paper holografi
DESCRIPTION
optikaTRANSCRIPT
HOLOGRAFI
Paper ini dibuat guna melengkapi tugas matakuliah Optika
Dosen pengampu:
Dr. Sarwi,M.Pd
Dra. Siti Khanafiyah,M.Pd
Disusun oleh :
Sukur Kusuma Tama ( 4211410006 )
Sri Utami ( 4211410007 )
Eris Mulyaningsih ( 4211410015 )
Yulianti Suryaningsih ( 4211410027 )
Muh. Afis Nur Said ( 4211410029 )
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2012 / 2013
A. SEJARAH
Pada tahun 1940-an, Dr. Dennis Gabor, seorang fisikawan Hongaria, menemukan
teknik holografi. Berkat penemuannya tersebut, ia dianugerahi penghargaan Nobel pada
tahun 1971. Hasil temuaannya menjadikan ia sebagai perintis, bapak, dan sekaligus
pencipta holografi. Sayangnya, perkembangan bidang ini berjalan lambat hingga tahun
1960-an. Akhirnya, perkembangan holografi mulai bergerak lagi dengan adanya
perkembangan teknologi laser.
B. HOLOGRAM
Hologram adalah produk dari teknologi holografi. Hologram terbentuk dari
perpaduan dua sinar cahaya yang koheren dan dalam bentuk mikroskopik. Hologram
bertindak sebagai gudang informasi optik. Informasi-informasi optik itu kemudian akan
membentuk suatu gambar, pemandangan, atau adegan.
Hologram merupakan jelmaan dari gudang informasi (information storage) yang
mutakhir. Kelebihan hologram ialah ia mampu menyimpan informasi, yang di dalamnya
memuat objek-objek 3 dimensi (3D). Tidak hanya objek-objek yang biasa terdapat di foto
atau gambar pada umumnya. Hal itu disebabkan prinsip kerja hologram tidak
sesederhana lensa fotografi. Hologram menggunakan prinsip-
prinsip difraksi dan interferensi, yang merupakan bagian dari fenomena gelombang.
Gambar 1. Proses Holografi
C. KARAKTERISTIK HOLOGRAM
Hologram, memiliki karakteristik yang unik. Beberapa diantaranya yaitu:
1. Cahaya, yang sampai ke mata pengamat, yang berasal dari gambar yang
direkonstruksi dari sebuah hologram adalah sama dengan yang apabila berasal dari
objek aslinya. Seseorang, dalam melihat gambar hologram, dapat melihat
kedalaman, paralaks, dan berbagai perspektif berbeda seperti yang ada pada skema
pemandangan yang sebenarnya.
2. Hologram dari suatu objek yang tersebar dapat direkonstruksi dari bagian kecil
hologram. jika sebuah hologram pecah berkeping-keping, masing-masing bagian
dapat digunakan untuk mereproduksi lagi keseluruhan gambar. Walau bagaimanapun,
penyusutan dari ukuran hologram, dapat menyebabkan penurunan perspektif dari
gambar, resolusi, dan tingkat kecerahan dari gambar.
3. Dari sebuah hologram dapat direkonstruksi dua jenis gambar, biasanya gambar nyata
(pseudoscopic) dan gambar maya (orthoscopic)
4. Sebuah hologram tabung dapat memberikan pandangan 360 derajat dari objek
5. Lebih dari satu gambar independen yang dapat disimpan dalam satu
pelat fotografi yang sama yang dapat dilihat dari satu per satu dalam satu kesempatan.
D. PENYIMPANGAN HOLOGRAM
Hologram dapat menderita penyimpangan yang disebabkan oleh konstruksi satu
ke rekonstruksi berikutnya serta oleh ketidaksesuaian referensi dan rekonstruksi sinar.
Penyimpangan pada hologram kromatik dan nonkromatik, keduanya sama-sama
merupakan penyimpangan yang serius walaupun hanya sebuah penyimpangan
dari geometri perekaman yang ada pada rekonstruksi geometri.
E. GAMBAR ORTHOSCOPIC DAN PSEUDOSCOPIC
Sebuah hologram dapat merekonstruksi dua gambar, yang nyata dan maya
(replika dari objek). Namun, dua gambar tersebut terbedakan dalam tampilannya di mata
pengamat. Gambar maya diproduksi dengan posisi yang sama dengan objek dan memiliki
tampilan yang sama pada kedalaman dan paralaks dengan objek tiga dimensi yang
sebenarnya. Gambar maya terlihat seolah-olah pengamat melihat objek asli melalui
jendela yang ditentukan oleh ukuran dari hologram. Gambar tersebut dikenal sebagai
gambar orthoscopic Gambar nyata, juga terbentuk dengan jarak yang sama dari
hologram, tapi berada didepannya serta kedalaman gambarnya terbalik. Hal ini
disebabkan oleh fakta bahwa titik-titik yang bersesuaian pada kedua gambar (nyata dan
maya) terletak pada jarak yang sama dari hologram. Gambar nyata ini dikenal sebagai
pseudoscopic. Gambar ini sangat tidak nyaman untuk dilihat karena memang kita tidak
terbiasa melihat gambar terbalik dalam kehidupan normal. Gambar tersebut tidak dapat
diubah dengan tekni-teknik optika sampai baru-baru ini. Kini, sudah memungkinkan
untuk mengkonjugasikan muka gelombang dengan menggunakan teknik konjugasi fase
optik. Gelombang muka ini memiliki aplikasi yang potensial dalam mengoreksi efek dari
penyimpangan media pada pencitraan optik.
