panduan praktikum pengelolaan hama terpadu · 2018. 7. 26. · padi akibat hama seakan telah...

25
PANDUAN PRAKTIKUM PENGELOLAAN HAMA TERPADU “Pengenalan Organisme Pengganggu Tanaman” Oleh : Prof. Dr. Ir. I Wayan Supartha, MS. LABORATORIUM PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT TERPADU PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2018

Upload: others

Post on 07-Sep-2021

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PANDUAN PRAKTIKUM PENGELOLAAN HAMA TERPADU · 2018. 7. 26. · padi akibat hama seakan telah menjadi bagian integral dari sistem produksi padi. ... hama utama di pertanaman kubis,

PANDUAN PRAKTIKUM

PENGELOLAAN HAMA TERPADU

“Pengenalan Organisme Pengganggu Tanaman”

Oleh :

Prof. Dr. Ir. I Wayan Supartha, MS.

LABORATORIUM PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT TERPADU

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

2018

Page 2: PANDUAN PRAKTIKUM PENGELOLAAN HAMA TERPADU · 2018. 7. 26. · padi akibat hama seakan telah menjadi bagian integral dari sistem produksi padi. ... hama utama di pertanaman kubis,

i

TATA TERTIB

PRAKTIKUM PENGELOLAAN HAMA TERPADU

1. Seluruh rangkaian kegiatan praktikum wajib diikuti oleh semua mahasiswa yang

mengambil mata kuliah “Pengelolaan Hama Terpadu”.

2. Demi kelancaran praktikum, praktikan wajib datang 10 menit sebelum acara

praktikum dimulai.

3. Apabila tidak mengikuti rangkaian acara praktikum maka harus membuat surat

izin yang sah dan benar, kemudian diberikan kepada dosen pengampu praktikum

atau asisten dosen.

4. Apabila jadwal praktikum akan diganti dengan hari lain, maka koordinator kelas

harus berusaha menghubungi dosen pengampu praktikum minmal satu (1)

minggu sebelum praktikum atau sesuai kebijakan dosen pengampu praktikum.

5. Jika tidak mengikuti ketentuan praktikum mata kuliah “Pengelolaan Hama

Terpadu” akan mendapat Nilai Tidak Lengkap (TL).

Daftar presentase penilaian kegiatan praktikum

Asistensi : 5%

General Pretest : 10%

Kegiatan praktek : 30%

Diskusi : 10%

Alat bantu praktikum : 15%

Laporan : 15%

Responsi : 15%

+

Total : 100%

Page 3: PANDUAN PRAKTIKUM PENGELOLAAN HAMA TERPADU · 2018. 7. 26. · padi akibat hama seakan telah menjadi bagian integral dari sistem produksi padi. ... hama utama di pertanaman kubis,

ii

KATA PENGANTAR

Praktikum Lapang dan di laboratorium ini merupakan kegiatan yang

dilakukan oleh mahasiswa untuk mempraktekkan ilmu atau materi yang didapat di

dalam kelas. Kejelasan akan sebuah materi dari sebuah mata kuliah menjadi sangat

penting dipahami oleh setiap mahasiswa. Karena hal itu akan mempengaruhi hasil

yang hendak dicapai dari materi itu sendiri. Oleh karenanya, perlu dilakukan adanya

praktikum lapang dan di laboratorium sebagai salah satu metode pembelajaran yang

dianggap lebih efektif karena mahasiswa akan langsung menerapkan ilmu yang

didapatkan di lapangan.

Praktikum dalam mata kuliah ini dimaksudkan untuk memberikan

pengalaman kepada mahasiswa/mahasiswi tentang beberapa materi yang berkaitan

dengan organisme pengganggu tanaman budidaya. Melalaui praktikum kali ini

diharapkan mahasiswa mampu mengenali/mengidentifikasi hama dan penyakit yang

sudah ditemukan dan diidentifikasi, serta mampu menganalisa faktor sebab-akibat

yang ada dan mampu mengatasi masalah hama dan penyakit yang terjadi dari

pengalaman praktikum yang dilakukannnya.

Penulis ucapkan terima kasih kepada asisten dosen yang telah membantu

mengumpulkan materi praktikum ini.

Denpasar, 12 Februari 2018

Penyusun

Page 4: PANDUAN PRAKTIKUM PENGELOLAAN HAMA TERPADU · 2018. 7. 26. · padi akibat hama seakan telah menjadi bagian integral dari sistem produksi padi. ... hama utama di pertanaman kubis,

iii

DAFTAR ISI

TATA TERTIB ........................................................................................................... ii

KATA PENGANTAR …………………………………………………………… ..... iii

DAFTAR ISI ................................................................................................................ iv

TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................................... 1

1. Hama Penting pada Tanaman Padi ............................................................................ 1

2. Hama Penting pada Tanaman Kubis .......................................................................... 3

3. Hama Penting pada Tanaman Cabai ......................................................................... 4

4. Hama Penting pada Tanaman Bawang Merah ........................................................... 6

PRAKTIKUM DI LABORATORIUM ...................................................................... 9

A. Pokok Bahasan ......................................................................................................... 9

B. Kompetensi Khusus .................................................................................................. 9

C. Waktu/Tempat Praktikum ......................................................................................... 9

D. Prosedur Parktikum ................................................................................................... 9

1. Persiapan .................................................................................................................... 9

2. Pelaksanaan ................................................................................................................ 10

3. Pelaporan .................................................................................................................... 11

