pelaksanaan metode drill (latihan siap)

13

Click here to load reader

Upload: irin-iriana

Post on 29-Jun-2015

225 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: PELAKSANAAN METODE DRILL (LATIHAN SIAP)

PELAKSANAAN METODE DRILL (LATIHAN SIAP)DALAM PEMBELAJARAN BAHASA ARAB

Oleh: Ahmad Muradi*

Metode pembelajaran bahasa Arab yang sering digunakan olehpengajar bagi pemula (baru belajar bahasa Arab) adalah metode drill(latihan siap). Sebab metode ini sesuai dengan fitrah bahasa dan fitrahmanusia. Yang pertama kali berfungsi panca indra pada manusia ada-lah mendengar lalu kemudian berbicara. Di sinilah metode yang satuini berperan. Oleh karena itu, guru atau pengajar bahasa (khususnyabahasa Arab) sangat berkepentingan memahami bagaimana pelaksa-naan metode drill ini dalam pembelajaran bahasa Arab. Sebab yangmenjadi tujuannya adalah agar siswa cepat tcrampil berbahasa Arabdalam waktu singkat.

Kata-kata kunci: Metode drill, pembelajciran hahasaArab, maharah(keterampilan)

A. PendahuluanYusuf dan Syaiful Anwar (1995: 151) menginformasikan bahwa negara maju

seperti Amerika, Eropa, dan sebagainya telah menerapkan metodologi pengajaranbahasa Arab telah berjalan baik. Pengajaran bahasa Arab yang mereka lakukan disertaialat-aJat peraga/media pengajaran (audio visiucd aids) tersedia lengkap. Sehinggadalam waktu enam bulan sampai satu tahun saja orang sudah mampu mengikuti kuliah-kuliah, memahami buku-buku, berkomunikasi/berkunjung ke negara-negara Arab.Bahkan dapat menulis disertasi dengan bahasa Arab.

Hal demikian menjadi tantangan bagi dunia pendidikan Indonesia. Khususnyasekolah-sekolah agama maupurt perguruan tinggi Islam yang telah menggunakankurikulum yang berorientasi pada agama dari tingkat dasar sampai perguruan tinggi,

Tujuan pengajaran pada hakikatnya adalah suatu proses mengubah anak didiksebelum dilibatkan dalam kegiatan tersebut menjadi anak didik sesudah mengalamikegiatan tersebut dalam waktu tertentu. Oleh karena itu berhasil tidaknya suatupengajaran ditentukan oleh berbagai macam faktor diantaranya adalah faktor metode

* Tenaga Pengajar Bahasa Arab pada Fakultas Tarbiyah IAIN Antasari Banjannasmdan Staf Bahasa Arab pada Pusat Pelayanan Bahasa IAIN Antasari Banjarmasin-

Page 2: PELAKSANAAN METODE DRILL (LATIHAN SIAP)

2 FIKRAH, Vol. 5, No. 1, Januari-Juni 2006

BegituJuga dengan pengajaran bahasa Arab. Sumardi (1974: 7) menyatakan: "Dalampengajaran bahasa salah satu segi yang sering disoroti adalah segi metode. Suksestidaknya suatu program pengajaran bahasa seringkali dinilai dari segi metode yangdigunakan. Sebab metodelah yang menentukan isi dalam mengajarkan bahasa".

LIraian di atas menunjukkan, metode baik metode secara umum maiipunmetode untuk pengajaran bahasa Arab bisa mengarahkan keberhasilan belajar anakdidik serta mendorong keijasama dalam kegiatan belajar mengajar antara pendidikdengan anak didik. Di samping itu metode Juga dapat memberikan inspirasi pada anakdidik melalui proses hubungan yang serasi antara pendidik dan anak didik seiringdengan tujuan pendidikan (Muhaimin, 1993: 232).

Jadi jelas bahwa salah satu komponen yang sangat menentukan terhadapberhasil atau tidaknya proses pengajaran adalah metodenya. Sebab dengan metodemotivasi belajar siswa akan bertambah. Sehingga transformasi pelajaran dari gurukepada siswa akan mencapai sasaran dan keberhasilan. Namun dalam pengajaranbahasa Arab sering terjadi perbedaan metode yang digunakan oleh seorang gurudengan guru lainnya. Hal ini disebabkan karena perbedaan pandangan atau approachyang digunakan.

