paper enron
DESCRIPTION
kasus enronTRANSCRIPT
PENDAHULUAN
Enron Corporation, sebuah perusahaan energi Amerika yang berbasis di Houston,Texas,
Amerika Serikat. Perusahaan ini didirikan oleh Kenneth Lay, seorang pengamat ekonomi dan
mantan wakil menteri pada Departemen Interior Amerika Serikat, yang membangun Enron di
tahun 1985 dengan melakukan penggabungan dua perusahaan gas alam yang memiliki sistem
pipanisasi terpadu. Singkatnya, perusahaan ini tumbuh dan besar menjadi sebuah perusahaan
ternama di Amerika Serikat yang dikenal oleh nyaris semua pengamat bisnis dan korporasi dunia
di akhir 1990-an dan awal millennium ketiga. Pada April 2001, Majalah Fortune kembali
menganugerahkan perusahaan terbesar ketujuh di Amerika Serikat saat itu sebagai perusahaan
paling inovatif di Amerika. Ini merupakan kali keenam secara berturut-turut Enron meraih
penghargaan dari media bergengsi dan terpopuler.
Namun ironisnya, pada 2 Desember 2001 atau delapan bulan setelahnya dianugerahkan
penganugerahan tersebut, Enron justru membukukan kebangkrutannya. Hal ini tentu saja
mengejutkan banyak pihak, mulai dari sesama pegiat korporasi, pemerintah, dan tentu saja para
akuntan. Bagi praktisi dan akademisi bidang akuntansi, kasus yang menimpa Enron barangkali
menjadi kecurangan akuntansi terbesar sepanjang abad 20, karena pembicaraan tentang
kebangkrutan dan kecurangan manajemen Enron selalu menjadi perbincangan yang hangat dan
menarik untuk didiskusikan.
Paper dan presentasi yang Kami sampaikan berikut merupakan review dan ulang kaji dari
kasus Enron. Namun, dalam kesempatan ini kami mencoba menyajikan dengan sedikit inovasi.
Penjelasan kasus Enron dalam paper ini lebih dikhususkan pada titik fokus etika seorang akuntan
dan menitikberatkan pada review beberapa transaksi Enron yang patut dipertanyakan pada SPEs
nya, yaitu Transaksi Chewco, LJM Partnership, dan Raptors seperti yang tertera di Buku
Bussiness and Professional Ethics for Accountant Chapter 2 halaman 92-105 dipadukan dengan
intisari dokumen publikasi dari William C. Power Jr, Raymond S, Troubh, dan Herbert S.
Winokur Jr pada 1 Februari 2002 yang berjudul “Report of Investigation by Special Investigative
Committee of The Board of Directors of Enron Corp”. Tiga hal tersebut lah yang menjadi titik
tolak perihal pembahasan etika profesi akuntan yang akan dibahas selanjutnya. Sebagai
penguatan, Kami juga menampilkan pembahasan mengenai ibrah kasus Enron dikaitkan dengan
1
kajian Islami berdasarkan ayat Al-Qur’an. Akhirnya, Kami berharap penyajian yang kami
bawakan menjadi bermanfaat bagi kita yang mengikutinya.
PEMBAHASAN
A. RINGKASAN UMUM KASUS ENRON
Kenneth Lay, seorang pengamat ekonomi dan mantan wakil menteri pada Departemen
Interior Amerika Serikat, membangun Enron di tahun 1985 dengan melakukan penggabungan
dua perusahaan gas alam yang memiliki sistem pipanisasi terpadu. Ketika bergabung bersama,
membentuk untuk pertama kalinya sistem nasional yang dapat mendistribusikan gas alam ke
pabrik-pabrik seluruh negeri. Lay mengembangkan perusahaannya dengan mendapatkan
pinjaman untuk membeli perusahaan lain, dan di tahun 1987 hutang yang dimiliki Enron sudah
sebesar 75% dari nilai pasar sahamnya, yang berakibat menciptakan masalah yang berlarut-larut
dalam perusahaan. Di tahun 1989, Lay mengangkat seorang profesional muda bergelar MBA
lulusan Harvard bernama Jeffrey Skilling untuk menjadi dewan pimpinan di Departemen
Keuangan Enron.
Pemerintah AS saat itu telah tidak mengatur bisnis energi dengan mencabut banyak
regulasi yang membuat harga energi tetap. Dengan mencabut peraturan itu, harga gas mulai
berfluktuasi secara lebar, membuat pasar gas alam menjadi sangat berisiko baik bagi pembeli
maupun penjual. Produsen gas skala kecil, terutama, mengalami kesulitan mendapatkan dana
untuk eksplorasi dan pengeboran karena pasar yang berisiko membuat penyandang dana lari.
