panduan kkd modul kv.doc
TRANSCRIPT
MODUL KARDIOVAKULAR
KETERAMPILAN PEMERIKSAAN TANDA VITAL (VITAL SIGN)
SKDI 4
Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah melakukan latihan keterampilan pemeriksaan tanda vital:
Mahasiswa diharapkan mampu melakukan pemeriksaan yang meliputi suhu, nadi, tekanan
darah dan pernapasan dengan menggunakan alat-alat yang sesuai dengan cara yang benar.
Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Setelah latihan keterampilan pemeriksaan tanda vital, mahasiswa mampu:
1. Memeriksa suhu badan menggunakan thermometer dengan cara yang tepat dan benar
2. Memeriksa dan menghitung frekuensi nadi dengan cara yang benar
3. Memeriksa dan mengukur tekanan darah menggunakan tensimeter dengan cara yang
runtut dan benar
4. Memeriksa dan menghitung frekuensi respirasi dengan cara yang benar
Alat yang digunakan
1. Setoskope tunggal dan stetoskop double membran
2. Thermometer
3. Tensimeter air raksa
P emeriksaan Suhu
Manusia bersifat homeotermis artinya suhu tubuh dipertahankan konstan 37ᵒ ± 0,5ᵒC
walaupun suhu sekitar berubah-ubah, dengan tujuan agar fungsi organ tubuh tetap bekerja
secara optimal. Suhu tubuh dipertahankan konstan dengan mengatur keseimbangan produksi
dan pengeluaran panas.
Suhu badan diperiksa dengan thermometer badan, dapat berupa thermometer air raksa
atau thermometer elektrik. Pemeriksaan dapat dilakukan pada mulut, ketiak, atau anus.
Pengukuran suhu melalui mulut biasanya lebih mudah dan hasilnya lebih tepat dibandingkan
melalui anus. Thermometer air raksa sebaiknya tidak dipakai untuk mulut pada penderita
yang tidak sadar, gelisah atau tidak dapat menutup mulutnya. Pengukuran suhu melalui anus
memberikan hasil pemeriksaan yang lebih tinggi sebesar 0,4-0,5ᵒ dibandingkan lewat mulut.
Pedoman Keterampilan Klinik Dasar Semester IV 1
Cara pengukuran suhu badan
Pada saat menunggu hasil pengukuran suhu, dilakukan juga pemeriksaan nadi dan
nafas.
Pengukuran suhu melalui mulut:
Kibaskan thermometer sampai permukaan air raksa menunjukkan di bawah 35ᵒC.
masukkan thermometer dibawah lidah penderita. Mintalah penderita untuk tutup mulut dan
tunggu sampai 3-5 menit. Kemudian bacalah thermometer tersebut. Apabila penderita baru
minum dingin atau panas. Pemeriksa semacam ini harus ditunda selama 10-15 menit agar
tidak mempengaruhi pengukuran.
Pemeriksaan pada rectum
Pemeriksaan melalui rectum ini biasanya dilakukan terhadap bayi
Pilihlah thermometer dengan ujung yang bulat, beri pelumas dan masukkan dalam anus
selama 3-4 Cm, dengan ke arah umbilicus, kemudian baca setelah 3 menit.
Pemeriksaan pada ketiak
Kibaskan thermometer sampai permukaan air raksa menunjukkan dibawah 35,5ᵒC
Tempatkan ujung thermometer yang berisi air raksa pada apex fossa axillaries kiri dengan
sendi bahu adduksi maksimal
Tunggu sampai 3-5 menit, kemudian dilakukan pembacaan
P emeriksaan Denyut Nadi
Jantung bekerja memompa darah menuju sirkulasi tubuh dan ventrikel kiri. Melalui
ventrikel kiri, disemburkan darah ke aorta dan kemudian diteruskan melalui arteri ke seluruh
tubuh. Sebagai akibatnya, timbulah suatu gelombang tekanan yang bergerakan cepat pada
arteri dan dapat dirasakan sebagai denyut nadi. Dengan menghitung frekuensi denyut nadi,
dapat diketahui frekuensi denyut jantung dalam satu menit. Denyut nadi dapat diraba di arteri
radialis, arteri brachialis, dan arteri karotis atau arteri besar lainnya di permukaan tubuh.
Cara pemeriksaan frekuensi nadi:
Penderita dapat dalam posisi duduk ataupun berbaring. Lengan dalam posisi bebas
(relaks), perhiasan dan jam tangan dilepas
Periksa denyut nadi pergelangan tangan dengan menggunakan jari telunjuk dan jari
tengah tangan pemeriksa, pada sisi fleksor bagian lateral tangan penderita.
