parameter ketahanan ubi jalar-libre
DESCRIPTION
Parameter ketahanan ubi jalarTRANSCRIPT
-
xviii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar i Sambutan Rektor Universitas Brawijaya ii Sambutan Kepala Litbang iii Sambutan Pengurus Pusat PERAGI ix Sambutan Pengurus Pusat PERHORTI xii Sambutan Pengurus Pusat PERIPI xiv Seminar Nasional 3 in ONE xvi Daftar Isi xviii
MAKALAH KOMISI TEKNOLOGI PRODUKSI
Studi Populasi Lalat Buah pada Buah Pisang di Desa Maidi Kota Tidore Kepulauan Sarni
1-6
Parameter Ketahanan Ubi Jalar (Ipomoea batatas (L.) Lam) terhadap Penyakit Kudis (Elsionoe batatas) dan Hubungannya dengan Penampilan Agromorfologi Anna Aina Roosda, Budi Waluyo, Talitha Wibisono, Agung Karuniawan
7-14
Kajian Aspek Ketahanan Tanaman Jagung (Zea mays L.) terhadap Penyakit Bulai (P. Maydis) Eko Hary Pudjiwati, Kuswanto, Nur Basuki, Arifin Noor Sugiharto
15-20
Pengaruh Aplikasi Pupuk Hijau Orok-orok (Crotalaria juncea L.) dan Jumlah Bibit/Lubang Tanam pada Tanaman Padi (Oryza sativa L.) var. CIBOGO Titin Sumarni, Wiwin Sumiya Dwi Yamika, Dhinar Wahyu Lestari
21-29
Efektivitas Pupuk Organik pada Tanaman Kacang Tanah di Lahan Kering Masam Afandi Kristiono, Subandi
30-36
Biofortifikasi Fe Padi untuk Mengatasi Kelaparan Tersembunyi (Kualitas Fisik dan Kandungan Gizi Besi Beras Galur-galur Padi Hasil Biofortifikasi Fe pada Tiga Dosis Pupuk K) Suwarto, Augustin, Bambang Rudianto
37-43
Pengaruh Bahan Organik dan Waktu Pemberian Trichoderma sp. terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Tomat Mudji Santosa, Moch. Dawam Maghfoer, Umi Masykuroh
44-52
Penerapan Biopestisida dan Kompos pada Tanaman Cabai di Musim Penghujan Eli Korlina, Amik Krismawati, Diding Rachmawati, Ericha
53-57
Efektivitas Pestisida Nabati Berbahan Aktif Alfa Eleostearic Acid terhadap Ulat Grayak Spodoptera litura (LEPIDOPTERA: NOCTUIDAE) Eli Korlina, Andi Muhammad Amir, Iwa Trisawa
58-61
Selektivitas Insektisida dan Fungisida terhadap Perkembangan Jamur Entomopatogen Hirsutella citriformis secara In Vitro dan In Vivo Mutia Erti Dwiastuti, Muhammad Iqbal
62-71
-
xix
Pengaruh Waktu Inokulasi Penyakit Viroid Exocortis Jeruk (CEVd) Hasil Koleksi terhadap Gejala dan Pertumbuhan Tanaman Mutia Erti Dwiastuti, Sri widyaningsih
72-79
Pemanfaatan Jamur Beauveria bassiana dari Isolat yang Berbeda dalam Bahan Pembawa untuk Mengendalikan Hama Penggerek Bonggol Pisang (Cosmopolites sordidus) Helvi Ardana Reswari, Dian Indratmi, Esa Robby Silmi A., Rina lestari
80-84
Pengendalian Penyakit Akar Gada (Plasmodiophora brassicae) pada Tanaman Sawi Daging Menggunakan PGPR (Plant Growth Promoting Rhizobacterium) Diding Rachmawati, Baswarsiati, Gunawan
85-88
Respon Pemupukan N, K dan Tingkat Kepadatan Tanaman pada Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Talas (Colocasia esculenta (L.) Schott var. Antiquorum) yang Ditanam pada Musim Penghujan Nur Edy Suminarti
89-96
Pola Pertumbuhan Fase Generatif Pisang Agung Semeru (Musa x paradisiaca) Dan Pisang Mas Kirana (Musa acuminata) Pada Dua Ketinggian Tempat Yang Berbeda Defi Ari Susanti, Lilik Setiyobudi
97-101
Pengaruh Persaingan Gulma Kayu Apu (Pistia stratiotes L.) dan Dosis Pupuk pada Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Padi Sawah (Oryza sativa L.) Husni Thamrin Sebayang, Setyono Yudo Tyasmoro, Randhy Isaac Sakanov
102-106
Peningkatan Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Pakchoi (Brassica juncea L.) pada Berbagai Media Tanam dan Nutrisi dengan Sistem Hidroponik Catur Wasonowati, Mustika Tripatmasari, Balia Perwitasari
107-114
Pengaruh Waktu Panen terhadap Hasil dan Kualitas Biji Kacang Tanah Herdina Pratiwi, A. A. Rahmianna, Eriyanto Yusnawan
115-119
Aplikasi Azolla (Azolla pinnata), Kayu Apu (Pistia stratiotes) dan Urea pada Tanaman Padi (Oryza sativa L.) S.Y.Tyasmoro, H.T.Sebayang, M.Susanti
120-129
Penggunaan Bahan Organik Kompos dan Crotalaria juncea L. dalam Upaya Peningkatan Hasil Tanaman Jagung (Zea mays L.) Anggi Indah Yuliana, Titin Sumarni, Sisca Fajriani
130-137
Respon Pertumbuhan Kedelai di Tanah Entisol terhadap Residu dan Dosis Pupuk ZA Sutrisno, Henny Kuntyastuti, Abdullah Taufiq
138-144
Respon Berbagai Genotipe Kedelai terhadap Pupuk Posfor di Lahan Gambut Aslim Rasyad, Wardati
145-150
Kompatibilitas Awal Penyambungan pada Fase Bibit Antara Jarak Pagar (Jatropha curcas) dan Jarak Ulung (Jatropha gossyphifolia) IGM. Arya Parwata, Bambang B. Santoso
151-154
