pap smear

39
Pada tahun 1940 Dr. George N Papanicolaou seorang Patologis berkebangsaanAmerika , mengembangkan sebuah teknik penapisan (Pap Smear) untuk mengetahui keberadaan sel kanker yang terdapat pada servik. Sebagai hasil dari penemuan teknik penapisan tersebut angka kematian yang diakibatkan oleh kanker Serviks telah menurun secara signifikan dalam 40 tahun terakhir. Penapisan tersebut tidak hanya dapat menemukan sel kanker, tapi juga sel pendahulunya (pre- cancerous cell) Dengan diidentifikasi dan dieradikasinya sel tersebut maka progresifitas dari sel kanker dapat dicegah. Definisi Pap Smear adalah suatu teknik penapisan untuk mengambil sampel sel dari serviks. Pap smear disebut juga Cervical Smear. Bentuk Pap Smear Beberapa bentuk dari Pap smear telah berubah. Pap smear yang standar dilakukan adalah melakukan apusan spesimen pada objek glass, yang kemudian diproses dan dibaca oleh sitoteknologis. Kemudian ada yang disebut dengan Pap Net/ Auto Pap, merupakan suatu alat penapis otomatis yang membaca slide sediaan Pap Smear dengan komputer. Saat ini terdapat teknik terbaru pap smear yaitu dengan meletakkan spesimen pada suatu medium cair yang kemudian dilakukan penapisan dengan bantuan komputer disebut dengan Thin Preparation. semua teknik tersebut didesain untuk meningkatkan akurasi dari penapisan tersebut. Gambaran Fisiologis Epitel dari Serviks terdiri dari stratified squamous cells pada ektoserviks yang bertransisi menjadi epithel kolumnar mucinus di

Upload: ucuphilmirocks

Post on 14-Aug-2015

319 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

teori tentang penngunaan pap smear sebagai salah satu moda transportasi

TRANSCRIPT

Page 1: Pap Smear

Pada tahun 1940 Dr. George N Papanicolaou seorang Patologis berkebangsaanAmerika, mengembangkan sebuah teknik penapisan (Pap Smear) untuk mengetahui keberadaan sel kanker yang terdapat pada servik.  Sebagai hasil dari penemuan teknik penapisan tersebut angka kematian yang diakibatkan oleh kanker Serviks telah menurun secara signifikan dalam 40 tahun terakhir. Penapisan tersebut tidak hanya dapat menemukan sel kanker, tapi juga sel pendahulunya (pre-cancerous cell) Dengan diidentifikasi dan dieradikasinya sel tersebut maka  progresifitas  dari sel kanker dapat dicegah.

DefinisiPap Smear adalah suatu teknik penapisan untuk

mengambil sampel sel dari serviks. Pap smear disebut juga Cervical Smear.

Bentuk Pap SmearBeberapa bentuk dari Pap smear telah berubah. Pap

smear yang standar dilakukan  adalah melakukan apusan spesimen pada objek glass, yang kemudian diproses dan dibaca oleh sitoteknologis. Kemudian ada yang disebut dengan Pap Net/ Auto Pap, merupakan suatu alat penapis otomatis yang membaca slide sediaan Pap Smear dengan komputer. Saat ini terdapat teknik terbaru pap smear yaitu dengan meletakkan  spesimen  pada suatu medium cair yang kemudian dilakukan penapisan dengan bantuan komputer disebut dengan Thin Preparation. semua teknik tersebut didesain untuk meningkatkan akurasi dari penapisan tersebut.

Gambaran Fisiologis            Epitel dari Serviks terdiri dari stratified squamous cells pada ektoserviks yang bertransisi menjadi epithel kolumnar mucinus di endoserviks, perbatasan antara kedua jaringan tersebut dinamakan squamocolumnarjunction (SCJ). Epithel kolumnar endosevikal bertranformasi (metaplasia) secara aktif menjadi epithel skuamous saat remaja dan ketika kehamilan. Area yang mengalami perubahan metaplasia ini disebut zona tranformasi. Jaringan ini berisiko dipengaruhi oleh faktor onkogenik, seperi Human papillomavirus (HPV), untuk menyebabkan terjadinya perubahan neoplastik. Area-area

Page 2: Pap Smear

inilah yang harus diambil sampelnya ketika melakukan Pap Smear.

Rekomendasi PemeriksaanSecara umum Pap smear dapat mendeteksi 90% kanker

servikal, 50% kanker uterus, dan 10% kanker ovarium. Pap smear telah menjadi bagian penting dalam perawatan kesehatan wanita. Sebuat konsensus dari  American Cancer Society, American College of Obstetricians and Gynecologist, National Cancer Instititute, American Medical Association, American Nurses’ Association, American Academy of Family Physicians, and the American Medical Women’s Association. Semua wanita yang sudah atau akan aktif secara seksual atau telah mencapai umur 18 tahun harus melakukan apusan serviks dan pemeriksaan serviks setiap tahunnya. Rekomendasi pemeriksaan Pap Smear terbagi menjadi, Yaitu:

1. Wanita yang tidak berisiko tinggi terkena kanker serviks:         Pap smear boleh dilakukan tidak sesering sebelumnya, setelah

3 atau lebih pemeriksaan tahunan yang normal, berturut-turut, memuaskan, sesuai kebijakan pemeriksa.

         Tidak ada batas atas untuk pemutusan penapisan

2. Wanita yang berisiko tinggi, yang harus melalui penapisan setiap tahunnya. Yaitu:

         Umur saat pertama kali melakukan hubungan seksual (<17 tahun). Pada saat remaja, Zona Tranformasi aktif dan lebih mungkin untuk terkena faktor onkogenik.

         Pasangan seksual multipel. Meningkatkan risiko terkenanya HPV dan menjadi kofaktor onkogenik yang ditransmisikan secara seksual. Persetubuhan dengan partner laki-laki sesama jenis juga merupakan faktor risiko.

         Infeksi HPV. Terdapat hubungan yang kuat antatra infeksi HPV dengan prekursoe kanker skuamous dan Karsinoma Skuamous.

         Infeksi HIV. Menurunkan imunitas, meningkatkan insidensi yang berhubungan dengan infeksi HPV.

         Wanita perokok.

Prosedur PenapisanPap smear dapat dilakukan secara mudah dan tanpa nyeri, prosedurnya adalah sebagai berikut1:

1. Posisikan Pasien

Page 3: Pap Smear

Posisikan pasien dengan bokong berada pada tepi meja pemeriksaan. Jika pasien tidak cukup dekat dengan ujung meja, maka memasukkan spekulum akan menjadi amat sulit dan tidak nyaman untuk pasien sendiri. Draping yang baik juga dapat digunakan untuk membuat pasien lebih nyaman tetapi tidak bermaksud untuk menutupi pandangan pemeriksanya. Pencahayaan yang baik juga amat penting.

2. Beri bantalan pada pemijak kaki

Beri bantalan pada pemijak kaki, jadi tidak menusuk kaki pasien.Alas hangat atau kaus kai dapat dipakai sebagai bantalan pijakan kaki. Perbolehkan pasien untuk tetap memakai kaos kaki, akan memberikan bantalan tambahan dan membantu pasien untuk menjaga kakinya tetap hangat selama pemerikasaan.

3. Inspeksi Vulva

Page 4: Pap Smear

Secara halus pisahkan labia dan inspeksi vulva, cari:          Lesi di kulit         Massa         Perubahan warna pada kulit         Tanda Trauma         Distribusi Rambut kemaluan (segitiga=normal)

         Pergerakan serangga (kutu pubis) di dalam rambut kembaluan.Jelaskan pada pasien apa yang sedang dilakukan sehingga pasien merasa nyaman. Labia dan kulit harus digerakkan jika tidak maka pemeriksa tidak dapat melihat apa-apa. 

4. Hangatkan Spekulum

Air yang mengalir bekerja dengan baik untuk menghangatkan spekulum, selain itu juga memberikan efen pelicin pada spekulum. Dapat juga digunakan alat penghangat untuk menjaga kehangatan spekulum. Jangan terlalu panas dan juga terlalu dingin, kedua-duanya tidak nyaman.

  

5. Masukkan Spekulum

Page 5: Pap Smear

Setelah menghangatkan spekulum, pisahkan labia dan jaga tetap terpisah.Masukkan Spekulum kedalam vagina, biarkan mengikuti bagian yang paling rendah tahanannya. Beberapa vagina lurus langsung kebelakang, paralel dengan lantainya. Vagina lain ada yang sedikit turun tidak paralel dengan lantainya. Ada juga yang naik, jauh dari lantai. Jaga spekulum tetap tertutup sampai spekulum secara komplit masuk.Buka spekulum dan biasanya servik langsung dapat terlihat . Jika belum, biasanya serviks terletak di bagian bawah atau atas dari sendok spekulum bagian bawah/ atas. Gerakkan spekulum keatas atau kebawah untuk dapat menemukan serviks.Kunci spekulum pada posisi terbuka, cukup lebar untuk dapat melihat visualisasi serviks secara lengkap, tetapi tidak terlalu lebar sehingga membuat pasien tidak nyaman.

6. Mulai dengan Spatula

”Spatula Ayer” didesain khusus untuk melakukan Pap Smear. Bagian ujung yang konkaf (membentuk kurva kedalam) sesuai untuk serviks, sedangkan bagian ujung yang konveks (membentuk kurva keluar) digunakan untuk menyikat lesi di vagina atau mengambil sampel dari ”pooling vagina”(kumpulan dari sekresi vagina) yang terdapat dibagian bawah serviks.

Page 6: Pap Smear

Spatula terbuat dari kayu ataupun plastik. Keduanya memberikan hasil yang memuaskan.Bagian ujung spatula yang berbentuk konkaf diletakkan pada serviks dan kemudian diputar secara sirkuler sehingga seluruh area disekitar pembukaan servikal os dapat diambil sampelnya .Biasanya langkah ini dapat dilakukan tanpa menyebabkan ketidaknyamanan, pada sebagian wanita yang sensitif pada sensasi dapat mengalami kram kecil. Kadang-kadang langkah ini juga dapat menyebabkan perdarahan. Pada kasus ini yakinkan pasien bahwa:

         Walaupun terdapat perdarahan kecil, atau spotting dalam beberapa jam, hal ini tidak berbahaya.

         Perdarahan tersebut akan berhenti secara spontan.         Perdarahan tersebut disebabkan oleh Pap smear.

7. Squamo-columnar Junction Sampel

Sangat penting untuk mendapatkan sampel dari  Squamo-Columnar Junction. Ini adalah area sirkuler pada pembukaan serviks, dimana daerah kulit halus serviks yang berwarna merah muda, bertemu dengan daerah merah yang rapuh, memproduksi mukosa dalam kanalis servikal.Jika ada masalah dengan kanker atau perubahan pre-kanker, daerah ini adalah daerah yang paling terkena efeknya. Area yang jenis epitelnya tidak stabil ini disebut juga daerah transisional.Daerah transisional terletak bermacam-macam tergantung umur dan status estrogen.

8. Thin Smear

Page 7: Pap Smear

Thin smear berbasis cairan, yang telah disetujui oleh Food and Drug Association pada tahun 1996. Sebarkan sampel yang diambil dari serviks tadi pada objek glass. Usahakan untuk membuat suatu apusan yang amat sangat tipis (thin smear), ini akan mempermudah patologis untuk membacanya. Pastikan objek glass tersebut diberi label (menggunakan pensil). Jangan menghabiskan waktu terlalu banyak untuk membuat thin smear, bila terlalu lama akan menjadi kering dan sulit untuk dibaca.

9. Fiksasi

Lakukan fiksasi denga alkohol 95% secara cepat dalam waktu 10-15 detik. Jika sitologikal spray tidak ada maka bahan lain yang mengandung asetone dapat bekerja dengan baik. Hair spray juga dapat digunakan.

10. Gunakan sikat (Cytobrush)

Page 8: Pap Smear

Untuk mengambil sampel dari kanal endoservikal digunakan Cytobrush. Sikat yang halus ini didesain untuk dimasukkan ke dalam kanal tanpa menyebabkan kerusakan kanal.Dorong Cytobrush ke dalan kanal, tidak lebih dalam dari panjang sikat (1.5 cm -2 cm). Putar secara sirkuler 180 derajat (setengah lingkaran) dan tarik keluar. Jangan putar  sikat terus menerus karena dapat menyebabkan perdarahan.Apus sampel pada bagian lain dari slide, sebarkan materal secara sama pada slide, kemudian fiksasi. Biarkan slide mengering sebelum meletakkan kedalam tempat penyimpanan pap smear. Setelah kering dan tersimpan dengan baik segera kirimkan ke lab.Pastikan slide telah diberi label dan beberapa informasi klinis yang dimasukkan dalam lembar permintaan pemeriksaan. Memberi tahu sitologis bahwa pasien telah melalui histerektomi akan menyimpan waktu lebih banyak untuk mengevaluasi apusan.Pada pasien yang telah melalui histerektomi, Pap Smear dilakukan menggunakan bagian konveks dari spatula ayer, apus secara horizontal pada bagian atas dari vagina, kemudian sitobrush digunakan untuk mencapai bagian atas dan bawah pojok vagina.Penjelasan diatas mendeskrpisikan teknik ”two-slide”. Kadang hanya satu objek glass yang dipakai ( teknik ”one-slide”). Jadi Spatula ayer dioleskan di bagian ujung slide, sedangkan Cytobrush dibagian ujung yang lain. 

11. Gunakan Sapu untuk media berbasis cairan

Page 9: Pap Smear

Media berbasis cairan memberikan beberapa keuntungan dibandingkan objek glass yang tradisional dalam pap smear. Media tersebut menjadi lebih mudah dibaca, memiliki akurasi yang lebih baik dibandingkan teknik tradisional. Keuntungan lainnya adalah dapat dilakukannya tes HPV apabila ada hasil yang abnormal.

Cara mengambil poolingSetelah melihat serviks, masukkan fiber sapu yang panjang ke dalam kanalis endoservikal. Putar secara sirkuler membentuk lingkaran komplit, 5 kali. Jangan memutar ke belakang pada tujuan yang berlawanan, karena dapat menyebabkan hilangnya sel yang telah menempel.

Letakan sapu kedalam container

Ikuti petunjuk dari pembuat tempat penyimpanan media cair yang ada di Lab. Sebagai contoh, beberapa akan meminta anda untuk menekan sapu dibagian dasar dari tempat penyimpanan 5 kali, diikuti dengan beberapakali putaran. Kemudian angkat sapu dan tempat penyimpanan tersebut disegel. Ada yang meminta untuk mematahkan sapu dan merekomendasikan

Page 10: Pap Smear

untuk mengirim kontainer yang disegel beserta kepala sapu didalamnya.

Klasifikasi PAP SmearHasil dari pap smear dapat berupa hasil false positive atau false negative. Karena alasan ini, sangatlah penting untuk melakukan tes ini secara benar dan juga berkesinambunganUntuk mendiagnosis kanker serviks dan lesi pra kanker diperlukankerjasama yang baik antara klinikus (kolposkopi) ahli sitologi (tes PAP) danahli patologi (biopsi), dan mempergunakan bahasa, dan cara pelaporan yangsama.

A. Klasifikasi PapanicolaouPapanicolaou membagi sel abnormal dalam 5 kelas :Kelas I             : tidak ditemukan sel atipik atau sel abnormalKelas II           : sitologi atipik tetapi tidak ditemukan keganasanKelas III          : sitologi sugestif tetapi tidak konklusif keganasanKelas IV          : sitologi sangat sugestif keganasanKelas V           : sitologi konklusif keganasan.Cara  pelaporan  ini  telah  ditinggalkan walaupun masih  ada  yangmemakai dengan modifikasi tertentu.Pada pelaporan ini:•    Tidak mencerminkan pengertian neoplasia serviks/vagina :•    Tidak mempunyai padanan terhadap terminologi.histologi•    Tidak menemukan diagnosis pra kanker•    Tidak menggambarkan interpretasi yang seragam•    Tidak menunjukkan suatu pengertian diagnosis.

B. Klasifikasi BSCC (British Society for Clinical Cytology) 1980Sistem ini mencoba membuat korelasi antara temuan sitologi abnormaldengan histopatologinya dengan memakai istilah dyskaryosis ringan, sedang,dan berat.

Page 11: Pap Smear

Klasifikasi BSCC:1.   Tidak memuaskan untuk evaluasi2.   Negatif3.   Perubahan inti (borderline)4.   Sel dyskariotik : ringan.. sedang dan berat5.  Sel ganas invasif, skuamosa atau adeno karsinoma.

