osteoporosis booklet

39
Osteoporosis: Gambaran, Pencegahan dan Pengobatannya Buku ini menjelaskan tentang osteoporosis atau kerapuhan tulang. Abraham Simatupang 5/20/2008

Upload: api-26392965

Post on 07-Jun-2015

2.005 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

A booklet describes the pathophysiology, detection, prevention and therapy of osteoporosis

TRANSCRIPT

Page 1: Osteoporosis Booklet

Osteoporosis: Gambaran, Pencegahan dan Pengobatannya  Buku ini menjelaskan tentang osteoporosis atau kerapuhan tulang.  Abraham Simatupang 5/20/2008 

Page 2: Osteoporosis Booklet

O

steoporosis: Gam

H

mbaran, Penceg

ak cipta di

ahan dan Pengo

ilindungi u

obatannya.

undang-unddang

2

Page 3: Osteoporosis Booklet

Osteoporosis: Gambaran, Pencegahan dan Pengobatannya. 3

Tulang – Jaringan Tubuh yang Hidup

ulang adalah bagian sistem atau jaringan tubuh manusia atau makhluk hidup yang termasuk golongan vertebrata. Tulang merupakan jaringan tubuh yang keras dengan salah satu

tugasnya adalah turut membentuk struktur tubuh manusia dan menyangga serta melindungi bagian-bagian tubuh manusia. Tengkorak (batok kepala) misalnya, melindung otak serta struktur-struktur lainnya di dalam rongga kepala. Tulang dada atau iga, melindungi paru-paru, jantung serta bagian-bagian lainnya, sedangkan tulang belakang bertugas sebagai penyangga struktur tubuh manusia secara

keseluruhan bersama-sama dengan tulang betis dan paha. Tulang juga berfungsi sebagai tempat lekatnya otot-otot (origo dan insertio) sehingga otot dapat melakukan gerakan antar sendi yang disusun oleh tulang-tulang sesuai fungsinya. Gambar 1. Kerangka manusia dewasa

Tulang adalah organ tubuh yang “hidup” artinya, di dalam tulang terjadi proses yang dinamis. Kita tahu, bahwa pada masa pertumbuhan, tulang bertumbuh, bertambah panjang dan bertambah besar serta bertambah berat. Hal ini berlangsung sampai kita berumur ± 30 tahun (laki-laki) dan umur 20-an tahun pada wanita, setelah itu tulang akan mulai mengalami pengeroposan. Di dalam tulang ada dua jenis sel tulang yang bertanggungjawab atas keseimbangan tulang yaitu osteoblast, sel tulang yang bersifat membangun dan osteoclast yang bersifat merusak tulang. Aktifitas kedua sel ini dipengaruhi oleh hormon-hormon seperti Parathormon, estrogen (wanita) testosteron (pria), vitamin D, dan calcitonin. Dalam keadaan normal, kedua kegiatan membangun dan merusak tulang dalam keadaan seimbang, namun karena sesuatu hal atau karena ada peningkatan faktor-faktor risiko, maka aktifitas osteoklas menjadi lebih menonjol, sehingga terjadilah pengeroposan tulang secara perlahan-lahan. Akibat proses ini, massa tulang menjadi lebih tipis, ringan dan keropos (porous)

T

Page 4: Osteoporosis Booklet

Osteoporosis: Gambaran, Pencegahan dan Pengobatannya. 4

sehingga lebih mudah patah. Matriks organik tulang adalah osteoid yang terutama terdiri atas kolagen, proteoglikan, osteokalsin, dan fosfoprotein. Osteonektin, sejenis fosfoprotein berfungsi sebagai pengikat antara kolagen dan kalsium. Kristal kalsium fosfat dalam bentuk hidroksiapatit akan disimpan di osteid yang menyebabkan tulang menjadi keras. Gambar 2 menjelaskan tentang langkah-langkah pembentukan kembali jaringan tulang (remodeling) pada tulang jenis trabekular. Permukaan tulang trabekular yang sedang dalam keadaan istirahat ditutupi oleh lapisan sel atau sel osteoblas yaitu jenis sel tulang yang berfungsi untuk membangun jaringan tulang (Gambar A). Pada tahapan pertama remodeling, osteoklas (jenis sel tulang yang bersifat “merusak” jaringan tulang) akan melekat di jaringan tulang dan mulai melakukan aksinya yaitu meresorpsi jaringan tulang yang akan membentuk ceruk pada tulang (Gambar B dan C). Sel-sel mononuklear pada gilirannya akan memperhalus permukaan ceruk tulang (Gambar D) yang akan mempermudah atau menarik menempelnya osteoblas di permukaan tersebut. Kemudian osteoblas akan membentuk semacam “cetakan” yang disebut matriks osteoid (Gambar E). Pembentukan matriks osteoid secara terus-menerus (Gambar F) bersamaan pula dengan proses kalsifikasi (pengerasan tulang dengan unsur mineral Kalsium, Gambar G). Setelah matriks dan kalsifikasi selesai, kembali lapisan sel tulang akan dilapisi oleh sel (H).

Gambar 2. Proses pembentukan kembali jaringan tulang. Sumber: Report of WHO Study Group. WHO Technical Report Series 843. Geneva. Switzerland. 1994.

Page 5: Osteoporosis Booklet

Osteoporosis: Gambaran, Pencegahan dan Pengobatannya. 5

Osteoporosis

steoporosis terdiri atas dua kata dari bahasa Latin y.i. osteo, artinya tulang dan porosis (porous) artinya keropos, jadi osteoporosis artinya tulang yang keropos sehingga tulang

tersebut mudah sekali patah sekalipun karena jejas (trauma) atau beban yang ringan saja, misalnya seorang nenek tiba-tiba saja patah tulang pergelangan tangannya ketika sedang menggendong cucunya. Daerah atau tulang-tulang yang mudah patah akibat osteoporosis adalah tulang belakang belakang (vertebrae), tulang panggul (hip), tulang paha (femur) bagian atas terutama daerah antara bonggol sendi dengan pangkal tulang paha, sendi lengan (radius dan ulna). (lihat gambar 2).

Pembagian jenis-jenis osteoporosis Osteoporosis dibagi atas 2 jenis yaitu jenis primer yang dibagi lagi atas 3 bagian:

• Tipe 1 (pasca menopause), jenis ini mungkin disebabkan karena berkurangnya hormon estrogen seiring dengan menopause (mati haid).

• Tipe 2 (senil atau berkaitan dengan usia (tua), dan terakhir jenis,

• Idiopatik, yaitu jenis yang tidak diketahui penyebabnya yang spesifik. Jenis ini sering menimpa pada orang dengan kelompok usia muda, di bawah 50 tahun

Sedangkan osteoporosis sekunder dapat dikaitkan dengan keadaan-keadaan seperti:

1. Perubahan hormon atau endokrin, antara lain, kelenjar tiroid (gondok) yang hiperaktif, penurunan produksi hormon seks (estrogen) dan produksi hormon kortikosteroid yang berlebihan

O

Di Amerika Serikat, terdapat sekitar 44 juta orang diperkirakan osteoporosis atau 55% dari jumlah penduduk berusia sama dengan atau lebih tua dari 50 tahun. Dari 10 juta penderita osteoporosis, 8 juta adalah perempuan dan 2 juta pria. Belum ada data yang pasti mengenai gambaran kasus osteoprosis di Indonesia.

Page 6: Osteoporosis Booklet

O

Tbjatu(stu

turi

steoporosis: Gam

di dala2. Gangg

sindrodisera

3. Akibatminumsanga

4. Penya5. Artritis6. Kanke7. Pengg

Kortiko

idak semua iasanya yang

arang mengenulang yang paspine atau ulang/sendi/pa

ulang yang siko tinggi u

mbaran, Penceg

am tubuh guan atau pema malabsorp oleh usus) t operasi lam

man tidak dist pendek, dll.

akit-penyakit hs (radang sener dan penyakgunaan obat-oosteroid untuk

tulang atau jg lebih seringnai tulang-tulaaling sering te

vertebra), angkal paha (

sering tersuntuk patah

ahan dan Pengo

enyakit-penyarpsi (makanamisalnya pad

mbung atau serap dengan). hati. di) dan penya

kit-penyakit keobatan tertenk penyakit rad

jaringan tulag diserang ang yang piperkena osteotulang/perge

(hip).

serang oste

obatannya.

akit saluran pn dan minum

da penyakit Cusus sehing

n baik di us

akit-penyakit seganasan lainntu dalam jandang sendi.

ng akan terkadalah jenis

pih misalnya tporosis adala

elangan tang

Gaoporosis se

pencernaan sman sulit atauCoeliac. gga makanansus (usus me

sendi lainnyannya. ngka panjang

kena osteopotulang trabe

tulang iga. Tuah tulang belagan (wrist)

ambar 3. Daehingga me

Tulang be

Pangkal p

Pangka

6

seperti tidak

n dan enjadi

a.

, mis.

orosis, ekular, ulang-akang

dan

aerah miliki

elakang (spines

paha (hip)

al lengan (wrist

s)

t)

Page 7: Osteoporosis Booklet

Osteoporosis: Gambaran, Pencegahan dan Pengobatannya. 7

Tabel 1. Faktor-faktor Risiko Terjadinya Osteoporosis

Mayor Minor

• Umur > 65 tahun • Riwayat penyakit hiperparatiroidisme • Fraktur kompresi tulang belakang akibat trauma

ringan • Pengobatan dengan obat-obat anti kejang

jangka lama • Fraktur di atas umur 40 thn akibat trauma ringan • Asupan Kalsium yang rendah dari makanan • Riwayat keluarga terhadap fraktur sendi

panggul (hip fracture) • Merokok

• Pengobatan dengan kortikosteroid jangka panjang (> 3bulan)

• Asupan alkohol yang berlebihan

• Sindroma malabsorpsi (gangguan absorpsi di usus)

• Asupan kafein berlebihan (> 4 cangkir/hari)

• Hiperparatiroidisme primer (aktifitas kelenjar paratiroid yang berlebihan)

• Penurunan Berat Badan (BB) yang drastis (>10% BB) di umur 25 tahun

• Hipogonadisme (kurang berkembangnya alat-alat reproduksi)

• Pengobatan dengan heparin (obat yang mencegah pembekuan darah) jangka panjang

• Menopause dini (umur < 45 tahun) • Radang tulang/sendi (Rheumatoid artritis)

Page 8: Osteoporosis Booklet

Osteoporosis: Gambaran, Pencegahan dan Pengobatannya. 8

Bagaimana mengetahui bahwa saya menderita osteoporosis? Osteoporosis adalah suatu kelainan tulang yang sukar diketahui gejala-gejalanya (silent disease), oleh sebab itu seringkali orang mengetahuinya kalau sudah terjadi patah tulang. Namun secara umum, ada beberapa faktor yang memudahkan seseorang untuk mendapatkan osteoporosis, faktor-faktor ini disebut faktor risiko (lihat Tabel 1). Kepadatan Struktur Tulang Struktur tulang yang padat terdiri atas matriks jaringan sel tulang (osteosit) yang diliputi oleh berbagai macam mineral sebagai pengeras. Mineral yangterbanyak adalah Kalsium, disamping Fosfor dan sejumlah mineral lain dalam jumlah sedikit. Meskipun secara kasat mata tulang kelihatan padat, namun secara mikroskopik struktur tulang berongga. Kepadatan tulang diatur secara dinamis oleh berbagai macam faktor terutama faktor hormon, diet yang mengandung mineral Kalsium, Fosfor dan lain-lain. Apa itu pengukuran BMD? Pengukuran kepadatan mineral tulang (Bone Mineral Density) me-rupakan cara mengukur kepadatan tulang yaitu dengan melihat dan membandingkan hasil pengukurannya dengan tabel yang menjadi ukuran normal. Ada berbagai macam cara alat dan cara pengukuran BMD, dan yang sering digunakan adalah dual energy x-ray absorptiometry atau dikenal dengan DXA. Alat ini sebenarnya mirip dengan alat Röntgen (sinar x) yang kita kenal untuk foto paru maupun tulang. Pasien berbaring dan alat akan memindai (scan) tulang belakang, dan tulang panggul atau kedua-duanya. Pengukuran berlangsung antara 10-20 menit. Proses ini tidak sakit karena tidak invasif dan radiasinya kecil. BMD mengukur jumlah mineral di dalam tulang, bukan melihat struktur tulang secara mikrsokopik. Karena itu BMD tidak dapat secara lengkap mengukur kekuatan tulang, karena kekuatan tulang tergantung juga pada struktur mikroskopik tulang. Namun BMD dapat memprediksi keutuhan tulang. Hasil pengukuran BMD dibandingkan dengan nilai

Page 9: Osteoporosis Booklet

Osteoporosis: Gambaran, Pencegahan dan Pengobatannya. 9

pada orang dewasa sehat. Berdasrkan perbandingan ini, maka dapat ditentukan kepadatan tulang kita normal, osteoprosis, atau osteopenia (penurunan kepadatan tulang). Siapa yang patut melakukan pemeriksaan BMD? Dari tabel dan keterangan di atas maka dapat diambil intisari tentang siapa saja yang sebaiknya melakukan pemeriksaan densitas mineral tulang (Bone Mineral Density), agar dapat segera diketahui keadaan tulang dan tindakan-tindakan atau anjuran-anjuran yang dapat disampaikan oleh dokter ke wanita tersebut.

• Semua wanita pasca menopause di bawah usia 65 tahun yang memiliki 1 atau lebih faktor risiko unutk osteoporosis (di samping menopause)

• Semua wanita yang berusia di atas 65 tahun meskipun tanpa memiliki faktor risiko

• Wanita pasca menopause yang mengalami patah tulang (untuk konfirmasi diagnosis dan menentukan derajat keparahan penyakitnya)

• Wanita yang ingin menjalani terapi akan osteoporosisnya, apabila BMD dibutuhkan untuk membantu pengambilan keputusan terapi.

• Wanita yang sedang dalam terapi sulih hormon yang lama (Sumber: National Osteoporosis Foundation. Physician’s Guide to Prevention and Treatment of Osteoporosis. 1998)

Selain itu, kepadatan (densitas) tulang (Bone Mineral Density/BMD) merupakan salah satu faktor yang perlu diperhatikan karena dapat dijadikan patokan apakah tulang tersebut memiliki kecenderungan mudah patah. Kepadatan tulang dapat diukur dengan berbagai cara, cara yang saat ini sering dipakai adalah melakukan penyinaran sinar-x, dikenal dengan dual x-ray absorpsiometry (DXA) yang memakan waktu 10-20 menit. Setelah itu hasil penyinaran itu dibandingkan dengan suatu nilai standard. Bila dinilai 0 s.d. -1 SD (standard deviasi) maka tulang dapat dikatakan normal (T > -1), bila nilai T -1 s.d. – 2,5 SD disebut osteopenia dan bila < - 2,5 SD disebut osteoporosis (lihat Grafik 1). Alat pengukur densitas tulang dapat dilihat pada gambar 4.

Page 10: Osteoporosis Booklet

Osteoporosis: Gambaran, Pencegahan dan Pengobatannya. 10

Grafik 1 menggambarkan beberapa aspek hubungan antara usia, nilai kepadatan tulang (sBMD), Hip T score yang dikaitkan risiko patahnya tulang pinggul pada 100 orang wanita. Tampak dari grafik tersebut risiko patahnya tulang pinggul semakin meningkat dengan

Grafik 1. Hubungan antara nilai kepadatan massa tulang dengan usia dan risiko patah tulang panggul

Gambar 4. Alat pengukur BMD

Page 11: Osteoporosis Booklet

Osteoporosis: Gambaran, Pencegahan dan Pengobatannya. 11

bertambahnya usia, menurunnya nilai T score, menurunnya nilai kepadatan tulang dan z-score. Meskipun demikian nilai-nilai dalam grafik di atas sangat tergantung pada populasi yang diteliti yang akan menjadi acuan untuk penghitungan risiko kemungkinan fraktur seseorang. Sayangnya, setahu penulis belum ada data acuan seperti di atas yang diambil dari populasi orang Indonesia. Namun demikian, grafik di atas masih dapat dijadikan patokan kasar untuk menduga risiko kemungkinan fraktur pada orang Indonesia.

Normal Osteoporosis ringan Osteoporosis berat Gambar 5. Berbagai jenis keadaan struktur dalam tulang (normal,

osteoporosis ringan dan berat) Bila struktur tulang dilihat secara lebih rinci lagi melalui mikroskop maka Gambar 5 dan 6 menggambarkan perbedaan struktur dan arsitektur jaringan tulang yang normal dibandingkan dengan jaringan tulang yang osteoporotik.

Page 12: Osteoporosis Booklet

Osteoporosis: Gambaran, Pencegahan dan Pengobatannya. 12

Gambar 6. Gambaran mikroskopik arsitektur jaringan tulang

Secara klinis perubahan postur tubuh dapat menjadi patokan telah terjadi osteoporosis yaitu berkurangnya tinggi badan, punggung menjadi lebih bungkuk, rasa nyeri di daerah pinggang dan belakang dan terjadi patah tulang karena trauma yang ringan saja. Perut yang membuncit seringkali disangka akibat kenaikan berat badan, sehingga orang

akan berusaha melakukan diet yang justeru memperberat keadaan osteoporosisnya. Padahal perut yang membuncit bisa disebabkan patah (fraktur) tulang belakang sehingga membengkok (lihat Gambar 7) dan menyebabkan usus terdesak ke luar.

Gambar 7. Perubahan postur tubuh akibat osteoporosis

sehat (kiri) osteoprosis (kanan)

Page 13: Osteoporosis Booklet

Osteoporosis: Gambaran, Pencegahan dan Pengobatannya. 13

Gambar 8. Kemungkinan Penyebab Tulang Patah Gambar 8 di atas menerangkan bahwa kekuatan tulang bergantung pada kepadatan dan kualitas tulang, semakin keropos tulang maka semakin mudah tulang patah. Risiko jatuh atau terkena trauma pada usia lanjut cukup besar, karena biasanya secara umum kesehatan umum orang usia lanjut rendah karena penyakit-penyakit lain, misalnya sudah rabun karena katarak, kekuatan otot yang juga sudah lemah. Obat-obat yang dikonsumsi oleh orang usia lanjut karena penyakit-penyakit lain juga bisa menyebabkan efek samping seperti mengantuk atau turunnya kesadaran sehingga mempermudah terjatuh atau tertabrak yang dapat menyebabkan patah tulang.

Kualitas tulang

Risiko terjatuh

Besarnya impak Trauma/Jejas

Kekuatan tulang

Kepadatan tulang

Obat-obat yang dapat mempermudah “jatuh” terutama di usia lanjut • Obat-obat hipertensi (penurun tekanan darah) • Obat-obat jantung • Diuretika (membuat orang sering kencing) • Pelemas otot atau penenang (Diazepam)

Page 14: Osteoporosis Booklet

Osteoporosis: Gambaran, Pencegahan dan Pengobatannya. 14

Delapan Mitos Tentang Osteoporosis

i bawah ini, sekurangnya ada delapan mitos yang sering kita dengar atau bahkan dipercaya oleh sebagian besar orang tentang osteoporosis. Seperti mitos-mitos lainnya, apa yang

dianggap benar dalam mitos ternyata tidak benar berdasarkan bukti-bukti ilmiah yang ada, karena itu penjelasan-penjelasan di bawah kalimat atau pernyataan mitos ini, diperkirakan dapat menyingkirkannya.

1. Osteoporosis keadaan yang tak terhindarkan dari (proses)

penuaan • Osteoporosis pada umumnya dapat dicegah. Pencegahan ini

harus dilakukan sedini mungkin yaitu sejak kanak-kanak dan terus dilakukan sepanjang tahapan usia kita. Membangun dan memiliki struktur tulang yang kuat akan mencegah kita menderita osteoporosis di kala lanjut usia.

• Ada 4 tahap yang dapat membuat tulang kita sehat sehingga mencegahnya menjadi osteoporosis yaitu: asupan gizi yang cukup mengandung kalsium dan vitamin D, olah raga dengan beban, perilaku hidup yang sehat seperti tidak merokok dan tidak mengkonsumsi alkohol berlebihan, melakukan tes kepadatan tulang dan memakan obat kalau memang diperlukan.

• Tetap waspada dan melakukan pencegahan-pencegahan apabila telah terjadi fraktur (patah tulang) agar mengurangi bahaya dan kemungkinan patah tulang berikutnya.

2. Hanya perempuan tua yang menderita osteoporosis

• Wanita dan pria di segala usia dapat terkena osteoporosis, terutama bila mereka memiliki penyakit-penyakit kronis seperti asma atau artritis (radang tulang) yang membutuhkan pengobatan dengan steroida (mis. Prednison) yang dapat mempercepat proses pengeroposan tulang.

• Dua puluh prosen penderita osteoporosis adalah pria. Ada sekitar 14 juta pria (gambaran statistik di Amerika Serikat) yang menderita osteoporosis dan massa tulang yang rendah. Dan jumlah ini akan meningkat menjadi di atas 17 juta di tahun 2010 dan di atas 20 juta di tahun 2020.

• Pria yang berumur di atas 50 tahun memiliki risiko yang lebih

D

Page 15: Osteoporosis Booklet

Osteoporosis: Gambaran, Pencegahan dan Pengobatannya. 15

besar mendapatkan osteoporosis dibandingkan mendapatkan kanker prostat.

• Setiap tahun ada sejumlah 80.000 laki-laki yang patah tulang pahanya karena osteoporosis. Dan hampir dua kali lipat dari jumlah wanita dari rentang usia yang sama yang mati pada tahun pertama setelah patah tulang pahanya.

3. Hanya perempuan kulit putih (ras kaukasian) yang akan

terkena osteoporosis • Lima puluh dua prosen wanita Asia yang berusia 50 tahun ke

atas diperkirakan memiliki massa tulang yang rendah. • Empat puluh sembilan prosen wanita keturunan Hispanik yang

berusia 50 tahun ke atas juga diperkirakan memiliki massa tulang yang rendah dan sepuluh persen dari mereka diperkirakan menderita osteoporosis. Tiga puluh sembilan prosen wanita kulit hitam yang tinggal di Amerika memiliki massa tulang yang rendah.

4. Osteoporosis adalah keadaan yang jarang ditemui di

masyarakat • Di Amerika Serikat, ada sekitar 44 juta pria dan wanita yang

berusia 50 tahun keatas yang menderita osteoporosis atau memiliki massa tulang yang rendah. Sepuluh juta penderita osteoporosis dan 34 juta dengan massa tulang yang rendah merupakan 55% dari jumlah penduduk yang berusia 50 tahun ke atas. Di tahun 2010, diperkirakan 52 juta pria dan wanita yang berusia 50 tahun ke atas akan menderita osteoporosis dan massa tulang yang rendah dan di tahun 2020, Yayasan Osteoporosis Nasional (National Osteoporosis Foundation) meramalkan jumlah ini meningkat menjadi 61 juta orang.

• Di Amerika Serikat saja, osteoporosis menyebabkan 1,5 juta kasus patah tulang setiap tahun. Hal ini termasuk 300.000 kasus patah tulang paha, 250.000 patah pergelangan tangan, 700.000 patah tulang belakang dan 300.000 kasus patah tulang lainnya.

• Risiko seorang wanita untuk patah tulang pahanya sama dengan risiko kombinasi untuk mendapatkan kanker payudara, saluran kencing dan kanker indung telur (ovarium).

• Setengah dari wanita yang berusia 50 tahun ke atas akan mendapatkan patah tulang karena osteoporosis yang

Page 16: Osteoporosis Booklet

Osteoporosis: Gambaran, Pencegahan dan Pengobatannya. 16

dideritanya, sebelum mereka meninggal.

5. Osteoporosis bukan keadaan yang serius dan tidak mematikan • Konsekuensi akibat osteoporosis lebih serius dari yang

diperkirakan orang. Patah tulang paha paling sering diderita oleh perempuan dibandingkan pria dan 20% dari mereka meninggal 1 tahun setelah patah tulang, biasanya karena komplikasi akibat radang paru (pneumonia) atau bekuan darah di paru yang dihubungkan dengan fraktur atau tindakan operasi yang dilaksanakan untuk mengatasi patah tulang tersebut.

