pelabelan organik.pdf
DESCRIPTION
Label OrganikTRANSCRIPT
PEDOMAN PELABELAN PRODUK PANGAN ORGANIK
PEDOMAN PELABELANPRODUK PANGAN ORGANIK
OTORITAS KOMPETEN PANGAN ORGANIKDEPARTEMEN PERTANIAN
2008
PEDOMAN PELABELAN PRODUK PANGAN ORGANIK
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karuniaNya
sehingga Pedoman Pelabelan Produk Organik telah selesai disusun.
Pedoman ini disusun sebagai acuan bagi Lembaga Sertifikasi Pangan
Organik maupun operator dalam mencantumkan label pangan organik pada
kemasan dan atau produk organik di Indonesia.
Ucapan terima kasih disampaikan kepada berbagai pihak yang terlibat
langsung maupun tidak langsung dalam penyusunan pedoman ini. Kami
menyadari bahwa Pedoman ini masih belum sempurna, untuk itu saran positif
yang konstruktif sangat diharapkan. Semoga Pedoman ini bermanfaat.
Jakarta, September 2008Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran
Hasil Pertanian selakuKetua Otoritas Kompeten Pangan Organik
Dr. Ir. Zaenal Bachruddin, MSc.
i
PEDOMAN PELABELAN PRODUK PANGAN ORGANIK
DAFTAR ISI
Kata Pengantar .................................................................... i
Daftar Isi .................................................................... ii
1. Ruang Lingkup ................................. 1
2. Istilah dan Definisi ........................... 1
3. Acuan .............................................. .............................. 2
4. Tata Cara Pelabelan Produk Organik ............................... 2
4.1 Persyaratan .............................. 3
4.2 Pelarangan ............................ 3
5. Penerbitan Label ............................. 7
ii
PEDOMAN PELABELAN PRODUK PANGAN ORGANIK
1. Ruang Lingkup
1.1 Ruang lingkup pedoman ini meliputi istilah dan definisi, tata cara
pelabelan produk organik, penerbitan label;
1.2 Pedoman ini memuat ketentuan mengenai pelabelan produk organik
untuk digunakan oleh operator pada produk dan kemasan yang telah
dinyatakan memenuhi standar yang berlaku secara konsisten;
1.3 Pedoman ini sebagai acuan bagi operator, lembaga sertifikasi pangan
organik (selanjutnya dalam pedoman ini disingkat LSPO), instansi pengawas
dalam melakukan pelabelan produk pangan organik yang meliputi:
Tanaman segar dan produk tanaman
Ternak dan produk peternakan
Produk olahan tanaman dan ternak
Input sistem pertanian organik dan pangan organik
2. Istilah dan Definisi
2.1 Operatororang dan atau badan usaha yang memproduksi, menyiapkan atau
memasukan pangan ke wilayah Indonesia (mengimpor), untuk tujuan
pemasaran produk organik atau mereka yang memasarkan produk
tersebut;
2.2. Lembaga Sertifikasi Pangan Organiklembaga yang bertanggung jawab untuk melakukan sertifikasi bahwa
produk yang dijual atau dilabel sebagai "organik" diproduksi, diolah,
disiapkan, ditangani dan diimpor sesuai dengan SNI 01-6729-2002;
2.3 Auditpemeriksaan yang independen secara sistematis maupun fungsional
untuk menetapkan apakah suatu kegiatan dan hasilnya sesuai dengan
tujuan yang telah direncanakan;
2.4 Inspeksipemeriksaan pangan atau sistem pengawasan pangan, bahan baku,
pengolahan dan distribusinya, termasuk pengujian dalam proses
maupun produk akhirnya untuk memverifikasi bahwa pangan atau
PEDOMAN PELABELAN PRODUK PANGAN ORGANIK
sistem tersebut telah sesuai dengan persyaratan. Untuk pangan
organik, inspeksi termasuk pemeriksaan sistem produksi dan
pengolahannya;
2.5 Otoritas Kompeten Pangan Organik adalah institusi pemerintah yang
bertanggungjawab melaksanakan tugas merumuskan kebijakan
peraturan, pengawasan dan pembinaan sistem pangan organik;
merancang dan menformulasikan sistem dan acuan untuk dijadikan
persyaratan wajib dalam pendirian lembaga sertifikasi organik;
melakukan verifikasi terhadap lembaga sertifikasi dan/atau badan usaha
yang menerapkan sistem jaminan mutu pertanian organik dalam program
sertifikasi yang selanjutnya disebut OKPO;
2.6 Pelabelanpencantuman/pemasangan segala bentuk tulisan, cetakan atau gambar
berisi keterangan/identitas produk tersebut yang tertera pada label yang
menyertai produk pangan atau dipajang dekat dengan produk pangan,
termasuk yang digunakan untuk tujuan promosi penjualan.