Skilling datang dengan gagasan yang inovatif dengan menjadikan Enron sebagai makelar antara
pembeli dan penjual yang akan mengurangi risiko yang timbul akibat deregulasi dijalankan.
Enron akan menandatangani kontrak dengan penjual untuk membeli gas mereka sebanyak jumlah
yang telah ditentukan di masa yang akan datang pada harga yang pasti yang telah ditentukan juga
dan kemudian menandatangani kontrak dengan pembeli untuk menjual gas selama waktu tersebut
pada harga yang sama, ditambah keuntungan untuk Enron. Karena kontrak jangka panjang ini
membuat harga tetap untuk beberapa tahun, mereka menghilangkan risiko baik untuk pembeli
dan penjual, sehingga kedua kelompok mulai bertransaksi dengan Enron dan Enron segera
menjadi perusahaan terdepan dalam bisnis perdagangan energi yang menguntungkan. Skilling
membentuk sebuah tim dagang yang berisi kebanyakan dari lulusan MBA yang bisa ia
2
pekerjakan dengan keras sehingga setiap tahunnya ia memecat karyawan di 10% performa
terbawah dan memberikan penghargaan pada karyawan dengan performa terbaik.
Skilling lalu memutuskan untuk membuat Enron memasuki pasar komoditas lain dengan
gagasan perdagangan yang sama, dan alhasil karyawan Enron yang bersemangat kemudian
membeli dan menjual dengan kontrak jangka panjang untuk listrik, batu bara, bubur kertas,
aluminium, baja, kimia, kayu, air, broadband, dan plastik bersamaan dengan total 1.800 jenis
barang yang berbeda. Kontrak dalam komoditas ini juga mengurangi risiko dengan menetapkan
harga komoditas yang berlaku di manapun untuk 1 sampai 12 tahun mendatang.
Tahun 1990, Skilling merekrut Andrew Fastow, seorang ahli keuangan, untuk membantu
menjalankan bisnis perdagangan ini, dan keduanya telah datang dengan gagasan yang pandai
dalam melaporkan nilai dari kontrak jangka panjang yang mereka beli atau jual. Mereka
membujuk Komisi Bursa Saham dan Surat Berharga (SEC) AS untuk membolehkan mereka
memakai metode “menilai pada harga pasar” (mark to market) untuk diberlakukan pada kontrak
mereka. Dalam metode “mark to market”, nilai dari suatu aset dinilai (dilaporkan) dalam laporan
keuangan perusahaan sebagai “nilai pasar” saat ini dari aset tersebut, yaitu, sejumlah nilai yang
akan didapat bila aset secara teoretis akan dijual pada pasar terbuka. Untuk menghitung nilai
pasar dari suatu kontrak, karyawan Enron akan meramal harga akan datang dari komoditas yang
diperjualbelikan (seperti gas, listrik, batu bara, dan lain-lain) sepanjang kontrak berlaku.
Memakai peramalan ini, mereka kemudian akan menambahkan arus kas masa datang secara
teoretis kontrak tersebut, menerapkan tingkat diskonto, dan menghitung nilai saat ini bersih (net
present value = NPV) dari kontrak tersebut. NPV ini yang kemudian dilaporkan sebagai “nilai
sebenarnya” dari kontrak. Jika NPV lebih tinggi dari yang Enron bayarkan, lalu selisihnya dapat
dilaporkan sebagai sebuah “laba” pada laporan keuangan Enron. Karyawan Enron ditekan untuk
meramalkan arus kas masa datang yang tinggi dan tingkat diskonto yang rendah pada kontrak
mereka, membuat Enron melaporkan nilai aset (kontrak) dan laba yang tinggi pada investor.
Tahun 1996, Skilling diangkat menjadi Presiden Direktur Enron, dan Fastow menjadi Direktur
Keuangan.
Awalnya, Enron menghadapi suatu masalah. Untuk memasuki beberapa pasar yang ia
perdagangkan, ia harus meminjam sejumlah uang yang sangat besar untuk membeli infrastruktur
yang dibutuhkan untuk mengangkut, menyimpan, dan mengirimkan komoditas yang
diperdagangkan. Tetapi bila Enron mengambil hutang yang besar, menambah hutang yang sudah
3
tinggi sebelumnya, pembeli dan penjual akan enggan untuk menandatangani perjanjian dengan
perusahaan karena tingkat hutang yang tinggi akan meningkatkan kemungkinan perusahaan akan
bangkrut. Tingkat hutang yang tinggi juga akan menurunkan peringkat investasi dan mungkin
juga akan membuat bank menarik pinjamannya kembali. Untuk mengatasi masalah ini, Enron
harus menemukan cara untuk tetap mendapatkan pinjaman hutang tanpa harus melaporkan
hutangnya dalam laporan keuangannya.