C. Sistim pelaporan deskriptif1.   Negatif (tidak ditemukan sel ganas)2.   Inkonklusif (sediaan tidak memuaskan)3.   Displasia (ditemukan sel  liskariotik)       4.   Positif (ditemukan sel ganas)Cara pelaporan ini diusulkan oleh Reagen menjelaskan perubahan prainvafif dengan memakai istilah karsinoma insitu, displasia artinya maturasi abnormal tetapi tidak menggambarkan perubahan premaligna dan juga tidak menggambarkan perubahan yang berkesinambungan seperti karsinogenesis serviks.

D. Neoplasia Intraepitel ServiksTerminologi memakai istilah neoplasia intraepitel serviks (NIS) diusulkan oleh Richart:1.   Normal     2.   Atypia      3.   NIS I - displasia ringan     4.   NIS II - displasia sedang 5.   NIS III - displasia berat - karsinoma in situ6.   KarsinomaPada terminologi ini displasia berat dan karsinoma insitu digabung karena sitologi sulit dibedakan. Terminologi ini tidak terlalu disukai karena istilah neoplasia, karena tidak semua perubahan awal ini menjadi neoplastik dan tidak semua lesi berlanjut.menjadi karsinoma.Dengan   perkembangan-pengetahuan mengenai biologi infeksi HPV dan hubungannya dengan karsinogenesis serviks/ infeksi HPV dimasukkan  ke dalam spektrum perubahan pra kanker.

E. The Bethesda SystemPada tahun 1988 National Cancer Institute (NCI) membuat terminolagi .yang dinamakan The Bethesda System (TBS), saat ini system yang terbaru adalah tahun 2001, objektifnya adalah : 

Page 12: Pap Smear

•    Komunikasi efektif antara ahli sitologi dan dokter perujuk•    Mempermudah korelasi sitologi-histologi•    Mempermudah penelitian epidemiologi, biologi dan patologi•    Data   yang   dapat   dipercaya      untuk   analisis   statistik   nasional   daninternasional.The Bethesda System:  Adekuasi sediaan

Memuaskan (endoserviks atau sel metaplastik)

Terlihat jumlah sel skuamous yang cukup, kemudian  terlihat sel endoservikal atau sel metaplastik skuamous, serta kurang dari 50% sel bersih dari darah atau inflamasi.  

Tidak memuaskan

Tidak Memuaskan Memuaskan  tetapi  terganggu  karena  tidak tampak  sel  

endoserviks /metaplastikKategori Umum

Page 13: Pap Smear

Dalam Batas Normal Dalam batas normal Perubahan seluler jinak Abnormalitas sel epitel

Abnormalitas sel epitel meliputi:SEL SKUAMOSA                         •   Sel skuamosa atipik yang tidak dapat ditentukan artinya (ASCUS = Atypical Squamous Cells of undetermined Significant,•    LIS derajat rendah/LGSIL (Low Grade Squamous Intraepitelial Lesion)      = HPV      = Displasia ringan/ NIS I•    LIS derajat tinggi/HGSIL (High Grade SIL)-    Displasia sedang/ NIS II-    Displasia Berat/NIS II -    Karsinoma in Situ/ NIS III•    Karsinoma sel skuamosaInfeksi HPV dan NIS I dikelompokkan dalam LIS derajat rendah, karena sulit membedakannya, demikian pula dengan NIS II dan NIS III menjadi LIS derajat tinggi, sedangkan atipia dimasukkan kedalam ASCUS.Dampak cara pelaporan ASCUS dan AGUS menjadi masalah karena mencapai 20-25 % di Amerika Serikat, dan hal ini memerlukan pemeriksaan lanjutan. Laboratorium yang baik melaporkan ASCUS tidak lebih dari 50 %,SEL GLANDULER•           Sel endometrial, sitologi jinak pada wanita pasca menopause•           Sel glanduler atipik yang tidak dapat ditentukan artinya (AGUS)•           Lesi intraepitel glanduler

Page 14: Pap Smear

•           Adenokarsinoma endoserviks•           Adenokarsinoma endometrium                                                                 •           Adenokarsinoma ekstra uterin                                                                 •           Adenokarsinoma yang telah dapat ditentukan asalnya.

DAFTAR PUSTAKA1. Manual of Outpatient Gynecology, 4th edition: by Carol Havens (Editor), Carol S. Havens, Nancy D. Sullivan (Editor), Nancy D. Sulivan (Editor) By Lippincott  Williams & Wilkins Publishers;  (March 15, 2002)

2. DLT, Maringan. Perkembangan dalam penanganan Pra kanker Serviks. Sub. Bag. Onkologi Bag/SMF OBGYN FKUP/RSHS Bandung. 1991.  

Darah Putih (Leukosit)

Leukosit memiliki bentuk khas, nukleus, sitoplasma dan organel, semuanya bersifat mampu bergerak pada keadaan tertentu. Eritrosit bersifat pasif dan melaksanakan fungsinya dalam pembuluh darah, sedangkan leukosit mampu keluar dari pembuluh darah menuju jaringan dalam menjalankan fungsinya.Jumlah seluruh leukosit jauh di bawah eritrosit, dan bervariasi tergantung jenis hewannya. Fluktuasi dalam jumlah leukosit pada tiap individu cukup besar

Page 15: Pap Smear

pada kondisi tertentu, misalnya: stress, aktivitas fisiologis, gizi, umur, dan lain-lain. Jumlah leukosit yang menyimpang dari keadaan normal mempunyai arti klinik penting untuk evaluasi proses penyakit.

Lima bentuk leukosit yang berbeda dibagi dalam dua kelompok, yakni granulosit yang memiliki butir khas dan jelas dalam sitoplasma dan agranulosit yang tidak memiliki butir khas dan jelas dalam sitoplasma. Dari diferensiasi penghitungan leukosit dapat ditentukan persentasi normal dari tiap jenis yang ternyata cukup berbeda. Pada anjing, kucing, kuda dan persentasi leukosit neutrofil lebih besar dari limfosit, sedangkan pada ruminansia, limfosit bersifat dominan.