• Gambaran jumlah kasus fraktur tulang belakang lebih sulit dihitung, karena hanya sepertiga dari kasus itu ditemukan saat pemeriksaan klinik. Setengah jumlah pasien yang menderita patah tulang belakang akan menderita patah tulang lagi di dalam jangka waktu 3 tahun. Angka kesembuhan setelah penegakan diagnosis patah tulang belakang hampir serupa pada kasus patah tulang paha.

• Lebih dari 50% penderita patah pangkal tulang paha yang tetap bertahan hidup tetap mengalami kesulitan mobilitas dan seperempat dari mereka memerlukan bantuan keperawatan terus-menerus.

• Pria dan wanita usia lanjut yang lemah yang menderita patah tulang belakang bagian atas yang berulang-ulang dapat menjadi bungkuk (kyphosis). Mereka juga seringkali menderita rasa nyeri tulang belakang bagian bawah dan sulit berjalan. Pada kasus yang ekstrim, bahkan mereka sulit makan dan bernafas.

6. Biaya kesehatan untuk osteoporosis murah

• Biaya yang dibelanjakan untuk pengobatan, rawat jalan, perawatan di rumah di Amerika Serikat (2003) diperkirakan menghabiskan 17 juta dollar (setara dengan 170 milyar rupiah!). Dan 40% dari jumlah itu dihabiskan untuk pembiayaan pengobatan fraktur bukan tulang paha.

• Setiap tindakan operasi dan perawatan patah tulang paha diperkirakan menghabiskan 40.000 dolar atau setara dengan 400 juta rupiah!

• Biaya kesehatan nasional untuk osteoporosis akan meningkat

Page 17: Osteoporosis Booklet

Osteoporosis: Gambaran, Pencegahan dan Pengobatannya. 17

menjadi 60 juta dollar (600 milyar rupiah) di tahun 2030.

7. Saya akan mengetahuinya, bila saya menderita osteoporosis • Tidak semua orang akan segera tahu bahwa dia menderita

osteoporosis. Penyakit ini membunuh penderitanya secara diam-diam, karena perjalanan penyakitnya berlangsung lambat, sampai pada suatu ketika pasien patah tulangnya. Banyak orang juga menduga bahwa berkurangnya tinggi badan di usia lanjut merupakan hal yang biasa, tanpa diketahui, mungkin disebabkan kolapsnya tulang belakang karena osteoporosis yang telah terjadi. Sebab itu, Yayasan Nasional Osteoporosis menganjurkan agar orang segera memeriksakan tulangnya lebih seksama bila terjadi penurunan tinggi badan lebih dari 2,5 centimeter.

• Beberapa orang lebih mudah terserang osteoporosis. Beberapa faktor risiko (yang mungkin sulit dihindari): sebagai perempuan, riwayat patah tulang sebelumnya, merokok, massa tulang yang rendah, berperawakan kurus atau memiliki perawakan kecil (ringkih), usia yang (sangat) lanjut dan riwayat keluarga yang juga menderita osteoporosis.

• Banyak orang tidak mendapatkan pemeriksaan tulang yang dapat menunjukkan apakah mereka menderita osteoporosis sebelum atau bahkan setelah mereka menderita patah tulang. Pemeriksaan kepadatan mineral tulang (BMD) di berbagai bagian tulang dapat memperkirakan risiko terjadinya patah tulang di kemudian hari.

8. Saya harus menerima “nasib” bila menderita osteoporosis

• Tidak ada kata terlambat, meskipun Anda sudah didiagnosis osteoporosis. Dengan mengkonsumsi sejumlah mineral Kalsium, vitamin D dan latihan dengan beban, menghentikan kebiasaan merokok dapat memperlambat proses pengeroposan tulang.

• Ada banyak alternatif pengobatan yang sekarang banyak tersedia baik di rumah sakit, klinik maupun dokter-dokter yang memiliki unit atau keahlian dalam penanganan osteoporosis.

Page 18: Osteoporosis Booklet

Osteoporosis: Gambaran, Pencegahan dan Pengobatannya. 18

Osteoporosis dan Osteoartritis

edua-duanya adalah kelainan yang mengenai tulang, namun penyebab dan gejala berbeda. Osteoartritis adalah peradangan yang mengenai persendian terutama panggul,

lutut, tangan dan jari. Reaksi radang ini merusak jaringan tulang rawan antar sendi, sehingga terjadi pergesekan langsung antar tulang, akibatnya timbul rasa sakit, kerusakan sendi, sehingga pasien pun menjadi tidak dapat lagi bergerak dengan leluasa. Penyakit ini jarang terjadi pada usia di bawah 45 tahun dan faktor-faktor risiko terkena penyakit ini a.l. obesitas (kegemukan), tendensi genetik (faktor keturunan), perempuan, dan kejadian trauma sebelumnya. Selain terjadi gesekan antar tulang karena tulang rawan menipis atau menghilang sering juga terjadi pertumbuhan jaringan tulang yang berlebihan, disebut osteofit yang menambah rasa sakit dan menyebabkan berkurangnya mobilitas penderita. Sedangkan spondilosis adalah osteoartritis yang mengenai persendian di tulang belakang (vertebra). Jaringan lunak penghubung antar tulang belakang ini mengalami kerusakan sehingga menipis dan juga timbul osteofit. Diagnosis osteoartritis biasanya melalui wawancara (anamnesis), pemeriksaan fisik dan pemeriksaan sinar Röntgen. Rasa sakit di daerah leher dan belakang lebih disebabkan reaksi radang yang mengenai tulang rawan dan jaringan ikat tulang dibandingkan osteartritis tulang belakang. Belum ada pengobatan yang manjur untuk osteoartritis, yang ada adalah pengobatan untuk mengurangi reaksi radang maupun rasa nyeri dengan obat-obat penghilang rasa nyeri misalnya ibuprofen, piroksikam, fenilbutazon dan dari golongan kortikosteroid y.i. prednison. Adakalanya obat-obat ini disuntikkan langsung ke sendi yang meradang. Penggantian sendi panggul melalui operasi dapat mengurangi gejala-gejala di atas. Selain itu, pemberian obat kortikosteroid secara terus-menerus dalam waktu yang lama, dapat meningkatkan faktor risiko timbulnya osteoporosis (lihat penjelasan tentang osteoporosis). Meskipun osteoartritis dan osteoporosis keadaan yang berbeda namun keduanya dapat muncul secara bersamaan, terutama pada usia lanjut, yang tentu akan memperberat kondisi klinis pasien.

K

Page 19: Osteoporosis Booklet

Osteoporosis: Gambaran, Pencegahan dan Pengobatannya. 19

Salah satu cara penurunan risiko osteoartritis adalah menurunkan berat badan ke berat badan ideal, dan tetap melakukan aktifitas fisik.

Osteoporosis dan aktifitas seksual Aktifitas seksual orang dengan osteoporosis umumnya tidak terganggu, kecuali memang sudah ada penyebab-penyebab atau penyakit-penyakit lain yang secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi aktifitas seksual, misalnya penyakit kencing manis (Diabetes Mellitus) yang tidak terkontrol dengan baik, lubrikasi vagina yang kurang, disebabkan menurunnya pengaruh estrogen karena menopause sehingga menyebabkan nyeri saat bersenggama, disfungsi ereksi pria oleh berbagai hal. Lagipula, banyak faktor yang mempengaruhi aktivitas seksual seseorang a.l. faktor psikologis. Sedangkan pengaruh obat-obat untuk mencegah dan mengobati osteoporosis terhadap aktifitas seksual juga tidak ada yang menonjol.

