih lagi dengan adanya penemuan internet.
Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi siswa
agar dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungannya dan
dengan demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang
memungkinkannya untuk berfungsi secara kuat dalam kehidupan
masyarakat.
Sedangkan pendidikan agama Islam diharapkan menghasilkan
manusia yang selalu berupaya menyempurnakan iman, taqwa, dan akhlak
serta aktif membangun peradaban dan keharmonisan kehidupan,
kuhusunya dalam meweujudkan peradaban bangsa yang bermartabat.
Manusia seperti inilah diharapkan tangguh dalam menghadapi tantangan,
hambatan dan perubahan yang muncul dalam pergaulan masyarakat baik
dalam lingkup lokal, nasional maupun global.
Dalam pendidikan baik itu umum maupun pendidikan Agama
Islam tentunya ada proses pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah
suatu penilaian dalam pendidikan akan dapat di ukur baik atau tidak
1
hasilnya tentunya harus pakai metode pengukuran hasil belajar atau
dengan kata lain evaluasi.3
Evaluasi adalah penelilaian terhadap tingkat keberhasilan siswa
mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam sebuah program.4
Evaluasi adalah penilaian terhadap keberhasilan siswa mencapai
tujuan siswa yang telah ditetapkan dalam sebuah program. Dengan
melaksanakan penilaian dalam pembelajaran tentunya akan dapat
memantau keefektifan dari penerimaan pengetahuan siswa dalam proses
belajar mengajar.5.
Pelaksanaan evaluasi di negara kita biasanya dilakukan pada akhir
jenjang pendidikan tertentu seperti Ujian Akhir Nasional (UAN) atau
dalam satu tahun ada dua periode pertama disebut semester ganjil di awal
semester pertama sedangkan untuk semester kedua disebut semester
genap. Dengan jalan seperti ini akan terlihat nilai yang didapat dari siswa
dalam pembelajaran selama ini baik atau buruk nilai yang didapat.
Dengan melakukan evaluasi tentunya kita dapat melakukan
perbaikan. Karena itu setiap orang atau instansi yang merasa bertanggung
jawab atas usaha pendidikan wajib mengadakan evaluasi, antara lain guru,
kepala sekolah.
Dalam kenyataannya berdasarkan hasil observasi yang dilakukan
pada 10 oktober 2016 menurut informasi cara penilaian guru terhadap
3 Hamalik Oemar, Proses Belajar Mengajar (Jakarta: Bumi Aksara, 2008) h.79
4 Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru (Bandung: Remaja Rosda
Karya, 2004) h. 141 5Syah Muhibbin Psikologi Belajar (Bandung: Ramaja Rosda Karya, 2003) h.197
salah satu siswa hanya menggunakan ranah kognitif saja yang berbentuk
objektif contohnya ada beberapa siswa yang yang bisa sholat bisa mengaji
tetapi nilai atau hasil belajar pendidikan agama islamnya masih rendah.
Pada dasarnya guru itu juga harus menggunakan ranah afektif dan ranah
psikomor agar bisa mengetahui hasil belajar anak dengan maksimal tidak
hanya menggunakan ranah kognitif saja yang berbentuk objektif.
Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk mengadakan
penelitian dengan judul “Pelaksanaan Teknik Evaluasi Hasil Belajar
Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Di kelas IV Di Sekolah
Dasar Negeri 8 Seluma”.
B. Idenfikasi Masalah
Dari hasil latar belakang masalah, ditemukan beberapa masalah
yang muncul dalam pelaksanaan teknik evaluasi hasil belajar pada mata
pelajaran pendidikan agama islam di kelas IV di SDN 8 Seluma yaitu
sebagai berikut :
1. Teknik pembelajaran guru PAI yang digunakan masih kurang
bervariasi
2. beberapa siswa yang tidak memperhatikan guru saat proses
pembelajaran
3. Ada siswa yang mengganggu temannya saat proses pembelajaran
4. Nilai siswa dalam nilai PAI masih ada yang rendah
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, permasalahan
dalam penelitian ini dapat dirumuskan:
Bagaimana pelaksanaan teknik evaluasi hasil belajar pada mata pelajaran
pendidikan agama islam di kelas IV di SDN 8 Seluma ?
D. Batasan Masalah
Agar penyajian dalam pembahasan selanjutnya tidak terlalu luas,
maka penulis perlu membatasi permasalahan yaitu: Pelaksanaan teknik
evaluasi hasil belajar pada mata pelajaran pendidikan agama islam di kelas
IV di SDN 8 Seluma dalam penelitian ini dibatasi hanya mengetahui
pelaksanaan teknik pada evaluasi formatif yaitu ulangan yang dilakukan
pada setiap akhir penyajian materi di kelas dan evaluasi sumatif yaitu
ulangan yang dilakukan pada akhir semester atau akhir tahun ajaran.
E. Tujuan penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :
Untuk mengetahui Pelaksanaan Teknik Evaluasi Hasil Belajar Pada Mata
Pelajaran Pendidikan Agama Islam di kelas IV di SDN 8 Seluma
F. Manfaat Penelitian
1. Secara Teoritis
a. Sebagai khasanah pengembangan ilmu pengetahuan, khusunya pada
kajian tentang pelaksanaan teknik evaluasi hasil belajar pada mata
pelajaran pendidikan agama islam.
b. Dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi pihak guru atau
sekolah dalam rangka pembelajaran pendididkan agama islam agar
dapat meningkatkan hasil belajar yang dicapai siswa.
c. Memberikan pengetahuan dan wacana kepada pembaca/ masyarakat
yang berkaitan dengan pemanfaatan pendidikan agama islam
terhadap hasil belajar siswa pada pada mata pelajaran pendidikan
agama islam.
2. Secara Praktis
a. Bagi sekolah, dapat memberikan sumbangan berupa informasi
terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran pendididkan agama
islam.
b. Bagi guru, dapat memberikan gambaran mengenai seberapa
pentingnya pemanfaatan teknik evaluasi terhadap hasil belajar pada
mata pelajaran pendidikan agama islam.
c. Bagi penulis, untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas
mengenai pemanfaatan teknik evaluasi terhadap hasil belajar siswa
pada mata pelajaran pendidikan agama islam.
G. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah dalam memahami masalah yang terdapat
dalam skripsi ini, maka perlu diketahui dari urutan-urutannya, sehingga
para pembaca secara sepintas akan dapat menggambarkan isi dari skripsi
ini. Adapun dalam skripsi ini penulis susun menjadi lima bab, sebagai
berikut :
BAB I Pendahuluan yang memuat latar belakang, idenfikasi
masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penelitian.
BAB II Landasan teori yang memuat berupa teknik evaluasi hasil
belajar (pengertian evaluasi hasil belajar, fungsi dan tujuan
evaluasi hasil belajar, prinsip-prinsip dasar evaluasi hasil
belajar, ciri-ciri evaluasi hasil belajar, teknik evaluasi hasil
belajar, langkah-langkah pokok dalam evaluasi hasil
belajar, obyek evaluasi hasil belajar), pendidikan agama
islam (pengertian pendidikan agama islam, tujuan
pendidikan agama islam), penelitian yang relavan, dan
kerangka berpikir.
BAB III Metode penelitian yang memuat jenis penelitian, sumber
data, teknik pengumpulan data, teknik analis data.
BAB IV Hasil penelitian dan pembahasan penelitian yang memuat
deskripsi wilayah, hasil penelitian, pembahasan hasil
penelitian
BAB V Penutup pada bab ini memaparkan tentang kesimpulan dan
saran-saran
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Teknik Evaluasi Hasil Belajar
1. Pengertian Evaluasi Hasil Belajar
Pengertian evaluasi dapat dipahami dari beberapa definisi
sebagaimana yang ditulis oleh beberapa para pakar pendidikan. Evaluasi
berasal dari bahasa Inggris evaluation value yang dalam bahasa Indonesia
berarti “penilaian”. Penilaian dalam bahasa Indonesia ini berarti ukuran
hasil belajar siswa.6
Evaluasi artinya penilaian terhadap tingkat keberhasilan siswa
mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam sebuah program.7
Evaluasi adalah proses yang menentukan kondisi di mana suatu
tujuan telah dapat dicapai.8
Sedangkan evaluasi adalah pengumpulan kenyataan secara
sistematis untuk menetapkan apakah dalam kenyataan terjadi perubahan
dalam diri siswa dan menetapkan sejauh mana tingkat perubahan dalam
pribadi siswa9. Evaluasi adalah penilaian terhadap keberhasilan siswa
mencapai tujuan siswa yang telah ditetapkan dalam sebuah program.
Dengan melaksanakan penilaian dalam pembelajaran tentunya akan dapat
6 Anas Sujidono, Pengantar evaluasi pendidik (Jakarta : PT Raja Grafindo persada, 2008), h.1
7 Muhibbin syah, psikologi belajar (jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2003), h. 197
8 Sukardi, Evaluasi Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), h, 11
9 Daryanto., Evaluasi Pendidikan (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2008), h. 1
9
memantau keefektifan dari penerimaan pengetahuan siswa dalam proses
belajar mengajar.10
Evaluasi adalah suatu proses merencanakan, memproleh, dan
menyediakan informasi yang sangat di perlukan untuk membuat alternatif-
alternatif keputusan. Sesuai dengan pengertian tersebut maka setiap
kegiatan evaluasi atau penilaian merupakan suatu proses yang sengaja
direncanakan untuk memperoleh imfformasi atau data. 11
Dari beberapa definisi evaluasi sebagaimana yang dijelaskan oleh
pakar pendidikan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa pengertian
evaluasi hasil belajar adalah suatu tindakan atau kegiatan yang
dilaksanakan dengan maksud untuk menentukan nilai dari segala sesuatu
dalam dunia pendidikan.
2. Fungsi dan Tujuan evaluasi hasil belajar
a. Fungsi evaluasi hasil belajar
Fungsi evaluasi hasil belajar dapat dibagi beberapa macam yaitu
sebagai berikut :
1. Sebagai alat guna mengetahui apakah peserta didik telah
menguasai pengetahuan, nilai-nilai, dan keterampilan yang telah
diberikan oleh seorang guru.
2. Untuk mengetahui aspek-aspek kelemahan peserta didik dalam
melakukan kegiatan belajar.
10
Muhubibin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru (Bandung :Ramaja Rosda
Karya, 2005), h.141 11
Ngalim Purwanto, prinsip-prinsip dan teknik evaluasi pengajaran (bandung : PT remaja
rosdakarya, 2006). h. 3
10
3. Mengetahui tingkat ketercapaian siswa dalam kegiatan belajar.
4. Sebagai sarana umpan balik bagi seorang guru, yang bersumber
dari siswa.
5. Sebagai alat untuk mengetahui perkembangan belajar siswa.
6. Sebagai materi utama laporan hasil belajar kepada para orang
tua siswa.12
Sedangkan fungsi evaluasi dapat digolongkan sebagai berikut :
1. Penilaian berfungsi selektif.
2. Penilaian berfungsi diagnostic.
3. Penilaian berfungsi sebagai
penempatan.
4. Penilaian sebagai pengukur
keberhasilan.
Penilaian berfungsi selektif maksudnya melalui penilaian guru
mempunyai cara untuk mengadakan seleksi atau penilaian terhadap
siswanya, penilaian itu sendiri mempunyai tujuan, antara lain :
a. Untuk memilih siswa yang dapat diterima di sekolah tertentu.
b. Untuk memilih siswa yang dapat naik ke kelas atau tingkat
berikutnya.
c. Untuk memilih siswa yang seharusnya mendapat beasiswa.
d. Untuk memilih siswa yang sudah berhak meninggalkan sekolah,
dan sebagainya.
12
Sukardi, Evaluasi Pendidikan (Jakarta, bumi aksara, 2009), h.4
11
Penilaian berfungsi diagnostik, apabila alat yang digunakan
dalam penilaian cukup memenuhi persyaratan, maka dengan melihat
hasilnya, guru akan mengetahui kelemahan siswa. Di samping itu,
diketahui pula penyebab kelemahannya. Jadi denga mengadakan
penilaian, sebenarnya guru mengadakan diagnosis kepada siswa
tentang kebaikan dan kelemahannya. Dengan diketahuinya sebab-
sebab kelemahan ini, akar. lebih mudah dicari cara untuk
mengatasi.
Penilaian berfungsi sebagai penempatan, Sistem barn yang kini
banyak dipopulerkan di negara barat, adalah sistem belajar sendiri.
Belajar sendiri dapat dilakukan dengan cara mempelajari sebuah paket
belajar, baik itu berbentuk modul maupun paket belajar yang lain.
Sebagai alasan dari timbulnya sistem ini adalah adanya pengakuan
yang besar terhadap kemampuan individual. Setup siswa sejak
lahirnya telah membawa bakat sendiri-sendiri sehingga pelajaran akan
lebih efektif apabila disesuaikan dengan pembawaan yang ada. Akan
tetapi disebabkan karena keterbatasan sarana dan tenaga, pendidikan
yang bersifat individual kadangkadang sukar sekali untuk dilaksanakan.
Pendekatan yang lebih bersifat melayani perbedaan kemampuan, adalah
pengajaran secara kelompok. Untuk dapat menentukan dengan pasti di
kelompok mana seorang siswa harus ditempatkan, digunakan suatu
penilaian. Sekelompok siswa yang mempunyai hasil penilaian yang
lama, akan berada dalam kelompok yang lama dalam belajar.
12
Dari pengertian fungsi evaluasi diatas menunjukkan bahwa
evaluasi bermacammacam fungsinya tetrgantung dari mena
memandangnya, seperti evaluasi dapat berfungsi sebagai
keberhasilan, sebagai penempatan, diagnistik dan selektif terhadap
siswa dalam belaja pendidikan agama Islam.
Penilaian berfungsi sebagai pengukur keberhasilan,
dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana suatu program berhasil
diterapkan. Telah disinggung pada bagian belum ini, keberhasilan
program ditentukan oleh beberapa faktor yaitu faktor guru, metode
mengajar, kurikulum, sarana, dan sistem administrasi.13
Fungsi evaluasi ada dua macam yaitu :
1. Evaluasi secara umum
2. Evaluasi secara khusus
Evaluasi secara umum setidak-tidaknya memiliki fungsi
yaitu : Mengukur kemajuan, menunjang penyusunan rencana,
memperbaiki atau melakukan penyempurnaan kembali. Dengan
adanya evaluasi kemugkinan terbuka bagi evaluator untuk mengukur
seberapa besar kemajuan atan perkembangan program yang
dilaksanakan dalam rangka pencapaian tujuan yang telah dirumuskan.
Dalam evaluasi biasanya kemungkinan ada dua macam
kemungkinan hasil yang didapatkan dalam kegiatan tersebut :
13
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Jakarta. Bumi Aksara, 2009), h.10
13
a) Hasil evaluasi itu biasanya menggembirakan, sehingga bisa
memberikan rasa lega bagi evaluator, sebab tujuan yang telah
ditentukan dapat dicapai sesuai dengan yang direncanakan.
b) Hasil evaluasi itu tidak menggembirakan atau menghawatirkan,
dengan alasan bahwa hash evaluasi ternyata dijumpai adanya
penyimpangan-penyimpangan, hambatan atau kendala, sehingga
mengharuskan evaluator untuk bersikap waspada. Perlu untuk
mengkaji ulang terhadap rencana yang telah disusun, bisa jadi
memperbaiki cara pelaksanaannya. Dengan hash evaluasi
dicari metode-metode lain dipandang lebih tepat dan sesuai
dengan keadaan dan kebutuhan. Sudah tentu penyusunan ulang
membawa keperubahan rencana yang telah disusun atau dengan
perencanaan baru. Dengan demikian bisa dikatakan bahwa evaluasi
memiliki fungsi yaitu : menunjang penyusunan rencana.
Sedangkan secara khusus evaluasi dapat dibagi menjadi tiga
sebagai berikut:
1. Segi psikologis
2. Segi didaktif
3. Segi adminitratif
Secara psikologis, kegiatan evaluasi dalam bidang pendidikan di
sekolah dapat disoroti dari dua sisi, yaitu dari sisi peserta didik dan dari
sisi pendidik. Bagi peserta didik, evaluasi pendidikan secara psikologis
akan memberikan pedoman atau pegangan batin kepada mereka untuk
14
mengenal kapasitas dan status dirinya masing-masing di tengah-tengah
kelompok atau kelasnya. Dengan dilakukannya evaluasi terhadap hasil
belajar siswa misalnya, maka para siswa akan mengetahui apakah
dirinya termasuk siswa yang berkemampuan tinggi, berkemampuan
rata-rata, ataukah berkemampuan rendah. Demikian pula dengan
dilakukannya evaluasi hash belajar, tersebut maka para siswa yang
bersangkutan akan menjadi tahu atau mengerti, di manakah posisi
(letak) dirinya di tengah-tengah teman-temannya. Apakah ia termasuk
siswa kelompok atas (pandai), kelompok tengah (sedang/biasa-biasa
saja), ataukah termasuk dalam kelompok bawah (bodoh).
Bagi pendidik, evaluasi pendidikan akan memberikan kepastian
atau ketetapan hati kepada diri pendidik tersebut, sudah sejauh manakah
kiranya usaha yang telah dilakukannya selama ini telah membawa
hash, sehingga ia secara psikologis memiliki pedoman atau pegangan
batin yang pasti guna menentukan langkah-langkah apa saja yang dipandang
perlu dilakukan selanjutnya. Misalnya: dengan menggunakan metode-
metode mengajar tertentu, hasil belajar siswa telah menunjukkan adanya
peningkatan daya serap terhadap materi yang telah diberikan kepada
para siswa tersebut; karena itu (atas dasar hasil evaluasi tersebut)
penggunaan metode-metode mengajar tadi akan terus dipertahankan.
Sebaliknya, apabila hasil-hasil belajar siswa ternyata tidak
menggembirakan, maka pendidik (dalam hal ini guru, dan lain-lain)
akan berusaha melakukan perbaikan-perbaikan dan penyempurnaan
15
sehingga hasil belajar siswa menjadi lebih baik.
Bagi peserta didik, secara didaktik evaluasi pendidikan (khususnya
evaluasi basil belajar) akan dapat memberikan dorongan (motivasi) kepada
mereka untuk dapat memperbaiki, meningkatkan dan mempertahankan
prestasinya. Evaluasi basil belajar itu misalnya, akan menghasilkan nilai-nilai
basil belajar untuk masing-masing individu siswa. Ada siswa yang nilainya
jelek (prestasinya rendah), karena itu siswa tersebut terdorong untuk
memperbaikinya, agar untuk waktu-waktu yang akan datang nilai basil
belajarnya tidak sejelek sekarang. Ada siswa yang nilainya tidak jelek,
tetapi belum dapat dikatakan baik atau memuaskan, karena itu siswa
tersebut akan memperoleh dorongan untuk meningkatkan prestasi
belajarnya pada masamasa yang akan datang. Ada pula siswa yang
nilainya baik (prestasi belajamya tinggi), dengan nilai yang sudah baik
itu, siswa yang bersangkutan akan termotivasi untuk dapat
mempertahankan prestasi yang tinggi, agar tidak mengalami penurunan
pada masa-masa yang akan datang.
Bagi pendidik, secara didaktik evaluasi pendidikan itu setidak-
tidaknya memiliki lima macam fungsi, yaitu :
1. Memberikan landasan untuk memberikan basil ujian (prestasi) yang
telah dicapai oleh peserta didiktnya. Di sini, evaluasi dikatakan
berfungsi memeriksa (mendiagnose), yaitu memeriksa pada bagian-
bagian manakah para peserta didik pada umumnya mengalami
kesulitan dalam mengikuti prows pembelajaran, untuk selanjutnya
16
dapat dicari clan ditemukan jalan keluar atau cara-cara pemecahannya.
Jadi, di sini evaluasi mempunyai fungsi diagnostik.
2. Memberiknn informasi yang sangat berguna, guna mengetahui
posisi masing-masing peserta didik di tengah-tengah kelompoknya.
Dalam hubungan ini, evaluasi sangat diperlukan untuk dapat
menentukan secara pasti, pada kelompok manakah kiranya seorang
peserta didik seharusnya ditempatkan. Dengan kata lain: evaluasi
pendidikan berfungsi: menempatkan peserta didik menurut
kelompoknya masing-masing; mi salnya: Kelompok Atas
(=Cerdas), Keiompok Tengah (=Rata-rata) dan Kelompok Bawah
(=Lemah). Jadi, di sini evaluasi memiliki fungsi plazcement.
3. Memberikan bahan yang penting untuk memilih dan kemudian
menetapkan status peserta didik. Dalam hubungan ini, evaluasi
pendidikan dilakukan untuk menetapkan, apakah secrang peserta didik
dapat dinyatakan lulus atau tidak lulus dapat dinyatakan naik kelas
ataukah tinggal kelas, dapat diterima pada jurusan tertentu ataukah
tidak, dapat diberikan bea siswa, ataukah tidak dan sebagainya.
Dengan demikian, evaluasi memiliki fungsi selektif.
4. Memberikan pedoman untuk mencari dan menemukan jalan keluar
bagi peserta didik yang memang memerlukannya.
Berlandaskan pada hasil evaluasi, pendidik dimungkinkan
untuk dapat memberikan petunjuk dan bimbingan kepada para
peserta didik; misalnya: tentangga (=bagaimana cara belajar yang baik,
17
cara mengatur wakhu untuk belajar, cara membaca dan mendalami
buku pelajaran dan sebagainya, sehingga kesulitan-kesulitan yang
akan, dihadapi oleh para peserta didik dalam proses pemahan belajar
dapat diatasi dengan sebaikbaiknya. Dalam keadaan seperii ini, evaluasi
dikatakan memiliki fungsi bimbingan.
5. Memberikan petunjuk tentang sudah sejauh manakah program
pengajaran yang telah ditentukan telah dapat dicapai. Di sini evaluasi
dikatakan memiliki fungsi instruksional, yaitu melakukan
pembandingan antara Tujuan Instruksional Khusus (TIK) yang telah
ditentukan untuknya masing-masing mata pelajaran dengan hasil-hasil
belajar yang telah dicapai oleh peserta didik bagi masing-masing mata
pelajaran tersebut, dalam jangka waktu yang telah ditentukan.
Adapun secara administratif, evaluasi pendidikan setidak-
tidaknya memiliki tiga macam fungsi, yaitu :
1. Memberikan laporan
Dengan melakukan evaluasi, akan dapat disusun dan
disajikan laporan mengenai kemajuan dan perkembangan peserta didik
setelah mereka mengikuti proses pembelajaran dalam jangka waktu
tertentu. Laporan mengenai perkembangan dan kemajuan belajar
peserta didik itu pada umumnya tertuang dalam bentuk Buku Laporan
Kemajuan Belajar Siswa, yang lebih dikenal dengan istilah Rapor (untuk
peserta didik pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah), atau
Kartu Hasil Studi (KHS), bagi para peserta didik di lembaga pendidikan
18
tinggi, yang seianjutnya disampaikan kepada para orang tea peserta
didik tersebut pada setiap akhir cater wulan atau akhir semester.
2. Memberikan bahan-bahan keterangan (data)
Setiap keputusan pendidikan harus didasarkan kepada data yang
lengkap dan akurat. Dalam hubungan ini, nilai-nilai basil belajar peserta
didik yang diperoleh dari kegiatan evaluasi, adalah merupakan data yang
sangat penting untuk keperluan pengambilan keputusan pendidikan
dan lembaga pendidikan: Apakah seseorang peserta didik dapat
dinyatakan tamat belaj ar, dapat dinyatakan naik kelas, tinggal kelas,
lulus ataukah tidak lulus, dan sebagainya
Dari evaluasi di atas maka evaluasi pendidikan dapat di
artikan sebagai suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan
nilai segala sesuatu yang ada hubungannya dengan dunia
pendidikan. Juga utuk mengetahui kemampuan yang telah
diperoleh oleh siswa selama pelajaran yang telah diberikan oleh guru
apakah siswa selama belajar sudah menerima pelajaran dengan baik
atau tidak diketahui dari hasil evaluasi yang di laksanakan.
Evaluasi tersebut bisa dengan cara ujian tertulis, lisan dan tes
perbuatan.14
b. Tujuan Evaluasi hasil Belajar
Tujuan evaluasi hasil belajar sebagai berikut :
1) Untuk mengetahui tingkat kemajuan yang telah dicapai oleh
14
Anas Sujidono, Pengantar Evaluasi Pendidik (jakarta : PT Raja grafindo persada, 2008), h. 7
19
siswa dalam suatu kurun waktu proses belajar tertentu.
2) Untuk mengetahui posisi atau kedudukan seorang siswa dalam
kelompok kelasnya.
3) Untuk mengetahui tingkat usaha yang dilakukan siswa dalam
belajar. Hal ini berarti dengan evaluasi, guru akan dapat
mengetahui gambaran tingkat usaha siswa.
