pelajaran sekolah sabat ke-8 triwulan 1 2015
TRANSCRIPT
Kesamaan derajat manusia (Amsal 20:9, 12)
Tekun/setia (Amsal 20:6)
Menantikan TUHAN (Amsal 20:17, 20-22; 21:5-6)
Belas kasihan(Amsal 21:13; 22:16)
Pendidikan yang benar (Amsal 22:6, 8,15)
Kata-kata Hikmat dalam
Amsal 20, 21 and 22:1-16
menetapkan
pedoman/dasar yang harus
menuntun kehidupan
sehari-hari kita.
Mengapa semua
umat manusia harus
dipandang setara
dalam derajatnya?
Amsal 20:12 Telinga
yang mendengar dan
mata yang melihat,
kedua-duanya dibuat
oleh TUHAN.
“Semua manusia
diciptakan setara.” (Thomas
Jefferson, U.S. Declaration of
Independence,
July 4 1776).
Mungkin ada perbedaan
dalam ras, atau budaya,
namun kita semua setara
karena kita diciptakan
oleh ALLAH Yang Satu.
(Kisah 17:26).
Apakah kita
setara dalam
setiap aspek
dalam diri
kita?
Amsal 20:9 Siapakah dapat berkata: "Aku telah membersihkan hatiku, aku tahir dari pada dosaku?"
Kita semua terinfeksi oleh
penyakit rohani yang disebut
“DOSA”(Romans 3:23)
Kita semua sama karena kita
semua membutuhkan Jurus’lamat
untuk menebus kita dari dosa.
Yang membuat kita berbeda adalah: hanya mereka
yang menerima YESUS lah yang akan diciptakan
kembali untuk hidup selama-lamanya (2Co. 5:17)
Amsal 20:6 Banyak orang menyebut diri baik hati, tetapi
orang yang setia, siapakah menemukannya?
Bukanlah satu perbuatan yang baik atau satu
pengorbanan yang sensasional yang akan
menunjukkan tingginya kualitas kita dalam
bermasyarakat, namun adalah melalui
perbuatan-perbuatan yang kecil sekalipun
namun terus menerus dan
berkesinambungan yang kita lakukan hari
demi hari, dengan sabar dan pasti.
Haruskah saya
mengumumkan kepada
orang bahwa saya adalah
orang yang baik? Justru sebaliknya! “Amsal
27:2 Biarlah orang lain memuji engkau dan
bukan mulutmu, orang yang tidak kaukenal
dan bukan bibirmu sendiri.”
“Adalah melalui hal-hal yang kecil (sering kita
anggap remeh) dalam kehidupanlah yang
menumbuhkan kerohanian pria dan wanita dan
menentukan sifat-sifat mereka. Hal-hal kecil ini
tidak boleh diacuhkan agar kita dapat
dipersiapkan untuk bertahan dalam ujian-ujian
yang berat yang akan datang.” E.G.W. (This day with God, May 15)
Amsal 20:17 Roti hasil tipuan
sedap rasanya, tetapi
kemudian mulutnya penuh
dengan kerikil.Masyarakat saat ini kadang-
kadang menganggap bahwa
melanggar hukum Allah untuk
mendapatkan sesuatu yang
kita inginkan mungkin
menguntungkan. Ini mungkin
tampak seperti itu jika kita
hanya memikirkannya untuk
kehidupan sekarang yang
singkat ini.
Tetapi jika kita merindukan kehidupan yang kekal, kita sepenuhnya
harus percaya kepada Tuhan. Kita harus taat kepada-Nya dan
menunggu. Letakkanlah hal-hal yang kita tidak bisa pikul ke dalam
tangan-Nya. Kita dapat menemukan dua contoh dalam ayat 20-22.
Amsal 20:20,21 Siapa mengutuki
ayah atau ibunya, pelitanya akan
padam pada waktu gelap. Milik
yang diperoleh dengan cepat pada
mulanya, akhirnya tidak diberkati.
