paper geolistrik.docx
TRANSCRIPT
-
5/19/2018 Paper Geolistrik.docx
1/14
PAPER
GEOFISIKA
ACARA : METODE GEOLISTRIK
Disusun Oleh:
Adi Dwi Nur Muharam
21100111120013
LABORATORIUM GEOFISIKA
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI
FAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
MEI 2013
-
5/19/2018 Paper Geolistrik.docx
2/14
1
BAB I
ISI
1.1. Metode Geolistrik
Penggunaan geolistrik pertama kali dilakukan oleh Conrad
Schlumberger pada tahun 1912. Geolistrik merupakan salah satu metoda
geofisika untuk mengetahui perubahan tahanan jenis lapisan batuan di bawah
permukaan tanah dengan cara mengalirkan arus listrik DC (Direct Current)
yang mempunyai tegangan tinggi ke dalam tanah. Injeksi arus listrik ini
menggunakan 2 buah Elektroda Arus A dan B yang ditancapkan ke dalam
tanah dengan jarak tertentu. Semakin panjang jarak elektroda AB akan
menyebabkan aliran arus listrik bisa menembus lapisan batuan lebih dalam.
Dengan adanya aliran arus listrik tersebut maka akan menimbulkan
tegangan listrik di dalam tanah. Tegangan listrik yang terjadi di permukaan
tanah diukur dengan penggunakan multimeter yang terhubung melalui 2
buah Elektroda Tegangan M dan N yang jaraknya lebih pendek dari padajarak elektroda AB. Bila posisi jarak elektroda AB diubah menjadi lebih besar
maka tegangan listrik yang terjadi pada elektroda MN ikut berubah sesuai
dengan informasi jenis batuan yang ikut terinjeksi arus listrik pada kedalaman
yang lebih besar.
Dengan asumsi bahwa kedalaman lapisan batuan yang bisa ditembus
oleh arus listrik ini sama dengan separuh dari jarak AB yang biasa disebut
AB/2 (bila digunakan arus listrik DC murni), maka diperkirakan pengaruh
dari injeksi aliran arus listrik ini berbentuk setengah bola dengan jari-jari
AB/2.
-
5/19/2018 Paper Geolistrik.docx
3/14
2
1.2. Cara Kerja Metode Geolistrik
Umumnya metoda geolistrik yang sering digunakan adalah yang
menggunakan 4 buah elektroda yang terletak dalamsatu garis lurus serta
simetris terhadap titik tengah, yaitu 2 buah elektroda arus (AB) di bagian luar
dan 2 buah elektroda ntegangan (MN) di bagian dalam.
Kombinasi dari jarak AB/2, jarak MN/2, besarnya arus listrik yang
dialirkan serta tegangan listrik yang terjadi akan didapat suatu harga tahanan
jenis semu (Apparent Resistivity). Disebut tahanan jenis semu karena
tahanan jenis yang terhitung tersebut merupakan gabungan dari banyak
lapisan batuan di bawah permukaan yang dilalui arus listrik.
Bila satu set hasil pengukuran tahanan jenis semu dari jarak AB
terpendek sampai yang terpanjang tersebut digambarkan pada grafik
logaritma ganda dengan jarak AB/2 sebagai sumbu-X dan tahanan jenis semu
sebagai sumbu Y, maka akan didapat suatu bentuk kurva data geolistrik. Dari
kurva data tersebut bisa dihitung dan diduga sifat lapisan batuan di bawah
permukaan.
http://ptbudie.files.wordpress.com/2010/12/cara-kerja-metode-geolistrik.jpg -
5/19/2018 Paper Geolistrik.docx
4/14
3
1.3. Kegunaan Geolistrik
Mengetahui karakteristik lapisan batuan bawah permukaan sampai
kedalaman sekitar 300 m sangat berguna untuk mengetahui kemungkinan
adanya lapisan akifer yaitu lapisan batuan yang merupakan lapisan pembawa
air. Umumnya yang dicari adalah confined aquifer yaitu lapisan akifer yang
diapit oleh lapisan batuan kedap air (misalnya lapisan lempung) pada bagian
bawah dan bagian atas. Confined akifer ini mempunyai recharge yang
relatif jauh, sehingga ketersediaan air tanah di bawah titik bor tidak
terpengaruh oleh perubahan cuaca setempat.
