optimasi proteksi korosi pipeline pada metode …repository.ppns.ac.id/2322/1/0815040044 - egi...
TRANSCRIPT
i
`
HALAMAN SAMPUL
LAPORAN TUGAS AKHIR (608502A)
OPTIMASI PROTEKSI KOROSI PIPELINE PADA
METODE KOMBINASI SACP-ICCP MELALUI
PENYEBARAN TEGANGAN ELEKTROKIMIA DAN
ASPEK COST RATE
Egi Sepfriansyah Avianto
NRP. 0815040044
Dosen Pembimbing:
Budi Prasojo, S.T., M.T.
Ir. Endah Wismawati, M.T.
PROGRAM STUDI D4 TEKNIK PERPIPAAN
JURUSAN TEKNIK PERMESINAN KAPAL
POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA
2019
i
TUGAS AKHIR (608502A)
OPTIMASI PROTEKSI KOROSI PIPELINE PADA METODE
KOMBINASI SACP-ICCP MELALUI PENYEBARAN
TEGANGAN ELEKTROKIMIA DAN ASPEK COST RATE
Egi Sepfriansyah Avianto
NRP. 0815040044
DOSEN PEMBIMBING:
Budi Prasojo, S.T., M.T.
Ir. Endah Wismawati, M.T.
PROGRAM STUDI D4 TEKNIK PERPIPAAN JURUSAN TEKNIK PERMESINAN KAPAL POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA SURABAYA 2019
ii
(Halaman ini sengaja dikosongkan)
iii
HALAMAN PENGESAHAN
iv
(Halaman ini sengaja dikosongkan)
iv
v
vi
(Halaman ini sengaja dikosongkan)
vii
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan
karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas ahkir ini dengan tepat
waktu dan sehat wal afiat. Sholawat serta salam selalu tercurahkan pada junjungan
besar nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari jalan kegelapan menuju
jalan yang terang benerang. Tugas ahkir “ Optimasi Proteksi pipeline pada Metode
Kombinasi SACP-ICCP melalui Tegangan Penyebaran Tegangan Elektrokimia”
disusun untuk menjadi salah satu pemenuhan syarat kelulusan dan penelitian
kompetensi penulis dalam menempuh studi di Politeknik Perkapalan Negeri
Surabaya.
Penulis sadar bahwa penulisan tugas ahkir ini tak terlepas dari berbagai
pihak yang telah membantu dan memberikan bimbingan kepada penulis. Oleh
karenanya dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-
besarnya kepada :
1. Bapak Ir. Eko Julianto, M.Sc, FRINA selaku Direktur Politeknik
Perkapalan Negeri Surabaya.
2. Bapak George Endri Kusuma, S.T., M.Sc.Eng sebagai Ketua Jurusan
Teknik Permesinan Kapal, Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya.
3. Bapak Dimas Endro Witjanarko, S.T., M.T. sebagai Ketua Program Studi
Teknik Perpipaan, Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya.
4. Kedua orang tua tercinta yakni bapak Joko Supriyanto dan ibu Sumining,
keluarga, saudara-saudara mas Ega , adik Daffa, mas Dede, dan mbak
Megha yang selau mencurahakan doa, kasih sayang, perhatian, keceria’an
serta semangat bagi penulis.
5. Bapak Pekik Mahardika, S.ST.,MT selaku Koordinator Tugas Akhir dan
Dosen Program Studi Teknik Perpipaan, Politeknik Perkapalan Negeri
Surabaya
viii
6. Bapak Budi Prasojo, S.T, M.T. dan Ibu Ir. Endah Wismawati., MT. selaku
dosen pembimbing tugas ahkir dan dosen mata kuliah korosi yang telah
memberikan banyak ilmu dan pengetahuan.
7. Bapak Burniadi Moballa, ST., MSc. selaku dosen penulis yang telah
memberi dukungan penuh dalam analisa menggunakan software
8. Pembimbing On Job Training penulis, bapak Putu serta rekan dan seluruh
karyawan PT. Wijaya Karya yaitu, mang Ngudi, pak Kurniawan, pak
Prasetyo, pak Pong, pak Sutrisman, mang Zul, pak Bagus, pak Fajar, mas
Alif, pak Nasrudin serta seluruh tim proyek relokasi pipeline terminal M1-
M2 Bandara International Soekarno-Hatta yang tidak disebutkan satu-
persatu.
9. Teman-teman seperjuangan Teknik Perpipaan 2015 yang telah bersama-
sama berjuang selama berada di kampus Politeknik Perkapalan Negeri
Surabaya
10. Ketua beserta seluruh teknisi Lab CAD yang telah memberi fasilitas
peminjaman komputer selama pengerjaan tugas ahkir.
11. Semua pihak yang telah membantu kelancaran kegiatan dan penyelesaian
tugas ahkir.
12. Penulis menyadari bahwa tugas ahkir ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, penulis bersedia menerima kritik dan saran dari pembaca
untuk dijadikan perbaikan dan koreksi pada waktu mendatang.
Surabaya, 24 Juli 2019
Egi Sepfriansyah Avianto
ix
OPTIMASI PROTEKSI KOROSI PIPELINE PADA METODE
KOMBINASI SACP-ICCP MELALUI PENYEBARAN
TEGANGAN ELEKTROKIMIA DAN ASPEK COST RATE
Egi Sepfriansyah Avianto
ABSTRAK
Perlindungan korosi sangat diperlukan untuk semua baja atau jenis logam
lainnya, terutama pada pipa yang terkubur (konstruksi bawah tanah). Kontak
langsung antara material pipa (baja karbon) dapat mempercepat laju korosi.
Pembahasan berikut merupakan keadaan proyek pipa 20”. Untuk mendapatkan
kebutuhan anoda, jarak pemasangan, serta penggunaan alternatif biaya perlu
dilakukan simulasi pemodelan proteksi korosi. Hasil simulasi jarak anoda pada
distribusi potensi dilakukan dengan variasi berikut: jarak setiap 45 meter, jarak
setiap 30 meter, jarak setiap 20 meter, dan jarak anoda setiap 15 meter. Berdasarkan
hasil simulasi ditemukan bahwa jarak anoda tidak dapat memenuhi perlindungan
minimum (-850 milli volt) kecuali pada jarak 15 meter dengan jarak kombinasinya
sejauh 4,2 meter. Jumlah biaya yang digunkan untuk melakukan proteksi korosi
pipeline sepanjang 90 meter metode sacrifice anode cathodic protection sebesar
Rp 121.860.000,- dan impressed current cathodic protection sebesar Rp
563.371.000,-, biaya kombinasi Rp 363.861000,-, sedangkan tanpa penggunaan
proteksi korosi tidak menggunakan biaya proteksi namun serangan korosi tidak
dapat dihindari dan resiko terhentinya distribusi avtur pada bandara,
pembengkakan biaya akibat penggantian material dikarenakan kebocoran pipeline,
konstruksi pipeline ulang, hingga kehilangan avtur justru jauh sangat merugikan.
Kata kunci: Proteksi korosi, Simulasi pemodelan, SACP-ICCP, pipeline, cost rate
x
(Halaman ini sengaja dikosongkan)
xi
PIPELINE CORROSION PROTECTION OPTIMATION ON
SACP-ICCP COMBINATION METHOD AGAINTS
ELECTROCHEMICAL POTENTIAL DISTRIBUTION AND
COST RATE ASPECT
Egi Sepfriansyah Avianto
ABSTRACT
Corrosion protection is very necessary for all steel or other types of metal,
especially in buried pipes (underground construction). The following discussion is
the state of pipeline project 20". Initially to prevent corrosion this type of cathodic
protection was carried out. To get the anode requirement, installation distance, and
use of cost alternatives, a corrosion protection modeling simulation is needed. The
anode distance simulation results on the potential distribution are carried out with
the following variations: distance every 45 meters, distance every 30 meters,
distance every 20 meters, and distance of the anode every 15 meters. Based on the
simulation results it was found that the anode distance could not meet the minimum
protection (-850 milli volts) except at a distance of 10 meters with a combination
distance of 4.2 meters. The total amount used to protect pipeline corrosion along
the 90 meter sacrifice anode cathodic protection method is Rp. 121,860,000, - and
the impressed current cathodic protection is Rp. 563,371,000.-, the combined cost
is Rp. 363,861,000. do not use protection costs but corrosion attacks cannot be
avoided and the risk of cessation of avtur distribution at the airport, cost overruns
due to material changes due to pipeline leakage, pipeline reconstruction, and loss
of aviation fuel are very detrimental.
Key words : Corrosion protection, modelling simulation, SACP-ICCP, pipeline,
cost rate
xii
(Halaman ini sengaja dikosongkan)
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ........................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xvii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xix
DAFTAR SIMBOL ............................................................................................ xxi
BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 3
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................................... 3
1.4 Manfaat .......................................................................................................... 3
1.5 Batasan Penelitian ......................................................................................... 4
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 5
2.1 Fenomena Serangan Korosi........................................................................... 5
2.1.1 Jenis Korosi Umum Terjadi Pada Logam ............................................... 6
2.2 Proses Reduksi Dan Oksidasi ........................................................................ 7
2.3 Perlindunagan Korosi ICCP (Impressed Current Cathodic Protection) ....... 8
2.3.2 Metode Kalkulasi Perancangan Kebutuhan Arus ICCP ................. 10
2.4 Perlindunagan Korosi SACP (Sacrifice Anode Cathodic Protection) ......... 13
2.5 Pemilihan Biaya Metode Life Cycle Cost Analysis ( Penentuan Alternative
Biaya) ................................................................................................................ 19
2.6 Cash Flow (Aliran Kas) ......................................................................... 19
2.7 Penelitian Sebelumnya ................................................................................ 22
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN ............................................................ 23
3.1 Bentuk Penelitian ........................................................................................ 23
3.2 Sarana Penelitian ......................................................................................... 23
3.3.1 Identifikasi Masalah .............................................................................. 25
3.3.2 Pengolahan Kumpulan Data ................................................................. 25
3.4. Tahap Simulasi Pemodelan Penyebaran Arus ............................................ 26
3.5 Tahap Perhitungan Cost Rate ...................................................................... 28
xiv
3.6 Tahap Penarikan Saran Kesimpulan............................................................ 28
3.7 Waktu penelitian.......................................................................................... 29
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................... 31
4.1 Data Teknis.................................................................................................. 31
4.1.1 Kondisi Umum Area Perlindungan Korosi dan Spesifikasi Material ... 31
4.1.2 Data Spesifikasi Proteksi Korosi .......................................................... 32
4.1.3 Standar Perlindungan Korosi Cathodic Protection ................. 33
4.2 Perhitungan Manual Kebutuhan Anoda Proteksi ....................................... 34
4.3 Perhitungan Kebutuhan Proteksi Impressed Current Cathodic Protection
Pipeline CH 31 Menuju CH 33 ......................................................................... 41
4.4 Simulasi Penyebaran Proteksi Korosi ......................................................... 44
4.4.1 Geometry Proteksi Korosi Pipeline ...................................................... 44
4.4.2 Parameter Simulasi Proteksi Pipeline Metode Cathodic Protection .... 45
4.4.3 Meshing Proteksi Korosi Pipeline ........................................................ 46
4.4.4 Tahapan Grouping Model Simulasi ...................................................... 47
4.4.5 Boundary Condition & Solver Proteksi Korosi Pipeline ...................... 47
4.5 Pengaruh Jarak Anoda Terhadap Pemenuhan Potensial Proteksi Korosi ... 48
4.6 Uraian Potensial Distribusi Proteksi Pipeline pada Tiap Variasi ................ 49
4.6.1 Hasil distribusi tegangan proteksi variasi jarak 30 meter ..................... 49
4.6.2 Hasil Distribusi Tegangan Proteksi Variasi Jarak 20 Meter ................. 50
4.6.3 Hasil Distribusi Tegangan Proteksi Variasi Jarak 15 Meter ................. 52
4.6.4 Hasil Distribusi Tegangan Proteksi Variasi Jarak 10 Meter ................. 53
4.6.5 Perbandingan Distribusi Proteksi Tunggal ICCP dan SACP ............... 53
4.7 Jumlah Kebutuhan Kombinasi Anoda SACP - ICCP ................................. 54
4.8 Analisa Ekonomis........................................................................................ 55
4.8.1 Kalkulasi Alternatif Biaya Anode ......................................................... 55
4.8.2 Perbandingan Alternatif Biaya Yang Terbaik ...................................... 59
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 61
5.1 Kesimpulan .................................................................................................. 61
5.2 Saran ............................................................................................................ 61
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 63
LAMPIRAN ......................................................................................................... 65
xv
Lampiran 1 Data Perusahaan ............................................................................. 65
Lampiran 2 Form Sidang ................................................................................... 67
xvi
(Halaman ini sengaja dikosongkan)
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Uraian Dimensi Pipeline 1 .................................................................... 31
Tabel 4.2 Spesifikasi material pipa 2 .................................................................... 32
Tabel 4.3 Spesifikasi proteksi ICCP 11 ............................................................... 32
Tabel 4.4 Spesifikasi proteksi SACP 11 .............................................................. 33
Tabel 4.5 Rincian biaya proteksi korosi SACP1S ................................................ 56
Tabel 4.6 Biaya proteksi korosi ICCP 1 ............................................................... 57
xviii
(Halaman ini sengaja dikosongkan)
xix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Serangan korosi pada pipa 11 ............................................................ 2
Gambar 2.1 Proses terjadinya korosi 11 ................................................................ 5
Gambar 2.2.Serangan korosi pitting 11 ................................................................ 6
Gambar 2.3 Konstruksi perpipaan 11 .................................................................... 8
Gambar 2.4 Sistem proteksi pada ICCP 11 ....................................................... 13
Gambar 2.5 Prinsip proteksi korosi SACP 12 ..................................................... 14
Gambar 3.1 Alur Metedologi penelitian 1 1 ......................................................... 24
Gambar 4.1Model geometry proteksi korosi. 1 .................................................... 45
Gambar 4.2 Parameter simulasi proteksi korosi (side view)1 .............................. 46
Gambar 4.3 Hasil potongan meshing area sekitar objek 20 inch pipeline1 ......... 46
Gambar 4.5 Hasil penyebaran tegangan pada proteksi pipeline12 ...................... 48
Gambar 4.5 Hasil penyebaran tegangan 1 ............................................................ 48
Gambar 4.6 Kebocoran proeksi pada tanah 2 ....................................................... 49
Gambar 4.7 Grafik variasi 30 meter pada penyebaran potensial 11 ..................... 50
Gambar 4.8 Grafik variasi 20 m pada penyebaran tegangan proteksi1\ ............... 51
Gambar 4.9 Grafik variasi 15 meter pada penyebaran tegangan proteksi 1 ......... 52
Gambar 4.10 Grafik variasi 10 meter pada penyebaran tegangan proteksi 11 ..... 53
Gambar 4.11 Grafik distribusi tegangan proteksi Tunggal 1 .............................. 54
xx
(Halaman ini sengaja dikosongkan)
xxi
DAFTAR SIMBOL
ρ : Resivitas tanah (ohm . m )
𝑨 : Luasan permukaan (m2)
L : Panjang pipa (m)
n : Jumlah anoda (buah)
𝑈 : Faktor utilitas anoda (%)
𝐶 : Kapsitas elektrokimia anoda (Ah/Kg)
IC : Kebutuhan arus anoda (amper)
fi : Coating break down (%)
F : Interference factor
𝑫 : Diameter
m : massa benda (kg)
xxii
(Halaman ini sengaja dikosongkan)
1
BAB 1 PENDAHULUAN
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Korosi merupakan pengurangan mutu sebuah material logam dan campuran
akibat adanya hubungan antara logam dengan lingkungannya (Baswel : 2017).
