patriot is me dan nasionalisme

Upload: rahmi-qurota-aini

Post on 11-Jul-2015

45 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

DEFINISI

Patriotisme didefinisikan sebagai sikap-sikap positif dan menolong terhadap 'tanah air' oleh individuindividu dan kumpulan-kumpulan. 'Tanah air' atau 'ibu pertiwi' itu mungkin suatu bandar atau rantau, namun patriotisme ini memaksudkan bangsa dan/atau negara.Patriotisme meliputi sikap-sikap seperti bangga akan pencapaian dan budaya bangsa, kehendak memelihara ciri-ciri bangsa dan dasar budayanya, dan identifikasi dengan ahli-ahli lain dalam bangsa. Patriotisme dikait rapat dengan nasionalisme,dan istilah-istilah ini digunakan seolah-olah bersinonim dengan satu sama lain.Patriotisme mengandungi konotasi etika. Contohnya 'tanah air' ini sendirinya adalah satu taraf moral atau nilai moral. Patriotisme juga membayangkan bahawa seseorang wajar mengutamakan kepentingan negara berbanding kepentingan diri dan kelompoknya. Ketika peperangan, mungkin nyawa diri yang perlu dikorbankan. Gugur dalam pertempuran demi tanah air merupakan contoh tipikal bagi patrotisme ekstrem.

ISI- ISI Jenis patriotisme Nilai patriotisme boleh dibagikan kepada dua jenis yaitu: (i)Patriotisme pribadi (ii)Patritisme resmi

(i) Patriotisme peribadi adalah berperasaan dan sukarela. Patriot mematuhi nilai-nilai patriotik tertentu, seperti menghormati bendera.Kerajaan memupuk patriotisme rasmi yang penuh isi simbolik dan istiadatnya. Patriotisme ini adalah kepentingan logik negeri itu sendiri, yang memperoleh kesahandari menjadi penyataan kebaikan bersama komuniti politik. Tugu negara dan HariBekas Perajurit dan upacara peringatan merupakan contoh-contoh tipikal bagi jenis patriotisme ini. Selalunya patriotisme rasmi diatur oleh protokol, dengan kaedah-kaedah tertentu untuk mengendali bendera, atau jaminan atau penunjukan kesetiaan tertentu. Patriotisme banyak bergantung kepada tindakan simbolik, seperti mempamerkan bendera, menyanyi lagu kebangsaan, menyertai perhimpunan beramai-ramai, meletakkan pelekat bampar patriotik pada kenderaan, atau apa-apa cara sekalipun untuk menyatakan kesetiaan kepada negara di peringkat umum. Patriotisme simbolik ketika perang dijangka menaikkan semangat yang pula menyumbang kepada usaha perang. Patriotisme masa aman tidak boleh dikaitkan begitu mudah kepada faedah yang boleh diukur untuk negeri, namun patriot tidak merendah-rendahkannya.

Nasionalisme adalah masalah yang fundamental bagi sebuah negara, terlebih-lebih jika negara tersebut memiliki karakter primordial yang sangat pluralistik. Klaim telah dicapainya bhinneka tunggal ika, apalagi lewat politik homogenisasi, sebetulnya tidak pernah betul-betul menjadi realitas historis, melainkan sebuah agenda nation-building yang sarat beban harapan. Oleh sebab itu, ia kerap terasa hambar.

contoh patriotisme : Mantan Wakil Presiden HM Jusuf Kalla berpendapat pada saat sekarang masalah terpenting yang dihadapi bangsa Indonesia adalah bagaimana membahas, memikirkan, dan merenung tentang 'martabat bangsa'.

Manurut JK, sapaan akrab Jusuf Kalla, penting menyelami makna dua kata ini berkenaan dengan kondisi bangsa Indonesia yang merupakan bangsa besar, dan sudah patut memiliki martabat yang tinggi.

Tapi bertahun-tahun, dan bahkan akhir-akhir ini semua bangsa merasakan keluhan tentang martabat bangsa yang dianggap mengalami kemrosotan.

"Akibatnya banyak warga negara yang tidak lagi merasa bangga sebagai internal negara-bangsa Indonesia," kata JK saat menjadi pembicara dalam momen 'Sutan Takdir Alisjahbana Memorial Lecture', di TIM, Jakarta, Selasa 27 Juli 2010.

Rakyat Indonesia, kata JK, telah lama merasakan lunturnya karakter bangsa. Nilai-nilai 'tempo doeloe' misalnya yang penuh semangat patriotisme, semangat kejuangan, rasa senasib sepenanggungan, dan bahkan hidup semati, gotong-royong dan tolong menolong, ramah tamah dan baik budi, tepo seliro dan timbang rasa, ini semua adalah jati diri bangsa. "Tapi kini sudah makin dislokasi dan disorientasi," katanya.

