partisipasi perempuan dalam kegiatan kelompok...
TRANSCRIPT
PARTISIPASI PEREMPUAN DALAM KEGIATAN KELOMPOK
SWADAYA MASYARAKAT PNPM MANDIRI PERKOTAAN DI
KELURAHAN DOMPAK KECAMATAN BUKIT BESTARI
KOTA TANJUNGPINANG
Hettiarini
Mahasiswa Program Studi Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik
Universitas Maritim Raja Haji Tahun 2016
ABSTRAK
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan adalah
bentuk kebijakan pemerintah dalam rangka menumbuh kembangkan kemadirian
masyarakat guna menekan angka kemiskinan di Indonesia, oleh karena itu
partisipatif masyarakat harus berjalan dengan baik. Partisipasi ini tentunya tidak
hanya diperuntukan bagi kaum laki-laki, namun perempuan juga turut serta di
libatkan dalam kegiatan PNPM Mandiri Perkotaan sesuai dengan prinsip-prinsip
kesetaraan dan keadilan gender.
Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) merupakan bentuk program kegiatan
yang di kelola oleh masyarakat dalam rangka meningkatkan kemapanan
pembangunan manusia di bidang infrastruktur, social dan ,ekaonomi. KSM
berjalan atas kehendak dan kebutuhan masyarakat oleh karena itu partisipasi
perempuan untuk ikut di dalam kegiatan KSM sangat diharuskan.Permasalah yang
dikemukakan dalam penelitian ini adalah bagaimana bentuk partisipasi perempuan
dan faktor apa saja yang menjadi pendorong dan penghambat partisipasi
perempuan dalam kegiatan KSM PNPM Mandiri perkotaan di Kelurahan
Dompak.
Penelitian ini mengunakan pendekatan kualitatif, objek penelitian ini adalah
perempuan yang terlibat dalam aktifitas KSM PNPM Mandiri di Kelurahan
Dompak. Dalam pengumpulan data dipergunakan teknik wawancara, observasi
dan dokumentasi, kemudian analisa data dipergunakan analisis deskriptif melalui
tahapan reduksi data, penyajian dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menujukan bahwa Partisipasi Perempuan dalam kegiatan KSM
PNPM Mandiri Perkotaan di Kelurahan Dompak sudah berjalan dengan baik, hal
ini tercermin dari tindakan yang telah dilakukan seperti ikut partisipasi dalam
pengambilan keputusan,pelaksanaan kegiatan,pemanfaatan hasil kegiatan dan
pemberian penilaian. Namun demikian dominasi keterlibatannya lebih kepada
hanya keanggotaan karena masih di dominasi oleh kaum laki-laki, ini lebih
dikarenakan beban ganda yang dimiliki perempuan dan dimungkinkan akan
menyita waktu anggota kelompok. Ditemukannya faktor pendorong dan
penghambat partisipasi perempuan yang bersumber dari faktor internal dan
eksternal.
Kata Kunci: Partispasi, Perempuan, KSM PNPM Mandiri Perkotaan
2
ABSTRACT
PNPM Mandiri Perkotaan is type of government policy todevelop
indeperdence in society to make poverty number won’t become bigger in
Indonesia.that’s why people have to take a part in this
policy.Theparticipationin this policy is not only for men but women
should take participation as well based on principle of equal and justice
of gender.
KSM is a program which is organized by people for develop well
established of human in intrastructure or public utilities, social and
economic. KSM is ran based on people’s will and needs that’s why
women’s participation in KSM is a must. The issue in this research is
how women take action in KSM and what the factors that become
stimulator and obstacle of women participation in Dompak.
This research’s type is qualitative.The object is womenwho get involve in
KSM PNPM Mandiri in Dompak.In data collecting the writer uses
interview, observation an documentation.In Data analysis the writer uses
descriptive analysis through data reduction, presentation and summary.
The result of reserd shows that the women’s participatron in KSM PNPM
Mandiri perkotaan In Dompak has been good,but it’s still dominated by
KSM is economic,while In KSM in environment/infrastructure and
social,women only as a member because it’s dominated by men,it causes
of burden of women’s tasks that have possibility will waste time of other
members.The factors of stimulator and obstacle of women’sparcitipation
are found from ezternal and internal factor.
Key word : Participation, Wowen, KSM PNPM Perkotaan
A.Latar Belakang
Program Nasional
Pemberdayaan Masyarakat (PNPM)
Mandiri Perkotaan sebagai suatu
upaya pemerintah untuk membangun
kemandirian masyarakat dan
pemerintah daerah dalam
menanggulangi kemiskinan secara
berkelanjutan. Program ini sangat
strategis karena menyiapkan
landasan kemandirian masyarakat
berupa “Lembaga kepemimpinan
masyarakat” yang refrensif,
mengakar dan kondusif bagi
perkembangan modal sosial
(socialcapital) masyarakat di masa
3
mendatang serta menyiapkan
“Program masyarakat jangka
menengah dalam penanggulangan
kemiskinan” yang menjadi pengikat
dalam kemitraan masyarakat dengan
pemerintah daerah dan kelompok
peduli setempat.Dalam rangka
mengatasi kemiskinan secara
berlanjut, maka upaya-upaya yang
paling penting dalam pengentasan
kemiskinan harus dilakukan oleh
komunitas sendiri terutama pada
tingkat kelurahan (Sukidjo, 2009:
157-158).
Keikutsertaan peran perempuan
dalam pembangunan menimbulkan
persepsi atau pandangan yang
berbeda antar individu mengingat
bahwa konstruksi budaya telah
membentuk pola pikir masyarakat
dalam menempatkan posisi
perempuan itu sendiri di lingkungan
sosialnya.
Berdasarkan dari hasil Pemetaan
Swadaya (PS) diperoleh beberapa
permasalahan yang ada di Kelurahan
Dompak yang mencakup kondisi
sarana dan prasarana lingkungan,
ekonomi dan sosial, wilayah
kelurahan Dompak sangat
memprihatinkan dimana banyak
sekali rumah penduduk masyarakat
kesulitan air bersih, jamban keluarga
selain itu masih banyaknya jalan-
jalan yang rusak serta tidak adanya
saluran pembuangan yang memadai
sehingga menyebabkan terjadi banjir
di beberapa wilayah yang ada di
Dompak. Masalah sampah juga perlu
mendapatkan perhatian karena belum
memadainya sarana pembuangan
akhir diwilayah tersebut.
Mengingat bahwa partisipasi
perempuan dalam pembangunan
menimbulkan persepsi atau
pandangan yang berbeda antar
individu, ditambah lagi adanya beban
4
ganda yang dipikul perempuan, maka
yang ingin diteliti di sini adalah
bagaimana para perempuan
menggunakan kesempatan yang ada
untuk berpartisipasi dalam proses
pemberdayaan melalui Badan
Keswadayaan Masyarakat PNPM
Mandiri Perkotaan. Berdasarkan
uraian tersebut, penulis tertarik
mengkaji lebih dalam permasalahan
dengan mengangkat suatu judul
tentang “Partisipasi Perempuan
Dalam Kegiatan Kelompok
Swadaya Masyarakat PNPM
Mandiri Perkotaan Di Kelurahan
Dompak Kecamatan Bukit Bestari
Kota Tanjungpinang”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah
di atas, maka rumusan masalah yang
dapat diambil adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana bentuk partisipasi
perempuan dalam kegiatan
Kelompok Swadaya Masyarakat
PNPM Mandiri Perkotaandi
Kelurahan Dompak Kecamatan
Bukit Bestari Kota
Tanjungpinang?
