optimasi asam stearat dan triethanolamine pada …

54
OPTIMASI ASAM STEARAT DAN TRIETHANOLAMINE PADA FORMULA KRIM ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL KULIT BUAH PISANG KEPOK (Musa paradisiaca L.) : APLIKASI DESAIN FAKTORIAL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program Studi Farmasi Oleh: Gabriella Sharen Allolinggi NIM : 178114118 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2021 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: others

Post on 02-Dec-2021

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: OPTIMASI ASAM STEARAT DAN TRIETHANOLAMINE PADA …

OPTIMASI ASAM STEARAT DAN TRIETHANOLAMINE PADA FORMULA

KRIM ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL KULIT BUAH PISANG KEPOK

(Musa paradisiaca L.) : APLIKASI DESAIN FAKTORIAL

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

Program Studi Farmasi

Oleh:

Gabriella Sharen Allolinggi

NIM : 178114118

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2021

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: OPTIMASI ASAM STEARAT DAN TRIETHANOLAMINE PADA …

ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

OPTIMASI ASAM STEARAT DAN TRIETHANOLAMINE PADA FORMULA

KRIM ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL KULIT BUAH PISANG KEPOK

(Musa paradisiaca L.) : APLIKASI DESAIN FAKTORIAL

Skripsi yang diajukan oleh:

Gabriella Sharen Allolinggi

NIM : 178114118

telah disetujui oleh

Pembimbing

apt. Wahyuning Setyani, M.Sc.

Tanggal 6 Juli 2021

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: OPTIMASI ASAM STEARAT DAN TRIETHANOLAMINE PADA …

iii

PENGESAHAN SKRIPSI BERJUDUL

OPTIMASI ASAM STEARAT DAN TRIETHANOLAMINE PADA FORMULA

KRIM ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL KULIT BUAH PISANG KEPOK

(Musa paradisiaca L.) : APLIKASI DESAIN FAKTORIAL

Oleh :

Gabriella Sharen Allolinggi

NIM : 178114118

Dipertahankan di hadapan Panitia Penguji Skripsi

Fakultas Farmasi

Universitas Sanata Dharma

Pada tanggal : 19 Juli 2021

Mengetahui

Fakultas Farmasi

Universitas Sanata Dharma

Dekan

Dr. apt. Yustina Sri Hartini

Panitia Penguji Tanda Tangan

apt. Wahyuning Setyani, M.Sc.

Dr. apt. Rini Dwiastuti

Dr. apt. Yustina Sri Hartini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: OPTIMASI ASAM STEARAT DAN TRIETHANOLAMINE PADA …

iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini

tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan

dalam kutipan dan daftar pustaka, dengan mengikuti ketentuan sebagaimana layaknya

karya ilmiah. Apabila dikemudian hari ditemukan indikasi plagiarism dalam naskah

ini, makka saya bersedia menanggung segala sanksi seusai peraturan perundang-

undangan yang berlaku.

Yogyakarta, 8 Juni 2021

Penulis

Gabriella Sharen Allolinggi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: OPTIMASI ASAM STEARAT DAN TRIETHANOLAMINE PADA …

v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :

Nama : Gabriella Sharen Allolinggi

Nomor Mahasiswa : 178114118

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas

Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

OPTIMASI ASAM STEARAT DAN TRIETHANOLAMINE PADA FORMULA

KRIM ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL KULIT BUAH PISANG KEPOK

(Musa paradisiaca L.) : APLIKASI DESAIN FAKTORIAL

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada

Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk

media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas,

dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu

meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan

nama saya sebagai penulis.

Atas kemajuan teknologi informasi, saya tidak berkeberatan jika nama, tanda tangan, gambar

atau image yang ada di dalam karya ilmiah saya terindeks oleh mesin pencari (search

engine), misalnya google.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal : 22 Juli 2021

Yang menyatakan

Gabriella Sharen Allolinggi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: OPTIMASI ASAM STEARAT DAN TRIETHANOLAMINE PADA …

vi

ABSTRAK

Kulit buah pisang merupakan salah satu bagian dari tanaman pisang yang

telah diketahui memiliki aktivitas antioksidan karena memiliki kandungan flavonoid

dan fenol. Pemanfaatan senyawa antioksidan tersebut dibuat dalam sediaan krim yang

diaplikasikan secara topikal. Asam stearat dan TEA merupakan kombinasi emulgator

yang dapat mempengaruhi sifat fisik dan stabilitas krim. Penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui bahwa ekstrak etanol kulit buah pisang memiliki aktivitas

antioksidan dan dapat diformulasikan dalam sediaan krim, serta mendapatkan

formula optimal dengan kombinasi asam stearat dan TEA

Pada penelitian ini emulgator dioptimasi menggunakan aplikasi desain

faktorial dengan 2 faktor 2 level untuk mengetahui efek dan interaksi dari asam

stearat dan TEA terhadap sifat fisik yang meliputi organoleptis, homogenitas, tipe

krim, pH, viskositas, dan daya sebar, serta stabilitas fisik yang meliputi uji

sentrifugasi dan freeze-thaw cycle. Hasil dianalisis menggunakan software Design

Expert 13 (free trial) dengan metode ANOVA pada taraf kepercayaan 95%.

Hasil menunjukkan bahwa ekstrak etanol kulit buah pisang memiliki

aktivitas antioksidan yang kuat dengan nilai IC50 sebesar 84,25 ppm. Ekstrak

tersebut dapat diformulasikan sebagai sediaan krim dengan sifat fisik dan stabilitas

fisik yang memenuhi kriteria persyaratan pada komposisi asam stearat sebanyak 10

gram dan TEA sebanyak 2 gram.

Kata Kunci: Antioksidan, asam stearat, desain faktorial, krim, kulit buah pisang,

optimasi, pisang, triethanolamine (TEA).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: OPTIMASI ASAM STEARAT DAN TRIETHANOLAMINE PADA …

vii

ABSTRACT

Banana peel is a part of a banana plant that is known to have antioxidant

acivities because of its flavonoid and phenol content. The use of these antioxidant

compounds is made in a cream preparation that are applied topically. Stearic acid and

TEA are the combination of emulgator that can affect the physical property and

stability of the cream. This study aims to determine that banana peel ethanol extract

has antioxidant activity and can be formulated in cream preparations, as well as

getting the optimal formula with a combination of stearic acid and TEA.

In this study, the emulgator is optimized using a factorial design application

with 2 factors and 2 levels to determine the effects and interactions of stearic acid and

TEA on physical properties which include organoleptic, homogeneity, type of cream,

pH, viscosity, dispersal power, and also the physical stabilities which include

centrifugation and freeze-thaw cycle. The results are analyzed using Design Expert

13 software (free trial) with an ANOVA method at 95% confidence level.

The results showed that the banana peel ethanol extract has a strong

antioxidant activity with an IC50 value of 84.25 ppm. The extract can be formulated

as a cream preparation with physical properties and physical stability that fulfill the

requirements criteria for the composition of 10 grams stearic acid and 2 grams TEA.

Keywords: antioxidant, stearic acid, factorial design, cream, banana peel, optimation

banana, triethanolamine (TEA).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: OPTIMASI ASAM STEARAT DAN TRIETHANOLAMINE PADA …

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................................... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................................. ii

PENGESAHAN SKRIPSI BERJUDUL ...................................................................... iii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...................................................................... iv

ABSTRAK ................................................................................................................... vi

ABSTRACT ................................................................................................................ vii

DAFTAR ISI .............................................................................................................. viii

DAFTAR TABEL ......................................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................... xii

PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1

METODE PENELITIAN .............................................................................................. 5

Jenis dan Rancangan Penelitian ................................................................................ 5

Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ........................................................... 5

1. Variabel Penelitian ...................................................................................... 5

2. Definisi Operasional ................................................................................... 5

Alat………………………………………….………………………………………6

Bahan ......................................................................................................................... 6

Tata Cara Penelitian .................................................................................................. 6

1. Determinasi Tanaman Pisang ..................................................................... 6

2. Pembuatan Ekstrak Etanol Kulit Buah Pisang ............................................ 6

3. Skrining Fitokimia ...................................................................................... 7

4. Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Kulit Buah Pisang .................... 7

5. Formula Standar dan Formula Modifikasi Krim ........................................ 8

6. Cara Pembuatan Krim ................................................................................. 9

7. Uji Sifat Fisik Krim Ekstrak Etanol Kulit Buah Pisang ............................. 9

8. Uji Stabilitas Fisik Krim Ekstrak Etanol Kulit Buah Pisang .................... 10

Analisis Hasil .......................................................................................................... 11

HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................................... 12

Determinasi Tanaman Pisang Kepok (Musa paradisiaca L.) ................................. 12

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: OPTIMASI ASAM STEARAT DAN TRIETHANOLAMINE PADA …

ix

Pembuatan Ekstrak Etanol Kulit Buah Pisang Kepok ............................................. 12

Skrining Fitokimia ................................................................................................... 13

Hasil Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Kulit Buah Pisang Kepok ............ 14

Pembuatan Sediaan Krim Ekstrak Etanol Kulit Buah Pisang Kepok ..................... 16

Hasil Uji Sifat Fisik dan Stabilitas Fisik Sediaan Krim Ekstrak Etanol Kulit Buah

Pisang Kepok ................................................................................................... 16

1. Uji Organoleptis ........................................................................................ 16

2. Uji Homogenitas ....................................................................................... 17

3. Uji Tipe Krim............................................................................................ 17

4. Uji pH ....................................................................................................... 18

5. Uji Viskositas ............................................................................................ 19

6. Uji Daya Sebar .......................................................................................... 20

7. Uji Sentrifugasi ......................................................................................... 21

Desain Faktorial ...................................................................................................... 21

1. Respons Viskositas ................................................................................... 21

2. Respons Daya Sebar ................................................................................. 24

3. Respons Pergeseran Viskositas ................................................................. 27

4. Penentuan Daerah Optimum ..................................................................... 29

KESIMPULAN ........................................................................................................... 31

SARAN ................................................................................................................... 31

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 32

LAMPIRAN ................................................................................................................ 36

BIOGRAFI PENULIS ................................................................................................ 42

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: OPTIMASI ASAM STEARAT DAN TRIETHANOLAMINE PADA …

x

DAFTAR TABEL

Tabel I. Formula Acuan Krim ............................................................................... 8

Tabel II. Formula Modifikasi Krim ........................................................................ 8

Tabel III. Hasil Uji Skrining Fitokimia Ekstrak Etanol Kulit Buah Pisang Kepok14

Tabel IV. Hasil Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Kulit Buah Pisang Kepok ..... 15

Tabel V. Formula Modifikasi Krim Antioksidan ................................................. 16

Tabel VI. Hasil Uji pH Krim .................................................................................. 18

Tabel VII. Hasil Uji Viskositas Krim ...................................................................... 19

Tabel VIII. Hasil Uji Daya Sebar Krim .................................................................... 20

Tabel IX. Nilai Efek Asam Stearat, TEA, dan Interaksinya terhadap Viskositas .. 22

Tabel X. Nilai Efek Asam Stearat, TEA, dan Interaksinya terhadap Daya Sebar 25

Tabel XI. Nilai Efek Asam Stearat, TEA, dan Interaksinya terhadap Pergeseran

Viskositas ............................................................................................... 27

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: OPTIMASI ASAM STEARAT DAN TRIETHANOLAMINE PADA …

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Interaksi Asam Stearat terhadap TEA pada Respons Viskositas ........... 23

Gambar 2. Interaksi TEA terhadap Asam Stearat pada Respons Viskositas ........... 23