GranulositAda tiga tipe granulosit yang diberi nama berdasarkan sifat reaksinya terhadap zat warna tertentu. Leukosit eosinofil butirnya bersifat asidofil (berwarna merah dengan eosin). Leukosit basofil butirnya bersifat basofil (ungu), dan leukosit neutrofil butirnya tidak bersifat asidofil maupun basofil. Afinitas terhadap zat warna dari butir leukosit neutrofil bervariasi antara hewan satu dengan yang lain. Karenanya sering disebut dengan istilah heterofil, sebagai pengganti neutrofil, yang menyatakan bahwa butirnya tidak bersifat eosinofil maupun basofil. Lazimnya untuk leukosit neutrofil dipakai istilah khusus, yakni leukosit polimorfonuklear (PMN atau polymorphonuclear).

Page 16: Pap Smear

Leukosit Neutrofil. Leukosit ini berdiameter 10 sampai 12 µm, memiliki butir halus dalam sitoplasma dan inti berglambir. Kromatin inti pekat dan mengelompok. Benang kromatin antarglambir jelas terdapat pada manusia dan ruminansia, kadang-kadang tampak pada anjing. Karena konstriksi inti tidak lengkap atau sempurna, maka sulit menentukan gelambir secara pasti pada leukosit neutrofil pada hewan, kecuali ruminansia. Di antara hewan peliharaan, jumlah gelambir pada leukosit neutrofil domba paling banyak.Leukosit tua memiliki gelambir lebih banyak atau jelas dari yang muda. Karenanya bila leukosit neutrofil memiliki inti berbentuk V, U, atau S tanpa konstriksi jelas, dianggap sebagai leukosit muda. Pada kasus penyakit bakteri, lazimnya jumlah leukosit neutrofil dalam darah meningkat dan tampak pula leukosit muda.Hal ini disebabkan sumsum tulang merah perlu melepas leukosit muda untuk melawan infeksi. Secara klinik, bila jumlah leukosit muda meningkat dalam aliran darah disebut “bergeser ke kiri” yang penting untuk ramalan penyakit. Sebaliknya, bila jumlah leukosit neutrofil abnormal dengan hipersegmentasi disebut “bergeser ke kanan” pertanda adanya infeksi kronik atau stress.

Pada hewan betina, leukosit memiliki apendiks jelas pada intinya yang disebut Barr. Kromatin kelamin ini kecil (1,5 µm) bertaut pada gelambir utama melalui benang kromatin dan merupakan ciri khas bagi

Page 17: Pap Smear

hewan betina. Tetapi khusus pada sapi agak sulit ditentukan adanya badan Barr, karena kromatin yang pekat sering menutupinya. Badan Barr atau kromatin kelamin ini dipakai untuk menentukan jenis kelamin betina pada hewan yang mengalami kelainan kelenjar endoktrin (endoctrine dysfunction) atau anomali pada kromosom.Sitoplasma leukosit beraspek kelabu pucat, mengandung butir halus berwarna ungu, dan besarnya tidak merata. Dari berbagai hewan peliharaan, anjing memiliki butir paling kecil, sehingga hampir tidak tampak, sedangkan pada kambing butirnya paling jelas dan mengambil warna cukup kuat.

Dengan mikroskop elektron, leukosit neutrofil kadang-kadang menunjukkan mitokondria jelas, sedikit poliribosom dan butir glikogen. Butir-butir spesifik relatif kecil dan menyebar.Pada perkembangan dini, butir-butir azurofil lebih awal terbentuk dan disebut butir primer. Pembentukan butir ini terhenti dengan munculnya butir skunder atau butir spesifik. Karenanya jumlah butir primer berkurang (50%) pada mitosis berikutnya, sehingga pada sel dewasa hanya tinggal kira-kira 10 sampai 20% butir sitoplasma.Sebaliknya butir spesifik menonjol, karena selalu terbentuk pada tiap mitosis. Butir spesifik mengandung lisozim suatu bakterisida, karena enzim ini akan menghidrolisis glikosida yang terdapat pada dinding bakteri. Komponen penting lain adalah butir

Page 18: Pap Smear

spesifik laktoferin, suatu protein yang berikatan bakterisida terhadap bakteri yang memerlukan zat besi. Laktoferin dikenal sebagai penghambat produksi leukosit neutrofil, karenanya aktivitas khusus merupakan hasil putaran umpan balik dalam produksi leukosit neutrofil. Butir azurofil mengandung enzim hidrolitik, lisozim, dan mieloperoksidase yang menjadi bakterisida bila kompleks dengan H2O2 melepaskan oksigen aktif. Kedua macam butir bekerja sama dalam menghancurkan benda asing yang difagositosis.

Sebagai respons terhadap infeksi, leukosit neutrofil mampu keluar dari pembuluh darah menuju daerah infeksi untuk membunuh bakteri dan membersihkan pecahan jaringan. Pada saat yang sama, sumsum tulang merah dirangsang untuk melepas lebih banyak leukosit neutrofil dalam aliran darah, dan terjadilah leukositosis yang ditandai dengan peningkatan leukosit muda. Leukosit neutrofil dikenal sebagai lini pertahanan pertama (first line of defense). Jangka hidupnya dalam aliran darah kira-kira lima hari.Leukosit Eosinofil. Jumlah dalam aliran darah berkisar antara 2 sampai 8% dari jumlah leukosit, berdiameter 10 – 15 µm. Inti bergelambir dua, dikitari butir-butir asidofil yang cukup besar berukuran 0,5 sampai 1,0 µm dan jangka hidupnya 3 sampai 5 hari. Hubungan antar-dua gelambir sering tertutup oleh butir sekreta sehingga tidak jelas.Penelitian dengan mikrograf elektron pada leukosit eosinofil menunjukkan adanya apparatus golgi