2. Bagaimana faktor pendorong dan
penghambat partisipasi
perempuan dalam proses
pemberdayaan melalui kegiatan
Kelompok Swadaya Masyarakat
PNPM Mandiri Perkotaandi
Kelurahan Dompak Kecamatan
Bukit Bestari Kota
Tanjungpinang?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di
atas, maka penelitian ini bertujuan
sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui bentuk
partisipasi perempuan dalam
Kelompok Swadaya PNPM
Mandiri Perkotaandi Kelurahan
Dompak Kecamatan Bukit Bestari
Kota Tanjungpinang.
5
2. Untuk mengetahui faktor
pendorong dan penghambat
partisipasi perempuan dalam
Kelompok Swadaya Masyarakat
PNPM Mandiri Perkotaandi
Kelurahan Dompak Kecamatan
Bukit Bestari Kota
Tanjungpinang.
D. Kegunaan
Manfaat atau kegunaan yang dapat
diperoleh dari penelitian ini dapat
adalah:
1. Dapat menambah khasanah ilmu
pengetahuan dan sebagai bahan
kajian ilmiah khususnya dalam
bidang ilmu Sosiologi.
2. Penelitian ini diharapkan dapat
menjadi bahan referensi untuk
penelitian lebih lanjut mengenai
partisipasi perempuan dalam
proses pemberdayaan.
3. Masyarakat mendapat pengertian
dan pemahaman tentang perlunya
partisipasi aktif dalam proses
pemberdayaan masyarakat
melalui kegiatan Kelompok
Swadaya Masyarakat PNPM
Mandiri Perkotaan di Kelurahan
Dompak Kecamatan Bukit Bestari
Kota Tanjungpinang.
4. Memberi masukan kepada
pemerintah untuk dapat
mengeluarkan peraturan atau
kebijakan dalam meningkatkan
partisipasi masyarakat, khususnya
partisipasi perempuan dalam
Kelompok Swadaya Masyarakat
PNPM Mandiri Perkotaandi
Kelurahan Dompak Kecamatan
Bukit Bestari Kota
Tanjungpinang.
E. Konsep Operasional
Judul penelitian yang dipilih yaitu
Partisipasi Perempuan Dalam
Kelompok Swadaya Masyarakat
PNPM Mandiri Perkotaan Di
Kelurahan Dompak Kecamatan
Bukit Bestari Kota Tanjungpinang,
6
Untuk membatasi konsep penulisan
mendeskripsikan keikutsertaan
perempuan dalam bentuk partisipasi
dalam Kelompok Swadaya
Masyarakat PNPM Mandiri
Perkotaan.
1. Konsep Partisipasi
Mengacu pada pendapat yang
dikemukakan oleh F. Cohen dan
Uphoff (Soepomo, 1992: 132-133)
yang dapat diuraikan sebagai berikut
:
1. Partisipasi dalam bentuk
pengambilan keputusan
Partisipasi masyarakat dalam
pengambilan keputusan
dimaksudkan untuk keputusan yang
menyangkut rencana kegiatan yang
dapat dilihat dari dua aspek yaitu :
a. Frekuensi menghadiri rapat
yang khususnya
membicarakan masalah
rencana pembangunan.
b. Tindakan yang dilakukan
masyarakat dalam rapat-rapat.
Tindakan ini dapat berwujud
mengikuti jalannya rapat
dengan baik,
menyumbangkan ide-ide,
gagasan, mengajukan usul,
atau saran-saran dalam rapat
desa, memberikan tanggapan
atau kritik terhadap masalah-
masalah yang dibicarakan
serta ikut memberikan
suaranya dalam pengambilan
keputusan.
2. Partisipasi dalam bentuk
pelaksanaan kegiatan
Partisipasi dalam bentuk
pelaksanaan kegiatan ini dapat
dilihat dari dua aspek yaitu :
a. Keikutsertaan secara
langsung dalam pelaksanaan
pembangunan misalnya
keikutsertaan dalam
7
pembuatan jalan, pembuatan
pos ronda dan lain-lain.
b. Keikutsertaan secara tidak
langsung tetapi membantu
secara sepenuhnya dalam
pelaksanaan pembangunan
yakni dalam bentuk
sumbangan material seperti
pasir, batu dan sebagainya
serta sumbangan dana
(biaya).
3. Partisipasi dalam bentuk
memanfaatkan hasil
Partisipasi masyarakat dalam
memanfaatkan serta menikmati hasil
pembangunan yakni :
a. Ikut serta dalam
memanfaatkan fasilitas umum
seperti fasilitas sekolah,
fasilitas klinik dan
sebagainya.
b. Ikut serta dalam menikmati
manfaat secara pribadi seperti
merasa puas terhadap hasil
pembangunan yang telah
tercapai, merasa aman di
dalam hidup bemasyarakat,
serta memperoleh kehidupan
masa depan yang lebih baik.
4. Partisipasi dalam bentuk penilaian
Partisipasi dalam bentuk
penilaian hasil-hasil pembangunan
dapat dilihat dalam tiga aspek yakni:
a. Tanggapan masyarakat
terhadap tindakan hasil-hasil
pelaksanaan pembangunan
dan rumusan keputusan.
b. Tanggapan masyarakat
terhadap tindakan
pembangunan dengan
rencana yang telah ditentukan
baik dari segi waktu, biaya,
dan tempat.
c. Keterlibatan dalam
menanggapi sesuai tidaknya
dengan kebutuhan
masyarakat.
2. Perempuan
8
Dalam konsep jenis kelamin
(seks), istilah perempuan dapat
diartikan sebagai sosok yang
memiliki alat reproduksi seperti
rahim dan saluran untuk melahirkan,
memproduksi sel telur, memiliki
vagina dan mempunyai alat untuk
menyusui. Sementara itu, menurut
konsep gender, perempuan
merupakan sosok yang lemah
lembut, cantik, emosional, irrasional,
sabar, cengeng, dan keibuan (Fakih,
2004:7). Dalam pembahasan ini
digunakan analisis gender perspektif
Longwe. Perempuan yang dimaksud
dalam penelitian ini adalah
perempuan di Kelurahan Dompak
Kecamatan Bukit Bestari Kota
Tanjungpinang yang ikut terlibat
dalam Kelompok Swadaya
Masyarakat program PNPM Mandiri
Perkotaan.
3. Kelompok Swadaya
Masyarakat (KSM)
Kelompok Swadaya
Masyarakat (KSM) adalah kelompok
yang dibentuk oleh sekelompok
orang dalam masyarakat yang
disingkronisasikan dengan program
kegiatan pemberdayaan masyarakat
PNPM Mandiri Perkotaan.
Kelompok terdiri dari tiga bidang
kegiatan keswadayaan yaitu KSM
Bidang Lingkungan/Infrastruktur,
KSM Bidang Sosial dan KSM
Bidang ekonomi Kreatif.
4. PNPM Mandiri Perkotaan
Berdasarkan Pedoman Umum
PNPM Mandiri Perkotaan, yang
dimaksud PNPM Mandiri Perkotaan
adalah program nasional dalam
wujud kerangka kebijakan sebagai
dasar dan acuan pelaksanaan
program-program penanggulangan
kemiskinan berbasis pemberdayaan
masyarakat di perkotaan. PNPM
Mandiri Perkotaan dilaksanakan
melalui
9
harmonisasidanpengembangan
sistem serta mekanisme dan prosedur
program, penyediaan pendampingan
dan pendanaan stimulan untuk
mendorong prakarsa dan inovasi
masyarakat dalam upaya
penanggulangan kemiskinan secara
berkelanjutan (DirektoratCipta
Karya,2010; 5). PNPM Mandiri
Perkotaan yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah PNPM Mandiri
Perkotaan yang telah terlaksana di
Kelurahan Dompak Kecamatan
Bukit Bestari Kota Tanjungpinang.
F. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini
digunakan pendekatan kualitatif,
yaitu penulis menggambarkan
kondisi objektif tentang partisipasi
Perempuan dalam Kelompok
Swadaya Masyarakat PNPM Mandiri
Perkotaan Di Kelurahan Dompak
dalam bentuk data dan fakta
dilapangan, sehingga nantinya dapat
memberikan gambaran dan
penjelasan yang jelas dan logis.
2. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di
Kelurahan Dompak Kecamatan
Bukit Bestari Kota Tanjungpinang.
Lokasi penelitian dipilih karena
kelurahan ini merupakan salah satu
Kelurahan yang terkena program
pemerintah yaitu Program Nasional
Pemberdayaan Masyarakat (PNPM)
Mandiri Perkotaan sejak tahun 2009
sampai dengan 2013, sudah ada 58
Kelompok Swadaya Masyarakat
(KSM) yang dibentuk oleh
masyarakat dalam rangka
mendukung program PNPM Mandiri
Perkotaan di Kota Tanjungpinang.
Kegiatan yang dilaksanakan
berorientasi Pembangunan Prasarana
Lingkungan, Kegiatan Sosial
(Santunan Pendidikan, Kesehatan
dan Anak Yatim), dan kegiatan
10
pengembangan ekonomi produktif
berupa pemberian bantuan dana
hibah dan bergulir.Sebenarnya
kegiatan tersebut diatas merupakan
Program Pengentasan Kemiskinan
diperkotaan (P2KP) yangsekarang
dirubah namanya menjadi PNPM
Mandiri Perkotaan. Pemberdayaan
yang melibatkan partisipasi
masyarakat telah dilakukan yang
didalamnya termasuk perempuan,
sehingga dapat dilihat atau dinilai
seberapajauh partisipasi perempuan
dalam kegiatan Kelompok Swadaya
Masyarakat PNPM Mandiri
Perkotaan.
3. Informan Penelitian
Adapun informan dalam
penelitian ini adalah para perempuan
di Kelurahan Dompak yang
berpartisipasi langsung dalam
Kelompok Swadaya Masyarakat
PNPM Mandiri Perkotaan, dalam hal
ini adalah perempuan pengurus
PNPM sebanyak 10 orang. Selain
informan tersebut di atas, peneliti
mengambil informan kunci (key
informan) yaitu Kepala Kelurahan
Dompak dan Sekretaris Lurah.
Penetapan informan ini didasarkan
atas pertimbangan bahwa mereka
mengetahui partisipasi perempuan
melalui PNPM Mandiri Perkotaan.
Adapun teknik penarikan
informan adalah dengan
menggunakan teknik Random
Sampling, dengan pertimbangan
bahwa informan yang ditunjuk
mengetahui serta memahami masalah
dan tujuan penelitian ini, dengan ciri-
ciri informan adalah masyarakat
yang terlibat secara langsung dalam
proses perencanaan dan pelaksanaan
kegiatan.
4. Jenis Data dan Sumber Data
Untuk memperoleh data yang
relevan atau yang sesuai dengan
11
tujuan penelitian ini, maka peneliti
mengambil dari dua sumber data:
a. Data Primer
Data primer adalah data yang
langsung diperoleh melalui
responden. Data ini diperoleh
melalui wawancara yang
berisi pertanyaan mengenai
pengetahuan tentang
partisipasi perempuan dalam
kegiatan kelompok swadaya
masyarakat PNPM Mandiri
dan melalui observasi.
b. Data Sekunder
Data Sekunder adalah data
yang diperoleh atau
dikumpulkan oleh peneliti
dari sumber-sumber yang
telah ada atau data yang
diambil melalui keterangan
atau informasi yang
diinginkan serta diperlukan
untuk memperjelas data atau
permasalahan yang akan
diteliti. Data Sekunder
diperoleh dari data-data
berupa brosur, buku, majalah
dan dokumen-dokumen lain
yang berhubungan dengan
penelitian.
5. Teknik Dan Alat Pengumpulan
Data
Teknik yang dipergunakan
untuk mengumpulkan data dalam
penelitian ini adalah:
1. Studi kepustakaan (Library Studi)
yaitu cara memperoleh data
dengan mempelajari literatur
laporan dan bahan tertulis lainnya
yang ada hubungannya dengan
judul penelitian.
2. Penelitian lapangan (Field
Reseach) yaitu cara memperoleh
data dengan melalukan penelitian
langsung di lapangan. Penelitian
ini dilakukan untuk memperoleh
data primer melalui teknik :
12
3. Observasi yaitu melakukan
pengamatan langsung di lokasi
penelitian terutama dalam
kaitannya dengan partisipasi
perempuan dalam Kelompok
Swadaya Masyarakat Program
Nasional Pemberdayaan
Masyarakat (PNPM) Mandiri
Perkotaan.
4. Wawancara yaitu mengadakan
wawancara langsung dengan
informan. Dalam wawancara ini
digunakan pedoman wawancara
yang telah disusun secara
sistematis berdasarkan
permasalahan yang diteliti untuk
memperoleh gambaran mengenai
partisipasi perempuan dalam
pelaksanaan Kelompok Swadaya
Masyarakat Program Nasional
Pemberdayaan Masyarakat
(PNPM) Mandiri Perkotaan.
5. Dokumentasi yaitu sumber
informasi yang berupa bukti
tertulis mengenai karakteristik
lokasi penelitian baik berupa
dokumentasi pribadi maupun
dokumenatsi resmi.
G. Teknik Analisa Data
Analisis data kualitatif adalah upaya
yang dilakukan dengan jalan bekerja
dengan data, mengorganisasikan
data, memilah-milahnya menjadi
satuan yang dapat dikelola,
mensintesiskannya, mencari dan
menemuka pola, menemukan apa
yang penting dan apa yang dipelajari,
dan memutuskan apa yang dapat
diceritakan kepada orang lain. Proses
berjalan sebagai berikut mencatat,
mengumpulkan, memilah-milah,
mensintesiskannya, membuat ikhtisar
dan berpikir, dengan jalan membuat
agar kategori data itu mempunyai
makna, mencari dan menemukan
pola dan hubungan-hubungan dan
membuat temuan-temuan umum.
H. Pembahasan
13
Bentuk Partisipasi Perempuan
dalam Kelompok Swadaya
Masyarakat di Kelurahan
Dompak.
KSM di bentuk sekumpulan orang
yang menghimpun diri secara
sukarela dalam kelompok
dikarenakan adanya ikatan
pemersatu, yaitu adanya visi,
kepentingan dan kebutuhan yang
sama, sehingga dalam kelompok
tersebut memiliki kesamaan tujuan
yang ingin dicapai bersama. Proses
pembentukan sendiri dilakukan
memalui rapat anggota yang
dibuktikan dengan berita acara rapat,
pembentukan kelompok di damping
oleh pegawai pendamping PNMP
mandiri Perkotaan Kelurahan
Dompak. Seperti yang disampaikan
oleh pendamping PNPM Mandiri
Kelurahan Dompak Ugi Idrus, SE:
“Tugas Pendamping adalah
memberikan pengarahan dan
bimbingan serta pengawasan
terhadap KSM yang menerima
manfaat bantuan,selain itu
pendamping diupayakan berperan
memberikan petunjuk dan arahan
kepada masyarakat membentuk
kelompok KSM” (hasil wawancara
21 April 2014).
Dalam keterlibatan
perempuan dalam KSM PNPM
Mandairi Perkotaan hendaknya orang
yang mahu dan punya kesadaran
serta kepedulian dalam
mengembangkan usaha kelompok,
artinya harus siap waktu dan pikiran
untuk membesarkan kelompoknya.
