paper ta.pdf

Upload: syadza-athaya

Post on 06-Jul-2018

245 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/17/2019 Paper TA.pdf

    1/349

     

    i

    PROGRAM DRAMA TELEVISI

    “DESERSI” 

    TUGAS AKHIRDiajukan untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan program Diploma Tiga

    (D.III)

    Diah Ayu Triasmadi 42090583

    Farid Irawan 42090536

    Retna Permata Sari 42090585

    Eko Hariansyah Maulana 42090567

    Putra Dwi Laksana 42090557

    Dwi Setyorini 42090580

    Wahyu Seno Aji 42090713

    Jurusan Penyiaran

    Akademi Komunikasi Bina Sarana Informatika

    Jakarta

    2012

  • 8/17/2019 Paper TA.pdf

    2/349

     

    ii

    SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR

    Yang bertanda tangan di bawah ini :

     Nama : Diah Ayu Triasmadi

     NIM : 42090583

    Perguruan Tinggi : AKOM Bina Sarana InformatikaAlamat Kampus : Jl. Salemba Tengah No 45, Jakarta Pusat

    Alamat Rumah : Apartemen Gading Icon, Rosewood A, 03/02 Pulogadung

    Dengan ini menyatakan bahwa tugas akhir yang telah saya buat dengan judul: 

    “Desersi”,  adalah asli (orsinil) atau tidak plagiat (menjiplak) dan belum pernahditerbitkan/dipublikasikan dimanapun dan dalam bentuk apapun.

    Demikianlah surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya tanpa ada paksanaan dari pihak manapun juga. Apabila dikemudian hari ternyata saya

    memberikan keterangan palsu dan atau ada pihak lain yang mengklaim bahwa tugas

    akhir yang telah saya buat adalah hasil karya milik seseorang atau badan tertentu,saya bersedia diproses baik secara pidana maupun perdata dan kelulusan saya dari

    Akademi Komunikasi Bina Sarana Informatika dicabut/dibatalkan.

    Dibuat di : JakartaPada tanggal : 27 Juni 2012Yang menyatakan,

    Diah Ayu Triasmadi

  • 8/17/2019 Paper TA.pdf

    3/349

     

    iii

    SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

    UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

    Yang bertanda tangan di bawah ini, saya :

     Nama : Diah Ayu Triasmadi

     NIM : 42090583Perguruan Tinggi : AKOM Bina Sarana Informatika

    Program Studi : Penyiaran

    Alamat Kampus : Jl. Salemba Tengah No 45, Jakarta Pusat

    Alamat Rumah : Apartemen Gading Icon, Rosewood A, 03/02 Pulogadung

    Dengan ini menyetujui untuk memberikan ijin kepada pihak Akademi Komunikasi

    Bina Sarana Informatika, Hak Bebas Royalti Non-Eksklusif (Non-exclusive Royalti-Free Right) atas karya drama televisi kami yang berjudul: “Desersi”.

    Dengan Hak Bebas Royalti Non-Eksklusif   ini pihak Akademi Komunikasi Bina

    Sarana Informatika  berhak menyimpan, mengalih-media atau  format -kan,mengelolanya dalam pangkalan data (database), mendistribusikannya dan

    menampilkan atau mempublikasikannya di internet   atau media lain untuk

    kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari kami selama tetapmencantumkan nama kami sebagai penulis/pencipta karya ilmiah tersebut.

    Saya bersedia untuk menanggung secara pribadi, tanpa melibatkan pihak Akademi

    Komunikasi Bina Sarana Informatika, segala bentuk tuntutan hukum yang timbulatas pelanggaran Hak Cipta dalam karya ilmiah saya ini.

    Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

    Dibuat di : Jakarta

    Dwi Setyorini  Pada Tanggal : 27 Juni 2012Yang menyatakan,

    Putra Dwi Laksana  Diah Ayu Triasmadi

    Eko Hariansyah Maulana Farid Irawan

    Wahyu Seno Aji Retna Permata Sari

  • 8/17/2019 Paper TA.pdf

    4/349

     

    iv

    PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN TUGAS AKHIR

    Tugas Akhir ini telah disetujui dan disahkan serta diizinkan untuk dipresentasikan

     pada ujian lisan tugas akhir periode I 2011/2012

    DOSEN PEMBIMBING 1 DOSEN PEMBIMBING 2

    Tugas Akhir Tugas Akhir

    Supriyadi, M.Kom Adityo Fajar, A.Md

    KETUA JURUSAN

    Penyiaran

    Anisti, S.Sos

  • 8/17/2019 Paper TA.pdf

    5/349

     

    v

    PENGUJI TUGAS AKHIR

    Tugas akhir ini telah dipresentasikan pada tanggal

    PENGUJI 1 PENGUJI 2

    ( ) ( )

  • 8/17/2019 Paper TA.pdf

    6/349

     

    vi

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

    rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas ini dengan

     baik. Adapun judul tugas akhir yang penulis ambil adalah Program Drama Televisi

    “Desersi”. 

    Tujuan penulisan tugas akhir ini dibuat sebagai salah satu syarat kelulusan

    Program Diploma Tiga (D.III) Akademi Penyiaran Bina Sarana Infomatika. Penulis

    menyadari bahwa tanpa bimbingan dan dorongan dari semua pihak, penulisan tugas

    akhir ini tidak akan lancar. Oleh karena itu izinkanlah penulis menyampaikan ucapan

    terima kasih kepada:

    1. Bapak Direktur AKOM BSI.

    2. Ibu Anisti, S.Sos selaku Ketua Jurusan Penyiaran AKOM BSI.

    3. Bapak Supriyadi, S.Kom selaku dosen pembimbing tugas akhir.

    4. Bapak Adityo Fajar selaku asisten pembimbing tugas akhir.

    5. Staff / karyawan / dosen di lingkungan Akademi BSI.

    6. Orang tua tercinta yang telah memberikan dukungan moral maupun spiritual.

    7. Rekan-rekan mahasiswa kelas 6A.

    Serta semua pihak yang telah membantu terwujudnya penulisan ini. Penulis

    menyadari bahwa penulisan tugas akhir ini masih jauh sekali dari sempurna, untuk itu

     penulis mohon kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan

     penulisan dimasa yang akan datang.

  • 8/17/2019 Paper TA.pdf

    7/349

     

    vii

    Akhir kata semoga tugas akhir ini dapat berguna bagi penulis khususnya dan

     bagi para pembaca yang berminat pada umumnya.

    Jakarta, 3 Juli 2010

    Penulis

  • 8/17/2019 Paper TA.pdf

    8/349

     

    viii

    ABSTRAKSI

    Diah Ayu Triasmadi (42090583) sebagai Produser, Farid Irawan (42090536)

    sebagai Sutradara, Retna Permata Sari (42090585) sebagai Penulis Naskah, Eko

    Hariansyah Maulana (42090567) sebagai Penata Kamera, Putra Dwi Laksana(42090557) sebagai Editor, Dwi Setyorini (42090580) sebagai Penata Suara,

    Wahyu Seno Aji (42090713) sebagai Penata Artistik, Program Drama Televisi

    “Desersi”. 

    Drama Televisi merupakan karya audio visual drama yang menggunakan

    televisi sebagai media penayangannya. Sebuah format acara televisi yang diproduksi

    dan dicipta melalui proses imajinasi kreatif dari kisah-kisah drama atau fiksi yangdirekayasa dan dikreasi ulang. Format yang digunakan merupakan interpretasi kisah

    kehidupan yang diwujudkan dalam suatu runtutan cerita dalam sejumlah adegan.

    Adegan tersebut akan menggabungkan antara realitas kenyataan hidup dengan fiksiatau imajinasi khayalan para kreatornya.

    Drama Televisi ”Desersi” ini merupakan Drama Action. Bercerita tentang perjuangan seorang aparat satuan khusus,Nicholas, menguak kematian sang adik.

    Sang adik, Reno, bekerja di tempat yang sama namun di divisi yang berbeda. Kasus

    kematian Reno saat penyergapan penyelundupan narkoba berada dalam tanggung jawab Hans, atasan dan kawan Nicholas. Setelah dua minggu berlalu kasus ini tak

    kunjung menemukan kejelasan. Keinginannya mengetahui dalang pembunuhan sang

    adik terhalang aturan prosedural, menyebabkan Nicholas mengundurkan diri. Hingga

     pada akhirnya ia menemukan jawaban bahwa Hans adalah otak dari semuanya.

    Sebagai pembuat drama televisi, kami memiliki tujuan dan harapan dapat

    memberikan suatu pemikiran bagi masyarakat akan arti penting sebuah keadilan,

    tanggung jawab dan kepercayaan. Melalui drama televisi ”Desersi”, kami inginmenyampaikan sebuah pesan moral pada masyarakat bahwa keadilan harus tetap

    ditegakkan meskipun telah tertutup oleh uang dan kekuasaan.

    Kata kunci : Drama Televisi, Desersi.

  • 8/17/2019 Paper TA.pdf

    9/349

     

    ix

    ABSTRACT

    Diah Ayu Triasmadi (42090583) as a Produser, Farid Irawan (42090536) as a

    Director, Retna Permata Sari (42090585) as a Scriptwriter, Eko Hariansyah

    Maulana (42090567) as a Cameraman, Putra Dwi Laksana (42090557) as anEditor, Dwi Setyorini (42090580) as a Soundman, Wahyu Seno Aji (42090713) as

    an Art Director, Television Drama Program "Desertion".

    Television drama is an audio visual work that uses television as a medium of

     broadcast. Kind of television program which make, create through creative

    imagination from drama stories or fictional engineering-work and was remade. The

    format used is the interpretation of the story of life realized in a sequence of stories ina number of scenes. The scene will combine reality with fiction or real life fantasy of

    the creator's imagination.

    Television drama "Desertion" is a Drama Action. Tells of the struggles of a

    special forces unit, Nicholas, reveals the death of his brother. His brother, Reno,

    works in the same place but in different divisions. Reno when the ambush deaths ofdrug trafficking is responsible for Hans, boss and  Nicolas‟ friend.After two weeks,

    this case never found clarity. His will in revealing the murder of his brother was

     blocked by procedural rules, causing Nicholas to resign. At last he found that Hans isthe mastermind of it all.

    As the creator of the television drama, we have goals and expectations can

     provide a rational among society for the importance of justice, responsibility andtrust. Through the television drama "Desertion", we want to convey a moral message

    to the public that justice must still be upheld even been covered by money and power.

    Keywords: Television Drama, Desertion.