Berbagai transportasi, jembatan baja, konstruksi-konstruksi sipil, peralatan industri,
permesinan pabrik, hingga sarana dan fasilitas pembangkit energi seringkali
mengalami serangan korosi. Hal tersebut juga terjadi seperti pada sistem perpipaan
pada industi kertas yang sangat penting bagi proses produksinya (Prasojo,
Wismawati, & Yunan, 2017). Dampak serangan korosi ini bahkan tidak hanya
sekedar turunnya kekuatan suatu logam namun hingga terjadinya shut off proses
produksi akibat sistem media distribusi dan equipmen mengalami kebocoran. Hal
tersebut seringkali terjadi pada kajadian buried pipeline. Sistem perpipan tersebut
berada di bawah tanah karena lahan yang seharusnya digunakan untuk perpipaan
justru dipakai sebagai area penduduk sehingga tidak memungkinkan untuk
membangun di atas permukaan (George, Hamzah, Daisy : 2017). Oleh karena itu
berbagai industri yang menggunakan peralatan logam menggunkan sistem proteksi
korosi.
Penggunaan proteksi korosi pada proyek kostruksi relokasi pipa 20 inch
menggunankan proteksi jenis cathodic protection (ICCP – SACP). Tipe pipa yang
diproteksi merupakan carbon steel (API 5L) dengan jenis buried pipeline. Dalam
pengerjaan konstruksi pipeline terdapat beberapa valve chamber yang dihubungkan
oleh jalur pipeline. Jalur pipeline tersebut ialah jalur chamber 31 menuju 33, jalur
chamber 34 menuju chamber 35, jalur chamber 35 menuju chamber 36.
Perlindungan korosi metode tersebut melibatkan penyebaran potensial
listrik pada permukaan pipa terhadap perpindahan muatannya kearah anoda. Nilai
potensial pada pipa ini lah yang menjadi tolok ukur pada berbagai standar apakah
pipeline tersebut telah terlindungi dari serangan korosi ataupun belum. Hal tersebut
dikarenakan reaksi korosi meruapakan hal yang sama dengan reaksi perpindahan
2
potential pada elektrokimia yakni melibatkan unsur elektrolit, anoda dan katoda.
Namun pada pemasangannya proteksi korosi buried pipeline telah terinstal dan
dilakukan inspeksi menunjukan potensial proteksi nilai test point yang tidak
memadai (-450 milivolt) dari range kecukupan proteksi (-850 mv hingga -1050
mv). Hal tersebut menjadikan area pipeline beresiko terkena serangan korosi.
Seperti gambar 1.1 di bawah ini merupakan serangan korosi pipa tanpa proteksi
korosi.
Gambar 1.1 Serangan korosi pada pipa 11
Penggunaan kombinasi ICCP SACP sebagai proteksi korosi merupakan
alternatif yang diambil oleh para engineer konstruksi, maupun engineer proses pada
saat perancangan cathodic protection. Pemilihan ini merupakan teknik yang tepat
agar dapat memberikan pencegahan masalah korosi sesuai dengan waktu
perancangan material tersebut. Dalam penggunaannya tentu proteksi korosi
memerlukan biaya. Untuk mendapatkan biaya yang paling optimal maka perlu
dilakukan penentuan alternatif penggunaan anoda. Alternatif yang digunakan yakni
penggunaan proteksi kombinasi .
3
1.2 Rumusan Masalah
Penelitian yang berfokus pada simulasi proteksi korosi metode cathodic
protection memiliki beberapa rumusan masalah yakni :
1. Bagaimana pengaruh jarak anoda pada proteksi kombinasi SACP- ICCP bagi
pemenuhan perlindungan korosi metode cathodic protection. ?
2. Berapa jumlah anoda proteksi yang diperlukan pada metode kombinasi ICCP
– SACP ?
3. Berapa kebutuhan biaya penggunaan anoda paling optimal bagi pemenuhan
proteksi korosi (antara SACP tunggal, ICCP tunggal, dan proteksi kombinasi
?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari pembahasan rumusan masalah penelitian berikut ialah:
1. Mendapatkan jarak penempatan anoda yang optimal bagi pemenuhan
proteksi korosi.
2. Mendapatkan jumlah kebutuhan anoda dan nilai potensial hasil
penambahan rancang awal (SACP : 1 unit ; 7.2 V, dan ICCP : 48 V ; 1 unit).
3. Mendapatkan biaya optimal kebutuhan anoda metode ICCP–SACP
terhadap pemenuhan potensial proteksi.
1.4 Manfaat
Berikut merupakan manfaat yang dapat diambil dari penelitian optimasi
rancang proteksi korosi ialah:
1. Bagi industri: yakni sebagai solusi engineering atas kemungkinan
kekurangan tegangan proteksi pada penggunaan proteksi kombinasi SACP-
ICCP. Kedua yakni sebagai pertimbangan biaya dasar bagian managemen
perusahaan dalam penggunaan proteksi korosi cathodic protection.
2..Bagi mahasiswa maupun institusi pendidikan: yakni sebagai acuan
perkemabangan proteksi korosi metode cathodic protection. Kedua yakni
dapat menjadi nilai tambah serta mendukung keprofesian proteksi korosi.
4
1.5 Batasan Penelitian
Tugas akhir berikut berfokus pada pemodelan simulasi proteksi korosi dengan
variasi jarak anoda, dengan batasan penelitian sebagai berikut:
1. Optimasi proteksi korosi dilakukan pada pipa diameter 20 inch schedule 40 jalur
chamber 31 menuju chamber 33 dengan desain proteksi selama 20 tahun
2. Pemodelan penyebaran proteksi tegangan elektrokimia dilakukan pada pipa
dengan spesifikasi jenis carbon steel API 5L.
3. Optimasi dilakukan pada anoda package berjenis Magnesium anode, dengan
dimensi diameter 160 mm panjang 770 mm , dan berat 7,7 kg.
4. Perancangan kebutuhan anoda ICCP dilakukan dengan mode groundbad karena
tipe tersebut merupakan mode yang dipakai di projek dan paling umum
digunakan.
5. Analisa pemodelan didasarkan atas nilai resivitas tanah yang dimasukan pada
saat perhitungan kebutuhan anoda.
6. Rancangan proteksi korosi metode ICCP-SACP didasarkan pada NACE 0169-
02, DNV BP401, data vendor serta spesifikasi owner yang digunakan pada saat
konstruksi di lapangan.
7. Tegangan proteksi anode dan rectifier dianggaap stabil (tidak berubah-ubah).
1
BAB 2 TINJAUAN .PUSTAKA
5
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Fenomena Serangan Korosi
Korosi merupakan kejadian yang sangat merugikan bagi semua industri di
berbagai bidang. Terjadinya korosi umumnya berlangsung secara bertahap serta
meluas seiring berjalanannya waktu jika tidak ada penanganan sama sekali. Pada
industri pengeboran minyak dan gas, serangan korosi ini selalu terjadi pada
equipmen, serta pipa produksi (Syawaldi, 2013). Tidak hanya hal tersebut, bahkan
kerusakan akibat korosi menjadi permasalahan yang sangat penting karena
melibatkan dampak bagi area sekitar, serta kerugian finansial yang sangat tinggi.
Kerusakan korosi terlebih menjadi catatan tersendiri pada kerusakan konstruksi
produksi minyak dan gas yakni sebesar empat puluh persen kerusakan konstruksi
diakibatkan oleh serangan korosi ini (Gadala, Abdel Wahab, & Alfantazi, 2016).
Munculnya karat atau korosi ini dimulai dari adanya kontak yakni lingkungan,
logam, dan beda potensial pada material sehingga menyebabkan perpindahan
muatan yang lebih tinggi kearah yang lebih rendah.Gambar 2.1 di bawah ini
merupakan proses redoks (reaksi reduksi, oksidasi) terjadinya korosi pada kontak
metal beda material.
Gambar 2.1 Proses terjadinya korosi 11
(Adran, 2009)
6
2.1.1 Jenis Korosi Umum Terjadi Pada Logam
Proses korosi merupakan kejadian yang terjadi pada logam yang tidak dapat
dihentikan namuun hanya dapat memperlambat laju korosi. Tipe korosi tidak hanya
berupa satu namun terdapat berbagai jenis korosi yang menyerang logam.
Pembagian jenis-jenis korosi tersebut dibagi kedalam penyebab terjadinya serangan
korosi pada metal. Yakni Pitting corrosion (korosi fitting atau kedalaman). Secara
garis besar semua jenis korosi harus dihindari oleh industri pengguna metal atau
paduan (alloy). Namun terdapat tipe korosi yang sangat berbahaya. Korosi tersebut
yakni pitting corrosion. Pitting corrision merupakan suatu korosi berupa lubang
kecil dipermukaan namun sangat mendalam kebagian logam sehingga sangat sukar
diketahui pada saat visual inpection (Rauf : 2013). Kedalaman korosi yang terjadi
dan sukar diketahui dengan uji visual tersebut menjadi tidak mudah untuk ditangani
terlebih karena pitting corrosion dapat mengakibatkan konsentrasi tegangan pada
pipa atau material lain. Semakin suatu material memiliki karakteristik homogen
pada sifat fisika dan kimianya maka semakin mudah material tersebut terserang
korosi. Oleh karena itu penyebab akibat korosi jenis ini sangat berdampak besar
bagi metal. Gambar 2.2 di bawah merupakan bentuk material logam terkena
serangan korosi pitting corrosion.
Gambar 2.2.Serangan korosi pitting 11
(Sumber : Zatkalikova & Liptakova, 2011)
7
2.2 Proses Reduksi Dan Oksidasi
Pengkaratan pada suatu material logam atau campuran berlangsung dengan
berbagai proses setelah kontak dengan lingkungan. Hal tersebut yakni proses
reduksi dan oksidasi. Menurut (Kartika, 2017) menyatakan bahwa awal mula korosi
terjadi pada logam akibat adanya proses redoks (reduksi dan Oksidasi). Proses
reduksi tersebut yang terjadi pada anoda yakni merupakan reaksi dua unsur yang
mengikat antar elektron – elektron. Sedangkan oksidasi merupakan reaksi yang
pada suatu material yang membebaskan elektron sehingga elektron yang
dibebaskan tersebut akan menuju daerah lain untuk mereduksi oksigen. Secara
reaksinya persamaan redoks dapat dituliskan sebagai berikut
Reaksi Oksidasi pada area anodik
Fe (s) > Fe2+ (aq) + 2e- (2.1)
Area yang bersifat anoda kemudian akan terjadi oksidasi dengan melepaskan
electron-elektoronnya kemudian mengalir dari anodik tersebut menuju area yang
bersifat katodik. Karena proses tersebut sehingga reaksi anodik pada metal dapat
terjadi.
Reaksi Reduksi pada area katodik
2H+ +2e > H2 (2.2)
Area katodik akan menerima elektron tersebut sehingga tidak ada masalah pada
area katadik. Sedangkan pada anodik di atas elektrolit ionnya bereaksi dengan
hidrolsil saat penguraian air menjadi proses fero hidroksida yang tidak larut
sehingga menjadi karat pada area anoda. Reaksi korosi tersebut dinyatakan pada
persamaan (2.2.b) di bawah ini :
Fe2+ +2(OH)- >Fe (OH)2 (2.3)
Karena proses tersebut sehingga reaksi katodik pada metal dapat terjadi.
8
2.3 Perlindunagan Korosi ICCP (Impressed Current Cathodic Protection)
Berbagai fenomena serangan korosi telah terjadi dan menimbulkan banyak
dampak sehingga muncul berbagai metode proteksi korosi. Umumnya proteksi
korosi yang sering dipakai yakni impressed current cathodic protection atau ICCP.
Penggunaan metode proteksi dengan menggunakan Impressed current berikut telah
menjadi pilihan yang paling menguntungkan pada aplikasi proteksi bagi konstruksi,
struktur, lambung kapal, peralatan kelautan, serta bangunan laut, karena lebih
ekonomis dan mudah (Arendt :2005). Oleh sebab itu berbagai industri telah lama
menggunakan ICCP sebagai pilihan proteksi dari serangan korosi. Meski
perlindungan korosi dengan impressed current sangat baik dan sesuai bagi
bangunan dan fasilitas laut, namun tidak jarang penggunaan proteksi tipe ini
digunakan bagi perlindungan sistem perpipaan di bawah permukaan tanah, ataupun
di atas tanah seperti pada onshore pipeline. Metode ICCP bekerja dengan
memproteksi korosi melalui alirkan potensial listrik dengan bantuan rectifier.
Gambar 2.3 di bawah merupakan penerapan ICCP pada pipa bawah tanah
berdiameter 20 inch.
Gambar 2.3 Konstruksi perpipaan 11
Pada dasarnya penggunaan proteksi impressed current menghubungkan
rectifier pada jalur negatif katodik (pipa), dan jalur positif rectifier pada anode
titanium yang dipendam. Penggunaan Impressed Current Cathodic protection
9
ini menggunakan arus DC (Direct current). ICCP digunakan untuk menjadikan
sifat anoda metal yang dilindungi menjadi katoda (memiliki potensial yang lebih
rendah) dengan menghubungkan rangkaiannya secara terbalik. Dengan begitu pipa
ataupun metal lainnya yang dilindungi tidak akan mengalirkan ion elektrokimianya
menuju lingkungan (tidak terkorosi). Anoda yang terhubung dengan jalur kutub
positif rectifier akan memiliki muatan yang lebih tinggi sehingga muatan potensial
material anoda yang justru akan berpindah ke lingkungan (yang memiliki potensial
lebih rendah) sehingga terjadi korosi. Terjadinya korosi pada anoda yang terhubung
dengan jalur positif rectifier tidak dipermasalahkan karena memang hal tersebut
ditujukan untuk mengganti sifat anoda pada pipa ataupun material lainnya yang
akan dilindungi dari serangan korosi.