Page 19: Pap Smear

dengan gelembung pipih dan gelembung kecil-kecil berisi materi sekreta. Butir spesifik ada dua macam; butir eusinofil pada kuda dan sapi bersifat homogen, sedangkan pada anjing, kucing dan kambing, butir eosinofil memiliki selaput dan kristaloid yang memiliki pusat lamina pekat elektron dikitari matriks homogen yang kurang pekat.Leukosit eosinofil berperan aktif dalam mengatur alergi akut dan proses pembarahan, mengatur investasi parasit, dan memfagositose bakteri, antigen-antibodi kompleks, mikoplasma dan ragi. Juga mengandung histaminase, yang mengaktifkan histamin dan pelepasan serotonin dari sel tertentu, juga melepas zinc yang menghalangi agregasi trombosit dan migrasi makrofag. Ada beberapa indikasi bahwa leukosit eosinofil dapat memperbesar koagulasi dan fibrinolisis dan menghambat granulopoiesis.

AgranulositDua tipe agranulosit, yaitu limposit dan monosit tidak memiliki butir sitoplasmik spesifik, tetapi sering mengandung butir azurofil yang tidak spesifik. Agranulosit selanjutnya ditandai dengan adanya inti lonjong, bulat dengan lekuk khas.Limposit. Persentase limposit pada darah ferifer tergantung pada spesiesnya. Pada anjing, kucing,dan kuda antara 20 sampai 40%, pada ruminansia antara 60 sampai 70%. Pada sediaan ulas dan diwarnai dapat dibedakan adanya limposit besar dan kecil. Limposit besar adalah bentuk yang belum dewasa,

Page 20: Pap Smear

dan sering disebut prolymphocytes) atau sel “blas” besar.Limposit menunjukkan ketidaksamaan dalam bentuk maupun fungsinya, karena sifatnya yang plastik dan mampu bergerak serta dapat mengubah bentuk dan ukurannya. Sifat limposit mampu menerobos jaringan atau organ tubuh lunak, karena menyediakan zat kebal untuk pertahanan tubuh. Limfosit kecil berdiameter 6 sampai 9 µm, inti besar dan kuat mengambil zat warna, dikitari sedikit sitoplasma yang berwarna biru pucat. Lazimnya inti memiliki sedikit lekuk pada satu sisi. Pada sediaan ulas, inti begitu gelap sehingga nukleolus tidak tampak. Sitoplasma yang sedikit, mengandung banyak poliribosom dan sedikit mitokondria. Bila butir azurofil ada, lazimnya tampak di daerah lekuk inti.Limfosit besar, berdiameter 12 sampai 15 µm, memiliki lebih banyak sitoplasma, dan inti lebih besar dan sedikit pucat dibandingkan dengan limposit kecil. Butir azurofil tampak di daerah lekuk ini dn mengujian dengan mikroskop elektron menunjukkan sepasang sentriol yang dikitari oleh apparatus golgi. Limfosit besar memiliki apparatus golgi lebih jelas, nukleolus serta mitokondria lebih besar.

MONOSIT.Monosit adalah leukosit terbesar yang berdiameter 15 sampai 20 µm dan berjumlah 3 sampai 9% dari seluruh sel darah putih. Terdapat kesulitan dalam identifikasi monosit dengan adanya bentuk transisi antara limposit kecil dan besar, karena terdapat

Page 21: Pap Smear

kemiripan satu sama lain. keadaan ini jelas bila mempelajari sediaan ulas darah sapi. Uraian tentang bentuk transisi akan diberikan pada pembahasan tiap spesies yang berbeda.Sitoplasma monosit lebih banyak dari limfosit, dan berwarna biru abu-abu pucat. Sering tampak adanya butir azurofil halus seperti debu. Inti berbentuk lonjong , seperti ginjal atau mirip tapal kuda, jelasnya memiliki lekuk cukup dalam. Kromatin inti mengambil warna lebih pucat dari limfosit. Inti memiliki satu sampai tiga nukleus, tetapi tidak tampak pada sediaan ulas yang diwarnai.

Monosit darah tidak pernah mencapai dewasa penuh sampai bermigrasi ke luar pembuluh darah masuk jaringan। Selanjutnya dalam jaringan menjadi makrofag tetap, seperti pada sinusoid hati, sumsum tulang, alveoli paru-paru, dan jaringan limfoid. Sering terletak berdekatan dengan endotel pembuluh darah. Dalam jaringan limfoid sumsum tulang dan sinusoid hati, makrofag tetap lazimnya melekat pada penjuluran dendritik dari sel retikuler.http://www.rafani.co.cc/2009/05/leukosit.html

Leukosit adalah butir darah putih yang berfungsi sebagai penyerang agen asing yang masih ke tubuh, baik yang bersifat biologik (hidup) maupun non-biologik (sat / bahan lain yang tanpa kehidupan). Leukosit menyerang berdasarkan 'pengalaman yang terpateri' (memori leukosit-limfosit). Bila jumlahnya kurang dan apalagi bila kualitas / aktivitasnya tidak

Page 22: Pap Smear

baik, maka pertahanan tubuh jadi lemah, mudah terkena penyakit. Hal ini tentunya akan berbahaya. Penyakit akibat infeksi kuman atau virus akan cepat menjalar dan merusak sel / jaringan tubuh dan ini kalau berlanjut akan berakibat fatal. Demikian penjelasan saya, semoga bermanfaat.

BILA LEUKOSIT SUSUT ATAU MELEJIT...Sel darah putih atau Leukosit merupakan " bala tentara" kita. Tugasnya melindungi tubuh agar tahan menghadapi serangan kuman, entah itu virus, bakteri, atau sejenisnya.Pendek kata leukosit berperan penting dalam sistem kekebalan tubuh.

Dalam melakukan aktivitas sehari-hari manusia tidak luput dari serangan berbagai macam kuman pembawa bibit penyakit. Beruntung, tidak setiap serangan tersebut bisa merobohkan tubuh, berkat pasukan tempur yang selalu siap melawan kuman. Pasukan tempur itu adalah sel darah putih yang dikenal dengan sebutan leukosit.

Sebagai gambaran, luka akibat goresan merupakan pintu masuk bagi kuman. Nah, di daerah luka itulah sel darah putih akan berkumpul dan berperang melawan kuman hingga tuntas. Bagian tubuh yang luka seringkali tampak merah dan membengkak serta seringkali mengeluarkan nanah. Itu merupakan efek dari peperangan kuman melawan sel darah putih.

Page 23: Pap Smear

Jika sel darah putih menang, kuman akan hilang dan tubuh kembali normal. Sebaliknya, jika sel darah putih kalah, diperlukan obat-obatan dari luar untuk membantu sel darah putih melawan kuman. Bisa dibayangkan betapa pentingnya sel darah putih dalam tubuh kita.

GANGGUAN SUMSUM TULANG

Sebagian orang pernah mengalami kekurangan sel darah putih atau disebut Leukopenia. Kondisi ini terjadi bila jumlah sel darah putih kurang dari 5.000 dalam setiap tetes darah. Manusia normalnya memiliki sel darah putih berjumlah 5.000 hingga 10.000 dalam setiap tetes darahnya.Leukopenia bisa disebabkan sumsum tulang mengalami gangguam. Sum-sum tulang merupakan produsen sel darah putih. Jika sum-sum tulang bermasalah, otomatis jumlah sel darah putih akan mengalami gangguan juga.

Leukopenia bisa juga disebabkan oleh infeksi. Infeksi dari kuman atau bakteri bisa menyebabkan penurunan jumlah sel darah putih. Kurangnya sel darah putih juga bisa terjadi karena adanya penyakit autoimun seperti HIV/AIDS atau lupus.

Pengaruh obat-obatan seperti efek dari kemoterapi

Page 24: Pap Smear

pun bisa menyebabkan terjadinya leukopenia.Beberapa jenis obat yang digunakan pada kemoterapi bisa merusak sum-sum tulang, sehingga produksi sel darah merah menurun. Meski demikian, kondisi ini tidak selalu terjadi pada setiap orang, bergantung kondisi masing-masing pasien.

Namun, keadaan ini tidak berlangsung lama pada pasien yang menjalani kemoterapi. Biasanya jumlah sel darah putih akan menurun selama beberapa hari. Ini disebabkan oleh efek obat kemoterapi, tetapi kemudian leukosit akan kembali pada jumlah normal lagi.

KANKER DARAH

Penyebab lain dari leukopenia adalah kanker, terutama kanker darah. Banyak orang beranggapan bahwa kanker akan memicu jumlah leukosit. Padahal kanker juga bisa menurunkan kadar leukosit. Apalagi jika kanker tersebut sudah menyerang sumsum tulang dan menyebar ke seluruh tubuh. Penyebab ini yang seringkali luput atau menipu perhatian dokter.

Kekurangan sel darah putih bisa menyebabkan seseorang rentan terserang penyakit ataupun infeksi. Bahkan penyakit ringan seperti flu saja bisa membuat pasien leukopenia menderita hebat.

Page 25: Pap Smear

Ini diakibatkan kurangnya pasukan tempur dalam tubuh. Penyakit yang seharusnya bisa dengan mudah ditangani oleh tubuh menjadi sulit sembuh.

ATASI PENYEBABNYA

Leukopenia seringkali diketahui ketika pasien memeriksakan diri ke dokter karena keluhan penyakit. Penyakit yang dialami itu kerap kali merupakan gejala dari leukopenia.Cara tercepat untuk mengetahuinya adalah dengan melakukan tes jumlah darah putih. Kemudian dokter akan memeriksa penyebab terjadinya penurunan jumlah sel darah putih. Jika sudah diketahui, barulah bisa ditentukan cara pengobatannya.

Untuk saat ini cara paling efektif untuk menangani leukopenia adalah dengan mengatasi penyebabnya. Jika leukopenia disebabkan oleh infeksi, obati saja infeksinya. Jika disebabkan oleh kanker, obatilah kankernya.

Belu ada pola makan atau diet yang berhubungan untuk menambah jumlah sel darah putih. Kalau leukopenia dikarenakan kanker, pola makan tidak bisa menaikkan jumlah leukosit. Karena itu mengonsumsi makanan sehat dan bergizi seimbang lebih untuk membantu proses pemulihan.

PENYEBAB LEUKOSIT TURUN NAIK

Page 26: Pap Smear

Kadar sel darah putih atau leukosit yang terlalu tinggi atau leukositosis, bisa mengindikasikan:

* Naiknya produksi leukosit guna melawan infeksi.* Reaksi obat-obatan.* Penyakit pada sumsum tulang, sehingga produksi leukosit menjadi abnormal.* Gangguan sistem imun.

Pemicu spesifik yang meningkatkan kadar sel darah putih, yaitu:

* Leukemia limfositik akut/ kronis.* Leukemia myelogenous akut/ kronis.* Alergi parah.* Obat kortikosteroid dan epinefrin.* Campak.* Infeksi bakteri.* Infeksi virus* Rematoid artritis.* Penyakit TBC.* Batuk rejan.* Kerusakan jaringan, misalnya akibat luka bakar.* Stress psikis dan fisik.* Merokok.

