pariwisata dalam pandangan islam dan muslim

6
1 Pariwisata Menurut Pandangan Islam dan Muslim I GUSTI BAGUS RAI UTAMA Abstract This paper describes the pattern of tourist arrival-in and departure-of Muslim which the religious factor has bearing on policy and development strategy affecting tourism. Drawing illustration from some countries that they have attractive tourist destinations where Islam is the state religion. This study also describes briefly history of tourism in Islam, and how the Muslim has accepted tourism. The most importance thing is there are resistances of Islam regarding negative impact of tourism as formulation of social control for regulations prohibit prostitution, gambling, and the consumption of alcoholic beverages in Muslim countries. Keyword: Islam, Muslim, Tourism, acceptance, resistance, impact Pengantar Pada karya tulis ini sengaja tidak menampilkan sosok Mohammad sebagai tokoh kunci Islam dan ke-Islaman itu, namun berusaha mencoba mencari jawaban tentang sejarah Islam yang berkaitan dengan pariwisata atau dunia perjalanan wisata. Tulisan ini disajikan secara bebas kepentingan “independent” berdasarkan pandangan ilmiah sebagai sebuah studi budaya yang boleh dipelajari oleh semua pihak. Membahas tentang pariwisata dalam pandangan Islam tentu saja tidak bisa dilihat hanya dari pemaknaan pariwisata itu menurut agama Islam itu semata, akan lebih lengkap jika pandangan tentang pariwisata dilihat dari perspektif pemaknaan menurut doktrin “Islam” sebagai sebuah agama dan interpretasi pengikutnya “ Muslim” tentang pariwisata baik dari sisi penerimaan dan juga dari sisi penolakannya.

Upload: rai-utama-i-gusti-bagus

Post on 06-Aug-2015

46 views

Category:

Business


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pariwisata dalam pandangan islam dan muslim

1

Pariwisata Menurut Pandangan Islam dan Muslim

I GUSTI BAGUS RAI UTAMA

Abstract

This paper describes the pattern of tourist arrival-in and departure-of

Muslim which the religious factor has bearing on policy and development

strategy affecting tourism.

Drawing illustration from some countries that they have attractive

tourist destinations where Islam is the state religion. This study also describes

briefly history of tourism in Islam, and how the Muslim has accepted tourism.

The most importance thing is there are resistances of Islam regarding

negative impact of tourism as formulation of social control for regulations

prohibit prostitution, gambling, and the consumption of alcoholic beverages in

Muslim countries.

Keyword: Islam, Muslim, Tourism, acceptance, resistance, impact

Pengantar

Pada karya tulis ini sengaja tidak menampilkan sosok Mohammad sebagai tokoh

kunci Islam dan ke-Islaman itu, namun berusaha mencoba mencari jawaban tentang sejarah

Islam yang berkaitan dengan pariwisata atau dunia perjalanan wisata. Tulisan ini disajikan

secara bebas kepentingan “independent” berdasarkan pandangan ilmiah sebagai sebuah studi

budaya yang boleh dipelajari oleh semua pihak.

Membahas tentang pariwisata dalam pandangan Islam tentu saja tidak bisa dilihat hanya dari

pemaknaan pariwisata itu menurut agama Islam itu semata, akan lebih lengkap jika

pandangan tentang pariwisata dilihat dari perspektif pemaknaan menurut doktrin “Islam”

sebagai sebuah agama dan interpretasi pengikutnya “Muslim” tentang pariwisata baik dari

sisi penerimaan dan juga dari sisi penolakannya.

Page 2: Pariwisata dalam pandangan islam dan muslim

2

Menurut Dallen et al (2006), kenyataannya bahwa tempat-tempat wisata terkenal

dunia banyak berada pada negara-negara dengan mayoritas berpenduduk muslim, sebut saja

seperti; Morocco, Libya, Egypt, Tunisia, Turkey, Jordan, Syria, Oman, Qatar, Lebanon,

Pakistan and Malaysia, apakah dengan alasan tersebut dapat disimpulkan bahwa negara-

negara muslim tidak resisten atau menerima pariwisata? Tidak semudah itu dapat

disimpulkan, dan untuk itulah karya tulis ini disajikan.

