partisipasi masyarakat · 2017-10-23 · 4. drg. widodo, m.m. yang memberikan kesempatan kepada...

144

Upload: others

Post on 18-Mar-2020

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PARTISIPASI MASYARAKAT · 2017-10-23 · 4. Drg. Widodo, M.M. yang memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengejar mimpi yang penulis merasa hampir tak mungkin untuk diraih. 5
Page 2: PARTISIPASI MASYARAKAT · 2017-10-23 · 4. Drg. Widodo, M.M. yang memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengejar mimpi yang penulis merasa hampir tak mungkin untuk diraih. 5

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENCiELOLAAN ALOKASI DANA DESA

(Penelitian di Desa Wiladeg Kecamatan Karangmojo)

TESIS

Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana S-2

Program Studi Magister Administrasi Publik

Diajukan oleh :

Ratna Madyaningtvas NIM: 08/278801/PMU/05850

Kepada

PROGRAM PASCA SARJANA MAGISTER ADMINISTRASI PUBLIK

UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA

2009

Page 3: PARTISIPASI MASYARAKAT · 2017-10-23 · 4. Drg. Widodo, M.M. yang memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengejar mimpi yang penulis merasa hampir tak mungkin untuk diraih. 5

Tesis Partisipasi Masyarakat Dalam Pengelolaan Alokasi Dana Desa

(Penelitian di Desa Wiladeg Kecamatan Karangmojo)

Dipersiapkan dan disusun oleh

Ratna Madyaningtyas

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Pada tanggal 12 Nopember 20 09

Susunan Dewan Pen~mji

Pembimbing Utama

~ ~ ,.,-

umorotomo Dr. Samodra Wibawa Pembimbing Pendamping I

Drs. Yuyun Purbokusumo, M.Si Pembimbing Pendamping II

Tesis ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Magister

Pengelola Program Studi Magister Administrasi Publik UGM

Page 4: PARTISIPASI MASYARAKAT · 2017-10-23 · 4. Drg. Widodo, M.M. yang memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengejar mimpi yang penulis merasa hampir tak mungkin untuk diraih. 5

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam tesis ini tidak

terdapat karya yang pemah diajukan untuk memperoleh gelar kesa~anaan disuatu

Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau

pendapat yang pemah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara

tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Yogyakarta, November 2009

iii

Page 5: PARTISIPASI MASYARAKAT · 2017-10-23 · 4. Drg. Widodo, M.M. yang memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengejar mimpi yang penulis merasa hampir tak mungkin untuk diraih. 5

MtnTO DAN PERSEMB.t\.IUN

"l(flfau seseorang menyafa~ orang fain i.Jtii.fl ia mengafami ~agafan, se6aii,pya ia JuRa

mengatJJ~n 6afrwa orang fainfali yang 6erjasa ~fau ia su~es"

~C4kd 14 mp mtJ/Jrer rmd fatlrer Wlith mp lumdr,

c:5'btord4 Ofm· tim aptrkordtr ctfarsing-gtlt

oC1p bddmi 11I4J c!J<'411mlff rmd mp liJtle gtrl O<Pindr oC1p brdllrcr J jtfl11i/p

1::kmlr !""'for all that!""' giPe j11r me. ....

iv

Page 6: PARTISIPASI MASYARAKAT · 2017-10-23 · 4. Drg. Widodo, M.M. yang memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengejar mimpi yang penulis merasa hampir tak mungkin untuk diraih. 5

Segala puji bagi Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan

pertolongan-Nya yang luar biasa sehingga penulis sampai pada tahap ini dari proses

kehidupan yang dijalani. Semoga Alah SWT senantiasa melindungi hamba-Nya dan

menunjukkan jalan yang benar dalam mengarungi bahtera kehidupan yang maha

luas.

Banyak pihak yang telah membantu dan berjasa selama proses penyusunan tesis ini

sehingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan tesis yang be~udul "Partisipasi

Masyarakat Dalam Pengelolaan ADD (Penelitian di Desa Wiladeg Kecamatan

Karangmojo)". Karena itu ucapan terima kasih saja tidak cukup untuk membalas

jasa-jasa tersebut, namun hanya itu yang dapat diberikan karena berbagai

keterbatasan yang ada. Penghargaan yang mendalam penulis sampaikan kepada :

1. Dr. Agus Pramusinto selaku pengelola Magister Administrasi Publik

Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.

2. Dr. Wahyudi Kumorotomo, MPP yang dengan sabar memberi bimbingan dan

mendorong penulis untuk berusaha lebih keras.

3. Saudara sepe~uanganku kelas Bappenas Ill yang senantiasa mendorong dan

memberi semangat, menjadikan penulis segumpal "kapas" dan bukan

sebongkah "batu".

4. Drg. Widodo, M.M. yang memberikan kesempatan kepada penulis untuk

mengejar mimpi yang penulis merasa hampir tak mungkin untuk diraih.

5. Bapak Sukoco yang telah meluangkan waktu di tengah kesibukan kerja

memberikan data dan informasi kepada penulis dalam penelitian di lingkungan

kerjanya.

6. Teman-teman sejawat pak Karno, mbak Gun, mbak Tarmi, pak Wondo, mas

Kisno, mas Kasno, mbak Rahmi, pak Rotc, pak Riyanto, mas Ratno, pak

v

Page 7: PARTISIPASI MASYARAKAT · 2017-10-23 · 4. Drg. Widodo, M.M. yang memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengejar mimpi yang penulis merasa hampir tak mungkin untuk diraih. 5

Tupar, semua yang tidak bisa penulis sebut satu persatu terima kasih untuk

doanya.

Walaupun telah dikerahkan segala kemampuan untuk lebih teliti namun karena

kekurangan dan keterbatasan yang dimiliki penulis dirasakan masih banyak

kekurangtepatan, oleh karena itu penulis mengharapkan saran yang membangun

agar tulisan ini dapat bermanfaat.

Semoga tulisan ini dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan bagi para

pembaca.

Yogyakarta,November2009

Penulis

vi

Page 8: PARTISIPASI MASYARAKAT · 2017-10-23 · 4. Drg. Widodo, M.M. yang memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengejar mimpi yang penulis merasa hampir tak mungkin untuk diraih. 5

INTI SARI

Kebijakan Alokasi Dana Desa (ADD) memberikan kewenangan kepada desa untuk mengelola secara otonom. Pengelolaan ADD dilaksanakan secara partisipatif yaitu dengan melibatkan masyarakat secara aktif didalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Partisipasi masyarakat dalam pengelolaan ADD dilakukan melalui suatu mekanisme dalam forum dan lembaga . Singkatnya, partisipasi masyarakat menjadi titik strategis dalam pengelolaan ADD dan menarik untuk diteliti lebih jauh. Berdasar hal tersebut rumusan masalah penelitian ini adalah : Bagaimanakah mekanisme partisipasi masyarakat dalam pengelolaan ADD di desa Wiladeg dan bagaimanakah derajat partisipasi masyarakat dalam pengelolaan ADD di desa Wiladeg.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode kualitatif yang dimaksudkan untuk memberi makna atas fenomena serta menekankan pemahaman "hakekat" atas realitas yang terbentuk secara sosial. Penulis melakukan penggabungan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Observasi dilakukan di kantor desa Wiladeg dan dilingkungan masyarakat. Teknik dokumentasi dilakukan untuk menggali data-data sekunder yang berkaitan dengan penelitian. Data yang diperoleh dari kedua teknik itu kemudian diperdalam melalui wawancara dengan informan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa mekanisme yang te~adi dalam forum dan lembaga sudah dilaksanakan secara partisipatif. Berkembangnya mekanisme informal dengan adanya pelembagaan kultural 'bersih deso' dan pemanfaatan Radio Komunitas Wiladeg yang berfungsi sebagai check and balance bagi pemerintah desa. Dinamika partisipasi masyarakat didalam lembaga kemasyarakatan desa menunjukkan bahwa te~adi stagnasi kegiatan dalam lembaga Karang Taruna, dan masih ada pengaruh elite desa dalam lembaga PKK. Dari hasil penelitian, penulis merekomendasikan untuk mengaktifkan kembali lembaga Karang Taruna dengan melakukan pertemuan secara periodik, dan regenerasi pengurus lembaga PKK, lembaga kemasyarakatan desa melakukan kerjasama dengan NGO untuk sharing charity, mengembangkan konsep subsidiarity.

Kata kunci : Partisipasi, pengelolaan ADD, desa Wiladeg

vii

Page 9: PARTISIPASI MASYARAKAT · 2017-10-23 · 4. Drg. Widodo, M.M. yang memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengejar mimpi yang penulis merasa hampir tak mungkin untuk diraih. 5

DAFTARISI

LEMBAR PERNYATAAN ............................................................................ . KATA PENGANTAR ................................................................................ . INTISARI ................................................................................ . ABSTRACT DAFTAR lSI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ .

2.1. La tar Belakang .......................................................................... . 2.2. Perumusan Masalah ................................................................. . 2.3. Tujuan Penelitian ...................................................................... . 2.4. Manfaat Penelitian .................................................................... .

BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................ .

2.1. Partisipasi Masyarakat ............................................................. . 2.2. Cara Menggerakkan Partisipasi Masyarakat ............................. . 2.3. Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan ........................... . 2.4. Derajat Partisipasi Masyarakat ................................................. . 2.5. Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan ADD ...................... . 2.6. Definisi Konsep dan Operasional ............................................. .

BAB Ill METODE PENELITIAN ................................................................ .

3.1. Pengantar ................................................................................. . 3.2. Jenis Penelitian ........................................................................ . 3.3. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... .

3.3.1. Observasi ................................................................... . 3.3.2. Wawancara ................................................................. . 3.3.3. Teknik Dokumentasi .................................................... .

3.4. Inform an Penelitian ................................................................... . 3.5. Analisis Data ............................................................................ .

BAB IV GAMBARAN WILAYAH DESAWILADEG DAN ALOKASI DANA DESA (ADD) ................................................................................. .

4.1. Gambaran Umum Wilayah ....................................................... . 4.2. Kebijakan Alokasi Dana Desa (ADD) ........................................ .

ii iv v vi

viii ix

1

1 10 11 12

13

13 18 22 29 33 39

44

44 44 45 45 47 48 49 49

51

51 58

ix

Page 10: PARTISIPASI MASYARAKAT · 2017-10-23 · 4. Drg. Widodo, M.M. yang memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengejar mimpi yang penulis merasa hampir tak mungkin untuk diraih. 5

BAB V MEKANISME PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN ADD ................................................................. 66

5.1. Pendahuluan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 66 5.2. Mekanisme Formal .. ... ... .. . .. . .. ... ...... ... .. ... ... .. ... .. . .. .. .. . .. . .. .. ... .. . .. . . 67

5.2.1. Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa (Musrenbangdes) ..... ... .. . .. ... ... ... ... .. ... .. ... .. ... .. ... .. ... .. . .. .. ... 67

5.2.2. Sidang Bad an Permusyawaratan Desa (BPD) .. .. . .. ... .. ... 73 5.3. Mekanisme Informal .................................................................. 77

5.3.1. Rapat Umum Warga (Rasulan)....................................... 77 5.3.2. Suara Publik Via Radio Komunitas Wiladeg (RKW) . . . . .. . 81

BAB VI DINAMIKA PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA ...................................................... 85

6.1. Partisipasi Masyarakat dalam Lembaga Kemasyarakatan Desa . 85 6.1.1. Rukun Tetangga (RT) dan Rukun Warga (RW)............... 86 6.1.2. Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD) . .. .. 90 6.1.3. Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) .. ... . . .. .. . .. 92 6.1.4. Karang Taruna .. .. ... .. . . . .. . .. .. . .. ... .. . .. .. . .. .. . . . .. .. .. . . . .. .. . .. .. . . . .. 93

5.4. Derajat Partisipasi Masyarakat Dalam Pengelolaan ADD............ 95

BAB VII PENUTUP............................................................................. 111

7.1. Kesimpulan ............................................................................... 111 7.2. Saran ........................................................................................ 113

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

X

Page 11: PARTISIPASI MASYARAKAT · 2017-10-23 · 4. Drg. Widodo, M.M. yang memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengejar mimpi yang penulis merasa hampir tak mungkin untuk diraih. 5

TABEL

Tabelll.1.

Tabelll.2.

TabeiiV.1.

TabeiiV.2.

TabeiiV.3.

TabeiiV.4.

TabeiiV.S.

TabeiiV.6.

TabeiiV.7.

Tabel Vl.1.

Tabel Vl.2.

Tabel V1.3.

Tabel V1.4.

DAFI'AR TAIIEL

Basic Characteristic of How Participation Occurs

Degree of Empowerment, by Kind of Participation

Mata Pencaharian Penduduk

Tingkat Pendidikan Penduduk

Daftar Nominatif Kepala Desa dan Perangkat Desa Wiladeg

Badan Permusyawaratan Desa Masa Baldi 2007-20013

Anggaran Pendaoatan dan Belanja Desa (APBDes)

Desa Wiladeg T.A. 2008

Pembobotan Variabel ADD

Besaran Alokasi Dana Desa (ADD) tahun 2008 dan 2009

Kecamatan Karangmojo

Anggaran APBDes tahun 2008-2009 untuk Lembaga

Kemasyarakatan

Derajat Partisipasi Masyarakat dalam Forum dan Lembaga

di Desa Wiladeg

Dimensi 'how' Partisipasi Masyarakat dalam Forum dan Lembaga

di desa Wiladeg

Pengembangan Derajat Partisipasi Masyarakat dalam Forum

dan Lembaga di Desa Wiladeg

xi

Page 12: PARTISIPASI MASYARAKAT · 2017-10-23 · 4. Drg. Widodo, M.M. yang memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengejar mimpi yang penulis merasa hampir tak mungkin untuk diraih. 5

GAM BAR

Gambar 11.1.

Gambar 11.2.

GRAFIK

DAFTA.R GAMIIA.R

Four-kinds of Participation

Delapan jenjang Partisipasi Masyarakat

Grafik IV.1. Alokasi ADD desa Wiladeg 2008

Grafik IV.2. Biaya Operasional Pemerintah Desa Alokasi ADD tahun 2008

Grafik IV.3. Bantuan Biaya Operasional BPD Alokasi ADD tahun 2008

Grafik IV.4. Belanja Operasional LPMD Alokasi ADD Tahun 2008

Grafik IV.S. Belanja Operasional PKK Alokasi ADD Tahun 2008

Grafik IV.6. Belanja Operasional Karang Taruna Alokasi ADD tahun 2008

xii

Page 13: PARTISIPASI MASYARAKAT · 2017-10-23 · 4. Drg. Widodo, M.M. yang memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengejar mimpi yang penulis merasa hampir tak mungkin untuk diraih. 5
Page 14: PARTISIPASI MASYARAKAT · 2017-10-23 · 4. Drg. Widodo, M.M. yang memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengejar mimpi yang penulis merasa hampir tak mungkin untuk diraih. 5

1.1. LA TAR oELAKANG

lli-\11 I

l•t~.l\'U.\111:1~1:.\.:\'

Era reformasi desentralisasi ~euangan desa diwujudkan melalui Alokasi Dana Desa

(ADD). Pola kebijakan pemerintah kabupaten yang semula sentralistis, melalui

metode ADD ini berubah menjadi partisipatif, responsif dan dijalankan melalui asas

desentralisasi. Konsekuensiny1;1 bagi pemerintah desa adalah desa harus mau

melibatkan stakeholders desa dalam pengelolaannya. Metode ADD yang

menyerahkan pemanlaatan dan pengelolaannya kepada masyarakat desa, memang

sengaja menghendaki keterlibatan/partisipasi masyarakat desa didalam proses

perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi pembangunan desa (Sutoro,

2005:123). Melihat pentingnya partisipasi masyarakat dalam pengelolaan ADD,

maka penelitian bermaksud untuk melihat partisipasi masyarakat dalam pengelolaan

ADD.

ADD merupakan implikasi dari kelahiran undang-undang nomor 32 tahun 2004

tersebut dan kemudian diperkuat dengan Peraturan Pemerintah nomor 72 tahun

2005 memberil,-:;~1! kepastian hukum terhadap perimbangan keuangan desa dan

kabupaten/kota. Berdasarkan hal tersebut maka desa memperoleh jatah Alokasi

Dana Desa (ADD) layaknya DAU yang diterima Pemerintah Kabupaten/Kota dan

be saran ADD yang diberikan adalah minimal 10% dari dana perimbangan keuangan

pusat dan daerah. ADD yang diberikan ke desa merupakan hak desa. Sebelumnya,

1

Page 15: PARTISIPASI MASYARAKAT · 2017-10-23 · 4. Drg. Widodo, M.M. yang memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengejar mimpi yang penulis merasa hampir tak mungkin untuk diraih. 5

desa tidak memperoleh kejelasan anggaran untuk mengelola pembangunan,

pemerintahan dan sosial kemasyarakatan desa. Saat ini, melalui ADD, desa

-berpeluang untuk mengelola pembangunan, pemerintahan dan sosial

kemasyarakatan desa secara otonom. Pengelolaan ADD sama dengan pengelolaan

' APBDes karena ADD menjadi bagian yang menyatu di dalam APBDes dan proses

pengelolaan harus dijalankan melalui musyawarah desa.

Kebijakan Alokasi Dana Desa (ADD) sangat relevan dengan perspektif yang

menempatkan Desa sebagai basis partisipasi. Potensi partisipasi yang tinggi dari

warga juga dapat ditumbuhkan karena masyarakatnya memupunyai modal sosial

yang tinggi untuk mendukung, dan mengontrol jalannya pemerintahan.

Berbagai pemaknaan kebijakan- ADD yang telah dijalankan memiliki tujuan yang

kurang lebih sama. Menurut Sutoro (ed, 2006) tujuan besarnya adalah untuk

merombak ortodoksi pemrintah kabupaten dalam memberikan kewenangan,

pelayanan dan bantuan keuangan kepada pemerintahan dilevel bawahnya.

Sehingga desa memiliki keleluasaan dalam mengelola keuangan desa,

membelanjakan, mengelola, dan mengawasinya_ Lebih lanjut Sutoro

mengemukakan manfaat yang diperoleh desa dari pelaksanaan metode ADD, yaitu

pengurangan disparsitas kapasitas keuangan antar desa. pemerataan pelayanan

publik. memperluas ruang partisipasi, menjamin transparansi dan akuntabilitas,

sebagai prakarsa untuk kemandirian desa.

Pengelolaan ADD akan baik apabila proses perencanaan, proses implementasi,

proses evaluasi dilaksanakan secara jujur. transparan, dan t~mggungjawab. Dana

ADD adalah dana Rakyat, maka sudah sewajarnya bila rakyat meminta informasi,

2

Page 16: PARTISIPASI MASYARAKAT · 2017-10-23 · 4. Drg. Widodo, M.M. yang memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengejar mimpi yang penulis merasa hampir tak mungkin untuk diraih. 5

mengakses, dan mengontrol dana tersebut. Prinsip Pengelolaan ADD yang di

pegang teguh menurut Bahrul Ulum (http://www.scribd.com/doc/13777759/Partisipasi-

Alokasi-Danil Desa, download tanggal 21/5/2009) adalah :

1. Dilaksanakan secara transparan, diketahui oleh masyarakat luas.

2. Masyarakat berperan aktif mulai proses perencanaan, pelaksanaan,

pengawasan dan pemeliharaan

3. Seluruh kegiatan dip~rtanggungjawabkan sedara administrative, teknis dan

hukum

4. Memfungsikan peran serta lembaga kemasyarakat sesuai tugas pokok dan . fungsinya.

5. Hasil kegiatan dapat di ukur dan dapat dinilai tingkat keberhasilannya.

6. Hasil kegiatan dapat dilestarikan secara berkelanjutan (sustainable)

Terbangunnya partisipasi masyarakat desa dalam pembangunan melalui ADD

tersebut dirumuskan dalam pengelolaan ADD yang merupakan bagian yang tidak

terpisahkan dari pengelolaan keuangan desa. Pengelolaan ADD ditekankan oleh

Surat Edaran Menteri Dalam Negeri tanggal 22 Maret 2005 nomor 140/640/SJ yang

menyatakan bahwa titik ber~t perumusan kebijakan pengelolaan ADD yang

membuka ruang partisipasi karena 'ADD merupakan wujud pemenuhan hak desa

untuk menyelenggarakan otonominya agar tumbuh dan berkembang mengikuti

pertumbuhan dari Desa itu sendiri berdasarkan keanekaragaman, partisipasi,

otonomi asli, demokratisasi dan pemberdayaan masyarakat'. (Departemen Dalam

Negeri Rl)

3

Page 17: PARTISIPASI MASYARAKAT · 2017-10-23 · 4. Drg. Widodo, M.M. yang memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengejar mimpi yang penulis merasa hampir tak mungkin untuk diraih. 5

Dari penelitian yang dilakukan Forum Pengembangan Pembaharuan Desa (2005)

ditemukan fakta, pada prinsipnya kepala desa atau wali nagari melakukan

penjaringan aspirasi dengan menggunakan insitusi lokal atau forum konvensional

yang ada di desanya. Di Kabupaten 50 kota, wali nagari dibantu oleh kepala jorong

setingkat kepala dusun melakukan penjaringan aspirasi di kampungnya lewat forum

pengajian atau masjid. Desa di Jawa karena basis ikatan komunitasnya di RT dan

RW, maka kepala desa menggunakan forum itu untuk melakukan penjaringan

aspirasi masyarakat. Di Kabupaten Tuban proses penyusunan anggaran yang

mengedepankan penjaringan aspirasi dari bawah juga dapat difasilitasi oleh pihak

lembaga Pemberdayaan Masyarakat maupun panitia yang menangani program

ADD. Dari uraian tersebut dapatlah dilihat bahwa partisipasi masyarakat desa akan

bergantung dengan kondisi masing-masing desa dan sifat lokalitasnya. Sehingga

pengelolaan ADD akan mengakomodasi berbagai macam cara pengelolaan dalam

mekanisme sosial yang berbeda antar desa dan keberagaman kondisi masing-

masing desa, sehingga akan tercipta kondisi masyarakat yang demokratis.

Secara umum ADD atau_ di· beberapa daerah disebut DAU Desa maupun DAU

Nagari dapat diterima da.n dimanfaatkan secara baik oleh masyarakat desa. Dana

tersebut meskipun jumlahnya.masih terbatas namun telah mampu menjadi stimulant . bagi pembangunan desa. Dari hasil suatu penelitian didapat bahwa sebagian besar

masyarakat desa di daerah penelitian menyampaikan bahwa kebijakan ADD ini

dirasakan lebih bermanfaat daripada kebijakan yang ada selama ini. Mekanismenya

dirasakan lebih transparan dan partisipatif dan pemanfaatannya lebih demokratis,

berdasarkan pada rembug · desa. Disisi lain, penelitian yang dilakukan IRE

4

Page 18: PARTISIPASI MASYARAKAT · 2017-10-23 · 4. Drg. Widodo, M.M. yang memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengejar mimpi yang penulis merasa hampir tak mungkin untuk diraih. 5

yogyakarta (2003) menunjukkan bahwa dalam pelaksanaannya pengelolaan

keuangan desa dan APBDes selama ini belum mengarah pada semangat

pembaharuan pemerintahan desa menuju Good Governance dan otonomi desa.

Hasil penelitian menunjukkan ada sejumlah problem dan kelemahan dalam

pengelolaan keuangan desa dan APBDes, yaitu :

1. Perencanaan strategis desa belum terekspresikan dalam APBDes.

2. APBDes belum menjadi indikator kemampuan ekonomi desa dalam

berotonomi

3. Pemdes masih terjebak paradigma lama pengelolaan keuangan desa

4. Rendahnya kemampuan penggalangan dana atau pendapatan asli desa

5. Pengawasan belum efektif terhadap pelaksanaan APBDes

6. Belum adanya formulasi alokasi dana desa (ADD) yang jelas

7. Penyusunan APBDes masih bersifat ex post budget

8. Sistem anggaran yang bersifat top-down

9. Lemahnya kapasitas perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan APBDes

Dibeberapa daerah juga ditemui adanya penyelewengan yang dilakukan oleh

pemerintah desa. Seperti di Kabupaten Sukarjo Jawa Tengah :

Pada kesempatan itu, Siswadi menyebutkan salah satu kasus dugaan korupsi ADD yang tengah diperiksa tim lnspektorat, adalah kasus penyimpangan yang· melibatkan nama Kades Sanggrahan. "Saya hanya dapat mengatakan bahwa kasus itu merupakan salah satu kasus penyimpangan ADD yang tengah kami periksa. Namun, mengenai detail pemeriksaan tidak bisa kami ungkapkan karen a masih dalam proses," ungkapnya. (Solo Pos, Edisi: Rabu, 13 Mei 2009)

Disinilah arti penting peran serta masyarakat dalam pengawasan dan kontrol

terhadap pemerintahan desa dalam implementasi kebijakan ADD. Seperti yang

5

Page 19: PARTISIPASI MASYARAKAT · 2017-10-23 · 4. Drg. Widodo, M.M. yang memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengejar mimpi yang penulis merasa hampir tak mungkin untuk diraih. 5

terjadi di Kabupaten Banjarnegara Jawa Tengah, lnspektorat Kabupaten

Banjarnegara melakukan ~emeriksaan terhadap Kades Kaliurip, Kecamatan

Madukara:

Pemeriksaan dilakukan .. sebagai tindak lanjut at as aduan warga, yang menduga Kades Sudibyo telah menyelewengkan alokasi dana desa (ADD) dan dana stimulan tahun 2008. Hasi/ pemeriksaan itu akan di/aporkan kepada bupati sebagai bahan pertimbangan sebelum memberikan sanksi. "Semua masukan ini akan kami pertimbangkan dan menjadi bahan awal untuk melakukan pemeriksaan aduan masyarakat, " katanya. Menurut Prasetyo, aduan yang. diajukan warga ada dua poin, yakni dana stimulan dan ADD tahun 2008. Di mana warga menduga akan banyaknya rencana pembangunan desa yang belum terealisasi, sehingga muncul dugaan dana tersebut diselewengkan oleh kades. (WawasanDigital, Kamis, 14 Mei 2009)

Pada kondisi ini maka peran serta aktif dari masyarakat dalam pengelolaan ADD

diperlukan dalam proses demokratisasi desa. Dengan peran serta masyarakat

secara aktif merupakan bentuk nyata dukungan masyarakat dalam pengelolaan

ADD sesuai dengan semangat yang dimiliki yaitu kebersamaan dan

kegotongroyongan yang kesemuanya akan menghasilkan suatu komitmen untuk

berpastisipasi secara nyata dalam proses pembangunan desa.

Pasca Peraturan Pemerintah nomor 72 tahun 2005 anggaran untuk pedesaan di

Gunungkidul relatif besar. Di Gunungkidul, sebagai kabupaten dengan banyak desa,

pemasukan dari pemerintah berasal dari Kabupaten, Propinsi dan dari alokasi pusat

(PNPM). Diharapkan dari pemasukan yang besar ini dapat terkelola dengan baik.

Sayangnya, tidak semua da!3rah mampu memanfaatkan alokasi dana ini

berdasarkan kebutuhan masyarakat dan terkadang hanya diwujudkan dalam bentuk

saranaprasarana fisik yang jauh dari relevan. 1

1 Laporan Kunjung<:n IDEA Ke BAPPEDA GUNUNGKIDUL tanggal 13 Agustus 2008 jam 13.00 di Ruang Kepala BAPPEDA, IDEA (sunarja, Ferry, Zakiyah) diterima oleh Eko Subiantoro (Kepala Bapeda Gunungkidul)

6

Page 20: PARTISIPASI MASYARAKAT · 2017-10-23 · 4. Drg. Widodo, M.M. yang memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengejar mimpi yang penulis merasa hampir tak mungkin untuk diraih. 5

Seiring dengan kebijakan pengelolaan ADD yang partisipatif tersebut, Pemerintah

Kabupaten Gu;Jungkidul merumuskan dan memberikan legitimasi terhadap

partisipasi masyarakat tersebut dalam pasal 9 Peraturan Daerah Nomor 24 tahun

2008 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa dimana substansi dari pasal

tersebut adalah perwujudan partisipasi masyarakat yang merupakan suatu

rangkaian proses dalam penentuan kegiatan yang dibiayai ADD dan didasarkan

pada rencana kerja desa yang telah dirumuskan bersama masyarakat desa.

Sehingga dapat disimpulkan .bahwa proses pengelolaan ADD tergantung pada

keterlibatan semua elemen masyarakat.

Sayangnya kesempatan dan terbukanya partisipasi tersebut tidak mudah untuk

diwujudkan dalam tataran implementasi. Hal ini dikarenakan rendahnya respon

terhadap upaya untuk melih.at persoalan partisipasi sebagai persoalan membuka

kesempatan untuk mengakomodasi kepentingan dan kebutuhan masyarakat melalui

suara masyarakat. Disini pemerintah kabupaten Gunungkidul kembali terbelenggu '

dan berkutat pada persoalan administrasi dan juga akuntabilitas organisasi

pemerintah daerah, yang impementasinya berdasarkan rasionalitas birokrasi. Pada

tahun 2008 sampai bulan Juni tahun 2008 ada 29 desa yang mengalami kesulitan

untuk mencairkan ADD.

Sekitar 29 desa di empatkecamatan Kabupaten Gunungkidul kesulitan mencairkan Afokasi bana Oesa (ADD) karena tidak mampu memenuhi persyaratan yang ditetapkan, sa/ah satunya mengenai pembuatan APBDes. Sehingga dana yang dialokasikan terancam hangus ..... Sardjono mengakui peraturan ADD tahun ini agak sulit dibandingkan tahun la/u. Jika alokasi anggaran sampai akhir tahun anggaran tidak diambil karena tidak memenuhi persyaratan, dana yang tersedia al<an masuk kas daerah. (gunungkidulkab.go.id, download tangga/5 Agustus 2009)

7

Page 21: PARTISIPASI MASYARAKAT · 2017-10-23 · 4. Drg. Widodo, M.M. yang memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengejar mimpi yang penulis merasa hampir tak mungkin untuk diraih. 5

Hal serupa juga terjadi pada tahun 2009, dimana sampai bulan April 2009 baru ada

2 desa yang mengajukan pencairan ADD.