2.3.1 Keunggulan Impressed Current Cathodic Protection
Penggunaan arus paksa pada impressed current memerlukan adanya pengandilian
kusus dengan rectifier untuk mengalirkan potensial listrik. Namun metode ini justru
sangat menguntungkan dibanding proteksi korosi lainnya seperti pada inhibitor
ataupun galvanis anoda. Dengan menggunakan proteksi impressed current sebagai
proteksi korosi maka penggunaan anoda dapat diminimalisir secara maksimal,
karena tidak perlu penyediaan anoda sebagai penyediaan potensial proteksi. ICCP
hanya perlu menggunakan rectifier untuk menggantikan puluhan hingga ratusan
anoda ketika memakai metode galvanis anode. Disamping hal tersebut kegunaan
ICCP ialah nilai tegangan proteksi dapat dikendalikan atau dikontrol oleh ooperator
maka tidak perlu menambahkan anoda seiring berjalannya waktu. Hal tersebut
secara tidak langsung memberikan efek lower cost pada saat pelaksanaan
konstruksi. Melalui penggunaan proteksi korosi tipe ICCP lokasi atau titik refrence
anoda yang ditempelkan pada permukaan logam (pipa, strktur baja). Proteksi korosi
jenis Impressed current juga dapat memberikan nilai potensial yang lebih tinggi
dibandingkan penggunaan metode tumbal atau sacrifice anode cathodic protection
fasilitas bangunan laut, tanki dan sebagainya) ini dapat ditentukan berdasarkan
profil dari metal yang dilindungi itu sendiri (Khambaita, P, Tieghe, 1995). Berikut
merupakan jenis pemasangan anoda yang ada di industri:
10
a. Pemasangan Anoda tipe Horizontal bed
b. Pemasangan Anoda tipa vertical bed
2.3.2 Metode Kalkulasi Perancangan Kebutuhan Arus ICCP
Perancangan kebutuhan ICCP merupakan pelaksanaan kalkulasi kebutuhan
arus pada anoda reference yang harus dialirkan dari rectifier anoda, serta jumlah
anoda groundbed. Pada perancangan ini beberapa data telah diketahui terlebih
dahulu seperti berasal dari dokumen vendor, serta spesifikasi owner untuk lama
umur desain proteksi. Kesesuaian spesifikasi data lapangan akan mennjadi
pertimbangan luasan yang akan dilindungi dari serangan korosi, serta titik
penempatan anoda refrence. Berikut merupakan kalkulasi yang digunakan dalam
melakukan perancangan kebutuhan Impressed Current Cathodic Protection
sebagai media perlindungan korosi.
1. Luas Permukaan pipa :
Area luasan pipeline yang akan dilindungi dari serangan korosi ialah
sebagai berikut :
A = phi * OD pipa * L (2.4)
Dimana:
L = Panjang pipa yang dilindungi oleh anoda tumbal dari serangan korosi (m)
OD = Merupakan diameter terluar pipa (m)
A ..= Luasan Area yang akan diproteksi terhadap serangan korosi (m2)
2. Kebutuhan Arus Proteksi
Arus proteksi merupakan suatu kebutuhan minimal untuk melindungi pipeline
tersebut. Sehingga apabila penggunaan kurang atau turun dari hasil korosi
11
maka bagian pipeline tersebut dapat dikategorikan sebagai bagian tidak terlindungi.
Berikut merupakan perhitungan kebutuhan arus anoda
IC= A * fc * ic (2.5)
fc = Factor coating berdasaarkan kriteria ISO 15589 -2
ialah fc = fi + (0,5 * Deltaf *tdl) (2.6)
ic = Merupakan rapat arus
3..Jumlah anoda minimal yang harus dipakai
Jumlah anoda yang akan digunakan merupakan jumlah minimal
penggunaan nya sehingga pada penerapan anoda ground bed tersebut tidak boleh
kurang dari perhitungan berikut,
N = Ic/Ia (2.7)
I = Kebutuhan arus, Ampere
Ia = Keluaran arus anoda Driving potential anoda
N = Jumlah anoda
Untuk penggunaan anoda ini termasuk safety factor karena area tersebut sudah
ditambahkan safety factor yang ditentukan perusahaan
4. Perhitungan total anoda berdasarkan berat dari massa anoda
Pada penerapan ICCP proyek relokasi pipeline berdiameter 20 inch ini
menggunakan jenis anoda dengan berat per paket sebesar 1 kg. Kalkulasi
perhitungan berat minimal anoda ialah sebagai berikut :
M =I total X tdl X (jumlah jam pertahun) / (u X C) (2.8)
U ialah faktor utilitas anoda, dan C ialah kapasitas elektrokimia pada anoda yang
digunakan
12
6.Resistancy single anode
(2.9)
Dimana :
𝜌 𝑖𝑎𝑙𝑎ℎ 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑟𝑒𝑠𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ (ohm m)
L merupakan nilai panjang tiap bungkus anoda yang dipakai
D ialah diameter paket bungkus anoda tersebut
S ialah dua kali kedalaman peletakkan anoda ground bed
6. Perhitungan terjadinnya interfernce factor
f =1 + (2𝑙
𝑠 ln (0,656 𝑁)
ln8𝐿
𝐷−1
) (2.10)
Dimana :
N ialah jumlah anoda didalam ground bed
L ialah panjang ukuran anoda yang digunakan
D merupakan diameter anoda
7. Menghitung Groundbed resistence
Rg = (𝑅ℎ𝑥 𝐹
𝑁) (2.11)
Dimana Rh = Resistency dari setiap anoda
N = jumlah anoda yang digunakan didalam ground bed
13
F= Interference factor
V = driving voltage /Groundbed resistence
Metode perlindungan proteksi ICCP dijelaskan pada gambar 2.4 di bawah
merupakan gambar sistem perlindungan pada proteksi kororsi tipe ICCP
Gambar 2.4 Sistem proteksi pada ICCP 11
(Sumber : Puspitasari ,2017)
2.4 Perlindunagan Korosi SACP (Sacrifice Anode Cathodic Protection)
Perkembangan industri memang semakin maju. Berbagai mesin - mesin
produksi maupun sistem-sistem pembangkit serta sarana fasilitasnya seperti
perpipaan pun sering digunakan untuk mendukung kegiatan di dalamnya. Hal
tersebut menjadikan penggunaan logam yang dapat terkorosi tersebut tidak dapat
dihindari. Sehingga penggunaan proteksi korosi seperti tipe Sacrificial Anode
Cathodic Protection ini harus digunakan. Secara umum SACP merupakan material
anoda sangat aktif yang digunakan untuk melindungi permukaan logam yang lebih
pasif terhadap serangan korosi (Chemwiki, 2007). Material anoda pada sistem
SACP inilah menjadi anoda tumbal metal yang terkorosi menggantikan material
yang dilindungi. Sistem proteksi korosi tipe Sacrifice Anode Cathodic Protection
ini menggunakan packaged anode yang di dalamnya terdapat material yang
14
memiliki sifat elektrokimia lebih pasif dan terhubung dengan penghubung dengan
area permukaan luar pipa. Gambar 2.5 di bawah merupakan prinsip kerja
perlindungan SACP terhadap material. Aliran elektrokimia mengalir dari anoda
zinc menuju pipeline dengan melalui elektrolit
Gambar 2.5 Prinsip proteksi korosi SACP 12
(Sumber : Sukhla, 2015)
2.4.1 Keunggulan Sacrifice Anodic Cathodic Protection Sebagai
Proteksi Korosi
Sacrifice Anode Cathodic Protection dipilih sebagai media proteksi dari
serangan korosi bukan hanya karena sudah ada banyak dipasaran saja namun
terdapat berbagai pertimbagan kusus. Berikut merupakan berbagai keuntungan
dalam penggunaan SACP sebagai media proteksi korosi yang seringkali dugunakan
dalam industri.
1. Terbebas dari kemungkinan kehilangan proteksi yang diakibatkan oleh pasivasi
listrik
15
2. Solusi yang paling seragam, karena metal apapun dapat digunakan sebagai anoda
tumbal yang asalkan memiliki sifat potensial listrik yang lebih aktif
3. Mudah untuk diproduksi kembali
4. Sangat baik karena hanya perlu proses aliran potensial terhadap anoda.
(Ashworth, 2010)
selaian keuntungan–keuntungan di atas, penggunaan korosi tipe SACP sebagai
perlindungan korosi dipilih karena penggunaan ini relaif lebih mudah dan tidak
memerlukan sumber daya tambahan untuk mengendalikan arus proteksi. Potensial
proteksi yang didapatkan pun bukan merupakan sumber listrik DC (Direct currecnt)
melainkan potensial natural dari anoda yang bersifat lebih aktif tersebut.
2.4.2 Metode Kalkulasi Perancangan Kebutuhan Arus SACP
Dalam melakukan perancangan kebutuhan proteksi sistem Sacrifice
Cathodic Protection terdapat beberapa informasi yang harus didapatkan.
Kesesuaian data yang digunakan pada proses perancangan terhadap kondisi real
yang ada di lapangan maupun di pasaraan menjadi penentu berapa banyak jumlah
anoda yang dibutuhkan dengan material yang dipilih, berapa besar luasan area pipa
yang harus dilindungi, serta jarak - jarak tiap anoda yag harus dihubungkan pada
luas permukaan pipa. Berikut merupakan kalkulasi dan persamaan yang digunakan
dalam melakukan perancangan sistem SACP :
1. Luas Permukaan pipa :
Area luasan pipeline yang akan dilindungi dari serangan korosi ialah sebagai
berikut :
A = phi * OD pipa * L
L = Panjang pipa yang dilindungi oleh anoda tumbal dari serangan korosi (m)
OD = Merupakan diameter terluar pipa (m) (diperoleh dari ASME B16.5)
A = Luasan Area yang akan diproteksi terhadap serangan korosi (m2)
16
Densitas arus material API 5L = 0,0005 A/m2
Coating brakedown
Lama proteksi rancangan (tdl)
Setelah mendapatkan spesifikasi pipeline yang ada, maka selanjutnya ialah
menentukan spesifikasi penggunaan SACP yang dibeli ialah sebagi berikut :
Massa tiap anoda (kg)
Ukuran anoda tiap produk (m)
Jenis timbal anoda yang dipakai
Potensial yang dikeluarkan anoda timbal (V)
Safety factor (%)
Faktor guna (u)
Design current density (mA/m2)
Laju pengurangan anoda (A-jam/ Kg)
Driving voltage (v)
2. Kebutuhan Arus Proteksi
Arus proteksi merupakan kebutuhan amper yang digunakan minimal untuk
melindungi pipeline tersebut. Sehingga apabila penggunaan kurang atau turun dari
hasil korosi berikut maka bagian pipeline tersebut dapat dikategorikan sebagai
bagian tidak terlindungi. Berikut merupakan perhitungan kebutuhan arus anoda :
IC = A * fc * ic (2.12)
IC = Kebutuhan arus untuk memproteksi pipeline tersebut A = Luas Permukaan
pipa yang ingin diproteksi.
17
fc = Faktor coating brakedown atau kemungkinan persentase bagian coating terjadi
defect
fc =Factor coating berdasaarkan kriteria ISO 15589 -2 ialah
fc = fi + (0,5 * Deltaf *tdl) (2.4.2.b)
fi = 0,009 ; dan delta F = 0,0006 ; serta tdl = 20 tahun maka fc = 1,5 %
ic = Merupakan rapat arus logam pipa yang akan diproteksi dengan korosi
Kemudian kebutuhan arus tersebut perlu ditambahkan 5% sehingga arus yang
dibutuhkan ialah 105 % dari hasil kalkulasi yang nantinya didapat pada persamaan
di atas. Sehingga kebutuhan arus yang akan digunakan untuk melindungi pipeline
tersebut dari serangan korosi adalah arus anoda minimal yang akan digunakan
3. Kebutuhan berat anoda SACP minimal pada pipeline :
Pada penerapan SACP proyek relokasi pipeline soekarno Hatta ini menggunakan
jenis anoda Magnesium dengan berat per paket sebesar 7,7 kg. Kalkulasi
perhitungan berat minimal anoda ialah sebagai berikut :
M =I total X tdl X (jumlah jam pertahun) / (u X C) (2.13)
U ialah faktor utilitas anoda, dan C ialah kapasitas elektrokimia pada anoda yang
digunakan.
Sehingga kebutuhan massa minimal anoda tipe magnesium untuk memproteksi
pipeline area chamber 33 - 34 merupakan jumlah massa anoda yang dibutuhkan.
4. Perhitungan jumlah anoda yang akan digunakan
Jumlah anoda magnesium yang akan digunakan berkut merupakan jumlah minimal
penggunaan nya sehingga pada penerapan magnesium package tersebut tidak boleh
kurang dari perhitungan berikut :
Jumlah tersebut dapat ditentukan dengan persamaan
18
n = Mtotal (M) / M anoda (2.14)
Dari perhitungan di atas maka kebutuhan jumlah anoda sejumlah unit yang
dihasilkan.
5. Perhitungan jarak pemasangan tiap anoda
Jarak tiap anoda merupakan jatak pemasangan antar anoda pada sepanjang pipa
yang akan diberikan timbal magnesium anode.
Sa = Panjang pipeline /jumlah magnesium yang akan dipasang (2.15)
Sehingga jarak pemasangan tiap paket magnesium satu kilogram tersebut ialah tiap
panjang pipa per unit
6. Kebutuhan arus keluaran Anoda SACP
Kebutuhan arus keluaran anoda tiap unit yang akan diterapkan perpanjang pipa
merupakan spesifikasi kebutuhan arus pada anoda yang harus dipenuhi saat akan
dilaksanakan pemasangan pada tiap jaraknya. Berikut merupakan perhitungan
rencana kebutuhan arus tiap anoda :
Is = Phi X OD X S X ic X fc (2.16)
Sehingga pada tiap magnesium yang akan dihubungka kepada logam pipa minimal
harus memiliki arus sebesar 0,000011 A
7. Resistansi Anoda
(2.17)
Dimana : 𝜌 ialah resivitas tanah (ohm m) : 1 ohm. m
L merupakan panjang tiap bungkus anoda yang dipakai (m)
D ialah diameter paket bungkus anoda tersebut (m)
(2.17)
19
4. Menghitung Kapasitas keluaran arus anoda
Kapasitas keluaran anoda inilah yang menjadi nilai minimal arus yang dibutuhkan
pada anoda :
Ia = Driving voltage / Resistensi anoda
Sehingga besar arus yang dibutuhkan anoda untuk melindungi jalur pipa dengan
metode SACP akan dapat diketahui
Tambahan kebocoran arus pada pipa casing yaitu 96m. maka kebutuhan tersebut
menjadi
2.5 Pemilihan Biaya Metode Life Cycle Cost Analysis ( Penentuan Alternative
Biaya)
Penentuan biaya pada suatu pengerjaan atau pembelian dapat dilakukan
dengan memberikan berbagai alternatif. Pemilihan alternatif tersebut digunakan
dengan metode LCAA (Life Cycle Cost Analysis) untuk menentukan biaya paling
hemat dengan spesifikasi yang sesuai. Metode life cycle analysis digunakan untuk
memberikan biaya alternatif dari perhitungan seluruh biaya (A. Dimas : 2017) .
Pada pekerjaan proteksi korosi pemilihan alternatif biaya dapat dilakukan dengan
alternative jumlah anoda yang dibutuhkan terhadap luasan yang terproteksi.
