one first kiss _ dunia kata nayaka
TRANSCRIPT
-
8/15/2019 One First Kiss _ Dunia Kata Nayaka
1/35
4/11/2015 ONE FIRST KISS | Dunia Kata Nayaka
https://algibrannayaka.wordpress.com/2013/11/13/one-first-kiss/
AI LUV JU THE STORIES Of LIFE
ONE FIRST KISSal gibran nayaka Gay Fiction cerpen gay, gaythemed, kiss, n.a.g,
Nayaka 141 Komentar
an AL GIBRAN NAYAKA story
##################################################
UAP2 NAYAKA
alam…
atu kata untuk cerpen ini : melelahkan. Yap, aku lelah bingits ketika menyelesaikan
NE FIRST KISS ini, puanjang niaaaaaaaaaaaaaan. Bahkan Burung Kertas kalah
anjang dengan gaythemed -ku yang akan kalian baca sebentar lagi. Sejauh ini, ONE
IRST KISS menjadi oneshoot terpanjang Nayaka Al Gibran. Aku tak tahu apakah
emuaskan, itu tergantung selera k alian yang baca.
emanya mungkin mainstream ya bagi beberapa orang (aku yang nulis pun merasa
denya biasa banget), timbul pertanyaan : ke napa aku buang-buang energi untuk
enggarap ide mainstream sepanjang ini? Tidakkah lebih baik melakukannya di ide
ain yang lebih cetar? Jawabannya : entahlah, tiba-tiba saja tulisan ini menjadi
anjang dan gak ketemu-ketemu titik akhir hingga rasanya aku ingin mengakhiri
idup laptopku (eh?).
empat beberapa kali ganti judul saking pusingnya mencari title yang tepat. Di awal
ulis, aku kasih judul First Kiss, lalu ganti jadi The Kissing Trainer, trus ganti lagi
adi The Kissing Lesson sebelum pada akhirnya aku milih judul seperti di atas. Tuh,
udulnya aja mainstream gituh, ceritanya apalagi! EGP #DiHajar
ast , selamat menscroll layar ponsel/tablet/laptop atau apapun namanya benda di
angan kalian. Semoga k alian menikmati membaca ONE FIRST KISS seperti aku
Dunia Kata NayakaDi sini kata-kata berbicara
Beranda Tentang Dunia Kata Nayaka
November 13, 2013
https://algibrannayaka.wordpress.com/about/https://algibrannayaka.wordpress.com/https://algibrannayaka.wordpress.com/http://-/?-https://algibrannayaka.wordpress.com/tag/nayaka/https://algibrannayaka.wordpress.com/tag/n-a-g/https://algibrannayaka.wordpress.com/tag/kiss/https://algibrannayaka.wordpress.com/tag/gaythemed/https://algibrannayaka.wordpress.com/tag/cerpen-gay/https://algibrannayaka.wordpress.com/category/gay-fiction/https://algibrannayaka.wordpress.com/https://algibrannayaka.wordpress.com/2013/11/21/the-stories-of-life/https://algibrannayaka.wordpress.com/2013/11/13/ai-luv-ju/
-
8/15/2019 One First Kiss _ Dunia Kata Nayaka
2/35
4/11/2015 ONE FIRST KISS | Dunia Kata Nayaka
https://algibrannayaka.wordpress.com/2013/11/13/one-first-kiss/ 2
enikmati ketika menulisnya.
assalam.
.a.g
#################################################
‘Ciuman pertama amat sangat menentukan kelanjutan sebuah hubungan’
angan bilang kalian tak pernah mendengar atau membaca kalimat senada itu—
ecuali kalian katarak kronis hingga nyaris buta sekaligus menderita otitis parah
ampai hampir tuli. Well , orang buta dan tuli pun butuh kasih sayang, butuh sebuahubungan untuk mengekspresikan perasaan mereka. Jangan menutup mata, banyak
rang buta yang menikah. Dan jangan memekakkan telinga, ada juga kabar tentang
rang tuli yang punya pasangan. Pertanyaannya, apa orang buta dan o rang tuli tidak
erciuman di awal hubungan dengan pasangan mereka? Tentu saja mer eka
erciuman, aku sangat yakin itu. Ciuman adalah prilaku alamiah manusia dalam
engekspresikan hasrat mereka terhadap pasangan selain bercinta tentunya. Dan
ercayalah, hampir serat us persen pasangan di seluruh dunia mengawali hubungan
ereka dengan ciuman. Maksudku, amat sangat mustahil mengawali sebuah
ubungan dengan langsung bercinta. Bahkan meskipun iya, pasti sebelum ber cinta
ereka akan berciuman terlebih dahulu. Pernah menonton film di mana ada satu
degan pasangan—yang kau kira dari gelagatnya bahwa mereka ak an saling lepas
aju dan lalu bercinta—ternyata tidak jadi bercinta setelah mereka berciuman
ingkat? Aku pernah. Biasanya salah satu dari mereka akan berkata, “ I have to go!”
alu cepat-cepat menuju pintu meninggalkan pasangannya dengan tampang cengo,
tau “Aku lupa harus berada di suatu tempat saat ini, see you!” lalu tergopoh-gopoh
ergerak ke pintu tanpa memedulikan pasangannya yang tampak bagai orang bego.asti pernah, kan? Jika tidak pernah, well … kalian harus lebih banyak nonton film
ukan nonton iklan.
aiklah, kembali ke ‘ciuman pertama amat sangat menentukan kelanjutan sebuah
ubungan’ di atas. Mau tidak mau, ak u harus mengakui kalau ungkapan itu be nar.
ku sudah gagal sedikitnya tiga kali sejauh ini—empat jika insiden kulit cabe ikut
ihitung.
anil—ketua kelasku saat kelas 1 SMA, cakep dan tinggi—langsung bilang ‘Maaf,
ran… aku tak mau punya pacar yang bibirnya sekaku bingkai pintu ketika
icium.’ Aku berdiri berjam-jam di dekat pintu kamar asramaku setelah Danil pergi,
engamati bingkai pintu tentunya dan berusaha mencari kebenaran ucapan Danil
engenai kesamaan bibirku dengan benda itu. Ketika sadar bahwa aku tak mungkin
emiliki Danil, ak u mencaci-maki cowok cakep brengsek itu dalam hati dengan
emangat empat lima. Dasar Kuda Nil kamu, Danil! Hubunganku gagal sete lah
iuman pertama.
ttar—teman ekskul musikku saat kelas 2 SMA, tampan tapi suaranya cempreng—
empat bilang ‘Apa aku baru saja menempelkan bibirku di mesin kukur kelapa?’ .
amn, Attar berkata demikian bukan tanpa dasar, aku menggigit lidahnya yang
enerobos masuk mulutku. Aku sangat ingat bagaimana Attar buru-buru menuju
intu lab musik tanpa menoleh lagi. Ketika esoknya kudengar kabar kalau Attar
eluar dari ekskul musik, aku sadar kalau tak punya kesempatan lagi. Kalimat Attar
entang mesin kukur ke lapa bagaimanapun telah mencabik-cabik harga diriku. Attar
ialan, apa tak ada yang bilang padamu kalau suaramu tak ubahnya seperti gitar
usak? Trauma setiap kali masuk lab musik dan melihat gitar yang serta-merta akan
engingatkanku pada jahatnya ucapan Attar, seminggu kemudian aku juga k eluar
ari eksk ul ingar-bingar itu. Lagi, hubunganku gagal setelah ciuman pertama.
azli—kapten tim voli sekolahku saat kelas 3 SMA, atletis dan punya senyum maut—
eketika menarik wajahnya menjauh saat kami mojok di belakang gudang sekolah
ehabis latihannya di satu sore. Kalimat Fazli terngiang-ngiang hingga beber apa hari
etelahnya, ‘Rasa kulit bola voli seratus kali lebih nikmat dari kulit bibirmu, Bran.
aaf. Ini tak akan berhasil!’ Keparat Fazli. Hari-hari setelah itu, aku tak bisa
elewati lapangan voli dengan nyaman tanpa hasrat meluap-luap untuk masuk
apangan dan menghantam mulut Fazli dengan bola voli. Lagi lagi, hubunganku gagal
etelah ciuman pertama.
an ini yang paling memalukan. Aku nyaris saja punya pacar bule Jepang jika k ulit
abe tidak merusak kencan pertamaku dengan Watanabe—cowok cakep oriental
elasteran Sunda-Jepang yang terpaksa ikut ibunya yang Sunda paska perceraian
rtunya—suatu malam di awal tahun kuliahku. Jadi malam itu Watanabe
enemuiku di kamar k osku, dandanannya sangat elegan, kemeja putih licin
engkilat bergaris hitam di pinggir dan celana jeans ketat warna gelap. Aku nyaris
umer ketika membukakan pintu untuknya. Singkat cerita, kami sudah saling
erdempetan di pinggir single bed milikku. Seharusnya aku beralasan ingin ke
amar mandi sebelum Watanabe meletakk an tangannya di kedua bahuku sehingga
Ikuti
Ikuti “Dunia KataNayaka”
Kirimkan setiap pos baru ke
Kotak Masuk Anda.
Bergabunglah dengan 247
pengikut lainnya.
Masukkan alamat email Anda
Daftarkan saya
Buat situs dengan WordPress.com
https://id.wordpress.com/?ref=lofhttp://void%280%29/
-
8/15/2019 One First Kiss _ Dunia Kata Nayaka
3/35
4/11/2015 ONE FIRST KISS | Dunia Kata Nayaka
https://algibrannayaka.wordpress.com/2013/11/13/one-first-kiss/ 3
ku bisa setidaknya kumur-kumur dan memeriksa kondisi mulutku di cermin di
amar mandi. Jauh sebelum itu, seharusnya aku juga cukup tahu diri untuk tidak
enambahkan sambal sebagai menu makan malamku di mana orang yang kutaksir
udah memberitahu ketika sore bahwa nanti akan mampir setelah jam makan
alam. Oh shit . Tepat ketika wajah Watanabe yang unyu luar biasa itu mendekat
an aku refleks membuka mulutku, maka kadarnya sama seperti bila dipergoki
edang buang air di halaman rumah Pembimbing Akademik di siang bolong,
emikian malunya ketika Watanabe berkata ‘Emm… Bran… Sorry, there is a chili
lake on your teeth…’ dalam Bahasa Inggris dengan aksen Jepangnya yang terdengar
eksi. Sungguh, andai bumi terbelah aku akan dengan senang hati melompat ke
alamnya. Detik itu juga aku langsung melesat ke kamar mandi di sudut kamarku.
etika aku keluar semenit setelahnya, hanya bau parfum Watanebe saja yang masih
ertinggal di sana. Sial. Bahkan hubunganku dengan Watanabe gagal sebelum ak u
an dia melakukan ciuman pertama kami, Watanabe gagal jadi pacarku gara-gara
ulit cabe di gigiku. Betapa malangnya. Hari-hari setelah itu, aku tidak bisa makan
ambal tanpa teringatkan kalimat Watanabe, ‘Bran… Ada kulit cabe di gigimu…’
adi… sekarang kalian tahu kan betapa mengambilperannya sesuatu yang disebut
iuman pertama itu dalam kelanjutan sebuah hubungan? Bahkan untuk people like
s, kaedah ciuman pertama itu tetap berlaku. Garis bawahi, ciuman pertama di sini
ukanlah saat pertama k ali kamu melepas ke-virginitas-an bibirmu, sama sekali
ukan. Namun adalah ciuman pertamamu dengan seseorang yang kamu taksir (ya
uhan, Bran… bukankah dari tadi yang kita bahas memang itu? plis deh. Kami
idak sebodoh itu dalam menangkap maksudmu), yah kali aja ada yang membaca
ambil melamun atau terk enang ciuman pertama sendiri dengan Abang Becak
angganan saat seko lah menengah dulu (who knows, kan?).
aka, beginilah aku sekarang. Mahasiswa tahun kedua yang amat sangat
endambakan memiliki seorang pacar melebihi siapapun yang menginginkannya diuka bumi ini. Namun pengalaman lalu mengajariku—lebih tepatnya me-warning-
u—agar tidak melakukan kebodohan yang sama dengan yang berkali-kali sudah
ulakukan sebelum ini sehingga mengakibatkan peluangku untuk punya pacar
erubah jadi nol besar. Kebodohan semisal membiarkan kulit cabe menodai gigiku,
tau membiarkan bibirku disamakan dengan bola voli, mesin kukur kelapa apalagi
ingkai pintu oleh Mimbar ketika menciumku suatu saat nanti. Ya, Fardeen Mimbar
., mahasiswa tahun ketiga yang hampir enam bulan ini menunjukkan gelagatnya
alau dia suka aku. Jadi, aku harus mempersiapkan diri sebaik-baiknya hingga
imbar tak punya sedikit pun celah untuk tidak mengambilku sebagai pacarnya. Hal
ertama yang harus kupersiapkan tentu saja teknik melumat yang akan
upraktekkan di atas bibir Mimbar nantinya…
***
ataku membundar menatap layar gadget di tanganku yang berukur an hampir
etengah layar laptop, aku sampai berhenti mengunyah potongan besar dagingurger di antara geraham-gerahamku. Inderaku sepenuhnya tersedot pada layar
abletku, lebih tepatnya pada satu komen di sebuah page yang kuikuti di jejaring
osial yang sedang kukunjungi di sela waktu ngemilku saat ini. Seperti kebiasaanku,
ku suka menelusuri daftar komentarnya, membaca komen-komen aneh dan
ebanyakan out of topic di sana. Seperti komen satu ini.
‘KISSING TRAINER, jadilah pencium professional yang membuat pasangan Anda
ak ingin pindah ke lain bibir!’
lek.
ku menelan kunyahan daging dalam mulutku sebelum berhasil kuhaluskan dengan
aik. Gelagapan aku menjangkau botol coke di ujung kakiku untuk kemudian
embebaskan kerongkonganku dari monopoli daging alot gagal kunyah yang baru
aja tertelan. Aku megap-megap. Untuk pertama kalinya, malam ini aku kapok beli
urger isi daging, mungkin mulai besok aku akan beli yang isi dadar saja.
epas dari marabahaya daging burger, perhatianku kembali ke tablet. Nama si
engkomen ‘Si Pencari Cinta’, alay abis. Tak ada foto profil, aku yakin akun itu baru
etika tidak menemukan apapun saat memeriksa kronologinya. Tanpa berlama-
ama segera kuklik link di bawah kalimat itu. Aku dibawa ke sebuah postingan
ingkat di sebuah blog, tak banyak penjelasan di sana. Selain sebuah gambar yang
emperlihatkan sebagian kecil wajah dua or ang—entah berjenis kelamin apa—yang
aling menempelkan bibir, postingan itu juga berisi tulisan singkat yang mengulas
entang ciuman seperti kebanyakan ulasan yang sudah pernah kutemukan saat
eberapa kali kesempatan browsing-ku, kiat-kiat berciuman yang selalu kuanggap
eori kosong dan terakhir promo singkat dengan kalimat utama seperti yang kubaca
i page jejaring sosial sebelumnya.
‘Belajar teknik mencium langsung dari ahlinya, dijamin berhasil. Khusus bagi Anda
ang merasa minder dengan kemampuan berciuman Anda. Segera kunjungi,
-
8/15/2019 One First Kiss _ Dunia Kata Nayaka
4/35
4/11/2015 ONE FIRST KISS | Dunia Kata Nayaka
https://algibrannayaka.wordpress.com/2013/11/13/one-first-kiss/ 4
ISSING TRAINER…’
an bla bla bla. Sungguh kalimat persuasif yang sangat khas sebuah iklan. Tapi
arena merasa butuh, aku cukup tergelitik untuk mencari tahu lebih jauh.
uperiksa riwayat postingan itu, dipostkan sekitar dua minggu lalu, tak ada
omentar di kolom komen, sepertinya blog ini sepi pengunjung. Tapi… bukankah
eharusnya iklan di page jejaring sosial itu sudah cukup untuk membuat kolom
omentar penuh? Atau… hanya aku seo rang saja yang ‘merasa minder’ dengan
emampuan menciumku seperti yang dikatak an dalam paragraf iklan ini? Jika iya,
ungguh prestasi yang cukup memalukan. Yang aneh, aku tak menemukan nomer
ontak si Kissing Trainer ini, tidak juga alamat tempat praktek atau alamat email,
in BBM apalagi.
klan macam apa ini, sungguh tolol yang bikin. Aku mendumel dalam hati. Bahkan
ostingan ini tidak menjelaskan tata cara untuk terhubung dengan si Kissing
rainer, tidak ada rincian tarif, tak ada penjelasan apapun selain kalimat-kalimat
ang menjual keunggulan si Kissing Trainer bego itu. Postingannya diakhiri dengan
alimat dalam huruf kapital yang menurutku bertele-tele: MAKA DARI ITU
EGERA ANDA BELAJAR DARI SANG AHLI, KISSING TRAINER.
hat the hell … mungkin karena ketidakjelasan info inilah yang membuat orang-
rang yang berkunjung malas melibatkan diri lebih jauh semisal cuap-cuap di ko lom
omen blog ini. Buang-buang waktu saja! Mungkin demikian reaksi kebanyakan
ereka. Aku berdecak sendiri dan meneruskan mengebuk-ubek isi blog, berusaha
enemukan postingan pendukung iklan ciuman itu, namun nihil. Rasanya aku
engen menempeleng si empunya blog gak jelas ini hingga rahangnya menjadi
simetris. Betapa tidak, di saat aku merasa punya harapan untuk mewujudkan
einginanku menaklukkan bibir Mimbar eh ternyata malah dipusingkan dengan
etidakjelasan informasi ini. Keparat benar.
ku hampir putus asa ketika menemukan panel profil si empunya blog. Thank
od … aku mendapatkan sebuah alamat email, hanya sebuah alamat email, tak ada
ang lain. Semenit ke mudian, suratku yang isinya menanyakan tentang postingan
erjudul KISSING TRAINER di blognya sukses terkirim.
ku menghabiskan lima menit waktu menunggu sebelum inboxk u menerima email
aru. Yeayyy… aku bersalto ketika sudah mengantongi alamat si Kissing Trainer
urang intelek itu.
Mimbar, jangan cium bibir siapapun dulu… tunggu sampai aku jadi pencium
rofessional!”
***
urasakan dada seseorang merapat di punggungku ke tika mengantri menu di gerai
astfood dekat kampus saat jam istirahat kuliah. Aku sontak menoleh. Senyum
imbar menyambutku. Lalu aku ber balik badan sepenuhnya, menghadap lelaki
enawan yang baru saja menempeliku.
Apa kamu mengikutiku?”
ku memutar bola mata, “Kamu yang berada di belakangku.”
imbar kembali tersenyum, “Baiklah, berarti aku yang mengikutimu.”
Oh halo Stalker Man…,” ujarku sambil tersenyum. “Masih ada jam setelah ini?”
imbar membalikkan badanku kembali menghadap ke konter menu, “Masih ada
ua mata kuliah lagi, jadwalku penuh hari ini.” Selama berkata itu, jelas kurasakan
embus udara yang keluar dari mulut Mimbar di tengkukku, demikian dekatnya diai belakangku.
ku serasa meriang. Percaya atau tidak, area tengkuk dan belakang telinga adalah
agian paling peka terhadap rangsang. Kalian boleh mencobanya pada pasangan,
iup saja tengkuknya secara per lahan atau jilat bagian belakang k upingnya. Ah,
apan aku bisa menjilat kuping Mimbar ya?
si baki kami sama, beriringan aku dan lelaki ini menuju meja kosong di salah satu
ojok. Sambil mengunyah dan di sela celoteh-celoteh ramah Mimbar, aku tak luput
embayangkan seperti apa rasanya jika bibir Mimbar yang bersih itu bersentuhan
engan bibirku. Sepertinya Mimbar kian terlihat menarik saja dari hari ke hari.
Ada yang salah dengan wajahku?” Mimbar berhenti mengunyah dan memerhatikan
antulan samar wajahnya pada dinding kaca di sisi meja kami. Kulihat alisnya
engerut. “Tatapanmu membuatku kurang percaya diri, Bran…” dia kembali
-
8/15/2019 One First Kiss _ Dunia Kata Nayaka
5/35
4/11/2015 ONE FIRST KISS | Dunia Kata Nayaka
https://algibrannayaka.wordpress.com/2013/11/13/one-first-kiss/ 5
emandangku.
ku merasa dipergoki. “Emm… tidak…,” aku tak punya kata-kata untuk
engalihkan topik.
utemukan lekaki ini tersenyum, “Kamu demam? Wajahmu kelihatan merah.” Dan
endadak tangan kirinya terulur menuju dahiku.
ku segera memundurkan ke palaku. Sial. Apa dia sengaja mengusikku? “Emm… di
ini panas ya, Bar…” Aku berlagak melonggarkan kerah kemejaku.
Dasar tukang ngeles, di sini full AC.” Mimbar tertawa pendek.
ku menunduk, tak berani lagi memandang lekat-lekat wajahnya. Kuteruskan
akanku dengan gerak kikuk. Mimbar juga tidak bersuara lagi, sepertiku dia juga
okus meneruskan makannya.
By the way, Bran… aku suka wajah demammu tadi…”
tu kalimat Mimbar ketika aku hampir selesai mengosongkan bakiku. Kontan saja
ku terbatuk kencang, sedang dia hanya tertawa.
***
ku mengamati gedung bobrok di depanku. Rasanya amat sangat tidak menjamin.
pa aku salah alamat? Kuperhatikan bergantian layar tablet di tanganku—yang
enampilkan badan email berisi sebuah alamat—dengan pamplet gede bercat
engelupas—bertuliskan ‘GRIYA INDAH’ dan tulisan ‘Asrama Putra’ di bawahnya
iikuti nama jalan dan nomor bangunan di bawahnya lagi—yang berada tepat tiga
eter di depanku. Griya Indahnya sama, nama jalan dan nomor juga sama, yang
idak tertulis di layar tabletku adalah Asrama Putranya. Apa aku datang ke tempat
ang salah?
alam bayanganku, Griya Indah itu adalah sebuah rumah bertingkat serupa klinik-
linik bersih terawat yang bisa jadi adalah tempat praktek bersama beberapa orang
ang punya keahlian langka, salah satunya ya si Kissing Trainer tersebut. Sama
ekali tak terfikirkan bahwa Griya Indah itu adalah sebuah bangunan asrama tiga
ingkat yang jelek, tua dan terk esan kumuh dengan kawat jemuran yang merentang
wut-awutan di setiap balkonnya yang jauh dari kesan bersih. Pe mandangan
eberapa balkonnya sungguh mengenaskan, handuk kusam menggantung di k awat,
elana dan baju, kain e ntah apa, dan yang lebih banyak adalah celana dalam yang
ama sekali tak bisa dikatakan menarik dari segi model apalagi warna. Aku
ersyukur sampai saat ini b elum kekurangan celana dalam higienis dan cakep di
emariku.
esimpulannya, tempat be rnama GRIYA INDAH ini amat sangat jauh dari k ata
ndah. Andai aku punya pilox, akan kutambahkan kata ‘TIDAK’ di antara kata Griya
an kata Indah di pamplet sana. Kembali aku membaca emailku, katanya aku bisa
enemukan tempat praktik si Kissing Trainer di lantai dua.
…Cari ruangan yang ada stiker Kissing Trainer di pintunya. Semoga sukses.’
egitu kalimat penutup balasan email dari si pemilik blog tak jelas semalam.
eharusnya aku bisa langsung tahu kalau k etidakjelasan memang sudah tersirat
alam kalimat penutupnya itu. Sial benar. Aku bahkan harus bolos jam kuliah
erakhir untuk kemari hari ini. Kulirik jam karetku, pukul tiga lewat tujuh belas
enit. Sudah kadung, tak ada salahnya aku mengecek, sudah datang sejauh ini juga.
ku mendorong motorku melewati gerbang yang sepenuhnya terbuka dan
emasang standard di bawah pohon serupa palem dekat pagar. Dengan gerak ragu
ku melangkah menyeberang halaman yang tidak begitu luas dan jauh dar i kata asrini.
ermacam jenis motor ter parkir di depan bangunan asrama, sebagian tampak
emenuhi garasi yang cukup luas di sisi kanan bangunan. Sepertinya kebanyakan
enghuni asrama sedang berada di kamar merek a masing-masing. Aku memasuki
obi, bau apek bahkan mulai tercium sejak di lobi, bercampur bau rokok dan entah
au apa lagi. Aku b enci asrama. Lagi… thank God , orang tuak u cukup mapan untuk
idak menyuruhku tinggal di asrama. Aku tak segera naik ke tangga untuk menuju
antai dua, mataku lebih dulu memerhatikan keadaan di lantai dasar. Beberapa
intu kamar berada dalam keadaan setengah terbuka, beberapa cowok tampak
elintasi lorong, ada yang baru masuk dan ada yang hendak keluar. Semuanya cuek.
ebanyakan warga asrama adalah para mahasiswa, bisa kuperkir akan dari wajah-
ajah mereka.
ku mulai menapak. Sudah sangat terlambat untuk memikirkan lebih jauh terhadap
-
8/15/2019 One First Kiss _ Dunia Kata Nayaka
6/35
4/11/2015 ONE FIRST KISS | Dunia Kata Nayaka
https://algibrannayaka.wordpress.com/2013/11/13/one-first-kiss/ 6
emungkinan bahwa postingan blog yang kubaca semalam hanya peker jaan orang
seng untuk mempermainkan orang awam urusan ciuman sepertiku. Meski hasrat
ntuk berbalik turun kian besar karena suasana tak nyaman yang kian
enghimpitku seiring anak tangga yang kian berkurang, nyatanya aku terus
enapak. Kini aku berdiri di penghabisan tangga, menatap pintu-pintu kamar yang
aling berhadapan, memandang sepatu atau sandal yang berjeje r di depan b eberapa
intu sambil berusaha membiasakan penciumanku. Meski tidak semenyengat di
antai dasar, bau rokok masih tetap tercium di sini.