Beberapa desa kesulitan mencairkan uang alokasi dana desa (ADD). Kesulitan ini dialami menyangkut proses administrasi pencairan. Padahal, pemkab Gunungkidul pada tahun 2009 menyediakan dana ADD Rp 9 miliar. Anggaran ini diperuntukl<an bagi 144 desa di Gunungkidul. Namun, hingga menjelang beral<himya April, baru ada dua desa yang mencairkan. (Radar Yogya, Rabu, 29 Apri/2009)

Hal ini menciptakan lingkungan yang tidak kondusif bagi masyarakat untuk

berpartisipasi. Pedoman umum dan juknis pengelolaan ADD secara tersirat juga

mernberikan kesernp3tan rnasyarakat untuk terlibat yang diakornodasi didalarn suatu

mekanisrne. Mekanisme partisipasi yang dimaksud diarahkan pada ruang yang telah

disediakan rnelalui lernbaga-lembaga formal desa. lni berarti partisipasi masyarakat

sebagai sarana demokratisasi dimaksud bukan terbentuk melalui komunikasi dan

interaksi yang oleh Eugen C Erickson (dalam Suparjan, 2003) mencakup dua

bagian. yaitu internal dan eksternal. Dari pemikirannya dapat ditarik benang merah

bahwa partisipasi merupakan manifestasi tanggungjawab sosial dari individu

terhadap komunitasnya sendiri maupun dengan komunitas luar, seperti hubungan

dengan pemerintah maupun dengan komunitas masyarakat lainnya.

Namun pada taraf implenientasinya partisipasi tidak lebih pemenuhan persyaratan

administrasi sebagai syarat · diberikannya ADD dan menunjukkan akuntabilitas.

Ditambah ketidaksadaran m~syarakat terhadap haknya dalam policy making dan

ketakberdayaan masyarakat dibawah tirani kekuasaan elit lokal untuk

memanfaatkan haknya tersebut dalam berpartisipasi.

Namun demikian ditengah implementasi lapangan peraturan daerah nomor 24 tahun

2008, terdapat fenomena menarik partisipasi aktif masyarakat dalam pembangunan

8

Page 22: PARTISIPASI MASYARAKAT · 2017-10-23 · 4. Drg. Widodo, M.M. yang memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengejar mimpi yang penulis merasa hampir tak mungkin untuk diraih. 5

ui ub::. V\ldc.dcy. '/varga masyarakat dengan kesadar::1n sendiri mernanfaatkan

haknya, bahkan karena kultur warga dan pola pemerintahan desa yang bersih dan

terbuka, tanpa disadari mereka telah membangun sarana diluar yang sengaja

disediakcm untuk rnereka. Hal ini dilakukan untuk menembus kebuntuan komunikasi

antara pemerintah desa dengan masyarakat. (sumber www .forumdesa.org,

download tanggal 11 /6/2009)

Didalam rnenyelenggarakan pemerintahan, pemerintah desa Wiladeg telah mampu

menerapkan good governance. Wiladeg yang terletak di Kecamatan Karangmojo itu

memang hanyalah sebuah desa kecil di Kabupaten Gunungkidul, Daerah lstimewa

Yogyakarta yang tidak pernah diperhitungkan dalam kancah percaturan politik di

republik ini. Namun justru di desa yang berjarak lebih kurang 40 km dari ibu kota

provinsi dan 6 km dari kabupaten itu berhasil menerapkan good governance (Buletin

Kombinasi - Edisi 17 November 2006).

Pemerintah desa mampu merespon keinginan warga untuk berpartisipasi dalam

pembangunan desa. Seperti yang terungkap didalam upaya masyarakat untuk

memperbaiki kondisi jalan yang rusak.

Pertama kali kepala desa memaparkan temuan tentang keluh kesah warga desa berkaitan dengan }alan, hampir seluruh warga yang ikut diskusi IJerkomentar dengan emosional. Dari sinilah Bp. Sukoco sebagai kepala desa mcnanggapi kembali keluh kesah warga "ya meskipun kita tangisi, meskipun kita sumpah-serapahi }alan itu tidak akan berubah, jalan itu bisa berubah kalau kita dandani (perbaiki)" Baik perangl<at desa maupun warga masyarakat sudah sadar benar bahwa menunggu bantuan dari Pemkab ibarat menanti hujan di mvsim kemarav, kecil kemungkinannya. Momentvm inilah yang kemudian dijadikan even untuk merancang pembangunan jalan dvsun secara bergotong-royong. Pertemuan-pertemuan, diskusi-diskusi terus digulirkan dan al<hirnya disepal<ati warga siap mengaspal }alan secara gotong-royong. (www. wonosari. com, Tve Jul 01, 2008)

9

Page 23: PARTISIPASI MASYARAKAT · 2017-10-23 · 4. Drg. Widodo, M.M. yang memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengejar mimpi yang penulis merasa hampir tak mungkin untuk diraih. 5

Dari sumber berita ters~but juga tersirat suatu bentuk partisipasi masyarakat yang

diistilahkan sebagai partisipa;;i ala desa Wiladeg.

Dari sisi budaya masyarakat mampu mengemas Rasulan atau sering juga disebut

"Bersih Deso"2 menjadi sarana partisipasi warga. Sebab selain urut-urutan ritual

sebagaimana umumnya desa lain, rasulan merupakan muara dari proses partisipasi

warga selam5 satu tahun. Momentum ini menjadi menarik karena disela-sela

pertunjukkan atraksi atau kesenian, kepala desa mempresentasikan hasil kinerjanya

selama setahun terakhir dan warga yang hadir dapat langsung menanggapi,

bertanya, mengkritik atau menyanggah presentasi kepala desanya tersebut.

Singkatnya tindakan dan siasat maupun strategi masyarakat desa Wiladeg dan

pernerintahan desa untuk mengatasi ketidakrasionalan tersebut dihubungkan

dengan spirit dari pengelolaan ADD yang partisipatif, menjadi menarik untuk dilihat

lebih lanjut. Dan bagaimana hal tersebut dapat di telusuri melalui eksistensi

partisipasi masyarakat desa Wiladeg disetiap fase pengelolaan ADD.

1.2. PERUMUSAN MASALAH

Ditengah implementasi pengelolaan ADD yang secara umum di Kabupaten

Gunungkidul belurn dapat dilaksanakan secara optimal, terjadi fenomena yang

menarik ditengah masyarakat desa Wiladeg. Kesadaran masyarakat untuk aktif

2 sebuah tradisi turun-temurun yang masih berlaku di seluruh desa se Kabupaten Gunung Kidul DIY Di desa Wiladeg dari dokumen yang ditemukan, kedatangan seorang pimpinan pemerintahan Hindia Belanda yang menghadiri rasulan tahun 1934.

10

Page 24: PARTISIPASI MASYARAKAT · 2017-10-23 · 4. Drg. Widodo, M.M. yang memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengejar mimpi yang penulis merasa hampir tak mungkin untuk diraih. 5

berpartisipasi dalam pem_bangunan desa menjadi modal sosial yang kuat untuk

mengelola ADD.

Prinsip-prinsip pengelolaan ADD yang harus dipenuhi dilakukan oleh pemerintah

desa, mendorong kesadaran masyarakat akan pentingnya partisipasi dalam

pengelolaan ADD. Kesadaran yang tinggi ini mengkondisikan masyarakat untuk aktif .

dalam menggunakan saluran partisipasi baik saluran formal maupun informal yang

mereka bangun sendiri dalam semua aspek pengelolaan ADD . .

Sehingga dari gambaran kondisi tersebut rumusan masalah yang akan dijawab pada

penelitian ini adalah :

1. Bagaimanakah mekanisme partisipasi masyarakat dalam pengelolaan ADD di

desa Wiladeg?

2. Bagaimanakah derajat partisipasi masyarakat dalam pengelolaan ADD di desa

Wiladeg?

1.3. TUJUAN

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Menggambarkan kondisi partisipasi masyarakat dalam memanfaatkan

mekanisme partisipasi formal dalam pengelolaan ADD di desa Wiladeg.

2. Menggambarkan kondisi partisipasi masyarakat dalam memanfaatkan

mekanisme partisipasi informal dalam pengelolaan ADD di desa Wiladeg.

3. Mengukur derajat partisipasi masyarakat dalam pengelolaan ADD di desa

Wlladeg.

11

Page 25: PARTISIPASI MASYARAKAT · 2017-10-23 · 4. Drg. Widodo, M.M. yang memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengejar mimpi yang penulis merasa hampir tak mungkin untuk diraih. 5

1.4. MANFAAT PENELITIAN

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :

1. Secara akademis penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada

khasanah ilmu pengetahuan terutama disukusi tentang Alokasi Dana Desa.

2. Secara praktis untuk memberikan masukan bagi pemerintah daerah dalam

pengembangan kapasitas dan kapabilitas peningkatan pengelolaan Alokasi

Dana Oesa.

12

Page 26: PARTISIPASI MASYARAKAT · 2017-10-23 · 4. Drg. Widodo, M.M. yang memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengejar mimpi yang penulis merasa hampir tak mungkin untuk diraih. 5
Page 27: PARTISIPASI MASYARAKAT · 2017-10-23 · 4. Drg. Widodo, M.M. yang memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengejar mimpi yang penulis merasa hampir tak mungkin untuk diraih. 5

11.\11 II

1.-.\:'\'1),\S.\~ TEOIU

2.1. PARTISIPASI MASYARAKAT

Pengertian partisipasi telah banyak dibicarakan oleh para ahli, namun arti partisipasi

tersebut berbeda-beda setiap orang. Pendefinisian ini tergantung konteks dan latar

belakang dimana pariisipasi itu dilakukan. Menu rut Almond dalam Syamsi ( 1986),

partisipasi didefinisikan "s~bagai orang-orang yang orientasinya justru pada

penyusunan dan pemrosesan input serta melibatkan diri dalam artikulasi dari

tuntutan-tuntutan kebutuhan dan dalam pembuatan keputusan". Jnanabrota

Bhattacharyya dalam Ndraha (1990) mengartikan partisipasi sebagai pengambilan

bagian dalam kegiatan bersama. Sedangkan Mubyarto dalam Ndraha (1990)

mendefinisikannya sebagai kesediaan untuk membantu berhasilnya setiap program

sesuai kemampuan setiap orang tanpa berarti mengorbankan kepentingan diri

sendiri.

Sementara Davis dalam Syamsi (1986) mendefinisikan partisipasi sebagai berikut

"participation is defined as mental and emotional involvement of persons in group

situations that encourage them .to contribute to group goals and share responsibility

for them". Dari pengertian tersebut, partisipasi masyarakat dalam pembangunan

desa adalah keterlibatan baik mental maupun emosi individu-individu anggota

masyarakat untuk m~mberikan kontribusi dan bertanggung jawab terhadap tujuan

pembangunan desa. Dalam keterlibatannya, masyarakat harus memberikan

13

Page 28: PARTISIPASI MASYARAKAT · 2017-10-23 · 4. Drg. Widodo, M.M. yang memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengejar mimpi yang penulis merasa hampir tak mungkin untuk diraih. 5

dukungan semangat berupa bentuk dan jenis partisipasi yang kesemuanya

disesuaikan dengan kebutuhan dan fase pembangunan desa (perencanaan,

pelaksanaan, pemanfaatan dan pengawasan serta penilaian).

Partisipasi warga lebih sering dipahami sebagai "sosialisasi satu arah" atau

"mobilisasi". Mobilisasi dapat diartikan sebagai upaya pengerahan massa atau

menggerakkan sumberdaya yang dilakukan pihak luar. Dengan demikian mobilisasi

dapat dimaknai bahwa pihak luarlah yang lebih aktif untuk memberikan prakarsa.

Adapun partisipasi yang sesungguhnya tentu tidak demikian, menurut Sumarto

(2004) bahwa :

"partisipasi merupakan suatu proses yang memungkinkan adanya interaksi yang lebih baik antar stakeholders sehingga kesepakatan-kesepakatan dan tindakan yang bersifat inovatif lebih mungkin tercipta dalam proses deliberatif, dimana ruang untuk mendengarkan, belajar, refleksi dan memulai suatu aksi bersama terjadi"

Dari pendapat tersebut dapat dipahami bahwa mobilisasi bukanlah partisipasi yang

sesungguhnya, karena dalam partisipasi terdapat berbagai aspek yang tidak

ditemukan didalam mobilisasi yaitu : kesediaan untuk berinteraksi, terciptanya ruang

yang luas untuk melahirkan kesepakatan yang bersifat inovatif yang dilakukan

secara bersama-sama oleh rpasyarakat. Atau dengan kata lain masyarakatlah yang

aktif dan berkreasi dalam proses tersebut. Dan bila dicermati persoalan krusial yang

dihadapi dunia ketiga adalah adanya organization gap. Hal ini juga dikemukakan

Suparjan (2003) yang melihat hubungan yang terjadi antara masyarakat dengan

negara adalah hubungan yang bersifat satu arah (top down) dan bukan hubungan

yang bersifat kerjasama dan saling mendukung.

Untuk lebih memahami pemikiran tersebut, Soetrisno (1997) mengemukakan bahwa

ada dua definisi partisipasi yang ada dimasyarakat, yaitu :

14

Page 29: PARTISIPASI MASYARAKAT · 2017-10-23 · 4. Drg. Widodo, M.M. yang memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengejar mimpi yang penulis merasa hampir tak mungkin untuk diraih. 5

Pertama : partisipasi rakyat dalam pembangunan sebagai dukungan rakyat terhadap rencana proyek pembangunan yang dirancang dan ditentukan tujuannya oleh perencana. Ukuran tinggi rendahnya partisipasi rakyat dalam definisi inipun diukur dengan kemauan rakyat untuk ikut menanggung biaya pembangunan baik berupa uang maupun tenaga dalam melaksanakan proyek pembangunan pemerintah. Dipandang dari sudut sosiologis, definisi ini tidak dapat dikatakan sebagai partisipasi rakyat dalam pembangunan, melainkan mobilisasi rakyat dalam pembangunan. Kedua : partisipasi dalam pembangunan merupakan kerjasama yang erat antara perencana dengan rakyat dalam merencanakan, melaksanakan, melestarikan dan mengembangkan hasil pembangunan yang telah dicapai. Ukuran tinggi rendahnya partisipasi rakyat dalam pembangunan tidak hanya diukur dengan kemauan rakyat untk menanggung biaya pembangunan, melainkan juga dengan ada tidaknya hak rakyat untuk ikut menentukan arah dan tujuan proyek yang dibangun diwilayah mereka serta ada tidaknya kemauan rakyat untuk secara mandiri melestarikan dan mengembangkan hasil proyek itu.

Dari pemikiran tersebut dapat dimaknai bahwa partisipasi dari masyarakat dalam

pelaksanaan pembangunan mutlak diperlukan, karena masyarakatlah yang pada

akhirnya melaksanaKannya. Dengan adanya perlibatan masyarakat hal positif yang

diharapkan adalah rasa tanggung jawab dan rasa memiliki sebagai modal

keberlanjutan suatu program pembangunan. Mengingat urgennya partisipasi

masyarakat dalam pembangunan, menurut Suparjan (2003) dalam proses

pembangunan ekonomi desa, warga masyarakat hendaknya tidak sekedar

diposisikan sebagai objek, tetapi harus menajdi subyek dalam menentukan

perkembangan masyarakat. Dengan demikian, jika warga masyarakat melakukan

penolakan terhadap investasi, maka pemerintah juga tidak dapat memaksanakan

kehendaknya.

Sedangkan substantif partisipasi menurut Sutoro (2006:219) mencakup tiga hal,

yaitu pertama, suara (voice) setiap warga negara mempunyai hak dan ruang untuk

menyampaikan suaranya c:falam proses pemerintahan. Pemerintah, sebaiknya

mengakomodasi setiap suara yang berkembang dalam masyarakat yang kemudian

15

Page 30: PARTISIPASI MASYARAKAT · 2017-10-23 · 4. Drg. Widodo, M.M. yang memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengejar mimpi yang penulis merasa hampir tak mungkin untuk diraih. 5

dijadikan sebagai basis pembuatan keputusan. Kedua, akses yakni setiap warga

mempunyai kesempatan untuk mengakses atau mempengaruhi pembuatan

kebijakan, termasuk akses dalam layanan publik dan akses pada arus informasi.

Ketiga, kontrol yakni setiap · warga atau elemen-elemen masyarakat mempunyai

kesempatan dan hak untuk m~lakukan pengawasan (kontrol) terhadap jalannya

pemerintahan maupun pengelolaan kebijakan dan keuangan pemerintah.

Partisipasi mendapat posisi y~mg penting dalam proses pembangunan. Seperti

diungkapkan Bintoro Tjokroamidjojo dalam Suparjan (2003), kaitan partisipasi

dengan pembangunan sebagai berikut :

1. Keterlibatan aktif atau partisipasi masyarakat tersebut dapat berarti keterlibatan dalam proses penentuan arah, strategi dan kebijaksanaan pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah.

2. Keterlibatan dalam memikul beban dan bertanggungjawab dalam pelaksanaan pembangunan.

3. Keterlibatan dalam memetik hasil dan manfaat pembangunan secara berkeadilan.

Pemahaman terhadap par1isipasi dalam pembangunan juga ditegaskan oleh Strahm

( 1999) sebagai paradigma pembangunan partisipatoris yang mengindikasikan

adanya dua perspektif sebagai berikut :

(a) Pelibatan masyarakat setempat dalam pemilihan, perancangan, perencanaan, dan pelaksanaan program atau proyek yang akan mewarnai hidup mereka, sehingga dengan demikian dapat dijamin bahwa persepsi setempat, pola sikap, dan pola berpikir, serta nilai-nilai dan pengetahuannya ikut dipetimbangkan secara penuh; dan

(b) Membuat umpan balik (feedback) yang pada hakekatnya merupakan bagian tak terlepaskan dari kegiatan pembangunan.

Kenyataan menunjukkati bahwa pengalaman hidup sehari-hari sering

mengakibatkan masyarakat kurang bersikap terbuka untuk secara jujur menyatakan

pendapatnya mengenai suatu program yang secara resmi diselenggarakan oleh

pemerintah. Dalam hal ini, menurut Huntington dalam Darudono (2004)

16

Page 31: PARTISIPASI MASYARAKAT · 2017-10-23 · 4. Drg. Widodo, M.M. yang memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengejar mimpi yang penulis merasa hampir tak mungkin untuk diraih. 5

mengungkapkan seharusnya aparat waspada terhadap kelompok masyarakat yang

berpartisipasi secara sen:u .. karena itu bisa menghambat dan mempersulit tujuan

secara utuh dan mantap.

Untuk melihat sejauh man~ partisipasi masyarakat benar-benar terwujud dalam

pembangunan desa, maka perlu diperhatikan dimensi-dimensi dan bentuk-bentuk

partisipasi sebagaimana dikemukakan oleh Cohen dan Uphoff (1977) sebagai

berikut : dimensi partisipasi meliputi apa, siapa dan bagaimana partisipasi itu

dilaksanakan.

Penjelasan dari pemikiran tersebut adalah bahwa dalam melaksanakan

pembangunan perlu dilihat, dimensi apa, dimensi siapa dan dimensi bagaimana dari

sebuah partisipasi. Dimensi apa dapat diartikan dalam hal apa saja partisipasi itu

dilakukan. lni sangat terkait dengan arti, pengertian dan definisi partisipasi. Adapun

dimensi siapa dapat diartikan siapa-siapa saja yang berkemungkinan terlibat atau

berpartisipasi. Mereka adalah warga setempat, pimpinan setempat baik formal

maupun informal dan pejabat pemerintah. Sedangkan dimensi bagaimana berkaitan

dengan bagaimana terjadinya partisipasi dalam pembangunan.

Diana Conyers dalam Suparjan (2003) menyebutkan ada tiga alasan utama

mengapa partisipasi masyarakat mempunyai sifat penting, yaitu :

Pertama : partisipasi masyarakat merupakan suatu alat guna memperoleh informasi mengenai kondisi, kebutuhan, dan sikap masyarakat setempat, yang tanpa kehadirannya program pembangunan serta proyek-proyek yang gagal. Kedua : bahwa masyarakat akan lebih mempercayai proyek atau program pembangunan jika mereka dilibatkan dalam proses persiapan dan perencanaannya, karena mereka akan lebih mengetahui seluk beluk proyek tersebut. Ketiga : partisipasi menjadi urgen karena timbul anggapan bahwa merupakan suatu hak masyarakat.

17

Page 32: PARTISIPASI MASYARAKAT · 2017-10-23 · 4. Drg. Widodo, M.M. yang memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengejar mimpi yang penulis merasa hampir tak mungkin untuk diraih. 5

Partisipasi masyarakat juga dapat digunakan sebagai ukuran pembangunan desa,

jika tidak ada partisipasi masyarakat maka tidak dapat disebut sebagai

pembangunan desa. Seperti yang diungkapkan Peter du Sautoy didalam Ndraha

(1990) bahwa partisipasi dapat dianggap sebagai tolok ukur dalam menilai apakah

proyek pembangunan yang bersangkutan termasuk proyek pembangunan desa atau

bukan. Jika masyarakat desa yang bersangkutan tidak berkesempatan untuk

berpartisipasi dalam pe~bangunan didesanya, maka pada hakekatnya adalah

bukan pembangunan desa. Selain itu, partisipasi merupakan alat yang efektif untuk

memobilisasi sumber daya y~ng dimiliki. Pembangunan yang bersifat positif, apabila

ada partisipasi masyarakat setempat, membuat dan mengkondisikan masyarakat

merasa memiliki dan bertanggungjawab atas keberlanjutan hasil pembangunan

terse but.

Berdasarkan uraian tersebut dapat dimaknai bahwa partisipasi adalah merupakan

pengambilan bagian atau keterlibatan anggota masyarakat yang mencakup voice,

akses, dan kontrol dalam setiap pembangunan demi tercapainya tujuan yang telah

ditentukan bersama.

2.2. Cara Menggerakkan Partisipasi Masyarakat

Dalam melibatkan partisipasi masyarakat perlu juga menjadikan prinsip pertukaran

dasar (basic exchange principles) sebagai acuan. Masyarakat akan berpartisipasi

dalam pembangunan, jika ada insentif (reinforcement) yang bermanfaat bagi

mereka. Sementara jika reinforcement yang diperoleh tersebut cenderung negatif

18

Page 33: PARTISIPASI MASYARAKAT · 2017-10-23 · 4. Drg. Widodo, M.M. yang memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengejar mimpi yang penulis merasa hampir tak mungkin untuk diraih. 5

dan mengakibatkan hukuman atau kerugian, maka kemungkinan besar aktivitas

tersebut akan ditinggalkan (Suparjan, 2003).

Pilihan pendekatan pembangunan yang beroirentasi pada pertumbuhan ekonomi

pada rnasa orde baru telah menciptakan kesenjangan sosial yang cukup tinggi.

Persoalan lain yang timbul adalah timbulnya nilai-nilai hedonistik, ketidakperdulian

sosial, erosi ikatan-ikatan kekeluargaan dan kekerabatan, dan meluasnya dekadensi

moral dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Yang lebih penting, pendekatan

pembangunan telah mengakibatkan ketergantungan masyarakat terhadap birokrasi

pusat yang mempunyai sumber daya yang besar. Disisi lain, kekurang pekaan

birokratis terhadap permslahaan yang dihadapi masyarakat telah mematikan inisiatif

masyarakat dalam mengatasi permasalahannya sendiri.

Dengan bergulirnya otonomi daerah terjadi perubahan paradigma pembangunan.

Pelaksanaan otonomi daerah didasari dengn prinsip-prinsip demokrasi yang

memperhatikan serta mengakomodasi aspirasi masyarakat. Masyarakat mendapat

peran yang besar dalam pembangunan daerah dan dituntut berkreativitas dalam

mengelola potensi daerah, serta memprakarsai pelaksanaan pembangunan daerah.

Seperti yang dikemukakan Suparjan (2003), pembangunan masyarakat diarahkan

untk mendorong tumbuhnya. prakarsa dan swadaya masyarakat sebagai upaya

mempercepat peningkatan perkembangan masyarakat.

Berbagai kasus kegagalan ~embangunan dalam mengatasi permasalahan sosial . diakibatkan tidak adanya partisipasi masyarakat. Fakta tersebut menjadikan

pertimbangan bahwa partisipasi hendaknya ditumbuhkan untuk mencapai

keberhasilan pembangunan. Berkaitan dengan hal itu, Keith R Emrich dalam

19

Page 34: PARTISIPASI MASYARAKAT · 2017-10-23 · 4. Drg. Widodo, M.M. yang memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengejar mimpi yang penulis merasa hampir tak mungkin untuk diraih. 5

Suparjan (2003) mengusulkan beberapa pedoman dalam penyusunan

kebijaksanaan yang berisikan peningkatan partisipasi, yaitu :

(1) Partisipasi harus dimulai dari tingkat paling bawah yaitu mengikutsertakan

kelompok penduduk paling mjskin didesa.

(2) Partisipasi harus terjadi pada semua tahap proses pembangunan.

(3) Suatu dukungan semata-mata bukanlah partisipasi.

(4) Partisipasi harus mengandung isi berupa program-program nyata dibidang

produksi dan distribusi.

(5) Partisipasi harus mengubah loyalitas organisasi atau kelompok yang sudah ada.

(6) Peningkatan partisipasi akan mengundang tantangan dari pihak-pihak tertentu.

Sedangkan lfe dan Tesoriero (2006) mengemukakan kondisi-kondisi yang

mendorong partisipasi sebagai berikut :

Pertama, orang akan berp~rtisipasi apabila mereka merasa bahwa isu atau aktivitas

tersebut penting.

Kedua, orang harus merasa bahwa aksi mereka akan membuat perubahan.

Ketiga, berbagai bentuk partisipasi harus diakui dan dihargai.

Keempat, orang harus bisa berpartisipasi, dan didukung dalam partisipasinya.

Kelima, struktur dan proses tidak boleh mengucilkan.

Soetrisno (1995) menerangkan bahwa untuk membangkitkan partisipasi masyarakat

dalam pembangunan dipedukan sikap toleransi dari aparat pemerintah terhadap

kritik, piliran alternatif yang muncul dari berbagai akibat dinamika pembangunan itu

sendiri karena kritik dan pikiran alternatif merupakan satu bentuk partisipasi

masyarakat dalam pembangunan.

20

Page 35: PARTISIPASI MASYARAKAT · 2017-10-23 · 4. Drg. Widodo, M.M. yang memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengejar mimpi yang penulis merasa hampir tak mungkin untuk diraih. 5

Satu hal yang perlu diperhatikan bahwa antara partisipasi masyarakat dengan

kemampuan untuk berkembang secara mandiri terdapat hubungan yang erat.

Kesediaan masyarakat untuk berpartisipasi merupakan tanda adanya kemampuan

awal masyarakat itu sendiri untuk berkembang secara mandiri. Hal ini sejalan

dengan pemikiran Mubyarto (1984) bahwa kemampuan masyarakat untuk

berkembang secara mandiri berkorelasi dengan kemampuannya untuk berpartisipasi

dan juga dengan kemampuannya untuk meningkatkan taraf hidupnya sendiri.

Penurnbuhan partisipasi masyarakat harus dilakukan dengan kesungguhan dan

komitmen dari semua pihak, mengingat hal ini melalui suatu proses yang panjang

dan lama. Modal yang terpenting adalah kepercayaan yang terbangun antara

individu dalam masyarakat maupun masyarakat dengan pemerintah.

Sedangkan dari mana asal partisipasi dijelaskan oleh Maskun ( 1994) sebagai berikut

a. Apabila partisipasi dari masyarakat, berarti kreasi berasal dari pemerintah (kebijakan pemerintah).

b. Apabila partisipasi dari pemerintah, berarti kreasi dari dan inisiatif datang dari masyarakat dan pemerintah hanya berfungsi memberikan stimulasi dan motivasi agar masyarakat berkreasi.

c. Dapat pula kreasi dan inisiatif oleh kelompok masyarakat tertentu, dan partisipasi dari kelompok masyarakat lain.

Selanjutnya faktor-faktor yang perlu mendapat perhatian dalam partisipasi

masyarakat menu rut Tjokrowinoto (200 1) :

Faktor kepemimpinan, dimana dalam menggerakkan partisipasi sangat diperlukan

adanya pimpinan dan kualitasnya.

Faktor komunikasi, yaitu gagasan-gagasan. ide, kebijaksanaan. dan rencana-

rencana baru akan mendapat dukungan bila diketahui dan dimengerti oleh

masyarakat.

21

Page 36: PARTISIPASI MASYARAKAT · 2017-10-23 · 4. Drg. Widodo, M.M. yang memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengejar mimpi yang penulis merasa hampir tak mungkin untuk diraih. 5

Faktor pendidikan, dengan tingkat pendidikan yang memadai, individu.masyarakat

akan memberikan partisipasi yang diharapkan.

Berdasar uraian berbagai pendapat tersebut, memberikan satu pandangan bahwa

partisipasi aktif masyarakat itu harus didorong dan ditumbuhkan dengan

menciptakan kondisi dan suasana yang baik secara intern maupun ekstern yang

dapat memungkinkan c;>rang untuk dapat berkreasi. Singkatnya, partisipasi

masyarakat harus tumb~.h dari bawah untuk mencapai keberhasilan pembangunan.

Untuk itu aparat pemerint~h harus mengembangkan sikap toleransi terhadap

artikulasi dari agregasi kebutuhan dan kepentingan masyarakat. Sehingga

diharapkan akan terbangun hubungan yang dilandasi kepercayaan antara individu

dalam masyarakat maupun masyarakat dengan pemerintah

2.3. PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMBANGUNAN

Jenis partisipasi masyarakat bila dikaitkan dengan proses pembangunan yaitu mulai

dari bentuknya sebagai gagasan sampai pada bentuknya sebagai bangunan, maka

partisipasi dibagi menjadi dua jenis sebagaimana Ndraha (1990) sebagai berikut :

partisipasi yang dilakukan sepanjang proses dinamakan partisipasi prosesional dan

partisipasi yang dilakukan hanya pada tahap tertentu saja, dinamakan partisipasi

parsial.