PRAKTIKUM DI LAPANG ....................................................................................... 14

A. Pokok Bahasan ......................................................................................................... 14

B. Kompetensi Khusus .................................................................................................. 14

C. Waktu/Tempat Praktikum ......................................................................................... 14

Page 5: PANDUAN PRAKTIKUM PENGELOLAAN HAMA TERPADU · 2018. 7. 26. · padi akibat hama seakan telah menjadi bagian integral dari sistem produksi padi. ... hama utama di pertanaman kubis,

iv

D. Prosedur Parktikum ................................................................................................... 14

1. Persiapan .................................................................................................................... 14

2. Pelaksanaan ................................................................................................................ 15

3. Pelaporan .................................................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 18

Page 6: PANDUAN PRAKTIKUM PENGELOLAAN HAMA TERPADU · 2018. 7. 26. · padi akibat hama seakan telah menjadi bagian integral dari sistem produksi padi. ... hama utama di pertanaman kubis,

1

TINJAUAN PUSTAKA

Organisme pengganggu tanaman adalah semua organisme yang dapat

menyebabkan penurunan potensi hasil yang secara langsung karena menimbulkan

kerusakan fisik, gangguan fisiologi dan biokimia, atau kompetisi hara serta sudah

mencapai ambang ekonomi terhadap tanaman budidaya. Hal ini mengakibatkan

perlunya penanggulangan akan adanya serangan OPT karena perkembangan serangan

OPT yang tidak dapat dikendalikan, akan berdampak kepada timbulnya masalah-

masalah lain yang bersifat sosial, ekonomi, dan ekologi. Beberapa organisme

pengganggu tanaman yang perlu diwaspadai sebgai berikut:

1. Hama penting tanaman padi (penggerek batang padi dan wereng coklat )

Hama merupakan salah satu kendala yang dihadapi petani padi dalam

berproduksi. Pada tahun 1912, hama penggerek batang merusak pertanaman padi

seluas 38.318 ha di Jawa dengan kehilangan hasil 61.760 ton/ha (Dammerman 1915).

Pada periode 1988- 1991, luas pertanaman padi yang terserang hama penggerek

batang mencapai 108.595 ha dengan kerugian diperkirakan sekitar Rp. 54,7 miliar

(Natanegara, 1992). Pada periode 2000-2005, hama ini merusak pertanaman padi

rata-rata 85.000 ha/tahun (Direktorat Bina Perlindungan Tanaman Pangan, 2006).

Pada tahun 1960-1970 terjadi ledakan hama wereng coklat di Jawa Barat dan

Jawa Tengah, yang merusak pertanaman padi seluas 52.000 ha (Soehardjan, 1973).

Pada tahun 1976-1977, luas pertanaman padi yang diserang wereng coklat mencapai

1,5 juta ha dengan kehilangan hasil lebih dari 2,3 juta (Oka, 1995). Pada periode

2000-2005, luas pertanaman padi yang dirusak hama ini rata-rata mencapai 20.000

ha/tahun (Direktorat Bina Perlindungan Tanaman Pangan 2006). Kerusakan tanaman

padi akibat hama seakan telah menjadi bagian integral dari sistem produksi padi.

Wereng coklat merupakan hama laten yang sulit dideteksi, tetapi

keberadaannya selalu mengancam kestabilan produksi padi nasional. Serangan

wereng coklat di lapangan berfluktuatif, mulai ringan sampai mencapai puncak

Page 7: PANDUAN PRAKTIKUM PENGELOLAAN HAMA TERPADU · 2018. 7. 26. · padi akibat hama seakan telah menjadi bagian integral dari sistem produksi padi. ... hama utama di pertanaman kubis,

2

perkembangannya saat terjadi ledakan yang menimbulkan puso/mati terbakar

(hopperburn). Wereng coklat menyerang langsung tanaman padi dengan mengisap

cairan sel tanaman sehingga tanaman menjadi kering. Serangan tidak langsungnya

yaitu wereng dapat mentransfer tiga virus yang berbahaya bagi tanaman padi, yaitu

virus kerdil hampa, virus kerdil rumput tipe 1, dan virus kerdil rumput tipe 2.

Serangan wereng coklat selalu menjadi perhatian nasional karena adanya

pengalaman pahit pada tahun-tahun yang lalu, yang merusak tanaman padi petani dan

bahkan menurunkan produksi nasional. Wereng coklat merupakan hama r-strategis

dengan ciri: 1) serangga kecil yang cepat menemukan habitatnya, 2) berkembang biak

dengan cepat dan mampu menggunakan sumber makanan dengan baik sebelum

serangga lain ikut berkompetisi, dan 3) menyebar dengan cepat ke habitat baru

sebelum habitat lama tidak lagi berguna.

Pola perkembangan hama mengikuti biological clock, artinya wereng coklat

dapat berkembang biak dan merusak tanaman padi pada lingkungan yang cocok, baik

pada musim hujan maupun musim kemarau. Sebelum tahun 1994 wereng coklat

merupakan serangga pada musim hujan, tetapi setelah tahun 1994 merupakan

serangga yang menyerang tanaman padi pada musim hujan dan musim kemarau,

apabila hujan berlanjut ke musim kemarau atau adanya iklim La Nina.

