panduan pembinaan sekolahrumah · 2018-01-02 · banyak faktor yang menjadi pertimbangan masyarakat...
TRANSCRIPT
Panduan Pembinaan Sekolahrumah
PEMBINAANPEMBINAANPEMBINAANPEMBINAAN
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan
Pusat Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat
(PP PAUD dan Dikmas) Jawa Barat
i
PANDUAN PANDUAN PANDUAN PANDUAN
PEMBINAANPEMBINAANPEMBINAANPEMBINAAN SSSSEKOLAHRUMAH EKOLAHRUMAH EKOLAHRUMAH EKOLAHRUMAH
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat
Pusat Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat
(PP PAUD dan Dikmas) Jawa Barat
2016
Panduan Pembinaan Sekolahrumah
ii
PANDUAN PEMBINAAN SEKOLAHRUMAH
© 2016
Tim Pengembang Model
H. Waluyo Saputro
Tintin Kartini
Ami Rahmawati
Penulis
Ami Rahmawati
Reviewer
Safuri Musa
Kontributor
Budi Trikorayanto
Ika Rostika R
Yanti Widjanarko
Sanny Darman
Siti Fatimah
Purwanti
Lay Out
Tim
Cover
Tim
Panduan Pembinaan Sekolahrumah
iii
LEMBAR PENGESAHAN
Disetujui dan Disahkan oleh Pakar
Dosen Universitas Pendidikan Indonesia
Prof. Dr. H. Ishak Abdulhak, M.Pd.
Menyetujui,
Kepala PP-PAUD dan Dikmas Jawa Barat
Dr. H Muhammad Hasbi, S.Sos, M.Pd
NIP. 19730623 199303 1 001
Panduan Pembinaan Sekolahrumah
Alhamdulillahi Robbil Aalamin. Puji syukur yang tak terhingga
kami panjatkan kepada Allah SWT atas berkah dan rahmatNya
sehingga kami dapat menyusun
Sekolahrumah. Panduan ini disusun sebagai bahan pelengkap/
sertaan dari model Penyelenggraan Sekolahrumah. Panduan ini
diharapkan dapat menjadi acuan bagi dinas pendidikan dan pihak
yang berwenang lainnya dalam melakukan pembinaan terhadap para
pelaku sekolahrumah, khususnya sekolahrumah tunggal
majemuk. Dengan adanya panduan ini diharapkan proses
penyelenggaraan sekolahrumah akan sesuai dengan tujuan
pendidikan dan filosofi pendidikan sekolahrumah itu sendiri.
Panduan Pembinaan Sekolahrumah ini disusun dengan
harapan dapat membantu pihak Dinas Pendidikan Kabupaten/ Kota
dalam melakukan pembinaan terhadap para pelaku sekolahrumah,
khususnya sekolahrumah tunggal dan majemuk, baik dalam proses
pemenuhan legalitas, pelaksanaan pembelajaran, maupun dalam
penjaminan mutu lulusan. Sejalan dengan hal tersebut, panduan ini
juga diharapkan dapat menjadi salah satu referensi bagi satuan
pendidikan, asosiasi, maupun pihak lainnya yang akan terlibat dalam
memberikan fasilitasi dan pendukungan terhadap penyelenggaraan
sekolahrumah.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan panduan ini
merupakan langkah awal, sehingga panduan ini masih sangat perlu
dilakukan uji coba secara luas agar mendapat masukan yang lebih
komperehensif. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati
menerima masukan berupa saran dan kritik untuk penyempurnaan
panduan ini.
iv
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi Robbil Aalamin. Puji syukur yang tak terhingga
kami panjatkan kepada Allah SWT atas berkah dan rahmatNya
sehingga kami dapat menyusun Panduan Pembinaan
Panduan ini disusun sebagai bahan pelengkap/
sertaan dari model Penyelenggraan Sekolahrumah. Panduan ini
diharapkan dapat menjadi acuan bagi dinas pendidikan dan pihak
yang berwenang lainnya dalam melakukan pembinaan terhadap para
ususnya sekolahrumah tunggal dan
. Dengan adanya panduan ini diharapkan proses
penyelenggaraan sekolahrumah akan sesuai dengan tujuan
pendidikan dan filosofi pendidikan sekolahrumah itu sendiri.