Jika pemikiran tentang konsep partisipasi masyarakat tersebut diatas dikaitkan

dengan konsep kesadaran akan tanggung jawab terhadap pembangunan, maka

dapat dikatakan bahwa semakin prosesional partisipasi masyarakat semakin besar

rasa tanggung jawab masyarakat terhadap pembangunan dan demikian sebaliknya.

22

Page 37: PARTISIPASI MASYARAKAT · 2017-10-23 · 4. Drg. Widodo, M.M. yang memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengejar mimpi yang penulis merasa hampir tak mungkin untuk diraih. 5

Menurut Ndraha (1987) dengan mengutip pandangan beberapa ahli menyatakan

beberapa bentuk partisipasi, yaiti,J:

1. Partisipasi dalam/melalui kontak dengan pihak lain (contact change) sebagai

salah satu titik awal perubahan social;

2. Partisipasi dalam memperhatikan/menyerap dan memberi tanggapan terhadap

informasi, baik dalam arti menerima, mengiyakan, menerima dengan syarat

maupun dalam arti menolak;

3. Partisipasi dalam perencanaan pembangunan, termasuk pengambilan

keputusan/penetapan rencana;

4. Partisipasi dalam pelaksanaan operasional pembangunan;

5. Partisipasi dalam menerima, memelihara dan mengembangkan hasil

pembangunan;

6. Partisipasi dalam menilai pembangunan, yaitu keterlibatan masyarakat dalam

menilai sejauh mana pelaksanaan pembangunan sesuai dengan rencana dan

sejauh mana hasilnya dapat memenuhi kebutuhan masyarakat.

Dalam hal partisipasi masyarakat dalam pembangunan seperti uraian diatas,

ditegaskan pula oleh Suparjan (2003) bahwa masyarakat hendaknya perlu dilibatkan

dalam tiap proses pembangunan, yaitu (1) identifikasi permasalahan, dimana

masyarakat bersama dengan para perencana ataupun pemegang otoritas kebijakan

tersebut mengidentifikasikan persoalan dalam diskusi kelompok, brain storming,

identifikasi peluang, potensi dan hambatan. (2) proses perencanaan, dimana

masyarakat dilibatkan dalam penyusunan rencana dan strategi dengan berdasar

23

Page 38: PARTISIPASI MASYARAKAT · 2017-10-23 · 4. Drg. Widodo, M.M. yang memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengejar mimpi yang penulis merasa hampir tak mungkin untuk diraih. 5

pada hasil identifikasi, (3) pelaksanaan proyek pembangunan, (4) evaluasi, yaitu

masyarakat dilibatkan untuk menilai hasil pembangunan yang telah dilakukan.

Cohen dan Uphoff (1977) membagi partisipasi masyarakat kedalam dua elemen

yang saling bertautan satu sama lain, yaitu dimensi partisipasi dan konteks

partisipasi. Dimensi parti~ipasi menjelaskan tentang apa yang dilakukan dalam

kegiatan (what dimension), dan bagaimana partisipasi tersebut berjalan (how

dimension). Dimensi partisipasi menjelaskan tentang apa yang dilakukan dalam

kegiatan (what dimension), bentuk partisipasi yang dapat dilakukan masyarakat

penerima progmm pembangunan adalah terdiri dari :

1. Partisipasi dalam pembuatan keputusan (participation in decision making);

2. Partisipasi dalam pelaksanaan (participation in implementation);

3. Partisipasi dalam merin'la manfaat (participation in benefits); dan

4. Partisipasi dalam evaluasi (participation in evaluation).

Keempat macam partisipasi tersebut merupakan suatu siklus yang dimulai dari

decision making, implementasi, benefit dan evaluasi, kemudian merupakan umpan­

balik bagi decision makiryg yang akan datang. Namun dapat pula dari decision

making langsung ke bf?nefit atau pada evaluasi, begitu pula mengenai umpan

baliknya. Partisipasi dalam proses pengambilan keputusan merupakan hal yang

sangat penting, karena pada tahap itu masyarakat sering terabaikan. Program

kegiatan langsung turun dalam bentuk jadi sehingga masyarakat tinggal

melaksanakan saja, tanpa ada kesempatan untuk memberi masukan dan lain

sebagainya.

24

Page 39: PARTISIPASI MASYARAKAT · 2017-10-23 · 4. Drg. Widodo, M.M. yang memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengejar mimpi yang penulis merasa hampir tak mungkin untuk diraih. 5

Gambar 11 .1.

Four-Kinds of Participation

Sumber : Cohen dan Uphoff (1977)

Selanjutnya Cohen dan Uphoff (1977) menjabarkan macam partisipasi masyarakat

sebagai berikut, pengambilan keputusan ada tiga jenis, yakni:

1. Initial decision merupakan proses pengambilan keputusan pada tahap

perencanaan program kegiatan . Seringkali anggota masyarakat tidak disertakan

pada proses pengambilan keputusan pada tahap itu karena umumnya program

telah ditentukan dari atas, mulai dari penentuan masalah, pendekatan

pemecahan masalah, ~ampai cara pemecahan masalah yang dipakai;

2. On-going decision adalah pengambilan keputusan selama proses pembangunan

berjalan. Tahap itu sang~t kritis, karena sangat berpengaruh terhadap berhasil

atau tidaknya pembangunan yang dijalankan. Tahap itu memberi banyak

kesempatan kepada anggota masyarakat untuk berpartisipasi dalam

25

Page 40: PARTISIPASI MASYARAKAT · 2017-10-23 · 4. Drg. Widodo, M.M. yang memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengejar mimpi yang penulis merasa hampir tak mungkin untuk diraih. 5

pengambilan keputusan, seperti perlu atau tidaknya penambahan atau

pengurangan kegiatan yang sedang berjalan, dan lain-lain;

3. Operational decision lebih bersangkut-paut dengan pengorganisasian pelayanan

yang didirikan oleh program, bagaimana cara pengoperasiannya, siapa-siapa

yang harus mengoperasikan dan memelihara bangunan atau alat yang

dihasilkan, prosedur pertemuan, dan lain-lain.

Partisipasi masyarakat dalam implementasi atau pelaksanaan program dapat

dilakukan dalam tiga bentuk, yaitu:

1. partisipasi dalam kontribusi resources yang dapat berupa tenaga kerja, finansial,

bahan-bahan, dan saran-saran atau informasi;

2. partisipasi dalam kegiatan administratif yang dapat berupa kegiatan pencatatan

dan pelaporan serta berbagai kegiatan administratif tainnya; dan

3. keanggotaan pada suatu kepanitiaan kegiatan sudah pula dianggap sebagai

partisipasi mereka dalam kegiatan tersebut.

Bentuk ketiga dari dimensi what ini adalah kemauan masyarakat untuk

memanfaatkan hasil pembangunan yang telah dilakukan, disebabkan adanya

keuntungan (benefit) yang akan diperoleh masyarakat. Keuntungan tersebut dapat

dikategorikan dalam tiga jenis, yaitu :

1. keuntungan yang bersifat material yang dapat berupa peningkatan penghasilan,

kemudahan dalam mendapatkan pelayanan, dan sebagainya;

2. keuntungan yang bersifat sosial yang pada dasarnya adalah keuntungan yang

dirasakan oleh masyarakat secara umum, misalnya adanya puskesmas,

26

Page 41: PARTISIPASI MASYARAKAT · 2017-10-23 · 4. Drg. Widodo, M.M. yang memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengejar mimpi yang penulis merasa hampir tak mungkin untuk diraih. 5

sekolah, sarana air bersi~, tempat pelayanan lain dalam lingkungan masyarakat . tersebut; dan

3. keuntungan yang bersifat personal yang dapat berupa kepuasan pribadi karena

berpartisipasi dalam suatu kegiatan, mendapatkan wewenang atau kekuasaan

dari kepartisipasiannya, meningkatkan rasa percaya diri, dan sebagainya.

Disamping keuntungan yal")g diperoleh masyarakat atau anggota masyarakat

dengan adanya suatu program pembangunan, penting pula dipikirkan adanya

dampak negatif dari program tersebut bagi masyarakat. Apabila ada dampak negatif,

maka menurut Uphoff dan C.ohen, hal itu perlu diperhitungkan dalam analisis

partisipasi masyarakat sebagai faktor penghambat.

Yang keempat, dari dimensi what ini adalah partisipasi masyarakat dalam kegiatan

penilaian atau evaluasi. Kesempatan melakukan penilaian jarang sekali diberikan

kepada masyarakat, walaupun mereka mampu melakukannya. Umumnya kegiatan

tersebut selalu didominasi oleh petugas, dengan alasan bahwa kegiatan itu bersifat

terlalu teknis. Mereka melupakan bahwa adanya laporan yang bersifat informal

mengenai jalannya kegiatan, tulisan-tulisan dalam surat pembaca dari suatu media

massa, dan berbagai bentuk prates lainnya adalah merupakan salah satu petunjuk,

bahwa masyarakat mampu dan telah melakukan suatu bentuk penilaian terhadap

suatu kegiatan.

Untuk mengetahui bagaimana partisipasi masyarakat dalam pembangunan

berlangsung, Cohen dan Uphoff (1977:85) menggunakan tujuh karakteristik yang

menggambarkan basis dari partisipasi, bentuk, ruang lingkup, dan efektivitas

partisipasi. Meskipun karakteristik tersebut dalam beberapa kondisi dapat berubah-

27

Page 42: PARTISIPASI MASYARAKAT · 2017-10-23 · 4. Drg. Widodo, M.M. yang memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengejar mimpi yang penulis merasa hampir tak mungkin untuk diraih. 5

ubah, tetapi teori ini cukup bermanfaat untuk melihat partisipasi masyarakat dalam

pembangunan desa. Untuk menganalisis partisipasi masyarakat karakteristik

partisipasi tersebut tidak harus dipergunakan semuanya. Akan tetapi dapat dipilih

yang relevan dengan program yang akan dianalisis. Ketujuh karakteristik partisipasi .

tersebut dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabelll.1.

' Basic Characteristics of How Participation Occurs

Characteristic Identifying Concept

Impetus to Participate Initiative

Incentives for Participation Inducement

Organizational Pattern Structure Direct or Indirect Channels Involvement Time Involved in Duration Participation Number and Range of Scope Activities

The Basis of Participation

The Form of Participation

Extent of Participation

Effective Power Empowerment Effectiveness of Accompanying Participation Participation

-·- - ·....,---...,.,....,----,-.,--------Sumber: Cohen and Uphoff (1977)

Dari tabel dapat dilihat bahwa partisipasi masyarakat dalam tahap pembangunan

tersebut dapat dilakukan dengan berbagai bentuk partisipasi. Partisipan dalam suatu

komunitas dapat berpartisipasi baik sebagai individu atau sebagai anggota dari

institusi formal. Atau individu secara langsung berpartisipasi atau secara kolektif

melalui mekanisme yang ada.

Kesimpulan yang dapat. diambil bahwa partisipasi masyarakat dalam tahap

pembangunan diwujudkan dalam bentuk partisipasi masyarakat secara langsung

atau tidak langsung melalui suatu mekanisme. Namun dalam penelitian ini penulis

28

Page 43: PARTISIPASI MASYARAKAT · 2017-10-23 · 4. Drg. Widodo, M.M. yang memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengejar mimpi yang penulis merasa hampir tak mungkin untuk diraih. 5

membatasi macam partisipasi masyarakat pada tahap perencanaan. implementasi,

dan evaluasi.

2.4. DERAJAT PARTISIPASI MASYARAKAT

Di dalam parakteknya partisipasi masyarakat ditiap-tiap daerah mempunyai kadar

yang berbeda. Dan jika disusun akan membentuk suatu susunan tingkatan kadar

partisipasi masyarakat. Menurut Cohen dan Uphoff (1977), merupakan satu

karakteristik paling krusial mengelompokkan individu atau grup dengan aktivitas

proyek yang bermacam-mac.am kedalam satu derajat kekuatan yang dimiliki untuk

membuat partisipasi mereka menjadi efektif.

Menurut Arnstein dalam lfe. (2008) kadar partisipasi masyarakat dibagi menjadi . delapan anak tangga partisipasi dan dikategorisasikan menjadi tiga derajat

partisipasi yang disebut ladder of participation (tangga partisipasi).

Gambar 11.2.

Delapan Jenjang Partisipasi Masyarakat

kontrol warga negara

kemitraan

} . ---------------------;

kekuasaan didelegsaikan i --------~-------·------- ---·- --- ----i

···-------------~-----!

menenangkan

konsultasi } . ------------ - ________ :

menginformasikan

'} terapi

manipulasi

Sumber: /fe dan Tesoriero (2008)

Derajat kekuatan warga negara

Derajat tokenisms

Non-partisipasi

29

Page 44: PARTISIPASI MASYARAKAT · 2017-10-23 · 4. Drg. Widodo, M.M. yang memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengejar mimpi yang penulis merasa hampir tak mungkin untuk diraih. 5

Derajat tertinggi adalah kendali warga dimana masyarakat memiliki pengaruh

terhadap proses pengambilan keputusan, partisipasi masyarakat sudah masuk

kedalam ruang penentuan proses, hasil dan dampak kebijakan. Derajat ini

memperlihatkan adanya redistribusi kekuasaan kepada masyarakat. Pada tingkat ini

terdapat tiga anak t·mgga mulai dari kemitraan, delegasi kekuasaan, dan yang

tertinggi adalah kendali masyarakat. Derajat kedua adalah derajat tokenism atau

tanda partisipasi yaitu peran serta masyarakat dimana telah didengar dan

berpendapat, tetapi mereka tidak memiliki kemampuan untuk mendapat jaminan

bahwa pandangan mereka akan dipertimbangkan oleh pemegang kekuasaan. Pada

derajat ini terdiri dari tiga. tangga, dimulai dari menginformasikan, konsultasi, dan

tertinggi menenangkan. Non partisipatif hanya bertujuan untuk memndidik, menatar

masyarakat dan mengobati masyarakat, meliputi manipulasi terapi.

Teori yang diur1gkapkan lebih dari tiga puluh tahun ini tak lepas dari kritik. Terdapat

beberapa kritik yang disampaikan para pakar terhadap tipologi ini. Fagence (dalam

Muluk, 2007:60) berpendapat bahwa delapan tipologi ini terlalu menyederhanakan

kompleksitas ragam partisipasi publik. Meskipun hal ini juga diakui Arnstein bahwa

masih dimungkinkan adanya tipologi lain yang terentang diantara anak tangga.

Meskipun demikian, Muluk juga menyatakan bahwa teori tangga partisipasi ini tetap

sangat bermanfaat sebagai titik awal yang sangat membantu sekaligus memicu

perkembangan teori dan praktik partisipasi publik. Burns, Hambleton, dan Hogget

(dalam Muluk, 2007) melihat penggunaan tangga partisipasi dari sisi ruang lingkup

analisis. Tangga partisipasi Arnstein dianggap hanya cocok dipergunakan untuk

ruang lingkup program atau ketetanggaan yang terpusat pada analisis hubungan

30

Page 45: PARTISIPASI MASYARAKAT · 2017-10-23 · 4. Drg. Widodo, M.M. yang memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengejar mimpi yang penulis merasa hampir tak mungkin untuk diraih. 5

antara warga dengan program pemerintah. Untuk lingkup yang lebih luas Burns,

Hambleton, dan Hogget mengembangkan teori partisipasi publik yang disebut ladder

of citizen empowerment (Tangga pemberdayaan warga).

Derajat kekuatan masyarakat dimana masyarakat memiliki pengaruh terhadap setiap

tahapan pembangunan. Menurut Cohan dan Uphoff (1977) ada beberapa ukuran

kekuatan yang mengiringi partisipasi dan disusun menjadi rangkaian kesatuan mulai

dari no power sampai extensive power. Arti khusus dari analisis pemberdayaan

dalam partisipasi adalah adanya kriteria pemberdayaan yang berbeda-beda ditiap

jenis partisipasi sebab aktivitas dan hasil juga berbeda. Enam jenjang partisipasi

yang dikemukakan Cohan dan Uphoff digambarkan dalam tabel berikut ini :

31

Page 46: PARTISIPASI MASYARAKAT · 2017-10-23 · 4. Drg. Widodo, M.M. yang memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengejar mimpi yang penulis merasa hampir tak mungkin untuk diraih. 5

Tabelll.2.

DEGREE OF EMPOWERMENT, BY KIND OF PARTICIPATION

Decision Making lmelementation Benefits Evaluation No Power or No information, no No control over decision to No control over benefits' No right or oppurtunity to Influence oppurtunity to express participate or over amount or distribution; make evaluation of project

views, no vote resources for all received gratuitously performance implementation

Potential Po~er; Right to be informed prior No control over decision to No control over benefits' Ambiguous right to Possible . to decision; may express participate but some over arnount but possibly opportunity to express lnfluen~~ yiew but no right to advise resources for some over their views on project

implementation distribution performance Some Power Right to be informed prior Control over decision to Some control over Recognized right or

to decision; right to advise participate or over benefits' amount or oppurtunity to express and expect consideration resources for distribution, not over views on project

implementation, but not both performance over both

Moderate Power Right to be informed and Control over decision to Some control over both Means and right to make advise; opportunity to participate, providing some amount and distribution some evaluation and to modify or veto decision; of the resources needed for of benefits communicate it to the may participate in dec- implementation authorities making

Significant Power Right to be informed and Control over decision to Substantial control over Means and right to make make decisions on participate, providing most amount and distribution serious evaluation and to program elements subject of the resources needed for of benefits expect it will be taken to higher authority's implementation seriously by the review authorities

Extensive Power Right to be informed and Control over decision to Complete control over Menas and right to make make decisions without participate and over all amount and distributions thorough evaluation and any review resources needed for of benefits to getr project modified (or

implementation terminated) if indicated of evaluation

(.,) Sumber: Cohen and Uphoff (1977)

1\)

Page 47: PARTISIPASI MASYARAKAT · 2017-10-23 · 4. Drg. Widodo, M.M. yang memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengejar mimpi yang penulis merasa hampir tak mungkin untuk diraih. 5

Karakteristik suatu partisipasi sangatlah komplek dan derajat kekuatan berbeda­

beda untuk aktivitas proyek dan kelompok-kelompok berbeda yang mengambil

bagian. Karakteristik-karakteristik tersebut saling mempengaruhi satu sama lain.

Setelah dilakukan analisa dari kekuatan, dapat ditentukan dengan tepat seberapa

luas dan penting kontrol masyarakat terhadap keputusan, pelaksanaan,

pemanfaatan, dan evaluasi, dan seberapa penting jika tidak dilakukan.

Dari paparan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa teori tangga partisipasi Cohen

dan Uphoff tersebut lebih tepat dipergunakan untuk menganalisa derajat partisipasi

masyarakat dalam pengelolaan ADD. Disamping teori tersebut telah teruji untuk

menganalisis partisipasi masyarakat dalam suatu program dengan ruang lingkup

desa, tangga partisipasi tersebut berpusat pada analisis hubungan antara warga

dengan program tertentu dari pemerintah baik secara langsung maupun secara

kolektif. Dan dalam menganalisis derajat partisipasi masyarakat, berdasar pada tiap

jenis partisipasi yang compatible untuk menganalisis derajat partisipasi masyarakat

dalam pengelolaan ADD. ·

2.5. PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN ADD

Alokasi Dana Desa (ADD) adalah dana yang dialokasikan oleh Pemerintah Daerah

untuk desa yang bersumber dari bagian dana perimbangan keuangan pusat dan

daerah. Didalam Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 37 tahun 2007 disebutkan

tujuan Alokasi Dana Desa adalah :

a. Menanggulangi kemiskinan dan mengurangi kesenjangan;

33

Page 48: PARTISIPASI MASYARAKAT · 2017-10-23 · 4. Drg. Widodo, M.M. yang memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengejar mimpi yang penulis merasa hampir tak mungkin untuk diraih. 5

b. Meningkatkan perencanaan dan penganggaran pembangunan di tingkat desa

dan pemberdayaan masyarakat;

c. Meningkatkan pemba~gunan infrastruktur perdesaan;

d. Meningkatkan pengamalan nilai-nilai keagamaan, sosial budaya dalam rangka

mewujudkan peningkatan:sosial;

e. Meningkatkan ketrentaman dan ketertiban masyarakat;

f. Meningkatkan pelayanan pada masyarakat desa dalam rangka pengembangan

kegiatan sosial dan ekonomi masyarakat;

g. Mendorong peningkatan keswadayaan dan gotong royong masyarakat;

h. Meningkatkan pendapatan desa dan masyarakat desa melalui Badan Usaha

Milik Oesa (BUMOesa).

Beberapa manfaat dari ADD bagi desa (dalam Tim FPPD, 2006:7) adalah sebagai

berikut:

1. Oesa dapat menghemat biaya pembangunan, karena desa dapat mengelola

sendiri proyek pembangunannya dan hasil-hasilnya dapat dipelihara secara baik

demi keberlanjutannya.

2. Tiap-tiap desa memperoleh pemerataan pembangunan sehingga lebih mampu

memberikan pelayanan kepada masyarakat desa.

3. Oesa memperoleh kepastian anggaran untuk belanja operasional pemerintahan

desa. Sebelum adanya ADD,belanja operasional pemerintahan desa besarnya

tidak pasti

34

Page 49: PARTISIPASI MASYARAKAT · 2017-10-23 · 4. Drg. Widodo, M.M. yang memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengejar mimpi yang penulis merasa hampir tak mungkin untuk diraih. 5

4. Desa dapat menangani permasalahan desa secara cepat tanpa harus lama

menunggu datangnya program dari Pemerintah Daerah Kabupaten/kota

5. Desa tidak lagi hanya tergantung pada swadaya masyarakat dalam mengelola

persoalan pemerintahan, pembangunan serta sosial kemasyarakatan desa

6. Dapat mendorong terciptanya demokrasi di desa. ADD dapat melatih

masyarakat dan pemerintah desa untuk be~erja sama, memunculkan

kepercayaan antar pemerintah desa dengan masyarakat desa dan mendorong

adanya kesukarelaan_ masyarakat desa untuk membangun dan memelihara

desanya

7. Dapat mendorong tercipfanya pengawasan langsung dari masyarakat untuk

menekan terjadinya penyimpangan

8. Dengan partisipasi semua pihak, maka kesejahteraan kelompok perempuan,

anak-anak, petani, nelayan, orang miskin, dll dapat tercapai.

Penerima manfaat dari ADD terdiri dari Pemerintah desa, Badan Permusyawaratan

Desa, Lembaga-lembaga kemasyarakatan desa, Masyarakat desa (termasuk

perempuan, anak-anak, petani, buruh, nelayan dan kaum miskin desa yang lainnya).

Desa mendapatkan ADD melalui pemerintah desa. Dan secara teknis pencairan

ADD ini diantaranya dilengkapi dengan mekanisme pembuatan rekening, pengajuan,

penyimpanan, penggunaan dan sebagainya. Mekanisme teknis ini diatur oleh

pemerintah supra desa.

Sedangkan pengelolaan ADD merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari

pengelolaan keuangan desa dan seluruh kegiatannya direncanakan, dilaksanakan,

35

Page 50: PARTISIPASI MASYARAKAT · 2017-10-23 · 4. Drg. Widodo, M.M. yang memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengejar mimpi yang penulis merasa hampir tak mungkin untuk diraih. 5

dan dievaluasi secara terbuka (Peraturan Daerah nomor 24 tahun 2008). Keuangan

Desa adalah semua h.ak dan kewajiban dalam rangka penyelenggaraan

pemerintahan desa yang dapat dinilai dengan uang termasuk didalamnya segala

bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban desa tersebut.

Pemerintah memang telah memberi jaminan bahwa pengelolaan ADD harus

dilakukan secara partisipatif. Jaminan ini terdapat didalam Peraturan Menteri Dalam

Negeri nomor 37 tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa yang

menyatakan bahwa Keuangan desa dikelola berdasarkan azas-azas transparan,

akuntabel, partisipatif serta ·dilakukan dengan tertib dan disiplin anggaran.

(Departemen Dalam Negeri Rl). Sedangkan Brian Wampler (dalam Suhirman 2008)

berkesimpulan, bahwa sustainabilitas dan kesuksesan penganggaran partisipatif

ditentukan oleh tiga faktor utama. Pertama, komitmen politik dari partai dan

pemerintah yang berkuas~. Kedua, budaya warga (civic culture). Ketiga, birokrasi

yang responsif. Hal ini ditekankan oleh Sutoro (2005: 118), yang melihat pelibatan

stakeholders penting sebaQai manifestasi dari pemahaman bahwa APBDes

merupakan public goods desa yang membutuhkan suatu kebijakan publik dari

otoritas desa. Lebih lanjut Sutoro (2006:290) menyatakan bahwa partisipasi

masyarakat muncul ketika contect dan content kebijakan berdekatan dengan apa

yang dibutuhkan masyarakat serta prosesnya memberikan ruang luas bagi

partisipasi publik. Metode. ADD yang menyerahkan pemanfaatan dan

pengelolaannya kepada. masyarakat desa, memang sengaja menghendaki

36

Page 51: PARTISIPASI MASYARAKAT · 2017-10-23 · 4. Drg. Widodo, M.M. yang memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengejar mimpi yang penulis merasa hampir tak mungkin untuk diraih. 5

keterlibatan/partisipasi masyarakat desa didalam proses perencanaan, pelaksanaan,

pengawasan dan evaluasi pembangunan desa.

Menurut Sutoro (2006:319) masyarakat mempunyai hak dan ruang untuk

menyampaikan aspirasi, mengakses atau mempengaruhi pembuatan kebijakan

termasuk memperoleh informasi, serta mempunyai kesempatan dan hak untuk

melakukan pengawasan. Ketiga substansi partisipasi dalam pengelolaan ADD

tersebut diwujudkan dalam mekanisme partisipasi masyarakat yang terbingkai dalam

forum dan lembaga baik ·formal maupun informal. Senada dengan hal tersebut

Setiadi (2004) menyatakan bahwa alokasi sumber anggaran publik yang dilakukan

secara partisipatif biasa dikenal dengan penggangaran partisipatif (participatory

budgeting), adalah sebuah proses penyusunan anggaran belanja, dengan

keputusan tentang alokasi anggaran ada ditangan masyarakat. Dalam prosesnya

masyarakat berpartisipasi secara otonom. Partisipasi dilakukan dengan berbagai

forum, dimana posisi masyarakat mampu mengontrol dan mengarahkan pemerintah,

dalam penentuan kebijakan alokasi anggaran.

Kerangka hukum dan kelembagaan mengenai perencanaan dan penganggaran

partisipatif diberbagai negara dapat berbeda-beda. Namun secara generik,

penganggaran partisipatif dapat diartikan sebagai: 'mekanisme (atau proses) melalui .

mana penduduk secara langsung memutuskan atau berkontribusi terhadap

keputusan yang dibuat mengenai semua atau sebagian sumberdaya publik

' (termasuk anggaran) yang tersedia". (Suhirman, 2008). Sementara Brownell dalam

Siama (2000) memberikan definisinya berkaitan dengan penyusunan anggaran yang

37

Page 52: PARTISIPASI MASYARAKAT · 2017-10-23 · 4. Drg. Widodo, M.M. yang memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengejar mimpi yang penulis merasa hampir tak mungkin untuk diraih. 5

partisipatif atau partisipasi dalam penyusunan anggaran sebagai "suatu proses

organisasi yang semua individu terlibat di dalamnya, mempunyai pengaruh di dalam

keputusannya dan secara langsung berpengaruh terhadap individu-individu

tersebut".

Dalam konteks pengelolaan Alokasi Dana Desa, pemerintah telah mengisyaratkan

keterlibatan masyarakat didalam pengelolaannya melalui mekanisme

musrenbangdes, dan mekanisme yang terjadi didalam lembaga kemasyarakatan

desa. Didalam Peraturan Pemerintah nomor 72 tahun 2005 disebutkan bahwa yang

dimaksud dengan "lembaga kemasyarakatan desa" seperti rukun tetangga, rukun

warga, karang taruna, PKK, Lembaga Pemberdayaan Masyarakat. Tugas lembaga

kemsyarakatan ini adalah membantu pemerintah desa dan merupakan mitra yang

memberdayakan masyarakat. Hubungan kerja antara lembaga pemberdayaan

masyarakat dengan pemerlntah desa bersifat kemitraan, konsultatif dan koordinatif.

(Pemerintah Rl, 2005). Didalam mekanisme pengelolaan ADD lembaga

kemsyarakatan desa merupakan· lembaga formal bentukan pemerintah yang diberi

ruang khusus dan diakui keterlibatannya. Hal ini berimplikasi dengan pemberian

dana untuk kegiatannya yang bersumber dari Alokasi dana Desa.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Schneider dan Baquero di Porto Alegre

(2006), mekanisme yang terbuka dalam proses pembangunan telah memperluas

partisipasi warga dalam proses penyusunan program pembangunan dan alokasi

anggaran. Hal ini sejalan dengan pendapat Avritzer (2000) yang menekankan bahwa

penganggaran partisipatif adalah salah satu bentuk musyawarah warga yang telah

38

Page 53: PARTISIPASI MASYARAKAT · 2017-10-23 · 4. Drg. Widodo, M.M. yang memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengejar mimpi yang penulis merasa hampir tak mungkin untuk diraih. 5

berhasil mengatasi keterbatasan kelembagaan demokrasi liberal yang elitis saat ini.

Penganggaran partisipatif adalah contoh yang sangat baik dalam hal pemanfaatan

potensi demokrasi, yaitu dengan cara mentransformasi musyawarah informal

sehingga berguna dalam kebijakan publik. Mengenai peran lembaga informal

penelitian IRE (2003) menemukan fakta bahwa rembug desa sebagai forum kultural

masyarakat masih dianggap sebagai sarana alternatif dalam menghadirkan ruang

publik (public sphere). Biasanya perbincangannya lebih fokus dan upaya mencari

akar penyebab dan solusi atas permasalahan yang ada menjadi prioritas dalam

tema perbincangan.

Dari paparan tersebut, dapat disimpulkan bahwa partisipasi masyarakat dalam

pengelolaan ADD terjadi pada tahap perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.

