paper fisika modern ( experiment michelson-morley dan stellar abberation )
TRANSCRIPT
-
8/3/2019 Paper Fisika Modern ( Experiment Michelson-Morley dan Stellar Abberation )
1/3
PAPER AGUS DIAN PRATAMA
FISIKA MODERN Physics- 081013057
A. Eksperimen Michelson-Morley
Eksperimen Michelson-Morley merupakan eksperimen yang dirancang untukmendeteksi perubahan kecepatan cahaya yang dilakukan oleh Albert A. Michelson pada
tahun 1881 dengan dibantu oleh temannya Edward W. Morley.
Seorang fisikawan Belanda, Christian Huygens, mengusulkan bahwa medium yang
merambatkan cahaya adalah eter. Eter dianggap diam relatif terhadap bintang yang jauh,
sehingga tidak menimbulkan hambatan terhadap cahaya. Eksperimen yang telah
dilakukan oleh Michelson dan Morley telah terbukti bertentangan dengan hipotesis eter
yang diungkapkan oleh Christian Huygens.
Michelson dan Morley
menggunakan Interferometer untuk
mengukur kecepatan relatif eter
terhadap Bumi. Mereka melakukan
pengamatan dengan analogi
sederhana pada pendekatan fisika
klasik. Pendekatan tersebut
menganggap bahwa arah gerak
relatif eter terhadap bumi sebagai
arus air sungai dan arah gerak cahaya sebagai gerakan dua perahu (P dan Q) yang
masing-masing bergerak sejajar dan tegak lurus arus air.
Hasil perhitungan (dengan mengansumsikan bahwa kecepatan relatif eter terhadap Bumi
adalah v ) :
a. Waktu yang ditempuhPbolak-balik untuk tetap bergerak tegak lurus arus adalah:
Cermin (M1)
Cermin berlapisperak (M)
Cermin (M2)
Sumber
Cahaya
Detektor
Gambar 2 : Analogi
percobaan Michelson dan
Morley untuk menguji
kebenaran teori Eter.
Gambar 1 : Interferometer
http://www.newtonphysics.on.ca/http://www.newtonphysics.on.ca/ -
8/3/2019 Paper Fisika Modern ( Experiment Michelson-Morley dan Stellar Abberation )
2/3
b. Waktu yang diperlukan oleh Q untuk gerak bolak-balik sejajar arus adalah:
c. Perbandingan waktu tempuhPdan Q :
Pada percobaan MichelsonMorley sinar-sinar yang dipantulkan oleh cermin M1dan
M2pada interferometer akan ditangkap oleh detektor. Sinar-sinar tersebut membentuk
pola interferensi bergantung pada selisih jarak tempuh cahaya. Jika jarak yang ditempuhcahaya dari kedua cermin ke Madalah sama maka selisih fase gelombang cahaya yang
sampai adalah ctQ ctP. Jika jarak cermin M1 dan M2 ke cermin M adalah d, selisih
jaraknya menjadi:
Selisih jarak kedua sinar akan membentuk pola interferensi yang dapat dilihat pada
detektor.
Jika seluruh alat diputar 90o terhadap sumbu vertikal, arah kecepatan eter v tidak
berubah, tetapi sinar yang datang dari M1dan M2bertukar tempat. Hal ini menyebabkan
terjadinya selisih jarak antara kedua sinar tersebut dan seharusnya mengubah pergeseran
letak interferensi maksimum. Kenyataan dari hasil eksperimen ini adalah tidak pernah
ditemukan pergeseran letak interferensi maksimum. Berdasarkan hasil eksperimen ini
disimpulkan bahwa:
1. Teori eter alam gugur secara eksperimental.
2. Cahaya merambat ke segala arah dengan kecepatan sama, tidak tergantung pada gerak
pengamat.
B. Stellar Abberation (Penyimpangan Stellar/Bintang)
Penyimpangan Stellar dipaparkan oleh gerak relatif antara bintang dan pengamat
yang ada di Bumi. Berdasarkan prinsip keinvarian, Relativitas Einstein meramalkan
bahwa gerak absolut tidak ada. Oleh karena itu, seharusnya tidak ada perbedaan antarabintang yang memiliki kecepatan berkenaan dengan pengamat dan sebaliknya, seorang
-
8/3/2019 Paper Fisika Modern ( Experiment Michelson-Morley dan Stellar Abberation )
3/3
pengamat yang mempunyai suatu kecepatan berkenaan dengan bintang tersebut. Pada
kasus penyimpangan Stellar (bintang), prediksi ini muncul bertentangan dengan hasil
pengamatan. Hal ini menunjukkan bahwa penyimpangan bintang, dalam hal kecepatan
relatif tranversal antara bintang dan pengamat di Bumi harus diperbaiki. Karena hal
tersebut merupakan kekeliruan dalam penginterpretasian teori Relativitas Einstein.
Bintang (matahari) memancarkan cahaya ke segala arah. Bumi dan Teleskop bergerak
ke atas dengan kecepatan V. Teleskop tersebut harus membuat sebuah sudut dengan
arah yang nyata pada cahaya yang datang untuk mengumpulkan cahaya tersebut di
suatu titik fokus.
Letak bintang saat muncul di langit
tidak hanya berdasarkan pada koordinat
titik sumber yang diamati, tetapi juga
didasarkan pada kecepatan relatif
pengamat yang ada di Bumi.
PUSTAKA:
Krane, Kenneth S. Fisika Modern/Kenneth S. Krane terj. Penerjemah: Hans J. Wospakrik
Pendamping: Sofia Niksolihin. Cet.1. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia (UI-
Press), 1992
Siswanto, Sukaryadi.Kompetensi Fisika untuk SMA/MA. editor, Intan Maharani. Jakarta :
Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2009.
http://www.newtonphysics.on.ca/
ambar 1 :http://www.newtonphysics.on.ca/
http://www.newtonphysics.on.ca/
http://www.newtonphysics.on.ca/
http://www.newtonphysics.on.ca/http://www.newtonphysics.on.ca/http://www.newtonphysics.on.ca/http://www.newtonphysics.on.ca/http://www.newtonphysics.on.ca/http://www.newtonphysics.on.ca/http://www.newtonphysics.on.ca/http://www.newtonphysics.on.ca/http://www.newtonphysics.on.ca/http://www.newtonphysics.on.ca/