ontologi
TRANSCRIPT
![Page 1: Ontologi](https://reader031.vdocuments.site/reader031/viewer/2022020122/5571fdc6497959916999e9ab/html5/thumbnails/1.jpg)
5/11/2018 Ontologi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ontologi-55a2331c320af 1/11
Ontologi: Monisme, Dualisme dan Pluralisme
Pendahuluan
Telah kita pahami bersama bahwa filsafat merupakan permulaan atau awal dari sebuah
pengembangan ilmu pengetahuan, yang menyelidiki segala sesuatu (all thing ) yang mendalam
(sampai keakar-akarnya atau radikal) dengan menggunakan akal sampai pada hakikatnya.1[1]
Menarik apa yang dianalogikan oleh Will Durant (dalam Jujun S Suriasumantri, 1988) untuk
mengungkapkan hubunagna antara filsafat dan ilmu, yaitu dikatakan bahwa filsafat diibaratkan
pasukan marinir yang merebut pantai untuk pendaratan pasukan infantri. Pasukan infantri
sebagai pengetahuan yang diantaranya ilmu. Filsafatlah yang memenangkan tempat berpijak bagi
kegiatan keilmuan. Setelah itu ilmulah yang membelah gunung dan merambah hutan
menyempurnakan kemenangan ini yaitu pengetahuan yang dapat diandalkan.2[2] Apa yang
dikatakan Will Durant menandakan bahwa pengetahuan tidak bisa dibangun tanpa landasan
filsafat. Sebagai misal, kita tidak bisa mengembangkan ilmu pendidikan sebelum terlebih dahulu
dikembangkan filsafat pendidikan, dan dari ilmu pendidikan maka akan berkembang metode
pendidikan dan seterusnya.3[3]
Perlu diketahui oleh kita, bahwa tiap-tiap ilmu pengetahuan pada dasarnya memiliki
komponen yang merupakan tiang penyangga yang disusunnya, yaitu ontologi (menjelaskan
mengenai pertanyaan apa), epistemologi (menjelaskan pertanyaan bagaimana) dan aksiologi
(menjelaskan pertanyaan untuk apa). Para ahli berbeda-beda dalam merumuskan aspek dalam
1
2
3
![Page 2: Ontologi](https://reader031.vdocuments.site/reader031/viewer/2022020122/5571fdc6497959916999e9ab/html5/thumbnails/2.jpg)
5/11/2018 Ontologi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ontologi-55a2331c320af 2/11
filsafat tersebut yang menjadi penyangga pengetahuan. Sebut saja Buller yang membaginya
dengan Metafisika (teologi, kosmologi dan antropologi), Epistemologi (hakikat, sumber dan
metode Pengetahuan) dan aksiologi (etika dan estetika).4[4] Harry Hamersma (dalam Surojiyo,
2005) membaginya dengan fungsi pembahasannya yaitu Epistemologi membahas tentang
pengetahuan, metafisika umum (ontologi) dan metafisika khusus, membahas tentang keseluruhan
kenyataan dan etika serta estetika membahas tentang tindakan.5[5] Apa yang telah diungkap oleh
para ahli nampak jelas adanya perbedaan dua istilah yaitu ontologi dan metafisika. Pada dasarnya
perbedaan ini terjadi hanya pada bidang objek garapannya masing-masing. Ontologi objek
garapannya adalah sesuatu yang ada yang berada dialam fisika sedangkan metafisika objek
garapannya adalah sesuatu yang ada yang berada di alam sesudah fisika. Yang oleh B.
Derfgaauw, disebut, objek telaah ontologi yaitu yang bisa ditangkap panca indra sedang
metafisika objek telaahnya adalah yang tidak bisa ditangkap panca indra.6[6] Adapun yang
menyamakan kedua istilah tersebut karena sama-sama membahas tentang keseluruhan kenyataan
(segala sesuatau yang ada), seperti yang diungkap Harry Hamersma diatas. Untuk lebih jelasnya,
penulis akan mengemukakannya pada bagian pembahasan, sebelum membahas ontologi itu
sendiri dan aliran-alirannya seperti monisme, dualisme dan pluralisme yang menjadi fokus kajian
ini.