Gambar 3. Contour Plot Respons Viskositas .......................................................... 23

Gambar 4. Interaksi Asam Stearat terhadap TEA pada Respons Daya Sebar ......... 25

Gambar 5. Interaksi TEA terhadap Asam Stearat pada Respons Daya Sebar ......... 25

Gambar 6. Contour Plot Respons Daya Sebar ........................................................ 26

Gambar 7. Interaksi Asam Stearat terhadap TEA pada Respons Pergeseran

Viskositas ............................................................................................... 28

Gambar 8. Interaksi TEA terhadap Asam Stearat pada Respons Pergeseran

Viskositas ............................................................................................... 28

Gambar 9. Contour Plot Respons Pergeseran Viskositas ........................................ 28

Gambar 10. Superimposed Contour Plot dari Respons Viskositas, Daya Sebar, dan

Pergeseran Viskositas ............................................................................ 29

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: OPTIMASI ASAM STEARAT DAN TRIETHANOLAMINE PADA …

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Determinasi Pisang Kepok ......................................................... 36

Lampiran 2. Kulit Buah Pisang Kepok .................................................................... 36

Lampiran 3. Ekstrak Etanol Kulit Buah Pisang Kepok ........................................... 37

Lampiran 4. Sedian Krim Ekstrak Etanol Kulit Buah Pisang Kepok ...................... 38

Lampiran 5. Uji Homogenitas .................................................................................. 38

Lampiran 6. Uji Tipe Krim Pengenceran dan Dispersi Zat Warna .......................... 39

Lampiran 7. Uji pH .................................................................................................. 39

Lampiran 8. Uji Daya Sebar .................................................................................... 39

Lampiran 9. Uji Viskositas ...................................................................................... 39

Lampiran 10. Uji Sentrifugasi .................................................................................... 39

Lampiran 11. Faktor terhadap Respons Viskositas berdasarkan Design Expert ....... 40

Lampiran 12. Faktor terhadap Respons Daya Sebar berdasarkan Design Expert ..... 40

Lampiran 13. Faktor terhadap Respons Pergeseran Viskositas berdasarkan Design

Expert .................................................................................................. 41

Lampiran 14. Rekomendasi berdasarkan Design Expert terhadap Titik Daerah

Optimum .............................................................................................. 41

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: OPTIMASI ASAM STEARAT DAN TRIETHANOLAMINE PADA …

1

PENDAHULUAN

Antioksidan merupakan substansi yang memberikan perlindungan dari

serangan radikal bebas. Radikal bebas merupakan atom atau molekul yang

mengandung satu atau lebih elektron yang tidak berpasangan. Elektron tidak

berpasangan tersebut sangat reaktif dan instabil sehingga untuk mencapai kestabilan,

akan cenderung mengambil elektron dari molekul lain. Hal ini dapat menimbulkan

ketidaknormalan molekul lain dan akan memulai reaksi berantai yang dapat merusak

jaringan. Oleh sebab itu, diperlukan senyawa yang dapat meredam efek negatif dari

radikal bebas, yaitu antioksidan (Jami’ah et al., 2018).

Menurut Irmawati (2015), terdapat tiga macam mekanisme kerja antioksidan

pada radikal bebas. Mekanisme kerja pertama adalah antioksidan primer yang

mencegah terbentuknya senyawa radikal baru dan mengubah bentuk molekul pada

radikal bebas menjadi tidak reaktif atau lebih stabil. Contohnya enzim katalase,

superoksida dismutase (SOD), dan glutation peroksidase (GSH-Px). Mekanisme kerja

kedua adalah antioksidan sekunder yang mampu memotong reaksi oksidasi berantai

radikal bebas dengan cara menangkap, contohnya vitamin A (beta karoten), vitamin

C, vitamin E, dan senyawa fitokimia. Mekanisme ketiga adalah antioksidan tersier

berperan memperbaiki biomolekuler rusak yang disebabkan oleh reaksi radikal bebas.

Contohnya sistem enzim DNA-repair.

Berdasarkan sumbernya, antioksidan dapat berupa antioksidan alami dan

sintetik (buatan). Antioksidan sintetik yang paling sering digunakan adalah Propil

Galat (PG), Butylated Hydroxyanisole (BHA), dan Terbutyl Hydroquinone (TBHQ).

Namun, antioksidan sintetik ini dikhawatirkan dapat menimbulkan efek samping

yang berbahaya bagi kesehatan manusia karena bersifat karsinogenik (Katrin and

Bendra, 2015). Selain antioksidan sintetik, terdapat antioksidan alami yang dipercaya

mampu melindungi tubuh. Menurut penelitian Sari et al. (2017), beberapa

antioksidan dapat dihasilkan dari produk alami, seperti dari rempah-rempah, herbal,

sayuran, dan buah. Salah satunya adalah kulit buah pisang yang dihasilkan dari

seluruh daerah Indonesia.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: OPTIMASI ASAM STEARAT DAN TRIETHANOLAMINE PADA …

2

Tanaman pisang merupakan salah satu tanaman yang tersebar luas di

Indonesia karena budidayanya yang cukup mudah dan juga mengandung antioksidan

pada bagian kulit buahnya. Selama ini, setelah mengonsumsi daging buah pisang,

kulit buah pisang segera dibuang karena dianggap sebagai bagian yang tidak dapat

digunakan atau tidak memiliki manfaat. Kulit buah pisang yang dianggap sebagai

limbah sesungguhnya mengandung senyawa antioksidan yang dapat digunakan

sebagai sumber antioksidan. Kulit buah pisang mengandung vitamin C dan senyawa

fitokimia seperti flavonoid dan fenol yang merupakan salah satu sumber antioksidan

sekunder (Rahmi, 2017).

Menurut penelitian Atun et al. (2007), kulit buah pisang kepok mengandung

senyawa bioaktif jenis flavonoid 5, 6, 7, 4’-tetrahidroksi-3-4-flavon-diol yang lebih

banyak dibanding kulit buah pisang yang lainnya sehingga dalam penelitian ini

digunakan kulit buah pisang kepok. Flavonoid dan fenol merupakan metabolit

sekunder yang bersifat polar dan akan larut dalam pelarut yang bersifat polar pula,

seperti etanol. Pada penelitian Sari et al. (2017), ditemukan bahwa kulit buah pisang

kepok yang diekstrak menggunakan pelarut etanol memiliki aktivitas antioksidan

yang tergolong kuat. Oleh sebab itu dalam penelitian ini digunakan etanol sebagai

pelarut. Senyawa antioksidan tersebut terdapat dalam bentuk sediaan krim (Saryanti

et al., 2019), gel (Hasanah et al., 2017), plester patch (Syakri, 2019), dan sabun padat

(Sari et al., 2017).

Krim merupakan sediaan setengah padat yang mengandung satu atau lebih

bahan obat terlarut dan terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai (Kementerian

Kesehatan RI, 2020). Istilah krim secara luas digunakan dalam industri farmasi dan

kosmetika yang penggunaannya diaplikasikan sebagai obat luar dengan cara

dioleskan secara topikal ke bagian tubuh (Nafisah, 2019). Krim terdiri atas dua tipe,

yaitu krim tipe minyak dalam air (M/A) atau oil in water (O/W) dan air dalam

minyak (A/M) atau water in oil (W/O). Pada penelitian ini dibuat sediaan dalam

bentuk krim karena zat aktif yang digunakan yaitu flavonoid bersifat lipofilik

sehingga lebih cocok diformulasikan dalam bentuk sediaan krim dibanding bentuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: OPTIMASI ASAM STEARAT DAN TRIETHANOLAMINE PADA …

3

sediaan lainnya. Krim yang dibuat adalah krim tipe O/W karena menurut Engelina

(2013), salah satu keuntungan krim tipe O/W adalah mampu meningkatkan absorpsi

perkutan sehingga akan memberikan efek optimum.

Salah satu komponen dalam sediaan krim yang berperan penting ialah

emulgator. Emulgator berperan dalam kestabilan dan sifat kohesi antarmuka serta

mempengaruhi konsistensi dan penampakan sediaan (Nonci et al., 2016). Terdapat

beberapa jenis emulgator, yaitu anionik, kationik, non ionik, dan amfoter (Syamsuni,

2006). Emulgator yang sering digunakan dalam sediaan krim di antaranya ialah

kombinasi asam stearat dan TEA yang termasuk dalam emulgator anionik (Nonci et

al., 2016).

Asam stearat dapat berfungsi sebagai emulgator jika direaksikan dengan

basa (KOH) atau TEA yang juga dapat menetralkan krim. Ketika TEA dicampur

dengan asam lemak seperti asam stearat dan asam oleat, akan membentuk sabun

anionik dengan pH sekitar 8 yang dapat digunakan sebagai zat pengemulsi untuk

menghasilkan emulsi minyak dalam air berbutir halus dan stabil (Rowe et al., 2009).

Asam lemak yang sesuai dikombinasikan dengan TEA pada penelitian ini ialah

adalah asam stearat karena asam stearat tidak mengalami perubahan warna seperti

asam oleat. Berdasarkan penelitian Cahyati et al. (2015) menunjukkan bahwa krim

dengan menggunakan kombinasi asam stearat dan TEA stabil selama penyimpanan.

Pada pembuatan sediaan krim, diharapkan diperoleh hasil akhir yang stabil

sehingga aman digunakan selama penyimpanan. Oleh sebab itu, diperlukan formula

yang optimal untuk menjamin kestabilan sediaan krim yang akan dibuat. Salah satu

metode untuk memperoleh formula yang optimal adalah desain faktorial. Menurut

Bolton dan Bon (2010), manfaat desain faktorial ialah memiliki efisiensi maksimum

dalam memperkirakan efek utama dari setiap faktor dengan level yang bervariasi.

Jika terjadi interaksi, desain faktorial dapat mengidentifikasi interaksi tersebut. Selain

itu, efek dapat berlaku untuk berbagai kondisi karena dapat diukur pada berbagai

tingkat faktor lain. Desain faktorial dapat digunakan untuk memprediksi respons

viskositas, daya sebar, dan pergeseran viskositas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: OPTIMASI ASAM STEARAT DAN TRIETHANOLAMINE PADA …

4

Berdasarkan uraian di atas, pemanfaatan kulit buah pisang, khususnya pisang

kepok yang memiliki aktivitas antioksidan belum banyak didokumentasikan dan

diketahui masyarakat. Sejauh ini, kulit buah pisang yang diteliti aktivitas

antioksidannya ialah kulit buah pisang raja (Musa acuminata), sedangkan kulit buah

pisang kepok masih sedikit. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Atun et al.

(2007), fraksi kloroform ekstrak etanol kulit buah pisang kepok menunjukkan

aktivitas antioksidan dengan nilai IC50 sebesar 693,15μg/mL, sedangkan oleh Sari et

al. (2017), diperoleh nilai IC50 sebesar 36,28 ppm dengan persen inhibisi sebesar

73.529 %. Selain itu, pengujian yang dilakukan hingga pengoptimasian formula juga

belum banyak dilakukan, melainkan sebatas mengidentifikasi dan menguji aktivitas

antioksidan. Penelitian terdahulu terkait optimasi formula dilakukan oleh Saryanti et

al. (2019) menggunakan pisang raja dan diperoleh rasio perbandingan TEA dan asam

stearat sebesar 2,3:16,7%. Oleh karena itu, penelitian ini perlu dilakukan sebagai

pengembangan bentuk sediaan dari kulit buah pisang dan diharapkan dikemas dalam

sediaan yang baik, stabil, serta bermanfaat. Dengan demikian, nilai ekonomi kulit

buah pisang meningkat dan masyarakat dapat merasakan manfaatnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: OPTIMASI ASAM STEARAT DAN TRIETHANOLAMINE PADA …

5

METODE PENELITIAN

Jenis dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimental yang

meggunakan metode desain faktorial untuk mengetahui formula optimal sediaan krim

dengan menggunakan kombinasi asam stearat dan TEA sebagai emulgator. Penelitian

ini dilakukan di Laboratorium Farmakognosi Fitokmia dan Laboratorium Formulasi

Teknologi Sediaan Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta.

Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

1. Variabel Penelitian

a. Variabel bebas: konsentrasi asam stearat dan TEA.

b. Variabel tergantung: sifat fisik sediaan krim ekstrak etanol kulit buah pisang

kepok yang meliputi organoleptis, homogenitas, tipe krim, pH, viskositas, daya

sebar, dan daya lekat, serta stabilitas fisik sediaan krim ekstrak etanol kulit

buah pisang kepok melalui proses uji stabilitas freeze-thaw cycle.

c. Variabel pengacau terkendali: alat dan bahan yang digunakan, wadah, suhu

ruangan, proses maserasi, kecepatan pengadukan, lama pembuatan, kelembaban

lingkungan saat proses pembuatan, pengujian, dan penyimpanan krim esktrak

etanol kulit buah pisang kepok.

2. Definisi Operasional

a. Kulit buah pisang kepok: kulit buah pisang kepok yang diperoleh dari Lembaga

Pendampingan Usaha Buruh Tani dan Nelayan (LPUBTN) Sleman yang telah

dibersihkan dan dipisahkan dari daging buahnya.

b. Ekstrak etanol kulit buah pisang kepok: ekstrak kental yang diperoleh dari

maserasi 150 g serbuk kulit buah pisang kepok dengan 750 ml pelarut etanol

70% pada suhu kamar selama 3x24 jam.

c. Krim ekstrak etanol kulit buah pisang kepok: sediaan krim (semisolid) yang

mengandung 1 g ekstrak etanol kulit buah pisang kepok.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: OPTIMASI ASAM STEARAT DAN TRIETHANOLAMINE PADA …

6

d. Sifat fisik krim: parameter kualitas fisik sediaan krim yang meliputi

organoleptis, homogenitas, tipe krim, pH, viskositas, dan daya sebar.

e. Stabilitas fisik krim: parameter kualitas kestabilan krim yang meliputi

keterpisahan fase setelah pengujian sentrifugasi dan perubahan organoleptis,

homogenitas, tipe krim, pH, viskositas, dan daya sebar setelah pengujian

stabilitas dengan metode freeze-thaw cycle selama tiga siklus.

Alat

Neraca analitik (KERN), blender (Waring), oven (Memmert BE 500),

shaker, vakum (GAST DIA-P504 BN), rotary evaporator (BUCHI Rotavapor R-

300), waterbath (Dijkstra), hot plate (Cenco), mixer (Cosmos), magnetic stirrer,

aluminium foil, batang pengaduk, erlenmeyer (Pyrex), labu ukur (Pyrex), ayakan no.

50, kertas saring, spektrofotometer UV-Vis (Shimadzu), viskometer Rheosys (Micra

Merlyn VR), pH meter (OHAUS), alat uji daya sebar, dan alat gelas lainnya.

Bahan

Kulit buah pisang kepok yang diperoleh dari Lembaga Pendampingan Usaha

Buruh Tani dan Nelayan (LPUBTN) Sleman, setil alkohol (teknis), asam stearat

(teknis), TEA (teknis), gliserin (teknis), propilen glikol (teknis), metil paraben

(teknis), propil paraben (teknis), etanol 70% (teknis), DPPH (PA), etanol (PA),

aquadest, NaOH 10% (teknis), FeCl3 1% (teknis), metilen blue.

Tata Cara Penelitian

1. Determinasi Tanaman Pisang

Kulit buah pisang kepok yang digunakan ialah buah yang diperoleh dari

Lembaga Pendampingan Usaha Buruh Tani dan Nelayan (LPUBTN) Sleman.

Determinasi dilakukan di Laboratorium Biologi Farmasi, Fakultas Farmasi,

Universitas Gajah Mada Yogyakarta.

2. Pembuatan Ekstrak Etanol Kulit Buah Pisang

Ekstrak etanol kulit buah pisang kepok dibuat melalui metode maserasi.

Kulit buah pisang kepok yang sudah matang dan berwarna kuning dikeringkan di

oven, lalu diserbuk dan diayak dengan ayakan no. 50. Serbuk hasil ayakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: OPTIMASI ASAM STEARAT DAN TRIETHANOLAMINE PADA …

7

dimaserasi selama tiga hari dengan perbandingan serbuk : pelarut (1:5), lalu

diremaserasi sebanyak setengah dari jumlah pelarut dari volume awal

(Kementerian Kesehatan RI, 2017). Serbuk 150 g dimaserasi menggunakan pelarut

etanol 70% sebanyak 750 ml pada suhu kamar selama 3x24 jam dengan

penggojokan dan sesekali diaduk, serta ditutup menggunakan aluminium foil.

Setelah tiga hari, larutan disaring dengan kertas saring dan bantuan pompa vakum

sehingga didapatkan filtrat pertama. Ampas hasil penyaringan pertama diambil

lalu diremaserasi menggunakan pelarut sebanyak 375 ml selama satu hari dengan

perlakuan yang sama seperti sebelumnya. Setelah itu, larutan kedua disaring

menggunakan kertas saring dan bantuan pompa vakum sehingga diperoleh filtrat

kedua. Filtrat pertama dan kedua digabung lalu diuapkan pada evaporator hingga

kental, kemudian dimasukkan dalam oven. Dilakukan penetapan bobot tetap untuk

memastikan bahwa semua pelarut telah teruap sehingga diperoleh ekstrak yang

lebih pekat.

3. Skrining Fitokimia

a. Flavonoid

Ekstrak sebanyak 1 ml ditetesi dengan beberapa tetesan pereaksi

NaOH 10%. Reaksi positif jika terjadi perubahan warna orange atau jingga

(Ikalinus et al., 2015).

b. Fenolik

Ekstrak ditambahkan pereaksi FeCl3 1%. Rekasi positif jika terjadi

perubahan warna menjadi lebih hitam jika dibandingkan dengan ekstrak murni

(Ikalinus et al., 2015).

4. Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Kulit Buah Pisang

Mengacu pada penelitian Handayani et al. (2014), larutan uji ekstrak

etanol kulit buah pisang dibuat dengan cara memipet 0,5 ml larutan sampel

dengan konsentrasi 10 ppm, 50 ppm, 100 ppm, 150 ppm, dan 200 ppm lalu

ditambahkan 3,5 ml larutan DPPH konsentrasi 50 ppm. Larutan blanko digunakan

sebagai kontrol negatif mengandung 4 ml larutan DPPH konsentrasi 50 ppm.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: OPTIMASI ASAM STEARAT DAN TRIETHANOLAMINE PADA …

8

Larutan uji dan blanko dimasukkan dalam tabung reaksi, divortex, lalu diinkubasi

selama 30 menit dengan suhu 37°C. Selanjutnya, serapan diukur dengan panjang

gelombang 517 nm. Apabila masing-masing konsentrasi yang diuji memiliki

aktivitas antioksidan, maka radikal DPPH yang berwarna ungu gelap akan

tereduksi menjadi bentuk non radikal yang berwarna kuning. Aktivitas penangkal

radikal bebas diekspresikan sebagai persen inhibisi yang dapat dihitung dengan

rumus berikut:

5. Formula Standar dan Formula Modifikasi Krim

a. Formula Acuan Krim

Tabel I. Formula Acuan Krim (Saryanti et al., 2019)

Nama Bahan (%) Formula

Ekstrak kulit buah pisang 6

Setil Alkohol 4

Asam Stearat 16,5

TEA 2,5

Gliserin 4

Propilen Glikol 7

Metil Paraben 0,2

Propil Paraben 0,02

Aquadest ad 100

b. Formula Modifikasi Krim

Tabel II. Formula Modifikasi Krim

Nama Bahan (%) F1 FA FB FAB

Ekstrak kulit buah pisang 1 1 1 1

Asam Stearat 10 15 10 15

TEA 2 2 4 4

Setil Alkohol 4 4 4 4

Propilen Glikol 7 7 7 7

Gliserin 4 4 4 4

Propil Paraben 0,02 0,02 0,02 0,02

Metil Paraben 0,2 0,2 0,2 0,2

Aquadest 60 60 60 60

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: OPTIMASI ASAM STEARAT DAN TRIETHANOLAMINE PADA …

9

6. Cara Pembuatan Krim

Pembuatan krim diawali dengan pemisahan bahan-bahan yaitu fase

minyak (asam stearat dan setil alkohol) dimasukkan dalam cawan porselin,

ditambahkan propil paraben kemudian dilelehkan di atas waterbath. Fase air

(TEA, propilenglikol, gliserin dan aquades) dimasukkan dalam gelas beaker,

ditambah dengan metil paraben. Fase minyak yang sudah meleleh dituang dalam

mortir hangat, diaduk sampai homogen menggunakan mixer. Fase air ditambah

sedikit demi sedikit sambil diaduk perlahan-lahan hingga terbentuk massa krim.

Ekstrak kental kulit buah pisang dimasukkan ke dalam massa krim sedikit demi

sedikit, sambil diaduk sampai homogen.

7. Uji Sifat Fisik Krim Ekstrak Etanol Kulit Buah Pisang

a. Uji Organoleptis

Uji organoleptis merupakan pengujian tentang karakter fisik sediaan

krim yang dilakukan dengan bantuan panca indra, meliputi bentuk, warna, bau,

dan rasa sediaan (Saryanti et al., 2019).

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan dengan cara mengoleskan krim pada kaca

objek kemudian ditutup dengan kaca objek yang lainnya, lalu dilihat apakah

krim yang dioleskan pada kaca objek tersebut homogen dan apakah

permukaannya halus dan merata (Saryanti et al., 2019).

c. Uji Tipe Krim

Uji tipe krim dilakukan dengan pengenceran dan pewarnaan. Metode

pengenceran dilakukan dengan melarutkan krim dalam air. Jika krim dapat larut

dalam air maka krim tersebut merupakan tipe O/W (Elcistia and Zulkarnain,

2019). Metode pewarnaan dilakukan dengan menambahkan 1 tetes indikator

metilen blue pada sediaan krim. Jika warna biru dari metilen blue dapat

tercampur merata pada sediaan krim, maka krim merupakan tipe O/W (Saryanti

et al., 2019).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: OPTIMASI ASAM STEARAT DAN TRIETHANOLAMINE PADA …

10

d. Uji pH

Uji pH dilakukan dengan menggunakan pH meter. Pengujian pH

dilakukan terhadap krim yang baru dibuat dan krim yang telah disimpan. pH

yang sesuai dengan kulit adalah 4,5-6,5 (Tranggono and Latifah, 2007).

e. Uji Viskositas

Uji viskositas dilakukan dengan memasukkan sediaan krim ke dalam

plate dan cone viskometer Rheosys menggunakan spindle yang sesuai yang

menyentuh sediaan. Parameter pengukuran diatur, kemudian dijalankan

komputer dengan aplikasi Rheosys Micra (Puspita et al., 2020).

f. Uji Daya Sebar

Uji daya sebar dilakukan dengan meletakkan kaca transparan ke atas

kertas milimeter blok. Pada kaca tersebut diletakkan 0,5 g krim, kemudian

ditutup dengan kaca transparan yang lain dan dibiarkan selama 1 menit untuk

mendapatkan diameter penyebaran. Kemudian dilanjutkan dengan

menambahkan beban diatas kaca transparan tersebut seberat 50, 100, dan 150 g

dan diamati diameter penyebaran yang terbentuk (Saryanti et al., 2019).