Panduan Pembinaan Sekolahrumah ini disusun dengan
harapan dapat membantu pihak Dinas Pendidikan Kabupaten/ Kota
dalam melakukan pembinaan terhadap para pelaku sekolahrumah,
khususnya sekolahrumah tunggal dan majemuk, baik dalam proses
pemenuhan legalitas, pelaksanaan pembelajaran, maupun dalam
mutu lulusan. Sejalan dengan hal tersebut, panduan ini
juga diharapkan dapat menjadi salah satu referensi bagi satuan
pendidikan, asosiasi, maupun pihak lainnya yang akan terlibat dalam
memberikan fasilitasi dan pendukungan terhadap penyelenggaraan
Kami menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan panduan ini
merupakan langkah awal, sehingga panduan ini masih sangat perlu
dilakukan uji coba secara luas agar mendapat masukan yang lebih
komperehensif. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati kami
menerima masukan berupa saran dan kritik untuk penyempurnaan
Panduan Pembinaan Sekolahrumah
v
Akhirnya kami menyampaikan terima kasih kepada semua
pihak yang telah memberikan kontribusi penyusunan panduan ini.
Semoga partisipasi dan kerjasamanya bermanfaat bagi kita semua.
Aamiin.
Jayagiri, Desember 2016
Kepala PP-PAUD dan Dikmas Jawa barat
Dr. HMuhammad Hasbi, S.Sos, M.Pd
NIP. 19730623 199303 1 001 KATA PENGANTAR
Panduan Pembinaan Sekolahrumah
KATA PENGANTAR ................................
DAFTAR ISI ................................................................
BAB SATU PENDAHULUAN .........
A. LATAR BELAKANG ...............................
B. TUJUAN PANDUAN ................................
C. RUANG LIGKUP PANDUAN ................................
D. RUJUKAN-RUJUKAN MATERI PEMBI
BAB DUA PEMBINAAN SEKOLAH RU
A. PENGERTIAN PEMBINAAN ................................
B. PENGERTIAN SEKOLAHRUMAH
C. PENGERTIAN SEKOLAHRUMAH
D. PENGERTIAN SEKOLAHRUMAH
E. TUJUAN PEMBINAAN ................................
F. PELAKSANAAN PEMBINAAN ................................
G. SASARAN PEMBINAAN ................................
H. ASPEK PEMBINAAN ................................
I. WAKTU PEMBINAAN ................................
J. BENTUK PEMBINAAN ................................
vi
DAFTAR ISI
.......................................................................................... i
........................................................................ V
.........ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED.
............................... ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED.1
............................................................................................... 3
.................................................................................. 3
RUJUKAN MATERI PEMBINAAN ........................................................ 4
PEMBINAAN SEKOLAH RUMAH ............................................. 5
................................................................................. 5
EKOLAHRUMAH ......................................................................... 5
EKOLAHRUMAH TUNGGAL ....................................................... 6
EKOLAHRUMAH MAJEMUK ....................................................... 6
.......................................................................................... 6
.............................................................................. 7
....................................................................................... 7
............................................................................................ 7
.......................................................................................... 8
......................................................................................... 8
Panduan Pembinaan Sekolahrumah
vii
BAB TIGA LANGKAH-LANGKAH PEMBINAAN ...................................... 10
A. PERSIAPAN ............................................................................................................ 10
B. PELAKSANAAN ...................................................................................................... 10
C. EVALUASI ............................................................................................................... 11
D. PERBAIKAN DAN PENYEMPURNAAN ................................................................... 11
BAB EMPAT PENUTUP ............................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 13
Panduan Pembinaan Sekolahrumah
A. Latar Belakang
Penyelenggaraan sekolahrumah di Indonesia sudah dilakukan
sejak lama dan terus berkembang dengan pesat. Bahkan antusiasme
masyarakat untuk memilih sekolahrumah sebagai jalur pendidikan
yang akan ditempuh cukup tinggi. Hal ini terbukti dengan pesatnya
perkembangan jumlah peserta didik sekolahrumah dari tahun ke
tahun. Menurut informasi yang diungkapkan oleh Sekjen Asosiasi
Sekolahrumah dan Pendidikan Alternatif (AsahPena) Pusat, Budi
Trikorayanto jumlah peserta didik sekolahrumah
dalam asosiasi) yang terdata di Asahpena seluruh Indonesia pada
tahun 2014 mencapai 15.000 dan diperkirakan meningkat dua kali
lipat tahun ini.