Pedoman Keterampilan Klinik Dasar Semester IV 2
Hitunglah berapa denyut dalam satu menit dengan cara menghitung denyutan selama 15
detik, kemudian hasilnya dikalikan empat. Perhatikan pula irama dan kuantitas
denyutannya. Catatlah hasil pemeriksaannya dari lengan kanan dan kiri.
P emeriksaan Tekanan Darah
Tekanan darah pada sistem arteri bervariasi sesuai dengan siklus jantung. Memuncak
pada waktu sistole dan sedikit menurun pada waktu diastole. Beda antara tekanan sistolik dan
diastolik disebut tekanan nadi.
Pada waktu ventrikel berkontraksi, darah akan dipompakan keseluruh tubuh. Keadaan
ini disebut keadaan sistolik dan tekanan aliran darah pada saat itu disebut tekanan darah
sistolik. Pada saat ventrikel sedang rileks, darah dari atrium masuk ke ventrikel, tekanan
darah pada waktu ini disebut tekanan darah diastolik.
Tingginya tekanan darah dipengaruhi oleh beberapa faktor, misalnya aktifitas fisik,
keadaan emosi, rasa sakit, suhu sekitar, konsumsi kopi, tembakau, umur, dan faktor-faktor
lainnya.
Cara pemeriksaa tekanan darah
Penderita dalam keadaan istirahat atau sedikitnya 30 menit sesudahnya
Siapkan tensimeter dan stetoskop
Penderita dalam keadaan duduk atau berbaring
Lengan dalam kedaan bebas dan rileks, dibebaskan dari tekanan pakaian secara rapi dan
tidak terlalu ketat, kira-kira 2,5-5 cm diatas siku
Tempatkan lengan penderita sedemikian sehingga siku dalam keadaan sedikit fleksi
Carilah arteri brachialis, biasanya terletak disebelah medial tendon biseps.
Dengan satu jari meraba arteri brachialis, pompa manset sampai kira-kira 20-30 mmHg
atas tekanan pulsasi aarteri brachialis menghilang
Turunkan tekanan manset perlahan-lahan sampai denyut arteri brachialis teraba kembali,
inilah tekanan sistolik palpatoir
Sekarang ambilah stetoskop, pasang membran stetoskop pada arteri brachialis
Pompa manset kembali, sampai kurang lebih 20-30 mmHg diatas tekanan sitolik palpatoir
Kemudian secara perlahan turunkan tekanan dengan kecepatan kira-kira 2-3 mmHg
perdetik. Perhatikan sat dimana denyut arteri brachialis terdengar. Inilah tekanan sistolik
Lanjutkanlah penurunan tekanan manset sampai suara denyutan melemah dan kemudian
menghilang. Tekanan pada saat itu adalah tekanan diastolik.
Pedoman Keterampilan Klinik Dasar Semester IV 3
Apabila menggunakan tensimeter air raksa, usahakan agar posisi manometer selalu
vertikal, dan pada waktu membaca hasilnya, mata harus berada horisontal dengan level air
raksa. Pengulangan pengukuran dilakukan setelah menunggu beberapa menit pengukuran
pertama.
P emeriksaan Nafas
Bernafas adalah suatu gerakan rongga dada yang ritmis dan diatur oleh pusat otonom
di batang otak medulla spinalis. Pada waktu inspirasi, diafragma dan otot-otot interkostalis
berkontraksi, memperluas rongga toraks dan memekarkan paru-paru. Dinding dada akan
bergerak ke atas, ke depan, berhenti, rongga dada kembali seperti semula dengan akibat paru-
paru akan mengkerut, keadaan disebut ekspirasi.
Pemeriksaan frekuensi nafas
Penderita diminta melepaskan baju
Secara inspeksi, perhatikan secara menyeluruh gerakan pernapasan
(lakukan ini tanpa mempengaruhi psikis penderita)
Untuk mendapatkan perbanndingan antara kanan dan kiri diperlukan palpasi.
Pada inspirasi, perhatikan gerakan kesamping iga, pelebaran epigastrium dan
penambahan besarnya ukuran antero posterior dada
Pada ekspirasi, perhatikan masuknya kembali iga, penyempitan epigatrium dan
penurunan besarnya ukuran antero posterior dada.
