pbl 12 blok 10
DESCRIPTION
blok 10TRANSCRIPT
Tinjauan pustaka
Sistem Reproduksi pada WanitaImelda
B5 Fakultas Kedokteran Universitas Krida Wacana
Jln. Arjuna Utara No. 6 Jakarta 11510. Telephone : (021) 5694-2061, fax : (021) 563-1731
Pendahuluan
Menstruasi atau haid mengacu kepada pengeluaran secara periodik darah dan sel-sel tubuh
dari vagina yang berasal dari dinding rahim wanita. Menstruasi dimulai saat pubertas dan
menandai kemampuan seorang wanita untuk mengandung anak. Menstruasi biasanya dimulai
antara umur 10 dan 16 tahun dan berhenti ketika mencapai usia. Akhir dari kemampuan
wanita untuk bermenstruasi disebut menopause dan menandai akhir dari masa-masa
kehamilan seorang wanita. Panjang rata-rata siklus menstruasi adalah 28 hari, namun berkisar
antara 21 hingga 40 hari. Panjang siklus dapat bervariasi pada satu wanita selama saat-saat
yang berbeda dalam hidupnya, dan bahkan dari bulan ke bulan tergantung pada berbagai hal,
termasuk kesehatan fisik, emosi, nutrisi dan keadaan hormonal wanita tersebut.
Isi
Identifikasi istilah yang tidak diketahui
Tidak ada
Rumusan Masalah
Seorang siswi 13 tahun mengalami nyeri perut bagian bawah setiap bulan
Hipotesis
Seorang siswi 13 tahun mengalami nyeri perut bagian bawah setiap bulan disebabkan menstruasi pertama (menarche)
Pembahasan
Organ Reproduksi Wanita
A. Makroskopis
Organ genitalia feminina dibedakan menjadi interna dan eksterna. Yang termasuk interna
adalah ovarium, tuba falopii, uterus. Sedangkan yang termasuk eksterna adalah vagina,
vulva, labia majora, labia minora, dan clitoris.
Uterus.
Besar organ ini seukuran telur ayam. Pada masa nulli para ukurannya 7.5 x 5 x 2.5 cm,
pada masa anak mengecil, membesar lagi pada masa akil baliq karena pengaruh estrogen
ovatium. Membesar lebih lagi pada masa kehamilan karena hipertrofi miometrium.
uterus dibagi menjadi 3 bagian: fundus, corpus, dan cerviks. Isthmus uteri adalah bagian
yang menghubungkan corpus dan cervix uteri dan penting pada masa kehamilan dan
persalinan, karena apabila bagian ini lemah akan terjadi abortus. 2
Gambar 1. Genitalia interna wanita.
- Fundus uteri
Merupakan bagian uterus yang berada di atas muara tuba
- Corpus uteri
Merupakan bagian uterus yang terdapat di bawah muara tuba, merupakan bagian
uterus terbesar dan menciut ke distal.2
- Cervix uteri
Merupakan uterus bagian bawah dan sempit yang menembus dinding ventral vagina,
dibagi menjadi 2 bagian, yaitu portus supra vaginalis cervicis uteri (bagian cervix
yang menonjol di atas vagina) dan portio vaginalis cervicis uteri (bagian cervix yang
menonjol ke dalam vagina).2
- Cavum uteri
Pada potongan frontal cavum uteri berbentuk segi tiga terbalik, tetapi pada potongan
sagital membentuk celah. Pada sudut atas terdapat muara kedua tubae. Pada bagian
distal cavum uteri beralih menjadi canalis isthmi dan berakhir pada orificium
externum canalis isthmi.
- Rongga Cervix
Disebut juga canalis cervicis, menghubungkan cavum uteri melalui lubang bagian
dalam cervix (ostium internum) dengan vagina melalui lubang bagian luar cervix
(ostium externum)
- Ostium uteri
Interna: di sebelah distal cavum uteri, sedangkan yang eksterna terletak di sebelah
distal cavum cervix. Pada nulli para ostium eksternum berbentuk sirkuler, sedangkan
pada multipara berbentuk lintang (mempunyai bibir depan dan bibir belakang)
- Dinding uteri
Terdapat tiga lapisan, yaitu endometrium, miometrium (otot polos, tempat pembuluh
darah dan nidasi), dan perimetrium.2
Uterus dipersarafi oleh cabang-cabang plexus hypogastricus inferior. Dalam rongga
pelvis, uterus difiksasi untuk mencegah terjadinya prolapsus uteri, yaitu keadaan dimana
uterus masuk ke dalam vagina.fiksasi uterus dibedakan menjadi :2
1. Alat-alat penahan uterus, yaitu diaphragma pelvis (m.levator ani) dan pars
membranacea diaphragma urogenitale.