Andrew Fastow menemukan suatu cara yang pintar untuk menyelesaikan masalah seputar
hutang tersebut dan sekaligus membersihkan banyak kontrak yang dinilai terlalu tinggi pada
pembukuan Enron di saat yang sama tetap menghasilkan “pendapatan” tambahan. Membayar
mahal (beberapa juta dolar AS) untuk konsultasi yang diberikan oleh divisi konsultasi keuangan
Arthur Andersen (AA), Fastow, bersama konsultan AA, menyiapkan sebuah “perseroan terbatas”
yang disebut “entitas tujuan khusus” (Special Purpose Entities). Aturan akuntansi membolehkan
suatu perusahaan mengeluarkan pencatatan entitas tujuan khusus dari laporan keuangannya bila
ada pihak independen yang memiliki kendali atas entitas tujuan khusus tersebut, dan bila pihak
independen ini memiliki paling tidak 3 persen dari seluruh saham entitas tujuan khusus. Untuk
memenuhi syarat tersebut, Fastow menunjuk dirinya sendiri dan karyawan Enron lainnya untuk
menjadi para dewan pimpinan di entitas ini. Individu-individu ini kemudian menginvestasikan
dengan cukup uang mereka sendiri di entitas ini untuk memenuhi peraturan 3 persen, dan Fastow
mentransfer cukup saham Enron ke dalam entitas untuk membuat 97% lainnya. Entitas ini
kemudian meminjam sangat banyak uang, memakai saham Enron mereka sebagai jaminan. Uang
yang dipinjam kemudian dibayarkan kepada Enron untuk “membeli” kontrak yang dinilai terlalu
tinggi pada pembukuan Enron dan investasi gagal lainnya, dan Enron dapat mencatat uang itu
sebagai “pendapatan”, bukan hutang. Entitas ini juga setuju untuk mengambil alih hutang
berjalan Enron yang sangat besar dan sebaliknya, Enron mentransfer lebih banyak sahamnya ke
entitas yang dibentuk itu. Fastow memberi entitas tersebut nama yang tak lazim seperti
“Chewco”, “JEDI”, “Talon”, “Condor”, dan “Raptor”, dan ia dan orang-orang Enron lainnya
menggaji diri mereka sendiri jutaan dolar AS sebagai gaji dan pendapatan dari kepemilikan
saham 3% mereka di entitas.
Hasil akhirnya adalah entitas khusus tersebut dibiarkan memiliki hutang, dijamin oleh
saham Enron, dan juga memegang kontrak yang dinilai terlalu tinggi dan investasi gagal lainnya
sebagai “aset”. Karena hutang dan aset yang dibeli dari Enron oleh entitas tujuan khusus tidak
4
harus dilaporkan pada laporan keuangan Enron, pemegang saham percaya bahwa hutang yang
dimiliki Enron tidak meningkat, bahwa perusahaan mendapatkan laba yang tinggi dari penjualan
kontrak dan aset lain kepada entitas ini, dan bahkan pendapatan meningkat setiap tahunnya.
Sebagai auditor perusahaan dan akuntan “luar”, divisi audit Arthur Andersen memberikan
penilaian bahwa laporan keuangan perusahaan telah menyajikan akuntansi yang akurat.
Sherron Watkins, seorang yang jujur, bicara terbuka, dan apa adanya yang mulai bekerja
di Enron sejak 1993 dan saat itu sebagai wakil presiden di bawah Fastow, mulai curiga pada
praktek akuntansi yang diperkenalkan Fastow. Sepanjang harga saham Enron cukup tinggi,
nilainya akan mencukupi untuk menutup saldo hutang yang dipegang oleh entitas khusus dan
hutang tersebut tetap di luar pembukuan Enron. Tetapi dia mengetahui bahwa jika harga saham
jatuh , ini akan memicu aturan yang akan memaksa perusahaan untuk membubarkan entitas
khusus dan membawa hutang dan aset yang dinilai terlalu tinggi kembali pada laporan keuangan
Enron.