4) Untuk mengetahui hingga sejauh mana siswa telah
mendayaguna.kan kapasitas kognitifnya (kemampuan kecerdasan
yang dimilikinya) untuk keperluan belajar.
5) Untuk mengetahui tingkat daya guna dan hasil guna metode
mengajar yang telah digunakan guru dalam proses belajar-mengajar
(PBM).15
Dengan penjelasan sebagai berikut:
Pertama, untuk mengetahui tingkat kemajuan yang telah dicapai
oleh siswa dalam suatu kurun waktu proses belajar tertentu. Hal ini
berarti dengan evaluasi guru dapat mengetahui kemajuan
perubahan tingkah laku siswa sebagai hasil proses belajar dan
mengajar yang melibatkan dirinya selaku pembimbing dan pembantu
kegiatan belajar siswanya itu.
Kedua, untuk mengetahui posisi atau kedudukan seorang siswa
dalam kelompok kelasnya. Dengan demikian, hasil evaluasi itu dapat
dijadikan guru sebagai alat penetap apakah siswa tersebut termasuk
15
Muhibbin syah, psikologi belajar (jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2003), h. 198
20
kategori cepat, sedang, atau lambat dalam arti mutu kemampuan
belajarnya.
Ketiga, untuk mengetahui tingkat usaha yang dilakukan
siswa dalam belajar. Hal ini berarti dengan evaluasi, guru akan dapat
mengetahui gambaran tingkat usaha siswa. Hasil yang baik pada
umumnya menunjukkan tingkat usaha yang efisien, sedangkan hasil
yang buruk adalah cermin usaha yang tidak efisien.
Keempat, untuk mengetahui hingga sejauh mana siswa telah
mendayagunakan kapasitas kognitifnya (kemampuan kecerdasan yang
dimilikinya) untuk keperluan belajar. Jadi, hasil evaluasi itu dapat
dijadikan guru sebagai gambaran realisasi pemanfaatan kecerdasan siswa.
Kelima, untuk mengetahui tingkat daya guna dan hasil guna
metode mengajar yang telah digunakan guru dalam prows belajar-
mengajar (PBM). Dengan demikian, apabila sebuah metode yang
digunakan guru tidak mendorong munculnya prestasi belajar siswa
yang memuaskan, guru amat dianjurkan mengganti metode tersebut atau
mengkombinasikannya dengan metode lain yang serasi.16
Selain itu, berdasarkan UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 Pasal 58 (1)
evaluasi hasil belajar peserta didik dilakukan untuk memantau proses,
kemajuan, dan perbaikan hasil belajar peserta didik secara
berkesinambungan.17
Oleh karena itu, maka evaluasi belajar
16
Syah muhibbin, Psikologi Pendididkan dengan pendekatan baru (bandung: Ramaja Rosda
karya, 2005)h. 142 17
UUD RI Nomor 20 Tahun 2003, Tentang sistem pendidikan nasional(Departemen Agama RI,
2006), h. 37
21
seyogyanya dilakukan guru secara terus menerus dengan berbagai
cara, bukan hanya pada saat-saat ulangan terjadwal atau saat ujian
belaka.
Tujuan evaluasi pendidikan yaitu sebagai berikut :
1) Tujuan evaluasi pendidikan secara Umum
2) Tujuan evalusai pendidikan secara Khusus
Secara Umum, tujuan evaluasi pendidikan yaitu:
Pertama, untuk menghimpun bahan-bahan keterangan yang akan
dijadikan sebagai bukti mengenai taraf perkembangannya atau taraf
kemajuan yang dialami oleh para peserta didik, setelah mereka mengikuti
proses pembelajaran dalam jangka waktu tertentu. Dengan kata lain, tujuan
umum dari evaluasi dalam pendidikan adalah untuk memperoleh data
pembuktian, yang akan menjadi petunjuk sampai di mana tingkat
kemampuan dan tingkat keberhasilan peserta didik dalam pencapaian
tujuan-tujuan kurikuler, seteiah mereka menempuh proses pembelajaran
dalam jangka waktu yang telah ditentukan.
Kedua, Untuk mengetahui tingkat efektivitas dari metode-metode
pengajaran yang telah dipergunakan dalam proses pembelajaran selama
jangka waktu tertentu. Jadi tujuan umum dari evaluasi pendidikan adalah
untuk mengukur dan menilai sampai di manakah efektivitas mengajar
dan metode-metode mengajar yang telah diterapkan atau dilaksanakan
oleh pendidik, serta kegiatan belajar yang dilaksanakan oleh peserta
22
didik.Sedangkan evaluasi secara khusus terbagi dua yaitu :Adapun yang
menjadi tujuan khusus darii kegiatan evaluasi dalam bidang pendidikan
adalah:
Untuk merangsang kegiatan peserta didik dalam menempuh
program pendidikan. Tanpa adanya evaluasi maka tidak mungkin timbul
kegairahan atau rangsangan pada diri peserta didik untuk
memperbaiki dan meningkatkan prestasinya masing-masing.
Untuk mencari dan menemukan faktor-faktor penyebab
keberhasilan dan ketidak berhasilan peserta didik dalam mengikuti
program pendidikan,sehingga dapat dicari dan ditemukan jalan keluar atau
cara-cara perbaikannya.
Bahwa dengan adanya tujuan evaluasi baik secara umum maupun
secara khusus membuat siswa akan bisa belajar dengan terprogram dan
teratur karena belajar akan di lanjutkan dengan evaluasi bagi siswa
untuk mengetahui sampai dimana keberhasilan menerima pelajaran yang
telah diberikan dan juga mengetahui keefektifan belajar yang telah
dilaksanakan oleh guru kepada siswa.18
3. Prinsip-prinsip Dasar Evaluasi Hasil Belajar
Prinsip adalah pernyataan yang mengandung kebenaran hampir
sebagian besar jika tidak dikatakan benar untuk semua kasus. Ada
beberapa prinsip evaluasi dalam bidang pendidikan yaitu:
18
Anas Sujidono, Pengantar Evaluasi Pendidik (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,2008), h. 16
23
a) Evaluasi harus masih dalam kisi-kisi kerja tujuan yang telah ditentukan.
b) Evaluasi sebaiknya dilaksanakan secara komprehensif.
c) Evaluasi diselenggarakan dalam proses yang kooperatif antara guru dan
peserta didik.
d) Evaluasi dilaksanakan dalam proses kontinu.
e) Evaluasi harus peduli dan mempertimbangkan nilai-nilai yang
berlaku.19
Prinsip yang perlu diperhatikan dalam melakukan evaluasi yaitu :
a) Keterpaduan evaluasi merupakan komponen integral dalam program
pengajaran di samping tujuan intruksional dan materi serta metode
pengajaran.
b) Keterlibatan siswa merupakan metode belajar CBSA (cara belajar siswa
aktif) yang menuntut keterlibatan siswa secara aktif, siswa mutlak.
c) Koherensi merupakan evaluasi harus berkaitan dengan materi
pengajaran yang sudah disajikan dan sesuai dengan ranah kemampuan
yang hendak diukur.
d) Pedagogis merupakan sebagai alat penilaian hasil/pecapaian belajar,
evaluasi juga perlu diterapkan sebagai upaya perbaikan sikap dan
tingkah laku ditinjau dari segi pedagogis.
e) Akuntabilitas merupakan sejauh mana keberhasilan program pengajaran
perlu disampaikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan dengan
pendidikan sebagai laporan pertanggung jawaban (accountability).20
19
Sukardi, Evaluasi Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 2009). h. 4-5
25
Evaluasi hasil belajar dapat dikatakan terlaksana dengan baik
apabila dalam pelaksanaannya senantiasa berpegang pada tiga prinsip
dasar sebagai berikut :
a) Prinsip keseluruhan atau prinsip menyeluruh juga dikenal dengan istilah
prinsip komprehensif (comprehensive). Dengan prinsip komprehensif
dimaksudkan disini bahwa evaluasi hasil belajar dapat dikatakan
terlaksana dengan baik apabila evaluasi tersebut dilaksanakan secara
bulat, utuh atau menyeluruh.
b) Prinsip berkesinambungan juga dikenal dengan istilah prinsip
kontinuitas (continuity). Dengan prinsip kesinambungan dimaksudkan
disini bahwa evaluasi hasil belajar yang baik adalah evaluasi hasil
belajar yang dilaksanakan secara teratur dan sambung menyambung
dari waktu ke waktu.
c) Prinsip obyektivitas (objectivity) mengandung makna, bahwa evaluasi
hasil belajar dapat dapat dinyatakan sebagai evaluasi yang baik apabila
dapat terlepas dari dari faktor-faktor yang sifatnya subyektif.21
4. Ciri-Ciri Evaluasi Hasil Belajar
Sebagai suatu bidang kegiatan, evaluasi hasil belajar memiliki cir-
ciri khas yang membedakan dari bidang kegiatan lain, antarnya sebagai
berikut :
20
Daryanto, Evaluasi pendidikan (Jakarta : Rineka cipta, 2010), h.19 21
anas Sujidono, Pengantar evaluasi pendidik (Jakarta : PT Raja Grafindo persada,2008), h.31-
33
26
a. Evaluasi yang dilaksanakan dalam rangka mengukur keberhasilan
belajar peserta didik itu, pengukuranya dilakukan secara tidak lansung.
Seorang pendidik (dalam hal ini guru, dosen dan lain-lain) yang ingin
menentukan manakah di antara para peserta didik (murid, siswa atau
mahasiswa) yang tergolong “lebih pandai” ketimbang peserta didik
lainya, maka yang diukur bukanlah “pandainya” melinkan gejala
fenomena yang tampak atau memancar dari kepandaian yang dimiliki
oleh para peserta didik yang bersangkutan.
b. Pengukuran dalam rangka menilai keberasilan belajar peserta didik
pada umumnya menggunakan ukuran-ukuran yang bersifat kuantitatif
atau lebih menggunakan simbol-simbol angka.
c. Pada kegiatan hasil belajar pada umumnya digunakan unit-unit atau
satuan-satuan yang tetap.
d. Prestasi belajar yang dicapai oleh para peserta didik dari waktu ke
waktu adalah bersifat relatif, dala arti bahwa hasil-hasil evaluasi
terhadap keberhasilan belajar peserta didik itu pada umumnya tidak
selalu menunjukkan kesamaan atau keajegan.
e. Dalam kegiatan evaluasi hasil belajar, sulit untuk dihindari terjadinya
kekeliruan pengukuran. Seperti diketahui dalam usaha utuk menilai
hasil belajar peserta didik (murid, siswa atau mahasiswa), pendidik
(guru, dosen dan lain-lain) mengadakan pengukuran terhadap peserta
27
didik dengan menggunakan alat ukur tes atau ujian, baik ujian tertulis
maupun lisan.22
5. Teknik Evaluasi hasil belajar
Istilah “teknik-teknik” dapat diartikan sebagai “alat-alat”. Jadi
dalam istilah “teknik-teknik evaluasi hasil belajar terkandung arti alat-alat
yang dipergunakan dalam rangka melakukan evaluasi hasil belajar.
Dalam konteks evaluasi hasil proses pembelajaran disekolah,
dikenal adanya dua macam teknik, yaitu teknik tes dan nontes. Dengan
teknik tes, maka evaluasi hasil proses pembelajaran di sekolah itu
dilakukan dengan jalan menguji peserta didik. Sebaliknya, dengan teknik
nontes maka evaluasi dilakukan tanpa menguji peserta didik.
Teknik evaluasi digolongkan menjadi dua yaitu sebagai berikut:
a. Teknik non tes
Dengan teknik nontes maka penilaian atau evaluasi hasil belajar
peserta didik dilakukan dengan tanpa “menguji” peserta didik melainkan
dilakukan dengan melakukan pengamatan secara sistematis (observation),
melakukan wawancara (interview), dan memeriksa atau meneliti dokumen-
dokumen (documentary analysis).23
Teknik non tes adalah teknik yang digunakan tanpa melaksanakan
ujian atau percobaan. Teknik non tes dapat dibagi sebagai berikut:
a) Skala bertingkat (ratting scale) yaitu Skala menggambarkan suatu
nilai yang berbentuk angka terhadap suatu hasil pertimbangan. Seperti
22
Anas Sujidono, Pengantar evaluasi pendidik (Jakarta : PT Raja Grafindo persad, 2008), h.33-48 23
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi pendidikan. (Jakarta : PT. Raja Grafindo persada, 2008), h.
76
28
Oppenheim mengatakan: “Rating gives a numerical value to some
kind of judgement”, maka suatu skala disajikan dalam bentuk angka.