8. Uji Stabilitas Fisik Krim Ekstrak Etanol Kulit Buah Pisang

a. Uji Sentrifugasi

Uji sentrifugasi dilakukan sebanyak 3 kali replikasi dengan

memasukkan krim pada tabung sentrifugator lalu disentrifugasi pada kecepatan

3750 rpm selama 5 jam. Diamati apakah terjadi pemisahan atau tidak pada

sediaan krim (Magdalena et al., 2016).

b. Uji Freeze-Thaw Cycle

Uji freeze-thaw cycle dilakukan dengan menyimpan sediaan pada suhu

4°C selama 24 jam, lalu pada suhu 40°C selama 24 jam (1 siklus) sebanyak 3

siklus dan 1 siklus berlangsung 2 hari. Diamati perubahan fisik meliputi

viskositas, daya sebar, dan pergeseran viskositas (Lumentut et al., 2020).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: OPTIMASI ASAM STEARAT DAN TRIETHANOLAMINE PADA …

11

Analisis Hasil

Hasil yang diperoleh dari penelitian ini berupa sifat fisik meliputi

organoleptis, homogentias, pH, viskositas, daya sebar, dan stabilitas fisik. Data sifat

fisik berupa viskositas, daya sebar, dan pergeseran daya sebar dianalisis

menggunakan analisis statistik melalui aplikasi desain faktorial dengan software

Design Expert 13 (free trial) untuk menentukan formula sediaan krim yang paling

optimal. Software tersebut dapat menunjukkan perbedaan efek dari level konsentrasi

asam stearat, TEA, dan kedua interaksi dan juga signifikansi dari efek yang

ditimbulkan setiap faktor menggunakan prinsip uji two-way ANOVA taraf

kepercayaan 95%. Faktor dapat dikatakan berpengaruh secara signifikan jika p-value

<0,05. Setiap respons akan menghasilkan contour plot dan gabungan dari contour

plot tersebut dapat digunakan untuk menentukan daerah optimum yang menjadi

komposisi optimum pada faktor dan level yang diteliti.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: OPTIMASI ASAM STEARAT DAN TRIETHANOLAMINE PADA …

12

HASIL DAN PEMBAHASAN

Determinasi Tanaman Pisang Kepok (Musa paradisiaca L.)

Buah pisang kepok yang diperoleh dari Lembaga Pendamping Usaha Buruh

Tani dan Nelayan (LPUBTN) Sleman dideterminasi di Departemen Biologi Farmasi,

Fakultas Farmasi, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Hasil Determinasi

menunjukkan bahwa tanaman yang digunakan telah sesuai dengan tanaman yang

dimaksud, yaitu buah pisang kepok (Musa paradisiaca L.) (lampiran 1).

Pembuatan Ekstrak Etanol Kulit Buah Pisang Kepok

Buah pisang kepok yang berumur ± 115 hari sejak bunga pisang terbuka

(matang) diperoleh dari LPUBTN Sleman, Yogyakarta. Penggunaan pisang dengan

umur tersebut menurut penelitian Saputri et al. (2020), menyatakan bahwa senyawa

fenolik lebih banyak terkandung pada pisang dengan tingkat kematangan matang

dibanding yang mentah.

Kulit buah pisang dikupas dan dipisahkan dari daging buahnya, lalu

dilakukan sortasi basah untuk memisahkan kotoran yang tidak diperlukan sehingga

diperoleh herba yang layak digunakan. Setelah itu, kulit buah pisang dicuci bersih

lalu dirajang untuk memudahkan dan mempercepat proses pengeringan. Pengeringan

dilakukan menggunakan oven dengan suhu 40℃ selama 4 hari. Setelah kulit buah

pisang kering, dilakukan sortasi kering untuk memisahkan pengotor lainnya yang

masih ada. Total berat simplisia kering yang diperoleh setelah pengeringan ialah

509,74 gram dengan karakteristik kering, berwarna coklat tua, mudah dipatahkan, dan

berbunyi kriuk saat dipatahkan. Simplisia tersebut diserbuk menggunakan blender

dan didapatkan bobot 500,5 gram serbuk kulit buah pisang (lampiran 2).

Proses ekstraksi dilakukan menggunakan metode maserasi. Metode maserasi

dilakukan dengan merendam serbuk simplisia yang umumnya tidak tahan panas

dalam cairan penyari pada suhu kamar dan terlindung dari cahaya selama waktu

tertentu. Perendaman sampel akan menyebabkan perbedaan tekanan antara dalam dan

luar sel sehingga terjadi pemecahan dinding dan membran sel. Dengan demikian,

metabolit sekunder yang ada dalam sitoplasma akan terlarut dalam pelarut organik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: OPTIMASI ASAM STEARAT DAN TRIETHANOLAMINE PADA …

13

sesuai kelarutannya dan terjadilah ekstraksi senyawa (Hasma and Winda, 2019).

Pelarut yang digunakan dalam penelitian ini ialah etanol 70% karena etanol

merupakan pelarut universal yang dapat menarik senyawa polar maupun non polar.

Selain itu, hal ini juga sesuai dengan Kementerian Kesehatan RI (2017) yang

menyatakan bahwa jika tidak dinyatakan lain, pelarut yang digunakan untuk

melakukan maserasi ekstrak simplisia adalah etanol 70%.

Ekstrak cair yang diperoleh dari maserasi diuapkan menggunakan vacuum

rotary evaporator hingga diperoleh ekstrak kental. Selanjutnya ekstrak kental

dimasukkan pada oven dengan suhu 60℃ untuk dipekatkan dan mendapatkan bobot

tetap. Suhu 60℃ merupakan suhu optimum untuk mengekstrak flavonoid

menggunakan pelarut etanol (Annu et al., 2015). Bobot dinyatakan tetap jika hasil

penimbangan ekstrak dua kali berturut-turut memiliki perbedaan tidak lebih dari

0,25% atau tidak melebihi 0,5 mg (Farmakope Herbal Indonesia, 2008). Pada

penelitian ini, diperoleh bobot tetap sebanyak 40,28 g sehingga diperoleh hasil

rendemen sebesar 26,83% (lampiran 3).

Skrining Fitokimia

Skrining fitokimia ekstrak etanol kulit buh pisang kepok (Musa paradisiaca

L.) dilakukan secara kualitatif untuk memastikan bahwa ekstrak yang digunakan

dalam penelitian benar mengandung senyawa flavonoid dan fenolik. Hasil yang

diperoleh sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh (Rahmi, 2017) yang

menyatakan bahwa kulit buah pisang kepok mengandung senyawa metabolit

sekunder seperti flavonoid dan fenolik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: OPTIMASI ASAM STEARAT DAN TRIETHANOLAMINE PADA …

14

Tabel III. Hasil Uji Skrining Fitokimia Ekstrak Etanol Kulit Buah Pisang

Kepok

Golongan

senyawa Pereaksi

Hasil positif

(pustaka)

Hasil penelitian

Gambar Keterangan

Flavonoid

HCl pekat

+ serbuk

Mg

Perubahan warna

menjadi

kuning/orange

(Ikalinus et al.,

2015).

(+)

Terjadi

perubahan

warna menjadi

orange

Fenolik FeCl3 1%

Perubahan warna

menjadi lebih

hitam

(Ikalinus et al.,

2015)

(+)

Terjadi

perubahan

warna menjadi

lebih hitam

dibanding

ekstrak asli

Hasil Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Kulit Buah Pisang Kepok

Uji aktivitas antioksidan ekstrak etanol kulit buah pisang kepok dilakukan

menggunakan reagen DPPH (1,1-Diphenyl-2-Picrylhydrazyl). Pengujian dilakukan

dengan membuat larutan baku DPPH dengan konsentrasi 1000 ppm. Larutan seri

DPPH dibuat dari larutan baku tersebut dengan variasi konsentrasi 10 ppm, 50 ppm,

100 ppm, 150 ppm, 150 ppm, dan 200 ppm menggunakan etanol sebagai pelarutnya.

Larutan uji berisi 0,5 ml larutan seri DPPH dari berbagai konsentrasi ditambah 3,5 ml

larutan DPPH 50 ppm. Larutan blanko digunakan sebagai kontrol negatif berisi 4 ml

larutan DPPH 50 ppm. Hasil uji aktivitas antioksidan ekstrak etanol kulit buah pisang

kepok terdapat pada tabel di bawah ini.

sebelum sesudah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: OPTIMASI ASAM STEARAT DAN TRIETHANOLAMINE PADA …

15

Tabel IV. Hasil Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Kulit Buah Pisang Kepok

Replikasi IC 50 (ppm) Rata-rata ± SD

I 83,24

84,25 ± 0,95 II 85,12

III 84,38

Nilai IC50 diperoleh dari persamaan regresi linear antara nilai absorbansi

sampel dan nilai persentase inhibisinya. Pada penelitian ini dibuat 3 replikasi,

sehingga diperoleh 3 persamaan regresi linear, yaitu y = 0,1473x + 37,739; y =

0,1124x + 40,432; dan y = 0,1492x + 37,41. Hasil IC50 dari ketiga replikasi

menunjukkan bahwa ekstrak etanol kulit buah pisang kepok memiliki aktivitas

antioksidan dengan nilai IC50 rata-rata sebesar 84,25 ppm. Menurut Putri dan

Hidajati (2015), suatu senyawa yang memiliki nilai IC50 sebesar 50–100 ppm

tergolong dalam antioksidan yang kuat. Kekuatan aktivitas antioksidan tersebut

selanjutnya akan mempengaruhi konsentrasi yang dibutuhkan untuk dapat

menghasilkan efek terapi. Ekstrak yang dibuat dalam penelitian ini diformulasikan

dalam sediaan krim yang ditujukan untuk memberikan efek penyembuhan luka.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Waehama (2016), ekstrak dengan

aktivitas antioksidan kuat dapat diformulasikan dalam sediaan krim dan

menimbulkan efek yang optimal pada rentang konsentrasi sebesar 1-5%. Dengan

demikian, ekstrak yang dihasilkan dengan aktivitas antioksidan kuat dapat diartikan

bahwa pada penggunaan konsentrasi yang kecil, senyawa tersebut sudah bisa

menghasilkan aktivitas antioksidan yang besar dan optimal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: OPTIMASI ASAM STEARAT DAN TRIETHANOLAMINE PADA …

16

Pembuatan Sediaan Krim Ekstrak Etanol Kulit Buah Pisang Kepok

Tabel V. Formula Modifikasi Krim Antioksidan

Nama Bahan (g) F1 FA FB FAB

Ekstrak kulit buah pisang 1 1 1 1

Asam Stearat 10 15 10 15

TEA 2 2 4 4

Setil Alkohol 4 4 4 4

Propilen Glikol 7 7 7 7

Gliserin 4 4 4 4

Propil Paraben 0,02 0,02 0,02 0,02

Metil Paraben 0,2 0,2 0,2 0,2

Aquadest 60 60 60 60

Total 88,22 93,22 90,22 95,22

Formula terdiri atas 2 fase, yaitu fase minyak (asam stearat, setil alkohol,

metil paraben) dan fase air (TEA, propilen glikol, gliserin, propil paraben, aquadest).