Sayangnya, di semester ke dua tahun 2001, saham Enron mulai jatuh dari tingkat 80 dolar
AS per saham, sebagian hasil dari artikel di majalah Fortune edisi 5 Maret 2001 yang membantah
bahwa laporan keuangan Enron “hampir tidak dapat ditembus” dan bahwa harga saham Enron
terlampau tinggi. Karena harga sahamnya jatuh, akuntan Enron berjuang untuk menghimpun
hutang dan aset pada entitas khusus sehingga dapat menghindari pencatatan hal tersebut di
laporan keuangan perusahaan. Sherron Watkins ngeri melihat baik risiko yang meningkat akibat
jatuhnya harga saham maupun usaha Fastow untuk menyembunyikannya.
Di bulan Juli 2001, karena para investor mulai lebih curiga dan harga saham perusahaan
jatuh sampai 47 dolar AS per saham, Skilling tiba-tiba mengundurkan diri dari jabatan Presiden
Direktur dengan “alasan pribadi”. Sekarang semakin yakin bahwa perusahaan mengarah ke
dalam bencana, Sherron Watkins pada tanggal 22 Agustus secara pribadi menemui Ken Lay
departemen legal dan memegang sebuah surat enam halaman yang menggambarkan pelanggaran
akuntansi berhubungan dengan entitas tujuan khusus dan memperingatkan mereka pada apa yang
ia sebut sebagai “kecurangan akuntansi terburuk yang pernah saya lihat”. “Saya gugup luar
biasa”, ia tulis, “bahwa kita akan meledak dalam sebuah gelombang skandal akuntansi”. Lay dan
pengacaranya, bagaimanapun, memutuskan tidak ada yang salah meskipun entitas tujuan khusus
mungkin harus dibongkar akhirnya jika saham Enron berlanjut jatuh. Di depan umum, Lay
mengumumkan kepada para karyawan dan investor bahwa pertumbuhan perusahaan di masa
5
datang “telah menjadi lebih tidak pasti” dan mendesak mereka dan investor lain untuk
melanjutkan investasi di saham Enron. Namun, Lay dan dewan pimpinan lainnya secara diam-
diam mulai menjual banyak saham mereka di Enron. Watkins menghubungi juga seorang
temannya di Arthur Andersen yang membicarakan perhatiannya pada dewan pimpinan auditor
yang mengaudit Enron. Namun, tak ada hasilnya.
Saat Watkins dari dalam terus melanjutkan mencoba membuat perusahaan bertindak,
harga saham Enron terus jatuh. Tanggal 16 Oktober 2001, Enron mengumumkan bahwa pihaknya
telah memutuskan untuk mengambil alih hutang dan aset pada entitas, memaksanya untuk
menanggung 544 juta dolar AS dengan labanya saat ini dan mengurangi nilai ekuitas sebesar 1,2
milyar dolar AS, tepat seperti yang Sherron Watkins telah peringatkan terjadi.
Satu minggu kemudian, tanggal 22 Oktober, SEC mengumumkan nahwa mereka sedang
menyelidiki entitas tujuan khusus yang dimiliki Enron. Sehari kemudian Fastow dipecat. Tanggal
8 November 2001, perusahaan mengumumkan bahwa mereka dipaksa untuk menyajikan kembali
seluruh laporan keuangannya dari tahun 1997 karena dipaksa untuk menggabungkan entitas
tujuan khususnya ke dalam laporan keuangan perusahaan. Penyajian kembali dibuat untuk
mengurangi ekuitas pemegang saham sebesar 1,2 milyar dolar AS dan untuk menambah hutang
perusahaan sebesar 2,6 milyar dolar AS. Bulan November 2001, harga saham jatuh sampai 1
dolar AS per saham, dan perusahaan jatuh ke dalam kebangkrutan.
Tanggal 22 Februari 2002, Sherron Watkins menghadap anggota kongres dan di hadapan
umum mengutarakan apapun yang ia tahu tentang praktek akuntansi perusahaan. Disebut sebagai
“peniup peluit yang berani” oleh surat kabar, dia mencatat bahwa Andrew Fastow telah mencoba
memecatnya dan merampas komputernya ketika ia tahu bahwa dia mencoba memperingatkan
atasannya tentang masalah yang akan terjadi.
Sementara itu, karyawan Arthur Andersen, dalam usahanya menutupi peran mereka
dalam membentuk entitas khusus dan kemudian menyatakan opini atas laporan keuangan
perusahaan, ditangkap sedang menghancurkan dokumen-dokumen tentang keterlibatan Andersen
dengan Enron. Bulan Juni 2001, kantor akuntan tersebut dinyatakan bersalah telah menghalangi
proses pengadilan karena menghancurkan dokumen dan dipaksa untuk menghentikan operasinya
sebagai kantor akuntan, secara efektif menghancurkan karir ribuan karyawannya.