Partisipasi tersebut terjadi melalui suatu mekanisme yang terbingkai dalam forum

dan lembaga baik formal maupun informal. Dimana tingkat keterlibatan masyarakat

dilakukan secara individu dan atau melalui keterwakilan dalam lembaga

kemasyarakatan desa.

2.3. DEFINISI KONSEP DAN OPERASIONAL

Dalam suatu penelitian konsep didefinisikan menjadi variabel-variabel. Pengertian

konsep adalah abstraksi mengenai suatu fenomena yang dirumuskan atas dasar

generalisasi dan sejumlah karakteristik kejadian, keadaan kelompok atau individu

tertentu (Sofian Efendi, 1998).

39

Page 54: PARTISIPASI MASYARAKAT · 2017-10-23 · 4. Drg. Widodo, M.M. yang memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengejar mimpi yang penulis merasa hampir tak mungkin untuk diraih. 5

Sebelum menjelaskan konsep penelitian ini maka perlu melihat abstraksi teori

terhadap permasalahan penelitian ini. Kebijakan ADD sejalan dengan agenda dari

otonomi daerah (OTDA). Hal ini karena ADD merupakan sebagian dari kebijakan

yang menempatkan Desa sebagai basis desentralisasi. Selain itu, ADD sangat

relevan dengan perspektif yang menempatkan Desa sebagai basis partisipasi.

Kebijakan ADD diharapkan dapat meningkatkan pembangunan dan partisipasi

masyarakat desa. Selain dapat menjamin partisipasi, kebijakan ADD juga sebagai

sebuah kebijakan yang responsif terhadap kebutuhan desa yang mendesak. Hal ini

karena ADD dapat dipakai untuk mendorong penanganan masalah desa tanpa

harus lama menunggu datangnya program dari pemerintah Kabupaten.

Partisipasi masyarakat dalam semua tahap pengelolaan ADD melalui lembaga atau

forum, baik yang disediakan pemerintah maupun yang ada atas inisiatif masyarakat

sendiri. Keterlibatan masyarakat dalam semua tahap pengelolaan ADD diharapkan

akan menumbuhkan rasa tanggung jawab dan memiliki terhadap hasil

pembangunan. Sehingga akan terjamin sustainability dari pembangunan yang dijiwai

semangat partisipasi. Karena dengan partisipasi aktif masyarakat diharapkan tujuan

pembangunan desa akan tercapai yaitu meningkatkan taraf hidup masyarakat dan

mampu mendorong percepatan kemandirian desa, yakni kemandirian mengelola

pemerintahan, mengambil keputusan, dan mengelola sumber daya lokal sendiri

yang sesuai dengan preferensi masyarakat lokal. (Sutoro Eko, 2006).

Mengingat partisipasi masyarakat menjadi titik strategis dalam pengelolaan ADD,

maka perlu dikembangkan melalui konsep partisipasi, agar perannya dapat berjalan

40

Page 55: PARTISIPASI MASYARAKAT · 2017-10-23 · 4. Drg. Widodo, M.M. yang memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengejar mimpi yang penulis merasa hampir tak mungkin untuk diraih. 5

secara optimal. Forum dan lembaga yang menjadi saluran partisipasi masyarakat

menjadi entry point bagi pengembangan partisipasi. Dengan melihat karakteristik

partisipasi dalam forum dan lembaga kemudian mengukur derajat kekuatan yang

dimiliki, maka dapat dilakukan upaya pengembangan sesuai dengan situasi dan

kondisi masyarakat.

Untuk memahami konsep penting dalam tulisan ini, penulis mengidentifikasi konsep

pokok penelitian yang dipilih berdasarkan dari pertanyaan penelitian yaitu,

bagaimana mekanisme partisipasi masyarakat dalam pengelolaan ADD di desa

Wiladeg dan bagaimanakah derajat partisipasi masyarakat dalam pengelolaan ADD

di desa Wiladeg.

Konsep penelitian ini adalah sebagai berikut :

Partisipasi masyarakat dalam pengelolaan ADD adalah keterlibatan masyarakat

secara aktif dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi Alokasi Dana Desa

yang terbingkai dalam forum dan lembaga. Sesuai dengan konteks pengelolaan

ADD, maka detail yang akan diteliti meliputi:

1. Partisipasi dalam perencanaan

a. Adanya forum musyawarah pembangunan desa dalam merumuskan

ADD.

b. Tingkat kehadiran atau keterwakilan masyarakat dalam musyawarah

perencanaan pembangunan desa.

c. Adanya gagasan atau ide masyarakat dalam perencanaan pembangunan

des a.

41

Page 56: PARTISIPASI MASYARAKAT · 2017-10-23 · 4. Drg. Widodo, M.M. yang memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengejar mimpi yang penulis merasa hampir tak mungkin untuk diraih. 5

d. Yang berperan dalam memutuskan hasil musyawarah perencanaan

pembangunan desa tersebut.

e. Gagasan atau ide dari masyarakat yang menjadi keputusan dalam

musyawarah desa.

2. Partisipasi dalam pelaksanaan

Partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan di desa, akan

dijelaskan dengan :

a. Pemahaman masyarakat tentang program alokasi dana desa.

b. Sejauhmana keterlibatan masyarakat dalam menyumbangkan pikiran,

ketrampilan, tenaga, harta benda ataupun uang.

c. Apakah para pelaksana pembangunan di desa (kepala desa, LKMD,

kader-kader pembangunan dan kepala dusun) berfungsi/berperan

sebagaimana mestinya.

3. Partisipasi dalam mengevaluasi :

a. Sejauh mana keterlibatan masyarakat dalam mengevaluasi program

alokasi dana desa.

b. Jumlah pengaduan dari masyarakat mengenai penyelenggaraan

pembangunaan desa.

c. Sejauh mana keterlibatan masyarakat dalam mengawasi program alokasi

dana desa.

d. Saluran yang dimanfaatkan masyarakat dalam pengawasan dan evaluasi

program alokasi dana desa.

42

Page 57: PARTISIPASI MASYARAKAT · 2017-10-23 · 4. Drg. Widodo, M.M. yang memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengejar mimpi yang penulis merasa hampir tak mungkin untuk diraih. 5

Selanjutnya untuk memberikan gambaran yang lebih jelas terhadap konsep tersebut,

dilakukan analisis terhadap dimensi how disetiap ruang partisipasi tersebut.

Karakteristik partisipasi yang dilihat adalah Initiative untuk berpartisipasi apakah

berasal dari atas atau dari bawah. Structure dan Channels untuk melihat apakah

basis individu atau kolektiv, organisasi formal atau informal, dilakukan secara

langsung atau representatif. Akhirnya, karakteristik tersebut bermanfaat untuk

melihat Empowerment atau derajat partisipasi masyarakat disetiap ruang partisipasi

yang tersusun dalam tangga dimulai dari no power sampai extensive power.

43

Page 58: PARTISIPASI MASYARAKAT · 2017-10-23 · 4. Drg. Widodo, M.M. yang memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengejar mimpi yang penulis merasa hampir tak mungkin untuk diraih. 5
Page 59: PARTISIPASI MASYARAKAT · 2017-10-23 · 4. Drg. Widodo, M.M. yang memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengejar mimpi yang penulis merasa hampir tak mungkin untuk diraih. 5

n.\n 111

:u •~'I'O n 1~ 1·1~-" •~ I. I 'I' I,\:\'

3.1. Pengantar

Penelitian adalah suatu kegiatan mengkaji secara teliti dan teratur dalam suatu

bidang ilmu menurut kaidah tertentu. Kaidah yang dianut adalah metode. Mengkaji

adalah suatu usaha memperoleh atau menambah pengetahuan. Jadi, menurut

Tejoyuwono (2006) meneliti dilakukan untuk memperkaya dan meningkatkan

kefahaman tentang sesuatu. Setiap penelitian mempunyai tujuan yang berbeda. Hal

ini membawa kosekuensi, r:netode yang digunakan akan berbeda pula.

Dalam bab ini akan diungkapkan hal-hal yang berkaitan dengan metode yang

dipergunakan setelah mempertimbangkan pertanyaan dan tujuan penelitian.

Pemilhan metode akan berpengaruh terhadap jenis penelitian, teknik pengumpulan

data, informan penelitian dan teknik analisa data.

3.2. Jenis Penelitian

Berdasar pada pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan, dapat dikatakan bahwa

penelitian ini ingin menggambarkan kondisi partisipasi masyarakat dalam

memanfaatkan mekanisme partisipasi formal dan informal dalam pengelolaan ADD

dan mengukur derajat partisipasi partisipasi masyarakat dalam pengelolaan ADD.

Berdasarkan definisi-defin~si yang telah disintesiskan J Moleong mengungkapkan

44

Page 60: PARTISIPASI MASYARAKAT · 2017-10-23 · 4. Drg. Widodo, M.M. yang memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengejar mimpi yang penulis merasa hampir tak mungkin untuk diraih. 5

bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami

fenomena tentang apa yang dialami kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus

yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.

Selanjutnya dengan melihat tujuan penelitian yaitu ingin menggambarkan kondisi

partisipasi masyarakat dalam memanfaatkan mekanisme partisipasi formal dan

informal dalam pengelolaan ADD, serta mengukur derajat partisipasi masyarakat

dalam pengelolaan ADD, maka dapat dikatakan bahwa tujuan penelitian adalah

untuk menjelaskan atau mendeskripsikan secara rinci dan menyeluruh tentang

interaksi antara pengelolaan ADD dengan partisipasi masyarakat, sehingga,

penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat kualitatif.

3.3. Teknik Pengumpulan Data

Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.

Data primer, teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah melalui

observasi, wawancara, sedangkan untuk data sekunder dilakukan melalui teknik

dokumentasi.

3.3.1. Observasi

Dalam penelitian ini pengamatan dilakukan di lingkungan kantor desa Wiladeg dan

dimasyarakat untuk mengetahui dan menjelaskan bagaimana interaksi terjadi antara

masyarakat dengan pemerintah desa dalam pembangunan desa, yang antara lain

meliputi:

45

Page 61: PARTISIPASI MASYARAKAT · 2017-10-23 · 4. Drg. Widodo, M.M. yang memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengejar mimpi yang penulis merasa hampir tak mungkin untuk diraih. 5

1. apa, apa yang terjadi, apa yang dilakukan dan dikatakan, apakah kejadian

tersebut merupakan hal yang sering terjadi.

2. Siapa, siapa yang terlibat, ciri-ciri sosial pelaku, kedudukannya dalam

pemerintah desa/masyarakat, siapa yang dominan.

3. Bagaimana, bagaimana suatu kejadian dapat berlangsung, bagaimana suatu

kejadian berhubungan dengan kejadian yang lain. (diadopsi dari Sukamdi

dkk 2003)

Obervasi penelitian ini dilakukan pada dua situasi yaitu pertama, pada kantor desa

Wiladeg dan kedua, pada lingkungan masyarakat yang memanfaatkan

pembangunan desa. Observasi dilingkungan kantor desa dilakukan untuk

mengetahui apa yang terjadi, siapa yang terlibat, bagaimana interaksi yang terjadi.

Agar lebih memahami pengelolaan ADD yang dilaksanakan didesa Wiladeg.

Observasi yang dilakukan peneliti dilingkungan kantor desa dan di masyarakat

dilakukan tanpa melihat jam kerja kantor desa. Karena proses kegiatan

pembangunan desa yang dilakukan masyarakat dilakukan setiap waktu tanpa

memperhatikan jam kerja kantor kepala desa.

Fokus pengamatan adalah pada kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan

ADD. Hal ini dilakukan karena pembangunan desa didesa Wiladeg dana berasal dari

berbagai sumber. Teknik pengamatan yang dilakukan peneliti adalah observasi non

partisan, karena peneliti tidak terlibat secara langsung dalam aktivitas dari objek

yang diteliti. Dari pengamatan lapangan diharapkan akan mendapatkan gambaran

secara jelas partisipasi masyarakat dalam pengelolaan alokasi dana desa.

46

Page 62: PARTISIPASI MASYARAKAT · 2017-10-23 · 4. Drg. Widodo, M.M. yang memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengejar mimpi yang penulis merasa hampir tak mungkin untuk diraih. 5

3.3.2. Wawancara

Yang dimaksud dengan wawancara adalah proses memperoleh keterangan dengan

melakukan tanya jawab dengan obyek penelitian yang dilakukan dengan panduan

wawancara. Meskipun wawancara adalah proses percakapan yang berbentuk tanya

jawab namun menurut Na:z:ir (1983) percakapan berbeda dengan wawancara, '

karena wawancara adalah suatu proses pengumpulan data untuk suatu penelitian.

Teknik ini digunakan dalam penelitian ini karena mampu menggali informasi yang

diperlukan secara mendalam (lebih jauh) tentang berbagai hal yang relevan. Melalui

teknik ini diharapkan mendapat informasi yang lebih jelas tentang keyakinan,

pendapat, prinsip pribadi, perasaan, ide serta penilaian seseorang terhadap

lingkungannya.

Pedoman wawancara yang digunakan bersifat terbuka sehingga informan

diharapkan akan merasa lebih bebas dalam menjawab pertanyaan dan tidak merasa

dibatasi. Hal ini dimaksudkan agar proses penggalian informasi dapat berkembang

secara mendalam namun tetap dalam konteks penelitian. Sehingga dimungkinkan

pertanyaan akan berkembang sepanjang relevan dengan tema. Hasil yang

diharapkan adalah peneliti akan mendapatkan beberapa data yang sebelumnya

tidak terprediksikan akan muncul dan akan dieksplosari lebih jauh untuk mendapat

data yang lengkap yang sesuai dengan tema.

Dalam pelaksanaan wawancara, peneliti berusaha membangun suasana yang

santai dalam melakukan interaksi. Hal ini dilakukan untuk menghindari

47

Page 63: PARTISIPASI MASYARAKAT · 2017-10-23 · 4. Drg. Widodo, M.M. yang memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengejar mimpi yang penulis merasa hampir tak mungkin untuk diraih. 5

kecanggungan informan dalam memberikan informasi. Dan ketika beberapa

informasi yang diperoleh perlu dilakukan pengujian kebenaran, peneliti melakukan

wawancara secara tersamar dengan beberapa penduduk setempat. Sifat dasar

masyarakat desa Wiladeg yang ramah tamah memudahkan peneliti menggali

informasi.

3.3.3. Teknik Dokumentasi

Dokumentasi dimanfaatkan untuk memberi dukungan dan memperkuat deskripsi

tentang gambaran yang diperoleh dari teknik wawancara dan pengamatan langsung,

sehingga hasil penelitian ~iharapkan akan lebih kredibel karena didukung oleh data­

data yang terdokumentasikan.

Data yang berasal dari dokur;nentasi yang dianggap relevan dengan tema penelitian

sangat diperlukan. Hal ini disebabkan karena proses perencanaan dari

pembangunan desa telah selesai dilaksanakan, sehingga untuk mendapatkan

gambaran yang jelas tentang perencanaan pembangunan desa dilakukan dengan

melakukan pencermatan terhadap dokumen-dokumen perencanaan yang ada.

Dokumen dalam penelitian ·ini sebagian besar dokumen milik pemerintah desa

Wiladeg. Dalam pengumpulan data ini peneliti tidak mendapat kendala yang berarti.

Hal ini karena respon yang baik dari pemerintah desa Wiladeg, baik Kepala Desa

maupun perangkat desa yang lain.

48

Page 64: PARTISIPASI MASYARAKAT · 2017-10-23 · 4. Drg. Widodo, M.M. yang memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengejar mimpi yang penulis merasa hampir tak mungkin untuk diraih. 5

3.4. lnforman Penelitian

Sesuai dengan sifat penelitian deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk memperoleh

data secara mendalam, . dan bukan untuk digeneralisasikan maka penentuan

informan dengan menggunakan teknik purposive sampling. Penentuan informan

dilakukan dengan pertimbangan tertentu misalnya orangnya dianggap paling tahu

dengan permasalahan penelitian. Dalam sampel purposive, besar sampel ditentukan

oleh pertimbangan informasi.

lnforman yang dipilih dalam proses penelitian dengan teknik purposive sampling ini

banyak didasarkan pada infromasi yang didapat dari teknik dokumentasi, informan

kunci, dan terus berkembang selama proses penelitian. lnforman dalam penelitian ini

adalah:

1. Kepala Desa Wiladeg

2. Ketua BPD Wiladeg

3. Pengurus lembaga kernasyarakatan desa Wiladeg sebanyak 7 orang.

4. Tokoh masyarakat sejumlah 5 orang

3.5. Analisis Data

Tahap ini paling penting dalam suatu penelitian, hal ini dikarenakan tahap analisis

adalah tahap mencari pola sekaligus pemberian makna atas data, baik yang

diperoleh dari observasi dan wawancara serta dari penelusuran data.

49

Page 65: PARTISIPASI MASYARAKAT · 2017-10-23 · 4. Drg. Widodo, M.M. yang memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengejar mimpi yang penulis merasa hampir tak mungkin untuk diraih. 5

Data hasil wawancara yang diperoleh dilapangan kemudian dilakukan pemilihan

bagian yang perlu dibuang, . digolongkan informasi yang sama, untuk dapat

disimpulkan dan diverifikasi. Misalnya ketika memperoleh data tentang swadaya

masyarakat dari beberapa informan. lnformasi yang diberikan oleh informan

berkembang tidak hanya tentang partisipasi, sehingga dalam proses analisis

informasi yang tidak berhubungan dengan swadaya dibuang. Kemudian informasi

yang sejenis dari beberapa informan dikelompokkan untuk selanjutnya disimpulkan.

Seluruh data yang dihasilkan merupakan informasi yang relevan dengan masalah

dan disajikan dalam bentuk narasi. Bila dalam proses analisis data diperlukan

konfirmasi, maka peneliti melakukan diskusi dengan informan. Hal ini dilakukan

sebagai penegasan atas data yang disajikan. Contoh, ketika menganalisis lembaga

Karang Taruna ditemukan bahwa lembaga tersebut tidak berfungsi secara optimal.

Untuk justifikasi fakta tersebut, peneliti melakukan diskusi dengan beberapa

informan.

Pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan bukan

sesuatu yang berlangsung Hnier, melainkan merupakan suatu siklus yang interaktif,

untuk mendapatkan gambaran dan pengertian yang mendalam, komprehensif, yang

rinci mengenai suatu masalah sehingga dapat melahirkan suatu kesimpulan yang

induktif. Seluruh analisis dilakukan dengan mengacu pada upaya memberikan

jawaban atas pertanyaan penelitian berdasarkan uraian teoritis yang telah

didiskusikan.

50

Page 66: PARTISIPASI MASYARAKAT · 2017-10-23 · 4. Drg. Widodo, M.M. yang memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengejar mimpi yang penulis merasa hampir tak mungkin untuk diraih. 5
Page 67: PARTISIPASI MASYARAKAT · 2017-10-23 · 4. Drg. Widodo, M.M. yang memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengejar mimpi yang penulis merasa hampir tak mungkin untuk diraih. 5

llc\11 1\r

C~.\.lllli\lli\1\' \VII.-.:\\'L\11 UI~Si\ \\'IL\UI~C~

U1\l\' i\1.-0KASI U.'\N.'\ DES.t\ (1\UU.

4.1. Gambaran Umum Wilayah

Desa Wiladeg merupakan salah satu desa yang berada di wilayah Kecamatan

Karangmojo Kabupaten Gunungkidul. Jarak desa ke ibu kota kecamatan

Karangmojo ± 3 Km, sedangkan jarak desa ke ibu kota Kabupaten Gunungkidul ±

6 Km. Secara geografis Desa Wiladeg berbatasan dengan :

Sebelah Utara Desa Bejiharjo

Sebelah Timur

Sebelah Selatan

.Desa Ngawis dan Kelor

Dusun Semanu

Sebelah Barat Desa Bendungan

Dari letaknya yang berada ditengah-tengah wilayah kabupaten Gunungkidul

sehingga wilayahnya keseluruhan merupakan daratan dan berupa tanah datar

dengan ketinggian tanah antara 250-300 m dari atas permukaan laut.

Luas wilayah desa Wiladeg secara keseluruhan adalah 650.162 Ha, meliputi 166350

Ha atau sekitar ?.56% berupa tanah sawah, dan 5485495 Ha atau sekitar 84,37%

berupa tanah kering. Sedang sisanya adalah tanah untuk fasilitas umum dan sosial.

Menurut data monografi d.esa Wiladeg Semester II tahun 2008, penduduk desa

Wiladeg ssaat ini berjumlah 4.205 orang. Mayoritas penduduk desa Wiladeg

51

Page 68: PARTISIPASI MASYARAKAT · 2017-10-23 · 4. Drg. Widodo, M.M. yang memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengejar mimpi yang penulis merasa hampir tak mungkin untuk diraih. 5

bermata pencaharian sebagai petani, yaitu mencapai 2.208. adapun secara rinci

data penduduk desa Wiladeg berdasarkan mata pencaharian dapat dilihat dari tabel

berikut ini :

TabeiiV.1.

Mata Pencaharian Penduduk

NO MATA PENCAHARIAN JUMLAH

1 Petani : pemilik tanah, penggarap dan buruh tani 2.208

2 Pengusaha Sedang/Besar 3

3 Pengrajin lndustri Kecil 196 -

4 Buruh : industri, bangunan dan pertambangan 664

5 Pedagang 165

6 Pengangkutan ; 11

7 PNS (Sipil, TNI, Polri), Pensiunan 273

8 Peternak: 685

Sumber: Data Monografi desa Wiladeg Semester 1112008

Dari data tentang kondisi wilayah dan mata pencaharian penduduk sebagaimana

tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa mayoritas penduduk desa Wiladeg

memanfaatkan tanahnya sebagai sumber mata pencaharian yaitu petani. Pengairan

tanah sawah di desa Wiladeg dengan menggunakan irigasi sederhana dan sawah

pasang surut. Sehingga hasil pertanian masih bisa dioptimalkan dengan

meningkatkan sistem irigasi dan cakupan sawah yang dapat diairi.

Dari tingkat pendidikan penduduk, sebagian besar lulusan Sekolah dasar yaitu 1357

orang atau 60,88%. Sedangkan gambaran selengkapnya terhadap tingkat

pendidikan penduduk dapat dilihat sebagai berikut :

52

Page 69: PARTISIPASI MASYARAKAT · 2017-10-23 · 4. Drg. Widodo, M.M. yang memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengejar mimpi yang penulis merasa hampir tak mungkin untuk diraih. 5

TabeiiV.2.

Tingkat Pendidikan Penduduk

NO TINGKA T PENOIOIKAN JUMLAH %

1 Taman Kanak-kanak 61 2,72

2 Sekolah Oasar 1.357 60,88

3 SMP/SLTP 344 15,43

4 SMA/SLTA 253 11,35

5 Akademi (01-03) 84 3,77

6 Sarjana (S1-S3) 84 3,77

7 Pendidikan Khusus 46 2,06

Sumber: Data Monografi desa Wtladeg Semester 1112008

Pemerintahan desa Wiladeg terdiri dari Pemerintah Oesa dan BPO sebagai

pennyelenggara urusan pemerintahan desa. Pemerintah desa dipimpin Kepala Oesa

dan perangkat desa sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Oesa. Untuk

gambaran yang lebih jelas dibawah ini ditampilkan daftar nominatif Kepala Oesa dan

Perangkat Oesa sebagai berikut:

53

Page 70: PARTISIPASI MASYARAKAT · 2017-10-23 · 4. Drg. Widodo, M.M. yang memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengejar mimpi yang penulis merasa hampir tak mungkin untuk diraih. 5

Tabel. IV.3.

Daftar Nominatif ,Kepala Desa dan Perangkat Desa Wiladeg

NO NAMA JABATAN TMT

1 Sukoco Kepala Desa 11-04-2003

2 Rudatiningsih Sekretaris Desa 30-09-2004

3 Andang Jarot Tri Gunawan KaurKeuangan 27-03-1998

4 Suryanto Kaur Perencanaan 16-05-2007

5 Sisnanto Kaur Umum 01-11-2008

6 Haryati Kabag Pemerintahan 14-02-1990

7 Budi Ngesti Hartono Kabag Pembangunan 01-11-2008

8 Tukiyo Kabag Kesra 15-07-1988

9 Sumarno Dukuh Krambilduwur 18-12-1993

10 Maryadi Dukuh Kendalrejo 30-08-2002

11 Margiyo Dukuh Karangnongko 31-12-2003

12 Sareh Dukuh Ngricik 18-12-1993

13 Gunari Dukuh Tompak 26-10-1999

14 Marse no Dukuh Kayuwalang 30-08-2002

15 Ngatmi Dukuh Wiladeg 30-08-2002

16 Sari Sugianto Dukuh Kenteng 30-08-2002

17 Suradi Haryanto Dukuh Nglampar 01-05-1987

18 - Dukuh Kerdon -Sumber : Laporan Keterangan Pertanggung)awaban Kepala Desa Kepada BPD T.A. 2008

Sedangkan susunan personalia Bad an Permusyawaratan Desa masa bakti 2007-

2013 adalah sebagai berikut :

54

Page 71: PARTISIPASI MASYARAKAT · 2017-10-23 · 4. Drg. Widodo, M.M. yang memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengejar mimpi yang penulis merasa hampir tak mungkin untuk diraih. 5

Tabe11V.4.

Bad an Permusyawaratan Desa Masa Bakti 2007-2013

~---·

NO NAM.A JABATAN

1 Sumarno, BA Ketua

2 Supriyatin, S.Sos. Wakil Ketua

3 Heri Santoso, S.Pd. Sekretaris

4 Giyono SW Kabid Anggaran

5 Sugiman Kabid Pembangunan

6 Gayus Maryono, S.Pd. Kabid Kesra

7 Widodo Murti Priyono Kabid Pemerintahan

8 Atmaji Priyo Yuwono Anggota

9 Sumarwati Anggota

10 Sigit Aruji Sudarman Anggota

11 Supriyanto Anggota

Sumber : Laporan Keterangan Pertanggung}awaban Kepala Oesa kepada BPD T.A. 2008

Untuk mendukung penyelenggaraan Pemerintahan Desa dalam pemberdayaan

masyarakat desa dibentuk lembaga kemasyarakatan desa oleh masyarakat dan

anggota ditetapkan berdasar ll1Usyawarah dan mufakat. Desa Wiladeg memiliki

lembaga kemasyarakatan desa sebagai berikut :

1. Lembaga Pemberdayaan Kemasyarakatan Desa (LPMD)

a. Jumlah pengurus LPMD 56 orang

b. Tanggal pelantikan 21 Desember 2007

c. Jumlah Kader Pembangunan Desa (KPD) 10 orang

2. Lembaga Pemberdayaan Kemasyarakatan Padukuhan (LPMP)

a. Jumlah LPMP 10 LPMP

55

Page 72: PARTISIPASI MASYARAKAT · 2017-10-23 · 4. Drg. Widodo, M.M. yang memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengejar mimpi yang penulis merasa hampir tak mungkin untuk diraih. 5

b. Jumlah pengurus LPMP

c. Tanggal pelantikan

3. Rukun Warga (RW)

a. Jumlah RW

b. Jumlah pengurus RW

c. Tanggal pelantikan

4. Rukun Tetangga (RT)

a. Jurnlah RT

b. Jumlah pengurus RT

c. Tanggal pelantikan

5. Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga

a. Jumlah Tim Penggerak PKK

b. Jumlah kader PKK

c. Tanggal pelantikan

6. Karang Taruna

a. Jumlah pengurus Karang Taruna Desa/Dusun

b. Tanggal pelantikan

c. Jumlah Karang Taruna Unit

70 orang

21 Desember 2007

10 RW

50 orang

21 Desember 2007

45 RT

225 orang

21 Desember 2007

37 orang

67 orang

1 0 Desember 2007

33/70 orang

12 Desember 2007

11 unit

Berdasarkan hasil musyawarah antara Badan Perwakilan Desa (BPD) dan aparat

Desa Wiladeg pada tanggal 28 Mei 2008, Pemerintah Desa Wiladeg telah menyusun

dan menetapkan APBDes untuk tahun anggaran 2008 dengan Peraturan Desa

56

Page 73: PARTISIPASI MASYARAKAT · 2017-10-23 · 4. Drg. Widodo, M.M. yang memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengejar mimpi yang penulis merasa hampir tak mungkin untuk diraih. 5

Wiladeg No. 05 tentang APBpes TA 2008 tanggal 28 Mei 2008. Gambaran APBDes . tahun anggaran 2008 tersebut sebagai berikut:

TabeiiV.5

Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes) Desa Wiladeg

Tahun Anggaran 2008

Juwl~h No

··; :·· ...

. ~ : . . . ~ .

: .. - : .. .. ... :··

- ... ? '":. - ~::? :~: .. _: =~---:: .. ;~ .. : .. : -~. :·· ... :·· --· ... ---.... :·· -··

::- . :: :::

Sumber: Lampiran Peraturan Oesa Wiladeg No. 05 tentang APBDes TA 2008 tanggal 28 Mei 2008

Melihat tabel IV.5 terlihat bahwa Pendapatan Asli Desa (PAD) sebesar 46,70% atau

6,02% lebih besar dari sumbangan pemerintah diatasnya. Sedangkan partisipasi

masyarakat (hasil swadaya, partisipasi, gotong royong masyarakat) sebesar 42%

terhadap APBDes. Perbandingan belanja rutin dengan belanja pembangunan

sebesar 31,5% berbanding 68,5%. Sedangkan belanja pembangunan fisik sebesar

67,96% dan belanja non fisik sebesar 0,54%, atau pembangunan fisik lebih banyak

92% dari pembangunan non fisik.

57

Page 74: PARTISIPASI MASYARAKAT · 2017-10-23 · 4. Drg. Widodo, M.M. yang memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengejar mimpi yang penulis merasa hampir tak mungkin untuk diraih. 5

4.2. Kebijakan Alokasi Dana Desa (ADD)

Pedoman pengelolaan Alokasi Dana Desa di Kabupaten Gunungkidul terintegrasi

dalam Peraturan Bupati Gunungkidul nomor 24 tahun 2008 tentang Pedoman

Pengelolaan Keuangan Desa: Yang dimaksud dengan Keuangan Desa adalah

semua hak dan kewajiban dalam rangka penyelenggaraan Pemerintahan desa yang

dapat dinilai dengan uang termasuk didalamnya segala bentuk kekayaan yang

berhubungan dengan hak dan kewajiban desa tersebut. Sehingga dapat dikatakan

bahwa pengelolaan alok~si dana desa menjadi bagian yang tak terpisahkan dari

pengelolaan keuangan d~sa.