Banyak faktor yang menjadi pertimbangan masyarakat untuk
menyelenggarakan sekolah rumah, diantaranya:
belajar dengan lingkungan yang nyaman dan menyenangkan,
anak merasa lebih dekat dengan orang tua atau keluarga sebagai
pendidik, (3) anak memiliki waktu yang leluasa, (4) materi
pembelajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan pengembangan
potensi dan minat anak, (5)
perilaku buruk seperti bullying
dengan leluasa menanamkan nilai
1
BAB SATU
PENDAHULUAN
Penyelenggaraan sekolahrumah di Indonesia sudah dilakukan
sejak lama dan terus berkembang dengan pesat. Bahkan antusiasme
masyarakat untuk memilih sekolahrumah sebagai jalur pendidikan
yang akan ditempuh cukup tinggi. Hal ini terbukti dengan pesatnya
kembangan jumlah peserta didik sekolahrumah dari tahun ke
tahun. Menurut informasi yang diungkapkan oleh Sekjen Asosiasi
Sekolahrumah dan Pendidikan Alternatif (AsahPena) Pusat, Budi
Trikorayanto jumlah peserta didik sekolahrumah (yang bergabung
yang terdata di Asahpena seluruh Indonesia pada
tahun 2014 mencapai 15.000 dan diperkirakan meningkat dua kali
yang menjadi pertimbangan masyarakat untuk
menyelenggarakan sekolah rumah, diantaranya: (1) anak dapat
elajar dengan lingkungan yang nyaman dan menyenangkan, (2)
anak merasa lebih dekat dengan orang tua atau keluarga sebagai
anak memiliki waktu yang leluasa, (4) materi
pembelajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan pengembangan
(5) dapat menghindari perkembangan
bullying dan tawuran, dan (6) keluarga dapat
dengan leluasa menanamkan nilai-nilai yang dianggap penting.
2
Panduan Pembinaan Sekolahrumah
Dari data jumlah sekolahrumah tersebut di atas, mayoritas
adalah sekolahrumah komunitas, sedangkan jumlah sekolahrumah
tunggal belum ada data yang resmi. Hal ini disebabkan banyak
sekolahrumah tunggal yang keberadaannya tidak terdeteksi dan
terdata oleh dinas pendidikan kabupaten/ kota ataupun oleh
Asahpena karena para pelaku sekolahrumah tunggal tidak melapor
atau mendaftar ke dinas pendidikan setempat atau ke Asahpena.
Pada penyelenggaraan sekolah rumah, khususnya
sekolahrumah tunggal, pada dasarnya orang tualah yang
menentukan satuan pendidikan yang akan menjadi
induknyadanmemperoleh informasi mengenai pendidikan anaknya.
Pilihan terhadap sekolah rumah sebagai jalur pendidikan informal
dilakukan oleh keluarga dan lingkungan.
Sekolahrumah ini berbentuk kegiatan belajar secara mandiri
dan statusnya dapat diakui sama dengan pendidikan formal dan non
formal setelah peserta didik lulus ujian sesuai dengan standar
pendidikan nasional. Dalam konteks materi pembelajaran di jalur
informal cukup mengatur pada sisi konten SKL (standar Kompetensi
lulusan), standar isi, standar penilaian, standar proses, sarana
belajar,serta pengelolaan sepenuhnya diserahkan kepada pelaku
sekolahrumah.