Sementara kadar sel darah putih bisa juga turun di bawah normal ( kurang dari 3.500 sel per mikroliter darah) karena :

Page 27: Pap Smear

* Infeksi virus.* Kelainan kongenital yang terkait dengan fungsi sumsum tulang.* Kanker.* Gangguan autoimun.* Obat-obatan yang merusak sel darah putih.

Pemicu spesifik yang menurunkan leukosit :* Alergi berat.* Anemia aplastis.* Kemoterapi.* Obat-obatan antibiotik, diuretik, dan prednison.* HIV/AIDS.* Hipertiroid.* Penyakit infeksi.* Penyakit lupus* Terapi radiasi.* Rematoid artritis.* Kekurangan vitamin.

BELUM TENTU LEUKEMIA

Sel darah putih atau leukosit bertugas melindungi tubuh dari serangan bakteri dan virus. Jumlah sel darah putih akan meningkat jika tubuh diserang kuman. Ini dilakukan untuk mengimbangi jumlah kuman yang masuk. Kondisi jumlah leukosit di atas batas normal disebut leukemia atau leukositosis.

Page 28: Pap Smear

Sel darah putih juga bisa berkembang biak melebihi batas normal, meski tubuh tidak diserang infeksi. Sumsum tulang belakang memproduksi sel-sel darah putih dalam jumlah yang sangat banyak.Sayangnya tidak semua sel darah putih tersebut layak disebut sel normal.Kebanyakan dari mereka tidak normal atau tidak berfungsi selayaknya.

Jika berlangsung terus jumlah sel darah putih abnormal ini akan menumpuk dan berbalik menyerang fungsi organ tubuh kita sendiri. Hal ini bisa disebabkan banyak hal. Yang paling umum ditemui adalah karena kanker darah atau kanker leukemia.Kanker ini memiliki banyak variasi dan bisa menyerang orang dewasa maupun anak-anak.

GEJALA LEUKEMIA

Gejala leukemia antara lain: demam, mudah lelah, kehilangan berat secara drastis, atau mudah berdarah. Bisa juga sering tersengal-sengal, rasa sakit pada tulang, dan berkeringat sangat banyak terutama di malam hari.Gejala ini tentu tidak semua sama pada setiap orang. Pada orang-orang tertentu bisa saja muncul sebagai gejala flu atau demam biasa, sehingga terabaikan. Bahkan ada yang tidak menggejala sama sekali.

Page 29: Pap Smear

Namun, gejala tadi tidak bisa menjadi acuan pasti adanya leukemia. Bisa saja karena tubuh sebenarnya sedang melawan kuman, jadi memproduksi leukosit lebih banyak.

Untuk memastikan perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium. Terutama pemeriksaan jumlah sel darah putih.

FAKTOR LEUKEMIA

Beberapa faktor leukemia antara lain: sering menjalani kemoterapi dan bekerja dengan bahan kimia. Meski demikian, tidak setiap orang yang memiliki faktor risiko akan mengalami leukemia.Ada orang yang tidak memiliki faktor risiko, tetapi terkena leukemia. Itu bisa saja karena faktor genetik.

MACAM_MACAM TERAPI LEUKEMIA

Leukemia bukan kanker berbentuk padat yang dapat diangkat lewat operasi. Pengobatan leukemia terbilang rumit, tergantung dari usia, kondisi tubuh pasien, dan tipe leukemianya. Belum lagi jika kanker tersebut sudah menyebar ke banyak bagian tubuh.

Pilihan terapi untuk leukemia antara lain:

1. KEMOTERAPI

Page 30: Pap Smear

Kemoterapi adalah: pengobatan yang umum dilakukan untuk menangani leukemia. Terapi ini menggunakan cairan kimia untuk membunuh sel leukemia.Pasien bisa hanya menerima satu jenis obat atau berbagai macam obat, bergantung dari jenis leukemianya. Cara pengobatannya bisa dalam bentuk pil atau disuntikkan ke dalam saluran darah.

2. TERAPI BIOLOGIS

Dikenal juga sebagai terapi imuno.Terapi biologis menggunakan berbagai macam substansi untuk meningkatkan kekebalan tubuh pasien agar kuat melawan sel kanker.

3. TERAPI KINASE INHIBITOR

Obat yang mengandung zat imatinib mesilat ini merupakan pilihan pertama bagi kebanyakan penderita leukemia jenis myelogen kronis.

4. TERAPI OBAT LAIN

Arsenik trioksida dan semua jenis asam trans retinoik merupakan obat antikanker. Cara kerjanya membuat sel leukemia menjadi tua dan mati.

5. TERAPI RADIASI

Page 31: Pap Smear

Terapi yang menggunakan sinar x ini bertujuan untuk menghancurkan sel leukemia dan menghentikan pertumbuhannya. Pasien bisa disinari hanya pada bagian tertentu tubuhnya, lokasi sel leukemia berada. Jika sel leukemia sudah menyebar, tentu seluruh tubuh harus disinar.

6. TRANSPLANTASI SUMSUM TULANG BELAKANG

Proses ini bertujuan mengganti sumsum tulang belakang yang sudah terkontaminasi leukemia dengan sumsum tulang belakang yang masih bersih dan sehat.

7. TERAPI SEL PUNCA

Serupa dengan transplantasi sumsum tulang belakang. Bedanya, terapi ini menggunakan sel induk yang berada dalam aliran darah. Sel punca bisa diambil dari dalam tubuh pasien sendiri atau dari donor yang cocok dengan tubuh pasien.Para dokter lebih sering menggunakan terapi ini karena masa pemulihan lebih cepat dan tingkat risiko terkena infeksi lebih rendah.http://kupukupudanpelangi.blogspot.com/2009/09/bila-leukosit-susut-atau-melejit.html