Fase minyak dan fase air masing-masing dipanaskan di atas waterbath pada suhu

70℃ hingga melebur sempurna. Ketika kedua fase telah melebur, kedua faase

dicampurkan pada wadah yang sudah dipanaskan sambil diaduk menggunakan mixer

selama 5 menit. Ketika massa krim telah terbentuk dan suhunya sudah tidak panas

lagi, ekstrak kulit buah pisang kepok dimasukkan perlahan sambil diaduk hingga

homogen. Saat fase air dan minyak dicampurkan, terjadi reaksi penyabunan antara

TEA dan asam stearat, sehingga terbentuk sabun trietanolamin-stearat. Sabun

tersebutlah yang berfungsi sebagai emulgator untuk meningkatkan kestabilan pada

sediaan krim tipe O/W (Dina et al., 2017).

Hasil Uji Sifat Fisik dan Stabilitas Fisik Sediaan Krim Ekstrak Etanol Kulit

Buah Pisang Kepok

1. Uji Organoleptis

Uji organoleptis berhubungan dengan kenyamanan pengguna saat

menggunakan sediaan sekaligus untuk memantau stabilitas sediaan krim selama

masa penyimpanan. Uji ini meliputi warna, bau, dan bentuk sediaan. Hasil

penelitian menunjukkan keempat formula sediaan krim berwarna krem, berbau

khas ekstrak kulit pisang, dan memiliki konsistensi semi padat. Dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: OPTIMASI ASAM STEARAT DAN TRIETHANOLAMINE PADA …

17

demikian, dapat disimpulkan bahwa krim yang dihasilkan telah sesuai dengan

kriteria sediaan krim yang baik jika ditinjau dari segi organoleptis (Roosevelt et

al., 2019).

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas bertujuan untuk memastikan gel yang dibuat sudah

tercampur merata dan homogen. Uji homogenitas juga berhubungan dengan

kenyamanan penggunaan, karena jika terdapat butiran kasar, pasti akan muncul

ketidaknyamanan pada pengguna. Hasil yang diperoleh menunjukkan semua

formula sediaan krim tidak terdapat butiran-butiran kasar, krim berbentuk halus,

dan warna serta tekstur tercampur merata. Hal ini menunjukkan bahwa krim yang

dihasilkan telah sesuai dengan kriteria sediaan krim yang baik dari segi

homogenitasnya (Roosevelt et al., 2019).

3. Uji Tipe Krim

Uji tipe krim bertujuan untuk memastikan bahwa sediaan krim yang

dihasilkan sesuai dengan tujuan penggunaan krim. Pada penelitian ini, pengujian

tipe krim dilakukan melalui dua cara, yaitu dengan pengenceran dan dispersi

larutan zat warna. Metode pengenceran dilakukan dengan melarutkan sediaan

kirm pada aquadest. Krim akan terlarut sempurna jika sediaan krim adalah tipe

O/W. Sedangkan pada metode dispersi larutan zat warna, methylene blue akan

tercampur merata dengan krim jika krim adalah tipe O/W. Pada pengujian ini,

sediaan krim terlarut sempurna dalam aquadest dan tercampur merata saat

ditambahkan methylene blue. Hasil tersebut membuktikan bahwa sediaan krim

yang dihasilkan merupakan krim tipe oil in water (O/W). Menurut Sopianti dan

Susello (2021), hal tersebut disebabkan oleh jumlah fase terdispersi (minyak)

yang digunakan pada krim tipe O/W lebih sedikit dari fase pendispersi (air),

sehingga globul-globul minyak akan terdispersi merata ke dalam fase air dan

membentuk emulsi minyak dalam air dengan bantuan emulgator.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: OPTIMASI ASAM STEARAT DAN TRIETHANOLAMINE PADA …

18

4. Uji pH

Uji pH bertujuan untuk mengetahui tingkat keasaman sediaan krim, dan

memastikan bahwa sediaan krim aman dan tidak mengiritasi kulit saat digunakan

(Wibowo et al., 2017). Menurut Tranggono dan Latifah (2007), sediaan krim

yang baik memiliki nilai pH pada rentang 4,5-6,5. Sediaan krim yang terlalu

asam akan mengiritasi kulit, sedangkan jika terlalu basa makan akan membuat

kulit terasa licin, mudah kering, bersisik, dan mempengaruhi elastisitas kulit

(Mahyuna and Kurniaty, 2020). Hasil pengujian pH dapat dilihat pada tabel VII.

Tabel VI. Hasil Uji pH Krim

Formula pH Siklus 0

(𝒙 ± SD)

pH Siklus 3

(𝒙 ± SD)

Pergeseran pH

(%)

1 6,50 ± 0,00 6,53 ± 0,06 0,51

A 6,27 ± 0,12 6,30 ± 0,10 0,53

B 7,40 ± 0,00 7,43 ± 0,06 0,45

AB 7,30 ± 0,00 7,30 ± 0,00 0,00

Pada hasil penelitian, formula 1 dan formula A masuk dalam rentang pH

yang baik, sedangkan formula B dan formula AB tidak masuk dalam rentang.

Perbedaan nilai tersebut dikarenakan perbedaan konsentrasi asam stearat dan TEA

yang digunakan. Roosevelt et al. (2019) menyatakan bahwa semakin tinggi

konsentrasi asam stearat dapat menurunkan nilai pH karena banyaknya gugus

asam yang terkandung dalam asam stearat. Sedangkan penambahan TEA yang

merupakan basa kuat akan membentuk sabun anioik dengan reaksi netralisasi.

Penambahan TEA akan mempercepat proses netralisasi dan menghasilkan pH

yang semakin mendekati basa (Elcistia and Zulkarnain, 2019). Formula B dan AB

menggunakan jumlah basa yang sama pada level tinggi, namun jumlah asam yang

digunakan berbeda. Komposisi jumlah asam yang digunakan pada formula AB

lebih lebih banyak dibandingkan formula AB. Dengan demikian, kemampuan basa

untuk menetralisasi asam lebih sulit pada formula AB karena jumlah asamnya

lebih banyak, sehingga pH yang dihasilkan pada formula AB lebih rendah. Oleh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: OPTIMASI ASAM STEARAT DAN TRIETHANOLAMINE PADA …

19

sebab itu, pH yang dihasilkan formula B sebesar 7,4 sedangkan formula AB

sebesar 7,3.

Pada penelitian ini juga dilakukan uji stabilitas sediaan dengan

membandingkan pH sediaan saat siklus 0 dengan siklus 3. Berdasarkan data yang

ditampilkan dalam tabel VII setelah siklus 3, formula 1 dan formula A masih

masuk dalam rentang pH yang baik yaitu 4,5-6,5, dan pada penelitian ini diperoleh

nilai pH yang tidak berbeda jauh dengan nilai pH saat siklus 0, yaitu 6,53 dan

6,30. Pada penelitian Nurdianti et al. (2018) dinyatakan bahwa suatu sediaan

memiliki stabilitas yang baik jika nilai pergeserannya kurang dari 10%. Hasil yang

diperoleh pada penelitian ini menunjukkan bahwa semua formula sediaan stabil

karena nilai pergeseran pH kurang dari 10%, yaitu 0% hingga 0,53%.

5. Uji Viskositas

Uji viskositas bertujuan untuk mengetahui kekentalan sediaan krim yang

nantinya akan mempengaruhi konsistensi dan stabilitas sediaan krim (Wibowo et

al., 2017). Rentang viskositas sediaan krim yang baik ialah 4-40 Pa.s (Genatrika et

al., 2016). Hasil pengujian viskositas dapat dilihat pada tabel VIII.

Tabel VII. Hasil Uji Viskositas Krim

Formula

Viskositas

Siklus 0

(𝒙 ± SD) (Pa.s)

Viskositas

Siklus 3

(𝒙 ± SD) (Pa.s)

Pergeseran

Viskositas (%)

1 12,17 ± 1,43 12,21 ± 1,34 0,33

A 16,23 ± 1,47 16,03 ± 1,32 1,23

B 7,74 ± 0,31 7,63 ± 0,22 1,39

AB 11,04 ± 2,05 10,72 ± 1,97 2,90

Berdasarkan hasil pengujian, semua formula masuk dalam kriteria

sediaan krim yang baik jika ditinjau dari viskositasnya. Nilai viskositas terendah

dihasilkan pada formula B, sedangkan viskositas tertinggi pada formula A. Hal ini

dikarenakan pada formula A, komposisi asam stearat yang digunakan paling

banyak (level tinggi) dan TEA yang paling sedikit (level rendah). Variasi nilai

viskositas dikarenakan perbedaan komposisi asam stearat dan TEA. Dina et al.

(2017) menyatakan bahwa semakin tinggi komposisi asam stearat maka viskositas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: OPTIMASI ASAM STEARAT DAN TRIETHANOLAMINE PADA …

20

yang dihasilkan akan semakin tinggi, sedangkan semakin tinggi komposisi TEA

maka viskositas yang dihasilkan akan semakin rendah. Hasil yang diperoleh sesuai

dengan penelitian tersebut, yaitu formula A memiliki nilai viskositas paling tinggi

dengan komposisi asam stearat level tinggi.

Hasil yang diperoleh setelah siklus 3 menunjukkan semua formula masih

masuk dalam rentang viskositas krim yang baik, yaitu 4-40 Pa.s. Pada penelitian

ini diperoleh rentang nilai viskositas 7,63 Pa.s - 16,03 Pa.s. Menurut Nurdianti et

al. (2018), suatu sediaan dinyatakan stabil jika nilai pergeseran viskositasnya

kurang dari 10%. Berdasarkan hasil yang diperoleh, semua formula memiliki

stabilitas yang baik karena nilai pergeseran viskositasnya kurang dari 10%.

6. Uji Daya Sebar

Uji daya sebar bertujuan untuk mengetahui kemampuan penyebaran krim

pada kulit. Menurut Roosevelt et al. (2019), nilai daya sebar krim yang baik adalah

5-7 cm. Hasil pengujian daya sebar dapat dilihat pada tabel IX.

Tabel VIII. Hasil Uji Daya Sebar Krim

Formula

Daya Sebar

Siklus 0

(𝒙 ± SD) (cm)

Daya Sebar

Siklus 3

(𝒙 ± SD) (cm)

Pergeseran

Daya Sebar

(%)

1 5,39 ± 0,33 5,12 ± 0,10 5,10

A 4,83 ± 0,39 5,14 ± 0,29 6,56

B 6,86 ± 0,29 6,65 ± 0,09 3,04

AB 5,95 ± 0,33 6,07 ± 0,47 1,96

Berdasarkan hasil yang diperoleh, seluruh formula memiliki daya sebar

yang baik karena masuk dalam rentang kriteria daya sebar krim yang baik. Nilai

daya sebar tertinggi dihasilkan pada formula B. Perbedaan nilai daya sebar

disebabkan oleh variasi komposisi asam stearat dan TEA. Daya sebar memiliki

keterkaitan dengan viskositas, yaitu berbanding terbalik. Semakin kecil nilai

viskositas, maka daya sebar akan semakin besar. Hal ini dikarenakan daya tahanan

cairan untuk mengalir semakin berkurang sehingga daya sebar krim semakin

meningkat (Dina et al., 2017).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: OPTIMASI ASAM STEARAT DAN TRIETHANOLAMINE PADA …

21

Pengujian daya sebar yang dilakukan setelah siklus 3 memperoleh hasil

yang menunjukkan bahwa keempat formula masuk dalam rentang daya sebar yang

baik yaitu 5-7 cm. Berdasarkan hasil pengujian, diperoleh nilai pergeseran daya

sebar pada rentang 1,96% - 6,56%. Nilai tersebut menunjukkan bahwa formula

yang dihasilkan merupakan sediaan yang stabil karena memiliki nilai pergeseran

daya sebar kurang dari 10% (Nurdianti et al., 2018).