Kissing Trainer…,” bisikku lalu mulai berjalan di lorong. Tidak seperti di lantai
asar yang beberapa pintunya terbuka, seluruh pintu di lantai dua ini berada dalam
eadaan tertutup rapat. Samar-samar aku mendengar dentuman musik ketika
elewati beberapa pintu, suara keran air yang dibuka, dering ponsel dan
ebanyakan pintu kulalui tanpa sebarang suara.
ku menemukannya. Sepertinya ini sungguh-sungguh, bukan pekerjaan o rang
seng. Semenit lamanya aku cuma berdiri kaku di depan pintu di mana stiker
ertuliskan ‘ KISSING TRAINER jadilah pencium professional yang membuat
asangan Anda tak ingin pindah ke lain bibir!’ menempel tepat setentang mata.
tiker itu tampak masih baru.
ku mulai mengetuk. Tiga kali pertama terlewati tanpa ada sebarang tanda kalau
etukanku didengar. Aku mengetuk tiga kali kedua setelah jeda kira-kira setengah
enit dari tiga ketukan pertama. Masih sunyi. Aku menempelkan kupingku ke
intu, aku yak in ada orang di dalamnya, suara k ucuran air samar-samar bisa
itangkap telingaku. Tak sabar, aku mengetuk lagi dengan lebih keras. Tidak tidak
idak, sepertinya aku baru saja memukul pintu ini, bukan mengetuk.
IYAAA, aku mendengarnya. Berhenti merusak pintuku!!! ” lalu gumam samareperti umpatan ‘brengsek’ juga ikut ditangkap kupingku.
eseorang baru saja berteriak dari dalam kamar. Aku mengkeret. Teriakan itu
ukup kasar. Hening, bunyi kucuran air tak lagi terdengar. Tiba-tiba saja perasaan
ahwa aku telah datang ke tempat yang tidak semestinya kembali mengusik. Aku
iap berbalik ketika pintu kamar yang baru saja kugedor terkuak sebagian.
ku menelan liurku, gerak jakunku pasti jelas terlihat.
atu langkah di depanku, disembunyikan daun pintu yang belum terbuka sempurna,
erdiri seo rang cowok dengan tampang kesal, matanya nyaris membelalak.
ajahnya penuh titik air, ujung-ujung rambut yang basah tampak berjuntaian ber at
i keningnya, juga di dekat telinga, sedang keadaannya cukup berantakan di atas
epala. Tampang orang baru bangun tidur. Agaknya dia juga baru saja dari kamar
andi. Dan… kurang ajar, cowok ini tampan sekaliiiii…
ku kembali menelan liurku, kali ini aku yakin gerak jakunku sudah amat sangat
elas sekali terlihat.
agaimana tidak. Meski sebagian sisi badannya masih berada di balik daun pintu,
api itu tidak mengurangi rangsangan yang melabrakku dengan serta merta. Aku
isa menikmati badannya yang meski tidak berotot kekar namun cukup atletis,
adanya yang lumayan terbentuk, pinggangnya yang ramping dengan perut yang
ata bergaris samar, dan… emm… aku seperti sudah bisa melihat jelas bagian tengah
ubuhnya. Cowok ini bertelanjang dada dan pinggangnya hanya dibungkus celana
endek sebatas pertengahan paha. Kurang ajaaarrr again… he is so damn hot !
Ya?” cowok ini memajukan sedikit wajahnya, alis hitam lurusnya bertaut.
Engg… Kiss… Kissing Trainer…?” aku terbata sambil menunjuk stiker di pintu.
aut kesalnya hilang, cowok ini mulai sadar. “Oh…,” dia menyeringai. “Tunggu
ebentar!” dan,
RAKKK
intu itu terbanting tepat di depan hidungku. Kemudian kurasakan sendi-sendi
ubuhku merilekskan diri setelah beberapa saat tadi menegang. Kuhembuskan nafas
ega setelah tadinya aku sempat kesulitan memasok udara ke rongga dadaku. Cowok
adi benar-benar panas. Dia bagaikan bom seks. Aku yakin, tak ada cewek ataupun
eople like us yang memandang cowok ini tanpa memikirk an bagaimana rasanya
erada di te mpat tidur bersamanya. Sungguh, aku bar u saja mengalaminya sendiri.
ertanyaannya, apa cowok yang kutaksir tidak lebih tua dariku itu yang akan
engajariku cara berciuman yang baik dan benar? Sulit dipercaya, aku akan belajar
ara berciuman pada anak yang lebih muda.
-
8/15/2019 One First Kiss _ Dunia Kata Nayaka
7/35
4/11/2015 ONE FIRST KISS | Dunia Kata Nayaka
https://algibrannayaka.wordpress.com/2013/11/13/one-first-kiss/ 7
intu terbuka lagi, lebih luas. Sekarang dia sudah mengenakan kaos putih polos
erleher lebar dan celana pendek sedengkul warna coklat kusam. Walau dari setelan
ang digunakannya dia ter kesan cuek, tapi itu malah menguatkan aura maskulinnya.
ajahnya sudah kering dari titik-titik air meski tampang baru bangun tidurnya
etap kentara kelihatan dari rambutnya yang masih acak-acakan. Dia tersenyum
impul untukku. “Selamat datang di Klinik Kissing Trainer, silakan masuk.”
ku baru sadar satu hal lagi, suaranya nge-bass abisss. Bagaimana aku sampai tidak
enyadari hal itu ketika dia membuka suara untuk pertama kalinya tadi ya? Tuhan,
erbahagialah cewek yang jadi pacarnya. Aku sangat yakin k alau cowok ini straight
ulen, jaminan mutu. Tapi… kalimat selamat datangnya menurutku terlalu dibuat-
uat. Klinik apaan bobrok begini? ruangan berukuran tiga kali empat meter ini
idak lebih dari sebuah kamar anak lajang dengan segala ketidakberaturannya.
amar kosku jauh lebih rapi dari klinik si Kissing Trainer ini.
eski sebagian saraf di kepalaku me-warning kalau yang kulakukan adalah kesia-
iaan (Bagaimana tidak, jika kalian yang sekarang berada di posisiku, pasti kalian
uga akan berpikiran bahwa postingan blog yang kubaca semalam, berikut tempat
an cowok yang kutemui sek arang adalah usaha buang-buang waktu. Aku t ak yakin
kan benar-benar mendapatkan pelajaran mencium yang sesungguhnya dari tempat
ni), namun demikian aku tetap saja melangkah masuk melewati ambang pintu.
etidakberaturan yang pertama sekali ditangkap mataku di dalam kamar cowok ini
dalah tempat tidurnya yang b agai habis diamuk badai, gulingnya menggeletak
enyerong di bagian kaki tempat tidur, bantal yang sebagian sarungnya terlepas
ergolek di tengah-tengah tempat tidur, selimut yang bertumpuk dan menjela ke
antai kamar serta seprei yang ujungnya tidak lagi berada di bawah tilam, sungguh
usut. Selanjutnya, aku menemukan beberapa buku yang berserakan di lantai, di
ntara taburan kulit kacang dan bungkus snack, keajaiban karena tak ada puntungokok di dalam taburan kulit kacang itu. Baju kotornya (aku juga jelas melihat
eberapa helai celana dalam menyembul di sana) menumpuk nyaris menggunung di
atu sudut dekat pintu kamar mandi, dia pasti sudah melewatkan banyak
esempatan me-londri cuciannya. Laptopnya berada dalam keadaan te rbuka di atas
ebuah meja kecil r endah yang merapat ke dinding, ada mesin printer di sana.
eberapa kepingan disc juga tampak di atas meja bersama perangkat sound system
ini. Aku menemukan dua buah barbel di bawah meja laptopnya itu. Dua buah
ansel menggantung pada paku di dinding, satu ransel ber ada di lantai dekat buku-
uku dan sampah yang belum dibereskan. Hanya ada dua benda yang tampak rapi di
alam kamarnya, lemari pakaian dua pintu yang cukup tinggi dan satu lagi lemari
ecil satu pintu entah berisi apa yang tingginya tak sampai satu meter. Kedua lemari
ni terletak berdampingan.
Silakan duduk, emm… jika kamu tak mau repot membuka sepatu dulu juga tak
pa.”
ku menoleh ke belakang, dia baru saja menutup pintunya. Ternyata masih ada
etidakberaturan lainnya di belakang pintu. Sangkutan yang menempel di kayu
ersegi itu penuh sesak, berhelai-helai jeans, kemeja, kaos, celana pendek, bahkan
oxer menggantung serabutan di sana. Aku menemukan bebe rapa pasang sepatu
erjejer di lantai di belakang pintu. Mengapa dia tidak beli rak plastik saja untuk
epatu dan meletakkannya di luar pintu? Aku begitu di tempat kosku.
ia berjalan melewatiku sementara aku membuka sepatu dan kaus kakiku meski
atanya tak apa jika aku memasukkan sepatu sekalian, aku tak mau mengabaikan
esopanan. Kuletakkan sepatuku bersama miliknya. Jejeran sepatu itu kini
ertambah panjang sepasang.
Mau minum apa?”
Eh?”
ku membalikkan badan menghadapnya, dia sedang jongkok di depan lemari
ecilnya. Apa tadi aku mendengar kalau dia bertanya apa yang mau kuminum?
emangnya dia punya pilihan minum apa? Keadaan kamarnya tidak meyakinkan
egini, bisa stok air mineral saja sudah sangat bertuah. Tapi kemudian aku sukses
erpana ketika dia membuka pintu lemari kecil itu. meski tak banyak, di dalam sana
da beberapa jenis minuman karbonasi dalam kemasan kaleng, beberapa botol air
ineral kemasan setengah liter, botol-botol berisi air berwarna oren, merah, dan
uning. Dia punya sesuatu yang aku tak punya di kamar kosku. Hebat. Selain itu,
ku juga melihat kemasan-kemasan assorted, bungkus-bungkus biskuit, ke masan
acang serta beberapa jenis makanan ringan semisal kerupuk kentang dan
urunannya. Hebaaattt. Yang lebih hebat lagi, aku juga menemukan beberapa jeruk
an apel hijau di antara kemasan snacknya. Cowok ini luar biasa dalam hal
engoleksi camilan. Sedang aku, luar biasa dalam mengoleksi kata ‘tidak’ saat
emulai sebuah hubungan.
-
8/15/2019 One First Kiss _ Dunia Kata Nayaka
8/35
4/11/2015 ONE FIRST KISS | Dunia Kata Nayaka
https://algibrannayaka.wordpress.com/2013/11/13/one-first-kiss/ 8
Apa saja…,” jawabku ketika dia melirik karena aku te rlalu lama diam.
ia menarik dua kaleng coke lalu kembali melihatk u, “Ingin makan apa?”
Tidak terima kasih.” Aku bergerak untuk duduk di dekat buku-buku dan serakan
ulit kacang. Dia menutup brankas makanannya dan meletakkan kaleng coke
erikut bungkus kacang di depanku. Lalu dia duduk bersila bersamaku di lantai tak
eralas apapun.
Jadi, aku harus memanggilmu apa?”
pa aku kasih tahu nama palsu saja ya? “Ucup.”
ia mencondongkan badannya lebih ke arahku, “Siapa?”
Namaku Ucup.”
Hemm… baiklah, Ucup yang Tidak Pandai Mengecup…” dia tersenyum simpul. Oh
uhaaan… lesung pipinya yang cuma muncul sebelah makin membuatku lumer.