Geolistrik ini bisa untuk mendeteksi adanya lapisan tambang yang
mempunyai kontras resistivitas dengan lapisan batuan pada bagian atas dan
bawahnya. Bisa juga untuk mengetahui perkiraan kedalaman bedrock untuk
fondasi bangunan.
Metoda geolistrik juga bisa untuk menduga adanya panas bumi
(geotermal) di bawah permukaan. Hanya saja metoda ini merupakan salah
satu metoda bantu dari metoda geofisika yang lain untuk mengetahui secara
pasti keberadaan sumber panas bumi di bawah permukaan.
1.4. Konfigurasi
Metoda geolistrik terdiri dari beberapa konfigurasi, misalnya yang ke 4
buah elektrodanya terletak dalam satu garis lurus dengan posisi elektroda AB
dan MN yang simetris terhadap titik pusat pada kedua sisi yaitu konfigurasi
Wenner dan Schlumberger. Setiap konfigurasi mempunyai metoda
perhitungan tersendiri untuk mengetahui nilai ketebalan dan tahanan jenis
batuan di bawah permukaan. Metoda geolistrik konfigurasi Schlumberger
merupakan metoda favorit yang banyak digunakan untuk mengetahui
karakteristik lapisan batuan bawah permukaan dengan biaya survei yang
relatif murah.
Umumnya lapisan batuan tidak mempunyai sifat homogen sempurna,
seperti yang dipersyaratkan pada pengukuran geolistrik. Untuk posisi lapisan
batuan yang terletak dekat dengan permukaan tanah akan sangat berpengaruh
-
5/19/2018 Paper Geolistrik.docx
5/14
4
terhadap hasil pengukuran tegangan dan ini akan membuat data geolistrik
menjadi menyimpang dari nilai sebenarnya. Yang dapat mempengaruhi
homogenitas lapisan batuan adalah fragmen batuan lain yang menyisip pada
lapisan, faktor ketidakseragaman dari pelapukan batuan induk, material yang
terkandung pada jalan, genangan air setempat, perpipaan dari bahan logam
yang bisa menghantar arus listrik, pagar kawat yang terhubung ke tanah
dsbnya.
Spontaneous Potential yaitu tegangan listrik alami yang umumnya
terdapat pada lapisan batuan disebabkan oleh adanya larutan penghantar yang
secara kimiawi menimbulkan perbedaan tegangan pada mineral-mineral dari
lapisan batuan yang berbeda juga akan menyebabkan ketidak-homogenan
lapisan batuan. Perbedaan tegangan listrik ini umumnya relatif kecil, tetapi
bila digunakan konfigurasi Schlumberger dengan jarak elektroda AB yang
panjang dan jarak MN yang relatif pendek, maka ada kemungkinan tegangan
listrik alami tersebut ikut menyumbang pada hasil pengukuran tegangan
listrik pada elektroda MN, sehingga data yang terukur menjadi kurang benar.
Untuk mengatasi adanya tegangan listrik alami ini hendaknya sebelum
dilakukan pengaliran arus listrik, multimeter diset pada tegangan listrik alami
tersebut dan kedudukan awal dari multimeter dibuat menjadi nol. Dengan
demikian alat ukur multimeter akan menunjukkan tegangan listrik yang
benar-benar diakibatkan oleh pengiriman arus pada elektroda AB. Multimeter
yang mempunyai fasilitas seperti ini hanya terdapat pada multimeter dengan
akurasi tinggi.
