papeer (full).docx

24
Daftar Isi A. Bab I…………………………………………………………………………………2 1. Pendahuluan A. Ringkasan Cerita………………………………………………………………...2 B. Permasalahan…………………………………………………………………….3 C. Asumsi…………………………………………………………………………...3 D. Landasan Teori…………………………………………………………………..3 1. Pendekatan Sastra a. Metode Perwatakan (metode karakterisasi)………………………………….3 b. Konsep Tema………………………………………………………………...4 2. Pendekatan Psikologi Sastra a. Konsep Alkoholisme…………………………………………………………4 b. Konsep Kebencian…………………………………………………………...6 c. Konsep Kecemasan…………………………………………………………..6 B. Bab II………………………………………………………………………………...7 1. Telaah Perwatakan melalui pendekatan sastra…………………………………..7 a. Penyayang……………………………………………………………………7 b. Mudah marah dan kejam……………………………………………………..8 c. Manipulatif…………………………………………………………………..10 2. Telaah Perwatakan melalui pendekatan psikologi………………………………11 a. Alkoholisme…………………………………………………………………11 1

Upload: tika-octavianti

Post on 07-Dec-2015

215 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: PAPEER (FULL).docx

Daftar Isi

A. Bab I…………………………………………………………………………………2

1. Pendahuluan

A. Ringkasan Cerita………………………………………………………………...2

B. Permasalahan…………………………………………………………………….3

C. Asumsi…………………………………………………………………………...3

D. Landasan Teori…………………………………………………………………..3

1. Pendekatan Sastra

a. Metode Perwatakan (metode karakterisasi)………………………………….3

b. Konsep Tema………………………………………………………………...4

2. Pendekatan Psikologi Sastra

a. Konsep Alkoholisme…………………………………………………………4

b. Konsep Kebencian…………………………………………………………...6

c. Konsep Kecemasan…………………………………………………………..6

B. Bab II………………………………………………………………………………...7

1. Telaah Perwatakan melalui pendekatan sastra…………………………………..7

a. Penyayang……………………………………………………………………7

b. Mudah marah dan kejam……………………………………………………..8

c. Manipulatif…………………………………………………………………..10

2. Telaah Perwatakan melalui pendekatan psikologi………………………………11

a. Alkoholisme…………………………………………………………………11

b. Kebencian…………………………………………………………………...12

c. Kecemasan…………………………………………………………………..15

C. Daftar Pustaka……………………………………………………………………….17

1

Page 2: PAPEER (FULL).docx

BAB I

Pendahuluan

A. Ringkasan Cerita

The Black Cat menceritakan tokoh “Aku” seseorang yang merupakan penyayang

binatang. Dia merasakan kenyamanan dengan binatang dikarenakan pergaulan sesama

manusia yang tidak memuaskannya. Ia menikah di usia muda dan istrinya pun akrab

dengan binatang, binatang peliharaan favoritnya baginya adalah kucing hitam bernama

Pluto. Seiring berjalannya waktu kondisi mentalnya mulai tidak stabil karena sering

mabuk-mabukan. Akibatnya dia sempat melampiaskan kemarahannya pada istri dan

binatang-binatangnya. Pluto pun juga jadi sasaran setelah sekian lama dia mencoba

menahan amarahnya. Sampai akhirnya Pluto diangkat dan dicekik lehernya kemudian

dicongkel matanya serta digantungnya di pohon.

Setelah membunuh kucing itu, rumahnya mengalami kebakaran namun ada satu

dinding yang tidak terbakar dan menurutnya ada ukiran yang mirip Pluto. Setelah itu dia

selalu dihantui oleh sosok Pluto. Suatu saat di Bar dia melihat kucing mirip Pluto dan

langsung mengambilnya. Diapun memperlakukan dengan penuh kasih sayang layaknya

Pluto dulu. Ia melakukannya untuk menebus rasa bersalahnya atas pembunuhan Pluto.