Untuk menentukan metode mana yang tepat, erat sekali hubungannya denganapproach yang digunakan. Sebab pada dasamya metode-metode merupakanpenjabaran dari approach. Yang dimaksud dengan approach di sini adalah suatukeyakinan tentang hakikat bahasa dan pengajaran bahasa.

Di samping itu, metode pembelajaran bahasa dipengaruhi pula oelh tujuanpengajaran bahasa itu sendiri. Sebab tujuan pengajaran bahasa Arab itu akan sangatberpengaruh dalam menentukan materi yang harus diajarkan dan menentukan sistemserta metode yang hendak dipergunakan. Menurut AsaduHah (1995: 49) secara garisbesar tujuan pengajaran bahasa ada dua kategori, kategori bahasa sebagai alat dankategori bahasa sebagai tujuan.

Bahasa Arab sebagai alat yaitu alat untuk memahami ajaran-ajaran agamaIslam dari sumber asli yang berbahasa Arab. Tentu saja materi pengajarannyaditekankan pada qira'ah (membaca). Bagaimana membaca yang bcnar serta bagaimanabisa memahami bacaan. Dengan kata lain, penekanan pengajaran pada penguasaan

Page 3: PELAKSANAAN METODE DRILL (LATIHAN SIAP)
Page 4: PELAKSANAAN METODE DRILL (LATIHAN SIAP)

4 FIKRAH, Vol. 5, No.1, Januari-Jmi 2006

Adapun metode drill (latihan siap) itu sendiri menurut beberapa penda-patmemiliki arti sebagai berikut;a. Suatu teknik yang dapat diartikan sebagai suatu cara mengajar di mana siswa

melaksanakan kegiatan-kegiatan latihan, siswa memiliki ketangkasan atauketerampilan yang lebih tinggi dari apa yang telah dipelajari. (Roestiyah N.K,1985:125).

b. Suatu metode dalam pendidikan dan pengajaran dengan jalan melatih anak-anak terhadap bahan pelajaran yang sudah diberikan. (Zuhairini, dkk, 1983:106).

c. Suatu kegiatan dalam melakukan hal yang sama secara berulang-ulang dansungguh-sungguh dengan tujuan untuk memperkuat suatu asosiasi ataumenyempumakan suatu keterampilan supaya menjadi permanen. (Shalahuddin,dkk, 1987: 100).Dari beberapa pendapat di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa metode drill

(latihan siap) adalah suatu cara menyajikan bahan pelajaran dengan Jalan melatihsiswa agar menguasai pelajaran dan terampil.

Dari segi pelaksanaannya siswa teriebih dahulu telah dibekali denganpengetahuan secara teori secukupnya. Kemudian dengan tetap dibimbing olehguru, siswa disuruh mempraktikkannya sehingga menjadi mahir dan terampil.

2. Tujuan Metode drill (latihan Siap)

Tujuan metode drill (latihan siap) adalah untuk memperoleh suatuketangkasan, keterampilan tentang sesuatu yang dipelajari anak denganmelakukannya secara praktis pengetahuan-pengetahuan yang dipelajari anak itu.Dan siap dipergunakan bila sewaktu-waktu diperiukan. (Pasaribu dan B.Simandjuntak, 1986: 112).

Sedangkan menurut Roestiyah N.K (1985: 125-126) dalam strategi belajarmengajar teknik metode drill (latihan siap) ini biasanya dipergunakan untuk tujuanagar siswa:a. Memiliki keterampilan motoris/gerak, seperti menghafal kata-kata, menulis,

mempergunakan alat atau membuat suatu benda; melaksanakan gerak dalamolah raga.

Page 5: PELAKSANAAN METODE DRILL (LATIHAN SIAP)

AHMAD MURADI, Pelaksanaan Metode ... 5

b. Mengembangkan kecakapan intetek, seperti mengalikan, membagi, menjum-lahkan, mengurangi, menarik akar dalam hitungan mencongak. Mengenalbenda/bentuk dalam pelajaran matematika, ilmu pasti, ilmu kimia, tanda bacadan sebagainya.

c. Memiliki kemampuan menghubungkan antara sesuatu keadaan dengan hallain, seperti sebab akibat banjir - hujan; antara tanda hurufdan bunyi -ing, -nydan lain sebagainya; penggunaan lambang/simbol di dalam peta dan tarn-lain.