Page 20: Osteoporosis Booklet

Osteoporosis: Gambaran, Pencegahan dan Pengobatannya. 20

Pencegahan

alam kesehatan dikenal nasehat yang paling utama yaitu: “lebih baik mencegah daripada mengobati”, artinya, ada banyak penyakit yang sebenarnya bisa dicegah sebelum penyakit itu

benar-benar muncul, dan dalam banyak hal tentu upaya-upaya pencegahan lebih mudah dilakukan dan murah, misalnya kebiasaan mencuci tangan sebelum makan merupakan upaya yang mudah dan murah dibandingkan, bila tangan tercemar kuman Kolera atau Salmonella yang dapat menyebabkan mencret-mencret (diare) yang bahkan bisa menyebabkan kematian! Osteoporosis pun, sebagai salah satu bentuk penyakit dapat dicegah yaitu dengan melakukan hal-hal sebagai berikut:

1. Melakukan aktivitas/kegiatan fisik: latihan (joging, senam, stretching, jalan santai (brisk walking) dan latihan resistensi: angkat beban, dll. (Hati-hati bila sudah didiagnosis osteoprosis atau bila belum tahu kondisi tulang! Harus cek dahulu ke dokter, sebelum melakukan latihan-latihan ini)

2. Asupan Kalsium yang cukup (2 gelas susu per hari dan jenis-jenis makanan kaya akan Kalsium lainnya)

3. Bila Anda wanita yang sedang (pra-, peri-) menopause konsultasikan ke dokter Anda apakah perlu mendapatkan Terapi Sulih Hormon (Hormone Replacement Therapy)

4. Bila sedang dalam pengobatan yang menggunakan kortikosteroid (untuk terapi alergi, asthma, artritis, sindroma nefrotik, dll.)

5. Kurangi/stop alkohol 6. Stop merokok

Mineral-mineral yang penting dalam tulang Mineral-mineral utama di tulang adalah Kalsium dan Fosfat. Lebih dari 99% kandungan Kalsium di dalam tubuh berada di rangka tulang dalam bentuk kristal hidroksiapatit dan sebagian dalam bentuk non-kristal yaitu karbonat dan fosfat. Apakah saya mendapatkan jumlah Kalsium yang cukup dari makanan? Calsium (Kalsium) merupakan salah satu mineral penting yang sangat

D

Page 21: Osteoporosis Booklet

Osteoporosis: Gambaran, Pencegahan dan Pengobatannya. 21

Tabel 2. Kebutuhan Asupan Kalsium di berbagai usia dan keadaan (Menurut COMA – National Osteoporosis Society, Inggris)

Usia Kebutuhan Kalsium (mg) 0-12 bulan (bayi yang tidak mendapatkan Air Susu Ibu) 525 1 – 3 tahun 350 4 – 6 tahun 450 7 – 10 tahun 550 11 – 18 tahun laki-laki/perempuan 1000/800 19 + tahun 700 Wanita hamil 700 Menyusui 700 Tabel 3. Asupan Kalsium di berbagai usia dan keadaan (Menurut National Institute of Health,

Amerika Serikat)

Usia Kebutuhan Kalsium (mg) 0 – 6 bulan 400 6 bulan – 1 tahun 600 1 – 10 tahun 800 – 1200 11 – 24 tahun 1200 – 1500 25 – 50 tahun 1000 51 – 64 tahun (wanita dalam TSH dan pria) 1000 51 – 64 tahun (wanita yang tidak dalam TSH) 1500 ≥ 65 tahun 1500 Hamil atau menyusui 1000 – 1500

Page 22: Osteoporosis Booklet

Osteoporosis: Gambaran, Pencegahan dan Pengobatannya. 22

dibutuhkan oleh manusia terutama berkaitan dengan tulang dan gigi. Selain itu dalam kadar yang lebih kecil lagi Kalsium juga berguna dalam proses bioelektromekanik kontraksi otot. Kekurangan Kalsium dalam darah (Hipokalsemia) dapat menyebabkan kejang-kejang. Struktur tulang terdiri atas campuran bahan-bahan organik dan an-organik seperti zat kapur (Kalsium, Fosfor) yang selalu dalam keadaan „dinamis“. Kebutuhan akan Kalsium bervariasi tergantung pada usia, jenis kelamin dan keadaaan, hal ini dapat dilihat pada Tabel 2 dan Tabel 3. Suplemen Kalsium Suplemen Kalsium dapat diberikan bila kita merasa dan yakin asupan dari makanan kurang, atau memang dibutuhkan asupan yang lebih banyak seperti waktu hamil, menyusui atau usia lanjut. Ada bermacam-macam sediaan suplemen Kalsium y.i. Kalsium karbonat, fosfat dan sitrat. Perbedaan dari ketiga macam Kalsium itu adalah kandungan Kalsium elemental yang ada dalam masing-masing sediaan tersebut. Hal-hal lain yang perlu diperhatikan adalah: 1. Kemurnian, belilah suplemen obat yang diproduksi dari produsen yang sudah dikenal; 2. Daya kelarutan, penting untuk diketahui, bila anda coba larutkan tablet Kalsium dalam segelas air dan setelah 30 menit tidak atau hanya larut sebagian maka kemungkinan obat itu pun tidak akan larut di usus. Obat yang dikunyah lebih baik, karena sudah larut sebelum masuk ke dalam perut/usus; 3. Toleransi, tidak semua orang tahan dengan tablet Kalsium, ada yang merasa kembung perut dan mual. Karena itu ada baiknya dimulai dengan dosis yang rendah dahulu, jangan sekaligus dosis besar mis. 1000 atu 1500 mg sekaligus!; dan 4. Interaksi, tablet Kalsium dapat berinteraksi dengan antibiotik tetrasiklin dan suplemen zat besi, sehingga kadar Kalsium yang diserap dari usus berkurang. Agar Kalsium dapat diserap dari usus diperlukan Vitamin D, karena itu asupan akan vitamin D perlu juga diperhatikan biasanya dalam preparat atau suplemen Kalsium disertakan pula vitamin D di dalamnya. Kebutuhan akan vitamin D adalah 400-800 IU (International Unit) per hari. Kalsium didapatkan terutama dari makanan. Makanan yang banyak mengandung Kalsium dapat dilihat di Tabel 4 dan Tabel 5

Page 23: Osteoporosis Booklet

Osteoporosis: Gambaran, Pencegahan dan Pengobatannya. 23

Tabel 4. Sumber-sumber Kalsium dari makanan/minuman Jenis makanan Kuantitas/sediaan Kandungan Kalsium (mg)

Susu skim 190 ml 235 Susu semi skim 190 ml 231 Susu full cream 190 ml 224 Susu kedelai 190 ml 25 Keju cheddar 100 gr 720 Keju rendah lemak (low fat) 100 gr 840 Keju Camembert 100 gr 350 Keju Edam 100 gr 770 Yoghurt buah (rendah lemak) 100 gr 150Yoghurt buah 100 gr 160 Es krim (dairy/susu) 100 gr 130 Es krim (non dairy/non susu) 100 gr 120 Puding beras (Rice pudding) 100 gr 93 Ikan sardinces saus tomat 100 gr 460 Ikan sardinces dalam minyak 100 gr 550 Ikan Herring, mackarel saus tomat 100 gr 300 Salmon dalam kaleng 100 gr 93 Tuna dalam kaleng 100 gr 12

Page 24: Osteoporosis Booklet

Osteoporosis: Gambaran, Pencegahan dan Pengobatannya. 24

Tabel 5. Sumber-sumber Kalsium dari makanan/minuman Jenis makanan Kuantitas/sediaan Kandungan Kalsium (mg)

Tofu kukus 100 gr 510 Bayam (dimasak) 100 gr 160 Roti biasa (white bread) 1 potong 33 Kacang polong 100 gr 56Keripik Tortilla 100 gr 150 Coklat 100 gr 220 Coklat putih 100 gr 270 Kit Kat 100 gr 200 Mars (coklat wafer) 100 gr 160 Omelette keju 100 gr 280Makaroni keju 100 gr 170 Pizza keju dan tomat 100 gr 210

Page 25: Osteoporosis Booklet

Osteoporosis: Gambaran, Pencegahan dan Pengobatannya. 25

Sumber vitamin D antara lain adalah: Sinar matahari! (15 menit per hari), susu yang diperkaya dengan vitamin D, hati, minyak ikan cod, kuning telur, multivitamin (Calcium D redoxon/CDR™). Berbagai Macam Obat Untuk Pencegahan dan Pengobatan Osteoporosis Bila dirasakan perlu, dokter akan membuat perencanaan program pemberian obat-obatan yang berguna untuk mencegah atau memperlambat proses terjadinya osteoporosis agar jangan lebih parah. Obat-obat yang diberikan bekerja dari berbagai macam sudut titik tangkap kerja. Seperti yang kita ketahui, estrogen merupakan salah satu hormon seks yang sangat penting bagi wanita, karena estrogen bersifat memelihara fungsi-fungsi fisiologis dan reproduksi wanita, demikian pula testosteron pada pria. Dengan menurunnya kadar estrogen, maka timbul gejala-gejala seperti hot flushes, peningkatan kolesterol, peningkatan risiko osteoporosis, perubahan-perubahan emosi, dll. Pada keadaan ini, bila dirasakan perlu, biasanya dianjurkan untuk mendapatkan terapi sulih hormon (Hormone Replacement Therapy) yaitu pemberian estrogen (atau kombinasi dengan progesteron) dalam dosis kecil untuk meredakan timbulnya gejala-gejala akibat terhentinya produksi estrogen oleh tubuh karena menopause. Obat-obat yang diberikan oleh dokter harus selalu dalam pengawasan dokter dan kita harus segera melaporkan kepada dokter bila efek samping yang timbul semakin menonjol dan bila timbul efek-efek lain di luar efek samping yang sudah dijelaskan oleh dokter atau tertera dalam kertas petunjuk (leaflet) obat.

Page 26: Osteoporosis Booklet

Osteoporosis: Gambaran, Pencegahan dan Pengobatannya. 26

Tabel 6. Jenis obat Osteoporosis yang tersedia

Pilihan terapi Paratiroid hormon (PTH)

Terapi Sulih Hormon

Selective Estrogen Receptor Modulator

(SERM)

Bifosfonat Calcitonin (Salmon)

Jenis Sintetis (Teriparatide) Estrogen Raloxifene Alendronate, Risedronate Calcitonin

Nama dagang Forteo Macam-macam Evista Fosamax, Actonel Miacalcin Indikasi/peruntukan Belum ditetapkan secara

resmi oleh FDA (Food & Drug Administration, USA)

Prevensi dan manajemen pasca menopause

Prevensi dan terapi pasca menopause

Prevensi dan manajemen pasca menopause, dan untuk pria

Terapi untuk wanita pasca menopause

Pemberian Injeksi setiap hari (di bawah kulit)

Pil, skin patch (koyo) tiap hari/minggu

Pil setiap hari Pil setiap hari. Alendronat tiap minggu

Semprot hidung (tiap hari)

Catatan

Diberikan selama 12-18 bulan

Biasanya kombinasi dengan progesteron

Mungkin obat ini melindungi akan karsinoma payudara

Diminum dengan air segelas pada pagi hari dan harus dalam posisi tegak serta tidak makan/minum 0,5 jam berikutnya

Diberikan pada wanita yang sudah mengalamai menopause 5 tahun ke atas

Efek-efek yang tidak diinginkan Sakit kepala, mual, kram

kaki

Peningkatan Risiko kanker payudara, trombosis vena dalam

Hot flashes dan trombosis vena dalam

Nyeri otot dan tulang, mual, iritasi osefagus

Pilek

Semua pengobatan di atas harus disertai asupan Kalsium yang cukup (1000-1500 mg/hari) dan Vitamin D (400-800 IU)

Page 27: Osteoporosis Booklet

Osteoporosis: Gambaran, Pencegahan dan Pengobatannya. 27

Obat-obat Osteoporosis

aat ini ada cukup banyak obat yang disetujui oleh Badan Pengawasan Obat dan Makanan Indonesia (Badan POM) dan Departemen Kesehatan RI yang digunakan baik untuk

pencegahan maupun terapi osteoporosis pasca menopause. Obat-obat itu a.l. alendronate, raloxifene, risedronate dan ibandronate. Teriparatide telah disetujui untuk terapi osteoporosis pasca menopause pada wanita dan pria yang memiliki faktor risiko tinggi untuk patah tulang. Estrogen yang digunakan untuk terapi sulih hormon juga sudah disetujui untuk pencegahan osteoporosis pasca menopause. Di bawah ini dijelaskan lebih banyak sifat, cara kerja dan efek samping dari masing-masing obat tersebut: • Bifosfonat – Alendronate (Fosamax®), risedronate (Actonel®), dan ibandronate (Boniva®) adalah obat-obat osteoporosis dari golongan bifosfonat. Obat-obat yang termasuk golongan ini digunakan baik untuk pencegahan maupun pengobatan osteoporosis. Alendronate dan risendronate juga digunakan untuk osteoporosis yang disebabkan karena penggunaan kortikosteroid yang menahun pada penderita radang sendi (rheumatoid artritis). Obat ini harus diminum saat perut kosong (sebelum makan) dengan segelas air pada pagi hari dan penting diingat bahwa pasien harus dalam keadaan tegak, tidak tiduran. Setengah jam kemudian baru pasien diperkenankan makan atau minum (sarapan). Obat ini bekerja dengan menghambat atau memperlambat kerja osteoklas dan meningkatkan efektifitas kerja sel osteoblas. Obat ini tidak mengurangi rasa nyeri, yang timbul akibat fraktur yang timbul namun meningkatkan densitas tulang dan pada akhirnya menurunkan risiko terjadinya patah tulang. Efek samping yang sering muncul akibat bifosfonat terutama gangguan pada sistem pencernaan seperti sulit menelan, peradangan di kerongkongan dan tukak lambung. Pernah pula dilaporkan adanya efek samping yang lebih berat berupa osteonekrosis rahang dan gangguan penglihatan. • Raloxifene – Raloxifene (Evista®) disetujui untuk pencegahan dan pengobatan osteoporosis pasca menopause. Obat ini termasuk dalam golongan Selective Estrogen Receptor Modulators (SERMs) yang

S

Page 28: Osteoporosis Booklet

Osteoporosis: Gambaran, Pencegahan dan Pengobatannya. 28

mampu mencegah hilangnya jaringan tulang pada tulang belakang, pangkal paha dan tubuh secara keseluruhan. Raloxifene memiliki efek yang menguntungkan bagi massa tulang dan pergantian massa tulang (bone turnover) dan dapat mengurangi risiko fraktur tulang belakang. Efek samping obat ini sedikit, hanya rasa panas (hot flushes) dan terbentuknya bekuan darah di pembuluh darah balik (vena). • Calcitonin – Calcitonin merupakan hormon alam yang berfungsi dalam pengaturan mineral Kalsium dan metabolsime tulang. Wanita yang telah 5 tahun pasca menopause, calcitonin dapat memperlambat hilangnya jaringan tulang, meningkatkan densitas tulang belakang dan berdasarkan laporan anekdot dapat mengurangi rasa sakit yang ditimbulkan akibat patah tulang. Calcitonin dapat mengurangi risiko patah tulang belakang dan juga tulang paha. Penelitian mengenai penggunaan dan efektifitas calcitonin untuk osteoporosis saat ini banyak dilakukan. Calcitonin saat ini tersedia dalam bentuk obat suntik dan semprot hidung (nasal spray). Pada umumnya calcitonin tidak menimbulkan efek samping yang sangat mengganggu kecuali dapat timbul reaksi alergi, muka dan tangan kemerahan. Sedangkan efek samping akibat pemberian lewat hidung bisa menimbulkan gejala pilek (runny nose). • Teriparatide – Teriparatide (Forteo®) merupakan hormon paratiroid manusia dalam bentuk larutan injeksi. Obat ini disetujui digunakan untuk osteoporosis pasca menopause baik pada wanita maupun pria yang memiliki risiko tinggi terjadinya patah tulang. Teriparatide merangsang pembentukan jaringan tulang baru di tulang belakang dan pangkal paha. Pada pria, obat ini dapat menurunkan risiko terjadinya patah tulang belakang. Namun, belum ada bukti bahwa obat ini dapat mencegah patah tulang non-vertebra. Efek samping obat ini a.l. Mual-mual, sakit kepala dan kram kaki. Obat ini dapat dipakai sampai dengan 24 bulan (2 tahun). • Estrogen/Terapi hormon – Estrogen/Terapi sulih hormon telah menunjukkan keberhasilan dalam menurunkan kejadian berkurangnya massa tulang, meningkatkan densitas tulang belakang dan pangkal paha dan menurunkan risiko patah tulang belakang dan pangkal paha pada kasus osteoporosis pasca menopause. Bentuk sediaan yang biasanya diberikan pada terapi hormon ini adalah pil atau koyo yang ditempelkan pada kulit.

Page 29: Osteoporosis Booklet

Osteoporosis: Gambaran, Pencegahan dan Pengobatannya. 29

Bila hanya estrogen yang diberikan, maka wanita bersangkutan meningkat risikonya akan terkena kanker endometrium (kanker rahim). Untuk mengurangi risiko ini, biasanya diberikan juga progestin. Kombinasi estrogen dan progestin terutama diberikan kepada wanita yang tidak mau atau tidak pernah dilakukan histerektomi atau pengambilan kandungan. Efek samping terapi ini adalah perdarahan vagina, payudara mengencang, gangguan mood, terbentuknya bekuan darah di vena dan penyakit di kantong empedu. Tabel 7. Beberapa bukti kegunaan obat berdasarkan penelitian klinik pada pencegahan dan pengobatan patah tulang akibat osteoporosis

Obat Patah

tulang belakang bukan tulang belakang Alendronate +++ ++ Calcitonin (semprot hidung)

+ 0

Etidronate + 0 Fluorida ± - Terapi sulih hormon (HRT)

+ 0

Hormon paratiroid¶ +++ ++ Raloxifene +++ 0 Risedronate +++ ++ Derivat Vit D ± 0 +++ = memiliki bukti yang sangat kuat, ++ = memiliki bukti yang kuat, + = memiliki bukti yang kurang kuat, 0 = tidak ada efek, - = efek negatif ¶ = belum terdokumentasi adanya bukti pada fraktur tulang panggul (hip) Penting diperhatikan dalam penggunaan obat untuk mencegah maupun mengobati osteoporosis adalah kepatuhan dan keajegan kita memakan obat-obat tersebut, serta segera menghubungi dokter atau tenaga kesehatan terdekat bila timbul gejala-gejala efek samping baik efek

Page 30: Osteoporosis Booklet

Osteoporosis: Gambaran, Pencegahan dan Pengobatannya. 30

samping yang khas untuk obat tersebut yang tertera di brosur atau kertas petunjuk yang disertakan atau sesuai penjelasan dokter maupun efek samping yang tidak lazim. Karena proses pengkroposan dan pembangunan kembali tulang merupakan proses yang bertahun-tahun, maka pencegahan ataupun pengobatan osteoporosis memakan waktu lama, sehingga dapat membuat kita menjadi bosan dan tidak patuh lagi makan obat-obat tersebut. Jadi, motivasi dan dorongan yang kuat juga sangat diperlukan agar kita rajin memakan obat-obat yang sudah dianjurkan oleh dokter.

Page 31: Osteoporosis Booklet

Osteoporosis: Gambaran, Pencegahan dan Pengobatannya. 31

Tips untuk mencegah jatuh

encegah agar tidak jatuh merupakan hal yang bijaksana bagi orang-orang usia lanjut maupun yang diduga menderita osteoporosis, karena apabila hal itu terjadi akibatnya jauh lebih

berbahaya dan bahkan bisa mendatangkan maut! Di bawah ini beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk mencegah jatuh. Di luar ruangan:

1. Dalam cuaca buruk, gunakan tongkat atau walker 2. Gunakan sepatu bot dengan sol karet atau sepatu dengan hak

rendah dan bersol karet. 3. Perhatikan permukaan lantai terutama lantai keramik dan

marmer. Bila dimungkinkan cari lantai yang menggunakan karpet.

4. Gunakan tas pungggung daripada tas tangan untuk mengurangi kemungkinan patah tulang tangan.

Di dalam ruangan/kamar:

1. Usahakan agar ruangan bebas dari benda-benda kecil (pinsil, kelereng, mainan mobil-mobilan, dll) yang dapat membuat tergelincir.

2. Usahakan agar lantai bersih namun tidak licin dan hindari lantai yang berundak-undak.

3. Gunakan sepatu dengan hak rendah dan bersol karet. 4. Jaga agar kabel listrik, kabel telepon dan tali tidak

berseliweran. Bila memungkinkan, gunakan telepon tanpa-kabel (cordless telephone) untuk menghindari Anda terburu-terburu ke telepon bila hendak menjawab telepon dan terhindar dari kemungkinan terjatuh karena terjerat kabel telepon.

5. Selalu tersedia senter di samping tempat tidur bila lampu padam Anda tidak akan berjalan dalam gelap sehingga mengurangi risiko terantuk perabotan atau terjatuh.

6. Tangga ke atas atau ke bawah harus dilapisi karpet atau lapisan yang tidak licin serta memiliki penerangan yang cukup.

M

Page 32: Osteoporosis Booklet

Osteoporosis: Gambaran, Pencegahan dan Pengobatannya. 32

Beberapa Contoh Posisi Tubuh yang Dianjurkan dan Tidak Dianjurkan Salah satu kunci utama agar tulang kita tetap sehat adalah dengan tetap bergerak dan aktif. Meskipun banyak penderita osteoporosis menjadi ketakutan karena pengalaman patah tulang yang pernah dialaminya atau menjadi sangat hati-hati dalam segala aktifitasnya agar tidak terjadi patah tulang, namun dianjurkan agar mereka tetap aktif melakukan kegiatan-kegiatan baik di rumah, di kantor atau di masyarakat. Dengan mempraktekkan sikap (postur) tubuh yang benar dan tetap melakukan gerakan-gerakan tubuh yang benar (body mechanics), maka kita dapat menjaga kesehatan tulang sambil tetap aktif secara fisik. Hal yang penting dalam hal postur adalah kesejajaran/kesegarisan (alignment) antara kepala, bahu, tulang belakang dan pinggul. Postur tubuh yang benar meringankan beban pada tulang belakang, posisi yang agak membungkuk, atau kepala condong ke depan memberikan stress yang cukup berat pada struktur tulang belakang, demikian pula apabila kita membengkokkannya ke depan (membungkuk) atau memutarnya. Bila kita tetap aktif maka kita menjaga agar otot-otot kita tetap kuat, refleks-refleks bekerja dengan baik dan sistem keseimbangan pun terjaga dengan baik. Di bawah ini disampaikan beberapa tips tentang postur tubuh dan gerakan-gerakan yang dianjurkan dan harus dihindari pada penderita osteoporosis. 1. Menegakkan tulang belakang dengan benar

• Berdirilah dengan punggung menghadap ke tembok dengan jarak tumit ke tembok lebih kurang 5 cm.

• Kencangkan otot perut dan taruhlah punggung Anda ke tembok • Angkat dada dan kepala dengan pandangan lurus ke muka • Gerakkan bahu Anda ke arah dinding, akan terdapat lorong

memanjang di antara kedua sisi dalam bahu Anda • Dengan tetap mempertahankan posisi ini, berjalanlah ke depan

menjauhi dinding, dan perhatikanlah posisi tubuh ini dari arah samping maupun depan di muka cermin

• Kenakanlah sepatu yang nyaman dengan sol yang baik dan rendah (berbahan lembut mis. karet)

Page 33: Osteoporosis Booklet

Osteoporosis: Gambaran, Pencegahan dan Pengobatannya. 33

2. Berdiri

Benar Salah 3. Duduk

3. Duduk

Page 34: Osteoporosis Booklet

Osteoporosis: Gambaran, Pencegahan dan Pengobatannya. 34

4. Mengambil sesuatu dari lantai

5. Barbaring tidur atau bangun dari tidur

SalahBenar

Page 35: Osteoporosis Booklet

Osteoporosis: Gambaran, Pencegahan dan Pengobatannya. 35

Gambar 6. Gerakan-gerakan yang tidak dianjurkan dilakukan oleh penderita osteoporosis Gerakan-gerakan tubuh seperti yang tergambar di atas, sekali-kali jangan dilakukan oleh penderita osteoporosis atau yang diperkirakan menderita osteoporosis. Karena gerakan-gerakan tersebut memberikan tekanan maupun regangan yang kuat bagi sendi-sendi, terutama tulang belakang yang merupakan daerah yang lemah pada penderita osteoporosis. Sehingga gerakan-gerakan tersebut dapat memicu patahnya tulang belakang.

