osteoarthritis

12
OSTEOARTHRITIS DEFINISI Penyakit sendi degeneratif noninflamasi yang berkaitan dengan kerusakan kartilago sendi serta ditandai dengan degenerasi tulang rawan sendi, hipertrofi tulang pada tepinya dan perubahan pada membran sinovial. Vertebra, panggul, lutut, MTP (metatarsal phalangeal joint) pertama, DIP (distal interphalangeal joints) dan PIP (proximal interphalangeal joints) merupakan sendi yang paling sering terkena. Penyakit ini biasanya dimulai pada usia >50 tahun dan banyak dipengaruhi oleh faktor mekanis. Berbeda dengan rheumatoid arthritis, penyakit ini hanya menyerang fungsi dari persendian dan tidak mengenai jaringan kulit, paru-paru, mata, ataupun pembuluh darah EPIDEMIOLOGI Merupakan jenis arthritis yang paling umum terjadi Prevalensi OA lutut radiologis di Indonesia cukup tinggi 15,5% pada pria dan 12,7% pada wanita WHO 40% lansia >70 tahun di dunia menderita OA lutut Prevalensi yang cukup tinggi dan sifatnya kronik-progresif menyebabkan dampak sosio-ekonomik yang besar, baik di negara maju maupun berkembang Diperkirakan 1-2 juta lansia di Indonesia menderita cacat karena OA Semakin menjadi masalah karena meningkatnya populasi lansia >50 tahun lebih sering pada wanita karena faktor menopause ETIOLOGI DAN KLASIFIKASI OA terbagi menjadi 2, yaitu OA primer dan OA sekunder Osteoarthritis Primer (Idiopatik) Penyebabnya tidak diketahui kebanyakan dihubungkan dengan proses penuaan Dialami setelah usia 45 tahun Tidak ada hubungannya dengan penyakit sistemik maupun proses perubahan lokal pada sendi Lebih sering ditemukan daripada yang sekunder Bahan SOCA 2008 Page 1 ©audrey2010

Upload: audrey-jauw

Post on 27-Jun-2015

743 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Osteoarthritis

OSTEOARTHRITIS

DEFINISI

Penyakit sendi degeneratif noninflamasi yang berkaitan dengan kerusakan kartilago sendi serta ditandai

dengan degenerasi tulang rawan sendi, hipertrofi tulang pada tepinya dan perubahan pada membran

sinovial. Vertebra, panggul, lutut, MTP (metatarsal phalangeal joint) pertama, DIP (distal interphalangeal

joints) dan PIP (proximal interphalangeal joints) merupakan sendi yang paling sering terkena. Penyakit ini

biasanya dimulai pada usia >50 tahun dan banyak dipengaruhi oleh faktor mekanis. Berbeda dengan

rheumatoid arthritis, penyakit ini hanya menyerang fungsi dari persendian dan tidak mengenai jaringan kulit,

paru-paru, mata, ataupun pembuluh darah

EPIDEMIOLOGI

Merupakan jenis arthritis yang paling umum terjadi Prevalensi OA lutut radiologis di Indonesia cukup tinggi 15,5% pada pria dan 12,7% pada wanita WHO 40% lansia >70 tahun di dunia menderita OA lutut Prevalensi yang cukup tinggi dan sifatnya kronik-progresif menyebabkan dampak sosio-ekonomik

yang besar, baik di negara maju maupun berkembang Diperkirakan 1-2 juta lansia di Indonesia menderita cacat karena OA Semakin menjadi masalah karena meningkatnya populasi lansia >50 tahun lebih sering pada wanita karena faktor menopause

ETIOLOGI DAN KLASIFIKASI

OA terbagi menjadi 2, yaitu OA primer dan OA sekunder

Osteoarthritis Primer (Idiopatik)

Penyebabnya tidak diketahui kebanyakan dihubungkan dengan proses penuaan Dialami setelah usia 45 tahun Tidak ada hubungannya dengan penyakit sistemik maupun proses perubahan lokal pada sendi Lebih sering ditemukan daripada yang sekunder Biasanya menyerang sendi yang menanggung berat badan seperti lutut dan panggul tetapi bisa juga

menyerang punggung, leher, dan jari-jari

Osteoarthritis Sekunder

Disebabkan oleh penyakit atau kondisi lainnya Dialami sebelum usia 45 tahun Dapat disebabkan oleh trauma (instabilitas) yang menyebabkan luka pada sendi (misalnya patah

tulang atau permukaan sendi tidak sejajar), akibat sendi yang longgar, dan pembedahan pada sendi Penyebab lainnya yaitu obesitas, gout, diabetes, kelainan hormonal dan kelainan kongenital