Nama dan ke-tidak-ahli-an-mu kayak takdir aja yaa…” dia membuka kaleng
inumnya. “ Silakan diminum Ucup yang Mau Belajar Mengecup, jangan sungkan-
ungkan.”
ku mengikutinya, membuka kalengku dan meneguk isinya. Kuhabiskan setengah
aleng.
Jadi, Ucup yang Kepengen Mahir Mengecup, bagaimana kamu bisa menemukan
issing Trainer-ku?” sekar ang dia membuka bungkus kacang.
Dari blog gak jelas.” Terus terang, aku mulai kesal dia terus mengolok-olokku
engan nama samaranku.
Wah… tahukah kamu, Ucup yang Akan Ahli Mengecup? Kamu sudah datang ke
empat yang benar…”
Bisa berhenti mengolok-olok namaku?”
Ah, toh cuma nama palsu. Iya kan, Ucup yang Gak Tahu Cara Mengecup?” dia
enyeringai lalu meneguk lagi kalengnya sebelum kembali b erucap, “apa yang
embuatmu yakin kalau aku bakal percaya saja b ahwa namamu Ucup yang Awam
rusan Kecup-Mengecup? Ayahku saja tidak punya nama setradisional itu, apalagi
amu yang baru anak kemarin sore.”
key, dia mulai terdengar menyebalkan. “Bagai kamu lebih tua dariku saja!”
Aku tidak mengatakan aku lebih tua!”
Kamu mengatakan aku anak kemarin sore…”
Kamu yang mulai menyebalkan terlebih dahulu, siapa suruh membohongiku?” dia
eraup kulit kacang yang berserakan di lantai lalu beranjak ke jendela, enteng saja
ia melempar kulit kacang itu ke luar melalui jendela.
ku diam sampai dia selesai membersihkan lantainya, dia juga merapik an buku-
ukunya menjadi satu tumpukan tinggi. Ke mudian dia mengeluarkan kacang dari
ungkusnya. Sekarang di atas lantai keramik di depan kami terdapat satu tumpukan
amilan itu. Dia mulai sibuk membuka kulit kacang dan mengunyah bijinya.
Panggil aku Gibran…”
Nama yang bagus.”
Aku harus memanggilmu apa?”
Mister Trainer. Apa lain?”
ku mengernyit. “Aku tak akan memanggilmu Mister Trainer.”
Sayang sekali, t api kamu memang harus memanggilku demikian.”
Norak!”
Lebih baik jadi cowok norak daripada jadi cowok yang tidak pandai mencium.”
-
8/15/2019 One First Kiss _ Dunia Kata Nayaka
9/35
4/11/2015 ONE FIRST KISS | Dunia Kata Nayaka
https://algibrannayaka.wordpress.com/2013/11/13/one-first-kiss/ 9
alimatnya menyentilku, mengingatkanku akan D anil, Attar, Fazli dan Watanabe
ekaligus. “Kamu kurang ajar. Aku buang-buang waktu saja datang ke sarang tikus
ni!” aku siap-siap berdiri.
Hei hei hei… sabar, Teman…” dia menarik lengan kemejaku. “Duduk dulu, kita
ahkan belum mulai.” Entah bagaimana, senyumnya membuatku tak jadi bangun
ari lantai. “Baiklah, kamu tak harus memanggilku dengan Mister Trainer, tapi
amu cukup mengenalku demikian saja.”
ku diam.
Jadi…” dari tadi dia sangat sering memulai kalimat dengan kata ‘jadi’. “kamu sudah
iap mendengar ketentuan layanan Kissing Trainerku?”
Mengapa kamu tidak menjelaskannya di blog gak jelas itu? T ulisanmu di sana
dalah post terburuk yang pernah kubaca.”
ia menggidikkan bahu dan mengerutkan mulutnya bersamaan, “Apanya yang tak
elas, buktinya k amu bisa sampai kemari. Lagian, gak penting juga menjelaskan
anjang lebar di sana. Intinya, aku cuma perlu o rang yang benar-benar butuh untuk
embaca post itu, benar-benar butuh sehingga dia berusaha untuk menemukanku.
eperti k amu, Ucup yang… eh, tadi kamu bilang apa namamu?”
asanya aku ingin meninju muka cowok ini. “Gibran.”
Gibran apa?”
Cukup Gibran.”
Tak ada sesuatu di depannya, atau di belakangnya?”
Aku rasa tadi kita sudah selesai dengan nama!”
Oh iya, aku lupa…” dia berdehem, “Jadi, siapa…”
Giffari G. Gibranessa!” Kupangkas kalimatnya yang sudah kuduga apa
elanjutannya.
ia tersenyum lebar sekarang. “Aku iri dengan namamu, Tripel G… G yang di tengah
anjangnya apa?”
Bisa kita akhiri omong kosong ini?”
Tentu saja.” Dia baru saja mengosongkan kalengnya. “Sebulan, dua kali pertemuanalam seminggu selama satu sampai dua jam tiap pertemuan, jadwalmu Kamis siang
an Sabtu malam…”
Malam Minggu?” aku membelalak.
Kenapa? pacarmu keber atan?” lalu dia menepuk dahinya sendiri dengan gaya yang
ukup membuat jengkel, “Ya Tuhan aku lupa, kamu kan belum pandai mencium,
ana ada orang yang cukup bodoh untuk jadi pacarmu…” lalu dia tertawa
ekakakan.
ku mendengus kesal.
etelah tawanya mereda, dia kembali melanjutkan. “Tarifnya delapan ratus ribu
ijamin mahir mencium dan menguasai teknik-tek nik hebat dalam berciuman.
ayar di muka setengah dan sisanya saat pertemuan terakhir. Ada yang kurang
elas?”
Mahal amat…”
Kalau begitu selamat menjadi pencium yang biasa-biasa saja, aku gak maksa kok!”
ia melipat lengan di dada. “Toh yang rugi kamu sendiri, dan juga pacarmu jika ke
epannnya kamu bertemu seseorang yang cukup to lol untuk menerimamu dan
enerima kemampuan menciummu yang di b awah standard itu.”
elak. Aku tak bisa b ercuap-cuap lagi. Bayangan kalau Mimbar akan menambah
anjang daftar kegagalanku jika aku tak bisa memuaskannya saat ciuman pertama
ami suatu saat nanti membuatku cemas.
Jadi, bagaimana? Kalau kamu tak setuju, pintu kamarku tidak terkunci tuh, silakan
elewatinya…”
-
8/15/2019 One First Kiss _ Dunia Kata Nayaka
10/35
4/11/2015 ONE FIRST KISS | Dunia Kata Nayaka
https://algibrannayaka.wordpress.com/2013/11/13/one-first-kiss/ 10
Kenapa harus siang Kamis dan malam Minggu?”
Kalau tidak begitu nanti jadwalnya nabrak.”
emm… sepertinya bukan aku saja yang jadi anak didiknya si Mister Trainer ini.
Siang Kamis okey, tapi malam Minggu…”
Jangan bilang kamu udah punya pacar sehingga tak bisa kemana-mana di malam
inggu selain harus menghabiskan waktu dengannya!”
Tidak, emm… belum. Aku belum…” mukaku memerah.
Ya, aku tau kamu belum punya pacar. Gak usah malu-malu ngaku.” Seringai lagi-agi muncul di wajahnya.
Tapi… apa malam minggu tidak mengganggu agendamu?”
Maksudmu agendaku dengan pacarku?” dia mengibaskan lengan di udara. “Aku
rofessional, lagipula pacarku tidak berada di sini. Aku LDR.”
ahamlah aku sekarang. Pantas dia enteng sekali menyebut malam Minggu. “Jam
erapa?”
Setiap Kamis jam tiga dan setiap malam Minggu jam delapan.”
Kapan uang mukanya?”
Kamu punya empat ratus ribu sekarang?”
Jangan terlalu memperlihatkan sifat aslimu yang mata duitan!” aku men judge-nya
ebagai tindakan balas dendam karena dari tadi dia terus memojokkanku.
Kalau begitu Kamis lusa saja.” Dia mengulurkan tangan, “ Deal ?”
Bagaimana kalau sete lah sebulan ternyata ak u tak mahir juga?” tangannya
ubiarkan menggantung.
Pasti kamu akan,” jawabnya optimis.
Bagaimana kalau tidak ?”
Percaya saja padaku!”
Bagaimana kalau aku tidak?” aku ngotot.
Berarti kamu harus menyiapkan delapan ratus ribu lagi untuk bulan selanjutnya.”
Jika seperti itu, di mana letak jaminan yang kamu janjikan? Sebulan pasti mahir, di
ana jaminannya jika ak u harus nambah sebulan lagi?”
Makanya aku bilang kamu akan mahir. Percaya saja! Jaminannya janjiku ini, aku
anji kamu akan mahir mencium setelah delapan kali per temuan denganku di sini!
eal ?”
ku hendak menjabat t angannya, namun tiba-tiba dia menarik k embali.
Tunggu dulu, aku harus ber tanya. Siapa yang akan k amu cium?”
ertanyaan apa itu? aku mengernyit tak mengerti.
Oh come on, kamu tahu maksudku.”
Apa?”
Siapa yang akan kamu cium? Seorang cewek atau seorang cowok atau…”
Pertanyaan apa itu?” kini aku menyuarakan ketidakmengertianku, juga
ecemasanku. Apa dia bisa membaca kalau aku ak an mencium seorang lelaki?
awat. Bagaimana dia bisa membacaku?
Aku harus tahu siapa yang akan dicium klienku, agar aku tak salah mengajarkan
eknik menciumnya… Lagipula di zaman edan seperti sekar ang apa saja bisa wajar,
ewek banyak kok yang nyium cewek, cowok juga ada yang suka nyium teman
-
8/15/2019 One First Kiss _ Dunia Kata Nayaka
11/35
4/11/2015 ONE FIRST KISS | Dunia Kata Nayaka
https://algibrannayaka.wordpress.com/2013/11/13/one-first-kiss/ 1
owoknya. Jadi, siapa yang akan k amu cium?”
Maksudmu, cara berciuman berbeda-beda menurut jenis ke lamin?”
Of course, Kid !”
ati gue. Masak aku harus membuka jati diriku pada orang asing yang bahkan
amanya saja aku tak tahu? “Memangnya kamu pernah mengajari seorang cowok
eknik mencium cowok lainnya?”
Apa itu artinya kamu akan mencium seorang lelaki?”
Aku akan mencium seorang gadis!” jawabku cepat. Sudah k uputuskan, aku tak siapembuka diriku, tidak pada orang yang belum kukenal.
ia tersenyum simpul, “Maka k amu akan belajar cara mencium seorang gadis.”
angannya kembali te rulur.
a Tuhan, ini dilema. D ia akan mengajariku tek nik berciuman dengan cewek
ementara sebenarnya yang akan kucium adalah seor ang cowok. Bagaimana ini?
isa sia-sia uangku jika ternyata ilmu yang kudapat dari si Mister Trainer ini adalah
lmu yang salah objek. Aku lesu seketik a. Lemah kujabat tangannya. Hangat,
angannya ter asa panas dalam genggamanku, atau tanganku yang keburu dingin ya
aking shocknya mengira dia bisa meradarku. Sepertinya tanganku yang dingin.
Sampai jumpa hari Kamis… jangan lupa bawa uang mukanya.” D ia melerai
abatannya.
ku bangun menuju sepatuku. “Hei, apa ada nomor yang bisa k uhubungi untuk
aga-jaga? Mana tahu nanti salah satu dari kita be rhalangan?”
ia menggeleng, “Tak perlu, jika kamu tidak datang tepat waktu berarti kamu tak
atang, begitu juga bila kamu datang aku tak ada maka artinya tak ada sesi belajar di
ari itu, diganti dengan Kamis atau Sabtu berikutnya. Jangan khawatir, total sesi
elajarmu akan tetap delapan kali.”
Seharusnya kamu punya kartu nama…”
ia menggeleng lagi, “Itulah bedanya klinikku.”
Whatever.” Aku membuka pintu dan melenyapkan diri dari pandangannya.
***
ermangu di perpustakaan. Aku masih tidak yakin dengan keputusanku. Bukan
arena aku tidak peduli lagi dengan kemampuan menciumku, tetapi karena
etengah jiwaku berkata bahwa aku tak akan berhasil. Kenapa? Karena aku akan
elajar cara membuat perempuan terkesan dengan ciuman, tetapi Mimbar seorang
elaki. Kini kemauanku hanya setengah hati. Kepalaku makin berat bertumpu pada
edua lenganku, pikiranku menerawang jauh.