Namun lama kelamaan dia merasa benci terhadap kucing itu sampai suatu saat dia ingin

membunuh kucing itu dengan kapak. Malangnya istrinya mencoba menghalangi

perbuatannya tersebut sehingga diapun tak terkontrol sampai akhirnya kapak tersebut

tertancap di kepala istrinya. Diapun menyimpan mayat istrinya di dalam dinding yang

kemudian dilapisinya lagi dengan bata sehingga tertutup dan berbentuk sama seperti

dinding. Namun dia masih heran di mana Pluto berada. Polisipun datang untuk sekedar

bertanya keberadaan istrinya, karena para tetangga juga telah melakukan pencarian. Dia

bisa menyembunyikan pembunuhan ini sampai akhirnya dia mendengar tangisan dari

lapisan dinding dan akhirnya mengakui perbuatannya. Kucing hitam mirip Pluto berada

di atas mayat istrinya.

2

Page 3: PAPEER (FULL).docx

B. Permasalahan

Tokoh “Aku” seorang penyayang binatang yang tinggal bersama istrinya

memelihara seekor kucing hitam bernama “ Pluto”. Saat pulang dalam kondisi mabuk ia

merasa benci dengan kucingnya tersebut hingga akhirnya menggantungnya di pohon

hingga tewas. Saat menemukan kucing lain ia merasa dihantui akan perbuatannya dahulu

dan bertekad untuk mebunuh kucing tersbut namun saat ia melemparkan kapaknya sang

istri yang terkena dan akhirnya tewas. Ia menyembunyikan jasad istrinya tersebut di

dinding rumahnya.

C. Asumsi

Asumsi saya alkoholisme ini mengakibatkan kebencian dan kecemasan.

D. Landasan Teori

1. Pendekatan Sastra

a. Metode Perwatakan

Sudut Pandang merupakan suatu metode narasi yang menentukan posisi

dari mana ceritera disampaikan (Pickering dan Hoeper, 1981:44). Sudut pandang

pada dasarnya merupakan strategi, teknik,siasat yang sengaja dipilih pengarang

untuk mengungkapkan gagasan dan ceriteranya untuk menampilkan pandangan

hidup dan tafsirannya terhadap kehidupan yang semua ini disalurkan melalui

sudut pandang tokoh.

Perwatakan adalah kualitas nalar dan perasaan para tokoh di dalam suatu

karya fiksi yang dapat mencakup tidak saja tingkah laku atau tabiat dan

kebiasaan, tetapi juga penmpilan. Untuk menganalisis perwatakan, sudut pandang

dengan berbagai teknik pencerita dapat digunakan oleh pengarang dengan

menampilkan pencerita atau narator.1

Sudut pandang pertama “aku” terdiri atas :”aku” tokoh utama atau “First-

person participant” yaitu pencerita yang ikut berperan sebagai tokoh utama,

melaporkan ceritera dari sudut pandang “aku” atau “I” dan menjadi fokus

ceritera.Teknik pencerita “akuan” sertaan digunakan bila pencerita berlakuan

1 Minderop, Albertine, Psikologi Sastra, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2013 halaman 81

3

Page 4: PAPEER (FULL).docx

sebagai tokoh yang terlibat langsung dengan kejadian-kejadian dalam cerita. Bila

pencerita “akuan sertaan” menggunakan “aku” sebagai tokoh utama, ia

menceritakan segala-galanya mengenai dirinya,pengalaman, pandangan,

keyakinan, dan lain lain.

b. Konsep Tema

Tema merupakan suatu gagasan pokok atau ide pikiran tentang suatu hal,

salah satunya dalam membuat suatu tulisan. Di setiap tulisan pastilah mempunyai

sebuah tema, karena dalam sebuah penulisan dianjurkan harus memikirkan tema

apa yang akan dibuat. Dalam menulis cerpen,puisi,novel,karya tulis, dan berbagai

macam jenis tulisan haruslah memiliki sebuah tema. Jadi jika diandaikan seperti

sebuah rumah, tema adalah fondasinya. Tema juga hal yang paling utama dilihat

oleh para pembaca sebuah tulisan. Jika temanya menarik, maka akan memberikan

nilai lebih pada tulisan tersebut.