Gambar 1. (a) Penggerek batang padi dan (b) hama wereng pada tanaman padi

(a) (b)

Page 8: PANDUAN PRAKTIKUM PENGELOLAAN HAMA TERPADU · 2018. 7. 26. · padi akibat hama seakan telah menjadi bagian integral dari sistem produksi padi. ... hama utama di pertanaman kubis,

3

2. Hama penting tanaman kubis (Plutella xylostella dan Crocidolomia pavonana)

Hama utama yang ditemukan pada pertanaman kubis di Bali yaitu Plutella

xylostella dan Crocidolomia pavonana (Yuliadhi, 2012). Hama utama merupakan

serangga yang selalu menyerang tanaman dengan menimbulkan kerusakan/intensitas

serangan yang berat sehingga merugikan secara ekonomis dan perlu dilakukan

tindakan pengendalian.

Stadium yang membahayakan dari ulat Plutella xylostella adalah larva (ulat)

karena menyerang permukaan daun dan melubangi daging daun (epidermis). Gejala

serangan yang khas adalah daun berlubang-lubang seperti jendela yang menerawang

dan tinggal urat-urat daunnya saja. Larva (ulat) terdiri dari 4 instar, berwarna hijau,

lincah, dan bila tersentuh larva akan menjatuhkan diri.. Larva instar pertama setelah

keluar dari telur segera menggerek masuk ke dalam daging daun. Instar berikutnya

baru keluar dari daun dan tumbuh sampai instar keempat. Pada kondisi lapangan,

perkembangan larva dari instar I-IV selama 3-7; 2-7; 2-6; dan 2-10 hari. Larva atau

ulat mempunyai pertumbuhan maksimum dengan ukuran panjang tubuh mencapai

10-12 mm. Prepupa berlangsung selama lebih kurang 24 jam, setelah itu memasuki

stadium pupa. Panjang pupa bervariasi sekitar 4,5-7,0 mm dan lama umur pupa 5-15

hari. Akibat serangan hama ini, kehilangan hasil dapat mencapai 58%-100%,

terutama di musim kemarau. Selain menyerang tanaman kubis, hama P.

xylostella juga ditemukan menyerang berbagai jenis tanaman yang masih termasuk

famili Brassicaceae (Cruciferae) seperti: lobak, lobak cina, petai, brokoli, kembang

kol, dan mustard. Tanaman brassica liar seperti misalnya B. elongata, B.

fruticulosa, Roripa sp. dan lainnya juga menjadi inang ulat kubis.

Hama ulat krop kubis (Crocidolomia pavonana F.) merupakan salah satu jenis

hama utama di pertanaman kubis, khususnya di daerah dataran tinggi di indonesia.

Ulat ini dapat hidup pada brasika liar maupun yang dibudidayakan, dan lebih merusak

pada musim kemarau di daerah tropic (Rhueda, 2006). Mereka hidup secara

berkelompok dapat menghabiskan seluruh daun dan hanya meninggalkan tulang daun

saja. Apabila tidak ada tindakan pengendalian, kerusakan kubis oleh hama tersebut

dapat meningkat dan hasil panen dapat menurun baik jumlah maupun kualitasnya.

Page 9: PANDUAN PRAKTIKUM PENGELOLAAN HAMA TERPADU · 2018. 7. 26. · padi akibat hama seakan telah menjadi bagian integral dari sistem produksi padi. ... hama utama di pertanaman kubis,

4

Serangan yang timbul kadang-kadang sangat berat sehingga tanaman kubis tidak

membentuk krop dan panennya menjadi gagal (Herminanto et al., 2004). Menurut

Erliana (1987), kehilangan hasil kubis yang disebabkan oleh serangan hama dapat

mencapai 10-90%. Finn (2004) melaporkan bahwa hama C. pavonana dapat merusak

tanaman brasika sampai 100%, apabila tidak ada pengendalian yang tepat. Kondisi

seperti ini tentu saja merugikan petani sebagai produsen kubis. Oleh karena itu, upaya

pengendalian hama daun kubis ini perlu dilakukan untuk mencegah dan menekan

kerugian akibat serangan hama tersebut.

Gambar 2. (a) Plutella xylostella dan (b) Crocidolomia pavonana

3. Hama tanaman cabai (Thrips parvispinus Karny dan Bemisia tabaci)

Cabai merah merupakan salah satu komoditas unggulan nasional yang mampu

menghasilkan pendapatan masyarakat dan divisa negara dari sektor non migas.

Produksi cabai merah ditingkat petani rata-rata pada tahun 2015 hanya sebesar 8,65

ton/ha, hasil tersebut masih tergolong rendah dibandingkan dengan potensinya yang

dapat mencapai lebih dari 20 ton/ha (BPS, 2015). Serangan hama Thrips parvispinus

Karny menjadi salah satu faktor yang menyebabkan rendahnya produksi cabai merah.

T. parvispinus menyerang pada bagian tunas, daun muda dan bunga cabai merah

(Kalshoven, 1981). Untuk mendapatkan nutrisi, thrips menempelkan stilet ke dalam

jaringan daun dan menghisap cairan epidermis, palisade mengandung klorofil dan sel

mesofil (Kirk, 1997). Gejala kerusakan yang ditimbulkan oleh hama tersebut berupa

(a) (b)

Page 10: PANDUAN PRAKTIKUM PENGELOLAAN HAMA TERPADU · 2018. 7. 26. · padi akibat hama seakan telah menjadi bagian integral dari sistem produksi padi. ... hama utama di pertanaman kubis,

5

bercak keperakan kemudian menjadi kecoklatan pada daun yang dapat mengganggu

proses fotosintesis dan mengurangi tingkat fotosintesis sebesar 20%, sehingga daun

mengeriting dan tunas terminal yang terserang menjadi kerdil (Kirk, 2001). Untuk

menanggulangi serangan hama tersebut perlu dilakukan pengendalian.