2. Alat-alat penggantung uterus, yaitu :
Lig. cardinale (Mackenrodt), yaitu jaringan ikat yang berjalan dari batas antara
cervix dan corpus uteri menuju dinding panggul. Di dalam jaringan ikat ini
berjalan a.uterina.
Lig. Teres uteri, yaitu jaringan ikat yang berjalan dari sudut antara tuba uterina
dengan corpus uteri menuju inguinal, berakhir pada labium majus. Lig.teres
uteri berfungsi menahan uterus dalam kedudukan anteversi dan anteflexi.
Plica rectouterina, merupakan lipatan peritoneum dari uterus menuju rectum
dan di dalamnya berjalan serabut-serabut otot polos.
Pada masa kehamilan, alat-alat fiksasi uterus yang penting adalah lig.ters uteri dan plica
rectouterina. Pada kehamilan uterus membesar dan menonjol ke dalam rongga perut
sehingga kedua alat di atas akan berjalan dari bawah ke atas. Pada waktu partus (persalinan)
uterus berkontraksi kuat, serabut-serabut otot polos kedua alat di atas juga berkontraksi,
sedangkan fundus uteri tidak dapat bergerak ke cranial. Akibat fiksasi fundus dan kontraksi
uterus, isi uterus akan didorong keluar.2
Tuba Uterina Falopii
Dimulai dari fundus uteri sampai fimbrae. Muara pada corpus uteri disebut ostium
internum tuba uterina. Bagian-bagiannya: isthmus (bagian tuba paling sempit), ampulla
(gbagian paling lebar, tempat fertilisasi), infundibulus (bagian berbentuk corong dan
mempuyai fimbriae), dan pars intertitialis (bagian tuba yang terdapat dalam dinding
uterus). Vasklularisasi tuba oleh a uterina dan a ovarica.2
Ovarium
Berbentuk oval, 4x2 cm dan melekat pada bagian belakang lig latum uteri,
penggantungnya disebut mesovarium. Terletak dalam fossa ovarii WALDEYER pada
dinding lateral pelvis. batas-batas ovarium : permukaan= fascies medialis oleh cavum
douglasii, fascies lateralis oleh dinding panggul, tepi= margo liber dui belakang dan
margo mesovaricus oleh lig latum, ujung= extermitas tubaria dan uterina. Ovarium
diperdarahi oleh a.oavrica yang merupakan cabang dari aorta abdominalis setinggi L1,
sedangkan pembuluh baliknya adalah v.ovarica dextra dan sinistra. Getah bening
ovarium mengikuti AV ovarica menuju nnll.para aorta setinggi L1, dipersarafi oleh
plexus aorticus yang terletak di sekitar a ovarica.2
Genitalia Eksterna
Vagina
Merupakan bumbung buntu di sebelah cranial, di caudalis bermuara pada introitus
vagina, dari vulva bermuara di cervix dengan panjang + 8cm. Vagina berjalan vertical
dari cranio dorsal ke ventro caudal. Bagian cranial dinding ventral ditembus cervix uteri,
½ bagian cranial vagina terletak di atas dasar panggul, ½ bagian distal terletak di dalam
perineum. Bagian tunica mucosa berlipat-lipat, disebut rugae vaginales (lipat transversa)
dan columna rugarum anterior dan posterior (lipat longitudinal). Pada dinding muka
vagina cervix uteri menonjol ke dalam vagina sehingga di belakang portio vaginalis
cervicis ini terdapat lekukan yang disebut FORNIX posterior dan anterior. Fornix
posterior lebih dalam dan langsung berhubungan dengan peritoneum yang melapisi
excavation recto uterina. Di sekitar orificium vagina terdapat selaput tipis berbentuk
bulan sabit yang disebut juga hymen. Setelah coitus pertama hymen robek posterior.