Namun tidak salah juga, berdasarkan pada alasan-alasan di atas, tulisan ini beruasaha

memaparkan secara singkat dan mencoba mencari jawaban bagaimanakah pandangan Islam

terhadap pariwisata, bagaimakah sikap warga Muslim tentang perkembangan industri

pariwisata saat ini, serta bagaimanakah pandangan Islam dan Muslim tentang pariwisata ke

depan.

Pariwisata dan Islam

Santoso (2007), berpendapat bahwa walaupun agama lebih mengarah pada hal-hal

yang bersifat pemaknaan dan spiritual yang berada pada ranah kesadaran individu namun

demikian, agama juga kemudian bisa menjadi sebuah kesadaran kolektif yang kemudian

menimbulkan motivasi untuk belajar dan mempelajari sebuah agama secara pemaknaan dan

juga sekaligus juga pembuktian secara empirik tentang kebesaran sebuah agama.

Motivasi belajar melalui pembuktian inilah telah membawa kesadaran akan

perkunjungan ke tempat-tempat bersejarah Islam, berziarah ke makam-makam para tokoh

Islam yang mungkin berada pada wilayah yang jauh, yang mungkin berada di sebuah Negara

di luar negaranya. Hal tersebut, secara langsung telah menimbulkan terjadinya permintaan

Page 3: Pariwisata dalam pandangan islam dan muslim

3

terhadap pariwisata karena ketersediaan penawaran “ketersediaan” tempat bersejarah Islam

sebagai sarana pembelajaran Islam itu sendiri.

Pada kenyataan yang lainnya, beberapa negara yang berpenduduk mayoritas muslim

terbukti memiliki banyak tempat-tempat wisata terkenal, dan itu dapat dilihat di beberapa

negara di wilayah timur tengah, dan juga wilayah afrika utara. Kenyataan lain juga dapat

ditemukan bahwa di beberapa negara yang berpenduduk mayoritas muslim telah memiliki

perencanaan yang bagus dengan pengembangan pariwisata di negaranya, adanya manajemen

industri pariwisata yang cukup terintegrasi dan professional, sebagai contohnya; Malaysia,

Turki, Qatar, dan sebagainya (Dallen, 2007).

Dalam pandangan Islam, Pariwisata diwujudkan dalam hal perjalanan spiritual,

tentang pemaknaan dan pencapaian sebuah tuntutan ajaran agama itu sendiri “syahriah”,

kenyataan ini telah membuat Negara Saudi Arabia memetik banyak keuntungan baik secara

material mapun statusnya sebagai sebuah negara yang memiliki tempat yang dianggap suci

oleh kaum muslim yakni Mekah dan Madinah (Dallen, 2007)

Paparan kenyataan di atas, cukup menjadi gambaran bahwa pariwisata yang

“spiritual” memang direstui oleh Islam dan diyakini sebagai sarana untuk pemenuhan status

sosial dan spiritual yang lebih tinggi oleh kaum Muslim.

Resistensi Islam terhadap Pariwisata

Walaupun banyak kenyataan yang cenderung mengarahkan Islam itu menerima

pariwisata sebagai sesuatu yang dapat diterima, namun dalam kenyataannya dalam pariwisata

banyak hal yang sangat bertentangan dengan etika dan moralitas kaum muslim. Pariwisata

Page 4: Pariwisata dalam pandangan islam dan muslim

4

banyak bertoleransi dengan pakaian minim atau tak senonoh jika berhubungan dengan wisata

pantai, fasilitas bar yang menyajikan minuman beralkohol, dan banyak lagi ke-“nazisan” atau

hal-hal tidak sesuai dengan kaidah Islam (Assyaukanie, 2006)

Resistensi Islam terhadap pariwisata akan sangat penting dan menjadi bermakna jika

dihubungkan dengan jenis wisata apakah yang dikembangkan, jika kaum Muslim sebagai

tuan rumah atau host, dan juga akan sangat penting dalam memilih daerah tujuan wisata jika

kaum muslim sebagai wisatawan atau tourist. Resistensi juga akan menjadi ranah pribadi

dalam hal pemilihan tujuan wisata dan akan sangat tergantung dari seberapa kuat kaum

muslim memaknai etika dan moralitas pada ke-Islamannya.