Selain itu Kutu kebul (Bemisia tabaci) juga merupakan hama penting pada

tanaman cabai. Hama ini pertama kali ditemukan di Indonesia pada tahun 1938 pada

tanaman tembakau (Kalshoven 1981). Permasalahan hama B. tabaci tidak terbatas

hanya di kawasan Indonesia saja, karena hama ini juga menyerang berbagai tanaman

di beberapa negara lain seperti Australia, India, Sudan, Iran, El Savador, Mexico,

Brazil, Turki, Israel, Thailand, Arizona, California (Horowitz 1986), Eropa, Jepang

(Ohto 1990), dan USA (Perring et al. 1993). Perkembangbiakan dan penyebaran

hama tersebut sangat cepat, dalam kurun waktu 1 tahun, hama tersebut dapat

menghasilkan 15 generasi (Brown 1994).

Gejala serangan B. tabaci berupa bercak nekrotik dan klorosis pada daun,

yang disebabkan oleh rusaknya sel-sel dan jaringan daun akibat serangan nimfa dan

serangga dewasa. Dalam keadaan populasi tinggi, serangan kutu kebul dapat

menghambat pertumbuhan tanaman. Embun madu yang dikeluarkannya dapat

menimbulkan serangan jamur jelaga yang berwarna hitam, menyerang pada berbagai

stadia tanaman. Kerusakan yang diakibatkannya adalah (1) kerusakan secara

langsung akibat dari cairan sel daun dihisap oleh hama, daun menjadi klorosis dan

gugur, tanaman menjadi kerdil sehingga mengurangi pertumbuhan dan hasil, (2)

kerusakan secara tidak langsung, embun madu yang dikeluarkan oleh hama dapat

menimbulkan serangan jamur jelaga yang berwarna hitam yang dapat mengurangi

laju proses fotosintesis. Selain itu, jamur jelaga yang menyerang buah dapat

menurunkan kualitas buah, dan (3) B. tabaci diketahui mampu berperan sebagai

vektor penting penyakit virus. Sampai saat ini tercatat 100 jenis virus yang dapat

ditularkan oleh B. tabaci, antara lain geminivirus (virus kuning), closterovirus,

nepovirus, carlavirus, potyvirus, dan rod-shape DNA virus (Byrne, 1990 and Bedford

et al. 1994).

Page 11: PANDUAN PRAKTIKUM PENGELOLAAN HAMA TERPADU · 2018. 7. 26. · padi akibat hama seakan telah menjadi bagian integral dari sistem produksi padi. ... hama utama di pertanaman kubis,

6

Gambar 3. (a) T. parvispinus dan (b) B. tabaci

4. Hama bawang merah (Spodoptera exigua dan Liriomyza spp.)

Bawang merah merupakan salah satu komoditas sayuran yang

mempunyai nilai ekonomi tinggi dan banyak diusahakan oleh petani di dataran

rendah. Salah satu kendala dalam budidaya bawang merah ialah serangan

organisme pengganggu tumbuhan (OPT) yang sangat merugikan. Menurut

Udiarto et al. (2005) kehilangan hasil oleh serangan OPT pada tanaman bawang

merah berkisar antara 20 sampai 100% dengan potensi kerugian secara ekonomi

rerata mencapai 138,4 milyar rupiah/tahun. Pada umumnya petani mengandalkan

penyemprotan pestisida untuk mengatasi masalah tersebut dengan interval yang

semakin pendek dan dosis yang semakin tinggi, serta pencampuran pestisida

tanpa memperhatikan kompatibilitasnya. Hal ini menyebabkan masalah OPT

menjadi semakin rumit, sehingga petani semakin tidak rasional dalam menggunakan

pestisida. Hasil penelitian Adiyoga et al. (1999), Soetiarso et al. (1999), dan Basuki

et al. (2008) menunjukkan bahwa penggunaan pestisida pada tingkat petani di

Brebes sudah melebihi kebutuhan optimum tanaman, akibatnya biaya produksi

meningkat dan budidaya bawang merah menjadi tidak efesien.

Masalah utama dalam budidaya bawang merah adalah hama ulat bawang

(Spodoptera exigua). Hama ini merupakan hama utama di sentra produksi bawang

merah. Hasil pengkajian Thamrin et al. (2003) di Sulawesi Selatan menunjukkan, S.

(a) (b)

Page 12: PANDUAN PRAKTIKUM PENGELOLAAN HAMA TERPADU · 2018. 7. 26. · padi akibat hama seakan telah menjadi bagian integral dari sistem produksi padi. ... hama utama di pertanaman kubis,

7

exigua merupakan hama dominan pada pertanaman bawang merah. Selanjutnya,

Moekasan et al. (2005) melaporkan, kehilangan hasil panen akibat serangan ulat

bawang dapat mencapai 100% jika tidak dilakukan upaya pengendalian karena hama

ini bersifat polifag. Ngengat betina meletakkan telur secara berkelompok pada daun

bawang atau gulma yang tumbuh di sekitarnya. Dalam waktu 23 hari, telur akan

menetas dan ulat masuk ke dalam daun bawang untuk hidup dan berkembang

(Samudra 2006). Perkembangan dan proses reproduksi S. exigua dipengaruhi oleh

juvenile hormone (JH), terutama dalam proses fisiologi (Kim et al. 2008).