Setelah partus hymen tercabik-cabik dan tersisa caruncula hymenalis. Pada dinding
muka bagian distalis terdapat tonjol memanjang disebabkan adanya urethra di depan
vagina, isebut carina urethralis.2
Batas-batas: fundus vesica urinaria di sebelah atasnya dengan perantara septum
vesico vaginale, jika septum tidak kuat, dinding vu akan menonjol ke vagina yang
dinamakan vesicocele. Dinding belakang berbatasan dengan excavation recto uterina,
bagian distal dengan flexura perinealis recti, dimana di antara vagina dan rectum
terdapat septum rectovaginale, apabila sekat ini lemah dinding rectum akan menonjol ke
dalam lumen vagina yang dinamakan rectocele. Vaskularisasi : a. vaginalis cbg. a iliaca
iterna), rm vaginalis a uterina, rm vaginalis a vesicalis inferior, dan rm vaginalis a
pudenda interna. Getah bening: 1/3 proximal oleh nnll iliaca externa dan interna, 1/3
tengah oleh nnll iliaca interna, 1/3 distal oleh nnll inguinalis superficialis. Inervasi oleh
plexus hypogastricus inferior.2
Gambar 2. Genitalia eksterna wanita.
Vulva
Disebut juga rima pudenda, terdapat dua lipatan kecil labia minora yang kearah distal
membentuk frenulum
labiorum pudenda.
Di sebelah distalnya
terdapat commisura
posterior.2
Vestibulum
Ruang yang dibatasi
oleh labia minora, bagian
bwahnya membentuk
lekukan yang disebut fossa naviculare/fourchette. Pada vestibulum terdapat eberapa
lubang, yaitu orificium urethrae externum, orificium vagina, ductus gl vestibularis
major Bartholini.2
Labia minora majora
Labia majora adalah lipatan besar dari mons pubis sampai peritoneum , bagian
dalamnya licin dan banyak kelenjar sebacea, luarnya berambut. Bagian depan atas
labia majora bertemu pada commisura labialis anterior dan bagian belakang pada
commisura labialis posterior.
Labia minora adalah lipatan di dalam labia majora yang mengandung kel sebacea dan
tidak berambut. Pertemuan lipatan labia minora di bawah klitoris adalah preputium
clitoridis, sedangkan frenulum adalah area lipatan di bawah klitoris.2
B. Mikroskopis
Uterus
Selama siklus menstruasi normal, endomentrium mengalami perubahan siklik yang
berhubungan erat dengan fungsi ovarium. Aktivitas daur uterus yang tak hamil dapat
dibagi dalam tiga stadia: stadium proliferasi (folikular), stadium sekretori (luteal) dan
stadium menstruasi. Pada endometrium dapat dibedakan dua zona atau lapisan, lapisan
dalam, sempit yaitu stratum basal atau bsalis dan lapisan luar superficial, lebar, yaitu
stratum fungsional.
Stadium proliferasi. Potongan melintang arteri spiralis belum sampai pada stratum
fungsionalis yang hanya mengandung kapiler. Jaringan ikat atau stroma tipe ‘selular’,
dengan masa fibroblast bercabang menyerupai sel mesenkim berada dalam jala serat
reticular dan zat kolagen. Terdapat tiga lapis jaringan muscular yang sulit dibedakan.
Stadium sekretorik (luteal). Endometrium menjadi bertambah tebal, karena sebagian
besar berrambah aktibitas sekretoris kelenjar dan karena cairan edema dalam stroma.
Arteri spilaril menjulur melalui endometrium ke dalam bagian superficial. Karena
perubahan stroma, dua daerah sekarang dapat dibedakan dalam fungsinya, yaitu
daerah sempit stratum kompakta di bawah epitel, dan daerah lebar stratum
spongiosum dengan perubahan seperti diuraikan di atas.
Stratum menstruasi (haid). Permukaan endometrium lepas epitelnya dan banyak
jaringan dibawahnya. Terdapat banyak bekuan darah bersama sisa-sisa stroma yang
terlepas dan kelenjar. Kelengjar berisi darah. Pada lamina propia daerah spongiosa
kebanyakan berkumpul eritrosit bebas yang dikeluarkan dari pembuluh darah.
Terdapat infiltrasi sedang dari limfosit dan netrofil.3,4
Tuba Uterina
Tuba uterina dibagi menjadi ampula, isthmus, intramuralis. Pada tuba uterina bagian
ampula terdapat banyak lipatan tinggi, membuat bentuk sangat tidak teratur pada lumen
uterina. Perluasan lumen membentuk alur dalam antara lipatan-lipatan. Epitel selapis
kolumnar. Tunika muskularis 2 lapisan, lapisan dalam sirkular dan lapisan luar
longitudinal. Karena jaringan ikat interstisial banyak sekali, jadi lapisan muscular tidak
demikian nyata, terutama pada lapisan luar. Pada dinding tuba uterine terdapat beberapa
macam sel, sel toraks dengan kinosilia (gerak ke proximal), sel sekretorik, sel basal
(untuk menggantikan sel sekretoris).
