otot

Upload: yoanapuspita

Post on 16-Oct-2015

62 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • YOANA PUSPITA SARI G84110066

    1. Jenis Jenis Otot

    Berdasarkan bentuk morfologi, sistem kerja dan lokasinya dalam tubuh, otot

    dibedakan menjadi tiga, yaitu otot lurik, otot polos, dan otot jantung.

    a. Otot lurik (Otot Rangka)

    Otot lurik disebut juga otot rangka atau otot serat lintang. Otot ini bekerja di bawah

    kesadaran. Pada otot lurik, fibril-fibrilnya mempunyai jalur-jalur melintang gelap

    (anisotrop) dan terang (isotrop) yang tersusun berselang-selang. Sel-selnya berbentuk

    silindris dan mempunvai banvak inti. Otot rangka dapat berkontraksi dengan cepat

    dan mempunyai periode istirahat berkali - kali. Otot rangka ini memiliki kumpulan

    serabut yang dibungkus oleh fasia super fasialis. Gabungan otot berbentuk kumparan

    dan terdiri dari bagian:

    1. Ventrikel (empal), merupakan bagian tengah yang menggembung

    2. Urat otot (tendon), merupakan kedua ujung yang mengecil. Urat otot (tendon)

    tersusun dari jaringan ikat dan bersifat keras serta liat.

    Berdasarkan cara melekatnya pada tulang, tendon dibedakan sebagai berikut ini:

    1. Origo merupakan tendon yang melekat pada tulang yang tidak berubah

    kedudukannya ketika otot berkontraksi.

    2. Insersio merupakan tendon yang melekat pada tulang yang bergerak ketika otot

    berkontraksi.

    Otot yang dilatih terus menerus akan membesar atau mengalami hipertrofi,

    Sebaliknya jika otot tidak digunakan (tidak ada aktivitas) akan menjadi kisut atau

    mengalami atrofi. Kebanyakan otot rangka (jumlah dalam manusia 600)

    menyambungkan tulang ke tulang; ada yang menggerakkan bahagian tertentu tanpa

    melibatkan tulang, misalnya kelopak mata, otot sfinkter, lidah. Otot rangka hanya

    mampu menarik, tidak menolak. Oleh itu, untuk menggerakkan anggota (pergerakan

    tulang) otot lazimnya berpasangan, disebut pasangan antagonis. Contoh: untuk

    membengkokkan tangan, otot biseps mengerucut dan pasangan antagonisnya, otot

    triseps mengendur.

  • YOANA PUSPITA SARI G84110066

    Sel serabut otot bersatu dalam suatu kelompok membentuk berkas yang disebut

    fasikuli. Berkas otot diliputi oleh selaput (fasia) yang disebut fasia propia. Beberapa

    berkas otot bergabung membentuk otot. Setiap otot dibungkus lagi oleh selaput yang

    disebut fasia superfisialis. Gabungan otot membentuk kumparan menggembung pada

    bagian tengahnya yang disebut ventrikel otot. Ventrikel otot memiliki daya kontraksi

    dan elastisitas yang tinggi sehingga dapat memanjang dan memendek. Bagian ujung

    ventrikel otot mengecil, liat, dan keras yang disebut tendon. Ujung tendon melekat

    pada tulang yang tidak dapat digerakkan disebut origo, sedangkan otot yang melekat

    pada tulang yang dapat digerakkan disebut insersi.

    Otot rangka dapat digolongkan menjadi dua kelompok berdasarkan mioglobin pigmen

    otot penyusunnya:

    Otot merah

    Memiliki lebih banyak mioglobin. Mioglobin merupakan senyawa protein

    yang berfungsi mengikat molekul oksigen. Oksigen yang diikat oleh

    mioglobin berperan penting untuk respirasi sel otot rangka untuk

    menghasilkan energi penting dalam melakukan aktivitas gerak.

    Otot putih

    b. Otot Polos

    Otot polos disebut juga otot tak sadar atau otot alat dalam (otot viseral). Otot polos

    tersusun dari sel sel yang berbentuk kumparan halus. Masing masing sel memiliki

    satu inti yang letaknya di tengah. Kontraksi otot polos tidak menurut kehendak, tetapi

    dipersarafi oleh saraf otonom. Otot polos terdapat pada alat-alat dalam tubuh,

    misalnya pada:

    1. Dinding saluran pencernaan

    2. Saluran-saluran pernapasan

    3. Pembuluh darah

    4. Saluran kencing dan kelamin

    c. Otot Jantung

    Otot jantung (miokardium) hanya dijumpai pada dinding jantung dan vena kava

    yang memasuki jantung. Sayatan dinding otot jantung menunjukkan sel-sel otot

    jantung menyerupai otot rangka dengan satu inti sel tiap satu sel otot jantung yang

    membentuk anyaman dengan percabangan. Pada setiap percabangan sel otot jantung

    terdapat jaringan ikat yang disebut diskus interkalaris. Otot jantung mampu

    berkontraksi secara ritmis dan terus-menerus sebagai akibat dari aktivitas sel otot

    jantung yang berpautan.

    Gerak otot jantung dikendalikan saraf otonom. Kontraksi dan relaksasi otot

    jantung menyebabkan serambi dan bilik jantung menyempit dan melebar secara

    berirama yang menimbulkan denyut jantung. Dengan adanya kontraksidan relaksasi,

    darah kita dapat dipompa ke dalam pembuluh darah dan dialirkan ke seluruh tubuh.

    Dalam keadaan normal, jantung berkontraksi sekitar 72 kali/menit.

  • YOANA PUSPITA SARI G84110066

    KONTRAKSI DAN RELAKSASI OTOT RANGKA

    Impuls listrik menyebar ke seluruh sel otot, sampai ke miofibril melalui Tubulus T. Impuls di Tubulus T menyebabkan ion Ca2+ keluar dari retikulum sarkoplasma. Ion Ca2+ yang sampai ke miofibril berikatan dengan Troponin C. Ikatan Ca2+ - Troponin C menyebabkan tropomiosin bergeser dan binding site aktin

    untuk kepala miosin yg ditempati tropomiosin terbuka.

    Aktin berikatan dgn kepala miosin yang juga mengandung ATP-ase yg memecah ATP menjadi ADP sehingga menghasilkan energi untuk menggerakkan aktin ke arah

    garis M. (Kontraksi)

    Demikian seterusnya sampai impuls listrik berakhir dan ion Ca2+ dipompa kembali ke retikulum sarkoplasma sehingga tdk terjadi ikatan ion Ca

    2+ - troponin C dan

    terbukanya binding site untuk kepala miosin pd aktin krn tertutup oleh tropomiosin.

    (Relaksasi)

    MEKANISME GERAK OTOT

    Serabut halus sel otot rangka atau miofibril mengandung filamen protein (miofilamen), yaitu

    filamen halus dan filamen kasar.

    Filamen halus

    o Dibangun oleh dua untai aktin dan satu untai protein regulator (tropomiosin dan

    troponin kompleks) yang membelit masing-masing untaian aktin.

    o Melekat pada garis Z dan mengarah ke bagian tengah sarkomer

    Filamen kasar

    o Dibangun oleh miosin

    o Berada di bagian tengah sarkomer

    Kombinasi kedua filamen protein ini menyebabkan

    adanya pola terang dan gelap yang disebut sarkomer.

    Sarkomer merupakan unit fungsional yang mendasar

    pada kontraksi otot. Sarkomer satu dan lainnya dibatasi

    oleh garis Z. Filamen halus dan kasar yang saling

    tumpang tindih disebut pita A. Pita A yang hanya

    mengandung filamen kasar di bagian tengah disebut

    zona H. Daerah ujung dekat sarkomer yang hanya

    dijumpai filamen halus saja disebut pita I.

  • YOANA PUSPITA SARI G84110066

    Saat otot berkontraksi, panjang tiap

    sarkomer mengalami reduksi (berkurang).

    Reduksi yang terjadi yaitu jarak dari satu garis

    Z ke garis Z berikutnya menjadi lebih pendek.

    Sarkomer yang berkontraksi tidak

    menyebabakan perubahan pada panjang pita A,

    namun pita I akan memendek dan zona H

    menghilang. Persitiwa ini disebut model

    geseran (luncuran) filamen kontraksi otot.

    Menurut model ini, filamen halus dan kasar

    tidak mengalami perubahan panjang selama

    kontraksi otot. Namun, justru filamen halus

    (aktin) dan filamen kasar (miosin) saling

    bergabung membentuk aktomiosin dan

    menggeser satu dengan yang lain secara longitudinal sehingga panjang daerah filamen halus

    dan kasar yang tumpang tindih bertambah besar. Apabila panjang daerah filamen yang

    tumpang tindih meningkat, panjang filamen halus berupapita I dan filamen kasar berupa zona

    H menjadi berkurang.

    Ketika sel otot sedang relaksasi, tempat pengikatan miosin pada filamen halus

    dihambat oleh protein regulator tropomiosin. Protein regulator lainnya yaitu troponin

    kompleks mengontrol posisi tropomiosin pada filamen halus.

    Agar sel otot dapat berkontraksi, tempat pengikatan miosin di aktin harus terbuka.

    Tempat pengikatan miosin di aktin harus terbuka. Tempat pengikatan miosin di aktin dapat

    terbuka saat ion kalsium mengikat troponin yang mengubah interaksi antara troponin dan

    tropomiosin. Pengikatan ion Ca2+

    menyebabkan seluruh kompleks troponin-tropomiosin

    berubah bentuk. Akibatnya, tempat pengikatan miosin pada aktin menjadi terpapar. Saat ada

    ion Ca2+

    , terjadi gerakan geseran atau luncuran antara filamen halus dan kasar yang tumpang

    tindih sehingga otot berkontraksi. Saat konsentrasi ion Ca2+

    menurun, tempat pengikatan

    miosin pada aktin tertutup dan kontraksi otot menjadi berhenti (keadaan relaksasi).