Pemberian ADD dimaksudka~ untuk membiayai program Pemerintahan Desa dalam

melaksanakan kegiatan pemerintahan dan pemberdayaan masyarakat. Sedangkan

tujuan ADD diberikan kepada desa adalah sebagai berikut :

1. Menanggulangi kemiskinan dan mengurangi kesenjangan.

2. Meningkatkan perencanaan dan penganggaran pembangunan ditingkat desa

dan pemberdayaan masyarakat.

3. Meningkatkan pembangunan infrastruktur perdesaan.

4. Meningkatkan pengamalan nilai-nilai keagamaan, sosial budaya dalam rangka

mewujudk::m tJeningkatan sosial.

5. Meningkatkan ketentraman dan ketertiban masyarakat.

6. Meningkatkan pelayanan pada masyarakat desa dalam rangka pengembangan

kegiatan sosial dan ekonomi masyarakat.

7. Mendorong peningkatan keswadayaan dan gotong royong masyarakat; dan

58

Page 75: PARTISIPASI MASYARAKAT · 2017-10-23 · 4. Drg. Widodo, M.M. yang memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengejar mimpi yang penulis merasa hampir tak mungkin untuk diraih. 5

8. Meningkatkan pendapatan desa dan masyarakat desa melalui Badan Usaha

Milik Desa.

Dalam menentukan besarnya ADD yang diperoleh desa ditentukan oleh variabel KK

Miskin, jumlah penduduk, luas wilayah, dan jumlah padukuhan dengan pembobotan

sebagai berikut :

TabeiiV.6.

Pembobotan Variabel ADD

Varabel Bobot Angka Bobot

KK Miskin 4 0,40

Jumlah Penduduk 3 0,30

Luas Wilayah 2 0,20

Jumlah Padukutian 1 0,10

Sumber: Peraturan Bvpat1 Gunungk1dul nomor 24 tahun ~008

Sedangkan besarnya ADD difetapkan dengan menggunakan rumus :

ADDx =

ADDPx =

BOx =

KV1,2,3,4x =

ADDM Desa + ADDP Desa

BOx (ADD - 2: ADDM)

a1 KV1 + a2 KV2 + a3 KV3 + a4 KV4

V1 .2.3.4x rvn

Besarnya prosentase perbandingan ditetapkan 70% untuk Alokasi Dana Desa

Minimal (ADDM) dan 30% untuk Alokasi dana Desa Proporsional (ADDP).

Mekanisme penyaluran dana dan pencairan ADD diatur sebagai berikut :

59

Page 76: PARTISIPASI MASYARAKAT · 2017-10-23 · 4. Drg. Widodo, M.M. yang memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengejar mimpi yang penulis merasa hampir tak mungkin untuk diraih. 5

1. Pengajuan dana ADD <;:lilakukan setelah Peraturan Desa tentang APBDesa

ditetapkan. Pengajuan permohonan penyaluran dana ADD oleh Kepala Desa

kepada Bupati melalui camat untuk dilakukan verifikasi terlebih dahulu.

2. Penyaluran dana dilakukan oleh Badan Pengelola Keuangan dan Kekayaan

Daerah (BPKKD) melalui transfer langsung dari Kas Daerah ke rekening Kas

De sa.

3. Pencairan dana ADD dilakukan secara bertahap selama tiga tahap yaitu 30%

pada triwulan pertama, 40% pada triwulan kedua, dan 30% pada triwulan ketiga.

Didalam peraturan daerah tersebut juga diatur tentang penggunaan Alokasi Dana

Desa (ADD) yaitu untuk membiayai kegiatan peningkatan kapasitas Pemerintahan

Desa, pemberdayaan lembaga kemasyarakatan dan masyarakat desa. Besaran

alokasi juga ditentukan sebagai berikut :

1. Belanja Aparatur dan operasional Pemerintah Desa dan BPD sebesar 50%

dengan pembagian Pemerintah Desa sebesar 37,5% dan BPD sebesar 12,5%.

2. Pemberdayaan Lembaga Kemasyarakatan dan pemberdayaan masyarakat

sebesar 50% dengan perincian LPMD 7,5%, PKK 5%, RT/RW 10%, Karang

Taruna 2,5% sehingga total alokasi Pemberdayaan Lembaga Kemasyarakatan

25%. Sedangkan untuk pemberdayaan masyarakat 25%.

Untuk pemberdayaan masyarakat penggunaannya juga telah ditentukan sebagai

berikut:

1. Biaya perbaikan sarana dan prasarana.

2. Penyertaan modal usaha. masyarakat melalui BUM Des

60

Page 77: PARTISIPASI MASYARAKAT · 2017-10-23 · 4. Drg. Widodo, M.M. yang memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengejar mimpi yang penulis merasa hampir tak mungkin untuk diraih. 5

3. Biaya pengadaan ketahanan.pangan

4. Biaya perbaikan lingkungan dan pemukiman

5. Teknologi tepat guna

6. Perbaikan kesehatan dan pendidikan

7. Pengembangan sosial budaya

8. Biaya lainnya yang dianggap penting

Pertanggungjawaban ADD terintegrasi dengan pertanggungjawaban APBDes.

Rancangan peraturan desa tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBDes dan

keputusan Kep.c~a Desa tentang keterangan pertanggungjawaban yang telah dibuat

oleh Kepala Desa disampaikan kepada BPD untuk mendapat persetujuan dan

ditetapkan menjadi peraturan desa tentang pertanggungjawaban pelaksanaan

APBDes. Paling lambat tujuh hari setelah ditetapkan, Kepala Desa menyampaikan

keputusan Kepala Desa tentang keterangan pertanggungjawaban pelaksanaan

APBDes dan peraturan desa tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBDes

kepada Bupati melalu1 Camat.

Untuk mencapai efisiensi dan efektifitas dalam pengelolaan keuangan dilakukan

pengendalian yang dilakukan oleh kepala Desa, Camat, dan Bupati. Sedangkan

pengawasan secara umum terhadap pelaksanaan peraturan desa tentang APBDes

dilakukan oleh BPD dan pengawasan yang menyangkut pengelolaan dan

penggunaan dana dilakukan oleh Aparat Pengawas Fungsional.

Penetapan lokasi dan besarn'ya Alokasi Dana Desa (ADD) Kabupaten Gunungkidul

tahun 2008 ditetapkan dengal') Keputusan Bupati Gunungkidul nomor 51/KPTS/2008

61

Page 78: PARTISIPASI MASYARAKAT · 2017-10-23 · 4. Drg. Widodo, M.M. yang memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengejar mimpi yang penulis merasa hampir tak mungkin untuk diraih. 5

dan untuk tahun anggaran 2009 ditetapkan dengan Keputusan Bupati Gunungkidul

nomor 42/KPTS/2009. Besarnya alokasi ADD untuk kecamatan Karangmojo dapat

dilihat pada tabel berikut ini :

TabeiiV.7.

Besaran Alokasi Dana Desa (ADD) tahun 2008 dan 2009 Kecamatan Karangmojo

NO LOKASI BESARNYA ALOKASI (Rp)

2008 2009 ----·--

1 Bejiharjo 145.023.000 81.300.000 2 Wiladeg 107.300.000 61.300.000 3 Bendungan 98.791.000 55.500.000 4 Kelor 100.113.000 56.300.000 5 Ngipak 108.007.000 60.700.000 6 Karangmojo 121.210.000 68.000.000 7 Gedangrejo 108.723.000 61.100.000 8 Ngawis 112.087.000 63.000.000 9 Jatiayu 123.018.000 69.100.000

. -·---~---- -~---------- --Sumber : Keputusan Bupat1 Gunungk1dul nomor 41/KPTS/2008 dan nomor

42/KPTS/2009

Untuk tahun 2008 pemanfaatan ADD desa Wiladeg ditetapkan dengan Peraturan

Desa Wiladeg nomor OS tahun 2008 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja

Desa Tahun Anggaran 2008. Secara umum digambarkan sebagai berikut:

62

Page 79: PARTISIPASI MASYARAKAT · 2017-10-23 · 4. Drg. Widodo, M.M. yang memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengejar mimpi yang penulis merasa hampir tak mungkin untuk diraih. 5

Grafik IV.1.

Alokasi ADD desa Wiladeg Tahun 2008

50.000.000,00

40.000.000,00

30.000.000,00

20.000.000,00

lO.OOO.OOO,QO

1

Pemdes

R BPD

LPMD

Pemerintah desa Wiladeg mendapat alokasi sebesar Rp. 24.182.500,00 dengan

perincian penggunaan dapat dilihat pada grafik berikut ini :

Grafik IV.2.

Biaya Operasional Pemerintah Desa Alokasi ADD tahun 2008

Biay·a Biayalain·lain P~meliharaan 18%......__

17% "

I

Biaya

P~j~lanan j Dmas Biaya 3% RaJ>ilt·rapat

'i%

Blaya Pengadaan Barang dan

jasa 52%

BPD menerima manfaat ADD sebesar Rp. 8.047.500,00 yang dipergunakan untuk

biaya operasional dengan perincian sebagai berikut :

63

Page 80: PARTISIPASI MASYARAKAT · 2017-10-23 · 4. Drg. Widodo, M.M. yang memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengejar mimpi yang penulis merasa hampir tak mungkin untuk diraih. 5

Grafik IV.3.

Bantuan Biaya Operasional BPD Alokasi ADD tahun 2008

Biaya Pengadaan

Biaya Perjalanan

Din as 6%

Belanja operasional LPMD sebesar Rp. 8.047.500,00 dengan perincian penggunaan

sebagai berikut :

Grafik IV.4.

Belanja Operasional LPMD Alokasi ADD Tahun 2008

Biaya Operasional Peningkatan Kinerja LPMD

12%

Blaya Perjalanan

Belanja Peningkatan

Kapasltas LPMD

jasa CJ%

a an

Untuk belanja operasional RT dan RW sebesar Rp. 12.265.3000,00. Dalam

dokumen APBDes tahun 2008 tidak memperlihatkan perincian penggunaan alokasi

terse but.

64

Page 81: PARTISIPASI MASYARAKAT · 2017-10-23 · 4. Drg. Widodo, M.M. yang memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengejar mimpi yang penulis merasa hampir tak mungkin untuk diraih. 5

Untuk belanja operasional lembaga kemasyarakatan PKK mendapat alokasi sebesar

Rp. 5.365.000,00 dengan perincian sebagai berikut :

Grafik IV.5.

Belanja Operasional PKK Alokasi ADD Tahun 2008

Biaya Pengadaan

Barang · d,m jasa

5%

Biaya Peningkata n Kualitas

dan Kinerja ...

Biaya Kegiatan

10 program pokok. ..

Lembaga pemberdayaan masyarakat berikutnya yang menerima manfaat ADD

adalah Karang Taruna yaitu sebesar Rp. 2.682.000,00 dengan perincian

penggunaan sebagai berikut :

Grafik IV.6.

Belanja Operasional Karang Taruna Alokasi ADD Tahun 2008

4% 3% "" Biaya Pembelian ATK

- Biaya Foto Copy dan jilid

Pengadaan alat olahraga Bolla Volley

Untuk belanja pembangunan alokasi ADD sebesar Rp. 48.285.000,00 dan

keseluruhan anggaran dipergunakan untuk belanja pembangunan fisik.

65

Page 82: PARTISIPASI MASYARAKAT · 2017-10-23 · 4. Drg. Widodo, M.M. yang memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengejar mimpi yang penulis merasa hampir tak mungkin untuk diraih. 5
Page 83: PARTISIPASI MASYARAKAT · 2017-10-23 · 4. Drg. Widodo, M.M. yang memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengejar mimpi yang penulis merasa hampir tak mungkin untuk diraih. 5

IJ.\11 ,.

U,\L:\~1 1•1~~C~I~I~OL\,\~ ,\UU

5.1. Pendahuluan

Melalui pemaknaan kebijakan ADD ini diharapkan desa mendapatkan keuntungan

dari desentralisasi. yaitu memiliki kekuasaan dalam mengelola keuangan desa,

membelanjakan. mengelola, dan mengawasinya. Dengan keleluasaan tersebut

diharapkan juga akan meningkatkan kualitas pelayanan publik dan menstimulasi

tercapainya kesejahteraan rakyat desa.

Untuk dapat melihat gambar~m partisipasi masyarakat desa Wiladeg dalam rangka

pengelolaan ADD, adalah dengan memaparkan mekanisme dan derajat partisipasi

masyarakat. Dimana mekanisme partisipasi merupakan arena atau saluran yang . dapat digunakan oleh seluruh lapisan masyarakat untuk menjalankan partisipasinya

yang terbingkai dalam forum dan lembaga.

Mekanisme partisipasi diidentidikasi dari semua aktivitas partisipasi warga yang

telah melembaga dan diakui oleh stakeholder baik formal maupun informal.

Pembahasan dalam bab V in.i bertujuan untuk mengetahui bagaimana mekanisme

partisipasi masyarakat dalam pengelolaan ADD di desa Wiladeg berjalan,

bagaimana masyarakat menggunakan atau memanfaatkan mekanisme partisipasi

dalam konteks forum atau lemba.ga dalam pengelolaan ADD.

66

Page 84: PARTISIPASI MASYARAKAT · 2017-10-23 · 4. Drg. Widodo, M.M. yang memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengejar mimpi yang penulis merasa hampir tak mungkin untuk diraih. 5

5.2. Mekanisme Formal

Pada sub bagian ini akan melihat mekanisme formal yaitu mekanisme partisipasi

masyarakat yang diatur oleh pemerintah daerah. Yang termasuk dalam mekanisme

formal ini adalah musrenbangdes, BPD, dan lembaga-lembaga kemasyarakatan.

Mekanisme ini menjalankan fungsi dan perannya sesuai dengan aturan pemerintah

supra desa. Melalui mekanisme ini diharapkan mampu mendorong, meningkatkan,

memotivasi partisipasi.

5.2.1. Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa (Musrenbangdes)

Pengelolaan ADD dimulai dari tahap perencanaan. Proses perencanaan tersebut

terintegrasi dalam suatu sistem musyawarah perencanaan pembangunan tingkat

desa. Hal ini sejalan dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 37 tahun 2007

tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa, Peraturan Daerah nomor 21 tahun

2006 tentang Pembentukan Lembaga Kemasyarakatan, peraturan daerah nomor 24

tahun 2008 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa, mensyaratkan seluruh

kegiatan yang didanai ADD direncanakan, dilaksanakan, dan dievaluasi secara

terbuka. Sedangkan pengelolaan ADD merupakan bagian yang tidak terpisahkan

dari pengelolaan keuangan desa karena ADD merupakan bagian dari APBDes.

Musrenbang tingkat desa Wiladeg menghasilkan dokumen Rencana Kegiatan

Pembangunan Desa (RKP Desa), daftar nama-nama wakil desa yang akan

mengikuti Musrenbang di kecamatan, dan daftar usulan kegiatan pembangunan

67

Page 85: PARTISIPASI MASYARAKAT · 2017-10-23 · 4. Drg. Widodo, M.M. yang memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengejar mimpi yang penulis merasa hampir tak mungkin untuk diraih. 5

yang memerlukan pembiayaan APBD kabupaten, APBD provinsi, APBN, program

sektoral antara lain PNPM Mandiri dan pihak lain.

Musrenbangdes untuk membahas rencana kegiatan tahun 2008 di desa Wiladeg,

dilaksanakan pada akhir bulan Januari 2007. Musrenbangdes dilaksanakan dalam

beberapa tahapan. Tahap-tahap ini dilakukan untuk memastikan bahwa mekanisme

berjalan aspiratif. Pemerintah desa memfasilitasi forum musrenbangdes. Forum

musrenbangdes mempunyai nilai strategis yang melibatkan para stakeholder

pembangunan desa yaitu BPD, PKK, Karang Taruna, LPMD, Perangkat desa,

utusan dusun. Musrenbang desa Wiladeg dilaksanakan melalui dua tahapan, yaitu

pra musrenbangdes dan musrenbangdes, dan telah dilaksanakan secara rutin,

seperti disampaikan oleh Bapak Camat Karangmojo sebagai berikut :

" .. ... musrenbang adalah kegiatan yang rutin dan wajib dilaksanakan dan untuk desa Wiladeg sudah rutin dalam melaksanakan musyawarah rencana pembangunan desa ... " (Sambutan Camat Karangmojo pad a pembukaan musrenbangdes di Balai Oesa Wiladeg tanggal 4 Februari 2008)

Perencanaan pembangunan diawali kegiatan identifikasi permasalahan dan

kebutuhan masyarakat. Proses identifikasi ini dilaksanakan oleh Lembaga

Pemberdayaan Masyarakat Desa maupun Lembaga Kemasyarakatan Desa.

Kegiatan yang dilaksanakan adalah menginventarisir aspirasi dari masyarakat yang

merupakan agregasi dari permasalahan dan kebutuhan disegala bidang. Tidak ada

limitasi aspirasi dalam proses ini, semua aspirasi masyarakat ditampung tanpa

membedakan asal maupun pengusulnya. Masyarakat desa Wiladeg sudah terbiasa

memanfaatkan forum pertemuan warga sebagai saluran aspirasi mereka, seperti

forum pertemuan RT, RW, PKK, Karang Taruna, dan sebagainya. Sebagian besar

68

Page 86: PARTISIPASI MASYARAKAT · 2017-10-23 · 4. Drg. Widodo, M.M. yang memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengejar mimpi yang penulis merasa hampir tak mungkin untuk diraih. 5

forum tersebut melakukan pertemuan secara rutin setiap bulan. Dan masyarakat

memanfaatkannya sebagal sarana silaturahmi, tukar pendapat, berbagi

pengetahuan, dan menyarnpaikan aspirasi mereka. Menjelang pelaksanaan

musrenbangdes pertemuan; tersebut semakin intensif membicarakan rencana

kegiatan yang akan diusulkan. Proses selanjutnya adalah musyawarah padukuhan

(musduk). Peserta musyawarah ditingkat padukuhan ini adalah Ketua RT, RW,

Kelompok Tani, PKK padukuhan dan wakil PKK RT sebagai unsur perempuan, dan

Karang Taruna padukuhan sebagai peserta dari unsur pemuda. Dukuh dan LPMD

sebagai fasilitator musduk dan unsur pemerintah desa sebagai narasumber. Musduk

diwilayah desa Wiladeg · dilaksanakan pada awal bulan Januari 2007 sebelum

pelaksanaan musrenbangdes. Kegiatan ini membahas tentang usulan dari

masyarakat yang telah dikumpulkan pada proses sebelumnya. Semua usulan

tersebut diinventarisir dan dikelompokan kedalam tiga bidang yaitu bidang

fisiklinfrastruktur, bidang ekonomi, dan bidang sosial/budaya, pada tahap ini tidak

ada reduksi usulan masyarakat. Hasil dari seluruh proses identifikasi permasalahan

dan kebutuhan tersebut digunakan sebagai input tahap perencanaan berikutnya.

Selanjutnya dilakukan tahap persiapan (Pra-Musrenbangdes) dengan tujuan untuk

mempersiapkan teknis, substansi dan administrasi yang dibutuhkan pada saat

pelaksanaan musrenbang. desa. Kepala Desa bertanggung jawab terhadap

pelaksanaannya. Perencanaan pembangunan yang diinventarisir pada tahap ini

adalah status sementara usulan perencanaan program tahun sebelumnya, apakah

usulan masih akan ditidaklanjuti atau tidak akan ditindaklanjuti. lnventarisir

69

Page 87: PARTISIPASI MASYARAKAT · 2017-10-23 · 4. Drg. Widodo, M.M. yang memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengejar mimpi yang penulis merasa hampir tak mungkin untuk diraih. 5

selanjutnya adalah hasil musyawarah padukuhan. Dalam forum ini Dukuh

mempresentasikan usul-usul perencanaan pembangunan yang telah dirumuskan

dalam musyarawarah padukuhan. Langkah ini penting dilakukan untuk

menginventarisasi perincian rencana pembangunan masing-masing padukuhan,

serta untuk mempelajari apakah terdapat dusun yang saling berbatasan mempunyai

kesamaan rencana, sehingga kegiatan dapat digabungkan. Selanjutnya rencana dari

seluruh padukuhan kemudian diklasifikasikan kembali kedalam tiga bidang sesuai

dengan komisi yang akan dibentuk dalam musrenbangdes. Keluaran (output) dari

proses ini adalah Rencana Kegiatan Pembangunan (RKP) Desa yang berisi daftar

usulan kegiatan yang akan disampaikan pada musrenbang tingkat kecamatan.

Kegiatan tersebut adalah yan_g bersumber dana dari pemerintah supra desa, sedang

yang bersumber dana dari APBDes diserahkan kepada pemerintah desa sebagai

input penyusunan RAPBDes. Kepala Desa sebagai Kepala Pemerintah Desa adalah '

pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan desa. RKP Desa Wiladeg tahun 2008

merupakan penjabaran tahunan terhadap dokumen RPJMD (2008-2013) yang telah

ditetapkan dalam peraturan desa nomor 02 tahun 2008.

Pelibatan masyarakat dalam perencanaan pembangunan cukup tinggi bila dilihat

dari antusiasme masyarakat. Mal ini terlihat dari banyaknya usulan yang dibawa dari

tingkat bawah oleh delegasi dusun maupun lembaga kemasyarakatan, yang

diajukan dalam musrenbangdes. Hal ini diungkapkan oleh seorang tokoh

masyarakat di desa Wiladeg me[lgatakan bahwa :

70

Page 88: PARTISIPASI MASYARAKAT · 2017-10-23 · 4. Drg. Widodo, M.M. yang memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengejar mimpi yang penulis merasa hampir tak mungkin untuk diraih. 5

" .... ... usul ten pedukuhan, saking forum RT rumiyin gek mangkeh ngejokke ten pedukuhan ... " (" .. usul di padukuhan, dari forum RT dulu terus nanti diajukan ke padukuhan .. 'J (wawancara, tanggal 12 Agustus 2009)

Hal ini dikuatkan dengan. pend a pat dari kepala dusun di de sa Wiladeg sebagai

berikut:

" ..... musyawarah dusun_ rumiyin lajeng pun usulken lajeng musyawarah won ten desa ....... masyarakat antusias, kados sal<niki masyarakat usulken pelatihan Ia sakmeniko sampun estu, stir mobil, ... ban yak usulan dari semua bidang .... " (musyawarah dusun dulu terus diusulkan kemudian musyawarah di desa ..... masyarakat antusias, seperti sekarang, masyarakat mengusulkan pelatihan ya sekarang sudah terlaksana, stir mobil, .... ban yak usulan dari semua bidang,,) (wawancara, tanggal 28 September 2009)

Bila dilihat dari usulan kegiatan pembangunan yang diajukan di musrenbangdes,

terlihat bahwa masyarakat mempunyai ruang yang cukup luas untuk bersuara. Hal

ini terungkap dari wawancara dengan kepala desa sebagai berikut :

" .. ... pernah warga miskin kita ajak dan kita berikan ruang untuk bicara, LSM juga ada sampai saya tidak membatasi, entah itu keinginan pribadi atau kelompok saya tidak perduli. Tidak apa, silahkan saja ... " (wawancara dengan Kepala Desa tanggal 26 Agustus 2009)

Dari paparan diatas terlihat bahwa semua elemen masyarakat mempunyai ruang

yang cukup luas untuk menyampaikan aspirasinya. Sehingga dari mekanisme ini

diharapkan adanya keterlibatan masyarakat sejak awal dalam proses pembangunan.

Meskipun pada akhirnya usulan tersebut akan dibuat bobot, seperti terungkap dalam

wawancara berikut :

·' ..... Jadi, waktu menggagas usulan padukuhan itu saya bebaskan. Tolong jangan dinilai dulu, inikan keinginan pribadi, .. ya jangan .. nanti setelah dimusrenbang atau ditingkat desa dia akan dinilai atau dilihat. Sehingga disaat saya membobbt usulan prasarana fisik misalkan mereka bisa melihat sendiri, artinya begini ada orang mengusulkan }alan menuju makam ngotot tapi ada orang yang juga ngotot jaian menuju kesekolah, }alan menuju ke puskesmas, }alan menuju akses ekonomi pertanian ... ya sudah ... kita bobot saja mana }alan ini bobot usulan ini yang paling urgen, yang paling banyak

71

Page 89: PARTISIPASI MASYARAKAT · 2017-10-23 · 4. Drg. Widodo, M.M. yang memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengejar mimpi yang penulis merasa hampir tak mungkin untuk diraih. 5

manfaatnya. Ada yang kepasar .. oke lah ekonomi .. , ke puskesmas, ke sekolah, sehingga orang terus honnat..oh usulanku kalah karang yo mung neng kuburan .. menang nyat neng sekolahan, neng pasar (oh usulanku kalah memang cuma ke kuburan ... menang memang ke sekolahan, ke pasar) ... akhirnya dia menang terhonnat yang kalahpun juga terhonnat, jadi setelah dirangking ... kuwi lho dalanmu rangking sewelas(itu lho jalanmu rang king sebelas) ... " (Wawancara dengan Kepala Desa tanggal 26 agustus 2009)

Dalam musrenbangdes masyarakat diberi kebebasan untuk menyampaikan usul dan

kebutuhan mereka, namun mereka juga diberi kesempatan untuk berpartisipasi

dalam memutuskan sebuah kebijakan. Sehingga dalam proses musrenbangdes ini

partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan sangat tinggi dan dalam

konteks program ADD, partisipasi masyarakat dalam proses perencanaan dan

pengambilan keputusan juga- tinggi. Hal ini diasumsikan bahwa hasil

musrenbangdes adalah merupakan muara seluruh perencanaan pembangunan

yang nantinya pembiayaan berasal dari berbagai sumber. Seperti keterangan lebih

lanjut dari Kepala Desa Wiladeg berikut ini :

"Setelah musrenbang, program semuanya dirangking mana bobot yang paling urgen. Setelah itu dianggap paling urgen, itu berarti akan didanai dari program apa, karena desa mempunyai beberapa program, misal PNPM, ADD ... " (wawancara, tangga/26 Agustus 2009)

Dari paparan tersebut dapat dipahami bahwa musrenbang di desa Wiladeg telah

mampu membawa aspirasi masyarakat dalam proses pembuatan keputusan. Begitu

besarnya peran masyarakat dalam perencanaan pembangunan, sehingga kegiatan

demokrasi terjadi secara maksimal. Fakta lain terungkap bahwa hasil dari

perencanaan pembangunan .melalui musrenbang desa semua adalah merupakan '

usulan dari masyarakat. Sehingga disini peran pemerintah desa murni sebagai

fasilitator dan bukan menggunakan kekuasaan untuk mempengaruhi pengambilan 72

Page 90: PARTISIPASI MASYARAKAT · 2017-10-23 · 4. Drg. Widodo, M.M. yang memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengejar mimpi yang penulis merasa hampir tak mungkin untuk diraih. 5

keputusan dalam perencanaan pembangunan. Hal ini juga diakui oleh Kepala Desa

Wiladeg yang mengungkapkan hal sebagai berikut :

" .... tapi saya hampir tidak punya program sendiri saya lebih condong mereka mengonsep. a tau mereka mengusulkan sehingga saya lebih enak tanggung gugatnya .... " (wawancara, 26 Agustus 2009)

Menyimak dari paparan diatas, bahwa proses perencanaan pembangunan termasuk

didalamnya perencanaan anggaran ADD, telah dilaksanakan dengan menerapkan

nilai demokrasi yang tinggi. Dimana rakyat mempunyai hak untuk ikut bersuara dan

menjadi aktor dalam pembuatan keputusan. Pemerintah desa tetap berkomitmen

dan ini merupakan cerminan suatu kebijakan yang partisipatif serta pengaruh yang

kuat dari masyarakat dalam semua pengambilan kebijakan.

Dari semua paparan diatas terlihat bahwa partisipasi masyarakat sudah mendekati

konsep partisipasi yang diharapkan oleh masyarakat, dan telah menyentuh prinsip

good governance, sehingga dalam beberapa tahun ini kebijakan pembangunan di

desa Wiladeg sudah mampu menjawab kebutuhan masyarakat dan mampu

mengakomodir semua kepentingan masyarakat. Hal ini akan memberi secercah

harapan masyarakat dengan adanya otonomi daerah akan memberi kesejahteraan

bagi masyarakat. Dengan adanya kebijakan yang berpihak kepada rakyat, bentuk

pelibatan masyarakat yang tinggi, dan dorongan niat baik dari pemerintah desa

untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakatnya.

5.2.2. Sidang Badan Permusyawaratan Desa (BPD)

Salah satu prinsip dasar dalam penyelenggaraan pemerintahan desa adalah

demokratisasi. Hal ini harus diperhatikan dalam rangka penyelenggaraan 73

Page 91: PARTISIPASI MASYARAKAT · 2017-10-23 · 4. Drg. Widodo, M.M. yang memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengejar mimpi yang penulis merasa hampir tak mungkin untuk diraih. 5

pemerintahan desa menurut undang-undang nomor 32 tahun 2004 tentang

pemerintahan daerah sebagaimana telah diubah dengan undang-undang nomor 8

tahun 2005 dan peraturan pemerintah nomor 72 tahun 2005 tentang Desa. Prinsip

demokratisasi memiliki makna bahwa penyelenggaraan kegiatan pemerintahan dan

pelaksanaan pembangunan didesa harus mengakomodasi aspirasi yang hidup dan

berkembang di masyarakat. .Berdasar hal tersebut pemerintah daerah kabupaten

Gunungkidul membuat peraturan daerah nomor 18 tahun 2006 tentang Pedoman

Pembentukan Badan Permusyawaratan Desa sebagai dasar hukum formal

pembentukan wadah yang mengakomodasi aspirasi masyarakat dengan

membentuk lembaga yang disebut Badan Permusyawaratan Desa (BPD).