Sebelum Anda ingin melakukan olahraga berat, misalnya push-up, sit-up dan angkat beban, sebaiknya Anda periksakan dahulu kondisi tulang Anda, agar terhindar dari bahaya fraktur tulang yang dapat berakibat fatal.

Page 36: Osteoporosis Booklet

Osteoporosis: Gambaran, Pencegahan dan Pengobatannya. 36

Daftar Bacaan Situs web: Clinical features of osteoporosis di: http://courses.washington.edu/bonephys/opclin.html Osteoporosis di: http://courses.washington.edu/bonephys/opop/opop.html Makalah, Buku: Alan Doube. Managing osteoporosis in older people with Fractures.

Needs to be taken as seriously as coronary artery disease. BMJ 1999;318:477–8.

Åkesson K. New approaches to pharmacological treatment of osteoporosis. Bulletin of the World Health Organization. 2003; 81: 657-664.

Cranney A. Treatment of postmenopausal osteoporosis. Choice of treatment depends on efficacy, individual risk profile, and side effects. BMJ 2003;327:355–6.

Delmas PD. Treatment of postmenopausal osteoporosis. Lancet 2002; 359: 2018-26.

Doube A. Managing osteoporosis in older people with fractures. BMJ 1999; 318: 477-478.

Forth W. D Henschler, W Rummel, K Starke. Pharmakologie und Toxikologie. 7. Auflage. Spektrum Akademischer Verlag. Berlin. 1996.

Kagan R. Exercise and Bone Health. What are the benefits postmenopausal women? The Female Patient 2002; 27: 49-50.

Kannus P. Preventing osteoporosis, falls and fractures among elderly people. BMJ 1999; 318: 205-206.

Katzung BG. Basic and Clinical Pharmacology. 9th ed. McGraw Hill. Boston. 2004.

Masud T, R M Francis. The increasing use of peripheral bone densitometry. Better at assessing fracture risk than diagnosing osteoporosis. BMJ 2000;321:396–8.

Mutschler E, G Geisslinger, Heyo K Kroemer, Monika Schaefer-Korting. Mutschler Arzneimittelwirkungen. Lehrbuch der Pharmakologie und Toxikologie. 8. Auflage. Wissenschaftliche Verlagsgesellschaft mbH Stuttgart. 2001.

Ralston SH. Science, medicine, and the future: osteoporosis. BMJ 1997; 315: 469-472.

Page 37: Osteoporosis Booklet

Osteoporosis: Gambaran, Pencegahan dan Pengobatannya. 37

Rang HP, Dale MM, Ritter JM, Moore PK. Pharmacology. 5th edition. Churchill Livingstone. Edinburgh. 2003. pp 446-451.

Straus SE. Geriatric medicine. BMJ 2001; 322: 86-89. U.S. Preventive Services Task Force. Screening for Osteoporosis in

Postmenopausal Women: Recommendations and Rationale. Ann Intern Med. 2002;137: 526-28.

Weinstein L, Ullery B, Bourguignon C. A Simple System to Determine Who Needs Osteoporosis Screening. Obstet Gynecol 1999;93:757– 60.

Woolf AD, Åkesson K. Preventing fractures in elderly people. BMJ 2003; 327: 89-95.

Yates J, Barrett-Connor E, Barlas S, Ya-Ting Chen, Miller PD, and Siris ES. Rapid Loss of Hip Fracture Protection After Estrogen Cessation: Evidence From the National Osteoporosis Risk Assessment. Obstet Gynecol 2004;103:440–6.

Page 38: Osteoporosis Booklet

O

B

UDlu

SmPSpekekeda PPInYFRGVPYANDb

steoporosis: Gam

Biografi Penu

Universität deDAAD (Deutsculus dengan p

Sejak mahasmahasiswa, bPanorama, mSedangkan tuendidikan keesehatan baemahasiswaaan Ketua Sen

Pelatihan-pelaPrescribing dnternational

Yogyakarta, armakologi K

Rational PharmGroningen andVIIIth South-eaPharmacologyYogyakarta, 18Advanced CouNew Drug DeDept. of Pharmulan Agustus

mbaran, Penceg

ulis

AbrTam198asis

TahkesGajprogtopistat

engan bantuacher Akadempredikat magn

iswa penulisbeberapa tu

media pers lisan-tulisan i

edokteran teraik dalam dan a.l. sebagnat Mahasisw

atihan mengedan Formula

Course onIndonesia, Klinik FK Umacotherapy,d WHO), Gronast Asian Druy and Drug P8-20 Novemburse in Pharmelivery, Fakumacochemist tahun1992.

ahan dan Pengo

raham Simatmat dari Fak86 dan sejak sten dosen di

hun 1991-199ehatan di Faah Mada, Ygram Doctork Obat-obat tin di Rhean beasiswa mischer Austana cum laude

s gemar mulisannya dit

(Suara Pemilmiah di bidarsebar di bedan luar negai anggota

wa FK-UKI (19

nai bidang faarium Obat n Drug an20-27 JuneGM), Sixth , Rijks Univeningen, the Nug MetabolismPolicies Studiber 1996 danmaceutical Scltas Farmasitry, Vrije Univ

obatannya.

tupang dilahkultas Kedok

1985 bekerjBagian Farm

93 mengambilakultas Kedoogyakarta. Pr Medizine

penurun koeinische Fridari pemerin

auschdienst) pada tahun 1

enulis dan erbitkan di mbaruan) daang farmakoloberapa jurnaegeri. AktifitBadan Perw

984).

armakologi kliyang perna

nd Therapeu 2001 (WHTraining Co

ersiteit GroninNetherlands, 1m Workshop, ies, Gajah M

ciences: Pha, Univesitas versiteit, the

hirkan di Jakteran UKI rja di UKI semakologi.

l program makteran Unive

Penulis meng(Dr.med.) deolesterol goloriedrich Wilhntah Jerman di kota Bonn

1996.

bergelut di majalah ka

an majalah ogi, kolesteroal kedokterantas di orga

wakilan Maha

inik, Rational ah diikutinyautic CommiHO dan Burse in Tea

ngen (Univers9-28 July 199Center for C

Mada Univers

armacokineticsGajah Mada

Netherlands,

38

akarta. tahun

ebagai

agister ersitas gambil engan ongan helms yaitu

n dan

pers ampus

PGI. ol dan n dan nisasi

asiswa

l Drug a a.l. ittees,

Bagian aching sity of 99.

Clinical sity, di

s and a dan

pada

Page 39: Osteoporosis Booklet

Osteoporosis: Gambaran, Pencegahan dan Pengobatannya. 39

Sedangkan pelatihan di bidang manajemen dan riset pendidikan tinggi yang pernah diikuti a.l. Training of Trainers University Development, University of Kassel, di Witzenhausen, Jerman, Juli 2005; University Staff Development Programme, University of Kassel, Jerman, 1999; Fellowship for Computer-assisted learning at the Faculty of Medicine, The Free University (Vrije Universiteit), Amsterdam, Belanda, 1998 dan Training on Strategic Programming for Research in University at Santoso Consulting for Academic Development (SCAD), Yogyakarta, 1996.

Selain aktif di berbagai organisasi profesi di luar UKI, jabatan yang dipangku a.l. 1998-2005 adalah Staf Ahli Rektor Bidang Kerjasama, Ketua Lembaga Penelitian UKI (1998-2005), Presiden Deutsch-Indonesische Gesellschaft fuer Medizin (German-Indonesian Medical Association) disamping sebagai anggota Senat UKI dari perwakilan dosen Fakultas Kedokteran (1999-2004).

Saat ini beliau menjabat Kepala Bagian Farmakologi FK UKI dan Direktur Pokja HIV/AIDS RSU FK UKI dan FK UKI.

Penulis menikah dengan Ied Veda R. Sitepu, SS., MA, staf pengajar di Fakultas Sastra Inggris UKI dan dikaruniai Tuhan anak tiga orang puteri, Rebecca, Vanessa dan Isabelle.

Penulis bisa dihubungi lewat electronic mail (email): [email protected] atau [email protected].

Penulis juga memiliki e-learning portal dengan alamat:

http://e-pharmacology.tripod.com/