Biasanya angka-angka yang digunakan diterangkan pada skala
dengan jarak yang sama. Meletakkannya secara bertingkat dari yang
rendah ke yang tinggi. Dengan demikian maka skala ini dinamakan
skala bertingkat. Kita dapat menilai hampir segala sesuatu dengan
skala. Dengan maksud agar pencatatannya dapat objektif, maka
penilaian terhadap penampilan atau penggambaran kepribadian
seseorang disajikan dalam bentuk skala.
b) Kuesioner (questionare) juga sering dikenal sebagai angket. Pada
dasarnya, kuesioner adalah sebuah daftar pertanyaan yang harus diisi
oleh orang yang akan diukur (responden). Dengan kuesioner ini orang
dapat mengetahui tentang keadaan/data diri, pengalaman,
pengetahuan, sikap atau pendapatnya dan lain-lain.
Ditinjau dari segi siapa yang menjawab, maka dapat
dikelompokkan sebagai berikut:
1) Kuesioner langsung
Kuesioner dikatakan langsung jika kuesioner tersebut dikirimkan dan diisi
langsung oleh orang yang akan dimintai jawaban tentang dirinya.
2) Kuesioner tidak langsung
Kuesioner tidak langsung adalah kuesioner yang dikirimkan dan diisi oleh
bukan orang yang diminta keterangannya. Kuesioner tidak langsung
29
biasanya digunakan untuk mencari informasi, tentang bahan, anak,
saudara, tetangga dan sebagainya.
a) Ditinjau dari segi cara menjawab
1) Kuesioner tertutup
Kuesioner tertutup adalah kuesioner yang disusun dengan
menyediakan pilihan jawaban langkah sehigga pengisi hanya tinggal
memberi tanda pada jawaban yang dipilih
2) Kuesioner terbuka
Kuesioner terbuka adalah yang disusun sedemikian rupa
sehingga para pengisi bebas mengemukakan pendapatnya. Kuesioner
terbuka disusun apabila macam jawaban pengisi belum terperinci
dengan jelas sehingga jawabannya akan beranekaragam. Keterangan
tentang alamat pengisi, tidak mungkin diberikan dengan cara memilih
pilihan jawaban yang disediakan. Kuesioner terbuka juga digunakan
untuk meminta pendapat seseorang.
Contoh:
Untuk membimbing mahasiswa kearah kebiasaan membaca buku-buku
asing. Maka sebaiknya setiap dosen menunjuk buku asing sebagai salah
satu buku wajib, bagaimana pendapat saudara?
c) Daftar cocok (chek-list) adalah deretan peryataan yang biasanya
singkat-singkat, di mana responden yang dievalausi tinggal
membutuhkan tanda seperti () di tempat yang telah disediakan.
30
d) Wawancara (interview) adalah suatu cara yang digunakan untuk
mendapatkan jawaban dari responden dengan jalan Tanya jawab
sepihak. Dikatakan sepihak karna dalam wawancara ini responden
tidak diberi kesempatan sama sekali untuk mengajukan pertayaan.
Pertayaan hanya diajukan oleh subjek evaluasi.
Wawacara dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu ;
1) Diterview bebas, dimana responden mempunyai kebebasan
untuk mengutarakan pendapatnya, tanpa dibatasi oleh patokan-
patokan yang telah dibuat oleh subjek evaluasi.
2) Interview terpimpin, yaitu interview yang dilakukan oleh
subjek evaluasi dengan cara mengajukan pertayaan-pertayaan
yang sudah disusun terlebih dahulu. Jadi dalam hal ini
responden pada waktu menjawab pertayaan tinggal memilih
jawaban yang sudah dipesiapkan oleh pertayaan. Pertayaan ini
kadang-kadang bersifat sebagai pemimpin, mengarahkan dan
menjawab sudah terpimpin oleh sebuah daftar cocok, sehingga
dalam menuliskan jawaban isi., tinggal membutuhkan tanda
cocok di tempat yang sesuai dengan keadaan responden
e) Pengamatan atau observasi (observation) suatu teknik yang
dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara teliti serta
pencatatan secara sistematis.
Ada 3 macam observasi :
31
1) Observasi partisipan, yaitu observasi yang dilakukan oleh
pengamat, tetapi dalam pada itu pengamat memasuki dan
mengikuti kegiatan kelompok yang sedang diamati. Observasi
partisipan dilaksanakan sepenuhnya jika pengamat betul-betul
mengikuti kegiatan kelompok, bukan hanya pura-pura. Dengan
demikian ia dapat menghayati dan merasakan seperti apa yang
dirasakan orang-orang dalam kelompok yang diamati.
Contoh :
Untuk mengamati kehidupan mahasiswa penyewa kamar,
pengamat menjadi mahasiswa dan menyewa kamar.
2) Observasi sistematik, yaitu observasi di mana factor-faktor
yang diamati sudah didaftar secara sistematis dan sudah diatur
menurut kategorinya, berbeda dengan observasi partisipan,
maka dalam observasi sistematik ini pengamat berbeda di luar
kelompok. Dengan demikian maka pengamat tidak
dibingungkan oleh situasi yang melingkungi dirinya.
3) Observasi exsperimental, yaitu Observasi exsperimental terjadi
jika pengamat tidak berpartisipasi dalam kelompok. Dalam hal
ini ia dapat mengendalikan unsur-unsur penting dalam situasi
sedemikian rupa sehingga situasi itu dapat diatur sesuai dengan
tujuan evaluasi.
33
f) Riwayat hidup
gambaran tentang keadaan seseorang selama dalam masa
kehidupannya. Dengan mempelajari riwayat hidup, maka subjek
evaluasi akan dapat menarik suatu kesim pulan tentang kepribadian
kebiasaan dan sikap dari objek yang dimulai.24
b) Teknik tes
Ada bermacam- macam rumusan tentang tes adalah“ merupakan
suatu kenyatan bahwa manusia dalam hidupnya berbeda antara individu
yang satu dengan yang lainnya” berarti manusia antara individu yang
satu dengan yang lainnya tidak sama persis baik dilihat dari segi fisiknya
maupun psikisinya.25
Sedang tes yaitu “ suatu percobaan yang diadakan
untuk mengetahui ada atau tidaknya hasil-hasil pelajaran tertentu pada
seorang murid atau kelompok.26
Ditinjau dari segi kegunaan untuk mengukur tes maka dibedakan
atas adanya 3 macam tes, yaitu:
1. Tes diagnostic
Tes diagnostic tes yang digunakan untuk mengetahui
kelemahan-kelemahan siswa sehingga berdasarkan kelemahan-
kelemahan tersebut dapat di berikan perlakuan yang tepat.
Seorang guru yang baik, tentu akan merasa berbahagia
apabila dapat membantu siswanya sehingga mencapai kemajuan
24
Daryanto, Evaluasi pendidikan (Jakarta : Rineka cipta, 2010), h.28-34 25
Anas Sudijono, Pengantar evaluasi pendidikan (Jakarta : Pt. Raja Grafindo persada, 2008), h. 65 26
Arikunto Suharsimi, Dasar-dasar evaluasi pendidikan (Jakrta: Bumi Aksara, 2009), h.26
34
secara maksimal sesuai dengan kemampuan yang dimilki. Untuk
mengetahui arti bantuan yang berikan sudah memadai, maka diatur
seperti penilaian. Namaun informasi hasil penilaian tidak akan ada
gunanya seandainya tidak diukur untuk bahan seorang dokter,
sebelum menentukan obat apa yang akan diberikan kepada pasien
tersebut mengadakan pemeriksaan secara teliti misalnya: memeriksa
denyut nadi, suara nafas, lutut, urine, darah dan sebagainya.
Mengacu pemeriksaan ini tersebut mengadakan diagnosis.
2. Tes fomatif
a. Pengertian tes formatif
Tes fomatif adalah tes hasil belajar yang bertujuan untuk
mengetahui, sudah sejauh manakah peserta didik telah terbentuk
(sesuai dengan tujuan pengajaran yang telah ditentukan) setelah
mereka mengikuti proses pembelajaran dalam jangka waktu tertentu.
b. Bentuk tes formatif
Tes formatif ini biasa dilaksanakan di tengah-tengah
perjalanan program pengajaran, yaitu dilaksanakan pada setiap kali
satuan pelajaran atau subpokok bahasan berakhir atau dapat
diselesaikan, diantara lain yaitu tes yang dilakukan setelah
pembahasan tiap bab atau KD (kompetensi dasar).
Menurut bentuknya, tes formatif dapat berbentuk tes esai dan
tes objektif dalam berbagai variasi. Bentuk tes formatif dibedakan
menjadi dua golongan besar, yaitu: (1) soal-soal jawaban memilih
35
(selected-response tests), yang terdiri dari butir soal pilihan benar-
salah (true-false items), butir soal pilihan ganda (multiple-choice
items), dan butir soal menjodohkan (matching items); dan (2) soal-
soal jawaban tersusun atau terstruktur (constructed-response tests),
yang terdiri dari butir soal jawaban singkat (short-answer items), dan
butir soal esai (essay items).
c. Kelebihan dan kelemahan tes formatif
kelebihan tes formatif yaitu digunakan untuk memperbaiki
program selama program tersebut sedang berjalan. Caranya dengan
menyediakan bagian tentang seberapa bagus program tersebut telah
berlangsung. Melalui evaluasi formatif ini dapat dideteksi adanya
ketidakefisienan sehingga segera dilakukan revisi.
Sedangkan kelemahan tes formatif yaitu tidak terdapat
langkah-langkah sistematis yang harus dilakukan dalam evaluasi,
hanya menekankan pada obyek sasaran saja.
3. Tes sumatif
a. Pengertian Tes sumatif
Tes sumatif dilaksanakan setelah berakhirnya pemberian
sekolompok program atau sebuah program yang lebih besar. Seperti
dalam pelaksanaannya di sekolah tes formatif ini merupakan ulangan
harian, sedangkan tes sumatif biasa dikenal sebagai ulangan umum
yang diadakan pada akhir catur wulan atau akhir semester.
b. Bentuk-bentuk tes sumantif
36
Tes sumantif dilaksanakan secara tertulis agar semua siswa
memperoleh soal yang sama. Evaluasi sumatif sebagai penggunaan
tes-tes pada akhir suatu periode pengajaran tertentu, yang meliputi
beberapa atau semua unit pelajaran yang diajarkan dalam satu
semester, bahkan setelah selesai pembahasan suatu bidang studi. Tes
sumantif diantaranya yaitu tes yang dilakukan diakhir semester
seperti pada akhir semester, tes catur wulan dan EBTA.
c. Kelebihan dan kelemahan tes sumatif
Kelebihan tes sumatif bertujuan mengukur efektifitas
keseluruhan program yang bertujuan untuk membuat keputusan
tentang keberlangsungan program tersebut, yaitu dihentikan atau
dilanjutkan.
Sedangkan kelemahan tidak terdapat langkah-langkah
sistematis yang harus dilakukan dalam evaluasi, hanya menekankan
pada obyek sasaran saja.
Evaluasi hasil belajar berjalan dengan baik jika pelaksanaannya
selau berpegang kepada tiga prinsip dasar menurut Sudijono yaitu:
a. Prinsip keseluruhan
b. Prinsip kesinambungan
c. Prinsip objektivitas27
Teknk penilaian menurut Kunanadar yang dilakukan untuk
menentukan kemajuan belajar siswa baik yang berhubungan dengan hasil
27
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi pendidikan (Jakarta : PT. Raja Grafindo persada, 2008), h.
123
37
belajar siswa maupun proses belajar berdasarkan standar kompetensi daar
yang harus dicapai.28
Teknik penilaian ada tujuh yaitu:
a. Penilaian untuk kerja (performance test)
b. Penilaian sikap
c. Penilaian tertulis
d. Penilaian proyek
e. Penilaian produk
f. Penggunaan fortofolio
g. Dan penilaian diri
Dari macam-macam teknik evaluasi atau penilaian di atas
memberikan petunjuk bahwa banyak macam teknik yang dilakukan
dengan maksud supaya dapat mengumpulkan informasi tentang
kemajuan belajar dari siswa baik yang berhubungan dengan hasil belajar
maupun proses belajar. Teknik mengumpulkan informasi tersebut pada
prinsip adalah cara penilaian kemajuan siswa belajar siswa dengan
berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang harus dicapai
penilaian kompetensi dasar dilakukan berdasrkan indicator-indikator
pencapaian kompetensi yang memuat satu ranah atau lebih. Denga
indikator ini dapat dilakukan penilaian yang sesuai.
