pdf joiner
DESCRIPTION
PDF JoinerTRANSCRIPT
“ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. E DENGAN KEHAMILAN
RESIKO TINGGI USIA KURANG DARI 20 TAHUN G1P0A0 PADA NY. C
DI DESA NYALINDUNG RT 02/ RW 06 KECAMATAN CIMALAKA
KABUPATEN SUMEDANG
TANGGAL 18 S/D 23 JUNI 2015”
STUDI KASUS
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan
Pendidikan Program Diploma III Keperawatan
Disusun Oleh :
DESSI NURMASARI
NIM. 12.045
PEMERINTAH KABUPATEN SUMEDANG
AKADEMI KEPERAWATAN
2015
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
Diterima dan disetujui untuk dipertahankan pada Ujian Karya Tulis Ilmiah yang
berjudul :
“ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. E DENGAN KEHAMILAN
RESIKO TINGGI USIA KURANG DARI 20 TAHUN G1P0A0 PADA NY. C
DI DESA NYALINDUNG RT 02/ RW 06 KECAMATAN CIMALAKA
KABUPATEN SUMEDANG
TANGGAL 18 S/D 23 JUNI 2015”
Telah diperiksa dan disetujui untuk di pertahankan pada sidang akhir
Karya Tulis Ilmiah
Menyetujui
Sumedang, 27 Juli 2015
Pembimbing,
Burdahyat, SKM., M.Kep.
NIP. 19520501 198105 1 001
LEMBAR PENGESAHAN
Telah dipertahankan di depan tim penguji Ujian Sidang Karya Tulis Ilmiah
Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Sumedang
Pada Tanggal, 05 Agustus 2015
Tim Penguji,
Pembimbing
:
Burdahyat, SKM., M.Kep.
Tanda Tangan
(……………………)
Penguji I : H. Dadang Rukmawan, Drs., M.Kes.
(……………………)
Penguji II : Lia Marlia, AMK.
(……………………)
Mengesahkan,
Direktur Akademi Keperawatan
Pemerintahan Kabupaten Sumedang
H. Dadang Rukmawan, Drs, M.Kes
NIP. 19630301 198302 1 002
PERSEMBAHAN
Dan Kami Perintahkan Kepada Manusia
(Agar Berbuat Baik) Kepada Kedua Orang Tuanya.
Ibunya Telah Mengandungnya Dalam Keadaan Lemah
Yang Bertambah-Tambah Dan Menyapihnya
Dalam Usia 2 Tahun. Bersyukurlah Kepada-Ku
Dan Kepada Kedua Orang Tuamu.
(Qs. Luqman : 14)
“Dengan Ilmu, Kehidupan Menjadi Mudah, Dan
Dengan Agama, Kehidupan Menjadi Terarah Dan
Bermakna”.
(H.A. Mukti A)
Karya tulis ini ku persembahkan
Untuk Papah dan Mamah
Tercinta
RIWAYAT HIDUP
Nama : DESSI NURMASARI
Tempat, Tanggal Lahir : Sumedang, 18 Desember 1993
Anak ke : 1 dari 2 bersaudara
Nama Orang Tua : a. Ayah : Rodikin
b. Ibu : Heriyani,S.Pd
Alamat : Dsn. Cilangah RT 01/RW 01 Desa. Cipancar
Kecamatan. Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang
RIWAYAT PENDIDIKAN
1. TK AL- ISTIQOMAH : Tahun 1996 – 2000
2. SDN CIPANCAR : Tahun 2000 – 2006
3. SMPN 2 SUMEDANG : Tahun 2006 – 2009
4. SMAN 3 SUMEDANG Tahun 2009 - 2012
5. AKPER Pemerintah Kab. Sumedang : Tahun 2012 – 2015
AKADEMI KEPERAWATAN
PEMERINTAH KABUPATEN SUMEDANG
SUMEDANG, JULI 2015
DESSI NURMASARI : 12.045
JUDUL : ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. E DENGAN
KEHAMILAN RESIKO TINGGI USIA KURANG DARI 20
TAHUN G1P0A0 PADA NY. C DI DESA NYALINDUNG RT. 02/
RW 06 KECAMATAN CIMALAKA KABUPATEN
SUMEDANG TANGGAL 18 S.D 23 JUNI 2015
ABSTRAK
IV Bab, 130 Halaman, 6 Lampiran, 9 Tabel, 2 Gambar
Karya tulis ini dilatarbelakangi oleh tingginya angka kematian ibu khususnya di
Indonesia yaitu sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup. Kehamilan resiko tinggi
adalah kehamilan yang akan menyebabkan terjadinya bahaya dan komplikasi yang
lebih besar, baik terhadap ibu maupun terhadap janin yang dikandungnya selama
masa kehamilan, melahirkan ataupun nifas normal. Penyebab terbesar kematian
ibu adalah perdarahan, eklamsi, infeksi dan lainnya. Tujuan studi kasus ini adalah
untuk mendapatkan gambaran dalam melaksanakan asuhan keperawatan keluarga
secara komprehensif dengan pendekatan proses keperawatan, adapun metode yang
digunakan adalah metode deskriftif dan teknik pengumpulan data meliputi
wawancara, pemeriksaan fisik, observasi, studi dokumentasi, dan studi
kepustakaan. Masalah yang ditemukan pada keluarga Tn. E adalah gangguan
pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan dan resiko terjadinya
penyulit persalinan. Perencanaan tindakan yang dibuat bersama keluarga untuk
memecahkan masalah kesehatan dan keperawatan yang telah diidentifikasi yaitu
berikan penyuluhan tentang nutrisi ibu hamil dan masalah tentang ibu hamil
dengan resiko tinggi. Implementasi yang dilakukan sesuai dengan rencana
keperawatan yang dibuat, yang tidak diikuti oleh semua anggota keluarga, tetapi
pelaksanaan berjalan dengan lancar. Evaluasi dilakukan selama 3 hari, dari 2
diagnosa keperawatan yang telah di lakukan tindakan keperawatan, masih ada
yang belum teratasi sebagian, yaitu masalah penjelasan ibu hamil dengan resiko
tinggi karena Ny. C ketika di evaluasi, klien lupa sebagian tentang masalah
penjelasan ibu hamil dengan resiko tinggi yang sudah di berikan penyuluhan.
Daftar pustaka :18 buah (1998 - 2015)
i
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr. wb
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena
dengan rahmat, hidayah, dan ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan
karya tulis ilmiah yang berjudul “ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
TN. E DENGAN KEHAMILAN RESIKO TINGGI USIA KURANG DARI
20 TAHUN G1P0A0 PADA NY. C DI DESA NYALINDUNG RT. 02/ RW 06
KECAMATAN CIMALAKA KABUPATEN SUMEDANG TANGGAL 18
S.D 23 JUNI 2015”.
Karya tulis ini disusun dalam bentuk studi kasus, yang diajukan untuk
memenuhi salah satu syarat bagi setiap mahasiswa program Diploma III
Keperawatan untuk menyelesaikan pendidikan di Akademi Keperawatan
Pemerintah Kabupaten Sumedang.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan karya tulis ini masih jauh dari
kata sempurna karena keterbatasan kemampuan, wawasan, pengetahuan dan
pengalaman yang penulis miliki. Penulis berusaha semaksimal mungkin dalam
menyelesaikan karya tulis ini.
Dalam penyusunan karya tulis ini penulis banyak mendapatkan bantuan,
dukungan, bimbingan, serta pengarahan dari berbagai pihak, baik dalam bentuk
moril maupun materil sehingga penyusunan karya tulis ini dapat selesai. Maka
dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
ii
1. H. Dadang Rukmawan, Drs., M.Kes selaku Direktur Akademi
Keperawatan Kabupaten Sumedang.
2. Burdahyat, SKM,M.Kep., selaku pembimbing yang telah memberikan
bimbingan, pengarahan dan dukungan kepada penulis dalam
penyusunan karya tulis ini.
3. Kepada Kepala Dinas Kesehatan Sumedang beserta staf yang telah
memberikan bantuan selama penulis melakukan Asuhan Keperawatan
pada keluarga Tn. E.
4. Kepada Kepala Puskesmas Cimalaka beserta staf yang telah
memberikan bantuan selama penulis melakukan Asuhan Keperawatan
pada keluarga Tn. E.
5. Seluruh staf dosen, staf pengelola perpustakaan, dan karyawan
karyawati Akper Pemkab Sumedang yang telah membantu selama
penulis mengikuti pendidikan di Akper Pemkab Sumedang.
6. Rekan-rekan Keperawatan Komunitas yang telah memberikan bantuan
dan berjuang sampai titik penghabisan dalam pembuatan karya tulis
masing – masing.
7. Ny. C beserta keluarga yang telah bersedia bekerjsama dengan penulis
selama melakukan Asuhan Keperawatan.
8. Kedua orang tua, adik, dan semua anggota keluarga yang telah
memberikan dukungan moral, material maupun spiritual sehingga
penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini.
9. Kepada Fachry Amirudha, terima kasih selalu memberikan semangat,
bantuan, dukungan moral dan do’a dengan penuh kasih sayang.
iii
10. Teman- teman khususnya keluarga besar 3B, atas kebersamaannya
selama 3 tahun.
11. Teman- teman angkatan 16 yang telah berjuang bersama melewati
suka dan dukanya di Kampus Akper Pemkab Sumedang.
12. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu,
terima kasih atas segala bantuan selama penyusunan karya tulis ini.
Semoga doa, bantuan, dukungan dan bimbingan yang telah diberikan pada
penulis mendapatkan pahala yang berlimpah dari Allah SWT. Akhir kata, penulis
berharap semoga karya tulis ini bermanfaat untuk pengembangan ilmu
pengetahuan khususnya bidang keperawatan dan semoga bermanfaat khususnya
bagi penulis, umumnya bagi pembaca. Amin.
Wassalamu’alaikum wr. wb
Sumedang, Juli 2015
Penyusun
iv
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN
RIWAYAT HIDUP
ABSTRAK
KATA PENGANTAR ................................................................. i
DAFTAR ISI ................................................................................ iv
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ................................................................... vii
DAFTAR TABEL ....................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .............................................. 1
B. Tujuan Karya Tulis Ilmiah .......................................... 7
C. Metode Telaahan ............................................................ 8
D. Manfaat Karya Tulis Ilmiah ........................................ 9
E. Sistematika Penulisan ................................................... 10
BAB II TINJAUAN TEORITIS
A. Konsep Dasar Keluarga ............................................... 12
B. Konsep Keperawatan Kesehatan Keluarga................ 28
C. Konsep Dasar Ibu Hamil dengan Resiko Tinggi ........ 54
D. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Ibu Hamil Resiko Tinggi ................................. 59
E. Dampak Kehamilan Resiko Tinggi Terhadap Fungsi Keluarga ............................................................ 77
BAB III TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN
A. Pengkajian Keperawatan ............................................. 79
B. Diagnosa Keperawatan Berdasarkan Prioritas ......... 103
C. Intervensi, Implementasi, Evaluasi Askep.................. 104
D. Catatan Perkembangan ................................................ 107
E. Pembahasan ................................................................... 109
v
BAB IV KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan .................................................................... 119
B. Rekomendasi ................................................................. 121
DAFTAR PUSTAKA .................................................................. ix
LAMPIRAN
vi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Satuan Acara Penyuluhan Nutrisi Ibu Hamil
Lampiran 2. Satuan Acara Penyuluhan Kehamilan Resiko Tinggi
Lampiran 3. Leafleat Penyuluhan Nutrisi Ibu Hamil
Lampiran 4. Leafleat Penyuluhan Kehamilan Resiko Tinggi
Lampiran 5. Format Bimbingan
Lampiran 6. Lembar Follow Up
vii
DAFTAR GAMBAR
Hal
Gambar 3.1 Genogram ................................................................................... 82
Gambar 3.2 Denah Rumah ............................................................................. 83
viii
DAFTAR TABEL
Hal
Tabel 2.1 Format Pengumpulan Data Keluarga ............................................. 30
Tabel 2.2 Tabel Skoring Diagnosa Keperawatan Keluarga ........................... 49
Tabel 3.1 Tabel Daftar Anggota Keluarga ..................................................... 81
Tabel 3.2 Tabel Pemeriksaan Fisik ................................................................ 92
Tabel 3.3 Tabel Analisa Data ......................................................................... 100
Tabel 3.4 Tabel Skoring Diagnosa Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi
Kurang Dari Kebutuhan Pada Ny. C Berhubungan Dengan Ketidaktahuan
Keluarga Mengenal Masalah Nutrisi Ibu Hamil ................................ 101
Tabel 3.5 Tabel Skoring Diagnosa Resiko Terjadinya Penyulit Selama Persalinan
Pada Ny. C Berhubungan Dengan Ketidaktahuan Keluarga Mengenal
Masalah Penyulit Persalinan .............................................................. 102
Tabel 3.6 Tabel Intervensi, Implementasi, Evaluasi Askep ........................... 104
Tabel 3.7 Tabel Catatan Perkembangan......................................................... 107
ix
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2009/2010. Kehamilan Risiko Tinggi.http://medicastore.com/.04-09-
2012.
Anonim. 1999/2000. Pengenalan Tanda Bahaya pada Kehamilan, Persalinan dan
Nifas. Jakarta. Departemen Kesehatan RI.
Bagian Obstetri & Ginekologi Fakultas Kedokteran UNPAD. 1983. Obstetri
Fisiologi. FK UNPAD
Bobak., Lowdermilk., Jensen. 2004. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Edisi 4.
Jakarta: EGC
Curtis, B. G. 2000. “Kehamilan”. Jakarta : Arcan
Imam Musbikin.2005.Panduan Bagi Ibu Hamil dan Melahirkan.Yogyakarta.Mitra
Pustaka
Manuaba, dkk, 2007. “Pengantar Kuliah Obstetri”. Jakarta :EGC
Manuaba. IBG. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga
Berencana untuk Bidan. Jakarta. EGC
Marlyn M. Friedman, 1998, http://www. wikipedia.com/keperawatan-
keluarga/post.html, diperoleh pada tanggal 1 Juli 2015.
MDGS, 2015, Data Profil Kesehatan Indonesia tahun 2013,
http://www.kompasiana.com/ditaanugrah/angka-kematian-ibu-di-indonesia-
masih-jauh-dari-target-mdgs-2015, diperoleh pada tanggal 1 Juli 2015).
Nasrul Effendy, 1998, “Komunitas” https://prezi.com/c2xanvk6v85k/untitled-
prezi/Cin-Ciri-Masyarakat-Sehat, diperoleh pada tanggal 1 Juli 2015.
Nurhayati dan Taupan, 2012. “Serba-serbi Kehamilan & Perawatan Anak”.
Bandung: CV.Yrama Widya
Setiadi, 2008. “Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga”. Yogyakarta : Graha
Ilmu
Suprajitno, 2004. “Asuhan Keperawatan Keluarga : Aplikasi Dalam Praktek”.
EGC
x
UU No. 36 tahun 2009, http://rismaworld.blogspot.com/2011/06/pengertian-
kesehatan.html?m=1, diperoleh tanggal 1 Juli 2015.
WHO, 1948, Sehat. http://puskesmas-oke.com/2008/12/post.html. diperoleh pada
tanggal 1 Juli 2015.
WHO, 1947, http://www.kamusq.com/2013/08/sehat-adalah-pengertian-dan-
definisi.html?m=1, diperoleh tanggal 1 Juli 2015.
WHO, http://www.datastatistik-indonesia.com, diperoleh tanggal 1 Juli 2015.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sehat adalah suatu keadaan yang sempurna baik secara fisik,
mental dan sosial serta tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan.
(WHO, 1947, http://www.kamusq.com/2013/08/sehat-adalah-pengertian-
dan-definisi.html?m=1, diperoleh tanggal 1 Juli 2015).
Kesehatan menurut UU No. 36 tahun 2009, menyatakan bahwa
kesehatan adalah keadaan sehat baik fisik, mental, spiritual, maupun sosial
yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan
ekonomis. Jadi, sehat bukan hanya digambarkan melalui diri kita yang
tertekan penyakit atau tidak cacat. Tapi, sehat itu ditinjau dari berbagai
aspek yang dapat mendukung dari pada kesehatan itu sendiri. Seperti
ekonomi, sosial dan spiritual. (UU No. 36 tahun 2009,
http://rismaworld.blogspot.com/2011/06/pengertian-kesehatan.html?m=1,
diperoleh tanggal 1 Juli 2015).
Ciri-Ciri Masyarakat Sehat, menurut Nasrul Effendy (1998),
meliputi ; Peningkatan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat,
mengatasi masalah kesehatan sederhana melalui upaya peningkatan,
pencegahan, penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan terutarna
untuk ibu dan anak, peningkatan upaya kesehatan lingkungan terutama
2
penyediaan sanitasi dasar yang dikembangkan dan dimanfaatkan oleh
masyarakat untuk meningkatkan mutu lingkungan hidup, peningkatan
status gizi masyarakat berkaitan dengan peningkatan status sosial ekonomi
masyarakat, dan penurunan angka kesakitan dan kematian dan berbagai
sebab dan penyakit. (Nasrul Effendy, 1998,
https://prezi.com/c2xanvk6v85k/untitled-prezi/Cin-Ciri-Masyarakat-Sehat,
diperoleh tanggal 1 Juli 2015)
Menurut WHO beberapa indikator dari masyarakat sehat adalah
yang pertama keadaan yang berhubungan dengan status kesehatan
masyarakat, meliputi ; Indikator komprehensif yang terdiri dari angka
kematian kasar menurun, rasio angka mortalitas proporsial rendah, dan
umur harapan hidup meningkat. Selanjutnya indikator spesifik yang terdiri
dari angka kematian ibu dan anak menurun, angka kematian karena
penyakit menular menurun, dan angka kelahiran menurun.
Kedua indikator pelayanan kesehatan, yang terdiri dari rasio antara
tenaga kesehatan dan jumlah penduduk seimbang, distribusi tenaga
kesehatan merata, informasi lengkap tentang jumlah tempat tidur di rumah
sakit, fasilitas kesehatan lain,dan sebagainya. Serta yang terakhir informasi
tentang jumlah sarana pelayanan kesehtan diantaranya rumah sakit,
puskesmas, rumah bersalin, dsb. (WHO, 1948, http://puskesmas-
oke.com/2008/12/post.html, diperoleh tanggal 1 Juli 2015)
Namun pada kenyataanya angka kematian ibu masih sangat tinggi
khususnya di negara kita yaitu Indonesia.Menurut WHO secara definisi
3
kematian ibu adalah kematian perempuan pada saat hamil atau dalam
kurun waktu 42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa memandang lamanya
kehamilan atau tempat persalinan, yakni kematian yang disebabkan karena
kehamilannya atau pengelolaannya, dan bukan karena sebab- sebab lain,
per 100.000 kelahiran hidup. (WHO, http://www.datastatistik-
indonesia.com, diperoleh tanggal 1 Juli 2015)
Millenuim Development Goals (MDGs) atau Tujuan Pembangunan
Milenium adalah Deklarasi Milenium hasil kesepakatan kepala negara dan
perwakilan dari 189 negara Perserikatan Bangsa- bangsa yang dimulai
September tahun 2000, berupa delapan butir tujuan untuk dicapai pada
tahun 2015. Targetnya adalah tercapai kesejahteraan rakyat dan
pembangunan masyarakat pada tahun 2015. Dari delapan butir tujuan
MDGs, tujuan kelima adalah meningkatkan kesehatan ibu, dengan target
menurunkan angka kematian ibu sebesar tiga perempatnya antara 1990-
2015, serta yang menjadi indikator untuk monitoring yaitu angka kematian
ibu, proposi pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih, dan
angka pemakaian kontrasepsi.
Upaya pemerintah untuk menurunkan jumlah Angka Kematian Ibu
(AKI) masih sulit dilakukan. Target AKI di Indonesia pada tahun 2015
adalah 102 kematian per 100.000 kelahiran hidup. Sementara itu
berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun
2012, Angka Kematian Ibu (AKI) (yang berkaitan dengan kehamilan,
persalinan, dan nifas) sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini
4
masih cukup jauh dari target yang harus dicapai pada tahun 2015. Salah
satu cara untuk menurunkan AKI di Indonesia adalah dengan persalinan
ditolong oleh tenaga kesehatan yang terlatih dan melakukan persalinan
difasilitas pelayanan kesehatan. Tenaga kesehatan terlatih yaitu dokter
spesialis kebidanan dan kandungan (SpOG), dokter umum, dan bidan.
Berdasarkan data Profil Kesehatan Indonesia tahun 2013 cakupan
pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan secara nasional pada tahun
2013 adalah sebesar 90,88%. Cakupan ini terus menerus meningkat dari
tahun ke tahun. Sementara itu jika dilihat dari cakupan persalinan yang
ditolong oleh tenaga kesehatan yang terlatih menurut provinsi di Indonesia
pada tahun 2013, tiga provinsi dengan cakupan tertinggi adalah provinsi
Jawa Tengah dengan cakupan 99,89%, Sulawesi Selatan 99,78%, Sulawesi
Utara 99,59%. Sedangkan tiga provinsi dengan cakupan terendah adalah
Papua 33,31%, Papua Barat (73,20%), dan Nusa Tenggara Timur
(74,08%). (Data Profil Kesehatan Indonesia tahun 2013,
http://www.kompasiana.com/ditaanugrah/angka-kematian-ibu-di-indo-
nesia-masih-jauh-dari-target-mdgs-2015, diperoleh pada tanggal 1 Juli
2015).
Berdasarkan Laporan Rutin Program Kesehatan Ibu Tahun 2013
yang diterima dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat tercatat
menduduki peringkat tertinggi dalam jumlah AKI. Dalam laporan tersebut,
sekitar 765 kasus kematian ibu terjadi di Jawa Barat dari total 5.019 kasus.
Dari angka tersebut, Jawa Barat menjadi penyumbang 50 persen jumlah
5
kematian ibu. (Depkes, 2013, http://www.tribunnews.com, diperoleh pada
tanggal 1 Juli 2015).
Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kabupaten
Sumedang pada periode 2012 – 2013 angka kematian ibu di tahun 2012
terdapat 14 kasus, dan di tahun 2013 terdapat 25 kasus. Jumlah kematian
ibu yang dimaksud adalah banyaknya kematian ibu yang disebabkan
karena kehamilan, persalinan sampai 42 hari setelah melahirkan , pada
tahun tertentu, di daerah tertentu. Penyebab terbesar kematian ibu adalah
perdarahan, eklamsi, infeksi dan lainnya. (Dinas Kesehatan Kab.
Sumedang, 2013).
Tahun 2015 di Puskesmas Cimalaka Kab. Sumedang, data jumlah
ibu hamil di Kecamatan Cimalaka sebanyak 1.069 orang dan ibu hamil
dengan resiko tinggi sebanyak 214 orang. Sedangkan data jumlah ibu
hamil di Desa Nyalindung Kecamatan Cimalaka sebanyak 74 orang dan
ibu hamil dengan resiko tinggi sebanyak 15 orang. (profil Puskesmas
Cimalaka, 2015)
Kehamilan resiko tinggi adalah kehamilan yang akan
menyebabkan terjadinya bahaya dan komplikasi yang lebih besar, baik
terhadap ibu maupun terhadap janin yang dikandungnya selama masa
kehamilan, melahirkan ataupun nifas bila dibandingkan kehamilan
persalinan dan nifas normal. Kehamilan resiko tinggi salah satunya
kehamilan pada ibu usia di bawah umur yaitu kehamilan yang terjadi pada
ibu yang usianya kurang dari 20 tahun. Kehamilan pada usia kurang dari
6
20 tahun memberi dampak berbahaya bagi ibu maupun janin baik fisik
maupun psikologis. Dampak resiko diantaranya bisa terjadi perdarahan,
keguguran, anemia, dan BBLR. Hal tersebut dikarenakan pada usia kurang
dari 20 organ reproduksi seorang perempuan belum matur masih dalam
tahap perkembangan.
Melalui Asuhan Keperawatan Keluarga yang berfokus pada
peningkatan kemandirian dalam mengatasi masalah kesehatan dan
pendidikan Kesehatan Keluarga dapat meningkatkan pengetahuan dan
kesadaran akan akibat dari faktor faktor ketidaktahuan, ketidakmauan, dan
ketidakmampuan diharapkan dapat mengurangi resiko yang diakibatkan
oleh pola hidup dan bahaya lingkungan. Dalam kasus Ibu Hamil dengan
Resiko Tinggi peran perawat sangat dibutuhkan untuk membantu
memecahkan masalah kesehatan baik individu, maupun keluarga dengan
memberikan Asuhan Keperawatan Melalui Pendekatan Proses
Keperawatan. (Marlyn M. Friedman, 1998, http://www.
wikipedia.com/keperawatan-keluarga/post.html, diperoleh pada tanggal 1
juli 2015).
Berdasarkan hasil studi pendahuluan di wilayah kerja Puskesmas
Cimalaka, salah satu ibu hamil dengan resiko tinggi yaitu Ny. C yang
berada di Desa Nyalindung Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang
yang memerlukan asuhan keperawatan komprehensif, oleh karena itu
penulis tertarik untuk melakukan studi kasus yang berjudul : “Asuhan
Keperawatan Keluarga Tn. E Dengan Kehamilan Resiko Tinggi Usia
Kurang Dari 20 Tahun G1P0A0 Pada Ny. C Di Desa Nyalindung RT
7
02/06 Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang Tanggal 18 s/d 23
Juni 2015”.
B. Tujuan Karya Tulis Ilmiah
1. Tujuan Umum
Memberi gambaran dalam melaksanakan Asuhan Keperawatan
Keluarga Tn.E dengan Kehamilan Resiko Tinggi pada Ny. C di Desa
Nyalindung Rt. 02/ Rw.06 Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang
Tanggal 18-23 Juni 2015, secara komprehensif meliputi aspek bio,
psiko, sosio dan spiritual berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan
dengan pendekatan proses keperawatan.
2. Tujuan Khusus
a. Memberikan gambaran dalam melaksanakan pengkajian pada Ny.
