optimasi operasi alat angkut batubara dari stockpile...
TRANSCRIPT
OPTIMASI OPERASI ALAT ANGKUT BATUBARA DARI STOCKPILE
KE PELABUHAN
Studi Kasus: PT. Bara Tabang, Desa Gunung Sari, Kecamatan Tabang,
Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur
SKRIPSI
Oleh:
Nisrina Amalia Dyah Utami
NIM : 11160980000027
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1440 H / 2019 M
OPTIMASI OPERASI ALAT ANGKUT BATUBARA DARI
STOCKPILE KE PELABUHAN
Studi Kasus: PT. Bara Tabang, Desa Gunung Sari, Kecamatan
Tabang, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi
Persyaratan Memperoleh Gelar
Sarjana Teknik Pertambangan (S.T)
Oleh:
Nisrina Amalia Dyah Utami
NIM : 11160980000027
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1440 H / 2019 M
iv
KATA PENGANTAR
Puji Syukur Kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir sebagai syarat kelulusan Sarjana
Teknik Pertambangan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Laporan ini dapat disusun
tentunya dengan bantuan langsung maupun tidak langsung serta dukungan dari
beberapa pihak yang selama ini telah mendampingi penulis sehingga dapat
menyelesaikan laporan dan perkuliahan ini dengan baik. Untuk itu penulis ingin
memberikan ucapan terimakasih kepada beberapa pihak yang telah mendukung,
yaitu:
1. Ayah, Bunda, Kakak dan Adik yang selalu memberikan dukungan moril
maupun materil kepada penulis serta terus memberikan motivasi untuk penulis
agar dapat berjuang dalam menyelesaikan laporan ini.
2. Bapak Dr. Ambran Hartono, M.Si selaku Ketua Prodi Teknik Pertambangan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang juga merupakan Pembimbing I
penulis.
3. Bapak Supriyadi, P.hD selaku Pembimbing II yang selalu memberikan
bantuan, support dan motivasi kepada penulis untuk menyelesaikan Tugas
Akhir.
4. Bapak Ir. Mulyanto Soerjodibroto, P.hD dan Bapak Ir. Milawarma, M.Eng
Selaku Penguji I dan Penguji II yang telah memberikan masukan kepada
penulis dalam penyempurnaan Tugas Akhir.
5. Dr. Ir. S. Witoro Soelarno, P.E (IPM) selaku Direktur Independen PT. Bayan
Resources Tbk yang telah memberikan kesempatan untuk melaksanakan tugas
akhir di PT. Bara Tabang.
6. Bapak Herwin, M.T. MAusIMM yang senantiasa membantu memberikan
arahan dan saran serta motivasi kepada penulis dalam pengerjaan Tugas
Akhir.
v
7. Pak Sumartono dan Pak Herry Tonapa, selaku pembimbing lapangan Di PT.
Bara Tabang yang senantiasa membantu penulis dalam pengambilan data
8. Pak Danang Wiyana, Pak Kloyong, Pak Peter, Pak Okky, Kak Citra, Bu
Attira, Pak Yoga, Pak Ricky yang telah memberikan bantuan dan masukan
kepada penulis dalam melaksanakan tugas akhir di PT. Bara Tabang.
9. Kak Febby Valentine yang telah memberikan arahan dan bantuan kepada
penulis.
10. Novialdi Alviansyah, yang selalu sabar menemani dan senantiasa mendukung
penulis dalam pengerjaan Tugas Akhir.
11. Bella Puspa rekan Tugas Akhir penulis, terimakasih untuk bantuan dan
kebaikannya.
12. Rima Camesi, Tasya Monica, Mikhail Ali Sidqi, Nazlia Rahma, Vinka Dwi
Kusuma, Erlan Wahyu, Amanda Jilan, Allbowaghis Di-gandra selaku sahabat
penulis yang selalu setia menemani saat suka dan duka.
13. Seluruh rekan-rekan Teknik Pertambangan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
Salam Tambang!
Dan seluruh sahabat, teman, dan kerabat yang tidak dapat penulis sebutkan
satu-satu. Akhir kata, penulis turut mendoakan Tuhan Yang Maha Esa membalas
segala kebaikan segala pihak yang telah membantu penulis. Penulis berharap agar
Laporan Tugas Akhir ini dapat memberikan manfaat bagi pengembangan ilmu.
Jakarta, 10 Januari 2019
Nisrina Amalia Dyah Utami
vi
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI SKRIPSI
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai sivitas akademik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, saya yang bertanda
tangan di bawah ini:
Nama : Nisrina Amalia Dyah Utami
NIM : 11160980000027
Program Studi : Teknik Pertambangan
Fakultas : Sains dan Teknologi
Jenis Karya : Skripsi
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Hak Bebas Royalti
Noneksklusif (Non-exclusive Royalty Free Right) atas karya ilmiah saya yang
berjudul:
Optimasi Operasi Alat Angkut Batubara Dari Stockpile Ke Pelabuhan Studi
Kasus: PT. Bara Tabang, Desa Gunung Sari, Kecamatan Tabang, Kabupaten
Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti
Noneksklusif ini Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta berhak
menyimpan, mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data
(database), merawat, dan mempublikasikan skripsi saya selama tetap
mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Jakarta, 10 Januari 2019
Nisrina Amalia Dyah Utami
vii UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
ABSTRAK
Kurangnya metode untuk optimalisasi penggunaan alat angkut pada
kegiatan pengangkutan batubara, sehingga dilakukan perhitungan dengan Linear
Program untuk mengoptimalkan penggunaan alat angkut untuk mencapai biaya
minimum. Aplikasi Linear Program memberikan hasil setelah dilakukan estimasi.
Perhitungan jumlah alat angkut menggunakan Pemindahan Tanah Mekanis.
Sebagai hasilnya, diperoleh kombinasi jumlah penggunaan alat sesuai dengan
kapasitas masing-masing alat pada biaya minimum, yaitu DPRT Scania R580
kapasitas 332 m3 sebanyak 16 unit, SDT Volvo FH 16-610 kapasitas 200 m3
sebanyak 10 unit, dan SDT Scania R580 kapasitas 170 m3 sebanyak 10 unit.
Kata Kunci:
Hauler Truck, Produktivitas, Biaya Produksi, Linear Program
viii
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
ABSTRACT
A lack of method to estimate the optimum of the truck usage in coal hauling
activity, Then the Linear Programming has been applied. This application was
successful undertaken after the completion of the estimation. The calculation of
truck number using Earth Moving Technique. As a result, the combination of truck
size usage have been met at minimum cost, those truck usage are DPRT Scania
R580 Capacity 332 m3 16 unit, SDT Volvo FH 16-610 Capacity 200 m3 10 unit,
and SDT Scania R580 Capacity 170 m3 10 unit.
Key Words:
Hauler Truck, Productivity, Production Cost, Linear Program
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN PERSETUJUAN ...............................................................................i
LEMBAR PERNYATAAN .................................................................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................. iii
KATA PENGANTAR ...........................................................................................iv
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ..........................vi
ABSTRAK ........................................................................................................... vii
DAFTAR ISI ..........................................................................................................ix
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1
1.2 Batasan Masalah ....................................................................................... 2
1.3 Rumusan Masalah ..................................................................................... 3
1.4 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 3
1.5 Manfaat Penelitian .................................................................................... 3
1.6 Sistematika Penulisan ............................................................................... 4
BAB II TINJAUAN UMUM ................................................................................. 5
2.1 Tinjauan Pustaka ....................................................................................... 5
2.1.1 Profil PT. Bara Tabang ................................................................... 5
2.1.2 Konsesi Kerja PT. Bara Tabang ..................................................... 6
2.1.3 Lokasi Kesampaian Daerah ............................................................ 7
2.1.4 Kondisi Geologi.............................................................................. 9
2.1.5 Potensi Cadangan dan Sumber Daya PT. Bara Tabang ............... 15
2.1.6 Kualitas Batubara ......................................................................... 16
2.1.7 Tahapan Penambangan PT. Bara Tabang ..................................... 16
2.2 Tinjauan Teori ......................................................................................... 23
2.2.1 Penggunaan Alat Angkut .............................................................. 23
2.2.2 Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Alat..................................... 24
2.2.3 Waktu Kerja Operasi .................................................................... 29
2.2.4 Produktivitas Alat Angkut ............................................................ 29
2.2.5 Waktu Siklus atau Cycle Time ...................................................... 30
2.2.6 Biaya Produksi.............................................................................. 30
x
2.2.7 Aplikasi Penggunaan Linear Programming Dalam Kegiatan
Operasi .......................................................................................... 34
2.2.8 Tafsir Ayat .................................................................................... 37
2.2.9 Implementasi Ayat Al-Qur’an Terhadap Produksi Pengangkutan
Batubara ........................................................................................ 39
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .......................................................... 40
3.1 Metode Penelitian ................................................................................... 40
3.2 Waktu dan Lokasi Penelitian .................................................................. 40
3.3 Sumber Data ............................................................................................ 41
3.4 Pengolahan Data ..................................................................................... 41
3.5 Tahapan Penelitian .................................................................................. 42
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ....................................................... 45
4.1 Kegiatan Penambangan ........................................................................ 45
4.2 Penggunaan Alat Angkut Pada Kegiatan Pengangkutan Batubara ...... 45
4.3 Analisis Kondisi Jalan Angkut ............................................................. 46
4.4 Analisis Grade Jalan ............................................................................ 46
4.5 Analisis Rolling Resistance ................................................................. 46
4.6 Analisis Grade resistance, Rimpull dan Coefficient Traction.............. 46
4.7 Waktu Operasi ..................................................................................... 47
4.8 Data Cycle Time .................................................................................. 47
4.9 Produktivitas Alat ................................................................................ 48
4.10 Perhitungan Biaya Produksi Alat Angkut ............................................ 50
4.10.1 Biaya Produksi DPRT Scania R580 kapasitas 332 m3 .............. 50
4.10.2 Biaya Produksi SDT Volvo FH-16 610 kapasitas 200 m3 ........ 54
4.10.3 Biaya Produksi SDT Scania R580 kapasitas 170 m3 ................. 59
4.11 Analisis Biaya Produksi Alat Angkut .................................................. 63
4.12 Simulasi Produksi Pengangkutan Batubara Berdasarkan Target
Produksi ............................................................................................... 65
4.13 Simulasi Kombinasi Jumlah Alat Angkut menggunakan Linear
Programming ........................................................................................ 67
4.14 Aplikasi penggunaan Software Simplex LP ........................................ 70
4.15 Implementasi Tafsir Ayat Terhadap Kegiatan Produksi ...................... 79
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 80
5.1 Kesimpulan .......................................................................................... 80
5.2 Saran .................................................................................................... 81
DAFTAR REFERENSI ....................................................................................... 82
LAMPIRAN .......................................................................................................... 84
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Peta Konsesi PT. Bara Tabang ............................................................. 7
Gambar 2.2 Peta Lokasi Kesampaian Daerah .......................................................... 8
Gambar 2.3 Peta Lokasi Daerah PT. Bara Tabang .................................................. 9
Gambar 2.4 Peta Fisiografi Kalimantan ................................................................. 10
Gambar 2.5 Sketsa Fisiografi Cekungan Kutai ...................................................... 11
Gambar 2.6 Stratigrafi Formasi Balikpapan .......................................................... 14
Gambar 2.7 Urutan Kegiatan Pertambangan Batubara PT. Bara Tabang .............. 17
Gambar 2.8 Urutan Penambangan Batubara PT. Bara Tabang.............................. 18
Gambar 2.9 Metode Penambangan Dozer Push..................................................... 21
Gambar 2.10 Skema Penambangan Dengan Menggunakan Dozer Push............... 21
Gambar 2.11 Kemiringan Jalan ............................................................................. 25
Gambar 2.12 Skema Pengiriman Batubara ke Pelabuhan...................................... 36
Gambar 3.1 Diagram Alir Metode Penelitian ........................................................ 44
Gambar 4.1 Grafik Perbandingan Biaya Produksi berdasarkan Rp./ton dan Rp./jam
................................................................................................................................ 64
Gambar 4.2 Input Variabel..................................................................................... 70
Gambar 4.3 Penjumlahan Kapasitas Angkut Total ................................................ 71
Gambar 4.4 Fungsi Tujuan dengan Rumus Sumproduct ....................................... 72
Gambar 4.5 Tabel Solver ....................................................................................... 73
Gambar 4.6 Bagian Variabel yang akan dicari pada Solver Parameter ................. 74
Gambar 4.7 Add Constrain .................................................................................... 75
Gambar 4.8 Batasan Antara Total Kapasitas Produksi dan Target ........................ 75
Gambar 4.9 Pemilihan Metode Penyelesaian ........................................................ 76
Gambar 4.10 Hasil simulasi ................................................................................... 77
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Koordinat IUP Eksploitasi PT. Bara Tabang ........................................... 6
Tabel 2.2 Sumber Daya Batubara PT. Bara Tabang .............................................. 15
Tabel 2.3 Kualitas Rata-Rata Batubara PT. Bara Tabang ..................................... 16
Tabel 2.4 Rincian Hauling Truck ........................................................................... 23
Tabel 2.5 Koefisien Tahanan Gelinding ................................................................ 26
Tabel 2.6 Koefisien Traksi ..................................................................................... 27
Tabel 4.1 Cycle Time Rata-Rata tanggal 24-30 Maret 2018 .................................. 47
Tabel 4.2 Perhitungan Biaya Operator DPRT Scania R580 kapasitas 332 m3 ...... 54
Tabel 4.3 Perhitungan Biaya Operator SDT Volvo FH 610 kapasitas 200 m3 ...... 58
Tabel 4.4 Nilai Biaya Produksi dalam Satuan Rp/jam .......................................... 63
Tabel 4.5 Nilai Biaya Produksi dalam Satuan Rp/ton ........................................... 63
Tabel 4.6 Simulasi Produksi Berdasarkan Target Produksi 1 Bulan ..................... 65
Tabel 4.7 Tabel Penentuan Variabel ...................................................................... 68
Tabel 4.8 Kemampuan Produksi Berdasarkan Jumlah Alat .................................. 69
Tabel 4.9 Hasil Perhitungan Kapasitas Angkut Menggunakan Software Simplex LP
................................................................................................................................ 77
Tabel 4.10 Hasil Optimasi Menggunakan Simplex LP .......................................... 78
Tabel 5.1 Hasil Perhitungan Biaya Produksi 3 Alat Angkut ................................. 80
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN A Cycle Time Alat Angkut ............................................................... 84
LAMPIRAN B Efisiensi Kerja Alat ...................................................................... 90
LAMPIRAN C Waktu Kerja Efektif PT. Bara Tabang ......................................... 93
LAMPIRAN D Bunga, Pajak Dan Asuransi .......................................................... 94
LAMPIRAN E Biaya Produksi Alat Angkut ......................................................... 96
LAMPIRAN F Spesifikasi Alat ............................................................................. 99
LAMPIRAN G Lebar Jalan Angkut Teoritis ....................................................... 102
LAMPIRAN H Perhitungan Jumlah Alat ............................................................ 103
LAMPIRAN I Peta Pengangkutan Batubara PT. Bara Tabang ........................... 105
LAMPIRAN J Rolling Resistance Alat Angkut .................................................. 106
1
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kegiatan operasi merupakan salah satu alur dalam kegiatan
penambangan yang memiliki faktor penting dalam penjualan batubara.
Salah satu kegiatan operasi adalah pengangkutan batubara ke pelabuhan.
Pengangkutan dapat digunakan dengan menggunakan beberapa alat
mekanis, salah satunya dengan truk angkut. Sehingga produktivitas alat
perlu di analisis untuk mengetahui kinerja optimal yang dihasilkan alat
dalam memenuhi target dan menghasilkan keuntungan maksimum.
Penggunaan alat mempengaruhi biaya produksi batubara. Penetapan
biaya yakni biaya tetap dan biaya operasi menentukan harga penjualan
batubara. PT. Bara Tabang menggunakan 3 tipe alat angkut pada kegiatan
pengangkutan batubara ke pelabuhan. Pada penelitian ini ketiga alat tersebut
dikaji untuk mengetahui alat yang paling efisien untuk menghasilkan biaya
produksi minimum. Perhitungan efisiensi ini mempertimbangan beberapa
faktor diantaranya produktivitas alat, jumlah alat, dan kapasitas alat yang
dapat memberikan nilai paling efisien guna penekanan biaya produksi alat
angkut.
Keterbatasan metode analisis efisiensi biaya dalam pengoptimalan
penggunaan alat angkut untuk menghasilkan biaya produksi minimum
menyebabkan penulis melakukan penelitian analisis simulasi kombinasi
penggunaan alat angkut menggunakan Linear Program untuk
mengoptimalkan kegiatan produksi batubara dengan biaya produksi
minimum. Penelitian ini tidak mempertimbangkan capital investment,
hanya menentukan efisiensi dari segi cost, produktivitas dan jumlah alat.
2
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
1.2. Batasan Masalah
• Pengangkutan batubara ke Coal Handling Plant (CHP) Senyiur
dengan estimasi 69 km untuk semua lokasi pemuatan.
• Perhitungan menggunakan 3 alat angkut, yaitu DPRT Scania R580
332 m3, SDT Volvo FH16-610 200m3 dan SDT Scania R580 170 m3
• Pemuatan batubara menggunakan silo untuk 2 alat angkut (SDT
Scania R580 170 m3 dan SDT Volvo FH16-610 200m3) serta Wheel
Loader untuk alat angkut DPRT Scania R580 332 m3
• Perhitungan cycle tanggal 24-30 Maret 2018
• Trade in value yang ditetapkan untuk semua alat adalah 15%
• Densitas Crushed Coal sebesar 0.82 kg/m3 dan Densitas Raw Coal
sebesar 0.89 kg/m3. (diperoleh dari data Section Operation PT. Bara
Tabang, 2018)
• Nilai suku bunga yang ditetapkan adalah 10.65% (diperoleh dari
data Otoritas Jasa Keuangan, 2018)
• Nilai asuransi sebesar 2.35% (diperoleh dari data Otoritas Jasa
Keuangan, 2017).
• Pajak sebesar 10% (Pajak proporsional PPN)
• Harga BBM Rp. 8,340.53/liter (Data Operation Section PT. Bara
Tabang, 2018)
• Tidak memperhitungkan kegiatan pemuatan dan biaya pemuatan.
• Tidak mempertimbangkan Grade resistance, rimpull, koefisien
traksi
• Tidak mempertimbangkan capital investment
• Tidak mempertimbangkan kapasitas crusher
3
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
1.3. Rumusan masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Berapa produktivitas alat angkut?
2. Berapa biaya produksi pengangkutan batubara?
3. Alat apa yang yang optimal dari segi jenis dan jumlah alat sesuai dengan
kebutuhan produksi?
4. Apa implementasi ayat Al-Qur’an terhadap efisiensi biaya dan optimasi
penggunaan alat?