Gambar 3. Tuba uterina dan ampula.3,4
Ovarium
Permukaan ovarium diliputi oleh epitel germinativum, modifikasi mesotel dari
peritoneum viseralis. Pada wanita masa reproduksi epitel kubis selapis, diluar masa
reproduksi epitel gepeng. Ovarium berasal dari mesoderm sedangkan oosit dari ektoderm.
Di bawah epitel ada tunika albugenia, suatu daerah tipis jaringan ikat kolagen. Terdapat
banyak folikel. Yang paling banyak adalah folikel primer. Bermacam-macam folikel:
folikel primordial (epitel gepeng), folikel primer (epitel selapis kubis), folikel sekunder
(epitel berlapis, ada zona pellucid). Folikel tersier (epitel toraks rendah, belum terbentuk
antrum, terdapat rongga kecil di folikel, ada badan Callexer, diliputi membrane vitrea,
diluar folikel ada tekainterna dan eksterna). Folikel graf (ada antrum, sel granulose
terdesak ke pinggir menjd hanya 1 lapis yang melapisi oosit II dan disebut korona radiate,
yang mengikat oosit disebut cumulus ooforus).
Vagina
Dinding vagina terdiri atas 3 lapisan, yaitu mukosa, lapisan muskularis dan
adventisia. Epitel mukosa wanita dewasa adalah epitel berlapis gepeng tanpa lapisan
tanduk dan dapat mengandung sedikit keratohialin. Bakteri dalam vagina memetabolisme
glikogen dan membentuk asam laktat, menyebabkan pH vagina menjadi asam. Lamina
propria terdiri atas jaringan ikat longgar dengan banyak serat elastin dan mengandung
limfosit dan neutrofil.
Lapisan otot terdiri atas otot polos longitudinal, beberapa yang sirkuler terdapat di
lapisan dalam yang bersebalahan dengan mukosa.
Tunika adventisia kaya akan serat elastin tebal, akibatnya vagina menjadi sangat
lentur. Lapisan ini menyatukan vagina dengan jaringan sekitar. Disini terdapat sejumlah
besar plexus vena, berkas saraf dan kelompok sel saraf.3,4
C. Pubertas
Pubertas pada wanita di awali dengan telache, yakni terbentuknya payudara, diikuti
pubarche, yakni tumbuhnya rambut pubis dan ketiak, lalu oleh menarche yakni periode
haid pertama (tabel 1).
Tanner (T)
Perkiraan usia
Telarche Pubarche Kecepatan pertumbuhan
tinggi badan/tahun
Lain-lain
1. 10 tahun atau kurang
Elevasi puting susu, areola masih sejajar dengan permukaan dada
Tidak ada rambut, atau ada rambut namun bentuknya seperti vilus
5-6 cm Adrenarche
2. 10-11,5 tahun
Tunas payudara bisa teraba, areola membesar
Rambut jarang, sedikit berpigmentasi
7-8 cm Pembesaran klitoris, pigmentasi labia
3. 11,5-13 tahun
Payudara melebar melebihi batas areola
Menjadi lebih kasar, gelap, dan keriting
8 cm Acne vulgaris, rambut aksila
4. 13-15 tahun
Putting susu berada di atas bukit areola
Tipe dewasa, namun penyebarannya sebatas pubis
<7cm Menarche
5. 15 tahun atau lebih
Integrasi puting susu
dewasa dan penyebarannya hingga ke paha sebelah dalam
Mencapai tinggi maksimal pada usia 16 tahun
Organ genital dewasa
Tabel 1. Perkembangan fisik menjelang pubertas.
D. Mekanisme Menstruasi
Sebagian besar wanita pertengahan usia reproduktif, perdarahan menstruasi terjadi
setiap 25-35 hari dengan median panjang siklus adalah 28 hari. Wanita dengan siklus
ovulatorik, selang waktu antara awal menstruasi hingga ovulasi – fase folikular –
bervariasi lamanya. Siklus yang diamati terjadi pada wanita yang mengalami ovulasi.
Selang waktu antara awal perdarahan menstruasi – fase luteal – relatif konstan dengan
rata-rata 14 ± 2 hari pada kebanyakan wanita. Lama keluarnya darah menstruasi juga
bervariasi; pada umumnya lamanya 4 sampai 6 hari, tetapi antara 2 sampai 8 hari masih
dapat dianggap normal. Pengeluaran darah menstruasi terdiri dari fragmen-fragmen
kelupasan endrometrium yang bercampur dengan darah yang banyaknya tidak tentu.