Ini disampaikan oleh Lurah Dompak
Bapak Ahmad Yani:
“KSM ini kan bentukan masyarakat
yang membutuhkan kerja sama dan
kekompakan,biasanya perempuan
kurang dominan dalam memainkan
perannya, kan perempuan
dimungkinkan banyak pekerjaan
lainnya sedangkan KSM ini
kelompok swadaya, oleh sebab itu
perempuan yang terlibat di
dalamnya diharapkan mempunyai
kesadaran dan punya kepedulian
untuk itu” (hasil wawancara, 21
April 2014)
Berdasarkan wawancara di atas
menujukkan bahwa untuk
memperoleh partisipasi perempuan
dalam KSM merupakan hal yang
14
susah. Hal ini dikarenakan adanya
beban ganda yang dimiliki oleh
perempuan, sehingga hanya
perempuan yang mempunyai
kesadaran bahwa mereka juga
mempunyai potensi untuk ikut serta
berpartisipasi dan perempuan yang
mempunyai kepedulian untuk ikut
serta memajukan desa dalam bidang
sosial, ekonomi, maupun lingkungan
yang mau tergabung menjadi
anggota KSM.
Adapun bentuk-bentuk
partisipasi perempuan dalam
Kelompok Swadaya Masyarakat
PNPM Mandiri Perkotaan di
Kelurahan Dompak Kecamatan
Bukit Bestari Kota Tanjungpinang
sebagai berikut :
1. Partisipasi Dalam Bentuk
Pengambilan Keputusan
Sebagaimana kita ketahui
bahwa sebelum menjalankan sebuah
programKelompok Swadaya
Masyarakat, maka langkah yang
pertama kali ditempuh adalah
memusyawarahkan atau
membicarakan bersama tentang
rencana pembangunan ke depannya
agar keputusan yang dikeluarkan
sesuai dengan kebutuhan masyarakat
dan kehendak semua peserta
musyawarah, tak terkecuali pihak
perempuan sebagai salah satu pihak
peserta rapat. Hal tersebut penting
karena perencanaan pembangunan
merupakan proses pemikiran dan
penentuan secara matang daripada
hal-hal yang akan dilakukan sebagi
bentuk upaya untuk melakukan
perubahan-perubahan menjadi lebih
baik. Karena perubahan yang
dimaksud adalah menuju arah
peningkatan dari keadaan semula,
menjadi lebih baik dengan melalui
usaha yang dilakukan oleh
sekelompok masyarakat tersebut.
15
Kondisi di atas, juga
diterapkan oleh pengurus Kelompok
Swadaya Masyarakat PNPM Mandiri
Perkotaan di Kelurahan Dompak
Kecamatan Bukit Bestari Kota
Tanjungpinang, bahwa setiap saat
ada rencana program pembangunan
oleh pengurus, maka semua pihak
tersebut tentunya akan mengggelar
rapat pengurus, sebagaimana yang
diungkapkan oleh salah seorang
pengurus Kelompok Swadaya
Masyarakat PNPM Mandiri
Perkotaan di Kelurahan Dompak
Kecamatan Bukit Bestari Kota
Tanjungpinang, Rina (30), bahwa :
“Selama menjadi Anggota Kelompok
Swadaya Masyarakatdi tempat ini,
saya merasa sangat terlibat dengan
semua bentuk program yang
dicanangkan oleh PNPM. Saya
mengatakan demikian karena saya
selalu dilibatkan oleh pengurus
dalam rapat pembahasan agenda
program pembangunan. Tentunya,
dalam rapat tersebut bahwa semua
pendapat peserta rapat yang hadir
akan ditampung dan
dipertimbangkan semua
pendapatnya, termasuk pendapat-
pendapat ataupun saran-saran saya
dalam rapat seperti ketika rapat
pembuatan sumur umum dimana
saya meminta sumur umum tersebut
tidak terbuka atau setidaknya dibuat
tembok untuk menutupi kaum
perempuan yang sedang mengambil
air di sumur tersebut, dan hal itu
sebagai bentuk perwakilan suara
dari pihak perempuan. Dengan
demikian, saya sebagai perempuan
tentunya merasa ikut menentukan
sebuah keputusan dalam rapat-rapat
tersebut. Hal tersebut terjadi pada
saat-saat rapat pembahasan rencana
program dan di dalamnya tentu
terdapat pengambilan keputusan”.
(wawancara, 10 Juli 2014).
Dari informasi yang
diungkapkan oleh informan di atas,
kita bisa mendapatkan gambaran
bahwa di Kelurahan Dompak
kaitannya dengan partisipasi
perempuan dalam pengambilan
keputusan dari pengurus Kelompok
Swadaya Masyarakat PNPM Mandiri
Perkotaan, selalu dilibatkan di
dalamnya. Hal ini sangat ideal ketika
diterapkan secara terus menerus oleh
sebuah lembaga pemberdayaan
masyarakat dalam hal ini dalam
upayanya mensejahterakan
masyarakat, karena untuk
16
melengkapi pendapat dari mayoritas
laki-laki.
Dengan demikian, partisipasi
tersebut ditentukan oleh intensitas
pertemuan dalam rapat yang digelar,
sehingga menghasilkan yang
namanya keputusan tak terkecuali
perempuan yang terlibat di dalamnya
sebagai anggota atau pengurus
Kelompok Swadaya Masyarakat
PNPM Mandiri Perkotaan,
sebagaimana yang dikemukakan oleh
salah satu pengurus Kelompok
Swadaya Masyarakat PNPM di
Kelurahan Dompak, Marlina (40)
bahwa:
“Sebagai pengurus, kami pun
merasa punya tugas dan wewenang
layaknya pengurus laki-laki. Dalam
perjalanannya, setiap kali ada
program terbaru yang akan
dilaksanakan kami ikut mengambil
andil menentukan keputusan
mengenai program tersebut. Hal ini
dikarenakan kami sebagai pihak
perempuan juga merupakan unsur
penentu keputusan kelompok”.
(wawancara, 10 Juli 2014).
Keterangan di atas, semakin
memperjelas posisi perempuan
sebagai pengurus Kelompok
Swadaya Masyarakat PNPM Mandiri
Perkotaan yang tidak perlu diragukan
lagi, karena ternyata setiap kali ada
rencana pembahasan program
pembangunan, maka tanpa harus
diberitahu terlebih dahulu pengurus
dari pihak perempuan sudah tau akan
kedudukannya sebagai salah satu
penentu keputusan. Tentunya, semua
program yang ada, terkhusus
program-program yang idealnya
pantas dilaksanakan oleh perempuan
pun dijalankan oleh kelompok
wanita ini dalam PNPM, seperti
kepengurusan pemberian dana
bergulir di Kelurahan Dompak.
2. Partisipasi Dalam Bentuk
Pelaksanaan Kegiatan
Partisipasi masyarakat
merupakan jiwa dari pemberdayaan
masyarakat. Pembangunan yang
memberdayakan adalah
pembangunan yang membebaskan
masyarakat dari ketergantungan atas
17
pelayanan pembangunan itu sendiri.