1.4. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penulisan Tugas Akhir yang dilakukan adalah sebagai
berikut:
1. Untuk mengetahui produktivitas alat angkut
2. Untuk mengetahui biaya produksi alat angkut
3. Untuk mengetahui penggunaan alat yang optimal dari segi jenis dan
jumlah alat.
4. Untuk mengetahui implementasi ayat Al-Qur’an terhadap efisiensi
biaya dan optimasi penggunaan alat
1.5. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian yang ingin didapatkan dalam Tugas Akhir ini
sebagai berikut:
1. Adanya penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan bacaan atau
referensi dalam menambah wawasan dalam bidang pertambangan.
2. Memberikan suatu masukan bagi perusahaan untuk optimasi
penggunaan alat dengan biaya produksi minimum dalam kegiatan
pengangkutan batubara.
4
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
1.6. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dalam penyusunan Tugas Akhir adalah sebagai
berikut:
I. Bab I – Pendahuluan
Mencakup latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, batasan masalah dan sistematika penulisan.
II. Bab II – Tinjauan Teoritis
Bab ini berisi tentang profil perusahaan, lokasi dan kesampaian daerah,
keadaan geologi, cadangan dan kualitas batubara, dan tahapan kegiatan
penambangan serta. Selain itu pada bab ini terdapat landasan teori serta
tafsir ayat Al-Qur’an sebagai dasar penelitian.
III. Bab III – Metodologi Penelitian
Bab ini berisi tentang metode penelitian Tugas Akhir, waktu dan lokasi
penelitian, sumber data, tahapan penelitian serta langkah dalam
penyelesaian masalah.
IV. Bab IV – Analisis dan Hasil Pembahasan
Bab ini berisi tentang perhitungan produktivitas alat angkut dan
perhitungan biaya produksi yaitu operating cost dan owning cost
masing-masing alat serta analisis hasil perhitungan dengan
menggunakan simulasi kombinasi penggunaan alat yang paling efisien
dan menghasilkan minimum cost.
V. Bab V – Kesimpulan dan Saran
Bab ini berisi tentang kesimpulan dari hasil penelitian dan
saran/rekomendasi penulis bagi perusahaan.
5 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
BAB II
TINJAUAN UMUM
2.1. Tinjauan Pustaka
2.1.1. Profil PT. Bara Tabang
PT. Bara Tabang merupakan salah satu perusahaan pertambangan
batubara yang berada di Daerah Sungai Petung, Desa Gunung Sari,
Kecamatan Tabang, Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan
Timur. PT. Bara Tabang sebelumnya telah memperoleh Ijin Lokasi Untuk
Usaha Pertambangan Batubara berdasarkan Keputusan Bupati Kutai
Kartanegara Nomor 47/DPN.K/IL-75/VII/2008 dan memperoleh Izin
Usaha Pertambangan (IUP) Operasi Produksi berdasarkan Keputusan
Bupati Kutai Kartanegara dengan Nomor : 540/070/IUP-OP/MB-
PBAT/V/2011 dengan luas area sebesar 3.015,56 Ha.
PT. Bara Tabang merupakan anak perusahaan PT. Bayan Resources
Tbk, dimana PT. Bayan Resources Tbk merupakan perusahaan yang telah
tercatat pada Bursa Efek Indonesia (BEI) sejak tahun 2008. PT. Bara
Tabang memiliki cadangan batubara sebesar 337.584.000 ton dengan
jumlah produksi 20 juta ton/tahun hingga tahun 2034. Nilai striping ratio
(SR) adalah 1 : 2,27. Terdapat 5 seam batubara di PT. Bara Tabang dengan
kalori batubara rata-rata 4.320 kcal/kg yang dieksploitasi dengan metode
shovel and truck dan dozer push. Proses pengangkutan batubara dari
Intermediate Crushing Facility (ICF) ke Coal Handling Plant (CHP)
Senyiur menggunakan truk dengan beberapa tipe, yaitu Dual Power Road
Train (DPRT) dan Single Power Road Train (SPRT) yakni truk trailer 4
vessel dengan masing-masing kapasitas 300 ton dan 220 ton, Side Door
Tipper (SDT) kapasitas 200 ton dan 150 ton, Semi Side Tipper (SST)
kapasitas 130 ton.
6
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2.1.2. Konsesi Kerja PT. Bara Tabang
Lokasi pertambangan batubara PT. Bara Tabang berada di Daerah
Sungai Petung, Kecamatan Tabang, Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi
Kalimantan Timur. Menurut (Data Studi Kelayakan PT. Bara Tabang,
2015) Luas konsesi kerja PT. Bara Tabang memiliki luas area 3.015,56 Ha.
PT. Bara Tabang memiliki batas koordinat daerah IUP seperti yang
tercantum dalam Tabel 2.1.
Tabel 2.1. Koordinat IUP Eksploitasi PT. Bara Tabang
Sumber : Keputusan Bupati Kutai Kartanegara Nomor 540/070/IUP-OP/MB-
PBAT/V/2011 dalam Studi Kelayakan PT. Bara Tabang, 2015
Derajat (°) Menit (') Detik (") Derajat (°) Menit (') Detik (")
1 116 7 59.00 0 34 20.85
2 116 9 19.56 0 34 20.82
3 116 9 19.56 0 33 38.16
4 116 12 46.00 0 33 38.16
5 116 12 46.00 0 32 0.0
6 116 7 59.00 0 32 0.0
Bujur Timur (BT) Lintang Utara (LU)No.
Koordinat IUP Eksploitasi PT. Bara Tabang
7
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Gambar 2.1. Peta Konsesi PT. Bara Tabang
Sumber: Data Geologi PT. Bara Tabang, 2018
Berdasarkan (Data Studi Kelayakan PT. Bara Tabang, 2015) Kabupaten
Kutai Kartanegara yang memiliki luas 27.263,10 km² dan luas perairan
kurang lebih 4.097 km². Secara administratif Kabupaten Kutai Kartanegara
terbagi menjadi 18 kecamatan. Lokasi penambangan PT. Bara Tabang
masuk ke dalam Kecamatan Tabang tepatnya di Daerah Sungai Petung.
2.1.3. Lokasi Kesampaian Daerah
Kesampaian daerah penyelidikan di PT. Bara Tabang di Daerah Sungai
Petung, Kecamatan Tabang, Kabupaten Kutai Kartanegara dicapai dengan
menggunakan kendaraan :
a. Melalui udara menggunakan pesawat dengan lama penerbangan 1,5
jam dari Jakarta menuju Balikpapan. Selanjutnya menggunakan
jalan darat dari Kota Balikpapan ke Tenggarong adalah ± 145 km
8
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
dan selanjutnya ± 90 km dari Kota Tenggarong menuju Kota
Bangun dengan total lama waktu keseluruhan adalah ± 5 jam.
b. Kemudian dengan menggunakan speedboat melalui Sungai Belayan
selama ± 3 Jam (±180 km) hingga ke Desa Gunung Sari dan
dilanjutkan dengan kendaraan roda empat selama 30 menit ke daerah
penyelidikan.
c. Atau dari Kota Bangun dengan menggunakan speedboat melalui
Sungai Kedang Kepala selama ± 2 Jam (±100 km) hingga ke Desa
Senyiur dan dilanjutkan dengan kendaraan roda empat melewati
hauling road PT. Bara Tabang dengan jarak ± 69 km selama ± 1 jam
15 menit ke wilayah ijin lokasi pertambangan PT. Bara Tabang.
Peta lokasi kesampaian daerah dapat dilihat pada Gambar 2.2.
Gambar 2.2. Peta Lokasi Kesampaian Daerah
Sumber: Data Studi Kelayakan PT. Bara Tabang 2015
9
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Gambar 2.3 Peta Lokasi Daerah PT. Bara Tabang
Sumber: Data Geologi PT. Bara Tabang, 2018
2.1.4. Kondisi Geologi
1) Geologi Regional
Cekungan Kutai mengandung endapan berumur Tersier dengan
ketebalan mencapai 14 km (Rose dan Hartono, 1971 op.cit. Mora dkk.,
2001 dalam Studi Kelayakan PT. Bara Tabang, 2015). Dimana
merupakan salah satu cekungan terbesar dan terdalam di Indonesia
bagian timur. Cekungan Kutai terletak di tepi bagian timur Paparan
Sunda, yang dihasilkan sebagai akibat dari gaya ekstensi di bagian
selatan Lempeng Eurasia (Howes, 1997 op.cit. Allen & Chambers, 1998
dalam Studi Kelayakan PT. Bara Tabang).
10
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Gambar 2.4. Peta Fisiografi Kalimantan
Sumber: Data Geologi PT. Bara Tabang, 2018
Cekungan Kutai dibatasi di bagian utara oleh suatu daerah tinggian
batuan dasar yang terjadi pada Oligosen, yaitu Tinggian Mangkalihat
dan Sesar Sangkulirang yang memisahkannya dengan Cekungan
Tarakan. Di bagian timur daerah cekungan ini, terdapat Delta Mahakam
yang terbuka ke Selat Makassar. Di bagian barat, cekungan dibatasi oleh
Tinggian Kucing (Central Kalimantan Range) yang berumur Kapur
(Chambers dan Moss, 2000 dalam Studi Kelayakan PT. Bara Tabang
2015). Di bagian tenggara cekungan ini, terdapat Paparan Partenoster
yang dipisahkan oleh gugusan Gunung Meratus. Di bagian selatan
cekungan ini, dijumpai Cekungan Barito yang dipisahkan oleh Sesar
Adang. Dapat dilihat pada Gambar 2.5. berikut:
11
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Gambar 2.5. Sketsa Fisiografi Cekungan Kutai
Sumber: Data Studi Kelayakan PT. Bara Tabang 2015
2) Stratigrafi Regional
Susunan stratigrafi zona Cekungan Kutai dengan batuan penyusunnya
yang berumur Eocene hingga Holocene atau dari urutan Tua dan Muda
(Studi Kelayakan PT. Bara Tabang, 2015) meliputi:
a. Formasi Haloq
Terdiri dari batupasir kuarsa, halus-kasar dengan sisipan
batulempung, serpih hitam, napal dan lanau. Umur formasi ini
adalah Eosen Tengah – Eosen Akhir. Formasi ini mempunyai
hubungan menjari dengan Anggota Batugamping (bioklastik)
Ritan, dan diatasnya ditutupi selaras oleh Formasi Batukelau.
12
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
b. Formasi Halo - Anggota Batugamping Ritan (Bioklastik)
Terdiri dari batugamping bioklastik yang berumur sama dengan
Formasi Haloq dan berhubungan menjari, keduanya terbentuk
pada lingkungan pengendapan laut dangkal, delta, atau lagoon
c. Formasi Batukelau
Terdiri dari shale, batulanau, batulumpur, dan batupasir halus –
kasar sebagai penyeling, perlapisan baik dan sebagai karbonan.
Umur Formasi Batukelau adalah Eosen Atas, dengan lingkungan
pengendapan laut dangkal, delta atau lagoon. Formasi Batukelau
memiliki kontak yang selaras dengan Formasi Batuayau yang
berada diatasnya.
d. Formasi Batuayau
Terdiri dari batupasir kuarsa halus – kasar, warna putih
kekuningan, silangsiur, berselang seling dengan batulanau dan
batulempung, pada bagian bawah dijumpai konglomerat dan
sisipan batubara, disebagian tempat Formasi Batuayau diterobos
oleh batuan intrusive andesit. Umur formasi diperkirakan Eosen
Atas - Oligosen Bawah dengan lingkungan pengendapan laut
dangkal dan delta.
e. Formasi Ujohbilang
Formasi ini terdiri dari batulumpur menyerpih berwarna cokelat
dan batulempung warna abu-abu menyerpih, batupasir kuarsa
sedang – kasar konglomeratan, putih kelabu, pemilahan baik.
Umur dari formasi ini Oligosen Bawah – Oligosen Tengah,
lingkungan pengendapan laut dangkal.
13
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
f. Formasi Balikpapan
Perselingan antara batulempung lanauan abu-abu kecokelatan
dengan batupasir kuarsa butir halus – kasar dan sisipan tufa dan
batubara. Diperkirakan berumur Miosen Atas – Pliosen,
mempunyai hubungan tidak selaras dengan formasi batuan
diatasnya, dengan lingkungan pengendapan delta front – delta
plain.
14
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Gambar 2.6. Stratigrafi Formasi Balikpapan
Sumber: Data Geologi PT. Bara Tabang
15
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2.1.5. Potensi Cadangan dan Sumber Daya PT. Bara Tabang
Perhitungan Sumber daya Batubara berdasarkan (metode SNI 1998 dalam
Studi Kelayakan PT. Bara Tabang 2015) didasarkan pada kondisi geologi
kompleks, pengelompokkan sumber daya dibagi sebagai berikut:
1. Sumber daya terukur (measured), setiap data informasi baik hasil
pemboran dan singkapan mempunyai radius pengaruh 0 – 500
meter.
2. Sumber daya terunjuk (indicated), setiap data informasi baik hasil
pemboran dan singkapan mempunyai radius pengaruh 500 – 1.000
meter.
3. Sumber daya terkira (inferred), setiap data informasi baik hasil
pemboran dan singkapan mempunyai radius pengaruh 1.000 – 1.500
meter.
Jumlah sumber daya di daerah penyelidikan pada tahun 2007 berdasarkan
perhitungan metode SNI 1998 adalah sebagai berikuy:
Tabel 2.2. Sumber Daya Batubara PT. Bara Tabang
Sumber: Studi Kelayakan PT. Bara Tabang 2015
Serta estimasi cadangan yang dihasilkan berdasarkan tingkat kepercayaan
cadangan terkira (probable reserve) dan cadangan terbukai (proven
reserve) pada tahun 2014 (Studi kelayakan PT. Bara Tabang, 2015)
menghasilkan cadangan terbukti sebagai berikut:
• Cadangan terbukti = 337.584.000 ton
Sumber Daya Jumlah
Terukur (measured ) 351.226.663 ton
Terunjuk (indicated ) 27.011.652 ton
Terkira (inferred ) 17.283.545 ton
Total 395.521.860 ton
16
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2.1.6. Kualitas Batubara
Kualitas rata-rata batubara yang dihasilkan dari analisis proksimat batubara
hasil pemboran (Laporan Eksplorasi PT. Bara Tabang tahun 2004 dalam
Studi Kelayakan PT. Bara Tabang, 2015) adalah sebagai berikut:
Tabel 2.3 Kualitas Rata-Rata Batubara PT. Bara Tabang
Sumber: Studi Kelayakan PT. Bara Tabang 2015
2.1.7. Tahapan Penambangan PT. Bara Tabang
Metode penambangan yang diterapkan pada penambangan batubara
PT. Bara Tabang adalah tambang terbuka dengan sistem Truck and Shovel
dikombinasikan dengan Dozer Push. Metode penimbunan yang dilakukan
adalah back filling, yaitu menimbun kembali pit yang telah selesai
ditambang.
Tahap operasi penambangan batubara mencakup beberapa kegiatan
meliputi pembersihan lahan (land clearing), pengelolaan lapisan tanah
pucuk (topsoil management), pengupasan dan penimbunan tanah penutup
(overburden removal), penambangan batubara (coal getting), pengangkutan
batubara (coal hauling) ke unit pengolahan dan ke Coal Handling Plant
(CHP) (Gambar 2.7).
Total Moisture
(ar)
Inherent
Moisture
(adb)
Ash
Content
(adb)
Volatile
Matter
(adb)
Fixed
Carbon
(adb)
Total
Sulphur
(adb)
Calorific
Value (adb)HGI
Relative
Density
35.30% 24.48% 3.26% 37.54% 34.72% 0.14% 4923 (kcl/kg) 56 1.3
17
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Gambar 2.7. Urutan Kegiatan Pertambangan Batubara PT. Bara Tabang
Sumber: Data Operation Section PT. Bara Tabang, 2018
1) Tahap Pembersihan Lahan (land clearing).
Pembersihan lahan atau land clearing merupakan kegiatan pembersihan
pepohonan untuk membuka lahan pertambangan. Kegiatan dalam
pembersihan lahan meliputi pembabatan dan pembersihan semak
menggunakan Bulldozer Komatsu D85E serta penebangan pohon dan
pemotongan kayu menggunakan alat potong seperti parang, kapak dan
chain saw.
18
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Gambar 2.8. Urutan Penambangan Batubara PT. Bara Tabang
Sumber: Data Studi Kelayakan PT. Bara Tabang 2015
2) Pengelolaan Tanah Pucuk (Top Soil Management)
Setelah kegiatan pembersihan lahan dari pepohonan dan semak,
selanjutnya dilakukan pengupasan lapisan tanah pucuk atau top soil. Top
soil adalah tanah yang mengandung unsur hara yang dapat menyuburkan
tanah. Operasi pengupasan lapisan tanah pucuk atau top soil dilakukan
secara khusus agar tidak tercampur dengan tanah atau batuan lain yang
tidak subur. Lapisan top soil didorong dan dikumpulkan pada lokasi
tertentu dengan Bulldozer Komatsu BD 85-SS, kemudian dimuat
menggunakan Excavator Hitachi ZX210 dan diangkut dump truck
Scania P360 yang akan membawa tanah pucuk ke lokasi penimbunan
lapisan top soil.
3) Pengupasan dan Penimbunan Tanah Penutup (Overburden)
Kegiatan penggalian lapisan tanah penutup terdiri dari pemberaian
(loosening), penggalian (digging), pemuatan (loading), pengangkutan
19
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
(hauling), dan penimbunan (dumping). Pemberaian bertujuan untuk
menghancurkan atau melepaskan batuan dari batuan induknya agar
produktivitas alat gali muatnya lebih tinggi. Material overburden yang
terdiri dari batu lempung, batu lanau dan batu pasir akan diberai dengan
cara penggaruan (ripping). Setelah diberai, lapisan tanah penutup
dikumpulkan di satu tempat dan dimuat Excavator Komatsu PC 2000
atau Hitachi EX2500 atau Liebherr R9250 ke dump truck Caterpillar
HD-777 untuk dibawa ke lokasi dumping overburden di dalam pit yang
telah ditambang (backfilling).
Pembuangan lapisan penutup atau dumping overburden di lokasi
tambang akan terbentuk lereng. Untuk mencegah keruntuhan lereng,
perlu membuat lereng yang mengikuti rekomendasi geoteknik (Data
Studi Kelayakan PT. Bara Tabang, 2014) yaitu :
• Tinggi tunggal = 10 meter
• Kemiringan tunggal = 60°
• Tinggi keseluruhan = 127 meter (tinggi maksimal)
• Kemiringan keseluruhan =35°.
• Lebar berm = 9 meter.