Biasanya darahnya cair, tetapi apabila kecepatan aliran darahnya terlalu besar, bekuan
dengan berbagai ukuran sangat mungkin ditemukan. Ketidakbekuan darah menstruasi
yang biasa ini disebabkan oleh suatu sistem fibrinolitik lokal yang aktif di dalam
endometrium.5,6
Hari pertama fase menstruasi menandai permulaan siklus berikutnya. Sekelempok
folikel yang baru telah direkrut dan akan berlanjut menjadi folikel berlapis yang matang,
salah satunya akan berovulasi dan dinamakan folikel de Graf. Fenomena yang disebut
menstruasi sebagian besar merupakan peristiwa endometrial yang dipicu oleh hilangnya
dukungan progesterone terhadap korpus luteum pada siklus nonkonsepsi. Dalam
menstruasi ada 2 silus yang terjadi secara parallel, yaitu siklus menstruasi dan siklus
ovarium. Siklus menstruasi terdiri dari fase deskuamasi, regenerasi, proliferase dan
sekresi. Sedangkan pada siklus ovarium terdapat fase folikular, ovalikuler, luteal.5,6
Setiap satu siklus menstruasi terdapat 4 fase perubahan yang terjadi dalam uterus.
Fase-fase ini merupakan hasil kerjasama yang sangat terkoordinasi antara hipofisis
anterior, ovarium, dan uterus. Fase-fase tersebut adalah :
1. Fase menstruasi atau deskuamasi
Siklus menstruasi secara spesifik mengacu pada perubahan yang terjadi pada uterus.
Melalui kesepakatan, hari pertama menstruasi dinyatakan sebagai hari 1 dalam siklus
tersebut. Fase menstruasi, yaitu saat hilangnya sebagian besar lapisan fungsional
endometrium dari dinding uterus dengan disertai pendarahan dan lapisan yang masih utuh
hanya stratum basale. Fase ini berlangsung selama 3-4 hari.
Adalah fase yang paling jelas karena ditandai oleh pengeluaran darah dan debris
endometrium dari vagina. Berdasarkan perjanjian, hari pertama haid dianggap sebagai
awal siklus baru. Fase ini berakhir bersamaan dengan berakhirnya fase luteal ovarium dan
permulaan fase folikel. Sewaktu korpus luteum berdegenerasi karena tidak terjadi
pembuahan dan implantasi ovum yang dikeluarkan dari siklus sebelumnya, kadar
esterogen dan progesteron di sirkulasi turun drastis. Karena efek netto estrogen dan
progesteron adalah mempersiapkan endometrium untuk implantasi ovum yang dibuahi,
penarikan kembali kedua hormon steroid tersebut menyebabkan lapisan endometrium yang
kaya akan nutrisi dan pembuluh darah itu tidak ada lagi yang mendukung secara hormonal.
Penurunan kadar hormon-hormon ovarium itu juga merangsang pengeluaran prostaglandin
uterus yang menyebabkan vasokontriksi pembuluh-pembuluh endometrium, sehingga
aliran darah ke endometrium terganggu. Penurunan penyaluran O2 yang terjadi
menyebabkan kematian endometrium, termasuk pembuluh-pembuluh darahnya.
Perdarahan yang timbul melalui disintegrasi pembuluh darah itu membilas jaringan
endometrium yang mati kedalam lumen uterus.8
Pada setiap kali haid, seluruh lapisan endometrium terlepas, kecuali suatu lapisan dalam
dan tipis yang terdiri dari sel-sel epitel dan kelenjar yang akan menjadi bakal regenerasi
endometrium. Prostaglandin uterus juga merangsang kontraksi ritmi ringan miometrium.
Kontraksi-kontraksi ini membantu mengeluarkan darah dan debris endometrium dari
rongga uterus melalui vagina sebagai darah haid. Kontraksi uterus yang kuat akibat
pemebentukan prostaglandin yang berlebihan merupakan penyebab kejang haid
(dismenore) yang dialami oleh sebagian wanita.8
2. Fase pasca menstruasi atau fase regenerasi
Fase ini, terjadi penyembuhan luka akibat lepasnya endometrium. Kondisi ini mulai sejak
fase menstruasi terjadi dan berlangsung selama ± 4 hari.
3. Fase intermenstum atau fase proliferasi
Setelah luka sembuh, akan terjadi penebalan pada endometrium ± 3,5 mm. Fase ini
berlangsung dari hari ke-5 sampai hari ke-14 dari siklus menstruasi. Fase proliferasi dibagi
menjadi 3 tahap:
a. Fase proliferasi dini, terjadi pada hari ke-4 sampai hari ke-7. Fase ini dapat dikenali dari
epitel permukaan yang tipis dan adanya regenerasi epitel.
b. Fase proliferasi madya, terjadi pada hari ke-8 sampai hari ke-10. Fase ini merupakan
bentuk transisi dan dapat dikenali dari epitel permukaan yang berbentuk torak yang
tinggi.
c. Fase proliferasi akhir berlangsung antara hari ke-11 sampai hari ke-14. Fase ini dapat
dikenali dari permukaan yang tidak rata dan dijumpai banyaknya mitosis.