2.6 Cash Flow (Aliran Kas)
Penggunaan proteksi korosi kombinasi ICCP-SACP sangat erat
hubungannya dengan pemakaian anoda, rectifier, serta test poin yang semua hal
tersebut memakan biaya. Pada penelitian yang diadakan oleh (Remer : 2010)
menyatakan bahwa analisa ekonomi dari pekerjaan engineering, serta perencanaan
penggunaan modal sangat berpengaruh bagi proses evaluasi proyek. Metode yang
paling sering digunakan ialah analisa aliran kas. Penggunaan biaya tersebut
memiliki nilai baik pada saat ini maupun nilai pada masa yang akan datang. Nilai
tersebut ialah yang dilibatkan dalam perkiraan proses alir kas. Alir kas akan terjadi
ketika ada perubahan dan perpindahan uang tunai atau yang sejenis
(Pujawan:2007).
20
Gambar 2.6 Diagram aliran kas 11 1
(Sumber : Pujawan :2007)
2.6.1 Initial Cost (Biaya Utama) Sebagai Present Worth
Penggunaan biaya merupakan hal yang sangat penting dalam pertimbangan
pemasangan proteksi korosi bagi pipeline. Biaya tersebut akan dibagi kedalam dua
jenis yakni ongkos tetap dan ongkos variabel atau tidak tetap. Perhitungan initial
cost merupakan perhitungan ongkos (biaya) variabel. Hal tersebut yakni karena
initial cost merupakan biaya atau sejumlah uang yang dikeluarkan bagi penggunaan
jumlah anoda packaged, transformer rectifier, test box maupun references electrode
yang sangat dipengaruhi dan bergantung pada jumlahnya tiap projek. Sehingga
dengan mendapatkan initial cost tersebut maka pengeluaran pada pengerjaan
proteksi korosi bagi projek oil pipeline berikut dapat menjadi pertimbangan yang
optimal. Penggunaan initial cost yang berupa penggunaan biaya untuk keperluan
peralatan dapat menjadi nilai present worth jika memang tidak ada biaya lain.
Seperti hal nya pada perhitungan biaya proteksi korosi berikut. Biaya pengeluaran
hanya terjadi pada pembelian peralatan proteksi korosi kepada vendor. Hal tersebut
karena biaya peralatan proteksi kombinasi SACP - ICCP sudah termasuk biaya
pemasangan sehingga tidak ada biaya tambahan lain. Dengan kata lain biaya initial
cost inilah yang dijadikan sebagai biaya present worth.
21
2.6.2 Future Worth (Nilai Biaya Dimasa Datang)
Value of money merupakan istilah yang seringkali dirujuk ketika
menggunakan pembahasan mengenai biaya. Seringkali ukuranwaktu menjadi sebab
pertimbangan dalam penggunaan uang dalam bidang ekonomi. Hal tersebut karena
nilai uang selalu berubah dengan berjalannya waktu. Bukan hanya harga pokok
yang menjadi komiditas utama saja yang menjadi sasaran perubahan harga
berdasarkan waktu tetapi juga hampir seluruh produk industri yang ada. Sehingga
untuk mendapatkan suatu produk atau barang yang sama pada waktu yang sangat
berbeda maka akan mendapatkan harga yang berbeda akibat. kenaikan nilai uang
tersebut erat kaitannya dengan Future worth (nilai dimasa datang) perhitungan nilai
ini juga dipengaruhi oleh perubahan.
Nilai uang berdasarkan waktu. Sehingga suatu industri sangat
mempertimbangkan nilai future worth dalam penentuan keputusan pengeluaran
usahanya. Menurut penulis ekonomi dalam bukunya (Pujawan :2007) menyatakan
bahwa future worth merupakan nilai mendatang dari satu atau lebih cash flow
(aliran kas) yang dihitung sebagai waktu mendatang. sehingga dapat diartikan
bahwa penggunaan barang yang dirancang untuk jangka waktu yang Panjang harus
juga diperhitungkan biaya future worth untuk mendapatkan konsekuensi perubahan
nilai yang dikeluaran. Berikut merupakan persamaan yang digunakan untuk
mendapatkan nilai future worth :
F= P(F/P,I%,N) (2.18)
F :Future worth (nilai biaya dimasa datang) P :Present worth (nilai biaya pada saat
ini) N : Jumlah periode waktu yang ditetapkan
I : Tingkat bunga efektif (%)
Dari persamaan di atas maka akan didapatkan nilai biaya mendatang konsekuensi
akibat penggunaan proteksi korosi kombinasi Sacrifice Anode Cathodic Protection
– Impressed Current Cathodic Protection guna melindungi perpipaan dari serangan
korosi
22
2.7 Penelitian Sebelumnya
Penelitian sebelumnya merupakan studi mengenai sistem proteksi korosi metode
cathodic protection. Berikut merupakan urainnya
1.) Predicting the coating condition on ships using ICCP system data
(Santana.Adey.2005)
Pada karya ilmia yang ditulis oleh (Santana.2005) memuat sistem proteksi
mengenai analisa penyebaran arus ICCP sebagai bentuk sistem kontrol korosi dan
mengklasifikasikan pemenuhan potensial listrik ICCP untuk mendapatkan titik
kerusakan korosi.
2.) Numerical simulation & optimization of steel pipe cathodic protection under the
condition 3,5 % brine (Zhang.zahao.2013)
Pada karya ilmiah yang ditulis (Zahao :2015) memuat simulasi numerik pada sistem
proteksi cathodic dalam analisa pengaruh potensial proteksi pada pipa variasi
penempelan anoda pada pipa terhadap hasil penyebannya
3.) Pengaruh kebocoran arus akibat sentuh rebar chamber pada pipa proteksi
katodik terhadap kebutuhan ICCP (Puspitasari :2017)
Karya ilmiah yang ditulis oleh (Puspitasari :2017) Memuat mengenai analisa ICCP
dengan cakupan sebagai berikut
1.Mengkalkulasi penambahan luas katoda proteksi 2.Membandingkan kebutuhan
ICCP setelah sentuh rebar 3.Meneliti pengaruhnya terhadap laju korosi
4.) Impressed Current Cathodic Protection (Arendt.FR.2005).
Penelitian yang dilakukan oleh (Arendt :2015) Meliputi :
1. Melakukan variasi jarak penempelan tiap anoda pada material terproteksi.
2. Melakukan variasi area permukaan anoda sebesar 21 mm terhadap penyebaran
potensial proteksi.
1
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
23
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
Metodologi berikut merupakan langkah, waktu, serta proses pengerjaan
yang diambil dalam melakukan penelitian dimulai dari pengambilan data dan
proses pengerjaan.
3.1 Bentuk Penelitian
Bentuk penelitian berikut berupa perbaikan dan optimasi kebutuhan
tegangan proteksi dan jumlah anoda terhadap pemenuhan potensial proteksi
pipeline yang akan dilindungi dari serangan korosi. Terdapat beberapa variasi yang
akan dilakukan dengan jarak tiap anodanya sehingga akan didapatkan luasan area
pipa mana yang masih belum cukup terlindungi. Kemudian dari hasil tersebut akan
dijadikan bahan analisa perbaikan rancangan jarak tiap anodanya. Sedangkan pada
sisi ekonomi engineering maka dilakukan penghitungan biaya alternatif
penggunaan anoda sesuai dengan simulasi teknis kombinasi, serta alternatif
penggunaan biaya proteksi ICCP tunggal, dan SACP tunggal.
3.2 Sarana Penelitian
Untuk menyelesaikan pengerjaan penelitian berikut yang dilaksanakan
dalam berbagai tahap yang peneliti didukung dengan beberapa sarana. Sarana
tersebut dibagi kedalam dua tipe yakni sarana besar atau yang digunakan sebagai
proses utama, hingga sarana tipe kecil atau yang digunakan sebagai proses
membantu saja. Sarana tersebut yakni pertama kamera digital (sebagai pengambilan
data proses penempelan anoda pada material katoda (pipa), kedua yakni Perangkat
lunak berupa open source analysis, serta perangkat lunak sederhana dalam
penyusunan penilitian. Selain sarana fasilitas di atas juga diperlukannya avometer
untuk mengukur nilai potensial proteksi korosi pada pipeline yang akan dijaadikan
bahan analisa.
3.3 Diagram alir proses pengerjaan penelitian
Pengerjaan tugas ahkir ini dilakukan dengan proses sebagai berikut :
24
Data Primer
Pengumpulan data
Data Sekunder
Gambar 3.1 Alur Metedologi penelitian 1 1
Identifikasi masalah & tujuan
Menghitung biaya
.kebutuhan ICCP-SACP
awal
Mendapatkan kekurangan
proteksi korosi
Melakukan variasi jarak
anoda SACP-ICCP
Selesai
no
Tegangan Proteksi
>= -850 m
Yes
Kesimpulan & saran
Analisa hasil simulasi Pemilihan alternatif penggunaan
biaya paling optimal
Menghitung pemenuhan
penyebaran tegangan
Mulai
Studi literatur Studi lapangan
Menghitung biaya
pengunaan anoda
25
3.3.1 Identifikasi Masalah
Tahap identifikasi masalah dan studi lapangan ini dilaksanakan ketika
melaksanakan on the job training. Pelaksanaan studi lapangan ini merupakan
kegiatan kerja praktik, dan aktifitas pengamatan pada pelaksanaan proteksi korosi
pada pipeline area chamber 31 hingga chamber 33 proyek. Pada pelaksanaan
aplikasi proteksi korosi pipeline yang dipasang secara burried (under ground).
berikut dilaksanakan setelah pengerjaan lowering pipa didalam tanah usai
dilaksanakan. Usainya penerapan korosi proteksi dilakukan pengujian arus proteksi
dengan menggunakan avo meter. Lalu didapatkan bahwa arus pada casing juga
memiliki nilai yang besar padahal seharusnya tidak. Maka dikethui bahwa adanya
pipe coat breaking sehingga potential elektrokimia menyebar ke area tanah yang
bersentuhan dengan pipa yang menyebabkan tegangan proteksi.
a. Pelaksanaan studi pustaka
Studi pustaka ini dilaksanakan untuk memperoleh literatur yang sesuai
mengenai perlindungan korosi metode anoda tumbal, dan impressed current. Pada
studi ini telah disesuaikan dengan kondisi yang ada pada lapangan yakni
perlindungan dengan menggunakan dua tipe (SACP & ICCP). Pelaksanaan studi
yang didapat dari literatur buku perpustakaan maupun e-book , refrensi jurnal, serta
penelitian terdahulu.
b. Pelaksanaan studi lapangan :
Merupakan informasi, maupun data yang didapat saat melaksanakan studi
lapangan. Data primer berikut merupakan informasi yang sesuai, yang diterapkan
dilapangan untuk perlindungan proteksi korosi pipeline. Beberapa data tersebut
seperti spesifikasi vendor, client (owner specification), permintaan kebutuhan
waktu proteksi, gambar isometri pipeline (sebagai kalkulasi luas permukaan
perlindungan), serta hasil pengujian arus proteksi.
3.3.2 Pengolahan Kumpulan Data
Tahap verifikasi, dan pengolahan data ini dilakukan dengan menghimpun
berbagai data primerdan data sekunder yang berkaitan mengenai hal yang
26
berkaitan dengan penerapan proteksi korosi yangditerapkan dilapanganbeserta
biaya penggunaannya berdasarkan SH (surat harga) yang dikeluarkan oleh vendor
poteksi korosi. Data ini kemudian dikorelasi untuk mendapatkan bahan yang sesuai
ialah sebagai berikut :
a. Data primer
Data primer merupakan data dan keterangan-keterangan diperoleh dari
kondisi yang ada pada penerapan proteksi korosi pipeline. Tahap ini merupakan
penggolongan seleksi data yang didapat dari kondisi real dilapangan. Hal tersebut
seperti diameter pipa produk, spesifikasi material pipa, nilai resivitas tanah, ukuran
dan berat anoda tumbal maupun data lain yang diperoleh dari keteranagan basis
data perusahaan serta dimensi serta berat anode package.
b. Data sekunder
Data sekunder berikut merupakan informasi atau keterangan spesifikasi
perlindungan korosi yang didpat dari hasil literasi pada buku, jurnal, maupun
penelitian terkait yang telah ada sebelumnya, serta standar yang berlaku bagi
perlindungan korosi. Beberapa hasil data sekunder ialah seperti syarat minimal arus
proteksi formula kalkulasi pada tiap jenis proteksi (ICCP dan SACP) berdasarkan
standar yang berlaku.
3.4. Tahap Simulasi Pemodelan Penyebaran Arus
Tahap simulasi merupakan tahapan penting pada pelaksanaan penelitian
masalah penyebaran arus proteksi berikut. Hal tersebut karena dengan melakukan
pemodelan penyebaran arus pada bagian -bagian permukaan pipa dapat diketahui
secara teliti. Membangun proses simulasi ini dapat dilakukan dengan menggunakan
perangkat lunak dan sangat tepat ketika ingin menjelaskan sistem yang sangat
kompleks dan tidak dapat diselesaikan dengan proses kalkulasi secara analitik (Law
:2007). Beberapa tahapan simulasi harus benar-benar diperhatikan seperti pada
penjelasan di bawah ini mengenai tahapan simulasi menggunakan beberapa
perangkat lunak pemodelan dan analisa.
27
1. Pemodelan geometry
Geometry atau bentuk model merupakan tahapan awal saat melakukan
simulais numerik. Pemodelan geometri ini untuk mendapatkan bentuk permukaan,
bagian, maupun luasan yang akan dilakukan Analisa. Hal berikut merupkan proses
penting karena berbagai kalkulasi maupun formulasi melibatkan data luas
permukaan sehingga bentuk permukaan pada saat
penggambaran geometry menjadi sangat diperlukan. Dari hasil penggambaran
geometri inilah kemudian beberapa kondisi maupun hal-hal yang terjadi pada objek
akan dibeikan. Kesesuaian penggambaran geometri selanjutnya akan menghasilkan
analisa yang sesuai juga.
2. Perlakuan meshing
Meshing merupakan proses kalkulasi komputasi software dengan pembagian
suatu objek yang akan dianalisa kedalam bentuk -bentuk atau node yang lebih kecil
dan berjumlah banyak. Kemudian dari bentuk - bentuk kecil tersebut dilakukan
kalkulasi numerik lalu akumulasi hasil kalkulasi dari bagian-bagian kecil
tersebutlah yang kemudian menjad hasil simulasi. Dengan begitu proses kalkulasi
numerik dapat dilakukan dengan sangat teliti dan mendakati kebenaran hasil
sesungguhnya. Secara spesifik meshing merupakan bentuk finite elemen dari
perangkat computer aided engineering yang digunakan untuk meningkatkan
keakurasian, serta tingkat konvergen dari analisa tersebut.