  • 8/17/2019 Paper TA.pdf

    10/349

     

    x

    DAFTAR ISI

    Halaman

    Lembar Judul Tugas Akhir.............................................................................................i

    Lembar Pernyataan Keaslian Tugas Akhir................................................................... ii

    Lembar Pernyataan Persetujuan Publikasi Karya Ilmiah ........................................... iii

    Lembar Persetujuan dan Pengesahan Tugas Akhir .................................................... iv

    Lembar Konsultasi Tugas Akhir ................................................................................. v

    Kata Pengantar .......................................................................................................... vii

    Abstraksi .................................................................................................................... ix

    Abstract…………………………………………………………………………….. . x 

    Daftar Isi..................................................................................................................... xi

    Daftar Gambar……………………………………………………………………… 

    Daftar Tabel………………………………………………………………………… 

    Daftar Lampiran ........................................................................................................ xii

    BAB I PENDAHULUAN…...................................................................................1

    1.1 Latar Belakang............................................................................................1

    1.2. Maksud dan Tujuan....................................................................................3

    1.3. Metode Pembuatan.....................................................................................5

    1.4. Ruang Lingkup...........................................................................................6

    BAB II PEMBAHASAN…......................................................................................9

    2.1. Landasan Teori……...................................................................................9

    A. Komunikasi…………………………………………………….. 

    B. Televisi……………………………………………………...…. 

    C. Format Acara Televisi…………………………………………. 

    D. Film……………………………………………………………. 

    E. Drama………………………………………………………….. 

  • 8/17/2019 Paper TA.pdf

    11/349

     

    xi

    F. Drama Action…………………………………………………..

    2.2. Analisa (Perancangan/pembuatan).................................................... 10

    A. Proses Kerja Produser…………………………………………. 

    1. Pra Produksi………………………………………………… 

    2. Produksi……………………………………………………. 

    3. Pasca Produksi……………………………………………… 

    4. Peran dan Tanggung Jawab……………………………….. 

    5. Proses Penciptaan Karya…………………………………… 

    6. Kendala Produksi ( Solusi Produksi )……………………… 

    Lampiran Lembar Kerja Produser

    B. Proses Kerja Sutradara……………………………………….. 

    1. Pra Produksi………………………………………………… 

    2. Produksi……………………………………………………. 

    3. Pasca Produksi……………………………………………… 

    4. Peran dan Tanggung Jawab……………………………….. 

    5. Proses Penciptaan Karya…………………………………… 

    6. Kendala Produksi ( Solusi Produksi )……………………… 

    Lampiran Lembar Kerja Produser

    C. Proses Kerja Penulis Naskah……………………………………. 

    1. Pra Produksi………………………………………………… 

    2. Produksi……………………………………………………. 

    3. Pasca Produksi……………………………………………… 

    4. Peran dan Tanggung Jawab……………………………….. 

    5. Proses Penciptaan Karya…………………………………… 

    6. Kendala Produksi ( Solusi Produksi )……………………… 

    Lampiran Lembar Kerja Penulis Naskah

  • 8/17/2019 Paper TA.pdf

    12/349

     

    xii

    D. Proses Kerja Kamera/Lighting………………………………….. 

    1. Pra Produksi………………………………………………… 

    2. Produksi……………………………………………………. 

    3. Pasca Produksi……………………………………………… 

    4. Peran dan Tanggung Jawab……………………………….. 

    5. Proses Penciptaan Karya…………………………………… 

    6. Kendala Produksi ( Solusi Produksi )……………………… 

    Lampiran Lembar Kerja Kamera/Lighting

    E. Proses Kerja Lighting…………………………………………. 

    1. Pra Produksi………………………………………………. 2. Produksi…………………………………………………… 

    3. Pasca Produksi……………………………………………. 

    4. Peran dan Tanggung Jawab……………………………… 

    5. Proses Penciptaan Karya…………………………………. 

    6. Kendala Produksi ( Solusi Produksi )……………………. 

    Lampiran Lembar Kerja Lighting

    F. Proses Kerja Editor…………………………………………….. 

    1. Pra Produksi………………………………………………… 

    2. Produksi……………………………………………………. 

    3. Pasca Produksi……………………………………………… 

    4. Peran dan Tanggung Jawab……………………………….. 

    5. Proses Penciptaan Karya…………………………………… 

    6. Kendala Produksi ( Solusi Produksi )……………………… 

    Lampiran Lembar Kerja Editor

    G. Proses Kerja Penata Suara……………………………………… 

    1. Pra Produksi………………………………………………… 

    2. Produksi……………………………………………………. 

  • 8/17/2019 Paper TA.pdf

    13/349

     

    xiii

    3. Pasca Produksi……………………………………………… 

    4. Peran dan Tanggung Jawab……………………………….. 

    5. Proses Penciptaan Karya…………………………………… 

    6. Kendala Produksi ( Solusi Produksi )……………………… 

    Lampiran Lembar Kerja Penata Suara

    H. Proses Kerja Penata Artistik…………………………………… 

    1. Pra Produksi………………………………………………… 

    2. Produksi……………………………………………………. 

    3. Pasca Produksi……………………………………………… 

    4. Peran dan Tanggung Jawab……………………………….. 5. Proses Penciptaan Karya…………………………………… 

    6. Kendala Produksi ( Solusi Produksi )……………………… 

    Lampiran Lembar Kerja Penata Artistik

    BAB III PENUTUP ............................................................................................ 80

    3.1. Kesimpulan.............................................................................................. 80

    3.2. Saran-saran ............................................................................................. 81

    DAFTAR PUSTAKA

    DAFTAR RIWAYAT HIDUP

    SURAT KETERANGAN PKL/RISET

    LAMPIRAN-LAMPIRAN

  • 8/17/2019 Paper TA.pdf

    14/349

     

    xiv

    DAFTAR GAMBAR

    Halaman

    1. Gambar II.1 Storyboard …………………………………………………. 

    2. Gambar II.2 Floor Plan Penata Cahaya …………………………………..

    3. Gambar II.3 Floor Plan Penata Artistik………………………………….... 

  • 8/17/2019 Paper TA.pdf

    15/349

     

    xv

    DAFTAR TABEL

    Halaman

    1. Tabel II.1 Working Schedule ………………………………………………. 

    2. Tabel II.2 Breakdown Budget ……………………………………………... 

    3. Tabel II.3 Shooting Schedule ……………………………………………… 

    4. Tabel II.4 Casting Sheet …………………………………………………… 

    5. Tabel II.5 Daily Production Report ………………………………………...

    6. Tabel II.6 Equipment List …………………………………………………. 

    7. Tabel II.7 Casting List ……………………………………………………… 

    8. Tabel II.8 Director Treatment ……………………………………………… 9. Ta bel II.9 Script Breakdown Sheet ………………………………………… 

    10. Tabel II.10 Camera Report …………………………………………………. 

    11. Tabel II.11 Lighting Sheet …………………………………………………. 

    12. Tabel II.12 Laporan Editing ……………………………………………….. 

    13. Tabel II.13 Logging Picture ……………………………………………….. 

  • 8/17/2019 Paper TA.pdf

    16/349

     

    xvi

    DAFTAR LAMPIRAN

    Halaman

    A.1. Laporan Pengeluaran ( Kwitansi )………………………………………. 

    A.2. Release Form Talent……………………………………………………. 

    A.3. Surat Perjanjian Lokasi…………………………………………………. 

    A.4. Surat Izin Penggunaan Lagu……………………………………………

  • 8/17/2019 Paper TA.pdf

    17/349

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang

    Drama televisi saat ini menjadi hiburan yang sangat digemari oleh

    masyarakat. Namun fenomena ini seperti memiliki dua sisi yang bertolak belakang.

    Di sisi pertama bisa disebut ini merupakan kemajuan dalam pertelevisian Indonesia,

    yang ditandai dengan banyaknya kemunculan drama televisi ( sinetron, FTV atau

    sitkom ). Namun di sisi lain kuantitas yang memuncak tidak disertai dengan kualitas

    yang baik.

    Pihak televisi swasta banyak yang mengesampingkan nilai edukasi. Mereka

    menuhankan pasar, memarakkan budaya konsumtif dan kurang mencerdaskan

    masyarakat. Drama televisi dewasa ini cenderung membuai masyarakat dengan

    menjual mimpi-mimpi yang berlebihan, kemewahan yang mencolok. Tak cukup

    dengan ironi tersebut, drama televisi pun tak jarang diwarnai dengan kata-kata kasar,

     perangai licik dan masalah yang tak jauh dari perebutan harta dan kekuasaan.

    Memang tak semua drama televisi meracuni masyarakat dengan mimpi yang

    terlampau manis dan tinggi, ada juga drama yang tetap mempedulikan pesan positif.

    Pasar memang tujuan utama para produsen, tapi bukan berarti mereka tidak

    mengindahkan salah satu unsur terpenting dalam suatu karya. Karya yang

    dipasarkan harus memiliki prinsip mencerdaskan penonton, harus ada pesan moral

    yang dapat dipetik, yang membuat masyarakat memiliki pandangan menggugah

  • 8/17/2019 Paper TA.pdf

    18/349

    2

    tentang kebaikan. Televisi swasta komersial seharusnya tetap menghormati nilai-

    nilai agama dan budaya masyarakat. Jangan sampai karena alasan pasar, televisi

    swasta komersial tidak bertanggung jawab pada masyarakat.

    Menurut Naratama (2006:65), drama adalah ”sebuah format acara televisi

    yang diproduksi dan dicipta melalui proses imajinasi kreatif dari kisah-kisah drama

    atau fiksi yang direkayasa dan dikreasi ulang”. Sedangkan drama televisi merupakan

    karya audio visual drama yang menggunakan televisi sebagai media penayangannya.

    Pada kesempatan kali ini, penulis memilih Program Drama Televisi dengan

    Genre   Action. Sebuah  genre  yang bisa dibilang jarang diangkat dalam dunia

     perfilman. Jika dibandingkan dengan  genre  lain seperti  Horor, Romance  maupun

    Suspense  akan terlihat dengan sangat jelas perbedaan dari segi kuantitas. Padahal

    film action memiliki tantangan yang cukup besar, tentang bagaimana kita tetap dapat

    menyampaikan suatu pesan dengan cerita yang heroik. Menyampaikan pesan dengan

    cara yang mungkin dapat kita sebut lebih ”garang” dibanding cara penyampaian

     pesan dalam genre film lainnya.

    Adapun tema yang penulis angkat adalah tentang seorang aparat satuan

    khusus yang terperangkap di situasi tidak tepat dalam upaya mengungkap kematian

    sang adik. Alasan memilih tema diatas adalah penulis ingin menunjukkan pada

     penonton bahwa keadilan harus tetap ditegakkan meskipun telah tertutupi oleh uang

    dan kekuasaan. Keadilan adalah harga mati yang harus tetap diperjuangkan.

    Untuk judul penulis memilih “Desersi”. Satu kata simpel yang menurut penulis

    memiliki karakter yang kuat dan cocok untuk dijadikan judul film action. Sedangkan

    arti dari kata desersi adalah persekongkolan, pengunduran diri, pengkhianatan.

  • 8/17/2019 Paper TA.pdf

    19/349

    3

    Persekongkolan disini ditujukan pada karakter Hans yang bersekongkol dengan

    Daniel, sang pengedar narkotika. Sedangkan pengunduran diri menitikberatkan pada

     Nicholas. Ia memilih untuk mengundurkan diri demi menguak siapa yang

    membunuh adiknya.

    1.2. Maksud dan Tujuan

    A. MAKSUD

    Maksud dari pembuatan karya ini adalah menerapkan ilmu yang didapatkan

    selama perkuliahan dan menjadikannya menjadi sebuah karya akhir. Sedangkan

    maksud dibuatnya film  ini selain untuk menghibur para pecinta film  action

    khususnya,   juga untuk menambah deretan koleksi atau memberikan pilihan

    tambahan dalam  genre action yang sekarang ini masih jarang dilirik oleh para

     produsen film. 

    B. TUJUAN 

    Sedangkan tujuannya terbagi menjadi 3, diantaranya :

    1.  Tujuan Akademis

    Tujuan secara akademis adalah sebagai syarat kelulusan untuk tugas akhir

    dan memberi pengalaman proses produksi.

    2.  Tujuan Praktisi

    Mengaplikasikan ilmu yang kami dapat selama kuliah dan

    menuangkannya dalam sebuah karya.

  • 8/17/2019 Paper TA.pdf

    20/349

    4

    3. Tujuan Umum

    Memberikan pesan moral pada masyarakat untuk tetap menegakkan keadilan

    meskipun telah tertutup oleh uang dan kekuasaan. Selain itu juga memberikan

    referensi salah satu media hiburan masyarakat.

    1.3. Metode Pembuatan

    A. Studi Pustaka

    Penulis termotivasi untuk membuat film dengan baik dari buku Dongeng

    sebuah Produksi Film oleh Tino Saroengallo. Dari segi naskah, penulis menggunakan

     buku Penulisan Naskah Televisi Program Acara Televisi Format Acara Televisi

    Drama oleh Anton Mabruri KN. Selain itu penulis juga menggunakan buku

    Manajemen Produksi Program Acara Televisi Format Acara Televisi Drama oleh

    Anton Mabruri KN.

    B. Dokumentasi Audio Visual

    Penulis terinspirasi oleh film “The Negotiator” yang disutradarai oleh F.Gary

    Gray karena memiliki alur cerita yang tidak mudah ditebak, penonton dibuat

    memiliki pandangan yang terbalik dan baru akan mengerti keseluruhan cerita di

    akhir film. Untuk inspirasi drama televisi penulis memilih Catatan Seorang Jurnalis

    yang ditayangkan di TV One. Drama televisi ini berani tampil beda dengan

    mengangkat kisah nyata tentang kriminalitas.