4. Fase pramenstruasi atau fase sekresi.
Fase ini berlangsung dari hari ke-14 sampai ke-28. Fase ini endometrium kira-kira tetap
tebalnya, tetapi bentuk kelenjar berubah menjadi panjang berkelok-kelok dan
mengeluarkan getah yang makin lama makin nyata. Bagian dalam sel endometrium
terdapat glikogen dan kapur yang diperlukan sebagai bahan makanan untuk telur yang
dibuahi. Fase sekresi dibagi dalam 2 tahap, yaitu:8
a. Fase sekresi dini, pada fase ini endometrium lebih tipis dari fase sebelumnya karena
kehilangan cairan.
b. Fase sekresi lanjut, pada fase ini kelenjar dalam endometrium berkembang dan menjadi
lebih berkelok-kelok dan sekresi mulai mengeluarkan getah yang mengandung glikogen
dan lemak. Akhir masa ini, stroma endometrium berubah kearah sel-sel; desidua,
terutama yang ada di seputar pembuluh-pembuluh arterial. Keadaan ini memudahkan
terjadinya nidasi. Jika embrio belum terimplantasi dalam dinding uterus pada akhir fase
sekresi maka aliran menstruasi baru akan dimulai yang menandai hari 1 siklus
berikutnya.
Gambar 4. Fase menstruasi.
Fase Folikular
Fase ini dikenal sebagai fase pertama yang merupakan suatu fase pada siklus menstruasi
sampai terjadinya ovulasi. Pada siklus menstruasi 28 hari, fase ini meliputi 14 hari pertama.
Apabila siklus lebih dari 28 hari, perbedaan lamanya waktu tersebut akibat fase folikular.
Selama fase ini, sekelompok folikel ovarium akan mulai matang, walaupun hanya 1 yang
akan lebih dominan dan disebut folikel de graaf.
Sejak lahir, ada banyak folikel primordial di bawah capsula ovarium. Pada manusia, satu
folikel dalam satu ovarium mulai tumbuh cepat pada sekitar hari ke enam, sementara lainnya
beregresi. Belum diketahui cara terpilihnya folikel selama perkembangan. Hari pertama
pendarahan menstruasi ditetapkan sebagai hari pertama fase folikular. Selama fase folikuler,
pituitary mensekresikan sebagian kecil FSH dan LH sebagai respon terhadap peransangan
GnRH oleh hipotalamus.
Selama 4-5 hari pertama fase ini, perkembangan folikel ovarium awal ditandai oleh proliferasi
dan aktivitas aromatase sel granulose yang diinduksi oleh FSH. Sel teka pada folikel yang
berkembang menghasilkan precursor androgen. Precursor ini dikonversi menjadi estradiol
dalam sel granulose yang berdekatan. Proses ini disebut sebagai hipotesis 2 sel. Kadar
estradiol meningkat, folikel memiliki beberapa lapis sel granulose yang mengelilingi oositnya
dan sedikit akumulasi cairan folikular. FSH menginduksi sintesis reseptor FSH tambahan
pada sel granulose yang memperbesar efeknya masing-masing. FSH juga menstimulasi
sintesis reseptor LH yang baru pada sel granulose yang kemudian memulai respon LH. Pada
hari ke-7 siklus menstruasi, sebuah folikel mendominasi folikel lain dan akan menjadi matang
pada hari ke-13 sampai 15. Jumlah estrogen/estriol bertambah secara lambat selama masa
pembentukan folikel.
Peningkatan kecil kadar estrogen tersebut akan menghambat sekresi pituitary sehingga
mempertahankan kadar FSH dan LH tetap rendah. Hubungan antar hormone tersebut berubah
secara radikal dan mendadak ketika sekresi estrogen oleh folikel yang sedang tumbuh mulai
meningkat tajam. Sementara peningkatan lambat estrogen menghambat sekresi gonadotropin,
peningkatan cepat mempunyai pengaruh berlawanan dan merangsang sekresi gonadotropin
dengan cara mempengaruhi hipotalamus untuk meningkatkan produksi GnRH nya sehingga
terjadi peningkatan tajam FSH dan LH. Pengaruh itu lebih besar unutk LH karena konsentrasi
estrogenyang tinggi, selain merangsang sekresi GnRH juga meningkatkan sensitivitas
pelepasan LH di pituitary terhadap sinyal hipotalamus. Pada saat itu folikel telah mempunyai
reseptor terthadap LH dan merespon terhadap peribahan kadar ini.