Oleh karena itu partisipasi dalam
pembangunan harus melalui
penumbuhan kemauan, kemampuan,
dan rasa percaya diri masyarakat.
Pola pembangunan
partisipatif adalah pola pembangunan
yang mendudukkan masyarakat, baik
secara individu atau kelompok,
sebagai pelaku utama dan penentu
keputusan dan tindakan
pembangunan. Hubungannya dengan
partisipasi perempuan dalam bentuk
pelaksanaan kegiatan Kelompok
Swadaya Masyarakat PNPM Mandiri
Perkotaan di Kelurahan Dompak,
maka tentunya harus melewati yang
namanya perencanaan program
terlebih dahulu. Dalam usaha
perencanaan program, dituntut
adanya kesiapan dari masyarakat dan
Kelurahan dalam menyelenggarakan
pertemuan-pertemuan musyawarah
secara swadaya dan menyiapkan
kader-kader Kelurahan yang bertugas
secara sukarela serta adanya
kesanggupan untuk mematuhi dan
melaksanakan ketentuan dalam
kelompok. Dalam hal ini tidak
terlepas dari keterlibatan pihak
perempuan, dimana pihak ini mampu
menopang suksesnya program
PNPM ke depannya.
Berdasarkan wawancara
dengan salah seorang informan
penelitian di Kelurahan Dompak,
Ugi Idrus, SE(35), mengatakan
bahwa :
“sebagai seorang fasilitator PNPM
untuk Kelurahan Dompak, tentunya
tugas saya adalah memberikan
pelayanan semaksimal mungkin
terkait dengan pembinaan yang
berhubungan dengan kebutuhan-
kebutuhan perencanaan maupun
pelaksanaan program Kelompok
Swadaya MasyarakatPNPM, dan hal
ini saya jalani secara rutin karena
amanah lembaga pemberdayaan
masyarakat”. (wawancara, 12 Juli
2014).
Berdasarkan hasil wawancara
tersebut, maka kita dapat mengetahui
bahwa ternyata di Kelurahan
18
Dompak, keterlibatan perempuan
dalam rencana program dalam
Kelompok Swadaya Masyarakat
sangat dibutuhkan karena mereka
dianggap mampu mengerjakan yang
tidak dapat dikerjakan oleh pihak
laki-laki. Hal ini sejalan dengan
pendapat dari pengurus Kelompok
Swadaya Masyarakatlainnya di
Kelurahan Dompak, Musa (35),
bahwa :
“ada sebagian program Kelompok
Swadaya Masyarakat PNPM di
kelurahan ini yang memang hanya
dapat dikerjakan oleh perempuan
bukan laki-laki. Program yang
dimaksud seperti kegiatan,
pengembangan jiwa kreatifitas pada
ibu-ibu rumah tangga dan lain
sebagainya” (wawancara, 21 April
2014).
Keterangan di atas,
menunjukkan bahwa ada sebagian
program Kelompok Swadaya
Masyarakatyang diselenggarakan di
Kelurahan Dompak yang tidak dapat
dijalankan oleh pengurus lain selain
pengurus pihak perempuan, seperti
pelaksanaan kegiatan ibu-ibu PKK,
dan program lainnya yang bernuansa
perempuan. selain itu, berdasarkan
keterangan di atas pula maka
pengurus dari pihak perempuan
harus mampu menjalankan tugas dan
fungsinya layaknya sebagai pengurus
agar amanah yang diberikan kepada
mereka dapat mereka emban dengan
penuh rasa tanggung jawab.
Dari keterangan informan di
atas, maka dapat disimpulkan bahwa
partisipasi perempuan dalam
kegiatan Kelompok Swadaya
MasyarakatPNPM Perkotaan di
Kelurahan Dompak terwujud dalam
peran pihak perempuan serta
kesungguhan mereka dalam
menjalankan program tersebut. Hal
ini sesuai dengan pernyataan Lurah
Dompak bapak Ahmad Yani (43),
bahwa :
“Dalam perencanaan program
Kelompok PNPM dibutuhkan
kesungguh-sungguhan para anggota
pengelola baik itu laki-laki maupun
perempuan, agar program tersebut
tepat sasaran sehingga mendapatkan
19
hasil yang optimal”. (wawancara, 21
April 2014).
Pernyataan Lurah Dompak di
atas, semakin memperkuat posisi
perempuan dalam Kelompok
Swadaya Masyarakat, karena secara
tidak langsung ketika menyinggung
program Pembangunan maka disitu
pulalah terdapat peran perempuan.
Adapun bentuk implementasinya
adalah dengan Musyawarah bersama
anggota, yakni musyawarah yang
dihadiri oleh anggota perempuan dan
laki-laki yang dilakukan dalam
rangka membahas gagasan-gagasan
dan menetapkan usulan kegiatan.
Usulan yang disampaikan perlu
mempertimbangkan hasil penggalian
gagasan sebelumnya. Usulan hasil
musyawarah tersebut selanjutnya
dilaporkan ke musyawarah
perencanaan untuk disahkan sebagai
bagian dari usulan kegiatan
Kelompok.
Hal di atas senada dengan
pemaparan salah seorang informan
yang bertugas sebagai UPK (Unit
Pengelola Kegiatan) PNPM di
Kecamatan Bukit Bestari, Sri Rian
Dewi (37) yakni :
“Bentuk keterlibatan atau
pemberdayaan perempuan dalam
kegiatan Kelompok Swadaya
Masyarakat program PNPM
Perkotaan. Dalam hal ini saya
berusaha mengaspirasikan semua
kebutuhan maupun kepentingan
kaum perempuan dalam pelaksanaan
program yang akan disalurkan”.
(wawancara, 14 Juli 2014).
Dari pengakuan informan di
atas, merupakan bukti
diberdayakannya perempuan dalam
pelaksanaan kegiatan Kelompok
Swadaya Masyarakat PNPM
Perkotaan khususnya di Kelurahan
Dompak. Selain itu, pemberdayaan
perempuan ini tentunya sesuai
dengan Petunjuk Teknis Operasional
(PTO) Program Nasional
Pemberdayaan Masyarakat (PNPM)
yang sudah diatur sedemikian rupa,
misalnya untuk menjamin kualitas
20
pelaksanaan kegiatan yang tetap
mengacu pada prinsip dan
mekanisme PNPM Mandiri
Perkotaan, maka perlu adanya
persiapan pelaksanaan yang matang
dan terencana. Persiapan
pelaksanaan ini lebih ditujukan
kepada aspek sumber daya manusia,
termasuk perempuan yang
merupakan salah satu unsur
keanggotaan dan pengurus dalam
KSM PNPM Perkotaan serta seluruh
pelaku PNPM Mandiri Perkotaan
pada umumnya.
3. Partisipasi Dalam Bentuk
Pemanfatan Hasil
Pembangunan
Tak kalah menariknya,
bahwa dalam setiap rencana serta
pelaksanaan program pembangunan
yang dicanangkan oleh Kelompok
Swadaya Masyarakat PNPM Mandiri
Perkotaan, maka akan tiba gilirannya
memanfaatkan hasil pembangunan
tersebut. Hal ini merupakan sesuatu
hal yang wajar karena sudah
merupakan buah atau hasil keringat
yang telah mereka lakukan.
Hal demikian tentunya dapat
dirasakan oleh siapa saja dalam
masyarakat, termasuk para anggota
dan pengurus tak terkecuali pihak
perempuaan yang terdapat di
dalamnya, seperti yang diungkapkan
oleh salah seorang informan dalam
penelitian ini, Kariah (30), bahwa :
“Saya senang dan bangga melihat
dan merasakan sendiri semua hasil
jerih payah kami dalam
melaksanakan kegiatan dalam
kelompok. ini adalah salah satu hasil
dari partisipasi kami sebagai pihak
perempuan. Dengan demikian, maka
kami pun mencoba memanfaatkan
hasil program tersebut”
(wawancara, 10 Juli 2014).