Tema merupakan persoalan utama yang diungkapkan oleh pengarang

dalam sesebuah karya kesusteraan seperti cerpen atau novel. Biasanya tema

diolah berdasarkan sesuatu motif tertentu yang terdiri dari pada objek, peristiwa

kejadian dan sebagainya.2

2. Pendekatan Psikologi Sastra

a. Konsep Alkoholisme

Alkoholisme didefinisikan sebagai penyakit degeneratif progresif akibat

konsumsi alkohol berkepanjangan dan berlebihan yang berakibat pada kecanduan

dan rusaknya kesehatan secara umum. Sering kali orang tidak menyadari bahwa

apa yang dimulai sebagai kebiasaan minum alkohol bersama teman untuk acara

sosial berubah menjadi kecanduan parah yang mengakibatkan efek buruk pada

kesehatan fisik dan psikologis

Pada tahap pertama seseorang mulai meminum alkohol untuk

menyingkirkan stres, depresi, dan ketegangan. Salah satu karakteristik penting

dari tahap pertama alkoholisme adalah peningkatan bertahap dalam tingkat

2 http://id.wikipedia.org/wiki/Tema

4

Page 5: PAPEER (FULL).docx

toleransi alkohol orang tersebut. Tanda : (1) ketergantungan pada alkohol sebagai

pelarian dari stres psikologis, (2) peningkatan toleransi alkohol, (3) penyangkalan

tentang ketergantungan pada alkohol, (4) peningkatan frekuensi minum alkohol

Pada tahap kedua seseorang harus minum alkohol karena tubuh

membutuhkannya, bukan hanya untuk meredakan stres.Ini adalah tahap di mana

orang tersebut mulai menyadari ketergantungannya pada alkohol yang mungkin

disertai rasa malu dan bersalah. Meskipun sebagian besar orang yang mencapai

tahap ini merasa perlu untuk berhenti mengkonsumsi alkohol, mayoritas tetap

berada dalam penyangkalan. Ini juga merupakan tahap di mana tubuh mulai

menunjukkan indikasi kecanduan alkohol dan mengalami mabuk kronis serta

kehilangan kendali.

Pada tahap ketiga seseorang mulai menunjukkan hilangnya minat dalam

segala hal dan mulai berhenti bersosialisasi serta menghindari teman-teman serta

keluarga. Karakteristik dari tahap ketiga alkoholisme adalah (1) penurunan tingkat

toleransi alcohol, (2) menghindari keluarga dan teman-teman,, (3) alkohol mulai

mempengaruhi hal-hal penting lainnya dalam hidup, (4) perilaku agresif, (5)

timbulnya kebencian dan perasaan negatif tak beralasan.

Pada tahap keempat alkoholisme seseorang tidak hanya merasa kehilangan

kontrol atas konsumsi alkohol, tapi juga merasa harus mengkonsumsi alkohol

agar dirinya bisa berfungsi normal. Pada tahap ini, alkohol telah membuat

seseorang mengabaikan berbagai aspek penting dari kehidupannya. Tanda : (1)

sering mabuk, (2) perilaku menjadi negatif, (3) mengalami ketakutan yang tak

bisa dijelaskan, (4) gangguan berpikir, (5) halusinasi, (6) kematian rasa.3

b. Konsep Kebencian

Kebencian atau perasaan benci (hate) berhubungan erat dengan perasaan

arah, cemburu dan iri hati. Ciri khas yang menandai perasaan benci adalah

3 http://www.amazine.co/18982/apa-itu-alkoholisme-4-tahap-alkoholisme-gejalanya/

5

Page 6: PAPEER (FULL).docx

timbulnya nafsu atau keinginan untuk menghancurkan objek yang menjadi

sasaran kebencian . Perasaan benci bukan sekedar timbulya perasaan tidak suka

atau aversi /enggan yang dampaknya ingin menghindar dan tidak bermaksud

menghancurkan. Sebaliknya perasaan benci selalu melekat di dalam diri

seseorang dan ia tidak akan pernah merasa puas sebelum menghancurkannya.:

bila objek tersebut hancur ia akan merasa puas. (Krech ,et al., 1974:479).4

c. Konsep Kecemasan

Situasi apapun yang mengancam kenyamanan suatu organisme

diasumsikan melahirkan suatu kondisi yang disebut anxitas. Berbagai konflik dan

bentuk frustrasi yang menghambat kemajuan individu untuk mencapai tujuan

merupakan salah satu sumber anxitas. Ancaman dimaksud dapat berupa ancaman

fisik, psikis,dan berbagai tekanan yang mengakibatkan timbulnya anxitas. Kondisi

ini diikuti oleh perasaan tidak nyaman yang dicirikan dengan istilah khawatir,

takut, tidak bahagia yang dapat kita rasakan melalui berbagai level (Hilgrad et

al .,1975:440). Freud mengedepankan pentingnya anxitas. Ia membedakan antara

objective anxiety (kecemasan objektif) dan neurotic anxietykecemasan neurotik).