Perhatikan pula adanya gangguan otot bantu pernapasan
Catatlah irama, frekuensi dan adanya kelainan gerak dinding dada saat bernafas.
Check list dan Penilaian
PENILAIAN KETERAMPILAN PEMERIKSAAN TANDA VITAL
Pedoman Keterampilan Klinik Dasar Semester IV 4
NO ASPEK YANG DINILAI NILAI
Pedoman Keterampilan Klinik Dasar Semester IV 5
PEMERIKSAAN TEKANAN DARAH 0 1 2
1 Menempatkan penderita dalam keadaan duduk dengan lengan rilex, sedikit menekuk pada siku dan bebas dari tekanan oleh pakaian
2 Menempatkan tensimeter dengan membuka aliran air, mengecek saluran pipa dan meletakkan manometer vertikal
3 Memasang manset sedemikian rupa sehingga melingkar lengan atas secara rapi dan tidak terlalu ketat (2 cm diatas siku) dan sejajar jantung.
4 Dapat meraba pulsasi arteri brachialis di fossa cubiti sebelah medial
5 Dengan meraba pulsasi a. radialis, pompa manset sampai 30 mmHg hilangnya pulsasi
6 Letakkan diafragma stetoskop di arteri brachialis (fossa cubiti)
7Mendengarkan melalui stetoskop sambil menurunkan tekanan manset perlahan-lahan (3 mmHg per detik) dan melaporkan saat mendengar bising pertama (sebagai tekanan sistolik)
8 Melanjutkan penurunan tekanan manset sampai suara bising yang terakhir sehingga setelah itu tidak terdengar bising lagi (sebagai tekanan diastolik)
9 Lepaskan manset dan melaporkan hasil pemeriksaan PEMERIKSAAN NADI
1 Meletakkan tangan yang akan diperiksa dalam keadaan rileks
2 Menggunakan jari telunjuk, jari tengah, dan jari manis untuk meraba arteri radialis
3 Menghitung frekuensi denyut nadi minimal 1 menit dan melaporkan hasil pemeriksaan
PEMERIKSAAN SUHU BADAN
1 Kibaskan thermometer sampai permukaan air raksa menunjukkan di bawah 35,5 C
2 Tempatkan ujung thermometer yang berisi air raksa pada apeks fossa axillaris kiri dengan sendi bahu adduksi maksimal
3 Tunggu sampai 3-5 menit, kemudian dilakukan pembacaanPEMERIKSAAN FREKUENSI NAFAS
1 Meminta penderita melepaskan baju (duduk atau tidur)
2 Melakukan inspeksi atau palpasi dengan kedua tangan pada punggung/dada untuk menghitung gerak pernapasan minimal selama 1 menit
3 Melaporkan hasil frekuensi nafasJUMLAH
MODUL KARDIOVAKULAR
PEMERIKSAAN VENA SENTRAL (JVP)
SKDI 4
Pedoman Keterampilan Klinik Dasar Semester IV 6
Pemeriksaan vena-vena leher. Mulailah dengan inspeksi vena-vena servikal.
Periksalah tingkat distensi leher dan fluktuasi tekanan vena. Kolom darah di dalam vena
jugularis internal dan eksternal tidak terganggu oleh katub vena. Mereka berfungsi sebagai
manometer tekanan atrium kanan. Makin tinggi kolom ini, makin besar tekanan di dalam
atrium kanan. Puncak kolom ini dapat diperlihatkan pada orang normal. Fluktuasi tingkat
darah dalam vena ini memberikan ukuran tentang perubahan tekanan di dalam rongga atrium.
Tujuan pemeriksaan
Untuk menentukan secara klinis tekanan vena sentral sebagai gambaran ukuran
tekanan rata-rata dalam atrium kanan.
Alat yang digunakan
1. Satu buah tongkat
2. Penggaris ukur sepanjang 30 cm
Cara pemeriksaan tekanan vena sentral
Tekanan vena
Gambar 1. Pemeriksaan JVP
Penderita berbaring secara horisontal (tanpa bantuan)
Penderita diminta bernafas biasa dengan rileks
Carilah titik di leher yang terletak sekitar 5 cm dibawah sisi perlekatan kosta ke 2 pada
sternum
Carilah pulsasi vena jugularis eksterna
Apabila pulsasi tidak jelas, penderita diminta menutup lubang hidung dan menahan nafas
Tentukan tempat dimana vena jugularis menghilang dibawah otot-otot leher
Pedoman Keterampilan Klinik Dasar Semester IV 7
Setelah penekanan bagian carilah vena
Setelah ekpirasi, sehabis tes menahan napas
Tentukan selisih tingginya titik terakhir dengan letak perlekatan kosta ke 2 pada
sternum
Nilai tersebut ditambah dengan 5 cm memberikan hasil tekanan vena sentral
Umumnya tekanan vena ini berkisar antara – 3,5 dan 1,5.
Gambar 2. Teknik Pemeriksaan JVP
Check List dan PenilaianPENILAIAN KETERAMPILAN PEMERIKSAAN TEKANAN VENA JUGULARIS KANAN
NO ASPEK YANG DINILAI NILAIPERSIAPAN 0 1 2
1 Memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan pemeriksaan2 Mempersilahkan pasien untuk berbaring dengan posisi kepala 30ᵒ terhadap
alas tidur sehingga vena terisi sampai kira-kira di pertengahan antara
Pedoman Keterampilan Klinik Dasar Semester IV 8
mandibula dan klavikula3 Pemeriksa berdiri disebelah kanan penderita4 Menekan vena dengan 1 jari disebelah bawah (proksimal) dekat klavikula
5 Menekan vena dengan 1 jari yang lain di sebelah atas (distal) dekat mandibula
6 Melepaskan tekanan oleh jari yang pertama7 Melihat sampai dimana vena terisi saat inspirasi8 Mengukur tingginya dari titik acuan dengan menggunakan mistar9 Melaporkan hasil pemeriksaan
JUMLAH
MODUL KARDIOVAKULAR
PEMERIKSAAN JANTUNG
SKDI 4
Jantung adalah suatu pompa beruang empat yang merupakan suatu komponen dari
tiga kompartemen unit fungsional. Kompartemen sistem kardiovaskuler, jantung, arteri
Pedoman Keterampilan Klinik Dasar Semester IV 9
(afterload) dan vena (preload). Selalu diperiksa dalam tiap evaluasi jantung. Kelainan dalam
satu kompartemen menimbulkan respon fisiologi dan anatomis pada bagian-bagian lainnya
dari sistem ini. Pemeriksaan jantung dan kardiovaskuler mencakup dicarinya tanda-tanda
perubahan anatomis, gangguan fungsi fisologis, dan perubahan patologis yang berkaitan
dengan berbagai macam penyakit jantung. Korelasi tiga macam bukti ini memberikan
diagnosis yang tepat.
Gambar 1. Tiga kompartemen sistem kardivaskuler
Teknik Pemeriksaan jantung
Inspeksi
Perhatikan kesimetrisan dada. Penyakit jantung kongenital dengan pembesaran
ventrikel dapat mengubah bentuk dada sehingga prekordium anterior kiri menonjol ke depan.
Jika pasien mempunyai payudara pendulum, angkatlah payudara kiri untuk inspeksi denyut
apeks. Yang merupakan pulsasi yang paling lateral. Lihatlah dada dari sudut tangensial. Jika
Pedoman Keterampilan Klinik Dasar Semester IV 10
apeks tidak dapat dilihat, mintalah pasien untuk sedikit menggulingkan tubuhnya ke kiri
sehingga apeks bersentuhan dengan dinding dada kiri. Sistolik ventrikel dimulai dengan
pulsasi keluar yang diikuti dengan retraksi. Apeks biasanya terlihat pada sela kosta keempat
atau kelima kira-kira di garis midclavikula.
Palpasi
Mulailah dengan meletakkan telapak tangan anda dan jari-jarinya di daerah dimana
terlihat denyut apeks pada waktu inspeksi. Letakkan bantalan dua atau tiga sela jari tangan
diatas tempat denyut apeks dan perhatikan ketukan dan tarikan yang cepat. Pada saat yang
bersamaan, palpasilah arteri karotis dan apeks mengetahui waktu ejeksi, perbedaan waktu
antara kedua impuls ini.
Perkusi
Mulailah pada tiap2 sela kosta jauh ke lateral kea rah aksila. Perkusi ke arah sternum.
Tandailah tempat dimana nada perkusi berubah dari resonasi ke pekak, pekak relatif.
Biasanya ini terjadi kira-kira 2 cm dari sternum di dalam sela kosta ketiga pada sisi kanan
dan kira-kira 4 cm pada sisi kiri. Batasnya terdeteksi kira-kira 8 cm ke lateral di ruang sela
kosta kelima kiri. Gerakkan jari anda dari titik ini ke sternum, peka semakin bertambah kira-
kira 4 cm dari sternum, daerah pekak jantung absolut. Ini adalah tempat di mana jantung
berhubungan langsung dengan dinding anterior dada.
Pedoman Keterampilan Klinik Dasar Semester IV 11
Gambar 2. Penemuan-penemuan pada perkusi dada
Auskultasi
Daerah mitral dan tricuspid biasanya menghantarkan suara-suara berfrekuensi rendah
dari peristiwa-peristiwa bertekanan rendah. Pakailah sisi bel pada stetoskop di daerah katup
ini. Periksalah pada sela kosta ke-5 midclavikula sinistra untuk memeriksa katup Mitral dan
periksa sela kosta ke-4 di parasternal sinistra dan dextra untuk memeriksa katup Trikuspid.
Daerah aorta dan pulmonal, bunyi berfrekuensi tinggi lebih baik didengar dengan sis
diafragma pada stetoskop yang ditekankan kuat-kuat ke dada. Periksa sela kosta ke-2 di
parasternal dextra untuk memeriksa katup Aorta dan periksalah sela kosta ke-2 di parasternal
sinistra untuk memeriksa katup Pulmonal. Perhatikan irama dan frekuensi suara jantung,
bedakan antara sistolik dan diastolik. Perhatikan adanya suara-suara tambahan atau suara
pecah . tentukan apakah ada suara tambahan (bising) sistolik atau diastolik. Tentukan daerah
penjalaran bising dan tentukan titik maksimumnya. Gabungkan auskultasi dengan kualitas
pulsus (denyut nadi).
Check list dan Penilaian PENILAIAN KETERAMPILAN PEMERIKSAAN JANTUNG
NO ASPEK YANG DINILAI NILAI0 1 2
1. Memperkenalkan diri dan menjelaskan pemeriksaan yang akan dilakukan2. Mempersilahkan penderita untuk berbaring telentang dan meminta penderita
membuka pakaian 3. Berdiri disamping kanan pasien dan membuat pasien rileks dengan mengajak
bicara
Pedoman Keterampilan Klinik Dasar Semester IV 12
4. Meminta penderita untuk memberikan respon terhadap pemeriksaan misalnya bila terdapat rasa nyeri
Inspeksi1. Memperhatikan bentuk dada2. Menentukan letak iktus kordis melalu denyutan iktus kordis
Palpasi1. Menentukan letak Iktus kordis melalui rabaan2. Merasakan adanya pulsasi, vibrasi iktus kordis, dan gesekan pericardial
Perkusi1. Menentukan batas jantung kanan 2. Menentukan batas jantung kiri3. Menentukan pinggang jantung
Auskultasi1. SIC 5 midclavikula sinistra (katub Mitral)2. SIC 2 di parasternal sinistra (katup Pulmonal)3. SIC 2 di parasternal dextra ( Katup Aorta)4. SIC 4 di parasternal sinistra dan dextra (katup Trikuspid)5. Mengenali bunyi jantung I dan II6. Mengenali suara tambahan bunyi jantung , bising sistolik diastolik p- 7. Melaporkan hasil pemeriksaan
JUMLAH
MODUL KARDIOVASKULARPEMERIKSAAN ELEKTROKARDIOGRAFI (EKG)
SKDI 3
A. Teori
Pedoman Keterampilan Klinik Dasar Semester IV 13
EKG adalah serangkaian gambaran yang mencerminkan aktivitas listrik jantung. Dari
gambaran EKG kita bisa mengetahui normal tidaknya aktivitas listrik jantung. Jika aktivitas
listrik jantung tidak normal, ini menunjukkan bahwa jantung mungkin juga tidak normal.
Gambaran listrik ini didapatkan dari mesin yang merekam aktivitas listrik jantung dan
kemudian mencetaknya pada kertas atau pada monitor dalam bentuk gambar/grafik . Mesin
EKG merekam listrik jantung melalui kabel-kabel yang disebut dengan elektrode. Elektrode -
elektrode tersebut dipasang pada 10 bagian tubuh tertentu. Setelah merekam listrik jantung.
Mesin akan mencetaknya diatas kertas atau monitor. Jika dicetak diatas kertas secara lengkap,
kita bisa lihat gambaran yang tercetak itu terdiri dari 12 bagian. Bagian-bagian ini disebut
dengan lead. Masing-masing dari 12 lead tersebut memiliki nama yaitu I, II, III, aVR, aVL,
aVF, V1 V2 V3 V4 V5 V6. 12 lead tersebut diambil dari sumber yang berbeda. Ini digunakan
untuk melihat jantung dari 12 sisi yang berbeda: atas-bawah, kiri-kanan, depan-samping.