Sukasih (36) salah seorang informan
turut menyatakan, bahwa:
“Saya senang dapat menyaksikan
dan merasakan hasil pembangunan
seperti pembuatan
sumur,pembuatan bak air,
penerangan dimana pembangunan-
pembangunan tersebut sangat
bermanfaat bagi masyarakat dan
khususnya kaum perempuan karena
21
pembangunan tersebut dapat
mempermudah tugas-tugas kami”
(wawancara, 10 Juli 2014)
Ratna (40) informan penelitian ini
mengungkapkan, bahwa:
“Sebagai seorang ibu saya
bersyukur atas pembangunan yang
dilakukan di Dompak. Ini sangat
mempermudah saya melakukan
pekerjaan sehari-hari dan juga
menjaga dan mendidik anak-anak
saya.”
(Wawancara, 10 Juli 2014)
Lina (38) menjelaskan :
“Saya gembira sekali karena
masyarakat Kelurahan Dompak
dapat merasakan adanya
penerangan, adanya pelantar yang
mempermudah hubungan dan masih
banyak hal lagi yang telah dilakukan
oleh KSM PNPM Mandiri”
(Wawancara, 14 Juli 2014)
Dari keterangan di atas, kita
dapat mengetahui bahwa apa yang
dirasakan oleh pihak perempuan
dengan hasil kegiatan mereka dalam
Kelompok Swadaya Masyarakat.
Bukan hanya secara kelembagaan
manfaat yang diperoleh oleh pihak
perempuan tesebut, tapi juga secara
pribadi mereka mendapatkan
kepuasan tersendiri. Hal ini berkaitan
dengan partisipasi masyarakat tak
terkecuali perempuan dalam
masyarakat, hubungannya dengan
partisipasi masyarakat dalam
memanfaatkan serta menikmati hasil
pembangunan, dalam hal ini adalah
ikut serta dalam menikmati manfaat
secara pribadi seperti merasa puas
terhadap hasil pembangunan yang
telah tercapai, merasa aman di dalam
hidup bemasyarakat, serta
memperoleh kehidupan masa depan
yang lebih baik.
4. Partisipasi Dalam Bentuk
Penilaian
Partisipasi permpuan dalam
kegiatan Kelompok Swadaya
Masyarakat PNPM Mandiri
Perkotaan mutlak adanya.
Keterlibatan perempuan dalam
kegiatan kelompok sebagai pelaku
pembangunan bisa secara langsung
dan bisa juga melalui aspirasi yang
dijaring dari pihak perempuan. Agar
hasil serap aspirasi berdaya guna dan
22
berhasil guna tinggi, maka perlu
adanya penyadaran yang terus-
menerus, agar aspirasi masyarakat
tidak menghasilkan daftar keinginan,
melainkan menghasilkan daftar
kebutuhan prioritas anggota
kelompok sehingga
menumbuhkembangkan sikap
keberdayaan, dan kemandirian yang
nyata.
Hal tersebut, senada dengan
penilaian petugas UPK PNPM, Sri
Rian Dewi (37) terkait dengan
program PNPM yang telah
dilaksanakan di Kelurahan Dompak,
yakni :
”saya menilai, kelompok swadaya
masyarakat yang ada di kelurahan
dompak ini sudah memberikan
dampak dan perubahan yang positif
terhadap masyarakat di sini,
meskipun hasilnya belum terlalu
maksimal. Akan tetapi, dengan
begitu paling tidak hal ini sudah
memberikan sesuatu yang berarti
bagi masyarakat dan sudah menjadi
tugas dan wewenang kami sebagai
pengelola mengembangkan program
tersebut dengan melihat kekurangan
yang timbul di lapangan”.
(wawancara, 14 Juli 2014).
Maimun (32) ikut juga mengatakan:
”Menurut saya, kehadiran KSM
PNPM Mandiri ini sangat berguna
dan bermanfaat dalam pembangunan
kelueahan ini dan juga dapat
meningkatkan pengatahuan
masyarakat setempat”
(Wawancara, 14 Juli 2014)
Hal senaada turut dikatakan oleh
Khatijah (40):
”KSM PNPM Mandiri
kelurahan Dompak sudah bekerja
maksimal, walaupun hasilnya belum
dapat kami nikati secara maksimal
namun kami sangat berterima kasih
atas apa yang telah dilakukan oleh
pengurus.”
(Wawancara , 14 Juli 2014)
Keterangan informan di atas,
menunjukkan bahwa program
Kelompok Swadaya Masyarakat
yang ada di Kelurahan dompak telah
memberikan dampak yang positif
terhadap aktifitas masyarakat,
meskipun masih belum sepenuhnya
optimal berjalan..
Dari semua informasi di atas,
maka dapat disimpulkan bahwa
bentuk partisipasi perempuan dalam
bentuk penilaian dan pengembangan
hasil pelaksanaan dalam Kelompok
23
Swadaya Masyarakat PNPM Mandiri
Perkotaan di Kelurahan Dompak,
tertuang dalam hal penilaian mereka
terhadap semua hasil-hasil yang telah
dilaksanakan. Perempuan sebagai
salah satu bagian dari masyarakat
tidak terlepas dari peranannya
sebagai salah satu penilai dan
pengembang dalam pembangunan.
Tentunya penilaian itu akan
dijadikan sebagai pegangan bagi
anggota Kelompok Swadaya
Masyarakat untuk merumuskan
program kegiatan selanjutnya. Hal
ini sesuai dengan kenyataan bahwa
dalam kegiatan pembangunan
partisipatif, masyarakat seharusnya
menjadi pelaku utama dan penentu.
Artinya aspirasi, kepentingan,
kemauan, dan kemampuan
masyarakatlah yang menjadi
landasan pembangunan.
Faktor Pendorong Dan
Penghambat Partisipasi
Perempuan Dalam Kelompok
Swadaya Masyarakat PNPM
Mandiri Perkotaan
Keterlibatan atau partisipasi
perempuan dalam proses
pemberdayaan dalam Kelompok
Swadaya Masyarakat PNPM Mandiri
Perkotaan di Kelurahan Dompak,
memiliki faktor-fektor tertentu
sebagai faktor pendorong dan faktor
penghambat. Adapun faktor-faktor
tersebut akan diuraikan sebagai
berikut:
1. Faktor pendorong
Kehadiran program
Kelompok Swadaya Masyarakat
PNPM Mandiri Perkotaan di
Kelurahan Dompak menjadi
pembuka bagi keikutsertaan
perempuan secara langsung pada
pembangunan melalui
pemberdayaan. Hal ini diperkuat
dengan persyaratan dalam
manajemen program yang
mengharuskan adanya keterlibatan
24
perempuan dalam setiap kegiatan
yang dilaksanakan, dari 3077 orang
pendudukdi kelurahan Dompak,
jumlah penduduk perempuan 1479
orang sedangkan laki-laki berjumlah
1958, dari segi kuantitas perempuan
di kelurahan Dompak boleh
dikatakan berimbang jumlahnya
dengan laki laki.