Pembahasan
Metafisika dan Ontologi
4
5
6
![Page 3: Ontologi](https://reader031.vdocuments.site/reader031/viewer/2022020122/5571fdc6497959916999e9ab/html5/thumbnails/3.jpg)
5/11/2018 Ontologi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ontologi-55a2331c320af 3/11
Awalnya pada abad 17 dan 18, Christian Von Wolff (1679-1714) mulai membedakan
antara metaphysica generalis dan metaphysica special. Oleh Christian Von Wolff, metaphysica
generalis diistilahkan dengan menggunakan ontologi yang membahas asas-asas atau prinsip-
prinsip yang seumum-umumnya, sedang metaphysica specialis membahas penerapan asas-asas
atau prinsip-prinsip tersebut terhadap bidang-bidang yang khusus. Yang oleh Christian Von
Wolff bidang itu dibagi menjadi cosmologia7 [7] , psichologia (dalam Burhanudin Salam [1997]
digunakan istilah antropologi)8[8] dan theologi9 [9] . Dapat dikatakan bahwa orang yang pertama
kali membuat istilah ontologi adalah Christian Von Wolff.
Secara etimologi, antara ontologi dan metafisika berbeda, ontologi berasal dari ta onta
dan logia (Yunani). Ta onta berarti segala sesuatu yang ada dan logia ajaran atau ilmu
pengetahuan. Jadi ontologi berarti ajaran mengenai yang ada atau segala sesuatu yang ada.
Sedangkan metafisika, berasal dari kata meta yang artinya sesudah dan fisika yaitu nyata. Kata
physic disamakan dengan kata nature yang berarti alam. Jadi secara istilah metafisika berarti
cabang filsafat yang mempersoalkan tentang hakikat, yang tersimpul dibelakang dunia
fenomenal. Metafisika melampui pengalaman objeknya diluar hal yang dapat ditangkap panca
indra.10[10]
Pengertian Ontologi
7
8
9
10
![Page 4: Ontologi](https://reader031.vdocuments.site/reader031/viewer/2022020122/5571fdc6497959916999e9ab/html5/thumbnails/4.jpg)
5/11/2018 Ontologi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ontologi-55a2331c320af 4/11
Dalam Kamus Besar Ilmu Pengetahuan, ontologi berasal dari kata yunani ontos (ada) dan
logos (ilmu)11 [11] . Sedangkan inggrisnya ontology. Secara istilah diartikan sebagai cabang
filsafat yang membahas sifat-sifat pokok dari keberadaan hal ihwal, misalnya: banyak sedikitnya
sesuatu, niscaya-tidaknya, tampak-tidaknya, kadar aktualisasi dan dan potensialitasnya, pola
perubahan katagori waktunya dan kadar ketergantungannya pada sesuatu yang lain.12[12]
Sementara itu Surajiyo (2005), mengartikan ontologi dengan, ilmu pengetahuan atau ajaran
tentang yang ada.13[13] Dari beberapa arti tentang ontologi yang telah disebutkan, sekiranya
dapat diambil makna ontologi kaitannya dengan filsafat ilmu, yaitu cabang dari filsafat
ilmu14
[14] yang objek pembahasanya adalah segala sesuatu yang ada yang berada di alam fisik
yang bisa diamati atau ditangkap oleh panca indra. Menurut Ali Mudhlofir (dalam Surajiyo,
2005)15[15], orang yang ahli dalam masalah ontologi disebut sebagai ontologis.
Sejak dini dalam pikiran orang Barat sudah menunjukan munculnya perenungan
ontologis, sebagaimana Thales (625-545 SM) ketika ia merenungkan dan mencari apa
sesungguhnya hakikat “yang ada” (being) itu, yang pada akhirnya ia berkesimpulan bahwa asal
usul dari segala sesuatu (yang ada) itu adalah air. persoalan dalam keberadaan atau ontologis, ada
tiga pandangan yang masing-masing menimbulkan aliran yang berbeda, tiga segi pandangan
yaitu:
11
12
13
14
15
![Page 5: Ontologi](https://reader031.vdocuments.site/reader031/viewer/2022020122/5571fdc6497959916999e9ab/html5/thumbnails/5.jpg)
5/11/2018 Ontologi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ontologi-55a2331c320af 5/11
1. Keberadaan dipandang dari segi jumlah (kuantitas) sehingga melahirkan beberapa aliran sebagai
jawabannya yaitu: monisme, dualisme dan pluralisme serta agnotisisme yaitu aliran yang
mengingkari kesanggupan manusia untuk mengetahui hakikat materi dan hakikat rohani dan
menolak suatu kenyataan yang mutlak yang bersifat transenden.16[16]
2. Keberadaan dipandang dari segi sifat (kualitas), dari segi ini menimbulkan beberapa aliran yaitu
spiritualisme dan materialisme.
3. Keberadaan dipandang dari segi proses, kejadian atau perubahan. Segi ini melahirkan aliran
mekanisme, teologi (serba Tuhan) dan vatalisme.
Dengan ungkapan yang berbeda Louis O Kattsof (dalam M. Zainiddin, 2003)17[17] membagi
ontologi menjadi 3 bagian, yaitu: ontologi bersahaja, ontologi kuantitatif dan kualitatif serta
ontologi monistik. Dikatakan ontologi bersahaja sebab segala sesuatu dipandang dalam keadaan
sewajarnya dan apa adanya. Dikatakan ontologi kuantitatif karena mempertanyakan mengenai
tunggal atau jamaknya dan dikatakan ontologi kualitatif karena juga berangkat dari pertanyaan
apakah yang merupakan jenis kenyataan itu. Sedangkan ontologi monistik 18[18] adalah jika
dikatakan bahwa kenyataan itu tunggal adanya. Ontologi monistik inilah yang pada gilirannya
melahirkan monisme atau idealisme dan materialisme. Dari pembagian persoalan tentang
keberadaan (ontologi) yang telah dipaparkan diatas, sekiranya dapat dikompromikan agar
memiliki kesamaan bahasa (bukan maksud), yaitu: meliputi ontologi kuantitas, ontologi kualitas
dan ontologi proses. Ontologi bersahaja lebih cenderung kepada ontologi proses. Sedang
16
17
18
![Page 6: Ontologi](https://reader031.vdocuments.site/reader031/viewer/2022020122/5571fdc6497959916999e9ab/html5/thumbnails/6.jpg)
5/11/2018 Ontologi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ontologi-55a2331c320af 6/11
ontologi monistik masuk dalam ontologi kuantitatif dan ontologi kualitatif. Sementara itu juga
ada yang menbagi ontologi berdasarkan jenis pertanyaan yang diajukan yaitu: What is being ?
(apakah yang ada itu) yang dijawab dengan aliran monisme, dualisme dan pluralisme. Where is
being ? (bagaimanakah yang ada itu). Aliran ini berpendapat bahwa yang ada itu berada di alam
ide, adi kodrati, universal, tetap abadi dan abstrak.19[19] Aliran ini melahirkan aliran idealisme.
dan How is being ? (bagaimanakah yang ada itu). Apakah yang ada itu sebagai sesuatu yang tetap
abadi atau berubah-ubah? Dalam hal ini Zeno (490-430 SM) berpendapat bahwa sesuatu itu
sebenarnya khayalan belaka. Pendapat ini dibantah oleh Bregson dan Russel , yang mengatakan
bahwa alam ini dinamis, terus bergerak dan merupakan struktur pristiwa yang mengalir terus
secara kreatif.20[20] Melahirkan aliran materialisme.
Dari beberapa pembagian ontologi yang telah diuraikan diatas, dalam kajian ini penulis
memfokuskan diri pada pembahasan jenis ontologi yang bersifat kuantitatif yang memiliki
aliran-aliranya yaitu antara lain: monisme, dualisme dan pluralisme.
Monisme
Monisme (monism) berasal dari kata Yunani yaitu monos (sendiri, tunggal) secara istilah
monisme adalah suatu paham yang berpendapat bahwa unsur pokok dari segala sesuatu adalah
unsur yang bersifat tunggal/ Esa. Unsur dasariah ini bisa berupa materi, pikiran, Allah, energi dll.