Kecemasan objektif merupakan respons realistis ketika seseorang

merasakan bahaya dalam suatu lingkungan (menurut Freud kondisi ini sama

dengan rasa takut ).Kecemasan neurotik berasal dari konflik alam bawah sadar

dalam diri individu; karena konflik tersebut tidak disadari orang tersebut tidak

menyadari alasan dari kecemasan tersebut. (Hilgardet ., 1975:441).5

BAB II

Alkoholisme Mengakibatkan Kebencian dan Kecemasan

4 Minderop, Albertine, Psikologi Sastra, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2013 halaman 44

5 Minderop, Albertine, Psikologi Sastra, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2013 halaman 28

6

Page 7: PAPEER (FULL).docx

A. Telaah Perwatakan Melalui Pendekatan Sastra

Perwatakan adalah kualitas nalar dan perasaan para tokoh di dalam suatu karya

fiksi yang dapat mencakup tidak saja tingkah laku atau tabiat dan kebiasaan,tetapi juga

penampilan. Untuk menganalisis perwatakan, sudut pandang dengan berbagai teknik

pencerita dapat digunakan oleh pengarang dengan menampilkan pencerita atau narrator.

Melalui sudut pandang akuan sertaan saya mentelaah perwatakan tokoh pada

cerita The Black Cat karya Edgar Allan Poe. Sudut pandang akuan sertaan adalah

narrator yang berlakuan sebagai tokoh yang terlibat langsung dengan kejadian-kejadian

dalam cerita, cerita disampaikan oleh seorang tokoh dengan menggunakan atau menyebut

dirinya “aku”. Narator menceritakan segala galanya mengenai dirinya, pengalaman,

pandangan, keyakinan, dan lain-lain. Nuansanya lebih subjektif dan pembaca seakan-

akan dibawa oleh si pencerita mengikuti apa yang dialaminya dan apa yang diyakininya.6

Pada cerita The Black Cat, perwatakan yang saya dapat dari tokoh “Aku”, antara

lain:

a. Penyayang

Rasa kasih sayang adalah rasa yang timbul dalam diri hati yang tulus untuk

mencintai, menyayangi, serta memberikan kebahagian kepada orang lain , atau siapapun

yang dicintainya. Kasih sayang diungkapkan bukan hanya kepada kekasih tetapi kasih

kepada Tuhan, orang tua, keluarga, teman, serta makhluk lain yang hidup di bumi ini. 6Tokoh Narator dalam cerita ini merupakan seorang penyayang binatang sejak ia masih

kecil , dia sangat menyayangi binatang bintang peliharaannya, :

From my infancy I was noted for the docility and humanity of my disposition. My

tenderness of heart was even so conspicuous as to make me the jest of my companions. I

was especially fond of animals, and was indulged by my parents with a great variety of

pets. With these I spent most of my time, and never was so happy as when feeding and

caressing them. This peculiarity of character grew with my growth, and, in my manhood,

I derived from it one of my principal sources of pleasure.

6 http://desispectryani.blogspot.com/2012/04/arti-kasih-sayang-dalam-hidup.html

7

Page 8: PAPEER (FULL).docx

Ia menikah di usia muda, istrinya pun mendukung nya dalam merawat binatang :

married early, and was happy to find in my wife a disposition not uncongenial

with my own. Observing my partiality for domestic pets, she lost no opportunity of

procuring those of the most agreeable kind.