Apakah anda sedang menantikan
orangtua anda yang kaya sehingga
akhirnya anda akan mendapatkan
warisan darinya? Itu hanyalah
sebuah contoh. Salomo
menghendaki agar kita berpikir
tentang kebodohan dalam
mencoba mendapatkan harta
benda dengan cara yang curang.
ALLAH tidak dapat memberkati
itu semua. Percaya kepada
TUHAN, percaya bahwa Ia akan
selalu memberikan apa yang kita
butuhkan pada waktunya.
WARISANAmsal 20:22 Janganlah
engkau berkata: "Aku
akan membalas
kejahatan," nantikanlah
TUHAN, Ia akan
menyelamatkan engkau.
Mari kita memercayai Tuhan jika kita
melakukan kesalahan karena kita layak
mendapatkan keadilan. Dia akan
membalaskan untuk kita.
Kita diperintahkan untuk mengampuni
Ketika kita percaya kepada TUHAN, kita
diperintahkan untuk mengampuni sesama
kita. Dengan cara itulah, “menimbun bara
api di atas kepalanya,.” (Amsal 25:22).
Semoga kita dapat membawakan
keselamatan kepada orang tersebut;
mengalahkan kejahatan dengan kebaikan
(Roma 12:21).
PEMBALASAN
Amsal 21:13 Siapa menutup telinganya bagi
jeritan orang lemah, tidak akan menerima
jawaban, kalau ia sendiri berseru-seru.
Amsal 22:16 Orang yang menindas orang lemah
untuk menguntungkan diri atau memberi hadiah
kepada orang kaya, hanya merugikan diri saja.
1. Karena ALLAH. Karena ALLAH menerima setiap
tindakan kebaikan yang kita berikan kepada orang
yang miskin seperti kita telah melakukan hal itu
kepada-Nya. (Amsal 19:17; Mt. 25:35-40).
Karakter kita ditunjukkan melalui belas kasihan yang kita
nyatakan dalam hubungan sosial kita (Lukas10:26-37)
2. Karena orang miskin. Karena orang miskin maupun orang kaya, sama-
sama diciptakan oleh TUHAN (Amsal 22:2). Oleh karena itulah, orang
miskin layak mendapatkan kasih sayang dan perhatian yang
didapatkan oleh orang kaya (Bahkan mereka lebih membutuhkannya.)
Mengapa kita harus berbelas kasih?
Amsal 22:6 Didiklah orang muda menurut jalan
yang patut baginya, maka pada masa tuanya pun
ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu.
“Dengan cara Anda menghadapi dengan anak-
anak kecil dengan kasih karunia Kristus anda
dapat membentuk karakter mereka untuk
kehidupan yang kekal.” (E.G.W., The Adventist
Home, sec. 12, cp. 52, pg. 305)
Amsal 22:8 Orang yang menabur kecurangan
akan menuai bencana, dan tongkat amarahnya
akan habis binasa.
Kita harus menyadari warisan yang kita berikan kepada anak-anak kita.
Hal tersebut harus senantiasa kita renungkan dan pikirkan.
Salomo membandingkan pendidikan dengan menabur benih. Benih
apapun yang kita tabur kepada anak-anak kita, teman-teman dan
tetangga kita, cepat atau lambat akan kita tuai hasilnya.
“Sebagaimana benih yang ditabur menghasilkan
sebuah panen, panennya akan berlipat ganda.
Dalam hubungan sosial kita dengan sesama kita,
hukum ini tetap berlaku. Setiap tindakan, setiap
kata-kata adalah sebuah benih yang akan
menghasilkan buah. Setiap kebajikan, penurutan,
penyangkalan diri akan berkembang lebih banyak
dalam diri orang lain. Demikianlah, menaburkan
kebaikan dan kejahatan berlangsung untuk masa
sekarang ini dan masa yang kekal.”
E.G.W. (Christ’s Object Lessons, cp.6, pg. 85)