28
Kunandar, Guru Professional (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2009), h. 395
38
6. Langkah-langkah pokok dalam evaluasi hasil belajar
a. Menyusun rencana evaluasi hasil belajar
Sebelum evaluasi hasil belajar dilaksanakan, harus disusun lebih
dahulu perencanaan evaluasi hasil belajar itu umumnya mencakup enam
jenis kegiatan yaitu :
a) Merumuskan tujuan dilaksanakannya evaluasi
b) Menetapkan aspek-aspek yang akan dievaluasi
c) Memilih dan menentukan teknik yang akan dipergunakan didalam
pelaksanaan evaluasi
d) Menyusun alat-alat pengukur yang akan dipergunakan dalam
pengukuran dan penilaian hasil belajar peserta didik
e) Menentukan tolak ukur, norma atau kreteria yang akan dijadikan
pegangan atau patokan dalam memberikan interprestasi terhadap data
hasil evaluasi
f) Menentukan frekuensi dari kegitan evaluasi hasil belajar itu sendiri
b. Menghimpun data
a) Melakukan verifikasi data
b) Mengolah dan dan menganalisis data
c) Memberikan interprestasi dan menarik kesimpulan
d) Tindak lanjut evaluasi29
29
Anas Sujidono, Pengantar evaluasi pendidik (Jakarta : PT Raja Grafindo persada, 2008), h.59-
62
39
7. Obyek Evaluasi Hasil Belajar
a. Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak).
Segala upaya yang menyangkut aktivitas otak adalah termasuk dalam
ranah kognitif. Dalam ranah kognitif itu terdapat enam jenjang proses
berpikir, mulai dari jenjang terendah sampai jenjang tertinggi. Jenjang
Keenam tersebut sebagai berikut :
a) Pengetahuan (knowledge) adalah kemampuan seseorang untuk
mengingat-ingat kembali (recall) atau mengenali kembali tentang
nama, istilah, ide, gejala, rumus-rumus dan sebagainya, tanpa
mengharapkan kemampuan untuk menggunakannya.
b) Pemahaman (comprehension) adalah kemampuan seseorang untuk
mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan
diingat.
c) Penerapan (application) adalah kesanggupan seseorang untuk
menerapkan atau menggunakan ide-ide umum, tata cara ataupun
metode-metode, prinsip-prinsip, rumus-rumus, teori-teori dan
sebagainya, dalam situasi yang baru dan kongret.
d) Analisis (analys) adalah kemampuan seseorang untuk merinci atau
menguraikan suatu bahan atau keadaan menurut bagian-bagian
yang lebih kecil dan mampu memahami hubungan di antara
bagian-bagian atau faktor-faktor yang satu dengan faktor lainnya.
e) Sintesis (synthesis) adalah kemampuan berpikir yang merupakan
kebaikan dari proses berpikir analisis.
40
f) Penilaian (evaluation) adalah merupakan jenjang berfikir paling
tinggi dalam ranah kognitif. Penilaian atau evaluasi disini
merupakan kemampuan seseorang untuk membuat pertimbangan
terhadap suatu situasi, nilai atau ide, misalnya jika seseorang
dihadapkan pada beberapa pilihan, maka ia mampu memilih satu
pilihan yang terbaik, sesuai dengan patokan-patokan atau kriteria
yang ada.
b. Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai.
Beberapa pakar mengatakan bahwa sikap seseorang dapat diramalkan
perubahannya bila seseorang telah memiliki penguasaan kognitif
tingkat tinngi.
c. Ranah psikomotor adalah ranah yang berkaitan dengan keterampilan
(skill) atau kemampuan bertindak setelah seorang menerima
pengalaman belajar tertentu30
B. Pendidikan Agama Islam
1. Pengertian Pendidikan Agama Islam
Pendidikan merupakan proses kegiatan membentuk individu yang
betul-betul bertaqwa kepada Allah SWT. Sehingga individu menjadi baik
dan berguna untuk masyarakat. Para ahli pendidikan telah memberikan
definisi pendidikan, masing-masing mengemukakan rumusan
pendidikan sesuai dengan pandangan dan pemikiran mereka.
30
Anas Sujidono, Pengantar evaluasi pendidik (Jakarta : PT Raja Grafindo persada, 2008),h.48
41
Ada beberapa macam pengertian pendidikan, berikut ini dikemukakan
beberapa pengertian pendidikan menurut para ahli :
Pendidikan Islam yaitu lebih banyak ditujukan kepada perbaikan sikap
mental yang akan terwujud dalam amal perbuatan, baik bagi keperluan diri
sendiri maupun orang lain. Baik dari segi lainnya, pendidikan Islam tidak
hanya bersifat teoritis saja, tetapi juga praktis.31
Pendidikan Islam berlebih sempurna etika, sistematis dalamberpikir
memiliki ketajaman intuwisi, giat dalam berkereasi, memiliki toleransi
pada yang lain, berkompetensi dalam mengungkapkan bahasa lisan dan
tulisan, serta memiliki beberapa keterampilan.32
Pendidikan Islam adalah
"suatu Sistem yang memungkinkan seseorang (peserta didik), dapat
mengarahkan kehidupannya sesuai dengan ideologi islam. 33
Sedangkan pendidikan islam adalah proses transinternalisasi
pengetahuan dan nilai islam kepada peserta didik melalui upaya
pengajaran, pembiasaan, bimbingan, pengasuhan, pengawasan, dan
pengembangan potensinya, guna mencapai keselarasan dan kesempurnaan
hidup di dunia dan akhirat.
Dari pengertian pendidikan Islam yang dikemukakan oleh para
Ahli di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan Islam adalah salah
satu usaha secara sistematis dalam membantu anak didik agar
mereka hidup sesuai dengan ajaran Islam. Para pendidik memberikan
tuntunan dan bimbingan secara sadar untuk perkembangan jasmani dan
31
Umar, Bukhari, Ilmu Pendidkan Islam (Jakarta, Bumi Aksara, 2010), h. 51 32
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Kalam Mulia, 2008), h.16 33
Samsul Nizar dan Ramayulis, Filsafat Pendidikan Islam ( Jakarta: Kalam Mulia, 2009), h. 88
42
rohani anak didik agar menjadi dewasa, bertanggung jawab terhadap diri
sendiri sehingga bisa hidup mandiri dan berguna bagi masyarakat.
Pendidikan Islam merupakan wadah untuk menggali dan
memahami serta mengamalkan ajaran Islam. Islam sebagai agama yang
universal berlaku untuk semua umat.
Pendidikan itu juga merupakan usaha bimbingan jasmani dan
rohani terhadap anak didik berdasarkan ajaran Islam, menuju
terbentuknya kepribadian utama yang sesuai dengan norma-norma
ajaran Islam serta dapat memahami, rnenghayati serta mengamalkan
ajaran-ajaran Islam itu sebagai satu pandangan hidup di dunia dan di
akhirat.
Pendidikan Islam bukanlah mempersiapkan anak didik
untuk kehidupan akhirat semata-mata, akan tetapi juga mempersiapkan
anak didik untuk kehidupan dunia, karena kehidupan dunia jembatan bagi
kehidupan akhirat. Sebagaimana firman Allah dalam Surat Al-Qasas ayat
77 yaitu :
وأحسه كما أحسه الله إليك ويا ول تىس وصيبك مه الد وابتغ فيما آتاك الله الدار الخرة
فسديه إن الل ل يهحب المه ول تبغ الفساد في الرض
Artinya: Dan carilah(pahala) negeri akhirat dengan apa yang telah
dianugerahkan allah kepadamu, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu
di dunia dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana allah telah
berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi.
Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berbuat kerusakan.( Q.S Al-
Qasas ayat 77)34
34
Dapertemen Agama RI, Quran Tajwid dan Terjemah (Solo: PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri,
2016), h. 394
43
Ayat ini memberikan pengajaran kepada manusia supaya
dapat menciptakan keseimbangan antara kehidupan dunia dengan
kehidupan akhirat serta membina ketenangan dan kedamaian dunia
dan akhirat seperti yang selalu didoakan setiap muslim setelah selesai
shalat.
Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa secara khusus
pendidikan Islam merupakan bagian integral dari program
pengajaran setiap jenjang lembaga pendidikan serta merupakan usaha
bimbingan dan pembinaan guru terhadap peserta didik dalam memahami,
menghayati dan mengamalkan ajaran warga negara yang baik.
„‟Pendidikan agama Islam membentuk manusia Indonesia yang
beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT., menghayati dan
mengamalkan ajaran agama Islam dalam kehidupan sehari -hari,
baik dalam kehidupan bermasyarakat, mempertinggikan budi pekerti,
memperkuat kepribadian dan mempertebal semangat kebangsaan dan cita-
cita tanah air, dapat menumbuhkan manusia-manusia pembangunan yang
dapat membangun diri sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas
pembangunan bangsa‟‟.
Dengan demikian pendidikan agama Islam khususnya dapat
membawa dan mengantar serta membina anak didik menjadi warga
negara Indonesia yang baik sekaligus umat yang taat beragama, yang
seperti inilah yang dapat kita namakan manusia yang berkualitas sumber
daya.
44
2. Tujuan Pendidikan Agama Islam
Pendidikan merupakan persoalan penting bagi umat, pendidikan
selalu menjadi tumpuan atau harapan untuk mengembangkan individu dan
masyarakat. Pendidikan merupakan sarana untuk memajukan peradaban,
mengembangkan masyarakat dan menciptakan generasi mampu berbuat
banyak bagi kepentingan mereka.35
Tujuan Pendidikan Islam adalah :
1. Tujuan umum yaitu : ajaran atau cara lain, tujuan itu meliputi semua
aspek kemanusiaan, yang meliputi tujuan yang akan dicapai dengan
semua kegiatan pendidikan, baik dengan pengetahuan sikap tingkah
laku, penampilan kebiasaan dan pandangan. Tujuan umum pendidikan
Islam harus dikaitkan dengan tujuan pendidikan Nasional Negara
tempat pendidikan itu dilaksanakan dan harus pula dikaitkan dengan
tujuan intstitusional lembaga yang menyelenggarakan pendidikan itu.
2. Tujuan Akhir Pendidikan Islam berlangsung selama hidup, maka
tujuan terakhir terdapat pada waktu hidup didunia ini saja dan setelah
manusia mati habislah pendidikan atau pendidikan itu dari buaian dan
berakhir sampai keliang lahat.
3. Tujuan sementara yaitu tujuan yang akan dicapai setelah anak didik
diberi sejumlah pengalaman tertentu yang direncanakan dalam suatu
kurikulum pendidikan formal.
35
Basuki dan Miftahul Ulum, Pengantar Ilmu Pendidikan Islam (Ponorogo: STAIN Press.2007),
h. 36
45
4. Tujuan Operasional adalah tujuan praktis yang akan dicapai dengan
sejumlah kegiatan pendidikan tertentu Dalam Tujuan operasional ini
lebih banyak dituntut dari anak didik suatu kemampuan dan
keterampilan tertentu. Sifat operasionalnya lebih banyak dituntut dari
anak didik suatu kemampuan dan keterampilan tertentu. Sifat
operasionalnya lebih ditonjolkan dari sifat penghayatan dan
kepribadian. Contoh tujuan operasional atau tujuan praktis yaitu
keterampilan keahlian khusus yaitu ; bidang komputer dan lain-lain.
5. Tujuan Akhir pada hakekatnya adalah “realisasi dari cita-cita ajaran
Islam itu sendiri, yang membawa misi bagi kesejahteraan umat
manusia didunia dan akhirat. Rumusan-rumusan tujuan akhir
pendidikan.
Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa tujuan
pendidikan agama Islam adalah meningkatkan keimanan, pemahaman,
penghayatan dan pengamalan, peserta didik tentang keimanan.Hal ini
merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk mendidik, membimbing
anak agar mempunyai tingkah laku atau akhlak yang berbudi agar
menjunjung keperibadian yang mulia bercerminkan nilai-nilai atau
norma-norma Islam.