Lalat pengorok daun Liriomyza sp. pertama kali ditemukan menyerang

tanaman bawang merah di desa Klampok, Kabupaten Brebes pada awal bulan

Agustus 2000. Liriomyza sp. menyerang tanaman bawang merah dari umur 15 hari

setelah tanam sampai menjelang panen. Kehilangan hasil akibat hama tersebut dapat

mencapai 30 – 100%. Hasil pantauan yang dilakukan di lapangan ternyata kerusakan

yang diakibatkan oleh hama tersebut sangat berat dengan kerugian ekonomi yang

tinggi. Di daerah pantauan tersebut, tanaman bawang merah yang terserang hama ini

daunnya mengering akibat korokan larva. Para petani terpaksa memanen tanamannya

lebih awal, sehingga umbi bawang yang dihasillkan berukuran sangat kecil (Setiawati

2000). Pada keadaan serangan berat, hampir seluruh helaian daun penuh dengan

korokan, sehingga menjadi kering dan berwarna coklat seperti terbakar. Larva

pengorok daun bawang merah ini dapat masuk sampai ke umbi bawang, dan hal ini

yang membedakan dengan jenis pengorok daun yang lain. Ridland dan Rauf (2003)

melaporkan bahwa spesies yang menyerang tanaman bawang merah adalah L.

chinensis. L. chinensis berukuran panjang 1,7 – 2,3 mm. Seluruh bagian

punggungnya berwarna hitam, telur berwarna putih, bening, berukuran 0,28 mm x

0,15 mm. Larva berwarna putih susu atau kekuningan, dan yang sudah berusia lanjut

berukuran 3,5 mm. Pupa berwarna kuning keemasan hingga cokelat kekuningan, dan

berukuran 2,5 mm. Seekor betina mampu menghasilkan telur sebanyak 50 – 300

butir. Siklus hidup pada tanaman bawang merah sekitar 3 minggu. Tanaman inang L.

chinensis hanya bawang merah, sedangkan pada tanaman lainnya belum diketahui.

Gejala daun bawang merah yang terserang, berupa bintik-bintik putih akibat tusukan

Page 13: PANDUAN PRAKTIKUM PENGELOLAAN HAMA TERPADU · 2018. 7. 26. · padi akibat hama seakan telah menjadi bagian integral dari sistem produksi padi. ... hama utama di pertanaman kubis,

8

ovipositor, dan berupa liang korokan larva yang berkelok-kelok. Pada keadaan

serangan berat, hampir seluruh helaian daun penuh dengan korokan, sehingga

menjadi kering dan berwarna coklat seperti terbakar.

Gambar 4. (a) S. exigua dan (b) Liriomyza spp.

Page 14: PANDUAN PRAKTIKUM PENGELOLAAN HAMA TERPADU · 2018. 7. 26. · padi akibat hama seakan telah menjadi bagian integral dari sistem produksi padi. ... hama utama di pertanaman kubis,

9

PRAKTIKUM DI LABORATORIUM

Praktikum dalam mata kuliah ini dimaksudkan untuk memberikan

pengalaman kepada mahasiswa/mahasiswi tentang beberapa materi yang berkaitan

dengan organisme pengganggu tanaman budidaya. Melalaui praktikum kali ini

diharapkan mahasiswa mampu mengenali/mengidentifikasi hama dan penyakit yang

sudah ditemukan dan diidentifikasi, serta mampu menganalisa faktor sebab-akibat

yang ada dan mampu mengatasi masalah hama dan penyakit yang terjadi dari

pengalaman praktikum yang dilakukannnya.

A. Pokok Bahasan

Pengenalan Organisme Pengganggu Tanaman

B. Kompetensi Khusus

Setelah menyelesaikan praktikum, mahasiswa/mahasiswi mampu mengenali

organisme pengganggu tanaman berdasarkan morfologi, prilaku makan, siklus hidup

dan lain-lain dengan baik.

C. Waktu/Tempat Praktikum

Praktikum dimulai pukul 14.00-16.00 Wita, pada 28 Maret 2018 di

(IPMLAB) Laboratorium Pengendalian Hama & Penyakit Terpadu, Gedung

Agrokomplek Lantai II, Jalan PB. Sudirman, Denpasar, (80232) DENPASAR.

Jumlah Mahasiswa yang Hadir ( )

D. Prosedur Praktikum

1. Persiapan

Pelajari materi yang berkaitan dengan organisme pengganggu tanaman (OPT)

Siapkan semua peralatan dan bahan yang sudah diberikan untuk pelaksanaan

praktikum.

Page 15: PANDUAN PRAKTIKUM PENGELOLAAN HAMA TERPADU · 2018. 7. 26. · padi akibat hama seakan telah menjadi bagian integral dari sistem produksi padi. ... hama utama di pertanaman kubis,

10

Siapkan rencana praktikum sendiri, jauh hari sebelum pelaksanaan ujian akhir

semester.

2. Pelaksanaan

a. Bahan dan Alat

Spesimen organisme pengganggu tanaman

Mikroskopo binomial

Materi OPT yang akan dipersentasikan oleh dosen pengampu atau asisten

dosesn

Alat persentasi dan alat tulis

Alat pendingin, untuk melumpuhkan OPT.

b. Prosedur Pelaksanaan Praktikum

Dosen pengampu praktikum akan melakukan asistensi mengenai gambaran

umum jalanya praktikum yang akan dilaksanakan.

Melakukan general pretest (kuis) kepada mahasiwa/mahasiswi yang akan

praktikum

Spesimen OPT yang dibawa oleh mahasiswa/mahasiwi akan dikumpulkan dan

dimasukan kedalam alat pendingin.

Sambil menunggu OPT nya lumpuh atau pingsan, dosen pengampu atau

asisten dosen akan mengenalkan OPT lewat persentasi Power Point.

Bersihkan kedelai dari kotoran‐kotoran yang tidak diinginkan dengan cara

pencucian.

Setelah persentasi selesai atau saat persentasi sedang berjalan akan

mahasasiwa/mahasiswi diharapkan dapat berdiskusi dengan baik.

Page 16: PANDUAN PRAKTIKUM PENGELOLAAN HAMA TERPADU · 2018. 7. 26. · padi akibat hama seakan telah menjadi bagian integral dari sistem produksi padi. ... hama utama di pertanaman kubis,

11

Melihat OPT yang sudah pingsan dengan mikroskop binomial untuk

mengetahui secara langsung morfologi dan rupa OPT yang sudah ditemukan.

Setelah praktikum telah dilaksanakan maka mahasiswa diharapkan dapat

mengumpulakan laporan sementara yang nantinya akan dilampirkan dilaporan

yang sebenarnya.

3. Pelaporan

Buat laporan hasil praktikum Saudara dengan format sebagai berikut:

a. Judul Praktikum : Tuliskan judul praktikum sesuai unit yang dilakukan.

b. Kata pengantar

c. Daftar isi

d. Pendahuluan :

Latar belakang (Ruang lingkup materi yang dipraktikumkan)

Tujuan praktikum

Manfaat praktikum

e. Tinjaun Pustaka : isi materi yang berkaiatan dengan yg dipraktikumkan

f. Metode Praktikum

Lokasi dan waktu pelaksanaan praktikum (tempat, hari/tanggal, bulan, tahun,

jam)

Bahan dan alat : Sebutkan semua bahan dan alat yang Saudara gunakan dalam

praktikum.

Cara kerja atau langkah kerja praktikum

g. Hasil dan Pembahasan

Page 17: PANDUAN PRAKTIKUM PENGELOLAAN HAMA TERPADU · 2018. 7. 26. · padi akibat hama seakan telah menjadi bagian integral dari sistem produksi padi. ... hama utama di pertanaman kubis,

12

Pokok Bahasan : Sesuai dengan pokok bahasan yang telah ditentukan.

Hasil Pengamatan : dibuat dalam bentuk tabel dapat dilihat pada Tabel 1.

Contoh hasil tabel pengamatan praktikum.

Tabel 1. Contoh Hasil Tabel Pengamatan Praktikum

No. Nama spesies OPT/musuh alami Gambar OPT/MA

Gambar OPT/MA

bawa sendiri atau

gambar dari ppt

1. Spesies A Gambar A Bawa sendiri

2. Spesies B Gambar B PPT dosen

Dst..

Pembahasan : Buatlah pembahasan materi praktikum sesuai dengan hasil

pengamatan Saudara pada setiap unit praktikum dikaitkan dengan materi yang

ada (jurnal/buku yang berkaitan) sebagai rujukan.

h. Simpulan dan Saran

Simpulan dan Saran : Buatlah simpulan dan saran dengan ringkas, tepat dan

baik serta disesuaikan dengan praktikum yang telah Saudara lakukan.

i. Referensi/Daftar Pustaka

Referensi/Daftar Pustaka : Tuliskan daftar pustaka yang Saudara rujuk untuk

pelaksanaan praktikum.

j. Lain-lain

Untuk menjelaskan setiap tahap praktikum yang sudah Saudara lakukan,

sertakan foto‐foto kegiatan setiap tahap praktikum yang sudah Saudara

lakukan disertai dengan keterangan dan pembahasan pada setiap foto yang

ditampilkan. (diletakkan pada lampiran)

Page 18: PANDUAN PRAKTIKUM PENGELOLAAN HAMA TERPADU · 2018. 7. 26. · padi akibat hama seakan telah menjadi bagian integral dari sistem produksi padi. ... hama utama di pertanaman kubis,

13

Laporan diketik pada kertas A4 dengan spasi 1,5, margins (atas 3 cm, kiri 4

cm, bawah 3 cm, dan kanan 3 cm).

Page 19: PANDUAN PRAKTIKUM PENGELOLAAN HAMA TERPADU · 2018. 7. 26. · padi akibat hama seakan telah menjadi bagian integral dari sistem produksi padi. ... hama utama di pertanaman kubis,

14

PRAKTIKUM DI LAPANG

Praktikum dalam mata kuliah ini dimaksudkan untuk memberikan

pengalaman secara langsung kepada mahasiswa/mahasiswi di lapang tentang

“Pengenalan Organisme Pengganggu Tanaman” (OPT) pada lahan budidaya.

Melalaui praktikum kali ini diharapkan mahasiswa mampu

mengenali/mengidentifikasi hama dan penyakit yang sudah ditemukan dan

diidentifikasi, serta mampu menganalisa faktor sebab-akibat yang ada dan mampu

mengatasi masalah hama dan penyakit yang terjadi dari pengalaman praktikum yang

dilakukannnya.

A. Pokok Bahasan

Pengenalan Organisme Pengganggu Tanaman

B. Kompetensi Khusus

Setelah menyelesaikan praktikum, mahasiswa/mahasiswi mampu mengenali

organisme pengganggu tanaman berdasarkan morfologi, prilaku makan, siklus hidup

dan lain-lain dengan lebih jelas.

C. Waktu/Tempat Praktikum

Praktikum dimulai pukul…..Wita, pada……di Jumlah Mahasiswa yang

Hadir ( )

D. Prosedur Praktikum

1. Persiapan

Pelajari materi yang berkaitan dengan teknik sampling dan organisme

pengganggu tanaman (OPT)

Siapkan semua peralatan dan bahan yang sudah diberikan untuk pelaksanaan

praktikum.

Page 20: PANDUAN PRAKTIKUM PENGELOLAAN HAMA TERPADU · 2018. 7. 26. · padi akibat hama seakan telah menjadi bagian integral dari sistem produksi padi. ... hama utama di pertanaman kubis,

15

Siapkan rencana praktikum sendiri, jauh hari sebelum pelaksanaan ujian akhir

semester.

2. Pelaksanaan

a. Bahan dan Alat

Tanaman yang akan dijadikan tempat praktikum, meteran, alat tulis, suip

net, OPT, plastik, dan Kamera/alat dokumentasi.

b. Prosedur Pelaksanaan Praktikum

Dosen pengampu praktikum akan melakukan asistensi mengenai gambaran

umum jalanya praktikum yang akan dilaksanakan.

Setelah asistensi selesai mahasiswa/mahasiswi segera melakukan praktikum

yang sudah diarahkan sebelumnya oleh pemandu praktikum.

Setelah praktikum selesai dan sudah mendapatkan data dan gambar,

selanjutnya data akan dibuat laporan sementara yang nantinya akan

dilampirkan dilaporan yang sebenarnya.

3. Pelaporan

Buat laporan hasil praktikum Saudara dengan format sebagai berikut:

4. Judul Praktikum : Tuliskan judul praktikum sesuai unit yang dilakukan.

5. Kata pengantar

6. Daftar isi

7. Pendahuluan :

Latar belakang (Ruang lingkup materi yang dipraktikumkan)

Tujuan praktikum

Page 21: PANDUAN PRAKTIKUM PENGELOLAAN HAMA TERPADU · 2018. 7. 26. · padi akibat hama seakan telah menjadi bagian integral dari sistem produksi padi. ... hama utama di pertanaman kubis,

16

Manfaat praktikum

8. Tinjaun Pustaka : isi materi yang berkaiatan dengan yg dipraktikumkan

9. Metode Praktikum

Lokasi dan waktu pelaksanaan praktikum (tempat, hari/tanggal, bulan, tahun,

jam)

Bahan dan alat : Sebutkan semua bahan dan alat yang Saudara gunakan dalam

praktikum.

Cara kerja atau langkah kerja praktikum

Menggunakan metode apa dalam pengambilan sampel di lapang.

10. Hasil dan Pembahasan

Pokok Bahasan : Sesuai dengan pokok bahasan yang telah ditentukan.

Hasil Pengamatan : dibuat dalam bentuk tabel dapat dilihat pada Tabel 1.

Contoh hasil tabel pengamatan praktikum.

Tabel 1. Contoh Hasil Tabel Pengamatan Praktikum

No. Nama spesies OPT/musuh alami Gambar OPT/MA

Gambar OPT/MA

bawa sendiri atau

gambar dari ppt

1. Spesies A Gambar A Bawa sendiri

2. Spesies B Gambar B PPT dosen

Dst..

Pembahasan : Buatlah pembahasan materi praktikum sesuai dengan hasil

pengamatan Saudara pada setiap unit praktikum dikaitkan dengan materi yang

ada (jurnal/buku yang berkaitan) sebagai rujukan.

Page 22: PANDUAN PRAKTIKUM PENGELOLAAN HAMA TERPADU · 2018. 7. 26. · padi akibat hama seakan telah menjadi bagian integral dari sistem produksi padi. ... hama utama di pertanaman kubis,

17

11. Simpulan dan Saran: Buatlah simpulan dan saran dengan ringkas, tepat dan

baik serta disesuaikan dengan praktikum yang telah Saudara lakukan.

12. Referensi/Daftar Pustaka: Tuliskan daftar pustaka yang Saudara rujuk untuk

pelaksanaan praktikum.

13. Lain-lain

Untuk menjelaskan setiap tahap praktikum yang sudah Saudara lakukan,

sertakan foto‐foto kegiatan setiap tahap praktikum yang sudah Saudara

lakukan disertai dengan keterangan dan pembahasan pada setiap foto yang

ditampilkan. (diletakkan pada lampiran)

Laporan diketik pada kertas A4 dengan spasi 1,5, margins (atas 3 cm, kiri 4

cm, bawah 3 cm, dan kanan 3 cm).

Page 23: PANDUAN PRAKTIKUM PENGELOLAAN HAMA TERPADU · 2018. 7. 26. · padi akibat hama seakan telah menjadi bagian integral dari sistem produksi padi. ... hama utama di pertanaman kubis,

18

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik. 2014. Produksi cabai besar, cabai rawit, dan bawang merah

tahun 2014. Berita resmi statistik. No. 71/08/ Th. XVIII.

Basuki, RS 2009, „Analisis kelayakan teknis dan ekonomis teknologi budidaya

bawang merah dengan benih biji botani dan benih umbi tradisional‟, J. Hort.,

vol. 19, no. 2, hlm. 213-26.

Bedford, I.D., R.W. Briddon, J.K. Brown, R.C. Rosel and P.G. Markham. 1994.

Geminivirus Transmission and Biological Characterization of Bemisia tabaci

(Gennadius) Biotype from Different Geographic Regions. Annals of Applied

Biol. 125(2):311-325.