7. Uji Sentrifugasi

Uji sentrifugasi berfungsi sebagai indikator kestabilan fisik sediaan semi

padat selama penyimpanan. Pada penelitian ini, pengujian dilakukan menggunakan

sentrifugator dengan kecepatan 3750 rpm selama 5 jam karena dianggap setara

dengan efek gaya gravitasi yang akan diterima krim saat penyimpanan selama satu

tahun (Magdalena et al., 2016). Hasil pengujian yang diperoleh adalah keempat

formula tidak mengalami pemisahan fase sehingga dapat disimpulkan bahwa

keempat formula stabil.

Desain Faktorial

Perbedaan level konsentrasi asam stearat dan TEA dari setiap formula

menyebabkan perbedaan efek, yaitu perbedaan respons fisik dan stabilitas. Efek dari

perbedaan level tersebut menghasilkan interaksi dan dapat dilihat melalui software

Design Expert 13 (free trial) menggunakan 2 faktor dan 2 level. Analisis data

menggunakan uji ANOVA pada tingkat kepercayaan 95%.

1. Respons Viskositas

Respons viskositas dan interaksi yang dihasilkan dari asam stearat dan

TEA diuji menggunakan software Design Expert 13 (free trial). Persamaan desain

faktorial terhadap respons viskositas adalah sebagai berikut:

Y = 6,92667 + 0,967333(X1) – 1,44500(X2) – 0,077000(X1 )(X2)……………..(2)

Pada persamaan tersebut, Y merupakan respons viskositas yang

dihasilkan, X1 merupakan jumlah asam stearat yang digunakan, X2 merupakan

jumlah TEA yang digunakan, dan X1 X2 merupakan interaksi yang terjadi oleh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: OPTIMASI ASAM STEARAT DAN TRIETHANOLAMINE PADA …

22

asam stearat dan TEA (lampiran 11). Persamaan di atas memiliki model yang

signifikan yaitu <0,0001 sehingga dapat digunakan untuk menghitung nilai

viskositas berdasarkan jumlah asam stearat dan TEA yang digunakan, serta

mengetahui nilai prediksi viskositas pada overlay plots. Efek, kontribusi, dan p-

value dari asam stearat, TEA, dan interaksinya terhadap viskositas (lampiran 11)

dapat dilihat pada tabel X.

Tabel IX. Nilai Efek Asam Stearat, TEA, dan Interaksinya terhadap Viskositas

Faktor Efek % Kontribusi p-value p-value Model

Asam Stearat 3,68 35,56 0,0002 <0,0001

(Signifikan) TEA -4,82 60,82 <0,0001

Interaksi -0,39 0,39 0,4286

Pada tabel X efek asam stearat bernilai positif artinya asam stearat

memberikan efek peningkatan viskositas, sedangkan efek TEA dan interaksi kedua

faktor bernilai negatif artinya TEA dan interaksi antara asam stearat dan TEA

memberikan efek penurunan viskositas. Persentase kontribusi menginterpretasikan

seberapa besar faktor memberikan efek terhadap respons viskositas sediaan. Pada

perhitungan ANOVA, efek yang signifikan dihasilkan oleh asam stearat dan TEA

dengan nilai p-value <0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa asam stearat dan

TEA memiliki efek yang signifikan terhadap respons viskositas sediaan. TEA

memberikan efek paling besar dengan persen kontribusi sebesar 60,82% untuk

menurunkan viskositas sediaan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: OPTIMASI ASAM STEARAT DAN TRIETHANOLAMINE PADA …

23

Gambar 3. Contour Plot Respons Viskositas

Pada gambar 1 dan gambar 2 menunjukkan efek penambahan asam

stearat dan TEA terhadap respons viskositas. Garis hitam menunjukkan level

rendah dan garis merah menunjukkan level tinggi. Berdasarkan gambar 1,

penambahan asam stearat pada TEA level rendah maupun level tinggi akan

meningkatkan viskositas, sedangkan pada gambar 2, penambahan TEA pada asam

stearat level rendah maupun tinggi akan menurunkan viskositas. Pada gambar 3,

penambahan faktor yang memberikan respons semakin tinggi akan ditandai

Gambar 2. Interaksi TEA

terhadap Asam Stearat pada

Respons Viskositas

Gambar 1. Interaksi Asam

Stearat terhadap TEA pada

Respons Viskositas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: OPTIMASI ASAM STEARAT DAN TRIETHANOLAMINE PADA …

24

dengan warna semakin merah, sedangkan penambahan faktor yang memberikan

respons semakin rendah ditandai dengan warna semakin biru. Pada gambar 6 dapat

dilihat bahwa semakin banyak penambahan asam stearat maka viskositas akan

semakin tinggi, sedangkan semakin banyak penambahan TEA maka viskositas

akan semakin rendah. Hal ini sesuai dengan pernyataan Saryanti et al. (2019)

dalam penelitiannya yang menyatakan bahwa peningkatan viskositas krim

dipengaruhi oleh asam lemak dari asam stearat. Semakin banyak jumlah asam

lemak yang digunakan, maka krim yang dihasilkan akan semakin kental. Asam

stearat sebagai emulgator pada sediaan topikal akan membentuk basis yang kental

dan tingkat kekentalannya ditentukan oleh jumlah TEA yang digunakan.

2. Respons Daya Sebar

Pada penelitian ini dilakukan pengujian untuk mengetahui respons daya

sebar dan interaksi yang dihasilkan dari asam stearat dan TEA menggunakan

software Design Expert 13 (free trial). Persamaan desain faktorial terhadap

respons viskositas adalah sebagai berikut:

Y = 4,40000 – 0,046667(X1) + 1,06833(X2) – 0,033667(X1 )(X2)………….….(3)

Komponen pada persamaan tersebut memiliki arti. Y merupakan respons

daya sebar yang dihasilkan, X1 merupakan jumlah asam stearat yang digunakan,

X2 merupakan jumlah TEA yang digunakan, dan X1 X2 merupakan interaksi yang

terjadi oleh asam stearat dan TEA (lampiran 12). Model pada persamaan di atas

signifikan dengan nilai 0,0022 (<0,05), sehingga dapat digunakan untuk

menghitung nilai daya sebar berdasarkan jumlah asam stearat dan TEA yang

digunakan, serta mengetahui nilai prediksi daya sebar pada overlay plots. Efek,

kontribusi, dan p-value dari asam stearat, TEA, dan interaksinya terhadap daya

sebar (lampiran 12) dapat dilihat pada tabel XI.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: OPTIMASI ASAM STEARAT DAN TRIETHANOLAMINE PADA …

25

Tabel X. Nilai Efek Asam Stearat, TEA, dan Interaksinya terhadap Daya Sebar

Faktor Efek % Kontribusi p-value p-value Model

Asam Stearat -0,74 21,75 0,0118 0,0022

(Signifikan) TEA 1,30 66,90 0,0008

Interaksi -0,17 1,13 0,4465

Nilai efek yang negatif berarti faktor tersebut memberikan efek

penurunan, sedangkan jika nilai efek positif artinya faktor tersebut memberikan

efek peningkatan. Berdasarkan tabel XI dapat diketahui bahwa asam stearat dan

interaksi kedua faktor memberikan efek penurunan terhadap daya sebar,

sedangkan TEA memberikan efek peningkatan. Pada tabel XI juga dapat diketahui

bahwa TEA memberikan efek paling besar terhadap respons daya sebar dengan

kontribusi sebesar 66,90%. Pada perhitungan ANOVA, asam stearat dan TEA

memiliki efek yang signifikan terhadap respons daya sebar sediaan dengan nilai p-

value <0,05.

Gambar 5. Interaksi TEA

terhadap Asam Stearat pada

Respons Daya Sebar

Gambar 4. Interaksi Asam

Stearat terhadap TEA pada

Respons Daya Sebar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: OPTIMASI ASAM STEARAT DAN TRIETHANOLAMINE PADA …

26

Gambar 6. Contour Plot Respons Daya Sebar

Gambar 4 dan gambar 5 menunjukkan interaksi asam stearat dan TEA

terhadap respons daya sebar sediaan. Pada gambar 4, penambahan asam stearat

pada TEA level rendah (garis hitam) maupun level tinggi (garis merah) akan

menurunkan daya sebar, sedangkan pada gambar 5 menunjukkan bahwa

penambahan TEA pada asam stearat level rendah (garis hitam) maupun level

tinggi (garis merah) akan meningkatkan daya sebar. Gambar 6 juga menunjukkan

efek penambahan jumlah asam stearat dan TEA terhadap respons daya sebar. Hasil

dari software Design Expert menunjukkan bahwa dengan bertambahnya asam

stearat akan menyebabkan daya sebar menurun sedangkan bertambahnya TEA

menyebabkan daya sebar meningkat. Hal ini ditandai dengan perbedaan warna

pada contour plot, yaitu warna akan menjadi semakin merah jika penambahan

faktor menghasilkan respons semakin tinggi, sebaliknya warna akan menjadi

semakin biru jika penambahan faktor menghasilkan respons semakin rendah. Hasil

penelitian ini sesuai dengan penelitian Dina et al. (2017) yang menyatakan bahwa

asam stearat berkontribusi dalam penurunan daya sebar sediaan. Viskositas dan

daya sebar berbanding terbalik, apabila viskositas krim menurun dan tahanan

cairan untuk mengalir semakin berkurang, maka daya sebar krim akan semakin

meningkat (Dina et al., 2017).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: OPTIMASI ASAM STEARAT DAN TRIETHANOLAMINE PADA …

27

3. Respons Pergeseran Viskositas

Pengujian untuk mengetahui respons pergeseran viskositas dan interaksi

yang dihasilkan dari asam stearat dan TEA dilakukan menggunakan software

Design Expert 13 (free trial). Pada design expert tersebut diperoleh persamaan

desain faktorial terhadap respons pergeseran viskositas sebagai berikut:

Y = 5,40000 – 0,326000(X1) – 0,935000(X2) + 0,006000(X1 )(X2)………….….(4)

Berdasarkan persamaan di atas, masing-masing variabel memiliki arti. Y

merupakan respons pergeseran viskositas yang dihasilkan, X1 merupakan jumlah

asam stearat yang digunakan, X2 merupakan jumlah TEA yang digunakan, dan X1

X2 merupakan interaksi yang terjadi oleh asam stearat dan TEA (lampiran 13).

Model yang dihasilkan dari persamaan di atas signifikan dengan nilai 0,0402

(<0,05), sehingga dapat digunakan untuk menghitung nilai pergeseran viskositas

berdasarkan jumlah asam stearat dan TEA yang digunakan, serta mengetahui nilai

prediksi pergeseran viskositas pada overlay plots. Efek, kontribusi, dan p-value

dari asam stearat, TEA, dan interaksinya terhadap pergeseran viskositas (lampiran

13) dapat dilihat pada tabel XII.