Fase Ovulasi
Fase dalam silus menstruasi ini ditandai oleh lonjakan sekresi LH hipofisis yang
memuncak saat dilepaskannya ovum matang melalui kapsul ovarium. Dua sampai tiga hari
sebelum onset lonjakan LH, estradiol dan inhibin B yang bersirkulasi meningkat secara cepat
dan bersamaan. Sintesis estradiol maksimal dan tidak lagi bergantung pada FSH.
Progesterone mulai meningkat saat lonjakan LH menginduksi sintesis progesterone oleh sel
granulose.
Fase Luteal
Setelah ovulasi pertumbuhan gambaran fisiologis dan morfologis yang dominan adalah
pertumbuhan dan pemeliharaan korpus luteum. Pada manusia, sel luteal membuat estrogen
dan inhibin dalam jumlah besar. Sebenarnya, oknsentrasi estrogen yang bersirkulasi selama
fase luteal berada dalam keadaan praovulatoir dengan umpan balik positif. Progesterone
dengan kadar tinggi disekresi korpus luteum mencegah estrogen untuk menstimulasi lonjakan
LH yang lain dari hipofisis. Lamanya fase luteal lebih konsisten dari fase folikuler, biasa 14 +
2 hari. Jika tidak terjadi kehamilan, korpus luteum secara spontan mengalami represo dan
perkembangan folikel berlanjut ke siklus berikutnya. Selama fase menstruasi, secara
bersamaan terjadilah oogenesis. Yang akan mengisi folikel dan apabila terjadi fertilisasi akan
berubah menjadi ovum.
E. Hormon Menstruasi
Secara garis besar terdapat tiga hirarki hormonal yang berperan saat pubertas pada
wanita yaitu (1) Gonadotopin-releasing hormone (GnRH) yang dihasilkan oleh
hipotalamus, (2) Follicle-stimulating hormone (FSH) dan Luteinizing hormone (LH)
yang dihasilkan oleh hipofisis anterior sebagai respons atas GnRH, dan (3) Estrogen dan
progesteron yang dihasilkan oleh ovarium sebagai respons atas FSH dan LH.1,5,6
1. Gonadotopin-releasing hormone (GnRH)
GnRH adalah hormon peptida yang dihasilkan oleh hipotalamus, yang
menstimulasi sel-sel gonadotrop pada hipofisis anterior. Di hipotalamus sendiri
pengeluaran GnRH diatur oleh nukleus arkuata. Neuron pada nukleus arkuata
memiliki kemampuan untuk memproduksi dan melepas gelombang GnRH ke
hipofisis.
2. Gonadotropin
Gonadotropin pada wanita meliputi Follicle-stimulating hormone (FSH) dan
Luteinizing hormone (LH). Baik FSH dan LH disekresikan oleh kelenjar hipofisis
anterior pada usia antara 9-12 tahun. Efek dari sekresi hormon tersebut adalah siklus
menstruasi yang terjadi pada usia sekitar 11-15 tahun. Periode ini dikatakan pubertas
sedangkan siklus menstruasi pertama disebut menarche.
FSH dan LH bekerja menstimulasi ovarium dengan berikatan pada reseptor FSH
dan reseptor LH. Reseptor yang teraktivasi akan meningkatkan laju sekresi sel,
pertumbuhan, dan proliferasi sel. Aktivitas ini diperantarai oleh cAMP.1,5,6
Gambar 5. Perubahan hormon selama menstruasi.
a. Follicle-stimulating hormone (FSH)
FSH merupakan hormon yang memiliki struktur glikoprotein, diproduksi di
sel gonadotrop hipofisis, distimulasi oleh hormon aktivin dan dihambat oleh
hormon inhibin. FSH berfungsi dalam pertumbuhan, perkembangan, maturasi
saat pubertas, dan reproduksi.
Pada wanita, FSH menstimulasi maturasi sel-sel germinal, menstimulasi
pertumbuhan folikel terutama pada sel-sel granulosa dan mencegah atresia
folikel. Pada akhir fase folikular kerja FSH dihambat oleh inhibin dan pada
akhir fase luteal aktivitas FSH kembali meningkat untuk mempersiapkan siklus
ovulasi berikutnya, demikian seterusnya.