Dari keterangan-keterangan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwatujuan dari metode drill (latihan siap) adalah untuk melatih kecakapan-kecakapanmotoris dan mental untuk memperkuat asosiasi yang dibuat.

3. Kebaikan Metode drill (Latihan Siap)

Menurut Yusufdan Syaifiil Anwar (1997: 66) kebaikan metode drill (latihansiap) adalah;a. Dalam waktu yang tidak lama siswa dapat memperoleh pengetahuan dan

keterampilan yang diperlukan.b. Siswa memperoleh pengetahuan praktis dan siap pakai, mahir dan lancar.c. Menumbuhkan kebiasaan belajar secara kontinue dan disiplin diri, melatih diri,

belajar mandiri.d. Pada pelafaran agama dengan melalui metode latihan siap ini anak didJk

menjadi terbiasa dan menumbuhkan semangat untuk beramal kepada Allah.Sedangkan menurut Zuhairini, dkk, (1983: 107) menguraikan hal tersebut

sebagai berikut:a. Dalam waktu relatif singkat, cepat dapat diperoleh penguasaan dan

keterampilan yang diharapkan-b- Para murid akan memiliki pengetahuan siap.c. Akan menanamkan pada anak-anak kebiasaan belajar secara rutin dan

disiplin.

Page 6: PELAKSANAAN METODE DRILL (LATIHAN SIAP)

6 FIKRAH, Vot. 5, No.1. Januari-Juni 2006

4. Kekurangan Metode Drill (Latihan Slap)

Team Kurikulum Didakt'k Metodik Kurikulum IKIP Surabaya (1981: 45-46)dalam Pengantar Didaktik Metodik Kurikulum PBM menguraikan tentangkekurangan dari metode drill sebagai berikut:a. Menghambat bakat dan inisiatif siswa

MengaJar dengan metode drill berarti minat dan inisiatif siswadianggap sebagai gangguan dalam belajar atau dianggap tidak layak dankemudian dikesampingkan. Para siswa dibawa kepada kofomuitas dandiarahkan menjadi uniformitas.

b. Menimbulkan penyesuaian secara statis kepada lingkunganPerkembangan inisiatif di dalam menghadapi situasi baru atau masalah

baru pelajar menyelesaikan persoalan dengan cara statis. Hal mi bertentangandengan prinsip belajar di mana siswa seharusnya mengorganisasi kembalipengetahuan dan pengalaman sesuai dengan situasi yang mereka hadapi.

c. Membentuk kebiasaan yang kakuDengan metode latihan siswa belajar secara mekanis. Dalam

memberikan respon terhadap suatu stimulus siswa dibiasakan secara otomatis.Kecakapan siswa dalam memberikan respon stimulus dilakukan secaraotomatis tanpa menggunakan vintelegensi. Tidaklah itu irrasional, hanyaberdasarkan routine saja.

d. Menimbulkan verbalismeSetetah mengajarkan bahan pelajaran siswa berulang kali, guru

mengadakan ulangan lebih-lebih jika menghadapi ujian. Siswa dilatihmenghafal pertanyaan-pertanyaan (soal-soal). Mereka harus tahu, danmenghafal jawaban-jawaban atau pertanyaan-pertanyaan tertentu. Siswa harusdapat menjawab soal-soal secara otomatis. Karena itu maka proses belajaryang lebih realistis menjadi terdesak. Dan sebagai gantinya timbullah respon-respon yang melalui bersifat verbalistis.

Page 7: PELAKSANAAN METODE DRILL (LATIHAN SIAP)
Page 8: PELAKSANAAN METODE DRILL (LATIHAN SIAP)

8 FIKRAH, Vol. 5. No.1, Januari-Juni 2006

Ha! ini berhubungan dengan metode drill dan metode Audio-Lingual (al-Sam'iyyah al-Nuthqiyyah) di mana siswa dilatih menggunakan bahasadengan perubahan-perubahannya sesuai dengan objek, tentang sesuatu.Oleh karenanya pemberian kosa ^ata/mu/raaat sangat diperlu-kan. Hal iniberbeda dengan metode gramatika atau metode qcswaid wa tarjamah.Sebab metode gramatika atau metode qawaid wa tarjamah dalam pembe-lajarannya mengarah kepada diskusi dan analisis tentang susunan kalimat.Dan ini hanya cocok bagi siswa yang sudah mempunyai dasar dalambahasa yang dipelajari /tingkat menengah dan atas bukan bagi pemula).