C. Penelitian Yang Relavan
Dalam penelitian ini, penulis menemukan beberapa penelitian
terdahulu yang relavan yaitu :
46
1. Skripsi oleh Yusni : Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
Di SDN 2 Muko-Muko. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan
maka dapat disimpulkan bahwa Pelaksaan Pembelajaran Pendidikan Agam
Islam Di SDN 2 Kec. Mukumuko sudah efektif, dimana sarana prasarana
penunjang sudah lengkap, guru dan siswa telah melaksanakan
pembelajaran sesuai dengan yang diharapkan oleh tujuan pembelajaran,
akan tetapi masih diperlukan peningkatan kualitas guru dengan mengikuti
pendidikan yang lebih tinggi.
a. Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh Yusni dengan penelitian
saya lakukan adalah penelitian yang dilakukan oleh Yusni Penelitian
kualitatif yang berlansung dalam latar belakang almiah (setting
natural) yang prosesnya berbentuk siklus dimana peneliti adalah
istrumen utama dan analisis datanya dilakukan secara induktif yakni
pengambilan keputusan berdasarkan fakta dan data khusus kepada
suatu kesimpulan umum sedangkan penelitian ingin saya lakukan
adalah penelitian pada siswa SDN 8 seluma yang diambil dari sampel
evaluasi formatif ulangan yang dilakukan pada setiap akhir penyajian
materi di kelas dan evaluasi sumatif ulangan yang dilakukan pada
akhir semester atau akhir tahun ajaran.
b. Pesamaannya penelitian Yusni dengan penelitian saya yaitu sama-
sama mengadakan penelitian di sekolah dasar.36
36
Yusni, “Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Di SDN 2 Muko-Muko”,(skripsi
S1 Prodi PAI, Fakultas Tarbiya Dan Tadris, STAIN Bengkulu, 2009), h.65
47
2. Skripsi oleh Ety Sri Rahayu : Pelaksanaan Pengajaran Pendidikan Agama
Islam Dan Prestasi Anak Di SDN 2 Suka Negeri Kec. Seginim Bengkulu
Selatan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ety Sri Rahayu maka
dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pengajaran pendidikan agama islam
di SDN 2 suka negeri kecamatan seginim bengkulu selatan, belum berjalan
secara efektif dan efisien,karena masih tedapat guru yang belum
menguasai materi pelajaran sebagaimana terdapat pada item soal nomor 1
bahwa 46,6 % yang mengusai dan selebihnya 53,4 % sebagian dan tidak
menguasai, dan tidak ada ketentuan apakah siswa wajib memiliki buku
paket dan LKS sebagaimana yang terdapat pada item soal nomor 10 dan
mayoritas 53,33 % menjawab diserahkan kepada guru.
a. Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh Ety Sri Rahayu dengan
penelitian saya lakukan adalah penelitian yang dilakukan oleh Ety Sri
Rahayu fokus pada lokal tersendiri yang terbagi dua lokal yaitu
pembelajaran agama islam dan pembelajaran agama kristen untuk
mengetahui hasil evaluasi siswa sedangkan penelitian yang ingin saya
lakukan adalah penelitian pada siswa SDN 8 seluma yang diambil
dari sampel evaluasi formatif ulangan yang dilakukan pada setiap
akhir penyajian materi di kelas dan evaluasi sumatif ulangan yang
dilakukan pada akhir semester atau akhir tahun ajaran.
48
b. Pesamaan peneliti Ety Sri Rahayu dengan penelitian saya lakukan
adalah sama-sama meneliti di sekolah dasar37
3. Skripsi oleh Moh. Arifin : Evaluasi Pembelajaran Mata Pelajaran Pai
Siswa Kelas IX Di Smp Islam Sultan Agung Sukolilo Pati. Berdasarkan
penelitian Moh. Arifin maka dapat disimpulkan bahwa :
a. Pada tahap perencanaan, evaluasi telah dirumuskan dengan matang.
Hal ini bisa dilihat pada program pembelajaran guru, baik pada
program semester (PROMES) dan Rencana Pelaksanaan pembelajaran
yang secara rinci mencantumkan perencanaan waktu pelaksanaan
evaluasi, pembagian evaluasi berdasarkan tujuan dan ruang
lingkupnya, serta metode, teknik dan jenis evaluasi yang akan
digunakan. Dari segi waktu perencanaan dipertimbangkan
berdasarkan ketersediaan waktu yang ada berdasarkan kalender
akademik selama satu semester. Sementara perencanaan metode, jenis
dan teknik dirumuskan melihat relefansi antara alat evaluasi dengan
aspek yang dinilai meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotor.
Hal ini bisa dicermati pada kisi-kisi jenis evaluasi yang akan
digunakan
b. Secara umum pelaksanaan evaluasi pembelajaran mata pelajaran PAI
di SMP Islam Sultan Agung bisa dinyatakan tidak baik walaupun
pelaksanannya sudah sesuai dengan prinsip-prinsip evaluasi
pendidikan, seperti: prinsip berkesinambungan, menyeluruh dan
37
Ety Sri Rahayu ,“Pelaksanaan Pengajaran Pendidikan Agama Islam dan Prestasi Anak Di SDN
2 Suka Negeri Kecamatan Seginim Bengkulu Selatan”,(Skripsi S1, Prodi PAI, Fakultas Tarbiyah
Dan Tadris, STAIN Bengkulu, 2005), h.56
49
objektif dan alat ukur yang dipergunakan valid dan reliabel yakni
dapat mengukur sesuai dengan apa yang mau diukur dan hasil yang
diperoleh dapat dipercaya. akan tetapi dalam pelaksanaanya tidak
sesuai dengan apa yang telah direncanakan. Kekurangan mendasar
pada pelaksanaan evaluasi mata pelajaran PAI di SMP Islam Sultan
Agung terdapat pada kurangnya informasi kemampuan pada aspek
afektif dan psikomotor. Penilaian aspek psikomotor yang hanya
dilakukan satu kali dalam satu semester masih sangat kurang karena
hasilnya belum bisa mewakili dari keterampilan siswa pada akhir
setelah pembelajaran. Hal ini tidak jauh beda dengan pelaksanaan
evaluasi afektif yang hanya mengamati peserta didik saat
pembelajaran berlangsung tanpa ada catatan khusus. Pada tahap
proses pengolahan data nilai dapat dilihat kurang komprehensipnya
proses penghitungan nilai pada masing-masing kegiatan evaluasi
menjadi nilai matang, yang mencerminkan kemampuan belajar siswa
secara menyeluruh. Dari rumus penghitungan yang digunakan, jelas
dapat diketahui bahwa aspek afektif dan psikomotor tidak masuk
dalam penghitungan nilai yang dijadikan bahan laporan dalam raport.
Idealnya, nilai matang yang disajikan dalam raport merupakan
kalkulasi penghitungan kemampuan rata-rata siswa pada ketiga aspek
sekaligus
c. Secara umum hasil evaluasi pembelajaran PAI menunjukkan baik
karena hasil akhir yang diperoleh peserta didik berada di atas batas
50
minimal kelulusan 65%. Adapun hasil dari ulangan harian dan tugas
bertujuan untuk mengetahui tingkat pengusaan bahan ajar siswa serta
sebagau bahan acuan pendidik untuk meningkatkan kualitas proses
belajar mengajar. Sedangkan hasil evaluasi dari mid dan semester
digunakan untuk mengetahui tingkat keberhasilan pembelajaran
selama satu semester. Hasil evaluasi ini tidak hanya bermanfaat bagi
pendidik, melainkan juga bermanfaat bagi peserta didik sebagai dasar
untuk meningkatkan prestasi, dan juga berguna bagi orang tua maupun
sekolah sendiri
d. Pada tahap akhir yakni proses penggunaan informasi yang dihasilkan
melalui kegiatan evaluasi. Pada bagian ini dapat dilihat adanya
ketepatan tindakan lanjutan dan benar-benar didasarkan atas informasi
yang ada. Sebagai contoh, program remidial dengan mewajibkan
siswa mengikuti mata pelajaran BTA khusus bagi siswa yang
memiliki kemampuan membaca dan menulis Al-Quran di bawah rata-
rata. Demikian juga pengambilan tindakan berupa pengulangan materi
pada awal pembelajaran terutama pada sub topik yang belum dikuasai
oleh peserta didik dengan memberikan pertanyaan kepada peserta
didik tentang materi yang telah dipelajari minggu lalu.
a) Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh Moh.Arifin dengan penelitian
saya adalah penelitian Moh.Arifin meneliti di SMP kelas IX sedangkan
saya penelitian di Sekolah dasar
51
b) Persamaan penelitian yang dilakukan oleh Moh.Arifin dengan saya
adalah sama-sama mengambil evaluasi setiap akhir semester dan
evaluasi yang dilakukan setiap akhir penyajian materi dikelas.38
C. Kerangka Berpikir
Terlebih lagi bagi seorang guru PAI, ia harus mempunyai nilai lebih
dibandingkan dengan guru-guru lainnya. Guru PAI, disamping melaksanakan
tugas keagamaan, ia juga melaksanakan tugas pendidikan dan pembinaan
bagi peserta didik, ia membantu pembentukan kepribadian, pembinaan akhlak
disamping menumbuhkan dan mengembangkan keimanan dan ketaqwaan
para siswa. Dengan tugas yang cukup berat tersebut, guru Pendidikan Agama
Islam dituntut untuk memiliki keterampilan profesional dalam menjalankan
tugas pembelajaran. Sebagai seorang guru, selain menguasai materi dan
mengolah program belajar mengajar, guru juga dituntut untuk dapat
melaksanakan evaluasi dan pengadministrasiannya. Kemampuan guru dalam
melakukan evaluasi merupakan kompetensi guru yang sangat penting.
Evaluasi dipandang sebagai masukan yang diperoleh dari proses
pembelajaran yang dapat dipergunakan untuk mengetahui kekuatan dan
kelemahan berbagai komponen yang terdapat dalam suatu proses belajar
mengajar. Sedemikian pentingnya evaluasi ini sehingga kelas yang baik tidak
cukup hanya didukung oleh perencanaan pembelajaran, kemampuan guru
mengembangkan proses pembelajaran serta penguasaannya terhadap bahan
38
Moh.Arifin, “Evaluasi Pembelajaran Mata Pelajaran Pai Siswa Kelas Ix Di Smp Islam Sultan
Agung Sukolilo Pati” (skripsi S1, Jurusan Pendidikan Agama Islam, fakultas Tarbiyah,
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG), 2009, h. 65-6
53
ajar, dan juga tidak cukup dengan kemampuan guru dalam menguasai kelas,
tanpa diimbangi dengan kemampuan melakukan evaluasi terhadap
perencanaan kompetensi siswa yang sangat menentukan dalam konteks
perencanaan Evaluasi Proses Belajar Mengajar, atau dengan kata lain tidak
ada satupun usaha untuk memperbaiki mutu proses belajar mengajar yang
dapat dilakukan dengan baik tanpa disertai langkah evaluasi.
55
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yaitu suatu jenis
penelitian yang pemaparan data penelitiannya tidak berupa angka-angka
atau dalam bentuk statistik. Adapun metode penelitian ini adalah metode
deskriptif, yaitu suatu metode penelitian yang memaparkan data- data
berdasarkan apa yang ada dilapangan.
Penelitian kualitatif tidak menguji hipotesis, karena tidak memecah
atau membagi realitas ke dalam berbagai variabel. Jadi, penelitian kualitatif
tidak mempersoalkan korelasi, pengaruh atau konstelasi antarvariabel yang
berarti tidak mendeduksi teori untuk menjelaskan berbagai variabel dan
merumuskan hipoteses, yang kemudian diuji secara empiris.39
Penelitian kualitatif ditujukan untuk memahami fenomena-fenomena
sosial dari sudut atau persepektif partisipan. Partisipan adalah orang-orang
yang diajak berwawancara, diobservasi, diminta memberikan data,
pendapat, pemikiran, persepsinya.
Adapun metode penelitian ini adalah metode Pelaksanaan Teknik
Evaluasi Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di
kelas IV di SDN 8 Seluma Jadi penelitian kualitatif adalah penelitian yang
berupa data-data bedasarkan apa yang ada dilapangan dan bukan berupa
angka-angka atau bentuk satistik .
39
Nusa Putra, Metode Penelitian Kualitatif Pendidikan ( Jakarta : PT Raja Grafindo Persada,
2012), h. 48
35
56
B. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini ada dua macam yaitu:
1. Data primer
Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan
data kepada pengumpul data.40
Jadi data primer ini adalah data pokok
atau utama yang bersumber dari wawancara yang ditujukan kepada 2
orang guru Pendidikan Agama Islam kelas IV SDN 8 Seluma yang ikut
dalam proses belajar mengajar Pendidikan Agama Islam.