1.4.1. Konfigurasi Wenner
Keunggulan dari konfigurasi Wenner ini adalah ketelitian
pembacaan tegangan pada elektroda MN lebih baik dengan angka yang
relatif besar karena elektroda MN yang relatif dekat dengan elektroda
http://ptbudie.files.wordpress.com/2010/12/konfigurasi-wenner.jpg -
5/19/2018 Paper Geolistrik.docx
6/14
5
AB. Disini bisa digunakan alat ukur multimeter dengan impedansi yang
relatif lebih kecil.
Sedangkan kelemahannya adalah tidak bisa mendeteksi
homogenitas batuan di dekat permukaan yang bisa berpengaruh
terhadap hasil perhitungan. Data yang didapat dari cara konfigurasi
Wenner, sangat sulit untuk menghilangkan factor non homogenitas
batuan, sehingga hasil perhitungan menjadi kurang akurat.
1.4.2. Konfigurasi Schlumberger
Pada konfigurasi Schlumberger idealnya jarak MN dibuat sekecil-
kecilnya, sehingga jarak MN secara teoritis tidak berubah. Tetapi
karena keterbatasan kepekaan alat ukur, maka ketika jarak AB sudah
relatif besar maka jarak MN hendaknya dirubah. Perubahan jarak MN
hendaknya tidak lebih besar dari 1/5 jarak AB.
Kelemahan dari konfigurasi Schlumberger ini adalah pembacaan
tegangan pada elektroda MN adalah lebih kecil terutama ketika jarak
AB yang relatif jauh, sehingga diperlukan alat ukur multimeter yang
mempunyai karakteristik high impedance dengan akurasi tinggi yaitu
yang bisa mendisplay tegangan minimal 4 digit atau 2 digit di belakang
koma. Atau dengan cara lain diperlukan peralatan pengirim arus yang
mempunyai tegangan listrik DC yang sangat tinggi.
Sedangkan keunggulan konfigurasi Schlumberger ini adalah
kemampuan untuk mendeteksi adanya non-homogenitas lapisan batuan
pada permukaan, yaitu dengan membandingkan nilai resistivitas semu
ketika terjadi perubahan jarak elektroda MN/2.
Agar pembacaan tegangan pada elektroda MN bisa dipercaya,
maka ketika jarak AB relatif besar hendaknya jarak elektroda MN juga
diperbesar. Pertimbangan perubahan jarak elektroda MN terhadap jarak
http://ptbudie.files.wordpress.com/2010/12/konfigurasi-schlumberger.jpg -
5/19/2018 Paper Geolistrik.docx
7/14
6
elektroda AB yaitu ketika pembacaan tegangan listrik pada multimeter
sudah demikian kecil, misalnya 1.0 milliVolt.
Umumnya perubahan jarak MN bisa dilakukan bila telah tercapai
perbandingan antara jarak MN berbanding jarak AB = 1 : 20.
Perbandingan yang lebih kecil misalnya 1 : 50 bisa dilakukan bila
mempunyai alat utama pengirim arus yang mempunyai keluaran
tegangan listrik DC sangat besar, katakanlah 1000 Volt atau lebih,
sehingga beda tegangan yang terukur pada elektroda MN tidak lebih
kecil dari 1.0 milliVolt.
Parameter yang diukur :
1. Jarak antara stasiun dengan elektroda-elektroda (AB/2 dan MN/2)
2. Arus (I)
3.
Beda Potensial ( V)
Parameter yang dihitung :
1. Tahanan jenis (R)
2. Faktor geometrik (K)
3.