C dengan Kehamilan Resiko Tinggi di Desa Nyalindung Rt. 02/
Rw.06 Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang.
b. Memberikan gambaran dalam penentuan diagnosa keperawatan
pada Ny. C dengan Kehamilan Resiko Tinggi di Desa Nyalindung
Rt. 02/ Rw.06 Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang.
c. Memberikan gambaran dalam merencanakan tindakan yang akan
dilaksanakan pada Ny. C dengan Kehamilan Resiko Tinggi di Desa
Nyalindung Rt. 02/ Rw.06 Kecamatan Cimalaka Kabupaten
Sumedang.
d. Memberikan gambaran dalam melaksanakan tindakan keperawatan
berdasarkan prioritas masalah pada Ny. C dengan Kehamilan
8
Resiko Tinggi di Desa Nyalindung Rt. 02/ Rw.06 Kecamatan
Cimalaka Kabupaten Sumedang.
e. Memberikan gambaran dalam mengevaluasi hasil yang telah
dilaksanakan pada Ny. C dengan Kehamilan Resiko Tinggi di Desa
Nyalindung Rt. 02/ Rw.06 Kecamatan Cimalaka Kabupaten
Sumedang.
f. Memberikan gambaran dalam mendokumentasikan asuhan
keperawatan pada Ny. C dengan Kehamilan Resiko Tinggi di Desa
Nyalindung Rt. 02/ Rw.06 Kecamatan Cimalaka Kabupaten
Sumedang.
C. Metode Telaahan
Metode yang digunakan dalam penyusunan laporan studi kasus ini
menggunakan metode deskriptif berupa studi kasus untuk mendapatkan
gambaran yang lebih nyata dalam melaksanakan asuhan keperawatan.
Sedangkan tehnik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah dengan
cara :
1. Wawancara
Wawancara pada klien dan keluarga untuk mendapatkan data subjektif
yang berkaitan dengan masalah kesehatan yang dilakukan dengan cara
tanya jawab secara langsung.
2. Pemeriksaan Fisik
Yaitu memeriksa secara langsung dan spesifik mengkaji keadaan
umum tubuh pasien dengan keluarga secara menyeluruh melalui
9
metode head to toe dengan inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi
untuk mendapatkan data mengenai keadaan pasien sehingga dapat
menentukan diagnosa dan intervensi yang sesuai dengan kebutuhan
pasien.
3. Observasi
Yaitu mengamati perilaku dan keadaan klien dan keluarga untuk
memperoleh data objektif tentang masalah kesehatan.
4. Studi Dokumentasi
Yaitu di dapat dari data Dinas Kesehatan, data di Puskesmas, catatan
Bidan desa dan catatan status kesehatan klien dalam buku KIA.
5. Studi Kepustakaan
Melalui studi literatur dengan melihat dari buku- buku sumber yang
ada.
D. Manfaat Karya Tulis Ilmiah
1. Bagi Keluarga
Mendapatkan asuhan keperawatan yang sesuai dengan kebutuhan yang
mencakup asper bio- psiko- sosial dan spiritual dengan masalah yang
dihadapi keluarga dengan ibu hamil resiko tinggi melalui tindakan
proses keperawatan sebagai metode untuk dapat mengatasi dan
merawat anggota keluarga dengan ibu hamil resiko tinggi secara
mandiri oleh keluarga.
10
2. Bagi Puskesmas
Sebagai bahan informasi dan kajian tentang pelaksanaan asuhan
keperawatan pada klien Ny. C dengan Kehamilan Resiko Tinggi.
3. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai tolak ukur keberhasilan terhadap praktek asuhan keperawatan
dengan mengoptimalkan konsep, teori, model dan ilmu lain dalam
pelaksanaan keperawatan, khususnya perawatan klien
Ny. C dengan Kehamilan Resiko Tinggi.
E. Sistematika Penulisan
BAB I yaitu pendahuluan, meliputi latar belakang masalah, tujuan
karya tulis ilmiah, metode telaahan, manfaat karya tulis ilmiah, dan
sistematika penulisan.
BAB II yaitu tinjauan teoritis meliputi, konsep dasar keluarga,
konsep keperawatan kesehatan keluarga, konsep dasar ibu hamil resiko
tinggi dan konsep dasar asuhan keperawatan keluarga dengan ibu hamil
resiko tinggi, dan dampak kehamilan resiko tinggi terhadap fungsi
keluarga.
BAB III yaitu asuhan keperawatan pada Ny. C dengan kehamilan
resiko tinggi yang terdiri dari pengkajian, diagnosa keperawatan,
perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, catatan perkembangan dan
pembahasan asuhan keperawatan.
11
BAB IV yaitu kesimpulan dan saran, meliputi kesimpulan dari
hasil laporan studi kasus dan saran yang disampaikan penulis, kepada
pihak institusi pendidikan, puskesmas dan Dinas Kesehatan.
Daftar pustaka dan lampiran.
12
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Konsep Dasar Keluarga
1. Pengertian Keluarga
Keluarga adalah bagian dari masyarakat yang peranannya sangat
penting untuk membentuk kebudayaan yang sehat. Dari keluarga inilah
pendidikan kepada individu dimulai dan dari keluarga inilah tercipta
tatanan masyarakat yang baik, sehingga untuk membangun suatu
kebudayaan maka seyogyanya dimulai dari keluarga.
Keluarga dijadikan sebagai unit pelayanan karena masalah
kesehatan keluarga saling berkaitan dan saling mempengaruhi antara
sesama anggota keluarga dan akan mempengaruhi pula keluarga-
keluarga yang ada disekitarnya atau masyarakat sekitarnya atau dalam
konteks yang luas berpengaruh terhadap negara.
Pengertian keluarga akan berbeda satu sama lainnya, hal ini
bergantung kepada orientasi dan cara pandang yang digunakan
seseorang dalam mendefinisikan. Ada beberapa pengertian keluarga
yang perlu diketahui, antara lain adalah :
a. WHO (1969)
Keluarga adalah anggota rumah tangga yang saling berhubungan
melalui pertalian darah, adopsi, atau perkawinan.
13
b. Depkes RI (1988)
Keluarga adalah unit terkecil dari suatu masyarakat yang terdiri
atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan
tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling
ketergantungan.
c. UU No. 10 tahun (1992)
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari
suami, istri atau suami istri dan anaknya atau ayah dan anaknya
atau ibu dan anaknya.
Dari beberapa pengertian di atas maka dapat disimpulkan secara
umum bahwa keluarga itu terjadi jikalau ada :
a. Ikatan atau persekutuan (perkawinan/ kesepakatan).
b. Hubungan (darah/ adopsi/ kesepakatan).
c. Tinggal bersama dalam satu atap (serumah).
d. Ada peran masing- masing anggota keluarga.
e. Ikatan emosional.
(Setiadi, 2008 hlm 1-3)
2. Ciri- Ciri Keluarga
Menurut Robert Mac Iver dan Charles Horton :
a. Keluarga merupakan hubungan perkawinan.
b. Keluarga berbentuk suatu kelembagaan yang berkaitan dengan
hubungan perkawinan yang sengaja di bentuk atau di pelihara.
14
c. Keluarga mempunyai suatu sistem tata nama (Nomen Clatur)
termasuk perhitungan garis keturunan.
d. Keluarga mempunyai fungsi ekonomi yang di bentuk oleh anggota-
anggotanya berkaitan dengan kemampuan untuk mempunyai
keturunan dan membesarkan anak.
e. Keluarga merupakan tempat tinggal bersama, rumah atau rumah
tangga.
Ciri keluarga Indonesia :
a. Mempunyai ikatan yang sangat erat dengan di landasi semangat
gotong royong.
b. Dijiwai oleh nilai kebudayaan ketimuran.
c. Umumnya di pimpin oleh suami meskipun proses pemutusan
dilakukan secara musyawarah.
3. Tipe Keluarga
Pembagian tipe ini bergantung kepada konteks keilmuan dan orang yang
mengelompokan.
1) Secara tradisional
Secara tradisional keluarga dikelompokkan menjadi 2 yaitu :
a. Keluarga inti (Nuclear Family) adalah keluarga yang hanya terdiri
dari atas ayah, ibu, dan anak yang diperoleh dari keturunannya
atau adopsi atau keduanya.
15
b. Keluarga besar (Extended Family) adalah keluarga inti ditambah
anggota keluarga lain yang masih mempunyai hubungan darah
(kakek- nenek, paman- bibi).
2) Secara Modern, berkembangnya peran individu dan meningkatnya
individualisme maka pengelompokkan tipe keluarga selain di atas
adalah :
a. Tradisional Nuclear
Keluarga inti (ayah, ibu, dan anak) tinggal dalam satu rumah
ditetapkan oleh sanksi- sanksi legal dalam suatu ikatan
perkawinan, satu atau keduanya dapat bekerja di luar rumah.
b. Reconstituted Nuclear
Pembentukan baru dari keluarga inti melalui perkawinan kembali
suami/ istri, tinggal dalam pembentukan satu rumah dengan anak-
anaknya, baik itu bawaan dari perkawinan lama maupun hasil dari
perkawinan baru. Satu atau keduanya dapat bekerja di luar rumah.
c. Middle Age/ Aging Couple
Suami sebagai pencari uang, istri di rumah/ kedua- duanya bekerja
di rumah, anak- anak sudah meninggalkan rumah karena sekolah/
perkawinan/ meniti karier.
d. Dyadic Nuclear
Suami istri yang sudah berumur dan tidak mempunyai anak yang
keduanya atau salah satu bekerja di luar rumah.
16
e. Single Parent
Satu orang tua sebagai akibat perceraian atau kematian
pasangannya dan anak- anaknya dapat tinggal di rumah atau di
luar rumah.
f. Dual Carrier
Suami istri atau keduanya orang karier dan tanpa anak.
g. Commuter Married
Suami istri atau keduanya orang karier dan tinggal terpisah pada
jarak tertentu. Keduanya saling mencari pada waktu- waktu
tertentu.
h. Single Adult
Wanita atau pria dewasa yang tinggal sendiri dengan tidak adanya
keinginan untuk menikah.
i. Three Generation
Tiga generasi atau lebih tinggal dalam satu rumah.
j. Institusional
Anak- anak atau orang- orang dewasa tinggal dalam suatu panti-
panti.
k. Comunal
Satu rumah terdiri atas dua atau lebih pasangan yang monogami
dengan anak- anaknya dan bersama- sama dalam penyediaan
fasilitas.
17
l. Group Marriage
Satu perumahan terdiri atas orang tua dan keturunannya di dalam
satu kesatuan keluarga dan tiap individu adalah menikah dengan
yang lain dan semua adalah orang tua dari anak- anak.
m. Unmaried Parent and Child
Ibu dan anak di mana perkawinan tidak dikehendaki, anaknya
diadopsi.
n. Cohibing Couple
Dua orang atau satu pasangan yang tinggal bersama tanpa
pernikahan.
o. Gay and lesbian family
Keluarga yang dibentuk oleh pasangan yang berjenis kelamin
sama.
Gambaran tentang bentuk keluarga di atas ini melukiskan banyaknya
bentuk struktur yang menonjol dalam keluarga saat ini, yang penting
adalah keluarga harus dipahami dalam konteknya, label dan jenisnya
hanya berfungsi hanya sebagai referensi bagi penataan kehidupan keluarga
dan sebuah kerangka kerja. Dan setiap upaya perlu memperhatikan
keunikan dari setiap keluarga. Untuk itu kalangan profesional dalam
bidang kesehatan yang melayani keluarga harus bersifat toleran dan
sensitive terhadap perbedaan gaya hidup keluarga.
(Setiadi, 2008 :4-6)
18
4. Struktur Keluarga
Struktur keluarga menggambarkan bagaimana keluarga melaksanakan
fungsi keluarga dimasyarakat. Struktur keluaraga terdiri dari bermacam-
macam, diantaranya adalah :
a. Patrilineal
Patrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri atas sanak saudara
sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun
melalui jalur garis ayah.
b. Matrilineal
Matrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri atas sanak saudara
sedarah dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun
melalui jalur garis ibu.
c. Matrilokal
Matrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama
keluarga sedarah istri.
d. Patrilokal
Patrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama
keluarga sedarah suami.
e. Keluarga kawin
Adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan
keluarga dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian
keluarga karena adanya hubungan dengan suami istri.
(Setiadi, 2008 : 6-7)
19
5. Fungsi Pokok Keluarga
Menurut Friedman (1998)
Secara umum fungsi keluarga adalah sebagai berikut :
a. Fungsi afektif, adalah fungsi keluarga yang utama untuk mengajarkan
segala sesuatu untuk mempersiapkan anggota keluarga berhubungan
dengan orang lain.
b. Fungsi sosialisasi, adalah fungsi mengembangkan dan tempat melatih
anak untuk berkehidupan sosial sebelum meninggalkan rumah untuk
berhubungan dengan orang lain diluar rumah.
c. Fungsi reproduksi, adalah fungsi untuk mempertahankan generasi dan
menjaga kelangsungan keluarga.
d. Fungsi ekonomi, adalah keluarga berfungsi untuk memenuhi
kebutuhan keluarga secara ekonomi dan tempat untuk
mengembangkan kemampuan individu dalam meningkatkan
penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
e. Fungsi perawatan/ pemeliharaan kesehatan, yaitu fungsi untuk
mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap
memiliki produktivitas tinggi.
(Setiadi, 2008 : 7)
6. Tugas Keluarga Dalam Bidang Kesehatan
Sesuai dengan fungsi pemeliharaan kesehatan, keluarga mempunyai
tugas dibidang kesehatan yang perlu dipahami dan dilakukan. Friedman
(1981) membagi 5 tugas keluarga dalam bidang kesehatan yang harus
dilakukan, yaitu :
20
a. Mengenal masalah kesehatan setiap anggotanya.
Perubahan sekecil apapun yang dialami anggota keluarga secara tidak
langsung menjadi perhatian dan tanggung jawab keluarga, maka apabila
menyadari adanya perubahan perlu segera dicatat kapan terjadinya,
perubahan apa yang terjadi dan seberapa besar perubahannya.
b. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat bagi
keluarga.
Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari
pertolongan yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga, dengan
pertimbangan siapa diantara keluarga yang mempunyai kemampuan
memutuskan untuk menentukan tindakan keluarga maka segera
melakukan tindakan yang tepat agar masalah kesehatan dapat dikurangi
atau bahkan teratasi. Jika keluarga mempunyai keterbatasan seyoganya
memintaa bantuan orang lain dilingkungan sekitar keluarga.
c. Memberikan keperawatan anggotanya yang sakit atau yang tidak dapat
membantu dirinya sendiri karena cacat atau usianya yang terlalu muda.
Perawatan ini dapat dilakukan di rumah apabila keluarga memiliki
kemampuan untuk melakukan tindakan pertolongan pertama atau
kepelayanan kesehatan untuk memperoleh tindakan lanjutan agar
masalah yang lebih parah tidak terjadi.
d. Mempertahankan suasana rumah yang menguntungkan kesehatan dan
perkembangan kepribadian anggota keluarga.
21
e. Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan lembaga
kesehatan (memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada).
(Setiadi, 2008 : 12-13)
7. Peranan Keluarga
Peran adalah suatu yang diharapkan secara normatif dari seorang
dalam situasi sosial tertentu agar dapat memenuhi harapan- harapan. Peran
keluarga adalah tingkah laku spesifik yang diharapkan oleh seseorang
dalam konteks keluarga. Jadi peranan keluarga menggambarkan
seperangkat perilaku interpersonal, sifat, kegiatan yang berhubungan
dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan individu dalam
keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga, kelompok,
dan masyarakat.
Dalam UU Kesehatan nomor 23 tahun 1992 pasal 5 menyebutkan
“Setiap anggota berkewajiban untuk ikut serta dalam memelihara dan
meningkatkan derajat kesehatan perorangan, keluarga, dan lingkungan”.
Dari pasal di atas jelas bahwa keluarga berkewajiban menciptakan dan
memelihara kesehatan dalam upaya meningkatkan tingkat derajat
kesehatan yang optimal.
Setiap anggota keluarga mempunyai peran masing- masing, antara
lain adalah :
a. Ayah
Ayah sebagai pemimpin keluarga mempunyai peran sebagai pencari
nafkah, pendidik, pelindung/ pengayom, pemberi rasa aman bagi setiap
22
anggota keluarga dan juga sebagai anggota masyarakat kelompok
sosial tertentu.
b. Ibu
Ibu sebagai pengurus rumah tangga, pengasuh dan pendidik anak-
anak, pelindung keluarga dan juga sebagai pencari nafkah tambahan
keluarga dan juga sebagai anggota masyarakat kelompok sosial
tertentu.
c. Anak
Anak berperan sebagai pelaku psikososial sesuai dengan
perkembangan fisik, mental, sosial dan spiritual.
(Setiadi, 2008 : 13- 14)
8. Tahap Perkembangan Keluarga
1) Duvall (1985)
Membagi keluarga dalam 8 tahap perkembangan, yaitu :
a. Keluarga baru (Beginning Family)
Pasangan baru menikah yang belum mempunyai anak. Tugas
perkembangan keluarga tahap ini antara lain adalah :
- Membina hubungan intim yang memuaskan.
- Menetapkan tujuan bersama.
- Membina hubungan dengan keluarga lain, teman dan kelompok
sosial.
- Mendiskusikan rencana memiliki anak atau KB.
- Persiapan menjadi orang tua.
23
- Memahami prenatal care (penertian kehamilan, persalinan, dan
menjadi orang tua).
b. Keluarga dengan anak pertama < 30 bln (Child bearing)
Masa ini merupakan transisi menjadi orang tua yang akan
menimbulkan krisis keluarga. Studi Klasis Le Master (1957) dari
46 orang tua dinyatakan 17% tidak bermasalah selebihnya
bermasalah dalam hal :
- Suami merasa diabaikan.
- Peningkatan perselisihan dan argumen.
- Interupsi dalam jadwal kontinu.
- Kehidupan seksual dan sosial terganggu dan menurun.
Tugas perkembangan keluarga tahap ini antara lain adalah :
- Adaptasi perubahan anggota keluarga (peran, interaksi, seksual,
dan kegiatan).
- Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan
pasangan.
- Membagi peran dan tanggung jawab (bagaimana peran orang
tua terhadap bayi dengan memberi sentuhan dan kehangatan).
- Bimbingan orang tua tentang pertumbuhan dan perkembangan
anak.
- Konseling KB post partum 6 minggu.
- Menata ruang untuk anak.
- Biaya/ dana Child Bearing.
24
- Memfasilitasi role learing anggota keluarga.
- Mengadakan kebiasaan keagamaan secara rutin.
c. Keluarga dengan anak pra sekolah
Tugas perkembangannya adalah menyesuaikan pada kebutuhan
pada anak pra sekolah (sesuai dengan tumbuh kembang, proses
belajar dan kontak sosial) dan merencanakan kelahiran berikutnya.
Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah :
- Pemenuhan kebutuhan anggota keluarga.
- Membantu anak bersosialisasi.
- Beradaptasi dengan anak baru lahir, anak yang lain juga
terpenuhi.
- Mempertahankan hubungan di dalam maupun di luar keluarga.
- Pembagian waktu, individu, pasangan dan anak.
- Pembagian tanggung jawab.
- Merencanakan kegiatan dan waktu stimulasi tumbuh dan
kembang anak.
d. Keluarga dengan anak usia sekolah (6- 13 th)
Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah :
- Membantu sosialisasi anak terhadap lingkungan luar rumah,
sekolah dan lingkungan lebih luas.
- Mendorong anak untuk mencapai pengembangan daya
intelektual.
- Menyediakan aktivitas untuk anak.
25
- Menyesuaikan pada aktivitas komuniti dengan mengikut
sertakan anak.
- Memenuhi kebutuhan yang meningkat termasuk biaya
kehidupan dan kesehatan anggota keluarga.
e. Keluarga dengan anak remaja (13- 20 th)
Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah :
- Perkembangan terhadap remaja (memberikan kebebasan yang
seimbang dan bertanggung jawab mengingat remaja adalah
seorang yang dewasa muda dan mulai memiliki otonomi).
- Memelihara komunikasi terbuka.
- Memelihara hubungan intim dalam keluarga.
- Mempersiapkan perubahan sistem peran dan peraturan anggota
keluarga untuk memenuhi kebutuhan tumbuh kembang anggota
keluarga
f. Keluarga dengan anak dewasa (anak I meninggalkan rumah)
Tugas perkembangan keluarga mempersiapkan anak untuk hidup
mandiri dan menerima kepergian anaknya, menata kembali fasilitas
dan sumber yang ada dalam keluarga, berperan sebagai suami istri,
kakek dan nenek.
Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah :
- Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar.
- Mempertahankan keintiman.
- Membantu anak untuk mandiri sebagai keluarga baru di
masyarakat.
26
- Mempersiapkan anak untuk hidup mandiri dan menerima
kepergian anaknya.
- Menata kembali fasilitas dan sumber yang ada pada keluarga.
- Berperan suami- istri kakek dan nenek.
- Menciptakan lingkungan rumah yang dapat menjadi contoh
bagi anak- anaknya.
g. Keluarga usia pertengahan (Midle age family)
Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah :
- Mempunyai lebih banyak waktu dan kebebasan dalam
mengolah minat sosial dan waktu santai.
- Memulihkan hubungan antara generasi muda tua.
- Keakraban dengan pasangan.
- Memelihara hubungan/ kontak dengan anak dan keluarga.
- Persiapan masa tua/ pensiun.
h. Keluarga lanjut usia
Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah :
- Penyesuaian tahap masa pensiun dengan cara merubah cara
hidup.
- Menerima kematian pasangan, kawan dan mempersiapkan
kematian.
- Mempertahankan keakraban pasangan dan saling merawat.
- Melakukan life review masa lalu.
27
2) Carter & Mc Goldrick (1989)
Membagi keluarga dalam 5 tahap perkembangan, yaitu ;
a. Keluarga antara (masa bebas/ pacaran) dengan usia dewasa muda.
b. Terbentuknya keluarga baru melalui suatu perkawinan.
c. Keluarga dengan memiliki anak usia muda (anak usia bayi sampai
usia sekolah).
d. Keluarga yang memiliki anak dewasa.
e. Keluarga yang mulai melepas anaknya untuk keluar rumah.
f. Keluarga lansia.
(Setiadi, 2008 : 14- 18)
28
B. Konsep Keperawatan Kesehatan Keluarga
1. Pengkajian
Pengkajian adalah suatu tahapan ketika seorang perawat
mengumpulkan informasi secara terus menerus tentang keluarga yang
dibinanya. Pengkajian merupakan langkah awal pelaksanaan asuhan
keperawatan keluarga. Agar diperoleh data pengkajian yang akurat dan
sesuai dengan keadaan keluarga, perawat diharapkan menggunakan bahasa
ibu (yang digunakan setiap hari), lugas, dan sederhana. Pada kegiatan
pengkajian ada beberapa tahap yang perlu dilakukan:
a. Membina Hubungan yang Baik
Hubungan yang baik antara perawat dan klien (keluarga)
merupakan modal utama pelaksanaan asuhan keperawatan. Hubungan
tersebut dapat dibentuk dengan menerapkan komunikasi terapeutik
yang merupakan strategi perawat untuk memberikan bantuan kepada
klien untuk memenuhi kebutuhan kesehatannya. Beberapa hal yang
perlu dilakukan:
1) Diawali dengan perawat memperkenalkan diri dengan sopan dan
ramah.
2) Menjelaskan tujuan kunjungan.
3) Meyakinkan keluarga bahwa kehadiran perawat adalah untuk
membantu keluarga menyelesaikan masalah kesehatan yang ada
di keluarga.
4) Menjelaskan luas kesanggupan bantuan perawat yang dapat
dilakukan.
29
5) Menjelaskan kepada keluarga siapa tim kesehatan lain yang
menjadi jaringan perawat.
b. Pengkajian Awal
Pengkajian ini terfokus sesuai data yang diperoleh dari unit
pelayanan kesehatan.
c. Pengkajian Lanjutan (tahap kedua)
Pengkajian lanjutan adalah tahap pengkajian untuk memperoleh
data yang lebih lengkap sesuai masalah kesehatan keluarga yang
berorientasi pada pengkajian awal. Di sini perawat perlu rnengungkap
keadaan keluarga hingga penyebab dan masalah kesehatan yang
paling mendasar. (Suprajitno, S.Kp. Asuhan Keperawatan Keluarga :
Aplikasi Dalam Praktek. 2004)
Pengumpulan data (informasi) dan keluarga dapat menggunakan
metode wawancara, observasi fasilitas dalam rumah, pemeriksaan
fisik pada setiap anggota keluarga, dengan menggunakan data
sekunder. Contoh hasil laboratorium, basil foto rontgen, rekam
kesehatan unit pelayanan kesehatan, catatan lain yang dapat dipercaya
keakuratannya, dan sebagainya. Dalam pengumpulan data yang perlu
dikaji adalah:
1) Data Umum
Data ini mencakup kepala keluarga (KK), alamat dan telepon,
pekerjaan KK, pendidikan KK, dan komposisi keluarga. Selanjutnya
komposisi keluarga dibuat genogramnya.
30
Tabel 2.1.
Format Pengumpulan Data Keluarga
Nama JK
Hub.
Dng
KK
Umur Pendidi
kan
Status Imunisasi
Ket BCG
Polio DPT Hepatitis Camp
ak 1 2 3 4 1 2 3 1 2 3
1) Tipe keluarga, yang menjelaskan mengenai jenis/tipe keluarga.
Untuk menentukan tipe keluarga, lakukan identifikasi terhadap
KK-nya. Kemudian, lakukan penentuan tipe/jenis keluarganya.
2) Suku bangsa, yang rnengkaji asal/suku bangsa keluarga
(pasangan), dapat digunakan untuk mengidentifikasi budaya
suku keluarga yang terkait dengan kesehatan, juga dapat
mengidentifikasi bahasa sehari hari yang digunakan oleh
keluarga.