4. Bahasa adalah apa yang dikatakan secara aktif bukan apa yang mestidikatakan.Maksudnya adalah siswa dibekali dengan ungkapan-ungkapan yang mas-hur/resmt (/vshha) dan ungkapan-ungkapan yang tidak mashur/tidak resmi('amiyyah). Serta dibekali dengan pola-pola kalimat dan contoh-contohyang bisa dipergunakan dalam berbicara. Dan bukan membekali siswadengan materi tentang perbedaan-perbedaan aksen (lahjah) antara satudaerah (Arab) dengan daerah lain secara mendetail-

5. Bahasa dalam penuturannya berbeda-bedaMaksudnya adalah pengucapan, susunan, dan simantik serta aspek lainnyaantara bahasa ibu dengan bahasa asing itu berbeda. Oleh karenanya dalampembelajaran bahasa asing bagi pemula. Mereka hams meogucapkansecara berulang-ulang (tardid) huruf demi huruf agar tidak terpengaruhdengan bahasa ibu. Sehingga mereka dalam berbahasa sanggup secaraotomatis dan refleks seolah-olah sebagai bahasa ibu sendiri. Namun hal inidalam pelaksanaan dan pembiasaannya memerlukan usaha serius bagiguru dan siswa.

Agar metode drill (latihan siap) dapat efektifdan berpengaruh positifterhadappembelajaran bahasa Arab, guru hendaknya memperhatikan hal-hal berikut:1. Drill diberikan hanya pada bahan atau tindakan yang bersifat otomatis.

Semisal pelajaran muhadasah, guru dapat memberikan contoh teks percakapandan siswa dapat langsung menirukan apa yang telah didengarnya dari guru.

2. Drill harus memiliki tujuan yang lebih luas, di mana:a. Siswa menyadari kalau pen-</r/7/-an yang dilakukan berguna untuk kehidupan

siswa selanjutnya, yaitu penguasaan bahasa Arab yang aktif dan komunikatif.b. Siswa mempunyai sikap kalau pen-drill-aa. itu sebagai pelengkap belajar

selanjutnya.

Page 9: PELAKSANAAN METODE DRILL (LATIHAN SIAP)

AHMAO MURADI, Petaksanaan Metode ... 9

3. Drill hanya sebagai alat diaynosa.a. Pada taraf permulaan jangan membiarkan reproduksi yang berperan. Guru

harus membimbing terlebih dahulu hingga berulang kali.b. Guru meneliti kesulitan yang timbul dalam pentransferan pelajaran kepada

siswa.c. Respon yang benar harus diketahui siswa dan respon yang salah harus

diperbaiki. Jangan membiarkan siswa terbiasa dengan ungkapan yang salah.d. Memberikan waktu pada siswa untuk menyerap bahan pelajaran, mewarisi

latihari dan mengembangkan arti serta kontrol.e. Pen-drill-an pada langkah awal penekanannya pada ketepatan selanjutnya pada

kecepatan, dan pada akhimya siswa mampu berbahasa Arab dengan tepat sertacepat dalam merespon.

4. Masa pen-dri/l-an harus singkat, tetapi harus sering dilakukan.Dengan begitu siswa akan memperoleh materi yang sedikit tapi melekat

dan tidak membosankan.5. Pelaksanaan drill harus menarik dan menggembirakan.

Pen-A-j//-an dapat dilaksanakan dengan berbagai variasi. Semisaldidramatisasikan sehingga motivasi siswa berkreativitas.

6. Proses drill harus disesuaikan dengan perbedaan individual siswa.a. Tingkat kecakapan yang diterima antar siswa pada satu saat tidak periu sama.b. Pen-dSrt7/-an secara perorangan perlu untuk menambah pea-drill-an kelompok.

Teknik-teknik yang digunakan dalam pembelajaran keterampilan bahasahendaknya sesuai dengan metode yang dipilih. Sebab teknik-teknik pembelajaranadalah penerapan atau realisasi praktis dari metode. Dan metode merupakan pcmikirandan langkah-langkah pokok dalam approach pada batas pelaksanaan.