Tahanan jenis semu ( )
Cara intepretasi Schlumbergeradalah dengan metode penyamaan
kuva (kurva matching). Ada 3 (tiga) macam kurva yang perlu
diperhatikan dalam intepretasi Schlumberger dengan metode
penyamaan kurva, yaitu :
Kurva Baku
Kurva Bantu, terdiri dari tipe H, A, K dan Q
Kurva Lapangan
http://ptbudie.files.wordpress.com/2010/12/rumus.jpg -
5/19/2018 Paper Geolistrik.docx
8/14
7
Untuk mengetahui jenis kurva bantu yang akan dipakai, perlu
diketahui bentuk umum masing-masing kurva lapangannya.
Kurva bantu H, menunjukan harga minimum dan adanya variasi
3 lapisan dengan 1> 2< 3.
Kurva bantu A, menunjukkan pertambahan harga dan variasi
lapisan dengan 1< 2< 3.
Kurva bantu, K menunjukan harga maksimum dan variasi lapisan
dengan 1< 2> 3.
Kurva bantu Q, menunjukan penurunan harga yang seragam :
1> 2> 3
http://ptbudie.files.wordpress.com/2010/12/kurva-kurva-bantu-dalam-metode-penyamaan-kurva-schlumberger.jpg -
5/19/2018 Paper Geolistrik.docx
9/14
8
Alat-alat yang digunakan : kertas kalkir/mika plastik,
kertas double log, marker OHP.
Plot nilai AB/2 vs pada mika plastik diatasdouble log. AB/2
sebagai absis dan sebagai ordinat.
Buat kurva lapangan dari titik-titik tersebut secarasmooth(tidak
selalu harus melalui titik-titik tersebut, untuk itu perlu dilihat
penyebaran titik-titiknya secara keseluruhan).
Pilih kurva Bantu apa saja yang sesuai dengan setiap bentukan
kurva lapangan.
Letakkan kurva lapangan diatas kurva baku, cari nilai
P1merupakan kedudukan :
o d1,1 (kedalaman terukur, tahanan jenis terukur)
o d1 = kedalaman lapisan perama = sebagai absis
o 1= tahanan jenis lapisan pertama = sebagai ordinat
o Pindahlah kurva lapangan dan letakkan diatas tipe kurva
Bantu pertama yang telah ditentukan. Tarik garis putus-putus
sesuai dengan harga 1/2pada kurva Bantu tersebut. Garis putus-putus
sebagai kurva Bantu ini merupakan tempat kedudukan P2.
Kembalikan kurva lapangan diatas kurva baku, geser kurva
lapangan berikutnya sedemikian sehingga kurva baku pertama
melalui pusat kurva baku. Tentukan nilai 3/2serta plot titik P2.
(catatan : posisi sumbu-sumbunya harus sejajar dengan sumbu-
sumbu pada kurva Bantu)
Dari P2dapat ditentukan d2, 2
Titik pusat P3, koordinat d3, 3 dan nilai kurva Bantu selanjutnya
dapat dicari dengan jalan yang sama.
1.5. Koreksi Kedalaman
Untuk titik-titik pusat (Pn) yang terletak pada kurva bantu tipe H, tidak
perlu dikoreksi.
Titik P pada kurva Bantu tipe A, K dan Q perlu dikoreksi.
-
5/19/2018 Paper Geolistrik.docx
10/14
9
Titik P1apapun kurvanya tidak perlu dikoreksi.
Titik P1, tidak perlu dikoreksi
Titik P2, tidak perlu dikoreksi karena terletakpada kurva Bantu tipe H
Titik P3dan P4, perlu dikoreks nilai d (kedalaman), karena terletak pada
kurva Bantu selain tipe H.
1.5.1. Cara Koreksi Kedalaman
Untuk titik P3 :
Letakkan/impitkan kembali mika plastik diatas kurva Bantu tipe A
(dengan nilai 4/3= 10) dengan pusat P2. baca nilai koreksi (sebagai n)
tepat pada titik P3(nilai absis dari kurva Bantu tersebut ditandai dengan
garis putus-putus). Kemudian dapat dicari ketebalan lapisan ke-3
dengan rumus :
H3= n.d2
Sehingga kedalaman lapisan ke-3 dapat dihitung dengan rumus:
D3= h3+ d2
Demikian juga untuk titik P4, dan seterusnya.