Pluto, kucing hitamnya merupakan binatang favoritnya. Ia sangat menyayanginya :

Pluto -- this was the cat's name -- was my favorite pet and playmate. I alone fed

him, and he attended me wherever I went about the house. It was even with difficulty that

I could prevent him from following me through the streets.

b. Mudah marah dan kejam

Marah adalah gejolak emosi yang diungkapkan dengan perbuatan atau ekspresi

untuk memperoleh kepuasan. Marah merupakan reaksi terhadap sesuatu hambatan yang

menyebabkan gagalnya suatu usaha atau perbuatan, biasanya bersamaan dengan berbagai

ekspresi perilaku. Marah merupakan pernyataan agresif, perilakunya mengganggu orang

yang dimarahi bahkan orang-orang disekitarnya.7 Tokoh “Aku” memiliki karakter mudah

marah yang disebabkan oleh kebiasaannya yang sering mabuk mabukan. Ia bahkan tak

segan untuk menyakiti istrinya dan binatang-binatang peliharaannya.

for several years, during which my general temperament and character -- through

instrumentality of the Fiend Intemperance -- had (I blush to confess it) experienced a

radical alteration for the worse. I grew, day by day, more moody, more irritable, more

regardless of the feelings of others. I suffered myself to use intemperate language to my

wife. At length, I even offered her personal viol.ence. My pets, of course, were made to

feel the change in my disposition. I not only neglected, but ill-used them.

Ia bahkan menyiksa Pluto, kucing kesayangannya, sebelum akhirnya

membunuhnya.

7 http://www.referensimakalah.com/2013/06/pengertian-marah.html

8

Page 9: PAPEER (FULL).docx

I took from my waistcoat-pocket a pen-knife, opened it, grasped the poor beast by

the throat, and deliberately cut one of its eyes from the socket ! I blush, I burn, I shudder,

while I pen the damnable atrocity.

One morning, in cool blood, I slipped a noose about its neck and hung it to the limb of a

tree.

Pluto bukanlah satu satunya yang menjadi korban,kucing misterius yang ia

temukan pun kembali disiksanya.

like Pluto, it also had been deprived of one of its eyes.

Dan karena tekanan yang dialaminya atas pembunuhan Pluto ia melampiaskan

amarahnya terhadap istrinya.

The moodiness of my usual temper increased to hatred of all things and of all

mankind; while, from the sudden, frequent, and ungovernable outbursts of a fury to which

I now blindly abandoned myself, my uncomplaining wife, alas! was the most usual and

the most patient of sufferers.

Akhirnya istrinya menjadi korban akan sifat amarahnya, saat ia berusaha untuk

membunuh kucing misterius yang membuatnya gelisah , istrinya berusaha mencegahnya

namun naas justru sang istrilah yang terkena kapak yang dilemparnya.

But this blow was arrested by the hand of my wife. Goaded, by the interference,

into a more than demoniacal, I withdrew my arm from her grasp and buried the axe in

her brain. She fell dead upon the spot, without a groan.

c. Berperilaku Manipulatif

Manipulasi merujuk pada percobaan untuk mempengaruhi perilaku atau tindakan

seseorang secara tidak langsung. Sebagai manusia, perasaan kita seringkali mengaburkan

penilaian kita, sehingga kita kesulitan untuk melihat kenyataan di balik agenda atau motif

9

Page 10: PAPEER (FULL).docx

tersembunyi dalam berbagai bentuk perilaku.8 Tokoh “Aku” merupakan sosok yang

pandai bermanipulasi, ia bertindak seolah olah menyesali perbuatan kasar dan

pembunuhan yang telah ia lakukan padahal kenyataannya tidak. Rasa penyesalannya

tersebut hanyalah sebuah motif untuk menyembunyikan perasaan yang sesungguhnya.Ia

secara tidak langsung telah berbohong untuk menutupi kesalahannya. Pada awalnya ia

seolah olah menyesal telah membunuh Pluto dan binatangnya yang lain.

I went so far as to regret the loss of the animal, and to look about me, among the

vile haunts which I now habitually frequented, for another pet of the same species, and of

somewhat similar appearance, with which to supply its place.

. Namun selanjutnya ia tak sedikitpun menyesali perbuatannya tersebut. Ia merasa

tak bersalah atas kekejaman dan pembunuhan yang dilakukannya.

I experienced a sentiment half of horror, half of remorse, for the crime of which I

had been guilty; but it was, at best, a feeble and equivocal feeling, and the soul remained

untouched. I again plunged into excess, and soon drowned in wine all memory of the

deed.