BPD adalah lembaga yang merupakan perwujudan demokrasi dalam

penyelenggaraan pemerintahan desa sebagai unsur penyelenggara pemerintahan

desa. Bersama Kepala Desa, . BPD berfungsi menetapkan Peraturan Desa,

menampung, dan menyalurkan aspirasi masyarakat. Dalam menjalankan fungsi

tersebut BPD mempunyai hak u"ntuk meminta keterangan kepada Pemerintah Desa

dan menyatakan pendapat. Berbeda dengan BPD pada era undang-undang nomor

22 tahun 1999, keanggotaan BPD berdasar undang-undang 32 tahun 2004 adalah

merupakan wakil dari penduduk desa bersangkutan yang ditetapkan dengan melalui

musyawarah dan mufakat.

Setelah musrenbangdes dilaksanakan, Kepala Desa dengan dibantu Sekretaris

Desa dan Perangkat Desa lainnya, menyusun Rancangan peraturan desa tentang

APBDes. RAPBDes tahun .anggaran 2008 diajukan ke sidang BPD untuk dibahas

74

Page 92: PARTISIPASI MASYARAKAT · 2017-10-23 · 4. Drg. Widodo, M.M. yang memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengejar mimpi yang penulis merasa hampir tak mungkin untuk diraih. 5

bersama dalam rangka memperoleh persetujuan bersama pada tanggal 28 Mei 2008

bertempat di Balai Desa Wiladeg. Peserta sidang adalah anggota BPD, Kepala

Desa, Sekretaris Desa, Perangkat Desa. Pembahasan RAPBDes tersebut

menitikberatkan pada kesesuaian dengan RKPDes hasil musrenbangdes. Pada

pembahasan tersebut RAPBDes yang diajukan pemerintah desa tidak terjadi reduksi

atau perubahan kegiatan. Semua sudah sesuai dengan aspirasi masyarakat yang

tertuang dalam RKPDes. Hasil sidang tersebut adalah penetapan RAPBDes menjadi

APBDes Tahun Anggaran 2"008 dengan Peraturan Desa nomor 05 tahun 2008.

Namun demikian dengan diberlakukannya undang undang 32 tahun 2004 fungsi

check and balance yang dimiliki BPD diperlemah dengan dihilangkannya fungsi

kontrol. Dari sisi yang lain akuntabilitas kepala desa dipahami bukan kepada rakyat

(konstituen), tetapi kepada bupati/walikota melalui camat. Dari fakta hasil penelitian

menunjukkan fungsi BPD di desa Wiladeg tetap dimaknai sebagai lembaga kontrol

bagi pemerintah desa dalam melaksanakan peraturan desa termasuk APBDes yang

mana ADD terintegrasi didalaninya. Laporan Keterangan Pertanggungjawaban

Kepala Desa Kepada BPD tahun anggaran 2008 disampaikan pada sidang BPD

pada tanggal 31 Maret 2009. Peserta yang hadir adalah anggota BPD, Kepala Desa,

Perangkat Desa. Mekanisme keseimbangan kontrol (check and balance) ditingkat

desa ini bisa berjalan secara baik karena kepala desa mempunyai komitmen yang

kuat terh.adap konstituennya. Seperti yang terungkap dalam kutipan wawancara

berikut ini :

"kalau saya cara memerankan BPD seperti undang-undang 22 tahun 1999, seperti pertanggungjawaban, kalau pertanggungjawaban sebenarnya BPD

75

Page 93: PARTISIPASI MASYARAKAT · 2017-10-23 · 4. Drg. Widodo, M.M. yang memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengejar mimpi yang penulis merasa hampir tak mungkin untuk diraih. 5

hanya tinggal menerima saja tapi kalau saya saya share-kan ini tho keuangan tahun 2008 coba kritisi mana yang menurut anda salah mana yang kurang pas ... " (wawancara tangga/27 Agustus 2009)

Hal ini juga diperkuat dengan pendapat dari unsur BPD desa Wiladeg beriktu ini :

"ya .. . kami sudah bilang kalau lurah tidak perfu melakukan pertanggungjawaban kepada BPD itu kan sudah wewenang lurah, tapi pak Jurah menginginkannya, ya sudah ... kami bisa memaklumi ... " (wawancara tangga/4 September 2009)

Dari paparan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa fungsi check and balance

yang dimiliki BPD masih tetap dilakukan. Hal ini terjadi karena kuatnya komitmen

kepala desa sebagai pelayan masyarakat dalam menerapkan azas pengelolaan

keuangan desa. Hal ini terungkap dari pernyataan kepala desa berikut ini :

"sebenarnya lurah punya kewenangan dan BPD tinggal menerima laporan saja, sebab tanggung gugat lurah kepada bupati. Tapi menurut saya salah, tanggung gugat itu menurut saya kepada konstituennya yaitu masyarakat dan saya melihat. masyarakat itu ya kristalisasinya adalah BPD" (wawancara tangga/.27 Agustus 2009) .

BPD, sebagai salah satu unsur penyelenggara urusan pemerintahan desa,

memperoleh anggaran untuk biaya operasional bersumber dari ADD. Pengalokasian

ADD bagi BPD ini dimanfaatkan dalam menjalankan fungsi dan perannya. Dalam hal

ini sesuai dengan peraturan daerah nomor 24 tahun 2008 tentang pengelolaan

keuangan desa, ditetapkan bahwa belanja aparatur dan operasional pemerintah

desa dan BPD sebesar 50% dengan perincian pembagian pemerintah desa sebesar

37,5% dan BPD sebesar 12,5%. Untuk tahun 2008 alokasi belanja BPD dalam

APBDes sebesar Rp. 9.695.000,-.

BPD dan pemerintah desa sebagai unsur penyelenggara pemerintahan desa harus

membangun kemitraan yang baik dan berazas kepercayaan (trust). Dari temuan

76

Page 94: PARTISIPASI MASYARAKAT · 2017-10-23 · 4. Drg. Widodo, M.M. yang memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengejar mimpi yang penulis merasa hampir tak mungkin untuk diraih. 5

lapangan di desa Wiladeg format hubungan antara BPD dan pemerintah desa sudah

berjalan selaras dan seimbang. Hal ini terbukti dengan responsivitas pemerintah

desa dan BPD yang tanggap terhadap aspirasi maupun kebutuhan masyarakat,

yang kemudian menjadi preferensi utama pengambilan keputusan desa. Hal

tersebut membuktikan BPD telah melakukan artikulasi terhadap aspirasi dan

kebutuhan masyarakat, yang kemudian mengolahnya menjadi prioritas kebutuhan

dan memformulasikannya menjadi kebijakan desa.

Dari sisi fungsi menampl!ng aspirasi masyarakat, BPD harus proaktif menjaring

aspirasi masyarakat sebagai input dalam pembuatan kebijakan. Hal inipun telah aktif

dilakukan oleh BPD desa Wiladeg dengan memanfaatkan ruang publik di Radio

Komunitas Wiladeg. Acara ini diformat secara interaktif dan dilakukan secara

periodik setiap 35 hari sekali. Antusiasme masyarakat pada acara ini cukup tinggi,

hal ini membuktikan bahwa BPD mampu memerankan fungsinya secara optimal

sebagai bentuk demokrasi representatif.

Dari paparan diatas dapatlah disimpulkan bahwa BPD desa Wiladeg telah

menerapkan prinsip demokrasi yaitu pertama representatif, dimana BPD bukan

hanya wadah bagi elite desa, melainkan telah mewakili berbagai kelompok sosial

yang ada dimasyarakatkan, kedua aspiratif, artinya BPD secara proaktif menjaring

aspirasi masyarakat sebagai bahan masukan bagi perumusan kebijakan desa atau

peraturan desa termasu~ APBDesa dimana ADD terintegrasi didalamnya, ketiga

BPD telah mampu menjalan~an fungsi kontrol terhadap pemerintah desa dalam

77

Page 95: PARTISIPASI MASYARAKAT · 2017-10-23 · 4. Drg. Widodo, M.M. yang memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengejar mimpi yang penulis merasa hampir tak mungkin untuk diraih. 5

dalam melaksanakan peraturan desa, peraturan kepala desa, dan keputusan kepala

de sa.

5.3. Mekanisme Informal

Pada subbab dua ini akan menjawab mekanisme partisipasi informal dalam

pengelolaan ADD di desa Wiladeg. Pada sub pembahasan ini dibagi menjadi dua

sub yakni mekanisme Rapat Umum Warga (RUW) dan mekanisme sarasehan via

Radio Komunitas Wiladeg (RKW). Mekanisme informal adalah mekanisme yang

tidak diatur oleh pemerintah. Mekanisme ini terjadi dan terbentuk secara kultural

dan turun temurun, serta karena adanya tuntutan kebutuhan dan kepentingan.

Mekanisme ini merupakan saluran yang dimanfaatkan masyarakat untuk

menyampaikan aspiranya. ·

5.3.1. Rapat Urn urn Warga -(Rasulan)

Rasulan atau biasa juga disebut "Bersih Deso" merupakan tradisi turun temurun dan

masih banyak dilakukan disejumlah desa di Kabupaten Gunungkidul. Acara pokok

dari kegiatan ini adalah tasyakuran atau ungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang

Maha Esa atas semua karunia yang dilimpahkan khususnya keberhasilan kegiatan

pertanian. Kegiatan ditandai dengan berkumpulnya masyarakat di balai dusun atau

desa untuk melakukan "genduren" atau kenduri.

Seperti pada umumnya rasulan didesa lain wilayah Gunungkidul, rasulan Wiladeg

juga sudah dilakukan secara turun temurun dan tidak jelas kapan mulainya dan

78

Page 96: PARTISIPASI MASYARAKAT · 2017-10-23 · 4. Drg. Widodo, M.M. yang memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengejar mimpi yang penulis merasa hampir tak mungkin untuk diraih. 5

siapa yang memulainya. Tetapi dari dokumen yang ditemukan, kedatangan seorang

pimpinan pemerintahan Hindia Belanda yang menghadiri rasulan tahun 1934.

Rasulan di desa Wiladeg menjadi momentum yang sangat penting karena menjadi

muara proses partisipasi warga selama satu tahun. Ditengah-tengah prosesi ritual

rasulan, Kepala Desa menyampaikan laporan pertanggungjawaban kinerja

pemerintahan secara langsung kepada rakyat. Siklus tahunan yang dimaksud

berbeda dengan siklus tahunan APBDes, karena satu tahun dihitung dari

pelaksanaan rasulan atau rapat umum warga tahun sebelumnya.

Bentuk tanggung gugat ini dimulai sejak lurah-lurah pendahulu. Dahulu, lurah

melakukan eksperimen pertanian dengan menanam satu varietas padi dengan jarak

tertentu dan pemberian pupuk tertentu. Hasil eksperimen dianalisa pada saat sidang

tahunan tersebut. Hal ini dipandang sebagai bentuk tanggung gugat lurah untuk

mempertanggungjawabkan kinerja pemerintahannya. Titik tekan pada bidang

pertanian dengan asumsi 90% ·- 99% masyarakat pada saat itu adalah petani.

Sedangkan petak tanah yang dipergunakan untuk melakukan eksperimen itu sampai

sekarang masih terjaga keberadaannya. Pada era 1990-an, lurah Padiyo

menambahkan pertanggungjawaban tersebut dengan laporan hasil pembangunan.

Dari paparan tersebut dapat dilihat bahwa mekanisme tanggung gugat yang

dilakukan Kepala Desa tersebut telah berlangsung sejak lama bahkan sejak desa

Wiladeg itu ada. Namun formatnya yang berubah-ubah, tergantung regulasi dan

kebijakan pada masanya. Hal ini diperkuat hasil wawancara sebagai berikut :

" ..... . dulu Pak Pardiyo yang saya ganti tahun 1994 itu beliau sudah lebih modem, ditambah .sampai pada laporan pembangunan. Pada forum itu dia

79

Page 97: PARTISIPASI MASYARAKAT · 2017-10-23 · 4. Drg. Widodo, M.M. yang memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengejar mimpi yang penulis merasa hampir tak mungkin untuk diraih. 5

menyampaikan pembangunan-pembangunan yang dia lakukan, terus diera saya lebih baik ditambah dengan angka juga. Sehingga saya tambahi angka perhitungan sehingga APBDes saya hitung saya pertanggungjawabkan seta in apa program terfaksana, apa yang tidak, apa ganjalannya ..... " (wawancara dengan Kepala Desa Wiladeg, tangga/26 Agustus 2009)

Mekanisme keseimbangan kontrol yang terjadi di desa Wiladeg tersebut menjadi

bukti bahwa mekanisme keseimbangan kontrol dalam suatu masyarakat bisa jadi

tidak perlu diatur dengan sekumpulan regulasi. Nilai-nilai lokal yang dianut

masyarakat dan penghargaan pemerintahan desa terhadap satu bentuk kearifan

lokal (local wisdom), mengualkan keberlangsungan mekanisme tersebut.

Mekanisme rapat umum.warga tahun 2008 dilaksanakan pada tanggal 11 Juli 2008.

Antusiasme masyarakat terhadap kegiatan rapat umum warga tersebut cukup tinggi.

lni terlihat dari besarnya swadaya masyarakat dan nuansa kegotongroyongan yang

masih kental. Rasulan tahun 2008 menelan biaya sebesar Rp. 40.270.300,00 dan

sebagian bersumber dari swadaya masyarakat, seperti yang terungkap dalam

wawancara berikut :

" .. . mriki niku sing jelas wonge gampang-gampang, nek onten tarikan nopo niku gampang-gampang dadine saget berjalan. Upamane angel ditarik nggih mboten Ia ncar pe_rjalanan ... " (orang disini itu gampang, kalau ada tarikan apa saja itu gampang sehingga kegiatan bisa berjalan. Seandainya sulit diminta dana kegiatan tidak akan lancar) (wawancara dengan warga masyarakat tanggal 30 September 2009)

Dari paparan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa partisipasi merupakan

pengambilan bagian atau keterlibatan anggota masyarakat dengan cara

memberikan dukungan kontribusi (tenaga, pikiran maupun materi) demi tercapainya

tujuan yang telah ditentukan bersama.

80

Page 98: PARTISIPASI MASYARAKAT · 2017-10-23 · 4. Drg. Widodo, M.M. yang memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengejar mimpi yang penulis merasa hampir tak mungkin untuk diraih. 5

Peran RUW sebagai wadah atau ruang bagi terciptanya mekanisme check and

balance di desa Wiladeg yang terbingkai baik dalam forum dusun maupun dalam

rasulan. Dalam forum dusun, sebelum memanfaatkan radio komunitas, kepala desa

akan membacakan laporan pertanggungjawaban sebelum hari pelaksanaan rasulan

yaitu malam sebelum hari Jumat Kliwon. Pada saat itu masyarakat diberi

kesempatan untuk mengkritisi terhadap laporan pertanggungjawaban tersebut.

Format acara dilakukan secara interaktif sehingga masyarakat secara langsung

dapat mengkritisi kebijakan Kepala Desa. Dari fakta dapat dilihat nilai demokrasi

telah menjadi bagian dari kehidupan maysarakat sehari-hari.

5.3.2. Suara Publik Via Radio Komunitas Wiladeg (RKW)

Radio komunitas merupakan salah satu jenis media komunikasi elektronik, yang

pengelolaannya dilakukan oleh masyarakat (Komunitas) sendiri. Secara sederhana,

radio komunitas dapat diartikan sebagai radio dari, oleh, dan untuk komunitas. Radio

Komunitas merupakan media pemberdayaan masyarakat, yang bertujuan untuk

pendidikan dan peningkatan kapasitas masyarakat. Berbeda dengan radio, televisi,

dan media massa p·ada · umumnya yang cenderung segala cara untuk

mensukseskan bisnisnya (ya'ng penting rating acara tinggi) daripada memiliki misi

pendidikan dan pemberdayaan masyarakat.

Sejumlah kalangan LSM yang memfasilitasi masyarakat dalam mengembangkan

radio komunitas memiliki pemikiran bahwa radio komunitas harus ada karena:

a. Masyarakat memiliki hak berkomunikasi

81

Page 99: PARTISIPASI MASYARAKAT · 2017-10-23 · 4. Drg. Widodo, M.M. yang memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengejar mimpi yang penulis merasa hampir tak mungkin untuk diraih. 5

b. Masyarakat memiliki hak memperoleh pemenuhan kebutuhan informasi yang

benar

c. Masyarakat memiliki hak menyampaikan informasi berdasarkan kepentingannya

dan/atau untuk menyampaik~n pendapatnya

d. Fakta-fakta bahwa media massa yang dikembangkan oleh swasta tidak

menjangkau perdesaan, hanya menjangkau ibukota kabupaten, dan terpusat di

ibukota provinsi dan ibukota negara

Radio Komunitas Wiladeg menjadi mekanisme partisipasi masyarakat diluar

mekanisme bentukan pemerintah supra desa. Mekanisme ini berkembang dari

suatu pola pikir sederhana untuk menampung kebutuhan berpartisipasi masyarakat.

Disamping itu didukung oleh terbukanya peluang untuk mengembangkan

mekanisme partisipasi masyarakat diluar bentukan pemerintah supra desa.

Salah satu bentuk partisipasi masyarakat dalam pembangunan adalah mengakses

informasi yang berkualitas. _Sehingga diharapkan masyarakat memperhatikan,

menyerap dan memberi tanggapan terhadap informasi, baik dalam arti menerima,

mengiyakan, menerima dengan syarat maupun dalam arti menolak. lnilah harapan

yang ingin diwujudkan melalui media RKW, seperti pernyataan yang disampaikan

narasumber berikut ini :

" .... saya melihat konflik itu berawal dari ketidakjelasan sebuah informasi. Sehingga pada tahun 2002 saya menggagas radio ini bagaimana masyarakat komunifas saya ini yang sebenamya punya hak untuk mendapatkan informasi dan itu sebenamya harus dibayar oleh negara. Sebab kewajiban negar:a adalah · memberikan informasi yang seje/as­je/asnya pada grassroot-nya atau pada rakyatnya" (wawancara dengan Kepala Des a Wiladeg pad a tangga/ 26 Agustus 2009)

82

Page 100: PARTISIPASI MASYARAKAT · 2017-10-23 · 4. Drg. Widodo, M.M. yang memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengejar mimpi yang penulis merasa hampir tak mungkin untuk diraih. 5

Sejak tahun 2003 RKW telah menjadi mitra bagi pemerintah desa dalam

mempraktekkan prinsip-prinsip good governance khususnya nilai-nilai transparansi

dan akuntabilitas. Kepala desa Wiladeg memanfaatkan media ini untuk memberikan

informasi dan berkomunikasi dengan konstituennya. Pembacaan

pertanggungjawaban Kepala Desa dilakukan secara rutin setiap tahun dan

merupakan rangkaian acqra rasulan. Sebelum adanya RKW, sebagai salah satu

rangkaian acara rasulan, Kepala Desa membacakan pertanggungjawaban secara

bergillir di 1 0 parlukuhan di desa Wiladeg. Namun setelah RKW berdiri, pembacaan

tersebut dilakukan melalui media ini. Sebelumnya pemerintah desa mengumumkan

tanggal pelaksanaan sehingga diharapkan masyarakat mengetahui dan

mendengarkan.

Partisipasi masyarakat Acara sarasehan dilaksanakan setiap 35 hari sekali, untuk

BPD disebut selapanan da·n urituk Kepala Desa disebut jumat kliwonan. RKW juga

menyiarkan sidang BPD sehingga meski tidak mengikuti masyarakat tetap dapat

mengetahui dinamikanya, kunjungan studi banding dari daerah lain, serta kegiatan

informatif dengan mengundang narasumber yang relevan seperti sosialisasi pemilu

yang diselenggarakan bekerj"asama dengan KPU. Sehingga RKW menjadi sarana

pembelajaran masyarakat untuk meningkatkan kapabilitasnya disemua aspek

kehidupan.

Pemerintah desa melihat betapa partisipasi publik dapat dikembangkan melalui

RKW. Sehingga pemerintah ·· desa memberikan perhatian besar terhadap

keberlangsungan RKW. Setiap tahun RKW mendapat alokasi dana dari APBdes

83

Page 101: PARTISIPASI MASYARAKAT · 2017-10-23 · 4. Drg. Widodo, M.M. yang memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengejar mimpi yang penulis merasa hampir tak mungkin untuk diraih. 5

untuk biaya perawatan alat elektronik sedang untuk operator tidak diberikan honor.

Seperti tahun 2008 R~.W mendapat alokasi sebesar Rp. 2.000.000,00. Pada

akhirnya RKW mempunyfii peran sosial yang sangat penting dalam

.. mengembangkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan.

84

Page 102: PARTISIPASI MASYARAKAT · 2017-10-23 · 4. Drg. Widodo, M.M. yang memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengejar mimpi yang penulis merasa hampir tak mungkin untuk diraih. 5
Page 103: PARTISIPASI MASYARAKAT · 2017-10-23 · 4. Drg. Widodo, M.M. yang memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengejar mimpi yang penulis merasa hampir tak mungkin untuk diraih. 5

11.\11 \'1

Ul~.'~.liiK"\ 1•,\U'I'ISII•,\SI ~1.\.~\.,\U,\K~\'1'

U.\L\.ll 1 .. 1~~1 II,\C~1\ lii~~I,\S\'"\U,\K,\'1',\~ IU~S.\

6.1. Partisipasi Masyarakat dalam Lembaga Kemasyarakatan Desa

Lembaga kemasyarakatan desa adalah lembaga yang ada dan dibentuk oleh

masyarakat desa sebagai upaya untuk memberdayakan masyarakat dalam rangka

mendukung penyelenggaraan pemerintahan desa dan bertugas membantu

Pemerintah 03s:J dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya. Pembentukannya

disesuaikan dengan kebutuhan dan atas prakarsa masyarakat desa. Keberadaan

lembaga kemasyarakatan diharapkan dapat berfungsi sebagai wadah partisipasi dan

terwujudnya demokratisasi, transparansi serta dapat mendorong, memotivasi dan

menciptakan akses agar masyarakat berperan aktif dalam kegiatan pembangunan.

Sumber keuangan lembaga kemasyarakatan tersebut menurut perda nomor 21

tahun 2006 tentang pembentukan Lembaga Kemasyarakatan Oesa adalah

bersumber dari :

a. Anggota sesuai kesepakatan;

b. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa sesuai kemampuan;

c. Usaha kegiatan dari masing-masing kegiatan lemba~1a;

d. Sumbangan dari pihal< lain yang sah dan tidak mengikat.

85

Page 104: PARTISIPASI MASYARAKAT · 2017-10-23 · 4. Drg. Widodo, M.M. yang memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengejar mimpi yang penulis merasa hampir tak mungkin untuk diraih. 5

Alokasi Dana Desa yang dipergunakan untuk membiayai pemberdayaan Lembaga

Kemasyarakatan sebesar 50%. Alokasi anggaran dari APBDes tahun 2008 dan

APBDes 2009 untuk masing-masing lembaga dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel V.1.

Anggaran APBDes tahun 2008 dan 2009 untuk Lembaga Kemasyarakatan

·--- ··-- -··-----··· ---------

APBDes Lembaga Kemasyarakatan --

2008 2009

LPMD Rp. 8.047.500 Rp. 4.597.500

RT/RW - Rp. 6.130.000

PKK Rp. 6.940.000 Rp. 3.065.000

Karang Taruna Rp. 2.682.500 Rp. 1.532.500

Sumber: olah data sekunder

Selain dari APBDes RT, RW, dan PKK mempunyai sumber keuangan dari anggota.

6.1.1. Rukun Tetangga (RT) dan Rukun Warga (RW)

Baik RT maupun RW merupakan organisasi kemasyarakatan sebagai perwujudan

partisipasi masyarakat yang lebih didasarkan kebertetanggaan (neighbourhood)

daripada atas dasar fungsi ptau kepentingan tertentu. (Muluk,2007). Organisasi ini •

dibentuk dengan mempertimbangkan jumlah kepala keluarga, luas wilayah serta

kondisi masyarakat. Sesuai Peraturan Daerah nomor 21 tahun 2006 tugas utama RT

adalah memelihara kerukunan hidup intern dan antar warga, serta menyusun

rencana dan melaksanakan pembangunan dengan mengembangkan partisipasi

gotong royong, dan swadaya murni masyarakat. Secara rinci fungsi yang diemban

RT adalah pemeliharaan kerukunan hidup intern dan antar keluarga, pendukung

86

Page 105: PARTISIPASI MASYARAKAT · 2017-10-23 · 4. Drg. Widodo, M.M. yang memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengejar mimpi yang penulis merasa hampir tak mungkin untuk diraih. 5

pelayanan kepada masyarakat yang menjadi tanggung jawab pemerintah desa,

penyusunan dan pelaksanaan pembangunan serta pengembangan partisipasi,

gotong royong, dan swadaya masyarakat, pelaksanaan kerjasama antar RT dan

Lembaga Kemasyarakatan lain. Azas penyelenggaraan RT adalah dari, oleh, dan

untuk rakyat (self governing community). Sedangkan RW berkedudukan sebagai

mitra dukuh dalam rangka membina kerukunan warga dan mengkoordinasikan RT.

Tugas dan fungsi RW adalah menggerakkan swadaya gotong royong dan partisipasi

masyarakat diwilayahnya. Sehingga dapat dilihat peran dan fungsi RT dalam

pembangunan lebih berat dan luas daripada RW.

Dalam penganggaran maupun dalam pembangunan masyarakat mempunyai hak

untuk mendapat informasi. Distorsi informasi telah terjadi dalam lembaga RT. Dari

beberapa wawancara terungkap bahwa masyarakat belum paham tentang ADD.

Salah satu kutipan wawancara sebagai berikut :

"wah .. mboten ngertos. Sing ngertos nggih niku ketua LKMD rumiyin sing sakniki nopo jengene .... niku sing ten dusun." (wah .. tidak tahu. Yang tahuya dulu namanya ketua LKMD, kalau yang sekarang namanya tidak tahu, itu diitngkat dusun) (wawancara, tangga/12 Agustus 2009)

Hal ini juga diperkuat wawancara dengan Kepala Desa sebagai berikut :

"kalau sosia/isasi khusus ADD memang tidak ada tetapi sudah saya serahkan kepada dukuh untuk menyampaikan informasi mengenai ADD, serta melalui forum-forum pertemuan itu saya selipkan informasi mengenai ADD" (wawancara, tanggal 26 Agustus 2009)

Dari paparan tersebut terj~di distorsi informasi dimasyarakat mengenai ADD.

Masyarakat berhak untuk mengetahui tentang ADD karena dengan mengetahui

kebijakan ADD masyarakat akan memahami hak dan kewajibannya.

87

Page 106: PARTISIPASI MASYARAKAT · 2017-10-23 · 4. Drg. Widodo, M.M. yang memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengejar mimpi yang penulis merasa hampir tak mungkin untuk diraih. 5

Ketidakpahaman masyarakat terhadap suatu informasi akan menimbulkan persepsi

yang berbeda-beda terhadap sesuatu hal. lni menjadi alasan penting kebijakan ADD

perlu didesiminasikan, sehingga menimbulkan dorongan muculnya kesadaran dan

sikap untuk berpartisipasi secara aktif dalam pembangunan desa.

Bertolak belakang dengan fakta diatas, meskipun pemahaman masyarakat tentang

ADD masih kurang tetapi praktek demokrasi telah diterapkan dalam forum RT

dengan kebiasaan pelaporan, rembugan, keterbukaan. Dalam pengelolaan

keuangan warga masyarakat meminta pengurus RT selalu berembug deng~n warga,

mengelola dana secara transparan, dan mempertanggungjawabkan keuangan yang

dikelola. Hal ini tercermin dalam beberapa pernyataan informan sebagai berikut :

"menawi keuangan rutin pun laporken wonten rapat RT, trus mangkeh nggih won ten laporan pertanggungjawaban ... " (kalau keuangan rutin dilaporkan pada saaat rapat RT, terus nanti juga ada laporan pertanggungjawaban) (wawancara, tanggal 12 Agustus 2009)

Hal ini membuktikan bahwa nilai demokrasi telah berjalan dan menjadi sesuatu yang

biasa dikehidupan sehari-hari. Kesadaran masyarakat untuk berperan serta secara

aktif dalam pembangunan cukup tinggi. Dari sisi perencanaan pada tingkat RT

dilaksanakan penjaringan aspirasi untuk kemudian dibawa pada musyawarah

padukuhan. Secara tidak langung melalui lembaga RT, masyarakat ikut

berpartisipasi dalam perencanaan kebijakan ADD. Antusiasme warga untuk

menyampaikan aspirasi ini didasari kepercayaan (trust) kepada mekanisme yang

ada bahwa aspirasi mereka akan didengar, dipertimbangkan untuk kemudian

diwujudkan. Seperti terungkap dari wawancara dengan informan berikut ini :

"nopo sing diusulke rakyat nggih dadi ten an ... terus ngertose pun didrop gek garapen ngoten. Usule kathah sing kasil" (apa yang diusulkan rakyat pasti

88

Page 107: PARTISIPASI MASYARAKAT · 2017-10-23 · 4. Drg. Widodo, M.M. yang memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengejar mimpi yang penulis merasa hampir tak mungkin untuk diraih. 5

terjadi ... terus nanti tahunya material dikirim terus dikerjakan. Usul warga banyak yang berhasil) (wawancara dengan warga masyarakat tanggal 1 September 2009)

Antusiasme 1Narga masyarakat untuk berpartisipasi dalam pelaksanaan

pembangunan juga tinggi. Fakta ini terungkap dalarn petikan wawancara dengan

informan sebagai berikut :

·'wah, kalau sudah pelaksanaan pembangunan swadaya dari masyarakat cukup besar, bahkan lebih besar dari dana yang diberikan. Seperti cor blok }alan depan ini, yang diberi hanya semen lalu masyarakat berswadaya beli pasir, batu, tenaga:juga dikerjakan sendiri. Dari ibu-ibu PKK juga ada, dengan memberikan bantuan konsumsi" (wawancara, tanggal 1 September 2009)

Fakta ini diperkuat dengan dokumen APB Desa Wiladeg. Untuk tahun 2008

swadaya dan partisipasi masyarakat sebesar Rp. 394.033.500,00 dan tahun 2009

sebesar Rp. 363.600.000,00. Kesadaran masyarakat dalam pelaksanaan

pembangunan juga diimbangi kesadaran tanggung jawab untuk memelihara hasil

pembangunan. Dalam dokumen APBDes tahun 2008 dan 2009 iuran dana

perawatan jalan aspal masing-masing sebesar Rp. 15.000.000,00. Disamping itu

tanggungjawab warga terhadap jalan lingkungan RT juga terungkap dalam

wawancara dengan tokoh masyarakat sebagai berikut :

"mangkeh dirembag sak RT. Mangkeh upami }alan jalur RT mriki niki risak mangkeh musyawarah RT samben tanggal 20 gek niku ngrembag. Niku dados tanggungane sak RT mboten nengga bantuan saking pemerintah" (nanti diadakan musyawarah tingkat RT. Seandainya }alan ini rusak akan dibicarakan pada musyawarah yang diadakan setiap tanggal 20. ltu sudah menjadi tanggung jawab satu RT tidak menunggu bantuan dari pemerintah) (wawancara, tanggal1 September 2009)

Dari paparan diatas dapat disimpulkan bahwa meskipun terjadi distorsi informasi

mengenai kebijakan ADq, partisipasi masyara.kat rnelalui forum pertemuan RT

89

Page 108: PARTISIPASI MASYARAKAT · 2017-10-23 · 4. Drg. Widodo, M.M. yang memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengejar mimpi yang penulis merasa hampir tak mungkin untuk diraih. 5

tinggi. Hal ini terlihat dari mulai penjaringan aspirasi masyarakat, pelaksanaan

pembangunan, pemanfaatan da.n pemeliharaan semua herdasarkan musyawarah

warga. Dengan demikian keberadaan RT dan RW dalam pembangunan desa

merupakan mekanisme partisipasi masyarakat yang mampu memberikan peluang

bagi masyarakat untuk menentukan kebijakan meski dalam lingkup yang terbatas.