Kemauan perempuan untuk
ikut berpartisipasi atau bergabung
dalam Kelompok Swadaya
Masyarakat melalui PNPM Mandiri
Perkotaan yang hadir di Kelurahan
Dompak tidak lepas dari adanya
faktor pendorong. Menurut hasil
wawancara kami terhadap informan
sebagai berikut:
Ana (27) mengungkapkan:
“Dengan adanya KSM PNPM
Mandiri Kelurahan Dompak ini
membuat kami sadar tentang
pentingnya pembangunan dan kami
juga dapat berpartisipasi dalam
pembangunan Kelurahan kami.
(Wawancara, 14 Juli 2014).
Kamariah (30) turut menyatakan:
“Saya bangga bisa berpartisipasi
aktif dalam KSM PNPM Mandiri di
Kelurahan Dompak ini. Ini semua
berkat dorongan dan juga dukungan
keluarga terutama suami saya yang
ingin melihat istrinya mempunyai
kegiatan dan dapat pengalaman.
(Wawancara, 14 Juli 2014)
Mardiah (34) menyatatakan:
“Dengan adanya KSM PNPM
Mandiri ini memberi peluang saya
untuk dapat terlibat didalam
pembangunan dan juga dapat
membantu meningkatka
perekonomian keuarga saya”
(Wawancara, 14 Juli 2014)
Dari hasil beberapa
wawancara diatas dapat disimpulkan,
adapun faktor pendorong partisipasi
perempuan antara lain:
1) Kesadaran untuk membangun
daerah
Anggota Kelompok Swadaya
Masyarakat PNPM Mandiri
Perkotaan merupakan masyarakat
yang mempunyai kesadaran dan
kepedulian untuk berpartisipasi.
2) Adanya dukungan dari suami
Keterlibatan perempuan
dalam Kelompok Swadaya
Masyarakat PNPM Mandiri
25
Perkotaan di Kelurahan Dompak
dilengkapi adanya dukungan dari
suami. Dalam hal ini, berkaitan
dengan konsep sosial gender yang
patriarkis yang dianut oleh
masyarakat khusnya budaya melayu.
Secara tradisi, peran masing-masing
anggota keluarga sangat ditentukan
oleh struktur kekuasaan laki-laki
(suami) sebagai kepala keluarga
yang secara hierarkis memiliki
kewenangan paling tinggi dalam
keluarga.
3) Adanya peluang atau kesempatan
keterlibatan unsur perempuan
Kehadiran perempuan dalam
Kelompok Swadaya Masyarakat
PNPM Mandiri Perkotaan di
Kelurahan Dompak merupakan suatu
kesempatan bagi perempuan untuk
ikut serta dalam berpartisipasi.
Melalui keterlibatannya ke dalam
anggota KSM bidang ekonomi
misalnya, mereka merasa
mempunyai kesempatan untuk dapat
meningkatkan kesejahteraannya,
karena dalam program ekonomi yang
berwujud pinjaman bergulir ini
mereka akan terbantu dengan adanya
pinjaman uang untuk menambah
modal usahanya.
2. Faktor Penghambat
Keterlibatan perempuan
dalam Kelompok Swadaya
Masyarakat PNPM Mandiri
Perkotaan di Kelurahan Dompak ini
tidak hanya berlandaskan pada faktor
pendorong saja, tetapi dalam
keterlibatannya mereka juga
mengalami kendala-kendala.
Kendala-kendala ini kemudian akan
diuraikan sebagai sub faktor
penghambat partisipasi perempuan
dalam proses pemberdayaan yang
dapat dilihat dari wawancara berikut
ini:
Ratna (38) mengungkapkan:
“Saya senang bisa terlibat langsung
dalam KSM PNPM Mandiri ini,
26
namun karena saya sebagai seorang
istri dan juga seorang ibu terkadang
sulit bagi saya untuk membagi waktu
saya”
(Wawancara, 14 Juli 2014)
Sedangkan salah seorang informan
yang bernama Khatijah (40)
menyatakan:
“Saya bukan ibu rumah tangga, saya
memiliki pekerjaan untuk meringan
kan beban suami saya, selain itu
saya juga seorang ibu yang
mempunyai anak yang masih sekolah
di bangku SMU dan SMP sehingga
saya harus benar-benar bisa
membagi waktu dan tenaga untuk
bisa aktif di KSM ini”
(Wawancara, 14 Juli 2014)
Mardiah (34) ikut mengungkapkan:
“KSM PNPM Mandiri Kelurahan
Dompak sering melakukan rapat-
rapat anggota terkait rencana dan
pelaksanaan kegiatan pada malam
hari, hal ini terkadang membuat
saya kesulitan untuk bisa menghadiri
rapat tersebut.”
(Wawancara, 14 Juli 2014)
Ana (27) menyatakan:
“Banyaknya perempuan terutama
ibu rumah tangga yang meminjam
dana bergulir yang seharusnya
digunakan untuk modal usaha tetapi
malah digunakan untuk membeli
keperluan rumah tangga sehingga
sulit bagi pengurus untuk membuat
laporan kegiatan ”
(Wawancara, 14 Juli 2014)
Berdasarkan beberapa hasil
wawancara yang ditampilkan diatas
dapat dilihat faktor-faktor
penghambat partisipasi perempuan
adalah sebagai berikut:
a. Beban Ganda Yang Dimiliki
Perempuan
Dalam kegiatannya sehari-
hari, perempuan yang ikut terlibat
dalam Kelompok Swadaya
Masyarakat, dominan merupakan
perempuan yang juga mempunyai
tanggung jawab untuk mengurusi
rumah tangga dan mencari nafkah.
Beban ganda ini tentunya menjadi
hambatan tersendiri bagi keterlibatan
perempuan, karena keterlibatan
mereka dalam kelompok, mengingat
ini merupakan suatu kegiatan yang
bersifat sukarela tanpa imbalan.Dari
hasil temuan di lapangan seperti
yang telah diuraikan di atas, tampak
bahwa menjadi bagian dari
kelompok merupakan pekerjaan yang
tidak mudah, sehingga dalam
pelaksanaannya mereka terhambat
27
oleh kendala yang salah satunya
adalah beban ganda yang mereka
miliki sebagai seorang perempuan.
b. Waktu Pelaksanaan Kegiatan
Program-program dalam
Kelompok Swadaya Masyarakat
PNPM Mandiri Perkotaan di
Kelurahan Dompak tidak akan dapat
terwujud secara maksimal tanpa
adanya pertemuan-pertemuan yang
melibatkan masyarakat, termasuk di
dalamnya adalah perempuan.
Sebagai seorang perempuan, mereka
memiliki hambatan tersendiri yang
berkaitan dengan waktu, hampir
dapat dipastikan bahwa kegiatan
rapat atau pertemuan anggota
dilakukan pada malam hari,
dikarenakan pada siang hari banyak
aktifitas kegiatan anggota yang
dominan laki-laki, sehingga malam
dianggap waktu yang pas untuk
diagendakannya rapat atau
pertemuan pengurus. Dari uraian di
atas tampak bahwa waktu yang
dianggap tepat dalam melaksanakan
kegiatan dalam membahas agenda
kelompok adalah pada malam hari.
c. Kesulitan Dalam Pengelolaan
Dana Bergulir
Kendala mengenai kesulitan
untuk mengelola pinjaman bergulir
merupakan kendala yang dialami
oleh perempuan yang ikut terlibat
dalam KSM bidang ekonomi di
Kelurahan Dompak. Adanya
penggunaan dana pinjaman yang
tidak sesuai dengan tujuan dari
adanya ekonomi bergulir ini tampak
mengakibatkan adanya kemacetan
perempuan dalam membayar
angsuran. Dalam pembahasan ini
tampak bahwa kesulitan dalam
pengelolaan pinjaman bergulir
dialami oleh perempuan yang
tergabung dalam KSM bidang
ekonomi, di mana mereka tidak
menggunakan dana untuk menambah
28
modal usaha, tetapi mereka
menggunakan dana untuk membeli
kebutuhan pribadi.
