pelaksanaan

6
2.9.4 PELAKSANAAN Implementasi atau pelaksanaan merupakan langkah ke empat dari proses keperawatan dan merupakan wujud nyata dari rencana keperawatan yang bertujuan memenuhi kebutuhan pasien akan keperawatan dengan melaksanakan kegiatan – kegiatan sesuai dengan alternative tindakan yang telah direncanakan. Pelaksanaan keperawatan sebagai data untuk rencana keperawatan. 2.9.5 EVALUASI Evaluasi merupakan langkah terakhir dalam keperawatan untuk menilai pencapaian tujuan. Berdasarkan analisis, jika tujuan belum tercapai maka dilakuakn perencanaan selanjutnya. 34

Upload: nurulhistiqomah

Post on 11-Nov-2015

215 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

2.9.4 PELAKSANAANImplementasi atau pelaksanaan merupakan langkah ke empat dari proses keperawatan dan merupakan wujud nyata dari rencana keperawatan yang bertujuan memenuhi kebutuhan pasien akan keperawatan dengan melaksanakan kegiatan kegiatan sesuai dengan alternative tindakan yang telah direncanakan. Pelaksanaan keperawatan sebagai data untuk rencana keperawatan.2.9.5 EVALUASIEvaluasi merupakan langkah terakhir dalam keperawatan untuk menilai pencapaian tujuan. Berdasarkan analisis, jika tujuan belum tercapai maka dilakuakn perencanaan selanjutnya.BAB IIIPENUTUP

3.1 SIMPULANKistoma ovarii merupakan suatu tumor, baik yang kecil maupun yang besar, kistik atau padat, jinak atau ganas. Dalam kehamilan, tumor ovarium yang dijumpai yang paling sering ialah kista dermoid, kista coklat atau kista lutein. Tumor ovarium yang cukup besar dapat menyebabkan kelainan letak janin dalam rahim atau dapat menghalang-halangi masuknya kepala ke dalam panggul.Fungsi ovarium yang normal tergantung pada sejumlah hormon, dan kegagalan salah satu pembentukan hormon dapat mempengaruhi fungsi ovarium tersebut. Ovarium tidak akan berfungsi secara normal jika tubuh wanita tidak menghasilkan hormon hipofisa dalam jumlah yang tepat. Fungsi ovarium yang abnormal dapat menyebabkan penimbunan folikel yang terbentuk secara tidak sempurna didalam ovarium. Folikel tersebut gagal mengalami pematangan, gagal berinvolusi, gagal mereabsorbsi cairan dan gagal melepaskan sel telur, sehingga menyebabkan folikel tersebut menjadi kista.Tanda tanda yang paling sering diderita pasien adalah nyeri. Klasifikasi kista ovarium

dibagi atas 2 yaitu Kista Ovarium Non Neoplastik (Fungsional) dan Kista Ovarium Plastik (Abnormal). Pemeriksaan kista ovarium dapat dilakukan dengan Laparaskopi, Ultrasonografi, Foto Rontgen, Pap smear. Dan terdapat 2 penatalaksanaan yaitu medis dan keperawatan. Penatalaksaan medis dibagi menjadi Bedah dan KB. Sedangkan, keperawatan dibagi menjadi Menejement Nyeri dan Perawatan Post Operasi.Pada pasien kistoma ovarium, tumor paling banyak pada wanita usia 20 40 th. Tumor ini terjadi pada awal menstruasi sampai menopaouse. Pada umumnya yang sering dirasakan penderita kista ovarium adalah nyeri, yaitu nyeri saat menstruasi, nyeri di perut bagian bawah, nyeri saat berhubungan seksual, nyeri saat berkemih atau BAB, terasa ada massa di daerah abdomen, menstruasi yang tidak berhenti-henti. Menstruasi di usia dini (11 tahun atau lebih muda), menstruasi yang datang terlambat disertai dengan nyeri, menstruasi yang kadang memanjang dan memendek. Pasien kistoma ovarium akan mengalami kelemahan dan keletihan sehingga membatasi aktivitas latihan pasien. Selain itu factor yang dapat mempengaruhi timbulnya kistoma ovarium salah satunya yaitu kurangnya olahraga. Diagnosa yang dapat muncul :Pre Operasi 1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologi

2. Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan

3. Hambatan mobilisasi fisik berhubungan dengan kelemahan fisik

4. Gangguan eliminasi urine (retensio) berhubungan dengan penekanan oleh massa jaringan neoplasma pada daerah sekitarnya, gangguan sensorik/motorik.

5. Resiko tinggi kekurangan cairan tubuh berhubungan dengan perdarahan pervaginam berlebihan.

6. Ganguan konsep diri berhubungan dengan kekawatiran tentang ketidakmampuan memiliki anak, perubahan dalam masalah kewanitaan, akibat pada hubungan seksual.Post Operasi

1. Kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan faktor mekanik

2. Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri fisik

3. Resiko infeksi berhubungan dengan tindakan invasif dan pembedahan

4. Deficit perawatan diri berhubungan dengan imobilitas (nyeri paska pembedahan)3.2 SARANSebagai seorang perawat kita harus mengetahui penatalaksanaan untuk pasien kista ovarium agar dalam melaksanakan asuhan keperawatan dapat maksimal. Selain sebagai caregiver, peran kita sebagai perawat adalah educator dengan cara memberikan penyuluhan kepada masyarakat atau orang sekitar agar masyarakat memiliki pandangan atau pengetahuan untuk mencegah atau menangani penyakit ini dengan benar.Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca khususnya perawat untuk meningkatkan pengetahuan dan kinerja perawat dalam pelayananDAFTAR PUSTAKABobak, Lowdermilk, & Jensen. (2004). Buku Ajar Keperawatan Maternitas, alih bahasa Maria A. Wijayarini, Peter I. Anugrah (Edisi 4). Jakarta: EGC.

Heardman. (2011). Diagnosa Keperawatan. Jakarta. EGC.

Hefner, Linda J. & Danny J.Schust. (2008). At a Glance Sistem Reproduksi Edisi II. Jakarta : EMS, Erlangga Medical Series.Johnson, Meridian Maas, & Sue Moorhead. (2000). Nursing Outcame Clasification. Mosby. Philadelphia.

Mansjoer, Arif. (2002). Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius.McCloskey & Gloria M Bulechek. (1996). Nursing Intervention Clasification. Mosby. USA.

Sjamjuhidayat & Wim de Jong. 2005. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 2. Jakarta : EGC.Smelzer & Bare. (2002). Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC.

Williams, Rayburn F. (2005). Obstetri dan Ginekologi. Jakarta: Widya medika.

Winkjosastro, Hanifa, (2005), Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka34