pdf joiner

173
“ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. E DENGAN KEHAMILAN RESIKO TINGGI USIA KURANG DARI 20 TAHUN G1P0A0 PADA NY. C DI DESA NYALINDUNG RT 02/ RW 06 KECAMATAN CIMALAKA KABUPATEN SUMEDANG TANGGAL 18 S/D 23 JUNI 2015” STUDI KASUS Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan Pendidikan Program Diploma III Keperawatan Disusun Oleh : DESSI NURMASARI NIM. 12.045 PEMERINTAH KABUPATEN SUMEDANG AKADEMI KEPERAWATAN 2015

Upload: nugraha-fauzi

Post on 15-Dec-2015

32 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

PDF Joiner

TRANSCRIPT

Page 1: PDF Joiner

“ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. E DENGAN KEHAMILAN

RESIKO TINGGI USIA KURANG DARI 20 TAHUN G1P0A0 PADA NY. C

DI DESA NYALINDUNG RT 02/ RW 06 KECAMATAN CIMALAKA

KABUPATEN SUMEDANG

TANGGAL 18 S/D 23 JUNI 2015”

STUDI KASUS

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan

Pendidikan Program Diploma III Keperawatan

Disusun Oleh :

DESSI NURMASARI

NIM. 12.045

PEMERINTAH KABUPATEN SUMEDANG

AKADEMI KEPERAWATAN

2015

Page 2: PDF Joiner
Page 3: PDF Joiner

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

Diterima dan disetujui untuk dipertahankan pada Ujian Karya Tulis Ilmiah yang

berjudul :

“ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. E DENGAN KEHAMILAN

RESIKO TINGGI USIA KURANG DARI 20 TAHUN G1P0A0 PADA NY. C

DI DESA NYALINDUNG RT 02/ RW 06 KECAMATAN CIMALAKA

KABUPATEN SUMEDANG

TANGGAL 18 S/D 23 JUNI 2015”

Telah diperiksa dan disetujui untuk di pertahankan pada sidang akhir

Karya Tulis Ilmiah

Menyetujui

Sumedang, 27 Juli 2015

Pembimbing,

Burdahyat, SKM., M.Kep.

NIP. 19520501 198105 1 001

Page 4: PDF Joiner

LEMBAR PENGESAHAN

Telah dipertahankan di depan tim penguji Ujian Sidang Karya Tulis Ilmiah

Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Sumedang

Pada Tanggal, 05 Agustus 2015

Tim Penguji,

Pembimbing

:

Burdahyat, SKM., M.Kep.

Tanda Tangan

(……………………)

Penguji I : H. Dadang Rukmawan, Drs., M.Kes.

(……………………)

Penguji II : Lia Marlia, AMK.

(……………………)

Mengesahkan,

Direktur Akademi Keperawatan

Pemerintahan Kabupaten Sumedang

H. Dadang Rukmawan, Drs, M.Kes

NIP. 19630301 198302 1 002

Page 5: PDF Joiner

PERSEMBAHAN

Dan Kami Perintahkan Kepada Manusia

(Agar Berbuat Baik) Kepada Kedua Orang Tuanya.

Ibunya Telah Mengandungnya Dalam Keadaan Lemah

Yang Bertambah-Tambah Dan Menyapihnya

Dalam Usia 2 Tahun. Bersyukurlah Kepada-Ku

Dan Kepada Kedua Orang Tuamu.

(Qs. Luqman : 14)

“Dengan Ilmu, Kehidupan Menjadi Mudah, Dan

Dengan Agama, Kehidupan Menjadi Terarah Dan

Bermakna”.

(H.A. Mukti A)

Karya tulis ini ku persembahkan

Untuk Papah dan Mamah

Tercinta

Page 6: PDF Joiner

RIWAYAT HIDUP

Nama : DESSI NURMASARI

Tempat, Tanggal Lahir : Sumedang, 18 Desember 1993

Anak ke : 1 dari 2 bersaudara

Nama Orang Tua : a. Ayah : Rodikin

b. Ibu : Heriyani,S.Pd

Alamat : Dsn. Cilangah RT 01/RW 01 Desa. Cipancar

Kecamatan. Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang

RIWAYAT PENDIDIKAN

1. TK AL- ISTIQOMAH : Tahun 1996 – 2000

2. SDN CIPANCAR : Tahun 2000 – 2006

3. SMPN 2 SUMEDANG : Tahun 2006 – 2009

4. SMAN 3 SUMEDANG Tahun 2009 - 2012

5. AKPER Pemerintah Kab. Sumedang : Tahun 2012 – 2015

Page 7: PDF Joiner

AKADEMI KEPERAWATAN

PEMERINTAH KABUPATEN SUMEDANG

SUMEDANG, JULI 2015

DESSI NURMASARI : 12.045

JUDUL : ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. E DENGAN

KEHAMILAN RESIKO TINGGI USIA KURANG DARI 20

TAHUN G1P0A0 PADA NY. C DI DESA NYALINDUNG RT. 02/

RW 06 KECAMATAN CIMALAKA KABUPATEN

SUMEDANG TANGGAL 18 S.D 23 JUNI 2015

ABSTRAK

IV Bab, 130 Halaman, 6 Lampiran, 9 Tabel, 2 Gambar

Karya tulis ini dilatarbelakangi oleh tingginya angka kematian ibu khususnya di

Indonesia yaitu sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup. Kehamilan resiko tinggi

adalah kehamilan yang akan menyebabkan terjadinya bahaya dan komplikasi yang

lebih besar, baik terhadap ibu maupun terhadap janin yang dikandungnya selama

masa kehamilan, melahirkan ataupun nifas normal. Penyebab terbesar kematian

ibu adalah perdarahan, eklamsi, infeksi dan lainnya. Tujuan studi kasus ini adalah

untuk mendapatkan gambaran dalam melaksanakan asuhan keperawatan keluarga

secara komprehensif dengan pendekatan proses keperawatan, adapun metode yang

digunakan adalah metode deskriftif dan teknik pengumpulan data meliputi

wawancara, pemeriksaan fisik, observasi, studi dokumentasi, dan studi

kepustakaan. Masalah yang ditemukan pada keluarga Tn. E adalah gangguan

pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan dan resiko terjadinya

penyulit persalinan. Perencanaan tindakan yang dibuat bersama keluarga untuk

memecahkan masalah kesehatan dan keperawatan yang telah diidentifikasi yaitu

berikan penyuluhan tentang nutrisi ibu hamil dan masalah tentang ibu hamil

dengan resiko tinggi. Implementasi yang dilakukan sesuai dengan rencana

keperawatan yang dibuat, yang tidak diikuti oleh semua anggota keluarga, tetapi

pelaksanaan berjalan dengan lancar. Evaluasi dilakukan selama 3 hari, dari 2

diagnosa keperawatan yang telah di lakukan tindakan keperawatan, masih ada

yang belum teratasi sebagian, yaitu masalah penjelasan ibu hamil dengan resiko

tinggi karena Ny. C ketika di evaluasi, klien lupa sebagian tentang masalah

penjelasan ibu hamil dengan resiko tinggi yang sudah di berikan penyuluhan.

Daftar pustaka :18 buah (1998 - 2015)

Page 8: PDF Joiner

i

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr. wb

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena

dengan rahmat, hidayah, dan ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan

karya tulis ilmiah yang berjudul “ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

TN. E DENGAN KEHAMILAN RESIKO TINGGI USIA KURANG DARI

20 TAHUN G1P0A0 PADA NY. C DI DESA NYALINDUNG RT. 02/ RW 06

KECAMATAN CIMALAKA KABUPATEN SUMEDANG TANGGAL 18

S.D 23 JUNI 2015”.

Karya tulis ini disusun dalam bentuk studi kasus, yang diajukan untuk

memenuhi salah satu syarat bagi setiap mahasiswa program Diploma III

Keperawatan untuk menyelesaikan pendidikan di Akademi Keperawatan

Pemerintah Kabupaten Sumedang.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan karya tulis ini masih jauh dari

kata sempurna karena keterbatasan kemampuan, wawasan, pengetahuan dan

pengalaman yang penulis miliki. Penulis berusaha semaksimal mungkin dalam

menyelesaikan karya tulis ini.

Dalam penyusunan karya tulis ini penulis banyak mendapatkan bantuan,

dukungan, bimbingan, serta pengarahan dari berbagai pihak, baik dalam bentuk

moril maupun materil sehingga penyusunan karya tulis ini dapat selesai. Maka

dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

Page 9: PDF Joiner

ii

1. H. Dadang Rukmawan, Drs., M.Kes selaku Direktur Akademi

Keperawatan Kabupaten Sumedang.

2. Burdahyat, SKM,M.Kep., selaku pembimbing yang telah memberikan

bimbingan, pengarahan dan dukungan kepada penulis dalam

penyusunan karya tulis ini.

3. Kepada Kepala Dinas Kesehatan Sumedang beserta staf yang telah

memberikan bantuan selama penulis melakukan Asuhan Keperawatan

pada keluarga Tn. E.

4. Kepada Kepala Puskesmas Cimalaka beserta staf yang telah

memberikan bantuan selama penulis melakukan Asuhan Keperawatan

pada keluarga Tn. E.

5. Seluruh staf dosen, staf pengelola perpustakaan, dan karyawan

karyawati Akper Pemkab Sumedang yang telah membantu selama

penulis mengikuti pendidikan di Akper Pemkab Sumedang.

6. Rekan-rekan Keperawatan Komunitas yang telah memberikan bantuan

dan berjuang sampai titik penghabisan dalam pembuatan karya tulis

masing – masing.

7. Ny. C beserta keluarga yang telah bersedia bekerjsama dengan penulis

selama melakukan Asuhan Keperawatan.

8. Kedua orang tua, adik, dan semua anggota keluarga yang telah

memberikan dukungan moral, material maupun spiritual sehingga

penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini.

9. Kepada Fachry Amirudha, terima kasih selalu memberikan semangat,

bantuan, dukungan moral dan do’a dengan penuh kasih sayang.

Page 10: PDF Joiner

iii

10. Teman- teman khususnya keluarga besar 3B, atas kebersamaannya

selama 3 tahun.

11. Teman- teman angkatan 16 yang telah berjuang bersama melewati

suka dan dukanya di Kampus Akper Pemkab Sumedang.

12. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu,

terima kasih atas segala bantuan selama penyusunan karya tulis ini.

Semoga doa, bantuan, dukungan dan bimbingan yang telah diberikan pada

penulis mendapatkan pahala yang berlimpah dari Allah SWT. Akhir kata, penulis

berharap semoga karya tulis ini bermanfaat untuk pengembangan ilmu

pengetahuan khususnya bidang keperawatan dan semoga bermanfaat khususnya

bagi penulis, umumnya bagi pembaca. Amin.

Wassalamu’alaikum wr. wb

Sumedang, Juli 2015

Penyusun

Page 11: PDF Joiner

iv

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN

RIWAYAT HIDUP

ABSTRAK

KATA PENGANTAR ................................................................. i

DAFTAR ISI ................................................................................ iv

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................... vi

DAFTAR GAMBAR ................................................................... vii

DAFTAR TABEL ....................................................................... viii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .............................................. 1

B. Tujuan Karya Tulis Ilmiah .......................................... 7

C. Metode Telaahan ............................................................ 8

D. Manfaat Karya Tulis Ilmiah ........................................ 9

E. Sistematika Penulisan ................................................... 10

BAB II TINJAUAN TEORITIS

A. Konsep Dasar Keluarga ............................................... 12

B. Konsep Keperawatan Kesehatan Keluarga................ 28

C. Konsep Dasar Ibu Hamil dengan Resiko Tinggi ........ 54

D. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Ibu Hamil Resiko Tinggi ................................. 59

E. Dampak Kehamilan Resiko Tinggi Terhadap Fungsi Keluarga ............................................................ 77

BAB III TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN

A. Pengkajian Keperawatan ............................................. 79

B. Diagnosa Keperawatan Berdasarkan Prioritas ......... 103

C. Intervensi, Implementasi, Evaluasi Askep.................. 104

D. Catatan Perkembangan ................................................ 107

E. Pembahasan ................................................................... 109

Page 12: PDF Joiner

v

BAB IV KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan .................................................................... 119

B. Rekomendasi ................................................................. 121

DAFTAR PUSTAKA .................................................................. ix

LAMPIRAN

Page 13: PDF Joiner

vi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Satuan Acara Penyuluhan Nutrisi Ibu Hamil

Lampiran 2. Satuan Acara Penyuluhan Kehamilan Resiko Tinggi

Lampiran 3. Leafleat Penyuluhan Nutrisi Ibu Hamil

Lampiran 4. Leafleat Penyuluhan Kehamilan Resiko Tinggi

Lampiran 5. Format Bimbingan

Lampiran 6. Lembar Follow Up

Page 14: PDF Joiner

vii

DAFTAR GAMBAR

Hal

Gambar 3.1 Genogram ................................................................................... 82

Gambar 3.2 Denah Rumah ............................................................................. 83

Page 15: PDF Joiner

viii

DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 2.1 Format Pengumpulan Data Keluarga ............................................. 30

Tabel 2.2 Tabel Skoring Diagnosa Keperawatan Keluarga ........................... 49

Tabel 3.1 Tabel Daftar Anggota Keluarga ..................................................... 81

Tabel 3.2 Tabel Pemeriksaan Fisik ................................................................ 92

Tabel 3.3 Tabel Analisa Data ......................................................................... 100

Tabel 3.4 Tabel Skoring Diagnosa Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi

Kurang Dari Kebutuhan Pada Ny. C Berhubungan Dengan Ketidaktahuan

Keluarga Mengenal Masalah Nutrisi Ibu Hamil ................................ 101

Tabel 3.5 Tabel Skoring Diagnosa Resiko Terjadinya Penyulit Selama Persalinan

Pada Ny. C Berhubungan Dengan Ketidaktahuan Keluarga Mengenal

Masalah Penyulit Persalinan .............................................................. 102

Tabel 3.6 Tabel Intervensi, Implementasi, Evaluasi Askep ........................... 104

Tabel 3.7 Tabel Catatan Perkembangan......................................................... 107

Page 16: PDF Joiner

ix

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2009/2010. Kehamilan Risiko Tinggi.http://medicastore.com/.04-09-

2012.

Anonim. 1999/2000. Pengenalan Tanda Bahaya pada Kehamilan, Persalinan dan

Nifas. Jakarta. Departemen Kesehatan RI.

Bagian Obstetri & Ginekologi Fakultas Kedokteran UNPAD. 1983. Obstetri

Fisiologi. FK UNPAD

Bobak., Lowdermilk., Jensen. 2004. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Edisi 4.

Jakarta: EGC

Curtis, B. G. 2000. “Kehamilan”. Jakarta : Arcan

Imam Musbikin.2005.Panduan Bagi Ibu Hamil dan Melahirkan.Yogyakarta.Mitra

Pustaka

Manuaba, dkk, 2007. “Pengantar Kuliah Obstetri”. Jakarta :EGC

Manuaba. IBG. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga

Berencana untuk Bidan. Jakarta. EGC

Marlyn M. Friedman, 1998, http://www. wikipedia.com/keperawatan-

keluarga/post.html, diperoleh pada tanggal 1 Juli 2015.

MDGS, 2015, Data Profil Kesehatan Indonesia tahun 2013,

http://www.kompasiana.com/ditaanugrah/angka-kematian-ibu-di-indonesia-

masih-jauh-dari-target-mdgs-2015, diperoleh pada tanggal 1 Juli 2015).

Nasrul Effendy, 1998, “Komunitas” https://prezi.com/c2xanvk6v85k/untitled-

prezi/Cin-Ciri-Masyarakat-Sehat, diperoleh pada tanggal 1 Juli 2015.

Nurhayati dan Taupan, 2012. “Serba-serbi Kehamilan & Perawatan Anak”.

Bandung: CV.Yrama Widya

Setiadi, 2008. “Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga”. Yogyakarta : Graha

Ilmu

Suprajitno, 2004. “Asuhan Keperawatan Keluarga : Aplikasi Dalam Praktek”.

EGC

Page 17: PDF Joiner

x

UU No. 36 tahun 2009, http://rismaworld.blogspot.com/2011/06/pengertian-

kesehatan.html?m=1, diperoleh tanggal 1 Juli 2015.

WHO, 1948, Sehat. http://puskesmas-oke.com/2008/12/post.html. diperoleh pada

tanggal 1 Juli 2015.

WHO, 1947, http://www.kamusq.com/2013/08/sehat-adalah-pengertian-dan-

definisi.html?m=1, diperoleh tanggal 1 Juli 2015.

WHO, http://www.datastatistik-indonesia.com, diperoleh tanggal 1 Juli 2015.

Page 18: PDF Joiner

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sehat adalah suatu keadaan yang sempurna baik secara fisik,

mental dan sosial serta tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan.

(WHO, 1947, http://www.kamusq.com/2013/08/sehat-adalah-pengertian-

dan-definisi.html?m=1, diperoleh tanggal 1 Juli 2015).

Kesehatan menurut UU No. 36 tahun 2009, menyatakan bahwa

kesehatan adalah keadaan sehat baik fisik, mental, spiritual, maupun sosial

yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan

ekonomis. Jadi, sehat bukan hanya digambarkan melalui diri kita yang

tertekan penyakit atau tidak cacat. Tapi, sehat itu ditinjau dari berbagai

aspek yang dapat mendukung dari pada kesehatan itu sendiri. Seperti

ekonomi, sosial dan spiritual. (UU No. 36 tahun 2009,

http://rismaworld.blogspot.com/2011/06/pengertian-kesehatan.html?m=1,

diperoleh tanggal 1 Juli 2015).

Ciri-Ciri Masyarakat Sehat, menurut Nasrul Effendy (1998),

meliputi ; Peningkatan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat,

mengatasi masalah kesehatan sederhana melalui upaya peningkatan,

pencegahan, penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan terutarna

untuk ibu dan anak, peningkatan upaya kesehatan lingkungan terutama

Page 19: PDF Joiner

2

penyediaan sanitasi dasar yang dikembangkan dan dimanfaatkan oleh

masyarakat untuk meningkatkan mutu lingkungan hidup, peningkatan

status gizi masyarakat berkaitan dengan peningkatan status sosial ekonomi

masyarakat, dan penurunan angka kesakitan dan kematian dan berbagai

sebab dan penyakit. (Nasrul Effendy, 1998,

https://prezi.com/c2xanvk6v85k/untitled-prezi/Cin-Ciri-Masyarakat-Sehat,

diperoleh tanggal 1 Juli 2015)

Menurut WHO beberapa indikator dari masyarakat sehat adalah

yang pertama keadaan yang berhubungan dengan status kesehatan

masyarakat, meliputi ; Indikator komprehensif yang terdiri dari angka

kematian kasar menurun, rasio angka mortalitas proporsial rendah, dan

umur harapan hidup meningkat. Selanjutnya indikator spesifik yang terdiri

dari angka kematian ibu dan anak menurun, angka kematian karena

penyakit menular menurun, dan angka kelahiran menurun.

Kedua indikator pelayanan kesehatan, yang terdiri dari rasio antara

tenaga kesehatan dan jumlah penduduk seimbang, distribusi tenaga

kesehatan merata, informasi lengkap tentang jumlah tempat tidur di rumah

sakit, fasilitas kesehatan lain,dan sebagainya. Serta yang terakhir informasi

tentang jumlah sarana pelayanan kesehtan diantaranya rumah sakit,

puskesmas, rumah bersalin, dsb. (WHO, 1948, http://puskesmas-

oke.com/2008/12/post.html, diperoleh tanggal 1 Juli 2015)

Namun pada kenyataanya angka kematian ibu masih sangat tinggi

khususnya di negara kita yaitu Indonesia.Menurut WHO secara definisi

Page 20: PDF Joiner

3

kematian ibu adalah kematian perempuan pada saat hamil atau dalam

kurun waktu 42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa memandang lamanya

kehamilan atau tempat persalinan, yakni kematian yang disebabkan karena

kehamilannya atau pengelolaannya, dan bukan karena sebab- sebab lain,

per 100.000 kelahiran hidup. (WHO, http://www.datastatistik-

indonesia.com, diperoleh tanggal 1 Juli 2015)

Millenuim Development Goals (MDGs) atau Tujuan Pembangunan

Milenium adalah Deklarasi Milenium hasil kesepakatan kepala negara dan

perwakilan dari 189 negara Perserikatan Bangsa- bangsa yang dimulai

September tahun 2000, berupa delapan butir tujuan untuk dicapai pada

tahun 2015. Targetnya adalah tercapai kesejahteraan rakyat dan

pembangunan masyarakat pada tahun 2015. Dari delapan butir tujuan

MDGs, tujuan kelima adalah meningkatkan kesehatan ibu, dengan target

menurunkan angka kematian ibu sebesar tiga perempatnya antara 1990-

2015, serta yang menjadi indikator untuk monitoring yaitu angka kematian

ibu, proposi pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih, dan

angka pemakaian kontrasepsi.

Upaya pemerintah untuk menurunkan jumlah Angka Kematian Ibu

(AKI) masih sulit dilakukan. Target AKI di Indonesia pada tahun 2015

adalah 102 kematian per 100.000 kelahiran hidup. Sementara itu

berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun

2012, Angka Kematian Ibu (AKI) (yang berkaitan dengan kehamilan,

persalinan, dan nifas) sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini

Page 21: PDF Joiner

4

masih cukup jauh dari target yang harus dicapai pada tahun 2015. Salah

satu cara untuk menurunkan AKI di Indonesia adalah dengan persalinan

ditolong oleh tenaga kesehatan yang terlatih dan melakukan persalinan

difasilitas pelayanan kesehatan. Tenaga kesehatan terlatih yaitu dokter

spesialis kebidanan dan kandungan (SpOG), dokter umum, dan bidan.

Berdasarkan data Profil Kesehatan Indonesia tahun 2013 cakupan

pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan secara nasional pada tahun

2013 adalah sebesar 90,88%. Cakupan ini terus menerus meningkat dari

tahun ke tahun. Sementara itu jika dilihat dari cakupan persalinan yang

ditolong oleh tenaga kesehatan yang terlatih menurut provinsi di Indonesia

pada tahun 2013, tiga provinsi dengan cakupan tertinggi adalah provinsi

Jawa Tengah dengan cakupan 99,89%, Sulawesi Selatan 99,78%, Sulawesi

Utara 99,59%. Sedangkan tiga provinsi dengan cakupan terendah adalah

Papua 33,31%, Papua Barat (73,20%), dan Nusa Tenggara Timur

(74,08%). (Data Profil Kesehatan Indonesia tahun 2013,

http://www.kompasiana.com/ditaanugrah/angka-kematian-ibu-di-indo-

nesia-masih-jauh-dari-target-mdgs-2015, diperoleh pada tanggal 1 Juli

2015).

Berdasarkan Laporan Rutin Program Kesehatan Ibu Tahun 2013

yang diterima dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat tercatat

menduduki peringkat tertinggi dalam jumlah AKI. Dalam laporan tersebut,

sekitar 765 kasus kematian ibu terjadi di Jawa Barat dari total 5.019 kasus.

Dari angka tersebut, Jawa Barat menjadi penyumbang 50 persen jumlah

Page 22: PDF Joiner

5

kematian ibu. (Depkes, 2013, http://www.tribunnews.com, diperoleh pada

tanggal 1 Juli 2015).

Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kabupaten

Sumedang pada periode 2012 – 2013 angka kematian ibu di tahun 2012

terdapat 14 kasus, dan di tahun 2013 terdapat 25 kasus. Jumlah kematian

ibu yang dimaksud adalah banyaknya kematian ibu yang disebabkan

karena kehamilan, persalinan sampai 42 hari setelah melahirkan , pada

tahun tertentu, di daerah tertentu. Penyebab terbesar kematian ibu adalah

perdarahan, eklamsi, infeksi dan lainnya. (Dinas Kesehatan Kab.

Sumedang, 2013).

Tahun 2015 di Puskesmas Cimalaka Kab. Sumedang, data jumlah

ibu hamil di Kecamatan Cimalaka sebanyak 1.069 orang dan ibu hamil

dengan resiko tinggi sebanyak 214 orang. Sedangkan data jumlah ibu

hamil di Desa Nyalindung Kecamatan Cimalaka sebanyak 74 orang dan

ibu hamil dengan resiko tinggi sebanyak 15 orang. (profil Puskesmas

Cimalaka, 2015)

Kehamilan resiko tinggi adalah kehamilan yang akan

menyebabkan terjadinya bahaya dan komplikasi yang lebih besar, baik

terhadap ibu maupun terhadap janin yang dikandungnya selama masa

kehamilan, melahirkan ataupun nifas bila dibandingkan kehamilan

persalinan dan nifas normal. Kehamilan resiko tinggi salah satunya

kehamilan pada ibu usia di bawah umur yaitu kehamilan yang terjadi pada

ibu yang usianya kurang dari 20 tahun. Kehamilan pada usia kurang dari

Page 23: PDF Joiner

6

20 tahun memberi dampak berbahaya bagi ibu maupun janin baik fisik

maupun psikologis. Dampak resiko diantaranya bisa terjadi perdarahan,

keguguran, anemia, dan BBLR. Hal tersebut dikarenakan pada usia kurang

dari 20 organ reproduksi seorang perempuan belum matur masih dalam

tahap perkembangan.

Melalui Asuhan Keperawatan Keluarga yang berfokus pada

peningkatan kemandirian dalam mengatasi masalah kesehatan dan

pendidikan Kesehatan Keluarga dapat meningkatkan pengetahuan dan

kesadaran akan akibat dari faktor faktor ketidaktahuan, ketidakmauan, dan

ketidakmampuan diharapkan dapat mengurangi resiko yang diakibatkan

oleh pola hidup dan bahaya lingkungan. Dalam kasus Ibu Hamil dengan

Resiko Tinggi peran perawat sangat dibutuhkan untuk membantu

memecahkan masalah kesehatan baik individu, maupun keluarga dengan

memberikan Asuhan Keperawatan Melalui Pendekatan Proses

Keperawatan. (Marlyn M. Friedman, 1998, http://www.

wikipedia.com/keperawatan-keluarga/post.html, diperoleh pada tanggal 1

juli 2015).

Berdasarkan hasil studi pendahuluan di wilayah kerja Puskesmas

Cimalaka, salah satu ibu hamil dengan resiko tinggi yaitu Ny. C yang

berada di Desa Nyalindung Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang

yang memerlukan asuhan keperawatan komprehensif, oleh karena itu

penulis tertarik untuk melakukan studi kasus yang berjudul : “Asuhan

Keperawatan Keluarga Tn. E Dengan Kehamilan Resiko Tinggi Usia

Kurang Dari 20 Tahun G1P0A0 Pada Ny. C Di Desa Nyalindung RT

Page 24: PDF Joiner

7

02/06 Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang Tanggal 18 s/d 23

Juni 2015”.

B. Tujuan Karya Tulis Ilmiah

1. Tujuan Umum

Memberi gambaran dalam melaksanakan Asuhan Keperawatan

Keluarga Tn.E dengan Kehamilan Resiko Tinggi pada Ny. C di Desa

Nyalindung Rt. 02/ Rw.06 Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang

Tanggal 18-23 Juni 2015, secara komprehensif meliputi aspek bio,

psiko, sosio dan spiritual berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan

dengan pendekatan proses keperawatan.

2. Tujuan Khusus

a. Memberikan gambaran dalam melaksanakan pengkajian pada Ny.

C dengan Kehamilan Resiko Tinggi di Desa Nyalindung Rt. 02/

Rw.06 Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang.

b. Memberikan gambaran dalam penentuan diagnosa keperawatan

pada Ny. C dengan Kehamilan Resiko Tinggi di Desa Nyalindung

Rt. 02/ Rw.06 Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang.

c. Memberikan gambaran dalam merencanakan tindakan yang akan

dilaksanakan pada Ny. C dengan Kehamilan Resiko Tinggi di Desa

Nyalindung Rt. 02/ Rw.06 Kecamatan Cimalaka Kabupaten

Sumedang.

d. Memberikan gambaran dalam melaksanakan tindakan keperawatan

berdasarkan prioritas masalah pada Ny. C dengan Kehamilan

Page 25: PDF Joiner

8

Resiko Tinggi di Desa Nyalindung Rt. 02/ Rw.06 Kecamatan

Cimalaka Kabupaten Sumedang.

e. Memberikan gambaran dalam mengevaluasi hasil yang telah

dilaksanakan pada Ny. C dengan Kehamilan Resiko Tinggi di Desa

Nyalindung Rt. 02/ Rw.06 Kecamatan Cimalaka Kabupaten

Sumedang.

f. Memberikan gambaran dalam mendokumentasikan asuhan

keperawatan pada Ny. C dengan Kehamilan Resiko Tinggi di Desa

Nyalindung Rt. 02/ Rw.06 Kecamatan Cimalaka Kabupaten

Sumedang.

C. Metode Telaahan

Metode yang digunakan dalam penyusunan laporan studi kasus ini

menggunakan metode deskriptif berupa studi kasus untuk mendapatkan

gambaran yang lebih nyata dalam melaksanakan asuhan keperawatan.

Sedangkan tehnik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah dengan

cara :

1. Wawancara

Wawancara pada klien dan keluarga untuk mendapatkan data subjektif

yang berkaitan dengan masalah kesehatan yang dilakukan dengan cara

tanya jawab secara langsung.

2. Pemeriksaan Fisik

Yaitu memeriksa secara langsung dan spesifik mengkaji keadaan

umum tubuh pasien dengan keluarga secara menyeluruh melalui

Page 26: PDF Joiner

9

metode head to toe dengan inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi

untuk mendapatkan data mengenai keadaan pasien sehingga dapat

menentukan diagnosa dan intervensi yang sesuai dengan kebutuhan

pasien.

3. Observasi

Yaitu mengamati perilaku dan keadaan klien dan keluarga untuk

memperoleh data objektif tentang masalah kesehatan.

4. Studi Dokumentasi

Yaitu di dapat dari data Dinas Kesehatan, data di Puskesmas, catatan

Bidan desa dan catatan status kesehatan klien dalam buku KIA.

5. Studi Kepustakaan

Melalui studi literatur dengan melihat dari buku- buku sumber yang

ada.

D. Manfaat Karya Tulis Ilmiah

1. Bagi Keluarga

Mendapatkan asuhan keperawatan yang sesuai dengan kebutuhan yang

mencakup asper bio- psiko- sosial dan spiritual dengan masalah yang

dihadapi keluarga dengan ibu hamil resiko tinggi melalui tindakan

proses keperawatan sebagai metode untuk dapat mengatasi dan

merawat anggota keluarga dengan ibu hamil resiko tinggi secara

mandiri oleh keluarga.

Page 27: PDF Joiner

10

2. Bagi Puskesmas

Sebagai bahan informasi dan kajian tentang pelaksanaan asuhan

keperawatan pada klien Ny. C dengan Kehamilan Resiko Tinggi.

3. Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai tolak ukur keberhasilan terhadap praktek asuhan keperawatan

dengan mengoptimalkan konsep, teori, model dan ilmu lain dalam

pelaksanaan keperawatan, khususnya perawatan klien

Ny. C dengan Kehamilan Resiko Tinggi.

E. Sistematika Penulisan

BAB I yaitu pendahuluan, meliputi latar belakang masalah, tujuan

karya tulis ilmiah, metode telaahan, manfaat karya tulis ilmiah, dan

sistematika penulisan.

BAB II yaitu tinjauan teoritis meliputi, konsep dasar keluarga,

konsep keperawatan kesehatan keluarga, konsep dasar ibu hamil resiko

tinggi dan konsep dasar asuhan keperawatan keluarga dengan ibu hamil

resiko tinggi, dan dampak kehamilan resiko tinggi terhadap fungsi

keluarga.

BAB III yaitu asuhan keperawatan pada Ny. C dengan kehamilan

resiko tinggi yang terdiri dari pengkajian, diagnosa keperawatan,

perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, catatan perkembangan dan

pembahasan asuhan keperawatan.

Page 28: PDF Joiner

11

BAB IV yaitu kesimpulan dan saran, meliputi kesimpulan dari

hasil laporan studi kasus dan saran yang disampaikan penulis, kepada

pihak institusi pendidikan, puskesmas dan Dinas Kesehatan.

Daftar pustaka dan lampiran.

Page 29: PDF Joiner

12

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Konsep Dasar Keluarga

1. Pengertian Keluarga

Keluarga adalah bagian dari masyarakat yang peranannya sangat

penting untuk membentuk kebudayaan yang sehat. Dari keluarga inilah

pendidikan kepada individu dimulai dan dari keluarga inilah tercipta

tatanan masyarakat yang baik, sehingga untuk membangun suatu

kebudayaan maka seyogyanya dimulai dari keluarga.

Keluarga dijadikan sebagai unit pelayanan karena masalah

kesehatan keluarga saling berkaitan dan saling mempengaruhi antara

sesama anggota keluarga dan akan mempengaruhi pula keluarga-

keluarga yang ada disekitarnya atau masyarakat sekitarnya atau dalam

konteks yang luas berpengaruh terhadap negara.

Pengertian keluarga akan berbeda satu sama lainnya, hal ini

bergantung kepada orientasi dan cara pandang yang digunakan

seseorang dalam mendefinisikan. Ada beberapa pengertian keluarga

yang perlu diketahui, antara lain adalah :

a. WHO (1969)

Keluarga adalah anggota rumah tangga yang saling berhubungan

melalui pertalian darah, adopsi, atau perkawinan.

Page 30: PDF Joiner

13

b. Depkes RI (1988)

Keluarga adalah unit terkecil dari suatu masyarakat yang terdiri

atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan

tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling

ketergantungan.

c. UU No. 10 tahun (1992)

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari

suami, istri atau suami istri dan anaknya atau ayah dan anaknya

atau ibu dan anaknya.

Dari beberapa pengertian di atas maka dapat disimpulkan secara

umum bahwa keluarga itu terjadi jikalau ada :

a. Ikatan atau persekutuan (perkawinan/ kesepakatan).

b. Hubungan (darah/ adopsi/ kesepakatan).

c. Tinggal bersama dalam satu atap (serumah).

d. Ada peran masing- masing anggota keluarga.

e. Ikatan emosional.

(Setiadi, 2008 hlm 1-3)

2. Ciri- Ciri Keluarga

Menurut Robert Mac Iver dan Charles Horton :

a. Keluarga merupakan hubungan perkawinan.

b. Keluarga berbentuk suatu kelembagaan yang berkaitan dengan

hubungan perkawinan yang sengaja di bentuk atau di pelihara.

Page 31: PDF Joiner

14

c. Keluarga mempunyai suatu sistem tata nama (Nomen Clatur)

termasuk perhitungan garis keturunan.

d. Keluarga mempunyai fungsi ekonomi yang di bentuk oleh anggota-

anggotanya berkaitan dengan kemampuan untuk mempunyai

keturunan dan membesarkan anak.

e. Keluarga merupakan tempat tinggal bersama, rumah atau rumah

tangga.

Ciri keluarga Indonesia :

a. Mempunyai ikatan yang sangat erat dengan di landasi semangat

gotong royong.

b. Dijiwai oleh nilai kebudayaan ketimuran.

c. Umumnya di pimpin oleh suami meskipun proses pemutusan

dilakukan secara musyawarah.

3. Tipe Keluarga

Pembagian tipe ini bergantung kepada konteks keilmuan dan orang yang

mengelompokan.

1) Secara tradisional

Secara tradisional keluarga dikelompokkan menjadi 2 yaitu :

a. Keluarga inti (Nuclear Family) adalah keluarga yang hanya terdiri

dari atas ayah, ibu, dan anak yang diperoleh dari keturunannya

atau adopsi atau keduanya.

Page 32: PDF Joiner

15

b. Keluarga besar (Extended Family) adalah keluarga inti ditambah

anggota keluarga lain yang masih mempunyai hubungan darah

(kakek- nenek, paman- bibi).

2) Secara Modern, berkembangnya peran individu dan meningkatnya

individualisme maka pengelompokkan tipe keluarga selain di atas

adalah :

a. Tradisional Nuclear

Keluarga inti (ayah, ibu, dan anak) tinggal dalam satu rumah

ditetapkan oleh sanksi- sanksi legal dalam suatu ikatan

perkawinan, satu atau keduanya dapat bekerja di luar rumah.

b. Reconstituted Nuclear

Pembentukan baru dari keluarga inti melalui perkawinan kembali

suami/ istri, tinggal dalam pembentukan satu rumah dengan anak-

anaknya, baik itu bawaan dari perkawinan lama maupun hasil dari

perkawinan baru. Satu atau keduanya dapat bekerja di luar rumah.

c. Middle Age/ Aging Couple

Suami sebagai pencari uang, istri di rumah/ kedua- duanya bekerja

di rumah, anak- anak sudah meninggalkan rumah karena sekolah/

perkawinan/ meniti karier.

d. Dyadic Nuclear

Suami istri yang sudah berumur dan tidak mempunyai anak yang

keduanya atau salah satu bekerja di luar rumah.

Page 33: PDF Joiner

16

e. Single Parent

Satu orang tua sebagai akibat perceraian atau kematian

pasangannya dan anak- anaknya dapat tinggal di rumah atau di

luar rumah.

f. Dual Carrier

Suami istri atau keduanya orang karier dan tanpa anak.

g. Commuter Married

Suami istri atau keduanya orang karier dan tinggal terpisah pada

jarak tertentu. Keduanya saling mencari pada waktu- waktu

tertentu.

h. Single Adult

Wanita atau pria dewasa yang tinggal sendiri dengan tidak adanya

keinginan untuk menikah.

i. Three Generation

Tiga generasi atau lebih tinggal dalam satu rumah.

j. Institusional

Anak- anak atau orang- orang dewasa tinggal dalam suatu panti-

panti.

k. Comunal

Satu rumah terdiri atas dua atau lebih pasangan yang monogami

dengan anak- anaknya dan bersama- sama dalam penyediaan

fasilitas.

Page 34: PDF Joiner

17

l. Group Marriage

Satu perumahan terdiri atas orang tua dan keturunannya di dalam

satu kesatuan keluarga dan tiap individu adalah menikah dengan

yang lain dan semua adalah orang tua dari anak- anak.

m. Unmaried Parent and Child

Ibu dan anak di mana perkawinan tidak dikehendaki, anaknya

diadopsi.

n. Cohibing Couple

Dua orang atau satu pasangan yang tinggal bersama tanpa

pernikahan.

o. Gay and lesbian family

Keluarga yang dibentuk oleh pasangan yang berjenis kelamin

sama.

Gambaran tentang bentuk keluarga di atas ini melukiskan banyaknya

bentuk struktur yang menonjol dalam keluarga saat ini, yang penting

adalah keluarga harus dipahami dalam konteknya, label dan jenisnya

hanya berfungsi hanya sebagai referensi bagi penataan kehidupan keluarga

dan sebuah kerangka kerja. Dan setiap upaya perlu memperhatikan

keunikan dari setiap keluarga. Untuk itu kalangan profesional dalam

bidang kesehatan yang melayani keluarga harus bersifat toleran dan

sensitive terhadap perbedaan gaya hidup keluarga.

(Setiadi, 2008 :4-6)

Page 35: PDF Joiner

18

4. Struktur Keluarga

Struktur keluarga menggambarkan bagaimana keluarga melaksanakan

fungsi keluarga dimasyarakat. Struktur keluaraga terdiri dari bermacam-

macam, diantaranya adalah :

a. Patrilineal

Patrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri atas sanak saudara

sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun

melalui jalur garis ayah.

b. Matrilineal

Matrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri atas sanak saudara

sedarah dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun

melalui jalur garis ibu.

c. Matrilokal

Matrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama

keluarga sedarah istri.

d. Patrilokal

Patrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama

keluarga sedarah suami.

e. Keluarga kawin

Adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan

keluarga dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian

keluarga karena adanya hubungan dengan suami istri.

(Setiadi, 2008 : 6-7)

Page 36: PDF Joiner

19

5. Fungsi Pokok Keluarga

Menurut Friedman (1998)

Secara umum fungsi keluarga adalah sebagai berikut :

a. Fungsi afektif, adalah fungsi keluarga yang utama untuk mengajarkan

segala sesuatu untuk mempersiapkan anggota keluarga berhubungan

dengan orang lain.

b. Fungsi sosialisasi, adalah fungsi mengembangkan dan tempat melatih

anak untuk berkehidupan sosial sebelum meninggalkan rumah untuk

berhubungan dengan orang lain diluar rumah.

c. Fungsi reproduksi, adalah fungsi untuk mempertahankan generasi dan

menjaga kelangsungan keluarga.

d. Fungsi ekonomi, adalah keluarga berfungsi untuk memenuhi

kebutuhan keluarga secara ekonomi dan tempat untuk

mengembangkan kemampuan individu dalam meningkatkan

penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

e. Fungsi perawatan/ pemeliharaan kesehatan, yaitu fungsi untuk

mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap

memiliki produktivitas tinggi.

(Setiadi, 2008 : 7)

6. Tugas Keluarga Dalam Bidang Kesehatan

Sesuai dengan fungsi pemeliharaan kesehatan, keluarga mempunyai

tugas dibidang kesehatan yang perlu dipahami dan dilakukan. Friedman

(1981) membagi 5 tugas keluarga dalam bidang kesehatan yang harus

dilakukan, yaitu :

Page 37: PDF Joiner

20

a. Mengenal masalah kesehatan setiap anggotanya.

Perubahan sekecil apapun yang dialami anggota keluarga secara tidak

langsung menjadi perhatian dan tanggung jawab keluarga, maka apabila

menyadari adanya perubahan perlu segera dicatat kapan terjadinya,

perubahan apa yang terjadi dan seberapa besar perubahannya.

b. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat bagi

keluarga.

Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari

pertolongan yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga, dengan

pertimbangan siapa diantara keluarga yang mempunyai kemampuan

memutuskan untuk menentukan tindakan keluarga maka segera

melakukan tindakan yang tepat agar masalah kesehatan dapat dikurangi

atau bahkan teratasi. Jika keluarga mempunyai keterbatasan seyoganya

memintaa bantuan orang lain dilingkungan sekitar keluarga.

c. Memberikan keperawatan anggotanya yang sakit atau yang tidak dapat

membantu dirinya sendiri karena cacat atau usianya yang terlalu muda.

Perawatan ini dapat dilakukan di rumah apabila keluarga memiliki

kemampuan untuk melakukan tindakan pertolongan pertama atau

kepelayanan kesehatan untuk memperoleh tindakan lanjutan agar

masalah yang lebih parah tidak terjadi.

d. Mempertahankan suasana rumah yang menguntungkan kesehatan dan

perkembangan kepribadian anggota keluarga.

Page 38: PDF Joiner

21

e. Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan lembaga

kesehatan (memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada).

(Setiadi, 2008 : 12-13)

7. Peranan Keluarga

Peran adalah suatu yang diharapkan secara normatif dari seorang

dalam situasi sosial tertentu agar dapat memenuhi harapan- harapan. Peran

keluarga adalah tingkah laku spesifik yang diharapkan oleh seseorang

dalam konteks keluarga. Jadi peranan keluarga menggambarkan

seperangkat perilaku interpersonal, sifat, kegiatan yang berhubungan

dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan individu dalam

keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga, kelompok,

dan masyarakat.

Dalam UU Kesehatan nomor 23 tahun 1992 pasal 5 menyebutkan

“Setiap anggota berkewajiban untuk ikut serta dalam memelihara dan

meningkatkan derajat kesehatan perorangan, keluarga, dan lingkungan”.

Dari pasal di atas jelas bahwa keluarga berkewajiban menciptakan dan

memelihara kesehatan dalam upaya meningkatkan tingkat derajat

kesehatan yang optimal.

Setiap anggota keluarga mempunyai peran masing- masing, antara

lain adalah :

a. Ayah

Ayah sebagai pemimpin keluarga mempunyai peran sebagai pencari

nafkah, pendidik, pelindung/ pengayom, pemberi rasa aman bagi setiap

Page 39: PDF Joiner

22

anggota keluarga dan juga sebagai anggota masyarakat kelompok

sosial tertentu.

b. Ibu

Ibu sebagai pengurus rumah tangga, pengasuh dan pendidik anak-

anak, pelindung keluarga dan juga sebagai pencari nafkah tambahan

keluarga dan juga sebagai anggota masyarakat kelompok sosial

tertentu.

c. Anak

Anak berperan sebagai pelaku psikososial sesuai dengan

perkembangan fisik, mental, sosial dan spiritual.

(Setiadi, 2008 : 13- 14)

8. Tahap Perkembangan Keluarga

1) Duvall (1985)

Membagi keluarga dalam 8 tahap perkembangan, yaitu :

a. Keluarga baru (Beginning Family)

Pasangan baru menikah yang belum mempunyai anak. Tugas

perkembangan keluarga tahap ini antara lain adalah :

- Membina hubungan intim yang memuaskan.

- Menetapkan tujuan bersama.

- Membina hubungan dengan keluarga lain, teman dan kelompok

sosial.

- Mendiskusikan rencana memiliki anak atau KB.

- Persiapan menjadi orang tua.

Page 40: PDF Joiner

23

- Memahami prenatal care (penertian kehamilan, persalinan, dan

menjadi orang tua).

b. Keluarga dengan anak pertama < 30 bln (Child bearing)

Masa ini merupakan transisi menjadi orang tua yang akan

menimbulkan krisis keluarga. Studi Klasis Le Master (1957) dari

46 orang tua dinyatakan 17% tidak bermasalah selebihnya

bermasalah dalam hal :

- Suami merasa diabaikan.

- Peningkatan perselisihan dan argumen.

- Interupsi dalam jadwal kontinu.

- Kehidupan seksual dan sosial terganggu dan menurun.

Tugas perkembangan keluarga tahap ini antara lain adalah :

- Adaptasi perubahan anggota keluarga (peran, interaksi, seksual,

dan kegiatan).

- Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan

pasangan.

- Membagi peran dan tanggung jawab (bagaimana peran orang

tua terhadap bayi dengan memberi sentuhan dan kehangatan).

- Bimbingan orang tua tentang pertumbuhan dan perkembangan

anak.

- Konseling KB post partum 6 minggu.

- Menata ruang untuk anak.

- Biaya/ dana Child Bearing.

Page 41: PDF Joiner

24

- Memfasilitasi role learing anggota keluarga.

- Mengadakan kebiasaan keagamaan secara rutin.

c. Keluarga dengan anak pra sekolah

Tugas perkembangannya adalah menyesuaikan pada kebutuhan

pada anak pra sekolah (sesuai dengan tumbuh kembang, proses

belajar dan kontak sosial) dan merencanakan kelahiran berikutnya.

Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah :

- Pemenuhan kebutuhan anggota keluarga.

- Membantu anak bersosialisasi.

- Beradaptasi dengan anak baru lahir, anak yang lain juga

terpenuhi.

- Mempertahankan hubungan di dalam maupun di luar keluarga.

- Pembagian waktu, individu, pasangan dan anak.

- Pembagian tanggung jawab.

- Merencanakan kegiatan dan waktu stimulasi tumbuh dan

kembang anak.

d. Keluarga dengan anak usia sekolah (6- 13 th)

Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah :

- Membantu sosialisasi anak terhadap lingkungan luar rumah,

sekolah dan lingkungan lebih luas.

- Mendorong anak untuk mencapai pengembangan daya

intelektual.

- Menyediakan aktivitas untuk anak.

Page 42: PDF Joiner

25

- Menyesuaikan pada aktivitas komuniti dengan mengikut

sertakan anak.

- Memenuhi kebutuhan yang meningkat termasuk biaya

kehidupan dan kesehatan anggota keluarga.

e. Keluarga dengan anak remaja (13- 20 th)

Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah :

- Perkembangan terhadap remaja (memberikan kebebasan yang

seimbang dan bertanggung jawab mengingat remaja adalah

seorang yang dewasa muda dan mulai memiliki otonomi).

- Memelihara komunikasi terbuka.

- Memelihara hubungan intim dalam keluarga.

- Mempersiapkan perubahan sistem peran dan peraturan anggota

keluarga untuk memenuhi kebutuhan tumbuh kembang anggota

keluarga

f. Keluarga dengan anak dewasa (anak I meninggalkan rumah)

Tugas perkembangan keluarga mempersiapkan anak untuk hidup

mandiri dan menerima kepergian anaknya, menata kembali fasilitas

dan sumber yang ada dalam keluarga, berperan sebagai suami istri,

kakek dan nenek.

Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah :

- Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar.

- Mempertahankan keintiman.

- Membantu anak untuk mandiri sebagai keluarga baru di

masyarakat.

Page 43: PDF Joiner

26

- Mempersiapkan anak untuk hidup mandiri dan menerima

kepergian anaknya.

- Menata kembali fasilitas dan sumber yang ada pada keluarga.

- Berperan suami- istri kakek dan nenek.

- Menciptakan lingkungan rumah yang dapat menjadi contoh

bagi anak- anaknya.

g. Keluarga usia pertengahan (Midle age family)

Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah :

- Mempunyai lebih banyak waktu dan kebebasan dalam

mengolah minat sosial dan waktu santai.

- Memulihkan hubungan antara generasi muda tua.

- Keakraban dengan pasangan.

- Memelihara hubungan/ kontak dengan anak dan keluarga.

- Persiapan masa tua/ pensiun.

h. Keluarga lanjut usia

Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah :

- Penyesuaian tahap masa pensiun dengan cara merubah cara

hidup.

- Menerima kematian pasangan, kawan dan mempersiapkan

kematian.

- Mempertahankan keakraban pasangan dan saling merawat.

- Melakukan life review masa lalu.

Page 44: PDF Joiner

27

2) Carter & Mc Goldrick (1989)

Membagi keluarga dalam 5 tahap perkembangan, yaitu ;

a. Keluarga antara (masa bebas/ pacaran) dengan usia dewasa muda.

b. Terbentuknya keluarga baru melalui suatu perkawinan.

c. Keluarga dengan memiliki anak usia muda (anak usia bayi sampai

usia sekolah).

d. Keluarga yang memiliki anak dewasa.

e. Keluarga yang mulai melepas anaknya untuk keluar rumah.

f. Keluarga lansia.

(Setiadi, 2008 : 14- 18)

Page 45: PDF Joiner

28

B. Konsep Keperawatan Kesehatan Keluarga

1. Pengkajian

Pengkajian adalah suatu tahapan ketika seorang perawat

mengumpulkan informasi secara terus menerus tentang keluarga yang

dibinanya. Pengkajian merupakan langkah awal pelaksanaan asuhan

keperawatan keluarga. Agar diperoleh data pengkajian yang akurat dan

sesuai dengan keadaan keluarga, perawat diharapkan menggunakan bahasa

ibu (yang digunakan setiap hari), lugas, dan sederhana. Pada kegiatan

pengkajian ada beberapa tahap yang perlu dilakukan:

a. Membina Hubungan yang Baik

Hubungan yang baik antara perawat dan klien (keluarga)

merupakan modal utama pelaksanaan asuhan keperawatan. Hubungan

tersebut dapat dibentuk dengan menerapkan komunikasi terapeutik

yang merupakan strategi perawat untuk memberikan bantuan kepada

klien untuk memenuhi kebutuhan kesehatannya. Beberapa hal yang

perlu dilakukan:

1) Diawali dengan perawat memperkenalkan diri dengan sopan dan

ramah.

2) Menjelaskan tujuan kunjungan.

3) Meyakinkan keluarga bahwa kehadiran perawat adalah untuk

membantu keluarga menyelesaikan masalah kesehatan yang ada

di keluarga.

4) Menjelaskan luas kesanggupan bantuan perawat yang dapat

dilakukan.

Page 46: PDF Joiner

29

5) Menjelaskan kepada keluarga siapa tim kesehatan lain yang

menjadi jaringan perawat.

b. Pengkajian Awal

Pengkajian ini terfokus sesuai data yang diperoleh dari unit

pelayanan kesehatan.

c. Pengkajian Lanjutan (tahap kedua)

Pengkajian lanjutan adalah tahap pengkajian untuk memperoleh

data yang lebih lengkap sesuai masalah kesehatan keluarga yang

berorientasi pada pengkajian awal. Di sini perawat perlu rnengungkap

keadaan keluarga hingga penyebab dan masalah kesehatan yang

paling mendasar. (Suprajitno, S.Kp. Asuhan Keperawatan Keluarga :

Aplikasi Dalam Praktek. 2004)

Pengumpulan data (informasi) dan keluarga dapat menggunakan

metode wawancara, observasi fasilitas dalam rumah, pemeriksaan

fisik pada setiap anggota keluarga, dengan menggunakan data

sekunder. Contoh hasil laboratorium, basil foto rontgen, rekam

kesehatan unit pelayanan kesehatan, catatan lain yang dapat dipercaya

keakuratannya, dan sebagainya. Dalam pengumpulan data yang perlu

dikaji adalah:

1) Data Umum

Data ini mencakup kepala keluarga (KK), alamat dan telepon,

pekerjaan KK, pendidikan KK, dan komposisi keluarga. Selanjutnya

komposisi keluarga dibuat genogramnya.

Page 47: PDF Joiner

30

Tabel 2.1.

Format Pengumpulan Data Keluarga

Nama JK

Hub.

Dng

KK

Umur Pendidi

kan

Status Imunisasi

Ket BCG

Polio DPT Hepatitis Camp

ak 1 2 3 4 1 2 3 1 2 3

1) Tipe keluarga, yang menjelaskan mengenai jenis/tipe keluarga.

Untuk menentukan tipe keluarga, lakukan identifikasi terhadap

KK-nya. Kemudian, lakukan penentuan tipe/jenis keluarganya.

2) Suku bangsa, yang rnengkaji asal/suku bangsa keluarga

(pasangan), dapat digunakan untuk mengidentifikasi budaya

suku keluarga yang terkait dengan kesehatan, juga dapat

mengidentifikasi bahasa sehari hari yang digunakan oleh

keluarga.

3) Agama, yang mengidentifikasi agama dan kepercayaan keluarga

yang dianut yang dapat memengaruhi kesehatan.

4) Status sosial ekonomi keluarga, status sosial ekonomi keluarga

ditentukan oleh penghasilan seluruh anggota keluarga (orang tua

maupun anak yang telah bekerja dan membantunya). Status

sosial ekonomi juga dipengaruhi oleh kebutuhan dan barang

yang dimiliki oleh keluarga.

5) Aktivitas rekreasi keluarga, yang dimaksud rekreasi keluarga

bukan hanya bepergian ke luar rumah secara bersama atau

Page 48: PDF Joiner

31

sendiri menuju tempat rekreasi tetapi kesempatan berkumpul di

rumah untuk menikmati hiburan radio atau televisi bersama juga

bercengkerama.

2) Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga

a) Tahap perkembangan keluarga saat ini.

Tahap perkembangan keluarga ditentukan oleh usia anak

tertua dari keluarga inti. Misalnya: keluarga bapak Nk mempunyai

anak Am umur 35 tahun telah menikah dan tinggal diluar kota,

anak Un umur 21 tahun yang berkerja di kota X, dan Pb umur 3

tahun. Maka, tahap perkembangan bapak Nk berada pada tahap

keluarga dengan anak dewasa.

b) Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi.

Bagian ini menjelaskan tentang tugas keluarga yang belum

terpenuhi dan kendala yang dihadapi oleh keluarga. Juga dilakukan

pengidentifikasian mengapa tugas keluarga belum terpenuhi dan

upaya yang telah dilakukannya.

c) Riwayat kesehatan keluarga inti

Menjelaskan riwayat kesehatan keluarga inti, riwayat kesehatan

masing-masing anggota keluarga, perhatian terhadap upaya

pencegahan penyakit, upaya dan pengalaman keluarga terhadap

pelayanan kesehatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan

kesehatan.

Page 49: PDF Joiner

32

d) Riwayat kesehatan sebelumnya,( generasi diatasnya)

Menjelaskan riwayat kesehatan generasi diatas orang tentang

riwayat penyakit keturunan, upaya generasi tersebut tentang upaya

penangulangan penyakit, upaya kesehatan yang dipertahankan

sampai saat ini.

(Suprajitno, S.Kp. Asuhan Keperawatan Keluarga : Aplikasi Dalam

Praktek. 2004)

3) Data Lingkungan

a) Karakteristik rumah

Menjelaskan tentang hasil identifikasi rumah yang dihuni

keluarga meliputi luas, tipe, jumlah ruangan, pemanfaatan ruangan,

jumlah ventilasi, peletakan perabot rumah tangga, sarana

pembuangan air limbah dan kebutuhan MCK (mandi, cuci, dan

kakus), sarana air bersih dan minum yang digunakan. Keadaan

rumah akan lebih mudah dipelajari bila digambar dengan sebagai

denah rumah.

b) Karakreristik tetangga dan komunitasnya

Menjelaskan tentang karakteristik dan tetangga dan komunitas

setempat, yaitu tempat keluarga bertempat tinggal, meliputi

kebiasaan, seperti lingkungan fisik, nilai atau norma serta

aturan/kesepakatan penduduk setempat,dan budaya setempat yang

memengaruhi kesehatan.

Page 50: PDF Joiner

33

c) Mobilitas atau geografis keluarga

Menggambarkan mobilitas keluarga dan anggota keluarga.

Mungkin keluarga sering berpindah tempat atau ada anggota

keluarga yang tinggal jauh dan sering berkunjung pada kelurga

yang dibina.

d) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat

Menjelaskan mengenai waktu yang digunakan keluarga untuk

berkumpul serta perkumpulan keluarga yang ada dan sejauh mana

keluarga berinteraksi dengan masyarakat sekitarnya.

e) Sistem pendukung keluarga

Yaitu jumlah anggota keluarga yang sehat dan fasilitas keluarga

yang menunjang kesehatan (askes, jamsostek, kartu sehat, asuransi,

atau yang lain). Fasilitas fisik yang dimiliki anggota keluarga

(peralatan kesehatan), dukungan psikologis anggota keluarga atau

masyarakat, dan fasilitas sosial yang ada di sekitar keluarga yang

dapat digunakan untuk meningkatkan upaya kesehatan.

(Suprajitno, S.Kp. Asuhan Keperawatan Keluarga : Aplikasi Dalam

Praktek. 2004)

4) Struktur Keluarga

a) Struktur peran

Menjelaskan peran masing-masing anggota keluarga secara

formal maupun informal baik di keluarga atau masyarakat.

Page 51: PDF Joiner

34

b) Nilai atau norma keluarga

Menjelaskan nilai atau norma yang dipelajari dan dianut oleh

keluarga yang berhubungan dengan kesehatan.

c) Pola komunikasi keluarga

Menjelaskan bagaimana cara keluarga berkomunikasi, siapa

pengambil keputusan utama, dan bagaimana peran anggota

keluarga dalam menciptakan komunikasi. Perlu dijelaskan pula hal-

hal apa saja yang juga memengaruhi komunikasi keluarga.

d) Struktur kekuatan keluarga

Menjelaskan kemampuan keluarga untuk memengaruhi dan

mengendalikan anggota keluarga untuk mengubah perilaku yang

berhubungan dengan kesehatan.

(Suprajitno, S.Kp. Asuhan Keperawatan Keluarga : Aplikasi Dalam

Praktek. 2004)

5) Fungsi Keluarga

a) Fungsi ekonomi

Menjelaskan bagaimana upaya keluarga dalam pemenuhan

kebutuhan sandang, pangan, dan papan serta pemanfaatan

lingkungan rumah untuk meningkatkan penghasilan keluarga. Juga

diuraikan kemampuan keluarga dalam pemanfaatan sumber yang

ada di masyarakat sekitar untuk meningkatkan status kesehatannya.

Page 52: PDF Joiner

35

b) Fungsi status sosial

Menjelaskan tentang upaya keluarga untuk memperoleh status

sosial di masyarakat tempat tinggal keluarga.

c) Fungsi pendidikan

Menjelaskan upaya yang dilakukan oleh keluarga dalam

pendidikan selain upaya yang diperoleh dan sekolah atau

masyarakat sekitar.

d) Fungsi sosialisasi

Menjelaskan tentang hubungan anggota keluarga, sejauh mana

anggota keluarga belajar tentang disiplin, nilai, norma, budaya, dan

perilaku yang berlaku di keluarga dan masyarakat.

e) Fungsi pemenuhan (perawatan/pemeliharaan) kesehatan.

Tujuan pengkajian yang berkaitan dengan tugas keluarga di

bidang kesehatan:

a) Mengetahui kemampuan keluarga untuk mengenal masalah

kesehatan.

Hal-hal yang perlu dikaji adalah sejauh mana keluarga

mengetahui fakta dan masalah kesehatan, meliputi pengertian,

tanda dan gejala, faktor penyebab, dan faktor yang

memengaruhi serta persepsi keluarga terhadap masalah

kesehatan terutama yang dialami oleh anggota keluarga.

b) Mengetahui kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan

mengenai tindakan kesehatan yang tepat, perlu dikaji tentang:

Page 53: PDF Joiner

36

(1) Kemampuan keluarga memahami sifat dan luasnya

masalah.

(2) Apakah masalah kesehatan dirasakan oleh keluarga?

(3) Apakah keluarga merasa menyerah terhadap masalah yang

dialami?

(4) Apakah keluarga merasa takut terhadap akibat dan masalah

kesehatan yang dialami anggota keluarga?

(5) Apakah keluarga mempunyai sikap yang tidak mendukung

(negatif) terhadap upaya kesehatan yang dapat dilakukan

pada anggota keluarga?

(6) Apakah keluarga mempunyai kemampuan untuk

menjangkau fasilitas pelayanan kesehatan?

(7) Apakah keluarga mempunyai kepercayaan terhadap tenaga

kesehatan?

(8) Apakah keluarga telah memperoleh informasi tentang

kesehatan yang tepat untuk melakukan tindakan dalam

rangka mengatasi masalah kesehatan?

c) Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan keluarga merawat

anggota keluarga yang sakit, perlu dikaji tentang:

(1) Pengetahuan keluarga tentang penyakit yang dialarni

anggota keluarga (sifat, penyebaran, komplikasi,

kemungkinan setelah tindakan, dan cara perawatannya).

(2) Pemahaman keluarga tentang perawatan yang perlu

dilakukan keluarga.

Page 54: PDF Joiner

37

(3) Pengetahuan keluarga tentang peralatan, cara, dan fasilitas

untuk merawat anggora keluarga yang mempunyai

masalah kesehatan.

(4) Pengetahuan keluarga tentang sumber yang dimiliki

keluarga (anggota keluarga yang mampu dan dapat

bertanggung jawab, sumber keuangan/finansial. fasilitas

fisik, dukungan psikososial).

(5) Bagaimana sikap keluarga terhadap anggota keluarga yang

sakit atau membutuhkan bantuan kesehatan.

d) Untuk mengetahui kemampuan keluarga

memelihara/memodifikasi Iingkungan rumah yang sehat,

perlu dikaji tentang:

(1) Pengetahuan keluarga tentang sumber yang dimiliki oleh

keluarga di sekitar lingkungan rumah.

(2) Kemampuan keluarga melihat keuntungan dan rnanfaat

pemeliharaan lingkungan.

(3) Pengetahuan keluarga tentang pentingnya dan sikap

keluarga terhadap sanitasi lingkurigan yang higenis sesuai

syarat kesehatan.

(4) Pengetahuan keluarga tentang upaya pencegahan penyakit

yang dapat dilakukan keluarga.

(5) Kebersamaan anggota keluarga untuk meningkatkan dan

memelihara lingkungan rumah yang menunjang kesehatan

keluarga.

Page 55: PDF Joiner

38

e) Untuk mengetahui kemampuan keluarga menggunakan

fasilitas pelayanan kesehatan di masyarakat, perlu dikaji

tentang:

(1) Pengetahuan keluarga tentang keberadaan fasilitas

pelayanan kesehatan yang dapat dijangkau keluarga.

(2) Pemahaman keluarga tentang keuntungan vang dapat

diperoleh dari fasilitas kesehatan.

(3) Tingkat kepercayaan keluarga terhadap fasilitas dan

petugas kesehatan yang melayani.

(4) Apakah keluarga mempunyai pengalaman yang kurang

menyenangkan tentang fasilitas dan petugas kesehatan

yang melayani.

(5) Apakah keluarga dapat menjangkau fasilitas kesehatan

dan bila tidak dapat apa penyebabnya

f) Fungsi religius

Menjelaskan tentang kegiatan keagamaan yang dipelajari dan

dijalankan oleh keluarga yang berhubungari dengan kesehatan

g) Fungsi rekreasi

Menjelaskan kemampuan dan kegiatan keluarga untuk

melakukan rekreasi secara bersama baik di luar dan dalam rumah,

juga tentang kuantitas yang dilakukan.

h) Fungsi reproduksi

Menjelaskan tentang bagaimana rencana keluarga memiliki dan

upaya pengendalian jumlah anggota keluarga. Perlu juga diuraikan

Page 56: PDF Joiner

39

bagaimana keluarga menjelaskan kepada anggota keluarga tentang

pendidikan seks yang dini dan benar kepada anggota keluarganya.

i) Fungsi afeksi

Hal yang perlu dikaji yaitu gambaran din anggota keluarga,

perasaan memiliki dan dimiliki dalam keluarga, dukungan anggota

keluarga, hubungan psikososial dalam keluarga, dan bagaimana

keluarga mengembangkan sikap saling menghargai.

(Suprajitno, S.Kp. Asuhan Keperawatan Keluarga : Aplikasi Dalam

Praktek. 2004)

6) Stres Dan Koping Keluarga

Stresor jangka pendek adalah stresor yang dialami keluarga dan

memerlukan waktu penyelesaian lebih kurang 6 bulan. Stresor jangka

panjang adalah stresor yang dialami keluarga dan mernerlukan waktu

penyelesaian lebih dari 6 bulan. Kemampuan keluarga berespons

terhadap stresor menjelaskan bagaimana keluarga berespons terhadap

stresor yang ada. Strategi koping yang digunakan menjelaskan tentang

strategi koping (mekanisme pembelaan) terhadap stresor yang ada.

Disfungsi strategi adaptasi menjelaskan tentang perilaku keluarga

yang tidak adaptif ketika mempunyai masalah.

(Suprajitno, S.Kp. Asuhan Keperawatan Keluarga : Aplikasi Dalam

Praktek. 2004)

7) Pemeriksaan Kesehatan

Pemeriksaan kesehatan pada individu anggota keluarga yang

dilakukan tidak berbeda jauh dengan perneriksaan pada klien di klinik

Page 57: PDF Joiner

40

(rumah sakit) meliputi pengkajian kebutuhan dasar individu,

pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang yang perlu.

(Suprajitno, S.Kp. Asuhan Keperawatan Keluarga : Aplikasi Dalam

Praktek. 2004)

8) Harapan Keluarga

Perlu dikaji bagaimana harapan keluarga terhadap perawat

(petugas kesehatan) untuk membantu menyelesaikan masalah

kesehatan yang terjadi.

(Suprajitno, S.Kp. Asuhan Keperawatan Keluarga : Aplikasi Dalam

Praktek. 2004)

9) Pengkajian Fokus

Tahap pertama pada asuhan keperawatan keluarga, yaitu

perawat melakukan pengkajian dengan menggunakan formulir yang

dapat digunakan pada semua tahap perkembangan keluarga.

Meskipun demikian perawatan perlu melakukan pengkajian

focus pada tiap perkembangan yang didasari oleh dalam tiap tahap

perkembangan keluarga, karakteristik keluarga akan berbeda karena

ada perubahan anggota keluarga (dapat bertambah atau berkurang),

pada tiap tahap perkembangan, keluarga mempunyai tugas per

kembangan keluarga yang harus dilakukan, pada tiap tahap

perkembangan keluarga, kewajiban keluarga berbeda.

a) Keluarga yang baru menikah

Pengkajian data fokus meliputi:

(1) Kapan pertemuan pasangan?

Page 58: PDF Joiner

41

(2) Bagaimana hubungan sebelum menikah?

(3) Bagaimana pasangan ini memutuskan menikah?

(4) Adakah halangan terhadap perkawinan mereka (sebutkan)?

(5) Bagaimana respons anggota keluarga terhadap perkawinan?

(6) Bagimana kehidupan di lingkungan keluarga asal, rermasuk

orientasi keluarga dan kedua orang tua?

(7) Siapa orang lain yang tinggal serumah setelah perkawinan?

(8) Bagimana hubungan dengan saudara ipar?

(9) Bagaimana keadaan orang tua masing-masing dan

hubungannya dengan orang tua setelah perkawinan?

(10) Bagaimana rencana mempunyai anak?

(11) Berapa lama waktu berkumpul setiap hari?

(12) Bagaimana rutinitas (secara individu: suami dan istri)

setelah perkawinan?

(13) Bagaimana pelaksanaan tugas dan fungsi keluarga?

b) Keluarga dengan anak baru lahir (sampai usia 30 bulan)

Pengkajian data fokus meliputi:

(1) Bagaimana riwayat kehamilan anak ini?

(2) Bagaimana riwayat persalinan anak?

(3) Bagaimana perawatan anak setelah lahir sampai usia 2

minggu?

(4) Bagaimana perawatan anak sampai usia satu tahun?

(5) Adakah orang lain yang serumah setelah anak lahir dan apa

hubungannya?

Page 59: PDF Joiner

42

(6) Siapakah yang mengasuh anak setiap hari?

(7) Berapa lama waktu yang dimiliki orang tua untuk berkumpul

dengan anak?

(8) Siapa yang memberikan stimulus dan latihan kepada anak

dalam rangka pemenuhan cumbuh kembangnya?

(9) Bagaimana perkembangan anak dan ketrampilan yang dimiliki

anak dicapai pada usia berapa?

(10) Adakah sarana untuk stimulus tumbuh kembang anak?

(11) Pernahkah anak menderita sakit serius, apa jenisnya, kapan

waktunya, berapa lama, dan dirawat di rumah sakit atau tidak?

(12) Bagaimana pencapalan perkembangan anak saat ini?

(13) Kemampuan apa yang dimiliki anak saat ini?

(14) Bagaimana harapan keluarga terhadap anak?

(15) Bila perlu gunakan skala DDST.

(16) Bagaimana pelaksanaan tugas dan fungsi keluarga?

c) Keluarga dengan anak prasekolah

(1) Stimulasi apa yang diberikan oleh keluarga selama di rumah

dan adakah sarana stimulasinya?

(2) Sudahkah anak diikutkan kegiatan play group?

(3) Berapa lama waktu yang dimiliki oleh orang tua untuk

berkumpul dengan anak setiap hari?

(4) Siapakah orang yang setiap hari bersama anak?

(5) Kemampuan apa yang telah dimiliki anak saat ini?

(6) Bagaimana harapan keluarga terhadap anak saat ini?

Page 60: PDF Joiner

43

(7) Bagaimana pelaksanaan tugas dan fungsi keluarga?

d) Keluarga dengan anak usia sekolah

(1) Bagaimana karakteristik teman bermain?

(2) Bagaimana lingkungan bermain?

(3) Berapa lama anak menghabiskan waktunya di sekolah?

(4) Bagaimana stimulasi terhadap tumbuh-kembang anak dan

adakah sarana yang dimiliki?

(5) Bagaimana temperamen anak saat ini?

(6) Bagaimana pola anak jika menginginkan sesuatu barang?

(7) Bagaimana pola orang tua menghadapi permintaan anak?

(8) Bagairnana prestasi yang dicapai anak saat ini?

(9) Kegiatan apa yang diikuti anak selain di sekolah?

(10) Sudahkah memperoleh imunisasi ulangan selama di

sekolah?

(11) Pernahkah mendapat kecelakaan selamà di sekolah atau di

rumah saat bermain?

(12) Adakah penyakit yang muncul dan dialami anak selama

masa ini?

(13) Adakah sumber bacaan lain selain buku sekolah dan apa

jenisnya?

(14) Bagaimana pola anak rnemanfaatkan waktu luangnya?

(15) Bagaimana pelaksanaan tugas dan fungsi keluarga?

e) Keluarga dengan anak usia remaja

(1) Bagaimana karakteristik teman di sekolah atau di lingkungan?

Page 61: PDF Joiner

44

(2) Bagairnana kebiasaan anak menggunakan waktu luang?

(3) Bagaimana perilaku anak selama di rumah?

(4) Bagaimana hubungan antara anak remaja dengan adiknya,

dengan teman sekolah atau bermain?

(5) Siapa saja yang berada di rumah selama anak remaja di

rumah?

(6) Bagaimana prestasi anak di sekolah dan prestasi apa yang

pernah diperoleh anak?

(7) Apa kegiatan di luar rumah selain sekolah, berapa kali, berapa

lama, dan dimana?

(8) Apa kebiasaan anak di rumah?

(9) Apa fasilitas yang digunakan anak secara bersamaan atau

sendiri?

(10) Berapa lama waktu yang disediakan orang tua untuk anak?

(11) Siapa yang menjadi figur bagi anak?

(12) Seberapa peran yang menjadi figur bagi anak?

(13) Bagaimana pelaksanaan tugas dan fungsi keluarga?

f) Keluarga dengan anak dewasa (mulai lepas)

(1) Bagaimana karakteristik pasangan anaknya?

(2) Bagaimana hubungan anak terhadap orang tua dan mertua

setelah menikah?

(3) Apakah anak yang telah menikah tinggal bersama atau lepas

dan orang tua?

Page 62: PDF Joiner

45

(4) Bila tidak, anak yang telah menikah tidak tinggal serumah,

dimana tinggalnya dan berapa lama/frekuensi anak bertemu

dengan orang tua?

(5) Bagaimana hubungan antara anak yang telah menikah dengan

adiknya?

(6) Bagaimana perasaan orang tua setelah anak menikah?

(7) Bagairnana orang tua membentuk jaringan dengan anak?

(8) Bagaimana pelaksanaan tugas dan fungsi keluarga yang

dilaksanakan?

g) Keluarga usia baya

(1) Bagairnana kegiatan di rumah dan di luar rumah?

(2) Bagaimana hubungan anak dengan orang tua?

(3) Adakah orang lain yang tinggal serumah, bagaimana hubungan

keluarga?

(4) Bagaimana pemenuhan kebutuhan individu setelah anak tidak

lagi serumah?

(5) Bagaimana pelaksanaan tugas dan fungsi keluarga?

h) Keluarga lansia

(1) Bagaimana perasaan setelah tidak bekerja atau ditinggal

pasangannya?

(2) Bagaimana kegiatan di rumah dan di luar rumah?

(3) Bagaimana kunjungan anak ke orang tua, bagaimana

frekuensi, dan berapa frekuensi kunjungan anak?

(4) Adakah orang yang menemani setiap hari?

Page 63: PDF Joiner

46

(5) Bagaimana pemenuhan kebutuhan individu setelah

dikategorikan usia tua?

(6) Bagaimana pelaksanaan tugas dan fungsi keluarga?

(Suprajitno, S.Kp. Asuhan Keperawatan Keluarga : Aplikasi

Dalam Praktek. 2004)

2. Diagnosis Keperawatan

Pada tahap ini ada beberapa kegiatan yang perlu dilakukan perawat

sebagai berikut.

a. Pengelompokan data

Kegiatan ini tidak berbeda dengan analisis dan sintesis pada asuhan

keperawatan klinik. Perawat rnengelompokkan data hasil pengkajian

dalam data subjektif dan objektif setiap kelompok diagnosis

keperawatan.

b. Perumusan diagnosis keperawatan

Perumusan diagnosis keperawatan dapat diarahkan kepada individu

dan atau keluarga. Komponen diagnosis keperawatan meliputi

masalah (Problem), penyebab (Etiologi), dan atau tanda (Sign).

Perumusan diagnosis kepcrawatan kduarga menggunakan aturan

yang telah disepakati, terdiri dari :

1) Masalah (problem, P) adalah suatu pernyataan tidak terpenuhinya

kebutuhan dasar manusia yang dialami oleh keluarga atau angora

(individu) keluarga

Page 64: PDF Joiner

47

2) Penyebab (etiologi, E) adalah suatu pernyatan yang dapat menye

babkan masalah dengan mengacu kepada lima tugas keluarga, yaitu

mengenal masalah, mengambil keputusan yang tepat, merawat

anggota keluarga, memelihara lingkungan, atau memanfaatkan

fasilitas pelayanan kesehatan

3) Tanda (sign, S) adalah sekumpulan data subjektif dan objektif yang

diperoleh perawat dari keluarga secara langsung atau tidak yang

mendukung masalah dan penyebab.

Tipologi diagnosis keperawatan keluarga dibedakan menjadi tiga

kelompok, yaitu:

1) Diagnosis aktual adalah masalah keperawatan yang sedang dialami

oleh keluarga dan memerlukan bantuan dari perawat dengan cepat.

2) Diagnosis risiko/risiko tinggi adalah masalah keperawatan yang

belum terjadi, retapi tanda untuk menjadi masalah keperawatan

aktual dapat terjadi dengan cepat apabila tidak segera mendapat

bantuan perawat.

3) Diagnosis potensial adalah suatu keadaan sejahrera dari keluarga

ketika keluarga telah mampu memenuhi kebutuhan kesehatannya

dan mempunyai sumber penunjang kesehatan yang memungkinkan

dapat ditingkatkan.

Masalah keperawatan sampai saat ini masih menggunakan daftar

masalah keperawatan ÿang dibuat oleh asosiasi perawat Amerika

(NANDA), yang meliputi masalah aktual, risiko atau risiko tinggi, dan

potensial (untuk keadaan wellness/sejahtera). Penyebab merujuk kepada

Page 65: PDF Joiner

48

tugas keluarga di bidang kesehatan, yaitu mengenal masalah kesehatan,

mengambil keputusan untuk tindakan, merawat anggota keluarga,

memodifikasi lingkungan, atau memanfaatkan fasilitas layanan kesehatan

sesuai data yang telah dikumpulkan dalam pengkajian. Sedang tanda dapat

dituliskan atau tidak karena telah diidentifikasi pada langkah awal.

Daftar masalah keperawatan (NANDA) yang dapat digunakan, sebagai

berikut:

a. Gangguan proses keluarga.

b. Gangguan pemeliharaan kesehatan.

c. Perubahan kebutuhan nutrisi: kurang atau lebih dari kebutuhan tubuh.

d. Gangguan peran menjadi orang tua.

e. Gangguan pola eliminasi.

f. Kondisi sanitasi yang tidak mernenuhi syarat kesehatan.

g. Gangguan penampilan peran.

h. Gangguan pola seksual.

i. Ketidakmampuan antisipasi duka berkepanjangan.

j. Konflik pengambilan keputusan.

k. Adaptasi kedukaan yang tidak fungsional.

l. Potensial berkembangnya koping keluarga.

m. Koping keluarga/individu tidak efektif.

n. Gangguan manajemen pemeliharaan rumah.

o. Hambaran interaksi sosial.

p. Defisit pengetahuan tentang ...

q. Tidak diizinkannya ... (contoh: anak remaja ke luar rumah)...

Page 66: PDF Joiner

49

r. Konflik peran keluarga, dan Risiko perubahan peran orang tua.

s. Risiko terjadi trauma.

t. Risiko tinggi perilaku kekerasan.

u. Ketidakberdayaan.

v. Terjadinya isolasi sosial

3. Penilaian (Skoring) Diagnosis Keperawatan

Skoring dilakukan bila perawat merumuskan diagnosis keperawatan

lebih dari satu. Proses skoring menggunakan skala yang relah dirurnuskan

oleh Ballon dan Maglaya (1978).

Tabel 2.2.

Tabel Skoring Diagnosa Keperawatan

No Kriteria Skor Bobot

1 Sifat Masalah 1

Tidak/ kurang sakit

Ancaman kesehatan

Keadaan sejahtera

3

2

1

2 Kemungkinan Masalah dapat Diubah 2

Dengan mudah

Hanya sebagian

Tidak dapat

2

1

0

3 Potensial Masalah untuk Dicegah 1

Tinggi

Cukup

Rendah

3

2

1

4 Menonjolnya Masalah 1

Masalah berat, harus segera ditangani

Ada masalah, tetapi tidak perlu segera ditangani

Masalah tidak dirasakan

2

1

0

Proses skoringnya dilakukan untuk setiap diagnosis keperawatan:

a. Tentukan skornya sesuai dengan krireria yang dibuat perawat.

Page 67: PDF Joiner

50

b. Selanjurnya skor dibagi dengan skor rerringgi dan dikalikan dengan

bobot.

Skor yang diperoleh

x Bobot

Skor tertinggi

c. Jumlahkan skor untuk semua kriteria (skor maksimum sama dengan

jumlah bobot, yaitu 5)

(Suprajitno, S.Kp. Asuhan Keperawatan Keluarga : Aplikasi Dalam

Praktek. 2004)

4. Implementasi

Tahap implementasi adalah pengolahan dan perwujudan dari rencana

keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan Tahap

implementasi dilaksanakan sesuai dengan rencana tindakan yang telah

dirumuskan pada tahap perencanaan.

(Suprajitno, S.Kp. Asuhan Keperawatan Keluarga : Aplikasi Dalam

Praktek. 2004)

5. Evaluasi

Sesuai dengan rencana tindakan yang telah diberikan, tahap penilaian

dilakukan untuk melihat keberhasilannya. Bila tidak/belum berhasil,

maka perlu disusun rencana baru yang sesuai. Oleh karena itu, kunjungan

dapat dilaksanakan secara bertahap sesuai dengan waktu dan kesedian

keluarga. Langkah-langkah dlam mengevaluasi pelayanan keperawatan

yang diberikan, baik kepada individu maupun keluarga adalah sebagai

berikut:

Page 68: PDF Joiner

51

a. Tentukan garis besar masalah kesehatan yang dihadapi dan bagaimana

keluarga mengatasi masalah tersebut.

b. Tentukan bagaimana rumusan tujuan perawatan yang akan dicapai.

c. Tentukan kriteria dan standar untuk evaluasi. Kriteria dapat

berhubungan dengan sumber-sumber proses atau hasil, bergantung

kepada dimensi evaluasi yang diinginkan.

d. Tentukan metode atau teknik evaluasi yang sesuai serta sumber-

sumber data yang diperlukan.

e. Bandingkan keadaan yang nyata (sesudah perawatan) dengan kriteria

dan standar untuk evaluasi.

f. Identifikasi penyebab atau alasan penampilan yang tidak optimal atau

pelaksanaan yang kurang memuaskan.

g. Perbaiki tujuan berikutnya. Bila tujuan tidak tercapai, perlu ditentukan

alasan kemungkinan tujuan tidak realistis, tindakan tidak tepat, atau

kemungkinan ada faktor lingkungan yang tidak dapat diatasi.

Evaluasi disusun dengan menggunakan SOAP (subjektif, objektif,

analisa, perencanaan). Secara operasional :

S : hal-hal yang dikemukakan oleh keluarga secara subjektif , setelah

dilakukan intervensi keperawatan.

O : hal-hal yang ditemukan oleh perawat secara objektif setelah dilakukan

intervensi keperawatan.

A : analisa dari hasil yang telah dicapai dengan mengacu kepada tujuan

terkait dengan diagnosa keperawatan.

Page 69: PDF Joiner

52

P : perencanaan yang akan datang setelah melihat respon keluarga pada

tahap evaluasi.

Tahap evaluasi dapat dilakukan secara pormatif dan sumatif. Evaluasi

pormatif dilakukan selama proses asuhan keperawatan, sedangkan evaluasi

sumatif adalah evaluasi yang dilakukan diakhir.

6. Catatan Perkembangan

Catatan perkembangan merupakan catatan tentang perkembangan

keadaan klien yang didasarkan pada setiap masalah yang ditemui pada

klien, modifikasi rencana dan tindakan mengikuti perubahan keadaan klien

menggunakan bentuk SOAPIER.

Keterangan :

S : Data Subjektif

Perkembangan keadaan didasarkan pada apa yang dirasakan,

dikeluhkan dan dikemukakan klien.

O : Data Objektif

Perkembangan yang bisa diamati dan diukur oleh perawat atau tim

kesehatan lain.

A : Analisa

Kedua jenis data tersebut, baik subjektif maupun objektif dinilai dan

dianalisis, apakah berkembang ke arah perbaikan atau kemunduran.

Hasil analisanya dapat menguraikan sampai dimana masalah yang

ada dapat diatasi atau adakah perkembangan masalah baru yang

menimbulkan diagnosa keperawatan baru.

Page 70: PDF Joiner

53

P : Perencanaan

Rencana penanganan klien dalam hal ini didasarkan pada hasil

analisis diatas yang berisi melanjutkan rencana sebelumnya apabila

keadaan atau masalah belum teratasi dan membuat rencana baru bila

rencana awal tidak efektif.

I : Implementasi

Tindakan yang dilakukan berdasarkan rencana

E : Evaluasi

Evaluasi berisi penilaian tentang sejauh mana rencana tindakan dan

evaluasi telah dilaksanakan dan sejauh mana masalah pasien teratasi.

R : Reassesment

Bila hasil evaluasi menunjukan masalah belum tertasi, pengkajian

ulang perlu dilakukan kembali melalui proses pengumpulan data

subjektif, data objektif dan proses analisisnya.

(Suprajitno, S.Kp. Asuhan Keperawatan Keluarga : Aplikasi Dalam

Praktek. 2004)

Page 71: PDF Joiner

54

C. Konsep Dasar Ibu Hamil Resiko Tinggi

1. Definisi Ibu Hamil Resiko

Kehamilan resiko tinggi adalah kehamilan yang akan menyebabkan

terjadinya bahaya dan komplikasi yang lebih besar, baik terhadap ibu

maupun terhadap janin yang dikandungnya selama masa kehamilan,

melahirkan ataupun nifas normal.

Penentuan kehamilan beresiko tinggi atau tidak sangat bergantung

pada keadaan dan kesehatan ibu, plasenta dan keadaan janin. Jika ibu sehat

dan di dalam darahnya terhadap zat- zat makanan dan bahan- bahan

organis dalam jumlah yang cukup, maka pertumbuhan dan perkembangan

bayi dalam kandungan akan berjalan baik. (Nurhayati, 2012)

2. Kategori Ibu Hamil dengan Resiko Tinggi

a. Ibu dengan tinggi badan kurang dari 145 cm.

b. Bentuk panggul ibu yang tidak normal.

c. Badan ibu kurus pucat.

d. Umur ibu kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun.

e. Jumlah anak lebih dari 4 orang.

f. Jarak kelahiran anak kurang dari 2 tahun.

g. Adanya kesulitan pada kehamilan atau persalinan yang lalu.

h. Sering terjadi keguguran sebelumnya.

i. Kepala pusing hebat.

j. Kaki bengkak.

k. Pendarahan pada waktu hamil.

l. Keluar air ketuban pada waktu hamil.

Page 72: PDF Joiner

55

m. Batuk- batuk lama.

(Nurhayati, 2012)

3. Faktor- faktor Penyebab Resiko Tinggi Kehamilan

Berikut adalah beberapa faktor yang bisa menempatkan ibu hamil

dalam kategori resiko tinggi :

a. Faktor resiko tinggi menjelang kehamilan

a) Faktor genetik

- Penyakit keturunan yang sering terjadi pada keluaraga, sehingga

harus dilakukan pemeriksaan sebelum hamil.

- Bila terjadi kehamilan, maka perlu dilakukan pemeriksaan

kelainan bawaan.

b) Faktor lingkungan

- Dipengaruhi faktor pendidikan dan sosial ekonomi.

- Kedua faktor ini menimbulkan gangguan pertumbuhan dan

perkembangan janin dalam rahim. Mempengaruhi cara

pemilihan tempat dan penolong persalinan.

c) Faktor resiko tinggi yang bekerja selama kehamilan

- Faktor keadaan umum menjelang kehamilan,

- Kebiasaan ibu (merokok, alkohol, kecanduan obat).

- Faktor penyakit yang mempengaruhi kehamilan (hipertensi,

gestosis- toksemia gravidarum).

b. Faktor resiko tinggi yang bekerja saat persalinan

a) Sebagai akibat mekanis

- Kelainan letak : sungsang, atau lintang.

Page 73: PDF Joiner

56

- Malpresentasi.

- Ketuban pecah dini.

- Distress janin.

- Perdarahan antepartum.

b) Faktor non mekanis

- Pengaruh obat analgesik atau sedatif.

- Penyakit ibu yang menyertai kehamilan.

c. Faktor resiko tinggi yang bekerja langsung pada neonatus

a) Sindrom distress pernafasan.

- Asfiksia neonatorum.

- Aspirasi air ketuban.

b) Faktor umur hamil yang mengganggu neonatus

- Prematuritas.

- Neonatus dengan termoregulator prematur.

- Bayi kecil cukup bulan ( BBLR, gangguan menghisap dan

menelan, gangguan kongenital).

c) Penyakit ibu

- Hipertensi.

- Diabetes melitus.

- Jantung.

- Paru- paru

- Hepar.

d) Pertumbuhan intra uteri

- Perdarahan antepartum.

Page 74: PDF Joiner

57

- Gangguan pertumbuhan jiwa atau neurologis.

- Toksemia (gestosis).

- Kelainan kongenital.

(Manuaba, 1998;32)

4. Tanda Bahaya pada Ibu Hamil Beresiko

Sebagian besar wanita hanya mengalami sejumlah kecil masalah

selama kehamilannya. Tetapi jika benar- benar menghadapi kehamilan

resiko tinggi, ada tanda bahaya yang perlu diwaspadai, yaitu :

a. Perdarahan vagina.

b. Pembengkakan pada wajah atau ektremitas.

c. Nyeri perut yang hebat.

d. Keluarnya cairan dari vagina, biasanya cukup banyak, tetapi

kadang- kadang hanya berupa tetesan atau noda basah yang terus-

menerus.

e. Demam tinggi (lebih dari 38,7 °C ) atau gemetar.

f. Muntah- muntah hebat atau ketidakmampuan untuk menahan

makanan di perut.

g. Penglihatan kabur.

h. Nyeri pada waktu berkemih.

i. Sakit kepala yang tidak mau hilang atau sakit kepala hebat.

j. Cedera atau kecelakaan yang mengenai atau membuat anda

khawatir akan kesehatan janin yang anda kandung.

(Curtis, 2000;120)

Page 75: PDF Joiner

58

5. Penatalaksanaan pada Ibu Hamil Resiko Tinggi

Kehamilan resiko tinggi memerlukan pengawasan dan penanganan

dini, diawasi dan ditangani oleh dokter ahli kandungan sejak dini yaitu

perlu melakukan beberapa pemeriksaan seperti :

a. Pemeriksaan beberapa laboratorium untuk memeriksa gula darah

untuk memastikan ada atau tidak penyakit diabetes melitus.

b. Pemeriksaan darah ibu untuk mengetahui adanya kelainan

kromosom.

c. Menjalani upaya medis untuk mencegah hipertensi, dan cacat

bawaan.

d. Pemberian asam folat yang cukup pada ibu hamil karena dapat

mengurangi resiko cacat bawaan diberikan sampai usia kehamilan

12 minggu/ masa pembentukan organ janin. Ibu hamil pada usia >

35 tahun perlu mendapat penanganan untuk mencegah kelahiran

prematur.

(Manuaba, dkk, 2007)

Page 76: PDF Joiner

59

D. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Ibu Hamil Resiko

Tinggi

1. Pengkajian

Pada tahap pengkajian dilakukan dalam 3 tahapan sebagai berikut :

a. Membina Hubungan yang Baik

1) Perkenalkan diri kepada keluarga dengan sopan dan ramah sesuai

dengan teknik komunikasi terapeutik

2) Jelaskan maksud dan tujuan kunjungan yaitu untuk membantu

keluarga menyelesaikan masalah resiko tinggi kehamilan yang ada

pada anggota keluarga dengan menggunakan ilmu dan kiat

keperawatan.

3) Jelaskan luas kesanggupan bantuan yang dapat diberikan

b. Pengkajian Awal

Dilakukan dengan mengunjungi unit pelayanan kesehatan yang

terdapat di wilayah tempat keluarga berada. Pada tahap ini dilakukan

pendataan mengenai rekam medis keluarga yang akan dikaji.

c. Pengkajian Lanjutan (Tahap Kedua)

Pada tahap ini, pengkajian dilakukan kepada keluarga yang akan

dikaji yang meliputi salah satu anggota keluarga dengan hamil resiko

tinggi.

Pengumpulan data pada tahap ini dilakukan menggunakan metode

wawancara, observasi fasilitas rumah, pemeriksaan fisik pada setiap

anggota keluarga terutama pada anggota yang hamil resiko tinggi.

Adapun pengumpulan data yang perlu dikaji pada tahap ini adalah :

Page 77: PDF Joiner

60

1) Data Umum

Data ini mencakup data kepala keluarga, alamat dan

telepon, pekerjaan KK, pendidikan KK, komposisi keluarga

dengan dibuat genogramnya untuk mengetahui faktor penyebab

terjadinya kehamilan resiko tinggi dari segi hereditas keluarga.

a) Tipe Keluarga : Untuk menentukan tipe keluarga, lakukan

identifikasi terhadap kepala keluarga.

b) Suku Bangsa : Pengkajian suku bangsa keluarga bertujuan

untuk mengidentifikasi budaya suku bangsa keluarga yang

terkait dengan kesehatan yang terkait.

c) Agama : Identifikasi agama dan kepercayaan keluarga yang

dianut yang dapat mempengaruhi kesehatan keluarga

terutama bagi kehamilan resiko tinggi.

d) Status Sosial Ekonomi Keluarga : Identifikasi status sosial

ekonomi keluarga dan hubungannya dengan kehamilan resiko

tinggi yang ada pada keluarga.

e) Aktifitas rekreasi keluarga : Identifikasi aktifitas rekreasi

yang selalu dilakukan oleh keluarga serta hubungannya

dengan kehamilan resiko tinggi yang dialami oleh keluarga.

2) Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga

f) Tahap Perkembangan Keluarga Saat Ini : Identifikasi tahap

perkembangan keluarga klien dan kaji adanya hubungannya

dengan kehamilan resiko tinggi yang dialami klien.

Page 78: PDF Joiner

61

a) Tugas Perkembangan Keluarga yang Belum Terpenuhi :

Identifikasi tahap perkembangan keluarga klien dan kaji

adanya hubungan antara tugas perkembangan yang belum

terpenuhi dengan kehamilan resiko tinggi yang dialami oleh

klien.

b) Riwayat kesehatan : Identifikasi riwayat kesehatan anggota

keluarga yang meliputi riwayat kesehatan keluarga secara

umum, riwayat kesehatan sekarang serta riwayat kesehatan

dahulu, dan kaji adanya hubungan dengan kehamilan resiko

tinggi yang dialami oleh klien. Data yang harus didapatkan

dalam pengkajian ini meliputi :

(1) Adanya faktor-faktor risiko : riwayat keluarga (penyakit

hipertensi, diabetes, anemia).

(2) Adanya riwayat konsumsi obat-obat yang digunakan, dan

pemeriksaan lanjutan.

(3) Merokok dan konsumsi alkohol, dapat mempengaruhi

terhadap janin yang dikandungnya.

(4) Kebiasaan makan: riwayat peningkatan atau penurunan

berat badan.

(5) Kebiasaan gerak badan.

(6) Pekerjaan, stres, manajemen stres.

3) Data Lingkungan : Identifikasi karakteristik rumah, sarana

pembuangan air limbah, kebutuhan MCK, sarana air bersih dan

air minum yang digunakan. Struktur Keluarga : Identifikasi

Page 79: PDF Joiner

62

struktur peran, nilai dan norma, pola komunikasi masing-masing

anggota keluarga. Kaji adanya faktor-faktor yang ada

hubungannya dengan kehamilan resiko tinggi yang dialami oleh

klien.

4) Fungsi Keluarga : Identifikasi fungsi ekonomi, fungsi status

sosial, fungsi pendidikan, fungsi religious, rekreasi, reproduksi,

afeksi dan fungsi pemenuhan kesehatan anggota keluarga yang

meliputi :

a) Kaji sejauh mana keluarga mengenal masalah kesehatan

kehamilan resiko tinggi yang dialami oleh anggota

keluarganya yang meliputi pengertian, tanda dan gejala,

faktor penyebab, dan faktor yang mempengaruhi serta

persepsi keluarga terhadap masalah tersebut.

b) Kaji sejauh mana kemampuan keluarga dalam mengambil

keputusan mengenai tindakan kesehatan yang tepat berkaitan

dengan kehamilan resiko tinggi yang dialami anggota

keluarganya yang meliputi kemampuan keluarga memahami

sifat dan luasnya masalah, apakah masalah kesehatan tersebut

dirasakan oleh keluarga atau tidak, apakah keluarga

menyerah terhadap masalah yang dialami, apakah keluarga

merasa takut terhadap akibat dari masalah yang dialami

anggota keluarganya, apakah keluarga acuh tak acuh terhadap

masalah kesehatan, apakah keluarga mampu menjangkau

fasilitas kesehatan, sejauh mana kepercayaan keluarga

Page 80: PDF Joiner

63

terhadap tenaga kesehatan, dan kaji apakah keluarga telah

memperoleh informasi tentang kehamilan resiko tinggi yang

dialami oleh anggota keluarganya.

c) Kaji sejauh mana kemampuan keluarga merawat anggota

keluarganya dengan kehamilan resiko tinggi meliputi

pengetahuan keluarga tentang kehamilan resiko tinggi serta

pemahaman keluarga tentang perawatan kehamilan resiko

tinggi dirumah.

d) Kaji sejauh mana kemampuan keluarga memelihara atau

memodifikasi lingkungan rumah secara sehat sebagai support

system anggota keluarga dengan kehamilan resiko tinggi.

e) Kaji sejauh mana kemampuan keluarga menggunakan

fasilitas pelayanan kesehatan terutama dalam rangka

perawatan anggota keluarganya yang menderita kehamilan

resiko tinggi meliputi pengetahuan keluarga tentang

keberadaan pelayanan kesehatan, pemahaman keluarga

tentang keuntunan yang didapat dari pelayanan kesehatan,

tingkat kepercayaan keluarga terhadap fasilitas kesehatan,

pengalaman kurang menyenangkan dari pelayanan kesehatan,

serta apakah keluarga mampu menjangkau fasilitas kesehatan

dan bila tidak kaji penyebabnya.

5) Stres dan Koping Keluarga : Identifikasi kemampuan keluarga

dalam berespons terhadap stressor baik stressor jangka panjang

maupun jangka pendek serta koping keluarga dalam menghadapi

Page 81: PDF Joiner

64

stressor tersebut. Kaji adanya disfungsi strategi adaptasi terhadap

kehamilan resiko tinggi yang dialami oleh anggota keluarganya.

6) Pemeriksaan Kesehatan : Meliputi pengkajian kebutuhan dasar,

pemeriksaan fisik serta pemeriksaan penunjang yang diperlukan.

Pemeriksaan yang harus dilakukan pada pemeriksaan fisik dan

data penunjang klien dengan kehamilan resiko tinggi adalah :

- Tekanan darah

Pada ibu hamil terjadi hipotensi pada saat berbaring karena

penekanan vena cava inferior karena pembesaran uterus pada

saat terlentang sehingga dapat menurunkan perfusi uteri

plasenta.

- Nadi

Denyut nadi pada ibu hamil terjadi peningkatan 10- 20 kali,

kardiak output meningkat 30- 60%.

- Pernafasan

Pada ibu hamil sering mengeluh sesak dan nafas pendek, hal itu

ditemukan pada kehamilan 32 minggu keatas karena usus

tertekan oleh uterus yang membesar kearah diafragma,

sehingga diafragma kurang leluasa bergerak untuk memenuhi

kebutuhan O2 yang meningkat 20%.

- Temperatur

Suhu tubuh pada ibu hamil biasanya tidak terjadi peningkatan

kecuali kalau terjadi infeksi dan demam yang terus menerus

merupakan salah satu tanda bahaya kehamilan.

Page 82: PDF Joiner

65

a) Kepala dan Leher

(1) Wajah

Inspeksi : Pada kulit muka biasanya terjadi kloasma

gravidarum (peningkatan pigmentasi pada batang hidung dan

pipi pada wanita hamil), ekspresi wajah (meringis, gembira,

dll). Kloasma gravidarum diakibatkan karena peningkatan

hormon hopofisis anterior melanotropik selama masa hamil,

namun setelah melahirkan biasanya kloasma ini berangsur-

angsur menghilang.

Palpasi : Terdapat edema, nyeri tekan.

(2) Mata

Inspeksi : Reflek pupil terhadap cahaya, warna, konjungtiva,

diameter pupil, fungsi penglihatan.

Palpasi : Nyeri tekan pada bola mata.

(3) Leher

Inspeksi : Meliputi ada/ tidaknya pembesaran vena jugularis,

ada/ tidaknya pembesaran kelenjar getah bening.

Palpasi : adanya pembesaran tiroid, ada/ tidaknya

pembesaran kelenjar getang bening.

Pada saat kehamilan pembesaran kelenjar tiroid merupakan

akibat hiperplasia jaringan grandular dan peningkatan

vaskularitas. Kelenjar getah bening dapat membesar apabila

terjadi peradangan (Bobak Jenden, 2004 :150)

Page 83: PDF Joiner

66

(4) Dada

Inspeksi : Kesimetrisan ukuran antara payudara kiri dan

kanan, dilatasi vena, ada/ tidaknya pembengkakan,

hiperpigmentasi pada aerola, keadaan puting susu menonjol/

tenggelam, kebersihan puting susu, pengeluaran kolostrum.

Palpasi : Ada/ tidaknya benjolan, konsistensi payudara,

nyeri pada payudara, teraba panas/ tidak..

Payudara pada masa hamil trimester dua dan tiga, pertumbuhan

kelenjar mamae membuat ukuran payudara meningkat secara

progresif. Peningkatan suplai darah membuat pembuluh darah

dibawah kulit berdilatasi. Kongesti vena di payudara lebih

terlihat jelas pada primigravida. Striae dapat terlihat dibagian

luar payudara. Sekresi prakolostrum yang cair, jernih dan

kental dapat dikeluarkan dari puting susu pada akhir minggu

ke-6 kehamilan.

(5) Abdomen

Inspeksi : Bentuk abdomen, ada/ tidaknya linea nigra/ striae,

pembesaran uterus kedepan/ kesamping, pergerakan janin,

Palpasi :

Leopod I :

Untuk menentukan tuanya kehamilan dan bagian janin pada

fundus. Pada bulan ketiga (12 minggu) tinggi fundus 1-2 jari di

atas sympisis, 16 minggu dipertengahan sympisis dan pusat, 20

minggu tinggi fundus 3 jari di bawah pusat, 24 minggu setinggi

Page 84: PDF Joiner

67

pusat, 36 minggu tinggi fundus 3 jari di bawah prosesus

xipoideus, 40 minggu di pertengahan prosesus xipoideus dan

pusat.

Leopod II :

Menentukan dimana letak punggung anak dan bagian- bagian

kecil. Apabila disamping terdapat kepala atau bokong berarti

letak lintang, apabila pada fundus teraba bagian keras

melintang dan bundar berarti letak kepala, apabila pada fundus

teraba buntar agak lembek berarti letak bokong.

Leopod III :

Menentukan apa yang terdapat dibagian bawah dan bagian

bawah sudah masuk PAP atau belum.

Leopod IV :

Menentukan bagian bawah sudah masuk PAP dan seberapa

besar masuknya ke dalam rongga panggul. Divergent yaitu

ukuran yang terbesar kepala sudah melewati PAP, sedangkan

convergent yaitu ukuran terbesar kepala belum melewati PAP.

Auskultasi : Bising usus dengan normal 6- 12 kali/ menit,

denyut jantung janin dengan normal 120- 140x/ menit.

(6) Ekstremitas

Inspeksi : Lingkar lengan, cara berjalan, varises pada

tungkai, reflek bisep, reflek trisep, reflek patela, kekuatan otot.

Palpasi : Ada/ tidaknya edema, hofman sign (tanda dini

tromboflebitis vena dalam pada tulang kering dimana ada

Page 85: PDF Joiner

68

keluhan nyeri saat tungkai diekstensi dan kaki di

dorsofleksikan), cipillary refill time.

(7) Genitalia dan Anus

Inspeksi : Distribusi rambut pubis, kebersihan vulva dan

perineum, adanya tanda cadwick pada vulva, ada tidaknya

varises, ada/ tidaknya edema pada vulva, ada tidaknya

pengeluaran lendir atau darah pada vagina, pada anus terdapat

hemoroid atau tidak.

7) Harapan Keluarga : Kaji harapan keluarga terhadap perawat

dalam membantu menyelesaikan masalah dengan kehamilan

resiko tinggi yang dialami oleh anggota keluarganya.

2. Diagnosis keperawatan yang mungkin muncul pada klien dengan

kehamilan resiko tinggi menurut Bobak, 2004 adalah sebagai berikut:

Aktual

a. Kurang pengetahuan tentang perawatan diri selama kehamilan

berhubungan dengan kurang persiapan menghadapi kehamilan.

b. Kurang pengetahuan tentang pemeriksaan prenatal berhubungan

dengan kehamilaan yang tidak direncanakan.

c. Kurang pengetahuan tentang nutrisi ibu hamil berhubungan dengan

kurang persiapan menghadapi kehamilan.

d. Gangguan konsep diri : body image berhubungan dengan perubahan

bentuk tubuh akibat proses kehamilan.

e. Gangguan proses keluarga berhubungan dengan peran menjadi orang

tua.

Page 86: PDF Joiner

69

f. Gangguan rasa nyama nyeri pinggang berhubungan dengan perubahan

gravitasi tubuh.

g. Gangguan rasa aman cemas berhubungan dengan kurang pengetahuan

tentang proses kehamilan.

h. Perubahan pola eliminasi urin berhubungan dengan penurunan

kapasitas kandung kemih.

Resiko

i. Resiko tinggi terjadi penyulit pada persalinan berhubungan dengan

belum maturnya organ reproduksi.

j. Resiko tinggi terjadi pendarahan pada persalinan berhubungan dengan

belum maturnya organ reproduksi.

Potensial

k. Potensial peningkatan kesehatan pada ibu hamil resiko tinggi

3. Skoring

Skoring dilakukan jika diagnosa yang muncul berdasarkan

pengkajian lebih dari satu diagnosa. Proses skoring menggunakan skala

yang telah dirumuskan oleh Bailon dan Maglaya (1978). Sehingga

didapatkan diagnose keperawatan berdasarkan prioritas.

4. Perencanaan

Merupakan rencana tindakan yang disusun berdasarkan prioritas

masalah, yang meliputi :

Page 87: PDF Joiner

70

Aktual :

a. Kurangnya Pengetahuan tentang Perawatan Diri Selama Kehamilan

Intervensi Rasional

1. Jelaskan pentingnya perawatan

diri.

2. Berikan pendidikan kesehatan

tentang perawatan diri.

1. Perawatan diri selama

kehamilan bertujuan agar

kehamilannya sehat

2. Untuk meningkatkan

pengetahuan klien tentang

perawatan diri dan diharapkan

mampu melakukannya secara

mandiri

b. Kurang Pengetahuan tentang Perawatan Prenatal

Intervensi Rasional

1. Jelaskan pentingnya prenatal.

2. Berikan penkes tentang

perawatan prenatal.

1. Untuk mempersiapkan fisik dan

mental ibu selama kehamilan.

2. Menambah pengetahuan klien

tentang perawatan prenatal.

c. Kurang Pengetahuan tentang Nutrisi Ibu Hamil

Intervensi Rasional

1. Berikan pendidikan kesehatan

tentang nutrisi pada ibu hamil.

2. Ajari klien mengolah

makanan.

1. Menambah pengetahuan klien

tentang nutrisi pada ibu hamil.

2. Mengolah makanan yang benar

membantu mempertahankan zat

gizi pada makanan.

d. Gangguan Konsep Diri : Body Image berhubungan dengan Perubahan

Bentuk Tubuh Akibat Proses Kehamilan.

Intervensi Rasional

1. Jelaskan perubahan tubuh

selama kehamilan.

2. Berikan kesempatan pada klien

untuk mendiskusikan perasaan

mengenai perubahan bentuk

tubuh.

1. Perubahan bentuk tubuh

karena proses kehamilan

merupakan hal fisiologis.

2. Klien mau mengungkapkan

perasaannya merupakan

langkah awal dalam menerima

perubahan tubuhnya.

Page 88: PDF Joiner

71

e. Gangguan Proses Keluarga berhubungan dengan Perubahan Peran Menjadi

Orang Tua.

Intervensi Rasional

1. Jelaskan kpada klien tentang

tugas sebagai orang tua baru.

2. Libatkan keluarga dalam

perawatan kehamilan dan

persiapan persalinan.

3. Ajarkan keluarga tentang

perawatan bayi.

1. Klien mempunyai gambaran

bagaimana menjadi orang tua.

2. Keluarga mengerti dan dapat

beradaptasi dalam menghadapi

persalinan.

3. Keluarga beradaptasi dengan

kelahiran bayi, mampu

memberikan perawatan bayi.

f. Gangguan Rasa Nyaman Nyeri Pinggang berhubungan dengan Perubahan

Pusat Gravitasi Tubuh.

Intervensi Rasional

1. Anjurkan klien untuk sering

istirahat.

2. Anjurkan posisi tubuh yang

baik.

3. Anjurkan menggunakan

penghangat pada pinggang.

1. Relaksasi persendian dan

otot.

2. Menghindari berdiri dalam

waktu yang lama, posisi

tubuh ketika tidur, posisi

duduk harus tegak.

3. Memperbaiki sirkulasi darah

pada pinggang.

g. Gangguan Rasa Cemas berhubungan dengan Kurang Pengetahuan tentang

Proses Kehamilan.

Intervensi Rasional

1. Jelaskan tentang perubahan

fisik dan psikis karena

kehamilan.

2. Anjurkan klien untuk

memakai bra yang

menyangga payudara.

3. Anjurkan klien untuk

banyak istirahat

1. Klien mengetahui perubahan

fisik dan psikisnya normal

karena proses kehamilan.

2. Agar merasa nyaman serta

bisa menopang payudara

dengan baik.

3. Merelaksasikan.

Page 89: PDF Joiner

72

h. Perubahan Pola Eliminasi Urin berhubungan dengan Penurunan Kapasitas

Kandung Kemih.

Intervensi Rasional

1. Anjurkan klien untuk tidak

menahan BAK

2. Anjurkan klien banyak

minum.

3. Anjarkan klien senam hamil.

4. Anjurkan klien untuk sering

ganti celana dalam.

1. Menahan BAK membuat urin

mengendap dan menyebabkan

infeksi saluran kemih.

2. Klien harus minum 6- 8 delas

sehari untuk mencegah

dehidrasi karena pengeluaran

urin yang cepat.

3. Mengencangkan otot vagina.

4. Ibu sering BAK permukaan

vulva akan lembab sehingga

membuat bakteri cepat tumbuh.

Resiko :

i. Resiko Tinggi Terjadinya Penyulit Pada Persalinan berhubungan dengan

Belum Maturnya Alat Reproduksi.

Intervensi Rasional

1. Anjurkan klien

memeriksakan

kehamilannya secara rutin.

2. Anjurkan klien segera pergi

ke pelayanan kesehatan bila

ada tanda- tanda bahaya

kehamilan.

1. Pengawasan terhadap

kehamilan.

2. Mencegah komplikasi

selama kehamilan.

j. Resiko Tinggi Terjadinya Perdarahan Pada Persalinan berhubungan dengan

Belum Maturnya Alat Reproduksi.

Intervensi Rasional

1. Anjurkan klien

memeriksakan

kehamilannya secara rutin.

2. Anjurkan klien segera pergi

ke pelayanan kesehatan bila

ada tanda- tanda bahaya

kehamilan.

1. Pengawasan terhadap

kehamilan.

2. Mencegah komplikasi

selama kehamilan.

Page 90: PDF Joiner

73

Potensial :

k. Potensial Peningkatan Kesehatan pada Ibu Hamil Resiko Tinggi

Intervensi Rasional

1. Kaji pengetahuan keluarga

tentang cara peningkatan

status kesehatan ibu hamil

dengan resiko tinggi.

2. Berikan penyuluhan tentang

cara peningkatan status

kesehatan ibu hamil dengan

resiko tinggi.

3. Berikan kesempatan pada

keluarga untuk

mengemukakan kembali

tentang cara peningkatan

kesehatan ibu hamil dengan

resiko.

4. Diskusikan kembali

bersama keluarga tentang

cara meningkatkan status

kesehatan ibu hamil dengan

resiko.

5. Berikan reinforcement atas

jawaban yang tepat.

1. Mengidentifikasi

pengetahuan sebagai acuan

tindakan yang tepat.

2. Terpaparnya informasi akan

meningkatkan pengetahuan

3. Sebagai evaluasi secara

formatif, mengetahui tingkat

tanggap keluarga

4. Menjalin bina trust dan tanya

jawab secara langsung

5. Sebagai salah satu cara

meningktkan bina trust

5. Implementasi dan Evaluasi

Aktual :

a. Kurangnya Pengetahuan tentang Perawatan Diri Selama Kehamilan

Implementasi Evaluasi

1. Menjelaskan pentingnya

perawatan diri.

2. Memberikan pendidikan

kesehatan tentang perawatan

diri.

1. Klien menyimak dan

mengerti

2. Klien menyimak

Page 91: PDF Joiner

74

b. Kurang Pengetahuan tentang Perawatan Prenatal

Implementasi Evaluasi

1. Menjelaskan pentingnya

prenatal.

2. Memberikan penkes tentang

perawatan prenatal.

1. Klien menyimak dan

mengerti

2. Klien menyimak dan

mengerti

c. Kurang Pengetahuan tentang Nutrisi Ibu Hamil

Implementasi Evaluasi

1. Memberikan pendidikan

kesehatan tentang nutrisi

pada ibu hamil.

2. Mengajari klien mengolah

makanan.

1. Klien menyimak dan

mengerti

2. Klien menyimak dan

mengerti

d. Gangguan Konsep Diri : Body Image berhubungan dengan Perubahan

Bentuk Tubuh Akibat Proses Kehamilan.

Implementasi Evaluasi

1. Menjelaskan perubahan

tubuh selama kehamilan.

2. Memberikan kesempatan

pada klien untuk

mendiskusikan perasaan

mengenai perubahan bentuk

tubuh.

1. Klien menyimak dan

mengerti

2. Klien berdiskusi

e. Gangguan Proses Keluarga berhubungan dengan Perubahan Peran Menjadi

Orang Tua.

Implementasi Evaluasi

1. Menjelaskan kepada klien

tentang tugas sebagai orang

tua baru.

2. Melibatkan keluarga dalam

perawatan kehamilan dan

persiapan persalinan.

3. Mengajarkan keluarga

tentang perawatan bayi.

1. Klien menyimak dan

mengerti

2. Keluarga klien

berpartisipasi

3. Klien menyimak dan

mengerti

Page 92: PDF Joiner

75

f. Gangguan Rasa Nyaman Nyeri Pinggang berhubungan dengan Perubahan

Pusat Gravitasi Tubuh.

Implementasi Evaluasi

1. Menganjurkan klien untuk

sering istirahat.

2. Menganjurkan posisi tubuh

yang baik.

3. Menganjurkan menggunakan

penghangat pada pinggang.

1. Klien mengerti

2. Klien mengikuti

3. Klien mengikuti

g. Gagguan Rasa Cemas berhubungan dengan Kurang Pengetahuan tentang

Proses Kehamilan.

Implementasi Evaluasi

1. Menjelaskan tentang

perubahan fisik dan psikis

karena kehamilan.

2. Menganjurkan klien untuk

memakai bra yang

menyangga payudara.

3. Menganjurkan klien untuk

banyak istirahat

1. Klien menyimak

2. Klien mengikuti saran

3. Klien mengikuti saran

h. Perubahan Pola Eliminasi Urin berhubungan dengan Penurunan Kapasitas

Kandung Kemih.

Implementasi Evaluasi

1. Menganjurkan klien untuk

tidak menahan BAK.

2. Menganjurkan klien banyak

minum.

3. Mengajarkan klien senam

hamil.

4. Menganjurkan klien untuk

sering ganti celana dalam.

1. Klien mengikuti saran

2. Klien mengikuti saran

3. Klien berpartisipasi dan

mengikuti

4. Klien mengikuti saran

Page 93: PDF Joiner

76

Resiko :

i. Resiko Tinggi Terjadinya Penyulit Pada Persalinan berhubungan dengan

Belum Maturnya Alat Reproduksi.

Implementasi Evaluasi

1. Menganjurkan klien

memeriksakan kehamilannya

secara rutin.

2. Menganjurkan klien segera

pergi ke pelayanan kesehatan

bila ada tanda - tanda bahaya

kehamilan.

1. Klien mengikuti saran

2. Klien mengerti dan

mengikuti saran

j. Resiko Tinggi Terjadinya Pendarahan Pada Persalinan berhubungan

dengan Belum Maturnya Alat Reproduksi.

Implementasi Evaluasi

1. Menganjurkan klien

memeriksakan kehamilannya

secara rutin.

2. Menganjurkan klien segera

pergi ke pelayanan kesehatan

bila ada tanda - tanda bahaya

kehamilan.

1. Klien mengikuti saran

2. Klien mengerti dan

mengikuti saran

Potensial :

k. Potensial peningkatan kesehatan pada ibu hamil resiko tinggi

Implementasi Evaluasi

1. Mengkaji pengetahuan keluarga

tentang cara peningkatan status

kesehatan ibu hamil dengan

resiko tinggi.

2. Memberikan penyuluhan

tentang cara peningkatan status

kesehatan ibu hamil dengan

resiko tinggi.

3. Memberikan kesempatan pada

keluarga untuk mengemukakan

kembali tentang cara

1. Klien menyatakan tidak

mengetahui kesehatan ibu hamil

dengan resiko tinggi

2. Klien dan keluarga menyimak

3. Klien mengemukakan sedikit

materi yang telah disampaikan

Page 94: PDF Joiner

77

peningkatan kesehatan ibu

hamil dengan resiko.

4. Mendiskusikan kembali

bersama keluarga tentang cara

meningkatkan status kesehatan

ibu hamil dengan resiko.

5. Memberikan reinforcement atas

jawaban yang tepat.

4. Klien sharing pengetahuan

5. Klien termotivasi

E. Dampak Kehamilan Resiko Tinggi Terhadap Fungsi Keluarga

a. Fungsi afektif

Fungsi afektif berhubungan dengan fungsi internal keluarga,

perlindungan dan dukungan psikososial bagi para anggota keluarga

dengan kehamilan resiko tinggi, sehingga keluarga lainnya terabaikan.

b. Fungsi sosial

Ibu hamil dengan resiko tinggi akan mengalami keterbatasan dalam

bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya. Hal ini disebabkan karena

ibu hamil resiko tinggi biasanya mengalami kelemahan fisik untuk

berinteraksi dengan lingkungannya.

c. Fungsi reproduksi

Dengan adanya ibu resiko tinggi kehamilan pada keluarga akan

mempengaruhi kelangsungan generasi pada keluarga karena keluarga/

ibu akan takut untuk hamil.

d. Fungsi memenuhi kebutuhan fisik dan perawatan

Keluarga dengan resiko tinggi kehamilan akan melakukan perawatan

yang khusus juga akan menyediakan kebutuhan sandang dan pangan

yang lebih terhadap ibu dengan kehamilan resiko tinggi.

Page 95: PDF Joiner

78

e. Fungsi ekonomi

Ibu dengan kehamilan resiko tinggi memerlukan persiapan anggaran

yang lebih baik untuk perawatan dan persiapan kelahiran, sehingga

keluarga harus menyisihkan dana khusus dan dana untuk kebutuhan

lainnya akan berkurang.

f. Fungsi pengontrol/ pengatur

Dengan adanya ibu dengan kehamilan resiko tinggi maka keluarga akan

memberikan pendidikan serta norma- norma yang baik untuk menjaga

kesehatan ibu dan anak yang sedang dikandungnya, karena dengan

resiko tinggi sehingga keluarga memfokuskan ke ibu tersebut

sedangkan yang lainnya kurang terawasi.

Page 96: PDF Joiner

79

BAB III

TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN

I. Asuhan Keperawatan Pada Ny. C G1P0A0 Dengan Kehamilan Resiko

Tinggi

A. PENGKAJIAN

1. Identitas Kepala Keluarga

Nama : Tn. E

Umur : 44 tahun

Jenis Kelamin : Laki- laki

Status Marital : Menikah

Agama : Islam

Pendidikan : SD

Pekerjaan : Buruh

Alamat : Nyalindung Rt.02/ Rw. 06 Kec. Cimalaka

Tanggal pengkajian : 18 Juni 2015

Suku Bangsa : Sunda, Indonesia

Page 97: PDF Joiner

81

2. Daftar Anggota Keluarga

Tabel 3.1

No Nama Hub. L/P Umur Pend. Pek. Agama Kesehatan Imun KB Ket

1. Tn. E KK L 44 th SD Buruh Islam Sehat - - Sehat

2. Ny. R Istri P 40 th SD IRT Islam Sakit - - Hipertensi

3. Ny. C An. 1 P 19 th SMP IRT Islam Hamil

dengan resti

TT - Imunisasi TT

sudah 2x

dilakukan

dan

pemeriksaan

kehamilan

sudah 3 kali

dilakukan

4. An. N An. 2 P 10 th SD Pelajar Islam Sehat - - Sehat

5. Tn. A Suami

An. 1

L 24 th SMP Wira-

swasta

Islam Sehat - - Sehat

3. Tipe Keluarga

Keluarga Tn. E adalah keluarga besar ( extended family) yang

terdiri dari ayah, ibu, dan kedua anaknya. Anak yang pertama

sudah memiliki pasangan menikah dan tinggal dalam satu rumah.

4. Tahap Perkembangan Keluarga Saat Ini

Tahap perkembangan keluarga Tn. E adalah melepas anak

pertama ke masyarakat.

5. Tugas Perkembangan Keluarga Yang Belum Terpenuhi

Tn.E sebagai kepala keluarga belum mampu memenuhi

kebutuhan yang diinginkan dalam keluarga. Salah satunya,

Page 98: PDF Joiner

82

anaknya yang pertama yaitu Ny.C belum pisah rumah. Ny.C masih

tinggal satu atap bersamanya.

6. Genogram

Keterangan :

: Laki-laki

: Perempuan

: Telah meninggal

: Klien

: Hubungan keluarga

: Hubungan Perkawinan

: Tinggal serumah

Page 99: PDF Joiner

83

7. Denah Rumah

Keterangan

: Pintu

: Jendela

Gambar 3.2

Page 100: PDF Joiner

84

8. Keadaan Kesehatan

Pada saat dikaji istri Tn. E yaitu Ny. R dulunya mengalami

hipetensi setelah melahirkan anak keduanya. Sampai akhirnya

sekarang Ny. R mengalami stroke ringan di bagian wajah dan

tangan kirinya. Ny. R mengalami stroke ringan tersebut dari 2

tahun yang lalu. Dan anak pertama yaitu Ny. C sekarang sedang

hamil dengan kehamilan resiko tinggi.

9. Kebersihan Keluarga

Keluarga Tn. E mempunyai kebiasaan mandi ± 2-3 x perhari,

selalu menggunakan sabun. Menyikat gigi ± 2-3 x perhari

menggunakan pasta gigi. Mencuci rambut ± 2-3 x perminggu,

memotong kuku 1 x perminggu.

10. Penyakit Sering Diderita

Penyakit yang sering di derita oleh keluarga Tn. E yaitu Ny. R

yang mengalami penyakit hipertensi dari sejak dia melahirkan anak

keduanya. Yang akhirnya, sekarang dari 2 tahun kebelakang sudah

mengalami sroke ringan di bagian wajah dan tangan kiri Ny. R.

11. Penyakit Kronis/ Menular

Di keluarga Tn. E tidak ada yang mengalami penyakit menular

sedangkan kalau penyakit kronis ada yaitu stroke ringan yang

Page 101: PDF Joiner

85

dialami Ny. R sejak 2 tahun yang lalu, pada bagian wajah dan

tangan kirinya.

12. Kecacatan Anggota Keluarga

Ny. R mengalami kecacatan di bagian wajah dan tangan kirinya

semenjak dia mengalami stroke ringan dari 2 tahun yang lalu.

13. Pola Makan dan Minum

Keluarga Tn. E terbiasa makan ± 2-3 x perhari dengan

komposisi nasi, lauk pauk, sayuran, buah buahan dan susu kadang

kadang bila ada. Namun keluarga jarang makan bersama sama

karena waktu makan menyesuaikan dengan aktivitas masing-

masing. Dan kebiasaan minum air putih rata- rata 6- 8 gelas

perhari, kecuali Tn. E minumnya lebih banyak dikarenakan dia

bekerja di galian pasir.

14. Pola Istitahat

Tn. E biasa tidur ± 4-5 jam perhari, waktunya tidak tentu

karena dia bekerja pada saat siang ataupun malam hari. Ny. R biasa

tidur malam pada pukul 20.00 WIB dan bangun pada pukul 04.00

WIB. Ny. C biasa tidur malam pada pukul 21.00 WIB dan bangun

pada pukul 04.30 WIB. An. N biasa tidur malam pada pukul 20.00

Page 102: PDF Joiner

86

WIB dan bangun biasa pukul 05.00 WIB. Sedangkan Tn. A biasa

tidur malam pukul 21.00 WIB dan bangun pukul 06.00 WIB.

15. Reproduksi / Aseptor KB

Ny. R awalnya dia menggunakan alat kontrasepsi pil, lalu

diganti dengan suntik dan sekarang Ny. R sudah tidak

menggunakan alat kontrasepsi. Sementara Ny. C belum

menggunakan alat kontrasepsi.

16. Keadaan Emosi/ Mental

Setelah dikaji Ny. R mengalami inkoheren. Ketika di anamnesa

kadang nyambung kadang tidak. Menjawab pertanyaanpun harus

di bantu sama anggota keluarga yang lain. Dan kalaupun ngobrol

harus berbicara lambat supaya dapat dicernanya.

17. Koping Keluarga

a. Stresor yang dimiliki

Stresor yang dirasakan oleh keluarga Tn. E adalah penyakit

stroke ringan yang diderita oleh istrinya. Dan keluarga Tn. E

tidak menyadari kehamilan resiko tinggi yang sedang dialami

anaknya yaitu Ny. C

Page 103: PDF Joiner

87

b. Kemampuan keluarga berespon terhadap stresor

Keluarga sudah dapat beradaptasi dengan penyakit yang

diderita oleh Ny. R karena sudah berobat rutin ke bidan dan

pasrah ke Tuhan terhadap sakitnya.

c. Strategi koping yang digunakan

Keluarga biasanya bermusyawarah dalam menghadapi

masalah.

d. Strategi adaptasi disfungsional

Ny. R merasakan penyakitnya sampai saat ini tidak sembuh-

sembuh.

18. Kebiasaan Buruk

Kebiasaan buruk yang ada di keluarga Tn. E yaitu merokok.

Sehari menurut Ny.C, Tn. E bisa menghabiskan satu bungkus

rokok.

19. Rekreasi

Kegiatan yang dilakukan keluarga untuk berekreasi adalah

menonton TV dan mendengarkan lagu di rumah. Kadang- kadang

berkumpul dengan sanak saudara atau tetangga dekatnya.

Page 104: PDF Joiner

88

20. Pola Komunikasi Keluarga

Dalam menghadapi suatu permasalahan biasanya keluarga Tn.

E selalu melakukan musyawarah keluarga sebelum diputuskan

suatu permasalahan.

21. Pengambil Keputusaan

Setiap ada masalah pada keluarga Tn. E selalu

dimusyawarahkan, untuk mengambil keputusan, biasanya Tn. E

sebagai kepala keluarga yang dominan dalam pengambilan

keputusan.

22. Peran Informasi

Keluarga Tn. E menyatakan selalu mendapatkan informasi dari

bidan, posyandu, dan puskesmas.

23. Hubungan dengan Orang Lain

Keluarga Tn. E tampak akrab dengan tetangga, terlihat pada

saat tetangganya berkunjung ke rumah Tn. E. Dan pada saat Ny. C

mengantar penulis untuk ke rumah Pa RT dia saling tegur sapa

dengan tetangga dekatnya. Ny. C dan An. N juga suka bermain di

rumah tetangganya.

Page 105: PDF Joiner

89

24. Kegiatan Organisasi Sosial

Tn. E menyatakan kalau dirinya suka melakukan kegiatan

gotong royong.

25. Keadaan Ekonomi

Penghasilan Tn. E perbulan ± Rp 2.000.000,00

Penghasilan Tn. A perbulan ± Rp 1.000.000,00

Pengeluaran perhari ± Rp 60.000,00 x 30 = Rp 1.800.000,00

Pembayaran listrik ± Rp 50.000,00

Sisa uang Rp 1.150.000,00 untuk di tabung

26. Ketaatan Beribadah

Keluarga Tn. E beragama Islam, melakukan ibadah lebih sering

dilakukan dirumah, dibandingkan di mesjid. Ny. R sering

melakukan kegiatan pengajian yang dilakukan setiap hari Jumat.

27. Keyakinan Tentang Kesehatan

Keluarga Tn. E berkeyakinan kalau kesehatan itu sangat

penting.

28. Nilai dan Norma

Nilai dan norma yang berlaku dalam keluarga menyesuaikan

dengan nilai dalam agama Islam yang dianutnya serta norma

Page 106: PDF Joiner

90

masyarakat di sekitarnya yaitu salah satunya harus menghormati

orang yang lebih tua dan menghargai orang yang lebih muda.

29. Adat yang Mempengaruhi Kesehatan

Pada saat dilakukan pemeriksaan fisik terlihat Ny. C

menyimpan gunting kuku di tengah payudaranya, dan katanya itu

merupakan sebuah tolak bala bagi yang sedang hamil.

30. Kebersihan dan kerapihan

Kebersihan di rumah keluarga Tn. E terlihat di depan teras

rumahnya terdapat beberapa kotoran ayam. Sedangkan

kerapihannya terlihat di ruang musola dan kamar tampak sedikit

berantakan.

31. Penerangan

Penerangan di rumah Tn. E pada saat di ruang tamu dapat

membaca tulisan dengan jarak 30 cm, sementara di ruang musola

dan dapur tidak bisa membaca tulisan dengan jarak 30 cm.

32. Ventilasi

Kurang dari 10- 20 % luas lantai, dan jendela tidak dibuka.

Page 107: PDF Joiner

91

33. Jamban

Keluarga Tn. E mempunyai jamban sendiri di dalam rumah.

Jenis jamban leher angsa. Jamban tampak bersih, dan layak untuk

dipakai.

34. Sumber Air Minum

Air bersumber dari PDAM dan untuk minum keluarga Tn. E

biasa membeli air galon.

35. Pemanfaatan Halaman

Halaman rumah keluarga Tn. E terdapat tanaman bunga.

Sementara dihalaman belakang rumah keluarga Tn. E terdapat

kandang ayam serta lubang sampah.

36. Pembuangan Air Kotor

Pembuangan air kotor di keluarga Tn. E baik itu air kotor dari

wc ataupun dari air bekas mandi dan cucian disalurkan ke septik

tank.

37. Pembuangan Sampah

Sampah rumah tangga di keluarga Tn. E di buang pada lubang

sampah yang ada di halaman belakang rumahnya, bila sampah

penuh suka di kubur ataupun di bakar.

Page 108: PDF Joiner

92

38. Sumber Pencemaran

Di depan rumah keluarga Tn. E terdapat kandang ayam dan

kandang bebek milik tetangganya.

39. Pemeriksaan fisik

Tabel 3.2

No Aspek Yang

Diperiksa Tn. E Ny. R An. N Tn. A

1. Penampilan Sehat Sakit Sehat Sehat

2. Kesadaran CM CM CM CM

3. Tanda Vital

Tensi

Nadi

Respirasi

Suhu

100/80mmHg

70 x/ menit

20 x/ menit

36,5°C

160/80mmHg

90 x/ menit

20 x/ menit

36,5°C

100/70mmHg

68 x/ menit

20 x/ menit

36,5° C

110/70mmH

g

80 x/ menit

20 x/ menit

36, 5° C

4. Kepala Bentuk simetris,

warna rambut

hitam, distribusi

rambut merata,

lesi tidak ada

Bentuk simetris,

warna rambut

hitam, distribusi

rambut merata,

lesi tidak ada

Bentuk

simetris,warn

a rambut

hitam,

distribusi

rambut

merata, tidak

terdapat lesi.

Bentuk

simetris,

warna

rambut

hitam,

distribusi

rambut

merata, lesi

tidak ada

5. Mata

Konjungtiv

a

Sklera

Penglihatan

Merah muda

Berwarna putih

Baik

Merah muda

Berwarna putih

Terkadang suka

buram

Merah muda

Berwarna

putih

Baik

Merah muda

Berwarna

putih

Baik

6. Hidung

Bentuk

Septum

Sekret

Simteris

Ditengah

Tidak ada

Simteris

Ditengah

Tidak ada

Simteris

Ditengah

Tidak ada

Simteris

Ditengah

Tidak ada

Page 109: PDF Joiner

93

Pernafasan

cuping

hidung

Tidak ada

Tidak ada Tidak ada Tidak ada

7. Mulut

Keadaan

mukosa

Pengecapan

Lembab

Baik

Lembab

Baik

Lembab

Baik

Lembab

Baik

8. Telinga

Bentuk

Masa/nyeri

Pendengaran

Simetris

Tidak ada

Baik

Simetris

Tidak ada

Baik

Simetris

Tidak ada

Baik

Simetris

Tidak ada

Baik

9. Leher

JVP

Tiroid

Reflek

Menelan

Tidak ada

peningkatan

Tidak ada

pembesaran

Ada

Tidak ada

peningkatan

Tidak ada

pembesaran

Ada

Tidak ada

peningkatan

Tidak ada

pembesaran

Ada

Tidak ada

peningkatan

Tidak ada

pembesaran

Ada

10. Dada

Bentuk

Pergerakan

Perkusi paru

Auskultasi

paru

Auskultasi

jantung

Simetris

Simetris

Resonan

Vesikuler

Reguler

Simetris

Simetris

Resonan

Vesikuler

Reguler

Simetris

Simetris

Resonan

Vesikuler

Reguler

Simetris

Simetris

Resonan

Vesikuler

Reguler

11. Abdomen

Bentuk

Massa

Nyeri

Simetris

Tidak ada

pembesaran

Tidak ada

Simetris

Tidak ada

pembesaran

Tidak ada

Simetris

Tidak ada

pembesaran

Tidak ada

Simetris

Tidak ada

pembesaran

Tidak ada

12. Ekstremitas

Bentuk

Pergerakan

Tonus otot

Edema

Varises

Simetris

Normal

Normal

Tidak ada

Tidak ada

Simetris

Kaku pada

bagian ibu jari

tangan kiri klien

Normal

Tidak ada

Tidak ada

5 5

Simetris

Normal

Normal

Tidak ada

Tidak ada

Simetris

Normal

Normal

Tidak ada

Tidak ada

Page 110: PDF Joiner

94

Kekuatan

otot

5 5

5 5

Ket :

Nilai 5 = Dapat

melawan

tahanan

pemeriksa

dengan kekuatan

penuh.

5 5

Ket :

Nilai 5 = Dapat

melawan

tahanan

pemeriksa

dengan

kekuatan penuh.

5 5

5 5

Ket :

Nilai 5 =

Dapat

melawan

tahanan

pemeriksa

dengan

kekuatan

penuh.

5 5

5 5

Ket :

Nilai 5 =

Dapat

melawan

tahanan

pemeriksa

dengan

kekuatan

penuh.

40. Data fokus klien

a. Identitas Klien

Nama : Ny. C

Umur : 19 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Status Marital : Menikah

Agama : Islam

Pendidikan : SMP

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Alamat : Desa Nyalindung RT 02/RW06 Kec.

Cimalaka

Tanggal Pengkajian : 15 Juni 2015

Golongan Darah : A

Page 111: PDF Joiner

95

41. Riwayat Kesehatan

a. Keluhan Utama

Klien menyatakan kalau dirinya sedang hamil anak pertama.

b. Riwayat Kesehatan Sekarang

Ny. C menyatakan sedang hamil 3 bulan, pada saat dikaji klien

mengatakan tidak ada keluhan dengan kehamilannya

c. Riwayat Kesehatan Dahulu

Ny. C menyatakan belum pernah sakit parah. Belum pernah di

operasi ataupun di rawat di Rumah Sakit. Tidak mempunyai

riwayat alergi makanan ataupun obat- obatan. Obat yang

pernah digunakan obat warung.

d. Riwayat Kesehatan Keluarga

Ny. C tidak memiliki penyakit herediter (keturunan) seperti

penyakit hipertensi yang dialami oleh ibunya.

42. Riwayat Obstetri dan Ginekologi

a. Riwayat Obstetri

1) Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas

Ny. C belum pernah hamil sebelumnya, tidak mempunyai

riwayat abortus.

2) Riwayat Kehamilan Sekarang

Ny. C G1P0A0 (kehamilan pertama, partus belum pernah

dan abortus tidak pernah) gravida 3 bulan. HPHT 29

Page 112: PDF Joiner

96

Februari 2015, taksiran persalinan 08 Desember 2015. Ny.

C menyatakan mulai hamil di usia 19 tahun, selama dia

hamil sudah 3 kali memeriksakan kehamilannya ke bidan

dan klien sudah mendapatkan imunisasi TT 2 kali. Rencana

melahirkan di bidan. Saat dikaji juga Ny. C menyatakan

belum mengetahui tentang nutrisi ibu hamil dan kehamilan

dengan resiko tinggi.

b. Riwayat Ginekologi

1) Riwayat Menstruasi

Menarche : sekitar kelas 2 smp (14 tahunan)

Siklus Haid : 28 hari

Lamanya Haid : ± 5-7 hari

Ganti Pembalut : ± 3 kali ganti pembalut / hari

Keluhan Saat Haid : sakit perut

2) Riwayat Kontrasepsi :

Belum pernah menggunakan alat kontrasepsi.

3) Riwayat Perkawinan

Usia Saat Menikah : 19 tahun

Frekuensi Pernikahan : 1 kali

Jumlah Anak : -

Page 113: PDF Joiner

97

43. Pemeriksaan Fisik

1) Keadaan Umum

a) Penampilan : Ny. C tampak kurus

b) Tanda- tanda Vital

TD : 120/80 mmHg

N : 79 x/ menit

RR : 20 x/ menit

S : 36,5 C

c) Atropometri

TB : 157 cm

BB : 40 kg, sebelum hamil BB : 37 kg

LILA : 19 cm

2) Muka

a) Inspeksi

Tidak terdapat cloasma gravidarum, tidak tampak edema

pada muka.

b) Palpasi

Tidak terdapat edema, tidak ada nyeri tekan.

3) Mata

a) Inspeksi

Bentuk mata simetris, konjungtiva berwarna merah muda.

Page 114: PDF Joiner

98

4) Dada

a) Payudara

(a) Inspeksi

Kedua payudara simetris, warna putting dan aerola coklat

kehitaman, terdapat hiperpigmentasi pada aerola mamae,

putting susu sebelah kiri tidak menonjol.

(b) Palpasi

Tidak terdapat nyeri tekan pada payudara, tidak terdapat

benjolan di kedua payudara, kolostrum pernah keluar sedikit.

5) Abdomen

a) Inspeksi

Bentuk abdomen simetris, pembesaran uterus ke depan,

tidak terdapat striae gravidarum pada abdomen.

b) Palpasi

Leopod I : fundus uteri setinggi 1-2 jari diatas simpisis

pubis, TFU : 9cm

6) Genetalia dan anus

Tidak dikaji

7) Ektremitas

a) Ekstremitas Atas

Kedua tangan simetris, tidak terdapat edema, kekuatan otot

penuh, mampu menahan gaya gravitasi.

Page 115: PDF Joiner

99

b) Ektremitas Bawah

Kedua kaki simetris, tidak ada edema, reflek patela (+),

homan sign (-), tidak terdapat varises. Kekuatan otot

ekstremitas :

5 5

5 5

Keterangan :

Nilai 5 = Dapat melawan tahanan pemeriksa dengan kekuatan

penuh.

44. Data Penunjang

Tanggal 10 Mei 2015

Didapatkan dari buku KMS klien kadar Hb = 11 gr %

Page 116: PDF Joiner

100

45. Analisa Data

Tabel 3.3

No Data Senjang Masalah

Kesehatan Masalah Keperawatan

1. DS :

-Ny. C menyatakan kalau dirinya sedang

hamil anak pertama

-Ny. C menyatakan usianya saat ini 19

tahun dan sekarang sedang hamil 3 bulan

-Ny. C menyatakan tidak tahu nutrisi apa

yang baik untuk ibu hamil.

-Ny. C menyatakan frekuensi makan sehari

3 kali

DO :

-Ny. C tampak kurus

-LILA = 19 cm

-TB = 157 cm

-BB = 40 kg

-Hb = 11 gr/%

Ibu Hamil

Dengan

Resiko

Tinggi

Gangguan Pemenuhan

Kebutuhan Nutrisi Kurang

Dari Kebutuhan Pada Ny.

C Berhubungan Dengan

Ketidaktahuan Keluarga

Mengenal Masalah Nutrisi

Ibu Hamil

2. DS :

-Ny. C menyatakan kalau dirinya sedang

hamil anak pertama.

-Ny. C menyatakan usianya saat ini 19

tahun dan sedang hamil 3 bulan

-Ny. C menyatakan sudah memeriksakan

kehamilannya ke bidan sebanyak 3 kali dan

sudah mendapatkan imunisasi TT 2 kali

- Ny. C menyatakan tidak tahu kehamilan

dengan resiko tinggi

DO :

-Ny. C tampak kurus

-LILA = 19 cm

-TB = 157 cm

-BB = 40 kg

-Hb = 11 gr/%

-Golongan darah : A

Ibu Hamil

Dengan

Resiko

Tinggi

Resiko Terjadinya

Penyulit Persalinan Pada

Ny. C Berhubungan

Dengan Ketidaktahuan

Keluarga mengenal

Masalah Ibu Hamil dengan

Resiko Tinggi

Page 117: PDF Joiner

101

46. Diagnosa Keperawatan Yang Muncul

1. Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi Kurang Dari

Kebutuhan Pada Ny. C Berhubungan Dengan Ketidaktahuan

Keluarga Mengenal Masalah Nutriai Ibu Hamil.

2. Resiko Terjadinya Penyulit Persalinan Pada Ny. C

Berhubungan Dengan Ketidaktahuan Keluarga Mengenal

Masalah Ibu Hamil dengan Resiko Tinggi.

47. Prioritas Masalah

1. Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi Kurang Dari

Kebutuhan Pada Ny. C Berhubungan Dengan Ketidaktahuan

Keluarga Mengenal Masalah Nutrisi Ibu Hamil.

Tabel 3.4

No Kriteria Skor Total Pembenaran

1. Sifat masalah :

- Tidak/

kurang sehat

: 3

3/3 x 1 1

Ny. C saat ini mengalami hamil dengan

resiko tinggi. Dan mengalami BB kurang

hanya 40 kg. Dilihat dari LILA = 19 cm,

dan klien tampak kurus.

2. Kemungkinan

masalah dapat

diubah :

- Hanya

sebagian : 1

1/2 x 2 1

Yang bisa dilakukan Ny. C saat ini hanya

mengetahui BB nya rendah, sedangkan

Ny.C belum mengetahui apa nutrisi pada

ibu hamil.

3. Potensial

masalah untuk

dicegah :

- Cukup : 2

2/3 x 1 2/3

Potensial masalah dapat di cegah cukup,

karena Ny. C suka memeriksakan

kehamilannya ke bidan terdekat.

Page 118: PDF Joiner

102

4. Menonjolnya

masalah :

- Berat, harus

segera

ditangani : 2

2/2 x 1 1

Ny. C menyadari perlunya perawatan

karena Ny. C beranggapan sehat itu

penting.

Jumlah Skor 3

2. Resiko Terjadinya Penyulit Selama Persalinan Pada Ny. C

Berhubungan Dengan Ketidaktahuan Keluarga Mengenal

Masalah Ibu Hamil dengan Resiko Tinggi.

Tabel 3.5

No Kriteria Skor Total Pembenaran

1. Sifat masalah :

- Ancaman

kesehatan : 2

2/3 x 1 2/3

Ny. C saat ini mengalami hamil

dengan resiko tinggi. Klien tidak

menyadari masalah kesehatan

yang ada pada dirinya.

2. Kemungkinan

masalah dapat

diubah :

- Hanya sebagian :

1

1/2 x 2 1

Yang bisa dilakukan Ny. C saat

ini hanya mengetahui usianya saat

ini 19 tahun, sedangkan Ny.C

belum mengetahui kehamilan

dengan resiko tinggi.

3. Potensial masalah

untuk dicegah :

- Cukup : 2

2/3 x 1 2/3

Potensial masalah dapat di cegah

cukup, karena saat ini Ny. C suka

memeriksakan kehamilannya ke

bidan terdekat.

4. Menonjolnya

masalah :

- Berat, harus

segera ditangani :

2

2/2 x 1 1

Ny. C menyadari perlunya

perawatan karena Ny. C

beranggapan sehat itu penting.

Jumlah Skor 3

Page 119: PDF Joiner

103

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN BERDASARKAN PRIORITAS

1. Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan

Pada Ny. C Berhubungan Dengan Ketidaktahuan Keluarga

Mengenal Masalah Nutrisi Ibu Hamil.

2. Resiko Terjadinya Penyulit Persalinan Pada Ny. C Berhubungan

Dengan Ketidaktahuan Keluarga Mengenal Masalah Ibu Hamil

dengan Resiko Tinggi.

Page 120: PDF Joiner

104

Page 121: PDF Joiner

104

C. INTERVENSI, IMPLEMENTASI, EVALUASI ASUHAN KEPERAWATAN

Tabel 3.6

NO DIAGNOSA

KEP.

TUJUAN

INTERVENSI RASIONAL IMPLEMENTASI EVALUASI JANGKA

PANJANG JANGKA PENDEK

1 2 3 4 5 6 7 8

1. Gangguan

Pemenuhan

Kebutuhan

Nutrisi

Kurang Dari

Kebutuhan

Pada Ny. C

Berhubungan

Dengan

Ketidaktahuan

Keluarga

Mengenal

Masalah

Nutrisi Ibu

Hamil.

Setelah dilakukan

tindakan

keperawatan

selama ± 1 bulan,

Gangguan

Pemenuhan

Nutrisi Kurang

Dari Kebutuhan

klien teratasi

dengan kriteria

hasil :

- Hb naik menjadi

12 gr%

- Porsi makan

ditambah.

- BB naik ± 1-2

kg

- LILA naik ± 1

cm.

Setelah dilakukan

follow up selama 3

hari diharapkan :

- Klien mampu

menjelaskan

tentang pengertian,

manfaat nutrisi ibu

hamil, dan diit

seimbang ibu

hamil.

- Porsi makan klien

ditambah

- Klien makan

makanan yang

bergizi

1. Berikan penyuluhan

tentang nutrisi ibu

hamil

2. Berikan kesempatan

pada klien untuk

bertanya tentang hal

yang belum di pahami

3. Tanyakan kembali hal

yang telah di jelaskan

4. Anjurkan kepada

pasien untuk

menambah porsi

makannya

5. Anjurkan klien untuk

mengkonsumsi makan

makanan yang bergizi

bagi ibu hamil

1. Menambah

pengetahuan klien

tentang nutrisi

pada ibu hamil

2. Mengidentifikasi

pengetahuan klien

3. Evaluasi formatif

setelah dilakukan

tindakan

4. Porsi tambahan

dapat memberikan

asupan nutrisi yang

adekuat .

5. Nutrisi yang

bergizi sangat

penting bagi ibu

hamil dan janin.

Hari/Tanggal : Jumat, 19

Juni 2015

Waktu : 09.30 WIB

1. Memberikan

penyuluhan tentang

nutrisi ibu hamil

2. Memberikan

kesempatan pada klien

untuk bertanya tentang

hal yang belum di

pahami

3. Menanyakan kembali

hal yang telah di

jelaskan

4. Menganjurkan kepada

pasien untuk

menambah porsi

makannya

5. Menganjurkan klien

untuk mengkonsumsi

makanan yang bergizi.

Hari/Tanggal : Jumat,

19 Juni 2015

Waktu : 10.00 WIB

1. Klien menyimak

2. Klien bertanya

nutrisi bagi ibu

hamil

3. Klien menyatakan

belum mengerti

tentang nutrisi ibu

hamil dan klien

masih bingung

4. Klien menyatakan

akan menambah

porsi makannya

5. Klien mengikuti

saran perawat

Page 122: PDF Joiner

105

6. Anjurkan klien untuk

mengecek Hb 1x/

bulan ke pelayanan

kesehatan

6. Mengetahui secara

dini kadar Hb

dalam darah, untuk

menentukan

tindakan yang

tepat.

6. Menganjurkan pasien

untuk mengecek Hb

1x/ bulan ke

pelayanan kesehatan

6. Klien mengikuti

saran perawat.

2 Resiko

Terjadinya

Penyulit

Persalinan

Pada Ny. C

Berhubungan

Dengan

Ketidaktahuan

Keluarga

Mengenal

Masalah Ibu

Hamil dengan

Resiko Tinggi.

Setelah dilakukan

tindakan

keperawatan,

diharapkan pada

saat persalinan,

klien tidak

mengalami

penyulit

persalinan,

dengan kriteria

hasil :

- Tidak terjadi

pendarahan pada

saat melahirkan.

- Bayi lahir tidak

prematur

- Bayi tidak dalam

kategori BBLR

- Bayi lahir tidak

mengalami cacat

bawaan.

Setelah dilakukan

follow up selama 3

hari diharapkan :

- Klien mampu

menjelaskan

tentang masalah ibu

hamil dengan resiko

tinggi.

1. Beri penyuluhan

tentang ibu hamil

dengan resiko tinggi

2. Berikan kesempatan

pada klien untuk

bertanya tentang hal

yang belum dipahami.

3. Tanyakan kembali hal

yang telah di jelaskan.

4. Anjurkan klien untuk

melakukan

pemeriksaan

kehamilan rutin.

5. Anjurkan klien untuk

melakukan imunisasi

TT minimal 2x.

6. Anjurkan klien untuk

perencanaan

1. Menambah

pengetahuan klien

tentang nutrisi

pada ibu hamil

2. Mengidentifikasi

pengetahuan klien

3. Evaluasi formatif

setelah dilakukan

tindakan

4. Pengawasan

terhadap

kehamilan.

5. Imunisasi TT dapat

mencegah

terjadinya infeksi

6. Persalinan aman

oleh tenaga

Hari/Tanggal :Jumat, 19

Juni 2015

Waktu : 10.00 WIB

1. Memberi penyuluhan

tentang ibu hamil

dengan resiko tinggi

2. Memberikan

kesempatan pada klien

untuk bertanya tentang

hal yang belum

dipahami.

3. Menanyakan kembali

hal yang telah di

jelaskan.

4. Menganjurkan klien

untuk melakukan

pemeriksaan

kehamilan rutin.

5. Menganjurkan klien

untuk melakukan

imunisasi TT minimal

2x.

6. Menganjurkan klien

untuk perencanaan

Hari/Tanggal : Jumat,

19 Juni 2015

Waktu : 10.30 WIB

1. Klien menyimak

2. Klien bertanya apa

saja penyulit

persalinan

3. Klien menyatakan

belum mengerti

tentang masalah ibu

hamil dengan resiko.

4. Klien masih bingung

5. Klien menyatakan

akan melakukan

pemeriksaan rutin

dan melakukan

imunisasi TT

6. Klien menyatakan

bahwa rencana

Page 123: PDF Joiner

106

persalinan oleh tenaga

kesehatan (Dokter dan

Bidan).

kesehatan ahli

persalinan oleh tenaga

kesehatan (Dokter dan

Bidan).

persalinannya akan

dibantu oleh tenaga

kesehatan (Dokter

dan Bidan).

Page 124: PDF Joiner

107

D. CATATAN PERKEMBANGAN

Tabel 3.7

WAKTU CATATAN PERKEMBANGAN (SOAPIER) PARAF

19 Juni 2015

Pukul 10.00

WIB

S :

- Klien mengatakan belum mengerti tentang nutrisi ibu hamil.

- Klien menyatakan akan menambah porsi makannya dan

memakan makanan yang bergizi.

- Klien menyatakan belum mengerti tentang ibu hamil

- dengan resiko tinggi.

- Klien menyatakan akan melakukan pemeriksaan rutin dan

melakukan imunisasi TT

- Klien menyatakan bahwa rencana persalinannya akan dibantu

oleh tenaga kesehatan

O :

- Klien tampak masih bingung mengenai materi yang telah

disampaikan

- Klien tampak kurus

A : Klien belum mengerti tentang nutrisi ibu hamil dan

tentang ibu hamil dengan resiko tinggi

P :

- Berikan penyuluhan tentang nutrisi ibu hamil dan ibu hamil

dengan resiko tinggi.

- Anjurkan klien untuk menambah porsi makan.

- Anjurkan klien untuk makan makanan yang bergizi.

- Anjurkan klien untuk mengecek Hb 1x/ bulan ke pelayanan

kesehatan.

I : - Memberikan penyuluhan tentang nutrisi ibu hamil dan ibu

- hamil dengan resiko tinggi.

- Menganjurkan klien untuk menambah porsi makan.

- Menganjurkan klien untuk makan makanan yang bergizi.

- Anjurkan klien untuk mengecek Hb 1x/ bulan ke pelayanan

kesehatan

E : Masalah teratasi sebagian

R : Lanjutkan intervensi

Dessi

Nurmasari

Page 125: PDF Joiner

108

20 Juni 2015

Pukul 14.30

WIB

S : - Klien menyatakan sudah mengerti tentang nutrisi ibu

hamil.

- Klien menyatakan lupa lagi masalah tentang ibu hamil

dengan resiko tinggi.

- Klien menyatakan sudah menambah porsi makan sesuai

yang dianjurkan.

O : Klien tampak masih bingung mengenai materi yang telah

disampaikan

A : Klien mengatakan lupa lagi tentang masalah ibu hamil

dengan resiko tinggi.

P : Berikan penyuluhan tentang ibu hamil dengan resiko

tinggi.

I : Memberikan penyuluhan tentang ibu hamil dengan resiko

tinggi.

E : Masalah teratasi sebagian

R : Lanjutkan intervensi

Dessi

Nurmasari

23 Juni 2015

Pukul 09.00

WIB

S : Klien menyatakan sudah mengerti sedikit tentang ibu hamil

dengan resiko tinggi.

O : Klien bisa menjawab sedikit pertanyaan mengenai ibu

hamil dengan resiko tinggi

A : Klien belum mengerti penuh mengenai ibu hamil dengan

resiko tinggi

P :

- Berikan penyuluhan tentang ibu hamil dengan resiko tinggi

- Ingatkan lagi klien, apa yang sudah disampaikan oleh perawat

sebelumnya.

I :

- Memberikan penyuluhan tentang ibu hamil dengan resiko

tinggi

- Ingatkan lagi klien, apa yang sudah disampaikan oleh

perawat sebelumnya.

E : Masalah teratasi sebagian

R : Lanjutkan intervensi

Dessi

Nurmasari

Page 126: PDF Joiner

109

II. Pembahasan

Pada pembahasan ini penulis akan membahas permasalahan atau

kesenjangan yang ditemukan selama melaksanakan asuhan keperawatan

terhadap keluarga Tn E dengan ibu hamil resiko tinggi usia kurang dari 20

tahun. Pada Ny. C masalah yang muncul antara praktek dan teori secara

langsung meliputi proses keperawatan dari tahap pengkajian, perencanaa,

pelaksanaan dan evaluasi. Adapun permasalahan atau kesenjangan yang

timbul dalam setiap tahap proses keperawatan tersebut yaitu :

A. Tahap Pengkajian

Menurut Lyer et al (dalam Setiadi, 2008) pengkajian adalah tahap

awal dan proses keperawatan dimana seorang perawat mulai

mengumpulkan informasi tentang keluarga yang dibinanya. Tahap

pengkajian ini merupakan proses yang sistematis dalam pengumpulan

data dari berbagai sumber untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi

status kesehatan keluarga.

Informasi dapat diperoleh dengan menggunakan metode

wawancara keluarga, observasi fasilitas rumah, pemeriksaan fisik, dan

data sekunder seperti hasil laboratorium.

Dalam tahap pengkajian ini penulis berhasil mengumpulkan data,

menganalisa data, merumuskan masalah, memprioritaskan masalah

serta menegakkan diagnosa keperawatan. Pada pengkajian Tn. E

penulis tidak menemukan hambatan karena keluarga Tn. E merespon

baik dan bersikap kooperatif serta keluarga mengungkapkan masalah

Page 127: PDF Joiner

110

kesehatan yang terjadi. Oleh karena itu penulis dapat mengumpulkan

data yang berupa data umum dan khusus. Seperti pada saat pengkajian

tanggal 18 Juni 2015 penulis dapat menganalisa masalah dan

merumuskan masalah serta memprioritaskan masalah kesehatan dan

keperawatan yang selanjutnya membuat diagnosa keperawatan.

Adapun diagnosa keperawatan yang bisa ditemukan pada kasus ibu

hamil dengan resiko tinggi usia kurang dari 20 tahun berjumlah 9

diagnosa, sedangkan diagnosa yang didapat saat pengkajian pada

keluarga Tn. E ditemukan 2 diagnosa diantaranya :

1. Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan

pada Ny. C Berhubungan dengan Ketidaktahuan Keluarga

Mengenal Masalah Nutrisi Ibu Hamil. Diagnosa tersebut muncul

berdasarkan hasil pengkajian yaitu Ny. C menyatakan kalau dirinya

sedang hamil anak pertama, Ny. C menyatakan usianya saat ini 19

tahun dan sekarang sedang hamil 3 bulan, Ny. C menyatakan tidak

tahu nutrisi apa yang baik untuk ibu hamil, Ny. C menyatakan

frekuensi makan sehari 3 kali, Ny. C tampak kurus, LILA = 19 cm,

TB = 157 cm, BB = 40 kg, dan Hb = 11 gr%.

2. Resiko Penyulit Persalinan pada Ny. C Berhubungan dengan

Ketidaktahuan Mengenal Masalah Ibu Hamil dengan Resiko

Tinggi. Diagnosa tersebut muncul berdasarkan hasil pengkajian

yaitu Ny. C menyatakan kalau dirinya sedang hamil anak pertama,

Ny. C menyatakan usianya saat ini 19 tahun dan sedang hamil 3

bulan, Ny. C menyatakan sudah memeriksakan kehamilannya ke

Page 128: PDF Joiner

111

bidan sebanyak 3 kali dan sudah mendapatkan imunisasi TT 2 kali,

Ny. C menyatakan tidak tahu kehamilan dengan resiko tinggi, Ny.

C tampak kurus, LILA = 19 cm, TB = 157 cm, BB = 40 kg, Hb =

11 gr%, dan golongan darah : A.

Sedangkan diagnosa yang ada dalam teori namun tidak muncul

pada kasus keluarga Tn. E berjumlah 9 diagnosa yaitu :

1. Kurang pengetahuan tentang perawatan diri selama kehamilan

berhubungan dengan kurang persiapan menghadapi kehamilan.

Masalah keperawatan ini tidak muncul, dikarenakan dari

penampilan dan personal hygiene klien cukup bersih dan rapih.

2. Kurang pengetahuan tentang pemeriksaan prenatal

berhubungan dengan kehamilaan yang tidak direncanakan.

Masalah keperawatan ini tidak muncul, dikarenakan klien rutin

memeriksakan kehamilannya ke bidan desa didaerah tempat

tinggalnya, diperkuat oleh adanya kartu KMS klien.

3. Gangguan konsep diri : body image berhubungan dengan

perubahan bentuk tubuh akibat proses kehamilan.

Masalah keperawatan ini tidak muncul, dikarenakan pada saat

Ny. C mengantar penulis untuk ke rumah Pa RT, Ny. C saling

tegur sapa dengan tetangga dekatnya. Ny. C juga suka bermain

di rumah tetangganya. Maka penulis menyimpulkan bahwa

klien tidak mengalami gamgguan konsep diri.

4. Gangguan proses keluarga berhubungan dengan peran menjadi

orang tua.

Page 129: PDF Joiner

112

Masalah keperawatan ini tidak muncul, dikarenakan klien

sedang hamil pertama dan belum pernah memiliki anak, partus

belum pernah dan abortus tidak pernah (G1P0A0)

5. Gangguan rasa nyaman nyeri pinggang berhubungan dengan

perubahan gravitasi tubuh.

Masalah keperawatan ini tidak muncul, dikarenakan pada saat

dikaji klien tidak mengalami nyeri pinggang, diperkuat data

bahwa umur kehamilan klien baru 3 bulan.

6. Gangguan rasa aman cemas berhubungan dengan kurang

pengetahuan tentang proses kehamilan.

Masalah keperawatan ini tidak muncul, dikarenakan pada saat

dikaji klien tidak tampak cemas, dan tidak mengalami gejala

disstres.

7. Perubahan pola eliminasi urin berhubungan dengan penurunan

kapasitas kandung kemih.

Masalah keperawatan ini tidak muncul, dikarenakan pada saat

dikaji umur kehamilan klien baru 3 bulan, dan belum terjadi

penurunan kapasitas kandung kemih.

8. Resiko tinggi terjadinya perdarahan pada persalinan

berhubungan dengan belum maturnya alat reproduksi.

Masalah ini tidak muncul, dikarenakan pada saat dikaji umur

kehamilan klien baru 3 bulan, klien tidak memiliki penyakit

cardiovaskuler seperti hipertensi, dan tidak terlihat adanya

tanda- tanda perdarahan.

Page 130: PDF Joiner

113

9. Potensial peningkatan kesehatan pada ibu hamil resiko tinggi.

Masalah ini tidak muncul karena keluarga Tn. E tidak

mengetahui tentang masalah ibu hamil dengan resiko tinggi.

B. Perencanaan

Tahap perencanaan yang dilakukan bersama keluarga Tn. E dalam

melakukan perencanaan ini berdasarkan teori yang dikemukakan

Bailon dan Maglaya yang dikutip Effendi (1998) bahwa dalam tahap

perencanaan ini tindakan ditentukan oleh perawat bersama keluarga

untuk memecahkan masalah kesehatan dan keperawatan yang telah

diidentifikasi. Adapun rencana keperawatan yang dibuat yaitu :

1. Menstimulasi penerimaan keluarga mengenai masalah dan

kebutuhan kesehatan tentang pentingnya perawatan ibu hamil

dengan resiko tinggi.

2. Menstimulasikan keluarga untuk memutuskan cara perawatan tepat

bagi ibu hamil dengan resiko tinggi.

3. Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang

ada.

4. Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga

dengan cara memberikan contoh perawatan terhadap anggota

keluarga yang sedang hamil dengan resiko tinggi.

Page 131: PDF Joiner

114

Adapun rencana tindakan yang dilakukan bersama keluarga

Tn.E berdasarkan diagnosa yang muncul :

1. Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan

pada Ny. C Berhubungan dengan Ketidaktahuan Mengenal

Masalah Nutrisi Ibu Hamil.

a. Berikan penyuluhan tentang nutrisi ibu hamil.

b. Berikan kesempatan pada klien untuk bertanya tentang hal

yang belum di pahami.

c. Tanyakan kembali hal yang telah di jelaskan.

d. Anjurkan kepada pasien untuk menambah porsi makannya.

e. Anjurkan klien untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi

bagi ibu hamil.

f. Anjurkan klien untuk mengecek Hb 1x/ bulan ke pelayanan

kesehatan.

2. Resiko Penyulit Persalinan pada Ny. C Berhubungan dengan

Ketidaktahuan Keluarga Mengenal Masalah Ibu Hamil dengan

Resiko Tinggi

a. Beri penyuluhan tentang ibu hamil dengan resiko tinggi.

b. Berikan kesempatan pada klien untuk bertanya tentang hal

yang belum dipahami.

c. Tanyakan kembali hal yang telah di jelaskan.

d. Anjurkan klien untuk melakukan pemeriksaan kehamilan rutin.

e. Anjurkan klien untuk melakukan imunisasi TT minimal 2x.

Page 132: PDF Joiner

115

f. Anjurkan klien untuk perencanaan persalinan oleh tenaga

kesehatan (Dokter dan Bidan).

C. Pelaksanaan

Dalam pelaksanaan tindakan yang dilakukan bersama keluarga Tn.

E dengan ibu hamil resiko tinggi usia kurang dari 20 tahun pada Ny. C

tidak diikuti oleh semua anggota keluarga, walaupun tidak

dilaksanakan oleh seluruh anggota keluarga tetapi pelaksanaan berjalan

dengan lancar.

Adapun tindakan-tindakan yang dilakukan terhadap keluarga

mencakup beberapa hal diantaranya :

1. Menstimulasi penerimaan keluarga mengenai masalah dan kebutuhan

kesehatan tentang pentingnya perawatan ibu hamil dengan resiko

tinggi, dengan cara :

a. Memberikan penyuluhan tentang nutrisi ibu hamil.

b. Memberikan kesempatan pada klien untuk bertanya tentang hal

yang belum di pahami.

c. Memberikan penyuluhan tentang ibu hamil dengan resiko tinggi.

d. Memberikan kesempatan pada klien untuk bertanya tentang hal

yang belum dipahami.

e. Menanyakan kembali hal yang telah di jelaskan.

f. Menganjurkan klien untuk mengecek Hb 1x/ bulan ke pelayanan

kesehatan.

Page 133: PDF Joiner

116

2. Menstimulasikan keluarga untuk memutuskan cara perawatan tepat

bagi ibu hamil dengan resiko tinggi, dengan cara :

Berdiskusi dengan keluarga mengenai cara melakukan perawatan yang

tepat seperti memotivasi klien untuk tetap rutin memeriksakan

kehamilannya ke pelayanan kesehatan.

3. Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang

ada, dengan cara :

a. Menganjurkan klien untuk melakukan pemeriksaan kehamilan

rutin.

b. Menganjurkan klien untuk melakukan imunisasi TT minimal 2x.

c. Menganjurkan klien untuk mengecek Hb 1x/ bulan ke pelayanan

kesehatan.

d. Menganjurkan klien untuk perencanaan persalinan oleh tenaga

kesehatan (Dokter dan Bidan).

4. Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga

dengan cara memberikan contoh perawatan terhadap anggota keluarga

yang sedang hamil dengan resiko tinggi, dengan cara :

a. Menganjurkan kepada pasien untuk menambah porsi makannya.

b. Menganjurkan klien untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi

bagi ibu hamil.

D. Evaluasi

Merupakan tahap penilaian dan kemajuan dari keberhasilan

terhadap keperawatan. Dapat dievaluasi sesuai dengan tujuan yang

Page 134: PDF Joiner

117

telah ditetapkan apakah tercapai atau tidak. Pada asuhan keperawatan

keluarga Tn. E dengan ibu hamil resiko tinggi usia kurang dari 20

tahun, hasil asuhan keperawatan keluarga Tn/ E dapat dilakukan

adalah :

1. Follow Up pertama tanggal 19 Juni 2015

a. Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi Kurang Dari

Kebutuhan pada Ny. C Berhubungan dengan Ketidaktahuan

Keluarga Mengenal Masalah Nutrisi Ibu Hamil, pada kunjungan

pertama masalah teratasi sebagian karena Ny. C dan keluarga

masih belum mengerti dan tampak bingung tentang nutrisi pada

ibu hamil.

b. Resiko Penyulit Persalinan pada Ny. C Berhubungan dengan

Ketidaktahuan Keluarga Mengenal Masalah Ibu Hamil dengan

Resiko Tinggi. Masalah teratasi sebagian, Ny. C dan keluarga

menyatakan masih belum mengerti dan tampak bingung tentang

masalah ibu dengan resiko tinggi.

2. Follow Up kedua tanggal 20 Juni 2015

a. Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi Kurang Dari

Kebutuhan pada Ny. C Berhubungan dengan Ketidaktahuan

Keluarga Mengenal Masalah Nutrisi Ibu Hamil, pada

kunjungan kedua masalah sudah teratasi karena Ny. C dan

keluarga menyatakan sudah mengerti tentang nutrisi ibu hamil

dan klien menyatakan sudah menambah porsi makan sesuai

yang dianjurkan.

Page 135: PDF Joiner

118

b. Resiko Penyulit Persalinan pada Ny. C Berhubungan dengan

Ketidaktahuan Keluarga Mengenal Masalah Ibu Hamil dengan

Resiko Tinggi, pada kunjungan kedua masalah teratasi sebagian

karena Klien mengatakan lupa lagi tentang masalah ibu hamil

dengan resiko tinggi.

3. Follow Up ketiga tanggal 23 Juni 2015

a. Resiko Penyulit Persalinan pada Ny. C Berhubungan dengan

Ketidaktahuan Keluarga Mengenal Masalah Ibu Hamil dengan

Resiko Tinggi, pada kunjungan ketiga masalah teratasi

sebagian karena klien belum mengerti penuh mengenai ibu

hamil dengan resiko tinggi.

Page 136: PDF Joiner

119

BAB IV

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Setelah melaksanakan asuhan keperawatan pada keluarga Tn. E dengan

ibu hamil dengan resiko tinggi usia kurang dari 20 tahun pada Ny. C G1P0A0

maka penulis dapat mengambil kesimpulan pada keluarga Tn. E dengan

kehamilan resiko tinggi sebagai berikut :

1. Proses keperawatan mulai dari pengkajian sampai pendokumentasian dapat

penulis laksanakan dengan tanpa hambatan. Keluarga menerima penulis

dengan baik sehingga penulis memperoleh data yang diperlukan.

2. Pengkajian keperawatan pada Tn. E dapat dilaksanakan sesuai dengan teori

yaitu melalui observasi, wawancara, pemeriksaan fisik, studi dokumentasi

dan studi kepustakaan. Pengkajian dihandiri oleh semua anggota keluarga

sehingga diperoleh data subjektif dan data objektif. Untuk pengkajian data

fokus dilakukan pada ibu hamil Ny. C dengan resiko tinggi usia kurang dari

20 tahun dengan usia kehamilan 3 bulan. Dari hasil pengkajian ini maka dapat

ditentukan masalah kesehatan dan masalah keperawatan.

3. Masalah kesehatan yang ditemukan pada keluarga Tn. E adalah : Kehamilan

dengan resiko tinggi. Masalah keperawatannya yaitu : gangguan pemenuhan

kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan, dan resiko terjadinya penyulit

persalinan.

Page 137: PDF Joiner

120

4. Perencanaan dilakukan secara kognitif, afektif, dan psikomotor dengan

melakukan penyuluhan dan diskusi tentang nutrisi ibu hamil dan masalah ibu

hamil dengan resiko.

5. Pelaksanaan keperawatan pada keluarga Tn. E sesuai dengan

permasalahannya meliputi : pemberian penyuluhan mengenai nutrisi ibu

hamil dan masalah ibu hamil dengan resiko tinggi.

Meskipun dalam pelaksanaan keperawatan tidak dihadiri oleh semua anggota

keluarga tapi pelaksanaan dapat berjalan dengan lancar.

6. Evaluasi atau catatan perkembangan dilakukan selama 3 hari yaitu pada

tanggal 19, 20, dan 23 Juni 2015. Dari 2 diagnosa keperawatan yang telah di

lakukan tindakan keperawatan, masih ada yang belum teratasi sebagian, yaitu

masalah penjelasan ibu hamil dengan resiko tinggi karena Ny. C ketika di

evaluasi, klien lupa sebagian tentang masalah penjelasan ibu hamil dengan

resiko tinggi yang sudah di berikan penyuluhan oleh penulis.

7. Mendokumentasikan Asuhan Keperawatan pada Ny. C dengan Kehamilan

Resiko Tinggi di Desa Nyalindung Rt 02/ Rw 06 Kecamatan Cimalaka

Kabupaten Sumedang.

Page 138: PDF Joiner

121

B. Rekomendasi

Pada akhir penulisan ini ada beberapa hal yang perlu penulis

rekomendasikan kepada beberapa pihak antara lain :

1. Bagi Institusi

a. Untuk memperlancar karya tulis ini, diharapkan institusi dapat

memperbanyak leteratur di perpustakaan dengan terbitan terbaru

mengenai konsep teori, proses dan praktik keperawatan keluarga dan

asuhan keperawatan keluarga dengan konteks ibu hamil, khususnya ibu

hamil dengan resiko tinggi, serta menambah peralatan komunitas (PHN

Kit) khususnya untuk pengkajian ibu hamil seperti alat cek Hb darah salah

satunya.

2. Bagi Puskesmas

a. Diharapkan Puskesmas dapat menindaklanjuti masalah keperawatan yang

belum teratasi yaitu Resiko Terjadinya Penyulit Selama Persalinan Pada

Ny. C Berhubungan Dengan Ketidaktahuan Keluarga Mengenal Masalah

Penyulit Persalinan, dan dapat dijadikan sebagai masukan untuk

meningkatkan kualitas asuhan keperawatan keluarga ibu hamil dengan

resiko tinggi.

3. Bagi Dinas Kesehatan

Dengan dilakukan asuhan keperawatan oleh mahasiswa diharapkan Dinas

Kesehatan mendapat gambaran mengenai kesehatan keluarga sehingga dapat

menindaklanjuti tindakan- tindakan yang belum tercapai.

Page 139: PDF Joiner

ix

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2009/2010. Kehamilan Risiko Tinggi.http://medicastore.com/.04-09-

2012.

Anonim. 1999/2000. Pengenalan Tanda Bahaya pada Kehamilan, Persalinan dan

Nifas. Jakarta. Departemen Kesehatan RI.

Bagian Obstetri & Ginekologi Fakultas Kedokteran UNPAD. 1983. Obstetri

Fisiologi. FK UNPAD

Bobak., Lowdermilk., Jensen. 2004. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Edisi 4.

Jakarta: EGC

Curtis, B. G. 2000. “Kehamilan”. Jakarta : Arcan

Imam Musbikin.2005.Panduan Bagi Ibu Hamil dan Melahirkan.Yogyakarta.Mitra

Pustaka

Manuaba, dkk, 2007. “Pengantar Kuliah Obstetri”. Jakarta :EGC

Manuaba. IBG. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga

Berencana untuk Bidan. Jakarta. EGC

Marlyn M. Friedman, 1998, http://www. wikipedia.com/keperawatan-

keluarga/post.html, diperoleh pada tanggal 1 Juli 2015.

MDGS, 2015, Data Profil Kesehatan Indonesia tahun 2013,

http://www.kompasiana.com/ditaanugrah/angka-kematian-ibu-di-indonesia-

masih-jauh-dari-target-mdgs-2015, diperoleh pada tanggal 1 Juli 2015).

Nasrul Effendy, 1998, “Komunitas” https://prezi.com/c2xanvk6v85k/untitled-

prezi/Cin-Ciri-Masyarakat-Sehat, diperoleh pada tanggal 1 Juli 2015.

Nurhayati dan Taupan, 2012. “Serba-serbi Kehamilan & Perawatan Anak”.

Bandung: CV.Yrama Widya

Setiadi, 2008. “Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga”. Yogyakarta : Graha

Ilmu

Suprajitno, 2004. “Asuhan Keperawatan Keluarga : Aplikasi Dalam Praktek”.

EGC

Page 140: PDF Joiner

x

UU No. 36 tahun 2009, http://rismaworld.blogspot.com/2011/06/pengertian-

kesehatan.html?m=1, diperoleh tanggal 1 Juli 2015.

WHO, 1948, Sehat. http://puskesmas-oke.com/2008/12/post.html. diperoleh pada

tanggal 1 Juli 2015.

WHO, 1947, http://www.kamusq.com/2013/08/sehat-adalah-pengertian-dan-

definisi.html?m=1, diperoleh tanggal 1 Juli 2015.

WHO, http://www.datastatistik-indonesia.com, diperoleh tanggal 1 Juli 2015.

Page 141: PDF Joiner

LAMPIRAN

Page 142: PDF Joiner

SATUAN ACARA PENYULUHAN

GIZI PADA IBU HAMIL

Disusun oleh:

DESSI NURMASARI

NIM. 12.045

UJIAN AKHIR PROGRAM 2015

D-III KEPERAWATAN

PEMERINTAH KABUPATEN SUMEDANG

AKADEMI KEPERAWATAN KABUPATEN SUMEDANG

Jl. Margamukti-Licin Cimalaka Tlp. (0261) 203084 – Sumedang

Page 143: PDF Joiner

SATUAN ACARA PENYULUHAN

“ GIZI IBU HAMIL “

Masalah : Kesehatan ante natal

Pokok Bahasan : Gizi Ibu Hamil

Sasaran : Ibu hamil

Hari,Tanggal : Jumat, 19 Juni 2015, Pukul 09.30 WIB

Durasi : 15 menit

Tempat : di Rumah Klien

Penyuluh : Dessi Nurmasari

I. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM

Setelah diberikan pendidikan kesehatan klien/sasaran mampu memahami

tentang kebutuhan gizi untuk ibu hamil.

II. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS

Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 20 menit tanpa melihat media

sasaran dapat :

A. Menyebutkan pengertian kehamilan dengan baik dan benar.

B. Menyebutkan perubahan fisik dan psikis pada ibu hamil dengan baik dan

benar.

C. Menyebutkan factor-faktor yang mempengaruhi kehamilan dengan baik dan

benar.

D. Menyebutkan kenaikan berat badan yang seharusnya dari tiap trimester

kehamilan.

E. Menyebutkan pentingnya gizi selama masa kehamilan.

F. Menyebutkan dampak dari kekurangan gizi selama kehamilan.

G. Menyebutkan kebutuhan gizi yang dibutuhkan oleh ibu hamil.

Page 144: PDF Joiner

H. Menyebutkan contoh menu yang dibutuhkan setiap trimester kehamilan.

III. POKOK MATERI

A. Pengertian kehamilan

B. Perubahan fisik dan psikis pada ibu hamil

C. Faktor-faktor yang mempengaruhi kehamilan

D. Kenaikan berat badan ibu hamil

E. Pentingnya gizi selama kehamilan

F. Dampak kekurangan gizi untuk ibu hamil

G. Kebutuhan gizi yang dibutuhkan oleh ibu hamil

H. Contoh menu ibu hamil

IV. KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR

1. Metode : curah pendapat, ceramah, tanya jawab

2. Langkah – langkah kegiatan :

a. Kegiatan Pra Pembelajaran

1) Mempersiapkan materi, media dan tempat

2) Kontrak waktu

b. Membuka Pembelajaran

1) Memberi salam

2) Perkenalan

3) Menjelaskan pokok bahasan

4) Menjelaskan tujuan

5) Apersepsi

c. Kegiatan inti

1) Penyuluh menyampaikan materi

2) Sasaran menyimak materi

3) Sasaran mengajukan pertanyaan

4) Penyuluh menjawab pertanyaan

5) Penyuluh menyimpulkan jawaban

Page 145: PDF Joiner

d. Penutup

1) Evaluasi

2) Penyuluh dan sasaran menyimpulkan materi

3) Memberi salam

V. MEDIA DAN SUMBER

1. Media : Leaflet, Pliftchart

2. Sumber :

a. Bagian Obstetri & Ginekologi Fakultas Kedokteran UNPAD. 1983. Obstetri

Fisiologi. FK UNPAD

b. Bobak., Lowdermilk., Jensen. 2004. Buku Ajar Keperawatan Maternitas.

Edisi 4. Jakarta: EGC

c. http//www.google.com.gizi ibu hamil.

VI. EVALUASI

1. Prosedur : Post test

2. Jenis tes : Pertanyaan secara lisan

3. Butir soal : 9 soal

a. Sebutkan Pengertian kehamilan

b. Sebutkan perubahan fisik dan psikis pada ibu hamil

c. Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi kehamilan

d. Sebutkan kenaikan berat badan ibu hamil

e. Sebutkan pentingnya gizi selama kehamilan

f. Sebutkan dampak kekurangan gizi untuk ibu hamil

g. Sebutkan kebutuhan gizi yang dibutuhkan oleh ibu hamil

h. Sebutkan contoh menu ibu hamil

Page 146: PDF Joiner

VII. LAMPIRAN MATERI

Lampiran Materi

GIZI IBU HAMIL

A. Pengertian Kehamilan

Kehamilan dimulai dari konsepsi sampai dengan permulaan persalinan kira-

kira 280 sampai 300 hari.

B. Perubahan Fisik Dan Psikis Pada Ibu Hamil

Masa kehamilan tentunya amat sangat di nantikan oleh para calon ayah dan

calon ibu. Tentunya mereka juga mendambakan anak yang lahir akan sehat dan

normal. Penting untuk diketahui oleh setiap pasangan bahwa akan terjadi

serangkaian perubahan pada ibu yang sedang hamil, baik secara fisik ataupun

psikis.

1. Pada trimester pertama. Misalnya bentuk tubuh yang semakin melebar,

payudara yang semakin kencang . Kondisi psikis ibu juga mengalami tingkat

kepekaan yang sangat tinggi. Ibu akan mudah meledak-meledak atau akan

merasa sangat sedih bila terjadi sesuatu.

2. Pada trimester kedua. Perut sudah mulai membuncit, orang sudah mulai tahu

bahwa ibu sedang hamil. Kondisi emosi ibu sudah mulai stabil

3. Pada trimester ketiga. Perut ibu semakin membesar.Keadaan janin juga

semakin besar. Dan ibu siap melahirkan. Kondisi emosi ibu kembali tidak

stabil karena menanti masa kelahiran.

Page 147: PDF Joiner

C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kehamilan

Ada tiga faktor yang mempengaruhi kehamilan, yaitu faktor fisik, faktor

psikologis dan faktor sosial budaya dan ekonomi.

1. Faktor fisik seorang ibu hamil dipengaruhi oleh status kesehatan dan status

gizi ibu tersebut. Status kesehatan dapat diketahui dengan memeriksakan diri

dan kehamilannya ke pelayanan kesehatan terdekat, puskesmas, rumah

bersalin, atau poliklinik kebidanan. Adapun tujuan dari pemeriksaan

kehamilan yang disebut dengan Ante Natal Care (ANC) tersebut adalah :

a. Memantau kemajuan kehamilan. Dengan demikian kesehatan ibu dan

janin pun dapat dipastikan keadaannya.

b. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik dan mental ibu,

karena dalam melakukan pemeriksaan kehamilan, petugas kesehatan

(bidan atau dokter) akan selalu memberikan saran dan informasi yang

sangat berguna bagi ibu dan janinnya

c. Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang

mungkin terjadi selama kehamilan dengan melakukan pemeriksaan pada

ibu hamil dan janinnya

d. Mempersiapkan ibu agar dapat melahirkan dengan selamat. Dengan

mengenali kelainan secara dini, memberikan informasi yang tepat tentang

kehamilan dan persalinan pada ibu hamil, maka persalinan diharapkan

dapat berjalan dengan lancar, seperti yang diharapkan semua pihak

e. Mempersiapkan agar masa nifas berjalan normal. Jika kehamilan dan

persalinan dapat berjalan dengan lancar, maka diharapkan masa nifas pun

dapar berjalan dengan lancar

f. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima bayi. Bahwa

salah satu faktor kesiapan dalam menerima bayi adalah jika ibu dalam

keadaan sehat setelah melahirkan tanpa kekurangan suatu apa pun

2. Faktor Psikologis yang turut mempengaruhi kehamilan biasanya terdiri dari :

Page 148: PDF Joiner

a. Stressor. Stress yang terjadi pada ibu hamil dapat mempengaruhi

kesehatan ibu dan janin. Janin dapat mengalami keterhambatan

perkembangan atau gangguan emosi saat lahir nanti jika stress pada ibu

tidak tertangani dengan baik.

b. Dukungan keluarga juga merupakan andil yang besar dalam menentukan

status kesehatan ibu. Jika seluruh keluarga mengharapkan kehamilan,

mendukung bahkan memperlihatkan dukungannya dalam berbagai hal,

maka ibu hamil akan merasa lebih percaya diri, lebih bahagia dan siap

dalam menjalani kehamilan, persalinan dan masa nifas.

3. Faktor lingkungan sosial, budaya dan ekonomi. Faktor ini mempengaruhi

kehamilan dari segi gaya hidup, adat istiadat, fasilitas kesehatan dan tentu saja

ekonomi. Gaya hidup sehat adalah gaya hidup yang digunakan ibu hamil.

Seorang ibu hamil sebaiknya tidak merokok, bahkan kalau perlu selalu

menghindari asap rokok, kapan dan dimana pun ia berada. Perilaku makan

juga harus diperhatikan, terutama yang berhubungan dengan adat istiadat. Jika

ada makanan yang dipantang adat padahal baik untuk gizi ibu hamil, maka

sebaiknya tetap dikonsumsi. Demikian juga sebaliknya. Yang tak kalah

penting adalah personal hygiene. Ibu hamil harus selalu menjaga kebersihan

dirinya, mengganti pakaian dalamnya setiap kali terasa lembab, menggunakan

bra yang menunjang payudara, dan pakaian yang menyerap keringat.

Ekonomi juga selalu menjadi faktor penentu dalam proses kehamilan yang

sehat. Keluarga dengan ekonomi yang cukup dapat memeriksakan

kehamilannya secara rutin, merencanakan persalinan di tenaga kesehatan dan

melakukan persiapan lainnya dengan baik. Namun dengan adanya

perencanaan yang baik sejak awal, membuat tabungan bersalin, maka

kehamilan dan proses persalinan dapat berjalan dengan baik.

Page 149: PDF Joiner

D. Kenaikan Berat Badan Ibu Hamil

Pada trimester I biasanya ibu hamil akan mengalami penyesuaian terhadap

perubahan fungsional dalam tubuhnya akibat proses kehamilan. Di antaranya

keluhan mual-muntah dan rasa tidak nyaman lainnya. Dengan demikian, asupan

makanan selama trimester ini belum dapat menaikkan BB ibu hamil. Normalnya,

pada trimester I berat badan diharapkan naik kurang dari 2 kilogram. Sedangkan

pada trimester II dan III sebaiknya kenaikan BB kurang dari 1/2 kg setiap

minggunya.

Ibu hamil yang tergolong kurus sebelum hamil, diharapkan bisa mencapai

kenaikan BB sebanyak 12,518 kg pada akhir kehamilan. Sedangkan untuk mereka

yang tidak kurus dan tidak gemuk alias memiliki berat badan ideal diharapkan

mencapai kenaikan BB sebesar 11,516 kg di akhir kehamilannya. Sedangkan

mereka yang kelebihan BB saat sebelum hamil diharapkan kenaikan BB-nya

hanya 711,5 kg pada akhir kehamilannya. Sementara wanita hamil yang

kegemukan sebelum hamil, kenaikan BB dianjurkan sebatas 6 kg atau lebih

sedikit pada akhir kehamilannya.

E. Pentingnya Gizi Selama Kehamilan

Seiring pertambahan usia kandungan, maka kebutuhan gizi ibu hamil akan

meningkat, terutama setelah memasuki kehamilan trimester kedua. Sebab pada

saat itu, pertumbuhan janin berlangsung pesat - terutama perkembangan otak dan

susunan syaraf -- dan membutuhkan asupan gizi yang optimal. Beberapa zat gizi

yang harus dipenuhi oleh ibu hamil :

1.Energi

Kebutuhan energi selama ibu hamil adalah untuk membentuk/membangun

jaringan baru (fetus, plasenta, uterus, cairan amniotic, breast, peningkatan volume

darah dan mensuplai jaringan baru. Pangan yang kaya akan sumber energi adalah

pangan sumber lemak (lemak/gajih dan minyak, buah berlemak, biji berminyak),

Page 150: PDF Joiner

pangan sumber karbohidrat (beras, jagung, oat, serealia) dan pangan sumber

protein (daging, ikan, telur susu dan aneka produk turunannnya)

2.Zat gizi mikro

Selama kehamilan, disamping zat gizi makro yaitu energi dan protein, ibu

juga membutuhkan tambahan zat gizi mikro seperti diuraikan berikut ini :

Asamfolat

Kekurangan asam folat pada ibu hamil akan menyebabkan resiko terjadinya cacat

tabung syaraf (Neural Tube Defects/NTD), berat bayi lahir rendah (BBLR) dan

resiko lahirnya premature. Sumber pangan yang banyak mengandung asam folat

adalah brokoli, jeruk, bayam, roti dan susu.

Vitamin A

Adanya pertumbuhan janin, berarti terjadi peningkatan pertumbuhan dan

pembelahan sel dalam tubuh ibu. Vitamin A dalam bentuk retionic acid mengatur

perumbuhan dan pembelahan sel dalam jaringan. Namun demikian ibu tidak

dianjurkan untuk mengkonsumsi suplementasi vitamin A selama hamil karena

dosis tinggi vitamin A akan memberikan efek teratogenik (keracunan). Dengan

mengkonsumsi buah-buahan, daging, unggas, ikan, telur, sayuran berdaun hijau,

akar dan umbi-umbian sehari-hari, akan membantu ibu memenuhi kebutuhan

vitamin A.

Kalsium

Kalsium dibutuhkan untuk membantu pertumbuhan tulang, gigi, jantung yang

sehat, syaraf dan otot. Kekurangan kalsium akan menyebabkan pertumbuhan

tulang dan gigi jadi terhambat. Sumber pangan yang banyak mengandung kalsium

adalah susu, sayuran hijau, kacang-kacangan, biji-bijian dan ikan.

Page 151: PDF Joiner

Magnesium

Magnesium merupakan zat gizi lainnya yang berperan dalam membantu

membangun dan memperbaiki jaringan tubuh. Kekurangan magnesium akan

menyebabkan preeklamsia, bayi cacat dan kematian bayi. Sumber pangan yang

banyak mengandung magnesium adalah sayur-sayuran, sumber makanan laut,

ikan tawar segar, daging, padi-padian dan kacang-kacangan.

Zat Besi

Kekurangan zat besi akan menghambat pembentukan hemoglobin yang berakibat

pada terhambatnya pembentukan sel darah merah. Ibu hamil dan ibu menyusui

merupakan kelompok yang beresiko tinggi terhadap anemia yang disebabkan oleh

kekurangan zat besi. Hal ini tidak terlepas dari banyaknya darah yang dikeluarkan

selama masa persalinan. Sumber pangan yang banyak mengandung zat besi

adalah nabati kedelai, kacang-kacangan, sayuran daun hijau dan rumput laut.

Iodium

Kekurangan iodium selama hamil akan berefek pada keguguran, penyimpangan

perkembangan otak janin, berat bayi lahir rendah dan kretinisme. Di Indonesia

kekurangan iodium dialami oleh berbagai masyarakat lain, sehingga pemerintah

telah mencanangkan kebijakan tentang garam beryodium. Sumber pangan yang

banyak mengandung iodium adalah ikan, kerang dan rumput laut.

F. Dampak Kekurangan Gizi Untuk Ibu Hamil

Kekurangan asupan gizi pada trimester I dikaitkan dengan tingginya

kejadian bayi lahir prematur, kematian janin, dan kelainan pada sistem saraf pusat

bayi. Sedangkan kekurangan energi terjadi pada trimester II dan III dapat

Page 152: PDF Joiner

menghambat pertumbuhan janin atau tak berkembang sesuai usia kehamilannya.

Contoh konkretnya adalah kekurangan zat besi yang terbilang paling sering

dialami saat hamil. Gangguan ini membuat ibu mengalami anemia alias

kekurangan sel darah merah. Kekurangan asam folat juga dapat menyebabkan

anemia, selain kelainan bawaan pada bayi, dan keguguran.

G. Kebutuhan Gizi Yang Dibutuhkan Oleh Ibu Hamil

1. Kalori

Selama hamil, ibu membutuhkan tambahan energi/kalori untuk pertumbuhan

dan perkembangan janin, juga plasenta, jaringan payudara, cadangan lemak,

serta untuk perubahan metabolisme yang terjadi. Di trimester II dan III,

kebutuhan kalori tambahan ini berkisar 300 kalori per hari dibanding saat

tidak hamil. Berdasarkan perhitungan, pada akhir kehamilan dibutuhkan

sekitar 80.000 kalori lebih banyak dari kebutuhan kalori sebelum hamil.

2. Protein

Kebutuhan protein bagi wanita hamil adalah sekitar 60 gram. Artinya, wanita

hamil butuh protein 10-15 gram lebih tinggi dari kebutuhan wanita yang tidak

hamil. Protein tersebut dibutuhkan untuk membentuk jaringan baru, maupun

plasenta dan janin. Protein juga dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhan

dan diferensiasi sel.

3. Lemak

Pertumbuhan dan perkembangan janin selama dalam kandungan

membutuhkan lemak sebagai sumber kalori utama. Lemak merupakan sumber

tenaga yang vital dan untuk pertumbuhan jaringan plasenta. Pada kehamilan

yang normal, kadar lemak dalam aliran darah akan meningkat pada akhir

trimester III. Tubuh wanita hamil juga menyimpan lemak yang akan

mendukung persiapannya untuk menyusui setelah bayi lahir.

Page 153: PDF Joiner

4. Karbohidrat

Karbohidrat merupakan sumber utama untuk tambahan kalori yang

dibutuhkan selama kehamilan. Pertumbuhan dan perkembangan janin selama

dalam kandungan membutuhkan karbohidrat sebagai sumber kalori utama.

Pilihan yang dianjurkan adalah karbohidrat kompleks seperti roti, serealia,

nasi dan pasta. Selain mengandung vitamin dan mineral, karbohidrat

kompleks juga meningkatkan asupan serat yang dianjurkan selama hamil

untuk mencegah terjadinya konstipasi atau sulit buang air besar dan wasir.

5. Vitamin dan mineral

6. Wanita hamil juga membutuhkan lebih banyak vitamin dan mineral dibanding

sebelum hamil. Ini perlu untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan

janin serta proses diferensiasi sel.

a. Vitamin B kompleks dijumpai pada serealia, biji-bijian, kacang-kacangan,

sayuran hijau, ragi, telur dan produk susu. Vitamin B kompleks berguna

untuk menjaga sistem saraf, otot dan jantung agar berfungsi secara

normal.

b. Vitamin D berguna untuk pertumbuhan dan pembentukan tulang bayi

Anda. Sumbernya terdapat pada minyak hati ikan, kuning telur dan susu.

c. Vitamin E berguna bagi pembentukan sel darah merah yang sehat.

Makanlah lembaga biji-bijian terutama gandum, kacang-kacangan,

minyak sayur dan sayuran hijau.

d. Asam folat berguna untuk perkembangan sistem saraf dan sel darah, dan

banyak terdapat pada sayuran berwarna hijau gelap seperti bayam,

kembang kol dan brokoli. Pada buah-buahan, asam folat banyak terdapat

pada jeruk, pisang, wortel dan tomat. Kebutuhan asam folat selama hamil

adalah 800 mcg per hari, terutama pada 12 minggu pertama kehamilan.

Kekurangan asam folat dapat mengganggu pembentukan otak, sampai

cacat bawaan pada susunan saraf pusat maupun otak janin.

Page 154: PDF Joiner

e. Zat besi yang dibutuhkan ibu hamil agar terhindar dari anemia (kurang

darah), banyak terdapat pada sayuran hijau (seperti bayam, kangkung,

daun singkong, daun pepaya), daging dan hati.

Page 155: PDF Joiner

DAFTAR PUSTAKA

Bagian Obstetri & Ginekologi Fakultas Kedokteran UNPAD. 1983. Obstetri

Fisiologi. FK UNPAD

Bobak., Lowdermilk., Jensen. 2004. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Edisi 4.

Jakarta: EGC

http//www.google.com.gizi ibu hamil.

Page 156: PDF Joiner

SATUAN ACARA PENYULUHAN

KEHAMILAN RISIKO TINGGI

Disusun oleh:

DESSI NURMASARI

NIM. 12.045

UJIAN AKHIR PROGRAM 2015

D-III KEPERAWATAN

PEMERINTAH KABUPATEN SUMEDANG

AKADEMI KEPERAWATAN KABUPATEN

SUMEDANG

Jl. Margamukti-Licin Cimalaka Tlp. (0261) 203084 –

Sumedang

Page 157: PDF Joiner

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Masalah : Banyaknya masyarakat yang masih kurang memahami

tentang risiko tinggi dalam kehamilan.

Pokok Bahasan : Kehamilan

Sub Pokok Bahasan : Kehamilan risiko tinggi

Tempat : di Rumah Klien

Tanggal : Jumat, 19 Juni 2015, Pukul 09.30 WIB

Waktu : 15 menit

Penyuluh : Dessi Nurmasari

1. Tujuan

A. Tujuan Instruksional Umum

Setelah dilakukannya penyuluhan selama 30 menit, diharapkan masyarakat paham

faktor-faktor yang menyebabkan kehamilan menjadi berrisiko.

B. Tujuan Instruksional Khusus

a) Dapat memahami minimal 6 hal yang menjadikan berisiko dalam

kehamilan.

b) Dapat menghindari faktor-faktor yang mengakibatkan kehamilan berrisiko.

c) Mengerti penyebab dan akibat hal-hal yang berisiko dalam kehamilan.

d) Mampu menyebutkan 6 faktor yang menjadi penyebab kegagalan dalam

persalinan.

Page 158: PDF Joiner

2. Materi

1) Pengertian Kehamilan Risiko Tinggi.

2) Faktor-faktor yang menyebabkan kehamilan berisiko tinggi.

3) Risiko-risiko yang dihadapi bila terjadi gangguan kehamilan dan

persalinan.

3. Media dan Alat

Leaflet, Laptop dan Infocus

4. Metode

Ceramah dan Diskusi

5. Susunan Acara

No Tahap Waktu Kegiatan Penyuluh Kegiatan

Peserta Media Metoda

1 Pembukaan 5 menit 1) Salam

2) Perkenalan

3) Penjelasan

Kegiatan

Menjawab

Salam,

Memperhatikan

Memperhatikan

Leaflet Ceramah

2 Pembahasan 20

menit

1) Menjelaskan

Faktor Risiko

Sebelum Kehamilan

Faktor Risiko

Selama Kehamilan

Komplikasi

Memperhatikan

Infokus Ceramah

Page 159: PDF Joiner

Kesehatan

2) Memberi

kesempatan bagi

peserta untuk

bertanya

3) Menjawab

pertanyaan dari para

peserta

Mengajukan

pertanyaan

Memperhatikan

3 Penutup 5 menit 1) Menyimpulkan

hasil penyuluhan

2) Memberikan

motivasi untuk

menurunkan

kehamilan risiko

tinggi

3) Menyampaikan

harapan yang di

inginkan pemateri

dengan

dilaksanakannya

penyuluhan

4) Penutup

Memperhatikan

Memperhatikan

Memperhatikan

Menjawab

Salam

leaflet Ceramah

6. Sumber Materi

Anonim. 2009/2010. Kehamilan Risiko Tinggi.http://medicastore.com/.04-

09-2012.

Imam Musbikin.2005.Panduan Bagi Ibu Hamil dan

Melahirkan.Yogyakarta.Mitra Pustaka

Curtis,Glade B.1999.Kehamilan di atas usia 30.Jakarta.Arcan

Manuaba. IBG. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga

Berencana untuk Bidan. Jakarta. EGC

Page 160: PDF Joiner

Anonim. 1999/2000. Pengenalan Tanda Bahaya pada Kehamilan,

Persalinan dan Nifas. Jakarta. Departemen Kesehatan RI.

7. Evaluasi

1. Prosedur : Selama Penyuluhan

2. Jenis : Lisan

3. Butir Soal :

Menjelaskan pengertian kehamilan risiko tinggi.

Menyebutkan 3 hal-hal yang mengakibatkan kehamilan risiko tinggi.

Menyebutkan 2 factor yang mempengaruhi kehamilan risiko tinggi.

Menyebutkan minimal 3 akibat dari kehamilan risiko tinggi.

Menyebutkan minimal 3 cara mengatasi kehamilan risiko tinggi.

Page 161: PDF Joiner

Lampiran Materi

Kehamilan Risiko Tinggi

A. Definisi

Kehamilan risiko tinggi adalah keadaan yang dapat mempengaruhi

optimalisasi ibu maupun janin pada kehamilan yang dihadapi. (Manuaba, 2010:

241). MenurutRustam (1998) kehamilan risiko tinggi adalah beberapa situasi dan

kondisi serta keadaanumum seorang selama masa kehamilan, persalinan, nifas

akan memberikan ancaman padakesehatan jiwa ibu maupun janin yang

dikandungnya.

Faktor RisikoYang dimaksud faktor risiko tinggi adalah keadaan pada ibu,

baik berupa faktor biologismaupun non-biologis, yang biasanya sudah dimiliki ibu

sejak sebelum hamil dan dalamkehamilan mungkin memudahkan timbulnya

gangguan lain (Depkes RI, 1999).

Faktor Risiko Sebelum Kehamilan

a) Usia Wanita

Usia yang aman untuk kehamilan dan persalinan yaitu umur 20-35 tahun,

karena pada usia tersebut rahim sudah siap menerima kehamilan, mental sudah

matang dan sudah mampu merawat bayi dan dirinya. Sedangkan umur < 20 tahun

dan > 35 tahun merupakan umur yang risiko tinggi terhadap kehamilan dan

persalinan. Ibu yang berumur kurang dari 20 tahun rahim dan bagian tubuh

lainnya belum siap untuk menerima kehamilan dan cenderung kurang perhatian

terhadap kehamilannya. Ibu yang berumur 20-35 tahun rahim dan bagian tubuh

lainnya sudah siap untuk menerima dan diharapkan untuk memerhatikan

kehamilannya. Ibu yang berumur lebih dari 35 tahun rahim dan bagian tubuh

lainnya fungsinya sudah menurun dan kesehatan tubuh ibu tidak sebaik saat

berumur 20-35 tahun.(Herawati ; 2008)

Page 162: PDF Joiner

b) Berat dan Tinggi Wanita

Seorang wanita pada saat tidak hamil beratnya kurang dari 50kg,

lebih mungkin melahirkan bayi yang lebih kecil dari berat bayi normal

yaitu di bawah 2,75kg dan sebaliknya bila wanita gemuk lebih mungkin

melahirkan bayi besar. Kegemukan juga menyebabkan risiko gula darah

dan tekanan darah tinggi selama kehamilan.

Seorang wanita yang memiliki tinggi badan kurang dari 1,5meter,

lebih mungkin memiliki panggul yang sempit sehingga menyulitkan bayi

untuk keluar dari rahim. Selain itu, wanita yang memiliki tinggi lebih

memiliki risiko untuk persalinan dibawah 37minggu.

c) Peristiwa pada kehamilan yang lalu

Seorang wanita yang 3kali berturut-turut mengalami keguguran

pada 3bulan pertama, memiliki risiko sebesar 35% untuk mengalami

keguguran lagi.

Keguguran juga lebih mungkin terjadi pada wanita yang pernah

melahirkan bayi yang sudah meninggal pada usia kehamilan 4-8minggu

atau melahirkan bayi yang usia kehamilannya dibawah 37minggu.

d) Riwayat Keluarga

Riwayat adanya keterbelakangan mental atau penyakit keturunan

lainnya di keluarga ibu atau ayah menyebabkan meningkatnya

kemungkinan terjadinya kelainan tersebut pada bayi yang dikandung.

Kecenderungan memiliki anak kembar juga sifatnya diturunkan.

Page 163: PDF Joiner

B. Faktor Risiko Selama Kehamilan

a) Alkohol dan Rokok

Mengkonsumsi alkohol selama hamil bisa menyebabkan cacat bawaan.

Akibat dari mengkonsumsi alcohol saat hamil ini adalah :

keterbelakangan pertumbuhan sebelum atau sesudah lahir

kelainan wajah

ukuran kepala lebih kecil dari keadaan normal, yang kemungkinan

disebabkan oleh pertumbuhan otak yang dibawah normal

kelainan perkembangan perilaku.

Risiko terjadinya keguguran pada wanita hamil yang mengkonsumsi

alkohol adalah 2 kali lipat, terutama jika wanita tersebut adalah peminum

berat.

Berat badan bayi yang dilahirkan berada di bawah normal, yaitu rata-rata 2

kg.Merokok berbahaya bagi ibu dan bayi yang dikandungnya, tetapi hanya

sekitar 20% wanita yang berhenti merokok selama hamil.

Efek yang paling sering terjadi akibat merokok selama hamil adalah

berat badan bayi yang rendah. Selain itu, wanita hamil yang merokok juga

lebih rentan mengalami :

ketuban pecah sebelum waktunya

persalinan sebelum waktunya.

infeksi rahim.

Cacat bawaan pada jantung, otak dan wajah lebih sering ditemikan

pada bayi yang ibunya merokok.

Page 164: PDF Joiner

b) Keadaan Kesehatan

Tekanan darah tinggi pada wanita hamil bisa disebabkan oleh

kehamilan atau keadaan lain.Tekanan darah tinggi di akhir kehamilan bisa

merupakan ancaman serius terhadap ibu dan bayinya dan harus segera

diobati.

C. Cara mengatasi kehamilan risiko tinggi.

Cara yang dapat mengatasi kehamilan risiko tinggi ini, yakni :

Ibu rutin memeriksakan kehamilannya ke Puskesmas.

Olah raga yang cukup dan benar untuk ibu hamil.

Menjaga asupan nutrisi yang baik untuk janin dan ibu.

Pada saat melahirkan paling tidak didampingi oleh bidan dan

pasangan/keluarga.

Istirahat cukup minimal 8 jam / hari.

Mengikuti KB setelah melahirkan.

Page 165: PDF Joiner

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2009/2010. Kehamilan Risiko Tinggi.http://medicastore.com/.04-

09-2012.

Imam Musbikin.2005.Panduan Bagi Ibu Hamil dan

Melahirkan.Yogyakarta.Mitra Pustaka

Curtis,Glade B.1999.Kehamilan di atas usia 30.Jakarta.Arcan

Manuaba. IBG. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga

Berencana untuk Bidan. Jakarta. EGC

Anonim. 1999/2000. Pengenalan Tanda Bahaya pada Kehamilan,

Persalinan dan Nifas. Jakarta. Departemen Kesehatan RI.

Page 166: PDF Joiner

GIZI IBU HAMIL

Pengertian gizi

Adalah suatu suatu zat yang terdapat

di dalam makanan yang dibutuhkan oleh

tubuh ntuk pertumbuhan

Manfaat gizi ibu hamil

1. Memenuhi kebutuhan ibu dan janin

2. Menunjang tumbuh kembang janin

3. Mencegah terjadinya anemia,

malnutrisi, pada kehamilan

Diit seimbang ibu hamil

1. Makanan yang mengandung

karbohidrat dan fungsinya makan yang

mengandung karbohidrat antara lain :

nasi, jagung, ketela

Fungsinya : sumber energi

2. Makanan yang mengandung lemak dan

fungsinya makan yang mengandung

lemak antara lain : daging

Fungsinya : sebagai sumber tenaga

3. Makanan yang mengandung protein

dan fungsinya makanan yang

mengandung protein antara lain : susu,

telur, ikan

Fungsinya : Sebagai sumber

pembangunan.

4. Sayur-sayuran dan buah-buahan dan

fungsinya

sayur-sayuran : Bayam, buah-buahan :

mangga, pisang, jeruk

Page 167: PDF Joiner

Vitamin dan suplemen (zat besi dan asam

folat)

Fungsi : zat besi : untuk penambah

darah

Fungsi : asam folat : untuk

kecerdasan anak

Teknik pemberian makanan pada ibu hamil

yang mengalami masalah kehamilan yaitu :

a. Makan sedikit dan sering

b. Sajikan makanan dalam keadaan

hangat dan menarik

Contoh menu makanan

- Pagi - Siang

Nasi Nasi

Sayur bayam Sayur kangkung

Tempe Ikan bandeng

Buah pepaya Buah jeruk

Susu Teh hangat

- Cemilan

Bubur kacang hijau

- Malam

Nasi

Sayur lodeh

Ayam goreng

Buah apel

GIZI IBU HAMIL

Dessi Nurmasari NIM. 12. 045

PEMERINTAH KABUPATEN SUMEDANG

AKADEMI KEPERAWATAN KABUPATEN SUMEDANG

Jl. Margamukti-Licin Cimalaka Tlp.

(0261) 203084 – Sumedang

Page 168: PDF Joiner

Apakah yang dimaksud Ibu Hamil

dengan Risiko Tinggi

Yaitu Ibu Hamil yang mengalami

risiko atau bahaya yang lebih besar

pada waktu kehamilan maupun

persalinan, bila dibandingkan dengan

Ibu Hamil yang normal.

Siapakah yang termasuk Ibu Hamil

dengan Risiko Tinggi

Ibu dengan tinggi badan kurang dari

Ibu dengan tinggi badan kurang dari

145 cm.

Bentuk panggul Ibu yang tidak normal

Badan Ibu kurus pucat

Umur Ibu kurang dari 20 tahun atau

lebih dari 35 tahun.

Jumlah anak lebih dari 4 orang.

Jarak kelahiran anak kurang dari 2

tahun.

Adanya kesulitan pada kehamilan atau

persalinan yang lalu.

Sering terjadi keguguran sebelumnya.

Kepala pusing hebat.

Kaki bengkak.

Perdarahan pada waktu hamil.

Keluar air ketuban pada waktu hamil.

Bahaya apa saja yang dapat

ditimbulkan akibat Ibu Hamil dengan

Risiko Tinggi

Bayi lahir belum cukup bulan.

Bayi leahir dengan berat lahir rendah

(BBLR), Keguguran (abortus),

Persalinan tidak lancar/macet,

Perdarahan sebelum dan sesudah,

persalinan.

Janin mati dalam kandungan

Ibu hamil/bersalin meninggal dunia

Keracunan kehamilan/kejang-kejang.

Apakah Kehamilan Risiko Tinggi

dapat dicegah

Kehamilan Risiko Tinggi dapat dicegah

bila gejalanya ditemukan sedini

mungkin sehingga dapat dilakukan

tindakan perbaikannya.

Bagaimana Pencegahan Kehamilan

Risiko Tinggi dapat dilakukan

Dengan memeriksakan kehamilan sedini

mungkin dan teratur ke Posyandu,

Puskesmas, rumah Sakit paling sedikit 4

kali selama masa kehamilan

Dengan mendapatkan imunisasi

TT 2x

Bila ditemukan kelainan Risiko Tinggi

pemeriksaan harus lebih sering dan

lebih intensif

Makan makanan yang bergizi yaitu

memenuhi 4 sehat 5 sempurna

Apa yang dapat dilakukan seorang Ibu

untuk menghindari Kehamilan Risiko

Tinggi

Dengan mengenal tanda-tanda

Kehamilan Risiko Tinggi

Segera ke Posyandu, Puskesmas atau

Rumah sakit terdekat bila ditemukan

tanda-tanda Kehamilan Risiko Tinggi

Page 169: PDF Joiner

KEHAMILAN TERMASUK KEHAMILAN RISIKO TINGGI

KEHAMILAN RISIKO TINGGI

PERIKSAKAN KE

POSYANDU

IBU HAMIL

Dengan

RESIKO TINGGI

Dessi Nurmasari NIM. 12. 045

PEMERINTAH KABUPATEN SUMEDANG

AKADEMI KEPERAWATAN KABUPATEN SUMEDANG

Jl. Margamukti-Licin Cimalaka Tlp.

(0261) 203084 – Sumedang

Page 170: PDF Joiner

PEMERINTAH KABUPATEN SUMEDANG

AKADEMI KEPERAWATAN

(AKPER)

Jl. Margamukti-Licin Cimalaka Tlp. (0261) 203084 Sumedang

FORMAT BIMBINGAN

NAMA : DESSI NURMASARI

NIM : 12.045

PEMBIMBING : Burdahyat, SKM., M.Kep.

JUDUL : “ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. E

DENGAN KEHAMILAN RESIKO TINGGI USIA

KURANG DARI 20 TAHUN PADA NY. C G1P0A0 DI

DESA NYALINDUNG RT. 02/ RW 06 KECAMATAN

CIMALAKA KABUPATEN SUMEDANG TANGGAL 18

S.D 23 JUNI 2015”.

NO HARI/

TGL

MATERI YANG DI

KONSULTASIKAN

SARAN

PEMBIMBING

TANDA TANGAN

Pembimbing Mahasiswa

1 2 3 4 5 6

Page 171: PDF Joiner

1 2 3 4 5 6

Page 172: PDF Joiner

PEMERINTAH KABUPATEN SUMEDANG

AKADEMI KEPERAWATAN

(AKPER)

Jl. Margamukti-Licin Cimalaka Tlp. (0261) 203084 Sumedang

Format Kunjungan Rumah

Ujian Akhir Program Keperawatan Komunitas

Nama Klien : ……………….

Alamat : Dusun …………, Desa …………., Cimalaka

No Hari/Tanggal Maksud dan Tujuan Paraf Klien

Page 173: PDF Joiner

Mengetahui,

Ketua RT … / …

Dusun …………, Desa ………….,

Cimalaka

____________________

Mahasiswa

Ujian Akhir Program Keperawatan

Komunitas

_____________________