6.1.2. Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD)

Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD) merupakan mitra pemerintah

desa dan mempunyai tugas membantu pemei'intah desa dalam pemberdayaan

masyarakat desa. Tujuan utama dibentuknya lembaga ini adalah meningkatkan

prakarsa dan swadaya- masyarakat dalam pembangunan yang partisipatif.

Partisipasi masyarakat· yang dikembangkan LPMD mencakup perencanaan,

pemanfaatan, pemeliharaan; pembangunan ditingkat desa. Selain LPMD ditingkat

padukuhan dibentuk LPMP (Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Padukuhan) yang

mempunyai tugas, fungsi sama dan mempunyai perbedaan lingkupnya. Dalam

melaksanakan tugasnya LPMD berkerjasama dengan LPMP, RT, RW terutama

dalam penjaringan aspirasi masyarakat yang akan disampaikan pada saat

Musrenbangdes.

Kepengurusan LPMD dipilih secara demokratis berdasarkan musyawarah dan

mufakat. Calon anggota pengurus LPMD merupakan hasil musyawarah ditingkat

padukuhan. Masa bakti kepengurusan LPMD adalah enam tahun terhitung sejak

tanggal pelantikan dan ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa.

90

Page 109: PARTISIPASI MASYARAKAT · 2017-10-23 · 4. Drg. Widodo, M.M. yang memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengejar mimpi yang penulis merasa hampir tak mungkin untuk diraih. 5

Untuk menjalankan fungsinya .LPMD desa Wiladeg mendapat alokasi belanja

operasional dari ADD. Alokasi tersebut diantaranya dipergunakan untuk

pemberdayaan LPMP, Musrenbang, dan kegiatan bulan bhakti gotong royong

LPMD. Hal tersebut menunjukkan LPMD telah mampu menjadi wadah partisipasi

dan terwujudnya demokratisasi, dan menciptakan akses agar masyarakat lebih

berperan aktif dalam kegiatan pembangunan.

LPMD merupakan motor penggerak pembangunan secara partisipatif. Sebelum

pelaksanaan musrenbangdes, LPMD bersama LPMP dan dukuh mengadakan

musyawarah padukuhan. Peserta yang hadir di musyawarah padukuhan adalah dari

RT, RW, PKK, Karang Taruna, dan Tokoh Masyarakat. Dalam forum ini LPMD

menjadi mitra LPMP dan Dukuh dalam menjaring aspirasi masyarakat yang akan

diusulkan ditingkat desa. ;LPMD secara proaktif mendorong partisipasi dan

memberikan ruang kepada masyarakat khususnya dalam perencanaan

pembangunan.

Sebagai lembaga katalis, LPMD dan LPMP harus mampu menjembatani arus

informasi antara masyarakat dengan pemerintah. Dengan informasi yang relevant

dan mudah dipahami masyarakat akan mengambil tindakan yang efektif dan

partisipasi menjadi lebih bermakna. Hal ini ditandai dengan variasi usulan yang

kreatif, produktif dan memberdayakan. Dari dokumen Rencana Ke~a Pembangunan

(RKP) tahun 2009 rata-rata usulan masyarakat lebih banyak yang berupa fisik,

seperti padukuhan Krambil Duwur 64,71% usulan berupa fisik dan 35,29% berupa

91

Page 110: PARTISIPASI MASYARAKAT · 2017-10-23 · 4. Drg. Widodo, M.M. yang memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengejar mimpi yang penulis merasa hampir tak mungkin untuk diraih. 5

non fisik. Hal ini merupakan tantangan bagi LPMD desa Wiladeg dalam upaya

meningkatkan kesadaran d.an kapasitas kritis masyarakat.

6.1.3. Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK)

Lembaga yang berbasis pada gender yang dibentuk di desa adalah PKK. Organisasi

ini dibentuk sebagai arena partisipasi masyarakat desa khususnya perempuan.

Berbeda dengan Karang Taruna kegiatan PKK lebih aktif dalam kegiatan maupun

dalam perencanaan pembangunan. Seperti terungkap dalam wawancara dengan

Ketua PKK desa Wiladeg berikut ini :

"di tingkat desa pertemuan rutin dilakukan setiap tanggal 12. Ketua PKK harus hadir dan dari masing-masing padukuhan harus ada wakil dari pengurus sehingga bila ada informasi cepat tersebar" (wawancara, tanggal 4 September 2009)

Hal yang berhubungan dengan keaktifan dalam pembangunan disampaikan sebagai

berikut:

"untuk PKK setfap usulan dari dusun PKK se/alu ikut berperan itu sudah berjakan beberapa tahun. Jadi PKK mengusulkan program yang dari PKK . baik ditingkat dusun maupun ditingkat desa. PKK selalu aktif mengikuti. Untuk pengelolaan dana PKK mendapat ADD, kemudian ditingkat desa tiap-tiap pokja mempunyai program dan dananya dari ADO dan swadaya".(wawancara tangga/4 September 2009)

Fakta lain yang terungkap adalah pengaruh elit desa dalam kegiatan pembangunan

sebagai berikut :

"disini kan ada satu .ibu yang aktif sekali. Beliau selalu dikirmkan bila ada kegiatan diluar seperti sosia/isasi KDRT. Kemudian bila ada sosia/isasi di desa, narasumber tidak perlu ambit dari luar" (wawancara, tanggal 4 September 2009)

92

Page 111: PARTISIPASI MASYARAKAT · 2017-10-23 · 4. Drg. Widodo, M.M. yang memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengejar mimpi yang penulis merasa hampir tak mungkin untuk diraih. 5

Fakta ini diperkuat dari hasil wawancara dengan informan masyarakat sebagai

berikut :

"mriki niku nek sing pinter nggih dipek dhewe. Nek onten kegiatan nopo­nopo nggih niku sing dikirim" (disini bila mendapat kepandaian dipakai sendiri. Seandainya ada kegiatan diluar itu yang dikirim) (wawancara, tanggal 12 Agustus 2009)

Dari gambaran diatas dapat disimpulkan bahwa PKK telah mampu berperan dan

berfungsi dalam pembangunan. Tetapi pengaruh elit desa masih cukup kuat

sehingga perlu untuk meningkatkan kapasitas anggota sehingga timbul kesadaran

untuk aktif dalam pembangunan.

6.1.4. Karang Taruna

Lembaga kemasyarakatari lain yang dibentuk di desa Wiladeg adalah organisasi

pemuda Karang Taruna. Salah satu pengertian Karang Taruna adalah sebagai

berikut :

Karang Taruna adalah organisasi kepemudaan di Indonesia. Karang Taruna merupakan wadah pengembangan generasi muda nonpartisan, yang tumbuh atas dasar kesadaran dan rasa tanggung jawab sosial dari, oleh dan untuk masyarakat khususnya generasi muda di wilayah Oesa I Kelurahan atau komunitas sosia/ sederajat, yang terutama bergerak dibidang kesejahteraan sosial. Sebagai organisasi sosia/ kepemudaan Karang Taruna merupakan wadah pembinaan dan pengembangan serta pemberdayaan dalam -upaya mengembangkan kegiatan ekonomis produktif dengan pendayagunaan semua potensi yang tersedia dilingkungan baik sumber daya manusia maupun sumber daya a/am yang telah ada. (Wikipedia, download tanggal 261912009)

Sebagai wadah generasi muda kegiatan karang taruna ditujukan untuk

meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan peran serta generasi

93

Page 112: PARTISIPASI MASYARAKAT · 2017-10-23 · 4. Drg. Widodo, M.M. yang memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengejar mimpi yang penulis merasa hampir tak mungkin untuk diraih. 5

muda dalam pembangunan: pengembangan kemitraan, pemberdayaan generasi

muda. (Perda nomor 21 tahun 2006).

Dalam penelitian ditemukan fakta bahwa Karang Taruna dalam menjalankan

fungsinya kurang optimal. Tidak ada pertemuan yang dilaksanakan secara rutin,

Keaktifan organisasi terjadi ketika menjelang pelaksanaan suatu kegiatan. Hal ini

terungkap dalam wawancara berikut ini :

"mau gimana lagi, pengurus adalah orang-orang yang bekerja ya waktunya sudah habis untuk bekerja" (wawancara tanggal 4 September 2009)

Hal ini diperkuat hasil wawancara dengan Kepala Desa sebagai berikut :

"ya, memang karang taruna ini tidak berbeda dengan lembaga. Yang menangani adalah otang-orang yang bekerja. Dan itu memang betul momentumnya pada even-even kegiatan dia aktif seperti pada tujuhbelasan, bersih desa" (wawancara tanggal 27 Agustus 2009)

Paparan tersebut menunjukkan bahwa pengurus lembaga kemasyarakatan yang

kurang aktif mengakibatkan organisasi tidak berfungsi secara optimal.

Fungsi yang dapat dijalankan oleh Karang Taruna adalah sebagai motor penggerak

partisipasi generasi muda dalam pembangunan. Karena itu Karang Taruna perlu

meningkatkan kepekaan terhadap perubahan lingkunnan sosial, ekonomi, budaya,

dan lingkungan serta ma~pu berpikir kritis terhadap perrnasalahan yang dihadapi

masyarakat. Dari fakta terungkap bahwa kegiatan Karang Taruna masih tetap sama

seperti masa orde baru yang selalu terjebak dengan kegiatan-kegiatan yang

bernuansa fun seperti olahraga. Hal ini terlihat dari dokumen APBDes tahun 2008

belanja operasional karang taruna dipergunakan untuk pengadaan bola volley Rp.

2.500.000,00. Hasil wawancara dengan Kepala Desa menguatkan fakta tersebut:

94

Page 113: PARTISIPASI MASYARAKAT · 2017-10-23 · 4. Drg. Widodo, M.M. yang memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengejar mimpi yang penulis merasa hampir tak mungkin untuk diraih. 5

"dalam musren maupun musduk mereka punya usulan. Tetapi rata-rata ya untuk kegiatan rekreatif seperti voli, kegiatan ekonomi produktif yang dike/ala bersama- tidak ada. Tetapi kalau personal-personalnya seperti pengusaha drum band itu diusulkan dapat penghargaan pemuda pelopor" (wawancara, tanggal 27 Agustus 2009)

Dari paparan tersebut dapat disimpulkan generasi muda desa Wiladeg berpotensi

untuk dikembangkan. Dengan meningkatkan kesadaran dan kepedulian untuk ikut

berperan serta secara aktif d~lam pembangunan.

6.2. Derajat Partisipasi ~asyarakat Dalam Pengelolaan ADD

Dalam bab ini akan mengupas derajat partisipasi dalam pengelolaan ADD ditiap

mekanisme partisipasi dan sejauh mana peran stakeholder dalam kebijakan ADD di

desa Wiladeg. Dalam hal ini peran stakeholder diluar pemerintah desa terutama

peran lembaga kemasyarakatan, tokoh masyarakat dan institusi lokal yang dilakukan

atas inisiatif masyarakat sendiri.

Dimulai dengan berupaya menarik konklusi · atas pemaparan partisipasi masyarakat

tersebut kemudian mengkaitkannya dengan teori degrees of empowerment, by kind

of participation dari John M. Cohen dan Norman T. Uphoff. Partisipasi yang terjadi

akan ditempatkan dalam degrees of empowerment, by kind of participation sehingga

derajat partisipasi partisipasi masyarakat tersebut akan mudah dipahami.

Gambaran tangga partisipasi masyarakat desa Wiladeg dalam forum dan lembaga

dapat dilihat pada Tabel Vl.2. Dari tabel dapat dilihat mekanisme partisipasi berada

ditangga pertama, ketiga, keempat, dan tidak ada yan~l berada ditangga kelima dan

keenam.

95

Page 114: PARTISIPASI MASYARAKAT · 2017-10-23 · 4. Drg. Widodo, M.M. yang memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengejar mimpi yang penulis merasa hampir tak mungkin untuk diraih. 5

Partisipasi dalam perencanaan, BPD digolongkan pada moderate power. Meskipun

musyawarah perencanaan dilakukan oleh masyarakat sendiri melalui perwakilan dari

lembaga kemasyarakatan ·yang ada, tetapi pad a tahap legalitas yaitu penetapan

perencanaan dalam RAPBDes, BPD mempunyai kewenangan membuat persetujuan

secara bersama-sama dengan · Pemerintah De sa. Sedangkan lembaga

kemasyarakatan antara lain RT, RW, PKK, Karang Taruna, LPMD digolongkan pada

some power karena k_egiatan yang diusulkan dan dibahas dalam forum

Musrenbangdes merupa~an input bagi Pemerintah Desa dalam menyusun RKPDes

dan RAPBDes.

Pada tahap pelaksanaan RT, RW, PKK, LPMD, Karang Taruna digolongkan

kedalam no power or influence. Hal ini disebabkan lembaga tersebut tidak

mempunyai kewenangan untuk mengkontrol pembuatan keputusan pelaksanaan

kegiatan dan berpartisipasi atas sumber daya kegiatan. Sedang BPD masuk

kedalam some power karena ·menjalankan fungsi konsultatif dan mitra Kepala Desa

dalam mengesahkan APBDes.

Terakhir pada tahap evaluasi BPD menempati tangga moderate power karena

fungsinya sebagai lembaga kontrol. Lembaga-lembaga kemasyarakatan

digolongkan kedalam no power or influence, sedangkan lembaga nonformal RUW

dan RKW mampu menjadi mekanisme alternatif bagi masyarakat dalam

berpartisipasi dan menempati tangga yang lebih tinggi yaitu some power karena

mampu berfungsi sebagai check and balance bagi jalannya pemerintahan desa. Dan

bila disusun dalam tabel adalah sebagai berikut :

96

Page 115: PARTISIPASI MASYARAKAT · 2017-10-23 · 4. Drg. Widodo, M.M. yang memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengejar mimpi yang penulis merasa hampir tak mungkin untuk diraih. 5

\0 ......

No Power or Influence

Potential Power;

Possible Influence

Some Power

Moderate Power

Significant Power

Extensive Power

Tabel Vl.2.

Oerajat Partisipasi Masyarakat dalam Forum dan Lembaga di Oesa Wiladeg

Decision Making

Musrenbang, LPMD, RT,

RW, PKK, Karang Taruna

BPD

Implementation

RT, RW, PKK, LPMD,

Karang Taruna

BPD

Evaluation

LPMD, RT, RW, PKK, Karang

Taruna

RUW,RKW

BPD

Page 116: PARTISIPASI MASYARAKAT · 2017-10-23 · 4. Drg. Widodo, M.M. yang memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengejar mimpi yang penulis merasa hampir tak mungkin untuk diraih. 5

Dari derajat partisipasi diatas, mekanisme partisipasi masyarakat di desa Wiladeg

dalam pengelolaan ADD banyak yang berada ditangga terbawah. Hal ini bukan

karena mekanisme tersebut tidak berfungsi, tetapi mereka memiliki blueprint yang

menjadi pedoman kerja. Meskipun demikian terjadi distorsi partisipasi didesa

Wiladeg. Faktor kepemimpinan dan kultur budaya yang masih hidup dan

berkembang di masyarakat diakui mampu menjadi saluran partisipasi masyarakat.

Keberadaan RT dan RW merupakan mekanisme partisipasi masyarakat yang

memberikan peluang yang besar bagi masyarakat untuk dapat berperan aktif dalam

pengelolaan ADD meski dalam lingkup yang terbatas. Pada tahap perencanaan

Lembaga Kemasyarakatan Desa menempati posisi cukup tinggi karena mampu

menjadi mekanisme partisipasi yang. efektif bagi masyarakat. Dimana voice, dan

akses masyarakat dapat dijalankan dilevel ini. Masyarakat mempunyai hak dan

ruang untuk menyampaikal'") pendapat dan berperan serta dalam pembuatan

keputusan dalam lingkup yang terbatas tentang permasalahan dan kebutuhan

prioritas yang akan disampaik.an pada musyawarah perencanaan yang lebih tinggi. '

Tetapi tidak bisa dinaikkan ketingkat yang lebih tinggi lagi hal ini disebabkan karena

kendali yang dimiliki terbatas saja. Kendali yang sebenarnya masih dimiliki oleh

mekanisme diatasnya. Lembaga ini dalam perencanaan pembangunan berfungsi

menampung aspirasi masyarakat yang merupakan bentuk agregasi kebutuhan dan

kepentingan masyarakat dili!1gkup yang terbatas. Dalam penentuan kebijakan

masih bergantung kepada mekanisme diatasnya dengan lingkup yang lebih luas

sehingga dimungkinkan suara masyarakat tereduksi pada tingkat yang lebih atas.

98

Page 117: PARTISIPASI MASYARAKAT · 2017-10-23 · 4. Drg. Widodo, M.M. yang memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengejar mimpi yang penulis merasa hampir tak mungkin untuk diraih. 5

Dari sisi pelaksanaan ADD, RT,· RW, PKK dan Karang Taruna berada pada level

terendah yaitu No Power or Influence karena tidak mempunyai kewenangan untuk

mengawasi hasil keputusan dan alokasi anggaran karena merupakan kewenangan

mekanisme diatasnya, yaitu BPD dan pemerintah supra desa. Hal ini disebabkan

pengalokasian ADD ditentukan oleh pemerintah supra desa, pencairan ADD

menunggu mekanisme penetapan APBD, dan juga tergantung kelengkapan

administrasi ditingkat desa dimana penetapan APBDes menjadi hal krusial ditahap

ini. Hal ini tampak dari pernyataan pemerintah supra desa berikut ini :

"karena dari penyusunan APBDes sendiri dHsa terlambat karena dengan adanya aturan yang baru. Rata-rata keberatannya disitu. Tidak hanya Wiladeg di Kecamatan Karangmojo sendiri baru 2 desa yang bisa mencairkan ADD yaitu des a Gedangrejo dan Bendungan." (wawancara tanggal 20 Agustus 2009)

Contoh tentang hal tersebut dapat dilihat dari penentuan pencairan ADD tiap

triwulan. Triwulan I sebesar 20%, triwulan II sebesar 30%, triwulan Ill sebesar 30%,

dan triwulan IV sebesar 20%. Hal tersebut mengakibatkan pelaksanaan kegiatan

pembangunan juga dilaksanakan secara bertahap. Masyarakat tidak dapat berperan

serta dalam menentukan kegiatan mana yang akan dilaksanakan pada tiap tahap.

Masyarakat hanya tinggal menerima saja kegiatan yang dilaksanakan.

Untuk tahap pengawasan pengelolaan ADD secara umum, dari sisi legal formal

lembaga kemasyarakatan tidak mempunyai kewenangan. Kewenangan ini

dijalankan oleh BPD (Badan Permusyawaratan Desa) yang mempunyai fungsi ..

pengawasan pelaksanaan Peraturan Desa seperti diatur dengan Peraturan daerah

nomor 18 tahun 2006. Namun secara internal mekanisme lembaga kemasyarakatan

mempunyai kendali penuh karena pengurus RT dan RW bertanggung jawab kepada 99

Page 118: PARTISIPASI MASYARAKAT · 2017-10-23 · 4. Drg. Widodo, M.M. yang memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengejar mimpi yang penulis merasa hampir tak mungkin untuk diraih. 5

masyarakat setempat . Mekanisme akuntabilitas ini dilakukan sebagai perwujudan

dari prinsip self local governance. Dan pada tahap evaluasi, lembaga

kemasyarakatan berada pada tangga No Power or Influence.

Di desa Wiladeg terjadi distorsi pada tahap evaluasi. Nilai-nilai demokratis yang

dikembangkan Kepala Desa serta budaya yang mampu menjadi kekuatan bagi

masyarakat. Komitmen Kepala Desa untuk mengembangkan nilai-nilai demokrasi

dengan tetap menyampaikan pertanggungjawaban APBDes disertai perhitungan

untuk diapresiasi oleh BPD. Hubungan yang tidak biasa antara Kepala Desa dengan

BPD telah menciptakan tata nilai tersendiri di desa Wiladeg. Disamping itu,

pemerintah desa memanfaatkan saluran informasi RKW untuk menyampaikan

informasi pembangunan maupun pertanggungjawaban kepada masyarakat. Melalui

media ini masyarkat secara individu dapat mengkritisi atas kebijakan Kepala Desa.

Menurut Sutoro (2006:322) budaya merupakan sumber nilai, etos, moral, dan

pengetahuan yang tertanam dalam sistim simbol, bahasa, ideologi, tradisi dan adat

istiadat dan menjadi acuan masyarakatnya didalam bersikap dan bertingkahlaku

sosial politik dan ekonomi. RUW dalam tradisi rasulan menjadi fungsi kontrol milik

masyarakat. Dengan media RKW dan RUW memberikan jaminan adanya ruang

bagi siapa saja untuk terlibat dalam proses pembangunan.

Dari derajat partisipasi diatas, kewenangan masyarakat desa Wiladeg berpartisipasi

dalam pengelolaan ADD, paling tinggi partisipasi perencanaan dan evaluasi. Kalau

dicermati pengelolaan ADD di desa Wiladeg masih bergantung kepada pemerintah

supra desa. Dengan asumsi bahwa Alokasi Dana Desa desa Wiladeg ditetapkan

100

Page 119: PARTISIPASI MASYARAKAT · 2017-10-23 · 4. Drg. Widodo, M.M. yang memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengejar mimpi yang penulis merasa hampir tak mungkin untuk diraih. 5

dengan Keputusan Bupati Gunungkidul nomor 51/KPTS/2008 tanggal 28 Maret 2008

tentang Penetapan Lokasi dan Besarnya Alokasi Dana Desa (ADD) Kabupaten

Gunungkidul Tahun Anggaran 2008 dan Keputusan Bupati Gunungkidul nomor

42/KPTS/2009 tanggal 19 Februari 2009 tentang Penetapan Lokasi dan Besarnya

Alokasi Dana Desa (ADD) Kabupaten Gunungkidul Tahun Anggaran 2009.

Pengalokasian ADD yang sudah ditentukan dari pemerintah supra desa, semakin

membuat tidak flexiblenya proses peyusunan anggaran. Dan tenggat waktu yang

diberikan untuk penetapan APBDes tiga puluh hari setelah penetapan APBD,

dikhawatirkan akan menjadi penghambat partisipasi masyarakat.

Dari keseluruhan paparan diatas dapat dirangkum dalam satu tabel yang diadaptasi

dari teori Cohen dan Uphoff. Dari tabel tersebut dapat dilihat karakteristik partisipasi

dari masing-masing forum dan lembaga, disamping kefektifan dari mekanisme

partisipasi masyarakat dalam pengelolaan ADD didesa Wiladeg, sebagai berikut :

101

Page 120: PARTISIPASI MASYARAKAT · 2017-10-23 · 4. Drg. Widodo, M.M. yang memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengejar mimpi yang penulis merasa hampir tak mungkin untuk diraih. 5

.... 0 N

~ k

INITIATIVE

STRUCTURE

CHANNELS

EMPOWERMENT

Decision-making

Implementation

Evaluation

Tabel Vl.3.

Dimensi 'how' Partisipasi Masyarakat dalam Forum dan Lembaga di desa Wiladeg

BPD Musrenbang Lembaga RUW

Kemasyarakatan

Dorongan dari atas lnisiatif dari atas, Pembentukan inisiatif lnisiatif dari

dalam perwakilan dari atas, tetapi bawah, kepanitian

pembentukannya, merupakan hasil pengurus merupakan merupakan hasil

tet~pi pemilihan musyawarah hasil musyawarah musyawarah

perwakilan - .. merupakan inisiatif

bawah Organisasi formal, Penyelenggaraan Organisasi formal dan Organisasi non

struktur yang diatur pemerintah kompleks, formal, aturan

kompleks lengkap mempunyai aturan dibuat dari

dengan aturan dari pemerintah masyarakat

pengelolaan yang sendiri

dibuat pemerintah

Partisipasi melalui Partisipasi melalui Partisipasi langsung Partisipasi

keterwakilan dalam perwakilan dengan lingkup yang langsung tidak

organisasi terbatas terorganisir

No Power or Influence Moderate power Moderate power

Some power No power or influence

, Moderate power No power or influence Some power

RKW

lnisiatif dari bawah

.

Organisasi non

formal

Partisipasi langsung tidak

terorganisir

Some power

Page 121: PARTISIPASI MASYARAKAT · 2017-10-23 · 4. Drg. Widodo, M.M. yang memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengejar mimpi yang penulis merasa hampir tak mungkin untuk diraih. 5

Dari gambaran interaksi antara karakteristik dimensi 'how' dari terjadinya partisipasi

pada masing-masing mekani~me, dapat dijelaskan sebagai berikut :

Mekanisme BPD, inisiatif pembentukan berasal dari pemerintah supra desa. Dimana

landasan hukum pembentukan BPD adalah Undang-undang nomor 32 tahun 2004 . . tentang pemerintahan daerah pasal 200 ayat (1) Dalam pemerintahan daerah

kabupaten/kota dibemuk pemerintahan desa yang terdiri dari pemerintah desa dan

Badan Permusyawatan Desa. Ditindaklanjuti dengan Peraturan Pemerintah nomor

72 tahun 2005, Peraturan daerah Kabupaten Gunungkidul nomor 18 tahun 2006

tentang Pedoman Pembentuk,an Badan Permusyawaratan Desa. Keanggotaan BPD

adalah wakil dari penduduk desa bersangkutan berdasarkan keterwakilan wilayah

yang ditetapkan dengan musyawarah dan mufakat, yang terdiri dari ketua Rukun

Warga, golongan profesi, pemu~a agama, dan tokoh masyarakat. Mekanisme BPD

berfungsi efektif pada tahap evaluasi yaitu moderate power, dimana dalam

melaksananakar1 fungsinya BPD mempunyai hak untuk meminta keterangan kepada

pemerintah desa, dan menyatakan pendapat.

Mekanisme Musrenbang, mekanisme perencanaan pembangunan pada dasarnya

merupakan mekanisme yang bersifat bottom-up karena masyarakat dilibatkan sejak

awal dalam proses pembangunan, meskipun melalui perwakilan. Pelibatan

masyarakat cukup tinggi pada kegiatan ini, dilihat dari sisi keterwakilan dan

antusiasme masyarakat dalam membangun wilayahnya. Usulan merupakan

agregasi dan artikulasi kondisi masyarakat yang sesungguhnya. Penentuan prioritas

pembangunan dilakukan oleh m·asyarakat dalam forum, dengan dibentuk komisi

103

Page 122: PARTISIPASI MASYARAKAT · 2017-10-23 · 4. Drg. Widodo, M.M. yang memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengejar mimpi yang penulis merasa hampir tak mungkin untuk diraih. 5

berdasar jenis usulan pembangunan. Namun demikian, penyelenggaraan secara

berjenjang sudah diatur pemerintah pusat sampai daerah. Dimulai dari persiapan,

pelaksanaan, masing-masing tahapan sudah diatur dengan surat edaran Bupati

Gunungkidul tentang Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Musrenbang. Musrenbang

melaksanakan fungsi perencanaan sehingga sehingga efektif pada tahap

perencanaan dengan menempati tangga moderate power.

Mekanisme berikutnya adalah lembaga kemasyarakatan. Lembaga kemasyarakatan

ini terdiri dari LPMDiLPMP, RT/RW, PKK, dan Karang Taruna. Pembentukannya

didasarkan pada peraturan pemerintah daerah kabupaten Gunungkidul nomor 21

' tahun 2006 tentang Pedoman Pembentukan Lembaga Kemasyarakatan Desa.

Mekanisme pada lembaga ini menjadi strategis karena berhadapan secara langsung

dengan masyarakat. Masyarakat berpartisipasi secara individu meskipun luas

lingkupnya terbatas pada komunitas tertentu. Pengurus lembaga berasal dari

masyarakat dan dipilih secara musyawarah mufakat. Mekanisme ini efektif pada

tahap perencanaan, dimana mekanisme musrenbang dimulai dari tingkat komunitas

ini. Meskipun pada pelaksanaan dan evaluasi mekanisme berada pada tangga

partisipasi paling rendah yaitu no power or influence. Hal ini disebabkan tidak

mempunyai akses langsung dalam tahap pelaksanaan dan evaluasi pengelolaan

ADD. Lembaga kemasyarakatan dalam pelaksanaan ADD menerima tanpa syarat

kegiatan yang dilaksanakan.

Mekanisme alternatif masyarakat desa Wiladeg adalah Rapat Umum Warga yang

terintegrasi dalam rasJian atau bersih desa sebagai pelembagaan kultural warga.