3 Acuan
3.1 SNI 01-6729-2002: Sistem Pangan Organik;
3.2 Pedoman KAN 901 : 2006 Persyaratan Umum Lembaga Sertifikasi
Organik
3.3 Pedoman-Pedoman Otoritas Kompeten Pangan Organik Departemen
Pertanian, 2007.
4. Tata Cara Pelabelan Produk Organik
4.1 Persyaratan
4.1.1 Pangan yang dapat dilabel organik adalah pangan yang telah
memenuhi persyaratan sebagai pangan organik dan dibuktikan dengan
sertifikat organik;
4.1.2 Sertifikat sebagaimana dimaksud pada nomor 4.1.1 diterbitkan oleh
LSPO yang telah terakreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional;
4.1.3 Produk organik yang mengalami proses pengemasan ulang atau
PEDOMAN PELABELAN PRODUK PANGAN ORGANIK
pengolahan lebih lanjut tidak diperbolehkan dilabel organik sebelum dilakukan
sertifikasi ulang;
4.1.4 Pada label produk organik dapat dicantumkan tulisan organik dan logo
organik;
4.1.5 Tulisan sebagaimana dimaksud pada nomor 4.1.4 dicantumkan setelah
penulisan nama jenis produk;
4.1.6 Tulisan organik sebagaimana dimaksud pada nomor 4.1.5 harus
proporsional dan tidak boleh lebih besar dari nama jenis produk
4.1.7 Logo sebagaimana dimaksud pada nomor 4.1.4 adalah sebagai berikut
a. Bentuk, Warna dan Ukuran Logo Produk Organik
Bentuk logo produk organik dinyatakan dengan gambar “lingkaran”, yang
terdiri dari dua bagian bertuliskan “Organik Indonesia” disertai satugambar daun didalamnya yang menempel pada huruf “G” berbentukbintil akar.
b. Makna
Identitas Nasional:
Bintil akar jumlah lima, dasar 5 sila pancasila
Warna merah dan putih lambang bendera Indonesia
Sistem pangan organik :
Hijau : 40 – Merah :100- kuning : 100 – Hitam :10
Hijau : 100 – Merah :0- kuning : 100– Hitam :0
PEDOMAN PELABELAN PRODUK PANGAN ORGANIK
Lingkaran menggambarkan sistem pangan organik yang
berkesinambungan
Dua warna dominan bermakna bahwa organik adalah hemat
Gambar/warna:
Menggambarkan keharmonisan
Mewakili semua sektor produk organik
Hijau menggambarkan ramah lingkungan, subur dan lestari
Tampilan keseluruhan label:
Sederhana, jelas dan mudah diingat
c. Warna
Uraian Hijau Merah Kuning Hitam
Tulisan ”organik” 40 % 100 % 100 % 10 %
Bagian bawah dasar, Daun 100 % 0 100 % 0
d. Ukuran (perbandingan)
a b c d e f
= b = a 85 mm = f 11 mm = d
85 mm (c)
100 mm (b)
18 mm ( f)
100. mm (a)
18 mm (d)
11 mm (e)
4.1.8 Untuk kemasan kecil logo sebagaimana dimaksud pada nomor 4.1.6.
harus proporsional untuk ukuran kemasan tersebut;
4.1.9 Pada label produk organik dicantumkan nomer registrasi lembaga
sertifikasi pangan organik yang mengeluarkan sertifikat untuk produk organik
tersebut;
4.1.10 Nomor registrasi sebagaimana dimaksud pada nomor 4.1.9.
dicantumkan berdekatan dengan logo organik;
Contoh:
4.1.11 Pencantuman label sebagaimana dimaksud pada nomor 4.1.4
dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak mudah lepas dari kemasannya,
tidak mudah luntur atau rusak serta terletak pada bagian utama label;
4.1.12 Bagian utama label sebagaimana dimaksud pada nomor 4.1.11 harus
ditempatkan pada sisi kemasan pangan yang paling mudah dilihat, diamati
dan atau dibaca oleh masyarakat pada umumnya;
4.1.13 Keterangan dan atau pernyataan tentang pangan dalam label harus
benar dan tidak menyesatkan, baik mengenai tulisan, gambar, atau bentuk
apapun lainnya;
4.1.14 Keterangan tentang organik dapat dicantumkan:
Pada Produk/komoditas secara langsung
Pada kemasan produk
4.1.15 Selain aturan yang ditetapkan dalam pedoman ini, ketentuan tentang
pelabelan lain harus mengacu pada peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
Maduku ®
Madu Organik
No. Reg. xxx
4.2 Larangan4.2.1 Operator dilarang memberikan keterangan atau pernyataan tentang
pangan yang diperdagangkan melalui, dalam, dan atau dengan label apabila
keterangan atau pernyataan tersebut tidak benar dan atau menyesatkan;
4.2.2 Pencantuman pernyataan tentang manfaat pangan bagi kesehatan
dalam label hanya dapat dilakukan apabila didukung oleh fakta ilmiah yang
dapat dipertanggung jawabkan.
5. Penerbitan Label
4.1 Komite Akreditasi Nasional berhak memberikan hak penerbitan label
pangan organik kepada LSPO yang telah memperoleh akreditasi;
4.2 LSPO berhak menghentikan pencantuman penggunaan label untuk
sementara oleh operator yang tersertifikasi, apabila operator melanggar
ketentuan dalam pedoman ini;
4.3 Label pangan organik dapat dicantumkan kembali oleh operator melalui
LSPO yang memberikan sertifikat, apabila operator telah melakukan
perbaikan atas ketidaksesuaian/pelanggaran yang dilakukan;
4.4 Selama sertifikat ditangguhkan, maka LSPO berkewajiban untuk
menghentikan penggunaan label organik secepatnya serta melarang
pencantuman label pangan organik pada produk/kemasan. Produk yang
beredar dinyatakan sebagai produk yang berasal dari pertanian konvensional
TIM PENYUSUN
Pengarah : Dr. Ir. I Nyoman Oka Tridjaja, M.Appl,Sc
Tim Penyusun : 1. Mulyadi Benteng, Dpl.K2. Ir. Andjar Rochani, MM3. Ananto Kusuma Seta, M.Sc, P.hd4. Dr. Purbo Winarno5. M. Heru Riza Chakim, MM6. Dr. Ahmad Sulaiman7. M. Syarip Lambaga8. Desy Rastawaty,S.Si.,Apt.9. Yusra Egayanti,S.Si.,Apt.11 Ir. Sri Setyati14. Ir. Mahpudin, MM19. Ir. Sri Purwanti, MS20. Ir. Supriyadi, MM
21. Ir. Ita Munardini, MP22. Sereida Juliaty, SPt23. Agus Hartanto, SP24. Apritasari Meliala, S.Sos25. Vera Ramashinta, SP