6
B. SPECIAL PURPOSE ENTITIES YANG DIDIRIKAN DIREKTUR KEUANGAN
ENRON SERTA KEJANGGALANNYA
CHEWCO
Sejak tahun 1993-1996, Enron dan California Public Employees’ Retirement System
(CalPERS) adalah partner dalam investasi join ventura senilai $500 juta. Join ventura ini
dinamakan dengan Join Energy Development Investment Limited Partnership (JEDI). Karena
keduanya memiliki fungsi kontrol dalam partnership, Enron tidak mengonsolidasikan JEDI ke
dalam laporan keuangannya. Dampak akan hal ini sangat signifikan, dimana Enron akan
mencatat pembagian kontaktual atas keuntungan dan kerugian dari JEDI pada laporan laba
ruginya dan mengungkapkan hal tersebut terpisah di catatan kaki laporan keuangannya, tetapi
tidak mencantumkan utang JEDI di neraca perusahaan.
Pada November 1997, Enron menebus kepemilikan CalPERS dalam JEDI, dengan begitu
CalPERS akan menginvestasikan dananya di tempat lain dalam partnership yang lebih besar.
Enron harus menemukan mitra baru, jika tidak ingin mengonsolidasikan JEDI dalam laporan
keuangannya, yang tentu saja tidak diinginkannya. Terhadap hal ini, Enron menunjuk Michael
Kopper, orang kepercayaan Andrew Fastow, untuk menduduki posisi manager di SPEs yang
didirikannya, Chewco Investment LLP. Kopper adalah pemilik dan merangkap pemilik Chewco.
Dalam aturan konsolidasi, Enron hanya dapat menghindari konsolidasi JEDI dalam laporan
keuangannya jika Chewco memiliki beberapa pemilik independen dengan ekuitas minimal
sebesar sebesar 3% dari total modal investasi. Enron dan Kopper, tidak dapat menemukan
investor luar dan malah membiayai pembelian Chewco terhadap kepemilikan JEDI dengan utang,
bukan dengan ekuitasnya. Ini dilakukan dengan teburu-buru dan dalam kondisi yang jelas
mengabaikan aturan akuntansi dalam nonkonsolidasi. Meskipun kekurangan equity capital
minimum yang disyaratkan, Enron tetap tidak mengonsolidasikan Chewco (ataupun JEDI) dalam
laporan keuangan konsolidasinya.
Adapun struktur modal yang didapat Enron dan Kopper untuk membentuk Chewco terdiri
dari:
$240 juta pinjaman subordinasi tanpa jaminan kepada Chewco dari Barclays Bank PLC,
dimana Enron yang akan menggaransi.
7
$132 juta uang muka dari JEDI kepada Chewco di bawah kesepakatan kredit yang
beredar.
$11,5 juta dalam ekuitas (merepresentasikan 3% dari total modal) dari Chewco’s GP dan
LP.
Kopper dan pihak terkait lain (termasuk Andersen) menerima insentif untuk memastikan
karyawan Enron yang lain bahwa hal yang dilakukan telah sesuai dengan aturan akuntansi yang
berlaku. Konsekuensinya, bagaimanapun juga adalah sangat besar. Ketika Enron dan Andersen
meninjau ulang transaksi tersebut dengan teliti pada 2001, mereka menyimpulkan bahwa Chewco
tidak dapat memenuhi peraturan akuntansi untuk SPEs (karena nonkonsolidasi JEDI bergantung
pada status kepemilikan Chewco). Pada November 2001, Enron menyatakan bahwa mereka akan
mengonsolidasikan ulang Chewco dan JEDI sejak tahun 1997 dalam laporan keuangan mereka.
Dan hasilnya dapat ditebak, terjadi penurunan yang masif terhadap laba bersih dan peningkatan
yang massif pada pelaporan utangnya.
Di luar dampak yang terjadi terhadap konsekuensi laporan keuangan, transaksi
Chewco menunjukkan adanya kesalahan pengelolaan perusahaan dan kelalaian manajemen.
Sejak Desember 1997 sampai Desember 200, Kopper telah menerima $2 juta dari manajemen
dan fee lainnya terkait dengan Chewco. Secara singkat, Kopper menginvestasikan $125,000
dalam Chewco pada tahun 1997 dan menerima lebih dari $10 juta dari Enron.