104

Page 123: PARTISIPASI MASYARAKAT · 2017-10-23 · 4. Drg. Widodo, M.M. yang memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengejar mimpi yang penulis merasa hampir tak mungkin untuk diraih. 5

Bersama mekanisme suara publik yang difasilitasi Radio Komunitas Wiladeg,

mekanisme alternatif menj~lankan fungsi kontrol terhadap pemerintah desa sebagai

pengelola ADD. Fungsi check and balance pada mekanisme informal ini merupakan

inisiatif dari masyarakat. Penyelenggara merupakan perwakilan masyarakat dari

hasil musyawarah dan mufakat, dan masyarakat sebagai individu berpartisipasi

secara langsung. Disinilah terjadi distorsi partisipasi, dimana suatu mekanisme

informal efektif melakukan kontrol terhadap pengelolaan ADD, dan menduduki

tangga some power.

Pengklasifikasian partisipasi berdasar tingkat power yang dimiliki akan membuat

partisipasi yang dilakukan masyarakat efektif. Meskipun ini merupakan sesuatu yang

sulit untuk diukur, tetapi jelas ada perbedaan tingkat kekuatan dan ini pasti

berimplikasi terhadap hasil dari partisipasi dan kepuasaan masyarakat karena

memilikinya (Cohen dan Uphoff, 1977). Dengan melihat mekanisme yang berjalan

dan dinamika yang terjaq~ dalam kelembagaan masyarakat desa, maka dapat ditarik

kesimpulan bahwa partisipast masyarakat di desa Wiladeg belum mencapai derajat

yang ideal. Hal ini melihat dari kekuatan yang dimiliki masyarakat untuk

mempengaruhi kebijakan, sebagian besar masih berada pada posisi yang lemah.

Berdasar kedua hal tersebut maka perlu mengembangkan partisipasi masyarakat

dalam pengelolaan ADD untuk mencapai derajat yang ideal. Meskipun demikian,

pengembangan derajat partisipasi ini seharusnya menyesuaikan dengan situasi dan

kondisi masyarakat setempat. Berdasar hal tersebut maka pengembangan

partisipasi masyarakat dapat beranjak dari pengembangan situasi dan kondisi

105

Page 124: PARTISIPASI MASYARAKAT · 2017-10-23 · 4. Drg. Widodo, M.M. yang memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengejar mimpi yang penulis merasa hampir tak mungkin untuk diraih. 5

masyarakat setempat. Pengembangan partisipasi yang tidak melihat situasi dan

kondisi masyarakat setempat akan memunculkan masalah yang kompleks daripada

daya dukungnya dalam penyelesaian masalah. Hal ini menuntut kesiapan daerah

dan dukungan dari pemerintah pusat.

Namun demikian, upaya pengembangan partisipasi masih dapat dilakukan dengan

mempertimbangi<an mekanisme yang sudah berjalan, kebutuhan akan saluran

partisipasi, serta peningkatan kekuatan masyarakat dalam mempengaruhi kebijakan.

Berdasar fakta yang ditemukan sebelumnya, mekanisme yang berjalan dalam forum

dan lembaga sudah partisipatif tetapi masih berjalan sesuai dengan rasionalitas

birokrasi. Dengan melihat bahwa nilai-nilai demokrasi telah berjalan dalam sendi

kehidupan masyarakat desa Wiladeg dan pemerintah desa yang responsif, maka

upaya pengembangan partisipasi untuk mencapai derajat yang ideal niscaya dapat

dilakukan.

Dengan melihat bahwa masih ada kemungkinan pengembangan partisipasi

masyarakat dalam pengelolaan ADD, maka dapat disusun derajat partisipasi yang

mungkin untuk dicapai. Derajat yang akan dicapai tidak serta merta mencapai

puncak atau Extensive Power dimana masyarakat mempunyai kekuatan untuk

mempengaruhi kebijakan disetiap tahap pembangunan. Karena keadaan tersebut

menuntut kesiapan masyarakat dan komitmen pemerintah daerah sampai pusat.

Tetapi tangga yang dimungk!nkan untuk dicapai tetap mempertimbangkan kondisi . nyata dari mekanisme partisipasi yang berjalan selama ini dalam pengelolaan ADD.

106

Page 125: PARTISIPASI MASYARAKAT · 2017-10-23 · 4. Drg. Widodo, M.M. yang memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengejar mimpi yang penulis merasa hampir tak mungkin untuk diraih. 5

Lembaga kemasyarakatan desa menjadi fokus pengembangan karena selama ini

lembaga tersebut mempunyai legitimasi sebagai ruang partisipasi bagi masyarakat.

Dengan meningkatkan fungsi. dan perannya dalam pengelolaan ADD, maka

dimungkinkan untuk menaikkan posisinya pada posisi Significant Power. Hal ini

dapat dilakukan dengan memberikan kesempatan untuk memberikan pandangan

terhadap RAPBDes yang telah disusun pemerintah desa sebelum diputuskan

bersama dengan BPD. Dengan memberikan informasi kepada lembaga

kemasyarakatan tersebut, maka masyarakat dapat secara langsung membaca dan

menyesuaikan dengan kondisi pada saat tersebut. Sehingga kegiatan yang mungkin

mendesak untuk dilakukan tetapi tidak masuk dalam perencanaan tersebut dapat

dihindari. Disamping itu, masyarakat melalui lembaga dapat melihat pengalokasian

sumber daya yang direncanakan. Hal ini perlu dilakukan untuk menghindari kegiatan

yang membutuhkan swadaya masyarakat, tetapi sasaran kegiatan tidak mampu

menyediakan.

BPD sebagai mitra pemerintah desa dan merupakan bentuk perwakilan masyarakat

desa dalam pemerintahan desa, dapat dimungkinkan berada pada Extensive Power.

Dengan mengembangkan . konsep subsidiarity yaitu cukup diselesaikan ditingkat

pemerintahan lokal. RAPBDes yang selama ini harus disampaikan kepada Bupati

untuk dievaluasi sebelum ditetapkan, tidak perlu dilakukan. RAPBDes yang telah

dilakukan uji publik dan BPD telah sepakat maka dapat langsung ditetapkan sebagai

APBDes. Perencanaan cukup berhenti didesa (viii/age self planning) dan pemerintah

daerah bertugas melakukan pembinaan, fasilitasi dan supervisi.

107

Page 126: PARTISIPASI MASYARAKAT · 2017-10-23 · 4. Drg. Widodo, M.M. yang memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengejar mimpi yang penulis merasa hampir tak mungkin untuk diraih. 5

Dalam tahap pelaksanaan lep1baga kemsyarakatan desa dapat dinaikkan posisinya

ke Moderate Power. Lembaga ini dapat diberi kewenangan untuk melakukan kontrol

terhadap sumber daya digunakan untuk pelaksanaan kegiatan. Pencairan ADD yang

dilakukan secara bertahap mengakibatkan pelaksanaan kegiatan tidak dapat

dilaksanakan secara bersamaan. Sehingga perlu dilakukan analisa prioritas kegiatan

yang akan dilaksanakan terlebih dulu. Disinilah lembaga dapat diberi kesempatan

untuk ikut berperanserta dalam menentukan pengalokasian sumber daya yang akan

diberikan. Karena masyarakat yang lebih tahu kebutuhan dan kondisinya saat ini.

Misalnya, kegiatan yang menu.ntut adanya swadaya masyarakat dan masyarakat

tersasar belum siap melaksanakan, maka melalui lembaga masyarakat dapat

mengusulkan untuk dialokasikan ke lokasi lain.

Pada tahap evaluasi, lembaga kemasyarakatan dimungkinkan untuk naik pada

posisi Moderate Power. Hal ini dimungkinkan dengan memberikan kewenangan

kepada lembaga untuk mengkritisi pertanggungjawaban yang dilakukan pemerintah

desa. Dalam kenyataan, secara informal lembaga memperoleh informasi

pertanggungjawaban kepala desa. Belum ada mekanisme formal tindak lanjut

pertanyaan dan pandangan masyarakat terhadap pertanggungjawaban tersebut dan

bersifat mengikat. Sementara BPD dapat menempati posisi Significant Power.

Kepala Desa melakukan pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan kepada BPD.

BPD berhak untuk melakukan evaluasi dan apabila menemukan ada indikasi

ketidaksesuaian, maka BPD berhak untuk menyampaikan kepada pengawas teknis

untuk ditindaklanjuti.

108

Page 127: PARTISIPASI MASYARAKAT · 2017-10-23 · 4. Drg. Widodo, M.M. yang memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengejar mimpi yang penulis merasa hampir tak mungkin untuk diraih. 5

.... 0 ~

TabefVIA.

Pengembangan Derajat Partisipasi Masyarakat dalam Forum dan Lembaga di Desa Wiladeg

No Power or Influence

Potential Powe. ~-;

Possible Influence

Some Power

Mod~rate Power

Significant Power

Decision Making

LPMD, RT, RW, PKK,

Karang Taruna

Extensive Power BPD

Implementation

. RT, RW, PKK, LPMD,

Karang Taruna

Evaluation

LPMD, RT, RW, PKK, Karang

Taruna

BPD

Page 128: PARTISIPASI MASYARAKAT · 2017-10-23 · 4. Drg. Widodo, M.M. yang memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengejar mimpi yang penulis merasa hampir tak mungkin untuk diraih. 5

Secara umum, derajat partisipasi tersebut dapat dijadikan alternatif pengembangan

partisipasi masyarakat. Pengembangan ini dibuat realistis dari sudut pandang

mekanisme partisipasi yang selama ini berjalan dalam forum dan lembaga, serta

upaya peningkatan derajat partisipasi masyarakat. Kesiapan masyarakat dan

pemerintah menjadi pijakan upaya tersebut.

Dari semua upaya pengembangan tersebut diatas yang terpenting dilakukan adalah

adanya jaminan terhadap partisipasi masyarakat. Dengan memberikan jaminan

secara hukum bagi penyelenggaraan pembangunan desa yang partisipatif.

Perubahan mindset pemerintah daerah yang memandang desa sebagai obyek

pembangunan menjadi de_sa .yang mempunyai hak otonom, mutlak perlu dilakukan.

Melihat perkembangan peraturan daerah diera reformasi ini, dukungan pemerintah

daerah terhadap partisipasi; masyarakat semakin meningkat. Hal ini semakin

memberi peluang pengembangan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan ADD

mencapai derajat yang ideal.

110

Page 129: PARTISIPASI MASYARAKAT · 2017-10-23 · 4. Drg. Widodo, M.M. yang memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengejar mimpi yang penulis merasa hampir tak mungkin untuk diraih. 5
Page 130: PARTISIPASI MASYARAKAT · 2017-10-23 · 4. Drg. Widodo, M.M. yang memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengejar mimpi yang penulis merasa hampir tak mungkin untuk diraih. 5

U.\U \Til

7.1. Kesimpulan

Dengan mengacu kepada pembahasan atau analisis telah dideskripsikan pada bab-

bab terdahulu, penulis merumuskan temuan-temuan penting yang merupakan

kesimpulan sebagai berikut :

1. Mekanisme yang terjadi dalam musrenbangdes dimulai dari identifikasi masalah

dan kebutuhan, pra musrenbangdes, dan musrenbangdes. Proses ini

dilaksanakan dengan melibatkan semua elemen masyarakat. Output (RKP

Desa) yang dihasilkan merupakan aspirasi masyarakat.

2. Badan Permusyawaratan Desa (BPD) merupakan representasi masyarakat

desa. Dimana anggota BPD adalah wakil masyarakat yang dipilih berdasar

musyawarah dan mufakat. Sidang BPD mampu rnenghasilkan kebijakan yang

aspiratif. Hc:l ini terlihat dari APBDes T.A. 2008 sebagai produk hukum yang .

dihasilkan dalam sidang BPD, telah sesuai dengan RKPDes yang merupakan

ouput dari musrenbangdes.

3. Adanya mekanisme pelembagaan kultural. Kepala Desa Wiladeg

menyampaikan pertanggungjawaban pembangunan langsung kepada

masyarakat (kontituen) dalam kegiatan budaya Rasulan. Mekanisme ini efektif

sebagai mekanisrne kontrol masyarakat terhadap Kepala Desa dalam

menjalankan pemerintahannya.

111

Page 131: PARTISIPASI MASYARAKAT · 2017-10-23 · 4. Drg. Widodo, M.M. yang memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengejar mimpi yang penulis merasa hampir tak mungkin untuk diraih. 5

4. Sebagai radio yang dimiliki komunitas, RKW menjadi wadah partisipasi

masyarakat desa Wiladeg. Kemitraan antara RKW dan pemerintah desa mampu

mengembangkan nilai-nila.i good governance terutama transparansi dan

akuntabilitas. Dan cukup efektif dalam menjalankan fungsinya sebagai

mekanisme check and balance dalam pengelolaan ADD.

5. Peran organisasi Karang Taruna dalam pembangunan cukup besar. Namun

aktivitas kegiatannya mengalami stagnasi. Keaktifan anggota terlihat ketika

menjelang pelaksanaan kegiatan baik kegiatan yang dikelola sendiri maupun

sebagai mitra pemerintah desa dan lembaga kernasyarakatan lain. Usulan

kegiatan Karang Taruna merupakan kegiatan yang bersifat "fun", kurang kreatif

dan inovatif. Didalam organisasi PKK masih ada pengaruh elite lokal yang kuat.

Sehingga ada kecenderungan anggota enggan dan 'sungkan' untuk berperan

lebih aktif.

6. Lembaga dan forum sebagian besar merupakan bentukan pemerintah supra

desa. Tetapi dapat memberi ruang masyarakat untuk mengakses atau

mempengaruhi keputusan baik secara langsung (direct) maupun secara tidak

langsung (indirect).

7. Sebagian besar forum dan lembaga berada pada posisi bawah dalam derajat

partisipasi masyarakat. Dengan melihat situasi dan kondisi yang ada masih

dimungkinkan upaya pengembangan partisipasi masyarakat untuk mencapai

derajat yang ideal.

112

Page 132: PARTISIPASI MASYARAKAT · 2017-10-23 · 4. Drg. Widodo, M.M. yang memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengejar mimpi yang penulis merasa hampir tak mungkin untuk diraih. 5

7.2. Saran

Dari kesimpulan tersebut direkomendasikan saran sebagai berikut :

1. Merevitalisasi organisasi Karang Taruna. Dengan keaktifan karang taruna akan

mengoptimalkan perannya dalam pembangunan. Sebagai organisasi generasi

muda, Karang Taruna perlu melakukan forum pertemuan anggota yang

dilaksanakan rutin setiap bulan, membangun jaringan yang kuat dengan

lembaga kemasyarakatan lain.

2. Melakukan regenerasi kepengurusan organisasi PKK secara intensif dengan

mempertimbangkan keadilan dan pemerataan, sehingga akan memberikan

peluang masyarakat mengembangkan diri dan terlepas dari pengaruh elite

de sa.

3. Untuk meningkatkan kapabilitas masyarakat ber-demokrasi dan ber-politik

dalam pembangunan desa, lembaga kemasyarakatan desa perlu melakukan

kerjasama dengan NGO untuk sharing activity. Hal ini perlu dilakukan agar

seluruh komponen masyarakat menjadi dinamis, seria mengefektifkan fungsi

kelembagaan sebagai upaya akselerasi pembangunan.

4. Untuk menjamin partisipasi masyarakat dalam pengelolaan ADD, maka perlu

memberikan dasar hukum m~lalui keputusan bupati atau peraturan daerah.

113

Page 133: PARTISIPASI MASYARAKAT · 2017-10-23 · 4. Drg. Widodo, M.M. yang memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengejar mimpi yang penulis merasa hampir tak mungkin untuk diraih. 5
Page 134: PARTISIPASI MASYARAKAT · 2017-10-23 · 4. Drg. Widodo, M.M. yang memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengejar mimpi yang penulis merasa hampir tak mungkin untuk diraih. 5

Abe, Alexander. 2005. Perencanaan Daerah Partisipasif. Pembaruan. Yogyakarta

Adisasmita, Rahardjo, 2006, Membangun Oesa Partisipatif, Yogyakarta, Graha llmu

Ali, Madekhan, 2007, Orang Desa, Anak Tiri Perubahan, Malang, Averroes Press

Antlbv, Hans, 2002, Negara dalam Oesa, Patronase Kepemimpinan Lokal, Penerjemah Pujo Semedi, Yogyakarta, Lappera Pustaka Utama

Cohen, John M and Norman;T Uphoff, 1977, Rural Development Committee, Rural Development Participation : Concepts and Measures for Project Design, Implementation and Evaluation, New York, Cornell University

Conyers, Diana, 1992. Perencanaan Sosial Dunia Ketiga, Suatu Pengantar, Penterjemah: Susetiawan, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press

Dwipayana, AAGN Ari, dkk, 2003, Membangun Good Governance di Desa, Yogyakarta, IRE

Eko, Sutoro dan Abdur Rozak (Ed), 2005, Prakarsa Desentralisasi dan Otonomi Desa, Yogyakarta, IRE Press

Eko, Sutoro dan Krisdyatmiko, 2006, Kaya Proyek Miskin Kebijakan, Membongkar Kegagalan Pembangunan Oesa, Yogyakarta, IRE Press

lfe, Jim and Frank Tesoriero, 2006, Community Building, Altematif Pengembangan Masyarakat di Era Globalisasi, Yogyakarta, Pustaka Pelajar

Julmansyah dan Moh. Taqiuddin, 2003, Partisipasi dan Penguatan Desa : Obsesi atau 1/usi? (Catatan Pelajaran Arus Bawah), NTB, Pustaka Konsepsi Nusa

Kuncoro,. Mudrajad, 2004. Otonomi & Pembangunan Daerah: Reformasi, Perencanaan, Strategi, dan Peluang, Jakarta : Penerbit Erlangga

Loekman Soetrisno, 1995, Menuju Masyarakat Partisipatif, Yogyakarta, Kanisius

114

Page 135: PARTISIPASI MASYARAKAT · 2017-10-23 · 4. Drg. Widodo, M.M. yang memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengejar mimpi yang penulis merasa hampir tak mungkin untuk diraih. 5

Mardiasmo, 2002, Otonomi dan. Manajemen Keuangan Daerah, Yogyakarta, Andi Offset

Maryunani (Ed.), 2002. Alokasi Dana Oesa: Formulasi dan lmplementasi, Malang: LPEM Fakultas Ekonomi Unibraw-Partnership for Governance Reform in lndor1esia

Mubyarto. 1988. Pembangunan Pedesaan di Indonesia, Liberty, Jogjakarta

Muluk, Khairul, 2007, Menggugat Partisipasi Publik dalam Pemerintahan Daerah (Sebuah kajian dengan Pendekatan Berpikir Sistem), Malang, Bayumedia Publishing

Musgrave, Richard A. and Peggy B. Musgrave, 1991. Keuangan Negara dalam Teori dan Praktek, Penerjemah: Alfonsus Sirait, Jakarta: Penerbit Erlangga

Ndraha, Taliziduhu, 1990. Partisipasi Pembangunan Masyarakat: Mempersiapkan Masyarakat Tinggal Landas, Jakarta: PT. Rineka Cipta

Rozaki, Abdur dan He$ti Rinandari, 2004, Memperlwat Kapasitas Oesa dalam membangun Otonomi, Yogyakarta, IRE Press

Sastropoetro, Santoso. 1986, Partisipasi Komunikasi, Persuasi dan Disiplin dalam Pembangunan Nasional, Bandung: Alumni

Shah, Anwar, 2007, Participatory Budgeting, Washington DC, The World Bank

Sj Sumarto, Hetifah, 2004. lnovasi, Partisipasi dan Good Governance: 20 Prakarsa lnovatif dan partisipasi di Indonesia, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia

Sj Sumarto, Hetifah, 2004. ln~vasi, Partisipasi dan Good Governance: 20 Prakarsa lnovatif dan partisipasi di Indonesia, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia

Soetrisno, Loekman. 1995. Menuju Masyarakat Partisipatif, Kanisius, Jogjakarta

Sukasmanto, 2004. "Promosi Otonomi Desa: Good Governance dan lsu-isu Politik Anggaran Oesa dan Kf)bupaten", di dalam AA. GN. Ari Dwipayana, et al (Eds ), Promosi Otonomi Oesa,Yogyakarta: IRE Press

Suparjan dan Hempri Suyatno, 2003, Pengembangan Masyarakat, dari Pembangunan Sampai Pemberdayaan, Yogyakarta, Aditya Media

115

Page 136: PARTISIPASI MASYARAKAT · 2017-10-23 · 4. Drg. Widodo, M.M. yang memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengejar mimpi yang penulis merasa hampir tak mungkin untuk diraih. 5

Surianingrat, Bayu, 1992, Pemerintahan Administrasi desa dan Kelurahan, Jakarta, Rineka Cipta

Syamsi, lbnu, 1986. Pokok-Pok9k Kebijaksanaan, Perencanaan, Pemrograman, dan Penganggaran Pembangunan Tingkat Nasional dan Regional, Jakarta: Penerbit CV. Rajawali

Tjokrowinoto, Moeljarto, 1993. Politik Pembangunan, Jakarta: Tiara Wasana Yogya

Peraturan Perundang-Undangan

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 21 Tahun 2006 tentang Pedoman Pembentukan Lembaga Kemasyarakatan Desa

Peraturan Daerah Nomor 18 Tahun 2006 tentang Pedoman Pembentukan Badan Permusyawaratan Desa

Peraturan Bupati Gunungkidul Nomor 24 tahun 2008 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa

Keputusan Bupati Gunungkidul Nomor 51/KPTS/2008 tentang Penetapan Lokasi dan Besarnya Alokasi Dana Desa (ADD) Kabupaten Gunungkidul Tahun Anggaran 2008

Keputusan Bupati Gunungkidul Nomor 42/KPTS/2009 tentang Penetapan Lokasi dan Besarnya Alokasi· Dana Desa (ADD) Kabupaten Gunungkidul Tahun Anggamn 2009

Peraturan Desa Wiladeg Nomor 02 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMD) Tahun 2008-2013

Peraturan Desa Wiladeg Nomor 05 tahun 2008 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa Tahun Anggaran 2008

Peraturan Desa Wiladeg Nomor 04 Tahun 2009 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa Tahun Anggaran 2009

116

,.

Page 137: PARTISIPASI MASYARAKAT · 2017-10-23 · 4. Drg. Widodo, M.M. yang memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengejar mimpi yang penulis merasa hampir tak mungkin untuk diraih. 5

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Desa kepada BPD tahun anggaran 2008

Laporan Baca tentang Penyelenggaraan Pemerintahan Desa Tahun Anggaran 2008

Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa Kepala Desa Kepada Bupati Tahun Anggaran 2008

117

Page 138: PARTISIPASI MASYARAKAT · 2017-10-23 · 4. Drg. Widodo, M.M. yang memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengejar mimpi yang penulis merasa hampir tak mungkin untuk diraih. 5

ABSTRACT

The policy of the Allocation of Dana Desa (ADD) gave the authority to the village to manage autonomously. The ADD management carry out in a partisipatif manner that is by involving the community actively in planning, the implementation, and the evaluation. The community's participation was in the ADD management carried out through a mechanism in the forum and the agency. Briefly, the community's participation became the strategic point in the ADD management and interesting to be researched more far. Had a basis this matter the formulation of the problem of this research was: How the mechanism of the community's participation in the ADD management in the Wiladeg village and how the level of the community's participation in the ADD management in the Wiladeg village.

In this research the writer used the qualitative method that was meant to give the meaning on the phenomenon as well as stressed the understanding a meant on reality that was formed socially. The writer carried out the merging of observation, the interview and the documentation of the technique. Observation was carried out in the Wiladeg village office and the community's environment. Technically the documentation was done to dig up the secondary data that was linked with the research. The data that was received from the two techniques afterwards was deepened through the interview with the informant.

Results of the research showed that the mechanism that happened in the forum and the agency carry out in a partisipatif manner. The informal mechanism expansion with the existence of the cultural institutionalisation 'bersih deso' and the utilisation of Komunitas Wiladeg Radio that functioned as check and balance for the government of the village. The dynamics of the community's participation in the social agency the village showed that activity stagnation in the Taruna Coral agency, happening and still had the influence of the village of the elite in the agency of PKK. Dari results of the research, the writer recommended to activate again Karang Taruna agency by carrying out the meeting periodically, and regeneration of the management of the PKK agency, the social agency the village carried out the co-operation with NGO to sharing charity, developed the concept subsidiarity.

Key word: Participation, Alokasi Dana Desa, Desa Wiladeg

v

~-)

'"

\

Page 139: PARTISIPASI MASYARAKAT · 2017-10-23 · 4. Drg. Widodo, M.M. yang memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengejar mimpi yang penulis merasa hampir tak mungkin untuk diraih. 5
Page 140: PARTISIPASI MASYARAKAT · 2017-10-23 · 4. Drg. Widodo, M.M. yang memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengejar mimpi yang penulis merasa hampir tak mungkin untuk diraih. 5

PEDOMAN WAWANCARA

Untuk Pemerintah Supra Desa

1. Bagaimana mekanisme perencanaan pembangunah yang dilakukan?

2. Apa tujuan utama dari program alokasi dana desa?

3. Untuk menentukan besarnya alokasi yang akan ditransfer kedesa, apakah selalu

melibatkan masyarakat dan pemerintah desa?

4. Bagaimana bentuk fasilitasi yang dilakukan pemda dalam merumuskan

pemanfaatan dana yang diterima dari program alokasi dana desa?

5. Menurut anda, apakah musyawarah desa yang dilakukan melibatkan

keterwakilan masyarakat desa?

6. Apakah program alokasi dana desa dilaksanakan secara otonom oleh

pemerintah desa bersama-sama dengan masyarakat?

7. Bagaimana bentuk keterlibatan Badan Perwakilan Desa dalam program alokasi

dana desa?

8. Bagaimana peran pemerintah kecamatan sebagai lembaga inter111ediare yang

menghubungkan pemerintah desa dan pemda dalam perencanaan,

peiC:lk$C:lr1C:IcUI, hingga evaluasi program aioka$i dana desa?

9. Jika program alokasi dana desa menghasilkan fisik, apa upaya yang dilakukan

jika fisik tersebut mengalami kerusakan?

10. Bagaimana model dan proses pertanggungjawaban pelaksanaan program

alokasi dana desa?

Page 141: PARTISIPASI MASYARAKAT · 2017-10-23 · 4. Drg. Widodo, M.M. yang memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengejar mimpi yang penulis merasa hampir tak mungkin untuk diraih. 5

11. Apakah pemantauan (monitoring) terhadap pelaksanaan program alokasi dana

desa dilakukan secara rutin?

12. Apakah program alokasi dana desa tahun sekarang merupakan hasil evaluasi

atas kelemahan program pada tahun sebelumnya?

13. Jika terjadi penyimpangan atau penyalahgunaan alokasi dana desa, bagaimana

anda menyelesaikannya?

14. Apakah pemerintah melakukan evaluasi terhadap program untuk mengetahui

keberhasilan program yang perlu dilakukan evaluasi?

15. Apakah hambatan yang dihadapi masyarakat untuk berpartisipasi dalam

pembangunan desa?

16. Bagaimana keterlibatan masyarakat dalam pengawasan pembangunan desa?

17. Berapa banyak jumlah pengaduan msayarakat terkait dengan pembangunan

de sa?

Page 142: PARTISIPASI MASYARAKAT · 2017-10-23 · 4. Drg. Widodo, M.M. yang memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengejar mimpi yang penulis merasa hampir tak mungkin untuk diraih. 5

Pemerintah Desa

1. Bagaimana upaya yang dilakukan oleh kepala desa untuk melibatkan

masyarakat mulai dari perumusan, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi

program alokasi bantuann pengembangan desa?

2. Apakah anda mengetahui berapa besarnya alokasi bantuan yang dialokasikan

setaiap tahunnya ke pemerintah desa?

3. Apakah alokasi yang diterima oleh desa dari pemerintah supra desa telah sesuai

dengan kebutuhan desa?

4. Apakah hasil musyawarah dituangkan dalam keputusan kepada desa?

5. Apakah anda selalu melibatkan masyarakat dalam melaksanakan program

alokasi dana desa?

6. Selain dana yang diterima dari program alokasi dana desa, apakah ada swadaya

dari masyarakat?

7. Apakah pertanggungjawaban keuangan desa termasuk program alokasi desa

desa rutin dilakukan?

8. Menurut anda, siapa yang bertanggung jawab memelihara hasil program alokasi

dana desa tersebut?

9. Apakah pemantauan terhadap pelaksanaan program alokasi bantuan

pcmbar,gi..man dc5a dilakukc:m secara rutin'"t

10. Selain partisipasi secara formal, apakah ada saran a partisipasi yang lain?

Page 143: PARTISIPASI MASYARAKAT · 2017-10-23 · 4. Drg. Widodo, M.M. yang memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengejar mimpi yang penulis merasa hampir tak mungkin untuk diraih. 5

Untuk Masyarakat/Lembaga Kemasyarakatan

1. Apakah anda memahami maksud dan tujuan program alokasi dana desa?

2. Menurut anda, bagaimana keaktifan perangkat desa dan BPD dalam

melaksanakan pembangunan desa?

3. Apakah masyarakat juga pernah dilibatkan dalam pelaksanaan program alokasi

dana desa?

4. Jika program telah dilaksanakan dan menghasilkan fisik dan prasarana desa,

apakah masyarakat berperan aktif untuk merawat hasil-hasil pembangunan desa

terse but?

5. Jika iya, bagaimana peran tersebut dilaksanakan? Jika tidak, menurut anda

siapa sebenarnya yang paling bertanggung jawab untuk merawat hasil-hasil

pembangunan tersebut?

6. Apakah masyarakat berperan aktif dalam mengawasi program alokasi dana

de sa?

7. Jika and a menemukan dan mengamati berbagai kendala dalam pengelolaan

program alokasi dana desa, apakah anda melakukan usul/pengaduan agar

program dapat diperbaiki?

8. Menurut anda, apakah masyarakat dilibatkan dalam evaluasi pembangunan

de sa?

Page 144: PARTISIPASI MASYARAKAT · 2017-10-23 · 4. Drg. Widodo, M.M. yang memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengejar mimpi yang penulis merasa hampir tak mungkin untuk diraih. 5