3. Pemberian kondisi batas (boundary condition).
Kondisi batas atau boundary condition merupakan kondisi yang dialami oleh
suatu objek yang mempengaruhi hasil analisa. Berbagai keadaan ini akan diproses
untuk memperoleh hasil komputasi dalam perangkat software analisa setelah proses
meshing usai. Beberapa kondisi tersebut seperti nilai konduktifitas elektrik yang
dimiliki oleh setiap material, pembebanan elektrokimia, serta beban yang diterima
oleh objek yang akan dianalisa. Apapun analisa yang akan dikomputasikan seperti
masalah steady state, osilasi, maupun simulasi transien akan sangat diengaruhi oleh
kondisi batas yang ada.
28
4. Tahap analisa, dan hasil simulasi
Tahap analisa dan hasil merupakan tahapan pra ahkir untuk memperoleh
kesimpulan dari penelitian selain dari faktor ekonomi engineering. Analisa
dilakukan setelah proses pemodelan telah dilakukan dan selanjutnya
membandingkan nilai-nilai yang menjadi parameter penentu pada tiap - tiap
variabel. Pada proses analisa penyebaran arus proteksi tersebut berupa nilai
perlakuan analisa dapat dilakukan secara kuantitaif agar dapat terukur dan diketahui
secara jelas nilai atau besar penyebaran arus proteksi. Pada awalnya nilai potensial
proteksi didapatkan dari rancangan kebutuhan arus dan anoda bagi sistem proteksi
korosi. Dari hasil rancangan tersebut kemudian akan dimodelkan dengan
menggunakan software (perangkat lunak) untuk melakukan kalkulasi numerik pada
potensial yang tersebar di permukaan pipa. Selanjutnya perbandingan antara hasil
potensial proteksi variasi jarak anoda menjadi hasil perbaikan terhadap potensial
proteksi yang ada pada kondisi lapangan. Dengan begitu akan didapatkan
kebutuhan jumlah anoda, serta jarak instalasi anoda yang digunakan untuk
melakukan prroteksi korosi pipeline bawah tanah.
3.5 Tahap Perhitungan Cost Rate
Tahap perancangan kebutuhan ekonomi pada keebutuhan proteksi metode
kombinasi SACP-ICCP merupakan tahapan yang sangat penting. Perhitungan
kebutuhan biaya ini merupakan perhitungan biaya tetap yakni biaya awal yang
dikeluarkan untuk melakukan pembelian barang-barang, serta bahan kebutuhan
proteksi terhadap biaya yang digunakan pada penggunaan anoda proteksi korosi.
Pada proses ini tidak dilibatkan kebutuhan pemasangan karena hal tersebut sudah
termasuk dalam biaya kebutuhan proteksi yang tertera pada surat penawaran harga
kontrak vendor.
3.6 Tahap Penarikan Saran Kesimpulan
Tahap akhir pada penelitian berkut merupakan penarikan kesimpulan.
Penarikan kesimpulan didasarkan dari hasil perbandingan antara hasil yang ada
dilapangan dengan hasil setelah perbaikan kebutuhan proteksi korosi kombinasi
29
SACP-ICCP, penyebaran arus, beserta perbandingan ekonomi pada metode
kombinasi terhadap metode tunggal. Dengan memperoleh hasil tersebut maka
penggunaan proteksi korosi kombinasi SACP - ICCP dapat menjadi pertimbangan
segi analisa kecukupan proteksi korosi, dan segi ekonomi engineering.
3.7 Waktu penelitian
Penelitian berikut dilakukan dengan berbagai tahapan serta durasi waktu
tiap tahapan. Hal tersebut dimaksudkan agar proses penelitian dapat dilakukan
dengan sistematis dan terencana. Dengan pengerjaan penilitian yang terencana akan
menjadikan proses pengumpulan data, seleksi data, perancangan kebuthan proteksi
kombinasi SACP-ICCP hingga analisa data dapat terus dilakukan hingga
didapatkan hasil analisa untuk penarikan kesimpulannya. Pemaparan pengerjaan
penelitian analisa proteksi korosi dijabarkan pada tabel 3.1 berikut.
Tabel 3.1 Jadwal proses penelitian 1
No.
Kegiatan
Bobot Nopember Desember Januari Februari Maret April Mei Juni Juli
Ket. %
Minggu ke- Minggu ke- Minggu ke- Minggu ke- Minggu ke- Minggu ke- Minggu ke- Minggu ke- Minggu ke-
3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 Ch3a r4t T1itl
e2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3
1 Penyusunan Topik Penelitian 10 5 5 100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
2 Pengumpulan data & Studi literatur 6 2 2 2
3 Penyusunan format & proposal Tugas Ahkir 24 4 4 4 4 4 4
4 Perancangan kebutuhan SACP dan ICCP 33 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
5 Perhitungan arus kas (initial cost & future worth) 8 1 1 1 1 1 1 1 1
6 Pemodelan konfigurasi penempelan anoda terhadap pipa 5 5
7 Evaluasi konfigurasi penempatan anoda terbaik 5 2 3
8 Penyusunan Kesimpulan penelitian 0
9 0
10
Penyusunan Laporan
Bab 1 2 1 1
Bab 2 2 1 1
Bab 3 2 1 1
Bab 4 2 1 1
Bab 5 1 1
Lain-lain (Lampiran) 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 1 7 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
Jumlah 100 5 5 7 8 7 4 5 5 0 0 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 1 1 1 1
1
0
1
3
10
0
0
0
Jumlah Kumulatif 5 10 17 25 32 36 41 46 46 46 49 52 55 58 62 66 69 72 75 78 81 82 83 84 85 86 86 87 90 100 100 100 100
30
(Halaman ini sengaja dikosongkan)
1
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
31
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Teknis
Penggunaan data ataupun spesifikasi merupakan suatu hal yang penting
dalam melakukan sebuah studi, penelitian, maupun analisa. Dari spesifikasi yang
diamati tersebut pengolahan data hingga pengambilan hasil dan keputusan dapat
diperoleh. Dengan adanya spesifikasi yang memadai untuk melakukan suatu
pengamatan akan sangat mempermudah proses penilitan. Oleh karena itu berikut
dipaparkan berbagai spesifikasi material, dan kondisi proteksi korosi perpipaan
4.1.1 Kondisi Umum Area Perlindungan Korosi dan Spesifikasi Material
Pipeline chamber 31 – 33 merupakan area lokasi proyek Jakarta Timur
(Tangerang). Area chamber tersebut melintasi jalan raya sejauh tiga puluh enam
meter serta tanah lapang sepanjang lima puluh empat. Pipeline dengan proteksi
korosi jenis cathodic protection tersebut berada di bawah tanah (burried
pipeline). Detail kondisi pipeline tersebut diuraikan pada tabel 4.1 di bawah ini.
Tabel 4.1 Uraian Dimensi Pipeline 1
32
Dari tabel 4.1 di atas dapat diketahui spesifikasi pipeline yang terdapat pada lokasi
proyek. Namun keterangan – keteraangan tersebut masih belum sepenuhnya dapat
dijadikan sebagai bahan perhitungan dan simulasi proteksi korosi. Adanya
spesifikasi material pipa, coating, serta Anoda menjadi beberapa bahan penting
dalam melakukan perhitungan proteksi korosi. Pada tabel 4.2 di bawah merupakan
data spesifikasi material pipa yang dapat digunakan untuk melakukan simulasi
pemodelan.
Tabel 4.2 Spesifikasi material pipa 1
No Uraian Nilai Satuan
1 Konduktivitas Elektrik 3LPE
1e-8
2 Resivitas elektrik 3LPE
1e+8
3 Konduktivitas elektrik pipa
5,8
4 Yield Strenth API 5L
52300 Psi
5 Tensile Strenth 66,700 Psi
4.1.2 Data Spesifikasi Proteksi Korosi
Penggunaan data bagi proteksi korosi ialah sebagai berikut:
1. Proteksi ICCP
Perlindungan korosi pipeline jenis cathodic protection bagian jalur pipa
chamber 31–33 disediakan oleh rectifier transformator Unit. Penggunaan
rectifier tersebut memberikan potensial DC (Directional Current).Tabel 4.3
Berikut merupakan spesifikasi material proteksi ICCP :
Tabel 4.3 Spesifikasi proteksi ICCP 11
No Uraian Nilai Satuan
1 Power Input rectifier 380 V (AC)
2 Potential Output (suply to anode) 48 V (DC)
3 Diameter anode 0.16 m
5 Panjang anode titanium 0.7 m
33
2. Proteksi SACP
Perlindungan korosi pipeline jenis cathodic protection kombinasi dapat
mengatasi korosi pada saat masa konstruksi pipeline sedang berlangsung.
Proteksi SACP diterapkan pada bagian jalur pipa chamber 31 – 33 di supply oleh
Anoda tumbal jenis Magnesium packaged. Penggunaan sacrifice anodes
tersebut mencegah terjadinya perpindahan muatan elektrokimia pada pipeline
kepada lingkungan. Hal tersebut yakni dengan menyediakan material yang
bersifat lebih aktif (bermuatan lebih tinggi) dari lingkungan yang ada. Tabel 4.4
Berikut merupakan spesifikasi material proteksi SACP menggunakan
magnesium packaged
. Tabel 4.4 Spesifikasi proteksi SACP 11
No Uraian Nilai Satuan
1 Anode weight 7.7 Kg
2 Anode length 0.7 M
3 Diameter Anode
0.16 M
4 Kapasitas anode
1200 Ah/kg
5 Tegangan anode
1.7 V
4.1.3 Standar Perlindungan Korosi Cathodic Protection
Perlindungan korosi metode cathodic protection erat kaitannya dengan
penggunaan sumber elektrokimia. Nilai potensial proteksi yang terjadi pada
pipeline tersebut yang digunakan sebagai parameter apakah potensial proteksi
pipa telah sesuai, kurang, atau jauh melampaui batas tegangan perlindungan
korosi. Hal tersebut telah diatur oleh standar proteksi korosi pada NACE 1609
yakni sebesar kurang dari -850 mV (delapan ratus lima puluh mili volt).
34
4.2 Perhitungan Manual Kebutuhan Anoda Proteksi
Kebutuhan proteksi korosi pipeline umumnya dilakukan menggunakan
perhitungan manual untuk mendapatkan nilai jumlah kebutuhan banyaknya anoda.
Oleh karena itu pada penelitian berikut juga mensertakan perhitungan manual
sesuai standart proteksi korosi NACE 1609 seperti di bawah ini:
1. Luas permukaan pipa :
Area luasan pipeline yang akan dilindungi dari serangan korosi
menggunakan proteksi cathodic protection ialah sebagai berikut:
A = phi * OD pipa * L
dimana
L = Panjang pipa yang dilindungi oleh anoda tumbal dari serangan.korosi (m)
OD = diameter terluar pipa (dapat diperoleh dari ASME B16.5) (m)
A = Luasan area yang diproteksi terhadap serangan korosi (m2) Dimana
OD = 0,508 m
Pipe length : 90 meters
Sehingga luasan proteksi total adalah = 72.411 m2
Densitas arus material API 5L = 0,005 A/m2
Coating brakedown = 0,15
Sistem proteksi = SACP
Lama proteksi rancangan (tdl) = 20 tahun
Setelah mendapatkan spesifikasi pipeline yang ada, maka selanjutnya ialah
menentukan spesifikasi penggunaan SACP yang dibeli, ialah sebagi berikut
Massa tiap anoda = 7,7 kg
Ukuran anoda tiap produk = 0,77 m X 0,16 m
Jenis timbal anoda yang dipakai = Magnesium GA(MG32 HP)
Potensial anoda timbal = 1,7 V
Safety factor = 5%
Faktor guna (u) = 0,8
Design current density = 1 mA/m2
Laju pengurangan anoda = 1200 A-jam/ Kg
35
Driving voltage = 0,6 V
2. Kebutuhan arus proteksi
Arus proteksi merupakan perhitungan yang digunakan untuk mendapatkan
jumlah anoda yang dibutuhkan atas tiap arus tersebut :
IC = A * fc * ic
(4.1)
Ialah :
IC = Kebutuhan arus untuk memproteksi pipeline tersebut ialah
A = Luas Permukaan pipa yang ingin diproteksi
Fc = Faktor coating brakedown atau kemungkinan persentase bagian coating defect
fc =Faktor coating berdasaarkan kriteria ISO 15589 -2 ialah
fc = fi + (0,5 * Deltaf *tdl) (4.2)
yaitu
fi = 0,009 ; dan delta F = 0,0006 ; serta tdl = 20 tahun
sehingga nilai coating breakdown tersebut 1,5 %
IC =72.411 m2 * 0, 015 *0,0005 A/m2 (4.3)
=0.00054 A
Kemudian kebutuhan arus tersebut perlu ditambahkan 5% (lima persen) sehingga
menjadi 0,00057 A. Penambahan tersebut digunakan berdasarkan penambahan
kriteria aman proses rancangan kebutuhan anoda. Sehingga kebutuhan arus yang
akan digunakan untuk melindungi 90 (sembilan puluh) meter pipeline tersebut dari
serangan korosi menggnakan proteksi katodik adalah sebesar 0.00057 A atau 0.57
mili amper
3. Kebutuhan berat anoda SACP (Sacrifice Anode Cathodic Protection)
minimal yang digunakan untuk proteksi korosi burried pipeline sepanjang
90 (sembilan puluh meter) ialah sebagai berikut :
Pada penerapan SACP (Sacrifice Anode Cathodic Protection ) proyek pengerjaan
relokasi pipa di Kota Tanggerang berikut ini menggunakan jenis anoda
36
magnesium dengan berat per paket sebesar 1 kg (satu kilogram). Kalkulasi
perhitungan berat minimal anoda merupakan hasil perhitungan antara arus total
yang dibutuhkan terhadap nilai faktor guna. Ialah sebagai berikut
M =I total X tdl X (jumlah jam pertahun) / (u X C) ...((4.4)
Dengan :
U = faktor utilitas anoda
C = kapasitas elektrokimia pada anoda yang digunakan.
Maka nilai masa anoda yang dibutuhkan untuk perlindungan korosi ialah sebagai
berikut:
M = 0,00057 A X 20 tahun X 8760 jam /( 0,85*1230) (4.5)
M = 0.095 Kg
Sehingga kebutuhan massa minimal anoda tipe magnesium untuk memproteksi
pipeline area chamber 31 - 32 ialah dengan metode kombinasi ialah sebesar 0.095
Kg.
4. Perhitungan jumlah anoda yang akan digunakan
Jumlah anoda magnesium yang akan digunakan berkut merupakan jumlah
minimal penggunaan nya sehingga pada penerapan magnesium package tersebut
tidak boleh kurang dari perhitungan yang tertera berikut agar pemenuhan proteksi
korosi pada pipeline dapat berlangsung. Perhitungan tersebut ialah sebagai berikut
Jumlah tersebut dapat ditentukan dengan persamaan
n = massa total / M anoda
n = 0.095 Kg/ 1 Kg (4.6)
= 0.095 Anoda
= Maka memerlukan 1 (satu) buah anoda
Dari perhitungan di atas maka kebutuhan jumlah anoda sebanyak 1 (satu) buah.