Bagaimana caranya membaca buku dengan posisi seperti itu? ”
He?” aku mendongak dengan tampang bagai orang bego. Begitu tahu siapa yang
erdiri di depanku, segera aku menjatuhkan tanganku ke meja. Kuberikan senyum
anggung ke Mimbar.
Bukumu terbalik, Bran…” Mimbar menunjuk buku di depanku yang terbuka tepat
i pertengahannya, aku hanya asal membukanya sejak duduk di sini lima belas
enit lalu. Hari ini per pustakaan lebih sepi dari biasanya. Alih-alih membaca, aku
alah menopang kepala dan memikirkan k unjunganku ke Griya Indah kemarin
ore.
Ah, iya… terbalik.” Aku nyengir lebar lalu membetulkan posisi bukuku.
imbar menghempaskan bokongnya pada kursi di de panku. “Kamu sedang banyak
ikirankah?”
Enggak.”
Barusan bengong mikirin apa?” dia meletakkan buku—yang kuduga baru saja
iambilnya dari salah satu rak—berikut ranselnya di atas meja, lalu dia
engeluarkan buku catatan serta alat tulisnya dari ransel. Mimbar hendak
engerjakan tugas sepertinya. “ Sering-sering bengong ngerugiin tetangga, tau
-
8/15/2019 One First Kiss _ Dunia Kata Nayaka
12/35
4/11/2015 ONE FIRST KISS | Dunia Kata Nayaka
https://algibrannayaka.wordpress.com/2013/11/13/one-first-kiss/ 12
ak…” dia bicara tapi perhatiannya terpusat sepenuhnya pada buku dan alat tulis.
Beberapa hari lalu aku bengong di beranda rumah, eh esoknya Mama memberitahu
alau tetanggaku kiri kanan pada susah buang air besar…” dia membuka buku
atatannya.
Tetanggamu susah BAB karena kamu bengong di beranda sehari sebelumnya?”
engan begonya aku bertanya.
imbar mengalihkan perhatiannya dari buku ke wajahku, “Bukan, mereka sembelit
ara-gara stok vegeta di warung komplek habis total.”
Gila.” Aku tersenyum simpul untuk menghargai usahanya melucu.
Gak lucu ya?” sek arang dia malah menutup buku catatannya dan menatapku lekat-
ekat.
ipandang seperti itu, aku malah salah tingkah. Jariku sibuk membalik-balik
alaman buku.
Gak usah salah tingkah gitu, Bran… ini cuma aku k ok yang di de panmu.” Aku
endongak dan kulihat Mimbar terkekeh pelan. “Dari pada kamu ngacak-ngacak
uku gak jelas gitu, baiknya bantuin aku…” dia menepuk sisi kanan bangku panjang
ang didudukinya, “Ayo sini.”
Bantuin apa, dari sini gak bisa?”
Udah, ayo pindah kemari. Aku gak akan raba-raba pahamu kok,” kini dengan
enitnya dia malah menaik-naikkan alisnya.
Ganjen.” Meski begitu ak u tetap bangun, mengitari meja dan duduk di kanannya.
f course, mana mungkin aku melewatkan momen intim ini. Mimbar sendiri sudah
angat menunjukkan gelagatnya. Tinggal menunggu waktu saja sampai dia
emepetiku dan mendekatkan wajahnya, dan aku sudah harus pandai mencium
ebelum itu terjadi.
Kamu wangi ya, Bran…” Mimbar menghirup udara dalam-dalam dengan posisi
ajahnya menghadapku, matanya sampai terpejam.
Gombal.”
ia tertawa, lalu menyodorkan buku catatan dan pulpennya. “Aku dikte-in kamu
antu nyalin ya…” dia meraih buku cetak di atas meja.
Kok enak di kamu?” aku melotot, “Kenapa gak aku yang dikte-in trus kamu yang yatat, kan ini kepentinganmu.”
Ini aku ringkas yang penting-penting aja, Bran… kan k amu gak kuliah di jurusan
ama denganku, kalaupun kamu di jurusan yang sama, tentu beda semester, kamu
an adik kelas.”
ku mendengus, lalu mengambil pulpen. “Buruan.”
imbar beringsut lebih dekat denganku, “Gak boleh berisik di perpust jadi harus
ekat.” Dia mulai meneliti halaman buku di t angannya.
ku menolehnya sekilas, kepala kami sangat dekat. Bagaimana tidak, Mimbar sudah
enar-benar merapat denganku. Jika aku punya keberanian untuk memajukan
ajahku sedikit saja, puncak hidungku sudah dipastikan bakal menyentuh
ahangnya. Sebelum dadaku makin menggenderang, aku kembali fokus ke pulpen
an buku catatan Mimbar di atas meja di depanku.
Yap, kete mu. Mulai ya, Bran…”
ari ini, satu momen indah kembali terjadi antara aku dan Fardeen Mimbar
ahrenheit. Ketika kami sudah resmi pacaran suatu saat nanti, tentu momen indah
ersamanya akan terjadi setiap hari. Cihuyyy…
***
Jadi, apa fantasi ter liarmu tentang ciuman?”
a Tuhan, cowok ini menderita jadiholics, dia sangat terobsesi pada kata ‘jadi’.
ertanyaannya langsung membuatku shock di awal sesi di hari Kamis ini. Aku datang
epat waktu, pukul lima belas tepat. Entah apa yang terjadi, dia berhasil membuatku
-
8/15/2019 One First Kiss _ Dunia Kata Nayaka
13/35
4/11/2015 ONE FIRST KISS | Dunia Kata Nayaka
https://algibrannayaka.wordpress.com/2013/11/13/one-first-kiss/ 13
engganti predikat untuk keadaan kamarnya dari ‘ketidakberaturan’ saat
unjungan pertama dulu menjadi ‘ke -cukup-rapi-an’ pada k unjungan pertama sesi
elajarku ini. Cukup rapi, tempat tidurnya tidak berantakan lagi, tak ada kulit
acang, tak ada serakan buku di lantai, tak ada tumpukan cucian kotor. Secara
eseluruhan, kamarnya cukup nyaman untuk ditinggali. Pertanyaannya, apa dia
erapikan kamar karena aku akan datang? Jika iya, aku patut senang karena dia
ungkin mengutamakan kenyamananku sebagai kliennya.
Hei, aku bertanya.” Dia menjentikkan jari di depan mukaku.
ku masih berusaha mengatasi keterkejutanku dengan pertanyaannya tadi. Benar-
enar gila, mengapa dia bisa mengajukan pertanyaan begitu. “ Apa aku harus
enjawabnya?”
Tentu, kalau tidak uang muka yang sudah kamu bayarkan tadi sia-sia saja, karena
ku tak dapat mewujudkan fantasimu.”
ku mengernyit. Mengapa dia sangat sering mengatakan kalimat yang susah
umengerti?
Kalau kamu menolak menjawab, dari mana aku bisa tahu k einginan berciumanmu
eperti apa.”
Seharusnya itu bukan urusanku. Kamu ahlinya, ajarkan saja padaku yang kamu
ahu tentang ciuman. Harusnya begitu kan?”
Iya, memang begitu. Dan itu ak an segera kumulai setelah kamu menjawab
ertanyaan tadi.” Dia membuka kaleng soda dan meneguk isinya.
Kamu brengsek.”
Hei, kamu tak boleh mencela Mister Trainer-mu, nanti kualat malah kamu gak
andai-pandai mencium.” Dia menyeka mulut, “Ayo, apa fantasimu paling liar dalam
al berciuman?”
ku menggigit gerahamku kuat-kuat, manusia ini sungguh menguji kesabaran.
hayalanku tentang ciuman sebenarnya banyak, aku hanya perlu menyebutk an
alah satu sekedar menjawab pertanyaan anehnya. “Aku sering mengkhayalkan
encium seseorang di tengah hujan…”
Waow… tidak buruk.”
Kami berdua basah k uyup dan saling merapat…”
Sepertinya panas…”
Bisa untuk tidak menyela?”
ia mengangkat kedua tangan sebagai jawaban.
Aku melingkari lehernya dengan kedua lenganku sedang dia merangkul
inggangku.” Pasti wajahku memerah sekarang. Aku benar-benar membayangkan
edang bersama Mimbar di bawah hujan. Dan aku harus berhati-hati bicara agar tak
eceplosan menyebutkan nama Mimbar dalam kalimat-kalimatku, bisa celaka k alau
ampai tersebutkan. “Aku mendekatkan wajahku ke wajahnya, mensejajarkan
ulutku dengan mulutnya lalu kutempelkan bibirku di atas bibirnya…” aku berhenti
icara dan memandangnya, kami bertatapan. Entah apa yang terjadi padanya, dia
ama sekali tidak menunjukkan tampang menyebalkan semisal mimik meremehkan,
etapi rautnya sungguh serius benar-benar mendengarkan… seperti… seor ang guru
urasa. “Emm… apakah sudah cukup sampai di situ?”
ia menghela napas, “Khayalanmu berhenti di ‘saling menempelkan bibir’? itu saja?
imana letak liarnya? Bahkan itu tak layak disebut ciuman.”
aiklah, aku akan blak-blakan dengan manusia ini. “Setelah menempelkan bibirku,
ku menyapu mulutnya dengan lidahku, memasukkan lidahku ke dalamnya dan
enyapu semua giginya dari geraham kiri sampai geraham kanan dengan lidahku.
alu aku akan menarikknya untuk rebah, saat bertindihan kami akan terus
erciuman tak peduli hujan yang mengguyur sampai…”
Oke cukup!”
ku menghela napas, k emudian meneguk minumanku.
-
8/15/2019 One First Kiss _ Dunia Kata Nayaka
14/35
4/11/2015 ONE FIRST KISS | Dunia Kata Nayaka
https://algibrannayaka.wordpress.com/2013/11/13/one-first-kiss/ 14
Fantasimu bagus ya, sayangnya kamu belum mahir pada prak tiknya. Tapi te nang
aja, karena aku sudah tahu seperti apa fantasimu, aku yakin akan mampu
embuatmu jadi ahlinya.”
Kamu harus, uang mukanya sudah kamu terima!”
ia mengangguk, k emudian mengambil sehelai k ertas dari mesin printernya dan
ulpen dari ranselnya. “Aku mau kamu menuliskan apa yang baru saja kamu
eritakan, selengkap-lengkapnya…”
What the fu*k…”
Hei!” dia berseru memotong ucapanku. “Aku Mister Trainernya, ingat? Tuliskan
aja!” dia menyodorkan kertas dan pulpen padaku. “Selengkap-lengkapnya, makin
etil makin baik.”
engan kasar kuambil kedua benda itu dari tangannya, “Aku pakai mejamu!”
Silakan.”
esi pertama, ak u hanya menceritakan fantasi berciumanku dan menuliskan
ntuknya. Tak ada apa-apa lagi setelah itu. Aku diminta pulang setelah selesai
engisi setengah bagian kertas dengan tulisanku.
Aku akan mempelajarinya. Sampai ketemu Sabtu.”
tu katanya ketika menerima kertas yang kusodorkan. Setan benar!
***
esi kedua tak kalah membingungkan. Sama seperti hari Kamis, aku juga datang
epat waktu, pukul dua puluh. Asramanya sepi, tentu saja, this is satnite. Pasti
ebanyakan penghuni asrama sedang melaksanakan agenda apelnya, hanya mereka
ang belum beruntung saja yang mendekam di kamar—menangisi takdir jomblonya.
epertiku. Jika sesi pertama kemarin aku diminta bercerita lalu menulis, maka kali
ni aku diminta membaca tulisan-tulisan tentang ciuman yang sudah
ikumpulkannya dalam satu map. Terprint rapi pada HVS, berlembar-lembar HVS.
ampir setebal proposal penelitian mahasiswa tingkat akhir.
Apa-apaan ini?”
Itu pembekalan. Teori. Cukup jelas, kan? Kamu harus faham teori dulu sebelumraktiknya.”
Aku sudah kenyang membacanya di internet selama ini.” Aku juga sangat yakin
alau dia memperoleh t ulisan-tulisan ini dari browsing.
Tidak, ini tidak sama.”
