patofisiologi gbs.docx

2
Patofisiologi Gullain bare syndrome diduga disebabkan oleh kelainan sistem imun lewat mekanisme limfosit medialed delayed hipersensitivity. Faktor prediposisi seperti adanya infeksi dari virus,  bakteri, dan antigen lainnya. Antigen tersebut mengaktivasi sel limfosit T. Sel limfosi t T ini mengaktivasi proses pematangan limfosit B dan memproduksi autoantibodi spesifik. Ada teori mengenai pembentukan autoantibodi , yang pertama adalah virus dan bakteri mengubah susunan sel- sel saraf sehingga sistem imun tubuh mengenalinya sebagai benda asing. Teori yang kedua mengatakan bahwa infeksi tersebut menyebabkan kemampuan sistem imun untuk mengenali dirinya sendiri berkurang. Akson adalah suatu perpanjangan sel-sel saraf, berbentuk panjang dan tipis; berfungsi sebagai pembawa sinyal saraf.  Beberapa akson dikelilingi oleh suatu selubung yang dikenal sebagai myelin, yang mirip dengan kabel listrik yang terbungkus plastik.  Selubung myelin  bersifat insulator dan melindungi sel-sel saraf. Selubung ini akan meningkatkan baik kecepatan maupun jarak sinyal saraf y ang ditransmisikan. Sebagai contoh, sinyal dari otak ke otot dapat ditransmisikan pada kecepatan lebih dari 50 km/jam. Myelin tidak membungkus akson secara utuh, namun terdapat suatu jarak diantaranya, yang dikenal sebagai Nodus Ranvier. Gerakan ion- ion masuk dan keluar akson dapat terjadi dengan cepat pada nodus ranvier sehingga impuls saraf sepanjang serabut myelin dapat melompat dari satu nodus ke nodus lain (konduk si saltatori) Limfosit yang berubah responnya, menarik makrofag ke saraf perifer sehingga semua saraf perifer dan myelin diserang dan terjadi demyelinisasi yaitu keadaan dimana lapisan myelin hancur serta hilangnya beberapa segmen . hal tersebut menyebabkan hilangnya konduksi saltatori yang mengakibatkan penurunan kecepatan konduksi impuls, sehingga otot kehilangan kemampuannya untuk merespon perintah dari otak dan otak menerima lebih sedikit impuls sensoris dari seluruh bagian tubuh. Dan den gan ada bantuan da ri sel-sel leukosit, akan terjadi inflamasi pada saraf. Sel-sel inflamasi (sel goblet) ini akan mengeluarkan sekret kimiawi yan g akan mempengaruhi sel Schwan, yang seharusnya membentuk materi lemak penghasil myelin. Dengan merusaknya sel schwan, produksi myelin akan terganggu, sementara pada waktu  bersamaan, myelin yang ada telah dirusak oleh antibodi tubuh. Proses lebih lanjut dari rusaknya myelin bisa sampai mengenai/merusak akson bahkan dendrit.

Upload: raazhra

Post on 14-Apr-2018

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Patofisiologi gbs.docx

7/27/2019 Patofisiologi gbs.docx

http://slidepdf.com/reader/full/patofisiologi-gbsdocx 1/1

Patofisiologi

Gullain bare syndrome diduga disebabkan oleh kelainan sistem imun lewat mekanisme

limfosit medialed delayed hipersensitivity. Faktor prediposisi seperti adanya infeksi dari virus,

 bakteri, dan antigen lainnya. Antigen tersebut mengaktivasi sel limfosit T. Sel limfosit T ini

mengaktivasi proses pematangan limfosit B dan memproduksi autoantibodi spesifik.

Ada teori mengenai pembentukan autoantibodi , yang pertama adalah virus dan bakteri

mengubah susunan sel- sel saraf sehingga sistem imun tubuh mengenalinya sebagai benda asing.

Teori yang kedua mengatakan bahwa infeksi tersebut menyebabkan kemampuan sistem imun

untuk mengenali dirinya sendiri berkurang.

Akson adalah suatu perpanjangan sel-sel saraf, berbentuk panjang dan tipis; berfungsi

sebagai pembawa sinyal saraf. Beberapa akson dikelilingi oleh suatu selubung yang dikenal

sebagai myelin, yang mirip dengan kabel listrik yang terbungkus plastik. Selubung myelin

 bersifat insulator dan melindungi sel-sel saraf. Selubung ini akan meningkatkan baik kecepatan

maupun jarak sinyal saraf yang ditransmisikan. Sebagai contoh, sinyal dari otak ke otot dapat

ditransmisikan pada kecepatan lebih dari 50 km/jam. Myelin tidak membungkus akson secara

utuh, namun terdapat suatu jarak diantaranya, yang dikenal sebagai Nodus Ranvier. Gerakan ion-

ion masuk dan keluar akson dapat terjadi dengan cepat pada nodus ranvier sehingga impuls saraf 

sepanjang serabut myelin dapat melompat dari satu nodus ke nodus lain (konduksi saltatori)

Limfosit yang berubah responnya, menarik makrofag ke saraf perifer sehingga semua

saraf perifer dan myelin diserang dan terjadi demyelinisasi yaitu keadaan dimana lapisan myelin

hancur serta hilangnya beberapa segmen . hal tersebut menyebabkan hilangnya konduksi saltatori

yang mengakibatkan penurunan kecepatan konduksi impuls, sehingga otot kehilangan

kemampuannya untuk merespon perintah dari otak dan otak menerima lebih sedikit impuls

sensoris dari seluruh bagian tubuh. Dan dengan ada bantuan dari sel-sel leukosit, akan terjadi

inflamasi pada saraf. Sel-sel inflamasi (sel goblet) ini akan mengeluarkan sekret kimiawi yang

akan mempengaruhi sel Schwan, yang seharusnya membentuk materi lemak penghasil myelin.

Dengan merusaknya sel schwan, produksi myelin akan terganggu, sementara pada waktu

 bersamaan, myelin yang ada telah dirusak oleh antibodi tubuh. Proses lebih lanjut dari rusaknya

myelin bisa sampai mengenai/merusak akson bahkan dendrit.