2. Data sekunder
Sumber data sekunder adalah sumber yang tidak langsung
memberi data kepada pengumpul data. Jadi sumber data sekunder adalah
data yang menjadi penunjang data utama, yang diperoleh dari kepala
sekolah, beberapa siswa kelas IV, dari sumber bacaan seperti buku,
dokumentasi SDN 8 Seluma, observasi mengenai deskripsi wilayah,
keadaan sekolah SDN 8 Seluma.41
C. Teknik Pengumpulan Data
1. Observasi
“Sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematis fenomena-
fenomena yang diselidiki, dalam arti yang luas observasi sebenarnya
tidak terbatas kepada pengamatan yang dilakukan baik secara langsung
maupun tidak langsung”. Teknik observasi digunakan untuk melihat
langsung kepada objek yang diteliti. Dalam penelitian ini yang menjadi
40
Sugiyono, Metode penelitian kuantitatif Kualitatif dan R & D (Bandung: Alfabeta. 2009), h. 225 41
Sugiyono, Metode penelitian kuantitatif Kualitatif dan R & D (Bandung: Alfabeta. 2009), h. 253
57
objek penlitian adalah siswa kelas IV di SDN 8 Seluma. Dalam
melaksanakan Evaluasi pembelajaran pendidikan agama islam.
2. Wawancara
Teknik ini digunakan untuk menjaring informasi yang digunakan
sewaktu mengemukakan pertanyaan dalam bentuk wawancara langsung
dan tersusun secara sistematis serta wawancara tersebut berkembang
sendiri sesuai dengan keadaan yang ada. Tehnik ini untuk meperoleh
data tentang upaya guru dalam meningkatkan hasil belajar siswa dalam
pendidikan Agama Islam di kelas IV di SDN 8 Seluma.
3. Dokumentasi
Dokumentasi yaitu wadah untuk mencari data-data mengenai hal-
hal untuk memperoleh data tentang teknik evaluasi hasil belajar pada
mata pelajaran pendidikan agama islam.42
D. Teknik Analis Data
Dalam penelitian ini digunakan teknik analisa kualitatif dengan
metode deskriptif, metode ini digunakan untuk memperoleh gambaran
tentang suatu keadaan yang secara langsung. Data yang terkumpul dan
dianalisa dengan menggunakan analisa kualitatif, dengan metode deskriptif
langkah-langkah sebagai berikut :
1. Pengumpulan data
2. Klasifikasi data
3. Analisis atau pengelolaan data yaitu analisis domain, dan taksonomi.43
42
Suharsimi Arikunto, Suharsimi. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. (Jakrta: Bumi Aksara, 2009),
h. 94
58
a. Analisa Domain
Yaitu suatu analisa penelidikan terhadap suatu peristiwa di
daerah/lokasi yang akan diteliti secara umum. Analisa digunakan
untuk memperoleh gambaran yang bersifat umum dan menyeluruh
tentang yang tercakup di dalam suatu masalah yang akan diteliti. Hal
ini menyangkut tentang keadaan lokasi sekolah, keadaan guru,
keadaan siswa, keadaan sarana dan prasarana seperti : gedung
sekolah, kantor dan hal-hal yang mendukung penelitian.
b. Analisa Taksonomi
Suatu analisa atau penyelidikan terhadap suatu hal yang
pokok/khusus yang akan diteliti. Analisa taksonomi ini merupakan
analisa lebih lanjut terhadap analisa domain yang dijadikan sandaran
untuk menelaah lebih khusus dan mendalam lagi, dan dalam
menggunakan taksonomi ini penulis lebih mengutamakan dan lebih
menjelaskan beberapa masalah yang diteliti lebih terfokus kepada
rumusan masalah yang mengarah kepada hal-hal Pelaksanaan Teknik
Evaluasi Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama
Islam di kelas IV di SDN 8 Seluma.
43
Sugiyono. Metode penelitian kuantitatif Kualitatif dan R & D. (Bandung: Alfabeta, 2009)., h. 225
60
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Wilayah
1. Sejarah Singkat Berdirinya SD Negeri 8 Seluma
SD Negeri 8 Seluma didirikan pada tahun 1938 pada awal berdiri
sekolah ini bernama sekolah suadaya masyarakat suka bulan dan pada tahun
1939 sekolah suadaya masyarakat suka bulan resmi dikeluarkan surat
keterangan sekolah. SD Negeri 8 Seluma didirikan sebelum kemerdekaan
Republik Indonesia pada saat itu sekolah SD Negeri 8 seluma masih dalam
penjajahan belanda.
Pada awal berdiri sekolah ini dikepalai oleh seorang guru laki-laki
yang bernama Amran, mulai tahun 1939 sampai dengan 1969 la harus
bekerja keras guna memajukan lembaga yang dipimpinnya. Dan dengan
kegigihannya tersebut, dapat memenuhi hasrat masyarakat dengan bukti
banyak masyarakat menyekolahkan anaknya di sekolah ini. SD Negeri 8
Seluma. Sekolah ini menempati areal seluas kurang lebih 1 Ha di desa suka
bulan Kecamatan Talo Kecil Kabupaten Seluma letaknya mudah dijangkau
oleh kendaraan umum karena dekat dengan jalan raya.
4. Nama-nama kepala sekolah pernah memimpin SD Negeri 8 Seluma ada
4 orang yaitu :
a. Amran 1938-1969
b. Abukari 1969-2006
c. Marhan, S.Pd 2006-2011
61
d. Zulman 2011-2016
e. Syaiful,B, S.Pd 2017
3. Keadaan Guru dan Struktur Organisasi SD Negeri 8 Seluma Jumlah
guru SD Negeri 8 Seluma tahun ajaran 2017 sebanyak 9 orang terdiri
dari 3 laki-laki dan 6 perempuan.Secara terperinci terlihat pada tabel
berikut :
TABEL : 4.1
KEADAAN GURU SD NEGERI 8 SELUMA
T.A 2017
No. Nama Guru Pendidikan L/P Tugas
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8
9.
Syaiful, B, S.Pd
Irwiwin,S.Kom
Sumi Marni,S.Pd
Letri Erita,A.Md
Tri Ardi Yanti,S.Pd
Yatina, S.Pd
Darhan, S.Pd
Pajirimi, S.Pd
Herman
S1 PGSD
S1 Komputer
S1 PGSD
DIII. PGSD
S1 PGSD
S1 PGSD
S1 PGSD
S1 Biologi
Laki-laki
Laki-laki
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Perempuan
Laki-laki
Perempuan
Laki-laki
Kep.Sekolah
Guru PJOK
Guru Kelas
Guru Kelas
Guru Kelas
Guru Kelas
Guru Kelas
Guru PAI
Penjaga
Sumber : Daftar Hadir Guru SD Negeri 8 Seluma.
62
Adapun Struktur Organisasi SD Negeri 8 Seluma adalah sebagai
berikut:
TABEL : 4.2
STURKTUR ORGANISASI SEKOLAH
SD NEGERI 8 SELUMA
Kepala Sekolah
Syaiful,B, S.Pd Komite sekolah
Muja‟in
Perpustakaan Tata Usaha
Irwiwin,S.Kom
Kelompok jabatan fungsional guru
Guru kelas 1
Letri Ernita,
A.Md
Guru kelas 2
Recilia Reni,S.Pd
Guru kelas 3
Tri Ardi Yanti,S.Pd
Guru kelas 4
Sumi Marni,S.Pd
Guru kelas 5
Yatina,S.Pd
Guru Kelas 6
Darhan,S.Pd
Guru Mulok Guru PAI
Pajarimi,S.Pd Guru Pjok
Irwiwin,S.Kom
Penjaga Sekolah
Herman
SISWA-SISWI
MASYARAKAT
63
4. Keadaan siswa SD Negeri 8 Seluma tahun ajaran 2017 sebanyak 69
orang siswa. Siswa laki-laki 38 orang dan perempuan 31. Untuk lebih
jelas tentang keadaan siswa SD Negeri 8 seluma.
TABEL : 4.3
Keadaan siswa SD Negeri 8 Seluma T.A 2017
No.
Kelas
Banyak siswa
Jumlah
populasi
sampel
Laki-laki Perempuan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
I
II
III
IV
V
VI
4
6
8
7
13
9
4
5
4
2
7
9
8
11
12
9
20
12
12
Jumlah 38 31 69 24
Sumber : Dokumentasi Siswa SD Negeri 8 Seluma
5. Keadaan sarana dan prasarana SD Negeri 8 Seluma
SD Negeri 8 Seluma memiliki sarana listrik yang terdiri dari lokal belajar,
kantor guru, kantor kepala sekolah selain itu juga terdapat sarana
lainnya seperti WC, lapangan olah raga dan kantin. Setiap ruangan
dilengkapi dengan peralatan yang sesuai dengan kebutuhan masing-
64
masing. Untuk lebih jelasnya, akan diuraikan secara terinci sarana fisik
yang dimiliki oleh SD Negeri 8 Seluma berikut ini.
TABEL : 4.4
SARANA FISIK SD NEGERI 8 SELUMA T.A 2017
No. Nama/ jenis Jumlah keterangan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Ruang Belajar
Ruang kepala sekolah
Ruang guru
Ruang perpustakaan
WC
Lapangan olaraga
6 ruang
1 ruang
1 ruang
1 ruang
2 buah
1 buah
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Sumber : Dokumen TU SD Negeri 8 Seluma
Dengan demikan, sarana yang ada pada SD Negeri 8 Seluma sudah
cukup memadai untuk dilaksankan proses belajar mengajar.
B. Hasil Penelitian
Berdasarkan wawancara dengan kepala sekolah, guru pendidikan agama
Islam dan beberapa orang siswa serta hasil observasi penulis di lapangan,
menunjukkan bahwa prosedur evaluasi hasil belajar pendidikan agama Islam di
SD Negeri 8 Seluma berjalan dengan baik.
Analisis data hasil penelitian memberikan gambaran data secara jelas
mengenai pelaksanaan evaluasi formatif dan evaluasi sumatif. Adapun pemaparan
tentang evaluasi formatif dan evaluasi sumatif yaitu sebagai berikut:
65
Evaluasi formatif yaitu evaluasi yang dilakukan setiap akhir penyajian
materi di kelas. Dalam pelaksanaannya di sekolah evaluasi formatif ini merupakan
ulangan harian. Untuk mengetahui evaluasi formatif yang dilaksanakan oleh guru
PAI di SD Negeri 8 Seluma dapat dilihat dari beberapa poin yaitu :
Menurut Pajarimi,S.Pd mengatakan bahwa melaksanakan evaluasi
formatif itu penting. Pernyataan sebagai berikut : “Menurut saya penting
dilaksanakan evaluasi formatif, karena dengan diadakan evaluasi formatif ini guru
dapat melihat bagaimana keberhasilannya dalam menjelaskan materi pelajaran
apakah siswa paham atau tidak dengan penjelasan guru tentang materi tersebut”.
Menurut Pajarimi,S.Pd bahwa setiap selesai menyampaikan materi
pelajaran akan mengadakan evaluasi formatif. Pernyataan sebagai berikut : “ Ya
setiap menyampaikan materi pelajaran saya mengadakan evaluasi formatif.
Karena dengan evaluasi formatif ini dapat diketahui bahwa tercapai atau tidaknya
tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan”.
Menurut Pajarimi,S.Pd mengungkapkan bahwa beliau melaksanakan
evaluasi formatif setiap selesai proses pembelajaran. Pernyataannya sebagai
berikut: “Saya melaksanakan evaluasi formatif setiap selesai proses pembelajaran
atau setiap selesai menyampaikan materi pada setiap pertemuan. Jadi dapat
diketahui perkembangan belajar siswa dan juga pencapaian tujuan pembelajaran
yang telah ditetapkan”.
Menurut Pajarimi,S.Pd bahwa bentuk evaluasi formatif yang beliau
laksanakan adalah berbentuk lisan dan juga tertulis. Berikut pernyataannya:
“Bantuk dari evaluasi formatif yang saya laksanakan adalah tugas kelompok
66
kemudian diberipenugasan berbentuk lisan dan tulisan. Bentuk dari evaluasi ini
saya gunakan secara bergantian, bukan digunakan secara bersamaan. Kadang saya
melaksanakan evaluasi berbentuk lisan dan terkadang berbentuk tertulis”.
Menurut Pajarimi,S.Pd, bahwa hasil dari evaluasi formatif ini kurang baik.
Pernyataannya sebagai berikut: “Hasil dari evaluasi formatif ini kurang baik
dikarenakan siswa kurang serius mengikuti proses pembelajaran”.
Menurut Pajarimi,S.Pd bahwa upaya yang dilakukan jika hasil dari
evaluasi formatif belum mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan yaitu
dengan cara memberi ujian ulang (remedial) . Berikut pernyataannya: “Upaya
yang saya lakukan jika hasil dari evaluasi formatif ini belum mencapai tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan yaitu dengan cara memberi kesempatan
kepada siswa untuk mngulang kembali dengan cara remedial”.
Evaluasi sumatif yaitu evaluasi yang dilakukan setiap akhir semester.
Dalam pelaksanaannya di sekolah evaluasi sumatif ini merupakan ulangan umum
atau ulangan semester. Untuk mengetahui evaluasi sumatif yang dilaksanakan
oleh guru PAI di SD Negeri 8 Seluma dapat dilihat beberapa poin yaitu :
Menurut Pajarimi,S.Pd yang dilakukan sebelum melaksanakan evaluasi
sumatif adalah menjelaskan materi terlebih dahulu. Pernyataan sebagai berikut :
“membuat suatu persiapan yaitu dengan cara membuat kisi-kisi soal yang sesuai
dengan materi pelajaran yang diajarkan kepada siswa. Jika soal yang dibuat
melenceng dari materi yang diajarkan, maka siswa tidak akan mampu untuk
mengerjakan soal tersebut dan hasilnya pun akan sangat jelek. Materi yang sudah
diajarkan saja belum tentu siswa mampu mengerjakannya apalagi jika melenceng
67
dari materi yang telah diajarkan”.
Menurut Pajarimi,S.Pd bahwa beliau memberi kisi-kisi soal kepada
siswa sebelum melaksanakan evaluasi sumatif. Pernyataannya sebagai berikut:
“Saya memberi kisi-kisi soal kepada siswa sebelum melaksanakan evaluasi
sumatif. Hal ini saya lakukakn agar siswa mudah melakukan evaluasi sumatif”.
Menurut Pajarimi,S.Pd bahwa dalam membuat soal untuk evaluasi
sumatif ini berdasarkan materi yang telah diajarkan. Pernyataannya sebagai
berikut: “Dalam mambuat soal untuk evaluasi sumatif maka berdasarkan materi
yang telah diajarkan kepada siswa setiap poin materi itu akan dibuat soal untuk
evaluasi sumatif ini”.
Menurut Pajarimi,S.Pd bahwa hasil evaluasi sumatif ini Hal ini
dikatakan kurang baik karena siswa hanya memperoleh nilai 6. Pernyataan
sebagai berikut: “Bahwa hasil dari evaluasi sumatif ini siswa hanya memperoleh
nilai 6 sedangkan hal ini belum mencapai ketuntasan. Untuk mencapai ketuntasan
harus nilai 6,5 ke atas. Hal ini dapat dikatakan bahwa hasil evaliasi sumatif ini
kurang baik”.
Menurut Pajarimi,S.Pd bahwa jika siswa belum mencapai standar
ketuntasan, maka saya akan melaksanakan pengayaan dan ujian ulang hingga
siswa mencapai ketuntasan.
C. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan wawancara diatas maka dapat disimpulkan tentang evaluasi
formatif sebagai berikut :
Dalam hasil wawancara yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa
68
melaksanakan evaluasi formatif itu sangat penting. Karena dengan diadakan
evaluasi formatif ini dapat diketahui keberhasilan seorang guru dalam
menjelaskan materi pelajaran, daya ingat dan pemahaman siswa terhadap materi
yang telah disampaikan, serta pencapaian tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan.
Dalam hasil wawancara dapat dilihat bahwa guru PAI yang di SD Negeri 8
Seluma melaksanakan evaluasi formatif setiap selesai menyampaikan materi
pelajaran. Berarti evaluasi formatif ini dapat dilaksanakan setelah menyampaikan
materi.
Dalam hasil wawancara dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa waktu yang
digunakan oleh guru PAI di SD Negeri 8 Seluma pada akhir penyajian materi.
Dalam hasil wawancara di atas maka dapat diketahui bahwa bentuk dari
evaluasi yang dilaksanakan oleh guru PAI Di di SD Negeri 8 Seluma berbentuk
tugas kelompok, berbentuk tulisan dan lisan.
Dari beberapa hasil wawancara di atas, maka hasil dari evaluasi formatif ini
adalah kurang baik siswa kurang serius dalam mengikuti proses pembelajaran,
daya tangkap atau kemampuan siswa yang kurang, dan juga sarana dan prasarana
pendukung berjalannya proses pembelajaran yang sangat minim.
Dalam hasil wawancara di atas, dapat diketahui bahwa upaya yang
dilakukan oleh guru PAI di SD Negeri 8 Seluma jika hasil dari evaluasi formatif
ini belum mencapai tujuan pembelajaran yaitu: melakukan penjelasan ulang dan
pengayaan terhadap materi yang belum dipahami oleh siswa serta mengadakan
ujian ulang atau evaluasi ulang (remedial).
69
Sedangkan wawancara tentang evaluasi sumatif diatas maka dapat disimpulkan
sebagai berikut :
Dalam hasil wawancara di atas, maka dapat disimpulkan maka yang
dilakukan oleh guru PAI di SD Negeri 8 Seluma Sebelum melaksanakan evaluasi
sumatif saya membuat suatu persiapan yaitu membuat kisi-kisi soal,
mengingatkan siswa agar mempersiapkan diri dan belajar dengan serius untuk
menghadapi evaluasi sumatif ini.
Dalam wawancara di atas dapat diketahui bahwa guru memberi kisi-kisi
soal evaluasi sumatif kepada siswa agar siswa mudah mengerjakan evaluasi
sumatif.
Dalam hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa dalam
pembuatan soal untuk evaluasi sumatif maka guru PAI di SD Negeri 8 Seluma
berdasarkan materi yang telah diajarkan dan juga setiap BAB materi akan
dimasukkan soal sebagai perwakilan dari BAB tersebut.
Dalam hasil wawancara tersebut maka dapat diketahui bahwa hasil
evaluasi sumatif yang dilaksanakan oleh guru PAI di SD Negeri 8 Seluma kurang
baik. Hal ini ditandai dengan siswa hanya memperoleh nilai 6 diatas.
Dari hasil wawancara yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa jika
siswa belum mencapai standar ketuntasan, maka guru akan melakukan berbagai
macam cara seperti mengadakan pengayaan dan remedial. Hal ini dilakukan agar
siswa lebih memahami materi dan mampu mencapai ketuntasan belajar yang telah
ditetapkan sebagai standar ketuntasan.44
44
Hasil penjelasan Pajarimi, S.Pd pada tanggal 21 Agustus 2017 hari senin jam 14.35 wib
70
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bahwa berdasarkan hasil penelitian dan analisa pembahasan tentang
pelaksanaan teknik evaluasi hasil belajar pada mata pelajaran agama Islam di
kelas IV di SDN 8 Seluma dapat disimpulkan sebagai berikut :
Istilah “teknik-teknik” dapat diartikan sebagai “alat-alat”. Jadi dalam
istilah “teknik-teknik evaluasi hasil belajar terkandung arti alat-alat yang
dipergunakan dalam rangka melakukan evaluasi hasil belajar.
Teknik evaluasi hasil belajar merupakan evaluasi menjadi hal yang
penting dalam proses belajar mengajar, karena tanpa evaluasi akan susah sekali
mengukur tingkat keberhasilannya. Evaluasi pendidikan merupakan proses
yang sistematis dalam Mengukur tingkat kemajuan yang dicapai siswa,
menentukan apakah siswa mengalami kemajuan yang memuaskan kearah
pencapaian tujuan pengajaran yang diharapkan.
Guru Pendidikan agama Islam di kelas IV di SDN 8 Seluma telah
melakukan sejumlah evaluasi hasil belajar berupa test sumatif dan formatif
pada ranah kognitif dan masih belum memahami beberapa teknik evaluasi
berupa nontest pada ranah afektif dan psikomotor karena masih belum
memahami teknik tersebut.
B. Saran
1. Diharapkan kepada kepala sekolah harus menepatkan seorang guru sesuai
dengan propesinya terutama untuk seorang guru pelajaran pendidikan
agama Islam
71
2. Diharapkan kepada guru pendidikan agama Islam agar lebih menguatkan
atau memahami teknik evaluasi hasil belajar baik test maupun nontest
66
72
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2005. Dasar-dasar evaluasi pendidikan. Jakrta: Bumi
Aksara
Basuki dan Miftahul Ulum. 2007. Pengatar Ilmu Pendidikan islam. Ponorogo:
STAIN Press
Daryanto. 2010. Evaluasi pendidikan. Jakarta: Rineka cipta
Daryanto. 2008. Evaluasi Pendidikan. Jakarta. PT Rineka Cipta
Dapertemen agama RI. 2016. Quran Tajwid dan Terjema. Solo. PT Tiga
Serangkai Pustaka Mandiri
Hamalik, Oemar. 2008. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara
Kunandar. 2009. Guru professional, Jakarta: Raja Grafindo Persada
Purwanto, Ngalim. 2006. Prinsip-Prinsip Dan Teknik Evaluasi Pengajaran.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Nizar, Samsul dan Ramayulis. 2009. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta:
Kalam Mulia
Nusa Putra. 2012. Metode Penelitian Kualitatif Pendidikan. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada
Ramayulis. 2008. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia
Syah, Muhibbin. 2004. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru.
Bandung: Ramaja Rosda karya. (copiyan)
Syah, Muhibbin. 2003. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Sudijono. Anas. 2008. Pengantar evaluasi pendidikan. Jakarta : Pt. Raja
Grafindo,
Sugiyono. 2007. Metode penelitian kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung:
Alfabeta
Sukardi. 2009. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Umar, Bukhari. 2010. Ilmu Pendidkan Islam. Jakarta. Bumi Aksara.
Usman El-Qurtuby,dkk, 2012 Al-Quran Cardoba, Bandung : Cardoba
Internasional.
UUD Nomor 20 Tahun 2003. 2008. Tentang Sistem pendidikan Nasional.
Departemen Agama RI 2006
Yunus, Mahmud. 2002. Pokok-Pokok Pendidikan dan Pengajaran. Jakarta:
Hidakarya Agung.
L
A
M
P
I
R
A
N
PEDOMAN WAWANCARA UNTUK GURU
1. Apakah anda menjelaskan pengertian Pendidikan agama islam kepada siswa?
2. Apakah sewaktu anda mengajar siswa menyenangi pelajaran pendidikan
agama islam?
3. Apakah anda sering melakukan evaluasi hasil belajar ?
4. Apakah hasil evaluasi yang anda lakukan memberikan kepuasan bagi siswa ?
5. Apakah ada siswa yang kurang puas terhadap evaluasi hasil belajar yang anda
lakukan ?
6. Apa ada maknanya bagi anda dengan melaksanakan evaluasi hasil belajar ?
7. Apakah makna evaluasi hasil belajar yang anda laksanakan bagi sekolah ?
8. Apakah anda memberikan pemahaman bagi siswa dengan melakasanakan
evaluasi hasil belajar ?
9. Apakah fungsi evaluasi hasil belajar yang anda lakukan ?
10. Bagaimana hasil evaluasi hasil belajar yang anda lakukan terhadap siswa ?
11. Apakah dalam membuat evaluasi hasil belajar anda mengacu pada tujuan
evaluasi hasil belajar ?
12. Adakah kendala yang anda hadapi dalam melaksanakan evaluasi hasil
belajar?
13. Bagaimana usaha anda agar dalam melaksanakan evaluasi hasil belajar dapat
berjalan dengan baik ?
14. Bagaimana ciri-ciri evaluasi hasil belajar yang anda lakukan ?
PEDOMAN WAWANCARA UNTUK KEPALA SEKOLAH
1. Menurut bapak apakah ada pengaruh evaluasi hasil belajar yang dilaksanakan
oleh guru PAI bagi sekolah?
2. Menurut bapak bagaimana hasil evaluasi hasil belajar yang dilakukan oleh
guru PAI terhadap siswa ?
PEDOMAN WAWANCARA UNTUK SISWA
1. Apakah guru anda menjelaskan pengertian Pendidikan agama islam kepada
anda?
2. Apakah sewaktu guru mengajar anda menyenangi pelajaran pendidikan
agama islam?
3. Apakah guru anda sering melakukan evaluasi hasil belajar ?
4. Apakah hasil evaluasi yang guru anda lakukan memberikan kepuasan bagi
anda?
5. Apakah anda merasa kurang puas terhadap evaluasi hasil belajar yang guru
anda lakukan?
6. Apa ada maknanya bagi anda dengan melaksanakan evaluasi hasil belajar ?
7. Apakah guru anda memberikan pemahaman kepada anda dengan
melaksanakan evaluasi hasil belajar?
8. Apakah fungsi evaluasi hasil belajar bagi anda?
9. Bagaimana hasil evaluasi hasil belajar yang anda ikuti ?
10. Adakah kendala yang anda hadapi dalam melaksanakan evaluasi hasil
belajar?
11. Bagaimana usaha anda agar dalam melaksanakan evaluasi hasil belajar dapat
berjalan dengan baik ?
LAMPIRAN FOTO