4) Penambangan Batubara (Coal Getting)
Kegiatan penambangan batubara terdiri dari kegiatan pembersihan
batubara (coal cleaning), penggalian (coal digging), dan pemuatan
batubara (loading) diterapkan sebagai berikut :
a. Alat gali Excavator Komatsu PC 2000 atau Hitachi EX2500 atau
Liebherr R9250 melakukan penggalian lapisan tanah penutup
sampai dengan batas maksimal 5 cm di atas lapisan batubara bagian
atas (roof).
b. Selanjutnya dilakukan pembersihan (cleaning) bagian atas lapisan
batubara (roof) menggunakan.Excavator Komatsu PC 400
20
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
c. Penggalian batubara menggunakan Excavator Komatsu PC 2000
sampai dengan batas kurang lebih 5 cm dari lapisan batubara bagian
bawah (floor) agar tidak tercampur dengan lapisan pengotor
dibawahnya. Selanjutnya batubara dimuat ke Dump Truck
Caterpillar 777-D atau 785-D
Selanjutnya terdapat sistem penambangan metode Dozer Push. Sistem
ini hanya efektif untuk kemiringan batubara yang rendah atau relatif
datar. Metode ini mengkombinasikan sistem konvensional dengan
menggunakan kombinasi Excavator – Dump Truck dan penggalian
dengan Dozer Komatsu D375 dengan cara mendorong material
overburden langsung ke lokasi inpit dump.
Penambangan Strip Mining dilakukan dengan membagi ke dalam blok-
blok kecil, metode ini dimulai dengan pembongkaran overburden degan
menggunakan kombinasi Excavator dengan Dump Truck dan
ditempatkan pada daerah timbunan, hingga mencapai elevasi yang
memungkinkan untuk dilakukan penggalian dengan bulldozer. Apabila
bulldozer sudah tidak dapat lagi menggali karena keterbatasan daya gali
(Gambar 2.8.), maka penggalian diteruskan dengan menggunakan
kombinasi Excavator dengan Dump Truck. Batubara hasil tambang akan
dibawa ke ROM Stockpile atau ke Intermediate Crushing Facility (ICF)
21
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Gambar 2.9. Metode Penambangan Dozer Push
Sumber: Data Studi Kelayakan PT. Bara Tabang 2015
Gambar 2.10. Skema Penambangan Dengan Menggunakan Dozer Push
Sumber: Data Studi Kelayakan PT. Bara Tabang 2015
22
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
5) Proses Pengolahan Batubara
Batubara hasil tambang atau Run of Mine (ROM) dengan ukuran dengan
top size 105 mm dibawa ke Intermediate Crushing Facilities (ICF)
sejauh ± 3 km. Batubara dari tambang diletakkan ke stockpile khusus
ROM dan dimasukkan ke dalam feeder hopper crusher menggunakan
Bulldozer Komatsu 375A dan Excavator Komatsu PC400. Batubara
dihancurkan hingga ukuran 50-80 mm. kemudian batubara yang telah
dihancurkan di screening dan dibawa oleh Belt Conveyor ke RC atau ke
Hopper atau ke Silo kapasitas 500 ton untuk dimasukkan ke dalam
hauling truck.
6) Pengangkutan Batubara (Coal Hauling)
Proses pengangkutan batubara menuju ke Coal Handling Plant (CHP)
Senyiur terbagi menjadi 3 bagian, yakni pengangkutan dari ROM
Stockpile 1 (Coal Pad 1), ROM Stockpile 2 (Coal Pad 2) dan
pengangkutan batubara dari Intermediate Crushing Facilities (ICF) ke
Coal Handling Plant (CHP) Senyiur atau Coal Handling Plant (CHP)
Gunung Sari. Untuk peta lokasi pengangkutan batubara terdapat pada
Lampiran I. Pengangkutan barubara menggunakan jasa kontraktor yakni
PT. Karunia Armada Indonesia (PT. KAI), PT. Mandiri Herindo
Adhiperkasa (PT. MHA) dan PT. Bis Industries. Ketiga kontraktor
menggunakan truk dengan kapasitas vessel yang bervariasi dengan
rincian sebagai berikut:
23
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Tabel 2.4. Rincian Hauling Truck
Sumber: Data Section Operation PT. Bara Tabang, 2018
Batubara diangkut oleh hauling truck menuju Coal Handling Plant
(CHP). Untuk Coal Handling Plant (CHP) Gunung Sari berjarak ±24
km dan Coal Handling Plant (CHP) Senyiur berjarak ±70 km. Terdapat
area penimbangan batubara atau Weight Bridge, selanjutnya batubara di
tumpahkan ke Tipping untuk masukkan ke dalam Belt Conveyor menuju
stockpile akhir atau dimuat ke tongkang.
2.2. Tinjauan Teori
2.2.1. Penggunaan Alat Angkut
Kegiatan pengangkutan material dapat menggunakan berbagai tipe
alat angkut, seperti Truk, Belt conveyor, Cable Way atau Kapal. Hal ini
tentunya dipertimbangkan berdasarkan kondisi kerja lapangan. Pemilihan
kapasitas alat angkut disesuaikan dengan kapasitas produksi yang
ditetapkan dan pertimbangan teknis lainnya. Menurut (Yanto Indonesianto,
2005) untuk meningkatkan keuntungan pemilihan jenis dan tipe alat angkut
perlu mempertimbangkan beberapa faktor dimana dapat memberikan
kapasitas yang cukup besar, kecepatan cukup besar serta menghasilkan
ongkos yang rendah.
PRIME MOVER Scania R580LA 6X4 ESZ ±150 Ton 2 Vessel
PRIME MOVER Volvo FH 610 ±200 Ton 2 Vessel
DPRT Scania R580 ±310 Ton 4 Vessel
SPRT PowerTrans T1250 ±220 Ton 4 Vessel
PRIME MOVER Scania R580 ±130 Ton 2 Vessel
PRIME MOVER Scania R580 ±150 Ton 2 Vessel
PRIME MOVER Volvo FH 16 610 HP 6 x 4 ±200 Ton 2 Vessel
Lot
Vessel
PT. BIS Industries
PT. Mandiri Herindo
Adhiperkasa (MHA)
PT. Karunia Armada
Indonesia (KAI)
Company Type Manufacturer Model Unit Capacity ±
24
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2.2.2. Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Alat
Terdapat beberapa hal yang dapat mempengaruhi produksi alat,
yaitu :
a) Kondisi Tempat Kerja
Kondisi tempat kerja di lapangan akan berpengaruh kepada pemilihan
alat yang akan digunakan untuk kegiatan operasi. Untuk itu perlu
dilakukan analisis lapangan mengenai infrastruktur jalan, material jalan,
kemiringan jalan, lokasi penempatan infrastruktur lainnya agar kegiatan
operasi berjalan lancer dengan penggunaan alat yang tepat serta
tercapainya efisiensi operasi dan keamanan kerja.
1. Lebar jalan angkut
Lebar jalan angkut dalam kegiatan operasi perlu diperhatikan untuk
kelancaran kegiatan produksi. Lebar jalan angkut perlu dihitung
agar kegiatan operasi berjalan optimal dan mengurangi resiko
keamanan. Menurut (Awang Suwandhi, 2004) Berikut perhitungan
jalan angkut minimum kendaraan:
𝐿𝑚𝑖𝑛 = 𝑛. 𝑊𝑡 + (𝑛 + 1)(0.5𝑊𝑡) .............................................. (2.1)
Keterangan:
Lmin = Lebar jalan minimum
n = Jumlah jalur
Wt = Lebar truk
25
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2. Grade Jalan
Grade jalan atau kemiringan jalan adalah kondisi dimana posisi
jalan menanjak atau menurun pada jalan angkut tambang yang
dinyatakan dalam (%). Kemiringan jalan memiliki pengaruh dengan
kegiatan produksi karena dapat berpengaruh terhadap alat angkut.
Kemiringan jalan 10% pada jalanan menanjak atau menurun adalah
10 feet atau 10 meter kemiringan secara vertical terhadap 100 feet
atau 100 meter horizontal.
Gambar 2.11 Kemiringan Jalan
Sumber: Yanto Indonesianto, 2005. Buku Pemindahan Tanah Mekanis
3. Tahanan kemiringan (Grade Resistance)
Merupakan tahanan yang diberikan oleh alat pada saat kondisi jalan
mengalami kemiringan. Tahanan kemiringan dipengaruhi oleh besar
kemiringan dan berat total alat (Partanto, 1983). Sehingga dapat
dirumuskan sebagai berikut:
𝐺𝑅 = 𝑘 × 𝐺
Dimana:
GR = tahanan kemiringan
K = kemiringan jalan (%)
G = Berat total kendaraan (kg)
26
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
4. Tahanan Gelinding (Rolling Resistance)
Tahanan gelinding merupakan tahanan gaya terhadap kemampuan
alat untuk menahan gerakan roda pada permukaan tanah (Yanto
Indonesianto, 2005). Tahanan gelinding yang terjadi pada alat berat
disebabkan oleh ban yang dapat menimbulkan suatu gaya tahanan
yang menyebabkan alat dapat tergelincir apabila alat tidak mampu
menahan besarnya beban tanah. Tahanan gelinding dipengaruhi oleh
beberapa faktor (W. Hustrulid, 2013) diantaranya penetrasi ban,
gesekan pada bagian dalam, beban pada roda, tekanan dan ukuran
ban, serta kondisi permukaan jalan. Tahanan gelinding dapat diukur
dengan rumus berikut:
𝑊𝑟 = 𝜑𝑟 × 𝐺 ............................................................................. (2.2)
Dimana:
Wr = Rolling Resistance (kg)
μr = Koefisien rolling resistance
G = Berat Kendaraan (kg)
Tabel 2.5 Koefisien Tahanan Gelinding
Sumber: U. S. Department of Labor Mine Safety and Health Administration, 1999
Road Surface Equivalent grade (%)
Hard, smooth, stabilized roadway without
penetration under load, watered, maintained2
Firm, smooth surface flexing slightly under load
or undulating, maintained fairly regularly,
watered
3
Rutted dirt road, flexing under load, little
maintenance, no watering, 1 to 2 inch tire
penetration
5
Rutted dirt road, soft under travel, 4 to 5 inch
tire penetration7.5
Typical Value for Rolling Resistance, Given in Equivalent Grade
27
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
5. Tenaga Roda (Rimpull)
Rimpull merupakan besaran gaya kuat tarik mesin terhadap ban yang
menggerakan mesin pada permukaan jalan. Berikut rumus
perhitungan rimpull (Yanto Indonesianto, 2005):
RP =HP ×375 ×efisiensi
v ................................................................ (2.3)
Dimana:
RP = Rimpull (lbs)
HP = Horse Power/tenaga kuda
Efisiensi = Efisiensi kerja mesin (%)
𝑣 = Kecepatan (mph)
6. Koefisien Traksi (Coefficient Traction)
Koefisien traksi adalah kekuatan yang dapat digunakan untuk
daya tarik dibagi dengan berat pada roda gigi yang sedang berjalan,
atau dapat didefinisikan sebagai nilai kekuatan pada kendaraan
untuk menarik atau mendorong (Partanto, 1983). Kemampuan alat
dalam menarik atau mendorong alat dipengaruhi oleh berat
kendaraan pada roda penggerak dan koefisien gesek/koefisien traksi.
Tabel 2.6. Koefisien Traksi
Sumber: Partanto, 1983
Macam Jalan Ban Karet Crawler
Jalan Beton yang kasar dan kering 0,80 – 1,00 0,45
Lempung kering 0,50 – 0,70 0,90
Lempung basah 0,40 –0,50 0,70
Pasir basah yang bercampur kerikil 0,30 – 0,40 0,35
Pasir lepas dan kering 0,20 – 0,30 0,30
28
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
b) Ketersediaan alat
1. Mechanical Availability (MA)
Merupakan perhitungan untuk mengetahui ketersediaan alat dengan
memperhitungkan waktu yang hilang karena kerusakan atau
gangguan alat, seperti kerusakan mesin atau perawatan alat.
𝑀𝐴 =𝑊
𝑊+𝑅× 100% ................................................................... (2.2)
Dimana:
W = Working Hours atau waktu kerja alat
R = Repair Hours atau waktu perbaikan alat
2. Physical Availability (PA)
Merupakan perhitungan untuk mengetahui ketersediaan alat dengan
memperhitungkan waktu yang hilang disebabkan oleh banyak hal
selain kerusakan mekanikal. Contohnya seperti hujan, jalan licin,
breakdown, blasting, insiden dll.
𝑃𝐴 =𝑊+𝑆
𝑊+𝑅+𝑆× 100% ................................................................ (2.3)
Dimana:
W = Working Hours atau waktu kerja alat
R = Repair Hours atau waktu perbaikan alat
S = Standby Hours
3. Use of Availability (UA)
Merupakan perhitungan untuk mengetahui ketersediaan alat untuk
beroperasi dengan memperhitungkan waktu yang hilang akibat alat
standby.
29
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
𝑈𝐴 =𝑊
𝑊+𝑆× 100% .................................................................... (2.4)
4. Effective Utilization (EU)
Merupakan perhitungan untuk mengetahui ketersediaan alat untuk
beroperasi dari waktu kerja alat yang dibandingkan dengan waktu
kerja, waktu perbaikan dan waktu standby alat (total jam kerja alat).
EU =W
W+R+S× 100% ................................................................ (2.5)
2.2.3. Waktu Kerja Operasi
Kegiatan operasi dalam mengangkut material ke lokasi yang dituju
memerlukan waktu. Waktu yang ditempuh dalam waktu operasi dapat
mempengaruhi hasil produksi material yang dihasilkan. Perlu dihitung
waktu kerja efektif dalam kegiatan produksi, dengan memperhatikan faktor
penghambat kegiatan kerja untuk mengetahui produksi optimal pada waktu
kerja operasi.
2.2.4. Produktivitas Alat Angkut
Produktivitas merupakan besaran produksi yang dilihat dari kinerja
alat mekanis sebagai parameter untuk memperoleh kinerja alat maksimum
sesuai dengan target yang diinginkan. Perhitungan produktivitas digunakan
untuk menghitung besaran produksi yang dapat diperoleh alat berdasarkan
kondisi kerja di lapangan. Menurut (Yanto Indonesianto, 2005) Berikut
perhitungan produktivitas alat:
𝑃𝑎 = 60
𝐶𝑇𝑎× 𝐾𝑡 × 𝐸𝑘 ............................................................................. (2.6)
30
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Dimana:
Pa = Produktivitas (ton/jam)
Kt = kapasitas vessel (ton atau m3)
CTa = Cycle time alat angkut (menit)
Ek = Efisiensi kerja (%)
2.2.5. Waktu Siklus atau Cycle Time
Cycle time merupakan siklus waktu yang ditempuh oleh alat angkut
dalam pemuatan (loading time), pengangkutan (hauling time), pembuangan
(dumping time), spotting time dan waktu kembali (return time)
𝐶𝑦𝑐𝑙𝑒 𝑇𝑖𝑚𝑒 = 𝑆𝑇 + 𝐿𝑇 + 𝐻𝑇 + 𝐷𝑇 + 𝑅𝑇 ........................................... (2.7)
2.2.6. Biaya Produksi
Perhitungan biaya produksi diperlukan untuk mengetahui nilai
efisiensi alat dari segi pembiayaan, untuk mengetahui biaya yang
dikeluarkan oleh penggunaan alat dalam menunjang kegiatan produksi.
Pada dasarnya biaya produksi dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:
peralatan, pekerja, metode penambangan, lokasi, perawatan alat dan lain-
lain (Haryanto, D. 2010). Perhitungan biaya produksi terbagi menjadi
sebagai berikut:
a) Biaya Kepemilikan (Owning Cost)
Biaya kepemilikan merupakan biaya-biaya yang bersifat tetap yang
dikeluarkan dari segi perawatan dan perpajakan. Biaya kepemilikan
merupakan biaya tetap yang diperhitungkan meskipun alat sedang tidak
beroperasi. Biaya kepemilikan terdiri dari penyusutan, bunga, nilai sisa
atau trade in value, pajak dan asuransi.
31
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
1. Penyusutan/Depresiasi
Penyusutan atau depresiasi adalah biaya yang disisihkan
dalam periode per tahun untuk menggantikan pengurangan nilai alat.
Depresiasi dapat digunakan untuk keperluan pajak, pengukuran
penurunan nilai alat, dan sebagai penyisihan biaya untuk
penggantian pabrik. Dalam hal ini biaya penyusutan yang dimaksud
sesuai dengan umur alat. Berikut rumus depresiasi dengan metode
Straight Line:
𝐷𝑒𝑝𝑟𝑒𝑠𝑖𝑎𝑠𝑖 =(𝐶−𝐿)
𝑛 ................................................................... (2.8)
Dimana:
C = Harga alat
L = Taksiran Nilai Akhir (Salvage Value) Alat
n = Umur Alat
2. Nilai sisa atau Trade in Value
Resale or trade in value adalah nilai sisa dari alat dimana
apabila alat ingin dijual kembali.
3. Bunga, Pajak, dan Asuransi
Bunga (interest) merupakan tingkat bunga pinjaman dari
bank, yang mana tingkat bunga dasar adalah 10.65% (Otoritas Jasa
Keuangan, 2018). Pajak adalah nilai kewajiban yang akan
dibebankan pada perusahaan kepada pemerintah. Nilai pajak yang
ditetapkan adalah 10% (Pajak proporsional PPN) Sedangkan
asuransi adalah adalah premi yang harus ditambahkan dan
diperhitungkan untuk menjaga kemungkinan kecelakaan, kebakaran
dll. Nilai asuransi yang ditetapkan adalah 2.35% (Otoritas Jasa
Keuangan, 2017). Perhitungan bunga, pajak dan asuransi adalah
sebagai berikut:
32
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
𝐵𝑢𝑛𝑔𝑎, 𝑝𝑎𝑗𝑎𝑘, 𝑎𝑠𝑢𝑟𝑎𝑛𝑠𝑖 =𝐹𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟×𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑚𝑒𝑠𝑖𝑛×𝑆𝑢𝑘𝑢 𝐵𝑢𝑛𝑔𝑎
𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑝𝑒𝑚𝑎𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑟 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 (𝑗𝑎𝑚) .............(2.9)
Dimana:
𝐹𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 = 1 −(𝑛−1)(1−𝑟)
2𝑛 ......................................................... (2.10)
Keterangan :
n = umur alat (jam)
r = 𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑠𝑖𝑠𝑎 𝑎𝑙𝑎𝑡
𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑎𝑙𝑎𝑡
b) Biaya Operasi (Operating Cost)
Biaya operasi merupakan biaya yang dikeluarkan sesuai dengan
penggunaan dari suatu alat. Biaya operasi terdiri dari biaya ban, biaya
perbaikan ban, pemeliharaan dan perbaikan, bahan bakar, minyak
pelumas dan lemak pelumas (Haryanto, D. 2010).