3) Agama, yang mengidentifikasi agama dan kepercayaan keluarga
yang dianut yang dapat memengaruhi kesehatan.
4) Status sosial ekonomi keluarga, status sosial ekonomi keluarga
ditentukan oleh penghasilan seluruh anggota keluarga (orang tua
maupun anak yang telah bekerja dan membantunya). Status
sosial ekonomi juga dipengaruhi oleh kebutuhan dan barang
yang dimiliki oleh keluarga.
5) Aktivitas rekreasi keluarga, yang dimaksud rekreasi keluarga
bukan hanya bepergian ke luar rumah secara bersama atau
31
sendiri menuju tempat rekreasi tetapi kesempatan berkumpul di
rumah untuk menikmati hiburan radio atau televisi bersama juga
bercengkerama.
2) Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga
a) Tahap perkembangan keluarga saat ini.
Tahap perkembangan keluarga ditentukan oleh usia anak
tertua dari keluarga inti. Misalnya: keluarga bapak Nk mempunyai
anak Am umur 35 tahun telah menikah dan tinggal diluar kota,
anak Un umur 21 tahun yang berkerja di kota X, dan Pb umur 3
tahun. Maka, tahap perkembangan bapak Nk berada pada tahap
keluarga dengan anak dewasa.
b) Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi.
Bagian ini menjelaskan tentang tugas keluarga yang belum
terpenuhi dan kendala yang dihadapi oleh keluarga. Juga dilakukan
pengidentifikasian mengapa tugas keluarga belum terpenuhi dan
upaya yang telah dilakukannya.
c) Riwayat kesehatan keluarga inti
Menjelaskan riwayat kesehatan keluarga inti, riwayat kesehatan
masing-masing anggota keluarga, perhatian terhadap upaya
pencegahan penyakit, upaya dan pengalaman keluarga terhadap
pelayanan kesehatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan
kesehatan.
32
d) Riwayat kesehatan sebelumnya,( generasi diatasnya)
Menjelaskan riwayat kesehatan generasi diatas orang tentang
riwayat penyakit keturunan, upaya generasi tersebut tentang upaya
penangulangan penyakit, upaya kesehatan yang dipertahankan
sampai saat ini.
(Suprajitno, S.Kp. Asuhan Keperawatan Keluarga : Aplikasi Dalam
Praktek. 2004)
3) Data Lingkungan
a) Karakteristik rumah
Menjelaskan tentang hasil identifikasi rumah yang dihuni
keluarga meliputi luas, tipe, jumlah ruangan, pemanfaatan ruangan,
jumlah ventilasi, peletakan perabot rumah tangga, sarana
pembuangan air limbah dan kebutuhan MCK (mandi, cuci, dan
kakus), sarana air bersih dan minum yang digunakan. Keadaan
rumah akan lebih mudah dipelajari bila digambar dengan sebagai
denah rumah.
b) Karakreristik tetangga dan komunitasnya
Menjelaskan tentang karakteristik dan tetangga dan komunitas
setempat, yaitu tempat keluarga bertempat tinggal, meliputi
kebiasaan, seperti lingkungan fisik, nilai atau norma serta
aturan/kesepakatan penduduk setempat,dan budaya setempat yang
memengaruhi kesehatan.
33
c) Mobilitas atau geografis keluarga
Menggambarkan mobilitas keluarga dan anggota keluarga.
Mungkin keluarga sering berpindah tempat atau ada anggota
keluarga yang tinggal jauh dan sering berkunjung pada kelurga
yang dibina.
d) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Menjelaskan mengenai waktu yang digunakan keluarga untuk
berkumpul serta perkumpulan keluarga yang ada dan sejauh mana
keluarga berinteraksi dengan masyarakat sekitarnya.
e) Sistem pendukung keluarga
Yaitu jumlah anggota keluarga yang sehat dan fasilitas keluarga
yang menunjang kesehatan (askes, jamsostek, kartu sehat, asuransi,
atau yang lain). Fasilitas fisik yang dimiliki anggota keluarga
(peralatan kesehatan), dukungan psikologis anggota keluarga atau
masyarakat, dan fasilitas sosial yang ada di sekitar keluarga yang
dapat digunakan untuk meningkatkan upaya kesehatan.
(Suprajitno, S.Kp. Asuhan Keperawatan Keluarga : Aplikasi Dalam
Praktek. 2004)
4) Struktur Keluarga
a) Struktur peran
Menjelaskan peran masing-masing anggota keluarga secara
formal maupun informal baik di keluarga atau masyarakat.
34
b) Nilai atau norma keluarga
Menjelaskan nilai atau norma yang dipelajari dan dianut oleh
keluarga yang berhubungan dengan kesehatan.
c) Pola komunikasi keluarga
Menjelaskan bagaimana cara keluarga berkomunikasi, siapa
pengambil keputusan utama, dan bagaimana peran anggota
keluarga dalam menciptakan komunikasi. Perlu dijelaskan pula hal-
hal apa saja yang juga memengaruhi komunikasi keluarga.
d) Struktur kekuatan keluarga
Menjelaskan kemampuan keluarga untuk memengaruhi dan
mengendalikan anggota keluarga untuk mengubah perilaku yang
berhubungan dengan kesehatan.
(Suprajitno, S.Kp. Asuhan Keperawatan Keluarga : Aplikasi Dalam
Praktek. 2004)
5) Fungsi Keluarga
a) Fungsi ekonomi
Menjelaskan bagaimana upaya keluarga dalam pemenuhan
kebutuhan sandang, pangan, dan papan serta pemanfaatan
lingkungan rumah untuk meningkatkan penghasilan keluarga. Juga
diuraikan kemampuan keluarga dalam pemanfaatan sumber yang
ada di masyarakat sekitar untuk meningkatkan status kesehatannya.
35
b) Fungsi status sosial
Menjelaskan tentang upaya keluarga untuk memperoleh status
sosial di masyarakat tempat tinggal keluarga.
c) Fungsi pendidikan
Menjelaskan upaya yang dilakukan oleh keluarga dalam
pendidikan selain upaya yang diperoleh dan sekolah atau
masyarakat sekitar.
d) Fungsi sosialisasi
Menjelaskan tentang hubungan anggota keluarga, sejauh mana
anggota keluarga belajar tentang disiplin, nilai, norma, budaya, dan
perilaku yang berlaku di keluarga dan masyarakat.
e) Fungsi pemenuhan (perawatan/pemeliharaan) kesehatan.
Tujuan pengkajian yang berkaitan dengan tugas keluarga di
bidang kesehatan:
a) Mengetahui kemampuan keluarga untuk mengenal masalah
kesehatan.
Hal-hal yang perlu dikaji adalah sejauh mana keluarga
mengetahui fakta dan masalah kesehatan, meliputi pengertian,
tanda dan gejala, faktor penyebab, dan faktor yang
memengaruhi serta persepsi keluarga terhadap masalah
kesehatan terutama yang dialami oleh anggota keluarga.
b) Mengetahui kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan
mengenai tindakan kesehatan yang tepat, perlu dikaji tentang:
36
(1) Kemampuan keluarga memahami sifat dan luasnya
masalah.
(2) Apakah masalah kesehatan dirasakan oleh keluarga?
(3) Apakah keluarga merasa menyerah terhadap masalah yang
dialami?
(4) Apakah keluarga merasa takut terhadap akibat dan masalah
kesehatan yang dialami anggota keluarga?
(5) Apakah keluarga mempunyai sikap yang tidak mendukung
(negatif) terhadap upaya kesehatan yang dapat dilakukan
pada anggota keluarga?
(6) Apakah keluarga mempunyai kemampuan untuk
menjangkau fasilitas pelayanan kesehatan?
(7) Apakah keluarga mempunyai kepercayaan terhadap tenaga
kesehatan?
(8) Apakah keluarga telah memperoleh informasi tentang
kesehatan yang tepat untuk melakukan tindakan dalam
rangka mengatasi masalah kesehatan?
c) Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan keluarga merawat
anggota keluarga yang sakit, perlu dikaji tentang:
(1) Pengetahuan keluarga tentang penyakit yang dialarni
anggota keluarga (sifat, penyebaran, komplikasi,
kemungkinan setelah tindakan, dan cara perawatannya).
(2) Pemahaman keluarga tentang perawatan yang perlu
dilakukan keluarga.
37
(3) Pengetahuan keluarga tentang peralatan, cara, dan fasilitas
untuk merawat anggora keluarga yang mempunyai
masalah kesehatan.
(4) Pengetahuan keluarga tentang sumber yang dimiliki
keluarga (anggota keluarga yang mampu dan dapat
bertanggung jawab, sumber keuangan/finansial. fasilitas
fisik, dukungan psikososial).
(5) Bagaimana sikap keluarga terhadap anggota keluarga yang
sakit atau membutuhkan bantuan kesehatan.
d) Untuk mengetahui kemampuan keluarga
memelihara/memodifikasi Iingkungan rumah yang sehat,
perlu dikaji tentang:
(1) Pengetahuan keluarga tentang sumber yang dimiliki oleh
keluarga di sekitar lingkungan rumah.
(2) Kemampuan keluarga melihat keuntungan dan rnanfaat
pemeliharaan lingkungan.
(3) Pengetahuan keluarga tentang pentingnya dan sikap
keluarga terhadap sanitasi lingkurigan yang higenis sesuai
syarat kesehatan.
(4) Pengetahuan keluarga tentang upaya pencegahan penyakit
yang dapat dilakukan keluarga.
(5) Kebersamaan anggota keluarga untuk meningkatkan dan
memelihara lingkungan rumah yang menunjang kesehatan
keluarga.
38
e) Untuk mengetahui kemampuan keluarga menggunakan
fasilitas pelayanan kesehatan di masyarakat, perlu dikaji
tentang:
(1) Pengetahuan keluarga tentang keberadaan fasilitas
pelayanan kesehatan yang dapat dijangkau keluarga.
(2) Pemahaman keluarga tentang keuntungan vang dapat
diperoleh dari fasilitas kesehatan.
(3) Tingkat kepercayaan keluarga terhadap fasilitas dan
petugas kesehatan yang melayani.
(4) Apakah keluarga mempunyai pengalaman yang kurang
menyenangkan tentang fasilitas dan petugas kesehatan
yang melayani.
(5) Apakah keluarga dapat menjangkau fasilitas kesehatan
dan bila tidak dapat apa penyebabnya
f) Fungsi religius
Menjelaskan tentang kegiatan keagamaan yang dipelajari dan
dijalankan oleh keluarga yang berhubungari dengan kesehatan
g) Fungsi rekreasi
Menjelaskan kemampuan dan kegiatan keluarga untuk
melakukan rekreasi secara bersama baik di luar dan dalam rumah,
juga tentang kuantitas yang dilakukan.
h) Fungsi reproduksi
Menjelaskan tentang bagaimana rencana keluarga memiliki dan
upaya pengendalian jumlah anggota keluarga. Perlu juga diuraikan
39
bagaimana keluarga menjelaskan kepada anggota keluarga tentang
pendidikan seks yang dini dan benar kepada anggota keluarganya.
i) Fungsi afeksi
Hal yang perlu dikaji yaitu gambaran din anggota keluarga,
perasaan memiliki dan dimiliki dalam keluarga, dukungan anggota
keluarga, hubungan psikososial dalam keluarga, dan bagaimana
keluarga mengembangkan sikap saling menghargai.
(Suprajitno, S.Kp. Asuhan Keperawatan Keluarga : Aplikasi Dalam
Praktek. 2004)
6) Stres Dan Koping Keluarga
Stresor jangka pendek adalah stresor yang dialami keluarga dan
memerlukan waktu penyelesaian lebih kurang 6 bulan. Stresor jangka
panjang adalah stresor yang dialami keluarga dan mernerlukan waktu
penyelesaian lebih dari 6 bulan. Kemampuan keluarga berespons
terhadap stresor menjelaskan bagaimana keluarga berespons terhadap
stresor yang ada. Strategi koping yang digunakan menjelaskan tentang
strategi koping (mekanisme pembelaan) terhadap stresor yang ada.
Disfungsi strategi adaptasi menjelaskan tentang perilaku keluarga
yang tidak adaptif ketika mempunyai masalah.
(Suprajitno, S.Kp. Asuhan Keperawatan Keluarga : Aplikasi Dalam
Praktek. 2004)
7) Pemeriksaan Kesehatan
Pemeriksaan kesehatan pada individu anggota keluarga yang
dilakukan tidak berbeda jauh dengan perneriksaan pada klien di klinik
40
(rumah sakit) meliputi pengkajian kebutuhan dasar individu,
pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang yang perlu.
(Suprajitno, S.Kp. Asuhan Keperawatan Keluarga : Aplikasi Dalam
Praktek. 2004)
8) Harapan Keluarga
Perlu dikaji bagaimana harapan keluarga terhadap perawat
(petugas kesehatan) untuk membantu menyelesaikan masalah
kesehatan yang terjadi.
(Suprajitno, S.Kp. Asuhan Keperawatan Keluarga : Aplikasi Dalam
Praktek. 2004)
9) Pengkajian Fokus
Tahap pertama pada asuhan keperawatan keluarga, yaitu
perawat melakukan pengkajian dengan menggunakan formulir yang
dapat digunakan pada semua tahap perkembangan keluarga.
Meskipun demikian perawatan perlu melakukan pengkajian
focus pada tiap perkembangan yang didasari oleh dalam tiap tahap
perkembangan keluarga, karakteristik keluarga akan berbeda karena
ada perubahan anggota keluarga (dapat bertambah atau berkurang),
pada tiap tahap perkembangan, keluarga mempunyai tugas per
kembangan keluarga yang harus dilakukan, pada tiap tahap
perkembangan keluarga, kewajiban keluarga berbeda.
a) Keluarga yang baru menikah
Pengkajian data fokus meliputi:
(1) Kapan pertemuan pasangan?
41
(2) Bagaimana hubungan sebelum menikah?
(3) Bagaimana pasangan ini memutuskan menikah?
(4) Adakah halangan terhadap perkawinan mereka (sebutkan)?
(5) Bagaimana respons anggota keluarga terhadap perkawinan?
(6) Bagimana kehidupan di lingkungan keluarga asal, rermasuk
orientasi keluarga dan kedua orang tua?
(7) Siapa orang lain yang tinggal serumah setelah perkawinan?
(8) Bagimana hubungan dengan saudara ipar?
(9) Bagaimana keadaan orang tua masing-masing dan
hubungannya dengan orang tua setelah perkawinan?
(10) Bagaimana rencana mempunyai anak?
(11) Berapa lama waktu berkumpul setiap hari?
(12) Bagaimana rutinitas (secara individu: suami dan istri)
setelah perkawinan?
(13) Bagaimana pelaksanaan tugas dan fungsi keluarga?
b) Keluarga dengan anak baru lahir (sampai usia 30 bulan)
Pengkajian data fokus meliputi:
(1) Bagaimana riwayat kehamilan anak ini?
(2) Bagaimana riwayat persalinan anak?
(3) Bagaimana perawatan anak setelah lahir sampai usia 2
minggu?
(4) Bagaimana perawatan anak sampai usia satu tahun?
(5) Adakah orang lain yang serumah setelah anak lahir dan apa
hubungannya?
42
(6) Siapakah yang mengasuh anak setiap hari?
(7) Berapa lama waktu yang dimiliki orang tua untuk berkumpul
dengan anak?
(8) Siapa yang memberikan stimulus dan latihan kepada anak
dalam rangka pemenuhan cumbuh kembangnya?
(9) Bagaimana perkembangan anak dan ketrampilan yang dimiliki
anak dicapai pada usia berapa?
(10) Adakah sarana untuk stimulus tumbuh kembang anak?
(11) Pernahkah anak menderita sakit serius, apa jenisnya, kapan
waktunya, berapa lama, dan dirawat di rumah sakit atau tidak?
(12) Bagaimana pencapalan perkembangan anak saat ini?
(13) Kemampuan apa yang dimiliki anak saat ini?
(14) Bagaimana harapan keluarga terhadap anak?
(15) Bila perlu gunakan skala DDST.
(16) Bagaimana pelaksanaan tugas dan fungsi keluarga?
c) Keluarga dengan anak prasekolah
(1) Stimulasi apa yang diberikan oleh keluarga selama di rumah
dan adakah sarana stimulasinya?
(2) Sudahkah anak diikutkan kegiatan play group?
(3) Berapa lama waktu yang dimiliki oleh orang tua untuk
berkumpul dengan anak setiap hari?
(4) Siapakah orang yang setiap hari bersama anak?
(5) Kemampuan apa yang telah dimiliki anak saat ini?
(6) Bagaimana harapan keluarga terhadap anak saat ini?
43
(7) Bagaimana pelaksanaan tugas dan fungsi keluarga?
d) Keluarga dengan anak usia sekolah
(1) Bagaimana karakteristik teman bermain?
(2) Bagaimana lingkungan bermain?
(3) Berapa lama anak menghabiskan waktunya di sekolah?
(4) Bagaimana stimulasi terhadap tumbuh-kembang anak dan
adakah sarana yang dimiliki?
(5) Bagaimana temperamen anak saat ini?
(6) Bagaimana pola anak jika menginginkan sesuatu barang?
(7) Bagaimana pola orang tua menghadapi permintaan anak?
(8) Bagairnana prestasi yang dicapai anak saat ini?
(9) Kegiatan apa yang diikuti anak selain di sekolah?
(10) Sudahkah memperoleh imunisasi ulangan selama di
sekolah?
(11) Pernahkah mendapat kecelakaan selamà di sekolah atau di
rumah saat bermain?
(12) Adakah penyakit yang muncul dan dialami anak selama
masa ini?
(13) Adakah sumber bacaan lain selain buku sekolah dan apa
jenisnya?
(14) Bagaimana pola anak rnemanfaatkan waktu luangnya?
(15) Bagaimana pelaksanaan tugas dan fungsi keluarga?
e) Keluarga dengan anak usia remaja
(1) Bagaimana karakteristik teman di sekolah atau di lingkungan?
44
(2) Bagairnana kebiasaan anak menggunakan waktu luang?
(3) Bagaimana perilaku anak selama di rumah?
(4) Bagaimana hubungan antara anak remaja dengan adiknya,
dengan teman sekolah atau bermain?
(5) Siapa saja yang berada di rumah selama anak remaja di
rumah?
(6) Bagaimana prestasi anak di sekolah dan prestasi apa yang
pernah diperoleh anak?
(7) Apa kegiatan di luar rumah selain sekolah, berapa kali, berapa
lama, dan dimana?
(8) Apa kebiasaan anak di rumah?
(9) Apa fasilitas yang digunakan anak secara bersamaan atau
sendiri?
(10) Berapa lama waktu yang disediakan orang tua untuk anak?
(11) Siapa yang menjadi figur bagi anak?
(12) Seberapa peran yang menjadi figur bagi anak?
(13) Bagaimana pelaksanaan tugas dan fungsi keluarga?
f) Keluarga dengan anak dewasa (mulai lepas)
(1) Bagaimana karakteristik pasangan anaknya?
(2) Bagaimana hubungan anak terhadap orang tua dan mertua
setelah menikah?
(3) Apakah anak yang telah menikah tinggal bersama atau lepas
dan orang tua?
45
(4) Bila tidak, anak yang telah menikah tidak tinggal serumah,
dimana tinggalnya dan berapa lama/frekuensi anak bertemu
dengan orang tua?
(5) Bagaimana hubungan antara anak yang telah menikah dengan
adiknya?
(6) Bagaimana perasaan orang tua setelah anak menikah?
(7) Bagairnana orang tua membentuk jaringan dengan anak?
(8) Bagaimana pelaksanaan tugas dan fungsi keluarga yang
dilaksanakan?
g) Keluarga usia baya
(1) Bagairnana kegiatan di rumah dan di luar rumah?
(2) Bagaimana hubungan anak dengan orang tua?
(3) Adakah orang lain yang tinggal serumah, bagaimana hubungan
keluarga?
(4) Bagaimana pemenuhan kebutuhan individu setelah anak tidak
lagi serumah?
(5) Bagaimana pelaksanaan tugas dan fungsi keluarga?
h) Keluarga lansia
(1) Bagaimana perasaan setelah tidak bekerja atau ditinggal
pasangannya?
(2) Bagaimana kegiatan di rumah dan di luar rumah?
(3) Bagaimana kunjungan anak ke orang tua, bagaimana
frekuensi, dan berapa frekuensi kunjungan anak?
(4) Adakah orang yang menemani setiap hari?
46
(5) Bagaimana pemenuhan kebutuhan individu setelah
dikategorikan usia tua?
(6) Bagaimana pelaksanaan tugas dan fungsi keluarga?
(Suprajitno, S.Kp. Asuhan Keperawatan Keluarga : Aplikasi
Dalam Praktek. 2004)
2. Diagnosis Keperawatan
Pada tahap ini ada beberapa kegiatan yang perlu dilakukan perawat
sebagai berikut.
a. Pengelompokan data
Kegiatan ini tidak berbeda dengan analisis dan sintesis pada asuhan
keperawatan klinik. Perawat rnengelompokkan data hasil pengkajian
dalam data subjektif dan objektif setiap kelompok diagnosis
keperawatan.
b. Perumusan diagnosis keperawatan
Perumusan diagnosis keperawatan dapat diarahkan kepada individu
dan atau keluarga. Komponen diagnosis keperawatan meliputi
masalah (Problem), penyebab (Etiologi), dan atau tanda (Sign).
Perumusan diagnosis kepcrawatan kduarga menggunakan aturan
yang telah disepakati, terdiri dari :
1) Masalah (problem, P) adalah suatu pernyataan tidak terpenuhinya
kebutuhan dasar manusia yang dialami oleh keluarga atau angora
(individu) keluarga
47
2) Penyebab (etiologi, E) adalah suatu pernyatan yang dapat menye
babkan masalah dengan mengacu kepada lima tugas keluarga, yaitu
mengenal masalah, mengambil keputusan yang tepat, merawat
anggota keluarga, memelihara lingkungan, atau memanfaatkan
fasilitas pelayanan kesehatan
3) Tanda (sign, S) adalah sekumpulan data subjektif dan objektif yang
diperoleh perawat dari keluarga secara langsung atau tidak yang
mendukung masalah dan penyebab.
Tipologi diagnosis keperawatan keluarga dibedakan menjadi tiga
kelompok, yaitu:
1) Diagnosis aktual adalah masalah keperawatan yang sedang dialami
oleh keluarga dan memerlukan bantuan dari perawat dengan cepat.
2) Diagnosis risiko/risiko tinggi adalah masalah keperawatan yang
belum terjadi, retapi tanda untuk menjadi masalah keperawatan
aktual dapat terjadi dengan cepat apabila tidak segera mendapat
bantuan perawat.
3) Diagnosis potensial adalah suatu keadaan sejahrera dari keluarga
ketika keluarga telah mampu memenuhi kebutuhan kesehatannya
dan mempunyai sumber penunjang kesehatan yang memungkinkan
dapat ditingkatkan.
Masalah keperawatan sampai saat ini masih menggunakan daftar
masalah keperawatan ÿang dibuat oleh asosiasi perawat Amerika
(NANDA), yang meliputi masalah aktual, risiko atau risiko tinggi, dan
potensial (untuk keadaan wellness/sejahtera). Penyebab merujuk kepada
48
tugas keluarga di bidang kesehatan, yaitu mengenal masalah kesehatan,
mengambil keputusan untuk tindakan, merawat anggota keluarga,
memodifikasi lingkungan, atau memanfaatkan fasilitas layanan kesehatan
sesuai data yang telah dikumpulkan dalam pengkajian. Sedang tanda dapat
dituliskan atau tidak karena telah diidentifikasi pada langkah awal.
Daftar masalah keperawatan (NANDA) yang dapat digunakan, sebagai
berikut:
a. Gangguan proses keluarga.
b. Gangguan pemeliharaan kesehatan.
c. Perubahan kebutuhan nutrisi: kurang atau lebih dari kebutuhan tubuh.
d. Gangguan peran menjadi orang tua.
e. Gangguan pola eliminasi.
f. Kondisi sanitasi yang tidak mernenuhi syarat kesehatan.
g. Gangguan penampilan peran.
h. Gangguan pola seksual.
i. Ketidakmampuan antisipasi duka berkepanjangan.
j. Konflik pengambilan keputusan.
k. Adaptasi kedukaan yang tidak fungsional.
l. Potensial berkembangnya koping keluarga.
m. Koping keluarga/individu tidak efektif.
n. Gangguan manajemen pemeliharaan rumah.
o. Hambaran interaksi sosial.
p. Defisit pengetahuan tentang ...
q. Tidak diizinkannya ... (contoh: anak remaja ke luar rumah)...
49
r. Konflik peran keluarga, dan Risiko perubahan peran orang tua.
s. Risiko terjadi trauma.
t. Risiko tinggi perilaku kekerasan.
u. Ketidakberdayaan.
v. Terjadinya isolasi sosial
3. Penilaian (Skoring) Diagnosis Keperawatan
Skoring dilakukan bila perawat merumuskan diagnosis keperawatan
lebih dari satu. Proses skoring menggunakan skala yang relah dirurnuskan
oleh Ballon dan Maglaya (1978).
Tabel 2.2.
Tabel Skoring Diagnosa Keperawatan
No Kriteria Skor Bobot
1 Sifat Masalah 1
Tidak/ kurang sakit
Ancaman kesehatan
Keadaan sejahtera
3
2
1
2 Kemungkinan Masalah dapat Diubah 2
Dengan mudah
Hanya sebagian
Tidak dapat
2
1
0
3 Potensial Masalah untuk Dicegah 1
Tinggi
Cukup
Rendah
3
2
1
4 Menonjolnya Masalah 1
Masalah berat, harus segera ditangani
Ada masalah, tetapi tidak perlu segera ditangani
Masalah tidak dirasakan
2
1
0
Proses skoringnya dilakukan untuk setiap diagnosis keperawatan:
a. Tentukan skornya sesuai dengan krireria yang dibuat perawat.
50
b. Selanjurnya skor dibagi dengan skor rerringgi dan dikalikan dengan
bobot.
Skor yang diperoleh
x Bobot
Skor tertinggi
c. Jumlahkan skor untuk semua kriteria (skor maksimum sama dengan
jumlah bobot, yaitu 5)
(Suprajitno, S.Kp. Asuhan Keperawatan Keluarga : Aplikasi Dalam
Praktek. 2004)
4. Implementasi
Tahap implementasi adalah pengolahan dan perwujudan dari rencana
keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan Tahap
implementasi dilaksanakan sesuai dengan rencana tindakan yang telah
dirumuskan pada tahap perencanaan.
(Suprajitno, S.Kp. Asuhan Keperawatan Keluarga : Aplikasi Dalam
Praktek. 2004)
5. Evaluasi
Sesuai dengan rencana tindakan yang telah diberikan, tahap penilaian
dilakukan untuk melihat keberhasilannya. Bila tidak/belum berhasil,
maka perlu disusun rencana baru yang sesuai. Oleh karena itu, kunjungan
dapat dilaksanakan secara bertahap sesuai dengan waktu dan kesedian
keluarga. Langkah-langkah dlam mengevaluasi pelayanan keperawatan
yang diberikan, baik kepada individu maupun keluarga adalah sebagai
berikut:
51
a. Tentukan garis besar masalah kesehatan yang dihadapi dan bagaimana
keluarga mengatasi masalah tersebut.
b. Tentukan bagaimana rumusan tujuan perawatan yang akan dicapai.
c. Tentukan kriteria dan standar untuk evaluasi. Kriteria dapat
berhubungan dengan sumber-sumber proses atau hasil, bergantung
kepada dimensi evaluasi yang diinginkan.
d. Tentukan metode atau teknik evaluasi yang sesuai serta sumber-
sumber data yang diperlukan.
e. Bandingkan keadaan yang nyata (sesudah perawatan) dengan kriteria
dan standar untuk evaluasi.
f. Identifikasi penyebab atau alasan penampilan yang tidak optimal atau
pelaksanaan yang kurang memuaskan.
g. Perbaiki tujuan berikutnya. Bila tujuan tidak tercapai, perlu ditentukan
alasan kemungkinan tujuan tidak realistis, tindakan tidak tepat, atau
kemungkinan ada faktor lingkungan yang tidak dapat diatasi.
Evaluasi disusun dengan menggunakan SOAP (subjektif, objektif,
analisa, perencanaan). Secara operasional :
S : hal-hal yang dikemukakan oleh keluarga secara subjektif , setelah
dilakukan intervensi keperawatan.
O : hal-hal yang ditemukan oleh perawat secara objektif setelah dilakukan
intervensi keperawatan.
A : analisa dari hasil yang telah dicapai dengan mengacu kepada tujuan
terkait dengan diagnosa keperawatan.
52
P : perencanaan yang akan datang setelah melihat respon keluarga pada
tahap evaluasi.
Tahap evaluasi dapat dilakukan secara pormatif dan sumatif. Evaluasi
pormatif dilakukan selama proses asuhan keperawatan, sedangkan evaluasi
sumatif adalah evaluasi yang dilakukan diakhir.
6. Catatan Perkembangan
Catatan perkembangan merupakan catatan tentang perkembangan
keadaan klien yang didasarkan pada setiap masalah yang ditemui pada
klien, modifikasi rencana dan tindakan mengikuti perubahan keadaan klien
menggunakan bentuk SOAPIER.
Keterangan :
S : Data Subjektif
Perkembangan keadaan didasarkan pada apa yang dirasakan,
dikeluhkan dan dikemukakan klien.
O : Data Objektif
Perkembangan yang bisa diamati dan diukur oleh perawat atau tim
kesehatan lain.
A : Analisa
Kedua jenis data tersebut, baik subjektif maupun objektif dinilai dan
dianalisis, apakah berkembang ke arah perbaikan atau kemunduran.
Hasil analisanya dapat menguraikan sampai dimana masalah yang
ada dapat diatasi atau adakah perkembangan masalah baru yang
menimbulkan diagnosa keperawatan baru.
53
P : Perencanaan
Rencana penanganan klien dalam hal ini didasarkan pada hasil
analisis diatas yang berisi melanjutkan rencana sebelumnya apabila
keadaan atau masalah belum teratasi dan membuat rencana baru bila
rencana awal tidak efektif.
I : Implementasi
Tindakan yang dilakukan berdasarkan rencana
E : Evaluasi
Evaluasi berisi penilaian tentang sejauh mana rencana tindakan dan
evaluasi telah dilaksanakan dan sejauh mana masalah pasien teratasi.
R : Reassesment
Bila hasil evaluasi menunjukan masalah belum tertasi, pengkajian
ulang perlu dilakukan kembali melalui proses pengumpulan data
subjektif, data objektif dan proses analisisnya.
(Suprajitno, S.Kp. Asuhan Keperawatan Keluarga : Aplikasi Dalam
Praktek. 2004)
54
C. Konsep Dasar Ibu Hamil Resiko Tinggi
1. Definisi Ibu Hamil Resiko
Kehamilan resiko tinggi adalah kehamilan yang akan menyebabkan
terjadinya bahaya dan komplikasi yang lebih besar, baik terhadap ibu
maupun terhadap janin yang dikandungnya selama masa kehamilan,
melahirkan ataupun nifas normal.
Penentuan kehamilan beresiko tinggi atau tidak sangat bergantung
pada keadaan dan kesehatan ibu, plasenta dan keadaan janin. Jika ibu sehat
dan di dalam darahnya terhadap zat- zat makanan dan bahan- bahan
organis dalam jumlah yang cukup, maka pertumbuhan dan perkembangan
bayi dalam kandungan akan berjalan baik. (Nurhayati, 2012)
2. Kategori Ibu Hamil dengan Resiko Tinggi
a. Ibu dengan tinggi badan kurang dari 145 cm.
b. Bentuk panggul ibu yang tidak normal.
c. Badan ibu kurus pucat.
d. Umur ibu kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun.
e. Jumlah anak lebih dari 4 orang.
f. Jarak kelahiran anak kurang dari 2 tahun.
g. Adanya kesulitan pada kehamilan atau persalinan yang lalu.
h. Sering terjadi keguguran sebelumnya.
i. Kepala pusing hebat.
j. Kaki bengkak.
k. Pendarahan pada waktu hamil.
l. Keluar air ketuban pada waktu hamil.
55
m. Batuk- batuk lama.
(Nurhayati, 2012)
3. Faktor- faktor Penyebab Resiko Tinggi Kehamilan
Berikut adalah beberapa faktor yang bisa menempatkan ibu hamil
dalam kategori resiko tinggi :
a. Faktor resiko tinggi menjelang kehamilan
a) Faktor genetik
- Penyakit keturunan yang sering terjadi pada keluaraga, sehingga
harus dilakukan pemeriksaan sebelum hamil.
- Bila terjadi kehamilan, maka perlu dilakukan pemeriksaan
kelainan bawaan.
b) Faktor lingkungan
- Dipengaruhi faktor pendidikan dan sosial ekonomi.
- Kedua faktor ini menimbulkan gangguan pertumbuhan dan
perkembangan janin dalam rahim. Mempengaruhi cara
pemilihan tempat dan penolong persalinan.
c) Faktor resiko tinggi yang bekerja selama kehamilan
- Faktor keadaan umum menjelang kehamilan,
- Kebiasaan ibu (merokok, alkohol, kecanduan obat).
- Faktor penyakit yang mempengaruhi kehamilan (hipertensi,
gestosis- toksemia gravidarum).
b. Faktor resiko tinggi yang bekerja saat persalinan
a) Sebagai akibat mekanis
- Kelainan letak : sungsang, atau lintang.
56
- Malpresentasi.
- Ketuban pecah dini.
- Distress janin.
- Perdarahan antepartum.
b) Faktor non mekanis
- Pengaruh obat analgesik atau sedatif.
- Penyakit ibu yang menyertai kehamilan.
c. Faktor resiko tinggi yang bekerja langsung pada neonatus
a) Sindrom distress pernafasan.
- Asfiksia neonatorum.
- Aspirasi air ketuban.
b) Faktor umur hamil yang mengganggu neonatus
- Prematuritas.
- Neonatus dengan termoregulator prematur.
- Bayi kecil cukup bulan ( BBLR, gangguan menghisap dan
menelan, gangguan kongenital).
c) Penyakit ibu
- Hipertensi.
- Diabetes melitus.
- Jantung.
- Paru- paru
- Hepar.
d) Pertumbuhan intra uteri
- Perdarahan antepartum.
57
- Gangguan pertumbuhan jiwa atau neurologis.
- Toksemia (gestosis).
- Kelainan kongenital.
(Manuaba, 1998;32)
4. Tanda Bahaya pada Ibu Hamil Beresiko
Sebagian besar wanita hanya mengalami sejumlah kecil masalah
selama kehamilannya. Tetapi jika benar- benar menghadapi kehamilan
resiko tinggi, ada tanda bahaya yang perlu diwaspadai, yaitu :
a. Perdarahan vagina.
b. Pembengkakan pada wajah atau ektremitas.
c. Nyeri perut yang hebat.
d. Keluarnya cairan dari vagina, biasanya cukup banyak, tetapi
kadang- kadang hanya berupa tetesan atau noda basah yang terus-
menerus.
e. Demam tinggi (lebih dari 38,7 °C ) atau gemetar.
f. Muntah- muntah hebat atau ketidakmampuan untuk menahan
makanan di perut.
g. Penglihatan kabur.
h. Nyeri pada waktu berkemih.
i. Sakit kepala yang tidak mau hilang atau sakit kepala hebat.
j. Cedera atau kecelakaan yang mengenai atau membuat anda
khawatir akan kesehatan janin yang anda kandung.
(Curtis, 2000;120)
58
5. Penatalaksanaan pada Ibu Hamil Resiko Tinggi
Kehamilan resiko tinggi memerlukan pengawasan dan penanganan
dini, diawasi dan ditangani oleh dokter ahli kandungan sejak dini yaitu
perlu melakukan beberapa pemeriksaan seperti :
a. Pemeriksaan beberapa laboratorium untuk memeriksa gula darah
untuk memastikan ada atau tidak penyakit diabetes melitus.
b. Pemeriksaan darah ibu untuk mengetahui adanya kelainan
kromosom.
c. Menjalani upaya medis untuk mencegah hipertensi, dan cacat
bawaan.
d. Pemberian asam folat yang cukup pada ibu hamil karena dapat
mengurangi resiko cacat bawaan diberikan sampai usia kehamilan
12 minggu/ masa pembentukan organ janin. Ibu hamil pada usia >
35 tahun perlu mendapat penanganan untuk mencegah kelahiran
prematur.
(Manuaba, dkk, 2007)
59
D. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Ibu Hamil Resiko
Tinggi
1. Pengkajian
Pada tahap pengkajian dilakukan dalam 3 tahapan sebagai berikut :
a. Membina Hubungan yang Baik
1) Perkenalkan diri kepada keluarga dengan sopan dan ramah sesuai
dengan teknik komunikasi terapeutik
2) Jelaskan maksud dan tujuan kunjungan yaitu untuk membantu
keluarga menyelesaikan masalah resiko tinggi kehamilan yang ada
pada anggota keluarga dengan menggunakan ilmu dan kiat
keperawatan.
3) Jelaskan luas kesanggupan bantuan yang dapat diberikan
b. Pengkajian Awal
Dilakukan dengan mengunjungi unit pelayanan kesehatan yang
terdapat di wilayah tempat keluarga berada. Pada tahap ini dilakukan
pendataan mengenai rekam medis keluarga yang akan dikaji.
c. Pengkajian Lanjutan (Tahap Kedua)
Pada tahap ini, pengkajian dilakukan kepada keluarga yang akan
dikaji yang meliputi salah satu anggota keluarga dengan hamil resiko
tinggi.
Pengumpulan data pada tahap ini dilakukan menggunakan metode
wawancara, observasi fasilitas rumah, pemeriksaan fisik pada setiap
anggota keluarga terutama pada anggota yang hamil resiko tinggi.
Adapun pengumpulan data yang perlu dikaji pada tahap ini adalah :
60
1) Data Umum
Data ini mencakup data kepala keluarga, alamat dan
telepon, pekerjaan KK, pendidikan KK, komposisi keluarga
dengan dibuat genogramnya untuk mengetahui faktor penyebab
terjadinya kehamilan resiko tinggi dari segi hereditas keluarga.
a) Tipe Keluarga : Untuk menentukan tipe keluarga, lakukan
identifikasi terhadap kepala keluarga.
b) Suku Bangsa : Pengkajian suku bangsa keluarga bertujuan
untuk mengidentifikasi budaya suku bangsa keluarga yang
terkait dengan kesehatan yang terkait.
c) Agama : Identifikasi agama dan kepercayaan keluarga yang
dianut yang dapat mempengaruhi kesehatan keluarga
terutama bagi kehamilan resiko tinggi.
d) Status Sosial Ekonomi Keluarga : Identifikasi status sosial
ekonomi keluarga dan hubungannya dengan kehamilan resiko
tinggi yang ada pada keluarga.
e) Aktifitas rekreasi keluarga : Identifikasi aktifitas rekreasi
yang selalu dilakukan oleh keluarga serta hubungannya
dengan kehamilan resiko tinggi yang dialami oleh keluarga.
2) Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga
f) Tahap Perkembangan Keluarga Saat Ini : Identifikasi tahap
perkembangan keluarga klien dan kaji adanya hubungannya
dengan kehamilan resiko tinggi yang dialami klien.
61
a) Tugas Perkembangan Keluarga yang Belum Terpenuhi :
Identifikasi tahap perkembangan keluarga klien dan kaji
adanya hubungan antara tugas perkembangan yang belum
terpenuhi dengan kehamilan resiko tinggi yang dialami oleh
klien.
b) Riwayat kesehatan : Identifikasi riwayat kesehatan anggota
keluarga yang meliputi riwayat kesehatan keluarga secara
umum, riwayat kesehatan sekarang serta riwayat kesehatan
dahulu, dan kaji adanya hubungan dengan kehamilan resiko
tinggi yang dialami oleh klien. Data yang harus didapatkan
dalam pengkajian ini meliputi :
(1) Adanya faktor-faktor risiko : riwayat keluarga (penyakit
hipertensi, diabetes, anemia).
(2) Adanya riwayat konsumsi obat-obat yang digunakan, dan
pemeriksaan lanjutan.
(3) Merokok dan konsumsi alkohol, dapat mempengaruhi
terhadap janin yang dikandungnya.
(4) Kebiasaan makan: riwayat peningkatan atau penurunan
berat badan.
(5) Kebiasaan gerak badan.
(6) Pekerjaan, stres, manajemen stres.
3) Data Lingkungan : Identifikasi karakteristik rumah, sarana
pembuangan air limbah, kebutuhan MCK, sarana air bersih dan
air minum yang digunakan. Struktur Keluarga : Identifikasi
62
struktur peran, nilai dan norma, pola komunikasi masing-masing
anggota keluarga. Kaji adanya faktor-faktor yang ada
hubungannya dengan kehamilan resiko tinggi yang dialami oleh
klien.
4) Fungsi Keluarga : Identifikasi fungsi ekonomi, fungsi status
sosial, fungsi pendidikan, fungsi religious, rekreasi, reproduksi,
afeksi dan fungsi pemenuhan kesehatan anggota keluarga yang
meliputi :
a) Kaji sejauh mana keluarga mengenal masalah kesehatan
kehamilan resiko tinggi yang dialami oleh anggota
keluarganya yang meliputi pengertian, tanda dan gejala,
faktor penyebab, dan faktor yang mempengaruhi serta
persepsi keluarga terhadap masalah tersebut.
b) Kaji sejauh mana kemampuan keluarga dalam mengambil
keputusan mengenai tindakan kesehatan yang tepat berkaitan
dengan kehamilan resiko tinggi yang dialami anggota
keluarganya yang meliputi kemampuan keluarga memahami
sifat dan luasnya masalah, apakah masalah kesehatan tersebut
dirasakan oleh keluarga atau tidak, apakah keluarga
menyerah terhadap masalah yang dialami, apakah keluarga
merasa takut terhadap akibat dari masalah yang dialami
anggota keluarganya, apakah keluarga acuh tak acuh terhadap
masalah kesehatan, apakah keluarga mampu menjangkau
fasilitas kesehatan, sejauh mana kepercayaan keluarga
63
terhadap tenaga kesehatan, dan kaji apakah keluarga telah
memperoleh informasi tentang kehamilan resiko tinggi yang
dialami oleh anggota keluarganya.
c) Kaji sejauh mana kemampuan keluarga merawat anggota
keluarganya dengan kehamilan resiko tinggi meliputi
pengetahuan keluarga tentang kehamilan resiko tinggi serta
pemahaman keluarga tentang perawatan kehamilan resiko
tinggi dirumah.
d) Kaji sejauh mana kemampuan keluarga memelihara atau
memodifikasi lingkungan rumah secara sehat sebagai support
system anggota keluarga dengan kehamilan resiko tinggi.
e) Kaji sejauh mana kemampuan keluarga menggunakan
fasilitas pelayanan kesehatan terutama dalam rangka
perawatan anggota keluarganya yang menderita kehamilan
resiko tinggi meliputi pengetahuan keluarga tentang
keberadaan pelayanan kesehatan, pemahaman keluarga
tentang keuntunan yang didapat dari pelayanan kesehatan,
tingkat kepercayaan keluarga terhadap fasilitas kesehatan,
pengalaman kurang menyenangkan dari pelayanan kesehatan,
serta apakah keluarga mampu menjangkau fasilitas kesehatan
dan bila tidak kaji penyebabnya.
5) Stres dan Koping Keluarga : Identifikasi kemampuan keluarga
dalam berespons terhadap stressor baik stressor jangka panjang
maupun jangka pendek serta koping keluarga dalam menghadapi
64
stressor tersebut. Kaji adanya disfungsi strategi adaptasi terhadap
kehamilan resiko tinggi yang dialami oleh anggota keluarganya.
6) Pemeriksaan Kesehatan : Meliputi pengkajian kebutuhan dasar,
pemeriksaan fisik serta pemeriksaan penunjang yang diperlukan.
Pemeriksaan yang harus dilakukan pada pemeriksaan fisik dan
data penunjang klien dengan kehamilan resiko tinggi adalah :
- Tekanan darah
Pada ibu hamil terjadi hipotensi pada saat berbaring karena
penekanan vena cava inferior karena pembesaran uterus pada
saat terlentang sehingga dapat menurunkan perfusi uteri
plasenta.
- Nadi
Denyut nadi pada ibu hamil terjadi peningkatan 10- 20 kali,
kardiak output meningkat 30- 60%.
- Pernafasan
Pada ibu hamil sering mengeluh sesak dan nafas pendek, hal itu
ditemukan pada kehamilan 32 minggu keatas karena usus
tertekan oleh uterus yang membesar kearah diafragma,
sehingga diafragma kurang leluasa bergerak untuk memenuhi
kebutuhan O2 yang meningkat 20%.
- Temperatur
Suhu tubuh pada ibu hamil biasanya tidak terjadi peningkatan
kecuali kalau terjadi infeksi dan demam yang terus menerus
merupakan salah satu tanda bahaya kehamilan.
65
a) Kepala dan Leher
(1) Wajah
Inspeksi : Pada kulit muka biasanya terjadi kloasma
gravidarum (peningkatan pigmentasi pada batang hidung dan
pipi pada wanita hamil), ekspresi wajah (meringis, gembira,
dll). Kloasma gravidarum diakibatkan karena peningkatan
hormon hopofisis anterior melanotropik selama masa hamil,
namun setelah melahirkan biasanya kloasma ini berangsur-
angsur menghilang.
Palpasi : Terdapat edema, nyeri tekan.
(2) Mata
Inspeksi : Reflek pupil terhadap cahaya, warna, konjungtiva,
diameter pupil, fungsi penglihatan.
Palpasi : Nyeri tekan pada bola mata.
(3) Leher
Inspeksi : Meliputi ada/ tidaknya pembesaran vena jugularis,
ada/ tidaknya pembesaran kelenjar getah bening.
Palpasi : adanya pembesaran tiroid, ada/ tidaknya
pembesaran kelenjar getang bening.
Pada saat kehamilan pembesaran kelenjar tiroid merupakan
akibat hiperplasia jaringan grandular dan peningkatan
vaskularitas. Kelenjar getah bening dapat membesar apabila
terjadi peradangan (Bobak Jenden, 2004 :150)
66
(4) Dada
Inspeksi : Kesimetrisan ukuran antara payudara kiri dan
kanan, dilatasi vena, ada/ tidaknya pembengkakan,
hiperpigmentasi pada aerola, keadaan puting susu menonjol/
tenggelam, kebersihan puting susu, pengeluaran kolostrum.
Palpasi : Ada/ tidaknya benjolan, konsistensi payudara,
nyeri pada payudara, teraba panas/ tidak..
Payudara pada masa hamil trimester dua dan tiga, pertumbuhan
kelenjar mamae membuat ukuran payudara meningkat secara
progresif. Peningkatan suplai darah membuat pembuluh darah
dibawah kulit berdilatasi. Kongesti vena di payudara lebih
terlihat jelas pada primigravida. Striae dapat terlihat dibagian
luar payudara. Sekresi prakolostrum yang cair, jernih dan
kental dapat dikeluarkan dari puting susu pada akhir minggu
ke-6 kehamilan.
(5) Abdomen
Inspeksi : Bentuk abdomen, ada/ tidaknya linea nigra/ striae,
pembesaran uterus kedepan/ kesamping, pergerakan janin,
Palpasi :
Leopod I :
Untuk menentukan tuanya kehamilan dan bagian janin pada
fundus. Pada bulan ketiga (12 minggu) tinggi fundus 1-2 jari di
atas sympisis, 16 minggu dipertengahan sympisis dan pusat, 20
minggu tinggi fundus 3 jari di bawah pusat, 24 minggu setinggi
67
pusat, 36 minggu tinggi fundus 3 jari di bawah prosesus
xipoideus, 40 minggu di pertengahan prosesus xipoideus dan
pusat.
Leopod II :
Menentukan dimana letak punggung anak dan bagian- bagian
kecil. Apabila disamping terdapat kepala atau bokong berarti
letak lintang, apabila pada fundus teraba bagian keras
melintang dan bundar berarti letak kepala, apabila pada fundus
teraba buntar agak lembek berarti letak bokong.
Leopod III :
Menentukan apa yang terdapat dibagian bawah dan bagian
bawah sudah masuk PAP atau belum.
Leopod IV :
Menentukan bagian bawah sudah masuk PAP dan seberapa
besar masuknya ke dalam rongga panggul. Divergent yaitu
ukuran yang terbesar kepala sudah melewati PAP, sedangkan
convergent yaitu ukuran terbesar kepala belum melewati PAP.
Auskultasi : Bising usus dengan normal 6- 12 kali/ menit,
denyut jantung janin dengan normal 120- 140x/ menit.
(6) Ekstremitas
Inspeksi : Lingkar lengan, cara berjalan, varises pada
tungkai, reflek bisep, reflek trisep, reflek patela, kekuatan otot.
Palpasi : Ada/ tidaknya edema, hofman sign (tanda dini
tromboflebitis vena dalam pada tulang kering dimana ada
68
keluhan nyeri saat tungkai diekstensi dan kaki di
dorsofleksikan), cipillary refill time.
(7) Genitalia dan Anus
Inspeksi : Distribusi rambut pubis, kebersihan vulva dan
perineum, adanya tanda cadwick pada vulva, ada tidaknya
varises, ada/ tidaknya edema pada vulva, ada tidaknya
pengeluaran lendir atau darah pada vagina, pada anus terdapat
hemoroid atau tidak.
7) Harapan Keluarga : Kaji harapan keluarga terhadap perawat
dalam membantu menyelesaikan masalah dengan kehamilan
resiko tinggi yang dialami oleh anggota keluarganya.
2. Diagnosis keperawatan yang mungkin muncul pada klien dengan
kehamilan resiko tinggi menurut Bobak, 2004 adalah sebagai berikut:
Aktual
a. Kurang pengetahuan tentang perawatan diri selama kehamilan
berhubungan dengan kurang persiapan menghadapi kehamilan.
b. Kurang pengetahuan tentang pemeriksaan prenatal berhubungan
dengan kehamilaan yang tidak direncanakan.
c. Kurang pengetahuan tentang nutrisi ibu hamil berhubungan dengan
kurang persiapan menghadapi kehamilan.
d. Gangguan konsep diri : body image berhubungan dengan perubahan
bentuk tubuh akibat proses kehamilan.
e. Gangguan proses keluarga berhubungan dengan peran menjadi orang
tua.
69
f. Gangguan rasa nyama nyeri pinggang berhubungan dengan perubahan
gravitasi tubuh.
g. Gangguan rasa aman cemas berhubungan dengan kurang pengetahuan
tentang proses kehamilan.
h. Perubahan pola eliminasi urin berhubungan dengan penurunan
kapasitas kandung kemih.
Resiko
i. Resiko tinggi terjadi penyulit pada persalinan berhubungan dengan
belum maturnya organ reproduksi.
j. Resiko tinggi terjadi pendarahan pada persalinan berhubungan dengan
belum maturnya organ reproduksi.
Potensial
k. Potensial peningkatan kesehatan pada ibu hamil resiko tinggi
3. Skoring
Skoring dilakukan jika diagnosa yang muncul berdasarkan
pengkajian lebih dari satu diagnosa. Proses skoring menggunakan skala
yang telah dirumuskan oleh Bailon dan Maglaya (1978). Sehingga
didapatkan diagnose keperawatan berdasarkan prioritas.
4. Perencanaan
Merupakan rencana tindakan yang disusun berdasarkan prioritas
masalah, yang meliputi :
70
Aktual :
a. Kurangnya Pengetahuan tentang Perawatan Diri Selama Kehamilan
Intervensi Rasional
1. Jelaskan pentingnya perawatan
diri.
2. Berikan pendidikan kesehatan
tentang perawatan diri.