-
xx
Pertumbuhan Jenis Mata Tunas pada Okulasi Beberapa Klon Tanaman Karet (Hevea brasiliensis Muell. Arg) Deby Kurniawati, Mudji Santoso, Eko Widaryanto
155-162
Penambahan Penyinaran untuk Meningkatkan Pertumbuhan dan Kualitas Bunga Potong Krisan (Chrysanthemum morifolium cvs. White Fiji dan Yellow Fiji) Lilik Mufarrikha, Ninuk Herlina, Eko Widaryanto
163-170
Pengaruh Modifikasi Media Transplanting Plantlet Sedap Malam (Polyanthes tuberosa L). Varietas Roro Anteng PER. Prahardini, Amik Krismawati
171-177
Studi Problematik Budidaya Tanaman Mawar (Rosa sp.) Tina Yuliana Wahjanto, Lilik Setyobudi, Ninuk Herlina
178-185
Pola Pertumbuhan Fase Generatif Pisang Agung Semeru (Musa balbisiana cv. Agung Semeru) dan Pisang Mas Kirana (Musa acuminata cv. Mas Kirana) pada Ketinggian Tempat 850, 950 Dan 1.050 Meter di Atas Permukaan Laut Erma Yusnita, Lilik Setyobudi, Agus Suryanto
186-194
Studi Keberhasilan Grafting Tiga Kultivar Tanaman Durian (Durio zibethinus Murr.) Secara Microskopis Ninuk Herlina, Mudji Santosa, Sulis Fitrianti
195-202
Evaluasi Produktifitas 8 Varietas Jeruk Pamelo Unggul di Dataran Rendah (KP KRATON 15 m.dpl) Emi Budiyati, Sakur
203-208
Peningkatan Kadar Kurkumin Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb) Melalui Aplikasi Potasium pada Alfisol Ellis Nihayati, Wisnu Eko Murdiono, Tatik Wardiyati
209-214
Upaya Memperbaiki Kualitas Hasil Panen Tanaman Gandum Melalui Aplikasi Citrat Sebagai Khelator Unsur Mikro Nunun Barunawati, Wisnu E Murdiyono, Deffi Armita, Anna S Karyawati
215-218
Efek Pembungkusan Buah pada Pigmentasi Kulit Buah Mangga Hibrida Syarif Husen, Kuswanto, Sumeru Ashari , Nur Basuki
219-224
MAKALAH KOMISI PEMULIAAN TANAMAN
Hasil dan Kualitas Umbi Klon-klon Harapan Ubijalar Berkaroten di Tanah Aluvial Pacet Mojokerto St. A. Rahayuningsih, M. Jusuf, Wiwit Rahajeng
225-233
Keragaan Karakter Utama Klon-klon Harapan Ubijalar Ipomoea batatas L. (Lam.) Kaya Antosianin atau -Karotin pada UDHL di Kab. Malang dan Blitar Tinuk Sri Wahyuni
234-241
Keragaan dan Potensi Bawang Merah Merah Varietas Rubaru sebagai Varietas Unggul Nasional Asal Jawa Timur Baswarsiati, Z. Arifin, D. Rachmawati, N. Istiqomah
242-250
-
xxi
Pengaruh Waktu Persilangan pada Stroberi (Fragaria x ananassa) Sweet Charlie dan Festival secara Resipork Akmalun Nimah*, Choirul Anam, M.Misbahul Arifin, Fatimah Nursandi
251-255
Seleksi dan Uji Daya Hasil Galur-galur F6 Padi Gogo Berdaya Hasil Tinggi dan Umur Genjah Dalam Rangka Mendukung Peningkatan Produksi Padi di Lahan Kering Dyah Susanti, Suprayogi, Ponendi Hidayat, Agus Riyanto, Siti Nurchasanah, Noor Farid, Suwarto, Totok Agung
256-263
Seleksi Galur F6 Padi Gogo Berdaya Hasil dan Berprotein Tinggi Agus Riyanto, Dyah Susanti dan Totok Agung Dwi Haryanto
264-271
Kajian Tingkat Keberhasilan dan Perubahan Karakter pada Hibrida Hasil Persilangan Antar Spesies Vigna Hery Haryanto, Lestari Ujianto, Astam Wiresyamsi
272-276
Identifikasi Tanaman Durian (Durio zibethinus Murray) Mirip Durian Varietas Bido Kabupaten Jombang dengan Metode Isozim dan Morfologi Kenanga Arum Novi Salasa, Sumeru Ashari, Ninuk Herlina
277-282
Seleksi Mutan Pertama (M1) Padi Hasil Radiasi Sinar Gamma 150 Gray Eries Dyah Mustikarini, Maera Zasari, Kartika
283-288
Pemurnian Varietas Kipas Putih dan Kipas Merah Dalam Rangka Mendapatkan Galur Mutan Tahan Kekeringan dan Berpotensi Hasil Tinggi Zuyasna, Chairunnas, Efendi, Arwin
289-293
Identifikasi Keragaman Genetik Aren Sumatera Utara Menggunakan Primer OPD-12 dan OPD-16 Lollie Agustina P. Putri , M. Basyuni, Indra Eko Setyo
294-297
Daya Hasil Galur-Galur Mutan Kacang Hijau Apri Sulistyo, Yuliasti
298-302
Ketahanan Galur Kedelai Tahan Masam Terhadap Kutu Kebul (Bemisia tabaci Gennadius) Alfi Inayati, Marwoto, Tantawizal, Heru Kuswantoro
303-311
Kriteria Seleksi yang Efektif untuk Menilai Toleransi Kacang Tanah (Arachis hypogaea L. Merr.) terhadap Cekaman Kemasaman Lahan Trustinah, Astanto Kasno
312-317
Pertumbuhan dan Hasil Galur-Galur Harapan Kedelai terhadap Kemasaman Tanah Siti Muzaiyanah, Henny K
318-321
Evaluasi Ketahanan Galur-Galur Harapan Kedelai Toleran Lahan Masam dan Kekeringan terhadap Kepik Coklat Marida Santi YIB, Wedanimbi Tengkano
322-327
Seleksi Galur-galur Kedelai Tahan Soybean Mosaic Virus Heru Kuswantoro, Mudji Rahaju, Apri Sulistyo
328-334
Potensi Hasil dan Mutu Buah Beberapa Kultivar Salak Gulapasir pada Agroekosistem Berbeda di Bali K.Sumantra, Sumeru Ashari, I N. Labek Suyasdi Pura
335-341
-
xxii
Variabilitas Kandungan Besi pada Beberapa Varietas Ubi Jalar di Indonesia Sri Umi Lestari, Nur Basuki
342-348
Karakterisasi Morfo-Agronomis Kacang Bambara (Vigna Subterranea L. Verdc.) Asal Jawa Barat Noladhi Wicaksana, Hindun, Budi Waluyo, Meddy Rachmadi, Agung Karuniawan, Hakim Kurniawan
349-357
Pengkayaan Keragaman Genetik Kacang Tanah Melalui Aklimatisasi Varietas/Galur Introduksi Joko Purnomo
358-365
Produktivitas Beberapa Varietas/Klon Ubikayu di Lahan Kering Masam di Lampung Sri Wahyuningsih, Nila Prasetiaswati
366-372
Karakteristik Umbi dan Kandungan Kimia Ubi Jalar untuk Mendukung Penyediaan Bahan Pangan dan Bahan Baku Industri Budi Waluyo, Noor Istifadah, Dedi Ruswandi, Agung Karuniawan
373-385
Adaptasi dan Stabilitas Hasil Galur-galur Padi Beras Merah Ampibi pada Tiga Tipologi Tumbuh Berbeda di Pulau Lombok IGP Muliarta Aryana, Bambang B Santoso
386-391
Uji Daya Hasil Lanjutan Klon-klon Ubikayu untuk Varietas Adaptif Lahan Kering Masam Sholihin
392-395
Pewarisan Karakteristik Polong dan Biji Kacang Tanah N. Nugrahaeni, L. Z.Hasanah, J. Purnomo
396-401
Eksplorasi dan Karakterisasi Tanaman Sawo (Acrhras zapota L.) di D.I. Yogyakarta Rudi Hari Murti, Rozika, Setyastuti Purwanti, Sri Trisnowati
402-406
Keragaman Genetik Karakter Agronomis dan Karakteristik Fisiko-Kimia Biji Kedelai Hitam sebagai Bahan Baku Alternatif Tempe Chindy Ulima Zanetta, Budi Waluyo, Agung Karuniawan
407-413
Keragaman Genetik dan Heritabilitas pada Keturunan Hasil Persilangan Antara Jagung Ketan Ddengan Jagung Manis Idris, Uyek Malik Yakop, Lestari Ujianto, Karwati Zawani
414-418
Variasi Genetik, Heritabilitas, dan Kemajuan Genetik Ubijalar Berkadar Beta Karoten Tinggi Wiwit Rahajeng, St. A. Rahayuningsih, M. Jusuf
419-425
Karakter Agronomi Hibrida-F1 Jarak Kepyar (Ricinus communis L.) Hasil Persilangan Kultivar Lokal Beaq Amor dan Varietas Hibrida China Bambang B. Santoso, IGP. Muliarta Aryana, IW. Sudika, IK. Damar Jaya
426-429
Karakteristik Fisik Polong dan Biji Kacang Bambara (Vigna subterranea (L). Verdc.) Lokal Hindun, Noladhi Wicaksana, Budi Waluyo, Meddy Rachmadi, Agung Karuniawan
430-435
-
xxiii
Analisis Sidik Lintas Antara Komponen Hasil dan Hasil pada Tanaman Tomat Sri Lestari Purnamaningsih, Eko Widaryanto, Isnainim Mufarroha
436-442
Seleksi 90 Galur Harapan Kacang Panjang Berpolong Ungu Astrid Ika Paramitha, Cicik Septeningsih, Damanhuri, Kuswanto
443-453
Inkompatibilitas pada Persilangan Interspesies Stroberi (Fragaria x annanassa, F.vesca, dan F.chiloensis ) Astrid Ika Paramitha, Damanhuri, Lita Soetopo, Sri Lestari Purnamaningsih
454-461
MAKALAH KOMISI SOSIAL EKONOMI
Peran Komoditi Buah-buahan di Lahan Kering DAS Brantas Q. Dadang Ernawanto, D. Harnowo
462-469
Pengkajian dan Diseminasi 5 Varietas Unggul Baru Inpari (Inbrida Padi Sawah Irigasi) Spesifik Sistem Tanam Gogorancah di Ngimbang Lamongan Sugiono, Eli Korlina
470-476
Peran RPL (Rumah Pangan Lestari) pada Ketahanan Pangan Rumah Tangga Titiek Purbiati
477-480
Partisipasi Petani Dalam Usaha Penangkaran Benih Padi di Kota Singkawang, Kalimantan Barat Pratiwi, Dadan Permana, Titiek Purbiati
481-485
Kajian Hukum Normatif Peran Pemerintah Daerah Dalam Mewujudkan Ketahanan Pangan Melalui Upaya Perlindungan Varietas Tanaman Yang Tersebar Di Berbagai Daerah Bambang Sudjito
486-496
Peningkatan Pola Pangan Harapan Melalui Model Kawasan Rumah Pangan Lestari (M-KRPL) di Kabupaten Blitar Dini Hardini
497-503
Penerapan Usahatani Kedelai Hitam di Kabupaten Madiun (Kasus pada Kelompok Tani Margo Mulyo, Desa Sambirejo, Kecamatan Saradan, Kabupaten Madiun, Kemitraan antara PT. Unilever Indonesia dengan Petani) Amik Krismawati, Sri Zunaini Saadah
504-511
Sistem Wonotani pada Lahan 0,50 Ha/KK sebagai Model Upaya Peningkatan Pendapatan Petani dan Pelestarian Hutan Mudji Santoso
512-519
MAKALAH KOMISI PASCA PANEN
Kajian Perlakuan Pasca Panen terhadap Susut Bobot dan Umur Simpan Benih Bawang Merah (Allium cepa Var. aggregatum) Eka Widiastuti, Evy Latifah
520-524
-
Prosiding Seminar Nasional 3 in ONE Malang, 21 Agustus 2013
7
PARAMETER KETAHANAN UBI JALAR (Ipomoea batatas (L.) Lam) TERHADAP PENYAKIT KUDIS (Elsionoe batatas) DAN
HUBUNGANNYA DENGAN PENAMPILAN AGROMORFOLOGI
Anna Aina Roosda1, Budi Waluyo2, Talitha Wibisono3, Agung Karuniawan4*) 1, 3, 4 Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran
Jl. Raya Bandung Sumedang KM 21, Sumedang 2 Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya,
Jln. Veteran Malang 65145, [email protected] Email: [email protected]
ABSTRAK
Ubi jalar merupakan bahan baku industri pangan dan produk olahan berbasis tepung. Pemilihan bahan baku pangan dan industri didasarkan pada karakteristik ubi. Kendala yang dihadapi dalam peningkatan hasil ialah serangan penyakit kudis yang menyerang daun. Perakitan varietas ubi jalar yang tahan terhadap penyakit kudis dapat dilakukan dengan menduga parameter genetik ketahanan dan mengetahui hubungannya dengan penampilan agromorfologi. Penelitian ini bertujuan untuk menduga parameter ketahanan ubi jalar terhadap penyakit kudis dan hubungannya dengan penampilan agromorfologi. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2012 - Februari 2013 di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan 71 aksesi sebagai perlakuan yang diulang dua kali. Hasil dari penelitian menunjukkan terdapat keragaman pada disease incident dengan rentang 5% - 100%. Persentase disease incident 5%-20% menunjukan tahan terhadap penyakit kudis, 35%-70% menunjukkan ketahanan medium, dan >70% menunjukkan rentan terhadap penyakit kudis. Karakter agromorfologi menunjukkan keragaman diantar 71 aksesi ubi jalar dengan nilai koefisien keragaman genotip 7%-78% dan koefisien keragaman fenotip 20%-92%. Berdasarkan hasil analisis korelasi terdapat terdapat korelasi negatif antara kejadian serangan dengan potensi hasil. Disease incident memiliki berkorelasi positif dengan kemampuan membelit, kemampuan menutup tanah, bulu pada batang, bentuk daun, bentuk cuping, jumlah cuping, bentuk torehan, warna helaian daun dewasa, warna helaian daun muda, bentuk ubi, tipe permukaan ubi, intensitas warna utama kulit ubi, warna utama daging ubi, panjang sulur, ukuran daun, panjang tangkai daun, dan diameter sulur, dan korelasi negative dengan warna utama batang, warna sekunder batang, warna tulang daun, warna tangkai daun, warna utama kulit umbi, warna sekunder daging umbi, distribusi warna daging umbi, jumlah umbi, berat per plot, panjang umbi, diameter umbi, dan potensi hasil. Kata kunci: Ubi jalar, penyakit kudis, korelasi, parameter ketahanan, penampilan agromorfologi
PENDAHULUAN
Ubi jalar merupakan bahan baku pangan potensial. Ubi jalar dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku industri dan olahan berbasis tepung (Adenuga, 2010). Penggunaan ubi jalar sebagai bahan baku olahan tepung bahkan memiliki kualitas yang lebih baik dari gandum (Alves et al., 2012). Parameter kandungan bahan kering dan pati ubi jalar telah diuji dan memiliki potensi sebagai bahan baku olahan yang potensial (Brabet et al., 1998). Beberapa negara telah memanfaatkan ubi jalar sebagai bahan konsumsi fresh ataupun olahan (Dayal et al., 1991; Omosa, 1997). Ubi jalar menjadi tanaman pangan strategis dalam pengembangan industri bahan makanan.
Pemilihan bahan baku pangan dan industri didasarkan pada karakteristik ubi. Warna daging umbi bervariasi dengan warna ungu, jingga, kuning, dan putih dengan masing-masing dimanfaatkan sebagai bahan konsumsi fresh ataupun olahan (Omosa, 1997). Ubi jalar mengandung nutrisi lengkap dengan kandungan vitamin A dan kalsium yang tinggi dibandingkan dengan komoditas lain (Zuraida, 2003). Pengolahan ubi jalar menjadi bahan baku olahan tepung tidak menghilangkan kandungan
-
Prosiding Seminar Nasional 3 in ONE Malang, 21 Agustus 2013
8
nutrisi yang ada pada ubi jalar (Walter et al., 1983). Optimalisasi kandungan nutrisi lengkap yang dimiliki ubi jalar dengan peningkatan hasil produksi yang dapat dicapai.
Produksi ubi jalar, khususnya varietas lokal, menurun dari tahun ke tahun. Di Indonesia, ubi jalar lokal mengalami penurunan daya hasil menjadi 7-10 ton/ha dari sebelumnya 20 ton/ha. Penurunan hasil tersebut disebabkan oleh tanaman semakin peka terhadap penyakit kudis (di lahan) dan penyakit totol hitam (pascapanen) (Maulana et al., 2011). Serangan penyakit kudis di Filipina menyebabkan kehilangan hasil ubi jalar mencapai 50% (Divinagracia et al., 1984). Serangan penyakit kudis ini juga dilaporkan dapat menurunkan hasil sebesar 25% ketika infeksi terjadi pada tanaman berumur dua minggu (Nayga and Gapasin, 1986). Penyakit kudis ini berpengaruh besar terhadap produksi ubi jalar di Indonesia (Sudarijanto et al. , 1996). Penurunan produksi ubi jalar disebakan oleh serangan penyakit kudis.
Karakter agromorfologi dan ketahanan terhadap penyakit merupakan salah satu strategi pengembangan ubi jalar. Varietas yang memiliki karakter warna umbi berbeda memiliki tingkat ketahanan yang berbeda (Kemble et al., 2006). Sebanyak 30 karakter agromorfologi ubi jalar telah diamati dan belum diketahui hubungannya dengan parameter ketahanan terhadap penyakit kudis pada ubi jalar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menduga hubungan parameter ketahanan ubi jalar terhadap penyakit kudis dengan penampilan agromorfologi.
BAHAN DAN METODE
Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran pada bulan Oktober 2012 sampai dengan bulan Februari 2013. Lokasi penanaman berada pada ketinggian 735 m di atas permukaan laut. Alat yang digunakan berupa alat-alat pertanian dan alat tulis serta deskriptor Panduan Pengujian Individual (PPI) ubijalar yang dikeluarkan oleh Perlindungan Varietas Tanaman (2007). Bahan yang digunakan yaitu bahan tanaman berupa stek dari masing-masing aksesi ubijalar lokal, pupuk kandang, dan pupuk urea.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen yang disusun berdasarkan Rancangan Acak Kelompok (RAK). Perlakuan terdiri dari 71 aksesi yang diulang dua kali. Masing-masing genotip ditanam dalam satu baris (one row plot). Panjang masing-masing plot 2,5 m dan setiap plot terdiri dari 10 tanaman. Jarak antar baris adalah 1 m, sedangkan jarak antar lubang tanam adalah 25 cm. Pengamatan kejadian penyakit (disease incidence) dilakukan terhadap 10 tanaman sampel setiap genotip pada masing-masing ulangan dan dihitung berdasarkan rumus:
Kejadian penyakit % = jumlah tanaman terserangtotal tanaman sampel Data seluruh karakter yang diamati dianalisis dengan menggunakan analisis varians (anova)
(Tabel 1) dan dilakukan uji F taraf 5% untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan pada sumber varians. Uji F dilakukan untuk menguji variasi antar aksesi. Hasil perhitungan F genotip dibandingkan dengan Ftabel. Jika nilai Fhitung > Ftabel pada taraf uji 5% maka dapat dinyatakan bahwa nilai aksesi (perlakuan) adalah berbeda nyata.
Pendugaan keragaman terhadap 71 aksesi yang diamati dengan menggunakan parameter sebagai berikut,
Varians Genotip (g) :
Varians Fenotip (f) :
Heritabilitas (H) :
KKG :
KKF :
-
Prosiding Seminar Nasional 3 in ONE Malang, 21 Agustus 2013
9
Analisis korelasi dihitung berdasarkan korelasi Spearmans dengan rumus, = 1 6 2 (2 1) dimana, = koefisien korelasi Spearman D = selisih setiap pengamatan N = banyak pengamatan Pengujian t menggunakan rumus, = ( 2) (1 2
Analisis keragaman dan pengelompokan aksesi dilakukan dengan prosedur agglomerative hierarchical clustering berdasarkan kesamaan koefisien korelasi Spearman dan metode aglomerasi UPGMA (unweighted pair group method with arithmetic mean). Analisis menggunakan perangkat lunak XLSTAT 2009. Penampilan heat map korelasi parameter ketahanan dan karakter agromorfologi menggunakan perangkat lunak ImDev v1.3. Tabel 1. Analisis Varians Rancangan Acak Kelompok
Sumber Varians Derajat Bebas
Jumlah Kuadrat
Kuadrat Tengah F hit
Ulangan (r-1) JKr KTr KTr / KTe Genotip (g-1) JKg KTg KTg / KTe Galat (r-1)(g-1) JKe KTe Total rg-1
HASIL DAN PEMBAHASAN
Parameter ketahanan terhadap penyakit kudis pada 71 aksesi ubi jalar dengan menghitung disease incident penyakit. Pengukuran tingkat ketahanan dapat dilakukan dengan menghitung jumlah patogen ataupun mengukur tingkat ketahanan pada suatu kultivar (Parlevliet, 1993 dikutip Do Vale et al., 2001). Pengembangan tanaman yang tahan terhadap penyakit kudis dapat dilakukan melalui pemuliaan tanaman. Serangan penyakit tidak akan berpengaruh terhadap tanaman jika tanaman memiliki sistem ketahanan terhadap penyakit tersebut.
Hasil pengamatan persentase kejadian penyakit pada masing-masing aksesi ubi jalar berkisar antara 5-100%. Hasil anova persentase kejadian penyakit pada 71 aksesi ubijalar lokal dapat dilihat pada Tabel 2. Data dari Tabel 2 menunjukkan adanya variasi ketahanan terhadap penyakit kudis pada 71 aksesi ubi jalar.
Tabel 2. Analisis Varians Ketahanan Ubi Jalar Terhadap Penyakit Kudis Sumber Ragam DF JK KT Fhitung Fprob Sign.
Ulangan 1 11.27 11.27 0.05 Genotip 70 89259.15 1275.13 5.25 1.49 **
Galat 70 16988.73 242.70 Total 141 106259.15 753.61
Keterangan : * = Berbeda nyata pada taraf 5%
Pengelompokan 71 aksesi ubi jalar berdasarkan persentase disease incident ditunjukan pada dendogram (Gambar 1.). Dendogram mengelompokan 71 aksesi ubi jalar menjadi tiga kelompok. Kelompok pertama (garis berwarna biru) dengan objek 57 dan pembobotan sebesar 57, nilai varians dalam class sebesar 0.00, jarak minimum perpotongan 0.00, jarak rata-rata perpotongan 0.00, dan
-
Prosiding Seminar Nasional 3 in ONE Malang, 21 Agustus 2013
10
CC
N-0
6N
K-1
03
MM
LB
NIR
BC
DN
-03
CT
N-0
2C
DN
-10
NK
-11
0-B
CD
RA
-01
CC
N-0
5SIT
AK
CC
RI-
01
KU
ME
RO
TC
DN
-08
NK
-11
2A
MB
EU
TJK
NIR
XU
KV
HLO
MR
AC
NK
-11
0N
K-1
07
CIL
W2
CIL
WT
1M
EN
TC
DR
A-0
2-2
CC
RA
-01
CD
N-0
9N
K-1
02
LA
DC
2N
-01
NK
-10
6D
AR
CC
M-0
2C
TG
-01
-13
CC
M-0
1M
PA
ND
NK
-10
5M
RC
KC
DB
-01
NK
-10
8C
DE
-01
CC
N-0
2C
DN
-04
SLN
-02
KU
ME
RC
TJ-
01
-11
1N
K-1
09
NK
-11
1C
CN
-03
CD
N-0
6N
K-1
00
CD
B-0
1-1
2N
IRC
NK
-11
4C
TJ-
02
KU
PU
TH
AR
GK
AW
NK
-10
1C
2J-
01
AM
NA
CC
J-0
1B
RA
S2
CT
RA
-01
CD
B-0
2G
AN
IC
DG
-01
T3
0
10
20
30
40
50
60
70
Dissimilarity
Dendrogram
jarak maksimum perpotongan sebesar 0.00 yang menunjukkan tidak terdapat variasi didalam kelompok pertama yang merupakan kelompok aksesi yang rentan terhadap serangan penyakit kudis.
Kelompok kedua (garis berwarna merah muda) dengan objek 4 dan pembobotan sebesar 4, nilai varians dalam class sebesar 56.25, jarak minimum perpotongan 3.75, jarak rata-rata perpotongan 6.25, dan jarak maksimum perpotongan sebesar 8.75 yang menunjukkan terdapat sedikit keragaman dan merupakan kelompok yang tahan terhadap serangan penyakit kudis.
Kelompok ketiga (garis berwarna merah) dengan objek 4 dan pembobotan sebesar 4, nilai varians dalam class sebesar 179.167, jarak minimum perpotongan 2.5, jarak rata-rata perpotongan 11.5, dan jarak maksimum perpotongan sebesar 7.5 yang menunjukkan terdapat keragaman dan merupakan kelompok dengan tingkat ketahanan medium.
Tabel 3.Pengelompokan Objek Pengamatan Kelompok 1 2 3
Objek 57 4 10 Pembobotan 57 4 10 Varians dalam kelompok 0.00 56.25 179.17 Jarak minimum perpotongan 0.00 3.75 2.50
Jarak rata-rata perpotongan 0.00 6.25 11.50
Jarak maksimum ke perpotongan 0.00 8.75 17.50
Variasi ketahanan terhadap penyakit kudis pada ubijalar lokal adalah luas. Persentase kejadian penyakit (disease incidence) yang dihasilkan berada pada kisaran 5-100%. Dari 71 aksesi yang diuji, aksesi-aksesi tersebut terbagi menjadi 3 kelompok berdasarkan persentase kejadian penyakit. Kelompok tahan memiliki nilai persentase 5-20% serangan penyakit kudis, kelompok medium dengan persentase serangan 35-70%, kelompok agak rentan ditunjukkan dengan persentase serangan >70%. Aksesi yang tahan terhadap penyakit kudis yaitu Gkaw, Har, CTJ-02, dan Kuput. Aksesi-aksesi tersebut dapat berpotensi dijadikan tetua persilangan untuk perakitan varietas baru yang tahan terhadap penyakit kudis.
Gambar 1. Pengelompokan 71 aksesi ubi jalar berdasarkan persentase disease incident Hubungan ketahanan terhadap penyakit dengan karakter agromorfologi dapat menunjang
dalam pengembangan tanaman ubi jalar. Penentuan karakter strategis suatu tanaman dapat ditentukan melalui index seleksi, korelasi, regresi, ataupun path analaysis (Martin & Rhodes, 1983; Ofori, 1996; Weyhrich et al., 1998; Adeyemi et al., 2011). Parameter-parameter tersebut digunakan sesuai dengan tujuan pengembangan tanaman yang akan dilakukan.
-
Prosiding Seminar Nasional 3 in ONE Malang, 21 Agustus 2013
11
Keragaman 71 aksesi ubi jalar berdasarkan karakter ketahanan dan agromorfologi menunjukkan keragaman yang luas. Karakter agromorfologi dari 71 aksesi ubi jalar menunjukkan keragaman yang luas. Tabel 4 menunjukkan koefisien keragaman genotip berkisar antara 7%-78% dan koefisen keragaman fenotip antara 20%-92%.
Pengelompokan berdasarkan koefisien similarity yang ditunjukkan dengan dendogram menunjukkan 71 aksesi ubi jalar terbagi menjadi 3 kelompok (Gambar. 2). Kelompok pertama (garis berwarna cokelat) dengan objek 41 dan pembobotan sebesar 41, nilai varians dalam class sebesar 438.58, jarak minimum perpotongan 19.74, jarak rata-rata perpotongan 59.18, dan jarak maksimum perpotongan sebesar 166.36 yang menunjukkan terdapat variasi didalam kelompok pertama.
Kelompok kedua (garis berwarna hijau) dengan objek 14 dan pembobotan sebesar 14, nilai varians dalam class sebesar 4111.30, jarak minimum perpotongan 16.29, jarak rata-rata perpotongan 55.23, dan jarak maksimum perpotongan sebesar 120.60 yang menunjukkan terdapat keragaman didalam kelompok. Kelompok ketiga (garis berwarna merah muda) dengan objek 16 dan pembobotan sebesar 16, nilai varians dalam class sebesar 2348.01, jarak minimum perpotongan 12.64, jarak rata-rata perpotongan 37.28, dan jarak maksimum perpotongan sebesar 134.01 yang menunjukkan terdapat keragaman didalam kelompok.
Tabel 4. Parameter Keragaman 71 Aksesi Ubi Jalar Berdasarkan Karakter Ketahanan dan Agromorfologi
Karakter Var.g Var.f H KKG (%) KKF (%) Disease Incident 516.22 758.91 0.68 26 31 Panjang Sulur (cm) 1591.14 4225.15 0.38 29 47 Ukuran Daun (cm) 0.65 5.27 0.12 7 20 Panjang Tangkai (cm) 4.70 12.22 0.38 16 26 Diameter Sulur (cm) 0.01 0.04 0.26 14 28 Jumlah Umbi (satuan) 118.72 168.87 0.70 63 75 Panjang Umbi (cm 4.51 23.07 0.20 11 26 Diameter Umbi (cm) 171.49 268.34 0.64 32 40 Bobot per Plot (kg) 3.80 5.30 0.72 78 92 Potensi Hasil (t/ha) 60.81 84.84 0.72 78 92
Gambar 2. Dendogram pengelompokan 71 aksesi ubi jalar berdasarkan Disease Incident dan karakter agromorfologi
AM
NA
CIL
WC
TG
-01
-13
CD
G-0
1N
K-1
14
CT
N-0
2T
1N
K-1
08
CD
N-0
8H
AR
ME
NT
TJK
CC
M-0
2C
CN
-05
MM
LB
NK
-10
0N
IRB
NK
-11
0N
K-1
07
HLO
MC
2N
-01
NK
-11
2C
DN
-10
NK
-11
1C
CN
-06
NK
-10
5M
RC
KC
CM
-01
CD
N-0
6C
CN
-02
LA
DU
KV
NK
-10
1C
2J-
01
CT
J-0
2C
DR
A-0
2-2
CC
RA
-01
CT
RA
-01
SIT
AK
CD
RA
-01
CC
J-0
1C
CR
I-0
1R
AC
GA
N1
NK
-10
6C
DN
-03
CC
N-0
3C
DN
-09
CD
N-0
4N
K-1
10
-BN
K-1
09
SLN
-02
CIL
W2
NK
-10
3K
UP
UT
CD
B-0
2A
MB
EU
NK
-10
2C
DE
-01
CD
B-0
1N
IRX
GK
AW
CT
J-0
1-1
11
T3
CD
B-0
1-1
2K
UM
ER
KU
ME
RO
TB
RA
S2
DA
RN
IRC
MP
AN
D
0,31
0,41
0,51
0,61
0,71
0,81
0,91
Sim
ilarity
Dendrogram
-
Prosiding Seminar Nasional 3 in ONE Malang, 21 Agustus 2013
12
Korelasi merupakan perbandingan hubungan satu karakter dengan satu karakter lainnya. Tiingkatan ketahanan penyakit kudis berkorelasi negatif dengan hasil (Ramsey et al., 1988). Namun, ketahanan penyakit kudis memiliki korelasi dengan karakter agromorfologi lainnya sehingga dapat menentukan karakter mana yang memiliki hubungan dengan ketahanan terhadap penyakit kudis. Hanya nilai korelasi yang tinggi yang menunjukkan hubungan yang erat antara karakter satu dengan satu karakter lainnya yang selanjutnya dapat dijadikan program pengembangan tanaman. Analisis korelasi antara ketahanan ubi jalar terhadap penyakit kudis dengan karakter agromorfologi menunjukkan koefisien korelasi sebesar 0.234. Beberapa karakter menunjukkan korelasi negative dengan ketahanan dan beberapa menunjukkan korelasi positif dengan ketahanan. Karakter warna utama batang, warna sekunder batang, warna tulang daun, warna tangkai daun, warna utama kulit umbi, warna sekunder daging umbi, distribusi warna daging umbi, jumlah umbi, berat per plot, panjang umbi, diameter umbi, dan potensi hasil menunjukkan korelasi negative dengan ketahanan terhadap penyakit kudis. Ketahanan terhadap penyakit kudis berkorelasi positif dengan karakter agromorfologi lainnya. Keeratan hubungan antara karakter satu dengan karakter lainnya ditunjukkan dengan heat map korelasi karakter satu dengan karakter lainnya.
Gambar 3. Heat map korelasi karakter ketahanan dan agromorfologi pada ubi jalar Warna pada heat map menunjukkan inetnsitas keeratan hubungan antara karakter satu
dengan karakter lainnya. Semakin berwarna merah maka korelasi menunjukkan positif mendekati 1 (korelasi positif). Warna biru pekat menunjukkan korelasi semakin mendekati -1 (korelasi negative). Dari hasil heat map, ketahanan terhadap penyakit kudis pun memiliki korelasi positif dengan kemampuan membelit, kemampuan menutup tanah, bulu pada batang, bentuk daun, bentuk cuping, jumlah cuping, bentuk torehan, warna helaian daun dewasa, warna helaian daun muda, bentuk ubi, tipe permukaan ubi, intensitas warna utama kulit ubi, warna utama daging ubi, panjang sulur, ukuran daun, panjang tangkai daun, dan diameter sulur, serta korelasi negative dengan warna utama batang, warna sekunder batang, warna tulang daun, warna tangkai daun, warna utama kulit umbi, warna sekunder daging umbi, distribusi warna daging umbi, jumlah umbi, berat per plot, panjang umbi, diameter umbi, dan potensi hasil.
Korelasi positif antara karakter ketahanan dengan karakter agromorfologi dapat menduga mekanisme ketahanan yang dihasilkan oleh tanaman. Respon ketahanan terhadap penyakit dapat diduga karena tanaman memiliki karakter-karakter tersebut untuk bertahan dari serangan penyakit. Pengembangan tanaman ubi jalar tahan terhadap penyakit kudis juga perlu memperhatikan karakter-karakter tersebut sebagai karakter penting yang berkorelasi dengan ketahanan.
-
Prosiding Seminar Nasional 3 in ONE Malang, 21 Agustus 2013
13
KESIMPULAN
Persentase disease incident berada pada rentang 5%-100%. Pengelompokan terbagi menjadi tiga kelopmok dengan persentase disease incident 5%-20% menunjukan tahan terhadap penyakit kudis, 35%-70% menunjukkan ketahanan medium, dan >70% menunjukkan rentan terhadap penyakit kudis. Karakter agromorfologi menunjukkan keragaman diantar 71 aksesi ubi jalar dengan nilai koefisien keragaman genotip 7%-78% dan koefisien keragaman fenotip 20%-92%.
Berdasarkan hasil analisis korelasi terdapat terdapat korelasi negatif antara disease incident dengan potensi hasil. Disease incident memiliki korelasi positif dengan kemampuan membelit, kemampuan menutup tanah, bulu pada batang, bentuk daun, bentuk cuping, jumlah cuping, bentuk torehan, warna helaian daun dewasa, warna helaian daun muda, bentuk ubi, tipe permukaan ubi, intensitas warna utama kulit ubi, warna utama daging ubi, panjang sulur, ukuran daun, panjang tangkai daun, dan diameter sulur, dan korelasi negative ditunjukan antara ketahanan terhadap penyakit dengan karakter kemampuan menutup tanah, bentuk daun, bentuk cuping daun, warna helai daun muda, warna utama kulit umbi, ukuran daun, panjang tangkai daun, diameter batang, dan berkorelasi negative dengan warna tulang daun, warna tangkai daun, warna utama kulit umbi, dan panjang umbi.
DAFTAR PUSTAKA
Adenuga, W. 2010. Nutritional and sensory profiles of sweet potato based infant weaning food fortified with cowpea and peanut. Journal for Food Technology, 8(5), 223228.
Adeyemi, R. A., Gana, A. S., & Yusuf, S. T. 2011. Biometrical character interrelationship and morphological variation in some upland rice (Oryza sativa L.) varieties. African Schorlarly Science Communication Trust, 11, 46734687.
Alves, R. M. V., Ito, D., Carvalho, J. L. de, Melo, W. F. de, & Godoy, R. L. de O. 2012. Stability of Biofortified Sweet Potato Flour. Brazil Journal Food Technology, 15 (1), 5971.
Brabet, C., Reynoso, D., Dufour, D., Mestres, C., Arredondo, J., & Scott, G. 1998. Starch Content and Properties of 106 Sweetpotato Clones from the World Germplasm Collection Held at CIP, Peru. CIP Program Report, 279286.
Dayal, T. R., Scott, G. J., Kurup, G. T., & Balagopalan, C. 1991. Sweetpotato in South Asia Postharvest Handling- storage- processing and use.
Divinagracia, G. G., Licardo, N. K., & Aliac, N. P. 1984. Chemical control of stem and foliage scab of sweet potato. Philippine Phytopathology, 20(8), 12.
Do Vale, F. X. R., Parlevliet, J. E., & Zambolim, L. 2001. Concepts in Plant Disease Resistance. Fitopatologia Brasileira, 26 (3), 577589.
Kemble, J. M., Sikora, E. J., Fields, D., Patterson, M. G., & Vinson III, E. 2006. Guide to Commercial Sweetpotato Production in Alabama.
Martin, F. W., & Rhodes, A. M. 1983. Correlations Among Characteristics Sweet Potato Roots, and Intraspesific Grouping. Euphytica, 32, 453463.
Maulana, H., Waluyo, B., & Karuniawan, A. 2011. Status budidaya ubi jalar varietas Neerkom dan Eno di sentra produksi ubi jalar Cilembu Kabupaten Sumedang. Makalah. Seminar Nasional Pemuliaan Berbasis Potensi dan Kearifan Lokal Menghadapi Tantangan Globalisasi. Kerjasama Peripi Komda Banyumas dan Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Jenderal Soedirman.
Nayga, J. G., & Gapasin, R. M. 1986. Effect of stem and foliage scab disease on growth and yield of VSP-1 sweet potato variety. Annals of Tropical Research, 8, 115122.
Ofori, I. 1996. Correlation and path-coefficient analysis of components of seed yield in Bambara Groundnut (Vigna subterranea). Euphytica, 91, 103107.
Omosa, M. 1997. Current and Potential Demand for Fresh and Processed Sweetpotato Products in Nairobi and Kisumu, Kenya.
Ramsey, M. D., Vawdrey, L. L., & Hardy, J. 1988. Scab ( Sphaceloma batatas ) a new disease of sweet potatoes in Australia: fungicide and cultivar evaluation. Australian Journal of Experimental Agriculture, 28, 137142.
-
Prosiding Seminar Nasional 3 in ONE Malang, 21 Agustus 2013
14
Sudarijanto, A., Martanto, E. A., & Paiki, F. A. 1996. Natural resistance selection of several sweet potato cultivars for scabies infections (Elsinoe batatas (Saw.) Jenkins et Viegas). Hyphere (Indonesia), 1(2), 5457.
Walter, W. M. J., Catignani, G. L., Yow, L. L., & Porter, D. H. 1983. Protein Nutritional Value of Sweet Potato Fluor. Journal of Agricultural and Food Chemistry, 31, 947949.
Weyhrich, R. A., Lamkey, K. R., & Hallauer, A. R. 1998. Responses to Seven Methods of Recurrent Selection in the BS11 Maize Population. Crop Science, 38, 308321.
Zuraida, N. 2003. Sweet Potato As an Alternative Food Supplement During Rice Shortage. Jurnal Litbang Pertanian, 22, 49.
Cover Depan.jpgdaftar isi.pdf_parameter ketahanan2. Parameter Ketahanan Ubi Jalar (Ipomoea batatas (L.) Lam) terhadap Penyakit Kudis (Elsionoe bat