Menurut Dallen, (2007) sebagai host, kaum muslim sebaiknya dan haruslah bijaksana

dalam merencanakan dan pengembangan pariwisata itu, apa sajakah yang tidak sesuai, sistem

apakah yang seharusnya diatur, sehingga resistensi akan menjadi “krontol sosial” bagi

kelangsungan pariwisata itu sendiri, host atau kaum muslim, dan ke-Islaman itu sendiri.

Kesimpulan

Interpretasi bahwa Islam menerima Pariwisata adalah dengan ditetapkannya tuntutan

pemenuhan rukun “Haji” yakni kewajiban melakukan perjalanan spiritual ke tanah suci

“Mekah” bagi kaum Muslim yang telah memenuhi syarat dan memenuhi ketentuan Al-

Quran. Pariwisata yang menjadi rekomendasi oleh Islam adalah pariwisata yang

berhubungan dengan spritualitas, berziarah, dan perkunjungan ke tempat-tempat bersejarah

Islam, perkunjungan tentang kebesaran ciptaan Tuhan, seperti pemandangan alam, gunung

berapi, danau dan sejenisnya.

Page 5: Pariwisata dalam pandangan islam dan muslim

5

Islam dan kaum Muslim resisten terhadap segala jenis pariwisata yang bententangan

dengan pelanggaran etika, dan moralitas Islam seperti misalnya; pariwisata pantai yang

mengarah pada mempertontonkan pakaian minim dan lekuk badan, pariwisata pub atau café

yang menjajakan minuman beralkohol yang kesemuanya itu di”naziskan” oleh etika Islam.

Pandangan Islam dan Muslim tentang pariwisata ke depan, merupakan sebuah teki-

teki yang penuh dengan jebakan permasalahan yang harus dijawab oleh kaum muslim itu

sendiri. Jika Kaum Muslim ingin mengambil bagian penuh pada pengembangan pariwisata di

daerahnya, misalnya di Ternate, Tidore, Lombok, atau daerah lainnya yang mayoritas

Muslim, harusnya dapat belajar dari Pulau Bali tentang sikap toleransi orang-orang bali yang

dalam hal ini, kebetulan mayoritas penganut Hindu (Assyaukanie, 2006).

Page 6: Pariwisata dalam pandangan islam dan muslim

6

Daftar Pustaka

Assyaukanie, Luthfi. 2006. Is Islam Bad for Tourism?. Indonesian Matter, retrieve form

http://www.indonesiamatters.com/674/islam-tourism/ pada 4-11-2010

Dallen, Timothy, J,. 2007. Tourism and Islam: Consideration of culture and duty. London

and New York: Routledge Taylor & Francis Group.

Hashim, et all. 2007. Tourism and Islam: Understanding and Embracing the Opportunity.

Kualalumpur: University of Technology Malaysia, retrieve from

http://web.biz.uwa.edu.au/staff/jmurphy/Touirsm_and_Islam.pdf pada 4-11-

2010

Forum of Islam and tourism. 2009. Final statement and recommendations (Forum of

Islam and tourism) 12-13 / 10 / 2009 AD – Sana `a retrieve from

http://www.yementourism.com/news/news-en/detail.php?ID=2736 pada 4-11-

2010

Santoso, Fajar. 2007. Pariwisata Dalam Pandangan Islam. Padang: Majalah Online,

Retrieve from

http://tabloid_info.sumenep.go.id/index.php?option=com_content&task=view

&id=337&Itemid=32 pada 4-11-2010