1. Biaya bahan bakar (fuel cost)
Perhitungan kebutuhan bahan bakar alat dapat menggunakan
rumus sebagai berikut:
𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝐵𝐵𝑀 = 𝐾𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖 𝐵𝐵𝑀/𝑗𝑎𝑚 × 𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝐵𝐵𝑀/𝐿𝑖𝑡𝑒𝑟 .............. (2.11)
2. Biaya pelumas/oli, gemuk dan penyaring (oil, grease, and filters)
Perhitungan kebutuhan pelumas, gemuk dan penyaring
sesuai dengan kebutuhan alat. Untuk perhitungan biaya pelumas,
gemuk dan penyaring yang digunakan adalah sebagai berikut:
𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑃𝑒𝑙𝑢𝑚𝑎𝑠 = 𝐾𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖 𝑝𝑒𝑙𝑢𝑚𝑎𝑠 × 𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑝𝑒𝑙𝑢𝑚𝑎𝑠 ....... (2.12)
33
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
3. Biaya ban (tire cost)
Biaya ban merupakan salah satu komponen biaya terbesar dalam
biaya operasi. Umur ban ditentukan dari beberapa faktor,
diantaranya faktor dari medan kerja alat. Berikut rumus perhitungan
biaya ban per jam:
𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝐵𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑟 𝑗𝑎𝑚 =𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝐵𝑎𝑛
𝑈𝑚𝑢𝑟 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑔𝑢𝑛𝑎𝑎𝑛 𝐵𝑎𝑛 (𝑗𝑎𝑚) ................. (2.13)
4. Biaya reparasi alat (repair cost)
Biaya reparasi alat dipengaruhi oleh kondisi kinerja alat dan
beberapa faktor lain diantaranya skill operator, pemeliharaan alat
dan lain-lain. Perhitungan biaya reparasi alat merupakan biaya rata-
rata perbaikan alat selama masa pakai alat. Perhitungan biaya
reparasi alat yang digunakan adalah:
𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑅𝑒𝑝𝑎𝑟𝑎𝑠𝑖 =𝐹𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑟𝑏𝑎𝑖𝑘𝑎𝑛×(𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑚𝑒𝑠𝑖𝑛−ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑏𝑎𝑛)
𝑈𝑚𝑢𝑟 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑔𝑢𝑛𝑎𝑎𝑛 𝑎𝑙𝑎𝑡 (𝑗𝑎𝑚) ................. (2.14)
5. Biaya khusus (special items)
Biaya khusus merupakan biaya tambahan untuk perbaikan yang
tidak termasuk dalam biaya reparasi alat karena ada parts yang
mudah aus atau rusak akibat intensitas penggunaan yang cukup
tinggi.
6. Biaya operator (operator wages)
Biaya atau upah operator dimasukkan dalam komponen biaya
operasi. Berikut rumus yang digunakan untuk perhitungan upah
operator:
𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑜𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑜𝑟 =𝑈𝑝𝑎ℎ 𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑜𝑟
𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑎𝑙𝑎𝑡 𝑝𝑒𝑟 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛 (𝑗𝑎𝑚) .................... (2.15)
34
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2.2.7. Aplikasi Penggunaan Linear Programming Dalam Kegiatan Operasi
a) Linear Programming
Linear programming merupakan suatu metode pemecahan
masalah pada penggunaan sumber daya terbatas untuk mendapatkan
hasil yang optimal dengan menggunakan mode matematika untuk
meminimalkan biaya atau memaksimalkan keuntungan. Menurut
Thomas S. Ferguson (https://www.math.ucla.edu/~tom/LP.pdf, diakses
pada 30 September 2018, pk. 13.18 WIB) Linear programming
merupakan suatu metode matematis penyelesaian masalah pada batasan
linear untuk memaksimalkan keuntungan atau meminimalkan dalam
bentuk fungsi linear.
b) Model Linear Programming
Suatu permasalahan yang akan dianalisis dibentuk menjadi
sebuah model matematis, dimana realita suatu problema dijadikan
fungsi matematik. Menurut (Siswanto, 2007) terdapat unsur utama
dalam Linear programming, yaitu:
1. Variabel keputusan
2. Fungsi tujuan
3. Fungsi kendala
Variabel keputusan adalah suatu penetapan problema untuk
mencapai suatu tujuan yang ingin dioptimalkan. Fungsi tujuan berarti
fungsi yang berisi pencapaian objektif terhadap sumber daya yang ada,
dimana dalam penelitian yang akan dilakukan penggunaan aplikasi
linear programming untuk meminimumkan biaya produksi alat angkut
dari batubara ke pelabuhan.
𝐹𝑢𝑛𝑔𝑠𝑖 𝑇𝑢𝑗𝑢𝑎𝑛 (𝑍) = ∑ ∑ 𝐶𝑖𝑗𝑋𝑖𝑗𝑛𝑗
𝑚𝑖 ............................................ (2.16)
35
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Dimana :
Z = Nilai optimal yang dituju, minimal atau maksimal
Cij = kenaikan nilai Z jika ada penambahan kegiatan j
Xij = Jenis unit yang digunakan untuk kegiatan
Fungsi tujuan yang dimaksud dapat digunakan sebagai fungsi
tujuan maksimum atau fungsi tujuan minimum, namun dalam penelitian
ini fungsi tujuan yang dimaksud adalah tujuan minimum. Yaitu untuk
meminimumkan biaya produksi.
Sedangkan fungsi batasan adalah fungsi yang menjelaskan
keterbatasan pada sumber daya yang tersedia yang akan diperhitungkan
secara matematis. Fungsi batasan dalam penelitian ini yang dimaksud
adalah kapasitas maksimum alat angkut sesuai dengan jumlah aktual
yang ada di lapangan. Menurut (Eddy Herjanto, 2007) fungsi batasan
dirumuskan sebagai berikut:
∑ ∑ 𝑎𝑖𝑗 𝑋𝑗 ≤ 𝑏𝑖𝑛𝑗=1
𝑚𝑖=1 ................................................................... (2.17)
Xj ≥ 0 (j = 0, 1, 2 , 3,…,n)
Bi ≥ 0 (i = 0, 1, 2 , 3,…,n)
Dimana :
aij = Kebutuhan sumber daya untuk menghasilkan kegiatan
Xj = Jenis unit yang digunakan untuk kegiatan
Bi = Banyaknya sumber daya yang tersedia
Permasalahan yang terdapat pada penelitian ini terletak pada
optimasi pendistribusian batubara yang akan diangkut oleh tiga tipe alat
angkut dengan kapasitas berbeda sesuai dengan jumlah alat yang
terdapat dilapangan untuk mencapai target produksi yang telah
36
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
ditetapkan. Gambar 2.12 berikut menjelaskan skema pengiriman
batubara dari stockpile ke pelabuhan, dimana batubara tersebut diangkut
tiga alat angkut dengan masing-masing kapasitas dan jumlah alat yang
berbeda serta memiliki biaya produksi masing-masing yang akan
dihitung (Xij). Untuk bagian sebelah kiri adalah sumber pengiriman
batubara (stockpile) yang kemudian didistribusikan dengan tiga tipe alat
angkut, serta bagian kanan adalah tujuan pengiriman batubara yaitu
pelabuhan.
Gambar 2.12 Skema Pengiriman Batubara ke Pelabuhan
Dalam menggunakan model Linear Programming untuk
pemecahan suatu masalah terdapat aspek-aspek yang perlu
dipertimbangkan, diantaranya :
1. Fungsi tujuan harus mencapai sebuah tujuan, yakni dalam
penelitian ini adalah untuk meminimumkan biaya
2. Kendala atau fungsi batasan harus dinyatakan dalam bentuk
persamaan
3. Variable tidak boleh negatif
4. Konstanta dalam persamaan tidak boleh negatif.
37
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
c) Aplikasi Linear Programming
Penggunaan Linear Programming dapat digunakan untuk
melakukan pengambilan keputusan dalam kegiatan pertambangan untuk
memberikan sebuah hasil optimal dalam kegiatan operasi, contohnya
untuk analisis plant, pengalokasian permasalahan transportasi dan
teknik pencampuran material sesuai kebutuhan pasar. Linear
programming dapat dilakukan dengan beberapa metode, namun pada
penelitian ini hanya dibatasi dengan menggunakan metode simpleks.
Metode simpleks adalah perhitungan suatu model matematis yang
dilakukan secara berulang-ulang (iterasi) untuk mendapatkan hasil
optimal. Aplikasi linear program dapat digunakan dengan software,
yaitu Simplex LP pada Microsoft Excel.
2.2.8. Tafsir Ayat
Ayat Al-Qur’an sebagai pedoman hidup manusia dalam menjalani
kehidupan. Setiap ayat yang tertuang dalam Al-Qur’an memberikan pesan
tersendiri setiap manusia dalam bertindak. Beberapa Ayat yang akan
dibahas mengenai efisiensi dan produktivitas yaitu sebagai berikut:
1) Al- Isra’ – Ayat 26 (Efisiensi)
بى ر ق آت ذا ال ل و يل و ب ن الس اب ين و ك س م ال ه و ق ح
ا ير ذ ب ر ت ذ ب ت
Artinya : “Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan
haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan
janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros.”
38
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2) Al-Isra’ – Ayat 27 (Efisiensi)
ه ب ر ان ل ط ي ان الش ك ين و اط ي ان الش و خ انوا إ ين ك ر ذ ب م إن ال
ا فور ك
Artinya: “Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara
syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya.”
3) At-Taubah – Ayat 105 (Produktivitas)
نون ورسوله عملكم للا فسيرى اعملوا وقل وستردون والمؤم
تعملون كنتم ب ما فينب ئكم والشهادة الغيب عال م إ لى
Artinya : “Dan Katakanlah: ‘Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya
serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan
dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang
nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.’”
39
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2.2.9. Implementasi Ayat Al-Qur’an Terhadap Produksi Pengangkutan
Batubara
Al-Qur’an sebagai pedoman dalam menjalani setiap langkah dalam
kehidupan manusia. Dalam hal ini termasuk juga dengan kegiatan produksi
batubara. Kegiatan produksi membutuhkan efisiensi yang tinggi untuk
mencapai keuntungan maksimum, dalam arti bahwa kegiatan produksi
harus memberikan ketercapaian target dalam menghasilkan barang atau jasa
dengan biaya minimum. Pada QS: Al-Isra’ ayat 26-27 dikatakan bahwa
“janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros”
dimana pada ayat tersebut berarti dalam melaksanakan kegiatan operasi
produksi tidak diperbolehkan boros, dan Allah tidak menyukai perbuatan
boros. Apabila dalam kegiatan operasi produksi tidak mempertimbangkan
faktor-faktor yang meningkatkan efisiensi, tentunya akan memberikan
pemborosan biaya yang akan memberikan kerugian.
Kegiatan operasi produksi harus dilaksanakan secara optimal untuk
meraih produktivitas maksimal, dalam QS: At-Taubah ayat 105 dikatakan
bahwa “bekerjalah kamu” yang berarti kegiatan kerja/operasi harus
dilakukan secara optimal dan dilaksanakan sebaik-baiknya agar
memberikan output produksi yang optimal sehingga dapat menekan biaya
serta menghemat biaya-biaya tambahan yang dapat memberikan kerugian.
40 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode Operation Research. Metode Operation Research merupakan suatu
metode penyelesaian untuk mendapatkan solusi dari kompleksitas suatu
permasalahan dengan model matematika (Hamdy, A. Taha, 2007). Metode
operation research adalah penelitian yang memberi solusi berupa aksi nyata
terhadap masalah dan memberikan cara yang paling sesuai untuk
memperbaiki suatu kondisi dan memberikan solusi optimal pada keadaan
tersebut.
Pada penelitian ini data aktual produktivitas dan biaya produksi alat
angkut dihitung untuk mengetahui produksi yang dapat dihasilkan.
Parameter pendukung yang dibutuhkan adalah cycle time alat angkut,
efisiensi kerja alat, kapasitas alat angkut, target produksi alat angkut,
kebutuhan konsumsi alat yang diperoleh dari data sekunder.
Data yang telah diperoleh kemudian dianalisis untuk mengetahui
biaya produksi alat angkut minimum serta optimasi penggunaan jumlah alat
angkut. Serta memberikan alternatif solusi untuk mengoptimalkan produksi
sesuai dengan data aktual yang ada dengan aplikasi software Simplex LP
dengan biaya produksi minimum.
3.2. Waktu dan Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian Tugas Akhir dilaksanakan di Desa Gunung Sari,
Kecamatan Tabang, Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan
Timur dan waktu penelitian berlangsung dari tanggal 21 Maret 2018 – 26
April 2018.
41
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
3.3. Sumber Data
Data yang diperoleh dari penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder. Data primer merupakan data yang diambil dari hasil pengamatan
di lapangan. Data sekunder yang diperoleh penulis berasal dari arsip PT.
Bara Tabang dan beberapa referensi dari makalah, jurnal dan website resmi
yang berkaitan dengan penelitian ini. Berikut data-data yang dipergunakan
adalah:
1. Data jam kerja alat
2. Data efisiensi kerja alat
3. Data Cycle Time alat angkut yakni Double Power Road Train (DPRT)
Scania R580 320 m3, SDT Volvo FH-16 610 200 m3 dan Side Door
Tipper (SDT) Scania R580 170 m3 pada tanggal 24 Maret – 30 Maret
2018.
4. Data spesifikasi alat
5. Data kebutuhan konsumsi alat angkut
6. Data jumlah alat
3.4. Pengolahan Data
Pengolahan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) Perhitungan produktivitas masing-masing alat. Pada perhitungan ini
penulis menghitung nilai cycle time rata-rata Tanggal 24-30 Maret
2018 dari data aktual yang didapat dari hasil pengamatan di
lapangan serta data arsip PT. Bara Tabang kemudian menghitung
produktivitas alat angkut dengan mempertimbangkan cycle time,
kapasitas vessel dan efisiensi kerja alat.
2) Simulasi perhitungan biaya produksi, yaitu biaya kepemilikan dan
biaya operasi alat angkut. Meliputi biaya investasi alat, depresiasi,
bunga, asuransi, pajak, kebutuhan bahan bakar, kebutuhan oli dan
biaya pekerja.
42
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
3) Analisis perbandingan biaya produksi dari 3 alat angkut, kemudian
optimasi penggunaan alat angkut yang paling efisien sesuai dengan
jumlah alat yang terdapat di lapangan yang menghasilkan biaya
produksi minimum dengan menggunakan Simplex LP.
3.5. Tahapan Penelitian
Adapun tahapan penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut:
I. Studi Literatur
Merupakan pembelajaran materi mengenai produktivitas dan materi
pembiayaan operasional melalui literatur dari berbagai referensi yang
nantinya akan dicantumkan dalam dasar teori dalam penelitian ini.
II. Pengambilan data:
Pengambilan data yang dibutuhkan terdapat dua jenis, yaitu data
primer dan sekunder. Data primer diambil pada saat kegiatan
lapangan, yaitu cycle time tiga alat angkut serta waktu operasi. Serta
data sekunder didapat dari arsip perusahaan, makalah website resmi
dan beberapa jurnal ilmiah yang berkaitan dengan penelitian. Data
sekunder yang dibutuhkan adalah spesifikasi alat, efisiensi kerja alat,
data kebutuhan konsumsi alat angkut dan data arsip perusahaan.
III. Pengolahan Data
Pada tahap ini hasil perolehan data adalah sebagai berikut:
1) Perhitungan produktivitas alat angkut
2) Simulasi perhitungan biaya produksi alat angkut.
3) Simulasi jumlah alat berdasarkan target produksi
4) Analisis efisiensi penggunaan alat dengan membandingkan biaya
produksi 3 alat angkut serta simulasi kombinasi penggunaan jumlah
alat aktual untuk mencapai target produksi menggunakan Simplex LP.
43
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
IV. Analisis Data
Data yang telah diproses kemudian dianalisis dengan menggunakan
simulasi kombinasi penggunaan alat angkut untuk mengetahui nilai
optimum dengan minimum cost menggunakan Simplex LP.
V. Kesimpulan dan Saran
Hasil analisis data menghasilkan kesimpulan dan memberikan
rekomendasi saran yang dapat menjadi masukan bagi perusahaan.
44
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Gambar 3.1 Diagram Alir Metode Penelitian
Ya
Pembahasan
Optimasi penggunaan alat angkut
untuk memaksimalkan produksi dari
segi jumlah alat dan kapasitas
Data Primer:
1. Cycle time alat angkut
2. Waktu Operasi
Tidak
tercapai
Menggunakan
simulasi
kombinasi
jumlah alat
sesuai aktual di
lapangan
45 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1. Kegiatan Penambangan
Batubara hasil tambang diangkut ke beberapa lokasi, diantaranya
Intermediate Crushing Facilities (ICF) untuk pengecilan ukuran, Coal Pad 1
dan Coal Pad 2 untuk tempat penyimpanan batubara ROM (Run of mine).
Batubara hasil crushing diangkut menggunakan Silo untuk batubara di ICF dan
batubara Raw Coal di Coal Pad 1 dan 2 dimuat menggunakan Wheel Loader
Komatsu WL-600-O3P untuk batubara. Batubara hasil tambang diangkut
menuju pelabuhan. Jarak angkut ICF dan Coal Pad menuju Coal Handling Plant
(CHP) Senyiur sebesar 69 km. Untuk itu perlu dilakukan analisis mengenai
produktivitas alat angkut yang berkaitan dengan biaya produksi alat angkut
untuk menghasilkan biaya minimum dengan kondisi jarak angkut yang cukup
panjang.
4.2. Penggunaan Alat Angkut Pada Kegiatan Pengangkutan Batubara
Pengangkutan batubara PT. Bara Tabang menuju CHP Senyiur
menggunakan 7 jenis alat angkut. Namun pada penelitian ini observasi
dikhususkan pada 3 alat dengan tipe dan kapasitas truk yang berbeda-beda.
Jenis truk angkut yang digunakan dalam penelitian ini adalah truk Double
Power Road Train (DPRT) Scania R580 4 Vessel kapasitas 332 m3 yang
mengangkut batubara ROM, truk SDT Volvo FH-16 610 2 Vessel kapasitas 200
m3 dan truk SDT Scania R580 2 Vessel kapasitas 170 m3 yang mengangkut
batubara hasil crushing. Untuk peta pengangkutan terdapat pada lampiran.
46
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
4.3. Analisis Kondisi Jalan Angkut
Sesuai dengan perhitungan lebar jalan angkut menghasilkan lebar jalan
angkut minimum yang dapat digunakan pada Coal Hauling Road adalah 13.30
m (Lampiran F). Namun pada aktual di lapangan lebar jalan angkut minimum
adalah 16 m sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) Coal Hauling
Road Pada PT. Bara Tabang.
4.4. Analisis Grade Jalan
Grade jalan atau kemiringan jalan yang ditetapkan pada Coal Hauling
Road atau jalan angkut sesuai SOP PT. Bara Tabang adalah maksimum 3% pada
arah muatan dan 5% pada arah kosongan.