Kerja FSH juga dihambat oleh estradiol (estrogen) yang dihasilkan oleh
folikel matang sehingga menyebabkan folikel tersebut dapat mengalami ovulasi
sedangkan folikel lainnya mengalami atresia.1,5,6
b. Luteinizing hormone (LH)
LH merupakan hormon yang memiliki struktur glikoprotein heterodimer,
diproduksi di sel gonadotrop hipofisis dan kerjanya tidak dipengaruhi oleh
aktivitas aktivin, inhibin, dan hormon seks.
Pada saat FSH menstimulasi pertumbuhan folikel, khususnya sel granulosa,
maka pengeluaran estrogen akan memicu munculnya reseptor untuk LH. LH
akan berikatan pada reseptornya tersebut dan estrogen akan mengirim umpan
balik positif untuk mengeluarkan lebih banyak lagi LH. Dengan semakin
banyaknya LH, maka akan memicu ovulasi (pengeluaran ovum) dari folikel
sekaligus mengarahkan pembentukan korpus luteum. Korpus luteum yang
terbentuk akan menghasilkan progesteron yang berguna pada saat
implantasi.1,5,6
F. Pubertas pada Wanita
Perubahan-perubahan pubertas pada anak perempuan sama dengan yang terjadi
pada anak laki-laki. Wanita berusia muda dan tua sama-sama mengalami siklus
haid yang teratur, tetapi dengan alasan yang berbeda.
Sistem reproduksi wanita belum aktif sampai yang bersangkutan mencapai
pubertas. Tidak seperti testis janin, ovarium janin belum berfungsi karena
feminisasi sistem reproduksi wanita secara otomatis berlangsung jika tidak
terdapat sekresi testosteron janin tanpa memerlukan keberadaan hormon seks
wanita. Sistem reproduksi wanita tetap inaktif sejak lahir sampai pubertas, yang
terjadi pada usia sekitar sebelas tahun, karena GnRH hipotalamus
Secara aktif ditekan oleh mekanisme-mekanisme yang serupa dengan yang terjadi
pada anak laki-laki prapubertas. Seperti pada anak laki-laki, hilangnya pengaruh-
pengaruh inhibitorik tersebut oleh mekanisme yang belum diketahui menyebabkan
pubertas.1
Sekresi esterogen yang dihasilkan oleh ovarium aktif akan menginduksi
pertumbuhan dan pematangan saluran reproduksi wanita serta perkembangan
karakteristik seks sekunder wanita.7 Efek esterogen yang menonjol pada
perkembangan karakteristik seks sekunder adalah mendorong penimbunan lemak
di lokasi-lokasi strategis, misalnya payudara, pantat, dan paha, sehingga terbentuk
sosok melekuk-lekuk khas wanita. Pembesaran payudara pada saat pubertas
terutama disebabkan oleh perkembangan fungsional kelenjar-kelenjar mamaria.
Tiga perubahan pubertas lainnya pada wanita yaitu: pertumbuhan rambut
ketiak dan pubis, lonjakan pertumbuhan pubertas, dan munculnya libido
disebabkan oleh lonjakan sekresi androgen adrenal pada pubertas, bukan akibat
esterogen. Namun, peningkatan esterogen pada masa pubertas memang
menyebabkan lempeng epifisis menutup, sehingga tidak lagi terjadi pertambahan
tinggi tubuh, serupa dengan efek testoteron pada pria.1
Daftar Pustaka
1. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Edisi ke-2. Jakarta : Penerbit :
Kedokteran EGC ; 2001.
2. Kasim YI. Buku ajar traktus urogenitalis. Edisi ke-2. Jakarta : Universitas Kristen
Krida Wacana ; 2010.
3. Junqueira LC, Carneiro J. Histologi dasar teks dan atlas. Jakarta: EGC ; 2007.
4. Gunawijaya, Arifin F, Kartawiguna E. Penuntun praktikum : kumpulan foto
mikroskopik histologi. Jakarta : Penerbit Universitas Trisakti. 2009.
5. Sloane Ethel. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta : EGC ; 2003.
6. Ganong W.F. Buku ajar fisiologi kedokteran. Jakarta: EGC 2005.
7. Sheldon H. Cherry MD. Bimbingan ginekologi : kesehatan wanita. Bandung : Pionir
Jaya, 2004. h. 55-7.
8. Benson CR, Pernoll LM, Wijaya S, Primarianti SS, Resmisari. Buku saku obstetri dan
ginekologi. Edisi 9. Jakarta : penerbit buku kedokteran EGC ; 2008. h. 669.