Sampah ini sama saja!” aku membanting map itu ke lantai. “Kamu sungguhan bisa
engajari tidak sih?” aku gusar.
ia memungut map di lantai, memandangku lalu ter senyum ramah. “Giffari G.
ibranessa, baca dulu… aku gak akan menjejali matamu dengan sampah internet
ang gak bermanfaat.” Dia mengisyaratkan dengan gerak dagu dan alisnya agar aku
engambil map yang dia sodorkan. “jika ada dari isi kertas-kertas ini yang sudah
ernah kamu baca, silakan langsung robek dan kamu boleh memasukkan
obekannya ke mulutku.”
ku mengambil map di tangannya sambil dalam hati berdoa akan menemukan
rtikel yang sudah pernah kubaca.
Selamat membaca…” dia menuju tempat tidurnya , “Oh ya, setengah dari kertas-
ertas itu berisi cuplikan adegan berciuman yang kusalin dari novel-novel cinta.
degan ciuman itu ditulis oleh novelis-novelis hebat yang dimiliki dunia, jadi, ya…
tu adegan ciuman yang luar biasa. Kamu akan dapat banyak teori, langsung dari
ara novelis.” Lalu enak saja dia merebahkan diri di kasur, memasang earphone dan
emencet-mencet ponselnya. “S aatnya aku ngapelin pacarku…”
enit-menit berikutnya, aku membaca sambil menahan mual di perutku mendengar
ombalannya di corong hape.
-
8/15/2019 One First Kiss _ Dunia Kata Nayaka
15/35
4/11/2015 ONE FIRST KISS | Dunia Kata Nayaka
https://algibrannayaka.wordpress.com/2013/11/13/one-first-kiss/ 15
***
ia melihatku, melihat kami. Aku pikir dia akan segera melengos ketika tatapan
ami bertabrakan, berlagak tak kenal dan pergi menyelesaikan urusannya sendiri.
api ternyata tidak. Dia malah menghampiri. Aku mendapat trivia baru tentangnya,
ernyata dia kuliah di universitas yang sama sepertiku, entah fakultas apa.
ebenarnya aku ingin menarik lengan Mimbar dan segera meninggalkan lobi gedung
irektorat. Mimbar dengan senang hati menemaniku menyelesaikan keperluanku di
ini. Aku tak ingin terlibat kontak dengan pelatih ciumanku sekarang, tidak di sini,
idak di saat lengan Mimbar merengkuh bahuku sambil jalan.
Halo Tripel G!” dia tersenyum ramah ketika kami terpisah dua langkah.
imbar menghentikan langkah, tapi dia tidak merasa perlu memindahkan
engannya dari bahuku.
Hai,” balasku tak berselera.
Dunia ini sempit ternyata.” Matanya memperhatikan Mimbar, entah apa yang
edang disimpulkannya dalam kepala.
Orang bilang, dunia tidak selebar daun kelor,” cetus Mimbar lalu tertawa. Dia
elepaskan bahuku dan mengulurkan tangan pada cowok yang mencegat langkah
ami, “Mimbar…,” dia memperkenalkan dirinya pada orang yang pasti dikiranya
ebagai temanku ini.
Mister Trainer…” Dia menjabat tangan Mimbar.
ku sukses terbatuk-batuk. Mereka melirikku. Kening Mimbar berlipat-lipat, dia
asti bingung dengan nama orang yang diajaknya ber kenalan. Mereka sudah selesai
erjabatan.
Aku pelatihnya…” pelatih ciumanku menunjukku dengan dagunya. “Aku
elatihnya untuk…”
Ah, Bar… ini temanku, dia mengajariku cara menggambar kurva tiga dimensi untuk
alah satu mata kuliah.” Aku sedikit melotot pada cowok yang hampir saja
embuatku malu jika terlambat memotong kalimatnya baru saja. Kuperhatikan
ening Mimbar makin berkerut. Damn, Gibran… kurva tiga dimensi? Yang benar
aja. Aku nyengir lebar pada Mimbar.
elatih ciumanku menyeringai, “Iya, aku mengajarinya cara menggambar kurva juga
ara menggambar orang yang sedang be rciuman…”
urang ajar, manusia ini benar-benar membuat geregetan. “Bar, aku lapar. Ikut aku
e kantin ya.” Aku harus segera pergi sebelum cowok sialan itu bicara terlalu
anyak.
He eh.” Meski terlihat masih bingung, Mimbar mengangguk untukku. “Mau ikut
ami ke kantin… Mis-mister Trainer?” alis Mimbar masih bertaut ketika mengajak
elatih ciumanku ikut ke kantin.
Dia tidak bisa ikut kita, dia masih punya keperluan di sini.” Aku langsung
emotong begitu melihat mulut si Mister Trainer siap bicara.
Sebenarnya keperluanku bisa menunggu kok…”
Bar, ke kantinnya gak jadi deh. Aku lupa hari ini ada janji dengan seorang teman.”
ku pura-pura melirik jam, “Dan aku akan terlambat kalau tidak segera pergi.”
ekarang Mimbar menatapku dengan tatapan yang menyiratkan keingintahuan
mat besar. “Tadi katanya kamu lapar…”
ku menyengir lagi untuknya, “Maaf ya, Bar…”
Hemm…” Mimbar mendesah. “Ke kantinnya lain kali deh,” ujarnya pada si Mister
rainer yang dibalas anggukan dan senyum simpul.
Sampai jumpa!” aku be rgegas meninggalkan lobi, Mimbar mengikuti di belakang.
ia berusaha mensejajari langkahku. Aku yakin sebentar lagi Mimbar akan
enginterogasi keanehan sikapku barusan.
Bran, kamu tidak punya janji, kan?” benar saja, Mimbar menangkap lenganku.
-
8/15/2019 One First Kiss _ Dunia Kata Nayaka
16/35
4/11/2015 ONE FIRST KISS | Dunia Kata Nayaka
https://algibrannayaka.wordpress.com/2013/11/13/one-first-kiss/ 16
ami sudah di halaman. “Sebenarnya dia siapa sih?”
ku benci memikirkan k alau Mimbar menganggap cowok tadi saingannya meski aku
enang karena itu bisa jadi berarti kalau Mimbar cemburu. Ah entahlah, yang pasti
elagat kalau Mimbar menyukaiku sudah sangat jelas kelihatan selama ini. Aku tak
ungkin salah persepsi terhadap orientasinya. Seperti kataku, hanya masalah
aktu saja sampai dia mengakui perasaannya.
ku berbalik menghadapnya, “Dia bukan siapa-siapa, hanya seorang kenalan.” Aku
ak suka membohongi Mimbar. Ayolah, aku tak mungkin mengakui pada Mimbar
alau Mister Tr ainer sialan itu mengajariku cara be rciuman. Itu memalukan.
Hanya teman?” Mimbar menegaskan pertanyaannya dengan tatapan mata yangenuntut kejujuran.
ku mengangguk mantap, menyempurnakan kebohonganku.
ia tersenyum, “Syukurlah…” lalu dia menggamit lenganku, “Ayo kita ke kantin!”
h, Mimbar… aku makin jatuh hati padamu.
***
ia sama sekali tidak membahas pertemuan tak sengaja kami dua hari lalu. Ketika
ku memasuki kamarnya pukul lima belas lewat dua belas menit hari ini, dia hanya
erkata ‘Aku fikir kamu tak datang.’ lalu bergerak ke meja laptopnya. Aku membuka
epatu dan duduk di lantai seperti biasa.
etika dia memintaku duduk di sampingnya di depan laptop dan lalu membuka
ebuah folder yang bertitel ‘BEST KISS PICTURES’ aku segera paham apa yang
kan terjadi. Makin paham ketika folder itu terbuka dan menampilkan begitu
anyak gambar pria dan wanita yang sedang berciuman, baik itu bule, Asia, kulit
itam, blonde, keriting, lurus, tua-muda, apapun. Semua tumpah ruah di layar
aptopnya. Aku sampai puyeng melihatnya.
Jadi, di sini ada lebih dua r atus gambar. Gaya ciumannya macam-macam. Habiskan
etengah menit untuk setiap gambar, jangan cuma sekedar melihat, tapi telaah,
elajari. Aku yak in kamu akan mendapatkan sesuatu lewat gambar-gambar ini jika
emperhatikan dengan baik.”
ku tidak melihat sejak k apan di tangannya sudah tergenggam sebuah stopwatch.
Apa ini akan berhasil?” sebenarnya aku lebih tahu jawaban atas pertanyaanku.
ambar-gambar ini semua memuat lawan jenis. Jika memang tek nik mencium itu
eda antara jenis kelamin seperti yang pernah dikatakannya dulu, maka
elototanku pada gambar ini akan sia-sia. Tapi, apa aku punya pilihan lain? Salahku
endiri tidak bisa jujur.
Ini baru sesi ketiga, jangan khawatir. Kamu pasti akan berhasil setelah lima sesi
agi.” Dia menepuk bahuku lalu bangun dan duduk di tepi tempat tidur.
Mister Trainer…”
Ya?”
asanya aku ingin jujur saja padanya. Kami saling memandang beberapa saat. “Ah,
idak ada apa-apa.”
Silakan dimulai kalau gitu, kamu harus berpindah ke gambar selanjutnya ketika
ku bilang next.”
ku mengangguk dan mengklik dua kali di gambar pertama untuk melihatnya
elalui foto viewer. Sete ngah hati aku melihat gambar-gambar itu, alih-alih
emerhatikan cara berciuman mereka di dalam gambar, mataku malah sibuk
emerhatikan prianya saja dan membandingkan ket ampanan pria di gambar
ebelumnya dengan pria dalam gambar berikutnya, b egitu saja hingga gambar
erakhir.
Bagaimana?” dia bertanya setelah meletakkan stopwatchnya di atas meja.
Mereka sangat menikmati ciuman mereka.”
Apa yang kamu rasakan?”
Rasanya aku ingin mencium seseorang.” Ini jujur, aku benar-benar ingin mencium
-
8/15/2019 One First Kiss _ Dunia Kata Nayaka
17/35
4/11/2015 ONE FIRST KISS | Dunia Kata Nayaka
https://algibrannayaka.wordpress.com/2013/11/13/one-first-kiss/ 17
eseorang, wajah pria dalam salah satu gambar tadi masih terbayang jelas.
endengar jawabanku, dia tertawa ke ncang. “Bagus, setidaknya hasratmu masih
enyala.” Lalu dia meninggalkan tempat tidur menuju sangkutan bajunya di pintu,
anpa sungkan dia melepas kaus lalu mengambil handuknya. “Akhir sesi, k alau
amu masih ingin di sini mengulang melihat gambar silakan…” dia menuju k amar
andi di pojok.
Aku pulang saja.” Menahan agar jangan sampai melihat badan polosnya terlalu
ama, aku segera menuju sepatuku.
Oke, silakan. Tolong tutup pintunya.”
***
ku tak mungkin menolak ajakan Mimbar malam minggu ini. Maka k uputuskan
ntuk bolos sesi belajar bersama Mister Trainer dan duduk manis di boncengan
epeda motor Mimbar. Dia menjemputku tepat pukul tujuh malam, terlihat sangat
ngin pergi denganku, terlihat sangat ingin membuatku menyukai penampilannya.
an ya, dia sangat berhasil. Aku suka kaos lengan panjang berleher V warna putih
ang dia kenakan malam ini, membuatku bisa menikmati pe mandangan dadanya.
ku suka jeans belelnya yang robek di beberapa bagian, menegaskan keseksian
ungkainya. Lebih dari itu, aku suka ketika dia berkata ‘Aku kerap berangan
elihatmu seperti sekarang, menungguku menjemputmu di malam minggu…’
ambil menyodorkan helm. Sungguh, rasanya luar b iasa mendengar lelaki yang
amu taksir berkata seperti itu.
aka, aku tak mau membuang kesempatan dengan tidak memeluknya ketika sudah
uduk di bo ncengan. Segera saja lenganku melingkar pas di pinggangnya, jemarikuerjalin rapi di depan perutnya, sedikit di atas pangkal pahanya. Dan dadaku
enempeli punggungnya. “Kita akan ke mana?”
Ada film baru, aku ingat kamu pernah bilang suka ko medi romantis. Aku jamin
amu gak akan kecewa pergi denganku…” Dan motor pun bergerak.
ak ada k ejadian istimewa yang terjadi sepanjang malam itu, kecuali Mimbar yang
ampir berhasil mendekatkan wajahnya ke wajahku saat menurunkanku di gerbang
os yang remang-remang. Jika saja tak ingat ak u belum siap berciuman dengannya—
idak sebelum sesi latihanku bersama Mister Trainer selesai—pasti dengan senang
ati aku akan menerima bibirnya. Tapi jika itu sampai terjadi, maka kemungkinan
imbar membuatku akan mengulang sejarah adalah seratus per sen penuh. Aku
embenci diriku sendiri ketika menemukan rona kecewa di wajah Mimbar.
ungguh, aku tidak ber maksud membuatnya kecewa. Lebih dari apapun, aku sangat
ngin menyerahkan semua yang dia mau dariku jika k eadaannya sudah
emungkinkan.