Gambar 2. Gambar orthoscopic dan pseudoscopic
Sebuah hologram yang terekam oleh lensa atau sebuah cermin cekung, dapat
menghasilkan sebuah bayangan nyata orthoscopic dari objek. Bayangan nyata
orthoscopic dari objek ini juga dapat diciptakan dengan cara merekam dua hologram
secara berturut-turut. Tahap pertama, hologram utama direkam dengan menggunakan
sinar acuan. Hologram ini, saat direkonstruksi oleh sinar, menghasilkan sebuah gambar
maya dan gambar nyata dengan pembesaran unit. Kemudian, hologram ini direkam
dengan menggunakan gambar nyata dari hologram utama sebagai sinar objek. Pada saat
hologram ini sudah terekonstruksi, akan menghasilkan bayangan maya pseudoscopic dan
bayangan nyata orthoscopic.
F. KLASIFIKASI HOLOGRAM
Hologram, dapat diklasifikasikan dalam beberapa cara tergantung pada ketebalan,
metode perekaman, metode rekonstruksi dan lain sebagainya.
1. Klasifikasi berdasarkan amplitudo dan fase hologram
Sebuah hologram, tipe penyerapannya ada yang menghasilkan perubahan
pada amplitudo dari sinar rekonstruksinya. Jenis fase dari hologram ini menghasilkan
fase perubahan pada sinar rekonstruksi dikarenakan variasi dari indeks bias atau
ketebalan dari medium. Fase hologram, memiliki keuntungan lebih daripada
amplitudo hologram dalam hal pemborosan energi di dalam medium hologram serta
efisiensi penguraian yang lebih tinggi. Hologram yang direkam dalam emulsi
fotografik mengubah baik amplitudo dan fase dari menerangi gelombang. Bentuk dari
rencana kerangka perekaman ini tergantung dari fase relatif dari pencampuran sinar.
Akibatnya, gelombang yang terekonstruksi terefleksi ke hologram yang sesuai dengan
kepadatan perak yang tersimpan dengan variasi amplitudonya sebanding dengan
amlpitudo dari objek. Demikian pula dengan fase gelombang rekonstruksi, yang
dimodulasikan sebanding dengan fase dari gelombang objek. Jadi, baik amplitudo dan
fase dari gelombang objek merupakan reproduksi.
2. Klasifikasi berdasarkan ketebalan hologram
Hologram bisa berbentuk tipis (bidang) atau tebal (isi). Sebuah parameter Q
dapat digunakan untuk membedakan antara hologram tipis dan tebal. Sebuah
hologram dapat dikatakan tipis apabila Q < 1. Hal ini telah dibuktikan bahwa
hologram tipis yang ditambah dengan teori gelombang berlaku untuk nilai Q urutan 1.
Jadi, kriteria dari Q tidak selalu cukup. Sebuah hologram mungkin juga disebut tipis
jika emulsi ketebalannya lebih rendah dari jarak tepi. Hologram seperti ini
menghasilkan beberapa ketentuan (i) ketentuan 0 jika sinar acuan ditransmisikan
secara langsung, (ii) ketentuan 1 jika penyebaran menghasilkan bayangan maya, (iii)
ketentuan -1 jika penyebaran sama dengan intensitas untuk ketentuan 1 menghasilkan
gambar konjugasi dan (iv) lebih besar dari 1 jika ada penurunan intensitas.
Sebuah hologram yang bervolume (tebal) dapat dikatakan sebagai superposisi
dari tiga dimensi rekaman terukur pada kedalaman dari emulsi menurut hukum
Bragg. Rencana pengukuran pada volume hologram menghasilkan perubahan
maksimal pada indeks bias dan atau indeks penyerapan. Kesimpulan dari hukum
Bragg adalah volume hologram merekonstruksi bayangan maya pada posisi asli dari
objek jika sinar rekonstruksi bertepatan dengan sinar acuan. Namun, bagaimanapun
juga gambar konjugasi dan ketentuan penyebaran yang lebih tinggi tidak termasuk
disini.