Tabel XI. Nilai Efek Asam Stearat, TEA, dan Interaksinya terhadap Pergeseran

Viskositas

Faktor Efek % Kontribusi p-value p-value Model

Asam Stearat -1,54 32,28 0,0377 0,0402

(Signifikan) TEA -1,72 40,27 0,0250

Interaksi 0,03 0,01 0,9604

Pada tabel XII efek asam stearat dan TEA bernilai negatif artinya kedua

faktor tersebut memberikan efek penurunan pergeseran viskositas, sedangkan efek

interaksi antara asam stearat dan TEA bernilai positif artinya interkasi antara

kedua faktor tersebut memberikan efek peningkatan pergeseran viskositas. TEA

berkontribusi paling besar dalam memberikan efek terhadap respons pergeseran

viskositas, yaitu sebesar 40,27% menurunkan pergeseran viskositas. Berdasarkan

perhitungan ANOVA, asam stearat dan TEA memiliki efek yang signifikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: OPTIMASI ASAM STEARAT DAN TRIETHANOLAMINE PADA …

28

terhadap respons pergeseran daya sebar sediaan dengan nilai p-value <0,05,

sedangkan interaksi antara kedua faktor tidak memberikan efek yang signifikan.

Gambar 9. Contour Plot Respons Pergeseran Viskositas

Gambar 7 dan gambar 8 menunjukkan interaksi asam stearat dan TEA

terhadap respons pergeseran viskositas sediaan. Berdasarkan gambar 7 semakin

banyak penambahan konsentrasi asam stearat pada TEA level rendah (garis hitam)

maupun level tinggi (garis merah) akan mengakibatkan penurunan pergeseran

Gambar 7. Interaksi Asam

Stearat terhadap TEA pada

Respons Pergeseran Viskositas

Gambar 8. Interaksi TEA

terhadap Asam Stearat pada

Respons Pergeseran Viskositas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: OPTIMASI ASAM STEARAT DAN TRIETHANOLAMINE PADA …

29

viskositas, begitupun pada gambar 8, menginterpretasikan bahwa semakin banyak

penambahan konsentrasi TEA pada asam stearat level rendah (garis hitam)

maupun level tinggi (merah) juga akan mengakibatkan penurunan pergeseran

viskositas. Gambar 9 menunjukkan efek penambahan asam stearat dan TEA. Hasil

yang diperoleh menunjukkan dengan bertambahnya asam stearat dan TEA akan

menyebabkan respons pergeseran viskositas semakin rendah. Hal ini ditunjukkan

dengan warna hijau pada contour plot respons pergeseran viskositas.

4. Penentuan Daerah Optimum

Daerah optimum dapat ditentukan setelah memperoleh persamaan model

yang signifikan dari respons viskositas, daya sebar, dan pergeseran viskositas.

Persamaan tersebut akan menghasilkan contour plots yang jika digabungkan akan

menjadi superimposed contour plot. Daerah optimum pada rentang kriteria

penerimaan yang telah ditetapkan sebelumnya ditunjukkan dalam superimposed

contour plot berwarna kuning.

Gambar 10. Superimposed Contour Plot dari Respons Viskositas, Daya Sebar,

dan Pergeseran Viskositas

Daerah berwarna kuning menunjukkan formula dengan rentang kriteria

penerimaan yang telah ditetapkan sebelumnya, yaitu viskositas 4-40 Pa.s, daya

sebar 5-7 cm, dan pergeseran viskositas <10%, sedangkan daerah abu-abu tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: OPTIMASI ASAM STEARAT DAN TRIETHANOLAMINE PADA …

30

masuk dalam rentang kriteria tersebut. Selain itu, software Design Expert 13 (free

trial) juga memberikan solusi yaitu rekomendasi formula optimum sebanyak 95

formula (lampiran 14) yang diprediksi masuk dalam rentang kriteria penerimaan

yang ditetapkan. Berdasarkan 95 rekomendasi formula tersebut, peneliti memilih

formula dengan komposisi asam stearat sebanyak 10 g dan TEA sebanyak 2 g

sebagai prediksi formula optimum. Pemilihan tersebut didasarkan pada bagusnya

sifat fisik dan stabilitas fisik yang dihasilkan, serta dibutuhkannya bahan paling

sedikit sehingga penggunaan bahan dapat diefesienkan. Formula tersebut

diprediksi memiliki viskositas sebesar 12,17 Pa.s; daya sebar sebesar 5,40 cm; dan

pergeseran viskositas sebesar 0,39%.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: OPTIMASI ASAM STEARAT DAN TRIETHANOLAMINE PADA …

31

KESIMPULAN

1. Ekstrak etanol kulit buah pisang kepok (Musa paradisiaca L.) mempunyai

aktivitas antioksidan yang tergolong kuat dengan nilai IC50 sebesar 84,25 ppm.

2. Ekstrak etanol kulit buah pisang kepok (Musa paradisiaca L.) dapat

diformulasikan dalam sediaan krim.

3. Formula optimal sediaan krim diperoleh menggunakan software Design Expert 13

(free trial) dengan kombinasi asam stearat sebanyak 10 gram dan TEA sebanyak 2

gram.

SARAN

1. Perlu dilakukan validasi pada formula optimal yang dipilih berdasarkan saran dari

desain faktorial software Design Expert.

2. Perlu dilakukan pengujian aktivitas antioksidan pada sediaan krim dengan formula

optimal yang telah dipilih dan divalidasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: OPTIMASI ASAM STEARAT DAN TRIETHANOLAMINE PADA …

32

DAFTAR PUSTAKA

Annu, A., Baskar, R., Sivasankari, C., 2015. Optimization of Flavonoid Extraction

from the peel of Poovan variety Banana (Musa acuminata) using L16

Orthogonal Design. Journal of Chemical and Pharmaceutical Sciences, 8(4),

629–635.

Atun, S., Arianingrum, R., Handayani, S., Rudyansah, R., Garson, M., 2007.

Identification and Antioxidant Activity Test of Some Compounds from

Methanol Extract Peel of Banana (Musa paradisiaca Linn.). Indonesian Journal

of Chemistry, 7(1), 83–87.

Baskar, R., Shrisakthi, S., Sathyapriya, B., Shyampriya, R., Nithya, R., Poongodi, P.,

2011. Antioxidant Potential of Peel Extracts of Banana Varieties (Musa

sapientum). Food and Nutrition Sciences, 02(10), 1128–1133.

Bolton, S., Bon, C., 2010. Pharmaceutical Statistic Practical and Clinical

Applications, 5th ed. Informa Healthcare, New York.

Cahyati, A.N., Ekowati, D., Harjanti, R., 2015. Optimasi Kombinasi Asam Stearat

dan Trietanolamin dalam Formula Krim Ekstrak Daun Legetan (Spilanthes

acmella L .) sebagai Antioksidan secara Simplex Lattice Design. Jurnal Farmasi

Indonesia, 12(1), 60–69.

Dina, A., Pramono, S., Sugihartini, N., 2017. Optimasi Komposisi Emulgator dalam

Formulasi Krim Fraksi Etil Asetat Ekstrak Kulit Batang Nangka (Artocarpus

heterophyllus Lamk). Jurnal Ilmu Kefarmasian Indonesia, 15(2), 134–139.

Elcistia, R., Zulkarnain, A.K., 2019. Optimasi Formula Sediaan Krim o/w Kombinasi

Oksibenzon dan Titanium Dioksida Serta Uji Aktivitas Tabir Suryanya Secara In

Vivo. Majalah Farmaseutik, 14(2), 63–78.

Engelina, N., 2013. Optimasi Krim Sarang Burung Walet Putih (Aerodramus

fuciphagus) Tipe M/A dengan Variasi Emulgator sebagai Pencerah Kulit

menggunakan Simplex Lattice Design. Jurnal Mahasiswa Farmasi Fakultas

Kedokteran UNTAN, 1(1), 1–8.

Genatrika, E., Nurkhikmah, I., Hapsari, I., 2016. Formulasi Sediaan Krim Minyak

Jintan Hitam (Nigella sativa L.) sebagai Antijerawat terhadap Bakteri

Propionibacterium acnes. Pharmacy, 147(March), 11–40.

Handayani, V., Ahmad, A.R., Sudir, M., 2014. Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak

Metanol Bunga dan Daun Patikala ( Etlingera elatior ( Jack ) R . M . Sm )

Menggunakan Metode DPPH. Pharm Sci Res, 1(2), 86–93.

Hasanah, U., Yusriadi, Khumaidi, A., 2017. Formulasi Gel Ekstrak Etanol Daun

Kelor (Moringa oleifera Lam) Sebagai Antioksidan. Natural Science: Journal of

Science and Technology, 6(1), 46–57.

Hasma, H., Winda, W., 2019. Identifikasi Senyawa Metabolit Sekunder Ekstrak

Etanol Kulit Buah Pisang Kepok (Musa paradisiaca L) dengan Metode KLT.

Jurnal Kesehatan Manarang, 5(2), 125.

Ikalinus, R., Widyastuti, S., Eka Setiasih, N., 2015. Skrining Fitokimia Ekstrak

Etanol Kulit Batang Kelor (Moringa oleifera). Indonesia Medicus Veterinus,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: OPTIMASI ASAM STEARAT DAN TRIETHANOLAMINE PADA …

33

4(1), 71–79.

Ikhsanudin, A., Ningsih, L., 2017. Formulasi Krim Ekstrak Tomat

(Solanumlycopersicum) dan Uji Aktivitas Antibakterinya terhadap

Staphylococcus aureus ATCC 25923. Borneo Journal of Pharmascientech, 1(2),

1–7.

Imam, M.Z., Akter, S., 2011. Musa paradisiaca L. and Musa sapientum L. : A

Pytochemical and Pharmacological Review. Journal of Applied Pharmaceutical

Science, 1(5), 14–20.

Irmawati, 2015. Keajaiban Antioksidan, Padi. Jakarta.

Jami’ah, S.R., Ifaya, M., Pusmarani, J., Nurhikma, E., 2018. Uji Aktivitas

Antioksidan Ekstrak Etanol Kulit Pisang Raja (Musa paradisiaca sapientum)

dengan Metode DPPH (2,2-Difenil-1-Pikrilhidrazil). Jurnal Mandala

Pharmacon Indonesia, 4(1), 361–367.

Katrin, Bendra, A., 2015. Aktivitas Antioksidan Ekstrak, Fraksi dan Golongan

Senyawa Kimia Daun Premna oblongata Miq. Pharmaceutical Sciences and

Research, 2(1), 21–31.

Kementerian Kesehatan RI, 2017. Farmakope Herbal Indonesia Edisi II, 2nd ed.

Jakarta.

Kementerian Kesehatan RI, 2020. Farmakope Indonesia Edisi VI, 6th ed, Kemenkes

RI. Jakarta.

Lumentut, N., Jaya, H., Melindah, E., 2020. Formulasi dan Uji Stabilitas Fisik

Sediaan Krim Ekstrak Etanol Kulit Buah Pisang Goroho (Musa acuminafe L .)

Konsentrasi 12 . 5 % Sebagai Tabir Surya 9(2), 42–46.

Magdalena, B.A., Bardi, S., Indriyanti, W., Maelaningsih, F.S., 2016. Formulation of

Antihyperpigmentation Cream from Pomegranate Extract (Punica granatum L.).

Indonesian Journal of Pharmaceutical Science and Technology, 3(1), 17–25.

Mahyuna, N.D., Kurniaty, R., 2020. Pembuatan Lulur Krim dari Limbah Kulit

Bawang Merah (Allium Cepa L) dan Cangkang Telur Ayam dengan Emulgator

Span-Tween 80 3(2), 344–353.

Molyneux, P., 2004. The Use of The Stable Free Radical Diphenylpicryl-Hydrazyl

(DPPH) for Estimating Aanti-Oxidant Activity. Songklanakarin Journal of

Science and Technology, 26(2), 211–219.

Mukhriani, 2014. Ekstraksi, Pemisahan Senyawa, dan Identifikasi Senyawa Aktif.

Jurnal Kesehatan, 7(2), 361–367.