    1.4. Ruang Lingkup

    Dalam drama televisi action  ini, penulis membidik kelas menengah atas

    sebagai target audiens dan tentu saja para pencinta film action. Penulis memilih

    kelas menengah atas dengan alasan alur cerita yang penulis miliki berbeda dengan

  • 8/17/2019 Paper TA.pdf

    21/349

    5

    drama televisi yang banyak beredar di pasaran. Dari segi usia film ini ditujukan

    untuk kalangan dewasa. Anak-anak tidak dianjurkan menonton film ini dengan

    alasan adanya adegan perkelahian dan penggunaan senjata api. Alur  twist membuat

    film ini berbeda. Alur yang menggiring penonton ke arah yang berlainan di awal

    cerita lalu membalikkan semuanya di akhir cerita akan membuat cerita tak mudah

    ditebak. Kelebihan lain dari karya ini adalah mengangkat cerita yang penuh dengan

    strategi dan taktik, bukan sekadar cerita action yang melulu soal perkelahian karena

     beda pendapat, perseteruan antar kelompok atau hal-hal yang lebih menonjolkan otot

    dibanding kecerdasan otak. Tentu saja film ini memiliki pesan yang ingin

    disampaikan dan diterima dengan baik oleh para penonton. Pesan moralnya adalah

    keadilan harus tetap ditegakkan meskipun telah tertutup oleh kekuasaan dan uang.

    Dengan kelebihan-kelebihan yang dimiliki, Penulis berharap film ini akan

    menjadi sajian yang berkualitas dan menarik untuk dinikmati.

  • 8/17/2019 Paper TA.pdf

    22/349

    6

    BAB II

    PEMBAHASAN

    2.1 Landasan Teori

    A. Komunikasi

    Komunikasi memegang peranan penting dalam kehidupan masyarakat sosial.

    Kehidupan bermasyarakat tak akan berlangsung normal tanpa adanya komunikasi.

    Dapat dikatakan jika komunikasi adalah vital item. Menurut Yulia (2010:7) secara

    etimologis, istilah komunikasi berasal dari bahasa Latin : communication, yang

     bersumber dari kata communis ( artinya : „milik bersama atau „berlaku dimana-

    mana‟) yang selanjutnya bermakna sama, yaitu „sama dalam memberik an makna (

    interpretasi ) mengenai sesuatu hal.‟ 

    Komunikasi sendiri terbagi dalam beberapa jenis, diantaranya komunikasi

    intrapersonal, komunikasi interpersonal,dan salah satunya adalah komunikasi massa.

    Bicara tentang komunikasi massa tentu yang ada dalam logika kita adalah

    komunikasi yang berhubungan dengan sejumlah besar orang dalam sekali

     penyampaian informasi. Menurut Onong (2009:225) menjelaskan bahwa

    “komunikasi massa (mass communication) adalah komunikasi melalui media massa,

     jelasnya merupakan singkatan dari komunikasi media massa (mass media

    communication).” 

    B. Televisi

    Saluran yang digunakan untuk menyampaikan informasi dalam komunikasi

    massa disebut media massa. Yang termasuk dalam media massa adalah media cetak

    dan media elektronik. Media cetak disini berupa koran dan majalah. Sedangkan

  • 8/17/2019 Paper TA.pdf

    23/349

    7

    media elektronik memiliki radio, internet dan televisi. Dibandingkan dengan radio

    dan internet, televisi memiliki nilai lebih, yaitu dapat   menyajikan informasi dan

    hiburan melalui audio dan video yang menarik. Selain itu jangkauan siarnya pun

    lebih luas dibanding radio. Dengan kelebihan-kelebihan tersebut televisi berhasil

    merebut perhatian khalayak dengan mudah.

    Televisi merupakan sarana penyampaian informasi modern yang paling

    dikenal oleh masyarakat dari segala lapisan. Lapisan yang dimaksud disini berasal

    dari berbagai macam latar belakang. Mulai dari latar belakang pendidikan yang

     berbeda, latar belakang sosial, pekerjaan yang berbeda, hingga selera yang berbeda

    dalam menikmati program televisi. Dengan televisi kita bisa mendapatkan banyak

    informasi baik politik, sosial , budaya, agama, ekonomi dan lain sebagainya.

    Informasi disini tak melulu informasi berupa berita, televisi pun memberikan banyak

    hiburan dan edukasi melalui program-program yang mereka miliki. Hampir 90%

     penduduk di negara-negara berkembang mngenal dan memanfaatkan televisi sebagai

    sarana hiburan, informasi, edukasi dan lain sebagainya. Menurut KBBI (Kamus

    Besar Bahasa Indonesia), televisi adalah “alat penangkap siaran bergambar. Televisi

     berasal dari kata tele (jauh) dan  vision  (tampak), jadi televisi berarti tampak atau

    dapat dilihat dari jauh.” 

    C. Format Acara Televisi

    Dalam sebuah stasiun televisi terdapat banyak program yang menjadi bahan

     baku produksi. Penayangan sebuah program televisi akan memiliki  feedback   yang

     positif dari para penonton bukan hanya bergantung pada konsep penyutradaraan atau

    kreativitas penulisan naskah, melainkan sangat bergantung pada kemampuan

  • 8/17/2019 Paper TA.pdf

    24/349

    8

     profesionalisme dari seluruh kelompok kerja di dunia broadcast dengan seluruh mata

    rantai divisinya. Acara yang bagus juga bisa jatuh bila jam tayangnya tidak tepat.

    Acara yang bagus juga bisa jatuh bila kualitas gambar buruk. Namun, semuanya

    masih bisa diantisipasi jika memiliki kunci yang tepat. Kunci tersebut adalah format

    acara televisi. Menurut Naratama (2006:63) mengatakan bahwa “Format Acara

    Televisi adalah sebuah perencanaan dasar dari suatu konsep acara televisi yang akan

    menjadi landasan kreativitas dan desain produksi yang kan terbagi dalam berbagai

    kriteria utama yang disesuaikan dengan tujuan dan target pemirsa.

    D. Film

    Film bukanlah kata yang jarang kita dengar, film sangatlah familiar. Sebelum

    membahas lebih jauh, sebaiknya kita telaah dahulu apa pengertian dari film.

    Menurut Badar (http://masbadar.com/definisi-film-sinema-gambar-bergerak-motion-

     picture/), Film, Sinema,  Movie  atau Gambar Bergerak, (dalam bahasa inggris

    disebut motion  picture) adalah serangkaian gambar-gambar yang diproyeksikan pada

    sebuah layar agar tercipta ilusi (tipuan) gerak yang hidup. Gambar bergerak, movie,

    film atau sinema adalah salah satu bentuk hiburan yang populer, yang menjadikan

    manusia melarutkan diri mereka dalam dunia imajinasi untuk waktu tertentu. Meski

    demikian, film juga mengajarkan manusia tentang sejarah, ilmu pengetahuan,

    tingkah laku manusia dan berbagai macam hal lainnya. Beberapa film

    mengkombinasikan hiburan dan pendidikan, agar proses belajar menjadi lebih

    mudah dan nyaman. Dalam semua bentuknya, sinema adalah sebuah seni yang indah

    sebagaimana bisnis, dan para pembuatnya akan memperoleh kebanggaan tinggi

    tersendiri akan hasil kreasi mereka.

    http://masbadar.com/definisi-film-sinema-gambar-bergerak-motion-picture/http://masbadar.com/definisi-film-sinema-gambar-bergerak-motion-picture/http://masbadar.com/definisi-film-sinema-gambar-bergerak-motion-picture/http://en.wikipedia.org/wiki/Filmhttp://en.wikipedia.org/wiki/Filmhttp://en.wikipedia.org/wiki/Filmhttp://en.wikipedia.org/wiki/Filmhttp://en.wikipedia.org/wiki/Filmhttp://en.wikipedia.org/wiki/Filmhttp://masbadar.com/definisi-film-sinema-gambar-bergerak-motion-picture/http://masbadar.com/definisi-film-sinema-gambar-bergerak-motion-picture/

  • 8/17/2019 Paper TA.pdf

    25/349

    9

    Tetapi secara umum film adalah media komunikasi yang mampu

    mempengaruhi cara pandang individu yang kemudian akan membentuk karakter

    suatu bangsa. Fungsi inilah yang ternyata sebagai pranata sosial, mempengaruhi

    tatanan sosial. Sayangnya di Indonesia belum banyak film yang mampu memberi

    sumbangsih mendidik. Film di negeri ini kebanyakan masih terbatas pada tatanan

    menghibur, money oriented , mengesampingkan esensi dari film itu sendiri yang

     berperan sebagai sarana penyampaian pesan moral/informasi yang dapat

    memberikan pandangan menggugah bagi penontonnya.

    Untuk pembagian jenis film ada yang berdasarkan bahan pembuatnya dan ada

     pula yang berdasar proses produksinya. Menurut bahan pembuatnya film dibedakan

    menjadi jenis film 8 mm, 16 mm, 35 mm, dan 70 mm. Jenis film 8 mm dan 16 mm

     banyak digunakan untuk memproduksi film pendidikan dan dokumentasi.

    Sedangkan untuk film yang diputar di bioskop menggunakan film jenis 35 mm dan

    70 mm.

    Sedangkan film berdasarkan proses produksinya, menurut Konfiden dalam

    Effendy (2009:3) membagi jenis film menjadi 4 antara lain :

    1.  Film dokumenter

    2.  Film cerita pendek ( short films)

    3.  Film cerita panjang ( feature-length films)

    4. 

    Film-film jenis lain : profil perusahaan, iklan televisi, program televisi, dan

    video klip.

  • 8/17/2019 Paper TA.pdf

    26/349

    10

    Film ini termasuk dalam dua kategori yaitu film pendek karena durasi kurang

    dari 60 menit dan program televisi karena diproduksi untuk konsumsi pemirsa

    televisi.

    E. Drama

    Drama menjadi sorotan yang paling bersinar jika dibandingkan dengan

     program televisi lainnya. Hal ini dikarenakan drama memiliki konflik cerita yang

     juga terjadi dalam kehidupan nyata masyarakat. Walaupun tidak semua konflik

    mewakili potret masalah masyarakat luas. Setidaknya drama memiliki ikatan

    emosional yang cukup besar yang membuatnya dekat dengan target audiencenya.

    Drama pun memiliki trik tersendiri agar penonton semakin tertarik. Trik tersebut

    antara lain dari segi pemain yang secara fisik enak dilihat, baik pemain wanita

    maupun pria.

    Ada tiga bagian dari format acara televisi yaitu Drama, Non-Drama, dan Berita

    Olahraga. Bisa juga dikategorikan menjadi Fiksi, Nonfiksi, dan News Sport .

    Menurut Naratama (2006:65) Fiksi (Drama) adalah sebuah format acaratelevisi yang diproduksi dan dicipta melalui proses imajinasi kreatif dari

    kisah-kisah drama atau fiksi yang direkayasa dan dikreasi ulang. Format yang

    digunakan merupakan interpretasi kisah kehidupan yang diwujudkan dalamsuatu runtutan cerita dalam sejumlah adegan. Adegan-adegan tersebut akan

    menggabungkan antara realitas kenyataan hidup dengan fiksi atau imajinasi

    khayalan para kreatornya. Contoh : Drama percintaan (love story), tragedi,

    horor, komedi, legenda, aksi (action), dan sebagainya.

    F. Drama Action

    Dalam drama terdapat banyak jenis/ genre. Antara lain drama romance, komedi,

    horor,  suspense, legenda dan aksi/action. Untuk drama  action  di Indonesia masih

  • 8/17/2019 Paper TA.pdf

    27/349

    11

     jarang dilirik oleh para podusen. Kuantitasnya masih kalah jika disejajarkan dengan

     genre film lain.

    Menurut Santino (http://mubi.com/topics/the-action-film-genre-and-the-definition-of-a-good-action-film), Film Action adalah sebuah genre film

    dimana ada satu atau lebih pahlawan yang masuk dalam serangkaian tantangan

    yang membutuhkan keterampilan fisik, disertai perkelahian dan pengejaran.Film action cenderung menampilkan karakter cerdas yang berjuang melawan

    rintangan yang lur biasa dan mungkin melibatkan situasi yang membahayakan.