Bahkan setelah membunuh istrinya pun tak ada sedikitpun pun rasa penyesalan

dan bersalah dalam dirinya:

I burned to say if but one word, by way of triumph, and to render doubly sure

their assurance of my guiltlessness.

Ia bahkan mengakui bahwa masa depannya akan baik setelah berhasil menyembunyikan

mayat istrinya dan melenyapkan kucing misterius yang menhantuinya:

My happiness was supreme! The guilt of my dark deed disturbed me but little.

Some few inquiries had been made, but these had been readily answered. Even a search

had been instituted -- but of course nothing was to be discovered. I looked upon my

future felicity as secured.

8 http://id.wikihow.com/Mengenali-Perilaku-Manipulatif

10

Page 11: PAPEER (FULL).docx

B. Telaah Perwatakan Melalui Pendekatan Psikologi

Seperti yang telah penulis jelaskan di atas, dalam menganalisis cerita The Black

Cat selain menggunakan pendekatan sastra, penulis juga menggunakan pendekatan

psokologi yang terdiri dari tiga variable yaitu alkoholisme, kebencian, kecemasan.

a. Perwatakan tokoh yang menggambarkan alkoholisme

Nevid (2003 : 10) mengatakan bahwa alkoholisme adalah ketergantungan

kepada alkohol. Para peneliti menilai bahwa ada kecenderungan turunan pada

alkoholisme. Menurut perspektif medis, alkoholisme adalah penyakit. Atkinson dkk,

dalam Jellinek (1960) yakin bahwa alkoholisme adalah kondisi permanen dan tidak

dapat disembuhkan. Penggunaan alkohol, salah satunya adalah untuk menghilangkan

kecemasan. Alkohol adalah penguat yang ampuh untuk mengurangi ketegangan.

Namun, dari kesemuanya itu yang menjadi titik perhatian adalah bahwa Alkoholisme

adalah sebuah penyakit yang mempengaruhi bukan hanya korban tetapi seluruh

keluarga.9

…. during which my general temperament and character -- through the

instrumentality of the Fiend Intemperance -- had (I blush to confess it) experienced a

radical alteration for the worse.

Tokoh “Aku” menggunakan alkohol sebagai upaya untuk melarikan diri dari

permasalahan hidupnya. Alkohol adalah upaya proses tidak sadar yang melindungi

dirinya dari kecemasan melalui pemutarbalikkan kenyataan. Seperti telah disebutkan

di atas bahwa alkholisme dibagi menjadi beberapa tahap. Tokoh “Aku” sendiri telah

memasuki tahap kronis dimana ketergantungannya akan alcohol telah membuatnya

berperilaku menjadi negatif, mengalami ketakutan yang tak bisa dijelaskan,

gangguan berpikir, halusinasi, kematian rasa. Ia menjadi tempramen dan tak segan

berbuat kasar bahkan membunuh istri dan binatang peliharaannya. Setiap malam ia

selalu pulang dalam keadaan mabuk.

9 http://www.amazine.co/18982/apa-itu-alkoholisme-4-tahap-alkoholisme-gejalanya/

11

Page 12: PAPEER (FULL).docx

One night, returning home, much intoxicated, from one of my haunts about

town, I fancied that the cat avoided my presence. I seized him; when, in his fright at

my violence, he inflicted a slight wound upon my hand with his teeth. The fury of a

demon instantly possessed me. I knew myself no longer. My original soul seemed, at

once, to take its flight from my body; and a more than fiendish malevolence, gin-

nurtured, thrilled every fibre of my frame.

day by day, more moody, more irritable, more regardless of the feelings of others.

I suffered myself to use intemperate language to my wife. At length, I even offered her

personal violence. My pets, I grew of course, were made to feel the change in my

disposition. I not only neglected, but ill-used them.

Setelah melakukan perbuatan kejam kepada Pluto ia pun kembali meminum

alkohol yang diyakininya dapat menenangkan pikirannya.

I again plunged into excess, and soon drowned in wine all memory of the deed.

b. Perwatakan tokoh yang menggambarkan kebencian

Kebencian merupakan sebuah emosi yang sangat kuat dan melambangkan

ketidaksukaan, permusuhan, atau antipati untuk seseorang, sebuah hal, barang, atau

fenomena. Hal ini juga merupakan sebuah keinginan untuk, menghindari,

menghancurkan atau menghilangkannya.10 Alkoholisme telah menyebabkan tokoh

“Aku” mengalami kebencian kepada lingkungan di sekitarnya, termasuk istri dan

binatang peliharaannya.