Meskipun demikian, dalam perjalanannya banyak kendala
yang dihadapi oleh para pelaku sekolahrumah tunggal, diantaranya:
1) legalitas (banyak sekolahrumah tunggal yang belum terdaftar di
dinas pendidikan dan belum memiliki NPSN (Nomor Pokok Sekolah
Nasional) dan NISN (Nomor Induk Siswa Nasional), 2) belum ada
penjaminan mutu sekolahrumah tunggal, 3) kurangnya pemahaman
orang tua/ keluarga dan tutor mengenai Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan No. 129 Tahun 2014 tentang
Sekolahrumah, 4) kurangnya pemahaman dan kemampuan orang
tua/ keluarga dantutor dalam menyusun perangkat pembelajaran
3
Panduan Pembinaan Sekolahrumah
(kurikulum, silabus, RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran/
program pembelajaran), materi pembelajaran, prosedur dan
persayaratan menyelenggarakan sekolahrumah, 5) kurangnya
pemahaman orang tua/ keluarga dan tutor dalam melakukan
evaluasi pembelajaran, 6) bervariasinya latar belakang pendidikan
orang tua sehingga dapat mempengaruhi proses pembelajaran yang
dilakukan bahkan ada ketidaksesuaian dengan kebutuhan belajar
anak, 7) adanya kesulitan peserta didik pada saat akan mengikuti
UN/ UNPK, 8) kurangnya informasi tentang kebijakan dan
peraturan pemerintah sehingga seringkali kurang selaras antara
penerapan sekolahrumah dengan kebijakan pemerintah, dan 9)
bervariasinya latar belakang orang tua untuk menyelenggarakan
sekolahrumah.
Dengan adanya permasalahan-permasalahan tersebut di atas
maka perlu di lakukan pembinaan yang intensif dan terencana dari
pihak dinas pendidikan tingkat kabupaten/ kota dan pihak yang
berkompeten lainnya, agar penyelenggaraan sekolah rumah tunggal
dapat berjalan sesuai dengan aturan yang berlaku serta memiliki
kualitas yang setara dengan sekolah formal atau nonformal.
B. Tujuan Panduan
Panduan pembinaan ini dibuat dengan tujuan untuk mempermudah
dinas pendidikan dalam melakukan pembinaan kepada
sekolahrumah tunggal.
C. Ruang Lingkup Panduan
Ruang lingkup panduan terdiri dari latar belakang, tujuan panduan,
rujukan-rujukan materi pembinaan, pengertian pembinaan,
pengertian sekolahrumah, pengertian sekolahrumah tunggal, tujuan
pembinaan, pelaksanaan pembinaan, sasaran pembinaan, aspek
4
Panduan Pembinaan Sekolahrumah
pembinaan, wantu pembinaan, bentuk pembinaan, langkah-langkah
pembinaan, dan penutup.
D. Rujukan-Rujukan Materi Pembinaan
1. Permendikbud Nomor 129 tahun 2014 tentang Sekolahrumah
2. Permendikbud Nomor 20 tahun 2016 tentang SKL
3. Permendikbud Nomor 21 tahun 2016 tentang Standar Isi
4. Permendikbud Nomor 22 tahun 2016 tentang Standar Proses
5. Permendikbud Nomor 23 tahun 2016 tandar Penilaian
6. Permendikbud Nomor 24 tahun 2016 tentang Kompetensi Inti
dan Kompetensi Dasar
7. Pedoman persyaratan pendaftaran sekolahrumah
8. Pedoman penyelenggaraan UN/ UNPK
Panduan Pembinaan Sekolahrumah
PEMBINAAN
A. Pengertian Pembinaan
__________________________________________________________________________________
Dalam Buku Pembinaan Militer Departemen HANKAM
disebutkan bahwa: “Pembinaan adalah suatu proses penggunaan
manusia, alat peralatan, uang, waktu, metode dan sistem yang
didasarkan pada prinsip tertentu untuk pencapaian tujuan yang telah
ditentukan dengan daya dan hasil yang sebesar
(Musanef,1991:11).
Menurut Soetopo, H. dan Soemanto, W (1991: 43) bahwa
“pembinaan adalah suatu kegiatan mempertahankan dan
menyempurnakan apa yang telah ada”.
Pembinaan secara umum
member pengarahan dan bimbingan
tertentu.