LJM (Lea Jeffrey Michael)
Pada tahun 1999, dengan persetujuan BOD, Enron memasuki hubungan partnership
lainnya dengan dua partnership dimana Fastow bertindak sebagai investor dan manajer. Transaksi
antara Enron dengan LJM Parnership yang terjadi di Enron menunjukkan sebuah kenaikan pada
pelaporan keuangan, dimana dari hal tersebut melibatkan lebih dari 1 milliar Dollar dan
memperkaya Fastow serta mitra investasinya sebesar 10 milliar Dollar pada beban Enron.
Berdasarkan review yang dilakukan oleh Special Investigative Committee yang meninjau
ulang keputusan dewan pimpinan untuk mengizinkan Fastow untuk berpartisipasi dalam LJM
meskipun adanya konflik kepentingan memiliki kesimpulan bahwa rencana tersebut secara
fundamental adalah cacat. Sebuah hubungan partnership dimana pejabat keuangan senior di
sebuah perusahaan terbuka terlibat langsung tidak boleh dilakukan.
8
Dewan pimpinan perusahaan menyetujui keterlibatan Fastow dalam LJM partnership
dengan penuh kesadaran akan terjadi konflik kepentingan dengan jelas nantinya. Dewan
pimpinan perusahaan seolah percaya bahwa konflik tersebut, dengan segala risiko yang ada,
dapat dimitigasi dengan melakukan kontrol untuk memastikan bahwa transaksi dilakukan dalam
hal yang wajar bagi Enron. Terhadap langkah ini dewan pimpinan berpikir bahwa LJM
Partnership akan menawarkan keuntungan bisnis pada Enron yang akan mereduksi potential cost.
Alasan prinsipal yang dikemukakan oleh Manajemen dalam konsep relasi, di kasus LJM1, bahwa
hal itu akan menyelesaikan sebuah transaksi khusus yang dalam kondisi lain tidak dapat
diselesaikan. Pada kasus LJM2, manajemen menganjurkan bahwa hal itu akan memberi peluang
bagi Enron untuk menemukan pembeli potensial terhadap asset Enron yang akan dijual, dan
hubungan kekeluargaan Fastow dengan perusahaan serta asetnya yang dijual akan membuat
Enron bergerak lebih cepat serta menghasilkan lebih sedikit biaya transaksi.
Dari waktu ke waktu, seperti yang diminta dewan pimpinan, dan manajemen melaporkan
pada dewan pimpinan bahwa hal tersebut telah diimplementasikan. Ini termasuk review dan
persetujuan transaksi LJM oleh Richard Causey (CAO) dan Richard Buy (CRO) dan di akhir
periode, Jeffrey Skilling (Presiden COO yang kemudian menjadi CEO). Dewan pimpinan juga
mengarahkan audit serta kepatuhan komite untuk mengadakan review tahunan terhadap semua
jenis transaksi LJM.
Kontrol yang dilakukan didesain dengan tidak cukup teliti, dan penerapan serta
pengawasannya tidak memadai baik di tingkat manajemen maupun dewan pimpinan. Tidak ada
satupun manajemen yang menerima tanggung jawab utama perihal pengawasan, dank arena
itulah pengawasan dilakukan tidak dengan semestinya. Misalnya, ketika tidak ada CAO maupun
CRO, tanggung jawab terabaikan, dan mereka menafsirkan perannya dengan sangat sempit.
Dari Juni 1999 sampai Juni 2001, Enron melakukan lebih dari 20 transaksi berbeda
dengan LJM Partnership, yang secara umum terdiri dari 2 jenis: penjualan asset dan pengakuan
transaksi lindung nilai. Semua jenis transaksi tersebut adalah cacat, meskipun yang terakhirlah
yang menyebabkan Enron mengalami kerugian lebih besar.
o Penjualan Aset
Enron menjual asset kepada LJM yang ingin dihapusbukukan. Transaksi ini lazim terjadi
pada akhir periode pelaporan keuangan. Meskipun tidak ada salah dengan transaksi yang
9
demikian jika Enron benar-benar mentransfer risiko dan reward kepemilikan pada pihak lain,
masih ada pertanyaan substantif untuk transaksi yang terjadi tentang penjualan kepada LJM.
Pada saat menjelang akhir quarter 3 dan 4 tahun 1999, Enron menjual tujuh kepemilikan asset
kepada LJM1 dan LJM2. Transaksi ini muncul sesuai dengan pernyataan yang mengizinkan
Fastow berpartisipasi dalam kemitraan. Bagaimanapun, peristiwa yang terjadi setelah penjualan
memunculkan pertanyaan keabsahan penjualan. Khususnya (1) Enron membeli kembali 5 dari 7
aset setelah penutupan periode pelaporan keuangan, dalam beberapa kasus terjadi dalam
hitungan bulan. (2) LJM partnership menghasilkan keuntungan untuk setiap transaksinya,
meskipun asset yang telah dibeli kelihatannya akan menurun pada harga pasarnya. (3)
Berdasarkan presentasi Fastow kepada Dewan Pimpinan Komite Keuangan, ketika transaksi
tersebut dilakukan, secara langsung maupun tidak langsung, terdapat laba $229 juta pada
pertengahan 1999 (nyatanya termasuk 1 transaksi lindung nilai). Meskipun kalkulasi yang
dinyatakan Fastow tidak dapat dikonfirmasi, pada saat itu Enron melaporkan laba $570 juta
(sebelum pajak) dan $549 juta setelah pajak.
Hasil investigasi Power cs bahwa ketiga transaksi dimana Enron pada akhirnya membeli
kembali kepemilikan LJM, Enron telah menyetujui terlebih dahulu untuk melindungi LJM
partnership dari kerugian. Jika hal ini benar, tentu saja tidak layak untuk mengakui transaksi
tersebut sebagai penjualan. Itu masuk akal, mengingat banyak penjelasan yang keliru pada
beberapa pembelian kembali, tetapi dibutuhkan basis yang memadai untuk pengujian lebih
lanjut. LJM partnership berfungsi sebagai sebuah sarana untuk mengakomodasi manajemen
Enron dalam proses menghasilkan laporan keuangan.
o Transaksi Lindung Nilai (Hedging)
Transaksi lindung nilai pertama antara Enron dan LJM terjadi pada Juni 1999, dan
disetujui oleh Dewan Pimpinan dalam hubungannya dengan partisipasi Fastow dalam kemitraan
LJM partnership. Hal normal sebuah transaksi lindung nilai adalah untuk menjaga kesepakatan
kredit dengan pihak luar yang telah disetujui nilainya untuk menjaganya dari risiko ekonomi
sebuah investasi. Jika nilai sebuah investasi bergerak turun, pihak luar akan menanggung
kerugian. Ini yang tidak terjadi di sini. Malah, Enron mentransfer sahamnya kepada SPE dalam
swap. Partenership yang dimiliki Fastow, LJM1, menyediakan modal eksternal yang dibutuhkan
oleh SPE untuk lolos dari nonkonsolidasi Enron. Melalui pilihan ini, SPE mengaku mengambil
10
alih risiko harga saham Rhythms NetConnections Inc (Rhythms), sebuah penyedia layanan
internet, ketika bergerak turun. Hal ini ditujukan untuk melindungi keuntungan investasi Enron
pada saham Rhythms, dengan memperbolehkan Enron untuk menghapus kerugian pada Rhythms
jika harga saham Rhythms turun. Jika SPE disyaratkan untuk membayar Enron pada opsi
Rhythms, pentransferan saham Enron akan menjadi sumber utama pembayaran.
Transaksi hedging lainnya terjadi pada tahun 2000 dan 2001 dan melibatkan SPEs yang
dikenal sebagai “Raptor”. Kelanjutan dari gagasan dari transaksi Rhythms, hal ini merupakan
struktur yang sangat kompleks. Pembiayaan utama mereka adalah saham Enron sendiri yang
dimaksudkan untuk dilindungi dari penurunan nilai terhadap Investasi Grup Enron secara
keseluruhan. LJM2 menyediakan pendanaan dari luar untuk menghindari konsolidasi dari SPEs
Raptor.
RAPTOR
Raptor merupakan salah satu SPE yang terlibat antara transaksi Enron dengan LJM2.
Raptor memiliki peran yang sangat signifikan dalam laporan keuangan Enron. Peran Raptor di
sini seperti halnya LJM1 ke Rhythms, yaitu menjaga nilai investasi Enron. Dalam kasus lain,
Raptor disiapkan untuk melakukan “hedging” atas investasi perdagangan Enron. Meskipun Enron
secara kontraktual mengalami kerugian, namun karena adanya transaksi lindung nilai, Enron
mengakui adanya keuntungan atas transaksi lindung nilai. Artinya, penurun nilai investasi diikuti
oleh kenaikan keuntungan atas transaksi lindung nilai. Berikut ditunjukkan peranan Raptor dalam
laporan keuangan Enron.
Penjualan asset dan transaksi hedging memunculkan beragam masalah, termasuk
beberapa hal sebagai berikut:11
o Akuntansi dan Pelaporan Keuangan
Meskipun Andersen menyetujui transaksi, kenyataannya transaksi hedging tidak termasuk
transfer substantif dari risiko ekonomis. Transaksi ini mungkin kelihatannya dangkal seperti
lindung nilai ekonomis, tetapi itu sesungguhnya difungsikan hanya sebagai proteksi dampak
akuntansi. Ini tampaknya dilakukan untuk melakukan tipu daya terhadap aturan akuntansi dengan
mencatat keuntungan dan menghapus kerugian pada nilai investasi konglomerasi Enron secara
kuartal dan tahunan pada laporan laba ruginya. Kenyataan ekonomi dari transaksi ini adalah
bahwa Enron tidak pernah terlepas dari risiko kerugian, karena ia menyediakan sebagian besar
modal dimana SPE akan membayar kepada Enron.
Enron menggunakan strategi ini untuk menghindari pengakuan kerugian dalam jangka
panjang. Pada tahun 1999, Enron mengakui keuntungan sebesar $95 juta dari transaksi Rhythms,
dengan penghapusan kerugian pada investasi Rhythms. Pada dua kuartal terakhir tahun 2000,
Enron mengakui penerimaan sebesar $500 juta pada transaksi derivative dengan Raptor, yang
menutup kerugian pada investasi perdagangan Enron, dan mengakui laba sebelum pajak sebesar
$532 juta (termasuk pendapatan bunga bersih). Enron melaporkan laba sebelum pajak pada dua
kuartal terakhir tahun 2000 secara total $650 juta. Laba dari Raptor dihitung lebih besar 80%
dari totalnya.
Gagasan lindung nilai investasi Enron dengan nilai modal saham Enron memiliki dampak
yang serius terhadap kondisi ekonomi. Jika nilai investasi jatuh di waktu bersamaan harga saham
Enron jatuh, SPE tidak akan mampu membayar kewajibannya dan aktivitas lindung nilai akan
gagal. Hal ini persis terjadi pada akhir tahun 2000 dan awal 2001. Dua dari kapasitas kredit SPEs
Raptor kurang cukup untuk membayar Enron pada hedging nya. Hasilnya, akhir Maret 2001,
Enron disyaratkan untuk menerima biaya sebelum pajak terhadap laba lebih dari $500 juta untuk
memperlihatkan kekurangan kapasitas kredit. Daripada menerima kerugian, Enron
merestrukturisasi Raptor dengan memindahkan lebih dari $800 juta perikatan untuk mengambil
alih sahamnya sebelum berakhirnya kuartal. Transaksi ini tampaknya tidak diungkapkan atau
diotorisasikan Dewan Pimpinan, termasuk transfer yang nilainya sangat substantif sebagai bahan
pertimbangan, dan memperlihatkan ketidakkonsistenan perusahaan dengan tata kelola aturan
akuntansi yang berlaku. Hal ini melanjutkan penyembunyian kerugian yang substansial pada
investasi perdagangan Enron.
12
o Konsolidasi
Selain pelanggaran akuntansi dan pelaporan keuangan yang terjadi, transaksi yang terjadi
Enron juga salah secara aturan konsolidasi seperti yang disampaikan di awal tentang Chewco dan
JEDI. Struktur kepemilikan Chewco dan JEDI yang sesungguhnya tidak memungkinkan Enron
melepaskan konsolidasi laporan keuangan keduanya. Artinya, selayaknya Chewco dan JEDI
dikonsolidasikan ke dalam laporan keuangan Enron.
DIAGRAM TRANSAKSI ENRON DENGAN BEBERAPA SPEs
13
PERGERAKAN HARGA SAHAM ENRON
PENUTUP
Kasus yang terjadi di perusahaan Enron begitu mencengangkan dunia, khususnya dunia
akuntansi. Begitu banyak nama-nama besar dari lulusan universitas terkemuka di dunia yang
terlibat. Hal ini menyadarkan kita bahwa tidak ada gunanya semua ilmu dan kecerdasan yang kita
raih tanpa adanya etika. Bukan hanya solusi (halal atau haram) yang terpenting dari suatu jalan
keluar, tapi bagaimana menemukan solusi yang etis, yang tidak menzalimi banyak pihak akibat
ulah kita. Seorang akuntan dituntut untuk bersikap jujur dalam profesionalitasnya. Kehancuran
Enron adalah karena etika yang hilang, dan karena itu ia bisa bertindak sesuka hatinya. Semoga
paper ini bermanfaat dan menjadi ibrah bagi kita semua tentang pentingnya ilmu dalam bingkisan
etika untuk setiap profesionalitas dan segala hal.
14