PATOGENESIS

Bahan SOCA 2008Page 1

©audrey2010

Page 2: Osteoarthritis

Osteoarthritis Primer

Pada sendi, suatu jaringan tulang rawan yang biasa disebut dengan nama articular cartilage (tulang rawan sendi) biasanya menutup ujung-ujung tulang penyusun sendi. Articular cartilage (tulang rawan sendi) adalah jaringan elastis yang berfungsi sebagai bantalan dimana tulang bertemu dan bergerak. Kemampuan ini sangat tergantung oleh komposisi dan struktur matriks ekstraseluler yang terdiri dari proteoglikan dalam konsentrasi tinggi, kolagen tipe 2 (keduanya disekresi oleh kondrosit/sel tulang rawan) dan sejumlah besar air. Suatu lapisan cairan yang disebut cairan sinovial yang terletak di antara tulang-tulang tersebut dan bertindak sebagai bahan pelumas yang mencegah ujung-ujung tulang tersebut bergesekan dan saling mengikis satu sama lain. Proteoglikan berfungsi untuk memompa cairan sinovial kembali masuk ke tulang rawan. Ini memastikan pergerakan yang bebas gesekan dan pada sendi penahan berat, tulang tidak akan remuk karena beban / tekanan akan merata ke seluruh permukaan sendi. Dengan adanya tulang rawan dan cairan sinovial tersebut, maka kita tidak akan merasa sakit saat menggerakkan persendian.

Sendi tulang rawan tidak mempunyai pembuluh darah, pembuluh limfe dan saraf sehingga tidak sensitif terhadap nyeri dan regenerasinya berjalan lambat. Seperti halnya tulang, tulang rawan juga mengalami pergantian komponen matriks yang rusak / aus. Regenerasi hanya terjadi di bagian sendi tulang rawan yang tergenang cairan sinovial (terdapat banyak pembuluh darah yang akan menutrisi). Keseimbangan pergantian ini diatur oleh kondrosit (dengan mensintesis matriks dan matrix-degrading enzyme). Apabila kerusakan kartilago hyalin berlangsung lebih cepat daripada kemampuannya untuk memperbaiki dirinya sendiri, maka terjadi penipisan tulang rawan dan kehilangan pelumas sehingga kedua tulang akan bersentuhan. Inilah yang menyebabkan rasa sakit pada sendi.

Tulang rawan yang rusak karena berbagai sebab akan menyebabkan kegagalan resistensi elastik dari anyaman kolagen (menurunnya sintesis kolagen tipe 2) sehingga pada tahap awal terjadinya OA kadar air pada sendi tulang rawan meningkat sehingga konsentrasi proteoglikan pun menurun. Perubahan komposisi ini memicu sekresi IL-1, TNF dan NO yang menyebabkan peradangan (swelling) dan apoptosis sehingga kekuatan regang dan ketahanan sendi tulang rawan menurun. Responnya, kondrosit yang berada di lapisan dalam akan berproliferasi dan berusaha untuk memperbaiki kerusakan dengan memproduksi kolagen dan proteoglikan baru. Pada awalnya respon ini bisa mengimbangi kerusakan sendi tulang rawan. Namun pada akhirnya sinyal-sinyal molekul (IL-1, TNF dan NO) inilah yang mendominasi. Tulang rawan yang terus berproliferasi juga menambah kekakuan sendi dan menghasilkan osteofit / spurs (tulang baru yang terbentuk di pinggir permukaan sendi) yang secara perlahan akan mengeras (kalsifikasi)

Proses penuaan sendiri juga dapat menyebabkan isi air dari articular cartilage meningkat dan susunan protein dari kartilago berkurang. Akhirnya, kartilago mulai degenerasi dengan mengelupas atau membentuk retakan yang kecil. Pada kasus-kasus yang telah lanjut, ada kehilangan total dari bantal kartilago antara tulang-tulang dari sendi-sendi. Penggunaan yang berulangkali dari sendi-sendi yang terpakai dari tahun ke tahun dapat mengiritasi dan membuat kartilago meradang sehingga menyebabkan nyeri dan pembengkakan sendi. Kehilangan dari bantal kartilago menyebabkan gesekan antara tulang-tulang, menjurus pada nyeri dan pembatasan dari mobilitas sendi. Osteoarthritis adakalanya dapat berkembang dalam banyak anggota-anggota dari keluarga yang sama, menyiratkan basis yang diturunkan (genetik) untuk kondisi ini.