Dalam penyelenggaraan sekolahrumah tunggal
“pembinaan adalah kegiatan memberikan pengarahan dan
bimbingan kepada para pelaku sekolahrumah tunggal
yang dilakukan secara terus-menerus dan berkesinambungan dalam
rangka mewujudkan tujuan yang telah ditentukan, yaitu
meningkatkan kualitas pendidikan sekolahrumah tunggal
majemuk.” Pembinaan juga dilakukan untuk dapat memperluas
5
BAB DUA
PEMBINAAN SEKOLAHRUMAH
__________________________________________________________________________________
Dalam Buku Pembinaan Militer Departemen HANKAM
“Pembinaan adalah suatu proses penggunaan
manusia, alat peralatan, uang, waktu, metode dan sistem yang
didasarkan pada prinsip tertentu untuk pencapaian tujuan yang telah
daya dan hasil yang sebesar-besarnya”.
Menurut Soetopo, H. dan Soemanto, W (1991: 43) bahwa
“pembinaan adalah suatu kegiatan mempertahankan dan
menyempurnakan apa yang telah ada”.
umum diartikan sebagai usaha untuk
bimbingan guna mencapai suatu tujuan
Dalam penyelenggaraan sekolahrumah tunggal dan majemuk,
pembinaan adalah kegiatan memberikan pengarahan dan
bimbingan kepada para pelaku sekolahrumah tunggal dan majemuk
menerus dan berkesinambungan dalam
rangka mewujudkan tujuan yang telah ditentukan, yaitu
meningkatkan kualitas pendidikan sekolahrumah tunggal dan
Pembinaan juga dilakukan untuk dapat memperluas
6
Panduan Pembinaan Sekolahrumah
akses pendidikan jalur pendidikan non formal melalui komunitas
sekolah rumah.
B. Pengertian Sekolahrumah
Sekolahrumah adalah proses layanan pendidikan yang secara sadar
dan terencana dilakukan oleh orangtua/ keluarga di rumah atau
tempat-tempat lain dalam bentuk tunggal, majemuk, dan komunitas
dimana proses pembelajaran dapat berlangsung dalam suasana yang
kondusif dengan tujuan agar setiap potensi peserta didik yang unik
dapat berkembang secara maksimal.
C. Pengertian Sekolahrumah Tunggal
Sekolahrumah Tunggal adalah layanan pendidikan berbasis
keluarga yang dilaksanakan oleh orang tua dalam satu keluarga
untuk peserta didik dan tidak bergabung dengan keluarga lain yang
menerapkan sekolahrumah tunggal lainnya.
D. Pengertian Sekolahrumah Majemuk
Sekolahrumah Majemuk adalah layanan pendidikan berbasis
lingkungan yang diselenggarakan oleh orangtua dari 2 (dua) atau
lebih keluarga lain dengan melakukan 1 (satu) atau lebih kegiatan
pembelajaran bersama dan kegiatan inti tetap dilaksanakan dalam
keluarga.
E. Tujuan Pembinaan
Tujuan dari pembinaan sekolahrumah tunggal adalah:
1. Memberikan legalitas dan penjaminan mutu sekolahrumah
tunggal
7
Panduan Pembinaan Sekolahrumah
2. Meningkatkan pemahaman dan kompetensi orang tua/ keluarga
dan tutor tentang peraturan-peraturan dan kebijakan-kebijakan
yang berkaitan dengan sekolahrumah
3. Memberikan kemudahan kepada peserta didik untuk mengikuti
UN/UNPK
4. Meningkatkan kualitas lulusan sekolahrumah tunggal
5. Meningkatkan relevansi dan daya saing penyelenggaraan
sekolahrumah tunggal
6. Meningkatkan kerjasama antara orangtua/ keluarga pelaku
sekolahrumah tunggal dengan pihak dinas pendidikan, satuan
pendidikan, dan lembaga terkait lainnya.
F. Pelaksana Pembinaan
Menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 129
Tahun 2014 tentang Sekolahrumah yang berbunyi “Pemerintah
daerah berkewajiban melakukan pembinaan Sekolahrumah”. Jadi
pemerintah daerah dalam hal ini dinas pendidikankabupaten/ kota,
terutama yang bertugas menangani pendidikan ninformal dan
informal seperti: penilik, kasi PNFI, pamong belajar SKB
berkewajiban untuk memberikan pembinaan terhadap
sekolahrumah. Namun bukan berarti hanya dinaslah yang
berkewajiban melakukan pembinaan tetapi ada juga pihak lain yang
berkompeten dan berkaitan dengan keberadaan sekolahrumah,
seperti penggiat sekolahrumah dan Asahpena.