5. Perhitungan jarak pemasangan tiap anoda
Jarak tiap anoda merupakan jatak pemasangan antar anoda pada sepanjang
pipa yang akan diberikan timbal magnesium anode.
Sa = Panjang pipeline yang akan dilindungi menggunakan metode SACP / Jumlah
magnesium yang akan dipasang ialah
Sa = 90000 mm / 1unit
= 90000 mm/ unit
37
Sehingga jarak pemasangan tiap paket magnesium satu kilogram tersebut ialah pada
jarak sisi tengah 90 meter.
6. Kebutuhan arus keluaran anoda SACP
Kebutuhan arus keluaran anoda tiap unit yang akan diterapkan perpanjang
pipa merupakan spesifikasi kebutuhan arus pada anoda yang harus dipenuhi saat
akan dilaksanakan pemasangan pada tiap jaraknya. Berikut merupakan perhitungan
rencana kebutuhan arus tiap anoda :
Is = Phi X OD X S X ic X fc
= 22/7 X 0,508 m X 90 m` X 0,0005 A/m2 X 0,015
= 0,00107 amper
=1.07 mili amper
Sehingga pada tiap magnesium yang akan dihubungkan kepada logam pipeline
dengan panjang 90 m (Sembilan puluh meter) NPS 20 Sch 40, minimal harus
memiliki arus minimal sebesar 1.07 mili amper.
7. Resistancy anodes
Rh = (𝜌
2 𝑋 𝜋 𝑋 𝐿) X (𝑙𝑛
4𝐿
2 𝑋 𝜋 𝑋 𝐿) (4.7)
Dimana :
𝜌 𝑖𝑎𝑙𝑎ℎ 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑟𝑒𝑠𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ (ohm m) : 1 ohm m
L merupakan nilai panjang tiap bungkus anoda yang dipakai : 1 m
D ialah diameter paket bungkus anoda tersebut : 0,16 m
Sehingga nilai Rh ialah
= (10
2𝑥22/7𝑥45) (𝑙𝑛
4𝑋45
0.508)
= 0.0353 x 5.8702
= 0.2072 amper
8. Menghitung kapasitas keluaran arus anoda
Kapasitas keluaran anoda merupakan besarnya nilai minimal arus yang
dibutuhkan pada anoda. Nilai arus anoda ini didapatkan dengan membagi nilai
tegangan kecukupan proteksi dengan nilai resistansi atau hambatan yang dimiliki
oleh suatu anoda. Perhitungan kapasitas arus minimal anoda ditunjukan dengan
persamaan 4.8 di bawah ini:
38
Kapasitas keluaran anoda inilah yang menjadi nilai minimal arus yang dibutuhkan
pada anoda :
Ia = Driving voltage / Resistensi anoda (4.8)
= 0,85 volt / 0,2072 ohm
= 4.1019 amper
Sehingga besar arus yang dibutuhkan anoda untuk melindungi jalur pipa dengan
metode SACP ialah sebesar 4.1019 amper
Tambahan kebocoran arus pada pipa casing yaitu 96m . maka kebutuhan tersebut
menjadi sebagai berikut :
9. Luas permukaan pipa setelah terjadi sentuh sleeve:
Area luasan pipeline yang akan dilindungi dari serangan korosi ialah
sebagai berikut :
A = phi * OD sleeve * L sleeve
L = Panjang pipa dilindungi oleh anoda tumbal dari serangan korosi (m)
OD = Diameter terluar pipa (dapat diperoleh dari ASME B16.5) (m)
A = Luasan Area yang diproteksi terhadap serangan korosi (m2)
OD = 0, 610
A = 69.017 m2
Sehingga luasan proteksi total adalah = 141. 428 m2
Densitas arus material API 5L = 0,0005 A/m2
Coating brakedown = 0,15 (kriteria ISO 15589-2)
10. Kebutuhan arus proteksi setelah terjadi sentuh sleeve
Arus proteksi merupakan perhitungan yang digunakan untuk mendapatkan
jumlah anoda yang dibutuhkan atas tiap arus tersebut. Pada persamaan 4.9 di
bawah merupakan perhitungan arus proteksi pipeline dengan mengkalikan nilai
luas permukaan area proteksi, coating factor
IC = A * fc * ic (4.9)
Ialah :
IC = Kebutuhan arus untuk memproteksi pipeline tersebut ialah
A = Luas Permukaan pipa yang ingin diproteksi
39
fc = Faktor coating brakedown atau kemungkinan persentase bagian coating terjadi
defect
fc =Faktor coating berdasaarkan kriteria ISO 15589 -2 ialah
fc = fi + (0,5 * Deltaf *tdl) (4.11)
yaitu
fi = 0,009 ; dan delta F = 0,0006 ; serta tdl = 20 tahun
sehingga nilai coating breakdown tersebut 1,5 %
IC =141. 428 m2 x 0, 015 x 0,0005 A/m2 (4.12)
= 0.00106 amper
Kemudian kebutuhan arus tersebut perlu ditambahkan 5% (lima persen) sehingga
menjadi 0,00113 amper. Penambahan tersebut digunakan berdasarkan penambahan
kriteria aman proses rancangan kebutuhan anoda. Sehingga kebutuhan arus yang
akan digunakan untuk melindungi 45 (empat puluh lima) meter pipeline + 36 meter
sleeve tersebut dari serangan korosi menggnakan proteksi katodik adalah sebesar
0.00106 amper atau 1,06 mili amper
11. Kebutuhan berat anoda SACP (Sacrifice Anode Cathodic Protection)
Nilai minimal yang digunakan untuk proteksi korosi burried pipeline
sepanjang 45 (empat puluh lima meter) dan 36 (tiga puluh enam) meter sleeve ialah
sebagai berikut :
Pada penerapan SACP (Sacrifice Anode Cathodic Protection ) proyek pengerjaan
relokasi pipa di Kota Tanggerang berikut ini menggunakan jenis anoda Magnesium
dengan berat per paket sebesar 1 kg (satu kilogram). Kalkulasi perhitungan berat
minimal anoda ialah merupakan hasil perhitungan antara arus total yang dibutuhkan
terhadap nilai faktor guna. Ialah sebagai berikut
M =I total X tdl X (jumlah jam pertahun) / (u X C) (4.13)
U ialah faktor utilitas anoda, dan C ialah kapasitas elektro kimia pada anoda yang
digunakan.
M = 0.00106 A X 20 tahun X 8760 jam /( 0,85*1230) (4.14)
M = 0.1776 Kg
40
Sehingga kebutuhan massa minimal anoda tipe magnesium untuk memproteksi
pipeline area chamber 31 - 32 ialah dengan metode kombinasi ialah sebesar 0.1776
Kg
12. Perhitungan jumlah anoda setelah terjadi sentuh sleeve
Jumlah anoda magnesium yang akan digunakan berkut merupakan jumlah
minimal penggunaan nya sehingga pada penerapan magnesium package tersebut
tidak boleh kurang dari perhitungan yang tertera berikut agar pemenuhan proteksi
korosi pada pipeline dapat berlangsung. Perhitungan tersebut ialah sebagai berikut
Jumlah tersebut dapat ditentukan dengan persamaan sebagai berikut
n = massa total / M anoda
n = 0.1776 Kg/ 1 Kg (4.15)
= 0.1776 Anoda
= Maka memerlukan 1 (satu) buah anoda
Dari perhitungan di atas maka kebutuhan jumlah anoda sebanyak 1 (satu) buah.
13. Perhitungan jarak pemasangan tiap anoda setelah terjadi sentuh sleeve.
Jarak tiap anoda merupakan jatak pemasangan antar anoda pada sepanjang
pipa yang akan diberikan timbal magnesium anode.
Sa = Panjang pipeline yang akan dilindungi menggunakan metode SACP / Jumlah
magnesium yang akan dipasang ialah
Sa = 90000 mm / 1unit (4.16)
= 90000 mm/ unit
Sehingga jarak pemasangan tiap paket magnesium satu kilogram tersebut ialah pada
jarak sisi tengah 90 meter.
14. Kebutuhan arus keluaran Anoda SACP
Kebutuhan arus keluaran anoda tiap unit yang akan diterapkan perpanjang
pipa merupakan spesifikasi kebutuhan arus pada anoda yang harus dipenuhi saat
akan dilaksanakan pemasangan pada tiap jaraknya. Berikut merupakan perhitungan
rencana kebutuhan arus tiap anoda :
Is = Phi X OD X S X ic X fc
= 22/7 X 0,508 m X 90 m X 0,0005 A/m2 X 0,015
= 0,00107 amper
=1.07 mili amper
41
Sehingga pada tiap magnesium yang akan dihubungkan kepada logam pipeline
dengan panjang 90 m (Sembilan puluh meter) NPS 20 Sch 40, minimal harus
memiliki arus minimal sebesar 1.07 mili amper.
15. Resistancy anodes pipe dan sleeve setelah terjadi sentuh sleeve
(4.14)
Dimana :
𝜌 𝑖𝑎𝑙𝑎ℎ 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑟𝑒𝑠𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ (ohm m) : 1 ohm m
L merupakan nilai panjang tiap bungkus anoda yang dipakai : 1 m
D ialah diameter paket bungkus anoda tersebut : 0,16 m
Sehingga nilai Rh ialah
= (10
2𝑥22/7𝑥45) (𝑙𝑛
4𝑋45
0.508) + (
10
2𝑥22/7𝑥36) (𝑙𝑛
4𝑋36
0.610)
= (0.0353 x 5.8702) + (5.464 x 0.044)
= 0.4486 amper
16. Menghitung Kapasitas keluaran arus anoda setelah terjadi sentuh sleeve
Kapasitas keluaran anoda inilah yang menjadi nilai minimal arus yang
dibutuhkan pada anoda :
Kapasitas keluaran anoda inilah yang menjadi nilai minimal arus yang dibutuhkan
pada anoda :
Ia = Driving voltage / Resistensi anoda (4.16)
= 0,85 volt / 0.4486 ohm
= 1.894 amper
4.3 Perhitungan Kebutuhan Proteksi Impressed Current Cathodic Protection
Pipeline CH 31 Menuju CH 33
Kebutuhan perlindungan proteksi ICCP dihitung sebagai berikut :
1. Luas Permukaan pipa :
Area luasan pipeline yang akan dilindungi dari serangan korosi ialah
sebagai berikut
42
A= phi * OD pipa * L (4.17)
= 227⁄ 𝑋 0.508 𝑋 45
= 71.845 m2
2. Kebutuhan Arus Proteksi ICCP
Arus proteksi merupakan kebutuhan amper yang digunakan minimal untuk
melindungi pipeline tersebut. Sehingga apabila penggunaan kurang atau turun
darihasil korosi berikut maka bagian pipeline tersebut dapat dikategorikan sebagai
bagian tidak terlindungi. Pada persamaan 4.20 di bawah merupakan perhitungan
kebutuhan arus anoda secara perhitungan teoritis untuk melindungi pipeline dari
serangan korosi
IC= A * fc * Ic (4.18)
fc = Factor coating berdasaarkan kriteria ISO 15589 -2
ialah fc = fi + (0,5 * Deltaf *tdl) (4.19)
fi = 0,009 ; dan delta F = 0,0006 ; serta tdl = 20 tahun. sehingga nilai coating
breakdown tersebut 1,5 %
IC =71.845 m2x 0, 015 x 0,0005 A/m2
= 0.00054 amper
3..Jumlah anoda minimal yang harus dipakai
Jumlah anoda yang akan digunakan di bawah ini merupakan jumlah
minimal penggunaan magnesium packaged bagi proteksi tipe cathodic protection
sehingga pada penerapan anoda tidak boleh kurang dari perhitungan di bawah ini.
Persamaan 4.21 merupakan nilai kebutuhan arus dibagi nilai keluaran arus pada tiap
anoda. Sehingga jumlah anoda minimal yang digunakan ialah sebagai berikut:
N = Ic/Ia (4.20)
Ic = Kebutuhan arus, Ampere
Ia = Keluaran arus anoda
N = Jumlah anoda
N = 0.00054 amper3.99 amper⁄
= 0.000135 (1 buah)
43
Untuk penggunaan anoda ini termasuk safety factor karena area tersebut sudah
ditambahkan safety factor yang ditentukan perusahaan
4. Perhitungan total anoda berdasarkan berat dari massa anoda
Pada penerapan ICCP proyek relokasi pipeline soekarno Hatta ini
menggunakan jenis anoda dengan berat per paket sebesar 1 kg. Kalkulasi
perhitungan berat minimal anoda ialah sebagai berikut :
M =I total X tdl X (jumlah jam pertahun) / (u X C) (4.21)
U ialah faktor utilitas anoda, dan C ialah kapasitas elektro kimi pada anoda yang
digunakan
M = 0.00054 amper X 20 tahun X 8760 jam /( 0,85*1230) (4.22)
M = 0.0905 Kg
5. Resistancy single anode
(4.23)
Dimana : S = dua kali kedalaman groundbed
L = Panjang groundbad
𝜌 = 𝑆𝑜𝑖𝑙 𝑟𝑒𝑠𝑖𝑣𝑖𝑡𝑦
Rh = (10
2𝑥22
7𝑥 1
) X (𝑙𝑛4𝑥1+4𝑥 1 √16+1
0.508∗4) + (4
1⁄ - √16+1
1− 1) (4.24)
= ( 1.591 X 8.116 X 0.8769 )
= 11.323 ohm
6. Menghitung terjadinnya interfernce factor
(4.25)
Dimana :
f = Interference factor
L = Anode length
44
S = Distance between anode
L = ialah panjang ukuran anoda yang digunakan
D = merupakan diameter anoda
f = 1 + (2/90
2𝑥22
7𝑥 1
)
0.99467
7. Menghitung Groundbed resistence
Perhitungan yang digunakan untuk menghitung besarnya groundbed
resistence (gangguan atau hambatan pada ground bed) dihitung dengan persamaan
4.27 di bawah ini
(4.26)
Rh = Resistency dari setiap anoda
N = jumlah anoda yang digunakan didalam ground bed
F = interfernece factor
Rg = 11.323𝑋 0.99467
1
=11.262 ohm
Grounded current
0.85volt/11.262 ohm
=0.07547 amper
4.4 Simulasi Penyebaran Proteksi Korosi
Hasil simulasi proteksi korosi pipeline pada metode cathodic protection
ialah sebagai berikut
4.4.1 Geometry Proteksi Korosi Pipeline
Geometry atau model simulasi merupakan bentuk pemodelan 3D. Pada tahap
penggambaran geometry tersebut spesifikasi dimensi serta bentuk lingkungan
pipeline menjadi data utama yang akan digunakan. Dalam pemodelan proteksi
pipeline berikut terdapat empat Bagian geometry simulasi.yakni 1. Anode
SACP dan Ground bed ICCP, 2. Tanah area buried pipe 3. Pipa.diameter 20
inch SCH 40 (schedule empat puluh), 4. Kondisi pipa dengan ukuran
45
diameter 24 inch STD. Berikut merupakan spesifikasi dimensi yang digunakan
untuk menggambarkan geometry sebagai langkah pemodelan. Gambar 4.1 di
bawah merupakan model geometry proteksi burried pipeline
Gambar 4.1Model geometry proteksi korosi. 1
Atas : Model CAE geometry proteksi korosi pipeline (plan view)
Bawah : Model geometry Pipa produk, pipa selubung, anode proteksi korosi
pipeline (plan view).