Bahan SOCA 2008Page 2

©audrey2010

Page 3: Osteoarthritis

Bahan SOCA 2008Page 3

©audrey2010

Page 4: Osteoarthritis

Osteoarthritis Sekunder

Kegemukan menyebabkan osteoarthritis dengan meningkatkan tekanan mekanik pada kartilago. Nyatanya, setelah penuaan, kegemukan adalah faktor risiko yang paling kuat untuk osteoarthritis dari lutut-lutut. Perkembangan yang dini dari osteoarthritis dari lutut-lutut diantara atlet-atlet angkat besi dipercayai adalah sebagaian disebabkan oleh berat badan mereka yang tinggi. Trauma yang berulangkali pada jaringan-jaringan sendi (ligamen-ligamen, tulang-tulang, dan cartilage) dipercayai menjurus pada osteoarthritis dini dari lutut-lutut pada pemain-pemain bola.

Endapan-endapan kristal pada kartilago dapat menyebabkan degenerasi kartilago dan osteoarthritis. Kristal-kristal asam urat menyebabkan arthritis pada gout, sementara kristal-kristal calcium pyrophosphate menyebabkan arthritis pada pseudogout.

Beberapa orang-orang dilahirkan dengan sendi-sendi yang terbentuk abnormal (kelainan-kelainan kongenital) yang rentan terhadap pemakaian/pengikisan mekanik, menyebabkan degenerasi dan kehilangan kartilago (tulang rawan) sendi yang dini. Osteoarthritis dari sendi-sendi pinggul umumnya dihubungkan pada kelainan-kelainan struktural dari sendi-sendi ini yang telah hadir sejak lahir. Gangguan-gangguan hormon, seperti diabetes dan penyakit-penyakit hormon pertumbuhan, juga berhubungan dengan pengikisan kartilago yang dini dan osteoarthritis sekunder.

Hormon estrogen dikatakan memiliki efek melindungi terhadap kejadian OA pada perempuan pramenopause. Estrogen dapat mempengaruhi fungsi kondrosit dengan cara berinteraksi dengan faktor pertumbuhan seluler, molekul-molekul adhesi dan sitokin. Namun, temuan mengenai hubungan antara estrogen dan OA tidak konsisten dan bervariasi mulai dari estrogen berefek melindungi terhadap OA sampai kerusakan tulang rawan diperantarai oleh tingginya kadar estrogen dan pengikatan yang lebih tinggi pada reseptor estrogen.

FAKTOR RISIKO

Usia diatas 50 tahun paling penting!

Wanita >50 tahun lebih sering karena menopause menunjukkan adanya peran faktor

hormonal

Suku bangsa orang Indian lebih sering daripada orang kulit putih

Genetik adanya mutasi gen prokolagen II / gen struktural lain untuk unsur tulang rawan sendi

faktor risiko yang cukup penting

Kegemukan (faktor mekanis) dan penyakit metabolik penting!

Riwayat cedera sendi (trauma)

Pekerjaan berat dan olahraga stress karena pemakaian yang berlebihan

Kelainan kongenital pertumbuhan

Riwayat imobilisasi

Densitas tulang yang tinggi tidak membantu mengurangi benturan beban pada tulang rawan

sendi lebih mudah robek diduga berperan untuk kejadian OA pada orang gemuk dan pelari

Bahan SOCA 2008Page 4

©audrey2010

Page 5: Osteoarthritis

Risk factors for osteoarthritis either contribute to the susceptibility of the joint (systemic factors or factors in the local joint environment) or they increase risk by the load they put on the joint. Usually a combination of loading and susceptibility factors is required to cause disease or its progression

MANIFESTASI KLINIS

Nyeri sendi keluhan utama, biasa bertambah dengan aktivitas dan berkurang bila beristirahat

Hambatan gerakan sendi biasanya semakin bertambah berat seiring bertambahnya rasa nyeri

Kaku pada pagi hari dapat berlangsung cukup lama (±30 menit) dan timbul setelah imobilitas /

bahkan setelah bangun tidur. Pada mulanya hanya terjadi pada pagi hari, tetapi apabila dibiarkan

akan bertambah buruk dan menimbulkan rasa sakit setiap melakukan gerakan tertentu, terutama

pada waktu menopang berat badan, namun bisa membaik bila diistirahatkan

Krepitasi bunyi gemeretak pada sendi yang sakit

Pembesaran sendi (deformitas) sendi (seringkali lutut dan tangan) perlahan membesar yang

khas pada tangan: Heberden's node (pembesaran pada DIP / distal interphalangeal joints) dan

Bouchard's node (pembesaran pada PIP / proximal interphalangeal joints)

Perubahan gaya berjalan hampir semua pasien OA pergelangan kaki, tumit, lutut atau panggul

akan berkembang menjadi pincang

Bahan SOCA 2008Page 5

©audrey2010

Page 6: Osteoarthritis

DIAGNOSIS

1. Anamnesis ditanyakan gejala-gejala yang ada seperti di atas dan riwayat penyakit sendi pada

pasien dan keluarganya

2. Pemeriksaan fisik

Hambatan gerak susah untuk digoyangkan

Krepitasi lebih berarti untuk OA lutut karena gesekan kedua permukaan tulang sendi

Pembengkakan sendi yang seringkali asimetris

Tanda-tanda peradangan nyeri tekan, gangguan gerak, rasa hangat yang merata dan

warna kemerahan karena sinovitis

Perubahan bentuk (deformitas) sendi yang permanen

Perubahan gaya berjalan

3. Pemeriksaan diagnostik

Radiografis sendi yang terkena digunakan bersama dengan manifestasi klinis untuk

menegakkan diagnosis

Penyempitan celah sendi yang seringkali asimetris (lebih berat pada bagian yang

menanggung beban)

Peningkatan densitas tulang subkondral (sklerosis)

Kista tulang

Osteofit pada pinggir sendi

Perubahan struktur anatomi sendi

4. Pemeriksaan laboratorium

Biasanya tidak banyak berguna

Tes darah menyampingkan penyakit yang dapat menyebabkan OA sekunder dan kondisi

arthritis lain yang dapat meniru OA

Artrocentesis pemeriksaan yang dilakukan dengan cara menggunakan jarum steril untuk

mengeluarkan cairan sinovial untuk dianalisis. Pemeriksaan cairan sinovial berfungsi untuk

menyingkirkan diferensial diagnosis seperti gout, infeksi, dll

TERAPI

Pengobatan dilakukan untuk mengurangi rasa nyeri dan meningkatkan luas pergerakan sendi sehingga dapat

meningkatkan kualitas hidup. Pengelolaan dilakukan berdasarkan atas distribusinya (sendi mana yang

terkena) dan berat ringannya sendi yang terkena. Terapi terdiri dari 3 aspek, yaitu terapi nonfarmakologis,

terapi farmakologis dan terapi bedah

Terapi Nonfarmakologis

Bahan SOCA 2008Page 6

©audrey2010

Page 7: Osteoarthritis

Edukasi / penerangan agar pasien mengetahui seluk-beluk penyakitnya, bagaimana menjaga agar

penyakitnya tidak bertambah parah serta persendiannya tetap dapat dipakai

Terapi fisik dan rehabilitasi untuk melatih persendian agar tetap dapat dipakai dam melatih

pasien untuk melindungi sendi yang sakit

Penurunan berat badan

Terapi Farmakologis

Analgesik oral non opiat pembebas nyeri yang ringan seperti aspirin dan acetaminophen

(termasuk DOC untuk tahap awal karena efek samping yang minimal)

Analgesik topikal capsaicin (Arthricare, Zostrix), salycin (Aspercreme), methyl salicylate (Ben-Gay,

Icy Hot), dan menthol (Flexall)

NSAID selain punya efek analgetik juga punya efek anti inflamasi aspirin, ibuprofen,

nabumetone dan naproxen hati-hati efek samping seperti gangguan pencernaan dan pendarahan

Chondroprotective agent (obat-obatan yang dapat menjaga / merangsang perbaikan tulang rawan

sendi pada pasien OA)

Asam hialuronat (viscosupplement) memperbaiki viskositas cairan sinovial

Glikosaminoglikan menghambat sejumlah enzim yang berperan dalam proses degradasi

tulang rawan (hialuronidase, protease, elastase, dll)

Chondroitin sulfat merangsang pertumbuhan tulang rawan dan menghambat perusakan

tulang rawan dengan 3 mekanisme:

1. anti inflamasi

2. efek metabolik terhadap sintesis hialuronat dan proteoglikan

3. anti degradatif melalui hambatan emzin proteolitik dan menghambat efek ROS

Vitamin C menghambat aktivitas emzim lisozim

Terapi Bedah

Diberikan bila terapi farmakologis tidak berhasil untuk mengurangi rasa sakit dan juga untuk

melakukan koreksi apabila terjadi deformitas sendi yang menggangu aktivitas sehari-hari

Debridemen (pembersihan) sendi efektif dalam mencegah atau menunda tindakan operatif. Sendi

seperti sendi lutut cocok apabila dilakukan debridemen menggunakan alat yang disebut arthroscopy

Osteotomy prosedur pengeluaran tulang yang dapat membantu meluruskan kembali beberapa

dari keadaan cacat (deformity) pada pasien-pasien yang dipilih, umumnya mereka yang dengan

penyakit lutut

Arthroplasty / prostatic joint replacement (penggantian sendi) tindakan pembuangan sendi yang

rusak dan membuat sendi palsu yang dapat terbuat dari plastik atau logam dan bisa juga dari

jaringan tubuh seperti fascia dan kulit. Operasi ini tidak dapat diterapkan pada semua sendi. Pada

prakteknya, prosedur ini penggunaannya hampir terbatas pada sendi bahu, siku, pinggul, lutut, paha,

Bahan SOCA 2008Page 7

©audrey2010

Page 8: Osteoarthritis

sendi tertentu di tangan, dan sendi MTP di kaki. Terapi ini memberikan hasil yang baik pada pasien-

pasien OA yang berat dan tidak dapat ditangani dengan terapi konservatif

Arthrodesis atau penggabungan sendi tindakan yang menghilangkan nyeri sendi secara permanen

namun menyebabkan hilangnya fungsi pergerakan. Tindakan ini lebih sering dilakukan pada sendi-

sendi kecil seperti sendi tangan, sedangkan bila dilakukan pada sendi-sendi besar seperti sendi lutut

atau sendi panggul umumnya memberikan hasil yang kurang baik. Tindakan ini hanya dilakukan bila

tindakan arthroplasty tidak dapat dilakukan karena alasan tertentu atau untuk menyelamatkan

arthroplasty yang gagal.

PENCEGAHAN

OA dapat dihindari dengan mengeliminir faktor-faktor predisposisi dengan cara:

1. Menjaga berat badan. Merupakan faktor yang penting agar bobot yang ditanggung oleh sendi

menjadi ringan

2. Melakukan jenis olahraga yang tidak banyak menggunakan persendian atau yang menyebabkan

terjadinya perlukaan sendi

3. Aktivitas olahraga hendaknya disesuaikan dengan umur. Jangan memaksa untuk melakukan olahraga

porsi berat pada usia lanjut. Tidak melakukan aktivitas gerak pun sangat tidak dianjurkan. Tubuh

yang tidak digerakkan akan mengundang osteoporosis

4. Menghindari perlukaan pada persendian

5. Meminum obat-obatan suplemen sendi (atas anjuran dokter)

6. Mengkonsumsi makanan sehat

7. Hindari gerakan yang meregangkan sendi jari tangan

8. Jika ada deformitas pada lutut, misalnya kaki berbentuk O, jangan dibiarkan.

Hal tersebut akan menyebabkan tekanan yang tidak merata pada semua permukaan tulang

REFERENSI

Sudoyo, Aru W, dkk (editor). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam edisi IV. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Panyakit Dalam FKUI, 2007.

Fauci, Braunwald, et al. Harisson’s Principle of Internal Medicine 17th ed. New York: McGraw-Hill, 2008.

http://www.medicinenet.com/osteoarthritis/article.htm diakses tanggal 18 Juni 2010

http://www.clincare.org/images/fig-2.gif diakses tanggal 18 Juni 2010

http://www.afexa.com/products/cell_fx/mechanism.htm diakses tanggal 18 Juni 2010

http://www.mendmeshop.com/knee/knee_osteoarthritis_causes.php diakses tanggal 18 Juni 2010

http://cat.inist.fr/?aModele=afficheN&cpsidt=15464267 diakses tanggal 19 Juni 2010

Bahan SOCA 2008Page 8

©audrey2010

Page 9: Osteoarthritis

mekanik umur

erosi kartilago sendi

reparasi oleh kondrosit

uses: proteoglycan

ga efektif matriks kolagen

air merembes edemasendi terus tererosi

kompensasi: tulang di bawah kondrosit mengeras

kaku sakit

http://www.klikdokter.com/illness/detail/97 diakses tanggal 20 Juni 2010

http://www.nassdb.org.uk/f2/Arthroplasty.htm diakses tanggal 20 Juni 2010

http://medical-dictionary.thefreedictionary.com/arthroplasty diakses tanggal 20 Juni 2010

LAMPIRAN

*proteoglycan = glikoprotein jaringan ikat

*matriks kolagen turun ketidakseimbangan afinitas ion narik air

Bahan SOCA 2008Page 9

©audrey2010