Jadi, dari hasil penyamaan kurva (curve matching) akan diperoleh data
sebagai berikut :
1. Koordinat Pn= (dn, n)
2.
Kn = n+1/n
http://ptbudie.files.wordpress.com/2010/12/contoh-kurva-bantu.jpg -
5/19/2018 Paper Geolistrik.docx
11/14
10
3.
Jenis Kurva Bantu
4. Nilai Koreksi Kedalaman (n)
Setelah diperoleh nilai-nilai dan d, kemudian dibuat penampang
tegaknya (berupa kolom) sesuai harga d-nya (menggunakan skala).
Selanjutnya dilakukan pendugaan unt interpretasi litologi penyusun
pada masing-masing lapisan berdasarkan nilai .
Penafsiran litologi ini akan semakin mendekati kebenaran apabila
kita memiliki data bawah permukaan seperti data dari sumur. Jika tidak
ada sumur, maka kita sebaiknya mengetahui geologi regional daerah
penelitian tersebut atau data yang diperoleh dari pengamatan geologi
daerah sekitar (untuk mengetahui variasi litologi).
Tabel 1. Nilai Resistivitas
Rock Resitivitas
Common rocks
Topsoil
Loose sand
Gravel
Clay
Weathered bedrock
Sandstone
Limestone
Greenstone
Gabbro
Granite
Basalt
Graphitic schist
Slates
Quartzite
Ore minerals
Pyrite (ores)
Common rocks
50100
5005000
100600
1100
1001000
2008000
50010 000
500200 000
100500 000
200100 000
200100 000
10500
500500 000
500800 000
Ore mineral
0.01100
-
5/19/2018 Paper Geolistrik.docx
12/14
11
Pyrrhotite
ChalcopyriteGalena
Sphalerite
Magnetite
Cassiterite
Hematite
0.0010.01
0.0050.10.001100
0.011 000 000
0.011000
0.00110 000
10001 000 000
Resistiviti es of common rocks and ore mineral s (ohm-metres) M il som Af ter Palacky, 1987
http://ptbudie.files.wordpress.com/2010/12/table-resistivities-of-common-rocks-and-ore.jpg -
5/19/2018 Paper Geolistrik.docx
13/14
12
Schlumberger Wenner
Keuntungan Kelemahan Keuntungan KelemahanHanya memindahkan 2
elektroda potensial
dalam akuisisi data,
sehingga waktu yang
diperlukan singkat
Semua elektroda
harus
dipindahkan
dalam akuisisi
data
Dibutuhkan
voltmeter yang
sangat sensitif,
karena jarak antara
elektroga arus dan
elektroda tegangan
yang jauh
Tidak
membutuhkan
voltmeter yang
sangat sensitif,
karena jarak
elektroda yang
berdekatan
Efek dari variasi lateral
dapat dikurangi karena
elektroda tegangan
yang tidak dipindahkan
Dapat terjadi
kesalahan
interpretasi
karena adanya
efek dari variasi
lateral
-
5/19/2018 Paper Geolistrik.docx
14/14
13
DAFTAR PUSTAKA
http://ptbudie.wordpress.com/2010/12/24/geolistrik/
(Diakses pada Hari Rabu, 29 Mei 2013 Pukul 20.00 WIB)
http://tambangunsri.blogspot.com/2013/01/metode-geolistrik.html
(Diakses pada Hari Rabu, 29 Mei 2013 Pukul 20.00 WIB)
http://ptbudie.wordpress.com/2010/12/24/geolistrik/http://tambangunsri.blogspot.com/2013/01/metode-geolistrik.htmlhttp://tambangunsri.blogspot.com/2013/01/metode-geolistrik.htmlhttp://ptbudie.wordpress.com/2010/12/24/geolistrik/