Perasaan baru yang muncul adalah situasi psikologi yang menganggap 'pecundang', selalu kalah dan 'orang yang ketinggalan', selalu muncul.

"Ini kontra dengan realitas lain yakni potensi negara kita. Lihatlah apa yang tidak dipunyai negarabangsa Indonesia ini? Inilah negara yang menghijau dari Timur ke Barat, dari Selatan ke Utara. Negara yang kaya dengan berbagai sumber alam yang tidak selalu bisa ditemui di negara-negara lain," katanya.

JK menyampaikan, dengan sumber daya manusia yang berjumlah sampai 225 juta orang, sebenarnya potensial Indonesia mampu bersaing dengan bangsa-bangsa lain. "Setidaknya duduk sama rendah, berdiri sama tinggi dengan bangsa lain," kata dia.

Tetapi martabat yang tinggi itu, kata JK, tidak bisa datang dengan hanya mengandalkan potensi-potensi alam tersebut. Bahkan jelas pula, sumber daya alam yang Indonesia miliki bukan hanya semakin berkurang tapi telah gagal mendatangkan manfaat sebesar-besarnya untuk kepentingan rakyat.

Menurut JK ini semua dikarenakan sumber daya alam Indonesia tidak dikelola dengan baik dan bahkan dijual murah dan diperlakukan seperti mengelola manufaktur.

Jika hal ini terus berlanjut, bisa dikatakan bangsa ini bukan hanya tidak berhasil memanfaatkan berbagai sumber alam untuk meningkatkan kemakmuran rakyat, tapi bahkan bisa dikatakan akan membawa bencana yang tak kunjung henti di tanah air ini.

Dengan sepenuh hati, JK sebenarnya mengakui bahwa kemajuan ekonomi bangsa merupakan salah satu faktor utama yang dapat meningkatkan kebanggan dan martabat bangsa. "Bangganya kita sekarang ini masuk di anggota G20 menjadi wakil Asia Tenggara," katanya.

Tetapi pertanyaan yang tersimpan dibenak JK diakui kenapa negara-bangsa Indonesia yang telah empat dasawarsa menyelenggarakan pembangunan ekonomi ini tidak atau belum juga berhasil mencapai kemajuan seperti yang seharusnya telah dicapai.

Untuk itu tidak hanya pemerintah dan bangsa ini semuanya perlu melihat dan mengkaji dimana letak kesalahan dan kelemahan yang telah kita lakukan selama ini. (sj)

STRATEGI PENGUATAN NASIONALISME DAN PATRIOTISME di era globalisasi 1. Penguatan peran lembaga-lembaga sosial kemasyarakatan dalam ikut membangun semangat nasionalisme dan patriotisme, terutama di kalangan generasi muda. Sebagai contoh: Gerakan Pramuka. Sebagai catatan, keberhasilan Gerakan Pramuka dalam membangun semangat nasionalisme dan patriotisme di kalangan generasi muda Indonesia tengah menjadi kajian mendalam di Malaysia untuk

diterapkan di sana. Generasi muda adalah elemen strategis di masa depan. Mereka sepertinya menyadari bahwa dalam era globalisasi, generasi muda dapat berperan sebagai subjek maupun objek.

2. Penguatan semangat nasionalisme dan patriotisme pada masyarakat yang tinggal di wilayahwilayah yang dalam perspektif kepentingan nasional dinilai strategis, seperti: daerah perbatasan, kawasan industri strategis, daerah pertanian (logistik), serta daerah penghasil bahan tambang dan hasil hutan. Hal ini bisa dilakukan dengan memperkecil kesenjangan ekonomi, sosial, dan budaya di wilayah tersebut melalui berbagai program pendidikan dan pembinaan yang melibatkan peran masyarakat setempat.

3. Penguatan semangat nasionalisme dan patriotisme pada masyarakat yang hidup di daerah rawan pangan (miskin), rawan konflik, dan rawan bencana alam. Strategi ini dapat dilakukan dengan menyelenggarakan berbagai program yang diorientasikan pada peningkatan kesetiakawanan sosial dan partisipasi masyarakat.

4. Peningkatan apresiasi terhadap anggota atau kelompok masyarakat yang berusaha melestarikan dan mengembangkan kekayaan budaya bangsa. Demikian pula dengan anggota atau kelompok masyarakat yang berhasil mencapai prestasi yang membanggakan di dunia internasional. Apresiasi ini dapat dilakukan dengan pemberian penghargaan oleh negara dan kemudian prestasinya diangkat oleh media massa.