    Perkembangan cerita dan karakter umumnya menunjukkan adu fisik, kontak

    senjata, dan pengejaran menggunakan mobil.

    http://mubi.com/topics/the-action-film-genre-and-the-definition-of-a-good-action-filmhttp://mubi.com/topics/the-action-film-genre-and-the-definition-of-a-good-action-filmhttp://mubi.com/topics/the-action-film-genre-and-the-definition-of-a-good-action-filmhttp://mubi.com/topics/the-action-film-genre-and-the-definition-of-a-good-action-film

  • 8/17/2019 Paper TA.pdf

    28/349

    12

    2.2 Analisa ( Perancangan/Pembuatan )

    A.  Proses Kerja Produser

    Dewasa ini industri program televisi sepertinya memiliki kiblat yang berbeda.

    Suatu program dinyatakan berhasil jika menduduki rating teratas. Rating seolah

    menjadi “Tuhan” yang menjadi acuan keberhasilan suatu program. Padahal jika

    ditelusuri lebih dalam rating   hanya berdasarkan kuantitas atau seberapa banyak

    masyarakat yang menonton suatu program stasiun televisi. Sedangkan orang

    menonton suatu program acara tidak selalu bisa dipastikan ia menyukainya. Bisa saja

    hanya sekadar menonton televisi. Tak ada patokan yang lebih konkret dalam

     penentuan sebuah rating. Rating  benar-benar perhitungan kuantitatif bukan kualitatif.

     Rating  merupakan alasan utama ditayangkannya sebuah program acara. Meski

    suatu acara dikatakan jelek, tidak mendidik, namun bagaimanapun itu merupakan

     bentuk keinginan masyarakat sendiri. “Ketika acara ini jelek tetapi rating nya tinggi,

    meaning   apa? Ya enggak tahu ya, orang-orang suka kok. Orang suka enggak tahu

    (alasannya) kenapa, kalau dia (pengkritik/penonton) enggak suka, ya enggak suka aja,

    demikian menurut Riza Primadi, Direktur Pemberitaan Trans TV.

    Pemahaman tentang rating  inilah yang menyebabkan banyak program televisi

    di Indonesia menjadi mirip satu sama lain.  Rating   begitu keras memacu sebuah

    keinginan untuk meniru, bukan mencipta. Kecenderungan seperti itu tak terhindarkan

    karena para pengiklan selalu base on rating. Hal ini jika diperhatikan nampak seperti

    sebuah simbiosis mutualisme antara pihak produsen program acara televisi dengan

     pihak pengiklan.  Rating   seolah menjadi penghubung hitam diantara keduanya.

    Sebuah program acara dengan rating tinggi akan kebanjiran iklan. Iklan disini

  • 8/17/2019 Paper TA.pdf

    29/349

    13

     berperan sebagai ladang uang untuk pihak produsen program acara televisi. Di sisi

    lain pihak pengiklan akan mendapatkan benefit pula, berupa kesempatan untuk

    mempromosikan produknya.

    Sedangkan penonton menjadi pelaku sekaligus korban dalam kasus ini.

    Dikatakan pelaku karena penghitungan rating berdasarkan seberapa banyak orang

    yang menonton program A/B. Program acara yang tidak berkualitas seharusnya

    secara logika ratingnya buruk. Namun kenyataannya justru sebaliknya, program

    seperti sinetron yang banyak menjual mimpi, konflik dangkal yang berkutat tak jauh

    dari harta, fitnah dan persaingan malah mendulang untung. Program yang minus

    secara kualitas tak akan mendapat rating di puncak jika masyarakat memiliki selera

    yang baik. Namun masyarakat pun dapat menjadi korban atas ketidakseimbangan

    sistem  rating . Mereka yang memiliki selera di atas dari masyarakat kebanyakan

    seakan harus menerima menjamurnya program acara yang minim kualitas. Secara

    singkat masyarakat hanya memiliki andil pada tahap awal, selebihnya industri atau

     pasarlah yang memegang kendali lebih dominan.

    Satu hal yang patut dipertanyakan adalah dimana peran sebuah lembaga

    sensor di Indonesia. Bagaimana bisa sinetron, bahkan film layar lebar yang tidak

     berkualitas dapat beredar. Bukan saja beredar namun justru sekarang hampir sebagian

     besar film layar lebar yang terpampang di bioskop merupakan film horor esek-esek

    yang menurut penulis jauh dari kata mendidik ataupun berkualitas. Selayakya dengan

    adanya lembaga sensor, program yang masyarakat nikmati haruslah berbobot.

    Apakah regulasi yang berlaku tentang batas-batas kewajaran dalam sebuah film telah

    mati? Sebuah lembaga sensor memiliki peranan besar dalam tatanan mendidik

  • 8/17/2019 Paper TA.pdf

    30/349

    14

    masyarakat melalui film. Jika tugas mereka tak dilakukan dengan baik akan

     berdampak pada moral masyarakat. Tapi sayang, kenyataan justru sebaliknya. Film

    dengan tema horor plus-plus itu makin marak menghiasi jajaran film layar lebar kita.

    Menurut penulis film layar lebar harus berkualitas.

    Penulis sebagai mahasiswa yang menuntut ilmu penyiaran merasa miris. Film

    merupakan cerminan suatu bangsa. Apa yang terjadi jika 70% film yang ada masuk

    kategori “sampah”? Hal positif apa yang dapat diambil dari film horor esek -esek yang

    hanya menonjolkan eksotisme para pemainnya? Apakah lembaga sensor dan para

     produsen film itu tak memikirkan dampak dari apa yang mereka lakukan? Sungguh

     penulis yakin masyarakat jenuh dengan film yang hanya menjual lekuk tubuh dan

    sensualitas. Masyarakat menantikan tindak nyata dari semua pihak yang bergelut

    dalam dunia perfilman. Program yang sehat dan berkualitas tentu akan mendatangkan

     banyak hal positif bagi semua pihak.

    Dengan dasar itulah penulis sebagai produser memiliki pandangan bahwa

    rating   bukanlah segala-galanya. Tak perlu menghalalkan semua cara demi rating .

    Yang terpenting dalam produksi program adalah semua kru yang terlibat diharuskan

    melakukan kewajiban dengan sebaik-baiknya. Utamakan kualitas sebuah program,

    maka keberhasilan pun akan kita dapatkan. Berpikirlah secara bijak dalam berkarya.

    Pastikan program yang dihasilkan menyampaikan hal positif bagi masyarakat.

    Menurut Saroengallo (2008:8) menjelaskan produser adalah “mereka yang

     bertanggung jawab dalam mengelola jalannya sebuah produksi sebuah film, mulai

    dari persiapan hingga film selesai disunting.

  • 8/17/2019 Paper TA.pdf

    31/349

    15

    Sedangkan menurut Widagdo Dan Gora S dalam Mabruri (2011:27)mengemukakan jika “produser adalah orang yang bertugas menjadi fasilitator

    dan menyiapkan segala kebutuhan produksi dari tahap awal hingga tahap akhir,

    termasuk di dalamnya menyiapkan formulir, dan catatan produksi untuk

    kelancaran syuting.

    Menurut kutipan di atas produser adalah orang yang mempunyai tanggung

     jawab besar dalam sebuah produksi film. Menjadi seorang produser harus dapat

    memimpin, mengayomi, mengenal dengan baik karakter para kru dan dapat menjadi

     penengah yang bijak ketika terjadi masalah dalam sebuah tim. Keberhasilan dan

    kegagalan produksi sebuah film merupakan tanggung jawab seorang produser.

    Keberhasilan itu dapat terwujud jika proses pra produksi hingga pasca produksi

    dikelola dengan baik oleh produser, tak lepas pula dari kerjasama seluruh kru.

    1.  Pra Produksi

    Pada proses ini, penulis menentukan tim sebagai langkah pertama. Kesamaan visi

    misi menjadi hal yang penulis utamakan. Bekerja bersama orang yang memiliki

    keinginan yang serupa tentunya akan lebih mudah dan tidak memerlukan tenaga lebih

    untuk mengatur ataupun mengarahkan. Kesadaran akan kewajiban yang harus

    dilakukan tiap departemen sangat diperlukan demi kelancaran terwujudnya sebuah

    film. Setelah tim terbentuk, penulis bersama anggota lain mulai mencari ide cerita.

    Ide yang telah didapat dan disetujui oleh semua anggota tim akan diajukan pada

    dosen pembimbing untuk memperoleh persetujuan. Saat cerita disetujui, penulis

    memastikan ide cerita tersebut dikembangkan oleh penulis naskah. Setelah naskah

    terbentuk, bedah naskah per departemen dilakukan. Selain itu penulis mulai membuat

     shooting schedule. 

  • 8/17/2019 Paper TA.pdf

    32/349

    16

    Hasil dari bedah naskah tiap departemen akan menjadi panduan penulis dalam

    mempersiapkan segala kebutuhan dan merangkumnya menjadi sebuah rencana

    anggaran. Ketika total anggaran telah diketahui, proses pengumpulan dana pun

    dimulai. Pencarian lokasi dan  casting talent   menjadi agenda berikutnya.  Hunting  

    lokasi dilakukan bersama anggota yang lain. Penulis memecah tim menjadi dua atau

    tiga kelompok dalam pencarian lokasi. Hal ini dilakukan agar lebih cepat

    memperoleh lokasi. Sebagai produser penulis bertugas mengajukan izin lokasi secara

     prosedural dan melakukan nego harga.

    Casting talent dilakukan penulis yang bertindak sebagai produser bersama

    sutradara, penata kamera dan penulis naskah. Tahap berikutnya adalah pemilihan

     pemain yang sesuai dengan karakter dalam film. Sebagai persiapan berikutnya,

     produser menyewa alat, memesan konsumsi untuk seluruh crew dan pemain selama

     produksi hingga hire crew  tambahan untuk kelancaran syuting. Sebelum syuting

    dilakukan produser memastikan semua persiapan mencapai 100%.

    2.  Produksi

    Dalam proses ini produser bertindak sebagai pengawas, memastikan syuting

     berjalan dengan lancar dan berlangsung sesuai jadwal yang telah ditentukan. Selain

    itu produser juga berperan sebagai pemimpin ketika terjadi masalah saat syuting

    dilakukan. Setelah syuting selesai, produser melakukan pembayaran mulai dari

     penyewaan alat, catering, crew tambahan, lokasi hingga para pemain.

  • 8/17/2019 Paper TA.pdf

    33/349

    17

    3.  Pasca Produksi

    Proses pasca produksi dimulai dengan editing. Penulis sebagai produser dalam hal

    ini mengawasi proses editing yang dilakukan oleh editor dan didampingi oleh

    sutradara. Penulis memastikan hasil editing sesuai dengan standar yang ada, layak

    untuk dinikmati dan sudah berbentuk DVD. Selain itu penulis menyelesaikan desain

     produksi dan lampiran-lampiran kerja serta mengumpulkan laporan kerja dari tiap

    departemen dan menggabungkannya dalam satu desain produksi.

    4.  Peran dan Tanggung Jawab Produser

    Peran seorang produser dalam sebuah produksi film sangat penting seperti yang

    diutarakan oleh Effendy dalam Mabruri (2011:27) bahwa “Pada intinya produser

    adalah orang yang mengepalai departemen produksi yang bisa jadi penggerak awal

    sebuah produk si film.” Tugas dan tanggung jawab produser menurut Mabruri

    (2011:30) adalah :

    1.  Mencari dan mendapatkan ide cerita untuk diproduksi.

    2.  Membuat proposal produksi berdasarkan ide dan skenario film/program

    televisi.

    3.  Menyusun rancangan produksi.

    4.  Menyusun rencana pemasaran.

    5.  Mengupayakan anggaran dana untuk produksi.

    6. 

    Mengawasi pelaksanaan produksi melalui laporan yang diterima dari semua

    departemen.

    7.  Bertanggung jawab atas kontrak secara hukum dengan berbagai pihak dalam

     produksi yang dikelola.

  • 8/17/2019 Paper TA.pdf

    34/349

    18

    8.  Bertanggung jawab atas seluruh produksi.

    5.  Proses Penciptaan Karya

    a. 