1. Perawatan diri selama
kehamilan bertujuan agar
kehamilannya sehat
2. Untuk meningkatkan
pengetahuan klien tentang
perawatan diri dan diharapkan
mampu melakukannya secara
mandiri
b. Kurang Pengetahuan tentang Perawatan Prenatal
Intervensi Rasional
1. Jelaskan pentingnya prenatal.
2. Berikan penkes tentang
perawatan prenatal.
1. Untuk mempersiapkan fisik dan
mental ibu selama kehamilan.
2. Menambah pengetahuan klien
tentang perawatan prenatal.
c. Kurang Pengetahuan tentang Nutrisi Ibu Hamil
Intervensi Rasional
1. Berikan pendidikan kesehatan
tentang nutrisi pada ibu hamil.
2. Ajari klien mengolah
makanan.
1. Menambah pengetahuan klien
tentang nutrisi pada ibu hamil.
2. Mengolah makanan yang benar
membantu mempertahankan zat
gizi pada makanan.
d. Gangguan Konsep Diri : Body Image berhubungan dengan Perubahan
Bentuk Tubuh Akibat Proses Kehamilan.
Intervensi Rasional
1. Jelaskan perubahan tubuh
selama kehamilan.
2. Berikan kesempatan pada klien
untuk mendiskusikan perasaan
mengenai perubahan bentuk
tubuh.
1. Perubahan bentuk tubuh
karena proses kehamilan
merupakan hal fisiologis.
2. Klien mau mengungkapkan
perasaannya merupakan
langkah awal dalam menerima
perubahan tubuhnya.
71
e. Gangguan Proses Keluarga berhubungan dengan Perubahan Peran Menjadi
Orang Tua.
Intervensi Rasional
1. Jelaskan kpada klien tentang
tugas sebagai orang tua baru.
2. Libatkan keluarga dalam
perawatan kehamilan dan
persiapan persalinan.
3. Ajarkan keluarga tentang
perawatan bayi.
1. Klien mempunyai gambaran
bagaimana menjadi orang tua.
2. Keluarga mengerti dan dapat
beradaptasi dalam menghadapi
persalinan.
3. Keluarga beradaptasi dengan
kelahiran bayi, mampu
memberikan perawatan bayi.
f. Gangguan Rasa Nyaman Nyeri Pinggang berhubungan dengan Perubahan
Pusat Gravitasi Tubuh.
Intervensi Rasional
1. Anjurkan klien untuk sering
istirahat.
2. Anjurkan posisi tubuh yang
baik.
3. Anjurkan menggunakan
penghangat pada pinggang.
1. Relaksasi persendian dan
otot.
2. Menghindari berdiri dalam
waktu yang lama, posisi
tubuh ketika tidur, posisi
duduk harus tegak.
3. Memperbaiki sirkulasi darah
pada pinggang.
g. Gangguan Rasa Cemas berhubungan dengan Kurang Pengetahuan tentang
Proses Kehamilan.
Intervensi Rasional
1. Jelaskan tentang perubahan
fisik dan psikis karena
kehamilan.
2. Anjurkan klien untuk
memakai bra yang
menyangga payudara.
3. Anjurkan klien untuk
banyak istirahat
1. Klien mengetahui perubahan
fisik dan psikisnya normal
karena proses kehamilan.
2. Agar merasa nyaman serta
bisa menopang payudara
dengan baik.
3. Merelaksasikan.
72
h. Perubahan Pola Eliminasi Urin berhubungan dengan Penurunan Kapasitas
Kandung Kemih.
Intervensi Rasional
1. Anjurkan klien untuk tidak
menahan BAK
2. Anjurkan klien banyak
minum.
3. Anjarkan klien senam hamil.
4. Anjurkan klien untuk sering
ganti celana dalam.
1. Menahan BAK membuat urin
mengendap dan menyebabkan
infeksi saluran kemih.
2. Klien harus minum 6- 8 delas
sehari untuk mencegah
dehidrasi karena pengeluaran
urin yang cepat.
3. Mengencangkan otot vagina.
4. Ibu sering BAK permukaan
vulva akan lembab sehingga
membuat bakteri cepat tumbuh.
Resiko :
i. Resiko Tinggi Terjadinya Penyulit Pada Persalinan berhubungan dengan
Belum Maturnya Alat Reproduksi.
Intervensi Rasional
1. Anjurkan klien
memeriksakan
kehamilannya secara rutin.
2. Anjurkan klien segera pergi
ke pelayanan kesehatan bila
ada tanda- tanda bahaya
kehamilan.
1. Pengawasan terhadap
kehamilan.
2. Mencegah komplikasi
selama kehamilan.
j. Resiko Tinggi Terjadinya Perdarahan Pada Persalinan berhubungan dengan
Belum Maturnya Alat Reproduksi.
Intervensi Rasional
1. Anjurkan klien
memeriksakan
kehamilannya secara rutin.
2. Anjurkan klien segera pergi
ke pelayanan kesehatan bila
ada tanda- tanda bahaya
kehamilan.
1. Pengawasan terhadap
kehamilan.
2. Mencegah komplikasi
selama kehamilan.
73
Potensial :
k. Potensial Peningkatan Kesehatan pada Ibu Hamil Resiko Tinggi
Intervensi Rasional
1. Kaji pengetahuan keluarga
tentang cara peningkatan
status kesehatan ibu hamil
dengan resiko tinggi.
2. Berikan penyuluhan tentang
cara peningkatan status
kesehatan ibu hamil dengan
resiko tinggi.
3. Berikan kesempatan pada
keluarga untuk
mengemukakan kembali
tentang cara peningkatan
kesehatan ibu hamil dengan
resiko.
4. Diskusikan kembali
bersama keluarga tentang
cara meningkatkan status
kesehatan ibu hamil dengan
resiko.
5. Berikan reinforcement atas
jawaban yang tepat.
1. Mengidentifikasi
pengetahuan sebagai acuan
tindakan yang tepat.
2. Terpaparnya informasi akan
meningkatkan pengetahuan
3. Sebagai evaluasi secara
formatif, mengetahui tingkat
tanggap keluarga
4. Menjalin bina trust dan tanya
jawab secara langsung
5. Sebagai salah satu cara
meningktkan bina trust
5. Implementasi dan Evaluasi
Aktual :
a. Kurangnya Pengetahuan tentang Perawatan Diri Selama Kehamilan
Implementasi Evaluasi
1. Menjelaskan pentingnya
perawatan diri.
2. Memberikan pendidikan
kesehatan tentang perawatan
diri.
1. Klien menyimak dan
mengerti
2. Klien menyimak
74
b. Kurang Pengetahuan tentang Perawatan Prenatal
Implementasi Evaluasi
1. Menjelaskan pentingnya
prenatal.
2. Memberikan penkes tentang
perawatan prenatal.
1. Klien menyimak dan
mengerti
2. Klien menyimak dan
mengerti
c. Kurang Pengetahuan tentang Nutrisi Ibu Hamil
Implementasi Evaluasi
1. Memberikan pendidikan
kesehatan tentang nutrisi
pada ibu hamil.
2. Mengajari klien mengolah
makanan.
1. Klien menyimak dan
mengerti
2. Klien menyimak dan
mengerti
d. Gangguan Konsep Diri : Body Image berhubungan dengan Perubahan
Bentuk Tubuh Akibat Proses Kehamilan.
Implementasi Evaluasi
1. Menjelaskan perubahan
tubuh selama kehamilan.
2. Memberikan kesempatan
pada klien untuk
mendiskusikan perasaan
mengenai perubahan bentuk
tubuh.
1. Klien menyimak dan
mengerti
2. Klien berdiskusi
e. Gangguan Proses Keluarga berhubungan dengan Perubahan Peran Menjadi
Orang Tua.
Implementasi Evaluasi
1. Menjelaskan kepada klien
tentang tugas sebagai orang
tua baru.
2. Melibatkan keluarga dalam
perawatan kehamilan dan
persiapan persalinan.
3. Mengajarkan keluarga
tentang perawatan bayi.
1. Klien menyimak dan
mengerti
2. Keluarga klien
berpartisipasi
3. Klien menyimak dan
mengerti
75
f. Gangguan Rasa Nyaman Nyeri Pinggang berhubungan dengan Perubahan
Pusat Gravitasi Tubuh.
Implementasi Evaluasi
1. Menganjurkan klien untuk
sering istirahat.
2. Menganjurkan posisi tubuh
yang baik.
3. Menganjurkan menggunakan
penghangat pada pinggang.
1. Klien mengerti
2. Klien mengikuti
3. Klien mengikuti
g. Gagguan Rasa Cemas berhubungan dengan Kurang Pengetahuan tentang
Proses Kehamilan.
Implementasi Evaluasi
1. Menjelaskan tentang
perubahan fisik dan psikis
karena kehamilan.
2. Menganjurkan klien untuk
memakai bra yang
menyangga payudara.
3. Menganjurkan klien untuk
banyak istirahat
1. Klien menyimak
2. Klien mengikuti saran
3. Klien mengikuti saran
h. Perubahan Pola Eliminasi Urin berhubungan dengan Penurunan Kapasitas
Kandung Kemih.
Implementasi Evaluasi
1. Menganjurkan klien untuk
tidak menahan BAK.
2. Menganjurkan klien banyak
minum.
3. Mengajarkan klien senam
hamil.
4. Menganjurkan klien untuk
sering ganti celana dalam.
1. Klien mengikuti saran
2. Klien mengikuti saran
3. Klien berpartisipasi dan
mengikuti
4. Klien mengikuti saran
76
Resiko :
i. Resiko Tinggi Terjadinya Penyulit Pada Persalinan berhubungan dengan
Belum Maturnya Alat Reproduksi.
Implementasi Evaluasi
1. Menganjurkan klien
memeriksakan kehamilannya
secara rutin.
2. Menganjurkan klien segera
pergi ke pelayanan kesehatan
bila ada tanda - tanda bahaya
kehamilan.
1. Klien mengikuti saran
2. Klien mengerti dan
mengikuti saran
j. Resiko Tinggi Terjadinya Pendarahan Pada Persalinan berhubungan
dengan Belum Maturnya Alat Reproduksi.
Implementasi Evaluasi
1. Menganjurkan klien
memeriksakan kehamilannya
secara rutin.
2. Menganjurkan klien segera
pergi ke pelayanan kesehatan
bila ada tanda - tanda bahaya
kehamilan.
1. Klien mengikuti saran
2. Klien mengerti dan
mengikuti saran
Potensial :
k. Potensial peningkatan kesehatan pada ibu hamil resiko tinggi
Implementasi Evaluasi
1. Mengkaji pengetahuan keluarga
tentang cara peningkatan status
kesehatan ibu hamil dengan
resiko tinggi.
2. Memberikan penyuluhan
tentang cara peningkatan status
kesehatan ibu hamil dengan
resiko tinggi.
3. Memberikan kesempatan pada
keluarga untuk mengemukakan
kembali tentang cara
1. Klien menyatakan tidak
mengetahui kesehatan ibu hamil
dengan resiko tinggi
2. Klien dan keluarga menyimak
3. Klien mengemukakan sedikit
materi yang telah disampaikan
77
peningkatan kesehatan ibu
hamil dengan resiko.
4. Mendiskusikan kembali
bersama keluarga tentang cara
meningkatkan status kesehatan
ibu hamil dengan resiko.
5. Memberikan reinforcement atas
jawaban yang tepat.
4. Klien sharing pengetahuan
5. Klien termotivasi
E. Dampak Kehamilan Resiko Tinggi Terhadap Fungsi Keluarga
a. Fungsi afektif
Fungsi afektif berhubungan dengan fungsi internal keluarga,
perlindungan dan dukungan psikososial bagi para anggota keluarga
dengan kehamilan resiko tinggi, sehingga keluarga lainnya terabaikan.
b. Fungsi sosial
Ibu hamil dengan resiko tinggi akan mengalami keterbatasan dalam
bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya. Hal ini disebabkan karena
ibu hamil resiko tinggi biasanya mengalami kelemahan fisik untuk
berinteraksi dengan lingkungannya.
c. Fungsi reproduksi
Dengan adanya ibu resiko tinggi kehamilan pada keluarga akan
mempengaruhi kelangsungan generasi pada keluarga karena keluarga/
ibu akan takut untuk hamil.
d. Fungsi memenuhi kebutuhan fisik dan perawatan
Keluarga dengan resiko tinggi kehamilan akan melakukan perawatan
yang khusus juga akan menyediakan kebutuhan sandang dan pangan
yang lebih terhadap ibu dengan kehamilan resiko tinggi.
78
e. Fungsi ekonomi
Ibu dengan kehamilan resiko tinggi memerlukan persiapan anggaran
yang lebih baik untuk perawatan dan persiapan kelahiran, sehingga
keluarga harus menyisihkan dana khusus dan dana untuk kebutuhan
lainnya akan berkurang.
f. Fungsi pengontrol/ pengatur
Dengan adanya ibu dengan kehamilan resiko tinggi maka keluarga akan
memberikan pendidikan serta norma- norma yang baik untuk menjaga
kesehatan ibu dan anak yang sedang dikandungnya, karena dengan
resiko tinggi sehingga keluarga memfokuskan ke ibu tersebut
sedangkan yang lainnya kurang terawasi.
79
BAB III
TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN
I. Asuhan Keperawatan Pada Ny. C G1P0A0 Dengan Kehamilan Resiko
Tinggi
A. PENGKAJIAN
1. Identitas Kepala Keluarga
Nama : Tn. E
Umur : 44 tahun
Jenis Kelamin : Laki- laki
Status Marital : Menikah
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Buruh
Alamat : Nyalindung Rt.02/ Rw. 06 Kec. Cimalaka
Tanggal pengkajian : 18 Juni 2015
Suku Bangsa : Sunda, Indonesia
81
2. Daftar Anggota Keluarga
Tabel 3.1
No Nama Hub. L/P Umur Pend. Pek. Agama Kesehatan Imun KB Ket
1. Tn. E KK L 44 th SD Buruh Islam Sehat - - Sehat
2. Ny. R Istri P 40 th SD IRT Islam Sakit - - Hipertensi
3. Ny. C An. 1 P 19 th SMP IRT Islam Hamil
dengan resti
TT - Imunisasi TT
sudah 2x
dilakukan
dan
pemeriksaan
kehamilan
sudah 3 kali
dilakukan
4. An. N An. 2 P 10 th SD Pelajar Islam Sehat - - Sehat
5. Tn. A Suami
An. 1
L 24 th SMP Wira-
swasta
Islam Sehat - - Sehat
3. Tipe Keluarga
Keluarga Tn. E adalah keluarga besar ( extended family) yang
terdiri dari ayah, ibu, dan kedua anaknya. Anak yang pertama
sudah memiliki pasangan menikah dan tinggal dalam satu rumah.
4. Tahap Perkembangan Keluarga Saat Ini
Tahap perkembangan keluarga Tn. E adalah melepas anak
pertama ke masyarakat.
5. Tugas Perkembangan Keluarga Yang Belum Terpenuhi
Tn.E sebagai kepala keluarga belum mampu memenuhi
kebutuhan yang diinginkan dalam keluarga. Salah satunya,
82
anaknya yang pertama yaitu Ny.C belum pisah rumah. Ny.C masih
tinggal satu atap bersamanya.
6. Genogram
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Telah meninggal
: Klien
: Hubungan keluarga
: Hubungan Perkawinan
: Tinggal serumah
83
7. Denah Rumah
Keterangan
: Pintu
: Jendela
Gambar 3.2
84
8. Keadaan Kesehatan
Pada saat dikaji istri Tn. E yaitu Ny. R dulunya mengalami
hipetensi setelah melahirkan anak keduanya. Sampai akhirnya
sekarang Ny. R mengalami stroke ringan di bagian wajah dan
tangan kirinya. Ny. R mengalami stroke ringan tersebut dari 2
tahun yang lalu. Dan anak pertama yaitu Ny. C sekarang sedang
hamil dengan kehamilan resiko tinggi.
9. Kebersihan Keluarga
Keluarga Tn. E mempunyai kebiasaan mandi ± 2-3 x perhari,
selalu menggunakan sabun. Menyikat gigi ± 2-3 x perhari
menggunakan pasta gigi. Mencuci rambut ± 2-3 x perminggu,
memotong kuku 1 x perminggu.
10. Penyakit Sering Diderita
Penyakit yang sering di derita oleh keluarga Tn. E yaitu Ny. R
yang mengalami penyakit hipertensi dari sejak dia melahirkan anak
keduanya. Yang akhirnya, sekarang dari 2 tahun kebelakang sudah
mengalami sroke ringan di bagian wajah dan tangan kiri Ny. R.
11. Penyakit Kronis/ Menular
Di keluarga Tn. E tidak ada yang mengalami penyakit menular
sedangkan kalau penyakit kronis ada yaitu stroke ringan yang
85
dialami Ny. R sejak 2 tahun yang lalu, pada bagian wajah dan
tangan kirinya.
12. Kecacatan Anggota Keluarga
Ny. R mengalami kecacatan di bagian wajah dan tangan kirinya
semenjak dia mengalami stroke ringan dari 2 tahun yang lalu.
13. Pola Makan dan Minum
Keluarga Tn. E terbiasa makan ± 2-3 x perhari dengan
komposisi nasi, lauk pauk, sayuran, buah buahan dan susu kadang
kadang bila ada. Namun keluarga jarang makan bersama sama
karena waktu makan menyesuaikan dengan aktivitas masing-
masing. Dan kebiasaan minum air putih rata- rata 6- 8 gelas
perhari, kecuali Tn. E minumnya lebih banyak dikarenakan dia
bekerja di galian pasir.
14. Pola Istitahat
Tn. E biasa tidur ± 4-5 jam perhari, waktunya tidak tentu
karena dia bekerja pada saat siang ataupun malam hari. Ny. R biasa
tidur malam pada pukul 20.00 WIB dan bangun pada pukul 04.00
WIB. Ny. C biasa tidur malam pada pukul 21.00 WIB dan bangun
pada pukul 04.30 WIB. An. N biasa tidur malam pada pukul 20.00
86
WIB dan bangun biasa pukul 05.00 WIB. Sedangkan Tn. A biasa
tidur malam pukul 21.00 WIB dan bangun pukul 06.00 WIB.
15. Reproduksi / Aseptor KB
Ny. R awalnya dia menggunakan alat kontrasepsi pil, lalu
diganti dengan suntik dan sekarang Ny. R sudah tidak
menggunakan alat kontrasepsi. Sementara Ny. C belum
menggunakan alat kontrasepsi.
16. Keadaan Emosi/ Mental
Setelah dikaji Ny. R mengalami inkoheren. Ketika di anamnesa
kadang nyambung kadang tidak. Menjawab pertanyaanpun harus
di bantu sama anggota keluarga yang lain. Dan kalaupun ngobrol
harus berbicara lambat supaya dapat dicernanya.
17. Koping Keluarga
a. Stresor yang dimiliki
Stresor yang dirasakan oleh keluarga Tn. E adalah penyakit
stroke ringan yang diderita oleh istrinya. Dan keluarga Tn. E
tidak menyadari kehamilan resiko tinggi yang sedang dialami
anaknya yaitu Ny. C
87
b. Kemampuan keluarga berespon terhadap stresor
Keluarga sudah dapat beradaptasi dengan penyakit yang
diderita oleh Ny. R karena sudah berobat rutin ke bidan dan
pasrah ke Tuhan terhadap sakitnya.
c. Strategi koping yang digunakan
Keluarga biasanya bermusyawarah dalam menghadapi
masalah.
d. Strategi adaptasi disfungsional
Ny. R merasakan penyakitnya sampai saat ini tidak sembuh-
sembuh.
18. Kebiasaan Buruk
Kebiasaan buruk yang ada di keluarga Tn. E yaitu merokok.
Sehari menurut Ny.C, Tn. E bisa menghabiskan satu bungkus
rokok.
19. Rekreasi
Kegiatan yang dilakukan keluarga untuk berekreasi adalah
menonton TV dan mendengarkan lagu di rumah. Kadang- kadang
berkumpul dengan sanak saudara atau tetangga dekatnya.
88
20. Pola Komunikasi Keluarga
Dalam menghadapi suatu permasalahan biasanya keluarga Tn.
E selalu melakukan musyawarah keluarga sebelum diputuskan
suatu permasalahan.
21. Pengambil Keputusaan
Setiap ada masalah pada keluarga Tn. E selalu
dimusyawarahkan, untuk mengambil keputusan, biasanya Tn. E
sebagai kepala keluarga yang dominan dalam pengambilan
keputusan.
22. Peran Informasi
Keluarga Tn. E menyatakan selalu mendapatkan informasi dari
bidan, posyandu, dan puskesmas.
23. Hubungan dengan Orang Lain
Keluarga Tn. E tampak akrab dengan tetangga, terlihat pada
saat tetangganya berkunjung ke rumah Tn. E. Dan pada saat Ny. C
mengantar penulis untuk ke rumah Pa RT dia saling tegur sapa
dengan tetangga dekatnya. Ny. C dan An. N juga suka bermain di
rumah tetangganya.
89
24. Kegiatan Organisasi Sosial
Tn. E menyatakan kalau dirinya suka melakukan kegiatan
gotong royong.
25. Keadaan Ekonomi
Penghasilan Tn. E perbulan ± Rp 2.000.000,00
Penghasilan Tn. A perbulan ± Rp 1.000.000,00
Pengeluaran perhari ± Rp 60.000,00 x 30 = Rp 1.800.000,00
Pembayaran listrik ± Rp 50.000,00
Sisa uang Rp 1.150.000,00 untuk di tabung
26. Ketaatan Beribadah
Keluarga Tn. E beragama Islam, melakukan ibadah lebih sering
dilakukan dirumah, dibandingkan di mesjid. Ny. R sering
melakukan kegiatan pengajian yang dilakukan setiap hari Jumat.
27. Keyakinan Tentang Kesehatan
Keluarga Tn. E berkeyakinan kalau kesehatan itu sangat
penting.
28. Nilai dan Norma
Nilai dan norma yang berlaku dalam keluarga menyesuaikan
dengan nilai dalam agama Islam yang dianutnya serta norma
90
masyarakat di sekitarnya yaitu salah satunya harus menghormati
orang yang lebih tua dan menghargai orang yang lebih muda.
29. Adat yang Mempengaruhi Kesehatan
Pada saat dilakukan pemeriksaan fisik terlihat Ny. C
menyimpan gunting kuku di tengah payudaranya, dan katanya itu
merupakan sebuah tolak bala bagi yang sedang hamil.
30. Kebersihan dan kerapihan
Kebersihan di rumah keluarga Tn. E terlihat di depan teras
rumahnya terdapat beberapa kotoran ayam. Sedangkan
kerapihannya terlihat di ruang musola dan kamar tampak sedikit
berantakan.
31. Penerangan
Penerangan di rumah Tn. E pada saat di ruang tamu dapat
membaca tulisan dengan jarak 30 cm, sementara di ruang musola
dan dapur tidak bisa membaca tulisan dengan jarak 30 cm.
32. Ventilasi
Kurang dari 10- 20 % luas lantai, dan jendela tidak dibuka.
91
33. Jamban
Keluarga Tn. E mempunyai jamban sendiri di dalam rumah.
Jenis jamban leher angsa. Jamban tampak bersih, dan layak untuk
dipakai.
34. Sumber Air Minum
Air bersumber dari PDAM dan untuk minum keluarga Tn. E
biasa membeli air galon.
35. Pemanfaatan Halaman
Halaman rumah keluarga Tn. E terdapat tanaman bunga.
Sementara dihalaman belakang rumah keluarga Tn. E terdapat
kandang ayam serta lubang sampah.
36. Pembuangan Air Kotor
Pembuangan air kotor di keluarga Tn. E baik itu air kotor dari
wc ataupun dari air bekas mandi dan cucian disalurkan ke septik
tank.
37. Pembuangan Sampah
Sampah rumah tangga di keluarga Tn. E di buang pada lubang
sampah yang ada di halaman belakang rumahnya, bila sampah
penuh suka di kubur ataupun di bakar.
92
38. Sumber Pencemaran
Di depan rumah keluarga Tn. E terdapat kandang ayam dan
kandang bebek milik tetangganya.
39. Pemeriksaan fisik
Tabel 3.2
No Aspek Yang
Diperiksa Tn. E Ny. R An. N Tn. A
1. Penampilan Sehat Sakit Sehat Sehat
2. Kesadaran CM CM CM CM
3. Tanda Vital
Tensi
Nadi
Respirasi
Suhu
100/80mmHg
70 x/ menit
20 x/ menit
36,5°C
160/80mmHg
90 x/ menit
20 x/ menit
36,5°C
100/70mmHg
68 x/ menit
20 x/ menit
36,5° C
110/70mmH
g
80 x/ menit
20 x/ menit
36, 5° C
4. Kepala Bentuk simetris,
warna rambut
hitam, distribusi
rambut merata,
lesi tidak ada
Bentuk simetris,
warna rambut
hitam, distribusi
rambut merata,
lesi tidak ada
Bentuk
simetris,warn
a rambut
hitam,
distribusi
rambut
merata, tidak
terdapat lesi.