G. PROSES PEREKAMAN HOLOGRAM
Holografi, sering disalah konsepsikan sebagai 3D fotografi. Analogi yang lebih
baik adalah rekaman suara di mana bidang bunyi dikodekan sedemikian rupa agar di
kemudian hari dapat direproduksikan. Dalam holografi, sebagian dari sinar yang tersebar
dari objek atau sekumpulan objek jatuh di atas media perekam. Sinar kedua, yang dikenal
sebagai sinar acuan, juga menerangi media perekam sehingga terjadi gangguan antara
kedua sinar tersebut. Hasil dari bidang cahaya tersebut adalah sebuah pola acak dengan
intensitas yang bervariasi yang disebut hologram. Dapat ditunjukkan bahwa jika
hologram diterangi oleh sinar acuan asli, sebuah bidang cahaya terdifraksi oleh sinar
acuan yang mana identik dengan bidang cahaya yang disebarkan oleh objek atau objek-
objek. Dengan demikian, seseorang yang memandang ke hologram tetap dapat ‘melihat’
objek walaupun objek tersebut mungkin sudah tidak ada lagi. Berbagai variasi bahan
rekaman yang juga dapat digunakan, termasuk Variasi Film fotografis.
H. PEMBUATAN HOLOGRAM
Hologram refleksi dapat dibuat dengan jalan menjadikan interferensi antara berkas acuan
dan berkas obyek pada pelat film. Obyek disinari dengan laser yang hamburannya
dikenakan tepat pada media perekam, berkas cahaya ini disebut berkas cahaya obyek Uo
Uo = Ao Exp i Φo ( y, z ) ( h.1 )
Selain menerima berkas dari obyek, media perekam disinari
juga dengan berkas ~ahaya acuan Ur
Ur = Ar Exp i Φr ( y, z ) ( h.2 )
Gambar 3. Jalannya berkas cahaya pada media perekam
Gambar 4. Pembuatan Hologram
Untuk membuat sebuah hologram seperti gambar.3 maka :
sinar laser diarahkan pada sebuah pembagi (beam splitter) yang membaginya menjadi
dua bagian, sinar 1 dan sinar 2
Sinar 1 merupakan acuan sedangkan sinar 2 merupakan sinar yang nantinya
diarahkan ke objek yang akan dibuat hologramnya
Sinar 1 dipantulkan pada cermin yang mengarahkan ke lensa pada film.
Sinar 2 juga dipantulkan pada cermin yang mengarah ke lensa obyek.
Kedua sinar diperluas dengan lensa sehingga cahaya merata pada objek dan film.
Cahaya yang dipantulkan objek ke film membentuk sebuah pola menghasilkan
gelombang yang rumit yang berisi informasi tentang lokasi, ukuran, dan bentuk objek
yang akan direkam Oleh Film.
I. KEUNGGULAN HOLOGRAM
Seperti yang telah dikatakan sebelumnya, kapabilitas hologram melebihi
kapabilitas media penyimpanan lainnya. Salah satunya ialah, hologram dapat
merekam intensitas cahaya. Dengan kata lain, hologram memiliki informasi tambahan
baru dibandingkan media lain.
Secara otomatis dengan adanya rekaman intensitas cahaya, hologram pun mampu
untuk memperlihatkan kedalaman (depth). Ketika seseorang melihat ke arah sebuah
pohon, ia menggunakan matanya untuk menangkap cahaya dari objek itu. Setelah itu,
informasi diolah untuk memperoleh makna mengenai objek tadi. Prinsip ini hampir sama
dengan hologram. Hologram menjadi cara yang nyaman untuk menciptakan kembali
gelombang cahaya yang sama, yang berasal dari objek yang sebenarnya.
Kemampuan ini sangat menakjubkan. Objek terasa nyata dan hidup dan ia akan
terlihat seolah-olah akan ”melompat” dari gambar (scene). Jika pada sebuah foto standar,
pemandangan diambil dari satu perspektif saja, maka hologram mematahkan batasan itu.
Hologram mampu untuk melihat suatu objek dari berbagai perspektif.
J. APLIKASI HOLOGRAFI
Aplikasi teknik holografi telah tersebar ke berbagai aspek kehidupan. Holografi
memudahkan manusia dalam mengabadikan karya-karya seni dan benda-benda
peninggalan sejarah, pembuatan iklan dan film, dan lain sebagainya. Selain itu, aplikasi
holografi lain ialah holographic interferometry, holographic optical element (HOE),
dan holographic memory.
1. Holographic interferometry
Holographic interferometry adalah aplikasi dari teknologi holografi yang
memungkinkan kita untuk membuat replika atau tiruan visual suatu benda, beserta
efeknya. Dengan teknik ini, objek akan mengalami dua kali pencahayaan. Sehingga
visualisasi suatu benda dapat bervariasi.