    Konsep Kreatif

    Penulis memilih program drama action dengan alasan masih minimnya

     jumlah film dengan  genre action yang beredar. Penulis merasa tertantang untuk

    membuat sebuah karya yang berbeda. Drama televisi  “Desersi”  menceritakan

    tentang perjuangan seorang kakak yang bertugas sebagai aparat satuan khusus

    yang mengundurkan diri demi menguak kasus terbunuhnya sang adik.

    Penulis menyebut karya ini berbeda dengan karya action  lainnya karena

    dikemas dengan alur cerita “twist”. Alur yang memutar balikkan jalan pikiran

     penonton masih jarang digunakan dalam perfilman Indonesia. Alur ini sanggup

    mengecoh penonton, membuat cerita tak mudah ditebak. Kelebihan pada alur

    inilah yang akan penulis tonjolkan.

     b.  Konsep Produksi

    Pada proses ini penulis menyiapkan segala hal yang menjadi kebutuhan tiap

    departemen untuk mewujudkan hasil karya yang maksimal. Sebagai produser

     penulis menyadari dalam sebuah produksi film membutuhkan banyak orang. Oleh

    karena itu penulis memutuskan untuk menambah crew  dan melakukan

     perangkapan  jobdesk . Penulis bertindak sebagai akomodir dan pengawas

     berjalannya proses produksi. Selain itu penulis harus mempunyai strategi jika

    dalam proses produksi terjadi masalah.

  • 8/17/2019 Paper TA.pdf

    35/349

    19

    c.  Konsep Teknis

    Penulis memilih alat-alat yang berkualitas mulai dari kamera, sound hingga

    lighting. Pilihan kamera jatuh pada Sony PMW EX3 dengan alasan sudah HD (

     High Definition ), resolusi mencapai 1080,dilengkapi fitur PS (  Progresif Scan )

    dapat menembus kualitas gambar 24/25  Frame per second, sehingga jika kamera

     bergerak dalam posisi pan atau tilt maka tidak ada komet di belakangnya, ini

    sangat membantu jika ingin memperbesar kualitas gambar. Tidak memakai kaset

    melainkan memory card. Mudah pula digunakan secara handheld .

    Untuk  sound  penulis menyewa satu paket alat  sound  yang terdiri dari mixer ,

    boom mic, clip on wireless, phantom. Penulis ingin  sound   terkontrol dengan

    sebaik mungkin agar suara yang dihasilkan jernih.

    Sedangkan untuk lighting , penulis menggunakan blonde untuk key light .  Fill

    light  menggunkan kinoflo 4 banks, terkadang Arri 300. Untuk back light  penulis

    memakai red head dan Arri 300.

    Untuk editing penulis menyiapkan seperangkat PC dengan RAM 8 Gb untuk

    menghindari out of memory pada saat tahap editing.

    6.  Kendala Produksi

    a.  24 Mei 2012

    Hari kedua penulis mengalami hambatan, hujan turun sehingga penulis

    terpaksa menghentikan syuting di outdoor. Padahal talent untuk penyergap dari

     pihak Polisi Udara sudah  standby dan mereka tidak bisa pulang terlalu larut

    karena paginya harus dinas.  Penulis pun harus melakukan syuting kembali di

  • 8/17/2019 Paper TA.pdf

    36/349

    20

    Kota Bunga pada tanggal 7 Juni 2012 setelah menyesuaikan jadwal dengan para

     pemain dan kru.

     b.  26 Mei 2012

    Pada hari ketiga ini penulis mengalami kendala saat pindah lokasi ke gudang

     bekas peluru di Pondok Gede. Sampai di lokasi pada pukul 17.00 WIB, penulis

    mendapati ada aktifitas bongkar muat barang yang dilakukan oleh pihak yang

    menyewa gudang tersebut. Penulis sebagai produser komplain pada penjaga

    gudang, karena penulis telah konfirmasi jauh-jauh hari jika pada tanggal 26 Mei

    2012 akan melakukan syuting dan telah mendapatkan izin dari pemilik gudang.

    Setelah berunding dengan kedua belah pihak, keputusannya adalah penulis dan

    tim harus menunggu hingga proses bongkar muat barang selesai. Selama

    menunggu proses selesai, para kru dapat mulai set alat agar tidak membuang

    waktu percuma.

    Untuk memanfaatkan waktu, syuting dilakukan lebih dulu di outdoor gudang.

    Meskipun telah mendahulukan syuting di outdoor, waktu syuting tetap kurang

    karena banyak detail shot harus diambil yang membutuhkan waktu lebih lama.

    Karena itu syuting terpaksa dilakukan sampai pukul 05.00 WIB, molor dari

     jadwal dimana seharusnya pukul 00.00 WIB syuting harus selesai.

    c.  27 Mei 2012

    Hari keempat, lokasi syuting di Rusun Karet Tengsin. Penulis mendapatkan

    waktu dari pukul 07.00-22.00 WIB. Jadwal crew call pukul 07.00 WIB. Namun

  • 8/17/2019 Paper TA.pdf

    37/349

    21

    alat baru sampai pukul 11.00 WIB karena lama mencari alamat lokasi. Dengan

    keterlambatan alat, maka syuting pun mundur. Penulis bersama kru lain juga

    terlambat sampai lokasi dikarenakan paginya baru sampai rumah pukul 05.30

    WIB. Sedangkan syuting di rusun dijadwalkan pukul 07.00 WIB. Penulis

    memutuskan istirahat selama 3 jam untuk menjaga stamina agar tidak drop.

    Penulis sempat mengajukan perpanjangan waktu pada pihak pengelola rusun,

    namun nihil hasilnya. Syuting tetap harus selesai pukul 22.00 WIB. Karena

    masih ada beberapa adegan yang belum diambil, penulis dan kru akan kembali

    melakukan syuting di rusun pada tanggal 9 Juni 2012.

    d.  7 Juni 2012

    Hari ketujuh syuting kembali hambatan terjadi dari pihak Polisi Udara,

    mereka di hari itu ada latihan menembak. Awalnya mereka menjanjikan sampai

    lokasi pukul 10.00 WIB namun mereka baru sampai pukul 15.30 WIB. Seluruh

    kru bekerja dengan cepat agar tetap selesai syuting pukul 23.00 WIB dan

    alhamdulillah syuting selesai tepat waktu. Sepulangnya dari puncak, penulis

    melakukan traveling shot tiga mobil beriringan di jalan seputar Jakarta hingga

     pukul 03.00 WIB.

    e. 

    9 Juni 2012

    Hari kedelapan syuting lokasi di Rusun Karet Tengsin. Penulis mendapatkan

    waktu dari pukul 06.00-14.00 WIB. Crew call   pukul 06.00 WIB. Kru mulai

    loading alat dan barang. Penulis sebagai produser mengecek apakah genset sudah

  • 8/17/2019 Paper TA.pdf

    38/349

    22

    sampai lokasi atau belum. Penulis mendapati jika genset belum datang. Merasa

    sedikit janggal, karena biasanya genset selalu datang lebih dulu dari mobil alat,

     penulis mencoba menghubungi operator genset namun tak ada jawaban. Sampai

     pukul 08.00 WIB penulis mendapatkan kabar jika mobil genset mengalami

    kecelakaan di Halim dan tidak bisa mengantarkan genset lain sebagai pengganti.

    Agar tidak membuang banyak waktu, pengambilan gambar tetap dilakukan

    namun dipilih yang tidak perlu menggunakan lighting terlebih dulu.

    Penulis berusaha secepat mungkin untuk mendapatkan genset pengganti.

    Akhirnya genset sampai lokasi pukul 09.00 WIB. Dikarenakan musibah

    kecelakaan, penulis sebagai produser meminta kebijakan dari pengelola untuk

    menambah waktu syuting hingga pukul 16.00 WIB. Awalnya pihak pengelola

     bersikeras dan tidak mau tahu akan kendala yang penulis hadapi. Namun setelah

    melalui rapat internal, penulis mengantongi izin untuk syuting hingga pukul 16.00

    WIB.

    Di tengah produksi, kembali terjadi kendala. Kali ini datang dari pemilik unit

    yang kami pakai untuk syuting. Pemilik unit merasa tidak ada izin dari pihak

     pengelola jika unit miliknya digunakan untuk kegiatan syuting. Kali ini penulis

    sebagai produser menghubungi pihak pengelola sebagai penanggung jawab untuk

    menyelesaikan masalah ini. Penulis merasa ini bukan lagi ranahnya untuk

     berbicara, masalah ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab pihak pengelola.

    Penulis sudah mendapatkan izin lokasi syuting dan melakukan kewajibannya

    membayar sewa lokasi. Setelah pihak pemilik unit dan pengelola berunding,

  • 8/17/2019 Paper TA.pdf

    39/349

    23

     penulis dan kru harus mengosongkan unit dari alat-alat dan properti. Setelah itu,

    syuting dilanjutkan di area koridor hingga selesai.

  • 8/17/2019 Paper TA.pdf

    40/349

    24

    LEMBAR KERJA PRODUSER

    1.  Konsep Program

    2. 

    Working Schedule

    3.  Breakdown Budget

    4.  Shooting Schedule

    5.  Casting Sheet

    6.  Daily Production Report

    7.  Equipment List

    8.  Surat Ikatan Kerja

    9.  Surat Izin Lokasi

  • 8/17/2019 Paper TA.pdf

    41/349

    25

    KONSEP PROGRAM

    Saat ini Industri Perfilman Indonesia tengah bangkit jika dibandingkan pada

    era 90-an, dimana pada saat itu banyak film dengan tema khusus untuk orang dewasa

     bermunculan menyebabkan lumpuhnya produktifitas para insan perfilman. Ditambah

    lagi dengan munculnya film-film Hollywood yang membuat film Indonesia tak lagi

    menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Di awal tahun 2000, industri perfilman

    Indonesia mulai bangkit dari masa suram dengan munculnya film musikal anak-anak

    “Petualangan Sherina”, dan dua tahun berikutnya pada tahun 2002 “Ada Apa Dengan

    Cinta” semakin menguatkan pernyataan jika Film Indonesia benar -benar bangun dari

    tidur panjangnya.

    Kondisi perfilman Indonesia baik itu film layar lebar atau produksi drama

    televisi memang tengah berkembang pesat. Namun sayangnya perkembangan dari

    segi kuantitas tak dibarengi dengan perkembangan secara kualitas. Memang tak

    semua film dan drama televisi memiliki kualitas yang memprihatinkan, banyak pula

    film layar lebar yang mendidik dan mencerahkan pandangan masyarakat seperti

    “Sang Pencerah” yang disutradarai Hanung Bramantyo. Sang Pencerah

    mengungkapkan sosok pahlawan nasional itu dari sisi yang tidak banyak diketahui

     publik. Selain mendirikan organisasi Islam Muhammadiyah, lelaki tegas pendirian itu

     juga dimunculkan sebagai pembaharu Islam di Indonesia. Laskar Pelangi, besutan

    seorang penulis kondang Andrea Hirata yang difilmkan oleh Riri Riza dan berhasil

    membuat warna baru pada industri perfilman Indonesia. Itulah segelintir contoh karya

     berkualitas dan memiliki prinsip dalam berfilm.

  • 8/17/2019 Paper TA.pdf

    42/349

    26

     Namun tak sedikit pula karya yang berhasil masuk dalam jajaran layar lebar

    tak memiliki kualitas yang mumpuni. Banyak film horor kamuflase, dengan arti

    mencatut filmnya dalam jalur horor namun yang menonjol justru sisi sensualitasnya

    dan menjual eksotisme pemainnya. Masyarakat sebenarnya bosan dengan tema-tema

    semu yang hanya menjadi balutan agar film tak terkesan “vulgar” dan penonton pun

     jengah akan dramatisasi realita yang berlebihan. Kami sebagai mahasiswa di bidang

     broadcast mengetahui jika film secara umum tak hanya sebagai hiburan semata,

    namun film lebih kepada bagaimana memvisualisasikan pesan, informasi dan

    motivasi pada penonton. Film bukan hanya berorientasi pada materi dan konsep pasar

    musiman yang cenderung meminimalisir bahkan menghilangkan esensi

    sesungguhnya dari film yang mendidik dan mencerahkan pandangan. Film harus

    menjadi sarana berbahasa dan berbicara secara visual yang baik. Tak hanya baik dari

    segi “bungkus” tapi juga dari harus memberikan hal positif dari segi pesan dan

    motivasi yang disampaikan.

    Apabila kita amati lebih dalam, film lokal dengan genre action masih sangat

    sulit ditemui. Disini kami mencoba menyuguhkan film action dengan ide, tema dan

    cerita yang berbeda. Berbeda karena menggunakan alur “twist” yang bertujuan

    memutarbalikkan pemikiran penonton dan penonton baru akan mengetahui seluruh

    rangkaian film di akhir cerita. Dengan ide “Sebuah kebenaran harus tetap ditegakkan

    meski kebenaran tersebut telah dikuasai oleh uang dan kekuasaan”, penulis ingin

    masyarakat sadar akan arti sebuah kebenaran, kejujuran.

    Mencoba mengangkat sosok seorang anggota pasukan khusus penulis pikir

    adalah hal yang menarik dan masih jarang divisualisasikan dalam sebuah film.

  • 8/17/2019 Paper TA.pdf

    43/349

    27

    Penulis ingin menunjukkan perjuangan seorang aparat satuan khusus yang

    terperangkap di situasi tidak tepat dalam upaya mengungkap kematian sang adik.

    Rasa sayang ditambah kesal tak ada perkembangan kasus tewasnya sang adik

    membuatnya harus mengundurkan diri agar dapat mengusut siapa otak di balik

    semuanya. Nicholas merupakan seorang aparat. Ia memiliki adik bernama Reno yang

     juga merupakan anggota pasukan khusus namun di divisi yang berbeda.

    Cerita ini dimulai saat Reno tengah berada di sebuah misi penyergapan

    terhadap organisasi penyelundupan narkotika berskala besar. Reno dipilih sebagai

     pimpinan regu penyergapan. Konflik mulai terjadi saat Reno tewas tertembak saat

    tengah membidik tersangka bernama Daniel yang pada akhirnya berhasil kabur.

     Nicho sebagai seorang kakak sangat terpukul atas peristiwa tersebut dan berniat

    untuk menangkap Daniel. Kasus yang ditangani secara penuh oleh Hans yang

    merupakan pimpinan divisi juga kawan dekat Nicho tak juga menemukan jawaban.

     Nicho memutuskan untuk keluar dari satuan khusus dan berencana menangkap

    sendiri Daniel yang tengah buron. Konflik pun mencapai klimaks saat Daniel

    ditemukan tewas saat Nicho tengah berada di tempat persembunyian Daniel. Hal

    tersebut menjadikan Nicho sebagai tersangka tunggal atas terbunuhnya Daniel.

     Namun, konflik mulai terselesaikan saat Nicho akhirnya menemukan tersangka

    sebenarnya dalam penyelidikan yang ia lakukan demi membersihkan nama baiknya.

    Potongan  –   potongan informasi dari barang bukti pun akhirnya menjurus ke satu

    nama yang sangat tidak ia duga. Satu nama yang ternyata juga merupakan sutradara

     peristiwa tewasnya sang adik saat bertugas.

  • 8/17/2019 Paper TA.pdf

    44/349

    28

    Dengan cerita seperti di atas, penulis berharap penonton dapat menerima

     pesan yang disampaikan bahwa kebenaran harus tetap ditegakkan dengan segala

    konsekuensinya.

  • 8/17/2019 Paper TA.pdf

    45/349

    1

    Shooting ScheduleProduction

    Company : BSI Produser : Diah Ayu Triasmadi

    Project Title : Desersi Director : Farid Irawan

    Durasi : 30 Menit Time Broadcast :

    No Tahapan Aktifitas

    Target Per Minggu

    April Mei Juni

    1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

    1

    PRA

    PRODUKSI

    Pembentukan Tim • 

    2 Penemuan Ide • 

    3 Pengembangan Gagasan • 

    4 Penulisan Naskah • 

    5 Breakdown Naskah • 

    6 Hunting Lokasi/Recce • 

    7 Casting Talent • 

    8 Reading ( Talent ) • 

    9 Pengumpulan Dana • 

    10 Final Meeting • 

    11PRODUKSI

    Shooting • 12 Daily Production Report • 

    13 Evaluasi Produksi • 

    14

    PASCA

    PRODUKSI

    Capturing • 

    15 Rough Cut • 

    16 Offline • 

    17  Online Editing • 

  • 8/17/2019 Paper TA.pdf

    46/349

    1

    No. Item Jumlah Harga/satuan Total Ket.

    Pra Produksi

    1Print Dokumen ( Dispro,

     Naskah )500.000

    2 FC Dokumen 309.000

    3 Materai 10 7.000 70.000

    4Konsumsi Casting &Reading Talent

    453.000

    5 Recce 356.000

    6 Sewa Basecamp 3.550.000Sewa 3

     bulan

    7 Printer,Tinta & Kertas 982.000

    8 Keperluan Basecamp 360.000

    9 Syukuran 700.000Sub Total 7.280.000

    Produksi (Teknik)

    1 Kamera 8.000.000

    2 Lighting & Filter 3.400.000

    3 Sound 2.700.000

    4 Monitor 800.000

    5 Genset & Bensin 6.000.000

    6 Kabel Perleng 250.000

    7 Sandbag 500.0008 Crane 1.200.000

    9 Dinky Dolly 2.300.000

    10 Steger 720.000

    11 C-Stand 15 20.000 600.000Sewa 2

    hari

    12 Kain Hitam 5 50.000 500.000Sewa 2

    hari

    Sub Total 26.970.000

    Produksi (Artistik)

    1Properti, Wardrobe &Make up

    3.000.000

    2 Fee Hire Ass.Crew 1.400.000

    Sub Total 4.400.000

    Produksi (Unit)

  • 8/17/2019 Paper TA.pdf

    47/349

    2

    1Akomodasi ( SewaMobil Box,Mobil

    Crew,Driver,Bensin )

    10.000.000Sewa 8

    hari

    2Sewa Lokasi Rusun

    Karet

    4.200.000

    3Sewa Lokasi Rick‟s

    Billiard3.300.000

    4 Sewa Lokasi Gudang 1.300.000

    5Sewa Lokasi Makam

    Pdk Ranggon200.000

    6 Sewa Lokasi Kantor 500.000

    7 Sewa Lokasi Rumah 2.550.000

    8Konsumsi Talent &

    Crew10.260.000

    9 P3K 100.000

    Sub Total 32.410.000

    Produksi (Talent)

    1 Fee Main Talent 6.900.000

    2 Fee Extras 1.325.000 27 orang

    3 Fee CAT 1.035.000

    4 Fee Polud 3.350.000

    Sub Total 12.610.000

    Pasca Produksi

    1 Copy Film dan Poster 500.0002 RAM 330.000

    3 Dana Cadangan 3.000.000

    Sub Total 3.830.000

    GRAND

    TOTAL87.500.000

    Dana Swadaya 7 12.500.000

  • 8/17/2019 Paper TA.pdf

    48/349

    3

    SHOOTING SCHEDULE

    Production Company: BSI Produser : Diah Ayu

    Project Title : Desersi Director : Farid Irawan

    Durasi : 30 Menit Unit Manager :

    No Hari dan Tanggal Waktu Pelaksanaan Kegiatan

    1.

    Rabu, 23 Mei 2012

    07.00 Crew & Talent Call

    2. 07.00-07.30 Sarapan

    3. 07.30-08.30 Setting Alat

    4. 08.30-12.30 Pengambilan Gambar

    5. 12.30-13.00 Break makan & Sholat

    6. 13.00-18.00 Pengambilan Gambar

    7. 18.00-18.30 Break makan & sholat

    8. 18.30-24.00 Pengambilan Gambar

    9. 24.00-05.00 Break Produksi (Tidur)10.

    Kamis, 24 Mei 2012

    05.00-05.30 Sholat

    11. 05.30-06.00 Sarapan

    12. 06.00-07.00 Setting Alat

    13. 07.00 Talent Call

    14. 07.00-13.00 Pengambilan Gambar

    15. 13.00-13.30 Break Makan & Sholat

    16. 13.30-18.00 Pengambilan Gambar

    17. 18.00-18.30 Break Makan & Sholat

    18. 18.30-24.00 Pengambilan Gambar

    19. 24.00-01.00 Take out all equipment

    20. 01.00-03.00 Perjalanan pulang

    21.

    Sabtu, 26 Mei 2012

    04.30-05.00 Loading alat

    22. 05.00-06.00 Menuju lokasi

    23. 06.00-06.30 Sarapan

    24. 06.30-07.00 Setting alat

    25. 07.00-12.30 Pengambilan gambar

    26. 12.30-13.00 Break makan & sholat

    27. 13.00-14.00 Pengambilan gambar

    28. 14.00-15.00 Take all equipment

    29. 15.00-16.00Perjalanan menuju lokasi

     berikutnya30. 16.00-17.30 Loading & setting alat

    31. 17.30-18.00 Break sholat

    32. 18.00-22.00 Pengambilan gambar

    33. 22.00-22.30 Break makan

    34. 22.30-01.00 Pengambilan gambar

    35. 01.00-02.00 Take out all equipment

  • 8/17/2019 Paper TA.pdf

    49/349

    4

    36. 02.00-03.00 Perjalanan pulang

    37.

    Minggu, 27 Mei

    2012

    03.00-07.00 Istirahat

    38. 07.00 Crew & Talent Call

    39. 07.00-07.30 Sarapan

    40. 07.30-08.30 Setting alat41. 08.30-13.00 Pengambilan gambar

    42. 13.00-13.30 Break makan & sholat

    43. 13.30-18.00 Pengambilan gambar

    44. 18.00-18.30 Break makan & sholat

    45. 18.30-22.00 Pengambilan gambar

    46. 22.00-23.00 Take out all equipment

    47. 23.00-24.00 Perjalanan pulang

    48.

    Senin, 28 Mei 2012

    00.00-07.00 Istirahat

    49. 07.00-07.30 Sarapan

    50. 07.30-08.00 Loading alat

    51. 08.00-08.30 Menuju lokasi52. 08.30-09.00 Setting alat

    53. 09.00-14.00 Pengambilan gambar

    54. 14.00-14.30 Break makan & sholat

    55. 14.30-15.30 Take out all equipment

    56. 15.30-16.30 Perjalanan pulang

    57.

    Selasa, 29 Mei 2012

    07.00 Crew call

    58. 07.00-07.30 Sarapan

    59. 07.30-08.30 Setting alat

    60. 08.30-13.00 Pengambilan gambar

    61. 13.00-13.30 Break makan & sholat

    62. 13.30-18.00 Pengambilan gambar

    63. 18.00-18.30 Break makan & sholat

    64. 18.30-23.00 Pengambilan gambar

    65. 23.00-00.00 Take out all equipment

    66. 00.00-00.30 Perjalanan pulang

    67.