1
4.4.2 Parameter Simulasi Proteksi Pipeline Metode Cathodic Protection
Parameter simulasi atau analisis pemodelan ini dijelaskan pada tabel 4.1.
Pemodelan dilakukan di dalam batas tanah dan melibatkan geometri pipa dan
anoda paket. Dimensi geometri tanah untuk panjang x lebar x tinggi adalah 90
meter x 2 meter x 4 meter. Jarak setiap anoda kombinasi bervariasi untuk
46
mendapatkan distribusi potensial yang lebih baik untuk perlindungan katodik. Pada
Gambar.4.2 menunjukkan parameter geometry simulasi variasi.
Gambar 4.2 Parameter simulasi proteksi korosi (side view)1
4.4.3 Meshing Proteksi Korosi Pipeline
Tahap analisa pada proteksi pipeline dengan jenis cathodic protection ini
selanjutanya adalah “Meshing” , yaitu dengan membagi geometry area sekitar
pipa 20 inch kedalam 500000 potongan atau nodes untuk selanjutnya dapat
dianalisa penyebaran tegangan proteksi korosi nya. proteksi yang terjadi.
Adapun detail dari meshing pada area pipeline tersebut dapat dilihat pada
gambar 4.3 berikut.
Gambar 4.3 Hasil potongan meshing area sekitar objek 20 inch pipeline1
47
Pada tahap meshing dilakukan menggunakan software“ Salome 8.3” yang ..
..selanjutnya akan ditransfer kedalam format .unv file untuk input convert ke Elmer.
4.4.4 Tahapan Grouping Model Simulasi
Pada pemodelan aliran melewati objek 3D (tiga dimensi) tersebut
memiliki penggolongan dengan beberapa tahapan jenis grouping
(pengelompokan). Grouping yang dilakukan pada analisa di antaranya adalah :
1.Grouping pada tiap bagian sisi face area penyebaran proteksi yang dianalisa
akan membentuk body pada simlasi elmer, 2.Grouping volume pada tiap bagian
pemodelan akan membentuk boundary yang selanjutnya diberikan kondisi batas
4.4.5 Boundary Condition & Solver Proteksi Korosi Pipeline
Boundary condition merupakan kondisi batas yang diberikan pada
simulasi pemodelan numerik. Pada pemodelan proteksi korosi jenis katodik
berikut diberikan beberapa parameter yakni :
Nilai tegangan anode SACP sesuai spesifikasi vendor yakni 7,2 volt, sedangkan
nilai tegangan yang diberikan rectifier ICCP sesuai spesifikasi vendor yakni 48
volt dan nilai beda potensial pada tanah bernilai 0 volt , serta menggunakan
solver static current conduction.
Setelah mengatur kondisi batas di atas maka selanjutnya dilakukan proses solver
menggunakan modul static current conduction untuk melakukan perhitungan
iterasi seperti ditunjukan pada gambar 4.4 di bawah
Gambar 4.4 Hasil perhitungan iterasi solver terhadap distribusi tegangan proteksi 1
48
4.5 Pengaruh Jarak Anoda Terhadap Pemenuhan Potensial Proteksi Korosi
Proteksi korosi metode cathodic protection berikut merupakan perlindungan
korosi pada pipeline yang berada didalam tanah sepanjang 90 m (Sembilan puluh
meter) melewati jalan raya utama selebar 36 m (tiga puluh enam meter). Dalam
instalasi anoda pada pipeline didapatkan hasil pemenuhan tegangan proteksi yang
berbeda terhadap jarak pemasangannya. Jarak pemasangan inilah yang selanjutnya
menentukan jumlah anoda yang dibutuhkan. Semakin pendek jarak pemasangan
anoda maka semakin banyak jumlah anoda yang dipakai. Begitu sebaliknya,
semakin jauh jarak pemasangan anoda maka semakin sedikit anoda yang akan
digunakan Hasil Simulasi pemodelan jarak proteksi korosi tipe katodik proteksi
dari review software paraview ditunjukan pada gambar 4.5 Ialah sebagai berikut
Gambar 4.5 Hasil penyebaran tegangan 1
Kiri : Pipeline tidak terproteksi seluruhnya ; Kanan : Pipeline terproteksi seluruhnya
Gambar 4.5 Hasil penyebaran tegangan pada proteksi pipeline12
Kiri : pipeline tidak terproteksi sempurna ; kanan :Pipeline terproteksi sempurna
Dalam perlindungan proteksi katodik pipeline di bawah tanah terdapat beberapa
penyebab mengakibatkan pipeline kurang sempurna terproteksi meski telah
49
dilakukan perhitungan rancang proteksi seperti kareana adanya kebocoran proteksi
akibat penyebaran terhadap tanah seperti gambar 4.6 di bawah berikut
Gambar 4.6 Kebocoran proeksi pada tanah 1
Gambar Kiri : Kebocoran tegangan anode pada tanah menuju pipa
Gambar kanan : Proteksi pipeline sepanjang pipa tampak wireframe (fokus pipeline)
4.6 Uraian Potensial Distribusi Proteksi Pipeline pada Tiap Variasi
Uraian hasil simulasi distribusi tegangan proteksi pipeline di bagi menjadi
beberapa bagian (30 meter, 20 meter, 15 meter dan 10 meter). Tiap bagian tersebut
dibagi menjadi bebeapa variasi jarak tiap pasang kombinasi yakni 1.4 meter, 2.8
meter, 4.2 meter, dan 5,6 meter.
4.6.1 Hasil distribusi tegangan proteksi variasi jarak 30 meter
............ Pemodelan Gambar grafik 4.5 proteksi korosi di bawah dilakukan.pada
jarak anoda tiap 30 m (tiga puluh meter) dengan pasang ICCP-SACP
berdampingan pada variasi jarak 1,4 m (satu koma empat meter), 2,8 m (dua
koma delapan meter), 4,2 m (empat koma dua meter), serta 5.6 m (lima koma
enam meter). Dari hasil.pemodelan tersebut didapatkan bahwa pipeline masih
belum dapat terproteksi terhadap korosi. Hal tersebut terbukti bahwa nilai grafik
penyebaran potensial yang dialami oleh pipeline masih di luar batas proteksi.
Area terproteksi terhadap korosi pada titik pipeline ke 20 m (dua puluh meter)
50
dan 40 m (empat puluh meter). Simulasi proteksi korosi grafik 4.6 tersebut
dilakukan pada jarak anoda tiap 20 m (tiga puluh meter) dengan tiap pasang ICCP-
SACP berdampingan pada variasi jarak 0,7 m (nol koma tujuh meter), 1,4 m (satu
koma empat meter), 2,1 m (dua koma satu meter) serta 4,2 m (empat koma dua
meter) Dari hasil pemodelan tersebut didapatkan bahwa pipeline masih belum dapat
terproteksi terhadap korosi.
Gambar 4.7 Grafik variasi 30 meter pada penyebaran potensial 11
4.6.2 Hasil Distribusi Tegangan Proteksi Variasi Jarak 20 Meter
Pemodelan Gambar grafik 4.8 proteksi korosi di bawah ini dilakukan
pada jarak anoda tiap 20 m (dua puluh meter) dengan tiap pasang ICCP-
SACP
51
berdampingan pada variasi jarak 0,7 m (nol koma tujuh meter), 1,4 m (satu koma
empat meter), 2,1 m (dua koma satu meter) , serta 4,2 m (empat koma dua meter).
Dari hasil pemodelan tersebut didapatkan bahwa pipeline masih belum dapat
terproteksi terhadap korosi. Hal tersebut terbukti bahwa nilai penyebaran
potensial yang paling optimal dialami oleh jarak pasang anoda 1,4 m (satu koma
empat meter) namun tidak semua permukaan pipeline terproteksi atau masih
jauh di atas batas potensial proteksi (min -850 mV). Permukaan pipeline yang
terproteksi terhadap korosi hanya pada titik pipeline ke 0 m (nol meter) dan 5
m (lima meter). Sehingga pada variasi jarak ini belum dapat terproteksi dengan
baik.
Gambar 4.8 Grafik variasi 20 m pada penyebaran tegangan proteksi1\
52
4.6.3 Hasil Distribusi Tegangan Proteksi Variasi Jarak 15 Meter
Pemodelan Gambar grafik 4.9 proteksi korosi di bawah ini dilakukan
pada jarak anoda tiap 15 m (lima belas meter) dengan tiap pasang jarak 0,7 m
(nol koma tujuh meter) ,1,4 (satu koma empat), 2,8 m (dua koma delapan meter),
4,2 m (empat koma dua meter) , 4,9 m (empat koma sembilan meter) serta 5.6 m
(lima koma meter) enam meter). Dari hasil simulasi pemodelan menunjukan
bahwa Permukaan pipeline yang hampir diproteksi dengan baik terhadap korosi
tersebut dapat dicapai oleh variasi anoda pada jarak pasangan tiap 42 m (empat
koma dua meter).
Gambar 4.9 Grafik variasi 15 meter pada penyebaran tegangan proteksi 1
Jarak anode per 15 meter
53
4.6.4 Hasil Distribusi Tegangan Proteksi Variasi Jarak 10 Meter
Hasil Pemodelan jarak anoda tiap 10 m (sepuluh puluh meter) ditunjukan
pada gambar grafik 4.10 di bawah. Variasi yang dilakukan ialah jarak 0,7 m; 1,4
m; 2,1 m serta 4,2 m. Dari hasil pemodelan tersebut didapatkan bahwa pipeline
dapat terproteksi terhadap korosi. Hal tersebut terbukti bahwa nilai penyebaran
potensial yang paling optimal dialami oleh jarak pasang anoda 4.2 m (empat
koma dua meter) yakni potential di bawah nilai min -850 mili volt.
Gambar 4.10 Grafik variasi 10 meter pada penyebaran tegangan proteksi 21
4.6.5 Perbandingan Distribusi Proteksi Tunggal ICCP dan SACP
Penyebaran tegangan proteksi korosi berikut dilakukan dengan metode
tunggal SACP (sacrifice anode cathodic protection) terhadap proteksi tunggal
Jarak anode per 10 meter
54
(non kombinasi) ICCP (impressed current cathodic protection). Berdasarkan
gambar grafik 4.11 menjelaskan bahwa perlindungan proteksi metode SACP masih
jauh di luar standar metal terproteksi (di bawah -850 mili volt). Sedangkan proteksi
metode ICCP sangat jauh memenuhi standar batas proteksi. Proteksi ICCP tunggal
yang berlebih tersebut juga dapat berdampak pada over proteksi dan biaya berlebih.
Hal tersebut sehingg harus dilakukan perbandingan teknis simulasi proteksi
kombinasi SACP-ICCP.
Gambar 4.11 Grafik distribusi tegangan proteksi Tunggal 1
4.7 Jumlah Kebutuhan Kombinasi Anoda SACP - ICCP
Simulasi pemodelan proteksi korosi penggunaan anoda tumbal dan titanium
ICCP membuktikan bahwa jarak pemasangan sangat mempengaruhi kecukupan
proteksi korosi pada material sepanjang pipa. Jarak pemasangan anoda tiap 30
meter dengan jarak kombinasi terhadap tiap pasangnya 1,4 meter ; 2,8 meter ; 3,5
meter; 4,2 meter; 4,9 meter bahkan masih belum dapat memenuhi standar
kebutuhan proteksi kososi. Dengan penggunaan variasi jarak pemasangan 10 meter
dengan variasi kombinasi SACP-ICCP nya 4.2 meter telah dapat memenuhi
Perbandingan proteksi tunggal
55
kebutuhan standar proteksi. Pada variasi tersebut didapatkan kebutuhan jumlah
anoda tumbal sebanyak 9 anoda dan titanium ICCP sebanyak 9 buah. Deskripsi
pemasangan anoda paling optimum berdasarkan hasil simulasi dengan variasi jarak
10 meter dan kombinasi SACP-ICCP ditunjukan pada gambar 4.12 di bawah ini.
Gambar 4.12 Sketsa pemasangan anoda optimum jarak pemasangan 10 meter dan jarak kombinasi
nya 4.2 meter 1
4.8 Analisa Ekonomis
Pertimbangan ekonomi engineering berikut meliputi beberapa poin yakni :
1.) Biaya alternatif penggunaan proteksi ICCP, 3.) Biaya alernatif penggunaan
proteksi SACP, 4.) Biaya alternatif penggunaan proteksi kombinasi (SACP-ICCP).
Perhitungan biaya di atas diadasrkan biaya harga oleh perusahaan vendor yang
membebankan biaya pada pembelian material sudah termasuk biaya pemasangan
proteksi korosi.
4.8.1 Kalkulasi Alternatif Biaya Anode
Investasi merupakan kegiatan yang sangat diperlukan untuk memperoleh
keuntungan , manfaat ataupun menghindari kerugian dimasa yang akan datang.
Hal tersebut sejalan dengan penggunaan proteksi korosi. Penggunaan proteksi
mode sacp, iccp ataupun mode kombinasi pada konstruksi pipeline sangat
diperlukan bagi perlindungan proteksi material industri. Pada proyek pipeline
avtur seluruh metal menggunakan material baja karbon tipe API 5L dan berada
di bawah tanah (underground) sehingga serangan korosi sangat rentan
56
atau rawan terjadi. Untuk menghindari kerugian tersebut maka menggunakan
proteksi korosi ICCP-SACP. Berdasarkan analisa teknis di atas maka perhitungan
biaya investasi proteksi sangat diperhitungkan ialah sebagai berikut. Perencanaan
biaya proteksi korosi SACP (Sacrifice Anode Cathodic Protection) ditunjukan pada
tabel 4.5. di bawah ini Kalulasi biaya penggunaan anoda meliputi magnesium serta
perangkat-perangkat lain yang diperlukan. Perencanaan biaya proteksi proteksi
korosi metode ICCP (Impressed Current Cathodic Protection) hal tersebut
ditunjukan pada tabel 4.6 di bawah ini
Tabel 4.5 Rincian biaya proteksi korosi SACP1S
SACP
Description Amount Unit Price (Rp) Amount x
price (Rp)
1 Prepackaged Mg anode
Potensial alloy 7.7 Kg
dimension of bare (3.5 W x
3.75 H x 25.75 L
17 Ea 1.710.000,- 29.070.000,-
2 Thermit Charge 15 gram
1 Ea 1.800.000,- 1.800.000,-
3 Thermo caps pre-primed
15 Ea 234.000,- 3.510.000,-
4 CP Cable CU/XLPE
400 meter 72.000,- 28.800.000,-
5 Cable lug ,densoline mastic
(Permagum sealer)
1 Lot 18.000.000,- 18.000.000,-
6 Thermocaps pre-primed
50 Ea 234.000,- 11.700.000,-
7 C-Bolt Connector, & spare
40 Ea 27.000,- 1.080.000,-
8 Termit welder charge
20ea/box
3 Box 1.800.000,- 5.400.000,-
9 Test point, Cast concrete
10 Ea 2.250.000,- 22.500.000,-
Subtotal mode SACP
121.860.000,-
57
Tabel 4.6 Biaya proteksi korosi ICCP 1
ICCP
No Material need Unit Price
(Rp)
Sub Total
(Rp)
1 Outdoor type TRU 3 phase (30v-50
Hz) Made in Indonesia, Painted steel
enclouser
1 Ea 32.175.000,
-
32.175.000,-
2 Outdoor type - negative junction box
equiped with commomn bus bar.