Bentuk
simetris,
warna
rambut
hitam,
distribusi
rambut
merata, lesi
tidak ada
5. Mata
Konjungtiv
a
Sklera
Penglihatan
Merah muda
Berwarna putih
Baik
Merah muda
Berwarna putih
Terkadang suka
buram
Merah muda
Berwarna
putih
Baik
Merah muda
Berwarna
putih
Baik
6. Hidung
Bentuk
Septum
Sekret
Simteris
Ditengah
Tidak ada
Simteris
Ditengah
Tidak ada
Simteris
Ditengah
Tidak ada
Simteris
Ditengah
Tidak ada
93
Pernafasan
cuping
hidung
Tidak ada
Tidak ada Tidak ada Tidak ada
7. Mulut
Keadaan
mukosa
Pengecapan
Lembab
Baik
Lembab
Baik
Lembab
Baik
Lembab
Baik
8. Telinga
Bentuk
Masa/nyeri
Pendengaran
Simetris
Tidak ada
Baik
Simetris
Tidak ada
Baik
Simetris
Tidak ada
Baik
Simetris
Tidak ada
Baik
9. Leher
JVP
Tiroid
Reflek
Menelan
Tidak ada
peningkatan
Tidak ada
pembesaran
Ada
Tidak ada
peningkatan
Tidak ada
pembesaran
Ada
Tidak ada
peningkatan
Tidak ada
pembesaran
Ada
Tidak ada
peningkatan
Tidak ada
pembesaran
Ada
10. Dada
Bentuk
Pergerakan
Perkusi paru
Auskultasi
paru
Auskultasi
jantung
Simetris
Simetris
Resonan
Vesikuler
Reguler
Simetris
Simetris
Resonan
Vesikuler
Reguler
Simetris
Simetris
Resonan
Vesikuler
Reguler
Simetris
Simetris
Resonan
Vesikuler
Reguler
11. Abdomen
Bentuk
Massa
Nyeri
Simetris
Tidak ada
pembesaran
Tidak ada
Simetris
Tidak ada
pembesaran
Tidak ada
Simetris
Tidak ada
pembesaran
Tidak ada
Simetris
Tidak ada
pembesaran
Tidak ada
12. Ekstremitas
Bentuk
Pergerakan
Tonus otot
Edema
Varises
Simetris
Normal
Normal
Tidak ada
Tidak ada
Simetris
Kaku pada
bagian ibu jari
tangan kiri klien
Normal
Tidak ada
Tidak ada
5 5
Simetris
Normal
Normal
Tidak ada
Tidak ada
Simetris
Normal
Normal
Tidak ada
Tidak ada
94
Kekuatan
otot
5 5
5 5
Ket :
Nilai 5 = Dapat
melawan
tahanan
pemeriksa
dengan kekuatan
penuh.
5 5
Ket :
Nilai 5 = Dapat
melawan
tahanan
pemeriksa
dengan
kekuatan penuh.
5 5
5 5
Ket :
Nilai 5 =
Dapat
melawan
tahanan
pemeriksa
dengan
kekuatan
penuh.
5 5
5 5
Ket :
Nilai 5 =
Dapat
melawan
tahanan
pemeriksa
dengan
kekuatan
penuh.
40. Data fokus klien
a. Identitas Klien
Nama : Ny. C
Umur : 19 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Status Marital : Menikah
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Desa Nyalindung RT 02/RW06 Kec.
Cimalaka
Tanggal Pengkajian : 15 Juni 2015
Golongan Darah : A
95
41. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
Klien menyatakan kalau dirinya sedang hamil anak pertama.
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
Ny. C menyatakan sedang hamil 3 bulan, pada saat dikaji klien
mengatakan tidak ada keluhan dengan kehamilannya
c. Riwayat Kesehatan Dahulu
Ny. C menyatakan belum pernah sakit parah. Belum pernah di
operasi ataupun di rawat di Rumah Sakit. Tidak mempunyai
riwayat alergi makanan ataupun obat- obatan. Obat yang
pernah digunakan obat warung.
d. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ny. C tidak memiliki penyakit herediter (keturunan) seperti
penyakit hipertensi yang dialami oleh ibunya.
42. Riwayat Obstetri dan Ginekologi
a. Riwayat Obstetri
1) Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas
Ny. C belum pernah hamil sebelumnya, tidak mempunyai
riwayat abortus.
2) Riwayat Kehamilan Sekarang
Ny. C G1P0A0 (kehamilan pertama, partus belum pernah
dan abortus tidak pernah) gravida 3 bulan. HPHT 29
96
Februari 2015, taksiran persalinan 08 Desember 2015. Ny.
C menyatakan mulai hamil di usia 19 tahun, selama dia
hamil sudah 3 kali memeriksakan kehamilannya ke bidan
dan klien sudah mendapatkan imunisasi TT 2 kali. Rencana
melahirkan di bidan. Saat dikaji juga Ny. C menyatakan
belum mengetahui tentang nutrisi ibu hamil dan kehamilan
dengan resiko tinggi.
b. Riwayat Ginekologi
1) Riwayat Menstruasi
Menarche : sekitar kelas 2 smp (14 tahunan)
Siklus Haid : 28 hari
Lamanya Haid : ± 5-7 hari
Ganti Pembalut : ± 3 kali ganti pembalut / hari
Keluhan Saat Haid : sakit perut
2) Riwayat Kontrasepsi :
Belum pernah menggunakan alat kontrasepsi.
3) Riwayat Perkawinan
Usia Saat Menikah : 19 tahun
Frekuensi Pernikahan : 1 kali
Jumlah Anak : -
97
43. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan Umum
a) Penampilan : Ny. C tampak kurus
b) Tanda- tanda Vital
TD : 120/80 mmHg
N : 79 x/ menit
RR : 20 x/ menit
S : 36,5 C
c) Atropometri
TB : 157 cm
BB : 40 kg, sebelum hamil BB : 37 kg
LILA : 19 cm
2) Muka
a) Inspeksi
Tidak terdapat cloasma gravidarum, tidak tampak edema
pada muka.
b) Palpasi
Tidak terdapat edema, tidak ada nyeri tekan.
3) Mata
a) Inspeksi
Bentuk mata simetris, konjungtiva berwarna merah muda.
98
4) Dada
a) Payudara
(a) Inspeksi
Kedua payudara simetris, warna putting dan aerola coklat
kehitaman, terdapat hiperpigmentasi pada aerola mamae,
putting susu sebelah kiri tidak menonjol.
(b) Palpasi
Tidak terdapat nyeri tekan pada payudara, tidak terdapat
benjolan di kedua payudara, kolostrum pernah keluar sedikit.
5) Abdomen
a) Inspeksi
Bentuk abdomen simetris, pembesaran uterus ke depan,
tidak terdapat striae gravidarum pada abdomen.
b) Palpasi
Leopod I : fundus uteri setinggi 1-2 jari diatas simpisis
pubis, TFU : 9cm
6) Genetalia dan anus
Tidak dikaji
7) Ektremitas
a) Ekstremitas Atas
Kedua tangan simetris, tidak terdapat edema, kekuatan otot
penuh, mampu menahan gaya gravitasi.
99
b) Ektremitas Bawah
Kedua kaki simetris, tidak ada edema, reflek patela (+),
homan sign (-), tidak terdapat varises. Kekuatan otot
ekstremitas :
5 5
5 5
Keterangan :
Nilai 5 = Dapat melawan tahanan pemeriksa dengan kekuatan
penuh.
44. Data Penunjang
Tanggal 10 Mei 2015
Didapatkan dari buku KMS klien kadar Hb = 11 gr %
100
45. Analisa Data
Tabel 3.3
No Data Senjang Masalah
Kesehatan Masalah Keperawatan
1. DS :
-Ny. C menyatakan kalau dirinya sedang
hamil anak pertama
-Ny. C menyatakan usianya saat ini 19
tahun dan sekarang sedang hamil 3 bulan
-Ny. C menyatakan tidak tahu nutrisi apa
yang baik untuk ibu hamil.
-Ny. C menyatakan frekuensi makan sehari
3 kali
DO :
-Ny. C tampak kurus
-LILA = 19 cm
-TB = 157 cm
-BB = 40 kg
-Hb = 11 gr/%
Ibu Hamil
Dengan
Resiko
Tinggi
Gangguan Pemenuhan
Kebutuhan Nutrisi Kurang
Dari Kebutuhan Pada Ny.
C Berhubungan Dengan
Ketidaktahuan Keluarga
Mengenal Masalah Nutrisi
Ibu Hamil
2. DS :
-Ny. C menyatakan kalau dirinya sedang
hamil anak pertama.
-Ny. C menyatakan usianya saat ini 19
tahun dan sedang hamil 3 bulan
-Ny. C menyatakan sudah memeriksakan
kehamilannya ke bidan sebanyak 3 kali dan
sudah mendapatkan imunisasi TT 2 kali
- Ny. C menyatakan tidak tahu kehamilan
dengan resiko tinggi
DO :
-Ny. C tampak kurus
-LILA = 19 cm
-TB = 157 cm
-BB = 40 kg
-Hb = 11 gr/%
-Golongan darah : A
Ibu Hamil
Dengan
Resiko
Tinggi
Resiko Terjadinya
Penyulit Persalinan Pada
Ny. C Berhubungan
Dengan Ketidaktahuan
Keluarga mengenal
Masalah Ibu Hamil dengan
Resiko Tinggi
101
46. Diagnosa Keperawatan Yang Muncul
1. Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi Kurang Dari
Kebutuhan Pada Ny. C Berhubungan Dengan Ketidaktahuan
Keluarga Mengenal Masalah Nutriai Ibu Hamil.
2. Resiko Terjadinya Penyulit Persalinan Pada Ny. C
Berhubungan Dengan Ketidaktahuan Keluarga Mengenal
Masalah Ibu Hamil dengan Resiko Tinggi.
47. Prioritas Masalah
1. Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi Kurang Dari
Kebutuhan Pada Ny. C Berhubungan Dengan Ketidaktahuan
Keluarga Mengenal Masalah Nutrisi Ibu Hamil.
Tabel 3.4
No Kriteria Skor Total Pembenaran
1. Sifat masalah :
- Tidak/
kurang sehat
: 3
3/3 x 1 1
Ny. C saat ini mengalami hamil dengan
resiko tinggi. Dan mengalami BB kurang
hanya 40 kg. Dilihat dari LILA = 19 cm,
dan klien tampak kurus.
2. Kemungkinan
masalah dapat
diubah :
- Hanya
sebagian : 1
1/2 x 2 1
Yang bisa dilakukan Ny. C saat ini hanya
mengetahui BB nya rendah, sedangkan
Ny.C belum mengetahui apa nutrisi pada
ibu hamil.
3. Potensial
masalah untuk
dicegah :
- Cukup : 2
2/3 x 1 2/3
Potensial masalah dapat di cegah cukup,
karena Ny. C suka memeriksakan
kehamilannya ke bidan terdekat.
102
4. Menonjolnya
masalah :
- Berat, harus
segera
ditangani : 2
2/2 x 1 1
Ny. C menyadari perlunya perawatan
karena Ny. C beranggapan sehat itu
penting.
Jumlah Skor 3
2. Resiko Terjadinya Penyulit Selama Persalinan Pada Ny. C
Berhubungan Dengan Ketidaktahuan Keluarga Mengenal
Masalah Ibu Hamil dengan Resiko Tinggi.
Tabel 3.5
No Kriteria Skor Total Pembenaran
1. Sifat masalah :
- Ancaman
kesehatan : 2
2/3 x 1 2/3
Ny. C saat ini mengalami hamil
dengan resiko tinggi. Klien tidak
menyadari masalah kesehatan
yang ada pada dirinya.
2. Kemungkinan
masalah dapat
diubah :
- Hanya sebagian :
1
1/2 x 2 1
Yang bisa dilakukan Ny. C saat
ini hanya mengetahui usianya saat
ini 19 tahun, sedangkan Ny.C
belum mengetahui kehamilan
dengan resiko tinggi.
3. Potensial masalah
untuk dicegah :
- Cukup : 2
2/3 x 1 2/3
Potensial masalah dapat di cegah
cukup, karena saat ini Ny. C suka
memeriksakan kehamilannya ke
bidan terdekat.
4. Menonjolnya
masalah :
- Berat, harus
segera ditangani :
2
2/2 x 1 1
Ny. C menyadari perlunya
perawatan karena Ny. C
beranggapan sehat itu penting.
Jumlah Skor 3
103
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN BERDASARKAN PRIORITAS
1. Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan
Pada Ny. C Berhubungan Dengan Ketidaktahuan Keluarga
Mengenal Masalah Nutrisi Ibu Hamil.
2. Resiko Terjadinya Penyulit Persalinan Pada Ny. C Berhubungan
Dengan Ketidaktahuan Keluarga Mengenal Masalah Ibu Hamil
dengan Resiko Tinggi.
104
104
C. INTERVENSI, IMPLEMENTASI, EVALUASI ASUHAN KEPERAWATAN
Tabel 3.6
NO DIAGNOSA
KEP.
TUJUAN
INTERVENSI RASIONAL IMPLEMENTASI EVALUASI JANGKA
PANJANG JANGKA PENDEK
1 2 3 4 5 6 7 8
1. Gangguan
Pemenuhan
Kebutuhan
Nutrisi
Kurang Dari
Kebutuhan
Pada Ny. C
Berhubungan
Dengan
Ketidaktahuan
Keluarga
Mengenal
Masalah
Nutrisi Ibu
Hamil.
Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan
selama ± 1 bulan,
Gangguan
Pemenuhan
Nutrisi Kurang
Dari Kebutuhan
klien teratasi
dengan kriteria
hasil :
- Hb naik menjadi
12 gr%
- Porsi makan
ditambah.
- BB naik ± 1-2
kg
- LILA naik ± 1
cm.
Setelah dilakukan
follow up selama 3
hari diharapkan :
- Klien mampu
menjelaskan
tentang pengertian,
manfaat nutrisi ibu
hamil, dan diit
seimbang ibu
hamil.
- Porsi makan klien
ditambah
- Klien makan
makanan yang
bergizi
1. Berikan penyuluhan
tentang nutrisi ibu
hamil
2. Berikan kesempatan
pada klien untuk
bertanya tentang hal
yang belum di pahami
3. Tanyakan kembali hal
yang telah di jelaskan
4. Anjurkan kepada
pasien untuk
menambah porsi
makannya
5. Anjurkan klien untuk
mengkonsumsi makan
makanan yang bergizi
bagi ibu hamil
1. Menambah
pengetahuan klien
tentang nutrisi
pada ibu hamil
2. Mengidentifikasi
pengetahuan klien
3. Evaluasi formatif
setelah dilakukan
tindakan
4. Porsi tambahan
dapat memberikan
asupan nutrisi yang
adekuat .
5. Nutrisi yang
bergizi sangat
penting bagi ibu
hamil dan janin.
Hari/Tanggal : Jumat, 19
Juni 2015
Waktu : 09.30 WIB
1. Memberikan
penyuluhan tentang
nutrisi ibu hamil
2. Memberikan
kesempatan pada klien
untuk bertanya tentang
hal yang belum di
pahami
3. Menanyakan kembali
hal yang telah di
jelaskan
4. Menganjurkan kepada
pasien untuk
menambah porsi
makannya
5. Menganjurkan klien
untuk mengkonsumsi
makanan yang bergizi.
Hari/Tanggal : Jumat,
19 Juni 2015
Waktu : 10.00 WIB
1. Klien menyimak
2. Klien bertanya
nutrisi bagi ibu
hamil
3. Klien menyatakan
belum mengerti
tentang nutrisi ibu
hamil dan klien
masih bingung
4. Klien menyatakan
akan menambah
porsi makannya
5. Klien mengikuti
saran perawat
105
6. Anjurkan klien untuk
mengecek Hb 1x/
bulan ke pelayanan
kesehatan
6. Mengetahui secara
dini kadar Hb
dalam darah, untuk
menentukan
tindakan yang
tepat.
6. Menganjurkan pasien
untuk mengecek Hb
1x/ bulan ke
pelayanan kesehatan
6. Klien mengikuti
saran perawat.
2 Resiko
Terjadinya
Penyulit
Persalinan
Pada Ny. C
Berhubungan
Dengan
Ketidaktahuan
Keluarga
Mengenal
Masalah Ibu
Hamil dengan
Resiko Tinggi.
Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan,
diharapkan pada
saat persalinan,
klien tidak
mengalami
penyulit
persalinan,
dengan kriteria
hasil :
- Tidak terjadi
pendarahan pada
saat melahirkan.
- Bayi lahir tidak
prematur
- Bayi tidak dalam
kategori BBLR
- Bayi lahir tidak
mengalami cacat
bawaan.
Setelah dilakukan
follow up selama 3
hari diharapkan :
- Klien mampu
menjelaskan
tentang masalah ibu
hamil dengan resiko
tinggi.
1. Beri penyuluhan
tentang ibu hamil
dengan resiko tinggi
2. Berikan kesempatan
pada klien untuk
bertanya tentang hal
yang belum dipahami.
3. Tanyakan kembali hal
yang telah di jelaskan.
4. Anjurkan klien untuk
melakukan
pemeriksaan
kehamilan rutin.
5. Anjurkan klien untuk
melakukan imunisasi
TT minimal 2x.
6. Anjurkan klien untuk
perencanaan
1. Menambah
pengetahuan klien
tentang nutrisi
pada ibu hamil
2. Mengidentifikasi
pengetahuan klien
3. Evaluasi formatif
setelah dilakukan
tindakan
4. Pengawasan
terhadap
kehamilan.
5. Imunisasi TT dapat
mencegah
terjadinya infeksi
6. Persalinan aman
oleh tenaga
Hari/Tanggal :Jumat, 19
Juni 2015
Waktu : 10.00 WIB
1. Memberi penyuluhan
tentang ibu hamil
dengan resiko tinggi
2. Memberikan
kesempatan pada klien
untuk bertanya tentang
hal yang belum
dipahami.
3. Menanyakan kembali
hal yang telah di
jelaskan.
4. Menganjurkan klien
untuk melakukan
pemeriksaan
kehamilan rutin.
5. Menganjurkan klien
untuk melakukan
imunisasi TT minimal
2x.
6. Menganjurkan klien
untuk perencanaan
Hari/Tanggal : Jumat,
19 Juni 2015
Waktu : 10.30 WIB
1. Klien menyimak
2. Klien bertanya apa
saja penyulit
persalinan
3. Klien menyatakan
belum mengerti
tentang masalah ibu
hamil dengan resiko.
4. Klien masih bingung
5. Klien menyatakan
akan melakukan
pemeriksaan rutin
dan melakukan
imunisasi TT
6. Klien menyatakan
bahwa rencana
106
persalinan oleh tenaga
kesehatan (Dokter dan
Bidan).
kesehatan ahli
persalinan oleh tenaga
kesehatan (Dokter dan
Bidan).
persalinannya akan
dibantu oleh tenaga
kesehatan (Dokter
dan Bidan).
107
D. CATATAN PERKEMBANGAN
Tabel 3.7
WAKTU CATATAN PERKEMBANGAN (SOAPIER) PARAF
19 Juni 2015
Pukul 10.00
WIB
S :
- Klien mengatakan belum mengerti tentang nutrisi ibu hamil.
- Klien menyatakan akan menambah porsi makannya dan
memakan makanan yang bergizi.
- Klien menyatakan belum mengerti tentang ibu hamil
- dengan resiko tinggi.
- Klien menyatakan akan melakukan pemeriksaan rutin dan
melakukan imunisasi TT
- Klien menyatakan bahwa rencana persalinannya akan dibantu
oleh tenaga kesehatan
O :
- Klien tampak masih bingung mengenai materi yang telah
disampaikan
- Klien tampak kurus
A : Klien belum mengerti tentang nutrisi ibu hamil dan
tentang ibu hamil dengan resiko tinggi
P :
- Berikan penyuluhan tentang nutrisi ibu hamil dan ibu hamil
dengan resiko tinggi.
- Anjurkan klien untuk menambah porsi makan.
- Anjurkan klien untuk makan makanan yang bergizi.
- Anjurkan klien untuk mengecek Hb 1x/ bulan ke pelayanan
kesehatan.
I : - Memberikan penyuluhan tentang nutrisi ibu hamil dan ibu
- hamil dengan resiko tinggi.
- Menganjurkan klien untuk menambah porsi makan.
- Menganjurkan klien untuk makan makanan yang bergizi.
- Anjurkan klien untuk mengecek Hb 1x/ bulan ke pelayanan
kesehatan
E : Masalah teratasi sebagian
R : Lanjutkan intervensi
Dessi
Nurmasari
108
20 Juni 2015
Pukul 14.30
WIB
S : - Klien menyatakan sudah mengerti tentang nutrisi ibu
hamil.
- Klien menyatakan lupa lagi masalah tentang ibu hamil
dengan resiko tinggi.
- Klien menyatakan sudah menambah porsi makan sesuai
yang dianjurkan.
O : Klien tampak masih bingung mengenai materi yang telah
disampaikan
A : Klien mengatakan lupa lagi tentang masalah ibu hamil
dengan resiko tinggi.
P : Berikan penyuluhan tentang ibu hamil dengan resiko
tinggi.
I : Memberikan penyuluhan tentang ibu hamil dengan resiko
tinggi.
E : Masalah teratasi sebagian
R : Lanjutkan intervensi
Dessi
Nurmasari
23 Juni 2015
Pukul 09.00
WIB
S : Klien menyatakan sudah mengerti sedikit tentang ibu hamil
dengan resiko tinggi.
O : Klien bisa menjawab sedikit pertanyaan mengenai ibu
hamil dengan resiko tinggi
A : Klien belum mengerti penuh mengenai ibu hamil dengan
resiko tinggi
P :
- Berikan penyuluhan tentang ibu hamil dengan resiko tinggi
- Ingatkan lagi klien, apa yang sudah disampaikan oleh perawat
sebelumnya.
I :
- Memberikan penyuluhan tentang ibu hamil dengan resiko
tinggi
- Ingatkan lagi klien, apa yang sudah disampaikan oleh
perawat sebelumnya.
E : Masalah teratasi sebagian
R : Lanjutkan intervensi
Dessi
Nurmasari
109
II. Pembahasan
Pada pembahasan ini penulis akan membahas permasalahan atau
kesenjangan yang ditemukan selama melaksanakan asuhan keperawatan
terhadap keluarga Tn E dengan ibu hamil resiko tinggi usia kurang dari 20
tahun. Pada Ny. C masalah yang muncul antara praktek dan teori secara
langsung meliputi proses keperawatan dari tahap pengkajian, perencanaa,
pelaksanaan dan evaluasi. Adapun permasalahan atau kesenjangan yang
timbul dalam setiap tahap proses keperawatan tersebut yaitu :
A. Tahap Pengkajian
Menurut Lyer et al (dalam Setiadi, 2008) pengkajian adalah tahap
awal dan proses keperawatan dimana seorang perawat mulai
mengumpulkan informasi tentang keluarga yang dibinanya. Tahap
pengkajian ini merupakan proses yang sistematis dalam pengumpulan
data dari berbagai sumber untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi
status kesehatan keluarga.
Informasi dapat diperoleh dengan menggunakan metode
wawancara keluarga, observasi fasilitas rumah, pemeriksaan fisik, dan
data sekunder seperti hasil laboratorium.
Dalam tahap pengkajian ini penulis berhasil mengumpulkan data,
menganalisa data, merumuskan masalah, memprioritaskan masalah
serta menegakkan diagnosa keperawatan. Pada pengkajian Tn. E
penulis tidak menemukan hambatan karena keluarga Tn. E merespon
baik dan bersikap kooperatif serta keluarga mengungkapkan masalah
110
kesehatan yang terjadi. Oleh karena itu penulis dapat mengumpulkan
data yang berupa data umum dan khusus. Seperti pada saat pengkajian
tanggal 18 Juni 2015 penulis dapat menganalisa masalah dan
merumuskan masalah serta memprioritaskan masalah kesehatan dan
keperawatan yang selanjutnya membuat diagnosa keperawatan.
Adapun diagnosa keperawatan yang bisa ditemukan pada kasus ibu
hamil dengan resiko tinggi usia kurang dari 20 tahun berjumlah 9
diagnosa, sedangkan diagnosa yang didapat saat pengkajian pada
keluarga Tn. E ditemukan 2 diagnosa diantaranya :
1. Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan
pada Ny. C Berhubungan dengan Ketidaktahuan Keluarga
Mengenal Masalah Nutrisi Ibu Hamil. Diagnosa tersebut muncul
berdasarkan hasil pengkajian yaitu Ny. C menyatakan kalau dirinya
sedang hamil anak pertama, Ny. C menyatakan usianya saat ini 19
tahun dan sekarang sedang hamil 3 bulan, Ny. C menyatakan tidak
tahu nutrisi apa yang baik untuk ibu hamil, Ny. C menyatakan
frekuensi makan sehari 3 kali, Ny. C tampak kurus, LILA = 19 cm,
TB = 157 cm, BB = 40 kg, dan Hb = 11 gr%.
2. Resiko Penyulit Persalinan pada Ny. C Berhubungan dengan
Ketidaktahuan Mengenal Masalah Ibu Hamil dengan Resiko
Tinggi. Diagnosa tersebut muncul berdasarkan hasil pengkajian
yaitu Ny. C menyatakan kalau dirinya sedang hamil anak pertama,
Ny. C menyatakan usianya saat ini 19 tahun dan sedang hamil 3
bulan, Ny. C menyatakan sudah memeriksakan kehamilannya ke
111
bidan sebanyak 3 kali dan sudah mendapatkan imunisasi TT 2 kali,
Ny. C menyatakan tidak tahu kehamilan dengan resiko tinggi, Ny.
C tampak kurus, LILA = 19 cm, TB = 157 cm, BB = 40 kg, Hb =
11 gr%, dan golongan darah : A.
Sedangkan diagnosa yang ada dalam teori namun tidak muncul
pada kasus keluarga Tn. E berjumlah 9 diagnosa yaitu :
1. Kurang pengetahuan tentang perawatan diri selama kehamilan
berhubungan dengan kurang persiapan menghadapi kehamilan.
Masalah keperawatan ini tidak muncul, dikarenakan dari
penampilan dan personal hygiene klien cukup bersih dan rapih.
2. Kurang pengetahuan tentang pemeriksaan prenatal
berhubungan dengan kehamilaan yang tidak direncanakan.
Masalah keperawatan ini tidak muncul, dikarenakan klien rutin
memeriksakan kehamilannya ke bidan desa didaerah tempat
tinggalnya, diperkuat oleh adanya kartu KMS klien.
3. Gangguan konsep diri : body image berhubungan dengan
perubahan bentuk tubuh akibat proses kehamilan.
Masalah keperawatan ini tidak muncul, dikarenakan pada saat
Ny. C mengantar penulis untuk ke rumah Pa RT, Ny. C saling
tegur sapa dengan tetangga dekatnya. Ny. C juga suka bermain
di rumah tetangganya. Maka penulis menyimpulkan bahwa
klien tidak mengalami gamgguan konsep diri.
4. Gangguan proses keluarga berhubungan dengan peran menjadi
orang tua.
112
Masalah keperawatan ini tidak muncul, dikarenakan klien
sedang hamil pertama dan belum pernah memiliki anak, partus
belum pernah dan abortus tidak pernah (G1P0A0)
5. Gangguan rasa nyaman nyeri pinggang berhubungan dengan
perubahan gravitasi tubuh.
Masalah keperawatan ini tidak muncul, dikarenakan pada saat
dikaji klien tidak mengalami nyeri pinggang, diperkuat data
bahwa umur kehamilan klien baru 3 bulan.
6. Gangguan rasa aman cemas berhubungan dengan kurang
pengetahuan tentang proses kehamilan.
Masalah keperawatan ini tidak muncul, dikarenakan pada saat
dikaji klien tidak tampak cemas, dan tidak mengalami gejala
disstres.
7. Perubahan pola eliminasi urin berhubungan dengan penurunan
kapasitas kandung kemih.
Masalah keperawatan ini tidak muncul, dikarenakan pada saat
dikaji umur kehamilan klien baru 3 bulan, dan belum terjadi
penurunan kapasitas kandung kemih.
8. Resiko tinggi terjadinya perdarahan pada persalinan
berhubungan dengan belum maturnya alat reproduksi.
Masalah ini tidak muncul, dikarenakan pada saat dikaji umur
kehamilan klien baru 3 bulan, klien tidak memiliki penyakit
cardiovaskuler seperti hipertensi, dan tidak terlihat adanya
tanda- tanda perdarahan.
113
9. Potensial peningkatan kesehatan pada ibu hamil resiko tinggi.
Masalah ini tidak muncul karena keluarga Tn. E tidak
mengetahui tentang masalah ibu hamil dengan resiko tinggi.
B. Perencanaan
Tahap perencanaan yang dilakukan bersama keluarga Tn. E dalam
melakukan perencanaan ini berdasarkan teori yang dikemukakan
Bailon dan Maglaya yang dikutip Effendi (1998) bahwa dalam tahap
perencanaan ini tindakan ditentukan oleh perawat bersama keluarga
untuk memecahkan masalah kesehatan dan keperawatan yang telah
diidentifikasi. Adapun rencana keperawatan yang dibuat yaitu :
1. Menstimulasi penerimaan keluarga mengenai masalah dan
kebutuhan kesehatan tentang pentingnya perawatan ibu hamil
dengan resiko tinggi.
2. Menstimulasikan keluarga untuk memutuskan cara perawatan tepat
bagi ibu hamil dengan resiko tinggi.
3. Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang
ada.
4. Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga
dengan cara memberikan contoh perawatan terhadap anggota
keluarga yang sedang hamil dengan resiko tinggi.
114
Adapun rencana tindakan yang dilakukan bersama keluarga
Tn.E berdasarkan diagnosa yang muncul :
1. Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan
pada Ny. C Berhubungan dengan Ketidaktahuan Mengenal
Masalah Nutrisi Ibu Hamil.
a. Berikan penyuluhan tentang nutrisi ibu hamil.
b. Berikan kesempatan pada klien untuk bertanya tentang hal
yang belum di pahami.
c. Tanyakan kembali hal yang telah di jelaskan.
d. Anjurkan kepada pasien untuk menambah porsi makannya.
e. Anjurkan klien untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi
bagi ibu hamil.
f. Anjurkan klien untuk mengecek Hb 1x/ bulan ke pelayanan
kesehatan.
2. Resiko Penyulit Persalinan pada Ny. C Berhubungan dengan
Ketidaktahuan Keluarga Mengenal Masalah Ibu Hamil dengan
Resiko Tinggi
a. Beri penyuluhan tentang ibu hamil dengan resiko tinggi.
b. Berikan kesempatan pada klien untuk bertanya tentang hal
yang belum dipahami.
c. Tanyakan kembali hal yang telah di jelaskan.
d. Anjurkan klien untuk melakukan pemeriksaan kehamilan rutin.
e. Anjurkan klien untuk melakukan imunisasi TT minimal 2x.
115
f. Anjurkan klien untuk perencanaan persalinan oleh tenaga
kesehatan (Dokter dan Bidan).
C. Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan tindakan yang dilakukan bersama keluarga Tn.
E dengan ibu hamil resiko tinggi usia kurang dari 20 tahun pada Ny. C
tidak diikuti oleh semua anggota keluarga, walaupun tidak
dilaksanakan oleh seluruh anggota keluarga tetapi pelaksanaan berjalan
dengan lancar.
Adapun tindakan-tindakan yang dilakukan terhadap keluarga
mencakup beberapa hal diantaranya :
1. Menstimulasi penerimaan keluarga mengenai masalah dan kebutuhan
kesehatan tentang pentingnya perawatan ibu hamil dengan resiko
tinggi, dengan cara :
a. Memberikan penyuluhan tentang nutrisi ibu hamil.
b. Memberikan kesempatan pada klien untuk bertanya tentang hal
yang belum di pahami.
c. Memberikan penyuluhan tentang ibu hamil dengan resiko tinggi.
d. Memberikan kesempatan pada klien untuk bertanya tentang hal
yang belum dipahami.
e. Menanyakan kembali hal yang telah di jelaskan.
f. Menganjurkan klien untuk mengecek Hb 1x/ bulan ke pelayanan
kesehatan.
116
2. Menstimulasikan keluarga untuk memutuskan cara perawatan tepat
bagi ibu hamil dengan resiko tinggi, dengan cara :
Berdiskusi dengan keluarga mengenai cara melakukan perawatan yang
tepat seperti memotivasi klien untuk tetap rutin memeriksakan
kehamilannya ke pelayanan kesehatan.
3. Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang
ada, dengan cara :
a. Menganjurkan klien untuk melakukan pemeriksaan kehamilan
rutin.
b. Menganjurkan klien untuk melakukan imunisasi TT minimal 2x.
c. Menganjurkan klien untuk mengecek Hb 1x/ bulan ke pelayanan
kesehatan.
d. Menganjurkan klien untuk perencanaan persalinan oleh tenaga
kesehatan (Dokter dan Bidan).
4. Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga
dengan cara memberikan contoh perawatan terhadap anggota keluarga
yang sedang hamil dengan resiko tinggi, dengan cara :
a. Menganjurkan kepada pasien untuk menambah porsi makannya.
b. Menganjurkan klien untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi
bagi ibu hamil.
D. Evaluasi
Merupakan tahap penilaian dan kemajuan dari keberhasilan
terhadap keperawatan. Dapat dievaluasi sesuai dengan tujuan yang
117
telah ditetapkan apakah tercapai atau tidak. Pada asuhan keperawatan
keluarga Tn. E dengan ibu hamil resiko tinggi usia kurang dari 20
tahun, hasil asuhan keperawatan keluarga Tn/ E dapat dilakukan
adalah :
1. Follow Up pertama tanggal 19 Juni 2015
a. Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi Kurang Dari
Kebutuhan pada Ny. C Berhubungan dengan Ketidaktahuan
Keluarga Mengenal Masalah Nutrisi Ibu Hamil, pada kunjungan
pertama masalah teratasi sebagian karena Ny. C dan keluarga
masih belum mengerti dan tampak bingung tentang nutrisi pada
ibu hamil.
b. Resiko Penyulit Persalinan pada Ny. C Berhubungan dengan
Ketidaktahuan Keluarga Mengenal Masalah Ibu Hamil dengan
Resiko Tinggi. Masalah teratasi sebagian, Ny. C dan keluarga
menyatakan masih belum mengerti dan tampak bingung tentang
masalah ibu dengan resiko tinggi.
2. Follow Up kedua tanggal 20 Juni 2015
a. Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi Kurang Dari
Kebutuhan pada Ny. C Berhubungan dengan Ketidaktahuan
Keluarga Mengenal Masalah Nutrisi Ibu Hamil, pada
kunjungan kedua masalah sudah teratasi karena Ny. C dan
keluarga menyatakan sudah mengerti tentang nutrisi ibu hamil
dan klien menyatakan sudah menambah porsi makan sesuai
yang dianjurkan.
118
b. Resiko Penyulit Persalinan pada Ny. C Berhubungan dengan
Ketidaktahuan Keluarga Mengenal Masalah Ibu Hamil dengan
Resiko Tinggi, pada kunjungan kedua masalah teratasi sebagian
karena Klien mengatakan lupa lagi tentang masalah ibu hamil
dengan resiko tinggi.
3. Follow Up ketiga tanggal 23 Juni 2015
a. Resiko Penyulit Persalinan pada Ny. C Berhubungan dengan
Ketidaktahuan Keluarga Mengenal Masalah Ibu Hamil dengan
Resiko Tinggi, pada kunjungan ketiga masalah teratasi
sebagian karena klien belum mengerti penuh mengenai ibu
hamil dengan resiko tinggi.
119
BAB IV
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Setelah melaksanakan asuhan keperawatan pada keluarga Tn. E dengan
ibu hamil dengan resiko tinggi usia kurang dari 20 tahun pada Ny. C G1P0A0
maka penulis dapat mengambil kesimpulan pada keluarga Tn. E dengan
kehamilan resiko tinggi sebagai berikut :
1. Proses keperawatan mulai dari pengkajian sampai pendokumentasian dapat
penulis laksanakan dengan tanpa hambatan. Keluarga menerima penulis
dengan baik sehingga penulis memperoleh data yang diperlukan.
2. Pengkajian keperawatan pada Tn. E dapat dilaksanakan sesuai dengan teori
yaitu melalui observasi, wawancara, pemeriksaan fisik, studi dokumentasi
dan studi kepustakaan. Pengkajian dihandiri oleh semua anggota keluarga
sehingga diperoleh data subjektif dan data objektif. Untuk pengkajian data
fokus dilakukan pada ibu hamil Ny. C dengan resiko tinggi usia kurang dari
20 tahun dengan usia kehamilan 3 bulan. Dari hasil pengkajian ini maka dapat
ditentukan masalah kesehatan dan masalah keperawatan.
3. Masalah kesehatan yang ditemukan pada keluarga Tn. E adalah : Kehamilan
dengan resiko tinggi. Masalah keperawatannya yaitu : gangguan pemenuhan
kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan, dan resiko terjadinya penyulit
persalinan.
120
4. Perencanaan dilakukan secara kognitif, afektif, dan psikomotor dengan
melakukan penyuluhan dan diskusi tentang nutrisi ibu hamil dan masalah ibu
hamil dengan resiko.
5. Pelaksanaan keperawatan pada keluarga Tn. E sesuai dengan
permasalahannya meliputi : pemberian penyuluhan mengenai nutrisi ibu
hamil dan masalah ibu hamil dengan resiko tinggi.
Meskipun dalam pelaksanaan keperawatan tidak dihadiri oleh semua anggota
keluarga tapi pelaksanaan dapat berjalan dengan lancar.
6. Evaluasi atau catatan perkembangan dilakukan selama 3 hari yaitu pada
tanggal 19, 20, dan 23 Juni 2015. Dari 2 diagnosa keperawatan yang telah di
lakukan tindakan keperawatan, masih ada yang belum teratasi sebagian, yaitu
masalah penjelasan ibu hamil dengan resiko tinggi karena Ny. C ketika di
evaluasi, klien lupa sebagian tentang masalah penjelasan ibu hamil dengan
resiko tinggi yang sudah di berikan penyuluhan oleh penulis.
7. Mendokumentasikan Asuhan Keperawatan pada Ny. C dengan Kehamilan
Resiko Tinggi di Desa Nyalindung Rt 02/ Rw 06 Kecamatan Cimalaka
Kabupaten Sumedang.
121
B. Rekomendasi
Pada akhir penulisan ini ada beberapa hal yang perlu penulis
rekomendasikan kepada beberapa pihak antara lain :
1. Bagi Institusi
a. Untuk memperlancar karya tulis ini, diharapkan institusi dapat
memperbanyak leteratur di perpustakaan dengan terbitan terbaru
mengenai konsep teori, proses dan praktik keperawatan keluarga dan
asuhan keperawatan keluarga dengan konteks ibu hamil, khususnya ibu
hamil dengan resiko tinggi, serta menambah peralatan komunitas (PHN
Kit) khususnya untuk pengkajian ibu hamil seperti alat cek Hb darah salah
satunya.
2. Bagi Puskesmas
a. Diharapkan Puskesmas dapat menindaklanjuti masalah keperawatan yang
belum teratasi yaitu Resiko Terjadinya Penyulit Selama Persalinan Pada
Ny. C Berhubungan Dengan Ketidaktahuan Keluarga Mengenal Masalah
Penyulit Persalinan, dan dapat dijadikan sebagai masukan untuk
meningkatkan kualitas asuhan keperawatan keluarga ibu hamil dengan
resiko tinggi.
3. Bagi Dinas Kesehatan
Dengan dilakukan asuhan keperawatan oleh mahasiswa diharapkan Dinas
Kesehatan mendapat gambaran mengenai kesehatan keluarga sehingga dapat
menindaklanjuti tindakan- tindakan yang belum tercapai.
ix
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2009/2010. Kehamilan Risiko Tinggi.http://medicastore.com/.04-09-
2012.
Anonim. 1999/2000. Pengenalan Tanda Bahaya pada Kehamilan, Persalinan dan
Nifas. Jakarta. Departemen Kesehatan RI.
Bagian Obstetri & Ginekologi Fakultas Kedokteran UNPAD. 1983. Obstetri
Fisiologi. FK UNPAD
Bobak., Lowdermilk., Jensen. 2004. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Edisi 4.
Jakarta: EGC
Curtis, B. G. 2000. “Kehamilan”. Jakarta : Arcan
Imam Musbikin.2005.Panduan Bagi Ibu Hamil dan Melahirkan.Yogyakarta.Mitra
Pustaka
Manuaba, dkk, 2007. “Pengantar Kuliah Obstetri”. Jakarta :EGC
Manuaba. IBG. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga
Berencana untuk Bidan. Jakarta. EGC
Marlyn M. Friedman, 1998, http://www. wikipedia.com/keperawatan-
keluarga/post.html, diperoleh pada tanggal 1 Juli 2015.
MDGS, 2015, Data Profil Kesehatan Indonesia tahun 2013,
http://www.kompasiana.com/ditaanugrah/angka-kematian-ibu-di-indonesia-
masih-jauh-dari-target-mdgs-2015, diperoleh pada tanggal 1 Juli 2015).
Nasrul Effendy, 1998, “Komunitas” https://prezi.com/c2xanvk6v85k/untitled-
prezi/Cin-Ciri-Masyarakat-Sehat, diperoleh pada tanggal 1 Juli 2015.
Nurhayati dan Taupan, 2012. “Serba-serbi Kehamilan & Perawatan Anak”.
Bandung: CV.Yrama Widya
Setiadi, 2008. “Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga”. Yogyakarta : Graha
Ilmu
Suprajitno, 2004. “Asuhan Keperawatan Keluarga : Aplikasi Dalam Praktek”.
EGC
x
UU No. 36 tahun 2009, http://rismaworld.blogspot.com/2011/06/pengertian-
kesehatan.html?m=1, diperoleh tanggal 1 Juli 2015.
WHO, 1948, Sehat. http://puskesmas-oke.com/2008/12/post.html. diperoleh pada
tanggal 1 Juli 2015.
WHO, 1947, http://www.kamusq.com/2013/08/sehat-adalah-pengertian-dan-
definisi.html?m=1, diperoleh tanggal 1 Juli 2015.
WHO, http://www.datastatistik-indonesia.com, diperoleh tanggal 1 Juli 2015.
LAMPIRAN
SATUAN ACARA PENYULUHAN
GIZI PADA IBU HAMIL
Disusun oleh:
DESSI NURMASARI
NIM. 12.045
UJIAN AKHIR PROGRAM 2015
D-III KEPERAWATAN
PEMERINTAH KABUPATEN SUMEDANG
AKADEMI KEPERAWATAN KABUPATEN SUMEDANG
Jl. Margamukti-Licin Cimalaka Tlp. (0261) 203084 – Sumedang
SATUAN ACARA PENYULUHAN
“ GIZI IBU HAMIL “
Masalah : Kesehatan ante natal
Pokok Bahasan : Gizi Ibu Hamil
Sasaran : Ibu hamil
Hari,Tanggal : Jumat, 19 Juni 2015, Pukul 09.30 WIB
Durasi : 15 menit
Tempat : di Rumah Klien
Penyuluh : Dessi Nurmasari
I. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM
Setelah diberikan pendidikan kesehatan klien/sasaran mampu memahami
tentang kebutuhan gizi untuk ibu hamil.
II. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 20 menit tanpa melihat media
sasaran dapat :
A. Menyebutkan pengertian kehamilan dengan baik dan benar.
B. Menyebutkan perubahan fisik dan psikis pada ibu hamil dengan baik dan
benar.
C. Menyebutkan factor-faktor yang mempengaruhi kehamilan dengan baik dan
benar.
D. Menyebutkan kenaikan berat badan yang seharusnya dari tiap trimester
kehamilan.
E. Menyebutkan pentingnya gizi selama masa kehamilan.
F. Menyebutkan dampak dari kekurangan gizi selama kehamilan.
G. Menyebutkan kebutuhan gizi yang dibutuhkan oleh ibu hamil.
H. Menyebutkan contoh menu yang dibutuhkan setiap trimester kehamilan.
III. POKOK MATERI
A. Pengertian kehamilan
B. Perubahan fisik dan psikis pada ibu hamil
C. Faktor-faktor yang mempengaruhi kehamilan
D. Kenaikan berat badan ibu hamil
E. Pentingnya gizi selama kehamilan
F. Dampak kekurangan gizi untuk ibu hamil
G. Kebutuhan gizi yang dibutuhkan oleh ibu hamil
H. Contoh menu ibu hamil
IV. KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR
1. Metode : curah pendapat, ceramah, tanya jawab
2. Langkah – langkah kegiatan :
a. Kegiatan Pra Pembelajaran
1) Mempersiapkan materi, media dan tempat
2) Kontrak waktu
b. Membuka Pembelajaran
1) Memberi salam
2) Perkenalan
3) Menjelaskan pokok bahasan
4) Menjelaskan tujuan
5) Apersepsi
c. Kegiatan inti
1) Penyuluh menyampaikan materi
2) Sasaran menyimak materi
3) Sasaran mengajukan pertanyaan
4) Penyuluh menjawab pertanyaan
5) Penyuluh menyimpulkan jawaban
d. Penutup
1) Evaluasi
2) Penyuluh dan sasaran menyimpulkan materi
3) Memberi salam
V. MEDIA DAN SUMBER
1. Media : Leaflet, Pliftchart
2. Sumber :
a. Bagian Obstetri & Ginekologi Fakultas Kedokteran UNPAD. 1983. Obstetri
Fisiologi. FK UNPAD
b. Bobak., Lowdermilk., Jensen. 2004. Buku Ajar Keperawatan Maternitas.
Edisi 4. Jakarta: EGC
c. http//www.google.com.gizi ibu hamil.
VI. EVALUASI
1. Prosedur : Post test
2. Jenis tes : Pertanyaan secara lisan
3. Butir soal : 9 soal
a. Sebutkan Pengertian kehamilan
b. Sebutkan perubahan fisik dan psikis pada ibu hamil
c. Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi kehamilan
d. Sebutkan kenaikan berat badan ibu hamil
e. Sebutkan pentingnya gizi selama kehamilan
f. Sebutkan dampak kekurangan gizi untuk ibu hamil
g. Sebutkan kebutuhan gizi yang dibutuhkan oleh ibu hamil
h. Sebutkan contoh menu ibu hamil
VII. LAMPIRAN MATERI
Lampiran Materi
GIZI IBU HAMIL
A. Pengertian Kehamilan
Kehamilan dimulai dari konsepsi sampai dengan permulaan persalinan kira-
kira 280 sampai 300 hari.
B. Perubahan Fisik Dan Psikis Pada Ibu Hamil
Masa kehamilan tentunya amat sangat di nantikan oleh para calon ayah dan
calon ibu. Tentunya mereka juga mendambakan anak yang lahir akan sehat dan
normal. Penting untuk diketahui oleh setiap pasangan bahwa akan terjadi
serangkaian perubahan pada ibu yang sedang hamil, baik secara fisik ataupun
psikis.
1. Pada trimester pertama. Misalnya bentuk tubuh yang semakin melebar,
payudara yang semakin kencang . Kondisi psikis ibu juga mengalami tingkat
kepekaan yang sangat tinggi. Ibu akan mudah meledak-meledak atau akan
merasa sangat sedih bila terjadi sesuatu.
2. Pada trimester kedua. Perut sudah mulai membuncit, orang sudah mulai tahu
bahwa ibu sedang hamil. Kondisi emosi ibu sudah mulai stabil
3. Pada trimester ketiga. Perut ibu semakin membesar.Keadaan janin juga
semakin besar. Dan ibu siap melahirkan. Kondisi emosi ibu kembali tidak
stabil karena menanti masa kelahiran.
C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kehamilan
Ada tiga faktor yang mempengaruhi kehamilan, yaitu faktor fisik, faktor
psikologis dan faktor sosial budaya dan ekonomi.
1. Faktor fisik seorang ibu hamil dipengaruhi oleh status kesehatan dan status
gizi ibu tersebut. Status kesehatan dapat diketahui dengan memeriksakan diri
dan kehamilannya ke pelayanan kesehatan terdekat, puskesmas, rumah
bersalin, atau poliklinik kebidanan. Adapun tujuan dari pemeriksaan
kehamilan yang disebut dengan Ante Natal Care (ANC) tersebut adalah :
a. Memantau kemajuan kehamilan. Dengan demikian kesehatan ibu dan
janin pun dapat dipastikan keadaannya.
b. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik dan mental ibu,
karena dalam melakukan pemeriksaan kehamilan, petugas kesehatan
(bidan atau dokter) akan selalu memberikan saran dan informasi yang
sangat berguna bagi ibu dan janinnya
c. Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang
mungkin terjadi selama kehamilan dengan melakukan pemeriksaan pada
ibu hamil dan janinnya
d. Mempersiapkan ibu agar dapat melahirkan dengan selamat. Dengan
mengenali kelainan secara dini, memberikan informasi yang tepat tentang
kehamilan dan persalinan pada ibu hamil, maka persalinan diharapkan
dapat berjalan dengan lancar, seperti yang diharapkan semua pihak
e. Mempersiapkan agar masa nifas berjalan normal. Jika kehamilan dan
persalinan dapat berjalan dengan lancar, maka diharapkan masa nifas pun
dapar berjalan dengan lancar
f. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima bayi. Bahwa
salah satu faktor kesiapan dalam menerima bayi adalah jika ibu dalam
keadaan sehat setelah melahirkan tanpa kekurangan suatu apa pun
2. Faktor Psikologis yang turut mempengaruhi kehamilan biasanya terdiri dari :
a. Stressor. Stress yang terjadi pada ibu hamil dapat mempengaruhi
kesehatan ibu dan janin. Janin dapat mengalami keterhambatan
perkembangan atau gangguan emosi saat lahir nanti jika stress pada ibu
tidak tertangani dengan baik.
b. Dukungan keluarga juga merupakan andil yang besar dalam menentukan
status kesehatan ibu. Jika seluruh keluarga mengharapkan kehamilan,
mendukung bahkan memperlihatkan dukungannya dalam berbagai hal,
maka ibu hamil akan merasa lebih percaya diri, lebih bahagia dan siap
dalam menjalani kehamilan, persalinan dan masa nifas.
3. Faktor lingkungan sosial, budaya dan ekonomi. Faktor ini mempengaruhi
kehamilan dari segi gaya hidup, adat istiadat, fasilitas kesehatan dan tentu saja
ekonomi. Gaya hidup sehat adalah gaya hidup yang digunakan ibu hamil.
Seorang ibu hamil sebaiknya tidak merokok, bahkan kalau perlu selalu
menghindari asap rokok, kapan dan dimana pun ia berada. Perilaku makan
juga harus diperhatikan, terutama yang berhubungan dengan adat istiadat. Jika
ada makanan yang dipantang adat padahal baik untuk gizi ibu hamil, maka
sebaiknya tetap dikonsumsi. Demikian juga sebaliknya. Yang tak kalah
penting adalah personal hygiene. Ibu hamil harus selalu menjaga kebersihan
dirinya, mengganti pakaian dalamnya setiap kali terasa lembab, menggunakan
bra yang menunjang payudara, dan pakaian yang menyerap keringat.
Ekonomi juga selalu menjadi faktor penentu dalam proses kehamilan yang
sehat. Keluarga dengan ekonomi yang cukup dapat memeriksakan
kehamilannya secara rutin, merencanakan persalinan di tenaga kesehatan dan
melakukan persiapan lainnya dengan baik. Namun dengan adanya
perencanaan yang baik sejak awal, membuat tabungan bersalin, maka
kehamilan dan proses persalinan dapat berjalan dengan baik.
D. Kenaikan Berat Badan Ibu Hamil
Pada trimester I biasanya ibu hamil akan mengalami penyesuaian terhadap
perubahan fungsional dalam tubuhnya akibat proses kehamilan. Di antaranya
keluhan mual-muntah dan rasa tidak nyaman lainnya. Dengan demikian, asupan
makanan selama trimester ini belum dapat menaikkan BB ibu hamil. Normalnya,
pada trimester I berat badan diharapkan naik kurang dari 2 kilogram. Sedangkan
pada trimester II dan III sebaiknya kenaikan BB kurang dari 1/2 kg setiap
minggunya.
Ibu hamil yang tergolong kurus sebelum hamil, diharapkan bisa mencapai
kenaikan BB sebanyak 12,518 kg pada akhir kehamilan. Sedangkan untuk mereka
yang tidak kurus dan tidak gemuk alias memiliki berat badan ideal diharapkan
mencapai kenaikan BB sebesar 11,516 kg di akhir kehamilannya. Sedangkan
mereka yang kelebihan BB saat sebelum hamil diharapkan kenaikan BB-nya
hanya 711,5 kg pada akhir kehamilannya. Sementara wanita hamil yang
kegemukan sebelum hamil, kenaikan BB dianjurkan sebatas 6 kg atau lebih
sedikit pada akhir kehamilannya.