I.Kesimpulan dan Saran
1. Kesimpulan
Dari penelitian berjudul
Partisipasi Perempuan dalam
Kelompok Swadaya Masyarakat
(KSM) PNPM Mandiri Perkotaan di
Kelurahan Dompak dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Partisipasi dalam bentuk
pengambilan keputusan, yakni
sebelum menjalankan sebuah
program kegiatan hubungannya
dengan kebijakan dalam
Kelompok Swadaya Masyarakat
PNPM Mandiri Perkotaan di
Kelurahan Dompak, kegiatan
yang dilaaksanakan sudah
berjalan baik hal ini dapat dilihat
dariadanya musyawarah bersama
sehingga keputusan yang
dikeluarkan sesuai dengan
kebutuhan anggota kelompok dan
kehendak semua peserta anggota,
tak terkecuali pihak perempuan
sebagai salah satu pihak peserta
rapat.
2. Partisipasi dalam bentuk
pelaksanaan kegiatan sudah
berjalan dengan biak, hal ini
terlihat dari kegiatan Kelompok
Swadaya Masyarakat PNPM
Mandiri Perkotaandi Kelurahan
Dompak tidak terlepas dari peran
pihak wanita. Ketentuanbahwa
setiap kelompok swadaya yang
terbentuk harus menempatkan
wanita di dalamnya hal ini sesuai
dengan kesetaraan dan keadilan
Gender sudah terlaksana, ini
terlihat dari anggota dalam
kelompok mempunyai
kesempatan dan peluang yang
sama.
3. Partisipasi dalam pemanfaatan
hasil pembangunan, juga sudah
78
29
berjalan dengan baik, hal initelah
dirasakan oleh Kelompok
Swadaya Masyarakat PNPM
Mandiri Perkotaandi Kelurahan
Dompak. Perempuan di dalam
kelompok merasa senang karena
bisa memuaskan bagi semua
anggota kelompok.
4. Partisipasi dalam bentuk
penilaian serta mengembangkan
hasil pembangunan. Sudah
berjalan baik. Artinya,
perempuan sebagai salah satu
penentu kegiatan Kelompok
Swadaya Masyarakat PNPM
Mandiri Perkotaantelah bisa
mengetahui keberhasilan
kegiatan yang telah dilaksanakan,
dengan begitu maka kelompok
yang telah ada pasti berusaha
mengembangkan program untuk
mencapai sasaran yang ideal,
yakni tercapainya kemandirian
sosial ekonomi masyarakat.
5. Ditemukan faktor pendorong dan
penghambat partisipasi
perempuan yang bersumber pada
faktor internal dan eksternal.
Adapun faktor internalnya adalah
kesadaran perempuan untuk
membangun daerah, Adanya
dukungan dari suami, dan
Adanya peluang atau kesempatan
keterlibatan unsur perempuan.
Sedangkan untuk faktor eksternal
yang terdiri dari beban ganda
yang dimiliki
permpuan,keterbatasanwaktu
perempuan, dan kesulitan dalam
pengelolaan dana bergulir.
2. Saran
Berdasarkan hasil dan
pembahasan, serta simpulan,
disampaikan saran-saran sebagai
berikut :
1. PNPM Mandiri Perkotaan
diharapkan terus berupaya
memberikan dorongan,
30
bimbingan dan dukungan
khususnya bagi
pembangunan di Kelurahan
Dompak, sehingga dengan
hal tersebut diharapkan dapat
mendorong kesadaran yang
lebih baik lagi bagi
perempuan di Kelurahan
Dompak untuk terus kritis
dalam ikut berpartisipasi.
2. Bagi kaum perempuan, lebih
memberdayakan diri dalam
kelompok swadaya
masyarakat PNPM Mandiri
Perkotaan di Kelurahan
Dompak dengan cara
meningkatkan partisipasinya
dalam pembangunan.
Partisipasi perempuan seperti
ini dapat meningkatkan
kapabilitas perempuan
sebagai subjek pembangunan,
sehingga tidak menjadikan
perempuan hanya sebagai
penerima pasif pembangunan
3. Bagi pemerintah, lebih
mensosialisasikan mengenai
perlunya partisipasi
perempuan dalam
pembangunan, khususnya
adalah partisipasi dalam
kegiatan swadaya
masyarakat.
J. Daftar Pustaka
Agustin, satyawati, 2007.
Pemberdayaan Perempuan.
Jurnal Edisi IV/ayasha’s/14
Mei 2007. Diunduh Tanggal
23 Juni 2012. Sumber
Website Kalyanamitra,
Ayasha’s weblog.
Anonim, 2005. Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Perum Balai
Pustaka. Jakarta.
Benjamin, White. 1998. Optimisme
Makro, Pesimisme, Mikro
Penafsiran Kemiskinan Dan
Ketimpangan Di Indonesia.
PT. Gramedia Widia Sarana.
Jakarta.
Departemen Dalam Negeri Republik
Indonesia, Direktorat
Jenderal Pemberdayaan
Masyarakat Dan Desa. 2007.
PTO (Petunjuk Teknis
31
Operasional) Program
Nasional Pemberdayaan
Masyarakat (PNPM) Mandiri
Pedesaan.
Departemen Dalam Negeri, 2007.
Penjelasan Teknis
Operasional Program
Nasional Pemberdayaan
Masyarakat (PNPM) Mandiri
Pedesaan, Tim Koordinasi
PNPM Mandiri Pedesaan.
Jakarta.
Dewanta, Setyawan. 2000.
Kemiskinan Dan
Kesenjangan Di Indonesia.
Aditya Media. Yogyakarta.
Harian Kompas, 2010.
Pemberdayaan Dan
Kemiskinan Masyarakat Di
Indonesia. Edisi 15 Januari
2007.
Kantz, Sani. 1999. Kepemimpinan.
Ghalia Indonesia. Jakarta.
Kartasasmita, G, 1996. Administrasi
Pembangunan
Perkembangan Pemikiran
Dan Prakteknya Di
Indonesia. PT. Pustaka LP3E.
Jakarta.
Koentjaraningrat, 1996. Pengantar
Ilmu Antropologi. PT. Aksara
Baru. Jakarta.
Mubyarto, 1985. Peluang Kerja Dan
Peluang Berusaha Di
Pedesaan. BPFE. UGM.
Yogyakarta.
Ndraha, Talizuduhu. 1992. Dimensi-
Dimensi Pemerintah Desa.
Ghalia Indonesia. Jakarta.
Soepomo, 1992. Pembangunan
Masyarakat. CV. Karyako.
Jakarta.
Sumodiningrat, Gunawan. 1996.
Pembangunan Daerah Dan
Pemberdayaan Masyarakat.
PT. Bina Rena Pariwara.
Jakarta.
Tjokroamidjojo, 1992. Perencanaan
Pembangunan. Gunung
Agung. Jakarta.
Usman, Sunyoto. 1998.
Pembangunan Dan
Pemberdayaan. Pustaka
Pelajar. Yogyakarta.
Zilfina, Adriani. 2007. Analisis
Program Pemberdayaan
Perempuan Berbasis Gender.
Pusat Penelitian Gender
(PPG) Universitas Jambi.
-------------------, 1998. Strategi
Pembangunan Ekonomi Yang
Berkeadilan. Pustaka Pelajar.
Yogyakarta.