4.5. Analisis Rolling Resistance
Tahanan gelinding atau rolling resistance sebagaimana pada rumus
persamaan (2.2). Untuk masing-masing kendaraan akan dibahas pada lampiran
J sesuai dengan kondisi jalan angkut pada PT. Bara Tabang. Tahanan gelinding
pada alat berpengaruh terhadap cycle time. Semakin tinggi tahanan gelinding
alat maka semakin besar cycle time nya. Sehingga hasil perhitungan rolling
resistance yang dihasilkan adalah 12,450 kg untuk DPRT Scania R580
kapasitas 332 m3, 7,050 kg untuk SDT Volvo FH16 kapasitas 200 m3, dan 6,471
kg untuk SDT Scania R580 kapasitas 170 m3.
4.6. Analisis Grade resistance, Rimpull dan Coefficient Traction
Analisis rimpull dan coefficient traction tidak diperhitungkan dan
dijadikan sebagai batasan masalah, karena rute pengangkutan batubara yang
sama sehingga perhitungan tidak perlu dipertimbangkan secara signifikan serta
tidak mempengaruhi perhitungan produktivitas alat angkut
47
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
4.7. Waktu Operasi
Shift kerja yang diterapkan dalam jam operasional adalah 2 shift kerja,
yaitu shift pagi dan shift malam selama 12 jam untuk setiap shift. Dalam satu
shift kerja terdapat beberapa waktu penghambat, diantaranya waktu pergantian
shift, waktu makan dan istirahat, waktu pemeriksaan harian alat hingga waktu
safety talk sehingga akan mempengaruhi produktivitas dan waktu kerja.
Perhitungan jam efektif kerja untuk Coal Hauling pada PT. Bara Tabang tidak
mempertimbangkan curah hujan, hal ini dikarenakan pengangkutan batubara
dapat dilakukan dalam kondisi cuaca panas dan hujan atau all weather. Waktu
kerja efektif berdasarkan hasil pengamatan adalah 15.67 jam/hari. Untuk
penjelasan lebih detail terdapat pada Lampiran C.
4.8. Data Cycle Time
Pengambilan data cycle time diperoleh dari arsip data PT. Bara Tabang.
Perhitungan cycle time menggunakan 4 unit sebagai acuan pengolahan data.
Tabel perhitungan cycle time secara lengkap terdapat pada lampiran. Berikut
perhitungan cycle time rata-rata tanggal 24-30 Maret 2018:
Tabel 4.1 Cycle Time Rata-Rata tanggal 24-30 Maret 2018
Tipe Alat
130.62 5.3 5.9 130.1 308.48
371.12
132.8 4.24 7.88 136.2 322.36
Return
Time Total
DPRT Scania R580 4
Vessel
SDT Scania R580 2
Vessel 85x2 m³
SDT Volvo FH-16 610
2 Vessel 200 m³
26.38
29.18
25.8
21.64
12.06
10.76
151.68 11.94 12.96 146.52
Queuing
Time
Loading
Time
Hauling
Time
Queuing
Time
Tipping
Time
48
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
4.9. Produktivitas Alat
Alat angkut yang digunakan adalah Double Power Road Train (DPRT)
Scania R580 kapasitas 332 m3, truk SDT Volvo FH-16 610 kapasitas 200 m3
dan truk SDT Scania R580 kapasitas 170 m3 berikut perhitungan produktivitas
masing-masing alat.
a) Produktivitas DPRT Scania R580 kapasitas 320 m3
Lokasi pemuatan atau loading point DPRT Scania R580 kapasitas 320
m3 terletak pada Coal Pad 1, dimana pada lokasi tersebut batubara yang
dimuat adalah batubara hasil tambang atau Run Of Mine (ROM).
Sehingga perhitungan produktivitas DPRT Scania R580 kapasitas 332
m3 adalah sebagai berikut:
Cycle time = 371.12 menit
Kt = 332 m3
PA (%) = 73 %
UA (%) = 58%
Densitas batubara = 0.89 kg/m3
Sehingga, 𝑃𝑎 = 60
371.12× (332) × 73% × 58% × 0.89 𝑘𝑔/𝑚3
Pa = 20.1 ton/jam
b) Produktivitas SDT Volvo FH-16 610 kapasitas 200 m3
Pemuatan batubara menggunakan Silo yang berlokasi di ICF, dimana
batubara yang dimuat adalah batubara hasil crushing. Sehingga
perhitungan produktivitas SDT Volvo FH-16 610 kapasitas 200 m3
adalah sebagai berikut:
Cycle time = 322.36 menit
Kt = 200 m3
PA (%) = 96%
UA (%) = 78%
49
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Densitas batubara = 0.82 kg/m3
Sehingga, 𝑃𝑎 = 60
322.36× (200) × 96% × 78% × 0.82 𝑘𝑔/𝑚3
Pa = 23.0 ton/jam
c) Produktivitas SDT Scania R580 kapasitas 170 m3
Pemuatan batubara ke alat angkut SDT Scania R580 kapasitas 170 m3
menggunakan Silo yang berlokasi di ICF, dimana batubara yang dimuat
adalah batubara hasil crushing. Sehingga perhitungan produktivitas
SDT Scania R580 kapasitas 170 m3 adalah sebagai berikut:
Cycle time = 308.48 menit
Kt = 170 m3
PA (%) = 79%
UA (%) = 81%
Densitas batubara = 0.82 kg/m3
Sehingga, 𝑃𝑎 = 60
308.48× (170) × 79% × 81% × 0.82 𝑘𝑔/𝑚3
Pa = 17,4 ton/jam
50
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
4.10. Perhitungan Biaya Produksi Alat Angkut
Perhitungan biaya produksi meliputi perhitungan biaya kepemilikian
atau owning cost dan biaya operasi atau operating cost. Berikut perhitungan
biaya kepemilikan dan biaya operasi ketiga alat angkut:
4.10.1. Biaya Produksi DPRT Scania R580 kapasitas 332 m3
A. Biaya Kepemilikan (Owning Cost)
1) Depresiasi
Harga alat angkut DPRT Scania R580 kapasitas 332 m3 Rp.
7,450,000,000.00 dan diketahui harga ban total adalah Rp. 536,180,000.00
serta nilai sisa alat atau trade in value sebesar 15%. Umur depresiasi alat
yang diperhitungkan 16,000 jam. Perhitungan depresiasi menggunakan
metode Straight Line seperti sebagai berikut:
𝐷𝑒𝑝𝑟𝑒𝑠𝑖𝑎𝑠𝑖 =(7,450,000,000 − 536,180,000 − (15% × 7,450,000,000)
16,000
Sehingga nilai depresiasi adalah Rp. 364,500.00
2) Bunga, pajak dan asuransi
Suku bunga rata-rata hingga bulan April 2018 adalah 10.65%. Pajak PPN
10% dan nilai asuransi yang tentukan adalah 2.35% menurut data Ototitas
Jasa Keuangan tahun 2017. Adapun perhitungan nilai faktor yang
mempertimbangkan depresiasi dan nilai sisa alat sebesar F=0.8077 (terdapat
pada lampiran), serta penggunaan alat dalam satu tahun adalah 8760 jam.
Sehingga perhitungan bunga, pajak dan asuransi adalah sebagai berikut:
= Rp. 157,987.73
Bunga, Pajak dan Asuransi = 0.8077 x IDR 7,450,000,000 x 23%
8760
51
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
B. Biaya Operasi (Operational Cost)
1) Kebutuhan bahan bakar
Bahan bakar yang digunakan adalah Solar B-10 Pertamina dengan
kebutuhan rata-rata bulan Maret 2018 adalah 41 liter/jam. Untuk harga
bahan bakar adalah Rp. 8,340.53 berdasarkan data Section Operation PT.
Bara Tabang 2018. Sehingga kebutuhan bahan bakar per-jam adalah:
𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑏𝑎𝑘𝑎𝑟 = 41 × Rp. 8,340.53
= Rp. 341,961.73
2) Kebutuhan oli
a. Oli Mesin/Engine Oil
Perhitungan kebutuhan engine oil berdasarkan jumlah penggunaan
engine oil dibagi dengan interval waktu penggantian oli, yaitu
kebutuhan oli dalam satu tank adalah 48 liter dan durasi penggantian oli
250 jam dengan harga engine oil adalah Rp. 27,751.20/liter. Sehingga
biaya konsumsi engine oil adalah sebagai berikut:
𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖 𝑜𝑙𝑖 𝑚𝑒𝑠𝑖𝑛 𝑝𝑒𝑟 − 𝑗𝑎𝑚 =45
250× 𝑅𝑝. 27,751.20
= Rp. 5,328.23/jam
b. Oli Transmisi/Transmission Oil
Kapasitas oli transmisi unit adalah 17.5 liter dengan waktu penggantian
500 jam dan harga oli transmisi adalah Rp. 31,435.41/liter. Sehingga
biaya konsumsi oli transmisi adalah sebagai berikut:
𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖 𝑜𝑙𝑖 𝑡𝑟𝑎𝑛𝑠𝑚𝑖𝑠𝑖 𝑝𝑒𝑟 − 𝑗𝑎𝑚 =17.5
500× 𝑅𝑝. 31,435.41
= Rp. 1,100.24/jam
52
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
c. Final Drive Oil dan Differential Oil
Kapasitas Final Drive Oil dan Differential Oil unit adalah 30 liter
dengan waktu penggunaan 1000 jam dan harga Final Drive Oil dan
Differential Oil adalah Rp. 31,435.41/liter. Sehingga biaya konsumsi
Final Drive Oil dan Differential Oil adalah sebagai berikut:
𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖 per − jam =30
1000× 𝑅𝑝. 31,435.41
= Rp. 9,480.06/jam
d. Oli Hidraulik/Hydraulic Oil
Kapasitas oli hidraulik unit adalah 220 liter dengan waktu penggantian
6000 jam dan harga oli hidraulik adalah Rp. 28,708.13/liter. Sehingga
biaya konsumsi oli hidraulik adalah sebagai berikut:
𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖 𝑜𝑙𝑖 ℎ𝑖𝑑𝑟𝑎𝑢𝑙𝑖𝑘 𝑝𝑒𝑟 − 𝑗𝑎𝑚 =220
6000× 𝑅𝑝. 28,708.13
= Rp. 1,052.63/jam
e. Penggemuk/Grease
Penggunaan penggemuk/grease adalah 5 kg dengan waktu penggantian
168 jam dan harga penggemuk/grease adalah Rp. 112,370.84/kg.
Sehingga biaya konsumsi penggemuk/grease adalah sebagai berikut:
𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖 𝑔𝑟𝑒𝑎𝑠𝑒 𝑝𝑒𝑟 − 𝑗𝑎𝑚 =5
168× 𝑅𝑝. 112,370.84
= Rp. 3,344.37/jam
53
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
f. Coolant Oil
Pengunaan Coolant Oil atau oli pendingin adalah 30 liter dengan waktu
penggantian adalah 6000 jam. Harga Coolant Oil adalah Rp.
43,474.84/liter. Sehingga biaya konsumsi Coolant Oil adalah sebagai
berikut:
𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖 𝐶𝑜𝑜𝑙𝑎𝑛𝑡 𝑂𝑖𝑙 𝑝𝑒𝑟 − 𝑗𝑎𝑚 =30
6000× 𝑅𝑝. 43,474.84
= Rp. 217.37/jam
3) Umur ban/Tire Lifetime
Kebutuhan ban Scania R580 dengan empat vessel kapasitas 332 m3
membutuhkan 98 ban. Sehingga total harga ban Rp. 536,180,000.00. Umur
ban aktual adalah 4000 jam. Sehingga biaya ban adalah sebagai berikut
𝑈𝑚𝑢𝑟 𝑏𝑎𝑛 =𝑅𝑝. 536,180,000.00
4000= Rp. 134,045.00/jam
4) Reparasi alat
Ongkos reparasi alat adalah Rp. 350,000.00 per jam. Biaya reparasi alat
sudah termasuk dengan biaya mekanik dan parts yang dibutuhkan saat
reparasi.
5) Biaya operator
Perhitungan biaya operator dihitung berdasarkan jumlah besar gaji yang
kemudian dibagi dengan jumlah hari kerja x jam kerja per-hari.
54
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Tabel 4.2 Perhitungan Biaya Operator DPRT Scania R580 kapasitas 332 m3
Sehingga upah operator selama 1 bulan dalam satuan Rp/jam adalah
sebagai berikut:
𝑈𝑝𝑎ℎ 𝑜𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑟 − 𝑗𝑎𝑚 =𝑅𝑝. 13,000,000.00
(30 × 12)= 𝑅𝑝. 36,111.11
4.10.2. Biaya Produksi SDT Volvo FH-16 610 kapasitas 200 m3
A. Biaya Kepemilikan (Owning Cost)
1) Depresiasi
Harga alat angkut Volvo FH-16 610 Rp.4,980,000,000.00 dan diketahui
harga total ban adalah Rp. 316,200,000.00. Adapun nilai sisa alat 15%.
Umur depresiasi alat adalah 16.000 jam. Perhitungan depresiasi
menggunakan metode Straight Line seperti sebagai berikut:
𝐷𝑒𝑝𝑟𝑒𝑠𝑖𝑎𝑠𝑖 =(4,980,000,000 − 316,200,000 − (15% × 4,980,000,000)
16.000
Sehingga nilai depresiasi adalah Rp. 244,800.00
2) Bunga, pajak dan asuransi
Suku bunga rata-rata hingga bulan April 2018 adalah 10.65%. Untuk pajak
yang dihitung adalah PPN 10% dan nilai asuransi yang tentukan adalah
2.35% menurut data Ototitas Jasa Keuangan tahun 2017. Adapun
perhitungan nilai faktor yang mempertimbangkan depresiasi dan nilai sisa
alat sebesar F=0.8077 (terdapat pada lampiran), serta annual use atau
penggunaan alat dalam satu tahun adalah 8,760 jam. Sehingga perhitungan
bunga, pajak dan asuransi adalah sebagai berikut:
Biaya 1 bulan Waktu Kerja Jam Harga
Driver 30 hari 12 jam 360 IDR 13,000,000.00
55
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
= Rp. 105,607.91
B. Biaya Operasi (Operational Cost)
1) Kebutuhan bahan bakar
Kebutuhan bahan bakar rata-rata SDT Volvo FH16 Kapasitas 200 m3 pada
bulan Maret 2018 adalah 47.68 liter/jam. Bahan bakar yang digunakan
adalah Solar B-10 Pertamina dengan harga bahan bakar adalah Rp. 8,340.53
(Data Section Operation PT. Bara Tabang 2018). Sehingga kebutuhan bahan
bakar per-jam adalah:
𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑏𝑎𝑘𝑎𝑟 = 47.68 × Rp. 8,340.53
= Rp. 397,676.53
2) Kebutuhan oli
a. Oli Mesin/Engine Oil
Perhitungan kebutuhan engine oil berdasarkan jumlah penggunaan
engine oil dibagi dengan interval waktu penggantian oli, yaitu
kebutuhan oli dalam satu tank adalah 45 liter dan durasi penggantian oli
500 jam dengan harga engine oil adalah Rp. 45,678.90/liter. Sehingga
biaya konsumsi engine oil adalah sebagai berikut:
𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖 𝑜𝑙𝑖 𝑚𝑒𝑠𝑖𝑛 𝑝𝑒𝑟 − 𝑗𝑎𝑚 =45
250× 𝑅𝑝. 45,678.90
= Rp. 4,111.10/jam
b. Oli Transmisi/Transmission Oil
Kapasitas oli transmisi unit adalah 18 liter dengan waktu penggantian
2000 jam dan harga oli transmisi adalah Rp. 187,053/liter. Sehingga
biaya konsumsi oli transmisi adalah sebagai berikut:
Bunga, Pajak dan Asuransi = 0.807 x IDR 4,980,000,000 x 23%
8760
56
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖 𝑜𝑙𝑖 𝑡𝑟𝑎𝑛𝑠𝑚𝑖𝑠𝑖 𝑝𝑒𝑟 − 𝑗𝑎𝑚 =18
2000× 𝑅𝑝. 187,053
= Rp. 1,683.48/jam
c. Final Drive Oil dan Differential Oil
Kapasitas Final Drive Oil dan Differential Oil unit adalah 104 liter
dengan waktu penggunaan 2000 jam dan harga Final Drive Oil dan
Differential Oil adalah Rp. 189,601.15/liter. Sehingga biaya konsumsi
Final Drive Oil dan Differential Oil adalah sebagai berikut:
𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖 per − jam =104
2000× 𝑅𝑝. 189,601.15
= Rp. 9,859.26/jam
d. Oli Hidraulik/Hydraulic Oil
Kapasitas oli hidraulik unit adalah 85 liter dengan waktu penggantian
2000 jam dan harga oli hidraulik adalah Rp. 20,915.00/liter. Sehingga
biaya konsumsi oli hidraulik adalah sebagai berikut:
𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖 𝑜𝑙𝑖 ℎ𝑖𝑑𝑟𝑎𝑢𝑙𝑖𝑘 𝑝𝑒𝑟 − 𝑗𝑎𝑚 =85
2000× 𝑅𝑝. 20,915
= Rp. 888.89/jam
e. Penggemuk/Grease
Penggunaan penggemuk/grease perhari adalah 0.86 kg dengan waktu
penggantian 140 jam dan harga penggemuk/grease adalah Rp.
36,222.22 /liter. Sehingga biaya konsumsi penggemuk/grease adalah
sebagai berikut:
57
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖 𝑔𝑟𝑒𝑎𝑠𝑒 𝑝𝑒𝑟 − 𝑗𝑎𝑚 =0.86
140× 𝑅𝑝. 36,222.22
= Rp. 1,552.38/jam
3) Umur ban/Tire Lifetime
Kebutuhan ban Volvo FH-16 dengan dua vessel kapasitas 200 m3
membutuhkan 54 ban dengan total harga ban Rp. 316,200,000.00. Umur
ban aktual adalah 1512 jam. Sehingga biaya ban adalah sebagai berikut
𝑈𝑚𝑢𝑟 𝑏𝑎𝑛 =𝑅𝑝.316,200,000.00
1512= Rp. 209,096.73/jam
4) Reparasi alat
Ongkos reparasi alat adalah Rp. 194,000.00 per jam. Biaya reparasi alat
sudah termasuk dengan biaya mekanik dan parts yang dibutuhkan saat
reparasi.
5) Biaya operator
Perhitungan biaya operator diestimasikan berdasarkan 3 bagian: yaitu basic,
lembur dan insentif. Perhitungan Gaji berdasarkan basic mengacu pada
UMR Kutai Kartanegara yaitu Rp. 2,715,750.00 dengan durasi kerja selama
7 jam. Untuk perhitungan upah lembur mengacu pada peraturan Undang-
Undang No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan pasal 78 ayat (2), (4)
dan pasal 85 serta Kepmenakertrans No. 102/MEN/VI/2004 mengenai
waktu dan upah kerja. Perhitungan upah lembur adalah sebagai berikut:
• Hari Kerja yang ditetapkan adalah 30 hari
• Waktu kerja yang digunakan adalah 12 jam (1 shift), terhitung 7 jam kerja
operasional dan 5 jam lembur.
Jam ke – 1 pada waktu lembur = 1 × 1.5 ×1
173× 𝑅𝑝. 2,715,750.00
Jam – 2, 3, 4, dst. pada waktu lembur = 2 × 1/173 × 𝑅𝑝. 2,715,750.00
58
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
• Untuk hari libur pada 1 bulan kerja terdapat 2 hari ke-7 dalam satu minggu
dan 2 tanggal merah. Sehingga perhitungannya adalah sebagai berikut:
Hari ke-7 = 2 hari × 33 jam kerja × 1/173 × Rp. 2,715,750.00
Tanggal Merah = 2 hari × 33 jam kerja × 1/173 × Rp. 2,715,750.00
• Sehingga total overtime adalah 379 jam.
Untuk perhitungan insentif didasarkan pada Hoursmeter atau jam kerja alat.
Upah yang dibayarkan untuk 1 jam operasi alat adalah Rp. 9,000.00 dimana
1 shift adalah 12 jam. Sehingga dalam satu bulan insentif Hoursmeter adalah
28 hari kerja × 12 jam = 330 jam. Sehingga perhitungan upah operator
adalah sebagai berikut:
Tabel 4.3. Perhitungan Biaya Operator SDT Volvo FH 610 kapasitas 200 m3
Sehingga upah operator selama 1 bulan dalam satuan Rp/jam adalah
sebagai berikut:
𝑈𝑝𝑎ℎ 𝑜𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑟 − 𝑗𝑎𝑚 =𝑅𝑝. 11,689,283
(30 × 12)= 𝑅𝑝. 32,470.23
Jam Harga Jumah
Basic - - IDR 2,715,750
Overtime 379 15,697.98IDR IDR 5,949,533
Hoursmeter 336 IDR 9,000.00 IDR 3,024,000
IDR 11,689,283TOTAL
PERHITUNGAN GAJI OPERATOR
59
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
4.10.3. Biaya Produksi SDT Scania R580 kapasitas 170 m3
A. Biaya Kepemilikan (Owning Cost)
1) Depresiasi
Harga alat angkut SDT Scania R580 Rp.4,500,000,000.00 dan diketahui
nilai sisa alat atau trade in value sebesar 15%, serta harga total ban adalah
Rp. 288,152,000.00. Umur depresiasi alat yang diperhitungkan 16,000 jam.
Perhitungan depresiasi menggunakan metode Straight Line seperti sebagai
berikut:
𝐷𝑒𝑝𝑟𝑒𝑠𝑖𝑎𝑠𝑖 =(4,500,000,000 − 288,152,000 − (15% × 4,500,000,000)
16,000
Sehingga nilai depresiasi adalah Rp. 221,053.00
2) Bunga, pajak dan asuransi
Suku bunga rata-rata hingga bulan April 2018 adalah 10.65%. Pajak yang
dihitung adalah PPN 10% dan nilai asuransi yang tentukan adalah 2.35%
menurut data Ototitas Jasa Keuangan tahun 2017. Nilai faktor sebesar
F=0.8077 (terdapat pada lampiran), serta annual use atau penggunaan alat
dalam satu tahun adalah 8,760 jam. Sehingga perhitungan bunga, pajak dan
asuransi adalah sebagai berikut:
= Rp. 95,428.83
Bunga, Pajak dan Asuransi = 0.8077 x IDR 4,500,000,000 x 23%
8760
60
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
B. Biaya Operasi (Operational Cost)
1) Kebutuhan bahan bakar
Kebutuhan bahan bakar rata-rata bulan Maret 2018 adalah 35.4 liter/jam.
Bahan bakar yang digunakan adalah Solar Pertamina tipe B10 dengan harga
adalah Rp. 8,340.53 (Data Section Operation PT. Bara Tabang 2018).
Kebutuhan bahan bakar SDT Scania R580 Kapasitas 170 m3 per-jam
adalah:
𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑏𝑎𝑘𝑎𝑟 = 35.4 × Rp. 8,340.53
= Rp. 294,948.69
2) Kebutuhan oli
a. Oli Mesin/Engine Oil
Perhitungan kebutuhan engine oil berdasarkan jumlah penggunaan
engine oil dibagi dengan interval waktu penggantian oli, yaitu
kebutuhan oli dalam satu tank adalah 44 liter dan durasi penggantian oli
250 jam dengan harga engine oil adalah Rp. 21,800.00/liter. Sehingga
biaya konsumsi engine oil adalah sebagai berikut:
𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖 𝑜𝑙𝑖 𝑚𝑒𝑠𝑖𝑛 𝑝𝑒𝑟 − 𝑗𝑎𝑚 =44
250× 𝑅𝑝. 21,800
= Rp. 3,836.80/jam
b. Oli Transmisi/Transmission Oil
Kapasitas oli transmisi unit adalah 18 liter dengan waktu penggantian
250 jam dan harga oli transmisi adalah Rp. 20,598.09/liter. Sehingga
biaya konsumsi oli transmisi adalah sebagai berikut:
𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖 𝑜𝑙𝑖 𝑡𝑟𝑎𝑛𝑠𝑚𝑖𝑠𝑖 𝑝𝑒𝑟 − 𝑗𝑎𝑚 =18
250× 𝑅𝑝. 20,598.09
= Rp. 1,483.06/jam
61
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
c. Final Drive Oil dan Differential Oil
Kapasitas Final Drive Oil dan Differential Oil unit adalah 14 liter
dengan waktu penggunaan 1000 jam dan harga Final Drive Oil dan
Differential Oil adalah Rp. 23,000/liter. Sehingga biaya konsumsi Final
Drive Oil dan Differential Oil adalah sebagai berikut:
𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖 per − jam =14
1000× 𝑅𝑝. 23,000
= Rp. 322.00/jam
d. Oli Hidraulik/Hydraulic Oil
Kapasitas oli hidraulik unit adalah 220 liter dengan waktu penggantian
6000 jam dan harga oli hidraulik adalah Rp. 16,300/liter. Sehingga biaya
konsumsi oli hidraulik adalah sebagai berikut:
𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖 𝑜𝑙𝑖 ℎ𝑖𝑑𝑟𝑎𝑢𝑙𝑖𝑘 𝑝𝑒𝑟 − 𝑗𝑎𝑚 =220
6000× 𝑅𝑝. 16,300
= Rp. 597.67/jam
e. Penggemuk/Grease
Penggunaan penggemuk/grease perhari adalah 5 kg dengan waktu
penggantian 72 jam dan harga penggemuk/grease adalah Rp.
49,045.00/liter. Sehingga biaya konsumsi penggemuk/grease adalah
sebagai berikut:
𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖 𝑔𝑟𝑒𝑎𝑠𝑒 𝑝𝑒𝑟 − 𝑗𝑎𝑚 =5
72× 𝑅𝑝. 49,045
= Rp. 3,405.90/jam
62
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
3) Umur ban/Tire Lifetime
Kebutuhan ban Scania R580 dengan dua vessel kapasitas 170 m3
membutuhkan 54 ban dengan total harga ban Rp. 288,152,000.00. Umur
ban aktual adalah 1,563 jam. Sehingga biaya ban adalah sebagai berikut
𝑈𝑚𝑢𝑟 𝑏𝑎𝑛 =𝑅𝑝.288,152,000.00
1563= Rp. 184,417.28/jam
4) Reparasi alat
Biaya reparasi alat adalah Rp. 302,858.59 per jam. Biaya reparasi alat sudah
termasuk dengan biaya mekanik dan parts yang dibutuhkan saat reparasi.
5) Biaya operator
Biaya Operator SDT Scania R580 kapasitas 170 m3 sebesar Rp.
11,000,000.00 dan jumlah hari kerja sebanyak 30 hari dan jumlah jam kerja
dalam 1 shift adalah 10 jam.
Sehingga upah operator selama 1 bulan dalam satuan Rp/jam adalah sebagai
berikut:
𝑈𝑝𝑎ℎ 𝑜𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑟 − 𝑗𝑎𝑚 =𝑅𝑝. 11,000,000.00
(30 × 12)= 𝑅𝑝. 30,555.56
63
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
4.11. Analisis Biaya Produksi Alat Angkut
Perhitungan biaya produksi masing-masing alat angkut diperhitungkan
dalam satuan Rp./jam/unit, hasil total perhitungan masing-masing alat yang
telah dijabarkan pada sub-bab sebelumnya terdapat pada tabel dibawah berikut.
Tabel 4.4. Nilai Biaya Produksi dalam Satuan Rp/jam
Tipe Alat Biaya Produksi (Rp/jam)
DPRT Scania R580 332 m³ IDR 1,387,669.98
SDT Volvo FH 16 610 200 m³ IDR 1,201,746.51
SDT Scania R580 170 m³ IDR 1,088,430.95
Selanjutnya biaya produksi dikonversikan menjadi satuan rupiah per-
jam dengan membagi biaya produksi dengan produktivitas alat. Sehingga akan
menghasilkan biaya produksi dalam satuan Rp/ton sebagai berikut:
Tabel 4.5. Nilai Biaya Produksi dalam Satuan Rp/ton
Tipe Alat Biaya Produksi (Rp/ton)
DPRT Scania R580 332 m³ IDR 68,952.01
SDT Volvo FH 16 610 200 m³ IDR 52,299.68
SDT Scania R580 170 m³ IDR 62,543.86
Dalam tabel 4.5. tersebut diatas dapat dilihat bahwa DPRT Scania R580
kapasitas 332 m3 memiliki biaya produksi terbesar dalam satuan Rp/jam dan
SDT Scania R580 kapasitas 170 m3 memiliki biaya produksi terendah dalam
satuan Rp/jam. Namun setelah dikonversikan, biaya produksi dalam satuan
Rp/ton menjadi variatif, dimana bila diurutkan dari biaya yang tertinggi ke
rendah menjadi DPRT Scania R580 kapasitas 332 m3, SDT Scania R580
kapasitas 170 m3, dan SDT Volvo FH 16-610 kapasitas 200 m3. Hal ini
dikarenakan pada saat pengkonversian satuan Rp/jam menjadi Rp/ton, biaya
64
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
produksi dibagi dengan produktivitas alat, yang mana pada perhitungan
produktivitas alat DPRT Scania R580 kapasitas 332 m3 memberikan nilai
produktivitas yang kurang optimal apabila dilihat lebih lanjut pada ketersediaan
alat DPRT Scania R580 kapasitas 332 m3, sehingga menghasilkan biaya
produksi lebih besar dibanding SDT Volvo FH16-610 kapasitas 200 m3 dan
SDT Scania R580 kapasitas 170 m3. Sehingga biaya produksi SDT Volvo FH
16-610 kapasitas 200 m3 menjadi paling kecil dibandingkan DPRT Scania
R580 kapasitas 332 m3 dan SDT Scania R580 kapasitas 170 m3. Berikut
penjelasan dengan menggunakan Grafik 6.1.
IDR 0
IDR 10,000
IDR 20,000
IDR 30,000
IDR 40,000
IDR 50,000
IDR 60,000
IDR 70,000
IDR 80,000
IDR 0
IDR 200,000
IDR 400,000
IDR 600,000
IDR 800,000
IDR 1,000,000
IDR 1,200,000
IDR 1,400,000
IDR 1,600,000
DPRT Scania R580 332 m³ SDT Volvo FH 16 610 200 m³ SDT Scania R580 170 m³
Perbandingan Biaya Produksi/jam Vs Biaya
Produksi/ton
Biaya Operasional (Rp/jam) Biaya Operasional (Rp/ton)
Gambar 4.1 Grafik Perbandingan Biaya Produksi berdasarkan Rp./ton dan
Rp./jam
Sehingga apabila dikaji lebih jauh lagi dalam sisi pembiayaan, SDT
Volvo FH16 610 kapasitas 200 m3 memiliki nilai yang efisien dibanding DPRT
Scania R580 kapasitas 332 m3 dan SDT Scania R580 170 m3. Efisien yang
65
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
dimaksud adalah dapat memberikan biaya produksi yang rendah, meskipun
kapasitas angkut tidak terlalu besar namun dapat mengangkut batubara secara
efisien dengan biaya produksi yang lebih rendah meskipun nilai siklus waktu
termasuk lama, yaitu 322.36 menit.
4.12. Simulasi Produksi Pengangkutan Batubara Berdasarkan Target Produksi
Dengan menggunakan perhitungan produktivitas alat angkut sesuai
dengan perhitungan data aktual, kemudian dilakukan simulasi produksi dengan
menggunakan target produksi 1 bulan. Target produksi 1 bulan yang ditetapkan
adalah 350,000 ton. Untuk menghitung total biaya produksi dilakukan
perhitungan dengan mengalikan biaya produksi dengan estimasi jumlah
produksi per-bulan. Selain itu, untuk melihat perbandingan lebih lanjut, dapat
dihitung jumlah alat yang digunakan masing-masing tipe truk dengan estimasi
target produksi 1 bulan yang telah ditetapkan dengan cara estimasi target
produksi 1 bulan dibagi dengan perkalian antara waktu kerja efektif alat, jumlah
hari dalam sebulan dan produktivitas alat. Sehingga dapat dijelaskan pada Tabel
4.6. dibawah berikut:
Tabel 4.6. Simulasi Produksi Berdasarkan Target Produksi 1 Bulan
DPRT Scania R580 332 m³ SDT Volvo FH 16 610 200 m³ SDT Scania R580 170 m³
Waktu kerja efektif/hari
(jam)15.67 15.67 15.67
Jumlah hari 31 31 31
Cycle time (jam) 6.19 5.37 5.14
Produktivitas (ton/jam) 20 23 17
Biaya Produksi (Rp/ton) IDR 68,952.01 IDR 52,299.68 IDR 62,543.86
Jumlah alat 36 31 41
Total Biaya
Operasional (bulan)IDR 24,133,202,149.92 IDR 18,304,887,730.74 IDR 21,890,350,789.11
66
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Dari Tabel 4.6. diatas dapat disimpulkan bahwa SDT Volvo FH16-610
Kapasitas 200 m3 menghasilkan biaya produksi lebih rendah dibanding kedua
alat lainnya. Adapun jumlah alat yang dibutuhkan dalam memenuhi kebutuhan
produksi lebih kecil dibanding kedua alat lainnya, yaitu hanya membutuhkan
31 unit alat. Dalam praktiknya, ketersediaan satu tipe alat untuk memenuhi
target produksi tidak memungkinkan karena keterbatasan jumlah alat di
lapangan. Oleh karena itu perlu dilakukan studi lanjut tentang penggunaan
kombinasi penggunaan alat dengan tipe alat yang berbeda. Selain itu, hal ini
bertentangan dengan teori dimana seharusnya alat yang menghasilkan biaya
produksi dan jumlah alat rendah adalah alat DPRT Scania R580 kapasitas 332
m3 yakni alat kapasitas besar. Ini disebabkan oleh efisiensi kerja DPRT Scania
R580 332 m3 rendah dan cycle time alat yang terlalu besar sehingga
menghasilkan produktivitas alat kurang optimal dibanding kedua alat lainnya.
Pada Tabel 4.6. tersebut dapat dilihat bahwa kebutuhan alat yang
digunakan masing-masing alat adalah 36 untuk DPRT Scania R580 kapasitas
332 m3, 31 Untuk SDT Volvo FH16-610 kapasitas 200 m3, dan 41 untuk SDT
Scania R580 Kapasitas 170 m3. Sedangkan aktual di lapangan jumlah masing-
masing alat adalah 21 unit untuk DPRT Scania R580 kapasitas 332 m3, 10
Untuk SDT Volvo FH16-610 kapasitas 200 m3, dan 10 untuk SDT Scania R580
Kapasitas 170 m3.
Sehingga dengan keterbatasan alat angkut di lapangan perlu dilakukan
simulasi kombinasi penggunaan jumlah alat menggunakan Linear
Programming berdasarkan jumlah alat angkut yang tersedia agar menghasilkan
biaya produksi minimum dan mencapai target produksi yang telah ditentukan.
67
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
4.13. Simulasi Kombinasi Jumlah Alat Angkut menggunakan Linear
Programming
Setelah melakukan perhitungan biaya produksi masing-masing alat
angkut dan melakukan simulasi jumlah alat yang dibutuhkan berdasarkan
jumlah target produksi untuk masing-masing alat, selanjutnya dilakukan
simulasi kombinasi penggunaan jumlah alat untuk memberikan uji lebih lanjut
optimasi biaya yang dapat dihasilkan dengan opsi lain. Simulasi kombinasi
jumlah alat mempertimbangkan beberapa parameter penentu dalam pemilihan
kombinasi jumlah alat. Parameter yang akan dipertimbangkan diantaranya
adalah sebagai berikut:
a. Jumlah alat
b. Kapasitas alat
c. Efisiensi biaya
d. Efektivitas produksi
Perhitungan ini menggunakan software Simplex LP yang terdapat pada
Microsoft Excel. Software ini menggunakan perhitungan Linear Programming
sebagai alternatif pemecahan masalah dari pengalokasian sumber daya yang
terbatas. Dimana pemecahan masalah yang dibutuhkan adalah pencarian
alternatif solusi penggunaan kombinasi alat angkut optimal sesuai dengan
keterbatasan jumlah alat untuk mencapai target produksi dengan biaya produksi
minimum.
Dalam simulasi ini menggunakan target produksi sebesar 350,000
ton/bulan dan alat yang menjadi variabel dalam perhitungan ini adalah 3 alat
dengan kapasitas yang berbeda, yaitu 332 m3, 200 m3 dan 170 m3.
Terdapat beberapa langkah yang dilakukan pada penentuan alternatif
penyelesaian masalah. Pertama menentukan variabel. Variabel ditentukan pada
tabel seperti berikut:
68
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Tabel 4.7. Tabel Penentuan Variabel
Langkah kedua menentukan fungsi tujuan, dimana perhitungan yang
akan dilakukan adalah untuk mengetahui kapasitas produksi masing-masing
alat sesuai dengan biaya minimum untuk mengangkut batubara ke pelabuhan.
Fungsi tujuan dinyatakan dengan persamaan yang menyertakan biaya produksi
masing-masing alat serta jumlah tonase yang diangkut. Biaya produksi masing-
masing alat telah tercantum pada Tabel 4.5.