Nafisah, U., 2019. Formulasi Krim Ekstrak Kulit Pisang Raja dengan Variasi

Konsentrasi Basis Krim. Jurnal SAINSTECH Politeknik Indonusa Surakarta,

6(1), 25–29.

Naibaho, O.H., Yamlean, P.V.Y., Wiyono, W., 2013. Pengaruh Basis Salep Terhadap

Formulasi Sediaan Salep Ekstrak Daun Kemangi (Ocimum sanctum L.) Pada

Kulit Punggung Kelinci yang Dibuat Infeksi Staphylococcus aureus. Jurnal

Ilmiah Farmasi-UNSRAT, 2(02), 27–34.

Nonci, F.Y., Tahar, N., Aini, Q., 2016. Formulasi dan Uji Stabilitas Fisik Krim Susu

Kuda Sumbawa dengan Emulgator Nonionik dan Anionik. Jurnal Farmasi UIN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: OPTIMASI ASAM STEARAT DAN TRIETHANOLAMINE PADA …

34

Alauddin Makassar, 4(4), 169–178.

Nurdianti, L., Rosiana, D., Aji, N., 2018. Evaluasi Sediaan Emulgel Anti Jerawat Tea

Tree (Melaleuca alternifolia) Oil dengan Menggunakan HPMC sebagai Gelling

Agent. Journal of Pharmacopolium, 1(1), 23–31.

Putri, A.A.., Hidajati, N., 2015. Uji Aktivitas Antioksidan Senyawa Fenolik Ekstrak

Metanol Kulit Batang Tumbuhan Nyiri Batu (Xylocarpus moluccensis). Unesa

Journal of Chemistry, 4(1), 37–42.

Puspita, G., Sugihartini, N., Wahyuningsih, I., 2020. Formulasi Sediaan Krim A/M

Dengan Variasi Konsentrasi Ekstrak Etanol Daging Buah Pepaya (Carica

Papaya) Menggunakan Emulgator Tween 80 Dan Span 80. Media Farmasi,

16(1), 33.

Rahmi, H., 2017. Review: Aktivitas Antioksidan dari Berbagai Sumber Buah-buahan

di Indonesia. Jurnal Agrotek Indonesia, 2(1), 34–38.

Roosevelt, A., Lau, S.H.A., Syawal, H., 2019. Formulasi dan Uji Stabilitas Krim

Kstrak Methanol Daun Beluntas (Pluchea indica L.) dari Kota Benteng

Kabupaten Kepulauan Selayar Provinsi Sulawesi Selatan. Jurnal Farmasi Sandi

Karsa, 5(1), 19–25.

Rowe, R.C., Sheskey, P.J., Quinn, M.E., 2009. Handbook of Pharmaceutical

Excipients, 6th ed. Pharmaceutical Press, London.

Saputri, A.P., Augustina, I., Fatmaria, 2020. Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Air

Kulit Pisang Kepok (Musa acuminate x Musa balbisiana (ABB cv)) dengan

Metode ABTS (2, 2 azinobis (3-etilbenzotiazolin) -6-asam sulfonat) pada

Berbagai Tingkat Kematangan. Jurnal Kedokteran, 8(1), 973–980.

Sari, R., Riyanta, A.B., Wibawa, A.S., 2017. Formulasi dan Evaluasi Sabun Padat

Antioksidan Ektrak Maserasi Kulit Buah Pisang Kepok (Musa normalis L).

Jurnal Para Pemikir, 6(2), 151–155.

Saryanti, D., Setiawan, I., Safitri, R.A., 2019. Optimasi Formula Sediaan Krim M/A

Dari Ekstrak Kulit Pisang Kepok (Musa acuminata L.). Jurnal Riset

Kefarmasian indoneisandoneisa, 1(3), 225–237.

Sopianti, D.S., Susello, T., 2021. Formulasi Lulur Krim dari Ekstrak Agarosa

gelidium sp dan Uji dengan Metode DPPH sebagai Kandidat Senyawa

Antioksidan. Jurnal Ilmiah Pharmacy, 8(1), 54–65.

Susanty, Bachmid, F., 2016. Perbandingan Metode Ekstraksi Maserasi dan Refluks

terhadap Kadar Fenolik dari Ekstrak Tongkol Jagung (Zea mays L.). Jurnal

Konversi, 5(2), 88–92.

Syakri, S., 2019. Uji Farmakologi Sediaan Plester Patch Dari Limbah Kulit Pisang

Kepok (Musa acuminata) Untuk Penyembuhan Luka Bakar. Jurnal Kesehatan,

12(1), 58–62.

Tranggono, R.I., Latifah, F. 2007. Buku Pegangan Ilmu Pengetahuan Kosmetik.

Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Waehama, A., 2016. Formulasi Sediaan Krim Ekstrak Etanol Daun Cocor Bebek

(Kalanchoe pinnata L.) sebagai Penyembuh Luka Bakar pada Kelinci. Isu-Isu

Kontemporer Sains, Lingkungan, dan Inovasi Pembelajaranya, 182–188.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: OPTIMASI ASAM STEARAT DAN TRIETHANOLAMINE PADA …

35

Warnida, H., Juliannor, A., Sukawaty, Y., 2016. Formulasi Pasta Gigi Gel Ekstrak

Etanol Bawang Dayak (Eleutherine bulbosa (Mill.) Urb.). Jurnal Sains Farmasi

& Klinis, 3(1), 42.

Wibowo, S.A., Budiman, A., Hartanti, D., 2017. Formulasi dan Aktivitas Anti Jamur

Sediaan Krim M/A Ekstrak Etanol Buah Takokak (Solanum torvum Swartz)

Terhadap Candida albicans. Jurnal Riset Sains dan Teknologi, 1(1), 15–21.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: OPTIMASI ASAM STEARAT DAN TRIETHANOLAMINE PADA …

36

LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Determinasi Pisang Kepok (Musa paradisiaca L.)

Lampiran 2. Kulit Buah Pisang Kepok

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: OPTIMASI ASAM STEARAT DAN TRIETHANOLAMINE PADA …

37

Perhitungan Selisih Berat Simplisia dan Serbuk Kulit Buah Pisang

Bobot simplisia kulit buah pisang 509,74 gram

Bobot serbuk kulit buah pisang 500,50 gram

Selisih bobot

x 100% = 1,81 %

Lampiran 3. Ekstrak Etanol Kulit Buah Pisang Kepok

Tanggal / Jam Cawan 1

Tanggal / Jam Cawan 2

Bobot Selisih Bobot Selisih

23 / 13.00 150,2765 1 / 13.00 108,1837

24 / 12.00 138,2148 12,0617 2 / 13.00 107,3323 0,8514

25 / 12.30 116,9569 21,2579 3 / 12.00 93,9904 13,3419

26 / 12.00 111,0025 5,9544 6 / 14.00 89,1715 4,8189

29 / 13.00 104,9672 6,0353 8 / 10.00 87,0326 2,1389

30 / 13.00 98,2928 6,6744 8 / 11.00 86,7964 0,2362

31 / 13.00 94,6055 3,6873 8 / 12.00 86,6712 0,1252

31 / 14.00 94,4870 0,1185 8 / 13.00 86,5354 0,1358

31 / 15.00 94,3766 0,1104 Bobot tetap

31 / 16.00 94,3385 0,0381

Bobot tetap

Bobot ekstrak kental yang diperoleh

Cawan 1 (gram) Cawan 2 (gram)

Cawan Kosong 67,4822 73,1140

Cawan + isi 94,3385 86,5354

Isi 26,8563 13,4214

Total ekstrak 40,2777 ≈ 40,28

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: OPTIMASI ASAM STEARAT DAN TRIETHANOLAMINE PADA …

38

Perhitungan Rendemen Ekstrak

Bobot serbuk 150,14 gram

Bobot ekstrak 40,28 gram

% Rendemen

x 100% = 26,83 %

Lampiran 4. Sedian Krim Ekstrak Etanol Kulit Buah Pisang Kepok

Lampiran 5. Uji Homogenitas

R I F1

R II

R

FA FB FAB

F1

F1

FA

FA

FB

FB

FAB

FAB

F1

FA

FB

FAB

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: OPTIMASI ASAM STEARAT DAN TRIETHANOLAMINE PADA …

39

Lampiran 6. Uji Tipe Krim Pengenceran dan Dispersi Zat Warna

Lampiran 7. Uji pH Lampiran 8. Uji Daya Sebar

Lampiran 10. Uji Sentrifugsi Lampiran 9. Uji Viskositas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: OPTIMASI ASAM STEARAT DAN TRIETHANOLAMINE PADA …

40

Lampiran 11. Faktor terhadap Respons Viskositas berdasarkan Design Expert

Lampiran 12. Faktor terhadap Respons Daya Sebar berdasarkan Design Expert

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: OPTIMASI ASAM STEARAT DAN TRIETHANOLAMINE PADA …

41

Lampiran 13. Faktor terhadap Respons Pergeseran Viskositas berdasarkan

Design Expert

Lampiran 14. Rekomendasi berdasarkan Design Expert terhadap Titik Daerah

Optimum

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: OPTIMASI ASAM STEARAT DAN TRIETHANOLAMINE PADA …

42

BIOGRAFI PENULIS

Penulis skripsi berjudul “Optimasi Asam Stearat dan

Triethanolamine pada Formula Krim Antioksidan

Ekstrak Etanol Kulit Buah Pisang Kepok (Musa

paradisiaca L.) : Aplikasi Desain Faktorial” memiliki

nama lengkap Gabriella Sharen Allolinggi. Penulis lahir

dari pasangan Gerzon Allolinggi dan Flora Like Ondang di

Sorong pada tanggal 5 Oktober 1999. Penulis dengan

sapaan Sharen merupakan anak kedua dari dua bersaudara

dan memiliki saudara perempuan bernama Florencia Selvy

Allolinggi. Pendidikan formal ditempuh penulis dari TK

Frater Bakti Luhur Makassar (2004-2005), SD Frater Bakti

Luhur Makassar (2005-2007), SD Kristus Raja I Sorong (2007-2010), SDN Inpres

Kotaraja Jayapura (2010-2011), SMP Frater Thamrin Makassar (2011-2014), dan

SMAN 17 Makassar (2014-2017). Penulis kemudian melanjutkan pendidikan sarjana

di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma pada tahun 2017. Selama masa

perkuliahan, penulis aktif terlibat dalam kegiatan kepanitiaan, organisasi, lomba, dan

asisten praktikum. Penulis menjadi pengurus BEMF Farmasi Kabinet Solidaritas pada

periode 2018/2019 sebagai koordinator divisi Penelitian dan Pengembangan. Penulis

juga aktif dalam kegiatan kemahasiswaan seperti menjadi anggota divisi acara

Pharmacy Performance (2017), anggota divisi acara dan menjadi koordinator divisi

acara Tiga Hari Temu Akrab Farmasi (TITRASI 2018-2019), anggota divisi acara

puncak Future Pharmacy in Action (FACTION#3 2018), dan koordinator divisi

publikasi, dokumentasi, dekorasi Latihan Kepemimpinan (2018). Penulis pernah

menjadi delegasi kampus untuk mengikuti latihan kepemimpinan tingkat regional

ISMAFARSI di Semarang (2018). Selain itu, penulis juga aktif mengikuti

perlombaan di luar kampus dan meraih juara 1 pada perlombaan poster tingkat

nasional yang diselenggarakan oleh Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin

(2019). Penulis juga pernah menjadi asisten dosen Anatomi Fisiologi Manusia

(2018), Farmasetika Dasar (2019), dan Formulasi Teknologi Sediaan Farmasi (2020).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI