opini mengenai psak 45
DESCRIPTION
PSAK 45TRANSCRIPT
Adinda Dewi Putri1206228733
Opini Mengenai PSAK 45
Di PSAK 45 ini terdapat pemikiran bahwa organisasi nirlaba berbeda dengan bisnis sehingga
sering timbul transaksi – transaksi tertentu yang jarang terjadi maupun yang tidak pernah terjadi
sebelumnya, oleh karena itu dibutuhkan standar akuntansi sendiri. Namun, sebenarnya PSAK 45
ini lebih pantas bila digunakan oleh pihak swasta saja. Menurut saya, intinya ialah seharusnya
dibuat standar akuntansi baru yang diberlakukan untuk organisasi nirlaba yang non instansi
pemerintah namun milik pemerintah.
Telah cukup jelas bahwa seharusnya sebuah entitas nirlaba yang non instansi pemerintah
mengacu pada PSAK 45. Namun dalam praktiknya, masih banyak organisasi yang menyimpang
dari ketentuan PSAK 45, khususnya di Indonesia. Banyak faktor yang mengakibatkan
penyimpangan ini, contohnya ialah kurangnya sumber daya yang dimiliki oleh entitas tersebut.
Salah satu organisasi yang dapat menyimpang ialah panti asuhan. Contohnya, bila pemilik panti
asuhan membeli suatu peralatan panti asuhan dan kemudain peralatan tersebut digunakan demi
memenuhi kebutuhan anggota panti asuhan namun ternyata sang pemilik panti asuhan pun kerap
menggunakan peralatan tersebut. Seharusnya, menurut standar akuntansi, kebutuhan anggota
panti asuhan dengan kebutuhan pribadi pemilik panti asuhan dibedakan.
Selain panti asuhan contohnya ialah partai politik. Dalam praktiknya, partai politik memiliki
batasan jumlah penyumbang dana dan batasan jumlah dana yang disumbang. Karakteristik partai
politik yang sedikit berbeda ini tentu menimbulkan ambiguitas. Partai politik juga harus
mencermikan akuntabilitasnya dengan memperlihatkan laporan keuangan partai politik yang
telah diaudit, bebas dari kolusi, korupsi dan nepotisme. Hal – hal seperti ini tidak diatur dalam
undang – undang maupun PSAK 45. Di samping partai politik juga ada LSM. Banyak LSM yang
tidak mencerminkan akuntabilitasnya sehingga banyak terjerat kasus korupsi. Di Indonesia,
bahkan banyak LSM yang tidak memiliki program – program yang jelas, padahal semua LSM
yang menyimpang tersebut juga memiliki tanggung jawab kepada masyarakat atau public. Dan
masih banyak contoh penyimpangan lain yang dilakukan oleh organisasi – organisasi lain karena
adanya ambiguitas tersebut sehingga tidak transparan dan akuntabel, sehingga mereka
membutuhkan standar tersendiri.