Jadi, dengan melihat 12 lead tersebut, seakan kita melihat jantung secara 3 dimensi. Semakin
lengkap gambaran dan sudut pandang yang digunakan, akan mendapatkan informasi tentang
jantung secara yang lebih lengkap pula.
Gambar 1. Pemasangan EKG
B. Alat dan Bahan
- Mesin EKG
Pedoman Keterampilan Klinik Dasar Semester IV 14
- Jelly
- Tissue
C. Prosedur
Cara pemeriksaan EKG
1. Mempersiapkan pasien peralatan EKG
Pemeriksa mencuci tangan dan menggunakan alat pelindung diri
Pemeriksa memperkenalkan diri menjelaskan tujuan dari pemeriksaan
Pasien diminta untuk membuka pakaian bagian atas, perhiasan, jam tangan dan
alas kaki
Memposisikan pasien untuk tidur terlentang
Instruksikan pasien untuk tidak banyak bergerak, batuk, dan berbicara selama
pemeriksaan EKG
2. PEMERIKSAAN EKG
Pemberian jelly sebelum di pasang elektroda
Elektroda merah dipasangkan / dihubungkan pada lengan kanan
Elektroda kuning dipasangkan / dihubungkan pada lengan kiri
Elektroda hijau dipasangkan / dihubungkan pada kaki kiri
Elektroda hitam dipasangkan / dihubungkan pada kaki kanan
V1 dipasang di linea parasternal dextra SIC IV dextra
V2 dipasang di linea parasternal dextra SIC IV sinistra
V3 dipasang diantara V2 dan V4
V4 dipasang di SIC 5, linea mid clavicula sinistra
V5 dipasang sejajar V4, linea axillaris anterior
V6 dipasang sejajar V5, linea midaxillaris sinistra
Hidupkan mesin EKG dan indikator dalam kondisi netral
Jalankan mesin EKG untuk merekam di kertas grafik untuk pembacaan lead I,
II, III< aVR, AVL, aVF, V1, V2, V3, V4, V5, dan V6
Matikan mesin EKG
Lepaskan semua elektroda dan bersihkan kulit dari jelly dengan menggunakan
tissue
Pedoman Keterampilan Klinik Dasar Semester IV 15
D. Check list dan Penilaian
KETERAMPILAN PEMERIKSAAN ELEKTROCARDIOGRAFINO ASPEK YANG DINILAI NILAI
PERSIAPAN 0 1 21 Mempersiapkan peralatan EKG dan jelly 2 Pemeriksa mencuci tangan dan menggunakan alat pelindung diri3 Pemeriksa memperkenalkan diri menjelaskan tujuan dari pemeriksaan
4 Pasien diminta untuk membuka pakaian bagian atas, perhiasan, jam tangan dan alas kaki
5 Memposisikan pasien untuk tidur terlentang
6 Instruksikan pasien untuk tidak banyak bergerak, batuk, dan berbicara selama pemeriksaan EKG
PEMERIKSAAN EKG1 Pemberian jelly sebelum di pasang elektroda2 Elektroda merah dipasangkan / dihubungkan pada lengan kanan3 Elektroda kuning dipasangkan / dihubungkan pada lengan kiri4 Elektroda hijau dipasangkan / dihubungkan pada kaki kiri5 Elektroda hitam dipasangkan / dihubungkan pada kaki kanan6 V1 dipasang di linea parasternal dextra SIC IV dextra7 V2 dipasang di linea parasternal dextra SIC IV sinistra8 V3 dipasang diantara V2 dan V49 V4 dipasang di SIC 5, linea mid clavicula sinistra10 V5 dipasang sejajar V4, linea axillaris anterior11 V6 dipasang sejajar V5, linea midaxillaris sinistra12 Hidupkan mesin EKG dan indicator dalam kondisi netral
13 Jalankan mesin EKG untuk merekam di kertas grafik untuk pembacaan lead I, II, III< aVR, AVL, aVF, V1, V2, V3, V4, V5, dan V6
14 Matikan mesin EKG
15 Lepaskan semua elektroda dan bersihkan kulit dari jelly dengan menggunakan tissue
16 Merapikan alat-alat EKG17 Melaporkan hasil pemeriksaan
JUMLAH
Pedoman Keterampilan Klinik Dasar Semester IV 16