E. Pentingnya Gizi Selama Kehamilan
Seiring pertambahan usia kandungan, maka kebutuhan gizi ibu hamil akan
meningkat, terutama setelah memasuki kehamilan trimester kedua. Sebab pada
saat itu, pertumbuhan janin berlangsung pesat - terutama perkembangan otak dan
susunan syaraf -- dan membutuhkan asupan gizi yang optimal. Beberapa zat gizi
yang harus dipenuhi oleh ibu hamil :
1.Energi
Kebutuhan energi selama ibu hamil adalah untuk membentuk/membangun
jaringan baru (fetus, plasenta, uterus, cairan amniotic, breast, peningkatan volume
darah dan mensuplai jaringan baru. Pangan yang kaya akan sumber energi adalah
pangan sumber lemak (lemak/gajih dan minyak, buah berlemak, biji berminyak),
pangan sumber karbohidrat (beras, jagung, oat, serealia) dan pangan sumber
protein (daging, ikan, telur susu dan aneka produk turunannnya)
2.Zat gizi mikro
Selama kehamilan, disamping zat gizi makro yaitu energi dan protein, ibu
juga membutuhkan tambahan zat gizi mikro seperti diuraikan berikut ini :
Asamfolat
Kekurangan asam folat pada ibu hamil akan menyebabkan resiko terjadinya cacat
tabung syaraf (Neural Tube Defects/NTD), berat bayi lahir rendah (BBLR) dan
resiko lahirnya premature. Sumber pangan yang banyak mengandung asam folat
adalah brokoli, jeruk, bayam, roti dan susu.
Vitamin A
Adanya pertumbuhan janin, berarti terjadi peningkatan pertumbuhan dan
pembelahan sel dalam tubuh ibu. Vitamin A dalam bentuk retionic acid mengatur
perumbuhan dan pembelahan sel dalam jaringan. Namun demikian ibu tidak
dianjurkan untuk mengkonsumsi suplementasi vitamin A selama hamil karena
dosis tinggi vitamin A akan memberikan efek teratogenik (keracunan). Dengan
mengkonsumsi buah-buahan, daging, unggas, ikan, telur, sayuran berdaun hijau,
akar dan umbi-umbian sehari-hari, akan membantu ibu memenuhi kebutuhan
vitamin A.
Kalsium
Kalsium dibutuhkan untuk membantu pertumbuhan tulang, gigi, jantung yang
sehat, syaraf dan otot. Kekurangan kalsium akan menyebabkan pertumbuhan
tulang dan gigi jadi terhambat. Sumber pangan yang banyak mengandung kalsium
adalah susu, sayuran hijau, kacang-kacangan, biji-bijian dan ikan.
Magnesium
Magnesium merupakan zat gizi lainnya yang berperan dalam membantu
membangun dan memperbaiki jaringan tubuh. Kekurangan magnesium akan
menyebabkan preeklamsia, bayi cacat dan kematian bayi. Sumber pangan yang
banyak mengandung magnesium adalah sayur-sayuran, sumber makanan laut,
ikan tawar segar, daging, padi-padian dan kacang-kacangan.
Zat Besi
Kekurangan zat besi akan menghambat pembentukan hemoglobin yang berakibat
pada terhambatnya pembentukan sel darah merah. Ibu hamil dan ibu menyusui
merupakan kelompok yang beresiko tinggi terhadap anemia yang disebabkan oleh
kekurangan zat besi. Hal ini tidak terlepas dari banyaknya darah yang dikeluarkan
selama masa persalinan. Sumber pangan yang banyak mengandung zat besi
adalah nabati kedelai, kacang-kacangan, sayuran daun hijau dan rumput laut.
Iodium
Kekurangan iodium selama hamil akan berefek pada keguguran, penyimpangan
perkembangan otak janin, berat bayi lahir rendah dan kretinisme. Di Indonesia
kekurangan iodium dialami oleh berbagai masyarakat lain, sehingga pemerintah
telah mencanangkan kebijakan tentang garam beryodium. Sumber pangan yang
banyak mengandung iodium adalah ikan, kerang dan rumput laut.
F. Dampak Kekurangan Gizi Untuk Ibu Hamil
Kekurangan asupan gizi pada trimester I dikaitkan dengan tingginya
kejadian bayi lahir prematur, kematian janin, dan kelainan pada sistem saraf pusat
bayi. Sedangkan kekurangan energi terjadi pada trimester II dan III dapat
menghambat pertumbuhan janin atau tak berkembang sesuai usia kehamilannya.
Contoh konkretnya adalah kekurangan zat besi yang terbilang paling sering
dialami saat hamil. Gangguan ini membuat ibu mengalami anemia alias
kekurangan sel darah merah. Kekurangan asam folat juga dapat menyebabkan
anemia, selain kelainan bawaan pada bayi, dan keguguran.
G. Kebutuhan Gizi Yang Dibutuhkan Oleh Ibu Hamil
1. Kalori
Selama hamil, ibu membutuhkan tambahan energi/kalori untuk pertumbuhan
dan perkembangan janin, juga plasenta, jaringan payudara, cadangan lemak,
serta untuk perubahan metabolisme yang terjadi. Di trimester II dan III,
kebutuhan kalori tambahan ini berkisar 300 kalori per hari dibanding saat
tidak hamil. Berdasarkan perhitungan, pada akhir kehamilan dibutuhkan
sekitar 80.000 kalori lebih banyak dari kebutuhan kalori sebelum hamil.
2. Protein
Kebutuhan protein bagi wanita hamil adalah sekitar 60 gram. Artinya, wanita
hamil butuh protein 10-15 gram lebih tinggi dari kebutuhan wanita yang tidak
hamil. Protein tersebut dibutuhkan untuk membentuk jaringan baru, maupun
plasenta dan janin. Protein juga dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhan
dan diferensiasi sel.
3. Lemak
Pertumbuhan dan perkembangan janin selama dalam kandungan
membutuhkan lemak sebagai sumber kalori utama. Lemak merupakan sumber
tenaga yang vital dan untuk pertumbuhan jaringan plasenta. Pada kehamilan
yang normal, kadar lemak dalam aliran darah akan meningkat pada akhir
trimester III. Tubuh wanita hamil juga menyimpan lemak yang akan
mendukung persiapannya untuk menyusui setelah bayi lahir.
4. Karbohidrat
Karbohidrat merupakan sumber utama untuk tambahan kalori yang
dibutuhkan selama kehamilan. Pertumbuhan dan perkembangan janin selama
dalam kandungan membutuhkan karbohidrat sebagai sumber kalori utama.
Pilihan yang dianjurkan adalah karbohidrat kompleks seperti roti, serealia,
nasi dan pasta. Selain mengandung vitamin dan mineral, karbohidrat
kompleks juga meningkatkan asupan serat yang dianjurkan selama hamil
untuk mencegah terjadinya konstipasi atau sulit buang air besar dan wasir.
5. Vitamin dan mineral
6. Wanita hamil juga membutuhkan lebih banyak vitamin dan mineral dibanding
sebelum hamil. Ini perlu untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan
janin serta proses diferensiasi sel.
a. Vitamin B kompleks dijumpai pada serealia, biji-bijian, kacang-kacangan,
sayuran hijau, ragi, telur dan produk susu. Vitamin B kompleks berguna
untuk menjaga sistem saraf, otot dan jantung agar berfungsi secara
normal.
b. Vitamin D berguna untuk pertumbuhan dan pembentukan tulang bayi
Anda. Sumbernya terdapat pada minyak hati ikan, kuning telur dan susu.
c. Vitamin E berguna bagi pembentukan sel darah merah yang sehat.
Makanlah lembaga biji-bijian terutama gandum, kacang-kacangan,
minyak sayur dan sayuran hijau.
d. Asam folat berguna untuk perkembangan sistem saraf dan sel darah, dan
banyak terdapat pada sayuran berwarna hijau gelap seperti bayam,
kembang kol dan brokoli. Pada buah-buahan, asam folat banyak terdapat
pada jeruk, pisang, wortel dan tomat. Kebutuhan asam folat selama hamil
adalah 800 mcg per hari, terutama pada 12 minggu pertama kehamilan.
Kekurangan asam folat dapat mengganggu pembentukan otak, sampai
cacat bawaan pada susunan saraf pusat maupun otak janin.
e. Zat besi yang dibutuhkan ibu hamil agar terhindar dari anemia (kurang
darah), banyak terdapat pada sayuran hijau (seperti bayam, kangkung,
daun singkong, daun pepaya), daging dan hati.
DAFTAR PUSTAKA
Bagian Obstetri & Ginekologi Fakultas Kedokteran UNPAD. 1983. Obstetri
Fisiologi. FK UNPAD
Bobak., Lowdermilk., Jensen. 2004. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Edisi 4.
Jakarta: EGC
http//www.google.com.gizi ibu hamil.
SATUAN ACARA PENYULUHAN
KEHAMILAN RISIKO TINGGI
Disusun oleh:
DESSI NURMASARI
NIM. 12.045
UJIAN AKHIR PROGRAM 2015
D-III KEPERAWATAN
PEMERINTAH KABUPATEN SUMEDANG
AKADEMI KEPERAWATAN KABUPATEN
SUMEDANG
Jl. Margamukti-Licin Cimalaka Tlp. (0261) 203084 –
Sumedang
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Masalah : Banyaknya masyarakat yang masih kurang memahami
tentang risiko tinggi dalam kehamilan.
Pokok Bahasan : Kehamilan
Sub Pokok Bahasan : Kehamilan risiko tinggi
Tempat : di Rumah Klien
Tanggal : Jumat, 19 Juni 2015, Pukul 09.30 WIB
Waktu : 15 menit
Penyuluh : Dessi Nurmasari
1. Tujuan
A. Tujuan Instruksional Umum
Setelah dilakukannya penyuluhan selama 30 menit, diharapkan masyarakat paham
faktor-faktor yang menyebabkan kehamilan menjadi berrisiko.
B. Tujuan Instruksional Khusus
a) Dapat memahami minimal 6 hal yang menjadikan berisiko dalam
kehamilan.
b) Dapat menghindari faktor-faktor yang mengakibatkan kehamilan berrisiko.
c) Mengerti penyebab dan akibat hal-hal yang berisiko dalam kehamilan.
d) Mampu menyebutkan 6 faktor yang menjadi penyebab kegagalan dalam
persalinan.
2. Materi
1) Pengertian Kehamilan Risiko Tinggi.
2) Faktor-faktor yang menyebabkan kehamilan berisiko tinggi.
3) Risiko-risiko yang dihadapi bila terjadi gangguan kehamilan dan
persalinan.
3. Media dan Alat
Leaflet, Laptop dan Infocus
4. Metode
Ceramah dan Diskusi
5. Susunan Acara
No Tahap Waktu Kegiatan Penyuluh Kegiatan
Peserta Media Metoda
1 Pembukaan 5 menit 1) Salam
2) Perkenalan
3) Penjelasan
Kegiatan
Menjawab
Salam,
Memperhatikan
Memperhatikan
Leaflet Ceramah
2 Pembahasan 20
menit
1) Menjelaskan
Faktor Risiko
Sebelum Kehamilan
Faktor Risiko
Selama Kehamilan
Komplikasi
Memperhatikan
Infokus Ceramah
Kesehatan
2) Memberi
kesempatan bagi
peserta untuk
bertanya
3) Menjawab
pertanyaan dari para
peserta
Mengajukan
pertanyaan
Memperhatikan
3 Penutup 5 menit 1) Menyimpulkan
hasil penyuluhan
2) Memberikan
motivasi untuk
menurunkan
kehamilan risiko
tinggi
3) Menyampaikan
harapan yang di
inginkan pemateri
dengan
dilaksanakannya
penyuluhan
4) Penutup
Memperhatikan
Memperhatikan
Memperhatikan
Menjawab
Salam
leaflet Ceramah
6. Sumber Materi
Anonim. 2009/2010. Kehamilan Risiko Tinggi.http://medicastore.com/.04-
09-2012.
Imam Musbikin.2005.Panduan Bagi Ibu Hamil dan
Melahirkan.Yogyakarta.Mitra Pustaka
Curtis,Glade B.1999.Kehamilan di atas usia 30.Jakarta.Arcan
Manuaba. IBG. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga
Berencana untuk Bidan. Jakarta. EGC
Anonim. 1999/2000. Pengenalan Tanda Bahaya pada Kehamilan,
Persalinan dan Nifas. Jakarta. Departemen Kesehatan RI.
7. Evaluasi
1. Prosedur : Selama Penyuluhan
2. Jenis : Lisan
3. Butir Soal :
Menjelaskan pengertian kehamilan risiko tinggi.
Menyebutkan 3 hal-hal yang mengakibatkan kehamilan risiko tinggi.
Menyebutkan 2 factor yang mempengaruhi kehamilan risiko tinggi.
Menyebutkan minimal 3 akibat dari kehamilan risiko tinggi.
Menyebutkan minimal 3 cara mengatasi kehamilan risiko tinggi.
Lampiran Materi
Kehamilan Risiko Tinggi
A. Definisi
Kehamilan risiko tinggi adalah keadaan yang dapat mempengaruhi
optimalisasi ibu maupun janin pada kehamilan yang dihadapi. (Manuaba, 2010:
241). MenurutRustam (1998) kehamilan risiko tinggi adalah beberapa situasi dan
kondisi serta keadaanumum seorang selama masa kehamilan, persalinan, nifas
akan memberikan ancaman padakesehatan jiwa ibu maupun janin yang
dikandungnya.
Faktor RisikoYang dimaksud faktor risiko tinggi adalah keadaan pada ibu,
baik berupa faktor biologismaupun non-biologis, yang biasanya sudah dimiliki ibu
sejak sebelum hamil dan dalamkehamilan mungkin memudahkan timbulnya
gangguan lain (Depkes RI, 1999).
Faktor Risiko Sebelum Kehamilan
a) Usia Wanita
Usia yang aman untuk kehamilan dan persalinan yaitu umur 20-35 tahun,
karena pada usia tersebut rahim sudah siap menerima kehamilan, mental sudah
matang dan sudah mampu merawat bayi dan dirinya. Sedangkan umur < 20 tahun
dan > 35 tahun merupakan umur yang risiko tinggi terhadap kehamilan dan
persalinan. Ibu yang berumur kurang dari 20 tahun rahim dan bagian tubuh
lainnya belum siap untuk menerima kehamilan dan cenderung kurang perhatian
terhadap kehamilannya. Ibu yang berumur 20-35 tahun rahim dan bagian tubuh
lainnya sudah siap untuk menerima dan diharapkan untuk memerhatikan
kehamilannya. Ibu yang berumur lebih dari 35 tahun rahim dan bagian tubuh
lainnya fungsinya sudah menurun dan kesehatan tubuh ibu tidak sebaik saat
berumur 20-35 tahun.(Herawati ; 2008)
b) Berat dan Tinggi Wanita
Seorang wanita pada saat tidak hamil beratnya kurang dari 50kg,
lebih mungkin melahirkan bayi yang lebih kecil dari berat bayi normal
yaitu di bawah 2,75kg dan sebaliknya bila wanita gemuk lebih mungkin
melahirkan bayi besar. Kegemukan juga menyebabkan risiko gula darah
dan tekanan darah tinggi selama kehamilan.
Seorang wanita yang memiliki tinggi badan kurang dari 1,5meter,
lebih mungkin memiliki panggul yang sempit sehingga menyulitkan bayi
untuk keluar dari rahim. Selain itu, wanita yang memiliki tinggi lebih
memiliki risiko untuk persalinan dibawah 37minggu.
c) Peristiwa pada kehamilan yang lalu
Seorang wanita yang 3kali berturut-turut mengalami keguguran
pada 3bulan pertama, memiliki risiko sebesar 35% untuk mengalami
keguguran lagi.
Keguguran juga lebih mungkin terjadi pada wanita yang pernah
melahirkan bayi yang sudah meninggal pada usia kehamilan 4-8minggu
atau melahirkan bayi yang usia kehamilannya dibawah 37minggu.
d) Riwayat Keluarga
Riwayat adanya keterbelakangan mental atau penyakit keturunan
lainnya di keluarga ibu atau ayah menyebabkan meningkatnya
kemungkinan terjadinya kelainan tersebut pada bayi yang dikandung.
Kecenderungan memiliki anak kembar juga sifatnya diturunkan.
B. Faktor Risiko Selama Kehamilan
a) Alkohol dan Rokok
Mengkonsumsi alkohol selama hamil bisa menyebabkan cacat bawaan.
Akibat dari mengkonsumsi alcohol saat hamil ini adalah :
keterbelakangan pertumbuhan sebelum atau sesudah lahir
kelainan wajah
ukuran kepala lebih kecil dari keadaan normal, yang kemungkinan
disebabkan oleh pertumbuhan otak yang dibawah normal
kelainan perkembangan perilaku.
Risiko terjadinya keguguran pada wanita hamil yang mengkonsumsi
alkohol adalah 2 kali lipat, terutama jika wanita tersebut adalah peminum
berat.
Berat badan bayi yang dilahirkan berada di bawah normal, yaitu rata-rata 2
kg.Merokok berbahaya bagi ibu dan bayi yang dikandungnya, tetapi hanya
sekitar 20% wanita yang berhenti merokok selama hamil.
Efek yang paling sering terjadi akibat merokok selama hamil adalah
berat badan bayi yang rendah. Selain itu, wanita hamil yang merokok juga
lebih rentan mengalami :
ketuban pecah sebelum waktunya
persalinan sebelum waktunya.
infeksi rahim.
Cacat bawaan pada jantung, otak dan wajah lebih sering ditemikan
pada bayi yang ibunya merokok.
b) Keadaan Kesehatan
Tekanan darah tinggi pada wanita hamil bisa disebabkan oleh
kehamilan atau keadaan lain.Tekanan darah tinggi di akhir kehamilan bisa
merupakan ancaman serius terhadap ibu dan bayinya dan harus segera
diobati.
C. Cara mengatasi kehamilan risiko tinggi.
Cara yang dapat mengatasi kehamilan risiko tinggi ini, yakni :
Ibu rutin memeriksakan kehamilannya ke Puskesmas.
Olah raga yang cukup dan benar untuk ibu hamil.
Menjaga asupan nutrisi yang baik untuk janin dan ibu.
Pada saat melahirkan paling tidak didampingi oleh bidan dan
pasangan/keluarga.
Istirahat cukup minimal 8 jam / hari.
Mengikuti KB setelah melahirkan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2009/2010. Kehamilan Risiko Tinggi.http://medicastore.com/.04-
09-2012.
Imam Musbikin.2005.Panduan Bagi Ibu Hamil dan
Melahirkan.Yogyakarta.Mitra Pustaka
Curtis,Glade B.1999.Kehamilan di atas usia 30.Jakarta.Arcan
Manuaba. IBG. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga
Berencana untuk Bidan. Jakarta. EGC
Anonim. 1999/2000. Pengenalan Tanda Bahaya pada Kehamilan,
Persalinan dan Nifas. Jakarta. Departemen Kesehatan RI.
GIZI IBU HAMIL
Pengertian gizi
Adalah suatu suatu zat yang terdapat
di dalam makanan yang dibutuhkan oleh
tubuh ntuk pertumbuhan
Manfaat gizi ibu hamil
1. Memenuhi kebutuhan ibu dan janin
2. Menunjang tumbuh kembang janin
3. Mencegah terjadinya anemia,
malnutrisi, pada kehamilan
Diit seimbang ibu hamil
1. Makanan yang mengandung
karbohidrat dan fungsinya makan yang
mengandung karbohidrat antara lain :
nasi, jagung, ketela
Fungsinya : sumber energi
2. Makanan yang mengandung lemak dan
fungsinya makan yang mengandung
lemak antara lain : daging
Fungsinya : sebagai sumber tenaga
3. Makanan yang mengandung protein
dan fungsinya makanan yang
mengandung protein antara lain : susu,
telur, ikan
Fungsinya : Sebagai sumber
pembangunan.
4. Sayur-sayuran dan buah-buahan dan
fungsinya
sayur-sayuran : Bayam, buah-buahan :
mangga, pisang, jeruk
Vitamin dan suplemen (zat besi dan asam
folat)
Fungsi : zat besi : untuk penambah
darah
Fungsi : asam folat : untuk
kecerdasan anak
Teknik pemberian makanan pada ibu hamil
yang mengalami masalah kehamilan yaitu :
a. Makan sedikit dan sering
b. Sajikan makanan dalam keadaan
hangat dan menarik
Contoh menu makanan
- Pagi - Siang
Nasi Nasi
Sayur bayam Sayur kangkung
Tempe Ikan bandeng
Buah pepaya Buah jeruk
Susu Teh hangat
- Cemilan
Bubur kacang hijau
- Malam
Nasi
Sayur lodeh
Ayam goreng
Buah apel
GIZI IBU HAMIL
Dessi Nurmasari NIM. 12. 045
PEMERINTAH KABUPATEN SUMEDANG
AKADEMI KEPERAWATAN KABUPATEN SUMEDANG
Jl. Margamukti-Licin Cimalaka Tlp.
(0261) 203084 – Sumedang
Apakah yang dimaksud Ibu Hamil
dengan Risiko Tinggi
Yaitu Ibu Hamil yang mengalami
risiko atau bahaya yang lebih besar
pada waktu kehamilan maupun
persalinan, bila dibandingkan dengan
Ibu Hamil yang normal.
Siapakah yang termasuk Ibu Hamil
dengan Risiko Tinggi
Ibu dengan tinggi badan kurang dari
Ibu dengan tinggi badan kurang dari
145 cm.
Bentuk panggul Ibu yang tidak normal
Badan Ibu kurus pucat
Umur Ibu kurang dari 20 tahun atau
lebih dari 35 tahun.
Jumlah anak lebih dari 4 orang.
Jarak kelahiran anak kurang dari 2
tahun.
Adanya kesulitan pada kehamilan atau
persalinan yang lalu.
Sering terjadi keguguran sebelumnya.
Kepala pusing hebat.
Kaki bengkak.
Perdarahan pada waktu hamil.
Keluar air ketuban pada waktu hamil.
Bahaya apa saja yang dapat
ditimbulkan akibat Ibu Hamil dengan
Risiko Tinggi
Bayi lahir belum cukup bulan.
Bayi leahir dengan berat lahir rendah
(BBLR), Keguguran (abortus),
Persalinan tidak lancar/macet,
Perdarahan sebelum dan sesudah,
persalinan.
Janin mati dalam kandungan
Ibu hamil/bersalin meninggal dunia
Keracunan kehamilan/kejang-kejang.
Apakah Kehamilan Risiko Tinggi
dapat dicegah
Kehamilan Risiko Tinggi dapat dicegah
bila gejalanya ditemukan sedini
mungkin sehingga dapat dilakukan
tindakan perbaikannya.
Bagaimana Pencegahan Kehamilan
Risiko Tinggi dapat dilakukan
Dengan memeriksakan kehamilan sedini
mungkin dan teratur ke Posyandu,
Puskesmas, rumah Sakit paling sedikit 4
kali selama masa kehamilan
Dengan mendapatkan imunisasi
TT 2x
Bila ditemukan kelainan Risiko Tinggi
pemeriksaan harus lebih sering dan
lebih intensif
Makan makanan yang bergizi yaitu
memenuhi 4 sehat 5 sempurna
Apa yang dapat dilakukan seorang Ibu
untuk menghindari Kehamilan Risiko
Tinggi
Dengan mengenal tanda-tanda
Kehamilan Risiko Tinggi
Segera ke Posyandu, Puskesmas atau
Rumah sakit terdekat bila ditemukan
tanda-tanda Kehamilan Risiko Tinggi
KEHAMILAN TERMASUK KEHAMILAN RISIKO TINGGI
KEHAMILAN RISIKO TINGGI
PERIKSAKAN KE
POSYANDU
IBU HAMIL
Dengan
RESIKO TINGGI
Dessi Nurmasari NIM. 12. 045
PEMERINTAH KABUPATEN SUMEDANG
AKADEMI KEPERAWATAN KABUPATEN SUMEDANG
Jl. Margamukti-Licin Cimalaka Tlp.
(0261) 203084 – Sumedang
PEMERINTAH KABUPATEN SUMEDANG
AKADEMI KEPERAWATAN
(AKPER)
Jl. Margamukti-Licin Cimalaka Tlp. (0261) 203084 Sumedang
FORMAT BIMBINGAN
NAMA : DESSI NURMASARI
NIM : 12.045
PEMBIMBING : Burdahyat, SKM., M.Kep.
JUDUL : “ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. E
DENGAN KEHAMILAN RESIKO TINGGI USIA
KURANG DARI 20 TAHUN PADA NY. C G1P0A0 DI
DESA NYALINDUNG RT. 02/ RW 06 KECAMATAN
CIMALAKA KABUPATEN SUMEDANG TANGGAL 18
S.D 23 JUNI 2015”.
NO HARI/
TGL
MATERI YANG DI
KONSULTASIKAN
SARAN
PEMBIMBING
TANDA TANGAN
Pembimbing Mahasiswa
1 2 3 4 5 6
1 2 3 4 5 6
PEMERINTAH KABUPATEN SUMEDANG
AKADEMI KEPERAWATAN
(AKPER)
Jl. Margamukti-Licin Cimalaka Tlp. (0261) 203084 Sumedang
Format Kunjungan Rumah
Ujian Akhir Program Keperawatan Komunitas
Nama Klien : ……………….
Alamat : Dusun …………, Desa …………., Cimalaka
No Hari/Tanggal Maksud dan Tujuan Paraf Klien
Mengetahui,
Ketua RT … / …
Dusun …………, Desa ………….,
Cimalaka
____________________
Mahasiswa
Ujian Akhir Program Keperawatan
Komunitas
_____________________