Pada proses pencahayaan yang pertama, objek harus dalam keadaan diam, tidak
boleh bergerak. Pada proses pencahayaan yang kedua, objek tadi menjadi subjek untuk
memberikan bentuk-betuk fisik sesuai dengan wujud asli objek tersebut. Kemudian
sepanjang proses tadi, hologram akan melukiskan sejumlah garis, baik garis tepi maupun
garis diagonal yang melewati objek. Garis-garis itu kemudian akan menjelma menjadi
garis-garis kontur serupa pada sebuah peta. Peta visual ini sangat bergantung pada garis
tepi, sebab garis tepi lah yang memberi bentuk-bentuk fisik. Bila terjadi kesalahan pada
proses yang pertama, maka hal itu akan mempengaruhi pembuatan peta visualnya.
Holographic interferometry terdiri atas tiga tipe, yaitu :
Frozen fringe
Life Fringe
Time averaged
Holographic interferometry sudah banyak digunakan di industri manufaktur.
Kegunaannya ialah untuk menginpeksi kerusakan atau kegagalan pada produk.
Subjeknya ialah logam dan bahan nonlogam. Material ini digunakan untuk menguji
adanya kemungkinan-kemungkinan kerusakan.
2. Holographic optical element (HOE)
Holographic optical element ialah salah satu jenis dari elemen optis difraktif.
HOE dapat mengganti suatu sistem optik dengan komponen optik ganda, seperti lensa,
kaca, [beam splitters], dan prisma. HOE sangat bermanfaat bila terjadi ketidaksesuaian
dan ketidakseimbangan komponen optik suatu benda.
Kini hadir teknologi DOE (Diffractive Optical Element) sebagai kelanjutan dari
HOE. Pada DOE, gelombang cahaya yang datang tidak lagi dibengkokan, melainkan
dipecah menjadi puluhan, ratusan, atau bahkan ribuan gelombang. Gelombang-
gelombang tadi nantinya akan meyatu kembali dan membentuk sebuah gelombang
lengkap yang baru.
Aplikasi HOE dan DOE antara lain sebagai berikut :
Sistem komunikasi dengan media optik
CD (compact disk) (cakram kompak)
Aplikasi-aplikasi arsitektural (seni bangunan)
Finger print sensor (sensor sidik jari)
Proses pengolahan informasi
3. Holographic memory
Perkembangan teknologi holografi turut merambah ke sistem penyimpanan data.
Hal ini dimaksudkan untuk menciptakan media penyimpanan data dengan kapasitas yang
lebih besar. Media-media penyimpanan yang mengadopsi prinsip-prinsip holografis
disebut dengan holographic memory.
Pada dasarnya, teknologi holographic memory memanfaatkan cahaya untuk
menyimpan dan membaca kembali data atau informasi. Sinar Laser (singkatan dari Light
Amplification by Stimulated Emission of Radiation) yang bersifat monokromatik dan
koheren dilewatkan pada sebuah alat yang disebut ‘beam splitter’. Splitter ini ‘memecah’
sinar LASER menjadi dua, yang pertama disebut sinar sinyal atau sinar tujuan, yang
kedua disebut sinar acuan. Disebut sinar tujuan karena sinar ini membawa kode informasi
atau obyek yang akan disimpan. Disebut sinar acuan karena merupakan sinar yang
dirancang sedemikian rupa, sehingga mudah dan sederhana untuk direproduksi karena
digunakan sebagai referensi.
Salah satu contoh dari holographic memory ialah kepingan holografis. Para
peneliti tengah berusaha mengembangkan kepingan (CD) yang memiliki muatan
penyimpanan holografis, sehingga dapat menyimpan informasi dengan ukuran terabit.
Hal ini dikarenakan pengepakan data menjadi lebih mapat dibandingkan teknologi optis
konvensional seperti yang digunakan pada DVD dan Blu-Ray. Bayangkan satu keping
cakram optis, dengan ketebalan cakram 1,5mm, mampu menyimpan data sebesar 200
GB.
Holographic memory memiliki beberapa keunggulan dibandingkan media penyimpanan
lain, antara lain sebagai berikut :
Holographic memory dapat menyimpan data 2 dimensi, 3 dimensi, dan juga data
digital.
Kapasitas penyimpanan data lebih besar, dapat mencapai 27 kali lebih besar dari
kapasitas DVD yang kita pakai saat ini.
Proses pembacaan data lebih cepat, yakni 25 kali lebih cepat daripada DVD.
DAFTAR PUSTAKA
Sigit Hariyanto. Teknik Pembuatan Hologram Refleksi Dengan Menggunakan Foton Panjang
Gelombang 6328 °A. Yogyakarta
Adnan . Holografi. Fakultas Elektro Dan Komunikasi Institut Teknologi Telkom