I suffered myself to use intemperate language to my wife. At length, I even

offered her personal violence. My pets, of course, were made to feel the change in my

disposition. I not only neglected, but ill-used them.

10 http://drhasto.blogspot.com/2011/09/kebencian.html

12

Page 13: PAPEER (FULL).docx

Ia bahkan tak segan menyakiti dan membunuh Pluto sebagai ungkapan rasa

ketidaksukaannya yang muncul secara tiba tiba.

I took from my waistcoat-pocket a pen-knife, opened it, grasped the poor beast

by the throat, and deliberately cut one of its eyes from the socket.

Kebenciannya semakin menjadi jadi setelah Pluto menghindarinya karena

perbuatan kasar yang telah ia lakukan. Kondisi tersebut membuat perasaanya menjadi

kesal dan berbuah benci terhadap Pluto hingga akhirnya ia memutuskan untuk

menggantung Pluto di sebuah pohon hingga tewas.

I had so much of my old heart left, as to be at first grieved by this evident

dislike on the part of a creature which had once so loved me. But this feeling soon

gave place to irritation. And then came, as if to my final and irrevocable overthrow,

the spirit of perverseness.

I slipped a noose about its neck and hung it to the limb of a tree;

Saat muncul kucing lain yang serupa dengan Pluto ia pun berusaha untuk

menghabisinya karena kebenciannya terhadap Pluto. Ia merasa dihantui dan tidak

nyaman akan hal tersebut.

Uplifting an axe, and forgetting, in my wrath, the childish dread which had

hitherto stayed my hand, I aimed a blow at the animal which, of course, would have

proved instantly fatal had it descended as I wished.

Tokoh “Aku” menemukan kucing lain yang serupa dengan Pluto. Pada

awalnya ia merasa senang namun entah mengapa rasa benci itu muncul kembali,ia

bahkan merasa jijik. Ia melakukan hal sama seperti yang dilakukannya dahulu kepada

Pluto.

For my own part, I soon found a dislike to it arising within me. This was just

the reverse of what I had anticipated; but -- I know not how or why it was -- its

evident fondness for myself rather disgusted and annoyed. By slow degrees, these

feelings of disgust and annoyance rose into the bitterness of hatred. I avoided the

13

Page 14: PAPEER (FULL).docx

creature; a certain sense of shame, and the remembrance of my former deed of

cruelty, preventing me from physically abusing it.

What added, no doubt, to my hatred of the beast, was the discovery, on the

morning after I brought it home, that, like Pluto, it also had been deprived of one of

its eyes.

Semakin hari ia merasa ketakutan dengan kucing yang menghantuinya

tersebut Di bawah tekanan siksaan yang tak kunjung berhenti ini membuat

ketidakstabilan hati dan jiwanya semakin parah menjadi kebencian pada semua hal

dan semua orang dan istrinya lahyang menjadi korban utama pelampiasan amarahnya.

Evil thoughts became my sole intimates -- the darkest and most evil of

thoughts. The moodiness of my usual temper increased to hatred of all things and of

all mankind;

Hal lain yang penting sesungguhnya kebenciannya kepada Pluto dan binatang

lainnya adalah bentuk pelarian dari kebenciannya terhadap diri sendiri. Fromn

(2002:260) menjelaskan bahwa ‘benci terhadap diri sendiri’ disembunyikan dengan

berbagai cara. Pada dasarnya, orang-orang ini tidak merasa membenci diri sendiri;

apa yang mereka rasakan hanyalah merasa rendah diri karena merasa bodoh, tidak

atraktif, atau memiliki sesuatu yang tidak dapat dibanggakan. Tokoh “ Aku” tak dapat

menemukan jawaban atas permasalahan hidupnya. Akhirnya, kucing tersebut menjadi

pelariaannya. Disebutkan bahwa tokoh “Aku” mendapat begitu banyak perhatian dan

kasih sayang di masa mudanya namun tidak pada saat setelah menikah. Oleh karena

itu ia mencari kasih sayang tersebut dari binatang-binatangnya, Dan ketika kucing

tidak kunjung memberikan kebutuhan itu, lalu “Aku” layak menghancurkannya.

One night, returning home, much intoxicated, from one of my haunts about

town, I fancied that the cat avoided my presence. I seized him; when, in his fright at

my violence, he inflicted a slight wound upon my hand with his teeth.

c. Perwatakan tokoh yang menggambarkan kecemasan

14

Page 15: PAPEER (FULL).docx

Kecemasan adalah ketegangan, rasa tidak aman dan kekawatiran yang timbul

karena dirasakan terjadi sesuatu yang tidak menyenangkan tetapi sumbernya sebagian

besar tidak diketahui dan berasal dari dalam .Kecemasan dapat didefininisikan suatu

keadaan perasaan keprihatinan, rasa gelisah, ketidak tentuan, atau takut dari

kenyataan atau persepsi ancaman sumber aktual yang tidak diketahui atau dikenal

(Stuart and Sundeens, 1998).11

Tokoh “Aku” merasa cemas setelah ia menemukan dinding rumahnya yang

membentuk ukiran jasad Pluto,padahal ia yakin sekali kalau ia menggantungnya di

pohon,ia merasa dihantui dan gelisah.

For the startling fact just detailed, it did not the less fail to make a deep

impression upon my fancy. For months I could not rid myself of the phantasm of the

cat; and, during this period, there came back into my spirit a half-sentiment that

seemed, but was not, remorse. for another pet of the same species, and of somewhat

similar appearance, with which to supply its place

Tokoh “Aku” mengakui bahwa ia takut terhadap kucing misterius tersebut, ia

merasa tidak aman.

At such times, although I longed to destroy it with a blow, I was yet withheld

from so doing, partly by a memory of my former crime, but chiefly -- let me confess it

at once -- by absolute dread of the beast.

    This dread was not exactly a dread of physical evil -- and yet I should be at a loss

how otherwise to define it. I am almost ashamed to own -- yes, even in this felon's

cell, I am almost ashamed to own -- that the terror and horror with which the animal

inspired me, had been heightened by one of the merest chimæras it would be possible

to conceive

11 http://psikologi-bidar-rio-ps11.blogspot.com/2012/12/teori-kecemasan.html

15

Page 16: PAPEER (FULL).docx

Selain ketakutannya pada kucing misterius tersebut, ia pun masih terus

merasa dihantui oleh Pluto, ia merasa gelisah dan selalu terpikirkan Pluto. Kucing

misterius itu pun selalu menghantui melalui mimpi mimpi buruknya

And a brute beast -- whose fellow I had contemptuously destroyed -- a brute

beast to work out for me -- for me a man, fashioned in the image of the High God --

so much of insufferable wo! Alas! neither by day nor by night knew I the blessing of

Rest any more! During the former the creature left me no moment alone; and, in the

latter,

Karena tidak tahan lagi dengan rasa gelisah dan cemas yang menghantuinya ia

pun berusaha membunuhnya..Tokoh “Aku” tidak dapat membendung lagi rasa

gelisahnya.

The cat followed me down the steep stairs, and, nearly throwing me headlong,

exasperated me to madness. Uplifting an axe, and forgetting, in my wrath, the

childish dread which had hitherto stayed my hand, I aimed a blow at the animal

which, of course, would have proved instantly fatal had it descended as I wished.

Daftar Pustaka

16

Page 17: PAPEER (FULL).docx

Minderop, Albertine. 2013. Psikologi Sastra. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Minderop, Albertine. 2005. Metode Karakterisasi Telaah Fiksi. Jakarta: Yayasan Obor

Indonesia.

http://www.amazine.co/18982/apa-itu-alkoholisme-4-tahap-alkoholisme-gejalanya/

http://drhasto.blogspot.com/2011/09/kebencian.html

http://psikologi-bidar-rio-ps11.blogspot.com/2012/12/teori-kecemasan.html

http://desispectryani.blogspot.com/2012/04/arti-kasih-sayang-dalam-hidup.html

http://www.referensimakalah.com/2013/06/pengertian-marah-menurut-psikologi.html

http://id.wikihow.com/Mengenali-Perilaku-Manipulatif

http://id.wikipedia.org/wiki/Tema

17