Fungsi Tujuan (Minimum) :
Z = C1X1 + C2X2 + C3X3 .................................................................................................................. (4.1)
Dimana :
C = Biaya angkut batubara dari stockpile ke pelabuhan
X = Jumlah tonase batubara yang diangkut dari stockpile ke pelabuhan
Ketiga, menentukan fungsi kendala dalam bentuk persamaan. Fungsi
kendala yang terdapat dalam kasus ini adalah kemampuan produksi alat
terhadap keterdapatan jumlah alat aktual di lapangan. Pada perhitungan
optimasi ini fungsi kendala hanya dibatasi pada kemampuan produksi alat
terhadap jumlah alat aktual dan tidak memperhitungkan kapasitas crusher pada
CHP Senyiur, hal ini dikarenakan jumlah tonase yang diangkut diasumsikan
lebih kecil daripada kapasitas crusher. Sehingga tidak masuk pada perhitungan
fungsi kendala pada Linear Program. Kemampuan produksi alat terhadap
keterdapatan jumlah alat dihitung dengan mengkalkulasikan produktivitas alat,
jumlah alat, efiesiensi waktu kerja, serta jumlah hari dalam 1 bulan. Sehingga
kemampuan produksi/bulan masing-masing tipe alat adalah sebagai berikut:
Alat A Alat B Alat C
Stockpile X11 X12 X13
69
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Tabel 4.8. Kemampuan produksi berdasarkan jumlah alat
Sehingga penulisan kendala dalam bentuk persamaan adalah sebagai
berikut:
• Kapasitas (Fungsi Batasan)
X1 ≤ 205,327 .......................................................................................... (4.2)
X2 ≤ 111,635 .......................................................................................... (4.3)
X3 ≤ 84,548 ............................................................................................ (4.4)
Dimana
X1 0, X2 0, X3 0 .......................................................................... (4.5)
• Target Produksi
X11 + X12 + X13 = 350,000 ................................................................. (4.6)
X1 yang dimaksud adalah alat angkut DPRT Scania R580 Kapasitas 332
m3, X2 adalah SDT Volvo FH 16-610 kapasitas 200 m3, dan X3 yang dimaksud
adalah SDT Scania R580 kapasitas 170 m3.
Variabel tidak boleh negatif sehingga perlu dicantumkan seperti pada
persamaan (4.5). Total kemampuan produksi pengangkutan batubara adalah
614,868 ton. Untuk itu perlu dilakukan kalkulasi menggunakan software
Simplex LP untuk mengetahui produksi optimal yang dapat dihasilkan oleh
semua alat yang tersedia dengan target 350,000 ton dengan biaya optimum.
Tipe AlatProduktivitas
(ton/jam)Jumlah alat
Produksi/bulan
(ton)
DPRT Scania R580 332 m³ 20.1 21 205,327
SDT Volvo FH 16 610 200 m³ 23.0 10 111,635
SDT Scania R580 170 m³ 17.4 10 84,548
41 401,510TOTAL
70
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
4.14. Aplikasi penggunaan Software Simplex LP
Sebelum melaksanakan simulasi dengan software, perlu diketahui
fungsi matematis, yaitu variabel, Batasan dan fungsi tujuan seperti yang telah
dibahas sebelumnya. Setelah itu penggunaan aplikasi dapat dimulai dengan
membuka Microsoft Excel, berikut tahapan aplikasi software Simplex LP.
1. Masukkan parameter-parameter untuk perhitungan simulasi seperti biaya
produksi masing-masing alat, membuat tabel kapasitas alat, masukkan
Batasan, perumusan total kapasitas angkut alat, dan target operasi seperti
dibawah berikut.
Gambar 4.2. Input Variabel
Untuk alat A, B, C yang dimaksud diatas adalah alat A yang dimaksud
adalah alat angkut DPRT Scania R580 Kapasitas 332 m3, alat B adalah SDT
Volvo FH 16-610 kapasitas 200 m3, dan alat C yang dimaksud adalah SDT
Scania R580 kapasitas 170 m3.
71
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Selanjutnya perumusan total batubara yang diangkut berdasarkan masing
tipe alat dengan menggunakan rumus “SUM” pada kolom E12
Gambar 4.3 Penjumlahan Kapasitas Angkut Total
72
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2. Fungsi tujuan yang ingin diketahui adalah Biaya produksi optimum atau
kolom D14. Dimana pada Simplex LP fungsi tujuan harus dalam rumus,
karena fungsi tujuan yang ingin dihitung merupakan hasil kalkulasi antara
variabel-variabel. Sehingga dimasukkan rumus =SUMPRODUCT.
Parameter yang akan dikalkulasikan adalah biaya produksi dan kapasitas
alat seperti dibawah berikut
Gambar 4.4. Fungsi Tujuan Dengan Rumus Sumproduct
73
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
3. Kemudian masuk ke Menu Data, pilih “Solver”. Sehingga akan muncul
tabel seperti dibawah ini
Gambar 4.5. Tabel Solver
Set Objective yang dimaksud adalah fungsi tujuan yang ingin
dioptimalkan, dalam hal ini adalah biaya produksi optimum, yaitu kolom
D14.
74
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
4. Kemudian dalam pemecahan solusi yang dilakukan pada penelitian ini
adalah biaya minimum, sehingga pilih tab “min”.
5. Kemudian masukkan masing-masing tipe alat, pada “By Changing Variable
Cells”, yaitu kolom B10 hingga D10
Gambar 4.6. Bagian Variabel yang akan dicari pada Solver Parameter
75
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
6. Selanjutnya masukkan Batasan atau constrain, klik “add” kemudian akan
muncul box add constrain, lalu masukkan kolom variabel yang akan
dibatasi, isi Cell Reference dengan memasukkan kolom B10, pilih tanda
“≤” dan pada Constrain masukkan kolom B12 yang merupakan Batasan
untuk alat A. kemudian klik “add”. Masukkan semua variabel yang akan
dibatasi.
Gambar 4.7. Add Constrain
7. Setelah memasukkan semua Batasan, selanjutnya masukkan fungsi
tujuannya, yaitu jumlah total kapasitas angkut masing-masing alat yang
dimaksimalkan terhadap target produksi yang telah ditetapkan. Seperti
dibawah berikut
Gambar 4.8. Batasan antara total kapasitas produksi dan target
76
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
8. Kemudian klik OK. Setelah itu centang “Make Unconstrained Variables
non-negative”, pilih metode yang digunakan yaitu Simplex LP.
Gambar 4.9. Pemilihan metode penyelesaian
77
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
9. Klik Solve. Kemudian akan muncul tampilan seperti dibawah berikut.
Gambar 4.10. Hasil simulasi
10. Klik OK. Kemudian hasil dari running software Simplex LP adalah
sebagai berikut:
Tabel 4.9. Hasil perhitungan kapasitas angkut menggunakan Software Simplex LP
A B C TOTAL TARGET
Kapasitas produksi (ton) 153,817 111,635 84,548 350,000 350,000
78
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Setelah melakukan perhitungan menggunakan software, hasil optimasi
dapat dilihat dari tabel diatas. Untuk mengetahui jumlah alat yang dibutuhkan
adalah sebagai berikut:
Jumlah alat =Tonase
Produktivitas×Efektif waktu kerja×jumlah hari ...................................... (4.7)
Untuk perhitungan lebih lengkap terdapat pada lampiran. Jumlah alat
yang dibutuhkan dari hasil perhitungan menggunakan software Simplex LP
adalah sebagai berikut:
Tabel 4.10. Hasil optimasi menggunakan Simplex LP
ALATKapasitas produksi
(ton)Jumlah alat
A 153,817 16
B 111,635 10
C 84,548 10
TOTAL 350,000 36
TARGET 350,000 -
TOTAL BIAYA IDR 21,732,420,107 -
Sehingga dari tabel diatas dapat dilihat bahwa penggunaan alat paling
optimal menggunakan alat B dan C, yaitu SDT Volvo FH 16-610 kapasitas 200
m3 dan SDT Scania R580 170 m3. Meskipun SDT Scania R580 170 m3 memiliki
kapasitas yang lebih kecil dibanding alat A atau DPRT Scania R580 332 m3,
tetapi penggunaan SDT Scania R580 170 m3 akan lebih efektif karena performa
alat SDT Scania R580 170 m3 lebih baik dibandingkan DPRT Scania R580 332
m3 sehingga menghasilkan nilai produktivitas yang lebih baik. Adapun biaya
produksi yang dihasilkan dari simulasi kombinasi alat ini adalah Rp.
21,732,420,107.00. sehingga biaya produksi/ton nya adalah Rp. 62,092.63/ton
79
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
dengan jumlah alat optimal yang digunakan adalah 36 unit dari 41 unit aktual
di lapangan.
Meskipun biaya yang dihasilkan lebih tinggi dibandingkan biaya
produksi apabila menggunakan simulasi penggunaan 1 alat SDT Volvo FH 16-
610 seperti pada Tabel 4.6. yaitu Rp. 18,304,887,730.74. namun biaya produksi
yang dihasilkan memberikan nilai optimal pada manajemen alat angkut sesuai
yang terdapat di lapangan pada waktu penelitian. Namun dalam aplikasinya di
lapangan, kondisi optimum ini dapat berubah bila ada penggunaan alat lain atau
penambahan jumlah alat aktual di lapangan yang dapat mempengaruhi
perhitungan simulasi kombinasi penggunaan alat.
4.15. Implementasi Tafsir Ayat Terhadap Kegiatan Produksi
Penggunaan aplikasi Software Simplex LP sebagai alternatif solusi
dalam penggunaan alat angkut untuk ketercapaian target produksi merupakan
salah satu penerapan ayat-ayat Al-Qur’an, seperti pada QS: Al-Isra’ Ayat 26-
27, dan QS: At-Taubah Ayat 105 mengenai efisiensi dan produktivitas.
Penerapan kombinasi penggunaan alat berdasarkan ketersediaan alat
dilapangan dapat dimaksimalkan oleh software Simplex LP untuk mendapatkan
biaya produksi minimum.
80 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa produktivitas alat yang
dihasilkan dari masing-masing alat adalah sebagai berikut:
• DPRT Scania R580 4 Vessel 332 m3 = 20.1 ton/jam
• SDT Volvo FH 16-610 2 Vessel 200 m3 = 23.0 ton/jam
• SDT Scania R580 2 Vessel 170 m3 = 17.4 ton/jam
Adapun estimasi biaya produksi alat angkut pada PT. Bara Tabang
adalah sebagai berikut:
Tabel 5.1 Hasil Perhitungan Biaya Produksi 3 Alat Angkut
Tipe Alat Biaya Produksi (Rp/ton)
DPRT Scania R580 332 m³ IDR 68,952.01
SDT Volvo FH 16 610 200 m³ IDR 52,299.68
SDT Scania R580 170 m³ IDR 62,543.86
Hasil estimasi kebutuhan jumlah alat untuk pencapaian produksi
350,000/bulan pada masing-masing alat menghasilkan DPRT Scania R580
kapasitas 332 m3 membutuhkan 36 unit untuk mencapai target produksi, SDT
Volvo FH 16-610 kapasitas 200 m3 membutuhkan 31 unit untuk mencapai
target produksi dan SDT Scania R580 2 Vessel 170 m3 membutuhkan 41 unit
untuk mencapai target produksi dengan biaya produksi terendah yang
dihasilkan oleh SDT Volvo FH 16-610 2 Vessel 200 m3 sebesar Rp.
18,304,887,730.74
Hasil simulasi Linear Program pada kombinasi penggunaan 3 alat
angkut sesuai dengan ketersediaan alat aktual di lapangan sebanyak 41 unit
untuk mencapai produksi 350,000/bulan menggunakan software Simplex LP
menghasilkan penggunaan alat yang dibutuhkan hanya 36 unit untuk mencapai
target produksi 350,000 ton. dengan jumlah masing-masing alat 16 untuk
81
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
DPRT Scania R580 kapasitas 332 m3, 10 unit SDT Volvo FH 16-610 kapasitas
200 m3, dan 10 unit untuk SDT Scania R580 kapasitas 170 m3.
Adapun biaya produksi yang dihasilkan dari simulasi kombinasi alat
ini adalah Rp. 21,732,420,107. dimana biaya produksi dapat memberikan nilai
minimum dengan penggunaan alat secara optimal sesuai dengan alat yang
terdapat di lapangan dan pemanfaatan penggunaan alat secara maksimal, dan
menekan penggunaan alat yang dapat memberikan dampak pada biaya
produksi.
Pengunaan software Simplex LP dapat memberikan hasil simulasi yang
optimal sehingga dapat memberikan biaya minimum pada aplikasi penggunaan
alat angkut pada kegiatan pengangkutan batubara. Aplikasi software Simplex
LP telah menerapkan aspek-aspek yang telah tertuang pada QS: Al- Isra’ Ayat
26-27 dan QS: At-taubah Ayat 105 mengenai produktivitas dan efisiensi,
dimana pencapaian target operasi dapat dicapai dan menghasilkan efisiensi
biaya minimum dan penggunaan alat secara optimal.
5.2. Saran
Optimasi penggunaan alat angkut untuk kegiatan pengangkutan
batubara dengan software Simplex LP dapat digunakan sebagai alternatif solusi
untuk menghasilkan biaya produksi minimum.
82
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
DAFTAR REFERENSI
Ashari, Taofik. 2015. Penentuan Harga Jual, Efektivitas dan Efisiensi Produksi
Serta Pemasaran Produk Polyalumunium Chloride (PAC) Pada CV. MLS
Engineering Kab. Mojokerto dalam Perspektif Islam. Mojokerto: UIN
Surabaya. http://digilib.uinsby.ac.id/3123/10/Ringkasan.pdf, 30 September
2018 pk. 07.48 WIB
Amarullah, Lutfi. 2007. Studi Estimasi Biaya Pemindahan Tanah Penutup Pada
Pit B1 South Proyek Birang Tahun 2007. Jakarta: Universitas Trisakti
Awang Suwandhi. 2004. Perencanaan Jalan Tambang. Diklat Perencanaan
Tambang Terbuka. UNISBA: Bandung.
Brechbeil, R.L, et al. 1999. Haul Road Inspection Handbook. United States: U. S.
Department of Labor
Caterpillar. 2017. “Caterpillar Handbook” 47th Edition.
Faisal, R., Kresno., P.W.A., Dwi. 2015. Kajian Teknis Produksi Alat Muat Dan
Alat Angkut Untuk Memenuhi Target Produksi 780.000 Ton/Bulan Di Pt
Semen Padang Indarung Sumatera Barat. Yogyakarta: Program Studi
Teknik Pertambangan, Fakultas Teknologi Mineral, Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta
Ferguson, Thomas S. 2004. Linear Programming, A Concise Introduction. Los
Angeles: University of California.
(https://www.math.ucla.edu/~tom/LP.pdf, diakses pada 30 September
2018, pk. 13.18 WIB)
Hartman H. 1987. Introductory Mining Enginering. The University of Alabama.
Tuscaloska Alabama.
Haryanto, D. 2010. Evaluasi Ekonomi Proyek Mineral. Jogjakarta: UPN Jogjakarta
Herjanto, Eddy. 2007. Manajemen Operasi, Edisi Ketiga. Jakarta: Penerbit PT.
Gramedia Widiasarana Indonesia
Indonesianto, Yanto. 2005. Pemindahan Tanah Mekanis. Yogyakarta: Jurusan
Teknik Pertambangan, UPN "Veteran" Jogjakarta
Komatsu. 2009. Specifications & Application Handbook 30th Edition.
Otoritas Jasa Keuangan, 2018. Suku Bunga Dasar Kredit Februari 2018.
https://www.ojk.go.id/id/kanal/perbankan/Pages/Suku-Bunga-Dasar.aspx
Otoritas Jasa Keuangan, 2017. Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan Nomor
6/SEOJK.05/2017 Tentang Penetapan Tarif Premi Atau Kontribusi Pada
83
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Lini Usaha Asuransi Harta Benda Dan Asuransi Kendaraan Bermotor
Tahun 2017.
Prodjosumarto, Partanto. 1983. Pemindahan Tanah Mekanis. Bandung :
Departemen Tambang, ITB.
PT. Bara Tabang. 2016. Kajian Kapasitas Dan Tingkat Pelayanan (Los) Pada
Jalan Angkut Batubara PT. Bara Tabang Untuk Rencana Hauling 23 Juta
Ton Batubara. Kalimantan Timur: PT. Bara Tabang
PT. Bara Tabang. 2017. Kajian Traffic Management Jalan Angkut Batubara PT.
Bara Tabang. Kalimantan Timur: PT Bara Tabang
PT. Bara Tabang. 2015. Studi Kelayakan Rencana Kegiatan Peningkatan Produksi
Pertambangan Batubara. Kalimantan Timur: PT. Bara Tabang
Siswanto. 2007. Operations Research, Jilid 1. Jakarta: Penerbit Erlangga
Taha, Hamdy A. 2007. Operations Research, An Introduction 8th Edition. New
Jersey: Pearson Education. Inc.
W. Hustrulid, M. Kuchta And R. Martin. 2013. Open Pit Mine Planning & Design
3rd Edition. New York: Taylor & Francis Group, LLC
Yusuf, Maulana. Dkk. Kajian Perbandingan Produktivitas Hopper dan Alat Angkut
Untuk Mengatasi Masalah Antrian Alat Angkut Dan Meningkatkan
Produktivitas Hopper TLS 3 Banko Barat PT. Bukit Asam (PERSERO) Tbk.