Shunt and adjustable resistor from the
anode cable tail
1 Ea 13.500.000,
-
13.500.000,-
3 Positive outdoor type - junction box
equiped with commomn bus bar.
Shunt and adjustable resistor from the
anode cable tail
1 Ea 16.100.000,
-
16.100.000,-
4 Test box, cast Aluunium head,
terminal. Gesit p/n TB2-CAH-3T
2 Ea 198.000,- 396.000,-
5 Gesit CP cable, Cu/xlpe, 0.6/1kV,
size ; 1C x 10 mm2 (for installation
point cable)
100 mete
r
153.000,- 15.300.000,-
6 References anode (cu/cuso4)
electrodes for each test point. Cable.
Gesit p/n -20y-
2 Ea 5.400.000,- 10.800.000,-
7 CP Cable negative & positive cable 100 mete
r
72.000,- 7.200.000,-
8 MMO Coated Titanium 25 Dia *
Length (mm)
17 Ea 15.300.000,
-
26.180.000,-
9 Thermit Charge 15 gram 1 EA 1.800.000,- 1.800.000,-
10 Warning tae, fine sand, bricks
pipe for inactive well
1 Ea 36.000.000,
-
36.000.000,-
Subtotal 563.371.000,
-
Setelah mendapatkan biaya proteksi korosi metode tunggal SACP dan biaya
metode tunggal ICCP maka tahap ahkir ialah membandingkan biaya tersebut
dengan biaya perlindungan proteksi kombinasi SACP-ICCP. Tinggi biaya proteksi
kombinasi berada diantara biaya proteksi tunggal SACP dan biaya tunggal ICCP.
Uraian kalkulasi biaya dijelaskan pada tabel 4.7 di bawah ini.
58
Tabel 4.7 Biaya proteksi korosi Kombinasi SACP-ICCP 2
NO Metode Kombinasi ICCP-SACP
Description Amount Unit Price (Rp) Amount x
price(Rp)
1 Prepackaged Mg anode Potensial
alloy 7.7 Kg dimension of bare
(3.5 W x 3.75 H x 25.75 L
9 Ea 1.710.000,- 15.390.000,-
2 Thermit Charge 15 gram 1 Ea 1.800.000,- 1800.000,-
3 Thermo caps pre-primed 15 Ea 234.000,- 3.510.000,-
4 CP Cable CU/XLPE 400 Meter 72.000 28.800.000,-
5 Cable lug ,densoline mastic
(Permagum sealer)
1 Lot 18.000.000,
-
18.000.000,-
6 Thermocaps pre-primed 50 Ea 234.000,- 11.700.000,-
7 C-Bolt Connector, & spare 40 Ea 27.000,- 1.080.000,-
8 Termit welder charge 20ea/box 3 box 1.800.000,- 5.400.000,-
9 Test point, Cast concrete 10 Ea 2250000 22.500.000,-
10 Outdoor type TRU 3 phase (30v-
50 Hz) Made in Indonesia,
Painted steel enclouser
1 Ea 32.175.000,
-
32.175.000,-
11 Outdoor type - negative junction
box equiped with commomn bus
bar. Shunt and adjustable resistor
from the anode cable tail
1 Ea 135.00.000,
-
13.500.000,-
12 Positive outdoor type - junction
box equiped with commomn bus
bar. Shunt and adjustable resistor
from the anode cable tail
1 Ea 16.100.000,
-
16.100.000,-
13 Test box, cast Aluunium head,
terminal. Gesit p/n TB2-CAH-3T
2 Ea 198.000 396.000,-
14 Gesit CP cable, Cu/xlpe,
0.6/1kV, size ; 1C x 10 mm2 (for
installation point cable)
100 meter 153.000,- 15.300.000,-
15 References anode (cu/cuso4)
electrodes for each test point.
Cable. Gesit p/n -20y-
2 Ea 5.400.000,- 10.800.000,-
16 CP Cable negative & positive
cable
100 meter 72.000,- 7200.000,-
17 MMO Coated Titanium 25 Dia *
Length (mm)
8 Ea 15.300.000,
-
122.400.000,-
18 Thermit Charge 15 gram 1 EA 18.00.000,- 1800.000,-
19 Warning tae, fine sand, bricks
pipe for inactive well
1 Ea 36.000.000,
-
36.000.000,-
Subtotal 363.851.000,-
59
4.8.2 Perbandingan Alternatif Biaya Yang Terbaik
Terjadinya korosi mengakibatkan fluida tercampur dengan logam
karat, serta mengakibatkan terjadinya lubang pipa. Selain hal tersebut
perbaikan pipeline yang terjadi kebocoran mengharuskan fluida bahan bakar
harus dilakukan pengurasan sistem tersebut untuk menghindari terjadinya
bahaya saat pengelasan. Besarnya dampak korosi pada transportasi fluida avtur
ini hingga dapat mengakibatkan pembangunan ulang konstruksi pipeline.
Alternatif tanpa proteksi korosi (non proteksi) sangat dihindari. Maka sangat
dianjurkan menggunakan proteksi korosi cathodic protection ini.
Pertimbangan pemilihan alternatif biaya didapatkan bahwa proteksi
korosi menggunakan proteksi tunggal ICCP memerlukan biaya
Rp.563.371.000,- dengan nilai hasil proteksi yang sangat aman melebihi batas
potensial proteksi. Sedangkan dengan menggunkan proteksi tunggal SACP
memerlukan biaya sebesar Rp.121.860.000,- dengan nilai hasil proteksi masih
terdapat bagian permukaan pipeline yang tidak terlindungi dengan sempurna
(yakni pada area pipeline pada lokasi 0-10 meter, 30-40 meter, dan 60-70
meter) sesuai ditunjukan pada gambar grafik 4.11 di atas. Sedangkan dengan
penggunaan proteksi kombinasi ICCP-SACP biaya yang diperlukan ialah
sebesar Rp.363.851.000,- dengan proteksi permukaan pipeline sudah dapat
terlindungi dengan baik.
Tabel 4.8 Perbandingan alternatif biaya penggunaan proteksi korosi 1
No Proteksi Biaya Uraian teknis hasil simulasi proteksi
korosi
1 ICCP Tunggal Rp.563.371.000,- Sangat aman dari batas potensial proteksi
2 SACP Tunggal Rp.121.860.000,- Masih terdapat bagian permukaan pipeline
yang tidak terlindungi dengan sempurna
3 Kombinasi
ICCP-SACP
Rp.363.851.000,- Permukaan pipeline dapat terlindungi
dengan baik.
4 Non Proteksi - Pipeline tidak terlindungi, dan beresiko
tinggi terhadap kebocoran.
60
Tabel 4.8 di atas menunjukan hasil kecukupan proteksi korosi pipeline terhadap
biaya penggunaan anoda. Sehingga didapatkan pengunaan proteksi ICCP tunggal
dengan biaya yang paling tinggi dan proteksi sangat baik. Sedangkan pengunaan
proteksi metode SACP memerlukan biaya yang lebih hemat yakni
Rp.121.860.000,- namun hasil proteksi korosi masih belum memadai. Dengan
memperhatikan faktor ekonomis dan teknis, maka alternatif kombinasi SACP-ICCP
merupakan pilihan yang paling baik.
1
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
61
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian ini, beberapa hal yang didapatkan yaitu sebagai
berikut :
1. Jarak pemasangan tiap anoda sangat berpengaruh terhadap kecukupan proteksi
korosi jenis kombinasi SACP-ICCP. Semakin dekat jarak anoda maka
pemenuhan potensial proteksi dapat semakin menyeluruh
2. Jumlah anoda proteksi kombinasi sacrifice anode cathodic protection dan
impressed current cathodic protection yang digunakan untuk melakukan
proteksi korosi pipeline di bawah tanah sepanjang 90 meter dengan
memperhatikan pengaruh kebocoran proteksi nya kepada tanah yakni sebanyak
9 anode SACP dan 8 tumbal ICCP.
3. Biaya yang digunakan untuk melakukan proteksi korosi pipeline sepanjang 90
meter yang paling optimal ialah Rp 363.861.000,-. dengan tipe alternatif
kombinasi SACP-ICCP. Proteksi permukaan pipeline sudah dapat terlindungi
dengan baik (memenuhi batas minimal potensial proteksi korosi).
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini, beberapa hal diharapkan bagi penelitian
selanjutnya, yaitu sebagai berikut :
1. Penggunaan variasi jarak anoda tumbal perlu dilakukan karena hal tersebut
sangat mempengaruhi penyebaran tegangan proteksi terhadap buried
pipeline
2. Jarak anoda terhadap arah lateral pipeline seharusnya tidak terlalu jauh dan
tidak perlu menempel (jarak pemasangan lebih baik berkisar 300 mm). Hal
tersebut ditujukan untuk mencegah terjadinya kebocoran tegangan proteksi
mengarah jauh dari metal katodik (pipeline).
62
3. Pemasangan anoda tumbal maupun anoda ICCP pada groundbed seaiknya
diberi jumlah lebih terhadap perhitungan desain dengan memperhatikan
kemungkinan terjadinya kebocoran tegangan proteksi pada tanah .
4. Penelitian berikutnya disarankan untuk juga melakukan variasi dimensi
anoda packaged terhadap efektifitas penggunaan jumlahnya sehingga
penggunaan anoda menjadi lebih minim dan biaya lebih hemat.
5. Pada simulasi analisa berikutnya disarankan untuk melakukan analisa
burried pipeline pada jalur ganda sehingga dapat mengetahui variasi jarak
penggunaan cathodic protection untuk sistem pipeline tersebut.
6. Penelitian berikut menggunakan software opensource Elmer 8.3 dengan
solver static current conduction, sehingga disarankan untuk penelitian
selanjutnya mencoba menggunakan software lain.
1
DAFTAR PUSTAKA
63
DAFTAR PUSTAKA
Adran. (2009). Perilaku Korosi Akibat Material baja paduan Akibat pengaruh ko-
ndensat. Laporan Penelitian (Universitas Indonesia), Depok
Arrend.FR.2005.ICCP for development of optimum configuration system on ship
using Scalatic Model. Jurnal material and corrosion: Germany, Ed 56 :
4)
Ashworth, V. (2010). Principles of cathodic protection. Shreir’s Corrosion, Ed :
… 2. pp2747–2762.
Britton, J. (2002). Corrosion at Pipe Support and Steel Stucture. UK Paper, pp1-
. 16).
Chemwiki. (2007). Study Corrosion Sacrifice Anode. Scription of University of
California.
Gadala, I. M., Abdel Wahab, M., & Alfantazi, A. (2016). Numerical simulations of
soil physicochemistry and aeration influences on the external corrosion
and cathodic protection design of buried pipeline steels. Materials and
Design journal, No 97, pp.287–299.
Endri, George, S. Daisy, D, & Hamzah, Saifudin. (2017). Perancangan Burried Pipe
12" Untuk Pengiriman Limbah Water Produce di PT Pertamina EP Tanjung
Field.Conference on Piping Engineering and its Aplication, Ed 2, pp. 43
-47.
Hari, B. (2014). Pengaruh Zeoloit Terhadap Laju Korosi Pada Baja karbon Dalam
Lingkungan Asam. Jurnal Sains Dasar, Ed 3.
Kartika. (2017). Studi Karakteristik Laju Korosi Pelapisan Logam dan Alumunium.
Jurnal Teknik Mesin, Vol 6, pp.1.
Khambaita, P, Tieghe, F. (1995). Corrosion. International Paper NACE, No.3
Law,A.M.(2007).Simulation Modelling and Analysis.Mc Grow hill. New york
Mega.(2016).Korosi.https://megapristiani.blogspot.com / 2016 / 06 / korosi.html
64
Prasojo, B., So, S., Wismawati, E., & Yunan, A. M. (2017). Analisa Laju Erosi dan
Perhitungan Lifetime Terhadap Material Stainless Steel 304 , 310 , dan 321
pada Aliran Reject 1st Cleaner to 2nd Cleaner OCC Line Voith Unit SP 3-5
di PT . PAKERIN ( Pabrik Kertas Indonesia ). Conference on Piping
Engineering and its Aplication, Ed.2, pp.105–110
Pujawan, Nyoman.(2007).Ekonomi Teknik.Candimas Metropol, Jakarta
Rauf.A.Fentje,dkk.2013.Analisa Laju Korosi Pada Baja Karbon dengan
.Menggunakan Air Laut dan H2SO4.Laporan Skripsi.Universitas Sam
.Ratulangi, Manado
Syawaldi. (2013). Analisa Laju Korosi Pada sistem Perpipaan Bawah
..........Tanah.Laporan Skripsi. Aptek, Riau.
Wahab.Magh dalam revie, R.2016.Numerical Simulation of Soil phsycocemistry and
Aeration Influents.Jurnal material and design. Ed 9 hal. 287-299. Amerika.
Zatkalikova, V., & Liptakova, T. (2011). Pitting corrosion of stainless steel at the va
rious surface treatment. Materials Engineering, No 18, pp.115–120.
1
LAMPIRAN 1
65
LAMPIRAN
Lampiran 1 Data Perusahaan
66
65
LAMPIRAN 2
67
Lampiran 2 Form Sidang
68
69
70
71
72
BIODATA MAHASISWA
Data Mahasiswa
Nama : Egi Sepfriansyah Avianto
NRP : 0815040044
Jurusan : Teknik Permesinan Kapal
Program Studi : Teknik Perpipaan
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat Rumah : Jl. Pahlawan, Surya Residance 1g/12 ds. Dukuh-
...Tenggah Buduran Sidoarjo
Telphone : 081 333 541 37
E-mail : [email protected]
Instagram : @egaegi_engineermuda
Tempat/tanggal lahir : Sidoarjo/ 09 September 1997
Nama Ayah : Joko Suprianto
Nama Ibu : Sumining
Riwayat Pendidikan
SD : SDN Ngampelsari
SMP : SMPN 2 Candi
SMK : SMK Penerbangan Juanda
Perguruan Tinggi : Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya
73
Penulis meruupakan anak ke tiga daari empaat bersaudara. Se