    Kamis, 7 Juni 2012

    05.30-07.30 Perjalanan menuju lokasi

    68. 07.30-08.00 Loading alat

    69. 08.00 Crew & talent call

    70. 08.00-08.30 Sarapan

    71. 08.30-13.00 Pengambilan gambar

    72. 13.00-13.30 Break makan & sholat73. 13.30-18.00 Pengambilan gambar

    74. 18.00-18.30 Break makan & sholat

    75. 18.30-22.00 Pengambilan gambar

    76. 22.00-23.00 Take out all equipment

    77. 23.00-01.00 Perjalanan menuju jakarta

    78. 01.00-03.00 Pengambilan traveling shot

  • 8/17/2019 Paper TA.pdf

    50/349

    5

    79. Sabtu, 9 Juni 2012 05.00-05.30 Loading barang

    80. 05.30-06.00 Menuju lokasi

    81. 06.00-07.00 Setting alat

    82. 07.00 Crew & talent call

    83. 07.00-07.30 Sarapan84. 07.30-12.30 Pengambilan gambar

    85. 12.30-13.00 Break makan & sholat

    86. 13.00-14.00 Pengambilan gambar

    87. 14.00-15.00 Take out all equipment

  • 8/17/2019 Paper TA.pdf

    51/349

    6

    CALL SHEET

    Production Company : BSI Produser : Diah Ayu

    Project Title : “Desersi”  Director : Farid Irawan

    Durasi : 30 Menit

    No Nama Berperan sebagai No Telpon

    1. Marco Nicholas 0878800660xx

    2. Menco Hidayat Hans Kristian 0878850268xx

    3. Ibnu Daniel 0821228902xx

    4. Fatoni Hari Darmanto 087770000xx

    5. M.Luqman Ismail Reno 0857274699xx

    6. Jhon Saragih Teman Reno 0819324199xx

    7. Ferry Penyergap 0813457499xx

    8. Anggi Penyergap 081283377xx

    9. Lannang Wicaksana Penyergap 0813813420xx10. Anang Penyergap 085674808xx

  • 8/17/2019 Paper TA.pdf

    52/349

    7

    DAILY PRODUCTION REPORT

    Production Company : BSI Produser : Diah Ayu

    Project Title : Desersi Director : Farid Irawan

    Hari & Tanggal : Rabu, 23 Mei 2012 Lokasi : Kota Bunga

    Keterangan Terjadwal Pelaksanaan

    Crew call 07.00 08.00

    1st Camera Roll 08.00 10.00

    Wrap 24.00 05.00

    Scene 6

    Peran Pemeran Usia Kostum On Set Pulang

     Nicholas Marco Z S DewasaHanduk besar dan

    handuk kecil08.00 Inap

    Scene 3

    Peran Pemeran Usia Kostum On Set Pulang

     Nicholas Marco Z S Dewasa

    Celana training

    abu-abu, handuk

    kecil, t-shirt

    08.00 Inap

    Porsi Catering Dipesan Realisasi

    Makan Pagi Dipesan 18 bungkus

    Makan Siang Dipesan 18 bungkus

    Makan Malam Dipesan 30 bungkus

  • 8/17/2019 Paper TA.pdf

    53/349

    8

    DAILY PRODUCTION REPORT

    Production Company : BSI Produser : Diah Ayu

    Project Title : Desersi Director : Farid Irawan

    Hari & Tanggal : Kamis, 24 Mei 2012 Lokasi : Kota Bunga

    Keterangan Terjadwal Pelaksanaan

    Crew call 07.00 09.00

    1st Camera Roll 08.00 10.00

    Wrap 24.00 03.00

    Scene 5

    Peran Pemeran Usia Kostum On Set Pulang

     Nicholas Marco Z S Dewasa

    T-shirt lengan

     panjang, celana

    training putih

    08.00 Inap

    Scene 11

    Peran Pemeran Usia Kostum On Set Pulang

     Nicholas Marco Z S Dewasa

    Kemeja abu-abu,

    celanja jeans

    hitam, sepatu kets, jam tangan hitam.

    08.00 Inap

    Scene 13

    Peran Pemeran Usia Kostum On Set Pulang

     Nicholas Marco Z S Dewasa

    Kemeja abu-abu,celanja jeans hitam,

    sepatu kets, jam

    tangan hitam.

    08.00 Inap

    Hans

    KristianMenco Dewasa

    Kemeja NCU, jeans

    hitam, sepatu PDL,emble, jam tangan.

    08.00 Inap

    Pasukan

    Lannang Wicaksana

    Ferry SetiawanDidik Kuncoro

    Andrian TigorAdi PerdanaAhmad Nasution

     Nugroho Karyanto

     Nur Adi WijayaEko Nugroho

    Dewasa

    Kaos raider hitam, topi

    hitam, 1 set seragam penyergap

    (celana hitam, vest, pelindung siku, pelindung lutut,

    sarung tangan, unit

    senjata, HT, sarunghandgun, sepatu PDL )

    13.00 Inap

  • 8/17/2019 Paper TA.pdf

    54/349

    9

    Porsi Catering Dipesan Realisasi

    Makan Pagi Dipesan 30 bungkus

    Makan Siang Dipesan 50 bungkus

    Makan Malam Dipesan 40 bungkus

  • 8/17/2019 Paper TA.pdf

    55/349

    10

    DAILY PRODUCTION REPORT

    Production Company: BSI Produser : Diah Ayu

    Project Title : Desersi Director : Farid Irawan

    Hari & Tanggal : Sabtu, 26 Mei 2012 Lokasi :TPU Ranggon

    Keterangan Terjadwal Pelaksanaan

    Crew call 07.00 08.00

    1st Camera Roll 08.00 10.00

    Wrap ( 1st Location ) 14.00 14.00

    Wrap ( 2n

     Location ) 24.00 05.00

    Scene 2

    Peran Pemeran Usia Kostum On Set Pulang

     Nicholas Marco Z S Dewasa Kemeja hitam,

     jeans hitam, sepatusemi pantopel, jamtangan hitam

    08.00 Pulang

    Hans Kristian Menco Dewasa Kemeja abu-abu, jeans hitam, jam

    tangan

    08.00 Pulang

    Scene 1 ( Gudang Bekas peluru Pondok Gede )

    Peran Pemeran Usia KostumOn

    SetPulang

    Reno Ismail Luqman Dewasa

    Seragam NCU,

    vest hitam, topihitam, HT, sepatu

    PDL, handgun.

    16.00 Pulang

    Teman

    RenoJhon Saragih Dewasa

    Seragam NCU,vest hitam, topi

    hitam, HT, sepatu

    PDL, handgun.

    16.00 Pulang

    Hans

    KristianMenco Dewasa

    Seragam NCU,

    vest hitam, sepatu

    PDL, jam tangan,HT

    08.00 Pulang

    Daniel Ibnu Bagus Tua

    Kemeja birulengan panjang,

     jeans biru dongker,

     jam tangan, sepatu pantopel

    16.00 Pulang

    Extras mafiaAdam

    AnugrawanDewasa

    Baju casual, sepatu

    kets08.00 Pulang

  • 8/17/2019 Paper TA.pdf

    56/349

    11

    Dwi Prabowo

    Ivan Febrianto

    Idang

    PenjagaGudang Eiko Saiya Dewasa

    Kaos, jaket hijau

    tua, celana jeans pendek, sepatu

    kets

    08.00 Pulang

    Aparat NCU Eko Nugroho

    Lannang

    WicaksanaAndrian Tigor

    Didik Kuncoro

    Adi Perdana

    Ahmad Nasution Nugroho

    Karyanto Nur Adi WijayaAnang

    Misbahudin

    Priyadi

    Dewasa Kaos raider hitam,

    topi hitam, 1 set

    seragam penyergap

    (celana hitam,

    vest, pelindung

    siku, pelindunglutut, sarung

    tangan, unitsenjata, HT,sarung handgun,

    sepatu PDL )

    17.00 Pulang

    Porsi Catering Dipesan Realisasi

    Makan Pagi Dipesan 30 bungkus

    Makan Siang Dipesan 30 bungkus

    Makan Malam Dipesan 50 bungkus

  • 8/17/2019 Paper TA.pdf

    57/349

    12

    DAILY PRODUCTION REPORT

    Production Company: BSI Produser : Diah Ayu

    Project Title : Desersi Director : Farid Irawan

    Hari & Tanggal : Minggu, 27 Mei 2012 Lokasi : Rusun Karet

    Keterangan Terjadwal Pelaksanaan

    Crew call 07.00 08.00

    1st Camera Roll 08.30 11.00

    Wrap 22.00 23.00

    Scene 10

    Peran Pemeran Usia Kostum On Set Pulang

     Nicholas Marco Z S Dewasa

    Kemeja abu-abu,

     jeans hitam, sepatu

    kets, jam tangan

    11.00 Pulang

    DanielIbnu

    BagusTua

    Kemeja hijaukotak-kotak, jeans,

    sepatu pantopel,

    11.00 Pulang

    Hans Kristian Menco Dewasa

    Seragam NCU, vest

    hitam, sepatu PDL,

     jam tangan

    11.00 Pulang

    Aparat NCU &Fighter

    Anggi

    AditKus

    Anang

     Nur

    Dewasa

    Kaos raider hitam,

    topi hitam, 1 setseragam penyergap

    (celana hitam, vest,

     pelindung siku, pelindung lutut,

    sarung tangan, unit

    senjata, HT, sarung

    handgun, sepatuPDL )

    13.00 Pulang

    Extras

    Surip

    Vika

    Tua

    Dewasa

    Kaos, Jaket, Jeans,Sepatu Kets

    Kaos, Rok pendek

     pink, flat shoes

    11.00 Pulang

    Scene 12

    Peran Pemeran Usia Kostum On Set Pulang

    Hans Kristian Menco Dewasa

    Seragam NCU,

    vest hitam,sepatu PDL, jam

    tangan

    11.00 Pulang

  • 8/17/2019 Paper TA.pdf

    58/349

    13

    Daniel Ibnu Bagus Tua

    Kemeja hijau

    kotak-kotak,

     jeans, sepatu pantopel,

    11.00 Pulang

    Tim ForensikMarcos

    Fendrik

    Tua

    Dewasa

    Celana bahanhitam, kemeja

     putih, rompi

    hitam, sarungtangan, masker.

    11.00 Pulang

    Aparat NCU &

    Fighter

    AdevKurniadi

    Restu

    AdrianDanardono

    Dedi

    Ahmandi

    Dewasa

    Kaos raiderhitam, topi

    hitam, 1 set

    seragam

     penyergap(celana hitam,

    vest, pelindungsiku, pelindunglutut, sarung

    tangan, unit

    senjata, HT,sarung handgun,

    sepatu PDL )

    13.00 Pulang

    Porsi Catering Dipesan Realisasi

    Makan Pagi Dipesan 40 bungkus

    Makan Siang Dipesan 40 bungkus

  • 8/17/2019 Paper TA.pdf

    59/349

    14

    DAILY PRODUCTION REPORT

    Production Company : BSI Produser : Diah Ayu

    Project Title : Desersi Director : Farid Irawan

    Hari & Tanggal : Senin, 28 Mei 2012 Lokasi : Rick’s Billiard 

    Keterangan Terjadwal Pelaksanaan

    Crew call 07.00 08.00

    1st Camera Roll 09.00 10.00

    Wrap 14.00 14.00

    Scene 9

    Peran Pemeran Usia Kostum On Set Pulang

     Nicholas Marco Z S Dewasa

    Kemeja kotak

    kuning, jeans

    hitam, sepatusemi pantopel,

     jam tangan

    09.00 Pulang

    Hans Kristian Menco Dewasa

    Kemeja, sweater

    abu-abu, jeans

    hitam, jamtangan, sepatu

     pantopel

    09.00 Pulang

    WaitresSiti

    MaesarohDewasa

    Seragam

    Billiard, Celana

    hitam, flat shoes

    09.00 Pulang

    Extras UlfaFitri

    Dewasa Polo shirt putih, jeans, flat shoes

    09.00 Pulang

    Pemain billiard

     NoverAdam

    Umar

    Yoga

    EncangAjeng

    Maulida

    Adrian

    Kiki Sabda

    IvanFadil

    DewasaKaos, Jeans,

    Sepatu kets09.00 Pulang

    Porsi Catering Dipesan Realisasi

    Makan Pagi Dipesan 30 bungkus

    Makan Siang Dipesan 30 bungkus

  • 8/17/2019 Paper TA.pdf

    60/349

    15

    DAILY PRODUCTION REPORT

    Production Company : BSI Produser : Diah Ayu

    Project Title : Desersi Director : Farid Irawan

    Hari & Tanggal : Selasa, 29 Mei 2012 Lokasi : Fatmawati

    Keterangan Terjadwal Pelaksanaan

    Crew call 07.00 08.00

    1st Camera Roll 08.30 10.00

    Wrap 23.00 22.00

    Scene 8

    Peran Pemeran Usia Kostum On Set Pulang

     Nicholas Marco Z S Dewasa

    Kemeja hijau tua,

    celana bahan hitam,

     pantopel, jamtangan, emblem

    08.30 Pulang

    Hans Kristian Menco Dewasa

    Kemeja biru, celana

     bahan hitam,

     pantopel, jam

    tangan, emblem

    08.30 Pulang

    Hari Darmanto Fatoni Tua

    Kemeja putih, dasi

    merah, setelan jashitam, pantopel

    08.30 Pulang

    Scene 4

    Peran Pemeran Usia Kostum On Set Pulang

     Nicholas Marco Z S Dewasa

    Kemeja biru, jeanshitam, sepatu

     pantopel, jam

    tangan, emblem

    08.30 Pulang

    HansKristian

    Menco Dewasa

    Kemeja peach,

    celana bahan hitam, jam tangan,

     pantopel, emblem

    08.30 Pulang

    Extras

    Edo DwiFajar

    JuniartyVinda P.Z

    Anin

    Yuliantina

    Eka P.Ery F.