Adapun pelaksanaan praktis metode drill pembelajaran bahasa Arab padaketerampilan bahasa adalah sebagai berikut:

1. Pembelajaran Muhadasah (Berbicara)

a. Tujuan Pembelajaran Muhadasah

Page 10: PELAKSANAAN METODE DRILL (LATIHAN SIAP)

10 FIKRAH, Vol. 5, No.1, Januari-Juni 2006

1) menumbuhkan kemampuan pada keterampilan nwhadasah bagi siswasecara baik dan benar,

2) menumbuhkan kekayaan bahasa yang siswa miliki;3) siswa dapat memfungsikan pengetahuan bahasa mereka dari segi mufradat

dan susunan kalimat secara benar dan memicu mereka untuk maju dansanggup reproduksinya;

4) menumbuhkan kemampuan siswa dalam membuat/mencipta pada siluasidan kondisi yang diungkapkan dengan bahasa Arab.

5) Memicu siswa untuk selalu berlatih berbahasa Arab.6) Siswa mampu memahami setiap komunikasi dan terlatih berkomunikasi;7) Siswa termotivasi untuk berkomunikasi di depan teman-temannya dan

tidak takut salah dalam pengucapan. (Tho'imah, 1989: 165-166).b. Langkah-langkah Pembelajaran Muhadasdh

1) Pembelajaran muhadasah dengan teknik hiwar(a) siswa menyimak teks hiwar (tanpa melihat buku/buku ditutup);(b) siswa menyimak teks hiwar (melihat buku/buku dibuka);(c) siswa mengucapkan kalimat secara bemlang-ulang dan guru menjelas-

kan mufradat dan pola-pola kalimat;(d) Guru memberikan contoh-contoh;

2) Pembelajaran muhadasah dengan teknik teks berangkai(a) siswa menyimak teks (cerita pendek dengan satujudul);(b) menjawab pertanyaan yang dipersiapkan;(c) siswa mengucapkan kalimat secara berulang-ulang dan guru menjelas-

kan mufradat dan pola-pola kalimat;(d) diskusi antar siswa tentang teks yang dipelajari. (Tsauri, 2000: 1).

2. Pembelajaran 0/ro Wr (Membaca)

a. Tujuan Pembelajaran Qira'ah1) qira'ah merupakan keterampilan dasar pertama dari keterampilan dasar

yang tiga yaitu membaca, menulis, dan berhitung;

Page 11: PELAKSANAAN METODE DRILL (LATIHAN SIAP)

AHMAD MURADI Pelaksanaan Metode ... 11

2) pendidikan berlangsung terns menerus dan belajar sepanjang hayat. Olehkarenannya membaca merupakan kebutuhan pokok manusia baik secarakuantitas maupun kualitas pada aspek membaca;

3) membaca dengan pemahaman yang luas guna memperoleh infonnasi yangluas pula. Dengan keterampilan membaca yang dimiliki siswa memung-kinkan mereka mengkaji materi-materi berbahasa Arab;

4) dengan keterampilan membaca yang dimiliki siswa memungkinkan mere-ka mencapai tujuan-tujuan praktis belajar bahasa Arab. Seperti memahamibudaya, ekonomi, politik dan lain sebagainya;

5) dengan keterampilan membaca yang dimiliki siswa memungkinkan mere-ka buku-buku fiksi untuk kesenangan dan santai. Dan lain sebagainya.(Tho'imah, 1989: 176)

b. Langkah-langkah Pembelajaran qira 'ah1) Membaca Intensif

(a) membaca diam;(b) menjawab pertanyaan-pertanyaan;(c) membaca keras kalimat perkalimat;(d) latihan membaca pennufradat. perkalimat, pernngkapan;(e) memperbaiki dan memperindah teks secara lisan;(f) diskusi antar siswa mengenai teks yang dipelajari.

2) Membaca Ekstensif(a) membaca teks yang panjang;(b) menjawab pertanyaan-pertanyaan. (Tsauri, 2000: 1-2).

3. Pembelajaran Kitabah (Menulis)

a. Tujuan Pembelajaran Kitabah (Menulis)1) memotivasi siswa untuk menulis bentuk lambang-lambang bahasa serta

menimbulkan rasa percaya dan menghilangkan ketegangan;2) dalam pembelajarannya didukung dengan teknik penuturan huruf, kata dan

kalimat. Sehingga siswa dapat menirukannya dan menulis dengan apayang mereka dengar;

Page 12: PELAKSANAAN METODE DRILL (LATIHAN SIAP)

12 FIKRAH. Vol. 5, No.1, Januari-Juni 2006

3) siswa terlatih dan sudah mengenal pengucapan kata-kata. Sebab menulismempakan aktivitas menyeluruh dalam penguasaan keterampilan bahasasehingga siswa dapat membedakan bunyi lambang yang didengamya.

4) memungkinkan guru untuk mengembangkan materi pembelajaran setelahsiswa mampu menguasai materi sebelumnya. (Rusyadi Ahmad Tho'imah,1989: 187-188)

b. Langkah-langkah Pembetajaran Kitabah (Menulis)1) menulis beihans/berharakat;2) menulis terarah (miwaj[/ahah);3) menulis bebas (hurr). (Tsauri, 2000: 2).

D. PenutupKemampuan guru dalam pengajaran bahasa Arab sangat penting khususnya

penguasaan terhadap mateode-metode pembelajarannya. Sehingga tujuan yang diha-rapkan bisa tercapai.

Salah satu metode yang sering dipergunakan dalam pembelajaran bahasa Arabbagi pemula adalah metode drill (latihan siap). Metode drill (latihan siap) adalah suatucara menyajikan bahan pelajaran denganjalan melatih siswa agar menguasai pelajarandan terampii.

Di sinilah usaha sadar bagi guru untuk sclalu memperkaya dan mengembang-kan diri terhadap penguasaan metode dan teknik pembelajaran.

Dengan pemahaman yang benar terhadap bahasa akan memungkin guru tepatdalam memilih metode yang akan dipergunakan. Tentunya dengan memperhatikankemampuan siswa terhadap bahasa tersebut. Sehingga tercipta motivasi yang kuat,proses belajar mengajar yang harmonis dan tercapai tujuan yang diharapkan.

DAFTARRUJUKAN

Al-Ghalayaini, Mushtafa. (1997). Jami'ud'Durus al-Arabiyyah. Beirut: Al-Ashriyah.

Asadullah. (1995). Metodik Khustis Pengajaran Bahasa Arab /, Mataram: Fak.Tarbiyah IAIN Sunan Ampel.

Page 13: PELAKSANAAN METODE DRILL (LATIHAN SIAP)

AHMAD MURADI, Pelaksanaan Metode ... 13

Badri. (tt.). Kamal dan Shah'h Muhammad Nashir. Usus Ta'Um al-hgah al-Ajna-biyyah. Jakarta: LIPIA.

Dahlan, Juwairiyah. (1992). Metode Belajar Mengajar Bahasa Arab. Surabaya: al-Ikhlas.

Ibrahim Badri, Kamat. (t.t.). Thuruq Ta 'Urn al-logah al-Ajnabiyyah, Fi al-Thuruq al-'Aammah Fi Tadris al-logah. Jakarta: LIPIA.

Muhaimin dan Abdul Mujib. (1993). Pemiksran Pendidikan Islam. Bandung: TrigendaKaiya.

Pasaribu, IL dan B. Simandjuntak. (1986). Didaktikdan Metodik. Bandung: Tarsito.

Roestiyah NK. (1985). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Bina Aksara-

Shalahuddin, Mahfud. (1987). Metodohgi Pengajaran Agama. Surabaya: Bina Ilmu.

Sumardi, Muljanto. (1974). Pengajaran Bahasa Asing Sebuah Tinjauan dari SegiMetodohgi., Jakarta: Bulan Bintang.

Team Kurikulum Didaktik Metodik kurikulum IKIP Surabaya. (1981). PengantarDidaktikMetodikkurikulwnPBM. Surabaya: IKIP.

Tho'imah, Rusyadi Ahmad. (1989). Ta'lim al-Arabsyyah Li Ghoiri al-Nathiqsn BinaManahijah wa Asalibah. tanpa kota penertbit: aI-Ribath Isesco.

Tsauri^ Ali. Asalib Tadris Maharah al-Logawiyyah, makalah dibacakan dalam SeminarMeningkatkan Kualitas dan Menyamakan Metodik Didaktik Pengajaran diLPBA Surabaya pada tanggal 7-8 Oktober 2000.

Yusuf, Tayar dan Syaifiil Anwar. (1997). Metode Pengajaran Agama dan BahasaArab. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Zuhairini, dkk. (1983). Metodik Khusus Pendidikan Agama. Suarabaya: UsahaNasional.