Hemm… udah larut, Bran. Aku pulang saja ya…” Mimbar mencantel helm cadangan
ang baru saja kupakai di setang motornya.
Bar…”
Hemm…”
Jangan salah menilaiku ya… aku, aku…”
ia tersenyum padaku, “Tidak, Bran… aku faham. Aku yang terlalu terburu-buru,
aaf ya…”
a Tuhan, aku makin jatuh hati pada makhluk-MU yang satu ini.
Udah masuk sana, nyamuknya makin beringas nih.” Dia menepuk lehernya, entah
eneran ada nyamuk yang menghisap di sana atau hanya lagaknya saja.
Makasih ya Bar, untuk malam ini.”
Yap, anytime…”
ku baru masuk ke kosan ketika deru mesin motor Mimbar sudah tak terdengar
agi.
***
Jadi, kenapa malam Minggu kemarin kamu absen?”
-
8/15/2019 One First Kiss _ Dunia Kata Nayaka
18/35
4/11/2015 ONE FIRST KISS | Dunia Kata Nayaka
https://algibrannayaka.wordpress.com/2013/11/13/one-first-kiss/ 18
Apakah masalah? Datang atau tidak sesiku tetap bak al tetap delapan kali, k an?
ukankah begitu yang dulu kamu maksudkan?”
Ya…” lalu jeda lama, dia mengklik icon–icon di laptopnya. “Hanya saja, aku
enunggumu hingga jam sembilan dan melewatkan waktu ngapel pacarku.”
Apa itu artinya aku harus minta maaf? Jika tak salah mengingat, setahuku dulu
amu tidak mengatakan kalau salah satu dari kita tidak bisa melakukan sesi latihan
erupakan sebuah kesalahan besar.”
ia membisukan diri.
Apa kali ini aku akan memelototi gambar lagi? K arena terus ter ang aku merasaidak mendapatkan kemajuan apapun sudah sejauh ini.”
Di sini aku sudah menyiapkan lima belas video pasangan yang berciuman, aku
otong dari beberapa adegan film dan comot dari Youtube. Durasinya antara lima
ingga delapan menit per video. Silakan kamu lihat sendiri.”
Mengapa gak sekalian kasih aku blue film?”
Apa sekarang tujuanmu berubah? Bukan belajar mencium lagi tapi belajar making
ove dengan orang yang sedang kamu incar?”
ku mendengus dan beranjak mendekati meja laptop. “Minggir!”
ia patuh. Meningggalkanku lalu sibuk dengan hapenya sambil tengkurap di te mpat
idur. Kubuka folder bertitel ‘BEST KISS VIDEOS’ di laptopnya. Aku baru saja
enghabiskan satu video ke tika dia meninggalkan tempat tidur dan mengambil
arbel di bawah meja, selanjutnya dia malah sibuk memamerkan otot lengannya di
ekat jendela yang mengarah ke balkon. Sangat sulit bagiku untuk tidak mencuri-
uri pandang ke arah jendela tempat dia berdiri membelakangiku. Sampai aku
enghabiskan empat video, dia masih asik dengan barbelnya.
Jadi, untuk pengetahuanmu… malam Minggu kemarin aku melihatmu diantar
ulang oleh lelaki yang bersamamu saat di kantor direktorat. Siapa namanya?
imbar…”
EGERRR
alimatnya bertepatan dengan aku yang mengklik video kelima dan dengan serta
erta ak u menggigil. Video kelima menampilkan dua orang lelaki yang sedang
erciuman panas, topless.
Makanya aku pikir mungkin baik untuk memasukkan video dua pria yang sedang
erciuman di dalam lima belas video itu.” Sangat tenang, dia berkata sambil tetap
elanjutkan kegiatannya dengan barbel, masih membelakangiku. “Lebih t epatnya,
anya empat dari lima belas video itu yang heterogen sisanya homogen.” Dan
engan halus dia menggunakan istilah Biologi untuk membedakan video-video itu.
engan kasar aku langsung menutup layar laptop tanpa menutup windows lebih
ulu. “Bagaimana kamu bisa selancang itu?” aku be rseru marah, mungkin juga malu
tau takut at au cemas. Entahlah, semuanya campur baur. Bayangkan kau ketahuan
encuri ayam tetangga, tapi ini lebih parah dari itu. seseorang baru saja
embeberkan padaku kalau dia tahu rahasia terbesarku. Seperti ditelanjangi.
ia berhenti dan berbalik. “Lancang bagaimana?”
Kamu melanggar privasiku!”
Maksudmu, melihatmu hampir dicium Mimbar adalah privasimu yang kulanggar?”
Kamu menguntitku, itu privasiku yang kamu langgar.”
Oh ya? bukankah dengan menguntitmu aku jadi tahu apa yang k amu butuhkan agar
idak membayar dan melewati sisa latihanmu dengan sia-sia?”
ku terdiam. Tentu saja ucapannya amat sangat benar. Aku tak perlu
emberitahukannya sendiri, dia sudah tahu dengan sendirinya.
Aku langsung tahu kosanmu sejak kunjunganmu ke sini pertama kali…” Oh sangat
agus, itu artinya dia langsung menguntitku sore itu juga ketika aku pulang dari
sramanya. “Jadi ketika malam Minggu kemarin kamu gak datang, aku mutusin
engunjungi kosanmu setelah menunggu di sini satu jam lebih. Kalau saja aku
-
8/15/2019 One First Kiss _ Dunia Kata Nayaka
19/35
4/11/2015 ONE FIRST KISS | Dunia Kata Nayaka
https://algibrannayaka.wordpress.com/2013/11/13/one-first-kiss/ 19
angsung pulang setelah salah satu anak k os bilang kamu tak ada di kamar, mungkin
ku gak ak an pernah tahu ke butuhanmu yang sebenarnya dengan latihan kita… tapi
yukur aku tidak langsung pulang.”
Kamu menunggu…”
ia mengangguk. “Aku pasti akan terkena malaria atau demam berdarah jika kamu
ulang lebih larut lagi. S umpah, nyamuk-nyamuk di bawah pohon be ringin itu
anasnya luar biasa. Kamu harus mengusulkan pada yang punya kos untuk
embayar petugas fogging.”
udah kuduga dia bersembunyi di mana. Pohon beringin besar di pojok pekarangan
umah kosku adalah te mpat mendekam tanpa ketahuan yang paling baik.
Jangan kuatir,” dia menyeringai. “rahasiamu aman kok . Lagipula bukankah di awal
ertemuan dulu sudah kutanyakan, ingat? Aku bertanya siapa yang akan kamu
ium, itu artinya aku terbuka dengan segala issue seksual. Harusnya kamu langsung
ujur saat itu. Tapi, kamu malah membohongiku.” Dia tersengih dan mendekatiku,
embuka kembali layar laptop. “Silakan dilanjut…” sekarang, dia malah ikut duduk
ersila bersamaku.
engan perasaan tak menentu, aku menatap layar laptopnya. Di sampingku, dia
iam saja. Ikut memperhatikan. Kurang dari satu jam kemudian, semua video itu
abis diputar. Dia meng-close media player dan men-shut down laptopnya.
Aku pulang dulu…” aku masih tak b erani memandangnya.
Oh come on, Tr ipel G… jangan canggung seperti itu.”
ku tak merespon, kukenakan sepatuku dengan membelakanginya. Aku
enimbang-nimbang untuk mengakhiri saja latihanku ini, cukup empat kali sesi
aja. Rasanya sudah tak nyaman lagi.
kor mataku menangkap sosoknya mendekati pintu, mengambil kardigan di
angkutan lalu mengenakannya di atas k aus lengan buntungnya. “Mau ikut aku ke…”
Tidak, aku harus pulang.” Aku tak membiarkan dia menyelesaikan kalimatnya.
Ayolah, Tripel G, hanya sebentar saja. Jangan abaikan aku seperti ini, plis…”
ku tak menjawab. Namun ketika dia membuka pintu dan kami keluar ke lorong,
ku sadar k alau aku sedang mengiyakan ajakannya.
Motormu biar di sini saja.”
ia membawaku ke b endungan. Entah apa maksudnya. Aku mengikutinya duduk di
atu-batu, menit-menit pertama berlalu dalam kediaman. Hanya bising suara
mbak yang menghempas bebatuan di bawah kaki k ami yang nyaring terdengar.
ngin pantai menghembus kencang, meriapkan rambutku juga r ambutnya, juga
ardigannya.
Aku kenal seseorang…” dia membuka suara. “D ia sama sepertimu. Dari ceritanya,
ku faham betapa beratnya menjadi seseorang yang berbeda. Meski mungkin
ahagia bila bisa menemukan seseorang yang sama untuk saling berbagi r asa, tapi
auh di dasar hati, rasa timpang dan merasa tak sempurna itu tetap ada, kadang
uncul ke permukaan bermanifestasi sebagai perasaan depresi, atau frustrasi.
hususnya saat membayangkan seperti apa hidupnya kelak. Padaku, dia kerap
engeluh merasa sendiri, tak punya teman serupa yang mengerti perasaan satu
ama lain. Dan yang paling sering adalah, dia bert anya apakah dia harus menikah
uatu saat nanti?”
ku meliriknya sekilas, kutemukan dia tersenyum sendiri, senyum tertahan diikuti
esah bagai orang putus asa. “Apa jawabanmu untuknya?”
ia menggeleng.“Tak ada…” ada jeda. “Jika kamu jadi aku, apa yang akan kamu
awab untuknya?”
ku diam sebentar, “Jika dia bertanya padaku, aku akan bilang padanya agar jangan
embebani diri sendiri dengan memikirkan masa depan yang membuat takut…
alani saja hidupmu yang sekarang. Terima apapun kondisimu, karena jika kamu
endiri tak bisa ikhlas menerima, maka tak ada orang lain yang bisa…” aku menarik
apas, “itu yang akan kujawab untuknya.”
ia membisukan diri.
-
8/15/2019 One First Kiss _ Dunia Kata Nayaka
20/35
4/11/2015 ONE FIRST KISS | Dunia Kata Nayaka
https://algibrannayaka.wordpress.com/2013/11/13/one-first-kiss/ 20
Siapa nama kenalanmu itu?”
Halkandy… namanya Halkandy, tapi dia ker ap dipanggil Kendi.” Dia te rtawa,
Katanya, waktu kecil dia sering diolok-diolok teman kelasnya sebagai kendi air.”
Hemm… sampaikan salamku untuknya.”
ia menolehku, “Pasti,” lalu kembali memandang ke laut lepas. “Apa kamu pernah
erasa frustrasi dengan keadaanmu, Tripel G?”
ku menggeleng meski dia tidak sedang melihatku, “Tidak, mungkin belum.”
Kamu jelas bahagia, buktinya… sebentar lagi kamu akan bersama Mimbar.”
Dia baik, aku menemukan bahagiaku ketika berada di dekatnya.”
Ya… aku bisa lihat itu.” Kemudian dia kembali menolehku, “Kamu tidak akan
erhenti sekarang, kan? Kamu akan menyelesaikan latihanmu denganku, kan?”
pa dia menangkap gelagatku di kamarnya tadi sebagai pertanda bahwa itu akan
adi kunjungan terakhirku? Yah, aku memang sempat punya rencana begitu
adinya. “Kita punya perjanjian. Aku akan membayar sisa empat ratus ribu lagi di
esi terakhir.” Dapat kulihat bayang senyumnya sebelum kembali memalingkan
ajah lurus ke depan.
emudian hening. Ombak tidak lagi menghempas kuat, angin perlahan berubah
emilir seiring hari yang kian senja hingga matahari per lahan-lahan mencelupkan
iri ke dalam garis air keemasan di kejauhan. Malam baru saja memulai jam
erjanya. Dia bangun dari batu yang didudukinya, aku mengikuti dalam diam. Tak
da percakapan yang terjadi sampai kami tiba di asramanya. Dia hanya menggumam
ak jelas ketika aku pamit pulang.
***
ak ada yang berubah pada Mimbar meski malam Minggu kemarin aku yakin telah
embuatnya kecewa dengan menolak ciumannya. Dia masih tetap sehangat
iasanya, masih dengan pribadinya yang menyenangkan. Faktanya, akulah yang
erubah. Entah apa yang terjadi dalam diriku. Sejak percakapanku dengan Mister
rainer dua hari lalu di bendungan, sesuatu berubah dalam diriku. Aku tak tahu apa
epatnya. Hanya saja, aku lebih sering mengingatnya dalam dua hari ini, mengingat
kspresinya ketika bercerita tentang kenalannya Halkandi.