Palembang: Universitas Sriwijaya
84
LAMPIRAN A
CYCLE TIME ALAT ANGKUT
DPRT SCANIA R580 KAPASITAS 332 m3
Queuing
(Min)
Loading
(Min)
Hauling
(Min)
Queuing
(Min)
Tipping
(Min)
Return
(Min) Total
103 23 127 19 10 188 470
24 19 141 15 16 102 317
14 28 205 84 16 137 484
3 19 136 98 16 155 427
12 20 131 4 11 134 312
15 31 189 1 9 147 392
22 32 141 2 12 95 304
21 20 157 2 14 151 365
39 15 130 21 11 130 346
19 30 132 1 14 97 293
46 32 126 6 7 108 325
3 20 157 1 8 228 417
42 26 98 32 10 102 310
102 21 115 1 9 152 400
53 54 156 10 7 129 409
23 15 161 3 8 207 417
15 15 136 2 9 149 326
4 16 135 2 7 136 300
9 10 191 9 14 135 368
30 29 147 1 9 161 377
123 13 161 2 12 104 415
15 34 153 1 18 101 322
33 25 139 4 21 113 335
33 27 181 6 13 141 401
9 27 129 18 6 148 337
24 6 128 1 13 111 283
6 21 237 11 11 299 585
19 14 174 20 9 121 357
85
9 11 176 3 11 205 415
61 32 173 6 11 263 546
4 16 158 2 9 204 393
5 28 158 12 9 124 336
1 21 147 2 9 152 332
9 14 145 17 19 164 368
15 18 177 5 68 136 419
9 16 140 16 11 172 364
48 15 175 14 14 109 375
11 14 144 20 12 154 355
10 14 141 6 8 112 291
75 19 126 8 9 174 411
2 22 186 9 21 116 356
2 25 138 1 14 149 329
2 20 121 12 13 96 264
4 19 151 3 21 193 391
29 20 128 5 9 179 370
15 26 189 9 20 124 383
8 25 146 25 18 136 358
56 23 145 29 6 118 377
55 30 154 5 7 136 387
28 12 153 11 9 129 342
86
CYCLE TIME ALAT ANGKUT
SDT VOLVO FH 16-610 KAPASITAS 200 m3
Queuing
(Min)
Loading
(Min)
Hauling
(Min)
Queuing
(Min)
Tipping
(Min)
Return
(Min) Total
14 7 113 0 4 98 236
40 16 134 0 5 92 287
4 16 122 4 8 158 312
13 10 135 1 4 107 270
1 10 139 10 7 102 269
37 4 123 1 7 157 329
10 10 167 16 6 84 293
47 9 123 2 6 96 283
16 10 153 1 6 125 311
8 21 200 1 7 131 368
18 18 116 6 5 99 262
24 36 114 1 5 113 293
2 4 117 6 5 136 270
4 6 132 1 5 122 270
24 6 116 10 10 107 273
20 5 122 5 7 52 211
11 7 117 9 5 125 274
46 9 117 6 11 109 298
79 21 125 4 6 102 337
24 10 128 1 6 110 279
2 5 132 1 6 170 316
16 10 121 2 6 69 224
57 34 118 1 6 131 347
19 7 141 8 8 101 284
41 6 188 8 5 164 412
20 10 144 1 5 154 334
98 10 133 16 5 154 416
30 5 126 8 4 117 290
40 9 133 1 6 178 367
17 5 123 28 7 139 319
17 4 123 31 5 149 329
1 6 152 4 6 166 335
87
9 4 145 11 4 105 278
3 11 123 4 4 110 255
34 3 131 2 9 154 333
45 7 130 13 7 92 294
64 6 130 1 6 121 328
36 7 135 11 5 119 313
6 12 133 1 6 291 449
22 7 119 1 5 99 253
47 22 120 1 6 206 402
21 7 109 11 4 132 284
55 21 119 3 7 104 309
40 39 118 1 5 124 327
49 8 121 1 6 190 375
17 7 135 1 5 122 287
4 7 121 1 5 184 322
9 9 135 5 6 113 277
16 9 128 1 6 208 368
13 6 132 2 5 114 272
88
CYCLE TIME ALAT ANGKUT
SDT SCANIA R580 KAPASITAS 170 m3
Queuing
(Min)
Loading
(Min)
Hauling
(Min)
Queuing
(Min)
Tipping
(Min)
Return
(Min) Total
46 17 135 0 8 113 319
27 19 135 0 7 100 288
22 17 133 0 7 90 269
20 9 146 1 7 120 303
25 22 135 1 12 197 392
24 11 175 33 76 123 442
3 10 179 7 6 131 336
122 5 131 1 5 180 444
24 11 138 1 7 145 326
51 14 123 1 5 154 348
5 67 52 10 6 156 296
15 11 116 18 7 113 280
35 21 124 1 6 150 337
15 11 113 4 7 145 295
1 19 137 1 6 127 291
3 8 135 1 5 133 285
10 15 138 9 7 128 307
1 6 134 1 5 205 352
53 8 131 7 5 116 320
13 6 135 1 5 126 286
11 8 131 3 9 170 332
1 7 119 10 6 159 302
68 6 128 2 8 120 332
30 9 135 8 7 120 309
4 3 136 1 6 161 311
8 5 135 5 11 145 309
16 7 154 5 5 139 326
28 6 145 1 6 110 296
36 9 137 12 5 114 313
27 7 146 3 5 172 360
38 11 128 1 5 166 349
21 8 131 1 9 116 286
89
45 8 122 15 5 203 398
30 9 124 1 7 96 267
26 10 127 1 5 119 288
22 7 124 5 5 172 335
31 7 135 8 7 146 334
33 9 122 6 4 108 282
22 9 121 1 5 115 273
53 23 116 0 6 103 301
63 14 135 1 6 223 442
36 12 139 4 6 75 272
149 9 132 1 8 147 446
13 8 134 5 6 100 266
6 4 130 1 8 107 256
30 22 135 4 9 124 324
44 10 150 1 9 110 324
20 13 131 6 6 170 346
26 18 128 1 5 114 292
7 18 165 1 6 134 331
90
LAMPIRAN B
EFISIENSI KERJA ALAT
BULAN MARET 2018
DPRT SCANIA R580 KAPASITAS 332 m3
UNIT MA PA UA
1 69.2% 70.1% 53.8%
2 69.5% 70.7% 47.6%
3 69.1% 70.4% 71.2%
4 66.7% 67.5% 70.8%
5 79.4% 80.2% 69.0%
6 67.6% 68.3% 69.4%
7 69.9% 70.8% 71.5%
8 73.3% 74.0% 41.7%
9 90.0% 91.0% 14.3%
10 70.9% 71.6% 71.3%
91
EFISIENSI KERJA ALAT
BULAN MARET 2018
SDT VOLVO FH 16-610 KAPASITAS 200 m3
UNIT MA PA UA
1 95.4% 96.1% 83%
2 96.4% 97.0% 82%
3 97.3% 97.9% 75%
4 96.3% 97.1% 77%
5 94.1% 95.4% 76%
6 96.6% 97.3% 78%
7 96.7% 97.4% 77%
8 95.7% 96.8% 74%
9 96.8% 97.4% 80%
10 95.7% 96.5% 81%
92
EFISIENSI KERJA ALAT
BULAN MARET 2018
SDT SCANIA R580 KAPASITAS 170 m3
UNIT MA PA UA
1 83% 86% 79%
2 85% 88% 77%
3 71% 75% 85%
4 82% 85% 80%
5 70% 75% 81%
6 91% 92% 82%
7 85% 87% 80%
8 89% 91% 84%
9 81% 84% 83%
10 55% 60% 80%
93
LAMPIRAN C
WAKTU KERJA EFEKTIF PT. BARA TABANG
Maret 2018
Total hari hari 31.0
Waktu kerja total jam 744.00
JAM OPERASI
Jumlah Shift No. 2.00
Jam kerja per Shift jam 12
WAKTU HAMBATAN
Pergantian shift kerja (15 menit) jam 15.50
Isi bahan bakar (20 menit) jam 20.67
Istirahat dan Makan (1 jam / shift) jam 62.00
Safety talk (15 menit / shift) jam 15.50
Pre-start check mesin (15 menit / 2 shift) jam 15.50
Shalat Jum'at (1 jam / minggu) jam 5.00
Kerusakan mesin (4 jam / 2 shift) jam 124.00
Total waktu hambatan jam 258.17
Waktu kerja Efektif jam 485.83
Waktu kerja efektif per-hari jam 15.67
Waktu kerja efektif per-shift jam 7.84
94
LAMPIRAN D
BUNGA, PAJAK DAN ASURANSI
1. Perhitungan Faktor DPRT SCANIA R580 KAPASITAS 332 m3
Depresiasi alat = 2 tahun
Harga alat = Rp. 7.450.000.000
Nilai sisa = 15%
𝐹𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 = 1 −(𝑛 − 1)(1 − 𝑟)
2𝑛
Keterangan :
n = umur alat (jam)
r = 𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑠𝑖𝑠𝑎 𝑎𝑙𝑎𝑡
𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑎𝑙𝑎𝑡
sehingga, 𝐹𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 = 1 −(2−1)(1−0.15)
4 = 0.8077
2. Perhitungan Faktor SDT VOLVO FH 16-610 KAPASITAS 200 m3
Depresiasi alat = 2 tahun
Harga alat = Rp. 4.980.000.000
Nilai sisa = 15%
𝐹𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 = 1 −(𝑛 − 1)(1 − 𝑟)
2𝑛
Keterangan :
n = umur alat (jam)
r = 𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑠𝑖𝑠𝑎 𝑎𝑙𝑎𝑡
𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑎𝑙𝑎𝑡
sehingga, 𝐹𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 = 1 −(2−1)(1−0.15)
4 = 0.8077
95
3. Perhitungan Faktor SDT SCANIA R580 KAPASITAS 170 m3
Depresiasi alat = 2 tahun
Harga alat = Rp. 4.500.000.000
Nilai sisa = 15%
𝐹𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 = 1 −(𝑛 − 1)(1 − 𝑟)
2𝑛
Keterangan :
n = umur alat (jam)
r = 𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑠𝑖𝑠𝑎 𝑎𝑙𝑎𝑡
𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑎𝑙𝑎𝑡
sehingga, 𝐹𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 = 1 −(2−1)(1−0.15)
4 = 0.8077
96
LAMPIRAN E
BIAYA PRODUKSI ALAT ANGKUT
DPRT SCANIA R580 KAPASITAS 332 m3
= SCANIA R580 DPRT 332 m³
= IDR 7,450,000,000.00
= IDR 500,492,000.00
Front = 14 pcs
Rear = 76 pcs +
Total tire = 90 pcs
Trade-in value or resale value = 15% IDR 1,117,500,000.00
Net Depreciation value = IDR 5,832,008,000.00
= IDR 5,832,008,000 IDR 364,500.50
16,000
Depreciation period (n) = 2 Years
Trade-in value rate (r) = 0.15
Factor = 0.8076875
Annual rates = 23.0%
Approximate annual use = 8760 hours
Interest, insurance, taxes = 0.8077 x 7,450,000,000 x 0.237 IDR 157,987.73
8760
Total owning cost IDR 522,488.23
Fuel consumption = 41 L/Hrs IDR 341,961.73
Fuel rate = 8,340.53IDR /Liters
Engine oil = 0.19 L/Hrs IDR 27,751.20 /Liter IDR 5,328.23
Transmition oil = 0.04 L/Hrs IDR 31,435.41 /Liter IDR 1,100.24
Grease = 0.03 kg/hrs IDR 112,370.84 /kg IDR 3,344.37
Diferential oil, Final Drive Oil = 0.03 L/Hrs IDR 31,435.41 /Liter IDR 943.06
Hidraulic oil = 0.04 L/Hrs IDR 28,708.13 /Liter IDR 1,052.63
Coolant oil = 0.01 L/Hrs IDR 43,474.84 /Liter IDR 217.37
Tires
= IDR 500,492,000.00 IDR 125,123.00
4000
= IDR 350,000.00 /hours IDR 350,000.00
Operator's hourly wage = 36,111.11IDR /hours IDR 36,111.11
Total Operating cost = IDR 865,181.75
Total O&O Cost/hour = IDR 1,387,669.98
Operating cost
Depreciation
Repair cost
Tires price
Estimated life (hours)
Estimated Owning & Operating Cost
Machine & model
Delivered Price
Less Tire price
Owning cost
97
BIAYA PRODUKSI
SDT VOLVO FH 16-610 KAPASITAS 200 m3
= SDT VOLVO FH 16 610 2 Vessel 200 m³
= IDR 4,980,000,000.00
= IDR 316,200,000.00
Front = 10 pcs
Rear = 44 pcs +
Total tire = 54 pcs
Trade-in value or resale value = 15% IDR 747,000,000.00
Net Depreciation value = IDR 3,916,800,000.00
= IDR 3,916,800,000 IDR 244,800.00
16,000
Depreciation period (n) = 2 Years
Trade-in value rate (r) = 0.15
Factor = 0.8076875
Annual rates = 23.0%
Approximate annual use = 8760 hours
= 0.8077 x 4,980,000,000 x 0.23 IDR 105,607.91
8760
Total owning cost IDR 350,407.91
Fuel consumption = 47.68 L/Hrs IDR 397,676.53
Fuel rate = 8,340.53IDR /Liters
Engine oil = 0.09 L/Hrs IDR 45,678.90 /Liter IDR 4,111.10
Transmition oil = 0.01 L/Hrs IDR 187,053.25 /Liter IDR 1,683.48
Grease = 0.04 kg/hrs IDR 36,222.22 /kg IDR 1,552.38
Diferential oil, Final Drive Oil = 0.05 L/Hrs IDR 189,601.15 /Liter IDR 9,859.26
Hidraulic oil = 0.04 L/Hrs IDR 20,915.00 /Liter IDR 888.89
Tires
Tires price = IDR 316,200,000.00 IDR 209,096.73
Estimated life (hours) 1,512.22
= IDR 194,000.00 /hours IDR 194,000.00
Operator's hourly wage = 32,470.23IDR /hours IDR 32,470.23
Total Operating cost = IDR 851,338.60
Total O&O Cost/Hour = IDR 1,201,746.51
Estimated Owning & Operating Cost
Machine & model
Delivered Price
Less Tire price
Repair cost
Owning cost
Depreciation
Interest, insurance, taxes
Operating cost
98
BIAYA PRODUKSI
SDT SCANIA R580 KAPASITAS 170 m3
= SCANIA R580 SDT 170 m³
= IDR 4,500,000,000.00
= IDR 288,152,000.00
Front = 10 pcs
Rear = 44 pcs +
Total tire = 54 pcs
Trade-in value or resale value = 15% IDR 675,000,000.00
Net Depreciation value = IDR 3,536,848,000.00
IDR 3,536,848,000 IDR 221,053.00
16,000
Depreciation period (n) = 2 Years
Trade-in value rate (r) = 0.15
Factor = 0.8076875
Annual rates = 23.0%
Approximate annual use = 8760 hours
= 0.8077 x 4,500,000,000 x 0.23 IDR 95,428.83
8760
Total owning cost IDR 316,481.83
Fuel consumption = 35.4 L/Hrs IDR 294,948.69
Fuel rate = 8,340.53IDR /Liters
Engine oil = 0.18 L/Hrs IDR 21,800.00 /Liter IDR 3,836.80
Transmition oil = 0.07 L/Hrs IDR 20,598.09 /Liter IDR 1,483.06
Grease = 0.07 kg/hrs IDR 49,045.00 /kg IDR 3,405.90
Diferential oil, Final Drive Oil = 0.01 L/Hrs IDR 23,000.00 /Liter IDR 322.00
Hidraulic oil = 0.04 L/Hrs IDR 16,300.00 /Liter IDR 597.67
Tires
Tires price = IDR 288,152,000.00 IDR 184,417.28
Estimated life (hours) 1563
= IDR 252,382.15 /hours IDR 252,382.15
Operator's hourly wage = 30,555.56IDR /hours IDR 30,555.56
Total Operating cost = IDR 771,949.12
Total O&O Cost/Hour = IDR 1,088,430.95
Estimated Owning & Operating Cost
Machine & model
Delivered Price
Less Tire price
Repair cost
Owning cost
Depreciation
Interest, insurance, taxes
Operating cost
99
LAMPIRAN F
SPESIFIKASI ALAT
1. DPRT SCANIA R580 KAPASITAS 332 m3
Kapasitas Vessel Horse Power = 580
V1 = 60 m³ Jumlah Ban = 90
V2 = 72 m³ Panjang = 57.835 m
V3 = 100 m³ Lebar = 3.79 m
V4 = 100 m³ Tinggi = 4.209 m
Fuel Consumption = 41 L/hr Ban = Bridgestone 12.00xR24 L317
Bridgestone 325/95 R24
100
2. SDT VOLVO FH 16-610 KAPASITAS 200 m3
Kapasitas Vessel Panjang = 40.289 m
V1 = 85 m³ Lebar = 3.546 m
V2 = 115 m³ Tinggi = 4.676 m
Horse Power = 610 Ban = Tire 12.00R24 | Advance GL909A
Jumlah Ban = 54 Tire 12.00R24 | Hengli DR930
Fuel Consumption = 47.68 L/hr
101
3. SDT SCANIA R580 KAPASITAS 170 m3
Kapasitas Vessel Panjang = 38.627 m
V1 = 85 m³ Lebar = 3.546 m
V2 = 85 m³ Tinggi = 4.654 m
Horse Power = 580 Ban = Bridgestone 12.00xR24 L317
Jumlah Ban = 54 Bridgestone 12.00xR24 M840
Fuel Consumption = 35.4 L/hr
102
LAMPIRAN G
LEBAR JALAN ANGKUT TEORITIS
𝐿𝑚𝑖𝑛 = 𝑛. 𝑊𝑡 + (𝑛 + 1)(0.5𝑊𝑡)
Keterangan:
Lmin = Lebar jalan minimum
n = Jumlah jalur
Wt = Lebar truk
Diketahui:
Wt DPRT Scania R580 Kapasitas 200 m3 = 3.799 m
Jumlah jalur = 2
Sehingga, Lebar jalan angkut minimum = 13.30 m
103
LAMPIRAN H
PERHITUNGAN JUMLAH ALAT
HASIL SIMULASI LINEAR PROGRAM MENGGUNAKAN SIMPLEX LP
Jumlah alat =Tonase
Produktivitas × Efektif waktu kerja × jumlah hari
1. DPRT Scania R580 Kapasitas 332 m3
Diketahui:
Tonase yang diangkut = 153,817 ton
Waktu Kerja Efektif/hari = 15.67 jam/hari
Produktivitas = 20.1 ton/jam
Jumlah hari = 31 hari
Sehingga,
Jumlah alat =153,817
20.1×15.67×31 = 15.73 ~ 16 unit
2. SDT Volvo FH16-610 Kapasitas 200 m3
Diketahui:
Tonase yang diangkut = 111,635 ton
Produktivitas = 23.0 ton/jam
Waktu Kerja Efektif/hari = 15.67 jam/hari
Jumlah hari = 31 hari
104
Jumlah alat =111,635
23×15.67×31 = 10 unit
3. SDT Scania R580 Kapasitas 170 m3
Diketahui:
Tonase yang diangkut = 84,548 ton
Produktivitas = 17.4 ton/jam
Waktu Kerja Efektif/hari = 15.67 jam/hari
Jumlah hari = 31 hari
Jumlah alat =84,548
17.4×15.67×31 = 10 unit
105
105
LAMPIRAN I
PETA PENGANGKUTAN BATUBARA PT. BARA TABANG
Sumber: Kajian Traffic Management PT. Bara Tabang. 2017
106
LAMPIRAN J
ROLLING RESISTANCE ALAT ANGKUT
𝑊𝑟 = 𝜑𝑟 × 𝐺
Dimana:
Wr = Rolling Resistance (kg)
μr = Koefisien rolling resistance
G = Berat Kendaraan (kg)
Diketahui:
Koefisien rolling resistance adalah 3% mengacu pada Koefisien Tahanan
Gelinding U. S. Department of Labor Mine Safety and Health Administration,
1999
1. DPRT Scania R580 Kapasitas 332 m3
μr = 3 %
G = 415,000 kg
Sehingga,
Wr = 3% x 415,000 = 12,450 kg
2. SDT Volvo FH16 Kapasitas 200 m3
μr = 3 %
G = 235,000 kg
107
Sehingga,
Wr = 3% x 235,000 = 7,050 kg
3. SDT Scania R580 Kapasitas 170 m3
μr = 3 %
G = 215,700 kg
Sehingga,
Wr = 3% x 215,700 = 6,471 kg