Brown, J.K. 1994. Current Status of Bemisia tabaci as a Plant Pest and Virus Vector

in Agro Ecosystems Word Wide. FAO Plant Prot. Bull. 42:3-32.

Byrne, D.N. and T.S. Bellows. 1990. Whitefly Biology. Ann. Rev. Entomol. 36:431-

457.

Dammerman, K.W. 1915. De rystboorderplaartg op Java. Med. Lab. Plantens.

Buitenzorg 16.70 pp.

Direktorat Bina Perlindungan Tanaman Pangan. 2006. http://www.ditlin.deptan.

go.id. (diakses Agustus 2006).

Erliana, L. 1987. Pengamatan Hama Penting Tanaman Kubis (Brassica oleracea L.)

di Wilayah Kerja Penyuluh Pertanian Ciherang Kecamatan Pacet Kabupaten

Cianjur, Jawa Barat. HPT Fak. Pertanian IPB, Bogor.

Finn, L. 2004. Crocidolomia pavonana F . ( Lepidoptera: Pyralidae ) . Hunter Regi

on Schoolof Photography in New Castle. Uni., Sydney.

Herminanto. 2004. Pengamanan residu insektisida kimia pada bahan pangan sayuran

brasika dari serangan hama plutella xylostella L. melalui pengelolaan hama

terpadu. Seminar Sehari Kependudukan, Pangan dan Kesehatan. Lembaga

Penelitian Universitas Jendral Soedirman, Purwokwtrto 12 April 1997. 9 hal.

Kalshoven, L. G. E. 1981. The Pests of Crops in Indonesia . Laan PA Van der.: P. T.

Ichtiar Van Hoeve.

Kim, Y., S. Jung, and N. Madanagopal. 2008. Antagonistic effect of juvenile

hormone on homocyte-spreading behavior of Spodoptera exigua in response

Page 24: PANDUAN PRAKTIKUM PENGELOLAAN HAMA TERPADU · 2018. 7. 26. · padi akibat hama seakan telah menjadi bagian integral dari sistem produksi padi. ... hama utama di pertanaman kubis,

19

to an insect cytokinine in its putative membrane action. J. Insect Physiol. 54:

909-915.

Krik, W. D. J. 2001. Feeding, in lewis T(ed), Thrips as Crop Pests, UK, CABI, pp.

Moekasan, K.T. dan R.S. Basuki. 2007. Status resistensi Spodoptera exigua Hubn.

Pada tanaman bawang merah asal Kabupaten Cirebon, Brebes, dan Tegal

terhadap insektisida yang umum digunakan petani di daerah tersebut. Jurnal

Hortikultura 17(4): 21-24.

Natanegara, F. dan H. Sawada. 1992. Pengamatan, peramalan dan pengendalian hama

penggerek batang padi putih (Scirpophaga innotata Wlk.) di jalur pantura.

hlm. 50-61. Laporan Akhir Kerjasama Teknis Indonesia-Jepang Bidang

Perlindungan Tanaman Pangan (ATA 162).

Ohto. K. 1990. Occurrence of the Sweetpotato Whitefly, Bemisia tabaci (Gennadius),

on the Poinsettia. Plant Protections. 44:264-266.

Oka, I N. 1995. Pengendalian Hama Terpadu dan Implementasinya di Indonesia.

Gadjah Mada Univ. Press, Yogyakarta.

Perring TM, C.A.D. Rodriguez, and R.J. Farrar. Bellow. 1993. Identification of

Whitefly by Genomic and Behavioral Studies. Science, 259:74-77.

Rhueda, A. and T. Shelton. 2006. Croci or Cabbagehead Caterpillar. Cornel

International Institute for Food, Agriculture, and Development.

Ridland, P. and A. Rauf. 2003. Liriomyza huidobrensis leaf miner : developing

effective pest management strategies for Indonesia and Australia. Review

Report of the leafminer project.

Samudra. 2006. Pengendalian ulat bawang ramah lingkungan. Warta Penelitian dan

Pengembangan Pertanian 28(6): 3-5.

Setiawati, W. 2000. Invasi Liriomyza sp. Pada komunitas bawang merah. Laporan

Bahan Rapim. Balitsa, Agustus 2000.

Setiawati, W. dan B. K. Udiarto. 2005. Pengelolaan Tanaman Terpadu pada

Tanaman Cabai Merah dalam Upaya Mengatasi Serangan Penyakit Virus

Kuning. Makalah disampaikan pada Pertemuan Apresiasi Penerapan

Penganggulangan Virus Cabai, Yogyakarta, 14-15 April 2005. 16 Hlm.

Soehardjan, M. 1973. Observation on leaf and planthoppers on rice in West Java.

Contrib. Cent. Res. Inst. Agric. (3): 10.

Page 25: PANDUAN PRAKTIKUM PENGELOLAAN HAMA TERPADU · 2018. 7. 26. · padi akibat hama seakan telah menjadi bagian integral dari sistem produksi padi. ... hama utama di pertanaman kubis,

20

Thamrin, M., Ramlan, Armiati, Ruchjaningsih, dan Wahdania. 2003. Pengkajian

system usaha tani bawang merah di Sulawesi Selatan. Jurnal Pengkajian dan

Pengembangan Teknologi Pertanian 6(2): 141-153.

Yuliadhi, KA., dan Sudiarta P. 2012. Struktur Komunitas Hama Pemakan Daun

Kubis dan Investigasi Musuh Alaminya. AGROTROP, 2(2): 191-196.