Jika aku menjemputmu lagi malam nanti, apa kamu mau menungguku, Bran?”
ku mendongak dari piring mie-ku, Mimbar sedang menunggu jawaban. “Emm…
ain kali saja boleh, Bar? Aku punya tugas yang harus dikumpulkan Senin pagi.” Aku
asih tak suka untuk berbohong pada Mimbar, namun aku tak ingin absen dan
embuat Mister Tr ainer menunggu lagi malam ini. Tidak seperti Minggu lalu, aku
eribu kali lebih memilih pergi dengan Mimbar daripada mengikuti sesi belajarku
ersama Mister Trainer. Tapi seperti kataku, selama dua hari ini aku lebih sering
emikirkan pelatihku ketimbang gebetanku.
imbar melengkungkan bibirnya. “Tak apa, masih ada Sabtu malam lainnya, kan?
ku akan menjemputmu lain kali.” Dan dengan begitu dia meneruskan makannya.
enyum Mimbar membuatku merasa bagai seor ang pendosa.
***
Kamu harus melenturkan bibirmu, Triple G…” dia berujar sambil menggerak-erakkan bibirnya secara acak. “dari ceritamu tentang Danil, aku menyimpulkan
alau kamu langsung kaku ketik a dia menciummu. Kaku dalam arti yang
ebenarnya, reaksi yang diberikan seluruh otot mulutmu ketika disentuh bibir Danil
dalah mengeraskan diri. Apa dia menciummu secara spontan tanpa basa-basi dulu?
arena menurutku, mungkin kamu kaget hingga impuls sarafmu bereaksi seperti itu
erhadap rangsang yang datang tiba-tiba.”
a, aku menceritakan ciumanku dengan Danil padanya ketika dia bertanya tentang
engalaman berciumanku. Dia langsung terbahak kencang ketika aku selesai
ercerita. Dia sampai mengulang-ngulang kalimat Danil yang mengatakan bibirk u
erasa bingkai pintu. “Tidak juga, Danil tidak melakukannya tanpa isyarat terlebih
ulu.”
Hemm… berarti, kamu harus melatih bibirmu untuk tidak kaget.”
-
8/15/2019 One First Kiss _ Dunia Kata Nayaka
21/35
4/11/2015 ONE FIRST KISS | Dunia Kata Nayaka
https://algibrannayaka.wordpress.com/2013/11/13/one-first-kiss/ 2
He?”
Begini saja, kita ciptakan cara be lajarmu dalam menerima rangsang sensitif
esensitif bibir. Jadi, umpamakan bibir Mimbar adalah sebongkah es batu…”
Apa-apaan itu? kenapa bawa-bawa Mimbar dan es batu segala?”
Karena Mimbar yang akan menciummu, jadi kita ambil bibirnya sebagai contoh.
enapa es batu, kamu mau menggunakan arang menyala sebagai media belajar?”
elas dia sudah gila. Ketika aku diam, dia meneruskan, “Mulai besok, lakukan
atihan sendiri di tempatmu. Latih refleks bibirmu untuk melenturkan diri ketika
angsangan sensitif yang mengejutkan datang. Pakai es batu, ef ek dinginnya akan
erasa mengejutkan buat bibirmu. Nah, latih bibirmu agar tidak kaget denganinginnya es batu.” Dia menjentikkan jari di depanku seperti baru saja memecahkan
asalah paling serius di dunia.
ku melongo hingga beberapa saat lamanya. “Memang bisa ya?”
ia mengangguk mantap. “Kalau di sini ada es batu, kamu bisa melakukannya
ekarang. Tapi gak ada yang punya kulkas di sini.”
eski terdengar gila, perlahan-lahan penjelasannya berhasil dicerna nalarku. Tak
da salahnya mencoba. Maka demikianlah sesi lima berlangsung, aku ber cerita
entang pengalaman berciumanku dan dia menganalisa permasalahannya lalu
emberikan solusi. Great . Mengapa aku semakin merasa kalau latihan ini hanya
kal-akalan saja? Anehnya, aku tak sabar mencoba ide es batunya.
***
Jadi, hari ini kamu harus berciuman dengan cermin.” Aku langsung kaget k etika dia
erkata demikian saat sesi latihanku yang ke enam di hari Kamis. Dengan entengnya
ia mengambil sebuah cermin kecil yang sudah dipersiapkannya di atas meja laptop.
Dan setelah dengan cermin, aku punya objek menarik untuk media selanjutnya.”
anpa berdosa dia menyodorkan cermin padaku.
Apa klienmu yang lain juga mengalaminya? Kemarin kamu memintaku berciuman
engan es batu, sek arang cermin. Setelah ini apa k amu akan menyuruhku mencium
embok kamar mandi?”
Apa kamu mau mencium tembok kamar mandiku, Tr ipel G?”
Brengsek!”
ia tertawa. “ Silakan, dengan mencium cermin, kamu bisa langsung melihat sepertipa gerakan bibirmu sendiri.” Dia menyodorkan cermin.
au tak mau, suka atau tidak suka, aku tetap harus melakukan apa yang
ikatakannya. Begitulah yang terjadi sejauh ini, dia instrukturku, yang memberikan
erintah, dan perintah itu selalu bersifat mutlak. Tanpa menunggu aku segera
encium cermin itu dan melepasnya secepat aku memajukan bibirku. “ Sudah.”
Masak begitu doang, yang benar dong Tripel G.”
Contohkan padaku, bagaimana yang dikatakan benar itu!” kesempatan, aku
enyodorkan cermin padanya. Hatiku bersorak ketika dia mengambilnya.
alu ternyata aku sukses dibuat terpana oleh tindakannya. Dengan raut sangat
enghayati, perlahan dia mendekatkan wajahnya ke cermin, matanya berubah sayu
etika bibirnya menempel di permukaan benda datar itu. Sedetik kemudian, dia
elakukan gerak an memagut di atas permukaan cermin, terus menerus hinggaurasa bermenit lamanya, lalu matanya terpe jam sempurna. Bibirnya sama sekali
ak berjarak dari cermin sejak pertama kali menempel, terus bergerak lembut dan
erlahan. Aku terpaku, tidak… aku menggigil. Secara tak terelakkan, aku melihat
ayangan diriku sendiri sedang berciuman dengan Mister Trainer ini dalam
epalaku, dan lebih tak masuk akal lagi, tiba-tiba saja cermin itu berganti wujud.
alam pandanganku, cermin itu be rubah menjadi diriku. Ini k acau. Aku bagai dalam
engaruh hipnotis tingkat tinggi untuk beber apa saat lamanya hingga suaranya
engembalikan kesadaranku.
Lakukan seperti yang kulakukan barusan.”
ermin itu kembali terulur di depan mukaku. “Emm… tidak usah, aku sudah
elihatmu melakukannya, kurasa cukup.” Bukan apa-apa, aku menolak
elakukannya karena tak mau mukaku semakin matang nanti, karena jujur saja aku
erasa wajahku memanas saat ini.
-
8/15/2019 One First Kiss _ Dunia Kata Nayaka
22/35
4/11/2015 ONE FIRST KISS | Dunia Kata Nayaka
https://algibrannayaka.wordpress.com/2013/11/13/one-first-kiss/ 22
Baiklah, tak mengapa.” Lalu dia berjalan ke lemari pakaian. Dan tebak apa yang
ikelurkannya dari sana. (Silakan pukul gendrangnya!)
ku membelalak. “Buat apa patung ini?” ya, sebuah patung berjenis kelamin pria
aru saja di le takkannya di depanku. Hanya setengah badan saja dari pinggang
ingga kepala, tanpa lengan, tapi ada lekuk-lekuk rambut bercat hitam di atas
epala patung itu. Aku shock.
ia menyeringai. “Awalnya dulu, aku bere ncana mendapatkan patung cewek untuk
esi ini, salah satu temanku ada yang jadi pramuniaga toko pakaian. Tapi kemudian
lanning berubah, yah seperti yang sudah sama-sama kita ketahui,” dia
engedipkan sebelah matanya. “Maka ak u meminjam patung berjenis kelamin
owok.”
Buat apa?” aku masih shock.
ia mengedipkan mata satu kali lagi lalu menyentuh mulut si patung. “Latihan. Apa
agi?”
Aku tak akan mencium patung plastik itu!”
Tentu saja kamu akan melakukannya. Tenang, akan kupersiapkan untukmu.”
nteng saja, dia mengambil kaus bekasnya di gantungan di belakang pintu dan
engan cekatan mengenakan kaus itu ke badan si patung yang memang didesign
esuai bodi cowok lengkap dengan lekuk dada dan perut. Kausnya membalut dengan
mat pas. “Cukup segini?”
Aku tak akan menciumnya!”
Hemm…” dia mengetuk-ngetuk bibirnya dengan telunjuk k anan. Sejurus kemudian
embuka lagi lemari. “Sekarang, kamu tak punya alasan lagi untuk tidak
elakukannya.” Dia memasangkan topinya ke kepala si patung secara tebalik
engan bagian belakang topi berada di depan, dibuatnya agak miring. Dan yang
ebih konyol, dia mengenakan kaca mata raybannya untuk menutupi mata patung
ersebut.
Kamu gila.”
Hanya sedikit.” Lalu dia mundur dan duduk di pinggir tempat tidur, mengawasi.
Silakan.” Tangannya ikut mempersilakanku.
Ini konyol!”
Ini cerdas.”
agu aku berger ak menggunakan lututku mendekati patung. “Jangan
enertawakanku nanti.”
ia mengangkat kedua tangan, “Tak akan.” Lalu dia berdehem, “Bayangkan patung
tu sebagai Mimbar, bayangkan betapa Mimbar ingin merasakan bibirmu di
ibirnya. Jadi, jangan buat Mimbar ke cewa. Silakan…”
ku merapat, jarak wajahku dengan muka si patung tak sampai sepuluh senti lagi.
ku ber usaha membayangkan sosok Mimbar seperti yang disuruhnya, alih-alih yang
erbayang malah sosok si pemilik kaus yang membalut badan si patung. Aku
angsung merinding. Ini harus diselesaikan dengan segera. Maka sepert i saat
erciuman dengan cermin, secepat kilat aku menempelkan bibirku ke bibir si patung
an memundurkan wajahku dengan sama cepat setelahnya.
Apa itu, Tripel G? k amu tidak kemari untuk belajar mencium kilat, sepertiencium pantat kuali yang baru dipindahkan dari kompor. Ulangi seperti yang
ulakukan pada cermin! Tadi katamu sudah cukup melihat. Sekarang praktikkan
pa yang sudah cukup kamu lihat itu.”
Kamu mengerjaiku!” aku melotot.
Aku mengajarimu!” dia balas melotot, ke mudian mendekatiku, dido rongnya
atung hingga merapat ke dadaku, “Jangan coba-coba memundurkan badanmu!”
ku patuh untuk t idak mundur. Lalu dia meraih tangan kiriku dan diposisikannya di
inggang si patung. Aku juga patuh. “Mari kita buat ini bagaikan kejadian
ebenarnya.” Dan dengan begitu dia sukses membuatku ketar-ketir. Kini tangan
ananku diposisikan olehnya di tengkuk patung sialan ini. “Silakan Tripel G,
unjukkan bakatmu…”
ungguh. Aku tak bisa mencegahnya. Dalam pandanganku, kini aku benar-benar
-
8/15/2019 One First Kiss _ Dunia Kata Nayaka
23/35
4/11/2015 ONE FIRST KISS | Dunia Kata Nayaka
https://algibrannayaka.wordpress.com/2013/11/13/one-first-kiss/ 23
edang memeluk si Mister Tr ainer. Memeluk pinggangnya, merangkul lehernya.
angi parfum bercampur bekas keringat yang menguar dari baju kausnya mau
idak mau ikut merangsangku. Antara sadar dan tidak, aku mulai menempelkan
ibirku di bibir si patung. Rasanya bagai nyata, seperti menempelkan bibir di bibir
eneran, bukan pada plastik. Aku tak tahu berapa lama tingkah gilaku berlangsung,
ku tak tahu telah memejamkan mata berapa lama, sungguh aku tak tahu.
epertinya ak u benar-benar mencumbu dengan lihainya.
etika suara tepukan membuat mataku terbuka, segera aku melepaskan kontakku
engan patung plastik