G. Sasaran Pembinaan
Yang menjadi sasaran pembinaan yaitu para pelaku sekolahrumah
tunggal dan majemuk, antara lain:
1. Orang tua/ keluarga
2. Peserta didik
8
Panduan Pembinaan Sekolahrumah
3. Tutor
4. Pengelola satuan pendidikan
H. Aspek Pembinaan
1. Pendaftaran
2. Perijinan (legalitas)
3. Perangkat pembelajaran (kurikulum, silabus, RPP)
4. Materi pembelajaran
5. Media pembelajaran
6. Sarana dan prasarana pembelajaran
7. Proses pembelajaran
8. Evaluasi pembelajaran
9. Pelaksanaan UN/UNPK
I. Waktu Pembinaan
1. Sebulan sekali
2. 3 bulan sekali
3. Menjelang UN/ UNPK
4. Sesuai kebutuhan
J. Bentuk Pembinaan
1. Formal
a. Sosialisasi tentang prosedur pendaftaran
b. Sosialisasi tentang prosedur perijinan
c. Memberikan pendidikan dan pelatihan peningkatan
kompetensi tutor dan orang tua/ keluarga
d. Pelatihan peningkatan kompetensi pengelola sekolahrumah
komunitas (jika sekolah rumah tunggal bergabung dengan
komunitas)
e. Sosialisasi dan pembimbingan tentang kurikulum
9
Panduan Pembinaan Sekolahrumah
f. Sosialisasi dan pembimbingan tentang cara penyiapan dan
penyusunan perangkat pembelajaran (silabus, RPP, materi
pembelajaran, dan penilaian hasil belajar) program
sekolahrumah
g. Sosialisasi tentang pelaksanaan UN/ UNPK
h. Bimbingan teknis, pemantauan, evaluasi, dan pelaporan
untuk mengendalikan mutu Komunitas Sekolahrumah
i. Study banding atau kunjungan ke sekolah formal, ke sekolah
nonformal, atau ke sekolahrumah komunitas
j. Mengikutsertakan para pelaku sekolahrumah tunggal dalam
kegiatan workshop, seminar, dll yang berkaitan dengan
pendidikan
2. Informal
a. Memberikan ruang konsultasi untuk para pelaku
sekolahrumah tunggal setiap saat
b. Melakukan kunjungan pada kegiatan-kegiatan yang dilakukan
sekolahrumah
c. Melakukan kegiatan karyawisata bersama
Panduan Pembinaan Sekolahrumah
LANGKAH
Langkah-langkah dalam pembinaan terdiri dari p
evaluasi, serta penyempurnaan dan
A. Persiapan
Hal-hal yang harus dilakukan pada saat persiapan kegiatan
pembinaan antara lain:
1. Mendata/ mengidentifikasi
2. Menganalisis data
3. Melakukan pemantauan
penyelenggaraan sekolahrumah tunggal
4. Melakukan diskusi dan tanya jawab tentang permasalahan yang
dihadapi
5. Menganalisis hasil pemantauan
jawab sebagai bahan pembinaan
6. Menyusun materi pembinaan
7. Menginformasikan kepada pihak sekolahrumah bahwa akan
dilakukan pembinaan, termasuk penentuan waktu pembinaan
B. Pelaksanaan Pembinaan
Hal-hal yang dilakukan pada pelaksanaan kegiatan pembinaan
antara lain:
1. Melakukan kunjungan ke sekolahrumah tunggal
10
BAB TIGA
LANGKAH-LANGKAH PEMBINAAN
h dalam pembinaan terdiri dari persiapan, pelaksanaan,
, serta penyempurnaan dan perbaikan.
hal yang harus dilakukan pada saat persiapan kegiatan
sekolahrumah tunggal
Melakukan pemantauan terhadap komponen-komponen
penyelenggaraan sekolahrumah tunggal
akukan diskusi dan tanya jawab tentang permasalahan yang
Menganalisis hasil pemantauanserta hasil diskusi dan tanya
sebagai bahan pembinaan
Menyusun materi pembinaan
Menginformasikan kepada pihak sekolahrumah bahwa akan
termasuk penentuan waktu pembinaan
hal yang dilakukan pada pelaksanaan kegiatan pembinaan
Melakukan kunjungan ke sekolahrumah tunggal
11
Panduan Pembinaan Sekolahrumah
2. Menyampaikan kepada pihak sekolahrumah tentang hal-hal
yang akan diberikan pembinaan berdasarkan hasil pemantauan
3. Melakukan pembinaan (menyampaikan materi pembinaan)
kepada pihak sekolahrumah tunggal sesuai dengan kebutuhan
sebagai bahan perbaikan dan peningkatan
4. Diskusi dan tanya jawab
C. Evaluasi Hasil Pembinaan
Evaluasi hasil pembinaan bertujuan untuk mengetahui sejauh mana
efektivitas pembinaan yang telah dilakukan dan sebagai langkah
untuk mempersiapkan penyempurnaan dan perbaikan terhadap
kekurangan dan permasalahan yang dihadapi sekolahrumah tunggal.
D. Perbaikan dan Penyempurnaan
Perbaikan dan penyempurnaan dapat dilakukan melalui kegiatan:
1. Pendidikan dan pelatihan peningkatan kompetensi orang tua/
keluarga dan tutor, jika terjadi kekurangan dari aspek
kompetensi
2. Workshop, seminar, dll yang berkaitan dengan sekolahrumah
3. Membuka ruang konsultasi
Panduan Pembinaan Sekolahrumah
Pembinaan merupakan tahapan penting dalam penyelenggaraan
sekolahrumah. Melalui kegiatan pembinaan
pemahaman dan kemampuan
sekolahrumah tentang peraturan
yang berkaitan dengan sekolahrumah
perangkat pembelajaran yang diperlukan dapat terpenuhi sesuai
dengan standar yang telah ditetapkan
semua komponen yang terlibat maka pada
pada peningkatan kualitas para lulusan.
Demikian isi panduan pembinaan dalam penyelenggaraan
sekolahrumah ini, semoga panduan ini dapat bermanfaat dan
memudahkan para pihak yang berwenang untuk melakukan pembinaan
terhadap sekolahrumah, yang pada akhirnya dapat meningkatkan
kualitas sekolahrumah secara keseluruhan.
12
BAB EMPAT
PENUTUP
Pembinaan merupakan tahapan penting dalam penyelenggaraan
sekolahrumah. Melalui kegiatan pembinaan diharapkan wawasan,
orang tua, tutor, dan pengelola
tentang peraturan-peraturan dan kebijakan-kebijakan
yang berkaitan dengan sekolahrumah dapat meningkat. Selain itu semua
perangkat pembelajaran yang diperlukan dapat terpenuhi sesuai
ditetapkan. Dengan meningkatnya kualitas
semua komponen yang terlibat maka pada akhirnya akan berdampak
pada peningkatan kualitas para lulusan.
Demikian isi panduan pembinaan dalam penyelenggaraan
sekolahrumah ini, semoga panduan ini dapat bermanfaat dan
memudahkan para pihak yang berwenang untuk melakukan pembinaan
terhadap sekolahrumah, yang pada akhirnya dapat meningkatkan
kualitas sekolahrumah secara keseluruhan.
13
Panduan Pembinaan Sekolahrumah
DAFTAR PUSTAKA
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 129 Tahun 2014 tentang Sekolahrumah, Jakarta.
Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan
Masyarakat Nomor ............ Tahun 2016 tentang Petunjuk
Teknis Penyelenggaraan Sekolahrumah, Jakarta.
http://infodanpengertian.blogspot.co.id/2016/02/pengertian-
pembinaan-menurut-para-ahli.html
http://xerma.blogspot.co.id/2014/05/pengertian-fungsi-pembinaan-
menurut.html
14
Panduan Pembinaan Sekolahrumah