Bagi kaum materialis unsur itu adalah materi, sedang bagi kaum idealis unsur itu roh atau ide. 21
[21] Orang yang mula-mula menggunakan terminologi monisme adalah Christian Wolff (1679-
19
20
21
![Page 7: Ontologi](https://reader031.vdocuments.site/reader031/viewer/2022020122/5571fdc6497959916999e9ab/html5/thumbnails/7.jpg)
5/11/2018 Ontologi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ontologi-55a2331c320af 7/11
1754). Dalam aliran ini tidak dibedakan antara pikiran dan zat. Mereka hanya berbeda dalam
gejala disebabkan proses yang berlainan namun mempunyai subtansi yang sama. Ibarat zat dan
energi dalam teori relativitas Enstein, energi hanya merupakan bentuk lain dari zat. 22[22] Atau
dengan kata lain bahwa aliran monisme menyatakan bahwa hanya ada satu kenyataan yang
fundamental.23[23]
Adapun para filsuf yang menjadi tokoh dalam aliran ini antara lain: Thales (625-545
SM), yang menyatakan bahwa kenyataan yang terdalam adalah satu subtansi yaitu air. 24[24]
Pendapat ini yang disimpulkan oleh Aristoteles (384-322 SM) , yang mengatakan bahwa
semuanya itu air. Air yang cair itu merupakan pangkal, pokok dan dasar (principle) segala-
galanya. Semua barang terjadi dari air dan semuanya kembali kepada air pula.25[25] Bahkan
bumi yang menjadi tempat tinggal manusia di dunia, sebagaian besar terdiri dari air yang
terbentang luas di lautan dan di sungai-sungai. Bahkan dalam diri manusiapun, menurut dr
Sagiran, unsur penyusunnya sebagian besar berasal dari air.26[26] Tidak heran jika Thales,
berkonklusi bahwa segala sesuatu adalah air, karena memang semua mahluk hidup
membutuhkan air dan jika tidak ada air maka tidak ada kehidupan. Sementara itu Anaximandros
(610-547 SM) menyatakan bahwa prinsip dasar alam haruslah dari jenis yang tak terhitung dan
tak terbatas yang disebutnya sebagai apeiron yaitu suatu zat yang tak terhingga dan tak terbatas
dan tidak dapat dirupakan dan tidak ada persamaannya dengan suatu apapun. Berbeda dengan
gurunya Thales, Anaximandros, menyatakan bahwa dasar alam memang satu akan tetapi prinsip
22
23
24
25
26
![Page 8: Ontologi](https://reader031.vdocuments.site/reader031/viewer/2022020122/5571fdc6497959916999e9ab/html5/thumbnails/8.jpg)
5/11/2018 Ontologi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ontologi-55a2331c320af 8/11
dasar tersebut bukanlah dari jenis benda alam seperti air. Karena menurutnya segala yang tampak
(benda) terasa dibatasi oleh lawannya seperti panas dibatasi oleh yang dingin. 27[27] Aperion yang
dimaksud Anaximandros, oleh orang Islam disebutnya sebagai Allah. Jadi bisa dikatakan bahwa
pendapat Anaximandros yang mengatakan bahwa terbentuknya alam dari jenis yang tak terbatas
dan tak terhitung, dibentuk oleh Tuhan Yang Maha Esa. Hal ini pula yang dikatakan Ahmad
Syadali dan Mudzakir (1997) bahwa yang dimaksud aperion adalah Tuhan.28[28] Anaximenes
(585-494 SM), menyatakan bahwa barang yang asal itu mestilah satu yang ada dan tampak (yang
dapat diindera). Barang yang asal itu yaitu udara. Udara itu adalah yang satu dan tidak terhingga.
Karena udara menjadi sebab segala yang hidup. Jika tidak ada udara maka tidak ada yang hidup.
Pikiran kearah itu barang kali dipengaruhi oleh gurunya Anaximandros, yang pernah menyatakan
bahwa jiwa itu serupa dengan udara. Sebagai kesimpulan ajaranya dikatakan bahwa sebagaimana
jiwa kita yang tidak lain dari udara, menyatukan tubuh kita. Demikian udara mengikat dunia ini
menjadi satu.29[29] Sedang filsuf moderen yang menganut aliran ini adalah B. Spinoza yang
berpendapat bahwa hanya ada satu substansi yaitu Tuhan. Dalam hal ini Tuhan diidentikan
dengan alam (naturans naturata).30[30]
Dualisme
Dualisme (dualism) berasal dari kata Latin yaitu duo (dua). Dualisme adalah ajaran yang
menyatakan realitas itu terdiri dari dua substansi yang berlainan dan bertolak belakang. Masing-
masing substansi bersifat unik dan tidak dapat direduksi, misalnya substansi adi kodrati dengan
27
28
29
30
![Page 9: Ontologi](https://reader031.vdocuments.site/reader031/viewer/2022020122/5571fdc6497959916999e9ab/html5/thumbnails/9.jpg)
5/11/2018 Ontologi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ontologi-55a2331c320af 9/11
kodrati, Tuhan dengan alam semesta, roh dengan materi, jiwa dengan badan dll.31[31] Ada pula
yang mengatakan bahwa dualisme adalah ajaran yang menggabungkan antara idealisme dan
materialisme, dengan mengatakan bahwa alam wujud ini terdiri dari dua hakikat sebagai sumber
yaitu hakikat materi dan ruhani.32[32] Dapat dikatakan pula bahwa dualisme adalah paham yang
memiliki ajaran bahwa segala sesuatu yang ada, bersumber dari dua hakikat atau substansi yang
berdiri sendiri-sendiri. Orang yang pertama kali menggunakan konsep dualisme adalah Thomas
Hyde (1700), yang mengungkapkan bahwa antara zat dan kesadaran (pikiran) yang berbeda
secara subtantif .33[33] Jadi adanya segala sesuatu terdiri dari dua hal yaitu zat dan pikiran. Yang
termasuk dalam aliran ini adalah Plato (427-347 SM)34
[34], yang mengatakan bahwa dunia lahir
adalah dunia pengalaman yang selalu berubah-ubah dan berwarna-warni. Semua itu adalah
bayangan dari dunia idea. Sebagai bayangan, hakikatnya hanya tiruan dari yang asli yaitu idea.
Karenanya maka dunia ini berubah-ubah dan bermacam-macam sebab hanyalah merupakan
tiruan yang tidak sempurna dari idea yang sifatnya bagi dunia pengalaman. Barang-barang yang
ada di dunia ini semua ada contohnya yang ideal di dunia idea sana (dunia idea). 35[35] Lebih
lanjut Plato mengakui adanya dua substansi yang masing-masing mandiri dan tidak saling
bergantung yakni dunia yang dapat diindera dan dunia yang dapat dimengerti, dunia tipe kedua
adalah dunia idea yang bersifat kekal dan hanya ada satu. Sedang dunia tipe pertama adalah
dunia nyata yang selalu berubah dan tak sempurna.36[36] Apa yang dikatakan Plato dapat
31
32
33
34
35
36
![Page 10: Ontologi](https://reader031.vdocuments.site/reader031/viewer/2022020122/5571fdc6497959916999e9ab/html5/thumbnails/10.jpg)
5/11/2018 Ontologi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ontologi-55a2331c320af 10/11
dimengerti seperti yang dibahasakan oleh Surajiyo (2005), bahwa dia membedakan antara dunia
indera (dunia bayang-bayang) dan dunia ide (dunia yang terbuka bagi rasio manusia). Rene
Descartes (1596-1650 M) seorang filsuf Prancis, mengatakan bahwa pembeda antara dua
substansi yaitu substansi pikiran dan substansi luasan (badan). Jiwa dan badan merupakan dua
sebstansi terpisah meskipun didalam diri manusia mereka berhubungan sangat erat.37[37] Dapat
dimengerti bahwa dia membedakan antara substansi pikiran dan substansi keluasan (badan).
Maka menurutnya yang bersifat nyata adalah pikiran. Sebab dengan berpikirlah maka sesuatu
lantas ada, cogito ergo sum! (saya berpikir maka saya ada).38[38] Leibniz (1646-1716) yang
membedakan antara dunia yang sesungguhnya dan dunia yang mungkin. Immanuel Kant (1724-
1804) yang membedakan antara dunia gejala (fenomena) dan dunia hakiki (noumena).39[39]
Pluralisme
Pluralisme ( Pluralism) berasal dari kata Pluralis (jamak). Aliran ini menyatakan bahwa
realitas tidak terdiri dari satu substansi atau dua substansi tetapi banyak substansi yang bersifat
independen satu sama lain. Sebagai konsekuensinya alam semesta pada dasarnya tidak memiliki
kesatuan, kontinuitas, harmonis dan tatanan yang koheren, rasional, fundamental. Didalamnya
hanya terdapat pelbagi jenis tingkatan dan dimensi yang tidak dapat diredusir. Pandangan
demikian mencangkup puluhan teori, beberapa diantaranya teori para filosuf yunani kuno yang
menganggap kenyataan terdiri dari udara, tanah, api dan air.40[40] Dari pemahaman diatas dapat
dikemukakan bahwa aliran ini tidak mengakui adanya satu substansi atau dua substansi
37
38
39
40
![Page 11: Ontologi](https://reader031.vdocuments.site/reader031/viewer/2022020122/5571fdc6497959916999e9ab/html5/thumbnails/11.jpg)
5/11/2018 Ontologi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/ontologi-55a2331c320af 11/11
melainkan banyak substansi,41[41] karena menurutnya manusia tidak hanya terdiri dari jasmani
dan rohani tetapi juga tersusun dari api, tanah dan udara yang merupakan unsur substansial dari
segala wujud.42[42] Para filsuf yang termasuk dalam aliran ini antara lain: Empedakles (490-430
SM), yang menyatakan hakikat kenyataan terdiri dari empat unsur, yaitu api, udara, air dan
tanah. Anaxogoras (500-428 SM), yang menyatakan hakikat kenyataan terdiri dari unsur-unsur
yang tidak terhitung banyaknya, sebab jumlah sifat benda dan semuanya dikuasai oleh suatu
tenaga yang dinamakan nous43 [43] yaitu suatu zat yang paling halus yang memiliki sifat pandai
bergerak dan mengatur .44[44]
41
42
43
44