    Ajie

    Dewasa

    Setelan seragamkerja ( pria dan

    wanita ) dan kemeja

     NCU, sepatu ( pantopel dan high

    heels )

    08.30 Pulang

  • 8/17/2019 Paper TA.pdf

    61/349

    16

    Jundi Faruq

    Agung Jaya

    S.Dewi P.

    DeddySaputra

    TahananM.

    ImaduddinDewasa

    Kaos oblong,

    celana panjang08.30 Pulang

    Scene 7

    Peran Pemeran Usia Kostum On Set Pulang

     Nicholas Marco Z S Dewasa

    Kemeja hijau tua,

    celana bahan hitam, pantopel, jam

    tangan, emblem

    08.30 Pulang

    Hans

    KristianMenco Dewasa

    Kemeja biru, celana bahan hitam,

     pantopel, jam

    tangan, emblem

    08.30 Pulang

    Extras

    Edo DwiFajar

    Juniarty

    Vinda P.Z

    AninYuliantina

    Eka P.

    Ery F.Ajie

    Jundi Faruq

    Agung Jaya

    S.Dewi P.

    Deddy

    Saputra

    Dewasa

    Setelan seragam

    kerja ( pria danwanita ) dan kemeja

     NCU, sepatu ( pantopel dan high

    heels )

    08.30 Pulang

    Porsi Catering Dipesan Realisasi

    Makan Pagi Dipesan 40 bungkus

    Makan Siang Dipesan 40 bungkusMakan Malam Dipesan 40 bungkus

  • 8/17/2019 Paper TA.pdf

    62/349

    17

    DAILY PRODUCTION REPORT

    Production Company : BSI Produser : Diah Ayu

    Project Title : Desersi Director : Farid Irawan

    Hari & Tanggal : Kamis, 7 Juni 2012 Lokasi : Kota Bunga

    Keterangan Terjadwal Pelaksanaan

    Crew call 08.00 09.00

    1st Camera Roll 08.30 10.00

    Wrap 22.00 22.00

    Scene 13

    Peran Pemeran Usia Kostum On Set Pulang

     Nicholas Marco Z S Dewasa

    Kemeja abu-abu,

     jeans hitam, sepatu

    kets, jam tangan

    09.00 Pulang

    Hans

    KristianMenco Dewasa

    Seragam NCU, vesthitam, sepatu PDL,

     jam tangan

    09.00 Pulang

    Aparat

     NCU

    LannangWicaksana

    Dewasa

    Kaos raider hitam,

    topi hitam, 1 set

    seragam penyergap

    (celana hitam, vest, pelindung siku,

     pelindung lutut,

    sarung tangan, unit

    senjata, HT, sarunghandgun, sepatu

    PDL )

    15.00 Pulang

    Porsi Catering Dipesan Realisasi

    Makan Pagi Dipesan 25 bungkus

    Makan Siang Dipesan 30 bungkus

    Makan Malam Dipesan 30 bungkus

  • 8/17/2019 Paper TA.pdf

    63/349

    18

    DAILY PRODUCTION REPORT

    Production Company : BSI Produser : Diah Ayu

    Project Title : Desersi Director : Farid IrawanHari & Tanggal : Sabtu, 9 Juni 2012 Lokasi : Rusun Karet

    Keterangan Terjadwal Pelaksanaan

    Crew call 07.00 08.00

    1st Camera Roll 07.30 09.00

    Wrap 15.00 16.00

    Scene 10

    Peran Pemeran Usia Kostum On Set Pulang

     Nicholas Marco Z S Dewasa

    Kemeja abu-abu,

     jeans hitam, sepatukets, jam tangan

    08.00 Pulang

    Hans Kristian Menco Dewasa

    Seragam NCU, vest

    hitam, sepatu PDL,

     jam tangan

    08.00 Pulang

    DanielIbnu

    BagusTua

    Kemeja hijau

    kotak-kotak, jeans,

    sepatu pantopel,

    08.00 Pulang

    Aparat NCU

    AnggiAdit

    Kus

    Anang Nur

    Dewasa

    Kaos raider hitam,topi hitam, 1 set

    seragam penyergap

    (celana hitam, vest, pelindung siku, pelindung lutut,

    sarung tangan, unit

    senjata, HT, sarunghandgun, sepatu

    PDL )

    11.00 Pulang

    Scene 12

    Peran Pemeran Usia Kostum On Set Pulang

    Daniel Ibnu Bagus Tua

    Kemeja hijau

    kotak-kotak, jeans, sepatu

     pantopel,

    08.00 Pulang

    Tim ForensikMarcosFendrik

    TuaDewasa

    Celana bahan

    hitam, kemeja putih, rompi

    hitam, sarung

    08.00 Pulang

  • 8/17/2019 Paper TA.pdf

    64/349

    19

    tangan, masker.

    Aparat NCU

    Adev

    Kurniadi Dewasa

    Kaos raider

    hitam, topi

    hitam, 1 set

    seragam penyergap

    (celana hitam,

    vest, pelindungsiku, pelindung

    lutut, sarung

    tangan, unit

    senjata, HT,sarung handgun,

    sepatu PDL )

    08.00 Pulang

    Porsi Catering Dipesan RealisasiMakan Pagi Dipesan 30 bungkus

    Makan Siang Dipesan 30 bungkus

    Makan Malam Dipesan 30 bungkus

  • 8/17/2019 Paper TA.pdf

    65/349

    20

    EQUIPMENT LIST ( CHECK LIST HARIAN )

    Production Company: BSI Produser : Diah Ayu

    Project Title : Desersi Director : Farid Irawan

    Hari dan Tanggal : Rabu, 23 Mei 2012 Technical Director :

    No Nama Seri Jumlah Keterangan

    1 Kamera Sony EX3 1 Sewa

    2Equipment for

    CameraDolly Track 1 Sewa

    3 Lighting Kinoflo 4 feet 4 bank 2 Sewa

    4 Lighting Blonde 5 Sewa

    5 Lighting Red Head 2 Sewa

    6 Lighting ARRI 300 W 2 Sewa

    7 C stand 5 Sewa

    8 Headphone Philips 1 Milik Sendiri9 Boom Mic Sennheiser 1 Sewa

    10 Monitor LG 1 Sewa

    11 Perleng 20 Sewa

    12 Sandbag 18 Sewa

    13 Alligator Clamp 4

  • 8/17/2019 Paper TA.pdf

    66/349

    21

    EQUIPMENT LIST ( CHECK LIST HARIAN )

    Production Company: BSI Produser : Diah Ayu

    Project Title : Desersi Director : Farid Irawan

    Hari dan Tanggal : Kamis, 24 Mei 2012 Technical Director :

    No Nama Seri Jumlah Keterangan

    1 Kamera Sony EX3 1 Sewa

    2Equipment for

    CameraDolly Track 1 Sewa

    3 Lighting Kinoflo 4 feet 4 bank 2 Sewa

    4 Lighting Blonde 5 Sewa

    5 Lighting Red Head 2 Sewa

    6 Lighting ARRI 300 W 2 Sewa

    7 C stand 5 Sewa

    8 Headphone Philips 1 Milik Sendiri

    9 Boom Mic Sennheiser 1 Sewa

    10 Monitor LG 1 Sewa

    11 Perleng 20 Sewa

    12 Sandbag 18 Sewa

    13 Alligator Clamp 4

  • 8/17/2019 Paper TA.pdf

    67/349

    22

    EQUIPMENT LIST ( CHECK LIST HARIAN )

    Production Company: BSI Produser : Diah Ayu

    Project Title : Desersi Director : Farid Irawan

    Hari dan Tanggal : Sabtu, 26 Mei 2012 Technical Director :

    No Nama Seri Jumlah Keterangan

    1 Kamera Sony EX3 1 Sewa

    2Equipment for

    CameraJib Crane 1 Sewa

    3 Lighting Kinoflo 4 feet 4 bank 2 Sewa

    4 Lighting Blonde 5 Sewa

    5 Lighting Red Head 2 Sewa

    6 Lighting ARRI 300 W 2 Sewa

    7 C stand 5 Sewa

    8 Headphone Philips 1 Milik Sendiri9 Boom Mic Sennheiser 1 Sewa

    10 Monitor LG 1 Sewa

    11 Perleng 20 Sewa

    12 Sandbag 18 Sewa

    13 Alligator Clamp 4

  • 8/17/2019 Paper TA.pdf

    68/349

    23

    EQUIPMENT LIST ( CHECK LIST HARIAN )

    Production Company: BSI Produser : Diah Ayu

    Project Title : Desersi Director : Farid Irawan

    Hari dan Tanggal : Minggu, 27 Mei 2012 Technical Director :

    No Nama Seri Jumlah Keterangan

    1 Kamera Sony EX3 1 Sewa

    2Equipment for

    CameraDolly Track 1 Sewa

    3 Lighting Kinoflo 4 feet 4 bank 2 Sewa

    4 Lighting Blonde 5 Sewa

    5 Lighting Red Head 2 Sewa

    6 Lighting ARRI 300 W 2 Sewa

    7 C stand 5 Sewa

    8 Headphone Philips 1 Milik Sendiri9 Boom Mic Sennheiser 1 Sewa

    10 Monitor LG 1 Sewa

    11 Perleng 20 Sewa

    12 Sandbag 18 Sewa

    13 Alligator Clamp 4

  • 8/17/2019 Paper TA.pdf

    69/349

    24

    EQUIPMENT LIST ( CHECK LIST HARIAN )

    Production Company: BSI Produser : Diah Ayu

    Project Title : Desersi Director : Farid Irawan

    Hari dan Tanggal : Senin, 28 Mei 2012 Technical Director :

    No Nama Seri Jumlah Keterangan

    1 Kamera Sony EX3 1 Sewa

    2 Lighting Kinoflo 4 feet 4 bank 2 Sewa

    3 Lighting Blonde 5 Sewa

    4 Lighting Red Head 2 Sewa

    5 Lighting ARRI 300 W 2 Sewa

    6 C stand 5 Sewa

    7 Headphone Philips 1 Milik Sendiri

    8 Boom Mic Sennheiser 1 Sewa

    9 Monitor LG 1 Sewa10 Perleng 20 Sewa

    11 Sandbag 18 Sewa

    12 Alligator Clamp 4 Sewa

  • 8/17/2019 Paper TA.pdf

    70/349

    25

    EQUIPMENT LIST ( CHECK LIST HARIAN )

    Production Company: BSI Produser : Diah Ayu

    Project Title : Desersi Director : Farid Irawan

    Hari dan Tanggal : Selasa, 29 Mei 2012 Technical Director :

    No Nama Seri Jumlah Keterangan

    1 Kamera Sony EX3 1 Sewa

    2Equipment for

    CameraDolly Track 1 Sewa

    3 Lighting Kinoflo 4 feet 4 bank 2 Sewa

    4 Lighting Blonde 5 Sewa

    5 Lighting Red Head 2 Sewa

    6 Lighting ARRI 300 W 2 Sewa

    7 C stand 5 Sewa

    8 Headphone Philips 1 Milik Sendiri9 Boom Mic Sennheiser 1 Sewa

    10 Monitor LG 1 Sewa

    11 Perleng 20 Sewa

    12 Sandbag 18 Sewa

    13 Alligator Clamp 4 Sewa

  • 8/17/2019 Paper TA.pdf

    71/349

    26

    EQUIPMENT LIST ( CHECK LIST HARIAN )

    Production Company: BSI Produser : Diah Ayu

    Project Title : Desersi Director : Farid Irawan

    Hari dan Tanggal : Kamis, 7 Juni 2012 Technical Director :

    No Nama Seri Jumlah Keterangan

    1 Kamera Sony EX3 1 Sewa

    2 Apple Box 1 Sewa

    3 Lighting Kinoflo 4 feet 4 bank 2 Sewa

    4 Lighting Blonde 3 Sewa

    5 Lighting Red Head 2